Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi Menggunakan Webcam Berbasis OpenWRT (Studi Kasus : RSUD Pandan Arang Boyolali) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti: Baguz Dwi Pradana (672010230) Dr. Sri Yulianto J.P. S.Si, M.Kom.
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Februari 2016
i
ii
iii
iv
v
Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi Menggunakan Webcam Berbasis OpenWRT (Studi Kasus : RSUD Pandan Arang Boyolali) 1.) Baguz Dwi Pradana 2.) Dr. Sri Yulianto J.P. S.Si., M.Kom Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia Email:
[email protected] Abstract CCTV is the technology to monitor a room directly. Therefore, the users can know what is happening in an area monitored by CCTV. Unfortunately, the cost for CCTV technology is not yet affordable for all people and most of CCTVs can only store the pictures. As the result, there is no warning when something happens and the problems cannot be prevented. Therefore, we need development of CCTV system with detection features is required. This CCTV system is built with OpenWRT operating system that is installed on a Router and it is equipped with additional tools, such as webcam, modem, USB hub, and flash drive. This system offers some advantages, to store the picture from the monitoring and to give the warning via SMS and report of activity log via daily email. It can be accessed remotely via internet. Keywords : CCTV, Monitoring, OpenWRT, Router Abstrak CCTV adalah teknologi yang digunakan untuk monitoring atau pemantauan suatu ruangan secara langsung. Sehingga Pengguna dapat mengetahui apa yang sedang terjadi di daerah yang terpantau oleh CCTV. Sayangnya biaya untuk teknologi CCTV ini masih belum terjangkau untuk semua kalangan dan kebanyakan CCTV hanya dapat menyimpan gambar saja. Sehingga tidak ada peringatan jika ada sesuatu hal terjadi. Untuk itu perlu pengembangan suatu sistem CCTV yang murah dan mempunyai fitur deteksi. Sistem CCTV ini dibangun menggunakan sistem operasi OpenWRT yang dipasang pada sebuah Router dan dilengkapi alat tambahan seperti. Webcam, Modem, USB Hub dan Flashdrive. Sistem ini memiliki kemapuan selain untuk menyimpan gambar hasil dari pengawasan dan bisa untuk peringatan melalui SMS dan laporan email harian, serta untuk akses jarak jauh melalui Internet.
Kata kunci : CCTV, Monitoring, OpenWRT, Router 1 2
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana. Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana.
vi
1. Pendahuluan Pada era globalisasi ini pertumbuhan penduduk semakin meningkat. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk diikuti juga dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan ekonomi inilah yang membuat manusia cenderung bertindak konsumtif. Sifat konsumtif ini manusia terbawa hasrat untuk memiliki semua yang diinginkannya. Bahkan manusia bisa melakukan segala cara demi untuk memenuhi rasa keinginannya. Sehingga banyak terjadi kasus kriminal seperti pencurian dan penculikan, bahkan tindakan kriminal ini terjadi di tempat umum sekalipun. Sebagai contoh kasus penculikan bayi yang pernah terjadi disuatu rumah sakit yang ada disalah satu daerah di Indonesia [1]. Seiring waktu saat ini teknologi informasi sudah semakin berkembang pesat. Kecanggihan teknologi sudah diterapkan dan dimanfaatkan dalam berbagai bidang dan keperluan. Salah satunya pada bidang keamanan dengan monitoring menggunakan perangkat Cross Circuit Television (CCTV). Dengan menggunakan perangkat ini dapat membantu dan mempermudah dalam memantau suatu kondisi disuatu tempat. Sehingga dapat mencegah terjadinya tindak kejahatan. Akan tetapi tidak semua tempat terpasang perangkat CCTV ini. Dikarenakan biaya yang mahal dan pemasangan yang relatif sulit sehingga hanya ruang perawatan bayi dirumah sakit yang ada di kota – kota besar yang sudah memakai perangkat ini. Maka diperlukan suatu rancangan sistem yang mampu menjadi sarana monitoring pada ruang perawatan bayi di RSUD Pandan Arang Boyolali. Perancangan sistem ini dengan mengembangkan sistem monitoring yang sudah ada. Dengan mengembangkan beberapa aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan di RSUD Pandan Arang Boyolali. Melihat dari latar belakang diatas maka dirumuskan menjadi beberapa rumusan masalah. Bagaimana merancang dan membangun suatu sistem yang dapat digunakan untuk monitoring ruangan perawatan bayi dengan sistem berbasis OpenWRT yang dapat diakses secara realtime, bagaimana memberikan informasi kepada petugas jaga atau user ketika ada gerakan yang terdeteksi oleh sistem serta bagaimana sistem memberikan peringatan jika terjadi masalah pada sistem monitoring. Adapun tujuan dan manfaat dari