HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN 2009
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Universitas Negeri Semarang
Oleh: Tri Hartatik NIM 6450402044
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009
HALAMAN PENGESAHAN Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pada Hari
: Senin
Tanggal
: 13 Juli 2009 Panitia Ujian
Ketua Panitia
Sekretaris
Drs. Harry Pramono, M. Si Kes NIP. 131 469 638
Irwan Budiono, SKM, M. NIP. 132 308 392 Dewan Penguji
1. Eram Tunggul Pawenang, SKM, M.Kes NIP. 132 303 558
2. Drs. Bambang Wahyono, M. Kes NIP. 131 674 366
3. Widya Hary Cahyati, SKM, M. Kes NIP. 132 308 386 ii
ABSTRAK Tri Hartatik. 2009. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang tahun 2009. Skripsi. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Drs. Bambang Wahyono, II. Widya Hary Cahyati, SKM., M.Kes (Epid) Kata Kunci: Pemberian ASI Eksklusif, Pengetahuan, Sikap. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Jenis penelitian ini adalah explanatory research (penelitian penjelasan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang pada bulan April tahun 2009 yang berjumlah 62 orang. Sampel yang diambil berjumlah 38 orang yang diperoleh dengan menggunakan sistem simple random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Data primer diperoleh melalui wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen-dokumen di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan statistik uji chi-square dengan tingkat kemaknaan =0,05. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif (p= 0,028), ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif (p= 0,004). Berdasarkan hasil penelitian saran yang dianjurkan adalah 1) Perlu digalakkan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, 2) Perlu dilakukan penyuluhan secara intensif guna meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu-ibu tentang ASI eksklusif.
iii
ABSTRACT Tri Hartatik. 2009. The Relation of Knowledge and mother’s attitudes with Giving of Exclusive ASI in Sub-district Gunungpati District Gunungpati Kota Semarang Year 2009. Finals Project. Public Hygiene Majors, Sportmanship Science Faculty, Semarang State University. Counsellor: I. Drs. Bambang Wahyono,M.Kes., II. Widya Hary Cahyati, SKM. M.Kes (Epid) Keyword: Giving Exclusive ASI, Knowledge, Attitude The Problems which studied in this research is relation between knowledge and mother’s attitude with giving of exclusive ASI in Sub-district Gunungpati District Gunungpati Kota Semarang. Purpose of this research is to know relation between knowledge and mother attitude with giving of exclusive ASI in Sub-district Gunungpati District Gunungpati Kota Semarang. This research type is explanatory research by using approach of cross sectional. Population in this research is all mothers having age baby 6-12 months in Sub-district Gunungpati District Gunungpati Kota Semarang in April 2009 which amounts to 62. Sample taken amounts to 38 mans who obtained by using system simple random sampling. Research Instruman applied in this research is questionaire. Primary data is obtained by interview, while secondary data is obtained by documents in Sub-district Gunungpati District Gunungpati Kota Semarang. The data obtained in this research was proceed by using statistic test chi-square with level of meaning = 0,05. Based on research result it is obtained that there is the relation which meaning between mother’s knowledges with giving of exclusive ASI ( p= 0,028), the relation which meaning between mother’s attitudes with giving of exclusive ASI ( p= 0,004). Based on research results,suggestion that suggest is 1) Need to be emboldened giving of exclusive ASI in Sub-district Gunungpati District Gunungpati Kota Semarang, 2) Need to be done counselling intensively to increase knowledge and position of mothers about exclusive ASI.
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO “Pergunakan lima kesempatan sebelum datang lima kesempitan, yaitu sehatmu sebelum datang sakitmu, waktu luangmu sebelum datang masa sibukmu, masa mudamu sebelum datang hari tuamu, masa kayamu sebelum datang kemiskinanmu, hidupmu sebelum datang kematianmu” (HR. Baihaqi) “Ketekunan bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, membuat kemungkinan menjadi kemungkinan besar, dan membuat kemugkinan besar menjadi pasti”
PERSEMBAHAN : 1. Kedua orang tuaku yang memberikan motivasi, menyayangiku, dan mengiringi langkahku dengan doa. 2. Kakakku tersayang yang selalu memberikan dorongan dan kasih sayang. 3. Teman-temanku IKM ’02. 4. Almamaterku Semarang.
v
Universitas
Negeri
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi dengan judul ” HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN EKSKLUSIF
DI
DAN
SIKAP
IBU
KELURAHAN
DENGAN
PEMBERIAN
GUNUNGPATI
ASI
KECAMATAN
GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN 2009 ” dapat diselesaikan. Penyusunan skripsi ini dilakukan guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Universitas Negeri Semarang. Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan rasa hormat disampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs Harry Pramono, M. Si., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. 2. Bapak dr. Mahalul Azam, M.Kes., Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang. 3. Bapak Irwan Budiono, SKM, M.Kes., Sekretaris Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang. 4. Bapak Drs. Bambang Wahyono, M. Kes., pembimbing I yang telah dengan sabar dan penuh tanggung jawab memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi. 5. Ibu Widya Hary Cahyati, SKM, M.Kes (Epid), pembimbing II yang telah dengan sabar dan penuh tanggung jawab memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi. 6. Bapak
Drs. Sugiharto, M.Kes., dosen wali yang telah banyak
memberikan nasehat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Bapak Sungatno, staf Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang. 8. Teman-temanku tercinta atas dukungan motivasi. 9. Teman-teman IKM ’02. vi
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga amal baik dari semua pihak, mendapat pahala dari Allah SWT. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penyusun berharap dengan tersusunnya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya. Semarang,
Juni 2009
Penyusun
vii
DAFTAR ISI Halaman JUDUL .............................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
ii
ABSTRAK .......................................................................................................
.iii
ABSTRACT .....................................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................
v
KATA PENGANTAR .....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xii
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................... ....
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ....
xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................
3
1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................
4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................
4
1.5 Keaslian Penelitian ........................................................................
5
1.6 Matrik Penelitian ...........................................................................
6
1.7 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengetahuan ..................................................................................
8
2.2 Sikap ..............................................................................................
10
2.3 Air Susu Ibu (ASI) ........................................................................
14
2.3.1 Pengertian ASI .....................................................................
14
2.3.2 Volume ASI .........................................................................
15
2.3.3 Komposisi ASI.....................................................................
16
2.3.4 Kebaikan ASI Sebagai Makanan Bayi ................................ viii
20
2.3.5 Faktor Pelindung dalam ASI ...............................................
21
2.3.6 Pengertian ASI Eksklusif .....................................................
21
2.3.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan ASI ..........
23
2.4 Kerangka Teori..............................................................................
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ..........................................................................
28
3.2 Hipotesis Penelitian .......................................................................
29
3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ..................
29
3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................................
29
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................
30
3.5.1 Populasi................................................................................
30
3.5.2 Sampel Penelitian ................................................................
30
3.6 Instrumen Penelitian......................................................................
31
3.7 Teknik Pengambilan Data .............................................................
33
3.8 Teknik Analisis Data .....................................................................
34
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum ..........................................................................
36
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian ................................................
36
4.1.2 Karakteristik Responden ......................................................
36
4.2 Hasil Penelitian .............................................................................
38
4.2.1 Analisis Univariat ................................................................
38
4.2.2 Analisis Bivariat ..................................................................
40
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan ...................................................................................
44
5.2 Kelemahan dan Hambatan ............................................................
46
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan .......................................................................................
47
6.2 Saran ..............................................................................................
47
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
48
ix
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1.1 Keaslian Penelitian ....................................................................................
5
1.2 Matrik Penelitian .......................................................................................
6
2.1 Perbedaan Komposisi ASI dan Susu Sapi..................................................
20
3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ...............................
29
4.1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu ..................................................................
37
4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu ..........................................................
37
4.3 Distribusi Frekuensi Umur Bayi ................................................................
38
4.4 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Bayi ................................................... .
38
4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu .......................................................
39
4.6 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu ...................................................................
39
4.7 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif .........................................
40
4.8 Hasil Uji Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif ...................................................................................................
41
4.9 Hasil Uji Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif .............
42
x
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Teori ..........................................................................................
27
3.1 Kerangka Konsep .......................................................................................
28
xi
DAFTAR GRAFIK Grafik
Halaman
4.1 Hasil Uji Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif.....................................................................................................
42
4.2 Hasil Uji Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif .............
43
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. SK Dosen Pembimbing ..............................................................................
50
2. SK Penguji Skripsi .....................................................................................
51
3. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Fakultas Ilmu Keolahragaan .........
52
4. Surat Keterangan telah melakukan penelitian ............................................
53
5. Kuesioner Penelitian ..................................................................................
54
6. Skor Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian ................................
58
7. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian.....................
59
8. Data Responden .........................................................................................
60
9. Rekapitulasi Skor Hasil Penelitian .............................................................
61
10. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian .............................................................
