IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS ISLAM DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN USAHA (Studi Kasus Terhadap Pedagang Muslim Di Pasar Ciputat Tangerang)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)
Oleh: ERIK LESMANA
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS ISLAM DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN USAHA (Studi Kasus Terhadap Pedagang Muslim Di Pasar Ciputat Tangerang)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)
Oleh: ERIK LESMANA NIM. 105046101589
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I
DR. SYAHRUL A’DAM, M.Ag. NIP. 197305042000031002
Pembimbing II
HOTNIDA NASUTION, M.Ag. NIP. 197106301997032002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS ISLAM DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN USAHA (Studi Kasus Terhadap Pedagang Muslim Di Pasar Ciputat Tangerang), telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
Jakarta, 14 Juni 2010 Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah Ketua
: Dr. Euis Amalia, M.Ag NIP. 197107011998032002
(......................................)
Sekretaris
: H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH NIP. 197407252001121001
(......................................)
Pembimbing I : Dr. Syahrul A’dam, M.Ag NIP. 197305042000031002
(......................................)
Pembimbing II: Hotnida Nasution, M.Ag NIP. 197106301997032002
(......................................)
Penguji I
: Prof. Dr. Fathurrahman Djamil, MA NIP. 196011071985051001
(......................................)
Penguji II
: Mu’min Rauf, MA NIP. 150281979
(......................................)
Lembar Pernyataan: LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Juni 2010
Erik Lesmana
ABSTRAK Erik Lesmana (105046101589): “Implementasi Etika Bisnis Islam Dalam Menghadapi Persaingan Usaha (Studi Kasus Terhadap Pedagang Muslim Di Pasar Ciputat Tangerang)”, Program Strata 1 (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Penelitian ini adalah penelitian empiris yang dilakukan pada tahun 2010 yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan pengaruh tingkat persaingan usaha dan pemahaman etika bisnis Islam terhadap perilaku dagang dan seberapa besar pengaruhnya. Penelitian ini dilakukan dipasar Ciputat Tangerang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain survei. Responden adalah para pedagang muslim yang berjualan di pasar Ciputat. Teknik analisis data untuk menunjukan hiputesis adalah uji Rank Spearman. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan searah dan signifikan antara tingkat persaingan usaha dan pemahaman etika bisnis Islam terhadap perilaku dagang. Sementara pengaruhnya sedang dan kuat. Selain hal itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses berlangsungnya persaingan usaha di pasar Ciputat dan sejauh mana para pedagang muslim dipasar ini telah mengimplementasikan etika bisnis Islam. Hasil penelitian menyatakan bahwa proses berlangsungnya persaingan usaha dipasar Ciputat tersebut berjalan dengan sehat karena telah sesuai dengan apa yang diajarkan oleh agama Islam. Sedangkan ajaran Islam terutama yang berkenaan dengan etika
i
dalam menjalankan usaha/ bisnis ternyata telah diimplementasikan secara baik oleh sebagian besar pedagang muslim dipasar Ciputat tersebut.
ii
KATA PENGANTAR ¯¯2lµoG¡+Ýo 2Ù{´
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Karena kasih sayang dan kuasaNya
penulis
diberikan
kekuatan, kesabaran, kejernihan pikiran, dan
keistiqamahan. KarenaNya dan BersamaNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW. Manusia paling mulia yang perkataannya adalah pedoman, perbuatannya adalah teladan, dan ketetapannya adalah sandaran. Yang disepanjang hayatnya berjuang untuk kejayaan Islam dan keselamatan kaum muslimin serta memberikan tuntunan kepada umat manusia menuju akhlakul karimah. Pembawa syariatNya bagi seluruh hambaNya dalam setiap ruang dan waktu sampai akhir zaman. Sejatinya skripsi adalah gambaran komprehensif dari kemampuan mahasiswa yang didapat selama perkuliahan. Begitu banyaknya kekurangan dalam skripsi ini adalah menggambarkan kedangkalan pengetahuan dari penulis. Karenanya kritik dan saran dari pembaca sangat penulis nantikan agar kesalahan serupa tidak terulang dimasa depan. Dibalik kekurangan dan keterbatasannya, penulis merasa sangat bahagia atas terselesaikannya skripsi ini. Kebahagiaan yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat mempersembahkan “segalanya” yang terbaik kepada Ayahanda Arbain Abu dan Ibunda Masdarni tercinta. Salam sujud penulis haturkan atas kesabaran,
iii
keikhlasan, perhatian dan cinta kasih yang tak pernah pudar serta doa yang tak hentihentinya kepada Allah SWT. Agar penulis meraih kesuksesan belajar dan prestasi gemilang, juga atas perjuangan beliau yang telah mendidik dan mengayomi serta mengajarkan makna kehidupan. Dan selanjutnya, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada dosen pembimbing yang telah memberikan banyak waktu dan telah dengan sabar memberi masukan dan arahan demi kesempurnaan skripsi ini. Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada para dosen program studi Muamalat yang telah mengajarkan kepada kami berbagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat dengan penuh rasa ikhlas dan kesabaran. Akhirnya penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang sangat berjasa dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu: 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag. Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H. Sekertaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Terima kasih atas segala masukan, arahan, serta bimbingannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
iv
5. Ibu Hotnida Nasution, M.Ag. Terima kasih atas segala masukan, arahan, serta bimbingannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 6. Bapak Odih Supriyatna selaku Kepala Pasar di PD. Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat yang telah memberikan kesempatan melakukan penelitian dipasar Ciputat tersebut. Kepada Bapak M. Amri (Staf Penyalar dipasar Ciputat), terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Dan kepada seluruh petugas harian Pasar Ciputat, terima kasih atas kerjasama dan partisipasinya. 7. Seluruh keluarga besar penulis, saudara - saudariku tercinta; Kyai Elvis Yunansi dan Kyai Leni Martini (Istri), Kakanda Hendri Gunawan Dan Ayunda Lince Arnila (Istri), Kakanda Ali Palefi, Adinda Rika Lestari dan Hendra Gandi (Suami), Keponakan tercinta Salsabila Inka Putri, Zakiya Andara, Nicky Putri Alvioni, terima kasih atas segala dukungan moril maupun materil serta doanya, segala kasih sayang yang selalu di curahkan. Keluarga besar Bapak Aim Nurbudiman S.Pd dan Ibu Euis Sopiah S.Pd, terima kasih atas dukungan moral yang telah diberikan. Adinda Silvy Evilia Ratna Lisdiani teriima kasih atas semangat, motivasi dan doanya. 8. Seluruh dosen program studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum, terima kasih atas ilmu yang telah disampaikan. 9. Seluruh teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2005, khususnya kelas B. terima kasih atas persahabatan yang terjalin dan dorongan semangat yang diberikan. Semoga kita semua meraih kesuksesan. Zainal Arifin, Abdul Fatah, Arif Hamdan, Sadar Rukmana, terima kasih atas bantuannya.
