KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MEMOTIVASI KERJA GURU DI SMP MUHAMMADIYAH 17 CIPUTAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: DEWI PURNAMA SARI NIM 1112018200075
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1438 H
ABSTRAK Dewi Purnama Sari (NIM : 1112018200075). Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dalam Memotivasi Kerja Guru di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat. Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam memotivasi kerja guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dan dianalisa dengan pendekatan analisis deskriptif yakni menggambarkan dan menginterpretasikan arti data yang terkumpul dalam sebuah predikat yang menunjuk pada pernyataan keadaan atau pelaksanaan. Adapun teknik penggumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumen. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan komunikasi interpersonal dalam meningkatkan motivasi kerja guru sudah cukup baik, yaitu kepala sekolah melakukan komunikasi interpersonal kepada guru dengan komunikasi formal dan komunikasi informal serta dalam meningkatkan motivasi kerja guru melalui prinsip efektivitas komunikasi Interpersoanal antara lain keterbukaan, Empati, Rasa Positif, Dukungan dan kesamaan dalam berkomunikasi dengan para guru secara berkesinambungan dan terus menerus. Berikut rekomendasi yang dapat diberikan agar pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam memotivasi kerja guru disekolah dapat berjalan optimal. Pertama, Kepala sekolah hendaknya memberi informasi terlebih dahulu sebelum pelaksanaan kegiatan rapat. Kedua, guru hendaknya membagi (Share) informasi kepada guru lain mengenai informasi yang diberikan kepala sekolah Ketiga, guru dan Stakehorlders yang ada dapat ikut serta berpartisipasi mendukung kepala sekolah dalam menciptakan komunikasi interpersonal antar individu yang lebih baik lagi agar terwujud lingkungan sekolah aman dan menyenangkan.
Kata kunci : Komunikasi Interpersonal, Motivasi kerja
1
ABSTRACT Dewi Purnama Sari (NIM : 1112018200075). Interpersonal Comumunication principals in motivating teacher work at SMP Muhammadiyah 17 West Ciputat. “Skripsi” for Bachelor deegre (S-1), Educational Management Departement, Faculty of Tarbiyah and Teacher’s Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. This research aims to know about the implementation of the interpersonal communication principals in increase the work motivation of teachers. The method used in this research is qualitative, and analysis approaches analysis that describe and interpret the meaning of data collected in predicate that refers to the statement and implementation. The techniques of interview, observation and document research. The results showed that the Implementation of Interpersonal Communication of the Principal in motivating the work teacher is good enough, that the principal interpersonal communication to the teacher with formal communication and informal communication as well as in motivating the teacher work through the principle of communication Interpersonal include openness, empathy, Sense Positive, Support and similarities in communicating with teachers on an ongoing basis and continuously. The following recommendations can be given for the implementation of interpersonal communication principals in motivating teacher work can run optimally. First, the principals should provide information first before the implementation of the meetingt. Secondly, teachers should share informationwith other teachers about information provided by principal. Third, teachers and all exixsting stakeholders can participate in supporting the principal in creating better interpersonal communication among individuals to create a comfortable and anjoyable scholl environment.
Key Word : Interpersonal Communication, Work Motivation,
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh Puji dan syukur kehadirat Allah SWT senantiasa penulis ucapkan karena berkat rahmat, karunia, serta ridha-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan para pembaca. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan umat manusia yaitu Nabi Muhammad SAW yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Namun berkat dukungan, bimbingan, serta do’a dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2.
Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan,
atas nasehat, arahan dan dukungan dalam penulisan skripsi ini. 3.
Dr. Zahrudin, Lc., M.Pd. Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan proses penulisan skripsi ini. 4.
Dr. Marzuki M. M.Pd. Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan proses penulisan skripsi ini.
1
5.
Seluruh Bapak/Ibu Dosen jurusan Manajemen Pendidikan yang telah
mendidik, mengajar, dan melatih dengan memberikan ilmu dan pengetahuannya selama perkuliahan. 6.
Sayuti Supriatna, Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
beserta guru-guru Khususnya Rosmaidah Tumanggor yang telah memberikan izin dan memfasilitasi penulis dalam melakukan penelitian dan bersedia menjadi narasumber penulis hingga selesai. 7.
Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Bapak (Suhartono) dan Mama
(Sirda Barutu) yang tidak pernah lelah mendidik penulis sampai saat ini, yang senantiasa memberikan do’a, dukungan moril maupun materil, arahan, nasihat dan bimbingan setiap saat tanpa ada henti-hentinya, sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi. 8.
Adik-adik yang termanis, Fendi pradana, Tomi Sandi, Bunga Lestari
dan Dandi Barutu yang memotivasi kakanya agar segera menyelesaikan perkuliahan dan memberi senyum manis mendukung sampai terselesikannya skripsi ini. 9.
Sahabat-sahabat tersayang, Rika Rimawati dan Cindy Patika yang
selalu mendukung setiap saat, walau terkadang sulit menyatukan waktu untuk sekedar berkumpul bersama. Namun, kalian selalu menjadi bagian dari cerita kehidupan penulis dari awal perkuliahan hingga seterusnya, dan pastinya akan selalu dirindukan. 10. Sahabat kosan salsabilah 2, Siti Karisma, Shinta, April dan Siti Syukrotul Amalia yang selalu bawel mengingatkan untuk menyelesaikan Skripsi. 11. Sahabat baru yang ketemu di Polling Kompas Gramedia yaitu Ina, Mira, kak Tika, Novi, kak Laila dan si bawel Putri yang selalu mendukung dan memotivasi, serta mendengarkan keluh kesah penulis, sampai mereka menjadi bagian dari warna baru dalam kehidupan.
2
12. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2012, Tim Power Ranger, dan Teman MP-B yang selalu indah untuk dikenang, selalu berbaik hati dan saling support satu sama lain. 13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga seluruh kebaikan, jasa, dan do’anya yang telah diberikan kepada penulis menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang oleh Allah SWT di dunia dan akhirat kelak. .. Penyusunan skripsi ini tentunya masih belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca sekalian. Aamiin.
Ciputat, Maret 2017 Hormat saya, Penulis
Dewi Purnama Sari
3
4
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ............................................................. vi DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ........................................................................................................ x DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 7 C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 7 D. Rumusan Masalah .................................................................................... 7 E.
Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
F.
Manfaat Penelitian ................................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi Kerja Guru ................................................................................. 9 1. Pengertian Motivasi Kerja Guru ......................................................... 9 2. Jenis-Jenis Motivasi ............................................................................ 12 3. Fungsi Motivasi ................................................................................... 13 4. Teori-Teori Motivasi ........................................................................... 14 5. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Motivasi ...................................... 16 B. Interpersonal Interpersonal Kepala Sekolah ............................................. 19 1. Pengertian Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah ........................ 19
vii
2. Tujuan Komunikasi Interpersonal ....................................................... 24 3. Karakteristik Komunikasi Interpersonal ............................................. 28 4. Kelebihan dan Kekurangan Komunikasi Interpersonal ...................... 32 5. Media Komunikasi Interpersonal ........................................................ 33 6. Efektivitas Komunikasi Interpersonal ................................................. 34 C. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 36 D. Kerangka Berfikir ...................................................................................... 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 42 B. Metode Penelitian ...................................................................................... 43 C. Teknik Penentuan Informan ...................................................................... 44 D. Sumber Data .............................................................................................. 44 E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 45 F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 46 G. Instrumen Penelitian .................................................................................. 48 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 51 1. Sejarah Singkat SMP Muhammadiyah 17 Ciputat ............................. 51 2. Profil Sekolah SMP Muhammadiyah 17 Ciputat ................................ 53 3. Visi dan Misi SMP Muhammadiyah 17 Ciputat ................................. 53 4. Tujuan atau Target SMP Muhammadiyah 17 Ciputat ......................... 54 5. Sarana dan Prasarana SMP Muhamamidyah 17 Ciputat ..................... 54 6. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan ....................................... 55 7. Peserta didik ........................................................................................ 58
B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Analisis Data ............................................ 59 1. Pelaksanaan Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah ..................... 60
viii
2. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dalam memotivasi Kerja Guru ..................................................................................................... 63 C. Pembahasan ............................................................................................... 74 1. Pelaksanaan Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah ............... 74 2. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dalam memotivasi Kerja Guru...................................................................................... 75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 79 B. Saran .......................................................................................................... 81 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 82 LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Media Komunikasi dan Kekayaan Informasi Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu Tabel 3.1 Waktu Kegiatan Penelitian Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Guru Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana SMP Muhammadiyah 17 Ciputat Tabel 4.2 Data Guru SMP Muhammadiyah 17 Ciputat Tabel 4.3 Data Tenaga Kependidikan SMP Muhammadiyah 17 Ciputat Tabel 4.4 Data Seluruh Siswa-Siswa Tahun 2017
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Percakapan Kepala Sekolah dengan Salah Satu Guru
Gambar 4.2
Daftar Hadir Guru
xi
DAFTAR DIAGRAM Diagram 2.1
Kerangka Berfikir
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Lampiran 2
Hasil Wawancara Kepala Sekolah
Lampiran 3
Hasil Wawancara Wakasek bidang Kurikulum
Lampiran 4
Hasil Wawancara Wakasek bidang ISMUBA
Lampiran 5
Hasil Wawancara Guru
Lampiran 6
Hasil Wawancara Guru
Lampiran 7
Hasil Wawancara Guru
Lampiran 8
Hasil Wawancara Guru
Lampiran 9
Profil SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Lampiran 10 Data Guru dan Tenaga Kependidikan Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 12 Surat Pengesahan SMP Muhammadiyah 17 Ciputat Lampiran 13 Surat Permohonan Bimbingan Lampiran 14 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 15
Foto SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Lampiran 16
Biodata Penulis
Lampiran 17 Referensi
xiii
1
2
Artinya : “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanlah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa saja yang tidak diketahui”. Dari ayat al-quran tersebut bahwa perintah pertama „bacalah‟ dimana kata tersebut menyimpulkan bahwa setiap manusia harus membaca untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan Membaca manusia akan belajar untuk meneliti, mengkaji, memahami dan melakukan dalam kehidupannya. Manusia yang mempunyai ilmu pengetahuan yang luas. Seiring dengan derasnya tantangan global, tantangan dunia pendidikan pun menjadi semakin besar untuk itu keberhasilan dunia pendidikan menjadi tanggung jawab seluruh warga sekolah. Salah satu yang menjadi keberhasilan dunia pendidikan tidak terlepas dari perjuangan dan kerja keras dari seorang guru. Dapat diibaratkan guru sebagai juru mudi dari sebuah kapal. Kemana pun arah dan haluan kapal dihadapkan, apabila juru mudinya pandai dan terampil, kapal akan belayar selamat sampai tujuan. Gelombang dan ombak sebesar apapun dapat dilaluinya dengan tenang dan tanggung jawab. Oleh karena itu sebagai juru mudi, guru harus melalui pendidikan dan latihan khusus serta memiliki keahlian khusus. Dalam UU No 14 Tahun 2005 menyatakan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Inti dari proses Pendidikan adalah pembelajaran, dan guru merupakan salah satu pemegang utama dalam menggerakkan kemajuan serta perkembangan dunia pendidikan.1 Dalam proses pendidikan disekolah guru memegang peranan ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran kepada peserta didik, sedangkan sebagai pendidik 1
Hukum Online, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, 2016, (http://www.hukumonline.com).
3
guru bertugas membimbing dan membina peserta didik agar menjadi manusia yang cakap, aktif, kreatif dan mandiri. Mengajar maupun mendidik merupakan tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional pendidikan. Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki motivasi kerja yang tinggi. Motivasi kerja guru guru ini bisa disamakan dengan mesin atau kendali yang berfungsi sebagai penggerak guru agar perilaku mereka dapat diarahkan pada upaya-upaya nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dapat dikatakan kinerja guru dipengaruhi oleh kondisi jiwanya, jiwanya akan mempengaruhi guru dalam mengajar. Maka meningkatkan motivasi kerja yang tinggi bagi guru merupakan salah satu langkah dalam meningkatkan mutu pelayanan pada peserta didik. Ada beberapa hal yang mendorong tingginya motivasi kerja diantaranya. Pertama, Motivasi kerja guru yang tinggi dapat didorong melalui motivasi internal. Motivasi ini merupakan motivasi yang ada pada diri sendiri kepuasan dalam menjalankan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab guru. Motivasi internal berupa prestasi yang telah dicapai, penghargaan yang diraih, tanggung jawab yang dibebankan, promosi yang diharapkan, kemajuan yang dicapai serta pekerjaan yang dapat dilakukan sendiri. Kedua, Motivasi kerja dapat didorong melalui lingkungan sekolah dimana aspek ini menjadi daya dukung untuk guru memperbaiki kinerja. Lingkungan yang
dapat
memberikan
lingkungan
kerja
yang
terbuka
dengan
memperhatikan aspirasi guru, teman sejawat, kepemimpinan yang demokratis, peraturan yang tidak kaku sehingga guru bebas berimprovisasi, standarisasi yang fleksibel dan dinamis. Ketiga, Motivasi kerja didorong melalui Pemerintah. Dalam UU No. 14 Tahun 2015 Guru dan Dosen pasal 14, Pemerintah telah mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki oleh guru untuk melaksanakan tugas keprofesionalan yaitu memperoleh penghasilan diatas minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja, memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana, memiliki kebebasan dalam
4
memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan sanksi pada peserta didik, memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas, memiliki kebebasan berserikat dalam berorganisasi profesi, memiliki kesempatan untuk berperan dalam menentukan kebijakan pendidikan, memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi dan atau memperoleh penilaian dan pengembangan profesi dalam bidangnya.2 Keempat, Motivasi kerja melalui komunikasi. Lunenburg dan Ornstein mengemukakan bahwa komunikasi merupakan nafas daro setiap organisasi yang menghubungkan individu, kelompok dan organisasi.3 Proses komunikasi merupakan salah satu faktor yang esensial untuk terciptanya kondusifitas kerja di lembaga pendidikan. interaksi kerja yang kondusif disekolah akan memungkinkan kreativitas guru dapat tumbuh dan berkembang. Secara kodrat manusia satu sama lain saling berhubungan dan membutuhkan, dimana hal ini dapat terwujud melalui proses komunikasi. Proses komunikasi berfungsi mengikat masing-masing sekolah menjadi satu bagian yang integral. Ikatan yang terbentuk karena komunikasi yang harmonis dan lancar dapat mendorong semangat kerja sama dan menumbuhkan sikap peduli dengan lingkungan kerja yang semuanya itu mempengaruhi kondisi kerja disekolah. Motivasi kerja memiliki dampak positif bagi peningkatan kinerja dan pengembangan dunia pendidikan serta perbaikan mutu pendidikan secara nasional. Namun dinamika yang terjadi di lapangan belum menunjukkan bahwa semua guru memiliki motivasi kerja yang tinggi. Kondisi ini memberikan dampak sorotan dari berbagai kalangan dari unsure siswa, orang tua siswa, kepala sekolah sampai kepada masyarakat. Penyebab kurangnya motivasi kerja guru antara lain sebagai berikut. Pertama, pekerjaan guru tidak berasal dari hati. Menurut pengamat pendidikan Mohammad Abduhzen banyak guru yang tidak menjalankan profesi berdasarkan panggilan hati. “Guru-guru itu tidak semua merupakan 2
Hukum Online, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, 2016, (http://www.hukumonline.com). 3 Paningkat Siburian, Hubungan Komunikasi Interpersonal dengan motivasi belajar dan Hasil Belajar, Jurnal Generasi Kampus, Volume 7 Nomor 1 Tahun 2014.
5
lulusan terbaik ada yang karena tidak lulus prodi tertentu kemudian masuk ke prodi guru”.4 Kedua, tidak puas dengan penghasilan. Walau bukan tujuan utama, uang seringkali dijadikan sebagai pertimbangan untuk mengukur tinggi rendahnya motivasi kerja. Ketiga, lingkungan kerja yang tidak nyaman, misalnya pendingin ruangan ac rusak, rekan kerja yang tidak bersahabat, atau kepala sekolah yang pilih kasih sangat mempengaruhi menurunnya semangat dan motivasi kerja. Keempat, Kepemimpinana kepala sekolah, peraturanperaturan yang diberikan kepala sekolah terlalu kaku sehingga menurunnya motivasi kerja guru. Kelima, kurangnya komunikasi. Komunikasi menjadi faktor yang esensial untuk terciptanya kondusifitas kerja di lembaga pendidikan. Salah satu lembaga pendidikan yang masih mengalami masalah motivasi kerja guru adalah SMP Muhammadiyah 17 Ciputat, Tangerang Selatan. Sekolah yang berdiri sejak tahun 1964, sesungguhnya sudah dan tetap berusaha bekerja sama untuk menampilkan kinerja terbaik melalui berbagai cara dengan memberikan kreativitas model pengajaran serta produktivitas mengajar yang tinggi. Namun demikian hingga saat ini motivasi kerja guru yang ditampilkan belum mengindikasi motivasi kerja yang tinggi, ini terlihat pada motivasi kerja mereka yang bervariasi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sehari-hari. Dalam hal ini, ada guru yang memiliki motivasi kerja guru yang tinggi dan sebagian lagi menunjukkan motivasi kerja yang rendah. Guru yang memiliki motivasi kerja yang rendah terindikasi dari kecenderungan mereka yang datang terlambat, bekerja tidak sesuai ketentuan yang berlaku dan mau menyelesaikan pekerjaan jika kepala sekolah sedang berada ditempat kerja atau jika diawasi, sering dijumpai guru bermain aplikasi media sosial saat mengajar dan mengobrol dengan guru lain. Sebagian diantaranya juga kelihatan kurang memiliki kreativitas serta inisiatif dalam menjalankan atau menyelesaikan tugas. Hal ini terjadi karena “Pendekatan yang dilakukan kepala sekolah kepada guru hanya terbatas kepada beberap[a 4
Iradhantie Wurinanda, Penyebab Motivasi Guru Rendah, 2015 (m.okezone/read/11/26/1256192/penyebab-motivasi-guru-rendah
6
orang saja sehingga dalam mengambil keputusan lebih banyak mendengar mereka yang dekat denggan kepala sekolah.”5 Hal ini akan mengakibatkan beberapa guru yang tidak merasa dibutuhkan dalam pengambilan keputusan sehingga mengurangi motivasi kerja guru. Ketidakmampuan kepala sekolah sebagai pemimpin dalam berkomunikasi dengan guru dikhawatirkan akan memberikan dampak negatif dalam pelaksanaan kegiatan sekolah tersebut. Guru cenderung hanya melakukan pembelajaran berdasarkan rutinitasnya saja tanpa ada inovasi dalam pembelajaran tersebut. Salah satu faktornya dikarenakan kurangnya stimulus yang mampu memotivasi guru untuk berkreatifitas dalam pembelajaran. Stimulus tersebut seharusnya mampu diberikan kepala sekolah sebagai pimpinan dalam sekolah tersebut. Fenomena ini menarik untuk diteliti lebih lanjut, komunikasi menjadi topik penting dalam upaya memperbaiki manajemen pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Hal-hal yang bisa memungkinkan terjadinya
ketidakstabilan
dalam
penyelenggaraan
pendidikan
yang
diakibatkan oleh tidak terbukanya komunikasi antara kepala sekolah dengan guru sehingga menurunnya motivasi kerja guru yang menjadi bagian kajian penting dalam studi manajemen pendidikan. Dari hal diatas penulis ingin meneliti dilapangan yaitu bagaimana komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru. oleh karena itu peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Komunikasi Kepala Sekolah dalam Memotivasi Kerja Guru di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat”
5
Hasil wawancara dengan Hj. Latifah, Guru pendidikan agama islam, pada tanggal 20 juli 2016 di ruang guru.
7
A. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Kurang maksimal kompetensi yang diberikan kepada guru sehingga menurunkan motivasi kerja guru. 2. Kurangnya kecintaan terhadap profesi sehingga menjadikan motivasi kerja guru rendah. 3. Kurang efektifnya komunikasi interpersonal antara kepala sekolah dengan guru-guru sehingga menurunkan motivasi kerja guru. 4. Pendekatan dalam memotivasi kerja guru belum maksimal. 5. Kepemimpinan kepala sekolah yangn kurang baik sehingga guru kurang termotivasi dalam bekerja. 6. Lingkungan kerja yang kurang nyaman dan menyenangkan sehingga guru kurang termotivasi untuk bekerja.
B. Pembatasan Masalah Setelah masalah yang dikemukakan kemudian diidentifikasi, maka dapat terlihat luasnya permasalahan yang ada. Untuk itu supaya memperjelas dan memberikan arah yang tepat dalam pembahasan skripsi, maka dari itu penulis membatasi
lingkup
permasalahan
penelitian
ini
pada
”Komunikasi
Interpersonal Kepala Sekolah dalam Memotivasi kerja guru”.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas agar permasalahan yang dibatasi bisa dikaji dan diperoleh kejelasan serta jawaban yang tepat, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Bagaimanakah
pelaksanaan
komunikasi
interpersonal
yang
dilakukan oleh kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat? 2. Bagaimana komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam memotivasi kerja guru di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat?
8
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui
dan
mendeskripsikan
mengenai
pelaksanaan
dan
komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam memotivasi kerja guru di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat.
E. Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan sekurang-kurangnya memberikan manfaat, sebagai berikut: 1. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan bahan masukan dalam melaksanakan komunikasi interpersonal kepala sekolah sehingga memberikan pengaruh pada kinerja mengajar guru. 2. Bagi yayasan, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam membuat
kebijakan
tentang
motivasi
kerja
guru
dengan
memaksimalkan komunikasi interpersonal yang dilakukan kapala sekolah. 3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah wawasan dan acuan pustaka sebagai referensi untuk peneliti lain dalam melakukan penelitian lebih lanjut mengenai komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam memotivasi kerja guru
BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi Kerja Guru 1. Pengertian Motivasi Kerja Guru Menurut kamus besar bahasa Indonesia, guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, tenaga pengajar adalah tenaga pendidik yang khusus dengan tugas mengajar yang pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pada jenjang pendidikan tinggi disebut dosen (pasal 27 ayat 3 nomor 2/1989).1 Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu belum tentu bisa disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syaratsyarat khusus, apalagi sebagai guru yang professional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu dan pendidikan prajabatan. Pemerintah telah menetapkan untuk menjadi guru harus memiliki kompetensi tertentu.2 Kompetensi yang harus dimiliki guru tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. a. Kompetensi Kepribadian Kompentensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang 1
Syafruddin Nurdin, Guru Professional & Implementasi Kurikulum, (Jakarta:Ciputat Pers, 2002), h. 8 2 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Edisi kedua, cet ke-17, h. 5
9
10
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. b. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik merupakan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran mendidik dan dialogis. Secara substansif kompetensi ini memcakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancanangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. c. Kompetensi Profesional Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran disekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru. d. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan
peserta
didik,
sesama
pendidik,
tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar3
Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan dengan kekuatan dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat melakukan sesuatu. Motivasi tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dari tingkah lakunya individu itu berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga yang memunculkan tindakan tertentu. Setiap orang bergerak untuk bertingkah 3
Syarif hidayat dan Asroi, Manajemen Pendidikan (Subtansi dan Implementasi dalam Praktik Pendidikan di Indonesia, (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2013), h. 83-86
11
laku, berbuat atau mencapai suatu tujuan karena adanya motivasi didalam dirinya. Hal ini sesuai dengan kata motivasi yang dalam bahasa inggris disebut “motivation” dan berasal dari kata latin yang disebut “Movere” yang berarti to move dalam bahasa inggris.4 Motivasi dapat dipandang sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling, dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pernyataan ini mengandungtiga pengertian yaitu bahwa (1) motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri seiap individu; (2) motivasi ditandai adanya rasa atau feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini, motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia; (3) motivasi dirangsang karena adanya tujuan.5 Disamping itu, motivasi juga dapat dinilai sebagai suatu daya dorongan (driving force) yang menyebabkan orang dapat berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, motivasi menunjuk pada gejala yang melibatkan dorongan perbuatan terhadap tujuan tertentu. Jadi, motivasi dalam hal sebenarnya merupakan respon dari sebuah aksi, yaitu yaitu motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena rangsangan atau dorongan oleh adanya unsure lain, dalam hal ini tujuan. Hasibuan mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang karena setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. 6 Sedangkan Jerald Geenberg dan Robert A. Baron Berpendapat bahwa motivasi merupakan serangkaian proses yang membangkitkan (arouse), mengarahkan (direct)
4
Syarif hidayat dan Asroi, Manajemen Pendidikan (Subtansi dan Implementasi dalam Praktik Pendidikan di Indonesia, (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2013), h. 162 5 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 63 6 Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi lengkap, (Jakarta: PT. Gramedia, 2014), h. 73
12
dan menjaga (maintain) perilaku manusia menuju pada pencapaian tujuan.7 Mengacu pada uraian teoritis diatas, dapat didefinisikan bahwa motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kinerja seseorang. Besar atau kecilnya pengaruh motivasi pada kinerja seseorang tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang diberikan. Perbedaan motivasi kerja bagi seorang guru biasanya tercermin dalam berbagai kegiatan dan bahkan prestasi yang dicapai. Dapat disimpulkan Motivasi Kerja Guru adalah dorongan dari dalam diri dan luar guru, untuk melakukan sesuatu yang terlihat dari dimensi internal dan dimensi eksternal.
