Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
IMPLEMENTASI TEKNOMETRIK (HUMANWARE) UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DI SURABAYA PLAZA HOTEL Hardianto Chandra1 dan Mohamad Yusak Anshori2
[email protected];
[email protected] MMT-ITSManajemen Industri1; General Manager Surabaya Plaza Hotel2 Program Studi MMT-ITS(Institut Teknologi Sepuluh Nopember) Jl. Cokroaminoto 12 ASurabaya
ABSTRAK Perkembangan pariwisata yang pesat di Jawa Timur, khususnya di Surabaya berbanding lurus dengan pertumbuhan hotel-hotel baru yang bermunculan.Hampir setiap hotel berbintang menawarkan paket-paket spesial dan memberikan layanan terbaiknya kepada setiap tamu yang menginap atau menggunakan fasilitas hotel. Masing-masing manajemen hotel berusaha untuk memenangkan persaingan agar dapat menjadi pilihan utama para konsumen. Oleh karena itu, manajemen hotel perlu membuat strategi untuk mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki, karena SDM memiliki peranan yang sangat penting dalam industri perhotelan. Untuk menghasilkan SDM yang profesional dan inovatif diperlukan berbagai pelatihan dan pembelajaran.Untuk dapat mengetahui seberapa jauh ketertinggalan kompetensi SDM suatu hotel dibandingkan dengan posisi idealnya perlu diadakan pengukuran pada humanware. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur humanware di SPH dengan menggunakan pendekatan teknometrik dan tingkat kecanggihan (state of the art) pada lima kompetensi dan kriteria humanware di tujuh departemen di Surabaya Plaza Hotel (SPH). Sedangkan AHP (Analytic Hierarchy Process) digunakan untuk melakukan pembobotan masing-masing kriteria pada aspek humanware dan teknometrik untuk menentukan tingkat kecanggihan (state of the art). Kompetensi yang dibahas dalam penelitian ini meliputi: Education and training, Planning, Organizing, Leading dan Controlling. Hasil pengukuran tingkat kompetensi menunjukkan bahwa kompetensi education and training memberikan kontribusi total terbesar dengan nilai 0.665. Hal ini disebabkan education and training merupakan salah satu faktor terpenting dalam meningkatkan kinerja karyawan yang lebih bagus di masa depan. Kata kunci: Sumber Daya Manusia (SDM), Humanware, Teknometrik, AHP (Analytic Hierarchy Process), State of the art, Kompentensi, Surabaya Plaza Hotel (SPH).
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia kaya beragam suku, budaya, peninggalan bersejarah dan tempat pariwisata yang menarik dan indah di mata dunia, sehingga memiliki daya tarik bagi wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.Menurut Anshori (2010) yang dikutip dari buku Tourism Board bahwa “Pariwisata menjadi faktor penting tidak hanya bagi suatu negara tetapi suatu wilayah (daerah) karena memiliki multiplier effect yang
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
sangat luas.Oleh karena itu tidak mengherankan ketika otonomi daerah dijalankan, masing-masing daerah berlomba untuk mengembangkan potensi wisata yang dimiliki”. Hotel merupakan faktor penting dalam mengembangkan bidang pariwisata dan dunia bisnis, karena hotel merupakan sarana penginapan bagi para wisatawan baik dalam dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu juga banyak orang bisnis menggunakan hotel sebagai tempat meeting atau seminar produk, dan menggunakan fasilitas hotel seperti fitness, kolam berenang, SPA dan restaurant. Meskipun untuk membangun sebuah hotel memerlukan biaya yang besar maka para investor melihat prospek di masa yang akan datang menjadi profit yang menguntungkan. Demikian memicu para investor melakukan investasi pada industri perhotelan. Bila dilihat di masa sekarang terutama di Provinsi Jawa Timur khususnya di Surabaya, begitu banyak hotel yang sudah puluhan tahun berdiri (seperti Hotel Majapahit, Surabaya Plaza Hotel, Hotel Tunjungan dan lain-lain) dan banyak hotel yang baru juga berdiri (seperti Hotel Bumi, Garden Palace, dan lain-lain). Hotel yang berkembang khususnya di Surabaya cukup banyak.semua hotel berlomba-lomba memberikan pelayanan yang terbaik, memberikan harga yang spesial dan berbagai fasilitas yang dimiliki oleh masing-masing hotel. Menurut Anshori (2010) untuk dapat memenangkan persaingan, hotel sangat perlu dilakukan inovasi yang terus menerus agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan dari pelanggan yang selalu berubah-ubah.Pada umumnya hotel selalu berorientasi pada