perancangan sistem monitoring ruangan ini adalah membuat sistem monitoring menggunakan OpenWRT yang dapat mendeteksi gerakan pada suatu ruangan. Memberikan informasi secara realtime keadaan ruangan bayi sehingga apabila terjadi sesuatu dapat segera dilakukan tindakan pencegahan. Sistem monitoring yang akan dibuat ini mudah diakses, hemat biaya dan praktis. Sehingga bermanfaat untuk membantu mempermudah user atau petugas untuk melakukan pengawasan ruangan. Sistem monitoring ruangan ini diharapkan sebagai solusi alternatif sistem monitoring keamanan ruangan pengganti CCTV. Yang hemat dan praktis dan dapat meningkatkan pelayanan dan menciptakan rasa aman bagi pasien yang ada di RSUD Pandan Arang. Mengingat luasnya cakupan bahasan sistem monitoring ruangan ini agar hasil penelitian lebih sesuai dan terarah perlu adanya batasan masalah yaitu router yang digunakan adalah router Huawei EchoLife HG553 yang di-install firmware
1
OpenWRT seri Attitude Adjusment 12.09, Monitoring dilakukan di ruangan dengan kondisi cahaya yang cukup, kamera yang digunakan adalah webcam dengan resolusi Megapixel, jenis gerakan yang terdeteksi tidak dibedakan oleh sistem, SMS Gateway hanya digunakan untuk mengirim pesan kepada user dan hasil monitoring dapat diakses secara realtime melalui web browser. 2. Tinjauan Pustaka Pada Penelitian yang pertama yang dilakukan oleh Agustian Romi yang berjudul “Perancangan Sistem Keamanan Rumah menggunakan Perangkat Nirkabel berbasis Openwrt.” Penelitian tersebut membahas tentang pembuatan sistem keamanan rumah dengan menggunakan router TP LINK WR1043ND dengan firmware OpenWRT. Fitur yang ada antara lain sensor input menggunakan kabel lan dan router, webcam untuk merekam keadaan rumah, soundcard sebagai output alarm dan SMS Gateway untuk memberikan informasi kepada pemilik rumah [2]. Pada penelitian yang lain yang dilakukan oleh Darmin Amin dan Beny Wijaya yang berjudul “Rancang Bangun Aplikasi Pengawasan Ruangan Berbasis CCTV Pada Perangkat Bergerak Dengan Motion Detector” Penelitian tersebut membahas tentang pembuatan aplikasi sistem keamanan yang dibangun dapat di akses pada perangkat mobile menggunakan bahasa pemograman Java dan menggunakan MySQL sebagai server basis data. Sehingga sistem keamanan dapat diakses lewat jarak jauh melalui perangakat bergerak yang terhubung oleh internet [3]. Pada penelitian yang lain yang dilakukan Arif Setiawan yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Monitoring Ruangan Menggunakan Webcam Berbasis OpenWRT” penelitian ini membahas tentang perancangan sistem keamanan rumah menggunakan OpenWRT yang dibangun menggunakan router TP-Link MR3420 dengan sensor motion detected[4]. Penelitian ini berfokus dengan mengembangkan sistem yang sudah ada dari penelitian sebelumnya yaitu menggabungkan keunggulan dari masing – masing penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dan dengan menambahkan peringatan kepada user jika terjadi error. Sistem monitoring akan memberikan informasi melalui SMS jika ada salah satu device tidak tersembung dengan benar atau mati. Sehingga menjadi sistem monitoring yang lebih efisien, praktis dan sesuai dengan kebutuhan di RSUD Pandan Arang Boyolali. OpenWRT adalah sebuah proyek open source distribusi linux untuk menciptakan sebuah sistem operasi gratis yang bisa di-install (embeded) pada perangkat radio wireless [5]. Webcam atau Web Camera adalah setiap kamera video yang menampilkan output pada sebuah halaman web yang dihubungkan ke komputer melalui port USB ataupun port COM [6]. Motion adalah sebuah aplikasi yang mempunyai fitur video analisis yang berfungsi untuk mendeteksi adanya pergerakan pada network camera. Motion bekerja dengan membandingkan intesitas pixel dari gambar baru dengan gambar referensi (gambar lama). Ketika tidak ada perubahan intensitas pixel maka gambar referensi bernilai nol. Jika terjadi perubahan maka nilai dari gambar referensi akan berbeda [7]. MySQL merupakan software yang tergolong database server dan bersifat open source [8]. PHP (Hypertext Preprocessor) adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis [9].
2
Shell adalah program penerjemah perintah yang menjembatani antara user dengan sistem operasi. Dimana user dapat mengetikan perintah – perintah yang di inginkan baik berupa perintah internal shell ataupun perintah eksternal untuk mengeksekusi suatu file program [10]. 3. Metode Penelitian Metode penelitian pada yang digunakan peneletian ini diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam empat tahapan, yaitu, (1) Tahap Identifikasi Masalah dan Pengumpulan Data, (2) Perancangan Sistem, (3) Implementasi Sistem, (4) Pengujian Sistem, serta Analisis Hasil Pengujian.
