Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
IMPLEMENTASI TRANSFORMASI TNI AD DI LEMDIK SESKOAD
BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. TNI AD sebagai sebuah organisasi militer tengah giat merintis sebuah gerakan perubahan menyangkut penyelenggaraan berbagai fungsi dalam tugas pokoknya. Gerakan perubahan yang diprakarsai oleh Kepala Staf Angkatan Darat pada apel Dansat terpusat tahun 2014 menitikberatkan pada: integritas perwira dalam melaksanakan perubahan besar ditubuh TNI AD, profesionalisme dan transformasi TNI AD. Dalam rangka menyukseskan proses yang dicanangkan di lingkungan TNI AD tersebut, Seskoad memandang penting untuk mulai merancang dan merencanakan langkah-langkah antisipatif yang perlu dilaksanakan. Dalam mengimplementasikannya, Seskoad berpedoman kepada draf transpormasi TNI AD yang meliputi Aspek “Pertempuran”, “Teritorial” dan Dukungan. Hal ini diawali dengan mencermati makna transformasi sebagai sebuah bentuk perubahan. Ditinjau dari sudut pandang etimologi, transformasi adalah sebuah proses perubahan yang signifikan dalam hal bentuk, rupa, dan sebagainya (a complete or major change in someone’s or something’s appearance, form, etc).1 Perubahan dalam skala yang sedemikian rupa bukanlah sebuah hal yang baru dalam dunia militer. Angkatan Darat Amerika melaksanakan perubahan yang cukup signifikan tersebut dalam masa damai antara perang Vietnam 1975 hingga terjadinya perang Teluk di 1
Merriam-Webster Dictionary, diakses pada 23 Januari 2014, http://www.merriam-webster.com/ dictionary/transformation
Terbaik, Terhormat dan Disegani
1
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
tahun 1991.2 Angkatan Bersenjata Australia melaksanakan transformasi serupa pada tahun 1986 melalui sebuah proses yang dikenal sebagai Tange Reform.3 b. Berkaitan dengan hal tersebut, Seskoad sebagai salah satu komponen TNI AD memiliki tanggung jawab untuk merancang bentuk implementasi transformasi yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dengan fungsi sebagai lembaga pendidikan tertinggi di TNI AD, Seskoad juga memiliki tanggung jawab untuk dapat melakukan perubahan-perubahan internal yang bermuara pada peningkatan kemampuan (capability) Seskoad dalam mendidik perwira menjadi kader-kader pimpinan TNI AD. Di samping itu, Seskoad sebagai lembaga kajian strategis juga perlu mewujudkan slogan “Center of Excellence” guna mendukung kesinambungan kemajuan TNI AD sebagai sebuah organisasi yang belajar (learning organization). Tulisan ini membahas bagaimana Seskoad memandang latar belakang serta pokokpokok pikiran transformasi TNI AD untuk menemukan relevansi dengan tugas pokok serta fungsi Seskoad yang kemudian ditindaklanjuti melalui serangkaian langkah pengimplementasian. c. Terdapat setidaknya dua hal yang perlu dicermati dalam menemukan implikasi pokok-pokok pikiran transformasi TNI AD dengan eksistensi Seskoad sebagai badan pelaksana pusat. Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah desain organisasi Seskoad sebagai sebuah lembaga pendidikan dan pengkajian. Secara organisatoris Seskoad tidak memiliki desain untuk menjalankan fungsi “pertempuran” maupun “teritorial”. Jika harus digolongkan berdasarkan logika aspek yang digunakan dalam perancangan draf transformasi, letak Seskoad berada pada ranah transformasi “dukungan” TNI AD.
2
3
Suzanne C. Nielsen, ‘An Army Transformed: The U.S. Army’s Post-Vietnam Recovery and The Dynamics of Change in Military Organizations,’ The LeTort Papers, September 2010, diakses pada 23 Januari 2014 http://www.strategicstudiesinstitute.army.mil/pdffiles/PUB1020.pdf Neil James, ‘Reform of Defence Management Paradigm, A Fresh Review,’ ADSC Working Papers, diakses pada 23 Januari 2014, http://ada.asn.au/assets/files/papers/ADSCWorkingPaper.pdf
Terbaik, Terhormat dan Disegani
2
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
Dengan demikian, tidaklah tepat jika Seskoad menerapkan secara serta merta sistematika yang berlaku pada tingkat markas besar dalam mengimplementasikan transformasi TNI AD pada tingkat lembaga pendidikan. Namun demikian, hal kedua yang harus dicermati adalah bahwa peran Seskoad sebagai lembaga pendidikan dan lembaga pengkajian memiliki korelasi yang erat dengan bidang pertempuran dan teritorial. Keterkaitan yang erat dengan kedua aspek selain dukungan tersebut mengharuskan Seskoad untuk mencermati juga pokok-pokok pikiran transformasi pada aspek pertempuran dan teritorial. 2. Maksud dan Tujuan. a. Maksud. Agar dapat memberikan gambaran kepada pimpinan atas tentang Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad. b. Tujuan. Untuk menjadi bahan masukan kepada pimpinan Komando Atas tentang pelaksanaan kebijakan transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad. 3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Pembahasan kajian ini dimulai dari pokok-pokok pemikiran sampai dengan implementasi transformasi TNI AD yang dilaksanakan oleh Seskoad, yang disusun dengan tata urut sebagai berikut: a. Pendahuluan. b. Pokok-Pokok Pikiran Transformasi TNI AD. c. Implikasi Transformasi TNI AD Dengan Lembaga Pendidikan Seskoad. d. Implementasi Transformasi TNI AD di Seskoad. e. Penutup.
Terbaik, Terhormat dan Disegani
3
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
4. Metode dan pendekatan. a. Metode. Kajian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu dengan menganalisis data sekunder atas hal-hal yang terkait Transformasi TNI AD untuk diimplementasikan di Lemdik Seskoad. b. Pendekatan. Pembahasan naskah ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu pembahasan yang diawali dengan penginterpretasian data untuk kemudian disintesiskan dalam bentuk konsep pengimplementasian di Lemdik Seskoad.
Terbaik, Terhormat dan Disegani
4
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
BAB II POKOK-POKOK PIKIRAN TRANSFORMASI TNI AD 5. Umum. a. Kegiatan perancangan transformasi untuk membangun TNI AD berkelas dunia yang profesional, modern, efektif, efisien, militan dan dicintai rakyat. Sedangkan pada tingkat markas besar memiliki pendekatan yang sistematis atas hal-hal yang berpengaruh bagi keberhasilan pelaksanaan tugas pokok TNI AD. Pendekatan ini diwujudkan ke dalam tiga aspek yang terdiri dari Pertempuran, Dukungan, dan Teritorial. Bagi kepentingan pengimplementasian, tiap satuan TNI AD perlu menelaah keterkaitan aspek-aspek tersebut dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing satuan. Untuk menemukan keterkaitan yang dimaksud maka tiap satuan perlu terlebih dahulu menyerap pokok-pokok pikiran yang ingin dikedepankan dalam transformasi TNI AD. b. Pada saat tulisan ini dibuat, rancangan transformasi TNI AD masih belum final dan masih terus disempurnakan naskahnaskah dasarnya. Meskipun naskah-naskah tersebut masih bersifat draf, namun pokok-pokok pikiran yang menjadi arah gerak transformasi TNI AD sudah dapat dicermati. Pokok-pokok pikiran yang telah tergambar dalam draf inilah yang kemudian menjadi pijakan untuk rancangan pengimplementasian Transformasi TNI AD di lembaga pendidikan Seskoad. Guna memahami pokok-pokok pikiran tersebut, pada bab ini akan dibahas tema-tema utama yang dikedepankan dalam draf transformasi TNI AD maupun substansi pokok pada tiap aspek pertempuran, teritorial dan dukungan.
Terbaik, Terhormat dan Disegani
5
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
6. Tema-tema Utama Pada Draf Transformasi TNI AD a. Cara pandang Pertempuran”.
atas
“Perang,
Peperangan
dan
1) Pemahaman secara komprehensif tentang terminologi perang, peperangan, dan pertempuran (war, warfare, and battle) adalah hal yang sangat mendasar bagi pembinaan kemampuan suatu organisasi militer. Sejarah mencatat terjadinya serangkaian peristiwa keberhasilan dan kegagalan operasi militer yang berpangkal dari tingkat kecermatan suatu pihak dalam memahami perang, peperangan, dan pertempuran.4 Terminologi “Perang (war)” secara generik dapat ditempatkan sebagai tataran permasalahan tertinggi dengan cakupan terluas yang harus dipahami dalam dunia profesi militer (the profession of arms). Perang dalam peradaban umat manusia merupakan sebuah bentuk interaksi sosial. Ciri khas yang membedakan perang dengan bentuk interaksi sosial lainnya adalah terjadinya penggunaan kekerasan (the use of violence) baik secara terbuka maupun tertutup.5 Berbeda dengan perang, terminologi “Peperangan (warfare)” secara spesifik merujuk pada hal-hal yang berkaitan dengan aspekaspek penggunaan kekerasan dalam perang dimensi era, geografi, metode, teknologi, dan sebagainya.6 Pada tataran dan cakupan dimensi yang lebih spesifik lagi, peperangan tersusun atas serangkaian komponen konseptual yang disebut “Pertempuran (battle)”. Perang, peperangan, dan pertempuran memiliki konsekuensi terminologisnya masing-masing dan tidak dapat begitu saja dicampuradukkan meskipun diantaranya terdapat derajat keterkaitan yang sangat erat. 2) Pada era-era terdahulu, pendiskusian permasalahan dan pengembangan kemampuan TNI AD cenderung didasari oleh Trumbul Higgins, Korea and the Fall of MacArthur, A Précis in Limited War (New York: Oxford University Press,1960), Hal. 63-67. 5 Hedley Bull, The Anarchical Society,A Study Order in World Politics, (London:Macmillan Press Ltd., 1977), Hal. 185. 6 Colin S. Gray, Modern Strategy, (New York:Oxford University Press, 1999), Hal. 12-15. 4
Terbaik, Terhormat dan Disegani
6
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
cara pandang yang terkooptasi pada terminologi perang dan pertempuran saja. Peperangan merupakan sebuah terminologi yang kala itu sudah diketahui namun masih terdifusi pemahamannya antara terminologi perang dan pertempuran. Hal ini membawa akibat belum tereksploitasinya pisau analisis yang tersedia secara optimal dalam membedah permasalahan-permasalahan yang terjadi. Pisau analisis yang dimaksudkan dalam hal ini adalah Strategi, Seni Operasional dan taktik (Strategy, Operational Art, and Tactics). Sudut pandang strategi (Grand Strategy maupun Military Strategy) diperlukan dalam menganalisis dan menemukan permasalahan yang berkaitan dengan perang. Seni Operasional (Operational Art) diperlukan sebagai pisau analisis bagi pembahasan pada tataran peperangan, sedangkan taktik merupakan bentuk pendekatan analisis atas permasalahan pertempuran. 3) Menelaah rangkaian ide konseptual yang tertuang dalam draf transformasi TNI AD, dapat terlihat bahwa telah terjadi kemajuan yang signifikan dalam cara pandang kita atas perang, peperangan dan pertempuran. Pada draf transformasi bidang pertempuran, dinyatakan tentang perlunya tinjauan dari sisi hakikat perang dan karakter perang (the nature and character of war).7 Terkait permasalahan peperangan, draf transformasi bidang pertempuran banyak mengetengahkan sudut pandang yang lebih up to date dengan trend peperangan yang terjadi dewasa ini. Bagian-bagian yang terkait pengembangan kemampuan operasional TNI AD telah membahas trend peperangan hibrida (Hybrid Warfare) sebagai bagian dari landasan pertimbangan.8 Pertimbangan-pertimbangan tentang perang dan peperangan kemudian bermuara pada perancangan hal-hal yang terkait pertempuran.
7
Draf Strategi transformasi TNI AD bidang Pertempuran, Tim Pokja TNI AD, 2013, Hal. 33. Ibid, Hal. 11.
