PENGARUH PERMAINAN EKSPLORASI TERHADAP PERKEMBANGAN KEMAMPUAN SAINS DAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK Siti Marli’ah
[email protected] Universitas PGRI Ronggolawe (UNIROW) Tuban
Abstract: This research aims to test the effects of exploration play to science ability and emotional social developments in group B of kindergarten. Experimental quantitative approach in this research uses nonequivalent control group design. This research was conducted to 40 children from Amanah Islamic kindergarten and 37 children from Al Fajar Islamic kindergarten. Data of research is collected by observationand documentation techniques using scince ability and social emotional developments observation guides. In this research, data analysis is conducted by means of SPSS 20.0 for Windows Evaluation Version using MANOVA test. In relation with aims (1) the results showed the value of F calculated at 12.341 with a significant level of 0.001 (sig 0.001 < 0.05), so the first hypothesis can be accepted, (2) the results showed the value of F calculated at 8.950 with a significant level (sig 0.004 < 0.05), so that the second hypothesis can be accepted, and (3) The results of the study showed the value of F calculated at 11.329 with a significant level (sig 0.000 < 0.05), so the third hypothesis can be accepted. Base on the research result, it can be summarized that exploratory play has effect to science ability and social emotional developments in group B of kindergarten. Keywords: Exploratory Play, Sains Ablility Development, Social Emotional Development
SELING: Jurnal Program Studi PGRA Volume 1, Nomor 2, Juli 2015
Siti Marli’ah
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh permainan eksplorasi bermain air terhadap perkembangan kemampuan sains dan sosial emosional anak kelompok B di Taman Kanak-kanak. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen yang menggunakan bentuk rancangan nonequivalent control group design. Penelitian ini dilaksanakan di TK Islam Amanah dengan 20 anak sebagai kelompok kontrol dan 20 anak sebagai kelompok eksperimen, serta di TK Islam Al Fajar dengan 17 anak sebagai kelompok kontrol dan 17 anak sebagai kelompok eksperimen. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan uji MANOVA dengan bantuan SPSS 2.1 for windows. Dari hasil analisis data tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut: (1) hasil penelitian menunjukkan nilai F dihitung sebesar 12,341 dengan tingkat signifikan 0,001 (sig 0,001<0.05) sehingga hipotesis pertama dapat diterima, (2) hasil penelitian menunjukkan nilai F dihitung sebesar 8,950 dengan tingkat signifikan (sig 0,004<0.05) sehingga hipotesis kedua dapat diterima, (3) hasil penelitian menunjukkan nilai F dihitung sebesar 11,329 dengan tingkat signifikan (sig 0,000<0.05) sehingga hipotesis ketiga dapat diterima. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara garis besar permainan eksplorasi bermain air berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan sains dan sosial emosional anak kelompok B di Taman Kanak-kanak. Kata Kunci : Permainan Eksplorasi, Perkembangan Kemampuan Sains, Perkembangan Sosial Emosional
Pendahuluan
Setiap anak dilahirkan dengan membawa suatu keajaiban yaitu dorongan rasa ingin tahu atau mencari tahu tentang apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan di lingkungan sekitar. Sehingga anak tidak bisa terlepas dari proses belajar tentang lingkungan dari orang-orang sekitar untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu tersebut. Dalam hal ini salah satu faktor terpenting dalam mencapai keberhasilan proses belajar yang dilakukan oleh anak adalah aspek kognitif, karena sebagian besar aktivitas dalam belajar sangat terkait erat dengan masalah mengingat dan berpikir dimana kedua hal ini merupakan aktivitas kognitif yang perlu dikembangkan.