62
11. Tabel Frekuensi Hasil Penelitian ...............................................................
63
12. Analisis Data Hasil Penelitian ....................................................................
65
13. Dokumentasi Penelitian .............................................................................
67
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pemberian Air Susu Ibu (ASI) di Indonesia perlu ditingkatkan dan dilestarikan. Dalam upaya pelestarian penggunaan ASI, yang perlu ditingkatkan adalah pemberian ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI segera (kurang lebih satu jam setelah setelah lahir) sampai bayi berumur enam bulan dan memberikan kolostrum yang mengandung semua bahan gizi yang dibutuhkan oleh bayi baru lahir dan melindungi bayi dari penyakit (A. August Burns, dkk, 2000: 157). Air Susu Ibu (ASI) sangat ideal untuk bayi yang masih tergantung pada air susu untuk mempertahankan kehidupannya. Pemberian ASI akan berjalan dengan baik bila bayi diberikan ASI sesering mungkin dan ibu mau menyusuinya serta mempunyai kepercayaan diri bahwa ibu mampu melakukan hal tersebut (Depkes RI, 2005:1). Tahun pertama, khususnya enam bulan pertama, adalah masa yang sangat kritis dalam kehidupan bayi. ASI harus merupakan makanan utama pada masa ini (Deddy Muchtadi, 1996:18). Bayi sehat pada umumnya tidak memerlukan makanan tambahan selain ASI sampai usia enam bulan. Air susu seorang ibu secara khusus disesuaikan untuk bayinya sendiri. Jumlah dan komposisi ASI berbeda dari hari ke hari sesuai dengan kebutuhannya
1
2
yaitu zat gizi yang masuk ke dalam tubuh anak sesuai dengan laju pertumbuhannya (Utami Roesli, 2001: 25). Kebiasaan menyusui yang dilakukan oleh ibu-ibu di daerah pedesaan maupun perkotaan perlu dipertahankan, karena ASI merupakan makanan utama dan terbaik bagi bayi. Selain mempunyai kandungan zat gizi sempurna, ASI juga mengandung zat kekebalan yang sangat diperlukan untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit terutama penyakit infeksi (Departemen Kesehatan RI, 2002:1). Dalam masyarakat tradisional di negara-negara berkembang, khususnya di daerah pedesaan, praktik menyusui tidak mengalami masalah bagi ibu-ibu muda. Sebagian besar dari mereka tidak mengetahui susu botol sebagai suatu alternatif, dan mereka dapat menyusui bayinya, walaupun ada sebagian kecil yang tidak dapat memberikannya selama beberapa waktu atau tidak sama sekali (Deddy Muchtadi, 1996:27). Tetapi di daerah dimana susu botol telah menjadi kebiasaan, sulit untuk memberi dorongan bagi ibu-ibu untuk menyusui bayinya. Dewasa ini di Indonesia 80-90 % para ibu di daerah pedesaan masih menyusui bayinya sampai umur lebih dari satu tahun, tetapi di kota-kota ASI sudah banyak diganti dengan susu botol. Banyak faktor yang menyebabkan penurunan penggunaan ASI (Soetjiningsih, 1997:29). Pertumbuhan anak bersusu kaleng tak semutu anak ber-ASI. Anak tumbuh kurang normal, dapat lebih kecil atau bahkan lebih besar. Jika pemakaian susu kaleng tidak menurut aturan, anak menjadi kurus. Jika terlalu banyak susu kaleng, anak menjadi gemuk ( Handrawan Nadesul, 1996: 9).
3
Susu kaleng tidak mengandung zat kekebalan seperti ASI. Anak yang diberi susu kaleng mudah terserang diare dikarenakan pencampur dan botol susu yang kurang bersih (Handrawan Nadesul, 1996:9). Gencarnya promosi dan iklan susu botol memberi pengaruh pada ibu-ibu untuk tertarik membelinya, terutama para ibu dengan tingkat pengetahuan dan pendidikan yang rendah. Pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian ASI eksklusif bagi bayi sangat penting dalam menentukan keberhasilan pemberian ASI eksklusif (Depkes RI, 2002:4). Penelitian awal yang dilakukan terhadap 30 responden di Kelurahan Gunungpati didapatkan 20% ibu memberikan ASI eksklusif, sedangkan 80% tidak memberikan ASI eksklusif. Kelurahan Gunungpati merupakan suatu desa yang terdiri dari sebelas RW. Kegiatan yang menangani kesehatan ibu dan balita ada pada posyandu yang terdiri dari sebelas kelompok posyandu. Ibu-ibu di Kelurahan Gunungpati mempunyai tingkat pendidikan dan pengetahuan yang berbeda. Guna mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan pengetahuan dan sikap ibu terhadap ASI, peneliti tertarik untuk mengangkatnya dalam bentuk skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Tahun 2009”.
4
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: “adakah hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang tahun 2009?”
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan
pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati. 1.3.2
Tujuan Khusus
1)
Mendeskripsikan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif
2)
Mendeskripsikan sikap ibu tentang ASI eksklusif
3)
Mendeskripsikan pemberian ASI eksklusif oleh ibu
4)
Menganalisa hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif
5)
Menganalisa hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Bagi Kader Kesehatan Sebagai motivasi untuk lebih efektif dalam memberikan penyuluhan tentang
arti pentingnya pemberian ASI eksklusif.
5
1.4.2
Bagi Peneliti Menambah
pengetahuan
dan
pengalaman
dalam
merancang
dan
melaksanakan penelitian ilmiah dalam bidang gizi dan kesehatan masyarakat. 1.4.3
Bagi Peneliti Lain Dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian lebih lanjut di masa yang akan
datang.
6
1.5 Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No
Judul Penelitian
Nama Peneliti
1
Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Praktek Menyusui dalam Pemberian ASI Eksklusif di Desa Kalijambe Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan Tahun 2005
Ikhwandi
2
Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI dengan Pemberian Kolostrum dan ASI Eksklusif
Tri Rahayunings ih
Tahun dan Tempat Penelitian
Rancangan Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
April 2005, Desa Kalijambe Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan
Cross sectional
Variabel bebas: pengetahuan, sikap, praktek ibu menyusui Variabel terikat: pemberian ASI eksklusif
Ada hubungan antara pengetahuan dan praktek ibu menyusui Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu menyusui Tidak ada hubungan antara sikap dan praktek ibu menyusui
2005 Kelurahan Purwoyoso Kecamatan Ngaliyan
Cross sectional
Variabel bebas: tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Variabel terikat: pemberian kolostrum, pemberian ASI eksklusif
Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian kolostrum Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif
7
1.6 Matrik Penelitian Tabel 1.2 Matrik Penelitian No 1
Judul Penelitian
Ikhwandi Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Praktek Ibu Menyusui dalam Pemberian ASI Eksklusif di Desa Kalijambe Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan Tahun 2005
Tri Rahayuningsih Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI dengan Pemberian Kolostrum dan ASI Eksklusif di Kelurahan Purwoyoso Kecamatan Ngaliyan
Tri Hartatik Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Tahun 2009
2005
2009
Kelurahan Purwoyoso Kecamatan Ngaliyan
Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang
Cross Sectional
Cross Sectional
Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI
Pengetahuan ibu, Sikap ibu
Pemberian ASI, Pemberian kolostrum eksklusif
Pemberian ASI eksklusif
2005 2
Tahun Penelitian
3
Tempat Penelitian
4
Rancangan Penelitian
5
Variabel Bebas
6
Variabel Terikat
Desa Kalijambe Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan
Cross Sectional Pengetahun, sikap, praktek ibu menyusui Pemberian ASI eksklusif
1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1
Ruang Lingkup Tempat Penelitian
ini
dilaksanakan
Gunungpati Kota Semarang.
1.7.2
Ruang Lingkup Waktu
di
Kelurahan
Gunungpati
Kecamatan
8
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2009. 1.7.3
Ruang Lingkup Materi Materi dalam penelitian ini meliputi gizi kesehatan masyarakat yang
berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif, pengetahuan dan sikap ibu mengenai ASI.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan suatu hal (Depdiknas, 2001). Pengetahuan juga dapat diartikan sebagai hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Soekidjo Notoatmodjo, 1997:127). Pengetahuan seseorang dikumpulkan dan diterapkan secara bertahap mulai dari tahap paling sederhana hingga tahap yang lebih lengkap, tahap tesebut adalah: 1)
Awareness (kesadaran) Yaitu orang mengetahui pengetahuan yang baru
2)
Interest Yaitu orang mulai tertarik terhadap pengetahuan tersebut
3)
Evaluation Yaitu orang mulai menimbang-nimbang pengetahuan yang diperolehnya
4)
Trial Yaitu orang sudah mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan pengetahuan yang diperolehnya.
5)
Adoption
9
10
Yaitu orang sudah berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus tersebut (Soekidjo Notoatmodjo, 1997).
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu: 1) Tahu (know) Sebagai pengingat materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2) Memahami (comprehension) Sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan kemampuan, yang masuk dalam kategori ini seperti menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya. 3) Aplikasi (application) Sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain untuk memecahkan suatu masalah. 4) Analisis (analysis)
11
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitan satu sama lain. Termasuk dalam kemampuan ini adalah kemampuan membuat bagan (menggambar), membedakan, mengelompokkan, memisahkan, dan sebagainya. 5) Sintesis (synthesist) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada (Soekidjo Notoatmodjo, 1997:129-130).
2.2 Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek dan manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:124).
12
Menurut Allport (1954) yang dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo (2003:125), menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3 komponen pokok, yaitu: 1.
Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek
2.
Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek
3.