8
Terbaik, Terhormat dan Disegani
7
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
4) Serupa dengan pandangan di atas, draf transformasi bidang dukungan juga telah mencerminkan semakin majunya cara pandang kita terkait permasalahan perang, peperangan, dan pertempuran. Dalam draf transformasi bidang dukungan, telah terlihat pemahaman bahwa penyelenggaraan aspek dukungan TNI AD tidak bisa lepas dari keakuratan cara pandang kita atas konstelasi konseptual tentang perang. Pembahasan yang mengarah pada dukungan terhadap pertempuran dari berbagai komponen dukungan telah didahului pertimbangan-pertimbangan tentang perang (war) dan peperangan (warfare). 5) Pemahaman secara komprehensif atas konstelasi konseptual tentang perang juga tercermin dalam pembahasan dalam aspek teritorial. Pada transformasi bidang teritorial, ancaman masa depan telah dipertimbangkan tidak hanya secara kontekstual, namun juga menelaah terlebih dahulu karakter perang (character of war) di masa depan. Penyelenggaraan fungsi pembinaan teritorial kemudian mempertimbangkan kemungkinan diaplikasikannya operasi berbasis efek (Effect Based Operations). Hal ini berarti menunjukkan telah mulai digunakannya seni operasional (Operational Art) dalam mempertimbangkan penggunaan satuan-satuan komando kewilayahan. Cara pandang atas perang dan peperangan tadi menghasilkan pemikiran yang makin mutakhir tentang peran satuan teritorial dalam konsep pertempuran yang dilaksanakan oleh TNI AD. b. Pemutakhiran Doktrin 1) Doktrin merupakan panduan yang esensial bagi setiap organisasi militer. TNI AD sebagai sebuah organisasi militer harus memiliki bangunan doktrin yang mampu mengakomodir efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas di tengah perkembangan berbagai faktor pada tataran taktis dan Terbaik, Terhormat dan Disegani
8
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
operasional. Pada hakikatnya doktrin militer adalah sekumpulan panduan dan prosedur (a set of guiding principles and procedures) yang digunakan oleh pasukan dalam melaksanakan operasi, sehingga dapat mendukung upaya pencapaian tujuan yang diharapkan melalui penggunaan kekuatan militer9. Melalui pemahaman tersebut, maka bentuk-bentuk doktrin mencakup seluruh publikasi yang bersifat panduan mulai dari level operasional hingga level taktis. 2) Draf aspek pertempuran memandang bahwa melalui Transformasi TNI AD, pemahaman akan doktrin harus lebih diperluas meliputi serangkaian panduan fundamental yang mencakup tataran falsafah, operasional dan taktis. Doktrin falsafah berisi tentang cara pandang TNI AD sebagai salah satu komponen bangsa dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan secara konstitusional. Doktrin operasional berisi panduan-panduan yang digunakan oleh TNI AD dalam mendesain dan melaksanakan operasi-operasi yang beragam termasuk aspek-aspek dukungannya. Doktrin pada tataran taktis terdiri atas serangkaian publikasi panduan yang mengatur penyelenggaraan peran berbagai unsur TNI AD untuk mencapai kemenangan dalam suatu pertempuran. 3) Pada draf aspek teritorial, dikemukakan bahwa doktrin yang baik perlu dikembangkan berdasarkan pengalaman dan atau teori dari hasil pemikiran terbaik pada kurun waktu tertentu. Dengan demikian maka doktrin yang bersifat falsafah TNI AD perlu untuk dimutakhirkan setiap terjadi perubahan fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara seperti terjadinya perubahan UU tentang Hanneg/TNI Richard M. Swain, ‘Filling the Void: The Operational Art and The US Army,’ in The Operational Art, Developments in the Theories of War edited by B.JC. McKercher and Michael Hennessy (London: Praeger, 1996), 147. 9
Terbaik, Terhormat dan Disegani
9
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
maupun terbitnya Buku Putih Pertahanan yang baru. Sedangkan doktrin yang bersifat tataran operasional dan taktis harus dikaji secara terus menerus menyesuaikan perkembangan pada lingkungan strategis. Di samping itu harus dapat mengakomodasi perubahan-perubahan pada trend peperangan yang terjadi di lingkungan global. Hal senada juga dikemukakan dalam draf bidang dukungan yang memandang penting pemutakhiran doktrin untuk menjamin interoperabilitas antar komponen dukungan TNI AD. c. Penguasaan Teknologi. 1) Perkembangan dalam karakter perang, peperangan dan pertempuran sangat dipengaruhi oleh fenomena perkembangan teknologi yang pesat. Prinsip dasar dalam mengobarkan perang (waging war) pada hakekatnya tidak berubah. Dengan tujuan untuk menetralisir kemampuan musuh sehingga pada akhirnya mereka menerima ataupun tunduk pada kondisi akhir yang diinginkan oleh pihak kita. 10 Namun demikian, cara-cara yang digunakan untuk mencapai prinsip penyelenggaraan perang tersebut terus berkembang seiring kemajuan peradaban manusia. Cara yang digunakan pada peperangan di abad 18 dengan ditemukannya bubuk mesiu jauh berbeda dengan peperangan di abad 16 yang masih didominasi oleh senjata tradisional. Demikian halnya dengan peperangan di abad 21 ini yang telah mengalami lompatan jauh ke depan dibandingkan peperangan di abad 20. 2) Pemahaman akan pentingnya teknologi bagi penyelenggaraan fungsi-fungsi TNI AD telah sangat nampak pada draf transformasi TNI AD. Pada draf aspek pertempuran, fenomena perkembangan alutsista dan jaringan kerja Antulio J. Echevarria II, ‘Clausewitz and The Nature of War on Terror,’ in Clausewitz in the TwentyFirst-Century, ed. Hew Stratchan and Andreas Herberg-Rothe (New York: OxfordUniversity Press, 2007) p. 208. 10
Terbaik, Terhormat dan Disegani
10
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
(networked army) menjadi latar belakang perlunya modernisasi alutsista dan teknologi penunjang yang digunakan di tubuh TNI AD. Hal ini bukanlah sekedar anganangan ke depan karena saat ini proses akuisisi berbagai alutsista modern tengah berlangsung di TNI AD dan dengan demikian perlu diimbangi dengan penguasaan teknologinya. Pada draf aspek teritorial tantangan perkembangan teknologi global saat ini menjadi salah satu tuntutan untuk diimbangi dengan penguasaan teknologi yang setara dalam melaksanakan pembinaan wilayah pertahanan. Demikian pula halnya dengan pemikiran tentang teknologi yang termuat pada draf aspek dukungan. Perkembangan teknologi memiliki pengaruh yang sangat signifikan hampir pada semua komponen dukungan baik intelijen, personel, logistik, pendidikan dan sebagainya. d. Manajemen organisasi militer secara modern 1) Organisasi militer memiliki kekhasannya tersendiri dan tidak dapat disamakan dengan organisasi sipil. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa sejauh apapun perbedaannya, organisasi militer tetap memerlukan terlaksananya manajemen yang baik seperti halnya yang diharapkan pada praktek-praktek manajemen modern di organisasi sipil. Bentuk manajemen organisasi yang modern ini memiliki istilah-istilahnya tersendiri yang berubah dari waktu ke waktu. Dewasa ini, praktek manajemen organisasi secara modern bagi militer dikenal sebagai manajemen berbasis kemampuan (Capability Management). Yang menjadi intisari dari manajemen kemampuan adalah pengaturan secara tersinkronisasi berbagai bidang pekerjaan dalam organisasi militer yang sasarannya berujung pada peningkatan kemampuan operatornya. Konsep manajemen seperti ini telah terbukti memperkecil tingkat persaingan prioritas sumber daya antar bidang pekerjaan dalam organisasi. Dengan demikian konsep ini dapat meningkatkan kemampuannya untuk melakukan Terbaik, Terhormat dan Disegani
11
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
tugas-tugas tertentu secara spesifik output militer meskipun dalam keadaan damai. 2) Cara pandang yang mengedepankan manajemen organisasi yang modern telah dapat digambarkan (meskipun belum sempurna) dalam draf-draf transformasi TNI AD. Pada draf aspek pertempuran, manajemen kemampuan dikonseptualisasikan penerapannya bagi penentuan prioritas tugas dan pengalokasian sumber daya yang tersedia.11 Pada draf aspek teritorial, manajemen kemampuan diarahkan untuk menemukan perencanaan pembinaan satuan teritorial yang bersifat komprehensif agar berdaya guna bagi fungsi-fungsi teritorial.12 Pada draf aspek dukungan, manajemen berbasis kemampuan (Capability Based Planning) bahkan dijelaskan secara lebih detil dalam 8 input fundamental bagi kemampuan (Fundamental Inputs to Capability). 8 input yang dimaksud dalam menghasilkan kapabilitas meliputi Personel, Organi-sasi, Latihan, Alutsista, suku cadang, Fasilitas dan Daerah Latihan serta Komando dan Manajemen.13 7. Substansi Pokok Draf Transformasi TNI AD. a. Transformasi TNI AD Bidang Pertempuran. 1) TNI AD sebagai bagian dari TNI harus dapat melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mendukung tercapainya tugas pokok TNI. Dalam melaksanakan tugasnya, TNI AD menjalankan beberapa fungsi, diantaranya fungsi utama yang salah satunya terdapat fungsi pertempuran. Adapun fungsi pertempuran ini dapat dilaksanakan sebagai bagian dari komando atas maupun berdiri sendiri.
Draf Transformasi TNI AD bidang Pertempuran, Januari 2014, Hal. 12 Draf Transformasi TNI Adbidang Teritorial, Januari 2014, Hal 77 13Draf Transformasi TNI AD bidang Dukungan, Januari 2014, Hal 56 11
12
Terbaik, Terhormat dan Disegani
12
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
2) Perkembangan dunia teknologi informasi dan taktik dunia saat ini yang meliputi kekuatan unsur tembakan, kekuatan manuver dan efektivitas sistem informasi. TNI AD dituntut untuk melaksanakan perubahan (transformasi) konsep pertempuran darat mengikuti perkembangan teknologi militer. Dengan mengedepankan konsep keterpaduan kesenjataan dan memperkuat kemampuan melaksanakan operasi gabungan TNI dengan lebih terintegrasi. Guna mengantisipasi perkembangan teknologi ini, perlu adanya upaya transformasi bidang pertempuran diantaranya : a) Memperkuat 8 Elemen Daya Tempur yang meliputi : Intelijen, Manuver, Tembakan, Perlindungan, Dukungan Personel, Dukungan Logistik, Dukungan Teritorial serta Komando dan Pengendalian. b) Membangun Postur Satpur TNI AD sesuai Tipologi Wilayah, Adaptif dan Relevan. c) Memantapkan kemampuan Operasi Gabungan TNI (Joint Operation) dan menjamin Interoperability. d) Memantapkan Sishanta. e) Memutakhirkan Doktrin Pertempuran TNI AD. (1) Memutakhirkan mendukung Sishanta.
Doktrin
TNI
AD
untuk
(2) Pemutakhiran Doktrin TNI AD untuk memperkuat kemampuan melaksanakan operasi gabungan TNI. (3) Pemutakhiran Doktrin untuk meningkatkan keterpaduan kesenjataan/antar kecabangan (Combined Arms). f) Meningkatkan kapasitas SDM dan kemampuan bertempur satuan melalui sistem pendidikan dan siklus latihan yang berorientasi pada keterpaduan antar unsur TNI AD dan antar matra TNI. Terbaik, Terhormat dan Disegani
13
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
3) Untuk pendidikan level Seskoad, keterpaduan antar matra menjadi basis dari kurikulum pendidikannya. Abituren Seskoad diharapkan sudah memiliki orientasi yang mendalam tidak hanya pada keterpaduan antar kecabangan dan antar matra, diharapkan SDM TNI AD dapat bersinergi dengan baik di level antar kecabangan dan antar matra. Sama pentingnya dengan sistem pendidikan, siklus latihan TNI AD pun perlu ditata. Hal ini dilaksanakan agar dapat memberikan pemahaman yang utuh dalam membekali SDM dan satuansatuan tempur TNI AD. Dengan keterpaduan yang telah bersinergi, akan memudahkan dalam melaksanakan operasi yang melibatkan antar kecabangan dan antar matra. b. Transformasi TNI AD Bidang Pembinaan Teritorial. 1) Perkembangan dunia teknologi informasi dan taktik dunia saat ini mempengaruhi pola serta tindak bangsa Indonesia dalam mengamankan serta menjaga keutuhan NKRI. TNI AD sebagai bagian integral dari TNI ikut berperan serta dengan komponen bangsa lainnya dalam membangun tetap tegaknya NKRI. Dalam menyikapi perkembangan dunia saat ini telah mentransformasi dalam berbagai aspek, baik aspek pertempuran, dukungan maupun pembinaan teritorial. Pada pembinaan teritorial diarahkan dalam menyiapkan Ruang, Alat dan Kondisi Juang (RAK Juang) guna membantu tugastugas TNI AD di bidang pertempuran dan dukungan. 2) Fungsi Binter seperti ini tentunya akan sangat bermanfaat dalam membantu tugas Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Guna mengantisipasi proyeksi ancaman dan tantangan yang berimplikasi kepada pelaksanaan Binter TNI AD, maka ke depan kegiatan pembinaan teritorial harus dilaksanakan melalui penataan Binter. Di dalam penataannya harus berpedoman kepada prinsip-prinsip yang dijadikan sebagai acuan untuk dapat Terbaik, Terhormat dan Disegani
14
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
dikembangkan oleh para Apter sesuai dengan kondisi di lapangan serta tataran kewenangan yang dimiliki. Selain itu, operasi-operasi yang diselenggarakan oleh satuan teritorial perlu menerapkan sistem perencanaan berbasis kemampuan (capability based planning) agar efektivitas yang diharapkan dapat tercapai. Efektivitas tersebut sejalan dengan ingin diterapkannya filosofi operasi berbasis dampak (effects based operation) di bidang teritorial. 3) Untuk menyiapkan satuan dan prajurit TNI AD agar memiliki kemampuan dalam melaksanakan Binter secara profesional dan proporsional, maka kegiatan yang dilaksanakan melalui pendidikan dan latihan, baik di lembaga pendidikan militer maupun sipil. Pembinaan doktrin Binter ke depan perlu melibatkan berbagai pihak dari praktisi, birokrasi dan akademisi. Harapannya dalam penyusunan doktrin dapat lebih komprehensif dan mengakomodir keinginan berbagai unsur bangsa yang lain. Terlaksananya peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan, latihan dan penugasan, khususnya bagi Apter. c. Transformasi TNI AD Bidang Dukungan. 1) Dengan bergulirnya reformasi, tantangan bidang pertahanan mengalami perubahan menjadi semakin kompleks. Selain tantangan-tantangan yang bersifat alamiah, TNI sebagai kekuatan utama pertahanan negara juga dihadapkan pada tantangan tugas yang telah ditetapkan berdasarkan mekanisme legislasi nasional dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004. Selain itu, ancaman dan tantangan yang dihadapi oleh bangsa semakin kompleks, terutama dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin padat dan dinamis. TNI AD sebagai bagian dari TNI dan juga komponen bangsa yang ikut bertanggung jawab dalam menegakkan keutuhan NKRI, tentunya juga ikut terlibat dalam operasi militer. Terbaik, Terhormat dan Disegani
15
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
2) Sebagai institusi, TNI AD harus memiliki kemampuan dukungan yang efektif untuk menggandakan kemampuan operasional di bidang pertempuran dan pembinaan teritorial. Oleh karena itu, perlu dibangun sistem dukungan yang mampu melakukan pembinaan kemampuan dan pembinaan kekuatan TNI AD secara efektif dan efisien. Kemampuan dukungan mencakup dukungan intelijen, operasi dan latihan, personel, logistik, anggaran, dukungan cyber, topografi, psikologi, hukum dan inspektorat. 3) Transformasi dukungan pada hakekatnya adalah konsep perubahan yang bersifat menyeluruh, dalam rangka mewujudkan kemampuan pertempuran dan pembinaan teritorial, sehingga dapat diandalkan untuk menghadapi ancaman terhadap kepentingan strategis nasional. Untuk mendukung kedua hal tersebut dibutuhkan keterpaduan dukungan organik militer dan fungsi pendukung lainnya yang dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Hal tersebut diwujudkan melalui usulan pembentukan Komando Pusat Bantuan Operasi TNI AD (Kopusbanops TNI AD). Melalui wadah Kopusbanops TNI AD, konsep penyelenggaraan dukungan diarahkan untuk mewujudkan keterpaduan sesuai kaidah perencanaan berbasis kapabilitas (Capability Based Planning).
Terbaik, Terhormat dan Disegani
16
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
BAB III IMPLIKASI TRANSFORMASI TNI AD TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN SESKOAD 8. Umum. Dari pokok-pokok pikiran transformasi TNI AD yang telah diulas pada bab sebelumnya, kita dapat melihat beberapa tantangan yang harus diantisipasi guna mewujudkan perubahan yang diinginkan. Beberapa tantangan tersebut yaitu cara pandang atas perang, peperangan dan pertempuran, permutakhiran doktrin, perkembangan manajemen modern dan penggunaan teknologi maju. Perkembangan cara pandang atas perang, peperangan dan pertempuran belum tentu dipahami oleh sebagian besar perwira TNI AD saat ini. Terkait pemutakhiran doktrin, masih perlu dikembangkan kemampuan perwira golongan V ke atas untuk dapat berpikir kritis guna mencermati perubahan yang terjadi di lingkungan global maupun nasional. Pemutakhiran doktrin juga memerlukan pelaksanaan pengkajian strategis di tubuh TNI AD dengan kualitas hasil kajian yang semakin berbobot. Di sisi lain, perkembangan manajemen modern dan penggunaan teknologi maju di TNI AD tidak akan berdaya guna jika tidak diimbangi dengan peningkatan pemahaman perwira-perwira tentang tataran operasionalnya. Hal-hal tersebut di atas adalah sekelumit gambaran tentang tantangan yang harus dihadapi oleh TNI AD dalam bertransformasi khususnya terkait kualitas perwira. Seskoad memandang hal-hal tersebut sebagai bentuk implikasi transformasi TNI AD terkait tugas pokok dan fungsi Seskoad sebagai lembaga pendidikan tertinggi dan lembaga pengkajian stratagis. Implikasi tersebut dapat dianalisis spektrum pengaruhnya ke dalam beberapa hal, yaitu kualitas lulusan pendidikan Seskoad, kualitas pengkajian Seskoad dan kelembagaan.
