e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
IMPLEMENTASI MEDIA LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR SOSIAL DAN SIKAP MANDIRI ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK KANAK (TK) A.A.A.N Wahyuni 1, A.A.I.N Marhaeni2, K. Suarni3 1.3
Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {ngurah.wahyuni, agung.marhaeni, ketut.suarni}@pasca.undiksha.ac.id Abstrak Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Tahun ajaran 2013/2014 setelah diimplementasikan media lingkungan dalam pembelajaran. Penelitian dilaksanakan dua siklus dengan subjek sebanyak 28 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi untuk melihat kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak.Data dianalisis secara deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak. Hal ini terlihat dari tingkat ketuntasan anak dalam kemampuan sosial anak pada awal siklus sebesar 0,00%, siklus I sebesar 64,29%, meningkat pada siklus II menjadi 100%. Terjadi pula peningkatan sikap mandiri anak. Di mana pada awal siklus sebesar 0%, pada siklus I meningkat sebesar 67,86%, dan meningkat pada siklus II menjadi 100%. Kata kunci: media lingkungan, kemampuan dasar sosial, sikap mandiri Abstract This Classroom Action Research aims at finding out the improvement of social basic competency and self-independence of the students in B Group of Kumara Satya Darma Kindergarten in the academic year of 2013/2014 after implementing environmental media in the learning process. The study was conducted in two cycles with 28 students as the subjects. The data collection was done by using observation method in order to investigate students’ social basic competence and self-independence. The data was analyzed by using descriptive statistic. The result shows that there is an improvement of students’ social basic competency and self-independence. It can be seen on children’s improvement in social basic competency and self-independence. For social basic competency, in the pre-observation, none of the children could pass the expected standard, 64,29% could pass the standard on cycle I, and it increased to 100% in cycle II. For children self-independence, in the pre-observation, none of the children could pass the expected standard, 67,86%, could pass the standard on cycle I, and it increased to 100% children in cycle II. Keywords:environmental media, social basic competency, self-independence
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) PENDAHULUAN Kemampuan dasar sosial diawali dari pengalaman anak dalam berinteraksi dengan orang tua. Sikap serta prilaku yang tepat pada anak akan menumbuhkan rasa kepercayaan dasar anak pada orang tua, kepercayaan dasar pada lingkungannya, selanjutnya akan menumbuhkan sikap mandiri. Aktifitas sosial dimulai dari orangorang terdekat, misalnya orang tua, saudara atau teman sebaya. Ketika sudah bergabung dengan teman sebayanya perkembangan sosialnya anak akan berjalan lebih cepat. Dengan cara membantu teman, menunggu giliran, berbagi mainan dan menjadi aktifitas yang penting bagi anak. Selanjutnya dengan menunggu giliran menjadi anak yang mandiri. Kemampuan dasar sosial anak diarahkan untuk mengontrol dirinya, dan mengekresikan diri melalui cara- cara yang dapat diterima baik secara sosial maupun mandiri. Untuk mengembangkan kemampuan dasar sosial membutuhkan rasa aman dari lingkunganya. Maka lingkungan sebagai sumber belajar dapat dimaknai sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling anak atau makhluk lain, benda mati, budaya manusia, yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan pembelajaran secara optimal. Nugraha dan Yeni Racmawati, (2010:1.16) menyatakan “lingkungan yang ada di sekitar anak merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pembelajaran yang berkualitas bagi anak usia dini”. Bila kita melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar maka hasilnya akan lebih bermakna dan bernilai, sebab anak dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya. Dengan pemanfaatan media lingkungan dapat menumbuhkan kemampuan dasar sosial dan meningkatkan kemandirian anak TK. Peningkatan kemandirian sangat diperlukan, karena kemandirian merupakan salah satu sikap dimiliki setiap anak. Maufur (dalam Purnawati, 2012:29) menyatakan ”mandiri berarti kekuatan mengatur sendiri, tindakan mengarahkan diri, tidak tergantung
pada kehendak anak lain, hal untuk mengikuti kemauan sendiri”. Menurut Plato secara potensial manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial. Syamsuddin (1995:105) mengungkapkan bahwa ”sosialisasi adalah proses belajar untuk menjadi makhluk sosial”. Perkembangan sosial merupakan proses pembentukan pribadi dalam masyarakat, yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa, dan seterusnya. Perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. “Sosialisasi adalah kemampuan bertingkah laku sesuai dengan norma, nilai, atau harapan sosial” Hurlock (dalam Yami, 2012:30). Kemampuan dasar sosial anak adalah kemampuan dasar anak yang dimiliki anak di dalam menjalankan kehidupan sehingga anak dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapt berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa dengan baik serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup. Untuk menjadi individu yang mampu bermasyarakat diperlukan tiga proses sosialisasi.Kemampuan dasar sosial, dimaksudkan untuk membina anak agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya, maupuan orang dewasa dengan baik serta menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup. Kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri berfungsi secara integratif memilih dan mengarahkan aktivitas-aktivitas sesuai dengan kebutuhan sendiri. Sebagai suatu sikap sosial dan mandiri merupakan suatu akumulasi dari pemahaman, penghayatan, dan keterampilan yang tidak bisa diperoleh melalui proses belajar pada umumnya. Sikap Mandiri, berarti berusaha menggali kemampuan diri sendiri, kemana arah dan tujuan yang diinginkan, dengan sendirinya akan mengikuti alur nurani. Atau dengan kata lain bahwa mandiri itu adalah suatu sikap dalam melaksanakan sesuatu tanpa dikontrol oleh seseorang lain. Manufur (dalam Purnawati, 2012:28) menyebutkan bahwa “mandiri merupakan salah satu sikap yang seyogyanya dimiliki setiap orang”.