IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBINA MOTIVASI KERJA GURU DI SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh : Muhammad Harsya Bachtiar NIM: 1112018200033
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Skripsi berjudul Implementsi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dalam Membina Motivasi Kerja Guru di SMK AI-Hid ayah Ciputat disusun oleh Muhammad Harsya Bachtiar, NIM : 1112018200033, diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqosah pada tanggal 01 November
2016 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoieh gelar Sarjana S 1 (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan. Jakarta, 13 Desember 2016
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
Dr. Hasyim Asy' ari, M.Pd NIP. 19661009199303 1 004 Penguji I
Dr. Jejen Musfah, MA NIP. 19770602 200501 1 004 Penguji II
Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd NIP. 196710202001122001
Tanggal
Tanda Tangan
ABSTRAK Muhammad Harsya Bachtiar (NIM : 1112018200033), Implementasi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dalam Membina Motivasi Kerja Guru di SMK Al-Hidayah Ciputat Skripsi, Jakarta : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penelitian ini bertujuan untuk mengenai pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru di SMK AlHidayah Ciputat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau mendeskripsikan secara menyeluruh terkait kegiatan pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam upaya pembinaan motivasi kerja kepada guru melalui komunikasi yang dilakukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian kualitatif, dengan analisa data menggunakan pendekatan analisis deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan dan menginterpretasikan arti data yang diperoleh. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara , observasi, dan pengumpulan data. Selanjutnya dalam penggunaan teori, penulis menggunakan literasi mengenai komunikasi, komunikasi interpersonal dan motivasi untuk mengkaji pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru di SMK AlHidayah Ciputat. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa : pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan guru di SMK AlHidayah Ciputat sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya data yang menyebutkan bahwa dalam melakukan komunikasi, kepala sekolah dapat menunjukan sebagai komunikator yang baik dan kepala sekolah mempunyai karakter yang terbuka dan humoris sehingga guru-guru tidak sungkan untuk melakukan komunikasi dengan kepala sekolah. Selanjutnya dalam pembinaan motivasi kerja guru, juga sudah berjalan cukup baik. Hal ini dapat terlihat pula dari data yang muncul, guru-guru menyebutkan komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh kepala sekolah cukup membina motivasi kerja mereka. Hal ini menunjukan bahwa pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah cukup membina motivasi kerja guru di SMK Al-Hidayah Ciputat.
Kata kunci : Implementasi, Komunikasi interpersonal, Kepala sekolah, Pembinaan, Motivasi kerja.
i
ABSTRACT Muhammad Harsya Bachtiar (NIM : 1112018200033), The Implementation of Principal Interpersonal Communication in Building Teachers Motivation at SMK Al-Hidayah Ciputat Undergraduate thesis, Jakarta : Faculty of Tarbiyah and Teaching, UIN Syarif Hidayatullah This research was about implementing principal of interpersonal communication in building teachers motivation at SMK AL-Hidayah Ciputat. The aim of this research was to know or to describe generally the implementation of principal interpersonal communication in an attempt of building teachers motivation through communication that was done. The method was qualitative experiment, with data analysis using descriptive analysis approach in order to describe and interprete the data obtained. As for data collection technique was using interview, observation, and data collection. For the theory to review the implementation of principal interpersonal communication in building teachers motivation at SMK AL-Hidayah Ciputat were literation about communication, interpersonal communication, and motivation Based on the result, it showed that: the implementation interpersonal communication between principal and teachers has been already done well. It could be seen from some data which mention that in implementing communication, the principal could show as a good communicator and principal had a personality as an extrovert and had a good sense of humor so that the teachers were not shy to communicate with principal. It also could be seen from the data that teachers said that interpersonal communication that already implemented by principal was quite good to build their motivation. It showed that the implementation of principal interpersonal communication was quite good to build teachers motivation at SMK Al-Hidayah Ciputat.
Key Words : Implementation, Interpersonal Communication, Principal, Motivation
ii
KATA PENGANTAR Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan taufiq nya beserta ilmu, rezeki dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhamad SAW yang telah membimbing umatnya menuju jalan yang diridhai Allah Swt. Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademik dalam rangka mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.). Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari segala usaha yang penulis lakukan tidak akan terwujud tanpa ada bantuan dari banyak pihak yang dengan tulus dan ikhlas dalam memberikan bantuannya. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Hasyim Asy‟ari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk senantiasa membimbing dan memotivasi mahasiswa Manajemen Pendidikan dan khususnya penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi. 3. Dr. Zahrudin, LC, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan nasehat, motivasi, inspirasi dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Drs. Masyhuri, AM, M.Pd
selaku Dosen Pembimbing II yang selalu
meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk membimbing, iii
memotivasi, menasehati, mengisnspirasi, dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi. 5. Drs. Mu‟arif SAM, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah dapat menghantarkan penulis dalam hal akademik kampus hingga tiba pada saat ini dalam tugas akhir penulisan skripsi. 6. Yuli Sudarwanto, S.Pd.I kepala SMK Al-Hidayah Ciputat dan Guru-guru yang telah memperkenakan, memberi izin dan senatiasa berbagi informasi kepada penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan lancar. 7. Ayahanda Anwar Soleh dan Ibunda Nani Maryati yang telah berjuang dalam membesarkan, mendidik, mendoakan dan menjadi inspirasi untuk penulis, semoga Allah SWT memberikan balasan dan pahala yang berlipat ganda untuk segala yang telah dilakukan, amin ya rabal „alamin. 8. Kakak-kakak dan adik yang luar biasa, Kakanda Randi Nizwar Azhari yang tangguh, Kakanda Hafiz Akhyar yang yang selalu menasehati dan mendukung penulis, Adinda Nur Meita Khairani yang selalu menjadi pengingat dan penyemangat penulis, dan semua yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi. 9. Adinda terkasih Wulan Ulfiana Syifa yang selalu sabar dalam mengingatkan, menemani, menasehati, mengasihi dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga Allah SWT mengabulkan doa dan cita-cita kita bersama. 10. Abangda dan kaka-kaka senior yang selalu membimbing dan memberikan warna baru dalam kehidupan akademis dan organisasi penulis di Ciputat, Bang Eko Arisandi, Bang Rizam, Bang Aan Sulhan, Kak Eha, Kak Dinda, Bang Zaeni Abdillah, Bang Ramon, Kak Kamal, Bang Faiz Izzat M, Bang Cipto Dwi Nugroho, Bang Faiz pres, Bang Ucup Uzumaki, Kak Tasya, Bang Saefulloh, Bang Nurwan, Bang Ucup, Bang coki , Kak Nuzi, Kak
iv
Ngka, Bang Ulum dan semua yang telah memberikan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. 11. Keluarga besar “Jhony”, Kak Abi, Kak Ilham, Kak Fuji, Pres Ikhwan, Pres David, Pres Dekol, Pres Jauhari, Kak Quro, Kak Bili, Kak Handoyo,Kak Yuris, Kak Rifki, Kak Maman, Kak Adit Ketum, Kak Dedi, Kak Ade yang selalu menarik untuk dijadikan semangat dalam meneesaikan skripsi. 12. Kawan-kawan Seperjuangan Kak Agung Medan, Kak Aris, Kak Jalwa, Kak Farras, Kak Akbar, Kak Basit, Kak Edwin, Kak Godil, Kak Hamdan, Kak Agung Gendut, Kak Ali, Kak Asqol, Kak aziz Bujuy, Kak Aziz Tablo, Kak Puser, Kak Rittah, Kak Fizma, Kak Umdah, dan Kak Ismi, Kak Ica, Kak Nisa yang selalu menjadi bagian hidup penulis di dalam dan di luar kampus. Kalian Luar Biasa! 13. Keluarga besar Manajemen Pendidikan 2012 dan Keluarga besar Semut Ranger yang selalu menarik, unik, absurd, dan indah untuk terus dikenang dan menjadi cerita hidup penulis. Satu keluarga beribu cerita! 14. Keluarga besar IMMAPSI Pusat dan Daerah, Kak Lala, Kak Akbar ketum, Kak Akbar sekum, Ketua daerah Jabar Yuzaki, Ketua daerah JABOBA Fatun dan seluruh anggota IMMAPSI di selurh Indonesia. 15. Dan seluruh Pihak, Kawan-kawan dan Dosen yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan seluruhnya.
Doa yang penulis dapat panjatkan kepada Allah AWT semoga seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi ini diberikan kesehatan, rezeki dan kelancaran dalam menjalankan segala kegiatan dan aktivitasnya, amin ya rabal „alamin.
v
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini, dan tentunya penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kebehasilan penulis. Akhirnya, dengan mengucap bismillah, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kegiatan akademis, masyarakat luas dan khususnya untuk penulis.
Jakarta,
Oktober 2016
Muhammad Harsya Bachtiar Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI LEMBAR PENYATAAN KARYA ILMIAH LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI UJI REFERENSI ABSTRAK .................................................................................................................... i ABSTRACT ................................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ............................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6 C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 7 D. Rumusan Masalah .................................................................................... 7 E.
Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7
F.
Manfaat Penelitian ................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah ............................................... 9 1. Pengertian Kepala Sekolah ................................................................. 9 2. Peran dan Fungsi Kepala Sekolah ....................................................... 11 3. Pengertian Komunikasi ....................................................................... 12 4. Pengertian Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah ....................... 14 5. Kebutuhan Komunikasi Interpersonal dalam Organisasi ..................... 15
vii
6. Tujuan Komunikasi Interpersonal ....................................................... 17 7. Karakteristik Komunikasi Interpersonal .............................................. 21 B. Motivasi Kerja Guru ................................................................................. 25 1. Tugas dan Fungsi Guru ....................................................................... 27 2. Pengertian Motivasi Kerja Guru ......................................................... 29 3. Teori-Teori Motivasi ........................................................................... 30 4. Manfaat Motivasi Kerja Guru .............................................................. 36 5. Pembinaan Motivasi Kerja Guru .......................................................... 37 C. Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 39 D. Kerangka Berfikir ...................................................................................... 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 42 B. Metode Penelitian ...................................................................................... 43 C. Sumber Data .............................................................................................. 43 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 44 E. Instrument Penelitian ................................................................................. 46 F. Teknkik Analisis Data ................................................................................ 47 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 49 1. Sejarah Singkat SMK Al-Hidayah Ciputat ......................................... 49 2. Profil SMK Al-Hidayah Ciputat .......................................................... 50 3. Visi dan Misi SMK Al-Hidayah Ciputat.............................................. 51 4. Profil Kepala SMK Al-Hidayah Ciputat .............................................. 51 5. Data Guru dan Tenaga Kependidikan .................................................. 52 6. Daftar Peserta Didik ............................................................................ 54 7. Daftar Sarana dan Prasarana ............................................................... 55 B. Deskripsi dan Analisis Data ...................................................................... 56
viii
C. Temuan Hasil Penelitian ............................................................................ 73 BAB V PENUTUP A. Simpulan ................................................................................................... 76 B. Saran-saran ................................................................................................ 77 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 79 LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................... 80
ix
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR Gambar 2.1 Hirarki Kebutuhan ...................................................... 32 Tabel 2.2
Perbandingan Teori Motivasi Malow & Herzberg ..... 34
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................... 42
Tabel 3.2
Kisi-kisi instrumen Observasi .................................... 46
Tabel 3.3
Kisi-kisi instrumen Wawancara ................................. 47
Tabel 4.1
Struktur SMK Al-Hidayah Ciputat ............................. 52
Tabel 4.2
Data Guru/Pendidik SMK Al-Hidayah Ciputat .......... 53
Tabel 4.3
Daftar Pesrta Didik SMK Al-Hidayah Ciputat ........... 54
Tabel 4.4
Daftar Sarpras SMK Al-Hidayah Ciputat................... 55
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman Observasi .................................................................................. 80 Lampiran 2 Pedoman Wawancara ............................................................................... 81 Lampiran 3 Hasil Wawancara Yuli Sudarwanto. S.Pd.I (Kepala Sekolah) ................. 82 Lampiran 4 Hasil Wawancara Bapak Drs. Yasmin (Guru) .......................................... 91 Lampiran 5 Hasil Wawancara Ibu Arsih S.Pd (Guru) ............................................... 98 Lampiran 6 Hasil Wawancara Ibu Nawang Wulan S.Pd (Guru) ................................ 103 Lampiran 7 Hasil Wawancara Bapak Via Aprilian. S.Kom (Guru) ........................... 108 Lampiran 8 Hasil Wawancara Bapak Tugiran.SE (Guru) .......................................... 114 Lampiran 9 Hasil Wawancara Muhammad Idrus S.Pd.I (Guru) .................................... 120 Lampiran 10 Hasil Wawancara Bapak Jamaludin A.Md (Guru) .................................. 124 Lampiran 11 Hasil Wawancara Bapak Endang Hidayat S.Pd (Guru) ............................ 130 Lampiran 12 Hasil Wawancara Ibu Umaeroh S.Pd.M.Si (Guru) ................................... 136 Lampiran 13 Hasil Wawancara Ibu Sri Rahayu M.Pd (Guru/Waka. Kesiswaan) .......... 142 Lampiran 14 Hasil Wawancara Ibu Siti Zubaidah M.Pd.I (Guru/Waka. Kurikulum) ...................................................................................................................... 147 Lampiran 15 Hasil Wawancara Bapak Wahyudin S.Pd.I (Guru) ................................... 152 Lampiran 16 Hasil Wawancara Bapak Drs. Sukoco DM, M.Pd.I (Guru) ...................... 158 Lampiran 17 Data Guru SMK Al-Hidayah Ciputat ....................................................... 164 Lampiran 18 Data Sarana dan Prasarana ....................................................................... 165 Lampiran 19 Data Peserta didik ..................................................................................... 166 Lampiran 20 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................................ 167 Lampiran 21 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................................ 168 Lampiran 22 Surat Keterangan Penelitian .................................................................... 169
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap kegiatan yang dilakukan manusia, membutuhkan sebuah dorongan internal dan eksternal untuk melakukan sesuatu. Sebuah dorongan yang bersifat internal dan eksternal selanjutnya disebut motivasi. Motivasi sangat berperan penting sebagai latar atau motif manusia melakukan sesuatu hal. Besar dan kecil nya motivasi dalam diri dapat mempengaruhi semangat bekerja, karena pada dasar nya ketika manusia mempunyai motivasi yang besar maka akan menciptakan sebuah semangat yang besar pula dalam setiap langkah dan kegiatan yang dilakukan. Motivasi tidak datang begitu saja, akan tetapi membutuhkan stimulus untuk dapat memunculkannya. Motivasi dapat muncul dari berbagai hal seperti pemberian perhatian, pembinaan motivasi, adanya penghargaan, pemberian upah yang setimpal, dan alasan yang penting dalam kehidupan. Motivasi yang muncul juga harus senantiasa dijaga dan dibina, proses pembinaan motivasi membuat motivasi yang muncul dapat terus bertahan dan bahkan berkembang. Pembinaan motivasi dapat dilakukan dalam banyak cara, dalam hal ini komunikasi menjadi fokus perhatian dalam pembinaan motivasi. Pembinaan motivasi melalui komunikasi dapat terlihat dari bagaimana cara berkomunikasi, pesan apa saja yang disampaikan, seberapa sering komunikasi yang terjadi, dan media untuk berkomunikasi antara komunikator kepada komunikan dan sebaliknya. Selain motivasi yang sangat dibutuhkan oleh manusia, tentunya ada hal lain pula yang penting untuk dilakukan seperti berkomunikasi dengan orang lain. Dalam kehidupan sehari–hari manusia senantiasa tidak lepas dari kegiatan komunikasi, karena komunikasi merupakan salah satu hal penting sebagai bentuk interaksi manusia. Dengan komunikasi banyak
1
2
hal yang bisa terselesaikan atau terbantu sebagai jembatan untuk mencari jalan keluar atau solusi dari suatu masalah. Kemudian dalam proses komunikasi kesamaan makna sangat dibutuhkan dalam kaitannya mencapai informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang melakukan komunkasi atau dalam kata lain komunikator dan komunikan. Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lain dalam kehidupan tentunya akan terjadi pertukaran informasi di dalamnya. Komunikasi dapat dipahami sebagai tindakan satu arah yang berjalan lurus dari komunikator kepada komunikan. Akan tetapi komunikasi juga dapat dipahami sebagai suatu tindakan interaktif yang melibatkan kedua belah pihak secara aktif antara komunikator dan komunikan. Jika yang satu berfungsi sebagai pemberi pesan, maka salah satu berfungsi sebagai penerima pesan. Seperti yang sudah dijelaskan di atas mengenai komunikasi, sudah tidak dapat kita pungkiri pentinya komunikasi sebagai salah satu bentuk interaksi manusia. Begitu pula di dalam organisasi, komunikasi merupakan hal yang penting dan sangat diperhatikan. Dengan adanya proses komunikasi yang baik di dalam organisasi, suatu tujuan yang telah di tetapkan oleh organisasi akan dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Tentunya di dalam organisasi di isi oleh sekumpulan manusia yang mempunyai visi dan misi yang sama. Manusia sangat bersifat dinamis dalam kehidupan, hal itu menunjukan bahawa manusia itu hidup. Dari sifat manusia yang dinamis inilah yang terkadang dapat menimbulkan sebuah dinamika organisasi. Dalam konteks organisasi pendidikan, yaitu sekolah. Tentunya ada interaksi yang kuat antara kepala sekolah dan guru. Dalam melaksanakan hubungan antara kepala sekolah dan guru membutuhkan pemahaman
3
tentang komunikasi. Pemahaman tentang komunikasi dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih di dalam organisasi. Menurut E. Mulyasa, “Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan”.1 Selanjutnya dikatakan kembali bahwa “Setiap kepala sekolah di hadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, berencana dan berkesinambungan untuk meningatkan kualitas pendidikan”.2 Kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya sebagai Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator dalam dasar-dasar kegiatan manajemen seperti Planning, Organizing, actuating, Controling dan Evaluating tentunya dituntut mempunyai keterampilan komunikasi yang baik kepada seluruh guru. Menurut Stoner, yang dikutip oleh wahyudi dalam buku Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi pembelajar (Learning Organization) dikatakan bahwa “hubungan manusia adalah cara manajer berhubungan dengan bawahannya, kalau karyawannya bekerja lebih giat , itu berarti organisasi mempunyai hubungan manusia yang efektif, sebaliknya kalau karyawan malas bekerja dan terjadi penurunan semangat kerja maka hubungan antar manusia dalam organisasi tidak efektif”.3 Sering kali kepala sekolah memberikan perintah atau instruksi kepada guru tanpa terlebih dahulu memberikan pengarahan mengenai tugas yang diberikan, hal ini dapat terjadi dikarenakan faktor rendahnya keterampilan komunikasi interpersonal kepala sekolah. Akibatnya hasil dari tugas tersebut tidak jarang kurang maskimal dan menyebabkan tujuan dari organiasi tidak dapat dicapai sesuai dengan yang diinginkan. Fenomena selanjutnya yang sering terjadi adalah keengganan guru untuk
1
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2007), cet ke-9, h.25 2 Ibid 3 Wahyudi, kepemimpinan kepala sekolah dalam organisasi pembelajar (learning organization), (Bandung: Alfabeta,2009), cet ke-1, h.71
4
melakukan komunikasi kepada kepala sekolah ataupun sebaliknya, kepala sekolah enggan untuk melakukan komunikasi dengan guru. Menurut Alice Kelvin, yang dikutip oleh Patti Hathaway dan Susan D. Schubert dikatakan bahwa "pada umumnya bawahan menghindari kontak horisontal dengan atasan karena sebelumnya mempunyai pengalaman yang kurang menyenangkan dengan tokoh yang memiliki wewenang. Peran karyawan bagaikan peran pasif seorang anak atau pelajar yang menerima begitu saja perintah dari “atasan”. Dengan mengembangkan rasa perduli, karyawan menjadi sangat termotivasi, berdasarkan semangat kompetensi, pengendalian diri, dan berbagai hasil yang telah dirasakan”4. Pengalaman masa lalu memberikan dampak terhadap masa depan, dalam hal ini kaitannya dengan komunikasi antara kepala sekolah dengan guru di dalam sekolah. Selanjutnya komunikasi interpersonal kepala sekolah yang kurang memadai juga dapat memberikan dampak langsung terhadap motivasi kerja guru. Komunikasi
interpersonal
dengan
kepala
sekolah
sangat
dibutuhkan terutama dalam situasi dan kondisi yang membutuhkan pengarahan langsung, pengambilan keputusan, dan pemberian motivasi dari kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi dan orang yang lebih berpengalaman dalam suatu sekolah. Komunikasi yang baik dan harmonis antara kepala sekolah dengan guru dapat menciptakan sebuah iklim kerja yang baik dan dapat memotivasi guru. Komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah menjadi sebuah hal penting di dalam sekolah sebagai lembaga pendidikan, seperti yang sudah dipaparkan di atas mengenai motivasi dan komunikasi. Peneliti memandang pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru menjadi sebuah hal yang tidak dapat dielakan. Pembinaan motivasi sacara sadar dan terencana menjadi tanggung jawab kepala sekolah yang harus dilaksanakan, tentunya banyak hal yang dapat dilakukan untuk membina motivasi kerja guru. 4
Patti Hathway & Susan D. Schubert, Memanajemeni Atasan,(Jakarta: PPM,2005) Cet ke-3, Hal 2
5
Kaitannya dengan pembinaan motivasi kerja guru, komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah menjadi salah satu cara dalam membina motivasi kerja guru agar sesuai dengan yang diharapkan. Dari pembinaan motivasi guru melalui komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh kepala sekolah diharapkan kinerja guru dapat menjadi lebih baik lagi dalam berjalannya kegiatan sekolah dan proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi awal atau pengamatan sementara ditemukan bahwa, dalam proses pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah belum menunjukan sebuah pelaksanaan komunikasi yang ideal, masih terdapat kekurangan seperti kepala sekolah belum dapat melaksanakan komunikasi interpersonal secara terencana guna memotivasi semangat guru dalam bekerja. Sebagaimana yang ditemukan di SMK AlHidayah Ciputat bahwa guru-guru yang mengajar tidak hadir setiap hari di sekolah, Sehingga peneliti menganggap hal ini membuat komunikasi antara kepala sekolah dengan guru menjadi terbatas. Ada guru yang hanya hadir disekolah dalam 2 sampai 3 hari saja dalam waktu satu minggu. Hal ini membuat keleluasaan dalam berkomunikasi secara tatap muka menjadi tidak optimal, Lebih lanjut lagi, di SMK Al-Hidayah Ciputat adalah sebuah sekolah yang berbentuk yayasan, jadi dalam sistem pemilihan kepala sekolah berdasarkan keputusan pihak yayasan. Guru yang sekarang mengajar dahulu kalanya adalah guru yang menjadi kepala sekolah. Fenomena ini membuat kepala sekolah saat ini mempunyai rasa sungkan dan sangat berhati-hati ketika melakukan komunikasi dengan guru senior yang pernah menjabat sebagai kepala sekolah. Penulis memandang komunikasi interpersonal sebagai hal yang menarik untuk ditelusuri lebih lanjut lagi. Pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah diharapkan menjadi sebuah hal yang dapat memicu motivasi kerja guru sehingga dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan lebih baik lagi.
6
Berdasarkan pertimbangan di atas penulis menyadari bahwa pentingnya implementasi komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam tugasnnya
sebagai
manajer sekolah untuk
terus
memaksimalkan
komunikasi interpersonalnya yang nantinya akan berdampak langsung kepada pembinaan motivasi kerja guru. Dari uraian di atas penulis akan memfokuskan atau menitikberatkan penelitiannya dalam sebuah penelitian yang berjudul “Implementasi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dalam Membina Motivasi Kerja Guru di SMK Al-Hidayah Ciputat” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka dapat di identifikasi masalah-masalah penelitian sebagai berikut: 1. Terbatasnya wawasan kepala sekolah terhadap komunikasi interpersonal 2. Belum
maksimalnya
pelaksanaan
fungsi
komunikasi
melaksanakan
komunikasi
pelaksanaan
komunikasi
interpersonal kepala sekolah 3. Terbatasnya
waktu
untuk
interpersonal dengan guru 4. Adanya
kesenjangan
dalam
interpersonal 5. Belum terciptanya konsep pembinaan motivasi kerja guru secara sadar dan terencana 6. Kurang maksimalnya pembinaan motivasi kerja guru melalui komunikasi interpersonal kepala sekolah
7
C. Pembatasan Masalah Memperhatikan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini difokuskan pada masalah “Implementasi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dalam Membina Motivasi Kerja Guru di SMK Al-Hidayah Ciputat”. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Melihat sejauhmana pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah di SMK Al-Hidayah Ciputat ? 2. Melihat sejauhmana pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru di SMK Al-Hidayah Ciputat ? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini adalah bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang terjadi mengenai “Implementasi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dalam Membina Motivasi Kerja Guru di SMK Al-Hidayah Ciputat”. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi civitas akademika di SMK Al-Hidayah Ciputat, khususnya kepala sekolah, sebagai bahan masukan dan referensi untuk memaksimalkan
dan
meningkatkan
pelaksanaan
komunikasi
interpersonal dengan guru sehingga dapat membina motivasi kerja guru. 2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan wawasan atau contoh pelaksanaan komunkasi interpersonal yang baik dan tepat guna dalam membina motivasi kerja guru.
8
3. Bagi pembaca, menjadi bahan bacaan serta acuan yang positif dalam memaksimalkan dan meningkatkan komunikasi interpersonal dalam membina motivasi kerja guru, lebih lanjut lagi sebagai studi pembanding dengan implementasi komunikasi interpersonal di lembaga lainnya.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah 1. Pengetian Kepala Sekolah Dalam organisasi pendidikan khususnya di sekolah, kepala sekolah merupakan pucuk pimpinan tertinggi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepentingan organisasi. Kepala sekolah sebagai manajer tertinggi dalam sekolah bertanggung jawab atas pencapaian dan kemajuan visi dan misi sekolah yang telah di tetapkan bersama. Dalam hal ini kepala sekolah mempunyai peran dan fungsi yang sangat strategis dalam sekolah tanpa mengabaikan semua unsur atau semua stekholder yang terlibat di dalam sekolah seperti pendidik, tenaga pendidik, siswa dan orang tua siswa. Menurut Rohiat “Kepala sekolah mempunyai posisi puncak yang memegang kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan, kondisi tersebut menunjukan bahwa kepala sekolah sebagai pemegang jasa suatu bidang jasa profesional yang sangat khusus.”5 Dalam besarnya tugas dan fungsi kepala sekolah, patut kita ketahui pengertian dari kepala sekolah menurut para ahli. “kepala sekolah sendiri merupakan tugas tambahan bagi guru, dan ini sudah berlangsung cukup lama. Oleh karena kepala sekolah dan pengawas sekolah berasal dari guru, makin kuat kehendak untuk mangakui kepemimpinan guru atau guru sebagai pemimpin yang merupakan dari kaderisasi guru untuk promosi”.6 Sedangkan menurut Wahjosumidjo “kepala sekolah merupakan seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar 5
Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2008) Cet ke- 1, h.33 Fatimah, Djailani, Khairudin,”Komunikasi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada SMA Negeri Geumpang Kabupaten Pidie”, Jurnal Administrasi Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala, Volume 3, No.4, November 2015, hal.2 6
9
10
mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.”7 Dalam kaitannya kepala sekolah sebagai tugas tambahan dari seorang guru, kepala sekolah juga harus mempunyai wawasan yang luas, kreatif dan inovatif karna sebagai pimpinan tertinggi di dalam sekolah kepala sekolah harus mampu memberikan perubahan yang positif di dalam sekolah. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, kepala sekolah merupakan sebuah posisi struktural dalam sekolah. Kepala sekolah pada dasarnya adalah seorang guru yang diberikan tugas tambahan sehingga mempunyai tanggung jawab dan kewajiban yang lebih besar di dalam sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah diberikan tugas dan tanggung jawab untuk menjalankan fungsi manajerial sehingga visi dan misi yang telah di tetapkan bersama dapat dicapai dengan maksimal dengan memperhatikan unsur efektif dan efesien. Akan tetapi tidak semua guru dapat menjadi seorang kepala sekolah, dalam kaitannya dengan syarat dan ketentuan menjadi kepala sekolah telah diatur dalam Undang-undang. Hanya guru yang mempunyai kompetensi tertentu lah yang dapat diberikan dan diangkat menjadi kepala sekolah. “Kepala sekolah yang profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam pemberuan sistem pendidikan di sekolah. Dampak tersebut antara lain terhadap efektifitas pendidikan, kepemimpinan sekolah yang kuat, pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, budaya mutu, teamwork yang kompak, cerdas dan dinamis, kemandirian, partisipasi warga sekolah dan masyarakat, keterbukaan (transparansi), kemauan untuk berubah (psikologis dan fisik), evaluasi dan perbaikan
7
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: PT. Raja Grafindo,2007), h.83
11
berkelanjutan, respinsif dan antisipatif terhadap kebutuhan, akuntabilitas, dan sustainabilitas.”8 2. Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai tugas tambahan dari guru, seorang kepala sekolah mempunyai cukup banyak peran dan fungsi dalam menjalankan tugas nya. Oleh karena itu tidak semua guru dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Seorang kepala sekolah harus mempunyai kompetensi tertentu dalam kaitanya menjalan peran dan fungsinya sebagai manajer dalam sekolah. Dalam proses mencapai visi dan misi pendidikan, peran dan kemampuan kepala sekolah sangat menunjang keberhasilan kegiatan pendidikan di sekolah. Bahkan seorang guru yang sudah mempunyai pengalaman yang banyak di sekolah belum tentu dapat menjadi kepala sekolah yang profesional. Kompetensi kepala sekolah sebagaimana tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007, tentang Standar Kepala sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut : Kepribadian, Manajerial, Kewirausahan, Supervisi, dan sosial.9 Kepala sekolah juga harus mempunyai kompetensi yang unggul dan profesional serta kemampuan mengambil keputusan yang efektif dan efisien. Selain itu kepala sekolah juga dituntut matang dalam planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), controling (pengawasan), dan evaluating (pengevaluasian). Selain dari dasar-dasar manajemen yang harus dikuasi oleh kepala sekolah, menurut E. Mulyasa “dalam paradigma baru manajemen pendidikan kepala sekolah sedikitnya harus mampu 8
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya,2007) cet ke-7, h.89 9 Undang-undang No.13 Th.2007 tentang Standar Kepala sekolah/Madrasah
12
berfungsi sebagai edukator, manager, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator (EMASLIM).”10 Dikatakan lagi munurut E. Mulyasa “perspektif kedepan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga harus mampu beperan sebagai figur dan mediator, bagi perkembangan masyarakat dan lingkungannya.”11 3. Pengertian Komunikasi Kata atau istilah “komunikasi” merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Communication yang dikembangkan di Amerika Serikat dan komunikasipun berasal dari unsur persurat kabaran, yakni journalism. Adapun definisi komunikasi dapat dilihat dari dua sudut, yaitu: dari sudut bahasa (etimologi) dan dari sudut istilah (terminologi).12 Menurut Roudhonah, Komunikasi menurut bahasa atau etimologi dalam “Ensiklopedi Umum” diartikan dengan “perhubungan”, sedangkan yang terdapat dalam buku komunikasi berasal dari perkataan latin, yaitu: a. Communicare, yang berarti berpartisipasi ataupun memberi tahukan b. Communis, yang berarti milik bersama atapun berlaku dimana mana c. Communis opinion, yang berarti pendapat umum atau pendapat mayoritas d. Communico, yang berari membuat sama e. Demikian juga Communication berasal dari kata latin communicatio yang juga bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya sama makna.13 Menurut Poppy Ruliana “Komunikasi adalah salah satu aktifitas manusia dan suatu topik yang amat sering diperbincangkan sehingga kata komunikasi itu sendiri memiliki banyak arti beragam”.14 Sedangkan menurut Louis Forsdale yang dikutip oleh Arni 10
Ibid., h.98. Ibid. 12 Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: Jakarta Pers, 2007) h.21 13 Ibid 14 Poppy Ruliana,komunikasi Organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) cet ke-1 h.1 11
13
Muhammad dalam buku Komunikasi Organisasi “communication is the process by wich a system is established, maintained, and altered by means of shared signals that operate according to rules”.15 Dalam perspektif lain Onong Uchjana Effendy menjelaskan bahwa
“proses
komunikasi
pada
penyampaian
pikiran
atau
(komunikator)
kepada
orang lain
hakikatnya
perasaan
oleh
adalah
orang
(komunikan).
proses
seseorang
Pikiran
bisa
merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya”16 Dalam kaitannya dengan komunikasi, manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat lepas dari komunikasi sebagai bagian dari bentuk interaksi sosial dalam kehidupan manusia sehari-hari. Kebutuhan akan informasi juga membuat adanya dorongan manusia untuk melakukan komunikasi, adanya kebutuhan akan informasi juga menunjang proses interaksi antar sesama manusia sebagai makhluk sosial. Selanjutnya di dalam informasi terdapat pesan yang didapat atau di sampaikan oleh pemberi pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan). Dari informasi atau pesan yang didapat akan diolah menjadi sebuah makna, kesamaan makna antara komunikator dan komunikan sangat mempengaruhi keberhasilan atau keefektifan dari komunikasi itu sendiri. Dari
beberapa
definisi
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
komunikasi merupakan sebuah aktiftas dasar manusia sebagai makhluk sosial sebagai bentuk interaksi yang didalamnya terdapat proses pembentukan, penyampaian, pengolahan dan umpan balik informasi atau pesan yang dapat berupa gagasan, opini, berita, dan hal-hal yang lain yang ada di dalam pikiran manusia dari makna atau kesamaan makna yang di dapat.
