ICC TORONTO NEWSLETTER
OCTOBER 2013 — VOLUME 10 ISSUE 10
S
etiap tahun, organisasi atau perusahaan umumnya mengadakan review akan performance dari perusahaan maupun karyawan dari perusahaan. Biasanya penilaian dilakukan dengan mengukur performa karyawan/organisasi berdasarkan goal yang telah ditetapkan. Sebagai orang Kristen (pengikut Kristus) pernahkah kita melakukan review atas kehidupan kita? Apakah standard yang kita bisa pakai untuk mengukur “keberadaan” kita? Efesus 4:13 mengatakan “sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus”. Disini Paulus menetapkan satu tolak ukur kehidupan kita yaitu “sesuai dengan kepenuhan Kristus”. Apakah maksud dari kepenuhan Kristus? Dan bagaimana kita dapat mengukurnya? Dalam kehidupan sehari-hari, satu restoran dapat dikatakan penuh bila setiap meja telah terisi. Satu hotel dikatakan penuh bila setiap kamar telah terisi. Bagaimana dengan kita? Efesus 3:17 mengatakan bahwa Kristus diam (dwell) di dalam kita, menjadikan diri kita sebagai tempat tinggal yang permanen. Kalau kita adalah rumah Kristus, untuk mencapai kepenuhanNya berarti setiap “ruangan” dalam diri kita perlu di tinggali dan di warnai oleh Kristus. Mari kita lihat satu per satu: (Continued on page 14)
In This Issue
Surat Penatua
1
Pena Redaksi
2
October Event
3
Hallelujah Night
4
Upcoming Event
5
Humor
5
Sehat Jiwani
6
LifeShare
8
Sehat Jasmani
10
Kuliner
12
Berita Komunitas
13
Fun Page
16
S
elamat siang para pembaca, Eagles Newsletter kembali ada dita-ngan sdr untuk memberi informasi kepada pembaca sekalian, sekaligus menyajikan kesaksian2 yang pasti akan menguatkan iman kita di dalam berjalan bersama Tuhan. Meninggalkan bulan Oktober, kami liput acara Hallelujah Night bertemakan Wild West pada tanggal 31 Oktober yang lalu, dimana acara ini dikoordinir secara rapi oleh Josie Bako dan kawan2. 1st Response Training digelar oleh Pregnancy Care Center (PCC), suatu non-profit organization yang bergerak di dalam membantu wanita dengan kehamilan yang tidak diinginkan telah diselenggarakan di ICCC pada tanggal 26 Oktober yang lalu. Menyongsong acara di bulan November ini, yaitu tepatnya tanggal 22-23 November 2013, kami sajikan bio singkat dari pembicara kita, yaitu bapak Joshua Guana Tandjung dari Surabaya. Seminar bertemakan “Spiritual Journey, from Father to King”, diselenggarakan atas kerja
sama antara Gereja IFGF dan ICC Toronto.
doakan oma tercinta, kami percaya akan memberkati para pembaca.
Di dalam rubrik tetap sehat ragawi, kami lanjutkan tulisan dari Dr. Peter Kurniali MD berjudul “Meningkatkan Physical Intelligence” atau kecerdasan ragawi. Di dalam penerbitan ini, akhirnya sdr dapat menemukan latihan2 yang dapat meningkatkan faktor P.I. sdr. Harapan kami, selesainya topik ini, kita dapat melatihnya sehingga kebugaran tubuh kita semakin sehat dan terjaga.
Resep membuat short bread cookies di rubrik kuliner kami sajikan di bulan November, agar para ibu bisa mencobanya dahulu sebelum menyongsong Natal bulan depan. Siapa tahu resep ini menjadi andalan ibu-2 menjelang Natal nanti. Rubrik humor dan word puzzle kami adakan lagi supaya hati para pembaca yang lagi galau dapat terhiburkan dan tidak lupa mengingat apa tema ICC Toronto di bulan November ini.
Diawali dengan daftar pertanyaan “The Holmes-Rahe Life Event Scale” yang di terbitkan di Eagles bulan lalu, sekarang ini kami lanjutkan dengan artikel perdana berjudul “Stress, Emosi Mematikan dan Solusi Tuhan” di dalam rubrik baru, yaitu rubrik sehat jiwani. Harapan kami, dari rubrik baru ini, para pembaca akan menemukan solusi-2 Tuhan di dalam mengatasi setiap beban yang menekan pikiran, jiwa dan roh saudara.
Selamat membaca,
Redaksi.
