PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI LIMIT KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 SAMIGALUH
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh : Yosafat Ardian Kristiarta NIM 131414004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI LIMIT KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 SAMIGALUH
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh : Yosafat Ardian Kristiarta NIM 131414004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Ad Maiorem Dei Gloriam (St. Ignatius Loyola)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk pribadi-pribadi yang telah mendukung dan memotivasiku secara tulus. Karena merekalah aku dapat bertumbuh dan berkembang sampai seperti sekarang ini. Semoga karya ini dapat menjadi tanda hormat dan terima kasihku bagi mereka.
Tuhan Yesus Kristus Bapak Felixianus Subiyarta Ibu Emerenciana Banun Tri Suka Rini Adikku tercinta, Bernadeta Luna Paskah Rediantari Kekasihku, Christiana Renya Titisari Ibu Veronika Samirah Segenap saudara, teman-teman, dan sahabatku Almamaterku SMA Seminari Menengah Santo Petrus Canisius Mertoyudan Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Yosafat Ardian Kristiarta. 131414004. 2017. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika Materi Limit Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) Menganalisis perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh; dan 2) Menganalisis keberhasilan dari pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA yang menekankan pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh dalam hal disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, mandiri, komunikatif, tanggung jawab, dan kritis. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Metode validasi data menggunakan triangulasi metode pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh dilaksanakan secara terencana dan sistematis. Implementasi pendidikan karakter yang ada melalui 3 tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pelaksanaan pendidikan karakter berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang mana telah disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah. Pendidikan karakter yang diimplementasikan dalam pembelajaran matematika tersebut telah berhasil menumbuhkembangkan karakter dalam diri siswa. Karakter yang berkembang antara lain disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, mandiri, komunikatif, tanggung jawab, dan kritis. Peran guru dan keterbukaan siswa berperan penting dalam ketercapaian perkembangan karakter tersebut. Kata Kunci: Pembelajaran matematika, karakter, pendidikan karakter, proses pembelajaran, implementasi.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Yosafat Ardian Kristiarta. 131414004. 2017. Implementation of Character Education in Mathematics Learning Material Limit Class XI IPA in SMA Negeri 1 Samigaluh. Essay. Mathematics Education Program, Department of Mathematics and Natural Sciences Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta. The purpose of this research is : 1) To analyze the planning, implementation, and evaluation of character education in learning mathematics material limit class XI IPA in SMA Negeri 1 Samigaluh; And 2) To analyze the success of learning mathematics material limit class XI IPA that emphasizes character education in SMA Negeri 1 Samigaluh in terms of discipline, honest, hard work, creative, curiousity, independent, communicative, responsibility, and critical. This type of research is descriptive qualitative research. Data collection methods used were interviews, observation, and document analysis. Data validation methods use triangulation of data collection methods. The results showed that the implementation of character education in learning mathematics material limit class XI IPA in SMA Negeri 1 Samigaluh implemented in a planned and systematic. Implementation of character education through 3 stages of planning, implementation, and evaluation. Implementation of character education based on educational unit level curriculum (KTSP) which has been adapted to the situation and condition of the school. Character education that is implemented in the learning of mathematics has succeeded in developing the character of the students. The characters which develop include discipline, honest, hard work, creative, curiosity, independent, communicative, responsibility, and critical. The role of the teacher and student openness plays an important role in the achievement of character development. Keywords: Mathematics learning, character, character education, learning process, implementation.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya dalam hidup penulis, terutama dalam proses penulisan skripsi ini. Berkat rahmat penerangan akal dan budi penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik, lancar, dan tepat waktu. Usaha tidak akan mengingkari hasil. Itulah yang penulis rasakan selama proses penyusunan skripsi. Berkat kerja keras, ketekunan, dan ketelitian yang penulis usahakan akhirnya skripsi berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika Materi Limit Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh” dapat selesai. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik dan lancar tanpa adanya bantuan dan dukungan dari orang-orang di sekitar penulis. Dukungan dan motivasi yang mereka berikan bagaikan suplemen energi yang efeknya begitu terasa selama proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku dosen pembimbing yang sudah meluangkan waktu, memotivasi, dan dengan sabar membimbing penulis dalam penyusunan skripsi. Sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu. 2. Bapak Drs. Y.B. Sugiman selaku Kepala SMA Negeri 1 Samigaluh yang sudah memberikan izin bagi penulis untuk mengadakan penelitian dalam rangka pengumpulan data skripsi.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Ibu Sutaryati, S.Pd. selaku guru matematika kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh yang sudah memberikan izin untuk mengadakan penelitian di kelas XI IPA serta memberikan dukungan selama proses penelitian. 4. Segenap dosen JPMIPA yang telah mendidik selama penulis menempuh kuliah, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan kuliah dan skripsi dengan baik, lancar, dan tepat waktu. Serta segenap staf Sekretariat JPMIPA yang telah membantu penulis dalam hal administrasi kampus selama penulis kuliah. 5. Siswa-siswi kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh yang telah mendukung dan memberi semangat penulis dalam menyusun skripsi. 6. Teman-teman seperjuangan skripsi bimbingan Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono yang telah memotivasi dan berbagi pengalaman bersama penulis selama proses penyusunan skripsi. 7. Bapak (Felixianus Subiyarta), ibu (Emerensiana Banun Tri Suka Rini), dan adikku (Bernadeta Luna Paskah Rediantari) yang senantiasa memberikan dukungan baik
material
maupun moral
sehingga penulis
dapat
menyelesaikan skripsi dengan lancar dan tepat waktu. 8. Kekasih penulis (Christiana Renya Titisari) serta ibu dari kekasih penulis (Veronika Samirah) yang telah mendukung dan memotivasi penulis dengan tulus sehingga penulis selalu semangat dalam menyusun skripsi. 9. Cornelius Sepnu Wiyadi dan Yulius Wahyu Putranto yang sudah membantu penulis dalam melaksanakan observasi penelitian di SMA Negeri 1 Samigaluh.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Semua pihak yang telah dengan tulus ikhlas mendukung penulis dalam menyusun skripsi. Penulis menyadari bahwa skripsi penulis belum sempurna. Oleh karena itu penulis terbuka terhadap segala macam masukan dan saran yang dapat membuat skripsi ini menjadi lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih. Penulis,
Yosafat Ardian Kristiarta
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT ........................................................................................................... viii LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6 C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6 D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7 E. Pembatasan Masalah .................................................................................... 7 F.
Penjelasan Istilah (Batasan Istilah) .............................................................. 8
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9 BAB II ................................................................................................................... 11 KAJIAN TEORI ................................................................................................... 11 A. Pendidikan Karakter ................................................................................... 11 B. Konsep Pembelajaran ................................................................................. 17 C. Pembelajaran Matematika .......................................................................... 26 D. Materi Limit Kelas XI IPA ........................................................................ 33 E. Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika ............................. 41 Nilai dan Indikator Implementasi Pendidikan Karakter .................................... 48 dalam Pembelajaran Matematika ...................................................................... 48 F.
Penelitian yang Relevan ............................................................................. 51
G. Kekhasan Penelitian ................................................................................... 55 H. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 57 BAB III ................................................................................................................. 60 METODE PENELITIAN ...................................................................................... 60 A. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 60 B. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 60 C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 61 D. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 61 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 62 F.
Instrumen Penelitian................................................................................... 64
G. Uji Keabsahan Data.................................................................................... 69 H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 71 BAB IV ................................................................................................................. 73 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 73
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 73 B. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................... 83 C. Analisis Data Penelitian ........................................................................... 124 D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 139 E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 141 BAB V................................................................................................................. 143 PENUTUP ........................................................................................................... 143 A. Kesimpulan .............................................................................................. 143 B. Saran ......................................................................................................... 145 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 147
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Pendekatan Nilai Limit ...................................................................... 33 Tabel 2.2 Pendekatan Nilai Limit Tak Hingga .................................................. 35 Tabel 2.3 Nilai dan Indikator Implementasi Pendidikan Karakter .................... 48 dalam Pembelajaran Matematika ...................................................................... 48 Tabel 3.1 Pedoman Observasi Kelas Pembelajaran Matematika Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh ................................................................................. 65 Tabel 4.1 Rincian Kegiatan Penelitian .............................................................. 75 Tabel 4.2 Hasil Observasi I ............................................................................... 86 Tabel 4.3 Hasil Observasi II .............................................................................. 93 Tabel 4.4 Observasi III ...................................................................................... 99 Tabel 4.5 Hasil Observasi IV .......................................................................... 105 Tabel 4.6 Hasil Observasi V............................................................................ 111 Tabel 4.7 Hasil Wawancara Siswa Kelas XI IPA Bagian Perkembangan Karakter yang Dialami Oleh Siswa ................................................................. 121 Tabel 4.8 Karakter yang Ditanamkan dalam Tiap-tiap Pertemuan Pembelajaran ......................................................................................................................... 133
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Triangulasi Data ............................................................................ 70 Gambar 3.2 Komponen-Komponen Analisis Data ............................................ 72
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 152 Lampiran II Panduan Wawancara ................................................................... 156 Lampiran III Pedoman Observasi Penelitian ................................................... 174 Lampiran IV Transkrip Wawancara ................................................................ 179 Lampiran V Hasil Observasi Pembelajaran di Kelas ...................................... 267 Lampiran VI Catatan Lapangan ...................................................................... 297 Lampiran VII Silabus ...................................................................................... 306 Lampiran VIII Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................ 310 Lampiran IX Foto Pembelajaran ..................................................................... 334
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dalam upaya mengembangkan kualitas hidup masyarakat. Secara formal pendidikan berlangsung di sekolah, sedangkan secara informal pendidikan berlangsung di luar sekolah. Pendidikan formal telah disusun sedemikian rupa sehingga berjalan secara sistematis sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan Nasional telah menyusunnya seperti yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jenjang pendidikan yang ada di Indonesia yakni Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi (PT). Salah satu tujuan dari pendidikan yakni mengembangkan kepribadian siswa secara utuh. Ki Hadjar Dewantara (1889-1959) menjelaskan bahwa secara umum pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan batin), pikiran, dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya. Pendapat dari Ki Hadjar Dewantara selaku Bapak Pendidikan Nasional selaras dengan bunyi dari UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yakni pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
kehidupan bangsa. Pendidikan nasional juga bertujuan mengembangkan segenap potensi siswa supaya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan seharusnya menghasilkan pribadi-pribadi yang berkualitas dan berkompeten. Akan tetapi, realita yang terjadi di Indonesia belum sesuai dengan yang dikehendaki oleh Ki Hajar Dewantara maupun yang tercantum dalam UU No.20 Tahun 2003 Pasal 3. Secara kompetensi lulusan yang masuk dunia kerja telah memenuhi standar kompetensi kerja, akan tetapi secara karakter belum semua lulusan memiliki nilai-nilai karakter yang diharapkan. Contoh nyata adalah masih maraknya korupsi dalam berbagai bidang di Indonesia, antara lain pengamanan 6 orang terkait suap pembangunan 12 ruas jalan di Sumatera Barat.1 Selain itu masih ada rencana oknum pelajar yang hendak tawuran dengan pelajar dari sekolah lain seperti yang terjadi di Yogyakarta.2 Berdasarkan fakta tersebut, ada indikasi bahwa belum sepenuhnya pendidikan nilai dalam proses pendidikan di Indonesia mencapai tujuan yang diharapkan. Pendidikan nilai merupakan salah satu unsur dalam proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan nilai ini erat kaitannya dengan pendidikan karakter. Sebelum melaksanakan pembelajaran guru akan membuat sebuah rencana
1
KPK Amankan Enam Orang Terkait Suap Proyek Jalan di Sumbar, Kompas Rabu, 29 Juni 2016 | 19:33 WIB (Diakses dari www.kompas.com pada tanggal 12 Desember 2016 pukul 14.44 WIB). 2 Patroli Amankan Pelajar yang Akan Tawuran dan Menemukan Senjata Gir, Tribun Jogja Kamis, 8 Desember 2016 14:49 (Diakses dari www.jogja.tribunnews.com pada tanggal 10 Desember 2016 pukul 15.57 WIB).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini mencakup rancangan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas, baik dari segi metode pembelajaran maupun materi yang akan diajarkan kepada siswa. Selain itu, guru perlu untuk memperhatikan aspek pendidikan karakter yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Pemilihan metode, strategi, dan media pembelajaran yang sesuai dapat mendukung dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kemudian dalam proses evaluasi, guru menilai ketercapaian nilai-nilai baik dari segi materi maupun karakter dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Thomas Lickona (1991)
menjelaskan bahwa sekolah dan guru harus
mengembangkan karakter agar siswa dapat mengalami pendidikan yang utuh di sekolah. Pendidikan karakter dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran.3 Pendidikan karakter perlu untuk diintegrasikan dalam proses pembelajaran agar tercapai pembelajaran yang utuh. Oleh karena itu, pendidikan karakter selalu diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika khususnya pada jenjang pendidikan tingkat SMA mencakup lima kompetensi yaitu pemahaman konsep, penalaran, pemecahan masalah, pengomunikasian gagasan, dan penghargaan terhadap kegunaan matematika. Pelaksanaan setiap kompetensi mencakup pendidikan karakter yang relevan.
3
Pendidikan Karakter: Revitalisasi Pemikiran Ki Hajar Dewantara (Refleksi Hari Pendidikan Nasional) oleh Hafis Muaddab. (Diakses dari www.kompasiana.com pada tanggal 12 Desember 2016 pukul 19.14 WIB).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Mengingat matematika,
pentingnya penelitian
ini
pendidikan
karakter
mendeskripsikan
dalam
pembelajaran
mengenai
implementasi
pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika khususnya materi limit kelas XI IPA. Penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian, faktor
pendukung,
dan
penghambat
yang
dialami
guru
dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika khususnya materi limit kelas XI IPA. Selain itu kenakalan remaja khususnya di tingkat SMA saat ini menjadi penunjang dalam penelitian ini. Kenakalan remaja yang dimaksud seperti klitih (menebar rasa takut pada masyarakat dengan berbagai macam teror), seks bebas, dan penyalahgunaan teknologi. Sesuai dengan isi dari UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, maka setiap sekolah di seluruh wilayah Indonesia wajib melaksanakan pendidikan karakter dalam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran. Secara khusus, berdasarkan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika, nilai-nilai karakter yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran matematika yakni disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, mandiri, komunikatif, dan tanggung jawab. Selain dalam pembelajaran di kelas, penerapan pendidikan karakter dapat melalui kegiatan lain seperti kegiatan ekstrakulikuler. Implementasi pendidikan karakter berlaku untuk semua sekolah di Indonesia, baik itu yang terletak di perkotaan maupun di daerah pinggiran/pedesaan. Penelitian akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Samigaluh. SMA Negeri 1 Samigaluh sudah mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran dan kegiatan lainnya di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 1 Samigaluh selalu diawali dan diakhiri dengan doa. SMA Negeri 1 Samigaluh merupakan sebuah sekolah menengah atas yang secara langsung berada dalam pengawasan dinas pendidikan Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Oleh karena itu, SMA Negeri 1 Samigaluh mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam seluruh pembelajaran yang ada. Hal tersebut tercermin dalam visi SMA Negeri 1 Samigaluh yakni terwujudnya insan yang berimtaq-iptek, sehat, dan mandiri. Siswa SMA Negeri 1 Samigaluh sebagian besar terdiri dari siswa-siswi yang berlatar belakang ekonomi rendah. Mereka sebagian besar tinggal di daerah pedesaan. Sehingga ada subsidi silang untuk membantu kegiatan sekolah. Pergaulan antar siswa terjadi baik dalam lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. Beberapa siswa SMA Negeri 1 Samigaluh sudah mempunyai telepon pintar. Oleh karena itu, pendidikan karakter perlu diimplementasikan dalam setiap pembelajaran untuk mencegah hal-hal negatif dalam pergaulan siswa dan mencegah terjadinya penyimpangan dalam menggunakan telepon pintar. Atas dasar tersebut perlu dilakukan penelitian terkait implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika khususnya materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Kualitas moral siswa maupun lulusan pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. 2. Implementasi pendidikan karakter di setiap mata pelajaran perlu untuk dilaksanakan. 3. Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika khususnya materi tentang limit di kelas XI IPA Semester 2. 4. Ada faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pendidikan karakter di mata pelajaran matematika khususnya materi tentang limit di kelas XI IPA Semester 2.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh? 2. Bagaimanakah keberhasilan dari pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA yang menekankan pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh dalam hal disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, mandiri, komunikatif, tanggung jawab, dan kritis?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh. 2. Untuk menganalisis keberhasilan dari pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA yang menekankan pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh dalam hal disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, mandiri, komunikatif, tanggung jawab, dan kritis.
E. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh. 2. Keberhasilan dari pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA yang menekankan pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh dalam hal disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, mandiri, komunikatif, tanggung jawab, dan kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
F. Penjelasan Istilah (Batasan Istilah) Batasan istilah diperlukan agar ada kesesuaian paham antara penulis dan pembaca. Batasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pendidikan karakter adalah penanaman nilai-nilai kepribadian yang positif dalam proses pembelajaran kepada siswa. Nilai-nilai kepribadian tersebut mencakup nilai kejujuran, tanggung jawab, keimanan, kebenaran, kepedulian, kecerdasan, keindahan/kerapian, kedisiplinan, dan kebaikan. 2. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar dalam sebuah lingkungan belajar dengan tujuan agar siswa mengalami proses belajar secara baik dan benar. 3. Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 4. Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada usaha menjadikan dirinya menjadi pribadi yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 5. Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguhsungguh dalam menghadapi berbagai tantangan serta hambatan dalam belajar dan tugas supaya dapat berkembang lebih baik lagi. 6. Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan sesuatu yang baru berdasarkan pada segala sesuatu yang telah dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
7. Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang terus menerus berusaha untuk mengetahui lebih dalam dan meluas dari hal-hal yang telah dipelajari. 8. Mandiri
adalah
sikap
dan
perilaku
yang
tidak
mudah
menggantungkan diri pada orang lain dalam mengerjakan tugastugas yang diberikan. 9. Komunikatif adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan bahwa dirinya mampu mengkomunikasikan ide-ide dan gagasannya pada orang lain secara lugas dan jelas. 10. Tanggung jawab adalah kesadaran dalam diri seseorang akan tingkah laku atau perbuatan baik serta tindakan sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. 11. Kritis adalah pola pikir seseorang pada tingkatan yang kompleks yang mana melibatkan proses analisis dan evaluasi untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya, terutama dalam permasalahan matematika. Pola pikir ini mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan.
G. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik dari aspek teoritis maupun praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan fakta tentang
implementasi
pendidikan
karakter
dalam
pembelajaran
matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh.
2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru dan peneliti. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut : a. Bagi Guru Matematika SMA Negeri 1 Samigaluh Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan karakter dalam mata pelajaran matematika. b. Bagi Guru Mata Pelajaran Lainnya di SMA Negeri 1 Samigaluh Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan karakter dalam pembelajaran. c. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dan refleksi dalam pengembangan penelitian lain yang relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Karakter 1. Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia yang insani (Sri Narwanti, 2011:14). Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010:4), pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan pengetahuan dan karakter bangsa pada diri siswa sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif. Menurut
Kesuma,
dkk.
(2011:4-5),
pendidikan
karakter
adalah
pembelajaran yang mengarah pada proses penguatan dan pengembangan mental serta perilaku siswa secara berkelanjutan. Menurut Samani & Hariyanto (2011), pendidikan karakter merupakan proses pembimbingan siswa untuk menjadi manusia yang seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter menurut Thomas (dalam Sjarkawi, 2006:45) merupakan pendidikan yang dirancang untuk penanaman
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
dan pengembangan serta mengubah cara berpikir dan bertindak dalam situasi moral agar dapat diterima dalam lingkungan masyarakat. Pendidikan karakter membimbing individu untuk dapat menyelesaikan konflik dan untuk dapat bermasyarakat dengan moral yang baik. Menurut Gholar (dalam Zuchdi, 2011:165), dalam pendidikan karakter siswa perlu berusaha memecahkan masalah yang dihadapi sesuai dengan nilai-nilai keseharian, untuk itu siswa perlu memahami kepribadian diri sendiri dan lingkungan siswa sebagai langkah awal. Oleh karena itu pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai,
pendidikan
budi
pekerti,
pendidikan
watak
yang
bertujuan
mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir, mengambil keputusan baik-buruk, memelihara dan menjaga yang baik, serta mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses pendidikan karakter yang terjadi dalam lingkup pembelajaran di kelas, terdapat upaya merancang dan melaksanakan suatu strategi atau model-model pembelajaran yang bertujuan mengembangkan kemampuan akademik dan menumbuhkan karakter siswa. Sehingga siswa mengalami perkembangan yang utuh baik dalam hal akademik maupun kepribadian.
2. Tujuan Pendidikan Karakter Pendidikan karakter dalam pendidikan formal bertujuan untuk menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang penting bagi perkembangan diri siswa serta memperbaiki perilaku siswa yang dianggap tidak sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
nilai-nilai kehidupan (Kesuma, dkk., 2011:137). Selain itu menurut Asmani (2011: 42-43), pendidikan karakter bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai dalam diri siswa, sehingga siswa mampu memiliki budi pekerti secara utuh, terpadu dan seimbang. Apabila siswa mampu memiliki dan mengembangkan nilai-nilai budi pekerti maka siswa akan menggunakan segala pengetahuan, keterampilan, dan emosionalnya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tujuan pendidikan karakter di sekolah menurut Amri, dkk. (2011: 5-6) yaitu untuk membantu siswa dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, perasaan, sikap, perkataan, dan perbuatan agar sesuai dengan norma-norma dan adat istiadat yang berlaku. Tujuan pendidikan karakter di sekolah menurut Wahyuni, dkk. (2012: 4) adalah pengembangan potensi siswa sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai karakter, mengembangkan nilai-nilai karakter manusia sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku, menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab dalam rangka mempersiapkan generasi penerus bangsa, menjadikan siswa yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan, dan mengembangkan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, kreatif, serta bersahabat. Menurut Sri Judiani (2010: 283), tujuan pendidikan karakter adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
a. Mengembangkan potensi kalbu/ nurani/ afektif siswa sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa. b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku siswa yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab siswa sebagai generasi penerus bangsa. d. Mengembangkan siswa menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan. e. Mengembangkan
lingkungan
kehidupan
sekolah
sebagai
lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan karakter dalam pendidikan formal bertujuan untuk mengenalkan, menanamkan, dan mengembangkan budi pekerti pada diri setiap siswa. Budi pekerti tersebut berguna bagi siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi secara baik dan benar. Selain itu, pendidikan karakter juga bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar diterima dalam kehidupan masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa yang unggul. .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
3. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertanggung jawab dalam mendidik siswa untuk berkembang secara utuh baik dalam hal akademik maupun karakter. Apabila sekolah dapat menjalankan fungsinya tersebut dengan baik dan benar, akan dihasilkan lulusan yang dapat memahami pengetahuan dan budi pekerti secara utuh dan mengamalkannya dalam kehidupan bermasyarakat sebagai generasi penerus bangsa. Menurut Wibowo (2012: 84-95), model pengintegrasian pendidikan karakter dapat melalui program pengembangan diri dan budaya sekolah. Program pengembangan diri meliputi kegiatan rutin sekolah seperti upacara, kegiatan spontan seperti penggalangan dana kematian, dan keteladanan warga sekolah. Budaya sekolah diciptakan oleh seluruh warga sekolah, dan keteladanan dari kepala sekolah, guru, konselor, serta tenaga administrasi dalam berkomunikasi dengan siswa serta dalam penggunaan fasilitas sekolah. Menurut Samani & Hariyanto (2011), proses penerapan pendidikan karakter perlu menekankan aspek keutuhan dalam perkembangan diri siswa terutama dalam dimensi hati, pikir, raga, serta karsa dan rasa. Proses pendidikan karakter meliputi pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir, mengambil keputusan baik-buruk, memelihara dan menjaga yang baik, serta mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Noor (2011 : 63), siswa memahami pendidikan karakter melalui tingkah laku seluruh warga sekolah dan melalui kegiatan-kegiatan sekolah. Oleh karena itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
pendidikan karakter yang terjadi tidak hanya melalui ilmu-ilmu yang diajarkan oleh guru-guru di kelas, tetapi juga melalui tindakan nyata guru-guru yang dapat menjadi teladan para siswa. Menurut Saptono (2011 : 25-26), sekolah mampu menerapkan pendidikan karakter apabila sekolah mampu memahami karakter secara utuh, bersifat proaktif, mampu menciptakan kepedulian, memahami norma-norma, dan mampu menjalin kerja sama dengan warga sekolah serta lingkungan sekolah. Pendidikan karakter dalam lingkup pembelajaran di kelas hendaknya berkaitan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dampaknya adalah siswa mempunyai kemampuan kognitif yang baik, serta pembelajaran yang ada mampu memberikan pengalaman nyata kepada siswa mengenai kehidupan sehari-hari di masyarakat (Amri, dkk., 2011 : 52). Menurut Asmani (2011 : 5859), penerapan pendidikan karakter pada mata pelajaran mengarah pada internalisasi nilai-nilai keseharian melalui proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran di sekolah meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Nilai-nilai karakter yang akan dicapai dicantumkan dalam RPP dan silabus yang dibuat oleh pendidik (Wibowo, 2012 : 86). Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa implementasi pendidikan karakter di sekolah dapat terlaksana dengan baik apabila ada kerja sama antar warga sekolah dan lingkungan sekolah yang mendukung. Selain itu, perlu adanya upaya merancang dan melaksanakan suatu
strategi
atau
model-model
pembelajaran
yang
bertujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
mengembangkan kemampuan akademik dan karakter siswa. Karakter-karakter yang hendak diinternalisasikan dalam diri siswa harus tergambar secara eksplisit dalam langkah-langkah pembelajaran yang dirancang. Pemilihan karakter yang akan diinternalisasikan pada siswa disesuaikan dengan materi pembelajaran dan konteks kehidupan sehari-hari. Sehingga implementasi pendidikan karakter terdapat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.
B. Konsep Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran dalam pendidikan formal berarti membimbing siswa untuk belajar berlandaskan asas pendidikan maupun teori belajar (Syaiful, 2007 : 61). Proses komunikasi yang terjadi dalam proses pembelajaran merupakan komunikasi dua arah. Kegiatan mengajar dalam pembelajaran dilakukan oleh guru. Sedangkan kegiatan belajar dalam pembelajaran dilakukan oleh siswa. Selama proses pembelajaran, siswa diperbolehkan untuk menyampaikan pendapat, ide, saran, dan kritik yang berguna dalam perkembangan proses pembelajaran. Guru juga harus mampu menerima dan memfasilitasi pendapat, ide, saran, dan kritik siswa yang dirasa sesuai dan berguna dalam perkembangan siswa dan mendukung proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Pembelajaran erat kaitannya dengan guru dan siswa. Proses pembelajaran yang baik hendaknya terjadi melalui komunikasi dua arah. Guru memberikan arahan/instruksi kepada siswa, guru juga harus dapat mendengarkan pendapat, ide, saran, dan kritik dari siswa. Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Sugandi (2008 : 9) bahwa pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self instruction (dari dalam diri) dan external instruction (dari luar). Sehingga proses pembelajaran tidak hanya berasal dari arahan/instruksi guru, tetapi juga berasal dari inisiatif siswa. Oleh karena itu guru dan siswa perlu menjalin hubungan dan komunikasi yang baik agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran adalah penerapan prinsip-prinsip teori belajar, teori tingkah laku, dan prinsip pengajaran dalam usaha mencapai tujuan belajar dengan penekanan pada prosedur yang telah terbukti berhasil secara konsisten (Sukamto dalam Sugandi, 2008 : 10). Proses pembelajaran selain memperhatikan nilai-nilai yang akan ditanamkan dalam diri siswa, perlu juga untuk memperhatikan situasi dan kondisi siswa. Sehingga dalam proses penanaman nilai-nilai tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar serta dapat diterima dan diamalkan dengan baik oleh siswa. Penanaman nilai-nilai tersebut hendaknya berlangsung secara konsisten sehingga siswa semakin memiliki semangat dan menghidupi nilai-nilai yang diajarkan oleh guru. Menurut Corey (Syaiful Sagala, 2011 : 61), pembelajaran adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 20 menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa sebagai tokoh utama serta lingkungan pembelajaran sebagai pendukung proses pembelajaran. Proses komunikasi dalam pembelajaran hendaknya merupakan
komunikasi
dua
arah.
Pelaksanaan
pembelajaran
perlu
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa serta lingkungan pembelajaran agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Baik guru maupun siswa perlu untuk mempunyai kesadaran dan keterbukaan dalam hal belajar. Sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar serta memberikan dampak yang baik bagi lingkungan sekitar.
2. Komponen Pembelajaran Menurut Sumiati dan Asra (2009 : 3), ada 3 komponen utama pembelajaran yakni guru, isi atau materi pembelajaran, dan siswa. Komponen-komponen utama tersebut dapat berperan dengan baik apabila didukung oleh komponenkomponen pendukung. Komponen-komponen pendukung yakni metode pembelajaran, media pembelajaran, dan lingkungan tempat belajar. Kesemua komponen tersebut hendaknya saling berkaitan demi terwujudnya situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
pembelajaran yang memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. a. Tujuan Pembelajaran Menurut Robert F. Meager (dalam Sumiati dan Asra, 2009 : 10), tujuan pembelajaran adalah maksud yang dikomunikasikan melalui pernyataan yang menggambarkan tentang perubahan yang diharapkan dari siswa. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur (H. Daryanto, 2005 : 58). Menurut B. Suryosubroto (1990 : 23), tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa sesudah ia mengalami kegiatan pembelajaran yang bersangkutan dengan berhasil. Oleh karena itu tujuan pembelajaran perlu dirumuskan dengan lugas dan jelas supaya dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan dari proses pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran tersebut tercantum dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pembelajaran adalah hal-hal yang ingin dicapai dari sebuah kegiatan pembelajaran yang dirumuskan secara lengkap, lugas, dan jelas supaya dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus tercantum dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
b. Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (dalam Martinis Yamin dan Maisah, 2009 : 101), guru adalah figur yang berkharismatik dan menarik perhatian semua orang, entah dalam keluarga, dalam masyarakat, maupun di sekolah karena jasanya mendidik banyak orang. Menurut Thomas Lickona (2012 : 112), guru adalah figur yang mempunyai peran dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter pada siswa. Ada tiga cara guru dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter pada siswa yakni menjadi seorang penyayang yang efektif, menjadi seorang model/contoh, dan menjadi mentor yang beretika. Selain itu guru juga berperan sebagai fasilitator agar pembelajaran berjalan efektif yakni sebagai pengelola pembelajaran dan sebagai pengelola kelas (Suciati, dkk., 2007 : 523). Peran guru sebagai pengelola pembelajaran yakni mengusahakan terciptanya pembelajaran yang efektif sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Sedangkan peran guru sebagai pengelola kelas yakni mengusahakan terciptanya situasi dan kondisi kelas yang mendukung pembelajaran. Berdasarkan penjelasan para tokoh di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa guru adalah seorang figur yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Guru bertugas mendidik siswa agar mempunyai kemampuan dalam bidang akademik maupun non - akademik. Pelayanan sebagai seorang guru dilakukan oleh guru secara sadar agar siswa dapat mencapai tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
pembelajaran secara optimal. Selain itu guru juga mempunyai peranan penting dalam perkembangan budi pekerti siswa. c. Siswa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, siswa adalah murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah); pelajar. Siswa/siswa merupakan pribadi-pribadi
yang mengenyam jenjang pendidikan formal. Peran
siswa/siswa dalam pendidikan formal sangat penting karena sebagai salah satu komponen utama dalam pembelajaran. Tanpa adanya siswa/siswa, kegiatan pembelajaran tidak dapat berlangsung. Proses pembelajaran yang efektif dan berulang-ulang akan berdampak pada perubahan sikap dan perilaku siswa yang relatif permanen (Kimble dan Garmezy dalam Sumiati dan Asra, 2009 : 38). Perlu adanya disiplin belajar dalam diri siswa/siswa agar perubahan yang terjadi dapat bersifat utuh dan relatif permanen. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa/siswa merupakan salah satu komponen utama dalam kegiatan pembelajaran. Perlu ada kesadaran dan keterbukaan serta disiplin belajar yang tinggi dalam diri siswa/siswa dalam belajar sehingga mampu berkembang secara optimal dan menyeluruh. d. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dan dijelaskan pada siswa dalam proses belajar mengajar (Syaiful Bahri Djamarah, 2006 : 43). Pembelajaran dapat berlangsung apabila adanya materi pembelajaran yang akan didalami selama proses pembelajaran. Materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
pembelajaran yang baik adalah materi yang telah disusun secara sistematis, komprehensif, terurai secara lugas dan jelas, berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dan adanya tujuan yang akan dicapai melalui pembelajaran materi tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran adalah halhal yang akan diajarkan pada siswa dan mempunyai kedudukan yang penting dalam proses pembelajaran. e. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran merupakan cara untuk mengajarkan materi pembelajaran pada siswa agar nantinya dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Apabila strategi pembelajaran sudah dirancang sedemikian rupa sehingga dirasa dapat membawa siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh guru/pendidik yakni menentukan model pembelajaran yang tepat, metode yang sesuai, dan teknik mengajar yang mendukung pelaksanaan strategi pembelajaran. Oleh karena itu bagi para guru dianjurkan untuk menyusun strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan pada siswa/siswa. f. Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah sarana atau alat/wahana yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran pada siswa/siswa. Dalam proses menentukan dan membuat media pembelajaran perlu adanya kreativitas dari guru agar dapat menciptakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Kelebihan dari media pembelajaran adalah dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
menyajikan materi pembelajaran yang rumit menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa. Dalam penggunaannya perlu diperhatikan kondisi dan situasi tempat pembelajaran sehingga penggunaannya menjadi lebih efektif. Selain itu media pembelajaran dapat menjadi jembatan pemahaman yakni sarana agar siswa dan guru mempunyai kesepahaman yang sama terhadap suatu materi pembelajaran. g. Lingkungan Tempat Belajar Lingkungan belajar adalah situasi yang ada di sekitar siswa saat proses pembelajaran berlangsung (Suciati, dkk., 2007 : 5). Situasi yang berada di sekitar siswa dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Apabila situasi yang ada mendukung pembelajaran maka siswa dapat semakin terdukung untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Sebaliknya apabila situasi yang ada tidak mendukung pembelajaran maka siswa akan terganggu dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Menurut M. Dalyono (2007 : 129), lingkungan sekitar siswa tersebut mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-kultural. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan tempat belajar adalah situasi dan kondisi yang ada di sekitar siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Situasi dan kondisi secara fisik lingkungan sekitar dapat ditata sedemikian rupa sehingga mendukung efektivitas pembelajaran. Sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
h. Evaluasi Pembelajaran Menurut Harjanto (2005 : 277), evaluasi pembelajaran adalah penilaian atau penaksiran (kualitatif dan kuantitatif) terhadap perkembangan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum. Evaluasi pembelajaran diperlukan untuk mengecek ketercapaian dari tujuan yang telah ditetapkan dari sebuah kegiatan pembelajaran. Bagi siswa, evaluasi pembelajaran bermanfaat untuk melihat tingkat pemahaman terhadap suatu materi. Sedangkan bagi guru, evaluasi bermanfaat untuk mengetahui tingkat efektivitas strategi, model, metode, maupun media pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan suatu materi pada siswa. Evaluasi pembelajaran juga mempunyai peranan penting dalam menentukan langkah selanjutnya dalam perencanaan pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi pembelajaran adalah kegiatan untuk mengecek dan menilai (secara kualitatif maupun kuantitatif) suatu kegiatan pembelajaran apakah sudah efektif mencapai tujuan pembelajaran atau belum. Evaluasi pembelajaran bermanfaat bagi guru dan siswa. Bagi guru, evaluasi pembelajaran bermanfaat untuk mengetahui tingkat efektivitas strategi, model, metode, maupun media yang digunakan selama menyampaikan materi pada siswa. Sedangkan bagi siswa, evaluasi pembelajaran bermanfaat untuk menilai tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
C. Pembelajaran Matematika 1. Pengertian Matematika Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Matematika adalah suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan masalah praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis (Uno, 2008 : 129). Sedangkan pembelajaran matematika menurut Suyitno (2004 : 2) adalah sebuah proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika pada para siswanya, yang mana terdapat upaya guru untuk mewujudkan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswanya dan antar siswa dalam mempelajari matematika. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu dasar yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan bilangan, yang mana mempunyai jalan pemecahan masalah yang logis dan sistematis (sebagai rangkaian metode untuk menarik kesimpulan), serta dapat sebagai alat berpikir dan berkomunikasi khususnya dalam ranah aktivitas intelektual. Sedangkan pembelajaran matematika adalah proses kegiatan belajar mengajar tentang mata pelajaran matematika, yang mana terjalin komunikasi antara guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
dan siswa sehingga kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang matematika dapat berkembang secara optimal.
2. Tujuan Pembelajaran Matematika Tujuan pembelajaran adalah hal-hal yang ingin dicapai dari sebuah kegiatan pembelajaran yang dirumuskan secara lengkap, lugas, dan jelas supaya dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran. Sebagai sebuah pembelajaran, pembelajaran matematika juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran matematika di sekolah yakni membantu siswa mempersiapkan diri agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang terus menerus berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional dan kritis, serta mempersiapkan siswa agar dapat mempergunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan harian serta dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan (Sriyanto, 2007 : 15). Selain itu, tujuan pembelajaran matematika yang tercantum dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika adalah sebagai berikut : a. Agar siswa memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. b. Agar siswa memiliki kemampuan menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. c. Agar siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. d. Agar siswa memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. e. Agar siswa memiliki kemampuan sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah membimbing siswa untuk dapat memahami konsep-konsep matematika dan memiliki daya nalar yang logis dan sistematis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Proses Pembelajaran Matematika Secara umum pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa sebagai tokoh utama serta lingkungan pembelajaran sebagai pendukung proses pembelajaran yang mana dalam proses tersebut ada tujuan yang ingin dicapai. Dalam pembelajaran matematika juga demikian, ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
proses yang harus dilalui dan ada tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, pembelajaran matematika perlu dipersiapkan secara baik dan benar serta adanya tujuan yang jelas. Karena pembelajaran matematika secara garis besar termasuk dalam pembelajaran pada umumnya (pembedanya lebih menekankan materi matematika), maka proses pembelajaran matematika mempunyai langkah-langkah umum yang sama seperti pada pembelajaran lainnya. Langkah-langkah umum tersebut yakni persiapan/perencanaan, pelaksanaan, dan tahap penilaian/evaluasi (Syaiful Bahri Djamarah, 1994 : 79). a. Tahap Persiapan/Perencanaan Tahap persiapan/perencanaan pembelajaran matematika mencakup proses menentukan materi pembelajaran, menetapkan tujuan pembelajaran, memilih bahan pembelajaran, menentukan metode pembelajaran, merancang kegiatan pembelajaran, memilih media pembelajaran, memilih referensi pembelajaran yang sesuai, dan membuat tuntunan evaluasi pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memiliki kesadaran dan cakap dalam mempersiapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Sehingga nantinya pembelajaran matematika dapat berlangsung efektif dan mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran matematika dapat berlangsung efektif dan efisien apabila
dalam
tahap
persiapan
guru
memperhatikan
dan
mempersiapkan secara baik dan benar hal-hal yakni tujuan pembelajaran yang akan dicapai, ruang lingkup dan urutan bahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
akan diberikan, sarana dan fasilitas yang dimiliki, jumlah anak didik yang akan mengikuti pembelajaran, waktu jam pelajaran yang tersedia, serta sumber bahan pengajaran/referensi yang dapat digunakan dan sebagainya (Syaiful Bahri Djamarah, 1994 : 80). Selain itu, guru harus menuliskan perencanaan pembelajaran yang dimulai dengan membuat program tahunan, program semester, analisis materi pelajaran, pengembangan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, program remedial dan program pengayaan. Langkah selanjutnya adalah guru menyusun materi yang akan diberikan pada siswa dengan memperhatikan situasi dan kondisi daya tangkap dan psikologis siswa. Proses penyusunan kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan secara sistematis yang mana memberi ruang untuk siswa dapat belajar secara bersama (kelompok) maupun perorangan. Pemilihan metode pembelajaran dan media pembelajaran perlu dilakukan secara tepat oleh guru agar dalam proses pembelajaran semakin mendukung proses pembelajaran yang telah dirancang. Selain itu guru perlu mempersiapkan penilaian sebagai bentuk evaluasi secara menyeluruh atas proses pembelajaran yang terjadi. b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan pembelajaran merupakan tahap eksekusi terhadap rancangan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Dalam tahap ini, belum tentu segala sesuatu yang dilaksanakan dapat sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Oleh karena itu, seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
guru perlu memiliki kreativitas dalam pengajarannya. Unsur penting dalam tahap pelaksanaan adalah interaksi antara guru dan siswa. Dalam interaksi tersebut terjadi proses pembelajaran baik secara akademik maupun non-akademik. Proses tersebut berlangsung secara mengalir (baik secara disengaja maupun tidak disengaja) dan tergantung pada situasi dan kondisi pembelajaran yang ada yang biasanya disebut sebagai interaksi edukatif (Chalijah Hasan, 1994 : 65). Ada 3 tahap yang harus guru laksanakan dalam pelaksanaan pembelajaran yakni : 1) Tahap awal (tahap pra instruksional) yaitu tahap yang ditempuh pada saat memulai proses pembelajaran.; 2) Tahap inti (tahap instruksional) yaitu tahap penyampaian materi pembelajaran. Tahap ini sering disebut sebagai tahap inti. Dalam tahap ini guru membimbing siswa untuk memahami sebuah pengetahuan yang menjadi isi dari materi pembelajaran.; 3) Tahap akhir (tahap evaluasi atau tindak lanjut) yaitu tahap untuk mengetahui keberhasilan siswa dari proses yang terjadi pada tahap instruksional. c. Tahap Penilaian/Evaluasi Tahapan
evaluasi
yaitu
tahap
penilaian
terhadap
tingkat
keberhasilan dalam proses pembelajaran yang telah terjadi. Secara khusus hal yang dinilai adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program pembelajaran (Muhibbin Syah, 2003 : 141). Dalam tahap ini penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
yang dilakukan harus menyeluruh dan obyektif. Melalui penilaian yang dilakukan, guru dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan. Salah satu unsur penting yang dinilai adalah tingkat keberhasilan siswa baik secara akademik maupun non - akademik. Dalam tahap evaluasi/penilaian ini adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut : 1) Melakukan penilaian akhir terhadap kegiatan pembelajaran dan mendalami hasil penilaian tersebut. 2) Membuat langkah-langkah solusi yang konkret terhadap segala hal yang menjadi perhatian dalam evaluasi pembelajaran. 3) Menyusun kembali rencana pembelajaran yang baru berdasarkan hasil evaluasi yang ada dan melaksanakan langkah-langkah solusi yang telah dibuat. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses pembelajaran matematika terdiri atas tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi/penilaian. Dalam setiap tahap yang dilaksanakan seorang guru harus mempunyai kesadaran dan semangat mendidik sehingga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika siswa dapat berkembang secara utuh dalam akademik maupun non - akademik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
D.