v
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan Bapak, Ibu, dan saudara semua dengan pahala yang berlipat ganda. Jazaa kumullah Khairan Katsiraa. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 14 Juli 2010 (Erik Lesmana)
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
vi
A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................... 11 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................. 12 D. Tinjauan Studi Terdahulu..................................................................... 13 E. Teknik Penulisan .................................................................................. 15
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 16 A. Etika Bisnis dalam Islam...................................................................... 16 B. Pasar dan Bentuk Persaingan Usaha..................................................... 25 1. Pengertian........................................................................................ 25 2. Struktur Pasar .................................................................................. 27 a. Pasar Bersaing Sempurna.......................................................... 27 b. Pasar Bersaing Monopolistik (Monopolistis Competition) ....... 29 c. Pasar Monopoli ......................................................................... 30 d. Pasar Oligopoli.......................................................................... 32 C. Mekanisme Pasar dalam Islam ............................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 44 A.Ruang Lingkup Penelitian..................................................................... 44 B. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 44 1. Teknik Penarikan Sampel ............................................................... 44 2. Jenis Penelitian................................................................................ 44
vii
3. Jenis Data dan Sumber Data ........................................................... 45 4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data...................................... 45 5. Populasi dan Sampel ....................................................................... 48 C. Teknik Analisis Data ............................................................................ 48 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Data.................................................. 48 2. Model Korelasi................................................................................ 50 3. Perumusan Hipotesa........................................................................ 51 4. Pengujian Hipotesis (Uji Rank Spearman) ..................................... 51 5. Variabel Penelitian dan Devenisi Operasional................................ 52
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN....................................................... 60 A. Gambaran Umum Obyek Penelitian .................................................... 60 1. Existing Kondisi Pasar Ciputat ....................................................... 60 2. Struktur Organisasi ......................................................................... 63 B. Penemuan dan Pembahasan.................................................................. 63 1. Uji Reliabilitas dan Validitas .......................................................... 63 2. Deskripsi Data................................................................................. 72 a. Deskripsi Responden................................................................. 72 b. Jawaban Responden .................................................................. 78 C. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 130
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................. 133
viii
A. Kesimpulan ........................................................................................ 133 B. Rekomendasi ...................................................................................... 136
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 138
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tinjauan Studi Terdahulu.................................................................................. 13 Tabel 3.1 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ......................................................... 52
ix
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian ......................................................................................... 54 Tabel 4.1 Nilai Cronbach’s Alpha Pemahaman Etika Bisnis Islam dan Tingkat Persaingan Usaha serta Perilaku Dagang........................................................... 64 Tabel 4.2 Spearman’s rho Pemahaman Etika Bisnis Islam............................................... 66 Tabel 4.3 Spearman’s rho Tingkat Persaingan Usaha ...................................................... 68 Tabel 4.4 Spearman’s rho Perilaku Dagang...................................................................... 70 Tabel 4.5 Distribusi Kuesioner ......................................................................................... 73 Tabel 4.6 Deskripsi Responden ........................................................................................ 74 Tabel 4.7 Pernyataan 1 : PU.............................................................................................. 78 Tabel 4.8 Pernyataan 2 : PU.............................................................................................. 79 Tabel 4.9 Pernyataan 3 : PU.............................................................................................. 80 Tabel 4.10 Pernyataan 4 : PU............................................................................................ 80 Tabel 4.11 Pernyataan 5 : PU............................................................................................ 81 Tabel 4.12 Pernyataan 6 : PU............................................................................................ 81 Tabel 4.13 Pernyataan 7 : PU............................................................................................ 82 Tabel 4.14 Pernyataan 8 : PU ........................................................................................... 82 Tabel 4.15 Pernyataan 9 : PU............................................................................................ 83 Tabel 4.16 Pernyataan 13 : PU.......................................................................................... 84 Tabel 4.17 Pernyataan 14 : PU.......................................................................................... 84 Tabel 4.18 Pernyataan 15 : PU.......................................................................................... 85 Tabel 4.19 Pernyataan 16 : PU.......................................................................................... 86 Tabel 4.20 Pernyataan 17 : PU.......................................................................................... 86
x
Tabel 4.21 Pernyataan 18 : PU.......................................................................................... 87 Tabel 4.22 Pernyataan 19 : PU.......................................................................................... 87 Tabel 4.23 Pernyataan 20 : PU.......................................................................................... 88 Tabel 4.24 Pernyataan 21 : PU.......................................................................................... 88 Tabel 4.25 Pernyataan 22 : PU.......................................................................................... 89 Tabel 4.26 Pernyataan 23 : PU.......................................................................................... 89 Tabel 4.27 Pernyataan 24 : PU.......................................................................................... 90 Tabel 4.28 Pernyataan 25 : PU.......................................................................................... 90 Tabel 4.29 Pernyataan 26 : PU.......................................................................................... 91 Tabel 4.30 Pernyataan 27 : PU.......................................................................................... 91 Tabel 4.31 Pernyataan 28 : PU.......................................................................................... 92 Tabel 4.32 Pernyataan 29 : PU.......................................................................................... 93 Tabel 4.33 Pernyataan 30 : PU.......................................................................................... 93 Tabel 4.34 Pernyataan 1 : TP ............................................................................................ 