Oleh-2 perjalanan pak Harsono dan ibu Lisa ke Hongkong dan Indonesia, mengenal kelompok sel Scarborough dibawah pimpinan bapak/ibu Irwanto dan bapak/ibu Bako, kesaksian sdri Tery men-
TIM REDAKSI & Staff Eagle
1000 Petrolia Road North York ON M3J 3L7 Website: icc-toronto.org 2
E:
[email protected] P: 416-665-4777 F: 415-665-8298 Icc-toronto.org
Pastor Joe & Hana Sudirgo . Billy Gumulja . Dhany Hariman . Melanie Sugandi . Steve Tjondrowibowo . Jason Soesilo . Lisa Kurniawan . Riniana Yong
FIRST
RESPONSE TRAINING By: Lanny Soedirgo
“First Response Seminar” adalah seminar yang diadakan oleh Pregnancy Care Centre(PCC) dengan tujuan untuk memberikan pengertian dan mempersiapkan para peserta dalam memberikan respons kepada wanita dengan kehamilan yang tidak diinginkan. Seminar dimulai pukul 10 pagi, pada hari Sabtu, 26 Oktober yang lalu itu dibawakan oleh Linda Baartse dan Michelle Thomas dengan didampingi oleh Ruth van Dyken yang membantu dalam pendaftaran peserta. Dari 21 peserta yang hadir, sebagian besar berasal dari jemaat ICC Toronto dan juga Immanuel. Dari luar yang mendaftar langsung ke PCC ada 2 orang. Dalam sesi2 yang diberikan, diterangkan bahwa pada umumnya wanita2 yang menghadapi kehamilan yang tidak diinginkan, cenderung untuk menggugurkan bayinya karena mereka berpikir bahwa hal ini adalah satu2nya pilihan yang ada. Di Toronto sendiri, lebih dari 10,000 bayi yang digugurkan setiap tahunnya. Suatu ke-nyataan yang sangat menyedihkan hati. Kalau saja mereka tahu bahwa ada bantuan dan pilihan2 yang dapat diberikan kepada mereka, kemungkinan angka tsb tidaklah sebesar itu. Sebab itu, semakin banyak orang yang tahu cara memberikan respons kepada mereka, maka diharapkan semakin banyak bayi2 yang dapat diselamatkan. Di seminar itu, peserta diajar bagaimana memberi respon pertama kalau mendengar ada seorang wanita 3
yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan dan merencanakan untuk menggugurkannya. Dari mulai mendengarkan wanita itu dengan kasih dan tidak menghakimi, cara memberikan pilihan2 lain seperti adopsi, memberi bantuan selama mereka hamil sampai kelahiran, menemani mereka, mendoakan sampai ke hal2 cara mengajak mereka untuk mendapatkan bantuan yang lebih detail dari staff di PCC, diajarkan dengan baik dan jelas. Hal yang selalu ditanamkan di dalam menghadapi semuanya ini adalah mereka perlu tahu bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapinya dan diberikan kebenaran yang dasarnya adalah Firman Tuhan. Selain sesi2 yang diberikan, peserta juga dibagi menjadi beberapa kelompok utk mendiskusikan apa yang Firman Tuhan katakan tentang kehidupan, tentang sex, tentang bayi dalam kandungan dll. Setiap peserta juga dapat mencicipi latihan-singkat, dimana salah satu peserta menjadi orang yang memberi respons dan peserta yang lain menjadi klien. Sebagai penutup, Linda memberikan informasi tentang hal2 dimana peserta dapat terlibat di dalamnya, diantaranya mendoakan wanita2 yang memerlukan doa, mendukung Baby Bottle Project, menjadi team yang mendampingi staff PCC, membantu orang2 yang membutuhkan pertolongan dibidang lainnya. Karena sesi2 dibawakan dengan persiapan yang baik dan menarik, maka tidak terasa waktu sudah menunjukkan pk. 4 sore. Kami antusias dengan apa yang sudah kami dengar dalam seminar ini. Seminar ini membuat kami menjadi lebih mengerti tentang kondisi dari wanita2 yang menghadapi kasus kehamilan yang tidak diingini dan lebih mengerti bagaimana memberi respons pertama terhadap kasus ini.
“Setiap kehidupan adalah penciptaan Tuhan yang ajaib dan indah.”
By Manuel Hariman
Hallelujah Night was held on October 31, 2013, which is “Halloween” for most Canadians. This year we held this event at church to celebrate KidsChurch’s “Blessed to bless” campaign. Throughout the month of October, all KidsChurch members are encouraged to bless their community through simple act of kindness. It was an exciting night for children and parents, as they learn to see Halloween not as something that they need to be afraid of, instead to see it as an opportunity to bless people in their neighborhood. As children played some games and collecting prizes, they are encouraged to use their prizes to bless others. I had a great experience, I’ve always been a kid at Hallelujah Night but now, I am a station leader. I had lots of fun but I also learned that it takes a lot of responsibility. Josephine and Esther were running the event. They helped decorate, plan where everything is going to be and made Hallelujah Night fun!. I appreciate them for their hard work. Hallelujah Night was amazing!” “I Like digging gold because I like golden” Joel “My favorite part is jumping in the jumping castle because it’s kinda like trampoline” Naysa “I learn that people are not as fortunate as we are, so we need to bless others. I gave my candies to my friends at school.” Shannon
“All the leaders went into the bouncing castle and it was packed and it’s fun” Malika
“I like maze because it’s brain work” Megan
4
UPCOMING EVENT
IFGF dan ICC Toronto akan menyelenggarakan seminar akhir pekan bersama dengan Pdt.Ir. Joshua Guana Tandjung, DPM. . Spiritual Journey from Father to King merupakan perjalanan kerohanian kita di dalam pengenalan akan Allah menjadi tema seminar kali ini. Seminar diadakan dalam 3 sesi, yaitu hari Jumat, 22 November 2013 jam 7:30 – 9:30 malam dan dilanjutkan di hari Sabtu, 23 November 2013 jam 10:00-12:00 siang dan 1:30 – 3:30 sore. Semua sesi diadakan di 1000 Petrolia Road. Sekilas tentang Pdt.Ir. Joshua Guana Tandjung, DPM. Meraih gelar sebagai sarjana Teknik Sipil dari Universitas Kristen Petra, beliau melanjutkan studinya di bidang Master of Development Management dari Asia Institute Management di Makati. Filipina dan Doctor of Practical Ministry dari Wagner Leadership Institute di Canada. Pernah bekerja di almamaternya, Universitas Kristen Petra, beliau adalah orang yang sibuk bekerja di ladang Tuhan. Selain melayani banyak gereja, program-program radio, menulis tidak kurang dari 9 buku, beliau juga mendirikan dan sekaligus mengajar di dalam School Of Life di Indonesia. Menikah dengan Indira Suradja, mereka dikaruniai 2 anak dan sekarang keluarga ini bertempat tinggal di Surabaya.