2. Jenis-Jenis Motivasi Pada prinsipnya motivasi adalah hal yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam buku teori motivasi dan pengukurannya Malone membedakan dua bentuk motivasi yang meliputi motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. a. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dari dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. b. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena adanya rangsangan dari luar individu. Misalnya dalam bidang tugas yang dilakukan guna terkit denagn minatnya dalam melakukan tugas sebagai guru.8 Senada dengan Malone, Amstrong mengungkapkan Dalam Buku Manajemen Pendidikan bahwa jenis-jenis motivasi ada yang
7
Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), Ed. 4, Cet. 4,
8
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),
h. 322 h. 66
13
bersumber instrinski dan ekstrinsik, keduanya memiliki peran dan fungsi yang khas, seperti diuraikan sebagai berikut: a. Motivasi Instrinsik ini muncul dari isi jabatan dan jenis pekerjaan itu sendiri selama pekerjaan itu dapat memenuhi kebutuhan atau paling tidak mengarahkan orang tersebut pada pencapaian tujuannya. Faktor yang mempengaruhi motivasi instrinsik adalah tanggung jawab, kebebasan untuk bertindak, lingkup untuk menggunakan dan mengembangan keterampilan dan kemampuan kerja, serta peluang yang menarik dan menantang untuk mencapai peningkatan. b. Motivasi Ekstrinsik bersumber dari daya tarik setelah pekerjaan selesai dan orang yang memotivasinya. Morivasi ini bersumber dari manajemen yang mendukunganya terutama dalam bentuk imbalan, kompensasi atau promosi.9
3. Fungsi Motivasi Setiap motivasi bertalian erat dengan suatu tujuan atau suatu cita-cita. Semakin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan maka semakin kuat pula motifnya. Jadi motivasi itu sangat berguna bagi tindakan/ perbuatan seseorang. Purwanto mengatakan bahwa fungsi motivasi adalah: a. Mendorong manusia untuk berbuat dan bertindak. Motivasi itu berfungsi sebagai penggerak atau motor yang memberikan energy (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan tugas. b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan, dalam hal ini makin jelas dalam tujuan, maka makin jelas pula bentangan jalan yang harus ditempuh.
9
h. 167
Syarif Hidayat & Asroi, Manajemen Pendidikan, (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2013),
14
c. Menyeleksi perbuatan diri, artinya menentukan perbuatan mana yang harus dilakukan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.10 Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari motivasi yaitu mendorong untuk berbuat dan bertindak, menentukan arah perbuatan dan menyeleksi perbuatan diri. Motivasi akan baik jika terdapat tujuan yang ingin ditetapkan jelas dan sangan berguna.
4. Teori-teori motivasi Setiap teori motivasi berusaha untuk menguraikan apa sebenarnya manusia dan manusia dapat menjadi seperti apa. Dengan alasan ini, bisa dikatakan bahwa sebuah teori motivasi mempunyai isi dalam bentuk pandangan tertentu mengenai manusia. Isi teori motivasi membantu kita memahami keterlibatan dinamis tempat organisasi beroperasi dengan menggambarkan manjer dan karyawan saling terlibat dalam organisasi setiap hari. Teori motivasi ini juga membantu manajer dan karyawan untuk memecahkan permasalahan yang ada diorganisasi. Ada 3 teori yang akan lebih dijelaskan yaitu hierarki teori kebutuhan, teori X dan Y dan Teori Keberadaan, Keterkaitan dan Pertumbuhan (Exixtence, Relatedness, dan Growth ERG) Aldefer. a. Hierarki Teori Kebutuhan Teori ini adalah teori paling terkenal yang telah dimiliki oleh Abraham Maslow11. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan. Kebutuhankebutuhan tersebut terlihat dari gambar dibawah ini. 1) Fisiologis: meliputi rasa lapar, haus, berlindung, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya. 10
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), Cet. ke-26, hlm.71 11 Stephen P. Robbins-Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), Edisi 12, Hlm. 223
15
2) Rasa Aman: meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional 3) Sosial:
meliputi
rasa
kasih
sayang,
kepemilikian,
penerimaan dan persahabatan. 4) Penghargaan: meliputi faktor-faktor internal seperti hormat diri, otonomi dan pencapaian, dan faktor-fakrot perhargaan eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian. 5) Aktualisasi Diri: dorongan untuk menjadi seseorang sesuai dengan kecakapannya meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang dan pemenuhan diri sendiri. b. Teori X dan Y Teori X dan teori Y McGregor beranggapan bahwa manajer teori X memandang para pekerja sebagai pemalas yang tidak dapat diperbaiki, dan oleh karena itu mereka cenderung menggunakan pendekatan “wortel dan tongkat” untuk menanganinya. Sedangkan manajer teori Y memandang bekerja harus seimbang dengan istirahat dan bermain, dan bahwa orang-orang pada dasarnya cenderung untuk bekerja keras dan melakukan pekerjaan dengan baik. teori bahwa seorang manajer itu mengayomi akan dengan jelas memengaruhi cara mereka menangani dan memotivasi bawahan. c. Teori Keberadaan, Keterkaitan dan Pertumbuhan (Exixtence, Relatedness, dan Growth ERG) Aldefer Aldefer merumuskan kembali hierarki Maslow dalam tiga kelompok yang dinyatakan sebgai keberadaan, keterkaitan dan pertumbuhan, yaitu 1) Kebutuhan akan keberadaan dalah semua kebutuhan yang berkaitan dengan keberadaan manusia yang dipertahankan
16
dan berhubungan dengan kebutuhan fisiologis dan rasa aman pada hierarki Maslow. 2) Kebutuhan
keterkaitan
berkaitan
dengan
hubungan
kemitraan. 3) Kebutuhan
pertumbuhan
adalah
kebutuhan
yang
berhubungan dengan perkembangan potensi perorangan dan dengan kebutuhan penhargaan dan aktualiasi diri yang dikemukakan Maslow. Menurut teori ERG, semua kebutuhan itu timbul pada waktu yang sama. Kalau satu tingkat kebutuhan tertentu tidak dapat dipuaskan, seseorang kelihatannya kembali ke tingkat lain. Contoh, kalau pekerjaan orang itu tidak menyediakan peluang untuk pengembangan diri, sebagai imbagannya mereka memusatkan
perhatian
pada
hubungan-hubungan
kemasyarakatan (sosial), yang lebih condong kepada kebutuhan keterkaitan dari pada pertumbhan. Pengaruhnya bagi manajer adalah abahwa kalau pekerjan tertentu tidak memberi peluang untuk pengembangan pribadi, misalanya, maka ia harus memperhatikan segi-segi (lain) pekerjaan, seperti menambah perolehan gaji dan tujuan atau kegiatan-kegiatan sosial.12
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi Motivasi sebagai proses psikologi dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan faktor ekstern.13 a. Faktor Intern
12
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h . 43 13 Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi Lengkap (Jakarta: PT. Grasindo, 2014), edisi revisi, h. 79
17
Faktor intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seeseorang antara lain: 1) Keinginan untuk bertahan hidup Keinginan untuk dapat hidup merupakan kebutuhan setiap manusia yang hidup dimuka bumi ini. Untuk mempertahankan hidup orang mau mengerjakan apa saja, apakah pekerjaan itu baik atau jelek, apakah halal atau haram dan sebagainya. Keinginan untuk hidup meliputi kebutuhan untuk: a) Memperoleh kompensasi yang memadai. b) Pekerjaan yang tetap walaupun penghasilan tidak memadai. c) Kondisi kerja yang aman. 2) Keinginan untuk dapat memiliki Keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong seseorang untuk mau melakukan pekerjaan. Hal ini banyak kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari, bahwa keinginan yang keras untuk memiliki itu dapat mendorong orang untuk mau bekerja. Contohnya keinginan untuk dapat memiliki sepeda motor dapat mendorong seseorang untuk melakukan pekerjaan. 3) Keinginan untuk memperoleh penghargaan Seseorang mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk diakui, dihormati orang lain. Harga diri, nama baik, kehormatan yang ingin dimiliki itu harus digunakan sendiri, mungkin dengan bekerja keras memperbaiki nasib, mencari rezeki, sebab status untuk diakui sebagi orang yang terhormat
18
tidak mungkin diperoleh bila yang bersangkutan termasuk pemalas, tidak mau bekerja dan sebagainya.14 4) Keinginan untuk memperoleh pengakuan Bila
kita
perinci,
maka
keinginan
untuk
memperoleh
pengakuan itu dapat meliputi hal-hal: a) adanya penghargaan terhadap prestasi. b) adanya hubungan yang harmonis dan kompak. c) pimpinan yang adil dan bijaksana. d) perusahaan tempat bekerja dihargai oleh masyarakat. 5) Keinginan untuk berkuasa Keinginan untuk berkuasa akan mendorong seseorang untuk bekerja. Kadang kadang keinginan untuk berkuasa ini dipenuhi dengan cara-cara yang tidak terpuji, namun cara-cara yang dilakukannya itu termasuk bekerja juga. b. Faktor ekstern Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam melemahkan motivasi kerja seseorang. Faktor-faktor ekstern yaitu : 1) Kondisi lingkungan kerja Lingkungan pekerjaan adalah keseluruhan sarana dan prasana kerja yang ada disekitar karyawan yang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Lingkungan kerja ini meliputi tempat kerja, fasilitas dan alat bantu pekerjaan, kebersihan, ketenangan, termasuk juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada di tempat kerja tersebut. 14
Ibid, h. 80
19
2) Kompensasi yang memadai Kompensasi yang memadai merupakan alat motivasi paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong para karyawan bekerja dengan baik. 3) Supervise yang baik Fungsi supervise dalam suatu pekerjaan adalah mamberikan pengarahan, membimbing kerja para karyawan, agar dapat melaksanakan kerja dengan baik tanpa membuat kesalahan. Dengan demikian posisi supervise sangat dekat dengan karyawan, dan selalu menghadapi para karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari. 4) Adanya jaminan pekerjaan Setiap orang akan mau bekerja mati-matian mengorbankan apa yang ada pada dirinya untuk perusahaan, kalua yang bersangkutan merasa ada jaminan karir yang jelas dalam melakukan pekerjaan. 5) Status dan tanggung jawab Status dan kedudukan dalam jabatan tertentu merupakan dambaan setiap karyawan dalam bekerja. Mereka bukan hanya mengharapkan kompensasi semata, tetapi pada satu masa mereka juga berharap akan dapat kesempatan menduduki jabatan suatu perusahaan. Dengan demikian jabatan, orang akan merasa dirinya akan di percaya, diberi tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan-kegiatan. 6) Peraturan yang fleksibel
20
Sistem dan prosedur kerja ini dapat kita sebut dengan peraturan yang berlaku dan bersifat mengatur dan melindungi para karyawan. Didalam dunia kerja peranan motivasi sangat penting, orang akan bekerja lebih giat dan tekun apabila motivasi yang tinggi dari dalam dirinya, seorang pekerja merupakan bagian komponen yang berperan penting dalam suatu organisasi kerjanya. Organisasi kerja memberi pengaruh yang tinggi terhadap tinggi rendahnya motivasi seseorang. Hackman dikutip oleh steer dkk merinci ada 4 bagian penting yang dapat meningkatkan motivasi kerja seseorang yaitu: a) Dimensi inti dari pekerjaan. b) Keadaan kritis pekerjaan secara psikologis. c) Hasil kerja dan kepribadian. d) Pertumbuhan kebutuhan individu yang semakin kuat.15 Dari beberapa teori diatas ada beberapa kesamaan asumsi yang dapat diambil yaitu motivasi muncul karena adanya kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi dalam diri seseorang. Inilah yang mendorong seseorang untuk berbuat dan bertingkah laku. Tinggi rendahnya motivasi dipengaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari dalam individu maupun dari luar individu.
B. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah 1. Pengertian Komunikasi interpersonal Kepala Sekolah Kepala sekolah atau kepala madrasah ialah salah satu personel sekolah/madrasah yang membimbing dan mmiliki tanggung jawab bersama anggota lain untuk mencapai tujuan. Kepala sekolah atau kepala 15
Alice Tjandralila Rahardja, Hubungan Antara Komunikasi Antar Pribadi Guru dan Motivasi Kerja guru dengan Kinerja Guru, Jurnal Pendidikan Penabur, No. 3, 2004, h. 6-8
21
madrasah secara resmi diangkat oleh pihak atasan. Kepala sekolah atau kepala madrasah ini disebut pemimpin resmi atau official leader.16 Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “kepala” dan “sekolah”. Kata “kepala” dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan “sekolah” adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian secara sederhana kepala sekolah dapat didefenisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang menerima pelajaran.17 Dengan demikian, kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang diberi pelajaran dan murid yang diberi pelajaran.18 Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan bukanlah tugas yang mudah. Seorang kepala sekolah memiliki tugas, peran dan fungsi yang saling berkaitan. Adapun fungsi dari kepala sekolah adalah sebagai berikut : Menurut Pidarta bahwa peran kepala sekolah adalah sebagai educator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator, dan
motivator.
Peran kepala sekolah antara lain sebagai berikut: a. Educator, yaitu kepala sekolah sebagai pendidik, jabatan kepala sekolah adalah tugas tambahan yang bersifat sementara yang berfungsi sebagai pengendali sistem sekolah secara keseluruhan. b. Manager, yaitu kepala sekolah sebagai seorang pengelolah sumber daya sekolah untuk dapat berjalan efektif dan efisien dalam mencapai tujuan sekolah (do the thing right). c. Administrator, yaitu kepala sekolah sebagai penggerak seluruh elemen 16
Helmawati, Meningkatkan Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah melalui Manajerial Skills, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014) h. 17 17 Wahjosumidjo, kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h 83 18 Ibid,.h. 81-82.
22
sekolah untuk bekerja secara individu maupun kelompok dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditentukan. d. Supervisor, yaitu kepala sekolah sebagai sosok yang terus memantau atau mengembangkan potensi setiap unsur organisasi sekolah dengan rencana dan ukuran yang jelas. e. Leader, yaitu kepala sekolah sebagai seorang pimpinan yang terus melakukan sesuatu yang baik (do the right thing) sebagai menjadi tauladan yang ditiru bawahannya. f. Innovator, yaitu kepala sekolah sebagai motor yang menggerakkan perubahan dan melakukan inovasi guna memperbaiki situasi saat ini menjadi situasi yang lebih baik dimasa mendatang. g. Motivator, yaitu kepala sekolah sebagai sosok yang mampu menggerakan dan mendorong setiap bawahan untuk bekerja secara optimal mencapai visi dan misi yang ditetapkan.19 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah memiliki peran sebagai educator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator dan motivator. Dari enam fungsi kepala sekolah tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab yag dimiliki oleh kepala sekolah. Kepaa sekolah harus menjalankan perannya secara baik agar pendidikan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan.
Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin “communicatio” yang artinya pemberitahuan atau pertukaran. Kata-kata komunikasi juga diidentifikasi bersumber dari kata communis yang berarti bersama-sama. Kata “sama” maksudnya adalah sama makna.20 Komunikasi terjadi dan berlangsung selama ada kesamaan mengenai apa yang dipercakapkan.
19
Syarif hidayat dan Asroi, Manajemen Pendidikan (Subtansi dan Implementasi dalam Praktik Pendidikan di Indonesia, (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2013), h. 56 20 Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.16.
23
Menurut Everett M. Rogers sebagaimana dikutip oleh Hafied Cangara bahwa komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.21 Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Lasswell seperti yang dikutip oleh Effendi, bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.22 Menurut Roudhonah komunikasi adalah suatu proses di mana seseorang menyampaikan pesannya, baik dengan lambang bahasa maupun dengan isyarat, gambar, gaya, yang antara keduanya sudah terdapat kesamaan makna, sehingga keduanya dapat mengerti apa yang sedang dikomunikasikan.23 Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan secara garis besar bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau diantara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Komunikasi dibedakan menjadi komunikasi formal dan komunikasi nonformal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang terjadi diantara organisasi atau perusahaan yang tata caranya sudah diatur dalam struktur organisasinya, contohnya seminar. Dan komunikasi nonformal adalah komunikasi yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan kegiatan yang berdifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan tersebut. Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan dasar bagi setiap orang untuk berinteraksi dengan orang lain dan berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap kesempatan dan waktu, kita akan selalu 21
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 20 22 Sudarwan Danim dan suparno. Op. cit., h. 17 23 Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: Jakarta Press, 2007), h. 21
24
berkomunikasi dengan orang lain dimanapun kita berada baik di lingkungan perusahaan, pemerintahan, maupun swasta dan lingkungan sosial. Komunikasi antar manusia bukan hanya saling berbicara, menyapa ataupun menulis, komunikasi dimaksudkan tentang bagaimana kita memahami orang lain sebenarnya sehingga kita bisa saling memahami dan mengerti apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan orang lain kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Pada antarpribadi
dasarnya
komunikasi
memiliki
pengertian
interpersonal sebagaimana
atau
komunikasi
komunikasi
secara
umumnya. Dalam proses komunikasi interpersonal juga terdapat komunikator, pesan, dan komunikan. Hanya saja komunikasi interpersonal merujuk pada komunikasi yang terjadi secara langsung antara dua orang atau lebih. Menurut Roudhonah komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi.24 Menurut Arni Muhammad Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.25 Effendy mengemukakan juga bahwa, pada hakikatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan. Jenis komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis.26
24
Ibid., h.106 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) h. 159 26 Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997) Cet. II 25
h. 12
25
Komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula.27 Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal kepala sekolah merupakan proses penyampaian informasi, pikiran, dan sikap tertentu antara kepala sekolah dengan dua orang guru atau lebih. Dalam komunikasi interpersonal terjadi pergantian pesan baik dari komunikan maupun komunikator dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian mengenai masalah yang akan dibicarakan yang akhirnya diharapkan terjadi perubahan sikap, pendapat dan perilaku.
2. Tujuan Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal mempunyai beberapa tujuan. Tetapi disini hanya akan dibicarakan 6 (enam) di antaranya yang dianggap penting. Tujuan komunikasi ini tidak perlu disadari pada saat terjadinya pertemuan dan juga tidak perlu dinyatakan. Tujuan itu boleh disadari dan boleh tidak disadari dan boleh disengaja atau tidak disengaja. Di antara tujuan-tujuan itu adalah sebagai berikut:28 a.
Menemukan Diri Sendiri Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. Kenyataannya sebagian besar dari persepsi kita adalah hasil dari apa yang telah kita pelajari dalam pertemuan interpersonal. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk
27
Agus M. Hardjana, Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi Intrapersonal (Yogyakarta: Kanisius, 2003) h. 85 28 Arni Muhammad, Op. cit., h. 165-168
26
berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Komunikasi interpersonal akan sangat menarik dan mengasyikan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran dan tingkah laku kita. Dari pertemuan semacam ini misalnya, kita belajar, bahwa perasaan kita tentang diri kita. Tentang orang lain, dunia tidaklah begitu berbeda dari perasaan orang lain. Kesamaan tingkah laku kita adalah benar, seperti ketakutan, harapan, dan keinginan kita. Penguatan yang positif membantu kita merasa normal. Melalui komunikasi kita juga belajar bagaimana kita menghadapi yang lain, apakah kekuatan dan kelemahan kita dan siapakah yang menyukai dan tidak menyukai kita serta mengapa itu bisa terjadi. b.
Menemukan Dunia Luar Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Hal itu menjadikan kita memahami lebih baik dunia luar, dunia objek, kejadian-kejadian dan orang lain. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal. Meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal. Kenyataan, kepercayaan, sikap dan nilai-nilai kita barangkali dipengaruhi lebih banyak oleh pertemuan interpersonal dari pada oleh media atau pendidikan formal.
c.
Membentuk dan Menjaga Hubungan yang Penuh Arti Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita dipergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
27
Hubungan yang demikian membantu mengurangi kesepian dan depresi, menjadikan kita sanggup saling berbagi, kesenangan kita dan umumnya membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita. d.
Berubah Sikap dan Tingkah Laku Banyak waktu kita gunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, mendengar tape recorder, mengambil kuliah tertentu, berpikir dalam cara tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu terlibat dalam posisi interpersonal. Adalah menarik untuk mencatat bahwa studi mengenai keefektifan media masa, bertentangan dengan situasi interpersonal dalam mengubah tingkah laku tertentu. Kita lebih sering membujuk melalui komunikasi interpersonal dari pada komunikasi media massa.
e.
Untuk Bermain dan Kesenangan Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Walaupun kelihatannya kegiatan itu tidak berarti tetapi mempunyai tujuan yang sangat
penting.
Dengan
melakukan
komunikasi
interpersonal
semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita. f.
Untuk Membantu
28
Ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan professional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil, dan memberikan hal yang menyenangkan kepada anak yang sedang menangis. Apakah professional atau tidak professional, keberhasilan memberikan
bantuan
tergantung
kepada
pengetahuan
dan
keterampilan komunikasi interpersonal. Kita juga telah melihat tujuantujuan komunikasi interpersonal ini dari dua persepektif yang lain. Pertama, tujuan ini boleh dilihat sebagai faktor yang memotivasi atau alasan mengapa kita terlibat dalam komunikasi interpersonal. Berdasarkan hal itu kita dapat mengatakan bahwa kita terlibat komunikasi interpersonal untuk mendapatkan kesenangan, untuk membantu, dan mengubah tingkah laku seseorang. Kedua, tujuan ini boleh dipandang sebagai hasil atau efek umum dari komunikasi interpersonal yang berasal dari pertemuan interpersonal. Berdasarkan itu kita dapat mengatakan bahwa tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang diri, membentuk hubungan yang lebih berarti dan memperoleh tambahan pengetahuan dunia luar. Menurut Roudhonah dalam pelaksanaan komunikasi antar pribadi mempunyai beberapa tujuan, yang antara lain adalah:29 a.
Mengenal diri sendiri dan orang lain. Maksudnya dengan membicarakan diri kita sendiri pada orang lain, maka kita akan mendapat perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita. Dan dengan komunikasi antarpribadi pula kita dapat belajar tentang
29
Roudhonah, op. cit., h. 117
29
bagaimana dan sejauh mana kita harus membuka diri pada orang lain. Dan dengan komunikasi antarpribadi kita juga akan mengetahui nilai, sikap, perilaku orang lain. Kita dapat menanggapi dan memprediksi tindakan orang lain. b.
Mengetahui dunia luar. Maksudnya dengan komunikasi antarpribadi, memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita secara baik.
c.
Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna. Sebagai makhluk sosial, manusia ingin menciptakan dan memelihara hubungan dekat dengan orang lain.
d.
Mengubah sikap dan perilaku. Maksudnya, dalam komunikasi antar pribadi sering kita berupaya mengubah sikap dan perilaku orang lain. Kita ingin seseorang memilih suatu cara tertentu, mencoba makanan baru, mendengarkan musik tertentu, membaca buku dll.
e.
Bermain dan mencari hiburan. Kadang hal bermain dan mendapat hiburan ini dianggap tidak penting, tetapi sebenarnya komunikasi yang demikian perlu dilakukan, karena dapat memberi suasana baru yang terlepas dari keseriusan, ketegangan, dan lain-lain. Tujuan-tujuan komunikasi antar pribadi ini, dapat dilihat sebagai
motivasi, memberi perhatian, memberi kesenangan, dan bahkan efektif untuk merubah sikap, tingkah laku dan pendapat seseorang yang tidak mampu mengeluarkan masalahnya di depan umum. Dari penjelasan tujuan komunikasi interpersonal di atas dapat disimpulkan bahwa secara garis besar tujuan komunikasi interpersonal
30
adalah untuk meningkatkan hubungan sosial yang lebih baik dengan lingkungan sekitar. Dengan melakukan komunikasi interpersonal kita dapat mengetahui lebih banyak diri kita dan orang lain sehingga dapat saling membantu dan merubah tingkah laku sesuai dengan apa yang dikehendaki.
