perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SMK NGAWI (STUDI KASUS DI SMK ISLAMIYAH WIDODAREN NGAWI)
SKRIPSI
Oleh: MUJAHID WAHYU K 2507030
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SMK NGAWI (STUDI KASUS DI SMK ISLAMIYAH WIDODAREN NGAWI)
Oleh : MUJAHID WAHYU K 2507030
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikian Teknik dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Nopember 2011
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs.C.Sudibyo,M.T NIP. 19510209 197603 1 002
Drs.H.Emilly Dardi,M.Kes NIP. 19501231 198503 1 003
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SURAT PERNYATAAN Dengan ini dinyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak pernah terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan menurut sepengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, Nopember 2011 Penulis
MUJAHID WAHYU K 2507030
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
:
Tanggal
: 02 Desember 2011
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs.C.Sudibyo,M.T
Sekretaris
: Drs. Emilly Dardy, M.Kes
Anggota I
: Yuyun Estriyanto, S.T,M.T
Anggota II
: Suharno, S.T,M.T
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1001
commit to user
(...................) (...................) (....................) (....................)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Mujahid Wahyu. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SMK NGAWI (STUDI KASUS DI SMK ISLAMIYAH WIDODAREN NGAWI). Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Nopember 2011. Tujuan penelitian ini adalah (1). Mengetahui konsep dasar dari pendidikan karakter. (2). Mengetahui sejauh mana pemahaman civitas SMK di Ngawi khususnya di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi terhadap pendidikan karakter. (3). Mengetahui bagaimana implementasi pendidikan di SMK Ngawi khususnya di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan/ narasumber, tempat atau lokasi penelitian, arsip dan dokumen. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara yang mendalam dan mencatat dokumen. Validitas data menggunakan trianggulasi data (sumber) dan metode. Analisis data yang digunakan berupa analisis interaktif. Hasil penelitian implementasi pendidikan karakter di SMK Ngawi (Studi Kasus di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi) adalah (1). Guru di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi paham tentang latar belakang, tujuan, dan bagaimana mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah. (2). Siswa di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi paham tentang latar belakang dan tujuan dari pengimplementasian pendidikan karakter. (3). Pendidikan karakter di sekolah diimplementasikan melalui 2 bidang/jalur yaitu ko-kurikuler dan ekstrakurikuler. (4). Pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi melalui kokurikuler yaitu memasukkan unsur pendidikan karakter dalam proses belajar mengajar di kelas, penambahan jam belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi 6 jam per minggu, muhadoroh (latihan pidato di depan kelas) dan pembiasaan sholat duhur se Islamiyah Widodaren Ngawi melalui ekstrakurikuler yaitu masuk dalam program
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bhakti sosial, dan kajian keputrian. (6). Pelaksanaan pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi, selain diupayakan di sekolah juga diupayakan sinergis dengan di lingkungan masyarakat dan keluarga. Salah satu upayanya yaitu dengan membentuk DKS (Dewan Kedisiplinan Sekolah) di setiap desa yang menjadi basis penerimaan siswa SMK Islamiyah Widodaren Ngawi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Mujahid
Wahyu.
THE
IMPELEMENTATION
OF
CHARACTER
EDUCATION IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL IN NGAWI (CASE STUDY IN SMK ISLAMIYAH WIDODAREN NGAWI). Thesis, Surakarta : Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret University of Surakarta, Nopember 2011. The purpose of this study were (1). Knowing the basic concept of character education. (2). Knowing the extent of understanding of civitas in Ngawi especially in SMK Islamiyah Widodaren Ngawi on character education. (3). Knowing how the implementation of vocational education in particular in SMK Islamiyah Widodaren Ngawi from the planning phase, implementation and evaluation. This research used descriptive qualitative method. Sources of data in this study were informans / resource persons, places or research sites, archives and documents. The sampling technique used purposive sampling and snowball sampling. Data collection techniques is the observation, in-depth interviews and record documents. The validity of the data using triangulation of data (source) and methods. Analysis of the data used in the form of interactive analysis. The results of character education implementation in SMK Ngawi (Case Study in SMK Islamiyah Widodaren Ngawi) are (1). Teachers in SMK Islamiyah Widodaren Ngawi understanding of the background, objectives, and how to implement character education in schools. (2). Students in SMK Islamiyah Widodaren Ngawi know about the background and purpose of implementing character education. (3). Character education in schools is implemented via two field / line of co-curricular and extracurricular. (4). Character education in SMK Islamiyah Widodaren Ngawi through co-curricular activities which include elements of character education in teaching and learning in the classroom, additional hours of study subjects of Islamic Religious Education up to 6 hours per week, muhadoroh (practice speeches in front of the class) and habituation duhur prayers in congregation. (5). Character education in SMK Islamiyah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Widodaren Ngawi through extracurricular program that is included in the Association of Student Programs and Keputrian like infaq on Friday, mentoring, social doing and studies keputrian. (6). The implementation of character education in SMK Islamiyah Widodaren Ngawi, other than strived at school also pursued in synergy with the environmental community and family. One of its efforts is to form the DKS (Disciplinary Board of the School) in each village that became the basis of students receiving SMK Widodaren Ngawi Islamiyah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
(Prof. Dr-Eng.Fahmi Amhar). Andaikan ada orang yang bisa meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, niscaya aku (Muhammad) tidak akan pernah berhenti dalam gkannya atau hancur lebur olehnya. (H.R Ibnu Hisyam). Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada
. (Q.S Al Fushilat:33). Hidup hanya sekali, mengapa hidup tidak untuk illahi robbi ? (Mujahid Wahyu)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT. Karya ini dipersembahkan untuk : 1. Abi dan ummi yang selalu menasehati
2. Kakanda dan adinda tercinta. 3. My Inspirational Person (Ahmad Fauzan Aschari, Ahmadi, Eka Nada Sofa Al Khajar dan Ika Mawarningtyas). 4. Rekan-rekan seperjuangan di PTM 2007 (Hudzaifah, Arif Yuniarto, dan M.Ady S). 5. Intelektual muda muslim, khususnya rekan-rekan DPD Gema Pembebasan Soloraya. (W.Aji N.C, M.Yusuf Arianto, dan Yusuf Santoso). 6. Seluruh umat manusia yang risau akan tatanan dunia yang penuh kedholiman dan rindu akan tatanan dunia baru yang penuh kedamaian dan keberkahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan nikmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dikesempatan yang berbahagia ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuannya kepada yang terhormat 1. Bapak Prof. Dr. H. M.Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Bapak Drs.Sutrisno,S.T,M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FKIP UNS Surakarta. 3. Bapak Yuyun Estriyanto,S.T,M.T selaku Ketua Program Pendidikan Teknik Mesin PTK FKIP UNS 4. Bapak Drs.Emilly Dardi,M.Kes, sebagai Koordinator Skripsi pada Program Pendidikan Teknik Mesin PTK FKIP UNS dan Dosen Pembimbing II. 5. Bapak Drs.C.Sudibyo,M.T, selaku dosen pembimbing I. 6. Bapak Zainuddin, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMK Islamiyah Widodaren Ngawi. 7. 8. Mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin khususnya angkatan 2007. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaikinya. Terakhir, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca, Amiin.
Surakarta, Nopember 2011
commit to user
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL........................................................................................................
i
PENGAJUAN SKRIPSI..............................................................................
ii
PERSETUJUAN..........................................................................................
iii
SURAT PERNYATAAN............................................................................
iv
PENGESAHAN...........................................................................................
v
ABSTRAK...................................................................................................
vii
MOTTO.......................................................................................................
x
PERSEMBAHAN........................................................................................
xi
KATA PENGANTAR.................................................................................
xii
DAFTAR ISI................................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL........................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
xvii
BAB I.
PENDAHULUAN.......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah......................................................
1
B. Perumusan Masalah.............................................................
5
C. Tujuan Penelitian.................................................................
6
D. Manfaat Penelitian...............................................................
6
BAB II. LANDASAN TEORI..................................................................
7
A. Tinjauan Pustaka..................................................................
7
1. Pendidikan......................................................................
7
2. Karakter..........................................................................
9
3. Pendidikan Karakter.......................................................
14
B. Kerangka Berfikir................................................................
24
BAB III. METODE PENELITIAN..........................................................
26
A. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................
26
B. Bentuk dan Strategi Penelitian............................................
27
C. Sumber Data........................................................................
30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Teknik Sampling (Cuplikan)...............................................
32
E. Teknik Pengumpulan Data..................................................
33
F. Validitas Data.......................................................................
36
G. Analisis Data........................................................................
38
H. Prosedur Penelitian..............................................................
39
BAB IV. HASIL PENELITIAN................................................................
42
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................
42
B. Analisis dan Pembahasan....................................................
54
C. Temuan Studi dan Kaitannya dengan Kajian Teori.............
63
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN..................................
72
A. Simpulan..............................................................................
72
B. Implikasi..............................................................................
72
C. Saran....................................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
75
LAMPIRAN.................................................................................................
77
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Jadual Penelitian.............................................................................
27
Tabel 2 Sasaran Mutu Kepala Sekolah........................................................
45
Tabel 3 Sasaran Mutu WKS I .....................................................................
47
Tabel 4 Uraian Tugas dan Wewenang WKS I.............................................
48
Tabel 5. Sasaran Mutu WKS II.....................................................................
50
Tabel 6. Uraian Tugas dan Wewenang WKS II............................................
51
Tabel 7 . Implementasi Pendidikan Karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi...........................................................................
61
Tabel 8 . Karakter-karakter yang diupayakan dalam Pengimplementasian Pendidikan Karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi..........
64
Tabel 9.Karakter-karakter yang diupayakan dalam RPJPN 2025 dan Pelaksanaannya di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi..................
commit to user
66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa.................................
14
Gambar 2. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter..........................................
24
Gambar 3. Alur Kerangka Berfikir Penelitian..............................................
26
Gambar 4. Skema Model Analisis Interaktif.................................................
39
Gambar 5. Diagram Alir Penelitian..............................................................
41
Gambar 6.Diagram Lingkaran Sebaran Siswa-Siswi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi Tahun Ajaran 2011/2012.............................
70
Gambar 7. Gedung SMK Islamiyah Widodaren Ngawi..............................
77
Gambar 8. Wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Islamiyah Widodaren Ngawi (Bp. Zainuddin, S.Sos, S.Pd.I )....................
77
Gambar 9. Wawancara dengan Waka Kurikulum (Bp.Sriyono Teguh Santoso,S.Si)...............................................................................
78
Gambar 10. Wawancara dengan Waka Kesiswaan (Bp.Misbakhul Munir, M.Pd.)..........................................................................................
78
Gambar 11. Wawancara dengan Guru SMK Islamiyah Widodaren Ngawi (Bp.Sugeng Hariyadi,S.Pd.I)......................................................
79
Gambar 12. Wawancara dengan Bima Hapsara (X RPL).............................
79
Gambar 13. Wawancara dengan Bayu Nur Rohman (XI RPL 2).................
80
Gambar 14. Wawancara dengan Kusniawati (XII RPL)...............................
80 81
Gambar 16. Kegiatan Keputrian ..................................................................
81
Gambar 17. Latihan Muhadoroh (Berceramah di muka kelas).....................
82
Gambar 18. Bhakti Sosial yang pernah dilaksakan oleh siswa-siswi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi pada Agustus 2011......................
commit to user
82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Foto Dokumentasi.......................................................................
75
Lampiran 2. Struktur Organisasi Sekolah.......................................................
83
Lampiran 3. Daftar Guru SMK Islamiyah Widodaren Ngawi........................
84
Lampiran 4. Pedoman Tata Krama dan Tata Tertib Kehidupan Sosial SMK Islamiyah Widodaren Ngawi.............................................
86
Lampiran 5. Data Nominatif Siswa di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi....
93
Lampiran 6. Pedoman Wawancara..................................................................
110
Lampiran 7. Hasil Wawancara........................................................................
124
Lampiran 8. Pedoman Observasi.....................................................................
149
Lampiran 9. Hasil Observasi...........................................................................
150
Lampiran 10. Contoh RPP Berkarakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi...........................................................................
155
Lampiran 11. Jadwal Pelajaran SMK Islamiyah Widodaren Ngawi tahun pelajaran 2011/2012..........................................................
159
Lampiran 12.Struktur HSJ (Himpunan Siswa Jurusan) SMK Islamiyah Widodaren Ngawidan contoh program kerja HSJ Bidang Keagamaan ..................................................................... Lampiran 13. Perizinan Penelitian..................................................................