Kecenderungan untuk bertindak Sikap merupakan kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu
terhadap hal-hal tertentu. Sikap dapat bersifat positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu sedangkan dalam sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu (Sarlito Wirawan, 2002:94). Menurut Atkinson yang dikutip oleh Sunaryo (2004:199-200), sikap memiliki 5 fungsi, yaitu: 1)
Fungsi Instrumental Fungsi sikap ini dikaitkan dengan manfaat dan menggambarkan keinginan.
2)
Fungsi Pertahanan Ego Sikap diambil individu untuk melindungi diri dari kecemasan yang mengancam harga dirinya.
3)
Fungsi Nilai Ekspresi Sikap diambil individu untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam diri.
4)
Fungsi Pengetahuan Sikap ini membantu individu untuk menerima informasi yang kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
5)
Fungsi Penyesuaian Sosial
13
Sikap ini membantu individu merasa menjadi bagian dari masyarakat sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (1997) yang dikutip oleh Sunaryo (2004: 200-201), sikap memiliki 4 tingkat, yaitu: 1)
Menerima (receiving) Individu ingin dan memperhatikan rangsangan (stimulus) yang diberikan.
2)
Merespon (responding) Individu dapat memberikan jawaban apabila ditanya, mampu mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
3)
Menghargai (valuing) Individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
4)
Bertanggung jawab (responsible) Individu akan bertanggung jawab dan siap menanggung risiko atas segala hal yang telah dipilihnya.
Menurut Bimo Walgito (2004) ada 4 hal yang menjadi faktor penentu sikap individu, yaitu: 1)
Faktor Fisiologis Faktor yang penting adalah umur dan kesehatan.
2)
Faktor Pengalaman Langsung terhadap Objek Sikap Pengalaman langsung yang dialami individu terhadap objek sikap berpengaruh terhadap sikap individu terhadap objek sikap tersebut.
14
3)
Faktor Kerangka Acuan Kerangka acuan yang tidak sesuai dengan objek sikap, akan menimbulkan sikap yang negatif terhadap objek sikap tersebut.
4)
Faktor Komunikasi Sosial Informasi yang diterima individu akan dapat menyebabkan perubahan sikap pada diri individu tersebut.
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap: 1)
Faktor intern: faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar
2)
Faktor ekstern: faktor yang terdapat di luar pribadi manusia. Faktor ini berupa interaksi sosial di luar kelompok (Abu Ahmadi, 2000:171).
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (2000), yang dikutip oleh Sunaryo (2004:204), ada beberapa cara untuk membentuk dan mengubah sikap individu, yaitu: 1)
Adopsi Suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui kejadian yang terjadi berulang dan terus menerus.
2)
Diferensiasi
15
Suatu cara pembentukan dan perubahan sikap karena sudah dimilikinya pengetahuan, pengalaman, intelegensi, dan bertambahnya umur. 3)
Integrasi Suatu cara pembentukan dan perubahan sikap secara bertahap, diawali dengan pengetahuan dan pengalaman sehingga akan terbentuk sikap terhadap suatu objek.
4)
Trauma Suatu cara pembentukan dan perubahan sikap secara tiba-tiba dan mengejutkan sehingga meninggalkan kesan mendalam pada diri individu.
5)
Generalisasi Suatu cara pembentukan dan perubahan sikap karena pengalaman traumatik pada individu terhadap hal tertentu sehingga menimbulkan sikap negatif.
Pengukuran tentang sikap dapat dilakukan secara langsung maupun dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan hipotesis yang kemudian ditanyakan pada responden (bisa dengan pilihan jawaban setuju, raguragu, tidak setuju, benar salah, atau yang lain) (Soekidjo Notoatmodjo, 1997:131132).
2.3 Air Susu Ibu (ASI) 2.3.1
Pengertian ASI
16
ASI menurut Departemen Kesehatan RI (2002:1), yang dimaksud dengan ASI adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. ASI merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini dari yang semestinya. Banyak alasan yang dikemukakan oleh ibu-ibu antara lain, ibu merasa bahwa ASI-nya tidak cukup atau ASI tidak keluar pada hari-hari pertama kelahiran bayi. Sesungguhnya hal itu tidak disebabkan karena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup, melainkan karena ibu tidak percaya diri bahwa ASI-nya cukup untuk bayinya. Di samping informasi tentang cara-cara menyusui yang baik dan benar belum menjangkau sebagian besar ibuibu (Depkes RI, 2005:1). 2.3.2
Volume ASI Dalam kondisi normal, kira-kira 100 ml ASI pada hari kedua setelah
melahirkan, dan jumlahnya akan meningkat sampai kira-kira 500 ml dalam minggu kedua. Secara normal, produksi ASI yang efektif dan terus menerus akan dicapai pada kira-kira 10-14 hari setelah melahirkan (Deddy Muchtadi, 1996:30). Sedangkan menurut Sjahmien Moehji (2003: 35), apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak bayi lahir akan terus bertambah mencapai 400-450 ml pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua. Dalam masa usia satu sampai tiga bulan, apabila ibu sehat maka produksi ASI mencapai 600 ml sehari. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume air susu yang dapat diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan, hanya memproduksi sejumlah kecil ASI. Emosi, seperti tekanan (stres) atau kegelisahan, merupakan
17
faktor penting yang mempengaruhi jumlah produksi ASI selama minggu-minggu pertama menyusui (Deddy Muchtadi, 1996:31).
2.3.3
Komposisi ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam-
garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi ASI, adalah: 1.
Stadium laktasi
2.
Ras
3.
Keadaan nutrisi
4.
Diit ibu
(Soetjiningsih, 1997:20).
Air Susu Ibu (ASI) menurut stadium laktasi dibagi menjadi tiga, yaitu: 1.
Kolostrum Merupakan cairan pertama yang keluar dari kelenjar payudara, dan keluar
pada hari kesatu sampai hari keempat-tujuh berupa cairan kental berwarna kekuning-kuningan.
Kolostrum
merupakan
pencahar
yang
ideal
untuk
membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang.
18
Karakteristik kolostrum: (1)
Cairan ASI lebih kental dan berwarna kuning
(2)
Lebih banyak mengandung protein
(3)
Lebih banyak mengandung antibodi
(4)
Kadar lemak dan karbohidrat lebih rendah
(5)
Total energi hanya 58 kalori/100 ml kolostrum
(6)
Volume kolostrum berkisar 150-300 ml/24 jam
2.
ASI Transisi/Peralihan Merupakan ASI yang diproduksi pada hari ke-4 atau 7 sampai hari ke-10
atau 14. Kadar protein berkurang, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak meningkat. Karakteristik ASI masa peralihan: (1)
Kadar protein lebih rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi dibandingkan kolostrum
(2) 3.
Volumenya semakin tinggi dibanding kolostrum ASI Mature Merupakan ASI yang diproduksi sejak hari ke-14 dan seterusnya. Komposisi
relatif konstan. Karakteristik ASI mature: (1)
Cairan berwarna putih kekuning-kuningan
(2)
pH 6,6-6,9
(3)
Terdapat anti mikrobial faktor
19
(4)
Kadar air dalam ASI mature: 88 gram/100 ml
(5)
Volume ASI antara 300-850 ml/24 jam (Utami Roesli, 2001:25). Nutrisi ASI mengandung beberapa unsur, diantaranya:
1.
Hidrat Arang (Laktosa) Produksi dari laktosa adalah galaktosa dan glukosamin. Galaktosamin
merupakan nutrisi vital untuk pertumbuhan jaringan otak dan juga merupakan kebutuhan nutrisi medulla spinalis yaitu untuk pembentukan myelin (selaput pembungkus sel saraf) (Hubertin Sri Purwanti, 2004:7). Kadar laktosa yang tinggi akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan lactobacillus sebagai penghuni usus dan dapat mencegah terjadinya infeksi (Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina, 2002:6). Laktosa sangat diperlukan untuk pertumbuhan yang merupakan sumber kalori bagi serabut saraf otak. Laktosa juga meningkatkan penyerapan kalsium, fosfor, dan magnesium yang penting untuk pertumbuhan tulang. Laktosa oleh fermentasi diubah menjadi asam laktat. Asam laktat ini akan membuat suasana usus menjadi asam, kondisi ini menguntungkan karena akan menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan menjadi tempat yang subur bagi bakteri usus yang baik (Hubertin Sri Purwanti, 2004:7-8). 2.
Protein Susu sapi mengandung tiga kali lebih banyak protein daripada ASI.
Sebagian besar berbentuk kasein yaitu sekitar 80% dan sisanya berupa protein “whey” yang larut. Kandungan kasein yang tinggi dan sifatnya yang mudah menggumpal di dalam lambung yang relatif keras bila bayi diberi susu sapi,
20
sehingga sulit untuk dicerna oleh enzim proteinase. ASI walaupun mengandung lebih sedikit total protein, namun bagian protein “whey”nya lebih banyak, sehingga akan membentuk gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna serta diserap oleh usus bayi (Hubertin Sri Purwanti, 2004:12-13). 3.
Mineral Kandungan mineral dalam susu sapi empat kali lebih banyak dibandingkan
kandungan mineral dalam ASI. Kandungan mineral yang tinggi pada susu sapi akan menyebabkan terjadinya beban osmobar, yaitu tingginya kadar mineral dalam tubuh. Akibatnya, bayi menjadi sering kencing (Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina, 2002:6). 4.
