IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh MAQOOSHIDUL FALAASIFAH SYAMSUDDIN NIM. 11508020 JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh MAQOOSHIDUL FALAASIFAH SYAMSUDDIN NIM. 11508020 JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Maqooshidul Falaasifah Syamsuddin
NIM
: 11508020
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul
: IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN
MANGUNSARI
SIDOMUKTI
SALATIGA TAHUN 2012 telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 15 September 2012 Pembimbing
Suwardi, M.Pd NIP. 19670121 199903 1 002
SKRIPSI IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012
DISUSUN OLEH MAQOOSHIDUL FALAASIFAH SYAMSUDDIN NIM: 11508020 Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 28 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
: Drs. Miftahuddin, M.Ag
_____________________
Sekretaris Penguji
: Drs. Djoko Sutopo
_____________________
Penguji I
: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si
_____________________
Penguji II
: Miftachur Rif’ah, M.Ag
_____________________
Penguji III
: Suwardi, M.Pd
_____________________
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawahini: Nama
: Maqooshidul Falaasifah Syamsuddin
NIM
: 11508020
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan dari orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 14 September 2012 Yang menyatakan,
Maqooshidul Falaasifah Syamsuddin
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
....الَ تَحْ زَ ْن ا َِّن هللاَ َم َعنَا... “Janganlah bersedih. Sesungguhnya Allah bersama kita.” (Q.S. AtTaubah:40)
PERSEMBAHAN Untuk Abah dan Mamah yang menjadi motivasiku Untuk bang Udin, mbak Ul, mbak Dayah Untuk teman-teman PGMI 2008 yang luar biasa Untuk Keluarga besar School of Life Lebah Putih
KATA PENGANTAR
ميحرلا نمحرلا هللا
بسم
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya skripsi dengan judul Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri pada Anak Kelas Rendah di School of Life Lebah Putih Ngawen Mangunsari Sidomukti Tahun 2012 bisa diselesaikan. Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak terkait sehingga kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terimakasih setulusnya kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.AgselakuKetua STAIN Salatiga. 2. Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pdselaku Ketua Prodi PGMI. 3. Suwardi, M.Pd selaku Pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis. 5. Kak Rini Mustikaningrum selaku kepala sekolah dan para kakak fasilitator di School of Life Lebah Putih yang meluangkan waktu serta memberikan bantuan kepada penulis untuk penelitian.
6. Abah, mamah, bang Udin, mbak Ul, dan mbak Dayah yang telah memberikan dukungan, moril, materiil, dan spiritual kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 7. Mbak Niken, mas Budi yang telah memberi naungan selama hidup di kota ini dan Radit gemblong yang menjadi pelipur laraku. 8. Dwi, Utna, Ulphe, Vivi yang menjadi sahabat baikku dan teman-teman senasib seperjuangan PGMI 2008. 9. Semua pihak yang tidak saya sebutkan satu persatu atas bantuan dan dorongannya. Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan di masa yang akandatang. Semoga skripsi bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan bagi para pembaca bagi umumnya. Amin. Salatiga, 14 September 2012 Penulis
ABSTRAK Syamsuddin, Maqooshidul Falaasifah. 2012. Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri Pada Anak Kelas Rendah di School of Life Lebah Putih Ngawen Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga. Pembimbing: Suwardi, M.Pd Kata Kunci: MetodePembelajaranBerbasisInkuiri Beberapa literatur menyatakan metode inkuiri memiliki banyak kelebihan. Sementara itu, belum banyak sekolah yang secara khusus menerapkan metode inkuiri sebagai metode utama dalam pembelajarannya. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian metode pembelajaran berbasis inkuiri yang diterapkan di School of Life Lebah Putih, karena sekolah tersebut telah berani menerapkan metode inkuiri sebagai metode utamanya. Penelitian ini bertujuan memaparkan implementasi pembelajaran berbasis inkuiri pada anak kelas rendah di School of Life Lebah Putih. Pertanyaan utama yang akan dijawab penelitian ini adalah (1) bagaimana konsep metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih?, (2) bagaimana implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih?, (3) bagaimana hasil penggunaan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih?, (4) apa factor pendukung dan faktor penghambat implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam memperoleh data peneliti menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini meliputi tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data. Analisa data dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) konsep metode pembelajaran berbasis inkuiri dalam proses pembelajaran adalah metode yang mengembangkan rasa keingintahuan siswa untuk lebih aktif bertanya,(2) implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri dalam proses pembelajaran di School of Life Lebah Putih meliputi (a) tujuannya untuk melatih pola pikir siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan rasa menyelidiki yang tinggi, (b) materi pelajaran yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah materi sains, materi matematika, dan materi praktek, (c) media yang digunakan yaitu media cetakdan elektronik,(d) alat peraga yang digunakan yaitu barang bekas, mat, potongan kertas, dan film,(e) sumber belajar meliputi masyarakat, orang yang ahli dalam bidang tertentu, internet, buku, aktivitas siswa, film, dan lingkungan sekitar,(f) langkah kegiatan dimulai dengan kegiatan guru memaparkan permasalahan, kemudian siswa bertanya kepada guru untuk mendapatkan jawaban atas materi/permasalahan, langkah terakhir guru bersama siswa membuat kesimpulan,(g) metode lain yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan siswa, (h) evaluasi pembelajaran menggunakan tanya jawab dan worksheet,(i)guru berperan sebagai fasilitator, (j) peran siswa sangat aktif dalam pembelajaran, (2) hasil penggunaan metode pembelajaran berbasis inkuiri
meliputi (a) prestasi siswa yang cukup bagus, (b) suasana pembelajaran yang menyenangkan, (c) tanggapan orang tua mengenai metode pembelajaran berbasis inkuiri positif karena anak lebih mandiri, (4) (a) faktor pendukung meliputi sumber daya menusia yaitu guru-guru yang memiliki visi di luar kebiasaan dan fasilitas yang cukup memadai, (b) faktor penghambatnya yaitu orang tua wali yang belum bisa menerima kebijakan skeolah mengenai pembelajaran inkuiri dan kurang lengkapnya fasilitas sekolah,cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dengan mengadakan kegiatan Parent Gathering dan menggunakan lingkungan sekitar dan ruangan lain sebagai pengganti fasilitas yang belum ada.
DAFTAR ISI SAMPUL......................................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO .................................................................................
ii
JUDUL .........................................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................
vii
KATA PENGANTAR .................................................................................
viii
ABSTRAK ...................................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Fokus Penelitian .....................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
6
D. Kegunaan Penelitian ...............................................................
7
E. Penegasan Istilah ....................................................................
7
F. Metode Penelitian ...................................................................
10
G. Sistematika Penulisan .............................................................
20
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri ...................................
22
B. Anak Kelas Rendah ................................................................
49
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Kondisi UmumSchool of Life Lebah Putih ............................
55
B. Konsep Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri di School of Life Lebah Putih .....................................................
61
C. Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri pada anak Kelas Rendah di Schoolof Life Lebah Putih..........
63
D. Hasil Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri pada Anak Kelas Rendah di School of Life Lebah Putih ............................................................................ E. Faktor
Pendukung
dan
Faktor
86
Penghambat
Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri pada Anak Kelas Rendah di School of Life Lebah Putih ....... F. Temuan Penelitian ..................................................................
94 102
BAB IV PEMBAHASAN A. Konsep Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri di School of Life Lebah Putih .................................................................
104
B. Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri di School of Life Lebah Putih......................................................
105
C. Hasil Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri di School of Life Lebah Putih......................................
117
D. Faktor
Pendukung
dan
Faktor
Penghambat
Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri di School of Life Lebah Putih......................................................
121
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................
123
B. Saran .......................................................................................
128
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
129
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel1.1. Waktu Penelitian ...........................................................................
11
Tabel 1.2. Tahap Pra Lapangan ......................................................................
19
Tabel 1.3. Tahap Pekerjaan Lapangan ...........................................................
19
Tabel 1.4. Tahap Analisis Data ......................................................................
20
Tabel 3.1. Daftar Nilai Ujian Kenaikan Kelas 2 ............................................
88
Tabel 3.2. Daftar Nilai Ujian Kenaikan Kelas 1 ............................................
88
Tabel 3.3. Daftar Nilai KKM .........................................................................
89
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Komponen analisis data: model alir ........................................
15
Gambar 3.1
Susunan Struktur Organisasi Sekolah .....................................
60
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1
Kode Penelitian
Lampiran
2
Pedoman Penelitian
Lampiran
3
Transkrip Wawancara
Lampiran
4
Catatan Lapangan Pengamatan
Lampiran
5
Reduksi Data
Lampiran
6
Triangulasi Data
Lampiran
7
Foto
Lampiran
8
Sejarah Sekolah
Lampiran
9
Lokasi dan Denah Sekolah
Lampiran
10
Visi dan Misi Sekolah
Lampiran
11
Struktur Organisasi Sekolah
Lampiran
12
Brosur Sekolah
Lampiran
13
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran
14
Nilai Ujian Kenaikan Kelas Siswa Kelas 1 dan 2
Lampiran
15
Surat Ijin Penelitian
Lampiran
16
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran
17
Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran
18
Daftar Nilai SKK
Lampiran
19
Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran
20
Riwayat Hidup Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Setiap manusia adalah seorang "inquirer", maksudnya seseorang yang dipenuhi rasa ingin tahu, bertanya dan mengumpulkan informasi. Rasa ingin tahu tentang alam sekitarnya merupakan kodrat manusia sejak lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera-indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan
manusia
secara
terus
menerus
berkembang
dengan
menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Pada anak usia kelas rendah, yaitu antara usia 6-10 tahun atau yang sedang duduk di kelas 1-3 sekolah dasar, mereka memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa. Beragam pertanyaan keluar dari pikiran mereka. Hal ini adalah fitrah setiap anak, karena setiap anak yang dilahirkan ke dunia mempunyai fitrah. Sebagaiman hadits yang diriwayatkan Imam Muslim (2003:1086). Dari Abi Hurairah r.a :
ْ لى ْال ِف )ط َرة ٌ (رواه مسلم ِ َم َ ُام ْن َم ْولُ ٍد اِالَّ ي ُْولَد َ ع “Tidaklah anak itu dilahirkan melainkan atas dasar fitrah.” (H.R. Muslim)
Fitrah anak ini sering sekali hilang seiring berjalannya waktu. Pertanyaannya: Kemana sang fitrah ini pergi? Rupanya kemampuan alamiah anak untuk memahami dunia dan kehidupan ini "banyak dimatikan" oleh orang dewasa di sekitarnya, bisa jadi dia adalah orang tua atau guru. Proses ini tidak selalu didasarkan pada rasa tidak suka atau jengkel, seperti tidak tahan terus menerus ditanya, capek melihat anak yang super aktif, tetapi bisa juga karena didasarkan rasa kasih sayang, misal ingin cepatcepat memberi jawaban segera, menyelesaikan kesulitan yang dihadapi anak, menuruti setiap kemauan anak tanpa seleksi dan lain-lain. Pengertian fitrah yang lain yaitu setiap anak dilahirkan dengan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi dan fitrah ber-Tuhan. Rasa ingin tahu dan imajinasi merupakan modal dasar untuk bersikap peka, kritis, mandiri dan kreatif. Proses pembelajaran perlu mempertimbangkan rasa ingin tahu, imajinasi dan fitrah ber-Tuhan agar setiap sesi kegiatan pembelajaran menjadi wahana untuk mendayakan ketiga jenis potensi ini. Untuk melatih kemampuan alamiah dan mendayakan ketiga jenis potensi anak diperlukan metode pembelajaran yang membebaskan anak untuk berpikir dan berekspresi. Melalui kegiatan inkuiri akan memberikan penegasan
bahwa
pengetahuan
dan
ketrampilan
serta
kemampuan-
kemampuan lain yang diperlukan bukan dari hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil menemukan sendiri. Dilihat dari segi kepuasan secara emosional, sesuatu hasil menemukan sendiri nilai kepuasaannya lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pemberian. Beranjak dari logika cukup sederhana itu tampaknya akan memiliki hubungan yang erat bila dikaitkan dengan
pendekatan pembelajaran. Hasil pembelajaran merupakan hasil dari kreativitas siswa sendiri, maka akan bersifat lebih lama diingat oleh siswa,bila dibandingkan dengan sepenuhnya merupakan pemberian dari guru. Metode pembelajaran berbasis inkuiri sangat tepat digunakan dalam pembelajaran khususnya terhadap anak usia sekolah dasar. Pada masa ini rasa ingin tahu anak merupakan hasrat terbesar mereka. Hal ini sangat tepat jika digunakan dalam pembelajaran agar anak aktif bertanya dan mudah mengenal lingkungan. Menurut Carin dan Sund (dalam Mulyasa, 2011:108) bahwa inquiry adalah the proces of investigating a problem. Inkuiri adalah proses menyelidiki masalah. Menurut Jauhar (2011:65) mengemukakan bahwa inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap
pertanyaan
atau
rumusan
masalah
dengan
menggunakan
kemampuan berpikir kritis dan logis. Slameto (1991:116) mengemukakan metode inkuiri sebagai berikut: Metode inkuiri adalah cara penyampaian bahan pengajaran dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai jawaban yang meyakinkan terhadap permasalahan yang dihadapkan kepadanya melalui proses pelacakan data dan informasi serta pemikiran yang logis, kritis, dan sistematis. Senada dengan Jauhar dan Slameto, Kourilsky (dalam Hamalik, 2008:220) juga mengemukakan pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa inkuiri ke dalam isu atau mencari jawaban-
jawaban terhadap isi pertanyaan melalui prosedur yang digariskan secara jelas dan strutural kelompok. Beberapa literatur menyatakan metode inkuiri memiliki banyak kelebihan. Menurut Slameto (1991:117) ada beberapa kelebihan metode inkuiri, meliputi siswa menjadi lebih aktif, dapat meningkatkan kemampuan intelektual, meningkatkan kadar penghayatan cara berpikir dan cara hidup yang tepat dalam berbagai situasi nyata. Senada dengan Slameto, Roestiyah (1985:76) mengemukakan metode inkuiri memiliki kelebihan, meliputi dapat membentuk atau mengembangkan “self-concept” pada diri siswa, membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru, mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur, dan terbuka, mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri, memberi kepuasan yang bersifat intrinsik, situasi proses belajar lebih merangsang, dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu, memberi kebebasan siswa belajar sendiri, dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional, dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Sementara itu, belum banyak sekolah yang secara khusus menerapkan metode inkuiri sebagai metode utama dalam pembelajarannya. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian metode pembelajaran berbasis inkuiri yang diterapkan di School of Life Lebah Putih, karena sekolah tersebut telah berani menerapkan metode inkuiri sebagai metode utamanya. Melalui metode ini anak-anak akan belajar dalam suasana gembira di sekolah dengan
halaman luas, di tengah kebun yang tenang. Anak-anak akan leluasa aktif bergerak, bermain dan bersosialisasi dalam nuansa alami, belajar tanpa terasa dan tanpa perasaan terpaksa. Menurut hasil survey awal penulis di School of Life Lebah Putih Ngawen Mangunsari Sidomukti Salatiga, anak-anak sangat menikmati pembelajaran yang berbasis metode inkuiri itu. Belajar tidak hanya duduk di kelas mendengarkan ceramah guru tetapi anak juga mengalami langsung apa yang dijelaskan oleh guru. Mereka mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sesuatu. Mereka merasa bebas mengutarakan apa yang ada di pikiran mereka kepada gurunya dengan kemampuan bicara sesuai dengan tingkat mereka. Bertolak
dari
latar
belakang
itu
penulis
mengangkat
judul
“IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012”.
B. Fokus Penelitian Kaitannya dengan judul penelitian diatas, maka ada beberapa hal yang akan diungkap oleh penulis, yaitu: 1. Bagaimana konsep metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih tahun 2012? 2. Bagaimana implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri pada anak kelas rendah di School of Life Lebah Putih tahun 2012?
3. Bagaimana hasil penggunaan metode pembelajaran berbasis inkuiri pada anak kelas rendah di School of Life Lebah Putih tahun 2012? 4. Apa
faktor
pendukung
dan
faktor
penghambat
implementasi
pembelajaran berbasis inkuiri pada anak kelas rendah di School of Life Lebah Putih tahun 2012?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui konsep metode pembelajaran berbasis inkuiri pada anak kelas rendah di School of Life Lebah Putih tahun 2012. 2. Mengetahui implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri pada anak kelas rendah di School of Life Lebah Putih tahun 2012. 3. Mengetahui hasil penggunaan metode pembelajaran berbasis inkuiri pada anak kelas rendah di School of Life Lebah Putih tahun 2012. 4. Mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi pembelajaran berbasis inkuiri pada anak kelas rendah di School of Life Lebah Putih tahun 2012.
D. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat teoritik a. Manfaat yang dicapai dari hasil penelitian adalah sebagai bahan pengembangan khasanah teoritis untuk mengembangkan metode
pembelajaran khususnya metode inkuiri di kalangan pelaku pendidikan. b. Memberikan sumbangan berupa kritik dan saran serta pendapat tentang model pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri. 2. Manfaat Praktis a. Bagi lembaga pendidikan dapat dijadikan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di sekolah. b. Bagi para pendidik bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran selanjutnya untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. c. Bagi
siswa
sebagai
pengalaman
yang
baru
dalam
proses
pembelajaran dengan metode inkuiri, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. d. Bagi penulis dapat mengembangkan kemampuan meneliti suatu permasalahan dan menemukan solusinya.
E. Penegasan Istilah Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa pengertian yang terkandung dalam judul skripsi di atas, yaitu: 1. Implementasi Implementasi
dalam
Oxford
Advance
Learner
Dictionary
dikemukakan bahwa implementasi adalah: “put something into effect”,
penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak (Susilo, 2007: 174). Pengertian implementasi dalam penelitian disini adalah penerapan sesuatu yang memberikan hasil. 2. Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri Inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar yang aktif. Inkuiri pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Metode ini menempatkan peserta didik pada situasi yang melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis, dan kritis (Mulyasa, 2003:235). Sedangkan menurut Sanjaya (2011:196) bahwa inkuiri adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan. Pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: a. Orientasi b. Merumuskan masalah c. Mengajukan hipotesis d. Mengumpulkan data e. Menguji hipotesis f. Merumuskan kesimpulan (Sanjaya, 2011:201) Berdasarkan penjelasan diatas, pengertian metode pembelajaran berbasis inkuiri dalam penelitian disini adalah metode pembelajaran
yang menekankan pada proses mental dengan langkah-langkah mengajukan
pertanyaan,
merumuskan
masalah,
merumuskan
hipotesis, merancang dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan yang terakhir menarik kesimpulan. 3. Anak Kelas Rendah Pada masa keserasian bersekolah ini anak lebih mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Menururt Suryosubroto (1990:119) masa ini dapat diperinci lagi menjadi dua fase, yaitu: a. Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar (6;0/7;0 – 9;0/10;0) b. Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar (9;0/10;0 – kira-kira 13;0) Pengertian anak kelas rendah dalam penelitian disini adalah siswa-siswa yang berada pada kelas satu, dua, dan tiga yang berusia antara 6 sampai 9 tahun. 4. School of Life Lebah Putih School of Life Lebah Putih adalah nama komunitas yang berada dalam naungan Yayasan Jarimatika dengan fokus kependidikan. Adapun tingkatannya yaitu Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar. Dalam penelitian ini mengambil Sekolah Dasar Lebah Putih sebagai lokasi penelitian. Jadi, implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri pada anak kelas rendah di School of Life Lebah Putih adalah metode pembelajaran yang menekankan pada proses mental terhadap siswa yang berada pada kelas satu, dua, dan tiga yang berusia antara 6 sampai 9 tahun di School of Life Lebah Putih.
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2008:6). Penelitian kualitatif mengunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu layar yang berkonteks khusus (Moleong, 2008:5). 2. Kehadiran Peneliti Pada penelitian kualitatif ini, kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Hal ini dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Moleong (2008:168) mengemukakan sebagai berikut: kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis penafsiran data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Jadi kunci dari penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri karena ia bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data, sedangkan instrumen selain manusia mempunyai fungsi terbatas, yaitu hanya sebagai pendukung tugas peneliti. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di School of Life Lebah Putih Ngawen Mangunsari Sidomukti Salatiga tahun 2012. Penelitian dilakukan selama 5 bulan mulai tangal 23 Mei s.d 10 September 2012 di School of Life Lebah Putih Mangunsari Sidomukti Salatiga. Tabel. 1.1 Waktu Penelitian No. 1. 2. 3. 4. 5.
Waktu Mei Mei Juni Juli Agustus-September
Kegiatan Penyusunan Proposal Permohonan ijin lokasi penelitian Pengumpulan Data Analisa Data Penyusunan Laporan
Adapun alasan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut merupakan sekolah yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri dalam proses pembelajaran. Selain itu, lokasi School of Life Lebah Putih jauh dari jalan raya sehingga terhindar dari kebisingan dan polusi udara. Diharapkan adanya penelitian di tempat tersebut bisa memberikan peran untuk memajukan pendidikan ideal, bagi School of Life Lebah Putih pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya. 4. Sumber Data Data dijaring dari informan yang dipilih dengan teknik snowball sampling (teknik bola salju) yaitu peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan; selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh informan sebelumnya itu peneliti dapat menetapkan informan lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap (Sugiyono, 2011:219). Jadi, dalam penelitian ini yang dianggap informan sumber datanya adalah :
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati dan mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang implementasi metode pembelajaran inkuiri pada anak kelas rendah di School of Life Lebah Putih. Adapun sumber data langsung penulis dapatkan dari kepala sekolah, guru-guru School of Life Lebah Putih, orang tua siswa, siswa, dan aktivitas pembelajaran. b. Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari dokumen mengenai School of Life Lebah Putih. Dokumen yang digunakan meliputi lokasi sekolah, profil sekolah, sejarah sekolah, brosur sekolah, RPP, nilai rapor, visi misi sekolah. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan guru-guru School of Life Lebah Putih. 5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan: a. Wawancara Esterberg
(dalam
Sugiyono,
2002:231)
mendefinisikan
interview sebagai berikut. “a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in comunication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi
dan
ide
melalui
tanya
jawab,
sehingga
dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara
yang
dilakukan
peneliti
adalah
wawancara
terstruktur, karena peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informa siapa yang akan diperoleh. Wawancara ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya. Wawancara dilakukan dengan face to face kepada informan, yaitu RM, HK, KT, AY, dan NF. b. Observasi Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2011:145) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dalam penelitian kualitatif, pengamatan dimanfaatkan sebesar-besarnya. Karena teknik pengamatan ini merupakan pengalaman secara langsung sehingga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian pada keadaan sebanarnya (Moleong, 2008:174). Contoh bentuk lembar pedoman observasi: Catatan Nomor : Hari/Tanggal: Tempat : Sumber Data: ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Peneliti menggunakan observasi nonpartisipan karena peneliti tidak terlibat karena sebagai pengamat independen (Sugiyono,
2011:145). Dalam penelitian ini peneliti mengamati aktivitas pembelajaran. Aktivitas pembelajaran digunakan untuk mengetahui implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri pada anak kelas rendah di School of Life Lebah Putih. c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2011:240). Dokumentasi disini yaitu cara memperoleh data dengan meneliti dan mempelajari serta menganalisa dokumendokumen yang berupa data umum yang berhubungan implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih. Dokumen yang digunakan meliputi lokasi sekolah, profil sekolah, sejarah sekolah, brosur sekolah, RPP, nilai rapor, visi misi sekolah. 6. Analisis data Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi untuk meningkatkan pemahaman penelitian terhadap kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut, analisa perlu dilanjutkan dengan upaya mencari makna. Data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angkaangka. Data ini dikumpulkan dalam berbagai cara diantaranya wawancara, obsevasi, intisari dokumen. Untuk itu analisa kualitatif menggunakan katakata yang biasanya disusun dalam teks yang diperluas (Miles, 1992:16).
Secara rinci dalam proses analisis data digambarkan sebagai berikut :
Masa pengumpulan data REDUKSI DATA
Selama
Antisipasi
Pasca
PENYAJIAN DATA =ANALISIS Selama
Pasca
PENARIKAN KESIMPULAN/VERIFIKASI Selama
Pasca
Gambar 1.1 Komponen analisis data: model alir (Miles, 1992:18). a. Reduksi Data Reduksi data merupakan pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam penelitian ini reduksi data dapat dilakukan dengan cara menyusun ringkasan, membuang yang tidak perlu, memberi kode bagian yang penting dan sebagainya hingga laporan penelitian ini selesai. Ada beberapa hal yang menjadi kaitan dengan reduksi data yaitu klasifikasi data yang telah dikumpulkan, dipisah-pisahkan kemudian dikelompokkan menurut
permasalahannya.
Dilanjutkan dengan
interpretasi data yang berfungsi untuk menganalisis data lebih lanjut,
data dikelompokkan kemudian diasumsikan oleh peneliti dengan landasan tujuan penelitian. Contoh reduksi data pada lampiran 5. b. Penyajian Data Sekumpulan informasi yang tersusun sehingga memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang baik merupakan suatu cara utama bagi penyajian data yang shahih. c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh. Simpulan-simpulan juga diverifikasi selama penelitian
berlangsung.
Verifikasi
itu
kemungkinan
setingkat
pemikiran kembali yang melintas dalam penganalisis selama menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan di lapangan serta tukar pikiran dan akhirnya berusaha menarik kesimpulan. Dengan demikian verifikasi kesimpulan yang pada mulanya mengambang atau kabur menjadi lebih relevan. Penulis menggunakan tabel triangulasi yang terdapat pada lampiran 6. 7. Pengecekan Keabsahan data Menurut Moleong (2008:326-332) agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan maka diperlukan pengecekan data apakah data yang
disajikan
valid
atau
tidak,
maka
diperlukan
teknik
keabsahan/kevalidan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik ketekunan pengamatan peneliti dan triangulasi. a. Ketekunan Pengamatan Peneliti
Ketekunan pengamatan bertujuan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada halhal tersebut secara rinci. Teknik ini menuntut agar peneliti mampu menguraikan secara rinci bagaimana proses penemuan secara tentatif dan penelaahan secara rinci tersebut dapat dilakukan. Melalui teknik ini, peneliti berusaha setekun mungkin untuk mengamati setiap unsur yang relevan dengan penelitian untuk dapat ditelaah secara rinci dan berkesinambungan. Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara peneliti mengamati secara terus menerus setiap hari mulai tanggal 26 Juli–01 Agustus 2012. b. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data-data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data-data yang ada. Dalam penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi dengan sumber, yakni membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu peneliti tempuh dengan jalan: 1) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil wawancara informan lain; 2) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil pengamatan; 3) Membandingkan data wawancara dengan dokumen;
Melalui teknik ini peneliti akan membandingkan setiap data yang didapatkan dengan data-data lainnya sehingga menjadi suatu data yang valid dan bisa dipertanggung jawabkan. Hasil triangulasi dalam lampiran 6. 8. Tahap-Tahap Penelitian Menurut Moleong (2002:127-148) juga menyatakan dalam tahaptahap penelitian kualitatif harus memuat: a. Tahap Pra Lapangan Tahap pra lapangan yaitu memperhatikan segala macam persoalan dan segala macam persiapan sebelum peneliti terjun kedalam kegiatan penelitian berupa: menyusun rancangan penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai keadaan, memilih dan memanfaatkan informan. Tabel 1.2 Tahap Pra Lapangan Waktu April Mei
Juni
Kegiatan Menyusun rancangan penelitian Mengurus perijinan
Menjajagi dan menilai keadaan Memilih dan memanfaatkan informan
Hasil Membuat proposal penelitian Menyepakati dengan pihak sekolah untuk melakukan penelitian Telah disetujui melakukan penelitian. Melakukan pembicaraan dengan kepala sekolah untuk memilih informan.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan Pada bagian ini dibahas usaha peneliti agar secara sungguhsungguh berusaha memahami latar penelitian selain peneliti benarbenar dengan segala daya dan tenaganya mempersiapkan dirinya
menghadapi lapangan penelitian dengan mamahami latar penelitian dan
persiapan
diri,
memasuki
lapangan,
berperan
sambil
mengumpulkan data. Tabel 1.3 Tahap Pekerjaan Lapangan Waktu
Kegiatan Memasuki lapangan
Juli
Agustus
Berperan sambil mengumpulkan data
Hasil Mulai observasi keadaan sekolah dan pembelajaran yang berlangsung Melakukan wawancara dan pengamatan
c. Tahap Analisis Data Pada tahap ini dikemukakan konsep analisis data juga dipersoalkan bahwa analisis data itu dibimbing oleh usaha untuk menemukan data dan kesimpulan. Sejumlah petunjuk analisis data diberikan sebagai pegangan peneliti. Tabel 1.4 Tahap Analisis Data Waktu Agustus-September September
Kegiatan Menemukan dan menyajikan data Menemukan kesimpulan
Hasil Reduksi data penyajian data Triangulasi data
dan
G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman dan penelaahan terhadap pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji, maka perlu adanya sistematika penulisan sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan runtut. Bab I : Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II : Kajian Pustaka Berisi tentang metode pembelajaran berbasis inkuiri, dan anak kelas rendah. Bab III : Paparan Data dan Temuan Penelitian Bab ini berisi tentang kondisi umum School of Life Lebah Putih, dan penyajian data. BAB IV: Pembahasan Bab ini berisi pembahasan tentang konsep metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih, implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih, hasil penggunaan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih, faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih, dan temuan penelitian. Bab V : Penutup Penulisan skripsi ini diakhiri kesimpulan, dan saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri 1. Pengertian Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri Menurut Uno (2009:65) metode pembelajaran adalah cara-cara yang digunakan pengajar atau instruktur untuk menyajikan informasi atau pengalaman baru, menggali pengalaman peserta belajar, menampilkan unjuk kerja peserta belajar dan lain-lain. Senada dengan Uno, menurut Tardif (dalam Syah, 2003:201) metode mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa. Jadi, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan kependidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran
dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sebelum membicarakan tentang pembelajaran berbasis inkuiri, terlebih dahulu akan dijelaskan apa yang di maksud dengan inkuiri. Inkuiri berasal dari bahasa Inggris “inquiry” yang secara harfiah berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan.Menurut Galileo Educational Network“Inquiry is the dynamic process of being open to wonder and puzzlements and coming to know and understand the world”. Inkuiri adalah proses dinamis proses dinamis membuka teka teki untuk mengetahui dan memahami dunia(Learning, 2004:1).
Inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar yang aktif. Inkuiri pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Metode ini menempatkan peserta didik pada situasi yang melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis, dan kritis (Mulyasa, 2003:235). Menurut Asmani (2010:158) metode inkuiri adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual dan memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Pembelajaran berbasis inkuiri adalah proses dimana siswa terlibat dalam pembelajaran mereka, merumuskan pertanyaan, menyelidiki secara luas dan kemudian membangun pemahaman, makna, dan pengetahuan baru. Pengetahuan baru tersebut bagi para siswa dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan, mengembangkan penyelesaian atau mendukung kinerja. Pengetahuan ini biasanya disajikan kepada orang lain dan menghasilkan beberapa jenis tindakan(Learning, 2004:1). Menurut Beyer (1979:17) inkuiri adalah lebih sekedar bertanya. Inkuiri adalah suatu proses mempertanyakan makna atau arti tertentu yang menurut seseorang menampilkan kemampan intelektual agar ide atau pemikirannya dapat dipahami.
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa yang menuntut siswa agar lebih sering mengajukan pertanyaan untuk memperoleh pengetahuan atau mencari data tentang suatu permasalahan. Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional (Gulo, dalam Trianto, 2011:168). Inkuiri merupakan proses mengembangkan kemampuan intelektual melalui pengalaman belajar siswa yang membangkitkan keingintahuan dalam projek penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Inkuiri adalah suatu penyampaian pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analisis dan argumentatif (ilmiah) dengan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan (Usman& Setiawati, 1993:125). Inkuiri mempunyai langkah-langkah tertentu dalam proses pembelajaran. Kegiatan inkuiri melibatkan kemampuan kognitif siswa untuk bertanya dan menyelidiki suatu masalah. Kegiatan ini berujung pada suatu kesimpulan atas masalah yang dihadapi. Hal ini sejalan dengan pendapat Gulo (dalam Trianto, 2011:166) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untukmencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Piaget (dalam Mulyasa,2008:108) juga mendefenisikan metode inkuiri sebagai berikut: Metode inkuiri adalah metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain. Metode inkuiri berkaitan dengan aktivitas pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu sehingga siswa akan menjadi pemikir kreatif yang mampu memecahkan masalah. Inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar yang aktif. Inkuiri pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Metode ini menempatkan peserta didik pada situasi yang melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis, dan kritis (Mulyasa, 2003:235). Kunandar (2011:377) mengemukakan pembelajaran berbasis inkuiri sebagai berikut: Pembelajaran berbasis inkuiri adalah pendekatan pembelajaran dimana siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsisp-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Sedangkan menurut Jauhar (2011:75) pembelajaran berbasis inkuiri polanya mengikuti metode sains yang memberi kesempatan kepada
siswa untuk belajar bermakna. Inkuiri mengutamakan proses penemuan dalam kegiatan pembelajaranya untuk memperoleh pengetahuan. Pembelajaran berbasis inkuiri menempatkan peserta didik menjadi pusat pembelajaran. Peserta didik didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri untuk memperoleh pengetahuan melalui proses penemuan. Berbeda
dengan
(2011:196)mengemukakan
pendapat bahwa
inkuiri
diatas, adalah
suatu
Sanjaya strategi
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan. Tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri menurut National Research Council (dalam Jauhar, 2011:75) adalah: a. Mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep sains b. Mengembangkan ketrampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja seperti layaknya seorang ilmuan c. Membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran berbasis inkuiri merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran melalui percobaan maupun eksperimen sehingga melatih siswa berkreativitas dan berpikir kritis untuk menemukan sendiri suatu
pengetahuan yang pada akhirnya mampu menggunakan pengetahuannya tersebut dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Inkuiri melibatkan proses mental pada diri siswa. Proses belajar ini dapat dilakukan melalui beberapa aktivitas yakni: a. Bertanya, tidak semata-mata mendengarkan dan menghafal. b. Bertindak, tidak semata-mata melihat dan mendengarkan. c. Mencari penyelesaian/pemecahan, tidak semata-mata mendapatkan. d. Menemukan problem, tidak semata-mata mempelajari fakta-fakta. e. Menganalisis, tidak semata-mata mengamati. f. Membuat sintesis, tidak semata-mata membuktikan g. Berpikir, tidak semata-mata melamun atau membayangkan. h. Menghasilkan/memproduksi, tidak semata-mata menggunakan. i. Menyusun, tidak semata-mata mengumpulkan. j. Menciptakan, tidak semata-mata memproduksi kembali. k. Menerapkan, tidak semata-mata mengingat-ingat. l. Mengekspresimenkan, tidak semata-mata membenarkan. m. Mengkritik, tidak semata-mata menerima. n. Merancang(design), tidak semata-mata beraksi. o. Mengevaluasi
dan
menghubungkan
tidak
semata-mata
mengulang(Sardiman, 1989:109). Aktivitas yang melibatkan proses mental siswa harus didukung oleh peran guru dalam pembelajaran. Guru menciptakan kondisi-kondisi yang mendukung terciptanya kegiatan inkuiri. Kondisi-kondisi umum yang
merupakan
syarat
bagi
timbulnya
kegiatan
inkuiri
bagi
siswa,
menurutTrianto (2011:166) adalah: a. Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi b. Inkuiri berfokus pada hipotesis c. Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta) Menurut Roestiyah (1985:79) agar metode ini dapat dilaksanakan dengan baik memerlukan kondisi-kondisi sebagai berikut: a. Kondisi yang fleksibel, bebas untuk berinteraksi b. Kondisi lingkungan yang responsif c. Kondisi yang memudahkan untuk memusatkan perhatian d. Kondisi yang bebas dari tekanan Kondisi ini menunjang guru dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri yang dapat melibatkan proses mental siswa. Siswa aktif mengikuti pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam buku Focus on Inquiry (Learning, 2004:1) hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis inkuiri dapat membantu siswa menjadi lebih kreatif, lebih positif, dan lebih mandiri. Penelitian lain menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis inkuiri dapat meningkatkan prestasi siswa. Jadi dapat disimpulkan bahawa metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah cara yang digunakan oleh guru untuk menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar aktif dan melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman
belajar menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis, dan kritis Metode pembelajaran berbasis inkuiri menuntut kelengkapan sarana prasarana dan sumber daya manusia yaitu guru profesional. Sarana prasarana dan sumber daya manusia dapat menjadi faktor pendukung sekaligus penghambat dalam penerapan metode pembelajaran berbasis inkuiri di sekolah agar dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran serta dapat memuaskan belajar siswa karena kelengkapan fasilitas sekolah. Sarana prasarana yang belum lengkap dan guru yang kurang menguasai metode dapat menjadi faktor penghambat dapam penerapan metode. Orang tua di rumah juga dapat menjadi penghambat jika tidak dapat memfasilitasi anaknya dengan cakupan informasi yang cukup. Sarana dalam pembelajaran diartikan segala macam fasilitas yang dapat menunjang danmelengkapi terselenggaranya kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan. Sarana tersebut dapat berfungsi sebagai fasilitas atau alat belajar dan sumberbelajar. Sebagai fasilitas atau alat belajar diantaranya seperti alat tulis, ruangan kelas, tempatduduk, buku bacaan, dan alat-alat lainnya yang dibutuhkan untuk terselenggaranya kegiatanbelajar. Sedangkan sarana sebagai sumber belajar yaitu sarana tersebut merupakan alat atauorang yang digunakan untuk mempelajari bahan kajian tertentu.Secara konsep bahwa sarana dapat mempengaruhi terhadap tingkat kualitas pemahamanpeserta. Hal ini terjadi misalnya apabila dalam proses pembelajaran memerlukan alat tertentu,akan tetapi apabila alat yang
diperlukan tidak ada maka akibatnya proses pembelajaran tersebuthanya bersifat verbalisme. Kelengkapan sarana dalam kegiatan pembelajaran mempunyai implikasi terhadap penetapan metode yang digunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran. Akibat hal ini maka sumber belajar harus mampu menyesuaikan antara penggunaan metode dengan kelengkapan dan jenis sarana yang tersedia.