3. Karakteristik Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan yang dinamis. Dengan tetap memperhatikan kedinamisannya menurut Agus M. Hardjana komunikasi interpersonal mempunyai karakteristik atau ciri-ciri tetap sebagai berikut: a. Komunikasi interpersonal adalah verbal dan nonverbal b. Komunikasi interpersonal mencakup perilaku tertentu c. Komunikasi interpersonal pengembangan
adalah
komunikasi
yang
berproses
d. Komunikasi interpersonal mengandung umpan balik, interaksi dan koherensi e. Komunikasi interpersonal berjalan menurut peraturan tertentu f. Komunikasi interpersonal adalah kegiatan aktif g. Komunikasi interpersonal saling mengubah.30 Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk verbal atau nonverbal. Dalam komunikasi itu, seperti komunikasi pada umumnya, selalu mencakup dua unsur pokok yaitu isi pesan dan bagaimana isi itu dikatakan atau dilakukan, baik secara verbal maupun nonverbal. Untuk efektifnya, kedua unsur itu sebaiknya diperhatikan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan situasi, kondisi,
30
Agus M Hardjana, Op. cit., h. 86-90
31
dan keadaan penerima pesannya. Perilaku dalam komunikasi meliputi perilaku verbal dan nonverbal. Ada tiga perilaku dalam komunikasi interpersonal sebagaimana yang dirumuskan oleh Agus M. Hardjana: a. Perilaku spontan (spontaneous behavior) adalah perilaku yang dilakukan karena desakan emosi dan tanpa sensor serta revisi secara kognitif. Artinya perilaku itu terjadi begitu saja. b. Perilaku menurut kebiasaan (script behaviour) adalah perilaku yang kita pelajari dari kebiasaan kita. c. Perilaku sadar (contrived behaviour) adalah perilaku yang dipilih karena dianggap sesuai dengan situasi yang ada. Perilaku itu dipikirkan dan dirancang sebelumnya, dan disesuaikan dengan orang yang akan dihadapi, urusan yang harus diselesaikan, dan situasi serta kondisi yang ada.31 Komunikasi interpersonal adalah komunikasi tatap muka. Karena itu, kemungkinan umpan balik (feedback) besar sekali. Dalam komunikasi itu, penerima pesan dapat langsung menanggapi dengan menyampaikan umpan balik.32 Dengan demikian, diantara pengirim dan penerima pesan terjadi interaksi (interaction) yang satu mempengaruhi yang lain, dan kedua-duanya saling mempengaruhi dan memberi serta menerima dampak. Pengaruh itu terjadi pada dataran kognitif-pengetahuan, afektifperasaan, dan behavioral-perilaku. Komunikasi interpersonal juga berperan untuk saling mengubah dan mengembangkan. Melalui interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi dapat saling memberi inspirasi, semangat dan dorongan untuk mengubah pemikiran, perasaan dan sikap yang sesuai dengan topik yang dibahas bersama. Oleh karena itu komunikasi interpersonal dapat merupakan wahana untuk saling belajar dan mengembangkan wawasan, pengetahuan dan kepribadian. Sedangkan Roudhonah
merumuskan
karakteristik
atau
ciri-ciri
komunikasi
antarpribadi sebagai berikut: a. 31 32
Sifatnya yang dua arah atau timbal balik (two way traffic Ibid, h.86-87 Ibid, h.88
32
b. c. d. e. f.
communication). Karena dilakukannya secara langsung, sehingga masalah cepat dapat diatasi dan dipecahkan bersama. Umpan balik (feedback) langsung tidak tertunda. Karena berlangsungnya komunikasi tersebut langsung, maka umpan balik (feedback) dapat seketika diketahui. Komunikator dan komunikan dapat bergantian fungsi, sekali waktu menjadi komunikator dan sekalian waktu juga menjadi komunikan. Dapat dilakukan secara spontanitas, maksudnya tanpa direncanakan terlebih dahulu. Tidak berstruktur, maksudnya masalah yang dibahas tidak mesti terfokus, melainkan mungkin hal-hal yang tidak dalam rencana, juga masuk dalam pembicaraan. Komunikasi ini lebih banyak terjadi antara dua orang, tidak menutup kemungkinan terjadi pada sekelompok kecil orang.33 Situasi yang sama dengan komunikasi interpersonal ialah
komunikasi kelompok (group communication), baik komunikasi kelompok kecil (small group communication) maupun kelompok besar (large group communication). Karena kedua jenis komunikasi itu sifatnya tatap muka, maka umpan balik berlangsung seketika. Beda dengan komunikasi bermedia yang umpan baliknya tertunda (delayed communication). Komunikator mengetahui tanggapan komunikan setelah komunikasi selesai. Adakalanya umpan balik ini diciptakan mekanismenya. Pada komunikasi tatap muka, umpan balik berlangsung pada saat komunikator tengah menyampaikan pesannya, artinya komunikator mengetahui dan menyadari pada saat itu juga sehingga ia merasakan umpan baliknya negatif, yang berarti uraiannya tidak komunikatif dan pada saat itu juga ia dapat mengubah gayanya. Sedangkan
dalam
buku
Roudhonah
menyebutkan
enam
karakteristik komunikasi antarpribadi (komunikasi interpersonal) yaitu: a. Komunikasi antarpribadi dimulai dari diri pribadi (Self). Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pengamatan dan pemahaman berangkat dari dalam diri kita. b. Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional. Anggapan ini mengacu pada tindakan pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak menyampaikan dan menerima pesan. c. Komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi. Maksudnya komunikasi antarpribadi tidak 33
Roudhonah, op. cit., h.113-114
33
d. e. f.
hanya berkenaan dengan isi pesan yang dipertukarkan, tetapi juga melibatkan siapa partner komunikasi kita dan bagaimana hubungan kita dengan partner tersebut. Komunikasi antarpribadi mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan lainnya (interdependen) dalam proses komunikasi. Komunikasi antar pribadi tidak dapat diubah maupun diulang, jika kita salah mengucapkan sesuatu kepada partner komunikasi kita, mungkin kita dapat minta maaf dan diberi maaf, tetapi itu tidak berarti menghapus apa yang pernah kita ucapkan. Demikian pula kita tidak dapat mengulang suatu pernyataan dengan harapan untuk mendapatkan suatu hasil yang sama, karena dalam proses komunikasi antar manusia, hal ini akan sangat tergantung dari respons partner komunikasi kita.34 Berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai karakteristik
komunikasi
interpersonal
dapat
disimpulkan
bahwa
keberhasilan
komunikasi interpersonal tidak hanya berkenaan dengan isi pesan yang dipertukarkan, tetapi juga melibatkan siapa partner komunikasi dan bagaimana hubungan kita dengan komunikan, karena berlangsungnya komunikasi tersebut langsung, maka umpan balik (feedback) dapat seketika diketahui. 4. Kelebihan dan Kekurangan Komunikasi Interpersonal Beberapa Kelebihan Komunikasi Interpersonal antara lain: a. Feedback antara komunikator dan komunikan akan diterima secara cepat dan dapat melihat pula reaksi yang menjadi komunikasi non verbal dari komunikan itu sendiri. b. Terdapat
kedekatan
emosional
karena
intensitas
dalam
berkomunikasi. c. Bisa mengurangi noise dalam berkomunikasi karena terjadi secara langsung dan bila ada gangguan langsung bisa dikonfirmasi. d. Dapat menyampaikan suatu pesan dengan hanya komunikasi on verbal tanpa komunikasi verbal. e. Efektif karena menghemat waktu dan bisa dilakukan dimana saja 34
Ibid., h. 144
34
dan kapan saja. f. Emosi antara komunikator dan komunikan lebih terliha dan mengurangi kebohongan karena mimik wajah akan terlihat langsung oleh lawan bicaranya. g. Komunikasi tatap muka dapat dengan mudah membujuk lawan bicaranya karena adanya pengaruh komunikasi lain dan pengaruh lingkungannya. Beberapa kekurangan Komunikasi Interpersonal sebagai berikut: a. Mengenai efesiensi waktu, yang dimaksudkan disini adalah efesiensi waktu untuk bertemu. Setiap orang mempunyai kesibukan masing-masing sehingga untuk melakukan komunikasi tatap muka diperlukan waktu yang tepat agar keduanya dapat bertemu dan melakukan komunikasi interpersonal tatap muka. b. Tatap muka ini yang menjadi kendala adalah waktu dan jangkauanya yang terbatas. c. Komunikator dan komunikan harus mengorbankan waktu yang dimiliki untuk berkomunikasi. d. Jangkauannya yang sempit, maksudnya ialah individu-individu yang terlibat terbatas antara dua orang saja atau antar kelompok kecil saja. e. Dari segi biaya, ada biaya yang harus ditanggung ketika berkomunikasi lewat internet. Faktor kecepatan dan keluasan jaringan dalam pengaksesan informasi menjadi pilihan masyarakat. Akan tetapi, ada biaya yang dibebankan dalam penggunaan media internet tersebut.35 5. Media Komunikasi Interpersonal Menurut Hafied Cangara media adalah suatu alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.36 Media komunikasi merupakan sarana yang digunakan untuk menyebarkan dan menyampaikan informasi. Media komunikasi sangat 35
Tiara Rahayu, Makalah komunikasi interpersonal, 2015 www.academia.edu/25005212/MAKALAH_KOMUNIKASI_INTERPERSONAL 36 Hafied Cangara, op. cit., h. 123
35
diperlukan karena media komunikasi dapat mempermudah penyampaian pesan, dan mengatasi hambatan-hambatan dalam berkomunikasi baik dari segi ruang maupun waktu. Hal lain yang disampaikan oleh Onong U. Effendy mengemukakan bahwa untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan dipergunakan.37 Diantara berbagai media dan saluran komunikasi tersebut, ada perbedaan kemampuan menyampaikan kelengkapan informasi yang disampaikan. Inilah yang dinamakan kekayaan informasi atau kekayaan media dalam berkomunikasi. Makna kekayaan informasi/media di sini berkaitan dengan kemampuan
membangun
pemahaman
diantara
pihak-pihak
yang
berkomunikasi. Tabel berikut menunjukkan bagaimana tingkat setiap saluran/media dalam kemampuannya membangun pemahaman.38 Tabel 2.1 Media Komunikasi dan Kekayaan Informasi Media Komunikasi
Kekayaan Informasi
Tatap Muka
Tertinggi
Telepon
Tinggi
Surat Elektronik
Sedang
Tertulis dan personal (surat, memo)
Sedang
Tertulis dan formal (buletin, dokumen)
Rendah
Numerik dan formal (olahan komputer)
Sangat Rendah
Meski komunikasi bermedia seperti melalui telepon atau surat tingkat kekayaan medianya lebih rendah dibandingkan komunikasi tatap muka, penggunaan media komunikasi tersebut sering kali harus dilakukan. 37
Onong U.Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2003), h.37 38 Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2013), h. 53
36
Tidak mungkin semua komunikasi dilakukan organisasi dalam bentuk komunikasi tatap muka. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa media yang digunakan dalam berkomunikasi sebaiknya disesuaikan dengan sifat pesan yang hendak dikomunikasikan. Media dipilih secara tepat sesuai kondisi penerima, sebab orang tertentu akan lebih mudah menerima pesan dengan cara tertentu, misalnya mendengar. Sementara itu orang lain akan lebih mudah menerima pesan dengan cara lain, misalnya membaca. Jika pesan yang dikomunikasikan jelas, konkrit, benar, lengkap, tetapi singkat maka proses komunikasi dapat berlangsung efektif. 6. Efektivitas Komunikasi Interpersonal Pada hakikatnya komunikasi antarpribadi (interpersonal) adalah komunikasi antara komunikator dan komunikan. Komunikasi ini paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang. Komunikasi
antarpribadi
bersifat
dialogis,
arus
balik
langsung
komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga, komunikator secara pasti apakah komunikasinya negative, berhasil atau tidak. Jika tidak berhasil, komunikator dapat memberi dapat memberi kesempatan komunikan untuk bertanyanya seluas luasnya. Menurut kumar efektivitas komunikasi antar pribadi mempunyai ciri sebagai berikut: a. Keterbukaan (openess), kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima didalam menghadapi hubungan antar pribadi. b. Empati (empathy), merasakan apa yang dirasakan orang lain. c. Dukungan (supportiveness), situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif. d. Rasa positif (positiviness) seseorang harus memiki perasaan positif terhadap dirinya, mendoronga orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi kondusif untuk interaksi efektif. e. Kesetaraan (equality) pengakuan secar diam-diam bahwa kedua belah pihak mengahrgai, berguna dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangakan.39 Senada dengan kumar, Mengutip pendapat Joseph A. DeVito dalam 39
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Prof. Dr. Mustoefo, 2003) h. 43
37
bukunya
Mitah
Thoha
“perilaku
organisasi”
menjelaskan
Suatu
Komunikasi Antarpribadi bisa efektif nampaknya dikenal dengan lima hal berikut ini, yakni: a. Keterbukaan, aspek keinginan untuk terbuka bagi setiap orang yang berinteraksi dengan orang lain dan keinginan untuk menanggapi secara jujur semua stimuli yang datang kepadanya. sangat tidak efektif kalau terjadi dua orang berkomunikasi yang satu mengemukakan pendapatnya, sedangkan lawan bicaranya dari awal sampai akhir diam saja tidak ada reaksi.40 Dengan demikian komunikasi interpersonal dapat dikatakan efektif jika keterbukaan dalam berkomunikasi diwujudkan. b. Empati, Barangkali kualitas komunikasi yang sangat sulit dicapai adalah kemampuan untuk melakukan empati ini, dengan empati yang dimaksudkan untuk merasakan sebagaimana yang dirasakan oleh orang lain suatu perasaan bersama perasaan orang lain yakni, mencoba merasakan dalam cara yang sama dengan perasaan orang lain sehingga seseorang dapat memahami posisi orang tersebut. c. Dukungan, dukungan berupa ucapan atau tidak terucapkan. Dukungan yang tidak terucapkan seperti gerakan-gerakan (anggukan kepala, kedipan mata, senyum, tepuk tangan).dukungan ini akan menciptakan komunikasi antarpribadi yang efektif. d. Kepositifan, terdapat beberapa unsur yaitu: perhatian yang positif, perasaan positif terhadap orang lain dikomunikasikan. e. Kesamaan, kesamaan-kesamaan kepribadian di antar mereka. Menurut hasil penelitian di Amerika menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika pihak-pihak yang berkomunikasi itu bersifat homophilous yakni mempunyai derajat kesamaan antar keduanya. Semakin dekat kesamaan di antara orang-orang di dalam transaksi komunikasi, semakin besar pula kemungkinan mereka menyamakan pengertian. 40
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi: Konsep dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2005), h. 192
38
C. Hasil Penelitian yang Relevan Pada penelitian sebelumnya penulis memperoleh tiga judul penelitian yang terkait dengan judul penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya adalah: Penelitian yang dilakukan oleh Angga lucyana pada tahun 2011 dengan judul “ Hubungan Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dengan Motivasi Kerja Guru di SMA Widya Manggala”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru. Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan motivasi kerja guru, diperoleh nilai r
hitung
0,
692 artinya menunjukkan arah korelasi yang positif kategori “sedang”. Sedangkan untuk menguji signifikan koefisien korelasi dengan cara membandingkan r hitung dengan rtabel menunjukkan 0,692 > 0,423, maka hepotesis nihil ditolak dan hepotesis alternative diterima dengan kata lain berarti terdapat hubunngan yang signifikan antara veriabel X dan variable Y. Dengan nilai koefisien determinasinya sebesar 47,88 % hal ini menunjukkan bahwa 47,88% motivasi kerja guru dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal kepala sekolah sedangkan 52,12 % dipengaruhi oleh factor-faktor lain yang tidak berkaitan atau di luar penelitian ini. Penelitian yang lain dilakukan Indriani pada tahun 2014 dengan judul “Efektivitas komunikasi interpersonal kepala sekolah (Studi di Mts Negeri Tangerang II Pamulang)”. Penelitian Ini Menggunakan Pendekatan metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan hasil presentase. Hasil penelitian bertujuan Pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala MTsN Tangerang II Pamulang berjalan cukup efektif dengan pengertian lain komunikasi interpersonal yang dikembangkan kepala sekolah selama ini melalui keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif, kesamaan, audible (kemampuan dalam melakukan komunikasi) serta humble (sikap rendah hati) sudah baik namun masih terdapat aspek yang belum dilakukan secara maksimal. Aspek tersebut terkait dengan unsur empati dan sikap positif yang dilakukan kepala sekolah. Kekurangan-
39
kekurangan yang ada diakibatkan karena keterbatasan waktu yang dimiliki kepala MTsN Tangerang II Pamulang. Penelitian lain yang dilakukan Indah Juwita pada tahun 2013 dengan judul “Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dalam Pengembangan Motivasi Kerja Guru (Studi Penelitian di SMKIT Nurul Qolbi, Bekasi)”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal yang dilakukan kepala sekolah dalam mengembangkan motivasi kerja guru sangat baik. Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu N
Nama
o
Penelitian /
Hasil Penelitian
Persamaan dan
Judul Penelitian
Perbedaan
Tahun
1
Angga
Hubungan
.
Lucyana
Komunikasi
(2011)
Interpersonal Kepala
Berdasarkan
Persamaannya
adalah:
mengenai
Variabel penelitian tentang
hubungan komunikasi
Komunikasi Interpersonal
interpersonal
kepala
Kepala
Motivasi Kerja Guru
sekolah
dengan
Motivasi Kerja Guru
di SMA Widya
motivasi
Sekolah dengan
Manggala
41
penelitian
hasil
kerja
diperoleh nilai r 692
guru, hitung
0,
artinya
menunjukkan
arah
Sekolah
dan
Perbedaannya adalah: -Lokasi Sekolah -Penelitian menggunakan kuantitatif metode
korelasi yang positif
korelasional
kategori
-Tingkat sekolah (Jenjang
“sedang”.
Sedangkan menguji koefisien
untuk signifikan korelasi
dengan
cara
membandingkan
rhitung
dengan
SMA)
rtabel
menunjukkan 0,692 > 0,423, maka hepotesis 41
Angga Lucyana, Hubungan Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dengan Guru terhadap Motivasi Kerja Guru di SMA Widya Manggal, Ciracas Jakarta Timur, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011
40
nihil
ditolak
hepotesis
dan
alternative
diterima dengan kata lain
berarti
terdapat
hubunngan
yang
signifikan
antara
veriabel X dan variable Y.
Dengan
nilai
koefisien determinasinya sebesar 47,88
%
hal
menunjukkan
ini
bahwa
47,88% motivasi kerja guru dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal sekolah
kepala sedangkan
52,12 % dipengaruhi oleh factor-faktor lain yang tidak berkaitan atau di luar penelitian
2
Indriani
Efektivitas
.
(2014)
komunikasi interpersonal
kepala
sekolah (Studi di Mts Negeri Tangerang II Pamulang)42
42
ini. Hasil penelitian bertujuan Pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala MTsN Tangerang II Pamulang berjalan cukup efektif dengan pengertian lain komunikasi interpersonal yang dikembangkan kepala sekolah selama ini melalui keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif, kesamaan, audible (kemampuan dalam melakukan
Persamaannya
adalah:
Variabel penelitian tentang Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah Perbedaannya adalah: -Lokasi Sekolah -Penelitian menggunakan kualitatif dan kuantitatif dengan hasil persentase -hanya menggunakan satu variable
Indriani, Efektivitas Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah (Studi di Mts Negeritangerang II Pamulang , Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014
41
komunikasi) serta humble (sikap rendah hati) sudah baik namun masih terdapat aspek yang belum dilakukan secara maksimal. Aspek tersebut terkait dengan unsur empati dan sikap positif yang dilakukan kepala sekolah. Kekurangankekurangan yang ada diakibatkan karena keterbatasan waktu yang dimiliki kepala MTsN Tangerang II Pamulang.
3
Indah Juwita
Komunikasi
Hasil
.
(2013)
Interpersonal Kepala
menunjukkan
Sekolah dalam
komunikasi
Pengembangan
interpersonal
Motivasi Kerja Guru
dilakukan
kepala
Motivasi Kerja Guru
(Studi Penelitian di
sekolah
dalam
Perbedaannya adalah:
SMKIT Nurul Qolbi,
mengembangkan
Bekasi)
43
motivasi
penelitian
kerja
bahwa
Persamaannya
adalah:
Variabel penelitian tentang Komunikasi Interpersonal
yang
Kepala
Sekolah
dan
-Lokasi Sekolah guru
sangat baik.
D. Kerangka Berfikir Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang berperan sebagai tempat berlangsungnya proses kegiatan belajar dan mengajar dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Didalamnya terdapat kepala sekolah, guru, tenaga administrasi dan lainnya yang terbentuk secara struktur dengan tujuan yang ingin dicapai bersama. Untuk mencapai tujuan dari pendidikan maka perlunya kerja sama antar sumber daya manusia yang ada dan diperlukan komunikasi sebagai jembatan perhubungan. Komunikasi dapat digunakan sebagai alat memotivasi seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu. Manusia merupakan makluk sosial 43
Indah Juwita, Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dalam Pengembangan Motivasi Kerja Guru (Studi Penelitian di SMK Nurul Qolbi, Bekasi) Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013
42
yang sudah lumrah akan adanya komunikasi. Didalam suatu organisasi sangat penting sekali adanya komunikasi sehingga tidak adanya kesalahpahaman dan kesimpangsiuran berita. Motivasi akan timbul pada diri seseorang apabila adanya sikap positif terhadap pekerjaan. Motivasi sendiri dapat dipancing dan di perkuat oleh atasan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan menggunakan komunikasi interpersonal. Dengan adanya komunikasi interpersonal kepala sekolah dan guru akan terjadi kedekatan yang psikologis sehingga kepala sekolah bisa memberikan motivasi baik secara internal maupun eksternal kepada guru. Kepala sekolah seharusnya memiliki komunikasi interpersonal yang baik untuk melakukan dorongan dan arahan kepada guru, sehingga kinerja guru dapat meningkat. Kinerja guru yang meningkat akan memberikan kemajuan pada mutu pendidikan, dimana guru akan dengan semangat melakukan semua tugas yang dibebankan. Guru akan merasa di arahkan, dibimbing dan di hargai bila kepala Strategi sekolah selalu berkomunikasi interpersonal. Sebaliknya Kepala sekolah yang 1. Keterbukaan tidak memiliki keterampilan komunikasi interpersonal informasidengan yang baik maka tingkat diberikan kepala kinerja guru akan menurun. Kepala sekolah yang kurang berkomunikasi dengan sekolah. guru akan mengakibatkan kurangnya motivasi guru dalam menjalankan tugas. Kondisi nyata 1. Kepala Sekolah hanya melakukan Komunikasi dengan beberapa orang saja. 2. Guru INPUT merasa kurang bersemangat dalam mengajar. 3. Banyak guru yang terlambat kesekolah
2. Empati, saling memahami yang dirasakan oleh guru. Diagram 2.1 3. Rasa positif, ucapan Kerangka Berpikir dan gerakan tubuh yang dapat Proses mengayomi guru untuk selalu memiliki sifat positif. Masalah Kurangnya Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah sehinggan motivasi kerja guru menurun.
Output Hasil
4. Dukungan yang diberikan kepala sekolah melaluin materi dan pelatihan pengembangan potensi diri guru.
1. Tercetaknya guru yang profesional
5. Kesamaan berpendapat dan sikap kepala sekolah
3. Terciptanya pembelajaran yang efektif
2. Guru memiliki kompetensi pedagogik
43
Feedback
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat tepatnya Jl. Ir. H. Juanda No. 211 Rempoa, Ciputat Timur, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kotamadya Tangerang Selatan,
Banten
(15412),
Telp.
021
(98261452).