Lemak ASI maupun susu sapi mengandung lemak yang cukup tinggi, yaitu sekitar
3,5%, namun keduanya memiliki susunan asam lemak yang berbeda. ASI lebih banyak mengandung asam lemak tek jenuh, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung asam lemak rantai pendek dan asam lemak jenuh (Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina, 2002:5). 5.
Vitamin Vitamin merupakan zat gizi yang essensial. Kekurangan vitamin tertentu
dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan dan dapat menimbulkan penyakit tertentu. Pemberian vitamin yang berlebihan dalam jangka waktu panjang akan mengakibatkan keracunan dan gangguan kesehatan. Kadar vitamin dalam ASI dan susu sapi agak berbeda. Kebutuhan vitamin untuk bayi dapat dipenuhi oleh
21
ASI selama 4-6 bulan pertama, jika asupan makanan ibu cukup seimbang (Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina, 2002:7). Vitamin yang ada di dalam ASI seperti vitamin A, tiamin, vitamin C bervariasi menurut makanan yang dikonsumsi ibu. Hanya terdapat sedikit vitamin D dalam lemak susu, tetapi penyakit polio (rickets) jarang terjadi pada anak yang diberi ASI, bila kulitnya sering kena sinar matahari (Deddy Muchtadi, 2002:34). Usus bayi belum mampu membuat vitamin K, pada minggu pertama, sedangkan bayi setelah persalinan mengalami perdarahan perifer yang perlu dibantu dengan pemberian vitamin K untuk proses pembekuan darah. Pemberian vitamin K dapat dilakukan pada hari ke-1. ke-3, ke-7. Golongan vitamin B kecuali riboflavin dan patogenik sangat kurang, tetapi tidak perlu ditambahkan karena kebutuhan bayi akan dicukupi oleh makanan yang dikonsumsi ibu (Hubertin Sri Purwanti, 2004:20-21). Tabel 2.1 Perbandingan Komposisi ASI dan Susu Sapi Komponen
ASI
Susu Sapi
22
Energi (Kkal) Air (g) Protein (g) Rasio kasein:whey Lemak (g) Laktosa (g) Vitamin A (Retinol) (μg) Beta karoten (μg) Vitamin D larut dalam lemak (μg) Vitamin D larut dalam air (μg) Vitamin C (mg) Tiamin (Vitamin B1) (mg) Riboflavin (Vitamin B2) (mg) Niasin (mg) Vitamin B12 (μg) Asam folat Kalsium (Ca) (mg) Best (Fe) (mg) Tembaga (Cu) (μg) Seng (Zn) (μg)
70 89,7 1,07 1 : 1,5 4,2 7,4 60 0 0,01 0,80 3,8 0,02 0,03 0,62 0,01 5,2 35 0,08 39 295
67 90,2 3,4 1 : 0,2 3,9 4,8 31 19 0,03 0,15 1,5 0,04 0,20 0,89 0,31 5,2 124 0,05 21 361
Keterangan: Air susu sapi yang belum diolah, 100 ml = 13 g; 100g = 97 ml (Deddy Muchtadi, 1996:33).
2.3.4
Kebaikan ASI sebagai Makanan Bayi Menurut Sjahmien Moehji (2003:33), kebaikan dari air susu ibu sebagai
makanan bayi antara lain adalah: 1.
ASI cukup mengandung zat-zat makanan yang diperlukan selama ASI keluar secara normal.
2.
Dalam ASI sudah terdapat bahan-bahan anti yang berasal dari ibu, sehingga dapat mempertahankan bayi dari gangguan beberapa jenis penyakit.
3.
Karena ASI sedikit sekali berhubungan dengan udara luar, maka kemungkinan masuknya bakteri sedikit sekali.
4.
Temperatur ASI sesuai dengan temperatur tubuh bayi.
23
5.
Karena bayi sendiri yang mengatur jumlah susu yang akan diminum, maka bayi tidak mudah tersedak.
6.
Dengan menyusu, maka rahang bayi akan terlatih menjadi kuat.
7.
Menyusui bayi berarti mempererat rasa kasih antara ibu dan anak.
8.
ASI tidak usah dimasak atau diolah lebih dulu, sehingga sangat memudahkan bagi ibu.
2.3.5
Faktor Pelindung dalam ASI Pada waktu bayi lahir sampai bayi berusia beberapa bulan, bayi belum dapat
membentuk kekebalan sendiri secara sempurna. ASI mampu memberi perlindungan baik secara aktif maupun pasif, karena ASI tidak hanya menyediakan
perlindungan
terhadap
infeksi,
tetapi
juga
merangsang
perkembangan sistem kekebalan bayi. Dengan zat anti infeksi dari ASI, maka bayi yang diberi ASI eksklusif akan terlindung dari berbagai macam infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau parasit (Utami Roesli, 2001:29). 2.3.6
Pengertian ASI Eksklusif Menurut Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat (2002:5), ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain. Menurut Utami Roesli (2001:31), manfaat utama ASI eksklusif bagi bayi adalah: 1.
Sebagai Nutrisi Terbaik
24
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang karena disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhannya. 2.
Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat daya tahan tubuh dari ibunya melalui plasenta, tetapi zat tersebut akan cepat menurun setelah kelahiran. Dengan memberi ASI yang mengandung zat kekebalan tubuh dapat melindung bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, dan jamur.
3.
Meningkatkan Kecerdasan Terdapat dua faktor penentu kecerdasan, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.
4.
Meningkatkan Jalinan Kasih Sayang Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu pada waktu menyusui akan merasakan kasih sayang ibunya, serta merasakan rasa aman dan tenteram, terutama karena mendengar detak jantung ibu yang telah dikenal sejak ia dalam kandungan ibunya.
2.3.7 1)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Pemberian ASI Pengetahuan Ibu tentang Pemberian ASI Eksklusif Kolostrum terdapat pada ASI dengan jumlah yang tidak banyak tetapi
banyak mengandung zat-zat yang bergizi dan sangat baik untuk dikonsumsi bayi.
25
Tetapi karena faktor kekurangtahuan atau kepercayaan yang salah, banyak ibu yang baru melahirkan tidak memberikan kolostrum pada bayinya. Mereka berpendapat dan percaya bahwa kolostrum akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan anak (FG Winarno, 1992:54). Seorang ibu yang hanya tamat SD belum tentu tidak mampu menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan dengan orang yang lebih tinggi pendidikannya. Sekalipun berpendidikan rendah kalau seorang ibu rajin mendengarkan TV, radio serta dalam penyuluhan ikut serta tidak mustahil pengetahuan gizinya akan lebih baik. Hanya saja perlu dipertimbangkan bahwa faktor tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang ibu peroleh (Suharyono, Rulina Suradi, 1992:19). Sebagian besar kejadian gizi buruk dapat dihindari apabila ibu cukup mempunyai pengetahuan tentang cara memelihara gizi dan mengatur makanan anak. Memburuknya gizi anak dapat terjadi akibat ketidaktahuan ibu mengenai tata cara pemberian ASI kepada anaknya. Keadaan ini akan membawa pengruh buruk terhadap tingkat gizi bayi (Sjahmien Moehji, 1992:12).
2)
Sikap Ibu tentang Pemberian ASI Eksklusif Seorang ibu yang tidak pernah mendapat nasehat
atau pengalaman,
penyuluhan tentang ASI dan seluk beluknya dari orang lain, maupun dari bukubuku bacaan dapat mempengaruhi sikapnya pada saat ibu tersebut harus menyusui. Sikap seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan yang dipunyainya dan
26
ia akan memberikan sikap negatif terhadap ASI, jika pengetahuan tentang hal itu kurang (Sri Haryati, 2006:19). Ibu yang berhasil menyusui anak sebelumnya dengan pengetahuan dan pengalaman cara pemberian ASI secara baik dan benar akan menunjang laktasi berikutnya. Sebaliknya, kegagalan menyusui pada masa lalu akan mempengaruhi sikap seorang ibu terhadap penyusuan sekarang. Dalam hal ini perlu ditumbuhkan motivasi dalam diri ibu dalam menyusui anaknya. Pengalaman masa kanak-kanak, pengetahuan tentang ASI, nasehat, penyuluhan, bacaan, pandangan dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat akan membentuk sikap ibu yang positif terhadap menyusui (Depkes RI, 1994:13).
3)
Pendidikan Ibu Secara umum mudah diduga bahwa tingkat pendidikan ibu mempengaruhi
keadaan gizi anak. Ibu dengan tingkat pendidikan lebih tinggi umumnya yang mempunyai pengetahuan tentang gizi yang lebih baik dan mempunyai perhatian lebih besar terhadap kebutuhan gizi anak. Demikian juga halnya dalam pemahaman akan manfaat ASI untuk anak, secara umum dinyatakan bahwa ibu yang mempunyai tingkat pendidikan lebih, mempunyai tingkat pemahaman yang tinggi pula (Ratna Susanti, 2000:15). Amat sering keinginan dan kebutuhan ibu tidak dikenali dan tidak didukung kesehatan fisik dan emosional ibu. Pendidikan ibu mempengaruhi praktik-praktik menyusui mereka dan aspek-aspek lain dalam merawat anak-anaknya (Depkes RI, 2002:4).