15
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) hal.2 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2003) h.11
16
14
4. Pengertian Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah Bedasarkan jumlah interaksi yang terjadi dalam komunikasi, komunikasi tersebut dapat dibedakan atas 3 kategori yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok kecil, dan komunikasi publik.17 Akan tetapi pada kali ini akan difokuskan kepada komunikasi interpersonal. Menurut Arni Muhammad, “komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seseorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya”.18 Menurut
Roudhonah,
”komunikasi
antarpribadi
adalah
komunikasi yang berlangsung antara dua orang, di mana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan”.19
Komunikasi yang
terjadi antara dua orang ini bisa berupa bentuk komunikasi langsung secara bertatap muka atau face to face atau juga dapat melalui sebuah sarana komunikasi yaitu melalui media telepon, email, dan lain-lain. Sedangkan menurut Devito yang dikutip oleh Roudhonah, “komunikasi antarpribadi adalah pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok kecil orang dengan efek dan umpan balik yang langsung”.20 Selanjutnya
komunikasi
interpersonal
lebih
menunjukan
bagaimana gaya komunikasi interpersonal dilakukan sebagaimana dikatakan Kreitner dan Kinicki, yaitu: a. Assertiveness, komunikasi yang di lakukan secara tegas, akan tetapi tidak memaksa. Dalam kata lain orang lain bisa turut serta mempengaruhi hasil dari komunikasi.
17
Arni Muhammad, Op. Cit., h.158 Ibid, h.159 19 Roudhonah, Op. Cit., h.106 20 Ibid, h.107 18
15
b. Aggresiveness, komunikasi yang dilakukan secara cepat dan menyerang, hal ini ditujukan untuk mengambil keutungan dari orang lain. c. Nonassertiveness, komunikasi yang tidak tegas, yang ditujukan untuk memberikan kesempatan orang lain untuk mengambil keuntungan dari kita.21 Menurut Agus M. Hardjana, “komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula”.22 Setelah melihat beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan pokok bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan sedikitnya oleh dua orang atau lebih yang dilakukan secara langsung baik secara tatap muka atau melalui media komunikasi dalam proses penyampaian pesan atau informasi yang dapat langsung dirasakan umpan baliknya oleh komunikator atau komunikan. 5. Kebutuhan Komunikasi Interpersonal dalam Organisasi Kualitas komunikasi interpersonal dalam organisasi adalah sangat penting. Orang dengan keterampilan komunikasi yang baik membantu kelompok
membuat
lebih
banyak
keputusan
inovatif
dan
dipromosikan lebih sering daripada individu dengan kemampuan kurang berkembang.23 Mengenai hubungan organisasi dengan komunikasi, william V. Hanney dalam
bukunya,
Communication
and
Organizational
Behavior, menyatakan bahwa “organization consists of a number of
21
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) cet ke-2, h.247 Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, (Yogyakarta: Knisius, 2003), h.85 23 Wibowo. Loc. Cit. 22
16
people, it involves interdependence, interdependence alls for coordination and coordination requires communication”.24 Organisasi ditinjau dari segi dinamikanya dapat diartikan sebagai proses kerjasama yang serasi, sistematis diantara orang-orang di dalam suatu ikatan formal dan hirarkhis dan bertindak sasuai ketentuan yang disepakati untuk mencapai tujuan yang ditetapkan secara efisien dan efektif.25 Menurut William C. Schutz yang dikutip oleh Arni Muhammad dalam buku Komunikasi Organisasi setiap individu mempunyai kebutuhan interpersonal atau kebutuhan sosial yang dipenuhinya melalui komunikasi interpersonal, selanjutnya ada tiga macam kebutuhan dasar, yaitu: a. Kasih sayang Kebutuhan akan kasih sayang adalah kebutuhan untuk mempertimbangkan apakah diri kita disukai atau disayangi oleh orang lain. Misalnya dalam organisasi atau dalam pekerjaan kelihatan bahwa seseorang disukai oleh setiap orang. Orang yang telah memenuhi kebutuhan ini menurut Schuzt dinamai personal. Di samping itu juga kelihatan biasa saja bila seseorang tidak sanggup memenuhi kebutuhan ini, dan orang yang demikian dinamakan Schutz kurang personal atau terlalu personal. b. Diikutsertakan Kebutuhan merasa berarti dan diperhitungkan adalah merupakan kebutuhan interpersonal diikutsertakan. Menurut Schutz orang-orang yang tidak berhasil memenuhi kebutuhan ini dinamakan kurang sosial atau terlalu sosial. Lawan dari orang yang kurang sosial adalah individu yang terlampau sosial yang tidak dapat di stop dari keterlibatan berkomunikasi dengan orang lain. Individu yang telah memuaskan kebutuhan mereka dalam 24 25
Onong Uchjana Effendy, Op. Cit., h.116 Wahyudi, Op. Cit., h.1
17
penghargaan ini dinamakan orang yang sosial. Orang ini sanggup menangani situasi dengan atau tanpa orang lain. c. Kontrol Kebutuhan yang ketiga adalah kontrol. Kontrol adalah kebutuhan yang timbul karena rasa tanggung jawab dan kepemimpinan. Hampir semua kita mempunyai beberapa kebutuhan mengontrol orang lain dan cara menyatakannya berbeda-beda. Ada tiga tipe yang berbeda. Beberapa orang yang kepribadiannya yang sangat patuh pada orang lain dan karena itu dinamakan abdikrat. Mereka ini tidak percaya diri atau sedikit percaya pada diri mereka dan sering menganggap diri mereka tidak sanggup mengerjakan sesuatu, selanjutnya orang yang tidak pernah merasa cukup mengontrol dinamakan autokrat. Individuindividu ini selalu mencoba mendominasi orang lain. Mereka mempunyai
kebutuhan
yang
kuat
akan
kekuasaan
bila
sebelumnya mereka tidak diberikan posisi yang mengontrol atau kekuasaan dalam organisasi. Sedangkan demokrat adalah individu yang kebutuhan kontrolnya terpuaskan. Orang-orang ini merasa senang apakah mereka mempunyai posisi kepemimpinan atau kurang dari itu.26 6. Tujuan Komunikasi Interpersonal Komunikasi merupakan hal yang sangat mendasar dan sangat penting dalam kehidupan manusia, dalam setiap proses komunikasi manusia pasti memiliki tujuan dan pesan yang ingin disampaikan. Tujuan dapat berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain, tentunya tujuan ini dapat tersampaikan apabila proses komunikasi interpersonal antara dua orang atau lebih berjalan lancar sehingga umpan baik yang di terima juga akan baik. Menurut Arni Muhammad dalam buku Komunikasi Organisasi tujuan komunikasi interpersonal tidak perlu disadari pada saat 26
Arni muhamad, Op. Cit., h.161-165
18
terjadinya pertemuan dan juga tidak perlu dinyatakan. Tujuan itu sendiri boleh disadari dan boleh tidak disadari dan boleh disengaja atau tidak disengaja. Diantara tujuan-tujuan itu adalah sebagai berikut: a. Menemukan Diri Sendiri Salah
satu
tujuan
komunikasi
interpersonal
ialah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain maka kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi interpersonal juga memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang sangat luar biasa pada perasaan, pikiran, serta tingkah laku kita. b. Menemukan Dunia Luar Hanya komunikasi interpersonal yang dapat menjadikan kita memahami lebih banyak tentang diri kita serta orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali di diskusikan dan akhirnya di pelajari atau di dalami melalui interaksi interpersonal. Kenyataan, Kepercayaan, sikap dan nila-nilai kita barang kali dipengaruhi lebih banyak oleh pertemuan interpersonal daripada oleh media atau pendidikan formal. c. Membentuk dan Menjaga Hubungan yang Penuh Arti Salah
satu
keinginan
orang
yang
paling
besar
merupakan bentuk serta memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak
dari
waktu
kita
pergunakan
dalam
komuikasi
interpersonal diabdikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
19
d. Berubah Sikap dan Tingkah Laku Banyak waktu kita dapat dipergunakan untuk mengubah sikap
serta tingkah
laku
orang
lain
dengan
pertemuan
interpersonal. Selain itu, kita juga banyak menggunakan waktu untuk terlibat dalam posisi interpersonal. Ada sebuah studi mengenai keefektifan media massa, bertentangan dengan situasi interpersonal dalam mengubah tingkah laku tertentu. Kita lebih sering membujuk melalui komunkasi interpersonal daripada komunikasi media massa. e. Untuk Bermain dan Kesenangan Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama ialah dalam mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pekan, menceritakan cerita hal yang lucu. Walaupun kelihatannya kegiatan itu tidak berarti, tetapi mempunyai tujuan yang sangat penting. Dengan melakukan
komunikasi
interpersonal
semacam
itu
dapat
memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan ketenangan dari semua keseriusan di lingkungan kita. f. Untuk Membantu Keberhasilan memberikan bantuan tergantung kepada pengetahuan dan keterampilan komunikasi interpersonal. Kita juga telah melihat tujuan-tujuan komunikasi interpersonal ini dari dua perspektif yang lain. Yang pertama tujuan ini boleh dilihat sebagai faktor yang memotivasi atau alasan mengapa kita terlibat dalam komunikasi interpersonal. Kedua, tujuan ini boleh dipandang sebagai hasil atau efek umum dari komunikasi interpersonal yang berasal dari pertemuan interpersonal.27 Berdasarkan hal itu kita dapat mengatakan bahwa tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk mendapatkan pengetahuan 27
Ibid, h.165-168
20
tantang diri, membentuk hubungan yang lebih berarti dan memperoleh tambahan pengetahuan dunia luar. Seharusnya tentu saja sudah jelas bahwa komunikasi interpersonal biasanya dimotivasi oleh kombinasi bermacam-macam faktor dan tidaklah mempunyai satu efek. Tetapi kombinasi berbagai efek atau hasil. Misalnya diberikan suatu interaksi interpersonal, diberikan beberapa tujuan, dimotivasi oleh berbagai faktor yang unik dan menghasilkan kombinasi faktor-faktor atau efek yang unik. Selanjutnya menurut Roudhonah dalam buku ilmu komunikasi, tujuan komunikasi intepersonal terbagi menjadi lima, yaitu: a. Mengenal diri sendiri dan orang lain Maksutnya dengan membicarakan diri kita sendiri pada orang lain, maka kita akan mendapatkan perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami lebih dalam tantang sikap dan perilaku kita. Dan dengan komunikasi antar pribadi pula kita dapat belajar tentang bagaimana dan sejauhmana kita harus membuka diri pada orang lain. Dan dengan komunikasi antar pribadi kita juga akan mengetahui nilai, sikap, dan perilaku orang lain. Kita dapat menanggapi dan memprediksi tindakan orang lain. b. Mengetahui dunia luar Maksudnya
dengan
komunikasi
antar
pribadi,
memungkinkan kita untuk memhami lingkungan kita secara baik. c. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna Sebagai makhluk sosial, manusia ingin menciptakan dan memelihara hubungan dekat dengan orang lain. d. Mengubah sikap dan perilaku
Maksudnya, dalam komunikasi antar pribadi sering kita berupaya mengubah sikap dan perilaku orang lain. Kita ingin seseorang memilih cara tertentu, mencoba makanan baru, mendengarkan musik tertentu, membaca buku dan lain-lain.
21
e. Bermain dan mencari hiburan Kadang hal bermain dan mendapat hiburan ini dianggap tidak penting, tetapi sebenarnya komunikasi yang demikian perlu dilakukan, karena dapat memberi suasana baru yang terlepas dari keseriusan, ketegangan dan lain-lain.28 Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan tujuan-tujuan komunikasi interpersonal atau antar pribadi bahwa komunikasi interpersonal bertujuan untuk lebih memahami sifat, karakter, dan perilaku manusia sebagai pihak yang berkomunikasi, yang pada muaranya akan dapat memberikan dampak kesenangan, memelihara hubungan, memotivasi, memahami lingkungan dan bahkan merubah perilaku seseorang. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari atau dalam organisasi pengetahuan tentang komunikasi interpersonal dapat membuat sesorang akan lebih peka dan dekat dengan orang yang ada di sekelilingnya. Hal ini diharapkan mampu memberikan dampak yang positif. 7. Karakteristik Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi secara dua arah dan dapat diketahui langsung balikannya. Menurut Arni Muhammad komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang bersifat transaksi. Selanjutnya ada enam aksioma yang bersifat transaksi dari komunikasi interpersonal. Aksioma ini menjadi prinsip umum dari komunkasi interpersonal. Masing-masing aksioma tersebut, yaitu : a. b. c. d. 28
Komunikasi tidak dapat dielakan Komunikasi tidak dapat dibalikan Komunikasi mempunyai isi dan dimensi hubungan Komunikasi meliputi proses penyesuaian
Roudhonah, Op. Cit., h.117
22
e. Hubungan ditentukan oleh pemberian tanda f. Interaksi mungkin dipandang sebagai sesuatu yang simetris29 Komunikasi interpersonal merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakan, karena secara sadar dan tidak sadar, kita secara alamiah akan berkomunikasi lewat verbal ataupun non verbal. Lebih lanjut lagi adalah komunikasi interpersonal merupakan proses yang tidak dapat dibalikan, sebagai contoh air yang sudah menjadi es atau es yang sudah menjadi air contoh tersebut merupakan proses yang dapat dibalikan, akan tetapi berbeda dengan komunikasi interpersonal sesuatu yang sudah di ucapkan sudah menjadi sebuah ucapan dan tidak dapat ditarik kembali. Karakteristik atau ciri-ciri komunikasi antar pribadi ini sebenarnya dapat diketahui dari pengertiannya diatas, yaitu antara lain: a. Sifatnya yang dua arah/timbal balik ( Two way traffic communication) b. Feed back nya langsung tidak tertunda c. Komunikator dan komunikan dapat bergantian fungsi d. Bisa dilakukan secara spontanitas e. Tidak bersturktur f. Komunikasi ini lebih banyak terjadi antar dua orang30 Lebih lanjut lagi, dalam buku Roudhonah menurut Judy C. Person yang telah dikutip Djuarsa Sendjaja menyebutkan enam karakteristik komunikasi antar pribadi, yaitu: a. Komunikasi antar pribadi dimulai dengan diri pribadi (self) b. Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional c. Komunikasi antar pribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan pribadi d. Komunikasi antar pribadi mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi e. Komunikasi antar pribadi melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan lainnya (Interdependent) dalam proses komunikasi f. Komunikasi antar pribadi tidak dapat diubah maupun diulang31 29
Arni Muhammad, Op. Cit., h.168-172 Roudhonah, Op. Cit., h113 31 Ibid, h.114 30
23
Sedangkan menurut Agus M. Hardjana komunikasi interpersonal merupakan kegiatan yang dinamis. Dengan tetap memperhatikan kedinamisannya, komunikasi interpersonal mempunyai ciri-ciri yang tetap sebagai berikut:
a. Komunikasi Interpersonal adalah Verbal dan Nonverbal Komunikasi Interpersonal adalah verbal atau nonverbal. Dalam komunikasi itu, seperti komunikasi pada umumnya, selalu mencakup dua unsur pokok yaitu isi pesan dan bagaimana isi itu dikatan dan dilakukan, baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi Interpersonal Mencakup Perilaku Tertentu Ada tiga perilaku dalam komunikasi interpersonal: a) Perilaku
spontan
(spontaneus
behaviour)
adalah
perilaku yang dilakukan karena desakan emosi dan tanpa sensor serta revisi secara kognitif. Artinya, perilaku itu bisa terjadi begitu saja. b) Perilaku menurut kebiasaan (script behaviour) adalah perilaku yang kita pelajari dari kebiasaan kita. Perilaku itu khas, dilakukan pada saat tertentu dan dimengerti orang. c) Perilaku sadar (contrived behaviour) adalah perilaku yang dipilih karena dianggap sesuai dengan situasi yang ada. b. Komuikasi Interpersonal adalah Komunikasi yang Berproses Pengembangan Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang berproses pengembangan (developmental process) komunikasi interpersonal berbeda beda tergantung dari tingkat hubungan
24
pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi, pesan yang dikomunikasikan dan cara pesan dikomunikasikan. c. Komunikasi Mengandung Umpan Balik, interaksi, dan Koherensi Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi tatap muka. Karena itu, kemungkinan umpan balik (feedback) besar sekali. Dengan demikian, diantara pengirim dan penerima pesan terjadi interaksi (interaction) yag satu mempengaruhi yang lain, dan kedua-duanya saling mempengaruhi dan memberi serta menerima dampak. Pengaruh itu terjadi pada dataran kognitif (pengetahuan), efektif (perasaan), dan behavioral (perilaku). d. Komunikasi
Interpersonal
Berjalan
Menurut
Peraturan
Tertentu Agar berjalan baik, maka komunikasi interpersonal hendaknya mengikuti peraturan (rules) tertentu. Peraturan itu ada yang intrinsik dan ada yang ekstrinsik. Peraturan intrinsik adalah peraturan yang dikembangkan masyarakat untuk mengatur cara orang harus berkomunkasi satu sama lain. Peraturan ini menjadi patokan perilaku dalam komunikasi interpersonal. Peraturan ekstrinsik adalah peraturan yang ditetapkan oleh situasi atau masyarakat. e. Komunikasi Interpersonal adalah Kegiatan Aktif Komuniksi interpersonal merupakan kegiatan yang aktif, bukan
pasif.
Komunikasi
interpersonal
bukan
hanya
komunikasi dari pengirim kepada penerima pesan atau sebaliknya,
melainkan
komunikasi
timbal balik
antara
pengirim dan penerima pesan. f. Komunikasi interpersonal saling mengubah Komunikasi interpersonal juga berperan untuk saling mengubah dan mengembangkan. Melalui interaksi dalam
25
komunkasi, pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi dapat saling memberi inspirasi, semangat dan dorongan untuk mengubah pemikiran, perasaan, dan sikap yang sesuai dengan topik yang dibahas bersama.32
B. Motivasi Kerja guru Pendidikan dalam kehidupan manusia sejak lalu hingga saat ini merupakan sebuah kebutuhan yang sangat penting. Kebutuhan akan pendidikan sudah tidak dapat kita pingkiri lagi, mengingat manusia adalah makhluk yang selalu berkembang dan beradaptasi. Salah satu cara manusia beradaptasi adalah dengan cara belajar. Belajar di sini dimaksudkan kepada belajar di dalam lembaga pendidikan. Di dalam lembaga pendidikan yang selanjutnya disebut dengan sekolah, di dalam sekolah terdiri dari begitu banyak unsur atau pihak yang terlibat. Pihak yang terlibat dalam sekolah seperti kita ketahui yaitu terdiri dari kepala sekolah, pendidik atau guru, tenaga kependidikan atau karyawan, siswa dan warga sekolah. Guru di dalam sekolah menempati salah satu posisi yang sentral, posisi yang sentral ini membuat guru sangat dihormati di dalam sekolah. Seperti yang sudah dikatakan di atas, guru adalah sebagai pendidik. Di dalam sekolah guru di posisikan sebagai seseorang yang harus mampu mendidik siswa sesuai tujuan pendidikan. Lalu Apa yang dimaksud dengan guru ?. Di era modern kini guru merupakan sebuah profesi yang sangat mulai dilirik oleh banyak orang, fenomena ini muncul karena profesi keguruan tidak lagi dipandang sebagai profesi yang sebelah mata. Terlebih lagi sistem kompensasi yang sudah sangat meningkat dibandingkan era-era sebelumnya. Peningkatan upah guru menjadi salah satu daya tarik, akan tetapi pada era ini untuk menjadi seorang guru tidaklah mudah. Banyak hal
32
Agus M. Hardjana, Op. Cit., h. 86-90
26
yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang guru yang profesional bukan hanya orang yang dapat berbicara di dalam kelas. Peningkatan kualitas ini dimaksudkan pula untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia harus berkembang ke arah yang lebih maju dan lebih baik lagi guna menciptakan generasi bangsa yang berkualitas. Guru pada era ini bukan hanya sebagai pengajar yang menyampaikan ilmu pengetahuan (Transfer of Knowledge), akan tetapi guru adalah sebagai pendidik yang selain menyampaikan ilmu pengetahuan juga menyampaikan nilai-nilai (Transfer of Value). “Guru merupakan pendidik dalam proses belajar mengajar di sekolah, tugas utamanya adalah mendidik dan mengajar siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.”33 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar34. Lebih lanjut lagi menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, tenaga pengajar adalah tenaga pendidik yang khusus dengan tugas mengajar, yang pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pada jenjang pendidikan tinggi disebut dosen (pasal 27 ayat 3 Nomor 2/1989).35 Menurut Ali Mudlofir Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal.36 Sedangkan dalam Undang-undang No.14 pasal 20 Tahun 2005 yang dikutip oleh Jejen Musfah dikatakan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan
33
Fatimah, Djailani, Khairudin, Op., Cit, H.11 Syafrudin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum,( Jakarta : Ciputat Pers,2002) h.8 35 Ibid 36 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional : Konsep, Strategi, dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia,( Jakarta : Rajawali Pers,2012) h.119-120 34
27
kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.37 Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa guru adalah sebuah profesi yang memerlukan sebuah keterampilan khusus sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dan tugas utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Guru memiliki peran untuk mengajar dan mendidik siswa kepada tujuan pendidikan yang telah di tetapkan. Akan tetapi lebih dalam lagi guru memiliki peran dan fungsi yang lebih spesifik. 1. Tugas dan Fungsi Guru Sebagai seorang guru, tentunya tidaklah mudah. Guru dituntut menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik sebagai seorang pendidik. Lalu apa saja yang menjadi tugas dan fungsi seorang guru dalam mendidik. Menurut Mulyasa guru dalam mendidik murid bertugas sebagai berikut : a) Menyerahkan
kebudayaan
kepada
anak
didik
berupa
kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman. b) Membentuk kepribadian anak yanng harmonis sesuai cita-cita dasar pancasila c) Sebagai perantara atau fasilitator dalam belajar d) Guru sebagai pembimbing untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan, tetapi pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak sesuai kehendaknya. e) Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat f) Guru sebagai manajer g) Guru sebagai administrator38
37
Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan : Teori, Kebijakan, dan Praktik, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2015) h.172 38 H.M Yunus Abu Bakar,Syarifan Nurfan, Evi Fatimur dkk, Profesi Keguruan, (Surabaya : AprintA,2009), h.2-7
28
Lebih lanjut lagi mengenai tugas dan funngsi guru, menurut Djamaroh guru berfungsi sebagai berikut : a) Guru sebagai perencana kurikulum b) Guru
adalah
perencana,
pelaksana,
dan
pengembang
kurikulum c) Guru sebagai pemimpin d) Guru sebagai pembimbing e) Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak f) Guru sebagai mentor39 Selanjutnya dalam pasal 40 ayat 2 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa guru sebagai pendidik dan tenaga kependidikan mememiliki kewajiban sebagai berikut: a) Menciptakan
suasana
pendidikan
yang
bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis b) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan c) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan
yang diberikan
kepadanya40 Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai tugas dan fungsi guru di atas dapat disimpulkan bahwa guru sebagai pendidik dituntut mampu menguasi berbagai macam kemampuan unuk menunjang tugasnya sebagai pendidik. Guru sebagai pendidik harus dapat menjadi
seorang
pemimpin,
administrator,
manajer,
mentor,
fasilitator, serta menjadi teladan bagi siswa sehingga dapat menjadi contoh yang baik dalam kehidupan anak. Dalam hal ini demi terbinanya generasi bangsa yang mempunyai moral dan sikap sopan
39 40
Ibid, h.2-8 Ibid
29
dan santun di masyarakat serta dapat menerapkan ilmunya dengan baik dan benar. 2. Pengertian Motivasi kerja Guru Sebagai makhluk hidup manusia membutuhkan motivasi, Akan tetapi manusia terkadang tidak menyadari dan tidak mengerti apa motivasi itu sendiri. Motivasi yang muncul lebih karena naluri sesorang dalam merespon dan memproses hal yang terjadi. Guru sebagai manusia juga membutuhkan sesuatu yang bersifat stimulus atau dorongan, dalam hal ini dorongan tersebut adalah motivasi. Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong guru untuk dapat bekerja lebih baik lagi. Karena pada dasarnya motivasi merupakan sebuah kebutuhan umum manusia seperti yang sudah dijelaskan di atas. Guru akan senantiasa bekerja dengan giat apabila dalam kesehariannya guru tersebut dalam keadaan termotivasi sehingga dalam proses mendidik siswa di sekolah guru dapat bekerja sesuai yang diharapkan. Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”.41 Motivasi yang diartikan sebagai penggerak dapat kita artikan lebih lanjut lagi menjadi sesuatu yang menjadi alasan manusia untuk bergerak, tentunya bukan hanya pada tahap menggerakan anggota badan secara sederhana tetapi diartikan kepada menggerakan seluruh anggota badan, menggerakan pikiran dan menggerakan seluruh fungsi yang ada pada manusia untuk mencapai tujuan atau hal yang ingin dicapai oleh manusia itu sendiri. Sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia Modern, karangan Muhammad Ali, motif diartikan sebagai ; sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang; dasar pemikiran dan pendapat; sesuatu yang menjadi pokok. Dari pengertian motif tersebut dapat diturunkan
41
Malayu S.P Hasibuan, Organisasi dan Motivasi,( Jakarta: PT. Bumi Aksara,2010), Cet ke 7, hal.92
30
pengertian motivasi sebagai sesuatu yang pokok yang menjadi dorongan sesorang untuk bekerja.42 “Dasar bagi segala motivasi adalah harapan, harapan adalah syarat awal agar seseorang dapat termotivasi. Harapan adalah penyebab bagi sesuatu yang dihasilkan dan bahan bakar yang memberi tenaga kepada mesin. Tanpa harapan, tak seorang pun bisa termotivasi”.43 “Motivasi merupakan proses psikologis yang membangkitkan dan mengarahkan perilaku pada pencapaian tujuan atau goal-directed behavior (Robert Kreitner dan Angelo Kinicki).”44 “Sementara itu, Jerald Greenberg dan Robert A. Baron berpendapat bahwa motivasi merupakan serangkaian proses, yang membangkitkan (arouse), mengarahkan (direct), dan menjaga (maintain) perilaku manusia menuju pada pencapaian tujuan.”45 Dari beberapa pendapat atau teori yang ada di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja guru adalah sesuatu yang muncul dari sebuah harapan yang membangkitkan dan mengarahkan kepada sebuah perilaku yang menjadikan guru mempunyai kemauan dan semangat untuk mendidik secara profesional,
sehingga tercapai
sebuah tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bersama. 3. Teori-Teori Motivasi Motivasi merupakan kajian yang sangat menarik untuk dibahas, terlebih sudah begitu banyak teori yang di kemukakan oleh banyak ahli. Salah satu tokoh yang sangat terkenal dalam motivasi adalah Abraham maslow dan Douglas Mc.Gregor. Akan tetapi terdapat pula teori yang banyak digunakan.