Terbaik, Terhormat dan Disegani
17
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
9. Kualitas Lulusan Pendidikan Seskoad. a. Kemampuan berpikir holistik. 1) Dengan semakin berkembangnya cara-cara pandang di tubuh TNI AD tentang ranah perang, peperangan, dan pertempuran, maka perwira abituren Seskoad dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir secara holistik di profesinya. Seorang perwira lulusan Seskoad, terlepas dari apapun bidang keahlian di kecabangannya, harus mengetahui keterkaitan antar berbagai komponen dalam penyelenggaraan perang, peperangan, dan pertempuran. Dia harus mengetahui bahwa berdasarkan hal tersebut terdapat berbagai tataran yang memiliki kaidah-kaidahnya tersendiri yaitu tataran Strategis, Operasional, dan Taktis. Ketika dia berhadapan dengan suatu situasi operasi, baik OMP maupun OMSP, dia harus memahami keterkaitan antara faktor-faktor yang berpengaruh pada tiap tataran. 2) Dalam menghadapi sesuatu yang berada pada konteks operasi maupun pembinaan kapabilitas, seorang abituren Seskoad harus memahami bahwa kapabilitas militer pada hakekatnya merupakan satu sistem dari serangkaian sistem (system of systems) yang kompleks. Dengan demikian, ketika seorang perwira abituren Seskoad menempati satu jabatan tertentu di suatu satuan (misalnya Komandan Batalyon ataupun Perwira Staf di suatu Kotama), dia selalu dapat memahami relevansi jabatan dan satuannya di dalam konstelasi kapabilitas yang lebih besar hingga tingkat TNI. Perwira tersebut tidak lagi berpikir dangkal dan sektoral yang hanya akan menurunkan performa dari sistem secara keseluruhan. 3) Untuk dapat berpikir secara system of systems, seorang perwira abituren Seskoad perlu memiliki bekal pengetahuan yang cukup tentang perencanaan berbasis kemampuan (Capability Based Planning). Pengetahuan ini menjadi dasar
Terbaik, Terhormat dan Disegani
18
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
bagi perwira tersebut untuk memahami mengapa diperlukan keterpaduan antar matra dalam keberhasilan pengembanan tugas pokok TNI AD. Dengan demikian, abituren Seskoad diharapkan sudah memiliki orientasi yang mendalam tentang antar kecabangan dan memahami hubungan antar matra. Hal ini akan berguna ketika TNI AD mengembangkan manajemen operasi maupun siklus latihan yang akan semakin berorientasi pada keterpaduan (interoperability) antar matra. b. Kemampuan berpikir adaptif. 1) Pemikiran tentang transformasi TNI AD merupakan bentuk antisipasi terhadap berkembangnya trend peperangan dewasa ini. Sebagai sebuah organisasi militer, TNI AD harus mampu terus beradaptasi dengan lingkungannya sesuai dengan munculnya berbagai fenomena peperangan di abad ke 21. Keberhasilan TNI AD dalam beradaptasi tentunya akan sangat bergantung pada kualitas SDM yang mengawakinya. Dengan adanya kebutuhan tersebut maka perwira TNI AD harus memiliki kemampuan berpikir adaptif sehingga mampu menjadi motor penggerak transformasi TNI AD. 2) Yang dimaksud dengan kemampuan berpikir adaptif adalah kemampuan seseorang dalam mengetahui dan menyerap hal-hal yang relevan di lingkungannya sebagai akibat dari perkembangan sosial maupun ekologis yang terjadi.14 Implikasi dari perlunya berpikir adaptif bagi perwira adalah bahwa abituren Seskoad harus menjadi pelopor dalam menyerap hal-hal baru yang terjadi di lingkungannya. Seskoad harus mampu membentuk cara berpikir yang adaptif selama Pasis mengikuti pendidikan Reguler. Tidak hanya Pasis, perwira organik Seskoad pun perlu untuk membudayakan berpikir secara adaptif dengan terus mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi khususnya yang memiliki keterkaitan dengan dunia militer. Gerard Gigerenzer, Adaptive Thinking: Rationality in the Real World (London:Oxford University Press, 2000), Hal. 21. 14
Terbaik, Terhormat dan Disegani
19
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
c. Kemampuan berpikir analitis. 1) Dengan semakin besarnya ekspektasi untuk menjadi sebuah kekuatan militer yang modern, TNI AD harus mampu menjadi sebuah organisasi yang belajar (learning organization). Yang dimaksud oleh Peter M. Senge melalui konsep learning organization adalah terciptanya sebuah organisasi yang personel-personelnya mampu berpikir, berkreasi dan mendiseminasi pengetahuan.15 Organisasi yang seperti ini diyakini memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan organisasi yang stagnan. Untuk mewujudkan filosofi learning organization di tubuh TNI AD, para perwira harus dapat berpikir, berkreasi dan mendiseminasi pengetahuan, baik yang didapat melalui studi maupun melalui pengalaman. 2) Terkait dengan kemampuan perwira di TNI AD untuk berpikir, berkreasi dan mendiseminasi pengetahuan, maka hal yang menjadi semakin penting untuk dikuasai adalah kemampuan analisis. Berpikir secara analitis mensyaratkan seseorang untuk mampu menguraikan suatu objek permasalahan dari berbagai aspek. Hasil berpikir yang analitis tidak bisa didasarkan hanya berdasarkan kemampuan mengingat atau mengutip data saja. Kemampuan berpikir analitis membutuhkan kedalaman dalam melihat suatu permasalahan. Hal inilah yang harus dimiliki oleh abituren Seskoad dalam menyukseskan transformasi TNI AD. 3) Dengan semakin banyaknya alutsista modern yang diakuisisi oleh TNI AD, perwira abituren Seskoad harus mampu memberikan kontribusi analisis terkait berbagai permasalahan operasional yang perlu dicari solusinya sehubungan penggunaan alutsista di satuan. Tidak hanya terkait alutsista, perwira abituren Seskoad juga harus mampu David A. Garvin, Amy C. Edmondson, & Francesca Gino, “Is Yours a Learning Organisation?” Harvard Business Review, 2008. Diakses pada 11 Februari 2014 di http://hbr.org/2008/03/is-yours-a-learningorganization/ar/1 15
Terbaik, Terhormat dan Disegani
20
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
menyumbangkan analisis terkait seluruh input fundamental atas kemampuan (Fundamental Inputs to Capability). Seorang perwira golongan V yang bertugas di Mabesad, Kotama, maupun Balakpus pasti akan mendapatkan tugas untuk menulis telaahan tentang suatu aspek kapabilitas di satuannya. Contoh, misalnya seorang abituren Seskoad diminta kontribusi pemikirannya terkait adanya sistem senjata Arhanud yang komposit antara rudal Star-Streak dengan meriam PSU. Abituren Seskoad harus mampu berpikir secara analitis tentang desain satuan maupun bentuk pengoperasionalan satuan yang sesuai dengan mempertimbangkan faktor-faktor fundamental lain yang berpengaruh. Kualitas berpikir analisis seperti inilah yang menjadi tuntutan untuk dimiliki oleh perwira abituren Seskoad. 10. Kualitas Pengkajian Seskoad. a. Instrumentalitas (nilai guna). 1) Pokok-pokok pikiran transformasi TNI AD menyiratkan adanya tuntutan bagi segenap jajaran TNI AD untuk dapat menyesuaikan perkembangan jaman. Demi mendukung hal tersebut maka TNI AD harus dapat menyerap arus informasi dan pemikiran yang berkembang setiap waktu. Dengan semakin berkembangnya teknologi, arus informasi menjadi semakin deras dan dapat diserap begitu cepat. Hal ini merupakan suatu keuntungan namun juga dapat menjadi suatu kendala tersendiri. Tidak semua informasi memiliki nilai relevansi dengan arah yang ingin dituju dalam pembinaan dan pengembangan kekuatan TNI AD. Suatu institusi bisa saja terjebak dalam padatnya informasi yang harus dikelolanya tanpa dapat menginterpretasikan nilai guna yang dapat disintesiskan bagi kepentingan institusi.
Terbaik, Terhormat dan Disegani
21
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
2) Dengan tantangan untuk memilah informasi dan kemudian mensintesiskannya sesuai nilai guna, TNI AD perlu ditopang oleh lembaga-lembaga pengkajian yang handal. Seskoad yang salah satu tugas pokoknya sebagai lembaga pengkajian strategis harus dapat menjalankan fungsi tersebut bagi kepentingan TNI AD. Kajian-kajian Seskoad harus memiliki nilai guna ataupun instrumentalitas yang jelas. Dalam menghasilkan kajian strategis, Seskoad tidak boleh bersifat hanya sekedar menjalankan suatu program anggaran, namun harus benar-benar dapat memilah serta mensintesiskan informasi yang berkembang bagi kepentingan TNI AD. 3) Fokus kajian Seskoad pun harus disesuaikan dengan tatarannya sebagai lembaga kajian strategis. Seskoad tidak boleh terpancing untuk melakukan kajian yang berkaitan dengan konsep-konsep taktis maupun teknis karena kajian tersebut merupakan domain dari Kodiklat melalui Pusat-Pusat Kesenjataannya. Ranah pengkajian Seskoad harus dijaga agar tetap berada pada tataran strategis dan operasional terkait peperangan darat. Karena jika kualitas sintesis informasi dan fokus tataran tidak dapat dijaga pada tingkat strategis maka kajian yang dilaksanakan Seskoad akan memiliki instrumentalitas (nilai guna) yang kecil bagi TNI AD. b. Volume dan kesinambungan produk. 1) Dari pokok-pokok pikiran yang termuat dalam draf transformasi TNI AD dapat dilihat bahwa perubahan yang diinginkan sifatnya tidaklah temporer. Perubahan dalam mencapai TNI AD yang modern memerlukan waktu yang panjang dan tidak pernah akan berhenti pada satu kondisi tertentu. Dengan demikian, TNI AD akan terus memerlukan asupan pemikiran secara berkesinambungan untuk menjamin momentum transformasi yang dicanangkan. Setiap tahap perkembangan perlu dikaji relevansinya dengan perubahan Terbaik, Terhormat dan Disegani
22
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
yang terjadi di lingkungan strategis. Sebagai contoh, rencana pembangunan satuan-satuan tempur sesuai tipologi daerah perlu dibarengi dengan kajian-kajian tentang konsep operasional pada wilayah-wilayah yang dimaksud. Kajian tentang konsep operasional tadi pun akan berkembang seiring dengan perkembangan berbagai faktor yang mempengaruhi tipologi apapun seperti: kondisi sosial, teknologi, SDM, dan lain-lain. Dengan demikian satu pokok masalah memerlukan serangkaian kajian yang dihasilkan secara berturut-turut. 2) Dengan tuntutan kebutuhan adanya kajian tersebut maka transformasi TNI AD akan mendapatkan asupan kajian dalam jumlah yang semakin meningkat dan secara berkesinambungan. Kajian pada tataran strategis dan operasional pun demikian juga. Seskoad yang mendapat tugas menjalankan fungsi pengkajian pada tataran strategis harus mampu meningkatkan kinerja kajiannya sesuai tuntutan transformasi TNI AD. Karena tugas kajian sudah merupakan tugas definitif (given task), maka diminta ataupun tidak diminta Seskoad harus mampu mengantisipasi kebutuhan follow-up kajian yang diperlukan oleh TNI AD. Misalnya pada transformasi bidang dukungan. 3) Untuk mengilustrasikan permasalahan kesinambungan dalam volume kajian Seskoad, kita dapat menggunakan contoh salah satu rencana pengembangan komando operasional dukungan di TNI AD. Dengan digagasnya pembentukan Kopusbanops TNI AD, Seskoad sudah harus mulai sejak sekarang mengkaji sistem pelaksanaan fungsi Kopusbanops dalam manajemen operasi TNI AD. Oleh sebab itu pelu dipikirkan bagaimana desain perannya dalam konstelasi operasi gabungan TNI. Setelah desain tersebut ditemukan, Seskoad dapat menindaklanjutinya dengan membuat kajian. Kajian desain logistik militer terpadu Kopusbanops TNI AD berdasarkan praktek-praktek manajemen logistik yang berkembang dewasa ini. Supply Chain Logistic Management (SCLM), Radio Frequncy Terbaik, Terhormat dan Disegani
23
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
Identification (RFID), Just in Time (JIT), Integrated Logistic Support (ILS) dan sebagainya. Ini salah satu contoh dari sekian banyaknya pekerjaan inovatif lain yang dapat dilakukan dalam transformasi TNI AD. Seskoad perlu mengakomodasi banyaknya pekerjaan transformasi tersebut dengan volume kajian yang berkesinambungan. 11. Kelembagaan. a. Organisasi. Organisasi Seskoad yang berlaku saat ini adalah Orgas berdasarkan Peraturan Kasad Nomor Perkasad/5/II/2011 tanggal 11 Februari 2011 tentang organisasi dan tugas Seskoad. Secara garis besar terdiri dari eselon pimpinan, eselon pembantu pimpinan, eselon pelayanan dan eselon pelaksana. Pada eselon pembantu pimpinan terdiri dari 3 Direktur yang membidangi kelembagaan, pendidikan serta pengkajian dan pengembangan. Sedangkan pada eselon pelaksana terdiri dari 9 Departemen, Korsis dan Kordos. Dengan semangat Transformasi maka Organisasi Seskoad saat ini perlu diadakan validasi guna menjawab beberapa pokok-pokok pikiran dalam transformasi TNI AD. Langkah strategis ini penting dilakukan mengingat beberapa hal sebagai berikut : 1) Seskoad sebagai lembaga pendidikan pengembangan umum tertinggi di lingkungan TNI AD harus dapat menghasilkan lulusan Pasis yang mampu melaksanakan beban tugas yang lebih kompleks di berbagai satuan. 2) Sebagian besar lulusan Seskoad nantinya disiapkan untuk menjabat Komandan dan staf disatuan yang disesuaikan dengan tipologi wilayah spesifikasi kemampuan tempur yang bervariasi. Sebagai contoh akan dibentuk satuan yang mempunyai kemampuan pertempuran perkotaan, pertempuran hutan gunung dan pertempuran rawa laut sungai dan pantai (Ralasuntai). 3) Lulusan Seskoad akan diberikan gelar kesarjanaan S-2 Magester terapan pertahanan darat (M.tr). Terbaik, Terhormat dan Disegani
24
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
Adapun secara detail organisasi Seskoad dari segi personel dan kelengkapan saat ini adalah sebagai berikut : 1) Kualitas personel. Terkait dengan pengoperasionalan kurikulum 2013 maka kondisi Dosen yang ada saat ini belum memenuhi persyaratan sesuai jenjang pendidikannya. Sesuai dengan regulasi dari Kemendiknas, bahwa untuk bisa menghasilkan lulusan setingkat Strata 2 (S-2) maka setidaknya Seskoad harus pula memiliki sejumlah tenaga Pendidik dengan kualifikasi pendidikan umum setingkat Strata 3 (S-3)16. 2) Kuantitas personel. Secara keseluruhan, jumlah personel dalam organisasi Seskoad sudah memenuhi sesuai DSPP Seskoad, Nomor Perkasad/5/II/2011 tanggal 11 Februari 2011, baik personel TNI maupun PNS. PANGKAT/ GOLONGAN 1 2 Militer 1 a. Perwira b. Bintara c. Tamtama Jumlah 2 PNS a. Gol IV b. Gol III c. Gol II d. Gol I Jumlah NO
DSPP 3
KEKUATAN NYATA 4
% 5
KETERANGA N 6
241 129 97 467
224 159 100 483
92,94 123,25 103,092 106,427
- 17 + 30 +3 +16
10 228 238
35 224 259
350 98,25 108,82
+ 25 -4 + 21
16
UU RI No. 12 thn 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 22 Ayat 3). Penerbit Citra Umbara, Hal. 17
Terbaik, Terhormat dan Disegani
25
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
3) Tenaga Pendidik. NO
JABATAN
1 Dosen Utama 2 Dosen Madya 3 Patun 4 Dosen Muda Jumlah Dosen non organik
DSPP 18 22 16 12 68
KEKUATAN NYATA 17 19 9 11 56 15
KET -
a) Latar belakang pendidikan Dosen Seskoad saat ini adalah : lulusan S-1 sebanyak 28 orang dan S-2 sebanyak 5 orang dihadapkan dengan tuntutan output Pasis Seskoad yang nantinya disiapkan untuk menjabat Komandan dan Staf disatuan yang mempunyai kemampuan analisis ,mampu memahami dan mengoperasionalkan Opsgab maka idealnya Dosen Seskoad selain bergelar S-2, S-3 dari UNHAN atau perguruan tinggi lainnya serta pernah menjabat sebagai Dansat setingkat Kolonel (Danbrig, Danmen) dan Staf Perencana Kodam, Balakpus TNI AD yang telah menempuh pendidikan Sesko TNI untuk mewadahi tuntutan output Pasis Seskoad di atas, khususnya kemampuan menganalisis yang masih kurang. b) Kemampuan Dosen dalam mengoperasionalkan komputer dan internet, secara keseluruhan cukup memadai. c) Saat ini dosen Seskoad yang memiliki kualifikasi psikologi sebagai Gumil/Dosen sebanyak 6. 4) Tenaga Kependidikan. a) Militer. JABATAN Mayjen Brigjen Kolonel Letkol Mayor Kapten
KEKUATAN DSPP NYATA 1 1 1 1 85 71 46 31 35 46 55 38
Terbaik, Terhormat dan Disegani
KETERANGAN -
26
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad Lettu/Letda Peltu/Pelda Serma
22 26 22
25 13 34
-
Serka Sertu/Serda Kopka Koptu/Kopda Praka Pratu/Prada Jumlah
50 31 16 42 13 26 471
35 75 23 30 9 39 471
-
b) PNS. NO
GOLONGAN
1. 2.
III II Jumlah
KEKUATAN DSPP NYATA 10 38 228 241 238 269
KETERANGAN -
b. Pangkalan. Komplek Seskoad yang berada di jalan Gatot Subroto No 96 Bandung, secara umum kondisinya cukup baik. Sarana maupun prasarana yang ada masih perlu peningkatan dari segi kuantitas maupun kualitasnya bila Seskoad ingin menghasilkan lulusan Pasis sebagai SDM yang handal dalam mengawaki transformasi TNI AD. Penataan ulang pangkalan akan bermanfaat untuk dapat mendukung kelancaran kegiatan Pasis dan organik Seskoad secara efektif dan efisien. Seskoad belum memiliki gedung Auditorium dengan kapasitas 1000 orang, untuk kegiatan perkuliahan sekaligus dapat digunakan untuk kegiatan bersama Pasis dan organik Seskoad. Demikian juga dengan ruang tamu/tunggu untuk Pasis (Common room) juga diperlukan untuk memberikan fasilitas/tempat bagi siswa yang akan menerima tamu/keluarganya. Saat ini, kedudukan mess Pasis masih terlalu dekat dengan perumahan organik Seskoad, kedudukan ruang kelas tempat belajar Pasis berada jauh dari mess Pasis. Pada saat Pasis akan berangkat menuju tempat kuliah, harus melintasi komplek perumahan organik. Lokasi sarana olah raga maupun sarana pendidikan juga berada jauh dari lokasi mess Pasis. Dibawah ini adalah data pangkalan saat ini sebagai berikut : Terbaik, Terhormat dan Disegani
27
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad NO 1 1.