POJOK HUMOR :
KUATIR?
Seorang pengusaha konfeksi selalu merasa khawatir. Akibatnya, ia sering tidak bisa tidur pada malam hari. Ia merasa beban hidupnya makin berat. Suatu hari, ia memutuskan datang kepada pendetanya untuk konseling mengenai masalahnya. Ia berkata, "Pak Pendeta, saya benar-benar punya masalah berat. Saya tidak bisa tidur setiap malam. Apa yang harus saya lakukan?" Pendetanya menjawab, "Apa Bapak sudah mencoba melakukan teknik menghitung domba?" Si pengusaha pulang dan bertekad melaksanakan nasihat sang pendeta. Seminggu kemudian, ia kembali menemui pendetanya dengan wajah yang makin kuyu dan lesu, "Pak Pendeta, saya sudah menjalankan nasihat Bapak. Saya bahkan menghitung domba sampai 20.000 ekor. Tetapi, saya kemudian membayangkan 20.000 ekor domba bisa menghasilkan 40 kilo benang wol. Itu cukup untuk membuat 30 meter bahan wol. Bisa dibikin 12.000 setel jas. Padahal, toko saya hanya muat 2.000 jas. Dengan stok berlebih sebanyak itu, bagaimana saya bisa tidur? - (Melanie Sugandi) 5
RUBRIK SEHAT JIWANI
Oleh: Billy Gumulja
Part
B
1
(Nov
2013)
agaimana hasil skala stress anda dari menjawab kwesioner yang dimuat di majalah Eagle bulan lalu ? Dibawah 150, antara 150-299 atau diatas 300? Ada yang harus diperbaiki? 3 hal, yaitu stress, emosi negative yang meng-endap di dalam pikiran dan hati manusia dan kesehatan tubuh sa-ngat berhubungan erat. Stress yang berkepanjangan menurunkan daya tahan tubuh dan penyakit-2 yang berhubungan antara lain de-ngan jantung, pencernaan dan kesehatan kulit. Penyakit ini bia-sanya dapat ditelusuri sampai kepada stress dan emosi2 negative yang tersimpan di dalam hati kita. Ada hubungan yang erat antara pikiran dan kesehatan tubuh. Ada sakit penyakit yang kita alami oleh karena bakteri, virus, kera-cunan, kurang makan yang bergizi dan ada juga yang datang dari pikiran dan emosi yang tersimpan di dal am hat i ki t a. .
6
Stress tidak mengenal macam manusia Di salah satu pelayanan kami di satu kota di Indonesia, gembala sidang di kota itu menceritakan kepada kami pengalamannya mendoakan salah satu jemaatnya. Ada seorang bapak yang tampak stress dan minta di doakan. Sewaktu ditanya, apa yang mau didoakan, sambil mengeluh dan setengah menangis dia berkata, “Doakan usaha saya, pak. Turun sekali omzetnya”. Gembala sidang terdorong untuk bertanya, “Emang biasanya berapa omzetnya ?”. Dia bilang 10M (waktu itu Rp.10M lebih kurang Cdn$1,1 juta). Kemudian ditanya lagi, “Jadi sekarang berapa omzetnya ?”. Dijawab, cuma 7M. Saya tidak tahu apa reaksi anda setelah membaca ‘cuma’ 7M, namun omzet turun dari 10M ke 7M membuat pengusaha ini mengalami stress berat dan minta/butuh didoakan. Dilain kesempatan, di kota yang berbeda di Indonesia, kami mengadakan malam pemulihan bagi pengerja gereja setempat. Hadirat
Allah sangat terasa malam itu, dan banyak yang dijamah oleh Roh Kudus. Selesai kebaktian, seorang ibu, salah seorang pengerja gereja itu kemudian bersaksi. Ia mengalami kering rohani dan sudah segan sekali untuk melayani. Mundur dari pelayanan. Ia stress, karena ia mempunyai masalah dengan anaknya yang minggat sudah beberapa tahun dari rumah. Ia juga mendengar kalau anaknya sudah menikah dengan pemuda beragama lain tanpa seizinnya. Stress yang dialami membuat dia tidak bersemangat lagi untuk melayani Tuhan. Hari itu, ada dorongan dihatinya untuk datang ke malam pemulihan. Kami bersyukur dia datang, dan malam itu ia dijamah Tuhan. Saya masih ingat, sewaktu dia datang malam itu, mukanya muram, gelap, tidak ada keceriaan. Namun setelah kebaktian pemulihan itu, sewaktu dia bersaksi, nampak mukanya penuh dengan keceriaan dan terang. Hatinya dipulihkan dan dari hati yang dipulihkan ini, terpancar keceriaan diwajahnya dan senyumnya membuat semua yang hadir yakin, bahwa ibu ini mengalami
perjumpaan dan jamahan Tuhan secara dalam. Ia mendapat keyakinan bahwa Allah mengerti dan mendengar seluruh pergumulannya dan ia melihat ada harapan di dalam Yesus Kristus. Ia membuat komitmen kembali untuk siap melayani Tuhan apapun situasi yang dihadapinya (catatan tambahan : Ibu ini dipulihkan, beriman dan keesokan harinya, secara tiba2, pagi-pagi anaknya pulang ke rumah). . Dari 2 contoh diatas, mungkin kita berpikir bahwa si ibulah yang ‘pantas’ untuk stress dan bukan si pengusaha. Namun kenyataannya tidak demikian. Stress yang dialami pengusaha dan ibu itu berdampak sama beratnya di dalam kehidupan mereka masing2. Stress tidak mengenal apakah ada alasan tepat untuk mengalami stress, tidak mengenal bentuk permasalahan, ataupun kadar permasalahan. Juga tidak memperhitungkan status orang, terkenal atau tidak, kaya atau miskin, berpangkat atau tidak. Kalau stress dapat memilih siapa yang dapat menjadi korbannya, dan juga menentukan orang kaya, terkenal, pandai, mo-dern adalah kategori orang yang tidak mudah mengalami stress, mungkin orang Amerika adalah orang yang tidak 7
akan pernah me-ngalami stress. Kenyataannya tidak demikian, bukan? Coba lihat, penduduk Amerika meng-konsumsi per tahunnya, 5 billion obat penenang (tranquilizer), 5 billion barbiturates, 3 billion amphetamines dan 16,000 ton aspirin (stats tahun 1998) yang di konsumsi dengan tujuan untuk dapat mengatasi stress. Itu baru yang nampak dipermukaan saja, belum diperhitungkan alkohol, nikotin dan bentuk stimulan2 lainnya.