commit to user
160 163
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memerankan peran strategis dalam kehidupan manusia. Abidin Ibnu Rusn (2009:55) menyatakan bahwa
-
satunya jalan untuk menyebarluaskan keutamaan, mengangkat harkat dan martabat manusia, dan
ehingga dapat
dikatakan, kemakmuran dan kejayaan suatu masyarakat atau bangsa sangat dipengaruhi oleh bidang pendidikan. Masih banyak lagi pendapat para pakar yang berkaitan dengan pentingnya pendidikan di tengah-tengah kehidupan, namun setidaknya perkara tersebut bukanlah sekedar pendapat semata. Sudah sekian banyak fakta yang mampu mendiskripsikan realitasnya. Contoh sederhananya adalah sebagaimana saat ini yang dicapai oleh Korea Selatan. Negara ini pada tahun 1962 baru saja keluar dari perang dengan Korea Utara. Korea Selatan saat ini menjelma menjadi negara dengan kekuatan ekonomi dan penguasaan teknologi yang tergolong maju di dunia, begitu juga dengan Negera Jepang yang sempat dilululantahkan oleh dahsyatnya guncangan gempa dan tsunami pada awal tahun 2011 yang lalu. Negeri ini tergolong memiliki sumber daya alam yang tidak seberapa, namun karena pendidikannya berhasil menggali potensi sumber daya manusia, negeri ini menjadi kaya dan diperhitungkan oleh dunia. (Gede Raka, 2011 : 2). Sangat wajar bila pendidikan di setiap negara menjadi prioritas yang diutamakan oleh pemerintahnya, begitu juga dengan realisasi pendidikan di Indonesia. Pemerintah melalui jajaran terkait harus senantiasa mengkaji pelaksanaannya, sehingga melalui pendidikan diharapkan bisa benar-benar mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan di Indonesia saat ini berjalan masih jauh dari yang diharapkan. Hal tersebut terlihat dari bertumpuknya permasalahan demi permasalahan yang sangat prinsip, namun sampai saat ini belum mampu
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terselesaikan, sehingga wajar bila banyak orang yang menyebut pendidikan di Indonesia masih gagal. Permasalahan prinsip tersebut adalah banyaknya lulusan sekolah atau sarjana yang piawai dalam menjawab soal ujian, berotak cerdas, tetapi mental dan moralnya lemah. Salah satu indikator yang menunjukkan lemahnya mental dan moral lulusan sekolah atau sarjana adalah merebaknya seks bebas. Berdasarkan data hasil penelitian survei DKT Indonesia, PKBI Rakyat Merdeka, Komnas Perlindungan Anak (PA) dan analisa SKRRI pada tahun 2002 saja, sebanyak 51% remaja di Jabotabek, 54% di Surabaya dan 47% di Bandung pernah melakukan hubungan seks pra nikah. Rata-rata usia mereka adalah antara 13 sampai dengan 18 tahun atau usia pelajar. (http://radhityanotes.com/read/2011/04/06/614/70remaja-indonesia-melakukan-seks-pra-nikah-ambil-info.html). Komisi Perlindungan Anak pada tahun 2008 juga merilis hal yang serupa. Sebesar 97% anak SMP mengaku pernah menonton film porno, 93,7% remaja SMP mengaku pernah berciuman serta happy patting alias bercumbu berat. Lebih mengejutkan lagi 62,7% remaja SMP mengaku sudah tidak perawan lagi. Lantas yang menjadi pertanyaannya, bila kondisinya sudah seperti ini, bagaimana dengan nasib Bangsa Indonesia 10 tahun yang akan datang ? (Felix Siauw,2010:83). Kegagalan pendidikan tidak hanya terlihat pada indikator para lulusannya semata. Permasalahan lain yang bisa menjadi indikator kegagalan pendidikan diantaranya adalah tingginya biaya pendidikan yang melahirkan praktik diskriminasi dalam mengakses pendidikan, berbagai praktik militerisme yang menyebabkan maraknya tindak kekerasan di sekolah, beragam praktik manipulatif dan koruptif, mulai dari ujian nasional, ketidaksiplinan guru dalam menjalankan tugas, sampai manipulasi ijazah/ sertifikat untuk kebutuhan sertifikasi atau kenaikan pangkat, hal-hal tersebut menyebabkan tumbuh suburnya budaya ketidakjujuran di sekolah. (Bagus Mustakim, 2011:3). Skala yang lebih besar menyatakan bagaimana efek domino gagalnya pendidikan terlihat lebih nyata, hal ini terlihat dari berbagai permasalahan bangsa yang sangat prinsip sekali. Meminjam istilah Bagus Mustakim, ada banyak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tindakan patologi sosial yang mendera bangsa ini yang menunjukkan indikasi adanya masalah akut khususnya dalam konteks bangunan karakter bangsa. Maraknya perilaku anarkis, tawuran antar warga, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, korupsi, kriminalitas, kerusakan lingkungan dan masih banyak lagi, bahkan khusus untuk tindak kriminal korupsi, koran Singapura The Strait Times pernah menjuluki Indonesia dengan The Envelope Country, karena segala hal bisa dibeli, entah itu lisensi, tender, wartawan, hakim, jaksa, polisi, petugas pajak dan lain sebagainya. (Rizal Andy, 2010). Kondisi tersebut bisa menjadi sinyal bahaya bagi masa depan Bangsa Indonesia. Fenomena-fenomena di atas sangat bertentangan dengan visi dan misi pendidikan dalam membentuk manusia Indonesia yang berkepribadian dan berbudi luhur sebagaimana yang dicita-citakan oleh pendidikan nasional. Berangkat dari hal itulah saat ini sedang hangat-hangatnya muncul pendidikan karakter sebagai wacana baru dalam pendidikan nasional. Pendidikan karakter menjadi buah bibir di mana-mana, mulai dari pejabat Kementerian Pendidikan Nasional, Kepala Dinas Pendidikan di daerah sampai Pengawas Pendidikan, semuanya serempak dan seirama memboomingkan istilah yang satu ini, bahkan sampai merambah pada ruang-ruang pelatihan, seminar ataupun workshop. Pendidikan karakter juga menjadi tema sentral pada perhelatan peringatan hari pendidikan nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2011 beberapa waktu yang lalu. Pendidikan karakter telah menjadi salah satu visi Kementerian Pendidikan Nasional sampai tahun 2025 yaitu sebagai wujud menghasilkan insan Indonesia cerdas dan kompetitif atau menjadi insan kamil/ insan paripurna. Sosok manusia yang memiliki kecerdasan secara komprehensif, mencakup cerdas spiritual, emosional, sosial, intelektual dan cerdas kinestetis. Menjadi insan cerdas spiritual ditandai dengan beraktualisasi diri melalui hati/ kalbu untuk menumbuhkan dan memperkuat keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur dan berkepribadian luhur, hal tersebut menunjukkan adanya komitmen yang tinggi dalam membangun watak, budi pekerti atau karakter. (http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/RingkasanEksekutifSNP2010.pdf).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karakter merupakan suatu aspek kepribadian manusia yang diyakini dapat berubah, dari yang baik menjadi jelek atau sebaliknya dari yang jelek menjadi baik, itulah sebabnya pembangunan karakter menjadi sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia itu sendiri baik dalam skala individu maupun bangsa. Karakter seringkali diidentikkan dengan budi pekerti atau akhlak. Seorang yang berkarakter baik identik bahkan sama dengan orang yang budi pekertinya luhur atau akhlaknya baik (akhlaqul karimah), sementara itu orang yang berkarakter buruk identik bahkan sama dengan orang yang budi pekertinya tidak luhur atau akhlaknya tidak baik, itulah sebabnya pendidikan karakter sangat penting sekali. (Bagus Mustakim, 2011: ii). Visi pendidikan karakter sebenarnya secara implisit telah include ke dalam perundang-undangan yang telah ada. UU No.4 tahun 1950 jo, UU No 15 tahun 1954, UU No.2 tahun 1989 dan UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah untuk membentuk karakter bangsa, meskipun disampaikan dengan deskripsi yang berbeda-beda. (Bagus Mustakim, 2011 : 2). Sekolah formal sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan di lapangan sudah semestinya selaras dengan agenda besar pendidikan nasional saat ini yaitu pendidikan karakter, meskipun belum ada rumusan yang jelas dari pemerintah. Pendidikan karakter bisa diimplementasikan sesuai dengan sistem yang dibangun dan dikembangkan oleh sekolah masing-masing. Artinya antara sekolah satu dengan sekolah
yang
lain, ada kemungkinan
perbedaan
sistem
yang
dikembangkan. Beberapa tahun terakhir ini dunia pendidikan di Ngawi memperoleh perhatian serius dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Pendidikan di Ngawi pada tahun 2010 silam, dalam skala regional menempati posisi ke 38 dari 38 Kabupaten se-Jatim. (http://www.sinarngawi.com/2010/11/dprd-ngawi-komisi2-dituding-mlempem.html). Banyak kasus terjadi di Ngawi yang mengindikasikan lemahnya bangunan karakter dari para pelakunya. Kasus-kasus tersebut tidak bisa dianggap remeh, karena tarafnya sudah sampai pada pemberitaan berskala nasional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Beberapa kasus fenomenal yang pernah terjadi adalah kecurangan pelaksanaan UAN pada tahun 2009 silam yang mengakibatkan 100% siswa kelas 3 dinyatakan tidak lulus. Pemberitaan detik.com tertanggal 3 Juni 2009 silam itu tidak tanggung-tanggung menimpa sekolah terfavorit se-Kabupaten Ngawi yaitu SMAN 2 Ngawi, bila sekolah yang dipandang favorit berlaku demikian, lantas bagaimanakah dengan sekolah-sekolah yang taraf kualitas di bawahnya? Video mesum yang para pelakunya adalah anak usia sekolah sering pula terjadi di Ngawi, seperti kasus video mesum yang diberitakan oleh Liputan 6.com pada tanggal 6 Oktober 2010 silam yang melibatkan 3 pelajar sekolah kejuruan swasta di Kabupaten Ngawi. Beberapa kasus tersebut di atas adalah contoh kasus yang sempat mencuri perhatian media nasional. SMK Islamiyah Widodaren Ngawi sebagai sekolah formal, memiliki tanggung jawab yang sama dengan sekolah-sekolah lain dalam rangka turut serta mensukseskan agenda pendidikan nasional. SMK Islamiyah Widodaren Ngawi meskipun berstatus sebagai sekolah swasta ternayata memiliki komitmen tinggi dalam menjalankan proses pendidikan karakter yang setidaknya tercermin dalam visi sekolah yaitu kompetensi dalam prestasi, jaya dalam budaya, istiqomah dalam ibadah. Latar belakang tersebut di atas telah menjadikan penulis sangat tertarik untuk mengkaji dan mengadakan penelitian dengan judul PENDIDIKAN KARAKTER DI SMK NGAWI (STUDI KASUS DI SMK
B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Mengapa pemerintah saat ini menggulirkan pendidikan karakter sebagai wacana baru pendidikan nasional ? 2. Bagaimana hubungan maraknya praktik ketidakjujuran di tengah-tengah kehidupan dengan pendidikan karakter dan pelaksanaan sistem pendidikan nasional ? 3. Bagaimana pemahaman sekolah terkait dengan konsep pendidikan karakter ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Bagaimana sekolah mengimplementasikan konsep pendidikan karakter ? 5. Mengapa pendidikan karakter penting untuk diimplementasikan di sekolah khususnya di SMK Ngawi ?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk 1. Mengetahui konsep dasar dari pendidikan karakter. 2. Mengetahui sejauh mana pemahaman civitas SMK di Ngawi khususnya di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi terhadap pendidikan karakter. 3. Mengetahui bagaimana implementasi pendidikan karakter di SMK Ngawi khususnya di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka dengan penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan sumbangan tulisan dan penelitian ilmiah yang berkaitan dengan kajian pendidikan karakter, sehingga bisa memperkaya khasanah keilmuan pendidikan khususnya dalam konteks isu kontemporer. 2. Memberikan bahan masukan terhadap implementasi pendidikan karakter yang telah berjalan di SMK Ngawi khususnya di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi, berdasarkan pada analisis data atau informasi yang terkumpul dari proses penelitian baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program. 3. Memberikan bahan informasi bagi Perguruan Tinggi khususnya UNS dalam mengkaji lebih lanjut implemetasi pendidikan karakter di sekolah menengah kejuruan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Pendidikan Pendidikan merupakan bagian kebutuhan penting dalam kehidupan manusia. Berbagai ragam makna rumusan pendidikan yang telah dikemukakan oleh para pakar sesuai dengan sudut pandang dan konteks penggunaan masingmasing. Pendidikan (education) dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin e
berarti memasukkan sesuatu (Hasan Langgulung, 1988:4). Makna
pendidikan secara epistimologi adalah sebagai berikut : UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal I menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengambangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara Ki Hajar Dewantara dalam Edi Sutarto (2011) menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha orang tua bagi anak dengan maksud untuk menyokong kemajuan hidupnya, dalam arti memperbaiki tumbuhnya kekuatan jasmani dan ruhani Konteks filsafat mengenai pendidikan, Driyarkoro dalam Madya Ekosusilo & Kasihadi (1989) menyatakan bahwa: Pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk memanusiawikan manusia. Konteks tersebut mengandung pengertian bahwa pendidikan tidak dapat dimaknai sekedar membantu pertumbuhan secara fisik saja, tetapi juga keseluruhan perkembangan pribadi manusia dalam konteks lingkungan manusia yang memiliki peradaban Penjelasan dari beberapa pakar tersebut dapat dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dari orang tua bagi anak dengan
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maksud memperbaiki tumbuhnya jasmani dan ruhani. Pendidikan tidak hanya membantu pertumbuhan fisik semata namun juga keseluruhan perkembangan pribadi manusia yang beradab. Pelaksanaan pendidikan merupakan sebuah aktivitas untuk mewariskan nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan tertentu kepada generasi yang dididik atau dalam bahasa Kneller (1967) disebut sebagai pewarisan budaya. Kneller (1967:21) lebih mendetail menyatakan bahwa: Education is the process by which society, through schools, colleges, universities, and other institutions, deliberately transmits its cultural heritage - its accumulated knowledge, value, and skill from one generation to another . Pendidikan dengan kata lain merupakan proses di mana masyarakat melalui sekolah, perguruan tinggi, universitas, dan institusi lain dengan sengaja mewariskan budayanya yakni berupa akumulasi pengetahuan, nilai, dan ketrampilan dari generasi ke generasi yang lain. Laska (1976:3) juga menyatakan bahwa : Education is one of the most important activities in which human beings engage. It is by means of the educative process and its role in transmitting the cultural heritage from one generation to
Pendidikan merupakan salah satu aktivitas yang paling utama yang melibatkan tubuh manusia. Pendidikan merupakan sarana proses mendidik dan perannya di dalam mewariskankan warisan budaya dari satu generasi kepada generasi berikutnya sehingga masyarakat manusia bisa memelihara keberadaan mereka. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa lembaga pendidikan sekolah pada dasarnya merupakan salah satu harapan masyarakat (sebagai wakil orang tua) untuk mewariskan atau menanamkan nilai-nilai moral/budi pekerti yang bersumber pada norma, etika, tradisi budaya yang dianutnya kepada generasi mereka selanjutnya, oleh karena itu lembaga pendidikan di samping diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berfikir dan ketrampilan hidup, juga diharapkan mampu mewariskan nilai-nilai budaya luhur kepada anak didiknya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Karakter a. Pengertian Karakter Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan karakter sebagai tabiat, perangai dan sifat-sifat seseorang. Berkaraktaer diartikan dengan mempunyai kepribadian, adapun kepribadian diartikan dengan sifat khas dan hakiki seseorang yang membedakan seseorang dari orang lain. (Badudu & Zain : 1996, 617 dan 1088). Ki Supriyoko dalam Bagus Mustakim (2011:iii) menyatakan bahwa dalam bahasa yang sederhana karakter sama dengan watak, yaitu pengembangan jati diri seseorang itu sendiri. Karakter seseorang lebih mencerminkan jati diri dari pada aspek kepribadian manusia yang lainnya seperti identitas, intelektual, keterampilan dan lain sebagainya. Karakter juga sering diidentikkan dengan budi pekerti atau akhlak. Seseorang yang karakternya baik identik bahkan sama dengan orang yang budi pekertinya luhur atau akhlaknya baik (akhlakul karimah), sementara itu orang yang karakternya buruk identik bahkan sama dengan orang yang budi pekertinya tidak luhur atau akhlaknya tidak baik.
dikaitkan dengan sifat khas atau istimewa, atau kekuatan moral, atau pola tingkah
Berbagai pengertian di atas menyimpulkan bahwa karakter dapat dinyatakan sebagai sifat khas pada seseorang berupa tabiat, perangai, watak atau pola tingkah laku seseorang yang membentuk jati dirinya sehingga memiliki kepribadian.
