Implementasi Kebijakan ... (Andrianus Silvester Firman Pous dan Argo Pambudi, M.Si.) 1
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALAT PEMBATAS KECEPATAN DI KOTA YOGYAKARTA THE IMPLEMENTATION OF RUMBLE STRIPS POLICY IN YOGYAKARTA CITY Oleh: Andrianus Silvester Firman Pous dan Argo Pambudi, M.Si., FIS UNY,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan Alat Pembatas Kecepatan di Kota Yogyakarta. Penelitian ini juga untuk mengetahui hambatan implementasi dan upaya untuk mengatasi hambatan dalam implementasi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian ini berupa analisis Implementasi Kebijakan Alat Pembatas Kecepatan di Kota Yogyakarta melalui empat variabel implementasi Edward III. Pertama variabel komunikasi yang terdiri dari penyampaian informasi dan pemahaman dalam komunikasi. Penyampaian informasi kebijakan ini belum meluas dan belum jelas. Kemampuan implementor dalam menangkap dan memahami informasi berbeda, serta kurangnya pemahaman pihak sasaran akan informasi yang disampaikan. Variabel kedua adalah sumber daya yang terdiri dari sumber dana dan sumber daya manusia. Sumber dana implementasi kebijakan ini telah cukup dalam APBD dan swadaya masyarakat. Tetapi sumber daya manusia kebijakan ini masih kurang. Variabel ketiga adalah disposisi, disposis kebijakan ini telah baik, karena prosedur rekruitmen dan insentif telah sesuai dengan ketentuan. Variabel keempat adalah struktur birokrasi. Struktur organisasi implementor menunjukan pemisahan pekerjaan dan kinerja sehingga hubungan aktivitas dan fungsinya dibatasi. Tetapi Prosedur Standar Operasional (SOP) kebijakan ini belum tersusun. Dari hasil analisis, hambatan implementasi kebijakan ini yaitu komunikasi yang kurang jelas dan belum meluas, informasi yang tidak dipahami oleh beberapa implementor dan masyarakat, kurangnya pegawai implementor, dan SOP yang belum tersusun. Menghadapi hambatan tersebut, implementor atau pelaksana kebijakan ini berencana akan kembali mengkomunikasikan kebijakan ini secara langsung kepada masyarakat, menambah pegawai dan mulai untuk menyusun SOP kebijakan Alat Pembatas Kecepatan. Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Alat Pembatas Kecepatan, Hambatan Implementasi
Implementasi Kebijakan ... (Andrianus Silvester Firman Pous dan Argo Pambudi, M.Si.) 2
Abstract This research aimed to analyzed policy implementation of rumble strips policy in the city of Yogyakarta. This study was also to determined the implementation barriers and efforts to overcame the implementation barriers. The research was a qualitative research with the descriptive studied method. The resulted of this research was the analyzed of policy implementation of Rumble Strips Policy in Yogyakarta City through the four variables implementation by Edward III. The first variable was communication which consisted of the delivery information and comprehension in communication. The delivery of this policy was not extend and unclear. The ability of implementor was different to captured and understood, with the least comprehension of the target group about the policy information. The second variable was a resource that consisted of sources of funds and human resources. Funds sourcethis policy had been adequate, in the budget and governmental organizations. But the human resources this policy was still lacking. The third variable was the disposition. Disposition this policy had been good, because recruitment procedures and incentive had been accordance withthe rule. The fourth variable was a bureaucratic structure. The organization structure of implementor was showing the division of work and performance, so that relations activities and functions were restricted. But the Standard Operating Procedure (SOP) this policy had not been arranged. From the analyzed, barriers of this policy that communication was not extend and unclear, information was not understood by some implementor and society, lack of employee implementor, and SOP that had not been arranged. Faced with these barriers, implementor planed to directly communicate again this policy to the public, add employees and begun to formulated a rumble strips policy SOP. Keywords: Policy Implementation, Rumble Strips, Implementation Barriers
kota yang memiliki keragaman suku
PENDAHULUAN Kota
dengan
transportasi tentunya,
yang
suasana berkembang
menimbulkan
berbagai
dan
budaya.
perkembangan
Dalam kota,
pesatnya tentu
saja
meningkatkan kepadatan arus lalu
permasalahan selain kemacetan juga
lintas.
permasalahan
kecelakan.