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) Faizah (2008:58) menyebutkan bahwa “sikap mandiri ditandai degan kebebasan anak melakukan sesuatu yang diinginkan dengan caranya sendiri”. Mandiri berarti kekuatan mengatur sendiri, tindakan mengarahkan sendiri, tidak tergantung pada kehendak orang lain, hal untuk mengikuti kemauan sendiri. Diri yang mandiri adalah diri yang berfungsi secara integratif memilih dan mengarahkan aktivitas-aktivitas sesuai dengan kebutuhannya sendiri. Sebagai suatu sikap, mandiri merupakan suatu akumulasi dari pemahaman, penghayatan, dan ketrampilan yang tidak bisa diperoleh melalui proses belajar mengajar pada umumnya. Mandiri memiliki karakter yang khas yang memerlukan proses yang mendalam dan intensif. Berdasarkan pendapat di atas, hampir semua sepakat bahwa sikap mandiri merupakan pengertian yang sudah menjadi satu kesatuan, karena mandiri itu adalah merupakan sikap. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap mandiri adalah suatu hasil dari proses sosialisasi dan interaksi seseorang dengan lingkungan, yang merupakan perwujudan pikiran, perasaan seseorang serta penilaian terhadap objek yang didasarkan pada pengetahuan, pemahaman, pendapat, dan keyakinan maupun gagasan-gagasannya terhadap suatu objek sehingga menghasilkan suatu kecendrungan untuk bertindak pada suatu objek yang disertai rasa senang atau tidak senang yang tidak tergantung daripada orang lain. Kemandirian sudah dapat dibiasakan sejak anak masih kecil, mulai dari hal-hal yang sederhana, memakai pakaian, mengambil minuman, dan sebagainya. Mereka tidak selalu tergantung pada orang tuanya, sehingga menghindarkan diri dari sifat manja yang berlebihan. Hal semacam itu perlu dibiasakan ditanamkan pada anak sehingga tumbuh percaya diri. Yang menjadi hambatan orang tua adalah pembiasaan ini sulit dilaksanakan karena rasa sayang dan kasihan, dan ini tidak akan membantu anak untuk menjadi mandiri. Anak akan terbiasa lari kepada orang tuanya apabila menghadapi persoalan, atau terbiasa tergantung pada orang tuanya. Tanpa disadari, sikap semacam itu sering
dilakukan oleh orang tua, sehingga anak tidak mau bermain dengan temannya, hal ini memperlihatkan bahwa sikap sosial dan mandiri anak tidak berkembang secara optimal. Kesalahan pola asuh dalam keluarga, semua keinginan terpenuhi. Pola asuh yang berkembang dimasyarakat terbentuk menjadi kebiasaan yang turun menurun kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak rendah. Demikian pula hasil pengamatan pada TK Kumara Satya Darma Singaraja, kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran masih rendah. Rendahnya sikap sosial dan mandiri anak di TK ini didukung oleh data yang diproleh pada kelompok B Kumara Satya Darma Singaraja, mulai tahun 2010/2011, dan 2011/2012,2012/2013 adalah 54%, 57%, dan 60%. Data tersebut dipetik dari daftar nilai anak yang dirangkum oleh guru TK Kumara satya Darma kelompok B, yang bersangkutan hanya pada aspek bidang kemampuan dasar sosial,dan sikap mandiri anak. Keseluruhan kemampuan itu masih rendah (Sumber: Daftar nilai guru TK Kumara Satya Darma Singaraja). Data ini membuktikan bahwa kemampuan dasar sosial anak dan sikap mandiri anak secara umum masih rendah, khusus pada kelompok B TK Kumara Satya Darma Singraja. Rendahnya kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri yang ditunjukkan oleh anak ini, karena kurangnya inovasi guru di dalam mengimplementasikan media lingkungan dalam pembelajaran. Apabila kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak ini mengalami masalah,dan tidak ditangani secara serius, tentu berdampak pada tujuan pendidikan yaitu tidak dapat mengembangkan berbagai potensi anak. Agar kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak berkembang sesuai dengan aspek-aspek perkembangan anak, maka pemilihan media dalam pembelajaran yang paling tepat dalam kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak di TK melalui implementasi media lingkungan. Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pembelajaran yang berkualitas bagi anak usia dini. Bila kita melaksanakan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar maka hasilnya akan lebih bermakna dan bernilai, sebab anak dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya. Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan. Dengan demikian, anak akan terhindar dari proses pembelajaran yang membosankan dan dapat menumbuhkan antusiasme anak untuk lebih giat dan gemar belajar.(Zaman dkk, 2011:8.3 ) Berdasarkan uraian diatas, bahwa kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak TK dipengaruhi oleh media pembelajaran. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk mengadakan penelitian dengan judul “Implementasi Media Lingkungan Dalam Pembelajaran untuk Meningkatkankan Kemampuan Dasar Sosial Anak dan Sikap Mandiri Anak Kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja. Kualitas keberhasilan dalam menggunakan media lingkungan untuk meningkatkan kemampuan dasar sosial, dengan memahami dan aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungan anak, media lingkungan sangat mempengaruhi proses pembentukan kepribadian anak ke arah yang lebih baik, seperti kecintaan anak akan lingkungan, turut serta dalam memelihara lingkungan. Kesadaran akan pentingnya lingkungan dalam kehidupan bisa mulai ditanamkan kepada anak sejak dini sehingga kesadaran tersebut bisa terpelihara. Pada kemampuan dasar sosial anak lingkungan banyak sekali memberikan respons pada anak sehingga menimbulkan tekanan emosi yang terus menerus pada diri anak. Salah satu penyebab dan bisa menjadi pengalaman emosional yang paling tinggi pengaruhnya pemberian kasih sayang pada anak. Dalam kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang beragam. Dengan demikian, anak akan terhindar dari proses pembelajaran yang membosankan. Dengan memanfaatkan media lingkungan menumbuhkan antusiasme anak untuk
lebih giat belajar. Pemanfaatan media lingkungan menumbuhkan aktivitas belajar anak. Penggunaan berbagai cara atau metode yang bervariasi merupakan tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam pembelajaran anak usia dini. Dengan menggunakan media lingkungan dapat membantu menemukan seorang teman yang bisa menjadi akrab, dan dapat menumbuhkan rasa sosial, membantu mengenali dirinya. “Kegiatan yang penting untuk dilakukan anak adalah berinteraksi dengan orang lain” (Sutrisno,2005:56). Berinteraksi dengan orang lain memberikan kesempatan kepada anak untuk memupuk hubungan sosial dengan orang-orang disekitarnya. Untuk itu anakanak sebaiknya didorong untuk berbagi pengalaman dengan anak sebaya sehingga perkembangan sosial dapat ditumbuhkembangkan. Dengan demikian media lingkungan dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran di TK terdiri atas lingkungan alam/fisik dan sosial. Lingkungan alam merupakan segala sesuatu yang alamiah. Lingkungan sosial berkenaan dengan interaksi anak dalam kehidupan sehari-hari. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respon terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan tingkah laku. Dapat juga terjadi individu menyebabkan terjadinya perubahan pada linngkungan, baik yang positif maupun bersifat negatif. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses belajar mengajar. Pemahaman akan lingkungan sangat penting baik bagi guru maupun anak, karena lingkungan mempunyai beberapa fungsi penting dalam pendidikan antara lain fungsi psikologis, fungsi pedagogis, dan fungsi intruksional. Selain fungsi yang dimiliki dalam pendidikan, lingkungan dapat dikatakan sebagai sumber belajar. Dengan demikian lingkungan menjadi media pembelajaran yang utama dalam mengembangkan sikap mandiri anak. Karena tujuan intruksional umum bidang pengembangan pembiasaan khususnya sosial dan kemandirian adalah untuk
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) membina anak agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa dengan baik serta dapat menolong dirinya dalam rangka kecakapan hidup. (Darmini, 2011) Sikap mandiri adalah suatu hasil dari proses sosialisasi dan interaksi seseorang dengan lingkungan, yang merupakan perwujudan pikiran, perasaan seseorang serta penilaian terhadap objek yang didasarkan pada pengetahuan, pemahaman, pendapat, dan keyakinan maupun gagasan-gagasannya terhadap suatu objek sehingga menghasilkan suatu kecendrungan untuk bertindak pada suatu objek yang disertai rasa senang atau tidak senang yang tidak tergantung daripada orang lain. Beberapa upaya guru yang dapat dilakukan untuk mengembangkan anak menjadi pribadi yang mandiri adalah membantu masing-masing anak berkembang pada tingkat kemandirian yang sesuai usia tingkat TK, membantu mengantarkan anak memasuki lingkungan sekolah lebih luas daripada lingkungan keluarga untuk memperoleh pengalaman positif dan menyenangkan, serta mengembangkan cara-cara berhubungan antar pribadi yang dapat menghasikan dampak dari anak atau orang lain, membantu anak untuk memahami bahwa setiap perbuatan itu memiliki konsekuensi atau akibat, membimbing dan mendorong anak untuk mengembangkan bakat dan askep-aspek kepribadiannya yang mengacu pada bermacam-macam peran seseorang dalam masyarakat, merancang kegiatan yang dapat membantu anak untuk mengenali kondisi tubuh masing-masing dan menanamkan kebiasaan makan, menjaga kebersihan, dan kesehatan agar memiliki kondisi tubuh yang sehat, membantu mengembangkan ketrampilan motorik halus dan kasar melalui perencanaan pembimbingan dan penyediaan sarana penunjang yang memadai, membantu mengembangkan kemampuan dalam kaitan pemahaman lingkungan fisik dan mengendalikannya dengan cara membangkitka rasa ingin tahu, berpikir, menalar, mengumpulkan, dan menggunakan informasi tentang lingkungan