Pengembangan sains pada anak usia dini perlu dilakukan untuk memberikan berbagai stimulasi agar anak mengerti dan memahami dunia sekitar sehingga dorongan rasa ingin tahu tentang tentang apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan di lingkungan anak dapat terpenuhi. Hal ini sejalan dengan pendapat Sujiono, dkk. (2007: 12.3), bahwa pengembangan sains pada anak bertujuan agar anak mampu secara aktif mencari informasi tentang apa yang ada di sekitarnya. Pengembangan sains pada anak usia dini hendaknya dilakukan secara sederhana, menarik, dan menyenangkan melalui kegiatan bermain. Jenis permainan yang memungkinkan anak untuk mengembangkan kemampuan sains adalah permainan eksplorasi. Permainan eksplorasi merupakan jenis permainan yang memiliki tujuan untuk mengenal suatu obyek dan menemukan solusi dari suatu permasalahan melalui kegiatan eksplorasi. Dengan bermain eksplorasi, 167 SELING: Jurnal Program Studi PGRA
Pengaruh Permainan Eksplorasi
anak-anak secara aktif mencari informasi tentang apa yang ada disekitarnya untuk mewujudkan rasa ingin tahu mereka. Ketika bermain eksplorasi, anak-anak menggunakan indera penciuman mereka, merasakan dan menyentuh suatu obyek, sehingga kemampuan sains anak dalam mengidentifikasi, mengklasifikasi, mengamati, mendeskripsikan, membuat prediksi, menarik kesimpulan, membandingkan, dan menentukan hubungan sebab akibat, dapat berkembang. Benda adalah bagian penting dari eksplorasi. Anak-anak belajar tentang karakteristik benda saat mereka berinteraksi dengan benda-benda dan pengetahuan ini penting untuk percobaan ilmiah. Beberapa teori pendidikan menjadikan alam sebagai sarana yang tak terbatas bagi anak untuk bereksplorasi dan berinteraksi dengan alam untuk membangun pengetahuannya (Sujiono, 2009: 94). Senada dengan pernyataan ini Wassermann (dalam Gross: 2012) menyatakan bahwa anak-anak menyelidik, mengamati, membandingkan, berimajinasi, menemukan, bereksperimen dan berteori ketika bereksplorasi dengan bahan alam, seperti air, pasir, dan tanah liat. Bertolak dari pendapat tersebut maka dapat dikemukakan bahwa bentuk kegiatan permainan eksplorasi dengan bahan alam dapat dilakukan melalui kegiatan bermain air, bermain pasir, dan bermain tanah liat. Menurut pendapat beberapa ahli pendidikan, permainan eksplorasi melalui kegiatan bermain air, memberikan kemungkinan-kemungkinan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan sains anak. Sebagaimana diungkapkan oleh Marshall & Stuart (2001: 83), bahwa air yang dilengkapi peralatan untuk bermain, adalah bahan yang sangat baik bagi anak untuk belajar dan mengembangkan pengetahuan tentang konsep sains. Dodge (1992: 199) juga menyatakan bahwa bermain dengan media air mempunyai manfaat dalam mengembangkan kemampuan kognitif, yaitu ketika anak bereksplorasi dengan bahan, dan memecahkan masalah.
Selain aspek kognitif, aspek perkembangan anak yang juga cukup penting untuk mendapatkan stimulasi adalah perkembangan sosial emosional. Keterampilan sosialemosional pada anak usia dini akan menjadi pondasi bagi anak-anak untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, peduli kepada orang lain, dan produktif. Menurut Howes & Matheson (dalam Walker, 2009), kemampuan sosial pada anak usia dini mencakup kemampuan untuk terlibat dalam interaksi bermain yang kompleks dengan teman sebaya secara terus-menerus, sehingga dapat diartikan bahwa aktivitas bermain bagi seorang anak memiliki peranan yang cukup besar dalam mengembangkan ketrampilan sosial emosional anak. Melalui bermain anak mendapat kesempatan untuk menghadapi pengalaman sosialnya, antara lain sikap sosial, belajar berkomunikasi, belajar mengorganisasi, menghargai orang lain dan menghargai harmoni dan kompromi (Nugraha, dkk., 1.21-1.22). Bentuk permainan eksplorasi bermain air mempunyai manfaat pada perkembangan sosial emosi anak, yaitu ketika anak bermain dengan senang, saling Volume 1, Nomor 2, Juli 2015
168
Siti Marli’ah
membantu, sabar, mampu menghasilkan menimbulkan rasa puas (Dodge, 1999:199).
sesuatu
yang
membagakan
dan
Kenyataan yang terjadi di lapangan berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis pada beberapa TK yang berada di Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban, kegiatan pengembangan sains dan sosial emosional masih sering dilakukan dengan metode pemberian tugas melalui lembar kerja anak atau buku kegiatan, yang sebelumnya ada penjelasan dari guru.