Materi Limit Kelas XI IPA 1. Limit Fungsi Aljabar a. Pengertian Limit Limit fungsi f(x) jika x mendekati 1, dan jika f(x) =
x2 −4 x−2
ditulis lim
x2 −4
x→1 x−2
.
Untuk menentukan nilai limit ini, dapat dipilih x ε R yang mana nilai x mendekati dari kiri maupun dari kanan. Perhatikan tabel di bawah ini : Tabel 2.1 Pendekatan Nilai Limit x → 1 dari kiri
x → 1 dari kanan
x
0,8
0,9
0,99
0,999
→
1
←
1,0001
1,001
1,01 1,05 1,1
f(x)
2,8
2,9
2,99
2,999
→
3
←
3,0001
3,001
3,01 3,05 3,1
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai limit f(x) = x2 −4 x−2
mendekati 3 jika x mendekati 1, baik didekati dari sebelah kiri (disebut
limit kiri) maupun didekati dari sebelah kanan (disebut limit kanan). Dapat ditulis sebagai berikut: lim
x2 −4
x→1 x−2
=3.
b. Menentukan Limit Fungsi Aljabar 1) Menentukan limit fungsi aljabar dengan cara substitusi langsung Contoh : 1. lim(1 + x) = 3 x→2
x
1
2. lim x+4 = 5 x→1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
2) Menentukan limit fungsi aljabar dengan cara pemfaktoran Metode ini digunakan untuk menentukan penyelesaian limit fungsi aljabar pada fungsi-fungsi pecahan, yaitu dengan menyederhanakan bentuk pecahan dengan cara memfaktorkan. Contoh : 1. lim
x2 −9
x→3 x−3
= lim
(x−3)(x+3) (x−3)
x→3
= lim(x + 3) x→3
=3+3 =6 3) Menentukan limit fungsi aljabar dengan cara merasionalkan bentuk akar Bentuk akar pada umumnya sulit untuk difaktorkan, agar pecahan dalam bentuk akar dapat difaktorkan maka pembilang dan penyebut dikalikan dengan akar sekawannya. Contoh : 1. lim
x→2
3−√4x+1 x−2
= lim
x→2
3−√4x+1 x−2
3+√4x+1
x 3+√4x+1
9−(4x+1)
= lim (x−2)(3+√4x+1) x→2
8−4x
= lim (x−2)(3+√4x+1) x→2
−4(x−2)
= lim (x−2)(3+√4x+1) x→2
−4
= lim 3+√4x+1 x→2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
−4
= 3+√4.2+1 −4
= 3+√9 = =
−4 6 −2 3
2. Limit Fungsi Aljabar Jika X Mendekati Tak Hingga Untuk menyatakan keadaan yang tidak dapat ditentukan nilainya, maka digunakan lambang ∞ (dibaca : tak terhingga). Suatu fungsi f ditentukan 1
dengan rumus f(x) = x , berapa nilai f(x) untuk x mendekati ∞ atau ditulis lim f(x).
x→∞
Perhatikan tabel di bawah ini : Tabel 2.2 Pendekatan Nilai Limit Tak Hingga x
1
2
f(x)
1
1 2
3 1 3
4 ... 1 4
...
10 ... 1 10
...
100 ... 1 100
...
10000 ... 1 10000
...
100000 ... 1 100000
...
∞ 0
1 =0 x→∞ x
lim f(x) = lim
x→∞
Limit fungsi aljabar dengan peubah x mendekati tak hingga, bentuk yang sering dijumpai adalah : 1. lim
f(x)
x→∞ g(x)
2. lim {f(x) − g(x)} x→∞
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
∞
Dengan substitusi langsung akan diperoleh bentuk ∞ atau {∞ − ∞}. Bentuk tersebut merupakan bentuk tak tentu maka perhitungan limit fungsi aljabar dengan peubah x mendekati tak hingga dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut : a. Membagi dengan variabel pangkat tertinggi f(x)
Bentuk lim g(x) dapat dihitung dengan cara membagi pembilang f(x) x→∞
dan penyebut g(x) dengan variabel pangkat tertinggi. Dengan mengingat bahwa 1
lim f(x) = lim x = 0.
x→∞
x→∞
Contoh : 1. lim
4x3 +2x2 +x
x→∞ x−2x2 −2x3
4x3 2x2 x + 3+ 3 x3 x x 2 3 x x→∞ −2x −2x x3 x3 x3
= lim
2
= lim
1
4+ + 2 x x 1
2
x→∞ 2 −x−2 x
4+0+0
= 0−0−2 4
= −2 = −2 b. Mengalikan dengan faktor lawan Bentuk lim {f(x) − g(x)} dapat ditentukan dengan cara mengalikan x→∞
dengan
f(x)+g(x) f(x)+g(x)
sehingga bentuk limitnya menjadi
lim {f(x) −
x→∞
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
f(x)+g(x)
g(x)} . f(x)+g(x) = lim
f2 (x)−g2 (x)
x→∞ f(x)+g(x)
. Kemudian bentuk limit tersebut
diselesaikan dengan cara membagi pangkat tertinggi. Contoh : 1. lim x − √x 2 − 9 = lim (x − √x 2 − 9). x→∞
x→∞
= lim
(x+√x2 −9) (x+√x2 −9)
x2 −(√x2 −9)2
x→∞ (x+√x2 −9)
= lim
x2 −(x2 −9)
x→∞ (x+√x2 −9) 9
= lim
x→∞ (x+√x2 −9)
= lim
x→∞
9 x x √x2 −9 + x x
= lim
9 x
x→∞ 1+√1− 9 2 x
0
= 1+√1+0 0
= 1+1 0
=2 =0 3. Teorema Limit Berikut ini disajikan beberapa teorema yang sering digunakan dalam perhitungan limit fungsi aljabar. Misalkan n adalah bilangan bulat positif, k adalah konstanta, dan f, g adalah fungsi-fungsi yang mempunyai limit di a maka :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
a. Jika f(x) = k, maka lim f(x) = k x→a
b. Jika f(x) = x, maka lim f(x) = a x→a
c. lim f(x) + g(x) = lim f(x) + lim g(x) x→a
x→a
x→a
d. lim f(x) − g(x) = lim f(x) − lim g(x) x→a
x→a
x→a
e. lim k. f(x) = k. lim f(x) x→a
x→a
f. lim f(x). g(x) = lim f(x). lim g(x) x→a
g. lim
x→a
f(x)
x→a g(x)
lim f(x)
= x→a
lim g(x)
x→a
, 𝑎𝑠𝑎𝑙𝑘𝑎𝑛 lim g(x) ≠ 0 x→a
x→a
h. lim{f(x)}n = (lim f(x)) x→a
n
x→a
i. lim n√f(x) = n√lim f(x) x→a x→a Contoh : 1. lim (3x 2 − x) = lim 3x 2 − lim x x→4
x→4
x→4
= 3. lim x 2 − lim x x→4
= 3. (4)2 − 4 = 48 − 4 = 44 2. lim
x→2
√x2 +5 x
lim √x2 +5
= x→2lim x x→2
=
lim x2 +5 √x→2 lim x
x→2
=
√4+5 2
x→4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
3
=2 4. Limit Fungsi Trigonometri Jika lim f(x) dan f(x) adalah fungsi trigonometri maka limit itu disebut limit x→a
fungsi trigonometri. Berikut ini beberapa rumus limit fungsi trigonometri :
a. lim
x→0
b. lim
x→0
sin x x tan x x
=1 =1
x
c. lim sin x = 1 x→0
x
d. lim tan x = 1 x→0
Contoh : sin x
sin x
1. lim sin 2x = lim 2 sin x cos x x→0
x→0
1
= lim 2 cos x x→0 1
= 2 cos 0 1
=2 2. lim
x→0
sin 3x 2x
= lim
x→0
= lim
x→0
sin 3x 3x 3x sin 3x 3x
. 2x 3x
. lim 2x x→0
3
= 1. 2 3
=2 sin 5x
3. lim sin 2x = lim x→0
x→0
sin 5x 5x
2x
5x
. lim sin 2x . lim 2x x→0
x→0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
5
= 1.1. 2 5
=2 5. Menentukan Nilai lim
f(x+h)−f(x) h
h→0
Jika f(x) Diketahui
Contoh : Tentukan nilai lim
h→0
f(x+h)−f(x) h
jika diketahui fungsi f(x) sebagai berikut :
a. f(x) = x − 1 b. f(x) = sin x Solusi : 1. f(x) = x − 1 f(x + h) = (x + h) − 1 (x + h) − 1 − (x − 1) f(x + h) − f(x) = lim h→0 h→0 h h lim
h
= lim h = 1 h→0
2. f(x) = sin x f(x + h) = sin(x + h) = sin x. cos h + cos x. sin h f(x + h) − f(x) sin(x + h) − sin x = lim h→0 h→0 h h lim
= lim
h→0
= lim
h→0
sin x.cos h+cos x.sin h−sin x h
(sin x.cos h−sin x)+cos x.sin h h
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
sin x(cos h−1)
= lim { h→0
= lim sin x . h→0
h
cos h−1 h
+
cos x.sin h h
}
+ lim cos x. h→0
sin h h
cos h − 1 sin h + lim cos x. lim h→0 h→0 h→0 h h
= lim sin x . lim h→0
= sin x . 0 + cos x. 1 = cos x
E. Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika 1. Nilai-Nilai Karakter dalam Pembelajaran Matematika Pembelajaran matematika yang baik hendaknya memuat nilai-nilai akademik dan nilai-nilai non-akademik dalam prosesnya. Hal ini sejalan dengan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika. Dalam peraturan tersebut dijelaskan nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran matematika. Sehingga hasil dari pembelajaran matematika diharapkan dapat membentuk aspek akademik dan non-akademik siswa. Nilai-nilai karakter yang dimaksudkan adalah sebagai berikut (dalam Ovi Yuliana, 2013 : 36-39 dengan beberapa penyesuaian) : a. Disiplin Pembelajaran matematika dapat membentuk siswa memiliki karakter disiplin. Karena dalam pembelajaran matematika siswa diharapkan mampu mengenali suatu keteraturan pola, memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
aturan-aturan dan konsep-konsep yang telah disepakati. Sehingga diharapkan dalam belajar matematika seseorang diharapkan mampu bekerja secara teratur dan tertib dalam menggunakan aturan-aturan dan konsep-konsep. Sebab dalam matematika konsep-konsep tersebut apabila dilanggar akan menimbulkan salah arti. b. Jujur Matematika tidak menerima generalisasi berdasarkan pengamatan (induktif) walaupun pada tahap-tahap awal contoh-contoh khusus dan ilustrasi geometris diperlukan, tetapi untuk generalisasi harus berdasarkan pembuktian deduktif. Maksud dari proses ini dalam pembelajaran matematika adalah siswa diharapkan dapat menjadi pribadi yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaannya, karena selalu dapat menunjukkan pembuktian dari setiap perkataan dan tindakannya. c. Kerja Keras Pembelajaran matematika juga ingin membentuk siswa memiliki karakter tidak mudah putus asa. Seseorang dalam belajar matematika harus teliti, tekun dan telaten, dalam memahami yang tersurat dan tersirat. Apabila siswa keliru dalam suatu perhitungan, namun belum mencapai hasil yang benar, maka siswa diharapkan dapat dengan sabar melihat kembali (looking back) apa yang telah dikerjakan secara runut dengan teliti, tidak mudah menyerah terus berjuang untuk menghasilkan suatu jawaban yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
d. Kreatif Pembelajaran matematika juga akan membentuk siswa menjadi pribadi kreatif dalam memecahkan berbagai persoalan. Dalam menyelesaikan persoalan ada yang dapat menyelesaikan dengan cara yang panjang, tetapi ada pula yang dapat menyelesaikan dengan cara yang singkat. Apabila siswa terbiasa menyelesaikan persoalan matematika, maka siswa akan terbiasa memunculkan ide kreatif yang dapat membantunya dalam menjalani kehidupan secara lebih efektif dan efisien. e. Rasa Ingin Tahu Memunculkan
rasa
ingin
tahu
dalam
matematika
akan
mengakibatkan siswa terus belajar sepanjang hidupnya, terus berusaha menggali informasi-informasi terkait lingkungan di sekitarnya, sehingga menjadikannya kaya akan wawasan dan ilmu pengetahuan. Rasa ingin tahu membuat siswa mampu menelaah keterkaitan, perbedaan dan analogi, sehingga diharapkan mampu menjadi seorang yang kompeten dalam memecahkan masalah. f. Mandiri Dalam belajar matematika, siswa senantiasa menghadapi tantangan, berbagai permasalahan yang menuntut siswa untuk dapat menemukan solusi atau penyelesaiannya. Oleh karena itu siswa harus mampu memiliki sikap yang tidak mudah bergantung pada orang lain, namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
berusaha secara mandiri untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapinya dengan baik. g. Komunikatif Matematika adalah sebuah bahasa komunikasi. Sehingga dalam belajar matematika, siswa harus mampu mengomunikasikannya baik secara lisan maupun tulisan, sehingga informasi yang disampaikan dapat diketahui dan dipahami oleh orang lain. Dalam aspek komunikatif, salah satunya ada aspek sikap hormat yang menjadi bagian di dalamnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hormat berarti menghargai atau perbuatan yang menandakan rasa khidmat atau takzim. Jadi sikap hormat merupakan sikap yang menghargai atau perbuatan yang menandakan rasa khidmat atau takzim terhadap harga diri orang lain ataupun hal selain diri sendiri. Menurut Thomas Lickona (2012 : 70), sikap hormat memuat 3 hal pokok yakni penghormatan terhadap diri sendiri, penghormatan terhadap orang lain, dan penghormatan terhadap semua bentuk kehidupan dan lingkungan yang saling menjaga satu sama lain. Penghormatan terhadap diri sendiri berarti mengharuskan setiap pribadi untuk memperlakukan apa yang ada pada hidupnya sebagai manusia yang memiliki nilai secara alami. Penghormatan terhadap orang lain berarti mengharuskan setiap pribadi untuk memperlakukan semua orang bahkan orang-orang yang dibenci sebagai manusia yang memiliki nilai tinggi dan memiliki hak yang sama sebagai individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Penghormatan terhadap semua bentuk kehidupan dan lingkungan yang saling menjaga satu sama lain berarti mengharuskan setiap pribadi untuk berlaku baik dengan cara melindungi alam dan lingkungan dari rapuhnya ekosistem dan segala kehidupan yang bergantung di dalamnya. h. Tanggung Jawab Pembelajaran matematika juga menumbuhkan sikap tanggung jawab dalam diri siswa. Kebiasaan disiplin dalam bernalar yang terbentuk dalam mempelajari matematika menumbuhkembangkan sikap tanggung jawab atas pelaksanaan kewajiban yang seharusnya dilakukan, baik tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab berarti keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb). Menurut Thomas Lickona (2012 : 72), tanggung jawab merupakan suatu bentuk lanjutan dari rasa hormat. Jika setiap pribadi menghormati sesamanya, berarti setiap pribadi tersebut menghargai mereka. Jika setiap pribadi tersebut menghargai mereka, berarti setiap pribadi merasakan sebuah ukuran dari rasa tanggung jawab setiap pribadi tersebut untuk menghormati kesejahteraan hidup mereka. Selain itu, tanggung jawab juga berarti melaksanakan sebuah pekerjaan atau kewajiban dalam keluarga, di sekolah, maupun di tempat bekerja dengan sepenuh hati dan memberikan yang terbaik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
2. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika Pembelajaran
yang baik
adalah
pembelajaran
yang
memberikan
pembentukan aspek pengetahuan dan aspek kepribadian dalam diri siswa. Hal ini berlaku untuk semua pembelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran. Pembentukan aspek kepribadian siswa mengarah pada pembentukan karakter diri siswa. Dalam pembentukan karakter tersebut siswa dikenalkan dan diarahkan agar memiliki nilai-nilai karakter yang relevan untuk hidup seharihari dan bermasyarakat. Penerapan nilai-nilai kehidupan tersebut disesuaikan dengan materi pelajaran yang diberikan. Sehingga dalam proses pembelajaran yang terjadi, baik aspek pengetahuan maupun aspek kepribadian dapat tumbuh dengan baik dan utuh. Pendidikan
karakter
dalam
pembelajaran
matematika
haruslah
mengarahkan siswa untuk dapat memiliki nilai-nilai karakter yang universal. Nilai-nilai karakter yang dapat guru kembangkan dalam pembelajaran matematika antara lain yaitu demokrasi, jujur, mandiri, bertanggung jawab, kerja keras, disiplin, rasa ingin tahu, kreatif, dan lain sebagainya. Adapun proses penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI) untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan karakter yang tercantum itu sudah tercakup di dalamnya;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
b. Menggunakan
nilai-nilai
budaya
dan
karakter
yang
memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan; c. Mencantumkan nilai-nilai karakter dan budaya yang akan diterapkan ke dalam silabus; d. Mencantumkan nilai-nilai karakter dan budaya yang sudah tertera dalam silabus ke dalam RPP; e. Mengembangkan
kegiatan
pembelajaran
yang
dapat
mengakomodasi siswa untuk memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam sikap dan tingkah laku yang sesuai; f. Memberikan bimbingan pada siswa, baik yang mengalami kesulitan dalam internalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya dalam sikap dan tingkah laku yang sesuai. Guru dapat mengembangkan berbagai cara penanaman nilai-nilai karakter pada diri siswa. Salah satu cara yang paling efektif dalam internalisasi nilainilai karakter dalam proses pembelajaran yaitu membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Melalui keaktifannya, siswa dapat secara mandiri mengenal nilai-nilai
karakter
yang
berguna
bagi
kehidupan
sehari-hari
dan
bermasyarakat. Guru dalam proses tersebut berperan sebagai pembimbing. Proses tersebut perlu dilakukan secara berulang dan konsisten agar menjadi kebiasaan dalam diri siswa. Oleh karena itu perlu adanya nilai dan indikator yang jelas dalam implementasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
khususnya dalam pembelajaran matematika. Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika dikembangkan berdasarkan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika. Berikut ini akan disajikan nilai dan indikator implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika.
Tabel 2.3 Nilai dan Indikator Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika (berdasarkan Ovi Yuliana, 2013 : 41-43)
Nilai Karakter
Proses dan Sikap Guru dalam Menanamkan Karakter pada Siswa
Kejujuran
1. Memperingatkan
siswa
yang
mencontek
saat
mengerjakan tugas mandiri dan ujian. 2. Memberikan
kesempatan
pada
siswa
untuk
menyampaikan pendapat terkait dengan materi. 3. Melarang siswa membawa fasilitas komunikasi pada saat pembelajaran maupun ujian. 4. Menilai dan menyampaikan nilai pada siswa secara transparan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Demokratis
1. Mengajak seluruh siswa agar dapat bekerja sama dalam kelompok tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi. 2. Memberikan perhatian yang proporsional kepada seluruh siswa. 3. Memberikan kesempatan pada siswa untuk berani berbeda pendapat. 4. Menghargai pendapat siswa tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.
Disiplin
1. Guru masuk kelas tepat waktu. 2. Menegur siswa yang tidak mematuhi aturan belajar dalam kelas. 3. Mengecek kehadiran siswa. 4. Mengenakan seragam guru sesuai dengan aturan.
Teliti
1. Menuliskan tujuan pembelajaran/KD dan judul materi yang akan dipelajari setiap memulai pengajaran. 2. Meminta siswa untuk tidak tergesa-gesa dalam mengerjakan soal. 3. Mengingatkan siswa untuk mengecek kembali lembar jawaban sebelum dikumpulkan. 4. Mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari, apabila siswa belum memahami materi maka guru memotivasi atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi. Kerja Keras
1. Membiasakan siswa mengerjakan semua tugas agar selesai dengan baik dan tepat waktu. 2. Memotivasi siswa agar lebih tekun belajar. 3. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mencari informasi yang terkait dengan materi pelajaran. 4. Membiasakan
siswa
agar
memiliki
kebiasaan
berpendapat setiap pembelajaran. Kreatif
1. Memancing siswa agar mengutarakan gagasannya melalui pemberian pertanyaan-pertanyaan. 2. Memberikan soal dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat merangsang daya pikir yang kreatif dari siswa. 3. Menerapkan berbagai metode pembelajaran. 4. Menggunakan berbagai alat penilaian. 5. Menggunakan berbagai media pembelajaran.
Mandiri
1. Menciptakan suasana kelas agar siswa terdukung dalam kerja mandiri. 2. Memberikan tugas mandiri pada siswa. 3. Memantau kerja mandiri para siswa. 4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk membentuk sendiri kelompok diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
5. Meminta siswa untuk menuliskan jawaban secara mandiri di papan tulis dan kemudian memintanya untuk menjelaskan pada siswa lainnya. Rasa Ingin Tahu
1. Memberikan kesempatan bertanya untuk siswa dalam proses pembelajaran. 2. Memberi rangsangan agar siswa mengungkapkan pendapatnya/keingintahuannya melalui pertanyaanpertanyaan atau melalui hal-hal yang terkait dengan materi. 3. Mengondisikan suasana kelas agar merangsang rasa ingin tahu siswa. 4. Mendorong siswa agar mencari informasi terkait dengan materi dari berbagai sumber.
Tanggung Jawab
1. Membiasakan siswa agar mengerjakan setiap soal latihan yang diberikan secara tuntas. 2. Membimbing
dan
membiasakan
siswa
agar
mempertanggungjawabkan pendapatnya.
F. Penelitian yang Relevan 1. Pendidikan Karakter pada Proses Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Penelitian dilakukan oleh Eva Yuliana Sijabat (2016), dari Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan judul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
“Pendidikan Karakter pada Proses Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta”. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Yuliana Sijabat bertujuan untuk : a. mengetahui pendidikan karakter yang komprehensif; b. mengetahui model pembelajaran matematika; dan c. mengetahui proses pendidikan karakter yang terintegrasi dengan pembelajaran matematika kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Adapun narasumber dalam penelitian tersebut adalah kepala sekolah, wakasek kurikulum, guru mata pelajaran matematika, dan siswa kelas VII. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa pendidikan karakter dapat dilaksanakan secara komprehensif dalam 3 bentuk kegiatan yaitu : a. proses pembelajaran; b. manajemen sekolah; dan c. kegiatan pembinaan kesiswaan. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe STAD. Model tersebut digunakan karena model tersebut dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan nilai-nilai karakter seperti kerja sama, tanggung jawab, pantang menyerah, dan bekerja keras. Penerapan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran matematika di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta dilaksanakan melalui tahapan yakni tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Nilai-nilai karakter yang diterapkan dalam proses tersebut yakni religius, disiplin, kejujuran, pantang menyerah, rasa ingin tahu yang tinggi, dan tanggung jawab. Pendidikan karakter yang terjadi melalui pembelajaran di kelas juga didukung oleh kegiatan pembinaan kesiswaan.
Pembinaan
kesiswaan
yang
dimaksud
adalah
kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
ekstrakulikuler misalnya kegiatan olahraga, paskibra, pramuka, dan kegiatan ekstrakulikuler lainnya.
2. Peranan Pendidikan Matematika dalam Pembangunan Karakter Manusia Indonesia di SMA Negeri 1 Parakan Kelas XI IPA 4 Penelitian dilakukan oleh Susi Kurniasih (2014), dari Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan judul “Peranan Pendidikan Matematika dalam Pembangunan Karakter Manusia Indonesia di SMA N 1 Parakan Kelas XI IPA 4”. Penelitian yang dilakukan oleh Susi Kurniasih bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang nilai-nilai karakter dan budaya bangsa yang dibangun oleh pendidikan matematika. Penelitian tersebut mengidentifikasi sejauh mana guru melakukan manajemen pembelajaran terutama dalam hal penggunaan model, metode, dan strategi pembelajaran matematika. Selain itu, penelitian tersebut juga bertujuan untuk mendapatkan
informasi
sejauh
mana
pendidikan
matematika
dapat
membangun karakter yang baik pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter
dapat
dikembangkan
pada
pendidikan
matematika
dengan
menerapkan strategi, model, dan metode pembelajaran yang tepat. Melalui strategi, model, dan metode pembelajaran yang tepat berdampak pada proses pertumbuhan karakter pada siswa dapat berjalan dengan baik. Hal yang perlu guru perhatikan dalam pemilihan strategi, model, dan metode pembelajaran yakni tipe karakteristik tiap kelas dan tipe karakteristik siswa tiap-tiap kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Nilai-nilai karakter yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika yakni jujur, toleransi, tanggung jawab, disiplin, kerja keras, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, rasa ingin tahu, demokratis, dan cinta damai. Kebiasaan-kebiasaan yang dapat menumbuhkan karakter yang baik perlu untuk dilaksanakan secara rutin dalam proses pembelajaran.
3. Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta Penelitian dilakukan oleh Riyan Andika Jaya (2016), dari Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan judul “Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Matematika Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta”. Penelitian yang dilakukan oleh Riyan Andika Jaya bertujuan untuk : 1) mengetahui bagaimana keterlaksanaan penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta; 2) Mengetahui bagaimana pendidikan karakter diterapkan dalam proses pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta; dan 3) mengetahui proses integrasi pendidikan karakter dengan pembelajaran matematika kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta. Adapun narasumber dalam penelitian tersebut yakni kepala sekolah, wakasek kurikulum, guru mata pelajaran matematika, serta siswa kelas X. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta meliputi penanaman nilai-nilai karakter religius, disiplin, tanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
jawab, teliti, kreatif, jujur, menghargai, rasa ingin tahu, dan percaya diri. Pendidikan karakter dalam proses pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta dilakukan dengan cara mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter yang telah dirumuskan ke dalam pembelajaran khususnya dalam RPP. Integrasi tersebut terjadi dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Selain itu, agar nilai karakter tertanam dalam diri siswa, guru dapat : a. memberikan teladan kepada siswa; b. memberikan teguran/nasihat kepada siswa; c. mengkondisikan lingkungan pembelajaran siswa; dan d. melakukan kegiatan karakter secara rutin kepada siswa.
G. Kekhasan Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh memiliki 2 kekhasan dibandingkan dengan penelitian lain terkait pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika. Kekhasan dari penelitian ini yakni lokasi penelitian dan karakteristik siswa. Kekhasan itulah yang membedakan penelitian ini dengan penelitian lainnya. Pertama, lokasi penelitian ini terletak di SMA Negeri 1 Samigaluh. SMA Negeri 1 Samigaluh merupakan sebuah sekolah negeri yang terletak di Pegunungan Menoreh. SMA Negeri 1 Samigaluh merupakan sebuah sekolah menengah atas yang secara langsung berada dalam pengawasan Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Hal ini berbeda dengan penelitian-penelitian lain yang dilaksanakan di daerah perkotaan atau di daerah pinggiran kota. Akses untuk menuju ke SMA Negeri 1 Samigaluh berbeda dengan akses ke sekolah-sekolah lain yang tidak terletak di daerah pegunungan. Akses menuju SMA Negeri 1 Samigaluh melalui jalan pegunungan yang cukup baik tetapi penuh dengan kelokan dan tanjakan yang relatif tajam. Sehingga diperlukan usaha dan kehati-hatian yang lebih untuk mencapai lokasi penelitian dibandingkan dengan akses ke sekolah-sekolah selain di daerah pegunungan. Kedua, karakteristik siswa SMA Negeri 1 Samigaluh berbeda dengan karakteristik sekolah-sekolah lain, terutama sekolah yang terletak di perkotaan. Karakteristik siswa SMA Negeri 1 Samigaluh adalah siswa yang aktif dan mempunyai tenaga yang berlebih. Siswa SMA Negeri 1 Samigaluh menyalurkan keunggulan tersebut terutama melalui bidang olahraga. Selain itu, karakteristik yang khas dari mereka adalah relatif mudah untuk diarahkan. Dalam masa perkembangan remaja, karakteristik tersebut sangat dibutuhkan dalam membentuk karakter yang baik. Karakteristik tersebut dapat dipahami sebagai salah satu keunggulan orang-orang di daerah pegunungan dan pedesaan. Sekalipun siswa nakal, tetapi masih dapat diberi bimbingan oleh guru agar menjadi lebih baik dalam bersikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
H. Kerangka Berpikir Pendidikan karakter merupakan bagian dari proses pendidikan baik secara formal maupun non - formal. Secara formal pendidikan karakter terjadi di sekolah sebagai institusi pendidikan. Secara non - formal pendidikan karakter terjadi di lingkungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan karakter bertujuan membentuk seseorang agar memiliki nilai-nilai karakter yang berguna dalam hidupnya. Tanpa adanya pendidikan karakter seseorang akan bertumbuh menjadi pribadi yang tidak memiliki berkarakter yang baik. Dampak dari tidak adanya pendidikan karakter yang baik yaitu timbulnya berbagai tindakan di masyarakat yang kurang sesuai dengan norma dan nilai-nilai sosial. Contoh dari tindakan kurang berkarakter yakni korupsi, pemerkosaan, tawuran antar pelajar, dan pencurian. Oleh karena itu pendidikan karakter penting dilaksanakan secara optimal dan terintegrasi agar tercipta kehidupan yang baik dan beradab. Sekolah sebagai institusi pendidikan formal mempunyai kewajiban mendidik siswanya agar mengalami perkembangan yang utuh dalam bidang akademik dan bidang non - akademik. Dalam proses mendidik siswa, pendidikan
karakter
juga
perlu
dilaksanakan.
Pendidikan
karakter
diimplementasikan dalam setiap mata pelajaran. Implementasi tersebut dilaksanakan berdasarkan kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Kurikulum yang digunakan oleh sekolah telah disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekolah. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan kurikulum yang sekolah gunakan. Sehingga dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
pelaksanaannya implementasi pendidikan karakter diharapkan dapat berjalan dengan baik dan berdampak pada perkembangan karakter siswa. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah juga harus diberi bobot pendidikan nilai karakter. Penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika terdiri dari 3 langkah yakni persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap persiapan meliputi penyusunan RPP oleh guru sesuai dengan kurikulum dan silabus yang berlaku. Tahap pelaksanaan meliputi proses kegiatan belajar mengajar. Tahap evaluasi meliputi penilaian terhadap proses pembelajaran secara menyeluruh, khususnya terhadap berbagai nilai karakter yang sudah dicapai maupun belum dicapai oleh siswa. Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika terjadi ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, guru membimbing siswa agar memiliki karakter yang baik sesuai dengan yang tercantum dalam RPP dan siswa pun aktif menanggapi bimbingan tersebut. Berdasarkan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika, nilai-nilai karakter yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran matematika yakni disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, mandiri, komunikatif, dan tanggung jawab. Menurut Thomas Lickona (2012 : 112), ada tiga cara guru dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter pada siswa yakni menjadi seorang penyayang yang efektif, menjadi seorang model/contoh, dan menjadi mentor yang beretika. Selain dari pihak guru, siswa juga perlu aktif dalam menanggapi bimbingan dari guru terkait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika. Begitu pula dalam proses pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh, diharapkan adanya implementasi pendidikan karakter dapat membantu pengembangan karakter siswa menjadi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata dan bahasa tentang hal yang dialami oleh orang-orang yang diamati misalnya perilaku, persepsi, dan tindakan dalam konteks alamiah dengan metode alamiah (Moleong, 2010 : 6). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini data hasil penelitian berupa data deskriptif (tulisan, kata-kata, dan dokumen) yang berasal dari sumber dan informan yang diteliti dan dapat dipercaya. Penelitian ini mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh.
B. Subjek dan Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran matematika yang mengimplementasikan pendidikan karakter di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh dan sejauh mana keberhasilan pendidikan matematika di kelas tersebut dalam membentuk karakter para siswanya, khususnya sikap hormat dan rasa tanggung jawab. Subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran matematika kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh dan para siswa di kelas
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
XI IPA di sekolah tersebut. Selain itu, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah (bagian kurikulum dan kesiswaan) juga menjadi subjek dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan pada tingkat kelas XI karena dalam tingkatan tersebut siswa mengalami proses pendewasaan baik secara pengetahuan maupun karakter.
C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Samigaluh. SMA Negeri 1 Samigaluh merupakan salah satu sekolah negeri yang terletak di Pegunungan Menoreh. SMA Negeri 1 Samigaluh merupakan sebuah sekolah menengah atas yang secara langsung berada dalam pengawasan Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SMA Negeri 1 Samigaluh sebagai lembaga pendidikan formal menerapkan pendidikan karakter dalam proses belajar mengajar termasuk dalam mata pelajaran matematika. Sehingga lulusan SMA Negeri 1 Samigaluh mempunyai karakter yang baik dan kuat untuk pendidikan lebih lanjut atau untuk masuk dalam dunia kerja. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung mulai dari bulan Maret sampai dengan Mei 2017.
D. Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil observasi kegiatan belajar mengajar di kelas, wawancara, dan sumber data tertulis. Sumber data tertulis berupa RPP, Silabus, dan dokumen sekolahan. RPP dan silabus diperoleh dari guru mata pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
matematika SMA Negeri 1 Samigaluh. Dokumen sekolahan diperoleh dari kepala sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara (Sugiyono, 2010 : 224). Pengumpulan data tentang implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh dilakukan dengan cara observasi kelas, wawancara, dan analisis dokumen. Dokumen yang dianalisis berupa RPP, Silabus, dan dokumentasi selama kegiatan belajar mengajar.
1. Observasi Kelas Pengumpulan data melalui observasi kelas dilakukan dengan cara mengamati seluruh proses pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA mulai dari awal hingga akhir pembelajaran. Peneliti juga melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh. Observasi kelas dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan. Setiap kali observasi kelas dilakukan oleh 2 orang (peneliti dan satu orang yang dipilih oleh peneliti berdasarkan kemampuannya serta pertimbangan dosen pembimbing). Hal tersebut dimaksudkan untuk kepentingan triangulasi data (cross-check). Observasi dilakukan sesuai dengan jumlah pertemuan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
matematika materi limit kelas XI IPA. Dalam observasi kelas, peneliti menggunakan lembar observasi yang berupa check list sebagai pedoman agar terarah.
2. Wawancara Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara dan narasumber yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan (Moleong, 1990 : 135). Wawancara dilakukan untuk
mengetahui
bagaimana
perencanaan,
pelaksanaan,
penilaian
pembelajaran, dan keberhasilan penanaman sikap hormat dan tanggung jawab dalam implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh. Wawancara ini diadakan secara langsung kepada narasumber yang terkait dengan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh serta pihak yang berkompeten dan tepercaya untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara ini dilakukan kepada kepala sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh, guru mata pelajaran matematika kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh, dan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
3. Analisis Dokumen Pengumpulan data melalui analisis dokumen dilakukan dengan cara menganalisis dokumen tertulis dan dokumen lain yang relevan. Dokumen tertulis yang dianalisis adalah perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP yang digunakan oleh guru mata pelajaran matematika di kelas pengamatan. Dokumen lain yang dianalisis adalah arsip sekolah, buku alumni sekolah, serta sumber lain yang relevan untuk memperoleh informasi tentang pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika. Analisis dokumen digunakan untuk memperoleh mengenai implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh. Analisis dokumen juga digunakan untuk mengkonfirmasi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi kelas.
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lebih lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2002 : 136). Instrumen penelitian yang utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Instrumen pendukung yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar pedoman observasi check list. Instrumen tersebut digunakan untuk memperoleh fakta-fakta tentang implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika SMA Negeri 1 Samigaluh dan dampaknya terhadap keberhasilan siswa SMA Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
1 Samigaluh terutama dalam karakter sikap hormat dan tanggung jawab. Adapun pedoman instrumen adalah sebagai berikut :
1. Kisi-kisi Pedoman Observasi Pedoman observasi ini secara garis besar berisi tentang : 1) nilai karakter yang ditanamkan di SMA Negeri 1 Samigaluh terutama dalam mata pelajaran matematika dan 2) proses dan sikap guru dalam mengembangkan serta menanamkan karakter pada siswa/siswa. Dalam observasi, peneliti juga menggunakan catatan lapangan agar penelitian terarah. Berikut ini akan disajikan lembar check list kisi-kisi pedoman observasi kelas. (berdasarkan Ika Pujiastutia Ningsih, 2014 : 29; dengan beberapa penyesuaian) Tabel 3.1 Pedoman Observasi Kelas Pembelajaran Matematika Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh
No. 1.
Aspek yang Diamati
Ya
Guru mengucapkan salam untuk mencontohkan
sikap
sopan
santun. 2.
Siswa diminta untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran
Tidak
Keterangan*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
sebagai upaya penanaman nilai religius. 3.
Guru mengecek kehadiran siswa sebagai upaya penanaman nilai kedisiplinan.
4.
Guru
memberikan
apersepsi
sebagai upaya untuk mendorong rasa ingin tahu siswa. 5.
Guru mengajak siswa untuk menyebutkan
contoh-contoh
konkret (dari kejadian-kejadian nyata) yang menunjukkan adanya beberapa karakter yang sudah dimiliki atau belum dimiliki siswa. 6.
Guru menyampaikan karakter yang akan dicapai selain SK dan KD pembelajaran matematika.
7.
Siswa diminta untuk mencari informasi materi pembelajaran sebagai upaya menanamkan sifat gemar membaca, kreatif.
kritis,
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
8.
Guru
menggunakan
metode,
strategi, dan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 9.
Siswa diminta untuk berdiskusi baik antar siswa maupun dengan guru untuk menanamkan nilai kerja sama.
10.
Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang heterogen sebagai
upaya
menanamkan
toleransi. 11.
Guru memfasilitasi siswa untuk memecahkan masalah sebagai upaya
menumbuhkan
sikap
mandiri, kerja sama, dan kerja keras. 12.
Siswa sebagai
diberi upaya
tugas
individu
menanamkan
sikap mandiri, kerja keras, dan tanggung jawab. 13.
Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dan bermusyawarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
dalam kelompok heterogen yang telah dibentuk sebagai sarana menyelesaikan tugas individu (apabila ada hal yang belum dimengerti dalam tugas tersebut) guna
menanamkan
komunikatif
dan
nilai
kerjasama.
Setiap siswa tetap mengerjakan secara
individu
tugas
yang
diberikan. 14.
Siswa
diminta
menyimpulkan
materi
untuk guna
menanamkan nilai mandiri dan percaya diri. 15.
Guru
mengevaluasi
pembelajaran
sebagai
proses upaya
mengecek kemampuan siswa. 16.
Guru
meminta
siswa
untuk
memimpin doa sebagai upaya menanamkan nilai religius dan syukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
17.
Guru
mengecupkan
salam
penutup pembelajaran sebagai pembiasaan sikap sopan santun. Catatan : * maksudnya adalah keterangan diisi sebagai berikut : 1) Hal-hal apa saja yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas? 2) Hal-hal apa saja yang dilakukan oleh siswa dalam menanggapi tawaran atau arahan dari guru?
G. Uji Keabsahan Data Sifat data yang dihasilkan dalam penelitian kualitatif yakni valid, reliabel, dan objektif. Dalam penelitian kualitatif data dikatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan keadaan sesungguhnya pada objek kajian. Uji kredibilitas data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan peningkatan ketekunan dalam penelitian, perpanjangan pengamatan, triangulasi, analisis kasus negatif, diskusi dengan teman sejawat, dan member check (Sugiyono, 2010 : 267-270). Adapun uji kredibilitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Triangulasi Data Penelitian ini menggunakan triangulasi metode pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan triangulasi metode pengumpulan data karena dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan beberapa teknik. Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
penelitian yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan analisis dokumen dibandingkan sehingga menjadi kumpulan data yang komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Wawancara
Observasi
Dokumentasi
Gambar 3.1 Triangulasi Data Sumber : Sugiyono (2008 : 270) Langkah pertama adalah membandingkan hasil wawancara kepala sekolah, guru mata pelajaran matematika, dan siswa dengan hasil pengamatan di lingkungan SMA Negeri 1 Samigaluh serta pengamatan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. Langkah kedua adalah membandingkan hasil wawancara dari berbagai narasumber yang tepercaya (kepala sekolah, guru mata
pelajaran
matematika,
dan
siswa).
Langkah
ketiga
adalah
membandingkan data hasil wawancara dengan isi dokumen yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Samigaluh berupa silabus, RPP, evaluasi pembelajaran, dan arsip sekolahan untuk menguji kebenaran tentang implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
2. Ketekunan Pengamatan Ketekunan pengamatan bertujuan untuk memperoleh kebiasaan serta pola pelaksanaan
pembelajaran
matematika
yang
mengimplementasikan
pendidikan karakter. Dalam observasi kelas yang peneliti lakukan, ketekunan terwujud dalam ketelitian pengamatan proses kegiatan belajar mengajar. Peneliti mencatat hal-hal penting secara detail dan terperinci sehingga dapat menjadi data yang tersusun secara runtut. Selain itu, peneliti juga observasi secara seksama tindakan siswa ketika di luar kelas. Sehingga dapat menjadi data pembanding yang dapat semakin menguatkan data yang diperoleh dari observasi kelas, wawancara, dan analisis dokumen.
