Farikhatul Mardhiyah, Implementasi program dialog solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
1
IMPLEMENTASI PROGRAM DIALOG SOLUTIF DALAM RANGKA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Kabupaten Jember) Farikhatul Mardhiyah, Atik Rahmawati. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail:
[email protected].
[email protected]
ABSTRACT This article aims to describe and explain “Dialog Solutif” (solution-based dialogue) program implementation in order to improve public welfare. The article is examined using qualitative approach, and informants were determined using snowball sampling. Data were collected by observation, interview and documentation. Methods of data analysis were made through the collection of raw data, data transcript, coding, categorizing, conclusion drawing based on temporary data, triangulation and concluding the final data. Data validity used triangulation of sources. The analysis results showed that the implementation of “Dialog Solutif” program began in 2006, followed by MUSPIDA and communities throghout Jember District. One of the most frequent processes is planning on development applying Buttom up. Buttom up is a planning based on the needs, desires and problems faced by people together with SKPD (Local Government Unit) in order to establish a policy or decision-making and, in this case, SKPD also serves as a facilitator. The program aims to increase regional development and public welfare. In the program implementation, there are several barriers such as technical barriers, Political Barriers to unpunctual budget. Keywords: Program Implementation, Dialog Solutif, Public Relations of Jember Government
bagi ketahanan nasional. Hak memperoleh
PENDAHULUAN Di era globalisasi informasi merupakan kebutuhan
pokok
dalam
keterbukakan informasi publik merupakan salah
lingkungan
satu ciri penting negara demokratis yang
sosialnya serta merupakan bagian penting
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk
pengembangan
setiap
pribadi
orang
informasi merupakan hak asasi manusia dan
dan
2
Farikhatul Mardhiyah, Implementasi program dialog solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
mewujudkan penyelenggara negara yang
suatu keputusan publik, mendorong partisipasi
baik. Pemberlakuan Undang-Undang no 14
masyarakat
tahun 2008 tentang Keterbukakan Informasi
kebijakan publik, meningkatkan peran aktif
Publik (KIP) pada tanggal 30 april 2010
masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik
merupakan
momentum
dalam
dan pengelolaan badan publik yang baik,
mendorong
keterbukakan
Indonesia.
mewujudkan penyelenggaran negara yang baik
Undang-undang ini telah memberi landasan
yaitu Transparan, efektif dan efisien, akuntabel,
hukum terhadap hak setiap orang untuk
serta dapat dipertanggung jawabkan.
penting di
memperoleh informasi publik dimana setiap
dalam
Salah
satu
proses
Kabupaten
pengambilan
yang
telah
badan publik mempunyai kewajiban dalam
menerapkan
menyediakan
pemohon
publik adalah Kabupaten Jember. Implementasi
informasi publik secara cepat, tepat waktu,
dari Undang-Undang keterbukaan publik di
biaya ringan dan cara sederhana.
Kabupaten
dan
melayani
Undang-Undang
Jember
yang
keterbukaan
dikemas
dalam
Secara normatif UU Keterbukakan
program Dialog Solutif. Program tersebut
Informasi Publik (KIP) dapat dikatakan
bertujuan untuk serap aspirasi dari masyarakat
sebagai produk regulasi yang cukup maju
guna menentukan kebijakan dan meningkatkan
dalam
keterbukaan
pembangunan khususnya di tingkat Kabupaten.
penyelenggaraan Negara. Sebab, UU ini
Dalam pelaksanaannya program dialog solutif
secara tegas memberikan kewajiban kepada
mempunyai dua kegiatan yaitu kegiatan Bedah
Badan Publik untuk transparansi berkaitan
Potensi Desa dan Temu Karya Rakyat.
dengan
Kegiatan
mewujudkan
institusinya,
dihasilkan, serta
kebijakan
yang
Bedah
Potensi
Desa
mulai
kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2006
dilakukan, termasuk kondisi keuangan dan
yang bertempat di Kecamatan Umbulsari.
penggunaan
Pelaksanaan kegiatan melibatkan berbagai unsur
diketahui,
anggaran. tujuan
UU
Sebagaimana Keterbukakan
Pejabat
Pengelolaan
Informasi
dan
Informasi Publik (KIP), seperti tercantum
Dokumentasi (PPID). Keterbukaan informasi
dalam Pasal 3 UU KIP, antara lain menjamin
publik dalam konteks Pemerintah Daerah
hak warga negara untuk mengetahui rencana
khususnya
pembuatan
Pengelolaan
kebijakan
publik,
program
Kabupaten Informasi
Jember, dan
Pejabat
Dokumentasi
kebijakan publik dan proses pengambilan
(PPID) adalah Pejabat yang ditetapkan melalui
keputusan publik serta alasan pengambilan
SK
Nomor
:
188.4/3/SEKKAB/012/2006
3
Farikhatul Mardhiyah, Implementasi program dialog solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
Tentang Petugas Penyebar Luasan Informasi
Kabupaten Jember. Kegiatan Bedah Potensi
Penyelenggara Pemerintah Daerah Melalui
Desa bersifat musyawarah dalam mencari solusi
Potret Membagun Desa Menata Kota Untuk
dari permasalahan yang ada.