Permainan eksplorasi bermain air yang dilakukan secara kelompok memungkinkan anak untuk mengembangkan kemampuan sains dan sosial emosional anak. Kemampuan anak dalam melakukan ketrampilan proses sains seperti mengamati, menyelidiki, melakukan percobaan dan menyelesaikan masalah akan berkembang ketika anak terlibat aktif dalam kegiatan permainan eksplorasi. Dalam melakukan proses sains melalui permainan eksplorasi, anak termotivasi untuk berinisiatif, mengembangkan rasa percaya diri, kerja sama, dan belajar mengekspresikan emosi secara wajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Watters, dkk. (2000) yang mengungkapkan bahwa kegiatan pengembangan sains pada anak usia dini juga mempunyai peran penting dalam menstimulasi beberapa aspek perkembangan anak, sehingga banyak hasil penelitian menyarankan agar pengembangan sains dimulai sejak masa awal sekolah. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Permainan Eksplorasi Terhadap Perkembangan Sains dan Sosial Emosional Anak Kelompok B Di Taman Kanak-kanak” Landasan Teori
Permainan Eksplorasi Permainan eksplorasi merupakan salah satu jenis permainan aktif, yang dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk melihat, memahami, merasakan, dan pada akhirya membuat sesuatu yang menarik perhatian anak. Suratno (2005: 84-85) berpendapat bahwa, eksplorasi adalah suatu jenis kegiatan bermain yang aktivitas utamanya melakukan penjelajahan untuk mempelajari hal tertentu sambil mencari kesenangan. Sedangkan menurut Conkey dan Hewson (dalam Sujiono 2009:146), eksplorasi merupakan suatu jenis kegiatan bermain yang dilakukan dengan cara melakukan penjelajahan yang akan memberikan kesenangan dan memberikan pengalaman-pengalaman baru bagi anak. Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan permainan eksplorasi adalah: (1) menambah pengetahuan anak dan mendorong untuk mencari tahu hal-hal baru, (2) mendukung kepribadian yang positif, dan (3) sebagai alat bantu bagi anak untuk 169 SELING: Jurnal Program Studi PGRA
Pengaruh Permainan Eksplorasi
bersosialisasi atau menyesuaikan diri dengan teman-teman (Tedjasaputra, 2005: 59). Hal ini juga diungkapkan oleh Suratno (2005:85) yang menyatakan bahwa, manfaat yang dapat diperoleh anak melalui kegiatan eksplorasi adalah sebagai berikut: (1) menambah pengetahuan dan pengalaman anak, (2) merangsang kreativitas anak, (3) merangsang kegiatan positif bagi anak misalnya inisiatif untuk bertindak, sportifitas, percaya diri dan bersikap positif, dan (4) memberikan kesempatan pada anak untuk bersosialisasi baik dengan teman maupun guru. Eksplorasi dengan bahan alam, seperti pasir, air, dan tanah liat memungkinkan anak untuk menyelidik, mengamati, membandingkan, berimajinasi, menemukan, bereksperimen dan berteori (Wassermann, dalam Gross: 2012). Bertolak dari pendapat tersebut maka dapat dikemukakan bahwa bentuk kegiatan permainan eksplorasi dengan bahan alam dapat dilakukan melalui kegiatan bermain air, bermain pasir, dan bermain tanah liat.
