1
Implementasi Program Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang Oleh : Tiara Nur Tsofyani Putri, Hartuti Purnaweni, Margaretha Suryaningsih Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405 Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email:
[email protected] Email:
[email protected] ABSTRAC
Tourism is one of the national industry which have not thoroughly developed in Indonesia yet. In the efforts to developing Indonesia’s tourism which also related with increasing nation foreign exchange, the government establishing a tourism developing programme based on community empowerment called Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). One of the oldest Pokdarwis in Semarang is Pokdarwis Pandanaran located in Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang which also the only Pokdarwis that can survive since established in 1993, so it’s interesting to see about how is the development process of the programme implementation and what is the not only motivating but also limiting factors in this implementation process. The purpose of this study is to learn about the programme implementation especially in Kelurahan Kandri including the motivating and limiting factors so the result can help to improve not only Pokdarwis Pandanaran but also other Pokdarwis. This study used a qualitative descriptive research method by using observation and interview to get the data. The result of the study itself is there are a linkage between the position, role and potency of the Kelurahan Kandri community with the improved quality of the programme implementation. The community are not an object of the implementation, but a subject, in that way, the community will feel the urge to participate to the programme because its correspond with their life, their consideration. Furthermore, the phenomenon of implementation from Van Meter and Van Horn theory, which is statutory goals and objective, programme’s environment and programme’s resources is included in the motivating and limiting factors to the implementation of Pokdarwis. Keywords
: Tourism, Community Empowerment, Pokdarwis, Implementation
2
PENDAHULUAN
tahunnya
A. LATAR BELAKANG
Visit Indonesia Year. Kampanye ini
Indonesia
merupakan
negara
mengadakan
menggerakan daerah untuk berupaya
kepulauan yang terletak di garis
meyiapkan
destinasi
khatulistiwa
daerahnya
untuk
sehingga
beriklim
kampanye
wisata
di
mengadakan
tropis. Berdasarkan hasil survey dari
kegiatan
tahun 2007 hingga 2010 oleh Tim
wisatawan.
Nasional
Nama
mendorong daerah yang berpotensi
Rupabumi (Timnas PNR), jumlah
menjadi tujuan wisata namun belum
pulau di Indonesia sebanyak 13.466
dikenal
buah (www.menkokesra.go.id). Hal
menggerakan kampanye Visit ini di
tersebut
daerah.
Pembakuan
menjadikan
Indonesia
sebagai sebuah negeri yang memiliki keberagaman
sifat
dan
budaya
serta
ini
masyarakat
Salah
satu
masyarakat
untuk
pemberdayaan dalam
kepariwisataan
potensi Indonesia terutama dalam
Pokdarwis
bidang
singkatan
Indonesia
menerima
Kampanye
kedaerahan, menjadikannya sebagai
kepariwisataan.
siap
bidang
adalah yang
dari
program merupakan
Kelompok
Sadar
juga terkenal dengan keramahan
Wisata. Program ini diusulkan pada
penduduknya,
dengan
gerakan Visit Indonesia tahun 1991
variasi destinasi pariwisata dalam
(Disbudpar Kota Semarang, 2012).
negeri, seharusnya pariwisata adalah
Kemudian
hal yang dapat dibanggakan oleh
“Kampanye Nasional Sadar Wisata”
Indonesia.
yang menyerukan kepada semua
Meski
ditambah
demikian,
diresmikan
pada
industri
daerah untuk membentuk Pokdarwis.
pariwisata di Indonesia baru pada
Program ini dilatarbelakangi oleh
tahapan
pemikiran bahwa Pokdarwis akan
perkembangan
dimana
tahapan itu sendiri baru terpusat pada
berperan
beberapa daerah saja. Maka dari itu,
menciptakan
untuk menarik wisatawan serta untuk
kondusif
mengembangkan
destinasi
Indonesia,
pariwisata
pemerintah
di setiap
sebagai
agen
untuk
lingkungan
yang
untuk pariwisata,
pengembangan serta
untuk
membangun peran serta masyarakat
3
dalam pembangunan kepariwisataan
Mijen
di
Banyumanik
daerahnya
Program
masing-masing.