b. Karakter dan Kebajikan
memancar dari dalam ke luar (inside-out), artinya kebiasaan seseorang dilakukan bukan atas permintaan atau tekanan dari orang lain melainkan atas kesadaran dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kevin Ryan dan Keren E Bohlin (1999:5) memberikan penjelasan lebih lanjut yaitu bila karakternya baik maka akan dimanifestasikan dalam kebiasaan baik di kehidupan sehari-hari : pikiran baik, hati baik, dan tingkah laku baik. Berkarakter baik berarti mengetahui yang baik, mencintai kebaikan dan melakukan yang baik. Telaah mengenai karakter hampir selalu dikaitkan dengan konsep kebajikan. Kebajikan adalah karakteristik yang bisa diterima oleh semua orang, artinya antara konsep tentang karakter dan kebajikan adalah dekat. Gede Raka (2011:34) menyatakan bahwa dalam setiap kebajikan teridentifikasi ada kekuatan karakter (character strenght). Patterson dan Seligmen (2004:29) dalam Gede Raka (2011:39-43) menyebutkan ada enam kategori kebajikan yang yang di dalamnya ada kekuatan karakternya, yaitu 1) Kearifan dan pengetahuan (wisdom and knowledge) yaitu kekuatan kognitif yang berkaitan dengan penambahan dan penggunaan pengetahuan. Kekuatan karakter yang teridentifikasi berupa kreativitas (orisinil dan banyak ide), memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, berfikiran terbuka, memiliki semangat dalam belajar dan berwawasan. 2) Keberanian (courage) yaitu kekuatan emosional yang mencakup kemuan yang kuat untuk mencapai suatu tujuan di tengah-tengah tentangan yang dihadapi, baik dari dalam maupun dari luar. Kekuatan karakter yang teridentifikasi adalah keberanian (bravery) - tidak takut menghadapi ancaman, tantangan, kesulitan atau kesakitan-, kegigihan, integritas (ketulusan dan kejujuran) dan vitalitas (menjalani kehidupan dengan kegembiraan dan penuh semangat). 3) Kemanusiaan (humanity) yaitu kekuatan interpersonal yang mencakup ketulusan merawat, membantu, sikap bersahabat, dan menjaga orang lain. Kekuatan karakter yang yang teridentifikasi adalah kasih (love), kebaikan hati (kedermawanan, kepeduliaan, welas asih, santun, tanpa pamrih) dan kecerdasan sosial (kecerdasan emosional, kecerdasan personal). 4) Keadilan (justice) yaitu sifat baik warga masyarakat yang menjadi tumpuan kehidupan masyarakat yang sehat. Kekuatan karakter yang teridentifikasi adalah kewargaan (tanggung jawab sosial, loyalitas, teamwork), berkeadilan (fairness) dan kepemimpinan. 5) Pembatasan diri (temperance) yaitu sifat baik yang menghindarkan seseorang dari ekses (sikap atau perbuatan yang melewati batas). Kekuatan karakter yang teridentifikasi adalah kesediaan memaafkan dan belas kasihan (forgivness and mercy), kerendahan hati/ kesederhanaan, kehati-hatian dan pengendalian diri. 6) Transendensi (transedence) yaitu kekuatan untuk melihat hubungan dengan alam dan merasakan maknanya. Kekuatan karakter yang teridentifikasi adalah apresiasi terhadap keindahan dan keistimewaan (appreciation of beuty and excellence), rasa syukur, harapan (optimisme,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
orientasi ke masa depan), humor dan spiritualitas (memiliki keyakinan tentang tujuan yang lebih tinggi). Kaitannya dengan proses perkembangan peradaban manusia, karakter terbentuk dalam proses sejarah sebagai sifat-sifat utama dalam suatu masyarakat yang menjadi pondasi dalam masyarakat itu. Bagus Mustakim (2011:30-37) membagi karakter yang lahir dalam perjalanan sejarah manusia menjadi 5 bagian, yaitu 1) Karakter Intelektual yaitu karakter yang ada pada diri seseorang di mana dengan modal karakter tersebut dapat terselesaikanlah persolan-persoalan hidup. Karakter ini juga bisa dimaknai dengan karakter yang ada pada diri manusia sehingga mampu menemukan berbagai nilai dalam kehidupannya. Nilai-nilai tersebut dijadikan pondasi dalam sistem masyarakat yang dijaga dan dilestarikan untuk kepentingan bersama. 2) Karakter Teologis yaitu karakter pada manusia yang hidup secara patuh dan taat pada nilai-nilai ketuhanan/ keagamaan. 3) Karakter Humanis yaitu karakter pada manusia yang lahir dari kemampuannya memahami realitas di sekitarnya secara obyektif dan ilmiah. 4) Karakter Modernis yaitu karakter pada manusia yang lahir dari kemampuannya memahami realitas secara rasional dan saintifik. Rasional artinya menjadikan kekuatan rasio sebagai kekuatan tunggal yang sangat menentukan, sedangkan saintifik berarti menganggap adanya suatu kebenaran essensial dan universal yang didasarkan pada langkahlangkah tertentu (metode ilmiah). 5) Karakter Postmodernisme yaitu karakter pada manusia yang menunjukkan penerimaan atas kondisi masyarakat yang pluralitas, heterogenitas dan fragmentalisme. Hal tersebut merupakan sebuah keniscayaan, bukan merupakan halangan namun adalah sebagai potensi positif untuk berkompetisi secara sehat menuju kebaikan bersama. Beberapa karakter tersebut dapat dinyatakan bahwa manusia yang berkarakter adalah manusia yang di dalam dirinya memiliki sifat-sifat kebajikan/kebaikan yang terpancar dalam setiap aktivitasnya sehari-hari atau dengan kata lain seperti yang dinyatakan oleh Furqon Hidayatullah (2010:10) bahwa seseorang dapat dikatakan berkarakter jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki oleh masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Karakter, Kemajuan Bangsa dan Dunia Kerja Karakter adalah bagian dari diri manusia yang sangat berharga. Cicero dalam Thomas Lickona (2004), seorang filosof dan negarawan Yunani
lam Thomas Lickona (2004), seorang sejarawan Inggris,
bumi ini hancur bukan karena penakhlukan dari luar melainkan karena pelapukan
Pernyataan Cicero dan Toynbee setidaknya telah terbukti kebenarannya. Contohnya adalah kemajuan yang diperoleh oleh RRC (Republik Rakyat China) saat ini. Pembaharuan dalam dunia pendidikan yang dilakukan semenjak tahun 1980-an di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping telah menjadi salah satu kekuatan penggerak utama kebangkitan RRC yang menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia pada awal abad ke-21. RRC pada tahun 1966-1976 mengalami kelumpuhan ekonomi dan pendidikan yang diakibatkan oleh kebijakan revolusi kebudayaan China yang dicanangkan oleh Mao Zedong. Tema utama revolusi pendidikan yang diangkat oleh RRC pada waktu itu adalah pendidikan karakter yang tujuan utamanya untuk menjadikan setiap warga China menjadi orang yang berkarakter kuat dan menumbuh kembangkan warga masyarakat yang lebih konstruktif. Gede Raka (2011:28-29) menyatakan bahwa meskipun faktor kempetensi saat ini menjadi tema utama dalam perekrutan dan pengembangan tenaga kerja, namun ada satu hal yang luput dari pengamatan para manajer atau eksekutif khususnya di Indonesia yaitu faktor kepribadian. Hasil penelitian Jim Collins yang Good to Great manajemen terlaris di dunia, menemukan bahwa salah satu faktor dari lima faktor yang menjadi ciri-ciri
perusahaan-perusahaan
hebat adalah perusahaan-
perusahaan itu memilih orang yang tepat untuk menjadi bagian dari tenaga kerjanya. Ketepatan tersebut dalam konteks ini lebih terkait pada karakter seseorang dari pada pengalaman, pengetahuan, atau keterampilannya, jadi dalam merekrut tenaga kerja faktor pertama yang diperhatikan perusahaan yang hebat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
dia lakukan (
digilib.uns.ac.id
), dengan kata lain, perusahaan yang hebat
mencari orang yang berkarakter. Orang-orang yang berkarakter kuat tidak memerlukan motivasi dari orang lain sebab mereka akan memotivasi dirinya sendiri. Perusahan-perusahaan yang hebat tidak menganggap pengetahuan atau keahlian khusus itu tidak penting, tetapi menganggap bahwa pengetahuan atau keahlian itu bisa dipelajari, sementara dimensi-dimensi yang berkaitan dengan keyakinan, seperti karakter, etos kerja, dedikasi untuk memenuhi komitmen, akarnya jauh lebih dalam dan lebih sulit dirubah. Arifin Panigoro (2008) dalam Gede Raka (2011:29) memaparkan delapan prinsip yang dia terapkan dalam membangun usahanya di berbagai bidang. Delapan prinsip tersebut, enam di antaranya adalah karakter yaitu bersikap adil, jujur, percaya diri, bertanggung jawab, inovatif dan peduli. Pemaparan di atas dapat dinyatakan bahwa kemajuan bangsa dan dunia kerja dapat dicapai oleh manusia-manusia yang berkarakter.
d. Strategi dalam Pembentukan Karakter Bangsa Karakter sangat penting dalam mencapai kemajuan suatu bangsa dan tentu juga sangat berharga dalam dunia kerja. Banyak strategi yang bisa dilaksanakan oleh pemerintah dalam proses pembentukan karakter tersebut. Strategi yang bisa dilaksanakan yang termuat dalam buku pedoman pelaksanaan pendidikan karakter yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) adalah melalui pendidikan. Perhatian bagan berikut ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 1. Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa Sumber : Tim Kemdiknas (2011 : 2) Berdasarkan alur pikir pembangunan karakter bangsa di atas, pendidikan menjadi salah satu strategi dasar dari pembangunan karakter bangsa yang dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara koheren dengan beberapa strategi lain. Strategi
tersebut
mencakup,
yaitu
sosialisasi/penyadaran,
pemberdayaan,
pembudayaan dan kerjasama seluruh komponen bangsa. Pembangunan karakter dilakukan dengan pendekatan sistematik dan integratif dengan melibatkan keluarga, satuan pendidikan, pemerintah, masyarakat sipil, anggota legislatif, media massa, dunia usaha, dan dunia industri (Buku Induk Pembangunan Karakter, 2010), sehingga satuan pendidikan adalah komponen penting dalam pembangunan karakter yang berjalan secara sistemik dan integratif bersama dengan komponen lainnya.
3. Pendidikan Karakter a. Definisi Pendidikan Karakter Pendidikan karakter menjadi bagian penting dalam proses pendidikan, sehingga manakala pendidikan gagal dalam mencetak manusia-manusia yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berkarakter maka sudah semestinya ada sebuah evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan yang ada, adapun secara epistimologis beberapa pakar memberikan definisi pendidikan karakter sebagai berikut : kter sebagai suatu proses internalisasi sifat-sifat utama yang menjadi ciri khusus dalam sebuah masyarakat ke dalam peserta didik sehingga dapat tumbuh dan bekembang menjadi manusia dewasa sesuai dengan nilai-nilai tersebut . Ratna Megawangi (2007) dalam Adian Husaini (2010) menyatakan
proses knowing the good, loving the good, and acting the good. Yakni suatu proses pendidikan yang melibatkan aspek kognitif, emosi dan fisik, sehingga akhlak mulia dapat terukir menjadi habit of the mind, hearth, and hands . Thomas Lickona (1991) dalam Adian Husaini (2010) mendefinisikan an karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan s Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor)
endidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek
pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga merasakan dengan baik atau loving good
(moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action).
Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan. Pengertian dari beberapa pakar diatas dapat dinyatakan bahwa pendidikan karakter adalah proses internalisasi nilai-nilai tertentu melalui pendidikan sehingga terbentuklah kepribadian dan akhlak mulia pada peserta didik melalui pembiasaan terus-menerus, dipraktikkan dan dilakukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Sejarah Pendidikan Karakter di Indonesia Karakter terbentuk dalam proses sejarah sebagai sifat-sifat utama dalam masyarakat yang menjadi pondasi masyarakat itu, sehingga di sinilah pendidikan memainkan peranannya sebagai sebuah sarana pewarisan dan penginternalisasian nilai-nilai pada generasi-generasi penerus. Proses ini bertujuan agar generasi selanjutnya menjadi manusia-manusia yang bermartabat, sehingga kehidupan masyarakat dapat terus hidup dan berkembang. (Bagus Mustakim,2011: 29). Pendidikan karakter bukanlah hal yang baru dalam sejarah manusia. Orang tua dengan berbagai cara, sejak dulu kala sebelum ada pendidikan formal yang bernama sekolah seperti sekarang, sudah berusaha mendidik anak-anak mereka baik menurut norma-norma yang berlaku di tengah-tengah kehidupannya, dengan demikian semenjak awal, makna yang terkandung dalam istilah pendidikan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dari orang tua bagi anak dengan maksud memperbaiki tumbuhnya jasmani dan rohani jadi tidak hany membantu pertumbuhan fisik semata namun juga keseluruhan perkambangan pribadi manusia yang memiliki peradaban
secara tidak langsung sudah
belakangnya. Sejak awal pelaksanaan pendidikan di Indonesia, secara tidak sadar melalui regulasi-regulasi yang ada, pendidikan karakter telah menjadi bagian dari visi pendidikan, meskipun tidak disampaikan dengan istilah pendidikan karakter. Diakui atau tidak apa yang telah tercantum dalam regulasi tersebut hingga saat ini belum bisa dikatakan sukses. Visi pendidikan karakter tercermin dalam perundang-undangan yang membahas pendidikan di negeri ini, mulai dari UU No.4 Tahun 1950 jo, UU No 12 Tahun 1954, UU No.2 Tahun 1989 dan UU No 20 Tahun 2003. Semua perundang-undangan itu menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk membentuk karakter bangsa, meskipun disampaikan dengan deskripsi yang berbeda-beda. (Bagus Mustakim, 2011 : 49-50).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Pentingnya Pendidikan Karakter Secara filosofis, pendidikan karakter lahir dari sebuah keprihatinan atas kondisi bobroknya karakter pada bangsa ini, sehingga pendidikan karakter secara tidak langsung menjadi problem solving yang dicoba untuk diangkat dalam dunia pendidikan. Soemarmo Sudarsono (2011) dalam Gede Raka (2011:xi) menyatakan bahwa: Lebih dari enam dekade, pendidikan karakter Indonesia belum mencapai kemajuan, bahkan dalam beberapa hal mengalami kemunduran. Masih banyaknya korupsi, semakin meningkatnya penggunaan kekerasan terhadap orang yang berbeda kepercayaan, berbeda suku, atau berbeda golongan, semakin semrawutnya lalu lintas, dan semakin rusaknya lingkungan hidup. Semua itu menjadi indikasi bahwa semakin banyak kita yang semakin kehilangan kejujuran, semakin kehilangan kemampuan untuk menghargai perbedaan, kehilangan kedisiplinan, kehilangan tata karama di ranah publik, dan kehilangan rasa tanggung jawab sosial.
kita kehilangan kekayaan, maka kita tidak kehilangan apa-apa, ketika kita kehilangan kesehatan, maka kita kehilangan sesuatu, namun ketika kita kehilangan karakter, maka kita kehilangan segalaSoemarmo Soedarsono (2011) dalam Gede Raka (2011:xi) menyatakan
boleh berganti dan raja boleh turun takhta, namun pendidikan karakter harus
akhirnya. Pendidikan karakter diperlukan agar setiap individu menjadi orang yang lebih baik, menjadi warga masyarakat yang lebih baik dan menjadi bagian dari warga negara yang lebih baik. Gede Raka (2011:21) menyatakan bahwa: Meningkatnya kompetensi manusia dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dengan sendirinya disertai peningkatan kebajikan dalam hati manusia. Kompetensi yang tidak disertai dengan kebajikan cenderung akan membawa umat manusia ke keadaan yang mengancam kualitas kehidupannya bahkan keberadaannya. Oleh karena itu, adalah suatu hal yang sangat mendesak untuk menegakkan kembali pendidikan karakter bagi masyarakat luas, termasuk pendidikan karakter di sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Begitu pentingnya pendidikan karakter di tengah-tengah kehidupan kita, sehingga semua komponen dalam lingkup pendidikan harus memahami pentingnya pembentukan karakter dalam diri peserta didiknya. Kegagalan dalam membentuk karakter bisa bermakna mempersiapkan kegagalan masa depan peserta didik dan bangsanya, begitu juga dalam dunia kerja yang notabene adalah fase kehidupan yang segera akan dilalui oleh peserta didik khususnya oleh peserta didik yang menempuh jenjang pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Seperti apa yang telah diungkapkan oleh Gede Raka (2011:29) bahwa: Perusahaan-perusahaan yang hebat lebih mencari orang yang berkarakter. Orang-orang dengan karakter yang kuat tidak memerlukan motivasi dari orang lain, sebab mereka akan memotivasi dirinya sendiri. Perusahaanperusahaan yang hebat tidak menganggap pengetahuan atau keahlian khusus itu tidak penting, tetapi menganggap bahwa pengetahuan dan keahlian khusus itu bisa dipelajari, sementara dimensi-dimensi yang berkaitan dengan keyakinan, seperti karakter, etos kerja, dedikasi untuk memenuhi komitmen, akarnya lebih dalam dan lebih sulit dirubah. Pembentukan karakter bagi setiap peserta didik khususnya bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang notabene adalah lembaga penyiap tenaga kerja sangatlah penting sekali.
