TUGAS AKHIR – KS09 1336
UPAYA PENINGKATAN PERINGKAT PERGURUAN TINGGI PADA WEBOMETRICS DENGAN MENGEKSPLORASI ELECTRONIC WORD OF MOUTH (STUDI KASUS: INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER) IMPROVING THE RANKING OF UNIVERSITY ON WEBOMETRICS BY EXPLORING ELECTRONIC WORD OF MOUTH (CASE STUDY: SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE OF TECHNOLOGY) RR. KHAIRUNNISA AMALIA NRP 5213 100 070 Dosen Pembimbing: Dr. Apol Pribadi Subriadi, ST., M.T. JURUSAN SISTEM INFORMASI Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017
TUGAS AKHIR – KS 091336
UPAYA PENINGKATAN PERINGKAT PERGURUAN TINGGI PADA WEBOMETRICS DENGAN MENGEKSPLORASI ELECTRONIC WORD OF MOUTH (STUDI KASUS: INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER) RR. KHAIRUNNISA AMALIA NRP 5213 100 070
Dosen Pembimbing: Dr. Apol Pribadi Subriadi, ST., M.T. JURUSAN SISTEM INFORMASI Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017
i
FINAL PROJECT – KS 091336
IMPROVING THE RANKING OF UNIVERSITY ON WEBOMETRICS BY EXPLORING ELECTRONIC WORD OF MOUTH (CASE STUDY: SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE OF TECHNOLOGY) RR. KHAIRUNNISA AMALIA NRP 5213 100 070
Supervisor: Dr. Apol Pribadi Subriadi, ST., M.T. DEPARTMENT OF INFORMATION SYSTEM Faculty of Information Technology Sepuluh Nopember Institute of Technology Surabaya 2017
ii
LEMBAR PENGESAHAN
UPAYA PENINGKATAN PERINGKAT PERGURUAN TINGGI PADA WEBOMETRICS DENGAN MENGEKSPLOARASI ELECTRONIC WORD OF MOUTH (STUDI KASUS: INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER)
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Oleh: Rr. Khairunnisa Amalia 5213 100 070
Surabaya, Juni 2017 KEPALA JURUSAN SISTEM INFORMASI
Dr. Ir. Aris Tjahyanto, M.Kom 196503101991021001 iii
LEMBAR PERSETUJUAN
UPAYA PENINGKATAN PERGURUAN TINGGI PADA WEBOMETRICS DENGAN MENGEKSPLOARASI ELECTRONIC WORD OF MOUTH (STUDI KASUS: INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER)
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Oleh : Rr. Khairunnisa Amalia 5213 100 070
Disetujui Tim Penguji:
Tanggal Ujian : Periode Wisuda :
1. Dr. Apol Pribadi Subdriadi, S.T, M.T.
(Pembimbing I)
2. Sholiq, S.T, M.Kom, M.SA
(Penguji I)
3. Feby Artwiduni Muqtadiroh S.Kom, M.t (Penguji II) iv
UPAYA PENINGKATAN PERINGKAT PERGURUAN TINGGI PADA WEBOMETRICS DENGAN MENGEKSPLOARASI ELECTRONIC WORD OF MOUTH (STUDI KASUS: INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER) Nama Mahasiswa NRP Jurusan Dosen Pembimbing
: Rr. Khairunnisa Amalia : 5213 100 070 : SISTEM INFORMASI FTIF-ITS : Dr. Apol Pribadi Subdriadi, S.T, M.T.
ABSTRAK Perguruan tinggi yang tanggap dengan perkembangan teknologi tentu mampu menyediakan dan memanfaatkan teknologi informasi dengan baik. Salah satu contoh pemanfaatan teknologi informasi ialah dengan menggunakan website sebagai platform untuk menyebarkan informasi dan sarana penyelenggaraan pendidikan. Selain itu, website juga digunakan sebagai publikasi kegiatan keilmiahan dan juga sebagai media untuk menujukkan perolehan prestasi dari perguruan tinggi. Website yang memiliki informasi lengkap dan berkualitas akan mempengaruhi peringkat Webometrics. Webometrics dapat menjadi tolak ukur bagaimana cerminan kualitas dan eksistensi sebuah universitas dalam membagi informasi yang dimiliki dalam dunia internet. Selain mempengaruhi Webometrics, website yang dibangun dengan baik akan memperngaruhi eWOM, dimana eWOM merupakan penilaian konsumen secara online terhadap suatu produk maupun perusahaan. Website yang memiliki konten lengkap dan informatif akan berimbas pada eWOM yang baik pula. Pada penelitian sebelumnya, eWOM terbukti berpengaruh signifikan terhadap citra perguruan tinggi dilihat dari peringkat Webometrics.
v
Institut Teknologi Sepuluh Nopember mengalami penurunan peringkat Webometrics Ranking of World Universities dari tahun ke tahun, sehingga pada penelitian kali ini dilakukan dengan metode pengukuran kinerja website yang dimiliki Institut Teknologi Sepuluh Nopember berdasarkan indikator yang dimiliki Webometrics dan memberikan rekomendasi perbaikan berdasarkan eWOM sehingga peringkat ITS pada Webometrics dapat meningkat dan menciptakan penilaian eWOM yang baik di mata masyrakat dunia. Produk akhir yang dihasilkan dalam tugas akhir ini berupa daftar rekomendasi perbaikan pada masing-masing indikator Webometrics berdasarkan kajian eWOM yang nantinya diharapkan mampu membantu ITS dalam meningkakan peringakatnya pada Webometrics. Kata kunci : Webometrics, electronic word of mouth, upaya peningkatan peringkat perguruan tinggi
vi
IMPROVING THE RANKING OF UNIVERSITY ON WEBOMETRICS BY EXPLORING ELECTRONIC WORD OF MOUTH (CASE STUDY: SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE OF TECHNOLOGY) Name NRP Majority Supervisor
: Rr. Khairunnisa Amalia : 5213 100 070 : SISTEM INFORMASI FTIF-ITS : Dr. Apol Pribadi Subdriadi, S.T, M.T.
ABSTRACT University that responsives to the development of technology is certainly able to provide and utilize information technology well. One of the example of the use of information technology is using the website as a platform to spread information and perform academic activities. Website also used for publication of scholarly activities and as a media to show the achievements they have got. The quality and comprehensiveness of information on a website will affect Webometrics ranking. Webometrics could be the reflection of the quality and existence of how university sharing their information on the internet. Besides affecting Webometrics, a good website will also affect electornic word of mouth (eWOM). eWOM is an online ratings and reviews from customers. Website that has a lot of information with a good content will impact a good eWOM as well. In the previous research, eWOM proved having significant effect on improving the university’s image, which is viewed from Webometrics rank. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) has decreased its rank on Webometrics from year to year. Therefore, this research is measuring the performance of ITS’ website based on Webometrics’ indicators and set the strategies to improve vii
the rank with eWOM variabels. Besides increasing the rank, the strategies also lead to create a good eWOM for ITS. The final product of this research is a list of improvement strategies to increase the rank of ITS on each of Webometrics’ indikators based on eWOM variabels. Keywords : Webometrics, electronic word of mouth, improvement of university’s ranking
viii
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah dipanjatkan oleh peneliti atas segala petunjuk, pertolongan, kasih sayang, dan kekuatan yang diberikan oleh Allah SWT. Hanya karena ridho-Nya, peneliti dapat menyelesaikan buku Tugas Akhir, dengan judul “Upaya Perbaikan Peringkat Perguruan Tinggi Pada Webometrics dengan Mengeksplorasi Electronic Word of Mouth (Studi Kasus: Institut Teknologi Sepuluh Nopember)”. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, arahan, bantuan, dan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini, yaitu kepada: 1. Ayah dan Mama yang tidak pernah berhenti memberikan doa dan dukungan kepada penulis, serta Kakak Rani, Kakak Riski, dan Kakak Resa yang juga selalu memberikan semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini. 2. Bapak Dr. Apol Pribadi S.T, M.T selaku dosen pembimbing yang yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan senantiasa memberi perbaikan dalam penyelesaian tugas akhir ini. 3. Bapak Sholiq S.T, M.Kom, M.SA dan Ibu Feby Artwodini Muqtadiroh S.Kom, M.T selaku dosen penguji yang telah memberi kritik dan saran yang membangun untuk peningkatan kualitas penelitian ini. 4. Pak Hermono, selaku admin laboratoriun MSI yang membantu penulis dalam hal administrasi penyelesaian tugas akhir. 5. Wiratama Putra Pratikta yang selalu memberi bantuan, semangat, dan motivasi dalam penyelesaian tugas akhir ini. 6. Sahabat Keong (Visha, Itak, Yurah, Niswa, Mahesti, Sherly, Firzu, Selina, Sarah, Fian, dan Ori) dan sahabat Chili (Anindita, Friska, Edo, Jisung, Yere, dan Adit) yang telah setia menemani, menghibur, dan memberi ix
dukungan kepada penulis dari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan dan seterusnya. 7. Teman – teman Lab. MSI yang telah berjuang bersama penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini dan temanteman Beltranis yang sudah bersama-sama dari awal hingga akhir perkuliahan. 8. Serta pihak lain yang telah mendukung dan membantu dalam kelancaran penyelesaian tugas akhir ini. Tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu peneliti menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa mendatang. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan bagi penelitian – penelitian yang serupa dan bermanfaat bagi pembaca.
Surabaya, Juli 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI ABSTRAK ............................................................................... v ABSTRACT ........................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................ ix DAFTAR ISI ........................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ............................................................. xv DAFTAR TABEL ................................................................ xvii BAB I PENDAHULUAN ........................................................ 1 1.1 Latar Belakang ..................................................... 1 1.2
Perumusan Masalah.............................................. 6
1.3
Batasan Masalah................................................... 6
1.4
Tujuan Penelitian.................................................. 7
1.5
Manfaat Penelitian................................................ 7
1.6
Relevansi Tugas Akhir ......................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................ 11 2.1 Penelitian Sebelumnya ....................................... 11 2.2
Dasar Teori ........................................................ 16 2.2.1 Webometrics................................................... 16 2.2.2 Electronic Word of Mouth (eWOM) ............. 26 2.2.3 World Wide Web ........................................... 33 2.2.4 Website ........................................................... 33 2.2.5 Institut Teknologi Sepuluh Nopember ........... 35
BAB III METODE PENELITIAN ......................................... 39 3.1 Identifikasi Permasalahan .................................. 40 3.2
Pengumpulan Data ............................................. 40 3.2.1 Indikator Presence .......................................... 40 3.2.2 Indikator Impact ............................................. 42 3.2.3 Indikator Transparency .................................. 44 3.2.4 Indikator Excellence ....................................... 44 xi
3.3
Pengolahan Data ................................................. 45 3.2.5 Indikator Presence .......................................... 45 3.3.2 Indikator Impact ............................................. 46 3.3.3 Indikator Transparency .................................. 47 3.3.4 Indikator Excellence ...................................... 47
3.4 Pemetaan Indikator Webometrics dan Variabel eWOM……………. ..................................................... 47 3.5
Analisis dan Evaluasi Hasil Pengukuran ............ 48
3.6
Pembuatan Rekomendasi Perbaikan ................... 49
3.7
Penarikan Kesimpulan dan Saran ....................... 50
BAB IV PERANCANGAN ................................................... 51 4.1 Penentuan Objek Studi Kasus............................. 51 4.2
Persiapan Pengumpulan Data ............................. 51
4.3 Rancangan Pemetaan Webometrics dan eWOM……. ................................................................. 52 BAB V IMPLEMENTASI ..................................................... 57 5.1 Hasil Pengolahan Data........................................ 57 5.1.1 Indikator Presence .......................................... 57 5.1.2 Indikator Impact ............................................. 60 5.1.3 Indikator Transparency ................................... 61 5.1.4 Indikator Excellence ....................................... 62 5.2
Hasil Pemetaan Webometrics dan eWOM ......... 63
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN ................................ 87 6.1 Analisis Hasil Pengukuran Indikator Webometrics…. ............................................................ 87 6.1.1 Indikator Presence .......................................... 87 6.1.2 Indikator Impact ............................................. 88 6.1.3 Indikator Transparency ................................... 89 6.1.4 Indikator Excellence ....................................... 90 xii
6.2
Rekomendasi Perbaikan ..................................... 90 6.2.1 Indikator Impact ............................................. 91 6.2.2 Indikator Excellence ....................................... 94 6.2.3 Indikator Transparency .................................. 95 6.2.4 Indikator Presence .......................................... 97
6.3 Analisis Kondisi Setelah Implementasi Upaya Peningkatan Webometrics .......................................... 102 BAB VII KESIMPULAN .................................................... 106 7.1 Kesimpulan....................................................... 107 7.2
Saran ................................................................. 108
DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 109 BIODATA PENULIS .......................................................... 115 LAMPIRAN A – STRATEGI PENINGKATAN PERINGKAT WEBOMETRICS ............................................................ A - 1 LAMPIRAN B – TEKNIK PENINGKATAN PERINGKAT WEBOMETRICS ............................................................. B - 1 LAMPIRAN C – STRATEGI PENDUKUNG PENINGKATAN WEBOMETRICS ............................... C - 1 -
xiii
Halaman ini sengaja dikosongkan
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Hubungan antara informetrics-bibliometricsscientometrics-cybermetrics-webometrics [8] ....................... 16 Gambar 2.2 Lingkup cyberspace [11] ................................. 17 Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Penelitian Damayanti [26] ................................................................................................ 31 Gambar 3.1 Metodologi penelitian ..................................... 39 Gambar 3.2 Pengumpulan indikator presence (1) [35] ....... 41 Gambar 3.3 Pengumpulan indikator presence (2) [36] ....... 42 Gambar 3.4 Pengumpulan indikator Impact (Majestic SEO) [37] ......................................................................................... 43 Gambar 3.5 Pengukuran indikator Impact (Ahrefs) [38] .... 43 Gambar 3.6 Pengukuran indikator transperancy [19] ......... 44 Gambar 3.7 Pengukuran indikator excellence [39] ............. 45 Gambar 5.8 Hasil pencarian indikator presence (1) [35] .... 57 Gambar 5.9 Hasil pencarian indikator presence (2) [36] .... 58 Gambar 5.10 Pengumpulan indikator presence (3) [44] ..... 58 Gambar 5.11 Pengumpulan indikator presence (4) [45] ..... 59 Gambar 5.12 Pengukuran indikator presence (5) [46] ........ 59 Gambar 5.13 Hasil pencarian impact [37] ......................... 60 Gambar 5.14 Hasil pencarian transparency [19] ................. 61 Gambar 5.15 Hasil pencarian excellence [47] .................... 62 Gambar B-1 Langkah badge 1 ......................................B - 1 Gambar B-2 Langkah badge 2 ......................................B - 2 Gambar B-3 Langkah badge 2 ......................................B - 3 -
xv
Halaman ini sengaja dikosongkan
xvi
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Peringkat Perguruan Tinggi di Indonesia versi Webometrics edisi Januari 2017 .............................................. 3 Tabel 1.2 Peringkat Institut Teknologi Sepuluh Nopember versi Webometrics Tahun 2012 s.d 2017 ................................. 4 Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya 1 ..................................... 11 Tabel 2.2 Penelitian sebelumnya 2 ..................................... 12 Tabel 2.3 Penelitian sebelumnya 3 ..................................... 14 Tabel 2.4 Penelitian sebelumnya 4 ..................................... 15 Tabel 2.5 Pemetaan indikator lama dan baru Webometrics 21 Tabel 3.1 Rentangan nilai normalisasi ................................ 49 Tabel 4.1 Rancangan pemetaan Webometrics dan eWOM 53 Tabel 4.2 Urutan presentase indikator Webometrics .......... 54 Tabel 4.3 Kategori upaya perbaikan ................................... 55 Tabel 4.4 Penanggung jawab .............................................. 55 Tabel 5.1 Pemetaan platform assistance ............................. 65 Tabel 5.2 Pemetaan venting negative feeling ..................... 68 Tabel 5.3Pemetaan concern for other customers 1 ............. 70 Tabel 5.4 Pemetaan concern for other customers 2 ............ 70 Tabel 5.5 Pemetaan concern for other customers 3 ............ 71 Tabel 5.6 Pemetaan positive self enhancement 1................ 74 Tabel 5.7 Pemetaan positive self enhancement 2................ 74 Tabel 5.8 Pemetaan social benefit....................................... 77 Tabel 5.9 Pemetaan economic incentive ............................. 79 Tabel 5.10 Pemetaan helping the company 1...................... 82 Tabel 5.11 Pemetaan helping the company 2...................... 82 Tabel 5.12 Pemetaan helping the company 3...................... 83 Tabel 5.13 Pemetaan advice seeking .................................. 85 Tabel 5.2 Hasil Pemetaan Webometrics dan eWOM.......... 85 Tabel A-1 Strategi 1.1 .................................................. A - 1 Tabel A-2 Strategi 1.2 .................................................. A - 3 Tabel A-3 Strategi 1.3 .................................................. A - 5 Tabel A-4 Strategi 2.1 .................................................. A - 7 Tabel A-5 Strategi 2.2 ................................................. A - 8 Tabel A-6 Strategi 3.1 .................................................. A - 9 Tabel A-7 Strategi 3.2 ................................................ A - 10 xvii
Tabel A-8 Strategi 4.1 ................................................ A - 11 Tabel A-9 Strategi 4.2 ................................................ A - 13 Tabel A-10 Strategi 4.3 .............................................. A - 14 Tabel A-11 Strategi 4.4 .............................................. A - 15 Tabel A-12 Strategi 4.5 .............................................. A - 16 Tabel A-13 Strategi 4.6 .............................................. A - 18 Tabel A-14 Strategi 4.7 .............................................. A - 19 Tabel A-15 Strategi 4.8 .............................................. A - 20 Tabel B-1 Teknik Peningkatan ..................................... B - 1 Tabel C-1 Strategi Pendukung ..................................... C - 1 -
xviii
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan akan diuraikan proses identifikasi masalah penelitian yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan tugas akhir, manfaat kegiatan tugas akhir dan relevansi terhadap pengerjaan tugas akhir. Berdasarkan uraian pada bab ini, harapannya gambaran umum permasalahan dan pemecahan masalah pada tugas akhir dapat dipahami. 1.1
Latar Belakang Seluruh perguruan tinggi di Indonesia menganut Tri Dharma Perguruan tinggi sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, pasal 20 ayat (2) yang menyebutkan bahwa perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat [1]. Ketiga elemen tersebut akan saling berkolaborasi untuk menciptakan lulusan akademis yang berkompeten dalam menyalurkan ilmu pengetahuannya sehingga mampu bermanfaat bagi masyarakat. Perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi tentu berkewajiban mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi kepada para mahasiswanya. Tingginya jumlah peminat perguruan tinggi dari tahun ke tahun membuat persaingan perguruan tinggi semakin tajam. Persaingan yang semakin ketat ini membuat setiap perguruan tinggi berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan agar dapat memenangkan kompetisi. Selain meningkatkan kualitas pendidikan, globalisasi yang terjadi membuat perguruan tinggi perlu menerapkan dan mengikuti perkembangan teknologi informasi agar terus dapat bersaing. Hal ini menjadikan teknologi informasi adalah salah satu elemen penting dalam membantu perguruan tinggi untuk meningkatkan daya saingnya [2]. Internet menjadi salah satu perkembangan teknologi informasi yang membawa dampak besar terhadap dunia. 1
2
Jaringan internet WWW (Word Wide Web) memunculkan istilah electronic word of mouth (eWOM), dimana para penjelajah web mencari informasi dan berdiskusi mengenai sebuah produk atau perusahaan [3]. Perkembangan teknologi yang pesat membuat peran internet semakin besar, dimana internet telah menjadi tujuan utama para konsumen dalam mencari informasi sebuah produk atau perusahaan untuk dapat menilai baik atau buruknya produk atau perusahaan tersebut. Hal ini tidak hanya berlaku untuk produk maupun perusahaan, namun pengaruh eWOM juga berdampak pada perguruan tinggi. Fenomena eWOM membuat perguruan tinggi tidak hanya perlu meningkatkan kualitas pendidikan, namun juga perlu meningkatkan kualitas websitenya sebagai sumber informasi bagi para penjelajah web sehingga dapat memberikan nilai tambah tersendiri. Webometrics Ranking of Universities (WRWU) adalah sebuah sistem yang melakukan pemeringkatan perguruan tinggi di seluruh dunia berstandar internasional. WRWU diinisiasi oleh Cybermatrics Lab, kelompok riset Consejo Superior de Investigaciones Científicas (CSIC), lembaga riset terbesar di Spanyol. WRWU melakukan penilaian berdasarkan website dan kekayaan informasi yang dimiliki perguruan tinggi dalam dunia internet. Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2004, WRWU diakui sebagai pemeringkat perguruan tinggi yang terpercaya dalam mengukur kemajuan sebuah perguruan tinggi [4]. WRWU melakukan pemeringkatan perguruan tinggi pada tiap bulan Januari dan Juli. Semenjak tahun 2012, terdapat perubahan pada indikator penilaian WRWU, dimana sebelumnya empat parameter tersebut ialah Visibility, Size, Scholar, dan Rich Files. Namun kini indikator penilaiannya menjadi Presence (10%) yang didapatkan dari jumlah halaman web termasuk publikasi ilmiah yang dimiliki (seperti pdf) yang terindeks di Google. Selanjutnya ialah indikator Impact (50%) yang memiliki bobot terbesar diukur dari jumlah subnet
3
menurut provider informasi Ahrefs dan Majestic SEO (Search Engine Optimization). Indikator ketiga yaitu, Transparency (10%) yang dinilai dari jumlah sitasi publikasi ilmiah yang didapatkan dari Google Scholar Citations. Indikator yang terakhir adalah Excellence (30%) yang diukur dari jumlah publikasi ilmiah yang terindeks di Scimago, sebuah pengukuran berdasarkan jumlah jurnal internasional yang sering menjadi rujukan [5]. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) adalah salah satu perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia. ITS telah berdiri sejak 10 November 1957 di ibu kota Jawa Timur, Surabaya,. Sebagai salah satu perguruan tinggi yang dikenal dengan cetakan lulusan yang berkompetensi, tentunya hal tersebut membuat ITS memiliki citra yang baik di mata masyrakat. Namun, peringkat ITS pada Webometrics Ranking of World Universities tahun 2017 menunjukkan posisi ITS berada di peringkat 15 di Indoensia, sedangkan pada peringkat dunia berada di peringkat 2169. Tabel 1.1 Peringkat Perguruan Tinggi di Indonesia versi Webometrics edisi Januari 2017
1 2
World Rank 817 861
3
987
4
1539
5 6 7 8 9 10
1616 1967 1904 2009 2148 2188
Ranking
University Universitas Gadjah Mada Universitas Indonesia Institute of Technology Bandung Bogor Agricultural University Brawijaya University Universitas Padjajaran Universitas Diponegoro UniversitasRiau Universitas Udayana Universitas Airlangga
4
11 12 13 14
World Rank 2270 2273 2399 2528
15
2622
16
2725
17
2843
18 19
2870 2875
20
3231
Ranking
University Universitas Sebelas Maret Universitas Syiah Kuala Universitas Hasanuddin Universitas Lampung Institut Teknologi Sepuluh Nopember Universitas Jenderal Sudirman Universitas Ahmad Dalan Yogyakarta Universitas Tadulako Petra Christian University Bina Nusantara BINUS University
Peringkat ITS di Indonesia terus mengalami penurunan semenjak 4 tahun terakhir.Pada tahun 2012 di bulan Januari, ITS mendapatkan peringkat 4 dan 13 pada bulan Juli. Sedangkan kondisi terkini, yakni tahun 2017, ITS menempati peringkat 15. Tabel 1.2 Peringkat Institut Teknologi Sepuluh Nopember versi Webometrics Tahun 2012 s.d 2017
No.
Tahun
1.
2012
2.
2013
3.
2014
4.
2015
Januari Juli Januari Juli Januari Juli Januari Juli
Rangking Webometrics 4 13 8 13 9 11 11 8
5
No.
Tahun
5.