diperlukan suatu rekayasa lalu lintas
Yogyakarta sesuai perannya sebagai
yang tepat. Salah satu rekayasa yang
kota pelajar dan kota tujuan wisata,
dibuat adalah alat pengendali dan
menjadikan
pengaman pemakaian jalan. Alat
Yogyakarta
sebagai
Oleh
karena
itu
sangat
Implementasi Kebijakan ... (Andrianus Silvester Firman Pous dan Argo Pambudi, M.Si.) 3
pengendali dan pengaman pemakai
kesehatan
jalan sangat bervariasi, tetapi yang
ketinggiannya. Akan tetapi polisi
banyak dijumpai dan digunakan
tidur
adalah
Indonesia
polisi
pembatas
tidur
atau
kecepatan
alat
(Rumble
yang
pengguna
umumnya lebih
ada
banyak
jalan
di yang
bertentangan dengan desain polisi tidur
Strips).
bagi
yang
diatur
berdasarkan
Highway
Keputusan Menteri Perhubungan No
(2005:1)
3 Tahun 1994, Undang-Undang
menjelaskan bahwa rumble strips
Nomor 20 Tahun 2009 dan untuk di
merupakan
Kota
Maryland
State
Administration
peninggian
yang
Yogyakarta,
Peraturan
ditempatkan pada permukaan jalan,
Walikota Yogyakarta Nomor 81
dipasang tegak lurus ruas jalan, agar
Tahun 2007. Hal yang demikian ini
kendaraan bermotor yang melewati
bahkan
penaikan atau pembengkokan jalan
keamanan
tersebut mengalami efek getaran dan
pemakai
suara. Tujuannya untuk memberikan
(wikipedia.org).
peringatan
kepada
dapat dan
membahayakan kesehatan
jalan
para
tersebut
Keberadaan polisi tidur dapat
pengemudi
bahwa mereka akan memasuki zone
membantu
jalan yang tidak biasa atau kondisi
kecepatan dan bahaya kecelakaan di
jalan yang tidak diharapkan dan
Provinsi
memberi
Yogyakarta, khususnya di Kota
peringatan
kepada
menanggulangi
Daerah
Istimewa
pengemudi tentang adanya rambu-
Yogyakarta.
rambu lain. Selain itu, polisi tidur
berkembangan
atau disebut juga sebagai Alat
kependudukan di Kota Yogyakarta,
Pembatas Kecepatan adalah bagian
mendorong dibangunnya berbagai
jalan
sarana
yang
ditinggikan
berupa
Dengan
semakin
transportasi
dalam
dan
menanggulangi
tambahan aspal atau semen yang
perkembangan tersebut. Polisi tidur,
dipasang melintang di jalan untuk
menjadi hal yang baik digunakan.
pertanda
Akan tetapi polisi tidur akhir-akhir
memperlambat
laju/kecepatan
kendaraan.
meningkatkan
keselamatan
Untuk dan
ini
mendatangkan
permasalahan.
Selain melanggar aturan, polisi tidur
Implementasi Kebijakan ... (Andrianus Silvester Firman Pous dan Argo Pambudi, M.Si.) 4
yang dibangun justru menyebabkan
Kota
kecelakaan. Kebanyakan polisi tidur
menggunakan polisi tidur yang tidak
di
memenuhi
Kota
Yogyakarta
dibongkar.
Yogyakarta
yang
standar
masih
pemerintah
pembangunan
sehingga menganggu kenyamanan
polisi tidur selama ini di Kota
pengguna jalan. Sejauh ini Dinas
Yogyakarta mendatangkan masalah.
Perhubugan Kota Yogyakarta sudah
Untuk mengurangi pelbagai masalah
melakukan inventarisasi terhadap 14
lalu
kecamatan
Keberadaan
dan
lintas
dan
mewujudkan
di
Kota
Yogyakarta
keselamatan
dan
terkait dengan adanya polisi tidur
serta
tidak
yang tidak sesuai dengan Peraturan
menimbulkan masalah yang lebih
Walikota Yogyakarta Nomor 81
serius di warga masyarakat dalam
Tahun 2007 (tembi.net).