Menurut Hurlock (dalam Saleh, 2013) bermain air adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir dengan memanfaatkan air sebagai bahan untuk bermain. Dalam bermain air, anakanak beraktivitas melalui tahapan-tahapan perkembangan sebagai berikut: (1) eksplorasi sensori-motor yang berhubungan dengan pancaindera, seperti mengenal sifat-sifat air, menemukan bunyi titik-titik air hujan dan bunyi pancaran air, dan belajar merasakan sensasi air yang melalui sela-sela jarinya dan melihat air yang menghilang tersrap oleh tanah, (2) anak mempergunakan pengalaman bermain air untuk tujuan tertentu dengan perencanaan dan percobaan, (3) anak melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan pengalaman yang sudah didapat sebelumnya dalam bermain air (Dodge, 1999: 207). Sedangkan manfaat dan tujuan bermain air seperti diungkapkan oleh Dodge (1999: 199) adalah sebagai berikut: (1) mengembangkan aspek fisik, (2) mengembangklan aspek kognitif, dan (3) mengembangkan aspek sosial emosional. Pengembangan Sains
Pengembangan sains pada anak menurut Nuutinen (dalam Gross, 2012) merupakan proses perubahan konseptual dimana anak-anak mengenali pengetahuan yang ada untuk memahami konsep dan proses. Adapun menurut Sujiono, dkk. (2007: 12.3), pengembangan sains pada anak usia dini adalah kegiatan belajar yang menyenangkan dan menarik yang dilaksanakan sambil bermain melalui pengamatan, penyelidikan, dan percobaan untuk mencari tahu atau menemukan jawaban tentang kenyataan yang ada di dunia sekitar. Pernyataan ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Suyanto (2005: 83), bahwa pengenalan sains pada anak merupakan kegiatan yang memungkinkan anak untuk melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda di sekitarnya.
Menurut Nugraha (2005: 30-32), tujuan pengembangan sains pada anak adalah agar anak: (1) mengenal dan menguasai fakta, konsep, prinsip, teori maupun aspekVolume 1, Nomor 2, Juli 2015
170
Siti Marli’ah
aspek lain yang terkait dengan hal-hal yang ditemukan dalam bidang sains, (2) menguasai ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan dalam menggali dan mengenal sains, (3) mengembangkan pribadi dan karakter. Manfaat pengenalan sains pada anak usia dini menurut Suyanto (2005: 159) adalah sebagai berikut: (1) eksplorasi dan investigasi, yaitu kegiatan untuk mengamati dan menyelidiki objek serta fenomena alam, (2) mengembangkan ketrampilam proses dasar, seperti melakukan pengamatan, mengukur, mengkomunikasikan hasil pengamatan dan sebagainya, dan (3) mengembangkan rasa ingin tahu, rasa senang, dan melakukan kegiatan inkuiri atau penemuan serta untuk memahami pengetahuan tentang berbagai benda baik ciri, struktur, maupun fungsi. Perkembangan Sosial Emosional
Perkembangan sosial emosional adalah kepekaan anak dalam memahami perasaan orang lain ketika berinteraksi dalam kehidupan sehari hari (Suyadi, 2010:109). Adapun Papalia (dalam Hildayani, 2009: 10.3) berpendapat bahwa perkembangan sosial emosional adalah perkembangan kemampuan anak dalam hal emosi, kepribadian dan hubungan interpersonal.
Pada tahap awal masa kanak-kanak, perkembangan sosial emosional berkisar tentang proses sosialisasi, yaitu proses ketika anak mempelajari nilai-nilai dan perilaku yang diterima dari masyarakat. Pada usia tersebut, terdapat tiga tujuan dalam perkembangan sosial emosional, yaitu mencapai sense of self atau pemahaman diri serta berhubungan dengan orang lain, bertanggung jawab terhadap diri sendiri yang meliputi kemampuan untuk mengikuti aturan dan rutinitas, menghargai orang lain, mengambil inisiatif, dan menampilkan perilaku sosial, seperti empati, berbagi, dan menunggu giliran (Dodge, 1999: 11). Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, menurut Hurlock (1978: 257) adalah lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, dan pengalaman awal yang diterima anak. Sedangkan faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi Menurut Setiawan (dalam Nugraha, 2010: 4.5) adalah: (1) keadaan individu, (2) konflik dalam proses perkembangan, dan (3) lingkungan.