2016
6
2017
Januari Juli Januari
Rangking Webometrics 21 12 15
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa performa ITS dalam membagikan informasi di dunia internet terus menurun sehingga berimbas pada penurunan peringkat Webometrics. Pada penelitian sebelumnya yang diakukan oleh Damayanti, mengungkapkan bahwa eWOM berpengaruh signigikan terhadap citra perguruan tinggi yang dilihat dari peringkat Webometrics [4]. Pentingnya eWOM untuk meningkatkan citra perguruan tinggi perlu diberi perharatian lebih karena Ewom merupakan strategi pemasaran yang sering diabaikan dalam sebuah lebaga perguruan tinggi [4]. Penelitian milik Damayanti menganalisis eWOM dengan menggunakan media website ITS untuk meningkatkan citra perguruan tinggi dilihat dari reputasi dan rangking Webometrics. Penelitian tersebut hanya meneliti sebagian kecil mengenai Webometrics, karena Webometrics tidak hanya menilai dari segi website universitas saja sehingga penelitian yang dilakukan kali ini akan mempertajam penelitian milik Damayanti, dimana penelitian kali ini akan mengukur kinerja ITS menggunakan semua indikator yang dimiliki Werbometrics, lalu dilakukan pemetaan indikator Webometrics dengan variabel eWOM sebagai acuan dalam melakukan evaluasi yang akan menghasilkan rekomendasi perbaikan, sehingga ITS dapat meningkatkan peringkatnya pada Webometrics. Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada perguruan tinggi yang ada pada Indonesia, sehingga perbandingan yang akan dilakukan nanti ialah membandingkan ITS dengan perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki peringkat paling tinggi di Webometrics. Semakin tingginya peringkat ITS pada Webometrics, maka daya saing yang
6
dimiliki akan semakin kuat baik di lingkup nasional maupun internasional. 1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada usulan tugas akhir ini adalah: 1. Hasil penilaian ITS berdasarkan 4 indikator dari Webometrics: a. Apa hasil penilaian indikator Presence? b. Apa hasil penilaian indikator Impact? c. Apa hasil penilaian indikator Transparency? d. Apa hasil penilaian indikator Excellence? 2. Apa hasil pemetaan antara indikator Webometrics dan variabel eWOM? 3. Apa saja upaya perbaikan yang harus dilakukan untuk meningkatan peringkat ITS pada Webometrics berdasarkan pemetaan dengan eWOM?? 1.3
Batasan Masalah Berikut adalah batasan masalah yang harus diperhatikan dalam pengerjaan tugas akhir ini: 1. Penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini menggunakan studi kasus ITS. 2. Metode yang digunakan pada penelitian ini sesuai dengan metode yang dilakukan oleh Webometrics. 3. Pengukuran indikator impact yang ada pada Webometrics hanya terbatas menggunakan tools Majestic, tidak menggunakan Ahrefs dikarenakan berbayar. 4. Perguruan tinggi yang dibandingkan peringkat Webometricsnya ialah perguruan tinggi yang ada di Indonesia. 5. .Penelitian ini mengaitkan antara indikator Webometrics dan variabel eWOM.
7
1.4
Tujuan Penelitian Berdasarkan hasil perumusan masalah dan batasan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka tujuan yang dicapai dari tugas akhir ini adalah: 1. Mengetahui hasil penilaian ITS berdasarkan indikator yang dimiliki Webometrics, yaitu: a. Hasil penilaian indikator Presence b. Hasil penilaian indikator Impact c. Hasil penilaian indikator Transparency d. Hasil penilaian indikator Excellence 2. Mengetahui hasil pemetaan Webometrics dan eWOM 3. Memberikan rekomendasi perbaikan untuk ITS agar dapat meningkatkan peringkatnya pada Webometrics dan menghasilkan eWOM yang positif. 1.5
Manfaat Penelitian Manfaat yang diberikan dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut: Bagi Akademisi Dapat dijadikan bahan untuk penelitian selanjutnya yaitu melakukan penilaian beserta evaluasi pada sebuah website, juga melakukan tahapan implementasi sesuai dengan indikator yang dimiliki Webometrics Bagi Organisasi Dapat dijadikan pertimbangan dari hasil rekomendasi peneliti bagi ITS agar memperbaiki website beserta konten informasi di dalamnya sehingga ITS mampu mendapatkan peringkat yang lebih baik di Webometrics serta menaikkan eksistensi ITS sebagai perguruan tinggi berkualitas di mata masyarakat dunia. 1.6
Relevansi Tugas Akhir Penelitian ini merupakan tugas yang memiliki keterkaitan dengan salah satu mata kuliah yang diajarkan di
8
Jurusan Sistem Informasi ITS ini yaitu mata kuliah Pengukuran Kinerja dan Evaluasi TI (PKETI) dan Manajemen Kualitas TI (MKTI). 1.7
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi ke dalam tujuh bab, yakni: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan tugas akhir, manfaat, relevansi dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi dan penjelasan pustaka yang dijadikan referensi dalam pembuatan tugas akhir ini akan dijelaskan pada bab dua. Teori yang dipaparkan di antaranya mengenai Manajemen aset, manajemen konfigurasi, pentingnya manajemen aset layanan dan konfigurasi, kerangka kerja manajemen aset dan konfigurasi, manajemen aset layanan dan konfigurasi berdasarkan ITIL v3, manajemen aset layanan dan konfigurasi berfokus pada identifikasi aset. BAB III METODOLOGI Bab ini menjelaskan mengenai tahapan – tahapan apa saja yang dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir ini beserta deskripsi dan penjelasan tiap tahapan tersebut. BAB IV PERANCANGAN Bab ini menjelaskan perancangan perangkat yang dilakukan oleh penulis untuk mengumpulkan data kondisi kekinian. BAB V IMPLEMENTASI Pada bab ini menjelaskan hasil dari proses penentuan studi kasus dan perancangan perangkat penggalian data yang
9
didapatkan melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil yang didapatkan dari penelitian ini, dan pembahasan secara keseluruhan yang didapatkan dari penelitian. BAB VII PENUTUP Bab ini berisi tentang simpulan dari keseluruhan tugas akhir dan saran maupun rekomendasi terhadap penelitian tugas akhir ini untuk perbaikan ataupun penelitian lanjutan yang memiliki kesamaan dengan topik yang diangkat.
10 Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan mengenai penelitian sebelumnya dan dasar teori yang dijadikan acuan atau landasan dalam pengerjaan tugas akhir ini. Landasan teori akan memberikan gambaran secara umum dari landasan penjabaran tugas akhir ini. 2.1 Penelitian Sebelumnya Sub bagian ini akan memaparkan mengenai penelitianpenelitian terdahulu dan dijadikan sebagai acuan oleh penulis dalam melakukan pengerjaan tugas akhir. Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya 1
ANALISIS ELECTRONIC WORD OF MOUTH (eWOM) PEMBENTUK CITRA PERGURUAN TINGGI STUDI KASUS: INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Nama peneliti Tahun penelitian
Hasil penelitian
Damayanti 2016 • Penelitian ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya keterhubungan antara eWOM dengan pembentukan citra perguruan tinggi. • Penelitian ini menghubungkan pengaruh fenomena eWOM terhadap perankingan Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Webometrics. • Peneliti menemukan fakta bahwa eWOM mempengaruhi citra perguruan tinggi yang dilihat dari peringkat Webometrics. 11
12
Hubungan dengan penelitian
• Analisis yang dilakukan oleh peneliti lebih berfokus pada faktor-faktor terjadinya eWOM, sedangkan penelitian kali ini menekankan pada parameter eWOM maupun Webometrics. • Studi kasus yang digunakan oleh peneliti sama dengan penelitian yang dilakukan kali ini, yaitu Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Tabel 2.2 Penelitian sebelumnya 2
ANALISIS WEBOMETRICS PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA Nama peneliti
Muntahsir
Tahun penelitian
2011
Hasil penelitian
• Penelitian ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya keterhubungan antara peringkat perpustakaan dengan peringkat Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia dengan parameter WRWU (Webometrics Rank of World Universites). • Peneliti menggunakan dua parameter dalam mengukur keterhubungan antara perpustakaan dengan peringkat perguruan tinggi, yaitu dengan WRWU dan WIF (Web Impact Factor). • Penelitian ini membuktikan bahwa adanya hubungan yang kuat antara peringkat Perguruan Tinggi Negeri di
13
Hubungan dengan penelitian
• •
•
•
Indonesia pada Webometrics Rank of World Universites dengan peringkat perpustakaannya. Analisis yang dilakukan oleh peneliti memiliki parameter yang sama, yaitu menggunakan parameter WRWU. Peneliti melakukan analisa terhadap sebagian besar Perguruan Tinggi Negara di Indonesia, sedangkan penelitian kali ini hanya berfokus pada Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Peneliti menghubungkan peringkat perpustakaan dengan peringkat perguruan tinggi, sedangkan penelitian kali ini hanya berfokus pada penurunan peringkat Webometrics yang terjadi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Peneliti tidak melakukan evaluasi terhadap peringkat Perguruan Tinggi Negara di Indonesia, sedangkan penelitian kali ini akan menghasilkan evaluasi beserta rekomendasi perbaikan peringkat Webometrics untuk Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
14
Tabel 2.3 Penelitian sebelumnya 3
STRATEGI PENINGKATAN PERINGKAT PERGURUAN TINGGI DI WEBOMETRICS: STUDI KASUS UNIVERSITAS BUDI LUHUR Nama peneliti Tahun penelitian
Hasil penelitian
Hubungan dengan penelitian
Achmad Solichin 2011 • Penelitian ini selain melakukan analisis Webometrics pada Universitas Budi Luhur, juga melakukan langkah strategis yang berupaya untuk peningkatan peringkat Universitas Budi Luhur pada Webometrics. • Peneliti menganalisis Universitas Budi Luhur menggunakan indikator WRWU. • Penelitian ini mengemukakan langkahlangkah teknis maupun non teknis untuk peningkatan peringkat Webometrics. • Peneliti menggunakan indikator Webometrics terdahulu (Size, Visibility, Rich Files, dan Scholar) sedangkan penelitian kali ini menggunakan indikator Webometrik terbaru (Presence, Impact, Transparency, dan Excellence) dan variabel eWOM • Peneliti juga memberikan rekomendasi perbaikan seperti yang dilakukan penelitian kali ini. • Studi kasus yang dilakukan peneliti ialah Universitas Budi Luhur, sedangkan penelitian kali ini ialah Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
15
Tabel 2.4 Penelitian sebelumnya 4
STRATEGI PENINGKATAN VISIBILITY DALAM UPAYA PENINGKATAN RANKING WEBOMETRICS Nama peneliti Tahun penelitian
Hasil penelitian
Hubungan dengan penelitian
Tenia Wahyuningrum 2015 • Penelitian ini berfokus pada peningkatan penilaian ST3 Telkom oleh Webometrics dari sisi visibility. • Peneliti melakukan beberapa strategi untuk meningkatan nilai visibility, antara lain mengubah nama domain, membuat subdomain yang mengandung keyword , dan memperkaya link lewat situs blog. • Penelitian yang dilakukan memberikan strategi dalam meningkatkan nilai visibility pada Webometric, namun penelitian kali ini melakukan strategi pada semua indikator Webometric. • Indikator visibility Webometrics yang diteliti oleh peneliti merupakan indikator lama Webometric, sama seperti yang digunakan pada penelitian kali ini. • Studi kasus yang dilakukan peneliti ialah ST3 Telkom, sedangkan penelitian kali ini ialah Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
16
2.2 2.2.1
Dasar Teori Webometrics
Istilah Webometrics pertama kali dikemukakan oleh Almind dan Ingwersen yang menyatakan bahwa web ialah sumber utama dalam mengukur kekayaan dokumen dan informasi [6]. Björneborn and Ingwersen mendifinisikan Webometrics ialah penelitian web dari segi kuantitatif mengenai konstruksi dan penggunaan sumber daya informasi, struktur, dan teknologi web dengan pendekatan bibliometric dan informetric [7]. Menurut Björneborn and Ingwersen, teknik yang digunakan webometrics antara lain yaitu analisis link web, analisis konten web, analisis penggunaan web, dan analisis web pada mesin pencari (search engine).
Gambar 2.1 Hubungan antara informetrics-bibliometricsscientometrics-cybermetrics-webometrics [8]
Bidang yang dimiliki ilmu perpustakaan dan informasi terdiri dari informetrik, bibliometrik, scientometrik, cybermetrik, dan webometrik. Informetrik adalah penilaian kuantatif terhadap suatu informasi yang didalamnya termasuk penyusunan, penyebaran, dan penggunaan segala bentuk informasi [9]. Informetrik adalah elemen terluas yang didalamnya terdapat bibliometrik, yaitu penelitian pada literature atau dokumen dengan menerapkan metode
17
matematika dan statistika [10]. Selain bibliometrik, informetrik juga melingkupi scientometrik (analisis statistik untuk pengakjian penelitian literature dan dokumen khusus di bidang ilmu fisika dan biologi), cybermetrik, dan webometrik. Dapat dilihat dari gambar diatas bahwa webometrik adalah cakupan dari keempat elemen tersebut. Webometrik terdapat di dalam cybermetrik, namun cybermetrik memiliki cakupan yang lebih luas. Cybermetrik adalahh pengukuran kuantitatif mengenai konten dan aktivitas yang terjadi di dalam cyberspace atau yang biasa disebut dengan dunia maya. Sedangkan pengukuran informasi yang berkaitan dengan akademik yang berada di dalam sebuah web atau webspace disebut dengan webometrik [5].
Gambar 2.2 Lingkup cyberspace [11]
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa lingkup cybermetrik yaitu cyberspace mencakup seluruh konten yang ada di dalam format elektronik yang digunakan untuk menghubungkan berbagai peralatan teknologi komunikasi dan jaringan computer dengan peralatan komunikasi elektronik seperti komputer, ponsel, tablet, dan lain-lain [12].Sedangkan kajian webometrik hanya terbatas pada webspace yang bersifat open (publik).
18
Thelwall mengungkapkan teknik ysng digunakan Webometrics antara lain analisis link, analisis sitasi web, evaluasi mesin pencari, penjabaran web secara deskriptif, dan pengukuran Web 2.0 [13]. Analisis link merupakan studi kuantitatif hyperlink antar halaman web yang merefleksikan jumlah link yang menargetkan web akademis mungkin sebanding dengan produktivitas penelitian yang dimiliki. Lalu analisis sitasi web dinilai menggambarkan jumlah publikasi akademik yang disitasi, artinya, semakin banyak yang mengutip publikasi akademik dari suatu lembaga, maka akan semakin baik pula lembaga tersebut. Ketiga, evaluasi mesin pencari (search engine) mengukur kemampuan crawler serta indeks yang dicakup oleh setiap mesin pencari. Selanjutnya, penjabaran web secara deskriptif ialah seperti jumlah halaman, jumlah tag yang dibukakan, aplikasi web yang digunakan serta melihat kelancarn akses link pada sebuah web [2]. Terakhir, pengukuran Web 2.0 ialah pengukuran kuantitatif sejauh mana penggunaan Web 2.0 dari struktur dan teknologinya. Metode Webometrics dapat membantu sebuah web dalam mengevaluasi kinerjnya, sehingga dapat dilakukannya peningkatan performa. Pengukuran Webometrics dari sisi aktivitas terlihat dari jumlah publikasi halaman web dari sebuah situs, sedangkan visibilitas atau dampak diperoleh dari besarnya dampak situs yang tergambar dari link yang diterima oleh situs lain [2]. 2.2.1.1 Webometrics Ranking of World Universities Webometrics Ranking of World Universities atau yang biasa disebut dengan WRWU merupakan sebuah sistem yang melakukan pemeringkatan universitas di seluruh dunia berdasarkan kajian ilmu webometrik [14]. Pemeringkatan yang dilakukan bukan berdasarkan desain, kegunaan, atau popularitas website yang dimiliki oleh universitas, namun aktivitas dan output yang diberikan di dalam web. Keberadaan
19
sebuah web dinilai sebagai indikator yang reliabel untuk menilai kinerja sebuah universitas secara global. Tujuan dari pemeringkatan Webometrics ialah untuk mendukung publikasi web. Target utama Webometrics ialah mendukung open access iniciative yaitu akses tak berbayar untuk publikasi ilmiah dan hal-hal yang berhubungan dengan akademik lainnya yang bersifat digital atau elektronik. Apabila sebuah universitas berada pada peringkat Webometrics yang rendah namun pada kenyataannya memiliki akreditasi yang baik, maka universitas tersebut perlu memperhatikan dan meninjau ulang kebijakan web yang dimiliki seperti meningkatkan kualitas dan volume untuk publikasi universitas [15]. WRWU didirikan oleh Cybermetrics Lab, yaitu sebuah kelompok riset milik Consejo Superior de Investigaciones Científicas (CSIC), lembaga riset terbesar di Spanyol. CSIC merupakan salah satu lembaga riset dasar pertama di Eropa. CSIC merupakan bagian dari Departemen Pendidikan di Spanyol dan tujuan utamanya ialah untuk mempromosikan penelitian ilmiah utuk meningkatkan kemajuan keilmiahan dan teknologi negara yang nantinya akan menjadi kontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. CSIC juga berperan peting dalam pembentukan peneliti baru dan teknisi di berbagai aspek ilmu pengetahuan dan teknologi [16]. Cybermetrics Lab berfokus untuk melakukan analisis kuantitatif mengenai internet dan konten web, khususnya yang berkaitan dengan proses generasi dan kegiatan ilmiah dalam dunia ilmu pengetahuan. Cybermetrics Lab menggunakan metode kuantitatif yang telah dirancang dan diterapkan sebagai indikator untuk mengukur kegiatan ilmiah di dalam web. Indikator tersebut berguna untuk mengevaluasi pengetahuan dan teknologi, serta sebagai penerapan metode bibliometric dan scientometric. Cakupan area yang diteliti oleh Cybermetric Lab antara lain [14]:
20
a. Pengembangan indikator Web untuk diterapkan di daerah Spanyol, Eropa, Amerika Latin dan R&D. b. Studi kuantitatif mengenai komunikasi ilmiah yang dilakukan melalui jurnal elektronik dan repository, dan dampak dari Open Access. c. Pengembangan indikator mengenai sumber daya dalam pengolahan informasi. d. Indikator dan visualisasi jaringan sosial pada Web yang mudah digunakan, dinamis, dan interaktif. e. Desain dan evaluasi teknik analisis dokumen pada sumber daya Web. f. Pengembangan teknik yang telah diterapkan cybermetrics berdasarkan posisi yang ada di mesin pencari dari domain Web. g. Analisis penggunaan informasi pada Web dengan data mining. 2.2.1.1.1 Metodologi WRWU Dalam melakukan penilaian uiversitas, WRWU menggunakan indikator yang telah dirancang sesuai dengan kajian ilmu bibliometrik, scientometrik, dan cybermetrik. Awalnya, indikator yang dimiliki WRWU untuk menilai universitas ialah size, visibility, rich files, dan scholar. Namun sejak tahun 2012, WRWU mengganti indikatornya menjadi Presence, Impact, Transparency,dan Excellence. Berikut pemetaan indikator lama dan indikator baru WRWU:
21
Tabel 2.5 Pemetaan indikator lama dan baru Webometrics
No.
1.
2
3.
4.
Indikator Lama
Indikator Baru
Size, jumlah halaman web yang terindeks di Google, Yahoo, Bing, Presence, jumlah dan Exelead. halaman web yang terindeks di Google Rich files, jumlah termasuk rich files(.pdf, dokumen dalam format .doc, .ppt, .dan .ps) .pdf, .doc, .ppt, dan .ps yang terindeks di Google Transparency, jumlah sitasi publikasi ilmiah Scholar, jumlah yang didapatkan dari dokumen yang Google Scholar Citations terindeks di Google Excellence, jumlah Scholar dokumen yang teindeks di Scimago Visibility, jumlah Impact, jumlah external backlink yang diterima network (subnetrs) yang dari pihak ketiga diterima dari pihak ketiga
Dalam melakukan pemeringkatan, WRWU memiliki bobot masing-masing pada setiap indikator untuk menilai universitas, yaitu antara lain [17]: 1. Presence (P) Presence ialah jumlah keseluruhan halaman web (domain dan subdomain), termasuk kekayaan dokumen yang dimiliki (dokumen dalam format .pdf, .doc, .ppt, dan .ps) yang terindeks di dalam Google. Bobot indikator ini sebesar 10%.
22
2. Impact (I) Impact ialah jumlah external network atau subnet yang yang membuat backlink ke domain universitas. Indikator ini menggunakan data reffering subnets yang didapatkan dari dua provider informasi yaitu Majestic SEO dan Ahrefs. Majestic dan Ahrefs merupakan sebuah layanan backlink checker yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana kinerja sebuah website berdasarkan backlink yang dihasilkan dan asal muasal backlink didapat. Keduanya menggunakan crawler sendiri, menghasilkan database yang berbeda yang digunakan bersama-sama untuk saling melengkapi atau memperbaiki kesalahan. Produk dari indikator impact ialah jumlah subnets (reffering subnet) yang terdeteksi pada Majestic dan Ahrefs. Reffering subnets merupakan singkatan dari reffering c-subnets, yaitu kelas C dari sebuah IP, yang mana oktat terakhir dari IPV4 diabaikan [18]. Contohnya apabila terdapat tiga mesin dengan IP 1.2.3.4, 1.2.3.5, dan 1.2.4.1, maka mesin tersebut dibuat pada dua subnet karena hanya dua IP yang memiliki csubnets yang berbeda. Backlink yang dihasilkan oleh berbagai domain, IP, dan subnet merupakan gambaran bagaimana pengaruh kinerja akademik, nilai informasi, dan kegunaan dari layanan web pada suatu universitas. Apabila telah mendapatkan jumlah subnets dari kedua backlink checker (Majestic dan Ahrefs), maka nilai normalisasi yang paling tinggilah yang digunakan
23
untuk dihitung selanjutnya. Indikator impact memiliki presentase terbesar, yaitu 50%. 3. Transparency (T) Transparency ialah jumlah sitasi paa karya ilmiah yang diyang dimiliki oleh universitas di Google Scholar Citations. Indikator ini menggambarkan kekayaan publikasi karya ilmiah yang dimiliki oleh universitas yang telah dirujuk. Berikut merupakan ketentuan dalam melakukan penilaian terhadap indikator transparency [19]: 1. Webometrics melihat profil universitas, apabila profil univeritas tersebut masih belum banyak terindeks, maka Webometrics menggunakan pencarian dengan email resmi dari domain universitas. Webpometrics menyarankan untuk melakukan pembakuan nama universitas, apakah itu university ataukah institute dan menggunakan email resmi dari universitas (seperti
[email protected]) 2. Data dari 10 profil publik dikumpulkan dari setiap universitas. Profil yang pertama yang ada dalam daftar tidak termasuk dalam hitungan untuk meningkatkan perwakilan dari 9 profil lainnya. Jumlah sitasi dari 9 profil ini yang akan diambil sebagai perhitungan. 3. Jika ada beberapa entri untuk penulis yang sama, hanya profil yang terbaik yang diambil. Hal tersebut merupakan tindakan untuk universitas yang tidak menghilangkan duplikasi pada daftarnya. Profil non-individual (jurnal, departemen, group) tidak termasuk dalam hitungan. Webometrics juga menyatakan untuk tidak menambahkan gelar, posisi, atau keanggotaan pada akhir nama.
24
4.