Adanya faktor-faktor yang kurang mendukung membuat penerapan inkuiri kurang maksimal. Guru harus bisa menggunakan fasilitas pendukung lain agar tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal. Siswa juga bisa memperoleh informasi sesuai yang dibutuhkan. 2. Sejarah Pembelajaran Inkuiri Pembelajaran
inkuiri
adalah
model
pembelajaran
yang
dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Schuman. Schuman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh dengan rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Oleh karena itu, prosedur ilmiah dapat diajarkan secara langsung oleh mereka.Model ini bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dan meneliti, menjelaskan fenomena, dan memecahkan masalah secara ilmiah dan dengan model ini juga Schuman ingin meyakinkan pada siswa bahwa ilmu bersifat tentativ dan dinamis, karena itu ilmu berkembang terus menerus (Uno, 2009:14). Pembelajaran inkuiri banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif. Menurut aliran ini belajar pada hakekatnya adalah proses mental dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki
setiap individu secara optimal. Belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk siswa melalui ketrampilan berpikir. Teori belajar lain yang mendasari pembelajaran inkuiri adalah teori belajar konstrutivistik. Teori ini dikembangkan oleh Piaget. Menurut Piaget pengetahuan itu akan bermakna manakala dicari dan ditemukanoleh siswa sendiri. Sejak kecil setiap individu berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuannya
sendiri
melaluiskema
yang
ada
dalam
struktur
kognitifnya. Skema itu secara terus menerus diperbaharui dan diubah melalui proses asimilasi dan akomodasi (Sanjaya, 2011:195). Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si belajar.Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Tugas guru adalah mendrong siswa mengembangkan pengetahuan yang telah dan akan diperoleh siswa melalui proses pembelajaran. Penerapan
inkuiri
sangat
berkaitan
dengan
teori
belajar
konstruktivisme yang berkembang atas dasar psikologi perkembangan kognitif dari Jean Piaget dan teori scaffolding (penyediaan dukungan untuk belajar dan memecahkan masalah) dari Lev Vygotsky. Kedua ahli tersebut menyatakan perubahan kognitif seseorang hanya akan terjadi jika konsep awalnya mengalami proses ketidakseimbangan dengan adanya informasi baru. Titik berat teori konstruktivisme adalah gagasan bahwa siswa harus membangun pengetahuannya sendiri. Belajar melalui inkuiri
sisa akan terlibat dalam proses mereorganisasi struktur pengetahuannya melalui penggabungan konsep-konsep yang sudah dimiliki sebelumnya dengan ide-ide yang baru di dapatkan. Dalam inkuiri siswa dimotivasi untuk terlibat langsung atau berperan aktif secara fisik dan mental dalam kegiatan pembelajaran (Jauhar, 2011:77). Inkuiri juga merupakanperluasan proses discovery (penemuan). Belajar penemuan (Discovery Learning) merupakan model instruksional kognitif dari Jerome Bruner. Bruner menganggap bahwa dengan usaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bemakna (Trianto, 2011:38). Bruner menyarankan agar siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
dengan
melakukan
eksperimen
untuk
memperoleh
pengetahuan yang bermakna.
3. Karakteristik Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri Pembelajaran berbasis inkuiri memiliki karakteristik dalam penerapannya, menurut Sanjaya (2011:196) Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik utama dalam metode pembelajaran inkuiri, yaitu: a. Inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan.Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.Dengan demikian, metode pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. c. Tujuan dari penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam metode inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya secara optimal. Pembelajaran inkuiri akan efektif manakala: a. Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. b. Jika bahan pelajaran yang diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuahkesimpulan yang perlu dibuktikan. c. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
d. Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. e. Jika jumlah siswa yang belajar tidak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru. f. Jikaguru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa. Menurut Keffer (dalam Jauhar, 2011:82) kriteria yang harus dipertimbangkan dalam merancang inkuiri: a. Siswa harus dihadapkan dengan masalah-masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan dan sumbernya bisa dari siswa sendiri maupun dari guru. b. Siswa harus diberi keyakinan bahwa mereka dapat menyelesaikan masalahnya. c. Siswa harus memiliki informasi awal tentang masalah yang dihadapinya d. Siswa
harus
diberikan
kesempatan
melakukan
sendiri
dan
mengevaluasi hasil kegiatannya e. Siswa diberi waktu cukup untuk bekerja berdasarkan pendekatan baru secara individual maupun kelompok dan perlu diberikan contoh yang tepat dan agar dapat membedakan contoh salah yang berkaitan dengan masalah. Pembelajaran Inkuiri juga mempunyai prinsip-prinsip dalam pembelajaran. Dalam Sanjaya (2011:199) pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini:
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. b. Prinsip interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
c. Prinsip bertanya Peran
guru
yang
harus
dilakukan
dalam
menggunakan
pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Dalam hal ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Pembelajaran ini juga perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya. d. Prinsip belajar untuk berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses
mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. e. Prinsip keterbukaan Pembelajaran
yang
bermakna
adalah
pembelajaran
yang
menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya. Jauhar (2011:79) mengemukakan prinsip-prinsip pembelajaran inkuiri bersandar pada teori kontruktivisme, yaitu: a. Belajar dengan melakukan Siswa mendapat kesempatan untuk mempelajari cara menemukan fakta, konsep, dan prinsip melalui pengamatannya secara langsung. b. Belajar untuk melakukan kemampuan sosial atau kerja sama Inkuiri pada dasarnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam membangun pemahamandan ketrampilannya melalui interaksi dengan lingkungan sosial seperti teman sejawat, guru, dan sumber-sumber belajar yang lain. c. Belajar untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah Inkuiri diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada sisw untuk belajar dan bekerja melalui proses inkuiri sebagaimana seorang ilmuan atau peneliti bekerja.
Berdasarkan pendapat di atas, maka seorang guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip tersebut sehingga pembelajaran yang telah dirancang untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas dapat berjalan secara optimal. 4. Kegiatan Pembelajaran Inkuiri Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode pembelajaran inkuirisangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri (Garton dalam Sutrisno, 2008) memiliki 5 komponen yang umum yaitu Question, Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of Resources. a. Question Pembelajaran
biasanya
dimulai dengan
sebuah pertanyaan
pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. Untuk memudahkan proses ini, guru menanayakan kepada siswa mengenai hipotesis yang memungkinkan. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberi. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti
yang
akan
dipecahkan
oleh
siswa.
Selanjutnya,
guru
menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini –sesuai dengan Taxonomy Bloom– siswa dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi,sintesis, dananalisis. Jawaban dari pertanyaan
inti tidak dapat ditemukan misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau dikonstruksi. b. Student Engangement Dalam metode inkuiri, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi. c. Cooperative Interaction Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar. d. Performance Evaluation Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain. e. Variety of Resources
Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya. Menurut Gulo (dalam Trianto, 2011:169) langkah-langkah pembelajaran inkuiri sebagai berikut: a. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut dituliskan dipapan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis.
b. Merumuskan hipotesis Untuk memudahkan proses ini guru menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan. c. Mengumpulkan data Data yang dihasilkan dapatberupa tabel, matrik, atau grafik. d. Analisis data Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telahdirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Dari data percobaan siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya.
e. Membuat kesimpulan Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa. Sedangkan menurut Sanjaya (2011:201) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: g. Orientasi h. Merumuskan masalah i. Mengajukankan hipotesis j. Mengumpulkan data k. Menguji hipotesis l. Merumuskan kesimpulan Setiap langkah dalam proses pembelajarannya dijelaskan dibawah ini. a. Orientasi Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah: 1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. 2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkahlangkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.
3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa. b. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu.Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. c. Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. d. Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk
menguji
hipotesis
yang
diajukan.
Dalam
pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. e. Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. f. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. Menurut Asmani (2010:159) langkah-langkah dalam inkuiri adalah menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu, mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan dan membuat keputusan yang valid untuk
menjawab
permasalahan
yang
didukung
oleh
bukti-bukti.
Berikutnya adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisis datadatayang baru. Pelaksanaan metode inkuiri meliputi:
a. Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan. b. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa. c. Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik. d. Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya. e. Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Mulyasa (2003:235) mengemukakan langkah-langkah dalam proses inkuiri: a. Menyadarkan peserta didik bahwa mereka memiliki keinginan terhadap sesuatu. b. Mempradugakan suatu jawaban atas penyelesaian tentatif (hipotesis). c. Mentes jawaban tentatif (hipotesis) berdasarkan data dan teori. d. Menarik kesimpulan dan membuat keputusan yang valid untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti. e. Menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang baru. Kesimpulan tersebut diperlakukan sebagai hipotesis yang baru untuk dibuktikan lebih lanjut. Sedangkan strategi pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a. Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan. Sebelum memulai pelajaran guru harus memahami sejauh mana peserta didik memiliki persepsi terhadap materi tersebut, kemudian guru dan peserta didik secara bersama-sama membandingkan persepsi mereka dengan berbagai pendapat para atau teori-teori yang sudah ada. b. Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca atau menjawab pertanyaan serta pekerjaan rumah. c. Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik. d. Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta dasar yang telah mereka pelajari agar dapat dipahami sehingga guru dapat diyakinkan bahwa mereka telah memahami materi yang telah dipelajari. e. Guru memberikan penjelasan informasi sebagai pelengkap dan ilustrasi terhadap data yang telah disajikan. f. Mendiskusikan aplikasi dan melakukan sesuai dengan informasi tersebut. g. Merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Usman dan Setiawati (1993:126) langkah-langkah pelaksanaan metode inkuiri sebagai berikut: a. Membina suasana yang responsif di antara siswa. Penjelasan dan arti proses inkuiri
b. Mengemukakan
permasalahanuntuk
di-inkuiri
(ditemukan).
Memaparkan permasalahan melalui cerita, film, gambar, dan sebagainya, kemudian mengajukan pertanyaanke arah mencari, merumuskan, dan memperjelas permasalahan dari cerita, atau film tersebut. c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Mengajukan pertanyaan yang sifatnya mencari atau mengajukan informasi atas data tentang masalah tersebut. d. Merumuskan hipotesis (asumsi atau pikiran yang merupakan jawaban dari permasalahan tersebut. Prakiraan jawaban ini akan terlihat setidak-tidaknya setelah pengumpulan dan pembuktian data. Siswa mencoba
merumuskan
hipotesis
permasalahan
tersebut.
Guru
membantunya dengan pertanyaan pencingan. e. Menguji hipotesis. Guru mengajukan pertanyaan yang bersifat meminta data untuk pembuktian hipotesis. f. Pengambilan kesimpulan. Perumusan kesimpulan ini dilakukan antara guru dan siswa. 5. Peran Guru dalam Pembelajaran Inkuiri Menurut Gulo (dalam Jauhar, 2011:84) guru akan memiliki beberapa peran dalam menerapkan metode inkuiri, yaitu: a. Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir. b. Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa.
c. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri. d. Administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas. e. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan. f. Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas. g. Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa. Menurut Sardiman (1989:101) menambahkan peranan guru dalam pembelajaran inkuiri: a. Menstimulasi dan menantang siswa untuk berpikir b. Memberikan fleksibilitas/kebebasan untuk berpendapat, berinisiatif, dan bertindak c. Memberikan dukungan untuk inkuiri d. Menentukan diagnosis kesulitan-kesulitan siswa dan membantu mengatasinya e. Mengidentifikasi dan menggunakan teacable moment sebaik-baiknya Jadi peranan guru dalam pembelajaran inkuiri sangat penting, guru tidak saja sebagai penyaji informasi tapi juga sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari dan mengolah informasi. Pembelajaran berbasis inkuiri mempunyai sasaran-sasaran yang dapat dicapai dengan penerapan metodenya. Menurut Mulyasa (2003:236)
adalah peserta didik mampu merumuskan kesimpulan dengan kata-kata sendiri terhadap fenomena, fakta, konsep-konsep tentang kehidupan. Keberhasilan
metode
ini
sangat
didukung
oleh
metode-metode
pembelajaran yang lain yang digunakan secara bervariasi seperti ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, pengamatan lapangan, wawancara, dan belajar sendiri. 6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri Roestiyah (1985:76) mengemukakan metode inkuiri memiliki kelebihan sebagai berikut: a. Kelebihan Metode Inkuiri 1) Dapat membentuk atau mengembangkan “self-concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ideide lebih baik 2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru 3) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur, dan terbuka 4) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri 5) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik 6) Situasi proses belajar lebih merangsang 7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu 8) Memberi kebebasan siswa belajar sendiri 9) Dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional
10) Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi Menurut Slameto (1991:117) ada beberapa kelebihan dan kelemahan metode inkuiri: a. Kelebihan metode inkuiri 1) Siswa menjadilebih aktif 2) Dapat meningkatkan kemampuan intelektual 3) Meningkatkan kadar penghayatan cara berpikir dan cara hidup yang tepat dalam berbagai situasi nyata b. Kekurangan metode inkuiri 1) Tidak dapat diterapkan secara efektif pada semua tingkatan kelas 2) Tidak semua guru mampu menerapkannya 3) Terlalu menekankan aspek kognitif dan kurang memperhatikan aspek afektif 4) Memerlukan banyak waktu Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka guru
hendaknya
memperhatikan beberapa prosedural dan memiliki pengetahuan yang lebih mendalam mengenai metode inkuiri sehingga segala kekurangan yang terdapat dalam metode inkuiri ini dapat teratasi.
B. Anak Kelas Rendah 1. Pengertian Anak Kelas Rendah Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada umur berapa tepatnya anak matang
untuk masuk sekolah dasar, sebenarnya sukar dikatakan karena kematangan tidak ditentukan oleh umur semata-mata. Namun pada umur 6 atau 7 tahun, biasanya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih mudah dididik dari pada masa sebelum masa sebelum dan sesudahnya.Masa ini diperinci menjadi dua fase, yaitu: masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira 6 atau 7 tahun sampai umur 9 dan 10 tahun. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9.0 atau 10,0 sampai umur 12.0 atau 13.0 (Yusuf, 2001:24). Siswa yang berada pada kelompok ini termasuk dalam rentangan anak usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. 2. Karakteristik Anak Kelas Rendah Masa anak kelas rendah menurut Piaget adalah masa dimana anak berada dalam tahap operasional konkret. Pada masa ini anak sudah dapat membentuk operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi,dan mengubah. Operasi ini memungkinkan untuk dapat memecahkan masalah secara logis (Yusuf, 2001:6). Anak kelas rendah usia 7-9 tahun mempunyai karakteristik yang khas. Menurut Suryobroto (1990:119) beberapa sifat khas anak-anak kelas rendah antara lain :
a. Adanya korelasi yang tinggi antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah. b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional. c. Ada kecenderungan memuji sendiri. d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu menguntungkan; dalam hubungan dengan ini juga ada kecenderungan untuk meremehkan anak lain. e. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya soal itu tidak penting. f. Pada masa ini anak tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak Pada tahap operasional konkrit ini, ketika anak menghadapi suatu masalah ia tidak perlu memecahkannya dengan percobaan dan perbuatan yang nyata. Ia telah dapatmelakukannya dalam pikirannya, namun ia belum mampu memecahkan masalah yang tidak dihadapinya secara nyata atau konkrit atau yang belum pernah dialami sebelumnya (Nasution, 2005:7). Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya.
3. Karakteristik Pembelajaran di Sekolah Dasar
Pembelajaran merupakan suatu upaya untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang harus dikuasai siswa. Kompetensi lulusan Sekolah Dasar yang harus dijadikan acuan dalam pembelajaran adalah: a. Mampu mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja, dan peduli terhadap lingkungan b. Mampu berpikir logis, kritis, dan kreatif serta berkomunikasi melalui beberapa media c. Menyenangi keindahan d. Mengenali dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang diyakininya e. Membiasakan hidup bersih, bugar, dan sehat f. Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air (Yoewono, 2008:166). Proses
pembelajaran
perlu
disesuaikan
dengan
tingkat
perkembangan siswa. Itu sebabnya proses pembelajaran di Taman Kanak-Kanak berbeda dengan proses pembelajaran di Sekolah Dasar atau dengan tingkat pendidikan lainnya. Demikian pula proses pembelajaran pada kelas rendah (kelas 1, 2, 3) di Sekolah Dasar karakteristik pembelajarannya akan berbeda dengan proses pembelajaran pada kelas tinggi (kelas 4, 5, 6). Secara umum karakteristik pembelajaran di sekolah dasar adalah: Kelas 1 dan kelas 2 sekolah dasar berorientasi pada pembelajaran fakta, lebih bersifat konkret atau kejadian-kejadian yang ada di sekitar lingkungan siswa. Dalam kurikulum 2004 pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran tematik. Kelas 3 siswa
dihadapkan dengan konsep generalisasi yang dapat diperoleh dari fakta atau kejadian-kejadian yang konkret, hal ini lebih tinggi dari kelas 1 dan 2. Kelas 4, 5, dan 6 atau disebut kelas tinggi siswa dihadapkan pada konsep-konsep atau prinsip-prinsip penerapannya (Yoewono, 2008:167). 4. Pembelajaran pada Anak Kelas Rendah Pembelajaran di kelas rendah dilaksanakan berdasarkan rencana pelajaran (silabus) yang telah dikembangkan guru. Pembelajaran konkret lebih sesuai diberikan pada kelas rendah (kelas 1, 2, 3) Sekolah Dasar. Anak usia kelas rendah memiliki karakteristik senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajardalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran (Desmita, 2010:35). Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, diantaranya latihan atau drill, ceramah, belajar kelompok, pengamatan. Pemilihan metode harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode belajar. Pengembangan sikap ilmiah pada siswa kelas rendah sekolahdasar dapat
dilakukan
dengancara
menciptakan
pembelajaran
yang
memungkinkan siswa berani mengemukakan pendapat, memiliki rasa ingin mengetahui, memiliki sikap jujur terhadap dirinya dan orang lain, dan mampu menjaga diri dan lingkungan. Dalam pengembangan
kreativitas siswa proses pembelajaran dapat diarahkan supaya siswa dapat
melakukan
kegiatan
kreativitas
perkembangannya,
misalnya
memecahkan
permainan sehari-hari (Yoewono, 2008:170).
sesuai
dengan
tingkat
permasalahan
melalui
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Kondisi Umum School of Life Lebah Putih 1. Letak Geografis Lokasi School of Life Lebah Putih berada di desa Ngawen, tepatnya di Jalan Sidomulyo RT 11, RW 06, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Lokasi sekolah sangat kondusif karena berada di tengah-tengah pemukiman dan kebun masyarakat (D/LG/03). Lokasi sekolah sangat sejuk, karena dikelilingi kebun-kebun yang hijau dan asri. Hal ini akan memberikan asupan oksigen yang cukup banyak, sehingga peserta didik dapat belajar dalam suasana gembira di lingkungan sekolah dengan halaman yang luas. Anak-anak dapat berpikir dengan segar dan tanpa beban. Halaman sekolah serta ruang kelas yang luas juga memberikan ruang gerak untuk peserta didik, sehingga anak bebas berekspresi dan berkreasi (D/LG/03). Secara geografis dan strategi School of Life Lebah Putih akan memberikan sarana belajar kepada anak-anak TK dan SD di lingkungan Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti pada khususnya dan wilayah Kota Salatiga pada umumnya.Kelurahan Mangunsari juga sangat strategis dalam bidang pendidikan. Hal ini didukung dengan adanya berbagai macam fasilitas pendidikan, diantaranya terdapat Taman Pendidikan Alqur’an, Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-kanak,
Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Menengah Pertama Negeri. Sedangkan batas wilayah Mangunsari sebelah utara sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti, sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sidorejo Kecamatan Kalicacing, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo (P/LG/30-07-2012). 2. Sejarah Berdirinya School of Life Lebah Putih Berawal dari sebuah ketulusan hati untuk menyelenggarakan pendidikan sesuai fitrah anak, maka gagasan untuk membuat sekolah yang berkualitas dan memberikan nuansa alam serta ruang gerak yang cukup buat anak-anak segera ditangkap oleh masyarakat dengan semangat yang luar biasa. School of Life Lebah Putih ini secara resmi berdiri tahun 2010, berlokasi di Jalan Sidomulyo,Gg Sunan Bonang RT11 RW06 Mangunsari Sidomukti Salatiga (D/SS/01). Adapun pemrakarsa berdirinya sekolah ini antara lain: a. Ibu
Musriyati
Salim
Riyanto
(tokoh
masyarakat,
pemerhati
pendidikan) b. Bapak Wahyudi Mariyanto (wirausaha, pemerhati anak-anak dan pendidikan) c. Ibu Septi Peni Wulandani (pemerhati anak-anak dan pendidikan) d. Ibu Dyah M. Sulistyani (praktisi pendidikan, ketua HIMPAUDI) School of Life Lebah Putih ingin memberikan warna bagi pendidikan anak-anak usia TK dan SD, dimana belajar itu sangat
menyenangkan dan anak-anak berhak berada dalam lingkungan yang sehat. Berdasarkan dokumen profil sekolah (D/PS/02), diperoleh data tentang profil School of Life Lebah Putih. School of Life Lebah Putih adalah sekolah swasta yang berada dibawah naungan Yayasan Jarimatika. Berikut adalah biodata Yayasan dan sekolah secara lengkap. a. Yayasan Nama Lengkap
: Yayasan Jarimatika Indonesia
Alamat
: Graha Jarimatika, Jl. Margosari PR 4, Salatiga
Telepon/Fax
: 0298-7173121/ fax: 0298-328619
Email
:
[email protected]
Website
: www.jarimatika.com
Akta Pendirian
:Muhammad Fauzan S.H. No. 45 tanggal 16 Mei 2006
NPWP
: 02.253.609.8.505.000
Ketua Yayasan
: Septi Peni Wulandani
Alamat
: Jl. Margosari PR 4, Salatiga
Kewarganegaraan : Indonesia b. Sekolah Nama Lengkap
: School of Life Lebah Putih
Alamat
: Jl. Sidomulyo RT 11 RW 06, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Salatiga
Telepon/Fax
: 0298-7173121/fax: 0298-328619
Email
:
[email protected]
Website
: www.jarimatika.com
Tingkat
: Pendidikan Dasar
Kelompok
: Sekolah Dasar
Berdiri sejak
:17 Juli 2009
Waktu Belajar
: Kelas 1 : Senin-Jum’at jam 07.30-11.00 WIB Kelas 2-3: Senin-Jum’at jam 07.30-11.30 WIB
Kepala sekolah
: Rini Mustikaningrum
Fasilitator
: 6 Orang
Ruang Kelas
: 4 rombongan belajar
Jumlah siswa
: 18 anak
a. Nama Sekolah Nama School of Life Lebah Putih terdiri dari 2 frasa School of Life dan Lebah Putih (D/PS/02). Pemilihan nama tersebut mengandung arti sebagai berikut: 1) School of Life berarti sekolah kehidupan untuk manusia, yaitu tempat manusia menimba ilmu dan kecakapan hidup (Life Skills). Adapun cakupan Life Skills yang akan ditransfer ke peserta didik meliputi : basic skills (tata krama dan menghormati/menghargai), Learning habits, Categorizing, Hygiene and health, telling time, understanding money. 2) Lebah Putih Pemilihan nama Lebah Putih memiliki arti khusus. Berdasarkan fakta keilmuan Lebah Putih adalah salah satu dari beribu-ribu koloni lebah yayng memiliki tugas untuk mencari
makan bagi si lebah ratu. Lebah putih adalah penghasil madu dengan mutu unggul. Madu yang dihasilkan sangat bermanfaat, dapat pula sebagai obat. Penamaan lebah putih tidak lepas dari fakta tersebut. Pendiri School of Life Lebah Putih menaruh harapan bahwa ke depan sekolah dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualiatas unggul dan unik yang dapat berguna bagi masyarakat, nusa, dan bangsa(D/PS/02). b. Filosofi “Semua anak adalah bintang” maka School of Life Lebah Putih akan membantu memunculkan bintang-bintang tersebut dengan cara yang mudah dan menyenangkan.
Susunan Struktur Organisasi Sekolah
Yayasan Jarimatika Indonesia
Kepala Sekolah Rini Mustikaningrum
Konsultan Dyah M. Sulistyani
Waka Kurikulum SD Kurnianing Tyas
Waka Kurikulum TK Jauharotul Khoir
Waka Kesiswaan Heni Kartika
Orang Tua
Kepala Administrasi Sofiyatul Badriyah
Kepala Perpustakaan Devi
Siswa
Gambar 3.1 Susunan Struktur Organisasi Sekolah (D/SO/05) 3. Visi, MisiSchool of Life Lebah Putih Berdasarkan dokumen profil sekolah (D/VM/04) diperoleh data tentang: a. Visi Sekolah Menjadikan School of Life Lebah Putih sebagai salah satu lembaga yang unggul dan unik dalam menyelenggarakan progam pendidikan bagi anak-anak untuk menguasai ketrampilan dasar, memiliki life skill dan karakter yang kokoh sebagai generasi calon pemimpin bangsa di masa depan.
b. Misi Sekolah
1. Menciptakan lingkungan yang kondusif dan menyenangkan bagi anak sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar masing-masing anak 2. Mengembangkan karakter anak yang positif disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak 3. Membantu anak-anak mengembangkan minat dan bakatnya 4. Membantu anak-anak untuk menyukai proses belajar denga metode dan cara yang mudah dan menyenangkan
B. Konsep Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri di School of Life Lebah Putih Hasil penelitian mengenai konsep metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut: “Metode yang mengasah kemampuan bertanya seorang anak, jadi anak distimulus dengan banyak benda yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan yang akan menjadi materi pada hari itu, karena pada dasarnya fitrah anak adalah penanya ulung, maka metode ini untuk mengasah rasa bertanya anak sehingga akan memuaskan rasa ingin tahu anak.”(W/MPB/RM/01/11-07-2012/R01) Berdasarkan hasil wawancara dengan RM dapat diketahui bahwa konsep metode pembelajaran inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah metode yang mengasah kemampuan bertanya anak, karena pada dasarnya fitrah anak adalah penanya ulung, sehingga dengan memuaskan rasa ingin tahu anak.
metode ini akan
Pendapat RM tersebut memiliki kesamaan dengan hasil wawancara dengan HK dan KT. “Pembelajaran yang mengacu pada anak untuk bertanya, karena pada dasarnya fitrah seorang anak adalah penanya ulung, anak memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga anak suka bertanya.”(W/MPB/HK/02/11-072012/R-02) “Salah satu metode belajar yang mengasah kemampuan bertanya anak sebagai proses pembelajaran.” (W/MPB/KT/03/11-07-2012/R-03) Hasil wawancaradiatas memiliki kesamaan dengan data dokumen brosur sekolah. Metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of
Life
Lebah Putih ingin mengembalikan dan mengembangkan fitrah dasar anak sebagai “The Inquirer” melalui proses aktif bertanya, aktif memecahkan masalah, berpikir kritis dan kreatif. Di School of Life Lebah Putih anak belajar dalam suasana gembira. Anak leluasa aktif bergerak, bermain, dan bersosialisasi dalam nuansa alami,belajar tanpa terasa, dan tanpa perasaan terpaksa (D/BS/05). Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah metode yang mengasah kemampuan bertanya anak karena pada dasarnya fitrah anak adalah seorang inquirer yaitu penanya ulung yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, melalui proses aktif bertanya, aktif memecahkan masalah, berpikir kritis dan kreatif.
C. Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri pada Anak Kelas Rendah di School of Life Lebah Putih Hasil penelitian mengenai implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut: 1. Tujuan Pembelajaran Berbasis Inkuiri di School of Life Lebah Putih Menurut
hasil
wawancara,
tujuan
implementasi
metode
pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah: “Tujuannya untuk mengasah rasa ingin tahu anak, agar siswa memiliki rasa menyelidiki yang tinggi, agar siswa bisa mencari solusi masalah yang ditemui siswa sendiri, agar siswa bisa mencari hubungan sebab akibat.” (W/IMT/RM/01/11-07-2012/R-01) Berdasarkan hasil wawancara dengan RM dapat diketahui bahwa tujuan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah agar siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi rasa menyelidiki yang tinggi, agar siswa bisa mencari solusi masalah yang ditemui siswa sendiri, agar siswa bisa mencari hubungan sebab akibat. Dari sumber lain menyebutkan, “Menggiring fitrah anak menjadi penanya ulung. Di kelas Intellectual Curiocity bertujuan membentuk siswa mempunyai hasrat ingin tahu, kelas Creative Imagination bertujuan membentuk siswa mempunyai imajinasi yang kreatif, kelas Art of Discovery bertujuan membentuk siswa untuk mempunyai seni menemukan, kelas Noble Attitude bertujuan membentuk sikap siswa lebih baik.” (W/IMT/HK/02/11-07-2012/R-02) Berdasarkan hasil wawancara dengan HK dapat diketahui bahwa tujuan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih
adalah menggiring fitrah anak menjadi penanya ulung, membentuk siswa mempunyai hasrat ingin tahu yang lebih, membentuk siswa mempunyai imajinasi yang kreatif, membentuk siswa untuk mempunyai seni menemukan, membentuk sikap siswa lebih baik. Dari sumber lain menyebutkan, “Tujuan secara keseluruhan yaitu untuk melatih pola pikir ilmiah yang kemudian muncul karakter anak yang tau, paham, dan bisa menyampaikan serta mampu membuat solusi suatu masalah, untuk membentuk siswa menjadi agen perubahan untuk generasi mendatang, terjadi perubahan sikap pada siswa. Tujuan khususnya untuk mengenal ciri-ciri manusia yang kemudian mereka mengenal diri mereka dan tujuan kehidupan manusia. Manusia memiliki akal yang digunakan untuk memahami tujuan kehidupan manusia sehingga siswa termotivasi untuk belajar.” (W/IMT/KT/03/11-072012/R-03) Berdasarkan hasil wawancara dengan KT dapat diketahui bahwa tujuan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah untuk melatih pola pikir ilmiah yang kemudian muncul karakter anak yang tau, paham, dan bisa menyampaikan serta mampu membuat solusi suatu masalah, untuk membentuk siswa menjadi agen perubahan untuk generasi mendatang, terjadi perubahan sikap pada siswa. Menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada tanggal 30 Juli 2012 menunjukkan tujuan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran
berbasis
inkuiri
adalah
agar
siswa
mempunyai
imajinasiyang kreatif dan dapat menemukan pengetahuannya sendiri dengan
bimbingan
guru(P/IMT/01/30-07-2012).Hasil
pengamatan
berikutnya menunjukkan tujuan pembelajarannya agar siswa melatih pola pikir untuk menyelesaikan solusi atas masalah yang ditemui serta berani
berbicara di depan umum(P/IMT/02/31-07-2012). Senada dengan pengamatan diatas, pengamatan lain menunjukkan tujuan pembelajaran adalah melatih pola pikir ilmiah agar dapat membentuk karakter siswa denggan perubahan sikap yang lebih baik dan mengenal lingkungan sekitar (P/IMT/03/01-08-2012). Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan dapat disimpulkan tujuan pembelajaran di School of Life Lebah Putih dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah: a. Menggiring fitrah anak menjadi penanya ulung dan melatih pola pikir ilmiah yang kemudian muncul karakter anak yang memiliki rasa ingin tahu rasa menyelidiki yang tinggi, b. Membentuk sikap anak lebih baik,membentuk anak yang mempunyai imajinasi kreatif, c. Agar anak dapat menemukanpengetahuan sendiri dengan bimbingan guru dan berani berbicara di depan umum d. Anak dapat mencari solusi masalah yang ditemuinya, serta untuk membentuk anak menjadi agen perubahan untuk generasi mendatang.
2. Materi Pelajaran Menurut hasil wawancara, materi pelajaran yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah:
“Semua materi sains, materi sosial yang banyak memakai media visual, misalnya gambar. Hampir semua materi yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri.” (W/IMM/RM/01/11-07-2012/R-01) Berdasarkan hasil wawancara dengan RM dapat diketahui bahwa materi pelajaran yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah materi sains, sosial dan materi yang banyak memakai media visual. Pendapat RM tersebut memiliki kesamaan dengan hasil wawancara denganKT. “Semua materi menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri. Ada manusia, lingkungan hewan, tumbuhan, alam semesta dan teknologi harapan.” (W/IMM/KT/03/11-07-2012/R-03) Dari sumber lain menyebutkan, “Kami ada kurikulum sendiri. Kurikulum dari Kemendikbud kami kembangkan lagi agar sesuai dengan tujuan kami. Belajar disini tidak hanya sekedar menghafal materi. Misalnya matematika dalam nama dan lambang bilangan, dan materi penambahan dan pengurangan.” (W/IMM/HK/02/11-07-2012/R-02) Berdasarkan hasil wawancara dengan HK dapat diketahui bahwa materi pelajaran yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah materi matematika dan materi praktek yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran disini. Hasil wawancara diatas memiliki kesamaan dengan data hasil pengamatan peneliti. Menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti
pada tanggal 30 Juli 2012 menunjukkan materi pembelajaran pada hari ini adalah
nama
bilangan
dan
lambang
bilangan(P/IMM/01/30-07-
2012).Pada pengamatan lain (P/IMM/02/31-07-2012)juga menunjukkan materi pembelajaran hari ini adalah introduction, dan jugapada pengamatan (P/IMM/03/01-08-2012) materi pembelajaran pada hari ini adalah proses penciptaan manusia. Hasil wawancara dan pengamatan diatas memiliki kesamaan dengan data dokumen RPP mengenai materi pembelajaran. Nama bilangan dan lambang bilangan 1-500 (D/RPP/06), introduction (D/RPP/07), dan proses penciptaan manusia (D/RPP/08) . Berdasarkan data dokumen RPP dapat diketahui bahwa materi pelajaran yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah materi matematika, sains, dan bahasa. Berdasarkan paparan wawancara, pengamatan, dan dokumentasi peneliti dapat disimpulkan bahwa materi yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah materi sains, sosial, matematika, materi yang banyak memakai media visual, dan materi praktek. 3. Media Pembelajaran Menurut
hasil
wawancara,
media
implementasi
metode
pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah: “Kadang kita pakai LCD yang menampilkan film-film atau gambar, kemudian adek-adek diminta membuat pertanyaan.” (W/IMM/RM/01/1107-2012/R-01)
“Media yang digunakan biasanya langsung yang ada di sekitar. Kadang ya pakai LCD, buku-buku, macam-macam sih.” (W/IMMD/HK/02/11-072012/R-02) “Media disini apa saja yang dilihat, dirasakan, dan dialami dari mereka. Bisa film, LCD, artline, fieldtrip. Tidak harus teknologi juga.” (W/KT/03/11-07-2012/R-03) Berdasarkan hasil wawancara dengan RM, HK, dan KT dapat diketahui bahwa media yang digunakan dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah media elektronik, yaitu LCD yang menampilkan film atau gambar, benda-benda di sekitar sekolah seperti barang bekas, buku, artline, fieldtrip dan lain-lain. Untuk membuktikan penelitian pengamat melakukan pengamatan. Berikut data pengamatan mengenai media yang digunakan dalam pembelajaran. Media yang digunakan media cetak yaitu potongan kertas yang berisi nama dan angka bilangan. Caranya dengan mencocokkan nama dengan angka bilangan yang terdapat dalam kubus. Media ini layak dan mencukupi seluruh siswa(P/IMMD/01/30-07-2012). Hal ini sesuai dengan
data
dokumentasi
RPP
media
yang
digunakan
dalam
pembelajaran adalah mat, lem, dan potongan kertas berisi nama bilangan dan lambang bilangan (D/RPP/06). Pengamatan lain menunjukkan bahwa media yang digunakan dalam pembelajaran adalah media papan cetak yaitu papan tulis untuk menerangkan kepada siswa kata-kata yang sulit dipahami. Media ini layak dan terjangkau pengamatan seluruh siswa (P/IMMD/02/31-07-2012). Hal
ini sesuai dengan data dokumentasi RPP media yang digunakan dalam pembelajaran adalah papan tulis (D/RPP/07). Hasil pengamatan lain menunjukkan bahwa media yang digunakan adalah media elektronik yaitu notebook. Siswa menonton film melalui notebook. Media ini layak tapi kurang mencukupi karena layar kecil jadi ada beberapa siswa yang tidak fokus dan kurang memperhatikan film tersebut(P/IMMD/03/01-082012).Hal ini berbeda dengan data dokumentasi RPP media yang tercantum adalah LCD proyektor, tetapi dalam implementasi memakai notebook(D/RPP/08). Berdasarkan paparan wawancara, pengamatan, dan dokumentasi peneliti dapat disimpulkan bahwa media yang digunakan dalam pembelajaran menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah media cetak (flash card), media papan (papan tulis), media elektronik (notebook)danLCD yang menampilkan film atau gambar,benda-benda di sekitar sekolah seperti barang bekas, artline, danfield trip.