Kemakmuran Bersama (Program Dialog
kegiatan temu karya rakyat untuk membahas
solutif) Kabupaten Jember yang bertanggung
keberhasilan kegiatan bedah potensi Desa dan
jawab
pamong praja mengenai pembangunan Desa.
dalam
bidang
pendokumentasian,
penyimpanan,
penyediaan
dan
Kegiatan–kegiatan tersebut
Sedangkan
dilakukan oleh
pelayanan informasi yang bertanggungjawab
Hubungan Masyarakat (Humas) Pemerintah
langsung kepada Sekretaris Daerah selaku
Kabupaten (Pemkab), dalam upaya menjalin
atasan PPID yang terdiri dari Bagian
komunikasi yang baik antara Bupati dan
Hubungan Masyarakat
masyarakat Kabupaten Jember.
pelaksanaan
(Humas). Dalam
program
dialog
solutif
Dalam
penyebarluasan
informasi
melibatkan Polisi Resort (Polres), Dewan
pemerintah
Perwakilan Rakyat (DPR), Komando Daerah
mengimplementasi dengan progrYam dialog
Militer
Pemberdayaan
solutif
untuk
meningkatkan
pembangunan
Masyarakat (BAPEMAS), dan Istansi-istansi
daerah
dan
peningkatan
kesejahteraan
terkait, seperti Dinas Kependudukan Dan
masyarakat.
Pencatatan Sipil, Dinas Pertanian, Dinas
bottom-up yaitu Melibatkan masyarakat dalam
Pendidikan,
Dinas
Kesehatan,
Dinas
proses perencanaan. Dalam hal ini perencana
Perindustian
Dan
Perdagangan,
Dinas
memiliki
(Kodim),
Badan
Koperasi Dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), Dinas PU (Pekerjaan Umum). Cipta Karya, Dinas PU (Pekerjaan Umum) Bina Marga.
dapat
bertemu langsung dan berdialog
Dengan
peran
mengunakan
sebagai
Dialog
Peningkatan
Solutif
Kesejahteraan
Kabupaten Jember.
oleh
TINJAUAN PUSTAKA
masyarakat luas untuk mencari solusi atas
Partisipasi Masyarakat
secara
baik
apa yang terjadi di lingkungan masyarakat
antara
mendeskripsikan dan menjelaskan Implementasi
Bedah Potensi Desa dan Temu Karya Rakyat dimanfaatkan
mediator
konsep
Sedangkan tujuan kajian ini adalah untuk
dengan Bupati Jember, melalui kegiatan yang
Jember
pemerintah dan masyarakat.
Program
Pada program Dialog Solutif masyarakat
Kabupaten
Dalam
Rangka
Masyarakat
di
4
Farikhatul Mardhiyah, Implementasi program dialog solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
Adisasmita
(2006:42)
juga
mengatakan bahwa partisipasi masyarakat adalah pemberdayaan masyarakat, peran sertanya
dalam
kegiatan
perencanaan
dan
program/proyek
berkontribusi
implementasi
kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat
dan
berkorban
terhadap
1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai
pembangunan,
untuk
yang sangat penting, yaitu :
penyusunan
merupakan aktualisasi kesedia dan kemauan masyarakat
mengapa partisipasi masyarakat mempunyai arti
setempat yang tanpa kehadirannya proyek pembangunan serta proyek-proyek akan gagal.
dan
2. Bahwa masyarakat akan lebi mempercayai
implementasi
program atau proyekpembangunan jika merasa
pembangunan. Prinsip partisipasi menuntut
dilibatkan
masyarakat harus diberdayakan, diberikan
perencanaan,
kesempatan
untuk
mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan
berperan dalam proses-proses birokrasi mulai
akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek
dari tahap perencanaan pelaksanaan dan
tertentu.
dan
pengawasan
diikutsertakan
atau
proses
karena
persiapan
mereka
akan
dan lebih
publik.