2.
3.
4
JENIS 2 MARKAS / KANTOR a. Mako Seskoad (Gd. Daan Mogot) b. Ruang rapat (Gd. A. Yani) c. Kantor Kordos (Gd. Suprapto) d.Kantor staf Bindik dan Sdirbinjianbang (Gd. Katamso) e. Kantor Departemen (Gd. D.I. Panjaitan) f. Kantor Korsis (Gd. Haryono) HAR / WAT a. Gd. Kesehatan b. Gd. BKIA c. Bengkel / Pool Ran SIMPAN / TIMBUN a. Garasi SPM (Flat) b. Gudang c. Pompa BBM (SPBA) d. Gudang Jat / Mu e. Garasi Sepeda Motor f. Garasi Mess Dosen PENDIDIKAN / LAT a. Kelas Besar (Gd. Gatot Subroto) b. Kelas Kecil (Gd. Suwarto) c. Kelas Kecil Gd. S. Parman
5
d. Gd. Oyu e. Officer Club /Lapbak RUMAH DINAS II A a. Rumah Komandan b. Rumah Wadan c. Type D
3
KEKUATAN DSPP NYATA 4 5
B 6
1.966
-
1
1
-
-
-
1
1
-
-
-
1
1
-
-
2.423
-
1
1
-
-
3.288
-
1
1
-
-
562
-
1
1
-
-
1.909 308 5.845
-
1 2 1
-
1 2 1
500 120 200 150 480
-
8 1 1 1 2
1 1 -
7 1 1 2
-
120
-
1
1
-
-
1.708,25
-
1
1
-
-
+2
1.520
-
4 Kls
-
-
+2
1.528
-
12 Kls
-
-
426 615
-
1 1
4 Kl s 12 Kl s 1 1
-
-
400 240 1.617
-
1 1 4
-
1 1 4
-
VOL M²
425 425
Terbaik, Terhormat dan Disegani
KONDISI RR RB 7 8
-
KET 9
6 Kelas, 3 Labsa 1 Kls komputer 2 Lantai,1 basm
1 Gedung
TFG
28
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad 1
6
7.
8
2 d. Type E e. Type G f. Type H (Double) g. Type H (Single) h. Type K – 45 i. Type K – 36 j. Wisma Sutoyo (B/C) k. Wisma Sutoyo (D/E) l. Wisma Sutoyo Baru m. Mess Sutoyo A n. Bang Eks Yonkav 8 o. Barak Ta / Pns p. Type M – 120 BANGUNAN SOSIAL a. Museum Virajati b. Tugu Virajati c. Patung Sudirman d. Auditorium/Gd. Prof. Dr. Satrio e. Kantin Pasis (Gedung Haryono) f. Kantin Pasis Belakang g. Masjid Attaqwa h. Taman Kanakkanak i. Lapangan Tennis j. Lapangan basket k. Ruang Fitnes l. Gedung Serba Guna m. Mess Pati n. Mess Melati I & II o. Kantor Persit p. Pasar PENUNJANG a. Ruang Makan Siswa b. Dapur c. Laundry d. Rumah Jaga e. Ruang Polkam INSTALASI UTILITY a. Gardu Genset b. Menara Air Jumlah
3 1.416 3.080 2.100 3.500 4.160 4.160 2.064 5.163
4 -
5 4 20 15 50 80 192 1 1
3.696 2.100 1.425 350 1.920
-
1 1 1 1 16
2.206 6 9 1.126
-
442
80 64 1 1
8 15 50 128 -
16
1 -
1 1 -
1 1 1 1
1 1 1
1 -
-
-
1
1
-
-
400
-
1
1
-
529 234
-
1 1
1 1
-
600 450 540 299 390 708 390 140
-
1 1 1 1 1 1 1 1
1
1 1
-
900 190 120 116 86
-
1 1 1 1 1
-
1 1 1 1
1 -
45 100 75.612,25
-
2 5 449
46
4 203
2 1 200
Terbaik, Terhormat dan Disegani
6 -
7 4 20
-
1 1 1 1 1 -
9
2 lantai 2 lantai
29
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
BAB IV IMPLEMENTASI TRANSFORMASI TNI AD DI SESKOAD 12. Umum. Seiring dengan transformasi TNI AD yang sedang dirumuskan oleh Komando Atas di aspek pertempuran, pembinaan teritorial dan dukungan, tentu harus diikuti dengan transformasi di satuan-satuan bawah termasuk diantaranya Lemdik Seskoad. Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad difokuskan pada transformasi filosofi pendidikan, operasi pendidikan dan transformasi kelembagaan serta transformasi kultur Seskoad. Perubahan yang diharapkan adalah perubahan sistemik dan berkesinambungan yang disusun dalam suatu strategi transformasi. Implementasi transformasi TNI AD di Seskoad dilaksanakan seiring dengan Visi Seskoad yaitu “Terbaik, Terhormat dan Disegani“. 13. Transformasi Filosofi dan Operasional Pendidikan. a. Filosofi pendidikan. 1) Filosofi pendidikan (the philosophy of education) adalah serangkaian pemikiran fundamental yang mendasari desain suatu kegiatan pendidikan. Beberapa permasalahan yang termasuk dalam ranah filosofi pendidikan di antaranya adalah: ekspektasi pendidikan, pendekatan yang digunakan, instrumentalitas, dan sebagainya.17 Dalam hal ini filosofi pendidikan merupakan hal yang harus ditemukan oleh setiap lembaga pendidikan sesuai dengan konteks eksistensialnya masing-masing. Banyak hal terkait pendidikan pada draf transformasi TNI AD yang merupakan bagian dari filosofi pendidikan terutama terkait ekspektasi dan instrumentalitas. Dari hal-hal tersebut ada yang secara eksplisit ditujukan kepada Seskoad dan ada yang secara implisit merupakan bagian dari domain Seskoad sebagai lembaga pendidikan tertinggi TNI AD. Phillips, D.C. and Siegel, Harvey, "Philosophy of Education", The Stanford Encyclopedia of Philosophy (Winter 2013 Edition), Edward N. Zalta (ed.), URL = . 17
Terbaik, Terhormat dan Disegani
30
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
2) Guna menghasilkan sumber daya manusia yang handal dalam mengawaki transformasi TNI AD, Seskoad harus dapat menerapkan filosofi pendidikan yang sesuai dengan semangat transformasi tersebut. Dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam rancangan transformasi TNI AD pada bidang pertempuran, teritorial maupun dukungan, dapat terlihat bahwa perwira TNI AD abituren Seskoad harus memiliki kemampuan berpikir secara konseptual aplikatif bagi kemajuan institusi. Kegiatan pendidikan yang dikembangkan oleh Seskoad harus mempertimbangkan antara prioritas filosofi kegiatan yang bersifat edukasi (education) dengan kegiatan pelatihan (training). Proporsi antara dua kegiatan tersebutlah yang kemudian mendasari penerapan filosofi pendidikan bagi hal-hal yang bersifat operasional termuat dalam 10 komponen pendidikan. 3) Sebagai lembaga pendidikan yang bersifat vokasional (Vocational education) tentunya Seskoad tidak dapat meninggalkan hal-hal yang bersifat pelatihan secara total. Namun demikian, Seskoad perlu menemukan proporsi yang tepat antara edukasi dan pelatihan disesuaikan dengan ekspektasi dan instrumentalitas yang diharapkan oleh transformasi TNI AD. Edukasi (education) memiliki sasaran tersedianya SDM sebagai asset yang mampu mengembangkan organisasi sesuai dengan perkembangan zaman. Sedangkan latihan (training) memberikan ketersediaan SDM sebagai pendukung pelaksanaan tugas yang memiliki kemampuan dan keahlian siap pakai sesuai dengan bidang tugasnya masingmasing. Proporsi yang tepat dapat ditemukan dengan menilik aspek perorangan yang manakah yang perlu menjadi titik berat untuk dikembangkan terhadap peserta didik di Seskoad. Aspek-aspek perorangan yang dimaksud terdiri atas aspek afektif, aspek kognitif, dan aspek psikomotorik.
Terbaik, Terhormat dan Disegani
31
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
4) Latar belakang pemikiran yang dimuat dalam draf transformasi TNI AD ini memberikan sinyal bahwa Seskoad perlu menerapkan filosofi pendidikan yang secara tajam dapat lebih mengasah aspek kognitif perwira TNI AD. Pentingnya aspek kognitif untuk dikembangkan secara tajam oleh perwira militer pada tataran operasional merupakan konsekuensi dari kompleksnya tataran tersebut dibandingkan tataran taktis. Seperti yang diungkapkan oleh Letnan Jenderal David Capewell, Kepala Markas Komando Operasi Gabungan Inggris, “Sistem senjata utama pada tataran operasional terletak di domain kognitif, yaitu otak seseorang dan kemampuannya dalam berpikir 18”. Sementara itu, kemampuan berfikir seseorang dalam hal ini Perwira direpresentasikan dalam bentuk aktivitas beranalisa.19 5) Seorang perwira dapat saja mahir dalam menelurkan produk-produk sesuai format baku atau mengetahui manuvermanuver sesuai doktrin yang diberlakukan. Tapi bagi sebuah angkatan bersenjata, perwira tersebut akan lebih berharga jika memahami latar belakang mengapa produk tersebut dibuat dengan format itu. Perwira akan lebih berharga jika mengerti mengapa doktrin dalam organisasi militernya disusun sedemikian rupa seperti yang dia terima saat sekarang. Dengan memahami hal-hal tersebut, seorang perwira diharapkan dapat menilai apakah suatu prosedur ataupun doktrin masih sesuai dengan perkembangan tuntutan tugas atau tidak, dan bagaimana menyesuaikan doktrin tersebut dengan perkembangan aktual. 6) Aspek kognitif juga merupakan akses bagi terwujudnya wawasan keprofesian yang holistik dan mendalam tentang realita dunia militer. Seperti yang diungkapkan oleh Letjen Sir David Andrew Capewell, Briefing kepada Pasis Sesko Australia, 12 Oktober 2013. Benjamin Bloom, Sudahkan Anda Berpikir secara Analisis, id.jobsdb.com/ID/EN/Ressources/ JobseekerArticle/afterwork?ID=533 18 19
Terbaik, Terhormat dan Disegani
32
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
Clausewitz, peperangan akan selalu diwarnai oleh friksi dan ketidakpastian (friction and the Fog of War)20. Dalam penyiapan suatu angkatan bersenjata pun setiap organisasi militer selalu dihadapkan dalam kendala yang sama, yaitu memperkirakan bentuk peperangan yang harus dihadapinya di masa depan untuk kemudian merancang kemampuan sesuai dengan perkiraan tersebut (Capability based planning). Dalam kedua bidang tersebut, baik peperangan maupun penyiapan kekuatan, seorang perwira harus mengantisipasi hal-hal insidentil yang terjadi diluar perencanaan awal. Keterpakuan pada konsep baku maupun doktriner akan mengurangi kemampuan antisipatif tersebut. Dengan menitikberatkan pada aspek kognitif, perwira abituren Seskoad diharapkan dapat memiliki bekal wawasan yang cukup guna mengembangkan inisiatif di luar hal-hal yang doktriner. Hal ini akan bermanfaat dalam suatu dinamika peperangan maupun dalam menemukan solusi atas berbagai permasalahan terkait manajemen pembinaan kemampuan TNI AD. 7) Menyadari pentingnya peningkatan aspek kognitif bagi perwira pada tataran operasional, Seskoad sebagai lembaga pendidikan tertinggi TNI AD harus dapat memiliki filosofi yang sesuai dengan kebutuhan terebut. Filosofi pendidikan Seskoad yang dimaksudkan adalah filosofi yang lebih mengacu kepada Seskoad sebagai pewujudan wahana pendidikan dibanding wahana latihan. Hal ini tentunya tidak mudah untuk dipahami jika kita belum menghayati secara mendalam tentang perbedaan hakikat pendidikan (education) dengan pelatihan (training). Pendidikan dan pelatihan memiliki titik berat yang berbeda. Berdasarkan taksonomi kegiatan belajar karya Edward Bloom yang dipakai Karl von Clausewitz, On war, Carl von Clausewitz, On War, trans. Michael Howard and Peter Parett (New York: Oxford University Press, 2007), Hal. 25. 20
Terbaik, Terhormat dan Disegani
33
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
secara luas dalam ilmu kependidikan, kegiatan pendidikan memiliki ekspektasi hasil yang berbeda dengan kegiatan pelatihan21. Seperti yang terlihat pada diagram-1, Bloom menerangkan bahwa proses pelatihan memiliki orientasi hasil pada kemampuan mengingat, mengerti, dan menerapkan (remembering, understanding, applying). Berbeda dengan pelatihan, proses pendidikan memiliki orientasi pada kemampuan menganalisis, menilai, dan menciptakan (analyzing, evaluating, creating).
PENDIDIKAN (EDUCATION)
PELATIHAN (TRAINING)
Diagram-1. Bloom’s Taxonomy pyramid of learning22.
8) Untuk menyiapkan kader pimpinan TNI AD yang mampu berpikir dan berkreasi secara profesional bagi kemajuan organisasi, Seskoad harus mengadakan re-orientasi terhadap filosofi pendidikannya di masa datang. Visi filosofis pendidikan Seskoad dalam mengimplementasikan trans-
21
Edward Bloom, Taxonomy of Learning, dikutip oleh Janet S. Chapman, “Reflections on the Distinction Between Training Vs. Education,” College of Charleston, 2011. 22 Ibid
Terbaik, Terhormat dan Disegani
34
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
formasi TNI AD adalah: “menjadi sebuah lembaga pendidikan yang menitikberatkan pada kegiatan pendidikan dibandingkan pelatihan.” Hal ini bukan berarti Seskoad meniadakan sama sekali kegiatan pelatihan dalam kurikulumnya, namun demikian porsi pelatihan tersebut diminimalkan guna memberi ruang yang lebih banyak bagi pembangunan aspek kognitif. Pelatihan tetap dilaksanakan bagi materi-materi yang dianggap tidak hanya menciptakan keterampilan (skill) tapi juga yang memiliki kaitan langsung dengan penciptaan aspek kognitif pada tataran operasional. 9) Membentuk (shaping) Seskoad.
filosofi
pendidikan
tinggi
di
a) Dalam rangka membentuk (shaping) filosofi pendidikan tinggi yang memiliki sasaran aspek kognitif secara tajam, Seskoad perlu mengembangkan suatu sistem manajemen yang berdasarkan parameterparameter pendidikan tinggi. Dalam hal ini, Seskoad sebagai lembaga pendidikan tertinggi di TNI AD harus berani untuk mengukur dirinya sendiri dengan menggunakan parameter-parameter akreditasi perguruan tinggi yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendiknas. b) Hal ini bukan berarti kemudian mengharuskan Seskoad dirancang layaknya perguruan tinggi sipil. Namun demikian Seskoad harus berupaya mengukur tingkat operasional pendidikannya berdasarkan standard yang telah diakui secara nasional dan bukan sekedar acuanacuan yang berlaku pada tingkat internal TNI AD. Visi jangka panjang yang ingin dicapai dari manajemen pendidikan Seskoad adalah: “Terwujudnya operasional pendidikan yang dapat disetarakan dengan Terbaik, Terhormat dan Disegani
35
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
akreditasi “A” perguruan tinggi nasional.” Untuk menjabarkan visi manajemen pendidikan tersebut maka harus dianalisis desain sepuluh komponen pendidikan yang perlu diwujudkan oleh Seskoad. 10) Selain membentuk (Shaping) filosofi pendidikan tinggi melalui parameter-parameter Diknas, Seskoad juga harus mewujudkan hal tersebut dengan mengacu pada parameter pendidikan yang setara (Command and Staff Colleges) secara universal. Di negara-negara yang telah lebih dahulu maju, Seskoad mengarahkan tingkat studi militer yang diberikannya pada tataran operasional seperti digambarkan pada diagram2. Latar belakang pemilihan tersebut berangkat dari kebutuhan terhadap golongan Letkol hingga Kolonel untuk mampu memainkan peranannya pada tataran operasional secara cakap. 11) Seskoad sebagai jenjang pendidikan militer tertinggi di TNI AD sudah sewajarnya menilik kembali fokus materimateri yang diberikannya. Seskoad tidak bisa lagi mengorbankan alokasi waktu pendidikan bagi materi-materi pada level taktis jika materi-materi pada tataran operasional saja belum terdalami secara optimal. Untuk itu Seskoad harus menelaah kembali materimateri yang disajikan saat ini untuk kemudian mengkategorikannya apakah sudah termasuk pada tataran operasional. Hal ini tentu saja membutuhkan keterlibatan para ahli (baik organik Seskoad maupun dari luar) yang sudah memahami esensi seni operasional (operational art).