kualitas pelayanan dan produk. Pembangunan secara fisik hotel yang dianggap sebagai cara yang tepat untuk menarik pelanggan. Supaya bisa melakukan inovasi baik itu produk yang disediakan hotel maupun pelayanan yang telah diberikan kepada pelanggan. Dalam usaha meningkatkan inovasi dan kompetensi SDM yang diperlukan untuk mendapatkan daya saing pada industri perhotelan maka pengukuran yang umumnya dilakukan untuk mengetahui informasi tersebut adalah pengukuran terhadap strategi bisnis dan kinerja SDM. Pada umumnya pengukuran terhadap strategi dan kompetensi SDM dalam industri perhotelan adalah menggunakan analisis K-SWOT ( Knowledge – SWOT), menilai kepuasan pelanggan dan pekerja dengan metode pengukuran lainnya yang lebih sederhana. Karena melihat begitu pentingnya faktor sumber daya manusia maka penelitian ini akan mengangkat objek sumber daya manusia di Surabaya Plaza Hotel (SPH). Pengukuran ini menggunakan metode pendekatan teknometrik pada aspek humanware atau faktor-faktor SDM yang terkait di SPH. Alasan utama dalam melakukan penelitian pada SDM atau humanware adalah komponen humanware atau SDM pada industri perhotelan memegang peranan yang sangat penting untuk memenangkan persaingan hotel yang ada di Jawa Timur.Humanware pada industri perhotelan sangat penting dalam pembuatan strategi dan pengambilan keputusan untuk memenangkan persaingan tersebut, sehingga perlu dilakukan pengukuran terhadap kompetensi humanware.Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketertinggalan kompetensi humanware sehingga dapat dilakukan perumusan strategi untuk meminimalisasi ketertinggalan kompetensi pada humanware. Perumusan Masalah Dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana pendekatan teknometrik dari aspek humanware digunakan untuk pengukuran state of the art pada lima kompetensi dan tujuhdepartemen sehingga perbaikan dan peningkatan kompetensi yang bisa dilakukan di SPH.
ISBN : 978-602-97491-3-7 A-4-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
Tujuan Penelitian Ada tiga ujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi kriteria pada elemen humanware yang menjadi faktor kritis dalam pengembangan SDM di SPH. 2. Melakukan pengukuran tingkat kecanggihan dari elemen humanware dalam masingmasing departeman yang ada di SPH sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. 3. Melakukan analisa pada elemen humanware untuk mendapatkan prioritas perbaikan SDM di SPH. Batasan Penelitian 1.
2.
3.
Dalam penelitan ini mempunyai batasan penelitian adalah sebagai berikut: Penelitian dilakukan di SPH pada tujuh departemen yaitu Sales and Marketing, Front Office, Housekeeping, Engineering, Food and Beverage, Human Capital Departement dan Financial and Accounting. Tahapan kompetensi yang digunakan ada lima kompetensi yaitu Education and training (perpaduan konsep pendidikan antara UNESCO dan Bloom’s Taxonomy) dan fungsi manajemen yang dikemukan oleh Daft (Planning, Organizing, Leading dan Controlling). Kriteria tingkat kecanggihan muktahir humanware yang digunakan perpaduaanbeberapa kriteria generik yang diusulkan oleh UNESCAP (United Nations Economic and social commission for Asia and The Pacific) dalam Wiratmadja dkk (2004) dengan beberapa literatur mendukung yang telah disesuaikan pada kondisi nyata di SPH.
METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan empat tahap dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut: Tahap identifikasi Tujuan pada tahap identifikasi adalah menentukan dan melakukan perumusan permasalahan sehingga diperoleh tujuan dan manfaat melakukan penelitian. Pada tahap identifikasi terdiri dari tiga bagian yang diuraikan sebagai berikut: a. Perumusan Permasalahan. Perumusan permasalahan dalam penelitian ini merupakan bagian yang terpenting dalam melakukan penelitian. Pada tahap ini merumuskan masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian. b. Penetapan Tujuan. Setelah mengetahui permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian ini maka dilakukan penetapan tujuan penyelesaian permasalahan. c. Studi Literatur. Pada tahap ini dilakukan penelusuran berbagai referensi yang mendukung penelitian ini seperti jurnal-jurnal Nasional maupun Internasional, tesis, buku-buku yang menunjang dan informasi-informasi yang ada di internet. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode teknometrik yang fokus pada humanware dan AHP.