H. Teknik Analisis Data Proses analisis data dimulai dengan menelaah semua data yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan lain sebagainya (Moleong, 1990 : 190). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman. Data yang sudah terkumpul disajikan secara sistematik sehingga kesimpulan akhir dapat diperoleh berdasarkan data tersebut. Analisis data terdiri dari data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification (Miles dalam Sugiyono, 2010 : 246). Adapun model analisis data menurut Miles dan Hubberman adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan-kesimpulan Penarikan/Verifikasi
Gambar 3.2 Komponen-Komponen Analisis Data Sumber : Miles dan Huberman (1992 : 20) Tahap pertama adalah reduksi data, meliputi pengumpulan data-data hasil observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dipisahkan sesuai dengan kategori masing-masing agar lebih terperinci, detail, dan mudah diolah. Selain itu, reduksi data dengan cara mengambil yang pokok dan yang penting, kemudian membuang data yang dianggap tidak perlu. Tahap kedua yakni penyajian data, tujuannya agar mempermudah tahapan selanjutnya. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk uraian deskriptif dan dianalisis sehingga terlihat hubungan yang interaktif antar berbagai sumber data. Tahap ketiga yakni analisis data, dilakukan dengan cara menarik kesimpulan atau verifikasi data berdasarkan wawancara, observasi kelas, dan analisis dokumen berupa silabus, RPP, serta arsip-arsip sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Samigaluh. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Samigaluh didirikan pada tahun 1985 terletak di Jalan Tanjung, RT 55 / RW 11, Dusun Tanjung, Kelurahan Ngargosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DIY. Sekolah ini terletak di Pegunungan Menoreh di pinggir jalan alternatif Yogyakarta – Purworejo. Sekolah ini letaknya jauh dari perkotaan dan relatif dekat dengan tempat pemukiman penduduk. SMA Negeri 1 Samigaluh merupakan salah satu sekolah negeri yang terletak di Pegunungan Menoreh. SMA Negeri 1 Samigaluh merupakan sebuah sekolah menengah atas yang secara langsung berada dalam pengawasan Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Visi SMA Negeri 1 Samigaluh adalah terwujudnya insan yang berimtaqiptek, sehat, dan mandiri. Misi SMA Negeri 1 Samigaluh adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kegiatan ibadah sesuai ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari dan hari-hari besar keagamaan. 2. Membiasakan perilaku akhlak mulia dan nilai-nilai luhur budaya dalam kehidupan sehari-hari. 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
3. Meningkatkan mutu layanan kegiatan pembelajaran. 4. Meningkatkan mutu layanan perpustakaan. 5. Meningkatkan mutu pelayanan bimbingan dan konseling. 6. Meningkatkan mutu kegiatan 8K (kebersihan, kesehatan, ketertiban, kerapian, keindahan, kerindangan, keamanan, kekeluargaan). 7. Meningkatkan mutu layanan kegiatan pengembangan diri. 8. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan. 9. Meningkatkan pembelajaran keterampilan teknologi tepat guna. 10. Melaksanakan ekstrakulikuler perkebunan. Penelitian diawali dengan memberikan surat ijin penelitian kepada Bapak Drs. Y.B. Sugiman selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh pada tanggal 23 Januari 2017. Setelah peneliti melakukan diskusi mekanisme penelitian dengan kepala sekolah, peneliti juga melakukan pertemuan dengan Ibu Sutaryati, S.Pd. selaku guru matematika kelas XI IPA. Pertemuan dengan Ibu Sutaryati, S.Pd. membahas tentang mekanisme penelitian, materi pembelajaran, serta situasi dan kondisi kelas XI IPA. Setelah pertemuan dengan guru matematika, peneliti meninjau ruang kelas XI IPA. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2017, 23 Maret 2017, 3 April 2017, 10 April 2017, 11 April 2017, 17 April 2017, 18 April 2017, 25 April 2017, 29 April 2017, 9 Mei 2017, dan 29 Mei 2017. Adapun rincian kegiatan penelitian disajikan dalam tabel berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Tabel 4.1 Rincian Kegiatan Penelitian No
Waktu
Kegiatan
. 1.
Selasa, 21 Maret Wawancara dengan Bapak Drs. Y.B. 2017
Sugiman (Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh)
2.
Kamis, 23 Maret Wawancara dengan Bapak Akhid Jamharir, 2017
S.Pd. (Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum)
3.
Senin, 3 April 2017 Wawancara dengan Ibu Sutaryati, S.Pd. (Guru Matematika Kelas XI IPA)
4.
Senin,
10
April Observasi pertama di kelas XI IPA
2017 5.
Selasa, 11 April Observasi kedua di kelas XI IPA 2017
6.
Senin,
17
April Observasi ketiga di kelas XI IPA
2017 7.
Selasa, 18 April Observasi keempat di kelas XI IPA 2017
8.
Selasa, 25 April Observasi kelima di kelas XI IPA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
9.
Sabtu,
29
April Observasi ujian akhir materi limit dan
2017 10. Selasa, 9 Mei 2017
wawancara dengan siswa kelas XI IPA Wawancara dengan siswa kelas XI IPA
11. Senin, 29 Mei 2017 Wawancara dengan Ibu Retno Kuning Dewi P., S.Pd. (Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan)
Wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, dan guru matematika kelas XI IPA adalah wawancara yang peneliti lakukan untuk memperoleh data seputar implementasi pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh, khususnya dalam pembelajaran matematika kelas XI IPA materi limit. Observasi terhadap pembelajaran matematika kelas XI IPA khususnya materi limit adalah observasi untuk memperoleh data utama tentang implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA. Observasi dilakukan sebanyak 5 kali untuk yang proses pembelajaran materi limit dan ditambah satu kali observasi untuk pengamatan proses ulangan akhir materi limit. Wawancara dengan siswa dilaksanakan di akhir proses pembelajaran bertujuan supaya diperoleh data tentang perkembangan perubahan karakter yang siswa alami setelah mengalami proses pembelajaran matematika. Data dari wawancara dengan siswa berfungsi sebagai data penguat sekaligus konfirmasi bahwa ada implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit di kelas XI IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
1. Observasi Lingkungan Sekolah dan Kelas Observasi lingkungan sekolah dilakukan setiap kali peneliti masuk ke sekolah yakni pada tanggal 21 Maret 2017, 23 Maret 2017, 3 April 2017, 10 April 2017, 11 April 2017, 17 April 2017, 18 April 2017, 25 April 2017, 29 April 2017, 9 Mei 2017, dan 29 Mei 2017. Sebelumnya, peneliti sudah pernah beberapa kali berkunjung ke SMA Negeri 1 Samigaluh, diantaranya dalam rangka pengambilan data untuk keperluan tugas kuliah dan mengikuti acara yang sekolah adakan. Sehingga peneliti relatif mengenal kondisi lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh. Observasi pembelajaran matematika di kelas XI IPA dilakukan pada tanggal 10 April 2017, 11 April 2017, 17 April 2017, 18 April 2017, dan 25 April 2017. Peneliti dibantu seorang teman yakni Cornelius Sepnu Wiyadi dalam melakukan observasi di kelas XI IPA. Observasi pembelajaran dilaksanakan dengan cara mengamati semua hal yang terjadi setiap kali pembelajaran berlangsung. Teknik observasi yakni dengan merekam kegiatan pembelajaran dalam bentuk video dan mengisi lembar observasi. Sebelum observasi dimulai, peneliti bersama teman peneliti mengadakan pertemuan untuk membahas mekanisme observasi. Sehingga dalam proses observasi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sebelum observasi, peneliti juga berkomunikasi dengan Ibu Sutaryati, S.Pd. selaku guru matematika kelas XI IPA. Selain observasi proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
kegiatan belajar mengajar, peneliti juga melaksanakan observasi terhadap ulangan akhir materi limit di kelas XI IPA pada tanggal 29 April 2017. Siswa di kelas XI IPA sebanyak 21 orang : laki-laki 7 orang dan perempuan 14 orang. Ada 16 orang beragama Islam dan 5 orang beragama Katolik. Ruang kelas XI IPA tergolong nyaman dan mendukung untuk pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar. Setiap pagi ada siswa yang bertugas piket kelas. Mereka bertugas membersihkan kelas dari kotoran atau sampah dan menyiapkan alat-alat tulis yang digunakan oleh guru selama proses pembelajaran. Kebetulan ruang kelas XI IPA terletak dekat dengan sawah dan kebun. Sehingga udara selalu segar meskipun di siang hari yang panas. Hal ini didukung dengan letak geografis sekolah yang berada di daerah pegunungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa ruang kelas XI IPA termasuk layak untuk digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Secara keseluruhan proses pembelajaran matematika materi limit di kelas XI IPA berjalan dengan baik dan lancar. Lingkungan di sekitar kelas tergolong kondusif dan nyaman. Ruang kelas yang rapi dan bersih semakin mendukung proses pembelajaran yang kondusif. Sarana belajar seperti papan tulis berupa white board dan spidol untuk menulis tersedia lengkap beserta tintanya. Sehingga guru dapat leluasa menjelaskan materi di papan tulis. Semua siswa kelas XI IPA dapat mengikuti pembelajaran matematika materi limit yang diampu oleh Bu Sutaryati, S.Pd. dengan baik dan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
2. Wawancara Wawancara yang peneliti lakukan terdiri dari wawancara dengan kepala sekolah, wawancara dengan wakil kepala sekolah bagian kurikulum, wawancara dengan wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, wawancara dengan guru matematika, dan wawancara dengan siswa. Wawancara dilakukan untuk memperoleh
data
seputar
implementasi
pendidikan
karakter
dalam
pembelajaran khususnya dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh. Adapun rincian kegiatan wawancara yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut : a. Wawancara dengan Kepala Sekolah Wawancara dengan kepala sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh dilakukan pada Selasa, 21 Maret 2017 di ruang tamu kepala sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh. Narasumber wawancara adalah Bapak Drs. Y.B. Sugiman selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh. Wawancara berlangsung mulai pukul 11.05 WIB sampai dengan pukul 12.30 WIB. Ruangan wawancara terhindar dari keramaian aktivitas warga sekolah. Peneliti menggunakan media handphone untuk merekam pembicaraan yang terjadi antara peneliti dengan informan. Wawancara dengan kepala sekolah berlangsung dalam suasana santai. Kepala sekolah sangat komunikatif dalam menjawab semua pertanyaan yang peneliti ajukan. Suasana yang santai dan kondisi ruangan yang jauh dari keramaian menjadikan wawancara dapat berlangsung secara intens.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Proses wawancara dari awal sampai akhir berlangsung dengan baik dan lancar.
b. Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum Wawancara dengan wakil kepala sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh bagian kurikulum dilakukan pada Kamis, 23 Maret 2017 di ruang tamu kepala sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh. Narasumber wawancara adalah Bapak Akhid Jamharir, S.Pd. selaku wakil kepala sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh bagian kurikulum. Wawancara berlangsung mulai pukul 10.18 WIB sampai dengan pukul 10.52 WIB. Ruangan wawancara terhindar dari keramaian aktivitas warga sekolah. Peneliti menggunakan media handphone untuk merekam pembicaraan yang terjadi antara peneliti dengan informan. Wawancara dengan wakil kepala sekolah bagian kurikulum berlangsung dalam suasana santai. Wakil kepala sekolah bagian kurikulum sangat komunikatif dalam menjawab semua pertanyaan yang peneliti ajukan. Suasana yang santai dan kondisi ruangan yang jauh dari keramaian menjadikan wawancara dapat berlangsung secara intens. Proses wawancara dari awal sampai akhir berlangsung dengan baik dan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
c. Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan Wawancara dengan wakil kepala sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh bagian kesiswaan dilakukan pada Senin, 29 Mei 2017 di ruang tamu kepala sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh. Narasumber wawancara adalah Ibu Retno Kuning Dewi P., S.Pd. selaku wakil kepala sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh bagian kesiswaan. Wawancara berlangsung mulai pukul 10.30 WIB sampai dengan pukul 12.15 WIB. Ruangan wawancara terhindar dari keramaian aktivitas warga sekolah. Peneliti menggunakan media handphone untuk merekam pembicaraan yang terjadi antara peneliti dengan informan. Wawancara dengan wakil kepala sekolah bagian kesiswaan berlangsung dalam suasana santai. Wakil kepala sekolah bagian kesiswaan sangat komunikatif dalam menjawab semua pertanyaan yang peneliti ajukan. Suasana yang santai dan kondisi ruangan yang jauh dari keramaian menjadikan wawancara dapat berlangsung secara intens. Proses wawancara dari awal sampai akhir berlangsung dengan baik dan lancar. d. Wawancara dengan Guru Matematika Kelas XI IPA Wawancara dengan guru matematika kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh dilakukan pada Senin, 3 April 2017 di ruang guru SMA Negeri 1 Samigaluh. Narasumbernya adalah Ibu Sutaryati, S.Pd.. Wawancara berlangsung mulai pukul 13.33 WIB sampai dengan pukul 13.56 WIB. Ruangan wawancara dekat dengan tempat parkir siswa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
kantin. Sehingga keramaian aktivitas warga sekolah terdengar sampai ke dalam ruangan. Akan tetapi suara-suara tersebut tidak terlalu mengganggu proses wawancara yang terjadi. Peneliti menggunakan media handphone untuk merekam pembicaraan yang terjadi antara peneliti dengan informan. Wawancara dengan guru matematika berlangsung dalam suasana santai. Guru matematika sangat komunikatif dalam menjawab semua pertanyaan yang peneliti ajukan. Meskipun selama wawancara terdengar suara aktivitas warga sekolah ,khususnya siswa, wawancara dapat berlangsung secara intens. Proses wawancara dari awal sampai akhir berlangsung dengan baik dan lancar. e. Wawancara dengan Siswa Kelas XI IPA Wawancara dengan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh dilakukan sebanyak 2 kali. Wawancara dilakukan 2 kali karena pada wawancara pertama ada satu siswa yang tidak bisa ikut wawancara. Siswa tersebut tidak bisa mengikuti wawancara karena neneknya meninggal dunia. Peneliti menggunakan media handphone untuk merekam pembicaraan yang terjadi antara peneliti dengan informan. Wawancara pertama dilakukan pada Sabtu, 29 April 2017 di ruang kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh. Waktu wawancara mulai sekitar pukul 08.30 WIB sampai dengan pukul 11.15 WIB. Siswa yang ikut ada 20 orang. Pemanggilan siswa dalam wawancara dilakukan secara acak. Wawancara dilaksanakan dalam suasana santai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Wawancara kedua (wawancara susulan) dilakukan pada Selasa, 9 Mei 2017 di dekat ruang kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh. Wawancara dilakukan mulai sekitar pukul 10.10 WIB sampai dengan pukul 10.30 WIB. Wawancara susulan ini diikuti oleh satu orang siswa saja. Wawancara berlangsung dalam suasana santai. Sehingga siswa tersebut dapat menjawab semua pertanyaan yang peneliti ajukan dengan baik dan lancar.
B. Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data hasil wawancara dan observasi kelas dalam penelitian ini merupakan data primer yang akan dianalisis. Informan dalam wawancara penelitian ini adalah kepala sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh, wakil kepala sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh bagian kurikulum, wakil kepala sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh bagian kesiswaan, guru matematika kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh, dan seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh. Observasi kelas saat proses pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA dilakukan sebanyak 5 kali. Observasi pembelajaran matematika di kelas XI IPA dilakukan pada tanggal 10 April 2017, 11 April 2017, 17 April 2017, 18 April 2017, dan 25 April 2017. Sedangkan observasi kelas saat ulangan akhir materi limit dilakukan sebanyak 1 kali yakni pada tanggal 29 April 2017. Selain sumber data primer, peneliti juga memperoleh sumber data pendukung berupa RPP, Silabus, dan dokumen sekolahan. RPP dan silabus diperoleh dari guru mata pelajaran matematika SMA Negeri 1 Samigaluh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Dokumen sekolahan diperoleh dari kepala sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka berikut ini temuan data yang didapat dari wawancara dan observasi.
1. Perencanaan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika Materi Limit Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh Pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh dilatarbelakangi oleh visi dan misi SMA Negeri 1 Samigaluh. Pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh dilaksanakan sesuai dengan karakteristik siswa dan berpedoman pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Bapak Drs. Y.B. Sugiman selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh menjelaskan bahwa kurikulum SMA Negeri 1 Samigaluh mencakup tentang pengembangan budaya dan karakter bangsa. Isi dari kurikulum tersebut kemudian dimasukkan ke dalam standar kompetensi yang relevan. Selanjutnya dimasukkan ke dalam program dan rencana pembelajaran bapak/ibu guru. Bapak Akhid Jamharir, S.Pd. selaku wakil kepala sekolah bagian kurikulum SMA Negeri 1 Samigaluh menjelaskan bahwa persiapan dalam pelaksanaan pendidikan karakter dimulai dari penyusunan kurikulum. Kemudian berdasarkan kurikulum yang telah disusun dimasukkan ke dalam silabus. Silabus ini yang akan menjadi acuan dalam pembuatan perencanaan pembelajaran. Selain itu, dalam menyusun perencanaan pendidikan karakter perlu mempertimbangkan aspek kepribadian siswa. Ibu Sutaryati, S.Pd. selaku guru matematika kelas XI IPA menjelaskan bahwa perencanaan pembelajaran yang sudah disusun sedemikian rupa sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
dengan silabus
dan
mengandung unsur
pendidikan karakter
perlu
ditindaklanjuti dengan mendalami materi dan melihat kondisi psikologis siswa. Kurikulum yang digunakan oleh SMA Negeri 1 Samigaluh adalah kurikulum tahun 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Sesuai dengan penjelasan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bagian kurikulum bahwa kurikulum tersebut dipadukan dengan situasi dan kondisi lokal sekolah. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru matematika kelas XI IPA mengandung unsur pendidikan karakter. Dalam RPP yang telah disusun, dicantumkan tentang karakter yang ingin dikembangkan dalam proses pembelajaran. Karakter yang ingin dikembangkan yaitu rasa ingin tahu, mandiri, teliti, tanggung jawab, kreatif, kerja keras, disiplin, kritis, dan berani menyampaikan pendapat yang berbeda dari orang lain disertai dengan alasan yang kuat. Dalam wawancara, guru matematika menjelaskan bahwa karakter yang ingin dikembangkan melalui pembelajaran matematika yaitu rasa ingin tahu, mandiri, teliti, tanggung jawab, kreatif, kerja keras, disiplin, kritis, dan berani menyampaikan pendapat yang berbeda dari orang lain disertai dengan alasan yang kuat. Dalam RPP materi limit fungsi, karakter tersebut dikembangkan selama proses pembelajaran dari awal hingga akhir. Ada 12 jam pelajaran yang tersedia untuk materi limit fungsi. Berdasarkan waktu yang tersedia pertemuan yang dirancang sebanyak 6 kali (5 kali pembahasan materi dan 1 kali ulangan harian) setiap pertemuan terbagi dalam 2 jam pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika Materi Limit Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh Peneliti melaksanakan 5 kali observasi pembelajaran di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh. Observasi dilakukan oleh 2 orang observer yakni peneliti dan Cornelius Sepnu Wiyadi (Mahasiswa Semester 8 Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta) . Observasi dilakukan 2 orang agar didapatkan hasil observasi yang bersifat obyektif dan valid. Ada pun data-data observasi yang didapatkan sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Observasi I No. Aspek yang Diamati 1.
Guru mengucapkan salam untuk mencontohkan sikap sopan santun.
2.
Siswa diminta untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran sebagai upaya penanaman nilai religius.
Observer 1 Ya Tidak √
√
Observer 2 Ya Tidak √
Keterangan* Observer 1 : Guru mengucapkan salam Assalamualaikum serta menanyakan kabar dan siswa menanggapinya. Oberserver 2 : Guru mengucapkan Assalamualaikum dan siswa menanggapi salam dari guru.
√ Observer 1 : Guru meminta salah satu siswa memimpin doa. Kemudian seorang siswa memimpin doa. Observer 2 : Salah satu siswa memimpin doa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
3.
4.
Guru mengecek kehadiran siswa sebagai upaya penanaman nilai kedisiplinan.
√
Guru memberikan apersepsi sebagai upaya untuk mendorong rasa ingin tahu siswa.
√
√ Observer 1 : Guru mengecek kehadiran siswa dengan memanggil nama tiap siswa. Siswa menanggapi dengan angkat tangan dan ada juga yang mengatakan “hadir”. Observer 2 : Guru mengecek kehadiran dengan memanggil tiap siswa dan memberi penguatan agar siswa rajin berangkat. √ Observer 1 : Guru mereview materi 0 sebelumnya tentang 0 dan siswa aktif dengan cara menjawab pertanyaan yang guru ajukan. Observer 2 : Guru mereview materi sebelumnya tentang limit yang menghasilkan nilai 0 . 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
5.
6.
7.
Guru mengajak siswa untuk menyebutkan contoh-contoh konkret (dari kejadiankejadian nyata) yang menunjukkan adanya beberapa karakter yang sudah dimiliki atau belum dimiliki siswa.
√
Observer 1 : Guru mengajak siswa untuk menyadari bahwa rajin berangkat ke sekolah itu baik demi masa depan dan kalau tidak berangkat itu kurang baik. Guru juga menyindir secara halus tentang kedisiplinan siswa. Sehingga siswa sadar bahwa disiplin itu penting. Observer 2 : Guru memberikan contoh dari siswa yang tidak berangkat ke sekolah. √
Guru menyampaikan karakter yang akan dicapai selain SK dan KD pembelajaran matematika.
Siswa diminta untuk mencari informasi materi pembelajaran sebagai upaya menanamkan sifat gemar membaca, kritis, dan kreatif.
√
√ Observer 1 : Guru sekedar menyampaikan tujuan pembelajaran pada aspek pengetahuan (kognitif). Sedangkan aspek karakter belum terlalu diperhatikan oleh guru. Observer 2 : Guru baru sebatas menyampaikan tujuan pembelajaran untuk ranah kognitif.
√
√
Observer 1 : Guru mengajak siswa untuk mendalami materi dengan aktif membaca materi dari buku pegangan. Siswa aktif membaca materi yang ada di buku pegangan. Observer 2 : Guru meminta siswa untuk lebih mendalami materi dengan membaca di buku paket dan memberikan latihan soal dari buku paket juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
8.
9.
10.
Guru menggunakan metode, strategi, dan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
√
Siswa diminta untuk berdiskusi baik antar siswa maupun dengan guru untuk menanamkan nilai kerja sama.
√
Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang heterogen sebagai upaya menanamkan toleransi.
√
√ Observer 1 : Guru menggunakan metode pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar materi limit. Guru juga memberikan pre-test. Observer 2 : Guru melakukan pre-test di awal pembelajaran dan guru membentuk siswa ke dalam kelompok. √ Observer 1 : Ada diskusi yang terjadi antara siswa dengan guru maupun antar siswa dalam mendalami materi. Observer 2 : Siswa melakukan diskusi untuk mengerjakan LKS yang disediakan guru dan guru memberikan kesempatan untuk bertanya jika menemui kesulitan. √ Observer 1 : Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok. Setiap kelompok merupakan kelompok yang heterogen (berdasarkan kemampuan berpikir siswa). Observer 2 : Guru membagi siswa di dalam kelas menjadi 4 kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
√
11.
√
Guru memfasilitasi siswa untuk memecahkan masalah sebagai upaya menumbuhkan sikap mandiri, kerja sama, dan kerja keras.
Observer 1 : Guru menyediakan LKS untuk diselesaikan bersama dalam kelompok. Observer 2 : Guru menyediakan LKS untuk diselesaikan bersama teman kelompoknya.
√
12. Siswa diberi tugas individu sebagai upaya menanamkan sikap mandiri, kerja keras, dan tanggung jawab.
√ Observer 1 : Guru memberi post test pada siswa untuk mengetahui perkembangan pengetahuan siswa. Siswa mengerjakan secara mandiri dan sungguhsungguh. Observer 2 : Siswa diberikan tugas untuk mengerjakan post test dan juga latihan-latihan soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
13.
14.
Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dan bermusyawarah dalam kelompok heterogen yang telah dibentuk sebagai sarana menyelesaikan tugas individu (apabila ada hal yang belum dimengerti dalam tugas tersebut) guna menanamkan nilai komunikatif dan kerjasama. Setiap siswa tetap mengerjakan secara individu tugas yang diberikan. Siswa diminta untuk menyimpulkan materi guna menanamkan nilai mandiri dan percaya diri.
√
√ Observer 1 : Guru memberi tugas individu terkait materi pada siswa yang dapat diselesaikan dalam kerja kelompok. Siswa secara sungguhsungguh mengerjakan tugas yang guru berikan. Siswa saling bekerja sama dalam kelompok memecahkan persoalan yang ada dan tetap menuliskan jawaban dalam buku masingmasing. Observer 2 : Siswa diberikan latihan soal (selain post test) yang bisa didiskusikan dengan temannya.
√
√ Observer 1 : Guru dan siswa secara bersamasama menyimpulkan penyelesaian limit menggunakan cara pemfaktoran. Observer 2 : Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari tentang langkah-langkah penyelesaian limit dengan cara pemfaktoran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
15.
16.
17.
Guru mengevaluasi proses pembelajaran sebagai upaya mengecek kemampuan siswa.
√
Observer 1 : Guru memberikan post test pada siswa untuk mengecek sejauh mana pemahaman siswa. Observer 2 : Guru melakukan evaluasi dengan memberikan post test yang dikerjakan secara individu. √
Guru meminta siswa untuk memimpin doa sebagai upaya menanamkan nilai religius dan syukur.
Guru mengucapkan salam penutup pembelajaran sebagai pembiasaan sikap sopan santun.
√
√ Observer 1 : Menurut kebiasaan di SMA Negeri 1 Samigaluh doa penutup dilaksanakan pada saat pembelajaran terakhir. Observer 2 : Guru tidak meminta siswa memimpin doa dikarenakan bukan jam pelajaran terakhir.
√
√ Observer 1 : mengucapkan penutup dan menanggapi tersebut. Observer 2 : mengucapkan wassalamualaikum siswa menanggapi dari guru.
Guru salam siswa salam Guru dan salam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Tabel 4.3 Hasil Observasi II No. Aspek yang Diamati
Observer 1 Ya Tidak √
1.
Guru mengucapkan salam untuk mencontohkan sikap sopan santun.
2.
Siswa diminta untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran sebagai upaya penanaman nilai religius.
√
Guru mengecek kehadiran siswa sebagai upaya penanaman nilai kedisiplinan.
√
3.
Observer 2 Ya Tidak √
Keterangan* Observer 1 : Guru mengucapkan salam Assalamualaikum serta menanyakan kabar dan siswa menanggapinya. Oberserver 2 : Guru mengucapkan Assalamualaikum dan siswa menanggapi salam dari guru.
√ Observer 1 : Guru meminta salah satu siswa memimpin doa. Kemudian seorang siswa memimpin doa. Observer 2 : Salah satu siswa memimpin doa. √ Observer 1 : Guru mengecek kehadiran siswa dengan memanggil nama tiap siswa. Cek kehadiran siswa dilakukan oleh guru di akhir pembelajaran. Observer 2 : Guru mengecek kehadiran dengan memanggil tiap siswa meskipun pengecekan di akhir pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
4.
5.
6.
Guru memberikan apersepsi sebagai upaya untuk mendorong rasa ingin tahu siswa.
√
Observer 1 : Guru melakukan pre test tentang materi selanjutnya atau materi yang belum diajarkan oleh guru kepada siswa. Observer 2 : Guru melakukan pre test tentang materi selanjutnya atau materi yang belum diajarkan oleh guru kepada siswa. √
Guru mengajak siswa untuk menyebutkan contoh-contoh konkret (dari kejadiankejadian nyata) yang menunjukkan adanya beberapa karakter yang sudah dimiliki atau belum dimiliki siswa.
Guru menyampaikan karakter yang akan dicapai selain SK dan KD pembelajaran matematika.
√
√ Observer 1 : Guru baru sebatas menyampaikan karakter yang ingin dicapai tapi siswa belum diminta untuk menyebutkan contohcontoh nyata dari karakter tersebut. Observer 2 : Guru baru sebatas menyampaikan karakter yang ingin dicapai tetapi siswa belum diminta untuk menyebutkan contohcontoh nyata dari karakter tersebut.
√
√ Observer 1 : Siswa diajak oleh guru untuk memperhatikan salah satu karakter yakni kedisiplinan. Observer 2 : Selain menyampaikan tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif namun guru juga menyampaikan pada ranah karakter yaitu perlunya sikap disiplin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
7.
Siswa diminta untuk mencari informasi materi pembelajaran sebagai upaya menanamkan sifat gemar membaca, kritis, dan kreatif.
√
√
8.
Guru menggunakan metode, strategi, dan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
√
√
Siswa diminta untuk berdiskusi baik antar siswa maupun dengan guru untuk menanamkan nilai kerja sama.
√
9.
Observer 1 : Siswa membuka buku halaman 44 sesuai dengan anjuran dari guru. Siswa membaca materi yang ada di buku agar dapat memperdalam materi dan mengerjakan soal. Observer 2 : Guru meminta siswa untuk membuka buku halaman 44 agar bisa memperdalam materi dan mengerjakan soal yang diberikan guru. Observer 1 : Metode pembelajaran yang guru pakai adalah metode kooperatif. Siswa dibagi ke dalam kelompok untuk mengerjakan LKS yang guru berikan. Observer 2 : Metode yang digunakan guru adalah kooperatif atau membagi siswa ke dalam kelompok untuk mengerjakan LKS yang disediakan oleh guru.
√ Observer 1 : Siswa melakukan diskusi untuk mengerjakan LKS yang disediakan guru dan guru memberikan kesempatan untuk bertanya jika masih kesulitan. Observer 2 : Siswa melakukan diskusi untuk mengerjakan LKS yang disediakan guru dan guru memberikan kesempatan untuk bertanya jika masih kesulitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
10.
Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang heterogen sebagai upaya menanamkan toleransi.
√
Observer 1 : Siswa membentuk kelompok sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Observer 2 : Guru membagi siswa ke dalam kelompok sama seperti pada pertemuan sebelumnya.
√
11.
√
√
Guru memfasilitasi siswa untuk memecahkan masalah sebagai upaya menumbuhkan sikap mandiri, kerja sama, dan kerja keras.
Observer 1 : Guru menyediakan LKS yang berisikan soal-soal yang belum pernah diajarkan oleh guru kepada siswa agar diselesaikan bersama dalam kelompok. Observer 2 : Guru menyediakan LKS yang berisikan soal-soal yang belum pernah diajarkan oleh guru kepada siswa agar diselesaikan bersama dalam kelompok. √
12. Siswa diberi tugas individu sebagai upaya menanamkan sikap mandiri, kerja keras, dan tanggung jawab.
√ Observer 1 : Siswa diminta untuk mengerjakan post test dengan harapan siswa memahami materi yang sudah dipelajari. Observer 2 : Siswa diminta untuk mengerjakan post test dengan harapan siswa memahami materi yang sudah dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
13.
14.
Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dan bermusyawarah dalam kelompok heterogen yang telah dibentuk sebagai sarana menyelesaikan tugas individu (apabila ada hal yang belum dimengerti dalam tugas tersebut) guna menanamkan nilai komunikatif dan kerjasama. Setiap siswa tetap mengerjakan secara individu tugas yang diberikan. Siswa diminta untuk menyimpulkan materi guna menanamkan nilai mandiri dan percaya diri.
√
√ Observer 1 : Siswa mengerjakan post test secara individu. Observer 2 : Siswa mengerjakan post test secara individu.
√
√ Observer 1 : Guru dan siswa menyimpulkan materi dan mempertegas cara menyelesaikan limit : 𝑘 → ~. Observer 2 : Guru dan siswa menyimpulkan materi dan mempertegas cara menyelesaikan limit : 𝑘 → ~.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
15.
16.
17.
Guru mengevaluasi proses pembelajaran sebagai upaya mengecek kemampuan siswa.
√
Observer 1 : Guru mengecek kemampuan siswa dengan cara memberikan post test. Observer 2 : Guru mengecek kemampuan siswa dengan cara memberikan post test. √
Guru meminta siswa untuk memimpin doa sebagai upaya menanamkan nilai religius dan syukur.
Guru mengucapkan salam penutup pembelajaran sebagai pembiasaan sikap sopan santun.
√
√ Observer 1 : Guru tidak meminta siswa memimpin doa karena bukan jam pelajaran terakhir. Observer 2 : Guru tidak meminta siswa memimpin doa dikarenakan bukan jam pelajaran terakhir.
√
√ Observer 1 : mengucapkan penutup dan menanggapi tersebut. Observer 2 : mengucapkan wassalamualaikum siswa menanggapi dari guru.
Guru salam siswa salam Guru dan salam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Tabel 4.4 Observasi III No. Aspek yang Diamati
Observer 1 Ya
1.
Guru mengucapkan salam untuk mencontohkan sikap sopan santun.
√
2.
Siswa diminta untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran sebagai upaya penanaman nilai religius.
√
Guru mengecek kehadiran siswa sebagai upaya penanaman nilai kedisiplinan.
√
3.
Tidak
Observer 2 Ya Tida k √
Keterangan*
Observer 1 : Guru mengucapkan salam Assalamualaikum serta menanyakan kabar dan siswa menanggapinya. Oberserver 2 : Guru mengucapkan Assalamualaikum dan siswa menanggapi salam dari guru.
√ Observer 1 : Guru meminta salah satu siswa memimpin doa. Kemudian seorang siswa memimpin doa. Observer 2 : Salah satu siswa memimpin doa.
√ Observer 1 : Cek kehadiran siswa dilakukan oleh guru di tengah pembelajaran. Guru menanyakan alasan siswa yang tidak berangkat. Observer 2 : Guru mengecek kehadiran siswa di tengah pembelajaran dan menanyakan alasan siswa yang tidak berangkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
4.
5.
6.
Guru memberikan apersepsi sebagai upaya untuk mendorong rasa ingin tahu siswa.
√
Observer 1 : Guru mereview materi sebelumnya dan memulai materi baru dengan latihan soal. Observer 2 : Guru mereview materi sebelumnya dan memulai materi baru dengan latihan soal.
√
Guru mengajak siswa untuk menyebutkan contoh-contoh konkret (dari kejadiankejadian nyata) yang menunjukkan adanya beberapa karakter yang sudah dimiliki atau belum dimiliki siswa.
Guru menyampaikan karakter yang akan dicapai selain SK dan KD pembelajaran matematika.
√
√ Observer 1 : Guru baru sebatas menyampaikan karakter yang ingin dicapai tapi siswa belum diminta untuk menyebutkan contoh-contoh nyata dari karakter tersebut. Observer 2 : Guru baru sebatas menyampaikan karakter yang ingin dicapai tetapi siswa belum diminta untuk menyebutkan contoh-contoh nyata dari karakter tersebut.
√
√ Observer 1 : Guru menjelaskan pentingnya berdiskusi dan bertanggung jawab dalam segala hal. Observer 2 : Guru menyampaikan pentingnya berdiskusi dan bertanggung jawab dalam segala hal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
7.
8.
9.
Siswa diminta untuk mencari informasi materi pembelajaran sebagai upaya menanamkan sifat gemar membaca, kritis, dan kreatif. Guru menggunakan metode, strategi, dan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
√
√
√
√
Siswa diminta untuk berdiskusi baik antar siswa maupun dengan guru untuk menanamkan nilai kerja sama.
√
Observer 1 : Siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal yang ada dalam buku paket. Observer 2 : Guru meminta siswa mengerjakan latihan soal dari buku paket yang ada.
Observer 1 : Metode yang guru pakai adalah ceramah dan latihan-latihan soal. Observer 2 : Metode yang digunakan guru adalah ceramah dan latihan-latihan soal.
√ Observer 1 : Siswa diminta berdiskusi bersama teman satu meja untuk menyelesaikan latihan soal. Observer 2 : Siswa diminta berdiskusi bersama teman satu meja menyelesaikan soal dari buku paket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
10.
Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang heterogen sebagai upaya menanamkan toleransi.
√
Observer 1 : Siswa dibagi dalam kelompok berdasarkan tempat duduk. Observer 2 : Siswa dibagi kelompok berdasarkan tempat duduk bukan berdasarkan kemampuan seperti pertemuan sebelumnya.
√
11.
√
√
Guru memfasilitasi siswa untuk memecahkan masalah sebagai upaya menumbuhkan sikap mandiri, kerja sama, dan kerja keras.
Observer 1 : Guru memfasilitasi siswa dengan memilihkan soal yang variatif dari buku paket. Observer 2 : Guru memfasilitasi siswa dengan memilihkan soal yang variatif dari buku paket yang ada.
√
12. Siswa diberi tugas individu sebagai upaya menanamkan sikap mandiri, kerja keras, dan tanggung jawab.
√ Observer 1 : Guru memberikan tugas agar siswa menyelesaikan soal yang ada di buku paket yang belum selesai dibahas. Soal itu sebagai latihan untuk siswa. Observer 2 : Guru memberikan tugas agar siswa menyelesaikan soal yang ada di buku paket yang belum selesai dibahas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
13.
14.
Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dan bermusyawarah dalam kelompok heterogen yang telah dibentuk sebagai sarana menyelesaikan tugas individu (apabila ada hal yang belum dimengerti dalam tugas tersebut) guna menanamkan nilai komunikatif dan kerjasama. Setiap siswa tetap mengerjakan secara individu tugas yang diberikan. Siswa diminta untuk menyimpulkan materi guna menanamkan nilai mandiri dan percaya diri.
√
√ Observer 1 : Guru memperbolehkan siswa bertanya kepada teman apabila dalam mengerjakan tugas mengalami kesulitan. Sehingga siswa bisa saling bantu. Observer 2 : Guru memperbolehkan siswa bertanya kepada teman apabila dalam mengerjakan tugas mengalami kesulitan.
√
√ Observer 1 : Guru dan siswa bersama-sama membahas/menyimpulkan tentang apa yang sudah dipelajari melalui latihan soal dan pembahasan. Observer 2 : Guru dan siswa bersama-sama membahas/menyimpulkan tentang apa yang sudah dipelajari melalui latihan soal dan pembahasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
15.
16.
17.
Guru mengevaluasi proses pembelajaran sebagai upaya mengecek kemampuan siswa.
√
Observer 1 : Guru menekankan pokok materi yang perlu dipahami dan harus dikuasai oleh siswa. Sehingga siswa punya semacam ringkasan. Observer 2 : Guru menekankan pokok materi yang perlu dipahami dan harus dikuasai oleh siswa. √
Guru meminta siswa untuk memimpin doa sebagai upaya menanamkan nilai religius dan syukur.
Guru mengucapkan salam penutup pembelajaran sebagai pembiasaan sikap sopan santun.
√
√ Observer 1 : Guru tidak meminta siswa memimpin doa karena bukan jam pelajaran terakhir. Observer 2 : Guru tidak meminta siswa memimpin doa dikarenakan bukan jam pelajaran terakhir.
√
√ Observer 1 : Guru mengucapkan salam penutup dan siswa menanggapi salam tersebut. Observer 2 : Guru mengucapkan wassalamualaikum dan siswa menanggapi salam dari guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Tabel 4.5 Hasil Observasi IV No. Aspek yang Diamati 1.
2.
3.
Guru mengucapkan salam untuk mencontohkan sikap sopan santun.
Observer 1 Ya Tidak √
Keterangan*
Observer 1 : Guru mengucapkan salam Assalamualaikum dan siswa menanggapinya. Oberserver 2 : Guru mengucapkan Assalamualaikum dan siswa menjawab walaikumsalam. √
Siswa diminta untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran sebagai upaya penanaman nilai religius.
Guru mengecek kehadiran siswa sebagai upaya penanaman nilai kedisiplinan.
Observer 2 Ya Tidak √
√ Observer 1 : Karena bukan jam pelajaran pertama, siswa tidak diminta untuk memimpin doa. Observer 2 : Karena bukan jam pelajaran pertama, siswa tidak diminta untuk memimpin doa.
√
√ Observer 1 : Guru mengecek kehadiran siswa dengan cara memanggil satu per satu siswa di tengah pembelajaran. Observer 2 : Guru mengecek kehadiran siswa dengan cara memanggil satu per satu siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
4.
5.
6.
Guru memberikan apersepsi sebagai upaya untuk mendorong rasa ingin tahu siswa.
√
Guru mengajak siswa untuk menyebutkan contoh-contoh konkret (dari kejadiankejadian nyata) yang menunjukkan adanya beberapa karakter yang sudah dimiliki atau belum dimiliki siswa.
√
Guru menyampaikan karakter yang akan dicapai selain SK dan KD pembelajaran matematika.
√
√ Observer 1 : Guru memberikan apersepsi dengan membahas tugas yang diberikan oleh guru pada pertemuan sebelumnya. Observer 2 : Guru memberikan apersepsi dengan membahas tugas yang diberikan oleh guru pada pertemuan sebelumnya. √ Observer 1 : Guru memberikan contoh tanggung jawab dari siswa yang mengerjakan tugas yang guru berikan. Siswa diajak bertanggung jawab mulai dari hal-hal yang sederhana. Observer 2 : Guru memberikan contoh tanggung jawab dari siswa yang mengerjakan tugas yang guru berikan.
√ Observer 1 : Guru menyampaikan pentingnya sikap tanggung jawab dan toleransi antar teman. Sehingga nantinya siswa dapat hidup bermasyarakat dengan baik. Observer 2 : Guru menyampaikan pentingnya sikap tanggung jawab dan toleransi antar teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
7.
Siswa diminta untuk mencari informasi materi pembelajaran sebagai upaya menanamkan sifat gemar membaca, kritis, dan kreatif.
√
√
8.
Guru menggunakan metode, strategi, dan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
√
√
Siswa diminta untuk berdiskusi baik antar siswa maupun dengan guru untuk menanamkan nilai kerja sama.
√
9.
Observer 1 : Siswa diminta untuk memahami materi dengan cara melihat contoh soal yang ada di buku paket dan guru juga memberikan latihan soal dari buku paket. Siswa segera membuka buku paket. Observer 2 : Guru meminta siswa memahami materi dengan cara melihat contoh soal dari buku paket dan guru memberikan latihan soal juga dari buku paket. Observer 1 : Metode yang guru gunakan adalah metode ceramah serta pemberian latihan soal untuk memperdalam materi. Siswa cukup antusias mendengarkan penjelasan guru. Observer 2 : Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran adalah metode ceramah dan pemberian latihan soal untuk memperdalam materi.
√ Observer 1 : Siswa saling berdiskusi dan saling membantu ketika mengalami kesulitan. Observer 2 : Guru meminta siswa untuk saling berdiskusi dan membantu ketika siswa lain kesulitan dalam mengerjakan soal dari guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
10.
Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang heterogen sebagai upaya menanamkan toleransi.
√
Observer 1 : Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok berdasarkan posisi tempat duduk. Siswa terlihat bersemangat ketika dibagi kelompok. Observer 2 : Guru membagi siswa ke dalam kelompok berdasarkan posisi tempat duduk. √
11.
√
√
Guru memfasilitasi siswa untuk memecahkan masalah sebagai upaya menumbuhkan sikap mandiri, kerja sama, dan kerja keras.
Observer 1 : Guru memberikan soal latihan yang variatif dan perlu pemahaman untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Sehingga kemampuan siswa dalam memahami materi limit fungsi bisa berkembang. Observer 2 : Guru memberikan soal latihan yang variatif dan perlu pemahaman untuk menyelesaikan soal yang diberikan. √
12. Siswa diberi tugas individu sebagai upaya menanamkan sikap mandiri, kerja keras, dan tanggung jawab.
√ Observer 1 : Siswa diberikan tugas rumah (PR) tentang materi baru yaitu turunan. Siswa terlihat tidak mengeluh ketika guru memberikan tugas itu. Observer 2 : Siswa diberikan PR tentang materi baru yaitu turunan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
13.
14.
Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dan bermusyawarah dalam kelompok heterogen yang telah dibentuk sebagai sarana menyelesaikan tugas individu (apabila ada hal yang belum dimengerti dalam tugas tersebut) guna menanamkan nilai komunikatif dan kerjasama. Setiap siswa tetap mengerjakan secara individu tugas yang diberikan. Siswa diminta untuk menyimpulkan materi guna menanamkan nilai mandiri dan percaya diri.
√
√ Observer 1 : Guru memberi kesempatan pada siswa untuk saling berdiskusi dalam mengerjakan PR karena merupakan soal yang belum diajarkan. Ada beberapa siswa yang mulai janjian untuk mengerjakan PR itu. Observer 2 : Guru memperbolehkan siswa saling berdiskusi untuk mengerjakan PR karena merupakan soal yang belum diajarkan.