Gambar 1 Tahapan Penelitian [11]
Pada gambar 1 dapat dijelaskan sebagai berikut; Tahap pertama Identifikasi Masalah dan Pengumpulan Data yaitu melakukan wawancara kepada narasumber untuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan dengan tema perancangan sistem ini. Disini melakukan wawancara dengan perawat RSUD Pandan Arang Boyolali sebagai narasumber untuk mengetahui gambaran sistem yang akan dibuat dan mencari sumber refrensi dari penelitian sebelumnya untuk mendukung kelancaran perancangan sistem. Langkah kedua disain sistem yang meliputi perencanaan infrastruktur sistem CCTV. Yaitu mengumpulkan alat dan bahan yang akan dipakai untuk membangun sistem monitoring. Sistem ini terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Membuat topologi, konfigurasi dan instalasi paket – paket untuk modul dari perangkat keras maupun perangkat lunak yang dipergunakan pada jaringan untuk implementasi sistem CCTV tersebut, serta merancangan antarmuka aplikasi yang digunakan oleh user. Disain dalam penelitian ini terdiri dari penggabungan perangkat keras dan perangkat lunak agar menjadi sistem monitoring keamanan ruangan yang di inginkan.
3
Peralatan perangkat keras yang diperlukan pada pembuatan sistem monitoring keamanan ruangan bayi dapat dilihat pada Tabel 1 : Tabel 1 Peralatan Pembuatan Sistem Monitoring Ruangan
Hardware yang dibutuhkan Bahan Fungsi Router Huawei Vodafone HW 553 Sebagai pusat dari sistem yang sudah di -install firmware OS OpenWRT. Webcam Sebagai alat monitoring ruangan. Modem 3G (2 buah) Sebagai sambungan internet dan SMS Gateway. Flashdisk Sebagai data storage hasil penyimpanan gambar pada sistem. USB Hub Sebagai penghubung antara router dengan alat – alat yang lain. Kabel UTP Sebagai penghubung Antara router dengan Laptop sebagai user. RJ-45 Sebagai konektor kabel UTP Laptop Untuk konfigurasi dan menjalankan sistem. VPS (Virtual Private Server) Sebagai tunneling agar sistem dapat di akses secara jarak jauh melalui internet Sedangkan perangkat lunak yang diperlukan untuk membuat sistem monitoring keamanan ruangan bayi, dapat dilihat pada Tabel 2 Tabel 2 Software Sistem Monitoring Ruangan
Software yang dibutuhkan Bahan 1. OpenWRT Attitude Adjustment 12.09 Paket yang di install : - Alsa-lib 1.0.24.1 - 1 - Ffmpeg 0.8.7 -2 - Uhttpd 2012-10 - 30 - Mjpg_Streamer r148-4 - Motion 20110806 - Msmtp 1.4.27 - Mysql Server 5.1.53-7 - Php 5.4.5 - Samba Server 3.6.5 - 3 2. Windows 8 6. Notepad ++ v6.7.5 3. Putty 0.63 7. Mozilla Firefox 40.0 4. WinSCP 5.5.6 8. Google Chrome 46.0
4
Gambar 2 Topologi Perancangan Sistem
Pada gambar 2 dijelaskan topologi perancangan sistem monitoring keamanan ruangan bayi. Terdiri dari router sistem monitoring dengan IP 192.168.1.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 yang tersambung dengan laptop user mempunyai IP 192.168.1.102 dengan subnet mask 255.255.255.0. Router juga terhubung dengan USB HUB yang berfungsi sebagai perantara untuk menggabungkan beberapa device seperti webcam, modem internet, modem sms dan flashdisk. Sistem monitoring ruangan ini masih berjalan di jaringan lokal.
Gambar 3 Topologi SSH Tunneling
Pada Gambar 3 adalah gambar topologi SSH tunneling. VPS menjembatani antara computer pengguna dengan router sistem monitoring melalui internet. SSH tunnel bekerja dengan meneruskan koneksi yang masuk
5
ke IP VPS menuju ke IP router sistem monitoring. Dengan ini sistem dapat diakses dari mana saja selama masih terhubung ke jaringan internet. Tabel 3 Alokasi Penggunaan IP Address Alamat IP
Fungsi
192.168.1.1/24
IP router sistem monitoring
192.168.1.x/24
IP user yang terhubung dengan router
208.68.39.246
IP public VPS
x = bilangan bulat
Pada Tabel 1 menjelaskan alokasi penggunakan IP Address pada sistem monitoring. IP 192.168.1.1/24 merupakan IP dari sitem monitoring. IP 192.168.1.x/24 adalah IP yang diperoleh user yang terkoneksi dari router secara random (dhcp). Sedangkan IP 208.68.39.246 adalah IP VPS yang merupakan IP Publik.
Gambar 4 Flowchart Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Bayi
Pada gambar 4 merupakan gambar flowchart dari sistem monitoring. Pada saat memulai sistem user mengeset tanggal dikarenakan router tidak memiliki hardware clock. Kemudian user melakukan login, jika password sesuai maka sistem akan menyimpan log pada database. Setelah itu user memilih level keamanan. Ada empat level keamanan yang berbeda tingkat keamanannya. Yaitu level 0, level 1, level 2 dan level 3. Setelah itu user memilih salah satu level. Pada Level 0 sistem tidak menjalankan fungsi monitoring. Pada level 1 sistem hanya menjalankan fungsi streaming monitoring ruangan. Sedangkan level 2 sistem 6
menjalankan fungsi monitoring dan mengambil gambar ketika ada sesuatu yang bergerak pada gambar kamera. Pada level 3 sistem menjalankan fungsi monitoring dan mengambil gambar ketika ada sesuatu yang bergerak pada gambar kamera dan mengirim SMS untuk pemberitahuan kepada user. kemudian sistem menyimpan log. User juga bisa mengubah level keamanan. Jika selesai menggunakan sistem user akan logout. Kemudian sistem akan menyimpan log dan kemudian selesai.