4. Alat Peraga Menurut hasil wawancara, alat peraga dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah: “Alat peraga yang biasa digunakan adalah hasil karya guru sendiri seperti lapbook atau laporan buku yang berisikan materi pembelajaran.” (W/IMA/RM/01/11-07-2012/R-01)
“Alat peraga juga sebisa mungkin langsung.Apa yang ada disini bisa menjadi alat peraga, misalnya gambar, video.” (W/IMA/HK/02/11-072012/R-02) “Alat peraga juga apa yang ada, pada prinsipnya sih kembali ke alam, reduce, reuse, dan recycle.” (W/IMA/KT/03/11-07-2012/R-03) Berdasarkan hasil wawancara dengan RM, HK, dan KT dapat diketahui bahwa Alat peraga yang digunakan dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah lapbook atau laporan buku yang berisikan materi pelajaran, video, gambar, dan barang-barang yang ada di sekitar siswa misalnya barang bekas. Untuk membuktikan penelitian, peneliti melakukan pengamatan. Menurut hasil pengamatanyang dilakukan peneliti pada tanggal 30 Juli 2012 menunjukkan alat peraga yang digunakan adalah mat, mat tersebut dibentuk kotak atau kubus. Alat peraga ini layak dan mencukupi siswa(P/IMA/01/30-07-2012). Hal ini sesuai dengan data dokumentasi RPP alat peraga yang digunakan 2 kubus dari mat (D/RPP/06). Pengamatan lain menunjukkan alat peraga yang digunakan yaitu potongan kertas (flashcard) yang berisi kartu identitas baru yang digunakan untuk memperkenalkan diri sendiri kepada seluruh siswa dengan dipancing pertanyaan oleh guru.Alat peraga ini mencukupi dan layak bagi siswa(P/IMA/02/31-07-2012). Hal ini sesuai dengan data dokumentasi RPP alat peraga yang digunakan adalah potongan kertas yang berisi kartu identitas baru (D/RPP/06).
Dalam pengamatan berikut menunjukkan alat peraga dalam pembelajaran disini yaitu film asal kejadian manusia, siswa belajar melalui pemutaran film tersebut. Alat peraga ini layak dan cukup untuk menjadi sarana yang memudahkan siswa memahami tentang asal manusia(P/IMA/03/01-08-2012). Hal ini sesuai dengan data dokumentasi RPP alat peraga yang digunakan adalah film dahsyatnya penciptaan manusia karya Harun Yahya (D/RPP/06). Berdasarkan paparan wawancara, pengamatan, dan dokumentasi diatas dapat disimpulkan bahwa alat peraga yang digunakan dalam implementasi metode pembelajaran di School of Life Lebah Putih lapbook atau laporan buku yang berisikan materi pelajaran, benda di sekitar sekolah seperti barang bekas yang masih bisa di daur ulang, video, puzzle gabus, flash card(potongan kartu), film, dan gambar.
5. Sumber Belajar Menurut hasil wawancara, sumber belajar dalamimplementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah: “Sumber belajar disini menggunakan semua elemen, tidak hanya batasan guru, kepala sekolah, masyarakat bahkan tukang bersih-bersih juga menjadi sumber belajar. Intinya semua komponen sekolah dapat menjadi sumber belajar di sekolah ini.”(W/IMS/RM/01/11-07-2012/R-01)
“Sumber belajar disini macem-macem mbak, ada internet, buku-buku, orang yang ahli di bidang tersebut atau masternya. Semua sumber oke.” (W/IMS/HK/02/11-07-2012/R-02) “Sumber belajar bisa dari internet, worksheet, buku dari guru. Lingkungan
sekitar
yang
ada
bisa
menjadi
sumber
belajar.”
(W/IMS/KT/03/11-07-2012/R-03) Berdasarkan hasil wawancara dengan RM, HK, dan KT dapat diketahui bahwa sumber belajar yang digunakan dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di of Life Lebah Putih adalah semua elemen, meliputi guru, kepala sekolah, masyarakat, tukang bersih-bersih, dan orang yang ahli dalam bidang tertentu atau master, internet, buku, worksheet, buku, dan lingkungan sekitar. Untuk
membuktikan
penelitian
peneliti
juga
melakukan
pengamatan. Berikut data hasil pengamatan yang dilakukan peneliti. Sumber belajar disini layak, yaitu berasaldari guru dan aktivitas siswa. Sumber belajar ini layak(P/IMS/01/30-07-2012).Sumber belajarnya layakyang berasal dari guru dan aktivitas siswa, namun beberapa siswa masih perlu bimbingan guru agar bisa melafalkan pengucapan bahasa Inggris
dengan
benar(P/IMS02/31-07-2012).Sumber
belajar
dalam
pembelajaran ini adalah guru, film, dan aktivitas siswa(P/IMS/03/01-082012). Berdasarkan paparan wawancara dan pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar di School of Life Lebah Putih adalah guru, kepala sekolah, masyarakat, tukang bersih-bersih, dan orang yang
ahli dalam bidang tertentu atau master, internet, buku, worksheet, aktivitas siswa, film, dan lingkungan sekitar. 6. Kegiatan Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri pada Anak Kelas Rendah di School of Life Lebah Putih Menurut hasil wawancara, langkah-langkah kegiatan implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah: “Kalau disini biasanya guru mempersiapkan materi atau media yang menjadi stimulus untuk materi hari itu. Misalnya materi tentang hewan, jadi guru mempersiapkan media atau gambar hewan kemudian ditunjukkan kepada anak-anak. Anak-anak disuruh membuat pertanyaan-pertanyaan kemudian pertanyaanpertanyaan tersebut dijawab oleh anak-anak. Kemudian guru menyimpulkan materi secara konsep. Yang terakhir anak diberi tugas untuk mengkritisi materi. Tugasnya cenderung ke proyek atau presentasi bukan multiple, dan mengulang kembali materi dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka.” (W/IML/RM/01/11-072012/R-01)
Berdasarkan hasil wawancara dengan RM dapat diketahui bahwa kegiatan metode pembelajaran inkuiri di School of Life Lebah Putih pertama-tamaadalah guru menyiapkan materi atau media yang bisa menjadi stimulus. Kemudian anak-anak disuruh membut pertanyaan tentang materi tersebut. Anak-anak sendiri yang menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut. Terakhir guru menyimpulkan materi dan memberi tugas kepada anak. Dari sumber lain menyebutkan, “Kegiatan awal pembelajaran ya biasa kalau kayak di RPP kebanyakan. Salam, mengkondisikan siswa dengan lagu, brainstorming, bermain peran tidak hanya monoton itu-itu saja sih.Kalau sudah masuk inti kami biasanya memberi open minded
question, kemudian siswa memberi pertanyaan, semua pertanyaan ditampung oleh fasilitator dan kemudian dikembalikan kepada siswa lagi sehingga siswa sendiri yang menjawab pertanyaan dengan jawaban yang beraneka ragam. Guru disini sebagai fasilitator menampung semua jawaban siswa kemudian menyimpulkannya.” (W/IML/HK/02/11-07-2012/R-02) Berdasarkan hasil wawancara dengan HK dapat diketahui bahwa langkah kegiatan metode pembelajaran inkuiri di School of Life Lebah Putih yang pertama adalah guru memberi open minded question kepada anak, kemudian anak memberi beragam pertanyaan. Anak-anak sendiri yang menjawab. Terakhir guru menyimpulkan dari seluruh jawaban siswa. Dari sumber lain menyebutkan, “Seperti metode ilmiah, pertama dari latar belakang, anak membuat pertanyaan dalam kelas Intellectual Curiosity, anak membuat hipotesa di kelas Creative Imajination, anak melakukan eksperimen di kelas Art of Discovery, anak menemukan jawabannya di kelas Noble Attitude.” (W/IML/KT/03/11-07-2012/R-03) Berdasarkan hasil wawancara dengan KT dapat diketahui bahwa langkah kegiatan metode pembelajaran inkuiri di School of Life Lebah Putih yang pertama adalah anak membuat pertanyaan, yang kedua anak menyusun hipotesa, kemudian anak melakukan eksperimen, yang terakhir anak menemukan jawabannya. Untuk
membuktikan
penelitian,
peneliti
juga
melakukan
pengamatan, berikut data yang diperoleh: Kegiatan awal pembelajaran guru membuka dengan salam. Langkah pertama guru bertanya kepada siswa tentang bentuk
kotak. Kemudian guru membagi siswa kedalam 2 kelompok untuk membuat kubus dari alat peraga puzzle gabus yang telah tersedia. Setelah itu guru memasukkan kertas yang berisi nama bilangan dan angka bilangan ke dalam masing-masing kubus/kotak. Guru menjelaskan cara bermain yaitu setiap kelompok berbaris dan 1 anak berlari mengambil kertas yang ada di kotak 1 berisi nama bilangan dan mengambil kertas di kotak 2 berisi lambang bilangan, setelah itu anak lari ke garis start lalu menempelkannya di atas kertas flipcart. Seterusnya sampai kotak habis. Pemenangnya adalah kelompok yang paling banyak mencocokkan nama dan lambang bilangan. Guru mencocokkan jawaban yang benar dan menghitungnya. Langkah terakhir guru memberi pujian kepada siswa dan tiap siswa mendapat hadiah worksheet sebagai tugas pada pelajaran selanjutnya(P/IML/01/30-07-2012). Data pengamatan diatas, sesuai dengan data dokumentasi RPP, berikut mengenai langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran: a. Anak-anak dibagi menjadi 4 kelompok b. Setiap kelompok berbaris dan 1 anak setiap kelompok berlari bergantian mengambil 2 kertas yang ada di dalam kotak 1 berisi nama bilangan dan kotak 2 berisi lambang bilangan c. Anak-anak lari kembali ke garis start lalu menempelkan kertasnya pada kertas flipcart d. Seterusnya sampai kotak habis e. Pemenangnya adalah kelompok yang paling banyak mencocokkan nama dengan lambang bilangannya (D/RPP/06). Hasil pengamatan lain menunjukkan, Pertama guru mencontohkan bagaimana mengenalkan diri sendiri yang benar. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa satu persatu tentang diri mereka dalam bahasa inggris mengenai nama dan alamat. Langkah berikutnya setiap siswa diberi ID card yang berisi nama dan alamat yang baru. Tiap siswa disuruh mengucapkanya satu persatu. Selanjutnya tiap siswa diberi kesempatan untuk memperkenalkan dirinya yang bari secara berpasangan dengan
teman yang lain. Terakhir guru bertanya kepada siswa tentang ID card yang baru kepada siswa(P/IML/02/31-07-2012). Data pengamatan diatas sesuai dengan data dokumentasi RPP, berikut mengenai langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran: a. Fasilitator mengenalkan diri dan bertanya kepada siswa untuk mengenalkan dirinya dengan memberi pertanyaan b. Fasilitator memberikan kartu identitas baru untuk tiap siswa dan bersikap seolah-olah menjadi orang lain c. Siswa wajib mengenalkan dirinya yang baru d. Fasilitator memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat percakapan
sederhana
tentang
indentitas
mereka
secara
berpasangan e. Fasilitator meninjau ulang dengan bertanya identitas baru mereka (D/RPP/07). Pengamatan lain juga menunjukkan, Pertama guru membuka pikiran siswa dengan bertanya kepada siswa. Siswa menjawab dengan jawaban yang sederhana. Kemudian guru memutarkan film tentang asal kejadian manusia. Manusia berasal dari bertemunya benih sperma dan sel telur, kemudian menjadi bayi yang lahir. Sembari menonton guru menjelaskan sedikit tentang pengertian yang membuat penasaran siswa, misalnya sperma. Setelah selesai guru mereview film tadi. Beberapa siswa bertanya tentang film tersebut, tapi guru tidak langsung menjawab, dia menyerahkan kembali ke siswa lain yang sanggup menanggapinya. Kemudian guru melengkapi jawaban para siswa. Terakhir guru melakukan evaluasi dengan worksheet yang diberikan pada masing-masing siswa dan dengan bimbingan guru para siswa berhasil menyelesaikan tugas tersebut. Worksheet dari guru berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Siswa mendapatkan informasi atau pengetahuan melalui bertanya kepada guru, bukan bertanya akan jawabannya. Guru membimbing siswa menemukan sendiri jawaban dari tiap soal. Setelah siswa
selasai mengerjakan worksheet mereka akan menyimpulkan materi pembelajaran (P/IML/03/01-08-2012). Data pengamatan diatas sedikit berbeda dengan data dokumentasi RPP
berikut
mengenai
langkah-langkah
kegiatan
dalam
proses
pembelajaran: a. Kakak memakai kostum anak kecil, dan berubah nama menjadi Aisyah, istri nabi putra Abu Bakar yang cerdas dan ceria dan juga sebagai ahli hadist. b. Aisyah bertanya tentang siapa dia? Darimana dia? Bagaimana dia diciptakan dan dilahirkan ke bumi? Kenapa di yang dipilih Allah dan untuk apa diturunkan ke bumu? c. Peserta didik bereksplorasi tentang pertanyaan Aisyah d. Kakak mengajak peserta didik untuk mencari tahu melalui film proses penciptaan manusia e. Kakak memperlihatkan ayat al Quran yang menjelaskan tentang penciptan manusia, kemudian antara kakak dan peserta didik berdiskusi tentang aktifitas 3. f. Peserta didik diberi pertanyaan: 1) Bagaimana kita tercipta? 2) Kenapa kita diciptakan sebagai manusia bukan makhluk yang lain? Apa kelebihan manusia dibandingkan makhluk lain (Q.S. 2 : 6–19 Nabi Adam) 3) Apakah ada sejenis golongan makhluk yang dilahirkan sama dengan manusia? Apa saja contohnya? Nah yang demikian itu
disebut vivipar. Adakah yang tidak dengan cara beranak? Apa contohnya? Nah yang demikian itu disebut ovipar g. Guru memberi tugas worksheet yang harus dikerjakan siswa h. Siswa dan guru bersama menyimpulkan materi pelajaran (D/RPP/08). Berdasarkan data dokumentasi dan pengamatan diatas memang sedikit berbeda, tapi garis besar langkah kegiatan utama yang tercantum dalam RPP dan pengamatan adalah sama, yaitu memaparkan materi melalui film, bertanya kepada siswa tentang proses penciptaan manusia, siswa menjawab dengan beragam jawaban, guru menjelaskan materi yang masih membingungkan siswa, mengerjakan worksheet sebagai evaluasi, dan menyimpulkan materi pelajaran bersama siswa. Berdasarkan paparan wawancara, pengamatan, dan dokumentasi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan metode pembelajaran berbasis inkuiri mempunyai 7 langkah, yaitu: a. Guru menyiapkan materi atau media yang bisa menjadi stimulus. b. Guru memaparkan permasalahan melalui cerita, film, gambar, dan sebagainya. c. Guru memberi open minded question kepada anak, kemudian anak memberi beragam jawaban. d. Guru memberi tugas kepada anak e. Anak merumuskan jawaban dari tugas tersebut dengan cara bepikir sendiri, melihat di buku, dan bertanya kepada guru. f. Guru menjelaskan materi yang masih belum dipahami siswa
g. Terakhir guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran. 7. Metode Lain dalam Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri Menurut hasil wawancara, metode lain yang digunakan dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah: “Metode lain yang digunakan disini ada PAIKEM GEMBROT. Ada diskusi menyenangkan, demonstrasi, presentasi. Diskusi disini dilakukan secara menyenangkan bukan hanya monoton, ada interaksi antara guru dan siswa secara lebih dekat.” (W/IMMT/RM/01/11-07-2012/R-01) “Metodenya macem-macem ya, kondisional. Demonstrasi, ceramah, eksperimen, dan tanya jawab yang sering digunakan bersama dengan metode inkuiri.” (W/IMMT/HK/02/11-07-2012/R-02) “Metode lain yang digunakan eksperimen, diskusi, dan observasi dengan fieldtrip.” (W/IMMT/KT/03/11-07-2012/R-03) Berdasarkan hasil wawancara dengan RM, HK, dan KT dapat diketahui bahwa metode lain yang digunakan dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah metode eksperimen, diskusi, demostrasi dan observasi, yang digunakan tergantung kebutuhan dan situasi dan kondisi. Hasil
wawancara
diats
memiliki
kesamaan
dengan
data
pengamatan. Menurut hasil pengamatan metode lain yang digunakan dalam pembelajaran kerja kelompok dan tanya jawab. Siswa melakukan
kerjasama dengan kelompoknya untuk melakukan perintah guru mencocokkan nama dan lambang bilangan dengan cepat. Siswa juga melakukan tanya jawab dengan guru ketika pembelajaran berlangsung dan di akhir pembelajaran(P/IMMT/01/30-07-2012). Pengamatan lain menunjukkan bahwa metode lain yang digunakan tanya jawab dan demonstrasi. Metode inkuiri dalam pembelajaran disini tidak begitu terlihat, hanya dampak dari pembelajaran inkuiri lebih terlihat. Terbukti dengan siswa yang berani bercakap-cakap dengan menggunakan kalimat sederhana sebagai perkenalan diri mereka dengan menggunakan bahasa asing(P/IMMT/02/31-07-2012).Metode lain yang digunakan dalam pembelajaran adalah diskusi dan tanya jawab(P/IMMT/03/01-08-2012). Berdasarkan
paparan
wawancara
dan
pengamatan
dapat
disimpulkan bahwa metode lain yang digunakan adalah demonstrasi, diskusi menyenangkan, presentasi, kerja kelompok, ceramah, eksperimen, tanya jawab, dan observasi dengan field trip. 8. Evaluasi Pembelajaran di School of Life Lebah Putih Menurut hasil wawancara, evaluasi pembelajaran implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah: “Evaluasi disini dilakukan tiap akhir pembelajaran dengan tanya jawab. Ada ulangan setiap satu bulan. Disini tidak ada UTS tapi ada UAS. Nilai UAS diambil dari nilai ulangan bulanan dan UAS dari Kemendikbud.” (W/IME/RM/01/11-07-2012/R-01)
“Ada standar minimal yang digunakan yaitu KKM. Kalau ada siswa yang telah melebihi KKM kami beri pengayaan dengan tugas, worksheet, eksperimen, dan diskusi. Disini juga ada 2 tes. Dari Kemendikbud dan dari sekolah sendiri. Setiap minggu ada review materi pembelajaran. Nilai dari review tadi diambil untuk Ujian Kenaikan Kelas.” (W/IME/HK/02/11-07-2012/R-02) “Evaluasi dengan presentasi,ujian tertulis, dan diskusi. Ujian tertulis tiap satu bulan sekali tiap akhir tema.” (W/IME/KT/03/11-07-2012/R-03) Berdasarkan hasil wawancara dengan RM, HK, dan KT dapat diketahui
bahwa
evaluasi
pembelajaran
yang
dilakukan
dalam
implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah dengan ulangan tiap akhir bulan, ujian kenaikan kelas, dan worksheet. Untuk membuktikan penelitian,peneliti melakukan pengamatan. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti tanggal 31 Juli 2012 menunjukkan evaluasi pembelajaran dengan tanya jawab di akhir proses pembelajaran dan
worksheet
sebagai
tugas(P/IME/01/30-07-2012).
Pengamatan lain juga menunjukkan evaluasi yang digunakan adalah tanya jawab antara guru dan siswa(P/IME/02/31-07-2012), serta evaluasi menggunakan
worksheet
yang
dilakukan
di
akhir
jam
pelajaran(P/IME/03/01-08-2012). Berdasarkan paparan wawancara dan pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa evalusi pembelajaran di School of Life Lebah Putih dilakukan a. Setiap akhir proses pembelajaran dengan tanya jawab b. Ujian tertulis setiap satu bulan sekali tiap akhir tema
c. Ujian Kenaikan Kelas. d. Selain tes dari Kemendikbud, sekolah juga mengadakan tes sendiri yang hasilnya berbentuk naratif atau penjelasan tentang prestasi siswa. 9. Peran Guru di School of Life Lebah Putih Menurut hasil wawancara, peran guru dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah: “Sangat berperan sekali guru dalam pembelajaran disini. Kami sering memanggil narasumber langsung atau orang yang ahli untuk menjadi guru dalam pembelajaran. Guru disini dipanggil kakak agar kedekatan secara psikologi dengan peserta didik lebih terjalin. Siswa lebih merasa nyaman agar KBM berlangsung lancar. Disini guru sebagai fasilitator tugasnya memfasilitasi siswa dalam belajar. guru dan siswa masih sama-sama belajar.” (W/IMP/RM/01/11-07-2012/R-01) “Kami
sebagai
kakak,
fasilitator,
pendamping
siswa
dalam
pembelajaran. Kamidan siswa masih sama-sama belajar. Bisa lewat internet dan buku.” (W/IMP/HK/02/11-07-2012/R-02) “Peran kami sebagai fasilitator yang memberikan ruang belajar yang lebih kepada siswa.” (W/IMP/KT/03/11-07-2012/R-03) Berdasarkan hasil wawancara dengan RM, HK, dan KT dapat dikethuia bahwa peran guru adalah sebagai pendamping siswa dalam belajar, dan fasilitator yang memfasiliasi siswa dalam belajar dan memberikan ruang belajar yang lebih kepada siswa. Di School of Life Lebah Putih guru dipanggil dengan sebutan kakak agar memiliki kedekatan secara psikologis kepada siswa lebih terjalin. Guru dan siswa masih sama-sama belajar.
Untuk
membuktikan
penelitian,
peneliti
juga
melakukan
pengamatan. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: Peran guru dalam pembelajaran ini sebagai fasilitator Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir.Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa.Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri(P/IMP/01/30-07-2012). Pengamatan lain menunjukkan, Peran guru sebagai penanya, dan fasilitator, yang memfasilitasi apa yang dibutuhkan siswa dan sebagai sumber belajar. Guru sering memotivasi siswa agar siswa mudah menguasai materi pembelajaran. Guru dibantu oleh seorang asisten yang bertugas mengkondisikan siswa dalam pembelajaran(P/IMP/02/31-07-2012). Pengamatan lain menunjukkan bahwa peran guru sebagai pembimbing dan fasilitator yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa. Guru juga sebagai motivator yang memberi rangsangan agar siswa aktif(P/IMP/03/01-08-2012). Berdasarkan paparan pengamatan dapat diketahui bahawa peran guru di School of Life Lebah Putih adalah sebagai fasilitator dan motivator siswa. Berdasarkan paparan wawancara dan pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa peran guru adalah a. Sebagai pendamping siswa dalam belajar. Guru dan siswa masih sama-sama belajar. b. Fasilitator, yang memfasiliasi siswa dalam belajar dan memberikan ruang belajar yang lebih kepada siswa,
c. Motivator yang selalu membangkitkan semangat siswa dalam belajar, penanya, dan pembimbing. Di School of Life Lebah Putih guru dipanggil dengan sebutan kakak agar memiliki kedekatan secara psikologis kepada siswa lebih terjalin. 10. Peran Siswa di School of Life Lebah Putih Menurut hasil wawancara, peran siswa dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah: “Siswa lebih aktif bertanya. Karena siswa aktif bertanya kesan kelas jadi rame.
Siswa
selalu
menanyakan
kenapa
melakukan
ini.”
(W/IMPS/RM/01/11-07-2012/R-01) “Siswa sebagai warna disini. Siswa itu mewarnai lebah putih. Siswa bersama guru berawal dari nol berjalan bersama. Siswa tidak merasa disini adalah sekolah. Siswa ingin belajar dan berinteraksi dengan teman dan kakak-kakak fasilitator.” (W/IMPS/HK/02/11-07-2012/R-02) “Peran siswa kelas atas sebagai partner fasilitator, sedangkan kelas bawah sebagai sahabat bagi adek-adeknya. Kami menggunakan sistem Buddy yaitu satu siswa mendampingi siswa lain.” (W/IMPS/KT/03/1107-2012/R-03) Berdasarkan hasil wawancara dengan RM, HK, dan KT dapat diketahui bahwa peran siswa sangat penting dalam pembelajaran,selain sebagai pendamping fasilitator siswa juga mewarnai kehidupan di School of Life Lebah Putih. Siswa sangat berperan aktif mengikuti proses pembelajaran.
Untuk membuktikan penelitian peneliti melakukan pengamatan. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada tanggal 30 Juli 2012 menunjukkan siswa mempunyai peranan penting karena siswa terlibat aktif dalam pembelajaran(P/IMPS/01/30-07-2012). Pengamatan lain menunjukkan
peran
siswa
dengan
pembelajaran(P/IMPS/02/31-07-2012).
terlibat
Pengamatan
aktif lain
dalam juga
menunjukkan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa yang lebih paham
materi
pelajaran
membimbing
teman
yang
belum
paham(P/IMPS/03/01-08-2012). Berdasarkan paparan wawancara dan pengamatan peneliti dapat disimpulkan bahwa peran siswa sangat penting. Siswa sebagai warna di School of Life Lebah Putih. Siswa mewarnai kehidupan di sekolah. Siswa belajar dan berinteraksi dengan para guru atau para fasilitator. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa kelas atas sebagai partner fasilitator, sedangkan kelas bawah sebagai sahabat bagi sesama dan adikadiknya.
D. Hasil Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri pada Anak Kelas Rendah di School of Life Lebah Putih 1. Prestasi Akademik Siswa School of Life Lebah Putih Menurut
hasil
wawancara,
nilai
akademik
siswadengan
menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah:
“Nilai ulangan siswa lebihdari KKM ya, sementara nilai rapor disini harus mencapai KKM kami, nilai KKM kami berbeda dengan sekolah lain, nilai KKM disini yaitu mencapai nilai 7 sampai 7.5. Alhamdulillah semua anak disini mencapai nilai KKM kami, kecuali anak-anak inklusif atau anak yang berkebutuhan khusus.” (W/HPP/RM/01/11-07-2012/R-01) “Untuk KKM kami mengambil dari standar Kemendikbud tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah serta melihat kondisi anak. Alhamdulillah semua nilai siswa kami disini melebihi KKM. Nilai tes dari Kemendikbud berbentuk angka sedangkan nilai dari sekolah sendiri berbentuk narasi. Guru dan orangtua sama-sama tahu perkembangan peserta didik.” (W/HPP/HK/02/11-07-2012/R02) Berdasarkan hail wawancara dengan RM dan HK, dapat diketahui bahwa semua anak disini mencapai nilai KKM, kecuali anak-anak inklusif atau anak yang berkebutuhan khusus. Nilai KKM disini berbeda dengan sekolah lain, nilai KKM disini yaitu mencapai nilai 7 sampai 7.5. Nilai tes dari Kemendikbud berbentuk angka sedangkan nilai dari sekolah sendiri berbentuk narasi. Dari sumber lain menyebutkan, “Rata-rata nilai rapor diatas 80-an, tidak ada yang dibawah ratarata. Sesuai target karena jawaban soal lebih fleksibel.Anak bisa menyimpulkan masalah, anak bisa membuat hipotesa dan menarik jawaban dari persoalan yang ada, kemudian diterapkan dalam kehidupan sehingga attitude anak terbangun sejak dini.Prestasi akademik belum ya, karena mereka masih dibawah umur untuk mengikuti olimpiade.” (W/HPP/KT/03/11-07-2012/R-03) Berdasarkan hasil wawancara dengan KT dapat diketahui bahwa rata-rata nilai rapor diatas 80-an, tidak ada yang dibawah rata-rata. Sesuai target karena jawaban soal lebih fleksibel. Anak bisa menyimpulkan masalah, anak bisa membuat hipotesa dan menarik jawaban dari persoalan
yang ada, kemudian diterapkan dalam kehidupan sehingga sikap anak terbangun sejak dini. Hasil penggunaan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih baik, bisa dilihat dari nilai ujian kenaikan kelas. Mayoritas nilai UKK siswa melebihi KKM yang telah ditentukan, hanya ada beberapa siswa yang nilainya masih ada yang dibawah KKM. Berikut dokumen hasil nilai akademik ujian kenaikan kelas siswa (D/NA/09): Tabel 3.1 Daftar Nilai Semester Genap Kelas 1School of Life Lebah Putih No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Nama Bahasa Indonesia 88 86 76 78 64 99 84 84
A B C D E F G H
Bahasa Inggris 92 64 58 86 94 78 72 92
IPS 82 84 66 76 56 88 70 74
Mata pelajaran Sains Matem atika 88 85 82 87 81 76 84 87 78 85 90 96 82 76 86 91
Agama 100 96 82 98 92 96 88 90
PKN 96 78 68 86 84 88 88 78
Jawa
Ratarata
88 72 66 74 82 94 88 82
89,87 81,12 71,62 83,62 79,37 91,12 81 84,62
Jawa
RataRata
68 74 74 72 62 88 76 90 84 48
61,37 85 72,87 78,37 75,87 93,62 86,37 87,37 83,25 71,62
Tabel 3.2 Daftar Nilai Semester Genap Kelas 2 School of Life Lebah Putih No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama
I J K L M N O P Q R
Bahasa Indonesia 71 86 78 76 79 92 88 90 90 78
Bahasa Inggris 68 88 84 82 82 96 74 84 86 78
IPS 62 78 46 68 62 92 90 78 88 66
Mata Pelajaran Sains Matem atika 70 20 86 90 76 69 80 89 75 87 94 91 88 87 80 93 88 82 76 76
Agama 60 100 90 78 86 100 94 90 82 76
PKn 72 78 66 82 74 96 94 94 66 75
Berdasarkan dokumentasi (D/NA/09) mengenai nilai KKM yang harus dicapai siswa:
Tabel 3.3 Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Bahasa Inggris IPS Sains Matematika Agama PKn Bahasa Jawa
KKM 75 70 70 75 75 75 70 70
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi di atas prestasi akademik siswa cukup bagus karena telah melebihi KKM yang ditentukan sekolah, kecuali anak berkebutuhan khusus. Nilai KKM di School of Life Lebah Putih berbeda dengan sekolah lain, nilai KKM disini yaitu mencapai nilai 7 sampai 7.5. Rata-rata nilai rapor diatas 80-an, tidak ada yang dibawah rata-rata. Sesuai target karena jawaban soal lebih fleksibel. Anak bisa menyimpulkan masalah, anak bisa membuat hipotesa dan menarik jawaban dari persoalan yang ada, kemudian diterapkan dalam kehidupan sehingga sikap anak terbangun sejak dini. 2. Suasana Pembelajaran di School of Life Lebah Putih Menurut
hasil
pengamatan
(P/HPS/01/30-07-2012)
suasana
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih dideskripsikan pada data berikut: Pembelajaran berlangsung di halaman sekolah yang luas yang dikelilingi oleh pohon-pohon yang rindang. Hal ini membuat kondisi sekolah terasa sejuk. Anak leluasa aktif bergerak dan merasa nyaman melakukan pembelajaran di luar kelas. Siswa duduk di atas tikar yang telah disediakan guru. Suasana pembelajarannya menyenangkan karena menggunakan permainan sebagai teknik pembelajaran. Anak tidak merasa malas di kelas karena selalu berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Pengamatan lain menunjukkan,
Pembelajaran berlangsung di kelas serba guna. Ruangannya terbuka dengan lantai paving yang tertata rapi. Siswa duduk secara lesehan bersama guru sehingga suasana diantara guru dan siswa terlihat akrab dan kekeluargaan. Metode pembelajaran inkuiri memacu siswa untuk aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa dilatih untuk berpikir dulu sebelum menjawab soal. Siswa menjadi berani menggunakan bahasa asing dalam proses pembelajaran. Hal ini memupuk rasa percaya diri pada masingmasing siswa(P/HPS/02/31-07-2012). Pengamatan lain menunjukkan, Metode pembelajaran berbasis inkuiri di sekolah ini mengacu anak untuk dapat bertanya sebanyak-banyaknya tentang hal yang ingin diketahui siswa. Melalui pemutaran film tersebut dapat memacu rasa keingintahuan siswa untuk bertanya dan siswa yang lain menanggapinya dengan bimbingan guru. Siswa mempunyai rasa ingin tahu, berani bertanya, sekaligus berani menjawab. Pembelajarannya berlangsung santai tapi serius. Siswa bebas melakukan hal yang diinginkan asal tetap paham materi pembelajaran. Siswa banyak bertanya tentang materi kepada guru. Siswa yang lain juga menanggapi dengan menjawab sesuai kemampuan mereka (P/HPS/03/01-08-2012). Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa suasana pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih antara lain anak belajar dalam suasana gembira. Anak leluasa aktif bergerak, bermain, dan bersosialisasi dalam nuansa alami, belajar tanpa terasa, dan tanpa perasaan terpaksa. Dengan kondisi sekolah yang sejuk suasana pembelajaran berlangsung akrab dan kekeluargaan antara guru dan siswa. Anak tidak merasa malas di kelas karena
selalu
berpartisipasi
aktif
dalam
proses
pembelajaran.
Pembelajaran inkuiri memacu rasa keingintahuan siswa untuk bertanya dan siswa yang lain menanggapinya dengan bimbingan guru, serta menjawab pertanyaan dari guru.
Berdasarkan
data
brosur
sekolah,
suasana
pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putihadalah anak belajar dalam suasana gembira. Anak leluasa aktif bergerak, bermain, dan bersosialisasi dalam nuansa alami, belajar tanpa terasa, dan tanpa perasaan terpaksa (D/BS/04). Berdasarkan hasil pengamatan dan dokumen diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa suasana pembelajaran dengan menguunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih antara lain anak belajar dalam suasana gembira. Anak leluasa aktif bergerak, bermain, dan bersosialisasi dalam nuansa alami, belajar tanpa terasa, dan tanpa perasaan terpaksa. Dengan kondisi sekolah yang sejuk suasana pembelajaran berlangsung akrab dan kekeluargaan antara guru dan siswa. Anak tidak merasa malas di kelas karena selalu berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran inkuiri memacu rasa keingintahuan siswa untuk bertanya dan siswa yang lain menanggapinya dengan bimbingan guru, serta menjawab pertanyaan dari guru. 3. Tanggapan Orang Tua tentang Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri di School of Life Lebah Putih Menurut
hasil
wawancara,
tanggapan
orang
tua
dengan
menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah: “Agama disana kuat, tidak ada jajanan sembarangan, metode pembelajarannya
juga
dapat
(W/HPT/AY/04/09-09-2012/R-04)
membentuk
anak
lebih
berani”.
“Bagus ya, anak saya mempunyai kelebihan dibanding anak SD yang lain, anak lebih mandiri, rasa keingintahuannya lebih besar dibanding anak lain, dan anak saya lebih berani berbicara di depan umum.” (W/HPT/AY/04/09-09-2012/R-04) “Pembelajarannya langsung ke praktek ya, tidak harus membaca dan menghafalkan materi dari buku. Anak dikasih bahan materi pelajaran kemudian anak diberi kesempatan untuk mengembangkan materi. Anak juga berani mengungkapkan pendapat dan bertanya tentang apa yang ingin diketahui.” (W/HPT/AY/04/09-09-2012/R-04) Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan tanggapan orang tua mengenai metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putihbagus, alasannyapembiasaan ibadah diajarkan sejak dini. Metode pembelajarannya juga dapat membentuk anak lebih berani. Anak mempunyai kelebihan dibanding anak SD yang lain, anak lebih mandiri, rasa keingintahuannya lebih besar dibanding anak lain, anak lebih berani berbicara di depan umumAnak juga berani mengungkapkan pendapat dan bertanya
tentang
apa
yang
ingin
diketahui.
Hal
ini
karena
pembelajarannya langsung ke praktek, tidak harus membaca dan menghafalkan materi dari buku. Anak dikasih bahan materi pelajaran kemudian anak diberi kesempatan untuk mengembangkan materi. 4. Tanggapan Siswa tentang Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri Rendah di School of Life Lebah Putih Menurut hasil wawancara, tanggapan siswa mengenai penggunaan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah:
“Senang, soalnya disini bisa bermain, punya banyak teman, sekolahnya luas.” (W/HPTS/NF/05/28-09-2012/R-05) Berdasarkan hasil wawancara dengan NF dapat diketahui bahwa perasaan bersekolah di School of Life Lebah Putih adalah menyenagkan, karena disini bisa bermain, punya banyak teman, sekolahnya luas. “Enak, bisa tanya-tanya sama kakak-kakak. Semua perlengkapan sekolah disediakan sama kakak-kakak disana. Ada buku, pensil, pewarna, tas, trus worksheet, gambar.”(W/HPTS/NF/05/28-09-2012/R-05) Berdasarkan hasil wawancara dengan NF dapat diketahui bahwa pembelajaran di kelas berlangsung menyenangkan, siswa dapat bertanya apa saja kepada guru. Semua perlengkapan sekolah disediakan oleh sekolah, meliputi buku, pensil, pewarna, tas, worksheet, dan gambar. “Kadang maen ke hutan, disana main tebak tebakkan. Kadang dikasih gambar, trus kalau masih bingung nanti tanya sama kakak lagi. Kemarin aku dan teman-teman menonton film Negeri Sampah sama kakak-kakak disana.” (W/HPTS/NF/05/28-09-2012/R-05) Berdasarkan hasil wawancara dengan NF dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajarannya terkadang bermain ke hutan, bermain tebak tebakkan. Kemudian kadang diberi gambar, dan siswa dapat bertanya. Kadang menonton film Negeri Sampah bersama para guru. Kalau masih belum paham dapat bertanya lagi kepada guru. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan tanggapan siswa mengenai metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah positif, alasannya pembelajaran di kelas berlangsung
menyenangkan, siswa dapat bertanya apapunkepada guru. Semua perlengkapan sekolah disediakan oleh sekolah, meliputi buku, pensil, pewarna, tas, worksheet, dan gambar. Perasaan siswa dapat bersekolah di School of Life Lebah Putih adalah senang, karena disini bisa bermain, punya banyak teman, sekolahnya luas. Pelaksanaan pembelajarannya bermacam macam, terkadang bermain ke hutan, bermain tebak tebakkan. Kemudian kadang diberi gambar, dan siswa dapat bertanya. Kadang menonton film bersama para guru. Kalau masih belum paham materi pelajaran dapat bertanya lagi kepada guru.
E. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri pada Anak Kelas Rendah di School of Life Lebah Putih 1. Faktor Pendukung Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri di School of Life Lebah Putih Hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mendukung dalam implementasimetode pembelajaran berbasis inkuiri di School of
Life
Lebah Putih dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut: “Guru-guru disini masih muda dan mempunyai semangat belajar yang tinggi. Guru juga banyak rasa ingin tahu sehingga memancing adek-adek seperti itu. Jangan bosen juga jika ada anak yang sering bertanya.Kalau sarana prasarana cukup ya, bagus nggak kurang juga nggak. Kami masih bisa memberdayakan disekelilingnya.” (W/FMD/RM/01/11-07-2012/R-01) Berdasarkan hasil wawancara dengan RM dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mendukung implementasi metode pembelajaran
bebrbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah guru-guru School of Life Lebah Putih mempunyai rasa ingin tahu dan semangat belajar yang tinggi, sedangkan keadaan sarana prasarana di sekolah cukup memadai. Dari sumber lain menyebutkan, “Untuk guru disini harus mempunyai jiwa kemauan belajar, suka anak-anak. Basicnya tidak harus berlatar belakang pendidikan asal mempunyai kualifikasi tersebut.Sarana prasarana disini agak minim ya. Disini belum
ada musholla, tapi sampai sejauh ini
masih cukup.” (W/FMD/HK/02/11-07-2012/R-02) Berdasarkan hasil wawancara dengan HK dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mendukung implementasi metode pembelajaran bebrbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah guru School of Life Lebah Putih mempunyai kemauan belajar dan suka anak-anak, sedangkan sarana prasarana di sekolah agak minim, belum adan musholla untuk tempat sembahyang. Dari sumber lain menyebutkan, “Kalau dari input dari kami mengusahakan Strata 1, tapi yang lebih penting mempunyai jiwa yang out of the box, punya visi di luar kebiasaan, mempunyai sense of education, mau untuk belajar.Kami mempunyai wahana hijau yang luas, gedung, media, peraga, kantor administrasi, gudang, sumber pengairan, MCK, perpustakaan. Tapi kalau laboratorium, musholla, UKS, pengolahan limbah disini belum ada.” (W/FMD/KT/03/11-072012/R-03) Berdasarkan hasil wawancara dengan KT dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mendukung implementasi metode pembelajaran bebrbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah guru-guru yang
mempunyai visi di luar kebiasaan dan mau belajar. Sarana prasarana yang ada di sekolah meliputi wahana hijau yang luas, gedung, media, peraga, kantor administrasi, gudang, sumber pengairan, MCK, perpustakaan. Hasil pengamatan mengenai faktor pendukung implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri mengenai sarana prasarana sebagai berikut: Sarana Prasarana layak karena pembelajaran berada di halaman sekolah yang luas dan mencukupi aktivitas siswa (P/FMD/01/30-072012). Pengamatan lain menunjukkan sarana prasarana layak dan cukup, karena pembelajaran berlangsung di kelas yang luas. Siswa bebas melakukan hal yang diinginkan dengan intruksi dari guru. Walaupun sumber belajar berasal dari guru tapi hal ini tetap dapat mencukupi kebutuhan siswa (P/FMD/02/31-07-2012). Sarana prasarana sekolah layak dan cukup dengan ditunjang kelas yang cukup luas dan nyaman(P/FMD/03/01-08-2012). Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan sarana prasarana di School of Life Lebah Putih layak dan mencukupi kebutuhan siswa. Walaupun masih ada fasilitas yang belum ada, tetapi guru bisa memanfaatkan fasilitas yang lain. Berdasarkan paparan wawancara dan pengamatan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor pendukung implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri: a. Sumber daya manusia yaitu guru yang profesional. Guru disini menjadi faktor pendukung utama dalam menerapkan metode
pembelajaran berbasis inkuiri dalam proses pembelajaran. Guru sangat
mementingkan
kebutuhan
anak
dalam
memperoleh
pendidikan tidak semata-mata hanya transfer pengetahuan. b. Sarana prasarana di sekolah cukup memadai, walaupun ada fasilitas yang belum lengkap tapi cukup memadai seluruh kegiatan siswa kelas rendah. Guru bisa memanfaatkan fasilitas yang lain sebagai pengganti. 2. Faktor Penghambat Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri di School of Life Lebah Putih Hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang menghambat dalam implementasimetode pembelajaran berbasis inkuiri di School of
Life
Lebah Putih dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut: “SDM nggak ada yang menghambat ya, orang tua dan guru sebelumnya sudah ada kesepakatan bahwa metode di Lebah Putih memang seperti ini. Ya tapi memang kadang ada orang tua yang belum setuju karena metode ini menuntut orang tua untuk pro aktif mendukung metode ini dengan menerapkannya di rumah, jadi orang tua jangan bosan menerima berbagai pertanyaan dari anak.Intinya sih cukup ya, tapi kalau laboratorium disini nggak ada, meja guru juga kurang, permainan luar kurang, misal disini tidak ada ayunan dan bak pasir buat lompat jauh.” (FMH/W/RM/01/11-07-2012/R-01) Berdasarkan hasil wawancara dengan RM dapat diketahui bahwa faktor-faktor penghambat implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah orang tua/wali murid ada yang belum setuju dengan metode pembelajaran berbasis inkuiri. Sarana prasarana yaitu fasilitas yang belum ada menjadi penghambat dalam menerapkan metode pembelajaran
berbasis inkuiri. Misalnya laboratorium, meja guru kurang, tidak ada ayunan, dan bak pasir buat lompat jauh. Dari sumber lain menyebutkan, “Alhamdulillah tidak ada yang menghambat, semuanya mendukung. Tapi bukan suatu bentuk protes ya, ada orang tua siswa yang mengeluh karena anaknya dirumah banyak bertanya. Malah itu menjadi bukti kalau metode kita berhasil.Kalau sarana prasarana menghambat nggak ya, tapi kalau butuh iya. Disini belum ada musholla, laboratorium.” (W/FMH/HK/02/11-072012/R-02) “Menghambat sih nggak ya, awalnya ada orang tua yang belum percaya karena menggunakan metode inkuiri, namun seiring perkembangan orang tua merasa lebih cocok karena pada dasarnya anak suka bermain.Selama ada yang bisa menggantikan, kami kira tidak jadi masalah. Kami tidak begitu mempermasalahkan masalah fisik.” (W/FMH/KT/03/11-072012/R-03) Berdasarkan hasil wawancara dengan HK dan KT dapat diketahui bahwa
faktor-faktor
yang
menghambat
implementasi
metode
pembelajaran berbasis inkuiri adalah orang tua yang belum percaya dengan implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri dalam proses pembelajaran, dansarana prasarana yaitu belum lengkapnya fasilitas di sekolah ini seperti musholla, laboratorium komputer, laboratorium sains. Hasil pengamatan mengenai faktor-faktor yang menghambat dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih sebagai berikut: Sumber belajar pembelajaran yang berasal dari guru dan aktivitas pembelajaran layak tapi tidak semua siswa dengan cepat paham maksud pembelajaran (P/FMH/01/30-07-2012). Alat peraga hanya flashcard, namun hal ini tetap dapat mencukupi kebutuhan siswa. Tetapi alangkah
lebih baiknya guru juga menambah dengan gambar yang dapat menarik perhatian siswa untuk memudahkan pemahaman siswa dan siswa mudah memahami tujuan pembelajaran (P/FMH/02/31-07-2012). Sayangnya dengan menggunakan media notebook yang kecil, untuk mencukupi kebutuhan siswa terasa kurang. Siswa harus berdesak-desakan jika ingin melihat film tersebut (P/FMH/03/01-08-2012). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih masih ada sumber belajar/alat peraga/media yang kurang layak dan mencukupi kebutuhan siswa. Berdasarkan wawancara dan pengamatan diatas dapat ditarik kesimpulan: a. Orang tua murid ada yang menjadi penghambat karena ada yang belum mempercayai sepenuhnya mengenai pembelajaran berbasis inkuiri. Menurutnya anak hanya bermain-main saja. Kalau di rumah anak juga lebih banyak bertanya menyebabkan orang tua kadang sulit menjawab pertanyaan mereka. b. Fasilitas
yang
belum
lengkap
menjadi
penghambat
dalam
menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri. Belum adanya laboratiorium sains, komputer, meja guru kurang, tidak ada ayunan, dan bak pasir buat lompat jauh. c. Media, alat peraga, dan sumber belajar kurang mencukupi kebutuhan siswa.
3. Cara
Mengatasi
Faktor
Penghambat
Implementasi
Metode
Pembelajaran Berbasis Inkuiri di School of Life Lebah Putih Hasil penelitian mengenai cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dalam implementasimetode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai berikut: “Kalau SDM tadi, guru dan orang tua menjalin komunikasi intensif. Kami mengadakan Parent Gathering dengan progam parenting, maksudnya dengan mengefektifkan buku komunikasi, memperbaiki laporan WWP atau Work With Parent yang berisi kesimpulan seminggu belajar, materi satu minggu kedepan dan tugas buat ortu, biasanya memperkuat materi.Kalau sarana prasarana kita berusaha pro aktif ke yayasan, kerjasama dengan pihak diluar yang tidak mengikat, misal mengirim proposal. Disamping juga tetap menggunakan yang ada sebagai bentuk kearifan lingkungan.” (W/CMF/RM/01/11-07-2012/R-01) Berdasarkan hasil wawancara dengan RM dapat diketahui bahwa cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah menjalin komunikasi intensif dengan kegiatan parent gathering. Sarana prasarana menggunakan lingkungan sekitar, apa yang ada sebagai bentuk kearifan lingkungan. Akan diusahakan menambah sarana dengan pro aktif ke yayasan dan kerja sama dengan pihak luar. Dari sumber lain menyebutkan, “Guru memberi saran kepada orang tua wali, dan orang tua wali aktif mencari sumber belajar.Kalau masalah sarana prasarana tadi kita mencari alternatif lain, mencari ruangan lain yang masih
bisa digunakan sebagai pengganti ruangan yang belum ada.” (W/CMF/HK/02/11-07-2012/R-02) Berdasarkan hasil wawancara dengan HK dapat diketahui bahwa cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah guru memberi saran kepada orang tua. Masalah sarana prasarana guru mencari alternatif lain sebagai pengganti sarana yang belum ada. Dari sumber lain menyebutkan, “Hambatan tadi kita sikapi dengan positif, kami anggap sebagai tantangan yang harus dilalui. Kami juga mengadakan parent gathering setiap minimal 2 bulan sekali. Disini info-info tentang peserta didik disiarkan secara langsung, kami juga menjelaskan tentang peraturan disini, menjelaskan metode yang dipakai disini yaitu menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri. Kami terbuka menerima saran dari orang tua wali selama dikomunikasikan dengan kami.Kalau yang sarana prasarana tadi ya dengan menggunakan semua sumber yang ada karena alam bisa menjadi laboratorium. Semua yang belum ada juga masih proses sekarang.” (W/CMF/KT/03/11-07-2012/R-03) Berdasarkan hasil wawancara dengan KT dapat diketahui bahwa cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah mengadakan kegiatan Parent Gathering yang berisi informasi tentang peserta didik dan kebijakan sekolah. Pihak sekolah masih berusaha menambah sarana prasana, sementara ini sarana yang kurang bisa memakai alam sekitar. Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan tentang cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah
a. Mengadakan kegiatan parent gatheringyang dilakukan minimal 2 bulan sekali. Dalamkegiatan ini orang tua diberikan informasi mengenai peserta didik dan kebijakan-kebijakan sekolah. Kegiatan ini menjadi penghubung antara orang tua murid dan guru-guru lebah putih dan menjadi tempat sharing bagi orang tua yang mempunyai kritik dan saran. Para guru menampung semua kritikan dan saranyang membangun. b. Menggunakan alam sekitar dan kelas serba guna sebagai penggantifasilitas yang belum ada. c. Menggunakan bahan-bahan yang dapat didaur ulang untuk menjadi alat peraga, media, dan sumber belajar.
F. Temuan Penelitian 1. Konsep metode pembelajaran berbasis inkuiri yang dipahami oleh warga School of Life Lebah Putih berbeda dengan pengertian yang telah berkembang. Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi ada konsep mengembangkan rasa keingintahuan siswa, karena pada dasarnya fitrah seorang anak adalah penanya ulung, melalui kegiatan aktif bertanya, aktif memecahkan masalah, dan berpikir kritis dan logis. 2. Kegiatan metode pembelajaran berbasis inkuiri berbeda dengan langkahlangkah kegiatan yang telah berkembang, yakni menurut hasil wawancara dan pengamatan kegiatan metode pembelajaran berbasis inkuiri meliputi 7 langkah, yaitu: a. Guru menyiapkan materi atau media yang bisa menjadi stimulus.
b. Guru memaparkan permasalahan melalui cerita, film, gambar, dan sebagainya. c. Guru memberi open minded question kepada anak, kemudian anak memberi beragam jawaban. d. Guru memberi tugas kepada anak. e. Anak merumuskan jawaban dari tugas tersebut dengan cara bepikir sendiri, melihat di buku, dan bertanya kepada guru. f. Guru menjelaskan materi yang masih belum dipahami siswa g. Terakhir guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran. 3. Metode inkuiri tepat untuk materi sains dan materi praktek
BAB IV PEMBAHASAN
A. Konsep Pembelajaran Berbasis Inkuiri di School of Life Lebah Putih Metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah metode yang mengasah kemampuan bertanya anak karena pada dasarnya fitrah anak adalah seorang inquirer yaitu penanya ulung yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, melalui proses aktif bertanya, aktif memecahkan masalah, berpikir kritis dan kreatif. Pengertian ini senada dengan pendapat
Piaget (dalam Mulyasa,
2008:108) juga mendefenisikan metode inkuiri sebagai berikut: Metode inkuiri adalah metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaanpertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain. Hal ini berbeda dengan pendapat Asmani (2010:158) metode inkuiri adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual dan memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata Hal ini dapat disimpulkan pengertian metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih ini senada dengan pendapat Piaget. Jadi dapat disimpulkan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk
melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, dan mengasah kemampuan bertanya anak karena pada dasarnya fitrah anak adalah seorang inquirer yaitu penanya ulung yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, melalui proses aktif bertanya, aktif memecahkan masalah, berpikir kritis dan kreatif.
B. Implementasi Pembelajaran Berbasis Inkuiri pada Anak Kelas Rendah di School of Life Lebah Putih 1. Tujuan Pembelajaran Berbasis Inkuiri di School of Life Lebah Putih Tujuan pembelajaran di School of
Life Lebah Putih dengan
menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri adalah: e. Menggiring fitrah anak menjadi penanya ulung dan melatih pola pikir ilmiah yang kemudian muncul karakter anak yang memiliki rasa ingin tahu rasa menyelidiki yang tinggi. f. Membentuk sikap anak lebih baik, membentuk anak yang mempunyai imajinasi kreatif. g. Agar anak dapat menemukan pengetahuan sendiri dengan bimbingan guru dan berani berbicara di depan umum. h. Anak dapat mencari solusi masalah yang ditemuinya, serta untuk membentuk anak menjadi agen perubahan untuk generasi mendatang. Tujuan pembelajaran ini senada dengan pendapat Jauhar (2011:65) pembelajaran inkuiri bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan
utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu. Tujuan pembelajaran di School of Life Lebah Putih juga memenuhi kriteria Kompetensi Lulusan Sekolah Dasar (Yoewono, 2008:166), yaitu mampu berpikir logis, kritis, dan kreatif serta berkomunikasi melalui beberapa media. Jadi bisa disimpulkan tujuan dari penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran adalah memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif yang kemudian muncul karakter anak yang memiliki rasa ingin tahu, rasa menyelidiki yang tinggi, menggiring fitrah anak menjadi penanya ulung, berani mengungkapkan pendapat dan membentuk sikap anak lebih baik, serta membentuk imajinasi kreatif anak, serta agar anak dapat mencari solusi masalah yang ditemuinya, serta untuk membentuk anak menjadi agen perubahan untuk generasi mendatang. 2. Materi Pelajaran Materi yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah materi sains, sosial, matematika, materi yang banyak memakai media visual, dan materi praktek. Hal ini sesuai dengan pendapat Jauhar (2011:75) pembelajaran berbasis inkuiri polanya mengikuti metode sains yang memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar bermakna. Inkuiri mengutamakan
proses penemuan dalam kegiatan pembelajaranya untuk memperoleh pengetahuan. Jadi bisa disimpulkan materi yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah materi sains, karena inkuiri mengutamakan proses penemuan dalam kegiatan pembelajaranya untuk memperoleh pengetahuan, materi sosial, materi matematika, materi yang banyak memakai media visual, dan materi praktek. 3. Media Pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah media cetak (flash card), media papan (papan tulis), media elektronik (notebook) dan LCD yang menampilkan film atau gambar, benda-benda di sekitar sekolah seperti barang bekas, artline, dan field trip. Dalam implementasi metode pembelajaran inkuiri dibutuhkan media yang tepat sebagai sarana agar siswa lebih cepat memahami materi. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif dengan menggunakan fasilitas, media, dan materi pembelajaran yang bervariasi (Mulyasa, 2003:234). Jadi bisa disimpulkan media pembelajaran yang digunakan dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih telah sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga menciptakan kemudahan belajar siswa. Media yang digunakan adalah media cetak (flash card), media papan (papan tulis), media elektronik (notebook) dan
LCD yang menampilkan film atau gambar, benda-benda di sekitar sekolah seperti barang bekas, artline, dan field trip. 4. Alat Peraga Alat peraga yang digunakan dalam implementasi metode pembelajaran di School of Life Lebah Putih lapbook atau laporan buku yang berisikan materi pelajaran, benda di sekitar sekolah seperti barang bekas yang masih bisa di daur ulang, video, mat, flash card (potongan kartu), film, dan gambar. Alat peraga yang digunakan di School of Life Lebah Putih berbentuk konkret, bukan abstrak. Hal ini sesuai dengan karakteristik pembelajaran pada anak kelas rendah menurut Yoewono (2008:166) bahwa pembelajaran konkret lebih sesuai diberikan pada kelas rendah (kelas 1, 2, 3) Sekolah Dasar. Jadi bisa disimpulkan alat peraga yang digunakan di School of Life Lebah Putih berbentuk konkret, antara lain laporan buku yang berisikan materi pelajaran, benda di sekitar sekolah seperti barang bekas yang masih bisa di daur ulang, video, mat, flash card (potongan kartu), film, dan gambar. 5. Sumber Belajar Sumber belajar di School of Life Lebah Putih adalah guru, kepala sekolah, masyarakat, tukang bersih-bersih, dan orang yang ahli dalam bidang tertentu atau master, internet, buku, worksheet, aktivitas siswa, film, dan lingkungan sekitar.
Suatu hal yang perlu diperhatikan oleh guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran inkuiri adalah proses-proses mental perlu diarahkan kepada penggunaan sumber belajar secara relevan dengan bidang studi yang dibahas, terpilih, mutakhir, serta ketepatan dalam menggunakannya (Sardiman, 1989:111). Sumber belajar dipilih berdasarkan materi dan ketepatan dalam mengunakannya. Sumber belajar tidak harus mutlak berasal dari guru. Tugas
guru
dalam
pembelajaran
anak
kelas
rendah
adalah
mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman konkret atau langsung dalam membangun konsep (Desmita, 2010:36). Hal ini sesuai dengan pendapat Yoewono (2008:167) bahwa karakteristik pembelajaran di sekolah dasar adalah: kelas 1 dan kelas 2 sekolah dasar berorientasi pada pembelajaran fakta, lebih bersifat konkret atau kejadiankejadian yang ada di sekitar lingkungan siswa. Jadi bisa disimpulkan sumber belajar yang digunakan di School of Life Lebah Putih bersifat konkret atau kejadian-kejadian yang ada di sekitar lingkungan siswa, meliputi masyarakat, tukang bersih-bersih, dan orang yang ahli dalam bidang tertentu atau master, internet, buku, worksheet, aktivitas siswa, film, dan lingkungan sekitar.
6. Kegiatan Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri pada Anak Kelas Rendah di School of Life Lebah Putih Kegiatan pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih meliputi 7 langkah, yaitu:
h. Guru menyiapkan materi atau media yang bisa menjadi stimulus. i. Guru memaparkan permasalahan melalui cerita, film, gambar, dan sebagainya. j. Guru memberi open minded question kepada anak, kemudian anak memberi beragam jawaban. k. Guru memberi tugas kepada anak l. Anak merumuskan jawaban dari tugas tersebut dengan cara bepikir sendiri, melihat di buku, dan bertanya kepada guru. m. Guru menjelaskan materi yang masih belum dipahami siswa n. Terakhir guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran. Pelaksanaan metode inkuiri di School of Life Lebah Putih sesuai dengan pendapat Usman dan Setiawati (1993:126) bahwa langkahlangkah pelaksanaan metode inkuiri sebagai berikut: g. Membina suasana yang responsif di antara siswa. Penjelasan dan arti proses inkuiri. h. Mengemukakan
permasalahan
untuk
di-inkuiri
(ditemukan).
Memaparkan permasalahan melalui cerita, film, gambar, dan sebagainya, kemudian mengajukan pertanyaan ke arah mencari, merumuskan, dan memperjelas permasalahan dari cerita, atau film tersebut. i. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Mengajukan pertanyaan yang sifatnya mencari atau mengajukan informasi atas data tentang masalah tersebut.
j. Merumuskan hipotesis (asumsi atau pikiran yang merupakan jawaban dari permasalahan tersebut. Prakiraan jawaban ini akan terlihat setidak-tidaknya setelah pengumpulan dan pembuktian data. Siswa mencoba
merumuskan
hipotesis
permasalahan
tersebut.
Guru
membantunya dengan pertanyaan pencingan. k. Menguji hipotesis. Guru mengajukan pertanyaan yang bersifat meminta data untuk pembuktian hipotesis. l. Pengambilan kesimpulan. Perumusan kesimpulan ini dilakukan antara guru dan siswa. Sedikit berbeda dengan pendapat Gulo (dalam Trianto, 2011:169) langkah-langkah pembelajaran inkuiri sebagai berikut: f. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut dituliskan dipapan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis.
g. Merumuskan hipotesis Untuk memudahkan proses ini guru menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan. h. Mengumpulkan data
Data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik. i. Analisis data Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Dari data percobaan siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya. j. Membuat kesimpulan Menurut Gulo, metode inkuiri dilaksanakan dengan metode ilmiah yang telah tersusun secara sistematis. Perumusan hipotesis hanya dipilih satu hipotesis siswa yang relevan dengan permasalahan, tetapi di School of Life Lebah Putih, semua jawaban siswa ditampung oleh guru kemudian guru menjelaskan jawaban sebenarnya atas masalah yang diberikan. Hal ini untuk memupuk rasa percaya diri siswa dalam mengungkapkan pendapat. Pelaksanaan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih sesuai dengan karaktristik pembelajaran di kelas rendah menurut Yoewono (2008:170) bahwa pengembangan sikap ilmiah pada siswa kelas rendah sekolah dasar dapat dilakukan dengan cara menciptakan
pembelajaran
yang
memungkinkan
siswa
berani
mengemukakan pendapat, memiliki rasa ingin mengetahui, memiliki sikap jujur terhadap dirinya dan orang lain, dan mampu menjaga diri dan lingkungan. Dalam pengembangan kreativitas siswa proses pembelajaran dapat diarahkan supaya siswa dapat melakukan kegiatan kreativitas sesuai
dengan tingkat perkembangannya, misalnya memecahkan permasalahan melalui permainan sehari-hari. Jadi bisa disimpulkan kegiatan implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih meliputi 7 langkah, yaitu: a. Guru menyiapkan materi atau media yang bisa menjadi stimulus. b. Guru memaparkan permasalahan melalui cerita, film, gambar, dan sebagainya. c. Guru memberi open minded question kepada anak, kemudian anak memberi beragam jawaban. d. Guru memberi tugas kepada anak e. Anak merumuskan jawaban dari tugas tersebut dengan cara bepikir sendiri, melihat di buku, dan bertanya kepada guru. f. Guru menjelaskan materi yang masih belum dipahami siswa g. Terakhir guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran.
7. Metode Lain dalam Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode lain yang digunakan adalah demonstrasi, diskusi menyenangkan, presentasi, kerja kelompok, ceramah, eksperimen, tanya jawab, dan observasi dengan field trip. Menurut Mulyasa (2003:236) keberhasilan metode ini sangat didukung oleh metode-metode pembelajaran yang lain yang digunakan
secara bervariasi seperti ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, pengamatan lapangan, wawancara, dan belajar sendiri. Jadi bisa disimpulkan metode lain yang dapat mengiringi metode inkuiri adalah tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, pengamatan lapangan atau observasi, kerja keompok, wawancara, presentasi, ceramah, dan eksperimen. 8. Evaluasi Pembelajaran di School of Life Lebah Putih Evalusi pembelajaran di School of Life Lebah Putih dilakukan dengan: a. Setiap akhir proses pembelajaran dengan tanya jawab dan worksheet. b. Ujian tertulis setiap satu bulan sekali tiap akhir tema. c. Ujian Kenaikan Kelas. d. Selain tes dari Kemendikbud, sekolah juga mengadakan tes sendiri yang hasilnya berbentuk naratif atau penjelasan tentang prestasi siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Mulyasa (2003:237) bahwa evaluasi pembelajaran harus mencakup tiga aspek, yaitu kemampuan, ketrampilan, dan sikap. Hasil evaluasi harus ditindaklanjuti, bagi peserta didik yang mencapai nilai dibawah-rata-rata perlu dilakukan perbaikan sedangkan yang diatas rata-rata perlu dilakukan pengayaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran di School of Life Lebah Putih telah mencakup 3 aspek, yaitu kemampuan dengan worksheet, ujian tertulis, dan UKK. Sedangkan ketrampilan dan sikap dilaksanakan dengan tanya jawab, dan tes mandiri dari sekolah yang
hasilnya berbentuk naratif atau penjelasan tentang prestasi perkembangan belajar siswa. 9. Peran Guru di School of Life Lebah Putih Peran guru dalam implementasi pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah: d. Sebagai pendamping siswa dalam belajar. Guru dan siswa masih sama-sama belajar. e. Fasilitator, yang memfasiliasi siswa dalam belajar dan memberikan ruang belajar yang lebih kepada siswa. f. Motivator yang selalu membangkitkan semangat siswa dalam belajar, penanya, dan pembimbing. Di School of Life Lebah Putih guru dipanggil dengan sebutan kakak agar memiliki kedekatan secara psikologis kepada siswa lebih terjalin. Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Gulo (dalam Jauhar, 2011:84), guru akan memiliki beberapa peran dalam menerapkan metode inkuiri, yaitu: h. Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir. i. Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa. j. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri.
k. Administrator, yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas. l. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan. m. Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas. n. Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa. Jadi dapat disimpulkan peran guru di School of Life Lebah Putih adalah a. Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir. b. Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa. c. Sebagai pendamping siswa dalam belajar. Guru dan siswa masih sama-sama belajar. d. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri. 10. Peran Siswa di School of Life Lebah Putih Peran siswa sangat penting dalam proses pembelajaran. Siswa sebagai warna di School of Life Lebah Putih. Siswa mewarnai kehidupan di sekolah. Siswa belajar dan berinteraksi dengan para guru atau para fasilitator. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa kelas atas sebagai partner fasilitator, sedangkan kelas bawah sebagai sahabat bagi sesama dan adik-adiknya.
Hal ini senada dengan peran siswa dalam komponen umum metode inkuiri, yaitu Student Engangement.
Dalam
metode
inkuiri,
keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi. Jadi bisa disimpulkan peran siswa dalam pembelajarna inkuiri mempunyai keterlibatan aktif untuk terlibat dalam menciptakan produk atas pemahaman siswa terhadap konsep dengan bimbingan dari fasilitator. C. Hasil Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri pada Anak Kelas Rendah di School of Life Lebah Putih 1. Prestasi Akademik Siswa School of Life Lebah Putih Prestasi akademik siswa cukup bagus karena nilai telah melebihi KKM yang ditentukan sekolah, kecuali anak berkebutuhan khusus. Nilai KKM di School of Life Lebah Putih berbeda dengan sekolah lain, nilai KKM disini yaitu mencapai nilai 7 sampai 7.5. Rata-rata nilai rapor diatas 80-an, tidak ada yang dibawah rata-rata. Sesuai target karena jawaban soal lebih fleksibel. Anak bisa menyimpulkan masalah, anak bisa membuat hipotesa dan menarik jawaban dari persoalan yang ada, kemudian diterapkan dalam kehidupan sehingga sikap anak terbangun sejak dini.
Jadi dapat disimpulkan prestasi akademik siswa bagus, terlihat dari nilai-nilai siswa yang telah melebihi KKM yang telah ditentukan, kecuali anak berkebutuhan khusus. 2. Suasana Pembelajaran dengan Pembelajaran Berbasis Inkuiri di School of Life Lebah Putih Suasana pembelajaran dengan mengunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih antara lain anak belajar dalam suasana gembira. Anak leluasa aktif bergerak, bermain, dan bersosialisasi dalam nuansa alami, belajar tanpa terasa, dan tanpa perasaan terpaksa. Dengan kondisi sekolah yang sejuk suasana pembelajaran berlangsung akrab dan kekeluargaan antara guru dan siswa. Anak tidak merasa malas di kelas karena selalu berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran inkuiri memacu rasa keingintahuan siswa untuk bertanya dan siswa yang lain menanggapinya dengan bimbingan guru, serta menjawab pertanyaan dari guru. Jadi dapat disimpulkan suasana pembelajaran di School of Life Lebah Putih berlangsung dalam suasana gembira. Anak leluasa aktif bergerak, bermain, dan bersosialisasi dalam nuansa alami, belajar tanpa terasa, dan tanpa perasaan terpaksa. Anak berperan aktif dalam pembelajaran. 3. Tanggapan Orang Tua tentang Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri di School of Life Lebah Putih Tanggapan orang tua mengenai metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih bagus, alasannya pembiasaan ibadah
diajarkan sejak dini. Metode pembelajarannya juga dapat membentuk anak lebih berani. Anak mempunyai kelebihan dibanding anak SD yang lain, anak lebih mandiri, rasa keingintahuannya lebih besar dibanding anak lain, anak lebih berani berbicara di depan umum Anak juga berani mengungkapkan pendapat dan bertanya tentang apa yang ingin diketahui. Hal ini karena pembelajarannya langsung ke praktek, tidak harus membaca dan menghafalkan materi dari buku. Anak dikasih bahan materi pelajaran kemudian anak diberi kesempatan untuk mengembangkan materi. Jadi dapat disimpulkan tanggapan orang tua mengenai metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah positif, alasannya dapat membentuk anak lebih mandiri, membentuk anak lebih berani. Pembelajarannya langsung ke praktek bukan menghafal materi pelajaran. 4. Tanggapan Siswa tentang Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri di School of Life Lebah Putih Tanggapan siswa mengenai metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah positif, alasannya pembelajaran di kelas berlangsung menyenangkan, siswa dapat bertanya apapun kepada guru. Semua perlengkapan sekolah disediakan oleh sekolah, meliputi buku, pensil, pewarna, tas, worksheet, dan gambar. Perasaan siswa dapat bersekolah di School of Life Lebah Putih adalah senang, karena disini bisa bermain, punya banyak teman, dan sekolahnya luas. Pelaksanaan pembelajarannya bermacam macam, terkadang bermain ke hutan, bermain tebak tebakkan. Kemudian kadang diberi gambar, dan siswa dapat
bertanya. Kadang menonton film bersama para guru. Kalau masih belum paham materi pelajaran dapat bertanya lagi kepada guru. Jadi dapat disimpulkan tanggapan siswa mengenai penggunaan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah positif, alasannya pembelajaran berlangsung menyenangkan, karena siswa tidak terasa sedang melakukan kegiatan pembelajaran. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya apapun kepada guru. Pembelajaran berlangsung di dalam kelas dan lebih sering di luar kelas. semua kebutuhan siswa disediakan oleh pihak sekolah.
D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Implementasi Pembelajaran Berbasis Inkuiri pada Anak Kelas Rendah di School of Life Lebah Putih 1. Faktor Pendukung Faktor pendukung implementasi pembelajaran berbasis inkuiri: a. Sumber daya manusia yaitu guru yang profesional. Guru disini menjadi faktor pendukung utama dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri dalam proses pembelajaran. Guru sangat mementingkan kebutuhan anak dalam memperoleh pendidikan tidak semata-mata hanya transfer pengetahuan. b. Sarana prasarana di sekolah cukup memadai, walaupun ada fasilitas yang belum lengkap tapi cukup memadai seluruh kegiatan siswa kelas rendah. Guru bisa memanfaatkan fasilitas yang lain sebagai pengganti. 2. Faktor Penghambat
Faktor-faktor penghambat implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah: a. Orang tua murid ada yang menjadi penghambat karena ada yang belum mempercayai sepenuhnya mengenai pembelajaran berbasis inkuiri. Menurutnya anak hanya bermain-main saja. Kalau di rumah anak juga lebih banyak bertanya menyebabkan orang tua kadang sulit menjawab pertanyaan mereka. b. Fasilitas
yang
belum
lengkap
menjadi
penghambat
dalam
menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri. Belum adanya laboratiorium sains dan komputer, meja guru kurang, tidak ada ayunan dan bak pasir buat lompat jauh. c. Media, alat peraga, dan sumber belajar kurang mencukupi kebutuhan siswa. Cara
mengatasi
faktor-faktor
yang
menghambat
dalam
implementasi pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih dengan mengadakan kegiatan parent gathering yang dilakukan minimal 2 bulan sekali. Dalam kegiatan ini orang tua diberikan informasi mengenai peserta didik dan kebijakan-kebijakan sekolah. Kegiatan ini menjadi penghubung antara orang tua murid dan guru-guru lebah putih dan menjadi tempat sharing bagi orang tua yang mempunyai kritik dan saran. Para guru menampung semua kritikan dan saran yang membangun, menggunakan alam sekitar dan kelas serba guna sebagai pengganti fasilitas yang belum ada, menggunakan bahan-bahan yang dapat didaur ulang untuk menjadi alat peraga, media, dan sumber belajar.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: 1. Konsep pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, dan mengasah kemampuan bertanya anak karena pada dasarnya fitrah anak adalah seorang inquirer yaitu penanya ulung yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, melalui proses aktif bertanya, aktif memecahkan masalah, berpikir kritis dan kreatif. Di School of Life Lebah Putih lebih mengembangkan konsep rasa keingintahuan siswa sehingga siswa lebih aktif bertanya. 2. Implementasi Pembelajaran Berbasis Inkuiri pada Anak Kelas Rendah di School of Life Lebah Putih a. Tujuan implementasi inkuiri dalam pembelajaran adalah memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif yang kemudian muncul karakter anak yang memiliki rasa ingin tahu, rasa menyelidiki yang tinggi, menggiring fitrah anak menjadi penanya ulung, berani mengungkapkan pendapat dan membentuk sikap anak lebih baik, membentuk imajinasi kreatif anak, agar anak dapat mencari solusi masalah yang ditemuinya, serta untuk membentuk anak menjadi agen perubahan untuk generasi mendatang.
b. Materi yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah materi sains, karena inkuiri mengutamakan proses penemuan dalam kegiatan pembelajaranya untuk memperoleh pengetahuan, materi sosial, materi matematika, materi yang banyak memakai media visual, dan materi praktek. c. Media pembelajaran yang digunakan dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih telah disesuaikan
dengan
kebutuhan
siswa
sehingga
menciptakan
kemudahan belajar siswa. Media yang digunakan adalah media cetak (flash
card),
media
papan
(papan
tulis),
media
elektronik
(notebook)danLCD yang menampilkan film atau gambar,dan bendabenda di sekitar sekolah seperti barang bekas, artline, danfield trip. d. Alat peraga yang digunakan di School of Life Lebah Putih benda-benda konkret, antara lain laporan buku yang berisikan materi pelajaran, benda di sekitar sekolah seperti barang bekas yang masih bisa di daur ulang, video, mat, flash card(potongan kartu), film, dan gambar. e. Sumber belajar yang digunakan di School of Life Lebah Putihbersifat konkret atau kejadian-kejadian yang ada di sekitar lingkungan siswa, meliputi masyarakat, tukang bersih-bersih, dan orang yang ahli dalam bidang tertentu atau master, internet, buku, worksheet, aktivitas siswa, film, dan lingkungan sekitar. f. Kegiatan pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih meliputi 7 langkah, yaitu: 1) Guru menyiapkan materi atau media yang bisa menjadi stimulus.
