IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMP DIPONEGORO MOROPELANG BABAT LAMONGAN Vivi Nor Vaiqoh Fakultas Agama Islam Universitas Islam Lamongan e-mail :
[email protected]
Abstract: Education is basically an attempt to develop the potential of students and the demands of environmental conditions to have life skills. So that researchers interested in lifting the title "Implementation of Life Skills Education in Learning PAI At SMP Diponegoro. The formulation of the problem and the goal that researchers take is to answer questions and to find out how the implementation of life skills education in learning PAI, how the factors supporting and life skills and how to overcome the inhibiting factors of life skills in learning PAI in SMP Diponegoro Moropelang Babat Lamongan. To find out the problems and get the data clearly, here the researchers used a qualitative descriptive approach. The technique of collecting data and information is done through observation of events and circumstances relating to the implementation of life skills education in learning PAI, Interview principals, teachers PAI, teacher coaches life skills and learners and documentary archive of documentation that an official of the SMP Diponegoro Moropelang Babat Lamongan. Keywords: Implementation of life skills, learning PAI. Pendahuluan Pendidikan pada dasarnya adalah sebagai upaya untuk pengembangan potensi peserta didik dan serta tuntutan kondisi lingkungan peserta didik untuk hidup atau memiliki kecakapan hidup merupakan salah satu bentuk pendidikan. Untuk mencapai atau mengembangkan kecakapan hidup tersebut, maka dibutuhkan pendidikan yang berorientasi pada pencapaian atau pengembangan kecakapan hidup. Dalam UU No. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab.1Salah satu ciri manusia berkualitas dalam rumusan UU No. 20 Tahun 2003 di atas adalah mereka yang tangguh iman dan takwanya serta memiliki akhlak mulia. Dengan demikian salah satu ciri kompetensi keluaran pendidikan nasional adalah ketangguhan dalam iman dan takwa serta memiliki akhlak mulia. Didalam PAI merupakan salah satu jalan untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, karena tujuan PAI adalah berupaya membentuk insan kamil yang memiliki 1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2009), 60.
AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016
249
iman, ilmu, dan amal secara terintegrasi. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah pembelajaran yang dilakukan. Karena kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan inti (proses) untuk menuju kepada tujuan pendidikan yang diharapkan. Oleh karena itu, maka diperlukan adanya implementasi pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI dengan maksud mengintegrasikan kecakapan-kecakapan hidup dengan pokok bahasan dalam mata pelajaran PAI. Pendidikan Agama Islam merupakan bidang keilmuan yang terikat langsung dengan kehidupan masyarakat sejak lahir sampai meninggal dunia. Pembelajaran bertujuan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum – hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya ( way of life ) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pengamalan.2 Awalnya mengimplementasi pendidikan kecakapan hidup di SMP Diponegoro sangatlah susah, butuh kesabaran yang sangat tinggi untuk bisa mengajak para peserta didik untuk aktif mengikutinya, karena selama ini peserta didik hanya mampu memhami dan menyerap materi – materi dalam pembelajaran PAI saja dan tidak bisa memanfaatkannya dengan baik. Maka dari itu diadakannya kegiatan bidang keagamaan untuk mendukung kecakapan hidup peserta didik agar bisa bersosialisai ditengah – tengah masyarakat. Dengan seiring dengan berjalanya waktu pendidikan kecakapan hidup ini sudah bisa dilakuakan sehari – hari dengan kegigihan para guru – guru SMP Diponegoro yang selalu aktif dalm meberikan dorongan, dukungan dan pembinaan kepada peserta didik sehingga kegiatan pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI ini bisa untuk dilaksanakan setiap harinya. Adapun pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI, karena untuk memberikan penanaman ilmu – ilmu Agama Islam kepada peserta didik mulai dari kecil agak kelak ketika sudah lulus dari sekolah, peserta didik ini bisa mengamalkan ilmunya untuk dirinya sendiri dan masyarakat sekitar lingkungannya. Kecakapan hidup dalam hadits Nabi Muhammad SAW juga dijelaskan :
خري الناس انفعهمم للنا س: قال النىب صىل هللا عليه وسمل Bahwasannya Rasululloh SAW bersabda : “Sebaik-baiknya manusia adalah manusia
yang memberikan manfaat kepada sesamanya.” Karena ketika seorang peserta didik yang lemah maka sebagai seorang pendidik, lebihlebih orang tua haruslah dapat merubah peserta didik tersebut menjadi lebih baik, dengan cara mendidiknya, memberinya perhatian, memberinya nafkah atau rezeki yang halal dan menjaganya dari semua yang diharamkan. jika di lihat dengan hadits tersebut, dan sebaikbaiknya orang adalah yang bias memberikan manfaat kepada yang lainnya. Itu menunjukkan bahwa semua orang mempunyai kemampuan kecakapan hidup masing-masing dan semua orang bias berguna bagi yang lainnya. Jika kita mau berusaha dan terus mencoba, meskipun kegagalan yang di dapat itu tidaklah mengurangi semangat belajar kita karena kata pepatah “ kegagalan adalah awal dari keberhasilan ”.
2
Djoko Hartono, Pengembangan kecakapan hidup ( life skill ) dalam pendidikan Islam (Surabaya: Ponpes Jagat ‘Alimussirry 2001 ), 34.
AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016
250
Adapaun kegiatan yang di lakukan untuk meningkatkan peserta didik dalam pembelajaran PAI yaitu membaca Al – Qur’an sebelum memulai kegiatan belajar mengajar di mulai, melaksanakan sholat dhuha berjama’ah, melaksanakan sholat dhuhur berjama’ah dan juga ada hafalan Al – Qur’an yang bisa membuat peserta didik semakin menambah keimanan dan ketaqwaan pada Allah SWT. Selain itu juga banyak sekali kegiatan kecakapan hidup di luar jam sekolah yang ada di SMP Diponegoro seperti : pembacaan istighosah atau tahlil dan pembacaan dzibaiyah, membaca surat yasin, seni banjari, dan khatmil Qur’an.. Dengan demikian kecakapan hidup sebagai inti dari kompetensi dan hasil pendidikan adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan yang wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif menemui solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya. Dalam proses pembelajaran PAI sangat penting sekali baik itu di sekolah umum ataupun dimadrasah. Dengan terus melakukan pengembangan keagamaan dan meningkatkan kecakapan hidup peserta didik agar mereka diharapkan dapat mendukung keberhasilan Pendidikan Agama Islam. Implementasi Pendidikan Kecakapan Hidup 1. Pengertian implementasi. Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan rencana yang telah disusun dengan cermat dan rinci. Impelementasi ini tidak hanya aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dengan serius dan mengacu pada norma – norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu pelaksanaan tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya. Terkait dengan hal ini, tentang memahami implementasi menurut para ahli. Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul ” Kontekts Implementasi Berbasis Kurikulum mengatakan :“ Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. 3 Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang/didesain untuk kemudian dijalankan sepenuhnya. 2. Pengertian pendidikan. Kata “pendidikan” dalam segi bahasa Yunani dikenal dengan nama peadagogos yang berarti penuntun anak. Dalam bahasa Romawi dikenal dengan educare artinya membawa keluar. Bahasa Belanda menyebutkan istilah pendidikan dengan nama opvoeden yang berarti membesarkan atau mendewasakan. Dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah educate/education yang berarti to give and intellectual training artinya menanamkan moral dan intelektual.4 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan 3 4
Nurdin Usman, Kontekts Implementasi Berbasis Kurikulum, ( Surabaya: 2002), 70. Noeng Muhdjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial; Suatu Teori Pendidikan (Yogyakarta: Reke Sarasin, 2000 ), 15.
AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016
251
3.
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.5 Berdasarkan pada pengertian pendidikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya baik dari aspek kognitif, efektif maupun psikomotorik. Pengertian kecakapan hidup. Kecakapan hidup itu sama dengan life skill, karena kecakapan hidup yang dimiliki oleh seseorang untuk berani menghadapi masalah kehidupan secara wajar, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya. Dijelaskan dalam surat An-Nisa ayat 9 tentang pendidikan kecakapan hidup :
"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar". 6 Ayat ini menerangkan bahwa setiap kelemahan dan kekurangan berupa kelemahan ekonomi, kurang stabilnya kesehatan fisik serta kelemahan intelegensi anak adalah tanggung jawab kedua orang tuanya maka ayat ini menegaskan bahwa setiap generasi itu harus memiliki kecakapan hidup dan tidak menjadi kaum yang tertinggal. Secara harfiyah kata “ skill “ dapat diterjemahkan dengan “ keterampilan “ namun dalam konteks ini maknanya menjadi terlalu sempit atau konsepnnya kurang luas dari makna yang sebenarnya. Oleh karena itu kata yang dipandang lebih memadai untuk menerjemahkan kata “ skill “ dalam konteks ini adalah “ kecakapan “.7Pendidikan kecakapan hidup menurut tim broad based education adalah :“ kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara pro aktif dan kreatif dapat mencari serta menemukan solusi untuk mengatasinya.8 Tujuan kecakapan hidup secara umum pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2009), 60. 6 Al Qur’an, An – Nisa’ ayat 9,73. 7 Sri Sumarni, Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Kajian Tentang Konsep, Problem dan Prospek Pendidikan Islam, (Yogyakarta: 2002), 172 8
Broad Based Education (BBE) Depdiknas, Pola Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup, (Surabaya: 2002), 7.
AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016
252
mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya di masa yang akan datang.9 Adapun tujuan umum pendidikan kecakapan hidup adalah sebagai berikut: mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi, mengembangkan potensi manusiawi peserta didik menghadapi perannya dimasa mendatang, dan membekali peserta didik dengan kecakapan hidup sebagai pribadi yang mandiri. Adapun tujuan khusus pendidikan kecakapan hidup adalah sebagai berikut: dapat mengaktualisasikan potensi dari peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema-problema yang sedang dihadapi, memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lingkungan sekolah, dengan memberi peluang pemanfaatan sumber daya yang ada dimasyarakat, dan sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.10 Fungsi kecakapan hidup pendidikan pada hakikatnya adalah untuk menyiapkan peserta didik, “menyiapkan” diartikan bahwa peserta didik pada hakikatnya belum siap, tetapi perlu disiapkan dan sedang menyiapkan dirinya sendiri. Hal ini merujuk pada proses yang berlangsung sebelum peserta didik itu siap untuk terjun di dalam kehidupan yang nyata.11Selanjutnya fungsi-fungsi dari pendidikan kecakapan hidup yang masih bersifat umum meliputi: dapat berperan aktif di dalam mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, mengembangkan kehidupan untuk masyarakat, dapat mengembangkan kehidupan untuk berbangsa dan bernegara, dan bisa mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Manfaat pendidikan kecakapan hidup meliputi: setelah mendapat pendidikan kecakapan hidup peserta didik mempunyai aset kualitas batiniyah, sikap dan perbuatan yang siap menghadapi perkembangan masa depan, peserta didik memiliki wawasan perkembangan karir, sehingga mampu memilih, memasuki, bersaing dan maju dalam dunia kerja, peserta didik memiliki kemampuan untuk survival dalam kemandiriannya dan belajar tanpa bimbingan, peserta didik memiliki tingkat kemandirian, keterbukaan, kerjasama dan akuntabilitas yang menjadi sikap mentalnya sehingga mampu hidup bahagia ditengah-tengah perkembangan zaman, dan peserta didik memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang di hadapi dalam kehidupanya.12 Prinsip pendidikan kecakapan hidup secara umum pendidikan kecakapan hidup13, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan pendidikan di Indonesia meliputi: tidak mengubah sistem pendidikan yang berlaku, tidak harus dengan mengubah kurikulum, tetapi yang diperlukan adalah penyiasatan kurikulum untuk diorientasikan dan diintegrasikan kepada pengembangan kecakapan hidup, etika sosioreligius harus 9
Ibid,. 7 Ibid,. 43 11 Ibid,. 31 12 Slamet PH, Pendidikan Kecakapan Hidup di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama: Konsep dan Pelaksanaan (Jakarta: Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 2002), 154. 10
13
Depdiknas,Pola Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup (Surabaya: 2003), 7.
AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016
253
dibiasakan dalam proses pendidikan, dan pembelajaran menggunakan prinsip yaitu : learning to know, learning to be, learning to do dan learning to live together. Pembelajaran PAI Istilah “ pembelajaran “ sama dengan instruction atau “ pengajaran “. Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan.14Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar ( oleh siswa ) dan mengajar ( oleh guru ). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah sekunder yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal. Pendidikan Agama Islam merupakan istilah yang menunjuk pada operasional dalam usaha pendidikan ajaran-ajaran agama Islam dan merupakan sub sistem pendidikan Islam. Dengan kata lain lain, Pendidikan Agama Islam adalah aplikasi pendidikan agama Islam dalam pembelajaran di sekolah, baik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar ataupun kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan Islam. Maka yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran agama Islam melalui bidang studi Pendidikan Agama Islam. Adapun tujuan pendidikan agama Islam adalah membentuk kepribadian muslim yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam.15 Fungsi Pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) dalam kurikulum 2004 Standar Kompetensi SMP dan MTs dapat disebutkan sebagai berikut: penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga, penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan social melalui Pendidikan Agama Islam, perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari, penyaluran siswa untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.16 Kecakapan Hidup dalam pembelajaran PAI. Implementasi kecakapan hidup dalam pembelajaran ada dua cara dalam mengimplementasikan kecakapan hidup dalam pembelajaran sebagai berikut: pertama secara teoritis yang dilaksanakan di dalam kelas tentunya dengan pembelajaran yang bermakna. Kedua secara praktis implementasi kecakapan hidup dapat dilaksanakan di lapangan. Kecakapan Hidup Dalam Pendidikan Agama Islam ( PAI ). Kecakapan hidup dalam pendidikan agama islam yaitu untuk membentuk insan yang cerdas, beriman dan bertaqwa, mengetahui IPTEK, serta mampu mengamalkannya dalm kehidupan sehari – hari. Sehingga bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, agama, bangsa dan negara.
14
Purwdinata, proses pembelajaran siswa (Malang: 1967), 22 Zuhairi, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Malang:1995 ), 159. 16 Ibid,. 2003, 2 15
AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016
254
Metode pembelajaran kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI dapat dilihat melalui cara pembelajaran untuk mengembangkan kecakapan hidup antara lain: memberikan pertanyaan/tugas yang mendorong siswa untuk berbuat/berpikir, 17memberikan pertanyaan/tugas yang mengandung soal pemecahan masalah, dan menerapkan pembelajaran kooperatif merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan akan memberikan hasil yang efektif kalau memperhatikan dua prinsip inti berikut:18adanya saling ketergantungan yang positif, adanya adanya tanggung jawab pribadi ( individual accountability ). Faktor Pendukung Dan Penghambat Pendidikan Kecakapan Hidup 1. Faktor Pendukung pendidikan kecakapan hidup. Faktor pendukung pendidikan kecakapan hidup menurut anwar adalah: kemampuan yang diperlukan untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan orang lain atau masyarakat lingkungan dimana ia berada, antara lain: ketrampilan mengambil keputusan, pemecahan masalah, berfikir kritis, berfikir kreatif, berkomunikasi secara efektif, membina hubungan antar pribadi, kesadaran diri, berempati, mengatasi emosi, dan merupakan bagian pendidikan.19 2. Faktor Penghambat Pendidikan Kecakapan Hidup. Faktor penghambatnya Menurut Anwar, bila dikaji UU No 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional (Propenas) 2000-2004, pada bab VII tentang pembangunan pendidikan butir a dikatakan bahwa : “Pada awal abad XXI dunia pendidikan menghadapi tiga tantangan besar, yakni: pertama sebagai akibat krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai, kedua