ISBN : 978-602-97491-3-7 A-4-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
d. Studi Lapangan Mempelajari dan mengamati kondisi yang ada di SPH yang terkait dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Tahap pengumpulan data Langkah kedua sebelum melakukan pengumpulan data adalah merumuskan dan membuat skor dan kriteria-kriteria humanware pada tujuh departemen di SPH. Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data yang terdiri dari dua aktivitas sebagai berikut: a. Pengisian kuisioner SOA dan AHP yang diisi oleh GM dan para supervisor di semua departemen. b. Pengumpulan data sekunder. Data yang sudah tersedia dari pihak SPH yang berupa struktur organisasi, visi, misi, tugas dan tanggung jawab dari masing-masing departemen di SPH. Tahap pengolahan data Pada tahap III merupakan tahapan yang digunakan untuk melakukan analisa data yang telah dikumpulkan pada tahap II melalui wawancara dan kuisioner kepada manajer SDM dan Supervisor di SPH. Berikut ini adalah beberapa proses dalam pengolahan data sebagai berikut: a) Setelah data tersebut terkumpul maka langkah selanjutnya menggunakan metode AHP dengan bantuan software expert choiceversi 11 untuk menentukan prioritas dari masing-masing kompetensi dan kriteria-kriteria humanware pada masingmasing departemen . b) Setelah mendapatkan prioritas-prioritas dari masing-masing kriteria-kriteria pada humanware dan prioritas tersebut dimasukkan ke dalam perhitungan teknometrik khususnya pada humanware. c) Langkah selanjutnya adalah melakukan diskripsi kriteria humanware yang berpengaruh di SPH dan melakukan evaluasi terhadap perhitungan the state of art pada komponen humanware. Tahap analisa dan interprestasi data Pada tahap ini merupakan tahapan yang terpenting dalam sebuah penelitian. berikut ini adalah langkah-langkah yang ada pada Tahap IV sebagai berikut: a) Setelah mendapatkan hasil perhitungan SOA dan hasil penentuan prioritas pada masing-masing kompetensi dan kriteria humanware pada masing-masing departemen yang ada di SPH. b) Langkah selanjutnya adalah mencari nilai perhitungan kontribusi yang paling tinggi dan rendah dengan melihat dan membandingkan kondisi yang terjadi di SPH. Selanjutnya dengan melihat nilai intensitas dari masing-masing departemen berdasarkan masing-masaing kriteria humanware. Sehingga dari langkah tersebut dapat diketahui kriteria humanwareapa saja yang seharusnya diperbaiki demi meningkatkan kompetensi di SPH. c) Pada tahap ini merupakan tahapan yang terakhir dalam sebuah penelitian. tahapan ini memberikan sebuah kesimpulan dalam penelitian yang telah dilakukan serta memberikan saran baik untuk pihak SPH dan peneliti yang akan datang.
ISBN : 978-602-97491-3-7 A-4-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
Untuk lebih detil dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 1. Metodologi Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA Dalam melakukan penelitian pada lima kompetensi memerlukan perpaduan beberapa teori yang mendukung antara lain: a) Kompetensi pendidikan mengadopsi teori empat pilar proses pendidikan UNESCO dan Bloom’s Taxonomy. Teori empat pilar proses pendidikan dari UNESCO terdiri dari learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together. Teori Bloom Menurut Wikipedia.org membagi tujuan pendidikan yang dibagi menjadi tiga bagian domain sebagai berikut: Cognitive domainberkaitan dengan pengetahuan, pengertian dan keterampilan berpikir. Affective domain berkaitan dengan perasaan dan emosi seperti minat, sikap, apresiasi dan cara penyesuaian diri. Psychomotor domain berkaitan dengan keterampilan motoric seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan lain-lain. b) Kompetensi Planning, Organizing, Leading dan Controlling Untuk empat kompetensi mengadopsi teori fungsi manajemen yang disampaikan oleh Daft. ISBN : 978-602-97491-3-7 A-4-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
Gambar 2. Proses Manajemen Sumber: Daft (2010)
c) Teori Teknometrik. Menurut UNESCAP (1989) dalam Ciptomulyono (2003) bahwa teknologi terdiri empat bagian yaitu: Technoware (T) sebagai object-embodied tecnology (physical fasilities) Humanware (H) dapat sebagai person-embodied technology(human abilities) Inforware (I) dapat sebagai document-embodied technology(documented facts) Orgaware (O)dapatsebagai institution embodied technology (organizational framework) Dalam penelitian ini menggunakan komponen humanwarekarena di dalam hotel lebih mengarah ke pelayanan sehingga perlu dilakukan pengukuran thestate of the art dari humanware.