ketertiban, kenyamanan
Permasalahan
berlalu lintas, Pemkot menerbitkan
pembangunan
81
polisi tidur terus berkembang hingga
Tahun 2007 tentang Alat Pengendali
saat ini, polisi tidur yang dibangun
Dan
secara
Peraturan
Walikota
Pengaman
Nomor
Pemakai
Jalan
penggunan
(jogjakota.go.id). Dinas
Perhubungan
Yogyakarta
liar,
telah
Kota
melakukan
setempat
membahayakan
jalan. di
Kota
Masyarakat Yogyakarta
merasa aman dengan adanya polisi
Alat
tidur, setidaknya dapat mengurangi
yang
kebisingan dan meningkatkan rasa
sering disebut polisi tidur di Kota
aman (tembi.net), tetapi polisi tidur
Yogyakarta
sesuai
yang dibangun tersebut bertentangan
dengan Peraturan Walikota Nomor
dengan aturan malah menimbulkan
81
masalah dan kecelakaan. Berbagai
inventarisasi Pembatas
Tahun
terhadap
Kecepatan
yang
2007
atau
tidak
tentang
Alat
Pengendali dan Pengaman Pemakai
kebijakan
Jalan. Windarto Kuswandono ATD,
pemerintah, Undang-Undang Nomor
MT, Staf Dinas Perhubungan Kota
22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Yogyakarta
dan
di
Bidang
Teknik
telah
Angkutan
dibuat
Jalan
Keputusan
oleh
yang
Transportasi, mengatakan, hingga
melengkapi
Menteri
saat ini terdapat 14 Kecamatan di
Perhubungan Nomor 3 Tahun 1994
Implementasi Kebijakan ... (Andrianus Silvester Firman Pous dan Argo Pambudi, M.Si.) 5
Tentang Pengendali dan Pengaman
Kimpraswil dan beberapa wilayah
Pemakai Jalan disebutkan peraturan
atau jalan-jalan di Kota Yogyakarta
tentang polisi tidur, sampai pada
antara bulan Juni sampai dengan
Peraturan
Agustus 2016.
Walikota
Yogyakarta
Nomor 81 Tahun 2007 tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai
Jenis dan Sumber Data
Jalan, maka mengamati berbagai
Adapun jenis data yang penulis
permasalahan
peroleh dalam penelitian lapangan
mencoba
tersebut,
untuk
Nomor
dan
ini adalah data primer dan data
implementasi
sekunder yang bersifat kualitatif
meneliti
menganalisis Peraturan
Walikota 81
penulis
Yogyakarta
Tahun
2007
maupun kuantitatif.
yang
disesuaikan dengan kebijakan lain di
Informan Penelitian
atasnya tersebut, dalam kaitannya
Informan
dengan alat pembatas kecepatan di
sebagai narasumber adalah Kepala
Kota Yogyakarta.
Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
dalam
penelitian
Dinas Perhubungan Kota,
ini,
Kepala
Seksi Manajemen Rekayasa Lalu METODE PENELITIAN
Lintas Dinas Perhubungan Kota
Desain Penelitian
Yogyakarta, Staf bagian Hukum
Penelitian
ini
menggunakan
Seketaris Daerah Kota Yogyakarta,
pendekatan kualitatif dengan metode
Staf
deskriptif.
Pelengkap Jalan Dinas Kimpraswil Kota
Bagian
Seksi
Yogyakarta,
Bangunan
Pemimpin
beberapa daerah penelitian (Camat, Lokasi dan Waktu Penelitian
Lurah
Penelitian ini dilaksanakan di Kota
masyarakat di daerah setempat dan
Yogyakarta,
beberapa penggguna jalan.
Dinas
tepatnya Perhubungan
di
kantor Kota
Yogyakarta, Kantor SETDA Kota Yogyakarta,
Kantor
Dinas
dan
RT),
beberapa
Implementasi Kebijakan ... (Andrianus Silvester Firman Pous dan Argo Pambudi, M.Si.) 6
triangulasi.
Teknik Pengumpulan Data
Triangulasi
adalah
untuk
teknik pemeriksaan keabsahan data
memperoleh penjelasan yang
yang memanfaatkan sesuatu yang
rinci dan mendalam mengenai
lain di luar data itu untuk keperluan
Implementasi Kebijakan Alat
pengecekan
Pembatas Kecepatan dan faktor-
pembanding terhadap data itu.
1. Wawancara
dilakukan
atau
sebagai
faktor yang mempengaruhi. 2. Observasi
dilakukan
untuk
Teknik Analisis Data
mendapatkan data meliputi data
Teknik analisis data yang digunakan
tentang kondisi fisik berbagai
meliputi, pengumpulan data, reduksi
Alat Pembatas Kecepatan atau
data, data display (penyajian data)
Polisi Tidur yang dibangun di
dan
beberapa
verifikasi
tempat
di
Kota
menarik
kesimpulan
atau
Yogyakarta. 3. Penelitian
ini
melakukan
dokumentasi
untuk
mendapatkan;
peraturan
perundang-undangan, laporan
dan
pendukung
lainnya
arsip, dokumen
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN Implementasi
Kebijakan
Alat
Pembatas Kecepatan Implementasi
yang
kebijakan
alat
memuat pendapat para ahli
pembatas kecepatan atau polisi tidur
kebijakan sehubungan dengan
di
penelitian.
berdasarkan prosedur dan petunjuk
kota
Yogyakarta
dilakukan
yang telah ditentukan oleh pembuat kebijakan. Kebijakan Alat Pembatas
Instrumen Penelitian dalam
Kecepatan atau Polisi Tidur di Kota
penelitian ini adalah peneliti sendiri.