Terbaik, Terhormat dan Disegani
36
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
Diagram – 2. Visualisasi tataran konseptual dalam perang.23
LEVEL STRATEGIS
Kepentingan Nasional (National Interest) Strategi Nasional / Strategi besar (Grand srategy) Pd umumnya hanya utk diketahui oleh kalangan terbatas Kebijakan Nas (National Policy)
Kebijakan Nas (National Policy)
Kebijakan Nas (National Policy)
Kebijakan Kamnas (National Security Policy)
FOKUS PENDIDIKAN SESKOAD
Strategi Militer Nasional (National Military Strategy)
LEVEL OPERASIONAL Strategi Mandala (Theatre Strategy)
Pelaksana operasional / Komando Operasi (Operational Art Executives)
Strategi Mandala (Theatre Strategy)
Strategi Mandala (Theatre Strategy)
Pelaksana operasional / Komando Operasi (Operational Art Executives)
Pelaksana operasional / Komando Operasi (Operational Art Executives)
LEVEL TAKTIS
Pelaksana taktis (Tactical Units) PERTEMPURAN (BATTLE) PERTEMPURAN (BATTLE)
PERTEMPURAN (BATTLE)
PERTEMPURAN (BATTLE)
PERTEMPURAN (BATTLE)
23Dr.
Benjamin Schreer, Levels of Strategy, The Australian national University, bahan perkuliahan pada Australian Command Staff College 2013, 22 Februari 2013.
Terbaik, Terhormat dan Disegani
37
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
b. Operasional Pendidikan. 1) 10 komponen pendidikan. Pengaturan 10 komponen pendidikan harus didasari oleh filosofi pendidikan Seskoad yang telah dicanangkan sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi. Kesesuaian antara filosofi pendidikan dengan pengaturan 10 komponen pendidikan sangat menentukan kualitas penyelenggaraan pendidikan maupun hasil yang dicapai. Masing-masing komponen saling mempengaruhi satu sama lain dalam efektifitas serta kualitas pengoperasiannya. a) Kurikulum. (1) Pendidikan Reguler Seskoad saat ini menggunakan kurikulum yang disahkan melalui Peraturan Kasad Nomor Perkasad/61/XII/2013 tanggal 27 Desember 2013. Melalui kurikulum ini, TNI AD khususnya Seskoad telah membuat terobosan dengan “menggandeng” Universitas Pertahanan (Unhan) di Indonesia dalam penyelenggaraan Pendidikan Reguler. Dengan adanya kerja sama antara Seskoad dan Unhan, kurikulum Dikreg Seskoad telah dapat diasimilasikan dengan program studi (prodi) Strategi Pertahanan Darat. Hal ini merupakan suatu perubahan yang signifikan ditandai dengan berubahnya sistematika kurikulum Seskoad yang semula berbasis “Bidang Studi” (BS) menjadi “Sistem Kredit Semester” (SKS). Selain itu dalam rangka mendapatkan keahlian (expertise) yang sesuai dengan tuntutan tugas ke depan, maka Seskoad perlu juga menggandeng Universitas lain untuk memberikan materi di Seskoad bagi Pasis dan Staf Organik pada materi terbaik di Universitasnya. Sebagai contoh materi metode penelitian dari UNPAD, UGM, UPI, UNJANI dan materi bidang IT di UNICOM. Terbaik, Terhormat dan Disegani
38
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
(2) Dengan berubahnya sistematika kurikulum Dikreg Seskoad dari SBS menjadi SKS, Substansi materi yang diajarkan Seskoad sudah lebih mengarah pada “pembentukan aspek kognitif” Pasis seperti yang diharapkan oleh filosofi pendidikan tinggi. Hal ini tercipta dengan adanya peningkatan kualitas materimateri pelajaran sebagai hasil dari pelibatan Unhan yang bekerja dengan standard akreditasi nasional. Selain dari semakin meningkatnya kualitas materi bagi aspek kognitif Pasis, materi-materi yang diajarkan di Seskoad juga telah memiliki satuan akreditasi yang diakui oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendiknas. Dengan demikian, sejumlah Pasis Seskoad yang memenuhi syarat akan memiliki kesempatan untuk melanjutkan ke program magister di Unhan. (3) Kondisi kurikulum Seskoad saat ini telah jauh berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Aspek kognitif Pasis telah benar-benar lebih tereksplorasi untuk menghasilkan pemikiran yang holistik, adaptif, dan analitis. Namun demikian, kurikulum Seskoad saat ini memiliki ketergantungan yang besar terhadap pihak perguruan tinggi luar sebagai pihak ketiga. Kurikulum Seskoad memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut di masa depan. Dengan kurikulum yang ada saat ini Pasis Seskoad belum semua dapat diluluskan untuk mendapatkan predikat Magister setelah melanjutkan ke Unhan selama satu semester. Hal tersebut disebabkan karena belum semua Pasis Dikreg Seskoad memiliki gelar S-1 yang menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi. Dalam jangka waktu 6 hingga 10 tahun ke depan Seskoad diharapkan sudah mampu memiliki kurikulum penuh yang berstandard Prodi Pasca Sarjana dan bisa diampu oleh Seskoad sendiri. Terbaik, Terhormat dan Disegani
39
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
(4) Dengan kurikulum dikreg berstandard prodi pasca sarjana, maka Seskoad dapat menghasilkan magistermagister pertahanan darat secara mandiri tanpa bergantung pada pihak ketiga. Untuk mewujudkan hal tersebut, Seskoad tidak hanya membutuhkan penyempurnaan dalam kurikulum, namun juga terkait hal-hal lain seperti gadik, serdik, fasilitas, dan sebagainya. Untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang hal tersebut dibutuhkan kajian tersendiri karena terkait faktor-faktor eksternal yang otoritasnya terletak di Kemendiknas. b) Paket Instruksi. (1) Jika pada tahun-tahun sebelumnya bahan pelajaran (Hanjar) Dikreg Seskoad diberikan dalam bentuk mata pelajaran (MP), maka dengan kurikulum Dikreg Seskoad tahun 2014 mulai menerapkan pemberian Hanjar dalam bentuk “modul”. Perbedaan signifikan antara modul dengan MP terletak pada kesesuaian dengan sistem kurikulum yang berubah dari yang semula berbasis SBS ke SKS. Hanjar merupakan bagian dari paket instruksi yang memang lebih tepat digunakan bagi kurikulum yang berbasis SBS, namun bentuk Hanjar menjadi tidak cukup fleksibel dan praktis bagi sistem SKS. Pada sistem SKS, satu mata kuliah (MK) bisa terdiri dari beberapa pokok bahasan dengan substansi yang begitu fleksibel untuk dikembangkan oleh Dosen. Fleksibilitas ini menyulitkan untuk diikuti secara cepat oleh naskah Hanjar dan dapat berakibat kelambatan diterimanya pelajaran oleh Pasis. Oleh karena itu bentuk modullah yang cocok untuk dapat mengikuti fleksibilitas pokok bahasan yang dikembangkan oleh Dosen pada setiap pertemuan. Terbaik, Terhormat dan Disegani
40
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
(2) Sesuai dengan filosofi pendidikan yang menuntut Pasis untuk berpikir analitis guna mengembangkan aspek kognitif, pelajaran tidak lagi disajikan dengan naskah yang mengikat. Pada tiap modul, Pasis tidak diberikan naskah layaknya tahun-tahun terdahulu karena evaluasi hasil belajar memang tidak dibatasi pada suatu naskah tertentu. Berdasarkan Hanjar yang berbentuk modul, maka mau tidak mau Pasis harus memperluas referensinya untuk dapat menjawab pertanyaan yang bersifat analitis. Pasis harus menggali kedalaman suatu modul dengan memperhatikan referensi-referensi yang digunakan oleh dosen pada saat perkuliahan. Hal inilah yang diharapkan akan membentuk kemampuan berpikir adaptif pada diri lulusan Seskoad di satuan kelak, yaitu aktif menyerap informasi di bidang keprofesiannya. c) Tenaga Pendidik (Gadik). (1) Kondisi Dosen dan Patun saat ini secara kuantitas sudah memenuhi kuota sesuai TOP berjumlah 68 orang, tetapi yang perlu menjadi bagian dari implementasi transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad adalah kualitas Gadik. Saat ini Seskoad mengoperasionalkan kurikulum berbasis SKS dari suatu prodi pasca sarjana. Tuntutan dari prodi tersebut yang harus dipenuhi oleh Seskoad adalah penyesuaian standard Dosen bagi penyelenggaraan Dikreg. Dosen yang ideal bagi sebuah prodi pasca sarjana di Seskoad adalah perwira-perwira yang telah memiliki kualifikasi akademis “S-3”24. Namun demikian, jika kondisi ideal tersebut sulit untuk dipenuhi pada saat ini dengan segera, maka kualifikasi akademis yang harus dimiliki oleh pejabat Dosen Seskoad minimal harus berstrata “S-2” (kebijakan Dikti 2013). 24
Ibid, Hal 25
Terbaik, Terhormat dan Disegani
41
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
(2) Pada saat tulisan ini disusun, Dosen Seskoad yang bergelar S-1 baru sejumlah 28 orang, sedangkan yang memiliki gelar S-2 baru sejumlah 5 orang. Dengan demikian, terdapat 35 Dosen dan Patun Seskoad yang tidak memiliki gelar akademis. Hal ini tentunya menjadi kendala besar dalam menyelenggarakan sebuah prodi pasca sarjana berstandard nasional. Dalam rangka mengimplementasikan transformasi TNI AD, Seskoad harus melakukan langkah-langkah peningkatan kualitas dosen Seskoad. (a) Langkah pertama adalah dengan mensyaratkan kualifikasi akademis minimal S-2 bagi perwira TNI AD yang akan ditempatkan di Seskoad. Syarat minimal tadi diikuti dengan pengujian kompetensi oleh sebuah Dewan Dosen Seskoad guna memastikan kualitas kualifikasi akademis yang dimiliki oleh seorang calon Dosen. Langkah ini harus dilakukan mulai sekarang mengingat telah dioperasionalkannya kurikulum berbasis prodi pasca sarjana di Seskoad pada tahun ini. (b) Langkah kedua adalah dengan berupaya memberikan kesempatan menempuh pendidikan pasca sarjana bagi Dosen-Dosen Seskoad saat ini yang belum memiliki kualifikasi akademis S-2. Pemberian kesempatan belajar ini dapat memanfaatkan program-program bea siswa TNI AD ataupun atas biaya pribadi Dosen yang bersangkutan. Banyaknya partisipasi para Perwira Seskoad dalam program pasca sarjana saat ini merupakan bentuk usaha mandiri untuk menyesuaikan diri terhadap proses transformasi. Guna memberikan akses yang luas, Seskoad juga mengadakan kerja Terbaik, Terhormat dan Disegani
42
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
sama dengan berbagai perguruan tinggi yang mengadakan prodi pasca sarjana berakreditasi “A”. d) Tenaga Kependidikan (Gapendik). (1) Gapendik meliputi seluruh personel Seskoad di luar Dosen selain eselon pimpinan. Seluruh personel dalam posisi struktural Seskoad mulai dari Direktur hingga PNS adalah termasuk dalam kategori Gapendik. Meskipun personel-personel Gapendik tidak terkait langsung dengan kegiatan perkuliahan, namun kelompok ini memiliki peran penting dalam bingkai kesisteman pendidikan Seskoad. PNS sebagai salah satu pendukung Gapendik, diharapkan kedepan mempunyai kualifikasi minimal ”S-1” agar dapat mengikuti jalannya sistem pendidikan. (2) Mengimplementasikan transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad memerlukan peningkatan kualitas Gapendik. Setiap individu yang melakukan suatu fungsi pada jabatannya harus mengerti pentingnya fungsi tersebut bagi berjalannya keseluruhan sistem pendidikan. Untuk mewujudkan kesadaran yang demikian, maka seluruh personel yang termasuk Gapendik harus memiliki keahlian maupun keterampilan dasar terkait penguasaan teknologi informasi. Hal ini penting untuk meningkatkan keterpaduan sistem pendidikan di Seskoad. (3) Selain keterampilan dasar, setiap individu yang tergolong Gapendik harus memiliki sikap perilaku yang responsif terhadap kebutuhan pendidikan terutama menyangkut Pasis dan Dosen. Dengan adanya sikap responsif tersebut maka Dosen dan Pasis dapat lebih mencurahkan sebanyak mungkin fokus pemikirannya pada subyek-subyek perkuliahan ketimbang hal-hal Terbaik, Terhormat dan Disegani
43
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
teknis. Contoh dalam hal ini adalah peran seorang petugas perpustakaan. Seorang petugas perpustakaan yang responsif akan tahu bagaimana membantu Dosen maupun Pasis dalam menemukan suatu literatur yang tepat dan cepat. Tidak hanya itu, dia juga dapat mengantisipasi kebutuhan literatur yang meningkat dalam suatu kurun waktu terkait sifat penugasan yang sedang dihadapi Pasis. Jika seluruh Gapendik dapat bersifat responsif maka penyelenggaraan pendidikan yang lebih efektif dan efisien dapat diwujudkan. e) Peserta Didik (Serdik). (1) Dengan semakin tingginya ekspektasi atas keluaran Seskoad serta dikaitkan dengan bentuk kurikulum yang dioperasionalkan, maka secara logis akan meningkat pula tuntutan atas kualitas Serdik Seskoad. Dari waktu ke waktu kualitas Serdik Seskoad sudah mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dari jenis pengetahuan maupun keterampilan tambahan yang diujikan pada seleksi Dikreg Seskoad (B. Inggris, Komputer, Pengetahuan Umum). Namun demikian, kualitas Serdik masih perlu untuk lebih ditingkatkan sesuai dengan perkembangan mutakhir. Kualitas dimaksud meliputi kemampuan dalam menganalisa suatu permasalahan, menuangkan ide dalam tulisan secara kritis, membuat konsep suatu kajian pada tataran operasional dan strategis serta membuat suatu keputusan dan saran keputusan yang komprehensif, tepat dan cepat. Dalam rangka mewujudkan kualitas tersebut para Serdik diberikan tambahan skills seperti mind mapping, menulis akademis, Military Decision Making Process, effective communciation dan lain-lain. (2) Hal paling utama yang perlu ditingkatkan bagi peningkatan kualitas Serdik adalah dengan meningkatkan persyaratan kualifikasi calon siswa. Dengan Terbaik, Terhormat dan Disegani
44
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
kurikulum yang mencakup prodi pasca sarjana, sudah saatnya direncanakan persyaratan kualifikasi S-1 bagi calon siswa (Casis) Seskoad. Hal ini bukanlah suatu hal yang tidak mungkin diwujudkan mengingat sejak tahun 2012 lulusan Akademi Militer sudah dapat memberikan gelar sarjana terapan bagi lulusannya. Mulai saat ini perlu disosialisasikan tentang rencana Seskoad untuk mensyaratkan gelar S-1 bagi Casis yang akan diterapkan setidaknya mulai seleksi 2016. Sosialisasi tersebut ditujukan untuk memberi kesempatan bagi perwiraperwira yang belum mendapat gelar kesarjanaan untuk melaksanakan kuliah secara mandiri. (3) Selain dari persyaratan S-1, sudah saatnya Serdik dituntut untuk memiliki penguasaan Bahasa Inggris yang sesuai dengan tuntutan prodi pasca sarjana nasional. Selama ini seleksi Bahasa Inggris yang diselenggarakan dalam seleksi Dikreg Seskoad masih bersifat internal TNI AD ataupun Kementerian Pertahanan. Standard internal tersebut belum memenuhi prasyarat kemampuan Bahasa Inggris yang ditetapkan oleh prodi pasca sarjana perguruan tinggi negeri. Dengan demikian, perlu ditetapkan persyaratan kemampuan Bahasa Inggris yang berstandard universal seperti TOEFL,IELTS atau ADVELB. Hal ini tentunya tidak dapat diterapkan secara mendadak dan perlu disosialisasikan setidaknya dua tahun sebelumnya untuk memberi kesempatan pada perwira-perwira golongan VI meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris. (4) Usaha pengembangan siswa yang “mandiri” merupakan hal yang mutlak di Seskoad. Hal ini dilatarbelakangi oleh output yang diharapkan dari Terbaik, Terhormat dan Disegani