√
√ Observer 1 : Siswa dan guru me-review dan menyimpulkan materi berdasarkan penjelasan dan latihan soal serta presentasi. Ada siswa yang bertanya ke guru. Observer 2 : Siswa bersama guru me-review dan menyimpulkan materi berdasarkan penjelasan dan latihan soal serta presentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
15.
16.
17.
Guru mengevaluasi proses pembelajaran sebagai upaya mengecek kemampuan siswa.
√
Observer 1 : Guru menekankan langkahlangkah penyelesaian yang perlu dipahami serta harus dikuasai oleh siswa. Observer 2 : Guru menekankan langkahlangkah penyelesaian yang perlu dipahami dan dikuasai oleh siswa. √
Guru meminta siswa untuk memimpin doa sebagai upaya menanamkan nilai religius dan syukur.
Guru mengucapkan salam penutup pembelajaran sebagai pembiasaan sikap sopan santun.
√
√ Observer 1 : Guru tidak meminta siswa memimpin doa karena bukan jam pelajaran terakhir. Observer 2 : Guru tidak meminta siswa memimpin doa dikarenakan bukan jam pelajaran terakhir.
√
√ Observer 1 : Guru mengucapkan wasalamualaikum dan siswa menjawab walaikumsalam. Observer 2 : Guru mengucapkan wasalamualaikum dan siswa menjawab walaikumsalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Tabel 4.6 Hasil Observasi V No. Aspek yang Diamati 1.
2.
3.
Guru mengucapkan salam untuk mencontohkan sikap sopan santun.
Observer 1 Ya Tidak √
Keterangan*
Observer 1 : Guru mengucapkan salam Assalamualaikum dan siswa menjawab walaikumsalam. Oberserver 2 : Guru mengucapkan salam dan siswa menjawab salam dari guru. √
Siswa diminta untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran sebagai upaya penanaman nilai religius.
Guru mengecek kehadiran siswa sebagai upaya penanaman nilai kedisiplinan.
Observer 2 Ya Tidak √
√ Observer 1 : Guru tidak meminta siswa memimpin doa karena bukan jam pelajaran pertama. Observer 2 : Karena bukan jam pelajaran pertama, siswa tidak diminta untuk memimpin doa.
√
√ Observer 1 : Guru mengecek kehadiran siswa dengan cara memanggil satu per satu siswa di awal pembelajaran. Observer 2 : Guru mengecek kehadiran siswa dengan cara memanggil satu per satu siswa di awal pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
4.
5.
6.
Guru memberikan apersepsi sebagai upaya untuk mendorong rasa ingin tahu siswa.
√
Guru mengajak siswa untuk menyebutkan contoh-contoh konkret (dari kejadiankejadian nyata) yang menunjukkan adanya beberapa karakter yang sudah dimiliki atau belum dimiliki siswa.
√
Guru menyampaikan karakter yang akan dicapai selain SK dan KD pembelajaran matematika.
√
√ Observer 1 : Guru mereview materi sebelumnya dan memulai pembelajaran dengan latihan soal mulai dari pertemuan pertama limit hingga hari ini. Observer 2 : Guru mereview materi sebelumnya dan memulai pembelajaran dengan latihan soal mulai dari pertemuan pertama limit. √ Observer 1 : Guru memberikan teladan pada siswa bahwa yang mempunyai ketekunan dan mau bekerja keras dalam belajar matematika akan dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Observer 2 : Guru memberikan contoh bahwa siswa yang tekun dan kerja keras akan bisa menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. √ Observer 1 : Guru mengutarakan penjelasan tentang sikap teliti, tekun, dan kerja keras dalam segala hal agar nantinya siswa dapat meraih sukses. Observer 2 : Guru menyampaikan agar siswa mempunyai sikap teliti, tekun, dan kerja keras dalam segala hal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
7.
Siswa diminta untuk mencari informasi materi pembelajaran sebagai upaya menanamkan sifat gemar membaca, kritis, dan kreatif.
√
√
8.
Guru menggunakan metode, strategi, dan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
√
√
Siswa diminta untuk berdiskusi baik antar siswa maupun dengan guru untuk menanamkan nilai kerja sama.
√
9.
Observer 1 : Siswa diminta mencari contoh penyelesaian soal dari buku paket, jika masih belum paham atau belum jelas dalam penyelesaian soal. Observer 2 : Guru meminta siswa mencari contoh penyelesaian di buku paket apabila masih belum memahami/mengetahui penyelesaian soal. Observer 1 : Guru menggunakan metode ceramah. Guru juga memberikan latihan soal. Siswa cukup antusias mengikuti metode yang guru gunakan. Observer 2 : Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran adalah metode ceramah dan pemberian latihan soal untuk memperdalam materi.
√ Observer 1 : Siswa diminta untuk berdiskusi dengan teman untuk menyelesaikan soal selain dari buku paket. Siswa antusias menanggapi anjuran ini. Observer 2 : Siswa diminta berdiskusi kepada teman untuk menyelesaikan soal selain mencari dari buku paket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
10.
Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang heterogen sebagai upaya menanamkan toleransi.
√
Observer 1 : Siswa dibagi dalam kelompok berdasarkan tempat duduk. Observer 2 : Guru membagi/membentuk siswa ke dalam kelompok berdasarkan posisi tempat duduk.
√
11.
√
√
Guru memfasilitasi siswa untuk memecahkan masalah sebagai upaya menumbuhkan sikap mandiri, kerja sama, dan kerja keras.
Observer 1 : Fasilitas yang guru berikan yakni latihan soal yang variatif tentang semua materi limit fungsi yang telah diberikan sejak pertemuan pertama sampai terakhir. Observer 2 : Guru memberikan soal latihan yang variatif dari pertemuan pertama limit sampai pertemuan terakhir. √
12. Siswa diberi tugas individu sebagai upaya menanamkan sikap mandiri, kerja keras, dan tanggung jawab.
√ Observer 1 : Siswa mendapat PR latihan soal limit supaya dapat mempersiapkan ulangan limit pada pertemuan berikutnya. Observer 2 : Siswa diberikan PR tentang latihan soal limit agar siswa lebih siap menghadapi ulangan pada pertemuan berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
13.
14.
Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dan bermusyawarah dalam kelompok heterogen yang telah dibentuk sebagai sarana menyelesaikan tugas individu (apabila ada hal yang belum dimengerti dalam tugas tersebut) guna menanamkan nilai komunikatif dan kerjasama. Setiap siswa tetap mengerjakan secara individu tugas yang diberikan. Siswa diminta untuk menyimpulkan materi guna menanamkan nilai mandiri dan percaya diri.
√
√ Observer 1 : Siswa saling berdiskusi dan saling membantu dalam mengerjakan soal. Guru memperbolehkan siswa untuk bekerja sama dalam mengerjakan PR yang guru berikan jika alami kesulitan. Observer 2 : Guru memperbolehkan siswa untuk berdiskusi apabila mengalami kesulitan dalam mengerjakan PR yang diberikan guru.
√
√ Observer 1 : Siswa dan guru me-review bersamasama tentang limit serta menyimpulkan langkahlangkah penyelesaian limit. Observer 2 : Siswa bersama guru me-review dan menyimpulkan langkah-langkah penyelesaian limit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
15.
16.
17.
Guru mengevaluasi proses pembelajaran sebagai upaya mengecek kemampuan siswa.
√
Observer 1 : Guru menekankan langkahlangkah yang harus siswa kuasai dalam limit. Observer 2 : Guru menekankan langkahlangkah yang masih sering dilakukan siswa namun belum tepat. √
Guru meminta siswa untuk memimpin doa sebagai upaya menanamkan nilai religius dan syukur.
Guru mengucapkan salam penutup pembelajaran sebagai pembiasaan sikap sopan santun.
√
√ Observer 1 : Guru tidak meminta siswa memimpin doa karena bukan jam pelajaran terakhir. Observer 2 : Guru tidak meminta siswa memimpin doa dikarenakan bukan jam pelajaran terakhir.
√
√ Observer 1 : Guru mengucapkan salam penutup dan siswa menjawab salam itu. Observer 2 : Guru mengucapkan salam dan siswa menjawab salam dari guru.
Peneliti juga melakukan observasi terhadap pelaksanaan ulangan harian materi limit pada hari Sabtu, 29 April 2017. Dalam observasi tersebut peneliti mengamati bahwa siswa mengerjakan secara mandiri soal-soal ulangan harian limit. Suasana kelas tidak ramai dan mendukung dalam proses ulangan harian limit. Seluruh siswa serius mengikuti ulangan harian dan tertib ketika mengumpulkan lembar jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh berpedoman pada kurikulum tingkat satuan pendidikan yang disesuaikan dengan kearifan lokal yang ada di lingkungan sekolah. Kearifan lokal yang dimaksud antara lain karakteristik siswa. Wakil kepala sekolah bagian kurikulum menjelaskan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh disesuaikan dengan visi dan misi sekolah. Program pendidikan karakter yang telah disusun diarahkan untuk mencapai pada peningkatan mutu 8 K (kebersihan, kesehatan, ketertiban, kerapian, keindahan, kerindangan, keamanan, kekeluargaan). Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika di kelas XI IPA, khususnya materi limit fungsi, sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan dalam kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Guru matematika kelas XI IPA menjelaskan bahwa hampir semua karakter dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. Ada beberapa karakter pokok yang secara khusus diimplementasikan dalam pembelajaran matematika di kelas XI IPA, secara khusus materi limit fungsi, yakni kerja keras, teliti, rasa ingin tahu, kritis, berani menyampaikan pendapat yang berbeda dari orang lain disertai dengan alasan yang kuat, disiplin, tanggung jawab, dan jujur. 3. Evaluasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika Materi Limit Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh Evaluasi dalam pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh dilaksanakan secara rutin. Evaluasi tersebut mencakup evaluasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika yang ada di SMA Negeri 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Samigaluh. Evaluasi bertujuan untuk memantau proses perkembangan diri yang terjadi pada siswa dan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh menjelaskan bahwa ada monitoring yang dilaksanakan sebagai upaya evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter. Monitoring tersebut dilaksanakan setiap 1 semester sebanyak 1 kali. Monitoring ini mencakup monitoring seluruh kegiatan pembelajaran dalam semua mata pelajaran, termasuk matematika, yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Samigaluh. Lebih lanjut menurut beliau, monitoring yang dilaksanakan oleh bapak/ibu guru terjadi dalam setiap proses pembelajaran berlangsung. Wakil kepala sekolah bagian kurikulum SMA Negeri 1 Samigaluh menjelaskan bahwa pelaksanaan monitoring dilakukan oleh guru senior yang mendapat mandat penugasan dari kepala sekolah. Kepala sekolah juga menjelaskan bahwa ada evaluasi yang dilaksanakan dalam rapat triwulan. Rapat tersebut dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Wakil kepala sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 1 Samigaluh menjelaskan bahwa evaluasi dilaksanakan melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Secara khusus dalam pembelajaran matematika di kelas XI IPA, evaluasi pendidikan karakter dilaksanakan setiap pembelajaran. Guru matematika kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh menjelaskan bahwa aspek yang dievaluasi adalah sikap. Evaluasi sikap akan dituliskan dalam nilai rapot ketika akhir semester. Dalam penilaian tersebut guru memantau secara berkesinambungan perkembangan sikap siswa selama 1 semester.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh menjelaskan bahwa hal-hal yang dievaluasi dalam pendidikan karakter yaitu aspek 8 K (kebersihan, kesehatan, ketertiban, kerapian, keindahan, kerindangan, keamanan, kekeluargaan). Sebab pendidikan karakter yang ada di SMA Negeri 1 Samigaluh disesuaikan dengan visi dan misi sekolah. Wakil kepala sekolah bagian kurikulum SMA Negeri 1 Samigaluh menjelaskan bahwa aspek yang dievaluasi yaitu ketercapaian indikator-indikator sesuai dengan perencanaan pembelajaran. Lebih lanjut, menurut beliau bahwa evaluasi tersebut idealnya dilaksanakan setiap pembelajaran. Wakil kepala sekolah bagian kesiswaan SMA Negeri 1 Samigaluh menjelaskan bahwa evaluasi pendidikan karakter mencakup evaluasi terhadap asesmen awal, sosialisasi program pendidikan karakter kepada para pemangku kepentingan pendidikan, visi, misi, dan perumusan, desain kebijakan program pendidikan karakter, desain program, program pendidikan karakter berbasis kelas, dan pengembangan budaya sekolah. Guru matematika kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh menjelaskan bahwa hal yang dievaluasi dalam pendidikan karakter adalah sikap. Dalam RPP Kelas XI IPA materi limit fungsi telah dicantumkan pula oleh guru tentang penilaian sikap siswa. Penilaian sikap siswa tersebut merupakan evaluasi yang dilaksanakan khususnya dalam pembelajaran matematika. Ketentuan penilaian sikap yang dilakukan oleh guru sesuai dengan pedoman kurikulum yang sekolah gunakan. 4. Karakter yang Diimplementasikan dalam Pembelajaran Matematika Materi Limit Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Ibu Sutaryati, S.Pd. selaku guru matematika kelas XI IPA menjelaskan bahwa hampir semua karakter dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika yang mana penerapan tersebut disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan. Beliau menjelaskan bahwa karakter yang hendak ditanamkan dalam diri siswa melalui pembelajaran matematika yang beliau ampu yakni kerja keras, teliti, rasa ingin tahu, berani menyampaikan pendapat yang berbeda dari orang lain disertai dengan alasan yang kuat, disiplin, jujur, kritis, dan tanggung jawab. Dalam RPP materi limit fungsi kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh
terdapat
beberapa
karakter
pokok
yang
secara
khusus
diimplementasikan dalam pembelajaran matematika materi limit fungsi di kelas XI IPA yakni kerja keras, teliti, rasa ingin tahu, berani menyampaikan pendapat yang berbeda dari orang lain disertai dengan alasan yang kuat, disiplin, tanggung jawab, kritis, dan jujur. Guru matematika kelas XI IPA menjelaskan bahwa nilai kejujuran ditanamkan dengan cara melarang siswa mencontek ketika ada ulangan harian. Nilai demokratis ditanamkan dengan cara memberi kesempatan bertanya pada siswa. Nilai kedisiplinan ditanamkan dengan cara membiasakan siswa agar datang mengikuti pembelajaran tepat waktu dan mengumpulkan tugas tepat waktu. Nilai ketelitian ditanamkan dengan cara membimbing siswa agar mengerjakan soal sesuai dengan langkah-langkah yang benar. Nilai kerja keras ditanamkan dengan cara menghimbau siswa agar mengerjakan soal sampai tuntas. Nilai kemandirian ditanamkan dengan cara memotivasi siswa agar mengerjakan soal latihan sendiri dulu sesuai dengan kemampuannya. Nilai rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
ingin tahu ditanamkan dengan cara memotivasi siswa agar tertantang untuk belajar secara lebih materi yang diajarkan. Bagi siswa yang menyukai matematika, maka siswa tersebut akan termotivasi mengerjakan soal lebih dari yang diminta oleh guru. Nilai tanggung jawab ditanamkan dengan cara menghimbau siswa agar mengerjakan semua tugas yang diberikan sesuai dengan tenggang waktu yang diberikan. Nilai kreatif ditanamkan dengan cara memotivasi siswa agar mau mencari berbagai sumber materi sesuai yang guru ajarkan. Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika bertujuan untuk mengembangkan kepribadian siswa sejalan dengan perkembangan pengetahuan matematisnya. Indikator ketercapaian tersebut adalah adanya perubahan sikap dan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik. Berdasarkan hasil wawancara 21 siswa kelas XI IPA didapatkan data bahwa sebagian besar siswa mengakui adanya perubahan karakter dalam diri menjadi lebih baik. Ada pun data hasil wawancara 21 siswa kelas XI IPA adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil Wawancara Siswa Kelas XI IPA Bagian Perkembangan Karakter yang Dialami Oleh Siswa No. Narasumber 1.
Siswa 1
Perkembangan Karakter yang Dialami “Jadi lebih bertanggung jawab dengan tugas-tugas yang bu guru berikan. Biasanya tugas-tugas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
guru berikan cuma aku kerjakan sebagian, tetapi sekarang aku kerjakan semuanya.” 2.
Siswa 2
“Ketika ada kerja kelompok saya lebih berani mengungkapkan pendapat/ide saya.”
3.
Siswa 3
“Jadi lebih teliti dalam mengerjakan soal dan termotivasi dalam belajar matematika.”
4.
Siswa 4
“Tambah rajin karena kalau diberi tugas nanti disuruh mengumpulkan.”
5.
Siswa 5
“Lebih sopan, disiplin, dan guru berhasil mengembangkan karakter kepada siswa.”
6.
Siswa 6
“Jadi lebih disiplin.”
7.
Siswa 7
“Tambah rajin. Dulu kadang kalau ulangan, saya tanya ke teman terutama bagian soal yang sulit. Tetapi sekarang saya mengerjakan ulangan semampu saya.”
8.
Siswa 8
“Tambah disiplin, tekun, termotivasi.”
9.
Siswa 9
“Lebih disiplin dan tepat waktu.”
10.
Siswa 10
“Saya jadi lebih rajin dalam belajar dan tertantang untuk mengerjakan soal-soal yang sulit.”
11.
Siswa 11
“Bisa lebih berani mengungkapkan pendapat saat ada kerja kelompok.”
12.
Siswa 12
“Lebih giat belajar, sabar jangan emosi dalam mengerjakan soal. Beliau sabar.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
13.
Siswa 13
“Baik, saya termotivasi untuk belajar matematika lebih baik lagi.”
14.
Siswa 14
“Menjadi lebih sabar.”
15.
Siswa 15
“Selalu ceria dalam belajar.”
16.
Siswa 16
“Jadi lebih berani bertanya saat mengalami kesulitan.”
17.
Siswa 17
“Percaya diri.”
18.
Siswa 18
“Menjadi
lebih
mau
memperhatikan
saat
pelajaran dan jadi tekun belajar matematika.” 19.
Siswa 19
“Kerajinan, kerapian, disiplin.”
20.
Siswa 20
“Sabar, jadi lebih bisa menahan emosi, Jujur kalau ulangan, disiplin kalau masuk kelas.”
21.
Siswa 21
“Biasanya ramai tapi jadi pada memperhatikan karena mau bisa mengerjakan. Pembelajaran sudah memberikan pendidikan karakter.”
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat dampak positif implementasi pendidikan karakter
dalam
pembelajaran
matematika,
khususnya
pembelajaran
matematika materi limit kelas XI IPA. Dampak tersebut berupa perkembangan atau perubahan karakter siswa. Siswa mengalami perkembangan karakter yang positif. Secara garis besar perkembangan karakter siswa kelas XI IPA mencakup perkembangan karakter kerja keras, teliti, rasa ingin tahu, kritis, berani menyampaikan pendapat yang berbeda dari orang lain disertai dengan alasan yang kuat, disiplin, tanggung jawab, dan jujur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
C. Analisis Data Penelitian Hasil temuan peneliti menunjukkan bahwa pendidikan karakter telah diimplementasikan dalam seluruh pembelajaran di SMA Negeri 1 Samigaluh. Dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA tampak bahwa pendidikan karakter juga diimplementasikan di dalamnya. Ada pun 4 pokok penting dalam implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Evaluasi 4. Karakter yang diimplementasikan Keempat pokok tersebut menjadi dasar yang penting dalam pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika, khususnya materi limit kelas XI IPA. Berdasarkan keempat pokok tersebut implementasi pendidikan karakter yang terjadi dapat berdampak positif bagi perkembangan siswa. 1. Perencanaan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika Materi Limit Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh Pembelajaran matematika dapat berlangsung efektif dan efisien apabila dalam tahap persiapan guru memperhatikan dan mempersiapkan secara baik dan benar hal-hal yakni tujuan pembelajaran yang akan dicapai, ruang lingkup dan urutan bahan yang akan diberikan, sarana dan fasilitas yang dimiliki,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
jumlah anak didik yang akan mengikuti pembelajaran, waktu jam pelajaran yang tersedia, serta sumber bahan pengajaran/referensi yang dapat digunakan dan sebagainya (Syaiful Bahri Djamrah, 1994 : 80). Tahap perencanaan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh sudah sesuai dengan tahapan tersebut. SMA Negeri 1 Samigaluh menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dalam proses kegiatan belajar. Pihak sekolah kemudian menyesuaikan pokok-pokok dalam kurikulum KTSP dengan situasi dan kondisi yang ada di sekolah. Kurikulum yang telah disusun oleh pihak sekolah inilah yang kemudian digunakan oleh seluruh guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran. Penyesuaian tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun 2007 tentang perubahan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi, “Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional bersama unit terkait.” Guru matematika kelas XI IPA juga menggunakan pedoman yang sudah sekolah berikan dalam menyusun RPP disertai dengan penyesuaian. Guru matematika kelas XI IPA menyesuaikan perencanaan pembelajaran dengan kondisi psikologis siswa. Penyesuaian tersebut bertujuan agar guru lebih mudah mengambil hati siswa dalam pembelajaran. Apabila siswa sudah terambil hatinya maka dalam pelaksanaan pembelajaran siswa dapat termotivasi selama proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
berlangsung. Apabila siswa dapat termotivasi maka siswa akan lebih mudah diarahkan selama proses pembelajaran. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab II Pasal 3, “Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Kemudian dalam Pasal 36 ayat 2, “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan siswa.” Serta dalam Pasal 38 ayat 2, “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.” Sesuai dengan amanat undang-undang tersebut, guru matematika kelas XI IPA menyusun rencana pembelajaran materi limit berdasarkan kondisi psikologis siswa. Penyesuaian tersebut bertujuan agar pembelajaran yang terjadi dapat fleksibel dan mampu mengembangkan siswa secara utuh baik segi pengetahuan maupun karakter. Oleh karena itu guru memilih karakter-karakter pokok yang akan ditumbuhkan dalam diri siswa yakni rasa ingin tahu, mandiri, teliti, tanggung jawab, kreatif, kerja keras, disiplin, kritis, dan berani menyampaikan pendapat yang berbeda dari orang lain disertai dengan alasan yang kuat. Supaya kesemua karakter tersebut dapat tertanam dalam diri siswa, guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
memilih model pembelajaran dan metode pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif. Kemudian untuk mendukung terlaksananya model pembelajaran tersebut, metode pembelajaran yang digunakan yakni metode diskusi dan metode ceramah. 2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika Materi Limit Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh Proses pembelajaran berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Proses Pasal 19 ayat (3) mencakup perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan
proses
pembelajaran,
pelaksanaan
proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi I sampai dengan observasi V, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh sudah sesuai dengan tahapan pembelajaran yang baik dan benar. Secara pokok, pembelajaran yang terjadi dalam pertemuan I sampai dengan pertemuan V mencakup 3 tahapan yakni 1) tahap awal (prainstruksional), 2) tahap instruksional, dan 3) tahap akhir (evaluasi/tindak lanjut). Dalam tahap awal (tahap pra-instruksional) guru dapat membawa siswa untuk memasuki materi yang akan dibahas. Cara guru membawa siswa memasuki materi yakni memberi pre-test, memberi apersepsi (contohnya : mengajak siswa untuk mengingat materi sebelumnya dan dikaitkan dengan materi yang akan dibahas), dan memotivasi siswa melalui cerita atau nasihat yang berkaitan dengan karakter (contohnya : guru mengajak siswa agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
menjadi rajin dan punya kemauan bekerja keras). Dalam tahap instruksional guru sudah dapat mengajarkan materi secara lengkap, runtut, dan jelas. Hal ini dikuatkan dengan pengakuan siswa dalam wawancara bahwa penjelasan yang diberikan oleh Bu Sutaryati selaku guru matematika dapat diikuti dan diterima dengan jelas. Dalam tahap akhir (tahap evaluasi/tindak lanjut) guru bersama dengan siswa mengevaluasi proses pembelajaran yang telah terjadi dengan cara mengingat pokok materi yang sudah dibahas, memberi tugas/pekerjaan rumah pada siswa, dan melakukan post-test. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru secara intensif melakukan pengawasan terhadap kegiatan yang siswa lakukan. Salah satu kegiatan pengawasan yang guru laksanakan yakni mengecek diskusi yang siswa lakukan dalam kelompok kecil. Selain itu, guru juga mengingatkan siswa yang ribut di kelas. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Guru matematika kelas XI IPA mengusahakan amanat undang-undang tersebut melalui pembelajaran matematika materi limit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan mulai dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan keenam, peneliti menemukan adanya indikasi bahwa telah terjadi implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh. Indikasi bahwa guru mengimplementasikan pendidikan karakter tampak dalam cara guru mengajar siswa. Pertemuan pertama menunjukkan bahwa guru menanamkan sikap sopan santun, nilai religius, nilai kedisiplinan, rasa ingin tahu, sifat gemar membaca, kritis, kreatif, nilai kerja sama, toleransi, mandiri, kerja keras, tanggung jawab, komunikatif, dan percaya diri. Guru secara khusus menekankan pentingnya kedisiplinan berangkat ke sekolah melalui ajakan untuk rajin berangkat ke sekolah dan sebisa mungkin jangan terlambat datang agar siswa mempunyai masa depan yang cerah. Melalui kerja kelompok guru mengajak siswa agar mempunyai keterampilan kerja sama, demokratis, toleransi, dan komunikatif. Tetapi ada satu kelemahan yakni guru belum menyampaikan karakter yang akan dicapai selain standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran. Hal itu karena guru sekedar menyampaikan tujuan pembelajaran pada aspek pengetahuan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan pertama guru sudah dapat mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA. Pertemuan kedua menunjukkan bahwa guru menanamkan sikap sopan santun, nilai religius, nilai kedisiplinan, rasa ingin tahu, sifat gemar membaca, kritis, kreatif, nilai kerja sama, toleransi, mandiri, kerja keras, tanggung jawab, komunikatif, dan percaya diri. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
secara khusus menekankan pentingnya kedisiplinan sebagai karakter yang akan dicapai selain standar kompetensi dan kompetensi dasar. Melalui kerja kelompok guru mengajak siswa agar mempunyai keterampilan kerja sama, berani menyampaikan pendapat yang berbeda dari orang lain disertai dengan alasan yang kuat, toleransi, dan komunikatif. Tetapi ada satu kelemahan yakni siswa belum diajak untuk menyebutkan contoh konkret tentang adanya karakter yang sudah/belum dimiliki siswa. Hal itu karena guru sekedar menyampaikan karakter yang ingin dicapai tetapi belum menyebutkan contoh nyata dari karakter tersebut. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan kedua guru sudah dapat mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA. Pertemuan ketiga menunjukkan bahwa guru menanamkan sikap sopan santun, nilai religius, nilai kedisiplinan, rasa ingin tahu, sifat gemar membaca, kritis, kreatif, nilai kerja sama, toleransi, mandiri, kerja keras, tanggung jawab, komunikatif, dan percaya diri. Guru secara khusus menekankan pentingnya diskusi dan tanggung jawab. Melalui kerja kelompok guru mengajak siswa agar mempunyai keterampilan kerja sama, berani menyampaikan pendapat yang berbeda dari orang lain disertai dengan alasan yang kuat, toleransi, dan komunikatif. Tetapi ada satu kelemahan yakni siswa belum diajak untuk menyebutkan contoh konkret tentang adanya karakter yang sudah/belum dimiliki siswa. Hal itu karena guru sekedar menyampaikan karakter yang ingin dicapai tetapi belum menyebutkan contoh nyata dari karakter tersebut. Secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa
pada
pertemuan
ketiga
guru
sudah
dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA. Pertemuan keempat menunjukkan bahwa guru menanamkan sikap sopan santun, nilai religius, nilai kedisiplinan, rasa ingin tahu, sifat gemar membaca, kritis, kreatif, nilai kerja sama, toleransi, mandiri, kerja keras, tanggung jawab, komunikatif, dan percaya diri. Guru secara khusus menekankan pentingnya tanggung jawab dan toleransi antar teman sebagai karakter yang ingin dicapai selain standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru memberikan contoh sikap tanggung jawab dengan cara menunjukkan contoh siswa yang tekun mengerjakan tugas dari guru. Siswa juga diajak bertanggung jawab melalui hal-hal yang sederhana. Melalui kerja kelompok guru mengajak siswa agar mempunyai keterampilan kerja sama, berani menyampaikan pendapat yang berbeda dari orang lain disertai dengan alasan yang kuat, toleransi, dan komunikatif. Tetapi ada kelemahan yakni nilai religius belum ditekankan secara gamblang melalui kegiatan doa (pembuka maupun penutup pembelajaran). Hal itu dikarenakan pembelajaran bukan pada jam pertama dan juga bukan pada jam terakhir. Sebab di SMA Negeri 1 Samigaluh kebiasaan doa pembuka dilaksanakan pada jam pertama dan doa penutup dilaksanakan pada jam terakhir. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan keempat guru sudah dapat mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA. Pertemuan kelima menunjukkan bahwa guru menanamkan sikap sopan santun, nilai religius, nilai kedisiplinan, rasa ingin tahu, sifat gemar membaca, kritis, kreatif, nilai kerja sama, toleransi, mandiri, kerja keras, tanggung jawab,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
komunikatif, dan percaya diri. Guru secara khusus menekankan pentingnya ketelitian, tekun, dan kerja keras supaya siswa dapat meraih sukses di masa depan. Guru memberikan contoh pada siswa bahwa apabila siswa mempunyai sikap tekun dan kerja keras dalam belajar matematika maka akan dapat menyelesaikan soal-soal yang guru berikan. Melalui kerja kelompok guru mengajak siswa agar mempunyai keterampilan kerja sama, berani menyampaikan pendapat yang berbeda dari orang lain disertai dengan alasan yang kuat, toleransi, dan komunikatif. Tetapi ada kelemahan yakni nilai religius belum ditekankan secara gamblang melalui kegiatan doa (pembuka maupun penutup pembelajaran). Hal itu dikarenakan pembelajaran bukan pada jam pertama dan juga bukan pada jam terakhir. Sebab di SMA Negeri 1 Samigaluh kebiasaan doa pembuka dilaksanakan pada jam pertama dan doa penutup dilaksanakan pada jam terakhir. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan kelima guru sudah dapat mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA. Pertemuan keenam diisi dengan ulangan harian. Pertemuan keenam secara khusus karakter yang ditekankan adalah kejujuran, mandiri, disiplin, tanggung jawab, teliti, dan kerja keras. Pada pertemuan kelima, guru berpesan pada siswa agar mengerjakan ulangan secara jujur. Pesan guru tersebut dilaksanakan oleh siswa pada saat ulangan harian limit. Peneliti yang juga mengamati pelaksanaan ulangan harian tersebut melihat bahwa selama ulangan harian siswa mengerjakan secara mandiri, serius, dan bersemangat. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan keenam nilai karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
yang ingin guru tanamkan pada siswa sudah tercapai. Berdasarkan indikasi yang ada tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA ada upaya implementasi dan siswa aktif menanggapi upaya tersebut. Karakter-karakter yang ditanamkan pada tiap-tiap pertemuan tersebut penulis rangkum sebagai berikut :
Tabel 4.8 Karakter yang Ditanamkan dalam Tiap-tiap Pertemuan Pembelajaran Pertemuan ke-
Karakter yang Ditanamkan
I
Sikap sopan santun, nilai religius, nilai kedisiplinan, rasa ingin tahu, sifat gemar membaca, kritis, kreatif, nilai kerja sama, toleransi, mandiri, kerja keras, tanggung jawab, komunikatif, percaya diri, dan kritis.
II
Sikap sopan santun, nilai religius, nilai kedisiplinan, rasa ingin tahu, sifat gemar membaca, kritis, kreatif, nilai kerja sama, toleransi, mandiri, kerja keras, tanggung jawab, komunikatif, percaya diri, dan kritis.
III
Sikap sopan santun, nilai religius, nilai kedisiplinan, rasa ingin tahu, sifat gemar membaca, kritis, kreatif, nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
kerja sama, toleransi, mandiri, kerja keras, tanggung jawab, komunikatif, percaya diri, dan kritis. IV
Sikap sopan santun, nilai religius, nilai kedisiplinan, rasa ingin tahu, sifat gemar membaca, kritis, kreatif, nilai kerja sama, toleransi, mandiri, kerja keras, tanggung jawab, komunikatif, percaya diri, dan kritis.
V
Sikap sopan santun, nilai religius, nilai kedisiplinan, rasa ingin tahu, sifat gemar membaca, kritis, kreatif, nilai kerja sama, toleransi, mandiri, kerja keras, tanggung jawab, komunikatif, percaya diri, dan kritis.
VI
Kejujuran, mandiri, disiplin, tanggung jawab, teliti, kerja keras, dan kritis.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2006 menjelaskan bahwa pemberlakuan kurikulum tingkat satuan pendidikan sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Sesuai dengan ketentuan tersebut maka pihak SMA Negeri 1 Samigaluh menyusun kurikulum yang disesuaikan dengan kearifan lokal yang terdapat di SMA Negeri 1 Samigaluh. Kurikulum yang telah disusun kemudian dijadikan pedoman dalam menyusun semua program yang ada di SMA Negeri 1 Samigaluh, khususnya program pendidikan karakter. Program pendidikan karakter yang diimplementasikan di dalam seluruh pembelajaran di SMA Negeri 1 Samigaluh sesuai dengan visi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
dan misi sekolah. Program pendidikan karakter yang telah disusun diarahkan untuk mencapai pada peningkatan mutu 8 K (kebersihan, kesehatan, ketertiban, kerapian,
keindahan,
kerindangan,
keamanan,
kekeluargaan).
Dalam
pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA, karakter-karakter yang diimplementasikan oleh guru turut menjadi bagian dalam mengarahkan siswa untuk mencapai peningkatan mutu tersebut. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa adanya implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA mendukung tercapainya peningkatan mutu 8 K (kebersihan, kesehatan, ketertiban, kerapian, keindahan, kerindangan, keamanan, kekeluargaan). 3. Evaluasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika Materi Limit Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh Proses evaluasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh sudah dilaksanakan secara menyeluruh dan obyektif. Secara menyeluruh berarti guru melaksanakan evaluasi tersebut mulai dari awal hingga akhir proses pembelajaran. Secara obyektif maksudnya adalah guru memberikan penilaian/evaluasi terhadap karakter siswa yang tercermin dalam sikap siswa selama proses pembelajaran secara independen dilandasi semangat mendidik siswa agar menjadi lebih baik. Evaluasi yang obyektif dan menyeluruh tersebut dilaksanakan oleh guru melalui monitoring setiap pembelajaran berlangsung. Guru sudah menjalankan monitoring secara tepat yakni melaksanakan pengawasan intensif setiap pembelajaran dilaksanakan. Tindakan pengawasan yang dilakukan oleh guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
yakni mengingatkan siswa jika siswa tersebut bersikap tidak sesuai dengan karakter yang diharapkan dalam pembelajaran. Contohnya : saat ada siswa yang terlambat datang ke kelas, guru segera menghampiri siswa tersebut dan menasihati siswa tersebut agar lain kali lebih tepat waktu masuk ke kelas. Tindakan pengawasan yang guru laksanakan sudah sesuai dengan prosedur pembelajaran pendidikan karakter yang diterapkan di SMA Negeri 1 Samigaluh. Sasaran evaluasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA sudah tepat. Berdasarkan pengamatan peneliti dan analisis dokumen RPP yang dibuat oleh guru, pokok sasaran evaluasi yakni sikap siswa. Setiap pembelajaran guru melaksanakan evaluasi secara langsung dan terarah. Secara langsung berarti guru memberikan penilaian langsung pada sikap siswa secara tatap muka. Melalui tatap muka langsung guru mengingatkan siswa agar bersikap secara baik dan benar. Contohnya : saat ada siswa yang ramai di kelas, guru kemudian mendekati siswa tersebut dan segera menasihatinya agar tidak ramai di kelas. Secara terarah berarti guru memberikan arahan pada siswa tentang nilai-nilai karakter yang ingin dicapai melalui pembelajaran yang dilaksanakan. Contohnya : guru secara khusus menekankan pentingnya tanggung jawab dan toleransi antar teman sebagai karakter yang ingin dicapai selain standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru memberikan contoh sikap tanggung jawab dengan cara menunjukkan contoh siswa yang tekun mengerjakan tugas dari guru. Siswa juga diajak bertanggung jawab melalui hal-hal yang sederhana. Evaluasi yang langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
dan terarah tersebut juga menjadi salah satu bagian dari proses mencapai peningkatan mutu 8 K (kebersihan, kesehatan, ketertiban, kerapian, keindahan, kerindangan, keamanan, kekeluargaan). Guru menggunakan sarana instrumen penilaian sikap yang telah disusun dalam RPP untuk mengevaluasi implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh. Instrumen yang guru susun sudah lengkap, runtut, dan jelas. Dalam instrumen tersebut sudah ada langkah-langkah memberikan evaluasi terhadap sikap siswa. Guru menilai perkembangan sikap siswa bukan hanya dalam satu materi saja, tetapi guru menilai perkembangan sikap siswa selama 1 semester penuh. Oleh karena itu untuk pemberian nilai sikap siswa, guru secara berkesinambungan melihat perkembangan sikap siswa dan tidak ingin gegabah menilai sikap siswa hanya dalam satu materi saja. Sehingga nilai sikap siswa biasanya diberikan ketika akhir semester yang mana tercantum dalam rapot semesteran setiap siswa. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa evaluasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA sudah dapat berlangsung secara menyeluruh, terarah, dan obyektif. 4. Karakter yang Diimplementasikan dalam Pembelajaran Matematika Materi Limit Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh sudah berhasil mengembangkan karakter yang ada dalam diri siswa kelas XI IPA. Berdasarkan hasil wawancara seluruh siswa kelas XI IPA (tersaji dalam tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
4.7) dapat dilihat bahwa setiap siswa kelas XI IPA menyadari adanya perubahan dan perkembangan karakter dalam diri mereka. Karakter yang berhasil dikembangkan dan ditumbuhkan dalam diri siswa melalui pembelajaran matematika materi limit yakni disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, mandiri, komunikatif, kritis, dan tanggung jawab. Dalam diri setiap siswa terlihat adanya satu atau lebih dari karakter-karakter tersebut yang berkembang dalam diri setiap siswa. Karakter yang telah tumbuh tersebut bermanfaat untuk kehidupan siswa ke depannya. Karakter yang telah tumbuh akan dapat lebih berkembang, apabila siswa yang bersangkutan mau berusaha untuk menjaga dan melatihnya dalam hidup harian. Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh dapat berhasil karena 2 faktor. Pertama, keberhasilan yang dicapai merupakan dampak dari metode yang guru gunakan dalam pembelajaran. Dalam wawancara dengan peneliti, guru menjelaskan berbagai cara yang dilakukan untuk menanamkan karakter dalam diri siswa. Penjelasan yang guru uraikan tersebut nyata terlihat dalam proses pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA. Contohnya :
guru
memberikan contoh pada siswa bahwa apabila siswa mempunyai sikap tekun dan kerja keras dalam belajar matematika maka akan dapat menyelesaikan soal-soal yang guru berikan. Berbagai cara yang guru lakukan tersebut semakin terdukung dengan adanya keterbukaan siswa untuk dibimbing. Bukti keterbukaan siswa antara lain belum ada siswa yang marah atau kesal pada guru saat guru memberikan nasihat, siswa yang bersangkutan justru mengakui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
kesalahannya dan menerima nasihat guru dengan penuh keterbukaan diri. Keterbukaan diri siswa merupakan bentuk tanggapan yang positif terhadap tawaran dari guru dalam upaya mengembangkan karakter dalam diri siswa. Kedua, keberhasilan yang dicapai merupakan dampak dari pembawaan dan kepribadian guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas XI IPA, sebagian besar siswa kelas XI IPA mengakui bahwa guru matematika kelas XI IPA memiliki pembawaan yang keibuan dan pribadi yang sabar dalam mengajarkan matematika. Guru memiliki pembawaan yang keibuan artinya guru matematika kelas XI IPA lemah lembut dan penuh kehangatan sebagai seorang ibu ketika mendidik siswa. Guru merupakan pribadi yang sabar artinya guru matematika kelas XI IPA memiliki kesabaran yang besar dalam mendidik siswa. Contohnya : saat ada beberapa siswa yang ramai di kelas, guru tidak memarahi siswa yang ramai dan secara personal guru mengingatkan siswa yang bersangkutan agar tidak ramai di kelas.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan keseluruhan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh sudah berhasil dan mampu mengembangkan karakter siswa kelas XI IPA. Keberhasilan tersebut dikarenakan figur guru matematika yang lemah lembut dan sabar dalam menghadapi siswa selama proses pembelajaran di kelas. Sifat baik dari pribadi guru memotivasi siswa untuk juga menjadi pribadi yang baik. Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
keterbukaan diri siswa untuk dibimbing juga memperlancar dalam implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA. Keberhasilan yang telah dicapai tersebut akan lebih berkembang secara optimal apabila guru memberikan hasil evaluasi sikap siswa kepada setiap siswa secara transparan. Pemberian hasil evaluasi sikap siswa secara transparan dapat
mendukung
proses
pembelajaran
matematika
yang
mengimplementasikan pendidikan karakter. Pemberian hasil sikap siswa secara transparan menumbuhkan kesadaran siswa untuk introspeksi diri. Siswa dapat melakukan introspeksi diri berdasarkan hasil yang telah guru berikan sehingga siswa mampu mengambil sikap dan pilihan yang lebih baik dalam pembelajaran selanjutnya. Keberhasilan yang telah dicapai dapat lebih dijaga dan dikembangkan melalui kerja sama antara guru matematika dengan orangtua siswa serta melibatkan peran guru Bimbingan Konseling (BK). Guru secara berkelanjutan memberi laporan perkembangan sikap siswa kepada orangtua siswa. Harapannya orangtua dapat mengetahui perkembangan sikap anaknya selama di sekolah secara berkelanjutan. Selain itu, guru dan orangtua siswa bekerja sama dalam memantau perkembangan sikap siswa. Melalui kerja sama tersebut sikap siswa dapat terpantau secara berkelanjutan baik saat di sekolahan maupun di rumah. Dalam hal ini peran guru BK yakni membekali siswa tentang sikap dan karakter yang harus siswa miliki agar di masa depan siswa dapat meraih keberhasilan dalam studi maupun bidang non – akademik. Sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
melalui kerja sama yang baik tersebut diharapkan sikap siswa dapat berkembang lebih optimal. Keberhasilan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika juga terkait dengan penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran dapat menjadi sarana dalam pengembangan kreativitas siswa. Guru memberi kebebasan kepada siswa dalam penggunaan media pembelajaran. Kebebasan tersebut merupakan kebebasan terbimbing yang mana
siswa
sesuai
dengan
kreativitasnya
masing-masing
dapat
mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran dengan catatan selama masih mendukung dalam proses pembelajaran. Penggunaan media juga dapat membangkitkan minat siswa terhadap materi pembelajaran. Tumbuhnya minat siswa tersebut dapat memudahkan guru dalam membimbing siswa selama proses pendalaman materi.
E. Keterbatasan Penelitian 1. Dalam wawancara siswa, sesuai dengan jadwal seharusnya seluruh siswa dapat peneliti wawancarai pada tanggal 29 April 2017. Akan tetapi karena ada nenek dari salah seorang siswa yang meninggal dunia, wawancara tidak dapat terlaksana seluruhnya pada tanggal 29 April 2017. Sehingga peneliti melakukan wawancara susulan pada siswa yang neneknya meninggal dunia tersebut. Wawancara susulan diadakan pada tanggal 9 Mei 2017. 2. Dalam wawancara siswa, peneliti tidak dapat mengontrol jawaban siswa selama wawancara. Sehingga ada kemungkinan bahwa pertama siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
menjawab pertanyaan wawancara dengan jujur dan kedua siswa menjawab pertanyaan wawancara dengan tidak jujur/ikut-ikutan jawaban temannya. 3. Dalam penilaian terhadap karakter yang dicapai oleh siswa, guru masih menggunakan intuisinya. Guru belum menentukan indikator-indikator yang spesifik dalam penilaian terhadap karakter yang dicapai oleh siswa. Sehingga hasil penilaian karakter siswa masih bersifat subjektif berdasarkan intuisi guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka peneliti dapat membuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Tahapan
implementasi
pendidikan
karakter
dalam
pembelajaran
matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Berikut ini pokok-pokok yang ada dalam setiap tahapan : a. Perencanaan Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika Materi Limit Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh Perencanaan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA yang dilakukan oleh guru yakni berupa penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berdasarkan silabus. Dalam penyusunan RPP, guru mencantumkan nilai-nilai karakter yang akan ditumbuhkan dalam diri siswa. Kondisi psikologis siswa menjadi salah satu pertimbangan guru dalam penyusunan RPP. b. Pelaksanaan Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika Materi Limit Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
Proses pembelajaran di kelas terdiri dari 1) tahap awal (prainstruksional), 2) tahap instruksional, 3) tahap akhir (evaluasi/tindak lanjut). Dalam tahap awal terdiri dari ucapan salam, berdoa, dan apersepsi agar siswa menjadi sopan, religius, dan mempunyai rasa ingin tahu. Dalam tahap instruksional guru menjelaskan materi secara lengkap, jelas, dan runtut. Penyampaian materi dan pendalaman materi dilaksanakan menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok kecil agar siswa menjadi kreatif, dapat bekerja sama, berani menyampaikan pendapat yang berbeda dari orang lain disertai dengan alasan yang kuat, dapat bekerja keras, mandiri, tanggung jawab, kritis, toleran, percaya diri, jujur, dan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Dalam tahap akhir guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan guru memberi siswa pekerjaan rumah agar siswa mempunyai karakter tanggung jawab, kerja keras, dan disiplin. Nilai karakter kejujuran secara khusus diterapkan melalui ulangan harian. Siswa selama mengerjakan ulangan harian dilarang mencontek jawaban teman. c. Evaluasi Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika Materi Limit Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh Evaluasi implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA dilaksanakan secara menyeluruh, terarah, dan obyektif. Aspek yang dievaluasi adalah sikap siswa. Dalam mengevaluasi guru menggunakan sarana instrumen penilaian sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
yang telah disusun dalam RPP. Guru menilai perkembangan sikap siswa bukan hanya dalam satu materi saja, tetapi guru menilai perkembangan sikap siswa selama 1 semester penuh. Penilaian sikap siswa dilaksanakan secara berkesinambungan agar diperoleh hasil penilaian yang valid dan terpercaya. 2. Pembelajaran
matematika
materi
limit
kelas
XI
IPA
yang
mengimplementasikan pendidikan karakter sudah berhasil mengembangkan karakter siswa. Dalam implementasinya berpedoman pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Karakter disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, mandiri, komunikatif, tanggung jawab, berani menyampaikan pendapat yang berbeda dari orang lain disertai dengan alasan yang kuat, dan kritis sudah berkembang dalam diri siswa. Keberhasilan ini merupakan dampak dari model dan metode pembelajaran yang guru gunakan serta pembawaan guru yang sabar dan lemah lembut selama mendidik siswa. Selain itu, keterbukaan diri siswa juga berperan dalam proses penanaman karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Hasil evaluasi sikap siswa sebaiknya diperlihatkan secara transparan kepada siswa setiap akhir materi. Transparansi bertujuan agar siswa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
merefleksikan perkembangan karakter yang sudah dialami selama satu materi pembelajaran matematika. Sehingga siswa dalam materi selanjutnya dapat lebih optimal mengembangkan karakter diri. 2. Kerja sama antara guru matematika dengan orangtua siswa perlu ditingkatkan
dalam
proses
pengembangan
karakter
siswa
dalam
pembelajaran matematika. Orangtua siswa diberi hasil evaluasi sikap siswa secara berkelanjutan. Sehingga orangtua siswa dan guru bersama-sama dapat memantau perkembangan karakter siswa. Dalam hal ini guru BK (Bimbingan Konseling) dapat diikutsertakan agar proses pemantauan dan pengembangan karakter siswa dapat lebih intensif. 3. Penggunaan media pembelajaran perlu lebih ditingkatkan agar semakin merangsang kreativitas siswa. Penggunaan media pembelajaran yang variatif juga dapat membangkitkan minat siswa dalam belajar. Sehingga siswa lebih mudah untuk diajak masuk ke dalam materi yang akan diajarkan. 4. Karakter yang hendak diimplementasikan dalam pembelajaran matematika perlu disesuaikan dengan materi matematika yang akan diberikan pada siswa. Sehingga ada kekhasan dibandingkan dengan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran selain matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan, dkk. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran. Jakarta : PT. Prestasi Pustakarya. Anisha, dkk. Program Ilmu Alam Matematika SMA/MA Kelas XI Semester Genap. Klaten : Viva Pakarindo. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta : Diva Press. Dalyono, M. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Daryanto. 2005. Administrasi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas. Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional. Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Harjanto. 2005. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hasan, Chalijah. 1994. Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya : Al Ikhlas. Huberman, Michael, dan Milles. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
Jaya, Riyan Andika. 2016. Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta. Skripsi S-1 pada FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta : Tidak Diterbitkan. Judiani, Sri. 2010. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Melalui Penguatan Pelaksanaan Kurikulum. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16 Edisi Khusus III, Oktober 2010. Hlm 280-289. Jakarta : Badan Penelitian Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional. Kemendiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Kemendiknas. Kemendiknas. 2010. Bahan Pelatihan : Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta : Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pusat Pengembangan Kurikulum. Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2010. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta : Puskurbuk. Kesuma, Dharma, dkk. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Kompas. 2016. KPK Amankan Enam Orang Terkait Suap Proyek Jalan di Sumbar. Diakses
dari
:
http://nasional.kompas.com/read/2016/06/29/19331261/kpk.amankan.ena m.orang.terkait.suap.proyek.jalan.di.sumbar Tanggal 12 Desember 2016 pukul 14.44 WIB. Kurniasih, Susi. 2014. Peranan Pendidikan Matematika dalam Pembangunan Karakter Manusia Indonesia di SMA Negeri 1 Parakan Kelas XI IPA 4. Skripsi S-1 pada FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta : Tidak Diterbitkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
Lickona, Thomas. 2012. Educating For Character : Bagaimana Sekolah Dapat Mengajarkan Sikap Hormat dan Tanggung Jawab. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Lickona, Thomas. 2015. Character Matters : Bagaimana Membantu Anak Mengembangkan Penilaian yang Baik, Integritas, dan Kebajikan Penting Lainnya. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Martinis Yamin dan Maisah. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas : Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta : Gaung Persada. Moleong, Lexy. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Muaddab, Hafis. 2015. “Pendidikan Karakter: Revitalisasi Pemikiran Ki Hajar Dewantara (Refleksi Hari Pendidikan Nasional)”. Diakses dari : http://www.kompasiana.com/hafismuaddab/pendidikan-karakterrevitalisasi-pemikiran-ki-hajar-dewantara-refleksi-hari-pendidikannasional_5500bb41a333110d1750fb1d Tanggal 12 Desember 2016 pukul 19.14 WIB. Mulyati, dkk. 2006. Matematika Untuk SMA dan MA Kelas XI Program Studi Ilmu. Jakarta : Piranti Darma Kalokatama. Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk Karakter dalam Mata Pembelajaran. Yogyakarta : Familia. Ningsih, Ika Pujiastuti. 2014. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di MAN Godean Yogyakarta. Skripsi S1 pada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta : Tidak Diterbitkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
Noor, Rohinah M. 2011. Pendidikan Karakter Berbasis SAsra. Yogyakarta : ArRuzz Media. Sagala, H. Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV Alfabeta. Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Samani, Muchlas, & Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Saptono. 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter Wawasan, Strategi, dan Langkah Praktis. Jakarta : Erlangga. Sijabat, Eva Yuliana. 2016. Pendidikan Karakter pada Proses Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Skripsi S-1 pada FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta : Tidak Diterbitkan. Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak Peran Moral Intelektual, Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta : Bumi Aksara. Sriyanto, H.J. 2007. Easy Math. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Widyatama. Suciati, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta : Universitas Terbuka. Sugandi, Ahmad, dan Haryanto. 2008. Teori Pembelajaran. Semarang : UPT MKK UNNES. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima. Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT. Rineksa Cipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
Suyitno, Amin. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang : FMMIPA UNNES. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Tribun Jogja. 2016. Patroli Amankan Pelajar yang Akan Tawuran dan Menemukan Senjata
Gir.
Diakses
dari
:
http://jogja.tribunnews.com/2016/12/08/patroli-amankan-pelajar-yangakan-tawuran-dan-menemukan-senjata-gir Tanggal 10 Desember 2016 pukul 15.57 WIB. Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Wahyuni, Sri, dkk. 2012. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Berkarakter. Bandung : PT. Refika Aditama. Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter : Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Yuli Eko Siswono, Tatag. 2012. Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Matematika. Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika” di Universitas Lambung Mangkurat, April 7, Banjarmasin. Yuliana, Ovi. 2013. Pendidikan Karakter Pada Proses Pembelajaran Matematika Kelas X SMA Negeri 1 Juwana Kabupaten Pati. Skripsi S-1 pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang : Tidak Diterbitkan. Zuchdi, Darmiyati. 2011. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta : UNY Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
Lampiran I Surat Ijin Penelitian A. Surat Ijin Penelitian dari Kampus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
B. Surat Ijin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
Lampiran II Panduan Wawancara Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara Penelitian di SMA Negeri 1 Samigaluh Disusun oleh : Yosafat Ardian Kristiarta/131414004 (Dimodifikasi berdasarkan Ovi Yuliana, 2013 : 137-140) A. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Kepada Kepala Sekolah No. 1
Indikator Latar belakang pelaksanaan pendidikan karakter
Pertanyaan 1. Apa pendidikan karakter itu? 2. Apa
yang
pelaksanaan karakter
melatarbelakangi program
di
SMA
pendidikan Negeri
1
Samigaluh? 3. Pedoman apa saja yang digunakan dalam
pelaksanaan
program
pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh? 4. Apakah SMA Negeri 1 Samigaluh ini menggunakan
kurikulum
yang
dikembangkan berdasarkan keadaan sekolah
atau
menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
kurikulum
yang
diadopsi
dari
sekolah lain? 5. Selain kegiatan di dalam kelas, kegiatan apa saja yang di luar kelas/ekstrakulikuler
yang
menunjang pendidikan karakter? 2
Tujuan
pelaksanaan
pendidikan karakter
6. Apa tujuan program pendidikan karakter
di
SMA
Negeri
1
Samigaluh? 7. Bagaimana cara untuk mencapai tujuan dari program pendidikan karakter yang telah disusun? 3
Persiapan sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter
8. Bagaimana
persiapan
dalam
melaksanakan pendidikan karakter? 9. Berapa
lamakah
mempersiapkan
proses pelaksanaan
pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh? 10. Apa saja yang perlu dipersiapkan oleh guru Matematika dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
pembelajaran yang disertai dengan implementasi pendidikan karakter? 11. Bagaimana persiapan oleh guru Matematika dalam melaksanakan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran? 12. Bagaimana persiapan administrasi sebelum pelaksanaan implementasi pendidikan karakter? 4
Pelaksanaan dan kendala
13. Sejauh ini bagaimana pelaksanaan
dalam
implementasi pendidikan karakter
mengimplementasikan
dalam proses pembelajaran kelas XI?
pendidikan kelas
karakter
di
14. Bagaimanakah
pelaksanaan
implementasi pendidikan karakter dalam
pembelajaran
Matematika
kelas XI IPA? 15. Apakah yang menjadi hambatan dalam
proses
pelaksanaan
implementasi pendidikan karakter?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
5
Evaluasi
pendidikan
karakter
dalam
proses
pembelajaran
16. Apa saja yang dievaluasi dalam pembelajaran
yang
menerapkan
pendidikan karakter? 17. Bagaimana cara mengevaluasinya? 18. Kapan dan apa manfaat diadakan evaluasi tersebut? 19. Siapakah
yang
mengevaluasi
pelaksanaan pendidikan karakter? 20. Dalam jangka waktu berapa bulan sekali
kegiatan
monitoring
dilaksanakan?
B. Kisi-kisi Instrumen Wawancara Kepada Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum No. 1
Indikator Latar belakang pelaksanaan pendidikan karakter
Pertanyaan 1. Apa pendidikan karakter itu? 2. Apa
yang
pelaksanaan karakter
di
Samigaluh?
melatarbelakangi program SMA
pendidikan Negeri
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
3. Pedoman apa saja yang digunakan dalam
pelaksanaan
program
pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh? 4. Apakah SMA Negeri 1 Samigaluh ini menggunakan
kurikulum
yang
dikembangkan berdasarkan keadaan sekolah
atau
kurikulum
yang
menggunakan diadopsi
dari
sekolah lain? 5. Selain kegiatan di dalam kelas, kegiatan apa saja yang di luar kelas/ekstrakulikuler
yang
menunjang pendidikan karakter? 2
Tujuan
pelaksanaan
pendidikan karakter
6. Apa tujuan program pendidikan karakter
di
SMA
Negeri
1
Samigaluh? 7. Bagaimana cara untuk mencapai tujuan dari program pendidikan karakter yang telah disusun?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
3
Persiapan sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter
8. Bagaimana
persiapan
dalam
melaksanakan pendidikan karakter? 9. Berapa
lamakah
mempersiapkan
proses pelaksanaan
pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh? 10. Apa saja yang perlu dipersiapkan oleh guru Matematika dalam proses pembelajaran yang disertai dengan implementasi pendidikan karakter? 11. Bagaimana persiapan oleh guru Matematika dalam melaksanakan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran? 12. Bagaimana persiapan administrasi sebelum pelaksanaan implementasi pendidikan karakter? 4
Pelaksanaan dan kendala
13. Apa kurikulum yang dipakai oleh
dalam
kegiatan belajar mengajar di SMA
mengimplementasikan
Negeri 1 Samigaluh?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
pendidikan
karakter
di
kelas
14. Penyesuaian-penyesuaian apa saja yang dilakukan pihak sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter sejalan
dengan
kurikulum
yang
digunakan? 15. Sejauh ini bagaimana pelaksanaan implementasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran kelas XI? 16. Bagaimanakah
pelaksanaan
implementasi pendidikan karakter dalam
pembelajaran
Matematika
kelas XI IPA? 17. Apakah yang menjadi hambatan dalam
proses
pelaksanaan
implementasi pendidikan karakter? 18. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di luar kelas selama ini di SMA Negeri 1 Samigaluh? 5
Evaluasi karakter
pendidikan dalam
pembelajaran
proses
19. Apa saja yang dievaluasi dalam pembelajaran
yang
pendidikan karakter?
menerapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
20. Bagaimana cara mengevaluasinya? 21. Kapan dan apa manfaat diadakan evaluasi tersebut? 22. Siapakah
yang
mengevaluasi
pelaksanaan pendidikan karakter? 23. Dalam jangka waktu berapa bulan sekali
kegiatan
monitoring
dilaksanakan?
C. Kisi-kisi Instrumen Wawancara Kepada Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan No. 1
Indikator Latar belakang pelaksanaan pendidikan karakter
Pertanyaan 1. Apa pendidikan karakter itu? 2. Apa
yang
pelaksanaan karakter
di
melatarbelakangi program SMA
pendidikan Negeri
1
Samigaluh? 3. Pedoman apa saja yang digunakan dalam
pelaksanaan
program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh? 4. Apakah SMA Negeri 1 Samigaluh ini menggunakan
kurikulum
yang
dikembangkan berdasarkan keadaan sekolah
atau
kurikulum
yang
menggunakan diadopsi
dari
sekolah lain? 5. Selain kegiatan di dalam kelas, kegiatan apa saja yang di luar kelas/ekstrakulikuler
yang
menunjang pendidikan karakter? 2
Tujuan
pelaksanaan
pendidikan karakter
6. Apa tujuan program pendidikan karakter
di
SMA
Negeri
1
Samigaluh? 7. Bagaimana cara untuk mencapai tujuan dari program pendidikan karakter yang telah disusun? 3
Persiapan sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter
8. Bagaimana
persiapan
dalam
melaksanakan pendidikan karakter?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
9. Berapa
lamakah
mempersiapkan
proses pelaksanaan
pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh? 10. Apa saja yang perlu dipersiapkan oleh guru Matematika dalam proses pembelajaran yang disertai dengan implementasi pendidikan karakter? 11. Bagaimana persiapan oleh guru Matematika dalam melaksanakan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran? 12. Bagaimana persiapan administrasi sebelum pelaksanaan implementasi pendidikan karakter? 4
Pelaksanaan dan kendala
13. Sejauh ini bagaimana pelaksanaan
dalam
implementasi pendidikan karakter
mengimplementasikan
dalam proses pembelajaran di luar
pendidikan kelas
karakter
di
kelas khususnya melalui kegiatan ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 1 Samigaluh?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
14. Bagaimana hubungan perkembangan karakter siswa ketika di dalam kelas maupun ketika mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di SMA Negeri 1 Samigaluh? 15. Apakah yang menjadi hambatan dalam
proses
pelaksanaan
implementasi pendidikan karakter di luar
kelas
(dalam
kegiatan
ekstrakulikuler)? 16. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di luar kelas selama ini di SMA Negeri 1 Samigaluh? 5
Evaluasi karakter
pendidikan dalam
pembelajaran
proses
17. Apa saja yang dievaluasi dalam pembelajaran
yang
menerapkan
pendidikan karakter? 18. Bagaimana cara mengevaluasinya? 19. Kapan dan apa manfaat diadakan evaluasi tersebut? 20. Siapakah
yang
mengevaluasi
pelaksanaan pendidikan karakter?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
21. Dalam jangka waktu berapa bulan sekali
kegiatan
monitoring
dilaksanakan?
D. Kisi-Kisi Wawancara Kepada Guru Matematika No. 1
Indikator Pengetahuan terhadap karakter
Pertanyaan guru
pendidikan
1. Apakah pendidikan karakter itu? 2. Apakah nilai-nilai yang ada dalam pendidikan karakter? 3. Bagaimanakah
cara
mengimplementasikan
pendidikan
karakter dalam proses pembelajaran matematika? 4. Nilai-nilai karakter apakah yang ingin guru tumbuhkan dalam diri siswa? 5. Nilai-nilai karakter apakah yang ditunjukkan
guru
dalam
pembelajaran matematika?
proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
6. Bagaimana
guru
mengimplementasikan nilai karakter kejujuran pada siswa? 7. Bagaimana
guru
mengimplementasikan nilai karakter demokratis pada siswa? 8. Bagaimana
guru
mengimplementasikan nilai karakter disiplin pada siswa? 9. Bagaimana
guru
mengimplementasikan nilai karakter teliti pada siswa? 10. Bagaimana
guru
mengimplementasikan nilai karakter kerja keras pada siswa? 11. Bagaimana
guru
mengimplementasikan nilai karakter kreatif pada siswa? 12. Bagaimana
guru
mengimplementasikan nilai karakter mandiri pada siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
13. Bagaimana
guru
mengimplementasikan nilai karakter rasa ingin tahu pada siswa? 14. Bagaimana
guru
mengimplementasikan nilai karakter tanggung jawab pada siswa? 15. Implementasi pendidikan karakter apakah per SK atau per KD? 2
Tujuan
pelaksanaan
pendidikan karakter
16. Apakah yang menjadi tujuan secara umum dari pelaksanaan pendidikan karakter? 17. Apakah yang guru harapkan dengan melaksanakan pendidikan karakter dalam
proses
pembelajaran
matematika? 18. Apakah tujuan implementasi nilainilai karakter pada siswa? 3
Persiapan
pelaksanaan
pendidikan
karakter
kelas
di
19. Apa saja yang perlu dipersiapkan guru ketika akan mengajar? 20. Bagaimanakah persiapan materi yang akan
diintegrasikan
dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
penanaman karakter pada siswa sesuai dengan Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika? 4
Sarana
dan
prasarana
21. Apakah media yang dapat digunakan
proses
dalam proses pembelajaran yang
dalam pembelajaran
dengan
mengimplementasikan pendidikan karakter
mengimplementasikan
pendidikan
karakter? 22. Sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan guru agar menunjang pelaksanaan dalam
pendidikan
proses
karakter
pembelajaran
matematika? 23. Apakah media dan sarana tersebut efektif
untuk
membantu
menumbuhkan karakter pada siswa? 5
Kondisi dalam kelas
pembelajaran
24. Bagaimana respons dan aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
25. Bagaimana suasana pembelajaran di kelas yang mengimplementasikan pendidikan karakter? 26. Metode apa saja yang dipakai oleh guru untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa? 6
Evaluasi karakter
pendidikan dalam
proses
pembelajaran matematika
27. Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan terhadap siswa? 28. Kapan guru melakukan evaluasi? 29. Evaluasi yang dilakukan meliputi aspek apa saja? 30. Apakah
kegunaan
dari
evaluasi
pembelajaran tersebut? 31. Bagaimanakah tindak lanjut setelah evaluasi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
E. Kisi-kisi Wawancara Kepada Siswa (21 siswa) No 1
Indikator Pengetahuan terhadap
Pertanyaan siswa
pendidikan
karakter
1. Apakah siswa mengetahui tentang pendidikan karakter? 2. Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter? 3. Apakah
guru
mencerminkan
matematika
nilai-nilai
karakter
selama proses pembelajaran? 2
Kondisi dalam kelas
pembelajaran
4. Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama
mengikuti
kegiatan
pembelajaran? 5. Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah
mengimplementasikan
pendidikan karakter di dalam kelas? 6. Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? 7. Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
8. Apakah Anda mengetahui pesan yang disampaikan dari pendidikan karakter? 3
Pelaksanaan
dan
hambatan dalam proses implementasi pendidikan karakter
dalam
9. Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa? 10. Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?
pembelajaran 11. Bagaimanakah
hambatan
yang
matematika dihadapi
siswa
dalam
proses
pembelajaran? 12. Sejauh mana ke-8 karakter (disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu,
mandiri,
komunikatif,
dan
tanggung jawab) yang diajarkan oleh guru sudah tertanam dalam diri Anda sebagai hasil pembelajaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
Lampiran III Pedoman Observasi Penelitian A. Pedoman Observasi Kelas Pembelajaran Matematika Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh . (berdasarkan Ika Pujiastutia Ningsih, 2014 : 29; dengan beberapa penyesuaian) No. 1.
Aspek yang Diamati Guru mengucapkan salam untuk mencontohkan
sikap
sopan
santun. 2.
Siswa diminta untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran sebagai upaya penanaman nilai religius.
3.
Guru mengecek kehadiran siswa sebagai upaya penanaman nilai kedisiplinan.
4.
Guru
memberikan
apersepsi
sebagai upaya untuk mendorong rasa ingin tahu siswa. 5.
Guru mengajak siswa untuk menyebutkan
contoh-contoh
konkret (dari kejadian-kejadian
Ya
Tidak
Keterangan*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
nyata)
yang
menunjukkan
adanya beberapa karakter yang sudah
dimiliki
atau
belum
dimiliki siswa. 6.
Guru menyampaikan karakter yang akan dicapai selain SK dan KD pembelajaran matematika.
7.
Siswa diminta untuk mencari informasi materi pembelajaran sebagai
upaya
menanamkan
sifat gemar membaca, kritis, dan kreatif. 8.
Guru
menggunakan
strategi, pembelajaran
dan
metode, media untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa. 9.
Siswa diminta untuk berdiskusi baik antar siswa maupun dengan guru untuk menanamkan nilai kerja sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
10.
Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang heterogen sebagai
upaya
menanamkan
toleransi. 11.
Guru memfasilitasi siswa untuk memecahkan masalah sebagai upaya
menumbuhkan
sikap
mandiri, kerja sama, dan kerja keras. 12.
Siswa diberi tugas individu sebagai
upaya
menanamkan
sikap mandiri, kerja keras, dan tanggung jawab. 13.
Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dan bermusyawarah dalam
kelompok
heterogen
yang telah dibentuk sebagai sarana
menyelesaikan
tugas
individu (apabila ada hal yang belum dimengerti dalam tugas tersebut) nilai
guna
menanamkan
komunikatif
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
kerjasama. Setiap siswa tetap mengerjakan secara individu tugas yang diberikan. 14.
Siswa
diminta
menyimpulkan
materi
untuk guna
menanamkan nilai mandiri dan percaya diri. 15.
Guru
mengevaluasi
pembelajaran
sebagai
proses upaya
mengecek kemampuan siswa. 16.
Guru meminta siswa untuk memimpin doa sebagai upaya menanamkan nilai religius dan syukur.
17.
Guru
mengucapkan
salam
penutup pembelajaran sebagai pembiasaan sikap sopan santun. Catatan : * maksudnya adalah keterangan diisi sebagai berikut : 1) Hal-hal apa saja yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
2) Hal-hal apa saja yang dilakukan oleh siswa dalam menanggapi tawaran atau arahan dari guru? Samigaluh, ................................................ Observer,
(.................................................................) B. Pedoman Observasi (berdasarkan Ovi Yuliana, 2013 : 141, dengan penyesuaian seperlunya) No 1.
Indikator Persiapan
sekolah
Sasaran
dalam
melaksanakan Sekolah
pendidikan karakter 2.
Pelaksanaan
pendidikan
karakter
kendala yang dihadapi 3.
Persiapan
yang
serta Program
Pendidikan
Karakter
dilakukan
oleh
guru Guru Matematika
matematika 4.
Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam Sarana dan Pra Sarana pelaksanaan pendidikan karakter
5.
Persiapan
kelas
pendidikan karakter
dalam
Sekolah
melaksanakan Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
6.
Respons dan aktivitas siswa dalam proses Siswa pembelajaran matematika yang menerapkan pendidikan karakter
7.
Tugas dan peran guru matematika dalam Guru Matematika pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendidikan karakter
8.
Sistem evaluasi yang diterapkan di SMA Kelas Negeri 1 Samigaluh
C. Pedoman Dokumentasi (berdasarkan Ovi Yuliana, 2013 : 142, dengan penyesuaian seperlunya) No. 1.
Indikator Profil sekolah secara umum
Sasaran Dokumen profil SMA Negeri 1 Samigaluh
2.
Keadaan siswa
Dokumen Kesiswaan
3.
Keadaan guru
Data/profil guru
4.
Sarana dan prasarana sekolah
Dokumen profil SMA Negeri 1 Samigaluh
Lampiran IV Transkrip Wawancara A. Transkrip wawancara dengan kepala sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
Narasumber
: Drs. Y.B. Sugiman
Tempat
: Ruang Tamu Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh
Hari/Tanggal : Selasa, 21 Maret 2017 Waktu
1.
: Pukul 11.05 WIB s/d Pukul 12.30 WIB
Peneliti (P) : “Selamat siang pak.” Kepala Sekolah (KS) : “Siang.”
2.
P : “Saya Ardian dari Sanata Dharma mau mewawancarai bapak kepala tentang skripsi saya. Temanya tentang implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA.” KS : “Ya.”
3.
P : “Apa itu pendidikan karakter? Kaitannya dengan penerapan di SMA Samigaluh.” KS : “Sebenarnya dari pemerintah sendiri sudah menggulirkan tentang pendidikan karakter dan sudah didukung oleh berbagai peraturan/undangundang. Diantaranya UU No. 20 Tahun 2003 : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menurut Permendikbud tentang standar kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181
lulusan (Permendikbud No 23 Tahun 2006) ada 23 kompetensi yang harus dicapai oleh lulusan SMA, diantaranya berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja, mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri dan memperbaiki kekurangannya, menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya, berpartisipasi dalam penegakanpenegakan sosial, dst. Untuk era sekarang dikaitkan dengan agenda Nawacita nomer 8 : penguatan revolusi karakter bangsa melalui budi pekerti dan pembangunan karakter siswa sebagai bagian dari revolusi mental. Selanjutnya dalam Tri Sakti : mewujudkan generasi yang berkepribadian dan berkebudayaan. Kemudian RPJMM (Rencana Pendidikan Jangka Menengah Nasional 2009-2015) : penguatan pendidikan karakter ada pada anak-anak seusia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai moral, akhlak, dan kepribadian siswa dengan memperkuat pendidikan karakter
yang
terintegrasi
dalam
semua
mata
pelajaran.
Secara
operasionalisasi di sekolah, intinya bahwa pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh untuk mendidik anak-anak supaya mempunyai kepribadian. Untuk daerah Yogyakarta, pendidikan karakter juga diatur dalam peraturan gubernur tentang pendidikan yang berbasis budaya. Dari sisi empiris, banyak keprihatinan dalam hal keadaan siswa di sini. Kebetulan anak-anak di sini kebanyakan berada di daerah pegunungan. Banyak anakanak yang masuk ke sini berada dalam kondisi marginal secara ekonomi. Sekitar 75% anak-anak di sini mendapat kartu miskin. Dari segi kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182
dan kecerdasan, hampir 90% tergolong rendah. Dalam kurikulum SMA Negeri 1 Samigaluh, mencakup tentang pengembangan budaya dan karakter bangsa. Dari kurikulum lalu dimasukkan dalam standar kompetensi yang relevan lalu masuk dalam program dan rencana pembelajaran bapak/ibu guru.” 4.
P : “Apa yang menjadi latar belakang pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh?” KS : “Kita melihat kondisi anak, dari sisi kepribadiannya. Karena masih anakanak dalam tahap pertumbuhan memang perlu untuk dibekali dalam hal karakter. Sehingga kalau sudah punya karakter tertentu dan dewasa maka akan punya percaya diri dan mandiri. Bisa membedakan mana yang benar dan yang salah. Bisa bersikap secara tepat dalam menghadapi masalah. Kalau sekarang anak-anak masih belum tahu harus bersikap secara tepat. Kadangkadang anak-anak masih canggung/bingung ketika bertemu dengan guru. Bingung harus bicara bagaimana ketika bertemu dengan guru. Tentang berpakaian saja juga kadang-kadang belum tahu yang baik dan benar. Anakanak perlu dibekali dengan rasa percaya diri dan etika. Sehingga mereka dapat lebih percaya diri dan bisa beretika. Perlu diajari juga etika dalam hal masuk ke ruang kantor/guru/kepala sekolah. Diajari juga dalam hal mengawali dengan orangtua/bapak-ibu guru. Bahkan dalam ujian praktek bahasa Jawa diujikan juga tentang cara bertamu. Sebab itu penting untuk bekal anak-anak di kemudian hari. Barang kali juga latar belakang keluarga yang perlu untuk diberi perhatian.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183
5.
P : “Kemudian, pedoman apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan program pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh?” KS : “Pedoman yang digunakan adalah kurikulum SMA Negeri 1 Samigaluh. Karena pedoman bersumber dari peraturan-peraturan di atasnya yang sudah diolah dalam kurikulum. Nanti program bapak/ibu guru mengacu pada kurikulum. Kurikulum setiap tahun ditinjau sesuai dengan situasi dan kondisi yang teraktual.”
6.
P : “Apakah SMA Negeri 1 Samigaluh ini menggunakan kurikulum yang dikembangkan berdasarkan keadaan sekolah atau menggunakan kurikulum yang diadopsi dari sekolah lain?” KS : “Kurikulum disusun berdasarkan peraturan-peraturan di atasnya. Kita juga melihat tentang rencana pembangunan jangka menengah dan panjang daerah Kulon Progo. Kita juga melihat tentang permendiknas. Ditambah juga melihat kebutuhan lokal sekitar SMA Negeri 1 Samigaluh. Contohnya kondisi anak yang masih perlu dibekali dalam hal nilai budaya. SMA tujuan utamanya adalah mempersiapkan lulusan untuk masuk ke perguruan tinggi. Tetapi juga untuk mempersiapkan anak-anak agar siap dalam bermasyarakat dan masuk dalam dunia kerja. Muatan lokal ada dalam ekstrakulikuler : olahraga, seni musik, dan bela diri. Contohnya voli melatih kerja sama dan menghargai prestasi temannya, seni musik mengolah kepribadian. Pramuka melatih mental dan kerja sama. Etika berlalu lintas dan bela negara juga dilaksanakan di sekolah ini. Untuk bela negara bekerja sama dengan pihak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184
kepolisian sektor Samigaluh dan juga dengan pihak koramil Samigaluh dalam membentuk pasukan pengibar bendera.” 7.
P : “Apa tujuan program pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh?” KS : “Untuk membentuk insan supaya mempunyai kepribadian, percaya diri, kemandirian. Sehingga nanti kalau sudah lulus dan terjun ke masyarakat punya nilai-nilai yang dipegang, punya percaya diri, bisa memecahkan masalah hidupnya dan mandiri, anak-anak juga sehat secara jasmani dan rohani. Kalau tidak punya nilai-nilai yang dipegang, kadang-kadang orang tidak tahu hidup yang sehat itu bagaimana dan kaitannya dengan pengendalian diri.”
8.
P : “Bagaimana cara untuk mencapai tujuan dari program pendidikan karakter yang telah disusun?” KS
:
“Program
dilaksanakan
dalam
kegiatan
intrakulikuler
dan
ekstrakulikuler. Untuk intrakulikuler terintegrasi dalam mata pelajaran. Untuk ekstrakulikuler seperti yang sudah disebutkan tadi. Untuk yang insidental yakni kemah dan gerak jalan. Gerak jalan yang sering dilakukan yakni jalan kaki lewat jalan setapak dari SMA Negeri 1 Samigaluh menuju ke Borobudur. Pernah juga dilakukan menuju Gua Kiskendo. Setelah sampai di Borobudur dilanjutkan dengan observasi di sekitar Candi Borobudur.” 9.
P : “Bagaimana persiapan dalam melaksanakan pendidikan karakter? Melihat dari situasi dan kondisi siswa-siswi yang ada. Apakah pernah ada siswa/siswi yang mengamali cacat mental/fisik?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185
KS : “Ada siswa yang cacat fisik. Tapi dalam pendidikan karakter itu tidak terlalu berpengaruh. Kalau yang cacat mental yakni ada 2 anak IPS yang diam dan kurang sosialisasi. Tetapi anak itu rajin. Dari kondisi keluarganya dia tinggal hanya bersama neneknya. Kita sapa kalau ketemu, supaya kalau ada beban anak itu mau cerita. Kalau dia ditanya mau jawab, tapi inisiatif untuk mengajak bicara kurang. Ada juga yang punya masalah dengan bau badan dan dijauhi oleh teman-temannya. Kita sudah berusaha untuk memberi solusi pada dirinya antara lain dengan memberi saran agar dia mandi dengan sabun tertentu. Tetapi pas bau badannya kambuh lagi, teman-temannya pada menjauh. Hal yang paling mendapat perhatian adalah disiplinnya. Beberapa juga ada siswa-siswi yang keluarganya cerai. Sehingga berpengaruh pada sikap dan perilaku ketika di sekolahan yang mana sikap dan perilaku mereka condong untuk nakal/tidak patuh pada peraturan. Sebenarnya mereka juga punya potensi untuk berkembang. Bapak/ibu guru sudah tahu tentang kondisi siswa di sini. Kalau secara normal, siswa yang nakal pasti akan dikeluarkan dari sekolah agar tidak mencoreng nama baik sekolah. Tetapi dari sisi visimisi hidup saya, anak-anak seperti itu harus ditolong agar dapat menjadi anak yang baik, berkepribadian, dan mandiri. Saya punya kekhawatiran kalau anak-anak yang seperti itu dikeluarkan malah akan masuk ke dalam lingkungan yang lebih jelek. Lalu anak-anak itu tidak punya masa depan. Setidak-tidaknya kalau anak-anak yang seperti itu masih mau masuk ke sekolah ini berarti mereka masih mau masuk ke dalam lingkungan yang baik. Ada juga sekelompok anak-anak yang tidak nyaman dengan masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186
dipertahankannya anak-anak seperti itu di sekolahan ini. Dalam briefing yang saya lakukan ke para guru, saya mengajak para guru agar memilih kata-kata yang menyejukkan dan memotivasi bukan kata-kata yang menyakiti hati karena anak-anak bisa jadi ketika di rumah tidak mendapat hati dari siapasiapa. Kalau di sekolahan ini tidak mendapat hati, siapa yang mau memberi. Syukur-syukur kita bisa memberi pada anak-anak hal-hal yang belum bisa mereka dapatkan. Sebab kita menanam benih untuk masa depan mereka. Mungkin hati kita sakit melihat anak-anak yang menganggap remeh kita dan tidak bisa hormat. Kalau kita malah memarahi mereka, mungkin mereka malah akan semakin tidak respek ke kita. Dan saat kita sadar kita akan menyesalinya. Memang pendidikan itu semuanya harus direncanakan. Sebagai pendidik mengeluarkan satu dua kata itu hendaknya dalam kondisi sadar, tapi kembali pada pribadi manusianya masing-masing. Sebetulnya kita semua jadi guru berarti sudah dewasa. Seperti saya sendiri juga kadangkadang kalau saya mengatakan seperti itu kira-kira tersinggung atau tidak dengan bapak/ibu guru. Itu juga jadi masalah sebetulnya.” 10.
P : “Berapa lama proses mempersiapkan pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh?” KS : “Di awal tahun menyusun program. Program masuk ke program pembelajaran bapak/ibu guru mulai dari telaah silabus, kemudian dimasukkan ke dalam standar kompetensi/kompetensi dasar yang relevan, kemudian kita masukkan di silabus kira-kira muatan apa yang sesuai, kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187
diintegrasikan dalam silabus, kemudian masuk rpp, dan kemudian dilaksanakan. Itu namanya integrasi tidak sendiri.” 11.
P : “Bagaimana cara bapak mengkoordinasi para guru agar bisa saling menguatkan untuk karakter yang ditanamkan?” KS : “Kita dalam kelompok mata pelajaran sudah ada timnya. Nilai-nilai yang harus dikembangkan yakni sikap takwa, jujur, tertib, ulet, teliti, santun, bisa bekerja sama dan bisa memimpin. Selama operasionalnya di bapak/ibu guru mengamati hal ini dan membuat jurnal/catatan perkembangan hal-hal tersebut. Penilaian akhir bukan rata-rata, nilai sikap justru lebih pada nilai akhirnya. Lebih dilihat kecenderungan karakter yang muncul dari tiap siswa.”
12.
P : “Apa saja yang perlu dipersiapkan oleh guru matematika dalam proses pembelajaran yang disertai dengan implementasi pendidikan karakter?” KS : “Pertama yang dipersiapkan mulai dari rencana pembelajaran. Termasuk standar kompetensi mana yang relevan diberi muatan karakter tertentu. Kalau matematika biasanya berkaitan dengan ketelitian, ulet, kejujuran, dan kerja sama. Dalam tugas kelompok yang dinilai antara lain adalah kemampuan bekerja sama dan kemampuan berbagi ilmu. Sebenarnya karakter bukan hal yang muluk-muluk, hanya perlu pembiasaan. Lebih tepat namanya adalah penguatan pendidikan karakter. Sebenarnya kepribadian sudah ada tinggal dikuatkan saja. Sebab tantangan hidup anak sekarang lebih berat dari pada anak-anak dulu. Sebab anak-anak dulu selalu berada di sekitar orangtua. Anak-anak sekarang berada di lingkungan yang luas sekali dan banyak godaan. Sehingga karakter anak perlu untuk dikuatkan. Persoalan yang ada di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 188
SMA Negeri 1 Samigaluh adalah membimbing karakter anak-anak. Contoh kasus tentang pakaian : anak-anak yang pakai jaket merasa keren (untuk yang laki-laki) dan lebih feminin (untuk yang perempuan). Sementara menurut bapak/ibu guru jaket kalau di pakai di ruang kelas kelihatan kurang sopan/etis. Ketika bapak/ibu guru mengingatkan kalau cara mengingatkannya kurang pas maka anak-anak bisa tersinggung. Ketika anak-anak tersinggung akan ada masalah baru yakni hubungan antara guru dan murid akan kurang harmonis. Sehingga akan berpengaruh pada proses pembelajaran yang terkait standar isi akan terganggu. Contoh lain kasus rambut yang disemir. Bagi anak-anak itu keren tetapi bagi guru itu kurang sopan. Kalau bapak/ibu guru cara mengingatkannya kurang pas maka anak akan tersinggung sehingga tercipta hubungan yang kurang harmonis antara guru dan murid. Hal itu akan bermuara sama dengan contoh jaket tadi.” 13.
P : “Menurut bapak secara ideal, bagaimana persiapan oleh guru Matematika dalam
melaksanakan
implementasi
pendidikan
karakter
dalam
pembelajaran?” KS : “Kalau guru yang ideal tentunya dimulai dari materi, metode, alat pembelajaran, alat evaluasi, umpan balik yang akan didapat dari murid sudah dipersiapkan sebelumnya secara matang. Termasuk kalau untuk yang karakter sudah ada perangkat/lembar observasi yang sudah disiapkan. Idealnya seperti itu. Kemudian dalam pelaksanaan sesuai dengan rencana dan yang terakhir adalah evaluasi. Penilaian disampaikan pada anak sebelum materi berikutnya. Agar nanti kalau ada yang belum mencapai KKM maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189
akan ada perbaikan/remedi. Meskipun demikian akan ada kendala seperti yang terjadi di SMA Negeri 1 Samigaluh. Idealnya murid yang mencari guru. Tetapi di sekolah ini guru yang mencari murid yang harus perbaikan. Apalagi kalau yang perbaikan adalah anak yang kurang dekat dengan gurunya. Kalau anak yang baik maka akan punya kesadaran untuk menemui gurunya untuk perbaikan. Sampai nanti menjadi orangtua pun harus punya kemampuan memecahkan masalah dan berkarakter. Kalau mau pasti ada jalan. Ini berkaitan dengan kemandirian.” 14.
P : “Bagaimana persiapan administrasi sebelum pelaksanaan implementasi pendidikan karakter?” KS : “Pertama masuk ke kurikulum. Kalau yang terintegrasi masuk ke dalam pembelajaran. Kalau yang ekstrakulikuler masuk ke bagian itu. Kemudian untuk pelaksanaannya perlu monitoring dan evaluasi. Sehingga perlu ada lembar monitoring dan evaluasi. Dari bapak/ibu guru ada lembar penilaian dan dari sekolah juga ada lembar monitoring.”