Jadi apakah stress itu ? Apa dampaknya bagi tubuh dan jiwa kita sehingga orang berusaha untuk menghindarinya ? Kalau sampai ada orang membuat pengajaran khusus, “stress management” agar manusia dapat terhindar atau mengatasi stress beserta dampak negative nya, tentu stress itu merupakan persoalan serious yang perlu ditangani secara benar. Stress dan persepsi manusia
dan Howard Martin menuliskan sbb: Stress adalah respon tubuh dan pikiran atas setiap tekanan yang mengganggu kehidupan normal kita. Ini terjadi apabila persepsi kita atas suatu peristiwa yang terjadi berbeda dengan apa yang kita harapkan dan kita tidak menangani reaksi kita dengan benar sehingga menimbulkan kekecewaan. Selanjutnya, kekecewaan yang tidak diatasi dengan benar, akan menyebabkan banyak emosi negative lainnya menyusul dan mengendap di dalam hati dan pikiran kita. Kekecewaan, sakit hati, geram, hati tertekan atau tertuduh, rasa bersalah, malu, takut dan khawatir ini, menurut Dr Don Colbert adalah deadly emotions. Dinamakan emosi yang mematikan karena emosi2 ini memicu produksi hormon secara berlebihan dan mengakibatkan ketidak seimbangan di dalam tubuh kita. Organ tubuh yang paling jelas kena dampaknya adalah jantung, sistim pencernaan, kulit dan sistim kekebalan tubuh terhadap sakit penyakit. Hati dan pikiran yang penuh dengan emosi negative ini sangat mempengaruhi persepsi kita selanjutnya di dalam memandang apa yang terjadi di sekeliling kita. Kita sekarang tahu, bahwa bukan apa yang terjadi, tetapi persepsi kita yang menentukan apakah kita akan (Continued on page 15)
Peneliti dan penulis, Doc Childre
LifeShare
aya ber- syukur kepada Tuhan, karena tahun 2013 ini kami sekeluarga diberikan kesempatan untuk mengunjungi keluarga kami di Indonesia. Semua adalah kasih karuniaNya. Dalam kunjungan kami ke Indonesia, saya merasa semuanya adalah tidak kebetulan. Saya sangat percaya bahwa Tuhan sudah merencanakan semua indah pada waktunya. Sudah lama sekali saya tidak bertemu dengan oma saya. Oma saya adalah seorang wanita yang sangat perhatian dengan semua orang. Oma saya yang selalu menjaga saya ketika saya masih kecil sampai saya dewasa. Saya sangat kagum dengan oma saya, dimana dia adalah seorang yang pintar dalam menghitung. Karena masa lampaunya dia pintar dalam berdagang. Ketika saya di Indonesia, saya akhirnya bertemu dengan oma saya. Keadaannya sudah sangat berubah. Wajahnya terlihat kurus. Saya sedih bercampur senang. Saya sedih melihat keadaannya yang sudah tua tetapi di lain sisi saya sangat senang karena saya masih punya kesempatan untuk bertemu dengan oma saya. Dan saya pun meminta maaf kepadanya jikalau saya pernah berbuat salah kepadanya. Saya bersyukur saya masih diberikan kesempatan untuk membalas cinta kasihnya kepada saya seperti dengan menggantikan diapernya dan memberi dia makan dan minum dimasa-masa terakhir hidup oma saya. Selama saya di Indonesia 3 bulan, keadannya semakin hari semakin memburuk. Sampai pernah di suatu hari dia tidak mau makan atau minum. Hanya tidur sepanjang hari. Oma saya bukan seorang Kristen. Sampai pada suatu saat saya dengan sister saya, kami ingin mengajak oma saya untuk terima Tuhan Yesus. Karena kami percaya tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Lalu saya mendekatkan wajah saya dan berbi8
cara ke telinga oma saya ini. Saya menyuruh oma saya untuk mengikuti saya berbicara kalimat ini "Saya percaya Tuhan Yesus." Dan oma saya pun mengikuti perkataan saya ini. Dua kali oma saya berbicara kalimat "Saya percaya Tuhan Yesus." Meskipun bicaranya tidak sempurna, saya dan sister saya sangat senang kalau oma saya ini sudah bisa percaya dan terima Tuhan Yesus di saat-saat terakhir hidupnya. Seminggu kemudian seorang pendeta datang menghampiri oma saya, berdoa serta membaptisnya. Dan kira-kira sebulan kemudian oma saya dipanggil pulang ke rumah bapa di Surga diusianya yang ke 94 thn. Saya selalu berdoa untuk semua keluarga saya yang belum percaya kepada Yesus, bahwa mereka pasti akan menerima Tuhan Yesus di dalam hidup mereka. Salah satunya adalah oma saya, di saat terakhir dia menerima Tuhan Yesus di dalam hidupnya. Selama kurang lebih 10 tahun kami sekeluarga berdoa untuk oma saya. Akhirnya Tuhan pun menjawab doa kami. Percayalah bahwa doa kita kepada Tuhan tidak akan pernah kembali dengan sia-sia. Saya mengajak saudara-saudari sekalian, bahwa doa itu besar kuasanya. Tidak perduli berapa lama anda menunggu doa saudara yang belum dijawab. Seperti yang dikatakan dalam firman Tuhan; 1 Tesalonika 5:17 "Tetaplah berdoa". Sesuai dengan waktunya Tuhan, Dia akan menjawab doa-doa saudara saudari sekalian. Tuhan Yesus memberkati. Tery.