Pokdarwis
dan
Pokdarwis
kelurahan
di
Kecamatan
sendiri
Banyumanik. Berdasarkan data dari
merupakan program pemberdayaan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
masyarakat
Kota
yang diusulkan oleh
Semarang,
dari
empat
pemerintah namun hanya mendapat
Pokdarwis
yang ada,
Pokdarwis
bantuan
Kelurahan
Kandri,
Kecamatan
Kota
Semarang
hukum
dan
pembinaan.
Untuk masalah dana, Pokdarwis
Gunungpati,
Pandanaran harus mampu mandiri
merupakan yang paling aktif di
mengumpulkan dana, baik secara
antara Pokdarwis lainnya.
swadaya atau pencarian donatur. Implementasi adalah
Meski
kampanye
ini
pengembangan
demikian,
Pandanaran
Pokdarwis
-sebutan
untuk Kandri,
aspek
Pokdarwis
Kelurahan
kegiatan
Kecamatan
Gunungpati,
pemberdayaan masyarakat dengan
Semarang-
menemui
cara mengenalkan pada konsep Sadar
hambatan
(Disbudpar
Wisata yang direalisasikan dengan
Semarang,
2012).
konsep Sapta Pesona, Pokdarwis
Pokdarwis
menjadi
dan
merupakan salah satu Pokdarwis
wadah partisipasi dari pemerintah
yang mampu bertahan semenjak
kepada masyarakatnya.
didirikan pada tahun 1993, akan
kepariwisataan
Kota
melalui
sarana
pendidikan
Semarang
sendiri
telah
membentuk empat Pokdarwis di empat
kecamatan
di
Kota banyak Kota
Meskipun
kelurahan
ini
tetapi geliat perubahan signifikannya baru terlihat sejak tahun 2014.
(Dinas
Potensi wisata di daerah Kandri
Kebudayaan dan Pariwisata Kota
bisa sangat menjual, terutama dengan
Semarang),
adanya Gua Kreo dan upacara Sesaji
yakni
Pokdarwis
kelurahan
Nongkosawit
Kelurahan
Kandri,
Gunungpati,
Kota
dan
Kecamatan Semarang
Rewanda
yang
diadakan
setiap
tanggal 3 Syawal, serta ada Waduk
di
Jatibarang yang menanti peresmian.
Kecamatan Gunungpati, Pokdarwis
Peran utama Pokdarwis Pandanaran
kelurahan Wonolopo di Kecamatan
adalah
menghimpun
masyarakat
4
untuk mampu menjual inovasi dari
Kebudayaan
sumber daya yang ada. Peresmian
PM.04/UM.001/MKP/08
waduk Jatibarang yang direncanakan
Sadar Wisata, juga dengan adanya
di tahun 2014 diharapkan mampu
Peraturan Daerah Kota Semarang No
menjadi momentum perubahan dan
12 Tahun 2008 tentang Pembentukan
perkembangan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pokdarwis
Pandanaran.
Penelitian
dan
Pariwisata
No
tentang
yang
Daerah Kota Semarang yang menjadi
dilakukan di Waduk Tempuran dan
pedoman oleh Dinas Kebudayaan
Bentolo di Kabupaten Blora oleh
dan Pariwisata Kota Semarang untuk
Hidayat (2002), obyek wisata waduk
membangkitkan serta melestarikan
merupakan obyek wisata dengan
program Pokdarwis
potensi wisata sedang atau cukup
Pertanyaannya adalah bagaimana
potensial. Adapun penelitian yang
perkembangan dan
dilakukan di Waduk Gunungrowo
program Pokdarwis Pandanaran di
Indah
Kelurahan
di
Kabupaten
Pati
oleh
implementasi
Kandri,
Kecamatan
Kota
Semarang
Pradikta (2013) menunjukan bahwa
Gunungpati,
meskipun persentasenya masih kecil,
terutama
obyek
dapat
pemerintah
menyumbang PAD, apalagi jika
melibatkan
dioptimalisasi
mendukung gerakan Visit Jateng,
wisata
waduk
keberadaannya
sebagai
sehingga dapat menambah PAD
B. TUJUAN
dengan persentase yang lebih tinggi
Untuk
Dengan
Kota
adanya
momentum
kegiatan
dan
Pokdarwis
implementasi terutama
Pokdarwis
Kelurahan
didasari oleh UU no 10 Tahun 2009
Kecamatan
Gunungpati,
tentang
Semarang.