3. Adanya suatu anggapan bahwa merupakan
Partisipasi masyarakat merupakan control
hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam
adanya kekuasaan yang berlebih agar lebih
pembangunan
efektif ditujukan sebesar-besarnya untuk
Dapat dirasakan bahwa mereka pun mempunyai
masyarakat dalam konsep good governance.
hak turut „urun rembug‟ (memberikan saran)
Adanya
dalam menentukan jenis pembangunan yang
ruang
kebijakan
dalam
keterlibatan
warga
dan
masyarakat
mereka
sendiri.
kerangka kelembagaan yang sesuai dalam
akan dilaksanakan didaerah mereka.
partisipasi turut mendorong pembangunan
Partisipasi masyarakat juga terefleksikan dalam
dan pemerataan.
berbagai
Dengan perencanaan
bentuk,
Rusidi
dalam
Siregar
partisipasi
masyarakat,
(2001:21) mengatakan ada empat dimensi
pembangunan
diupayakan
dalam berpartisipasi:
menjadi lebih terarah, artinya rencana dan
1. Sumbangan pikiran (ide atau gagasan)
program pembangunan yang disusun itu
2. Sumbangan materi (dana, barang dan alat)
adalah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
3. Sumbangan tenaga (bekerja atau memberi
masyarakat.
kerja)
Conyers
(1992:154)
menyebutkan terdapat tiga alasan utama
4.
Memanfaatkan dan melaksanakan
pelayanan pembangunan.
5
Farikhatul Mardhiyah, Implementasi program dialog solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
hiburan Komunikasi partisipatif adalah suatu komunikasi
dimana
bersama-sama.
Proses
ini
dilakukan dengan tidak formal dan biasa juga
2.2 Komunikasi Partisipatif proses
secara
terjadi
komunikasi dua arah atau dialogis, sehingga menghasilkan suatu pemahaman yang sama
diselingi oleh humor dan canda tawa. 2.3
Upaya
Peningkatan
Kesejahteraan
Sosial Melalui Pembanguan Kesejahteraan
sosial
dapat
juga
terhadap pesan yang disampaikan. Rahim
didefinisikan sebagai arena atau domain utama
(2004), mengajukan empat konsep terkait
tempat berkiprahnya pekerja sosial. Pengertian
komunikasi partisipatif akan mendorong
kesejahteraan
terbangunnya pemberdayaan (empowerment)
segenap
yaitu heteroglasia, dialogis, poliponi dan
pendistribusian pelayanan sosial bagi kelompok
karnaval. Pertama, Heteroglasia: Konsep ini
masyarakat, terutama kelompok yang kurang
menunjukkan
sistem
beruntung (disadvantaged groups). Pengertian
pembangunan selalu dilandasi oleh berbagai
kesejahteraan sosial sebagai suatu aktivitas
kelompok dan komunitas yang berbeda-beda
yang biasa disebut sebagai usaha kesejahteraan
dengan berbagai variasi ekonomi, sosial, dan
sosial yang di Indonesia dikenal dengan nama
faktor budaya yang saling mengisi satu sama
pembangunan
lain. Kedua, Dialog adalah komunikasi
Suharto (2005:4) menyatakan bahwa:
fakta
bahwa
transaksional dengan pengirim (sender) dan
sosial juga
aktivitas
pengorganisasian
kesejahteraan
“Pembangunan
menunjuk pada
sosial
dan
(PKS).
kesejahteraan
sosial
penerima (receiver) pesan saling berinteraksi
adalah
dalam suatu periode waktu tertentu hingga
melembaga yang meliputi berbagai bentuk
sampai pada makna-makna yang saling
intervensi sosial dan pelayanan sosial
berbagai. Ketiga, Poliponi adalah bentuk
untuk memenuhi kebutuhan manusia,
tertinggi dari suatu dialog dimana suara-
mencegah dan mengatasi masalah sosial,
suara yang tidak menyatu atau terpisah dan
serta
meningkat menjadi terbuka, memperjelas
sosial”.
usaha
yang
memperkuat
terencana
dan
institusi-institusi
satu sama lain, dan tidak menutupi satu sama
Pembangunan kesejahteraan sosial mengacu
lain. Keempat, Karnaval: Konsep ini bagi
pada program, pelayanan dan berbagai kegiatan
komunikasi pembangunan membawa semua
yang berusaha menjawab kebutuhan ataupun
varian dari semua ritual seperti legenda,
masalah yang dihadapi anggota masyarakat.
komik, festival, permainan, parody, dan
Sehingga yang dimaksud dengan kesejahteraan
6
Farikhatul Mardhiyah, Implementasi program dialog solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
sosial dalam penelitian ini adalah untuk
menggambarkan rencana suatu program dengan
meningkatkan
penetapan tujuan secara jelas.
kesejahteraan
masyarakat
dengan menyerap asprasi masyarakat pada
2. Pengembangan kontak dengan komunitas
program Dialog Solutif untuk pembangunan
Tahapan ini sebagai upaya pengembangan relasi
daerah.
dengan
komunitas
yang
Pengembangan kontak berbagai
2.4 Implementasi Program Parsons (2008:472), menjelaskan bahwa
pihak
lebih
bermakna.
yang baik dengan
untuk
mempercepat
dan
mempermudah penyampaian tujuan program.