Perkembangan sosial individu mengikuti suatu pola, yaitu urutan perilaku sosial yang teratur, di mana pola tersebut sama untuk setiap anak secara normal. Dalam perkembangan sosial anak terdapat beberapa ciri dalam setiap periodenya. Hurlock (1978: 262) mengungkapkan bahwa karakteristik perkembangan sosial pada masa awal anak adalah sebagai berikut(1) membuat kontak sosial dengan orang di luar rumah, (2) mulai senang membentuk kelompok, (3) ingin dekat dan berkomunikasi dengan orang dewasa, (4) terjadinya cooperative play, (5) memilih teman bermain, dan (6) mengurangi tingkah laku bermusuhan. Sedangkan karakteristik reaksi emosi 171 SELING: Jurnal Program Studi PGRA
Pengaruh Permainan Eksplorasi
pada anak usia dini menurut Hurlock (1978: 216) adalah sebagai berikut: (1) emosi yang kuat, (2) emosi sering muncul pada setiap peristiwa dengan cara yang diinginkannya, (3) emosi bersifat sementara, (4) reaksi emosi bersifat individual, dan (5) emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2009: 14).
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada, sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian perlakuan tertentu terhadap subyek penelitian yang kemudian diamati dan diukur dampaknya Menurut Riyanto (2001: 35), penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam penelitian eksperimen peneliti memanipulasikan sesuatu stimuli, perlakuan atau kondisi-kondisi eksperimental, kemudian mengobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut. Dengan demikian metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Berdasarkan ruang lingkup permasalahan dan tujuan penelitian maka rancangan penelitian yang digunakan adalah pola pelaksanaan penelitian Quasi Experimental, dimana desain ini mempnyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2009: 114). Penelitian ini dilaksanakan di TK Islam Amanah dan TK Islam Al Fajar Merakurak Tuban. Pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilakukan mulai 6 April sampai dengan 14 Mei 2015.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel yang diambil dari semua anggota populasi (Sugiyono, 2011: 85). Sampel yang diambil adalah seluruh anak kelompok B pada dua TK, yaitu TK Islam Amanah yang berjumlah 40 siswa dan TK Islam Al Fajar yang berjumlah 34 siswa. Pada masing-masing TK, sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Volume 1, Nomor 2, Juli 2015
172
Siti Marli’ah
Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik observasi dan dokumen. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian (Riyanto, 2001: 96). Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang variabel penelitian yaitu permainan eksplorasi bermain air dalam pengembangan sains dan sosial emosional anak usia dini yang dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran anak usia dini. Dokumen pada penelitian ini adalah semua kegiatan pada saat awal penelitian sampai dengan akhir penelitian, berupa dokumen berbentuk RKM, RKH, dan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang dan dilakukan, dan foto kegiatan dan hasil observasi. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah pedoman pengamatan atau observasi. Perkembangan kemampuan sains yang dinilai meliputi indikator dalam mengamati, mengungkapkan hasil percobaan, dan mengungkapkan sebab akibat. Sedangkan perkembangan sosial emosional yang dinilai meliputi indikator dalam bekerja sama, mengekspresikan rasa senang dan antusias, serta menunjukkan sikap gigih (tidak mudah menyerah). Teknik analisa data dalam penelitian eksperimen ini dilakukan secara inferensi dengan menngunakan statistik parametris. Pada statistik parametris, sebelum melakukan uji hipotesis harus dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu untuk mengetahui normalitas dan homogenitas data penelitian. Selanjutnya, dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah diajukan diterima atau ditolak. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan MANOVA dengan bantuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dalam permainan eksplorasi melalui kegiatan bermain air terhadap perkembangan kemampuan sains dan sosial emosional anak. Hasil dan Pembahasan
Pengaruh Permainan Eksplorasi Terhadap Perkembangan Kemampuan Sains Hipotesis pertama adalah adanya pengaruh permainan eksplorasi bermain air terhadap perkembangan sains anak kelompok B di Taman Kanak-kanak. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan uji pengaruh antar subyek (Test of BetweenSubject Effects). Adapun hasil analisis adalah sebagai berikut: Tabel 01. Hasil Uji Pengaruh Antar Subyek (Test of Between-Subject Effects) pada Perkembangan Kemampuan Sains Anak Source Dependent Variable Type III Sum of Squares Perkembangan
173 SELING: Jurnal Program Studi PGRA
1.194
F
Sig.