Jika terdapat penulis yang bukan berasal dari universitas hanya untuk menaikkan peringkatnya, universitas tersebut akan dikeluarkan dari pemeringkatan. 5. Jika terdapat sedikitnya dua profil dengan jurnal yang tidak ditandatatangi oleh penulis, universitas tersebut akan dikeluarkan dari pemeringkatan. 6. Angka tersebut hanya berlaku pada saat pengumpulan (sekitar 20 Desember 2016). Untuk membuat profil pribadi di database Google Scholar Citations bersifat sukarela, namun saat memutuskan untuk mendaftarkan pada GSC maka penulis bertanggung jawab atas kebenaran informasi yang dimiliki. GSC secara otomatis memperbarui profil, namun terkadang menambahkan catatan dan kutipan yang tidak penting ke profil. Penulis harus memperhatikan masalah ini dan secara berkala membersihkan profil yang dimiliki. Lembaga juga harus memantau profil anggotanya untuk catatan palsu, tidak benar atau duplikasi (sengaja maupun tidak disengaja). Hal tersebut merupakan kunci untuk pemeringkatan karena setiap universitas yang melakukan kecurangan maupun kesalahan akan dikeluarkan dari pemeringkatan di Webometrics. 4. Excellence (E) Mirip dengan indikator transparency, namun indikator Excellence ialah jumlah dokumen yang dimiliki oleh universitas yang terindeks di SCImago Journal Rank (SJR) pada periode 2010-2014. Scimago ialah portal yang menyediakan jurnal keilmiahan yang ada di dalam database Scopus. Jurnal yang terindeks di Scopus merupakan jurnal internasional yang
25
berkualitas dan berputasi karena itu tidaklah mudah untuk dapat masuk ke dalam Scopus [20]. SJR memiliki syaratnya tersendiri agar jurnal tersebut dapat dinilai berkualitas. SJR menilai suatu pengaruh jurnal ilmiah dari banyaknya sitasi yang mengarah pada jurnal dan darimana asal sitasi tersebut. Indikator excellence menunjukkan peran universitas dalam publikasi ilmiah pada jurnal internasional, terutama pada jurnal internasional yang banyak dirujuk pada karya ilmiah lain. Bobot indikator ini ialah sebesar 30%. Sebelum menghitung jumlah keseluruhan indikator, dilakukan normalisasi pada masing-masing indikator terlebih dahulu dengan rumus [12]: log(𝑛𝑎 + 1) 𝑁𝑎 = log(max(𝑛𝑖 ) + 1) 𝑁𝑎 : nilai normalisasi dari masing-masing indikator 𝑛𝑎 : nilai dari mesin pencari max(𝑛𝑖 ) : nilai na tertinggi dari seluruh perguruan tinggi Setelah semua indikator telah dinormalisasi, maka rumus untuk melakukan pemeringkatan ialah Peringkat Webometrics = (I *4)+ (E*2) + (T*1) + (P*1) Pemeringkatan yang dilakukan pada Webometrics mengutamakan volume dan kualitas konten yang ada pada web. Konten yang terdapat pada web yang dapat dikatakan berkualitas adalah konten yang secara resmi dibuat oleh instansi maupun konten yang dibua oleh civitas yang ada di dalamnya. Webometrics menilai bahwa sebuah instansi yang ingin meningkatkan peringkatnya dengan melakukan duplikasi dokumen yang hanya dibedakan saja format dokumennya agar jumlah dokumen yang dimiliki semakin banyak merupakan sebuah hal yang illegal. Selain memperkaya jumlah dokumen,
26
memperkaya link dengan membeli link, menggunakan hosting yang tidak resmi juga merupakan bentuk kecurangan. Universitas yang terbukti curang akan diberikan nilai nol dan masuk dalam peringkat 99999 [14]. 2.2.2
Electronic Word of Mouth (eWOM)
Munculnya istilah eWOM didasari oleh WOM (Word of Mouth), yaitu interaksi antara individu maupun kelompok yang berdiskusi mengenai saran ataupun rekomendasi untuk memutuskan pembelian sebuah produk [3]. WOM memberikan penilaian sebuah produk secara subjektif, namun memiliki pengaruh kuat dalam keputusan seseorang untuk membeli atau tidaknya produk tersebut. Pengaruh kuat tersebut dikarenakan pengalaman seseorang yang telah mencoba produk tersebut dinilai lebih terpercaya daripada iklan di media televisi maupun koran [21]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa WOM yang dilakukan dengan interaksi antar muka (face to face) lebih efektif dan persuasif daripada iklan dalam media cetak. Seiring perkembangan zaman, internet menjadi media utama dalam era elektornik saat ini untuk mencari sebuah informasi sebuah produk maupun perusahaan. Hal tersebut memicu munculnya WOM dalam dunia online atau disebut dengan electronic word of mouth (eWOM). Perbedaan yang menonjol antara WOM dan eWOM ialah media pertukaran informasinya. WOM melakukan interaksi secara langsung atau tatap muka (offline), sedangkan eWOM melakukan interaksi secara online. Menurut Henning-Thurau [22], eWOM adalah pernyataan negatif atau positif yang dibuat oleh konsumen aktual, potential atau konsumen sebelumnya mengenai produk atau perusahaan dimana informasi ini tersedia bagi orang-orang ataupun institusi melalui via media internet. Pada penelitian Hennig-Thurau membahas tentang motivasi konsumen melakukan komunikasi eWOM. Dalam penelitian tersebut dilakukan integrasi dari motif WOM tradisional dengan
27
karakteristik yang terdapat pada eWOM. Hasil dari penelitian tersebut merefleksikan eWOM melalui delapan variabel, yaitu [22]: 1. Platform Assistance (kepercayaan konsumen terhadap platform yang digunakan) Motif platform assistance merupakan bantuan platform atau media untuk melakukan kegiatan electronic word of mouth (eWOM) sebagai sarana publikasi dan komunikasi. Mengoperasikan eWOM berdasarkan dua cara, yaitu melalui frekuensi kunjungan konsumen pada opinion platform dan jumlah komentar ditulis oleh konsumen pada opinion platform. 2. Venting Negative Feeling (keinginan mengungkapkan ketidakpuasan terhadap produk atau perusahaan) Motif venting negative feelings merupakan keinginan mengungkapkan ketidakpuasan konsumen terhadap produk atau perusahaan. Upaya ini dilakukan dalam bentuk eWOM negatif, yaitu jika pelanggan mengalami hal yang tidak menyenangkan atau negatif bagi mereka. Berbagi pengalaman konsumsi negatif melalui publikasi komentar online dapat membantu konsumen untuk mengurangi ketidakpuasan terkait dengan emosi negatif mereka. Komunikasi eWOM dilakukan untuk mencegah orang lain mendapat pengalaman yang sama seperti yang pernah mereka alami. 3. Concern for Other Costumers (keinginan untuk membantu orang lain) Motif concern for other costumers merupakan keinginan tulus memberikan rekomendasi kepada konsumen lain. Konsumen memiliki keinginan untuk membantu konsumen lain terkait dengan keputusan pembelian dan menyelamatkan konsumen dari pengalaman negatif. Komunikasi ini dapat berbentuk komentar positif dan negatif tentang produk.
28
4.
5.
6.
7.
Positive Self Enhancement (keinginan meningkatkan image diri) Motif positive self enhancement merupakan keinginan konsumen berbagi pengalaman konsumsi mereka untuk meningkatkan citra diri sebagai pembeli yang cerdas. Dalam konteks website, konsumen yang berkontribusi dianggap lebih ahli oleh konsumen lain dalam aktivitas konsumsi produk tersebut. Social Benefits (keinginan berbagi informasi dan berinteraksi dengan lingkungan sosial) Motif social benefits merupakan keinginan berbagi informasi dan berinteraksi dengan lingkungan sosial. Konsumen dapat menulis komentar pada opinion platform, yang menandakan partisipasi mereka dalam komunitas virtual. Dengan partisipasi tersebut, konsumen merasa akan mendapatkan manfaat atau keuntungan sosial jika bergabung dalam komunitas virtual. Economic Incentives (keinginan memperoleh insentif dari perusahaan) Motif economic incentives merupakan keinginan memperoleh insentif dari perusahaan. Manfaat ekonomi telah ditunjuk sebagai pendorong penting dari perilaku manusia secara umum dan dianggap oleh penerima sebagai tanda penghargaan terhadap perilaku komunikasi eWOM. Helping The Company (keinginan membantu perusahaan) Motif helping the company merupakan keinginan konsumen membantu perusahaan. Motif ini muncul hasil dari kepuasan konsumen terhadap produk dan memunculkan keinginan untuk membantu perusahaan yang bersangkutan. Konsumen ingin memberikan “sesuatu sebagai imbalan” kepada perusahaan dengan menceritakan pengalaman baiknya melalui komunikasi
29
8.
eWOM. Konsumen berharap dengan adanya komunikasi eWOM ini perusahaan akan menjadi atau semakin sukses. Advice Seeking (keinginan mencari saran dan rekomendasi dari konsumen lain) Motif advice seeking merupakan keinginan mencari saran dan rekomendasi dari konsumen lain. Dalam konteks berbasis web opinion platform, konsumsi terjadi ketika individu membaca ulasan produk dan komentar yang ditulis konsumen lain, yang juga dapat memotivasi konsumen untuk menulis komentar. Secara spesifik, perusahaan berharap konsumen dapat mengartikan komentar yang beredar, menjelaskan pengalaman dalam menggunakan produk serta melakukan penyelesaian masalah bersama konsumen yang lain. Motif melakukannya adalah untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut bagaimana memahami, menggunakan, mengoperasikan, memodifikasi, dan/atau memperbaiki produk
Para konsumen yang menginginkan informasi sebuah produk sebagai pertimbangan dalam membeli, menggunakan internet sebagai media penggali informasi. Informasi tersebut didapatkan melalui review atau pengalaman seseorang yang telah menggunakannya. Review tersebut bisa didapatkan dari blog seseorang, media sosial, maupun forum diskusi online seperti Female ataupun KASKUS. Pengalaman para netizen tersebut mempengaruhi konsumen dalam menilai produk tersebut meskipun belum mencobanya. Adanya aktivitas eWOM membuat konsumen mendapatkan tranparansi pasar semakin tinggi, atau dengan kata lain konsumen memiliki peran aktif dalam mempengaruhi sebuah produk [23]. Berdasarkan penjelasan mengenai electronic word of mouth diatas, berikut perbedaan eWOM dengan WOM tradisional dalam banyak hal yaitu :
30
1.
2.
3.
4.
5.
Pertukaran informasi pada Word of mouth tradisional seara langsung (face to face). Namun pada electronic word of mouth pertukaran informasi terjadi secara online melalui cyberspace (tanpa komunikasi face to face) [23]. Komunikasi eWOM lebih mudah untuk diukur daripada Tradisional WOM. Dengan format presentasi, kuantitas, dan persistant dari eWOM membuat pesan eWOM lebih mudah diamati. [4]. Electronic word of mouth yang penerima pesan memiliki halangan dalam menilai apakah pengirim pesan dan pesan yang diberikan dapat dipercaya atau memiliki kredibilitas pesan yang tinggi karena dalam lingkungan online, orang-orang hanya dapat menilai kredibilitas seorang komunikator berdasarkan sistem reputasi online seperti online rating, atau website credibility. [4]. Komunikasi eWOM melibatkan multi-way exchanges information dalam mode asynchronous [22] dan dengan berbagai macam teknologi seperti forum diskusi online, electronic bulletin boards, newsgroup, blogs, review site, dan social networking mampu memfasilitasi pertukaran informasi diantara komunikator. [24]. Komunikasi eWOM lebih mudah diakses dan tersedia terus menerus ketimbang tradisional WOM karena pesan yang disajikan berbasis text 20 sehingga secara teori pesan tersebut tersedia untuk waktu yang tidak terbatas [25].
2.2.2.1 Electronic Word of Mouth Pembentuk Citra Perguruan Tinggi Penelitian yang dilakukan oleh Damayanti [26], menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara eWOM terhadap peningkatan citra perguruan tinggi. Citra atau image yang dilihat pada penelitian tersebut ialah reputasi dan perankingan pada Webometrics. Penelitian tersebut menghubungkan antara delapan motivasi eWOM (platform
31
assistance, venting negative feeling, concern for other consumers, positive self enhancement, social benefits, economic incentive, dan helping the company) dengan eWOM, lalu menghubungkan eWOM tersebut dengan citra perguruan tinggi.
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Penelitian Damayanti [26]
Penelitian Damayanti dilakukan dengan metode studi empiris yang berupa pengumpulan data dari responden dengan menggunakan kuesioner berskala likert. Kuesioner tersebut berisi pernyataan pada masing-masing variabel yang mana jumlah keseluruhan variabelnya ialah sebanyak sepuluh variabel. Sepuluh variabel tersebut ialah delapan variabel independen motivasi eWOM, variabel dependen eWOM, dan variabel dependen citra perguruan tinggi. Namun penelitian tersebut tidak melibatkan variabel venting negative feelings karena tidak lolos uji reliabilitas.
32
Hasil dari penelitian Damayanti menemukan bahwa empat variabel motivasi eWOM yakni positive self enhancement, economic incentive, helping the company, dan advice seeking berpengaruh positif dan signifikan terhadap eWOM. Empat variabel lainnya yaitu platform assistance, venting negative feelings, concern for other consumers, dan social benefit terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap eWOM.. Untuk variabel dependen eWOM terbukti berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen citra perguruan tinggi. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat keinginan civitas akademika melakukan kegiatan eWOM maka citra perguruan tinggi melalui reputasi dan Webometrics juga akan meningkat. Dalam pemeringkatan Webometrics, semakin sering suatu universitas menyajikan informasi elektronik seperti publilikasi karya ilmiah, dokumen dalam berbagai format, publikasi dalam bahasa inggris, memiliki website untuk masingmasing unit kerja, dan kegiatan penyebaran informasi dengan media website lainnya akan mempengaruhi peringkat Webometrics. Seperti yang telah dijabarkan pada literatur sebelumnya, bahwa Webometrics memiliki empat indikator dalam menilai perguruan tinggi, yakni presence, impact, transparency, dan excellence. Hasil uji nilai koefesien jalur pada variabel eWOM terhadap citra perguruan tinggi memiliki nilai signifikansi sangat tinggi, sehingga membuktikan bahwa variabel electronic word of mouth merupakan faktor yang sangat penting untuk peningkatan citra perguruan tinggi yang dilihat pada rangking Webometrics. Berdasarkan hal tersebut maka variabel electronic word of mouth perlu dipertahankan dan dikembangkan untuk peningkatan citra perguruan tinggi dilihat dari reputasi dan perangkingan webometrik. Variabel eWOM sendiri terdiri dari tiga indikator, yaitu berbagi pengetahuan, intensitas atau frekuensi, dan konten informasi. Indikator-indikator tersebut merupakan factor penting untuk mengukur eWOM dalam peningkatan citra perguruan tinggi. Apabila setiap indikator tersebut ditingkatkan nilainya.
33
maka hal tersebut akan berbanding lurus dengan peningkatan nilai citra perguruan tinggi. 2.2.3
World Wide Web Tahun 1990an adalah awal munculnya program WWW yang ditemukan oleh Tim Berners-Lee [27]. Berners-Lee mengembangkan sebuah sistem untuk keperluan pribadinya, yaitu menyusun arsip-arsip riset miliknya di CERN, Jenewa, Swiss. Sistem yang dikembangkan tersebut adalah sebuah program yang bernama Enquire. Program tersebut dapat menciptkan jaringan atau network yang menautkan berbagai arsip sehingga memudahkan dalam mencari informasi. Pada tahun 1989, Berners-Lee mengajukan proyek pembuatan hiperteks global yang akhirnya pada bulan Okrtber 1990, World Wide Web sudah dapat dijalankan dalam area CERN [28]. Akhirnya pada tahun 1991, WWW telah resmi digunakan secara luas pada jaringan internet. World Wide Web atau yang dikenal dengan WWW adalah ruang informasi dimana dokumen dan sumber web diidentifikasi oleh URL (Uniform Resource Locators) yang saling terhubung melalui hypertext link, dan dapat diakses lewat internet. WWW terdiri dari jutaan situs web (web site), dimana setiap web site terdiri atas halaman web (web page). WWW telah menjadi media utama manusia untuk berinteraksi lewat internet. 2.2.4
Website Website atau yang dalam bahasa Indonesia ialah situs web, adalah kumpulan dari beberapa halaman web yang memiliki konten berupa teks, gambar, animasi, video, dan informasi lainnya yang diakses melalui jaringan internet [29]. Website adalah halaman informasi yang disediakan melalui jalur internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia selama terkoneksi dengan jaringan internet. Hubungan antara satu halaman web dengan halaman web yang lain disebut dengan
34
hyperlink sedangkan teks penghubung hyperlink disebut dengan hypertext [30]. Sebuah website teridentifikasi dari nama domain yang dimiliki dan tersebar melalui setidaknya satu web server [29]. Nama domain yang dimiliki website merupakan identifikasi dari alamat IP (IP address) yang berupa deretan angka, menjadi sebuah alamat website. Nama domain ersebut memudahkan para pengguna internet dalam mengakses sebuah website. Website merupakan kumpulan halaman web yang saling terhubung dan file -filenya saling terkait. Web terdiri dari page atau halaman, dan kumpulan halaman yang dinamakan homepage. Homepage berada pada posisi teratas, dengan halaman-halaman terkait berada di bawahnya. Homepage adalah halaman awal sebuah domain. Misalnya, ketika membuka website www.wikipedia.com, halaman pertama yang muncul disebut dengan homepage, jika meng-klik menu-menu yang ada dan meloncat ke lokasi yang lainnya, disebut web page, sedangkan keseluruhan isi atau konten domain disebut website. Biasanya setiap halaman di bawah home page disebut child page, yang berisi hyperlink ke halaman lain dalam web. Hubungan antara satu halaman website dengan halaman website lainnya disebut dengan hyperlink, sedangkan teks yang dijadikan media penghubung disebut hypertext. Menurut [31], website dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan sifatnya. Kedua jenis tersebur antara lain: a. Website Dinamis Website dinamis merupakan sebuah website yang konten didalamnya berubah-ubah. Hal yang paling menonjol pada website dinamis ialah konten website tersebut selalu update atau diperbaharui. Misalnya seperti website jejaring sosial seperti www.twitter.com atau website berita seperti www.kaskus.co.id yang selalu memperbarui informasi di dalamnya setiap saat. Halaman web pada website dinamis memiliki database. Webbsite dinamis terdiri dari halaman front
35
end yang diakses para penggunanya (user) dan halaman back end untuk mengedit konten website. b. Website Statis Website statis merupakan keterbalikan dari website dinamis. Apabila konten pada website dinamis selalu berubah-ubah, maka konten pada website statis tidak berubah atau selalu sama. Hal ini dikarenakan konten tersebut langsung dibuat dalam file HTML saja, apabila ingin melakukan perubahan maka harus mengubah syntax atau source code. Contohnya ialah website perusahaan mengenai visi misi, profil, ataupun struktur organisasi 2.2.5
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) adalah perguruan tinggi negeri yang terletak di Surabaya. ITS merupakan perguruan tinggi terbesar di Indonesia yang pada awalnya didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Teknik (YPTT) yang diketuai oleh dr. Angka Nitisastro pada tanggal 10 November 1957. [32] Dies Natalis ITS pertama adalah 10 November 1960, sementara nama ITS mulai digunakan dalam Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1961 (ditetapkan tanggal 23 Maret 1961). Dalam visi awal, ITS ditujukan untuk mendidik para pemimpin yang unggul di bidang sains dan teknologi, untuk mengangkat Republik Indonesia menjadi negara berperadaban maju dan tinggi [32] Kampus ITS Sukolilo menempati areal seluas 187 hektare, dengan luas bangunan seluruhnya kurang lebih 150.000 m2. Selain itu terdapat Kampus Manyar yang dipergunakan oleh Program D-3 dan D-4 Teknik Sipil dengan luas bangunan 5.176 m2 dan Kampus ITS Cokroaminoto yang dipergunakan untuk magister manejemen serta beberapa lembaga kerjasama dengan luas bangunan 4.000 m2 [32].
36
ITS merupakan perguruan tinggi di bidang sains dan teknologi. Pada tahun 2016, ITS menduduki peringkat terbaik ke-6 di Indonesia berdasarkan penelirian Menristekdikti dan masuk dalam 11 universitas unggulan di Indonesia versi QS University Ranking. ITS juga merupakan perguruan tinggi yang sangat peduli lingkungan dan berkomitmen kuat untuk pengelolaan lingkungannya. Salah satu program peduli lingkungannya ialah Smart-Eco Campus [33]. Pada Tahun 2016, fakultas yang dimiliki ITS terbagi menjadi 5 yaitu antara lain Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Teknologi Industri (FTI), Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Fakultas Tkenologi Kelautan (FTK), dan Fakultas Teknologi Informasi (FTIf). Namun terdapat perubahan pada tahun 2017, ITS membagi fakultasnya menjadi 8 fakultas yaitu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang terdiri dari 5 jurusan, antara lain: Statistika, Matematika, Biologi, Kimia, dan Fisika. Selain itu Fakultas Teknologi Industri (FTI) terbagi ke dalam 5 jurussan yang terdiri dari Teknik Mesin, Teknik Fisika, Teknik Industri, Teknik Material dan Metalurgi, dan Teknik Kimia. Fakultas ketiga yaitu Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) yang memiliki jurusan paling banyak, hingga 8 jurusan yang terdiri dari Teknik Sipil, Arsitektur, Teknik Geomatika, Desain Produk Industri, Perencanaan Wilayah Kota, Teknik Geofisika, dan Desain Interior. Selanjutnya ITS memiliki Fakutlas Teknologi Kelautan (FTK) yang mana tidak banyak dimiliki oleh perguruan tinggi. FTK terdiri dari jurusan Teknik Perkapalan, Sistem Perkapalan, Teknik Kelautan, dan Transporatasi Laut [34]. Fakultas yang kelima adalah FakultasTeknologi Informasi (FTIf) yang terdiri dari jurusan Teknik Informatika dan Sistem Informasi. Lalu selanjutnya ITS memiliki Fakultas Teknik Elektro (FTE) yang sebelumnya masih bergabung dengan Fakultas Teknologi Industri. FTE terdiri dari jurusan Teknik Elektro, Teknik Biomedik, dan Teknik Multimedia dan
37
Jaringan. Meskipun ITS adalah kampus teknik, namun ITS memiliki Fakultas Bisnis dan Manajemen Teknologi (FBMT) yang terdiri dari jurusan Manajemen Bisnis dan Manajemen Teknologi yang termasuk jurusan baru di ITS. Fakultas terakhir yaitu fakultas kedelapan adalah Fakultas Vokasi, yang mana fakultas ini jugalah baru dan jurusan dari fakultas ini adalah Teknik Infrastruktur Sipil [34]. Tenaga pengajar yang dimiliki ITS ialah sebanyak 970 orang, dimana 94 orang diantaranya adalah guru besar, 405 doktor (S3), 569 orang magister (S2), dan 13 orang sarjana (S1). Dosen pengajar ITS merupakan lulusan perguruan tinggi terkemuka dari luar maupun dalam negeri serta professional pada bidangnya. Hal itu menjadikan ITS sebagai sumber acuan perguruan tinggi lain di kawasan Indonesia Timur [34].
38
Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan alur metode penelitian yang digunakan digunakan sebagai panduan dalam pengerjaan tugas akhir agar terarah dan sistematis. Adapun urutan dari pengerjaan tugas akhir dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 3.1 Metodologi penelitian
39
40
3.1 Identifikasi Permasalahan Langkah pertama dalam pengerjaan penelitian kali ini ialah mengidentifikasi permasalahan yang ada terlebih dahulu. Penemuan permasalahan pada penelitian ini didapatkan dari penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Damayanti [26] yang melakukan analisis pengaruh eWOM terhadap citra perguruan tinggi dengan studi kasus ITS. Pada penelitiannya, Damayanti hanya menggunakan sebagian kecil indikator dari Webometrics untuk mengukur pengaruh eWOM , sehingga penelitian yang dilakukan kali ini akan mempertajam penelitian sebelumnya, yaitu dengan mengukur kinerja web yang dimiliki oleh ITS dengan seluruh indikator Webometrics guna meningkatkan peringkat ITS yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Tahap identifikasi permasalahan yang dilakukan akan menghasilkan latar belakang dan rumusan masalah yang akan menjadi dasar pemilihan topik penelitian. 3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan bantuan mesin pencari yang sesuai dengan ketentuan WRWU. Pengumpulan data dilakukan pada website ITS dan website perguruan tinggi Indonesia yang berada di peringkat paling atas sebagai perbandingan nilai yang akan dilakukan pada tahap pengolahan data. Cara mengukur indikator-indikator tersebut antara lain [2]: 3.2.1
Indikator Presence Nilai presence didapatkan dari jumlah keseluruhan domain utama yang dimiliki universitas, termasuk kekayaan dokumen yang dimiliki (dokumen dalam format .pdf, .doc, .ppt, dan .ps) yang terindeks di dalam Google. Berikut langkahlangkah mendapatkan nilai presence: 1. Masuk ke situs Google, lalu ketikkan site:domain_universitas sebagai domain utama
41
yang dimiliki perguruan tinggi. Setelah itu akan muncul hasil pencarian berserta jumlah temuan yang didapatkan.