45
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
lembaga pendidikan Seskoad itu sendiri, khususnya sebagai calon pimpinan TNI AD di masa yang akan datang.Untuk itu Serdik tidak boleh banyak bergantung kepada orang lain, baik dalam proses belajar mengajar ataupun kehidupan di mess Seskoad. Selama proses belajar mengajar Serdik harus memiliki kesadaran (awareness), motivasi, kemauan (willingness) dan inisiatif untuk belajar dan bekerja sebaik mungkin. Keberadaan Patun terbatas sebagai mediator dan moderator dalam proses belajar mengajar. Selain itu keberadaan operator komputer bagi siswa serta ketergantungan kepada Yansis harus dihilangkan. Diharapkan nantinya siswa dapat melakukan semua pekerjaan sebagai seorang Staf secara mandiri dan tidak bergantung kepada bawahannya. f) Metode. (1) Penerapan metode belajar di Seskoad menyesuaikan dengan penerapan filosofi pendidikan yang bersifat edukasi serta pengoperasionalan kurikulum berbasis SKS. Saat ini, sebagian besar kegiatan belajar dilakukan melalui perkuliahan dan ini merupakan karakteristik yang umum ditemui dalam pendidikan tingkat perguruan tinggi. Perkuliahan merupakan media utama pemberian substansi pokok yang harus diketahui oleh Pasis terkait suatu subyek pengetahuan tertentu. Namun, perkuliahan tentunya bukan merupakan satusatunya cara dalam mentransfer pengetahuan maupun dalam mengasah aspek kognitif Serdik. (2) Metode yang tidak kalah pentingnya adalah diskusi terkait pokok-pokok bahasan yang diberikan di suatu MK. Pada tahun-tahun terdahulu, terdapat kesan bahwa diskusi yang dilakukan selama pelaksanaan Terbaik, Terhormat dan Disegani
46
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
Dikreg Seskoad selalu berujung pada kegamangan. Solusi atas permasalahan yang dibahas tidak menemukan titik terang dan Pasis merasa tidak menemukan jawaban atas permasalahan yang didiskusikan. Hal ini seharusnya menjadi tanggung jawab perwira pendamping diskusi. Dalam pelaksanaan metode diskusi ke depan, perwira pendamping dalam suatu diskusi haruslah seorang Dosen yang benar-benar menguasai materi yang didiskusikan. (3) Walaupun suatu diskusi pada tingkat pendidikan tinggi tidak boleh bersifat preskriptif, namun perwira pendamping harus bisa memberikan argumen akhir yang baik pada akhir diskusi sehingga Pasis merasa mendapat suatu pencerahan intelektual dari diskusi tersebut. Guna mendorong kemampuan berpikir adaptif dan analitis, materi diskusi juga tidak boleh hanya berputar pada masalah-masalah non-esensial seperti format produk ataupun terikat klausul-klausul doktriner. Diskusi harus bisa mengeksplorasi kreativitas Pasis dalam menemukan kedalaman atas substansi yang dibicarakan selama Pasis tersebut dapat menampilkan argumen yang logis didukung referensi yang relevan. (4) Selain metode perkuliahan dan diskusi, filosofi dan operasional kurikulum berbasis SKS juga ditunjang oleh kegiatan-kegiatan yang bersifat pelatihan seperti Geladi dan KKL. Perlu disadari bahwa metode Geladi dan KKL sebenarnya adalah metode pendidikan yang lebih bersifat pelatihan dibandingkan edukasi. Meskipun para perwira abituren Seskoad akan kerap melaksanakan geladi di perjalanan karir mereka selanjutnya, namun Seskoad yang melaksanakan Terbaik, Terhormat dan Disegani
47
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
pendidikan pengembangan umum (Dikbangum) bukanlah tempat untuk mendidik perwira menjadi mahir dalam menyelenggarakan Geladi karena itu merupakan ranah Dikbangspes seperti misalnya Suspabinlatsat. Namun demikian, untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam KKL, Serdik harus dirancang untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan KKL. Pekerjaan atau produk diharapkan benar – benar merupakan hasil dari suatu praktek penerapan prinsip – prinsip yang diperoleh selama pendidikan. Dalam KKL saat ini akan menerapkan metode penilaian berbasis kuantitatif untuk melakukan suatu penelitian atau survey terhadap suatu topik. Melalui metode tersebut diharapkan Serdik dapat mempraktekkan atau melakukan suatu penelitian yang lebih obyektif dalam menunjang bekal pengetahuan di jabatannya nanti. (5) Jika metode Geladi dan survey perlu dilaksanakan oleh Seskoad, proporsinya akan diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengorbankan waktu bagi metodemetode yang langsung berkaitan dengan aspek kognitif. Geladi dan KKL dapat diselenggarakan selama hal tersebut dirancang untuk menunjang aspek kognitif. Di samping itu, ekspektasi yang dibuat ketika melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut juga diarahkan substansinya untuk tetap berada dengan tataran filosofis pendidikan yang dirancang oleh Seskoad yaitu pada tataran operasional dan bukan tataran taktis. g) Alat Instruksi/Alat penolong Instruksi (Alins/ Alongins). Operasional pendidikan yang baik perlu ditopang dengan tersedianya Alins maupun Alongins yang modern. Dengan filosofi pendidikan yang menekankan pada edukasi dibanding pelatihan maka volume kebutuhan Terbaik, Terhormat dan Disegani
48
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
alins/alongins di Seskoad tidak akan sebesar pendidikanpendidikan pada tataran yang lebih bawah. Operasional Dikreg Seskoad lebih banyak menggunakan alins yang bersifat multi media dibandingkan jenis alins/alongins yang dibutuhkan di lemdik pelatihan (Pusdik Cab, Rindam, dsb). Dalam hal pengimplementasian transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad, alins yang berupa multi media ini harus diupayakan untuk terkoneksi antar satu dengan lainnya. Dengan sistem yang terkoneksi tersebut data di suatu ruang kelas dapat ditampilkan di ruang lainnya selama akses kepada jaringan sudah terverifikasi. i) Evaluasi Pendidikan. Dalam rangka menghilangkan budaya hafalan dan mengedepankan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran, evaluasi pendidikan dilaksanakan dengan sistem open book. Dalam pemberian tugas (assigments), tidak membebani Serdik, namun lebih menekankan kepada pencapaian kualitas penulisan yang lebih berbobot secara akademis. Selain itu harus ada keterbukaan dalam sistem penilaian setiap penugasan atau ujian. Dengan demikian Serdik akan diberikan hasil penilaian atas pekerjaannya dan berhak menanyakan kepada dosen atas nilai yang diperolehnya melalui suatu mekanisme tertentu (appeal mechanisme). j) Fasilitas Pendidikan (Fasdik). (1)
Ruang Kelas. (a) Kelas besar. i. Dikreg Seskoad : 1 ruangan (Gd.Gatot Subroto) memiliki daya tampung 300 orang. ii. Susstaf Renstra: 1 ruangan (Gd. Katamso atas) memiliki daya tampung 35 orang.
Terbaik, Terhormat dan Disegani
49
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
(b) Kelas sedang. i. Dikreg Seskoad. Saat ini Seskoad belum mempunyai kelas sedang yang memadai. Ukuran ruang kelas sedang sesuai ketentuan menampung 30 s.d 60 orang. Untuk itu perlu dibangun sebanyak 5 kelas sedang. ii. Susstaf Renstra. Ruang kelas yang ada daya tampungnya sudah memadai untuk Pasis Susstaf Renstra namun perlu direhabilitasi. (c) Kelas kecil. i. Dikreg Seskoad. Kelas kecil yang ada di Gedung S. Parman berjumlah 12 kelas dan di Gedung Suwarto berjumlah 4 kelas. Kelas kecil yang dibutuhkan sebanyak 20 kelas, maka perlu penambahan kelas kecil sebanyak 4 kelas. ii. Susstaf Renstra. Ruang kelas yang ada daya tampungnya sudah memadai untuk Pasis Susstaf Renstra namun perlu direhabilitasi. (d) Fasilitas kelas yang ada tersedia Komputer, Barco, Papan tulis, Meja kursi, smart board dan AC ruangan kelas. Perlu dimodernisasi sesuai perkembangan IT yang mutakhir. (2) Fasilitas Pelayanan dan Jasa. (a) Kendaraan. Masih memerlukan kendaraankendaraan kecil untuk para pejabat struktural dan fungsional. (b) Kesehatan. Gedung dan peralatan yang digunakan sebagai poliklinik Seskoad memerlukan perbaikan serta penambahan obat-obatan untuk melayani organik dan Serdik.
Terbaik, Terhormat dan Disegani
50
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
(c) Bangunan sosial. Perlu penambahan Gedung Laboratorium Sosiologi, Antropologi dan Gedung Palagan. (3) Selain itu, ke depan Seskoad harus memiliki fasilitas pendidikan sebagai salah satu syarat lembaga pendidikan pasca sarjana dan berkelas dunia, seperti: (a) Ruang auditorium yang digunakan dalam berbagai event civitas akademika, seperti seminar dan kuliah umum. (b) Ruang common room sebagai sarana interaksi selama waktu istirahat. (c) Married Quarter, yaitu rumah keluarga yang diperuntukkan bagi Serdik yang membawa keluarga selama pendidikan khususnya untuk para siswa asing sebagai implementasi kerja sama TNI AD dalam rangka pendidikan berbasis reciprocal. (d) Integrated sport center (GOR), yang menyediakan berbagai fasilitas olah raga, seperti tenis lapangan, bulu tangkis, sepak bola, kolam renang, squash, lapangan volley dan lain –lain. (e) Perpustakaan berbasis IT dan multimedia (elybrary) yang menyediakan berbagai referensi dari dalam dan luar negeri baik berupa buku, journal dan artikel dalam bentuk hard copy maupun soft copy. k) Anggaran. (1) Dalam rangka menjamin accountability manajemen keuangan, ke depan Seskoad akan memanfaatkan keberadaan sistem perbankan. Gaji, tunjangan remunerasi dan honor diterimakan secara langsung melalui transfer kepada setiap prajurit, PNS Terbaik, Terhormat dan Disegani
51
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
dan Dosen. Anggaran Program Kerja juga disalurkan melalui transfer bank. Dalam rangka mendukung pelaksanaan mekanisme tersebut, maka setiap satuan kerja jajaran Seskoad harus memiliki rekening dinas (corporate account) untuk keperluan transfer anggaran program untuk menjamin transparansi keuangan. (2) Honor Gadik juga harus menjadi perhatian secara serius dan proporsional. Pada saat ini telah diadakan perubahan secara signifikan. Honor Gadik dari indeks Rp. 75.000,- yang jika disalurkan sesuai rumus yang berlaku (honor teori dan praktek) semakin mengecil karena harus dibagi 6 bagian (dosen pengampu 50%, korektor produk 15%, pembina materi 18%, Pokmin 12,5%, pengawas kelas 3,5%, dan operator 1%) telah ditiadakan. Dengan demikian maka Dosen dapat menerima honor sesuai ketentuan yang berlaku pada lembaga pendidikan pasca sarjana. (3) Kedepan perlu menerapkan sistem anggaran yang mengacu pada prinsip “SBU dan SBK” sesuai yang ditentukan dalam Perkasad. Dengan demikian, maka sistem penganggaran yang diberlakukan terstandarisasi dan sesuai dengan ketentuan norma serta indeks yang juga berlaku di lembaga pendidikan pasca sarjana lainnya. Selain itu kerja sama yang dibangun dengan perguruan tinggi yang lain akan dapat dilaksanakan dengan pedoman dan aturan yang sama, sehingga permasalahan dalam sistem penganggaran dapat dihindarkan. 2) Penyelenggaraan pendidikan. a) Terbagi menjadi 4 Term sebagai berikuti : (1) Term-I : 11 Minggu = 14 SKS. (2) Term-II : 11 Minggu = 10 SKS. Terbaik, Terhormat dan Disegani
52
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
(3) Term-III : 11 Minggu = 12 SKS. (4) Term-IV : 10 Minggu = 10 SKS. b) Lulusan Dikreg Seskoad diwajibkan untuk melanjutkan ke Pasca Sarjana Unhan dengan mendapat kesempatan untuk memperoleh gelar Magister Terapan Pertahanan Darat (M.tr) dari Unhan. c) Kedepan diharapkan gelar S-2 Magister Pertahanan Darat (M.tr) diberikan bersama-sama dengan selesainya pendidikan Seskoad dengan persetujuan Dikti Kemendikbud. Hal ini ditempuh dengan jalan sinkronisasi program S-2 dalam pendidikan Seskoad, serta pemberian materi tambahan bagi yang dinyatakan memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar tersebut. Dengan demikian, diharapkan Serdik yang telah selesai melaksanakan pendidikan Seskoad tidak memiliki beban pendidikan program S-2 dan dapat lebih fokus dalam menjalankan tugas di satuan yang baru. d) Perlunya usulan kajian tentang pemberian gelar Pass Staff College (Psc) kepada lulusan Seskoad. Pemberian gelar tersebut dapat mengindikasikan kesetaraan lulusan pendidikan Seskoad dengan pendidikan setingkat di luar negeri. Dengan demikian, lulusan Seskoad dapat disejajarkan dengan lulusan pendidikan di negara – negara lain serta menguatkan Seskoad sebagai pendidikan berkelas dunia (world class). e) 5 MK dengan 16 SKS diampu oleh Dosen Unhan. 3) Sistem Pendidikan (Sisdik). Evaluasi terhadap Sisdik terdahulu masih terdapat permasalahan-permasalahan berupa tidak terpadunya sebagian kegiatan. Sistem pendidikan di Seskoad pada tahap II dan III seharusnya dilaksanakan dengan Sistem Terpadu (Integrated System). Terbaik, Terhormat dan Disegani
53
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
Sitem tersebut merupakan suatu sistem perencanaan kegiatan pendidikan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi dengan seluruh unit kerja lembaga pendidikan Seskoad yang didasarkan pada prinsip efektifitas dan efisiensi kegiatan. Pada unit kerja di lingkungan lembaga pendidikan Seskoad (Binlem, Bindik, Jianbang, Kordos, Korsis dan Departemen) juga masih ditemukan adanya beberapa kegiatan dalam sistem pendidikan yang tidak terpadu. Nilai Pasis dari Departemen yang diserahkan ke Mindik/sebelum diproses menjadi nilai masak perlu dilakukan “coklit” dari Kadep. 14. Kelembagaan. a. Transformasi Organisasi. Transformasi organisasi lebih diarahkan pada validasi organisasi dan penekanan/penjelasan tentang pola karier,baik untuk jabatan struktural maupun fungsional. Kondisi jabatan di Seskoad saat ini telah dipisahkan antara jabatan struktural dan jabatan fungsional. Namun demikian, untuk beberapa penugasan masih bercampur yaitu pekerjaan yang seharusnya menjadi tugas pejabat struktural, karena keterbatasan personel maka pekerjaan tersebut masih dikerjakan oleh pejabat fungsional. Sebaliknya, untuk penugasan mengajar yang merupakan tugas pejabat fungsional, saat ini masih banyak melibatkan pejabat struktural seperti Kepala Bidang di jajaran Staf Direktur. Selain itu, validasi organisasi ini juga disesuaikan dengan tujuan pendidikan Reguler Seskoad yaitu 1) Mengembangkan kemampuan Pamen TNI AD agar memiliki integritas kepribadian Sapta Marga dan Sumpah Prajurit sebagai pemimpin dan staf militer pada level jabatan golongan V/Letkol yang berkarakter. 2) Perencana strategi operasi militer matra darat. 3) Pengkaji strategi militer dan manajemen pertahanan matra darat.