Penelitian
ini
dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 s/d Februari 2017, berikut rincian pelaksanaannya: Tabel 3.1 Waktu Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan
Tahun 2015 – 2017 Okt
Nov
Des
Jan -Sep
Pengesahan Proposal Skripsi Pengajuan Dosen Pembimbing Konsultasi dengan Dosen Pembimbing Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data
42
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
43
Penyusunan Hasil Penelitian
B. Metode Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan peneliti mengenai “Efektivitas Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah Meningkatkan Motivasi Kerja Guru Di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat” akan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis sehingga pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode deskriptif dan teknik triangulasi dalam menguji keabsahan data. Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif berarti suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.1 Pada pendekatan kualitatif diharapkan penelitian ini mampu mengungkapkan proses komunikasi interpersonal yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru. Metode deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan suatu kegiatan atau keadaan tertentu yang terlebih dahulu menganalisis kejadiannya, untuk kemudian dibandingkan dengan teori yang ada. Teknik triangulasi diharapkan peneliti mampu membandingkan antara keadaan yang ada di lapangan dengan data dan sumber yang diperoleh. Dengan demikian peneliti akan mendapatkan data yang lebih konsisten dan tuntas dengan pemahaman secara utuh dan kredibel. Dengan informasi yang didapat penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan guru yang terjadi pada SMP Muhammadiyah 17 Ciputat yang dimaksud secara
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 60.
44
sistematis dan sebenar-benarnya mengenai fenomena yang terjadi di tempat penelitian.
C. Teknik Penentuan Informan Teknik penentuan informan dalam penelitian ini didasarkan atas pihak-pihak yang menguasai masalah, memiliki data dan bersedia memberikan data. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive, yaitu menentukan kelompok peserta yang menjadi informan sesuai criteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian tertentu. Contoh dari penggunaan prosedur purposive antara lain dengan menggunakan key person.2 Dalam penelitian ini, guru menjadi informan utama. Berdasarkan studi pendahuluan dengan guru, peneliti mendapatkan informasi bahwa komunikasi interpersonal juga mempengaruhi motivasi kerja guru di sekolah. Untuk mengetahui hasil motivasi kerja guru, peneliti menggunakan teknik accidental sampling yaitu peneliti memilih responden yang ditemui dilapangan. D. Sumber Data Sumber data penelitian kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya.3 Sesuai fokus penelitian dan teknik penentuan informan maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini dapat dibagi berdasarkan sifat pada objek penelitian yakni: 1) manusia yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang ismuba dan 4 guru sekolah. 2) dokumen terdiri dari dokumen kegiatan komunikasi interpersonal, profil sekolah, data guru dan sarana dan prasarana serta 3) latar yang dijumpai peneliti 2
3
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Prenada Media Group, 2011), h. 107
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta), h. 22
45
pada saat melakukan penelitian yakni komunikasi interpersonal kepala sekolah di sekolah E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut: 1. Observasi/pengamatan Menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian.4 Fokus observasi (pengamatan) dilakukan terhadap tiga komponen utama yaitu: a. Ruang tempat Yaitu tempat dimana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung, dalam penelitian ini ruang dan tempat penelitiannya adalah lingkungan fisik sekolah yaitu SMP Muhammadiyah 17 Ciputat. b. Pelaku Yaitu orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu, peran yang dimaksud ialah pihak yang memiliki pengaruh dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini pelaku adalah kepala sekolah dan guru. c. Aktivitas (kegiatan) Yaitu kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung, dalam penelitian ini kegiatannya adalah komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh kepala sekolah. 2. Wawancara Wawancara
adalah
proses
memperoleh
penjelasan
untuk
mengumpulkan informasi dengan menggunakan cara tanya jawab bisa 4
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 5, h. 105.
46
sambil bertatap muka yaitu lewat media telekomunikasi antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman.5 Pada penelitian ini menggunakan wawancara secara mendalam dengan kepala sekolah dan guru yang merupakan sumber penelitian. Teknik wawancara ini dimaksudkan untuk menggali data dan informasi tentang komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru. 3. Studi Dokumentasi Menurut Basrowi dan Suwandi dokumentasi merupakan cara untuk mengumpulkan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan.6 Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Metode dokumentasi adalah sumber non manusia yang merupakan
sumber
yang
stabil
dan
akurat
sebagai
cermin
situasi/kondisi sebenarnya serta dapat dianalisis secara berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan. Pedoman dokumen digunakan untuk mengetahui data-data yang ada di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat. Data akan diperoleh melalui kajian atau studi terhadap manual yang berisi kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur yang diberlakukan, instruksi-instruksi serta arsip lainnya. E.
Teknik Analisis Data Sebagaimana yang dirumuskan oleh Sugiyono bahwa teknik analisis data adalah suatu cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan atau data-data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami bukan saja oleh orang yang meneliti, akan tetapi oleh orang lain 5
Wiratna Sujarweni, Metodologi penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014), Cet.1,
6
Basrowi & Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h.
h. 31
158.
47
yang ingin mengetahui hasil penelitian itu terdiri dari proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi.7 Teknik analisis data merupakan suatu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam melakukan analisis data, peneliti melakukan tiga tahap yaitu: 1. Reduksi data Reduksi data dilakukan untuk merangkum, memilah, dan memfokuskan data tersebut sehingga menghasilkan data-data yang penting menyangkut pada hasil penelitian yang ingin dicapai. Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih dalam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk menemukan kembali data tersebut jika diperlukan. 2. Penyajian data Penyajian data dalam pendekatan kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. Pada tahap ini, peneliti melakukan deskripsi data yang bersifat naratif berdasarkan data-data yang telah direduksi pada tahap sebelumnya. Dengan penyajian tersebut diharapkan data akan tersaji secara terorganisasi, sistematis sehingga mudah dipahami. 3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Dalam tahap ini dilakukan kembali pencocokan terhadap semua data yang telah disajikan. Data yang diperoleh menggunakan alat pengumpulan data dengan teknik observasi akan dicocokan dengan wawancara kepada sumber data yang bersangkutan. Setelah itu studi dokumentasi digunakan sebagai keterangan untuk memperkuat analisis penelitian. Sehingga data yang ada mampu memberikan kesimpulan akhir berupa bagaimana proses komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan guru serta apa saja hambatan komunikasi yang
7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013) h. 335
48
terjadi. Kemudian hasilnya akan menjadi suatu rekomendasi dari penelitian ini. F.
Instrumen Penelitian Langkah awal yang dilakukan peneliti untuk dapat mengumpulkan data dari subjek penelitian yang telah ditentukan yaitu dengan membuat panduan yang dijadikan alat penelitian sebagai berikut: a. Kisi-kisi observasi Tabel 3.2 Kisi-kisi Intrumen Observasi
No
Bahan Observasi
Dimensi
Indikator Informasi yang
a. Keterbukaan
sekolah Kepedulian kepada
Komunikasi Kepala Sekolah 1
b. Empati
dalam Memotivasi
diberikan kepala
c. Sikap Positif
kinerja guru d. Dukungan
guru Pemberian kata-kata positif kepada guru 1. Ucapan 2. Bahasa tubuh
Pemberian hak yang f. Kesamaan
setara untuk mengeluarkan pendapat.
b. Pedoman wawancara Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah No
Dimensi
Indikator
Nomor Pertanyaan
49
1.
2.
Pelaksanaan
Pelaksanaan komunikasi
komunikasi
interpersonal kepala
interpersonal
sekolah.
Komunikasi interpersonal dalam memotivasi kerja guru
a. Bentuk keterbukaan
1, 5,
2,3
kepala sekolah untuk motivasi kerja guru. b. Perhatian yang
7, 12
ditunjukkan kepala sekolah kepada guru. c. Sikap Positif yang
14
dilakukan kepala sekolah d. Dukungan yang
6, 13
diberikan kepala sekolah e. Kesamaan yang
8, 9, 10, 11
ditunjukkan kepala sekolah Tabel 3.4 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru No
Dimensi
Indikator
Pelaksanaan
Pelaksanaan komunikasi
1.
komunikasi
interpersonal kepala
2.
interpersonal Komunikasi
a. Bentuk keterbukaan
interpersonal dalam memotivasi kerja guru
Nomor Pertanyaan 2, 3, 5
sekolah 1, 4
kepala sekolah untuk motivasi kerja guru b. Perhatian yang
7
ditunjukkan kepala sekolah kepada guru c. Sikap Positif yang
11, 10
50
dilakukan kepala sekolah d. Dukungan yang
9
diberikan kepala sekolah e. Kesamaan yang ditunjukkan kepala sekolah
8
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Pada tanggal 10 Oktober 1964 secara resmi SMP Muhammadiyah 17 Ciputat diresmikan dibekas balai desa Ciputat, dengan kepala sekolah Drs. Abd. Rahman Partosentono. Pada awal berdirinya SMP Muhammadiyah 17 belum memakai nama SMP Muhammadiyah 17, tetapi masih memakai nama SMPM. Hal ini disebabkan keadaan masyarakat Ciputat belum bersimpati penuh terhadap organisasi Muhammadiyah. Karena terbatasnya sarana yang dimilki
SMP
Muhammadiyah 17 pada saat itu, sehingga siswa duduk saling berdesak-desakkan satu sama lain. Semenjak berdirinya SMP Muhammadiyah 17 di kelola langsung oleh Muhammadiyah Cabang Ciputat. Tahun 1965 atas usul dewan guru, karena kesibukan
Drs.
Haji
Abd.
Rahman
Partosentono,
bagian
Pengajaran
Muhammadiyah cabang Ciputat mengangkat Drs. Haji Mawardi Idrus menjadi Pimpinan SMP Muhammadiyah 17 menggantikan Drs. Haji Abd. Rahman Partosentono. Pada tahun 1965 nama SMPM berubah menjadi SMP Muhammadiyah I, dan pada tahun ini juga atas usul Pimpinan Muhammadiyah ranting Rempoa Adnan Thaher, SMP Muhammadiyah 17 dipindahkan kedesa Rempoa, hal ini di sebabkan : a. Gedung SMP Mujhammadiyah 17 di Ciputat masih menumpang. b. Di Ciputat sudah berdiri PGA Muhammadiyah I. c. Tersedianya tanah untuk gedung SMP Muhammadiyah 17 di desa Rempoa.
Didesa Rempoa SMP Muhammadiyah 17 dibangun diatas tanah desa atas persetujuan lurah / kepala desa Rempoa pada saat itu bapak Haji Muhammad hasan. Sumbangan masyarakat untuk membangun SMP Muhammadiyah 17 cukup banyak
1
2
antara lain rumah pribadi bapak Haji Muhammad Hasan seperti tiang, genteng serta bata. Peletakkan batu pertama pembangunan gedung SMP Muhammadiyah 17 dilakukan oleh bapak Drs. Yusuf Nazar, kepala Perguruan Muhammadiyah Jalan Limau I, II, dan III Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Dalam masa transisi menunggu selesainya gedung SMP Muhammadiyah 17 yang baru, siswa SMP Muhammadiyah 17 belajar dirumah bapak S. kamaruzzaman. Demikian proses pembangunan lantai dasar gedung SMP Muhammadiyah 17 dari tahap ketahap, sampai berdiri bangunan 7 ruang belajar, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang kantor dan 1 musholla. Dengan berdirinya gedung SMP muhamadiyah 17 yang sederhana, kepercayan masyarakat pun untuk menitipkan anaknya belajar di SMP Muhammadiyah 17 mulai berangsur baik. Ini terbukti dari pendaftaran murid baru setiap tahun ajaran, dimana pendaftar yang masuk selalu melebihi dari daya tampung sekolah Periodesasi Pimpinan SMP Muhammadiyah 17 adalah sebagai berikut: 1. Tahun 1964 - 1965
: Drs. H. Abd. Rahman Partosuntono
2. Tahun 1965 – 1969
: Drs. H. Mawardi Idrus
3. Tahun 1970 – 1974
: Drs. Moh. Syafei
4. Tahun 1975 – 1977
: Drs. Nasrun Mahmud
5. Tahun 1977 – 1978
: Witarya Permana, BA.
6. Tahun 1978 – 1988
: Djalaluddin Tumanggor, BA.
7. Tahun 1988 – 1994
: Aslih Rosi
8. Tahun 1994 – 2002
: Dahlan Akbar, BA.
9. Tahun 2002 – 2008
: Drs. Sobari
10. Tahun 2008 – 2011
: Mahrudin, SE.
3
11. Tahun 2011 – 2019
: Drs. Sayuti Sufriatna, MM
2. Profil Sekolah SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Alamat Sekolah
: Jl. Ir. H. Juanda No. 211
Kelurahan / Kecamatan
: Rempoa / Ciputat Timur
Kabupaten / Kota
: Tangerang Selatan
Telepon
: (021) 7401364
Nama yayasan (Bagi Swasta) :Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Cabang ciputat Timur Email
:
[email protected]
Jenjang Akreditasi
: Terakreditasi “A”
Tahun didirikan
: 10 Oktober 1964
Tahun Beroperasi
: 10 Oktober 1964
Website
:www.smpm17-tangselsch.id
Fax
: 021-7401364
NSS/NSM/NDS/NPSN
:202280310003/2040204170053/200204011/20603576
Kepemilikan Tanah a.
Status Tanah
: Tanah Desa
b.
Luas Tanah
: 1000 M
c.
Status Bangunan
: Pribadi
d.
Surat Ijin Bangunan :-
e.
Luas Bangunan
:1176 M
3. Visi dan Misi SMP Muhammadiyah 17 Ciputat a.
Visi SMP Muhammadiyah 17 Ciputat “Menjadikan SMP Muhamamdiyah 17 Ciputat Kota Tangerang Selatan sebagai Lembaga Pendidikan yang mampu mencetak Peserta didik menjadi insan yang
4
berakhlakul karimah, berkualitas, inovatif, kreatif, mandiri, berdaya juang tinggi dan memiliki wawasan IMTAQ dan IPTEK”.
b. Misi SMP Muhammadiyah 17 Ciputat 1. Melaksanakan
pengembangan
sarana
prasarana
dan
media
pembelajaran. 2. Melaksanakan pengembangan prestasi bidang akademik. 3. Melaksanakan pengembangan prestasi non akademik 4. Melakukan transformasi dan inovasi dalam pengelolaan pendidikan
yang sejalan dengan perkembangan masyarakat, sains, dan teknologi. 5. Menumbuhkembangkan semangat pengabdian yang tinggi dan luhur
yang disertai akhlakul karimah melalui ketauladanan.
4. Tujuan atau Target SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Dengan adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP Muhammadiyah 17 Ciputat Kota Tangerang Selatan dapat dijadikan pedoman dalam pengelolaan pendidikan sehingga : a. Mampu mendidik, membimbing dan melatih siswa agar menjadi siswa yang
cerdas, terampil, berkualitas, dinamis serta berfikir rasional. b. Mampu mewujudkan siswa yang berakhlak mulia dan berbudi luhur dalam
kehidupan sehari-hari berdasarkan Iman dan Taqwa. c. Mampu meningkatkan prestasi siswa dalam Ujian Nasional mendapat nilai
rata-rata minimal 6,5 dan kenaikan kelas KKM 100%. d. Mampu menjadi juara I bidang akademik dan non akademik.
5
e. Mampu mewujudkan siswa lulusan yang melanjutkan ke SMA/SMK
Negeri. f.
Tim kesenian dapat tampil dalam acara di Kecamatan, Kabupaten/Kota maupun Propinsi.
g. Siswa dapat melaksanakan ibadah dengan baik. h. Siswa dapat membaca Al-Qur’an dengan baik.
5. Sarana dan Prasarana SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Dalam mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang efesien sesuai dengan kebutuhan siswa maka SMP Muhammadiyah 17 Ciputat menyediakan sarana dan prasarana adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Sarana dan Prasarana SMP Muhammadiyah Ciputat NO
NAMA RUANG
JUMLAH
1
Ruang Kepala Sekolah
1 ruang
2
Ruang Wakil Kepala Sekolah
4 ruang
3
Ruang Tata Usaha
1 ruang
4
Ruang Foto Copy / Cetak
1 ruang
5
Ruang Guru
1 ruang
6
Ruang Multi Media
1 ruang
7
Ruang Lab IPA
1 ruang
8
Ruang Lab Bahasa
1 ruang
9
Ruang Lab Komputer
1 ruang
6
10
Ruang Perpustakaan
1 ruang
11
Ruang UKS
1 ruang
12
Ruang Kelas
11 ruang
13
Ruang WC siswa
5 ruang
14
Ruang WC siswi
5 ruang
15
Kantin
1 ruang
6. Tenaga Pendidik dan Kependidikan a. Tenaga Pendidik
Tenaga Pendidik atau yang lebih sering dikenal dengan guru merupakan
tenaga
professional
yang
bertugas
merencanakan
dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan dan pengabdian kepada masyarakat. Jumlah tenaga pendidik di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat berjumlah 29 orang berikut daftar tenaga pendidik. Tabel 4.2 Daftar Guru SMP Muhammadiyah 17 Ciputat NO
NAMA
1
4
Drs. Sayuti Sufriatna, MM Drs. H. Ahmad Mulyadi Tatang Setiawan, S.Pd. Drs. Sobari
5
Maryadi HM, SE.
6 7 8 9 10
Amir Mahmud, S.Pd. Hj. Latifah, S.Ag. Hj. Diana Dewi, S.Pd. Dra. Nurida Drs. H. Bustomi,
2 3
JABATAN STRUKTURAL Kepala Sekolah
GURU BIDANG STUDI
Wakasek Bidang Kurikulum Wakasek Bidang Kesiswaan Wakasek Bidang ISMUBA Wakasek Bidang Humas Guru Guru Guru Guru Guru
IPS Terpadu
IPS Terpadu
Matematika PKN BP/BK PKN / KMM Pendidikan Agama Islam Bahasa Inggris Pendidikan Agama Islam Bahasa Arab
7
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
M.Pd. Noor Mu'zizah Syari, S.Sos.I. Didah Nuryati, S.Pd. Nurlita Marya, S.Pd. Sholihin Ibnu Syafe'i, S.Pd Rima Nurjayanti, S.Pd. Mustofa, S.Pd. Dra. Kasrah Muhtar, S.Pd.I Wuri Trikandi, S.Pd Muhammad Pahrudin, S.Pd Ahmad Akbar, S.Pd Drs. H. Nasir Syah Ahmad Fauzi Mulyoko, S.Pd Siti Masyitoh, M.Pd Ely Rahmawati, S.Pd Nur Esa Prasetio, S.Hum Muhammad Tantowi, SS Woelan Saradifa, S.Pd
Guru
Bahasa Inggris
Guru Guru Guru
Bahasa Inggris dan BTQ IPS Terpadu Seni Budaya
Guru
IPA Terpadu
Guru Guru Guru Guru Guru
Penjaskes Bahasa Indonesia BTQ Bimbingan Konseling IPA Terpadu
Staff Kurikulum Guru Guru Guru Guru Guru Guru
Bimbingan Konseling Kemuhammadiyahan Penjaskes Matematika Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia SBK/Bahasa Arab
Guru
Bahasa Inggris
Guru
Guru Piket
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa tenaga pendidik (guru) di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat terdiri 29 guru. Diantara para pengajar tersebut terdapat bagian manajemen yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang ISMUBA, wakil kepala sekolah bidang humas, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan staff kurikulum. Di sekolah SMP Muhammadiyah 17 Ciputat bagian manajemen tersebut juga memiliki tugas mengajar namun tugas tersebut sudah mendapat persetujuan dengan syarat tetap melaksanakan bagian manajemen sekolah. Adapun guru di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat belum termasuk golongan PNS. Guru-guru di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat terdapat 12 guru yang sudah di sertifikasi, 17 guru yang belum di sertifikasi.
8
b. Tenaga Kependidikan
Tenaga Kependidikan merupakan pegawai yang membantu dalam menjalankan tugas administrasi di sekolah agar kegiatan di sekolah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan pendidikan. Jumlah Tenaga Kependidikan di sekolah SMP Muhammadiyah 17 Ciputat berjumlah 9 orang berikut tenaga kependidikan di sekolah SMP Muhammadiyah 17 Ciputat : Tabel 4.3 Daftar Tenaga Kependidikan SMP Muhammadiyah 17 Ciputat NO 1 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
NAMA Muhammad Ali Jafar Rosmaida Tumanggor Upi Mayang Sari, SE Azhar Khairul Riski Sofa Hilda Ayuni Syam Wawan Setiawan Surawan Sutiman Ade Setiawan
JABATAN Kepala Tata Usaha Bendahara/Teller SPP Staff Administrasi Staff Administrasi Staff Perpustakaan Maintance Lab Komputer Caraka Caraka -
Dari table diatas, dapat dilihat bahwa selain tenaga pendidik terdapat pula tenaga kependidikan SMP Muhammadiyah 17 Ciputat yaitu tenagatenaga yang bekerja didalam sekolah namun tidak untuk mengajar melainkan untuk melaksanakan tugas tertentu seperti bagian tata usaha, bagian kebersihan dan bagian keamanan. 7. Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan informal, pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Jumlah peserta didik di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat adalah sebagai berikut:
9
Tabel 4.4 Dafta Jumlah Peserta Didik Tahun 2016/2017 Kelas
Jumlah
Jumlah
Rombel I II III Jumlah Jumlah Total
L 85 86 92 263
4 4 4 12
P 70 79 55 204
Jumlah 155 165 147 467
467
Dari data jumlah peserta didik diatas, kelas I terdiri dari 4 Rombel yang terdiri dari 155 peserta didik, kelas II terdiri dari 4 Rombel yang terdiri dari 165 peserta didik dan kelas III terdiri dari 147 peserta didik. Jumlah Rombel di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat terdiri dari 8 dengan jumlah total 467 peserta didik. B.
Deskripsi Hasil Penelitian dan Analisis Data Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh oleh penulis maka hasil penelitian ini meliputi Pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah dan efektivitas komunikasi interpersonal kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat. Pada penelitian mengenai pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah, peneliti akan membagi ke komunikasi formal dan komunikasi informal. Sedangkan efektivitas komunikasi interpersonal kepala sekolah yang terbagi ke dalam lima pembahasan yaitu keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif dan kesetaraan. Dalam
penelitian,
penulis
menggunakan
metode
penelitian
kualitatif,
pengumpulan data di lapangan penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan, yaitu: observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Penggunaan metode tersebut diharapkan dapat membantu penulis dalam mengetahui kondisi yang sebenarnya di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat, khususnya komunikasi interpersonal yang terjalin antara kepala sekolah dengan guru sehingga meningkatkan motivasi kerja guru. Melalui kegiatan observasi, penulis melakukan pengamatan yang bertujuan mengetahui
10
keadaan guru dan kepala sekolah dalam menjalin komunikasi di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat. Wawancara dilaksanakan sebagai salah satu cara untuk menggali informasi langsung dari kepala sekolah dan guru. Wawancara dilaksanakan berkaitan dengan semua kegiatan yang berlangsung di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat yang berkaitan dengan pelaksanaan komunikasi interpersonal dan efektivitas komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru. Studi dokumentasi dilakukan sebagai salah satu cara untuk menggali informasi dari data-data yang ada disekolah dan ditemukan oleh penulis yang berkaitan dengan pelaksanaan dan efektivitas komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru. Berdasarkan informasi yang telah didapatkan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi, diharapkan dapat mengungkapkan seberapa efektif komunikasi interpersonal dalam meningkatkan motivasi kerja guru di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat. Bentuk pertanyaan dan jawaban dari setiap responden yang telah dilakukan analisis dituangkan dalam bentuk deskripsi sebagai berikut. 1. Pelaksanaan Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah
Komunikasi merupakan kebutuhan yang paling mendasar dalam menunjang keberlangsungan berbagai program dalam organisasi. Komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang sering di gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kepala sekolah juga sangat membutuhkan komunikasi interpersonal untuk menjalankan tugas dan fungsi sebagai pemimpin sekolah. Di SMP muhammadiyah 17 Ciputat, komunikasi interpersonal kepala sekolah yang biasa dilakukan kepala sekolah dengan guru yaitu terkait masalah pengembangan diri dan job description.1 Kegiatan komunikasi yang sering dilakukan kepala sekolah secara komunikasi formal dan informal.
1 Hasil wawancara dengan Latifah, Guru Pendidikan Agama Islam), Pada hari Jumat, 2 September 2016, Pukul 09.30 WIB di Ruang Guru
11
“Kegiatan komunikasi formal yang dijalin dengan guru-guru yaitu seperti melalui pertemuan setiap bulannya dan rapat yang diadakan di sekolah. sedangkan aktivitas komunikasi informal ketika kepala sekolah dan guru memiliki ide-ide, masukan dan kritik dengan suasana yang lebih santai. Kebiasaan kepala sekolah yang selalu memeriksa kondisi ruangan baik itu ruang kelas dan ruang guru untuk mengetahui apakah ada guru yang mengalami kesulitan, melihat cara mengajar guru dan kehadiran guru”.2 Ditinjau dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dapat dikatakan bahwa kepala sekolah cenderung melakukan komunikasi informal, dimana kepala sekolah selalu bertemu dengan guru diluar kegiatan formal. Kepala sekolah yang selalu mengunjungi ruang guru untuk memeriksa keadaan guru atau sekedar menanyakan kabar serta kehadiran guru menandakan bahwa kepala sekolah menjalankan komunikasi interpersonal melalui komunikasi informal pada setiap guru. Guru
Bahasa
Inggris,
Diana
Dewi
Menambahkan
“Kepala
sekolah
menggunakan informasi secara formal dan informal. Formal diadakan waktu rapat, karena rapat jarang diadakan jika diadakan juga kepala sekolah selalu dadakan. Sedangkan untuk informal sendiri kepala sekolah selalu ada disekolah untuk mengawasi guru dan memberi saran serta masukan kepada kita jadi bisa dibilang lebih sering ke informal.”3 Berdasarkan hasil pemaparan tersebut menunjukkan bahwa komunikasi yang dijalin secara langsung oleh kepala sekolah dengan guru menggunakan komunikasi formal dan informal namun jika diliat dari kuantitas lebih sering menggunakan bentuk komunikasi secara informal. Dimana informasi dilakukan di luar rapat dan pertemuan khusus. Hasil temuan penulis mengenai Kepala sekolah yang selalu mengadakan rapat dadakan kepada guru mengakibatkan adanya guru yang tidak dapat mengikuti rapat karena jadwal mereka yang padat, akan lebih baik jika kepala sekolah memberikan informasi terlebi0scn h dahulu jika ingin mengadakan rapat sehingga guru akan lebih siap dan mengatur kembali jadwal mereka. 2 Hasil wawancara dengan Sayuti Sufriatna, Kepala Sekolah, Pada hari Selasa, 30 Agustus 2016 , Pukul 09.00 WIB di Ruang Kepala Sekolah 3 Hasil wawancara dengan Diana Dewi, Guru Bahasa Inggris, Pada hari Selasa, 30 Agustus 2016 , Pukul 10.00 WIB di Ruang Guru
12
Dari pengamatan penulis memiliki kemampuan untuk berkomunikasi interpersonal dengan baik tidaklah mudah. Kepala sekolah harus terus menerus melakukan komunikasi pada seluruh guru disekolah baik melalui komunikasi formal dan informal. Ketidakjelasan informasi yang diberikan kepala sekolah akan menjadi boomerang untuk kepala sekolah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis kepala sekolah berbincang dengan para guru diruang guru dengan hangat dan mendengarkan para guru menyampaikan aspirasi dalam menghadapi siswa yang bermasalah. Dengan sikap tersebut kepala sekolah mencirikan bahwa beliau memiliki sifat kepemimpinan yang demokratis, sehingga guru mejadi antusias memberikan pendapat dan masukan.4 Bentuk lain komunikasi yang terjadi ketika kepala sekolah tidak dapat hadir kesekolah berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut: “Ketika saya tidak dapat hadir baik itu lagi dinas diluar atau apapun saya akan mendelegasikan kepada wakil kepala sekolah saya terutama bidang kurikulum. jadi beliau akan memantau dan melaporkannya kepada saya. Biasanya saya akan telepon dan sms ke wakil saya.”5 Dapat dikatakan bahwa kepala sekolah selalu menggunakan media komunikasi ketika tidak berada di sekolah. Hal ini akan mempermudah kepala sekolah untuk tetap memantau keadaan sekolah. Kepala sekolah juga memberi kepercayaan kepada bawahannya untuk melakukan tugas yang telah di delegasikan. Wakasek bidang Kurikulum dan guru IPS terpadu, Ahmad Mulyadi menambahkan sebagai berikut: “Cara penyampaian informasi kepala sekolah sewaktu kepala sekolah tidak hadir, informasinya diberikan lewat pesan singkat atau di telpon langsung ke saya mungkin juga karena saya merupakan wakil kepala sekolah bidang kurikulum jadi kepala sekolah sering memberi perintah untuk mengawasi sekolah”.6 4 Hasil Observasi Guru 5 Hasil wawancara dengan Sayuti Sufriatna 6 Hasil Wawancara dengan Ahmad Mulyadi, Wakasek Bidang Kurikulum dan Guru IPS Terpadu, Pada Hari Jumat, 30 Agustus 2016, Pukul 09.00 WIB di Ruang Wakasek Bidang Kurikulum
13
Dengan pendapat tersebut komunikasi interpersonal kepala sekolah juga menggunakan media elektronik ketika beliau sedang tidak berada disekolah dan mendelegasikan tugasnya kepada wakasek bidang kurikulum. Dari pengamatan penulis berdasarkan kajian teori pada BAB II media komunikasi telepon kekayaan informasi juga memiliki tingkat kekayaan informasi yang tinggi sehingga melalui telepon juga dapat melakukan komunikasi interpersonal kepada bawahannya ketika kepala sekolah berada disekolah maupun di luar sekolah.
2. Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dalam memotivasi Kerja Guru
Komunikasi merupakan kebutuhan yang paling mendasar untuk menjalankan berbagai program dalam organisasi. Komunikasi interpersonal merupakan pondasi yang sangat penting dalam berkomunikasi. Dengan komunikasi interpersonal seorang komunikator berupaya untuk memformulasikan pesan yang akan disampaikan kepada komunikan, sehingga komunikasi akan efektif sesuai dengan tujuan yang dinginkan. Efektivitas komunikasi interpersonal kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat dilaksanakan melalui beberapa prinsip dasar dalam komunikasi. Hal tersebut dipaparkan sebagai berikut: a. Keterbukaan
Komunikasi interpersonal akan efektif jika kedua orang yang berkomunikasi berinteraksi untuk menanggapi secara jujur semua stimulus yang datang kepadanya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis mengenai kepala sekolah sudah terbuka melakukan komunikasi namun kepala sekolah membatasi keterbukaan mengenai masalah keuangan. Hal tersebut diakui oleh kepala sekolah sebagai berikut: “Saya selalu bersikap terbuka jika ada guru yang ingin melakukan komunikasi, kritik dan saran saya akan terima karena membangun saya untuk lebih maju lagi kedepannya. Saya justru hidup sengan kritik dan saran baik masalah sekolah maupun dari segi kepemimpinan saya. Apapun informasi baik seperti pelatihan MGMP selalu saya usulkan untuk ikut dan bergantian setiap gurunya. Namun masalah keuangan sekolah saya membatasi itu kan rahasia sekolah, kita juga sudah memiliki aturan sendiri kalau
14
masalah keuangan”.7 Dari hasil pemaparan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa keterbukaan informasi selain masalah keuangan kepala sekolah selalu siap memberikan informasi. Kepala sekolah yang selalu terbuka jika ada guru yang memberikan kritik dan saran menjadikan kepala sekolah terus belajar sehingga lebih maju lagi kedepannya. Guru pendidikan Agama Islam, Nurida mengungkapkan bahwa: “sekolah ini dulu sangat terbuka masalah apapun termasuk keuangan namun sekarang tidak lagi. jika ada keterbukaan informasi dari sekolah maka saya akan tau apa yang harus saya lakukan disini ada masalah apa dan bagaimana saya bisa membantu. Contohnya ada pelatihan kalau tidak ada keterbukaan dari kepala sekolah tentu saya tidak akan ikut pelatihan. Dengan demikian saya rasa semangat kerja juga akan tinggi jika ada keterbukaan dari kepala sekolah”8. Sejalan dengan pendapat Nurida, menurut guru PKN, Sobari mengungkapkan “Komunikasi kepala sekolah Ada yang boleh di buka dan ada yang tidak bisa di buka contohnya seperti masalah keuangan itu kan sensitive kita sebagai guru juga memaklumi jika masalah itu tertutup. Justru kepala sekolah harus terbuka jadi jika ada masalah apapun guru siap bantu. Kalau kita tidak dilibatkan jadi kita tidak bisa melakukan apapun. Saya rasa keikutsertaan akan Sesuatu menambah saya semangat bekerja.”.9 Dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa Keterbukaan yang dilakukan kepala sekolah sangat di harapkan oleh para guru sehingga mereka akan merasa keikutsertakan mereka dalam hal yang menyangkut dengan sekolah. Kepala sekolah sudah melakukan keterbukaan mengenai informasi-informasi sekolah kecuali masalah keuangan. Informasi-informasi yang di berikan kepala sekolah tersebut sudah mempengaruhi guru-guru untuk semangat dalam bekerja. Hasil dari pengamatan penulis kepala sekolah pernah terbuka 7 Hasil wawancara dengan Sayuti Sufriatna 8 Hasil wawancara dengan Nurida, Guru Pendidikan Agama Islam, pada hari Jumat, 2 September 2016, Pukul 10.00 WIB di Ruang Guru 9 Hasil wawancara dengan Sobari, Guru PKN, pada hari jumat, 2 September 2016, Pukul 09.00 WIB Di ruang Kelas
15
masalah keuangan tetapi tidak dilakukan kembali dikarenakan sangat krusialnya masalah keuangan. Sekolah SMP muhammadiyah 17 Ciputat merupakan sekolah yang didirikan yayasan muhammadiyah, mereka memiliki dasar peraturan tersendiri sehingga tidak dapat memberikan seluruh informasi keuangan secara terbuka oleh semua guru. Kepala sekolah selalu memberikan informasi tentang pengembangan diri guru. informasi yang terkait yaitu pelatihan-pelatihan yang akan diikuti per mata pelajaran, informasi tentang honor untuk guru yang sudah sertifikasi dan informasi tentang peserta didik yang berprestasi atau bermasalah. Informasi yang diberikan kepala sekolah dilakukan secara langsung dan melalui media elektronik (handphone) dengan aplikasi Whatsaap (WA).10 Berikut ini bentuk komunikasi yang dilakukan antara kepala sekolah dengan seorang guru.11 Gambar 4.1 Percakapan kepala sekolah dengan salah satu guru
10 Hasil Observasi guru 11 Studi Dukumentasi
16
Bentuk lain keterbukaan adalah kritik dan saran yang diberikan guru kepada kepala sekolah dan sebaliknya. Kepala sekolah mengungkapkan: “Seperti yang saya katakan sebelumnya saya sangat terbuka dengan guru yang ingin berkomunikasi kepada saya. Jika guru membutuhkan untuk berbicara saya akan selalu siap. Sedikit saya menceritakan bahwa sebelumnya keadaan sekolah tidak seperti ini, sekarang jauh lebih baik karena adanya saran dan kritik dari guruguru juga. Saran dan kritik itu bagi saya sangat membangun untuk lebih maju kedepannya lagi. Sebaliknya saya jika kritik selalu liat permasalahannya, lebih sering ke saran yang saya berikan kan untuk motivasi guru biar lebih baik kinerjanya”.12 Dari hasil pemaparan kepala sekolah tersebut dapat dikatakan bahwa kepala sekolah yang selalu siaga berada di lingkungan sekolah mengetahui setiap kondisi sekolah dan para guru sehingga kepala sekolah mudah menerima kritik dan saran. Kepala sekolah sudah membuktikan bahwa sekolah yang dulu dan sekarang jauh lebih baik dengan adanya kritik dan saran dari para guru. Dengan demikian kepala sekolah selalu menerima saran dan kritik sehingga membangun kepala sekolah untuk terus belajar menjadi lebih baik lagi kedepannya. Guru Pendidikan Agama Islam, Diana Dewi Menambahkan “belum tentu semua kritik dan saran dapat diterima, sikap kepala sekolah yang berubah-ubah namun sejauh ini jika ada saran dan kritik diterima oleh kepala sekolah. Sebaliknya jika ada saran dan kritik dari kepala sekolah maka saya akan menerima karena itu kan untuk lebih maju lagi” 13. Sedangkan menurut Latifah “kepala sekolah selalu menerima kritik dan saran dari para guru. beliau seperti belajar dari saran dan kritik yag disampaikan oleh guru. selama ini saya belum pernah di kritik oleh beliau hanya di berikan saran saja untuk saya kedepannya saya rasa dengan saran itu saya lebih maju makanya saya sangat menerima kritik dan saran kepala 12 Hasil Wawancara dengan Sayuti Supriyatna 13 Hasil Wawancara dengan Didah Nuryatin
17
sekolah”14. Dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa pada dasarnya kepala sekolah menerima saran dan kritik dari para guru. Kepala sekolah yang menganggap kritik dan saran dapat membangun memberikan sugesti juga kepada bawahannya untuk selalu menerima kritik dan saran demi kebaikan bersama. Dari pengamatan penulis menerima saran dan kritik dari beda-beda karakter dan sifat menuntut kepala sekolah untuk berada di pihak netral sehingga guru tidak merasa bahwa sikap kepala sekolah berubah-ubah. Kepala sekolah yang menjadikan prinsip bahwa kritik dan saran dapat membangun lebih baik kedepannya akan lebih mudah menerima dan menjalankan setiap kritik dan saran yang diberikan oleh para guru. Kepala sekolah harus siap menerima kritik dan saran mulai dari masalah kepemimpinan kepala sekolah maupun mengenai masalah sekolah.15 b. Empati
Empati adalah merasakan sebagaimana yang dirasakan oleh orang lain. Memahami posisinya darimana mereka berasal, dimana mereka sekarang dan kemana mereka akan pergi. Komunikasi interpersonal membutuhkan empati ini untuk lebih mengeratkan hubungan dan mngubah persepsi mereka untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai bersama. Kepala sekolah memaparkan sebagai berikut: “saya menunjukkan rasa empati dengan cara pertama saya akan memperdulikan perilaku guru-guru, apa yang dilakukan guru saat mengajar dan adakah kesulitan yang dihadapi guru. kedua saya melihat kehadiran guru, siapa guru yang terlambat dan guru yang tidak masuk. Jika ada guru yang terlambat saya tanyakan kenapa terlambat dan memintanya tidak mengulanginya. sedangkan jika guru yang tidak hadir saya akan menghubunginya namun saya katakan bila ada guru yang tidak hadir biasanya mereka sudah 14 Hasil Wawanara dengan Latifah 15 Hasil Observasi Saat Rapat berlangsung
18
memberitahukan kepada saya jauh-jauh hari kecuali jika sakit, itu kan dadakan jadi manusiawi saja. Saya hanya meminta mereka tanggung jawab, menurut saya lima menit saja mereka tidak hadir itu merupakan korupsi. Waktu mereka disini jika mereka lalai anakanak sekolah akan kabur-kaburan kan dipandang tidak bagus dengan masyarakat luas.16 Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut dapat dikatakan bahwa kepala sekolah memberikan rasa empati kepada seluruh guru melalui komunikasi interpersonal dilakukan setiap saat. Kepedulian kepala sekolah mengenai keadaan dan kondisi guru telah terlihat baik. Kepala sekolah yang selalu ingin tahu kabar setiap guru akan memotivasi guru untuk terus berada disekolah. Sejalan
dengan
kepala
sekolah
menurut
Didah
Nuryatin
mengungkapkan bahwa: “Kepala sekolah sering memberikan rasa empatinya dengan menanyakan kabar guru, jika ada guru yang terlambat tidak akan segan menegurnya walaupun itu merupakan guru lama dan guru baru sama saja. Saya alhamdulilah belum pernah terlambat karena rumah saya juga dekat dari sekolah dan sekalian mengantar anak sekolah jadi tidak pernah terlambat. Kepala sekolah yang selalu menanyakan kabar guru membuat saya merasa dihormati”.17 Dapat dilihat dari pemaparan tersebut bahwa kepala sekolah selalu memberikan rasa empati kepada setiap guru sehingga guru merasa selalu diperhatikan. Sedangkan Diana Dewi menambahkan bahwa: “Kepala sekolah lebih condong ke yang muda saja yang diperhatikan kalau yang tua sepertinya sudah jarang. ngobrol biasa saja lebih ke yang muda kala yang tua tidak terlalu sering menanyakan kabar. Mungkin karna masih muda kan pegalamannya kurang jdi butuh di awasin.Namun seperti kehadiran dan terlambat selalu ditanyakan. Dengan kehadiran dan terlambat selalu ditanyakan mendorong saya untuk tidak terlambat dan selalu hadir disekolah. Saya lebih ke arah menghormati kepala sekolah, tidak enak lah selalu terlambat dan tidak hadir kan berpengaruh ke gaji juga”.18 Dari hasil pengamatan penulis dapat dikatakan kepala sekolah sudah 16 Hasil wawancara dengan Sayuti Sufriatna 17 Hasil wawancara dengan Didah Nuryatin, Guru BTQ, Pada hari Selasa, 27 Agustus 2016 , Pukul 12.00 WIB di Ruang Guru
19
memberikan rasa empati kepada guru dengan menanyakan kehadiran dan kondisi setiap guru. Rasa empati lebih berdampak pada psikologis guru bahwa kepala sekolah memberikan kepedulian dan menghargai setiap guru. Hubungan emosional ini dapat memotivasi kerja para guru untuk lebih semangat dan rajin bekerja.19
c. Dukungan
Dukungan menjadi salah satu tercapainya komunikasi interpersonal yang efektif. Dukungan ini ada kalanya yang terucap dan tidak terucap. Kepala sekolah mengungkapkan bahwa : “Saya selalu memberikan pujian kepada guru yang berhasil melakukan prestasi kerja yang baik. Saya juga akan membimbing guru untuk meningkatkan prestasi kerjanya, biasanya saya akan mengirim guru untuk mengikuti workshop ataupun MGMP perbidang”.20 Dari hasil pemaparan tersebut dapat di katakan bahwa kepala sekolah sudah memberikan dukungan melalui ucapan bersifat pujian. Selain pujian kepala sekolah memberikan dukungan dan fasilitas dalam meningkatkan prestasi kerjanya melalui workshop atau MGMP perbidang. Pendapat tersebut diperkuat oleh guru Pendidikan Agama Islam, Nurida mengungkapkan “Dukungan pengembangan karir menjadi hal utama selain materi yang sangat dibutuhkan oleh saya. Disekolah ini kepala sekolah sudah mengupayakan agar guru mengikuti MGMP per bidang studi. Kepala sekolah selalu membagi informasi terkait MGMP tersebut”.21 18 Hasil wawancara dengan Diana Dewi 19 Hasil Observasi kepala sekolah 20 Hasil wawancara dengan Sayuti Sufriatna 21 Hasil wawancara dengan Nurida
20
Dari hasil pemaparan tersebut dapat dikatakan bahwa dukungan yang di perlukan guru berbagai macam bentuknya baik materil, moril dan fasilitias. Pengembangan karir yang dibutuhkan semua guru menjadi slah satu bentuk dukungan yang di perlukan. Kepala sekolah sudah memberikan akses kepada setiap guru untuk terus mengembangkan karirnya. Bentuk lain dukungan yang diberikan kepala sekolah adalah pujian, gerakan tubuh dan perhatian kepala sekolah kepada guru. Menurut pendapat Sobari yang menyatakan bahwa: “selain dukungan mengikuti pelatihan untuk para guru kepala sekolah menggunakan pujian seperti ‘ini harus dipertahankan’. ketika melakukan hal yang berprestasi dan membanggakan sambil memberi senyuman serta menjabat tangan. Kepala sekolah yang selalu memberikan pujian dan mendukung sangat membuat saya menjadi percaya diri dan ingin menjadi lebih baik lagi kedepannya.”.22 Sejalan dengan pendapat sobari, menurut Ahmad mulyadi yang menyatakan bahwa: “kepala sekolah memberikan dukungan kepada saya bisa adalah program Tahmiz. Saya mempunyai bakat dalam bidang tersebut kepala sekolah secara terbuka kepala sekolah memberikan dukungan dengan menjadikan saya guru tahmiz. Ketika saya mengatakan kekurangan buku untuk tahmiz langsung di respon. Kepala sekolah juga selalu mengucapkan terima kasih kepada guru ketika sudah membantu mengerjakan tugas dengan senyuman. Saya sendiri dengan seperti ini akan semangat dalam mengajar buktinya bertahan sampai 18 tahun.23 Dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa kepala sekolah tidak hanya memberikan dukungan melalui ucapan namun ada juga yang tidak terucap yaitu senyuman dan jabatan tangan. Motivasi yang diberikan oleh kepala sekolah langsung memberikan dampak kepada guru untuk menjadi lebih percaya diri dan ingin kinerja menjadi lebih baik lagi kedepannya. Hasil pengamatan penulis kepala sekolah selalu menyapa guru dengan menjabat tangan guru dan selalu mengatakan terima kasih ketika 22 Hasil wawancara dengan Sorabi 23 Hasil Wawancara dengan Ahmad Mulyadi
21
guru telah melakukan tugasnya. Kepala sekolah juga melakukan ekspresi wajah saat sesuai dengan apa yang terlihat. Jika kepala sekolah tidak sesuai dengan peraturan maka raut wajahnya berubah sedih begitupun sebaliknya jika kepala sekolah melihat sesuai dengan peraturan maka beliau tersenyum. Berdasarkan kajian teori yang sudah di paparkan pada BAB II Sifat alami manusia bahwa manusia membutuhkan pujian untuk mendorong kinerja mereka lebih baik. 24 d. Rasa Positif
Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya , mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi kondusif untuk interaksi efektif. Komunikasi interpersonal akan efektif dengan adanya karakteristik rasa positif dalam diri kepala sekolah dan guru. Kepala sekolah mengungkapkan “Saya termasuk orang yang selalu berpikiran positif terlebih dahulu. contohnya ketika guru ada yang bolos, saya akan mengklarifikasi kenapa guru tersebut bolos dan alasannya apa. Jika menurut saya bisa diterima oleh akal saya akan memberikan kebijakan khusus untuk guru tersebut”.25 Dari penjelasan kepala sekolah dapat di ketahui bahwa kepala sekolah lebih cenderung untuk tidak berpendapat negative dengan menanyakan permasalahan lalu menentukan keputusan. Wakasek bidang Kurikulum dan guru IPS terpadu, Ahmad Mulyadi menambahkan sebagai berikut: “Beliau merupakan salah satu contoh kepribadian yang baik dalam duga praduga. Hampir semua guru dianggap baik, ketika ada permasalahan beliau akan menanyakan terlebih dahulu apa kesulitan yang dialami oleh guru tersebut lalu memberikan masukan. Contohnya seperti ada kasus guru jarang masuk kan siswa jadi sering keluar keluar dan setelah 3 kali tidak ada kabar dari guru tersebut kepala sekolah langsung datang kerumahnya dan menanyakan permasalahan dan memberikan saran dan masukan 24 Hasil Observasi Kepala Sekolah 25Hasil wawancara dengan Sayuti Sufriatna
22
sehingga kesulitan yang dihadapi guru tersebut terselesaikan, Saya rasa dengan kepribadian tersebut saya jadi ikut untuk memiliki rasa positif, positif dari diri sendiri ini saya yakin semua akan menjadi bahagia jika sudah bahagia semangat kerja juga akan tinggi.”.26 Sejalan dengan pendapat ahmad mulyadi, Hj. Diana Dewi mengungkapkan “kepala sekolah termasuk positif dan memotivasi bawahannya. Contohnya ketika ada rapat mengenai pembahasan sekolah kepala sekolah akan bilang pasti kita bisa untuk lebih maju, terus semangat kalau ada masalah langsung bilang ke saya insya allah kita selesaikan bersama”.27 Dari hasil wawancara dengan para guru tersebut dapat dikatakan bahwa kepala sekolah selalu menanyakan masalah langsung kepada yang bersangkutan mengenai suatu permasalahan. Kepala sekolah tidak mengjudge kepada guru, hal ini akan berdampak baik kedepannya oleh para guru. Tidak ada sikap langsung menuduh dan selalu memberikan semangat kepada merupakan rasa positif kepala sekolah yang dapat di sugestikan kepada guru untuk memiliki rasa positif kepada sesama guru dan semua permasalahan. Berdasarkan hasil pengamatan observasi yang dilakukan penulis kepala sekolah dalam menangani suatu masalah tidak langsung memberikan kesimpulan terhadap sesuatu. Akan tetapi beliau mencari sebab masalah itu muncul dan mencari solusi. Hal ini langsung dilihat oleh penulis ketika kepala sekolah dengan wali kelas menyelesaikan masalah murid yang tidak masuk kelas dan bermain warnet (warung internet) saat pelajaran sedang berlangsung. Kepala sekolah dengan santai dan rileks menanyakan mengapa tidak masuk kelas dan setelah mendengar keterangan murid kepala sekolah memberikan masukan, saran. Setelah selesai dengan murid kepala sekolah juga memberikan masukan dan saran agar anak murid lebih bersemangat dalam belajar. Dari masalah tersebut kepala sekolah menunjukkan sikap 26 Hasil Wawancara dengan Ahmad Mulyadi 27 Hasil Wawancara dengan Hj. Diana Dewi
23
positif dengan menghargai murid dan wali kelas.28 e. Kesamaan
Kesamaan merupakan karakteristik yang teristimewa, Komunikasi interpersonal akan efektif jika kesamaan hak dan tanggung jawab diberikan kepada guru. Kepala sekolah mengungkapkan sebagai berikut: “Bagi saya semua guru itu sama, saya tidak pernah membedabedakan mana guru yang senior dan mana guru yang junior. Contohnya begini ada guru baru pada saat rapat bulanan, tahunan dan pembagian job RAPBS saya akan menganggap semua guru sama. Bila menjelaskan saya akan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti untuk semua guru. saya adalah orang betawi, bahasa yang saya gunakan sehari-hari yah seperti ini. kalau untuk formal ketika ada rapat tetapi bila dalam keadaan santai saya lebih memilih bahasa informal. Guru yang tidak mengerti tentang informasi yang saya jelaskan baik itu guru baru dan guru lama maka saya akan jelaskan ulang. Namun karena bahasa saya sudah dipahami guru saya tidak pernah menjelaskan ulang mengenai informasi tersebut karena informasi di awal sudah jelas”.29 Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa kepala sekolah kepala sekolah selalu memberikan informasi yang sama kepada para guru dengan bahasa yang mudah dimengerti. Penjelesan kepala sekolah langsung dapat di pahami oleh guru maksud dan tujuannya sehingga jarang dilakukan pengulangan. Jika ada yang tidak paham maka para guru sendiri akan berdiskusi dengan sesama guru lainnya. Penjelasan tersebut diperkuat oleh Ahmad Mulyadi yang mengungkapkan “Kepala sekolah tidak pernah membedakan para guru, semuanya mendapat perlakuan yang sama. Dengan kesamaan yang diberikan kepala sekolah tentu akan berdampak pada semangat guru, jika semua di pandang sama maka rasa lebih dekat dengan guru yang lain akan terjalin lebih erat lagi tidak ada rasa ingin lebih unggul.”.30 Dari hasil wawancara ini dapat diketahui bahwa semua guru di 28Hasil Observasi Guru 29 Hasil wawancara dengan Sayuti Sufriatna 30 Hasil wawancara dengan Ahmad mulyadi
24
pandang sama oleh kepala sekolah agar tidak adanya kecemburuan diantara para guru. Sedangkan Hj. Latifah mengungkapkan “Kepala sekolah sedikit membeda bedakan antara guru yang lama dan yang baru itu bisa dimaklumi karna untuk yang guru baru kan banyak kesulitan menghadapi anak murid jadi kepala sekolah lebih terlihat sering bersama dengan guru baru dari pada guru yang lama. Perbedaan itu sendiri dari intensitas waktu ngobrol dan cara berbicara dengan guru baru saya rasa beda. Selebihnya soal informasi dan tanggung jawab saya rasa semua sama”.31 Dari hasil penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa kepala sekolah pada dasarnya selalu memiliki kesamaan sikap pada seluruh guru namun kepada guru baru kepala sekolah memberikan perhatian lebih dikarenakan guru baru harus dapat belajar dan lebih mengenal mengenai dunia pendidikan. Dari hasil observasi yang dilakukan penulis kesamaan yang dilakukan kepala sekolah kepada guru dapat terlihat ketika rapat atau kepala sekolah bertegur sapa dengan seluruh guru saat guru datang ke sekolah. Sikap kepala sekolah terlihat sama saja baik dengan guru yang sudah lama mengajar dengan guru baru. Bebas berpendapat terlihat ketika ada guru yang ingin memberikan saran dan masukan. Tidak hanya antara guru dan kepala sekolah di SMP Muhammadiyah ini juga antara guru dengan guru saling bekerja sama. Dapat disimpulkan kepala sekolah menunjukkan kesamaan bagi semua guru di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat.32 C.
Pembahasan Sekolah merupakan lembaga atau sarana dalam melaksanakan pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan formal, sekolah memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan mutu pendidikan. Penyelenggaraan satuan pendidikan secara baik, tertata dan sistematis hingga proses yang terjadi didalamnya dapat menjadi suatu sumbangan besar bagi kehidupan sosial masyarakat. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tanggung jawab guru 31 Hasil wawancara dengan Hj. Latifah 32 Hasil Observasi Guru
25
dalam mengajar siswa. Dalam meningkatkan kinerja para guru kepala sekolah harus mampu mendorong guru semangat dalam bekerja, untuk itu perlunya komunikasi interpersonal kepala sekolah sebagai salah satu cara meningkatkan motivasi kerja guru. Berikut ini hasil penelitian efektivitas komunikasi kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru. 1. Pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah
Pelaksanaan komunikasi interpersonal kepala sekolah di SMP muhammadiyah dilakukan secara langsung (tatap muka) dan secara tidak langsung dengan menggunakan komunikasi formal dan komunikasi informal. a. Komunikasi Formal
Pelaksanaan komunikasi yang dilakukan kepala sekolah saat pertemuan dan rapat baik itu pertemuan bulanan ataupun rapat dalam keadaan tertentu (insidental). Dalam hal pelaksanaan komunikasi formal, kepala sekolah telah membangun iklim komunikasi yang baik kepada guru namun rapat yang lebih sering dilakukan dadakan mengakibatkan guru harus selalu siaga dan mengatur ulang jadwal mereka. b. Komunikasi Informal
Pelaksanaan komunikasi informal yang dilakukan kepala sekolah kepada guru terjadi secara langsung (tatap muka) ataupun secara tidak langsung (menggunakan media komunikasi). Kepala sekolah secara intensitas lebih banyak menggunakan komunikasi informal dibandingkan komunikasi formal dikarenakan kepala sekolah lebih sering berada di sekolah untuk itu sekolah akan mudah di temui untuk berkomunikasi. 2. Komunikasi interpersonal dalam memotivasi kerja guru. a. Keterbukaan
Keterbukaan kepala sekolah terlihat dari kemudahan memberikan informasi mengenai informasi pelatihan guru, jadwal mengajar, honor dan sebagainya, namun kepala sekolah tidak dapat memberikan informasi mengenai keuangan sekolah dikarenakan sangat rahasia dan krusial. Informasi yang diberikan tersebut sedikit banyak sudah mempengaruhi motivasi kerja guru
26
untuk meningkatkan prestasi. Selain itu, dalam hal kritik dan saran kepala sekolah saling menerima dan belajar untuk kedepannya. Kritik dan saran inilah yang dijadikan pegangan kepala sekolah untuk lebih baik kedepannya. b. Empati
Empati yang ditunjukkan kepala sekolah dilakukan dengan menanyakan kehadiran dan ketepatan waktu guru untuk hadir ke sekolah. Secara tidak langsung kepala sekolah memberikan motivasi kepada guru untuk selalu hadir tepat waktu kesekolah. Selain itu kepala sekolah yang selalu ada diruang guru dan menanyakan kondisi apakah ada kesulitan membuat guru merasa diperhatikan. c. Rasa positif
Rasa positif yang ditunjukkan kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat sebagai berikut: 1) Rasa positif terhadap diri sendiri
Kepala sekolah selalu menunjukkan kepribadian yang pantang menyerah dan memberikan kata-kata positif dari dirinya untuk mempengaruhi orang lain agar menjalankan tugas sebagai mana mestinya. 2) Rasa positif terhadap orang lain
Sikap kepala sekolah yang menanyakan permasalahan terlebih dahulu sebelum memberikan masukan atau saran merupakan rasa positif kepala sekolah terhadap para guru di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat. d. Dukungan
Dukungan yang dilakukan kepala sekolah terlihat dari beberapa hal, antara lain: 1) Melalui ucapan, kepala sekolah tidak hanya memberikan pujian
melainkan perhatian kepada guru. Pujian yang diberikan kepala sekolah contohnya terima kasih, ini harus dipertahankan dan sebagainya. Sedangkan perhatian yang diberikan kepala sekolah
27
kepada guru ketika bolos dengan menegurnya. 2) Melalui gerakan badan, senyum dan jabatan tangan merupakan
dukungan kepala sekolah melalui gerakan badan. Hal lain adalah ekspresi wajah untuk menjelaskan bahwa suka atau tidaknya terhadap sesuatu hal. 3) Melalui fasilitas, kepala sekolah memberikan fasilitas untuk
mendukung guru meningkatkan prestasi kerjanya dengan mengirim guru untuk workshop dan MGMP perbidang. e. Kesamaan
Kesamaan merupakan salah satu prinsip efektif komunikasi interpersonal yang tidak mudah. Perbedaan setiap sifat dan karakter menjadi tantangan kepala sekolah untuk melakukan kesamaan tanggung jawab dan hak agar tidak adanya kecemburuan antar sesama guru. Berikut ini kesamaan yang dilakukan kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat. 1. Kesamaan berpendapat
Semua guru di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat diberikan kesamaan hak untuk mengungkapkan baik saran dan kritik. 2. Kesamaan sikap
Kepala sekolah memberikan kesamaan sikap kepada seluruh guru tidak ada yang dilebihkan dan dikurangi baik dari gerakan tubuh dan perkataan. Penulis mengukur motivasi kerja guru di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat dengan kehadiran guru. Berikut merupakan daftar kehadiran guru pada hari senin, 16 Januari 2017. Gambar 4.2 Daftar Hadir Dewan Guru
28
Daftar hadir di sekolah tersebut wajib disi oleh masing-masing guru yang hadir ke sekolah. dari hasil gambar diatas menunjukkan bahwa pada hari tersebut guru-guru datang ke sekolah sesuai jadwal mereka mengajar.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai Komunikasi interpersonal kepala sekolah dalam memotivasi kerja guru di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat yang dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen kepada pihak yang dipandang layak menjadi sumber penelitan, maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa pelaksanaan komunikasi interpersonal kepada guru yang dilakukan kepala sekolah dilakukan secara formal dan informal. Secara
formal
kepala
sekolah
belum
optimal
melakukan
komunikasi interpersonal dapat dilihat dari kepala sekolah mendadak melakukan komunikasi adanya rapat, dan jarang dilakukan rapat sehingga guru melakukan rapat tanpa persiapan apapun. Secara informal kepala sekolah sudah melakukan komunikasi interpersonal secara optimal dilihat dari waktu kepala sekolah berada di lingkungan sekolah sehingga guru mudah menemukan dan membicarakan masalah mengenai sekolah, kepala sekolah yang melakukan pemeriksaan ke ruang guru memberi guru kesempatan untuk langsung berbicara dengan kepala sekolah. 2. Komunikasi Interpersonal yang dilaksanakan dalam memotivasi guru di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat antara lain: a. Keterbukaan yang dilakukan kepala sekolah dapat terlihat mengenai informasi pelatihan guru, jadwal mengajar, honor dan sebagainya. Sedangkan informasi yang tidak dapat diberikan kepala sekolah mengenai keuangan sekolah dikarenakan sangat krusial dan rahasia.
79
80
b. Empati yang ditunjukkan kepala sekolah dilakukan dengan menannyakan kehadiran, ketepatan, menanyakan kondisi guru di sekolah. c. Rasa positif yang dilaksanakan kepala sekolah melalui diri sendiri dan orang lain. Melalui diri sendiri kepala sekolah menunjukkan kepribadian pantang menyerah terhadap suatu masalah dan memberikan kata-kata positif dari dirinya untuk orang lain. Terhadap orang lain kepala sekolah tidak langsung menjudge seseorang terhadap suatu masalah. d. Dukungan yang diberikan kepala sekolah dilakukan dengan cara usapan, gerakan badan dan fasilitas. Kepala sekolah memberikan pujian kepada guru dengan pengucapan seperti terima kasih, ini harus dipertahankan. Dukungan yang dilakukan kepala sekolah dengan gerakan badan dapat dilihat kepala sekolah selalu tersenyum dan menjabat tangan. Melalui fasilitas kepala sekolah memberikan akses untuk guru dengan mengirim guru workshop dan pelatihan untuk memberikan segala kebutuhan guru saat mengajar e. Kesamaan yang dilakukan kepala sekolah adalah kesamaan pendapat baik kritik dan saran yang disampaikan dan kesamaan sikap yang dilakukan melalui gerakan badan dan perkataan terhadap semua guru. Kepala sekolah sudah melakukan komunikasi interpersonal dengan cukup baik untuk dapat mempengaruhi motivasi kerja guru. Hal ini dapat terlihat dari kehadiran dan ketepatan waktu untuk mengajar.
81
B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka penulis menyampaikan saran-saran yang dianggap positif dan diharapkan dapat membantu pelaksanaan komunikasi interpersonal antara kepala sekolah dengan anggota organisasi lainnya, khususnya dengan guru sebagai berikut: 1. Kepala sekolah hendaknya memberikan informasi terlebih dahulu sebelum pelaksanaan kegiatan rapat sehingga guru dapat menyesuaikan jadwal kegiatan dan mempersiapkan materi sesuai kebutuhan rapat. 2. Guru hendaknya membagi (Share/) informasi kepada guru lain mengenai informasi yang diberikan kepala sekolah sehingga tidak adanya kesimpangsiuran informasi. 3. Guru dan seluruh stakeholers yang ada dapat ikut serta berpartisipasi mendukung kepala sekolah dalam menciptakan komunikasi interpersonal antar individu yang lebih baik lagi agar terwujud lingkungan sekolah yang nyaman dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA Hidayat, Syarif & Asroi. Manajemen Pendidikan: Subtansi dan Implementasi dalam Praktik Pendidikan Indonesia. Tangerang: Pustaka Mandiri, 2013. Siburian, Paningkat. Hubungan Komunikasi Interpersonal dengan motivasi belajar dan Hasil Belajar, Jurnal Generasi Kampus, Volume 7 Nomor 1 Tahun 2014.
Ramli, Khomsahrial Romli. Komunikasi Organisasi lengkap. Jakarta: PT. Gramedia, 2014. Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Indeks, 2011. Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008. Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998. Robbins, Stephen P. Robbins-Timothy A. Judge. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat, 2009. Mulyasa, E.
Manajemen berbasis sekolah: konsep, strategi dan
implementasinya. Bandung: PT. Remaja rosdakarya, 2011. Handoko,
T.
Hani.
Manajemen
Edisi
Kedua.
Yogyakarta:
BPFE-
Yogyakarta,1998. Suharsaputra, Uhar. administrasi pendidikan. Bandung:PT Rafika Aditama, 2001. Danim,
Sudarwan
dan
Suparno.
Manajemen
dan
Kepemimpinan
Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Jakarta Press, 2007. Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. 2003. Liliweri, Alo. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997.
1
2
Hardjana, Agus M. Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi Intrapersonal. Yogyakarta: Kanisius, 2003. Uffendy, Onong U. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2003. Iriantara, Yosal
& Usep Syaripudin. Komunikasi Pendidikan. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, 2013. Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi: Konsep dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Satori, Djam’an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2013. Sujarweni, Wiratna. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014. Basrowi & Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2013.
Lampiran 1 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah 1. Sudah berapa lamakah bapak menjabat kepala sekolah? 2. Bagaimana cara kepala sekolah dalam menyampaikan sebuah informasi
kepada guru? 3. Apakah
kepala sekolah selalu terbuka jika ada guru yang ingin
berkomunikasi? 4. Bagaimana cara kepala sekolah menanggapi saran dan kritik yang diberikan
guru? 5. Bagaimana cara kepala sekolah melakukan komunikasi dengan guru ketika
bapak tidak berada disekolah? 6. Bagaimana kepala sekolah membimbing guru untuk meningkatkan prestasi
kerja? 7. Bagaimana kepala sekolah menunjukkan rasa empati kepada guru? 8. Bagaimana tindakan kepala sekolah apabila terdapat guru yang mendengar
atau menaati aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah? 9. Bagaimana penggunaan bahasa kepala sekolah ketika sedang melakukan
komunikasi kepada guru? 10. Apakah kepala sekolah menjunjung tinggi kesamaan dalam komunikasi (tidak
membeda-bedakan) ? 11. Apakah kepala sekolah memberikan penjelasan ulang bila ada guru yang
tidak mengerti mengenai pesan yang disampaikan?
12. Seberapa sering kepala sekolah melakukan komunikasi personal kepada
guru?, adakah waktu khusus untuk guru yang ingin melakukan komunikasi? 13. Bagaimana kepala sekolah dalam menanggapi keluhan yang diberikan guru? 14. Bagaimana sikap positif yang ditunjukkan kepala sekolah kepada guru dalam
melakukan komunikasi? Lampiran 2 Pedoman Wawancara Guru 1. Sudah berapa lama ibu/bapak mengajar disekolah ini? 2. Seberapa sering kepala sekolah melakukan komunikasi kepada guru? 3. Bagaimana pelaksanaan komunikasi interpersonal yang berlangsung antara
kepala sekolah dan guru? 4. Apakah
kepala sekolah selalu terbuka jika ada guru yang ingin
berkomunikasi?, jika iya seperti apa keterbukaan kepala sekolah dalam berkomunikasi?, apakah ada manfaat yang bapak/ibu rasakan dengan keterbukaan yang dilakukan kepala sekolah? 5. Apakah pelaksanaan komunikasi interpersonal dapat memberikan manfaat
untuk meningkatkan motivasi kerja guru?, jika iya seperti apa manfaat yang ibu rasakan? 6. Apakah ada pujian misalkan kata-kata dari kepala sekolah ketika ada guru
yang berprestasi?, seperti apa pujian tersebut? Bagaimana dampak pada semangat kerja ibu setelah kepala sekolah memberikan pujian tersebut? 7. Bagaimana empati yang diberikan kepala sekolah kepada guru?, apa efek
yang dirasakan dari empati yang diberikan oleh kepala sekolah?, apakah memiliki dampak pada semangat kerja bapak/Ibu?
8. Apakah
kepala sekolah menjunjung tinggi unsure kesamaan ketika
berkomunikasi dengan guru?, apakah kesamaan ketika komunikasi kepala sekolah menjadikan Bpak/Ibu semangat dalam bekerja? 9. Bagaimana bentuk dukungan yang ibu perlukan disekolah ini untuk
meningkatkan motivasi kerja ibu? Apakah kepala sekolah sudah melakukan dukungan?, seperti apa dukungan yang dilakukan kepala sekolah?
10. Apakah kepala sekolah mau menerima kritik dan saran dari para guru?,
sebaliknya apakah ibu menerima jika ada kritik dan saran dari kepala sekolah? 11. Bagaimana rasa positif yang ditunjukkan kepala sekolah kepada guru?, contoh
yang paling sering rasa positif yang ditunjukkan kepala sekolah?, apakah efek rasa positif memacu semangat bapak/Ibu dalam bekerja?
Lampiran 2 Hasil Wawancara Kepala Sekolah
Nama
: Drs. Sayuti Sufriatna. MM
Jabatan
: Kepala Sekolah
Tangal
: Selasa, 30 Agustus 2016
Waktu
: 09.00 WIB
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
P : Pewawancara N : Narasumber P: Sudah berapa lamakah bapak menjabat kepala sekolah? N: Saya sudah menjabat sebagai kepala sekolah selama 5 (lima) Tahun atau lebih tepatnya 1 (satu) periode. P: Bagaimana cara kepala sekolah dalam menyampaikan sebuah informasi kepada guru? N: untuk saat ini saya masih melakukan pertemuan bulanan, namun bukan rapat hanya pertemuan saja. Pertemuan itu membahas informasi sekolah baik itu pelaksanaan KBM atau segala yang berhubungan dengan sekolah. Kedepannya saya akan melaksanakan sebelum masuk kelas adanya breafing untuk meningkatkan komunikasi sekolah. P: Apakah kepala sekolah selalu terbuka jika ada guru yang ingin berkomunikasi? N: saya selalu terbuka kapan saja guru membutuhkan untuk berbicara dengan saya, saya akan selalu siap. Saya selalu ada disekolah biasanya akan
gampang ditemukan apalagi setiap jam istirahat saya selalu keluar untuk memeriksa apakah ada guru yang merasa kesulitan dikelas atau saya melihat cara mengajar guru. P: Bagaimana cara kepala sekolah menanggapi saran dan kritik yang diberikan guru? N: seperti yang saya ungkapkan tadi saya selalu terbuka untuk melakukan komunikasi. Sedikit saya menceritakan bahwa sebelumnya keadaan sekolah tidak seperti ini, ini jauh lebih baik karena saran dan kritik dari guru-guru juga. Saran dan kritik itu sangat membangun saya untuk kedepannya lebih maju lagi. P: Bagaimana cara kepala sekolah melakukan komunikasi dengan guru ketika bapak tidak berada disekolah? N: ketika saya tidak ada biasanya saya mendelegasikan kepada wakil kepala sekolah terutama bidang kurikulum. Jadi beliau akan memantau dan melaporkannya kepada saya. P: Bagaimana kepala sekolah membimbing guru untuk meningkatkan prestasi kerja? N: biasanya saya akan mengirim guru untuk mengikuti workshop ataupun PGMP perbidang. P: Bagaimana kepala sekolah menunjukkan rasa empati kepada guru? N: pertama saya akan memperdulikan perilaku guru-guru. Kedua saya akan melihat kehadiran dari guru tersebut. P: Bagaimana tindakan kepala sekolah apabila terdapat guru yang mendengar atau menaati aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah? N: dipanggil keruangan saya dan saya bicarakan secara tatap muka, sebagai manusia kita tidak bisa langsung menjudge kepada seseorang kita harus
mendengarkan alasan tersebut dan setelah itu kita bisa mengambil keputusan dan mengevaluasi untuk kedepannya. P: Bagaimana penggunaan bahasa kepala sekolah ketika sedang melakukan komunikasi kepada guru? N: saya adalah orang betawi, bahasa bicara saya seperti ini. Kalau untuk formal ketika ada rapat saya akan berbicara dengan bahasa formal tetapi ketika lagi santai maka saya akan berbicara informal. Intinya saya mempunyai prinsip “masalah dirumah hanya akan ada dirumah ketika keluar rumah atau disekolah itu sudah beda masalah”. P: Apakah kepala sekolah menjunjung tinggi kesamaan dalam komunikasi (tidak membeda-bedakan) ? N: bagi saya semua guru itu sama, saya tidak pernah membedakan mana guru yang senior atau junior itu semua sama. contohnya begini ada guru baru pada saat rapat bulanan, tahunan dan pembagian job RAPBS saya akan menggap semua guru itu sama. P: Apakah kepala sekolah memberikan penjelasan ulang bila ada guru yang tidak mengerti mengenai pesan yang disampaikan? N: biasanya tidak ada penjelasan ulang untuk menjelasakan informasi yang saya sampaikan. Karena biasanya guru sudah memahami apa yang saya jelaskan mulai dari bahasa saya yang dari awal sudah dapat dimengerti. P: Seberapa sering kepala sekolah melakukan komunikasi personal kepada guru?, adakah waktu khusus untuk guru yang ingin melakukan komunikasi? N: ketika istirahat saya selalu berkeliling atau ke ruangan guru hanya untuk berkomunikasi.
P: Bagaimana kepala sekolah dalam menanggapi keluhan yang diberikan guru? N: untuk keluhan biasanya para guru ke wakil kepala sekolah karena tidak semuanya bisa ditanganin kalau datang ke saya itu sudah tidak ada jalan keluar. Kalau masih bisa ditangani oleh guru mereka tidak akan kesaya. Setiap guru sudah punya tanggung jawab dan professional ketika mereka ada masalah. P: Bagaimana sikap positif yang ditunjukkan kepala sekolah kepada guru dalam melakukan komunikasi? N: saya tidak pernah memberikan reward kepada guru, saya akan melakukan bentuk pujian saja. P: Bagaimana jika ada guru yang tidak hadir? Apakah bapak tau alasan mereka tidak hadir? N: biasanya mereka sudah memberi tahukan ke saya jauh jauh hari kecuali saat sakit, itu kan dadakan yah manusiawi saja. Saya hanya meminta mereka tanggung jawab, menurut saya lima menit saja mereka tidak hadir itu merupakan korupsi. Waktu mereka sudah di bayar disini jika mereka lalai anak-anak sekolah akan kabur-kaburan dipandang kan gak bagus.