mengantisipasi era global dunia pendidikan dituntut untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global, ketiga sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian. Sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis, memprihatinkan keberagaman kebutuhan atau keadaan daerah dan peserta didik, serta mendorong partisipasi masyarakat.20 Implementasi Pendidikan Kecakapan Hidup Dalam Pembelajaran PAI Di SMP Diponegoro Implementasi pendidikan kecakapan yang diterapakan dalan pembelajaran di SMP Diponegono ini adalah untuk bekal dasar pada peserta didik dalam kehidupan bersosialisasi di tengah - tengah masyarakat dan pendidikan kecakapan hidup PAI ini ada yang diintergrasikan dalam kegiatan bidang keagamaan Pendidikan Agama Islam ( PAI ) yang ada disekolah, sehingga para peserta didik mampunyai bekal lewat kegiatan yang diadakan di SMP Diponegoro ini dan mengembangkan bakat peserta didik dalam kegiatan bidang keagamaan ini. Dalam implementasi pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI di 17
Budi Sutrisno, Pembelajaran Kecakapan Hidup, (Surabaya: 2009), 7 Ibid,. 8 19 Anwar, pendidikan kecakapan hidup, ( Bandung : Alfabeta, 2006 ), 54. 20 Anwar, pendidikan kecakapan hidup, ( Bandung : Alfabeta, 2006 ), 3 18
AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016
255
SMP Diponegoro ini diterapkan dengan tidak menganggu kurikulum yang sudah ada di sekolah. Hal tersebut sesuai yang diungkapkan oleh Bapak Suprapto, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Diponegoro : “Bahwa penerapan atau kegiatan keagamaan yang di lakukan di SMP Diponegoro ini adalah sebagai penujang atau bekal dasar peserta didik dalam kehidupannya pada ruang lingkup masyarakat, karena di era sekarang ini peserta didik cenderung sangatlah susah apabila diajak untuk melaksanakan kegiatan - kegiatan keagamaan”.21 Bahwasannya pendidikan agama harus ditanamkan kepada anak sejak dini, karena melihat fenomena anak zaman sekarang susah sekali seorang anak apabila dijarkan soal agama. Sebab agama adalah pondasi atau bekal dasar yang harus ditanamkan kepada anak. Sebagaimana yang dikatakan oleh al-Mawardi dalam kitab Adabud Dunya wa ad-Din bahwasannya Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, belajar di usia dewasa
bagai melukis di atas air. Pengembangan implementasi pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI di SMP Diponegoro ini sesuaikan dengan visi dan misi sekolah yang telah di cantumkan dan ditanamkan kepada peserta didik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Fathul Aziz, S.Ag selaku guru PAI : “Bahwa sekolah SMP Diponegoro ini sangat menginginkan mempunyai peserta didik yang cakap, mandiri, produktif dan memiliki konstribusi pada dirinya dan agar dapat ikut mensyiarkan ajaran - ajaran Islam yang telah diajarkan pada kegiatan – kegiatan kecakapan hidup Pendidikan Agama Islam di sekolah. Bahwa tujuan pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI yaitu untuk memberikan pembekalan kepada peserta didik tentang kegiatan – kegiatan keagamaan yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari – hari ”.22 Dari segi pengertian dari cakap atau kecakapan merupakan kemampuan berfikir kreatif meskipun menghadapi hambatan dalam melaksanakan sesuatu. Secara umum pendidikan yang bertujuan mengfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya di masa yang akan datang. Sedangkan mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas sendiri. Peserta didik juga diharapkan mempunyai sifat produktif dalam melaksanakan kegiatan agar lebih baik lagi dan semakin baik. Dan konstribusi yang harus dimiliki seorang peserta didik dalam meningkatkan kwalitas peserta didik dalam mengikuti semua pelajaran yang diajarkan disekolah. Adapun tujuan dari implementasi pendidikan kecakapan dalam pembelajaran PAI di SMP Diponegoro ini adalah untuk memberikan pembekalan kepada peserta didik dalam bidang keagamaan agar bisa mengamalkan pada dirinya sendiri, masyarakat dan dalam kehidupan sehari – hari.
21 22
Hasil wawancara, Suprapto,selaku kepala sekolah, pada hari Senin 21Maret tahun 2016 Hasil wawancara , Fathul Aziz, selaku guru PAI, pada hari Senin 21 Maret tahun 2016.
AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016
256
Bapak Ahmad Qusyairi selaku guru pembina kecakapan hidup juga menjelaskan tentang pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI di SMP Diponegoro : “ Adapun kegiatan pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI yang diberikan kepada peserta didik di SMP Diponegoro ini sangatlah bermacam - macam diantaranya ada kegiatan sehari- hari meliputi: membaca Al – Qur’an, sholat dhuha berjama’ah dan sholat dhuhur berjamaah, kegiatan mingguan meliputi pendidikan Al – Qur’an, hafalan surat – surat Al – Qur’an, membaca surat yasin, isthighosah atau tahlil, dzibaiyah dan seni banjari, kegiatan bulanan yaitu khatmil Qur’an yang dilaksanakan 3 bulan sekali”.23 Adapun bidang keagamaan yang dapat menunjang pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI sebagai berikut : a. Membaca Al – Qur’an. Membaca Al – Qur’an : membaca Al - Qur’an di SMP Diponegoro ini dilakukan setiap pagi hari pada jam 06:50 sebelum peserta didik memulai pelajaran, ketika peserta didik datang mereka langsung bergegas masuk kelas dan bersiap - siap menggambil air wudhu, setelah itu memnggambil Al - Qur’an untuk di baca di kelasnya masing - masing, adapun tujuan dari membaca Al - Qur’an di pagi hari adalah untuk memberikan ketenangan hati dan fikiran peserta didik sebelum memulai pelajaran dan serta mengajarkan pada peserta didik agar ketika akan memulai suatu pekerjaan harus memulainya dengan berdo’a terlebih dahulu.24 b. Sholat Dhuha. Sholat dhuha dilakukan berjama’ah dan sholat dhuha ini dilaksanakan sekitar jam 09:30, pada jam istirahat tiba dan peserta didik langsung berhamburan untuk pergi kekamar mandi dan lekas mengambil air wudhu, setelah itu menuju ke masjid didepan sekolah SMP Diponegoro untuk persiapan melaksanakan sholat dhuha berjama’ah, adapun harapan dari pelaksanaan sholat dhuha berjama’ah ini adalah menggajarkan pada peserta didik agar selalu mengingat dan bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah SWT kepada kita semua, baik rizqi, ilmu dan lain sebagainya”.25 c. Sholat Dhuhur. Di SMP Diponegoro ini juga di biasakan untuk selalu sholat dhuhur berjama’ah, guru selalu memberikan pengertian kepada peserta didik bahwasanya sholat fardhu itu lebih utama untuk dikerjakan berjama’ah bersama - sama, karena pahala berjam’ah itu lebih banyak dari pada sholat sendirian, dan sholat dhuhur berjama’ah ini juga diberlakukan bagi semua dewan guru yang mengajar di SMP Diponegoro ini, adapun harapan dibiasakannya sholat dhuhur berjama’ah ini adalah untuk menanamkan kepada peserta didik agar kita sebagai kaum muslim bisa memperkokohkan ukhuwa islamiyah di sekitar lingkungan kita semua”.26 d. Pembacaan Surat Yasin. 23 24 25 26
Hasil wawancara, Achmad Qusyairi, selaku pembina kecakapan hidup, pada hari Senin 21 Maret tahun 2016 Hasil observasi kegiatan pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI, pada hari Senin 21 Maret tahun 2016
Ibid,. Ibid,.
AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016
257
e.
f.
g.
h.
Membacaan surat yasin ini juga ada di dalam pendidikan kecakapan hidup di SMP Diponegoro dan kegiatan ini di laksanakan setiap hari Kamis setiap pukul 18:00 sampai 18:30 dan diikuti oleh semua peserta didik beserta dewan guru, untuk mengajarkan kepada para peserta didik agar selalu mengirimkan do’a kepada keluarga yang telah meninggalkan kita semua, karna amal yang tidak akan terputus sampai akhir zaman adalah doa’ anak sholeh dan sholekha. Istighosah atau Tahlil Setelah pembacaan surat Yasin dilanjutkan dengan berdzikir bersama dengan membaca isthigosah atau tahlil bersama, pada hari kamis juga mulai jam 18:30 sampai 19:30, harapan dari kegiatan ini adalah agar peserta didik selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT”.27 Pendidikan Ilmu Al – Qur’an. Pendidikan Al – Qur’an juga diterapkan di SMP Diponegoro ini dan dilaksanakan pada setiap hari jum’at di mulai dari pukul 07:00 sampai 10:00 seperti jam masuk sekolah biasanya akan tetapi pada hari jum’at itu tidak ada jam pelajaran akan tetapi di isi dengan pendidikan ilmu Al - Qur’an ini, pendidikan ilmu Al - Qur’an ini diadakan di SMP Diponegoro ini karena dewan guru merasaketika melihat banyak peserta didik sudah bisa membaca Al - Qur’an tapi masih belum lancar dan terputus – putus bacanya, maka melihat dari realita tersebut itu, kemudian dewan guru dan pihak sekolah SMP Diponegoro ini mengadakan kegiatan pendidikan ilmu Al Qur’an untuk para peserta didik kami di SMP Diponegoro ini, di program pendidikan Al - Qur’an ini untuk mengajarkan kepada peserta didik tentang ilmu tajwid dan bagaimana cara membaca Al - Qur’an dengan baik dan benar, karena tujuan para dewan guru adalah agar bisa mencetak peserta didik ini menjadi generasi yang bisa mensyiarkan Agama Islam lewat bacaaan Al - Qur’an dilingkungan masyarakat mereka.28 Hafalan Surat Al – Qur’an. Adapun hafalan surat Al – Qur’an di SMP Diponegoro ini dilaksanakan pada hari jum’at juga akan tetapi setelah pendidikan ilmu Al - Qur’an dimulai pukul 10:00 sampai 11:00, ketika peserta didik di haruskan untuk bisa menghafal surat Al baqoroh, surat Yasin dan surat Waqi’ah dan jus amma, cara sistem setoran hafalannya yaitu dihafalkan setiap hari jum’at dengan mengelompokkan menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 anak dan setiap kelompok mendapat jatah setoran hafalanya 10 ayat setiap hari Jum’at, dan apabila sudah habis hafalannya, bisa di lanjut lagi dengan surat – surat Al – Qur’an berikutnya, tujuan dari hafalan surat ini adalah sebagai penanaman kepada peserta didik agar selalu gemar membaca Al Qur’an setiap hari dan untuk bekal peserta didik ketika sudah selesai bersekolah di SMP Diponegoro.29 Membaca Dzibaiyah.
27
Hasil observasi kegiatan pendidikan kecakapan hidupdi SMP Diponegoro, pada hari Kamis 24 Maret tahun 2016 28 Hasil observasi kegiatan pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI, pada hari Jum’at 25 Maret tahun 2016 29
Ibid,.
AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016
258
Kegiatan selanjutnya yaitu membaca dzibaiyah bersama – sama seluruh peserta didik mulai dari kelas VII, VIII dan IX, karena kegiatan membaca dzibaiyah bisa menujang kemampuan dan kepercayaan diri peserta didik dalam membaca dzibaiyah bersama – sama. Dan kegitan membaca dzibaiyah ini dilaksanakan pada setiap hari sabtu di mulai pukul 18:00 sampai 19:30, adapun cara membacaan dzibaiyah ini dengan secara bergiliran tiap kelas dan yang membagi tugas membaca adalah ketua kelas, yang diharapkan dengan adanya kegiatan pembacaan dzibaiyah ini adalah mengajarkan peserta didik agar selalu mensyiarkan agama Islam dan penanaman cinta kepada Rosulullah SAW lewat lantunan – lantunan sholawat dalam pembacaan dzibaiyah ini. i. Seni Banjari. Dan di SMP Diponegoro ini ada juga seni banjari kegiatan ini selalu di beriringan dengan kegiatan dzibaiyah dan dilaksanakan hari sabtu juga dan ketika membaca dzibaiyah itu diiringi dengan musik menabuh rebana bersama – sama. Adapun yang diharapkan dalam kegiatan seni banjari ini terhadap peserta didik ini bisa mengenal lagu – lagu bernuansa Islam.30 j. Khatmil Qur’an. Di SMP Diponegoro ini juga dimengadakan khatmil Qur’an akan tetapi ini khatmil Qur’an ini dilaksanakan setiap 3 bulan sekali, harapan dari pembacaan khatmil Qur’an ini adalah agar peserta didik lebir gemar membaca Al – Qur’an dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.31 Dalam hal ini sebagaimana yang dikatakan peserta didik kelas VII di SMP Diponegoro : “ Saya sangatlah senang dengan pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI ini, karena bisa menambah wawasan saya tentang ilmu agama Islam”.32 Selanjutnya wawancara dengan peserta didik dari kelas VIII SMP Diponegoro: “ Pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI ini baik sekali diterapkan pada peserta didik, karena dapat menambah ilmu agama Islam pada peserta didik“.33 Selanjutnya wawancara dengan peserta didik kelas IX SMP Diponegoro : “ Alhadulillah saya senang bersekolah di SMP Diponegoro ini, karena banyak kegiatan keagamaan yang dilakukan disekolah setiap hari dan itu bisa membuat saya serta peserta didik yang lain semakin dekat dengan Allah ”.34 Faktor Pendukung Dan Penghambat Kecakapan Hidup Dalam Pembelajaran PAI Di SMP Diponegoro a. Faktor pendukung kecakapan hidup 30 31 32
Hasil observasi kegiatan pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI , pada hari Sabtu 26 Maret tahun 2016
Ibid,.
Hasil wawancara, Abdulloh Sihab, kelas VII SMP Diponegoro, selasa 22 Maret 2016 Hasil wawancara,Siti Sholikhatus Nur Sa’adah, kelas VIII SMP Diponegoro, Rabu 23 Maret 34 Hasil wawancara, Achmad Sammi, kelas IX SMP Diponegoro, selasa 22 Maret 2016 33
AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016
2016
259
Pendukung dan penghambat pasti ada dalam semua kegiatan sekolah, karena pendukung dan penghambat itu tidak bisa lepas dari sebuah kegiatan yang kita jalankan. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh beberapa pihak dari sekolah kepada peneliti. Faktor pendukung implementasi pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI di SMP Diponegoro ini sebagaimana yang diungkapakan oleh Bapak Suprapto, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Diponegoro: “ Bahwa lokasi sekolah SMP Diponegoro ini sangatlah strategis karna berada di tengah desa moropelang dan juga letak sekolah yang berdekatan dengan tempat ibadah yakni masjid, maka akan memudahkan peserta didik untuk bisa melaksanakan kegiatan keagamaan didalam masjid. Serta dukungan dari para wali murid peserta didik serta penduduk desa moropelang sehingga kegiatan pendidikan kecapan hidup ini berjalan dengan baik. Bahwa sekolahan SMP Diponegoro ini adalah sekolah swasta yang berada di desa bukan di kota, dengan lingkungan masyarakat yang sangat mendukung sekali kegiatan keagamaan seperti ini”.35 Bahwasanya faktor pendukung kecakapan hidup adalah sekolah SMP Diponegoro berlokasi didesa serta sekolah ini juga berdekatan dengan masjid desa, maka ketika melakukan kegiatan pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI ini sangatlah mudah karena sudah mendapatkan izin dari masyarakat desa Moropelang, wali murid dari para peserta didik sangat mendukung dengan kegiatan yang dijalankan para peserta didik disekolah. Adapun faktor pendukung yang lainnya, sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Fathul Aziz, S.Ag selaku guru PAI : “ Bahwa pendukung dari semua kegiatan pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI ini adalah mayoritas semua para peserta didiknya di SMP Diponegoro ini beragama Islam, maka dari itu untuk penerapan implementasi pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI sangatlah baik”.36 Adapun faktor pendukung implementasi pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI di SMP Diponegoro ini, dengan menyatakan bahwa semua peserta didik yang bersekolah di SMP Diponegoro ini mayoritas semunya beragama Islam, sehingga untuk penerapan implementasi pendidikan kecakapan hidup ini sangatlah baik dan tepat sekali bagi para peserta didik sebagai bekal ketika mereka lulus dari sekolah SMP Diponegoro. Menurut Bapak Ahmad Qusyairi selaku guru pembina kecakapan hidup mengungkapkan tentang faktor pendukung pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI : “ Bahwa alokasi waktu yang di berikan kepada pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI sangatlah banyak dalam melakukan kegiatan – kegiatan 35 36