Terbaik, Terhormat dan Disegani
54
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
4) Pengkaji lingkungan strategis pada kawasan nasional, regional dan global. 5) Akademisi ilmu terapan militer dan pertahanan. 6) Pengabdi kepada negara dan bangsa 7) Memiliki kesamaptaan jasmani yang samapta. Terkait dengan tujuan Pendidikan tersebut diatas, maka validasi orgas yang diinginkan oleh Seskoad adalah sebagai berikut : 1) Validasi Orgas Kordos Seskoad terkait dengan Kurikulum sistem SKS yang berbasis kompetensi dengan output/keluaran pendidikan S-2/Magister terapan pertahanan darat (M.tr ) membutuhkan Dosen yang berkompeten dengan standard akademik minimal lulusan S-2. Validasi orgas ini meliputi; a) Peningkatan kepangkatan/golongan Dankordos menjadi Brigjen TNI dengan persyaratan lulusan Sesko TNI dengan standard akademik minimal lulusan S-2. b) Menambah unit jabatan empat Guru besar (Brigjen) yaitu : Guru besar bidang Strategi Operasi Militer dan Doktrin militer, Guru besar bidang Strategi dan Kawasan, Guru besar bidang Manajemen Pertahanan Darat dan Guru besar bidang Wilayah Pertahanan yang seluruhnya memiliki kualifikasi akademik S-3. c) Penambahan jumlah Dosen (semula 52 orang) ditambah 14 orang sehingga menjadi 66 orang sesuai dengan tuntutan kemampuan keluaran Pendidikan yang meliputi kompetensi utama, kompetensi pendukung dan kompetensi lain.25 d) Selanjutnya Dosen Utama karena memenuhi persyaratan kompetensi akademik yang telah ditentukan 25
Ibid hal 54
Terbaik, Terhormat dan Disegani
55
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
dapat dipromosikan menjadi Pati (Brigjen) untuk menduduki jabatan “Guru Besar” sesuai bidang pada Orgas Kordos Seskoad. e) Tunjangan jabatan Fungsional Dosen menyesuaikan dengan Standard Biaya Khusus (SBK) yang telah ditetapkan oleh Kemenku RI. 2) Validasi Orgas Sdirbindik. Validasi orgas Sdirbindik ini dikaitkan dengan tanggungjawab Sdirbindik diantaranya di bidang Kurikulum Pendidikan dan terkait penyelenggaraan, pengendalian serta pengawasan pelaksanaan pendidikan. Kurikulum sistem SKS yang berbasis kompetensi dengan output/keluaran pendidikan S-2/Magister terapan pertahanan darat (M.tr ) membutuhkan pejabat Dirbindik dan para Kabid yang berkompeten dengan standard akademik minimal lulusan S-2. Selain itu untuk kelancaran operasional pendidikan perlu kiranya penambahan Unit kerja. Dengan demikian, maka Validasi Orgas Sdirbindik, diarahkan sebagai berikut: a) Peningkatan kepangkatan/golongan Dirbindik menjadi Brigjen TNI; dengan persyaratan lulusan Sesko TNI dengan kualifikasi akademik minimal S-2. b) Perlu penambahan dua unit kerja sebagai berikut : (1) Unit kerja Bidang kerja sama akademik (Kabid Kersamik) yang bertugas sebagai penghubung dalam kerjasama dengan Perguruan Tinggi dalam negeri dan luar negeri serta lembaga pendidikan militer dalam negeri lainnya. (2) Unit kerja Bidang kerjasama militer luar negeri (Kabid Kermamilu) yang bertugas sebagai penghubung dalam kegiatan KKL Pasis ke luar negeri.
Terbaik, Terhormat dan Disegani
56
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
c) Penambahan unit kerja Sdirbindik diselaraskan dengan Jabatan Kabid Sdirbindik yang semula sebagai jabatan promosi menjadi jabatan pemantapan dengan kualifikasi akademik minimal S-2. 3) Validasi Orgas Sdirbinjianbang. Validasi Orgas Sdirbinjianbang, juga diarahkan pada Validasi organisasi dan penekanan/penjelasan tentang pola karier dan efektifitas pelaksanaan utamanya dalam bidang pengkajian strategis. Salah satu efektifitas kerja yang dimaksud adalah terhindarnya tumpang tindih pelaksanaan tugas di bidang pengkajian. Contohnya, tugas pengkajian stategis saat ini masih melibatkan Dosen yang bukan merupakan tenaga pengkaji. Oleh karena itu, perlu kiranya untuk dilaksanakan penambahan pejabat struktural dalam hal ini Perwira Pengkaji Strategis di Sdirbinjianbang. Dengan demikian, maka Validasi Orgas Sdirbinjianbang, diarahkan sebagai berikut: a) Mengubah nama jabatan Dirbinjianbang menjadi Kepala Riset dan Pengembangan (Karisbang). b) Meningkatkan kepangkatan/Golongan Karisbang menjadi Brigjen TNI, dengan persyaratan kualifikasi akademik S-2. c) Mempertegas pemisahan fungsi Kabid/pengkaji utama yang semula masing-masing Kabid (lima Kabid) melaksanakan pengkajian di bidang pendidikan dan bidang strategis di ubah menjadi satu Kabid melaksanakan pengkajian bidang pendidikan dan empat Kabid di bidang strategis. d) Jabatan Kabidjianbang diubah menjadi Kabid Risbang/ Pengkaji Utama. e) Menambah 10 jabatan Kasubbid Risbang/Pengkaji Madya (Kol promosi). f) Menambah 5 jabatan Pabandya Risbang/Pengkaji Muda (Letkol Mantap). Terbaik, Terhormat dan Disegani
57
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
g) Menambah promosi).
5
jabatan
Pabanda
Risbang
(Mayor
h) Merubah nama, serta menambah beban tugas pokok dan fungsi Orgas Staf Dirbinjianbang menjadi Staf Riset dan Pengembangan (Staf Risbang) Seskoad. i) Jabatan Kabid Risbang yang semula sebagai jabatan promosi menjadi jabatan pemantapan dengan kualifikasi akademik minimal S-2. 4) Validasi Orgas setiap Departemen Seskoad. a) Validasi Orgas Departemen dari Sembilan menjadi lima, yaitu : (1) Departemen teritorial dan sosial politik (Deptersospol). (2) Departemen Operasi, Kodal dan OYU (Depops). (3) Departemen manajemen (Depjemen). (4) Departemen masalah (Depmasstrajuang). (5) Departemen (Depilpengtek). b) Jabatan Kadep dengan persyaratan: (1)
ilmu
strategis
pengetahuan
dan dan
kejuangan teknologi
berpangkat kolonel pemantapan
Kualifikasi akademik minimal S-2.
(2) Kadep Ops dan Kadep Masstrajuang dengan persyaratan lulusan Sesko TNI. c) Menambah beberapa unit kerja (Kasubdep) sesuai beban kerja Departemen yang semakin meningkat dengan kualifikasi akademik minimal S-1. 5) Validasi Orgas Sdirbindik, Sdirbinjianbang, Kordos, Korsis dan Departemen menjadi Satker pengelola anggaran tingkat Kalakgiat dan Sdirbinlem sebagai Dallakgiat. Terbaik, Terhormat dan Disegani
58
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
6) Validasi Orgas Korsis. a) Meningkatkan kepangkatan/golongan Dankorsis menjadi Brigjen TNI dengan persyaratan lulusan Sesko TNI dan kualifikasi akademik minimal S-2. b) Jabatan Patun Kolonel promosi kualifikasi akademik minimal S-2. 7) Validasi Orgas Staf ahli a) Menjadi jabatan Guru Besar. b) Kualifikasi akademik minimal S-3. c) Bisa berpangkat Brigjen TNI, bila mempunyai kemampuan khusus akademik yang diakui oleh umum. 8) Penambahan Dewan Dosen dalam rangka menguji kompetensi calon Dosen yang sudah memenuhi syarat administrasi. 9) Kebutuhan Pamen dalam rangka validasi Orgas Seskoad sebagai berikut : SETELAH VALIDASI 4
1.
2 STRUKTURAL Dankordos
KONDISI SAAT INI 3 1 Kol Mantap
1 Brigjen TNI
1 Brigjen TNI
2.
Dankorsis
1 Kol Mantap
1 Brigjen TNI
1 Brigjen TNI
3.
Dirbindik
1 Kol Mantap
1 Brigjen TNI
1 Brigjen TNI
4.
1 Kol Mantap
1 Brigjen TNI
1 Brigjen TNI
5.
Dirbinjianbang/ Karisbang Kadep
9 Kol Mantap
5 Kol Mantap
4 Kol Mantap
Sesko TNI & S-2 Sesko TNI & S-2 Sesko TNI & S-2 Sesko TNI & S-2 S-2
6.
Kasubdep
-
5 Kol Promosi
5 Kol Promosi
S-1
7.
Kabid Sdirbindik
5 Kol Mantap
S-2
8.
Kabid Sdirbinjianbang/ Pengkaji Utama
5 Kol Mantap
S-2
NO 1
JABATAN
3 Kabid Kol Promosi 5 Kabid Sdirbinjianbang Kol Promosi
5 Kabid Kol Mantap 5 Kabid Kol Mantap
Terbaik, Terhormat dan Disegani
KEBUTUHAN 5
PERSYARATAN 6
KET 7
+ 4 Kol Mantap -5 Kolonel - 2 Kol promosi
59
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad 1 9. 10
2 10 Kasubbid Jianbang/ pengkaji madya 10 Pabandya/ Peneliti Muda
11
10 Pabanda
12.
FUNGSIONAL Pamen ahli
13.
Dosen utama
14.
Dosen Madya
15.
Patun
16.
Dosen Muda
3 -
4 10 Kol Promosi
5 10 Kol Promosi
5 Pabandya
10 Pabandya/ Peneliti Muda
5 Letkol Mantap
S-1
5 Pabanda
10 Pabanda
5 Mayor Promosi
S-1
4 Kol Mantap 18 Kol Mantap
Guru Besar BrigjenTNI
4 Brigjen TNI
S-3
4 Kol Mantap
S-2
4 Kol Promosi
S-2
4 Kol Promosi
S-2
-4
4 Ltk Mantap
S-2
-8
22 Kol Promosi 16 Kol Promosi 12 Ltk Mantap
20 Kol Promosi -
6 S-2
7 - 10 Kol Promosi - 10 Letkol mantap Mayor Promosi -4 Brigjen 174 SPB/3 = 58 Dosen
Keterangan: Hasil Validasi Jabatan Struktural: 1. Kolonel a. Kelebihan jabatan Kolonel Mantap : 4 orang (mantan Kadep). b. Kekurangan jabatan Kolonel mantap : 10 orang (Sdirbindik dan Sdirbinjianbang). c. Kekurangan jabatan Kolonel Promosi : 15 orang (Kasubdep dan Kasubbid). d. Rekapitulasi kekurangan kolonel 21 orang. 2. Letkol. Kekurangan 10 Letkol Sdirbindik dan Sdirbinjianbang. 3. Mayor.
Mantap
untuk
di
Kekurangan 2 Mayor Promosi untuk Sdirbindik.
Hasil Validasi Jabatan Fungsional: 1. Kekurangan 6 orang Dosen dihadapkan kepada 174 MK (1 Dosen maksimal 3 materi). 2. Kekurangan 4 Brigjen TNI untuk Guru Besar/Pati Ahli. Terbaik, Terhormat dan Disegani
60
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
b. Penataan Ulang Pangkalan. Seskoad sebagai Lembaga Pendidikan tertinggi di Angkatan Darat dan juga sebagai Pusat Keunggulan maka penataan pangkalan menjadi sebuah keharusan. Dalam pelaksanaan pendidikan, keberadaan sarana prasarana yang memadai dan terintegrasi tentunya akan sangat mendukung pelaksanaan pendidikan. Hal ini tentunya sejalan dengan upaya perbaikan terhadap 10 Komponen Pendidikan yang termasuk diantaranya yaitu sarana dan prasana yang ada di lembaga pendidikan. Untuk mencapai hal tersebut maka penataan ulang pangkalan yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1) Penataan pangkalan untuk mendukung kegiatan Staf Organik. a) Mess Perwira terdiri dari 1 Mess Pati dengan 4 kamar kondisi baik, 2 Mess Pamen dengan jumlah 8 kamar sudah memadai hanya diperlukan adanya rehabilitasi untuk meningkatkan kenyamanan. b) Saat ini sarana perumahan untuk pejabat struktural dan fungsional sangat terbatas sehingga diperlukan adanya penambahan. c) Perlunya penataan ulang terhadap Kantor Danseskoad, Wadan Seskoad dan Staf yang terkait fungsi kelembagaan. d) Kantor Korsis yang ada perlu direnovasi dengan penambahan ruangan untuk 5 kelas sedang, ruang transit Dosen dan ruang Patun. e) Ruangan Staf tiap-tiap Sdirbin Seskoad harus dalam satu bangunan dimana para Kabid/setingkat disiapkan masing-masing satu ruangan sedangkan untuk Pabandya/ setingkat kebawah diberi batas/sekat.
Terbaik, Terhormat dan Disegani
61
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
f) Setiap ruangan didesain secara efisien untuk keperluan pekerjaan dan saling terhubung (connected) untuk memudahkan koordinasi. g) Diperlukan satu ruangan untuk kegiatan Tea break/ coffee break dimana disana juga terdapat locker yang diberi nomor dan identitas setiap pejabat organik Seskoad mulai dari Danseskoad sampai dengan pejabat Pabanda/ Kasi. Ruangan tersebut dapat digunakan untuk tempat minum teh/kopi serta mengecek surat yang ada di masingmasing locker. 2) Penataan pangkalan untuk mendukung Kegiatan Pasis. a) Kelas. (1) Kelas besar, tetap di Gedung Gatot Subroto. (2) Kelas sedang, perlu dibangun baru dengan merenovasi kantor Korsis menjadi 3 lantai yang akan digunakan untuk: (a) Lantai 1 untuk garasi dan kantor Dankorsis beserta staf. (b) Lantai 2 untuk ruang Patun, ruang laboratorium (sosiologi dan antropologi) dan ruang sejarah palagan. (c) Lantai 3 untuk lima kelas sedang dan ruang transit Dosen. (3) Kelas kecil, perlu penambahan 4 kelas yaitu 2 kelas di gedung Suparman dan 2 kelas di gedung Suwarto. b) Penataan Mess Pasis dan perumahan anggota organik Seskoad. (1) Mess Pasis Seskoad. (a) Harus dipisahkan dan diberi pembatas/pagar agar kegiatan Pasis tidak terganggu dengan kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan Terbaik, Terhormat dan Disegani
62
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
perumahan Organik Seskoad. Sebagai contoh perumahan anggota organik Seskoad dapat dipindahkan ke belakang dilokasi yang saat ini berupa mess Pasis, namun perlu di renovasi bangunannya sesuai dengan peruntukannya dan sebaliknya Pasis dapat dipindahkan ke depan dilokasi bekas perumahan organik dengan cara dibangun baru sebanyak 300 ruangan dengan 50% ruangan yang sekaligus bisa untuk menampung Pasis yang membawa keluarga, yaitu yang diutamakan Pasis dari luar Jawa dan Pasis Manca Negara. (b) Pembangunan mess untuk menampung para peserta PKB juang baik Pasis maupun Dosen dari Sesko TNI dan Sesko Angkatan. (2) Mess Pasis Susstaf Renstra. Perlu dibangun mess sebanyak 50 ruangan dibekas perumahan organik. c) Penambahan ruangan IT untuk melayani Pasis dalam menjilid produk, foto copy, print, internet dan lain-lain, sehingga Pasis tidak perlu keluar kompleks untuk mencari tempat tersebut dan dikelola oleh Lembaga melalui koperasi Seskoad. d) Ruang Fitness disiapkan di sekitar Mess Pasis sehingga lebih efektif untuk digunakan oleh Pasis, mengingat waktu kegiatan Pasis yang sangat padat. Ruang Fitness yang ada saat ini letaknya berjauhan dengan Mess Pasis sehingga membutuhkan waktu untuk menuju ketempat tersebut, hal ini menyebabkan Pasis tidak maksimal dalam memanfaatkan fasilitas Fitness yang ada. e) Ruang perpustakaan ditempatkan berdekatan dengan kelas Pasis, hal ini untuk membantu dalam menyediakan referensi-referensi yang dibutuhkan oleh Pasis, selain itu harus dilengkapi dengan fasilitas pendukung lainnya seperti ruang baca yang nyaman dan tenang, sistem Terbaik, Terhormat dan Disegani
63
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
barcode untuk memudahkan dalam peminjaman dan pengembalian buku selain itu juga dapat dilengkapai dengan E-library dan Internet. f) Pembangunan gedung Auditorium yang memiliki kapasitas untuk 1000 orang yang dapat dipergunakan untuk kegiatan perkuliahan Pasis dan kegiatan bersama antara organik dan Pasis. g) Pembangunan ruang tamu/tunggu (common room) dan kantin yang representatif untuk Pasis yang dapat dipergunakan saat menerima kunjungan tamu. h) Pembangunan apartemen/rumah susun untuk menampung siswa asing dan keluarganya biasa disebut married quarter for overseas student untuk menjamin keamanan. i) Renovasi ruang makan Pasis agar lebih representatif. j) Pembangunan gedung olah raga (GOR). k) Pembangunan kantor Denma yang layak. 3) Data pembangunan/pengadaan/peningkatan Gedung dan sarana prasarana sebagai berikut: No
Sarana dan Prasarana
1 1. 2.