d. Karakter-karakter yang Diupayakan dalam RPJP Nasional 2025 Konsep karakter sebagaimana yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya masih bersifat paradigmatis, karena itu karakter yang dimaksud masih bersifat universal, oleh karena itu harus diturunkan oleh sekolah menjadi karakterkarakter yang lebih praktis. Sekolah dalam konteks ini dapat menjadikan UU No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangun Jangka Panjang (RPJP) Nasional sebagai acuan. RPJP Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional yang merupakan jabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Berdasarkan rumusan visi dan misi RPJP Nasional 2025, menurut Bagus Mustakim (2011:72) minimal ada delapan karakter yang harus dikembangkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam praktik pendidikan dan pembelajaran di Indonesia. Delapan karakter tersebut adalah 1) Etos Spiritual Etos spiritual adalah etos yang dibangun dari nilai-nilai keagamaan. Sekolah bertugas untuk mengartikulasikan nilai-nilai utama itu dalam bentuk etika spiritual yang menjadi jalan hidup (way of life) bagi peserta didik. Sekolah harus mengkomunikasikan etika ini kepada peserta didik secara kreatif sehingga nilainilai itu bisa diimplementasikan secara aplikatif dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai inilah yang digunakan untuk membentuk karakter spiritual dalam diri peserta didik. Etika spiritual yang berhasil dibentuk akan menjadi pondasi dasar bagi pembentukan karakter-karakter yang lain, sebab karakter-karakter yang lain pada dasarnya merupakan pengembangan karakter dasar yang lebih spesifik. Abdul Hamid Hakim dalam Bagus Mustakim (2011:74) menyebutkan, ada lima nilai utama keagamaan yang bisa dijadikan menjadi etika spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Lima nilai tersebut adalah percaya pada Tuhan YME, Tuhan menciptakan seluruh alam yang ada termasuk manusia, manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab kepada-Nya, salah satu perbuatan yang berkenan adalah berbuat baik kepada sesama, dan manusia akan merasakan akibat
2) Etos Mutu Etos mutu adalah karakter yang berkaitan dengan penguasaan IPTEK dan kemampuan daya saing global. Perkembangan dunia yang begitu cepat dari era agraris menuju era industri hingga era informasi sekarang ini menuntut SDM yang bisa mengimbangi perbahan percepatan perkembangan zaman. Sekolah harus mampu menjembatani cepatnya perubahan tatanan daya saing global itu yaitu dengan menyiapkan kompetensi keilmuan dan mental. Masyarakat agaris memandang perubahan sebagai sebuah keistimewaan, masyarakat industri memandang perubahan sebagai sebuah rutinitas, sementara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam masyarakat informasi perubahan akan berjalan sangat cepat dengan magnitude yang lebih tinggi. Kesiapan peserta didik dalam menghadapi era informatika, baik kesiapan kompetensi maupun kesiapan mental, menjadi karakter yang harus dibangun oleh sekolah. Teknologi informasi menjadi kebutuhan tersendiri dalam era global ini. Melalui pembelajaran yang komprehensif diharapkan peserta didik tidak mengalami shock culture atas cepatnya perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Sebaliknya mereka memiliki kesiapan untuk berkarya dan berprestasi. 3) Keterbukaan Karakter keterbukaan adalah karakter yang dibangun atas dasar nilai-nilai keterbukaan. Dalam UU No 17 Tahun 2007 dijelaskan bahwa nilai keterbukaan merupakan landasan penting dalam mewujudkan pembangunan Indonesia yang maju, mandiri, dan adil sesuai dengan RPJP Nasional 2025. Chamim (2003:81) dalam Bagus Mustakim (2011:77) menyebutkan bahwa diantara nilai-nilai keterbukaan antara lain adalah kebolehan (berpendapat, berkelompok dan berpartisipasi), menghormati orang atau kelompok lain, kesetaraan, kerja sama, persaingan dan kepercayaan. Bagus Mustakim (2011:78) menyebutkan bahwa kompetisi, kompromi dan kerja sama juga merupakan nilai-nilai yang mampu mendorong terwujudnya keterbukaan. Kompetisi diperlukan sebagai pendorong satu sama lain untuk meningkatkan kualitas masing-masing. Kompromi diperlukan untuk mengatasi masalah yang muncul di tengah-tengah kehidupan, sedangkan kerja sama diperlukan untuk menopang persaingan dengan kelompok lain. Sekolah perlu kiranya untuk nilai-nilai tersebut kepada peserta didiknya. Nilai tersebut dikembangkan untuk membentuk karakter keterbukaan dalam diri peserta didik, sehingga diharapkan lulusan akan memiliki cara pandang yang luas dan terbuka sehingga mampu membuka ruang-ruang kompetisi yang sehat untuk kemajuan bersama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Multikultural Karakter multikultural adalah karakter yang terbangun atas dasar kesadaran multikultural, yaitu kesadaran yang mengisyaratkan adanya sikap untuk bersedia mengakui adanya kelompok lain. Kesadaran ini juga mengandung makna kesediaan untuk berlaku adil dengan kelompok lain atas dasar perdamaian dan saling menghormati. Pengembangan karakter multikultural di sekolah diharapkan menjadikan peserta didik memiliki wawasan yang terbuka dalam menerima keberadaan kelompok yang berbeda yang selanjutnya dapat memberlakukan kelompok itu secara adil, berkompetisi secara aman dan damai dalam membangun Indonesia. 5) Kecerdasan Kritis Kecerdasan kritis adalah sebuah karakter yang tercermin dari kemampuan peserta didik untuk mengidentifikasi ketidakadilan yang terjadi secara sistemik dan struktural di sekitarnya. Pendidikan harus menciptakan ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk terlibat dalam proses penciptaan sistem dan struktur baru yang lebih adil dan tidak menindas. Kecerdasan kritis pada peserta didik akan mendorongnya untuk memiliki kepedulian terhadap sistem dan struktur sosial di mana mereka tinggal, dengan demikian diharapkan pada masa depan akan muncul generasi yang memiliki kepedulian dan kepekaan terhadap sistem dan struktur sosial, sehingga akan terwujud masyarakat yang lebih adil dan egaliter. 6) Peduli Lingkungan Peduli terhadap lingkungan adalah sebuah karakter yang tercermin dalam diri peserta didik yang terlihat secara sederhana dari kecintaan dan kepeduliaannya terhadap kebersihan tempat lingkungannya. Sekolah dalam hal ini memerankan perannya dalam membentuk kesadaran terhadap lingkungan pada peserta didiknya. Karakter ini bisa dimulai dari persoalan yang terlihat sepele, seperti penyediaan tempat sampah yang memadai, sampai pada perumusan action plan tentang program-program
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kepeduliaan lingkungan. Pembentukan karakter ini diharapkan akan melahirkan generasi yang memiliki kepedulian lingkungan. 7) Berwawasan Maritim Indonesia memiliki wilayah kelautan yang luas, namun saat ini kesadaran untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi kelautan/ kemaritiman masih sangat kurang, sehingga dalam misi mewujudkan RPJP Nasional menuju Indonesia Emas 2025 sekolah harus menfasilitasi pembentukan karakter maritim bagi peserta didiknya. Perlu adanya upaya membangun kesadaran maritim dalam diri peserta didik. Pembentukan karakter maritim diharapkan mampu melahirkan generasi muda yang menyadari kekayaan potensi kelautan agar bisa mengeksplorasi laut Indonesia sebagai kekuatan sosial dan ekonomi bangsa. 8) Tanggung Jawab Global UU No 17 Tahun 2007 dalam konteks global merumuskan misi agar Indonesia ikut berperan penting dalam pergaulan dunia Internasional. Misi ini tidak mungkin tercapai tanpa adanya sensitivitas global yang dimiliki oleh warga negara Indonesia, karenanya menjadi tugas sekolah untuk menumbuhkan sensitivitas atau kesadaran global ini. Pembentukan karakter peserta didik yang memiliki kepedulian terhadap dunia global menjadi begitu penting. Generasi muda dengan karakter ini diharapkan mampu mengikuti perkembangan dunia global khususnya terkait dengan perkembangan dunia teknologi secara kritis., artinya tidak semata-mata larut dalam berbagai perubahan dan perkembangan yang terjadi.
e. Proses Pendidikan Karakter Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) dan fungsi totalitas sosiokultural dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat. (Tim Kemdiknas,2011:2).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Totalitas psikologis dan sosiokultural dapat dikelompokkan sebagaimana yang digambarkan dalam bagan berikut:
Gambar 2. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter Sumber : Tim Kemdiknas (2011:4) Berdasarkan gambar di atas, pengkategorian nilai didasarkan pada pertimbangan bahwa pada hakekatnya perilaku seseorang yang berkarakter merupakan perwujudan fungsi totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dan fungsi totalitas sosialkultural dalam konteks interaksi (dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas proses psikologis dan sosial-kultural dapat dikelompokkan dalam: (1) olah hati (spiritual & emotional development); (2) olah pikir (intellectual development); (3) olah raga dan kinestetik (physical & kinesthetic development); dan (4) olah rasa dan karsa (affective and creativity development). Proses itu secara holistik dan koheren
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memiliki saling keterkaitan dan saling melengkapi, serta masing-masingnya secara konseptual merupakan gugus nilai luhur yang di dalamnya terkandung sejumlah nilai sebagaimana dapat di lihat pada gambar di atas.
B. Kerangka Berfikir Problematika bangsa Indonesia yang begitu akut khususnya dalam lemahnya bangunan karakter warga negaranya memerlukan penyelesaian masalah secepat dan setepat mungkin. Permasalahan ini bila tidak segera diatasi akan menjadikan masa depan bangsa Indonesia terancam. Karakter sangat penting dalam bangunan pokok untuk membangun kejayaan suatu bangsa atau dalam skala yang lebih kecil sangat penting dalam usaha peserta didik dalam mengarungi kehidupan setelah menyelesaikan pendidikannya termasuk dalam hal ini adalah ketika memasuki dunia kerja. Bukti empiris banyak yang menunjukkannya. Pendidikan sebagai sebuah lembaga harapan masyarakat tidak hanya diharapkan mampu menjadikan kemampuan berfikir dan ketrampilan hidup seorang anak berkembang, tetapi juga diharapkan mampu mewariskan nilai-nilai budaya luhur kepada anak didiknya. Nilai-nilai luhur yang menjadi bangunan karakter tentunya. Program pendidikan karakter yang diimplementasikan oleh tiap-tiap lembaga pendidikan dengan berbagai cara atau metodenya, sangat diharapkan mampu menjadi bagian dari solusi dalam mengatasi lemahnya bangunan karakter bangsa khususnya adalah lemahnya karakter output pendidikan selama ini. Perhatikan bagan berikut ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Problematika Bangsa (Lemahnya bangunan karakter) + Problematika output pendidikan (Lemahnya bangunan karakter)
Peran Pendidikan dalam pembentukan karakter melalui Impelementasi Pendidikan Karakter
Output Pendidikan = Insan berkarakter
Modal kejayaan Bangsa Gambar 3. Alur Kerangka Berfikir Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan salah satu unsur yang penting dalam melakukan suatu penelitian. H.B.Sutopo (2006:5), merupakan bentuk dan strategi penelitian yang digunakan untuk memahami berbagai aspek penelitian atau pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan
Berdasarkan pengertian atau definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang disebut dengan metodologi adalah ilmu yang membahas dan mempelajari tentang metode-metode atau cara-cara tertentu yang harus ditempuh dalam melaksanakan kegiatan penelitian untuk tujuan tertentu, adapun dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, adapun lebih lengkapnya adalah sebagai berikut :
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitan Suatu penelitian memerlukan tempat penelitian yang akan dijadikan sebagai tempat untuk memperoleh data yang berguna untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. peneliti dalam penelitian ini memilih lokasi penelitian di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi yang beralamat di Jalan Raya Widodaren-Ngrambe Km.01 Ds.Widodaren Kec.Widodaren Kab.Ngawi Jawa Timur. Pemilihan tempat penelitian ini dikarenakan peneliti telah mengetahui medan penelitian yang merupakan daerah asal peneliti dan sekolah tersebut sudah mengimplementasikan pendidikan karakter sebagaimana informasi yang diperoleh oleh peneliti sebelumnya melalui diskusi dengan Kepala Sekolah tersebut.
commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan kurang lebih 4 bulan, dari bulan JuniSeptember 2011, adapun jadual pelaksanaan kegiatan sebagai berikut : Tabel 1. Jadual penelitian Bulan
Juni
Juli
Agustus
September
2011
2011
2011
2011
1 2 3 4 1 2 3 4 1
2
3 4
1 2
3
4
Pengajuan Judul Penyusunan Proposal Seminar Proposal Perijinan Penelitian Pelaksanaan Penelitian Penulisan
Laporan
Penelitian
B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif. Lexy J. Moleong (2007:6) menyatakan bahwa: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. David Williams (dalam Lexy J. Moleong,2007:5) menyatakan bahwa: enelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah dan dilakukan oleh peneliti yang tertarik secara alamiah . Denzin dan Lincoln yang dikutip Lexy J. Moleong (2007:5), menyatakan bahwa:
enelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah,
dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penelitian kualitatif mempunyai tiga macam strategi pendekatan, yaitu eksplanatif, eksploratif dan deskriptif. Penelitian eksploratif bertujuan untuk menemukan hal-hal baru, sedangkan penelitian eksplanatif bertujuan menjelaskan suatu pegangan atau patokan untuk pembuktian suatu pendapat, dan penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan data dengan kata atau uraian dan penjelasan. Penulis dalam penelitian menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian diskriptif ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktik-praktik yang berlaku. Metode deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistemik fakta atau bidang tertentu, menetapkan apa yang dilakukan oleh orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang mendatang. Kualitaif deskriptif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta, sifat-sifat situasi, kondisi atau fenomena dengan menggunakan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan objek yang diamati secara utuh. Berkaitan dengan penelitian ini, maka penulis ingin memaparkan secara deskriptif tentang implementasi pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi. 2. Strategi Penelitian H.B.Sutopo
(2006:112)
menyatakan
bahwa:
trategi
penelitian
digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data sehingga dapat menjelaskan bagaimana tujuan penelitian akan dicapai dan bagaimana masalah akan dikaji dan dipecahkan untuk dipahami . Robert K. Yin (1997:1) menyatakan bahwa:
trategi penelitian kualitatif
dibagi menjadi lima, yaitu: metode studi kasus, metode eksperimen, metode survei, metode historis dan metode analisis informasi dokumenter . Strategi penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Robert K.Yin (1997:18) menyatakan bahwa:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Studi kasus merupakan suatu cara penelitian terhadap masalah empiris dengan mengikuti rangkaian prosedur yang telah dispesifikasikan sebelumnya. Studi kasus menyelidiki fenomena kontemporer di dalam konteks kehidupan nyata, dengan ketentuan batas-batas antara fenomena dan konteks tidak tampak dengan tegas dan memanfaatkan multisumber bukti. Studi kasus secara umum merupakan strategi yang lebih cocok dengan pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan bagaimana atau mengapa dan peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. Robert K. Yin (1997:28), menjelaskan mengenai desain penelitian, dinyatakan bahwa: Desain penelitian adalah suatu rencana yang membimbing peneliti dalam proses pengumpulan, analisis dan intepretasi observasi. Ia merupakan suatu model pembuktian logis yang memungkinkan peneliti untuk mengambil inferensi mengenai hubungan kausal antar variabel di dalam suatu penelitian. Desain penelitian juga menentukan ranah kemungkinan generalisasi terhadap situasi-situasi yang berbeda. Desain penelitian studi kasus dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) Desain Kasus Tunggal Kasus-kasus tunggal merupakan desain umum bagi penyelenggaraan studi kasus. Syarat penyelenggaraan studi kasus tunggal adalah kasus tersebut mengetengahkan suatu uji penting mengenai teori yang ada; merupakan peristiwa yang langka/unik dan berkaitan dengan tujuan penyingkapan. Tahap penting dalam pendesainan dan penyelenggaraan kasus tunggal adalah menentukan unit analisis. Terdapat beberapa keterkaitan dengan sub sub unit analisisnya, agar desain yang lebih kompleks atau terpancang, dapat berkembang. Sub unit seringkali dapat menambah peluang-peluang signifikansi bagi analisis yang lebih luas, yang mengembangkan bagianbagian kasus tunggal yang bersangkutan. 2) Desain Multikasus Penggunaan desain multikasus mengikuti logika replika, bukan replika sampling dan pemilihan kasus harus hati-hati. Kasus-kasus tersebut harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memiliki hasil yang sama (replika literal) atau hasil yang bertentangan (replika teoritis) dengan yang diprediksikan secara eksplisit pada awal penelitiannya. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode penelitian studi kasus tunggal. H.B.Sutopo (2006:140), penelitian studi kasus tunggal terarah pada satu karakteristik karena hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi atau satu subjek). Permasalahan atau fokus penelitian sudah ditentukan sebelum peneliti menggali permasalahan di lapangan. Permasalahan dalam penelitian ini terfokus pada implementasi pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi.