Yogyakarta diatur dalam Peraturan
Teknik Pemeriksaan Keabsahan
Walikota Yogyakarta Nomor 81
Data
Tahun 2007 tentang Alat Pengendali
Pemeriksaan keabsahan data dalam
dan Pengaman Pemakai Jalan. Pihak
penelitian ini menggunakan teknik
implementor kebijakan, Pemerintah
Instrumen
penelitian
Implementasi Kebijakan ... (Andrianus Silvester Firman Pous dan Argo Pambudi, M.Si.) 7
Kota
Dinas
penanggulangan permasalahan
Yogyakarta,
lalu lintas dengan Perwal No.
Yogyakarta,
Perhubungan
Kota
Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta
81
beserta
mengenai
SKPD
terkait
harus
tahun
2007
terutama
Alat
Pembatas
melaksanakan tahapan dan bertindak
Kecepatan atau Polisi Tidur,
sesuai
dan
maka dapat dikatakan bahwa
kewenangan yang telah digariskan
sejauh ini Pemerintah Kota
dalam kebijakan yang dituangkan
Yogyakarta
dalam Perwal No. 81 Tahun 2007.
untuk menangani permasalahan
dengan
tugas
telah
berupaya
proses
berkaitan dengan alat pembatas
Alat
kecepatan atau polisi tidur di
Pembatas Kecepatan atau Polisi
Kota Yogyakarta dengan tujuan
tidur di Kota Yogyakarta telah
dan sasaran kebijakan yang
disebutkan
sudah jelas.
Tahapan
setiap
implementasi
kebijakan
secara
jelas
melalui
peraturan tersebut dan akan menjadi
Kegiatan pertama yang
pedoman bagi tindakan implementor
dilakukan dalam implementasi
kebijakan.
kebijakan
Proses
Implementasi
Alat
Pembatas
Kebijakan Alat Pembatas Kecepatan
Kecepatan atau Polisi Tidur
atau
yaitu
Polisi
Tidur
di
Kota
komunikasi
Yogyakarta dianalisis berdasar teori
Pemerintah
model
antara
Kota,
Dinas
Perhubungan
dan
Dinas
George C. Edwards III. Model
Kimpraswil
dengan
pihak
implementasi
Pemerintah
lokal,
implementasi
memberikan
kebijakan
kebijakan pandangan
ini bahwa
Camat,
Lurah, RT/RW yang kemudian
implementasi kebijakan dipengaruhi
kepada
oleh
Komunikasi ini dilakuakan bak
empat
variabel,
yakni
masyarakat.
komunikasi, sumberdaya, disposisi
secara
langsung
(sikap), dan struktur birokrasi.
melalui pengantara. Dari hasil
1. Komunikasi
penelitian
disebutkan
maupun
bahwa
hasil
proses komunikasi yang terjadi
penelitian dalam rangka upaya
dalam implementasi kebijakan
Berdasarkan
Implementasi Kebijakan ... (Andrianus Silvester Firman Pous dan Argo Pambudi, M.Si.) 8
Alat Pembatas Kecepatan atau
sedikit, apalagi mereka dibagi
Polisi tidur dalam Perwa No. 81
dua
tahun
mengurusi
2007
dengan
belum
baik,
berjalan
dikarenakan
penyampaian informasi yang
dalam
dua
tim
yang
keseluruhan
bangunan dan rekayasa lalu lintas di Kota Yogyakarta.
sasaran,
Sumber daya anggaran
kemampuan
selain mengandalkan APBD,
implementor dalam menangkap
pembangunan dalam hal alat
dan memahami informasi yang
pembatas kecepatan atau Polisi
disampaikan juga berbeda, serta
Tidur juga dlakukan dengan
tanggapan yang kurang dari
swadaya
masyarakat.
pembangunan
kurang
mencapai
perbedaan
Ketersediaan Manusia
penanganan
Sumber dalam
masalah
hal Alat
Untuk resmi
berdasarkan
2. Sumber Daya
Daya
masyarakat.
rencana
Pemerintah Kota Yogyakarta, dana Pembangunan Polisi tidur, telah
ada
dalam
Pembatas Kecepatan atau Polisi
APBD
Tidur
Sedangkan untuk pembangunan
di
tingkat
Dinas
Kota
rancangan
Perhubungan Kota Yogyakarta
yang
masih kurang sehingga Dinas
Pemerintah dan Dinas terkait,
Perhubungan Kota Yogyakarta
sumber dana atau anggaran
melakukan
upaya
berasal dari Masyarakat sendiri.
staf
Dalam hal ini pembangunan
pengoptimalan
kinerja
tida
Yogyakarta.