fisik yang diperoleh, tiap kesempatan perlu dimanfaatkan oleh guru untuk membantu perkembangan penggunaan bahasa dan pemahaman bicara anak atau orang lain, membantu anak untuk merasakan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan yang baik bagi mereka. Lingkungan sekolah yang dirasakan akan menyenangkan dan bermakna bagi dirinya, akan menambah dorongan anak agar belajar lebih giat. Sikap mandiri pada anak tidak akan berbentuk dengan sendirinya saat mereka dewasa. Tetapi sikap mandiri ini merupakan pembiasaan yang diberikan kepada anak sejak kecil, oleh karena itu dalam kurikulum TK, sikap mandiri ini merupakan salah satu aspek dari pengembangan pembiasaan pada anak TK. Pengembangan pembiasaan ini akan membuat anak menjadi terbiasa, sehingga sikap mandiri akan lebih cepat ditunjukkan oleh anak, anak dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup dan tidak ketergantungan dengan orang lain, menunjukkan dengan menggunakan media lingkungan dapat meningkatkan sikap mandiri anak. Tujuan penelitian adalah 1) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan dasar sosial anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Tahun ajaran 2013/2014 setelah diimplementasikan media lingkungan dalam pembelajaran., 2) Untuk mengetahui peningkatan sikap mandiri anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Tahun ajaran 2013/2014 setelah diimplementasikan media lingkungan dalam pembelajaran. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika implemetasi media lingkungan dalam pembelajaran dilaksanakan dengan efektif, maka kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak TK Kumara Satya Darma Kecamatan Buleleng dapat meningkat. Penelitian ini diharapkan sebagai bahan kajian ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan sumber daya manusia bidang pendidikan, memperkaya wawasan keilmuan terutama yang berhubungan media pembelajaran pada Taman Kanak-kanak dalam rangka peningkatan kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak. Penelitian ini juga diharapkan sebagai bahan masukan bagi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) kepala Taman kanak-kanak baik negeri maupun swasta dalam mengkaji dan memperbaiki kinerjanya untuk meningkatkan kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak, sebagai informasi pencapaian peningkatan pembelajaran dalam penggunaan media lingkungan dalam pembelajaran, menambah pengalaman belajar lebih bermakna bagi anak TK, serta dapat meningkatkan kemampuan dasar sosial dan sikap mandirinya, dan mMenambah pengalaman peneliti dalam mengembangkan media lingkungan pada Taman Kanak-kanak. Disamping itu dapat menambah wawasan dalam mengembangkan media lingkungan yang selama ini belum pernah dijalani dengan serius. METODE PENELITIAN Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian tindakan.Penelitian tindakan yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan secara langsung (Suryabrata dalam Yami). Penelitian ini sangat cocok untuk meningkatkan subyek yang diteliti.Penelitian tindakan dipandang sebagai cara setrategi untuk memecahkan masalah khususnya dalam pembelajaran meningkatkan kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak dan sekaligus meningkatakan kualitas subjek yang diteliti. Adanya langkah berpikir yang relatif memberikan kesempatan pada peneliti untuk melakukan kaji ulang terhadap tindakan yang diberikan dan melihat bagaimana implikasinya terhadap subjek yang diteliti. Penelitian tindakan ini diawali dengan mengidentifikasi masalah, menemukan cara pemecahan masalah, mengimplementasikan pemecahan masalah, mengevaluasi solusinya, dan mengubah praktek sejalan dengan evaluasi. Adanya prinsip refleksi dan evaluasi memungkinkan terjadinya perulangan pelaksanan tindakan yang disertai perubahan-perubahan terhadap rencana awal yang disusun guna peningkatan kualitas subjek yang diteliti.Pada dasarnya penelitian tindakan berbentuk siklus-siklus. Satu siklus terdiri
dari empat fase, yaitu Pada desain PTK menurut Dantes (2012:137) “satu siklus terdiri dari 4 fase yaitu 1) fase perencanaan (planning), 2) fase pelaksanaan (action), 3) fase observasi/pemantauan (observation), dan 4) fase refleksi (feflection)”. Penelitian ini dilakukan pada kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak pada pemantauan awal akan dilakukan pada awal semester I (ganjil) 2013/2014. Selanjutnya penelitian dilakukan pada semester ganjil 2013/2014. Subjek Penelitian ini siswa kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja yang berjumlah 28 orang . Definisi konsep kemampuan dasar sosial anak adalah kemampuan dasar anak yang dimiliki anak di dalam menjalankan kehidupan sehingga anak dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa dengan baik serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup. Sikap mandiri adalah suatu hasil dari proses sosialisasi dan interaksi seseorang dengan lingkungan, yang merupakan perwujudan pikiran, perasaan seseorang serta penilaian terhadap objek yang didasarkan pada pengetahuan, pemahaman, pendapat, dan keyakinan maupun gagasan-gagasannya terhadap suatu objek sehingga menghasilkan suatu kecendrungan untuk bertindak pada suatu objek yang disertai rasa senang atau tidak senang yang tidak tergantung daripada orang lain. Lingkungan sebagai media pembelajaran adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar siswa yang dapat membuat anak belajar.Lingkungan dapat dijadikan sumber dan media pembelajaran bagi siswa. Definisi Operasional kemampuan dasar sosial anak adalah kemampuan dasar anak yang dimiliki anak yang dapat dimanfaatkan untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Sikap mandiri adalah suatu hasil dari proses sosialisasi dan interaksi seseorang dengan lingkungan, sehingga tidak tergantung daripada orang lain. Lingkungan ada di sekitar siswa dapat dijadikan sumber dan media pembelajaran bagi siswa.