2) Guru memaparkan permasalahan melalui cerita, film, gambar, dan sebagainya. 3) Guru memberi open minded question kepada anak, kemudian anak memberi beragam jawaban. 4) Guru memberi tugas kepada anak 5) Anak merumuskan jawaban dari tugas tersebut dengan cara bepikir sendiri, melihat di buku, dan bertanya kepada guru. 6) Guru menjelaskan materi yang masih belum dipahami siswa 7) Terakhir guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran. g. Metode lain yang dapat mengiringi metode inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah metode tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, pengamatan lapangan atau observasi, kerja keompok, wawancara, presentasi, ceramah, dan eksperimen. h. Evaluasi pembelajaran di School of Life Lebah Putih telah mencakup 3 aspek, yaitu kemampuan dengan worksheet, ujian tertulis, dan UKK. Sedangkan ketrampilan dan sikap dilaksanakan dengan tanya jawab, dan tes mandiri dari sekolah yang hasilnya berbentuk naratif atau penjelasan tentang prestasi perkembangan belajar siswa. i. Peran guru di School of Life Lebah Putih adalah motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir, fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa, sebagai pendamping siswa dalam belajar. Guru dan siswa masih sama-sama belajar, dan guru sebagai penanya, untuk
menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri. j. Peran siswa dalam pembelajaran inkuiri mempunyai keterlibatan aktif untuk terlibat dalam menciptakan produk atas pemahaman siswa terhadap konsep dengan bimbingan dari fasilitator. 3. Hasil Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri pada Anak Kelas Rendah di School of Life Lebah Putih a. Prestasi akademik siswa cukup bagus, terlihat dari nilai-nilai siswa yang telah melebihi KKM yang telah ditentukan, kecuali anak berkebutuhan khusus. b. Suasana pembelajaran di School of Life Lebah Putih berlangsung dalam suasana gembira. Anak leluasa aktif bergerak, bermain, dan bersosialisasi dalam nuansa alami, belajar tanpa terasa, dan tanpa perasaan terpaksa. c. Tanggapan orang tua mengenai metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah positif, alasannya dapat membentuk anak lebih mandiri, serta membentuk
anak
lebih
berani
mengungkapkan
pendapat.
Pembelajarannya langsung ke praktek bukan menghafal materi pelajaran. d. Tanggapan siswa mengenai penggunaan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih adalah positif, alasannya pembelajaran berlangsung menyenangkan, karena siswa tidak terasa sedang melakukan kegiatan pembelajaran. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya apapun kepada guru. Pembelajaran berlangsung di
dalam kelas dan lebih sering di luar kelas. semua kebutuhan siswa disediakan oleh pihak sekolah. 4. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih a. Faktor Pendukung Faktor pendukung meliputi guru-guru yang mempunyai semangat belajar dan memiliki visi diluar kebiasaan serta memiliki sarana prasarana yang cukup memadai seluruh kegiatan pembelajaran. b. Faktor Penghambat Faktor penghambat meliputi orang tua/wali murid yang belum bisa menerima kebijakan sekolah menggunakan metode inkuiri dan sarana prasarana yaitu fasilitas yang masih minim.Cara mengatasi faktorfaktor yang menghambat dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih dengan mengadakan kegiatan parent gatheringbagi orang tua murid dan menggunakan alam sekitar dan kelas serba guna sebagai pengganti fasilitas belum ada serta memberdayakan bahan-bahan yang bisa di daur ulang sebagai pendukung pembelajaran.
B. Saran 1. Bagi School of Life Lebah Putih Mengingat metode pembelajaran ini yang menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran diharapkan bagi School of Life Lebah Putih agar
memaksimalkan proses pembelajaran yang menuntut kelengkapan fasilitas agar dapat menunjang proses pembelajaran. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan lebih mengutamakan bagaimana proses belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri yang melibatkan keaktifan siswa. 3. Bagi Sekolah Dasar Lainnya Diharapkan dalam pelaksanaan pembelajaran tidak hanya mengutamakan akademik tetapi juga harus proses pembelajaran mental peserta didik secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Al Mundziri, Imam. 2003. Ringkasan Hadis Shahih Muslim. Jakarta: Amani Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inofatif. Jogjakarta: DivaPress. Beyer K. Barry. 1979. Teaching Thinking in Social Studies: Using Inquiry in the Classroom. USA: Bell & Hawell Company Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika. Jauhar, Muhammad. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik: Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching & Learning). Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Learning, Alberta. 2004. Focus on Inquiry: A Teacher’s guide to Implementing Inquiry-based Learning. Miles, Matthew B, & A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Universitas Indonesia: UI-Press. Moleong, Lexy M. A. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. ________ 2011. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Roestiyah, N. K. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Sardiman, dkk. 1989. Ilmu Pendidikan: Kurikulum, Progam Pengajaran, Efeek Instruksional dan Pengiring, CBSA, Metode Mengajar, media Pendidikan, Pengelolaan Kelas, dan Evaluasi Hasil Belajar. Bandung: Remaja Karya.
Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Dan R&D, Bandung : CV. Alfabeta. Suryobroto, Sumadi. 1990. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Rake Sarasin. Susilo, Muhammad Joko. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sutrisno, Joko. 2008. Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri dalam Belajar Sains terhadap Motivasi Belajar Siswa, (Online), (http://www.erlangga.co.id/pendidikan/353-example-pages-and-menulinks.html, diakses 11 Agustus 2012). Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif: Konsep Landasan, dan Implementasinya Pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Uno, B. Hamzah. 2009. Model Pembelajaran: Menciptakan proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Usman, Moh Uzer & Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yoewono, Santoso. 2008. Karakteristik Pembelajaran di Sekolah Dasar, Wahana Sekolah Dasar, 16 ( 2): 166-170 Yusuf, Syamsu. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lampiran 1 Kode Penelitian IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012
1. Informan a. RM b. HK c. KT d. AY e. NF 2. Metode Kode
Metode penelitian
W
Wawancara
P
Pengamatan
D
Dokumentasi
3. Media penyimpanan data Kode
Penyimpanan Data
R
Rekaman
F
File
4. Kategori Kode
Keterangan
LG
Letak Geografis
SS
Sejarah Sekolah
PS
Profil Sekolah
VM
Visi Misi
BS
Brosur Sekolah
NA
Nilai Akademik
RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
MPB
Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri
IM
Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri
IMT
Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri berdasarkan Tujuan
IMM
Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri berdasarkan Materi
IMMD
Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri berdasarkan Media
IMA
Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri berdasarkan Alat Peraga
IMS
Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri berdasarkan Sumber
IML
Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri berdasarkan Langkah
IMMT
Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri berdasarkan Metode Lain
IME
Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri berdasarkan Evaluasi
IMP
Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri berdasarkan Peran Guru
IMPS
Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri berdasarkan Peran Siswa
HP
Hasil Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri
HPP
Hasil Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri berdasarkan Prestasi Siswa
HPS
Hasil Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri berdasarkan Suasana Pembelajaran
HPT
Hasil Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri berdasarkan Tanggapan Orang Tua
HPTS
Hasil Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri
berdasarkan Tanggapan Siswa FMD
Faktor Pendukung Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri
FMH
Faktor-Faktor yang Menghambat Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri
CMF
Cara Mengatasi Faktor-Faktor yang Menghambat Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Lampiran 2 Pedoman Wawancara METODEPEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012 Wawancara untuk Kepala Sekolah dan Guru Kode Responden
:
Kode Data
:
Hari/tanggal
:
Tempat
:
Waktu
:
Daftar Pertanyaan
:
1. Apakah yang dimaksud dengan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih? 2. Bagaimana implementasinya di School of LifeLebah Putih? a. Tujuan apa yang ingin dicapai dalam pembelajaran disini? b. Materi apa saja yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri? c. Apa saja media yang digunakan dalam metode pembelajaran berbasis inkuiri ini? d. Apa saja alat peraga yang digunakan dalam metode pembelajaran berbasis inkuiri ini? e. Apa saja yang menjadi sumber belajar dalam pembelajaran disini? f. Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri? g. Metode lain apa saja yang digunakan dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri? h. Bagaimana evaluasi dalam penerapan metode pembelajaran berbasis inkuiri? i. Bagimana peran guru dalam penerapan metode pembelajaran berbasis inkuiri?
j. Bagaimana peran siswa dalam penerapan metode pembelajaran berbasis inkuiri? 3. Bagaimana hasil penggunaan metode pembelajaran berbasis inkuiri? a. Bagaimana prestasi akademik siswa-siswi School of Life Lebah Putih? b. Bagaimana suasana pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri siswa-siswi School of Life Lebah Putih? 4. Apa saja faktor-faktor yang mendukungdalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri? a. Bagaimana SDM di School of Life Lebah Putih? b. Bagaimana sarana prasarana School of Life Lebah Putih? 5. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri? a. Apakah ada SDM yang menjadi penghambat dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri diSchool of Life Lebah Putih? b. Apakah ada sarana prasarana yang menjadi penghambat dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih? c. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambatdalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri? Wawancara untuk Orang Tua Kode Responden
:
Kode Data
:
Hari/tanggal
:
Tempat
:
Waktu
:
Daftar Pertanyaan
:
1. Mengapa bapak/ibu menyekolahkan putra bapak/ibu di School of Life Lebah Putih?
2. Bagaimana tanggapannya dengan pembelajaran di School of Life Lebah Putih? 3. Seperti apa pembelajaran disini yang bapak/ibu ketahui? Wawancara untuk Siswa Kode Responden
:
Kode Data
:
Hari/tanggal
:
Tempat
:
Waktu
:
Daftar Pertanyaan
:
1. Bagaimana perasaannya sekolah di School of Life Lebah Putih? 2. Bagaimana dengan pembelajaran di School of Life Lebah Putih? 3. Seperti apa pembelajaran disini menurut adik?
Pedoman Observasi Catatan Nomor : Hari/Tanggal: Waktu : Tempat : Sumber Data : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Indikator Pengamatan 1. Tujuan pembelajaran 2. Materi Pembelajaran 3. Media yang digunakan dalam metode pembelajaran berbasis inkuiri a.
Jenis media
b. Cara menggunakan c. Kelayakan
d. Ketercukupan 4. Alat peraga yang digunakan dalam metode pembelajaran berbasis inkuiri a. Jenis alat peraga b. Cara menggunakan c. Kelayakan d. Ketercukupan 5. Sumber belajar dalam pembelajaran a. Jenis sumber belajar b. Kelayakan 6. Langkah-langkah metode pembelajaran berbasis inkuiri a. Kegiatan awal b. Kegiatan inti c. Kegiatan penutup 7. Metode lain a. Jenis metode b. Cara melaksanakan metode c. Kelayakan 8. Evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran a. Jenis evaluasi b. Cara melakukan evaluasi 9. Peran gurudalam pembelajaran a. Cara mengajar guru b. Menjelaskan materi pembelajaran c. Memotivasi siswa 10. Peran siswa dalam pembelajaran a. Sikap belajar siswa 11. Sarana Prasarana a. Kelayakan b. Ketercukupan
Lampiran 3 Transkrip Wawancara METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012 Kode Responden
: RM
Kode Data
: W/RM/01
Hari/tanggal
: Rabu, 11 Juli 2012
Tempat
: Kantor Kepala Sekolah Lebah Putih
Waktu
: 11.30-12.00
1. : Assalamu’alaikum : Wa’alaikumsalam, tunggu sebentar ya mbak 2. : Iya... 3. : Kalau begitu langsung saja ya kak : Iya, silahkan mbak... 4. : Yang dimaksud dengan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih ini bagaimana? : Metode yang mengasah kemampuan bertanya seorang anak, jadi anak distimulus dengan banyak benda yang kemudian dijadikan pertanyaanpertanyaan yang akan menjadi materi pada hari itu, karena pada dasarnya fitrah anak adalah penanya ulung, maka metode ini untuk mengasah rasa bertanya anak sehingga akan memuaskan rasa ingin tahu anak 5. Implementasinya di School of LifeLebah Putih a. : Tujuan apa yang ingin dicapai dalam pembelajaran disini? : Tujuannya untuk mengasah rasa ingin tahu anak, agar siswa memiliki rasa menyelidiki yang tinggi, agar siswa bisa mencari solusi masalah yang ditemui siswa sendiri, agar siswa bisa mencari hubungan sebab akibat.
b. : Materi apa saja yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri? : Semua materi sains, materi sosial yang banyak memakai media visual, misalnya gambar. Hampir semua materi yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri. c. : Media apa saja yang digunakan dalam metode pembelajaran berbasis inkuiri ini? : Kadang kita pakai LCD yang menampilkan film-film atau gambar, kemudian adek-adek diminta membuat pertanyaan. d. : Kemudian alat peraga yang digunakan apa saja? : Alat peraga yang biasa digunakan adalah hasil karya guru sendiri seperti
lapbook
atau
laporan
buku
yang
berisikan
materi
pembelajaran. e. : Sumber belajar apa saja yang digunakan dalam pembelajaran disini? : Sumber belajar disini menggunakan semua elemen, tidak hanya batasan guru, kepala sekolah, masyarakat bahkan tukang bersihbersih juga menjadi sumber belajar. Intinya semua komponen sekolah dapat menjadi sumber belajar di sekolah ini. f. : Langkah-langkahmenerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri disini bagaimana? : Kalau disini biasanya guru mempersiapkan materi atau media yang menjadi stimulus untuk materi hari itu. Misalnya materi tentang hewan, jadi guru mempersiapkan media atau gambar hewan kemudian ditunjukkan
kepada anak-anak.
Anak-anak disuruh
membuat pertanyaan-pertanyaan kemudian pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab oleh anak-anak. Kemudian guru menyimpulkan materi secara konsep. Yang terakhir anak diberi tugas untuk mengkritisi materi. Tugasnya cenderung ke proyek atau presentasi bukan multiple, dan mengulang kembali materi dengan pertanyaanpertanyaan terbuka.
g. : Metode lain apa saja yang digunakan dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri? : Metode lain yang digunakan disini ada PAIKEM GEMBROT. Ada diskusi menyenangkan, demonstrasi, presentasi. Diskusi disini dilakukan secara menyenangkan bukan hanya monoton, ada interaksi antara guru dan siswa secara lebih dekat. h. : Bagaimana evaluasi dalam penerapan metode pembelajaran berbasis inkuiri? : Evaluasi disini dilakukan tiap akhir pembelajaran dengan tanya jawab. Ada ulangan setiap satu bulan. Disini tidak ada UTS tapi ada UAS. Nilai UAS diambil dari nilai ulangan bulanan dan UAS dari Kemendikbud. i. : Bagimana peran guru dalam penerapan metode pembelajaran berbasis inkuiri? : Sangat berperan sekali guru dalam pembelajaran disini. Kami sering memanggil narasumber langsung atau orang yang ahli untuk menjadi guru dalam pembelajaran. Guru disini dipanggil kakak agar kedekatan secara psikologi dengan peserta didik lebih terjalin. Siswa lebih merasa nyaman agar KBM berlangsung lancar. Disini guru sebagai fasilitator tugasnya memfasilitasi siswa dalam belajar. guru dan siswa masih sama-sama belajar. Terkadang bahkan ada siswa yang pengetahuannya melebihi guru dalam bidang tertentu, misalnya astronomi. j. : Bagaimana peran siswa dalam penerapan metode pembelajaran berbasis inkuiri? : Siswa lebih aktif bertanya. Karena siswa aktif bertanya kesan kelas jadi ramai. Siswa selalu menanyakan kenapa melakukan ini. 6. Hasil penggunaan metode pembelajaran berbasis inkuiri a. Bagaimana dengan prestasi akademik siswa-siswi School of Life Lebah Putih?
: Kalau sampai saat ini belum ada ya lulusan sekolah ini karena disini baru sampai kelas 3. Sementara ini yang bisa dilihat yaitu anak-anak lebih kritis, berani presentasi di depan umum meskipun usianya relatif kecil. Nilai ulangan siswa lebihdari KKM ya, sementara nilai rapor disini harus mencapai KKM kami, nilai KKM kami berbeda dengan sekolah lain, nilai KKM disini yaitu mencapai nilai 7 sampai 7.5. Alhamdulillah semua anak disini mencapai nilai KKM kami, kecuali anak-anak inklusif atau anak yang berkebutuhan khusus. 7. Faktor-faktor yang mendukungdalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri a. : Bagaimana SDM di School of Life Lebah Putih? : Guru-guru disini masih muda dan mempunyai semangat belajar yang tinggi. Guru juga banyak rasa ingin tahu sehingga memancing adekadek seperti itu. Jangan bosen juga jika ada anak yang sering bertanya. b. : Kalau sarana prasarana di School of Life Lebah Putih bagaimana? : Kalau sarana prasarana cukup ya, bagus nggak kurang juga nggak. Kami masih bisa memberdayakan disekelilingnya. 8. Faktor-faktor yang menghambat dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri a. : Apakah ada SDM yang menjadi penghambat dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri diSchool of Life Lebah Putih? : SDM nggak ada yang menghambat ya, orang tua dan guru sebelumnya sudah ada kesepakatan bahwa metode di Lebah Putih memang seperti ini. Ya tapi memang kadang orang tua ada yang menjadi belum setuju karena metode ini menuntut orang tua untuk pro aktif mendukung metode ini dengan menerapkannya di rumah, jadi orang tua jangan bosan menerima berbagai pertanyaan dari anak. b. : Apakah ada sarana prasarana yang menjadi penghambat dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih?
: Intinya sih cukup ya, tapi kalau laboratorium disini nggak ada, meja guru juga kurang, permainan luar kurang, misal disini tidak ada ayunan dan bak pasir buat lompat jauh. c. : Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambattadi? : Kalau SDM tadi, guru dan orang tua menjalin komunikasi intensif. Kami mengadakan Parent Gathering dengan progam parenting, maksudnya dengan mengefektifkan buku komunikasi, memperbaiki laporan WWP atau Work With Parent yang berisi kesimpulan seminggu belajar, materi satu minggu kedepan dan tugas buat ortu, biasanya memperkuat materi. Kalau sarana prasarana kita berusaha pro aktif ke yayasan, kerjasama dengan pihak diluar yang tidak mengikat,
misal
mengirim
proposal.
Disamping
juga
tetap
menggunakan yang ada sebagai bentuk kearifan lingkungan. 9. : Kiranya mungkin cukup sekian dulu kak, besok disambung lagi. Trimaksih banyak kak. : iya, sama-sama mbak...
Transkrip Wawancara METODEPEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012
Kode Responden
: 02
Kode Data
: W/HK/02
Hari/tanggal
: Kamis, 26 Juli 2012
Tempat
: Ruang serba guna Lebah Putih
Waktu
: 11.10-11.40
1. : Assalamu’alaikum kak, maaf ganggu bentar ya... : Wa’alaikum salam, iya nggak apa-apa. Mau tanya apa? 2. : Begini kak, yang dimaksud dengan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih itu apa? : Pembelajaran yang mengacu pada anak untuk bertanya, karena pada dasarnya fitrah seorang anak adalah penanya ulung, anak memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga anak suka bertanya. 3. Implementasinya di School of LifeLebah Putih a. : Tujuan apa yang ingin dicapai dalam pembelajaran disini? : Menggiring fitrah anak menjadi penanya ulung. Di kelas Intellectual Curiocity bertujuan membentuk siswa mempunyai hasrat ingin tahu, kelas Creative Imagination bertujuan membentuk siswa mempunyai imajinasi yang kreatif, kelas Art of Discovery bertujuan membentuk siswa untuk mempunyai seni menemukan, kelas Noble Attitude bertujuan membentuk sikap siswa lebih baik. b. : Materi apa saja yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri? : Kami ada kurikulum sendiri. Kurikulum dari Kemendikbud kami kembangkan lagi agar sesuai dengan tujuan kami. Belajar disini tidak
hanya sekedar menghafal materi. Misalnya matematika dalam nama dan lambang bilangan, dan materi penambahan dan pengurangan. c. Apa saja media yang digunakan dalam metode pembelajaran berbasis inkuiri ini? : Media yang digunakan biasanya langsung yang ada di sekitar. Kadang ya pakai LCD, buku-buku, macam-macam sih. d. Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran berbasis inkuiri ini apa saja? : Alat peraga juga sebisa mungkin langsung. Apa yang ada disini bisa menjadi alat peraga, misalnya gambar, video. e. Yang menjadi sumber belajar dalam pembelajaran disini apa saja? : Sumber belajar disiniMacem-macem mbak, ada internet, buku-buku, orang yang ahli di bidang tersebut atau masternya. Semua sumber oke. f. Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri? : Kegiatan awal pembelajaran ya biasa kalau kayak di RPP kebanyakan.
Salam,
mengkondisikan
siswa
dengan
lagu,
brainstorming, bermain peran tidak hanya monoton itu-itu saja sih. Kalau sudah masuk inti kami biasanya memberi open minded question, kemudian siswa memberi pertanyaan, semua pertanyaan ditampung oleh fasilitator dan kemudian dikembalikan kepada siswa lagi sehingga siswa sendiri yang menjawab pertanyaan dengan jawaban yang beraneka ragam. Guru disini sebagai fasilitator menampung semua jawaban siswa kemudian menyimpulkannya. g. : Metode lain apa saja yang digunakan dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri? : Metodenya macem-macem ya, kondisional. Demonstrasi, ceramah, eksperimen, dan tanya jawab yang sering digunakan bersama dengan metode inkuiri.
h. : Bagaimana evaluasi dalam penerapan metode pembelajaran berbasis inkuiri? : Ada standar minimal yang digunakan yaitu KKM. Kalau ada siswa yang telah melebihi KKM kami beri pengayaan dengan tugas, worksheet, eksperimen, dan diskusi. Disini juga ada 2 tes. Dari Kemendikbud dan dari sekolah sendiri. Setiap minggu ada review materi pembelajaran. Nilai dari review tadi diambil untuk Ujian Kenaikan Kelas. i. : Bagimana peran guru dalam penerapan metode pembelajaran berbasis inkuiri? : Kami sebagai kakak, fasilitator, pendamping siswa dalam pembelajaran. Kamidan siswa masih sama-sama belajar. Bisa lewat internet dan buku. j. : Bagaimana peran siswa dalam penerapan metode pembelajaran berbasis inkuiri? : Siswa sebagai warna disini. Siswa itu mewarnai lebah putih. Siswa bersama guru berawal dari nol berjalan bersama. Siswa tidak merasa disini adalah sekolah. Siswa ingin belajar dan berinteraksi dengan teman dan kakak-kakak fasilitator. 4. Dampak penggunaan metode pembelajaran berbasis inkuiri a. Bagaimana dengan prestasi akademik siswa-siswi School of Life Lebah Putih? : Belum kelihatan ya kalau prestasi secara akademik, tapi siswa disini sangat berperan aktif, kreatif, berani menyampaikan pendapat.Disini ngga ada ranking karena semua anak disini adalah bintang. Jadi semua anak juara di bidang masing-masing dan cerdas dibidangnya masing-masing.Untuk
KKM
kami
mengambil
dari
standar
Kemendikbud tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah serta melihat kondisi anak. Alhamdulillah semua nilai siswa kami disini melebihi KKM. Nilai tes dari Kemendikbud berbentuk angka sedangkan nilai
dari sekolah sendiri berbentuk narasi. Guru dan orang tua sama-sama tahu perkembangan peserta didik. 5. Faktor-faktor yang mendukungdalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri a. Bagaimana SDM di School of Life Lebah Putih? : Untuk guru disini harus mempunyai jiwa kemauan belajar, suka anak-anak. Basicnya tidak harus berlatar belakang pendidikan asal mempunyai kualifikasi tersebut. b. Bagaimana sarana prasarana School of Life Lebah Putih? : Sarana prasarana disini agak minim ya. Disini belum ada musholla, tapi sampai sejauh ini masih cukup. 6. Faktor-faktor yang menghambat dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri a. Apakah ada SDM yang menjadi penghambat dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri diSchool of Life Lebah Putih? : Alhamdulillah tidak ada yang menghambat, semuanya mendukung. Tapi bukan suatu bentuk protes ya, ada orang tua siswa yang mengeluh karena anaknya dirumah banyak bertanya. Malah itu menjadi bukti kalau metode kita berhasil. b. Apakah ada sarana prasarana yang menjadi penghambat dalam menerapkan metode ini? : Kalau sarana prasarana menghambat nggak ya, tapi kalau butuh iya. Disini belum ada musholla, laboratorium. c. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambattadi? : Guru memberi saran kepada orang tua wali, dan orang tua wali aktif mencari sumber belajar. Kalau masalah sarana prasarana tadi kita mencari alternatif lain, mencari ruangan lain yang masih bisa digunakan sebagai pengganti ruangan yang belum ada.
7. : oh,begitu ya kak. Mungkin sekian dulu. Terimakasih banyak atas waktunya. : iya, sama-sama
Transkrip Wawancara METODEPEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012
Kode Responden
: 03
Kode Data
: W/KT/03
Hari/tanggal
: Kamis, 26 Juli 2012
Tempat
: Ruangan serba guna
Waktu
: 11.45-12.30
1. : Maaf kak minta waktunya sebentar : iya mbak 2. : Yang dimaksud dengan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih itu apa? : Salah satu metode belajar yang mengasah kemampuan bertanya anak sebagai proses pembelajaran. 3. Implementasinya di School of LifeLebah Putih. a. : Tujuan apa yang ingin dicapai dalam pembelajaran disini? : Tujuan secara keseluruhan yaitu untuk melatih pola pikir ilmiah yang kemudian muncul karakter anak yang tau, paham, dan bisa menyampaikan serta mampu membuat solusi suatu masalah, untuk membentuk
siswa
menjadi
agen
perubahan
untuk
generasi
mendatang, terjadi perubahan sikap pada siswa. Tujuan khususnya untuk mengenal ciri-ciri manusia yang kemudian mereka mengenal diri mereka dan tujuan kehidupan manusia. Manusia memiliki akal yang digunakan untuk memahami tujuan kehidupan manusia sehingga siswa termotivasi untuk belajar. b. : Materi apa saja yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri?
: Semua materi menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri ya. Ada manusia, lingkungan hewan, tumbuhan, alam semesta dan teknologi harapan. c. Media apa saja yang digunakan dalam metode pembelajaran berbasis inkuiri ini? : Media disiniapa saja yang dilihat, dirasakan, dan dialami dari mereka. Bisa film, LCD, artline, fieldtrip. Tidak harus teknologi juga. d. Apa saja alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran disini? : Alat peraga juga apa yang ada, pada prinsipnya sih kembali ke alam, reduce, reuse, dan recycle. e. Apa saja yang menjadi sumber belajar dalam pembelajaran disini? : Sumber belajar bisa dari internet, worksheet, buku dari guru. Lingkungan sekitar yang ada bisa menjadi sumber belajar. f. Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri? : Seperti metode ilmiah, pertama dari latar belakang, anak membuat pertanyaan dalam kelas Intellectual Curiosity, anak membuat hipotesa di kelas Creative Imajination, anak melakukan eksperimen di kelas Art of Discovery, anak menemukan jawabannya di kelas Noble Attitude. g. : Metode lain apa saja yang digunakan dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri? : Metode lain yang digunakan eksperimen, diskusi, dan observasi dengan fieldtrip. h. : Bagaimana evaluasi dalam penerapan metode pembelajaran berbasis inkuiri? : Evaluasi dengan presentasi,ujian tertulis, dan diskusi. Ujian tertulis tiap saru bulan sekali tiap akhir tema. i. : Bagimana peran guru dalam penerapan metode pembelajaran berbasis inkuiri?
: Peran kami sebagai fasilitator yang memberikan ruang belajar yang lebih kepada siswa. j. : Bagaimana peran siswa dalam penerapan metode pembelajaran berbasis inkuiri? : Peran siswa kelas atas sebagai partner fasilitator, sedangkan kelas bawah sebagai sahabat bagi adek-adeknya.kami menggunakan sistem Buddy yaitu satu siswa mendampingi siswa lain. 4. Dampak penggunaan metode pembelajaran berbasis inkuiri. a. Bagaimana dengan prestasi akademik siswa-siswi School of Life Lebah Putih? : Rata-rata nilai rapor diatas 80-an, tidak ada yang dibawah ratarata. Sesuai target karena jawaban soal lebih fleksibel.Anak bisa menyimpulkan masalah, anak bisa membuat hipotesa dan menarik jawaban dari persoalan yang ada, kemudian diterapkan dalam kehidupan sehingga attitude anak terbangun sejak dini.Prestasi akademik belum ya, karena mereka masih dibawah umur untuk mengikuti olimpiade. 5. Faktor-faktor yang mendukungdalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri. a. Bagaimana SDM di School of Life Lebah Putih? : Kalau dari input dari kami mengusahakan Strata 1, tapi yang lebih penting mempunyai jiwa yang out of the box, punya visi di luar kebiasaan, mempunyai sense of education, mau untuk belajar. b. Bagaimana sarana prasarana School of Life Lebah Putih? : Kami mempunyai wahana hijau yang luas, gedung, media, peraga, kantor administrasi, gudang, sumber pengairan, MCK, perpustakaan. Tapi kalau laboratorium, musholla, UKS, pengolahan limbah disini belum ada. 6. Faktor-faktor yang menghambat dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri.
a. Apakah ada SDM yang menjadi penghambat dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri disini? : Menghambat sih nggak ya, awalnya ada orang tua yang belum percaya karena menggunakan metode inkuiri, namun seiring perkembangan orang tua merasa lebih cocok karena pada dasarnya anak suka bermain. b. Apakah ada sarana prasarana yang menjadi penghambat dalam menerapkan metode ini? : Selama ada yang bisa menggantikan kami kira tidak jadi masalah. Kami tidak begitu mempermasalahkan masalah fisik. c. Bagaimana cara mengatasi faktor-faktor yang menghambatdalam menerapkan metode pembelajaran berbasis inkuiri? : Hambatan tadi kita sikapi dengan positif, kami anggap sebagai tantangan yang harus dilalui. Kami juga mengadakan parent gathering setiap minimal 2 bulan sekali. Disini info-info tentang peserta didik disiarkan secara langsung, kami juga menjelaskan tentang peraturan disini, menjelaskan metode yang dipakai disini yaitu menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri. Kami terbuka menerima saran dari orang tua wali selama dikomunikasikan dengan kami. Kalau yang sarana prasarana tadi ya dengan menggunakan semua sumber yang adakarena alam bisa menjadi laboratorium. Semua yang belum ada juga masih proses sekarang. 7. : Mungkin cukup sekian dulu kak, besok kesini lagi. Terimakasih banyak atas waktunya. : iya sama-sama
Transkrip Wawancara METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELASRENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012
Kode Responden
: AY
Kode Data
: W/AY/04
Hari/tanggal
: Minggu, 09 September 2012
Tempat
: Rumah Orang Tua Wali
Waktu
: 16.00-16.30
1. : Mengapa bapak/ibu menyekolahkan putra bapak/ibu di School of Life Lebah Putih? :
Agama
disana
kuat,
tidak
ada
jajanan
sembarangan,
metode
pembelajarannya juga dapat membentuk anak lebih berani. 2. : Bagaimana tanggapannya dengan pembelajaran di School of Life Lebah Putih? : Bagus ya, anak saya mempunyai kelebihan dibanding anak SD yang lain, anak lebih mandiri, rasa keingintahuannya lebih besar dibanding anak lain, dan anak saya lebih berani berbicara di depan umum. 3. : Seperti apa pembelajaran disini yang bapak/ibu ketahui? : Pembelajarannya langsung ke praktek ya, tidak harus membaca dan menghafalkan materi dari buku. Anak dikasih bahan materi pelajaran kemudian anak diberi kesempatan untuk mengembangkan materi. Anak juga berani mengungkapkan pendapat dan bertanya tentang apa yang ingin diketahui.
Transkrip Wawancara METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELASRENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012
Kode Responden
: NF
Kode Data
: W/AY/05
Hari/tanggal
: Jum’at, 28 September 2012
Tempat
: Rumah Siswa
Waktu
: 14.45-15.10
1. Selamat Sore dik : Sore juga kak 2. Bagaimana perasaannya sekolah di School of Life Lebah Putih? : Senang, soalnya disini bisa bermain, punya banyak teman, sekolahnya luas. 3. Bagaimana dengan pembelajaran di School of Life Lebah Putih? : Enak, bisa tanya-tanya sama kakak-kakak. Semua perlengkapan sekolah disediakan sama kakak-kakak disana. Ada buku, pensil, pewarna, tas, trus worksheet, gambar. 4. Seperti apa pembelajaran disini menurut adik? : Kadang maen ke hutan, disana main tebak tebakkan. Kadang dikasih gambar, trus kalau masih bingung nanti tanya sama kakak lagi. Kemarin aku dan teman-teman menonton film Negeri Sampah sama kakak-kakak disana. 5. Oh, begitu ya dik. Trimakasih banyak atas waktunya ya : iya kak
Lampiran 4 Catatan Lapangan Pengamatan IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012 Catatan Nomor
: 01
Hari/Tanggal
: Senin, 30 Juli 2012
Waktu
: 09.00 – 09.45
Tempat
: Halaman School of Life Lebah Putih
Sumber Data
: Aktivitas Pembelajaran
Secara geografis dan strategi School of Life Lebah Putih akan memberikan sarana belajar kepada anak-anak TK dan SD di lingkungan Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti pada khususnya dan wilayah Kota Salatiga pada umumnya. Kelurahan Mangunsari juga sangat strategis dalam bidang pendidikan. Hal ini didukung dengan adanya berbagai macam fasilitas pendidikan, diantaranya terdapat Taman Pendidikan Alqur’an, Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Menengah Pertama Negeri. Sedangkan batas wilayah Mangunsari sebelah utara sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti, sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sidorejo Kalicacing Kecamatan, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo. Observasi ini dilakukan untuk melihat kegiatan pembelajaran di School of Life Lebah Putih. Kegiatan yang diobservasi adalah aktivitas pembelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri. Pembelajaran berlangsung di halaman sekolah yang luas yang dikelilingi oleh pohon-pohon yang rindang. Hal ini membuat kondisi sekolah terasa sejuk. Anak leluasa aktif bergerak dan merasa nyaman melakukan pembelajaran di luar kelas. Siswa duduk di atas tikar yang telah disediakan guru. Suasana pembelajarannya menyenangkan karena menggunakan permainan sebagai teknik pembelajaran.
Tujuan pembelajarannya adalah agar siswa mempunyai imajinasiyang kreatif dan dapat menemukan pengetahuannya sendiri dengan bimbingan guru. Materi pembelajaran pada hari ini adalah nama bilangan dan lambang bilangan. Media yang digunakan dalam pembelajaran ini media cetak yaitu potongan kertas yang berisi nama dan angka bilangan. Caranya dengsn mencocokkan nama dengan angka bilangan yang terdapat dalam kubus. Media ini layak dan mencukupi seluruh siswa. Alat peraga yang digunakan adalah mat, mat tersebut dibentuk kotak atau kubus. Alat peraga ini layak dan mencukupi siswa. Sumber belajar disini layak, yaitu berasaldari guru dan aktivitas siswa. Sumber belajar ini layak tapi tidak semua siswa dengan cepat paham maksud pembelajaran. Kegiatan awal pembelajaran guru membuka dengan salam. Langkah pertama guru bertanya kepada siswa tentang bentuk kotak. “Seperti apakah kubus itu?”, “Bagaimana bentuknya?”, “Ada berapa sisi?”. Kemudian guru membagi siswa kedalam 2 kelompok untuk membuat kubus dari alat peraga mat yang telah tersedia. Setelah itu guru memasukkan kertas yang berisi nama bilangan dan angka bilangan ke dalam masing-masing kubus/kotak. Guru menjelaskan cara bermain yaitu setiap kelompok berbaris dan 1 anak berlari mengambil kertas yang ada di kotak 1 berisi nama bilangan dan mengambil kertas di kotak 2 berisi lambang bilangan, setelah itu anak lari ke garis start lalu menempelkannya di atas kertas flipcart. Seterusnya sampai kotak habis. Pemenangnya adalah kelompok yang paling banyak mencocokkan nama dan lambang bilangan. Guru mencocokkan jawaban yang benar dan menghitungnya. Langkah terakhir guru memberi pujian kepada siswa dan tiap siswa mendapat hadiah worksheet sebagai tugas pada pelajaran selanjutnya. Metode lain yang digunakan dalam pembelajaran kerja kelompok dan tanya jawab. Siswa melakukan kerjasama dengan kelompoknya untuk melakukan perintah guru mencocokkan nama dan lambang bilangan dengan cepat. Siswa juga melakukan tanya jawab dengan guru ketika pembelajaran berlangsung dan di akhir pembelajaran. Evaluasi pelajaran dengan tanya jawab di akhir pembelajaran dan worksheet sebagai tugas. Peran guru dalam pembelajaran ini sebagai fasilitator Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah
berpikir.Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa.Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri. Siswa mempunyai peranan penting karena siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Sarana Prasarana layak karena pembelajaran berada di halaman sekolah yang luas dan mencukupi aktivitas siswa. Guru menguasai kelas dengan dibantu oleh asisten yang bertugas mengkondisikan siswa. Pembelajaran ini membuat anak terlibat aktif. Kesimpulan Pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri memacu anak untuk banyak bertanya dan aktif mengikuti pembelajaran. Anak tidak merasa malas di kelas karena selalu berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Walaupun kadang ada anak yang terlalu aktif sampai tidak mau mengikuti pembelajaran, tapi dengan adanya asisten yang menangani, guru tidak merasa repot karena harus membujuk anak untuk mengikuti pembelajaran.