dilakukan
untuk menyelesaikan pekerjaan
yang
yang berkaitan dengan polisi
berdasarkan
tidur. Tetapi hal ini dinilai
pengarahan
masih
membantu,
Perhubungan Kota Yogyakarta.
karena di Dinas Perhubungan
Dalam hal ketersediaan dana
Kota
atau
kurang
Yogyakarta
yang
dilakukan
oleh
masyarakat izin
dari
anggaran
Dinas
untuk
mengurusi bagian bangunan dan
implementasi
rekayasa
pembatas kecepatan di Kota
lalu
lintas
masih
kebijakan
dan
alat
Implementasi Kebijakan ... (Andrianus Silvester Firman Pous dan Argo Pambudi, M.Si.) 9
Yogyakarta,
dapat
sudah
dikatakan
berada di Seksi Manajemen
dalam
Rekayas Lalu Lintas Dinas
proses
Perhubungan Kota Yogyakarta
cukup
melancarkan
sebagian
implementasi.
besar
merupakan
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
3. Disposisi Dalam
implementasi
kebijakan
alat
kecepatan
atau
pembatas polisi
tidur
Seperti yang kita ketahui bahwa rekruitmen
PNS
beberapa
melalui
prosedur
dengan
dalam Perwal No.81 tahun 2007
persyaratan tertentu. Selain itu
di Kota Yogyakarta, kemauan
rekruitmen
dan
secara terbuka dengan seleksi
kesungguhan
pelaksana
dalam
para
melakukan
PNS
tertulis,
dlakukan
online
maupun
implementasi kebijakan Alat
wawancara.
Pembatas Kecepatan atau polisi
dikatakan bahwa pegawai Seksi
tidur dinilai sudah cukup baik.
Manajemen
Walaupun
berbagai
Lintas Dinas Perhubungan Kota
kekurangan dan kendala yang
Yogyakarta merupakan orang-
ada, mereka tetap berusaha
orang pilihan yang memiliki
untuk
integritas
dengan
mensiasatinya
seperti
penggunaan barang dan fasilitas pribadi
untuk
kelancaran
tinggi
Sesuai
dengan
III,
yang
teori menjadi
Lalu
dalam
Terkait dengan pemberian insentif,
berdasarkan
wawancara dengan
kebijakan.
Edward
Rekayasa
dapat
mmenjalankan tugasnya.
menunjang pelaksanaan
Sehingga
hasil
beberapa
informan tidak terdapat insentif khusus
dalam
hal
perhatian mengenai Disposisi
Kebijakan
dalam implementasi kebijakan
Kecepatan atau polisi tidur di
yaitu
rekruitmen
Kota
pemberian
hanya
pegawai
mengenai dan
Alat
kegiatan Pembatas
Yogyakarta.
Pegawai
menerima
insentif
insentif. Rekruitmen pegawai,
Tunjangan
dalam hal ini pegawai yang
Penghasilan
Perbaikan (TPP)
dan
Implementasi Kebijakan ... (Andrianus Silvester Firman Pous dan Argo Pambudi, M.Si.) 10
Tunjangan
Kepada
Pelaksana (PPTK).
Teknis Dimana
Pejabat Kegiatan pemberian
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan narasumber.
beberapa
Sehingga
Dinas
tunjangan PPTK dilaksanakan
Perhubungan Kota Yogyakarta
satu tahun sekali dan untuk satu
menggunakan sebuah konsep
orang satu kegiatan tidak boleh
yaitu
lebih.
pelaksanaan masalah
4. Struktur Birokrasi Berdasarkan
petunjuk
hasil
umum penanganan
Alat
Pembatas
Kecepatan atau Polisi Tidur.
pengamatan dan wawancara,
Belum
struktur organisasi pada Dinas
tersebut
Perhubungan Kota Yogyakarta
mengakibatkan
menggambarkan dengan jelas
keseragaman
pemisahan kegiatan pekerjaan
dalam
antara yang satu dengan yang
prosedur kerja yang digunakan
lain
masing-masing
sehingga
hubugnan
aktivitas dan fungsi dibatasi.
adanya
polisi
SOP
tentunya tidak para
bekerja
ada
pelaksana dikarenakan
organisasi
berbeda.