42
Ishak harep & Hendri Tanjung, Manajemen Motivasi,(Jakarta; PT. Grasindo, 2003) hal.12 Ricahard Denny, Sukses Memotivasi Jurus Jitu Meningkatkan Motivasi (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,2004) cet ke 2, hal.2 44 Wibowo, Manajemen Kinerja (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada) cet ke-4, hal.322 45 Ibid 43
31
Dalam buku Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam Dikemukakan sebanyak 5 teori, yaitu : a. Teori Hedonisme Hedonisme adalah bahasa Yunani
yang berarti
kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan hedonisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang cenderung menghindari hal-hal yang yang menyulitkan dan lebih menyukai melakukan perbuatan yang mendatangkan kesenangan. b. Teori Naluri Teori naluri ini merupakan bagian terpenting dari pandangan mekanisme terhadap manusia. Naluri merupakan suatu kekuatan biologis bawaan yang mempengaruhi anggota tubuh untuk berlaku dengan cara tertentu dalam keadaan yang tepat. Sehingga semua pemikiran dan perilaku manusia merupakan hasil dari naluri yang diwariskan dan tidak ada hubungannya dengan akal. Freud juga percaya bahwa dalam diri manusia ada sesuatu yang tanpa disadari menentukan setiap sikap dan perilaku manusia. c. Teori Reaksi yang Dipelajari Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat dia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini disebut juga teori lingkugan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin atau seorang pendidik memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin atau pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.
32
d. Adanya Teori Pendorong (Drive Theory) Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan “teori reaksi yang dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya sesuatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Namun, cara-cara yang digunakan berlain-lainan bagi tiap individu, menurut latar belakang dan kebudayaan masing-masing. e. Teori Kebutuhan Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Menurut Maslow, manusia mempunyai lima tingkat kebutuhan yang bersifat primer dan vital, menyangkut fungsi-fungsi biologis, seperti kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan, kesehatan dan kebutuhan seks. 46 Gambar 2.1
Model hirarki dari A.H .Maslow seseorang tidak akan mempengaruhi pada tingkat yang lebih tinggi jika kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah tidak terpenuhi.
46
Abdul Rahman Shaleh & Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Perdana Media,2004) cet ke-1, hal.133-136
33
Sedangkan lebih lanjut lagi, di dalam
buku Organisasi dan
Motivasi karangan Malayu S.P Hasibuan dikatakan bahwa teori motivasi dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu : a. Teori Kepuasan (Content Theory) Teori ini mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Hal yang memotivasi semangat bekerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan materil maupun non materil yang diperolehnya dari hasil pekerjaannya. Jadi pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak (bersemangat bekerja) untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (Inner Needs) dan kepuasannya, Teori Kepuasan (content Theory) ini dikenal antatra lain a) Teori Motivasi Klasik oleh F.W.Taylor Teori Motivasi klasik (Teori kebutuhan tunggal) ini dikemukakan oleh Frederick Winslow Taylor. Menurut teori ini motivasi para pekerja hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja. b) Maslow’s Need Hierarchy Theory oleh A.H. Maslow Maslow’s Need Hierarchy Theory atau A Theory of Human Motivation, dikemukakan oleh A.H Maslow tahun 1943. Teori ini merupakan kelanjutan dari “Human Science Theory” Elton Mayo (1880-1949) yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasan sesorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan psikologis berupa materil dan non materil. c) Herzberg’s Two Factors Theory oleh Frederick Herzberg Herzberg Two Factors Motivation Theory atau teori motivasi dua faktor atau teori motivasi kesehatan atau faktor Higienis. Menurut teori ini motivasi yang ideal yang dapat merangsang usaha adalah “peluang untuk mekaksanakan tugas yang
lebih
membutuhkan
keahlian
dan
peluang
untuk
34
mengembangkan kemampuan.” Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu : Maintenance Factors dan Motivation Factors. Tabel 2.2 Perbandingan Teori Motivasi Maslow dan Herzberg Maslow’s Need Hierarchy Self Actualization Esteem or Status
Affiliation or Aceptence Security or Safety
Herzberg Two Factor Theory Chellanging work Achievment Growth in the job Responsibillity Advancement Recognition Status Interpersonal Relations Company Pollicy and Administration Quality of Supervision Quality of supervision, working Conditions job security
Physiological Needs
Salary Personal life
Pada dasarnya kedua teori ini sama-sama bertujuan mendapatkan alat dan cara yang terbaik dalam memotivasi semangat bekerja karyawan, agar mereka itu mau bekerja giat untuk mencapai prestasi kerja yang optimal. d) Teori Motivasi Human Relations Teori ini merupakan hubungan seseorang dengan lingkungannya. Teori ini menekankan peranan aktif pimpinan organisasi dalam memelihara hubungan dan kontak-kontak pribadi dengan bawahannya yang dapat membangkitkan gairah kerja. Teori ini menganjurkan bila dalam memotivasi bawahan memerlukan kata-kata, hendaknya kata-kata itu mengandung kebijakan, sehingga dapat menimbulkan rasa dihargai dan optimis.
35
b. Teori Proses (Process Theory) Teori Motivasi Proses ini pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan “bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku individu”, agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan manajer. Bila diperhatikan secara mendalam, teori ini merupakan proses “sebab dan akibat” bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini, maka hasilnya akan diperoleh baik untuk hari esok, jadi hasil hari ini merupakan kegiatan hari kemarin. Teori proses ini, dikenal atas: a) Teori Harapan (Expectancy Theory) Teori harapan ini dikemukakan oleh Victor A. Vroom yang
menyatakan
seseorang
untuk
bahwa
kekuatan
bekerja
giat
yang
dalam
memotivasi mengerjakan
pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang dia inginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu. Teori harapan ini di dasarkan atas: Harapan (Expectancy), Nilai (Valence), Pertautan (Instrumenttality). b) Teori Keadilan (Equity Theory) Keadilan
merupakan
daya
penggerak
yang
memotivasi semangat kerja seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya. Jika prinsip ini diterapkan dengan baik oleh pimpinan maka semangat kerja bawahan cenderung akan meningkat. c) Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory) Teori ini di dasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari
perilaku
dengan
pemberian
kompensasi.
Teori
pengukuhan ini terdiri dari dua jenis: Pengukuhan Positif (Positive Reinforcemenet), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat. Pengukuhan Negatif (Negative Reinforcement)
36
yaitu bertambahnya frekuensi perilaku terjadi jika pengukuh negatif dihilangkan secara bersyarat. Jadi prinsip pengukuhan selalu berhubungan dengan bertambahnya frekuensi dan tanggapan, apabila diikuti oleh suatu stimulus yang bersyarat.
c. Teori X dan Y dari Douglas Mc. Gregor Teori ini di dasarkan bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat dibedakan atas manusia penganut teori X (Teori Tradisional)
dan
manusia
penganut
teori
Y
(Teori
Demokrasik). Menurut teori X ini untuk memotivasi harus dilakukan dengan cara yang ketat, dipaksa dan diarahkan supaya mereka mau bekerja secra sungguh-sungguh. Jenis motivasi yang diterapkan adalah cenderung pada motivasi yang negatif yakni dengan menerapkan hukuman yang tegas. Tipe kepemimpinan teori X adalah otoriter sedang gaya kepemimpinannya berorientasi pada prestasi kerja. 47 Menurut teori Y ini untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan dengan cara peningkatan pasrtisipasi karyawan, kerjasama dan keterikatan pada keputusan. Mc Gregor memandang suatu organisasi efektif sebagai organisasi bila menggantikan pengawasan dan pengarahan dalam integrasi dan kerjasama serta karyawan ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Jenis motivasi yang diterapkan adalah motivasi positif, sedang tipe kepemimpinan adalah kepemimpinan partisipatif. 4. Manfaat Motivasi Kerja Guru Motivasi sebagai sebuah dorongan sebagai alasan mengapa manusia mau melakukan sesuatu tentunya dapat dipahami sebagai sebuah hal yang bermanfaat. Manfaat dari motivasi sudah tidak dapat 47
Malayu S.P Hasibuan, Op. Cit., h. 103-125
37
kita pungkiri, terlebih guru yang mempunyai tugas yang cukup berat dalam mendidik siswa. Menurut Ishak Arep dan Hendri Tanjung “secara singkat, manfaat motivasi yang utama adalah menciptkan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat.”48 lebih lanjut lagi dikatakan bahwa “manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya, pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang akan senang melakukan pekerjaannya.”49 Selain daripada di atas, motivasi juga dapat membuat seseorang mau dan mampu bekerja lebih keras. Seseorang yang termotivasi akan dengan mudah dapat melakukan pekerjaan yang lebih berat dari biasanya. Dalam hal pengawasan pula tidak akan membutuhkan pengawasan yang terlalu ketat. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat motivasi kerja bagi guru adalah untuk mendorong gairah kerja guru dalam melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh dan penuh kesenangan hati serta dapat meningkatkan produktivitas kerja bagi guru. 5. Pembinaan Motivasi Kerja Guru Dalam memotivasi seseorang tentunya tidak dapat seperti membalikan tangan, ada proses panjang yang diperlukan dalam memotivasi. Tentunya di dalam proses ini yang dimaksud adalah pembinaan, pembinaan dalam rangka memotivasi ini sangat diperlukan. Terlebih di dalam sekolah, seorang guru harus selalu merasa dalam keadaan termotivasi dalam mengerjakan tugasnya sebagai pendidik.
48
Ishak Arep & Hendri Tanjung, Op, Cit, h.16 Ibid
49
38
Di dalam sekolah yang mempunyai tugas untuk membina motivasi guru adalah kepala sekolah. Kepala sekolah harus membina motivasi guru agar dapat menjalakan tugas nya dengan baik, sehingga tujuan dan target yang ditetapkan dapat di capai dengan hasil yang maksimal. Menurut
Champates
pembinaan
adalah
hal
untuk
meningkatkan kinerja. Lewat pembinaan akan terjalin komunikasi dua arah
antara
manajer
dengan
karyawan
sehingga
dapat
mengidentifikasi apa yang harus ditingkatkan dan bagaimana cara meningkatkan.50 Sedangkan menurut Djakaria pembinaan adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan berhubungan dengan perencanaan, penyusunan, pengarahan, pembinaan serta pengendalian segala sesuatu berhasil secara tepat. Pembinaan itu meliputi kegiatan atau menyelanggarakan pengaturan sesuatu, supaya dapat dilakukan dan dapat dikerjakan dengan baik, teratur, rapi dan seksama menurut program atau rencana pelaksanaan (dengan ketentuan petun, norma, sistem, dan metode) secara effisien dan effektif mencapai tujuan serta memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal.51 Lebih lanjut lagi menurut Gauzali pembinaan berarti pembaharuan atau usaha, tindakan atau kegiatan yang dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi.52 Dari penjelasan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan motivasi kerja guru adalah upaya, usaha, atau tindakan yang di
dalamnya
terdapat
unsur perencanaan,
penyusunan,
pengarahan serta pengendalian sesuatu yang dapat mendorong gairah 50
Fendy Levy Kambey, Suharmono, 2013, Pengaruh Pembinaan, Pelatihan dan Pengembangan, Pemberdayaan dan Partisipasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Njonja Meneer Semarang), Jurnal Studi Manajemen & Organisasi, Vol 0, No. 2, h.142 51 Sri wulandari, Efektifitas Sistem Pembinaan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Terhadap Tujuan Pemdinanaan, Serat Acitya, Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, h. 5 52 Hendirani & Nulhaqim, 2008, Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan Dalam Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Mitra Binaan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai, Jurnal kependudukan Padjadjaran, Vol 10, No. 2, h. 157
39
kerja guru dalam melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh dan penuh kesenangan hati yang nantinya akan dapat membuat produktivitas kerja guru memperoleh hasil yang lebih baik lagi.
C. Penelitian yang Relevan Komunikasi merupakan sebuah objek penelitian yang menarik untuk ditelusuri, karena komunikasi adalah sebuah hal yang sangat alamiah yang ada pada kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan peneliti terhadap penelitian terdahulu
yang
telah
dilaksanakan.
Maka
peneliti
mendapatkan
pembahasan yang berkaitan dengan topik penelitian yang peneliti lakukan, berdasarkan hal itu hasil penelitian yang relevan antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh suadari Indriani yang berkaitan dengan topik komunikasi interpersonal kepala sekolah adalah berjudul “Efektifitas Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah (Studi di Mts Negeri Tangerang II Pamulang).” Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2014. Penelitian yang dilakukan pada judul ini adalah membahas atau menenkankan pada efektifitas kepala sekolah dalam komunikasi interpersonal dengan seluruh warga sekolah yang ada di Mts Negeri Tangerang II Pamulang. Pada penelitian tersebut menggunakan metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan hasil yang digunakan adalah presentase. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti (penulis), pada fokus penelitian, peneliti tidak hanya menggambarkan fenomena komunikasi interpersonal kepala
sekolah,
akan
tetapi
juga
membahas
atau
ingin
menggambarkan fenomena komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru. 2. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh saudara Nurwansyah yang berjudul “Implementasi Komunikasi Interpersonal antara Kepala sekolah dengan Guru di SMK Prima Unggul Ciledug Kota Tangerang” Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015. Penelitian
40
yang dilakukan pada judul di atas adalah menekankan pada pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan guru di SMK Prima Unggul Ciledug Kota Tangerang. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif dengan hasil deskriptif dan analisa data. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti (penulis), pada fokus penelitian yang dilakukan peneliti tidak hanya menggambarkan atau memotret fenomena komunikasi interpersonal kepala sekolah, akan tetapi juga membahas atau menggambarkan fenomena komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru.
D. Kerangka Berfikir Kerangka berpikir merupakan sebuah ringkasan pemikiran yang dijadikan sebagai alur berpikir, hal ini dilakukan agar lebih terarah dan tidak melebar pada fokus penelitian yang telah ditetapkan yaitu pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi guru. Fenomena atau kondisi nyata yang terjadi di SMK Al-Hidayah Ciputat adalah belum optimalnya pelakasanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah, kemampuan komunikasi yang terbatas, adanya Gap yang terjadi, belum hadirnya konsep pembinaan motivasi kerja guru secara sadar dan terencana, dan kurangnya pembinaan motivasi kerja guru dalam menggunakan komunikasi interpersonal kepala sekolah. Komunikasi interpersonal kapada setiap guru merupakan sebuah hal yang sangat penting untuk dilakukan karena dengan komunikasi yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dapat membina motivasi kerja guru. Pembinaan motivasi kerja guru melalui komunikasi interpersonal sering terabaikan dan dianggap hal yang tidak penting, tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini penting untuk dilakukan. Karena pada dasarnya pelaksanaan komunikasi adalah hal yang sangat mudah dan sangat efisien untuk membina motivasi kerja guru.
41
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa terlihat adanya perbedaan antara harapan dan kenyataan yang terjadi. Hal ini menjadi sebuah hal yang harus diperbaiki guna dapat membina motivasi kerja guru. Tentunya hal ini membutuhkan cara atau strategi, antara lain : meningkatkan kompetensi atau kemampuan komunikasi interpersonal kepala sekolah, memaksimalkan fungsi pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah, menciptakan konsep pembinaan yang dilakukan secara sadar dan terencana.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Al-Hidayah Ciputat, SMK Al-Hidayah Ciputat adalah Sekolah Menengah Kejuruan di Tangerang Selatan yang beralamat di Jl. RE. Martadinata No. 7 Cipayung – Ciputat Kota Tangerang Selatan Prov. Banten. Sekolah ini mempunyai 3 jurusan, yaitu : Pemasaran, dan Administrasi Perkantoran dan Multimedia. Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2015-2016 Kegiatan
Okt Nov- Apr Mei Jun Juli Ags Sept Okt Nov Des Mar
Pengesahan Proposal Skripsi Pengajuan dosen Pembimbing
Konsultasi dengan Dosen Pembimbing
Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Penyusunan Hasil Penelitian
42
43
B. Metode Penelitian Di dalam penelitian skripsi ini yang akan di laksanakan peneliti mengenai “Implementasi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dalam Membina Motivasi Kerja Guru di SMK Al-Hidayah Ciputat” dengan menggunakan pedekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.52 Lebih lanjut lagi menurut Husein Umar dikatakan bahwa penelitian kualitatif bermaksud untuk memberi makna atas fenomena secara holistis dan harus memerankan dirinya secara aktif dalam keseluruhan proses studi. Oleh karena itu, temuan dalam studi kualitatif sangat dipengaruhi oleh nilai dan persepsi peneliti.53 Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan berusaha menggambarkan dan meinterpretasikan fakta yang berdasarkan data dari hasil penelitian yang dilakukan, sehingga dalam penelitian ini tidak dimaksutkan untuk menguji hipotesis atau membandingkan sesuatu.
C. Sumber Data Husein Umar menjelaskan bahwa sumber data dalam penelitian kualitatif
adalah langsung, yaitu berupa data situasi alami di mana
peneliti adalah instrumen kunci. Peneliti akan menghabiskan
waktu
untuk pemahaman tentang proses pengumpulan data dan makna data 52
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2011) Cet ke-13, h.9 53 Husein Umar, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan : Pradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2008) Cet ke- 1, h.4
44
yang diperoleh.54 Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian kepala sekolah dan guru-guru yang subjeknya dibatasi di SMK Islamiyah Ciputat. Penetapan kepala sekolah dan guru merupakan salah satu fokus dari masalah yang diangkat dalam judul penelitian sehigga relevan dengan data yang dibutuhkan. Karena dalam penelitian ini kepala sekolah dan guru mempunyai power dan otoritas pada situasi komunikasi atau objek yang diteliti. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian merupakan sebuah langkah penting dan menentukan, karena pada penelitian mendapatkan data adalah tujuan utama. Adapun teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data ini antara lain: a. Observasi/pengamatan Menurut Nasution observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta megenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.55 Sedangkan menurut Syaodih N mengungkapkan bahwa, Observasi (Observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dangan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung. Pada penelitian kali ini obesrvasi atau pengamatan penelitian akan di fokuskan kepada : a) Pelaku Dalam penelitian ini pelaku yang telah diamati adalah kepala sekolah dan guru yang menjadi
fokus
penelitian. b) Aktivitas (kegiatan) Aktivitas atau kegiatan dalam penelitian ini dimaksudkan dengan bagaimana kegiatan komunikasi 54
Ibid, h.4 Husein Umar, Op., Cit, h.226
55
45
yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan sebaliknya guru dengan kepala sekolah. Fenomena apa saja yang terjadi ketika terjadi interaksi antara dua pihak yang terlibat, bagaimana interkasi itu terjadi, dan bagaimana pengaruh dari interaksi yang terjadi. c) Ruang dan tempat Di dalam penelitian ini juga diamati dimana saja dan kapan saja komunikasi antara kepala sekolah dan guru dan sebaliknya antara guru dan kepala sekolah. b. Wawancara Wawancara sebagai salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, menurut Sugiyono wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.56 Lebih lanjut lagi menurut Juliansyah Noor wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain.57 Dalam penelitian ini teknik wawancara digunakan untuk lebih menggali data dan informasi yang dibutuhkan mengenai implementasi komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru di SMK Al-Hidayah Ciputat. c. Studi dokumentasi Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan dan menggali data yang berupa catatan atau sesuatu yang tertulis. Dalam studi dokumentasi ini data yang didapatkan adalah mengenai profil, visi, misi, tujuan sekolah, data guru, data kepala sekolah, data siswa . 56
Husein Umar, Op., Cit, h.138 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta : Prenada Medi Group, 2011) Cet ke-1, h.138 57
46
E. Instrument Penelitian Dalam penelitian ini langkah awal yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan data dari subjek yang akan diteliti dengan membuat panduan kisi-kisi instrument observasi dan kisi-kisi pedoman wawancara sebagai berikut : 1. Pedoman observasi Tabel 3.2 Kisi-kisi Intrument Observasi No
Variabel
Dimensi
1.
Subdimensi a. Komunikasi interpersonal kepala sekolah b. Bentuk-bentuk kegiatan komunikasi kepala sekolah
Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah
c. Pendekatan kepala sekolah Pelaksanaan komunikasi interpersonal
dalam berkomunikasi d. Waktu terjadinya komunikasi interpersonal e. Tempat terjadinya komunikasi Interpersonal f. Intensitas komunikasi interpersonal kapala sekolah
2.
a. Interkasi sosial kepala sekolah dengan guru b. Bentuk-bentuk kegiatan Motivasi Kerja
Pembinaan
Guru
motivasi
c. Pendekatan pembinaan yang diberikan d. Komunikasi dalam pembinaan motivasi
47
2. Pedoman wawancara Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrument Wawancara No
Variabel
Dimensi
Indikator a. Keterbukaan b. Sikap positif yang mendukung c. Empati
Komunikasi 1.
Interpersonal Kepala
Pelaksanaan
d. Sikap dan perilaku
komunikasi
e. Sisi humoris kepala sekolah
interpersonal f. Tegas dan berwibawa g. Intensitas komunikasi
Sekolah
h. Media komunikasi
a. Reward b. Menyelesaikan masalah 2.
Moivasi Kerja
Pembinaan
Guru
motivasi
c. Memberikan solusi d. Menyapa e. Diikutsertakan f. Pengarahan
F. Teknik Analisa Data Setelah melakukan penelitian dan mendapatkan data di lapangan, langkah selanjutnya adalah menganalisa data melalui proses klasifikasi data, pengkategorisasian data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pada tahap ini, data diolah dan dianalisis sehingga dapat menggambarkan
dan
menyimpulkan
temuan
untuk
menjawab
permasalahan yang diajukan oleh peneliti, Selanjutnya dijelaskan sebagai berikut :
48
a. Klasifikasi data merupakan proses klasifikasi yang dilakukan untuk mengelompokan data yang berlandaskan jawaban atau informasi yang muncul dari subjek yang di teliti. b. Pengkategorisasian data merupakan proses pengelompokan jawaban atau informasi yang muncul berdasarkan pertanyaanpertanyaan dari dimensi yang di teliti. Penyajian data dalam pendekatan kualitatif merupakan penyajian data dengan bentuk naratif dan deskriptif. Bentuk naratif dan deskriptif ini dimaksudkan untuk menjabarkan data yang didapatkan sebagai hasil dari penelitian yang bertujuan untuk mengurai data secara sistematis dan terstruktur sehingga mudah dipahami.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat SMK Al-Hidayah Ciputat Berdirinya SMK Al-Hidayah Ciputat dimaksudkan untuk merespon kebutuhan akan lembaga pendidikan yang berfokus pada bidang kejuruan yang pada masanya sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar, khususnya masyarakat umum. Hadirnya SMK AlHidayah Ciputat seakan ingin menjawab kebutuhan masyarakat sekaligus menjawab tantangan masa depan dalam lapangan pekerjaan yang membutuhkan lulusan siswa sekolah menengah kejuruan yang mempunyai kompetensi yang unggul di bidangnya. SMK Al-Hidayah Ciputat berdiri dibawah Yayasan Al Hidayah Ciputat yang memang mendedikasikan yayasannya ke dalam lembaga pendidikan. Mengacu kepada SK Kanwil Depdikbud Provinsi Jawa Barat No. 97/I02/Kep/01/96
SMK Al-Hidayah Ciputat resmi
didirikan pada Tanggal 15 April 1996. SMK Al-Hidayah Ciputat terletak di Jl. RE. Martadinata No. 7 Cipayung – Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Pimpinan demi pimpinan telah silih berganti dalam memimpin SMK Al-Hidayah sejak tahun 1996 hingga pada saat ini dipimpin oleh Bapak Yuli Sudarwanto, S.Pd.I. Dalam satu periode masa jabatan kepala sekolah dijabat selama 3 tahun, sehingga sampai pada tahun 2016 ini begitu banyak pimpinan atau kepala sekolah yang sudah menjabat dalam SMK Al-Hidayah Ciputat. Sejak awal berdirinya SMK Al-Hidayah Ciputat mempunyai 2 jurusan atau konsentrasi pelajaran yaitu jurusan pemasaran dan jurusan administrasi perkantoran yang keduanya telah terakreditasi B hingga saat ini. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman SMK Al-Hidayah Ciputat kembali menjawab tantangan kebutuhan
49
50
masyarakat dan lapangan pekerjaan yang membutuhkan lulusan yang berkompetensi dalam bidang multimedia dan sejak tahun 2014 lahir lah jurusan baru yaitu jurusan multimedia.
2. Profil SMK Al-Hidayah Ciputat NPSN
: 20603274
NSS
: 342022317027
Nama Sekolah
: SMK Al-Hidayah Ciputat
Status Sekolah
: Terakreditasi
Alamat Sekolah
Pemasaran
: Terakreditasi B
Adm.Perkantoran
: Terakreditasi B
Multimedia
:-
: Jl. RE. Martadinata No. 7 Cipayung – Ciputat Kota Tangerang Selatan Prov. Banten
Telepon
: ( 021 ) 74709740
SK Pendirian
: SK Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat No. 97/I02/Kep/01/96 Tanggal 15 April 1996
Nama Kepala Sekolah
:Yuli Sudarwanto, S.Pd.I
SK Pengangkatan
: SK Yayasan Al Hidayah Ciputat No. : 014/SK-YAC/VII/2014
Izin Memimpin
: SK. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang
Nomor
:-
Nama Yayasan
: Yayasan Al-Hidayah Ciputat
Nama Ketua Yayasan
: Fuad Faisal, M.Si
Secara geografis dan letak, SMK Al-Hidayah Ciputat berada pada geografis dan lingkungan yang sangat mendukung untuk kegiatan belajar mengajar. Letak SMK Al-Hidayah Ciputat sangat
51
mudah untuk diakses, karena begitu banyak kendaraan umum yang mengarah ke lokasi sekolah. Walaupun mudah diakses oleh kendaraan umum letak SMK AlHidayah Ciputat tidak berposisi tepat di samping jalan besar yang di lalui banyak kendaraan umum. Jarak dari jalan besar hingga sampai ke lokasi sekolah ±250 meter. Di samping SMK Al-Hidayah Ciputat hanya ada jalan umum masyarakat yang membuat kegiatan belajar mengajar sekolah tidak terganggu banyaknya kendaraan dan bisingnya suara kendaraan yang lalu lalang. 3. Visi dan Misi SMK Al-Hidayah Ciputat a) Visi Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang menguasai IPTEK, IMTAQ dan berkarakter bangsa. Serta mampu bekerja sama, berkompetensi, profesional dan mampu sesuai dengan tujuan dunia usaha status beban menjadi aset bangsa. b) Misi Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang kreatif, inovatif dan profesional. Memiliki etos kerja, terampil dan tidak mudah menyerah. Mampu menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang bersaing dan berkolaborasi secara global.
4. Profil Kepala SMK Al-Hidayah Ciputat Nama
: Yuli Sudarwanto. S.Pd
NIP
:-
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 28 Juli 1971
Alamat Rumah
: Griya Sawangan permai Blok E.12
Nomor Telepon
: 08571796877
a) Riwayat Pendidikan : 1) SD
: SDN Waru I
2) SMP
: SMPN Negeri Parung
52
3) SMA
: SMPS YAPIA Ciputat
4) S1 Univ.
: STAI ACPRI LESMA Indonesia
b) Pengalaman Organisasi
:
1) : DKR Ciputat 2) : KWARAN Ciputat 3) : Menwa STAI ACPRI LESMA Indonesia c) Pelatihan yang Pernah Diikuti 1) Peningkatan Mutu Pendidikan di Kota Tangerang Selatan 2) Manajerial dan Supervisi Kepala Sekolah d) Moto
: Jadikan Hari Ini Lebih Baik dari Hari Kemarin
5. Data Guru dan Tenaga Kependidikan a. Struktur SMK Al-Hidayah Ciputat Tabel 4.1 Struktur SMK Al-Hidayah Ciputat NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
NAMA PEGAWAI
j/k
Jabatan
Yuli Sudarwanto, S.Pd.I
L
KEPALA SEKOLAH
Siti Zubaidah, M.Pd.I
P
WAKA. KURIKULUM
Sri Rahayu, M.Pd
L
WAKA. KESISWAAN
Umaeroh, S.Pd.M.Si
P
GURU/KAPROG PM
Tugiran, SE
L
GURU/KAPROG. AP
Jamaluddin, A.Md
L
GURU/KAPROG. MM
Arsih, S.Pd
P
GURU/WALI KELAS
Intan Firlianti, S.Pd
P
GURU/WALI KELAS
Wahyudin, S.Pd.I
L
GURU/WALI KELAS
Supardi z, S.Pd
L
GURU/WALI KELAS
Didi Awaludin
L
TU. ADMINISTRASI
Resni
L
TU. KEUANGAN
53
b. Daftar Nama Guru/Pendidik SMK Al-Hidayah Ciputat Tabel 4.2 Data Guru/Pendidik SMK Al-Hidayah Ciputat
NO
NAMA PEGAWAI
j/k
1
Yuli Sudarwanto, S.Pd.I
L
2
Siti Zubaidah, M.Pd.I
P
3
Nawang Wulan, S.Pd
P
4
Umaeroh, S.Pd.M.Si
P
5
Tugiran, SE
L
6
Jamaluddin, A.Md
L
7
Sri Rahayu, M.Pd
P
8
Arsih, S.Pd
P
9
Intan Firlianti, S.Pd
P
10
Wahyudin, S.Pd.I
L
11
Supardi z, S.Pd
L
12
Muhamad Idrus, S.Pd.I
L
13
E. Hidayat, S.Pd
L
14
Drs. Sukoco DM, M.Pd.I
L
15
Drs. Yasmin
L
16
Via Aprilian S.Kom
L
Bidang Studi PENJAS PRODUKTIF BAHASA JEPANG PRODUKTIF PRODUKTIF KKPI IPA MATEMATIKA PRODUKTIF PAI/BTQ B. INDONESIA BAHASA INGGRIS MATEMATIKA KEWIRAUSAHAAN PKN MULTIMEDIA
54
6. Daftar Peserta Didik Tabel 4.3 Daftar Peserta Didik SMK Al-Hidayah Ciputat
55
7. Daftar Sarana dan Prasarana Tabel 4.4 Daftar Sarana dan Prasarana SMK Al-Hidayah Ciputat No
Jumlah
Letak
Keterangan
1
Papan Tulis
Jenis Sarana
1
XII AP2
Laik
2
Meja Siswa
40
XII AP2
Laik
3
Kursi Guru
1
XII AP2
Laik
4
Kursi Siswa
40
XII AP2
Laik
5
Meja Guru
1
XII AP2
Laik
6
Meja Siswa
40
X MM
Laik
7
Meja Guru
1
X MM
Laik
8
Papan Tulis
1
X MM
Laik
9
Kursi Guru
1
X MM
Laik
10
Kursi Siswa
40
X MM
Laik
11
Kursi Siswa
40
X AP1
Laik
12
Meja Guru
1
X AP1
Laik
13
Meja Siswa
40
X AP1
Laik
14
Kursi Guru
1
X AP1
Laik
15
Papan Tulis
1
X AP1
Laik
16
Meja Guru
1
X PM
Laik
17
Meja Siswa
40
X PM
Laik
18
Papan Tulis
1
X PM
Laik
19
Kursi Guru
1
X PM
Laik
20
Kursi Siswa
40
X PM
Laik
21
Kursi Guru
1
X AP2
Laik
22
Kursi Siswa
40
X AP2
Laik
23
Papan Tulis
1
X AP2
Laik
24
Meja Siswa
40
X AP2
Laik
25
Meja Guru
1
X AP2
Laik
26
Kursi TU
1
Ruang TU
Laik
27
Meja TU
1
Ruang TU
Laik
28
Komputer TU
1
Ruang TU
Laik
29
Printer TU
2
Ruang TU
Laik
30
Meja Guru
1
XII PM
Laik
31
Papan Tulis
1
XII PM
Laik
32
Kursi Siswa
40
XII PM
Laik
33
Meja Siswa
40
XII PM
Laik
34
Kursi Guru
1
XII PM
Laik
35
Meja Guru
1
XI PM
Laik
36
Kursi Guru
40
XI PM
Laik
37
Kursi Siswa
40
XI PM
Laik
38
Meja Siswa
40
XI PM
Laik
39
Papan Tulis
1
XI PM
Laik
40
Meja Siswa
40
XI AP1
Laik
41
Meja Guru
1
XI AP1
Laik
42
Kursi Siswa
40
XI AP1
Laik
43
Kursi Siswa
40
XI AP1
Laik
44
Papan Tulis
1
XI AP1
Laik
45
Kursi Guru
1
XII AP1
Laik
46
Meja Siswa
40
XII AP1
Laik
47
Meja Guru
1
XII AP1
Laik
48
Papan Tulis
1
XII AP1
Laik
49
Kursi Siswa
40
XII AP1
Laik
50
Meja Siswa
40
XI AP2
Laik
51
Kursi Guru
1
XI AP2
Laik
52
Meja Guru
1
XI AP2
Laik
53
Kursi Siswa
40
XI AP2
Laik
54
Papan Tulis
1
XI AP2
Laik
Total
913
56
B. Deskripsi dan Analisi Data Berdasarkan data hasil penelitian yang telah di peroleh peneliti yang meliputi hasil obeservasi, studi dokumentasi dan wawancara, maka pada penelitian ini peneliti mencoba menangkap atau memotret fenomena yang terjadi di SMK Al-Hidayah Ciputat mengenai implementasi atau pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru Kepala sekolah sebagai pemimimpin di dalam sekolah dituntut mempunyai kemampuan dalam banyak hal, salah satunya adalah kemampuan yang baik dalam berkomunikasi. Komunikasi dalam konteks hubungan antara individu dengan individu lain merupakan komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal kepala sekolah sangat dibutuhkan untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada guru dan semua pihak yang terlibat di dalam sekolah, terlebih kepada guru. Tujuan yang telah ditetapkan bersama tentunya harus diinformasikan dan disampaikan kepada guru guna melaksanakan tugasnya. Proses pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah sangat penting karena dari hal itu lah guru akan menafsirkan pesan atau informasi yang disampaikan oleh kepala sekolah. Fenomena ini dapat dijelaskan melalui hasil penelitian sebagai berikut : Seperti yang sudah banyak dijelaskan sebelumnya, kemampuan dan pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah merupakan hal yang sangat penting. Pelaksanaan komunikasi interpersonal yang baik tentunnya didukung dengan pengetahuan yang baik pula. Dalam kaitannya dengan pengetahuan kepala sekolah mengenai komunikasi interpersonal
peneliti menganggap sudah mempunyai
pengetahuan yang baik. Hal ini dapat diketahui dengan jawaban hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah sebagai berikut : ”komunikasi interpersonal adalah komunikasi secara individu kepada individu lainnya, dari hal itu kita akan lebih mengetahui hal-hal yang ingin diketahui secara
57
mendalam. Sedangkan komunikasi secara umum adalah berkomunikasi secara global tidak hanya antara individu dan individu tetapi juga kepada kelompok”.58 Selanjutnya beliau juga mengatakan bahwa : “Saya pernah mengikuti paltihan manajerial kompetensi kepala sekolah untuk supervisi, yang mengadakan dinas pendidikan kota Tangsel dan saya banyak merasakan manfaat. Selain itu, saya menjadi tau bagaimana mensupervisi guru. Di dalam pelatihan itu ada mengenai bagaimana cara berkomunikasi dengan baik kepada guru”59 Kepala sekolah dapat menjelaskan pengetahuannya mengenai komunikasi interpersonal dengan baik dan mampu pula menjelaskan perbedaan definisi pengertian secara umum
dan secara interpersonal.
Setelah itu kepala sekolah menambahkan argumentasi sebagai berikut : ”Kalau pandangan saya terkait komunikasi interpersonal ini jadi kalau orang per orang saya bisa berkomunikasi dengan mereka secara langsung. Banyak kelebihan dan manfaat yang banyak, jadi saya tahu lebih banyak dibanding secara umum, saya bisa tahu hal yang lebih mendalam terhadap orang yang berkomunikasi dengan saya. Saya juga bisa lebih mengetahui apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan saya, karena guru bisa langsung menyampaikan hal yang ingin disampaikan langsung kepada saya. Secara tidak langsung saya merasakan feed back dari komunikasi yang saya lakukan”.60 Kemampuan kepala sekolah dalam mendeskripsikan tentang pengertian komunikasi interpersonal menjadi modal awal kepala sekolah dalam melaksanakan komunikasi dengan guru. Dalam hal ini kepala sekolah sudah menyadari komunikasi interpersonal dengan guru adalah penting untuk dilakukan. Akan tetapi dengan kemampuan kepala sekolah yang dapat medeskripsikan komunikasi interpersonal dengan baik tentunya belum cukup untuk mengatakan bahwa pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah sudah baik pula. Respon yang senada di utarakan oleh bapak Yasmin : “Bahwa kepala sekolah telah memiliki kemampuan dan 58
Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto, Kepala Sekolah, pada hari Selasa, 20 September 2016 59 Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto 60 Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto
58
penerapan komunikasi, namun diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan penerapan, sehingga rasa loyalitas dan rasa memiliki guru terhadap sekolah ini akan meningkat. Kalau itu bisa diwujudkan akan bermuara kepada peningkatan disiplin dan nanti akan meningkatkan motivasi kerja guru.”61 Dari respon peningkatan kompetensi tersebut kepala sekolah diharapkan untuk meningkatan kemampuannya. Hal ini semata-mata agar berdampak pula pada peningkatkan loyalitas guru kepada kepala sekolah melalui komunikasi interpersonal. Proses komunikasi merupakan sebuah hal yang sangat penting dalam berjalannya
organisasi,
dalam
kaitannya
dengan
sekolah
proses
komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan guru merupakan point yang tidak dapat dipungkiri. Menurut Bapak Sukoco : komunikasi interpersonal atas para guru telah disadari sebagai hal yang penting untuk dilakukan oleh kepala sekolah, karena dengan banyak komunikasi akan banyak pula informasi mengenai dunia kerja dalam bidang pendidikan.62 Hal senada pula di utarakan oleh Bapak Yuli Sudarwanto selaku kepala sekolah : “komunikasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Terutama untuk penangan-penangan masalah atau hal-hal yang menjadi kekurangan sekolah karena banyak masukan yang diterima.”63 Kepala sekolah dalam hal ini sangat menyadari bahwasannya komunikasi interpersonal menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tugasnya sebagai kepala sekolah, beliau sudah merasakan banyak menerima masukan terkait hal-hal yang menjadi kekurangan dalam sekolah. Dari hasil wawancara tersebut menunjukan kepala sekolah sudah melakukan komunikasi dengan guru sesuai tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai pimpinan di dalam sekolah. Tentunya dari proses yang dilakukan oleh kepala sekolah akan muncul berbagai tanggapan dari guru sebagai respon dari komunikasi yang terjadi. Hasil wawancara dengan 61
Hasil wawancara dengan Bapak Yasmin, Guru, pada hari Rabu, 20 September 2016 Hasil wawancara dengan Bapak Sukoco, Guru, Pada hari Rabu, 20 September 2016 63 Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto 62
59
Bapak Jamaluddin menyebutkan bahwa : kepala sekolah sudah menunjukan diri nya sebagai komunikator yang baik64. Lebih lanjut lagi dalam wawancara dengan Bapak Jamaluddin beliau menyebutkan bahwa : ”Dalam hal ini memang tidak gampang menilai tingkah laku atau sikap seorang pimpinan, tapi saya sangat berapresiasi luar biasa kepada pimpinan saya khususnya di Al-Hidayah beliau ini bisa bekerja sama dalam hal kekeluargaan.”65 Dari pandangan Bapak Jamaluddin sebagai guru, didapatkan bahwa kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang baik. Hal yang senada di utarakan oleh Bapak Endang Hidayat, beliau menyebutkan bahwa : “Komunikasi yang dilakukan sudah cukup baik, mungkin teknis penyampaian yang kurang tepat.”66 Bapak Endang memandang sejauh ini komunikasi yang dilakukan kepala sekolah sudah cukup baik, akan tetapi ada hal yang menurut beliau dipandang tidak tepat dalam teknis penyampaiannya. Jika digali lebih dalam lagi apa yang menurut beliau tidak tepat secara teknis, Bapak Endang menyebutkan bahwa : saya dapat menerima dengan baik proses komunikasi yang beliau sampaikan, akan tetapi secara bahasa cara penyampaiannya kurang tepat. Beliau secara terbuka menyampaikan bahwa komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kurang tepat secara bahasa dalam segi penyampaiannya. Hal ini menarik untuk di telusuri lebih lanjut lagi mengenai penyampaian bahasa yang tidak tepat secara bahasa yang di lakukan oleh kepala sekolah. Dalam proses wawancara yang terjadi dengan guru-guru di SMK Al-Hidayah Ciputat ditemukan bahwa kepala sekolah memiliki karakter yang humoris di dalam dirinya. Dari hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh, beliau menyebutkan bahwa : kepala sekolah mempunyai sisi atau karakter yang humoris, dari sisi humoris kepala sekolah membuat
64
Hasil wawancara dengan Bapak Jamaluddin, Guru, Pada hari kamis, 21 September 2016 Hasil wawancara dengan Bapak Jamaluddin 66 Hasil wawancara dengan Bapak Endang Hidayat, Guru, Pada hari Kamis, 21 September 2016 65
60
sering bercanda hal ini agar suasana tidak menjadi tegang.”67 Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil wawancara dengan Bapak Jamaluddin, beliau menyebutkan bahwa : kepala sekolah dapat mencairkan suasana, bahkan itu sering terjadi. Hal ini karena kepala sekolah adalah orang yang humoris.68 Dari karakter kepala sekolah yang mempunyai sisi humoris, peneliti menganggap dan menghubungkan apa yang dimaksud oleh Bapak Endang sebagai penyampaian yang kurang tepat secara bahasa. Penggunaan bahasa yang kurang tepat dalam proses komunikasi bisa dapat terjadi karena sisi humoris yang dimiliki kepala sekolah. Selanjutnya walaupun kepala sekolah memiliki sisi humoris dalam proses komunikasi dengan guru-guru, kepala sekolah tetap mempunyai sifat yang tegas dalam berkomunikasi. Hal itu dikemukakan oleh Ibu Umaeroh, beliau meyebutkan bahwa : “kepala sekolah menunjukan ketegasannya tetapi tidak memaksa, sebagai contoh dalam pelaksanaan upacara. Kepala sekolah menekan kepada wali kelas dan guru-guru untuk hadir, karena hal itu sudah menjadi komitmen bersama.”69 Hal yang senada juga diutarakan oleh Ibu Sri Rahayu, beliau menyebutkan bahwa : kepala sekolah mempunyai ketegasan, akan tetapi dalam ketegasannya kepala sekolah tidak terkesan memaksa.70 Lebih lanjut lagi ditegaskan oleh Bapak Jamaluddin, beliau meyebutkan bahwa : “Iya, jadi memang itu harus dimiliki oleh seorang pimpinan, memiliki suatu ketegasan tetapi hal ini tidak memaksa. Kita profesional dalam bekerja.”71 Dalam hal ini dapat diketahui kepala sekolah sebagai pimpinan bisa memainkan perannya, kepala sekolah di satu sisi mempunyai sisi yang
67
Hasil wawancara denga Ibu Umaeroh, Guru, pada hari Senin, 19 September 2016 Hasil wawancara dengan Bapak Jamaluddin 69 Hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh 70 Hasil wawancara dengan Ibu Sri Rahayu, Guru/Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, pada hari Rabu, 21September 2016 71 Hasil wawancara dengan Bapak Jamaluddin 68
61
humoris tetapi di sisi lain kepala sekolah juga tegas dalam berkomunikasi akan tetapi tidak dengan cara memaksa guru untuk menjalankan tugas atau informasi yang diberikan oleh kapala sekolah. Akan tetapi ada hal yang berbeda dalam pandangan guru terhadap komunikasi yang dilakukan kepala sekolah, tidak semua guru dengan kompak menjawab bahwa komunikasi yang dilakukan sudah berjalan dengan baik. Hal ini diutarakan oleh Ibu Siti Zubaidah, beliau menyebutkan bahwa : komunikasi yang dilakukan kepala sekolah belum cukup baik, saya kira baru setengah.72 Hal ini menjadi menarik karena Ibu Siti Zubaidah sebagai wakil kepala sekolah, komunikasi yang dilakukan kepala sekolah belum cukup baik dan menganggap baru mencapai 50%, Sebagai wakil kepala sekolah tentunya beliau sering berkomunikasi dengan kepala sekolah. Peneliti memandang tingkat kesulitan dan kerumitan wakil kepala sekolah menurut struktur organisasi memiliki kesulitan yang berbeda. Dari tingkat kesulitan ini lah Ibu Siti Zubaidah memandang komunikasi yang dilakukan kepaka sekolah belum sepenuhnya maksimal. Karena tingkat kesulitan yang berbeda sebagai wakil kepala sekolah dengan banyaknya tugas yang dijalankan dipandang masih perlu ditingkatkan lagi komunikasi antara kepala sekolah dengan Ibu Siti Zubaidah. Selanjutnya komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dianggap dapat mengubah sikap dan perilaku guru yang terjadi di sekolah. Hal ini diutarakan oleh Bapak Endang Hidayat, beliau menyebutkan bahwa : komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat merubah sikap dan perilaku guru, sebagai contoh apabila kehadiran guru kurang maksimal, maka kepala sekolah akan berkomunikasi. Dari komunikasi yang
72
Hasil wawancara dengan Ibu Siti Zubaidah, Guru/Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Pada hari Selasa, 20 September 2016
62
dilakukan kepala sekolah dengan guru maka kehadiran guru tersebut akan lebih maksimal lagi.73 Hal senada juga di utarakan oleh Bapak Sukoco, beliau menyebutkan bahwa : ” Ya bisa, artinya ketika saya mulai merasa malas dan kepala sekolah mulai menegur, saya bisa menjadi rajin kembali karena teguran yang diberikan kepala sekolah.”74 lebih lanjut lagi diperkuat dengan hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh, beliau menyebutkan bahwa : “Tentu ya dapat mengubah perilaku seseorang ke arah yang lebih positif, misalnya saya yang awalnya malas untuk absen dengan adanya komunikasi atau nasihat akhirnya dapat berubah menjadi lebih rajin masuk.”75 Dari beberapa hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi interpersonal kepala sekolah sudah berjalan dengan baik, komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dilakukan dengan lembut, dilakukan secara tegas tetapi tidak terkesan memaksa. Dalam proses komunikasi dengan guru, kepala sekolah juga menjadi sesorang yang dapat menghibur guru-guru karena pada dasarnya kepala sekolah mempunyai sifat yang humoris sehingga dapat mencairkan suasana ketika berkomunikasi. Sesuatu yang menarik juga berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru SMK Al-Hidayah Ciputat, komunikasi yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dapat merubah perilaku guru tersebut sesuai dengan apa yang manjadi tujuan yang dilakukan kepala sekolah dengan berkomunikasi dengan guru. Hal ini menjadi sebuah hal yang sangat baik dalam berjalannya kegiatan organisasi dan kegiatan belajar mengajar karena dapat meningkatkan motivasi kerja guru. Dalam berkomunikasi, dahulu kala
saat teknologi masih belum
secanggih saat ini pada umumnya manusia lebih sering berkomunikasi secara tatap muka. Akan tetapi dengan berkembangnya zaman dan perkembangan teknologi yang sangat pesat manusia semakin dimudahkan 73
Hasil wawancara dengan Bapak Endang Hidayat Hasil wawancara dengan Bapak Sukoco 75 Hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh 74
63
dalam hal berkomunikasi. Banyak media yang dapat digunakan dalam berkomunikasi pada masa kini, telepon, email, dan media sosial semakin banyak bermunculan. Hal ini rasanya tidak dapat dihindari oleh manusia dalam berkomunikasi, ketika komunikasi secara tatap muka tidak dapat dilakukan karna masalah jarak dan waktu media komunikasi dirasa sangat membantu. Fenomena ini juga terjadi di dalam proses komunikasi interpersonal antara kepala sekolah dan guru di SMK Al-Hidayah Ciputat. Hal ini diungkapkan langsung oleh kepala sekolah, beliau menyebutkan bahwa : “saya dan guru mempunyai grup whatsapp untuk berkomunikasi. Akan tetapi jika ingin berkomunikasi interpersonal saya akan menghubungi ke guru yang bersangkutan.”76 Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, dapat dilihat bahwa kepala sekolah dalam berkomunikasi
dengan
menggunakan
Pemanfaatan
media
komunikasi
whatsapp.
guru juga media
komunikasi whatsapp digunakan kepala sekolah untuk tetap menjaga komunikasinya dengan guru apabila komunikasi secara tatap muka tidak dapat dilakukan. Selanjutnya hasil wawancara dengan Ibu Sri Rahayu juga mengatakan hal yang senada, beliau mengatakan bahwa : “Iya kalau misalkan kepala sekolah tidak ada di sekolah, kita bisa menggunakan media lain karena kita punya group di whatsapp atau lewat sms.”77 Lebih lanjut lagi ditegaskan oleh hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh, beliau menyebutkan bahwa : “Iya kadang-kadang kalo ada rapat menggunakan media infocus. Lebih enak kalau komunikasi secara langsung dan terbuka. Komunikasi lewat handphone ada, sebatas media whatsapp, akan tetapi berkaitan dengan hal yang sifatnya tidak mendesak.”78 Dalam hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh beliau menambahan media infocus dalam rapat sebagai salah satu media yang digunakan dalam 76
Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto Hasil wawancara dengan Ibu Sri Rahayu 78 Hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh 77
64
berkomunikasi, akan tetapi selanjutnya Ibu Umaeroh mengatakan komunikasi yang dilakukan melalui media seperti whatsapp tidak membicarakan hal yang mendesak seperti yang berhubungan dengan pengambilan keputusan. Hal yang senada juga diperkuat oleh hasil wawancara dengan kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa : “keputusan-keputusan yang harus diputuskan harus di lakukan secara tatap muka. Melalui media hanya menyampaikan point-point pembicaraannya saja.”79 Dari hasil wawancara yang didapatkan dapat terlihat bahwa media komunikasi hanya menjadi alat pendukung dalam komunikasi. Komunikasi yang diharapkan lebih kepada komunikasi secara langsung atau secara tatap muka, karena jika ada hal-hal yang bersifat pengambilan keputusan akan lebih efektif secara tatap muka. Akan tetapi tidak semua mengatakan menggunakan media komunikasi ketika berkomunikasi dengan kepala sekolah, seperti yang di utarakan oleh Bapak Sukoco, beliau menyebutkan bahwa : “Selama ini kepala sekolah hanya tatap muka saja ketika berkomunikasi dengan saya”80 Hal yang sama di ungkapkan oleh Bapak Jamaluddin, beliau menyebutkan bahwa : Dalam hal penggunaan media lain ketika berkomunikasi dengan kepala sekolah saya tidak menggunakannya, saya lebih sering bertatap muka dengan kepala sekolah.81 Menjadi menarik ketika beberapa guru menyebutkan bahwa mereka tidak menggunakan media komunikasi ketika berkomunikasi dengan kepala sekolah, mereka menyebutkan bahwa lebih sering bertatap muka dibandingkan dengan media komunikasi. Simpulan peneliti dalam hal ini kaitanya dengan penggunaan media komunikasi ada pada bagaimana kepala sekolah atau guru mempunyai keinginan untuk menyampaikan sesuatu hal atau informasi.
79
Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto Hasil wawancara dengan Bapak Sukoco 81 Hasil wawancara dengan Bapak Jamaluddin 80
65
Penyampaian informasi kepada guru, yang menyebutkan bahwa ketika dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah juga menggunakan media lain seperti grup whatsapp, sms, infocus dan yang lainnya lebih kepada pesan yang ingin disampaikan kepala sekolah kepada guru bersifat hal yang tidak mendesak. Sedangkan dalam kaitannya dengan guru yang menyampaikan bahwa tidak menggunakan media komunikasi ketika berkomunikasi dengan kepala sekolah lebih kepada hal-hal atau informasi yang ingin disampaikan membutuhkan komunikasi secara tatap muka sehingga yang menjadi kebutuhan kepala sekolah dapat langsung direspon oleh guru dan juga sebaliknya.
Komunikasi merupakan salah satu aktifitas yang sangat sering dilakukan
oleh
manusia.
Manusia
mempunyai
kebutuhan
untuk
berkomunikasi dengan manusia lainnya sebagai makhluk sosial. Dalam satu hari secara tidak sadar manusia akan berkomunikasi, akan tetapi sesuatu yang harus juga disadari adalah seberapa seringkah manusia berkomunikasi, karena intensitas manusia berkomunikasi dapat membuat hubungan antara satu manusia dengan manusia lain menjadi lebih erat dan lebih baik. Sama halnya dengan kepala sekoah, kepala sekolah sebagai pimpinan di dalam sekolah juga harus memiliki komunikasi yang intens dengan guru dalam mengarahkan dan menjalankan visi dan misi. Di SMK Al-Hidayah Ciputat intensitas komunikasi antara kepala sekolah dengan guru menjadi hal yang terbatas. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sukoco, beliau menyebutkan bahwa : “Sepertinya jarang ya saya berkomunikasi dengan kepala sekolah, karena saya jarang bertemu dengan kepala sekolah. Hal yang lainnya adalah karena guru atau saya tidak setiap hari hadir di sekolah.”82 Pernyataan senada juga di utarakan oleh Bapak Endang Hidayat, beliau menyebutkan bahwa : “Minimal saat kita ada jam pelajaran di 82
Hasil wawancara dengan Bapak Sukoco
66
sekolah. Tergantung kepada tanggung jawab masing-masing.”83 Secara tersirat beliau menyebutkan bahwa pada kenyataanya beliau jarang berkomunikasi dengan kepala sekolah, beliau hanya berkomunikasi dengan kepala sekolah ketika beliau mempunyai jam mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat. Selanjutnya lebih tegas lagi di utarakan oleh Bapak Yasmin, beliau menyebutkan bahwa : saya agak jarang berkomunikasi dengan kepala sekolah, mungkin hanya satu kali dalam seminggu.84 Berdasarkan beberapa hasil wawancara di atas dapat peneliti simpulkan, bahwa fenomena ini terjadi karena di sekolah swasta seperti SMK Al-Hidayah Ciputat, guru-guru tidak mempunyai jam mengajar di sekolah setiap hari. Guru-guru tidak hanya mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat, akan tetapi banyak yang mengajar di sekolah lain sehingga intensitas komunikasi dengan kepala sekolah menjadi jarang. Seperti contoh Bapak Yasmin, beliau ketika berkomunikasi dengan kepala sekolah hanya sau kali dalam rentang waktu satu minggu. Hal inilah yang membuat komunikasi antara kepala sekolah dengan guru dan sebaliknya sangat terbatas.