Tery Takiman adalah pengajar kelas nursery di Mighty Warriors KidsChurch. Beserta dengan Mulyadi dan putranya Arthur, mereka berjemaat di ICC Toronto
to bless etelah lebih dari sembilan tahun, bulan September yang lalu kami berdua mendapat kesempatan untuk mengunjungi Indonesia dan Hong Kong. Terakhir tujuan kali ini kami ke Indonesia memang bukan bertamasya, tapi lebih terutama untuk mengunjungi keluarga kami. Kami berdua datang dari keluarga besar, jadi banyak mempunyai oom, tante, dan saudara sepupu. Sejak sebelum berangkat kami berdoa, supaya perjalanan kami ini bisa membawa berkat bagi orang-orang yang kami kunjungi. Perjalanan diawali dengan mengunjungi oom-nya Harsono yang berumur 98 tahun, tante saya yang berumur 80 tahun, dan beberapa saudara sepupu kami yang tinggal di Hong Kong. Suatu kesempatan yang sangat berharga, karena kami masih bisa bertemu mereka dalam usia lanjutnya. Di akhir kunjungan kami yang sangat singkat, kami mendapat kesempatan untuk berdoa bersama, satu permohonan kami dalam doa itu adalah biar pada masa tuanya mereka mau menerima Yesus sebagai juruselamat mereka. Perjalanan dilanjutkan ke Jakarta untuk bertemu dengan keluarga besar kami, bertemu papa mama, kakak adik , dan alangkah senangnya melihat keponakankeponakan yang sudah besar-besar. Kami mengunjungi oma saya yang sudah berumur 93 tahun, yang masih ingat nama anak-anak kami dengan baik, juga bertemu dengan para oom dan tante. Sembilan tahun waktu yang cukup lama, kalau sebelumnya kami melihat mereka masih sehat dan gagah, sekarang banyak yang terlihat sudah uzur. Kedatangan kami ke Jakarta juga sehubungan dengan pernikahan dari keponakan Harsono, sehingga banyak saudara sepupu Harsono yang datang dari 9
berbagai kota, kami sempat mengadakan reuni-an. Suatu kesempatan yang tidak mudah didapat. Kami juga mendapat kesempatan berkumpul dengan teman -teman sepelayanan dari GKY Sunter, dimana kami bergereja waktu kami tinggal di Jakarta. Kalau sebelumnya kami ingin menjadi berkat bagi orang yang kami kunjungi dan temui, yang terjadi malah sebaliknya kamilah yang mendapat berkat, dijamu dan dimanja oleh mereka. Banyak berkat jasmani dan rohani yang kami terima dari mereka. Mendengar pengalaman dan pergumulan hidup mereka membuat kami lebih mengerti apakah arti kehidupan sebenarnya. Satu hal yang harus kita syukuri, bahwa kita yang tinggal di Toronto dan sekitarnya, bisa menghirup udara segar, menikmati air bersih, melihat lingkungan yang indah, dimana hal ini merupakan hal yang langka bagi penduduk Jakarta. Di akhir perjalanan ini, we are glad to call Canada as our home.
RUBRIK SEHAT JASMANI
Physical intelligence
(sambungan dari Eagle edisi Oktober).
L
atihan-latihan itu antara lain meliputi :
Melakukan peregangan tubuh (stretching) lima kali sehari selama minimal 5 menit. Ini untuk mengendurkan system saraf yang mengontrol tubuh kita, memperlancar system pembuangan racun di tubuh, dan memberikan efek relaksasi.
Rutin berolahraga, atau setidaknya melakukan latihan pernapasan dalam tiga sampai lima kali per hari. Caranya : tarik nafas dalam selama delapan hitungan, tahan selama delapan hitungan, dan hembuskan perlahan selama delapan hitungan. Ini memberikan manfaat meningkatkan asupan oksigen ke tubuh, membantu aliran kelenjar getah bening, dan mengurangi tingkat stres.
Melakukan pola makan yang seimbang – jumlahnya cukup – beraneka ragam. Hal ini berguna untuk memberikan nutrisi yang sehat bagi tubuh, untuk keperluan regenerasi dan metabolisme sehari-hari.