95 Tabel 4.35 Pernyataan 2 : TP ............................................................................................ 95 Tabel 4.36 Pernyataan 3 : TP ............................................................................................ 96 Tabel 4.37 Pernyataan 4 : TP ............................................................................................ 96 Tabel 4.38 Pernyataan 5 : TP ............................................................................................ 97 Tabel 4.39 Pernyataan 6 : TP ............................................................................................ 97 Tabel 4.40 Pernyataan 8 : TP ............................................................................................ 98 Tabel 4.41 Pernyataan 9 : TP ............................................................................................ 99 Tabel 4.42 Pernyataan 10 : TP .......................................................................................... 99
xi
Tabel 4.43 Pernyataan 11 : TP ........................................................................................ 100 Tabel 4.44 Pernyataan 12 : TP ........................................................................................ 100 Tabel 4.45 Pernyataan 13 : TP ........................................................................................ 101 Tabel 4.46 Pernyataan 14 : TP ........................................................................................ 102 Tabel 4.47 Pernyataan 15 : TP ........................................................................................ 102 Tabel 4.48 Pernyataan 16 : TP ........................................................................................ 103 Tabel 4.49 Pernyataan 17 : TP ........................................................................................ 104 Tabel 4.50 Pernyataan 18 : TP ........................................................................................ 104 Tabel 4.51 Pernyataan 19 : TP ........................................................................................ 105 Tabel 4.52 Pernyataan 20 : TP ........................................................................................ 106 Tabel 4.53 Pernyataan 21 : TP ........................................................................................ 106 Tabel 4.54 Pernyataan 22 : TP ........................................................................................ 107 Tabel 4.55 Pernyataan 23 : TP ........................................................................................ 108 Tabel 4.56 Pernyataan 24 : TP ........................................................................................ 108 Tabel 4.57 Pernyataan 25 : TP ........................................................................................ 109 Tabel 4.58 Pernyataan 1 : PD.......................................................................................... 110 Tabel 4.59 Pernyataan 3 : PD.......................................................................................... 110 Tabel 4.60 Pernyataan 4 : PD.......................................................................................... 111 Tabel 4.61 Pernyataan 5 : PD.......................................................................................... 112 Tabel 4.62 Pernyataan 6 : PD.......................................................................................... 112 Tabel 4.63 Pernyataan 7 : PD.......................................................................................... 113 Tabel 4.64 Pernyataan 8 : PD.......................................................................................... 114
xii
Tabel 4.65 Pernyataan 9 : PD.......................................................................................... 114 Tabel 4.66 Pernyataan 10 : PD........................................................................................ 115 Tabel 4.67 Pernyataan 11 : PD........................................................................................ 115 Tabel 4.68 Pernyataan 12 : PD........................................................................................ 116 Tabel 4.69 Pernyataan 13 : PD........................................................................................ 117 Tabel 4.70 Pernyataan 17 : PD........................................................................................ 117 Tabel 4.71 Pernyataan 18 : PD........................................................................................ 118 Tabel 4.72 Pernyataan 19 : PD........................................................................................ 118 Tabel 4.73 Pernyataan 20 : PD........................................................................................ 119 Tabel 4.74 Pernyataan 21 : PD........................................................................................ 120 Tabel 4.75 Pernyataan 22 : PD........................................................................................ 120 Tabel 4.76 Pernyataan 23 : PD........................................................................................ 121 Tabel 4.77 Pernyataan 24 : PD........................................................................................ 122 Tabel 4.78 Pernyataan 25 : PD........................................................................................ 122 Tabel 4.79 Pernyataan 26 : PD........................................................................................ 123 Tabel 4.80 Pernyataan 27 : PD........................................................................................ 123 Tabel 4.81 Pernyataan 28 : PD........................................................................................ 124 Tabel 4.82 Pernyataan 29 : PD........................................................................................ 125 Tabel 4.83 Pernyataan 30 : PD........................................................................................ 125 Tabel 4.84 Pernyataan 31 : PD........................................................................................ 126 Tabel 4.85 Pernyataan 32 : PD........................................................................................ 127 Tabel 4.86 Pernyataan 33 : PD........................................................................................ 127
xiii
Tabel 4.87 Pernyataan 34 : PD........................................................................................ 128 Tabel 4.88 Pernyataan 35 : PD........................................................................................ 129 Tabel 4.89 Spearman’s rho Persaingan Usaha dan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Dagang ............................................................................................ 130
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 2
: Administrasi Penelitian dan Kuesioner
xiv
Lampiran 3
: Output Uji Validitas Data
Lampiran 4
: Output Reliabilitas Data
Lampiran 5
: Spearman’s rho Persaingan Usaha dan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Dagang
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan suatu yang sangat penting untuk mendapat perhatian secara mendalam. Karena agama dapat mempengaruhi proses kehidupan manusia, terutama dalam hal kemanusiaan, etika, estetika dan norma. Demikian pula tuntutan Islam dalam bermuamalah. Sejak dulu Rasulullah SAW telah menganjurkan
cara
bermuamalah
yang
didalamnya
mencakup
tentang
perdagangan dengan cara yang bersih dari tipu daya dan mengajarkan kita untuk berbuat jujur serta menjunjung tinggi nilai keadilan. Selanjutnya didalam hal perdagangan atau bisnis Rasul memberikan apresiasi yang lebih terhadap ini, dengan bersabda: “sembilan dari sepuluh pintu rizki Allah terdapat dalam perdagangan,” namun Rasul tidak dengan begitu saja meninggalkan tanpa aturan, kaidah, ataupun batasan-batasan yang harus diperhatikan dalam dunia bisnis. Diantara nilai-nilai yang penting dalam bidang ini adalah; sifat “kasih sayang” yang telah dijadikan Allah sebagai “trade mark” risalah Muhammad SAW.