15.
P : “Biasanya dilakukan berapa kali pak monitoringnya?” KS : “Kalau sekolahan satu semester 1 kali. Kalau bapak/ibu guru dilaksanakan berkelanjutan. Ketika proses pembelajaran terjadi, di situlah pengamatan dilakukan. Bapak-ibu guru langsung menindaklanjuti karena terintegrasi. Karakter itu pada dasarnya adalah pembiasaan. Sehingga ketika melihat anak-anak yang berperilaku tidak sesuai dengan nilai-nilai kehidupan lokal setempat, bapak/ibu guru segera mengambil tindakan/menasihati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190
Kemudian tentunya ini sudah disampaikan di awal semester tentang standar kompetensi dan KKM yang harus dicapai oleh siswa.” 16.
P : “Sejauh ini bagaimana pelaksanaan implementasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran kelas XI?” KS : “Kalau dari bapak/ibu tentunya sesuai dengan rencana dan berkesinambungan. Disesuaikan dengan materi yang disampaikan. Misalkan materinya apa, metodenya apa, penugasannya kerja sama. Nanti yang dinilai kerja samanya. Kendalanya, contohnya : ketika ada tugas kelompok, susahnya adalah bagaimana siswa bisa aktif semua. Sebab ada beberapa siswa yang bermain hp. Padahal sudah ada kantong hp untuk menyimpan hp selama pembelajaran. Kalau murid tidak diingatkan maka murid tidak akan menyimpan hp di kantong yang sudah disediakan di tiap kelas. Dalam mengingatkan sebisa mungkin jangan sampai menyinggung siswa dan jangan sampai merebut hp dari siswa secara paksa. Kendala yang lain antara lain semangat belajarnya kurang, cuek, tidak tahu kebutuhannya apa. Jadi harus mulai dari penyadaran. Di sini lebih cenderung pada penyadaran. Di sini sangsi sebisa mungkin dihindari. Masalahnya adalah karena keterbatasan tenaga pengajar.”
17.
P : “Bagaimanakah pelaksanaan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika kelas XI IPA?” KS : “Karakter yang perlu untuk diimplementasikan dalam pembelajaran kelas XI IPA utamanya adalah disiplin, tertib belajar, jujur, dan kerja sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191
Terutama menjelang ujian, siswa harus tertib belajar dan jujur. Siswa juga harus teliti. Kembali juga kepada 8 karakter yang jadi prioritas sekolah ini.” 18.
P : “Apa saja yang dievaluasi dalam pembelajaran yang menerapkan pendidikan karakter?” KS : “Kembali kepada 8 karakter prioritas di sekolah ini. Itu yang dievaluasi, tidak semuanya karena terlalu luas. Sebab kalau anak-anak mempunyai nilai taqwa, jujur, tertib, ulet, teliti, santun, kerja sama, dan kepemimpinan tadi. Sudah bisa mewarnai semuanya. Bahkan kalau anak sudah punya 1 karakter yang kuat akan berdampak pada yang lain juga. Contohnya tertib : kalau anak tertib maka bisa taqwa (tertib beribadah), teliti dan ulet karena tertib. Dimulai dari tertib menempatkan sampah pun sudah bisa menjadi cara. Di sini mengajari siswa untuk tertib membuang sampah juga tergolong susah.”
19.
P : “Bagaimana cara mengevaluasinya?” KS : “Melalui pengamatan dengan lembar pengamatan yang sudah disediakan. Dari kurikulum sudah ada lembar pengamatan dan guru boleh mengembangkan.”
20.
P : “Kapan dan apa manfaat diadakan evaluasi tersebut?” KS : “Evaluasi pendidikan karakter berkesinambungan. Kalau dari lembaga dilaksanakan 3 bulan sekali dalam rapat triwulan. Manfaatnya : untuk penilaian rapot ada nilai masing-masing sikap siswa (manfaat administrasi), kita akan merasakan indahnya damainya hidup kalau semua orang punya kepribadian yang baik (manfaat non administrasi). Bapak/ibu guru merasa bahagia saat siswa berkepribadian baik. Contohnya : siswa hormat pada guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192
dan siswa tertib dalam parkir kendaraan. Hal yang penting lagi adalah ketika siswa sudah tidak sakit hati dan berterima kasih ketika diingatkan karena melakukan sebuah kesalahan.” 21.
P : “Siapakah yang mengevaluasi pelaksanaan pendidikan karakter?” KS : “Dilaksanakan dalam forum/rapat dewan guru. Rapat dilaksanakan 3 bulan sekali. Juga dilakukan dalam forum-forum insidental. Pada hari senin juga bisa ada forum ketika dilaksanakan briefing.”
22.
P : “Dalam jangka waktu berapa bulan sekali kegiatan monitoring dilaksanakan?” KS : “Satu semester minimal dilaksanakan 1 kali monitoring. Kami, bapak/ibu guru, juga melaksanakan evaluasi diri pada pertengahan semester agar bisa melayani lebih baik lagi dalam mendidik para siswa.”
23.
P : “Bisa dikatakan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah ini dapat dikatakan terlaksana dengan cukup bagus dilihat dari kondisi siswa dan output-nya?” KS : “Dengan berbagai keterbatasan kita sudah berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan pendidikan karakter terlebih-lebih pada nilainilai kehidupan tadi. Kaitannya bagaimana kita berelasi atau berinteraksi dengan orang lain. Lebih-lebih pada anak SMA, berbeda dengan anak SMK yang bekerja dengan mesin. Kita anak SMA akan lebih banyak bekerja berhadapan dengan manusia.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193
24.
P : “Dilihat dari latar belakang siswa yang 90% marginal, apakah lulusan dari sekolah ini diarahkan untuk kuliah atau langsung bekerja? Karena kuliah juga membutuhkan biaya.” KS : “Untuk tahun-tahun terakhir anak-anak kebanyakan arahnya mau kuliah. Walaupun ketika kelas 10 ketika ditanya juga belum jelas mau bekerja. Tetapi ketika mendekati pendaftaran SNPTN juga banyak yang daftar. Sekarang kecenderungannya ke arah kuliah. Untuk yang bekerja karena ini SMA bukan SMK yang dibekali keterampilan khusus. Tetapi bekalnya adalah ilmu dan juga kepribadian (semangat bekerja). Dari beberapa alumni ternyata juga tidak banyak kesulitan untuk bisa mandiri. Baik sebagai wirausaha maupun sebagai pekerja menengah. Mulai dari yang kuliah ada yang masuk ke sekolah tinggi ilmu pertanahan. Ada yang jadi lurah (Pak Damar). Ada yang juga jadi pegawai negeri. Kadang-kadang sekolah mendapat surat untuk verifikasi ijazah. Ada yang kerja di Malaysia. Ada yang juga di perusahaan ikan asing. Karena kondisi ekonomi keluarga yang kurang, maka yang tidak kuliah memilih untuk bekerja. Yang penting bekerja, ada juga yang bekerja di rumah makan. Kadang-kadang karena merasa kewajiban keuangan belum beres, setelah lulus beberapa bulan datang ke sini untuk melunasi keuangan dan mengambil ijazah. Sambil mereka juga cerita-cerita kalau mereka bekerja di rumah makan ini. Ada yang masuk di Universitas Pembangunan Nasional jurusan komunikasi. Ada yang bidik misi UT Bahasa Inggris.”
25.
P : “Jadi bisa dikatakan nilai-nilai yang ditanamkan dalam proses yang berkesinambungan tadi sebagian bisa tertanam dalam diri siswa?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 194
KS : “Kalau anak-anak sudah lulus sudah banyak berubah. Tetapi ketika masih dalam proses pembelajaran rasanya berat anak-anak mau lulus. Tapi anak-anak yang punya masalah cukup banyak. Setelah lulus juga punya kepribadian dan kemandirian. Kalau menurut orang Jawa : Sabar ono batase. Tetapi untuk SMA Samigaluh kalau itu dilaksanakan tidak pas. Di sini yang pas adalah kesabaran tiada batas. Jadi menghadapi apapun harus sabar. Kalau tidak begitu sudah banyak anak yang sudah melebihi, kalau bisa harus minggir supaya sekolah ini tidak tercemar. Itu tantangan dan godaan. Karena banyak yang tidak ikhlas dari warga sekolah kalau sekolahnya ada anak yang perlu dibantu dari sisi kepribadian. Kalau itu tetap bertahan di sini khawatir sekolah akan tercemar. Itu tantangan yang terberat. Saya sebagai yang dituakan di sini, saya justru berpikir sebaliknya bagaimana anak seperti ini kita beri bantuan, kita tolong, bagaimana nanti bisa lulus, bisa menjadi lebih baik, dan ketika lulus SMA sudah terbentuk kepribadiannya. Sehingga ketika terjun ke dalam masyarakat sudah menjadi anak yang baik.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195
B. Transkrip Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum Narasumber
: Akhid Jamharir, S.Pd.
Tempat
: Ruang Tamu Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Samigaluh
Hari/Tanggal : Kamis, 23 Maret 2017 Waktu
1.
: Pukul 10.18 WIB s/d Pukul 10.52 WIB
Peneliti (P) : “ Selamat siang Pak Akhid.” Wakil Kepala Sekolah (WKS) : “Selamat siang.”
2.
P : “Saya, Ardian, dari Universitas Sanata Dharma dalam rangka penelitian skripsi meminta bantuan bapak untuk wawancara tentang skripsi saya. Temanya
implementasi
pendidikan
karakter
dalam
pembelajaran
matematika.” WKS : “Ya.” 3.
P : “Pertama kita akan membahas tentang latar belakang pelaksanaan pendidikan karakter. Menurut bapak, pendidikan karakter itu seperti apa sebagai wakil kepala sekolah bagian kurikulum?” WKS : “Menurut saya pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu kegiatan mendidik karakter diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Itu menurut saya.”
4.
P : “Apa yang melatarbelakangi pelaksanaan program pendidikan karakter di SMA Samigaluh ini?” WKS : “Yang melatarbelakangi yakni sesuai dengan visi misi di SMA Negeri 1 Samigaluh. Untuk visi di SMA Samigaluh yaitu terwujudnya insan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 196
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap. Kemudian mandiri, kreatif, berjiwa patriot berdasarkan Pancasila. Kemudian ini bisa disingkat dengan slogan TANJUNG BERSEMI (takwa, jujur, berilmu, sehat, dan mandiri). Kemudian untuk misi, ini ada beberapa biar saya bacakan. Meningkatkan ibadah sesuai dengan agama. Membiasakan perilaku akhlak mulia dan nilai luhur budaya dalam kehidupan sehari-hari. Meningkatkan mutu 8 K (kebersihan, kesehatan, ketertiban, kerapian, kerindangan, keamanan, dan kekeluargaan). Meningkatkan mutu layanan pengembangan diri. Menumbuhkan jiwa berwirausahaan dan berjiwa patriot. Nanti untuk selangkapnya mas bisa baca di luar tentang visi misi.” 5.
P : “Untuk pedoman yang digunakan untuk pendidikan karakter di SMA Negeri Samigaluh itu apa pak?” WKS : “Di SMA Samigaluh menggunakan kurikulum tahun 2006.”
6.
P : “Berarti kurikulum itu disesuaikan dengan kondisi sekolah ini ya pak?” WKS : “Ya, disesuaikan dengan kondisi sekolah ini.”
7.
P : “Apakah SMA Negeri 1 Samigaluh menggunakan kurikulum yang dikembangkan berdasarkan sekolah atau menggunakan kurikulum yang diadopsi dari sekolah lain ?” WKS : “Ya mengembangkan sesuai dengan kondisi sekolah kita.”
8.
P : “Mungkin bisa lebih jelasnya, seperti apa contohnya pak?” WKS : “Ya, mungkin di sekolah sini apa yang bisa dikembangkan, nanti bisa dimasukkan ke dalam kurikulum.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197
9.
P : “Berarti nanti dari yang sudah dibuat, dapat menjadi acuan buat para guru untuk membuat rancangan pembelajaran pak?” WKS : “Ya. Mungkin ada potensi daerah yang bisa dijadikan untuk muatan lokal itu bisa.”
10.
P : “Kemudian selain di dalam kelas, kan biasanya pendidikan karakter berada di dalam kelas dilakukan oleh gurunya. Apakah ada yang kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan lain yang menunjang pendidikan karakter?” WKS : “Ada. Di sini untuk kegiatan ekstrakulikuler ada bermacam-macam jenis. Ada olahraga dan pramuka. Untuk yang olahraga : ada volley ball, bulutangkis, tenis meja, futsal, basket. Tapi jarang untuk yang basket karena untuk yang pembimbingnya belum.”
11.
P : “Kemudian masuk pada tujuan pelaksanaan pendidikan karakter. Apa tujuan program pendidikan karakter di SMA Samigaluh? Tadi kan bapak katakan bahwa ada dalam kurikulum salah satunya tercantum pendidikan karakter. Mungkin apa tujuan dari program pendidikan karakter yang dicantumkan dalam kurikulum sekolah itu apa pak?” WKS : “Ya, di sini untuk setiap pembelajaran selalu diselipkan nilai pendidikan karakter di setiap mapel. Atau bisa juga tujuannya untuk membentuk individu yang berjiwa sosial, berperilaku kritis, toleransi, mandiri, disiplin, semangat kebangsaan, gemar membaca, peduli, tanggung jawab, menghargai prestasi.”
12.
P : “Jadi sesuai dengan yang misi tadi pak?” WKS : “Ya.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198
13.
P : “Kemudian, bagaimana cara untuk mencapai tujuan dari program pendidikan karakter yang telah disusun?” WKS : “Ini bisa diterapkan di setiap mata pelajaran. Nanti pendidikan bisa tercapai melalui skema mata pelajaran.”
14.
P : “Mungkin contohnya dalam mata pelajaran yang bapak ampu seperti apa caranya?” WKS : “Para siswa diberi contoh bersikap jujur, tidak mencontek. Jadi mandiri dan bertanggung jawab. Pokoknya untuk menghasilkan yang jujur, tidak boleh mencontek, gak boleh kerja sama. Kalau untuk diskusi kelompok boleh kerja sama. Tapi kalau untuk ulangan gak boleh kerja sama.”
15.
P : “Lalu untuk yang persiapan sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter. Itu bagaimana persiapan dalam melaksanakan pendidikan karakter. Persiapan sekolahnya bagaimana pak?” WKS : “Ya ini mungkin dari penyusunan kurikulum. Kemudian dari kurikulum itu nanti bisa ke silabus. Lebih jelasnya lagi nanti di RPP. Nanti di RPP di setiap mau mengajar ada LKS atau pengamatannya. Jadi nanti ada karakternya.”
16.
P : “Kemudian, berapa lama proses persiapan pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Samigaluh pak?” WKS : “Untuk penyusunan dari kurikulum ya sekitar hampir 2 bulan.”
17.
P : “Dua bulan itu jadi mulai dari tim gurunya dikumpulkan pak?” WKS : “Ya, nanti ada penyusunan tim itu kan membentuk membuat kurikulum itu sekitar 2 bulanan. “
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199
18.
P : “Kemudian sebagai wakil kepala sekolah bagian kurikulum, dikatakanlah bapak sebagai koordinator dari semua guru-guru itu. Nah, ini bagian guru matematika. Jadi apa saja menurut bapak yang harus dipersiapkan oleh guru matematika dalam proses pembelajaran yang disertai dengan implementasi pendidikan karakter?” WKS : “Ya sebenarnya untuk setiap guru harus ada. Mungkin yang harus disiapkan adalah RPP. Idealnya untuk satu tatap muka, satu RPP.”
19.
P : “Kemudian, bagaimana persiapan oleh guru matematika dalam implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran? Tadi kan yang harus dipersiapkan pak, kalau ini persiapannya seperti apa sejauh bapak mengamati?” WKS : “Mungkin bisa di forum MGMP. Mungkin ada masalah atau apa, di MGMP bisa didiskusikan.”
20.
P : “MGMP berarti guru-guru mata pelajaran berkumpul, musyawarah dan nanti bapak mendapat laporan dari guru matematika tersebut?” WKS : “Ya, seperti itu kan bisa.”
21.
P : “Jadi ada saling ada umpan balik seperti itu pak?” WKS : “Ya, terutama untuk mapel yang serumpun.”
22.
P : “Bagaimana persiapan administrasi sebelum pelaksanaan pendidikan karakter?” WKS : “Mungkin administrasinya untuk seorang guru dari selain RPP ada nilai, presensi, penilaian, evaluasi, sampai nanti ada perbaikan/pengayaan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200
23.
P : “Itu nanti berarti bapak seperti mensupervisi guru-guru atau bapak sudah percaya pada guru-guru atau sudah ada pedoman seperti itu?” WKS : “Sebetulnya di sini sudah ada penilai atau assesor. Kemudian setiap guru dinilai supaya ada penilaiannya.”
24.
P : “Selanjutnya kita masuk pada pelaksanaan dan kendalanya dalam pendidikan karakter di kelas. Apa kurikulum yang dipakai SMA Negeri 1 Samigaluh sampai saat ini apakah hanya kurikulum 2006 seperti yang bapak katakan tadi? Atau mulai dimasukkan materi kurikulum baru?” WKS : “Untuk yang kurikulum di SMA Samigaluh masih kurikulum 2006 (KTSP), yang 2013 belum.”
25.
P : “Itu dulu pertimbangannya kenapa pak sampai saat ini masih digunakan kurikulum 2006 menurut bapak sebagai bagian kurikulum?” WKS : “Mungkin ya perlu persiapan lebih matang lagi. Untuk sementara yang di Kulon Progo ini untuk kurikulum 2013 bertahap. Untuk tahun kemarin 1 sekolahan tambah lagi. Mungkin tahun ini kurang tahu tambah atau mungkin sudah serentak. Yang jelas untuk kurikulum 2013 ini perlu dipersiapkan matang-matang.”
26.
P : “Kemudian penyesuaian apa yang dilakukan pihak sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter sejalan dengan kurikulum yang digunakan? Jadi penyesuaian-penyesuaian apa saja pak yang ketika eksekusi yang sudah dilaksanakan dalam program itu. Entah pengalaman bapak mengajar di kelas atau melihat dari guru-guru seperti itu.” WKS : “Mungkin disesuaikan dengan kondisi di SMA Samigaluh.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 201
27.
P : “Jadi seperti mengalir saja ya pak mengikuti dinamika di kelas?” WKS : “Ya, seperti yang mas lihat di kelas.”
28.
P : “Kemudian, sejauh ini bagaimana pelaksanaan implementasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran di kelas XI pak?” WKS : “Ya mungkin sudah bisa berjalan. Tapi yang jelas masih perlu peningkatan terus.”
29.
P : “Jadi kalau dibandingkan ketika mereka dulu awal mula di sini, kelas X, setidaknya sudah ada perkembangan ya pak?” WKS : “Ya, sudah ada peningkatan.”
30.
P : “Untuk peningkatan yang bapak lihat dari siswa-siswa yang sudah berubah apa pak?” WKS : “Mungkin ya dari sikapnya, disiplin dan ketertiban sudah ada perubahan dan bisa dilihat dari situ.”
31.
P : “Apakah yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan implementasi pendidikan karakter? Hambatan yang dialami para guru atau kondisi fisik atau non-fisik sekolah seperti itu” WKS : “Mungkin dari sisi pemahaman siswa yang kurang paham atau kurang peduli tentang pendidikan karakter.”
32.
P : “Jadi mereka masih menganggap sekolah itu di kelas yang penting mendengarkan guru terus mencatat?” WKS : “Ya, atau ulangan masih nyontek. Kalau pas diskusi masih asyik sendiri-sendiri belum nampak kerja samanya.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 202
33.
P : “Dengan kata lain bisa dikatakan kesadaran para murid akan nilai kehidupan masih kurang begitu pak?” WKS : “Ya, masih kurang. Mencontek dan tidak jujur masih perlu diperbaiki.”
34.
P : “Bagaimana cara untuk menyadarkan mereka bahwa sikap seperti tidak baik?” WKS : “Ya, dari bapak/ibu guru yang memberi contoh tindakan itu salah atau tindakan itu benar.”
35.
P : “Itu tadi secara umum semua mata pelajaran di kelas XI ya pak. Sekarang tentang yang terutama dalam pembelajaran matematika terkait pelaksanaan pendidikan karakter di kelas XI. Apakah sejauh ini sudah cukup berhasil atau belum?” WKS : “Saya kira masih kurang. Karena matematika adalah pelajaran pokok. Sehingga siswa agak takut. Sehingga saat ulangan masih ada yang mencontek. Masih perlu ditingkatkan dalam usaha pelaksanaan pendidikan karakter dalam semua mata pelajaran bukan hanya matematika.”
36.
P : “Potensi bagian mana yang bapak lihat dari siswa-siswi terlihat menonjol?” WKS : “Mungkin dari sisi lain, di luar akademik. Saya kira anak-anak sini berpotensi. Dalam bidang olahraga. Mereka sangat senang sekali kalau olahraga. Bahkan sangat disiplin ketika mengikuti olahraga. Mungkin karena disenangi sehingga disiplinnya ada.”
37.
P : “Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di luar kelas pak?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 203
WKS : “Sudah berjalan namun kurang maksimal.” 38.
P : “Kurang maksimalnya di bagian mana pak?” WKS : “Mungkin ya tidak semua siswa. Mungkin ya kesadarannya kurang. Mungkin kalau siswa yang senang ekstra memang tinggi. Mungkin kalau yang biasa-biasa, masih kurang sekali.”
39.
P : “Sekarang sudah jamannya teknologi. Saya lihat ada beberapa siswa yang menggunakan handphone. Menurut bapak seperti apa?” WKS : “Saya lihat anak-anak di sini senang menggunakan handphone. Bahkan di dalam kelas mereka juga sering menggunakannya. Itu sebenarnya mengganggu.”
40.
P : “Lalu cara mengatasinya bagaimana pak?” WKS : “Sebenarnya dari bapak/ibu guru yang mengajari. Kan sudah ada kantong untuk menyimpan handphone di kelas.”
41.
P : “Kalau sesuai dengan aturan, bagaimana teknis penyimpanan handphone di kelas pak?” WKS : “Sebelum pelajaran dimulai sebenarnya sudah disuruh dikumpulkan di tempatnya itu. Terutama kalau pas ujian seperti ini. Kalau sudah selesai pelajaran baru dibagikan lagi. Tapi ada juga yang disita karena sudah keterlaluan bermain handphone. Nanti diambil di luar jam pelajaran.”
42.
P : “Kalau dalam pergaulan mereka, apakah sampai ada yang gontokgontokan? Itu juga termasuk dalam karakter sosial. Menurut bapak bagaimana?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 204
WKS : “Sebagai remaja, emosinya masih tinggi. Itu wajar. Hal sepele saja jadi besar. Contohnya rebutan masalah cewek.” 43.
P : “Biasanya ketika ketahuan seperti itu, cara mengatasinya bagaimana pak?” WKS : “Biasanya dipanggil, kemudian penyelesaian bersama dengan BK. Rembug bersama apa masalahnya dan solusinya sampai damai.”
44.
P : “Karakter juga dipengaruhi kondisi latar belakang siswa, salah satu yang utama adalah keluarga. Bagaimana cara mengatasi siswa yang nakal dikarenakan ternyata keluarganya cerai pak?” WKS : “ Di sini banyak kalau masalah seperti keluarga. Bahkan Pak Naryo sebagai guru BK, sampai home visit ke rumahnya. Jadi tahu latar belakangnya, orangtuanya gimana. Jadi bisa sampai ke rumahnya.”
45.
P : “Jadi kalau dilihat, sejauh ini SMA Negeri 1 Samigaluh itu sudah mengimplementasikan pendidikan karakter walaupun belum maksimal karena beberapa faktor?” WKS : “Ya, belum maksimal.”
46.
P : “Lalu kemudian bagian evaluasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran. Apa saja yang dievaluasi dalam pembelajaran yang menerapkan pendidikan karakter?” WKS : “Maksudnya yang per mapel atau apa per apa ini?” P : “Bisa per mapel atau secara keseluruhan yang bapak sejauh ini laksanakan sebagai bagian kurikulum.” WKS : “Mungkin dari awal bapak/ibu guru sudah ada buku agendanya. Kemudian di setiap berapa waktu dilihat sudah tercapai atau belum. Mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 205
di akhir bulan atau semester, dilihat sudah tercapai atau belum. Atau mungkin di akhir setiap pembelajaran bisa. Kalau di akhir semester terlalu lama.” 47.
P : “Kalau secara keseluruhan dari semua mata pelajaran, setiap insidental mengecek guru-guru atau bagaimana begitu pak?” WKS : “Ya seharusnya seperti itu.”
48.
P : “Lalu cara mengevaluasinya bapak menjelaskan di akhir begitu. Sejauh bapak ketahui bagaimana detail cara mengevaluasinya? Melalui lembar yang itu atau bapak sebagai kurikulum sudah membagi lembaran tinggal diisi seperti itu?” WKS : “Dikembalikan ke masing-masing bapak/ibu guru. Karena yang tahu permasalahannya adalah bapak/ibu guru.”
49.
P : “Berarti bapak juga kerja sama dengan bapak kepala?” WKS : “Ya.”
50.
P : “Kemudian dalam sekolah ada diskusi antar guru. Biasanya kapan itu dilaksanakan pak?
Kemarin pak kepala mengatakan bahwa guru-guru
kumpul saat ada briefing setiap hari Senin.” WKS : “Ya mungkin kalau ada masalah yang begitu mendesak bisa dikumpulkan untuk memecahkan masalah ini. Atau setelah proses pembelajaran. Di akhir pembelajaran bisa. Ya memang kalau pak kepala setiap hari senin ada briefing.” P : “Berarti setiap ada kebutuhan bisa ada diskusi bersama ya pak?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 206
WKS : “Ya kalau diperlukan bisa kita bicarakan. Kalau misalnya tidak diperlukan bisa secara masing-masing guru. Kalau tidak bisa ya secara forum.” 51.
P : “Kemudian, siapakah yang mengevaluasi pendidikan karakter pak? Di setiap mata pelajaran memang setiap gurunya pak, tetapi kalau di sini apakah bapak menjadi supervisor setiap guru atau ada yang lainnya pak?” WKS : “Memang untuk setiap ini ya guru. Selain guru ya mungkin ada bapak kepala menunjuk banyak guru yang senior. Guru senior itu ditunjuk untuk menilai bapak/ibu guru.”
52.
P : “Dalam jangka berapa bulan sekali monitoring dilakukan pak? Ada seperti monitoring di kelas seperti itu pak.” WKS : “Itu dalam satu semester pasti ada monitoring. Bapak kepala sekolah bisa menugaskan kurikulum atau ke guru yang senior untuk monitoring ke bapak/ibu guru. Atau bisa juga memakai assesor.” P : “Kadang bapak kepala juga jadi assesor begitu ya pak?” WKS : “Ya sering keliling masuk kelas. Setiap semester masuk kelas.”
53.
P : “Lalu untuk sampai saat ini, bagaimana perasaan yang bapak alami sebagai bagian kurikulum dalam pelaksanaan implementasi pendidikan karakter?” WKS : “Ya karena saya belum ada satu tahun sebagai kurikulum, baru Juli sampai sekarang bulan Maret ini. Untuk implementasinya masih terus berjalan.” P : “Jadi apa yang sudah baik dari dulu, tetap dilanjutkan ya pak?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 207
WKS : “Ya, yang baik tetap dilanjutkan.” 54.
P : “Apakah ada program inovasi baru yang bapak canangkan atau seluruh sekolahan ada kegiatan tentang pendidikan karakter bareng-bareng? Kan kalau di kelas agaknya sendiri-sendiri, kalau yang satu sekolahan bareng apa pak? Mungkin ada outbond atau seperti apa?” WKS : “Itu program pramuka. Setiap 2 tahun sekali atau setahun sekali ada pramuka
diselang-seling.
Setahun
ini
wisata,
setahun
berikutnya
pramuka/kemah. Sebenarnya tahun ini, semester ini, ada outbond tapi karena ada ujian nasional jadinya tertunda. Outbondnya dilaksanakan di daerah Boro.” 55.
P : “Mungkin menurut bapak sendiri mungkin masukan-masukan bagi kedepannya agar lebih baik dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh ini? Dari bapak sebagai kurikulum atau sebagai guru.” WKS : “Sebenarnya dari kita bapak/ibu dalam memberi contoh yang baik. Apabila bapak/ibu guru memberi contoh yang baik, mungkin saya yakin para siswa akan mengikuti. Sehingga bisa dicontoh yang baik.” P : “Jadi mulai dari kita sendiri sebagai guru ya pak?” WKS : “Ya, memberi contoh yang baik Insya Allah akan diikuti oleh para siswa.”
56.
P : “Dan juga nanti ada kerja sama dengan pihak keluarga juga ya pak?” WKS : “Ya, pihak sekolah ada kerja sama. Setiap mau penerimaan rapot juga mengundang orangtua. Nanti permasalahannya sudah disampaikan pada orangtua. Jadi ada kerja sama. Jadi yang mendidik dan membina tidak hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 208
sekolahan tetapi juga orangtua. Justru waktunya lebih banyak di rumah daripada di sekolah.” 57.
P : “Oke pak kalau begitu. Terima kasih atas waktunya. Juga dalam pelaksanaan kedepannya bisa lebih baik lagi.” WKS : “Ya itu yang bisa saya berikan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 209
C. Transkrip Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Narasumber
: Retno Kuning Dewi P., S.Pd.
Tempat
: Ruang Guru SMA Negeri 1 Samigaluh
Hari
: Senin, 29 Mei 2017
Waktu
: Pukul 10.30 WIB sampai dengan pukul 12.15 WIB
1.
Peneliti (P) : “Apa pendidikan karakter itu bu?” Wakil Kepala Sekolah (WKS) : “Pendidikan karakter merupakan gerakan pendidikan di sekolah yang telah diatur oleh pemerintah untuk memperkuat karakter melalui proses pengembangan potensi siswa melalui harmonisasi berolah hati, olah rasa, olah piker, dan olah raga. Dalam permendikbud 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan di sana disebutkan ada 23 kompetensi yang harus dicapai oleh lulusan SMA termasuk perilaku sesuai dengan ajaran agama, mengembangkan diri secara optimal, menunjukkan sikap percaya diri, bertanggung jawab, berpartisipasi dalam masyarakat dan sebagainya merupakan beberapa hal yang sebenarnya termasuk dalam pendidikan karakter.”
2.
P : “Apa yang melatarbelakangi pelaksanaan program pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh?” WKS : “Latar belakangnya adalah pembekalan karakter kuat terhadap siswa untuk dapat menjadi generasi emas yang akan datang. Karakter ini diharapkan dapat menjadi bekal dalam kehidupan di masyarakat. Dunia abad XXI sekarang berbeda secara signifikan dengan dunia abad XX. Dalam skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210
makro dunia abad XXI sekarang ditandai oleh 6 (enam) kecenderungan penting, yaitu (a) berlangsungnya revolusi digital yang semakin luar biasa yang mengubah sendi-sendi kehidupan, kebudayaan, peradaban, dan kemasyarakatan termasuk pendidikan (b) terjadinya integrasi belahanbelahan dunia yang semakin intensif akibat internasionalisasi, globalisasi, hubungan-hubungan multilateral, teknologi komunikasi, dan teknologi transportasi, (c) berlangsungnya pendataran dunia (the world is flat) sebagai akibat berbagai perubahan mendasar dimensi-dimensi kehidupan manusia terutama akibat mengglobalnya negara, korporasi, dan individu, (d) sangat cepatnya perubahan dunia yang mengakibatkan dunia tampak berlari tunggang langgang, ruang tampak menyempit, waktu terasa ringkas, dan keusangan segala sesuatu cepat terjadi, (e) semakin tumbuhnya masyarakat padat pengetahuan (knowledge society), masyarakat informasi (information society), dan masyarakat jaringan (network society) yang membuat pengetahuan, informasi, dan jaringan menjadi modal sangat penting, dan (f) makin tegasnya fenomena abad kreatif beserta masyarakat kreatif yang menempatkan kreativitas dan inovasi sebagai modal penting untuk individu, perusahaan, dan masyarakat. Keenam hal tersebut telah memunculkan tatanan baru, ukuran-ukuran baru, dan kebutuhan-kebutuhan baru yang berbeda dengan sebelumnya, yang harus ditanggapi dan dipenuhi oleh dunia pendidikan nasional dengan sebaik-baiknya.” 3.
P : “Pedoman apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan program pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 211
WKS : “Pedomannya adalah berdasarkan UUD 1945, Peraturan pemerintah yang mengatur tentang standar pendidikan nasional, permendikbud Nomor 23 tahun 2006, lalu pedoman-pedoman tersebut dimuat juga dalam kurikulum SMA Negeri 1 Samigaluh. Hal ini mengingat Gerakan PPK menempati kedudukan fundamental dan strategis pada saat pemerintah mencanangkan revolusi karakter bangsa sebagaimana tertuang dalam Nawacita (Nawacita 8), menggelorakan Gerakan Nasional Revolusi Mental, dan menerbitkan RPJMN 2014 - 2019 berlandaskan Nawacita. Sebab itu, Gerakan PPK dapat dimaknai sebagai pengejawantahan Gerakan Revolusi Mental sekaligus bagian integral Nawacita. Sebagai pengejawantahan Gerakan Nasional Revolusi Mental sekaligus bagian integral Nawacita, Gerakan PPK menempatkan pendidikan karakter sebagai dimensi terdalam atau inti pendidikan nasional sehingga pendidikan karakter menjadi poros pelaksanaan pendidikan dasar dan menengah. Lebih lanjut, Gerakan PPK perlu mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan sekaligus menyelaraskan berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan sampai sekarang. Dalam hubungan ini pengintegrasian dapat berupa pemaduan kegiatan kelas, luar kelas di sekolah, dan luar sekolah (masyarakat/komunitas); pemaduan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler; pelibatan secara serempak warga sekolah, keluarga, dan masyarakat; pendalaman dan perluasan dapat berupa penambahan dan pengintensifan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan karakter siswa, penambahan dan penajaman kegiatan belajar siswa, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 212
pengaturan ulang waktu belajar siswa di sekolah atau luar sekolah; kemudian penyelarasan dapat berupa penyesuaian tugas pokok guru, Manajemen Berbasis Sekolah, dan fungsi Komite Sekolah dengan kebutuhan Gerakan PPK. Baik pada masa sekarang maupun masa akan datang, pengintegrasian, pendalaman, perluasan, dan penyelarasan program dan kegiatan pendidikan karakter tersebut perlu diabdikan untuk mewujudkan revolusi mental atau revolusi karakter bangsa. Dengan demikian, Gerakan PPK merupakan jalan perwujudan Nawacita dan Gerakan Revolusi Mental di samping menjadi inti kegiatan pendidikan yang berujung pada terciptanya revolusi karakter bangsa.” 4.
P : “Apakah SMA Negeri 1 Samigaluh ini menggunakan kurikulum yang dikembangkan berdasarkan keadaan sekolah atau menggunakan kurikulum yang diadopsi dari sekolah lain?” WKS : “Kurikulum SMA Negeri 1 Samigaluh disusun menggunakan aturanaturan yang diberikan oleh pemerintah baik pemerintah pusat, daerah, atau lokal. Kurikulum yang disusun di SMA Negeri 1 Samigaluh tentunya memperhatikan kondisi geografis dan kondisi siswa SMA Negeri 1 Samigaluh yang cukup kasuistik. Kurikulum yang dibuat diperbarui setiap tahun sesuai dengan kondisi dan keadaan yang senantiasa dinamis. Kurikulum di SMA Samigaluh menggunakan KTSP 2006 .yang mengacu pada kondisi lokal di sekolah.”
5.
P : “Selain kegiatan di dalam kelas, kegiatan apa saja yang di luar kelas/ekstrakulikuler yang menunjang pendidikan karakter?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 213
WKS : “Kegiatan yang dikembangkan sebagai wujud pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh melalui kegiatan ekstrakurikuler baik olah raga, kepramukaan, keagamaan, dan sebagainya. Kegiatan tersebut diharapkan dapat membantu pembentukan karakter siswa yang mempunyai harmonisasi sikap misalnya sikap sportif dalam kegiatan ekstrakurikuler olah raga, sikap mandiri dalam kegiatan kepramukaan, sikap religius dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.” 6.
P : “Apa tujuan program pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh?” WKS : “Program pendidikan karakter dilaksanakan di awal tahun ajaran mulai dari Masa Orientasi Siswa yang dimodifikasi dengan berbagai kegiatan. Selain itu penguatan pendidikan karakter juga diprogramkan dalam RPP setiap mapel. Pendidikan karakter terprogram secara tersirat ataupun tersurat. Dengan tujuan utama dari program pendidikan karakter ini adalah terciptanya generasi muda emas di masa depan dan menumbuhkan semangat belajar dan mengoptimalkan potensi siswa sehingga menjadi warga negara yang memiliki karakter kuat, mencintai bangsanya dan mampu menjawab tantangan era global.”
7.
P : “Bagaimana cara untuk mencapai tujuan dari program pendidikan karakter yang telah disusun?” WKS : “Tentu pencapaian tujuan dari pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan yang telah diprogramkan bersama. Diantaranya dengan cara melaksanakan assestmen awal, menyusun jadwal dan program, mendesain kurikulum, evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 214
peraturan sekolah, pengembangan tradisi sekolah, pengembangan ppk di kelas dan ekstrakurikuler.” 8.
P : “Bagaimana persiapan dalam melaksanakan pendidikan karakter?” WKS : “Persiapan dalam pelaksanaan pendidikan karakter dimulai sejak awal tahun ajaran di SMA Negeri 1 Samigaluh sesuai dengan pendekatan yang dipilih yaitu ppl berbasis kelas dan berbasis budaya sekolah.”
9.
P : “Berapa lamakah proses mempersiapkan pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh?” WKS : “Dimulai dari assestmen sampai penyusunan program sekitar 3 bulan.”
10.
P : “Apa saja yang perlu dipersiapkan oleh guru Matematika dalam proses pembelajaran yang disertai dengan implementasi pendidikan karakter?” WKS : “Matematika berkaitan dengan mata pelajaran yang memerlukan ketelitian, ketekunan dan kejujuran, sehingga guru perlu mempersiapkan dengan cermat tujuan karakter yang hendak di capai dalam kegiatan belajar mengajar. Karakter yang hendak dicapai dapat dituliskan dalam silabus dan rpp.”
11.
P : “Bagaimana persiapan oleh guru Matematika dalam melaksanakan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran?” WKS : “Implementasinya di kelas dalam proses pembelajaran matematika diantaranya dengan mempersiapkan silabus dan rpp. Selain itu proses pembimbingan secara individual juga diperlukan dalam proses KBM di kelas.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 215
12.
P : “Bagaimana persiapan administrasi sebelum pelaksanaan implementasi pendidikan karakter?” WKS : “Salah satu administrasi yang dipersiapkan di kelas adalah persiapan silabus
dan
RPP.
Silabus
merupakan
rencana
pembelajaran
dan
dikembangkan oleh satuan pendidikan, yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok/pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan seterusnya. Silabus dipastikan diberi muatan nilai-nilai karakter yang dituangkan secara eksplisit, meskipun dalam implementasinya dapat dikembangkan secara relevan dan kontekstual RPP yang dibuat sebaiknya secara sengaja memuat nilai-nilai karakter. Hal ini dapat dilakukan dengan bukan sekadar menambahkan komponen “fokus penguatan karakter” setelah indikator atau tujuan dalam RPP tersebut, yang berfungsi sebagai “pengingat”, melainkan juga menuliskan pada kompetensi dasar mana pembentukan karakter itu akan diajarkan, disadarkan dan dibahas, dan bagaimana mengajarkannya.” 13.
P : “Sejauh ini bagaimana pelaksanaan implementasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran di luar kelas khususnya melalui kegiatan ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 1 Samigaluh?” WKS : “Penguatan nilai-nilai utama program pendidikan karakter sangat dimungkinkan dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler (ekskul). Kegiatan ekskul tersebut bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan bakat siswa, sesuai dengan minat dan kemampuannya masing-masing. Kegiatan ekskul ada dua jenis, yaitu ekskul wajib (pendidikan kepramukaan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 216
dan ekskul pilihan (sesuai dengan kegiatan ekskul yang dikembangkan oleh masing-masing
satuan
pendidikan).
Semua
kegiatan
ekskul
yang
dikembangkan tersebut memuat dan menegaskan nilai-nilai karakter yang dikembangan dalam setiap bentuk kegiatan yang dilakukan. Meskipun secara implisit kegiatan ekskul sudah mengandung nilai-nilai karakter, namun tetap harus diungkap secara eksplisit serta direfleksikan dan ditegaskan kembali di akhir kegiatan, agar siswa sadar dan paham.” 14.
P : “Bagaimana hubungan perkembangan karakter siswa ketika di dalam kelas maupun ketika mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di SMA Negeri 1 Samigaluh?” WKS : “Perkembangan karakter anak di kelas dan di luar kelas ternyata berkaitan sekali. Anak yang mempunyai kecendurungan berkarakter baik ternyata dalam kegiatan ekstrakurikuler juga berkarakter baik.”
15.
P : “Apakah yang menjadi hambatan dalam proses pelaksanaan implementasi pendidikan karakter di luar kelas (dalam kegiatan ekstrakulikuler)?” WKS : “Kegiatan ekstrakurikuler terkadang anak seolah tidak merasa butuh terhadap kegiatan ekstrakuriuler wajib sekalipun. Anak terkadang meremehkan kegiatan ekstrakurikuler, bahkan kegiatan di dalam kelas saja diremehkan apalagi kegiatan ekstrakurikuler.”
16.
P : “Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di luar kelas selama ini di SMA Negeri 1 Samigaluh?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 217
WKS : “Kegiatan pendidikan karakter di luar kelas terutama dalam kegiatan ekstrakurikuler berjalan baik terhadap anak-anak yang memang mempunyai karakter baik dan sebaliknya.” 17.
P : “Apa saja yang dievaluasi dalam pembelajaran yang menerapkan pendidikan karakter?” WKS : “Kegiatan yang dievaluasi diantaranya adalah asesmen awal, sosialisasi program pendidikan karakter kepada para pemangku kepentingan pendidikan, visi, misi, dan perumusan, desain kebijakan program pendidikan karakter, desain program, program pendidikan karakter berbasis kelas, dan pengembangan budaya sekolah,”
18.
P : “Bagaimana cara mengevaluasinya?” WKS : “Evaluasi dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan analisis dokumen.”
19.
P : “Kapan dan apa manfaat diadakan evaluasi tersebut?” WKS : “Kegiatan evaluasi dilaksanakan diakhir tahun dengan tujuan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program pendidikan karakter dan sebagai bahan evaluasi untuk revisi kegiatan program pendidikan karakter berikutnya.”
20.