Ciputat, 21 Desember 2016 Narasumber
Drs. Sayuti Sufriatna. MM
Lampiran 3 Pedoman Wawancara Guru Nama
: Ahmad Mulyadi
Bidang Study : Ips Terpadu Tanggal
: Jumat, 2 Oktober 2016
Waktu
: 09.00 WIB
Tempat
: Ruang Guru
P: Pewawancara N: Narasumber P: Sudah berapa lama bapak/ibu mengajar disekolah ini? N: saya mengajar disini sudah ada 18 tahun. P: Seberapa sering kepala sekolah melakukan komunikasi kepada guru? N: Hampir setiap hari, beliau selalu ada disekolah jadi kalau ketemu sapa gitu. P: Bagaimana pelaksanan komunikasi interpersonal yang berlangsung antara kepala sekolah dan guru? N: Komunikasi biasanya dilakukan secara formal dan informal baik secara langsung maupun sewaktu kepala sekolah tidak hadir, informasinya diberikan lewat pesan singkat atau di telpon langsung ke saya mungkin juga karena saya merupakan wakil kepala sekolah bidang kurikulum jadi kepala sekolah sering memberi perintah untuk mengawasi sekolah P: Apakah kepala sekolah selalu terbuka jika ada guru yang ingin berkomunikasi?, jika iya seperti apa keterbukaan kepala sekolah dalam berkomunikasi?, apakah ada manfaat yang Bapak/Ibu rasakan dengan keterbukaan yang dilakukan kepala sekolah?
N: komunikasi kepala sekolah Ada yang boleh di buka dan ada yang tidak bisa di buka contohnya seperti masalah keuangan itu kan sensitive kita sebagai guru juga memaklumi jika masalah itu tertutup. Justru kepala sekolah harus terbuka jadi jika ada masalah apapun guru siap bantu. Kalau kita tidak dilibatkan jadi kita tidak bisa melakukan apapun. Saya rasa keikutsertaan akan Sesuatu menambah saya semangat bekerja. P: Apakah pelaksanaan komunikasi interpersonal dalam memberikan manfaat dapat meningkatkan motivasi kerja guru? N: tentu itu bisa dikatakan seperti memberi semangat, memberi perhatian siapapun jika diprhatikan oleh atasan akan senang dan melakukan tugasnya. P: Apakah ada pujian misalkan kata-kata dari kepala sekolah ketika ada guru yang berprestasi?, seperti apa pujian tersebut? Bagaimana dampak pada semangat kerja ibu setelah kepala sekolah memberikan pujian tersebut? N: pujiannya ada seperti terimaka kasih, dan sebagainya. Ekspresi kepala sekolah mudah di baca kalau beliau senang dengan pekerjaan kita dia akan menunjukkan ekspresi senyum kalau kecewa yang dia pasti diam. Bagi saya Kepala sekolah yang suka memuji ada rasa senang tersendiri di hati kita tentunya nah untuk mendapat pujian seseorang harus semangat bekerja. P: Bagaimana empati yang diberikan kepala sekolah kepada guru?, apa efek yang dirasakan dari empati yang diberikan oleh kepala sekolah?, apakah memiliki dampak pada semangat kerja bapak/Ibu? N: saya merupakan guru spiritual kepala sekolah, jadi ada kedekatan khusus selain hubungan antara guru dan kepala sekolah. Kita intens juga komunikasi sehingga beliau paham saya, apa yang saya butuhkan dan sifatnya dadakan akan diusahakan. Kepala sekolah yang selalu perhatian dan memberikan apa yang saya butuhkan kita harus ada kebalikan dengan semangat kerja kita saya yakin kepala sekolah juga ingin melihat guru-guru disini semangat bekerja.
P: Apakah kepala sekolah menjunjung tinggi unsure kesamaan ketika berkomunikasi dengan guru?, apakah kesamaan ketika komunikasi kepala sekolah menjadikan Bpak/Ibu semangat dalam bekerja? N: Kepala sekolah tidak pernah membeda-bedakan guru, semua guru mendapat perlakuan yang sama baik itu di dalam rapat maupun di luar rapat. Dengan kesamaan yang diberikan kepala sekolah tentu akan berdampak pada semangat guru, jika semua di pandang sama maka rasa lebih dekat dengan guru yang lain akan terjalin lebih erat lagi tidak ada rasa ingin lebih unggul. P: Bagaimana bentuk dukungan yang ibu perlukan disekolah ini untuk meningkatkan motivasi kerja Bapak/Ibu? Apakah kepala sekolah sudah melakukan dukungan?, seperti apa dukungan yang dilakukan kepala sekolah? N: kepala sekolah memberikan dukungan kepada saya bisa adalah program Tahmiz. Saya mempunyai bakat dalam bidang tersebut kepala sekolah secara terbuka kepala sekolah memberikan dukungan dengan menjadikan saya guru tahmiz. Ketika saya mengatakan kekurangan buku untuk tahmiz langsung di respon. Kepala sekolah juga selalu mengucapkan terima kasih kepada guru ketika sudah membantu mengerjakan tugas dengan senyuman. Saya sendiri dengan seperti ini akan semangat dalam mengajar buktinya bertahan sampai 18 tahun. P: Apakah kepala sekolah mau menerima kritik dan saran dari para guru?, sebaliknya apakah Bapak/Ibu menerima jika ada kritik dan saran dari kepala sekolah? N: tentu saya adalah orang yang gaptek maka kepala sekolah menekankan kepada saya harus bisa computer dan saya jadi harus belajar computer juga. Begitupun sebaliknya kepala sekolah jika ada kritik dan saran baik masalah sekolah dan kepemimpinannya saya akan langsung memberitahukannya. P: Bagaimana sikap Positif yang ditunjukkan kepala sekolah kepada guru?, Apa manfaat yang dirasakan oleh Bapak/Ibu pada sikap positif yang dilakukan kepala sekolah?
N: Beliau merupakan salah satu contoh kepribadian yang baik dalam duga praduga. Hampir semua guru dianggap baik, ketika ada permasalahan beliau akan menanyakan terlebih dahulu apa kesulitan yang dialami oleh guru tersebut lalu memberikan masukan. Contohnya seperti ada kasus guru jarang masuk kan siswa jadi sering keluar keluar dan setelah 3 kali tidak ada kabar dari guru tersebut kepala sekolah langsung datang kerumahnya dan menanyakan permasalahan dan memberikan saran dan masukan sehingga kesulitan yang dihadapi guru tersebut terselesaikan. Saya rasa dengan kepribadian tersebut saya jadi ikut untuk memiliki rasa positif, positif dari diri sendiri ini saya yakin semua akan menjadi bahagia jika sudah bahagia semangat kerja juga akan tinggi. Ciputat, 21 Desember 2016 Narasumber
Ahmad Mulyadi
Lampiran 3 Pedoman Wawancara Guru Nama
: Sobari
Bidang Study : PKN Tanggal
: Jumat, 2 September 2016
Waktu
: 09.00 WIB
Tempat
: Ruang Guru
P: Pewawancara N: Narasumber P: Sudah berapa lama bapak/ibu mengajar disekolah ini? N: saya sudah 23 tahun bekerja disini. P: Seberapa sering kepala sekolah melakukan komunikasi kepada guru? N: hampir setiap hari, saya juga wakil beliau jadi intensitas untuk berkomunikasi sangat sering. P: Bagaimana pelaksanan komunikasi interpersonal yang berlangsung antara kepala sekolah dan guru? N: formal dan informal, ruangan saya ada di samping beliau jadi kadang saya keruangan beliau kadang beliau keruangan saya,;v.j,/ untuk berdiskusi masalah sekolah dan sebagainya. P: Apakah kepala sekolah selalu terbuka jika ada guru yang ingin berkomunikasi?, jika iya seperti apa keterbukaan kepala sekolah dalam berkomunikasi?, bagaimana dengan semangat kerja Bapak/Ibu dengan keterbukaan kepala sekolah tersebut? N: tentu, hanya masalah keuangan kepala sekolah kurang terbuka. Apapun baik pelatihan, tentang diri beliau, ada masalah sekolah beliau sering
terbuka. Pelatihan kan membantu kita untuk terus belajar jadi kalau beliau tidak terbuka saya rasa guru di sini tidak ada kemajuan yang berarti, beliau sering menceritakan tentang keluarganya karna sudah lama juga kenal karna kepala sekolah disini juga guru sebelumnya. Kalau ada masalah sekolah kepala sekolah pasti akan menceritakan kepada kita sehingga kita dapat membantu beliau. P: Apakah pelaksanaan komunikasi interpersonal dalam memberikan manfaat dapat meningkatkan motivasi kerja guru? N: saya merasa lebih semangat untuk mengajar. Dengan komunikasi interpersonal kan hanya antara guru dan kepala sekolah saja berarti disini seperti ada kedekatan secara khusus kalau komunikasi langsung. Nah kedekatan ini yang menjadikan seseorang lebih semangat dalam bekerjanya. P: Apakah ada pujian misalkan kata-kata dari kepala sekolah ketika ada guru yang berprestasi?, seperti apa pujian tersebut? Bagaimana dampak pada semangat kerja ibu setelah kepala sekolah memberikan pujian tersebut? N:untuk berprestasi saya kurang paham, tapi kalau untuk kehidupan sehari hari selalu mengucapkan terima kasih, semangat dan sebagainya ketika berhasil menjalankan tugas dengan baik. Tentu akan lebih semangat saya jadi merasa di sanjung dan kedepannya saya juga ingin mendapat ucapan tersebut kembali. P: Bagaimana empati yang diberikan kepala sekolah kepada guru?, apa efek yang dirasakan dari empati yang diberikan oleh kepala sekolah?, apakah memiliki dampak pada semangat kerja bapak/Ibu? N: kepala sekolah disini selalu menanyakan seluruh guru kepada guru yang hadir di sekolah itu sudah menunjukkan kepala sekolah memiliki rasa empati. Kepala sekolah yang selalu ada di sekolah tentu lebih tau bagaimana keadaan sekolah. Sekolah ini kalau guru yang lama sudah di anggap keluarga namanya keluarga pasti empatinya tinggi mungkin itu yang membuat guru jarang yang tidak masuk.
P: Apakah kepala sekolah menjunjung tinggi unsure kesamaan ketika berkomunikasi dengan guru?, apakah kesamaan ketika komunikasi kepala sekolah menjadikan Bpak/Ibu semangat dalam bekerja? N: semua guru dianggap sama. Iyah pasti nya saya semangat dengan tidak ada perbedaan antara guru, perlakuan kepada sesama semua guru sama. Kalau berbeda pasti ada yang sirik itu sudah hal alamiah dari manusia. P: Bagaimana bentuk dukungan yang ibu perlukan disekolah ini untuk meningkatkan motivasi kerja Bapak/Ibu? Apakah kepala sekolah sudah melakukan dukungan?, seperti apa dukungan yang dilakukan kepala sekolah? N: materi dan MGMP. Materi kalau gaji, THR dan sebainya. Kalau MGMP semua guru mendapat giliran untuk sama sama mengikuti pelatihannya. Saya rasa dengan dukungan kepala sekolah tersebut guru disini dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. P: Apakah kepala sekolah mau menerima kritik dan saran dari para guru?, sebaliknya apakah ibu menerima jika ada kritik dan saran dari kepala sekolah? N: tentu itu kan untuk membangun dan perbaikan diri untuk kepala sekolah. saya juga akan menerima kritik dan saran dari kepala sekolah dan semampu saya untuk melakukan perbaikan diri. P: Bagaimana rasa positif yang ditunjukkan kepala sekolah kepada guru?, contoh yang paling sering rasa positif yang ditunjukkan kepala sekolah?, apakah efek rasa positif memacu semangat bapak/Ibu dalam bekerja? N: beliau selalu memberikan senyuman dan semangat. Senyuman dan semangat juga termasuk rasa positif yang diberikan kepala sekolah kepada saya. Saya jadi lebih semangat untuk bekerja.
Ciputat, 21 Desember 2016 Narasumber
Sobari
Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru Nama
: Hj. Latifah
Bidang Study : Pendidikan Agama Islam Tanggal
: Jumat, 2 September 2016
Waktu
: 9.30
Tempat
: Ruang Guru
P: Pewawancara N: Narasumber P: Sudah berapa lama ibu/bapak mengajar disekolah ini? N: saya mengajar dari tahun 1984. P: Seberapa sering kepala sekolah melakukan komunikasi kepada guru? N: saya termasuk sering berkomunikasi dengan kepala sekolah. Sesuai dengan keperluan antara guru dan kepala sekolah. P: Bagaimana pelaksaan komunikasi interpersonal yang berlangsung antara kepala sekolah dan guru? N: ada yang formal dan tidak formal. Jarang juga kalau formal karena kepala sekolah akan memanggil saya. Kalau yang tidak formal sering dilakukan apalagi kan kepala sekolah sering keruang guru.
P: Apakah kepala sekolah selalu terbuka jika ada guru yang ingin berkomunikasi?, jika iya seperti apa keterbukaan kepala sekolah dalam berkomunikasi?, apakah ada manfaat yang bapak/ibu rasakan dengan keterbukaan yang dilakukan kepala sekolah?
N: bagi saya kepala sekolah masih terbuka. Sesuai dengan job nya. Saya menjadi lebih leluasa untuk mencerikan jika ada masalah sewaktu saya mengajar dengan begitu saya merasa di perhatikan oleh kepala sekolah. P: Apakah pelaksanaan komunikasi interpersonal dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan motivasi kerja guru?, jika iya seperti apa manfaat yang dirasakan? N: tentu dengan seringnya kepala sekolah melakukan komunikasi interpersonal tentu guru akan menjadi termotivasi untuk lebih giat bekerja dan memberikan yang terbaik. Contohnya terlambat ditegur oleh kepala sekolah. ;v.j,P: Apakah ada pujian misalkan kata-kata dari kepala sekolah ketika ada guru yang berprestasi?, seperti apa pujian tersebut? Bagaimana dampak pada semangat kerja ibu setelah kepala sekolah memberikan pujian tersebut? N: mungkin kata yang paling sering kepala sekolah sampaikan kepada saya adalah ‘makasih’, ‘sangat membantu’ dan ‘bagus’. Ini seperti kata yang bisa memperngaruhi saya untuk menjadi guru yang lebih baik lagi. P: Bagaimana empati yang diberikan kepala sekolah kepada guru?, apa efek yang dirasakan dari empati yang diberikan oleh kepala sekolah?, apakah memiliki dampak pada semangat kerja Bapak/Ibu N: baik masih diterima oleh akal sehat. Saya jadi semangat untuk datang kesekolah karna kan datang terlambat juga kena tegur. Manusia mana ada yang mau ditegur jadi saya mengusahakan agar saya selalu datang tepat waktu.
P: Apakah kepala sekolah menjunjung tinggi unsure kesamaan ketika berkounikasi dengan guru?, apakah kesamaan ketika komunikasi kepala sekolah menjadikan Bpak/Ibu semangat dalam bekerja?
N: kepala sekolah tidak pernah membedaakan guru-guru dan sebaliknya guru-guru juga hormat namun yah kalau ngobrol sudah enak saja. Kalau tidak sama kan jatuhnya pilih kasih ada yang baik dan tidak, karna sama saja pasti ada rasa semangat untuk mengajar. P: Bagaimana bentuk dukungan yang ibu perlukan disekolah ini untuk meningkatkan motivasi kerja ibu? Apakah kepala sekolah sudah melakukan dukungan?, seperti apa dukungan yang dilakukan kepala sekolah? N: saya memegang uang LKS maka dari itu kepala sekolah sering menasehati saya mengenai uang LKS yang saya pegang. P: Apakah kepala sekolah mau menerima kritik dan saran dari para guru?, sebaliknya apakah ibu menerima jika ada kritik dan saran dari kepala sekolah? N: menerima bahkan selalu menerima saran dan kritik dari guru. beliau seperti belajar dari saran dan kritik yang disampaikan. Selama ini belum ada kritikan kepala sekolah yang saya terima selama mengajar lebih kearah menyarankan saja. P: Bagaimana rasa positif yang ditunjukkan kepala sekolah kepada guru?, contoh yang paling sering rasa positif yang ditunjukkan kepala sekolah?, apakah efek rasa positif memacu semangat bapak/Ibu dalam bekerja? N:sejauh ini kepala sekolah selalu melakukan rasa positif melalui kata-kata dan senyum. Efek yang saya rasakan lebih kearah senang dan semangat bekerja ketika atasan kita selalu memberikan rasa positif kepada kita. Siapapun akan senang jika selalu diberikan rasa positif tersebut. Ciputat, 21 Desember 2016 Narasumber
Hj. Latifah
Lampiran 5 Pedoman Wawancara Guru Nama
: Dra. Nurida
Bidang Study : Pendidikan Agama Islam Tanggal
: Jumat, 2 Oktober 2016
Waktu
: 10.00 WIB
Tempat
: Ruang Guru
P: Pewawancara N: Narasumber P: Sudah berapa lama bapak/ibu mengajar disekolah ini? N: saya mengajar disini dari tahun 1988, saat saya masih mahasiswa saya sudah mengajar disini. Saya merupakan mahasiswa dari jurusan keguruan hobby saya mengajar bisa tersalurkan disini maka dari itu ketika saya menjadi mahasiswa saya mencoba mendaftar jadi guru disini dan alhamdulilahnya keterima. P: Seberapa sering kepala sekolah melakukan komunikasi kepada guru? N: kadang kadang hanya seperlunya saja. Kalau ada perlu langsung berbicara dengan beliau. Kepala sekolah selalu keruangan guru tapi jika saya yang ada perlu maka saya yang akan ke kantor beliau. P: Bagaimana pelaksanaan komunikasi interpersonal yang berlangsung antara kepala sekolah dan guru? N: biasanya ngobrol biasa informal lah, rapat kan jarang diadakan. Ketika diadakan juga dadakan jadi lebih sering kalau ketemu langsung ngobrol.
P: Apakah kepala sekolah selalu terbuka jika ada guru yang ingin berkomunikasi?, jika iya seperti apa keterbukaan kepala sekolah dalam berkomunikasi? apakah ada manfaat yang bapak/ibu rasakan dengan keterbukaan yang dilakukan kepala sekolah? N: sekolah ini dulu sangat terbuka masalah apapun termasuk keuangan namun sekarang tidak lagi. Tentu jika ada keterbukaan informasi dari sekolah maka saya akan tau apa yang harus saya lakukan disini. Contohnya ada pelatihan kalau tidak ada keterbukaan dari kepala sekolah tentu saya tidak akan ikut pelatihan. P: Apakah pelaksanaan komunikasi interpersonal dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan motivasi kerja guru?, jika iya seperti apa manfaat yang dirasakan? N: tentu dengan komunikasi interpersonal guru akan lebih giat untuk sering datang kesekolah dan memotivasi guru untuk terus belajar menjadi lebih baik. P: Apakah ada pujian misalkan kata-kata dari kepala sekolah ketika ada guru yang berprestasi?, seperti apa pujian tersebut? Bagaimana dampak pada semangat kerja ibu setelah kepala sekolah memberikan pujian tersebut? N: ada terima kasih, terus mengerjakan, semangat dan lain sebagainya. Pujian bagi saya adalah pacuan untuk saya menjalankan tugas legih baik kedepannya. Saya yakin semua pasti ingin mendapat pujian oleh kepala sekolah. Kita akan berlomba untuk selalu belajar dan memberikan yang terbaik. P: Bagaimana empati yang diberikan kepala sekolah kepada guru?, apa efek yang dirasakan dari empati yang diberikan oleh kepala sekolah?, apakah memiliki dampak pada semangat kerja bapak/Ibu? N: kalau ada yang sakit dijenguk, kalau terlambat ditegur. Kita merasa gak enak kalau tidak melakukan yang perintahkan kepala sekolah. Kepala sekolah kan sudah baik sama kita. Iyah jadi semngat karna kepala sekolah modelnya kecarian jadi kalau tidak ada orangnya maka langsung di tanyakan.
P: Apakah kepala sekolah menjunjung tinggi unsure kesamaan ketika berkomunikasi dengan guru?, apakah kesamaan ketika komunikasi kepala sekolah menjadikan Bpak/Ibu semangat dalam bekerja? N: sejauh ini semua disama ratakan saja. Tidak ada perbedaan yang cukup berarti. Ini yang perlu diperhatikan oleh seluruh kepala sekolah akan lebih baik mereka menyamaratakan sikap dan perilaku kepada semua guru, saya termasuk orang yang tidak suka pilih kasih, pasti ada kecemburuan oleh guru yang lain kalau sikap dan perilakunya berbeda. P: Bagaimana bentuk dukungan yang ibu perlukan disekolah ini untuk meningkatkan motivasi kerja ibu? Apakah kepala sekolah sudah melakukan dukungan?, seperti apa dukungan yang dilakukan kepala sekolah? N: Dukungan pengembangan karir menjadi hal utama selain materi yang sangat dibutuhkan oleh saya. Disekolah ini kepala sekolah sudah mengupayakan agar guru mengikuti MGMP per bidang studi. Kepala sekolah selalu membagi informasi terkait MGMP tersebut. P: Apakah kepala sekolah mau menerima kritik dan saran dari para guru?, sebaliknya apakah ibu menerima jika ada kritik dan saran dari kepala sekolah? N: kalau kritik dan saran kepala sekolah menerima, harus menerima kan untuk perbaikan diri kedepannya semua itu dilihat dari kacamata orang lain. P: Bagaimana rasa positif yang ditunjukkan kepala sekolah kepada guru?, contoh yang paling sering rasa positif yang ditunjukkan kepala sekolah?, apakah efek rasa positif memacu semangat bapak/Ibu dalam bekerja? N: kepala sekolah ketika ada masalah akan memanggil orang yang bersangkutan dan menanyakan keluhannya. Saya rasa ini merupakan rasa positif yang dimiliki kepala sekolah. Selain itu sikap optimisme kepala sekolah dengan kata kata dan gerak tubuh juga sudah ditunjukkan. Kepala sekolah yang selalu positif menjadikan pribadi saya untuk semangat datang kesekolah dan mengajar siswa saya.
Ciputat, 21 Desember 2016 Narasumber
Dra. Nurida
Lampiran 6 Pedoman Wawancara Guru Nama
: Didah Nuryadin
Bidang Study : BTQ Tanggal
: Jumat, 2 Oktober 2016
Waktu
: 11. 30 WIB
Tempat
: Ruang Guru
P: Pewawancara N: Narasumber P: Sudah berapa lama bapak/ibu mengajar disekolah ini? N: Saya sudah mengajar selama 12 tahun disini. P: Seberapa sering kepala sekolah melakukan komunikasi kepada guru? N: Saya termasuk sering untuk berkomunikasi dengan kepala sekolah, kepala sekolah mudah dijumpai kan selalu ada disekolah. P: Bagaimana pelaksanan komunikasi interpersonal yang berlangsung antara kepala sekolah dan guru? N: kalau sama kepala sekolah yah sewajarnya saja. Kadang komunikasi formal yah waktu rapat kalau informal yang lagi bareng bareng guru yang lain. P: Apakah kepala sekolah selalu terbuka jika ada guru yang ingin berkomunikasi?, jika iya seperti apa keterbukaan kepala sekolah dalam berkomunikasi?, apakah ada manfaat yang Bapak/Ibu rasakan dengan keterbukaan yang dilakukan kepala sekolah? N: kadang terbuka, kadang tertutup. Kalau terbuka masalah informasi guru seperti pelatihan kalau tertutup masalah keuangan. Tentu dengan terbukanya
informasi kepala sekolah menjadikan saya ada rasa percaya kalau kepala sekolah bisa memimpin sekolah ini kearah yang lebih baik. kalau kepala sekolah terbuka kan berarti kepala sekolah percaya sama guru yang berarti sebagai guru akan percaya juga dengan kepala sekolah. P: Apakah pelaksanaan komunikasi interpersonal dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan motivasi kerja guru?, jika iya seperti apa manfaat yang dirasakan? N: saya rasa iya, komunikasi interpersonal seperti ada rasa menghargai guru dengan memberikan perhatian kepada guru, guru akan merasa di perdulikan mungkin ini hati nurani yang berbicara. Contohnya seperti ketika saya tidak masuk kesekolah maka kepala sekolah akan menelpon saya untuk menanyakan kondisi saya dan memberi motivasi untuk besok hadir kesekolah. P: Apakah ada pujian misalkan kata-kata dari kepala sekolah ketika ada guru yang berprestasi?, seperti apa pujian tersebut? Bagaimana dampak pada semangat kerja ibu setelah kepala sekolah memberikan pujian tersebut? N: kalau untuk berprestasi saya rasa sekolah ini kurang, namun kepala sekolah selalu mengucapkan seperti terima kasih, lebih semangat dan sebagainya. Manfaatnya tentu saja kita lebih semangat untuk bekerja. P: Bagaimana empati yang diberikan kepala sekolah kepada guru?, apa efek yang dirasakan dari empati yang diberikan oleh kepala sekolah?, apakah memiliki dampak pada semangat kerja bapak/Ibu? N: kepala sekolah sering memberikan rasa empatinya dengan menanyakan kabar guru, jika ada guru yang terlambat tidak akan segan menegurnya walaupun itu merupakan guru lama dan guru baru sama saja. Saya alhamdulilah belum pernah terlambat karena rumah saya juga dekat dari sekolah dan sekalian mengantar anak sekolah jadi tidak pernah terlambat. Kepala sekolah yang selalu menanyakan kabar guru membuat saya merasa dihormati
P: Apakah kepala sekolah menjunjung tinggi unsure kesamaan ketika berkomunikasi dengan guru?, apakah kesamaan ketika komunikasi kepala sekolah menjadikan Bpak/Ibu semangat dalam bekerja? N: Pada dasarnya sama. Wajar saja kalau kepala sekolah memiliki orang kepercayaan. Kalau kepala sekolah disini juga begitu ada orang yang selalu di percaya beliau jadi kesannya lebih dekat dengan beliau. Yah tentu sesuai dengan pekerjaan kita saja kalau pekerjaan kita bagus tentu kepala sekolah memberikan apresiasi lebih. Semangat kerja saya tinggi kalau mengajar disini karna kepala sekolah dan guru yang lain membantu dalam motivasi. P: Bagaimana bentuk dukungan yang ibu perlukan disekolah ini untuk meningkatkan motivasi kerja ibu? Apakah kepala sekolah sudah melakukan dukungan?, seperti apa dukungan yang dilakukan kepala sekolah? N: dukungan yang paling utama adalah moril dan materil. Sekolah ini sudah melakukan dukungan untuk seluruh guru disini, ketika ada pelatihan disuruh ikut. Ada nya uang THR ketika Lebaran. P: Apakah kepala sekolah mau menerima kritik dan saran dari para guru?, sebaliknya apakah ibu menerima jika ada kritik dan saran dari kepala sekolah? N: Tentu, kritik dan saran kan membangun baik kepala sekolah dan saya harus bisa meneriman kritik dan saran tersebut untuk kedepannya lebih baik lagi. P: Bagaimana sikap positif yang ditunjukkan kepala sekolah kepada guru?, contoh yang paling sering sikap positif yang ditunjukkan kepala sekolah?, apakah efek rasa positif memacu semangat bapak/Ibu dalam bekerja? N: sejauh ini kepala sekolah selalu melakukan nya dengan baik baik melalui kata-kata dan gerakan badan. Kata-kata yang lebih sering dilakukan. Tentu setiap pemimpin yang mempunyai rasa positif pada dirinya dan orang lain akan mempengaruhi orang-orang yang ada disekitarnya untuk selalu memiliki rasa positif. Kalau orang yang sudah memiliki rasa positif di tempat kerja tidak akan mungkin malas, pasti akan semangat untuk bekerja.
