Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
IMPLEMENTASI PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PABRIK SPAREPARTS CV VICTORY METALLURGY SIDOARJO Santoni Darmawan Tanjong Manajemen / Fakultas Bisnis dan Ekonomika
[email protected] Abstrak. Industri Spareparts merupakan industri dengan prospek yang baik dewasa ini, sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Faktanya adalah semakin meningkatnya penjualan sepeda motor di tahun 2012. Kualitas merupakan faktor yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Konsumen akan menilai kualitas suatu perusahaan berdasarkan kualitas barang atau jasa yang ditawarkan. Jadi dapat dikatakan bahwa produk atau jasa yang diberikan pada konsumen merupakan cermin dari perusahaan itu sendiri. Karena itu penelitian ini dilakukan untuk untuk menerapkan metode pengendalian kualitas pada ”CV Victory Metallurgy” untuk meningkatkan kualitas hasil produksinya. Alat statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Check Sheet, Diagram Pareto, Diagram Sebab-Akibat, Peta Kendali, dan Tabel FMEA (Failure Mode Effect Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih saja terdapat kecacatan pada pedal rem, footstep belakang, dan stang steer yang melebihi batas toleransi perusahaan. Diagram Pareto digunakan untuk mengetahui jumlah cacat yang paling mempengaruhi proses produksi perusahaan. Proses produksi masih berada dalam batas kendali. Kemudian dibuat diagram sebab akibat untuk mengetahui akar permasalahan yang sebenarnya dan diketahui akar permasalahan yang paling menonjol pada sumber daya manusianya. Setelah itu ”CV Victory Metallurgy” menggunakan Failure Mode Effect Analysis untuk mengatasi kecacatan yang terjadi dengan menentukan prioritas perbaikannya. Kata kunci: Kualitas, Pengendalian Kualitas, Metode Statistik Abstract. Spareparts industry is an industry with good prospects today, so it can generate a very large profit. The fact is the growing sales of motorcycles in 2012. Quality is a very important factor for the survival of the company. Consumers will evaluate the quality of a company based on the quality of the goods or services offered. So we can say that the products or services provided to the consumer is a reflection of the company itself. Because this study was done to implement the method for quality control in "Victory CV Metallurgy" to improve the quality of their products. Statistical tools used in this study are: Check Sheet, Pareto Diagram, Cause
1
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
and Effect Diagram, Full Map and Table FMEA (Failure Mode Effect Analysis). The results showed that there are still defects in the brake pedal, the rear footstep, and handlebar steer the company exceeds tolerance limits. Pareto diagrams are used to determine the number of defects that affect the company's production process. The production process is well within control. Then made a causal diagram to determine the actual root of the problem and the root note of the most prominent issues in human resources. After that "CV Victory Metallurgy" using Failure Mode Effect Analysis to address the disability that occurs with prioritizing repairs Keyword: Quality, Quality Control, Statistic Method
PENDAHULUAN Dewasa ini, persaingan bisnis akan semakin sengit dan ketat karena akan dimulainya era globalisasi. Dengan dihilangkannya batasan antar wilayah akibat dari globalisasi, maka produk asing akan dengan mudah memasuki pasar lokal. Konsumen sendiri bebas untuk memilih menggunakan produk lokal, maupun produk asing karena setiap konsumen pasti menginginkan produk dengan kualitas terbaik. Pengendalian kualitas sangat diperlukan baik pada perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa. Dengan adanya pengendalian kualitas, perusahaan berharap akan ada lebih banyak konsumen yang menyukai produk atau jasa tersebut. Sudah banyak perusahaan di Indonesia yang telah melakukan pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas dilakukan agar produk-produk Indonesia dapat tetap survive di pasaran. Pengendalian kualitas telah diterapkan di berbagai perusahaan, dan salah satunya adalah perusahaan otomotif. Perkembangan pengguna sepeda motor sangat menunjang munculnya banyak perusahaan yang bergerak di bidang yang berkaitan dengan produksi sepeda motor karena bidang ini masih dirasa sangat menjanjikan baik bagi perusahaan yang sudah lama bergerak di industri sepeda motor maupun bagi para new comer yang ingin mencoba memasuki pasar ini. Perkembangan penjualan sepeda motor yang sangat pesat juga sangat mendukung berbagai perusahaan untuk mencoba bergerak di bidang