12.341 0.001
Pengaruh Permainan Eksplorasi Kemampuan Sains
Berdasarkan analisa statistik di atas didapatkan F hitung sebesar 12,341 dan signifikasnsi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 (sig = 0,001 < 0.05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini dapat dikatakan ada pengaruh permainan eksplorasi bermain air terhadap perkembangan kemampuan sains anak kelompok B di Taman Kanak-kanak.
Hasil pengujian hipotesis di atas, membuktikan bahwa pembelajaran melalui permainan eksplorasi bermain air berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan sains anak kelompok B di Taman Kanak-kanak. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Gross (2012), yang menyatakan bahwa bermain air memberikan kesempatan pada anak untuk belajar tentang konsep-konsep sains sederhana, seperti konsep terapung dan tenggelam dengan memasukkan beberapa benda ke dalam air, mengamati apa yang terjadi jika beberapa bahan dicampurkan ke dalam air, mengamati perbedaan perubahan yang terjadi ketika air dimasukkan pada wadah yang berbeda, dan belajar tentang penguapan dengan menggoreskan air pada permukaan lantai atau dinding kemudian mengamati bagaimana proses air menguap dan hilang secara perlahan.
Jefree, dkk. (dalam Sujiono, 2010:42) juga berpendapat bahwa permainan eksplorasi memberikan kesempatan pada setiap anak untuk menemukan hal baru dan merangsang rasa ingin tahu anak. Hal ini sejalan dengan pendapat Sujiono, dkk. (2007: 12.3), bahwa pengembangan sains pada anak bertujuan agar anak mampu secara aktif mencari informasi tentang apa yang ada di sekitarnya.
Pendapat di atas juga didukung oleh pernyataan Montolalu (2011: 7.16) yang menyatakan bahwa permainan eksplorasi melalui kegiatan bermain air mempunyai banyak kemungkinan untuk belajar sains (kegiatan percobaan). Marshall & Stuart (2001: 83) juga mengungkapkan bahwa bermain dengan bahan alam air sangat baik untuk belajar dan mengembangkan pengetahuan tentang konsep sains anak. Beberapa teori pendidikan juga mengungkapkan bahwa alam merupakan sarana yang tak terbatas bagi anak untuk bereksplorasi dan berinteraksi dengan alam untuk membangun pengetahuannya (Sujiono, 2009: 94). Senada dengan pernyataan ini Wassermann (dalam Gross: 2012) juga menyatakan bahwa anak-anak menyelidik, mengamati, membandingkan, berimajinasi, menemukan, bereksperimen dan berteori ketika mereka bereksplorasi dengan bahan alam, seperti air, pasir, dan tanah liat. Pengaruh Permainan Eksplorasi Terhadap Perkembangan Sosial Emosional
Hipotesis kedua adalah adanya pengaruh permainan eksplorasi bermain air terhadap perkembangan sosial emosional anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak. Volume 1, Nomor 2, Juli 2015
174
Siti Marli’ah
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan uji pengaruh antar subyek (Test of Between-Subject Effects). Adapun hasil analisis adalah sebagai berikut: Tabel 02. Hasil Uji Pengaruh Antar Subyek (Test of Between-Subject Effects) pada Perkembangan Sosial Emosional Anak
Source Dependent Variable
Type III Sum of Squares
F
Sig.
Perkembangan Sosial Emosional
1. 406
8.950
0.004
Berdasarkan analisa statistik di atas didapatkan F hitung sebesar 8,950 dan signifikasnsi sebesar 0,004 lebih kecil dari 0,05 (sig = 0,004 < 0.05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini dapat dikatakan ada pengaruh permainan eksplorasi bermain air terhadap perkembangan sosial emosional pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak.
Dari hasil pengujian hipotesis di atas, membuktikan bahwa pembelajaran melalui permainan eksplorasi bermain air berpengaruh terhadap perkembangan sosial emosional anak kelompok B di taman Kanak-kanak. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Dodge (1992: 199), yang menyatakan bahwa bermain air mempunyai manfaat pada perkembangan sosial emosi anak, yaitu ketika anak bermain dengan senang, saling membantu, sabar, mampu menghasilkan sesuatu yang membagakan dan menimbulkan rasa puas. Senada dengan pendapat di atas, Dorell (2008) juga mengungkapkan bahwa bermain air tidak hanya menyenangkan, tapi juga membantu anak dalam mengendalikan emosi. Permainan Eksplorasi Secara Bersama-sama Berpengaruh Perkembangan Kemampuan Sains dan Sosial Emosional
terhadap
Hipotesis ketiga adalah adanya pengaruh permainan eksplorasi bermain air terhadap perkembangan sains dan sosial emosional anak kelompok B di Taman Kanak-kanak.
Teknik analisa data dengan menggunakan Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) untuk mengetahui pengaruh permainan eksplorasi bermain air terhadap perkembangan kemampuan sains dan sosial emosional anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak. MANOVA merupakan uji beda yang berasal dari lebih dari satu variabel. Adapun hasil analisis adalah sebagai berikut: Tabel 03 Hasil Multivariate Test
Effect
Kelompok Pillar’s Trace Wilk’s
Lambda Hotelling’s
175 SELING: Jurnal Program Studi PGRA
Value
.243a .757a
F
Sig.
11.392
0.000
11.392
0.000
Pengaruh Permainan Eksplorasi Trace Roy’s
Largest Root
.321a .321a
11.392 11.392
0.000 0.000
Hasil uji MANOVA pada tabel di atas diperoleh nilai Hotteling’s Trace menunjukkan nilai F hitung sebesar 11,329 dan signifikansi sebesar 0,000. Sehingga dapat dijadikan dasar dalam mengambil kesimpulan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa permainan eksplorasi bermain air berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan sains dan sosial emosional secara bersama-sama dapat diterima.
Dari hasil pengujian Test of Between-Subject Effects pada tabel 01 dan 02 dan hasil uji Multivariate pada tabel 03 dapat disimpulkan bahwa (1) permainan eksplorasi bermain air berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan sains anak kelompok B di Taman Kanak-kanak, (2) permaianan eksplorasi bermain air berpengaruh terhadap perkembangan sosial emosional anak kelompok B di Taman Kanak-kanak, (3) permainan eksplorasi bermian air berpengaruh secara bersamasama terhadap perkembangan kemampuan sains dan sosial emosional anak kelompok B di Taman Kanak-kanak. Hal ini sesuai dengan pendapat Dodge (1999: 199) yang mengungkapkan bahwa keterlibatan anak-anak pada kegiatan bermain air, juga akan memberi ide untuk bekerja sama dengan teman, mengekspresikan perasaan dan pikiran seperti rasa senang dan antusias ketika memercikkan air, mengisi dan menuangkan air, dan pada saat mengapungkan benda-benda. Penutup
Simpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang diharapkan dalam penelitian, maka dirumuskan simpulan yang sesuai dengan penelitian tentang pengaruh permainan eksplorasi terhadap perkembangan kemampuan sains dan sosial emosional anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak, sebaga berikut:
1. Penggunaan permainan eksplorasi bermain air berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan kemampuan sains anak. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan perkembangan kemampuan sains yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, yaitu perkembangan kemampuan sains pada kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol, dari nilai rata-rata dan taraf signifikansi yang dihasilkan. 2. Penggunaan permainan eksplorasi bermain air berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan sosial emosional anak. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan perkembangan sosial emosional yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, yaitu perkembangan sosial emosional pada Volume 1, Nomor 2, Juli 2015
176
Siti Marli’ah
kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol, dari nilai rata-rata dan taraf signifikansi yang dihasilkan. 3. Penggunaan permainan eksplorasi berpengaruh bermain air bersama-sama secara signifikan terhadap perkembangan kemampuan sains dan sosial emosional anak. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan perkembangan kemampuan sains dan sosial emosional yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan penjelasannya, maka pada penelitian ini dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi pendidik AUD disarankan untuk menerapkan kegiatan permainan eksplorasi bermain air sebagai salah satu bentuk kegiatan bermain dalam mengembangkan kemampuan sains dan sosial emosional anak, sebab jenis permainan ini secara signifikan mampu meningkatkan perkembangan kemampuan sains dan sosial emosional anak.
2. Bagi peneliti lain yang tertarik pada penelitian sejenis, disarankan agar penelitian ini dapat menjadi referensi dan dasar untuk melakukan penelitian yang lebih komprehensif tentang kegiatan permainan eksplorasi pada anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak. Daftar Rujukan
Arifin, Z. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Lentera Cendikia.
Dodge, Colker., 1992. The Creative Currikulum for Early Chilhood. Washington DC: Teaching Strategies. Inc.
Ghozali. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Universitas Diponegoro.
Eshach, H., & Fried M. N., 2005. Should science be taught in early childhood? Journal of Science Education and Technology. Vol.14, No. 3. French, L. 2004. Science as the center of a coherent, integrated early childhood curriculum. Early Childhood Research Quarterly. Vol 19, No 1. Gilbert, J. K., Osborne, R. J., & Fensham, P. J., 1982. Children’s science and its consequences for teaching. Science Education. Vol. 66, No. 4.
Gross, M. 2012. Science Concepts Young Children Learn Through Water Play. Dimensions of Early Childhood Vol 40, No 2. 177 SELING: Jurnal Program Studi PGRA
Pengaruh Permainan Eksplorasi
Hadzigeorgiou, Y., 2002. A study of the development of the concept of mechanical stability in preschool children. Research in Science Education. Vol. 32, No. 3. Hurlock, B. E. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, B. E. 1980. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Hildayani, R., Tarigan, S. R., Pujiati, R., Sugianto, M,. Masykouri, A., Handayani, E. 2009. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Isenberg, Packer, J., Quisenberry, Nancy. 2002. Play: essential for all children A Position Paper of the Association for Childhood Education. Childhood Education Vol 7, No 1. Kartono, K. 1995. Psikologi Anak. Bandung: Mandar Maju.
Marshall, J., & Stuart, S. 2001. Child Development. Oxford: Heinemann Educational.
Mashar, Riana, 2011. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Muhibin, S. 1999. Psikologi Belajar. Ciputat: Logos Wacana Ilmu.
Mutiah, D. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.Montolalu, F. E. B., Arrahmi, D.S.S. 2011. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nugraha, A., Rachmawati, Y. 2010. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka. Nugraha, A. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains Anak Usia Dini. Jakarta: Danendra. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 58 tahun 2009, Standar PAUD
Purwanto. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian. Surabaya: SIC.
Tedjasaputra, M. 2001. Bermain, Mainan, dan Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Gramedia. Saleh, M. 2013. Kemampuan Sains Sederhana Melalui Teknik Bermain Air (ejurnal.fip.ung.ac.id/index.php/PDG/article/download/315/308) diunduh 29 Mei 2014. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujiono & Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT. Indeks. Sujiono, N. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak usia Dini. Jakarta: PT. Indeks.
Volume 1, Nomor 2, Juli 2015
178
Siti Marli’ah
Sujiono, N. Tampiomas, E. Zainal, R. 2007. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Depdiknas. Suratno, 2005. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Tinggi
Susanto, A. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Suyadi. 2013. Konsep Dasar PAUD. Bandung: Remaja Rodakarya.
Suyanto, S. 2005. Pembelajaran Untuk Anak TK. Jakarta: Depdiknas.
Walker. 2009. Sociometric Stability and The Behavioral Correlates of Peer Acceptance in Early Childhood. The Journal of Genetic Psychology. Vol. 170, No. 4.
Watters, J. J., Diezmann, C. M., Grieshaber, S. J., & Davis, J. M., 2000. Enhancing science education for young children: A contemporary initiative. Australian Journal of Early Childhood. Vol. 26, No. 2.
179 SELING: Jurnal Program Studi PGRA