Catatan Lapangan Pengamatan IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012 Catatan Nomor
: 02
Hari/Tanggal
: Selasa, 31 Juli 2012
Waktu
: 10.00 – 11.30
Tempat
: Kelas Serba Guna
Sumber Data
: Aktivitas Pembelajaran
Observasi ini dilakukan untuk melihat kegiatan pembelajaran di School of Life Lebah Putih Kegiatan yang diobservasi adalah aktivitas pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri. Pembelajaran berlangsung di kelas serba guna. Ruangannya terbuka dengan lantai paving yang tertata rapi. Tidak ada pintu di kelas ini. Temboknya pun hanya separo, tidak menutup keseluruhan kelas. Terdapat satu white boarddan loker tempat siswa menyimpan tas mereka. Ada 2 buah lampu yang panjang untuk penerangan ketika gelap. Memang ruangan ini dirancang sebagai ruangan serba guna yang bisa digunakan untuk sholat, menonton film bersama. Di kelas ini tidak terdapat kursi satupun, hanya terdapat meja guru satu untuk melakukan pemutaran film melalui LCD. Siswa duduk secara lesehan bersama guru sehingga suasana diantara guru dan siswa terlihat akrab dan kekeluargaan. Materi pembelajaran hari ini adalah introduction. Tujuan pembelajarannya Tujuan pembelajarannya agar siswa melatih pola pikir untuk menyelesaikan solusi atas masalah yang ditemui serta berani berbicara di depan umum. Media yang digunakan dalam pembelajaran adalah media papan cetak yaitu papan tulis untuk menerangkan kepada siswa kata-kata yang sulit dipahami. Media ini layak dan terjangkau pengamatan seluruh siswa. Alat peraga yang digunakan yaitu potongan kertas (flashcard) yang digunakan untuk memperkenalkan diri sendiri kepada seluruh siswa dengan dipancing pertanyaan oleh guru. Alat peraga ini cukup dan layak bagi siswa. Sumber belajarnya layakyang berasal dari guru dan aktivitas
siswa, namun beberapa siswa masih perlu bimbingan guru agar bisa melafalkan pengucapan bahasa Inggris dengan benar. Pertama guru mencontohkan bagaimana mengenalkan diri sendiri yang benar. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa satu persatu tentang diri mereka dalam bahasa inggris mengenai nama dan alamat. Langkah berikutnya setiap siswa diberi ID card yang berisi nama dan alamat yang baru. Tiap siswa disuruh mengucapkanya satu persatu. Selanjutnya tiap siswa diberi kesempatan untuk memperkenalkan dirinya yang bari secara berpasangan dengan teman yang lain. Terakhir guru bertanya kepada siswa tentang ID card yang baru kepada siswa. Metode lain yang digunakan demonstrasi. Metode inkuiri dalam pembelajaran disini tidak begitu terlihat, hanya dampak dari pembelajaran inkuiri lebih terlihat. Terbukti dengan siswa yang berani bercakap-cakap dengan menggunakan kalimat sederhana sebagai perkenalan diri mereka dengan menggunakan bahasa asing. Evaluasi yang digunakan adalah tanya jawab antara guru dan siswa. Peran guru sebagai penanya, dan fasilitator, yang memfasilitasi apa yang dibutuhkan siswa dan sebagai sumber belajar. Guru sering memotivasi siswa agar siswa mudah menguasai materi pembelajaran. Guru dibantu oleh seorang asisten yang bertugas mengkondisikan siswa dalam pembelajaran. Peran siswa dengan terlibat aktif dalam pembelajaran. Sarana prasarana layak dan cukup, karena pembelajaran berlangsung di kelas yang luas. Siswa bebas melakukan hal yang diinginkan dengan intruksi dari guru. Walaupun sumber belajar berasal dari guru tapi hal ini tetap dapat mencukupi kebutuhan siswa. Alat peraga hanya flashcard, namun hal ini tetap dapat mencukupi kebutuhan siswa. Tetapi alangkah lebih baiknya guru juga menambah dengan gambar yang dapat menarik perhatian siswa untuk memudahkan pemahaman siswa dan siswa mudah memahami tujuan pembelajaran. Kesimpulan Pembelajaran inkuiri memacu siswa untuk aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa dilatih untuk berpikir dulu sebelum menjawab soal.
Siswa menjadi berani menggunakan bahasa asing dalam proses pembelajaran. Hal ini memupuk rasa percaya diri pada masing-masing siswa.
Catatan Lapangan Pengamatan IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012 Catatan Nomor
: 03
Hari/Tanggal
: Rabu, 1 Agustus 2012
Waktu
: 10.00 – 11.30
Tempat
: Kelas Art of Discovery
Sumber Data
: Aktivitas Pembelajaran
Observasi ini dilakukan untuk melihat kegiatan pembelajaran di School of Life Lebah Putih Kegiatan yang diobservasi adalah aktivitas pembelajaran sains menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri. Pembelajaran berlangsung di kelas Art of Discoveryyang berada di lantai 2. Kelas ini hanya berbataskan lemari panjang dengan kelas lain. Terdapat 3 lampu panjang di ruangan ini. Tembok di kelas ini hanya separo bagian, yang separo atas terbuka sehingga asupan udara yang masuk cukup sejuk dengan keadaan sekolah dikelilingi pepohonan. Tembok kelas dipenuhi dengan cat warna-warni yang semakin menambah semarak suasana kelas. Lantai kelas beralaskan keramik Hal ini tidak menjadikan lantai tetap sejuk. Di kelas ini terdapat satu white board, 18 kursi dan meja kecil serta satu meja dan kursi guru. Pembelajarannya berlangsung santai tapi serius. Siswa bebas melakukan hal yang diinginkan asal tetap paham materi pembelajaran. Siswa banyak bertanya tentang materi kepada guru. Siswa yang lain juga menanggapi dengan menjawab sesuai kemampuan mereka. Tujuan pembelajaran hari ini adalah mengenal ciri-ciri manusia dan mengenal proses kelahiran. Materi pembelajaran pada hari ini adalah proses penciptaan manusia. Media yang digunakan adalah media elektronik yaitu notebook. Siswa menonton film melalui notebook. Media ini layak tapi kurang mencukupi karena layar kecil jadi ada beberapa siswa yang tidak fokus dan tidak memperhatikan film tersebut.Alat peraga dalam pembelajaran disini yaitu film asal kejadian manusia, siswa belajar melalui pemutaran film tersebut. Alat peraga ini layak dan cukup untuk menjadi sarana yang memudahkan siswa memahami
tentang asal manusia. Sumber belajar dalam pembelajaran ini adalah guru, film, dan aktivitas siswa. Sumber belajar ini layak tapi tidak semua siswa dengan cepat paham maksud pembelajaran. Pertama guru membuka pikiran siswa dengan bertanya kepada siswa. Siswa menjawab dengan jawaban yang sederhana. Kemudian guru memutarkan film tentang asal kejadian manusia. Manusia berasal dari bertemunya benih sperma dan sel telur, kemudian menjadi bayi yang lahir. Sembari menonton guru menjelaskan sedikit tentang pengertian yang membuat penasaran siswa, misalnya sperma. Setelah selesai guru mereview film tadi. Beberapa siswa bertanya tentang film tersebut, tapi guru tidak langsung menjawab, dia menyerahkan kembali ke siswa lain yang sanggup menanggapinya. Kemudian guru melengkapi jawaban para siswa. Terakhir guru melakukan evaluasi dengan worksheet yang diberikan pada masing-masing siswa dan dengan bimbingan guru para siswa berhasil menyelesaikan tugas tersebut. Worksheet dari guru berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Siswa mendapatkan informasi atau pengetahuan melalui bertanya kepada guru, bukan bertanya akan jawabannya. Guru membimbing siswa menemukan sendiri jawaban dari tiap soal. Setelah siswa selasai mengerjakan worksheet mereka akan menyimpulkan materi pembelajaran. Evaluasi menggunakan worksheet yang dilakukan di akhir jam pelajaran. Metode lain yang digunakan dalam pembelajaran adalah diskusi dan tanya jawab. Peran guru sebagai pembimbing dan fasilitator yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa. Guru juga sebagai motivator yang memberi rangsangan agar siswa aktif. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa yang lebih paham materi pelajaran membimbing teman yang belum paham. Sarana prasarana sekolah layak dan cukup dengan ditunjang kelas yang cukup luas dan nyaman. Sayangnya dengan menggunakan media notebook yang kecil, untuk mencukupikebutuhan siswa terasa kurang. Siswa harus berdesakdesakan jika ingin melihat film tersebut.Guru menguasai kelas dengan dibantu oleh asisten yang bertugas mengkondisikan siswa. Anak banyak bertanya tentang film tersebut. Kesimpulan
Metode pembelajaran berbasis inkuiri di sekolah ini mengacu anak untuk dapat bertanya sebanyak-banyaknya tentang hal yang ingin diketahui siswa. Melalui pemutaran film tersebut dapat memacu rasa keingintahuan siswa untuk bertanya dan siswa yang lain menanggapinya dengan bimbingan guru. Siswa mempunyai rasa ingin tahu, berani bertanya, sekaligus berani menjawab. Peran guru disini sebagai motivator, fasilitator dan penanya.
Lampiran 5 Reduksi Data METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012
Kode Responden
: RM
Kode Data
: W/RM/01
Hari/tanggal
: Rabu, 11 Juli 2012
Tempat
: Kantor Kepala Sekolah Lebah Putih
Waktu
: 11.30-12.00
“Metode yang mengasah kemampuan bertanya seorang anak, jadi anak distimulus dengan banyak benda yang kemudian dijadikan pertanyaanpertanyaan yang akan menjadi materi pada hari itu, karena pada dasarnya fitrah anak adalah penanya ulung, maka metode ini untuk mengasah rasa bertanya anak sehingga akan memuaskan rasa ingin tahu anak” .(W/MPB/RM/01/11-072012/R-01) “Tujuannya untuk mengasah rasa ingin tahu anak, agar siswa memiliki rasa menyelidiki yang tinggi, agar siswa bisa mencari solusi masalah yang ditemui siswa
sendiri,
agar
siswa
bisa
mencari
hubungan
sebab
akibat”.
(W/IMT/RM/01/11-07-2012/R-01) “Semua materi sains, materi sosial yang banyak memakai media visual, misalnya gambar. Hampir semua materi yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri”. (W/IMM/RM/01/11-07-2012/R-01) “Kadang kita pakai LCD yang menampilkan film-film atau gambar, kemudian adek-adek diminta membuat pertanyaan.” (W/IMMD/RM/01/11-07-2012/R-01)
“Alat peraga yang biasa digunakan adalah hasil karya guru sendiri seperti lapbook
atau
laporan
buku
yang
berisikan
materi
pembelajaran.”
(W/IMA/RM/01/11-07-2012/R-01) “Sumber belajar disini menggunakan semua elemen, tidak hanya batasan guru, kepala sekolah, masyarakat bahkan tukang bersih-bersih juga menjadi sumber belajar. Intinya semua komponen sekolah dapat menjadi sumber belajar di sekolah ini.”(W/IMS/RM/01/11-07-2012/R-01) “Kalau disini biasanya guru mempersiapkan materi atau media yang menjadi stimulus untuk materi hari itu. Misalnya materi tentang hewan, jadi guru mempersiapkan media atau gambar hewan kemudian ditunjukkan kepada anakanak. Anak-anak disuruh membuat pertanyaan-pertanyaan kemudian pertanyaanpertanyaan tersebut dijawab oleh anak-anak. Kemudian guru menyimpulkan materi secara konsep. Yang terakhir anak diberi tugas untuk mengkritisi materi. Tugasnya cenderung ke proyek atau presentasi bukan multiple, dan mengulang kembali materi dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka.” (W/IML/RM/01/11-072012/R-01) “Metode lain yang digunakan disini ada PAIKEM GEMBROT. Ada diskusi menyenangkan, demonstrasi, presentasi. Diskusi disini dilakukan secara menyenangkan bukan hanya monoton, ada interaksi antara guru dan siswa secara lebih dekat.” (W/IMMT/RM/01/11-07-2012/R-01) “Evaluasi disini dilakukan tiap akhir pembelajaran dengan tanya jawab. Ada ulangan setiap satu bulan. Disini tidak ada UTS tapi ada UAS. Nilai UAS diambil dari nilai ulangan bulanan dan UAS dari Kemendikbud.”(W/IME/RM/01/11-072012/R-01) “Sangat berperan sekali guru dalam pembelajaran disini. Kami sering memanggil narasumber langsung atau orang yang ahli untuk menjadi guru dalam
pembelajaran. Guru disini dipanggil kakak agar kedekatan secara psikologi dengan peserta didik lebih terjalin. Siswa lebih merasa nyaman agar KBM berlangsung lancar. Disini guru sebagai fasilitator tugasnya memfasilitasi siswa dalam belajar. guru dan siswa masih sama-sama belajar. terkadang ada siswa yang pengetahuannya melebihi guru dalam bidang tertentu, misalnya astronomi.” (W/IMP/RM/01/11-07-2012/R-01) “Siswa lebih aktif bertanya. Karena siswa aktif bertanya kesan kelas jadi rame. Siswa selalu menanyakan kenapa melakukan ini.” (W/IMPS/RM/01/11-072012/R-01) “Kalau sampai saat ini belum ada ya lulusan sekolah ini karena disini baru sampai kelas 3. Sementara ini yang bisa dilihat yaitu anak-anak lebih kritis, berani presentasi di depan umum meskipun usianya relatif kecil. Nilai ulangan siswa lebihdari KKM ya, sementara nilai rapor disini harus mencapai KKM kami, nilai KKM kami berbeda dengan sekolah lain, nilai KKM disini yaitu mencapai nilai 7 sampai 7.5. Alhamdulillah semua anak disini mencapai nilai KKM kami, kecuali
anak-anak
inklusif
atau
anak
yang
berkebutuhan
khusus.”
(W/HPN/RM/01/11-07-2012/R-01) “Guru-guru disini masih muda dan mempunyai semangat belajar yang tinggi. Guru juga banyak rasa ingin tahu sehingga memancing adek-adek seperti itu. Jangan bosen juga jika ada anak yang sering bertanya.”(W/FMD/RM/01/11-072012/R-01) “Kalau sarana prasarana cukup ya, bagus nggak kurang juga nggak. Kami masih bisa memberdayakan disekelilingnya.” (W/FMD/RM/01/11-07-2012/R-01) “SDM nggak ada yang menghambat ya, orang tua dan guru sebelumnya sudah ada kesepakatan bahwa metode di Lebah Putih memang seperti ini. Ya tapi memang kadang ada orang tua yang belum setuju karena metode ini menuntut
orang tua untuk pro aktif mendukung metode ini dengan menerapkannya di rumah, jadi orang tua jangan bosan menerima berbagai pertanyaan dari anak.”(W/FMH/RM/01/11-07-2012/R-01) “Intinya sih cukup ya, tapi kalau laboratorium disini nggak ada, meja guru juga kurang, permainan luar kurang, misal disini tidak ada ayunan dan bak pasir buat lompat jauh.” (W/FMH/RM/01/11-07-2012/R-01) “Kalau SDM tadi, guru dan orang tua menjalin komunikasi intensif. Kami mengadakan Parent Gathering dengan progam parenting, maksudnya dengan mengefektifkan buku komunikasi, memperbaiki laporan WWP atau Work With Parent yang berisi kesimpulan seminggu belajar, materi satu minggu kedepan dan tugas buat ortu, biasanya memperkuat materi.” (W/CMF/RM/01/11-072012/R-01) “Kalau sarana prasarana kita berusaha pro aktif ke yayasan, kerjasama dengan pihak diluar yang tidak mengikat, misal mengirim proposal. Disamping juga tetap menggunakan yang ada sebagai bentuk kearifan lingkungan.” (W/CM/RM/01/1107-2012/R-01)
Reduksi Data METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012 Kode Responden
: 02
Kode Data
: W/HK/02
Hari/tanggal
: Kamis, 26 Juli 2012
Tempat
: Ruang serba guna
Waktu
: 11.10-11.40
“Pembelajaran yang mengacu pada anak untuk bertanya, karena pada dasarnya fitrah seorang anak adalah penanya ulung, anak memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga anak suka bertanya.” (W/MPB/HK/02/26-07-2012/R-02) “Menggiring fitrah anak menjadi penanya ulung. Di kelas Intellectual Curiocity bertujuan membentuk siswa mempunyai hasrat ingin tahu, kelas Creative Imagination bertujuan membentuk siswa mempunyai imajinasi yang kreatif, kelas Art of Discovery bertujuan membentuk siswa untuk mempunyai seni menemukan, kelas
Noble
Attitude
bertujuan
membentuk
sikap
siswa
lebih
baik.”
(W/IMT/HK/02/26-07-2012/R-02) “Kami ada kurikulum sendiri. Kurikulum dari Kemendikbud kami kembangkan lagi agar sesuai dengan tujuan kami. Belajar disini tidak hanya sekedar menghafal materi. Misalnya matematika dalam nama dan lambang bilangan, dan materi penambahan dan pengurangan.” (W/IMM/HK/02/26-07-2012/R-02) “Media yang digunakan biasanya langsung yang ada di sekitar. Kadang ya pakai LCD, buku-buku, macam-macam sih.” (W/IMMD/HK/02/26-07-2012/R-02) “Alat peraga juga sebisa mungkin langsung.Apa yang ada disini bisa menjadi alat peraga, misalnya gambar, video.” (W/IMA/HK/02/26-07-2012/R-02)
“Sumber belajar disini macem-macem mbak, ada internet, buku-buku, orang yang ahli di bidang tersebut atau masternya. Semua sumber oke.” (W/IMS/HK/02/26-07-2012/R-02) “Kegiatan awal pembelajaran ya biasa kalau kayak di RPP kebanyakan. Salam, mengkondisikan siswa dengan lagu, brainstorming, bermain peran tidak hanya monoton itu-itu saja sih.Kalau sudah masuk inti kami biasanya memberi open minded question, kemudian siswa memberi pertanyaan, semua pertanyaan ditampung oleh fasilitator dan kemudian dikembalikan kepada siswa lagi sehingga siswa sendiri yang menjawab pertanyaan dengan jawaban yang beraneka ragam. Guru disini sebagai fasilitator menampung semua jawaban siswa kemudian menyimpulkannya.”(W/IML/HK/02/26-07-2012/R-02) “Metodenya macem-macem ya, kondisional. Demonstrasi, ceramah, eksperimen, dan tanya jawab yang sering digunakan bersama dengan metode inkuiri.” (W/IMMT/HK/02/26-07-2012/R-02) “Ada standar minimal yang digunakan yaitu KKM. Kalau ada siswa yang telah melebihi KKM kami beri pengayaan dengan tugas, worksheet, eksperimen, dan diskusi. Disini juga ada 2 tes. Dari Kemendikbud dan dari sekolah sendiri. Setiap minggu ada review materi pembelajaran. Nilai dari review tadi diambil untuk Ujian Kenaikan Kelas.” (W/IME/HK/02/26-07-2012/R-02) “Kami sebagai kakak, fasilitator, pendamping siswa dalam pembelajaran. Kamidan siswa masih sama-sama belajar. Bisa lewat internet dan buku.” (W/IMP/HK/02/26-07-2012/R-02) “Siswa sebagai warna disini. Siswa itu mewarnai lebah putih. Siswa bersama guru berawal dari nol berjalan bersama. Siswa tidak merasa disini adalah
sekolah. Siswa ingin belajar dan berinteraksi dengan teman dan kakak-kakak fasilitator.” (W/IMPS/HK/02/26-07-2012/R-02) “Belum kelihatan ya kalau prestasi secara akademik, tapi siswa disini sangat berperan aktif, kreatif, berani menyampaikan pendapat.Disini ngga ada ranking karena semua anak disini adalah bintang. Jadi semua anak juara di bidang masing-masing dan cerdas dibidangnya masing-masing. Untuk KKM kami mengambil dari standar Kemendikbud tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah serta melihat kondisi anak. Alhamdulillah semua nilai siswa kami disini melebihi KKM. Nilai tes dari Kemendikbud berbentuk angka sedangkan nilai dari sekolah sendiri berbentuk narasi. Guru dan orang tua sama-sama tahu perkembangan peserta didik.” (W/HPN/HK/02/26-07-2012/R-02) “Untuk guru disini harus mempunyai jiwa kemauan belajar, suka anak-anak. Basicnya tidak harus berlatar belakang pendidikan asal mempunyai kualifikasi tersebut.(W/FMD/HK/02/26-07-2012/R-02) “Sarana prasarana disini agak minim ya. Disini belum
ada musholla, tapi
sampai sejauh ini masih cukup.”(W/FMD/HK/02/26-07-2012/R-02) “Alhamdulillah tidak ada yang menghambat, semuanya mendukung. Tapi bukan suatu bentuk protes ya, ada orang tua siswa yang mengeluh karena anaknya dirumah banyak bertanya. Malah itu menjadi bukti kalau metode kita berhasil.” (W/FMH/HK/02/26-07-2012/R-02) “Kalau sarana prasarana menghambat nggak ya, tapi kalau butuh iya. Disini belum ada musholla, laboratorium.”(W/FMH/HK/02/26-07-2012/R-02) “Guru memberi saran kepada orang tua wali, dan orang tua wali aktif mencari sumber belajar.” (W/CMF/HK/02/26-07-2012/R-02)
“Kalau masalah sarana prasarana tadi kita mencari alternatif lain, mencari ruangan lain yang masih bisa digunakan sebagai pengganti ruangan yang belum ada.”(W/CMF/HK/02/26-07-2012/R-02)
Reduksi Data METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012 Kode Responden
: 03
Kode Data
: W/KT/03
Hari/tanggal
: Kamis, 26 Juli 2012
Tempat
: Ruangan serba guna
Waktu
: 11.45-12.30
“Salah satu metode belajar yang mengasah kemampuan bertanya anak sebagai proses pembelajaran.” (W/MPB/KT/03/26-07-2012/R-03) “Tujuan secara keseluruhan yaitu untuk melatih pola pikir ilmiah yang kemudian muncul karakter anak yang tau, paham, dan bisa menyampaikan serta mampu membuat solusi suatu masalah, untuk membentuk siswa menjadi agen perubahan untuk generasi mendatang, terjadi perubahan sikap pada siswa. Tujuan khususnya untuk mengenal ciri-ciri manusia yang kemudian mereka mengenal diri mereka dan tujuan kehidupan manusia. Manusia memiliki akal yang digunakan untuk memahami tujuan kehidupan manusia sehingga siswa termotivasi untuk belajar.” (W/IMT/KT/03/26-07-2012/R-03) “Semua materi menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri ya. Ada manusia, lingkungan hewan, tumbuhan, alam semesta dan teknologi harapan.” (W/IMM/KT/03/26-07-2012/R-03) “Media disini apa saja yang dilihat, dirasakan, dan dialami dari mereka. Bisa film, LCD, artline, fieldtrip. Tidak harus teknologi juga.” (W/IMMD/KT/03/2607-2012/R-03)
“Alat peraga juga apa yang ada, pada prinsipnya sih kembali ke alam, reduce, reuse, dan recycle.” (W/IMA/KT/03/26-07-2012/R-03) “Sumber belajar bisa dari internet, worksheet, buku dari guru. Lingkungan sekitar yang ada bisa menjadi sumber belajar.” (W/IMS/KT/03/26-07-2012/R03) “Seperti metode ilmiah, pertama dari latar belakang, anak membuat pertanyaan dalam kelas Intellectual Curiosity, anak membuat hipotesa di kelas Creative Imajination, anak melakukan eksperimen di kelas Art of Discovery, anak menemukan jawabannya di kelas Noble Attitude.”
(W/IML/KT/03/26-07-
2012/R-03) “Metode lain yang digunakan eksperimen, diskusi, dan observasi dengan fieldtrip.” (W/IMMT/KT/03/26-07-2012/R-03) “Evaluasi dengan presentasi,ujian tertulis, dan diskusi. Ujian tertulis tiap saru bulan sekali tiap akhir tema.” (W/IME/KT/03/26-07-2012/R-03) “Peran kami sebagai fasilitator yang memberikan ruang belajar yang lebih kepada siswa.”(W/IMP/KT/03/26-07-2012/R-03) “Peran siswa kelas atas sebagai partner fasilitator, sedangkan kelas bawah sebagai sahabat bagi adek-adeknya.kami menggunakan sistem Buddy yaitu satu siswa mendampingi siswa lain.” (W/IMPS/KT/03/26-07-2012/R-03) “Rata-rata nilai rapor diatas 80-an, tidak ada yang dibawah rata-rata. Sesuai target karena jawaban soal lebih fleksibel.Anak bisa menyimpulkan masalah, anak bisa membuat hipotesa dan menarik jawaban dari persoalan yang ada, kemudian diterapkan dalam kehidupan sehingga attitude anak terbangun sejak
dini.Prestasi akademik belum ya, karena mereka masih dibawah umur untuk mengikuti olimpiade.”(W/HPN/KT/03/26-07-2012/R-03) “Kalau dari input dari kami mengusahakan Strata 1, tapi yang lebih penting mempunyai jiwa yang out of the box, punya visi di luar kebiasaan, mempunyai sense of education, mau untuk belajar.” (W/FMD/KT/03/26-07-2012/R-03) “Kami mempunyai wahana hijau yang luas, gedung, media, peraga, kantor administrasi, gudang, sumber pengairan, MCK, perpustakaan. Tapi kalau laboratorium, musholla, UKS, pengolahan
limbah disini belum ada.”
(W/FMD/KT/03/26-07-2012/R-03) “Menghambat sih nggak ya, awalnya ada orang tua yang belum percaya karena menggunakan metode inkuiri, namun seiring perkembangan orang tua merasa lebih cocok karena pada dasarnya anak suka bermain.” (W/FMH/HK/03/26-072012/R-03) “Selama ada yang bisa menggantikan, kami kira tidak jadi masalah. Kami tidak begitu mempermasalahkan masalah fisik.” (W/FMH/KT/03/26-07-2012/R-03) “Hambatan tadi kita sikapi dengan positif, kami anggap sebagai tantangan yang harus dilalui. Kami juga mengadakan parent gathering setiap minimal 2 bulan sekali. Disini info-info tentang peserta didik disiarkan secara langsung, kami juga menjelaskan tentang peraturan disini, menjelaskan metode yang dipakai disini yaitu menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri. Kami terbuka menerima saran dari orang tua wali selama dikomunikasikan dengan kami.”(W/CMF/KT/03/26-07-2012/R-03) “Kalau yang sarana prasarana tadi ya dengan menggunakan semua sumber yang adakarena alam bisa menjadi laboratorium. Semua yang belum ada juga masih proses sekarang.” (W/CMF/KT/03/26-07-2012/R-03)
Reduksi Data METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012 Kode Responden
: AY
Kode Data
: W/AY/04
Hari/tanggal
: Minggu, 09 September 2012
Tempat
: Rumah Orang Tua Wali
Waktu
: 16.00-16.30
“Agama disana kuat, tidak ada jajanan sembarangan, metode pembelajarannya juga dapat membentuk anak lebih berani”. (W/HPT/AY/04/09-09-2012/R-04) “Bagus ya, anak saya mempunyai kelebihan dibanding anak SD yang lain, anak lebih mandiri, rasa keingintahuannya lebih besar dibanding anak lain, dan anak saya lebih berani berbicara di depan umum.” (W/HPT/AY/04/09-09-2012/R-04) “Pembelajarannya langsung ke praktek ya, tidak harus membaca dan menghafalkan materi dari buku. Anak dikasih bahan materi pelajaran kemudian anak diberi kesempatan untuk mengembangkan materi. Anak juga berani mengungkapkan pendapat dan bertanya tentang apa yang ingin diketahui.” (W/HPT/AY/04/09-09-2012/R-04)
Reduksi Data METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELASRENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012
Kode Responden
: NF
Kode Data
: W/AY/05
Hari/tanggal
: Jum’at, 28 September 2012
Tempat
: Rumah Siswa
Waktu
: 14.45-15.10
Senang, soalnya disini bisa bermain, punya banyak teman, sekolahnya luas.(W/HPTS/NF/05/28-09-2012/R-05)
Enak, bisa tanya-tanya sama kakak-kakak. Semua perlengkapan sekolah disediakan sama kakak-kakak disana. Ada buku, pensil, pewarna, tas, trus worksheet, gambar. (W/HPTS/NF/05/28-09-2012/R-05)
Kadang maen ke hutan, disana main tebak tebakkan. Kadang dikasih gambar, trus kalau masih bingung nanti tanya sama kakak lagi. Kemarin aku dan temanteman
menonton
film
Negeri
disana.(W/HPTS/NF/05/28-09-2012/R-05)
Sampah
sama
kakak-kakak
Reduksi Data IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012 Catatan Nomor
: 01
Hari/Tanggal
: Senin, 30 Juli 2012
Waktu
: 09.00 – 09.45
Tempat
: Halaman School of Life Lebah Putih
Sumber Data
: Aktivitas Pembelajaran
Secara geografis dan strategi School of Life Lebah Putih akan memberikan sarana belajar kepada anak-anak TK dan SD di lingkungan Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti pada khususnya dan wilayah Kota Salatiga pada umumnya. Kelurahan Mangunsari juga sangat strategis dalam bidang pendidikan. Hal ini didukung dengan adanya berbagai macam fasilitas pendidikan, diantaranya terdapat Taman Pendidikan Alqur’an, Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanakkanak, Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Menengah Pertama Negeri. Sedangkan batas wilayah Mangunsari sebelah utara sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti, sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sidorejo Kalicacing Kecamatan, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo. (P/LG/01/30-07-2012)
Tujuan pembelajarannya adalah agar siswa mempunyai imajinasiyang kreatif dan dapat
menemukan
pengetahuannya
sendiri
dengan
bimbingan
guru.