P : “Siapakah yang mengevaluasi pelaksanaan pendidikan karakter?” WKS : “Kepala sekolah bersama dengan bapak/ibu guru. Dilaksanakan dalam forum/rapat dewan guru. Rapat dilaksanakan 3 bulan sekali. Selain itu, juga dilakukan dalam forum-forum insidental. Pada hari senin juga bisa ada forum ketika dilaksanakan briefing.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 218
21.
P : “Dalam jangka waktu berapa bulan sekali kegiatan monitoring dilaksanakan?” WKS : “Monitoring dilakukan minimal 1 kali dalam 1 semester. Biasanya dilakukan setiap akhir semester.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 219
D. Transkrip Wawancara dengan Guru Matematika Narasumber
: Sutaryati, S.Pd.
Tempat
: Ruang Guru SMA Negeri 1 Samigaluh
Hari/Tanggal : Senin, 3 April 2017 Waktu
1.
: Pukul 13.33 WIB s/d Pukul 13.56 WIB
Peneliti (P) : “Selamat pagi ibu. Saya Ardian dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hendak mewawancarai ibu seputar skripsi saya.” Guru (G) : “Pagi. Ya.”
2.
P : “Apa itu pendidikan karakter bu?” G : “Pendidikan karakter adalah pendidikan yang memberikan nilai moral kepada siswa-siswi atau khususnya kepada generasi penerus bangsa.”
3.
P : “Tadi ibu mengatakan moral. Menurut ibu apa yang perlu diberikan pada siswa terkait nilai moral?” G : “Disiplin, jujur, mandiri, bekerja keras, demokratis.”
4.
P : “Demokratis itu seperti apa bu?” G : “Contohnya dalam waktu pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk bertanya. Kemudian teman yang lain (siswa lain) diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan itu.”
5.
P : “Lalu, nilai-nilai karakter apa yang hendak ditumbuhkan dalam diri siswa melalui pembelajaran matematika?” G : “Bekerja keras, teliti, dan rasa ingin tahu.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 220
6.
P : “Nilai karakter apa yang hendak ibu tunjukkan dalam pembelajaran matematika di kelas?” G : “Demokratis, disiplin, tanggung jawab, dan teliti.”
7.
P : “Contoh konkretnya apa bu?” G : “Siswa dilarang mencontek saat ulangan, menghargai pendapat temannya walaupun jawaban temannya itu salah.”
8.
P : “Bagaimana ibu sebagai guru mengimplementasikan nilai kejujuran dalam pembelajaran matematika?” G : “ Saat ulangan siswa dilarang untuk mencontek.”
9.
P : “Sebelum ulangan dilaksanakan, apa cara ibu membimbing siswa agar tidak mencontek?” G : “Kalau mencontek itu tidak percaya diri berarti itu tidak mandiri.”
10.
P : “Bagaimana mengimplementasikan nilai karakter demokratis bu?” G : “Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya seputar yang dibahas, tapi kalau agak melenceng juga tidak apa-apa.”
11.
P : “Bagaimana ibu mengimplementasikan nilai karakter disiplin?” G : “Terutama menghargai waktu, jadi siswa diusahakan jangan datang terlambat. Jadi kalau sudah disiplin waktu maka siswa akan mengumpulkan tugas tepat waktu.”
12.
P : “Bagaimana ibu membimbing siswa yang kerap kali terlambat dan mempunyai alasan yang sama saat terlambat padahal sebenarnya itu tidak benar?” G : “Saya nasihati agar siswa jangan berbohong.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 221
13.
P : “Bagaimana cara ibu mengimplementasikan nilai ketelitian pada siswa?” G : “Mengerjakan soal matematika ada langkah-langkahnya. Kita ikuti saja langkah-langkah/aturan yang ada dengan teliti.”
14.
P : “Bagaimana cara ibu mengimplementasikan nilai kerja keras pada diri siswa?” G : “ Mengerjakan soal sampai tuntas.”
15.
P : “Kemampuan berpikir siswa itu berbeda-beda bu. Semisal ada siswa yang hanya mengerjakan setengahnya saja. Bagaimana ibu mencoba memahami atau mendorong siswa tersebut agar dapat mengerjakan sampai tuntas?” G : “Siswa yang hanya bisa mengerjakan setengahnya, maka siswa itu diberi kesempatan untuk memperhatikan lalu mengikuti temannya yang bisa mengerjakan di depan kelas.”
16.
P : “Bagaimana cara ibu mengimplementasikan nilai kemandirian pada diri siswa?” G : “Memotivasi siswa agar mengerjakan sendiri dulu sesuai dengan kemampuannya.”
17.
P : “Bagaimana cara ibu mengimplementasikan nilai rasa ingin tahu pada diri siswa selain diajak untuk bertanya?” G : “Kalau siswa yang bersangkutan suka matematika maka apabila mengerjakan soal dia akan termotivasi untuk mengerjakan soal yang lebih dari yang diminta dan belajar secara lebih.”
18.
P : “Bagaimana cara ibu mengimplementasikan nilai tanggung jawab pada diri siswa?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 222
G : “Sekolah ada proses menuju menjalani kehidupan yang sebenarnya. Kalau ada tugas/pr ya dikerjakan, kalau dikumpulkan ya dikumpulkan.” 19.
P : “Apakah semua karakter diterapkan dalam pembelajaran matematika yang ibu laksanakan di kelas?” G : “Dalam matematika hampir semua karakter masuk maka hampir semua karakter diterapkan sesuai dengan kurikulum yang digunakan.”
20.
P : “Bagaimana cara ibu mengimplementasikan nilai kreatif pada diri siswa?” G : “Kreatif berarti ada niat dan usaha untuk mencari sumber informasi pengetahuan dari berbagai sumber semisal buku dan internet.”
21.
P : “Apa yang menjadi tujuan umum dari pendidikan karakter bu?” G : “Meningkatkan akhlak.”
22.
P : “Secara konkretnya meningkatkan akhlak seperti apa bu?” G : “Mengembangkan sikap siswa menjadi lebih baik.”
23.
P : “Apa yang ibu harapkan dengan melaksanakan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran matematika?” G : “Melatih anak agar disiplin dan menghargai waktu.”
24.
P : “Sebagai seorang guru, apa misi pribadi ibu dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika?” G : “Pokoknya anak itu menjadi dirinya sendiri, tetap bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, hormat kepada orangtua dan guru, dan bisa memanfaatkan ilmu yang telah diterima.”
25.
P : “Apa saja yang ibu persiapkan ketika akan melaksanakan pembelajaran di kelas?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 223
G : “Materi, mempersiapkan psikologis siswa.” 26.
P : “Maksudnya mempersiapkan psikologis siswa seperti apa bu?” G : “Siswa masuk ke ruangan dulu, diajak berdoa, dipancing-pancing dengan materi sebelumnya. Mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga memacu motivasi siswa dalam belajar.”
27.
P : “Bagaimana persiapan materi yang akan diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter bu?” G : “Dipersiapkan sesuai dengan silabus.”
28.
P : “Media apa yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendidikan karakter?” G : “Medianya adalah buku dan papan tulis.”
29.
P : “Selain media yang bisa terlihat seperti buku dan papan tulis. Media seperti sikap apa yang dapat digunakan yang bisa mendukung pembelajaran?” G : “Berpakaian rapi dan berdoa.”
30.
P : “Pernahkah ibu memakai media powerpoint?” G : “Belum pernah.”
31.
P : “Sarana dan prasana apa saja yang telah disediakan oleh pihak sekolah untuk menunjang pembelajaran bu?” G : “Buku dan papan tulis.”
32.
P : “Sejauh ini apakah ada usulan dari siswa terkait media yang dipakai bu?” G : “Tidak ada. Siswa justru lebih suka memakai papan tulis. Karena siswa lebih memperhatikan saya menulis bukan memperhatikan yang sudah saya tulis.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 224
33.
P : “Adakah keinginan dari diri ibu untuk membuat alat peraga?” G : “Sementara pengen tapi belum terealisasi.”
34.
P : “Bagaimana respons dan aktivitas siswa saat kegiatan belajar mengajar bu?” G : “Bermacam-macam ada yang aktif dan ada yang pasif.”
35.
P : “Bisa lebih dijelaskan siswa yang aktif dan siswa yang pasif dalam kegiatan belajar mengajar bu?” G : “Siswa aktif itu kalau ada soal langsung mengerjakan sedangkan kalau siswa yang pasif hanya menunggu temannya yang selesai mengerjakan soal.”
36.
P : “Bagaimana ibu mengatasi siswa yang pasif?” G : “Siswa yang seperti itu dinasihati, dibimbing agar jadi lebih aktif.”
37.
P : “Selama ini metode apa yang ibu gunakan dalam pembelajaran matematika?” G : “Lihat-lihat situasinya.”
38.
P : “Sejauh ini metode yang cocok bagi siswa apa bu?” G : “Kadang berkelompok, kadang individu, kadang kuis.”
39.
P : “Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan ibu terhadap siswa?” G : “Evaluasinya setelah materi selesai. Evaluasi materinya berupa ulangan harian.”
40.
P : “Kalau evaluasi setiap pembelajaran apa bu?” G : “Nilai sikap yang biasanya akan masuk dalam nilai rapot.”
41.
P : “Kapan ibu melakukan evaluasi sebagai guru matematika?” G : “Setiap setelah materi selesai.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 225
42.
P : “Mungkin ibu bisa memberikan contoh evaluasi materi limit misalnya?” G : “Sudah selesai materi limit baru dilakukan evaluasi, baru uji kompetensi.”
43.
P : “Apakah tugas rumah termasuk evaluasi bu?” G : “Ya termasuk evaluasi. Evaluasi itu bermacam-macam seperti tugas mandiri, berkelompok, dan ulangan harian. Evaluasi tugas mandiri, setiap selesai satu materi akan ada PR atau tugas kelompok.”
44.
P : “Aspek apa saja yang sering ibu gunakan sebagai bahan evaluasi karakter?” G : “Sikap.”
45.
P : “Sejauh ini menurut ibu, apakah ibu sudah merasa berhasil atau belum dalam melaksanakan pendidikan karakter?” G : “Fifty-fifty, tergantung dari siswanya. Sebagian besar siswa mau dibimbing.”
46.
P : “Bagaimana tindak lanjut setelah evaluasi bu?” G : “Setelah evaluasi ada program remedi dan pengayaan.”
47.
P : “Untuk yang remedi dan pengayaan, apakah dilaksanakan di luar kelas atau tetap di kelas bu?” G : “Tetap di kelas bersamaan. Yang satu pengayaan dan yang satu remedi.”
48.
P : “Sejauh ini setelah diremedi apakah langsung mencapai KKM bu?” G : “Ada yang belum. Sebagian sudah mencapai KKM.”
49.
P : “Apa harapan ibu kedepannya terhadap implementasi pendidikan karakter di SMA Negeri 1 Samigaluh terutama dalam pembelajaran matematika?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 226
G : “Harapannya mungkin sikapnya saja. Sikap dan akhlaknya agar bisa lebih baik lagi. Sehingga bisa menjadi bekal siswa untuk hidup kedepannya.” 50.
P : “Terima kasih ibu atas waktu dan kesempatan untuk wawancara ini.” G : “Ya, sama-sama.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 227
E. Transkrip Wawancara Siswa Gelombang Pertama Jumlah Siswa yang Diwawancarai Tempat
: 20 orang : Ruang Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh
Hari/Tanggal
: Sabtu, 29 April 2017
Waktu
: Pukul 08.30 WIB s/d pukul 11.15 WIB
Siswa 1 1.
P (Peneliti) : “Bagaimana pembelajaran matematika di bawah bimbingan Bu Sutaryati secara umum?” Siswa (S) : “Pembelajaran matematika dalam mengajar mudah orangnya ramah dan baik.”
2.
P : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S : “Pendidikan karakter adalah sesuatu pendidikan yang isinya pembimbingan karakter agar siswa menjadi lebih baik.”
3.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Baik, disiplin, jujur, dan tekun.”
4.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Iya. Lemah lembut dalam mengajar, disiplin, dan tepat waktu dalam mengajar.”
5.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 228
S : “Senang tapi terkadang juga malas.” 6.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Suasananya kalau pas pelajaran itu enak ya sedikit tenang. Tapi kalau pelajaran dan materinya susah jadi malas dan kadang ramai.”
7.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran?” S : “Ada yang dibentuk kelompok beberapa orang, dalam kelompok tersebut tergabung dari siswa yang bisa dan yang bisa mengerjakan. Dan dari kelompok itu semua dituntut untuk berpikir dari yang bisa maupun tidak bisa. Jadi siswa lebih enak untuk berdiskusi. Selain itu guru juga menjelaskan di depan kelas kepada murid.”
8.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Papan tulis dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Ya, terutama LKS untuk mengerjakan soal-soal walaupun belum sepenuhnya bisa menguasai pengajaran.”
9.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Tujuannya agar kita semakin lebih baik.”
10.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Belum (sekitar 30%) karena karena masih bingung materinya.”
11.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 229
S : “Setengah lancar karena sulit.” 12.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Kesulitan memahami materi, solusinya dengan membaca, bertanya pada teman sekelas dan belajar mengerjakan soal.”
13.
P : “Sejauh ini bagaimana pembelajaran Matematika yang berbasis pendidikan karakter yang diterima?” S : “Menyenangkan, mendukung dan memotivasi siswa.”
14.
P : “Karakter apa yang berkembang?” S : “Jadi lebih bertanggung jawab dengan tugas-tugas yang bu guru berikan. Biasanya tugas-tugas yang guru berikan cuma aku kerjakan sebagian, tetapi sekarang aku kerjakan semuanya.”
Siswa 2 1.
P (Peneliti) : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S (Siswa) : “Karakter adalah sifat yang dimiliki oleh setiap individu.”
2.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Sifat jujur, sopan.”
3.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Iya. Orangnya baik, sabar, penyayang.”
4.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 230
S : “Respon dengan baik.” 5.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Tenang kadang ya gaduh.”
6.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran?” S : “Papan tulis, kelompok, dan menjelaskan di depan siswa.”
7.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Papan tulis dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Ya, nyaman dan terdukung.”
8.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Tujuannya agar kita dapat mengetahui tentang perilaku yang baik dan terarah.”
9.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Sudah, siswa dapat memahami.”
10.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung terutama materi limit?” S : “Lancar dan suka.”
11.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Kesulitan dalam memahami materi. Solusinya dengan bertanya pada guru dan teman.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 231
12.
P : “Sejauh ini bagaimana pembelajaran matematika yang berbasis pendidikan karakter yang diterima?” S : “Baik dan mudah dipahami.”
13.
P : “Karakter apa yang berkembang?” S : “Ketika ada kerja kelompok saya lebih berani mengungkapkan pendapat/ide saya.”
Siswa 3 1.
P (Peneliti) : “Bagaimana pembelajaran yang diampu oleh Bu Sutaryati?” S (Siswa) : “Pembelajaran baik, mengajarnya pelan kalau ada yang belum bisa diajarin sampai bisa, nanti yang sudah bisa nunggu yang lain yang belum bisa.”
2.
P : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S : “Karakter yang dimiliki diri sendiri.”
3.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Kepercayaan diri, percaya diri, dll.”
4.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Iya. Mengerjakan sesuatu itu dengan percaya diri, dan belajar itu bisa kerja sama dengan yang lain, kalau belum bisa tanya sama guru.”
5.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 232
S : “Responnya ada yang ngobrol, ada yang tidur, ada yang main HP tapi ada yang memperhatikan juga. Sebagian besar ngobrol. Tapi kalau dibuat kelompok anti kerja sama.” 6.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Kadang ya gaduh tapi kalau lagi diskusi ya diskusi. Nanti kalau ramai biasanya guru mengingatkan.”
7.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? Dan bagaimana perasaannya?” S : “Kerja kelompok. Perasaannya senang karena bisa kerja sama dan bertukar pikiran dengan yang lain.”
8.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Lembar Kerja Siswa (LKS), buku paket, dan papan tulis. Merasa terdukung dan termotivasi karena LKS kan bisa dibawa pulang jadi bisa mengerjakan soal.”
9.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Tujuannya agar bisa belajar mandiri dan bisa bekerja sama dengan temanteman.”
10.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Sudah tetapi kadang juga lambat karena menunggu yang lain.”
11.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 233
S : “Kadang lancar tapi juga kadang terhambat.” 12.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Kalau ada yang belum bisa harus nunggu sampai diulang-ulang.”
13.
P : “Sejauh ini bagaimana pembelajaran matematika yang berbasis pendidikan karakter yang diterima?” S : “Baik, jelas, dan mendukung.”
14.
P : “Karakter apa yang berkembang?” S : “Jadi lebih teliti dalam mengerjakan soal dan termotivasi dalam belajar matematika.”
Siswa 4 1.
P (Peneliti) : “Bagaimana pembelajaran yang diampu oleh Bu Sutaryati?” S (Siswa) : “Merasakan kemajuan dan pengetahuan bertambah, disiplinnya bertambah dan juga tekun sedikit sedikit.”
2.
P : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S : “Karakter itu sifat dam moral dari diri kita sendiri. Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk karakter kita.”
3.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Disiplin, tekun, rajin, lebih baik dari sebelumnya.”
4.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Iya. Beliau sabar dan mengajarnya pelan-pelan sampai muridnya bisa.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 234
5.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?” S : “Belum kondusif karena sebagian masih ada yang ngobrol, tidur, ngomong sendiri.”
6.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Masih ada yang ngobrol dan ngomong sendiri.”
7.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? Dan bagaimana perasaannya?” S : “Banyak, ada pre-test, kerja kelompok untuk meningkatkan kerja sama.”
8.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Lembar Kerja Siswa (LKS), Papan tulis, catatan. Iya, semakin termotivasi karena jadi ada bahan belajar di rumah.”
9.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Tujuannya agar kita menjadi lebih baik ke depannya.”
10.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Sudah.”
11.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?” S : “Belum kondusif karena ada yang ngobrol sendiri dan bahkan ada yang tidur.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 235
12.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Kalau ada yang belum bisa ya sama Bu Taryati diajarin terus.”
13.
P : “Sejauh ini bagaimana pembelajaran matematika yang berbasis pendidikan karakter yang diterima?” S : “Sangat baik dan sangat sabar. Intinya beliau sangat mendukung kita agar lebih baik ke depannya.”
14.
P : “Karakter apa yang berkembang?” S : “Tambah rajin karena kalau diberi tugas nanti disuruh mengumpulkan.”
Siswa 5 1.
P (Peneliti) : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S (Siswa) : “Karakter itu sifat dam moral dari diri seseorang dalam sehari hari. Pendidikan karakter adalah nilai dan moral diri seseorang.”
2.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Disiplin, baik hati, bijaksana, percaya diri.”
3.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Sudah, kedisiplinan dalam pembelajaran beliau juga sabar dalam mengajar serta mau menerangkan kalau siswa belum mengerti.”
4.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?” S : “Aktif, memperhatikan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 236
5.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Kurang kondusif karena masih ada yang ngobrol dan mainan HP sendiri. Nanti kalau ketahuan ditegur sama guru.”
6.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? Dan Bagaimana Perasaannya?” S : “Menerangkan melalui media papan tulis, kerja kelompok, soal-soal, dan materi-materi.”
7.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Lembar Kerja Siswa (LKS), papan tulis, buku cetak. Iya sudah, semakin termotivasi belajar.”
8.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Pesannya lebih supaya hebat, mengerti tata krama.”
9.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa? Kenapa?” S : “Sudah. Karena kalau misalnya belum mengerti diterangkan dan dikasih materinya juga.”
10.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?” S : “Lancar lancar saja.”
11.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 237
S : “Suasana kurang kondusif karena teman ramai. Saya mengingatkan teman.” 12.
P : “Karakter apa yang berkembang selama pembelajaran matematika yang sudah dilalui?” S : “Lebih sopan, disiplin, dan guru berhasil mengembangkan karakter kepada siswa.”
Siswa 6 1.
P (Peneliti) : “Bagaimana pembelajaran yang diampu oleh Bu Sutaryati?” S (Siswa) : “Beliau ramah, baik, penjelasannya paham.”
2.
P : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S : “Karakter adalah sikap yang mencerminkan kepribadian seseorang.”
3.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Susah untuk menjelaskan.”
4.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Iya mencerminkan. Beliau sabar dan ramah, baik, banyak positifnya.”
5.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?” S : “Responnya memperhatikan.”
6.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 238
S : “Suasanya tenang, agak tegang karena ada yang tidak paham, dan bingung dengan rumus.” 7.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? Dan bagaimana perasaannya?” S : “Kerja kelompok dan ada yang menerangkan.”
8.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Lembar Kerja Siswa (LKS), papan tulis, kertas.”
9.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Pesannya diajak untuk disiplin, dll.”
10.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Sudah menurut saya.”
11.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?” S : “Wajar, lancar, sedikit mengena tapi ya pusing.”
12.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Hambatannya kurang paham. Guru menanggapinya sabar, menasihati agar memperhatikan.”
13.
P : “Karakter apa yang berkembang?” S : “Jadi lebih disiplin.”
Siswa 7 1.
P (Peneliti) : “Bagaimana pembelajaran yang diampu oleh Bu Sutaryati?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 239
S (Siswa) : “Nyaman, enak.” 2.
P : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S : “Pendidikan karakter itu pendidikan untuk memperbaiki sikap.”
3.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Tingkah laku, sopan santun.”
4.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Iya sudah. Beliau sabar.”
5.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?” S : “Lumayan baik, kadang memperhatikan kadang tidak.”
6.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Tenang, kondusif.”
7.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? Dan bagaimana perasaannya?” S : “Ceramah dan dibagi kelompok, diskusinya lumayan enak.”
8.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Lembar Kerja Siswa (LKS). Iya mendukung.”
9.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Tujuannya agar siswa menjadi lebih baik.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 240
10.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Sudah, karena membantu siswa.”
11.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?” S : “Kondusif.”
12.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Kadang sulit memahami. Dengan bertanya pada guru dan teman.”
13.
P : “Karakter apa yang berkembang?” S : “Tambah rajin. Dulu kadang kalau ulangan, saya tanya ke teman terutama bagian soal yang sulit. Tetapi sekarang saya mengerjakan ulangan semampu saya.”
Siswa 8 1.
P (Peneliti) : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S (Siswa) : “Mendidik siswa untuk jujur, dll.”
2.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Jujur, dll..”
3.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Iya. Beliau sabar dan lemah lembut.”
4.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 241
S : “Ada yang memperhatikan, ada yang tidak, ada yang ngobrol, ada yang main hp sendiri. Tetapi sebagian memperhatikan.” 5.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Santai, bisa menikmati.”
6.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? Dan bagaimana perasaannya?” S : “Menerangkan di papan tulis, kerja kelompok, mengerjakan soal.”
7.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Menerangkan di papan tulis dan mengerjakan soal dan LKS. Iya mendukung.”
8.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Tujuannya agar kita menjadi jujur, disiplin.”
9.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Sudah, tapi kadang kalau ada yang tanya terus masih salah kadang tidak diberi tahu yang salah yang mana.”
10.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?” S : “Lancar dan bisa menikmati.”
11.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 242
S : “Kadang sering memperhatikan tapi kadang pikirannya ke mana-mana. Ya diusahain aja untuk fokus.” 12.
P : “Sejauh ini bagaimana pembelajaran Matematika yang berbasis pendidikan karakter yang diterima?” S : “Santai dan mengembangkan karakter.”
13.
P : “Karakter apa yang berkembang?” S : “Tambah disiplin, tekun, termotivasi.”
Siswa 9 1.
P (Peneliti) : “Bagaimana pembelajaran yang diampu oleh Bu Sutaryati?” S (Siswa) : “Enak tapi kadang membosankan.”
2.
P : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S : “Karakter itu pendirian, perilaku setiap hari. Pendidikan karakter itu mendidik agar lebih baik.”
3.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Moral, sosial.”
4.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Mencerminkan. Beliau baik, lemah lembut, dan sayang pada muridnya.”
5.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?” S : “Ada yang ngobrol, ada yang main sendiri, ada yang memperhatikan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 243
6.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Mengenakan, disiplin.”
7.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran?” S : “Kelompok, mengerjakan LKS, diberi PR. Komunikasi, ditanyain ada yang sudah bisa apa belum, kalau belum nanti dijelaskan.”
8.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Papan tulis.”
9.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Tujuannya mendidik murid agar lebih baik dan disiplin dalam belajar.”
10.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Belum. Karena kalau tanya itu sudah tapi nanti dicek salah, kurang teliti.”
11.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?” S : “Baik dan lancar.”
12.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Kurang jelas rumus rumus.”
13.
P : “Karakter apa yang berkembang?” S : “Lebih disiplin dan tepat waktu.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 244
Siswa 10 1.
P (Peneliti) : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S (Siswa) : “Pendidikan karakter itu pendidikan di mana saat di sekolah itu dibentuk karakternya, kalau besok sudah lulus sudah terjun ke masyarakat bisa berdiri sendiri, tidak terpengaruh hal hal yang negatif. Jadi, kayak dia sudah punya pendirian sendiri dan tidak mudah diprovokasi.”
2.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Jujur, percaya diri, memberikan aspirasi, punya pendirian, jadi lebih bijak.”
3.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Contoh?” S : “Iya. Contohnya beliau itu kalau mengajar itu lebih kayak seorang ibu ke anaknya. Jadi jauh lebih sabar, lebih pengertian. Tapi mungkin kalau untuk saya karena sudah bisa itu rasanya kok lama, tapi dari lihat teman-teman yang lain itu sisi positifnya di situ jadi kita menyesuaikan. Baik, jujur, tidak suka bohong, cantik.”
4.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?” S : “Awalnya pasif, tapi akhir akhir ini metodenya diganti berkelompok jadi masing-masing siswa baik yang bisa maupun yang tidak bisa dituntut untuk berpikir. Kita diberi suatu persoalan lalu gimana caranya kamu bisa menyelesaikannya. Selain kita belajar matematika dan menguasai materi ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 245
mungkin itu salah satu media untuk pendewasaan diri untuk memecahkan masalah.” 5.
P
:
“Bagaimana
suasana
pembelajaran
yang
sudah
mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Kondusif sih karena semua jadi aktif, walau masih ada satu dua yang ngobrol sendiri atau tidur tapi masih banyak yang ikut belajar. Tapi mungkin besok teman yang satu dua itu bisa terpengaruh yang lain jadi ikut aktif belajar.” 6.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? Dan bagaimana perasaannya?” S : “Berinteraksi dengan yang lain tidak individu terus, kita bertukar pikiran kita memecahkan masalah dengan teman-teman yang lain jadi kita bisa membangun rasa solidaritas dengan teman-teman.”
7.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Lembar Kerja Siswa (LKS), Papan tulis, buku paket. Iya, merasa terdukung. Kalau pakai power point kadang jadi tidak fokus gara-gara ada gambarnya. malah ngobrol sendiri. Jadi lebih efektif kalau pakai LKS sama buku paket.”
8.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Pesannya kalau kita ingin mengajarkan sesuatu kepada orang lain bukan tujuannya itu orang lain untuk bisa tapi untuk dia itu benar-benar memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 246
apa yang kita ajarkan jadi di kehidupannya sendiri bisa menerapkan kalau mengajarkan butuh kesabaran, kasih sayang dan mau mengulang itu terus.” 9.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Masih 75% karena masih kurang puas dengan diri sendiri. Mungkin masih kurang aktif karena tiap ngerjain soal di tengah-tengah ada kesalahan nanti beliau tidak segera memberitahukan dan kita harus memecahkan.”
10.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?” S : “Cukup, karena sekarang saya lebih intensif ikut pelajaran daripada semester lalu ya jadi lebih baik dan meningkat.”
11.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Kadang kalau ada PR dan jawabannya sudah benar jawabannya cuma ditulis di papan tulis tidak diberitahu caranya kan kalau saya bisa tanya temen yang lain tapi kalau yang lain diam kan kasihnya di situ. Jadi kurang aktif menjelaskan, dan lebih mengedepankan muridnya aktif dalam menyelesaikan masalahnya sendiri.”
12.
P : “Sejauh ini bagaimana pembelajaran matematika yang berbasis pendidikan karakter yang diterima?” S : “Menyenangkan, mendukung.”
13.
P : “Karakter apa yang berkembang?” S : “Saya jadi lebih rajin dalam belajar dan tertantang untuk mengerjakan soal-soal yang sulit.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 247
Siswa 11 1.
P (Peneliti) : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S (Siswa) : “Karakter itu sesuatu yang dimiliki seseorang. Pendidikan karakter adalah mendidik agar lebih baik.”
2.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Kejujuran, kedisiplinan, dll.”
3.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Banyak sekali, lemah lembut dan sabar.”
4.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?” S : “Sebagian besar memperhatikan.”
5.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Suasananya nyaman untuk belajar.”
6.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? Dan bagaimana perasaannya?” S : “Kelompok.”
7.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Lembar Kerja Siswa (LKS), papan tulis, kertas, lembar jawab. Iya, semakin termotivasi dan sangat mendukung.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 248
8.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Tujuannya membuat sesuatu lebih baik.”
9.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Sudah.”
10.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?” S : “Rata-rata lancar.”
11.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Kadang kurang paham dan kurang bisa mengikuti. Guru membantu dengan memberitahukan caranya.”
12.
P : “Sejauh ini bagaimana pembelajaran matematika yang berbasis pendidikan karakter yang diterima?” S : “Lancar dan bagus.”
13.
P : “Karakter apa yang berkembang?” S : “Bisa lebih berani mengungkapkan pendapat saat ada kerja kelompok.”
Siswa 12 1.
P (Peneliti) : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S (Siswa) : “Pendidikan karakter menurut saya kalau di sekolah kan karakternya berbeda-beda. Dalam keadaan karakter yang berbeda-beda ini kita harus bisa menjadi satu kesatuan dengan karakter yang berbeda.”
2.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 249
S : “Jujur, sopan, ramah.” 3.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Contoh?” S : “Iya. Beliau ramah, bisa lebih dekat dengan murid-muridnya, sabar.”
4.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?” S : “Tergantung pelajarannya, kalau susah cenderung malas dan bicara sendiri, sedangkan kalau pelajarannya mudah mereka akan mencoba mengerjakannya.”
5.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Ada yang ramai. Tapi nanti guru mengingatkan agar tidak ramai.”
6.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? Dan bagaimana perasaannya?” S : “Membuat contoh soal, membuat kelompok.”
7.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Lembar Kerja Siswa (LKS), papan tulis, buku cetak. Iya mendukung, semakin termotivasi.”
8.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Menurut saya agar siswa lebih giat lagi saat diterangkan.”
9.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 250
S : “Saya rasa sudah.” 10.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?” S : “Lancar.”
11.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Kesulitan dalam mengerjakan soal. Tanya kepada Guru dan teman yang bisa mengerjakan.”
12.
P : “Karakter apa yang kamu rasa berkembang? Secara keseluruhan?” S : “Lebih giat belajar, sabar jangan emosi dalam mengerjakan soal. Beliau sabar.”
Siswa 13 1.
P (Peneliti) : “Bagaimana pembelajaran yang diampu oleh Bu Sutaryati?” S (Siswa) : “Merasakan jika beliau itu baik, kalo ada yang kurang bisa itu nanti membantu.”
2.
P : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S : “Karakter itu sifat yang dimiliki seseorang.”
3.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Kejujuran, keramahan, kedisiplinan.”
4.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Iya. Beliau keramahan kepada siswa.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 251
5.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?” S : “Pembelajarannya agak santai tapi serius.”
6.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Menyenangkan karena tidak spaneng dan mudah dipahami.”
7.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? Dan Bagaimana Perasaannya?” S : “Menulis di papan tulis.”
8.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Papan tulis, media yang lain jarang.”
9.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Belum tahu, ya mungkin yang diberikan itu perintah untuk mengerjakan tugas, ya nanti kalau ada tugas ya dikerjakan.”
10.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Ya mungkin sudah karena setiap pelajaran merasa senang.”
11.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?” S : “Senang karena kadang kadang diberikan soal dulu untuk dikerjakan dan kalau tidak tahu nanti dijelaskan di depan, terus nanti bisa tahu mana yang saya kurang tahu.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 252
12.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Kalau tidak dijelaskan satu satu nanti tidak paham.”
13.
P : “Sejauh ini bagaimana pembelajaran matematika yang berbasis pendidikan karakter yang diterima dari bimbingan Bu Sutaryati?” S : “Baik, saya termotivasi untuk belajar matematika lebih baik lagi.”
Siswa 14 1.
P (Peneliti) : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S (Siswa) : “Pendidikan karakter itu mendidik siswa agar berperilaku lebih baik lagi (normal) dan tidak menyimpang.”
2.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Kedisiplinan, kejujuran, ketaatan, kepatuhan pada tata tertib, menghormati yang lebih tua.”
3.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Sudah, beliau selalu sabar, tidak mudah marah pada siswa, dan penyayang (keibuan).”
4.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?” S : “Terkadang kalau Bu Taryati kurang tegas banyak siswa yang banyak ngobrol apalagi yang duduk di belakang mereka jadi tidak memperhatikan, tapi kadang ibu mengingatkan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 253
5.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Kadang juga seru, kalau saat siswa bisa diajak untuk berdiskusi nanti jadi nyambung antara percakapan antar murid.”
6.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? Dan bagaimana perasaannya?” S : “Kerja kelompok lalu membagikan soal dan berdiskusi tentang soal tersebut, dan pembagiannya merata dan Ibu juga menulis dan menjelaskan di depan anak anak.”
7.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Papan tulis, LKS, proyektor. Mendukung semakin termotivasi, dan siswa bisa lebih rajin membaca dan belajar di rumah dengan LKS.”
8.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Untuk melatih diri lebih baik, dan berguna bagi nusa dan bangsa.”
9.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Sudah, tapi penjelasannya kurang, dan siswa bisa diingatkan lagi agar memperhatikan.”
10.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?” S : “Lebih baik, apalagi dengan adanya kerja kelompok jadi lebih bisa mengerti dan tidak malu bertanya karena bisa bertanya dengan teman.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 254
11.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Pertama kali diterangkan susah untuk dipahami tetapi setelah berulang kali diterangkan bisa menjadi paham.”
12.
P : “Sejauh ini bagaimana pembelajaran matematika yang berbasis pendidikan karakter yang diterima dari bimbingan Bu Sutaryati?” S : “Mendukung.”
13.
P : “Karakter apa yang berkembang?” S : “Menjadi lebih sabar.”
Siswa 15 1.
P (Peneliti) : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S (Siswa) : “Pendidikan karakter itu tentang sifat dan sikap.”
2.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Disiplin, jujur, sabar.”
3.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Sudah. Beliau sabar dan disiplin.”
4.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?” S : “Cukup baik, memperhatikan, kalau ada yang ramai diingatkan secara lembut.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 255
5.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Kondusif, ceria tidak tegang (nyaman).”
6.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? Dan bagaimana perasaannya?” S : “Penjelasan, dan kerja kelompok, yang lebih sering itu kerja kelompok. Dengan kerja kelompok siswa jadi lebih aktif.”
7.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Papan tulis, penjelasan, LKS, buku. Sangat berguna dan memotivasi untuk belajar.”
8.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Memanfaatkan waktu lebih baik, membuat karakter menjadi lebih baik.”
9.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Lumayan dengan keibuannya.”
10.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?” S : “Lancar.”
11.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Kalau ada yang salah Bu Sutaryati tidak langsung memberitahu kalau ada kesalahan, siswanya dituntut untuk mencari yang benar dulu, kalau sudah tidak bisa baru dijelaskan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 256
12.
P : “Sejauh ini bagaimana pembelajaran Matematika yang berbasis pendidikan karakter yang diterima dari bimbingan Bu Sutaryati?” S : “Seru dan mendukung.”
13.
P : “Karakter apa yang berkembang?” S : “Selalu ceria dalam belajar.”
Siswa 16 1.
P (Peneliti) : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S (Siswa) : “Pendidikan untuk mengembangkan sikap siswa lebih baik.”
2.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Moral, sosial, kedisiplinan, ketertiban, kerapian.”
3.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Iya. Memulai pelajaran dengan berdoa dan kalau temannya tidak bisa dibantuin.”
4.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?” S : “Ada yang diam, ada yang ramai, tapi tetap memperhatikan.”
5.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Kalau memperhatikan ya tenang, tapi kalau lagi berdiskusi ya ramai karena tanya sana-sini.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 257
6.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? Dan bagaimana perasaannya?” S : “Ceramah dan kelompok. Dengan kelompok kerja sama siswa lebih berkembang saling toleransi antar teman.”
7.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Papan tulis, LKS, buku paket. Mendukung.”
8.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Membentuk diri lebih baik lagi agar bisa diterima di lingkungan.”
9.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Iya, bisa menerangkan kepada siswa dengan lebih jelas, sabar.”
10.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?” S : “Lihat LKS kalau tidak bisa bertanya.”
11.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Belum begitu bisa memahami materi jadi harus tanya sana-sini, lebih ke usaha sendiri.”
12.
P : “Sejauh ini bagaimana pembelajaran Matematika yang berbasis pendidikan karakter yang diterima dari bimbingan Bu Sutaryati?” S : “Baik, asik, lucu.”
13.
P : “Karakter apa yang berkembang?” S : “Jadi lebih berani bertanya saat mengalami kesulitan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 258
Siswa 17 1.
P (Peneliti) : “Apakah Pendidikan karakter menurutmu?” S (Siswa) : “Karakter itu sifat yang dimiliki seseorang. Pendidikan karakter itu mendidik siswa agar lebih baik lagi.”
2.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Disiplin, jujur, sabar.”
3.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Sudah. Beliau baik dan sabar.”
4.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?” S : “Sebagian memperhatikan, ada yang tidur, ada yang main.”
5.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Menyenangkan.”
6.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? Metode apa yang mendukung?” S : “Kerja kelompok, mengerjakan di papan tulis, diskusi. Diskusi karena kalau ada siswa yang belum tahu bisa tanya ke teman.”
7.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Papan tulis, LKS. Sedikit karena kadang tahu belum paham dengan materi.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 259
8.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Mendidik siswa untuk lebih baik lagi.”
9.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Sudah.”
10.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?” S : “Lancar.”
11.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Kalau tidak dijelaskan secara jelas belum paham, kalau belum paham nanti bertanya.”
12.
P : “Sejauh ini bagaimana pembelajaran matematika yang berbasis pendidikan karakter yang diterima dari bimbingan Bu Sutaryati?” S : “Membangun untuk lebih baik lagi dan menyenangkan.”
13.
P : “Karakter apa yang berkembang?” S : “Percaya diri.”
Siswa 18 1.
P (Peneliti) : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S (Siswa) : “Pendidikan untuk mengubah pola karakter kita.”
2.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Ketekunan, kesabaran, disiplin.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 260
3.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Iya. Beliau menyampaikan pelajaran dengan sabar dengan metode yang mudah dipahami.”
4.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?” S : “Antusias tapi kadang kadang ramai.”
5.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Menyenangkan, asyik tapi terkadang malas dan bosan.”
6.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran?” S : “Kerja kelompok dan penjelasan di depan.”
7.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Papan tulis, LKS. Sangat mendukung.”
8.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Untuk mengubah kita lebih baik supaya berkarakter.”
9.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Sudah.”
10.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?” S : “Lancar.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 261
11.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Tidak ada tapi terkadang suka malas waktu belajar.”
12.
P : “Sejauh ini bagaimana pembelajaran matematika yang berbasis pendidikan karakter yang diterima dari bimbingan Bu Sutaryati?” S : “Menyenangkan.”
13.
P : “Karakter apa yang berkembang?” S : “Menjadi lebih mau memperhatikan saat pelajaran dan jadi tekun belajar matematika.”
Siswa 19 1.
P (Peneliti) : “Bagaimana pembelajaran yang diampu oleh Bu Sutaryati?” S (Siswa) : “Lumayan mengerti, kalau kurang mengerti tanya. Enak-enak saja.”
2.
P : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S : “Karakter itu kepribadian.”
3.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Ada yang malas, ada yang pintar, ada yang rajin, dll.”
4.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Iya. Beliau sabar dan kalau ada yang tidak mengerti nanti di jelaskan.”
5.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 262
S : “Ada yang mendengarkan, ada yang ngobrol, ada yang main, ada yang memperhatikan.” 6.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Nyaman.”
7.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? Dan bagaimana perasaannya?” S : “Kerja kelompok, menjelaskan, dan menulis di papan tulis.”
8.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Kertas, papan tulis, LKS. Merasa terbantu.”
9.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Terkadang kalau ada yang terlambat diingatkan. Dan kalau ada yang ngobrol sendiri nanti diingatkan.”
10.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Cocok. Karena nyaman saat diajar oleh Bu Sutaryati.”
11.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?” S : “Pelan-pelan tapi dapat dimengerti, tidak terburu-buru.”
12.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Ada, kalau merasa tidak mengerti nanti terus tanya guru.”
13.
P : “Karakter apa yang berkembang?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 263
S : “Kerajinan, kerapian, disiplin.”
Siswa 20 1.
P (Peneliti) : “Apakah Pendidikan karakter menurutmu?” S (Siswa) : “Karakter itu kepribadian seseorang. Pendidikan karakter itu membangun karakter seseorang.”
2.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Penyabar, tegas, ramah.”
3.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Sudah. Kalau ada yang belum jelas nanti dijelaskan lalu diberi contohcontoh soal langsung diterangkan di papan tulis.”
4.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?” S : “Ada yang memperhatikan ada yang ngobrol sendiri tapi banyak yang memperhatikan.”
5.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran? Dan bagaimana perasaannya?” S : “Kerja kelompok. Menurut saya kerja kelompok bisa berdiskusi dan bisa mencari tahu yang belum tahu.”
6.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 264
S : “Papan tulis, kertas buram untuk mengerjakan. Mendukung, merasa senang.” 7.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Membentuk kepribadian yang baik, jujur, tegas. Jika ada yang terlambat diingatkan agar tidak terlambat.”
8.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Sudah, kalau ada yang belum jelas nanti dijelaskan.”
9.
P : “Bagaimanakah proses pembelajaran matematika berlangsung?” S : “Kondusif, lancar.”
10.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Kalau belum tahu langsung tanya ke guru dan dijelaskan.”
11.
P : “Karakter apa yang berkembang?” S : “Sabar, jadi lebih bisa menahan emosi, Jujur kalau ulangan, disiplin kalau masuk kelas.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 265
F. Transkrip Wawancara Siswa Gelombang Kedua (Susulan) Jumlah Siswa yang Diwawancarai
: 1 orang
Tempat
: Dekat Ruang Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh
Hari/Tanggal
: Selasa, 9 Mei 2017
Waktu
: Pukul 10.10 WIB s/d pukul 10.30 WIB
Siswa 21 1.
P (Peneliti) : “Bagaimana perasaannya dalam pembelajaran yang diampu oleh Bu Sutaryati?” S (Siswa) : “Pusing karena tidak paham caranya.”
2.
P : “Apakah pendidikan karakter menurutmu?” S : “Karakter itu sifat masing-masing orang. Pendidikan karakter itu mendidik sifat lebih baik lagi.”