implementasi yang efektif adalah sebuah
3. Pengumpulan data dan informasi
kondisi
dari
Pengumpulan data dilakukan dalam rangka
pengetahuan dan pengalaman dari orang-
untuk memperoleh data dan informasi dari
orang yang ada digaris depan pemberi
pihak yang terkait dengan masalah yang sedang
layanan. Sedangkan Meier dan Horn dalam
dibahas dimana menggambarkan secara umum
Parsons (2008:482), menyatakan bahwa
yang terkait dengan subjek pembahasan.
studi implementasi perlu mempertimbangkan
4. Perencanaan dan analisis
isi (content) atau tipe kebijakan. Artinya
Menganalisis dan mengkaji pokok permasalahan
bahwa dalam melaksanakan dan menjalankan
yang
implementasi suatu program kebijakan harus
perencanaan dalam memilih tindakan-tindakan
melihat dan memperhatikan agar sejalan
yang akan dilakukan untuk memfokuskan pada
dengan isi dari kebijakan suatu program.
suatu masalah tertentu.
Tahapan implementasi program menurut
5. Pelaksanaan
Rendall
Masing-masing
yang
B.
dapat
Ripley
dibangun
dalam
Soenarko
akan
dibahas
pihak
dimana
melakukan
yang
terkait
(2000:250) melalui tujuh langkah sebagai
melaksanakan kegiatan program dalam rangka
berikut:
mencapai
1. Persiapan
mengikuti segala ketentuan dan prosedur yang
Sebelum dilaksanakan program pelaksaan
telah ditetapkan dalam program yang telah
kebijakan terlebih dahulu adanya persiapan
ditetapkan.
pengkajian program untuk mempersiapkan
6. Evaluasi
apa saja yang dibutuhkan dan diperlukan
Dengan evaluasi maka sutu program atau suatu
ketika program akan dilaksanakan dengan
kebijaksanaan dapat diketahui kelemahanan dan
keberhasilan
program
dengan
kekurangannya sejak direncanakan sampai pada
7
Farikhatul Mardhiyah, Implementasi program dialog solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
pelaksanaannya untuk mencapai tujuannya
keabsahan
memenuhi kebutuhan masyarakat.
sumber data.
7.Terminasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Merupakan akhir dari suatu relasi perubahan. Berakhirnya suatu relasi perubahan dapat terjadi karena waktu bertugas sudah berakhir atau karena masyarakat itu sudah siap untuk
data
triangulasi
4.1 Implentasi Program Dialog Solutif Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Kegiatan
mandiri.
menggunakan
penyebarluasan
informasi
penyelenggaraan pemerintah daerah melalui potret membangun Desa menata kota untuk
METODE PENELITIAN Penulisan artikel ilmiah ini mendasar pada hasil penelitian yang berfokus pada Implementasi Program Dialog Solutif dalam rangka
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Jember menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan jenis penelitian
studi
Deskriptif,
Penentuan
informan menggunakan snowball Sampling. Pengumpulan data menggunakan tiga teknik di antaranya: observasi, wawancara yang digunakan
In
dept
Interview.
Data
dokumentasi berupa foto-foto dan rekaman saat menggali informasi dengan informan. Kajian ini juga menggunakan teknik analisis data berbentuk taksonomi. Setelah data terkumpul,
Teknik
analisis
data
menggunakan beberapa tahapan yaitu mulai dari pengumpulan data mentah, transkrip data,
pembuatan
koding,
kategorisasi
data,penyimpulan sementara, triangulasi dan penyimpulan
akhir.
Untuk
teknik
uji
kemakmuran bersama, yang dikemas dalam Program
Dialog
Solutif
dalam
hal
ini
mempunyai dua kegiatan yaitu bedah potensi Desa dan temu karya rakyat dengan tujuan untuk
peningkatan
pembanguan
daerah.
Kegiatan bedah potensi Desa dimulai pada tanggal 21 Februari 2006 yang bertempat dikecamatan Umbulsari. Dalam pelaksanaan kegiatan bedah potensi Desa, masyarakat banyak mengusulkan dan memberikan paparan tentang persoalan-persoalan pembangunan yang ada di berbagai Desanya. Dalam kegiatan bedah potensi Desa tersebut beberapa Desa dalam satu kecamatan berkumpul jadi satu untuk menyampaikan permasalahan yang
ada di
Desanya maupun memamerkan potensi-potensis yang ada di Desanya masing-masing. Untuk putaran terakhir dilaksanakan di Desa Arjasa Kecamatan Arjasa pada tanggal 22 Juli 2008. Dilanjutkan dengan kegiatan Temu Karya Rakyat (TKR) pada tanggal 22 Maret 2009
8
Farikhatul Mardhiyah, Implementasi program dialog solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
yang dimulai dari Kecamatan Tanggul. Kegiatan
Temu
ini
program Dialog Solutif ini untuk mempercepat
dilaksanakan 1 tahun 3 kali dengan gabungan
proses penyerapan informasi kemasyarakat
3 kecamatan. Temu karya rakyat pernah
langsung
berhenti
mengetahui
pada
Karya
tahun
Rakyat
Penjelasan informan IT di atas bahwa
2011
dan
mulai
dilanjutkan lagi pada tahun 2012. Kegiatan tersebut
menjadi
media
evaluasi
bagi
oleh
pak
aspirasi
Bupati tentang
karena
ingin
pembanguan
daerah. Dengan
memahami
model-model
pembangunan di Kabupaten Jember yang
Implementasi pada dasarnya dapat dibuat
mempertemukan
Teras
pemetaan model-model Implementasi dalam
Pemkab dan masyarakat secara langsung.