☺ “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiayaa / 21: 107)
1
Dalam suatu perekonomian yang kompleks saat ini, orang harus menghadapi tantangan dan risiko untuk mengkombinasikan tenaga kerja, material, modal dan manajemen secara baik sebelum memasarkan suatu produk. Orang-orang demikian itu dikenal sebagai pengusaha. Motivasi utama kegiatan bisnis adalah laba yang didefinisikan sebagai perbedaan antara penghasilan dan biaya-biaya yang dikeluarkan. Dalam bisnis, para
pengusaha
harus
dapat
melayani
pelanggan
dengan
cara
yang
menguntungkan untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang, selain harus selalu mengetahui kesempatan-kesempatan baru untuk memuaskan keinginan-keinginan pembeli. 1 Islam menghendaki perdagangan yang berlangsung dengan bebas dan bebas dari distorsi pasar. Hal ini bertujuan untuk memelihara unsur keadilan semua pihak dan Islam mengatur agar persaingan dipasar dilakukan secara adil. Persaingan dan globalisasi adalah sesuatu yang mesti dihadapi. Untuk menghadapinya diperlukan kekuatan-kekuatan atau daya saing (terutama dalam bidang produksi termasuk perniagaan), antara lain sebagai berikut2 : a. Daya saing kualitas, produk-produk yang akan dipasarkan tentu kualitasnya harus bisa bersaing dengan baik
1
Husein Umar, Business an Introduction, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), h. 3-
4. 2
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktek (Jakarta: Gema Insani Press, cet.I, 2003), h. 44.
2
b. Daya saing harga, tidak mungkin akan memenangkan persaingan jika produkproduk yang dimiliki sangat mahal harganya. Tidak mungkin akan bisa memasarkan suatu produk jika harganya tinggi sekalipun dengan kualitas yang baik c. Daya saing marketing, dunia marketing berbicara masalah pasar, maka hal yang terpenting adalah bagaimana menarik konsumen untuk membeli barangbarang yang telah diproduksi. Dalam hal ini kemampuan untuk mengemas produk sangat dibutuhkan d. Daya saing jaringan kerja (networking), suatu bisnis tidak akan memiliki daya saing dan akan kalah jika “bermain sendiri” dalam hal ini bermakna tidak melakukan kerjasama, kooordinasi dan sinergi dengan lembaga-lembaga bisnis lain diberbagai bidang. Sesungguhnya Islam ingin mendirikan dibawah naungan sejumlah nilai luhur satu pasar yang manusiawi, dimana orang yang besar mengasihi orang yang kecil, orang yang bodoh belajar dari yang pintar, dan orang-orang bebas menegur orang yang nakal dan dzalim. 3 Sedangkan pasar yang berada dibawah naungan peradaban materialisme dan filosofi kapitalisme tidak lain adalah miniatur hutan rimba, dimana orang yang kuat memangsa yang lemah, orang yang besar menginjak-injak yang kecil.
3
Yususf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, Terj. K.H. Didin Hafidudin, Dkk, (Jakarta: Rabbani Press, 2001), h. 320.
3
Orang yang bisa bertahan dan menang hanyalah orang yang paling kuat dan kejam, bukan orang yang paling baik dan ideal. 4 Realitas menunjukan bahwa sistem-sistem ekonomi sekuler (liberal dan sosialisme) telah membawa manusia berperilaku mengeksploitasi manusia lain. kekayaan alam dieksploitasi untuk kepentingan diri sendiri, dan bahkan Tuhan sendiri dikesampingkan ketika dalam proses pemenuhan kebutuhan materialnya. Muhammad Syafii Antonio seperti yang dikutif Arifin Hamid, mengemukakan bahwa terdapat beberapa nilai dalam sistem ekonomi Islam, yaitu (1) Perekonomian Islam untuk masyarakat luas, bukan hanya masyarakat muslim, (2) Nilai keadilan dan persaudaraan yang menyeluruh yang meliputi keadilan sosial, keadilan ekonomi, (3) Keadilan distributif pendapatan, larangan monopoli, kesempatan yang sama dan terbuka, jaminan pemenuhan kebutuhan dasar (basic needs fulfillment), yang mampu menanggung yang tidak mampu (attakaful alijtimai). (4) Kebebasan individu dalam konteks kesejahteraan sosial. 5 Relevan dengan pandangan diatas, M.M. Metwally mengemukakan sejumlah prinsip dasar ekonomi Islam, sebagai berikut 6 : 1. Dalam ekonomi Islam, berbagai jenis sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan Allah kepada manusia yang harus dimanfaatkan sesfisien dan seoptimal mungkin, tidak ada kemubaziran didalamnya.
4
Ibid., h. 321. H. M. Arifin Hamid, Membumikan Ekonomi Syariah di Indonesia, (Perspektif Sosioyuridis), (Jakarta: Elsas, Cet: II, 2008), h. 134. 6 Ibid., h. 136-137. 5
4
☺ ☺
⌧ ⌧ ⌧
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemborospemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Q.S. Al-Isra’ / 17: 26-27) 2. Islam mengakui kepemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu termasuk kepemilikan alat atau faktor produksi. Pemilikan pribadi bersifat tidak mutlak, kepemilikan mutlak hanya oleh penciptanya. Pemilikan individu dibatasi oleh kepentingan masyarakat dan merupakan titipan (amanah) Allah kepada manusia. Alat dan faktor produksi di tangan manusia hanya bersifat penguasaan dalam bentuk pemanfaatan dan pengaturan sesuai dengan syariat Islam. 3. Islam menolak (tidak membenarkan) pendapatan yang diperoleh secara tidak halal (bathil), seperti pencurian, penipuan, kecurangan, penyuapan, penjualan barang dan jasa yang haram, penggunaan kiat-kiat yang manipulatif, keuntungan yang berlebihan dengan cara-cara yang tidak terpuji, penimbunan barang dan penggunaan iklan yang mengelabui dan tidak wajar. 4. Pemilikan pribadi termasuk alat dan faktor produksi sebagai kapital yang dapat mendorong peningkatan produksi nasional untuk kesejahteraan
5
masyarakat. Akumulasi capital yang terpusat pada segelintir orang tidak dibenarkan karena akan memperburuk distribusi pendapatan. 5. Penggerak utama ekonomi Islam adalah kerjasama dengan landasan ketauhidan, keikhlasan, kejujuran dan keadilan serta hanya mengharapkan keuntungan yang wajar.
⌧ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S. Ali Imran: 130) 6. Prinsip pertanggungjawaban terhadap segala yang berkaitan dengan prilaku ekonomi baik semasa masih dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat nanti. Dengan keyakinan ini akan selalu memberikan inspirasi bagi para pelaku ekonomi untuk tidak berbuat diluar ketentuan syariat karena akan didapatkan ganjaran dan tidak terbebas dari pertanggungjawaban nantinya.