Komunikasi merupakan hal yang sangat sering dilakukan oleh manusia, akan tetapi dalam hal ini hambatan dalam komunikasi sering terjadi pula. Hambatan yang terjadi dapat menyebabkan proses komunikasi menjadi tidak lancar dan nantinya akan bermuara pada pemahaman atau penafsiran dari suatu informasi dapat terjadi. Sering kali hal ini membuat permasalahan muncul di dalam organisasi khususnya dalam topik penelitian ini adalah di sekolah. Hambatan memang ada, terutama untuk saya berkomunikasi kepada guru yang wanita lebih sulit karena perbedaan gender dengan saya, terkadang ketika guru-guru wanita diberikan motivasi lebih menganggapi
83 84
Hasil wawancara dengan Bapak Endang Hidayat Hasil wawancara dengan Bapak Yasmin
67
secara perasaan atau lebih sensitif. Sedangkan kepada guru-guru yang lakilaki tidak ada hambatan yang berarti.85 Jika dilihat pernyataan yang muncul dari Bapak Yuli, faktor gender menjadi suatu hambatan dalam berkomunikasi dan dalam membina motivasi, karena menurut beliau ketika beliau berkomunikasi dengan guruguru wanita ada kekhawatiran akan adanya sensitifitas dari guru karena menurut beliau hal itu muncul dari karakter alamiah wanita. Berbeda dengan hasil wawancara di atas, Sedikit membahas kembali kepada subab sebelumnya, banyak guru di SMK Al-Hidayah Ciputat menyebutkan bahwa intensitas komunikasi dengan kepala sekolah jarang terjadi, akan tetapi intensitas komunikasi yang terjadi ini dianggap tidak menjadi hambatan dalam melaksanakan komunikasi dengan kepala sekolah. Hal ini terungkap berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Via Aprilian, beliau menyebutkan bahwa : “Tidak ada hambatan dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah, jika memang beliau tersedia waktu”86 hal yang senada juga di utarakan oleh Ibu Nawang Wulan, beliau menyebutkan bahwa “Saya kira sejauh ini tidak ada hambatan dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah.”87 Selanjutnya hal di atas diperkuat oleh Ibu Umaeroh, beliau menyebutkan bahwa : “Tidak ada hambatan untuk komunikasi dengan kepala sekolah karena memang secara waktu beliau ada setiap hari di sekolah.”88 Sejauh ini pandangan yang muncul dari Bapak Jamaluddin, Ibu Umaeroh dan Ibu Nawang Wulan merasa tidak ada hambatan yang terjadi ketika berkomunikasi dengan kepala sekolah, akan tetapi pandangan lain muncul dari narasumber lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Yasmin, beliau menyebutkan bahwa : “Selama ini tidak ada 85
Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto Hasil wawancara dengan Bapak Via Aprilian, Guru, pada hari Rabu, 28 September 2016 87 Hasil wawancara dengan Ibu Nawang Wulan, Guru, pada hari Senin, 26 September 2016 88 Hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh 86
68
hambatan, karena jika ada kendala di sekolah saya lebih sering sampaikan kepada wakil kepala sekolah.”89 Dari beberapa hasil wawancara di atas, dapat di simpulkan bahwa sejauh ini tidak ada yang menjadi hambatan berarti dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah. Sedangkan hal yang muncul dari kepala sekolah ketika berkomunikasi dengan guru-guru wanita, beliau mempunyai sedikit kekhawatiran ada nya
sifat
sensitif
yang akan muncul ketika
berkomunikasi. Akan tetapi hal itu hanya menjadi kekhawatiran kepala sekolah semata tanpa dijadikan hal yang dianggap sebagai hambatan oleh guru-guru. Selanjutnya Walaupun banyak guru yang tidak dapat hadir setiap hari di sekolah dikarenakan guru-guru di SMK Al-Hidayah Ciputat juga mengajar di sekolah lain. Berdasarkan data yang berhasil di dapatkan menunjukan bahwa rata-rata guru mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat hanya 2 sampai 3hari dalam satu minggu. Intensitas kehadiran yang cukup jarang ini tidak menjadi hambatan untuk berkomunikasi dengan kepala sekolah dikarenakan kepala sekolah hadir sebanyak 6 hari dalam satu minggu di sekolah. hal inilah yang membantu guru-guru dalam berkomunikasi ketika guru-guru tidak bisa hadir setiap hari di sekolah. Motivasi merupakan dorongan manusia untuk melakukan sebuah hal, dengan adanya motivasi manusia akan dengan senang hati dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan pekerjaan yang ingin dilakukan. Motivasi yang muncul dapat berasal dari dalam diri (intrinsik) ataupun dari luar diri (ekstrinsik), dan banyak faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang. Dalam konteks pembinaan motivasi kerja guru disekolah sudah tentu hal ini menjadi tanggung jawab dan kewajiban dari seorang pimpinan yaitu kepala sekolah. Pembinaan motivasi kerja guru merupakan sebuah langkah penting guna memajukan sekolah, hal ini tentunya menjadi sebuah tantangan kepala seolah dalam membina motivasi kerja guru. 89
Hasil wawancara dengan Bapak Yasmin
69
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Idrus, beliau mengatakan bahwa : “Kepala sekolah dapat membuat kebijakan yang berkaitan dengan motivasi yang diberikannya.”90 Lalu berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Wahyudin, beliau juga mengatakan bahwa: “Saya sangat membutuhkan motivasi dari pimpinan, artinya motivasi di sini senantiasa dijadikan sebagai dedikasi kinerja kita dengan profesional, tanpa adanya arahan atau perhatian dari pimpinan mungkin dalam melakukan pekerjaan akan tidak cepat selesai atau lalai.”91 Dari hasil wawancara dengan Bapak Wahyudin dan Bapak Muhammad Idrus , beliau sangat terbuka dalam menyampaikan bahwa beliau sangat membutuhkan motivasi dari pimpinan, beliau menyadari tanpa adanya arahan atau perhatian dari pimpinan atau kepala sekolah kinerja yng dihasilkan akan tidak maksimal dan juga diharapkan hal-hal yang berkaitan dengan kibijakan sekolah, diharapkan hal yang dapat memicu motivasi kerja guru. Hal yang senada juga di utarakan oleh Ibu Arsih, beliau menyampaikan bahwa : “motivasi dari kepala sekolah cukup saya butuhkan, sebagai contoh kepala sekolah selalu berkomunikasi dengan saya terkait perkembangan siswa. Hal ini menjadi sebuah semangat atau motivasi untuk lebih maksimal lagi dalam mengajar dan mendidik siswa. Hal-hal semacam itu sangat saya butuhkan.”92 Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Endang, beliau menyampaikan bahwa : “pemberian motivasi perlu dilakukan, artinya motivasi itu kan hasil yang diketahui dan dijadikan ukuran buat kita. Kalau motivasi itu disampaikan di akhir suatu periode atau akhir pelajaran, ini semacam kepuasan batin. Jadi kepala sekolah menyampaikan penghargaan kepada guru yang kehadirannya
90
Hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Idrus, Guru, pada hari rabu, 26 September 2016 Hasil wawancara dengan Bapak Wahyudin, Guru, pada hari rabu, 26 September 2016 92 Hasil wawancara dengan Ibu Arsih, Guru, pada hari rabu, 28 September 2016 91
70
cukup tinggi, hal ini memberikan semangat kepada guru-guru yang lain.”93 Lebih lanjut lagi, hasil wawancara dengan Ibu Nawang Wulan, beliau menyampaikan bahwa : “Kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada saya dan guru-guru yang lain.”94 Hasil wawancara dengan Ibu Nawang Wulan dengan jelas menyatakan bahwa kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada beliau dan kepada guru-guru yang lain, walaupun beliau guru yang belum lama mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat beliau menyebutkan kembali bahwa : “Komunikasi yang dilakukan kepala sekolah sangat mempengaruhi motivasi kerja saya. Kepala sekolah memberikan tanggung jawab yang lebih kepada saya dalam melakukan kegiatan
pengajaran
agar
memberikan
hasil
yang terbaik
yang
diberikan.”95 Berdasarkan
dari
beberapa
hasil
wawancara
diatas,
dapat
disimpulkan bahwa pembinaan motivasi kerja guru yang dilakukan kepala sekolah sangat dibutuhkan oleh setiap guru. Hal ini menjadi penting karena guru membutuhkan motivasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai guru. Pengarahan, pemberian reward, pembuatan kebijakan pemberian tanggung jawab lebih, dan controling (pengawasan) menjadi sebuah hal yang dapat membina motivasi kerja guru dalam lingkungan SMK Al-Hidayah Ciputat.
Komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam hal pembinaan motivasi kerja guru dapat terlihat dari apa yang yang dilakukan oleh kepala sekolah. dalam hal ini kepala sekolah mempunyai pengaruh yang besar dalam terciptanya motivasi kerja guru di SMK AlHidayah Ciputat.
93
Hasil wawancara dengan Bapak Endang Hidayat Hasil wawancara dengan Ibu Nawang Wulan 95 Hasil wawancara dengan Ibu Nawang Wulan 94
71
Hal ini pula yang disadari oleh Bapak Yuli Sudarwanto sebagai kepala sekolah, beliau menyebutkan bahwa : “Ya, saya selalu memberikan motivasi karena kita mempunyai visi dan misi atau tujuan yang harus dicapai oleh guru. Secara tidak langsung saya lakukan, akan tetapi pada akhir tahun saya akan memberikan reward kepada guru yang mempunyai kinerja yang baik”96 Hal yang di utarakan oleh bapak yuli Sudarwanto, menjadi hal yang menarik karena beliau menyatakan bahwa pemberian motivasi yang diberikan adalah sebuah reward pada akhir tahun untuk guru-guru yang mempuyai kinerja yang baik. Dalam konteks memotivasi melalui komunikasi interpersonal beliau tidak menyampaikannya secara tersurat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sri Rahayu, beliau mengatakan bahwa : komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membina motivasi saya. Sebagai contoh ketika dalam menangani siswa yang bermasalah, kepala sekolah memberikan semangat, dan dilakukan dengan komunikasi yang tersendiri.97 Dari hasil wawancara tersebut dapat terlihat bahwasannya kepala sekolah melakukan komunikasi yang berdampak kepada motivasi guru ketika dalam menangani siswa yang bermasalah. Dalam hal ini tentunya komuikasi yang dilakukan kepala sekolah sangat membantu guru, karena pada dasarnya menangani siswa yang bermasalah bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh, beliau mengatakan bahwa : komunikasi dapat membina motivasi kerja saya, karena agar ke depannya saya mempunyai tanggung jawab dan lebih baik lagi dalam mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat.98 Hal yang senada juga di utarakan oleh Bapak Tugiran, beliau mengatakan bahwa : Iya pasti
96
Hasil wawancara dengan Bapak Yuli Sudarwanto Hasil wawancara dengan Ibu Sri Rahayu 98 Hasil wawancara dengan Ibu Umaeroh 97
72
sangat membina karena apa yang disampaikan oleh kepala sekolah berhubungan dengan hal yang mengenai pendidikan.99 Lebih tegas lagi di utarakan oleh Bapak Wahyudin, beliau menyampaikan bahwa “Pasti sangat membina motivasi. Ketika kepala sekolah menyampaikan sesuatu hal yang berkaitan dengan siswa, saya senantiasa termotivasi dalam bekerja sesuai, dengan tanggung jawab.”100 Akan tetapi hal yang bertolak belakang dengan beberapa hasil wawancara di atas adalah muncul dari bapak Via Aprilian, beliau mengatakan bahwa : sejauh ini Kepala sekolah belum pernah melakukan komunikasi interpersonal dalam kaitannya membina motivasi dan kinerja saya.101 Hal ini menjadi menarik karena hanya beliau yang dengan tegas mengatakan bahwa kepala sekolah belum dapat membina motivasi belia dengan berkomunikasi. Jika di telusuri lagi berdasarkan pernyataan beliau, beliau baru bekerja atau mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat selama 6 bulan atau selama satu semester. Pandangan peneliti akan fenomena yang terjadi ini adalah berdasarkan bapak Via Aprilian sebagai guru baru SMK Al-Hidayah Ciputat yang belum sepenuhnya merasakan komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam kaitanya membina motivasi kerja guru. Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa, komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah sudah dapat membina motivasi kerja guru SMK Al-Hidayah Ciputat walaupun ada satu data yang mengatakan belum merasakan pembinaan motivasi oleh kepala sekolah melalui komunikasi yang dilakukannya. Pada dasarnya ketika berkomunikasi dengan guru kepala sekolah menyampaikan sebuah hal atau pesan yang memang dibutuhkan oleh guruguru, berlandaskan hal itu lah guru menjadi termotivasi. Hal ini menjadi 99
Hasil wawancara dengan Bapak Tugiran, Guru, pada hari Senin, 26 September 2016 Hasil wawancara dengan Bapak Wahyudin 101 Hasil wawancara dengan Bapak Via aprilian 100
73
fenomena yang positif bagi perkembangan SMK Al-Hidayah Ciputat karena kepala sekolah sudah menjalankan komunikasinya dengan baik dan dapat pula membina motivasi kerja guru melalui komunikasi interpersonal yang dilakukannya. Peningkatan dalam dalam berbagai hal tetap harus dilaksanakan guna lebih memuaskan dan membina motivasi kerja guru sehingga kemajuan sekolah dapat terus dirasakan, bukan hanya dari motivasi kerja guru akan tetapi sampai menjangkau pula motivasi belajar siswa.
C. Temuan Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilaksanakan di SMK Al-Hidayah Ciputat telah
dapat
menggambarkan
fenomena
yang
terjadi
mengenai
pelakasanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti, maka dapat diketahui ada hal yang menjadi faktor pendukung dan hambatan dalam implementasi komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru di sekolah, antara lain :
1. Pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah Guru-guru di SMK Al-Hidayah Ciputat telah merasakan pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah sudah berjalan dengan baik dan sebagaimana harusnya. Pelaksanaan komunikasi interpersonal yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dapat dianggap baik oleh hampir semua guru. Karakter kepala sekolah sebagai orang yang terbuka dan humoris dirasakan sangat membantu dalam proses komunikasi. Perbedaan pandangan antara guru yang menyatakan baik dan guru yang menyatakan belum cukup baik dipandang ebuah hal yang wajar terjadi, karena sudut pandang setiap guru terhadap komunikasi interpersonal kepala sekolah dapat berbeda-beda. Harapan yang muncul dari guru-guru di SMK Al-Hidayah Ciputat tetap mengharapkan perbaikan dan
74
peningkatan dari proses komunikasi antara kepala sekolah dan guru guna lebih memaksimalkan lagi hasil yang diharapkan.
2. Komunikasi interpersonal kepala sekolah dipandang sebagai hal yang memotivasi kerja guru Guru-guru
di
SMK
Al-Hidayah
Ciputat
mempunyai
kebutuhan motivasi yang cukup banyak dari kepala sekolah, guruguru memandang motivasi yang diberikan oleh kepala sekolah menjadi suatu pendukung yang dapat memberikan keberhasilan dalam proses mengajar ataupun dalam tugas-tugas yang diberikan oleh kepala sekolah. Walaupun komunikasi dipandang sebagai hal yang dapat memotivasi kerja guru, data ini harus digali lebih dalam lagi karena menurut peneliti jawaban awal yang muncul mengenai hal apa saja yang dapat memotivasi kerja guru lebih kepada hal yang
bersifat
reward
(barang-barang
rumah
tangga
dan
elekttronik). Walaupun proses komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi guru belum berjalan dengan rutin atau secara sadar dilaksanakan oleh kepala sekolah tetapi guru-guru memandang hal ini sudah cukup memotivasi kerja guru.
3. Intensitas
dan
hambatan
dalam
pelaksanaan
komunikasi
interpersonal Pada
umumnya
guru-guru
di
SMK
Al-Hidayah
Ciputat
memandang tidak ada hambatan yang berarti dalam pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan guru. Walaupun guru-guru tidak dapat hadir setiap hari di sekolah, akan tetapi hal ini bukan menjadi faktor penghambat dalam melaksanakan komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan guru. Intensitas kehadiran guru yang tidak setiap hari di sekolah sangat terbantu dengan hadirnya kepala sekolah selama 6 hari atau dalam kata lain hadir setiap hari di saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Jadi
75
jika guru mempunyai kebutuhan komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah, hal itu bisa dapat dilakukan dengan mudah. Hal ini menjadi menarik karena pada biasanya dibanyak sekolah, fenomena yang terjadi adalah kepala sekolah yang jarang hadir di sekolah sedangkan fenomena yang terjadi di SMK Al-Hidayah Ciputat adalah guru-guru yang tidak hadir setiap hari di sekolah sedangkan kepala sekolah hadir setiap hari.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan uraian dan hasil penelitian yang sudah di paparkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru di SMK Al-Hidayah Ciputat adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah sudah berjalan dengan baik, hal ini terlihat melalui proses komunikasi kepala sekolah yang dapat dikatakan cukup lancar dilakukan saat di sekolah, ditambah lagi dengan karakter komunikasi kepala sekolah yang terbuka dan humoris yang membuat guru menjadi tidak canggung dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah. Walaupun ada sebuah gap senioritas di dalamnnya, kepala sekolah juga tegas dalam berkomunikasi akan tetapi tidak terkesan memaksa dalam menyampaikan sebuah hal atau informasi yang harus dilakukan oleh guru-guru. 2. Selanjutnya, pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru juga dapat dikatakan berjalan dengan baik. Hal ini didapatkan melalui pernyataan guru yang menyebutkan komunikasi interpersonal kepala sekolah dapat memotivasi guru-guru di SMK Al-Hidayah Ciputat. Lebih lanjut lagi motivasi kerja guru dapat terbina karena kepala sekolah cukup sering melakukan komunikasi dengan guru karena kepala sekolah berada setiap hari di sekolah sehingga ketika guru-guru membutuhkan kepala sekolah untuk penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan dapat segera tertangani. Akan tetapi Komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi dilakukan jika ada kesempatan saja.
76
77
B. Saran-saran Berdasarkan uraian dan paparan dari kesimpulan di atas, maka peneliti bermaksud memberikan dan menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat dijadikan perbaikan untuk selanjutnya, khususnya dalam implementasi komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam membina motivasi kerja guru di SMK Al-Hidayah Ciputat sebagai berikut : 1. Kepada kepala sekolah, agar lebih meningkatkan kepekaan komunikasi di dalam sekolah dan juga dapat meningkatkan kompetensi dan pelaksanaan komunikasi interpersonal secara lebih aktif lagi. kepala sekolah diharapkan tidak hanya menunggu kesempatan berkomunikasi secara tidak sengaja akan tetapi mencoba lebih dahulu menanyakan tentang kabar atau hal-hal yang yang ingin disampaikan oleh guru. lebih lanjut lagi dapat membuat pola komunikasi interpersonal secara sadar dan lebih terencana guna dapat membina motivasi kerja guru. selanjutnya 2. Kepada guru-guru, lebih dapat aktif lagi berkomunikasi dengan kepala sekolah dalam memberikan atau meminta saran yang dapat memunculkan motivasi kerja guru sehingga motivasi yang dimiliki dapat senantiasa terjaga yang nantinya akan bermuara pada peningkatan kinerja dan peningkatan mutu pengajaran di sekolah. Ketika guru mempunyai permasalahan diharapkan tidak sungkan untuk mengatakan kepada kepala sekolah dan tidak hanya menunggu untuk ditanya terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA Denny, Ricahard, Sukses Memotivasi Jurus Jitu Meningkatkan Motivasi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Cet ke 2. 2004. Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003. Fatimah, Djailani dan Khairudin, ”Komunikasi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada SMA Negeri Geumpang Kabupaten Pidie”, Jurnal Administrasi Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala, Volume 3, No.4, November 2015. H.M Yunus Abu Bakar, Syarifan Nurfan, Evi Fatimur dkk, Profesi Keguruan, Surabaya: AprintA, 2009. Hardjana, Agus M, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, Yogyakarta: Kanisius, 2003. Harep, Ishak dan Tanjung, Hendri, Manajemen Motivasi, Jakarta: PT. Grasindo, 2003. Hasibuan, Malayu S.P, Organisasi dan Motivasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet ke 7, 2010. Hathway, Patti dan Schubert, Susan D, Memanajemeni Atasan, Jakarta : PPM,2005, Cet ke-3, 2005. Hendriani & Nulhaqim, 2008, Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan Dalam Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Mitra Binaan, PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Dumai, Jurnal kependudukan Padjadjaran, Vol 10, No. 2, 2008. Kambey, Fendy Levy dan Suharmono, Pengaruh Pembinaan, Pelatihan dan Pengembangan, Pemberdayaan dan Partisipasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Njonja Meneer Semarang), Jurnal Studi Manajemen & Organisasi, Vol. 10, No. 2, 2013. Mudlofir, Ali, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi, dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, , 2012. Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta : Bumi Aksara, , 2011. Mulyasa. E, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet ke-9, 2007.
78
79
Musfah, Jejen, Manajemen Pendidikan: Teori, Kebijakan, dan Praktik, Jakarta: Prenadamedia Group, 2015. Noor, Juliansyah, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, Jakarta : Prenada Medi Group, Cet ke-1, 2011. Nurdin, Syafrudin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Rohiat, Manajemen Sekolah, Bandung: PT. Refika Aditama, Cet ke- 1, 2008. Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: Jakarta Pers, 2007. Ruliana, Poppy, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Rajawali Pers, Cet ke-1, 2014. Shaleh¸ Abdul Rahman dan Wahab, Muhbib Abdul, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Jakarta: Perdana Media, Cet ke-1, 2004. Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2011, Cet ke-13, 2011. Umar, Husein, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan: Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah, Jakarta: Rajawali Pers , Cet ke- 1, 2008. Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007. Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization), Bandung: Alfabeta, Cet ke-1, 2009. Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Cet ke-4, 2007. Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta: Rajawali Pers, Cet ke-2, 2014. Wulandari, Sri, Efektifitas Sistem Pembinaan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Terhadap Tujuan Pemdinanaan, Serat Acitya, Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang.
80
Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI
No
Variabel
Dimensi
1.
Subdimensi a. Komunikasi interpersonal kepala sekolah b. Bentuk-betuk kegiatan komunikasi kepala sekolah c. Pendekatan kepala sekolah dalam berkomunikasi
Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah
Pelaksanaan komunikasi interpersonal
d. Waktu terjadinya komunikasi interpersonal e. Tempat terjadinya komunikasi Interpersonal f. Intensitas komunikasi interpersonal kapala sekolah g. Hambatan kepala sekolah dalam berkomunikasi
2.
a. Interkasi sosial kepala sekolah dengan guru b. Bentuk-bentuk kegiatan c. Pendekatan pembinaan yang Motivasi Kerja
Pembinaan
Guru
motivasi
diberikan d. Waktu pembinaan e. Tempat pembinaan f. Komunikasi
dalam
pembinaan motivasi
rangka
81
Lampiran 2 PEDOMAN WAWANCARA No
Variabel
Dimensi
Indikator a. Keterbukaan b. Sikap positif yang mendukung c. Empati
Komunikasi 1.
Interpersonal Kepala Sekolah
Pelaksanaan
d. Sikap dan perilaku
komunikasi
e. Sisi humoris kepala sekolah
interpersonal f. Tegas dan berwibawa g. Intensitas komunikasi h. Media komunikasi
a. Reward b. Menyelesaikan masalah 2.
Moivasi Kerja
Pembinaan
Guru
motivasi
c. Memberikan solusi d. Menyapa e. Diikutsertakan f. Pengarahan
82
Lampiran 3 Hasil Wawancara Kepala Sekolah Nama
: Yuli Sudarwanto. S.Pd.I
Tanggal/Waktu
: 19 September 2016/15.12
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
1. Apa saja yang menjadi tugas Bapak dalam menjalankan peran sebagai kepala sekolah di SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT ?. Jawaban : Sesuai undang-undang kepala sekolah adalah guru yang diperbantukan atau ditambahkan tugasnya menjadi kepala sekolah, yang jelas yang pertama tugas kepala sekolah mengordinir, mengkordinasi dan bertanggung jawab secara keseluruhan dari A sampai Z termasuk membawahi wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan nanti mereka berdua akan membawahi ada lagi bagian yang dibawahnya. Dan bertanggung jawab atas kegiatan belajar mengajar. 2. Apakah ada tugas lain selain yang Bapak sebutkan sebelumnya ?. jika ada, bentuk tugas seperti apa ?. Jawaban : Kalau tugas tambahan, saya sebagai kepala sekolah jika ada undangan dari Dinas ya menghadiri undangan tersebut. Selain itu menghadiri rapat-rapat dari Dinas dan dari gugus. 3. Sebagai kepala sekolah, apakah berkomunikasi dengan guru adalah salah satu tugas penting dalam menjalankan peran Bapak ?. Jika iya, apa alasan Bapak ?. Jawaban : Yang jelas iya, karna nanti dalam kegiatannya supervisi saya harus tau guru ini bagaimana dan mereka mengajar seperti apa. Jadi komunikasi dengan guru merupakan sebuah kewajiban saya rasa. Komunikasi yang dilakukan lebih mengarah kepada kegiatan supervisi.
83
4. Seberapa penting berkomunikasi dengan guru ?. Jawaan : Sangat penting, karena saya jadi tau apasih kekurangan dan kelebihan saya dan sekolah. Terutama di hal itu lah, terkadang mereka tidak mau lapor. Terlebih lagi siswa tidak mau menceritakan langsung kepada kepala sekolah atau wakil kepala sekolah, mereka lebih dekat dengan guru terkait kebutuhan yang mereka rasakan di sekolah, atau permasalahan yang muncul di sekolah. Terkadang hal ini sulit untuk diketahui, maka dari itu komunikasi dengan guru salah satunya adalah untuk mengetahui kebutuhan atau permasalahan yang muncul di sekolah yang tidak dapat langsung di jangkau oleh kepala sekolah. 5. Apa yang Bapak ketahui mengenai komunikasi ?. Jawaban : komunikasi interpersonal adalah komunikasi secara individu kepada individu lainnya, dari hal itu kita akan lebih mengetahui hal-hal yang ingin diketahui secara
mendalam.
Sedangkan
komunikasi
secara
umum
adalah
berkomunikasi secara global tidak hanya antara individu dan individu tetapi juga kepada kelompok. 6. Apakah Bapak pernah mengikuti sebuah pelatihan mengenai komunikasi ?. Jika iya, bentuk pelatihan seperti apa ?. Lembaga apa yang mengadakan pelatihan ?. Feed back apa yang Bapak rasakan ?. Jawaban : Saya pernah mengikuti pelatihan manajerial kompetensi kepala sekolah untuk supervisi, yang mengadakan Dinas Pendidikan kota Tangsel dan saya banyak merasakan manfaat. Selain itu, saya menjadi tau bagaimana mensupervisi guru. Di dalam pelatihan itu ada mengenai bagaimana cara berkomunikasi dengan baik kepada guru. 7. Apakah komunikasi secara umum dengan komunikasi interpersonal mempunyai perbedaan ?. Jika iya/tidak, apa argumentasi Bapak ?. Jawaban :
84
Ada perbedaan, kalau komunikasi interpersonal adalah komunikasi secara individu kepada individu lainnya, dari hal itu kita akan lebih mengetahui halhal yang ingin diketahui secara mendalam. Sedangkan komunikasi secara umum adalah berkomunikasi secara global tidak hanya antara individu dan individu tetapi juga kepada kelompok.
8. Bagaimanakah pandangan Bapak terhadap komunikasi interpersonal ?. Jawaban : Kalau pandangan saya terkait komunikasi interpersonal ini jadi kalau orang per orang saya bisa berkomunikasi dengan mereka secara langsung. Banyak kelebihan dan manfaat yang banyak, jadi saya tahu lebih banyak dibanding secara umum, saya bisa tahu hal yang lebih mendalam terhadap orang yang berkomunikasi dengan saya. Saya juga bisa lebih mengetahui apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan saya, karena guru bisa langsung menyampaikan hal yang ingin disampaikan langsung kepada saya. Secara tidak langsung saya merasakan feed back dari komunikasi yang saya lakukan. 9. Apakah komunikasi interpersonal menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam peran Bapak sebagai kepala sekolah ?. Jika iya/tidak, apa alasan Bapak ?. Jawaban : komunikasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Terutama untuk penanganan-penanganan masalah atau hal-hal yang menjadi kekurangan sekolah karena banyak masukan yang diterima. 10. Dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan guru, apakah Bapak melakukannya dengan sadar dan terencana ?. Jika iya/tidak, apa alasan Bapak ?. Jawaban : Yang jelas secara sadar, tetapi ada yang terencana dan ada yang tidak terencana. Kalau yang terencana seperti kegiatan supervisi, akan tetapi dari pihak guru saya tidak beritahu. Sedangkan yang tidak terencana, ketika saat waktu istirahat jika ada guru yang sedang tidak mengajar dan saya juga
85
sedang tidak mengajar saya akan mencoba untuk mengobrol atau berkomunikasi denga guru tersebut selayaknya dengan teman. 11. Apakah Bapak mempunyai tujuan terhadap komunikasi interpersonal yang Bapak lakukan dengan guru ?. Jika ada, tujuan seperti apa yang diharapkan ?. Jawaban : Tentunya ada, terkadang saya mendapat masukan dari siswa, jadi secara tidak langsung saya mendapatkan informasi melalui guru terhadap kebutuhan siswa di sekolah walaupun ketika berkomunikasi dengan guru senior terkadang saya tidak mau melangkahi senioritas guru tersebut, dari hal itu sharing lebih sering saya lakukan mengenai bagaimana metode atau cara yang tepat. Karena pada dasarnya harus ada tujuan dari komunikasi interpersonal yang terjadi, kaerena buat apa hanya mengobrol saja tanpa ada tujuan. Akan tetapi banyak tujuannya, karena dengan itu kita tau apa saja yang dibutuhkan termsuk pengembangan sekolah, motivasi guru dan yang lainnya. 12. Apakah komunikasi interpersonal yang Bapak lakukan dapat membina motivasi kerja guru ?. Jika iya, apa argumentasi Bapak ?. Jawaban : Ya ada, karena memotivasi dapat mengetahui kebutuhan guru sehigga akan terciptanya perubahan terhdapap motivasi kerja guru. Apa saja yang menjadi harapan guru, selanjutnya saya akan menyampaikannya kepada pihak yayasan, setelah itu keputusan akhir ada di pihak yayasan. 13. Bagaimanakah
strategi
Bapak
dalam
melekasanakan
komunikasi
interpersonal dengan guru ?. Jawaban : Strateginya kalau yang terencana memang saya melihat kondisinya dan situasi, sedangkan yang tidak terencana saya melihat kesempatan yang ada. Jika ada kesempatan akan saya lakukan untuk berkomunikasi dengan guru. 14. Apakah Bapak tipe orang yang terbuka atau tertutup dalam berkomuikasi dengan guru ?. Jawaban :
86
Yang jelas saya adalah tipe orang yang terbuka, jika ada hal yang ingin disampaikan silahkan. Apabila ada yang ingin mengkritik silahkan, saya akan dengan terbuka menerimanya. 15. Apakah dalam berkomunikasi dengan guru Bapak termasuk orang yang humoris ?. Jika iya, apa alasan Bapak ?. Jawaban : Banyak guru-guru yang mengatakan saya orang yang humoris, banyak bercanda. Ada juga yang mengatakan saya galak tetapi juga humoris. 16. pendekatan apa yang Bapak lakukan dalam berkomunikasi dengan guru ?. Jawaban : secara pendekatan secara face to face kepada guru-guru dan biasanya ketika berkomunikasi saya lebih sering di awal pembicaraan membicarakan hal yang di luar topik lalu setelah itu baru masuk kepada inti pembicaraan. 17. Apakah dalam melasanakan komunikasi interpersonal Bapak selalu mendominasi percakapan ?. Jika iya/tidak, apa alasan Bapak ?. Jawaban : Tidak, saya tidak mendominasi percakapan, biasanya saya lebih banyak memancing guru untuk mengatakan hal yang ingin disampaikan lalu setelah guru tersebut menyampaikan hal yang ingin disampaikan, saya akan lebih banyak mendengarkan. Dalam kata lain saya hanya memulai untuk membuka pembicaraan lalu setelah itu saya membiarkan guru tersebut yang berbicara lalu saya mendengarkan. 18. Apakah dalam berkomunikasi dengan guru Bapak menggunakan bahasa formal, informal, atau keduanya ?. Jawaban : Saya menggunakan bahasa formal dan informal ketika berkomunikasi, jadi ada waktu-waktu tertentu. Jika terencana saya lebih banyak menggunakan bahasa yang formal, sedangkan jika tidak terencana saya lebih banyak menggnakan bahasa yang informal. 19. Apakah dalam berkomunkasi dengan guru Bapak menggunakan bahasa verbal, nonverbal, atau keduanya ?.