2
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
produksi spare parts karena dengan banyaknya sepeda motor yang terjual, otomatis semakin banyak juga spare parts yang dibutuhkan. Saat ini, di Indonesia telah banyak terdapat perusahaan yang bergerak di industri otomotif, salah satunya adalah CV Victory Metallurgy yang terletak di Sidoarjo dan sudah berdiri sejak 1986. Jangkauan dari CV Victory Metallurgy sendiri sudah cukup luas, yaitu sudah mencapai luar pulau Jawa. Belum ada standar kerja yang jelas pada CV Victory Metallurgy mengakibatkan masih sering terjadinya kecacatan produksi. Adanya kecacatan tersebut akan berdampak pada proses produksi CV Victory Metallurgy secara keseluruhan. Hal ini tergolong dalam pemborosan karena dianggap tidak menggunakan sumber daya semaksimal mungkin. Masalah pada CV Victory Metallurgy ini adalah pengendalian kualitas yang tergolong masih tradisional dan hasilnya juga tidak maksimal sehingga masih terjadi kecacatan produksi. Tidak adanya inspeksi yang memadai mengakibatkan perusahaan tidak mengetahui secara pasti penyebab kecacatan yang terjadi. Metode penyelesaian masalah yang dapat digunakan untuk menangani kecacatan produksi footstep belakang, pedal rem, dan stang steer pada CV Victory Metallurgy adalah : check sheet, diagram pareto, control chart, diagram sebab-akibat, dan FMEA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan pengendalian kualitas dengan metode statistik pada CV Victory Metallurgy untuk produk footstep belakang, pedal rem, dan stang steer.
3
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
TAHAPAN IMPLEMENTASI Tahapan implementasi memberikan gambaran tentang bagaimana metodemetode pengolahan data yang akan digunakan.
1. Check Sheet a. Mengumpulkan data-data tentang jenis serta jumlah kecacatan yang dialami perusahaan. b. Menggambarkan cara pencatatan tentang kecacatan yang terjadi pada perusahaan c. Membuat usulan rancangan Check Sheet yang lebih baik untuk perusahaan
2. Diagram Pareto a. Menentukan masalah yang akan diteliti, mengidentifikasi penyebabpenyebab dari masalah yang akan dibandingkan. Setelah itu melaksanakan pengumpulan data. b.
Membuat ringkasan daftar atau tabel yang mencatat frekuensi terjadinya masalah yang akan diteliti dan dikumpulkan datanya.
c.
Membuat daftar masalah secara berurutan berdasarkan frekuensi terjadinya suatu masalah mulai dari yang tertinggi sampai terendah serta menghitung frekuensi kumulatif, persentase dari total kejadian, dan persentase dari total kejadian secara kumulatif.
d.
Menggambar dua buah garis vertikal dan sebuah garis horizontal.
e.
Membuat histogram pada diagram Pareto.
f.
Gambarkan kurva kumulatif serta cantumkan nilai-nilai kumulatif di sebelah kanan atas interval setiap item masalah.
g.
Memutuskan untuk melakukan tindakan perbaikan terhadap penyebab utama dari masalah yang diteliti
3. Control Chart
4
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
Menurut
Gasperz
(1998),
peta
kontrol
adalah
grafik
yang
mengggambarkan perubahan karakteristik mutu pada periode tertentu yang di dalamnya terdapat batas pengendali yang menyatakan proses terkendali atau tidak. Bentuk dasar dari peta kontrol merupakan peragaan grafik suatu karakteristik kualitas yang telah diukur atau dihitung dari sampel terhadap nomor sampel atau waktu. Peta kontrol p digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian (penyimpangan atau sering disebut cacat) dari item-item dalam kelompok yang sedang diinspeksi. Dengan demikian peta kontrol p digunakan untuk mengendalikan proporsi dari produk yang cacat yang dihasilkan dalam suatu proses.
4. Diagram Sebab-Akibat Diagram sebab-akibat digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor permasalahan yang berpengaruh secara signifikan terhadap output perusahaan. Diagram ini membantu perusahaan untuk mengetahui akar penyebab dari suatu permasalahan. a.
Brainstorming dengan pihak CV Victory Metallurgy sehingga dapat diketahui bahwa faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan adalah faktor manusia, mesin, metode, dan lingkungan.
b.