Hal serupa tergambar dalam Dinas
Kimpraswil,
sebagai
Hambatan
patner Dinas Perhubungan Kota
Kebijakan
Yogyakarta dalam mewujudkan
Kecepatan
implementasi kebijakan polisi
1. Hambatan
Implementasi Alat
Pembatas
dari
Internal
Lembaga terdiri dari:
tidur. Implementasi
kebijakan
a. Keterbatasan Sumber Daya
alat pembatas kecepatan atau
Manusia,
sehingga
Polisi Tidur di Kota Yogyakarta
menyebabkan
program
dalam Perwal belum memiliki
yang direalisasikan masih
SOP
prosedur-prosedur
belum optimal dan belum
kerja. SOP masih dalam taraf
dapat menjangkau secara
pembahasan di tingkat Dinas
umum
atau
Perhubungan Kota Yogyakarta.
lingkungan
Implementasi Kebijakan ... (Andrianus Silvester Firman Pous dan Argo Pambudi, M.Si.) 11
masyarakat di seluruh Kota
2. Hambatan
dari
eksternal
lembaga terdiri dari:
Yogyakarta. b. Sosialisasi yang dilakukan
a. Faktor
Lokasi,
letak
Masih
geografis dan keadaan serta
dan
situasi jalan-jalan di Kota
pengendara kendaraan di
Yogyakarta, yang sebagian
Kota
yang
besarnya sulit dijangkau
mengetahui
atau dikontrol oleh Dinas
mengenai adanya Peraturan
terkait karena banyak jalan-
Walikota yang mengatur
jaln kecil di lingkungan
mengenai
lokal pemukiman.
masih
kurang.
banyak
masyarakat
Yogyakarta
belum
alat
pembatas
kecepatan atau polisi tidur. c. Komunikasi
yang
menyeluruh
tidak
dilakukan,
b. Faktor
Pemahaman
Masyarakat. Dalam hal ini permasalahan
alat
hanya sebatas pada pihak
pembatas kecepatan atau
Lurah atau RT/RW saja.
polisi tidur lebih banyk
Sedangkan
ke
terjadi karena kurangnya
lebih
kepedulian masyarakat baik
masyarakatnya dilakukan
melaui
media
atau secara online.
dengan
Peraturan
berlaku
maupun
yang dengan
d. SOP yang masih dalam
situasi jaln dan lingkungan.
taraf Pembahasan tingkat
Berdasarkan penelitian dan
Dinas Perhubungan Kota
pengamatan
Yogyakarta mengakibatkan
kebanyakan alat pembatas
masing-masing
kecepatan atau polisi tidur
memiliki
organisasi
prosedur
kerja
dibangun
peneliti,
berdasarkan
sendiri sehingga tidak ada
emosi
keseragaman
para
pribadi berdasarkan suatu
dalam
kejadian tertentu di jalan
pelaksana melaksanakan pokoknya.
tugas
dan
lingkungannya.
keinginan
Sehingga
banyak sekali polisi tidur
Implementasi Kebijakan ... (Andrianus Silvester Firman Pous dan Argo Pambudi, M.Si.) 12
yang dibangun tidak sesuai
Upaya
dengan
Implementasi
aturan
dan
di
Kota
ketentuan
Mengatasi
Hambatan
Kebijakan
Alat
Pembatas Kecepatan 1. Upaya yang dilakukan oleh
Yogyakarta. c. Faktor
Pemahaman
Pengendara
Kendaraan.
Dinas
Perhubungan
Yogyakarta dalam mengatasi
Hamabatan eksternal lainya
hambatan
adalah
kebijakan
kurangnya
Kota
implementasi alat
pembatas
pemahaman dan pengertian
kecepatan atau polisi tidur di
baik
pengendara
kota
kendaraan
di
meningkatkan
Yogyakarta.
Kebanyakan
dari
pengendara
Kota
kendaraan
menimbulkan
masalah
kinerja.
Permasahan
atau
hambatan
yang terjadi dalam lingkungan Dinas
Perhubugan
Kota
Yogyakarta, lebih pada kurang
secara
menyeluruh dan menjangkau
ngebut-ngebutan
pada masyarakat dalam proses
kendaraannya
dan tanpa mengindahkan
implementasi.
rambu-rambu
kekurangan
yang
dengan
mengendarai
dengan
ngawur,
Yogyakarta
ada.
lalu Hal
lintas tersebut
khusus
Manajemen
damapak
Lintas.
dan
personil
pada
tentunya akan membawa negatif
Dikarenakan terlebih
bagian
Seksi
Rekayasa
Lalu
Dengan
menambah
permasalahan dalam laju
anggota lagi tentunnya agar
jalur lalu lintas di Kota
lebih
Yogyakarta.
penyampaian
terfokus
dan
terbagi
informasi
implementasi
dan
kepada
masyarakat. Selain masyarakatnya,
itu
kepada Dinas
Perhubungan Kota Yogyakarta berusaha untuk lebih jelas dan
Implementasi Kebijakan ... (Andrianus Silvester Firman Pous dan Argo Pambudi, M.Si.) 13
terbuka
menyampaikan
dari Dinas Perhubungan. Jadi
informasi
dan
ketentuan
yang mengambil andil besar
mengenai
alat
pembatas
dalam hal ini lebih kepada
kecepatan atau polisi tidur. Informasi
tersebut
Dinas Perhubungan. Menanggapi
lebih
persoalan
menekankan pada kesiapan dan
yang ada Dinas Kimpraswil
keterbukaan
hanya
Dinas
berusaha
pada
Perhubungan dalam membantu
peningkatan pengawasan dan
masyarakat dalam membangun
penegakan larangan dan sanksi
Polisi Tidur.
