Implementasi Program BPJS Ketenagakerjaan Ahmad Edi Komaruddin Kepala Bidang Pemasaran PU
Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Jakarta - Salemba Jl. Salemba Raya No. 65, Salemba, Jakarta Pusat T (021) 3905226 F (021) 2301968 Visit Us At: www.bpjsketenagakerjaan.go.id
PERUBAHAN REGULASI Program BPJS Ketenagakerjaan
Update 3 Juli 2015
PROGRAM
JAMINAN HARI TUA (JHT)
PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM
PROGRAM JHT
PP No 14 th 1993 dan turunannya
PP No 46 th 2015
Mencapai usia Pensiun 55 tahun
Mencapai usia Pensiun 56 tahun
Menjadi PNS , TNI / Polri
Tenaga kerja yang menjadi PNS, TNI/ Polri tidak bisa mengajukan klaim
Kepesertaan 5 tahun dengan masa tunggu 1 bulan.
Minimal kepesertaan 10 tahun dapat mengambil JHT sebagian: 1. Pengambilan JHT maksimal 10% untuk persiapan hari tua; atau 2. Pengambilan JHT maksimal 30% untuk membantu biaya perumahan.
Peserta PHK dan Resign dengan masa tunggu 1 bulan
PERUBAHAN Grand DirectionATURAN – September/ 16MANFAAT PROGRAM
4
PROGRAM
JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK) JAMINAN KEMATIAN (JKM)
PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM
PROGRAM JKK
PP No 14 th 1993 dan turunannya
Biaya obat dan perawatan maksimal Rp. 20 juta
Darat : Rp750.000 Laut : Rp1.000.000 Udara : Rp2.000.000
Rp 2.000.000
PERUBAHAN MANFAAT PROGRAM Grand DirectionATURAN – September/16
PP No 44 th 2015 Pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk sesuai dengan kebutuhan medisnya. Darat : Rp1.000.000 Laut : Rp1.500.000 Udara : Rp2.500.000
Rp 3.000.000
6
PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM
PROGRAM JKK
PP No 14 th 1993 dan turunannya
PP No 44 th 2015
Tidak ada kadaluwarsa klaim
Kadaluarsa klaim 2 tahun terhitung sejak tanggal kecelakaan (setelah 30 Juni 2015) dan tanggal lapor JKK tahap I ke BPJS TK
Ditanggung biaya pengobatan dan perawatan pada Jasa tabib/sinshe/tradisional, yang telah mendapat izin resmi dari instansi yang berwenang.
Pelayanan dukun patah tulang atau pengobatan alternatif tidak ditanggung
Tidak ada manfaat beasiswa
Kasus JKK yang mengakibatkan Tenaga kerja mengalami Cacat Total Tetap atau Meninggal Dunia mendapat manfaat Beasiswa bagi 1 (satu) orang anak TK sebesar Rp 12 juta
PERUBAHAN MANFAAT PROGRAM Grand DirectionATURAN – September/16
7
PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM
PROGRAM JKK
PP No 14 th 1993
PP No 44 th 2015
Tidak ada Pelayanan Return to work
Pelayanan Return to work: Pelatihan kerja
dan turunannya
Tidak ada Promotif dan Preventif
PERUBAHAN MANFAAT PROGRAM Grand DirectionATURAN – September/16
Pelayanan Promotif dan Preventif
8
Jaminan Kecelakaan Kerja RTW (Sesuai PP 44 Tahun 2015) Skema JKK Baru dengan Rate Iuran sama dengan Program UU 3/1992 (PP 14 thn 1993) Pengembangan Skema saat ini (PP 44 thn 2015)
Skema JKK lama (PP 14 thn 1993)
Treatment
Rehabilitation
Orthotics & Prosthetics
Modification
+
Vocational Training
Job Placement
Promotif, Preventif, Kompensasi, Perawatan, Rehabilitasi, Beasiswa untuk Anak Peserta dan “return to work” 9
Manfaat JKK - RTW GOLDEN HOUR
Perusahaan
Prothesis dan Orthosis
Case Manager Kecelakaan Kerja
Perawatan Medis di RSTC
Rehabilitasi Fisik & Mental
Pelatihan Kerja Kembali Bekerja
Kompensasi dan Santunan 10
PROGRAM
JAMINAN KEMATIAN
PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM
PROGRAM JKM
PP No 14 th 1993 dan turunannya Manfaat perlindungan meninggal dunia pada kepesertaan Aktif dan perlindungan 6 (enam) bulan
Santunan kematian Rp 14.200.000,Santunan berkala Rp 4.800.000,Biaya Pemakaman Rp 2.000.000,-
Tidak ada manfaat beasiswa
PERUBAHAN ATURAN / 16 MANFAAT PROGRAM Grand Direction – September
PP No 44 th 2015 Manfaat perlindungan meninggal dunia pada kepesertaan Aktif Santunan kematian Rp 16.200.000,Santunan berkala Rp 4.800.000,Biaya Pemakaman Rp 3.000.000,-
Meninggal dunia pada kepesertaan aktif dan memenuhi masa iur minimal selama 5 tahun / 60 bulan mendapat manfaat Beasiswa bagi 1 (satu) orang anak TK sebesar Rp 12 Juta
12
PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM
IURAN PROGRAM
TIDAK ADA PERUBAHAN IURAN TERHADAP PROGRAM JKK, JK, JHT
Iuran JHT Peserta Penerima Upah yang bekerja Selain Penyelenggara Negara
Iuran JKK dibayar Pemberi Kerja • Risiko sangat rendah : 0,24% • Risiko Rendah : 0,54% • Risiko sedang : 0,89% • Risiko tinggi : 1,27% • Risiko sangat tinggi : 1,74% • Pengelompokan risiko dievaluasi setiap 2 tahun Iuran JKM dibayar Pemberi Kerja • 0,3% Grand Direction – September 16 PERUBAHAN ATURAN / MANFAAT PROGRAM
Iuran JHT bagi peserta penerima upah yang bekerja selain penyelenggara negara
Iuran JKK • Didasarkan nilai nominal tertentu Iuran JKM • Rp 6.800,- setiap bulan
• Total 5,7% • 2 % oleh peserta • 3,7 % oleh pemberi kerja • Evaluasi berkala paling lama 3 (tiga) tahun Iuran JHT bagi peserta bukan penerima upah
• Berdasarkan nominal tertentu sesuai tabel 13
PROGRAM
JAMINAN PENSIUN
JHT
Tujuan
Tabungan dari bagian pendapatan selama aktif bekerja yang disisihkan untuk bekal memasuki hari tua
Pembayaran manfaat
Jaminan Pensiun Mengganti pendapatan bulanan untuk memastikan kehidupan dasar yang layak saat memasuki hari tua Bulanan
Sekaligus / lump sum Besar manfaat Akumulasi iuran ditambah hasil pengembangan Mekanisme penyelenggaraan Tabungan wajib
Ditanggung sendiri secara individual oleh peserta Tabungan/provident fund
Dihitung dengan formula tertentu berdasarkan masa iur, upah selama masa iur, dan faktor manfaat (faktor akrual) Asuransi sosial
Risiko harapan hidup yang semakin panjang Bentuk Program
Ditanggung bersama secara kolektif (pooling of risks) oleh peserta Manfaat pasti
15
MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN
SKEMA MANFAAT PASTI (PP 45 tahun 2015)
1
MANFAAT BERKALA
Masa iur program Jaminan Pensiun minimal selama 15 tahun Manfaat minimum Rp 300 ribu (disesuaikan kenaikannya setiap tahun) Manfaat maksimum Rp 3,6 juta (disesuaikan kenaikannya setiap tahun) Formula manfaat = 1% x masa iur (dibagi 12 bulan) x rata-rata upah tertimbang
16
MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN
2
MANFAAT SEKALIGUS
Masa iur program Jaminan Pensiun kurang dari 15 tahun Formula manfaat = Akumulasi iuran + Hasil Pengembangan 17
MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN
MANFAAT PENSIUN HARI TUA
MANFAAT PENSIUN CACAT TOTAL TETAP
MANFAAT PENSIUN JANDA / DUDA
MANFAAT PENSIUN ANAK
MANFAAT PENSIUN ORANG TUA 18
MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN
Manfaat Pensiun Hari Tua (MPHT)
Masa iur paling sedikit 15 tahun
hak peserta berakhir bila meninggal dunia.. Manfaat dapat diteruskan menjadi manfaat pensiun janda/duda, manfaat pensiun anak, atau manfaat pensiun orang tua.
Manfaat Pensiun Cacat (MPC) Menderita cacat total tetap; membayar iuran dengan density rate 80% dan kejadian cacat minimal 1 bulan sejak menjadi peserta
Hak pensiun berakhir bila meninggal atau bekerja kembali. Manfaat dapat diteruskan menjadi manfaat pensiun janda/duda, manfaat pensiun anak, atau manfaat pensiun orang tua.
19
MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN Manfaat Pensiun Janda atau Duda (MPJD) membayar iuran dengan density rate 80% dan minimal 1 tahun kepesertaan
Manfaat 50% x Formula hak pensiun berakhir bila janda/duda meninggal atau menikah kembali. manfaat tersebut dapat diturunkan menjadi manfaat pensiun anak.
Manfaat Pensiun Anak (MPA) Peserta meninggal sebelum usia pensiun dan tidak mempunyai istri/suami Peserta meninggal setelah MPHT / MPC / dan tidak punya istri/suami Janda atau duda peserta menikah lagi atau meninggal dunia Manfaat 50% x Formula hak pensiun berakhir saat mencapai usia 23 tahun, bekerja atau menikah atau meninggal dunia. manfaat selanjutnya dapat diturunkan kepada anak berikutnya. 20
MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN
Manfaat Pensiun Orang Tua (MPOT) Penerima orangtua dalam hal peserta meninggal dan tidak mempunyai istri/suami dan anak Manfaat 20% x Formula Manfaat pensiun orangtua berakhir pada saat ayah atau ibu penerima manfaat meninggal dunia.
21
MANFAAT PROGRAM JAMINAN PENSIUN
Peserta memasuki usia pensiun dan tidak memenuhi masa iur minimum 15 tahun.
Meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya dengan ketentuan memenuhi atau tidak memenuhi masa iur minimum 15 tahun. Peserta mengalami cacat total tetap atau meninggal dunia, bilamana: • Kejadian yang menyebabkan cacat total tetap terjadi setelah peserta terdaftar dalam Program Jaminan Pensiun kurang dari 1 (satu) bulan. • Meninggal dunia dengan kepesertaan kurang dari 1 (satu) tahun. • Pemberi kerja dan peserta rutin membayar iuran dengan density rate kurang dari 80%. 22
1,00%
2,00%
3,00%
23
Terima Kasih
Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Jakarta - Salemba Jl. Salemba Raya No. 65, Salemba, Jakarta Pusat T (021) 3905226 F (021) 2301968 Visit Us At: www.bpjsketenagakerjaan.go.id
Kasus 1 – Manfaat Bulanan Peserta mencapai usia pensiun dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
PESERTA PENSIUN HARI TUA – MANFAAT BULANAN
Data Upah dan Inflasi
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan 45 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 46 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 47 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 48 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 49 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 50 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 51 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 52 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 53 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 54 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 55 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 56 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 57 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 58 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 59 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 60 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030
UPAH Diperhitungkan 3.000.000 3.400.000 3.820.000 4.240.000 4.760.000 5.300.000 5.880.000 6.560.000 7.250.000 8.000.000 8.860.000 9.760.000 10.740.000 11.880.000 13.070.000 14.360.000
Tertimbang 6.694.617 7.090.872 7.463.047 7.778.021 8.218.286 8.632.653 9.056.604 9.577.219 10.056.607 10.568.520 11.173.877 11.750.760 12.344.297 13.035.404 13.690.825 14.360.000
Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan
A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 45 tahun. A akan memasuki usia pensiun (60 tahun) pada Agustus 2030, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan dan histori upah sebagai berikut:
diperhitungkan terhadap batas atas upah
26
Upah Tertimbang A memasuki usia pensiun (60 tahun) pada tahun 2030, dengan masa iur 15 tahun (180 bulan). Untuk menghitung manfaat bulanan A, perlu dihitung terlebih dulu upah tertimbang masingmasing upah yang diperhitungkan di tahun 2030.
Upah Tertimbang(T) = Upah Diperhitungkan(T) x Indeks Inflasi(T) Indeks Inflasi(T) = (1+Inflasi tahun ke T) x (1 + Inflasi tahun ke T+1) x ... x (1 + Inflasi tahun 2028) x (1 + Inflasi tahun 2029) Sebagai contoh, Indeks Inflasi(2028) adalah: Indeks Inflasi(2028) tahun 2030) =
=
(1 + Inflasi tahun 2028) x (1 + Inflasi tahun 2029) x (1 + Inflasi
(1 + 4,75%) x (1 + 4,75%) x (1 + 4,75%) = 109,73%
Dengan demikian, maka Upah Tertimbang(2028) peserta A adalah: Upah Tertimbang(2028) = Upah Diperhitungkan(2028) x Indeks Inflasi(2028) = 11.880.000 x 109,73% = 13.035.404
27
Manfaat Bulanan A memasuki usia pensiun (60 tahun) pada tahun 2030, dengan masa iur 15 tahun (180 bulan). Untuk menghitung manfaat bulanan A, perlu dihitung terlebih dulu upah tertimbang masingmasing upah yang diperhitungkan di tahun 2030.
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 selama masa iur
=
1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang
= 1% x (180 / 12) x 10.106.872 = 15% x 10.106.872 = Rp.1.516.031 MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar: MB tahun kedua = =
= MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) 1.516.031 x (1 + 4,75%) = 1.516.031 x 1,0475 Rp.1.588.042 28
Kasus 2 Peserta terkena PHK sebelum mencapai usia pensiun dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
PESERTA PHK SEBELUM PENSIUN
Data Upah dan Inflasi
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan 40 2015 7,00% 323,47% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 41 2016 6,75% 302,31% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 42 2017 6,50% 283,19% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 43 2018 6,25% 265,91% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 44 2019 6,00% 250,27% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 45 2020 5,75% 236,10% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 46 2021 5,50% 223,26% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 47 2022 5,25% 211,63% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 48 2023 5,00% 201,07% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 49 2024 4,75% 191,49% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 50 2025 4,75% 182,81% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 51 2026 4,75% 174,52% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 52 2027 4,75% 166,61% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 53 2028 4,75% 159,05% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 54 2029 4,75% 151,84% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 55 2030 4,75% 144,95% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2038
Tertimbang 9.704.161 10.278.551 10.818.037 11.274.605 11.912.790 12.513.435 13.127.972 13.882.628 14.577.523 15.319.565 16.197.058 17.033.277 17.893.637 18.895.429 19.845.492 20.815.493
Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan
B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Juli 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 40 tahun. B terkena PHK dan tidak bekerja lagi pada akhir Desember 2030 di usia 55 tahun. B akan memasuki usia pensiun (63 tahun) pada tahun 2038, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan dan histori upah sampai dengan tahun 2030 sebagai berikut: UPAH
diperhitungkan terhadap batas atas upah
30
Manfaat Bulanan Karena usia pensiun yang ditetapkan pada tahun 2030 adalah 60 tahun, dan B terkena PHK pada usia 55 tahun, maka B belum berhak memperoleh manfaat pensiun hari tua. B akan menerima manfaat pensiun hari tua pada tahun 2038 di usia 63 tahun. Karena memiliki masa iur 15,50 tahun (186 bulan), maka B akan menerima manfaat bulanan pada tahun 2038 dengan perhitungan sebagai berikut:
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 selama masa iur
=
1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang
= 1% x (186 / 12) x 14.789.521 = 15,50% x 14.789.521 = Rp.2.292.376 MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
Jika inflasi pada tahun 2038 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta B pada tahun 2039 adalah sebesar: MB tahun kedua = =
= MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) 2.292.376 x (1 + 4,75%) = 2.292.376 x 1,0475 Rp.2.401.264 31
Kasus 3 – Manfaat Lumpsum Peserta mencapai usia pensiun dengan masa iur kurang dari 15 tahun
PESERTA PENSIUN HARI TUA – MANFAAT LUMPSUM
Manfaat Pensiun Lumpsum C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Juli 2015. Pada saat terdaftar, usia C adalah 50 tahun. C pensiun pada Juni 2023 di usia 58 tahun, sesuai dengan usia pensiun yang ditetapkan pada tahun 2023. Masa iur C adalah 95 bulan (7,92 tahun). Karena masa iur C kurang dari 15 tahun, maka C akan menerima manfaat lumpsum sebesar akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannnya. Berikut adalah riwayat upah dan iuran peserta C: Usia Tahun Batas Atas Upah 50 2015 7.000.000 51 2016 7.400.000 52 2017 7.800.000 53 2018 8.250.000 54 2019 8.700.000 55 2020 9.200.000 56 2021 9.700.000 57 2022 10.250.000 58 2023 10.800.000
UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN Dilaporkan Diperhitungkan Iuran per bulan Iuran Setahun Tingkat Pengembangan Hasil Pengembangan 3.000.000 3.000.000 90.000 540.000 9,00% 11.802 3.400.000 3.400.000 102.000 1.224.000 8,75% 101.081 3.820.000 3.820.000 114.600 1.375.200 8,50% 217.184 4.240.000 4.240.000 127.200 1.526.400 8,25% 348.344 4.760.000 4.760.000 142.800 1.713.600 8,00% 495.183 5.300.000 5.300.000 159.000 1.908.000 7,75% 658.354 5.880.000 5.880.000 176.400 2.116.800 7,50% 837.356 6.560.000 6.560.000 196.800 2.361.600 7,25% 1.032.420 7.250.000 7.250.000 217.500 1.087.500 7,00% 495.769
C akan menerima manfaat lumpsum sebesar: Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan = 13.853.100 + 4.197.493 = Rp.18.050.593
33
Kasus 4 – Manfaat Bulanan Peserta mengalami cacat total dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
PESERTA CACAT TOTAL – MANFAAT BULANAN
Data Upah dan Inflasi
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan 25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 40 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030
UPAH Diperhitungkan 3.000.000 3.400.000 3.820.000 4.240.000 4.760.000 5.300.000 5.880.000 6.560.000 7.250.000 8.000.000 8.860.000 9.760.000 10.740.000 11.880.000 13.070.000 14.360.000
Tertimbang 6.694.617 7.090.872 7.463.047 7.778.021 8.218.286 8.632.653 9.056.604 9.577.219 10.056.607 10.568.520 11.173.877 11.750.760 12.344.297 13.035.404 13.690.825 14.360.000
Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan
A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A mengalami kecelakaan dan cacat total pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:
diperhitungkan terhadap batas atas upah
35
Manfaat Bulanan A mengalami cacat total pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka A akan menerima manfaat pensiun cacat secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut:
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 selama masa iur
=
1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang
= 1% x (181 / 12) x 10.130.370 = 15,08% x 10.130.370 = Rp.1.527.998 MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar: MB tahun kedua = =
= MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) 1.527.998 x (1 + 4,75%) = 1.527.998 x 1,0475 Rp.1.600.577 36
Kasus 5 – Manfaat Bulanan Peserta mengalami cacat total dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari 80%
PESERTA CACAT TOTAL – MANFAAT BULANAN
Data Upah dan Inflasi B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 34 tahun. B mengalami kecelakaan dan cacat total pada Maret 2016. B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut: Usia 34 35 35 35 35 35 35
BLTH Agustus 2015 September 2015 Oktober 2015 November 2015 Desember 2015 Januari 2016 Februari 2016
Tahun 2015 2015 2015 2015 2015 2016 2016
Dilaporkan 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000
UPAH Diperhitungkan 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000
Tertimbang 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.000.000 5.000.000
38
Manfaat Bulanan B mengalami cacat total pada Maret 2016, dengan masa iur 0,58 tahun (7 bulan)dan density rate 87,50%. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka B akan menerima manfaat pensiun cacat secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun dan perhitungan sebagai berikut:
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 selama masa iur
=
1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang
= 1% x ( 180 / 12) x 5.250.000 = 15,00% x 5.250.000 = Rp.787.500 MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) Jika inflasi pada tahun 2016 adalah 6,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta B pada tahun 2017 adalah sebesar: MB tahun kedua = =
= MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) 787.500 x (1 + 6,75%) = 787.500 x 1,0675 Rp.840.656 39
Kasus 6 – Manfaat Lumpsum Peserta mengalami cacat total dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate kurang dari 80%
PESERTA CACAT TOTAL – MANFAAT LUMPSUM
Manfaat Pensiun Lumpsum C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia C adalah 34 tahun. C mengalami kecelakaan dan cacat total pada Mei 2016. C memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut: Usia 34 35 35 35 35 35 35
BLTH Dilaporkan Agustus 2015 5.000.000 September 2015 5.000.000 Oktober 2015 5.000.000 November 2015 5.000.000 Desember 2015 5.000.000 Januari 2016 5.000.000 Februari 2016 5.000.000
UPAH Diperhitungkan 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000
IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN Iuran Tanggal Bayar Hasil Pengembangan 150.000 10 Agustus 2015 10.969 150.000 10 September 2015 9.781 150.000 10 Oktober 2015 8.630 150.000 10 November 2015 7.442 150.000 10 Desember 2015 6.292 150.000 10 Januari 2016 5.128 150.000 10 Februari 2016 4.016
Dengan demikian C akan menerima manfaat lumpsum sebesar: Manfaat Pensiun Lumpsum = = 1.050.000 + 52.259 = Rp.1.102.259
Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan
41
Kasus 7 – Manfaat Bulanan Janda/Duda menerima Manfaat Pensiun dari Peserta yang meninggal dunia dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT BULANAN JANDA/DUDA
Data Upah dan Inflasi
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan 25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 40 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030
UPAH Diperhitungkan 3.000.000 3.400.000 3.820.000 4.240.000 4.760.000 5.300.000 5.880.000 6.560.000 7.250.000 8.000.000 8.860.000 9.760.000 10.740.000 11.880.000 13.070.000 14.360.000
Tertimbang 6.694.617 7.090.872 7.463.047 7.778.021 8.218.286 8.632.653 9.056.604 9.577.219 10.056.607 10.568.520 11.173.877 11.750.760 12.344.297 13.035.404 13.690.825 14.360.000
Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan
A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:
diperhitungkan terhadap batas atas upah
43
Manfaat Bulanan A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan), dan meninggalkan seorang janda. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka janda ahli waris A akan menerima manfaat pensiun janda/duda secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut:
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 tertimbang selama masa iur
=
50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah
= 50% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370 = 7,54% x 10.130.370 = Rp.763.999 MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)
Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar: MB tahun kedua = =
= MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) 763.999 x (1 + 4,75%) = 763.999 x 1,0475 Rp.800.289 44
Kasus 8 – Manfaat Bulanan Anak menerima Manfaat Pensiun dari Peserta yang meninggal dunia dan tidak memiliki janda dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT BULANAN ANAK
Data Upah dan Inflasi
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan 25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 40 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030
UPAH Diperhitungkan 3.000.000 3.400.000 3.820.000 4.240.000 4.760.000 5.300.000 5.880.000 6.560.000 7.250.000 8.000.000 8.860.000 9.760.000 10.740.000 11.880.000 13.070.000 14.360.000
Tertimbang 6.694.617 7.090.872 7.463.047 7.778.021 8.218.286 8.632.653 9.056.604 9.577.219 10.056.607 10.568.520 11.173.877 11.750.760 12.344.297 13.035.404 13.690.825 14.360.000
Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan
A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:
diperhitungkan terhadap batas atas upah
46
Manfaat Bulanan A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). A tidak memiliki janda dan meninggalkan anak yang berusia di bawah 23 tahun, belum menikah, dan belum bekerja. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka anak ahli waris A tersebut akan menerima manfaat pensiun anak secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut:
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 tertimbang selama masa iur
=
50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah
= 50% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 7,54% x 10.130.370 = Rp.763.999 MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar: MB tahun kedua = =
= MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) 763.999 x (1 + 4,75%) = 763.999 x 1,0475 Rp.800.289 47
Kasus 9 – Manfaat Bulanan Orangtua menerima Manfaat Pensiun dari Peserta Lajang yang meninggal dunia dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT BULANAN ORANGTUA
Data Upah dan Inflasi
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan 25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 40 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun 2030
UPAH Diperhitungkan 3.000.000 3.400.000 3.820.000 4.240.000 4.760.000 5.300.000 5.880.000 6.560.000 7.250.000 8.000.000 8.860.000 9.760.000 10.740.000 11.880.000 13.070.000 14.360.000
Tertimbang 6.694.617 7.090.872 7.463.047 7.778.021 8.218.286 8.632.653 9.056.604 9.577.219 10.056.607 10.568.520 11.173.877 11.750.760 12.344.297 13.035.404 13.690.825 14.360.000
Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan
A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:
diperhitungkan terhadap batas atas upah
49
Manfaat Bulanan A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). Ketika meninggal, A masih berstatus lajang. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka orangtua ahli waris A akan menerima manfaat pensiun orangtua secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut:
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 tertimbang selama masa iur
=
20% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah
= 20% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 3,02% x 10.130.370 = 305.600 Karena manfaat minimum tahun 2030 diperkirakan sebesar 710.000, maka orangtua A menerima manfaat bulanan sebesar Rp.710.000. MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:
MB tahun kedua = =
= MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya) 710.000 x (1 + 4,75%) = 710.000 x 1,0475 Rp.743.725 50
Kasus 10 – Manfaat Bulanan Janda menerima manfaat pensiun dari Peserta yang meninggal dunia dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari 80%
PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT BULANAN JANDA/DUDA
Data Upah dan Inflasi B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut: Usia 37 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 39 39
BLTH Agustus 2015 September 2015 Oktober 2015 November 2015 Desember 2015 Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016 April 2016 Mei 2016 Juni 2016 Juli 2016 Agustus 2016 September 2016
Tahun 2015 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016
UPAH Dilaporkan Diperhitungkan 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.660.000 5.660.000 5.660.000 5.660.000
Tertimbang 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.660.000 5.660.000
52
Manfaat Bulanan B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan density rate 87,50%. B meninggalkan seorang janda. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka janda ahli waris B akan menerima manfaat pensiun janda/duda secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun.
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 tertimbang selama masa iur
=
50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah
= 50% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286 = 7,50% x 5.219.286 = Rp.391.446
53
Kasus 11 – Manfaat Bulanan Anak menerima manfaat pensiun dari Peserta yang meninggal dunia tanpa janda dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari 80%
PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT BULANAN ANAK
Data Upah dan Inflasi B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut: Usia 37 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 39 39
BLTH Agustus 2015 September 2015 Oktober 2015 November 2015 Desember 2015 Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016 April 2016 Mei 2016 Juni 2016 Juli 2016 Agustus 2016 September 2016
Tahun 2015 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016
UPAH Dilaporkan Diperhitungkan 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.660.000 5.660.000 5.660.000 5.660.000
Tertimbang 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.660.000 5.660.000
55
Manfaat Bulanan B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan density rate 87,50%. B tidak memiliki janda serta meninggalkan anak yang berusia di bawah 23 tahun, belum menikah, dan belum bekerja. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka anak ahli waris B tersebut akan menerima manfaat pensiun anak secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun.