C. Sumber Data Lofland yang dikutip Lexy J. Moleong (2007:157) menyatakan bahwa: umber data utama dalam peneltian kualitatif adalah kata-kata, tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain HB.Sutopo (2006:56) menyatakan bahwa:
umber data kualitatif dapat
berupa manusia, tingkah laku, dokumen dan arsip serta berbagai benda lain . Robert K. Yin (1997: 103-118), enam sumber bukti yang dapat dijadikan fokus bagi pengumpulan data studi kasus adalah: 1. Dokumentasi 2. Rekaman arsip 3. Hasil wawancara 4. Observasi langsung 5. Observasi partisipan 6. Perangkat fisik Beragam informasi dapat digali untuk menjawab dan memahami masalah yang telah dirumuskan
dengan berbagai sumber data yang tersebut di atas.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah informan atau narasumber, tempat dan permasalahan serta arsip dan dokumen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Informan Lexy J.Moleong (2007:132) menyatakan bahwa:
nforman adalah orang
yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian
Seorang informan dapat memberikan pandangan tentang objek
penelitian. H.B.Sutopo (2006:57) menyatakan bahwa
nforman adalah individu
yang mempunyai beragam posisi dan memiliki akses informasi yang sesuai dengan kebutuhan peneliti
Posisi yang beragam tersebut menyebabkan
perbedaan kelengkapan informasi yang dimiliki dan dapat diperoleh. Peneliti akan memperoleh informasi yang berupa pernyataan, kata-kata, pendapat atau pandangan mengenai objek penelitian. Informan dalam penelitian ini terdiri kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, beberapa guru bidang studi dan siswa yang telah dipilih oleh peneliti untuk dimintai informasi tentang implementasi pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi. 2. Tempat dan Peristiwa Tempat dan peristiwa dapat dimanfaatkan oleh peneliti sebagai salah satu sumber data. Peristiwa atau aktifitas dapat digali secara cermat dari kondisi suatu lokasi untuk mengkaji dan memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, baik berupa peristiwa atau perilaku yang terjadi dan berkaitan dengan sikap dan pandangan seseorang. Tempat dan peristiwa ini terdiri dari lingkungan tempat berjalannya proses pendidikan dan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang menunjukkan ada kaitannya dengan kondisi atau situasi objek penelitian. Peneliti pada penelitian ini mengambil tempat atau lokasi penelitian di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi dan permasalahan yang diteliti adalah implementasi pendidikan karakter. 3. Arsip atau Dokumen yang Berhubungan dengan Masalah Penelitian Sumber dokumen dan arsip juga dapat membantu peneliti dalam memperoleh informasi. H.B.Sutopo (2006:61) menyatakan bahwa:
commit to user
okumen dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
arsip merupakan bahan tertulis yang berhubungan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu dan dapat berupa gambar atau benda peninggalan yang berhubungan dengan suatu aktifitas atau peristiwa . Lexy J.Moleong (2007: 159) menyatakan bahwa:
umber tertulis dapat
dibagi atas sumber buku atau majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi Peneliti dapat memperoleh berbagai informasi dari sumbersumber tersebut, Melalui sumber dokumen dan arsip, peneliti mencatat, menggali dan menangkap makna yang tersirat dari dokumen tersebut. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa buku atau literatur yang berkaitan tentang pedoman pelaksanaan pendidikan karakter, silabus atau RPP guru. Sedangkan arsip yang digunakan berupa foto kegiatan yang berhubungan dengan penelitian.
D. Teknik Sampling (Cuplikan) H.B.Sutopo (2006: 62) menyatakan bahwa:
eknik cuplikan merupakan
suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi . Teknik cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling yaitu peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan permasalahan secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Patton dalam
H.B.Sutopo
(2006:64)
menyatakan
bahwa:
alam
pelaksanaan
pengumpulan data, pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data
engan kata lain, metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik informasi kunci (key informan) yaitu peneliti mengambil orang-orang kunci untuk dijadikan sebagai sumber data. Teknik purposive sampling dalam penelitian ini adalah peneliti tidak menjadikan semua orang sebagai informan, tetapi peneliti memilih informan yang dipandang mengerti dan cukup memahami tentang objek penelitian serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
orangorang yang dapat diajak bekerja sama seperti orang yang bersikap terbuka dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan peneliti. Snowball sampling dilakukan dengan cara peneliti secara langsung datang memasuki lokasi dan bertanya mengenai informasi yang diperlukan kepada siapapun yang dijumpai pertama. Petunjuk informasi pertama tersebut digunakan peneliti untuk menemukan informan kedua yang mungkin lebih banyak mengetahui mengenai informasi yang ada, selanjutnya dari informasi kedua ini, peneliti menanyakan bilamana informan mengetahui orang lain yang lebih memahami informasinya, sehingga peneliti bisa menemui informan berikutnya dan bertanya lebih jauh dan mendalam. Peneliti berjalan tanpa rencana, semakin lama semakin mendekati informan yang paling mengetahui informasinya sehingga akan mampu menggali data secara lengkap dan mendalam. (H.B.Sutopo, 2002:65). Peneliti pada penelitian ini memilih orang-orang yang mengetahui dan memahami permasalahan sehingga dapat dijadikan informan kunci, seperti kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan. Peneliti juga menjadikan beberapa guru dan siswa sebagai informan, sehingga peneliti dengan mendalam dapat mengetahui permasalahan pengimplementasian pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan strategi yang digunakan untuk mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Sugiyono (2006: 253) menyatakan bahwa,
ilihat dari segi cara, terdapat lima macam teknik
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, kuesioner, dokumen dan gabungan keempatnya . Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui metode observasi, wawancara dan mencatat dokumen. Adapun secara lebih jelas adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Metode Observasi Observasi dilakukan untuk menggali data atau informasi dari sumber data yang berupa tempat atau lokasi, peristiwa, benda dan rekaman gambar baik langsung maupun tidak langsung. Spradley dalam H.B.Sutopo (2006:75) menyatakan bahwa
bservasi dapat dibagi menjadi observasi tak berperan dan
observasi berperan yang terdiri dari berperan pasif, berperan aktif dan berperan penuh . a. Observasi Tidak Berperan Kehadiran peneltii dalam observasi ini tidak diketahui oleh subjek yang diteliti. Observasi ini dapat dilakukan dengan jarak jauh untuk mengamati perilaku seseorang atau sekelompok orang di suatu lokasi tertentu dengan memilih tempat khusus yang berada dilokasi tetapi di luar perhatian kelompok yang diamati. b. Observasi Berperan Observasi ini dilakukan dengan mendatangi suatu lokasi atau peristiwa sehingga kehadirannya diketahui oleh pihak yang diamati. 1) Observasi Berperan Pasif Observasi dapat dilakukan secara langsung dengan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti. 2) Observasi Berperan Aktif Peneliti memainkan berbagai peran yang memungkinkan berada dalam situasi yang berkaitan dengan penelitiannya. Peneliti tidak hanya berperan dalam bentuk dialog yang mengarah pada pendalaman dan kelengkapan data, juga dapat mengarahkan peristiwa yang sedang dipelajari demi kemantapan data. 3) Observasi Berperan Penuh Peneliti memiliki peran dalam lokasi studinya sehingga benar-benar terlibat dalam suatu kegiatan yang ditelitinya dan peran peneliti tiak bersifat sementara sehingga peneliti tidak hanya mengamati, tetapi bisa berbuat sesuatu, berbicara dan sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Peneliti pada penelitian ini menggunakan teknik observasi berperan aktif. Peneliti datang ke lokasi penelitian yaitu di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi untuk mencari data dengan pengamatan terhadap situasi dan kondisi yang ada untuk mendapatkan kebenaran dan melihat kenyataan yang terjadi. 2. Metode Wawancara Lexy J. Moleong (2007:186) menyatakan bahwa:
awancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu . H.B.Sutopo (2006:67-75) menyatakan bahwa:
ecara umum, teknik
wawancara dibedakan menjadi teknik wawancara terstruktur dan wawancara yang tidak terstruktur yang disebut wawancara mendalam . Wawancara terstruktur merupakan jenis wawancara yang terfokus dan pertanyaannya telah disiapkan oleh peneliti secara pasti. Patton dalam H.B.Sutopo (2006:69) menyatakan bahwa
awancara
mendalam adalah wawancara yang bersifat lentur dan terbuka, tidak berstruktur ketat, tidak dalam suasana f Lebih lanjut H.B. Sutopo (2006:69) menyatakan bahwa: Wawancara dalam penelitian kualitatif pada umumnya dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang open-ended dan mengarah pada kedalaman informasi, dilakukan dengan cara yang tidak secara formal, terstruktur, untuk menggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasinya secara lebih jauh dan mendalam. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam karena dalam wawancara ini pertanyaan yang diajukan dapat semakin rinci dan mendalam serta dapat mengorek kejujuran informan untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya. Narasumber dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, beberapa guru dan siswa yang telah dipilih oleh peneliti untuk diperoleh informasi tentang implementasi pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Mencatat Dokumen atau Analisis Dokumen Guba dan Lincoln dalam H.B.Sutopo (2006: 80) menyatakan bahwa okumen adalah setiap bahan tertulis atau film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyid
Dokumen dapat dimanfaatkan untuk
menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan. Yin dalam H.B Sutopo (2006:80-81) menyatakan bahwa:
encatat
dokumen disebut sebagai content analysis dan dimaksudkan bahwa peneliti bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip tetapi juga Data-data yang dicatat adalah data-data yang mendukung informasi yang didapatkan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dokumen dengan cara mencatat dan menyimpulkan makna atau isi setiap dokumen dan arsip. Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber
dari
dokumen
dan
arsip-arsip
yang
relevan
dengan
pengimplementasian pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi.
F. Validitas Data Data yang telah dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian ini harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya untuk menjamin dan mengembangkan kesahihan data. Penelitian kualitatif di dalamnya terdapat beberapa cara untuk mengembangkan validitas data penelitian, antara lain teknik trianggulasi dan review informan. 1. Trianggulasi Lexy
J.Moleong
(2007:330)
menyatakan
bahwa:
rianggulasi
merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu . Patton dalam H.B Sutopo (2002:78) menyatakan bahwa: Ada 4 macam teknik trianggulasi yaitu: (1) trianggulasi data (data triangulation), (2) trianggulasi peneliti (investigator triangulation), (3) trianggulasi metodologi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(methodological triangulation) dan
(4) trianggulasi teoretis (theoretical
triangulation) . Trianggulasi data juga disebut tringgulasi sumber. Trianggulasi data ini digunakan untuk memperoleh data yang sejenis dari sember data yang berbedabeda. Trianggulasi metodologi dilakukan dengan menggunakan metode atau teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data yang sama atau sejenis. Trianggulasi peneliti merupakan hasil penelitian data atau simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya dapat diuji validitasnya dari beberapa peneliti. Trianggulasi teori yaitu dalam membahas permasalahan yang dikaji peneliti menguraikan perspektif dari beberapa teori. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi trianggulasi data dan trianggulasi metodologi. Trianggulasi data digunakan peneliti untuk memperoleh data dari narasumber yang berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara mendalam sehingga informasi dari nara sumber yang satu dapat dibandingkan dengan informasi dari nara sumber yang lain. Trianggulasi ini juga diterapkan dengan cara menggali informasi dari hasil pengamatan dan dari sumber yang berupa catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksudkan peneliti. Trianggulasi metode dilakukan dengan menggunakan metode atau teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data yang sama atau sejenis yaitu dengan teknik pengamatan langsung (observasi), teknik wawancara mendalam (in-dept interview) dan teknik analisis dokumen. 2. Review Informan Review informan juga merupakan usaha pengembangan validitas penelitian. Data yang telah diperoleh dan ditulis dikomunikasikan dengan informan khususnya yang dipandang sebagai informan pokok (key informan). Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah laporan yang ditulis tersebut merupakan pernyataan atau deskripsi sajian yang bisa disetujui mereka, dengan demikian dapat diketahui juga jika ada data yang salah atau tidak lengkap, peneliti dapat memperbaiki dan melengkapi data-data tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
G. Analisis Data Miles dan Huberman dalam H.B.Sutopo (2006:108)menyatakan bahwa: erdapat dua model pokok dalam melaksanakan analisis di dalam penelitian kualitatif yaitu model analisis jalinan atau mengalir (follow model of analysis) dan model analisis interaktif Selanjutnya
Miles
menyatakan bahwa:
dan
Hubeman
dalam
Sugiyono
(2006:276)
ktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya dianggap sudah cukup . Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Model analisis interaktif terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan pengamabilan kesimpulan/verifikasi data. Ketiga komponen analisis ini dilakukan secara interaktif, baik antar komponennya maupun proses pengumpulan data sehingga proses analisis ini merupakan rangkaian interaktif yang bersifat siklus. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Kegiatan dalam penelitian untuk mengumpulkan data di lapangan dari sumber data yang telah ditentukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu yaitu dengan metode observasi, wawancara dan analisis dokumen. 2. Reduksi Data Tahap ini merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abtraksi data kasar yang terdapat pada field note. Data kualitatif dengan reduksi data dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam berbagai cara seperti melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan ke dalam suatu uraian yang lebih luas dan sebagainya. Reduksi data ini dilakukan sepanjang pelaksanaan penelitian baik sebelum atau sesudah pengumpulan data dan berlangsung sejak peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, pemilihan kasus, menyusun pertanyaan penelitian sampai pada proses verifikasi data.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Penyajian Data Hal ini dilakukan dengan cara merangkai data atau informasi yang telah direduksi dalam bentuk narasi kalimat, gambar/skema atau tabel yang memungkinkan kesimpulan peneliltian dapat dilakukan dan disusun secara logis dan sistematis sehingga dapat dipahami mengenai beberapa hal yang terjadi dalam penelitian yang memungkinkan peneliti melakukan suatu analisis atau tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. Peneliti melakukan pencatatan dan membuat pernyataan untuk membuat kesimpulan pada awal pengumpulan data hingga penyajian data. 4. Verivikasi Data Kesimpulan akhir ini dilakukan sampai proses pengumpulan data berakhir. Kesimpulan ini harus diverifikasikan sehingga data cukup mantap dan dapat dipertanggungjawabkan, apabila simpulan dirasa kurang mantap maka akan dilakukan kembali kegiatan pengumpulan data yang sudah terfokus untuk mencari pendukung simpulan yang ada dan juga bagi pendalaman data, untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut:
Gambar 4. Skema Model Analisis Interaktif Sumber : Sutopo H.B (2006:120)
H. Prosedur Penelitian Penjelasan secara rinci langkah-langkah penelitian dari awal hingga akhir. Langkah-langkah tersebut meliputi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Tahap Persiapan Kegiatan persiapan meliputi : a. Pengajuan Judul skripsi b. Studi Pustaka c. Penyusunan Proposal d. Seminar proposal. e. Penyusunan Pedoman Penelitian (Alat pengumpul data) f. Pengurusan perizinan penelitian, meliputi : 1) Perizinan ke Pembantu Dekan I FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta 2) Perizinan penelitian ke SMK Islamiyah Widodaren Ngawi (lokasi penelitian) 2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan pada tahap pelaksanaan adalah mengumpulkan data dari lokasi penelitian (SMK Islamiyah Widodaren Ngawi) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif (observasi, wawancara dan analisis dokumen) dalam kaitannya dengan pengimplementasian pendidikan karakter di SMK tersebut. 3. Tahap Analisis dan Pengolahan Data Data yang telah terkumpul dikoreksi kemudian dianalisis dengan analisis interakstif dan mengalir yang selanjutnya disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif (teks empirik). 4. Penyajian Simpulan/Hasil Simpulan data yang disajikan berupa laporan yang bersifat deskriptif kualitatif, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar diagaram alir penelitian sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tahap Persiapan 1. 2. 3. 4. 5.