3.
P : “Apakah nilai-nilai yang ada pada pendidikan karakter?” S : “Moral, kejujuran, disiplin.”
4.
P : “Apakah guru matematika mencerminkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran? Dan apa yang kamu rasakan?” S : “Lemah lembut, sabar. Sejujurnya kurang nyaman karena waktu menjelaskan cuma sedikit contohnya soalnya kurang. Jadi kami yang kurang pintar jadi kesusahan dalam mengerjakan soal.”
5.
P : “Bagaimana respon dan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran?” S : “Sebisa mungkin bertanya sama guru dan teman.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 266
6.
P : “Bagaimana suasana pembelajaran yang sudah mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kelas?” S : “Nyaman, asyik, seru.”
7.
P : “Metode apa yang digunakan oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter pada proses pembelajaran?” S : “Belajar kelompok, tapi lebih sering individu. Beliau menerangkan di depan tapi masalahnya cuma sering tidak diberi contoh tadi.”
8.
P : “Media apa saja yang digunakan oleh guru dalam mengajar? Dan apakah mendukungmu dalam belajar?” S : “Papan tulis, spidol, kadang kadang ingin pakai proyektor tapi kan masalahnya pelajarannya matematika jadinya susah kalau pakai itu.”
9.
P : “Apakah Anda mengetahui pesan/tujuan yang disampaikan dari pendidikan karakter?” S : “Tujuannya agar menumbuhkan karakter siswa lebih baik lagi.”
10.
P : “Apakah cara guru mengajar sudah seperti yang diharapkan oleh siswa?” S : “Belum karena kemampuan siswa beda-beda, nanti kalau yang kurang bisa kurang diperhatikan. Tapi kadang-kadang juga dijelaskan.”
11.
P : “Bagaimanakah hambatan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran? Dan bagaimana solusinya?” S : “Rumus-rumus sulit karena kalau matematika kurang memperhatikan.”
12.
P : “Karakter apa yang berkembang yang kamu rasakan?” S : “Biasanya ramai tapi jadi pada memperhatikan karena mau bisa mengerjakan. Pembelajaran sudah memberikan pendidikan karakter.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 267
Lampiran V Hasil Observasi Pembelajaran di Kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 268
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 269
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 270
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 271
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 272
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 273
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 274
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 275
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 276
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 277
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 278
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 279
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 280
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 281
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 282
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 283
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 284
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 285
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 286
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 287
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 288
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 289
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 290
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 291
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 292
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 293
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 294
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 295
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 296
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 297
Lampiran VI Catatan Lapangan
A. CATATAN LAPANGAN I Observasi
: ke-1
Tempat
: Lingkungan SMA Negeri 1 Samigaluh
Hari/Tanggal : Senin, 10 April 2017 Proses Observasi : Ada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh yang bertugas piket pagi mempersiapkan kelas. Mereka menyapu kelas dan membersihkan papan tulis. Meja dan kursi dalam kelas juga mereka tata dengan rapi. Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh tergolong rapi dan sopan dalam berpakaian. Demikian pula dengan siswa dari kelas lain di SMA Negeri 1 Samigaluh, mereka berpakaian rapi dan sopan. Saat jam istirahat siswa membeli makanan di kantin sekolah. Ada juga yang keluar lingkungan sekolah untuk jajan makanan yang tidak tersedia di kantin sekolah. Ada siswa yang nongkrong di parkiran sekolah ketika jam istirahat. Ketika mereka bertemu dengan bapak/ibu guru memberi salam dan menyapa. Ketika bersosialisasi dengan siswa kelas lain, mereka terlihat akrab. Kadang ada yang memanggil temannya dengan julukan (paraban). Ketika jam pergantian pelajaran atau jam masuk kelas, siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh relatif tertib untuk segera masuk ke kelas. Walaupun ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 298
satu dua siswa yang sengaja memperlambat waktu masuk ke kelas dengan alasan makanannya belum habis. Ketika siswa mengikuti pelajaran, mereka relatif antusias dalam memperhatikan penjelasan dari guru. Pembelajaran yang ada terlaksana dengan baik dan lancar. Ketika jam pulang sekolah, sebagian besar siswa segera pulang ke rumah masing-masing. Tetapi ada pula yang masih duduk-duduk di sekitar lingkungan sekolah. Ada pula yang menunggu jemputan. Ada juga yang duduk-duduk sambil bicara bersama dengan temannya. B. CATATAN LAPANGAN II Obervasi
: ke-2
Tempat
: Lingkungan SMA Negeri 1 Samigaluh
Hari/Tanggal : Selasa, 11 April 2017 Proses Observasi : Ada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh yang bertugas piket pagi mempersiapkan kelas. Mereka menyapu kelas dan membersihkan papan tulis. Ruangan agak kotor dan kurang rapi, sehingga petugas piket dibantu teman yang berangkat pagi. Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh tergolong rapi dan sopan dalam berpakaian. Demikian pula dengan siswa dari kelas lain di SMA Negeri 1 Samigaluh, mereka berpakaian rapi dan sopan. Saat jam istirahat siswa membeli makanan di kantin sekolah. Ada juga yang keluar lingkungan sekolah untuk jajan makanan yang tidak tersedia di kantin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 299
sekolah. Ada siswa yang nongkrong di parkiran sekolah ketika jam istirahat. Ada juga siswa yang ngobrol bersama dengan temannya di kelas saat jam istirahat. Ketika mereka bertemu dengan bapak/ibu guru memberi salam dan menyapa. Ketika bersosialisasi dengan siswa kelas lain, mereka terlihat akrab. Ketika jam pergantian pelajaran atau jam masuk kelas, siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh relatif tertib untuk segera masuk ke kelas. Walaupun ada satu dua siswa yang sengaja memperlambat waktu masuk ke kelas dengan alasan makanannya belum habis. Ketika siswa mengikuti pelajaran, mereka relatif antusias dalam memperhatikan penjelasan dari guru. Pembelajaran yang ada terlaksana dengan baik dan lancar. Ketika jam pulang sekolah, sebagian besar siswa segera pulang ke rumah masing-masing. Tetapi ada pula yang masih duduk-duduk di sekitar lingkungan sekolah. Ada pula yang menunggu jemputan. Ada juga yang duduk-duduk sambil bicara bersama dengan temannya. C. CATATAN LAPANGAN III Obervasi
: ke-3
Tempat
: Lingkungan SMA Negeri 1 Samigaluh
Hari/Tanggal : Senin, 17 April 2017 Proses Observasi : Ada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh yang bertugas piket pagi mempersiapkan kelas. Mereka menyapu kelas dan membersihkan papan tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 300
Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh tergolong rapi dan sopan dalam berpakaian. Demikian pula dengan siswa dari kelas lain di SMA Negeri 1 Samigaluh, mereka berpakaian rapi dan sopan. Saat jam istirahat siswa membeli makanan di kantin sekolah. Ada juga yang keluar lingkungan sekolah untuk jajan makanan yang tidak tersedia di kantin sekolah. Ada siswa yang nongkrong di parkiran sekolah ketika jam istirahat. Ada juga siswa yang ngobrol bersama dengan temannya di kelas saat jam istirahat. Ketika mereka bertemu dengan bapak/ibu guru memberi salam dan menyapa. Ketika bersosialisasi dengan siswa kelas lain, mereka terlihat akrab. Ketika jam pergantian pelajaran atau jam masuk kelas, siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh relatif tertib untuk segera masuk ke kelas. Ketika siswa mengikuti pelajaran, mereka relatif antusias dalam memperhatikan penjelasan dari guru. Kadang terlihat siswa yang bermain handphone ketika pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang ada terlaksana dengan baik dan lancar. Ketika jam pulang sekolah, sebagian besar siswa segera pulang ke rumah masing-masing. Tetapi ada pula yang masih duduk-duduk di sekitar lingkungan sekolah. Ada pula yang menunggu jemputan. Ada juga yang duduk-duduk sambil bicara bersama dengan temannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 301
D. CATATAN LAPANGAN IV Obervasi
: ke-4
Tempat
: Lingkungan SMA Negeri 1 Samigaluh
Hari/Tanggal : Selasa, 18 April 2017 Proses Observasi : Ada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh yang bertugas piket pagi mempersiapkan kelas. Mereka menyapu kelas dan membersihkan papan tulis. Mereka terlihat bersemangat dalam melaksanakan tugas piket. Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh tergolong rapi dan sopan dalam berpakaian. Demikian pula dengan siswa dari kelas lain di SMA Negeri 1 Samigaluh, mereka berpakaian rapi dan sopan. Saat jam istirahat siswa membeli makanan di kantin sekolah. Ada juga yang keluar lingkungan sekolah untuk jajan makanan yang tidak tersedia di kantin sekolah. Ada siswa yang nongkrong di parkiran sekolah ketika jam istirahat. Ada juga siswa yang ngobrol bersama dengan temannya di kelas saat jam istirahat. Ketika mereka bertemu dengan bapak/ibu guru memberi salam dan menyapa. Terlihat ada seorang siswa kelas XI IPA yang dimintai bantuan oleh salah seorang guru. Siswa tersebut terlihat langsung membantu guru tersebut dengan penuh semangat. Ketika bersosialisasi dengan siswa kelas lain, mereka terlihat akrab. Ketika jam pergantian pelajaran atau jam masuk kelas, siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh relatif tertib untuk segera masuk ke kelas. Sembari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 302
menunggu guru yang hadir, beberapa siswa saling bercanda dengan suara yang tidak terlalu keras. Ketika siswa mengikuti pelajaran, mereka relatif antusias dalam memperhatikan penjelasan dari guru. Pembelajaran yang ada terlaksana dengan baik dan lancar. Ketika jam pulang sekolah, sebagian besar siswa segera pulang ke rumah masing-masing. Tetapi ada pula yang masih duduk-duduk di sekitar lingkungan sekolah. Ada pula yang menunggu jemputan. Ada juga yang duduk-duduk sambil bicara bersama dengan temannya. E. CATATAN LAPANGAN V Observasi
: ke-5
Tempat
: Lingkungan SMA Negeri 1 Samigaluh
Hari/Tanggal : Selasa, 25 April 2017 Proses Observasi : Ada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh yang bertugas piket pagi mempersiapkan kelas. Mereka menyapu kelas dan membersihkan papan tulis. Meja dan kursi dalam kelas juga mereka tata dengan rapi. Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh tergolong rapi dan sopan dalam berpakaian. Demikian pula dengan siswa dari kelas lain di SMA Negeri 1 Samigaluh, mereka berpakaian rapi dan sopan. Saat jam istirahat siswa membeli makanan di kantin sekolah. Ada juga yang keluar lingkungan sekolah untuk jajan makanan yang tidak tersedia di kantin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 303
sekolah. Ada siswa yang nongkrong di parkiran sekolah ketika jam istirahat. Ketika mereka bertemu dengan bapak/ibu guru memberi salam dan menyapa. Ketika bersosialisasi dengan siswa kelas lain, mereka terlihat akrab. Kadang ada yang memanggil temannya dengan julukan (paraban). Ketika jam pergantian pelajaran atau jam masuk kelas, siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh relatif tertib untuk segera masuk ke kelas. Siswa sambil menunggu guru yang hadir, menyiapkan alat tulis dan buku yang akan digunakan selama pembelajaran. Siswa terlihat bersemangat dalam pembelajaran. Ketika siswa mengikuti pelajaran, mereka relatif antusias dalam memperhatikan penjelasan dari guru. Pembelajaran yang ada terlaksana dengan baik dan lancar. Ketika jam pulang sekolah, sebagian besar siswa segera pulang ke rumah masing-masing. Tetapi ada pula yang masih duduk-duduk di sekitar lingkungan sekolah. Ada pula yang menunggu jemputan. Ada juga yang duduk-duduk sambil bicara bersama dengan temannya. F. CATATAN LAPANGAN VI Observasi
: ke-6
Tempat
: Lingkungan SMA Negeri 1 Samigaluh
Hari/Tanggal : Sabtu, 29 April 2017 Proses Observasi : Secara khusus observasi lapangan kali ini mengamati kegiatan ulangan harian limit kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh. Selain itu juga mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 304
kegiatan siswa di luar kelas. Siswa yang bertugas piket pagi mempersiapkan kelas. Mereka menyapu kelas dan membersihkan papan tulis. Meja dan kursi dalam kelas juga mereka tata dengan rapi. Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh tergolong rapi dan sopan dalam berpakaian. Demikian pula dengan siswa dari kelas lain di SMA Negeri 1 Samigaluh, mereka berpakaian rapi dan sopan. Para siswa kelas XI IPA bersiap untuk melaksanakan ulangan akhir materi limit. Kebetulan peneliti yang disuruh menjaga ulangannya karena gurunya sedang ada keperluan lain yang tidak bisa ditinggalkan. Selama peneliti menjagai ulangan, siswa mengerjakan soal-soal dengan tekun dan secara mandiri. Suasana kelas tenang dan mereka terlihat sungguh-sungguh dalam mengerjakan soal ulangan. Ada siswa yang relatif cepat selesai dalam mengerjakan ulangan. Tetapi peneliti meminta siswa untuk dicek kembali apabila sudah selesai mengerjakan soal. Sesudah ulangan selesai, peneliti segera mengumpulkan semua lembar jawab beserta soalnya untuk diserahkan kepada Bu Sutaryati selaku guru matematika kelas XI IPA. Ketika jam pergantian pelajaran atau jam masuk kelas, siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Samigaluh relatif tertib untuk segera masuk ke kelas. Siswa sambil menunggu guru yang hadir, menyiapkan alat tulis dan buku yang akan digunakan selama pembelajaran. Siswa terlihat bersemangat dalam pembelajaran. Ketika siswa mengikuti pelajaran, mereka relatif antusias dalam memperhatikan penjelasan dari guru. Pembelajaran yang ada terlaksana dengan baik dan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 305
Ketika jam pulang sekolah, siswa tidak segera pulang terutama yang menjadi pengurus OSIS. Mereka mempersiapkan berbagai hal yang akan digunakan untuk acara perpisahan kelas XII. Kebetulan ketua OSIS-nya berasal dari kelas XI IPA. Selain yang menjadi para pengurus OSIS, siswa lainnya segera pulang ke rumah masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 306
Lampiran VII Silabus SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah
: SMA Negeri 1 Samigaluh
Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : XI / IPA Semester
: GENAP
STANDAR KOMPETENSI: 6.
Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar
Materi Ajar
6.1. Menjelaskan Limit fungsi secara intuitif Limit fungsi arti limit aljabar: fungsi di suatu titik dan di tak - Definisi limit hingga dan secara intiutif. menggunakan - Definisi limit sifat limit secara aljabar. fungsi untuk menghitung - Limit fungsibentuk tak fungsi tentu fungsi berbentuk
Karakter yang diimplementasikan
Rasa ingin tahu
Mandiri Kreatif Kerja keras Teliti Tanggung jawab Disiplin Demokratis
Indikator Pencapaian Kompetensi
Kegiatan Pembelajaran
Menjelaskan arti limit fungsi secara intiutif berdasarkan fungsi aljabar yang sederhana. Menjelaskan arti limit fungsi secara aljabar berdasarkan
Penilaian Teknik
Bentuk Instrumen
Alokasi Waktu Contoh
Sumber/Bahan /Alat
(menit)
Instrumen
Sumber:
Menghitung limit fungsi aljabar di suatu titik dan tak hingga.
Tugas individu Tugas kelompok
Uraian singkat.
Tentukan limit fungsi-fungsi berikut ini: a. lim(1 + 𝑥) 𝑥→2
b. lim
𝑥 2 −9
𝑥→3 𝑥−3
c. lim x x 2 4 x
4 45 menit.
Buku paket (Mulyati, dkk. 2006. MATEMATIK A Untuk SMA dan MA Kelas XI Program Studi Ilmu. Jakarta :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 307
lim f x
aljabar dan trigonometri.
fungsi aljabar sederhana.
x c
(cara substitusi, faktorisasi, dan perkalian sekawan).
Menghitung limit fungsi aljabar di suatu titik menggunakan cara substitusi, faktorisasi, dan perkalian dengan sekawan.
Menghitung limit fungsi aljabar di tak hingga .
- Limit fungsi di tak hingga
Piranti Darma Kalokatama)
LKS (Anisha, dkk. PROGRAM ILMU ALAM MATEMATIK A SMA/MA Kelas XI Semester Genap. Klaten : Viva Pakarindo.)
Buku referensi lain.
Alat: White Board Spidol
Teoremateorema limit :
- Menggunakan teorema limit untuk menghitung limit fungsi aljabar dan trigonometri. - Menggunakan teorema limit untuk menghitung bentuk tak tentu limit fungsi.
Memahami teorema-teorema limit dalam perhitungan limit fungsi. Menjelaskan teorema-teorema limit yang digunakan dalam perhitungan limit. Menggunakan teorema limit dalam menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar.
Menggunakan sifat limit fungsi untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar.
Tugas individu. Tugas kelompok
Uraian singkat.
Tentukan limit fungsi-fungsi berikut ini: a.
lim(3𝑥 2 𝑥→4
b. lim
𝑥→4
c. lim
x
− 𝑥)
√𝑥 2 +5 𝑥
x3 x6
2 45 menit.
Sumber: Buku paket (Mulyati, dkk. 2006. MATEMATIK A Untuk SMA dan MA Kelas XI Program Studi Ilmu. Jakarta : Piranti Darma Kalokatama) LKS (Anisha, dkk. PROGRAM ILMU ALAM MATEMATIKA SMA/MA Kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 308
XI Semester Genap. Klaten : Viva Pakarindo.) Buku referensi lain. Alat: White Board Spidol
Limit fungsi trigonometri :
- Menentukan nilai sin x lim . x 0 x - Menentukan nilai
lim
x
x 0 sin x
.
Menentukan nilai sin x lim dan x 0 x
x . x 0 sin x lim
Menghitung limit Tugas individu. Uraian fungsi trigonometri Tugas kelompok singkat. di suatu titik.
Hitunglah nilai a.
lim
b.
lim
sin 2𝑥
𝑥→0 sin 𝑥 5𝑥 𝑥→0 sin 𝑥
4 45 menit.
Sumber: Buku paket (Mulyati, dkk. 2006. MATEMATIK A Untuk SMA dan MA Kelas XI Program Studi Ilmu. Jakarta : Piranti Darma Kalokatama) LKS (Anisha, dkk. PROGRAM ILMU ALAM MATEMATIKA SMA/MA Kelas XI Semester Genap. Klaten : Viva Pakarindo.) Buku referensi lain. Alat: White Board Spidol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 309
Limit fungsi aljabar
Teoremateorema limit
Limit fungsi trigonometri
Melakukan ulangan harian berisi materi yang berkaitan dengan cara menghitung limit fungsi aljabar di suatu titik dan tak hingga serta menggunakan teoremateorema limit dalam menghitung limit fungsi aljabar dan trigonometri dan bentuk tak tentu limit fungsi.
Mengerjakan soal dengan baik berkaitan dengan materi mengenai cara menghitung limit fungsi aljabar di suatu titik dan tak hingga serta menggunakan teorema-teorema limit dalam menghitung limit fungsi aljabar dan trigonometri dan bentuk tak tentu limit fungsi.
Ulangan harian.
Soal Uraian
Hitunglah nilai dari limit berikut : lim(𝑥 2 − 5𝑥 + 5) 𝑥→0
Mengetahui,
Samigaluh, 18 Februari 2017
Kepala SMA Negeri 1 Samigaluh
Guru Mata Pelajaran Matematika
( Drs. Y.B. Sugiman)
( Sutaryati, S.Pd. )
NIP. : 19580610 198403 1 005
NIP. : 19681201 200701 2 017
2 45 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 310
Lampiran VIII Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
:
SMA Negeri 1 Samigaluh
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas / Program
:
XI (Sebelas) / IPA
Semester
:
Genap
Standar Kompetensi
: 6.
Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar
: 6.1. Menjelaskan secara intuitif arti limit fungsi di suatu titik dan di takhingga dan menggunakan sifat limit fungsi untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar dan trigonometri.
Indikator
: 1.
Menghitung limit fungsi aljabar di suatu titik dan di tak hingga.
2.
Menggunakan sifat limit fungsi untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar.
3.
Menghitung limit fungsi trigonometri di suatu titik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 311
4.
Mengerjakan soal dengan baik berkaitan dengan materi mengenai cara menghitung limit fungsi aljabar di suatu titik dan tak hingga
serta
menggunakan
teorema-
teorema limit dalam menghitung limit fungsi aljabar dan trigonometri dan bentuk tak tentu limit fungsi. Alokasi Waktu A.
: 12 jam pelajaran (6 pertemuan).
Tujuan Pembelajaran a. Siswa dapat menghitung limit fungsi aljabar di suatu titik dan di tak hingga. (nilai yang ditanamkan: rasa ingin tahu, mandiri, teliti, tanggung jawab, kreatif, kerja keras, disiplin, dan demokratis); b. Siswa dapat menggunakan sifat limit fungsi untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar dan trigonometri. (nilai yang ditanamkan: rasa ingin tahu, mandiri, teliti, tanggung jawab, kreatif, kerja keras, disiplin, dan demokratis); c. Siswa dapat menghitung limit fungsi trigonometri di suatu titik. (nilai yang ditanamkan: rasa ingin tahu, mandiri, teliti, tanggung jawab, kreatif, kerja keras, disiplin, dan demokratis); Karakter siswa yang diharapkan :
Rasa ingin tahu, Mandiri, Teliti, Tanggung Jawab, Kreatif, Kerja Keras, Disiplin, dan Demokratis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 312
B.
Materi Ajar 2. Limit Fungsi Aljabar c. Pengertian Limit Limit fungsi f(x) jika x mendekati 1, dan jika f(x) =
x2 −4 x−2
ditulis lim
x2 −4
x→1 x−2
.
Untuk menentukan nilai limit ini, dapat dipilih x ε R yang mana nilai x mendekati dari kiri maupun dari kanan. Perhatikan tabel di bawah ini : Tabel 2.1 x → 1 dari kiri
x → 1 dari kanan
0,8 0,9
0,99
0,999
→
1
← 1,0001 1,001 1,01 1,05 1,1
f(x) 2,8 2,9
2,99
2,999
→
3
← 3,0001 3,001 3,01 3,05 3,1
x
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai limit f(x) = x2 −4 x−2
mendekati 3 jika x mendekati 1, baik didekati dari sebelah kiri (disebut
limit kiri) maupun didekati dari sebelah kanan (disebut limit kanan). Dapat ditulis sebagai berikut: lim
x2 −4
x→1 x−2
=3.
d. Menentukan Limit Fungsi Aljabar 4) Menentukan limit fungsi aljabar dengan cara substitusi langsung Contoh : 3. lim(1 + x) = 3 x→2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 313
x
1
4. lim x+4 = 5 x→1
5) Menentukan limit fungsi aljabar dengan cara pemfaktoran Metode ini digunakan untuk menentukan penyelesaian limit fungsi aljabar pada fungsi-fungsi pecahan, yaitu dengan menyederhanakan bentuk pecahan dengan cara memfaktorkan. Contoh : 2. lim
x2 −9
x→3 x−3
= lim
(x−3)(x+3) (x−3)
x→3
= lim(x + 3) x→3
=3+3 =6 6) Menentukan limit fungsi aljabar dengan cara merasionalkan bentuk akar Bentuk akar pada umumnya sulit untuk difaktorkan, agar pecahan dalam bentuk akar dapat difaktorkan maka pembilang dan penyebut dikalikan dengan akar sekawannya. Contoh : 2. lim
x→2
3−√4x+1 x−2
= lim
x→2
3−√4x+1 x−2
3+√4x+1
x 3+√4x+1
9−(4x+1)
= lim (x−2)(3+√4x+1) x→2
8−4x
= lim (x−2)(3+√4x+1) x→2
−4(x−2)
= lim (x−2)(3+√4x+1) x→2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 314
−4
= lim 3+√4x+1 x→2
−4
= 3+√4.2+1 −4
= 3+√9 = =
−4 6 −2 3
6. Limit Fungsi Aljabar Jika X Mendekati Tak Hingga Untuk menyatakan keadaan yang tidak dapat ditentukan nilainya, maka digunakan lambang ∞ (dibaca : tak terhingga). Suatu fungsi f ditentukan 1
dengan rumus f(x) = x , berapa nilai f(x) untuk x mendekati ∞ atau ditulis lim f(x).
x→∞
Perhatikan tabel di bawah ini : Tabel 2.2 x
1
f(x) 1
2
3
4 ...
1
1
1
2
3
4
10 ... 1
...
10
100 ... 1
...
100
10000 ... 1
...
10000
100000 ... 1
...
100000
1 =0 x→∞ x
lim f(x) = lim
x→∞
Limit fungsi aljabar dengan peubah x mendekati tak hingga, bentuk yang sering dijumpai adalah : 3. lim
f(x)
x→∞ g(x)
∞
...
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 315
4. lim {f(x) − g(x)} x→∞
∞
Dengan substitusi langsung akan diperoleh bentuk ∞ atau {∞ − ∞}. Bentuk tersebut merupakan bentuk tak tentu maka perhitungan limit fungsi aljabar dengan peubah x mendekati tak hingga dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut : c. Membagi dengan variabel pangkat tertinggi f(x)
Bentuk lim g(x) dapat dihitung dengan cara membagi pembilang f(x) x→∞
dan penyebut g(x) dengan variabel pangkat tertinggi. Dengan mengingat bahwa 1
lim f(x) = lim x = 0.
x→∞
x→∞
Contoh : 4x3 +2x2 +x
4x3 2x2 x + 3+ 3 x3 x x 2 3 x x→∞ −2x −2x x3 x3 x3
2. lim x−2x2 −2x3 = lim x→∞
2
= lim
1
4+ + 2 x x 1
2
x→∞ 2 −x−2 x
4+0+0
= 0−0−2 4
= −2 = −2
d. Mengalikan dengan faktor lawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 316
Bentuk lim {f(x) − g(x)} dapat ditentukan dengan cara mengalikan x→∞
dengan
f(x)+g(x) f(x)+g(x)
f(x)+g(x)
sehingga bentuk limitnya menjadi
g(x)} . f(x)+g(x) = lim
f2 (x)−g2 (x)
x→∞ f(x)+g(x)
. Kemudian bentuk limit tersebut
diselesaikan dengan cara membagi pangkat tertinggi. Contoh : 2. lim x − √x 2 − 9 = lim (x − √x 2 − 9). x→∞
x→∞
= lim
x2 −(√x2 −9)2
x→∞ (x+√x2 −9)
= lim
x2 −(x2 −9)
x→∞ (x+√x2 −9) 9
= lim
x→∞ (x+√x2 −9)
= lim
x→∞
9 x x √x2 −9 + x x
= lim
9 x
x→∞ 1+√1− 9 x2
0
= 1+√1+0 0
= 1+1 0
=2 =0
lim {f(x) −
x→∞
(x+√x2 −9) (x+√x2 −9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 317
7. Teorema Limit Berikut ini disajikan beberapa teorema yang sering digunakan dalam perhitungan limit fungsi aljabar. Misalkan n adalah bilangan bulat positif, k adalah konstanta, dan f, g adalah fungsi-fungsi yang mempunyai limit di a maka : j. Jika f(x) = k, maka lim f(x) = k x→a
k. Jika f(x) = x, maka lim f(x) = a x→a
l. lim f(x) + g(x) = lim f(x) + lim g(x) x→a
x→a
x→a
m. lim f(x) − g(x) = lim f(x) − lim g(x) x→a
x→a
x→a
n. lim k. f(x) = k. lim f(x) x→a
x→a
o. lim f(x). g(x) = lim f(x). lim g(x) x→a
x→a
f(x)
x→a
lim f(x)
x→a p. lim g(x) = lim g(x)
x→a
x→a
q. lim{f(x)}n = (lim f(x)) x→a
n
x→a
r. lim n√f(x) = n√lim f(x) x→a x→a Contoh : 3. lim (3x 2 − x) = lim 3x 2 − lim x x→4
x→4
x→4
= 3. lim x 2 − lim x x→4
= 3. (4)2 − 4 = 48 − 4 = 44
x→4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 318
√x2 +5
4. lim
x
x→2
lim √x2 +5
= x→2lim x x→2
=
lim x2 +5 √x→2 lim x
x→2
= =
√4+5 2 3 2
8. Limit Fungsi Trigonometri Jika lim f(x) dan f(x) adalah fungsi trigonometri maka limit itu disebut limit x→a
fungsi trigonometri. Berikut ini beberapa rumus limit fungsi trigonometri :
e. lim
x→0
f. lim
x→0
sin x x tan x x
=1 =1
x
g. lim sin x = 1 x→0
x
h. lim tan x = 1 x→0
Contoh : sin x
sin x
4. lim sin 2x = lim 2 sin x cos x x→0
x→0
1
= lim
x→0 2 cos x 1
= 2 cos 0 1
=2 5. lim
x→0
sin 3x 2x
= lim
x→0
sin 3x 3x 3x
. 2x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 319
= lim
sin 3x 3x
x→0
3x
. lim 2x x→0
3
= 1. 2 3
=2 sin 5x
6. lim sin 2x = lim x→0
x→0
sin 5x 5x
2x
5x
. lim sin 2x . lim 2x x→0
x→0
5
= 1.1. 2 5
=2 9. Menentukan Nilai lim
f(x+h)−f(x) h
h→0
Jika f(x) Diketahui
Contoh : Tentukan nilai lim
h→0
f(x+h)−f(x) h
jika diketahui fungsi f(x) sebagai berikut :
c. f(x) = x − 1 d. f(x) = sin x Solusi : 3. f(x) = x − 1 f(x + h) = (x + h) − 1 (x + h) − 1 − (x − 1) f(x + h) − f(x) = lim h→0 h→0 h h lim
h
= lim h = 1 h→0
4. f(x) = sin x f(x + h) = sin(x + h) = sin x. cos h + cos x. sin h
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 320
f(x + h) − f(x) sin(x + h) − sin x = lim h→0 h→0 h h lim
sin x.cos h+cos x.sin h−sin x
= lim
h
h→0
= lim
(sin x.cos h−sin x)+cos x.sin h h
h→0
sin x(cos h−1)
= lim { h→0
= lim sin x .
h
cos h−1
h→0
h
+
cos x.sin h h
}
+ lim cos x. h→0
sin h h
cos h − 1 sin h + lim cos x. lim h→0 h→0 h→0 h h
= lim sin x . lim h→0
= sin x . 0 + cos x. 1 = cos x C.
Model dan Metode Pembelajaran a. Model Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) b. Metode Pembelajaran Dalam metode ini siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok dibuat heterogen berdasarkan kemampuan berpikir. Tujuannya agar dalam diskusi kelompok terjadi saling berbagi ilmu. Selain itu metode ceramah juga dipakai dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 321
D.
Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan Pertama dan Kedua Karakter yang ingin dikembangkan : rasa ingin
tahu, mandiri,
teliti,
tanggung jawab, kreatif, kerja keras, disiplin, dan demokratis. Pendahuluan Apersepsi
: Mengingat materi sebelumnya.
Motivasi
: Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka siswa diharapkan dapat menjelaskan arti limit fungsi di suatu titik dan menghitung limit fungsi aljabar di suatu titik dan tak hingga.
Kegiatan Inti : Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi : a.
Siswa diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan siswa, dari media interaktif, dsb) mengenai arti limit fungsi di suatu titik dan cara menghitung limit fungsi aljabar di suatu titik dan tak hingga, kemudian antara siswa dan guru mendiskusikan materi tersebut (Bahan : Mulyati, dkk. 2006. MATEMATIKA Untuk SMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 322
dan MA Kelas XI Program Studi Ilmu. Jakarta : Piranti Darma Kalokatama hal. 224 - 231). b. Siswa mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan arti limit fungsi secara intuitif dan aljabar serta menghitung limit fungsi aljabar di suatu titik dan tak hingga. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, a. Siswa dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal. 224 - 225 mengenai arti limit fungsi secara intiutif, hal. 226 231 mengenai cara menghitung limit fungsi aljabar dengan cara substitusi, faktorisasi, atau perkalian sekawan, dan hal 229 - 231 mengenai cara menghitung limit fungsi aljabar di tak hingga. b. Siswa mengerjakan beberapa soal mengenai cara menghitung limit fungsi aljabar di suatu titik dengan cara substitusi, faktorisasi, atau perkalian sekawan dan menghitung limit fungsi aljabar di tak hingga dari Latihan 1 dan Latihan 2 dalam buku paket hal. 229 - 231 sebagai tugas individu. c. Siswa dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal dari Latihan 1 dan Latihan 2 dalam buku paket pada hal. 229 - 231. d. Siswa mengerjakan soal-soal latihan mengenai cara menghitung limit fungsi aljabar di suatu titik dalam buku paket pada hal. 229 dan menghitung limit fungsi aljabar di tak hingga pada hal 231.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 323
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, siswa: a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. Penutup a. Siswa membuat rangkuman dari materi mengenai arti limit fungsi secara intuitif dan aljabar serta menghitung limit fungsi aljabar di suatu titik dan tak hingga. b. Siswa dan guru melakukan refleksi. c. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan materi mengenai arti limit fungsi secara intuitif dan aljabar serta menghitung limit fungsi aljabar di suatu titik dan tak hingga dari soal-soal Latihan 1 dan Latihan 2 yang belum terselesaikan di dalam kelas atau dari referensi lain.
Pertemuan Ketiga Karakter yang ingin dikembangkan : rasa ingin
tahu, mandiri,
teliti,
tanggung jawab, kreatif, kerja keras, disiplin, dan demokratis. Pendahuluan Apersepsi
: Mengingat kembali materi mengenai cara menghitung limit fungsi aljabar di suatu titik dan tak hingga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 324
Motivasi
: Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka siswa diharapkan dapat menggunakan sifat limit fungsi untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar.
Kegiatan Inti : Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi : a. Siswa diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan siswa, dari media interaktif, dsb) mengenai sifat-sifat yang digunakan dalam perhitungan limit dan sifat limit fungsi untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar, kemudian antara siswa dan guru mendiskusikan materi tersebut (Bahan : Mulyati, dkk. 2006. MATEMATIKA Untuk SMA dan MA Kelas XI Program Studi Ilmu. Jakarta : Piranti Darma Kalokatama hal. 235 - 236). b. Siswa mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan sifat-sifat yang digunakan dalam perhitungan limit dan cara menggunakan sifat limit fungsi untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 325
c. Siswa dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal. 236 mengenai sifat-sifat yang digunakan dalam perhitungan limit. d. Siswa mengerjakan beberapa soal mengenai sifat-sifat yang digunakan dalam perhitungan limit dari Latihan 4 dalam buku paket hal. 236 sebagai tugas individu. e. Siswa dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal dari Latihan 4 dalam buku paket pada hal. 236. f. Siswa mengerjakan soal-soal latihan mengenai sifat-sifat yang digunakan dalam perhitungan limit dalam buku paket pada hal. 236. g. Siswa diingatkan untuk mempelajari sifat-sifat yang digunakan dalam perhitungan limit, dan sifat limit yang digunakan untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, siswa: a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
Penutup a. Siswa membuat rangkuman dari materi mengenai sifat-sifat yang digunakan dalam perhitungan limit dan sifat limit untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 326
b. Siswa dan guru melakukan refleksi. c. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan materi mengenai sifat-sifat yang digunakan dalam perhitungan limit dan sifat limit untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar dari soal-soal Latihan 4 yang belum terselesaikan di dalam kelas atau dari referensi lain.
Pertemuan Keempat Karakter yang ingin dikembangkan : Rasa ingin tahu, mandiri, teliti, tanggung Jawab, kreatif, kerja keras, disiplin, dan demokratis. Pendahuluan Apersepsi
: Mengingat kembali materi mengenai cara menghitung limit fungsi aljabar di suatu titik dan tak hingga dan sifatsifat yang digunakan dalam perhitungan limit.
Motivasi
: Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka siswa diharapkan dapat menghitung limit fungsi trigonometri di suatu titik.
Kegiatan Inti : Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi : a. Siswa diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 327
paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan siswa, dari media interaktif, dsb) mengenai cara menghitung limit fungsi trigonometri di suatu titik, kemudian antara siswa dan guru mendiskusikan materi tersebut (Bahan : Mulyati, dkk. 2006. MATEMATIKA Untuk SMA dan MA Kelas XI Program Studi Ilmu. Jakarta : Piranti Darma Kalokatama hal. 232 - 235) b. Siswa mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan cara menghitung limit fungsi trigonometri di suatu titik. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, c. Siswa dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal. 232 - 233 mengenai cara menghitung limit fungsi trigonometri di suatu titik. d. Siswa mengerjakan beberapa soal mengenai cara menghitung limit fungsi trigonometri di suatu titik dari Latihan 3 dalam buku paket hal. 235 sebagai tugas individu. e. Siswa dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal dari Latihan 3 dalam buku paket pada hal. 235. f. Siswa mengerjakan soal-soal Latihan 3 mengenai cara menghitung limit fungsi trigonometri di suatu titik dalam buku paket pada hal. 235 sebagai tugas individu. Konfirmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 328
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa: a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
Penutup a. Siswa membuat rangkuman dari materi mengenai cara menghitung limit fungsi trigonometri di suatu titik. b. Siswa dan guru melakukan refleksi. c. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan materi mengenai cara menghitung limit fungsi trigonometri di suatu titik dari soal-soal Aktivitas Kelas dan latihan yang belum terselesaikan di dalam kelas atau dari referensi lain.
Pertemuan Kelima Karakter yang ingin dikembangkan : rasa ingin
tahu, mandiri,
teliti,
tanggung jawab, kreatif, kerja keras, disiplin, dan demokratis. Pendahuluan Apersepsi
: Membahas PR dan mengingat kembali materi mengenai cara menghitung limit fungsi aljabar dan trigonometri di suatu titik dan tak hingga serta sifat-sifat yang digunakan dalam perhitungan limit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 329
Motivasi
: Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka siswa diharapkan
dapat
memahami
materi
limit
fungsi
trigonometri.
Kegiatan Inti : Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi : a. Siswa diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan siswa, dari media interaktif, dsb) mengenai limit fungsi trigonometri, kemudian antara siswa dan guru mendiskusikan materi tersebut (Bahan : Mulyati, dkk. 2006. MATEMATIKA Untuk SMA dan MA Kelas XI Program Studi Ilmu. Jakarta : Piranti Darma Kalokatama hal. 224 - 242). b. Siswa mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan limit fungsi trigonometri. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 330
c. Siswa dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal. 234 mengenai limit fungsi trigonometri dan mengingat kembali materi sebelumnya sebagai persiapan untuk ujian akhir materi. d. Siswa mengerjakan beberapa soal mengenai limit fungsi trigonometri dan materi sebelumnya terkait dengan limit dari Latihan 3 dalam buku paket hal. 235 dan soal hal. 240 sebagai tugas individu. e. Siswa dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal dari Latihan 3 dalam buku paket pada hal. 235 dan soal hal. 240. f. Siswa mengerjakan soal-soal latihan mengenai limit fungsi trigonometri dan materi sebelumnya terkait dengan limit dalam buku paket pada hal. 235 dan hal. 240. g. Siswa diingatkan untuk mempelajari kembali materi mengenai arti limit fungsi di suatu titik, cara menghitung limit fungsi di suatu titik dan tak hingga, sifat-sifat yang digunakan dalam perhitungan limit, dan limit fungsi trigonometri untuk menghadapi ulangan harian pada pertemuan berikutnya. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, siswa: a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. Penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 331
a. Siswa membuat rangkuman dari materi mengenai arti limit fungsi di suatu titik, cara menghitung limit fungsi di suatu titik dan tak hingga, sifat-sifat yang digunakan dalam perhitungan limit, dan limit fungsi trigonometri. b. Siswa dan guru melakukan refleksi. c. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan materi arti limit fungsi di suatu titik, cara menghitung limit fungsi di suatu titik dan tak hingga, sifat-sifat yang digunakan dalam perhitungan limit, dan limit fungsi trigonometri sebagai latihan untuk persiapan ulangan harian.
Pertemuan Keenam Karakter yang ingin dikembangkan : kejujuran, mandiri, disiplin, tanggung jawab, teliti, dan kerja keras. Ujian Akhir Materi Limit Fungsi
E. Alat dan Sumber Belajar Sumber : 1. Mulyati, dkk. 2006. MATEMATIKA Untuk SMA dan MA Kelas XI Program Studi Ilmu. Jakarta : Piranti Darma Kalokatama. 2. Anisha, dkk. PROGRAM ILMU ALAM MATEMATIKA SMA/MA Kelas XI Semester Genap. Klaten : Viva Pakarindo. 3.Buku referensi lain. Alat : - Papan tulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 332
- Spidol F. Penilaian Teknik
: tugas individu, ulangan harian.
Bentuk Instrumen : uraian dan lembar pengamatan kepribadian siswa Instrumen
:
Uraian 1.
Hitunglah nilai limit fungsi berikut : a. lim
𝑥 2 −10𝑥+16 𝑥−2
𝑥→2
b. lim
𝑥 2 −3𝑥−4
𝑥→4 𝑥 2 −16
2.
Hitunglah nilai limit fungsi berikut : a. lim
𝑥→∞
b. lim
𝑥 2 −9𝑥 2 +3𝑥 𝑥 2 −3𝑥 3𝑥−1
𝑥→∞ 𝑥 2 −3𝑥+7
3.
Hitunglah nilai limit fungsi berikut : lim (
𝑥→2
4.
6−𝑥 1 − ) 𝑥2 − 4 𝑥 − 2
Hitunglah nilai limit fungsi berikut : lim
𝑥→3 4
5.
9 − 𝑥2 − √𝑥 2 + 7
Selidiki kekontinuan fungsi-fungsi berikut: lim
sin 4𝑥tan2 3𝑥+6𝑥 3
𝑥→0 2𝑥 2 sin 3𝑥 cos 2𝑥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 333
Lembar Pengamatan No .
Nama
Disipli n
Tanggung Jawab
Kerja Keras
Demokratis
Rasa Ingin Tahu
Aktivita s
1 2 3 4 Skala penilaian di buat dengan rentang 1 sampai 5. Aktivitas meliputi mandiri, teliti, dan kreatif. Penafsiran angka sebagai berikut 1 : Sangat kurang; 2 : Kurang; 3 : Cukup; 4 : Baik; 5 : Sangat Baik.
Mengetahui,
Samigaluh, 1 Maret 2017
Kepala SMA Negeri 1 Samigaluh
Guru Mata Pelajaran Matematika
( Drs. Y.B. Sugiman) NIP. : 19580610 198403 1 005
( Sutaryati, S.Pd. ) NIP. : 19681201 200701 2 017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 334
Lampiran IX Foto Pembelajaran
Guru Membuka Pembelajaran
Kegiatan Guru Menjelaskan Pembelajaran
Materi
Siswa Mengerjakan Soal Dalam Siswa Menuliskan Jawaban Kelompok Kecil Hasil Diskusi di white board
Siswa Menjelaskan Jawaban Hasil Guru Menutup Pembelajaran Diskusi Kelompok