2 Laboratorium Penelitian Laboratorium Sosiologi dan Antropologi Ruang tamu (common room) Gd.E-Library Gd. Olah Yudha dengan daya tampung 300 orang Mess Pasis (350 kamar) Renovasi Mess Pasis untuk perumahan organik Kantor staf Sdirbinjianbang Kantor staf Sdirbindik Kantor Seldik Casis Dikreg Seskoad
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
2014-2019 3 Pembangunan Pembangunan
Periode 2019-2024 4 -
2024-2029 5 Rehabilitasi Rehabilitasi
Pembangunan
-
-
Pembangunan Renovasi
-
Rehabilitasi Rehabilitasi
-
Pembangunan Renovasi
-
-
Rehabilitasi
-
-
Rehabilitasi Rehabilitasi
-
Terbaik, Terhormat dan Disegani
64
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad 1 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
2 Kantor Korsis dan Patun Kantor Denma Penambahan ruang fitness di sekitar mess Pasis Kelas Sedang 5 kelas Kelas kecil 4 kelas Kantin Pasis Lapangan bola & Shutle ban Gd Auditorium Kolam Renang Gedung Olah Raga (GOR)
3 Renovasi Pengadaan
4 Rehabilitasi -
5 Rehabilitasi Rehabilitasi
Pembangunan Pembangunan Pembangunan Rehabilitasi
Rehabilitasi -
Rehabilitasi Rehabilitasi Rehabilitasi
Pembangunan -
Pembangunan Pembangunan
Rehabilitasi -
c. Sumber Daya Manusia (SDM) 1) Kuantitas. Untuk memenuhi kebutuhan personel sesuai dengan DSPP Seskoad maka harus terus berkoordinasi dengan Spersad untuk dapatnya menjadi prioritas demi kelancaran proses operasional pendidikan di Lemdik Seskoad. 2) Kualitas. Peningkatan kualitas Gadik/Gapendik melalui Program Beasiswa TNI AD untuk S-1, S-2 dan S-3. 15. Transformasi Kultur Seskoad. a. Kultur Akademis. 1) Kultur akademis adalah budaya yang berlaku pada suatu institusi pendidikan terkait berbagai aspek aktivitas formal maupun non-formal. King’s College di London memberi cakupan tentang kultur akademis sebagai berikut: Hal-hal yang termasuk dalam kultur akademis pada tingkat pendidikan tinggi antara lain meliputi filosofi yang mendasari kegiatan belajar mengajar, peraturan dan ketentuan tentang perilaku-perilaku yang dapat diterima baik bagi Pasis maupun pengajar. Hal ini termasuk tentang cara pandang yang dimiliki oleh setiap orang dalam suatu lembaga pendidikan tentang orisinalitas dan pentingnya berpikir kritis.26
Pre-Sessional Program, King’s College London, http://www.kcl.ac.uk/study/elc/offerholders/Presessional/Pre-arrival1AnIntroductiontoAcademicCulture.pdf 26
Terbaik, Terhormat dan Disegani
65
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
2) Dengan semakin berkembangnya ekspektasi akan kemampuan perwira-perwira menengah di TNI AD seperti yang digambarkan dalam draf transformasi TNI AD, Seskoad harus memiliki kultur akademis yang mampu mengakomodasi terpenuhinya ekspektasi tersebut. Di tahun 2014 ini Seskoad telah mengalami kemajuan yang cukup signifikan dalam hal kultur akademis. Dengan melibatkan Unhan secara masif ke dalam kegiatan belajar mengajar, Seskoad sudah membuat terobosan bagi berkembangnya kultur akademis pendidikan tinggi di lingkungan Seskoad. Sudah mulai nampak banyak perubahan yang dirasakan terutama oleh Pasis dalam mengikuti kegiatan pendidikan di Seskoad dibandingkan informasi yang mereka terima tentang kultur sebelumnya. 3) Meskipun sudah banyak kemajuan dalam hal kultur akademis di Seskoad dewasa ini, harus diakui dengan besar hati bahwa masih banyak hal yang perlu ditingkatkan terkait kultur akademis di Seskoad. Seperti yang diungkapkan pada bagian sebelumnya bahwa kultur di pendidikan tinggi sangat menekankan orisinalitas dan terlaksananya kegiatan berpikir kritis. 4) Orisinalitas, di Seskoad sampai saat ini masih menjadi tantangan untuk diwujudkan. Orisinalitas yang dimaksud di sini tidak hanya ditujukan kepada Pasis tetapi juga kepada Dosen. Pasis harus mampu menuangkan pikirannya secara orisinil dan menghindari plagiat. Demikian juga dengan Dosen dalam mengajar. Dosen harus mampu mengampu materi yang diajarkannya didukung kompetensinya pada mata kuliah tersebut. Seorang Dosen tidak dapat dikatakan memiliki orisinalitas yang tinggi jika yang dikerjakannya dalam mengajar hanya membacakan slide yang dibuat oleh orang lain ataupun tidak mampu mengembangkan secara impromptu substansi materi perkuliahannya. Terbaik, Terhormat dan Disegani
66
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
5) Berpikir kritis adalah salah satu hal yang membedakan antara filosofi edukasi dan filosofi pelatihan. Jika dianalogikan, berpikir kritis bagi kemampuan akademis adalah bagaikan latihan fisik bagi kemampuan jasmani. Aspek kognitif seseorang hanya dapat berkembang secara optimal jika ia berpikir kritis. Seskoad telah sejak lama mencanangkan Pasis untuk berpikir kritis yang dituangkan dalam prosesproses analisis. Pada tahun 2014 ini, dengan Seskoad menggandeng Unhan menunjukkan bahwa budaya berpikir kritis di Seskoad telah semakin berkembang dari sebelumnya. Namun demikian tingkat budaya berpikir kritis di Seskoad masih harus lebih digalakkan baik bagi Pasis, Dosen, maupun Gapendik guna menampung ekspektasi transformasi TNI AD akan perwira-perwira yang mampu berintuisi dan mengkritisi secara sehat demi kemajuan TNI AD di masa depan. 6) Ketentuan pendukung. Kultur adalah hal yang abstrak dan tidak identik dengan seperangkat aturan. Namun demikian kultur perlu ditunjang dengan adanya serangkaian aturan maupun ketentuan yang menopang terciptanya kultur yang diharapkan. Contoh, ketentuan yang berkaitan dengan penciptaan kultur akademis adalah “The Chatham House Rule”. The Chatham House Rule mengatur bahwa “Dalam sebuah diskusi, para partisipan bebas menggunakan informasi yang diketahuinya dari diskusi tersebut, tapi jika digunakan di luar forum tidak boleh menyebutkan nama ataupun identitas lain, baik tentang pembicara maupun partisipan lainnya, darimana informasi itu berasal,”27 Maksud dari ketentuan ini adalah agar setiap partisipan merasa aman dalam mengeluarkan pendapatnya karena tidak ada akibat di kemudian hari (repercussion). Ini hanyalah satu contoh aplikasi ketentuan yang dapat menunjang kultur akademis. Chatham House, Independent Thinking on International Affairs, http://www.chathamhouse.org/ about-us/chathamhouserule 27
Terbaik, Terhormat dan Disegani
67
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
Seskoad dapat merumuskan sendiri secara situasional ketentuan yang menunjang kultur akademis di lingkungannya. Prinsipnya adalah ketentuan tersebut harus dapat mendorong terciptanya orisinalitas dan budaya berpikir kritis di Seskoad sebagai lembaga pendidikan tertinggi angkatan darat. 7) Menjaga momentum perubahan kultur. Memajukan kultur akademis di Seskoad yang saat ini telah ada, memerlukan suatu strategi tersendiri. Kultur adalah sesuatu yang sudah melekat melalui perjalanan waktu. Hal ini membuat perubahan kultur menjadi sesuatu yang tidak mudah di organisasi apapun juga, terlebih di kemiliteran karena adanya norma hirarkis. Untuk itu maka merubah kultur akademis di Seskoad memerlukan keaktifan aktor-aktor perubahan pada tataran sebagai berikut: a) Tataran Pimpinan. Komandan Seskoad perlu untuk aktif memprakarsai dan mensupervisi terjadinya perubahan kultur akademis yang diharapkan bagi lembaga pendidikan tertinggi Seskoad. Keaktifan unsur pimpinan lembaga secara terus menerus akan menjaga momentum perubahan kultur meskipun dihadapkan pada tantangan resistensi dari kultur yang lama. b) Tataran Pelaksana. Para Direktur, Kadep, Dosen, Patun, maupun perwira menengah lainnya perlu mengerti apa-apa yang menjadi esensi dari kultur akademis. Perwira-perwira ini kemudian harus menjadi agen-agen perubahan yang mempelopori dilaksanakannya praktekpraktek kultur akademis yang baik. Pasis harus dimotivasi untuk mengedepankan orisinalitas dan berpikir kritis. Sebagai akademisi di Seskoad, para perwira menengah organik Seskoad harus mampu mengeluarkan karya dan pemikiran secara orisinil dan tidak alergi terhadap pemikiran kritis terutama yang berasal dari Pasis. Terbaik, Terhormat dan Disegani
68
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
b. Pewujudan Center of Excellence. 1) Secara harfiah, yang dimaksud dengan “Center of Excellence (CoE)” adalah pusat kecemerlangan. Dalam dunia kemiliteran, istilah ini pertama kali dipergunakan secara formal oleh U.S Army. Istilah CoE dalam organisasi militer merujuk pada institusi-institusi yang menjadi pusat penggodokan satu bidang keahlian (area of expertise) dalam kemiliteran.28 Dengan demikian, secara logis konsep sebuah CoE tidak dapat memiliki keterkaitan dengan banyak bidang karena akan berujung pada ketiadaan pemusatan (bukan center lagi). 2) Konsep CoE pada bentuk yang berbeda sebenarnya telah ada di TNI AD dengan menggunakan istilah Lapangan Kekuasaan Teknis (LKT). Namun demikian, istilah CoE memiliki nilai tambah (added value) pada tersedianya wahana pemikiran yang menjangkau ke depan bagi pemeliharaan keahlian satu bidang militer. Salah satu fungsi Seskoad adalah lembaga kajian strategis TNI AD. Dengan semakin komprehensifnya latar belakang pemikiran yang mendasari transformasi TNI AD, fungsi sebagai lembaga pengkajian strategis harus merupakan ranah CoE yang harus dapat diwujudkan oleh Seskoad. Permasalahan yang perlu dirumuskan dalam hal ini adalah terkait satu bidang keahlian yang ingin difokuskan oleh Seskoad sebagai CoE. Ranah keahlian yang dapat dijadikan arah CoE Seskoad dibahas pada Bab IV tentang Implementasi. 3) Dalam menjalankan peran sebagai lembaga pengkajian strategis TNI AD, Seskoad akan lebih menajamkan fokus area CoE yang diinginkan. Sesuai dengan desainnya sebagai lembaga pendidikan tinggi, maka CoE Seskoad perlu diarahkan sebagai pusat pengkajian masalah-masalah 28
TRADOC Regulation 71-4-United States Army, http://www.tradoc.army.mil/tpubs/regs/r71-4.doc
Terbaik, Terhormat dan Disegani
69
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
strategis dan operasional yang berpengaruh terhadap peperangan darat. Jika Seskoad mengambil ranah yang terlalu luas, maka CoE tersebut akan sulit untuk diwujudkan. Di sisi lain, jika CoE tersebut tidak menjawab dengan kedalaman yang baik terhadap permasalahan peperangan darat, maka kedudukan Seskoad sebagai lembaga pengkajian strategis TNI AD akan kurang teraktualisasikan. 4) Dengan fokus CoE yang demikian itu, Seskoad perlu menajamkan kemampuan (capability) dalam hal pengkajian. Berbicara tentang capability berarti tidak hanya mencakup organisasi saja namun juga perangkat, prosedur, dan sumber daya lainnya. Saat ini fungsi pengkajian Seskoad dijalankan oleh Staf Dirbinjianbang Seskoad. Perlu dipikirkan ke depan apakah Staf Dirbinjianbang perlu divalidasi menjadi suatu satuan kerja tersendiri yang dipimpin oleh seorang Kepala (bukan Direktur). Implikasi dari hal tersebut berarti bahwa Kepala lembaga pengkajian di Seskoad bukan menjalankan fungsi kestafan organik militer di Seskoad melainkan fungsi kestafan khusus. Harapan dari hal ini adalah meningkatnya kualitas pekerjaan dan hasil kajian dari pengaturan yang sedemikian rupa. 5) Jika satuan kerja di bawah Seskoad sudah dapat diwujudkan untuk mengemban misi CoE Seskoad, maka satuan kerja tersebut harus diawaki oleh individu-individu yang memang professional dalam hal pengkajian. Komposisi personel dalam satker ini pun tidak perlu dibatasi hanya dari personel militer saja, namun juga dapat dari akademisi sipil yang memiliki kepakaran dalam hal-hal perang maupun peperangan darat. Untuk mendalami opsi atas dibentuknya organisasi tersebut, Seskoad perlu mengadakan studi banding dengan organisasi serupa di angkatan bersenjata negaranegara maju. Terbaik, Terhormat dan Disegani
70
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
BAB V PENUTUP 16. Kesimpulan. a. Transformasi yang dicanangkan oleh TNI AD memiliki implikasi yang besar terhadap tugas pokok dan fungsi Seskoad. Dengan semakin majunya cara pandang yang digunakan di TNI AD terkait bidang pertempuran, teritorial dan dukungan, maka Seskoad harus dapat mengakomodasi cara pandang tersebut dalam penyelenggaraan pendidikan maupun pengkajian strategis. Hal ini menuntut Seskoad untuk mencermati kembali hal-hal esensial yang berpengaruh pada keberhasilan pencapaian sasaran organisasi. Hal-hal yang berpengaruh tersebut disesuaikan sistematikanya dengan eksistensi Seskoad sebagai lembaga pendidikan, yang meliputi 4 aspek pokok terdiri dari: Filosofi pendidikan, Operasional pendidikan, Kelembagaan, dan Kultur organisasi Seskoad. b. Berdasarkan pertimbangan atas pokok-pokok pikiran yang termuat dalam draf transformasi TNI AD, Seskoad memiliki rancangan implementasi yang menyentuh 4 aspek pokok transformasi di Seskoad. Dalam hal filosofi pendidikan, Seskoad akan semakin menuju filosofi pendidikan tinggi yaitu berorientasi pada penajaman aspek kognitif Pasis dengan menitikberatkan kegiatan edukasi dibandingkan pelatihan. Hal ini disertai pula dengan upaya meningkatkan standard Seskoad berdasarkan parameter-parameter pendidikan tinggi yang dikembangkan secara nasional yaitu parameter akreditasi A. c. Dalam hal operasional pendidikan, implementasi transformasi Seskoad menyentuh seluruh aspek dari 10 komponen pendidikan dalam rangka mewujudkan filosofi pendidikan yang diinginkan. Dalam hal kelembagaan Seskoad akan semakin meningkatkan efektivitas organisasi dengan Terbaik, Terhormat dan Disegani
71
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
melakukan serangkaian langkah manajerial bersifat perubahan yang tetap berpijak pada kebijakan Right Sizing dan Zero Growth reformasi birokrasi nasional. d. Sedangkan dalam hal kultur organisasi, Seskoad akan melakukan langkah-langkah untuk mewujudkan kultur akademis yang sesuai bagi tingkat pendidikan tinggi. Dalam hal kultur akademis, Seskoad akan menggali secara lebih mendalam peran Seskoad sebagai lembaga pengkajian strategis melalui desain Center of Excellence. Seskoad sebagai CoE memfokuskan ruang expertise-nya pada tataran strategis dan operasional, khususnya yang terkait peperangan darat, guna mendukung pelaksanaan TNI AD sebagai sebuah organisasi yang adaptif dan terus belajar (learning organization). 17. Demikian Kajian Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad dibuat sebagai penjabaran dari Transformasi TNI AD. Bandung, Maret 2014 Komandan Seskoad,
Agung Risdhianto, M.D.A. Mayor Jenderal TNI
Terbaik, Terhormat dan Disegani
72
Kajian Triwulan I TA. 2014, Implementasi Transformasi TNI AD di Lemdik Seskoad
Terbaik, Terhormat dan Disegani
73