Melakukan detoksifikasi minimal satu kali per minggu. Yang terbaik adalah dengan berpuasa. Hal ini berguna untuk mengistirahatkan fungsi system ekskresi tubuh, sekaligus mengu10
rangi timbunan tubuh.
racun
dalam
Melakukan relaksasi. Salah satunya dengan bersaat teduh dengan khusuk. Hal ini berguna untuk melatih tubuh ke keadaan basal di mana semua fungsinya bekerja dengan keadaan optimal. Mengapa Physical Intelligence itu perlu? “Karena itu muliakannlah Allah dengan tubuhmu” ~1 Kor 6:20b~ Rich de Vos menulis dalam bukunya Compassionate Capitalism mengenai tubuh kita: Seorang sahabat yang menjadi ahli biokimia menjawab pertanyaan: “Bagaimana Anda memandang diri Anda sendiri?” dengan jawaban ringan seperti ini: “Saya adalah air sebanyak enam puluh persen,” begitu ia memulai, “cukup banyak untuk mengisi sebuah bak mandi yang sangat kecil. Sebagian besar sisanya adalah lemak, cukup banyak untuk membuat lima batang sabun. Saya adalah sejumlah kalsium yang dapat digunakan untuk membuat sebatang kapur tulis, cukup banyak fosfor untuk menyalakan sekotak kecil korek api, cukup banyak garam untuk meng-
asinkan sekantong pop corn, cukup banyak besi untuk membuat sebuah paku panjang. Pendek kata,” begitu simpulnya, “ditaksir dalam masa krisis sekarang ini, nilai saya sekitar 1 dollar 78 sen untuk air, lemak, dan bahan-bahan kimia.” Apakah Anda menganggap diri Anda sendiri hanya sebagai suatu tumpukan zat-zat kimia yang tidak berharga. Tentu saja tidak! Kita telah diciptakan Tuhan dengan suatu sistem yang luar biasa. Alkitab menuliskan kita hidup dengan dihembuskan Roh Allah, untuk menjadi wakil-Nya di dunia. Dengan melihat dan mempelajari sedikit saja kerja sistem tubuh manusia, kita akan menyadari betapa ajaibnya diri kita, dan bukan hanya tumpukan zatzat kimia saja. Menjaga kesehatan adalah suatu hal yang wajib bagi umat Kristiani. Karena hidup kita seharusnya digunakan untuk memuliakan Tuhan, dan ini lebih mudah dilakukan ketika kita dalam keadaan sehat. Beberapa tahun yang lalu, saya merasa sangat diberkati sekali ketika seorang pendeta yang berusia lanjut memberikan kotbah dan membagikan banyak pengala-
mannya. Dalam hati saya berdoa kepada Tuhan, alangkah indahnya bila kita masih bisa melayani Tuhan sampai lanjut usia kita, seperti Salomo berkata dalam Mazmur 71:18, “juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasaMu kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang.” Saat ini, seiring meningkatnya kemajuan teknologi kedokteran, terlebih lagi dengan kita yang berkesempatan untuk hidup di Negara maju dengan akses kesehatan yang baik, maka harapan hidup pun meningkat. Penyakit yang dulu mematikan kini bisa diobati sebab penyakit bisa dideteksi lebih dini dan banyak obat hasil penelitian yang dapat digunakan untuk mencegahnya. Persoalannya adalah apakah jangka waktu hidup seseorang yang semakin panjang juga diiringi dengan kualitas kesehatan yang baik sehingga kehidupan yang lebih panjang tersebut adalah kehidupan yang berkualitas dan menyenangkan. Bukan sebaliknya umur panjang tetapi dibarengi dengan berbagai penyakit sehingga sisa hidup dijalani dengan penderitaan. Berbicara mengenai umur panjang, saya selalu teringat dengan kakek saya yang meninggal di usianya yang ke delapan puluh sembilan tahun. Dalam tahuntahun terakhir kehidupannya, ia masih bisa menikmati hari tuanya dengan sangat baik. Ia masih bisa jalan-jalan ke luar negeri di 11
musim dingin, berbelanja di tempat-tempat favoritnya di daerah kota di Jakarta, dan bahkan makan sop dan sate kambing kesayangannya. “Ini baru hidup…” pikir saya. Memang harus diakui, kalau menjaga kesehatan dan vitalitas dengan berolahraga dan menjaga pola makan seimbang tidak mudah untuk kita yang sibuk, meskipun sebenarnya banyak penelitian di dunia medis yang menunjukkan bahwa hal-hal tersebut sebenarnya akan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap stress dan penyakit. Butuh suatu kesadaran dan keinginan dari dalam diri kita untuk memulai suatu pola hidup sehat ini. Kebiasaan-kebiasan lama (bila memang ada) seperti malas berolahraga, menjadi pemakan segalanya (unhealthy dan junk food), sampai merokok dan minum alkohol sudah waktunya untuk kita tinggalkan.
Saya sendiri merasa dalam keadaan sibuk tekad untuk berolahraga tampaknya sangat mudah sekali hilang. Jadwal yang sudah ditetapkan berhari-hari sebelumnya dengan mudah tersingkirkan. Juga saat makan, tidak mudah untuk memilih makanan yang sehat dan baik bagi tubuh, karena sepertinya makanan yang sehat terkadang tidak selezat makanan biasa. Kita cenderung berpikir: usia masih muda, hidup untuk dinikmati, atau nanti pada usia ‘segitu’ deh baru saya mulai pantang makan. Tapi kita harus ingat, kalau kita bukan milik kita sendiri, kita adalah milik Tuhan.