“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang Sempurna terhadap apa yang Telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (Q.S. Al-Baqarah: 281)
6
Sistem ekonomi Islam memiliki tiga asas pokok sekaligus juga merupakan tujuan ekonomi Islam, yaitu 7 : (1) Dunia beserta segala isinya dan kandungannya adalah milik Allah sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran:
☺ ⌧ “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. Al-Maidah:120) Manusia dalam konteks ini hanya berstatus sebagai khalifah, dengan demikian manusia adalah pemimpin dan pengendali semua makhluk di bumi yang nantinya
harus
dipertangungjawabkan
kepada
pencipta
dan
pemilik
sesungguhnya. (2) Allah itu Esa dan pencipta segala makhluk dan tunduk kepadaNya. Dan (3) Asas pertangungjawaban ganda, yaitu selain pertangungjawaban dunia juga masih harus dipertangungjawabkan di hari kemudian. Muslim sebagai pondasi dasar ekonomi Islam tidak kalah pentingnya baik dalam membedakan perkembangan ekonomi Islam dan konvensional kedepan maupun menentukan perbedaan karakteristik aktivitas ekonomi Islam dan konvensional. 8 Manusia dalam ekonomi Islam dilihat bukan hanya sebagai objek yang diatur dalam perekonomian tetapi juga sebagai faktor penentu yang mengukuhkan berlangsungnya perekonomian diatas prinsip-prinsip Islam. Manusia jugalah yang kemudian menentukan perkembangan perekonomian Islam dengan segala 7
Ibid., h. 133-134 Ali Sakti, Analisis Teoritis : Ekonomi Islam (Jawaban atas Kekacauan Ekonomi Modern), (Paradigma dan Aqsa Publishing, Cet: I), h. 91. 8
7
perangkat dan institusinya. Jadi landasan akidah atau nilai dasar Islam harus betul-betul dipahami oleh para pelaku pasar (manusia), sehingga bukan hanya prinsip-prinsip ekonomi Islam yang dapat berjalan tapi juga secara tak langsung keberlangsungan itu terjaga melalui pengawasan internal yang ada dalam diri manusia-manusianya. 9 Untuk itulah Islam mengajarkan setiap pelaku ekonomi atau bisnis untuk selalu memperhatikan lingkungan sosial disekitarnya. Sosiologi ekonomi tersebut dapat diartikan kedalam dua cara. Pertama, Sosiologi ekonomi didefinisikan sebgai sebuah kajian yang mempelajari hubungan antara masyarakat, yang didalamnya terjadi interaksi sosial dengan ekonomi. Dalam hubungan tersebut, dapat dilihat bagaimana masyarakat mempengaruhi ekonomi. Juga sebaliknya, bagaimana ekonomi mempengaruhi masyarakat. Kedua, Sosiologi ekonomi didefinisikan sebagai pendekatan sosiologis yang diterapkan fenomena ekonomi. Dari definisi ini terdapat dua hal yang harus dijelaskan, yaitu pendekatan sosiologis dan fenomena ekonomi. 10 Sementara ekonomi konvensional (sekali lagi) sejalan dengan landasan filosofi materialismenya, manusia yang terbangun adalah manusia yang memiliki nilai-nilai atau parameter-parameter materialistis (economic man). Maka secara
9
Ibid., h. 91. Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 11-14.
10
8
otomatis juga hal ini menjaga mekanisme perekonomian konvensional untuk setia pada landasan filosofinya. 11 Ada sebuah etika Islam yang menjadi rujukan manusia dalam beraktifitas, khususnya aktifitas ekonomi, agar segala yang dilakukan tidak keluar dari normanorma Islam. Etika itu menyebutkan bahwa segala perbuatan hendaknya diniatkan (motif) karena Allah SWT, diniatkan dengan cara-cara Allah SWT (yang halal lagi baik), dan ditujukan hanya untuk Allah SWT (tidak lepas dari konsep ibadah, yaitu mencari ridha Allah SWT). 12 Ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan hadis sebagai pedoman telah menggariskan norma-norma etika dalam berusaha, ajaran itu adalah 13 : o Niat yang baik o Tidak melalaikan kewajiban kepada Allah o Suka sama suka antara pihak yang bersangkutan o Dilandasi akhlak dan mental yang baik o Tidak mau melakukan kecurangan o Menerapkan administrasi yang baik dan manajemen yang tepat o Objek usaha haruslah yang halal Di Indonesia, keinginan dan kesungguhan negara untuk menciptakan iklim usaha yang sehat telah diupayakan diantaranya dengan membuat suatu produk
11
Ali Sakti, Analisis Teoritis : Ekonomi Islam, h. 92. Ibid., h. 68. 13 Rusydi, Etos Kerja dan Etika Usaha: Perspektif Al-Quran dalam Nilai dan Makna Kerja dalam Islam, (Jakarta: Persada Madani), h. 101. 12
9
perundang-undangan tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, yakni UU No. 5 Tahun 1999 yang mulai di berlakukan sejak tanggal 5 September 2000. UU ini merupakan hasil dari proses reformasi ekonomi dan politik yang diharapkan mampu menciptakan persaingan usaha yang sehat. 14 Muhammad Amin Suma mengemukakan bahwa diantara tiang pancang etika bisnis atau tepatnya karakter bisnis yang sangat menetukan sukses atau tidaknya suatu bisnis ialah: iktikad baik, kejujuran, kesetiaan/ kepatuhan dan tanggungjawab. Dari beberapa prinsip tersebut dapatlah disimpulakan bahwa dengan modal etika bisnis islami sebagaimana diitentukan diatas, sekurangkurangnya dalam keadaan tertentu, seseorang atau sekelompok orang bisa atau tepatnya boleh melakukan bisnis tanpa didahului dengan akad. 15 Persaingan kapitalistik selalu terjadi dengan tidak sempurna dan tidak murni. Friksi, rigiditas dan ketidaklancaran bergeraknya faktor produksi selalu menimbulkan persaingan tidak sempurna. Asumsi pengetahuaan tentang persaingan sempurna tidak dibenarkan dan konsumen selalu ditunjukan dengan distorsi-distorsi yang diakibatkan pengaruh iklan. 16 Islam
lebih
realistis.
Ia
menghargai
kesulitan-kesulitan
dalam
menyelesaikan persoalan yang terjadi karena adanya kelangkaan dan menekankan perlunya suatu strategi yang terdiri dari sebuah paket peralatan. Semuanya selaras 14
Gelhorn dan Gunawan Wijaya, Seri Hukum Bisnis: Merger dalam Perspektif Monopoli, (jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 7. 15 Amin Suma, Menggali Akar, Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam, (Jakarta: Kholam Publishing, Cet: I, 2008), h. 309. 16 Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perpektif Islam, (Yogyakarta: BPTE, Cet: I, 2004), h. 383.
10
dengan pandangan dunianya dan maqashid. Tanpa adanya pendekatan komrehensif semacam ini maka yang ada hanyalah kebijakan gado-gado yang diramu lewat kompromi dengan berbagai tuntutan yang saling bertentangan dari kelompok pluralis dan kelas-kelas sosial.17 Permasalahannya, apakah agama sebagai tuntunan tersebut telah dipraktekan oleh para penganutnya dalam kehidupan yang profan ini terlebih melihat semakin ketatnya persaingan bisnis di era globalisasi sekarang ini. Maka dengan melihat realitas diatas penulis merasa tertarik dan tergugah untuk mengangkat permasalahan tersebut kedalam penelitian skripsi dengan judul: “Implementasi Etika Bisnis Islam Dalam Menghadapi Persaingan Usaha (Studi Kasus Terhadap Pedagang Muslim di Pasar Ciputat Tangerang)”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi hanya pada permasalahan tentang ada tidaknya pengaruh persaingan dan pemahaman etika bisnis terhadap perilaku dagang, yang obyeknya adalah para pedagang muslim di pasar Ciputat Tangerang. Karena itu perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
17
M.Umar Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi, Terj. Ikhwan Abidin B., (Jakarta: Gema Insani Press, Cet: I, 2000), h. 228.
11
1. Bagaimana implementasi etika bisnis Islam pada para pedagang muslim di pasar Ciputat 2. Bagaimana kondisi persaingan usaha yang terjadi antar pedagang muslim di pasar Ciputat 3. Bagaimana pengaruh etika bisnis Islam dan persaingan usaha terhadap perilaku dagang
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana implementasi etika bisnis Islam pada para pedagang muslim di pasar Ciputat b. Untuk mengetahui bagaimana kondisi persaingan usaha yang terjadi antar pedagang muslim di pasar Ciputat c. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh etika bisnis Islam dan persaingan usaha terhadap perilaku dagang 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Para Pedagang/ Pengusaha o Menambah wawasan dan pengetahuan tentang etika bisnis Islam. o Diharapkan setelah adanya pengetahuan tersebut kepada para pedagang di pasar Ciputat Tangerang, maka para pedagang akan bersikap istiqamah dalam melakukan tindakan/ perilaku bisnis yang sesuai dengan etika Islam.
12
o Meningkatkan kegiatan keagamaannya, melaksanakan kerjasama yang saling menguntungkan dengan pihak lain serta tetap menjunjung tinggi nilai dan norma agama yang telah dianutnya dengan sungguhsungguh. o Akan terciptanya persaingan usaha yang sehat dengan menerapkan nilai-nilai etika Islam sehingga diperoleh keberkahan hidup di dunia dan kemenangan di akhirat kelak. b. Bagi Penulis o Menambah pengetahuan teoritis dan memperluas wawasan untuk mempelajari secara langsung dan menganalisis hubungan tentang ada tidaknya pengaruh persaingan dan pemahaman etika bisnis terhadap perilaku dagang berdasarkan teori yang telah dipelajari. o Menambah khazanah keilmuan tentang ekonomi Islam khususnya bagi penulis sendri dan bagi pembaca pada umumnya. c. Bagi Pihak Lain o Dapat dijadikan informasi tambahan bagi para pembaca untuk menambah referensi bagi penelitian khususnya mengenai persaingan usaha, tingkat pengetahuan pedagang muslim akan etika bisnis islami dan perilaku mereka. Dan dapat dijadikan study literatur untuk penelitian lebih lanjut bagi yang berminat.
D. Tinjauan Studi Terdahulu
13
Dalam tinjauan literatur, peneliti memperoleh dua tema yang lebih mendekati terhadap tema yang akan penulis bahas, yaitu: Tabel 1.1 Tinjauan studi terdahulu 1. Judul
“Hubungan Tingkat Persaingan Usaha dan Perilaku Etika Bisnis Islam Pedagang Muslim di Pasar Modern BSD Tangerang”
Penulis
Ahmad Khoirul Ikhwan, Mahasiswa Program Studi Muamalat Perbankan Syariah UIN Jakarta (2006)
Jenis penelitian dan
Penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif dan
analisis data statistik
menggunakan Regresi Linear Sederhana sebagai alat analisis
Hasil penelitian
Setelah melakukan analisis dengan uji statistik dengan metode Product Moment (Person) ternyata terbukti, yaitu ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat persaingan usaha terhadap etika perilaku bisnis islam, dan hubungan tersebut bersifat kuat yakni sebesar 0,83 point atau berda pada kisaran 0,70-0,90. Namun teori tersebut tidak berlaku dipasar modern BSD Tangerang, sebab meskipun tingkat persaingan usahanya tinggi akan tetapi para pedagang (muslim) tetap istiqamah memakai
14
etika bisnis yang islami.
2. Judul
“Pengaruh Tingkat Keagamaan Terhadap Perilaku Pedagang di Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan”.
Penulis
Ahmad Faiz, Mahasiswa Program Studi Muamalat Perbankan Syariah UIN Jakarta (2009),
Jenis penelitian dan
Penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif dan
analisis data statistik
menggunakan Regresi Linear Sederhana sebagai alat analisis.
Hasil penelitian
o Dalam
penelitiannya
digunakan
lima
dimensi
keagamaan yang dikembangkan oleh Djamludin Ancok dari rumusan Glock dan Stark yang membagi keagamaan menjadi lima dimensi; yaitu dimensi akidah Islam, dimensi peribadatan (praktek agama), dimensi akhlak (pengamalan), dimensi ilmu, dimensi penghayatan. o Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan uji f mengindikasikan bahwa variabel dimensi akidah Islam, dimensi peribadatan, dimensi akhlak, dimensi ilmu dan dimensi penghayatan berpengaruh terhadap perilaku pedagang secara simultan.