dua jenis pemilahan menurut Pulz dan Treib
Untuk
kembali
dalam Agung (2011:15) yaitu pertama adalah
dilaksanakan kegiatan bedah potensi Desa
Implementasi kebijakan yang berpola dari “atas
dengan
dilaksanakan
ke bawah” (Top Down) versus dari “bawah ke
gabungan tiga kecamata. Pada Tahun 2015
atas” (bottom up), atau pemilahan implementasi
ini akan dilakukan 3 priode dengan waktu 4
yang berpola paksa (command and control) dan
bulan
mekanisme pasar (economic incentives). Model
tahun
Bupati, 2013
konsep
sekali.
Pejabat -2014
kegiatan
Hal
ini
seperti
yang
diungkapkan oleh informan IT sebagai
mekanisme
implementor program berikut:
mengedepankan arti penting lembaga publik
paksa
adalah
model
yang
“Ingin mempercepat proses penyerapan
sebagai lembaga tunggal yang mempunyai
informasi ke masyarakat langsung, oleh
monopoli atas mekanisme paksa dalam Negara.
bapak Bupati karena ingin menggetahui
Sebaliknya “bottom up“ bermakna meskipun
aspirasi tentang pembangunandaerah,
kebijakan dibuat oleh pemerintah atau swata,
mensingkronisasi
dari
namun pelaksanaannya oleh rakyat atau target
pemerintah
sasaran. Diantara dua kutub ini ada interaksi
informasi
masyarakat dan jajaran apakah
benar
informasi
tersebut.
pelaksanaan
antara
pemerintah
(pembuat
Menyelaraskan
informasi
antara
kebijakan) dan masyarakat (target sasaran).
masyarakat
pemerintah
untuk
Model implementasi dengan pendekatan bottom
dan
up muncul sebagai kritik terhadap model
arti
pendekatan rasional (top down).
pembanguna kebutuhan
dan
masyarakat masyarakat
dalam
pembanguna masyarakat”.(IT 03 Maret 2015)
9
Farikhatul Mardhiyah, Implementasi program dialog solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
Pendekatan perencanaan pembangunan
petugas dan mempersiapkan dilapangan.
Bottom-Up adalah perencanaan yang dibuat
Untuk
berdasarkan
menggadakan
rapat
permasalahan yang dihadapi oleh bawahan
Humas
pembagian
bersama-sama dengan atasan menetapkan
pelaksanaan program. Untuk persiapan
kebijakan atau pengambilan keputusan dan
lapangan yang dipersiapakan biasanya itu
atasan juga berfungsi sebagai fasilitator.
lokasi kegiatan dan keamanan pada waktu
Sedangkan
pelaksanaan program”. (ZA Maret 2015)
kebutuhan,
dalam
keinginan
pengertian
dan
dibidang
pemerintahan, bottom-up atau perencanaan
persiapan dan
Berdasarkan
petugas
biasa
koordinasi
bagian
peran
penjelasan
kita dalam
informan
ZA
bawah adalah perencanaan yang disusun
diatas bahwa persiapan pelaksanaan program
berdasarkan
dialog solutif ini meliputi persiapan petugas dan
kebutuhan
masyarakat
sedangkan pada posisi ini pemerintah hanya
persiapan
di
lapangan.
sebagai fasilitator.
persiapan pentugas yaitu dilakukannya rapat dilakukan
koordinasi
tahap
persiapan,
pelaksannan program. Sedangkan persiapan
Pelaksanaan, evaluasi dan terminasi yang
lapangan yaitu penentuan lokasi kegiatan dan
dijelaskan sebagai berikut:
keamanan pada waktu pelaksanaan program.