27
4)
Sosial Budaya Pemberian ASI tidak lepas dari tatanan budaya. Ada pandangan sebagian
masyarakat bahwa menyusui dapat merusak payudara seingga mengganggu kecantikan ibu tersebut dan sebagian lain beranggapan bahwa menyusui merupakan perilaku kuno. Bila ingin disebut modern, ibu menggunakan susu formula (Ipuk Dwiana Murwanti, 2005:20-21). Perubahan sosial budaya yang sering terjadi di masyarakat akan membawa pengaruh terhadap perubahan tata nilai masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan yang sudah ada di masyarakat dapat bergeser ke arah positif maupun negatif. Kebiasaan-kebiasaan positif mungkin dapat memperbaiki tradisi dalam pemberian ASI diantaranya: 1.
Kebiasaan minum jamu merupakan keyakinan ingin sehat
2.
Kepercayaan minum “wejah” sejenis minuman atau jamu dari daun-daunan tertentu seperti di Jawa dari daun dadap, dengan keyakinan bahwa ASI akan lebih banyak keluar
3.
Kepercayaan bahwa ibu kembali dari bepergian harus segera mencuci payudara dan ASI tidak boleh dibuang sembarangan karena dalam ASI terkandung “unsur manusia”
4.
Kebiasaan untuk memisahkan bayi dan ibunya, mendekatkan hubungan batin antara ibu dan bayi ( Depkes RI, 2005:43-44).
5)
Pekerjaan Ibu Pekerjaan sehari-hari kadang-kadang sangat menyibukkan ibu dan anak
menjadi rewel (Depkes RI, 2005:44). Waktu kerja yang dimaksud adalah 7 jam
28
sehari dan 40 jam seminggu untuk 6 hari kerja dalam seminggu, 8 jam sehari atau 40 jam seminggu untuk 5 hari kerja dalam seminggu (AM Sugeng Budiono,dkk, 2003:3). Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara eksklusif, ASI eksklusif harus dijalani selama enam bulan tanpa intervensi makanan dan minuman lain meskipun cuti hamil hanya tiga bulan. Seorang ibu bekerja dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI dan dukungan lingkungan kerja (Utami Roesli, 2000:38). Ibu bekerja harus mendapat dukungan untuk melakukan menyusui eksklusif dalam enam bulan pertama dan melanjutkan menyusui setelah pemberian makanan pendamping ASI (Depkes RI, 2002:16). Berbagai kendala yang dihadapi dalam peningkatan pemberian ASI eksklusif salah satunya adalah ibu kembali bekerja setelah cuti bersalin yang menyebabkan penggunaan susu botol atau susu formula secara dini sehingga menggeser atau menggantikan ASI. Hal ini diperberat lagi dengan adanya kecenderungan meningkatnya peran ganda wanita dari tahun ke tahun (Depkes RI, 2002:6). 6)
Kemampuan Ibu untuk Menyusui Kemampuan ibu untuk menyusui berbeda antara ibu yang satu dengan yang
lain, hal ini disebabkan (A. August Burns, 2000:167): 1. Produksi ASI Ibu-ibu merasa bahwa ASI-nya tidak cukup untuk bayinya tetapi hal ini tidak benar. Jumlah ASI dalam payudara tergantung pada berapa banyak bayi menghisap payudara. Makin banyak bayi menghisap makin banyak pula produksi ASI.
29
2. Masalah puting susu Keadaan puting susu yang datar atau masuk ke dalam, tetapi tetap bisa memberikan ASI tanpa masalah, hal ini dikarenakan bayi menghisap payudara bukan hanya puting susu.
2.4 2.5 Kerangka Teori
Faktor Predisposisi - Pengetahuan - Sikap - Pendidikan - Pekerjaan - Sosial Budaya Faktor Pendukung Kemampuan Ibu untuk Menyusui
Pemberian ASI Eksklusif
Faktor Pendorong Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Lawrence Green (1980) dalam Soekidjo Notoatmodjo (2003)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep Variabel Bebas -Pengetahuan Ibu -Sikap Ibu
Variabel Terikat Pemberian ASI Eksklusif
Variabel Pengganggu Sikap dan perilaku petugas kesehatan Pekerjaan ibu Pendidikan Ibu Sosial budaya
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Variabel pengganggu dikendalikan dengan: 1)
Sikap dan perilaku petugas kesehatan dan sosial budaya diasumsikan sama karena berada di satu wilayah yang sama
2)
Responden yang diambil adalah ibu yang tidak bekerja dengan pendidikan SMP atau SMA
3)
Sosial budaya dianggap sama karena responden berada dalam satu wilayah.
30
31
3.2 Hipotesis Penelitian 1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Tahun 2009. 2. Ada hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Tahun 2009.
3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Variabel Pengetahuan tentang ASI
Definisi Operasional Kategori Adalah kemampuan responden 1) Baik, jika total skor untuk menjawab pertanyaan yang ≥ 13 berhubungan dengan ASI 2) Kurang baik, jika total eksklusif. skor <13
Skala Ordinal
Sikap ibu terhadap pemberian ASI
Ungkapan perasaan responden 1) Baik, jika total terhadap pemberian ASI ≥ 12 eksklusif 2) Kurang baik, jika skor <12 Pemberian ASI saja sampai usia 1) Eksklusif, jika enam bulan oleh responden skor=3 2) Non eksklusif, total skor <3
Ordinal
Praktek pemberian eksklusif
ASI
skor total total
Nominal
jika
3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, melalui observasi/pengumpulan data sekaligus pada suatu saat yaitu tiap subjek hanya diobservasi satu kali saja dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat penelitian tersebut (Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael, 1995:57).
32
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi Menurut Suharsimi Arikunto (2002:108), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia > 6-12 bulan di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati sebanyak 62 responden. 3.5.2 Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan populasi objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi yang diteliti (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:79). Teknik pengambilan sampel secara simple random sampling. 1. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1) Ibu yang berpendidikan SMP atau SMA 2) Ibu yang tidak mempunyai pekerjaan selain sebagai ibu rumah tangga 3) Kelahiran ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: 1) Ibu yang mempunyai bayi umur > 6-12 bulan tetapi tidak bersedia menjadi responden Cara perhitungan sampel: n=
z12−α 2 P(1 − P) N d 2 ( N − 1) + Z 12−α 2 P(1 − P)
(Lamesho, 1997:53)
33
Keterangan: n= perkiraan besar sampel Z= tingkat kepercayaan
α = tingkat signifikansi N= jumlah populasi d= tingkat presisi = 5% P= proporsi populasi = 0,5 Dari perhitungan dengan rumus di atas didapatkan sampel sebanyak 38 responden.
3.6 Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Soekidjo Notoatmodjo, 2002: 48). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana interviewer tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:116). Kuesioner digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam pemberian ASI eksklusif. 3.6.1 Validitas Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun oleh peneliti mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antar skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner
34
tersebut. Teknik yang dipakai adalah teknik korelasi ”Product moment” dengan menggunakan bantuan program komputer. Uji validitas dilakukan pada 20 orang ibu di luar sampel penelitian yang mempunyai karakteristik sama. Uji validitas dinyatakan valid apabila ada dari hasil pengukuran tiap item soal lebih besar dari r tabel yaitu 0,444 yang didapatkan dari r product moment dengan α = 5%. 3.6.2 Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji reliabilitas dengan teknik Alfa Cronbach dengan menggunakan bantuan komputer yang dilakukan pada 20 ibu di luar sampel penelitian yang mempunyai karakteristik yang sama.
3.7 Teknik Pengambilan Data Teknik pengambilan data adalah suatu usaha untuk memperoleh data yang hendak diteliti dengan metode yang ditentukan oleh peneliti. Metode yang digunakan dalam mengambil data oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1)
Teknik Pengambilan Data Primer Data primer dalam penelitian ini meliputi pengetahuan dan sikap ibu tentang
ASI, serta pemberian ASI eksklusif. Data primer dilakukan dengan menggunakan metode wawancara.
35
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) dengan menggunakan panduan kuesioner. Wawancara dalam ini dilakukan secara langsung dengan ibu-ibu yang mempunyai bayi umur >6-12 bulan yang sudah memenuhi kriteria sampel dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam pemberian ASI eksklusif. 2)
Teknik Pengambilan Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini meliputi gambaran umum Kelurahan
Gunungpati Kecamatan Gunungpati dan data jumlah bayi umur >6-12 bulan.
3.8 Teknik Analisis Data Untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Editing Editing dilakukan guna mengoreksi data hasil penelitian yang meliputi kelengkapan pengisian data identitas responden. 2) Koding Koding dilakukan dengan cara memberikan kode pada jawaban hasil penelitian
guna
pengolahannya.
mempermudah
dalam
proses
pengelompokan
dan
36
3) Tabulasi Tabulasi dilakukan dengan cara mengelompokkan jawaban hasil penelitian yang serupa dan menjumlahkannya dengan cara teliti dan teratur ke dalam tabel yang telah disediakan.
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 2 cara, yaitu: 3.8.1 Analisis Univariat Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan tiap-tiap variabel yaitu pengetahuan ibu, sikap ibu dan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang pada, yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. 3.8.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap variabel pengetahuan ibu dan sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Karena skala data pada penelitian ini berbentuk ordinal dan nominal maka menggunakan uji Chi square dengan syarat tidak ada sel yang nilai observed-nya bernilai 0, dan sel yang mempunyai expected kurang dari 5 maksimal 20%, namun jika tidak memenuhi syarat maka menggunakan alternatif uji Fisher atau Kolmogorof-smirnov (M. Sopiyudin Dahlan, 2005:18).
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1
Gambaran Umum
4.1.1
Gambaran Lokasi Penelitian
Kelurahan Gunungpati merupakan satu kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Gunungpati. Kelurahan ini memiliki batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara
: Kelurahan Cepoko
Sebelah Selatan
: Kabupaten Semarang
Sebelah Barat
: Kabupaten Kendal
Sebelah Timur
: Kelurahan Plalangan
Jumlah penduduk Kelurahan Gunungpati sebanyak 5973 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2911 jiwa (48,71%) dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 3062 jiwa (51,29%). Dalam bidang pelayanan kesehatan, Kelurahan Gunungpati termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Gunungpati dan memiliki jumlah posyandu sebanyak 11 buah sebagai wadah pelayanan kesehatan masyarakat. 4.1.2
Karakteristik Responden
4.1.2.1 Umur Ibu
9
10
Distribusi frekuensi berdasarkan kelompok umur ibu dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu
Kelompok Umur (tahun) 24 – 31 32 – 39 Total
Frekuensi 25 13 38
Prosentase (%) 65,79 34,21 100,00
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa umur responden antara 24 sampai 31 tahun sebanyak 25 orang (65,79%), sedangkan umur responden antara 32 sampai 39 tahun sebanyak 13 orang (34,21%). 4.1.2.2 Pendidikan Ibu Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan ibu dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu
Pendidikan Ibu SMP SMA Total
Frekuensi 3 35 38
Prosentase (%) 7,89 92,11 100,00
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA dengan prosentase sebesar 92,1% (sebanyak 35 responden). 4.1.2.3 Umur Bayi Distribusi frekuensi berdasarkan umuir bayi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
11
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Bayi
Umur Bayi
Frekuensi 11 9 7 4 5 2 38
7 8 9 10 11 12 Total
Prosentase (%) 28,95 23,68 18,42 10,53 13,16 5,26 100,00
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa bayi yang paling banyak berumur 7 dan 8 bulan dengan prosentase masing-masing 28,95% dan 23,68%. 4.1.2.4 Jenis Kelamin Bayi Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin bayi dapat dilihat pada tabel.di bawah ini: Tabel 4.4 Jenis Kelamin Bayi
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Jumlah 18 20 38
Prosentase (%) 47,37 52,63 100,00
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jenis kelamin bayi adalah laki-laki sebanyak 18 bayi (47,37%) dan perempuan 20 bayi (52,63%).
4.2
Hasil Penelitian
4.2.1
Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap-tiap variabel penelitian yang dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan pemberian ASI eksklusif.
12
4.2.1.1 Pengetahuan Responden Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan responden dapat dilihat pada tabeldi bawah ini: Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu
Pengetahuan Baik Kurang Baik Total
Frekuensi 21 17 38
Prosentase (%) 55,3 44,7 100,00
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat responden dengan pengetahuan baik berjumlah 21 orang (55,3%), pengetahuan kurang baik sebanyak 17 orang (44,7%). 4.2.1.2 Sikap Responden Distribusi frekuensi berdasarkan sikap responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu
Sikap Ibu Baik Kurang Baik Total
Frekuensi 15 23 38
Prosentase (%) 39,47 60,53 100,00
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat responden dengan sikap baik sebanyak 15 orang (39,47%), sikap kurang baik sebanyak 23 orang (60,53%).
4.2.1.3 Pemberian ASI Eksklusif
13
Distribusi frekuensi pemberian ASI eksklusif dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif Noneksklusif Total
Jumlah 23 15
Prosentase (%) 60,5 39,5
38
100,0
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat
responden yang memberi ASI
eksklusif sebanyak 23 orang (60,5%) dan yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 15 orang (39,5%).
4.2.2 Analisis Bivariat Uji bivariat pada penelitian “hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang tahun 2009“ menggunakan rumus chi square, dimana uji tersebut digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati yang meliputi:
4.2.2.1 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif Hasil pengujian untuk pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
14
eksklusif menyatakan hasil seperti di bawah ini: Tabel 4.8 Hasil Uji Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
Variabel Bebas Pengetahuan Ibu Baik Kurang Baik Total
Variabel Terikat Pemberian ASI Total Eksklusif Non Eksklusif ∑ ∑ ∑ % % % 16 42,1 5 13,2 21 55,3 7 18,4 10 26,3 17 44,7 23 60,5 15 39,5 38 100,0
P value
0,028
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik dan memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 16 orang (42,1%) dan responden
dengan pengetahuan baik tetapi tidak
memberikan ASI eksklusif pada bayi sebanyak 5 orang (8,3%). Sedangkan responden dengan pengetahuan kurang baik dan memberi ASI eksklusif pada bayi sebanyak 7 orang (18,4%), dan responden dengan pengetahuan kurang baik tapi tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi sebanyak 10 orang (26,3%). Berdasarkan hasil uji statistik dengan Chi square antara variabel pengetahuan ibu tentang ASI dengan variabel pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai p value 0,028 (<0,05) yang artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini:
15
Frekuensi (%)
Hasil Uji Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif 50 40 30 20 10 0
42.1 26.3
Eksklusif Noneksklusif
18.4
13.2
Baik
Kurang Baik
Pengetahuan Ibu
Grafik 4.8 Hasil Uji Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
4.2.2.2 Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif Hasil pengujian untuk sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif menyatakan hasil seperti di bawah ini: Tabel 4.9 Hasil Uji Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Pemberian ASI Eksklusif Non Eksklusif ∑ % ∑ % Baik 10 26,3 5 13,2 Kurang Baik 13 34,2 10 26,3 Total 23 60,5 15 39,5 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
Total
P value
Sikap Ibu
∑ % 21 55,3 0,523 17 44,7 38 100,0 bahwa responden yang
mempunyai sikap baik dan memberikan ASI eksklusif pada bayi sebanyak 10 orang (26,3%) dan responden dengan pengetahuan baik tetapi tidak memberikan
16
ASI eksklusif pada bayi sebanyak 13 orang (34,2%). Responden dengan pengetahuan kurang baik dan memberi ASI eksklusif sebanyak 5 orang (13,2%), sedangkan responden dengan pengetahuan kurang baik tapi tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi sebanyak 10 orang (26,3%). Berdasarkan hasil uji statistik dengan chi square antara variabel sikap ibu tentang ASI dengan variabel pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai p value 0,532 (>0,05), yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gununugpati. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Frekuensi (%)
Hasil Uji Hubungan Sikap Ibu dengan pemberian ASI eksklusif 40 30 20 10 0
34.2 26.3
26.3 Eksklusif
13.2
Noneksklusif
Baik
Kurang Baik Sikap Ibu
Grafik 4.9 Hasil Uji Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan
5.1.1 Hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan hasil penelitian menunjukkkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kota Semarang dengan nilai p
value sebesar 0,028. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden (55,3%) dengan pengetahuan baik dan 44,7% (17 responden) mempunyai pengetahuan kurang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:121). Hal ini sejalan pula dengan teori Green bahwa perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama dimana salah satu faktor predisposisi yang ada di dalamnya terdapat pengetahuan (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:13). penelitian terdahulu (Tri Rahayuningsih, 2005), yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif tetapi dengan tingkat keeratan yang berbeda.
9
10
5.1.2 Hubungan antara Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati dengan nilai p value sebesar 0,532. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mempunyai sikap baik sebanyak 39,5 % (15 responden) dan 60,5% (23 responden) mempunyai sikap kurang baik. Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap terbentuk dalam hubungan suatu obyek, orang, kelompok, lembaga, nilai melalui hubungan antar individu, hubungan di dalam kelompok, komunikasi surat kabar, buku, poster, radio, televisi, dan sebagainya (Abu Ahmadi, 1999:172). Sikap dapat bersifat positif dapat pula bersifat negatif. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu (Sofiyatun, 2007), yang menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif, tetapi dengan tingkat keeratan yang berbeda.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini terdapat banyak hambatan dan kelemahan, antara lain: 1)
Penelitian menggunakan desain cross sectional, dimana data yang diperoleh hanya dengan satu kali pengukuran sehingga belum bisa menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan praktek pemberian ASI eksklusif
11
secara menyeluruh. 2)
Hasil penelitian tergantung pada kejujuran responden, karena dalm penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan
6.1.1 Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang tahun 2009 6.1.2 Ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati Kota Semarang tahun 2009 6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diajukan antara lain: 1)
Bagi ibu, perlu peningkatan kesadaran tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi bayi untuk menunjang pertumbuhan.
2)
Bagi ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif, dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif pada anak berikutnya.
3)
Bagi petugas kesehatan, hendaknya aktif dalam sosialisasi tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif.