yang sesuai dengan peraturan
Untuk sampai saat ini pun Dinas
Perhubungan
masih
yang berlaku. Selain itu Dinas Kimpraswil
berusaha
untuk
dalam proses Penyusunan SOP
menegakan proses koordiansi
untuk membuat arah dan tujuan
yang lebih efektif dan efisien.
serta
kinerja
yang
jelas
3. Upaya
penanganan
juga
mengenai Peraturan Walikota
diusahakan oleh pihak Bagian
Yogyakarta Nomor 81 Tahun
Hukum Sekretariat Daerah Kota
2016 terutama berkaitan dengan
Yogyakarta.
alat pembatas kecepatan atau
penanggung
Polisi Tidur.
aturan dan hukum, pemerintah
2. Upaya yang dilakukan oleh
Sebagai jawab
bagina
Kota Yogyakarta telah berusaha
Dalam
untuk meingkatkan penegakan
menghadapi berbagai persoalan
Hukum berkaitan dengan Alat
mengenai polisi tidur atau alat
pembatas Kecepatan atau polisi
pembatas
tidur.
Dinas
Kimpraswil.
kecepatan,
sebenarnya Dinas Kimpraswil tidak
memiliki
banyak
wewenang. Dinas Kimpraswil hanya sebagai pembangun alat
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan
Implementasi
kecepatan yang resmi dan hal
kebijakan Alat Pembatas Kecepatan
tersebut menunggu surat resmi
atau Polisi Tidur dalam Peraturan
Implementasi Kebijakan ... (Andrianus Silvester Firman Pous dan Argo Pambudi, M.Si.) 14
Walikota Yogyakarta Nomor 81
pemisahan pekerjaan dan kinerja
Tahun 2007 di Kota Yogyakarta
antara yang satu dengan yang lain.
berdasarkan indikator implementasi
Hal ini dilihat dari alur serta
Edward III yang digunakan peneliti
keberadaan setiap divisi dan tugas,
pertama
adalah
sehingga hubungan aktivitas dan
komunikasi,
dimana
proses
fungsi dapat dibatasi dengan jelas.
implementasi
kebijakan
Alat
Dalam hal ini hal yang menjadi
Pembatas Kecepatan atau Polisi
kendala adalah belum adanya SOP
Tidur, tidak berjalan dengan baik
untuk
atau
kecepatan
Indikator
kurang
optimal.
Indikator
kebijakan
alat
ini,
pembatas
dan
hanya
kedua adalah sumber daya, dimana
menggunakan petunjuk umum atau
sumber
berdasarkan pertemuan dan rapat.
dana,
implemantasi
kebijakan ini tidak kekurangan dana, karena
dana
yang
dibutuhkan
semuanya tersedia, baik dari APBD
Saran 1. Bagi
Pemerintah
Kota
maupun dari swadaya masyarakat.
Yogyakarta
Masalah yang muncul dalam hal ini,
Pemerintah dalam hal ini baik
adalah
masalah
manusia. pelaksana
Jumlah dalam
sumber
daya
Pemerintah
Pusat
pegawai
atau
daerah,
agar
implementasi
berikutnya
lebih
memperhatikan dan mengawasi setiap peraturan atau kebijakan
kebijakan ini masih kurang. Indikator
maupun
adalah
disposisi. Sesuai dengan indikator ini, Para pelaksana sudah cukup
yang telah ditetapkan dan telah dikeluarkan. 2. Dinas Perhubungan
baik dan bersungguh-sungguh dalam
Diharapkan
proses implementasi kebijakan ini.
meningkatkan lagi kinerjanya.
Indikator terakhir adalah struktur
Peningkatan
birokrasi, dimana struktur organisasi
dengan perbaikan ke dalam
Dinas
Dinas
Yogyakarta
Perhubungan menunjukan
menggambarkan
dengan
Kota dan jelas
menambah pegawai
untuk
itu
disesuaikan
sendiri,
dengan
personil yang
lebih
atau
mengurusi
Implementasi Kebijakan ... (Andrianus Silvester Firman Pous dan Argo Pambudi, M.Si.) 15
rekayasa lalu lintas. Selain itu mulai
untuk
sosialisasi
meningkatan
dan
komunikasi
4. Masyarakat
Masyarakat pembuat polisi tidur diharapkan
dan
memahami
di
Kota
Polisi
Tidur)
langsung kepada masyarakat menyeluruh
(Pembuat
untuk
lebih ketentuan
Yogyakatra mengenai ketentuan
pembangunan
Perwal. Mengenai SOP, Dinas
kecepatan atau polisi tidur dan
Perhubungan diharapkan untuk
menerapkannya dengan benar.
segera melanjutkan SOP dan
alat
pembatas
5. Pengendara Kendaraan
itu
Pengendara kendaraan di Kota
perlu peningkatan koordinasi
Yogyakarta diharapkan untuk
dengan
memahami
melaksanakannya,
pihak
selain
Pemkot
dan
Dinas, serta instansi lainnya.
dan
memberikan
pengertian baik saat berkendara.
3. Dinas Kimpraswil Diharapkan untuk lebih tegas
DAFTAR PUSTAKA
menindak
Sumber Buku:
pelbagai
masalah
terutama pembangunan polisi tidur yang tidak sesuai dengan Perwal.
Perlunya
koordinasi
dan
juga
komunikasi
yang lebih baik dengan Pemkot dan berbagai Dinas maupun Instansi lainnya. Selain itu, diharapkan untuk meningkatkan bentuk
sosialisasi
kepada
masyarakat mengenai ketentuan alat pembatas kecepatan atau polisi tidur kepada masyarakat di seluruh Kota Yogyakarta.
Abdul, Chaer. (1984). Kamus Idiom Bahasa Indonesia. Flores: Penerbit Nusa Indah Alwi Hasan. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arie Bayu Wibawa. (1996). Tata Guna Lahan dan Transportasi dalam Pembangunan Berkelanjutan. Universitas Diponegoro. Semarang Budi Winarno. (2002). Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo. Dwiyanto Indiahono. (2009). Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analisys.
Implementasi Kebijakan ... (Andrianus Silvester Firman Pous dan Argo Pambudi, M.Si.) 16
Yogyakarta: Penerbit Gaya Media. Erwan
Purwanto dan Dyah Sulistyastuti. (2012). Implementasi Kebijakan Publik (konsep dan aplikasinya di Indonesia). Yogyakarta: Penerbit Gaya Media.
Haryono Sukarto. (2006). Transportasi Perkotaan dan Lingkungan. Jurusan Teknik Sipil-Universitas Pelita Harapan. Banten. Hessel Nogi S Tangkilisan. (2003). Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta:Yayasan Pembaruan Aministrasi Publik Indonesia (YPAPI) & Lukman Offset. Hobbs, F.D. (1995). Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Yogyakarta: UGM Press Husna Qoriatul. (2009). Pedoman Perencanaan Lingkungan Permukiman Kota. Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidik Masalah Bangunan. Islamy Irfan M. (1997). PrinsipPrinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara Joko
Widodo. (2001). Good Governance Telaah Dari Dimensi Akuntabilitas, Kontrol Birokrasi Pada Era Desentralisasi Dan Otonomi Daerah, Insan Cendekia, Surabaya.
Leo, Agustino. (2006). Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV.Alfabeta. Malayu Hasibuan. (1996). Organisasi dan Motivasi & Dasar-Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara. Moleong Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Muchlis Hamdi. (2014). Kebijakan Pulik (Proses, Analisis, dan Partisipasi). Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Mulyo Hendarto. (2005). Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Ria
Lestari Rahayu. (2007). Dampak Pembangunan Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Kota Jakarta Tahun 1989-2004, Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia Fakultas Ekonomi Ilmu Ekonomi Yogyakarta.
Riant Nugroho. (2003). Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi, Jakarta. Elex Media Komputindo Rosdakarya. Solichin Abdul Wahab. (2004). Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Implementasi Kebijakan ... (Andrianus Silvester Firman Pous dan Argo Pambudi, M.Si.) 17
Subarsono. (2006). Analisis Kebijakan Publik:Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Sumber Jurnal: Elize
Jr, R. Marshall. (1993). Guidelines for the Design and Aplication OF Speed Humps. ITE JOURNAL
Cynecki, dkk. (1993). Rumble Strips and Pedestrian Safety. ITE JOURNAL.
Sumber Kebijakan: 1994. Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 3 2005.
Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta: 16
2007.
Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan, Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 81
2009. Lalu Lintas dan Angkutan Umum, Undang-Undang Nomor: 20
Sumber Internet: gudeg.net (diakses pada tanggal 19 Juni 2016) jogja.go.id (diakses pada tanggal 19 Juni 2016) Kompas.com (diakses pada tanggal 3 April 2015) wikipedia.org (diakses pada tanggal 3 April 2015) www.jogjakota.go.id (diakses pada tanggal 19 Juni 2016) www.tembi.net (diakses tanggal 19 Juni 2016)
pada