empat
tahap
implementor
yaitu;
dalam pelaksanaan suatu program. Hal ini meminimalisir kendala-
kendala yang mungkin terjadi pada waktu pelaksanaan program. sehingga program berjalan lancar dan tujuan dari
pelaksanaan
program
dapat
tercapai
maksimal. Seperti yang diungkapkan oleh informan ZA sebgai implementor program sebagai berikut: “Sebelum
dalam
lancar karena dalam pelaksanaan program ini
Tahap persiapan merupakan tahap awal
dapat
peran
Supaya pelaksanaan program bisa berjalan
4.1.1 Tahap Persiapan
dilakukan untuk
pembagian
persiapan
yang
Ada
dan
Untuk
pelaksanaan program dialog
solutif kita biasanya mempersiapkan
diikuti
oleh
masyarakat
dan
SKPD
di
Kabupaten jember. Persiapan
Program
menurut
menurut
Rendall B. Ripley dalam Soenarko (2000:250) bahwa
Sebelum
dilaksanakan
program
pelaksaan kebijakan terlebih dahulu adanya persiapan
pengkajian
program
untuk
mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan dan diperlukan ketika program akan dilaksanakan dengan menggambarkan rencana suatu program dengan penetapan tujuan secara jelas. Tahap persiapan meliputi persiapan petugas
yaitu
10
Farikhatul Mardhiyah, Implementasi program dialog solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
rapat
koordinasi
pembagian
bagian Humas dan
peran
dalam
Menurut Rendall B. Ripley dalam Soenarko
pelaksanaan
(2000:250) dibahwa Masing-masing pihak yang
program sedangkan persiapan dilapangan
terkait melaksanakan kegiatan program dalam
yaitu
rangka mencapai keberhasilan program dengan
penentuan lokasi kegiatan dan
keamanan
pada
waktu
pelaksanaan
mengikuti segala ketentuan dan prosedur yang
program.
telah ditetapkan dalam program yang telah
4.1.2 Pelaksanaan
ditetapkan. Dalam pelaksanaan Program Dialog
Pelaksanaan program Dialog Solutif dilaksanakan mulai pada tahun 2006 yang
Solutif ini mengusung dua tema kegiatan yaitu Bedah Potensi Desa dan Temu Karya Rakyat.
mana kegiatan tersebut diikuti oleh Muspida
Setiap bulan Bupati Jember berkeliling ke
dan masyarakat se-Kabupaten Jember. Untuk
seluruh penjuru Kab. Jember untuk menyerap
meningkatkan pembangunan.
langsung
seperti yang
aspirasi
masyarakat.
diungkapkan oleh informan ZA implementor
keinginan,
program sebagai berikut:
disampaikan melalui forum Bedah potensi Desa.
“Sejauh
ini
pelaksanaan
harapan,
saran
dan
Berbagai usulan
program
Dialog Solutif Bedah Potensi Desa, merupakan
Dialog Solutif berjalan mulai 2006
salah satu bentuk upaya yang dilakukan demi
sampai 2014 dan tahun 2015 ini
membuka komunikasi secara intim dengan
insyallah masih akan dilaksanakan 3
masyarakat
priode 4 bulan sekali”. (ZA Maret 2015)
Temu Karya Rakyat merupakan kegiatan lanjutan dari Bedah Potensi Desa. Yang
Berdasarkan menjelaskan
infoman
bahwa
ZA
pelaksana
diatas
membedakan kegiatan Bedah Potensi Desa
program
dengan Temu Karya Rakyat adalah jika dalam
dialog solutif dimulai pada tahun 2006
Bedah
sampai tahun 2014. Sedangkan tahun 2015
mengusulkan dan memberikan paparan tentang
ini
yang
persoalan-persoalan pembangunan yang ada di
dilaksanakan 4 bulan sekali. Pelaksanaan
berbagai Desanya dan dalam kegiatan tersebut
program
untuk
Bupati berperan sebagai narasumber bersama
proses
para Kepala SKPD, sedangkan pada Temu
akan
dilakukan Dialog
mempercepat
3
priode
Solutif pelaksanaan
pembangunan daerah.
ini
Karya
Potensi
Rakyat
moderator
Desa
Bupati
masyarakat
berperan
banyak
sebagai
sedangkan para kepala SKPD
11
Farikhatul Mardhiyah, Implementasi program dialog solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
menjadi narasumber yang menjelaskan hasil
pelaksanaan program Dialog Solutif masih
kerja
belum
berdasarkan
aspirasi
yang
telah
ada
karena
program
ini
masih
diungkapkan masyarakat pada saat kegiatan
berlangsung dan berjalan sampai sekarang
Bedah Potensi Desa.
sehingga terminasi untuk program ini belum dilakukan. Untuk terminasi program dilakukan
4.1.3 Evaluasi Evaluasi program Dialog Solutif ini dilakukan setelah pelaksanaan program. Untuk evaluasi pelaksanaan program Dialog Solutif
Dilakukan
oleh
bagain
Humas( Hubungan Masyarakat) Pemerintah Kabupaten evaluasi langsung
Jember. dari
Sedangkan
usulan
dilakukan
dari oleh
untuk
masyarakat istansi-istansi
masing-masing. Menurut (Yusuf, 2000 : 3) Evaluasi merupakan suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara objektif pencapaian hasil-hasil
yang
telah
direncanakan
sebelumnya dimana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan di depan. Evaluasi program yang dilakukan Humas Pemda Jember dan untuk evaluasi kegiatan di lakukan oleh masing-masing istansi-istansi yang terlibat dalam pelaksanaan program dialog solutif.
adalah
terminasi
pelaksanaan
program.
sedangkan terminasi kegiatan dilakukan oleh Istansi-istansi yang ikut dalam pelaksanaan program Dialog Solutif terminasi kegiatan yaitu menintak lanjuti usulan dari masyarakat pada waktu pelaksanaan program Dialog Solutif. Soenarko (2000) terkait pada tahapan terminasi, dimana akhir dari suatu relasi perubahan dan dapat terjadi Karena waktu bertugas sudah berakhir atau karena masyarakat itu sudah siap untuk mandiri. 4.2 Faktor Pendorong Dan Penghambat Pelaksanaan Program Dialog Solutif Dalam
pelaksanaan
program
terdapat
faktor pendorong dan faktor penghambat dari pelaksanaan program dialog solutif. Faktor tersebut dapat dideskripsikan dalam sub bab dibawah ini; 4.2.1 Faktor pendorong Pelaksanaan program dialog solutif ini sanggat didukung oleh pihak Kabupaten Jember
4.1.4 Terminasi Terminasi adalah tahapan tindak lanjut yang merupakan akhir dari suatu kegiatan dan relasi perubahan. Untuk
oleh Bagian Humas. Untuk terminasi program
terminasi
karena tujuan program dialog solutif ini adalah untuk
meningkatkan
pembangunan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
dan
12
Farikhatul Mardhiyah, Implementasi program dialog solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
Dalam
pelaksanaan
program
dialog
pelaksanaan Program Dialog Solutif terdapat
solutif ini melibatkan SKPD(Satuan Kerja
juga
Pemerintah Daerah), untuk sinergitas antara
Pelaksanaan program Dialog Solutif bisa
lembaga pemerintah atau SKPD ini pihak
terhambat karena anggaran yang dianggarkan
humas sebelum pelaksanaan program dialog
pemerintah bagian Humas Pemda Jember belum
solutif ini mengadakan rapat dengan SKPD-
turun.
SKPD terkkait supaya pelaksanaan program Dialog Solutif berjalan lancar.
hambatan
yang
bersifat
politis.
Berdasarkan penjelasan keseluruhan diatas bahwa hambatan pada waktu pelaksanaan
Partisipasi masyarakat yaitu dukungan
program Dialog Solutif adalah hambatan teknis
dari masyarakat untuk tidak hanya hadir di
yaitu
program
juga
program Dialog Solutif, hambatan politis yaitu
menyuarakan aspirasi mereka terkait dengan
dengan adanya kegiatan yang bernuansa politik
program
pembangunan.
Partisipasi
seperti pemilihan DPR,dan anggaran yang turun
masyarakat
atau
maupun
tidak tepat waktu yaitu anggaran yang turunnya
proses
tidak pasti sedangkan tanggal kegiatan sudah
masalah,
ditentukan jadi dengan terlambatnya turunya
pengidentifikasian potensi yang ada di
anggaran secara langsung akan menghambat
masyarakat, pelaksanaan upaya mengatasi
pelaksanaan program Dialog Solutif.
masalah, dan juga keterlibatan masyarakat
4.3 Dampak Pelaksanaan Program Dialog
dalam proses mengevaluasi perubahan yang
Solutif
dialog
keterlibatan
solutif
tetapi
keikutsertaan
masyarakat
dalam
pengidentifikasian
terjadi. Berjalanya program dialog solutif ini karena
adanya
partisipasi
masyarakat.
hambatan
Program meningkatkan
pada
Dialog forum
Bentuk partisipasi dalam kegiatan dialog
pemerintah
kabupaten
solutif ini diantaranya penyampaian aspirasi.