Gambar 3.2 Pengumpulan indikator presence (1) [35]
2. Selain menghitung jumlah domain utama, pengukuran presence juga menghitung nilai kekayaan file (pdf, doc, ppt, dan ps) yang dimiliki universitas. Untuk mengetahu nilai ini, dilakukan dengan mengetikkan site:domain_universitas filetype:jenisfile pada Google, maka akan muncul hasil pencarian beserta jumlah temuan yang ada pada website.
42
Gambar 3.3 Pengumpulan indikator presence (2) [36]
3.2.2
Indikator Impact Pengukuran indikator impact didapatkan dari jumlah external network atau subnet yang diterima oleh web domain universitas dari pihak ketiga. Pada indikator ini menggunakan dua search engine, yaitu Majestic dan Ahrefs dengan langkah berikut: 1. Masuk ke situs Majestic (majestic.com) lalu ketikkan its.ac.id pada kolom search, maka akan muncul jumlah subnet yang dimiliki oleh ITS
43
Gambar 3.4 Pengumpulan indikator Impact (Majestic SEO) [37]
2. Setelah mendapatkan nilai dari Majestic, maka selanjutnya menelusuri jumlah backlink melalui mesin pencari Ahrefs (ahrefs.com) dengan cara yang sama dengan Majestic.
Gambar 3.5 Pengukuran indikator Impact (Ahrefs) [38]
44
3.2.3
Indikator Transparency Pengukuran transparency didapatkan dari Google Scholar Citations untuk melihat berapa jumlah dokumen yang dimiliki universitas didalamnya yang telah dirujuk. Untuk mendapatkan nilai transparency dapat melihat pada website Webometrics karena telah tercantum nama universitas beserta jumlah sitasinya [19]:
Gambar 3.6 Pengukuran indikator transperancy [19]
3.2.4
Indikator Excellence Penilaian indikator excellence didapatkan dari jumlah jurnal yang dimiliki universitas yang ada di Scimago yang mana merupakan portal yang menyediakan jurnal keilmiahan yang ada di dalam database Scopus. Untuk mendapatkan jumlah publikasi ilmiah yang dimiliki universitas yang ada pada Scopus, peneliti mencari dengan bantuan Google, dikarenakan untuk mendapatkan informasi jurnal yang dimiliki ITS pada Scopus dibutuhkan hak akses khusus untuk mendapatkan datanya. Sehingga berikut sumber yang diperoleh peneliti mengenai publikasi Scopus yang dimiliki universitas di Indonesia per bulan Maret tahun 2017:
45
Gambar 3.7 Pengukuran indikator excellence [39]
3.3 Pengolahan Data Tahapan ini dilakukan untuk mengukur nilai atau skor dari data yang telah dikumpulkan pada tahapan sebelumnya.. Adapun untuk mendapatkan nilai dari tiap masing-masing indikator harus dilakukan normalisasi terlebih dahulu sebelum dilakukan penilaian skor akhir pada tiap indikator. Rumus normalisasinya ialah sebagai berikut: 3.2.5
Indikator Presence Presence didapatkan dari jumlah website dan dokumen yang dmiliki perguruan tinggi yang terindeks di dalam Google. Untuk menghitung nilai presence, maka tahapannya ialah: 1. Masukkan sintaks pencarian pada Google untuk mencari jumlah hasil indeks 2. Masing-masing dari jumlah dokumen yang terindeks (pdf, doc, ppt, ps) dijumlah keseluruhannya.
46
3. Hasil jumlah dokumen lalu dijumlahkan dengan jumlah keseluruhan pencarian website yang terindeks di Google. 4. Hasil penjumalahan dari kedua pencarian kemudian dinormalisasi dengan rumus: 𝑁𝑎 =
𝑁𝑎
:
𝑛𝑎 : max(𝑛𝑖 ) :
log(𝑛𝑎 + 1) log(max(𝑛𝑖 ) + 1)
nilai normalisasi dari masingmasing indikator nilai dari mesin pencari nilai na tertinggi dari seluruh perguruan tinggi
3.3.2
Indikator Impact Setelah mendapatkan jumlah subnet dari mesin pencari Majestic dan Ahrefs, maka dilakukan normalisasi pada nilai yang didapatkan dari kedua sumber (Majestic dan Ahrefs) dengan menggunakan rumus yang telah dijabarkan sebelunya. Lalu nilai normalisasi yang paling tinggilah yang akan dipilih. Rumus normalisasinya ialah sebagai berikut: 𝑁𝑎 = 𝑁𝑎
:
𝑛𝑎 : max(𝑛𝑖 ) :
log(𝑛𝑎 + 1) log(max(𝑛𝑖 ) + 1)
nilai normalisasi dari masingmasing indikator nilai dari mesin pencari nilai na tertinggi dari seluruh perguruan tinggi
47
3.3.3 Indikator Transparency Hasil pencarian dari Google Scholar mengenai umlah pencarian dokumen yang disitasi selanjutnya dinormalisasi dengan rumus yang sama dengan rumus-rumus sebelumnya, yaitu: 𝑁𝑎 = 𝑁𝑎
:
𝑛𝑎 : max(𝑛𝑖 ) :
log(𝑛𝑎 + 1) log(max(𝑛𝑖 ) + 1)
nilai normalisasi dari masingmasing indikator nilai dari mesin pencari nilai na tertinggi dari seluruh perguruan tinggi
3.3.4 Indikator Excellence Setelah mengetahui jumlah dokumen yang terindeks di dalam Scimago, hal yang sama dilakukan pada indikatorindikator sebelumnya, yaitu melakukan normalisasi dengan rumus yang juga serupa: 𝑁𝑎 = 𝑁𝑎
:
𝑛𝑎 : max(𝑛𝑖 ) :
log(𝑛𝑎 + 1) log(max(𝑛𝑖 ) + 1)
nilai normalisasi dari masing-masing indikator nilai dari mesin pencari nilai na tertinggi dari perguruan tinggi
seluruh
3.4 Pemetaan Indikator Webometrics dan Variabel eWOM Permasalahan yang telah teridentifikasi ialah masalah peringkat ITS yang terus menurun di Webometrics dari tahun
48
ke tahun. Webometrics memiliki indikatornya tersendiri dalam menilai sebuah universitas, sehingga masing-masing indikator perlu ditelaah lebih lanjut. Penelitian kali ini mengkaitkan indikator Webometrics dengan variabel eWom. Indikator Webometrics yaitu antara lain presence, impact, transparency, dan excellence yang selanjutnya akan dihubungkan dengan delapan variabel yang dimiliki eWOM, yaitu platform assistance, venting negative feelings, concerns for other consumers, positive self enhancement, economic incentives, social benefits, helping the company, dan advice seeking. Pemetaan tersebut dihubungkan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti [4] dan dengan penelitian milik IPB [40], Scholihin [41], dan Universitas Petroria [42]. Pemetaan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui korelasi pada setiap variabel eWOM terhadap setiap indikator Webometrics. Nantinya hasil pemetaan tesebut akan menjadi acuan peneliti untuk melakukan penyusunan rekomendasi peningkatan peringkat Webometrics sesuai dengan eWOM yang telah terpetakan. 3.5 Analisis Hasil Pengukuran Setelah mendapatkan penilaian ITS sesuai dengan indikator WRWU, selanjutnya dilakukan analisis terhadap hasil data yang telah diolah. Analisis yang dilakukan memuat penjelasan lebih dalam mengenai hasil pengolahan data Tahapan ini penting untuk dilakukan karena untuk meninjau apakah hasil pengukuran yang didapatkan oleh ITS telah dapat dikatakan baik atau masih perlu diperbaiki. Perolehan nilai normalisasi pada Webometrics berada pada rentangan 0-1 sesuai dengan hasil normalisasi yang telah dirumuskan. Berikut merupakan rentangan penilaian yang diberikan peneliti untuk dapat menilai baik buruknya hasil pengolahan data ITS pada Webometrics:
49
Tabel 3.1 Rentangan nilai normalisasi
Rentangan Nilai 0.00-0.20 0.21-0.40 0.41-0.60 0.61-0.80 0.81-1.0
Keterangan Sangat Buruk Buruk Cukup Baik Sangat Baik
Hasil analisis yang telah dibuat akan dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan perolehan nilai ITS pada Webometrics. Semakin tinggi nilai yang diperoleh ITS pada Webometrcis, atau dengan kata lain semakin mendekati nilai 1.00, maka akan berbanding lurus dengan peningkatan rangking ITS pada Webometrics. 3.6 Pembuatan Rekomendasi Perbaikan Setelah mengetahui hasil analisis penilaian ITS berdasarkan indikator Webometrics, selanjutnya dilakukan penyusunan rekomendasi perbaikan pada masing-masing indikator guna meningkatkan peringkat ITS pad Webometrics. Perbaikan yang diusulkan berdasarkan variabel eWOM yang sudah terpetakan ke dalam indikator Webometrics pada langkah sebelumnya. Pembuatan rekomendasi diurutkan berdasarkan indikator Webometrics yang memiliki tingkat urgensi paling tinggi, yang mana urgensi tersebut dilihat berdasarkan bobot atau presentase indikator yang dimiliki. Hal ini penting dilakukan agar ITS tidak hanya unggul dalam penyelenggaraan pendidikan, namun juga unggul dalam memanfaatkan teknologi sebagai sarana publikasi ilmiah dan aktivitas akademik. Selain itu, dengan memperbaiki hal tersebut akan berimbas kepada peningkatan eksistensi ITS sebagai perguruan tinggi yang memiliki kualitas tinggi dan paham dengan baik akan pemanfaatan teknologi.
50
3.7 Penarikan Kesimpulan dan Saran Langkah terakhir dari penelitian ini ialah penarikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Penarikan kesimpulan mencakup kesimpulan jawaban dari rumusan masalah yang telah dijabarkan di awal penelitian, serta saran yang dapat diterapkan pada ITS dan untuk penelitian selanjutnya agar dapat terus melakukan perbaikan sehingga bermanfaat bagi ITS maupun masyarakat luas.
BAB IV PERANCANGAN Bagian perancangan akan menjelaskan mengenai rancangan perangkat yang dibutuhkan dalam penelitian tugas akhir. Berikut perancangan yang perlu dilakukan oleh peneliti sebagai panduan dalam pengerjaan tugas akhir: 4.1
Penentuan Objek Studi Kasus Dalam penelitian ini objek yang diteliti adalah website atau domain utama yang dimiliki oleh ITS (its.ac.id). Domain tersebut yang digunakan oleh Webometrics sebagai penilaian dan pemeringkatan perguruan tinggi. Nantinya domain tersebut yang akan digunakan peneliti untuk mendapatkan penilaian ITS sesuai dengan 4 indikator yang telah ditentukan oleh Webometrics. 4.2
Persiapan Pengumpulan Data Pada tahapan persiapan pengumpulan data dilakukan dengan melakukan praktik langsung untuk mengumpulkan hasil yang diperoleh ITS sesuai dengan penilaian dari Webometrics. Praktik yang dilakukan menggunakan PC untuk membuka browser sebagai tools untuk mengakses website. Pengumpulan data dilakukan secara online karena data yang diteliti merupakan hasil pencarian ITS pada website dan mesin pencari sesuai dengan indikator Webometrics (presence, impact, transparency, dan excellence). Hasil pengumpulan data yang telah diperoleh selanjutnya akan diolah atau dihitung sesuai dengan ketentuan Webometrics agar menghasilkan nilai yang didapatkan oleh ITS.
51
52
4.3
Rancangan Pemetaan Webometrics dan eWOM eWOM ialah seseorang yang mencari informasi secara online tentang produk atau perusahaan dan berbagi pengetahuan, pengalaman, dan opini, baik positif maupun negatif [22]. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti [4], eWOM terbukti berpengaruh signifikan terhadap citra perguruan tinggi, dimana citra perguruan tinggi tersebut dilihat dari ranking Webometrics. Hal tersebut dibuktikan oleh Damayanti melalui metode kuesioner sesuai dengan kerangka konseptual yang telah dirancang, dimana kuesioner tersebut berisi pernyataan mengenai motivasi seseorang melakukan eWOM, saat melakukan eWOM, dan penilaian (citra) yang dilihat dari reputasi dan rangking Webometrics.
Gambar 4.1 Kerangka Konseptual Penelitian Damayanti [4]
Kerangka konseptual dari penelitian yang dibuat oleh Damayanti membuat hubungan antara motivasi seseorang
53
melakukan eWOM dan citra perguruan tinggi. Pemetaan antara Webometrics dan eWOM dilakukan berdasarkan keterhubungan antara saran peningkatan yang diberikan pada penelitian sebelumya yang memberikan saran peningkatan pada setiap variabel eWOM untuk meningkatkan peringkat Webometrics [4]. Namun saran-saran yang diberikan belum dipetakan ke dalam indikator Webometrics, sehingga tidak diketahui indikator Webometrics mana yang dapat ditingkatkan dengan saran peningkatan tersebut. Oleh karena itu peneliti menggunakan penelitian sebelumnya yaitu milik IPB [40], Scholihin [41], dan Petroria [42] yang melakukan penyusunan upaya untuk meningkatkan nilai pada masing-masing indikator Webometrics. Apabila ditemui saran peningkatan Webometrics berdasarkan variabel eWOM [4] yang serupa dengan saran peningkatan indikator Webometrics di penelitian sebelumnya, maka saran tersebut dapat dikatakan berhubungan dan dapat dikategorikan. Berikut adalah rancangan matriks pemetaan antara indikator Webometrics dan variabel eWOM: Tabel 4.2 Rancangan pemetaan Webometrics dan eWOM Webometrics
Presence eWOM
Platform assistance Venting negative feelings Concern for other consumers Positive self enhancement
Impact
Transparency
Excellence
54
Social benefits Economic incentives Helping the company Advice seeking 4.4
Rancangan Penyusunan Rekomendasi Perbaikan Penyusunan rekomendasi perbaikan diturunkan dari hasil pemetaan eWOM dengan Webometrics yang telah dilakukan. Rekomendasi peningkatan peringkat ITS pada Webometrics disusun berdasarkan variabel eWOM yang berhubungan dengan peningkatan nilai indikator pada Webometrics. Selain itu, penyusunan rekomendasi perbaikan untuk peningkatan peringkat Webometrics diurutkan berdasarkan indikator Webometrics yang memiliki tingkat urgensi paling tinggi, yang mana urgensi tersebut dilihat berdasarkan bobot atau presentase indikator yang dimiliki. Sehingga urutan penyusunan rekomendasi berdasarkan indikator Webometrics ialah sebagai berikut: Tabel 4.3 Urutan presentase indikator Webometrics
No. 1. 2. 3. 4.
Indikator Impact Excellence Transparency Presence
Presentase 50% 30% 10% 10%
Setelah mengurutkan presentase indikator Webometrics dari yang tertinggi hingga terendah, selanjutnya dilakukan penyusunan rekomendasi ke dalam strategi dan upaya yang perlu diterapkan untuk meningkatkan peringkat ITS pada Webometrics. Upaya perbaikan yang disusun dikategorikan ke
55
dalam empat kategori yaitu kebijakan, teknis, dan konten. Berikut merupakan penjelasan pada setiap kategori upaya [41]: Tabel 4.4 Kategori upaya perbaikan
Kategori Kebijakan
Teknis
Konten
Penjelasan Penyusunan aturan atau landasan yang harus dipenuhi. Upaya yang bersifat teknis dan ketersediaan sarana prasarana yang diperlukan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Isi informasi yang dipublikasikan.
Pada setiap upaya juga memiliki penanggung jawab agar dapat diketahui pihak mana yang telibat dalam pengimplementasian setiap upaya. Penentuan penanggung jawab dilakukan berdasarkan dokumen Peraturan Rektor ITS [43]. Berikut merupakan penanggung jawab beserta job description yang dimiliki: Tabel 4.5 Penanggung jawab
Penanggung Jawab Job Description Direktorat Pengembangan Melaksanakan penyiapan Teknologi dan Sistem perumusan kebijakan Informasi pengembangan, standar mutu, pelaksanaan pengembangan, pengawasan dan pemantauan, evaluasi, pemeliharaan, dan
56
Penanggung Jawab
Job Description pelaporan di bidang teknologi dan sistem informasi. Lembaga Penelitian dan Penyediaan informasi Pengabdian Kepada kegiatan penelitian dan Masyarakat (LPM) pengabdian kepada masyarakat. Fakultas Menyelenggarakan dan mengelola pendidikan akademik, pendidikan akademik dan profesi, atau pendidikan vokasi dalam satu rumpun disiplin ilmu pengetahuan dant eknologi. Perpustakaan Mengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
BAB V IMPLEMENTASI Bab ini menjelaskan hasil dari perancangan penelitan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu, akan dijabarkan pula mengenai hasil pengumpulan data sesuai dengan indikator Webometrics serta hambatan dan rintangan dalam proses pelaksanaan penelitian. 5.1 5.1.1
Hasil Pengolahan Data Indikator Presence - Jumlah domain dan subdomain Hal pertama yang dilakukan ialah memasukkan sintaks site:its.ac.id pada Google. Didapatkan bahwa hasil pencariannya ialah sebanyak 1.130.000. Jumlah tersebut yang nantinya akan dihitung untuk mendapatkan penilaian dari presence.
c Gambar 5.8 Hasil pencarian indikator presence (1) [35]
•
Jumlah dokumen Tipe doc Selanjutnya untuk mencari jumlah dokumen dengan tipe doc yang terindeks di Google, maka diketikkan dengan sintaks site:its.ac.id filetype:doc. Hasil dari pencarian menunjukkan 57
58
bahwa dokumen ITS dengan tipe doc yang terindeks di Google ialah sebanyak 976.
Gambar 5.9 Hasil pencarian indikator presence (2) [36]
•
Tipe pdf Menggunakan sintaks yang sama dengan tipe doc, namun hanya diganti pada tipe filenya saja. Sebanyak 163.000 dokumen dengan tipe pdf yang dimiliki oleh ITS yang terindeks pada Google.
Gambar 5.10 Pengumpulan indikator presence (3) [44]
•
Tipe ppt Tipe dokumen ppt yang dimiliki oleh ITS yang terindeks padaGoogle ialah sebanyak 279. Jumlah tersebut tidak sebanyak dokumen dengan tipe pdf maupun doc.
59
Gambar 5.11 Pengumpulan indikator presence (4) [45]
•
Tipe ps Pencarian dokumen dengan tipe ps pada Google yang dimiliki ITS tidak ditemukan. Hal ini diduga karena dokumen dengan tipe ps atau PostScript sudah jarang digunakan dan banyak yang beralih pada pdf.
Gambar 5.12 Pengukuran indikator presence (5) [46]
Setelah mendapatkan jumlah dokumen pada masingmasing tipe, maka selanjutnya total seluruh dokumen dijumlah sehingga jumlah keseluruhan dokumen ialah sebanyak 194.255. Lalu setelah mendapatkan jumlah keseluruhan dokumen, maka kemudian dijumlahkan dengan jumlah domain
60
sebanyak 1.130.000 sehingga diperoleh hasil total temuan indikator presence sebesar 1.324.255 yang selanjutnya angka tersebut dihitung untuk menemukan nilai normalisasi presence sesuai dengan rumus Webometrics: 𝑁𝑎 =
log(1.324.255 + 1) log(max(2.983.853 + 1)
= 0,9455 𝑁𝑎
:
𝑛𝑎 : max(𝑛𝑖 ) :
nilai normalisasi dari masingmasing indikator nilai dari mesin pencari nilai na tertinggi dari seluruh perguruan tinggi (UGM)
5.1.2
Indikator Impact Untuk mengetahui nilai dari indikator impact, peneliti menggunakan SEO Majestic (majestic.com) sesuai dengan ketentuan dari Webometrics. Hasil dari pencarian domain ITS pada Majestic didapatkan reffering subnets sejumlah 3.236.
Gambar 5.13 Hasil pencarian impact [37]
61
Setelah mendapatkan jumlah eksternal backlink ITS dari Majestic, maka selanjutnya dilakukan normalisasi untuk mendapatkan nilai impact ITS: 𝑁𝑎 =
log(3.236 + 1) log(max(10.263) + 1)
= 0,8750 𝑁𝑎
:
𝑛𝑎 : max(𝑛𝑖 ) : 5.1.3
nilai normalisasi dari masingmasing indikator nilai dari mesin pencari nilai na tertinggi dari seluruh perguruan tinggi (UGM)
Indikator Transparency Nilai indikator transparency didapatkan dari jumlah disitasi atau dirujuk yang dimiliki karya ilmiah pada Google Scholar Citations. Informasi mengenai jumlah sitasi pada GSC tercantum pada website Webometrics [19]. Jumlah sitasi yang dimiliki oleh ITS ialah sebanyak 6.323.
Gambar 5.14 Hasil pencarian transparency [19]
Setelah mendapatkan jumlah sitasi ITS dari Google Scholar Citations, maka selanjutnya dilakukan normalisasi untuk mendapatkan nilai transparency ITS:
62
𝑁𝑎 =
log(6.323 + 1) log(max(36.613 + 1)
= 0,8327 𝑁𝑎
:
𝑛𝑎 : max(𝑛𝑖 ) : 5.1.4
nilai normalisasi dari masingmasing indikator nilai dari mesin pencari nilai na tertinggi dari seluruh perguruan tinggi (UGM)
Indikator Excellence Indikator excellence didapatkan dari jumlah jurnal yang terindeks pada Scimago. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Scimago merupakan portal yang menyediakan jurnal keilmiahan yang ada di dalam database Scopus. Data terbaru yang didapatkan dari sumber [39] yakni bulan Maret 2017, universitas yang memiliki publikasi terbanyak di Scopus ialah ITB dengan 7.096 publikasi. Sedangkan ITS berada pada peringkat nomor 5 dengan 2.153 publikasi.
Gambar 5.15 Hasil pencarian excellence [47]
Setelah mendapatkan jumlah sitasi ITS dari Google Scholar Citations, maka selanjutnya dilakukan
63
normalisasi untuk mendapatkan nilai transparency ITS: log(2.153 + 1) log(max(7.096 + 1) = 0,8647
𝑁𝑎 =
𝑁𝑎
:
𝑛𝑎 : max(𝑛𝑖 ) :
nilai normalisasi dari masingmasing indikator nilai dari mesin pencari nilai na tertinggi dari seluruh perguruan tinggi (ITB)
5.2
Hasil Pemetaan Webometrics dan eWOM Pemetaan Webometrics dan eWOM dilakukan berdasarkan keterkaitan saran rekomendasi perbaikan Webometrics berdasarkan variabel eWOM [4] dengan milik IPB [40], Scholihin [41], dan Universitas Petroria [42] yang melakukan penyusunan upaya untuk meningkatkan nilai pada masing-masing indikator Webometrics. Apabila terdapat saran peningkatan rangking Webometrics berdasarkan variabel eWOM (platform assistance, venting negative feeling, concern for other customers, positive self enhancement, social benefit, economic incentive, helping the company, dan advice seeking) yang sama dengan upaya peningkatan indikator yang ada pada Webometrics (presence, impact, transparency, dan excellence) maka dapat dilakukan pemetaan, sehingga diketahui setiap variabel eWOM berkaitan dengan setiap indikator Webometrics. Berikut adalah hasil jabaran dari pemetaan Webometrics dan eWOM: 1. Variabel Platform Assistance Variabel platform assistance merupakan pengukuran terhadap bantuan platform yang digunakan. Platform yang
64
dimaksud ialah media dalam menyelenggarakan eWOM sebagai sarana komunikasi dan promosi, yakni website ITS. Hasil yang didapatkan setelah mengolah data untuk pengembangan model penelitian didapatkan bahwa variabel platform assistance berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap eWOM untuk peningkatan citra perguruan tinggi [4]. Hal tersebut diduga karena adanya indikasi bahwa informasi yang disajikan pada website ITS tidak up to date. Alasan tersebut membuat orang enggan mencari informasi melalui website dan memilih untuk datang ke lokasi langsung. Hasil temuan tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya, yaitu milik Shen Chai Li yang menyatakan bahwa platform assistance tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap eWOM, karena situs di Cina telah jarang digunakan [48]. Variabel platform assistance memiliki tiga indikator, yaitu kemudahan, biaya rendah, dan efektif [4]. Kumpulan pernyataan kuesioner yang ada pada variabel ini mengarah pada bagaimana seseorang menilai website ITS sebagai platform yang mudah digunakan dan efektif untuk mencari informasi. Adapun saran yang diberikan oleh Damayanti untuk meningkatkan motivasi platform assistance agar peringkat Webometrics dapat meningkat yaitu menyajikan informasi yang up to date, meningkatkan jumlah informasi pada website ITS, dan meningkatkan kegiatan promosi melalui ITS [4]. Salah satu upaya peningkatan nilai indikator presence pada Webometrics ialah menambah konten yang ada pada website [40] dan mempublikasikan (mempromosikan) semua kegiatan yang melalui situs [41]. Upaya tersebut sama dengan yang saran yang dipaparkan oleh Damayanti, sehingga variabel platform assistance berkaitan dengan indikator presence milik Webometrics. Indikator presence tersebut ialah jumlah keseluruhan halaman web, termasuk kekayaan dokumen yang dimiliki (dokumen dalam format
65
.pdf, .doc, .ppt, dan .ps) yang terindeks di dalam Google [17]. Dengan terus memperbaharui informasi yang ada pada website ITS maka informasi yang ada akan terus ikut bertamabah sehingga akan berdampak pada kenaikan jumlah pencarian ITS yang ada pada Google. Kesamaan antara saran milik Damayanti dengan penelitian sebelumnya tersebut membuktikan bahwa peningkatan variabel platform assitstance dapat meningkatkan nilai presence pada Webometrics. Tabel 5.6 Pemetaan platform assistance
No.