87
Jawaban : Saya biasanya menggunakan keduanya, kalau saya membutuhkan komunikasi secara
verbal
saya
akan
menggunakannya
sedangkan
kalau
tidak
membutuhkan saya tidak menggunakannya. Jika menggunakan non verbal saya akan diam, diam saya gunakan ketika untuk menunjukan kemarahan yang saya rasakan. Akan tetapi saya tidak terlalu memperhatikan komunikasi antara verbal atau non verbal. 20. Bagaimanakah intonasi Bapak saat berkomunkasi dengan guru ?. Jawaban : Biasa saja, akan tetapi kalau saya sudah kecewa saya akan lebih memilih diam. 21. Hal-hal apakah yang Bapak hindari dalam berkomunikasi ?. Jawaban : Yang saya hindari saat berkomunikasi adalah menyinggung perasaan orang lain, itu salah satu hal yang saya jaga. Jadi jangan sampai kata-kata yang saya ucapkan dapat menyakiti orang lain. 22. Berapa hari kah dalam satu minggu Bapak hadir di sekolah ?. Jawaban : Full 6 hari kerja saya berada disekolah. 23. Seberapa seringkah Bapak berkomunikasi dengan guru ?. Jawaban : Setiap hari saya berkomunikasi dengan guru, dalam satu hari saya di sekolah saya pasti berkomunikasi dengan guru. 24. Apakah Bapak selalu menanyakan kabar guru di dalam ataupun di luar sekolah ?. Jika iya/tidak, apa alasan Bapak ?. Jawaban : Ya, ketika guru datang ke sekolah saya selalu menanyakan kabar kepada guru. Sama hal nya ketika di luar sekolah. 25. Apakah Bapak selalu menanyakan perkembangan siswa kepada guru ?. Jawaban :
88
Untuk kepada wali kelas saya selalu menanyakan kabar siswa, akan tetapi kepada guru yang bukan wali kelas saya jarang melakukannya. Hanya sauatu waktu saja saya menanyakannya. 26. Apakah Bapak selalu memantau kinerja guru ?. Jawaban : Ya, saya selalu memberikan motivasi karena kita mempunyai visi dan misi atau tujuan yang harus dicapai oleh guru. Secara tidak langsung saya lakukan, akan tetapi pada akhir tahun saya akan memberikan reward kepada guru yang mempunyai kinerja yang baik. 27. Apakah Bapak selalu memotivasi guru ?. jika iya, bentuk motivasi seperti apa yang Bapak berikan ?. Jawaban : Ya, saya selalu memberikan motivasi karena kita mempunyai visi dan misi atau tujuan yang harus dicapai oleh guru. Secara tidak langsung saya lakukan, akan tetapi pada akhir tahun saya akan memberikan reward kepada guru yang mempunyai kinerja yang baik. 28. Apakah Bapak melaksanakan komunikasi interpersonal dengan guru hanya saat di sekolah ?. Jika iya/tidak, apa alasan Bapak ?. Jawaban : Ya, hanya disekolah saja. 29. Selain berkomunikasi secara tatap muka, apakah Bapak menggunakan media lain untuk berkomunikasi dengan guru ?. Jika iya, media apa yang Bapak gunakan ?. Jawaban : Ya, saya dan guru mempunyai grup whatsapp untuk berkomunikasi. Akan tetapi jika ingin berkomunikasi inerpersonal saya akan menghubungi ke guru yang bersangkutan. 30. Apakah efektif berkomunikasi melalu media lain selain secara tatap muka ?. Jawaban : keputusan-keputusan yang harus diputuskan harus di lakukan secara tatap muka. Melalui media hanya menyampaikan point-point pembicaraannya saja.
89
31. Berapakali kah dalam satu minggu Bapak mengadakan rapat dengan guru ?. Jawaban : Dengan wali kelas saya mengadakan rapat satu bulan sekali. 32. Apakah dalam berkomunikasi dengan guru Bapak dapat langsung merasakan umpan balik dari komunikasi yang di lakukan dengan guru ?. Jawaban : Ya, saya dapat merasakan umpan balik dari komunikasi yang di lakukan. Saya akan merasa lebih tahu kendala yang dihadapi karena guru berkomunikasi secara langsung dengan saya. 33. Dalam melakukan komunikasi secara tatap muka dan melalui media lain, apakah ada manfaat yang Bapak rasakan ?. Jawaban : Ya, secara tatap muka saya dapat merasakan langsun manfaatnya. Akan tetapi jika melalui media lain agak sulit untuk mengambil keputusan, tetapi tetap ada manfaatnya. 34. Apakah komunikasi interpersonal yang Bapak lakukan dapat membina motivasi kerja guru ?. Jawaban : Secara tidak langsung dapat membina motivasi kerja guru, seagai contoh jika ada permasalah yang terjadi dapat diselesaikan dengan cepat. 35. Apakah ada peningkatan di sekolah melalui komunikasi interpersonal yang Bapak lakukan ?. Jika iya, bentuk peningkatan apa yang terjadi ?. Jawaban : Peningkatan memang ada, tetapi pada guru-guru tertentu yang sedang menyiapkan kegiatan siswa dalam hal perlombaan dan hal-hal khusus. Dalam kata lain peningkatan lebih terjadi kepada prestasi siswa. 36. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan guru ?. jika iya, bentuk hambatan seperti apa ?. Jawaban : Hambatan memang ada, terutama untuk saya berkomunikasi kepada guru yang wanita agak lebih sulit karena perbedaan gender dengan saya, terkadang
90
ketika guru-guru wanita diberikan motivasi lebih menganggapi secara perasaan atau dalam kata lain lebih sensitif. Sedangkan kepada guru-guru yang laki-laki tidak ada hambatan yang berarti. 37. Apakah hambatan dalam berkomunikasi muncul dari pihak Bapak, guru, atau keduanya ?. Jawaban : Saya pribadi lebih merasakan muncul dari pihak guru. 38. Bagaimana respon Bapak terhadap hambatan yang muncul ?. Jawaban : Saya merespon hambatan yang muncul dengan santai saja, saya sering mendiskusikan dengan wakil kepala sekolah. Sebagai contoh jika saya kesulitan untuk berkomunikasi dengan guru yang wanita saya menyerahkan kepada wakil kepala sekolah, karena kebetulan secara gender sama-sama wanita. 39. Bagaimana cara Bapak dalam mengatasi hambatan yang muncul ?. Jawaban : Jika ada hambatan sekali lagi saya mengahapi nya secara santai, akan tetapi tetap mengikuti prosedur yang telah di tetapkan. Ciputat, Oktober 2016
(..........................................) Narasumber
(............................................) Pewawancara
91
Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru Nama
: Drs. Yasmin
Tanggal/Waktu
: 20 September 2016/14.54
Tempat
: Ruang Guru
1.
Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ?. jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?. Jawaban : Ya dalam bekerja tentunya membutuhkan motivasi. Karena motivasi memberikan dorongan untuk semangat bekerja.
2.
Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri ?. Jawaban : Ada dalam keduanya, dari dalam diri saya berkeinginan unuk memajukan SMK Al-Hidayah sedangkan dari luar saya ingin ada suport dar luar yang mendukung SMK Al-Hidayah ini secara material khususnya dari wali murid.
3.
Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ? Jawaban : Ya, karena buat saya motivasi itu sangat penting. Karena ketika mempunyai motivasi dalam bekerja kita akan mempunyai tambahan energi. Jadi ketika kita tidk bersemangat atau loyo dengan adanya motivasi kita akan lebih bersemangat lagi.
4.
Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ?. Jawaban : Pimpinan sekolah dan teman-teman.
5.
Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ?. Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?. Jawaban : Sebagai seorang leader kepala sekolah harus bisa menjadi pemimpin yang baik, salah sau ciri pemimpin yang baik harus bisa memberikan motivasinya
92
kepada bawahan. Bawahan itu peru motivasi dari pimpinan, karena apa yang menjadi target dari pimpinan harus diterjemahkan oleh bawahan. Oleh karena itu bawahan membutuhkan motivasi dari pimpinan. Kepala sekolah tidak hanya dibelakang meja tapi juga harus terjun kelapangan melihat dan memberikan motivasi. Menurut saya itu sangat penting. 6.
Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ?. Jika iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ?.
7.
Jawaban :
8.
Motivasi yang paling nyata saya rasakan adalah pemberian reward yang diberikan setiap akhir tahun untuk guru yang mempunyai kinerja yang baik.
9.
Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ?. jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?. Jawaban :
10. Sangat jelas dapat mempengaruhi, seperti yang saya katakan di awal motivasi itu dapat mendorong seseorang untuk beerja lebih optimal lagi. 11. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ?. Jawaban : Yang dapat mempengaruhi motivasi saya yaitu saya ingin mengembangkan yayasan ini, itu yang muncul dari dalam diri. Sedangkan yang datang dari luar, yaitu adanya reward dan punishment. 12. Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ?. Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ?. Jawaban : adanya reward dan punishment. 13. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ?. Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?. Jawaban : Ya saya kira dapat mempengaruhi, karena semakin baik komunikasi antara kepala sekolah dengan guru akan semakin harmonis bekerja di dalam lingkungan sekolah dengan lancarnya komunikasi sehingga berbagai hambatan bisa diatasi.
93
14. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ?. Jawaban : Ada manfaatnya dan saya rasakan cukup besar. 15. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ?. Jika iya, bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ?. Jawaban : Ya, motivasi dapat meningkatkan kinerja saya. Karena dengan motivasi yang kuat saya akan menghindari hal-hal yang bersifat
tidak disiplin sebagai
contoh keterlambatan waktu masuk kelas, menghindari meninggalkan kelas saat mengajar, dan intinya menjadi guru yang baik. Pada intinya ada peningkatan secara kedisiplinan. 16. Apakah kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang baik ?. Jawaban : Kalau saya lihat kepala sekolah sudah menunjukan diri sebagai komunikator yang baik. Karena kepala sekolah selalu berusaha mendekatkan diri kepada guru-guru. 17. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai motivator ?. Jawaban : Tidak selalu, jadi khusus dengan saya karena kepala sekolah saat ini menganggap saya senior jadi jangankan untuk
memotivasi
ketika
beromunikasi dengan saya saja sangat hati-hati. 18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa yang lembut ?. Jawaban : Ya. 19. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada Ibu/Bapak ?. Jawaban : Ya.
94
20. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah yang muncul di sekolah ?. Jawaban : Tidak selalu, terkadang iya dan terkadang tidak. 21. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya tetapi tidak terkesan memaksa ?. Jawaban : Ya. 22. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat dan dan terkesan menyerang ?. Jawaban : Tidak. 23. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari kepala sekolah ?. Jawaban : Tidak. 24. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat megubah sikap dan perilaku Ibu/Bapak ?. Jawaban : Saya kira bisa iya dan bisa tidak. Kalau itu yang sifatnya formal dalam bentuk kelembagaan saya katakan iya, akan tetapi ketika dalam keadaan non formal atau dalam keadaan sehari-hari saya kira tidak. Karena kepala sekolah menganggap saya senior maka dari itu kepala seolah sangat berhati-hati untuk berkomunikasi dengan saya. 25. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ?. Jawaban : Ya kepala sekolah cukup humoris. 26. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ?.
95
Jawaban : Kepala sekolah cukup humoris, jadi dalam kata lain gestur yang ditunujukan kepala sekolah santai dan fleksible. 27. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan media lain dalam berkomunikasi ?. Jawaban : Ada, komunikasi lewat whatsapp. Tapi hanya sekedar informasi. 28. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah
dapat
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ?. Jawaban : Ya. 29. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ?. Jawaban : Selama ini tidak ada hambatan, karena jika ada kendala di sekolah saya lebih sering sampaikan kepada wakil kepala sekolah. 30. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ?. jika iya, bentuk hambatan seperti apa ?. Jawaban : Selama ini tidak ada hambatan, karena jika ada kendala di sekolah saya lebih sering sampaikan kepada wakil kepala sekolah. 31. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ?. Jika iya/tidak, apa alasan Ibu/Bapak ?. Jawaban : Tidak menjadi satu hal yang signifikan. 32. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ? Jawaban : Sejauh ini dapat diterima dengan baik, seama ini lancar ketika berkomunikasi karena apa yang kepala sekolah sampaikan dapat saya pahami hingga saat ini.
96
33. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan kepala sekolah ?. 34. Jawaban : 35. Sudah cukup baik, walaupun saya memandang belum cukup maksimal. Karena keterbatasan waktu kepala sekolah terkadang kurang memberikan ruang untuk guru berkomunikasi dengan intens dengan kepala sekolah. 36. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ?. jika iya, bentuk peraikan seperti apa yang di harapkan ?. Jawaban : Saya memandang perlu ada penambahan dan perbaikan komunikasi, yaitu secara ruang dan waktu yang berkala. Agar guru bisa curhat, memberikan masukan dan saran dan hal itu juga dapat membantu menyelesaikan masalah. Harus ada komunikasi yang sifatnya non formal dan harus dilakukan secara terencana. 37. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ?. Jawaban : Selama ini kesan secara khusus belum ada, hanya secara temporer saja ketika rapat. Akan tetapi ketika sehari-hari belum ada saya kira. 38. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ?. Jawaban : Bahwa kepala sekolah telah memiliki kemampuan dan penerapan komunikasi, namun diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan penerapan, sehingga rasa loyalitas dan rasa memiliki guru terhadap sekolah ini akan meningkat. Kalau itu bisa diwujudkan akan bermuara kepada peningkatan disiplin dan nanti akan meningkatkan motivasi kerja guru.
97
Ciputat,
(..........................................) Narasumber
Oktober 2016
(............................................) Pewawancara
98
Lampiran 5 Hasil Wawancara Guru Nama
: Arsih. S.Pd
Tanggal/Waktu
: 19 September 2016/15.12
Tempat
: Ruang guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ?. jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?. Jawaban: Iya, sudah pasti saya membutuhkan motivasi dalam bekerja. Karena menurut saya motivasi dalam bekerja adalaha hal yang sangat penting. 2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri ?. Jawaban: Muncul dari dua sisi, tetapi lebih banyak yang berasal dari dalam diri. 3. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ?. Jawaban: Tidak menentu, terkadang ada waktu dimana sayang urang motivasi. 4. Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ?. Jawaban: Banyak ya, seperi teman-teman, siswa dan juga pimpinan. 5. Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ?. Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?. Jawaban:
Ya,
sangat
membutuhkan.
Karena
sebagai
guru
saya
membuutuhkan pengarahan dari kepala sekolah. termasuk motivasi. 6. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ?. Jika iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ?. Jawaban: Tidak selalu, dalam artian saat-saat tertentu saja. Contohnya seperti menanyakan kabar dan memberikan nasihat-nasihat terkait pengajaran.
99
7. Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ?. jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?. Jawaban: Ya sangat mempengaruhi. Karena motivasi sebagai semangat dalam bekerja. 8. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ?. Jawaban: Banyak hal, seperti penghasilan, prestasi siswa dan lain-lain. 9. Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ?. Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ?. Jawaban: Ya, banyak hal seperti reward 10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ?. Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?. Jawaban : motivasi dari kepala sekolah cukup saya butuhkan, sebagai contoh kepala sekolah selalu berkomunikasi dengan saya terkait perkembangan siswa. Hal ini menjadi sebuah semangat atau motivasi untuk lebih maksimal lagi dalam mengajar dan mendidik siswa. Hal-hal semacam itu sangat saya butuhkan 11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ?. Jawaban: Ya, ada manfaatnya. 12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ?. Jika iya, bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ?. Jawaban : Ya, seperti lebih semangat dalam bekerja. 13. Apakah kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang baik ?. Jawaban: Saya rasa kepala sekolah sudah menunjukan kemampuannya sebagai komunikator yang baik. 14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai motivator ?. Jawaban: Terkadang hal itu muncul ya. 15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa yang lembut ?. Jawaban: Ya, cukup lembut atau sopan.
100
16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada Ibu/Bapak ?. Jawaban: Tidak selalu, tapi empati dari kepala sekolah sudah tentu harus ada. 17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah yang muncul di sekolah ?. Jawaban: Saya kira harus bisa membantu masalah yang muncul. 18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya tetapi tidak terkesan memaksa ?. Jawaban: Benar, kepala sekolah tegas tapi tidak memaksa saya. 19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat dan dan terkesan menyerang ?. Jawaban: Tidak ya sepertinya 20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari kepala sekolah ?. Jawaban: Tidak 21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat megubah sikap dan perilaku Ibu/Bapak ?. Jawaban: Ya bisa, karena dengan ada nya teguran atau nasihat-nasihat dari kepala sekolah dapat membuat saya lebih disiplin lagi dalam bekerja. 22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ?. Jawaban: Ya, kepala sekolah cukup homuris. 23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ?. Jawaban: Santai sepertinya. 24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan media lain dalam berkomunikasi ?. Jawaban: Ya, biasanya kalau tidak bisa bertemu dengan kepala sekolah, saya menggunkan sms atau whatsapp. Karena kita juga ada grup whatsapp
101
25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah
dapat
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ?. Jawaban: Saya kira sudah dapat membina motivasi saya, karena komunikasi yang dilakukan kepala sekolah juga cukup baik. 26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ?. Jawaban: Ya lumayan cukup sering walaupun saya tidak dapat hadir setiap hari. 27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ?. jika iya, bentuk hambatan seperti apa ?. Jawaban: Hambatan sejauh ini saya kira tidak ada hambatan yang berarti. 28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ?. Jika iya/tidak, apa alasan Ibu/Bapak ?. Jawaban: Ya karena kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. 29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ?. Jawaban: Ya, dapat saya rasakan dengan baik. 30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan kepala sekolah ?. Jawaban: Sudah cukup baik ya, kalapun harus ada perbaikan rasanya tidak terlalu hal yang sangat mendasar dari komunikasi yang di lakukan kepala sekolah. 31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ?. jika iya, bentuk peraikan seperti apa yang di harapkan ?. Jawaban: Saya kira perbaikan yang besar tidak ada. Hanya mungkin hal-hal yng kecil saja seperti lebih sering saja. 32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ?. Jawaban: Sejauh ini kesannya cukup baik.
102
33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ?. Jawaban: Saya kira jika kepala sekolah dapat meningkatkan dan mempertahankan pelaksanaan dan kemampuannya hal itu dapat menjadi hal yang postitif untuk kepala sekolah. Ciputat, Oktober 2016
(..........................................) Narasumber
(............................................) Pewawancara
103
Lampiran 6 Hasil Wawancara Guru Nama
: Nawang Wulan. S.Pd
Tanggal/Waktu
: 26 September 2016/14.53
Tempat
: Ruang Guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban: Menurut saya tentu ya dalam bekerja membutuhkan motivasi agar motivasi tersebut dapat mendapatkan dukungan bahwa keberadaan saya sangat dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan. 2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri Bapak/Ibu? Jawaban: Motivasi yang sering didapatkan berasal dari luar diri saya, misalkan motivasi dari murid, atau rekan kerja yang selalu memberikan semangat bekerja. 3. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ? Jawaban: Tidak selamanya termotivasi tergantung pada kondisi dan situasi yang dirasakan dalam bekerja. 4. Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jawaban: Dalam lingkungan sekolah yang sering memberikan motivasi biasanya rekan kerja atau dengan guru-guru yang lain. 5. Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?
104
Jawaban: Sangat membutuhkan motivasi dari kepala sekolah. Dari hal itu saya dapat memahami bahwa keberadaan saya dibutuhkan dalam bekerja. 6. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ? Jawaban: Kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada saya dan guruguru yang lain. 7. Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban: Peran motivasi sangat mempengaruhi dalam bekerja, agar dalam melakukan kegiatan mengajar dapat memberikan pengaruh yang besar untuk siswa. 8. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jawaban: Minat siswa dalam melakukan pembelajaran dan fasilitas. 9. Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ? Jawaban: Ya saya kira bisa 10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban: Komunikasi yang dilakukan kepala sekolah sangat mempengaruhi motivasi kerja saya. Kepala sekolah memberikan tanggung jawab yang lebih kepada saya dalam melakukan kegiatan pengajaran agar memberikan hasil yang terbaik yang diberikan. 11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ? Jawaban: Sangat merasakan manfaat dari motivasi dalam bekerja di sekolah.
105
12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya, bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ? Jawaban: Motivasi sangat berpengaruh dalam peningkatan kinerja, misalnya motivasi seperti kenaikan honor itu akan meningkatkan semangat atau kinerja di sekolah. 13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang baik ? Jawaban: Iya kepala sekolah selalu menunjukkan komunikator yang baik 14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai motivator ? Jawaban: Santai saja sepertinya 15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa yang lembut ? Jawaban: Ketika berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan kata atau bahasa yang lembut tetapi kadang bersikap bercanda juga 16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada Ibu/Bapak ? Jawaban: Kepala sekolah selalu menujukkan rasa empati kepada saya. 17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah yang muncul di sekolah ? Jawaban: Saya kurang tahu terlalu dalam, Saya tidak terlalu sering berkomunikasi dengan beliau 18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya tetapi tidak terkesan memaksa ? Jawaban: Secara tidak langsung kepala sekolah selalu menunjukkan sikap yang tegas 19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat dan terkesan menyerang ? Jawaban: Komunikasi yang dilakukan tidak terlalu cepat dan menyerang
106
20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari kepala sekolah ? Jawaban: Tidak mengambil keuntungan, kepala sekolah selalu menunjukkan sikap yang biasa-biasa saja. 21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat mengubah sikap dan perilaku Ibu/Bapak ? Jawaban: Iya komunikasi yang dilakukan dapat merubah sikap saya. 22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ? Jawaban: Kebetulan kepala sekolah di sekolah SMK Al-Hidayah ini mempunyai sikap yang humoris. 23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ? Jawaban: Biasanya gestur yang ditunjukkan kepala sekolah itu berwibawa dan santai. 24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan media lain dalam berkomunikasi ? Jawaban: Media lain dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah melalui alat komunikasi seperti handphone 25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah
dapat
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ? Jawaban: Salah satu fungsi dari komunikasi kepala sekolah dapat membina motivasi, jadi motivasi yang diberikan kepala sekolah dapat meningatkan saya kinerja di sekolah 26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ? Jawaban: Secara berkomunikasi langsung tidak sering dengan kepala sekolah. Lebih sering berkomunikasi dengan wakil kepala sekolah. 27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ? Jawaban: Saya kira sejauh ini tidak ada hambatan dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah
107
28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban: Secara profesional, sebagai guru ketika melakukan komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah saya kira sewajarnya saja. 29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ? Jawaban: Iya dapat diterima dengan baik. 30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan kepala sekolah ? Jawaban: Komunikasi yang dilakukan kepala sekolah sudah bagus. 31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ? Jawaban: Tidak ada yang harus diperbaiki dari komunikasi yang dilakukan kepala sekolah. 32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jawaban: Cukup baik dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah. 33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ? Jawaban: Perasaan yang dirasakan dalam penerapan komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan saya sangat senang. Ciputat,
(..........................................) Narasumber
Oktober 2016
(............................................) Pewawancara
108
Lampiran 7 Hasil Wawancara Guru Nama
: Via Aprilian. S.Kom
Tanggal/Waktu
: 28 September 2016/16.49
Tempat
: Ruang guru
1.
Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban: Menurut saya kalau bekerja memang harus ada motivasi, motivasi yang diberikan dan diharapkan kepada siswa dalam mengajar di kelas.
2.
Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri Bapak/Ibu? Jawaban: Motivasi yang pertama dan paling utama berasal dari luar yaitu keluarga saya sendiri. Setelah itu motivasi berasal dari dalam diri saya yaitu bagaimana keikhlasan dan kepuasan batin saya dalam mengajar anak murid di kelas.
3.
Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ? Jawaban: Dalam bekerja saya selalu dalam keadaan termotivasi, yang berasal dari anak murid saya sendiri.
4.
Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jawaban: Dalam lingkungan sekolah yang selalu memberikan motivasi kepada saya yaitu orang di bagian bidang kurikulum ibu siti zubaidah beliau selalu memberikan motivasi karena dia seorang wanita yang hebat dan tangguh dan dia selalu memberikan yang terbaik untuk sekolah ini.
109
5.
Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban: Yang terpenting saya sangat membutuhkan support atau dukungan dari kepala sekolah untuk menjalankan program-program yang ada di sekolah dengan baik.
6.
Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ? Jawaban: Salah satu bentuk motivasi yang dilakukan secara langsung biasanya di akhir tahun ada semacam reward untuk guru dengan kehadiran yang maksimal.
7.
Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban: Karena motivasi yang dimaksud adalah memberikan semangat kepada saya atau guru-guru yang lain supaya bisa lebih baik lagi kedepannya.
8.
Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jawaban: Motivasi yang mempengaruhi dalam bekerja saya adalah saya berharap bagaimana menjadikan anak didik mempunyai cita-cita yang diinginkan dan memberikan semangat kepada orangtua bahwa dalam mendidik anak di sekolah memiliki manfaat yang sangat banyak.
9.
Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ? Jawaban: Bentuk motivasi dari luar biasanya berasal dari sekolah lain, misalnya sudah menjalankan pembelajaran tersebut tetapi kita belum, sampai saat itu saya termotivasi bagaimana caranya agar mencapai target keberhasilan anak didik dengan sekolah lain.
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?
110
Jawaban: Menurut saya sendiri, dalam berkomunikasi interpersonal dengan kepala sekolah tidak sampai mempengaruhi motivasi saya dalam bekerja. 11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ? Jawaban: Manfaat yang dapat dirasakan oleh saya adalah selalu muncul ide-ide jika saya termotivasi dalam bekerja. 12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya, bentuk peningkatan seperti apa yang Ibu/Bapak rasakan ? Jawaban: Bentuk peningkatan dalam kompetensi mengajar di kelas agar lebih baik lagi. 13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang baik ? Jawaban: Untuk selama ini kepala sekolah, secara tidak langsung selalu menunjukkan komunikator sangat baik yang selalu memberikan pengarahan secara jelas dan sesuai. 14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai motivator ? Jawaban: Kalau dikatakan kepala sekolah menjadi motivator tidak. 15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa yang lembut ? Jawaban: Bahasa komunikasi yang digunakan kepala sekolah secara santai akan tetapi bukan berarti lembut. 16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada Ibu/Bapak ? Jawaban: Untuk
permasalahan
memperhatikan.
empati
kepala
sekolah,
saya
tidak
pernah
111
17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah yang muncul di sekolah ? Jawaban: Secara langsung komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu setiap permasalahan yang berada di lingkungan sekolah. 18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya tetapi tidak terkesan memaksa ? Jawaban: Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah, tidak pernah memaksa kepada saya maupun pihak yang lain. 19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat dan terkesan menyerang ? Jawaban: Komunikasi kepala sekolah tidak terlalu cepat dan menyerang. 20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari kepala sekolah ? Jawaban: Secara tidak langsung kepala sekolah tidak menunjukkan keputusannya secara tidak tegas. 21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat mengubah sikap dan perilaku Ibu/Bapak ? Jawaban: Bentuk perubahan sikap dan perilaku saya adalah peningkatan tanggung jawab siswa kepada siswa saya yang ada di sekolah 22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ? Jawaban: Iya kepala sekolah selalu menghibur. 23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ? Jawaban:
112
Bentuk gestur kepala sekolah dalam berkomunikasi dilakukan secara santai dan tegas. 24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan media lain dalam berkomunikasi ? Jawaban: Biasanya alat media komunikasi yang dilakukan dengan group whatsapp. 25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat membina motivasi kerja Ibu/Bapak ? Jawaban: sejauh ini kepala sekolah belum pernah melakukan komunikasi interpersonal dalam kaitannya membina motivasi dan kinerja saya. 26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ? Jawaban: Komunikasi saya dengan kepala sekolah dilakukan jarang-jarang, artinya jika ada permasalahan yang sangat penting dilakukan diskusi bersama. 27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ? Jawaban: Tidak ada hambatan dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah, jika memang beliau tersedia waktu. 28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban: Ya menjadi satu kesatuan yang uttuh. 29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ? Jawaban: Secara komunikasi dalam bekerja harus dilakukan, hal ini untuk peningkatan sekolah khususnya peningkatan untuk anak murid.
113
30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan kepala sekolah ? Jawaban: Untuk
penilaian
komunikasi
kepala
sekolah
cukup
baik
dengan
menyelasaikan tiap permasalahan. 31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ? Jawaban: Bentuk perbaikan dalam komunikasi kepala sekolah sering mengunjungi sekolah setiap sebulan sekali. 32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jawaban: Komunikasi itnerpersonal yang dilakukan kepala sekolah biasa saja tidak ada yang terkesan. 33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ? Jawaban: Komunikasi antara kepala sekolah dengan agar guru lebih intens lagi untuk meminta bantuan ke kepala sekolah. Menurut saya komunikasi antara guru dengan kepala sekolah agak sungkan. Kepala sekolah selalu mengingatkan kepada guru-guru yang lain. Sebagai contoh menegur seorang guru yang belum masuk mengajar di kelas. Ciputat, Oktober 2016
(..........................................) Narasumber
(............................................) Pewawancara
114
Lampiran 8 Hasil Wawancara Guru Nama
: Tugiran. SE
Tanggal/Waktu
: 26 September 2016/15.27
Tempat
: Ruang Guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban: Dalam bekerja saya sangat membutuhkan motivasi, karena motivasi berarti semangat untuk melakukan pekerjaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. 2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri Bapak/Ibu? Jawaban: Motivasi yang dibutuhkan bisa berasal dari dalam diri maupun luar diri, kedua motivasi ini sangat berpengaruh. 3. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ? Jawaban: Tidak selamanya dalam bekerja selalu termotivasi. 4. Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jawaban: Di lingkungan sekolah yang sering memberikan motivasi biasanya setiap guru dengan cara sharing, karena setiap guru memiliki pengalaman yang berbeda-berbeda. 5. Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban: Iya pasti sangat membutuhkan motivasi dari kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan orang yang menjadi acuan atau pedoman untuk meminta pendapat agar menjalankan pertanggung jawaban yang diberikan dengan baik. 6. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ?
115
Jawaban: Kepala sekolah tidak sering dalam memberikan motivasi. Bentuk motivasi yang diberikan kepala sekolah berupa perhatian dan nasihat yang ditujukan kepada siswa. 7.
Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban: Iya motivasi sangat berpengaruh dalam bekerja, karena jika pekerjaan dilakukan dengan keadaan termotivasi hasil yang didapatkan akan lebih baik lagi dari sebelumnya.
8. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jawaban: Hal yang mempengaruhi motivasi dalam bekerja misalnya dilihat dari unsur penghasilan, jabatan, tanggung jawab, dan kebutuhan yang dipenuhi. 9.
Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ? Jawaban: Bentuk motivasi yang berasal dari luar bisa biasanya tidak banyak berpengaruh bagi diri saya sendiri.
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban: Dalam komunikasi bisa saja mempengaruhi motivasi bekerja, karena kepala sekolah mempunyai perintah atau aturan-aturan yang mendukung dalam proses pembelajaran. 11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ? Jawaban: Banyak manfaat motivasi yang dirasakan dalam bekerja. Misalnya manfat didapatkan dari lingkungan sekolah, atau orang-orang disekitar kita. 12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya, bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ?
116
Jawaban: Betul motivasi dapat meningkatkan kinerja karena dalam keadaan bekerja motivasi berperan untuk mengikuti alur dan mendapatkan hasil yang akan dicapai yang disesuaikan dengan keadaan. 13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang baik ? Jawaban: kepala sekolah sudah menujukkan sebagai komunikator yang baik. Karena penyampaian yang dibicarakan oleh kepala sekolah bisa menjadi pertimbangan baik atau tidak bagi saya. 14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai motivator ? Jawaban: Kepala sekolah tidak selalu menunjukan dirinya sebagai seorang motivator. 15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa yang lembut ? Jawaban: Iya biasanya selalu menggunakan bahasa yang lembut 16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada Ibu/Bapak ? Jawaban: Iya kepala sekolah selalu menunjukkan rasa empati 17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah yang muncul di sekolah ? Jawaban: Kepala sekolah selalu membantu dalam memecahkan masalah di lingkungan sekolah baik masalah siswa maupun guru. 18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya tetapi tidak terkesan memaksa ? Jawaban: Kadang-kadang kepala sekolah selalu menjukkan sikap yang tegas, tetapi tergantung permasalahan yang ada. 19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat dan terkesan menyerang ?
117
Jawaban: Tidak menggunakan perkataan yang cepat ya biasa-biasa saja. 20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari kepala sekolah ? Jawaban: Dalam berkomunikasi tidak juga kepala sekolah yang mengambil keputusan sendiri atau mengambil keuntungan sendiri. 21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat mengubah sikap dan perilaku Ibu/Bapak ? Jawaban: Menurut saya komunikasi yang dilakukan kepala sekolah sudah mengubah sikap seseorang artinya bahwa apa yang akan disampaikan. 22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ? Jawaban: Komunikasi yang dilakukan kepala sekolah sudah mencairkan suasana tetapi jika mengibur terkadang saja. 23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ? Jawaban: Dalam berkomunikasi dengan kepala sekolah gestur yang dilihat biasa-biasa saja. 24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan media lain dalam berkomunikasi ? Jawaban: Biasanya komunikasi selain bertatap muka menggunakan komunikasi secara tidak langsung yaitu seperti handphone atau media alat media yang lain. 25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah
dapat
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ? Jawaban: Iya pasti sangat membina karena apa yang disampaikan oleh kepala sekolah berhubungan dengan hal yang mengenai pendidikan. 26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ?
118
Jawaban: Saya sendiri jika berkomunikasi dengan kepala sekolah tergantung kebutuhan, jika ada permasalahan yang ingin disampaikan akan lebih sering untuk berkomunikasi. 27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ? Jawaban: Kalau menurut saya pribadi untuk berkomunikasi dengan kepala sekolah tidak ada hambatan. 28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban: Menurut saya iya tidak akan terpisahkan antara komunikasi interpersonal dengan menjalankan pekerjaan sebagai guru. Karena apapun yang dikerjakan merupakan tanggung jawab kepala sekolah. 29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ? Jawaban: Iya sangat diterima dengan baik sesuai dengan kebutuhan informasi yang penting dan harus ditangani. 30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan kepala sekolah ? Jawaban: Menurut saya komunikasi yang dilakukan kepala sekolah santai, terbuka, membuat bekerja menjadi semangat. 31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ? Jawaban: Sebetulnya menurut pribadi saya, bentuk perbaikan untuk kepala sekolah tidak ada.
119
32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jawaban: Menurut saya iya sangat terkesan dalam komunikasi yang dilakukan kepala sekolah sangat terbuka. 33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ? Jawaban: Yang saya harapkan dalam melakukan komunikasi dari kepala sekolah agar lebih baik lagi dengan memberikan contoh kepada guru-guru yang lain. Ciputat,
(..........................................) Narasumber
Oktober 2016
(............................................) Pewawancara
120
Lampiran 9 Hasil Wawancara Guru Nama
: Muhammad Idrus S.Pd.I
Tanggal/Waktu
: 28 September 2016/16.49
Tempat
: Ruang Guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Ya, karena motivasi bisa memberikan semangat unuk beraktifitas 2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri Bapak/Ibu? Jawaban : Keduanya sangat dibutuhkan, dari dalam maupun luar diri saya pribadi. 3. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ? Jawaban : Tidak selalu 4. Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jawaban : Teman se profesi. 5. Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Ya, karena kepala sekolah dapat membuat kebijakan yang berkaitan dengan motivasi yang di berikannya. 6. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ? Jawaban : Iya selalu 7. Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Ya, jika ada motivasi maka semangat akan besar dan begitu sebaliknya. 8. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ?
121
Jawaban : Kondisi siswa dan kodisi lingkungan kerja serta komunikasi yang baik dengan pimpinan. 9.
Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ? Jawaban : Ya, penghargaan baik secara moril maupun materil.
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Ya, karena dengan adanya komunikasi kita merasa di hargai. 11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ? Jawaban : Ya. 12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya, bentuk peningkatan seperti apa yang Ibu/Bapak rasakan ? Jawaban : Ya. Berusaha untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada peserta didik. 13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang baik ? Jawaban : Ya. 14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai motivator ? Jawaban : Ya. 15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa yang lembut ? Jawaban : Ya. 16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada Ibu/Bapak ? Jawaban : Ya. 17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah yang muncul di sekolah ? Jawaban : Ya. 18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya tetapi tidak terkesan memaksa ?
122
Jawaban : Ya. 19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat dan terkesan menyerang ? Jawaban : Tidak 20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari kepala sekolah ? Jawaban : Tidak. 21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat mengubah sikap dan perilaku Ibu/Bapak ? Jawaban : Ya. 22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ? Jawaban : Ya. 23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ? Jawaban : Baik, bersahabat dan santai. 24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan media lain dalam berkomunikasi ? Jawaban : Ya, sosmed seperti Whatsapp. 25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat membina motivasi kerja Ibu/Bapak ? Jawaban : Ya. 26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ? Jawaban : 3 s/d 4 minggu. 27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ? Jawaban : Tidak. 28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Ya.
123
29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ? Jawaban : Ya. 30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan kepala sekolah ? Jawaban : Cukup baik, bisa mendengarkan apa yang disampaikan dan cukup memberi solusi dan pengertian. 31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ? Jawaban : Tidak. 32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jawaban : Ya. 33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ? Jawaban : Sangat senang dan bersyukur agar sekolah dapat menjadi lebih baik lagi dan lingkungan kerja dapat lebih nyaman lagi. Ciputat, Oktober 2016
(..........................................) Narasumber
(............................................) Pewawancara
124
Lampiran 10 Hasil Wawancara Guru Nama
: Jamaludin A.Md
Tanggal/Waktu
: 21 September 2016/15.08
Tempat
: Ruang guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya memang secara kalau bekerja membutuhkan motivasi, dalam hal ini akan kelihatan. Karena kalau tidak adanya motivasi ini akan melemahkan saya dalam mengajar di sekolah. 2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri Bapak/Ibu? Jawaban : Yang pertama adalah pribadi dari diri saya sendiri apabila ada bantuan dari luar itu sangat membantu dan sangat mendukung dalam hal mengajar. 3. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ? Jawaban : Selalu ya, karena ada motivasi yang sifatnya sebagai pendidik. Perlu adanya sebuah dukungan yang nyata jadi memang diperlukan sebuah motivasi yang jelas. 4. Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jawaban : Terutama di lingkungan sekolah adalah saya melihat siswa-siswi saya. Ada juga teman-teman seperti guru. 5. Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Saya membutuhkan motivasi dari kepala sekolah, itu saya butuhkan karena ini untuk membuktikan semangat saya dan membuktikan kemajuan sekolah.
125
6. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ? Jawaban : Dari kepala sekolah dalam hal memberikan motivasi ini tidak setiap hari, secara berkala setiap dua minggu sekali. Tapi, dalam hal forum rapat sebulan sekali suatu pimpinan memberikan suatu motivasi untuk memberikan suatu semangat kerja saya. 7. Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Motivasi dalam bekerja ya memang mutlak. Karena memang suatu kewajiban dalam bekerja, selain itu kewajiban merupakan suatu ibadah juga. 8.
Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jawaban : Motivasi kerja memang dibutuhkan. Artinya saya sebagai pendidik ini sebagai contoh yang akan ditiru oleh anak didik saya, artinya kalau tidak termotivasi dalam hal ini bagaimana sikap saya. Motivasi ini sebagai tolak ukur juga.
9.
Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ? Jawaban : Motivasi dari luar ada, artinya ini adalah intuisi pendidikan jurusan yang akan ditempuh anak didik yang mana mereka harus mempunyai keilmuan yang ada di sekolah.
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Kepala sekolah dalam intuisi pendidikan adalah orang yang sangat berpengaruh dalam hal ini seorang pimpinan, inilah yang harus dipegang komitmennya, baik dalam ucapan dan sikap. Pimpinan selalu memiliki motivasi yang lebih kepada bawahannya. Dalam hal ini khusus di SMK AlHidayah selama ini sifat pembelajaran disini kekeluargaan, bagaimana saya selalu menghormati. 11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ? Jawaban : Manfaatnya justru ada ya, baik diri saya pribadi maupun mempengaruhi siswa.
126
12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya, bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ? Jawaban : Iya motivasi ada peningkatan dalam diri saya, artinya dalam dunia pendidikan saya selalu sharing keilmuan. Secara tidak langsung saya mendapatkan ilmu tambahan dari siswa saya sendiri atau istilahnya peningkatan dari segi ilmu pengetahuan. 13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang baik ? Jawaban : kepala sekolah sudah menunjukan diri nya sebagai komunikator yang baik. 14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai motivator ? Jawaban : Kalau di intuisi pendidikan kepala sekolah selalu menjadi motivator. 15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa yang lembut ? Jawaban : Dalam hal ini iya, lemah lembut. Menjaga image kepala sekolah. 16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya ini memang suatu kewajiban pimpinan yang baik, artinya saya rasa kalau pimpinan yang baik selalu menunjukkan rasa empati kepada guruguru. 17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah yang muncul di sekolah ? Jawaban : Dalam hal ini sudah pasti ya, karena tanpa adanya persetujuan kepala sekolah saya tidak akan bisa memecahkan masalahnya. 18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya tetapi tidak terkesan memaksa ? Jawaban : Iya, jadi memang itu harus dimiliki oleh seorang pimpinan, memiliki suatu ketegasan tetapi hal ini tidak memaksa. Saya profesional dalam bekerja.
127
19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat dan terkesan menyerang ? Jawaban : Tidak ya tidak cepat artinya secara lemah lembut tapi tegas. 20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari kepala sekolah ? Jawaban : Dalam hal ini saya menjaga sebuah intuisi ya, artinya tetap keputusan kepala sekolah saya harus hormati karena beliau seorang pimpinan. 21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat mengubah sikap dan perilaku Ibu/Bapak ? Jawaban : Komunikasi saya rasa dalam hal dunia pendidikan tidak begitu pengaruh hanya sebatas lingkungan kerja. 22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ? Jawaban : Bisa dan sering sekali karena orangnya memang humoris. 23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ? Jawaban : Saya rasa gestur tubuh biasa saja ya tidak menampakkan suatu kemarahan. Orangnya santai tapi serius. 24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan media lain dalam berkomunikasi ? Jawaban : Dalam hal ini tidak ya, saya lebih sering bertatap muka dengan kepala sekolah. 25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat membina motivasi kerja Ibu/Bapak ? Jawaban : Dalam hal ini iya, artinya membina motivasi saya harus menghormati pimpinan tertingi di sekolah, artiya saya dapat melihat tingkah laku yang diperbuat oleh suatu pimpinan. 26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ? Jawaban : Iya kalau untuk urusannya pengajaran hanya pertemuan seminggu 3x.
128
27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ? Jawaban : Saya rasa tidak ada hambatan yang terjadi dalam komunikasi kepada kepala sekolah atau sebaliknya, karena saya sering bertemu di lingkungan sekolah. 28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Ini memang tidak bisa dipisahkan ya, artinya dalam hal ini kinerja sama-sama, jadi apapun keputusan personal guru juga harus mendapat persetujuan kepala sekolah. 29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya bisa diterima. 30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan kepala sekolah ? Jawaban : Dalam hal pribadi komunikasi kepala sekolah kepada saya sudah termasuk cukup baik, artinya tidak pernah putus komunikasi. 31. Apakah perlu ada perbaikan dari komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ? Jawaban : Dalam hal ini mungkin hanya seidkit perbaikan ya, perbaikan ini adalah interpersonalnya terkadang kepala sekolah ini suka lupa, antara urusan pribadi dengan urusan kerja. Secara tidak langsung ini harus dipisahkan. 32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jawaban : Dalam hal ini mungkin iya terkesan, karena beliau bisa mengayomi dan melihat bagaimana terjadinya kondisi dan situasi guru. 33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ?
129
Jawaban : Dalam hal ini memang tidak gampang menilai tingkah laku atau sikap seorang pimpinan, tapi saya sangat berapresiasi luar biasa kepada pimpinan saya khususnya di Al-Hidayah beliau ini bisa bekerja sama dalam hal kekeluargaan. Ciputat,
(..........................................) Narasumber
Oktober 2016
(............................................) Pewawancara
130
Lampiran 11 Hasil Wawancara Guru Nama
: Endang Hidayat S.Pd
Tanggal/Waktu
: 26 September 2016/16.02
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya perlu membutuhkan motivasi karena bagaimanapun motivasi itu berarti kerja ada yang menilai. Justru kalo tidak membutuhkan motivasi nanti tidak tahu kerja kita baik atau tidak. Sedangkan, kepala sekolah mempunyai target kepada setiap masing-masing mata pelajaran. Tergantung pada gurunya kalau misalkan guru tersebut orientasi kepada materi, jadi motivasi itu dijadikan suatu alat artinya harapan. Jika tidak diberikan motivasi maka kinerja guru tersebut akan turun. 2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri Bapak/Ibu? Jawaban : Tergantung dari kepribadian guru masing-masing. Motivasi yang mengalir dari diri seseorang yang menjadikan motivasi sebagai suatu alat ukur.sebagai contoh Kepala sekolah memberikan reward kepada guru. 3.
Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ? Jawaban : Termotivasi, jadi ada motivasi dari luar dan motivasi dari alam. Motivasi dari luar yaitu motivasi yang berasal dari kepala sekolah. Motivasi yang dari dalam merupakan suatu kewajiban.
4.
Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jawaban : Teman sejalan termasuk motivasi juga. Misalnya, mempunyai masalah dalam menyampaikan suatu materi yang tidak sampai-sampai, ada metode-metode pengajaran, kalau metode pengajaran yang ini tidak berhasil,
131
menggunakan metode yang lain. Ngobrol-ngobrol sama temen juga suatu motivasi. Pimpinan juga selalu memberikan motivasi, misalnya disampaikan dalam mengadakan forum rapat resmi guru. Motivasi seperti ni, Kepala sekolah mempunyai tujuan untuk mencapai target 5.
Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?. Jawaban : pemberian motivasi perlu dilakukan, artinya motivasi itu kan hasil yang diketahui dan dijadikan ukuran buat kita. Kalau motivasi itu disampaikan di akhir suatu periode atau akhir pelajaran, ini semacam kepuasan batin. Jadi kepala sekolah menyampaikan penghargaan kepada guru yang kehadirannya cukup tinggi, hal ini memberikan semangat kepada guruguru yang lain.
6.
Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ? Jawaban : Motivasi ada yang secara langsung dan tidak langsung. Bentuk motivasi yang tidak langsung di berikan seperti kehadiran guru.
7.
Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya sangat mempengaruhi dalam arti seperti mendapatkan penghargaan dari kepala sekolah dengan mempertahankan prestasi yang sudah di capai.
8.
Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jawaban : Dalam mempersiapkan untuk pengajaran termasuk administrasi yang memotivasi juga. Artinya dalam mengajar ada beberapa administrasi yang salah satunya pemberian perangkat pelajaran yang diberikan dari kepala sekolah kepada guru-guru.
9.
Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ? Jawaban : Motivasi dari luar diri ada juga seperti jenjang pendidikan, tambahan pelajaran, membimbing siswa di OSIS. Memberikan peghargaan perlakuan dari kepala sekolah berbeda.
132
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Komunikasi sangat berpengaruh juga, paling tidak mendengarkan langsung dari kepala sekolah lebih dirasakan dibandingkan dengan melalui secara tidak langsung. 11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ? Jawaban : Iya bermanfaat sekali motivasi, justru kalau ada motivasi kita mempunyai gambaran. Motivasi seperti honor bimbingan guru di luar sekolah. 12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya, bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ? Jawaban : Iya bentuk peningkatan seperti motivasi yang kurang sesuai dengan harapan akan biasa-biasa saja. Melainkan motivasi yang berbeda dapat dikembangkan dan mempengaruhi motivasi itu. Seperti peningkatan penghasilan yang diterima, maka akan bertambah secara otomatis dan semangat kerja juga akan bertambah. 13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang baik ? Jawaban : Sudah menjadi komunikator yang baik. Misalnya, tidak usah dengan di forum resmi saja, tidak perlu menunggu lama langsung saja datang ke ruang kepala sekolah. 14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai motivator ? Jawaban : Disebutkan sebagai motivator iya, tetapi menunjukkan seorang pemimpin yang berkuasa juga tidak. Karena dahulunya kepala sekolah itu juga pernah menjadi guru biasa. Tetapi sebagai bawahan tetap harus selalu menghargai. 15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa yang lembut ? Jawaban : Iya karena sesuai dengan motivator kepala sekolah harus menjaga image
133
16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya 17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah yang muncul di sekolah ? Jawaban : Tergantung berdasarkan pengalaman yang pernah dimiliki. Terkadang ada yang disampaikan kurang nyambung dengan apa yang diharapkan. Misalnya, pengalaman dalam segi berorganisasi. 18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya tetapi tidak terkesan memaksa ? Jawaban : Iya tegas 19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat dan dan terkesan menyerang ? Jawaban : Tidak terlalu cepat justru dalam pengambilan keputusan diberikan kesempatan untuk berpendapat, tidak lagsung cepat mengambil keputusan. 20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari kepala sekolah ? Jawaban : Tidak ya, karena jenjang pendidikan sesuai dengan keguruan apalagi ini merupakan yayasan islam yang mengutamakan ukhuwah kepada guru-guru yang lain karena hubungan kekelurgaan disini sangat harmonis. 21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat megubah sikap dan perilaku Ibu/Bapak ? Jawaban : Dapat mengubah perilaku guru-guru. Seperti kehadiran guru yang kurang, dengan adanya komunikasi akan lebih maksimal lagi dari segi kehadiran. 22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ? Jawaban : Bisa juga, artinya humoris. 23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ?
134
Jawaban : Biasa saja, dalam arti sesuai dengan sifat dan logat suara yang seperti itu. 24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan media lain dalam berkomunikasi ? Jawaban : Iyaa seperti sosial media seperti grup Whatsapp. Seperti sebuah teguran yang diberikan kepala sekolah tetap terjalin komunikasi walau melalui sosial media. 25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah
dapat
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya, karena yang diberikan kepala sekolah yang berbeda. 26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ? Jawaban : Minimal saat kita ada jam pelajaran di sekolah. Tergantung kepada tanggung jawab masing-masing. 27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ? Jawaban : Kalau komunikasi langsung tidak ada hambatan. Tetapi kalo berkomunikasi melalui media sosial seperti whatsapp kadang-kadang tidak tepat waktunya. 28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Itu tergantung kepada masalahnya yang di hadapi di lihat dari situasi dan kondisi yang terjadi. Jika bersangkutan kepala sekolah bisa turun langsung. Tetapi jika wakil kepala sekolah bisa menyelesaikan masalah tidak perlu kepala sekolah yang turun langsung. 29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya saya terima, meskipun cara bahasa penyampaian yang kurang tepat. 30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan kepala sekolah ?
135
Jawaban : Komunikasi yang dilakukan sudah cukup baik, mungkin teknis penyampaian yang kurang tepat. 31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ? Jawaban : Jadi gini dalam komunikasi itu beliau memulai komunikasi menggunakan
kalimat-kalimat
yang
humor.
Seharusnya
langsung
membicarakan kepada inti permasalahan. Penyampaian kata kurang efektif dana efisien mungkin harus lebih di perbaiki. 32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jawaban : Cukup bagus artinya menghargai senioritas atau guru-guru yang sudah lama di sekolah itu. Tetapi kalo berbicara secara umum itu juga kurang bagus ada anggapan dari guru kalo kepala sekolah itu kurang tegas. 33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ? Jawaban : Kalo kepala sudah berhasil mempertahankan apa yang dia harapkan dan di kemukakan ini merupakan suatu keberhasilan. Sehingga itu dipertahankan lebih bagus lebih baik apa yang pernah dikemukakan. Ciputat, Oktober 2016
(..........................................) Narasumber
(............................................) Pewawancara
136
Lampiran 12 Hasil Wawancara Guru Nama
: Umaeroh S.Pd.M.Si
Tanggal/Waktu
: 19 September 2016/16.02
Tempat
: Ruang guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban: Tentu ya yang namanya bekerja itu pasti perlu membutuhkan motivasi. Jadi motivasi disini, tentunya di sekolah juga harus memberikan pelayanan-pelayanan yang baik bukan hanya siswa saja guru pun juga sama ingin diberikan pelayanan yang baik. Contohnya seperti kebutuhan-kebutuhan siswa untuk praktek dipenuhi prasarana-nya. 2.
Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri Bapak/Ibu? Jawaban : Sebetulnya ada beberapa faktor yakni bisa dari dalam diri dan dari luar diri. Karena memang itu perlu ya sesuai dengan apa yang diterapkan pelajarannya.
3.
Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ? Jawaban : Iya termotivasi. Pertama kita punya tanggung jawab kepada anak murid
4.
Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jawaban : Secara tidak langsung dari kepala sekolah juga, dan dari unsur yang lain. Selalu sharing sama guru-guru lain setalah mengajar di kelas. Dengan adanya seperti itu berarti kita termotivasi dengan mengatasi masalahmasalah siswa.
5.
Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?.
137
Jawaban : Iya pasti walaupun sudah diberikan motivasi, tetapi motivasi itu memang harus berlanjut dan selalu berlanjut. Dalam rapat wali kelas, kepala sekolah selalu memberikan motivasi. 6.
Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ? Jawaban : Bentuk motivasi seperti sharing saja, dengan adanya laporan wali kelas tiap bulan. Secara tidak langsung motivasi yang diberikan kepala sekolah dalam berbentuk dorongan atau semangat, sharing, dan nasihatnasihat.
7.
Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Pasti iya, karena gini ya kalau kita tidak termotivasi yang mungkin istilahnya kita jalan di tempat. Tapi dengan adanya termotivasi, contoh misalnya secara sharing dengan teman-teman yang lain saling memberi pengalaman-pengalaman.
8.
Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jawaban : Yang pertama yaitu merupakan suatu tanggung jawab. Dengan adanya tanggung jawab itu kita tidak selalu mengharapkan upah yang besar. Kerelaan kita dalam mengajar ke anak-anak. Walaupun dengan sarana dan prasarana belum mencukupi, tapi kita bangun sama-sama. Komunikasi dari kepala sekolah juga sangat mempengaruhi dalam motivasi kerja walaupun berbentuk perbicaraan saja tidak berwujud benda.
9.
Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ? Jawaban : Dengan adanya sharing ke teman-teman dari sekolah yang lain. Contohnya seperti mengikuti pelombaan yang dimenangkan oleh sekolah lain itu juga sebuah bentuk motivasi agar kita juga bisa lebih baik lagi kedepannya.
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ?. Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?
138
Jawaban : Iya itu sangat mempengaruhi sekali karena memang setiap saat kepala sekolah bukan hanya saat rapat forum kadang sharing di ruang guru. Jadi kita samasama ngedidik tanpa imbalan apa-apa. 11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ? Jawaban : Manfaatnya banyak sekali ya. Bukan untuk diri saya sendiri tapi untuk teman-teman yang lain juga bermanfaat. 12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya, bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ? Jawaban : Disini tentu ya pasti termotivasi. Secara tidak langsung motivasi dapat meningkatkan kinerja. 13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang baik ? Jawaban : Tentu ya, secara tidak langsung kepala sekolah menunjukkan komunikator yng baik karena sebagai pimpinan seharusnya seperti itu. 14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai motivator ? Jawaban : Iya betul, karena memang dia mempunyai tanggung jawab dengan memberikan suport kepada bawahannya. 15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa yang lembut ? Jawaban : Iya betul 16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada Ibu/Bapak ? Jawaban : Iyaa 17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu memecahkan masalah yang muncul di sekolah ? Jawaban : Iya, karena gini ya disekolah kan punya sifat yang beda-beda. Ya mungkin kalau ada satu masalah disini dapat selesaikan 18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya tetapi tidak terkesan memaksa ?
139
Jawaban : Kepala sekolah menunjukan ketegasannya tetapi tidak memaksa, sebagai contoh dalam pelaksanaan upacara. Kepala sekolah menekan kepada wali kelas dan guru-guru untuk hadir, karena hal itu sudah menjadi komitmen bersama. 19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat dan terkesan menyerang ? Jawaban : Tidak karena dalam berkomunikasi bisa bertahap, biasanya ditekankan pada melakukan rapat menjelang mid semester. 20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari kepala sekolah ? Jawaban : Oh tidak kepala sekolah bagaimanapun tegas. 21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat megubah sikap dan perilaku Ibu/Bapak ? Jawaban : Tentu ya dapat mengubah perilaku seseorang ke arah yang lebih positif, misalnya saya yang awalnya malas untuk absen dengan adanya komunikasi atau nasihat akhirnya dapat berubah menjadi lebih rajin masuk. 22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ? Jawaban : Iya betul, kebetulan kepala sekolahnya juga seneng humor sering bercanda jadi tidak tegang. 23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ? Jawaban : Santai lah, dikatakan santai tapi wibawa bisa menempatkan posisi dalam suasana yang bagaimana. 24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan media lain dalam berkomunikasi ? Jawaban : Iya kadang-kadang kalo ada rapat menggunakan media infocus. Lebih enak kalau komunikasi secara langsung dan terbuka. Komunikasi lewat handphone ada, sebatas media whatsapp, akan tetapi berkaitan dengan hal yang sifatnya tidak mendesak.
140
25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat membina motivasi kerja Ibu/Bapak ? Jawaban : komunikasi dapat membina motivasi kerja saya, karena agar ke depannya saya mempunyai tanggung jawab dan lebih baik lagi dalam mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat. 26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ? Jawaban : Setiap saat dan setiap hari ketemu dalam 6 hari jam mengajar di sekolah. 27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ? Jawaban : Tidak ada hambatan untuk komunikasi dengan kepala sekolah karena memang secara waktu beliau ada setiap hari di sekolah. 28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban :Iya, Karena saya membutuhkan kepala sekolah sebagai pimpinan 29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ? Jawaban Sangat diterima. Kepala sekolah juga tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan dari guru-guru 30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan kepala sekolah ? Jawaban : Kalau ibu menilainya sangat baik karena dekat tidak ada jarak sama kepala sekolah. 31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ? Jawaban : Ya kalau perbaikan sih dalam komunikasi sudah banyak, cuma kalau saya intinya sebagai pribadi saya komunikasi kepada sekolah sarana dan prasarananya di penuhi. Perbaikan komunikasi yang dilakukan kepala sekolah sih tidak ada ya.
141
32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jawaban : Iya terkesan sekali, nyaman, setiap apa yang dibicarakan ada jalan keluarnya. 33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ? Jawaban : Ya tentunya seneng kepala sekolah bisa menilai sikap guru, dan guru menilai sikap kepala sekolah. Ciputat, Oktober 2016
(..........................................) Narasumber
(............................................) Pewawancara
142
Lampiran 13 Hasil Wawancara Guru Nama
: Sri Rahayu M.Pd
Tanggal/Waktu
: 29 Oktober 2016/ 16.00
Tempat
: Ruang Guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban: Iya dibutuhkan motivasi. karena yang pertama, motivasi dari pimpinan dibutuhkan sekali, yang kedua diri saya sendiri, yang ketiga siswa yang saya ajar, yang keempat lingkungan saya. 2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri Bapak/Ibu? Jawaban : Dari diri saya sendiri, karena kalau dari orang lain saya bekerja hanya dari penilaian tapi kalau saya bekerja dari hati saya sendiri, jika tidak ada pimpinan pun saya akan tetap bekerja maksimal. 3. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ? Jawaban : Iya, karena tanpa adanya motivasi saya tidak bisa nyaman dalam bekerja. 4. Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya, yang pertama dari pimpinan, yang kedua diri saya sendiri, yang ketiga siswa yang saya ajar, yang keempat lingkungan. 5. Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya motivasi dari kepala sekolah sangat saya butuhkan, karena disini ada pertanggung jawaban antara kepala sekolah dengan saya. 6. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ? Jawaban : Ada yang diberikan terkait motivasi dari kepala sekolah, yang pertama waktu untuk pembelajaran, yang kedua hasil akhir yang akan dinilai.
143
Motivasi ini mencakup semua yang berpengaruh antara saya, kepala sekolah, anak, dan wali murid. 7. Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Motivasi sangat mempengaruhi, terutama dalam bekerja. Motivasi yang diberikan juga sangat berpengaruh kepada anak didik saya. 8. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jawaban : Motivasi yang sangat mempengaruhi saya yaitu kalau di swasta adalah penilaian, honor yang diterima, materi juga. 9. Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ? Jawaban : Motivasi dari luar contohnya, ketika saya mengajar anak didik saya 10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya jelas termotivasi, karena ketika diadakan rapat sosialisasi tentang pembelajaran, wali kelas, dari kesempatan itu kepala sekolah memberikan motivasi yang jelas untuk langkah kebersamaan antara kepala sekolah dengan guru-guru lain. 11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ? Jawaban : Manfaatnya banyak sekali, karena bagaimanapun ketika saya bekerja sudah termotivasi dari hati, tidak ada pimpinan pun akan berjalan. 12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya, bentuk peningkatan seperti apa yang Ibu/Bapak rasakan ? Jawaban : Motivasi yang saya rasakan cukup baik. 13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang baik ? Jawaban : Kalau yang selama ini saya amati iya karena beliau tidak menunjukkan suatu perbedaan antara guru satu dengan guru lain. 14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai motivator ?
144
Jawaban : Kalau di dalam suatu rapat iya, tetapi kalau di luar rapat sebagai teman. Kalau di dalam kerja kepala sekolah selalu menujukkan dirinya sebagai motivator. 15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa yang lembut ? Jawaban : Iya ada bedanya juga, sesuai dengan keadaannya. Komunikasi kepala sekolah kepada guru biasa saja. 16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada Ibu/Bapak ? Jawaban : Kalau empati itu kan tergantung apa yang dibicarakan. Tidak semua keputusan ada di kepala sekolah tapi juga keputusan bersama. Kalau memang semua guru ada permasalahan, ya tetap kepala sekolah merangkul dengan cara berempati. 17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah yang muncul di sekolah ? Jawaban : Ya jelas, tanpa adanya kepala sekolah saya tidak bisa menyelesaikan suatu masalah. 18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya tetapi tidak terkesan memaksa ? Jawaban : Iya tetap tegas tetapi memaksa tidak. 19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat dan terkesan menyerang ? Jawaban : Tidak, di musyawarahkan dulu bagaimana baiknya. 20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari kepala sekolah ? Jawaban : Tidak seperti itu 21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat megubah sikap dan perilaku Ibu/Bapak ? Jawaban : Bisa saja, sebagai contoh seandainya kalau saya terlambat pimpinan walaupun tidak menegur tapi saya merasa.
145
22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ? Jawaban : Iya kalau punya masalah, tapi kalau sekedar untuk bercanda tidak. Jadi saya melihat situasi dan kondisi bagaimana guru tersebut yang diutamakan dan terpenting. 23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ? Jawaban : Santai ya, kadang bercanda, kalau yang dibicarakan itu serius ya tegang. 24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan media lain dalam berkomunikasi ? Jawaban : Iya kalau misalkan kepala sekolah tidak ada di sekolah, saya bisa menggunakan media lain karena saya punya group di whatsapp atau lewat sms. 25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat membina motivasi kerja Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya. misalkan saya dalam menangani masalah siswa, kepala sekolah memberikan semangat dan ada komunikasi tersendiri. 26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ? Jawaban : Kalau komunikasi pribadi tidak ada, di luar komunikasi tentang urusan pekerjaan. 27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ? Jawaban : Kalau hambatan yang saya lihat belum ada, tapi lebih kepada bentuk hambatan yang melalui media komunikasi ke kepala sekolah. 28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya jelas, saya sebagai guru kan bawahan. Jadi, antara kepala sekolah dengan guru tidak ada yang memisahkan, selalu bersama. Kepala sekolah tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa guru, begitu juga guru
146
mempunyai pertanggung jawaban hasil akhir dan kepala sekolah yang memutuskan. 29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ? Jawaban : Selama ini iya saya terima dengan baik apapun yang dibicarakan mengenai pekerjaan. 30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan kepala sekolah ? Jawaban : Untuk komunikasi saya dengan kepala sekolah biasa saja, hal-hal yang saya butuhkan beliau langsung meresponnya. 31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ? Jawaban : Kalau selama ini tidak perlu adanya perbaikan, karena disini sudah rutinitas setiap bulan selalu komunikasi secara khusus antara guru, kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah. 32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jawaban : Iya terkesan, karena tidak ada pembeda antara guru dengan kepala sekolah. Kepala sekolah tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa guru, guru pun membutuhkan motivasi dari kepala sekolah. 33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ? Jawaban : Iya senang sekali selama ini sudah bagus, karena kalau ada peningkatan ya lebih bagus. Selama kepemimpinannya bisa membuat seluruh anggota yang ada di dalamnya termotivasi. Ciputat, Oktober 2016
(..........................................) Narasumber
(............................................) Pewawancara
147
Lampiran 14 Hasil Wawancara Guru Nama
: Siti Zubaidah M.Pd.I
Tanggal/Waktu
: 19 September 2016/15.12
Tempat
: Ruang guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya pasti, karena dengan adanya motivasi kita dapat menyelesaikan setiap pekerjaan dengan tuntas dan tepat waktu. Kecuali kita tidak termotivasi, otomatis kerja waktu yang ditentukan tidak akan tercapai. Karena motivasi itu utama dalam menyelesaikan setiap pekerjaan. 2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri Bapak/Ibu? Jawaban : Motivasi kalo tidak salah ada dua ya, intrinsik dan ekstrinsik. Menurut saya yang pertama itu berasal dari dalam karena adanya motivasi dari dalam otomatis aura yang keluar itu akan terikat atau terpengaruh. Motivasi yang dibutuhkan lebih banyak dari dalam diri saya dibanding dari luar. 3. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ? Jawaban : Selalu harus, karena kalau tidak adanya termotivasi kita tidak akan bisa bekerja. 4. Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jawaban : Terutama kalau di lingkungan sekolah ya seperti staff, karyawan, siswa, kemudian visi misi tujuan dari sekolah. Kalau manurut saya, kepala sekolah tidak atau belum muncul dalam memotivasi. 5. Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?
148
Jawaban : Iya, karena seorang pimpinan harus bisa memotivasi bawahannya, dengan seperti itu bawahan dapat meyelesaikan masalah-masalah atau pekerjaan yang ada. Sebagai contoh, dalam memotivasi menanyakan suatu pekerjaan yang memang sudah terprogram, dalam program tersebut cakupannya selesai. 6. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ? Jawaban : Belum memberikan motivasi 7. Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya, sangat mempengaruhi karena dengan adanya motivasi kinerja kita dalam bekerja akan termotivasi sehingga hasil kerja yang diperoleh lebih maksimal 8. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jawaban : Selain salah satunya adalah sallary,
kemudian menurut saya
sendiri adalah tantangan-tantangan dalam bekerja. Dalam seperti itu muncul motivasi cara dalam menyelesaikan tantangan-tantangan itu. Ada lagi yang seperti visi misi kedepan itu harus dijalankan, pada saat menjalankan visi misi itu otomatis kita harus membutuhkan motivasi. 9. Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ? Jawaban : Iya termotivasi juga, tapi mungkin cakupannya tidak banyak hanya sedikit harus dimulai dari dalam yang bersifat intrinsik. Nah cakupan dari luar misalnya, pertemanan kemudian informasi-informasi yang ada, motivasimotivasi yang lain bagaimana cara menyelesaikan sesuatu. Bentuk motivasi seperti sallary atau gaji, insentif yang dapat mendukung. 10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya sangat mempengaruhi, karena dengan salah satu cara kepala sekolah memotivasi kepada bawahannya, misalnya bertanya tentang program dan sharing. Sehingga bawahan dapat menyelesaikan pekerjan-pekerjaan
149
tersebut karena sudah termotivasi, istilahnya ada dampak perhatian kepada atasan. 11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ? Jawaban : Iya karena dengan adanya motivasi semangat hidup akan bertambah 12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya, bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ? Jawaban : Iya motivasi dapat menghasilkan kinerja karena dengan adanya sperti itu hasil pekerjaan kita dapat dilihat dan diukur. Artinya, dari penyelesaian itu sudah tercapai atau tidak 13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang baik ? Jawaban : komunikasi yang dilakukan kepala sekolah belum cukup baik, saya kira baru setengah. 14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai motivator ? Jawaban : Belum 15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa yang lembut ? Jawaban : 50%-50% 16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada Ibu/Bapak ? Jawaban : 50%-50% artinya kadang-kadang sesuai dengan situasi dan kondisi, terkadang direspon terkadang tidak sepenuhnya berempati. 17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah yang muncul di sekolah ? Jawaban : 50%-50% 18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya tetapi tidak terkesan memaksa ? Jawaban : 50%-50% artinya tergantung pada situasi dan kondisi. Pada saat harus diputuskan dia tidak akan memutuskan sendiri karena tergantung
150
kepada tim kerja. Banyak komunikasi dari luar kepala sekolah tetapi belum memutuskan. Jadi, lebih banyak komunikasi guru ke kepala sekolah. Jadi secara tidak langsung komunikasi yang dilakukan ini ke dalam kinerja, lebih banyak saya ke guru-guru, dibanding saya ke guru-guru yang lain. 19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat dan terkesan menyerang ? Jawaban : Tidak ya biasa saja 20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari kepala sekolah ? Jawaban : ketika ada masalah yang terjadi kita akan kita sharing, tetap yang memutuskan kepala sekolah. Tetapi kalo kepala sekolah tidak memutuskan, tetap saja saya memberikan masukan-masukan kepada kepala sekolah. Setiap permasalahan saya tetap mengkomunikasikan ke kepala sekolah, tetap kepala sekolah yang memutuskan. 21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat mengubah sikap dan perilaku Ibu/Bapak ? Jawaban : Selama ini saya sepertinya yang dominan. 22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ? Jawaban : Iya cukup menghibur 23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ? Jawaban : Cukup santai 24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan media lain dalam berkomunikasi ? Jawaban : 25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah membina motivasi kerja Ibu/Bapak ? Jawaban : 26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ? Jawaban :
dapat
151
27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ? Jawaban : 28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : 29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ? Jawaban : 30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan kepala sekolah ? Jawaban : 31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ? Jawaban : 32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jawaban : 33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ? Jawaban Ciputat, Oktober 2016
(..........................................) Narasumber
(............................................) Pewawancara
152
Lampiran 15 Hasil Wawancara Guru Nama
: Wahyudin S.Pd.I
Tanggal/Waktu
: 26 September 2016/13.59
Tempat
: Ruang guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya sangat membutuhkan motivasi dalam bekerja, karena motivasi menurut saya adalah sebuah bentuk arahan yang membangkitkan rasa gairah atau semangat dalam melakukan kegiatan mengajar yang sesuai profesinya sebagai guru. 2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri Bapak/Ibu? Jawaban : Motivasi yang saya butuhkan berkaitan dengan kebutuhan secara fleksibel bisa berasal dari dalam diri saya maupun dari luar diri saya yang menjadikan acuan untuk memotivasi dalam bekerja. 3. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ? Jawaban : Jujur saja tidak semua ketika dalam bekerja selalu dalam keadaan termotivasi tergantung kepada kondisi yang dirasakan. 4. Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jawaban : Terutama biasanya yang selalu memberikan motivasi yaitu rekan kerja, teman-teman dari guru, kemudian pimpinan juga, termasuk anak-anak didik yang selalu memberikan motivasi. 5. Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Saya sangat membutuhkan motivasi dari pimpinan, artinya motivasi disini senantiasa dijadikan sebagai dedikasi kinerja kita dengan
153
profesional, tanpa adanya arahan atau perhatian dari pimpinan mungkin dalam melakukan pekerjaan akan tidak cepat selesai atau lalai. 6. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ? Jika iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ? Jawaban : Bentuk motivasi yang diberikan adalah kita sama-sama untuk menunjukkan kualitas dan tanggung jawab bagaimana seorang pendidik memberikan pelayanan yang baik ke anak didik. 7. Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Motivasi adalah pendorong untuk giat dalam bekerja. Ketika bekerja dengan keadaan termotivasi bekerja pun akan bersemangat dalam melakukan tugasnya yang berjalan dengan lancar. 8. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jawaban : Yang paling utama biasanya ada hal yang akan disampaikan kepada peserta didik, pesan-pesan yang diberikan seperti moral, ilmu teladan, itu adalah suatu motivasi yang sangat mempengaruhi saya dalam bekerja. 9.
Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ? Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ? Jawaban : Biasanya bentuk motivasi yang berasal dari luar diri saya adalah melihat dari semangat guru-guru yang lain dalam melakukan mengajar dengan giat.
10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ? Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya sudah tentu dapat mempengaruhi. Secara tidak langsung hubungan kepala sekolah dengan guru-guru sangat erat. Kepala sekolah selalu menilai kinerja, memberikan arahan dan perhatian untuk memberikan motivasi kepada guru-guru atau bawahan yang lain. 11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ? Jawaban : Jelas ada manfaatnya, ketika kita mempunyai motivasi dalam bekerja maka otomatis dalam melakukan pekerjaan itu dilakukan dengan rasa senang hati.
154
12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ? Jika iya, bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ? Jawaban : Itu jelas motivasi dapat meningkatkan kinerja artinya dalam bekerja dilakukan secara profesional dengan memberikan pelayananpelayanan kepada siswa dalam mengajar secara baik. 13. Apakah kepala sekolah sudah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang baik ? Jawaban : Secara relatif kepala sekolah sudah menunjukkan dirinya sebagai komunikator yang baik. 14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai motivator ? Jawaban : jelas, terutama dalam melakukan forum rapat pimpinan selalu memberikan motivasi. Modal utama dalam melakukan pekerjaan dengan baik dibutuhkan seorang motivator. 15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa yang lembut ? Jawaban : Itu relatif tergantung kepada permasalahan yang ada. 16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada Ibu/Bapak ? Jawaban : Selama ini yang saya rasakan seperti itu. 17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah yang muncul di sekolah ? Jawaban : Itu jelas pasti. Berkomunikasi secara personal antara saya dengan kepala sekolah, komunikasi yang dibicarakan adalah bagaimana anak-anak termotivasi dalam perubahan sikap dan spiritual. 18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya tetapi tidak terkesan memaksa ? Jawaban : Cenderung kepala sekolah selalu menunjukkan ketegasannya, dalam hal ini kepala sekolah selalu menetapkan keputusan bersama dari semua pihak yang berdasarkan peraturan dan ketentuan yang di sudah ditetapkan.
155
19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat dan terkesan menyerang ? Jawaban : Kepala sekolah tidak menujukkan keputusan secara cepat dan menyerang. 20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari kepala sekolah ? Jawaban : Saya rasa dalam hal ini tidak seperti itu, karena ketika ada permasalahan yang ditemukan dapat diselesaikan dengan cara komunikasi yang insentif sehingga ada permasalahan yang datang tidak harus secara dibesar-besarkan permasalahannya. 21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat mengubah sikap dan perilaku Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya sangat mempengaruhi, karena sebagai bawahan sudah menjadi kesadaran diri sendiri melakukan melakukan tanggung jawab yang diberikan kepala sekolah. 22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ? Jawaban : Menghibur sering sekali dilakukan, kebetulan kepala sekolah itu mempunyai sifat yang humoris. 23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ? Jawaban : Selama ini yang saya perhatikan kepala sekolah bersikap santai tetapi berwibawa. 24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan media lain dalam berkomunikasi ? Jawaban : Selain berkomunikasi secara tatap muka sering menggunakan alat komunikasi baik itu melalui telfon langsung atau pesan singkat. 25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat membina motivasi kerja Ibu/Bapak ?
156
Jawaban : Pasti sangat membina motivasi. Ketika kepala sekolah menyampaikan sesuatu hal yang berkaitan dengan siswa, saya senantiasa termotivasi dalam bekerja sesuai, dengan tanggung jawab. 26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ? Jawaban : Hampir setiap hari kerja berkomunikasi dengan kepala sekolah. 27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk hambatan seperti apa ? Jawaban : Bentuk hambatan dalam melakukan komunikasi terjadi dalam dua pihak baik dari pihak kepala sekolah maupun pihak saya atau guru-guru yang lain. 28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ? Jika iya/tidak, apa alasan Ibu/Bapak ? Jawaban : Iya jelas, sebagai seorang pimpinan selalu berkomunikasi untuk mengarahkan kepada guru-guru dalam melaksanakan tanggung jawab kinerja yang diberikan sebagai seorang guru. 29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ? Jawaban : Tergantung pada motivasi atau informasi yang diberikan berkaitan dengan kepentingan bersama atau kepentingan sendiri. 30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan kepala sekolah ? Jawaban : Cukup baik karena kepala sekolah selalu memberikan informasi yang disampaikan. 31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ? Jika iya, bentuk perbaikan seperti apa yang di harapkan ? Jawaban : Perlu adanya perbaikan terutama dalam menyampaikan perbaikan sarana dan prasarana di sekolah. Perbaikan komunikasi yang dilakukan sekolah dengan memberikan ketegasan yang lebih berani kepada guru-guru. 32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ?
157
Jawaban : Yang saya rasakan selama ini sangat terkesan selama ini yang beliau katakan secara personal baik yang sifatnya serius atau bercandaan. 33. Bagaimanakah
perasaan
Ibu/Bapak
apabila
kepala
sekolah
dapat
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ? Jawaban : Perasaan saya yang diharapkan untuk kepala sekolah terutama mempertahankan yang sudah baik, komunikasi interpersonal kepada guruguru harus lebih tegas. Ciputat, Oktober 2016
(..........................................) Narasumber
(............................................) Pewawancara
158
Lampiran 16 Hasil Wawancara Guru Nama
: Drs. Sukuco DM, M.Pd.I
Tanggal/Waktu
: 20 September 2016/15.45
Tempat
: Ruang Guru
1. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak membutuhkan motivasi ?. jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?. Jawaban : Ya, untuk meningkatkan kinerja agar lebih baik lagi dan untuk mengajar lebih rajin lagi. 2. Apakah motivasi yang dibutuhkan muncul dari dalam diri atau dari luar diri ?. Jawaban : Dari luar diri. 3. Apakah dalam bekerja Ibu/Bapak selalu dalam keadaan termotivasi ?. Jawaban : Ya termotivasi, karena tugas saya adalah kewajiban untuk mengajar. 4. Di dalam lingkungan sekolah, siapakah yang selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ?. Jawaban : Motivasi yang muncul lebih banyak berasal dari dalam diri saya, kalau yang motivasi muncul dari sekolah saya kira belum ada. 5. Apakah Ibu/Bapak membutuhkan motivasi dari kepala sekolah ?. Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?. Jawaban : Ya, agar dalam mengajar saya bertambah rajin dan lebih giat lagi. 6. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada Ibu/Bapak ?. Jika iya, bagaimana bentuk motivasi yang diberikan ?.
159
Jawaban : Saya kira jarang, karena saya dan kepala sekolah jarang bertemu. 7. Apakah motivasi dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ?. jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?. Jawaban : Ya, untuk mendorong agar rajin bekerja karena tanpa motivasi agak sulit juga untuk bekerja. 8. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak dalam bekerja ?. Jawaban : Hal-hal yang dapat mempengaruhi motivasi dalam bekerja saya kira adanya pemberian reward bagi yang memiliki kinerja yang baik. 9. Apakah motivasi yang muncul dari luar dapat mempengaruhi Ibu/Bapak dalam bekerja ?. Jika iya, bentuk motivasi seperti apa ?. Jawaban : Bisa, seperti adanya reward. 10. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah kepada Ibu/Bapak dapat mempengaruhi motivasi Ibu/Bapak ?. Jika iya, apa alasan Ibu/Bapak ?. Jawaban : Ya, karena dengan mengobrol bisa membuat seseorang bisa saling mengingatkan.
Ketika
mulai
merasa
malas
dalam
bekerja
ketika
berkomunikasi dengan kepala sekolah akan bisa membangkitkan semangat untuk bekerja agar lebih rajin lagi. 11. Apakah Ibu/Bapak merasakan manfaat motivasi dalam bekerja ?. Jawaban : Ya ada manfaatnya. 12. Apakah motivasi dapat meningkatkan kinerja Ibu/Bapak di sekolah ?. Jika iya, bentuk peningkatan seperi apa yang Ibu/Bapak rasakan ?. Jawaban : Ya, bisa meningkatkan kinerja nya mungkin kearah displin kerja menjadi lebih tepat waktu dan efisien. 13. Apakah kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai komunikator yang baik ?.
160
Jawaban : Saya kira seperti itu. 14. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan dirinya sebagai motivator ?. Jawaban : Saya jarang bertemu dengan kepala sekolah, tapi saya kira iya seperti itu. 15. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah selalu menggunakan bahasa yang lembut ?. Jawaban : Saya kira biasa saja, kalau sangat lembut saya kira tidak seperti itu. Dalam taraf yang biasa saja. 16. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan empati kepada Ibu/Bapak ?. Jawaban : Ya. 17. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat membantu masalah yang muncul di sekolah ?. Jawaban : Ya, saya kira seperti itu. jadi hadirnya kepala sekolah dapat membantu memecahkan masalah yang sulit dipecakan. 18. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah menunjukan ketegasannya tetapi tidak terkesan memaksa ?. Jawaban : Ya. 19. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah dilakukan secara cepat dan dan terkesan menyerang ?. Jawaban : Saya kira kalau secara menyerang sih tidak. 20. Apakah komunikasi yang ditunjukan kepala sekolah di lakukan secara tidak tegas dan terkesan membiarkan Ibu/Bapak mengambil keuntungan dari kepala sekolah ?.
161
Jawaban : Tidak 21. Apakah komunikasi yang dilakukan kepala sekolah dapat megubah sikap dan perilaku Ibu/Bapak ?. Jawaban : Ya bisa, artinya ketika saya mulai merasa malas dan kepala sekolah mulai menegur, saya bisa menjadi rajin kembali karena teguran yang diberikan kepala sekolah. 22. Apakah dalam berkomunikasi kepala sekolah dapat membantu mencairkan suasana atau dalam kata lain untuk menghibur ?. Jawaban : Ya. 23. Bagaimanakah gestur yang ditunjukan kepala sekolah dalam berkomunikasi ?. Jawaban : Kepala sekolah menunjukan gestur yang santai dan felksibel. 24. Selain berkomunikasi secara tatap muka apakah Ibu/Bapak menggunakan media lain dalam berkomunikasi Jawaban : Selama ini hanya tatap muka saja ketika berkomunikasi dengan saya. 25. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah
dapat
membina motivasi kerja Ibu/Bapak ?. Jawaban : Ya bisa, karena dapat mengubah kinerja menjadi lebih baik lagi. 26. Seberapa seringkah Ibu/Bapak berkomunikasi dengan kepala sekolah ?. Jawaban : Sepertinya jarang ya saya berkomunikasi dengan kepala sekolah, karena saya jarang bertemu dengan kepala sekolah. Hal yang lainnya adalah karena guru atau saya tidak setiap hari hadir di sekolah 27. Apakah ada hambatan dalam melakukan komunikasi dengan kepala sekolah ?. jika iya, bentuk hambatan seperti apa ?.
162
Jawaban : Saya kira tidak ada. 28. Apakah komunikasi interpersonal dengan kepala sekolah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam peran Ibu/Bapak sebagai guru ?. Jika iya/tidak, apa alasan Ibu/Bapak ?. Jawaban : komunikasi interpersonal atas para guru telah disadari sebagai hal yang penting untuk dilakukan oleh kepala sekolah, karena dengan banyak komunikasi akan banyak pula informasi mengenai dunia kerja dalam bidang pendidikan 29. Apakah komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dapat diterima dengan baik oleh Ibu/Bapak ?. Jawaban : Ya dapat saya terima dengan baik karena banyak manfaat yang saya rasakan. 30. Bagaimana kah penilaian Ibu/Bapak terhadap komunikasi yang dilakukan kepala sekolah ?. Jawaban : Ya cukup baik. 31. Apakah perlu ada perbaikan dari komuniksi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ?. jika iya, bentuk peraikan seperti apa yang di harapkan ?. Jawaban : Perlu ada perbaikan, saya berharap agar kepala seolah lebih rutin lagi berkomunikasi dengan guru dan lebih sering lagi datang keruang guru untuk berkomunnikasi. 32. Apakah Ibu/Bapak terkesan dengan komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah ?. Jawaban : Ya ada, karena kepala sekolah mempunyai sisi yang humoris. 33. Bagaimanakah perasaan Ibu/Bapak apabila kepala sekolah dapat mempertahankan dan meningkatkan kemampuan dan penerapan komunikasi interpesonal yang dimiliki oleh kepala sekolah ?.
163
Jawaban : Ya perasaan saya mungkin masih harus ditingkatkan lagi komunikasi dengan guru, terutama berkaitan dengan informasi dan kebutuhan guru, karena guru mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Ciputat, Oktober 2016
(..........................................) Narasumber
(............................................) Pewawancara
164
Lampiran 17 DATA GURU SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT
NO
NAMA PEGAWAI
j/k
1
Yuli Sudarwanto, S.Pd.I
L
2
Siti Zubaidah, M.Pd.I
P
3
Nawang Wulan, S.Pd
P
4
Umaeroh, S.Pd.M.Si
P
5
Tugiran, SE
L
6
Jamaluddin, A.Md
L
7
Sri Rahayu, M.Pd
P
8
Arsih, S.Pd
P
9
Intan Firlianti, S.Pd
P
10
Wahyudin, S.Pd.I
L
11
Supardi z, S.Pd
L
12
Muhamad Idrus, S.Pd.I
L
13
E. Hidayat, S.Pd
L
14
Drs. Sukoco DM, M.Pd.I
L
15
Drs. Yasmin
L
16
Via Aprilian S.Kom
L
Bidang Studi PENJAS PRODUKTIF BAHASA JEPANG PRODUKTIF PRODUKTIF KKPI IPA MATEMATIKA PRODUKTIF PAI/BTQ B. INDONESIA BAHASA INGGRIS MATEMATIKA KEWIRAUSAHAAN PKN MULTIMEDIA
165
Lampiran 18 DATA SARANA DAN PRASARANA SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT No
Jumlah
Letak
Keterangan
1
Papan Tulis
Jenis Sarana
1
XII AP2
Laik
2
Meja Siswa
40
XII AP2
Laik
3
Kursi Guru
1
XII AP2
Laik
4
Kursi Siswa
40
XII AP2
Laik
5
Meja Guru
1
XII AP2
Laik
6
Meja Siswa
40
X MM
Laik
7
Meja Guru
1
X MM
Laik
8
Papan Tulis
1
X MM
Laik
9
Kursi Guru
1
X MM
Laik
10
Kursi Siswa
40
X MM
Laik
11
Kursi Siswa
40
X AP1
Laik
12
Meja Guru
1
X AP1
Laik
13
Meja Siswa
40
X AP1
Laik
14
Kursi Guru
1
X AP1
Laik
15
Papan Tulis
1
X AP1
Laik
16
Meja Guru
1
X PM
Laik
17
Meja Siswa
40
X PM
Laik
18
Papan Tulis
1
X PM
Laik
19
Kursi Guru
1
X PM
Laik
20
Kursi Siswa
40
X PM
Laik
21
Kursi Guru
1
X AP2
Laik
22
Kursi Siswa
40
X AP2
Laik
23
Papan Tulis
1
X AP2
Laik
24
Meja Siswa
40
X AP2
Laik
25
Meja Guru
1
X AP2
Laik
26
Kursi TU
1
Ruang TU
Laik
27
Meja TU
1
Ruang TU
Laik
28
Komputer TU
1
Ruang TU
Laik
29
Printer TU
2
Ruang TU
Laik
30
Meja Guru
1
XII PM
Laik
31
Papan Tulis
1
XII PM
Laik
32
Kursi Siswa
40
XII PM
Laik
33
Meja Siswa
40
XII PM
Laik
34
Kursi Guru
1
XII PM
Laik
35
Meja Guru
1
XI PM
Laik
36
Kursi Guru
40
XI PM
Laik
37
Kursi Siswa
40
XI PM
Laik
38
Meja Siswa
40
XI PM
Laik
39
Papan Tulis
1
XI PM
Laik
40
Meja Siswa
40
XI AP1
Laik
41
Meja Guru
1
XI AP1
Laik
42
Kursi Siswa
40
XI AP1
Laik
43
Kursi Siswa
40
XI AP1
Laik
44
Papan Tulis
1
XI AP1
Laik
45
Kursi Guru
1
XII AP1
Laik
46
Meja Siswa
40
XII AP1
Laik
47
Meja Guru
1
XII AP1
Laik
48
Papan Tulis
1
XII AP1
Laik
49
Kursi Siswa
40
XII AP1
Laik
50
Meja Siswa
40
XI AP2
Laik
51
Kursi Guru
1
XI AP2
Laik
52
Meja Guru
1
XI AP2
Laik
53
Kursi Siswa
40
XI AP2
Laik
54
Papan Tulis
1
XI AP2
Laik
Total
913
166
Lampiran 19
SARANA DAN PRASARANA SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT
167
Lampiran 20 SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
168
Lampiran 21 SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
169
Lampiran 22 SURAT KETERANGAN PENELITIAN