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) Untuk mengumpulkan data tentang kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri pada siswa kelompok B TK Kumara Satya Darma digunakan metode observasi. Untuk menjelaskan tentang metode observasi dalam buku pengantar metodologi penelitian dikemukakan bahwa metode observasi adalah suatu cara memperoleh atau mengumpulkan data yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang suatu objek tertentu. Metode observasi pada prinsipnya merupakan cara memperoleh data yang lebih dominan menggunakan indera penglihatan (mata) dalam proses pengukuran terhadap suatu objek atau variabel tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak pada anak TK Kumara Satya Darma adalah lembar observasi. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua metode analisis data yaitu, metode analisis statistik deskriptif dan metode deskriptif kuantitatif. Dalam penerapan metode analisis statistik dekskriptif ini, data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dan disajikan ke dalam: a) tabel distribusi frekuensi, b) menghitung angka rata-rata (mean), c) menghitung median, d) menghitung modus, e) menyajikan data ke dalam grafik hitogram. Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan kemampuan kognitif pada anak yang dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Secara keseluruhan penelitian ini dikatakan berhasil, jika observasi kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak melalui tindakan yaitu imlementasi media lingkungan dapat meningkatkan kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak dari siklus sebelumnya, dan pada akhir penelitian mengalami peningkatan. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak mencapai kategori baik. Penetapan indikator keberhasilan dapat dipakai sebagai target pencapaian meningkatkan kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak dalam penelitian ini.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 2 bulan dari bulan Agustus sampai dengan September 2013. Tempat penelitian di TK Kumara Satya Darma Singaraja.Taman Kanak Kanak Kumara Satya Darma yang beralamat di Jalan Yudistira Singaraja, Kecamatan Buleleng berada satu atap dengan kampus STIE Singaraja yang beryayasan Ratini Gorda.Dengan demikian lingkungan sekolah adalah lingkungan pelajar yang dapat memotivasi untuk belajar lebih baik, agar mereka diterima masuk pada sekolah yang berkualitas pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Proses kegiatan pembelajaran di TK Kumara Satya Darma Singaraja sesuai dengan pengamatan sudah berjalan dengan baik. Namun guru lebih banyak menggunakan media yang sudah ada atau bahan yang harus dibeli, dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan setiap hari dan lebih banyak memberikan informasi kepada anak. Sehingga pembelajaran berpusat pada guru yang pada akhirnya kegiatan kurang menarik perhatian dan terkesan membosankan. Guru jarang sekali memanfaatkan lingkungan yang terdekat sebagai sumber belajar. Sumber belajar yang alamiah akan sangat menarik untuk anak, sebab mereka akan dihadapkan pada kondisi nyata sehingga banyak hal yang mereka proleh dari lingkungan. Dengan menggunakan media lingkungan dalam proses pembelajaran akan lebih menarik bagi anak. Selain itu dengan media lingkungan menumbuhkan kemampuan sikap sosial dan mandiri anak.Seperti yang telah dipaparkan pada latar belakang bahwa kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak masih kurang. Sikuls I diawali dengan perencanaan yaitu menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja melalui implementasi media lingkungan Pada tahap ini disusun perencanaan yang diperlukan dalam proses penelitian pada saat pelaksanaan tindakan. Siklus I dilaksanakan dengan menerapkan media lingkungan untuk meningkatkan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak untuk itu dikembangkan dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH) untuk 3 (tiga ) kali pertemuan. RKH ke 1 dalam proses pembelajaran membedakan kasar halus dengan menggunakan media pohon yang halus dan pohon yang kasar. RKH ke 2 menciptakan berbagai bentuk dari daun, dengan menggunting gambar bunga menggunakan daun pisang kering. RKH ke 3 mengelompokan dan menyebutkan macam-macam warna daun yang kering dan daun yang muda. Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan skenario yang telah ditentukan.Pada siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah disusun dengan memanfaatkan media lingkungan untuk meningkatkan kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja.Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini, proses pembelajaran dilaksanakan oleh guru dan peneliti mengobservasi kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak. Siklus II dilaksanakan dengan menerapkan media lingkungan untuk meningkatkan kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak untuk itu dikembangkan dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH) untuk 3 (tiga ) kali pertemuan. RKH ke 1 dalam proses pembelajaran meronce dengan menggunakan bunga dan menganyam dengan daun kelapa. RKH ke 2 menggambar tanaman bunga.RKH ke 3 menjiplak daun ketela pohon.Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan skenario yang telah ditentukan.Pada siklus II dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah disusun dengan memanfaatkan media lingkungan untuk meningkatkan kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja.Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini, proses pembelajaran dilaksanakan oleh guru dan peneliti mengobservasi kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak.