1
2
Peningkatan Platform Peningkatan Assistance Presence Menyajikan informasi yang up to date [4]. Menambah jumlah konten dan halaman Meningkatkan jumlah web yang ada pada informasi pada website website [40] [41]. ITS [4]. Mewajibkan semua kegiatan dan acara di Meningkatkan kegiatan universitas promosi melalui ITS dipublikasikan [4]. (dipromosikan) pada website [41].
2. Variabel Venting Negative Feeling Variabel venting negative feeling merupakan keinginan seseorang untuk mengungkapkan ketidakpuasan terhadap produk atau perusahaan. Komunikasi eWOM merupakan pernyataan positif, netral, maupun negatif dari konsumen potensial, aktual, maupun mantan konsumen mengenai produk, jasa, merek, atau perusahaan yang tersedia untuk banyak orang dan lembaga melalui internet. Hasil yang
66
didapatkan setelah olah data statistik pada variabel venting negative feeling tidak lolos uji reliabilitas sehingga variabel ini dikeluarkan dari model [4]. Variabel venting negative feeling memiliki tiga indikator, yaitu kekecewaan, ketidakpuasan, dan pengalaman negatif [4]. Kuesioner Damayanti berisi pernyataan bahwa tampilan website ITS tidak menarik dan informasi yang disajikan tidak lengkap. Damayanti melakukan pengkajian ulang terhadap ketiga indikator yang ada pada kuesioner tersebut dan didapatkan bahwa responden memiliki persepsi yang berbeda untuk menilai masing-masing indikator. Hal tersebut dibuktikan dengan wawancara terhadap responden yang mengisi, didapatkan bahwa persepsi pada masing-masing individu mengenai indikator venting negative feelings pada webiste ITS berbeda. Pada pernyataan ‘Tampilan website ITS membosankan’ ada individu yang beralasan karena tampilan tidak menarik, ada yang beralasan karena navigasi yang kurang nyaman, ada pula yang merasa tampilannya sederhana sehingga tidak bosan. Selain itu, pada pernyataan ‘Informasi yang disajikan ITS tidak memenuhi harapan’ pernyataan tersebut menggambarkan bahwa informasi yang ada pada website ITS tidak lengkap dan tidak sesuai dengan apa yang dicari. Tanggapan dari responden mengenai pernyataan tersebut juga berbeda, ada yang menjawab bahwa informasi yang dicari tidak ditemukan, ada yang menjawab informasinya tidak up to date, ada juga yang sudah menganggp informasi yang disajikan memenuhi harapan. Pada pernyataan yang lain, yaitu ‘Terdapat submenu yang ada pada website ITS yang tidak memberi respon’ juga menghasilkan jawaban yang bertentangan karena ada yang tidak setuju namun juga ada yang setuju. Tanggapan-tanggapan yang bertentangan tersebut membuat variabel ini tidak lolos uji realibilitas.
67
Disisi lain Damayanti menyatakan bahwa apabila indikator variabel ini dapat diperjelas, kemungkinan penelitian selanjutnya menemukan bahwa variabel venting negative feelings berpengaruh signifikan terhadap eWOM dalam peningkatan Webometrics [4]. Berdasarkan temuan Damayanti tersebut, Damayanti memberikan saran kepada pihak ITS agar tetap memperhatikan variabel ini agar dapat memotivasi seseorang untuk melakukan eWOM melalui website ITS dalam peningkatan citra perguruan tinggi yang dilihat dari rangking Webometrics. Saran yang diberikan Damayanti ialah meningkatkan jumlah informasi pada website ITS yang up to date dan memperbaharui sub menu website ITS agar tidak ada sub menu yang tidak kosong (broken link) [4]. Pembaharuan sub menu tersebut tentu dapat menambah hasil halaman web ITS yang terindeks di Google. Pada penelitian milik Scholihin [41] memaparkan strategi untuk peningkatan Webometrics pada indikator size yang mana indikator tersebut telah berubah menjadi presence semenjak tahun 2012 [17]. Dari beberapa upaya peningkatan indikator presence yang disarankan oleh Scholihin, terdapat upaya meningkatkan jumlah informasi yang ada pada website, serta memastikan tidak adanya link yang mati pada website. Upaya tersebut sama dengan yang dipaparkan oleh Damayanti, sehingga variabel venting negative feeling berkaitan dengan indikator presence milik Webometrics. Indikator presence tersebut ialah jumlah keseluruhan halaman web, termasuk kekayaan dokumen yang dimiliki (dokumen dalam format .pdf, .doc, .ppt, dan .ps) yang terindeks di dalam Google [17]. Dengan terus memperbaharui informasi yang ada pada website ITS maka informasi yang ada akan terus ikut bertamabah sehingga akan berdampak pada kenaikan jumlah pencarian ITS yang ada pada Google. Kesamaan antara peningkatan venting
68
negative feeling terbukti sama dengan peningkatan presence. Tabel 5.7 Pemetaan venting negative feeling
No.
1
Peningkatan Venting Negative Feeling Menyajikan informasi yang up to date, meningkatkan dan memperbaharui sub menu agar setiap sub menu yanga da tidak kosong (broken link) [4].
Peningkatan Presence Meningkatkan jumlah halaman pada website dan memastikan semua link yang ada pada website tidak mati (broken link [41].
3. Variabel Concern for Other Customers Variabel concern for other customer merupakan keinginan seseorang untuk membantu atau memberi rekomendasi kepada orang lain. Keinginan seseorang untuk membantu orang lain dapat berupa memberi rekomendasi atau membantu memberi informasi. Motivasi ini menerangkan bahwa terlibatnya seseorang dengan electronic word of mouth ialah karena adanya perhatian kepada konsumen atau orang lain. Concern for other customers dapat juga dikatakan keprihatinan kepada orang atau konsumen lain, dalam komunikasi eWOM pada komunitas virtual dapat dimulai karena keinginan untuk membantu konusmen lain dengan keputusan pembelian dari pengalaman negatif atau positif [22]. Hasil dari penelitian Damayanti menemukan bahwa variabel concern for other costumers berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap eWOM untuk peningkatan citra perguruan tinggi yang dilihat dari peringkat Webometrics. Apabila unsurunsur ini dipertahan dan ditingkatkan maka akan
69
berpengaruh secara signifikan pada eWOM sehingga citra perguruan tinggi untuk reputasi dan Webometrics semakin meningkat [4]. Variabel concern for other costumers memiliki tiga indikator yaitu mendapat informasi, membantu orang lain, dan rekomendasi [4]. Pernyataan-pernyataan dari variabel concern for other costumers yang ada di kuesioner Damayanti mengarah pada penliaian responden akan terbantunya mendapatkan informasi melalui website ITS dan akan menyarankan pada orang lain untuk menggunakan website ITS sebagai sumber pencarian informasi. Saran perbaikan yang diberikan oleh Damayanti untuk meningkatkan variabel concern for other customers dalam peningkatan citra ITS yang dilihat dari rangking Webometrics ialah antara lain meningkatkan penyajian informasi pada website ITS, meningkatkan penyajian informasi mengenai kualitas ITS, dan menggunakan website untuk proses kegiatan akademik dan publikasi [4]. Saran perbaikan yang diberikan oleh Damayanti tersebut sama dengan strategi peningkatan Webometrics yang diberikan pada penelitian milik IPB [40], Scholihin [41], dan UP [42] yang mana saran-saran Damayanti tersebut dapat diterapkan untuk meningkatkan nilai indikator presence, transparency, dan excellence. Meningkatkan jumlah informasi dan publikasi yang ada pada website merupakan upaya yang dapat meningkatkan indikator presence [40] [41] [42] karena presence merupakan hasil indeks halaman website dan dokumen yang ada di Google. Selain itu, meningkatkan jumlah publikasi ilmiah juga merupakan upaya untuk meningkatkan indikator transparency dan excellence [40] [42]. Adapun pada penelitian sebelumnya menyatakan bahwa variabel concern for other customers dapat mempengaruhi seseorang untuk memberikan rekomendasi mengenai suatu produk atau perusahaan sehingga orang lain dapat terbantu
70
mendapatkan informasi [23]. Apabila variabel ini ditingkatkan dengan banyaknya civitas yang memberikan rekomendasi mengenai ITS melalui situs pribadi maupun media social, maka akan menambahkan nilai impact pada Webometrics [41]. Kesamaan antara saran milik Damayanti dengan penelitian sebelumnya tersebut membuktikan bahwa peningkatan variabel concern for other customers dapat meningkatkan nilai presence, transparency, excellence, dan impact pada Webometrics. Tabel 5.8 Pemetaan concern for other customers 1
No.
1
2
Peningkatan Concern Peningkatan for Other Customers Presence Meningkatkan penyajian informasi pada website ITS [4]. Menambah jumlah konten dan halaman web yang ada pada Meningkatkan penyajian informasi website [40] [41]. mengenai kualitas ITS [4]. Menggunakan website Meningkatkan untuk proses kegiatan publikasi yang ada akademik dan publikasi pada website [40] [41]. [4]. Tabel 5.9 Pemetaan concern for other customers 2
No.
1.
Peningkatan Concern for Other Customers
Peningkatan Transparency dan Excellence Meningkatkan jumlah Menggunakan website publikasi ilmiah [40] untuk proses kegiatan [41] [42].
71
No.
Peningkatan Concern for Other Customers
Peningkatan Transparency dan Excellence
akademik dan publikasi [4]. Tabel 5.10 Pemetaan concern for other customers 3
No.
1.
Peningkatan Concern for Other Customers Memberikan rekomendasi mengenai perusahaan sehingga orang lain dapat terbantu mendapatkan informasi [23].
Peningkatan Impact Mewajibkan seluruh staf, dosen, dan mahasiswa untuk memiliki situs atau blog dan mewajibkan membuat artikel secara rutin mengenai universitas untuk dipublikasikan [41].
4. Variabel Positive Self Enhancement (X4) Variabel positive self enhancement merupakan keinginan seseorang untuk meningkatkan diri secara positif berdasarkan pengalaman positif yang dialami. Dalam kata lain, motivasi ini timbul atas dorongan seseorang ingin mengekspresikan hal-hal positif karena pengalaman baik yang dialami. Pengalaman positif pelanggan memberikan kontribusi untuk ketegangan psikologis dalam pelanggan karena mereka memiliki keinginan kuat untuk berbagi pengalaman suka cita kepada orang lain. Hasil dari penelitian Damayanti menemukan bahwa variabel positive self enhancement merupakan variabel yang memiliki pengaruh signifikan tertinggi terhadap eWOM untuk peningkatan citra perguruan tinggi yang dilihat dari peringkat Webometrics [4].
72
Variabel positive self enhancement memiliki tiga indikator yaitu perasaan positif, pengguna yang pintar, dan pengalaman positif [4]. Pernyataan yang terdaftar dalam variabel positive self enhancement pada kuesioner mengacu pada pengalaman atau penilaian positif pada website ITS sehingga menimbulkan rasa bangga pada seseorang. Temuan yang ada berdasarkan hasil kuesioner milik Damayanti membuktikan bahwa indikator perasaan positif valid untuk mengukur variabel positive self enhancement karena tercermin dari tanggapan responden yang menyatakan kebanggan civitas akademika terhadap website ITS sebagai media untuk mendapatkan berbagai informasi memiliki validitas yang baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa indikator perasaan positif merupakan faktor penting untuk mengukur positive self enhancement untuk melakukan eWOM dalam meningkatkan citra perguruan tinggi melalui rputasi dan peringkat Webometrics. Indikator ini harus dipertahankan dan ditingkatkan agar peringkat di Webometrics semakin meningkat [4]. Indikator yang kedua yaitu pengguna yang pintar diturunkan menjadi pernyataan kuesioner yang menyatakan bangga mendapatkan informasi yang jelas dan terdapat link di setiap unit kerja pda website ITS. Indikator ini juga merupakan indikator yang valid untuk mengukur variabel positive self enhancement sehingga indikator ini harus dipertahankan dan ditingkatkan agar peringkat di Webometrics semakin meningkat [4]. Indikator yang ketiga, yakni pengalaman positif diturunkan menjadi pernyataan kuesioner yang menyatakan bahwa website ITS user friendly, mendapat informasi mengenai pengalaman positif mahasiswa ITS yang berprestasi, dan mendapatkan informasi mengenai keunggulan ITS. juga merupakan indikator yang valid untuk mengukur positive self enhancement untuk melakukan eWOM dalam meningaktkan citra perguruan
73
tinggi. sehingga indikator ini harus dipertahankan dan ditingkatkan agar peringkat di Webometrics semakin meningkat [4]. Adapan saran perbaikan yang diberikan oleh Damayanti berdasarkan variabel positive self enhancement untuk peningkatan peringkat Webometrics ITS ialah antara lain meningkatkan kinerja website ITS untuk lebih user friendly, meningkatkan jumlah informasi tentang mahasiswa-mahasiswa berprestasi pada website ITS, meningkatkan jumlah informasi mengenai keunggulan ITS pada website ITS , meningkatkan penyajian informasi yang jelas pada website ITS , dan meningkatkan kinerja website ITS dengan memiliki link disetiap unit kerjanya [4]. Saran-saran yang diberikan oleh Damayanti tersebut merupakan saran yang dapat meningkatkan nilai presence pada Webometrics [41], dibuktikan dengan kesamaan strategi peningkatan Webometrics pada indikator size yang sekarang berubah menjadi presence. Indikator presence tersebut ialah jumlah keseluruhan halaman web, termasuk kekayaan dokumen yang dimiliki (dokumen dalam format .pdf, .doc, .ppt, dan .ps) yang terindeks di dalam Google [17]. Pada penelitian Scholihin menyatakan bahwa untuk meningkatkan nilai presence ialah dengan mendesain ulang situs universitas yang readability dan user friendly , mempublikasikan seluruh informasi yang ada melalui situs, dan membuat subdomain untuk semua bagian yang ada pada universitas [41]. Pada penelitian sebelumnya mengukur variabel positive self enhancement dengan menggambarkan variabel ini membuat seseorang mendapatkan banyak informasi mengenai keunggulan dan kualitas perusahaan [23]. Dalam konteks penelitian ini, dorongan variabel positive self enhancement tersebut tercermin dengan adanya meningkatkan jumlah informasi mengenai keunggulan ITS yang berasal dari berbagai media online [26]. Adanya informasi yang berasal dari berbagai
74
media online tersebut akan menambah nilai impact karena akan menambahkan jumlah backlink dari berbagai subnet. Kesamaan antara saran milik Damayanti dengan penelitian sebelumnya tersebut membuktikan bahwa peningkatan variabel positive self enhancement dapat meningkatkan nilai presence dan impact pada Webometrics. Tabel 5.11 Pemetaan positive self enhancement 1
No.
1.
2.
3.
Peningkatan Positive Self Enhancement
Peningkatan Presence Mendesain ulang situs Meningkatkan kinerja universitas yang website ITS untuk lebih readability dan user user friendly [4]. friendly [41]. Meningkatkan jumlah informasi tentang Mempublikasikan mahasiswa-mahasiswa seluruh informasi yang berprestasi pada ada melalui situs [41]. website ITS [4]. Membuat subdomain Meningkatkan kinerja untuk semua bagian website ITS dengan yang ada pada memiliki link disetiap universitas yang unit kerjanya [4]. mengarah pada domain utama [41]. Tabel 5.12 Pemetaan positive self enhancement 2
No.
1.
Peningkatan Positive Peningkatan Impact Self Enhancement Meningkatkan jumlah Mewajibkan seluruh informasi mengenai staf, dosen, dan keunggulan ITS yang mahasiswa untuk
75
No.
Peningkatan Positive Peningkatan Impact Self Enhancement berasal dari berbagai memiliki situs atau media online [26]. blog dan mewajibkan membuat artikel secara rutin mengenai universitas untuk dipublikasikan [41].
5. Variabel Social Benefit (X5) Variabel social benefit merupakan keinginan seseorang berbagi informasi dan berinteraksi dengan lingkungan sosial. Manusia sebagai makhluk sosial tentu ingin berbagi informasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, hal tersebut mendorong seseorang untuk melakukan eWOM. Manfaat sosial dan integrasi sosial adalah alasan untuk berpartisipasi dalam komunitas online. Dorongan tersebut masuk ke dalam variabel social benefit. Hasil dari penelitian Damayanti menemukan bahwa variabel social benefit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap eWOM untuk peningkatan citra perguruan tinggi dalam peningkatan peringkat Webometrics [4]. Temuan pada penelitian ini juga tidak mendukung teori computer mediated Communication (CMC), yaitu istilah yang digunakan untuk melakukan komunikasi antar dua orang atau lebih yang saling berinteraksi melalui komputer yang berbeda, hal ini yang dimaksud bukanlah bagaimana dua mesin atau lebih dapat saling berinteraksi, namun bagaimana dua orang atau lebih dapat berkomunikasi satu dengan yang lain [49]. Penyebab hal tersebut diduga karena pada website ITS belum tersedia forum diskusi sehingga tidak adanya hubungan timbal balik (feedback) antar civitas akademika maupun dengan admin webiste ITS [4]. Atas alasan tersebut maka keinginan seseorang untuk berbagi dan berinteraksi dengan lingkungan sosial
76
tidak didapat. Website ITS merupakan komunikasi satu arah yang hanya menyajikan informasi sehingga interkasi sosial dari segi kenyaman dan keinginan berbagi informasi, pengalaman dan pengetahuan tidak terpenuhi [4]. Variabel social benefit terdiri dari tiga indikator yaitu komunikasi menyenangkan, manfaat, dan nyaman. Pernyataan yang dimuat di dalam kuesioner berisi kesenangan mendapat informasi melalui website, penambahan pengetahuan setelah mengakses website ITS, dan kenyamanan menggunakan website ITS. Adapaun saran yang diberikan Damayanti untuk memenuhi variabel social benefit dalam peningkatan citra perguruan tinggi pada Webometrics ialah menyediakan fasilitas forum diskusi pada website ITS, menyajikan informasi terkini pada website ITS, dan memperbarui desain website ITS agar lebih nyaman untuk digunakan [4]. Saran yang diberikan Damayanti tersebut sama dengan upaya yang diberikan oleh Scholihin untuk meningkatkan nilai presence pada Webometrics [41]. Pada penelitian tersebut menyatakan bahwa upaya untuk meningkatkan Webometrics pada indikator presence ialah menyediakan forum diskusi dan milis untuk staf, dosen, dan mahasiswa, mempublikasikan seluruh informasi yang ada pada situs, dan mendesain ulang situs universitas yang mengutamakan readability dan user friendly [41]. Saran yang diberikan oleh Damayanti dan Scholihin tersebut serupa, sehingga dengan kata lain apabila dilakukan peningkatan variabel social benefit maka dapat meningkatkan nilai presence pada Webometrics. Kesamaan antara saran milik Damayanti dengan penelitian sebelumnya tersebut membuktikan bahwa peningkatan variabel social benefit dapat meningkatkan nilai presence pada Webometrics.
77 Tabel 5.13 Pemetaan social benefit
No.
1.
2.
Peningkatan Social Benefit
Peningkatan Presence Menyediakan forum Menyediakan fasilitas diskusi dan milis untuk forum diskusi pada staf, dosen, dan website ITS [4] mahasiswa [41]. Menyajikan informasi Mempublikasikan terkini pada website ITS seluruh informasi yang [4] ada pada situs [41].
6. Variabel Economic Incentive (X6) Variabel economic incentive merupakan keinginan atau motivasi seseorang memperoleh imbalan atau insentif dari perusahaan. Manfaat ekonomi telah ditunjuk sebagai pendorong penting dari perilaku manusia secara umum dan dianggap oleh penerima sebagai tanda penghargaan terhadap perilaku komunikasi electronic word of mouth (eWOM). Variabel economic incentive yang dimaksud pada penelitian Damayanti berhubungan dengan beasiswa, hibah penelitian, dan ekonomis untuk mengakses website ITS. Hasil dari penelitian Damayanti menemukan bahwa variabel economic incentive berpengaruh positif dan signifikan terhadap eWOM untuk peningkatan citra perguruan tinggi dalam peningkatan peringakt Webometrics [4]. Hal tersebut membuktikan bahwa variabel economic incentive merupakan variabel yang penting untuk meningkatkan citra perguruan tinggi melalui eWOM. Variabel economic incentive terdiri dari tiga indikator yaitu dana hibah, beasiswa, dan ekonomis. Pada indikator yang pertama yaitu dana hibah dicerminkan melalui pernyataan adanya informasi mengenai dana hibah penelitian pada
78
website ITS. Indikator tersebut valid, sehingga indikator dana hibah meurpakan indikator yang penting untuk mengukur variabel economic incentive. Sedangkan indikator kedua yaitu beasiswa, dicerminkan melalui pernyataan adanya informasi mengenai beasiswa pada website ITS. Indikator tersebut juga valid, sehingga indikator beasiswa meurpakan indikator yang penting untuk mengukur variabel economic incentive. Selanjutnya indikator ekonomis dicerminkan melalui pernyataan bahwa dengan adanya informasi yang ada pada website ITS maka responden tidak perlu mengeluarkan banyak biaya. Indikator tersebut pun valid, sehingga indikator ekonomis meurpakan indikator yang penting untuk mengukur variabel economic incentive [4]. Berdasarkan temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa item-item indikator pada variabel economic incentive merupakan unsur-unsur yang sangat penting untuk mengukur variabel economic incentive untuk melakukan eWOM. Apabila ITS menginginkan citra perguruan tniggi dengan reputasi dan webometriknya meningkat maka harus menaikkan item-item indikator tersebut [4]. Damayanti memberikan saran peningkatan variabel economic incentive untuk meningkatkan rangking pada Webometrics berupa peningkatan penyajian informasi pada website tentang berbagai hal sehingga pengguna tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk datang ke lokasi. Selain itu ITS juga perlu meningkatkan penyajian informasi tentang beasiswa dan dana hibah penelitian agar pengguna lebih termotivasi mengakses website ITS [4]. Saran yang dipaparkan oleh Damayanti tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan nilai presence pada Webometrics [40] [41]. Upaya peningkatan penilaian presence ialah meningkatkan jumlah halaman web beserta kontennya [40] dan mempublikasi seluruh informais yang ada melalui situs [41]. Saran yang diberikan oleh
79
Damayanti dan Scholihin tersebut serupa, sehingga dengan kata lain apabila dilakukan peningkatan variabel social benefit maka dapat meningkatkan nilai presence pada Webometrics. Tabel 5.14 Pemetaan economic incentive
No.
1.
2.
Peningkatan Peningkatan Economic Incentive Presence Meningkatkan Meningkatkan jumlah penyajian informasi halaman web beserta pada website tentang kontennya [40]. berbagai hal sehingga pengguna tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk datang ke lokasi [4]. Meningkatkan Mempublikasi seluruh penyajian informasi informasi yang ada tentang beasiswa dan pada situs [41]. dana hibah penelitian agar pengguna lebih termotivasi mengakses website ITS [4].
7. Variabel Helping the Company (X7) Variabel helping the company merupakan keinginan seseorang membantu perusahaan dan berharap dengan adanya komunikasi eWOM akan membuat lembaga menjadi semakin sukses dan citra lembaga meningkat. Motivasi helping the company mendorong seseorang untuk berkontribusi membantu perusahaan. Motivasi tersebut juga merupakan cerminan kepuasan dari konsumen yang
80
sudah mengkonsumsi sebuah produk yang selanjutnya dengan tulus membantu perusahaan mereferensikan produk tersebut kepada orang lain. Hasil dari penelitian Damayanti menemukan bahwa variabel helping the company berpengaruh positif dan signifikan terhadap eWOM untuk peningkatan citra perguruan tinggi yang dilihat dari peringkat Webometrics [4]. Sesuai dengan penelitian Hennig Thurau yang menyatakan bahwa konsumen menganggap perusahaan perlu mendapatkan dukungan maupun bantuan (dalam bentuk komunikasi e-WOM) [22]. Temuan tersebut sesuai dengan temuan yang ada pada penelitian sebelumnya, bahwa motif membantu perusahaan memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku eWOM [48]. Variabel helping the company terdiri dari tiga indikator yaitu kesediaan mendukung, membantu, dan kepuasan. Indikator kesediaan mendukung terbukti valid untuk mengukur variabel helping the company. Hal tersebut tercermin dari tanggapan responden yang menyatakan mendukung ITS untuk semakin terkenal melalui website ITS. Artinya indikator kesediaan mendukung merupakan faktor yang penting untuk mengukur variabel helping the company untuk melakukan eWOM melalui wesite ITS dalam peningkatan citra perguruan tinggi. Indikator ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar reputasi perangkingan Webometrics dapat meningkat [4]. Indikator membantu juga terbukti valid untuk mengukur variabel helping the company. Temuan tersebut tercermin bahwa tanggapan responden yang menyatakan bersedia untuk karya ilmiahnya dipublikasikan di website ITS memiliki tingkat validitas yang baik, sehingga indikator ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar reputasi perangkingan Webometrics dapat meningkat [4]. Indikator kepuasaan juga terbukti valid, dicerminkan dari pernyataan kepuasan responden atas kinerja website ITS memiliki tingkat
81
validitas yang baik. sehingga indikator ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar reputasi perangkingan Webometrics dapat meningkat [4]. Saran yang diberikan oleh Damayanti untuk peningkatan variabel helping the company dalam peningkatan citra perguruan tinggi yang dilihat dari rangking Webometrics ialah antara lain membuat kebijakan untuk menggalakkan publikasi karya ilmiah dosen dan mahasiswa pada website ITS dan meningkatkan kinerja website ITS. Saran yang diberikan oleh Damayanti tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan nilai presence pada Webometrics. Hal tersebut dibuktikan melalui penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan rich files (.pdf, .doc, .ppt, dan .ps) perlu dilakukan peningkatan jumlah publikasi ilmiah internasional pada website universitas [40] [41]. Tidak hanya pada website milik universitas sendiri, namun meningkatkan publikasi ilmiah juga dapat dilakukan pada portal publikasi ilmiah seperti Google Scholar dan Scopus untuk meningkatkan nilai transparency dan excellence [40]. Selain itu peningkatan kinerja website juga dapat berupa membuat website dengan tampilan yang distandarisasi agar mudah dikenali sebagai bagian darai universitats dan dikenali oleh SEO [40] [41]. Adapun variabel helping the company juga mendorong seseorang melakukan eWOM untuk membantu publikasi perusahaan dan keinginan seseorang sehingga dapat menyukseskan perusahaan melalui media sosial [23]. Dalam konteks penelitian ini, bantuan publikasi dan menyukseskan ITS untuk peningkatan peringkat Webometrics dapat dilakukan dalam bentuk publikasi pada situs pribadi maupun media social akan mempengaruhi nilai impact [41]. Kesamaan antara saran milik Damayanti dengan penelitian sebelumnya tersebut membuktikan bahwa peningkatan variabel helping the company maka dapat
82
meningkatkan nilai presence, ransparency, dan excellence pada Webometrics.
Tabel 5.15 Pemetaan helping the company 1
No.
1.
2.
Peningkatan Helping The Company Membuat kebijakan untuk menggalakkan publikasi karya ilmiah dosen dan mahasiswa pada website ITS [4].
Peningkatan Presence Meningkatan jumlah publikasi ilmiah pada website universitas [40] [41].
Membuat website dengan tampilan yang distandarisasi agar Meningkatkan kinerja mudah dikenali sebagai website ITS [4]. bagian darai universitats dan dikenali oleh SEO [40] [41]. Tabel 5.16 Pemetaan helping the company 2
No.
1.
Peningkatan Helping The Company
Peningkatan Transparency dan Excellence Meningkatkan jumlah Meningkatkan publikasi karya ilmiah publikasi ilmiah pada dosen dan mahasiswa portal publikasi ilmiah [26]. internasional seperti Google Scholar dan Scopus [40].
83 Tabel 5.17 Pemetaan helping the company 3
No.
1.
Peningkatan Helping The Company
Peningkatan Impact
Mewajibkan seluruh staf, dosen, dan mahasiswa untuk Mendukung ITS untuk memiliki situs atau semakin terkenal blog dan mewajibkan melalui publikasi ITS membuat artikel secara pada situs pribadi [23]. rutin mengenai universitas untuk dipublikasikan dalam blog [41].
8. Variabel Advice Seeking (X8) Variabel advice seeking merupakan keinginan seseorang mendapat dukungan atau saran dan rekomendasi dari orang lain. Keinginan untuk mencari saran dan rekomendasi orang lain mendorong seseorang untuk melakukan eWOM. Advice seeking telah menjadi faktor penting dalam terjadinya eWOM. Seseorang dapat mendiskusikan sebuah produk ketika terdapat informasi yang masih belum jelas. Konsumen juga dapat mencari referensi sebuah produk dengan melihat pengalaman konsumen lain, sehingga konsumen dapat menentukan kualitas produk tersebut. Hasil dari penelitian Damayanti menemukan bahwa variabel advice seeking berpengaruh positif dan signifkan terhadap eWOM untuk peningkatan citra perguruan tinggi pada perangkingan Webometrics [4]. Variabel advice seeking terdiri dari dua indikator yaitu menerima tips atau dukungan dan menerima saran. Indikator menerima tips atau dukungan dinyatakan valid. Hal ini tercermin dari tanggapan responden yang cenderung setuju dengan pernyataan mendapat dukungan untuk mengakses website ITS memiliki tingkat validitas yang
84
baik sehingga indikator tersebut valid dan penting untuk mengukur variabel advice seeking . Indikator ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar reputasi dan perangkingan Webometrics semakin meningkat [4]. Selanjutnya indikator yang kedua yaitu menerima saran juga dinyatakan valid karena tanggapan responden terhadap motibasi melakukan eWOM karena ingin mendapat respon positif dari admin website untuk menyelesaikan masalah memiliki tingkat validitas yang baik . Hal tersebut menunjukkan bahwa indikator ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar reputasi dan perangkingan Webometrics semakin meningkat [4]. Berdasarkan uraian tersebur maka variabel advice seeking perlu diperhatikan dan ditingkatkan apabila ingin citra utuk reputasi dan perangkingan Webometricsnya meningkat. Saran yang diberikan oleh Damayanti untuk variabel advice seeking agar dapat meningkatkan peringkat Webometricsnya ialah antara lain meningkatkan dan mengoptimalkan peran website ITS dengan memberi dukungan kepada civitas akademika berupa koneksi jaringan yang memadai, meningkatkan komunikasi dari admin dalam memberikan tanggapan yang positif kepada pengguna, dan menyediakan fasilitas forum pada website ITS agar komunikasi dari pengguna ke admin atau antar pengguna terjalin lebih baik [4]. Saran yang diberikan oleh Damayanti tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan nilai presence pada Webometrics [40] [41]. Hal tersebut dibuktikan melalui penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan indikator size atau presence dapat dengan memperbesar jalur koneksi jaringan internet [40] dan juga menyediakan fasilitas forum untuk staf, dosen, dan mahasiswa [41]. Kesamaan antara saran milik Damayanti dengan penelitian sebelumnya tersebut membuktikan bahwa
85
peningkatan variabel advice seeking dapat meningkatkan nilai presence pada Webometrics. Tabel 5.18 Pemetaan advice seeking
No.
Peningkatan Advice Peningkatan Seeking Presence Memberi dukungan kepada civitas akademika berupa koneksi jaringan yang memadai [4]. Memperbesar jalur koneksi jaringan internet [40]. Meningkatkan komunikasi dari admin dalam memberikan tanggapan yang positif kepada pengguna [4].
1.
2.
Menyediakan fasilitas forum pada website ITS agar komunikasi dari pengguna ke admin atau antar pengguna terjalin lebih baik [4].
Menyediakan fasilitas forum untuk staf, dosen, dan mahasiswa [41].
Selanjutnya penjabaran dari hubungan variabel eWOM dan indikator Webometrics yang telah dijelaskan sebelumnya dipetakan ke dalam tabel dibawah ini. Tabel 5.19 Hasil Pemetaan Webometrics dan eWOM Webometrics
Presence eWOM
Platform assistance
Impact
Transparency
Excellence
86
Webometrics
Presence
Impact
Transparency
Excellence
eWOM
Venting negative feelings Concern for other consumers Positive self enhancement Social benefits Economic incentives Helping the company Advice seeking
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai analisis dari hasil yang diperoleh pada bagian implementasi yang telah dijabarkan sebelumnya, lalu kemudian dilakukan penyusunan rekomendasi perbaikan berdasarkan hasil analisis. 6.1 Analisis Hasil Pengukuran Indikator Webometrics Hasil pengukuran dari indikator Webometrics selanjutnya akan dianalisis untuk dijabarkan lebih dalam mengenai hasil yang didapat. Hasil analisis yang nantinya telah dijabarkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi yang akan menghasilkan rekomendasi perbaikan bagi ITS agar dapat meningkatkan peringkatnya pada Webometrics. Peneliti melakukan analisis pada masing-masing indikator Webometrics. Berikut merupakan penjabaran lebih dalam mengenai hasil pengukuran indikator Webometrics pada ITS: 6.1.1 Indikator Presence Berdasarkan hasil perolehan nilai ITS pada indikator presence ialah sebesar 0.9455. Nilai tersebut termasuk dalam kategori sangat baik, artinya nilai ITS mendekati nilai tertinggi yaitu 1.00. Meskipun dapat dikatakan sangat baik, namun hasil dari penilaian indikator presence untuk website ITS dari sisi jumlah hasil indeks pada Google ialah sebanyak 1.130.000. Sedangkan UGM yang berada pada peringkat paling atas memiliki sebanyak 2.670.000 hasil indeks pada Google. Banyaknya web pages yang terindeks tersebut mengindikasikan banyaknya halaman web yang dimiliki oleh universitas. Semakin tinggi jumlah indeks pada Google, maka membuktikan universitas tersebut kaya akan domain, subdomain, serta halaman-halaman web yang berisi informasi mengenai universitas. Semakin banyak universitas membagikan informasi yang ada pada websitenya, maka akan semakin banyak pula hasil indeks pada Google. Sedangkan kekayaan akan dokumen atau disebut rich files yang dimiliki universitas menunjukkan banyaknya dokumen dalam bentuk elektonik atau digital yang diunggah ke web. ITS 87
88
memiliki sejumlah 194.255 dokumen dalam empat jenis tipe dokumen (.doc, .pdf, .ppt, dan .ps) sedangkan UGM yang berada pada peringkat pertama memiliki sebanyak 314.853 dokumen. Selisih jumlah dokumen ITS dan UGM tersebut terpaut cukup jauh. Hal tersebut membuktikan bahwa ITS masih kurang dalam membagi infomasi, melakukan publikasi, maupun mengunggah dokumen yang dimiliki ke dalam web. 6.1.2 Indikator Impact Indikator impact merupakan indikator yang memegang presentase terbanyak dalam penilaian Webometrics, yakni sebesar 50%. Penilaian impact dilakukan dengan melihat jumlah subnet pada web universitas. Informasi mengenai jumlah subnet yang dimiliki universitas didapatkan dari dua situs backlink checker yaitu Majestic dan Ahrefs. Pada penelitian kali ini hanya menggunakan Majestic, dikarenakan Ahrefs merupakan situs yang tidak gratis bagi yang ingin menggunakannya. Jumlah subnet ataupun referring subnet (singkatan dari reffering c-subnets) adalah jumlah IP yang terklasifikasi berdasarkan c-subnets, yaitu IP yang memiliki tiga oktat yang sama. Pengklasifikasian ini akan menghasilkan jumlah IP yang tidak redundan sehingga hasil dari perhitungannya akan lebih sedikit dan lebih akurat, karena sumber backlink yang didapat berasal dari IP yang benar-benar berbeda. Berdasarkan hasil perolehan nilai ITS pada indikator impact ialah sebesar 0.8750. Nilai tersebut tergolong sangat baik, artinya nilai ITS mendekati nilai tertinggi yaitu 1.00. Hasil penilaian impact website ITS yang dikutip dari Majestic ialah sebesar 3.236 subnets, yang mana sebelum terklarifikasi ke dalam c-subnet ITS memiliki reffering IPs sebanyak 4.406. Dibandingkan dengan universitas yang memiliki jumlah subnet terbanyak, yaitu UGM yang memiliki sebanyak 10.263 subnets. Perbedaan jumlah subnet ITS dan UGM tersebut terpaut cukup jauh. Semakin banyaknya jumlah subnet membuktikan bahwa banyaknya sumber pihak ketiga yang menyitasi atau merujuk
89
ke website universitas. Backlink yang dihasilkan oleh berbagai domain, IP, dan subnet merupakan gambaran bagaimana pengaruh kinerja akademik, nilai informasi, dan kegunaan dari layanan web pada suatu universitas. Oleh karena itu, ITS perlu mengambil langkah untuk memperbaiki nilai impact terebut mengingat impact merupakan indiaktor dengan bobot tertinggi. 6.1.3 Indikator Transparency Indikator transparency menilai universitas dari jumlah sitasi yang dimiliki oleh jurnal atau karya ilmiah yang dimiliki universitas yang ada pada Google Scholar Citations. Berdasarkan hasil perolehan nilai ITS pada indikator impact ialah sebesar 0.8327. Nilai tersebut tergolong sangat baik, artinya nilai ITS mendekati nilai tertinggi yaitu 1.00. ITS memiliki sejumlah 6.323 sitasi. Jumlah tersebut membuat ITS berada pada peringkat 2.407 untuk indikator transparency. UGM ialah universitas yang memiliki jumlah sitasi terbanyak, yakni sebesar 36.613 sitasi. Jumlah sitasi yang dimiliki UGM tersebut membuat UGM berada pada peringkat 1024 untuk indikator ini. Perbedaan jumlah sitasi yang terpaut jauh antara ITS dan UGM tersebut juga berbanding lurus dengan peringkat yang berbeda antara kedua universitas. Perbedaan peringkat antara ITS dan UGM tersebut sangat signifikan, yakni terpaut 1.383 peringkat. Banyaknya jumlah sitasi pada jurnal, penelitian, atau karya ilmiah yang dimiliki oleh universitas, menunjukkan kualitas dari jurnal. Kualitas jurnal tersebut ditunjukkan dari konten yang ada pada jurnal, apakah jurnal tersebut akurat, orisinil, dan tinggi tingkat kesulitannya. Semakin akurat dan orisinilnya sebuah jurnal, maka semakin banyak pula orang yang akan merujuk jurnal tersebut. Jurnal-jurnal yang dapat masuk ke dalam jurnal internasional juga tentu merupakan jurnal yang lebih terpercaya dan berkualitas.
90
6.1.4 Indikator Excellence Indikator excellence merupakan indikator yang menilai sebuah universitas berdasarkan jumlah publikasi ilmiah yang terindeks di Scimago yang berasal dari database Scopus. Penilaian indikator ini mengukur seberapa besar peran universitas dalam hal publikasi ilmiah. Berdasarkan hasil perolehan nilai ITS pada indikator impact ialah sebesar 0.8647. Nilai tersebut tergolong sangat baik, artinya nilai ITS mendekati nilai tertinggi yaitu 1.00. Pada indikator excellence, ITS memiliki sebanyak 2.153 publikasi ilmiah yang terindeks di Scopus. Jika dibandingkan dengan ITB yang berada pada peringkat pertama dengan total 7.096 publikasi, tentu jumlah tersebut terpaut sangat jauh dan tidak mudah untuk dikejar oleh ITS. Selisih jumlah publikasi ilmiah antara ITS dan ITB yang terindeks di Scopus mengindikasikan masih kurangnya ITS dalam melakukan publikasi karya ilmiah di Scopus. Penyebab lain ialah kualitas karya ilmiah yang dibuat oleh ITS masih kurang baik untuk dapat memenuhi syarat Scopus. Maka dari itu perlu dilakukannya penyusunan kebijakan khusus bagi dosen maupun mahasiswa agar karya ilmiah yang dibuat dapat terindeks di Scopus. Semakin banyak karya ilmiah milik universitas yang terindeks di Scopus menunjukkan bagaimana peran universitas dalam dunia akademik internasional. 6.2 Rekomendasi Perbaikan Setelah mengetahui jabaran dari hasil penilaian masingmasing indikator Webometrics, maka selanjutnya dilakukan penyusunan rekomendasi perbaikan Webometrics berupa strategi untuk ITS berdasarkan variabel eWOM yang telah terpetakan pada bagian sebelumnya. Pembuatan rekomendasi diurutkan berdasarkan indikator Webometrics yang memiliki tingkat urgensi paling tinggi, yang mana urgensi tersebut dilihat berdasarkan bobot atau presentase indikator yang dimiliki.
91
Setiap upaya perbaikan dikategorikan ke dalam tiga jenis, yakni teknis, kebijakan, dan konten [41]. Selain memuat kategori, setiap upaya yang diberikan memuat PIC (person in charge) atau penanggung jawab. Penentuan penanggung jawab dilakukan berdasarkan dokumen Peraturan Rektor ITS [43]. Penejelasan lebih lanjut mengenai penentuan kategori dan penanggung jawab telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Berikut merupakan rekomendasi perbaikan yang dapat diberikan oleh peneliti kepada pihak ITS agar dapat menaikkan peringkatnya pada Webometrics: 6.2.1
Indikator Impact Indikator impact merupakan indikator Webometrics yang memiliki presentase penilaian terbesar, yakni sebesar 50%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penilaian impact memegang separuh dari penilaian Webometrics. Perolehan nilai impact merupakan gambaran bagaimana pengaruh kinerja akademik, nilai informasi, dan kegunaan dari layanan web pada suatu universitas. Perolehan nilai impact juga merupakan dampak dari ketiga indikator lainnya. Apabila nilai excellence, transparency, presence juga tinggi maka akan berbanding lurus dengan peningkatan nilai impact karena impact merupakan jumlah subnets yang mana memberikan backlink ke universitas. Berdasarkan penelitian sebelumnya [26], electronic word of mouth (eWOM) terbukti membentuk citra perguruan tinggi, yang mana citra tersebut dilihat dari ranking Webometrics. Berdasarkan delapan variabel eWOM yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat tiga variabel yang mempengaruhi impact yaitu concern for other consumers, positive self enhancement, dan helping the company. a. Concern for Other Customers Saran peningkatan pada variable concern for other customers untuk peningkatan Webometrics ialah memberikan rekomendasi mengenai perusahaan
92
sehingga orang lain dapat terbantu mendapatkan informasi [4]. Saran tersebut mampu meningkatkan nilai indikator impact, yaitu dengan mewajibkan seluruh staf, dosen, dan mahasiswa untuk memiliki situs atau blog dan mewajibkan membuat artikel secara rutin mengenai universitas untuk dipublikasikan [41]. Banyaknya civitas yang terlibat untuk mengisi konten situs pribadinya mengenai ITS akan menambahkan jumlah referring subnet. Selain itu, concern for other customers yang berkaitan dengan rasa peduli dan keinginan membantu orang lain dapat diterapkan dengan membagi informasi sebanyak-banyaknya agar orang lain bisa mendapatkan informasi mengenai ITS. Upaya perbaikan yang disusun berdasarkan variable concern for other customers untuk peningkatan nilai indikator impact dapat dilihat pada Lampiran A. b. Positive Self Enhancement Variabel positive self enhancement merupakan keinginan seseorang untuk mengekspresikan pengalaman positif yang telah dialami. Pada penelitian ini, variable positive self enhancement berkaitan dengan hal-hal yang bersifat prestasi dan keunggulan pada sebuah universitas. Saran peningkatan pada variabel positive self enhancement untuk peningkatan Webometrics ialah meningkatkan jumlah informasi mengenai keunggulan ITS yang berasal dari berbagai media online [4]. Penyebaran informasi keunggulan ITS pada berbagai media online akan menambahkan jumlah subnet sehingga dapat menaikkan nilai indikator impact pada Weboemtrics. Untuk menerapkan penyebaran informasi mengenai
93
keunggulan tersebut dapat dengan menyusun kebijakan yang mewajibkan seluruh staf, dosen, dan mahasiswa untuk memiliki situs atau blog dan mewajibkan membuat artikel secara rutin mengenai universitas untuk dipublikasikan [41]. Konten pada situs pribadi yang dimiliki oleh civitas dapat berupa prestasi-prestasi atau keunggulan mengenai ITS sehingga mampu membuat orang lain mengetahui bahwa ITS memang merupakan universitas terbaik. Pada variabel ini mengutamakan rasa bangga seseorang terhadap ITS sehingga secara agresif menunjukkan prestasi dan keunggulan ITS pada berbagai media online. Upaya perbaikan yang disusn berdasarkan variable positive self enhancement untuk peningkatan nilai indikator impact dapat dilihat pada Lampiran A.
c. Helping The Company Saran peningkatan pada variable helping the company untuk meningkatkan peringkat Webometrics yaitu mendukung ITS untuk semakin terkenal melalui publikasi ITS pada situs pribadi [23]. Saran tersebut mampu menaikkan nilai indikator impact pada Webometrics dengan mewajibkan seluruh staf, dosen, dan mahasiswa untuk memiliki situs atau blog dan mewajibkan membuat artikel secara rutin mengenai universitas untuk dipublikasikan dalam blog [41]. Variabel helping the company merupakan dukungan dan bantuan agar perusahaan semakin maju, sehingga pda konteks penelitian ini bantuan yang dapat diberikan civitas untuk meningkatkan nilai impact yaitu secara rutin membagi informasi mengenai ITS melalui situs pribadi maupun media sosial
94
sehingga backlink yang didapat akan berasal dari banyak subnet. Semakin banyaknya subnet yang didapat maka nilai impact akan meningkat. Upaya perbaikan yang disusun berdasarkan variabel helping the company untuk peningkatan nilai indikator impact dapat dilihat pada Lampiran A.
6.2.2
Indikator Excellence Indikator excellence merupakan indikator dengan presentase terbesar kedua setelah impact, yakni sebesar 30%. Indikator ini menilai berdasarkan banyaknya publikasi ilmiah yang terindeks di Scimago yang berasal dari database Scopus. Scopus adalah database abstrak dan sitasi terbesar dari dari berbagai sumber web literatur dan kualitas riset di seluruh dunia. Berdasarkan pemetaan dengan variabel eWOM, terdapat dua variabel eWOM yang mempengaruhi indikator excellence yakni helping the company dan concern for other costumer. a.