9
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. 2000. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Ilmu A. August Burns, dkk. 2000. Pemberdayaan Wanita Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica Bimo Walgito. 2004. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset Deddy Muchtadi. 1996. Gizi Untuk Bayi: ASI, Susu Formula dan Makanan Tambahan. Jakarta: Sinar Harapan Departemen Kesehatan RI. 2005. Manajemen Laktasi. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat ______________________. 2002. Pedoman Pengembangan Teknologi Tepat Guna Makanan Pendamping ASI. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat ______________________. 2002. Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat bagi Ibu Hamil dan Menyusui. Jakarta: Depkes RI Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina. 2002. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Jakarta: Puspa Swara Handrawan Nadesul. 1996. Cara Sehat Mengasuh Anak. Jakarta: Puspa Swara Hubertin Sri Purwanti. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC Ipuk Dwiana Murwanti. 2005. (Skripsi) Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Praktek Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Umur 0-4 Bulan di Desa Paremono Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. Semarang: FKM Undip M. Sopiyudin Dahlan. 2004. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Bina Mitra Press
9
10
Ratna Susanti. 2002. (Skripsi) Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan tentang ASI dengan Pemberian Kolostrum dan ASI Eksklusif (Studi di Desa Tidu Kecamatan Bikareja). Semarang: FKM Undip Sarlito Wirawan. 2002. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang Sjahmien Moehji. 1992. Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita. Jakarta: Bhatara Karya Aksara ________________. 2003. Ilmu Gizi 2. Jakarta: Papas Sinar Sinanti Soekidjo Notoatmodjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta __________________. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta __________________. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC Sri Haryati. 2006. (Skripsi) Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif sampai 4 Bulan di Desa Kandangmas Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Semarang: FKM Undip Stanley Lameshow. 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Suharyono, Rulina Suradi, dkk. 1992. ASI Tinjauan dari Beberapa Aspek. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC Tri Rahayuningsih. 2005. (Skripsi) Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang ASI dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Purwoyoso Kecamatan Ngaliyan. Semarang: FIK UNNES Utami Roesli. 2001. Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
FORMULIR KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI TAHUN 2009
Petunjuk : 1. Semua pertanyaan mohon dijawab sesuai dengan keadaan sebenarnya. 2. Berilah nomor pada kolom yang tersedia sesuai dengan jawaban yang dianggap sesuai dengan keadaan diri anda. I.Karakteristik Responden a. Identitas Ibu 1. No responden
:
2. Tanggal pengisian
:
3. Nama responden: 4. Umur 5. Pendidikan
: :
6. Alamat
:
b. Identitas Bayi 1. Nama
:
2. Tempat tanggal lahir : 3. Umur
:
4. Anak ke-
:
5. Jenis kelamin
:
II.Pengetahuan Ibu Tentang ASI Pernyataan o
a ASI diberikan segera setelah bayi lahir. ASI berwarna
pertama
kali
kekuning-kuningan
keluar, dan
idak
kental harus diberikan pada bayi. Kolostrum
berwarna
kekuning-kuningan dan kental harus dibuang. Memberikan ASI saja pada bayi minimal sampai usia enam bulan. Makanan
pendamping
diberikan pada bayi usia 6 bulan ke atas. ASI
eksklusif
adalah
memberikan ASI saja tanpa makanan tambahan lain sampai bayi berusia 6 bulan. ASI diberikan pada bayi di manapun dan kapanpun saat bayi
membutuhkan. Semakin
banyak
bayi
menghisap ASI, maka semakin banyak pula produksi ASI ASI harus tetap diberikan ketika ibu bekerja. Bayi dapat mengalami diare 0
ketika
diberi
makanan
tambahan
sebelum usia 6 bulan. Ibu tidak boleh mengkonsumsi 1
ikan selama menyusui Menyusui
2
harus
dilakukan
dengan perasaan senang. Ketika bayi sakit, ASI harus
3
tetap diberikan
Ibu 4
makanan
harus yang
mengkonsumsi
bergizi
seimbang
secara
eksklusif
selama menyusui. Menyusui 5
dapat meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan anak Dalam menyusui, dukungan
6
suami
dan
orang
terdekat
tidak
diperlukan. Menyusui 7
menyebabkan
penampilan ibu tidak menarik lagi Kolostrum mengandung zat
8
antibodi yang mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi.
Kolostrum 9
yang
berwarna
kuning dan kental lebih banyak mengandung protein dan antibodi. Memberi ASI eksklusif saja
0
menyebabkan bayi kekurangan gizi ASI merupakan nutrisi yang
1
paling tepat untuk bayi karena sesuai dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhannya. Memberikan
2
secara
ekslusif
dapat menunda kehamilan. Memberi
4
dapat
meningkatkan kecerdasan bayi. Menyusui
3
ASI
merepotkan
ASI
sangat
III. Sikap Ibu Terhadap Pemberian ASI Pernyataan o
etuju
idajk Setuju
ASI sebaiknya diberikan pada bayi sampai usia 2 tahun Bayi diberi ASI saja tanpa makanan tambahan lain sampai usia 6 bulan. Ibu yang berhasil menyusui anak
sebelumnya
akan
menunjang
pemberian ASI pada anak berikutnya Bayi yang sakit tetap diberikan ASI
Pertumbuhan
bayi
akan
terganggu apabila hanya diberi ASI saja sampai berumur 6 bulan ASI
dapat
meningkatkan
kecerdasan anak Menyusui
secara
eksklusif
sangat merepotkan ibu. Menyusui secara eksklusif dapat meningkatkan
jalinan
kasih
sayang
antara ibu dan bayi Menyusui secara eksklusif dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi Menyusui secara eksklusif dapat 0
memberikan nutrisi yang cukup bagi bayi
Kolostrum harus diberikan pada 1
bayi Menyusui secara eksklusif dapat
2
mengurangi risiko kanker indung telur Menyusui lebih praktis dan tidak
3
merepotkan Makanan pendamping sebaiknya
4
diberikan ketika bayi berusia lebih dari 6 bulan. Menyusui
5
dapat
mengurangi
rasa percaya diri ibu. Menyusui secara eksklusif dapat
6
mengembalikan bentuk badan ibu Susu yang pertama kali keluar
7
dan berwarna kuning tidak diberikan
pada bayi Susu formula lebih praktis dari 8
ASI
IV.Praktek Pemberian ASI Ekslusif Apakah ibu memberikan susu yang pertama kali keluar
setelah
melahirkan
(kolostrum)
dan
hanya
memberikan ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan? 1. Ya
2. Tidak
SKOR VALIDITAS DAN REABILITAS KUESIONER PENELITIAN
Kode o
Responden
Peng
S
Pem
etahuan Ibu ikap Ibu
berian ASI
2
3
4
5
UC-01
1
1
1
UC-02
1
1
1
UC-03
1
1
1
UC-04
1
1
1
UC-05
2
1
1
UC-06
2
2
2
1
2
3
4
5
6
UC-07
1
1
1
UC-08
1
1
1
UC-09
2
2
2
UC-10
2
2
2
UC-11
1
2
2
UC-12
2
2
2
UC-13
1
1
1
UC-14
2
2
2
UC-15
1
1
1
7
8
9
0
1
2
3
4
5 UC-16
1
1
1
UC-17
2
2
2
UC-18
2
1
2
UC-19
1
1
1
UC-20
1
1
1
6
7
8
9
0
PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER PENELITIAN
Item-Total Statistics
Sc
Sc ale Mean if Item Deleted Pe 2. ngetahuan 80 Sik 2. ap 80 Pra 2. k Pemb 80 ASI
C Sq Cr ale orrected uared onbach's Variance Item-Total Multiple Alpha if if Item Correlatio Correlatio Item Deleted n n Deleted .9 .7 .6 .8 05 26 32 84 .9 .7 .6 .8 05 26 32 84 .8 00
.8 90
.7 92
.7 37
DATA RESPONDEN
J enis Nama o
Ibu
Nama Bayi
Siti Masruroh Ani
mur
Kelamin
(bln)
Bayi
lamat
Zahra Fatima
M P
M.