Gambar 5 Use Case Diagram Sistem Monitoring Ruangan
Use case diagram, pengguna sistem monitoring ruangan dapat melakukan set date dan login setelah user login kemudian tersedia beberapa pilihan yaitu Home, Menu, About, Admin. Didalam pilihan Home terdapat cek device untuk menjalankan ssh tunnel. Pada pilihan Menu terdapat, Level Keamanan yang terdiri dari level 0, level 1, level 2 level 3, pilihan kamera, pilihan notifikasi yang berisi Setting SMS dan Setting email, Storage dan Log, pilihan About dan pilihan Admin yang berisi Setting sistem set password dan logout. Use case diagram dapat dilihat pada Gambar 5. Selanjutnya merancang antarmuka sistem monitoring yang terdiri dari Header, Menu Navigasi yang berisi Home,Menu, About dan Admin. Pada Home berisi info sistem dan status device. Menu yang menggunakan dropdown terdiri dari beberapa pilihan aplikasi sistem, seperti pilih level keamanan, kamera, notifikasi, storage dan log. About berisi keterangan sistem monitoring dan Admin berisi setting dan logout sistem. Desain antarmuka dapat dilihat pada gambar 6.
7
Gambar 6 Desain Antarmuka Sistem
Gambar 7 merupakan tampilan antarmuka sistem yang sudah jadi. Tampilan ini dibuat sebagai perantara antara pengguna atau user dengan sistem monitoring. Antarmuka sistem monitoring ini dibagi menjadi 5 bagian utama, yaitu ; Header berisi logo dan nama sistem. Menu Bar berisi Home, Menu, About dan Setting. Menu Berisi aplikasi dari pilihan modul aplikasi dengan tampilan drop down. Isi menampilkan output hasil dari menu aplikasi yang dipilih dan pada bagian footer berisi identitas dari pembuat.
Gambar 7 Tampilan Antarmuka Sistem
Gambar 7 merupakan tampilan antarmuka sistem yang sudah jadi. Tampilan ini dibuat sebagai perantara antara pengguna atau user dengan sistem monitoring. Antarmuka sistem monitoring ini dibagi menjadi 5 bagian utama, yaitu ; Header berisi logo dan nama sistem. Menu Bar berisi Home, Menu, About dan Setting. Menu Berisi aplikasi dari pilihan modul aplikasi dengan tampilan drop down. Isi menampilkan output hasil dari menu aplikasi yang dipilih dan pada bagian footer berisi identitas dari pembuat.
8
Tahap ketiga: yaitu mengimplementasikan hasil perancangan sistem. Membangun sistem berdasarkan proses yang telah didefinisikan sesuai pada alur dan topologi yang telah dibuat. Implementasi yang dimaksud adalah membangun sistem monitoring. Dengan cara mengganti firmware menjadi OpenWRT Attitude Adjusment 12.09. Serta mengkonfigurasi router, setelah itu langkah selanjutnya yaitu menyusun alat – alat sistem monitoring. Kemudian menginstall paket – paket yang dibutuhkan dalam sistem operasi OpenWRT untuk membangun sistem monitoring. Setelah itu akan diimplementasikan menggunakan PHP dan bash script. Setelah paket terinstall kemudian mengkonfigurasi paket menjadi modul – modul diantaranya modul sensor kamera, modul SMS, modul penyimpanan gambar atau storage, modul email dan log, modul SSH Tunnel, modul video. Tahap keempat: adalah melakukan pengujian sistem dan analisis dari perancangan dan implementasi yang telah dibuat tersebut. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat sudah sesuai dengan yang diharapkan. Dengan cara menguji fungsionalitas dari jalannya sistem monitoring serta melakukan analisis dari hasil pengujian. Selanjutnya akan dapat diketahui apakah hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Sehingga kedepannya masih bisa dilakukan perbaikan terhadap sistem yang dibuat. 4. Hasil dan Pembahasan Sistem monitoring keamanan ruangan bayi ini hanya dapat di akses oleh user yang sudah terdaftar. User ini dapat menjalankan sistem monitoring dengan cara login pada sistem monitoring. seperti pada gambar 8.
Gambar 8 Tampilan Halaman Login
Langkah pertama pada perancangan ini yaitu membuat fungsi streaming pada tingkat keamanan level 1. Kode Program 1 Perintah Untuk Menjalankan Fungsi Streaming # mjpg_streamer -i "input_uvc.so -d /dev/video0 –r 640x480 -f 30 -y" -o "output_http.so" –b
9
Kode program 1 merupakan perintah untuk menjalankan fungsi streaming. Dengan menggunakan aplikasi mjpg_streamer maka sistem dapat mengambil sumber video dari port /dev/video0 dengan resolusi gambar sebesar 640x480 pixel. Perintah ini akan dijalankan saat sistem berada di level 1. Pada Gambar 9 Merupakan tampilan level 1 saat sistem monitoring keamanan menjalankan fungsi streaming. Pada proses ini kamera hanya melakukan pemantauan ruangan dan sensor tidak aktif dan tidak ada aktifitas penyimpanan gambar yang dilakukan oleh sistem.