Melakukan indentifikasi faktor-faktor utama penyebab terjadinya kecacatan, lalu dihubungkan ke cabang panah utama.
c.
Melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor utama penyebab kecacatan, dan setiap penyebab yang lebih rinci dihubungkan dengan cabang panah.
5. FMEA Tabel FMEA merupakan alat yang digunakan untuk mengidentifikasi sebab dan akibat permasalahan dan melakukan pengukuran berupa nilai-nilai yang berdasarkan pada Severity, Occurance, dan Detection. Tabel FMEA disusun berdasarkan diagram sebab-akibat dan kemudian akan ditentukan
5
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
masalah aman yang akan dijadikan sebagai prioritas untuk ditangani terlebih dahulu. Langkah-langkah penerapan FMEA : (a) mengidentifikasi proses produksi, (b) mencatat permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada proses produksi, (c) memberikan penilaian pada permasalahan-permasalahan tersebut berdasarkan severity, occurance, dan detection dengan skala 1-10, (d) menghitung RPN untuk mencari permasalahan mana yang akan menjadi prioritas untuk dilakukan tindakan perbaikan terlebih dahulu, (e) melakukan problem solving berdasarkan prioritas dari nilai RPN. HASIL IMPLEMENTASI 1. Check Sheet Selama ini CV Victory Metallurgy hanya menerapkan sistem pencatatan yang sangat sederhana. Pencatatan produk cacat dilakukan setiap akhir jam operasional dengan mengumpulkan semua produk cacat dan lalu dilakukan pencatatan. Dengan usulan Check Sheet baru ini, perusahaan dapat lebih mengetahui penyebab khusus apa yang terjadi yang menyebabkan terjadinya kecacatan. Tabel 1 Usulan Check Sheet Baru Catatan Khusus :
Nama : Item : Tanggal
Cacat A
Cacat B
1/3/2012 2/3/2012 3/3/2012 4/3/2012 5/3/2012 6/3/2012
6
Cacat C
Total
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
2. Diagram Pareto Diagram Pareto digunakan untuk mengetahui jenis kecacatan dengan frekuensi tertinggi dan nantinya kecacatan tersebut dapat ditangani terlebih dahulu sehingga akan berdampak besar bagi operasional perusahaan. Diagram Pareto Footstep Belakang Bulan Juni 120 100
100
C2
60
60 40
40
20
20
0
C1 C2 Percent Cum %
Chrome Tidak Penuh Bantuk atau Ukuran 57 39 53.8 36.8 53.8 90.6
Las tidak Rapi 10 9.4 100.0
Percent
80
80
0
Gambar 1. Diagram Pareto Footstep Belakang
Pada gambar 1 dapat dilihat banyaknya kecacatan yang terjadi pada proses produksi Footstep Belakang. Kecacatan terbagi kedalam 3 kategori: a. Cacat chrome tidak penuh dengan persentase cacat sebesar 53,8%. Karakteristik kecacatan ini adalah lapisan chrome yang tidak menutupi seluruh bagian dari pipa. b. Cacat bentuk atau ukuran dengan persentase cacat sebesar 36,8% pada bulan Juni. Karakteristik kecacatan ini adalah hasil pemotongan pipa yang tidak sesuai standar ukuran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. c. Cacat las tidak rapi, dengan persentase cacat sebesar 9,4% pada bulan Juni. Karakteristik kecacatan ini adalah hasil las yang tidak rapi.
7
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
3. Control Chart Variasi penyebab khusus pada kecacatan merupakan jenis variasi yang dapat diduga. Variasi penyebab khusus mungkin dapat membuat proses produksi berada diluar batas kendali. Control chart digunakan untuk melihat apakah proses produksi CV Victory Metallurgy masih berada dalam batas kendali atau tidak. P Chart Footstep Belakang 0.07 0.06 UCL=0.05513
Proportion
0.05 0.04 0.03
_ P=0.02310
0.02 0.01 0.00
LCL=0 1
9
17
25
33
41 Sample
49
57
65
73
Tests performed with unequal sample sizes
Gambar 2. Control Chart Footstep Belakang
Pada gambar 2, terlihat bahwa proses produksi CV Victory Metallurgy masih berada dalam batas kendali. Dan Kebanyakan kecacatan terjadi pada hari sabtu dengan setengah hari kerja karena karyawan terburu-buru ingin berlibur. 4. Diagram Sebab-Akibat Setelah diketahui kecacatan dominan yang ditunjukkan pada diagram pareto dan diketahui bahwa proses produksi masih berada dalam batas kendali, selanjutnya dicari penyebab mendasar dari terjadinya kecacatan pada perusahaan dengan menggunakan diagram sebab-akibat.