Menjaga kesehatan adalah wujud tanggung jawab kita terhadap Sang Empunya tubuh ini, sehingga perlu kita prioritaskan. Ketika kita mejadi begitu mudah sakit dan tidak fit, banyak sekali dampaknya dalam kehidupan kita. Sebaliknya, dalam keadaan yang sehat dan fit, kita juga akan dapat mengerjakan tanggung jawab kita dengan dengan lebih baik, melayani dan memuliakan Tuhan melalui hasilnya. Disadur dari buku Five Powerful Habits of Physical Intelligence karya Aribowo Prijosaksono dan Peter Kurniali, terbitan PT. Elex Media Komputindo, Jakarta 2005.
Peter Kurniali, lahir di Jakarta, adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam. Pada tahun 2006, ia lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti dan melanjutkan pendidikan spesialis penyakit dalamnya di Boston University, School of Medicine. Spesialisasi ini diselesaikan di tahun 2012. Saat ini, ia bersama keluarganya tinggal di daerah Lansing, Michigan, sambil melanjutkan pendidikan sub -spesialisasi di bidang hematologi & oncologi (spesialis darah & kanker) di Michigan State University. Di samping itu, ia juga aktif menulis dan telah menerbitkan beberapa buku kesehatan yang dipublikasikan oleh PT. Elex Media Komputindo di Jakarta. Peter bersama isterinya ada di dalam Care Group yang dihadiri oleh beberapa keluarga Indonesia di Lansing & sekitarnya, dan juga dapat ditemui di persekutuan Young Professional Fellowship (YPF) ICC Michigan.
Rubrik Tips umum :
Kuliner
Kalau mau buat kue yang enak, penulis resep ini memilih bahan yang berkualitas baik/mahal dan vanillanya juga yang pure.
Bahan :
1 pound (454 gr) butter, at room temperature 1 cup icing sugar (diayak dulu) 1/2 cup cornstarch 1 tsp vanilla 3 cups all purpose flour 1 cup chocolate chips or cherries or chopped pecans
Cara membuat :
12
Preheat oven sampai 325F
Cream butter and icing sugar until very fluffy.
Beat in cornstarch, vanilla then flour.
Beat until mixture is very light and fluffy.
Stir in choc chips/pecans (kalau mau 3 macam, ya dibagi tiga adonannya)
Drop by teaspoon (pake 2 teaspoons) on to a lightly greased baking sheet.
Bake around 16 minutes or until slightly golden.
berita komunitas
Scarborough Cell Group “Kami juga percaya bahwa Allah turut bekerja melalui setiap anggota cell group untuk saling membangun, sesuai dengan karunia dan panggilan mereka masing-masing”
S
carborough Cellgroup sebenarnya sudah ada sebelum kami berdua tiba di Canada tahun 2000. Sejalan dengan pertumbuhan anggota dan mengikuti arah program di gereja, sejak era “Purpose Driven Life” by Rick Warren, cellgroup ini di multiply menjadi 2 group. Jika semula kedua cell berlokasi di Scarborough, saat ini satu cell tetap berlokasi di Scarborough dan satunya lagi berlokasi di Markham. Jumlah anggota Scarborough CG saat ini mencapai kira2 15 keluarga, termasuk beberapa keluarga yang bukan anggota ICCC. Kami bertemu sebulan 2 kali (bergantian di rumah anggota), biasanya tiap hari Sabtu jam 6 sore minggu kedua dan keempat. Summer biasanya kami libur, tapi tetap kami manfaatkan untuk sesekali berkumpul outdoor bersama. Walaupun jumlah anggota sempat jatuh bangun, puji Tuhan saat ini jumlah keluarga yang setia hadir ada sekitar 10 keluarga. Kami banyak merasakan kasih Tuhan melalui jawaban doa yang kami panjatkan bersama di cell. Kami juga percaya bahwa Allah turut bekerja melalui setiap anggota cell group untuk saling membangun, sesuai dengan karunia dan panggilan 13
mereka masing-masing. Bahan diskusi biasanya kami ambil dari Daily Devotion ICCC dengan beberapa pertanyaan yang disiapkan moderator dan dikirim sebelumnya ke seluruh anggota. Jika tadinya tujuan utama kami di cell hanya sekedar untuk fellowship de-ngan sesama saudara seiman, saat ini kami sedang belajar untuk memfungsikan 5 jawatan dengan Connecting (focus ke Tuhan), Functioning (berfungsi sesuai panggilan/karunia masing2) dan Blessing (memberkati orang lain). Jika ada yang tertarik bergabung dengan kami, silakan menghubungi Silwanus/Arnold.