Hasil wawancara, Suprapto,selaku kepala sekolah, pada hari Senin 21Maret tahun 2016id,. Hasil wawancara, Fathul Aziz, selaku guru PAI, pada hari Senin 21 Maret tahun 2016
AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016
260
keagamaan untuk menunjang kecakapan peserta didik dalam pembelajaran – pembelajaran tentang Agama Islam “.37 Bahwa pemberian waktu dalam mengembangkan kecakapan hidup bagi para siswa SMP Diponegoro ini sangatlah banyak dan tidak menganggu mata pelajaran yang ada disekolah. Sehingga dalam melaksanakan kegiatan merasa tenang dan tidak terburu oleh waktu jam sekolah. b. Faktor penghambat kecakapan hidup. Sedangkan untuk faktor penghambat implementasi pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI di SMP Diponegoro ini sebagaimana yang diungkapkanlagi oleh Bapak Ahmad Qusyairi selaku guru pembina pendidikan kecakapan hidup PAI : “ Bahwa faktor kesulitan atau hambatan untuk program pendidikan kecakapan hidup ini yakni para peserta didik ini masih ada yang bandel sekali untuk diajak disiplin atau tepat waktu dalam mengikuti kegiatan dan peserta didik yang sering bolos serata mempengaruhi temannya agar tidak mengikuti kegiatan tersebut, apalagi ketika saya ada halangan, sehingga membuat saya tidak bisa masuk kesekolah atau hadir dalam rutinitas kegiatan tersebut dan itu menjadi kesempatan peserta didik untuk bisa lepas untuk tidak menggikuti kegiatan – kegiatan tersebut, padahal ada guru yang lain untuk bisa menggantikan saya tapi peserta didik yang suka bolos itu jadi kesempatan untuk pura – pura izin kemana – mana, maka dari itu saya selalu menghimbau pada guru – guru SMP Diponegoro agar selalu semangat untuk selalu membimbing, mengarahkan, mendukung dan melestarikan program pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI ini agar bisa mencetak generasi yang mempunyai potensi keagamaan yang baik, agar nanti setelah peserta didik ini lulus mereka mempunyai pegangan dalam kehidupanya dan bisa mengamalkan apa yang telah diajarkan disekolah”.38 Bahwasanya faktor penghambat pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI ini adalah banyak peserta didik yang telat ketika mengikuti kegiatan atau tidak disiplin dan peserta didik yang bolos akan tetapi mereka malah mengajak temannya agar ikut bolos juga dengan agar tidak mengikuti kegiatan tersebut. Adapun faktor penghambat menurut Bapak Fathul Aziz, S.Ag selaku guru PAI juga mengungkapkan “ Yang menyebabkan faktor penghambat yang menjadi penghalang kegiatan pendidikan kecakapan hidup ini adalah dalam menjalankan kegiatan peserta didik itu masih suka mengulur – ulur waktu sehingga banyak yang telat ketika mengikuti kegiatan.39 37
Hasil wawancara, Achmad Qusyairi, selaku pembina kecakapan hidup, pada hari Senin 21 Maret tahun 2016 Hasil wawancara, Achmad Qusyairi, selaku pembina kecakapan hidup, pada hari Senin 21 Maret tahun 2016 39 Hasil wawancara, Fathul Aziz, selaku guru PAI, pada hari Senin 21 Maret tahun 2016 38
AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016
261
Menjelaskan bahwa peserta didik itu masih butuh bimbingan dalam mengikuti kegiatan di sekolah karena mereka sering mengajak teman-temannya dalam mengundur-undur waktu dalam mengikut kegiatan disekolah. Mengatasi Faktor Penghambat Kecakapan Hidup Dalam Pembelajaran PAI Di SMP Diponegoro Faktor penghambatpun tidak menjadikan kegiatan yang ada disekolah itu akan berhenti, karena semuanya itu bisa diatasi dengan cara – cara yang bisa menanggulangi faktor penghambat tersebut agar tidak mengghalanginya. kegiatan tersebut akan terus berjalan lancar sesuai dengan program kerja yang telah ada di sekolah tersebut. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh beberapa pihak sekolah kepada peneliti. Adapun guru PAI Bapak Fathul Aziz, S.Ag juga mengungkapkan tentang cara mengatasi faktor penghambat para peserta didik SMP Diponegoro : “ untuk menanggulangi peserta didik yang suka telat dalam menggikuti kegiatan tersebut yaitu dengan cara pendekatan terhadap peserta didik tersebut dan juga kita sebagai guru tidak akan pernah bosan untuk selalu mengingatkan peserta didik untuk selalu disiplin dalam mengikuti pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI tersebut. Adapun cara untuk menggatasi faktor penghambat pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI di SMP Diponegoro ini untuk peserta didik yang suka telat dan tidak disiplin yaitu dengan cara saya kasih hukuman membaca Al – Qur’an 1 juz tapi apabila di ulangi lagi maka membaca Al – Qur’an saya naikan jadi 2 juz dan apabila masih terulang lagi maka suruh bacaan Al – Qur’an akan ditambah lagi, karena saya menginginkan peserta didik ini selalu belajar untuk disiplin dalam segala bentuk kegiatan”.40 Bahwasannya untuk mengatasi peserta didik yang tidak disiplin atau terlambat mengikuti kegiatan, akan diberikan sangsi dengan disuruh mambaca Al – Qur’an disesuaikan dengan terlambat berapa kali. Apabila cuma satu kali berarti membaca satu juz, dua kali dua juz dan begitu seterusnya akan ditambah sesuai dengan keterlambatanya dan diberikan nasehat agar tidak terulang kembali. Sedangkan dalam mengatasi faktor penghambat pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI di SMP Diponegoro ini yang diungkapkan oleh Bapak Ahmad Qusyairi selaku guru pembina pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI : “ Bahwa sebenarnya pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI ini ketika pertama di terapkan kepada peserta didik sangat susah sekali akan tetapi ketika sesudah dijalankan setiap hari peserta didik terbiasa menjalankannya. Apalagi kegiatan ini dikerjakan bersama – sama, maka para peserta didik ini sangat bersemangat sekali dalam menjalankannya, tanpa ada yang merasa terbebani. Peserta didik yang suka bolos dan mempengaruhi teman – temanya, kami mengatasi dengan cara memberikan teguran satu kali untuk teguran, dua kali untuk peringatan lagi, dan apabila melanggar lagi tiga kali maka langsung saya panggil ke kantor dan memberikan hukuman kepada 40
Hasil wawancara, Fathul Aziz, selaku guru PAI, pada hari Senin 21 Maret tahun 2016
AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016
262
peserta didik dengan memberikan sangsi untuk menghafal surat – surat dalam Al – Qur’an agar tidak mengulanginya lagi “.41 Bahwa penerapan implementasi pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI ini awalnya sangat susah sekali, akan tetapi dengan kegigihan dan semangat yang tinggi dari para dewan guru akhirnya semuanya bisa berjalan dengan lancar. Adapun cara mengatasi peserta didik yang suka bolos dan suka mempengaruhi teman yang lainnya itu diberikan sangsi menghafalkan surat – surat Al – Qur’an sesuai dengan berapa kali peserta didik hadir. Dan apabila semakin banyak tidak hadir akan semakin banyak hafalan surat – surat Al – Qur’an tersebut dan sekaligus diberikan nasehat agar tidak diulangi kembali. Kesimpulan Berdasarkan hasil uraian Implementasi Pendidikan Kecakapan Hidup Dalam Pembelajaran PAI Di SMP Diponegoro Morpelang Babat Lamongan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Implementasi pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran PAI di SMP Diponegoro ini meliputi : membaca Al – Qur’an, sholat dhuha berjama’ah dan sholat dhuhur berjamaah, pendidikan Al – Qur’an, hafalan surat – surat Al – Qur’an, membaca surat yasin, isthighosah atau tahlil, dzibaiyah dan seni banjari, khatmil Qur’an yang dilaksanakan 3 bulan sekali. 2. Faktor pendukung kecakapan hidup di SMP Diponegoro ini meliputi mayoritas semua peserta didik beragama islam, banyaknya alokasi waktu, sekolah yang berdekatan dengan masjid, wali murid peserta didik dan lingkungan dan masyarakat sekitar sekolah yangmendukung dalam kegiatan pendidikan kecakapan hidup. Faktor penghambat kecakapan hidup di SMP Diponegoro ini meliputi kurangnya kedisiplinan dan membolos dalam kegiatan. 3. Mengatasi faktor penghambat kecakapan hidup di SMP Diponegoro ini meliputi yang pertama; dengan memberi tahukan kepada peserta didik atas pentingnya kedisiplinan dengan menegurnya serta memberikan sangsi dengan membaca Al – Qur’an yang disesuaikan berapa kali siswa melanggar. Yang kedua; menegurnya terlebih dahulu, selanjutnya memberi peringatan dan memanggilnya apabila sudah terjadi tiga kali. Apabila sudah diberikan peringatan satu kali, dua kali murid masih melakukan kesalahan yang sama, maka guru akan memanggilanya keruang guru dengan memberikan sangsi kepada peserta didik supaya tidak terus menggulanginya lagi dengan menyuruhnya menghafalkan surat – surat Al – Qur’an. Daftar Rujukan Anwar, pendidikan kecakapan hidup, Bandung, Alfabeta, 2006. Al Qur’an, An – Nisa’ ayat 9. Anwar, pendidikan kecakapan hidup, Bandung, Alfabeta, 2006. 41
Hasil wawancara, Ahmad Qusyairi, selaku guru pembina kecakapan hidup , pada hari Senin 21 Maret tahun 2016
AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016
263
Broad Based Education (BBE) Depdiknas, Pola Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup, Surabaya, 2002. Budi Sutrisno, Pembelajaran Kecakapan Hidup, Surabaya, 2009. Djoko Hartono, Pengembangan kecakapan hidup ( life skill ) dalam pendidikan Islam, Surabaya, Ponpes Jagat ‘Alimussirry, 2001. Depdiknas, Pola Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup, Surabaya, 2003. Nurdin Usman, Kontekts Implementasi Berbasis Kurikulum, Surabaya, 2002. Noeng Muhdjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial; Suatu Teori Pendidikan,Yogyakarta, Reke Sarasin, 2000. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung, Citra Umbara, 2009. Sri Sumarni, Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Kajian Tentang Konsep, Problem dan Prospek Pendidikan Islam, Yogyakarta, 2002. Slamet PH, Pendidikan Kecakapan Hidup di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama: Konsep dan Pelaksanaan, Jakarta, Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 2002. Purwdinata, Proses Pembelajaran Siswa, Malang, 1967. Zuhairi, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Malang, 1995.
AKADEMIKA, Volume 10, Nomor 2, Desember 2016