8
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
Manusia Meninggalkan pekerjaan Kecerobohan dan kelalaian Bercanda dan ngobrol saat bekerja
Pekerjaan hampir selesai
Lingkungan
Terburu-buru Mendekati jam pulang kerja Badan tidak fit
Kurang saluran udara (ventilasi)
Tata letak kurang ergonomis
Menurunkan konsentrasiRuangan pengap dan panas Sakit
Kurang perawatan
Kecacatan Produksi CV Victory Metallurgy
Tidak adanya standar kerja
Pemeriksaan rutin Mesin Rusak Terdapat sisa adonan Mesin kotor
Mesin
Metode
Gambar 3. Diagram Sebab-Akibat CV Victory Metallurgy
5. FMEA FMEA disusun berdasarkan pembuatan diagram sebab-akibat dan selanjutnya member nilai untuk severity, occurance, dan detection. Hasil penilaian 3 faktor tersebut didapat dari brainstorming dengan pihak perusahaan. Dari penilaian severity, occurance, dan detection didapat nilai RPN. Permasalahan dengan nilain RPN tertinggi merupakan prioritas untuk dilakukan tindakan perbaikan terlebih dahulu. Untuk RPN dengan urutan kedua dan selanjutnya akan dilakukan langkah perbaikan setelah penyebab pertama selesai dilakukan perbaikan.
9
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
Tabel 2 Analisis FMEA Sebab Akibat
Rencana
Severity
Occurance
Detection
RPN
7
Memberikan pengawasan lebih ketat saat proses produksi berlangsung serta memberikan pengertian pada karyawan akan pentingnya kualitas sehingga kecacatan dapat dikurangi
5
245
Proses Buruk
Perbaikan
Kecacatan produksi
7
Karyawan yang sering bercanda dengan karyawan lain sehingga tidak fokus dalam bekerja
Kecacatan produksi
5
Kurangnya maintenance pada mesin-mesin produksi
5
Melakukan maintenance rutin pada mesin.
4
100
Kecacatan produksi
3
Tidak ada standar kerja yang jelas pada perusahaan
5
Membuat standar kerja yang jelas
2
60
4
Layout yang kurang ergonomis serta ruangan kurang ventilasi sehingga panas dan pengap mengakibatkan karyawan tidak konsentrasi
5
Melakukan penataan kembali layout ruangan, menyimpan barang yang tidak diperlukan, menambah ventilasi ruangan sehingga ruangan
2
40
Kecacatan produksi
Prioritas
Tabel 3 Prioritas Perbaikan Proses Produksi Perbaikan
RPN
1
Memberikan pengawasan lebih ketat saat proses produksi berlangsung serta memberikan pengertian pada karyawan akan pentingnya kualitas sehingga kecacatan dapat dikurangi
210
2
Melakukan maintenance rutin pada mesin.