15
E. Teknik Penulisan Teknik penulisan yang digunakan adalah merujuk pada pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
16
16
BAB II LANDASAN TEORI
A. Etika Bisnis Dalam Islam Sebelum berbicara tentang etika bermuamalah atau etika Bisnis lebih jauh, perlu diketahui beberapa hal yang berkenaan tentang etika dan bisnis itu sendiri. Etika adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana berperilaku jujur, benar dan adil. Etika merupakan cabang ilmu filsafat, mempelajari perilaku moral dan immoral, membuat pertimbangan matang yang patut dilakukan oleh seseorang kepada orang lain atau kelompok tertentu. 1 Secara sederhana sikap/ attitude didefinisikan sebagai Ekspresi sederhana dari bagaimana kita suka atau tidak suka terhadap beberapa hal. Contoh: sikap dalam kehidupan sehari-hari pada iklan, parpol dan/atau opini. Berbicara tentang etika maka kita juga berbicara tentang value atau nilai. Nilai-nilai adalah harapan dan gambaran yang lebih umum tentang perilaku manusia, yang mungkin sadar atau tertanam secara sangat dalam sehingga tidak dapat dirumuskan secara verbal. Dengan demikian, nilai-nilai dapat didefinisikan sebagai gambaran yang abstrak, kolektif yang manusia percaya bahwa hal itu adalah benar, baik dan layak untuk dicapai. 2
1
Gatut L Budiono, Etika Bisnis Pendekatan Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Poliyama Widya Pustaka, 2008), h.2. 2 Ibid., h. 9.
17
Selanjutnya, dalam hal bisnis; terdapat dua pengertian pokok mengenai bisnis, pertama, bisnis merupakan kegiatan-kegiatan. Dan kedua, bisnis merupakan sebuah perusahaan. Para ahli pun mendefinisikan bisnis dengan cara berbeda. Definisi Raymond E. Glos seperti yang dikutif Husein Umar, dianggap memiliki cakupan yang paling luas, yakni 3 : “bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orangorang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka...”. Pengertian bisnis yang berkembang dalam masyarakat selama ini selalu berkonotasi pada pengertian jual beli, yakni jual beli barang/ jasa sehingga pada intinya pengertian bisnis selalu berhubungan dengan uang, barang dan jasa dan atau semua jenis alat pemenuhan kebutuhan manusia, Sayyid Qutub pernah mengungkapkan sebagaimana dikutip oleh Quraish Shihab, bahwa bisnis atau kegiatan ekonomi merupakan aktifitas pertama yang meninggalkan etika, disusul dengan politik dan seks. 4 Bisnis Islami ialah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram.
3
Husein Umar, Business an Introduction, h. 3. M. Quraish Sihab, Etika Bisnis dalam Wawasan Al-Quran “Juranal Umum Quran No. 03/VII/1987”, h. 4. 4
18
☺ “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain
di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui”. (Q.S. Al-Baqarah: 188). Etika dalam Islam bertujuan mengajarkan manusia untuk menjalin kerjasama, tolong-menolong dan menjauhkan diri dari sikap iri, dengki, dan dendam serta hal-hal yang tidak sesuai dengan syariat Islam. 5 Dengan kenyataan diatas, maka pada prinsipnya pengetahuan akan etika bisnis dalam pandangan Islam mutlak harus dimiliki oleh setiap para pebisnis/ pedagang terutama pebisnis/ pedagang muslim dalam menghadapi persaingan usaha yang sekarang telah memasuki era globalisasi untuk menghindarkan diri dari berbagai macam tindakan yang dilarang oleh Allah SWT. Sangat popular konsep yang diungkapkan oleh Max Weber tentang Protestant Ethics yang membawa kemajuan pesat dalam pembangunan di Eropa. Nurcholis Majid menjelaskan dalam sebuah tulisannya, bahwa tesis Max Weber tentang Etika Protestan mengatakan kemajuan ekonomi Eropa Barat adalah berkat ajaran asketisme (zuhud) dalam ajaran Alvin. Kaum Calvinis menerima panggilan Ilahi untuk bekerja keras dan tetap berhemat terhadap harta yang berhasil
5
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam (Jakarta: Gema Insani Press, Cet: I, 1997), h. 5.
19
dikumpulkan, karena hidup mewah bukanlah tujuan. Dengan cara hidup hemat maka terjadilah akumulasi modal menuju kapitalisme. 6 Kritik yang dapat diajukan kepada Weber ialah dia sangat mengagungagungkan paham Protestan ini. Weber telah mempelajari berbagai agama lain, tapi Islam ia pelajari minim sekali dengan tujuan untuk membenarkan tesisnya bahwa agama protestan ini lebih unggul. Dalam kenyataan muncul bantahan terhadap teorinya berdasarkan fakta di lapangan yaitu beberapa Negara lain yang bukan Protestan, tapi Katolik misalnya, juga mengalami kemajuan seperti dijumpai pada Negara Perancis, Italia, juga bangsa yang menganut ShintoBuddhis, seperti Jepang, Korea mengalami kemajuan pesat. Kemajuan Jepang sekarang ini disusul oleh kemajuan negara lain yang menganut Konfusianisme. 7 Pada hakekatnya Islam sebagai satu agama besar telah mengajarkan konsep-konsep unggul lebih dulu dari protestan, akan tetapi para penganjur dan para pengikutnya kurang memperhatikan dan tidak melaksanakan ajaran-ajaran Islam sebagaimana mestinya. Tantangan bagi bangsa Indonesia yang sebagian besar beragama Islam agar kita berhasil ialah menggali inner dynamics sistem etika yang berakar dalam pola keyakinan yang dominan. Etika bisnis Islam telah diajarkan Nabi SAW saat menjalankan perdagangan. Karakteristik Nabi SAW sebagai pedagang adalah, selain dedikasi
6
Nurchalis Majid, “Menelusuri Gagasan Sekularisasi”, artikel diakses pada 16 maret 2009 dari http:degoblog.wordpress.com/2008/12/18.html. 7 Ibid.