(Continued from page 1)
Living/ Family Room (Ruang duduk/ keluarga) Bagaimana hubungan kita dengan orang lain, maupun dengan keluarga kita? Apakah Kristus berperan dalam interaksi kita dengan mereka? Kita perlu secara jujur melihat motivasi hati kita saat kita berteman, bahkan saat membantu atau melayani orang lain. Apakah itu kasih Kristus yang tanpa pamrih memancar dari diri kita, atau sebenarnya kita mengharapkan sesuatu dari pertemanan dan pelayanan kita? Kitchen & Dining Room (Dapur dan ruang makan) Ruangan ini berbicara tentang cara kita memenuhi kebutuhan jasmani kita. Kristus ingin kita sehat jasmani agar dapat secara leluasa menjadi saluran kasihNya. Disamping itu, hendaknya kita juga belajar untuk mengikut sertakan Kristus dalam menentukan pola belanja dan gaya hidup kita. Study Room/ Den (Ruang belajar) Hal-hal apakah yang kita ijinkan untuk masuk dalam pikiran kita? “Worldview” seperti apakah yang kita anut? Buku- buku seperti apa yang kita baca? Website apa yang kita lihat? Mari kita bersama-sama belajar untuk align cara berpikir kita dengan pikiran Kristus yaitu FirmanNya Storage (Gudang) Setiap orang memiliki “sesuatu” yang disimpan jauh di dalam hatinya. Mungkin ini adalah emosi yang tidak pernah tercetuskan, pengalaman masa lalu yang selama ini tidak mau kita ingat, penyesalan, kepahitan, dosa, dan hal-hal lain yang tanpa kita sadari membentuk pribadi dan perilaku kita. Apakah kita mau ijinkan Kristus 14
untuk masuk dalam “gudang” kita dan membereskannya? Bedroom (Kamar tidur) Ruang tidur melambangkan privacy kita. Saat dimana kita mencopot semua atribut diri kita dan menjadi diri kita yang sebenarnya. Sering kita merasa Kristus begitu jauh dari kita namun sebenarnya dia dan kita adalah satu. Marilah kita senantiasa membangun keintiman dengan Dia. Bathroom (Kamar mandi) Seperti halnya kita mandi secara rutin, ijinkan kuasa darah Kristus membersihkan diri kita senantiasa. Bagaimana caranya? Bera-nilah terbuka di hadapan Dia agar kita dapat melihat dan menyadari segala kekotoran yang ada, setelah itu kita mengambil keputusan dan bertindak untuk membersih-kannya bersama- sama dengan Tuhan Yesus Tidak ada satupun dari kita yang sempurna, masingmasing kita memiliki ruangan-ruangan dimana Kristus sedang bekerja. Seringkali Kristus memakai komunitas di sekeliling kita untuk menyatakan ruangan apa yang kita belum serahkan kepada Dia. Untuk itu saudara sekalian, marilah kita berjalan bersama dalam satu komunitas yang saling menguatkan agar kita semua sampai kepada pribadi yang memiliki kepenuhan Kristus. DH
(Continued from page 7)
mengalami stress berat atau tidak. Ini mengakibatkan kita menjadi rentan kepada stress, dan akhirnya kita terpuruk di dalam siklus - Stress –> mengendap emosi negative –> mempengaruhi persepsi –> lebih stress –> lebih banyak mengendap emosi negative dan akhirnya berulang-ulang sehingga kita terpuruk. Stress yang sesaat, tidak lama kita mengalaminya, tidak berpengaruh jelek. Justru baik dan kadang2 diperlukan. Contoh, stress sesaat dapat memicu hormon adrenalin yang dibutuhkan untuk menangani suatu situasi yang tidak mungkin kita mengatasinya dalam keadaan normal. Stress yang ber-lama2 itulah yang memberikan dampak buruk di dalam kesehatan dan kehidupan kita. Ada hikmah mengatakan, apa yang kau rasakan di dalam emosimu, menentukan apa yang engkau rasakan di tubuhmu. Emosi negative yang kita rasakan akan melemahkan tubuh kita. Dari definisi stress diatas, kita berkesimpulan bahwa stress bukan tentang peristiwa atau pengalaman itu sendiri. Stress adalah soal persepsi kita atas situasi yang terjadi di dalam hidup kita. Suatu perkara dapat membuat seseorang menjadi stress dan perkara yang sama belum tentu membuat orang lain stress. Bagi seseorang, mengatur kamar bagi 150 peserta retreat merupakan suatu tugas yang menyenangkan dan memberikan kepuasan
menghadapi tantangan itu. Bagi orang lain, mengatur kamar bagi 20 peserta retreat saja sudah membuatnya panik, terlalu dipikirin, tidak bisa tidur dan jadi stress. Satu peristiwa akan menyebabkan orang stress atau tidaknya, tergantung kepada persepsi orang tersebut dan bukan peristiwanya. Stress dan nilai suatu peristiwa Stress atau tidak, juga terletak kepada 1) berapa penting/berharganya atau berapa besar nilai yang kita berikan kepada peristiwa itu, 2) berapa besar konsekwensi dari peristiwa itu kalau kita sampai gagal dan 3) berapa besar usaha yang diperlukan untuk melakukannya. Semakin besar nilai yang kita berikan, semakin besar konsekwensinya kalau gagal dan semakin besar usaha kita untuk tugas itu, semakin besar stress yang kita akan hadapi. Bertanding di arena Asian Games mewakili bangsa Indonesia merupakan suatu tugas yang memberikan kadar stress lebih besar dibandingkan mewakili Jakarta di Pekan Olahraga Nasional misalnya. Setelah mengetahui stress dengan emosi negative yang berdampak kepada kesehatan tubuh kita, apa yang Tuhan katakan agar kita dapat mengatasinya dengan benar ? (bersambung).
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! j 15
Mazmur 43:5
A
da 9 kata yang berhubungan dengan tema ICCC bulan ini. Tugas anda adalah menemukan 9 kata itu (bahasa Indonesia). Silakan mengirim jawaban Anda paling lambat hari Minggu, 23 November 2013 ke:
[email protected]. Harap menuliskan Tema ICCC bulan ini di bagian “Subject: ” dan jangan lupa menuliskan Nama Lengkap Saudara. Jawaban yang benar kalau lebih dari satu, akan diundi. Keputusan pemenang, mutlak ada di tangan redaksi. Rubrik Asah Otak Berhadiah ini terbuka untuk pembaca. Redaksi beserta keluarganya tidak dapat dipilih di dalam mencari pemenang Asah Otak berhadiah ini. Pengasuh Asah Otak ini juga mau mengucapkan selamat kepada Sylvia Kurniawan yang berhasil meraih hadiah pertama atas jawabannya di dalam Word Puzzle edisi Oktober 2013 yang lalu. Hadiah boleh diambil di sekretariat gereja mulai 3 November 2013.
16