Instruksi
Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang Kebijakan Pembangunan
Kebudayaan
dan
Pariwisata, serta Peraturan Menteri
untuk
menganalisis
gerakan Visit Jateng 2013 yang
Kepariwisataan,
upaya
Semarang
masyarakat
perkembangan
(Pradikta, 2013).
bentuk
di
Kandri, Kota
C. TEORI
Prajudi
Atmosudiro
(dalam
Sugandi, 2011 : 2) berpendapat bahwa administrasi publik adalah
5
administrasi dari negara sebagai
Sumber-sumber kebijakan, (3) Ciri-
organisasi dan administrasi yang
ciri
mengejar tercapainya tujuan-tujuan
pelaksana, (4) Komunikasi, (5) Sikap
yang bersifat kenegaraan
para pelaksana dan (6) Lingkungan.
atau
sifat
badan/instansi
Salah satu kajian utama dari ilmu
Kelompok Sadar Wisata atau
Administrasi Publik adalah mengenai
disingkat POKDARWIS merupakan
kebijakan
memiliki
kelompok swadaya dan swakarsa
peran sangat luas dalam menyusun
yang tumbuh dari, oleh dan untuk
suatu
masyarakat serta bertujuan untuk
publik
yang
rancangan
mewujudkan
berbagai keputusan yang bersifat
meningkatkan
sangat strategis (Sugandi, 2011 : 79).
pariwisata daerah dan mensukseskan
Secara
ringkas
pembangunan pariwisata nasional.
dapat
diartikan
tindakan
kebijakan publik
yang
sebagai
suatu
menyangkut
Dalam
pengembangan
kaitannya
pengembangan
dengan
pariwisata
harus
kepentingan publik yang terdiri dari
memperhatikan posisi, potensi dan
proses formulasi, implementasi dan
peran masyarakat sebagai aktor atau
evaluasi kebijakan.
subjek pengembangan, karena posisi,
Implementasi dipandang secara
peran dan dukungan masyarakat turut
luas mempunyai makna pelaksanaan
menentukan sukses atau keberhasilan
undang-undang di mana berbagai
jangka
aktor, organisasi, prosedur dan teknik
kegiatan pariwisata.
bekerja
D. METODE
bersama-sama
untuk
panjang
pengembangan
menjalankan kebijakan dalam upaya
Penelitian ini menggunakan jenis
untuk meraih tujuan-tujuan kebijakan
penelitian deskriptif dengan metode
atau program-program (Lester dan
penelitian
Stewart dalam Winarno, 2012:147).
deskriptif
kualitatif. bertujuan
Penelitian untuk
Van Horn dan Van Meter (dalam
mendeskripsikan gejala-gejala yang
Wahab, 2004:79) berpendapat ada
terjadi pada suatu waktu. Dengan
enam variabel yang mempengaruhi
demikian hasil penelitian dilakukan
kinerja implementasi, yakni : (1)
secara
Ukuran dan tujuan kebijakan, (2)
menekankan
sistematik pada
dengan data
faktual
6
(Sandjaja & Heriyanto, 2006:110).
digunakan, bahwa ada kaitan antara
Adapun yang menjadi lokasi untuk
fenomena
penelitian
keberhasilan implementasi program.
ini
adalah
di
Kota
Semarang, tepatnya di Kelurahan Kandri,
Kecamatan
Gunungpati,
penelitian
dengan
Berdasarkan hasil wawancara dengan fenomena posisi, peran dan
Kota Semarang. Subyek penelitian
potensi
masyarakat
yang dimaksud dalam penelitian
Kandri
dalam
disini adalah Pokdarwis Kelurahan
Program Pokdarwis, telah adanya
Kandri,
Gunungpati,
peningkatan yang signifikan dari
Kota Semarang. Untuk mendukung
fenomena tersebut dalam kaitannya
penelitian
dengan
Kecamatan
ini
litelatur,
digunakan
studi
pengamatan
studi
dokumentasi,
dan
Kelurahan perkembangan
implementasi
Program
Pokdarwis di Kelurahan Kandri.
wawancara.