Helping The Company Saran peningkatan pada variable helping the company untuk meningkatkan peringkat Webometrics yaitu meningkatkan jumlah publikasi karya ilmiah dosen dan mahasiswa [26]. Saran tersebut mampu menaikkan nilai indikator excellence pada Webometrics dengan meningkatkan publikasi ilmiah pada portal publikasi ilmiah internasional Scopus [40]. Selain itu, sesuai dengan variable helping the company yang merupakan keinginan seseorang untuk membantu perusahaan yang mana pada konteks ini membantu agar nilai indikator excellence dapat meningkat, yaitu dapat dengan menyusun kebijakan yang mewajibkan dosen dan mahasiswa pada jenjang tertentu untuk mempublikasikan
95
jurnal yang dimiliki ke Scopus. Tentunya perlu dilakukan peninjauan ulang mengenai kebijakan publikasi jurnal sehingga semakin banyak jurnal ITS yang dapat terindeks di Scopus. Upaya perbaikan yang disusun berdasarkan variable helping the company untuk peningkatan nilai indikator excellence dapat dilihat pada Lampiran A. b.
6.2.3
Concern for Other Customers Saran peningkatan variable concern for other customers untuk meningkatkan peringkat Webometrics ialah menggunakan website untuk proses kegiatan akademik dan publikasi [4]. Kegiatan publikasi tersebut dapat berupa meningkatkan jumlah publikasi ilmiah pada Scopus [40] [41] [42]. Rasa peduli dan ingin membantu orang lain dapat dengan mengunggah jurnal ilmiah, sehingga dapat membantu orang lain dalam mencari referensi penelitian. Upaya perbaikan yang disusun berdasarkan variable concern for other customers untuk peningkatan nilai indikator excellence dapat dilihat pada Lampiran A.
Indikator Transparency Indikator transparency ialah jumlah dokumen akademik dan publikasi yang disitasi yang dimiliki oleh universitas di Google Scholar Citations. Indikator ini memegang presentase sebesar 10%. Berdasarkan pemetaan dengan variabel eWOM, terdapat empat variabel eWOM yang mempengaruhi indikator transparency yakni dua variabel eWOM yang mempengaruhi indikator excellence yakni helping the company dan concern for other costumer.
96
c.
Helping The Company Saran peningkatan pada variable helping the company untuk meningkatkan peringkat Webometrics yaitu dengan meningkatkan jumlah publikasi karya ilmiah dosen dan mahasiswa [26]. Saran tersebut mampu menaikkan nilai indikator transparency pada Webometrics dengan meningkatkan publikasi ilmiah pada portal publikasi ilmiah internasional Google Scholar [40]. Penilaian indikator transparency berasal dari jumlah sitasi pada jurnal ilmiah yang dilihat dari Google Scholar Citations, sehingga apabila ingin meningkatkan nilai transparency, universitas perlu menyusun kebijakan untuk mewajibkan dosen dan mahasiswa mendaftarkan diri ke Google Scholar Citations dan rutin mengunggah jurnal yang dimiliki ke Google Scholar. Selain itu, Webometrics melakukan pengindeksan nilai transparency dari email yang digunakan penulis sehingga penulis harus menggunakan email universitas agar dapat terindeks oleh Webometrics. Rekomendasi perbaikan yang disusun berdasarkan variable helping the company untuk peningkatan nilai indikator transparency dapat dilihat pada Lampiran A.
d.
Concern for Other Customers Saran peningkatan variable concern for other customers untuk meningkatkan peringkat Webometrics ialah menggunakan website untuk proses kegiatan akademik dan publikasi [4]. Kegiatan publikasi tersebut dapat berupa meningkatkan jumlah publikasi ilmiah pada Google Scholar [40] [41] [42]. Rasa peduli dan ingin membantu orang lain dapat dengan
97
mengunggah jurnal ilmiah, sehingga dapat membantu orang lain dalam mencari referensi penelitian. Semakin banyak orang yang menjadikan referensi penelitian, maka jumlah sitasi akan meningkat. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan jumlah jurnal ilmiah dosen maupun mahasiswa agar semakin banyak jumlah sitasi yang didapat universitas. Rekomendasi perbaikan yang disusun berdasarkan variable concern for other customers untuk peningkatan nilai indikator transparency dapat dilihat pada Lampiran A. 6.2.4
Indikator Presence Indikator presence merupakan indikator Webometrics yang memiliki presentase sama dengan indikator transparency, yakni sebesar 10%. Indikator presence menilai universitas berdasarkan jumlah keseluruhan halaman web (domain dan subdomain), termasuk kekayaan dokumen yang dimiliki (dokumen dalam format .pdf, .doc, .ppt, dan .ps) yang terindeks di dalam Google. Tentunya hal tersebut menunjukkan bahwa indikator presence erat kaitannya dengan kekayaan informasi yang dimiliki oleh website sebuah universitas. Semakin banyak suatu universitas memiliki informasi, maka akan bertambah pula hasil indeks pada Google. Berdasarkan delapan variabel eWOM yang telah dipaparkan sebelumnya, semua variabel tersebut mempengaruhi penilaian presence. a. Positive Self Enhancement Saran peningkatan pada variabel positive self enhancement untuk peningkatan Webometrics ialah meningkatkan kinerja website ITS untuk lebih user friendly, meningkatkan jumlah informasi tentang prestasi mahasiswa, keunggulan ITS, dan memiliki link di setiap unit kerjanya [4]. Saran tersebut mampu meningkatkan nilai presence sesuai dengan
98
penelitian sebelumnya yang menyatakan untuk meningkatkan nilai presence, universitas perlu mendesain ulan situs universitas yang user friendly, mempublikasikan seluruh informasi melalui situs, dan membuat subdomain untuk smua bagian di universitas [41]. Rekomendasi perbaikan yang disusun berdasarkan variable positive self enhancement untuk peningkatan nilai indikator presence berhubungan dengan penyajian informasi yang bersifat menampilkan keunggulan dan kualitas universitas. Rekomendsi perbaikan dapat dilihat pada Lampiran A. b.
Economic Incentive Saran peningkatan pada variabel economic incentive untuk peningkatan Webometrics ialah meningkatkan penyajian informasi pada website tentang berbagai hal sehingga pengguna tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk datang ke lokasi dan meningkatkan penyajian informasi tentang beasiswa dan dana hibah penelitian agar pengguna lebih termotivasi mengakses website ITS [4]. Saran tersebut mampu meningkatkan nilai presence sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan untuk meningkatkan nilai presence dengan meningkatkan jumlah halaman web beserta kontennya dan mempublikasi seluruh informasi yang ada pada situs [41]. Apabila ITS memiliki informasi yang lengkap, termasuk informasi mengenai dana hibah penelitian dan beasiswa, maka jumlah indeks website ITS pada Google akan tinggi sehingga akan mempengaruhi nilai presence pada Webometrics. Rekomendasi perbaikan yang disusun berdasarkan variable positive self
99
enhancement untuk peningkatan nilai indikator presence dapat dilihat pada Lampiran A. c.
Helping The Company Saran peningkatan variable helping the company untuk meningkatkan peringkat Webometrics yaitu membuat kebijakan untuk menggalakkan publikasi karya ilmiah dosen dan mahasiswa pada website ITS dan meningkatkan kinerja website ITS [4]. Saran tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan untuk menaikkan nilai presence dapat dengan meningkatkan kinerja website dengan membuat tampilan website yang distandarisasi agar mudah dikenali sebagai bagian dari universitas dan dikenali oleh SEO, juga universitas perlu meningkatan jumlah publikasi ilmiah pada website [40] [41]. Upaya tersebut mampu menaikkan nilai presence yang menilai dari jumlah indeks website universitas di Google dan kekayaan dokumennya. Rekomendasi perbaikan yang disusun berdasarkan variable helping the company menyangkut beberapa upaya yang melibatkan seluruh civitas. Rekomendasi untuk peningkatan nilai indikator presence dengan variabel heloing the company dapat dilihat pada Lampiran A.
d.
Advice Seeking Saran peningkatan untuk meningkatkan variabel concern for other customers dalam peningkatan citra ITS yang dilihat dari rangking Webometrics ialah menyediakan koneksi jaringan yang memadai, meningkatkan komunikasi dari admin dalam memberikan tanggapan yang positif kepada pengguna, dan menyediakan fasilitas forum diskusi
100
pada website ITS [4]. Saran tersebut mampu meningkatkan nilai presence sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan untuk meningkatkan nilai presence memperbesar jalur koneksi jaringan internet [40] dan juga menyediakan fasilitas forum untuk staf, dosen, dan mahasiswa [41]. Rekomendasi yang diberikan untuk menaikkan nilai indikator presence berdasarkan variabel advice seeking berhubungan dengan penyediaan informasi pada website yang lengkap dan forum diskusi sehingga orang mampu mendapatkan informasi saat mencari saran. Rekomendasi perbaikan yang disusun berdasarkan variable concern for other customers untuk peningkatan nilai indikator presence dapat dilihat pada Lampiran A. e.
Platform Assistance Variabel platform assistance merupakan pengukuran terhadap bantuan platform yang digunakan. Platform yang dimaksud ialah website ITS. Bantuan platform tersebut dilihat dari apakah dengan adanya platform tersebut orang akan menjadi terbantu dan mudah dalam memperoleh informasi. Oleh karena itu, saran peningkatan untuk variabel ini ialah dengan memperbanyak informasi, sehingga variabel ini dapat menaikkan nilai presence pada Webometrics. Rekomendasi yang disusun untuk variabel ini berhububangan dengan perbaikan segala sesuatu yang ada pada website. Baik dari segi peningkatan jumlah informasi, desain website, kinerja website, dan lain lain. Rekomendasi perbaikan yang disusun berdasarkan variable platform asssistance untuk peningkatan
101
nilai indikator presence dapat dilihat pada Lampiran A. f.
Venting Negative Feeling Saran peningkatan variabel venting negative feeling untuk meningkatkan peringkat Weboemtrics ialah meningkatkan jumlah informasi pada website ITS yang up to date dan memperbaharui sub menu website ITS agar tidak ada sub menu yang tidak kosong (broken link) [4]. Saran tersebut dapat meningkatkan nilai presence yaitu meningkatkan jumlah informasi yang ada pada website, serta memastikan tidak adanya link yang mati (broken link) pada website [41]. Variabel ini perlu diperhatikan agar tidak ada pihak yang merasa tidak puas dengan website ITS. Rekomendasi perbaikan yang disusun berdasarkan variable venting negative feeling untuk peningkatan nilai indikator presence dapat dilihat pada Lampiran A.
g.
Concern for Other Customers Saran yang diberikan pada concern for other customers berkaitan dengan peningkatan jumlah informasi pada ITS. Tentunya saran tersebut mampu meningkatkan indikator presence karena semakin banyaknya jumlah informasi yang ada pada website akan menaikkan nilai presence pada Webometrics [41]. Atas dasar tersebut maka rekomendasi yang disusun berkaitan dengan peningkatkan jumlah informasi yang ada pada website. Rekomendasi perbaikan yang disusun berdasarkan variable concern for other customers untuk peningkatan nilai indikator presence dapat dilihat pada Lampiran A.
102
h.
Social Benefit Saran peningkatan social benefit berhubungan dengan penyediaan forum diskusi agar civitas dapat berinteraksi, penyajian informasi terkini pada website, dan memperbarui desain website agar nyaman digunakan [4]. Saran-saran tersebut dapat meningkatkan nilai presence pada Webometrics [41]. Rekomendasi perbaikan yang disusun berdasarkan variable social benefit untuk peningkatan nilai indikator presence dapat dilihat pada Lampiran A.
6.3 Analisis Kondisi Setelah Implementasi Upaya Peningkatan Webometrics Pada bagian ini akan mengimplementasikan upaya-upaya peningkatan Webometrics yang telah dirancang oleh peneliti. Implementasi dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan nilai yang diperoleh sebelum implementasi perbaikan dengan setelah implementasi upaya. Setiap indikator Webometrics salah satu upaya yang ada pada daftar rekomendasi perbaikan. a. Indikator Impact Upaya peningkatan yang diimplementasikan untuk indikator impact yaitu pada variabel eWOM positive self enhancement dengan upaya ‘Menambahkan badge ITS pada website pribadi’. Berikut perbandingan nilai yang didapatkan Majestic sebelum dan sesudah penambahan badge pada website pribadi.
103
Gambar 6.1 Nilai Majestic sebelum pengimplementasian [50]
Gambar 6.2 Nilai Majestic setelah pengimplementasian [50]
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan pada nilai referring subnets dari 3.983 menjadi 4.003. Hal ini akibat adanya penambahan badge ITS yang telah ditaukan ke website ITS. Sehingga nilai impact ITS akan menjadi: log(4.003) + 1) log(max(9.761) + 1) 𝑁𝑎 indikator 𝑛𝑎 max(𝑛𝑖 )
:
= 0.9038 nilai normalisasi
dari
masing-masing
: nilai dari mesin pencari : nilai na tertinggi dari seluruh perguruan tinggi (UGM)
Nilai tersebut meningkat dari nilai pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Sebelumnya nilai impact ialah sebesar 0.8750 dan sekarang menjadi 0.9038. Hal tersebut membuktikan bahwa upaya ini memang terbukti mampu meningkatkan nilai impact.
104
b. Indikator Excellence Upaya peningkatan yang diimplementasikan untuk indikator impact yaitu pada variabel eWOM positive self enhancement dengan upaya ‘Meningkatkan jumlah jurnal ilmiah yang diunggah ke Scopus’. Pada bulan Juni 2017 ITS memiliki sebanyak 2.439 publikasi di Scopus [51]. Nilai tersebut meningkat dari data terakhir pada bulan Maret 2017 sebanyak 2.153. Penambahan publikasi di Scopus perlu terus ditingkatkan agar ITS semakin berperan dalam dunia akademik internasional. Pada indikator ini tidak dapat dilakukan perhitungan rumus Webometrics, dikarenakan peneliti tidak memiliki data mengenai jumlah publikasi Scopus yang dimiliki UI (peringkat pertama excellence universitas di Indonesia) sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan nilai yang diperoleh. c. Indikator Transparency Indikator transparency mengukur dari jumlah sitasi jurnal ilmiah yang terindeks di Google Scholar Citations. Jumlah ini tidak dapat diketahui oleh peneliti, dikarenakan Webometrics memiliki sistemnya tersendiri untuk melacak jumlah sitasi yang dimiliki. Sehingga upaya terutama yang harus dilakukan oleh ITS agar dapat menaikkan nilai transparency ialah mendaftarkan diri ke Google Scholar Citations dan meningkatkan jumlah karya ilmiah yang dipublikasi di Google Scholar. d. Indikator Presence Upaya peningkatan yang diimplementasikan untuk indikator presence yaitu pada variabel eWOM advice seeking dengan upaya ‘Meningkatkan
105
jumlah informasi pada website ITS sehingga konten yang ada semakin lengkap’. Peningkatan jumlah informasi pada website ITS akan mempengaruhi jumlah indeks yang ada pada Google, sehingga hal ini perlu diimplementasikan. Berdasarkan pencarian yang dilakukan peneliti pada bulan Maret 2017, ITS memiliki sebanyak jumlah indeks 1.130.00, namun data terkini (Juni 2017) hasil indeks yang ada pada Google ialah sebesar 1.900.000. Kenaikan nilai tersebut cukup signifikan sehingga nilai presence ITS akan menjadi: log(2.094.255) + 1) log(max(3.223.853) + 1) 𝑁𝑎 indikator 𝑛𝑎 max(𝑛𝑖 )
:
= 0.9712 nilai normalisasi
dari
masing-masing
: nilai dari mesin pencari : nilai na tertinggi dari seluruh perguruan tinggi (UGM)
Nilai tersebut meningkat dari nilai pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Sebelumnya nilai prsence ialah sebesar 0.9455 dan sekarang menjadi 0.9712. Hal tersebut membuktikan bahwa upaya ini memang terbukti mampu meningkatkan nilai presence.
106 Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB VII KESIMPULAN Bagian kesimpulan akan menjelaskan mengenai kesimpulan akhir yang diperoleh dari kegiatan penelitian yang dilakukan mengenai upaya perbaikan ITS dalam peningkatan peringkat Webometics dan saran yang dapat bermanfaat untuk perbaikan pada penelitian selanjutnya. 7.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya dan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan akhir penelitian berikut: 1. Perolehan nilai ITS berdasarkan empat indikator Webometrics, yaitu presence, impact, transparency, dan excellence perlu ditingkatkan terus menerus karena nilai yang didapat masih terpaut cukup jauh dengan universitas yang berada pada peringkat atas. Peningkatan peringkat ITS pada Webometrics penting dilakukan karena hal tersebut sebagai tolak ukur bagaimana sebuah universitas mampu bersaing di lingkup internasional dengan mengikuti perkembangan teknologi informasi yang terus bertumbuh pesat. 2. Hasil pemetaan indikator Webometrics dan variabel eWOM didapatkan dari hubungan antar saran peningkatan peringkat Webometrics yang dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Variabel presence berkaitan dengan semua delapan variabel eWOM. Variabel impact berkaitan dengan tiga variabel eWOM, yaitu concern for other consumers, positive self enhancement, dan helping the company. Variabel transparency dan excellence berkiatan dengan dua variabel eWOM concern for other costumer dan helping the company. 107
108
3.
Upaya perbaikan Webometrics dilakukan berdasarkan hasil pemetaan Webometrics dan eWOM, lalu selanjutnya disusun strategi peningkatan pada masingmasing indikator Webometrics. Upaya perbaikan Webometrics telah diurutkan dari indikator yang memilliki presentase tertinggi hingga terendah, yakni impact, excellence, transparency, dan presence.
7.2 Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian untuk penelitian agar penelitian ini dapat terus berkembang adalah sebagai berikut: 1. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan menggunakan mesin pencari Ahrefs untuk mengukur impact pada Webometrics sehingga mendapatkan nilai impact yang lebih akurat. 2. Penelitian selanjutnya dapat menerapkan hasil rekomendasi perbaikan yang diberikan oleh peneliti. 3. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan lebih ddalam mengenai peningkatan peringkat Webometrics dengan lebih mendalami eWOM. 4. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan lebih ddalam mengenai peningkatan peringkat Webometrics dengan metode lainnya selain eWOM.
DAFTAR PUSTAKA [1] Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi , "UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003," 2003. [2] Muntahsir, Analisis Webometrics Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia, Depok: Universitas Indonesia, 2011. [3] R. E. Goldsmith and . D. Horowitz, "Measuring Motivations for Online Opinion Seeking," Journal of Interactive Advertising Vol. 6, 2006. [4] Damayanti, Analisis Electronic Word of Mouth (eWOM) Pembentuk Citra Perguruan Tinggi (Studi Kasus: Institut Teknologi Sepuluh Nopember), Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2016. [5] Aguillo, "2017. Ranking Web of Universities. January New Edition," January 2017. [Online]. Available: http://webometrics.info/en/node/178. [Accessed 4 February 2017]. [6] T. C. Almind and P. Ingwersen, "Informetric Anlysis on The World Wide Web: Methodological Approaches to Webometrics," Journal of Documentation, 1997. [7] L. Bjorneborn and P. Ingwersen, "Toward a Basic Framework for Webometrics," Journal of The American Society for Information Science and Technology, 2004. [8] D. Jacobs, "Demystification of bibliometrics, scientometrics, informetrics, and webometrics," DIS Annual Conference 2nd - 3rd University of Zululand, 2010. [9] D. Wolfram, "The Symbiotic Relationship Between Information Retrieval and Informetrics," School of Information Studies Faculty Articles, 2015. [10] P. A., "Statistical Bibliography or Bibliometrics," Journal of Documentation, 1969. 109
110
[11] I. F. Aguillo, Cybermetrics: Definitions and methods for an emerging discipline, Spain, 2004. [12] Wikipedia, "Dunia maya," 7 October 2016. [Online]. Available: https://id.wikipedia.org/wiki/Dunia_maya. [Accessed 4 November 2016]. [13] M. Thelwall, Introduction to Webometrics: Quantitative Web Research for the Social Sciences, wolverhampton, 2009. [14] Webometrics Ranking of World Universities, "Methodology," [Online]. Available: http://webometrics.info/en/Methodology. [Accessed 20 September 2016]. [15] Webometrics Ranking of World Universities, "Objectives," [Online]. Available: http://www.webometrics.info/en/Objetives. [Accessed 18 February 2017]. [16] Webometrics Ranking of World Universities, "About Us," [Online]. Available: http://webometrics.info/en/About_Us. [Accessed 20 September 2016]. [17] Webometrics Ranking of World Universities, "January New Edition," 1 January 2017. [Online]. Available: http://webometrics.info/en/node/178. [Accessed 31 January 2017]. [18] Majestic, "Glossary," [Online]. Available: https://majestic.com/support/glossary#Csubnet. [Accessed 20 March 2017]. [19] Webometrics Ranking of World Universities, "TRANSPARENT RANKING: Top Universities by Google Scholar Citations," December 2016. [Online]. Available: http://www.webometrics.info/en/node/169. [Accessed 20 February 2017]. [20] R. Hendika, "Jurnal FP-UB Masuk SCImago Journal & Country Rank," 8 July 2015. [Online]. Available: https://m.tempo.co/read/news/2015/07/08/273682275/jurnal
111
[21] [22]
[23]
[24]
[25]
[26]
[27] [28] [29]
[30]
-fp-ub-masuk-scimago-journal-country-rank. [Accessed 12 February 2017]. J. Eaton, "e-Word-of-Mouth Marketing," 2010. H.-T. K. P. Gwinner, G. Walsh and D. D. Gremler, "Electronic Word-Of-Mouth via Consumer Opinion Platforms: What Motivates Consumers to Articulate on the Internet>," Journal of Interactive Marketing, 2004. V. M. Sari, Pengaruh Electronic Word of Mouth (eWOM) di Social Media Twitter Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi pada Restoran Holycow Steak), Depok: Universitas Indonesia, 2012. C. M. Cheung and D. R. Thadani, "The Effectiveness of Electronic Word-of-Mouth," in 23rd Bled eConference eTrust:Implications for the Individual, Enterprises and Society , Bled, 2010. J. Lee and D. Park, "eWOM overload and its effect on consumer behavioral intention depending on consumer involvement," Electronic Commerce Research and Applications, 2008. A. P. Subriadi and Damayanti, "ELECTRONIC WORD OF MOUTH (E-WOM): A PATH TO BUILD THE IMAGE OF UNIVERSITY," Journal of Theoretical and Applied Information Technology, vol. 94, 2016. L. Kuswayanto, Mahir dan Terampil Berkomputer, Grafindo, 2006. T. Berners-Lee, Information Management: A Proposal, 1989. T. F. D. b. Farlex, "Definisi Situs web," [Online]. Available: http://www.thefreedictionary.com/Website. [Accessed 24 September 2016]. K. Populer, "Pengertian Hyperlink, Fungsi Hyperlink, Contoh Hyperlink," 6 January 2015. [Online]. Available: http://www.mandalamaya.com/pengertian-hyperlink-
112
[31]
[32]
[33]
[34]
[35]
[36]
[37]
[38] [39]
fungsi-hyperlink-contoh-hyperlink/. [Accessed 24 September 2016]. M. D. Septa, "Jenis - Jenis Website," 2 April 2014. [Online]. Available: http://organix-digital.com/blog/read/jenis-jeniswebsite. [Accessed 24 September 2016]. Wikipedia, "Institut Teknologi Sepuluh Nopember," 2010. [Online]. Available: https://id.wikipedia.org/wiki/Institut_Teknologi_Sepuluh_ Nopember. [Accessed 20 January 2017]. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, "Profil ITS," 2017. [Online]. Available: https://drive.google.com/file/d/0B8pyfi4KES5SS1qY1d3bllpdWs/view. [Accessed 20 January 2017]. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, "Faculty and Department," 2017. [Online]. Available: https://www.its.ac.id/show/fakultas/en. [Accessed 20 January 2017]. Google, [Online]. Available: https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=UH0_Wc3W IMXuvATmwLCoBA#q=site:its.ac.id. [Accessed 5 March 2017]. Google, "Google," [Online]. Available: https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=UH0_Wc3W IMXuvATmwLCoBA#q=site:its.ac.id+filetype:doc. [Accessed 9 March 2017]. Majestic, [Online]. Available: https://majestic.com/reports/siteexplorer?q=its.ac.id&oq=its.ac.id&IndexDataSource=F. [Accessed 9 March 2017]. Ahrefs, [Online]. Available: http://ahrefs.com. [Accessed 9 March 2017]. W. Nazroel, "Rangking Perguruan Tinggi Berdasarkan Publikasi Ilmiah di Scopus Tahun 2017," 28 February 2017. [Online]. Available: https://nazroel.id/2017/02/28/rangking-
113
[40]
[41]
[42] [43]
[44]
[45]
[46]
[47]
[48]
perguruan-tinggi-berdasarkan-publikasi-ilmiah-di-scopustahun-2017/. [Accessed 29 May 2017]. DIREKTORAT KOMUNIKASI DAN SISTEM INFORMASI IPB, PENINGKATAN RANGKING SITUS WEB INSTITUT PERTANIAN BOGOR, Bogor: INSTITUT PERTANIAN BOGOR, 2009. A. Solichin, "Strategi Peningkatan Peringkat Perguruan Tinggi di Webometrics:," in Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu, Jakarta, 2011. University of Pretoria, "Webometrics Tips," University of Pretoria, Petroria, 2014. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, "Peraturan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Nomor 10 Tahun 2016," Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 2016. Google, [Online]. Available: https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=UH0_Wc3W IMXuvATmwLCoBA#q=site:its.ac.id+filetype:pdf. [Accessed 9 March 2017]. Google, [Online]. Available: https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=UH0_Wc3W IMXuvATmwLCoBA#q=site:its.ac.id+filetype:ppt. [Accessed 9 March 2017]. Google, [Online]. Available: https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=UH0_Wc3W IMXuvATmwLCoBA#q=site:its.ac.id+filetype:ps. [Accessed 9 March 2017]. N. Wathoni, "Rangking Perguruan Tinggi Berdasarkan Publikasi Ilmiah di Scopus Tahun 2017," 28 February 2017. [Online]. Available: https://nazroel.id/2017/02/28/rangkingperguruan-tinggi-berdasarkan-publikasi-ilmiah-di-scopustahun-2017/. [Accessed 29 May 2017]. W. Shen, J. Cai and L. Li, "Electronic Word of Mouth: A Motivation Analysis," Natural Scicence Foundation of China, vol. 11, 2011.