Pengajuan Judul Skripsi Study Pustaka Penyusunan Proposal Seminar Proposal Penyusunan Pedoman Penelitian (alat pengumpulan data) 6. Pengurusan Perizinan Penelitian
Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data (Observasi, Interview, dan Cek dokumen)
Tahap Analisis dan Pengolahan Data
Penyajian Simpulan/ Hasil Gambar 5 Gambar 5. Diagram Alir Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Diskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMK Islamiyah Widodaren Ngawi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi merupakan sekolah yang tergolong baru di wilayah Kabupaten Ngawi yang bernaung di bawah YPI (Yayasan Pendidikan Islamiyah) dan didirikan pada April 2004 atas rekomendasi Bupati Ngawi. Penerima pendaftaran peserta didik baru untuk pertama kalinya secara resmi pada tahun ajaran 2004/2005. Berdirinya SMK ini dilatarbelakangi oleh ketiadaan sekolah tingkat atas yang berbasis teknologi di wilayah Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi, adapun tokoh pendiri SMK tersebut, antara lain : a. Zainuddin, S.Sos,S.Pd b. Drs.Nur Khayat, M.Si c. Drs. Amir Musthofa, M.Pd d. Priyo Sularso, M.Hum SMK tersebut sejak pertama kali berdiri hingga sekarang dipimpin oleh Zainuddin,S.Sos,S.Pd. Tahun 2006 silam, SMK Islamiyah Widodaren Ngawi pada akhirnya memperoleh SK Pendirian sekolah secara resmi dengan No SK Pendirian 420/1054.2/404.109/2006 tertanggal 02/10/2006 yang ditanda tangani oleh Dinas Pendidikan, Mendiknas, Menhut, Mentan dan Menkes. SMK Islamiyah Widodaren Ngawi memiliki dua program studi yaitu TMO (Teknik Motor Otomotif) dengan berkonsentrasi pada kompetensi keahlian TKR (Teknik Kendaraan Ringan) dan TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) dengan berkonsentrasi pada kompetensi keahlian RPL (Rekayasa Perangkat Lunak). Besarnya antusiasme masyarakat untuk mempercayakan putra-putrinya bersekolah di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi ditanggapi dengan serius oleh pihak stekholder sekolah. Tahun 2009 silam, lambat namun pasti, SMK tersebut
commit to user 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
telah memiliki tanah dan bangunan sendiri, meskipun saat ini masih belum mencukupi kebutuhan, sehingga masih memanfaatkan gedung SD Widodaren 7 yang notabene adalah lokasi pertama kali yang dipakai oleh pihak SMK untuk kegiatan belajar mengajar. 2. Gedung SMK Islamiyah Widodaren Ngawi Gedung SMK Islamiyah Widodaren Ngawi terletak di dua lokasi yang bereda. Dua buah lokasi tersebut masih terletak di Jalan Raya WalikukunNgrambe Km.01. Lokasi yang pertama terletak di SD Widodaren 7 yang notabene adalah lokasi pertama kali yang dipakai oleh pihak SMK untuk kegiatan belajar mengajar, tepatnya di Dusun Walikukun Kulon. Lokasi yang kedua terletak ± 300 m dari lokasi yang pertama, tepatnya di Dusun Walikukun Etan, di lokasi yang kedua inilah secara resmi dan mandiri, SMK Islamiyah Widodaren Ngawi mampu melaksanakan kegiatan operasional belajar mengajar. SMK Islamiyah Widodaren Ngawi dilihat dari keberadaannya, meskipun berada pada dua lokasi yang berbeda berada dekat dengan lembaga pendidikan lainnya, sehingga dapat dikatakan terletak di lingkungan komplek sekolah, baik negeri maupun swasta, hal ini dapat menjadi motivasi tersendiri bagi peserta didik karena letak di pinggir jalan raya, sehingga transportasi mudah dijangkau, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. SMK Islamiyah Widodaren Ngawi untuk lokasi yang kedua menempati area tanah seluas ±1.330 m² yang terdiri dari gedung seluas ±504 m² dan halaman ±1.200 m², karena luasnya yang mencukupi maka sangat menunjang kegiatan belajar mengajar. 3. Profil Sekolah a. Nama Sekolah
: SMK Islamiyah Widodaren Ngawi
b. Nomor Statistik Sekolah
: 202050907027
c. NSPN
: 20539316
d. IDUN
: 18/ - 116
e. Propinsi
: Jawa Timur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Otonomi Daerah
: Pemerintah Kabupaten Ngawi
g. Kecamatan
: Widodaren
h. Desa/Kelurahan
: Widodaren
i. RT/RW
: 01/02
j. Jalan & Nomor
: Jl.Raya Walikukun-Ngrambe Km.01
k. Kode Pos
: 63256
l. Telepon
: Kode Wilayah : 0351 Nomor: 671489
m. Faximile
:-
n. Daerah
: Perkotaan
o. Jarak ke Kecamatan
: 1 Km
p. Jarak ke OTODA
: 30 Km
q. Status Sekolah
: Swasta
r. Kelompok Sekolah
: Teknologi & Industri
s. Tahun Berdiri
: 2004
t. Kegiatan Belajar Mengajar
: Jam pagi dan siang
u. Bangunan Sekolah
: Dinding batu bata (Permanen)
v. Lokasi Sekolah
: Dalam Kota kecamatan
w. Email dan Website
:
[email protected]
x. Program Keahlian
: 1) Teknik Mesin Otomotif 2) Teknik Komputer dan Jaringan
4. Visi dan Misi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi a. Visi Visi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi adalah 1) Kompetisi dalam prestasi 2) Jaya dalam budaya 3) Istiqomah dalam ibadah b. Misi Misi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi adalah 1) Mewujudkan suasana kehidupan yang islami
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) As Sunah Rosul 3) Menciptakan sistem pembelajaran yang mendewasakan dan humanis 4) Mewujudkan generasi bangsa yang berwawasan global dengan sains dan teknologi 5) Membangun masyarakat yang berakhlakul karimah dan budaya kerja. 5. Kepala Sekolah a. Pengertian
seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran b. Sasaran Mutu Kepala Sekolah Sasaran mutu Kepala Sekolah merupakan sasaran yang harus di capai selama satu tahun (2 semester) sebagai upaya meningkatkan dan menjaga mutu pendidikan di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi, adapun rinciannya sebagai berikut: Tabel 2. Sasaran Mutu Kepala Sekolah No
Sasaran Mutu Kepala Sekolah
1
Minimal seluruh tenaga pendidik berkualifikasi S1
2
Minimal kurikulum tingkat satuan pendidikan tercapai
c. Uraian Tugas dan Wewenang Kepala Sekolah Beberap uraian tugas dan wewenang Kepala Sekolah adalah 1) Merencanakan seluruh kegiatan sekolah dibantu oleh pembantu kepala sekolah sesuai dengan urusannya masing-masing. 2) Mengorganisasikan semua sumber daya dan dana secara efektif sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk tujuan yang telah ditetapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Mengarahkan semua pembantu kepala sekolah termasuk guru dan staff tata usaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan bidang tugas masing-masing. 4) Mengkoordinasikan semua pembantu agar terjalin hubungan kerja yang baik dan serasi dalam memberikan motivasi kepada semua unsur/personil sekolah, sehingga membangkitkan partisipasi dan dedikasi yang sebesarbesarnya. 5) Secara terus-menerus melaksanakan pengawasan monitoring kepada semua personil sekolah sehingga apabila terjadi ketimpangan/hambatan dapat segera diketahui dan diatasi. 6) Secara rutin mengadakan supervisi/pembinaan setiap minggu sekali pada hari sabtu atau senin dalam rangka mengatasi hambatan-hambatan. 7) Menyelenggarakan rapat-rapat sesuai dengan keperluan yang meliputi : 8) Membicarakan program tahunan a) Membicarakan persiapan evaluasi b) Membicarakan persiapan ujian akhir c) Membicarakan pengembangan pengajaran d) Membicarakan penerimaan siswa baru. e) Membicarakan bagaimana memajukan sekolah menjadi lebih baik dan maju. 9) Mengadakan evaluasi terhadap semua kegiatan sekolah dalam rangka mengurangi hambatan dan pengembangan 10) Menjalin hubungan yang erat dengan dunia industri dan dunia usaha. d. Susunan Organisasi Sekolah Seorang Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya tidak bisa terlepas dari bantuan dari pegawai-pegawai di bawahnya, adapun struktur organisasi sekolah di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi adalah 1) Kepala Sekolah
: Zainuddin, S.Sos, S.Pd
2) Wakil Kepala Bidang Kurikulum
: Sriyono Teguh Santoso, S.Si
3) Wakil Kepala Bidang Kesiswaan
: Misbakhul Munir, M.Pdi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Wakil Kepala Bidang Sarana dan Prasarana : Rifai Hari Susanto, S.Pd 5) Wakil Kepala Tata Usaha
: Agus Hariyanto, S.Pd
6) Guru 7) Siswa Struktur organisasi sekolah SMK Islamiyah Widodaren Ngawi lebih jelasnya dapat dilihat di Lampiran 2 Halaman 83. 6. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum a. Pengertian S.Nasution (2008:5) menyatakan bahwa, rencana yang disusun untuk melancarkan proses berlajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggunga jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf
b. Sasaran Mutu WKS I Sasaran Mutu wakil kepala sekolah bidang kurikulum merupakan sasaran yang harus di capai selama satu tahun (2 semester) sebagai upaya meningkatkan dan menjaga mutu pendidikan di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi, adapun rinciannya sebagai berikut : Tabel 3. Sasaran Mutu WKS 1 No 1
Sasaran Mutu WKS 1 Tahun Pelajaran 2011/2012 Kelas X dan XI mencapai kenaikan kelas 100% yaitu a) Terbentuk akhlak yang unggul b) Semua tertib pembelajaran c) Semua mencapai nilai KKM
2
Kelas XII mencapai angka kelulusan 90%
c. Susunan Organisasi Struktur organisasi wakil kepala sekolah bidang kurikulum (WKS1) SMK Islamiyah Widodaren Ngawi tahun pelajaran 2011/2012, terdiri dari: 1) WKS 1
: Sriyono Teguh Santoso, S.Si
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dibawah WKS 1 terdiri dari : 2) Kaprodi TKR (Teknik Kendaraan Ringan)
: Topo Setiawan, A.Md
3) Kaprodi TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan)
: Mahfud Tri Gunawan, A.Md
4) Pembelajaran
: Tri Bangun Setiawan
5) Administrasi dan dokumen
: Suniati
Dibawahnya lagi terdiri dari : 6) Guru 7) Siswa d. Uraian Tugas dan Wewenang WKS I Setiap wakil kepala sekolah memiliki tugas dan wewenangnya masingmasing sesuai dengan bidangnya, adapun uraian tugas dan wewenang dari wakil kepala sekolah bidang kurikulum (WKS 1) sebagai berikut: Tabel 4. Uraian Tugas dan Wewenang WKS 1 SMK ISLAMIYAH WIDODAREN NGAWI
MANUAL MUTU
No Dokumen
MM/L/2/
Revisi
05
Tanggal
25-07-2011
Berlaku Lamp_2 URAIAN TUGAS dan WEWENANG
Halaman
1/6
Nama File
Lamp_2
No JABATAN
TUGAS DAN WEWENANG
2.
2.1.TANGGUNG JAWAB
WKS I
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah atas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terlaksanya KBM. 2.2.WEWENANG Menyelenggarakan
seluruh
kegiatan
yang
berhubungan dengan Pendidikan di Sekolah yang Berkaitan dengan KBM. 2.3.TUGAS 2.3.1.
Menjabarkan kurikulum menjadi program operasional diklat di analisis
sekolah melalui
kurikulum,
sinkronisasi,
menetapkan kurikulum validasi. 2.3.2. Menetapkan program pembelajaran, jadwal kegiatan,
pembagian
tugas
mengajar,
jadwal pealajaran, dan bahan ajar . 2.3.3. Mengorganisasi/mengkoordinasi KBM baik teori maupun praktek yang terdiri dari : persiapan
KBM,
Pelaksanaan
KBM,
evaluasi hasil belajar, analisis hasil evaluasi belajar, perbaikan dan pengayaan. 2.3.4.
Mengelola
administrasi
pendidikan/
pengajaran 2.3.5.
Merencanakan
dan
menyusun
program
pengembangan kurikulum 2.3.6.
Bersama WKS 2 melaksanakan kegiatan PSB.
e. Kurikulum yang Pernah Diberlakukan di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi telah
memberlakukan beberapa
kurikulum selama Proses Belajar Mengajar (PBM) dari tahun berdirinya sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kurikulum yang pernah diberlakukan di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi antara lain : 1) Kurikulum 2004 pada tahun 2004-2006 2) Kurikulum Berbasis Kompotensi (KBK) pada tahun 2006-2009 3) Kurikulum Tugas Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2009-sekarang f. Program Studi dan Kompetensi Keahlian di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi Di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi memiliki 2 program studi yaitu 1) Program Studi
: Teknik Mesin Otomotif
Kompetensi Keahlian
: Teknik Kendaraan Ringan
2) Program Studi
: Teknik Komputer Jaringan
Kompetensi Keahlian
: Rekayasa Perangkat Lunak
7. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan a. Pengertian Kesiswaan adalah wakil dari kepala sekolah yang bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan sekolah khususnya dalam kegiatan kesiswaan. b. Sasaran Mutu WKS II Sasaran Mutu wakil kepala sekolah bidang kesiswaan merupakan sasaran yang harus di capai selama satu tahun (2 semester) sebagai upaya meningkatkan dan menjaga mutu pendidikan di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi, adapun rinciannya sebagai berikut: Tabel 5. Sasaran Mutu WKS II No
Sasaran Mutu WKS II
1
Adanya perubahan pada kedisiplinan siswa.