100
3
Membuat standar kerja yang jelas di perusahaan
60
4
Melakukan penataan kembali layout ruangan, menyimpan barang yang tidak diperlukan, menambah ventilasi ruangan sehingga ruangan
40
10
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
RINGKASAN DAN REKOMENDASI Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa masih terjadi banyak kecacatan yang melebihi batas toleransi pada CV Victory Metallurgy. Kecacatan yang terjadi pada sudah melebihi batas toleransi yang ditentukan perusahaan. Oleh karena itu, CV Victory Metallurgy membutuhkan pengendalian kualitas yang lebih baik dan dapat menganalisis faktor-faktor penyebab kecacatan yang terjadi di dalam perusahaan. Langkah awal penelitian adalah mengumpulkan data-data dan informasi yang berkaitan dengan objek yang telah ditentukan, yaitu pedal rem, footstep belakang, dan stang steer. Setelah semua data dan informasi telah di dapat, selanjutnya dibuat usulan check sheet baru untuk mempermudah proses pencacatan terjadinya cacat produksi nantinya. Selanjutnya dibuat Diagram Pareto untuk mengetahui kecacatan mana yang paling banyak terjadi, dan ternyata pada ketiga objek yang ditentukan, kecacatan yang paling banyak terjadi adalah chrome tidak penuh. Selanjutnya dibuat p chart untuk mengetahui apakah proses produksi masih berada dalam batas kendali atau tidak. Setelah pembuatan p chart, diketahui bahwa ketiga objek tersebut masih berada dalam batas kendali. Langkah selanjutnya adalah pembuatan diagram sebab-akibat untuk mengetahui faktor-faktor mendasar penyebab terjadinya kecacatan produksi. Ada 4 faktor yang didapat, yaitu manusia, mesin, lingkungan, dan metode. Langkah terakhir adalah pembuatan FMEA. Pembuatan FMEA bertujuan untuk memberikan alternatif langkah-langkah perbaikan atas faktor-faktor mendasar penyebab kecacatan pada diagram sebab-akibat sehingga proses produksi CV Victory Metallurgy dapat berjalan dengan lebih baik. Dengan demikian, rekomendasi yang diberikan bagi perusahaan antara lain adalah : (a) Memberikan pengawasan yang lebih ketat, (b) melakukan maintenance rutin pada mesin produksi, (c) membuat standar kerja yang jelas di perusahaan, dan
11
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
(d) melakukan penataan ulang layout ruangan. Dengan adanya usulan check sheet baru yang telah dibuat, akan mempermudah perusahaan dalam melakukan pencatatan terjadinya penyebab khusus pada kecacatan produksi . DAFTAR PUSTAKA
Alisjahbana, Juita. 2005. “Evaluasi Pengendalian Kualitas Total Produk Pakaian Wanita Pada Perusahaan Konveksi.” Jurnal Ventura, Vol. 8, No. 1, April 2005. Gasperz, Vincent. 2005. Total Quality Management. Jakarta. Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hatani, La. 2008. “Manajemen Pengendalian Mutu Produksi Roti Melalui Pendekatan Statistical Quality Control (SQC).” Diunduh 12 Maret 2012, dari www.google.com/Jurusan Manajemen FE Unhalu. Heizer, Jay and Barry Render. 2006. Operations Management (Manajemen Operasi). Jakarta : Salemba Empat. Juran, Joseph. 2005. Total Quality Management Jakarta. Penerbit: Rineka Cipta Kholil, Muhammad dan A. Cahyono. 2006. ”Usulan Perbaikan Kualitas Dengan Metode SPC Untuk Mengurangi Cacat Bending Part Scale PF Pada Proses Injection Pada Produk Plastic Departement PT. Indonesia Epson Industry.” Buletin Penelitian No. 10 Tahun 2006. Prawirosentono, Suyadi. 2007. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21 “Kiat Membangun Bisnis Kompetitif”. Jakarta: Bumi Aksara. Mitra, Amitava. 1993. Fundamentals of Quality and Improvement. Penerbit Mac Millan
12
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
Mongomery, Douglas C. 2001. Introduction to Statistical Quality Control. 4th Edition. New York : John Wiley & Sons, Inc. Nasution, M. N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor : Gahlia Indonesia. Rath & Strong. 2005. Six sigma advance Tools Pocket Guide. Yogyakarta. Penerbit: Andi Sarin, Rakesh K. dan Buffa, Elwood S. 1999. Manajemen Operasi&Produksi Modern. Penerbit: Binarupa Aksara Ramsey, Patricia P. and Levine, David M. 1994 Business for Quality and Productivity Pretices Hall International. Penerbit International Encyclopedia Richard B. Chase, Nicholas J. Aquilano and F. Robert Jacobs. 2001. Operations Management For Competitive Advantage. 9th Edition. New York : Mc Graw-Hill Companies. http://etd.eprints.ums.ac.id/10847/4/Bab_1_Dafpus.pdf http://www.tribunnews.com/2010/12/22/rei-pertumbuhan-rumah-2011naik-15-persen http://forum.detik.com/hebat-pertumbuhan-properti-di-jawa-timur-tinggiberkat-dukungan-pemda-t506719.html http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi http://journal.uii.ac.id/index.php/JSB/article/view/975/884 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31807/5Chapter%20I.pdf) http://pena.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2012/07/Data-5-tahunterakhir.jpg http://www.indospring.co.id/index.php/in/profilperusahaan/sertifikasi
13