Evaluasi terhadap state of the art pada komponen humanware. Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan untuk masing-masing komponen teknologi maka langkah selanjutnya masing-masing kriteria diberikan skor antara 0 sampai 10.Untuk skor 0 dapat diartikan spesifikasi terburuk sedangkan untuk skor 10 dapat diartikan sebagai spesifikasi terbaik. Maka state of the art pada komponen humanware dalam teknometrik dapat dimodelkan secara matematis adalah sebagai berikut:
1 hjl dimana l = 1,2,…,lh ..................................(1) 10 l lh Perhitungan kontribusi pada komponen teknologi Pada perhitungan kontribusi untuk komponen teknologidapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut: 1 Hj = *[Lhj + SHj (UHj – LHj)] .................................................... (2) 9 SH j
d) Teori AHP (Analytic Hierarchy Process) Menurut Brodjonegoro (1992) bahwa AHP (Analytic Hierarchy Process) adalah salah satu alat bantu dalam pengambilan keputusan yang dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya. Peralatan utama dari model AHP adalah menggunakan hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Perbedaan dari model AHP dengan model pengambilan keputusan yang lain terletak pada jenis inputnya. Model pengambilan keputusan yang lain menggunakan data yang ISBN : 978-602-97491-3-7 A-4-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
kuantitatif sebagai input utama. Sedangkan Model AHP menggunakan inputnya adalah persepsi manusia yang dianggap ahli dibidangnya (orang-orang yang benar-benar mengerti permasalahan tersebut). AHP digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan atau prioritas dari beberapa kriteria humanware pada tujuh departemen di Surabaya Plaza Hotel (SPH). HASIL DAN DISKUSI Pada lima kompetensi yang telah dilakukan pengukuran tingkat kontribusi, maka diperoleh hasil bahwa kompetensi yang memberikan nilai kontribusi terbesar pada kompetensi education and training sebesar 0.6652. karenaeducation and training menjadi salah satu faktor untuk menciptakan kinerja karyawan yang lebih bagus di masa depan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3. Kompetensi Education and training yang memiliki nilai intensitas yang paling besar terletak pada departemen human capital. Pada departemen human capital memerlukan education and training yang sangat bagus, sehingga dapat meningkatkan kualitas SDM yang lebih produktif, inovatif dan kreatif di SPH. Kompetensi Planning memiliki nilai intensitas yang paling besar di departemen housekeeping sebesar 0.652, sehingga perlu ditingkatkan dalam memprediksi kebutuhan yang ada di kamar (handuk, pasta gigi dan lain-lain) termasuk makanan dan minuman yang ada di minibar kamar tamu.
Gambar 3. Pemetaan Tingkat Kontribusi Pada Lima Kompetensi
KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan di Surabaya Plaza Hotel (SPH) adalah sebagai berikut: a) Kriteria humanware yang ada diperusahan yang bergerak di manufacturing sangat berbeda sekali dengan humanware yang ada di industri perhotelan, sehingga dalam pembuatan kriteria perlu penyesuaian dengan kondisi yang ada di hotel. b) Setiap tahapan kompetensi dari kompetensi education and training, planning, organizing, leading dan controlling yang telah berurutan dan bertahap sesuai dengan teori dan telah disesuaikan dengan kondisi yang ada di SPH.
ISBN : 978-602-97491-3-7 A-4-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
c) Setiap tahapan kompetensi memiliki definisi skor yang berbeda dan kriteria humanware yang berbeda pula antara departemen. Setiap departemen memiliki prioritas kriteria humanware dan kebutuhan yang berbeda pula. d) Nilai kontribusi total terbesar dan menjadi prioritas pertama adalah kompetensi education and training dengan nilai 0.665. Dengan adanya education and training yang terbaik menghasilkan karyawan yang berkualitas tinggi. Karyawan yang berkualitas tinggi menghasilkan pelayanan yang baik pula kepada para tamu yang tinggal di SPH maupun yang menggunakan fasilitas hotel. e) Nilai kontribusi total yang menjadi prioritas kedua adalah kompetensi planning sebesar 0.6065. Sedangkan prioritas ketiga pada kompetensi leading sebesar 0.5946, prioritas keempat pada kompetensi organizing sebesar 0.5918, prioritas kelima pada kompetensi controlling sebesar 0.5644. f) Nilai terbesar dalam urutan pertama pada intesitas kompetensi education and training adalah departemen human capital yang memiliki nilai sebesar 0.668. Kompetensi education and training perlu ditingkatkan di departemen human capital,sehingga dapat meningkatkan kualitas SDM yang lebih produktif, inovatif dan kreatif di SPH. g) Nilai rata-rata kontribusi total dan rata-rata intensitas total yang menghasilkan SDM yang berkualitas dan bagus mencapai nilai 1. Dari hasil pengukuran pada nilai ratarata kontribusi total dan intensitas total dengan nilai sebesar ± 0.6, sehingga perlu lakukan perbaikan SDM untuk meningkatkan nilai kontribusi sebesar ± 0.4 melalui lima kompetensi secara bertahap. Saran Pada sub bab ditulis dua saran untuk memberikan masukkan kepada pihak SPH dan peneliti selanjutnya. Saran buat SPH: a) Melakukan perbaikan perbaikan pada kompetensi controlling sehingga dapat meningkatkan kinerja SDM yang lebih baik lagi di masa depan. b) Untuk dapat meningkatkan kompetensi maka perlu memperhatikan prioritas kriteria humanware pada masing-masing departemen. Saran untuk peneliti selanjutnya: a) Dalam membuat kriteria dan mendefinisikan skoring sangat penting menggunakan bahasa yang lebih sederhana. b) Dalam perhitungan diperlukan sesederhana mungkin sehingga penelitian dapat digunakan oleh pihak hotel. c) Perlu dilakukan penelitian dalam mengukur kriteria humanware dengan melihat secara keseluruhan pada level struktur organisasi di SPH. DAFTAR PUSTAKA Anshori, Yusak. 2005. Analisis Keunggulan Bersaing Melalui Penerapan Knowledge Management dan Knownledge-Based Strategy Di Surabaya Plaza Hotel. Jurnal Manajemen Perhotelan, Vol.1 No.2 September 2005, pp: 39-53, Universitas Petra: Jurusan Manajemen Perhotelan Fakultas Ekonomi Surabaya. Anshori, Yusak. 2010. Manajemen Strategi Hotel: Strategi meningkatkan Inovasi dan Kinerja.Edisi 2. ITS Press, Surabaya.
ISBN : 978-602-97491-3-7 A-4-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
Anshori, Yusak. 2010. Tourism Board: Strategi Promosi Pariwisata Daerah. ITS Press, Surabaya. Brodjonegoro, Bambang Permadi S dan Bey Sapta Utama.1992. AHP:Analytic Hierarchy Process, Pusat Antar Universitas-Studi Ekonomi, Universitas Indonesia. Ciptomulyono, Udisubakti. 2003. Model Multi Criteria Decision Making (MCDM) Dan Teknometrik Untuk Pengukuran Dan Manajemen Teknologi Di Sektor Industri, ITS, Surabaya. Ciptomulyono, Udisubakti. Bahan Kuliah Inovasi, MMT-ITS, Surabaya. Daft, Richard L.2010. Era Baru Manajemen Jilid 1 dan 2 Edisi Sembilan. Salemba Empat, Jakarta. Grupp Hariolf dan Olav Hohmeyer. 1986. A Technometric Model For The Assessment Of Technological Standards And Their Application To Selected TechnologIntensive Products, Technological Forecasting And Social Change, Vol.30, 123137. Saaty, Thomas L. 1988. Multicriteria Decision Making The Analytic Hierarchy Process.United States of America. UNESCAP.1989. Technology Atlas Project: A Framework For Technology Based Development, Vol.2, Asian and Pasific Centre For Transfer Of Technology, India. Wahyuni, Hana Catur. 2009.Analisis Tingkat Kecanggihan Humanware Dengan Pendekatan Teknometrik Di Pabrik Gula Candi Baru Sidoarjo, Thesis-ITS, Surabaya. Wiratmadja, Indryati Sunaryo, dan Syaiful Ardiansyah. 2004. Tingkat Kesiapan Humanware dalam Proses Alih Teknologi Studi Kasus: Tenaga Insinyur Perusahaan Jasa. Jurnal Teknik dan Manajemen Industri Forum Ilmiah Bagi Ilmuwan dan Praktisi Industri, Vol 24 No.1 April 2004, ITB. http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom. Akses 28 Feb 2010, Jam 20.00. http://uwf.edu/cutla/assessstudent.cfm. Revisi Bloom Taxonomy. Akses 28 Feb 2010, Jam 20.00. Astuti,
Puji. 2011. http://poojetz.wordpress.com/2011/02/15/4-pilar-pendidikanmenurut-unesco. Akses 02 Mei 2010, Jam 23.00.
http://www.apa.org/ed/governance/bea/assessment-cyberguide-v2.pdf. Akses 28 Feb 2010, Jam 20.00. http://www.mybrightbox.co.za/blooms_taxonomy.html. Bloom Taxonomy, Akses 28 Feb 2010, Jam 20.00. http://www.nwlink.com/~donclark/hrd/bloom.html. Akses 28 Feb 2010, Jam 20.00.
ISBN : 978-602-97491-3-7 A-4-9