2
Meningkatnya aktifitas dan efektifitas kegiatan eksrtakurikuler
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Susunan Organisasi Struktur organisasi wakil kepala sekolah bidang kesiswaan (WKS II) SMK Islamiyah Widodaren Ngawi tahun pelajaran 2010/2011, terdiri dari: 1) WKS II
: Misbachul Munir, M.Pd.I
Dibawah WKS II terdiri dari : 2) DKS (Dewan Kedisplinan Sekolah)
: Amir Musthofa
3) Wali Kelas 4) Guru 5) Siswa d. Uraian Tugas dan Wewenang WKS II Setiap wakil kepala sekolah memiliki tugas dan wewenangnya masingmasing sesuai dengan bidangnya, adapun uraian tugas dan wewenang dari wakil kepala sekolah bidang kesiswaan (WKS II) sebagai berikut : Tabel 6. Uraian Tugas dan Wewenang WKS II SMK ISLAMIYAH WIDODAREN NGAWI
MANUAL MUTU
No Dokumen
MM/L/2/
Revisi
05
Tanggal Berlaku
25-02-2011
Lamp_3 URAIAN TUGAS dan WEWENANG Halaman
1/6
Nama File
Lamp_3
No JABATAN
TUGAS DAN WEWENANG
3.
2.4.TANGGUNG JAWAB Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah atas
WKS II
terlaksanya program bidang kesiswaan. 2.5.WEWENANG Menyelenggarakan
seluruh
kegiatan
yang
berhubungan dengan Pendidikan di Sekolah yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berkaitan dengan Kesiswaan. 2.6.TUGAS 2.3.1.Menyusun program pembinaan kesiswaan/HSJ 2.3.2.Menyusun dan melaksanakan tata tertib sekolah 2.3.3.Membantu dalam penyusunan program HSJ 2.3.4.Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan siswa/HSJ dalam rangka menegakkan tata tertib sekolah. 2.3.5.Memberikan
pengarahan
dalam
pemilihan
pengurus HSJ, Pramuka dan UKS 2.3.6.Melakukan pembinaan pengurus HSJ dalam berorganisasi. 2.3.7.Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan insidentil. 2.3.8.Menyusun
laporan
pelaksanaan
kegiatan
kesiswaan dan kebersihan secara berkala.
8. Guru a. Pengertian Dalam UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang terdapat dalam BAB I Pas
pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar membimbing, mengarahkan, melatih, memberikan, menilai, mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah b. Data Guru di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi Terlampir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Uraian Tugas dan Wewenang Guru Setiap orang yang menjadi bagian dari operasional sekolah memiliki tugas dan wewenangnya masing-masing sesuai dengan bidangnya, adapun uraian tugas dan wewenang dari guru adalah sebagai berikut: 1) Membuat
perangkat program pembelajaran seperti AMP, Program
tahunan/ cawu, program satuan pelajaran, program rencana pengajaran, program mingguan guru, dan LKS 2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran 3) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir 4) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian dan lain sebagainya 9. Peserta Didik a. Pengertian UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang terdapat dalam BAB I Pasal 1 menyata masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
b. Pedoman Tata Krama dan Tata Tertib SMK Islamiyah Widodaren Ngawi Terlampir c. Data Nominatif Siswa di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi Terlampir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Analisis dan Pembahasan Peneliti pada penelitian ini membahas bagaimana pengimplementasian pendidikan karakter di SMK Kabupaten Ngawi dengan metode studi kasus di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi. Informasi tentang bagaimana pengimplementasian pendidikan karakter di SMK Islamiyah widodaren Ngawi diperoleh melalui teknik observasi, interview dan cek dokumen (RPP, program kerja HSJ (Himpunan Siswa Jurusan), jadwal pelajaran dan lain-lainnya). Pelaksanaan teknik interview yang digunakan sebagai narasumber adalah kepala sekolah, wakil kepala bidang kurikulum, wakil kepala bidang kesiswaan, beberapa guru dan siswa, berikut ini akan diuraikan deskripsi data hasil penelitian dari wawancara mendalam yang didukung dengan observasi langsung dan cek dokumen dalam mendeskripsikan bagaimana implementasian pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi.
1. Pemahaman Civitas Akademika SMK Islamiyah Widodaren Ngawi terhadap Pendidikan Karakter Pengimplementasian pendidikan karakter di manapun itu termasuk di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi, dibutuhkan pemahaman terhadap seluk beluk pendidikan karakter berikut bagaimana cara mengimplementasikannya dalam aktivitas belajar mengajar di sekolah. Proses pengumpulan data yang telah dilakukan dengan teknik wawancara yang mendalam ke beberapa informan yaitu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, beberapa guru dan siswa, dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Informasi tentang Pendidikan Karakter Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan guru memperoleh informasi tentang pendidikan karakter dari berbagai sumber, mulai dari diklat pendidikan karakter yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, seminar-seminar pendidikan karakter, perkuliahan, buku, majalah, internet dan hasil diskusi sharing dengan teman sejawat. Peserta didik memperoleh informasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tentang pendidikan karakter dari Bapak/Ibu guru yang mengajar di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi. b. Pemahaman tentang Pendidikan Karakter Seluruh civitas akademika di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi dapat disimpulkan telah memahami latar belakang pendidikan karakter, tujuan serta bagaimana cara mengimplementasikannya. Dinyatakan bahwa pendidikan karakter penting dalam proses pendidikan saat ini di mana sudah banyak fakta yang mengindikasikan kondisi yang memprihatinkan pada bangunan karakter pelajar pada khususnya dan bangsa pada umumnya. Pendidikan karakter merupakan proses pendidikan akhlak yang sejalan dengan salah satu poin dalam misi sekolah di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi yaitu membangun masyarakat yang berakhlakul karimah dan budaya kerja.
2. Perencanaan Implementasi Pendidikan Karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi Pelaksanaan apapun program, perencanaan yang matang merupakan sebuah kebutuhan, begitu juga dengan tahap perencanaan implementasi pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi, setelah melalui proses pengambilan data dengan teknik wawancara yang mendalam ke beberapa informan yaitu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, beberapa guru dan siswa, serta cek dokumen dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Proses Perencanaan Implementasi Pendidikan Karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi telah menjalankan misi pendidikan karakter sebelum wacana pendidikan karakter diwacanakan oleh pemerintah, yang tercermin dalam misi sekolah, yaitu menciptakan masyarakat yang berakhlakul karimah (berbudi pekerti yang mulia) dan budaya kerja. Setiap orang baik guru, karyawan dan siswa terlibat dalam proses perencanaan pendidikan karakter.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Pendidikan
digilib.uns.ac.id
karakter
masuk
dalam
setiap
program
yang
telah
direncanakan oleh 2 bidang/jalur pelaksana harian pendidikan, yaitu melalui kurikulum (ko-kurikuler) dan program kesiswaan (ekstra-kurikuler). Program kurikulum (ko-kurikuler), pendidikan karakter terintegrasi dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari, baik melalui mata pelajaran normatif, adaptif dan produktif. Teknis yang dilakukan pada tahapan ini adalah guru mempersipakan kelengkapan administrasi pembelajaran (RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) ) yang sudah dimasuki unsur karakter yang hendak dicapai dalam setiap pembelajaran. (RPP berkarater dapat dilihat di lampiran 10 halaman 155). Sekolah yang berciri khas Islam, dalam tahap ini pula SMK Islamiyah Widodaren Ngawi memprogramkan ciri khas yang membedakan dengan sekolah kejuruan lain pada umumnya, yaitu terletak pada materi PAI (Pendidikan Agama Islam), pada umumnya PAI hanya berdurasi 2 jam pelajaran per pekan, namun di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi menjadi 6 jam pelajaran setiap pekan, yaitu
Pihak sekolah melalui kurikulum menetapkan juga bahwa penilaian terhadap akhlak siswa/ budi pekerti menjadi syarat utama/pertama dalam penentuan kenaikan kelas. (Bisa di kroscek pada jadwal pelajaran SMK Islamiyah Widodaren Ngawi di lampiran 11 halaman 159). Program kesiswaan, pendidikan karakter terintegrasikan dalam kegiatan khusus kesiswaan yaitu melalui HSJ dan Keputrian. Unsur-unsur karakter yang hendak diupayakan diprogramkan dalam setiap kegiatan HSJ dan Keputrian. (Struktur pengurus dan contoh program HSJ dapat dilihat di lampiran 12 halaman 160). b. Hambatan pada Tahap Perencanaan Pendidikan Karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi Hambatan dalam proses perencanaan yang terjadi di antaranya adalah tidak semua guru memahami dengan matang konsep pendidikan karakter, sehingga mereka kebingungan dalam usaha untuk mengimplementasikannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) khususnya bagi guru produktif dan adaptif. Upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah adalah memberikan training mengenai pendidikan karakter yang ditujukan kepada para guru dan karyawan yang difasilitasi melalui pihak kurikulum. (Diperoleh informasi bahwa training pada semester ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2011).
3. Pelaksanaan Implementasi Pendidikan Karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi Pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi secara konsisten dilaksanakan melalui dua jalur yaitu ko-kurikuler dan ekstrakurikuler, setelah melalui proses pengambilan data dengan teknik wawancara yang mendalam ke beberapa informan yaitu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, beberapa guru dan siswa serta observasi lapangan dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Proses Pelaksanaan Implementasi Pendidikan Karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi Pelaksanaan dari implementasi pendidikan karakter melalui bidang kokurikuler diupayakan oleh setiap guru dalam proses belajar mengajar mereka masing-masing. Ciri khas yang selalu ditemui dalam hampir seluruh kegiatan pembelajaran di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi yaitu pemberian nasihat dan motivasi kepada siswa di setiap awal kegiatan pembelajaran. Hal ini menjadi sebuah kewajiban bagi setiap guru apapun mata pelajarannya. Program khusus yang dicanangkan oleh pihak kurikulum pun saat ini sudah berjalan, yaitu penambahan mata pelajaran BTA dalam pelajaran PAI yang berdurasi 6 jam perminggu. SMK Islamiyah Widodaren Ngawi juga secara konsisten sejak berdiri menjadikan penilaian akhlak siswa menjadi syarat utama dalam kenaikan kelas bagi siswa. Program khusus kesiswaan, upaya pembentukan karakter diupayakan melalui kegiatan pembiasaan. Saat ini sudah berjalan yaitu sholat duhur secara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menggunakan materi keagamaan) setiap pekan sekali. ( dan muhadoroh dapat dilihat di lampiran 1 halamanl 81 dan 82). Kegiatan ekstrakurikuler yang ada yaitu HSJ dan keputrian melalui kegiatan-kegiatannya berupaya juga untuk menanamkan karakter tertentu pada siswa, misalnya mentoring setiap pekan, infaq setiap jumat, kajian keislaman
Pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi, selain karakter-karakter baik diupayakan di sekolah, juga diupayakan di lingkungan masyarakat dan keluarga. Maka di SMK Islamiyah widodaren Ngawi selain melibatkan pihak guru juga dibentuk DKS (Dewan Kedisiplinan Sekolah). DKS terdiri dari Guru dan Karyawan, anggota komite sekolah yang tersebar ke beberapa wilayah, murid yang terseleksi dan wali murid. Fungsinya untuk memonitoring siswa ketika berada di luar sekolah dan memberikan segala informasi ke pihak sekolah tentang kepribadian siswa di lingkungan luar sekolah. b. Hambatan pada Tahap Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi Hambatan dalam tahap pelaksanaan implementasi pendidikan karakter adalah 1) Kemampuan guru yang berbeda-beda dalam memberikan nasihat dan motivasi. Diakui oleh beberapa guru, tidak mudah dalam memberikan nasihat dan motivasi. Sebagai guru kita harus sudah bisa melaksanakan apa yang kita nasihatkan dan termotivasi dalam hidup sebelum menginspirasikannya kepada siswa. Upaya untuk mengatasi lemahnya kemampuan guru dalam hal di atas adalah dengan berusaha meningkatkan kemampuan setiap guru dalam menyampaikan pembelajaran melalui kegiatan sharing dengan kepala sekolah yang dilaksanakan secara insidental. 2) Keterbatasan fasilitas sekolah terutama pada ketersediaan LCD proyektor menjadi unsur penghambat dalam tahap pelaksanaan pembelajaran, sehingga membuat proses pembelajaran bersifat monoton.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Upaya sekolah untuk mengatasi hal ini adalah dengan terus berupaya untuk memenuhinya. 3) Lingkungan rumah tempat tinggal peserta didik yang tidak mendukung upaya pendidikan karakter di Sekolah. Upaya pihak sekolah adalah dengan senantiasa berkomunikasi aktif dengan pihak wali murid atau tokoh masyarakat yang tergabung dalam DKS sekolah. 4) IPTEK yang disalahgunakan oleh siswa terutama Hand Phone dan Kendaraan Bermotor. Upaya pihak sekolah adalah dengan melarang membawa Hand Phone ke sekolah dan selalu memberikan himbauan kepada siswa dalam menggunakan sepeda motor. 4. Evaluasi dari Pengimplementasian Pendidikan Karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi Evaluasi terhadap pengimplementasian pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi ditujukan kepada 2 obyek, yaitu terhadap guru sebagai ujung tombak pelaksana atau yang berusaha menanamkan karakter dan siswa sebagai obyek yang hendak dibentuk karakternya, setelah melalui proses pengambilan data dengan teknik wawancara yang mendalam ke beberapa informan yaitu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, beberapa guru dan siswa dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Evaluasi terhadap Guru Evaluasi kepada guru dilaksanakan oleh kepala sekolah melalui dua teknis evaluasi, yaitu pengecekan dokumen pembelajaran berupa RPP yang berkarakter secara berkala, informasi dari DKS dan pekan sharing dengan siswa dalam setiap bulan. Pekan sharing merupakan ciri khas evaluasi yang diselenggarakan oleh sekolah, di mana dalam kegiatan ini siswa diberikan hak yang seluas-luasnya untuk menyampaikan pendapatnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh semua guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Evaluasi terhadap Siswa Sementara itu evaluasi yang diberikan kepada siswa berupa evaluasi pembelajaran yang terintegrasikan melalui penilaian afektif siswa dalam setiap bidang studi. Evaluasi diadakan setiap rapat-rapat dewan guru seperti rapat rapat pimpinan, rapat bulanan dan rapat akhir semester. Evaluasi atas keseluruhan kepribadian siswa (akhlak siswa) dilaksanakan setiap rapat penentuan kenaikan kelas. Siswa yang tidak memenuhi syrarat yaitu berakhlakul karimah tidak akan dinaikkan meskipun secara kognitif baik, karena syarat ini menjadi syarat yang paling utama. Pengimplementasian pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi secara komprehensif dapat ditunjukkan dalam tabel berikut ini :
commit to user
1.
No
Ko Kurikuler
bidang
khusus
commit to user bidang
khusus kesiswaan
kerja
Program
kurikulum
kerja
Program
Pembuatan RPP
Perencanaan Ko Kurikuler
kelas).
materi keagamaan di depan
Rapat kenaikan kelas
berceramah/ berpidato dengan
pada aspek afektif dalam pembelajaran.
sholat Siswa
(latihan
Muhadoroh
Pembiasaan
penentuan
untuk
dalam
kenaikan kelas.
utama
oleh
RPP
kepala
Pemberian penilaian
kepala sekolah
PAI dan pelajaran Bimbingan
Akhlak siswa menjadi syarat
berkarakter
sekolah
pekan dengan tambahan mata
Islam
dengan
Pekan Sharing siswa
Supervisi
Agama
pada
Guru
Evaluasi
(PAI) dilaksanakan 6 Jam Per
Pendidikan
Implementasi
Proses belajar mengajar di kelas
Pelaksanaan
Tabel 7 . Implementasi Pendidikan Karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.