Berdasarkan observsi awal tentang kemampuan dasar sosial anal diperoleh rata-rata (mean) 42,54, median 43 dan modus 43. Nilai rata-rata persen (M%) diperoleh 65,44 % yang dikonvesikan ke dalam PAP skala lima, berada pada tingkat penguasaan 65-74 % yang berarti bahwa kemampuan dasar sosial anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja pada awal siklus tergolong cukup. Secara individual kemampuan dasar sosial anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja 14,29% (4 orang) siswa berada pada kategori kurang dan 95,71% (24 orang) siswa berada pada kategori cukup. Sedangkan hasil observasi tentang sikap sosial anak diperoleh nilai rata-rata (M) 23,57, median 23, dan modus 23. 6). Nilai M% = 67,35 % yang dikonvesikan ke dalam PAP skala lima, berada pada tingkat penguasaan 65-74 % yang berarti bahwa sikap mandiri anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja pada awal siklus tergolong cukup. Secara individual sikap mandiri anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja 3,57% (1 orang) siswa berada pada kategori kurang dan 95,43% (27 orang) siswa berada pada kategori cukup. Berdasarkan hasil observasi siklus I tentang kemampuan dasar sosial anak diperoleh nilai rata-rata (M) 48,71, median 49, dan modus 49. Nilai M% = 74,95 % yang dikonvesikan ke dalam PAP skala lima, berada pada tingkat penguasaan 7589 % yang berarti bahwa kemampuan dasar sosial anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja pada siklus I tergolong baik, namun masih berada pada batas bawah kriteria baik. Secara individual kemampuan dasar sosial anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja 35,71% (10 orang) siswa berada pada kategori cukup dan 64,29% (18 orang) siswa berada pada kategori baik. Sedangkan sikap mandiri anak diperoleh rata-rata (M) 25,75, median 27, dan modus 27. Nilai M% = 76,43 % yang dikonvesikan ke dalam PAP skala lima, berada pada tingkat penguasaan 75-89 % yang berarti bahwa sikap mandiri anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja pada siklus I tergolong baik, namun secara individual belum semua siswa berada pada kategori
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) baik. Secara individual sikap mandiri anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja 32,14% (9 orang) siswa berada pada kategori cukup dan 67,86% (19 orang) siswa berada pada kategori baik. Hasil yang diperoleh pada siklus I menunjukkan bahwa kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja tergolong baik. Namun secara individual belum semua siswa berada pada kategori baik.Masih ada siswa yang berada pada kategori cukup.Maka diperlukan pemanfaatan media lingkungan secara optimal pada siklus II untuk meningkatkan kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja. Dari aspek sikap sosial anak, masih tampak beberapa anak yang masih kurang..Mereka tidak mau berbagi dengan temannya, terutama dalam penggunaan media.Anak-anak tersebut ingin menggunakan sendiri media tersebut.Tampak pula beberapa anak yang menyendiri, tidak mau berkumpul dengan teman-temannya. Bahkan ada anak-anak yang sampai berbuat sesuatu yang bisa mencelakai temannya seperti mendorong temannya pada saat temannya tersebut akan menggunakan media yang sama. Dari aspek sikap mandiri, tampak beberapa anak tidak mau mengerjakan tugas apabila tidak dibantu oleh guru.Berdasarkan hasil observasi ditemukan kendala yang dihadapi pada siklus I yaitu 1) siswa kurang mau berbagi dengan teman.Hal ini disebabkan karena siswa memiliki rasa ingin tahu terhadap materi yang diajarkan dengan memanfaatkan media lingkungan, sehingga siswa memiliki sifat ingin menguasai media tersebut, 2) ada siswa yang tidak mau bergaul dengan teman-temannya dalam mengerjakan tugas, 3) ada beberapa siswa yang kurang mandiri, karena mereka terbiasa dengan pelayanan yang diterima di rumah.Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah menanamkan sikap dasar sosial dan mandiri anak dengan lebih optimal dengan menyiapkan media lingkungan yang lebih beragam atau lebih banyak, sehingga siswa tidak memperebutkan satu media yang tersedia.Serta lebih banyak memberikan tugas mandiri kepada siswa.