Gambar 9 Tampilan Hasil Streaming Level 1
Pada modul sensor kamera maka webcam berfungsi sebagai sensor pendeteksi gerak menggunakan aplikasi motion. Aplikasi motion ini bekerja berdasarkan konfigurasi yang ada pada file /etc/motion.conf. Modul ini dijalankan saat sistem monitoring berada di level 2 dan 3 pada kode program 2 merupakan settingan konfigurasi sensor pendeteksi gerak. Kode Program 2 Settingan Konfigurasi Aplikasi Motion 1.###### motion configuration ####### 1. videodevice /dev/video0 2. width 640 3. height 480 4. framerate 30 5. threshold 1500 6. noise_level 32 7. noise_tune on 8. ; area_detect value 9. text_right %d-%m-%Y\n%T-%q 10. target_dir /www/pantau/logcam/current 11. snapshot_filename %d:%m:%Y-%H:%M:%s-snapshot 12. picture_filename %d-%m-%Y %H:%M:%S 13. stream_port 8081 14. stream_quality 50 15. stream_motion on 16. stream_maxrate 30 17. stream_localhost off 18. on_motion_detected sh /www/pantau/script/trigger.sh
10
Pada settingan konfigurasi modul motion diatas telah disesuaikan dengan kebutuhan agar lebih efektif pada jalannya sistem. Diantara mengubah settingan pada konfigurasi motion, Seperti ukuran width 640 dan height 480 pixel, framerate menjadi 30, target_dir untuk menyimpan gambar hasil motion disimpan pada direktori /www/pantau/logcam/current, stream port di port 8081, stream quality 50, stream_motion on, stream_localhost off dan on_motion_detect sh /www/pantau/script/trigger.sh Pada gambar 10. Sistem monitoring menjalankan level 2. Pada level ini webcam akan berubah menjadi sensor pendeteksi gerak menggunakan motion detection dan ketika ada gambar yang terdeteksi bergerak pada kamera maka akan ditandai dengan kotak merah. Setelah itu gambar yang dicapture akan disimpan ke tempat penyimpanan atau storage sesuai dengan direktori yang tersimpan dalam settingan konfigurasi motion.
Gambar 10 Tampilan Ketika Gerakan terdeteksi level 2
Pada gambar 11 sistem sedang menjalankan tingkat keamanan level 3 program yang dijalankan hampir sama dengan level 2, akan tetapi pada level 3 fungsi motion digabung dengan modul SMS Gateway. Sehingga apabila ada gerakan yang terdeteksi maka sistem monitoring akan menyimpan gambar dan mengirim SMS kepada user.
Gambar 10 Tampilan Ketika Gerakan terdeteksi level 3
11
Gambar 11 Tampilan Pemberitahuan SMS
Pada gambar 11 adalah gambar ketika sistem monitoring keamanan mengirim SMS kepada user untuk memberitahukan bahwa di dalam pantauan kamera ada gambar yang bergerak. Sehingga SMS pemberitahuan ini bertujuan untuk memperingatkan user agar segera dilakukan tindakan yang lebih lanjut karna sensor mendeteksi ada gerakan pada gambar. Kode Program 3 Script SMS Gateway Pada Tingkat Keamanan Level 3 1. 2. 3. 4.
HP=`cat /www/pantau/script/nohp.txt` echo -e -n "AT+CMGF=1 \015" > /dev/ttyUSB3 echo -e -n "AT+CMGS=\"+62$HP\" \015" > /dev/ttyUSB3 echo -e -n "Perhatian, terdeteksi gerakan pada sistem monitoring pada $(date). Segera lakukan tindakan lebih lanjut –PantauCCTV5. \015" > /dev/ttyUSB3 6. echo -e -n "\032" > /dev/ttyUSB3
Kode program 3 merupakan script untuk menjalankan fungsi SMS gateway dengan mengambil nomer hp yang sudah disimpan di file nohp.txt kemudian melalui AT Command modem yang terletak di direktori /dev/ttyUSB3 dan modem akan mengirim pesan yang berisi “Perhatian, terdeteksi gerakan di sistem monitoring pada $(date). Segera lakukan tindakan lebih lanjut – PantauCCTV-. $(date) adalah variabel tanggal waktu pertama kali memasukan tanggal pada sistem.
12
Gambar 12 Hasil Penyimpanan Gambar
Pada Gambar 12 merupakan foto hasil capturing kamera webcam ketika level 2 dan 3 diaktifkan. Maka modul penyimpanan atau storage akan menyimpan foto gambar hasil capturing sensor dari webcam menggunakan aplikasi samba server. Selanjutnya untuk melihat hasil ini dapat diakses melalui samba server. Dengan mengetikan alamat ip router \\192.168.1.1 pada Windows Expoler.
Gambar 13 Tampilan Menu Log
Pada gambar 13 merupakan tampilan dari menu log sistem monitoring yang dibuat. Log ini berisi semua kegiatan dan proses yang terjadi pada sistem. Seperti informasi gerakan terdeteksi, pergantian level, pergantian info notifikasi yang akan dikirim melalui email kepada user.
13
Gambar 14 Isi Email Dari Sistem Monitoring
Pada gambar 14 merupakan gambar email yang masuk dari sistem monitoring ke email user. Email dari sistem monitoring ini berisi log aktifitas dari sistem monitoring. Email ini bertujuan mengirim file backup log dari aktifitas sistem monitoring kepada user. Settingan pada email server dapat dilihat pada kode program 4 Kode Program 4 Script Email Server 1. account default 2. 3. host smtp.gmail.com 4. port 587 5. auth on 6. user
[email protected] 7. password cctv1234 8. 9. auto_from off 10. from
[email protected] 11. tls on 12. tls_starttls on 13. tls_certcheck off 14. 15. logfile 16. syslog LOG_MAIL
Pada settingan konfigurasi modul email server diatas telah disesuaikan agar bisa mengirim email. Diantaranya mengubah settingan pada konfigurasi direktori /etc/msmtprc pada router yaitu mengubah host smtp.gmail.com untuk akun gmail dengan port 587. User untuk mengirim email dengan akun
[email protected] dan settingan passwordnya. Agar sistem ini bisa diakses pada perangkat lain maka perlu mengalihkan koneksi jaringan dari jaringan lokal ke jaringan publik. Dengan memanfaatkan IP Publik dari VPS menggunakan SSH Tunneling. Modul SSH ini berfungsi sebagai port forwarding.
14
Kode Program 5 Script SSH Tunneling # ssh –T -N
[email protected] -R 80:192.168.1.1:80
Script diatas mempunyai perintah setiap koneksi yang menuju ip address 208.68.39.246 akan dialihkan ke jaringan lokal dengan ip 192.168.1.1 pada port 80
Gambar 15 Sistem diakses dari perangkat lain
Gambar 15 merupakan gambar sistem yang diakses dari perangkat lain. Seperti pada perangkat smartphone dan web browser dengan mengetikan alamat ip VPS. Kemudian VPS akan men-direct ke jaringan lokal sistem monitoring. Sistem monitoring ini juga bisa membuat video melalui modul video karena modul ini bekerja dengan cara menggabungkan beberapa file gambar yang tertangkap pada sistem monitoring menjadi satu file video menggunakan paket library ffmpeg. Kode Program 5 Script ffmpeg Untuk Proses Penggabungan Gambar # cat *.jpg | ffmpeg -f image2pipe -r 1 -vcodec mjpeg -i – motion_$date.mp4
Script perintah diatas untuk menggabungkan gambar yang ditangkap oleh sistem. Dengan mengambil semua file yang berekstensi .jpg kemudian akan digabung menjadi satu dengan codec mjpeg. Setelah itu file akan menjadi video yang berformat .mp4. Pada gambar 16 merupakan tampilan hasil video penggabungan dari beberapa file gambar. Video ini dapat diputar dengan aplikasi media player yang mempunyai codec .mp4 seperti pada gambar menggunakan aplikasi media Splash Pro.
15
Gambar 16 Video Hasil Penggabungan Gambar
Penulis juga menambahkan fitur peringatan sistem monitoring ini juga mempunyai sistem peringatan kepada user melalui sms jika webcam sebagai alat monitoring tidak tersambung atau mengalami kerusakan. Kode Program 5 Script peringatan 1. #!/bin/bash 2. 3. #webcam id 4. kamera2="046d:082b" 5. 6. kamera=`lsusb | grep $kamera2 | awk '{print $6}'` 7. 8. if [ $kamera == $kamera2 ]; 9. then 10. echo "Status Kamera = Tersambung" > /dev/null 11. else 12. 13. HP=`cat /www/pantau/script/nohp.txt` 14. 15. echo -e -n "AT+CMGF=1 \015" > $MOD 16. echo -e -n "AT+CMGS=\"+62$HP\" \015" > $MOD 17. echo -e -n "Perhatian, Ada Gangguan Pada Kamera Webcam. Harap segera dilakukan tindakan perbaikan – PantauCCTV- \015" > $MOD 18. echo -e -n "\032" > $MOD 19. 20. fi
Pada kode program 5 berisi script peringatan jika alat monitoring, dengan memasukan webcam id yang terdaftar pada router dengan mengetikan lsusb pada router serial id webcam tercatat “046d:082b” yang kemudian dimasukan kedalam script jika status kamera tidak tersambung maka sistem akan menginformasikan jika ada gangguan yg terjadi pada webcam kemudian mengirim sms kepada user.
16
Gambar 17 ganguan Kamera dan SMS pemberitahuan sistem
Pada gambar 17 adalah tampilan saat kamera webcam tidak tersambung dengan baik atau mengalami error. Saat tidak tersambung dengan benar atau error sistem tidak bisa menampilkan monitoring ruangan, sehingga tampilan pada kamera akan berwarna abu – abu. Kemudian sistem akan memberi informasi kepada user melalui SMS. Pengujian sistem menggunakan Alpha & Beta Testing [12]. Alpha testing digunakan untuk menguji fungsionalitas sistem dari sistem yang dibuat. Pengujian dilakukan dengan menguji jalannya sistem apakah sudah berjalan seperti yang diinginkan. Beta testing dilakukan secara obyektif dengan memberikan kuesioner kepada responden untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem monitoring yang telah dibuat. Pengujian Alpha testing untuk menguji fungsional jalannya sistem menggunakan metode black box. Pengujian ini meliputi proses jalannya sistem dan tes fungsi modul – modul yang ada pada sistem. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Hasil Pengujian Fungsionalitas Sistem No.
Test Case
Hasil yang diharapkan
Hasil yang didapat
Keterangan
1.
Login Masuk Sistem
User yang terdaftar dalam database berhasil masuk kedalam sistem.
User yang terdaftar dalam database berhasil masuk kedalam sistem.
Terpenuhi
2.
Pengujian level keamanan tingkat 1 (Streaming)
Sistem berhasil menampilkan hasil streaming secara langsung
Sistem berhasil menampilkan hasil streaming secara langsung.
Terpenuhi
3
Pengujian level keamanan tingkat 2 (Motion
Sistem berhasil mendeteksi adanya gerakan dan menyimpan gambar.
Sistem berhasil mendeteksi adanya gerakan dan
Terpenuhi
17
Detection)
menyimpan gambar.
4.
Pengujian level keamanan tingkat 3 (Motion Detection dan SMS Gateway)
Sistem berhasil mendeteksi adanya gerakan, menyimpan gambar dan mengirim SMS pemberitahuan kepada user
Sistem berhasil mendeteksi adanya gerakan, menyimpan gambar dan mengirim SMS pemberitahuan kepada user
Terpenuhi
5.
Modul storage penyimpanan gambar (Samba Server)
Modul dapat diakses untuk menampilkan gambar hasil penyimpanan sistem monitoring.
Modul dapat diakses untuk menampilkan gambar hasil penyimpanan sistem monitoring.
Terpenuhi
6.
Modul Log Sistem
Modul Log berfungsi menampilkan kejadian yang dialami oleh sistem.
Modul Log berfungsi menampilkan kejadian yang dialami oleh sistem.
Terpenuhi
7.
Modul Email Sistem
Modul Email dapat berfungsi mengirim file backup log
Modul Email dapat berfungsi mengirim file backup log
Terpenuhi
8.
Modul SSH
Modul SSH Tunneling berfungsi untuk men-direct jaringan lokal ke jaringan publik agar sistem bisa diakses melalui jaringan internet.
Modul SSH Tunneling berhasil men-direct dari jaringan lokal ke jaringan public sehingga bisa diakses melalui smartphone atau laptop lain
Terpenuhi
Tunneling
9.
Modul Video
Modul Video Berfungsi untuk memproses gambar yang sudah ter-capture oleh sistem menjadi video
Modul Video berhasil memproses gambar yang ter-capture oleh sistem menjadi video.
Terpenuhi
10.
Peringatan kegagalan device tersambung
Sistem bisa memberi peringatan kepada user apabila ada device yang tidak tersambung atau mati
Sistem berhasil memberi peringatan kepada user apabila ada device yang tidak tersambung atau mati
Terpenuhi
Pada hasil pengujian fungsionalitas sistem beberapa tes yang dilakukan pada sistem berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Akan tetapi terkadang muncul kendala email tidak terkirim pada saat modul email dan modul SSH Tunneling dijalankan secara bersamaan karena dipengaruhi oleh koneksi internet yang lambat. Sehingga mempengaruhi proses upload attachment pada pengiriman email. Begitu juga dengan Modul SSH Tunneling. SSH Tunnel membutuhkan
18
koneksi internet yang berkecepatan tinggi agar bisa diakses dengan lancar melalui internet. Pengujian Beta testing dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 10 responden. Kriteria responden yang dipilih dari berbagai bidang agar mendapatkan hasil yang lebih obyektif. Diantaranya perawat yang bekerja di RSUD Pandan Arang Boyolali dan mahasiswa, dengan komposisi responden 6 perawat dan 4 mahasiswa. Indikator pengujian meliputi, kemudahan dalam pengoperasian, tampilan antarmuka, fitur, dan manfaat. Hasil pengujian menggunakan skala Likert, dimana menggunakan beberapa butir pertanyaan guna mengukur perilaku responden dengan 5 pilihan respon yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang [13]. Kategori sangat baik menunjukan bahwa sistem yang dibangun memiliki fitur dan standar yang melebihi kebutuhan pengguna. Baik menunjukan bahwa aplikasi yang dibangun memiliki kualitas dia atas standart dari kebutuhan pengguna. Cukup berarti aplikasi yang dibangun sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna menurut user requirement sebelumnya. Kurang berarti terdapat fitur yang masih kurang sesuai dengan keinginan pengguna. Dan sangat kurang menunjukan bahwa hasil aplikasi yang dibangun tidak sesuai dengan user requirement. Setiap jawaban dari responden memiliki bobot sebagai berikut: Tabel 5. Tabel Skala Nilai Tanggapan Responden. Bobot 1 2 3 4 5
Kriteria Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Untuk mengetahui kriteria tanggapan responden terhadap variabel penelitian, maka dapat dilihat berdasarkan pada range nilai distribusi frekuensi di bawah ini :
Tabel 6. Tabel Kriteria Penilaian. Bobot (%) 0% - 19.9% 20% – 39.9% 40% – 59.9% 60% – 79.9% 80% - 100%
Kriteria Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
19
Hasil skala likert dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 7. Hasil Pengujian Beta. Pertanyaan Sistem Monitoring Keamanan mudah untuk dioperasikan Sistem tampilan yang disajikan sudah menarik Fitur yang terdapat pada Sistem Monitoring Keamanan sudah sesuai Sistem Monitoring Keamanan sangat membantu pelayanan Sistem Monitoring Keamanan dibutuhkan dalam pengawasan Ruangan Perawatan Bayi RSUD Boyolali Sistem Monitoring Keamanan sudah sesuai dengan kebutuhan Sistem Monitoring Keamanan bisa diakses secara real time Sistem Monitoring Keamanan bisa sebagai pengganti alternatif CCTV yang sudah ada
Rata Rata 69% 69% 82% 76%
Keterangan
72%
Baik
67% 77% 61%
Baik Baik Baik
Baik Baik Sangat Baik Baik
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan skala likert dengan menghitung rata – rata presentase yang didapat yaitu dengan cara menjumlahkan hasil rata – rata setiap pernyataan hasil dari kuisioner oleh responden dibagi jumlah pernyataan, diperoleh hasil 72% yang masuk dalam kriteria baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem monitoring keamanan ruangan ini dapat menjadi alternatif baru dalam sistem dalam bidang monitoring atau pengawasan ruangan. 5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa sistem monitoring keamanan ruangan bayi yang dirancang dapat membantu pengawasan keamanan di ruangan bayi di RSUD Pandan Arang Boyolali. Dengan hasil presentase 72% dari hasil kuesioner yang dilakukan oleh responden. Hasil ini masuk dalam kriteria baik. Sehingga menunjukan bahwa hasil perancangan sistem monitoring dinilai baik untuk diterapkan di ruangan perawatan bayi RSUD pandan Arang Boyolali. Karena dapat memudahkan perawat dalam pekerjaannya, menciptakan rasa aman kepada pasien yang berada di RSUD Pandan Arang Boyolali serta dapat meningkatkan pelayanan di RSUD Pandan Arang Boyolali. Khususnya di ruangan perawatan bayi. Walaupun demikian sistem monitoring ini tidak tanpa kekurangan. Sistem monitoring ini masih terdapat kekurangan diantaranya fungsi streaming tidak dapat berjalanan ketika diakses melalui SSH Tunneling. Dikarenakan perlu koneksi internet dengan data transfer yang cepat dan bandwidth yang besar. Pengiriman email gagal apabila digunakan saat bersamaan dengan SSH Tunneling. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar kekurangan pada sistem dapat teratasi.
20
6. Daftar Pustaka [1]
Jukardi, Andang. 8 Juli 2015. Polisi Masih Selidiki Kasus Penculikan Bayi di RSUD Sumedang. http://www.pikiran-rakyat.com/jawabarat/2015/07/08/334056/polisi-masih-selidiki-kasus-penculikan-bayi-dirsud-sumedang. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2015
[2]
Romi, Agustian. 2011. Perancangan Sistem Keamanan Rumah menggunakan Perangkat Nirkabel berbasis Openwrt. Surabaya: Universitas Wijaya Kusuma.
[3]
Amin Darwin, Beny Wijaya. 2012. Rancang Bagun Aplikasi Pengawasan Ruangan Berbasis CCTV Pada Perangkat Bergerak Dengan Motion Detector. Palembang: STIMIK MDP.
[4]
Setiawan, Arif. 2013. Rancang Bangun Sistem Monitoring Ruangan Menggunakan Webcam Berbasis OpenWRT. Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga.
[5]
Thomas. 2013. What Is OpenWRT?. https://wiki.openwrt.org/about/start . Diakses pada 5 Juli 2015.
[6]
Woodford, Chris. 2015. http://www.explainthatstuff.com/webcams.html. Diakses Spetember 2015.
[7]
Lavrsen, Kenneth. 2012. What is Motion?. http://www.lavrsen.dk/foswiki/bin/view/Motion/Motion. Diakses Pada 24 Agustus 2014
[8]
Kadir, Abdul. 2009. Membuat Aplikasi WEB Dengan PHP dan Database MySQL. . Yogyakarta: Andi
[9]
Anhar. 2010. PHP & MySql Secara Otodidak. Jakarta: PT TransMedia
[10]
Wahyono, Teguh. 2015. Tutorial Pemograman Shell Linux. Salatiga: Andi.
[11]
Hasibuan, Zainal, A. 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi: Konsep, Teknik, dan Aplikasi. Jakarta: Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
[12]
Reese Bryne. 2006, Alpha and Beta Testing, http://www.majordojo.com/uploads/AlphaBetaTesting.pdf diakses tanggal 7 November 2015 21
Webcams. pada 14
[13]
Budiaji Weksi, 2013, Skala Pengukuran dan Jumlah Respon Skala Likert, Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Desember 2013 2:125-131, http://www.umbidharma.org/jipp/index.php/jipp/article/view/36/29, diakses tanggal 18 Oktober 2015
22