Pelaksanaan
program
waktu
Solutif
pelaksanaan
ini
untuk
silaturahmi
antara
dan Dialog
masyarakat. Solutif
ini
Program dialog solutif ini tergantung
bertujuan untuk menjaring aspirasi masyarakat
dengan anggaran dana jika anggaran dana
untuk kebutuhan pembanguna yang dijadikan
turunya
sebagai bahan untuk penyusunan perencanaan
tepat
waktu
maka
pelaksanan
program dialog solutif dilaksanakan.
program pembangunan pada tahun berikutnya
4.2.2 Faktor Penghambat
dan
Hambatan teknis yang terjadi pada pelaksanaan program Dialog Solutif. Dalam
untuk
masyarakat.
peningkatan
kesejahteraan
13
Farikhatul Mardhiyah, Implementasi program dialog solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
Program Dialog Solutif menjadi salah
yang dimulai dari tahap persiapan, Pelaksanaan,
satu program pemerintah Kabupaten Jember
Evaluasi dan Terminasi yang disimpulkan
untuk
sebagai berikut;
mewujudkan
kesejahteraan
masyarakat. Pelaksanaan program ini berupa
Tahap persiapan merupakan tahap awal
serap aspirasi, untuk pembangunan infra
dalam pelaksanaan suatu program. Hal ini
stuktur dan sarana prasarana masyarakat.
dilakukan untuk meminimalisir kendala-kendala
Dengan harapan jika pemerintah Kabupaten
yang mungkin terjadi pada waktu pelaksanaan
Jember mengetahui secara jelas kondisi di
program. sehingga program dapat berjalan
masyarakat
mengeluarkan
lancar dan tujuan dari pelaksanaan program
kebijakan – kebijakan yang sesuai dengan
dapat tercapai maksimal. Tahap persiapan
kebutuhan masyarakat Kabupaten
Jember.
meliputi persiapan petugas dan persiapan
Misalnya pembangunan sarana prasarana
dilapangan. Sedangkan pelaksanaan program
yang telah dilakukan dikecamatan Ambulu.
Dialog Solutif dibagi menjadi dua kegiatan yaitu
Berupa
Bedah Potensi Desa dan temu karya rakyat.
akan
dapat
pembangunan
jembatan
dan
pengerukan Dam yang merupakan hasil dari
Untuk evaluasi
kegiatan
yang
Humas Pemda Jember dan untuk evaluasi
merupakan kegiatan bagian dari Program
kegiatan di lakukan oleh istansi-istansi atau
Dialog Solutif yang dilaksanakan pada
dinas-dinas masing-masing.
tanggal 09-03 2008 yang bertempat di Desa
pelaksanaan program dilakukan oleh bagian
Tegalsari.
Humas Pemda Jember sedangkan terminasi
PENUTUP
kegiatan dilaksankan oleh istansi-istansi dan
5.1 Kesimpulan
dinas-dinas yang terkait.
Bedah
Potensi
Desa
Implementasi program Dialog Solutif
program
dilakukan
oleh
Dan terminasi
Umbulsari dan kegiatan temu karya rakyat
Dampak dari pelaksanaan program dialog solutif ini adalah dapat dijadikan pedoman dalam mengeluarkan sebuah kebijakankebijakan untuk pembangunan Desa dan bisa menampung keinginan-keinginan yang diinggin oleh masyarakat. Program dialog solutif ini untuk
dimulai pada tahun 2009 yang diawali dari
meningkatkan
Kecamatan Tanggul. Untuk melihat dari
pemerintah
kabupaten
implementasi program ini, adapun tahapan
terjaringnya
aspirasi
yang mempunyai dua kegiatan yaitu Bedah Potensi Desa dan Temu Karya Rakyat. Kegiatan bedah potensi desa dimulai pada tahun 2006 yang diawali dari Kecamatan
forum
silaturahmi dan
antara
masyarakat.
masyarakat
untuk
Farikhatul Mardhiyah, Implementasi program dialog solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
kebutuhan pembangunan yang dijadikan sebagai
bahan
untuk
penyusunan
perencanaan program pembangunan pada tahun berikutnya.
Dampak pembangunan
infra struktur dan sarana prasarana dari aspirasi masyarakat
dan
Perkotaan.
Graha
Ilmu,Yogyakarta Bagian humas kabupaten jember ,2013, pengelolah
pelaksanaan informasi
PPID dan
pejabat
dokumentasi
berserta dasar-dasar hukum Conyers, Diana. 1992. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Soenarko. 2000. Public Policy (Pengertian Pokok
untuk
Memahami
Kebijaksanaan
dan
Pemerintah).
Analisa Surabaya:
Airlangga University. Suharto,
Edi.
2009.
Membangun
Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan
Kesejahteraan
Sosial. Bandung: Refika Aditama. Internet http://www.keterbukaaninformasi.com
,
diakses pada tanggal 28 sebtember 2014
tanggal 30 sebtember 2014 Peraturan Perundang-undangan Pemerintah Republik Indonesi.2008. Undang undang republik Indonesia nomor 14 tahun Jakarta:Pemerintah Republik Indonesia.
Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan
pedoman
http://www.ppid.kominfo.go.id, diakses pada
2008 tentang kererbukaan informasi publik .
DAFTAR PUSTAKA
Perdesaan
14
Peraturan pemerintah republik Indonesia . 2010 . nomor 61 tahun 2010 tentang pelaksanaan undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan publik . Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.