Ciputat, 21 Desember 2016 Narasumber
Didah Nuryadin
Lampiran 7 Pedoman Wawancara Guru Nama
: Hj. Diana Dewi S.Pd
Bidang Study : Pendidikan Agama Islam Tanggal
: Jumat, 2 Oktober 2016
Waktu
: 10.00 WIB
Tempat
: Ruang Guru
P: Pewawancara N: Narasumber P: Sudah berapa lama bapak/ibu mengajar disekolah ini? N: saya mulai mengajar disini tahun 1987 P: Seberapa sering kepala sekolah melakukan komunikasi kepada guru? N: kadang-kadang hanya seperlunya saja. Jika saya ada perlu kan langsung ke ruangannya selalu ada disana beliau.
P: Bagaimana pelaksanaan komunikasi interpersonal yang berlangsung antara kepala sekolah dan guru? N: kepala sekolah menggunakan informasi secara formal dan informal. Formal diadakan waktu rapat, karena rapat jarang diadakan jika diadakan juga kepala sekolah selalu dadakan. Sedangkan untuk informal sendiri kepala sekolah selalu ada disekolah untuk mengawasi guru dan memberi saran serta masukan kepada kita jadi bisa dibilang lebih sering ke informal.
P: Apakah kepala sekolah selalu terbuka jika ada guru yang ingin berkomunikasi?, jika iya seperti apa keterbukaan kepala sekolah dalam berkomunikasi?, apakah ada manfaat yang Bapak/Ibu rasakan dengan keterbukaan yang dilakukan kepala sekolah? N: iyah kepala sekolah selalu terbuka jika berkomunikasi baik mengenai pelatihan yang akan datang. Namun jika masalah keuangan tertutup. Kalau kepala sekolah terbuka tentu berarti kita sudah di percaya beliau nah kita jadi merasa jangan sampai melakukan yang membuat tidak enak hati, jadi harus bekerja sesuai tanggung jawab masing masing. Manfaat terhadap diri saya, jadi lebih ingin datang sekolah sesuai jamnya, selalu mengajar tepat waktu dan lebih ingin variatif lagi dalam sistem mengajar saya. P: Apakah pelaksanaan komunikasi interpersonal dalam memberikan manfaat dapat meningkatkan motivasi kerja guru? N: tentu saya jadi lebih bersemangat untuk mengajar . P: Apakah ada pujian misalkan kata-kata dari kepala sekolah ketika ada guru yang berprestasi?, seperti apa pujian tersebut? Bagaimana dampak pada semangat kerja ibu setelah kepala sekolah memberikan pujian tersebut? N: menurut saya kalau muji jarang bahkan tidak prnah tetapi kalau bolos langsung ditelepon. Tentu jadi semangat bekerja kalau bolos langsung di telpon kan gak enak kalau begitu terus.
P: Bagaimana empati yang diberikan kepala sekolah kepada guru?, apa efek yang dirasakan dari empati yang diberikan oleh kepala sekolah?, apakah memiliki dampak pada semangat kerja bapak/Ibu? N: Kepala sekolah lebih condong ke yang muda saja yang diperhatikan kalau yang tua sepertinya sudah jarang. ngobrol biasa saja lebih ke yang muda kalau yang tua tidak terlalu sering menanyakan kabar. Mungkin karna masih muda kan pegalamannya kurang jdi butuh di awasin Namun seperti kehadiran dan terlambat selalu ditanyakan. Dengan kehadiran dan terlambat selalu ditanyakan mendorong saya untuk tidak terlambat dan selalu hadir disekolah. Saya lebih ke arah menghormati kepala sekolah, tidak enak lah selalu terlambat dan tidak hadir kan berpengaruh ke gaji juga P: Apakah kepala sekolah menjunjung tinggi unsure kesamaan ketika berkomunikasi dengan guru?, apakah kesamaan ketika komunikasi kepala sekolah menjadikan Bpak/Ibu semangat dalam bekerja? N: semua sama saja. Tanggung jawab dan beban masing-masing kan emang semua tanggung jawab guru. berpendapat ketika rapat juga sama, kalau ada pertanyaan tinggal bertanya. Tentu kita akan lebih semangat bekerja jika tidak adanya pilih kasih yang di lakukan kepala sekolah dengan guru lain, saya pun sama saya lebih suka antara semua guru mendapat perlakuan yang sama. P: Bagaimana bentuk dukungan yang ibu perlukan disekolah ini untuk meningkatkan motivasi kerja ibu? Apakah kepala sekolah sudah melakukan dukungan?, seperti apa dukungan yang dilakukan kepala sekolah? N:Materi pasti yang utama, setelah itu moril. MGMP kepala sekolah selalu mengirim guru secara berkala untuk pelatihan workshop tersebut. Itu termasuk dukungan saya rasa. P: Apakah kepala sekolah mau menerima kritik dan saran dari para guru?, sebaliknya apakah ibu menerima jika ada kritik dan saran dari kepala sekolah?
N:belum tentu kepala sekolah sifatnya berubah ubah. Kadang diterima dan kadang tidak. Kalau kritik dan saran kan untuk perbaikan diri tidak masalah juga. P: Bagaimana rasa positif yang ditunjukkan kepala sekolah kepada guru?, contoh yang paling sering rasa positif yang ditunjukkan kepala sekolah?, apakah efek rasa positif memacu semangat bapak/Ibu dalam bekerja? N: saya lebih kearah ucapan beliau. Contohnya ketika ada rapat mengenai pembahasan sekolah kepala sekolah akan bilang pasti kita bisa untuk lebih maju, terus semangat kalau ada masalah langsung bilang ke saya insya allah kita selesaikan bersama. Kalau begitu kan saya jadi semangat mengajar. Ciputat, 21 Desember 2016 Narasumber
Hj. Diana Dewi S.Pd
PROFILE SEKOLAH I. IDENTITAS SEKOLAH. Nama Sekolah
: SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Alamat Sekolah
: Jl. Ir. H. Juanda No. 211
Kelurahan / Kecamatan
: Rempoa / Ciputat Timur
Kabupaten / Kota
: Tangerang Selatan
Telepon
: (021) 7401364
Nama Yayasan (Bagi Swasta)
: Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Cabang Ciputat Timur
Alamat Yayasan & No. Telp.
: Jl. Ir. H. Juanda No.211 Rempoa Ciputat Timur
Email
:
[email protected]
NSS / NSM / NDS / NPSN
: 202280310003 / 204020417053 / 2002040011 / 20603576
Jenjang Akreditasi
: Terakreditasi "A"
Tahun Didirikan
: 10 Oktober 1964
Tahun Beroperasi
: 10 Oktober 1964
Kepemilikan Tanah a. Status Tanah
: Tanah Desa
b. Luas Tanah
: 1000 M
Status Bangunan
: Pribadi
a. Surat Ijin Bangunan
:-
b. Luas Seluruh Bangunan
: 1176 M
II.
KEADAAN SISWA Jumlah Kelas
Jurusan
Jumlah Awal Bulan
Rombel L
P
Keluar JML H
L
Akhir Bulan
Masuk P
L
P
L
P
J M
4
85 86 92
70 79 55
11
263
20 4
I.
4
II.
4
III. Jumlah Jumlah Total
III .
155 165 147 467
467
-
-
-
KEADAAN GURU DAN TENAGA TATA USAHA. JUMLAH TENAGA GURU GURU
JUMLAH TENAGA TATA USAHA
GURU
GURU
TETAP
TIDAK TETAP
GURU
DPK
BANTU
7
20
3
-
TIDAK TETAP 3
TETAP 2
PENJAGA PESURUH 2
SEKOLAH 1
-
85 86 92
70 79 57
-
26 3
206 469
1 5 1 6 1 4 4 6
DAFTAR GURU DAN KARYAWAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 NO
NAMA
JABATAN STRUKT URAL
1
Drs. SAYUTI SUFRIATN A, MM
KEPALA SEKOLAH
2
Drs. H. AHMAD MULYADI
WAKASEK BIDANG KURIKULU M
PENDIDI KAN
TMT
TINGKAT
JURUSAN
GURU BIDANG STUDI THN LULUS
STATUS GURU/PE GAWAI
ALAMAT TEMPAT TINGGAL
TGL
BLN
S2/AKTA 4
MAGISTER MANAJEM EN
1991
18
07
1996
IPS TERPADU
GURU TETAP YAYASAN
S1/AKTA 4
SEJARAH DAN BUDAYA ISLAM
1993
01
11
1998
IPS TERPADU
GURU TETAP YAYASAN
THN
JL. NURUL HUDA RT 001/04 NO.77 KAMPUNG UTAN CEMPAKA PUTIH CIPUTAT TIMUR TELP/HP. 021 742224, 08211472 9551 JL. BUNTU RAYA RT 003/08 CIRENDE U CIPUTAT TIMUR TELP/HP 021 89582146 , 08521683 5910
3
TATANG SETIAWAN , S.Pd.
WAKASEK BIDANG KESISWAA N
S1/AKTA 4
MATEMATI KA
2003
22
08
1987
MATEMATI KA
GURU TETAP YAYASAN
4
Drs. SOBARI
WAKASEK BIDANG ISMUBA
S1/AKTA 4
PERADILA N AGAMA
1993
03
07
1993
PKN
GURU TETAP YAYASAN
5
MARYADI HM, SE.
WAKASEK BIDANG HUMAS
S2/AKTA 4
MANAJEM EN
1991
17
12
2002
BP/BK
GURU TETAP YAYASAN
GURU
S1/AKTA 4
2004
07
12
1981
PKN / KMM
6
AMIR MAHMUD, S.Pd.
ILMU PENDIDIK AN
GURU TETAP YAYASAN
JL. MAWAR V BLOK.C-4 NO.8 TAMAN KEDAUNG PAMULAN G HP. 08777236 5748 JL. PAHLAWA N Gg. SWADAYA RT 003/09 NO.37 REMPOA CIPUTAT TIMUR TELP. (021) 7490331 JL. PAHLAWA N RT 004 / 01 NO.97 CEMPAKA PUTIH CIPUTAT TIMUR 15412 HP. 08138806 2665 JL. SMP MUHAMM ADIYAH 19 CINANGK
S1/AKTA 4
PENDIDIK AN AGAMA ISLAM
2001
01
02
S1/AKTA 4
BAHASA INGGRIS
2001
16
03
GURU
S1/AKTA 4
PENDIDIK AN AGAMA ISLAM
GURU
S2/AKTA 4
7
Hj. LATIFAH, S.Ag.
GURU
8
Hj. DIANA DEWI, S.Pd.
GURU
9
Dra. NURIDA
10
Drs. H. BUSTOMI, M.Pd.
MANAJEM EN PENDIDIK AN
1986
PENDIDIK AN AGAMA ISLAM
DPK
1987
BAHASA INGGRIS
DPK
PENDIDIK AN AGAMA ISLAM
GURU TETAP YAYASAN
1990
21
03
1986
1995
19
07
1997
BAHASA ARAB
GURU TIDAK TETAP YAYASAN
A SAWANGA N DEPOK TELP. (021) 7410175 JL. KERTA MUKTI Gg. H. NIPAN RT 001/08 NO.133 PISANGA N CIPUTAT TIMUR TELP. (021) 7426881 JL. CILEDUK RAYA RT 003/03 NO.52 LARANGA N CILEDUG TANGERA NG JL. KAV. KEUANGA N RT 011 / 011 No. 26 KEDAUNG PAMULAN G KOMPLEK VILLA MUTIARA SAWAH
11
NOOR MU'ZIZAH SYARI, S.Sos.I.
12
DIDAH NURYATIN , S.Pd.
13
NURLITA MARYA, S.Pd.
S2/AKTA 4
MANJEME N PENDIDIK AN
GURU
S1/AKTA 4
BAHASA INGGRIS
GURU
S1/AKTA 4
GURU
ILMU PENGETA HUAN SOSIAL
2002
16
07
2007
BAHASA INGGRIS
GURU TIDAK TETAP YAYASAN
BAHASA INGGRIS DAN BTQ
GURU TIDAK TETAP YAYASAN
2007
14
07
2004
2011
14
07
2011
IPS TERPADU
GURU TIDAK TETAP YAYASAN
BARU CIPUTAT TELP. (021) 7412934 JL. BULAK RAYA RT 002/02 NO.7-B CEMPAKA PUTIH CIPUTAT TIMUR TELP/HP. 7409616/ 08158745 088 JL. KUNINGA N RT 004/01 NO.21 CEMPAKA PUTIH CIPUTAT TIMUR 15412 TELP/HP. 98245740 /9252145 2 JL. WR. SUPRATM AN RT 002/04 NO.26 KAMPUNG UTAN CEMPAKA
PUTIH CIPUTAT TIMUR HP. 08571024 1021
NO
14
15
NAMA
SHOLIHIN IBNU SYAFE'I, S.Pd
RIMA NURJAYAN TI, S.Pd.
JABATAN STRUKT URAL
PENDIDI KAN
TMT
TINGKAT
JURUSAN
GURU
SLTA
MU'ALIMI N MUHAMM ADIYAH
GURU
S1/AKTA 4
IPA
GURU BIDANG STUDI THN LULUS
2012
STATUS GURU/PE GAWAI
ALAMAT TEMPAT TINGGAL
TGL
BLN
01
08
2007
14
07
2011
SENI BUDAYA
IPA TERPADU
GURU TIDAK TETAP YAYASAN
GURU TIDAK TETAP YAYASAN
JL. KUNINGA N RT 004/01 NO. 105 CEMPAKA PUTIH CIPUTAT TIMUR TELP. (021) 74704437 /0817606 4892 JL. KUNINGA N RT 004 / 01 NO. 104 CEMPAKA PUTIH CIPUTAT TIMUR TELP.
THN
16
MUSTOFA, S.Pd.
17
Dra. KASRAH
18
MUHTAR, S.Pd.I
19
WURI TRIKANDA RI, S.Pd
GURU
GURU
GURU
GURU
S1/AKTA 4
PENDIDIK AN OLAHRAG A
S1/AKTA 4
BAHASA INDONESI A
S1/AKTA 4
PAI
S1
BAHASA INDONESI A
2009
1992
17
16
16
16
07
07
07
07
7431484
2012
PENJASKE S
GURU TIDAK TETAP YAYASAN
2013
BAHASA INDONESI A
GURU TIDAK TETAP YAYASAN
2013
BTQ
2013
BIMBINGA N KONSELIN G
GURU TIDAK TETAP YAYASAN GURU TIDAK TETAP YAYASAN
JL. RUSA II RT 004/04 PONDOK RANJI PONDOK RANJI CIPUTAT TIMUR TELP/HP. 021 68020482 , 08121938 8 JL. KP BULAK BARAT DALAM, RT.004/01 2 CAING, KEDAUNG , PAMULAN G, TANGSEL. 08211347 6165
20
MUHAMA D PAHRUDI N, S.Pd
GURU
21
AHMAD AKBAR, S.Pd
STAF KURIKULU M
22
Drs. H. NASIR SYAH
GURU
23
AHMAD FAUJI
GURU
S1
PENDIDIK AN BIOLOGI
S1
ILMU PENDIDIK AN SOSIAL
S1
PENDIDIK AN AGAMA ISLAM
2014
2010
11
07
2014
IPA TERPADU
GURU TIDAK TETAP YAYASAN
PEGAWAI TETAP YAYASAN
01
09
2002
BIMBINGA N KONSELIN G
17
07
2015
KEMUHA MMADIYA HAN
17
07
2015
PENJASKE S
JL. NURUL HUDA RT 001/04 KAMPUNG UTAN CEMPAKA PUTIH CIPUTAT TIMUR TELP/HP. 08571194 5721 JL. KERTAMU KTI RT 001/08 NO.6 PISANGA N CIPUTAT TIMUR HP. (021) 96376871 JL. CIREUND EU RAYA, NO.39 RT.004/06 , CIREUND EU, CIPUTAT TIMUR KOTA TANGSEL. TELP.
24
MULYOKO, S.Pd
GURU
S1
TARBIYAH/ MATEMATI KA
25
SITI MASYITO H, M.Pd
GURU
S2
26
ELY RAHMAWA TI, S.Pd
GURU
S1
27
NUR ESA PRASETIO , S.Hum
28
MUHAMA D TANTOWI, SS
29
WOELAN SARADIFA , S.Pd
17
07
2015
MATEMATI KA
BAHASA INDONESI A
18
07
2016
BAHASA INDONESI A
BAHASA INDONESI A
18
07
2016
BAHASA INDONESI A
2015
S1
SARJANA HUMANIO RA
2015
18
07
2016
SBK / BAHASA ARAB
GURU
S1
BAHASA DAN SASTRA INGGRIS
2008
18
07
2016
BAHASA INGGRIS
GURU PIKET
S1
2011
18
07
2014
GURU
TARBIYAH/ ILMU PENGETA
GURU PIKET
JL. KERTAMU KTI, PISANGA N, CIPUTAT TIMUR KOTA TANGSEL. TELP. 08526860 6430 / 08121911 2519 JL. CENDERA WASIH Gg. KINAN RT.005/05 NO.53 CIPAYUNG , CIPUTAT, TANGSEL. TELP. 08880860 6570
HUAN SOSIAL
NO
30
31
NAMA
JABATAN STRUKT URAL
MUHAMA D ALI JAFAR SIDIQ, SHI
KEPALA TATA USAHA
ROSMAID A TUMANG GOR
BENDAHA RA / TELLER SPP
PENDIDI KAN
TMT
TINGKAT
JURUSAN
S1
PGAN
SYARIAH DAN HUKUM
PENDIDIK AN AGAMA ISLAM
GURU BIDANG STUDI THN LULUS
STATUS GURU/PE GAWAI
ALAMAT TEMPAT TINGGAL
TGL
BLN
2009
01
12
2012
1987
17
07
1988 THN
PEGAWAI TIDAK TETAP YAYASAN
PEGAWAI TETAP YAYASAN
MASJID ALBAROKAH JL. SMP MABAD RT 005/05 CEMPAKA PUTIH CIPUTAT TIMUR HP. 08138154 8392, 08968940 0854 JL. KAMPUNG CINANGK A RT 003/07 KEDAUNG SAWANGA
N DEPOK
32
UPI MAYANG SARI, SE
STAF ADMINIST RASI
S1
EKONOMI
33
AZHAR KHAIRUL RIZKI SOFA
STAF ADMINIST RASI
SMA MUH 3 JAKARTA
ILMU PENDIDIK AN SOSIAL
HILDA AYUNI SYAM
STAF PERPUSTA KAAN
34
SMK GRAFIKA LEBAK BULUS
2015
18
07
2011
PEGAWAI TIDAK TETAP YAYASAN
PEGAWAI TIDAK TETAP YAYASAN
2011
18
07
2011
2016
18
07
2016
PEGAWAI TIDAK TETAP YAYASAN
JL. IR. H. JUANDA NO.46 RT 001/01 REMPOA SANDRAT EX CIPUTAT TIMUR TELP/HP 02196686430 JL. PAHLAWA N Gg. SWADAYA RT 003/09 NO.37 REMPOA CIPUTAT TIMUR TELP. (021) 7490331, 08578097 0162 JL. IR. H. JUANDA NO.45 RT 001/01 REMPOA SANDRAT EX CIPUTAT TIMUR TELP/HP
08961090 0356
35
36
WAWAN SETIAWAN
SURAWAN
37
SUTIMAN
38
ADE SETIAWAN
MAINTEN ANCE LAB KOMPUTE R
CARAKA
CARAKA
STM PENERBA NGAN JAKARTA
SMP
LISTRIK
2003
1979
01
01
01
07
2012
PEGAWAI TIDAK TETAP YAYASAN
2014
PEGAWAI TIDAK TETAP YAYASAN
01
02
2016
07
04
2016
PEGAWAI TIDAK TETAP YAYASAN PEGAWAI TIDAK TETAP
JL. MASJID ALIKHLAS NO.5O RT 03/04 CEMPAKA PUTIH CIPUTAT TIMUR HP. 02194350445 , 08161973 191 JL. BUNTU RAYA, RT.003/00 8 CIREUND EU, CIPUTAT TIMUR, KOTA TANGERA NG SELATAN. TLP. 08128004 1790
YAYASAN
LAMPIRAN 15
Foto SMP Muhammadiyah 17 Ciputat
Gambar 5.1 Foto kepala sekolah dengan penulis di ruang kepala sekolah
Gambar 5.2 Ruang Guru
Gambar 5.3 Kegiatan wisata sekolah
Gambar 5. 4 Kegiatan penyuluhan Narkoba
Gambar 5. 5 Suasana Halal Bihalal
Gambar 5. 6
Kegiatan darmawisata ke jogja
Gambar 5.7 Foto bersama dengan pemenang Turnamen Futsal
Gambar 5. 8
Suasana kepala sekolah memberi wejangan kepada pengurus Osis
Gambar 5. 9 Foto bersama dalam pernikahan salah satu staff tata usaha
Gambar 5.10 Gedung Sekolah
LAMPIRAN 16 BIODATA PENULIS
Data Pribadi Nama
: Dewi Purnama Sari
NIM
: 1112018200075
Fakultas / Jurusan
: FITK / Manajemen Pendidikan
Angkatan
: 2012
Tempat, Tanggal Lahir
: Medan, 14 Februari 1994
Moto Hidup
: Restu Orang Tua merupakan segalanya. Mempermudah jalan untuk menuju kesuksesan. Dengarkan apa nasihatnya dan lakukan yang terbaik untuk kebahagiannya. Karna bahagia orang tua adalah bahagia untukmu.
Alamat
: Punden Rejo Dusun 1 Gang Pendidikan Kelurahan Tanjung Morawa Kecamatan Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara
Email
:
[email protected]
1. TK Nurul Ummi
: 1999-2000
2. SD Negeri 105331
: 2000-2006
3. SMP Harapan Bangsa
: 2006-2009
4. SMK TKJ Harapan Bangsa
: 2009-2012
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
: 2012