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 tertimbang selama masa iur
=
50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah
= 50% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286 = 7,50% x 5.219.286 = Rp.391.446
56
Kasus 12 – Manfaat Bulanan Orangtya menerima manfaat pensiun dari Peserta Lajang yang meninggal dunia dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate lebih dari 80%
PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT BULANAN ORANGTUA
Data Upah dan Inflasi B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut: Usia 37 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 39 39
BLTH Agustus 2015 September 2015 Oktober 2015 November 2015 Desember 2015 Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016 April 2016 Mei 2016 Juni 2016 Juli 2016 Agustus 2016 September 2016
Tahun 2015 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016
UPAH Dilaporkan Diperhitungkan 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.660.000 5.660.000 5.660.000 5.660.000
Tertimbang 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.350.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.660.000 5.660.000
58
Manfaat Bulanan B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan density rate 87,50%. Ketika meninggal dunia, B masih lajang. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka orangtua ahli waris B tersebut akan menerima manfaat pensiun orangtua secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun.
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 tertimbang selama masa iur
=
20% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah
= 20% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286 = 3,00% x 5.219.286 = Rp.156.579 Karena manfaat minimum tahun 2016 sebesar 325.000, maka manfaat bulanan tahun pertama yang akan diterima oleh orangtua ahli waris peserta B adalah Rp.325.000.
59
Kasus 13 – Manfaat Lumpsum Peserta meninggal dunia dengan masa iur kurang dari 15 tahun dan density rate kurang dari 80%
PESERTA MENINGGAL DUNIA – MANFAAT LUMPSUM
Manfaat Pensiun Lumpsum C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015. Pada saat terdaftar, usia C adalah 37 tahun. C meninggal dunia pada Januari 2017. C memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut: Usia 37 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 39 39
UPAH BLTH Dilaporkan Diperhitungkan Agustus 2015 5.000.000 5.000.000 September 2015 5.000.000 5.000.000 Oktober 2015 5.000.000 5.000.000 November 2015 5.000.000 5.000.000 Desember 2015 5.000.000 5.000.000 Januari 2016 5.000.000 5.000.000 Februari 2016 5.000.000 5.000.000 Maret 2016 5.000.000 5.000.000 April 2016 5.000.000 5.000.000 Mei 2016 5.000.000 5.000.000 Juni 2016 5.000.000 5.000.000 Juli 2016 5.000.000 5.000.000 Agustus 2016 5.660.000 5.660.000 September 2016 5.660.000 5.660.000
IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN Iuran Tanggal Bayar Hasil Pengembangan 150.000 10 Agustus 2015 20.135 150.000 10 September 2015 18.879 150.000 10 Oktober 2015 17.663 150.000 10 November 2015 16.407 150.000 10 Desember 2015 15.192 150.000 10 Januari 2016 13.979 150.000 10 Februari 2016 12.859 150.000 10 Maret 2016 11.812 150.000 10 April 2016 10.692 150.000 10 Mei 2016 9.608 150.000 10 Juni 2016 8.488 150.000 10 Juli 2016 7.404 169.800 10 Agustus 2016 7.114 169.800 10 September 2016 5.846
Terhitung sejak 1 Agustus 2015, C memiliki masa kepesertaan dan masa iur sampai dengan Januari 2017 masing-masing 18 bulan dan 14 bulan, dengan density rate sebesar 77,78% (14/18). Ahli waris peserta B akan menerima manfaat lumpsum sebesar: Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan = 2.139.600 + 176.078 = Rp.2.315.678 61