Terkait
Kemudian data yang diperoleh akan
Kelurahan
melalui proses analisis yang terdiri
implementasi
dari reduksi, penyajian data singkat
telah sesuai dengan fungsi posisi
dan kesimpulan yang kemudian diuji
masyarakat yang diharapkan oleh
melalui
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
uji
kebenaran,
uji
transferbilitas, uji dependabilitas dan
Kota
uji konfirmabilitas.
pelaksana
posisi
masyarakat
Kandri
dalam
Program
Pokdarwis
Semarang,
yakni
kegiatan.
sebagai
Masyarakat
memposisikan diri sebagai pelaksana HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian mengenai
ini
kegiatan dengan menjadi pengurus
membahas
implementasi
program
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunung
Pati,
Semarang.
Hasil
Program
Pokdarwis
atau
hanya
sekedar melaksanakan kegiatan yang telah Pokdarwis rencanakan. Meski
potensi
masyarakat
belum
bawaan
banyak
serta
penelitian merupakan analisis dari
belum mendorong kepariwisataan,
fenomena
namun
yang
ada
penelitian
yang
kesamaan
dengan
dari
hasil
menunjukan teori
yang
masyarakat
mau
untuk
digerakan, untuk diberi pendidikan dan pelatihan keterampilan terutama
7
di bidang kepariwisataan. Pokdarwis
sulit
Pandanaran selaku jembatan antara
Program
masyarakat dengan dunia luar harus
mengutamakan
jeli
masyarakat, oleh masyarakat dan
menangkap
kebutuhan
masyarakat dalam upayanya untuk
dengan
menggandeng
Keberlanjutan
Pokdarwis
harus
peran
dari
untuk masyarakat.
memenuhi permintaan serta trend pariwisata
berkembang.
Penelitian ini juga menggunakan indikator
fenomena
faktor-faktor
pemerintah dan swasta. Masyarakat
penentu keberhasilan implementasi
yang terdidik dan terlatih sehingga
dari teori Van Horn dan Van Meter.
mampu memaksimalkan potensinya
Dalam
akan
mengambil fenomena ukuran dan
mendorong
pengembangan
pariwisata di Kelurahan Kandri.
tujuan
Mengenai fenomena peran, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang memaksimalkan
berupaya
untuk
peran
dari
penelitian
program,
ini
hanya
sumber-sumber
program dan lingkungan program. Dari hasil wawancara dengan para narasumber, ukuran dan tujuan implementasi
program
Pokdarwis
masyarakat Kelurahan Kandri untuk
sudah dapat diidentifikasi dan diukur
implementasi program Pokdarwis ini.
serta telah disosialisasikan dengan
Sebagian masyarakat memiliki dua
baik. Salah satu buktinya adalah
peran,
pengurus
secara umum, semua pihak yang
Pokdarwis serta sebagai pelaksana
terlibat telah memahami mengenai
kegiatan
Peranan
maksud dan tujuan program serta apa
mengelola
yang menjadi standar keberhasilan
yakni
masyarakat
sebagai
Pokdarwis. dalam
Pokdarwis Pandanaran merupakan
dari
program,
yakni
bukti bahwa masyarakat sadar bahwa
kesejahteraan
perkembangan daaerahnya terletak di
bidang pariwisata
tangan mereka sendiri, Pokdarwis
Mengenai
tercapainya
masyarakat
melalui
sumber-sumber
salah satu pendorongnya. Tanpa
program, baik Sumber Daya Alam
masyarakat asli Kelurahan Kandri,
(SDA)
Pokdarwis
Manusia (SDM). Setiap pihak harus
Pandanaran
hanyalah
program pengembangan yang malah
maupun
menyadari
bahwa
Sumber
mereka
Daya
dapat
8
Posisi, potensi dan peran masyarakat
memaksimalkan potensi yang ada baik SDA dan terutama SDM.
berkaitan
Kelurahan Kandri yang memiliki
perkembangan dan proses implementasi,
tujuan wisata akan mampu menarik
karena
lebih banyak wisatawan saat ada
mampu
Pandanaran sinergi
lingkungannya
menitikberatkan
keberhasilan
Pokdarwis
kepada
untuk
partisipasi
mengembangkan
kepariwisataan di daerahnya, baik secara
telah
fisik maupun mental operator wisata.