(P/IMT/01/30-07-2012)
Materi pembelajaran pada hari ini adalah nama bilangan dan lambang bilangan. (P/IMM/01/30-07-2012)
Media yang digunakan dalam pembelajaran ini media cetak yaitu potongan kertas yang berisi nama dan angka bilangan. Caranya dengan mencocokkan nama dengan angka bilangan yang terdapat dalam kubus. Media ini layak dan mencukupi seluruh siswa. (P/IMMD/01/30-07-2012)
Alat peraga yang digunakan adalah mat, mat tersebut dibentuk kotak atau kubus. Alat peraga ini layak dan mencukupi siswa. (P/IMA/01/30-07-2012) Sumber belajar disini layak, yaitu berasaldari guru dan aktivitas siswa. Sumber belajar ini layak tapi tidak semua siswa dengan cepat paham maksud pembelajaran. (P/IMS/01/30-07-2012)
Kegiatan awal pembelajaran guru membuka dengan salam. Langkah pertama guru bertanya kepada siswa tentang bentuk kotak. Kemudian guru membagi siswa kedalam 2 kelompok untuk membuat kubus dari alat peraga mat yang telah tersedia. Setelah itu guru memasukkan kertas yang berisi nama bilangan dan angka bilangan ke dalam masing-masing kubus/kotak. Guru menjelaskan cara bermain yaitu setiap kelompok berbaris dan 1 anak berlari mengambil kertas yang ada di kotak 1 berisi nama bilangan dan mengambil kertas di kotak 2 berisi lambang bilangan, setelah itu anak lari ke garis start lalu menempelkannya di atas kertas flipcart. Seterusnya sampai kotak habis. Pemenangnya adalah kelompok yang paling banyak mencocokkan nama dan lambang bilangan. Guru mencocokkan jawaban yang benar dan menghitungnya. Langkah terakhir guru memberi pujian kepada siswa dan tiap siswa mendapat hadiah worksheet sebagai tugas pada pelajaran selanjutnya. (P/IML/01/30-07-2012)
Metode lain yang digunakan dalam pembelajaran kerja kelompok dan tanya jawab. Siswa melakukan kerjasama dengan kelompoknya untuk melakukan perintah guru mencocokkan nama dan lambang bilangan dengan cepat. Siswa juga melakukan tanya jawab dengan guru ketika pembelajaran berlangsung dan di akhir pembelajaran. (P/IMMT/01/30-07-2012)
Evaluasi pelajaran dengan tanya jawab di akhir pembelajaran dan worksheet sebagai tugas. (P/IME/01/30-07-2012)
Peran guru dalam pembelajaran ini sebagai fasilitator Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir.Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa.Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri. (P/IMP/01/30-07-2012)
Siswa mempunyai peranan penting karena siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. (P/IMPS/01/30-07-2012)
Pembelajaran berlangsung di halaman sekolah yang luas yang dikelilingi oleh pohon-pohon yang rindang. Hal ini membuat kondisi sekolah terasa sejuk. Anak leluasa aktif bergerak dan merasa nyaman melakukan pembelajaran di luar kelas. Siswa duduk di atas tikar yang telah disediakan guru. Suasana pembelajarannya menyenangkan karena menggunakan permainan sebagai teknik pembelajaran. Anak tidak merasa malas di kelas karena selalu berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Walaupun kadang ada anak yang terlalu aktif sampai tidak mau mengikuti pembelajaran, tapi dengan adanya asisten yang menangani, guru tidak merasa repot karena harus membujuk anak untuk mengikuti pembelajaran. (P/HPS/01/30-07-2012)
Sarana Prasarana layak karena pembelajaran berada di halaman sekolah yang luas dan mencukupi aktivitas siswa. Guru menguasai kelas dengan dibantu oleh asisten yang bertugas mengkondisikan siswa. Pembelajaran ini membuat anak terlibat aktif.(P/FMD/01/30-07-2012)
Sumber belajar pembelajaran yang berasal dari guru dan aktivitas pembelajaran layak tapi tidak semua siswa dengan cepat paham maksud pembelajaran. (P/FMH/01/30-07-2012)
Reduksi Data IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012 Catatan Nomor
: 02
Hari/Tanggal
: Selasa, 31 Juli 2012
Waktu
: 10.00 – 11.30
Tempat
: Kelas Serba Guna
Sumber Data
: Aktivitas Pembelajaran
Tujuan pembelajarannya agar siswa melatih pola pikir untuk menyelesaikan solusi atas masalah yang ditemui serta berani berbicara di depan umum. (P/IMT/02/3107-2012)
Materi pembelajaran hari ini adalah introduction. (P/IMM/02/31-07-2012)
Media yang digunakan dalam pembelajaran adalah media papan cetak yaitu papan tulis untuk menerangkan kepada siswa kata-kata yang sulit dipahami. Media ini layak dan terjangkau pengamatan seluruh siswa. (P/IMMD/02/31-07-2012)
Alat peraga yang digunakan yaitu potongan kertas (flashcard) yang digunakan untuk memperkenalkan diri sendiri kepada seluruh siswa dengan dipancing pertanyaan oleh guru. Alat peraga ini cukup dan layak bagi siswa. (P/IMA/02/3107-2012)
Sumber belajarnya layakyang berasal dari guru dan aktivitas siswa, namun beberapa siswa masih perlu bimbingan guru agar bisa melafalkan pengucapan bahasa Inggris dengan benar.(P/IMS/02/31-07-2012)
Pertama guru mencontohkan bagaimana mengenalkan diri sendiri yang benar. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa satu persatu tentang diri mereka dalam bahasa inggris mengenai nama dan alamat. Langkah berikutnya setiap siswa
diberi ID card yang berisi nama dan alamat yang baru. Tiap siswa disuruh mengucapkanya satu persatu. Selanjutnya tiap siswa diberi kesempatan untuk memperkenalkan dirinya yang bari secara berpasangan dengan teman yang lain. Terakhir guru bertanya kepada siswa tentang ID card yang baru kepada siswa. (P/IML/02/31-07-2012)
Metode lain yang digunakan tanya jawab dan demonstrasi. Metode inkuiri dalam pembelajaran disini tidak begitu terlihat, hanya dampak dari pembelajaran inkuiri lebih terlihat. Terbukti dengan siswa yang berani bercakap-cakap dengan menggunakan kalimat sederhana sebagai perkenalan diri mereka dengan menggunakan bahasa asing. (P/IMMT/02/31-07-2012)
Evaluasi yang digunakan adalah tanya jawab antara guru dan siswa. (P/IME/02/31-07-2012)
Peran guru sebagai penanya, dan fasilitator, yang memfasilitasi apa yang dibutuhkan siswa dan sebagai sumber belajar. Guru sering memotivasi siswa agar siswa mudah menguasai materi pembelajaran. Guru dibantu oleh seorang asisten yang bertugas mengkondisikan siswa dalam pembelajaran. (P/IMP/02/31-072012)
Peran siswa dengan terlibat aktif dalam pembelajaran.(P/IMPS/02/31-07-2012)
Pembelajaran berlangsung di kelas serba guna. Ruangannya terbuka dengan lantai paving yang tertata rapi. Siswa duduk secara lesehan bersama guru sehingga suasana diantara guru dan siswa terlihat akrab dan kekeluargaan. Metode pembelajaran inkuiri memacu siswa untuk aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa dilatih untuk berpikir dulu sebelum menjawab soal. Siswa menjadi berani menggunakan bahasa asing dalam proses pembelajaran. Hal ini memupuk rasa percaya diri pada masing-masing siswa. (P/HPS/02/310702012)
Sarana prasarana layak dan cukup, karena pembelajaran berlangsung di kelas yang luas. Siswa bebas melakukan hal yang diinginkan dengan intruksi dari guru. (P/FMD/02/31-0702012)
Alat peraga hanya flashcard, namun hal ini tetap dapat mencukupi kebutuhan siswa. Tetapi alangkah lebih baiknya guru juga menambah dengan gambar yang dapat menarik perhatian siswa untuk memudahkan pemahaman siswa dan siswa mudah memahami tujuan pembelajaran. (P/FMH/02/31-0702012)
Reduksi Data IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012 Catatan Lapangan Catatan Nomor
: 03
Hari/Tanggal
: Rabu, 1 Agustus 2012
Waktu
: 10.00 – 11.30
Tempat
: Kelas Art of Discovery
Sumber Data
: Aktivitas Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah melatih pola pikir ilmiah agar dapat membentuk karakter siswa denggan perubahan sikap yang lebih baik dan mengenal lingkungan sekitar. (P/IMT/03/01-08-2012)
Materi pembelajaran pada hari ini adalah proses penciptaan manusia. (P/IMM/03/01-08-2012)
Media yang digunakan adalah media elektronik yaitu notebook. Siswa menonton film melalui notebook. Media ini layak tapi kurang mencukupi karena layar kecil jadi ada beberapa siswa yang tidak fokus dan tidak memperhatikan film tersebut. (P/IMMD/03/01-08-2012)
Alat peraga dalam pembelajaran disini yaitu film asal kejadian manusia, siswa belajar melalui pemutaran film tersebut. Alat peraga ini layak dan cukup untuk menjadi sarana yang memudahkan siswa memahami tentang asal manusia. (P/IMA/03/01-08-2012)
Sumber belajar dalam pembelajaran ini adalah guru, film, dan aktivitas siswa. Sumber belajar ini layak tapi tidak semua siswa dengan cepat paham maksud pembelajaran. (P/IMS/03/01-08-2012)
Pertama guru membuka pikiran siswa dengan bertanya kepada siswa. Siswa menjawab dengan jawaban yang sederhana. Kemudian guru memutarkan film tentang asal kejadian manusia. Manusia berasal dari bertemunya benih sperma dan sel telur, kemudian menjadi bayi yang lahir. Sembari menonton guru menjelaskan sedikit tentang pengertian yang membuat penasaran siswa, misalnya sperma. Setelah selesai guru mereview film tadi. Beberapa siswa bertanya tentang film tersebut, tapi guru tidak langsung menjawab, dia menyerahkan kembali ke siswa lain yang sanggup menanggapinya. Kemudian guru melengkapi jawaban para siswa. Terakhir guru melakukan evaluasi dengan worksheet yang diberikan pada masing-masing siswa dan dengan bimbingan guru para siswa berhasil menyelesaikan tugas tersebut. Worksheet dari guru berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Siswa mendapatkan informasi atau pengetahuan melalui bertanya kepada guru, bukan bertanya akan jawabannya. Guru membimbing siswa menemukan sendiri jawaban dari tiap soal. Setelah siswa selasai mengerjakan worksheet mereka akan menyimpulkan materi pembelajaran. (P/IMS/03/01-08-2012)
Evaluasi menggunakan worksheet yang dilakukan di akhir jam pelajaran. (P/IME/03/01-08-2012)
Metode lain yang digunakan dalam pembelajaran adalah diskusi dan tanya jawab. (P/IMMT/03/01-08-2012)
Peran guru sebagai pembimbing dan fasilitator yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa. Guru juga sebagai motivator yang memberi rangsangan agar siswa aktif. (P/IMP/03/01-08-2012)
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa yang lebih paham materi pelajaran membimbing teman yang belum paham. (P/IMPS/03/01-08-2012)
Metode pembelajaran berbasis inkuiri di sekolah ini mengacu anak untuk dapat bertanya sebanyak-banyaknya tentang hal yang ingin diketahui siswa. Melalui pemutaran film tersebut dapat memacu rasa keingintahuan siswa untuk bertanya dan siswa yang lain menanggapinya dengan bimbingan guru. Siswa mempunyai rasa ingin tahu, berani bertanya, sekaligus berani menjawab. Pembelajarannya berlangsung santai tapi serius. Siswa bebas melakukan hal yang diinginkan asal tetap paham materi pembelajaran. Siswa banyak bertanya tentang materi kepada guru. Siswa yang lain juga menanggapi dengan menjawab sesuai kemampuan mereka. (P/HPS/03/01-08-2012)
Sarana prasarana sekolah layak dan cukup dengan ditunjang kelas yang cukup luas dan nyaman. Guru menguasai kelas dengan dibantu oleh asisten yang bertugas mengkondisikan siswa. (P/FMD/03/01-08-2012)
Sayangnya dengan menggunakan media notebook yang kecil, untuk mencukupi kebutuhan siswa terasa kurang. Siswa harus berdesak-desakan jika ingin melihat film tersebut. (P/FMH/03/01-08-2012)
Lampiran 6 Triangulasi Data IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA ANAK KELAS RENDAH DI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH NGAWEN MANGUNSARI SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2012 Metode inkuiri
KATEGORI pembelajaran
DATA berbasis Wawancara dengan RM (W/RM/01/11-07-2012/R-01) Metode yang mengasah kemampuan bertanya seorang anak, jadi anak distimulus dengan banyak benda yang kemudian dijadikan pertanyaanpertanyaan yang akan menjadi materi pada hari itu, karena pada dasarnya fitrah anak adalah penanya ulung, maka metode ini untuk mengasah rasa bertanya anak sehingga akan memuaskan rasa ingin tahu anak.
PROPOSISI Metode yang mengasah kemampuan bertanya anak sehingga akan memuaskan rasa ingin tahu anak.
KESIMPULAN Metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah metode yang mengasah kemampuan bertanya anak karena pada dasarnya fitrah anak adalah seorang inquirer yaitu penanya ulung yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, melalui proses aktif bertanya, aktif memecahkan masalah, berpikir kritis Wawancara dengan HK Pembelajaran yang mengacu dan kreatif. anak untuk suka bertanya. (W/HK/02/11-07-2012/R-02) Pembelajaran yang mengacu pada anak untuk bertanya, karena pada dasarnya fitrah seorang anak adalah
penanya ulung, anak memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga anak suka bertanya. belajar yang Wawancara dengan KT Metode mengasah kemampuan (W/KT/03/11-07-2012/R-03) Salah satu metode belajar yang bertanya pada anak. mengasah kemampuan bertanya anak sebagai proses pembelajaran.
Implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri
Tujuan Implementasi metode pembelajaran
Dokumen nomor 04 (D/MPB/04) Metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih ingin mengembalikan dan mengembangkan fitrah dasar anak sebagai “The Inquirer” melalui proses aktif bertanya, aktif memecahkan masalah, berpikir kritis dan kreatif.
Metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih ingin mengembalikan dan mengembangkan fitrah dasar anak sebagai “The Inquirer” melalui proses aktif bertanya, aktif memecahkan masalah, berpikir kritis dan kreatif.
Wawancara dengan RM (W/RM/01/11-07-2012/R-01) Tujuannya untuk mengasah rasa ingin tahu anak, agar siswa memiliki rasa
Tujuan umum pembelajaran di School of Life Lebah Putih dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri
Tujuan umum pembelajaran di School of Life Lebah Putih dengan menggunakan
di School of Life berbasis inkuiri Lebah Putih di School of Life Lebah Putih
menyelidiki yang tinggi, agar siswa bisa mencari solusi masalah yang ditemui siswa sendiri, agar siswa bisa mencari hubungan sebab akibat
agar siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi rasa menyelidiki yang tinggi, agar siswa bisa mencari solusi masalah yang ditemui siswa sendiri, agar siswa bisa mencari hubungan sebab akibat.
Wawancara dengan HK (W/HK/02/11-07-2012/R-02) Menggiring fitrah anak menjadi penanya ulung. Di kelas Intellectual Curiocity bertujuan membentuk siswa mempunyai hasrat ingin tahu, kelas Creative Imagination bertujuan membentuk siswa mempunyai imajinasi yang kreatif, kelas Art of Discovery bertujuan membentuk siswa untuk mempunyai seni menemukan, kelas Noble Attitude bertujuan membentuk sikap siswa lebih baik.
Tujuan pembelajaran adalah menggiring fitrah anak menjadi penanya ulung, membentuk siswa mempunyai hasrat ingin tahu yang lebih, membentuk siswa mempunyai imajinasi yang kreatif, membentuk siswa untuk mempunyai seni menemukan, membentuk sikap siswa lebih baik.
Wawancara
dengan Tujuan
secara
keseluruhan
metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah menggiring fitrah anak menjadi penanya ulung, melatih pola pikir ilmiah yang kemudian muncul karakter anak yang memiliki rasa ingin tahu rasa menyelidiki yang tinggi, membentuk sikap anak lebih baik, membentuk anak yang mempunyai imajinasi kreatif, anak dapat menemukanpengetahuan sendiri dengan bimbingan guru, berani berbicara di depan umum, dan agar anak dapat mencari solusi masalah yang ditemuinya, serta untuk membentuk anak menjadi agen perubahan
KT(W/KT/03/11-07-2012/R-03) Tujuan secara keseluruhan yaitu untuk melatih pola pikir ilmiah yang kemudian muncul karakter anak yang tau, paham, dan bisa menyampaikan serta mampu membuat solusi suatu masalah, untuk membentuk siswa menjadi agen perubahan untuk generasi mendatang, terjadi perubahan sikap pada siswa. Tujuan khususnya untuk mengenal ciri-ciri manusia yang kemudian mereka mengenal diri mereka dan tujuan kehidupan manusia. Manusia memiliki akal yang digunakan untuk memahami tujuan kehidupan manusia sehingga siswa termotivasi untuk belajar.
yaitu untuk melatih pola pikir untuk ilmiah yang kemudian muncul mendatang. karakter anak yang tau, paham, dan bisa menyampaikan serta mampu membuat solusi suatu masalah, untuk membentuk siswa menjadi agen perubahan untuk generasi mendatang, terjadi perubahan sikap pada siswa.
Pengamatan Nomor 01 (P/01/30-07-2012) Tujuan pembelajarannya adalah agar siswa mempunyai imajinasi yang kreatif dan dapat menemukan pengetahuannya sendiri dengan
Tujuan pembelajarannya adalah agar siswa mempunyai imajinasi yang kreatif dan dapat menemukan pengetahuannya sendiri dengan bimbingan guru.
generasi
bimbingan guru.
Materi dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih
Pengamatan Nomor 02 (P/02/31-07-2012) Tujuan pembelajarannya agar siswa melatih pola pikir untuk menyelesaikan solusi atas masalah yang ditemui serta berani berbicara di depan umum.
Tujuan pembelajarannya agar siswa melatih pola pikir untuk menyelesaikan solusi atas masalah yang ditemui serta berani berbicara di depan umum.
Pengamatan Nomor 03 (P/03/01-08-2012) Tujuan pembelajaran adalah melatih pola pikir ilmiah agar dapat membentuk karakter siswa denggan perubahan sikap yang lebih baik dan mengenal lingkungan sekitar. Wawancara dengan RM (W/RM/01/11-07-2012/R-01) Semua materi sains, materi sosial yang banyak memakai media visual, misalnya gambar. Hampir semua materi yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri.
Tujuan pembelajaran adalah melatih pola pikir ilmiah agar dapat membentuk karakter siswa denggan perubahan sikap yang lebih baik dan mengenal lingkungan sekitar. Materi yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah materi sains, sosial dan materi yang banyak memakai media visual.
Materi yang menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah materi sains, sosial, matematika, materi yang banyak memakai media visual, dan materi yang
Wawancara dengan HK (W/HK/02/11-07-2012/R-02) Kami ada kurikulum sendiri. Kurikulum dari Kemendikbud kami kembangkan lagi agar sesuai dengan tujuan kami. Belajar disini tidak hanya sekedar menghafal materi. Misalnya matematika dalam nama dan lambang bilangan, dan materi penambahan dan pengurangan.
Materi yang menggunakan membutuhkan metode pembelajaran berbasis eksperimen. inkuiri adalah materi praktek, bukan hafalan dan matematika.
Wawancara dengan KT Semua materi menggunakan metode pembelajaran berbasis (W/KT/03/11-07-2012/R-03) Semua materi menggunakan metode inkuiri. pembelajaran berbasis inkuiri. Ada manusia, lingkungan hewan, tumbuhan, alam semesta dan teknologi harapan. Materi pembelajaran adalah Pengamatan Nomor 01 nama bilangan dan lambang (P/01/30-07-2012) Materi pembelajaran pada hari ini bilangan. adalah nama bilangan dan lambang bilangan.
Materi pembelajaran hari ini Pengamatan Nomor 02 adalah introduction. (P/02/31-07-2012) Materi pembelajaran hari ini adalah introduction. Pengamatan Nomor 03 (P/03/01-08-2012) Materi pembelajaran pada hari ini adalah proses penciptaan manusia. Media yang Wawancara dengan RM digunakan (W/RM/01/11-07-2012/R-01) Implementasi Kadang kita pakai LCD yang metode menampilkan film-film atau gambar, pembelajaran kemudian adek-adek diminta membuat berbasis inkuiri pertanyaan. di School of Life Lebah Putih Wawancara dengan HK (W/HK/02/11-07-2012/R-02) Media yang digunakan biasanya langsung yang ada di sekitar. Kadang ya pakai LCD, buku-buku, macammacam sih.
Materi pembelajaran adalah proses penciptaan manusia.
Media yang digunakan LCD Media yang digunakan yang menampilkan film atau dalam pembelajaran gambar. menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah media cetak (flash card), media papan (papan tulis), Media yang digunakan benda- media elektronik benda di sekitar sekolah, LCD, (notebook)danLCD yang buku, dan lain-lain. menampilkan film atau gambar,benda-benda di sekitar sekolah seperti barang bekas, artline, danfield trip.
Wawancara dengan KT (W/KT/03/11-07-2012/R-03) Media disini apa saja yang dilihat, dirasakan, dan dialami dari mereka. Bisa film, LCD, artline, field trip. Tidak harus teknologi juga.
Media disini apa saja yang dilihat, dirasakan, dan dialami dari siswa. Bisa juga film, LCD, artline, fieldtrip.
Pengamatan Nomor 01 (P/01/30-07-2012) Media yang digunakan dalam pembelajaran ini media cetak yaitu potongan kertas yang berisi nama dan angka bilangan. Caranya dengan mencocokkan nama dengan angka bilangan yang terdapat dalam kubus. Media ini layak dan mencukupi seluruh siswa.
Media yang digunakan dalam pembelajaran ini media cetak yaitu potongan kertas yang berisi nama dan angka bilangan. Caranya dengan mencocokkan nama dengan angka bilangan yang terdapat dalam kubus. Media ini layak dan mencukupi seluruh siswa.
Pengamatan Nomor 02 (P/02/31-07-2012) Media yang digunakan dalam pembelajaran adalah media papan cetak yaitu papan tulis untuk menerangkan kepada siswa kata-kata
Media yang digunakan dalam pembelajaran adalah media papan cetak yaitu papan tulis untuk menerangkan kepada siswa kata-kata yang sulit dipahami.
yang sulit dipahami. Media ini layak dan terjangkau pengamatan seluruh siswa. Pengamatan Nomor 03 (P/03/01-08-2012) Media yang digunakan adalah media elektronik yaitu notebook. Siswa menonton film melalui notebook. Media ini layak tapi kurang mencukupi karena layar kecil jadi ada beberapa siswa yang tidak fokus dan kurang memperhatikan film tersebut. Alat peraga Wawancara dengan RM yang digunakan (W/RM/01/11-07-2012/R-01) Implementasi Alat peraga yang biasa digunakan metode adalah hasil karya guru sendiri seperti pembelajaran lapbook atau laporan buku yang berbasis inkuiri berisikan materi pembelajaran. di School of Life Lebah Putih Wawancara dengan HK (W/HK/02/11-07-2012/R-02) Alat peraga juga sebisa mungkin langsung.Apa yang ada disini bisa
Media yang digunakan adalah media elektronik yaitu notebook. Media ini layak tapi kurang mencukupi karena layar kecil jadi ada beberapa siswa yang tidak fokus dan kurang memperhatikan film tersebut. Alat peraga yang digunakan lapbook atau laporan buku yang berisikan materi pelajaran.
Alat peraga yang digunakan dalam implementasi metode pembelajaran di School of Life Lebah Putih lapbook atau laporan buku yang berisikan Alat peraga yang digunakan materi pelajaran, benda benda di sekitar sekolah, video di sekitar sekolah seperti dan gambar. barang bekas yang masih bisa di daur ulang, video,
menjadi alat gambar, video.
peraga,
misalnya
Wawancara dengan KT Alat peraga yang digunakan adalah barang-barang yang (W/KT/03/11-07-2012/R-03) Alat peraga juga apa yang ada, pada ada di sekitar siswa. prinsipnya sih kembali ke alam, reduce, reuse, dan recycle. Alat peraga yang digunakan Pengamatan Nomor 01 adalah mat, mat tersebut (P/01/30-07-2012) Alat peraga yang digunakan adalah dibentuk kotak atau kubus. mat, mat tersebut dibentuk kotak atau kubus. Alat peraga ini layak dan mencukupi siswa. Alat peraga yang digunakan yaitu potongan kertas Pengamatan Nomor 02 (flashcard). (P/02/31-07-2012) Alat peraga yang digunakan yaitu potongan kertas (flashcard) yang digunakan untuk memperkenalkan diri sendiri kepada seluruh siswa dengan dipancing pertanyaan oleh guru. Alat peraga ini cukup dan layak bagi siswa.
puzzle gabus, flash card(potongan kartu), film, dan gambar.
Sumber belajar dalam Implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih
Pengamatan Nomor 03 (P/03/01-08-2012) Alat peraga dalam pembelajaran disini yaitu film asal kejadian manusia, siswa belajar melalui pemutaran film tersebut. Alat peraga ini layak dan cukup untuk menjadi sarana yang memudahkan siswa memahami tentang asal manusia. Wawancara dengan RM (W/RM/01/11-07-2012/R-01) Sumber belajar disini menggunakan semua elemen, tidak hanya batasan guru, kepala sekolah, masyarakat bahkan tukang bersih-bersih juga menjadi sumber belajar. Intinya semua komponen sekolah dapat menjadi sumber belajar di sekolah ini. Wawancara dengan HK (W/HK/02/11-07-2012/R-02) Sumber belajar disini macem-macem mbak, ada internet, buku-buku, orang
Alat peraga dalam pembelajaran yaitu film asal kejadian manusia, siswa belajar melalui pemutaran film tersebut. Alat peraga ini layak dan cukup untuk menjadi sarana yang memudahkan siswa memahami materi.
Sumber belajar adalah semua elemen. Guru, kepala sekolah, masyarakat, tukang bersihbersih, dan orang yang ahli dalam bidang tertentu.
Sumber belajar digunakan internet, orang yang ahli masternya.
Sumber belajar di School of Life Lebah Putih adalah guru, kepala sekolah, masyarakat, tukang bersih-bersih, dan orang yang ahli dalam bidang tertentu atau master, internet, buku, worksheet, aktivitas siswa, film, dan yang lingkungan sekitar. buku, atau
yang ahli di bidang tersebut atau masternya. Semua sumber oke. Wawancara dengan KT Sumber belajar bisa dari internet, worksheet, buku, (W/KT/03/11-07-2012/R-03) Sumber belajar bisa dari internet, guru, dan lingkungan sekitar. worksheet, buku dari guru. Lingkungan sekitar yang ada bisa menjadi sumber belajar. Sumber belajar berasaldari Pengamatan Nomor 01 guru dan aktivitas siswa. (P/01/30-07-2012) Sumber belajar disini layak, yaitu berasaldari guru dan aktivitas siswa. Sumber belajar ini layak. Pengamatan Nomor 02 (P/02/31-07-2012) Sumber belajarnya layakyang berasal dari guru dan aktivitas siswa, namun beberapa siswa masih perlu bimbingan guru agar bisa melafalkan pengucapan bahasa Inggris dengan benar.
Sumber belajar berasal dari guru dan aktivitas siswa, namun beberapa siswa masih perlu bimbingan guru,
Pengamatan Nomor 03 (P/03/01-08-2012) Sumber belajar dalam pembelajaran ini adalah guru, film, dan aktivitas siswa. Sumber belajar ini layak. Kegiatan Wawancara dengan RM implementasi (W/RM/01/11-07-2012/R-01) metode Kalau disini biasanya guru pembelajaran mempersiapkan materi atau media berbasis inkuiri yang menjadi stimulus untuk materi di School of hari itu. Misalnya materi tentang Life Lebah Putih hewan, jadi guru mempersiapkan media atau gambar hewan kemudian ditunjukkan kepada anak-anak. Anakanak disuruh membuat pertanyaanpertanyaan kemudian pertanyaanpertanyaan tersebut dijawab oleh anak-anak. Kemudian guru menyimpulkan materi secara konsep. Yang terakhir anak diberi tugas untuk mengkritisi materi. Tugasnya cenderung ke proyek atau presentasi bukan multiple, dan mengulang kembali materi dengan pertanyaan-
Sumber belajar adalah guru, film, dan aktivitas siswa.
Langkah kegiatannya yang pertama guru menyiapkan materi atau media yang bisa menjadi stimulus. Kemudian anak-anak disuruh membuat pertanyaan tentang materi tersebut. Anak-anak sendiri yang menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut. Terakhir guru menyimpulkan materi dan memberi tugas kepada anak.
Kegiatan implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putihmeliputi 7 langkah, yang pertama guru menyiapkan materi atau media yang bisa menjadi stimulus, kemudian guru memaparkan permasalahan melalui cerita, film, gambar, dan sebagainya.Guru memberi open minded question kepada anak, kemudian anak memberi beragam jawaban. Guru memberi tugas kepada anak. Anak merumuskan
pertanyaan terbuka. Wawancara dengan HK (W/HK/02/11-07-2012/R-02) Kegiatan awal pembelajaran ya biasa kalau kayak di RPP kebanyakan. Salam, mengkondisikan siswa dengan lagu, brainstorming, bermain peran tidak hanya monoton itu-itu saja sih.Kalau sudah masuk inti kami biasanya memberi open minded question, kemudian siswa memberi pertanyaan, semua pertanyaan ditampung oleh fasilitator dan kemudian dikembalikan kepada siswa lagi sehingga siswa sendiri yang menjawab pertanyaan dengan jawaban yang beraneka ragam. Guru disini sebagai fasilitator menampung semua jawaban siswa kemudian menyimpulkannya. Wawancara dengan (W/KT/03/11-07-2012/R-03)
Kegiatan yang petama guru memberi open minded question kepada anak, kemudian anak memberi beragam pertanyaan. Anakanak sendiri yang menjawab. Terakhir guru menyimpulkan dari seluruh jawaban siswa.
Langkah pembelajarannya, anak membuat KT pertama pertanyaan, yang kedua anak
jawaban dari tugas tersebut dengan cara bepikir sendiri, melihat di buku, dan bertanya kepada guru, guru menjelaskan materi yang masih belum dipahami siswa, langkah yang terakhir guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran.
Seperti metode ilmiah, pertama dari latar belakang, anak membuat pertanyaan dalam kelas Intellectual Curiosity, anak membuat hipotesa di kelas Creative Imajination, anak melakukan eksperimen di kelas Art of Discovery, anak menemukan jawabannya di kelas Noble Attitude. Pengamatan Nomor 01 (P/01/30-07-2012) Kegiatan awal pembelajaran guru membuka dengan salam. Langkah pertama guru bertanya kepada siswa tentang bentuk kotak. Kemudian guru membagi siswa kedalam 2 kelompok untuk membuat kubus dari alat peraga puzzle gabus yang telah tersedia. Setelah itu guru memasukkan kertas yang berisi nama bilangan dan angka bilangan ke dalam masing-masing kubus/kotak. Guru menjelaskan cara bermain yaitu setiap kelompok berbaris dan 1 anak berlari mengambil kertas
menyusun hipotesa, kemudian anak melakukan eksperimen, yang terakhir anak menemukan jawabannya.
Kegiatan awal pembelajaran guru membuka dengan salam. Langkah pertama guru bertanya kepada siswa tentang materi. Kemudian guru memberi instruksi kepada siswa untuk bermain dengan membagi siswa kedalam 2 kelompok. Siswa harus saling bekerja sama. Guru mencocokkan jawaban yang benar dan menghitungnya. Langkah terakhir guru memberi pujian kepada siswa dan tiap siswa mendapat hadiah worksheet sebagai
yang ada di kotak 1 berisi nama tugas pada pelajaran bilangan dan mengambil kertas di selanjutnya. kotak 2 berisi lambang bilangan, setelah itu anak lari ke garis start lalu menempelkannya di atas kertas flipcart. Seterusnya sampai kotak habis. Pemenangnya adalah kelompok yang paling banyak mencocokkan nama dan lambang bilangan. Guru mencocokkan jawaban yang benar dan menghitungnya. Langkah terakhir guru memberi pujian kepada siswa dan tiap siswa mendapat hadiah worksheet sebagai tugas pada pelajaran selanjutnya. Pertama guru mencontohkan bagaimana mengenalkan diri Pengamatan Nomor 02 sendiri yang benar. (P/02/31-07-2012) Pertama guru mencontohkan Selanjutnya guru bertanya bagaimana mengenalkan diri sendiri kepada siswa satu persatu yang benar. Selanjutnya guru bertanya tentang diri mereka dalam kepada siswa satu persatu tentang diri bahasa inggris mengenai nama mereka dalam bahasa inggris mengenai dan alamat. Langkah nama dan alamat. Langkah berikutnya berikutnya setiap siswa diberi
setiap siswa diberi ID card yang berisi nama dan alamat yang baru. Tiap siswa disuruh mengucapkanya satu persatu. Selanjutnya tiap siswa diberi kesempatan untuk memperkenalkan dirinya yang bari secara berpasangan dengan teman yang lain. Terakhir guru bertanya kepada siswa tentang ID card yang baru kepada siswa.
Pengamatan Nomor 03 (P/03/01-08-2012) Pertama guru membuka pikiran siswa dengan bertanya kepada siswa. Siswa menjawab dengan jawaban yang sederhana. Kemudian guru memutarkan film tentang asal kejadian manusia. Manusia berasal dari bertemunya benih sperma dan sel telur, kemudian menjadi bayi yang lahir.
ID card yang berisi nama dan alamat yang baru. Tiap siswa disuruh mengucapkanya satu persatu. Selanjutnya tiap siswa diberi kesempatan untuk memperkenalkan dirinya yang baru secara berpasangan dengan teman yang lain. Terakhir guru bertanya kepada siswa tentang ID card yang baru kepada siswa.
Langkah pertama guru membuka pikiran siswa dengan bertanya kepada siswa. Siswa menjawab dengan jawaban yang sederhana. Kemudian guru memutarkan film tentang asal kejadian manusia. Sembari menonton guru menjelaskan sedikit tentang pengertian yang membuat penasaran siswa.
Sembari menonton guru menjelaskan sedikit tentang pengertian yang membuat penasaran siswa, misalnya sperma. Setelah selesai guru mereview film tadi. Beberapa siswa bertanya tentang film tersebut, tapi guru tidak langsung menjawab, dia menyerahkan kembali ke siswa lain yang sanggup menanggapinya. Kemudian guru melengkapi jawaban para siswa. Terakhir guru melakukan evaluasi dengan worksheet yang diberikan pada masing-masing siswa dan dengan bimbingan guru para siswa berhasil menyelesaikan tugas tersebut. Worksheet dari guru berisi pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Siswa mendapatkan informasi atau pengetahuan melalui bertanya kepada guru, bukan bertanya akan jawabannya. Guru membimbing siswa menemukan sendiri jawaban dari tiap soal. Setelah siswa selasai mengerjakan worksheet mereka akan menyimpulkan
Setelah selesai guru mereview film tadi. Beberapa siswa bertanya tentang film tersebut, tapi guru tidak langsung menjawab, dia menyerahkan kembali ke siswa lain yang sanggup menanggapinya. Kemudian guru melengkapi jawaban para siswa. Terakhir guru melakukan evaluasi dengan worksheet yang diberikan pada masing-masing siswa. Worksheet dari guru berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Siswa mendapatkan informasi atau pengetahuan melalui bertanya kepada guru, bukan bertanya akan jawabannya. Guru membimbing siswa menemukan sendiri jawaban dari tiap soal. Setelah itu guru bersama siswa akan
materi pembelajaran. Metode lain yang digunakan dalam Implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih
Wawancara dengan RM (W/RM/01/11-07-2012/R-01) Metode lain yang digunakan disini ada PAIKEM GEMBROT. Ada diskusi menyenangkan, demonstrasi, presentasi. Diskusi disini dilakukan secara menyenangkan bukan hanya monoton, ada interaksi antara guru dan siswa secara lebih dekat.
menyimpulkan materi pembelajaran. Metode lain yang digunakan selain metode inkuiri adalah demonstrasi, diskusi menyenangkan, dan presentasi.
Wawancara dengan HK Metode yang sering digunakan metode demonstrasi, ceramah, (W/HK/02/11-07-2012/R-02) Metodenya macem-macem ya, eksperimen, dan tanya jawab. kondisional. Demonstrasi, ceramah, eksperimen, dan tanya jawab yang sering digunakan bersama dengan metode inkuiri. lain adalah Wawancara dengan KT Metode eksperimen, diskusi, dan (W/KT/03/11-07-2012/R-03) Metode lain yang digunakan observasi dengan fieldtrip. eksperimen, diskusi, dan observasi
Metode lain yang digunakan adalah demonstrasi, diskusi menyenangkan, presentasi, kerja kelompok, ceramah, eksperimen, tanya jawab, dan observasi dengan fieldtrip.
dengan fieldtrip. Metode lain yang digunakan Pengamatan Nomor 01 dalam pembelajaran kerja (P/01/30-07-2012) Metode lain yang digunakan dalam kelompok dan tanya jawab. pembelajaran kerja kelompok dan tanya jawab. Siswa melakukan kerjasama dengan kelompoknya untuk melakukan perintah guru mencocokkan nama dan lambang bilangan dengan cepat. Siswa juga melakukan tanya jawab dengan guru ketika pembelajaran berlangsung dan di akhir pembelajaran. Metode lain yang digunakan Pengamatan Nomor 02 tanya jawab dan demonstrasi. (P/02/31-07-2012) Metode lain yang digunakan tanya jawab dan demonstrasi. Metode inkuiri dalam pembelajaran disini tidak begitu terlihat, hanya dampak dari pembelajaran inkuiri lebih terlihat. Terbukti dengan siswa yang berani bercakap-cakap dengan menggunakan
kalimat sederhana sebagai perkenalan diri mereka dengan menggunakan bahasa asing. Pengamatan Nomor 03 (P/03/01-08-2012) Metode lain yang digunakan dalam pembelajaran adalah diskusi dan tanya jawab. Evaluasi Wawancara dengan RM pembelajaran (W/RM/01/11-07-2012/R-01) dalam Evaluasi disini dilakukan tiap akhir Implementasi pembelajaran dengan tanya jawab. metode Ada ulangan setiap satu bulan. Disini pembelajaran tidak ada UTS tapi ada UAS. Nilai berbasis inkuiri UAS diambil dari nilai ulangan di School of bulanan dan UAS dari Kemendikbud. Life Lebah Putih Wawancara dengan HK (W/HK/02/11-07-2012/R-02) Ada standar minimal yang digunakan yaitu KKM. Kalau ada siswa yang telah melebihi KKM kami beri pengayaan dengan tugas, worksheet,
Metode lain yang digunakan adalah diskusi dan tanya jawab.
Evalusi disini dilakukan tiap akhir proses pembelajaran dengan tanya jawab, ulangan setiap satu bulan, dan Ujian Kenaikan Kelas.
Evaluasi dilakukan dengan tes dari Kemendikbud dan dari sekolah sendiri. Setiap minggu ada review materi pelajaran yang telah diterima siswa. Bagi siswa yang mempunyai
Evalusi di School of Life Lebah Putih dilakukan tiap akhir proses pembelajaran dengan tanya jawab, worksheet,Ujian tertulis setiap satu bulan sekali tiap akhir tema, dan Ujian Kenaikan Kelas. Selain tes dari Kemendikbud, sekolah juga mengadakan tes sendiri yang hasilnya berbentuk naratif atau penjelasan tentang
eksperimen, dan diskusi. Disini juga ada 2 tes. Dari Kemendikbud dan dari sekolah sendiri. Setiap minggu ada review materi pembelajaran. Nilai dari review tadi diambil untuk Ujian Kenaikan Kelas.
kemampuan lebih diberi prestasi siswa. pengayaan dengan bentuk tugas, worksheet, eksperimen dan diskusi.
Wawancara dengan KT (W/KT/03/11-07-2012/R-03) Evaluasi dengan presentasi,ujian tertulis, dan diskusi. Ujian tertulis tiap satu bulan sekali tiap akhir tema.
Evaluasi dengan presentasi, ujian tertulis, dan diskusi. Ujian tertulis tiap satu bulan sekali tiap akhir tema.
Evaluasi pembelajaran dengan Pengamatan Nomor 01 tanya jawab dan worksheet. (P/01/30-07-2012) Evaluasi pelajaran dengan tanya jawab di akhir pembelajaran dan worksheet sebagai tugas. Evaluasi yang digunakan Pengamatan Nomor 02 adalah tanya jawab antara guru (P/02/31-07-2012) Evaluasi yang digunakan adalah tanya dan siswa. jawab antara guru dan siswa.
Peran guru dalam Implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih
Pengamatan Nomor 03 (P/03/01-08-2012) Evaluasi menggunakan worksheet yang dilakukan di akhir jam pelajaran. Wawancara dengan RM (W/RM/01/11-07-2012/R-01) Sangat berperan sekali guru dalam pembelajaran disini. Kami sering memanggil narasumber langsung atau orang yang ahli untuk menjadi guru dalam pembelajaran. Guru disini dipanggil kakak agar kedekatan secara psikologi dengan peserta didik lebih terjalin. Siswa lebih merasa nyaman agar KBM berlangsung lancar. Disini guru sebagai fasilitator tugasnya memfasilitasi siswa dalam belajar. guru dan siswa masih samasama belajar.
Evaluasi pembelajaran dengan worksheet.
Peran guru sebagai pendamping siswa dalam belajar dan fasilitator yang memfasiliasi siswa dalam belajar. Disini guru dipanggil dengan sebutan kakak agar memiliki kedekatan secara psikologis kepada siswa lebih terjalin. Guru dan siswa masih sama-sama belajar.
Peran guru sebagai pendamping siswa dalam belajar dan fasilitator, yang memfasiliasi siswa dalam belajar dan memberikan ruang belajar yang lebih kepada siswa, motivator yang selalu membangkitkan semangat siswa dalam belajar, penanya, dan pembimbing. Disini guru dipanggil dengan sebutan kakak agar memiliki kedekatan secara psikologis kepada siswa Wawancara dengan HK Guru sebagai fasilitator yang lebih terjalin. Guru dan mendampingi siswa dalam siswa masih sama-sama (W/HK/02/11-07-2012/R-02) Kami sebagai kakak, fasilitator, belajar. guru dan siswa masih belajar. pendamping siswa dalam sama-sama belajar.
pembelajaran. Kamidan siswa masih sama-sama belajar. Bisa lewat internet dan buku. Wawancara dengan KT Peran guru sebagai fasilitator yang memberikan ruang (W/KT/03/11-07-2012/R-03) Peran kami sebagai fasilitator yang belajar yang lebih kepada memberikan ruang belajar yang lebih siswa. kepada siswa. Peran guru sebagai fasilitator, Pengamatan Nomor 01 motivator, dan penanya. (P/01/30-07-2012) Peran guru dalam pembelajaran ini sebagai fasilitator Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir.Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa.Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri. Pengamatan Nomor 02
Peran guru sebagai penanya,
(P/02/31-07-2012) Peran guru sebagai penanya, dan fasilitator, yang memfasilitasi apa yang dibutuhkan siswa dan sebagai sumber belajar. Guru sering memotivasi siswa agar siswa mudah menguasai materi pembelajaran. Guru dibantu oleh seorang asisten yang bertugas mengkondisikan siswa dalam pembelajaran.
motivator, dan fasilitator, yang memfasilitasi apa yang dibutuhkan siswa dan sebagai sumber belajar.