Ekstrakurikuler
Keputrian
HSJ
Program dan
kerja Ekstrakurikuler
Islam dan Nasional
Peringatan hari besar agama
Kajian khusus keputrian
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
C. Temuan Studi dan Kaitannya dengan Kajian Teori Pendidikan karakter sebagai sebuah wacana baru dalam pendidikan nasional memiliki tujuan yang mulia yaitu sebagai sebuah usaha untuk mengatasi rapuhnya bangunan karakter bangsa yang akhir-akhir ini kondisinya sangat memprihatinkan, khususnya dalam konteks ini adalah lemahnya karakter peserta didik. Sekolah sebagai sarana dalam mendidik putra-putri bangsa memiliki posisi yang sangat strategis dalam mengimplementasikan semua program yang dikehendaki oleh pemerintah, termasuk dalam mengimplementasikan pendidikan karakter. Temuan studi yang telah diperoleh oleh peneliti melalui wawancara yang mendalam, observasi dan cek dokumen di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi adalah sebagai berikut : 1. Karakter-karakter yang Diupayakan oleh SMK Islamiyah Widodaren Ngawi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi melalui beberapa program yang direncanakan dan dilaksanakan telah menjalankan proses pendidikan karakter, adapun karakter-karakter yang diupayakan oleh pihak sekolah dapat dilihat pada Tabel 8. Karakter utama yang hendak dicapai oleh SMK Islamiyah Widodaren Ngawi adalah etos spiritual atau teologis. Hal tersebut tercermin dalam beberapa program yaitu menjadikan unsur akhlak siswa sebagai syarat utama dalam kenaikan kelas, kegiatan muhadhoroh (berpidato di depan kelas dengan materi keagaamaan, penambahan 6 jam per minggu untuk mata pelajaran Pendidikan dan PHBI) serta kegiatan keputrian (Kajian Keputrian).
commit to user
1.
No
Kesiswaan
- Program khusus
Kurikulum
- Program khusus
- Ko-kurikuler
Bidang/Jalur
2. Proses belajar mengajar
1. Training guru dan karyawan dalam memberikan pemahaman tentang pendidikan karakter
Jenis Kegiatan
Siswa
oleh
proses
belajar
commit to user dalam
semua
adaptif maupun produktif.
bidang pelajaran baik normatif,
pembelajaran
dirancang dalam perencanaan
mengajar di kelas yang sudah
Melalui
Timur.
oleh dinas pendidikan Jawa
sudah diperoleh dari diklat
kurikulum dengan materi yang
wakil kepala sekolah bidang
dilaksanakan
Teknis Pelaksanaan
dan Training
karyawan
Guru
yang dituju
Obyek
- Rasa tanggung jawab
- Kejujuran
- Intelektual (Semua MAPEL)
PKN)
dan humanis (Seni Budaya, 65
- Multikultural/Postmodernisme
dan Adaptif)
- Etos Mutu (Pelajaran produktif
BTA)
- Etos Spiritual/teologis (PAI,
- Intelektual
- Etos Mutu
Karakter yang dikembangkan*
Tabel 8 . Karakter-karakter yang diupayakan dalam Pengimplementasian Pendidikan Karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.
Ekstrakurikuler
2. Keputrian
Siswa
(Himpunan Siswa
Siswa Jurusan)
1. HSJ
Guru
4. Sholat berjamaah Siswa
Siswa
3. Muhadoroh tambahan
berupa
merupakan
kegiatan
yang
intra
kelompok
organisasi
commit to user siswi.
kajian keislaman bagi para
kegiatannya merupakan media
untuk siswi dimana dalam
organisasi intra sekolah khusus
Merupakan
sekolah.
merupakan
dilaksanakan oleh HSJ yang
Melalui
sekolah
dan Dilaksanakan di Masjid dekat
latihan ceramah di depan kelas.
pelajaran
Muhadoroh
- Etos Spiritual
- Etos Spiritual
- Kreativitas
- Tanggung jawab
- Kepemimpinan
- Etos Spiritual/Teologis
- Tanggung Jawab
- Percaya diri
- Etos Spiritual
- Disiplin diri dll
- Semangat belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Etos Mutu
Keterbukaan
Multikultural
Kecerdasan Kritis
3.
4.
5.
Etos Spiritual
Jenis Karakter
2.
1
No
commit to user Sudah Diupayakan
Sudah Diupayakan
Sudah Diupayakan
Sudah Diupayakan
Sudah Diupayakan
Keterangan
Bakti Sosial contoh : Bantuan sembako bagi warga sekitar yang
Sapa, Sopan dan Santun).
Islamiyah Widodaren Ngawi diutamakan 5 S (Senyum, Salam,
Dalam pergaulan dengan sesama civitas akademika di SMK
Pekan sharing Kepala Sekolah dan guru dengan siswa.
teknik komputer dan jaringan.
etos mutu terwujud dalam penguasaan materi teknik otomotif dan
sekolah yang berorientasi pada penguasaan bidang keteknikan,
pelajaran. Adapun di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi sebagai
Integral dengan hasil yang ingin dicapai dalam setiap mata
Perayaan hari besar keagamaan
Latihan Muhadoroh
jam/minggu.
Integral dalam mata pelajaran PAI yang dilaksanakan 6
Bentuk Pelaksanaan
Tabel 9. Karakter-karakter yang diupayakan dalam RPJPN 2025 dan Pelaksanaannya di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi.
66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Peduli Lingkungan
Berwawasan Maritim
Tanggung Jawab Global
6.
7.
8.
Belum Diupayakan
Belum Diupayakan
Sudah Diupayakan
-
-
di sekitar lingkungan sekolah.
Tanam Pohon Penghijauan contoh : penanaman pohon penghijuan
Piket Bergilir Siswa dalam Kelas
kurang mampu
67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
2. Pendidikan Karakter di Sekolah, Masyarakat dan Rumah SMK Islamiyah widodaren Ngawi selain mengupayakan terbentuknya karakter-karakter baik siswa di sekolah, tetapi juga di masyarakat dan rumah, sehingga untuk mengarah terbentuknya itu semua dibentuklah sebuah sistem yang sinergis antara sekolah dengan lingkungan luar sekolah. Penanaman pendidikan karakter di sekolah yang berperan adalah guru, sementara di luar sekolah dibentuklah DKS (Dewan Kedisiplinan Sekolah). a. Sekilas tentang DKS SMK Islamiyah Widodaren Ngawi DKS SMK Islamiyah Widodaren Ngawi bertugas untuk memonitoring segala kepribadian baik/buruk siswa di luar sekolah dan memberikan segala informasi ke sekolah tentang kepribadian anak di lingkungan masyarakat dan keluarga. Anggotanya adalah guru dan karyawan, komite sekolah (tokoh masyarakat), siswa yang terseleksi dan wali murid, sehingga diharapkan proses pembentukan karakter melalui proses pendidikan di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi bisa maksimal. DKS yang berasal dari guru dan karyawan, melaksanakan koordinasi dengan wali kelas di bawah arahan dari waka kesiswaan dan BP secara temporal (Tidak ada waktu khusus yang dialokasikan untuk pertemuan). DKS yang berasal dari komite sekolah (tokoh masyarakat), melaksanakan rapat besar koordinasi setiap setahun sekali, adapun secara berkala hanya koordinasi antara pihak sekolah dengan seorang anggota DKS komite saja. DKS yang berasal dari siswa yang terseleksi, memberikan laporannya setiap satu pekan sekali. DKS dari siswa tidak pernah dikumpulkan bersama untuk menjaga stabilitas sekolah supaya tidak ada saling curiga antar siswa. b. Hubungan DKS Islamiyah Widodaren Ngawi dengan Sebaran Siswa-Siswi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi Tahun Ajaran 2011/2012 Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi memiliki 12 Desa/Kelurahan, adapun desa-desa tersebut adalah a) Kelurahan/ Desa Banyu Biru (Kodepos : 63256) b) Kelurahan/Desa Gendingan (Kodepos : 63256)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
c) Kelurahan/Desa Karang Banyu (Kodepos : 63256) d) Kelurahan/Desa Kauman (Kodepos : 63256) e) Kelurahan/Desa Kayutrejo (Kodepos : 63256) f) Kelurahan/Desa Kedunggudel (Kodepos : 63256) g) Kelurahan/Desa Sekar Alas (Kodepos : 63256) h) Kelurahan/Desa Sekarputih (Kodepos : 63256) i) Kelurahan/Desa Sidolaju (Kodepos : 63256) j) Kelurahan/Desa Sidomakmur (Kodepos : 63256) k) Kelurahan/Desa Walikukun (Kodepos : 63256) l) Kelurahan/Desa Widodaren (Kodepos : 63256) Sumber : http://organisasi.org/daftar-nama-kecamatan-kelurahan-desa-kodeposdi-kota-kabupaten-ngawi-jawa-timur-jatim
diakses
tanggal
13
Oktober 2011 Jam 16.50 WIB. Di antara kedua belas desa tersebut, hanya ada 9 DKS SMK Islamiyah Widodaren Ngawi yang tersebar di desa, adapun para anggota DKS itu adalah Ketua DKS
: Pak. Amir Musthofa
Staff DKS yang tersebar di beberapa wilayah Kecamatan Widodaren Desa Banyubiru
: Pak Susilo
Desa Karangbanyu
: Pak Sugiono dan Pak Muhiddin
Desa Kauman
: Pak Supriyono
Desa Kayutrejo
: Pak Karyanto
Desa Sekaralas
: Pak Sukarjo
Desa Sekarputih
: Pak Kholil
Desa Sidolaju
: Pak Aris Pribadi dan Pak Suryoto
Desa Sido Makmur
: Pak Paimin
Desa Walikukun
: Pak Sukamto
Pada tahun ajaran 2011/2012 SMK Islamiyah Widodaren Ngawi memiliki 250 peserta didik. Siswa-siswi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi sebagian besar berasal dari kelurahan/desa di Kecamatan Widodaren Kabupaten
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Ngawi, adapun sebaran siswa-siswi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi dapat digambarkan dalam diagram lingkaran berikut ini:
Data Sebaran Siswa-siswi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi Tahun Ajaran 2011/2012
7%
10%
Banyubiru
3%
7%
Gendingan Karangbanyu 6%
Kauman Kayutrejo 5% 5%
31%
Kedunggudel Sekaralas Sekarputih Sidolaju
8%
Sidomakmur Walikukun
4% 3% 10%
Widodaren Lain-lain
1%
Gambar 6. Diagram Lingkaran Sebaran Siswa-Siswi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi Tahun Ajaran 2011/2012 Sebesar 31% siswa-siswi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi berasal dari Desa Walikukun, 10% dari Desa Sidolaju dan Banyubiru, 8% dari Desa Kedunggudel, 7% dari Desa Widodaren dan kecamatan lain, 6% dari Desa Karangbanyu, 5% dari Desa Kauman dan Kayutrejo, 4% dari Desa Sekaralas, 3% dari Desa Gendingan dan Sekarputih dan 1% dari Desa Sidomakmur. Beberapa desa yang menjadi daerah sebaran siswa-siswi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi ada yang belum memiliki DKS (tokoh masyarakat) yaitu Desa Gendingan, Desa Kedunggudel, dan Desa Widodaren. Pada tahun pelajaran 2011/2012 ini, ketiga desa tersebut merupakan daerah potensial penyebaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
siswa-siswi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi yaitu masing-masing sebesar 3%, 8% dan 7%, sehingga pihak sekolah perlu segera menindaklanjutinya. Beberapa desa yang lain juga memiliki perbandingan jumlah DKS dengan jumlah sebaran siswa di daerah tersebut yang tidak proporsional. Misalnya adalah Desa Walikukun yang memiliki sebasar siswa sebesar 31% hanya memiliki satu orang DKS, sementara Desa Karangbanyu dan Sidolaju yang tidak seberapa besar (6% dan 10%) memilki dua orang DKS.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI dan SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Guru di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi paham tentang latar belakang, tujuan dan bagaimana mengimplemetasikan pendidikan karakter di sekolah. 2. Siswa di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi paham tentang latar belakang dan tujuan dari pengimplementasian pendidikan karakter. 3. Pendidikan karakter di sekolah diimplemetasikan melalui 2 bidang/jalur yaitu ko-kurikuler dan ekstrakurikuler. 4. Pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi melalui kokurikuler yaitu memasukkan unsur pendidikan karakter dalam proses belajar mengajar di kelas, penambahan jam belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi 6 jam per minggu, muhadoroh (latihan pidato di depan
5. Pendidikan Karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi melalui ekstrakurikuler yaitu masuk dalam program Himpunan Siswa Jurusan (HSJ)
keputrian. 6. Pelaksanaan pendidikan karakter oleh SMK Islamiyah Widodaren Ngawi, selain diupayakan di sekolah juga diupayakan sinergis dengan di lingkungan masyarakat dan keluarga. Salah satu upayanya yaitu dengan membentuk DKS (Dewan Kedisiplinan Sekolah) di setiap desa yang menjadi wilayah basis siswa SMK Islamiyah Widodaren Ngawi. B. Implikasi Dilihat dari simpulan dan hasil penelitian tentang Implementasi Pendidikan Karakter di SMK Ngawi (Studi Kasus di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi), maka implikasi dapat diambil sebagai berikut:
commit to user 72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Dengan adanya penelitian ini, maka akan memberikan gambaran bagi SMK yang lain khususnya SMK-SMK di Ngawi untuk mengembangkan model pengimplementasian pendidikan karakter di sekolah masing-masing, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 2. Dengan adanya penelitian ini, akan memberikan masukan kepada SMK yang lain khususnya SMK-SMK di Ngawi untuk mampu mengatasi hambatanhambatan yang serupa seperti di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi dalam proses pengimplementasian pendidikan karakter. 3. Dengan adanya penelitian ini, akan memberikan gambaran dan masukan kepada Dinas Pendidikan khususnya di Ngawi dalam proses pengawasan terhadap pelaksanaan implemetasi pendidikan karakter di SMK-SMK Ngawi. 4. Dengan adanya penelitian ini, maka akan memberikan gambaran bagi Perguruan Tinggi berkaitan dengan bagaimana sekolah-sekolah formal mengimplementasikan pendidikan karakter dalam proses pendidikannya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi dari penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi Sejauh hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, implementasi pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi cukup baik, sehingga perlu upaya yang konsisten untuk menjalankan semua ini dan senantiasa mengevaluasi keberjalanannya, adapun secara teknis pelaksanaan adalah perlu adanya upaya secepat mungkin untuk membentuk DKS baru di beberapa desa yang menjadi sebaran siswa-siswi SMK Islamiyah Widodaren Ngawi yang cukup potensial.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Bagi Peneliti yang Relevan Kepada Peneliti berikutnya disarankan untuk dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti berikutnya untuk meneliti tentang pengaruh pendidikan karakter terhadap kehalusan budi pekerti peserta didik. b. Perlu dikaji lebih dalam mengenai model lain dari implementasi pendidikan karakter, tentunya yang ada di sekolah lain. 3. Bagi Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta diharapkan dapat terus mengembangkan diri dalam menyikapi adanya program pemerintah dalam pelaksanaan pendidikan nasional yaitu pendidikan karakter, sehingga apa yang menjadi niat baik ini, tujuannya benar-benar terwujud, dengan kata lain perguruan tinggi memposisikan diri untuk mengawal keberjalanannya terutama terhadap jenjang pendidikan di bawahnya.
commit to user