114
[49] J. December, "Computer-mediated communication as a componen of technical communication education," in In Proceedings of the 1994 Society for Technical Communication annual conference, Mineeapolis, Minnesota, 1996. [50] Majestic, [Online]. Available: https://majestic.com/reports/siteexplorer?q=its.ac.id&oq=its.ac.id&IndexDataSource=F. [Accessed 14 June 2017]. [51] Institut Teknologi Sepuluh Nopember, "Data Scopus ITS Juni 2017," Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 2017.
BIODATA PENULIS Penulis bernama lengkap Rr. Khairunnisa Amalia, dilahirkan di kota Denpasar, 28 Februari 1995. Penulis merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Penulis telah menempuh pendidikan formal di MI Jenderal Sudirman Malang, SMPN 1 Malang, dan SMAN 1 Malang. Penulis meneruskan Pendidikan Tinggi Negeri di Jurusan Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada tahun 2013 dan terdaftar dengan NRP 5213100070 melalui SNMPTN undangan. Di Jurusan Sistem Informasi penulis mengambil bidang studi Manajemen Sistem Informasi (MSI). Pada masa perkuliahan, penulis aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknolgi Informasi selama dua tahun kepengurusan. Penulis juga memiliki pengalaman kerja praktik di PT. Angkasa Pura I Jakarta dan ditempatkan di Departemen IT Planning & ERP selama 1,5 bulan pada tahun 2016 dengan mengambil topik tata kelola TI. Untuk keperluan lebih jauh, penulis dapat dihubungi melalui e-mail:
[email protected].
115
LAMPIRAN A – STRATEGI PENINGKATAN PERINGKAT WEBOMETRICS 1.
Indikator impact a. Positive Self Enhancement Tabel A-1 Strategi 1.1
Strategi 1.1 : Meningkatkan nilai impact dengan motivasi positive self enhancement No. 1.
2.
3.
4.
Upaya Mewajibkan dosen dan mahasiswa mendaftarkan diri ke Google Scholar dengan mencantumkan alamat email yang berdomain ITS (@its.ac.id). Menautkan website ITS (its.ac.id) pada website pribadi (blog maupun wordpress). Langkah untuk memberikan tautan terdapat pada Teknik 1 (terlampir). Menambahkan badge ITS pada website pribadi (blog maupun wordpress. Langkah untuk memberikan badge terdapat pada Teknik 2 (terlampir). Menggunakan email dengan domain ITS (@its.ac.id) untuk keperluan yang berhubungan dengan kegiatan universitas baik untuk kepentingan pribadi maupun organisasi. A-1-
Kategori
Penanggung Jawab
Kebijakan
Fakultas
Teknis, konten
Seluruh civitas
Teknis, konten
Seluruh civitas
Kebijakan
DPTSI
A-2Strategi 1.1 : Meningkatkan nilai impact dengan motivasi positive self enhancement No. 5.
6.
7.
8.
Upaya Menyertakan footer ITS pada email yang digunakan oleh dosen, mahasiswa, staf, dan karyawan ITS agar mengarah ke situs ITS. Mengunggah karya ilmiah yang dimiliki dosen maupun mahasiswa ke dalam website pribadi milik masing-masing (blog maupun wordpress). Membuat kebijakan untuk mendaftarkkan Institut, Fakultas, Departemen, UMKM, maupun organisasi kemahasiswaan ke akun media social (Facebook, Twitter, Instagram) dan menautkan website ITS (its.ac.id). Melakukan update secara aktif pada akun social media resmi maupun pribadi mengenai berita-berita terbaru mengenai prestasi yang diraih ITS.
Kategori
Penanggung Jawab
Teknis, Kebijakan
DPTSI
Kebijakan, Konten
Dosen, Mahasiswa
Kebijakan
DPTSI, LPM
Kebijakan, Konten
LPM
A-3b. Helping The Company Tabel A-2 Strategi 1.2
Strategi 1.2 : Meningkatkan nilai impact dengan motivasi helping the company No.
Upaya
Kategori
Penanggung Jawab
1.
Mengunggah karya iilmiah milik dosen maupun mahasiswa ke website pribadi (blog maupun wordpress).
Konten, Kebijakan
Dosen, Mahasiswa
Kebijakan
DPTSI, LPM
Konten, Kebijakan
LPM
Teknis, Konten
Seluruh civitas
2.
3.
4.
Membuat kebijakan untuk mendaftarkkan Institut, Fakultas, Departemen, UMKM, maupun organisasi kemahasiswaan ke akun media social (Facebook, Twitter, Instagram) dan menautkan website ITS (its.ac.id). Melakukan update informasi mengenai ITS pada akun social media milik pribadi maupun akun resmi ITS (Institut, Fakultas, Jurusan, UMKM, ganisasi kemahasiswaan). Memberi tautan website ITS (its.ac.id) pada website pribadi (blog maupun website). Langkah untuk memberikan tautan terdapat pada Teknik 1 (terlampir).
A-4Strategi 1.2 : Meningkatkan nilai impact dengan motivasi helping the company No. 5.
6.
7.
8.
Upaya
Kategori
Penanggung Jawab
Menambahkan badge ITS pada website pribadi (blog maupun wordpress. Langkah untuk memberikan tautan terdapat pada Teknik 2 (terlampir). Memberi metadata pada jurnal maupun dokumen karya ilmiah milik dosen maupun mahasiswa yang diunggah ke website guna memberikan identitas data untuk memudahkan pencarian pada mesin pencari. Langkah untuk memberikan metadata pada dokumen terdapat pada Teknik 3 (terlampir). Mendaftarkan website ITS (its.ac.id) pada situs directory Google (directory.google.com) dan penyedia layanan social bookmarking seperti delicious.com. Melakukan kerjasama dengan pihak eksternal yang berkaitan dengan ITS untuk memberi tautan ke situs its.ac.id pada situs miliknya.
Teknis, Konten
Seluruh civitas
Teknis, Konten
Dosen, Mahasiswa
Teknis
DPTSI
Kebijakan
DPTSI, LPM
A-5c. Concern for Other Customers Tabel A-3 Strategi 1.3
Strategi 1.3 : Meningkatkan nilai impact dengan motivasi concern for other customer No.
1.
2.
3.
Upaya Menggalakkan kewajiban dosen dan mahasiswa memiliki personal website (blog atau wordpress) dan mengisi kontennya dengan berbagi informasi mengenai ITS serta memberikan tautan ke website ITS (its.ac.id). Menggalakkan kebijakan bagi mahasiswa untuk mengunggah dokumen tugas maupun karya ilmiah yang dimiliki dimana dokumen tersebut telah ditautkan ke website ITS (its.ac.id). Pengunggahan dokumen ini dapat berpotensi dijadikan referensi oleh pihak lain. Menggalakkan kebijakan bagi dosen menggunakan website pribadi untuk mengunggah materi maupun karya ilmiah yang dimiliki yang mana materi tersebut telah ditautkan ke website ITS (its.ac.id). Pengunggahan dokumen ini dapat berpotensi dijadikan referensi oleh pihak lain.
Kategori
Penanggung Jawab
Kebijakan, Konten
Fakultas
Kebijakan, Konten
Fakultas
Kebijakan, Konten
Fakultas
A-6Strategi 1.3 : Meningkatkan nilai impact dengan motivasi concern for other customer No.
Upaya
4.
Menggalakkan kebijakan untuk Institut, Fakultas, Departemen, UMKM, organisasi kemahasiswaan yang ada di ITS memiliki dan aktif di akun media social (Twitter, Facebook, Instagram) untuk berbagi informasi. Pada setiap akun media social diberikan tautan ke website ITS (its.ac.id).
Kategori
Penanggung Jawab
Kebijakan, Konten
DPTSI, LPM
A-7-
2.
Indikator Excellence a. Helping The Company Tabel A-4 Strategi 2.1
Strategi 2.1 : Meningkatkan nilai excellence dengan motivasi helping the company No.
Upaya
Kategori
Penanggung Jawab
1.
Membuat standarisasi untuk penulisan jurnal ilmiah sesuai dengan ketentuan Scopus.
Kebijakan
Fakultas
2.
Mendaftarkan karya ilmiah milik dosen maupun mahasiswa ke dalam Scopus.
Kebijakan
Fakultas
3.
Meningkatkan jumlah jurnal ilmiah yang diunggah ke Scopus.
Teknis, Konten
Fakultas
4.
Mewajibkan jurnal ilmiah yang dibuat oleh dosen dan karyawan tidak memiliki unsur plagiarisme.
Kebijakan, Konten
Fakultas
A-8Strategi 2.1 : Meningkatkan nilai excellence dengan motivasi helping the company No. 5.
Upaya
Meningkatkan jumlah karya ilmiah dalam bahasa inggris
Kategori
Penanggung Jawab
Teknis, Konten
Perpustakaan, Digilib
b. Concern for Other Customers Tabel A-5 Strategi 2.2
Strategi 2.2: Meningkatkan nilai excellence dengan motivasi concern for other customers No.
Upaya
Kategori
Penanggung Jawab
1.
Meningkatkan jumlah karya ilmiah dosen maupun mahasiswa dalam bahasa inggris
Teknis, Konten
Perpustakaan, Digilib
2.
Mendaftarkan karya ilmiah milik dosen maupun mahasiswa ke dalam Scopus.
Kebijakan
Perpustakaan, Digilib
A-9Strategi 2.2: Meningkatkan nilai excellence dengan motivasi concern for other customers
3.
No.
Upaya
Kategori
3.
Mewajibkan jurnal ilmiah yang dibuat oleh dosen dan mahasiswa tidak memiliki unsur plagiarisme.
Kebijakan
Penanggung Jawab Fakultas
Indikator transparency a. Helping The Company Tabel A-6 Strategi 3.1
Strategi 3.1 : Meningkatkan nilai transparency dengan motivasi helping the company Kategori
Penanggung Jawab
No.
Upaya
1.
Menggalakkan kebijakan bagi dosen maupun mahasiswa untuk mendaftarkan diri di Google Scholar Citations.
Kebijakan
Fakultas
2.
Menggalakkan kebijakan bagi dosen maupun mahasiswa untuk mengunggah seluruh karya ilmiah miliknya ke Google Scholar.
Kebijakan, Konten
Fakultas
A - 10 Strategi 3.1 : Meningkatkan nilai transparency dengan motivasi helping the company No. 3. 4.
Upaya
Kategori
Penanggung Jawab
Meningkatkan jumlah karya ilmiah dosen maupun mahasiswa dalam bahasa inggris pada Google Scholar sehingga dapat dijadikan rujukan oleh negara mana saja. Mewajibkan jurnal ilmiah yang dibuat oleh dosen dan mahasiswa tidak memiliki unsur plagiarisme.
Teknis, Konten
Fakultas, Perpustakaan
Kebijakan
Fakultas
b. Concern for Other Customers Tabel A-7 Strategi 3.2
Strategi 3.2 : Meningkatkan nilai transparency dengan motivasi concern for other customers No. 1.
Upaya Menggalakkan kebijakan bagi dosen maupun mahasiswa untuk mengunggah seluruh jurnal ilmiah miliknya ke Google Scholar.
Kategori Kebijakan
Penanggung Jawab Fakultas
A - 11 Strategi 3.2 : Meningkatkan nilai transparency dengan motivasi concern for other customers No. 2. 3. 4.
Upaya Meningkatkan jumlah karya ilmiah dosen maupun mahasiswa dalam bahasa inggris sehingga dapat dijadikan rujukan oleh negara mana saja. Mewajibkan jurnal ilmiah yang dibuat oleh dosen dan mahasiswa tidak memiliki unsur plagiarisme.
Kategori
Penanggung Jawab
Teknis, Konten
Fakultas, Perpustakaan
Kebijakan
Fakultas
Indikator presence a. Positive Self Enhancement Tabel A-8 Strategi 4.1
Strategi 4.1 : Meningkatkan nilai presence dengan motivasi positive self enhancement No. 1.
Upaya Meningkatkan jumlah informasi mengenai prestasi yang diraih dosen dan mahasiswa pada website ITS.
Kategori Konten
Penanggung Jawab DPTSI
A - 12 Strategi 4.1 : Meningkatkan nilai presence dengan motivasi positive self enhancement No. 2. 3. 4. 5.
Upaya Meningkatkan jumlah informasi mengenai keunggulan ITS pada website ITS . Meningkatkan jumlah informasi mengenai kualitas dosen dan mahasiswa pada website ITS. Membuat subdomain khusus yang berisi informasi mengenai karya ilmiah yang telah dibuat oleh dosen dan mahasiswa. Menggalakkan kewajiban pada setiap unit kerja di ITS untuk memiliki link (subdomain).
Kategori Konten
Penanggung Jawab DPTSI
Konten
DPTSI
Teknis
DPTSI, Perpustakaan
Teknis
DPTSI
A - 13 -
b. Economic Incentive Tabel A-9 Strategi 4.2
Strategi 4.2 : Meningkatkan nilai presence dengan motivasi economic incentive No.
Upaya
Kategori
Penanggung Jawab
1.
Meningkatkan penyajian informasi tentang beasiswa agar pengguna lebih termotivasi untuk mengakses website ITS.
Konten
DPTSI
Konten
DPTSI
Konten
DPTSI
2. 3.
Meningkatkan penyajian informasi tentang dana hibah penelitian. Meningkatkan penyajian informasi pada website tentang berbagai hal, sehingga pengguna dapat tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk datang ke lokasi.
A - 14 c. Helping The Company Tabel A-10 Strategi 4.3
Strategi 4.3 : Meningkatkan nilai presence dengan motivasi helping the company No.
Upaya
1.
Meningkatkan kinerja website ITS.
2.
Membuat kebijakan untuk menggalakkan publikasi karya ilmiah dosen dan mahasiswa pada website ITS. Mendaftarkan website ITS (its.ac.id) pada situs directory Google (directory.google.com).
3.
Kategori
Penanggung Jawab
Konten
DPTSI
Kebijakan
Perpustakaan
Teknis
DPTSI
A - 15 d. Advice Seeking Tabel A-11 Strategi 4.4
Strategi 4.4 : Meningkatkan nilai presence dengan motivasi advice seeking No.
1. 2. 3. 4.
Upaya Memperbesar jalur koneksi jaringan internet untuk mempermudah para pengguna yang mencari informasi pada website ITS. Meningkatkan jumlah informasi pada website ITS sehingga konten yang ada semakin lengkap. Meningkatkan komunikasi dari admin dalam memberikan tanggapan yang positif kepada pengguna. Menyediakan fasilitas forum pada website ITS agar komunikasi dari pengguna ke admin atau antar pengguna terjalin lebih baik.
Kategori
Penanggung Jawab
Teknis
DPTSI
Konten
DPTSI
Kebijakan
DPTSI
Tekis, Konten
DPTSI
A - 16 e. Platform Assistance Tabel A-12 Strategi 4.5
Strategi 4.5 : Meningkatkan nilai presence dengan motivasi platform assistance No.
Upaya
Kategori
Penanggung Jawab
1.
Menggalakkan kewajiban pada setiap unit kerja di ITS untuk memiliki link (subdomain).
Kebijakan
DPTSI
Teknis
DPTSI
Teknis
DPTSI
Teknis, Konten
DPTSI
2. 3. 4.
Membuat penamaan subdomain untuk seluruh unit ITS dengan mencantumkan domain utama ITS (contoh website Departemen Sistem Informasi: is.its.ac.id). Mengintegrasikan seluruh website Fakultas, Departemen, dan seluruh unit yang ada pada website ITS. Menambahkan metadata pada tiap halaman web yang dibuat. Langkah untuk memberikan metadata pada halaman web terdapat pada Teknik 3 (terlampir).
5.
Menyajikan informasi yang up to date pada website ITS .
Konten
DPTSI
6.
Meningkatkan jumlah informasi yang ada pada website ITS.
Konten
DPTSI
A - 17 Strategi 4.5 : Meningkatkan nilai presence dengan motivasi platform assistance No. 7. 8.
9.
10. 11. 12.
Upaya Meningkatkan kegiatan promosi ITS melalui website ITS. Meningkatkan jumlah publikasi dokumen (bahan ajar, tugas, dan informasi lainnya) pada website dalam bentuk .pdf, .doc, .ppt, dan .ps. Menggalakkan kebijakan kepada mahasiswa, dosen, dan seluruh civitas ITS untuk menambahkan metadata pada dokumen yang diunggah ke website. Langkah untuk memberikan metadata pada dokumen terdapat pada Teknik 4 (terlampir). Membangun website dengan tampilan yang user friendly sehingga mudah digunakan pengguna dari kalangan manapun. Mendaftarkan website ITS (its.ac.id) pada situs directory Google (directory.google.com). Memperbesar jalur koneksi jaringan internet agar mempermudah pengindeksan dari mesin pencari.
Kategori
Penanggung Jawab
Konten
DPTSI, LPM
Konten
DPTSI, Fakultas, Akademik
Teknis, Konten
Seluruh civitas
Teknis
DPTSI
Teknis
DPTSI
Teknis
DPTSI
A - 18 -
f.
Venting Negative Feelings Tabel A-13 Strategi 4.6
Strategi 4.6 : Meningkatkan nilai presence dengan motivasi venting negative feelings No.
Upaya
Kategori
Penanggung Jawab
1.
Meningkatkan jumlah informasi yang ada pada website ITS.
Konten
DPTSI
2.
Menyajikan informasi yang up to date pada website ITS .
Konten
DPTSI
3.
Memperbaharui sub menu pada website ITS agar tidak terdapat sub menu yang kosong (error) ataupun broken link.
Teknis
DPTSI
A - 19 -
g. Concern for Other Customers Tabel A-14 Strategi 4.7
Strategi 4.7 : Meningkatkan nilai presence dengan motivasi concern for other customers No.
Upaya
Kategori
Penanggung Jawab
1.
Meningkatkan jumlah informasi yang ada pada website ITS.
Konten
DPTSI
2.
Menyajikan informasi yang up to date pada website ITS .
Konten
DPTSI
3.
Meningkatkan penggunaan website ITS untuk kegiatan akademik maupun publikasi.
Konten
DPTSI, Humas
4.
Meningkatkan jumlah informasi mengenai keunggulan ITS.
Konten
DPTSI
A - 20 h. Social Benefit Tabel A-15 Strategi 4.8
Strategi 4.8 : Meningkatkan nilai presence dengan motivasi social benefit No.
1.
2. 3.
Upaya
Kategori
Penanggung Jawab
Menyediakan fasilitas forum diskusi pada website ITS sehingga terdapat interaksi yang dapat terjadi antar civitas. Membangun website dengan tampilan atau UI (user interface) yang nyaman untuk digunakan para pengguna dari kalangan manapun.
Teknis, Konten
DPTSI
Teknis, Konten
DPTSI
Teknis, Konten
DPTSI
Menyajikan informasi yang up to date pada website ITS.
LAMPIRAN B – TEKNIK PENINGKATAN PERINGKAT WEBOMETRICS Tabel B-16 Teknik Peningkatan
No. 1.
2.
Teknik Teknik 1 - Menautkan website ITS (its.ac.id) pada website pribadi (blog maupun wordpress).
Langkah Penerapan Pada halaman awal (index.php atau index.html) diberi tag sebagai berikut:
Institut Tekonologi Sepuluh Nopember • Blogger 1. Klik layout pada panel yang ada di sebelah kiri
Teknik 2- Memberikan badge pada website pribadi (blog maupun wordpress).
Gambar B-1 Langkah badge 1
B-1-
B-2No.
Teknik
Langkah Penerapan 2. Klik Add a gadget pilih HTML/JavaScript
Gambar B-2 Langkah badge 2
3. Mencari logo (icon) ITS di http://lppm.its.ac.id/wpcontent/uploads/2015/10/ copy link gambar yang telah dipilih 4. Masukkan code dibawah ini pada box HTML/JavaScript:
B-3No.
Teknik
Langkah Penerapan
3. Pada tag diberikan judul yang sesuai dengan isi halaman web. Contoh: Institut Teknologi Sepuluh Nopember – About Microsot Office 1. Klik File Properties 2. Isikan informasi yang ada pada tab General seperti contoh dibawah ini
B-5No.
Teknik
Langkah Penerapan
Gambar B -17 langkah Metadata 1
3. Lalu simpan (save) dokumen. •
PDF Adobe Acrobate 1. Klik File Properties 2. Isikan kolom-kolom yang ada seperti pada Ms. Office
B-6No.
Teknik
Langkah Penerapan
Gambar B-18 Langkah metadata 2
3. Lalu simpan (save) dokumen.
LAMPIRAN C – STRATEGI PENDUKUNG PENINGKATAN PERINGKAT WEBOMETRICS Tabel C-19 Strategi Pendukung Strategi
Aksi
Membangun komunitas sosial seperti melalui Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, dan sebagainya. Hal ini perlu dilakukan secara terus Membangun Komunitas menerus untuk Corporate Branding (pencitraan Sosial (Social Networking universitas). Community) Mengadakan publikasi mengenai pentingnya meningkatkan ranking Webometrics. Publikasi ini dapat dilakukan melalui sosialisasi, pemasangan banner di situs, dan sebagainya. Mengadakan pelatihan penulisan pada situs pribadi Meningkatkan kualitas untuk dosen, mahasiswa, staf, dan karyawan ITS agar konten website ITS mudah dibaca dan mudah dipahami serta SEO friendly. C-1-
Penanggung Jawab
LPM
LPM, DPTSI
Fakultas, DPTSI
C-2Strategi
Aksi Mengadakan seminar dan pelatihan mengenai pentingnya menulis di sebuah website/situs/blog. Melakukan desain ulang website utama yang mengutamakan readability dan SEO friendly dengan tampilan yang menarik dan mudah digunakan. Membuat standarisasi tampilan dan aturan perancangan website yang harus dipatuhi oleh seluruh bagian. Menugaskan salah satu bagian khusus untuk mengawasi, mengedit dan memonitor seluruh isi website yang ditampilkan agar isi informasi tetap terjaga kualitasnya dan konsistensinya. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap tampilan website ITS untuk menghasilkan website dengan tampilan menarik dan navigasi yang mudah.
Penanggung Jawab Mahasiswa, Fakultas, DPTSI DPTSI
DPTSI
DPTSI
DPTSI