dengan
dengan
dengan
program
masyarakat
sinergi antara SDM dan SDAnya. Pokdarwis
erat
mendapat
Pokdarwis simbiosis
menjalin
hubungan
mutualisme
dengan
dukungan yang positif dari berbagai
masyarakat,
pihak. Pokdarwis Pandanaran juga
Pokdarwis
mengupayaka untuk memaksimalkan
masyarakat dengan stakeholder lain dan
potensi
di sisi lain Pokdarwis sebagai sebuah
yang
ada
serta
dimana
keberadaan
merupakan
penghubung
mengembangkan sarana prasarana
organisasi
untuk mendukung kepariwisataan,
untuk bisa hidup dan berkembang.
proaktif
sudah
untuk
ada
kegiatan
memasarkan
dan
mengembangan kepariwisataan di Desa Wisata Kandri.
sudah tersosialisasikan dengan baik dan cukup dipahami. Lingkungan program berpotensi
untuk
sumber-sumber yang ada. Pokdarwis berpotensi
PENUTUP
berkembang lebih baik lagi.
A. SIMPULAN
B. REKOMENDASI
Secara keseluruhan dari indikator
penilaian
yang
implementasi
pemerintah
berlanjut. Belajar dari vakumnya
mengupayakan
keberlangsungan organisasi Pokdarwis Pandanaran.
dari
program
banyak usaha untuk mencapai posisi tentunya
Pembinaan
harus terus diupayakan untuk
cukup baik meskipun masih butuh
dan
1.
untuk
diambil,
Pokdarwis di Kelurahan Kandri sudah
stabil
mendorong
keberhasilan program ditambah dengan
Pandanaran
fenomena-fenomena
masyarakat
Ukuran dan tujuan program juga
meskipun masih banyak yang perlu diperbaiki,
membutuhkan
program Pokdarwis yang salah satu
penyebabnya
kurangnya
pembinaan
pengarahan
dari
adalah serta
pemerintah.
Program ini subyeknya memang
9
masyarakat,
namun
campur
tangan pemerintah harus tetap
sehingga
dapat
meregenerasi
penggerak program.
ada untuk memenuhi fungsi pemerintah sebagai fasilitator dan regulator. 2.
Memaksimalkan upaya untuk menggandeng
pihak
swasta
dalam mengembangkan program tanpa
menjadikan
berorientasi
program
profit.
Belum
banyaknya pihak swasta yang berkontribusi program
adalah
karena
belum
tersosialisasikan
cukup
di
kalangan
swasta. 3.
Pelatihan
dan
pendidikan
mengenai keterampilan untuk masyarakat
perlu
terus
dilaksanakan untuk mengasah kreatifitas
dan
membuka
pemikiran masyarakat sehingga program dapat terus berjalan dengan SDM yang mumpuni. 4.
Sosialisasi program harus terus dilaksanakan
melalui
komunikasi yang lebih baik secara internal dan eksternal terutama kepada golongan muda, agar
pemahaman
program
dapat
mengenai
terus
hidup,
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. Chaedar. 2002. Pokoknya Kualitatif ; Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta. Pustaka Jaya. Hidayat, Arif Mohamad. 2002. Studi Penentuan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata di Kabupaten Blora. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Pradikta, Angga. 2013. Strategi Pengembangan Objek Wisata Waduk Gunungrowo Indah Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pati. Economic Development Analysis Journal November 213 Sandjaja & Heriyanto. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta. Prestasi Pustaka. Sugandi, Suprayogi Yogi. 2011. Administrasi Publik ; Konsep dan Perkembangan Ilmu di Indonesia. Yogyakarta. Graha Ilmu. Wahab, Dr. Solichin Abdul. 2004. Analisis Kebijaksanaan ; Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta. PT Bumi Aksara. Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik ; Teori, Proses dan Studi Kasus. Yogyakarta. CAPS.
10
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang. 2012. Sadar Wisata dan Sapta Pesona. Semarang. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang. 2012. Pembinaan Kelompok Sadar Wisata ; Pokdarwis dan Sapta Pesona. Semarang. http://www.menkokesra.go.id/conten t/di-indonesia-ada-13-466-pulaubukan-17508-pulau diakses pada 05/12/2013 08:34