Peran guru sebagai Pengamatan Nomor 03 pembimbing, fasilitator, dan (P/03/01-08-2012) Peran guru sebagai pembimbing dan penanya. fasilitator yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa. Guru juga sebagai motivator yang memberi rangsangan agar siswa aktif. Peran siswa dalam Implementasi metode
Wawancara dengan RM (W/RM/01/11-07-2012/R-01) Siswa lebih aktif bertanya. Karena siswa aktif bertanya kesan kelas jadi
Peran siswa sangat penting. Melalui metode pembelajaran berbasis inkuiri siswa lebih aktif bertanya.
Peran siswa penting. Siswa warna di School Lebah Putih.
sangat sebagai of Life Siswa
pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih
rame. Siswa selalu kenapa melakukan ini.
menanyakan
Wawancara dengan HK (W/HK/02/11-07-2012/R-02) Siswa sebagai warna disini. Siswa itu mewarnai lebah putih. Siswa bersama guru berawal dari nol berjalan bersama. Siswa tidak merasa disini adalah sekolah. Siswa ingin belajar dan berinteraksi dengan teman dan kakak-kakak fasilitator.
Siswa sebagai warna di School of Life Lebah Putih. Siswa mewarnai kehidupan di sekolah. Siswa belajar dan berinteraksi dengan para guru atau para fasilitator.
Wawancara dengan KT (W/KT/03/11-07-2012/R-03) Peran siswa kelas atas sebagai partner fasilitator, sedangkan kelas bawah sebagai sahabat bagi adek-adeknya. Kami menggunakan sistem Buddy yaitu satu siswa mendampingi siswa lain.
Peran siswa kelas atas sebagai partner fasilitator, sedangkan kelas bawah sebagai sahabat bagi adik-adiknya.
Siswa aktif Pengamatan Nomor 01 pembelajaran. (P/01/30-07-2012) Siswa mempunyai peranan penting
dalam
mewarnai kehidupan di sekolah. Siswa belajar dan berinteraksi dengan para guru atau para fasilitator. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa kelas atas sebagai partner fasilitator, sedangkan kelas bawah sebagai sahabat bagi sesama dan adik-adiknya.
karena siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Peran siswa dengan terlibat Pengamatan Nomor 02 aktif dalam pembelajaran. (P/02/31-07-2012) Peran siswa dengan terlibat aktif dalam pembelajaran.
Dampak penggunaan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih
Pengamatan Nomor 03 (P/03/01-08-2012) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa yang lebih paham materi pelajaran membimbing teman yang belum paham. Prestasi Wawancara dengan RM akademik (W/RM/01/11-07-2012/R-01) dengan Nilai ulangan siswa lebihdari KKM ya, menggunakan sementara nilai rapor disini harus metode mencapai KKM kami, nilai KKM kami pembelajaran berbeda dengan sekolah lain, nilai berbasis inkuiri KKM disini yaitu mencapai nilai 7 di School of Life sampai 7.5. Alhamdulillah semua anak Lebah Putih disini mencapai nilai KKM kami, kecuali anak-anak inklusif atau anak
Siswa aktif dalam pembelajaran. Siswa saling membantu antara sesama teman.
Semua anak disini mencapai nilai KKM kami, kecuali anak-anak inklusif atau anak yang berkebutuhan khusus. Nilai ulangan siswa lebih dari KKM, sementara nilai rapor disini harus mencapai KKM kami, nilai KKM kami berbeda dengan sekolah lain, nilai KKM disini yaitu
Semua anak disini mencapai nilai KKM, kecuali anak-anak inklusif atau anak yang berkebutuhan khusus. Nilai ulangan siswa lebih dari KKM, sementara nilai rapor disini harus mencapai KKM. Nilai KKM kami berbeda
yang berkebutuhan khusus.
mencapai nilai 7 sampai 7.5.
Wawancara dengan HK (W/HK/02/11-07-2012/R-02) Untuk KKM kami mengambil dari standar Kemendikbud tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah serta melihat kondisi anak. Alhamdulillah semua nilai siswa kami disini melebihi KKM. Nilai tes dari Kemendikbud berbentuk angka sedangkan nilai dari sekolah sendiri berbentuk narasi. Guru dan orangtua sama-sama tahu perkembangan peserta didik.
Semua nilai siswa kami disini melebihi KKM. Nilai tes dari Kemendikbud berbentuk angka sedangkan nilai dari sekolah sendiri berbentuk narasi.
Wawancara dengan KT Rata-rata nilai rapor diatas 80an, tidak ada yang dibawah (W/KT/03/11-07-2012/R-03) Rata-rata nilai rapor diatas 80-an, rata-rata. Sesuai target karena tidak ada yang dibawah rata-rata. jawaban soal lebih fleksibel. Sesuai target karena jawaban soal Anak bisa menyimpulkan lebih fleksibel.Anak bisa masalah, anak bisa membuat menyimpulkan masalah, anak bisa hipotesa dan menarik jawaban membuat hipotesa dan menarik dari persoalan yang ada, jawaban dari persoalan yang ada, kemudian diterapkan dalam
dengan sekolah lain, nilai KKM disini yaitu mencapai nilai 7 sampai 7.5. Rata-rata nilai rapor diatas 80-an, tidak ada yang dibawah rata-rata. Sesuai target karena jawaban soal lebih fleksibel. Anak bisa menyimpulkan masalah, anak bisa membuat hipotesa dan menarik jawaban dari persoalan yang ada, kemudian diterapkan dalam kehidupan sehingga sikap anak terbangun sejak dini.
kemudian diterapkan dalam kehidupan sehingga attitude anak terbangun sejak dini.Prestasi akademik belum ya, karena mereka masih dibawah umur untuk mengikuti olimpiade. Suasana Pengamatan Nomor 01 pembelajaran (P/01/30-07-2012) dengan Pembelajaran berlangsung di halaman menggunakan sekolah yang luas yang dikelilingi oleh metode pohon-pohon yang rindang. Hal ini pembelajaran membuat kondisi sekolah terasa sejuk. berbasis inkuiri Anak leluasa aktif bergerak dan merasa di School of Life nyaman melakukan pembelajaran di Lebah Putih luar kelas. Siswa duduk di atas tikar yang telah disediakan guru. Suasana pembelajarannya menyenangkan karena menggunakan permainan sebagai teknik pembelajaran. Anak tidak merasa malas di kelas karena selalu berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Walaupun kadang ada anak yang terlalu aktif sampai tidak mau mengikuti pembelajaran, tapi dengan adanya asisten yang
kehidupan sehingga sikap anak terbangun sejak dini.
Pembelajaran berlangsung di halaman sekolah yang luas yang dikelilingi oleh pohonpohon yang rindang. Hal ini membuat kondisi sekolah terasa sejuk. Anak leluasa aktif bergerak dan merasa nyaman melakukan pembelajaran di luar kelas. Siswa duduk di atas tikar yang telah disediakan guru. Suasana pembelajarannya menyenangkan karena menggunakan permainan sebagai teknik pembelajaran. Anak tidak merasa malas di kelas karena selalu berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Suasana pembelajaran menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih antara lain anak belajar dalam suasana gembira. Anak leluasa aktif bergerak, bermain, dan bersosialisasi dalam nuansa alami, belajar tanpa terasa, dan tanpa perasaan terpaksa. Dengan kondisi sekolah yang sejuk suasana pembelajaran berlangsung akrab dan kekeluargaan antara guru dan siswa. Anak tidak
menangani, guru tidak merasa repot karena harus membujuk anak untuk mengikuti pembelajaran. Pengamatan Nomor 02 (P/02/31-07-2012) Pembelajaran berlangsung di kelas serba guna. Ruangannya terbuka dengan lantai paving yang tertata rapi. Siswa duduk secara lesehan bersama guru sehingga suasana diantara guru dan siswa terlihat akrab dan kekeluargaan. Metode pembelajaran inkuiri memacu siswa untuk aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa dilatih untuk berpikir dulu sebelum menjawab soal. Siswa menjadi berani menggunakan bahasa asing dalam proses pembelajaran. Hal ini memupuk rasa percaya diri pada masing-masing siswa.
Pembelajaran berlangsung di kelas serba guna. Ruangannya terbuka dengan lantai paving yang tertata rapi. Siswa duduk secara lesehan bersama guru sehingga suasana diantara guru dan siswa terlihat akrab dan kekeluargaan. Metode pembelajaran inkuiri memacu siswa untuk aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa menjadi berani menggunakan bahasa asing dalam proses pembelajaran.
Pengamatan Nomor 03 (P/03/01-08-2012)
Pembelajaran dilakukan di kelas yang luas dan sejuk.
merasa malas di kelas karena selalu berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran inkuiri memacu rasa keingintahuan siswa untuk bertanya dan siswa yang lain menanggapinya dengan bimbingan guru, serta menjawab pertanyaan dari guru.
Metode pembelajaran berbasis inkuiri di sekolah ini mengacu anak untuk dapat bertanya sebanyak-banyaknya tentang hal yang ingin diketahui siswa. Melalui pemutaran film tersebut dapat memacu rasa keingintahuan siswa untuk bertanya dan siswa yang lain menanggapinya dengan bimbingan guru. Siswa mempunyai rasa ingin tahu, berani bertanya, sekaligus berani menjawab. Pembelajarannya berlangsung santai tapi serius. Siswa bebas melakukan hal yang diinginkan asal tetap paham materi pembelajaran. Siswa banyak bertanya tentang materi kepada guru. Siswa yang lain juga menanggapi dengan menjawab sesuai kemampuan mereka.
Pembelajaran hari ini berlangsung santai tapi serius. Siswa bebas melakukan hal yang diinginkan asal tetap paham materi pembelajaran. Siswa banyak bertanya tentang materi kepada guru. Siswa yang lain juga menanggapi dengan menjawab sesuai kemampuan mereka. Melalui pemutaran film tersebut dapat memacu rasa keingintahuan siswa untuk bertanya dan siswa yang lain menanggapinya dengan bimbingan guru. Siswa mempunyai rasa ingin tahu, berani bertanya, sekaligus berani menjawab. Anak belajar dalam suasana Dokumen nomor 04 gembira. Anak leluasa aktif (D/MPB/04) Di School of Life Lebah Putih anak bergerak, bermain, dan belajar dalam suasana gembira. Anak bersosialisasi dalam nuansa leluasa aktif bergerak, bermain, dan alami, belajar tanpa terasa, dan
bersosialisasi dalam nuansa alami, belajar tanpa terasa, dan tanpa perasaan terpaksa. Agama disana kuat, tidak ada jajanan tua sembarangan, metode pembelajarannya juga dapat membentuk anak lebih berani.
Tanggapan orang mengenai metode pembelajaran berbasis inkuiri Bagus ya, anak saya mempunyai di School of Life kelebihan dibanding anak SD yang Lebah Putih lain, anak lebih mandiri, rasa keingintahuannya lebih besar dibanding anak lain, dan anak saya lebih berani berbicara di depan umum.
Pembelajarannya langsung ke praktek ya, tidak harus membaca dan menghafalkan materi dari buku. Anak dikasih bahan materi pelajaran kemudian anak diberi kesempatan untuk mengembangkan materi. Anak juga berani mengungkapkan pendapat dan bertanya tentang apa yang ingin diketahui.
tanpa perasaan terpaksa.
Agama disana kuat, tidak ada jajanan sembarangan, metode pembelajarannya juga dapat membentuk anak lebih berani. Anak mempunyai kelebihan dibanding anak SD yang lain, anak lebih mandiri, rasa keingintahuannya lebih besar dibanding anak lain, dan anak lebih berani berbicara di depan umum. Pembelajarannya langsung ke praktek, tidak harus membaca dan menghafalkan materi dari buku. Anak dikasih bahan materi pelajaran kemudian anak diberi kesempatan untuk mengembangkan materi. Anak juga berani mengungkapkan pendapat dan bertanya tentang
Tanggapan orang tua mengenai metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putihbagus, agama disana kuat, tidak ada jajanan sembarangan, metode pembelajarannya juga dapat membentuk anak lebih berani. Anak mempunyai kelebihan dibanding anak SD yang lain, anak lebih mandiri, rasa keingintahuannya lebih besar dibanding anak lain, anak lebih berani berbicara di depan umumAnak juga berani mengungkapkan pendapat dan bertanya tentang apa yang ingin
apa yang ingin diketahui.
Wawancara dengan NF (W/HPS/NF/05/28-09-2012/R-05) Senang, soalnya disini bisa bermain, punya banyak teman, sekolahnya luas.
Enak, bisa tanya-tanya sama kakakkakak. Semua perlengkapan sekolah disediakan sama kakak-kakak disana. Ada buku, pensil, pewarna, tas, trus worksheet, gambar.
Menyenangkan bisa bersekolah di School of Life Lebah Putih, soalnya disini bisa bermain, punya banyak teman, sekolahnya luas.
Menyenangkan suasananya, siswa dapat bertanya apa saja sama kakak-kakak. Semua perlengkapan sekolah disediakan sama kakak-kakak disana. Ada buku, pensil, pewarna, tas, worksheet, gambar. Kadang maen ke hutan, disana main Pembelajarannya terkadang tebak tebakkan. Kadang dikasih maen ke hutan, disana main gambar, trus kalau masih bingung tebak tebakkan. Kadang
diketahui. Hal ini karena pembelajarannya langsung ke praktek, tidak harus membaca dan menghafalkan materi dari buku. Anak dikasih bahan materi pelajaran kemudian anak diberi kesempatan untuk mengembangkan materi. Menyenangkan bersekolah di School of Life Lebah Putih, karena selain belajar disini bisa bermain, punya banyak teman, sekolahnya luas. Pembelajarannya berlangsung menyenangkan siswa dapat bertanya apa saja sama kakak-kakak. Semua perlengkapan sekolah disediakan sama kakak-kakak disana. Ada buku, pensil, pewarna, tas, worksheet, gambar. Pembelajarannya
Faktor-faktor yang mendukung dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih
nanti tanya sama kakak lagi. Kemarin aku dan teman-teman menonton film Negeri Sampah sama kakak-kakak disana.
dikasih gambar, kemudian siswa dapat bertanaya. Kadang menonton film Negeri Sampah sama kakak-kakak disana. Kalau masih bingung dapat bertanya lagi kepada guru.
Wawancara dengan RM (W/RM/01/11-07-2012/R-01) Guru-guru disini masih muda dan mempunyai semangat belajar yang tinggi. Guru juga banyak rasa ingin tahu sehingga memancing adek-adek seperti itu. Jangan bosen juga jika ada anak yang sering bertanya. Kalau sarana prasarana cukup ya, bagus nggak kurang juga nggak. Kami masih bisa memberdayakan disekelilingnya.
Guru-guru School of Life Lebah Putih mempunyai rasa ingin tahu dan semangat belajar yang tinggi. Sarana prasarana cukup.
Wawancara
dengan
terkadang maen ke hutan, disana main tebak tebakkan. Kadang dikasih gambar, kemudian siswa dapat bertanaya. Kadang menonton film Negeri Sampah sama kakakkakak disana. Kalau masih bingung dapat bertanya lagi kepada guru. Faktor-faktor yang mendukung dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih meliputi guru-guru School of Life Lebah Putih mempunyai rasa ingin tahu, mempunyai visi di luar kebiasaan dan semangat belajar yang tinggi. Sarana prasarana layak, cukup, dan sarana
HK(W/HK/02/11-07-2012/R-02) Untuk guru disini harus mempunyai jiwa kemauan belajar, suka anakanak. Basicnya tidak harus berlatar belakang pendidikan asal mempunyai kualifikasi tersebut.Sarana prasarana disini agak minim ya. Disini belum ada musholla, tapi sampai sejauh ini masih cukup. Wawancara dengan KT (W/KT/03/11-07-2012/R-03) Kalau dari input dari kami mengusahakan Strata 1, tapi yang lebih penting mempunyai jiwa yang out of the box, punya visi di luar kebiasaan, mempunyai sense of education, mau untuk belajar. Kami mempunyai wahana hijau yang luas, gedung, media, peraga, kantor administrasi, gudang, sumber pengairan, MCK, perpustakaan. Tapi kalau laboratorium, musholla, UKS, pengolahan limbah disini belum ada.
Guru School of Life Lebah prasarana walaupun Putih mempunyai kemauan minim tetapi mencukupi belajar dan suka anak-anak. kebutuhan siswa. Sarana prasarana agak minim.
Guru School of Life Lebah Putih mempunyai visi di luar kebiasaan dan mau belajar. Sarana prasarana cukup memadai.
Sarana prasarana mencukupi Pengamatan Nomor 01 kebutuhan siswa. (P/01/30-07-2012) Sarana Prasarana layak karena pembelajaran berada di halaman sekolah yang luas dan mencukupi aktivitas siswa. Pengamatan Nomor 02 (P/02/31-07-2012) Sarana prasarana layak dan cukup, karena pembelajaran berlangsung di kelas yang luas. Siswa bebas melakukan hal yang diinginkan dengan intruksi dari guru. Walaupun sumber belajar berasal dari guru tapi hal ini tetap dapat mencukupi kebutuhan siswa.
Sarana prasarana layak dan cukup, karena pembelajaran berlangsung di kelas yang luas. Walaupun sumber belajar berasal dari guru tapi hal ini tetap dapat mencukupi kebutuhan siswa.
Sarana prasarana mencukupi Pengamatan Nomor 03 kebutuhan siswa. (P/03/01-08-2012) Sarana prasarana sekolah layak dan cukup dengan ditunjang kelas yang cukup luas dan nyaman.
Faktor-faktor yang menghambat dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih
Faktor-faktor yang menghambat dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih, orang tua/wali murid yang belum bisa menerima kebijakan sekolah menggunakan metode inkuiri dan kurangnya kelengkapan fasilitas belajar. Belum adanya laboratiorium sains, komputer, arena lompat jauh kurang memfasilitasi kebutuhan peserta didik, meja guru kurang, tidak ada ayunan, dan bak pasir buat lompat jauh. Media, alat peraga, dan sumber kurang HK Orang tua ada yang mengeluh belajar karena anak banyak bertanya. mencukupi kebutuhan
Wawancara dengan RM (W/RM/01/11-07-2012/R-01) SDM nggak ada yang menghambat ya, orang tua dan guru sebelumnya sudah ada kesepakatan bahwa metode di Lebah Putih memang seperti ini. Ya tapi memang kadang ada orang tua yang belum setuju karena metode ini menuntut orang tua untuk pro aktif mendukung metode ini dengan menerapkannya di rumah, jadi orang tua jangan bosan menerima berbagai pertanyaan dari anak.Intinya sih cukup ya, tapi kalau laboratorium disini nggak ada, meja guru juga kurang, permainan luar kurang, misal disini tidak ada ayunan dan bak pasir buat lompat jauh. Kalau sarana prasarana menghambat nggak ya, tapi kalau butuh iya. Disini belum ada musholla, laboratorium. Wawancara dengan (W/HK/02/11-07-2012/R-02)
Orang tua/wali murid ada yang belum setuju dengan metode pembelajaran berbasis inkuiri. Belum ada laboratorium, permainan luar kurang, meja guru kurang.
Alhamdulillah tidak ada yang Musholla dan menghambat, semuanya mendukung. belum ada. Tapi bukan suatu bentuk protes ya, ada orang tua siswa yang mengeluh karena anaknya dirumah banyak bertanya. Malah itu menjadi bukti kalau metode kita berhasil. Kalau sarana prasarana menghambat nggak ya, tapi kalau butuh iya. Disini belum ada musholla, laboratorium.
Wawancara dengan KT (W/KT/03/11-07-2012/R-03) Menghambat sih nggak ya, awalnya ada orang tua yang belum percaya karena menggunakan metode inkuiri, namun seiring perkembangan orang tua merasa lebih cocok karena pada dasarnya anak suka bermain.Selama ada yang bisa menggantikan, kami kira tidak jadi masalah. Kami tidak begitu mempermasalahkan masalah fisik.
laboratorium siswa
Orang tua masih ada yang belum percaya dengan metode pembelajaran berbasis inkuiri. Selama masih ada yang bisa menggantikan sarana prasarana yang belum ada kami akan memberdayakannya.
Sumber belajar terasa kurang Pengamatan Nomor 01 karena tidak semua siswa (P/01/30-07-2012) Sumber belajar pembelajaran yang paham tujuan pembelajaran. berasal dari guru dan aktivitas pembelajaran layak tapi tidak semua siswa dengan cepat paham maksud pembelajaran. Pengamatan Nomor 02 (P/02/31-07-2012) Alat peraga hanya flashcard, namun hal ini tetap dapat mencukupi kebutuhan siswa. Tetapi alangkah lebih baiknya guru juga menambah dengan gambar yang dapat menarik perhatian siswa untuk memudahkan pemahaman siswa dan siswa mudah memahami tujuan pembelajaran.
Alat peraga kurang. Tetapi alangkah lebih baiknya guru juga menambah dengan gambar yang dapat menarik perhatian siswa untuk memudahkan pemahaman siswa dan siswa mudah memahami tujuan pembelajaran.
Pengamatan Nomor 03 Media yang digunakan kurang (P/03/01-08-2012) Sayangnya dengan menggunakan tepat, karena menggunakan media notebook yang kecil, untuk notebook yang kurang
Cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih
mencukupi kebutuhan siswa terasa kurang. Siswa harus berdesak-desakan jika ingin melihat film tersebut. Wawancara dengan RM (W/RM/01/11-07-2012/R-01) Kalau SDM tadi, guru dan orang tua menjalin komunikasi intensif. Kami mengadakan Parent Gathering dengan progam parenting, maksudnya dengan mengefektifkan buku komunikasi, memperbaiki laporan WWP atau Work With Parent yang berisi kesimpulan seminggu belajar, materi satu minggu kedepan dan tugas buat ortu, biasanya memperkuat materi. Kalau sarana prasarana kita berusaha pro aktif ke yayasan, kerjasama dengan pihak diluar yang tidak mengikat, misal mengirim proposal. Disamping juga tetap menggunakan yang ada sebagai bentuk kearifan lingkungan. Wawancara
dengan
mencukupi kebutuhan siswa. siswa kurang fokus dengan film tersebut. Menjalin komunikasi intensif dengan kegiatan parent gathering. Sarana prasarana menggunakan lingkungan sekitar, apa yang ada sebagai bentuk kearifan lingkungan. Akan diusahakan menambah sarana dengan pro aktif ke yayasan dan kerja sama dengan pihak luar
Cara mengatasi faktorfaktor yang menghambat dalam implementasi metode pembelajaran berbasis inkuiri di School of Life Lebah Putih dengan mengadakan kegiatan parent gathering dan menggunakan alam sekitar dan kelas serba guna sebagai sarana prasarana yang belum ada.
HK(W/HK/02/11-07-2012/R-02) Guru memberi saran kepada orang tua wali, dan orang tua wali aktif mencari sumber belajar. Kalau masalah sarana prasarana tadi kita mencari alternatif lain, mencari ruangan lain yang masih bisa digunakan sebagai pengganti ruangan yang belum ada. Wawancara dengan KT (W/KT/03/11-07-2012/R-03) Hambatan tadi kita sikapi dengan positif, kami anggap sebagai tantangan yang harus dilalui. Kami juga mengadakan parent gathering setiap minimal 2 bulan sekali. Disini info-info tentang peserta didik disiarkan secara langsung, kami juga menjelaskan tentang peraturan disini, menjelaskan metode yang dipakai disini yaitu menggunakan metode pembelajaran berbasis inkuiri. Kami terbuka menerima saran dari orang
Guru memberi saran kepada orang tua. Masalah sarana prasarana guru mencari alternatif lain sebagai pengganti sarana yang belum ada.
Mengadakan kegiatan parent gathering yang berisi info peserta didik dan kebijakan sekolah. Pihak sekolah masih berusaha menambah sarana prasana, sementara ini sarana yang kurang bisa memakai alam sekitar.
tua wali selama dikomunikasikan dengan kami. Kalau yang sarana prasarana tadi ya dengan menggunakan semua sumber yang adakarena alam bisa menjadi laboratorium. Semua yang belum ada juga masih proses sekarang.
Lampiran 7 Foto Kegiatan Pembelajaran Matematika Senin, 30 Juli 2012
Pembelajaran Bahasa Inggris Selasa, 31 Juli 2012
Pembelajaran Sains Rabu, 1 Agustus 2012
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11 STRUKTUR ORGANISASI SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH
Yayasan Jarimatika Indonesia
Kepala Sekolah Rini Mustikaningrum
Konsultan Dyah M. Sulistyani
Waka Kurikulum SD Kurnianing Tyas
Waka Kurikulum TK Jauharotul Khoir
Waka Kesiswaan Heni Kartika
Siswa
Orang Tua
Kepala Administrasi Sofiyatul Badriyah
Kepala Perpustakaan Devi
Lampiran 12 Brosur Sekolah
Lampiran 13
ENGLISH – GRADE 2 WEEK 1 DAY 1 “ INTRODUCTION” Theme : introduction Subtheme : Hello..let me introduce myself Time : 1 x 45 menit Objectives : Students be able to greet their friends Students be able to introduce themselves Students be able to make a simple dialogue Language learn : Good morning My name is . . . I live in . . . I’m . . . years old What is your name? Where do you live? How old are you? Material : Whiteboard Flash card Teaching learning process 1. Greetings 2. Facilitator introduces herself and ask the student to introduce themselves by asking questions 3. Facilitator gives a new idcard to each students and let them pretent to be other person 4. The students have to introduce their new identity 5. Facilitator lets the students to make simple dialogue about their identity in pairs 6. Fasilitator gives review by asking their new identity 7. Closing Evaluation
LESSON PLAN (RKH) School of Life Lebah Putih 2012-2012
Nama Guru
: kak Tyas
Sekolah
: school of life “lebah Putih”
Tema/Bidang studi/tematik studi
: me & my family/sains/penciptaan
manusia Kelas/semester
: Alto Stratus(3)/1
Tanggal
: week 1
Judul
: Penciptaan Manusia
Materi
: Proses Penciptaan Manusia
Kompetensi dasar
: - (1) PD mengetahui proses penciptaan manusia, (2) PD dapat menjelaskan aktifitas janin dalam kandungan, (3) PD mengetahui sistem transfer makanan antara janin dan ibu
Alokasi waktu : 2 x 45 menit (dua kali pertemuan) Prosedur aktifitas: Alpha zone: brain gym Scene setting: anak berada di kelas dan diputarkan video dahsyatnya penciptaan manusia karya Harun Yahya Aktifitas: 1. Salam. 2. Kakak memakai kostum anak kecil, dan berubah nama menjadi Aisyah, istri nabi putra Abu Bakar yang cerdas dan ceria dan juga sebagai ahli hadist. 3. Aisyah bertanya tentang siapa dia? Darimana dia? Bagaimana dia diciptakan dan dilahirkan ke bumi? Kenapa di yang dipilih Allah dan untuk apa diturunkan ke bumu? 4. PD* bereksplorasi tentang pertanyaan Aisyah 5. Kakak mengajak PD untuk mencari tahu melalui film proses penciptaan manusi 6. Kakak memperlihatkan ayat al quran yang menjelaskan tentang penciptan manusia, kemudian antara kakak dan PD berdiskusi tentang aktifitas 3. 7. PD diberi pertanyaan: a. Bagaimana kita tercipta?
b. Kenapa kita diciptakan sebagai manusia bukan makhluk yang lain? Apa kelebihan manusia dibandingkan makhluk lain (QS 2 : 6 – 19 Nabi Adam) c. Apakah ada sejenis golongan makhluk yang dilahirkan sama dengan manusia? Apa saja contohnya? Nah yang demikian itu disebut vivipar. Adakah yang tidak dengan cara beranak? Apa contohnya? Nah yang demikian itu disebut ovipar d. Pelajaran apa yang kalian dapat dari film tadi? e. Apa yang dapat kalian lakukan sebagai wujud syukur telah dilahirkan? f. Bagaimana pengalaman yang kalian dapat? g. PD menulis pengalaman dalam lembar worksheet. Teaching aids: film dahsyatnya penciptaan manusia karya harun yahya, LCD proyektor, buku sains/lembar worksheet Sumber referensi: internet harun yahya, kuark level 2, buku sains Penilaian: No
Aktifitas
Ranah kompetensi
Dinilai/tidak
1
Diskusi
Afektif, kognitif, psikomotorik
Ya
2
Tugas mandiri
Studi kasus
Ya
Skala penilaian: No
Indicator Aktifitas
1
PD paham dan mampu menjelaskan proses kelahiran
2
PD dapat menjelaskan tahapan penciptaan manusia
* Peserta Didik Salatiga, Kepala Sekolah Rini Mustikaningrum
Indicator Penilaian 86 - 100: tepat dan jelas 70 - 86: kurang tepat < 70: tidak relevan 86 - 100: tepat dan jelas 70 - 86: kurang tepat < 70: tidak relevan
Fasilitator Kurnianing Tyas
Lampiran 14
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. KKM
REKAPITULASI NILAI SEMESTER CERIA DIKNAS SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH SEMESTER GENAP TA 2011-2012 Nama Mata Pelajaran Bahasa Bahasa IPS Sains Matema Agama Indonesia Inggris tika Bagus Anggoro Priambodo 71 68 62 70 20 60 Chika Yuthcahyacetta Derby Evelyn Qudratullah Firman Zada Pramana Izza Muti’ah Muhammad Afif Azami M. Faiz Abdilla Naura Atika Cahya Anggrayni Satrio Hadi Wisnu Ananda
Jawa
RataRata
72
68
61,37
PKn
86 78 76 79 92 88 90
88 84 82 82 96 74 84
78 46 68 62 92 90 78
86 76 80 75 94 88 80
90 69 89 87 91 87 93
100 90 78 86 100 94 90
78 66 82 74 96 94 94
74 74 72 62 88 76 90
85 72,87 78,37 75,87 93,62 86,37 87,37
90 78 75
86 78 70
88 66 70
88 76 75
82 76 75
82 76 75
66 75 70
84 48 70
83,25 71,62
Mengetahui, Kepala Sekolah
Wali Kelas 2
RiniMustikaningrum
Wiwin Sumirat
REKAPITULASI NILAI SEMESTER CERIA DIKNAS SCHOOL OF LIFE LEBAH PUTIH
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. KKM
Nama
Afirda Zidna Sausan Ali Fatikhul Izza Fadhil Elkarim Farwah Al Hakim Leano Alvaro Malik P.A Naila Farafisha Nayla Ayodya Azzahra Rafly Farrel Pradana
Bahasa Indonesia 88 86 76 78 64 99 84 84 75
SEMESTER GENAP TA 2011-2012 Mata pelajaran Bahasa IPS Sains Matematika Inggris 92 82 88 85 64 84 82 87 58 66 81 76 86 76 84 87 94 56 78 85 78 72 92 70
88 70 74 70
90 82 86 75
96 76 91 75
Agama
PKn
Jawa
Ratarata
100 96 82 98 92
96 78 68 86 84
88 72 66 74 82
89,87 81,12 71,62 83,62 79,37
96 88 90 75
88 88 78 70
94 88 82 70
91,12 81 84,62
Mengetahui, Kepala Sekolah
Wali Kelas 1
RiniMustikaningrum
Heni Kartika
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18 DAFTAR NILAI SKK Nama : Maqooshidul Falaasifah S. P.A
: Prof. Dr. Budihardjo
NIM
: 11508020
Progdi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah No. Nama Kegiatan
Pelaksanaan
Jabatan
Nilai
1.
Orientasi Progam Studi dan
25-27 Agustus
Peserta
3
Pengenalan Kampus (OPSPEK)
2008
Peserta
3
25-31 Januari 2009
Peserta
5
25 Mei 2009
Peserta
2
02 Desember 2009
Peserta
3
STAIN Salatiga 2.
Pelatihan Dakwah Mahasiswa
8-9 November
(PDM) Lembaga Dakwah
2008
Kampus (LDK) “Darul Amal” 3.
Kursus Pembinaan Mahir Tingkat Dasar (KMD) Kwartir Cabang Kota Salatiga Tahun 2009
4.
Bedah Buku “Harmonisasi dan Humanisasi Lingkungan Hidup”
5.
Seminar Kebangsaan “Memperkokoh Kepeloporan Mahasiswa dalam Pembangunan Menuju Kejayaan Indonesia di pentas Global” oleh DEMA
6.
Seminar Regional “Modernisasi
16 Desember 2009
Peserta
4
28 Maret 2010
Peserta
3
02 Juni 2010
Peserta
6
Praktikum Pelatihan TOEFL bagi
31 Juli-22 Agustus
Peserta
3
mahasiswa Jurusan Tarbiyah dan
2010
Peserta
3
Pengurus
3
Pendidikan Islam Berbasis IPTEK” oleh HMJ Tarbiyah 7.
“Pendidikan Pers Mahasiswa Tingkat Dasar (PPMTD) “Membentuk Kader Jurnalis, Mengasah Pola Berfikir, Menuju Insan Pers Kritis Progesif” oleh LPM Dinamika
8.
Seminar Nasional Pendidikan “Aktualisasi Nilai-nilai Pendidikan dalam Upaya membentuk Karakter dan Budaya Bangsa” oleh DEMA
9.
Syariah 2008 Progam Studi: TBI, PGMI, AS 10.
Praktikum Pelatihan ILaik bagi
31 Juli-22 Agustus
mahasiswa Jurusan Tarbiyah dan
2010
Syariah 2008 Progam Studi: TBI, PGMI, AS 11.
Surat Keputusan Lembaga Pers
Masa bakti 2011-
Mahasiswa (LPM) Dinamika
2012
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga 12.
“Pendidikan Pers Mahasiswa
25 Januari 2011
Panitia
3
27 Januari 2011
Peserta
3
28 Maret 2011
Peserta
3
13-14 Mei 2011
Peserta
3
06 Oktober 2011
Panitia
4
Tingkat Dasar (PPMTD) “Membangun Pola Pikir Kritis Progesif di Era Globalisasi” oleh LPM Dinamika 13.
Seminar Politik “Pilwakot yang ideal untuk masa depan Salatiga yang lebih baik” oleh DEMA
14.
Seminar Kesalatigaan “Menyiapkan Momentum PILWAKOT, Menuju Perbaikan sistem Pembangunan Salatiga” oleh KAMMI Salatiga
15.
“Pendidikan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) “Mengembangkan Potensi Jurnalistik Berkarakter Akademis” oleh LPM Dinamika
16.
Seminar Regional Kejurnalistikan “Reorientasi Peran Jurnalistik dalam Perspektif Sosial &Budaya
pada Era Post Modern” oleh LPM Dinamika 17.
Pelatihan Karya Tulis Ilmiah
11 Oktober 2011
Peserta
3
18 Maret 2012
Panitia
3
25 Maret 2012
Panitia
2
21 April 2012
Peserta
6
(PTKI) “Karya Tulis Ilmiah Sebagai Salah Satu Langkah Membangun Budaya Ilmiah Mahasiswa) oleh HMJ Tarbiyah 18.
“Lomba antar TPQ se-Kelurahan Mangunsari oleh KKN STAIN Salatiga
19.
Jalan Santai “Bersama Masyarakat Sidomukti Mewujudkan Nilai-nilai Kebersamaan dalam Bermasyarakat untuk Membiasakan Hidup Sehat” oleh KKN STAIN Salatiga
20.. Seminar Nasional Entrepreneurship 2012 “Tren Bisnis Berbasis Multimedia dan Teknologi Informatika sebagai Wujud Pasar Modern” oleh KOPMA Fatawa STAIN Salatiga
21.
Seminar Nasional “Berpolitik
15 Mei 2012
Peserta
6
06 Juni 2012
Peserta
6
untuk Kesejahteraan Indonesia Reorientasi Gerakan Mahasiswa Pasca Reformasi” oleh SEMA 22.
Seminar Nasional Pendidikan “Pendidikan Multikultural sebagai Pilar Karakter Bangsa” oleh HMJ Tarbiyah Jumlah
80
Salatiga, 8 Agustus 2012
Lampiran 19
Lampiran 20 RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama
: Maqooshidul Falaasifah Syamsuddin
Tempat Tanggal Lahir
: Semarang, 06 Mei 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Moedal No. 1 Sumurrejo RT 05 RW 03 Kec. Gunungpati, Semarang
Pendidikan
: 1. RA Al Islam Sumurrejo 1996 2. MIN Sumurrejo Tahun 2002 3. MTs N Kendal Tahun 2005 4. MAKN MAN 1 Surakarta Tahun 2008
Pengalaman Organisasi
: 1. OSIS MTs Negeri Kendal Tahun 2003-2004 2. OPPK MAPK MAN 1 Surakarta tahun 20072008 Departemen Litbang 3. LPM Dinamika STAIN Salatiga Tahun 20112012 Penulis
Maqooshidul Falasifah S.