Hasil observasi pada siklus II tentang skemampuan dasar sosial diperoleh nilai rata-rata (M) 52,61, median 53, dan modus 53. Nilai M% = 80,93 % yang dikonvesikan ke dalam PAP skala lima, berada pada tingkat penguasaan 75-89 % yang berarti bahwa kemampuan dasar sosial anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja pada siklus II tergolong baik. Secara individual kemampuan dasar sosial anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja 100% siswa berada pada kategori baik. Dengan demikian penelitian dapat dihentikan. Sedangkan sikap mandiri anak diperoleh nilai rata-rata (M) 29,11, median 29, dan modus 29. Nilai M% = 83,16 % yang dikonvesikan ke dalam PAP skala lima, berada pada tingkat penguasaan 75-89 % yang berarti bahwa sikap mandiri anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja pada siklus II tergolong baik dan secara individual 100% siswa berada pada kategori baik. Sehingga penelitian dapat dihentikan. Hasil yang diperoleh pada siklus II menunjukkan bahwa kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja tergolong baik, baik secara klasikal maupun individual. Kendala yang dihadapi pada siklus I dapat diatasi pada.siklus II dengan menyiapkan media lingkungan yang lebih beragam atau lebih banyak, sehingga siswa tidak memperebutkan satu media yang tersedia, serta lebih banyak memberikan tugas mandiri kepada siswa. Berdasarkan hasil observasi dari aspek kemampuan dasar sosial tampak anak-anak telah memiliki sikap mau memberi, membagi, dan berbagi kasih sayang, mau bergaul dengan anak lain, bisa mengendalikan diri, mau belajar bermacam-macam peran, dan memiliki perasaan positif.Dari aspek sikap mandiri anak-anak memiliki rasa percaya diri, didiplin, dan bertanggung jawab. Dilihat dari persentase siswa yang mencapai kategori baik dari aspek kemampuan dasar sosial sebesar 100%, dan dari aspek sikap mandiri sebesar 100%.Dengan demikian penelitian dinyatakan berhasil dan dihentikan. Pada awal siklus kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak berada pada kategori cukup. Hal ini disebabkan karena
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) dalam proses pembelajaran guru hanya memberikan ceramah dibantu dengan media yang terbatas. Guru tidak pernah memanfaatkan media lingkungan yang tersedia cukup banyak di lingkungan sekolah. Guru hanya terpaku pada pembelajaran di dalam kelas. Sebenarnya banyak hal yang dapat dipelajari siswa di lingkungan sekolah. Pada sikuls I dan siklus II ada peningkatan persentase baik pada kemampuan dasar sosial maupun sikap mandiri anak. Melalui pemanfaatan media lingkungan, siswa dapat mengembangkan kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri. Menurut Berlo (dalam zaman,dkk,2010:4.9) “peran media dalam komunikasi pembelajaran di Taman Kanak-kanak semakin penting artinya mengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada masa konkret”. Oleh karena itu, salah satu prinsip pembelajaran di TK adalah kekonkretan, artinya bahwa anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian pembelajaran di TK harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak belajar secara konkret.Prinsip kekonkretan tersebut mengisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai pensan dari guru kepada anak didik agar pean/ informasi tersebut dapat diterima atau diserap anak dengan baik.Dan diharapkan terjadi perubahan- perubahan perilaku berupa kemampuan-kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (1) Arsana (2013) yang berjudul Implementasi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Lingkungan Sekitar untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA. Penelitian tersebut menunjukkan hasil: 1) aktivitas belajar siswa setelah implementasi pendekatan pembelajaran kontekstual berbantuan media lingkungan sekitar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IVB SD Lab Undiksha Singaraja tahun pelajaran 2012/2013 dapat ditingkatkan, 2) hasil belajar siswa setelah implementasi pendekatan pembelajaran kontekstual berbantuan media lingkungan sekitar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IVB SD Lab Undiksha Singaraja
tahun pelajaran 2012/2013 dapat ditingkatkan, 3) tanggapan siswa kelas IVB SD Lab Undiksha Singaraja tahun pelajaran 2012/2013 terhadap implementasi pendekatan pembelajaran kontekstual berbantuan media lingkungan sekitar pada mata pelajaran IPA sangat positif. Pentingnya media lingkungan dalam pembelajaran, akan memberikan pengalaman nyata kepada anak. Dengan melihat dan mengalami secara langsung, baik interaksi dengan makluk hidup maupun benda benda mati, anak akan dapat belajar dan menghargai lingkungan secara baik. Berinteraksi secara langsung menjadikan anak memiliki kesadaran, berkreasi, memiliki rasa ingin tahu, dan selanjutnya dapat memberikan apresiasi terhadap benda maupun mahluk yang dihadapinya.Lingkungan belajar dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.Oleh karena dalam pembelajaran merupakan tantangan bagi guru untuk berinovasi dalam memanfaatkan media lingkungan sebagai sumber belajar, guna untuk meransang anak untuk belajar. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa implementasi media lingkungan dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak kelompok B TK Kumara Satya Darma Singaraja.Kemampuan dasar sosial diawali dari pengalaman anak dalam berinteraksi dengan orang tua. Sikap serta prilaku yang tepat pada anak akan menumbuhkan rasa kepercayaan dasar anak pada orang tua, kepercayaan dasar pada lingkungannya, selanjutnya akan menumbuhkan sikap mandiri. Aktifitas sosial dimulai dari orangorang terdekat, misalnya orang tua, saudara atau teman sebaya. Ketika sudah bergabung dengan teman sebayanya perkembangan sosialnya anak akan berjalan lebih cepat. Dengan cara membantu teman, menunggu giliran, berbagi mainan dan menjadi aktifitas yang penting bagi anak. Selanjutnya dengan menunggu giliran menjadi anak yang mandiri. Kemampuan dasar sosial anak diarahkan untuk mengontrol dirinya, dan mengekresikan diri melalui cara- cara yang dapat diterima baik secara sosial maupun
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) mandiri. Untuk mengembangkan kemampuan dasar sosial membutuhkan rasa aman dari lingkunganya. Maka lingkungan sebagai sumber belajar dapat dimaknai sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling anak atau makhluk lain, benda mati, budaya manusia, yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan pembelajaran secara optimal. Bila kita melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar maka hasilnya akan lebih bermakna dan bernilai, sebab anak dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya. Dengan pemanfaatan media lingkungan dapat menumbuhkan kemampuan dasar sosial dan meningkatkan kemandirian anak TK. Peningkatan kemandirian sangat diperlukan, karena kemandirian merupakan salah satu sikap dimiliki setiap anak. Media lingkungan sangat baik apabila dipergunakan dalam pembelajaran. Manfaat media lingkungan dalam pembelajaran adalah memungkinkan anak berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya, keseragaman pengamatan atau persepsi belajar pada masing-masing anak, dapat membangkitkan motivasi belajar anak, dapat menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan, dapat menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi seluruh anak, dapat mengatasi keterbatasan waktu dan ruang, dan mengontrol arah dan kecepatan belajar anak. (2) Bintarini, Ni Kade (2013) dengan judul penelitian “Determinasi Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sekolah Sebagai Sumber Belajar Terhadap Gaya Belajar dan Pemahaman Konsep IPS Pada Siswa Kelas IV SDN Gugus Yudistira Kecamatan Negara.Pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah memiliki efektifitas yang cukup tinggi untuk pembelajaran IPS SD. Dalam proses pembelajaran siswa mampu mengaktualisasikan kemampuannya sehingga dapat berinteraksi dengan baik dalam ranah kognitif maupun psikomotor dan terjadi pembelajaran bermakna dan meningkatkan hasil belajar siswa. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik simpulan yaitu 1) Terjadi peningkatan kemampuan dasar sosial setelah diimplementasikan media lingkungan pada anak kelompok B, TK Kumara Satya Darma Tahun pelajaran 2013/2014, 2) Terjadi peningkatan sikap mandiri setelah diimplementasikan media lingkungan pada anak kelompok B, TK Kumara Satya Darma Tahun pelajaran 2013/2014. Beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu 1) Bagi Kepala Taman kanak-kanak baik negeri maupun swasta, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam mengkaji dan memperbaiki kinerjanya untuk meningkatkan kemampuan dasar sosial dan sikap mandiri anak, 2) Bagi guru, sebagai informasi pencapaian peningkatan pembelajaran dalam penggunaan media lingkungan dalam pembelajaran, 3) Bagi siswa untuk menambah pengalaman belajar lebih bermakna bagi serta dapat meningkatkan kemampuan dasar sosial dan sikap mandirinya. DAFTAR RUJUKAN Arsana, Made. 2013. Implementasi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Lingkungan Sekitar.Artikel. Singaraja: Undiksha. Bintarini, Ni Kade (2013). Determinasi Pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar terhadap gaya belajar dan pemahaman konsep IPS pada siswa kelas IV SDN gugus Yudistira kecamatan Negara (eJournal 2013). Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta : Andi Offset. Darmini, Ni Nyoman. 2011. Penerapan Metode Pemberian Tugas Berbasis Lingkungan dalam Upaya Meningkatkan Sikap Kemadirian Anak Kelompok B TK Negeri Pembina Denpasar.Tesis. Singaraja: Undiksha.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) Faizah.2008. Keindahan Belajar dalam Perspektif Pedagogi. Jakarta: Cindy Grafika. Nugraha, Ali dan Yeni Rachmawati.2010. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka. Purnawati, Ni Wayan Sri. 2012. Implementasi Metode Pemberian Tugas Kelompok untuk Meningkatkan Sikap Mandiri Anak Kelompok B TK Kumara sari III Denpasar.Tesis. Singaraja: Undiksha. Sutrisno, dan Hary Soedarto Harjono. 2005. Pengenalan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Syamsuddin. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Yami, Ni Made. Peningkatan Kemampuan Dasar Sosial Anak Melalui Penerapan Metode Bermain Peran pada Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Kumara Windu Kencana III Denpasar. Tesis. Singaraja: Undiksha. Zaman, Badru, dkk. 2011. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka.