Pembangunan Jaringan
Implementasi Jaringan Pertemuan XIII
• Pembangunan jaringan secara bertahap dengan tahapan yang sistematis dan terstuktur memiliki urgensi yang tidak boleh diremehkan. • Dengan membuat rencana dan desain jaringan yang disusun dengan baik akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya: 1. Terpenuhinya kebutuhan pengguna secara optimal. 2. Jaringan yang dihasilkan dapat mendukung sistem informasi yang telah ada. 3. Memudahkan administrasi jaringan. 4. Memudahkan proses troubleshooting. 5. Memudahkan penyusunan anggaran. 6. Memudahkan pengembangan jaringan.
• Tujuan dari merancang dan mendesain jaringan adalah menghasilkan jaringan yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna secara optimal dengan anggaran biaya, baik biaya pemasangan, operasional, dan pengembangannya yang sehemat mungkin.
Teknik Pembangunan Jaringan • Ada dua teknik yang dapat digunakan, yaitu: 1. Bottom Up, jaringan dibangun berdasarkan kebutuhan setiap unit atau departemen dalam sebuah instansi. Contoh, unit pemasaran membangun sebuah jaringan lokal yang menghubungkan seluruh komputer pada unit tersebut. Unit-unit lain, seperti unit produksi, dan lainlain kemudian menyusul membangun jaringan lokalnya masing-masing dengan tentu saja menyesuaikan dengan jaringan lokal unit pemasaran yang telah ada. Seluruh jaringan tersebut nantinya dapat diintegrasikan menjadi satu. Kelebihan, setiap unit dapat membangun jaringannya sesuai kebutuhan spesifik mereka. Kekurangan, penggabungan jaringan lokal setiap unit mungkin lebih rumit, sehingga membutuhkan biaya, tenaga, dan waktu lebih.
Teknik Pembangunan Jaringan 2. Top Down, jaringan dibangun secara menyeluruh dalam sebuah rencana kerja, yakni jaringan lokal untuk tiap unit dibangun secara bersamaan dengan spesifikasi yang sama, desain dan implementasinya dilaksanakan hanya dalam sebuah proyek kerja. Contoh, jaringan lokal setiap unit dalam sebuah instansi dibangun secara bersamaan dengan spesifikasi hardware dan software yang sama dalam sebuah proyek kerja. Kelebihan, penghematan terhadap biaya, tenaga, dan waktu karena semua dilaksanakan dalam sebuah proyek kerja. Kekurangan, kurang dapat mengakomodasi kebutuhan spesifik dari pemakai pada unit-unit kerja yang ada.
Tahapan Pembangunan Jaringan • Pembangunan jaringan dibagi dalam beberapa tahap, berikut ini: 1. Mendefinisikan tujuan, yakni menentukan tujuan-tujuan yang ingin diraih dari pembangunan jaringan. 2. Studi kelayakan, yakni berupa survei mengenai berbagai aspek yang nantinya akan menjadi bahan pertimbangan dalam membangun jaringan. 3. Perencanaan, yakni menganalisis sistem jaringan yang akan dibangun meliputi seluruh aspeknya (komponen hardware dan software, layanan, dsb) sehingga dapat disusun rencana yang matang. 4. Perancangan, yakni menentukan rancangan konfigurasi (skema pengalamatan, topologi, dsb) dan pelayanan yang akan diberikan oleh jaringan, serta pengelolaannya.
Tahapan Pembangunan Jaringan 5. Implementasi, yakni mengimplementasikan rancangan yang telah dibuat, meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Penyediaan perangkat keras dan perangkat lunak. Penempatan peralatan dan menginterkoneksikannya. Installasi perangkat lunak. Pengujian. Dokumentasi. Pelatihan SDM.
6. Evaluasi, yakni evaluasi terhadap hasil implementasi rancangan jaringan apakah telah sesuai dengan yang telah direncanakan. 7. Pemeliharaan, yakni memelihara (maintenance) operasional jaringan agar kinerjanya tetap optimal.
Perancangan LAN pada bangunan satu lantai • Untuk membuat rancangan jaringan komputer pada bangunan satu lantai maka perlu diperhatikan hal berikut: – Kebutuhan kabel baik jenis dan panjangnya. – Keamanan instalasi dari ganguan fisik dan kelistrikan – Tidak melanggar spesifikasi yang telah ditentukan pabrik dan produsen alat-alat penunjang jaringan LAN – Pemilihan topologi yang tepat – Perencanaan penambahan dan pengembangan dikemudian hari. – Jumlah pemakai/user – Divergensi Ruangan (tingkat penyebaran ruangan) dan tata letak node (titik-titik workstation) – Letak lorong kabel pada dinding, lantai atau atap.
Topologi star secara bertingkat
Penggabungan Topologi Ring kombinasi Star
Perancangan jaringan satu segmen 100baseT
Contoh rancangan pemakaian Repeater pada topologi Bus Contoh rancangan pemakaian Repeater pada gabungan topologi Bus dan Star
Letak server dan jalur kabel Untuk menetapkan server maka perancang jaringan harus mempertimbangkan beberapa faktor: 1.letak ruangan khusus untuk server yang tidak mudah dijangkau oleh pihak-pihak yang tidak berwenang 2.bebas debu dan asap 3.bebas binatang pengerat (tikus) atau serangga 4.ruangan bertemperatur rendah dan tidak lembab.
Perancangan jaringan banyak segmen 100 Base T
Perancangan jaringan komputer lokal gedung bertingkat Pembangunan jaringan pada gedung bertingkat a. Horizontal subsystem Mencakup instalasi pada suatu lantai tertentu sedemikian rupa sehingga instalasi horizontal pada suatu lantai tidak saling tergantung dengan instalasi horisontal pada lantai yang lain. b. Vertical Horizontal subsystem untuk menghubungkan beberapa horizontal distribution subsystem yang terdapat pada beberapa lantai (gedung bertingkat) yang berbeda, tetapi dalam satu gedung yang sama sehingga dapat menjadi satu kesatuan infrastruktur jaringan yang terintegrasi dan utuh.
• Jika jaringan yang bertopologi berbeda satu dengan yang lain digabungkan maka akan terbentuk mixed network topology (topologi campuran). Campuran yang paling sering adalah topologi bus dan topologi star.
Hubungan antara topologi Bus dan Topologi Star
Teknik Backbone 1 Teknik yang digunakan untuk penggabungan topologi Teknologi Backbone RG-58 1. Teknik Backbone Proses penggabungan beberapa jaringan lokal pada masing-masing lantai dari bangunan bertingkat dengan menggunakan satu jalur kabel utama dan khusus, biasanya kabel yang digunakan adalah jenis serat optik, kabel RG-58, atau RG-8. Sedangkan konektor yang digunakan adalah ST untuk serat optik, BNC untuk kabel RG-58, dan AUI untuk kabel RG-8. Teknik backbone merupakan teknik yang paling banyak digunakan karena dapat mencegah bottleneck yang terjadi pada server.
Teknologi Backbone RG-8
Teknik Backbone 2 2. Teknik Cascade Yang dimaksud dengan teknik cascade adalah pemasangan secara bertingkat. Konektor yang biasa digunakan adalah konektor utama pada hub yang bersangkutan, misalnya BNC pada RG-58 hub dan RJ-45 pada UTP hub. Pada Metode Cascade terjadi perbedaan level pada jaringan masing-masing lantai yang ada. Level yang paling tinggi (level 1) akan memiliki unjuk kerja yang paling baik, sedangkan level yang paling bawah (level 4) memiliki unjuk kerja yang paling buruk. Teknologi Backbone Serat Optik
TEKNIK CASCADE UTP Cascade
Dalam konfigurasi jaringan backbone tidak dapat menghubungkan lebih dari dua hub secara cascade, kecuali menggunakan bridge.
RG-58 Cascade
3. Teknik Stack
4. Teknik Bridge
Pengertian Stack adalah susunan.
• Bridge adalah perangkat keras inter-jaringan jaringan yang melakukan konversi lapisan pertama dan kedua dari OSI.
Dua hub atau lebih diletakkan pada posisi bertumpuk satu sama lain dan masing-masing dihubungkan dengan kabel stack (kabel paralel 50 pin) dan konektor DB50 melalui stack port masing-masing hub.
Misalnya : Dalam satu jaringan komputer lokal yang menggunakan CSMA/CD pada lapisan kedua akan dihubungkan dengan LAN, yang lain menggunakan token ring pada lapisan keduanya, maka dibutuhkan Bridge untuk menggabungkan kedua jaringan Komputer Lokal tersebut sebagai Inter-jaringan. DB 50 Connector
4. TEKNIK BRIDGE Perancangan Jaringan pada gedung bertingkat dengan topologi Bus dan Star
Perancangan Jaringan pada gedung bertingkat dengan teknik backbone
Perancangan Jaringan pada gedung bertingkat dengan teknik cascade
Perancangan Jaringan pada gedung bertingkat dengan teknik Stack
Perancangan Jaringan pada gedung bertingkat dengan teknik bridge