A
L
agersari M
Fatika
Ardian
agersari Arman
Dina
M
Pramudya
L agersari
Ririn Nana
Maulida
Umi Arini Atika
Zaenab
Ariyani
agersari
P
agersari
Fardan
Ja 1
L
galan
Aliya Wardani
Arti
P
M 0
Eka P Siti
2
Paramit ha
Putri
M
Ja P
galan
Rina Fernanda
Ja P
galan Ja
Fitria
Resti
P
galan
Mocca 0
Nunik Prastyo
N 0
L
gabean N
1
Asih
M. Aziz
L
gabean N
2
3
Nurul
M. Faiz
Sri
Melisa
Rejeki
ati
P Hardian
Saputra
L
u Anna
Natania
Maesaroh Aprili
gabean K
Siti 6
gabean N
Wahy 5
gabean N
Anjani Kusw
4
L
P
Firalia Asmara
K 0
Andhika
liwonan
P L
liwonan K
7
a
Pratama Nur
8
Wati
Moza
ni
a
Bayu
Maemunah
i
N P grembel N
Novitasari
P grembel
Anike Putri
Handayani
P grembel
Desi
Fitri 4
0
a
Inayat 3
N
Tristani
Siti 2
P grembel
Nugroho
ni
P 0
P
Noval Pradita
liwonan N
Azahra
Eviya 1
P
Najwa
Kartik 0
K
Paramitha Marti
9
liwonan
erbalan P
L
erbalan
Ardi 5
Reni
Setiawan
Cician 6
i
P 2
L
erbalan
Fani Rahmawati
P 1
P
erbalan
Salsabil 7
Santi
a
Desi 8
Fitriana
k Widayati
i
1
P
h
glarang N
Fahrani
P
glarang
Anjas
N L
glarang
Raditya Pratama
Yanti
glarang
Sabrina
Pangestu Inaya
P
N
Putri
Hartin 0
0 Erika
Wiwi 9
N
Ayu
Si 0
L P
roto Si
2
Anjani Ayu
3
Kusuma
Eza Saputra
Rini 4
Sulastri
k
6
ndari
roto
Estika
Si P
roto
Aditya Kurniawan
Wula
Si L
Aliya Yayu
5
roto
M L
alon
Indra Subakthi
M L
alon
Ridho 7
Weni
Faturahman
M L
alon
Kartin 8
i
M Nabila
P
alon
TABEL SKOR PENGETAHUAN IBU Pernyataan o
0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
1
2
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
1
2
3
4
0
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
1
2
8
9
0
1
2
3
4
5
6
7
8
TABEL SKOR SIKAP IBU
N
Pernyataan
o Respon
0
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
9
den 1 0 1
2 3
4 5 6
7
8
9
1 0
1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1
8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5
1 0 2 6 2 7 2 8 2 9 3 0 3 1 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2 3 3 3 4 3 5 3 6 3 7 3 8
REKAPITULASI DATA HASIL PENELITIAN
Na o
ma
Peng
Sikap
etahuan Ibu 2
Pembe
Ibu
3
rian ASI 4
5
Siti
Eksklus
Masruroh Ani Fatika
Baik
Baik
Kura
Kuran
ng Baik
g Baik
if Non Eksklusif
Din
Eksklus
a Nan a
ng Baik
Baik
Baik
Kura
Kuran g Baik 9
if Non Eksklusif
Umi Arini
Kura ng Baik
Kuran g Baik
Non Eksklusif
Atik
Eksklus
a Putri Siti Zaenab
Baik
Baik
Kura
Kuran
ng Baik
g Baik
if Eksklus if
Arti
Non
Ariyani
Baik
Baik
Eksklusif
Fitri
Eksklus
a
Baik
Baik
Nun 0
Kuran
ik
Baik Asi
1
h
Non Baik
Kura
Non Eksklusif
Kura ng Baik
Nur
g Baik
if
Kuran
Eksklusif Eksklus
2
ul
ng Baik
g Baik
Sri 3
Kuran
Rejeki
Baik
g Baik
Kus 4
wati
Baik
hyu Anna
Eksklus if
Kuran
Wa 5
if
g Baik
Eksklus if
Kura
Non
ng Baik
Baik
Eksklusif
Siti 6
Eksklus
Maesaroh Apr
7
ilia
Baik
Kura
Kuran
ng Baik Nur
8
Baik
Wati
g Baik Kura
ng Baik
tini
Non Eksklusif
Kuran g Baik
Mar 9
if
Eksklus if
Kuran Baik
g Baik
Eksklus if
Kart 0
Kuran
ika
Baik Evi
1
yani
g Baik
Kura ng Baik
g Baik
Maemunah
ati
Eksklus if
Kuran Baik
Inay 3
Eksklusif Kuran
Siti 2
Non
g Baik
Eksklus if
Kura
Non
ng Baik
Baik
Eksklusif
Fitri 4
Handayani
Eksklus Baik
Baik
if
Ren 5
i
Eksklus Baik
Baik
Cici 6
ani
Kuran Baik
Sant
Kura
g Baik
if Non Eksklusif
Kuran
Eksklus
7
i
ng Baik
g Baik
if
Des 8
Eksklus
i Fitriana
Baik
Baik
Kura
Kuran
if
Wi wik 9
Widayati
ng Baik
Hart 0
ini
Kura ng Baik
Inay 1
g Baik
ah
Kuran
Kura
ti
g Baik
Baik
Kusuma Rini
if Non Eksklusif Kuran
Ayu 3
Eksklus
Kuran
Yan 2
if
g Baik
ng Baik
Eksklus
g Baik
if
Kura ng Baik
Non Baik
Baik
Eksklus
Baik
Eksklusif Eksklus
4
Sulastri
if Yay
5
Kuran
uk
Baik
g Baik
Non Eksklusif
Wul 6
Eksklus
andari We
7
ni
Baik
Baik
Kura
Kuran
ng Baik
g Baik
Kart 8
ini
if Non Eksklusif
Kuran Baik
g Baik
Eksklus if
TABEL FREKUENSI HASIL PENELITIAN
1. Frekuensi Umur Ibu
F P Val requency ercent id Percent alid 4 tahun 2 tahun
2 31 3 39
2 5
5.8 1
3
T otal
6
65. 8
3 4.2
34. 2
3 8
Cumula tive Percent 65.8
100.0
100 00.0
.0
2. Frekuensi Pendidikan Ibu
alid MP MA otal
F P Val requency ercent id Percent S 7 3 7.9 .9 S 3 9 92. 5 2.1 1 T 3 100 8 00.0 .0
3. Frekuensi Umur Bayi
Cumula tive Percent 7.9 100.0
F Val requency ercent id Percent 7 1 26. alid bulan 0 6.3 3 8 1 26. bulan 0 6.3 3 9 18. 7 bulan 8.4 4 1 18. 7 0 bulan 8.4 4 1 2 5.3 1 bulan .3 1 2 5.3 2 bulan .3 T 3 100 otal 8 00.0 .0
Cumula tive Percent 26.3 52.6 71.1 89.5 94.7 100.0
4. Frekuensi Jenis Kelamin Bayi
F Val requency ercent id Percent l 1 42. alid aki-laki 6 2.1 1 p 2 57. erempua 2 7.9 9 n T 3 100 otal 8 00.0 .0
Cumula tive Percent 42.1 100.0
5. Frekuensi Pengetahuan Ibu
F Val requency ercent id Percent b 2 55. alid aik 1 5.3 3 k 1 44. urang 7 4.7 7 baik
Cumula tive Percent 55.3 100.0
F Val requency ercent id Percent b 2 55. alid aik 1 5.3 3 k 1 44. urang 7 4.7 7 baik T 3 100 otal 8 00.0 .0
Cumula tive Percent 55.3 100.0
6. Frekuensi Sikap Ibu
F Val requency ercent id Percent b 1 39. alid aik 5 9.5 5 k 2 60. urang 3 0.5 5 baik T 3 100 otal 8 00.0 .0
7. Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif
Cumula tive Percent 39.5 100.0
F Val requency ercent id Percent e 2 60. alid ksklusif 3 0.5 5 n on 1 39. ekskluisi 5 9.5 5 f T 3 100 otal 8 00.0 .0
Cumula tive Percent
ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
1. Pengetahuan Ibu
Crosstabs
60.5
100.0
Pengetahuan * Prak Pem ASI Crosstabulation Prak Pem ASI No ksklusif Pe
B
n Eksklusif
otal
Count 5
ngetahuan
aik
6
1
Expected 8.3 Count
2.7 %
within
Pengetahuan
23. 6.2%
% of Total
8%
00.0%
13. 2.1%
K
1.0
2%
5.3%
Count 10
urang Baik
7 Expected 6.7 Count
0.3 %
within
Pengetahuan
7.0 58.
1.2%
% of Total
8%
00.0%
26. 8.4%
3%
4.7%
Total
Count 15 3
8
Expected
15.
Count
3.0 %
0
within
Pengetahuan
8.0
39. 0.5%
5%
% of Total
00.0%
39. 0.5%
5%
00.0%
Chi-Square Tests Asy
alue Pearson
Chi-
Continuity Correctionb Likelihood
Test
ct Sig. (2-
ct Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
8
3 .02
.895 Fisher's Exact
mp. Sig. (2-
.06 .467
Ratio
Exa
.02 .821a
Square
f
Exa
7 .04
.03
6
1
Linear-byLinear Association N
of
Casesb
.03 .694
0
Valid 8
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.71. b. Computed only for a 2x2 table
2. Sikap Ibu
Crosstabs
Sikap * Prak Pem ASI Crosstabulation Prak Pem ASI No ksklusif B
n Eksklusif
otal
Coun 5
ikap
aik
t
0
5
Expe 5.9 cted Count
.1 %
within Sikap
33. 6.7%
% of Total K
5.0
3%
00.0%
13. 6.3%
2%
9.5%
Coun 10
urang Baik
t
3
3
Expe 9.1 cted Count
3.9 %
within Sikap
43. 6.5%
% of Total
3.0
5%
00.0%
26. 4.2%
3%
0.5%
Total
Coun 15 t
3
8
Expe
15.
cted Count
3.0
0
%
8.0
39.
within Sikap
0.5%
5%
% of
00.0%
39.
Total
0.5%
5%
00.0%
Chi-Square Tests Asy alue Pearson
f
Chi391
Continuity b
Correction
mp. Sig. (2-
ct Sig. (2-
ct Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
2 .77
082 Likelihood
Ratio
5 .53
395
0
Fisher's Exact Test Linear-byLinear Association N Cases
b
of
Exa
.53 a
Square
Exa
.73
.39
6
0
.53 381
7
Valid 8
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.92. b. Computed only for a 2x2 table
i