20
dan keuletannya juga memiliki sifat shidiq, amanah, fathanah dan tabligh. Ciriciri itu masih ditambah saja’ah. 8 o Shiddiq – Rightenousness − Truthfulness in thinking, intention, speech, and action − Peace of mind − Walk the talk − Halal oriented Shiddiq artinya adalah benar, nilai dasarnya adanya integritas dalam pribadi, selalu berkata benar, tidak berbohong, pikiran jernih. Nilai bisnisnya ialah selalu berperilaku jujur, ikhlas, terjamin, keseimbangan emosi, berusaha dalam komoditi yang halal, tidak memperjual belikan barang haram, atau asal usul barang tersebut tidak jelas (mungkin dari barang curian, dsb). 9 o Amanah – Trustworthiness − Promise keeping − Justice and fairness − Tranparence − Accountable − Reliable
8
H. Buchari Alma, Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2009). h. 54-55. 9 Ibid., h. 54.
21
Nilai dasar dari amanah, adalah terpercaya, bisa memegang amanah, tidak mau menyeleweng, selalu mempertahankan prinsip berdiri diatas kebenaran. Nilai bisnisnya ialah adanya kepercayaan, bertanggungjawab, transparan, tepat waktu, memberikan yang terbaik. 10 o Fathanah – Intelligent − Knowledgeable − Skilful − Strategic − Tactful Nilai dasar fathanah, ialah memiliki pengetahuan luas, cekatan, terampil, memiliki strategi yang jitu. Nilai bisnisnya ialal memiliki visi dan misi, cerdas, menguasai atau luas pengetahuannya mengenai barang dan jasa, serta selalu belajar, mencari pengetahuan. 11 o Tabligh – Communicative − Servant-guardian leader − Effective commnicator − Motivating and inspiring − Instruction by example − Mobilizing, developing, and organizing followers − Delegation of power 10 11
Ibid., h. 55. Ibid., h. 55.
22
Nilai dasarnya adalah komunikatif, menjadi pelayan bagi publik, bisa berkomunikasi secara efektif, memberikan contoh yang baik, dan bisa mendelegasikan wewenangnya kepada orang lain. Nilai bisnisnya supel, penjual yang cerdas, deskripsi tugas, bisa bekerja dengan tim, koordinasi ada kendali dan supervisi. 12 o Ada satu lagi yang merupakan sifat Rasulullah yang perlu di tambahkan yaitu saja’ah, artinya berani. Nilai bisnisnya mau dan mampu mengambil keputusan, menganalisis data, tepat dalam mengambil keputusan, dan responsif. 13 Nilai-nilai etika Islam yang dapat mendorong bertumbuhnya dan suksesnya bisnis antara lain: 14 1. Konsep Ihsan Ihsan adalah suatu usaha individu untuk sungguh-sungguh bekerja, tanpa kenal menyerah dengan dedikasi penuh menuju pada optimalisasi, sehingga memperoleh hasil maksimal, ini tidak sama dengan perfeksionisme, melainkan optimalisme. Perfeksionalisme tidak dianjurkan, karena ini tidak mungkin dicapai oleh manusia. Kesempurnaan itu adalah sifat Allah SWT, kita hanya mungkin berusaha untuk mendekatinya, dan tidak akan mungkin bisa sempurna.
12
Ibid., h. 55. Ibid., h. 55. 14 Ibid., h. 205-207. 13
23
Jepang juga memiliki konsep yang mirip, yang mereka sebut dengan istilah Kaizen artinya Unending Improvement. Orang Jepang tidak pernah lupa melaksanakan konsep Kaizen dalam kehidupan sehari-hari baik dalam urusan pekerjaan maupun dalam kegiatan sehari-hari, sehingga mereka dapat bersaing secara baik dengan negara lain. 2. Itqan Artinya membuat sesuatu dengan teliti dan teratur. Jadi harus bisa menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Allah SWT telah menjanjikan bahwa siapa saja yang bersungguh-sungguh maka Dia akan menunjukan jalan kepadanya dalam mencapai nilai yang setinggi-tingginya. Kembali kepada bangsa Barat dan Jepang, ternyata mereka juga menerapkan konsep itqan ini yang mereka lakukan dengan menerapkan TQC (Total Quality Control). Jadi ada pengawasan mutu produksi atau dalam hal ini mutu barang dagangan, dengan terus berusaha agar bisa lebih baik lagi. 3. Konsep hemat Apa yang diunggulkan oleh Protestan ethics-nya Weber, sebenarnya adalah konsep Islam, yang sejak 14 abad yang lalu telah diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada umatnya. Kita harus hemat dan tidak berlaku mubazir, pekerjaan memboros-boroskan harta adalah teman syaitan. Hemat bukan berarti kikir dan tidak menggunakan harta kecuali untuk sesuatu yang benar-benar bermanfaat, sehingga dengan demikian kita dapat menyisihkan sebagian harta tersebut dalam bentuk tabungan. Dana tabungan ini akan dapat
24
digunakan sebagai sumber investasi lebih lanjut, yang pada gilirannya digunakan untuk produksi ataupun modal usaha. Lingkaran ini akan menghasilkan tambahan harta bagi seseorang. Dan dapat menghantarkan kita ke kehidupan beragama yang lebih bermakna. 4. Kejujuran dan Keadilan Kejujuran (honesty), merupakan pilar yang sangat penting dalam Islam, sebab kejujuran adalah nama lain dari kebenaran itu sendiri. Islam melarang tegas melakukan kebohongan dan penipuan dalam bentuk apapun. Sebab, nilai kebenaran ini akan berdampak langsung kepada para pihak yang melakukan transaksi dalam perdagangan dan masyarakat secara luas. sedangkan keadilan (justice) dalam Islam diartikan dengan suka sama suka (antarraddiminkum) dan satu pihak tidak menzalimi pihak lain (la tazlimuna wa la tuzlamun). 5. Kerja keras Berusaha dalam bidang bisnis dan perdagangan adalah usaha kerja keras. Dalam kerja keras itu tersembunyi kepuasan batin yang tidak dinikmati oleh profesi lain. Dunia bisnis mengutamakan prestasi lebih dulu, baru kemudian prestise, bukan sebaliknya. Generasi muda yang mengutamakan prestise lebih dulu mereka tidak akan mencapai kemajuan, karena setiap kemajuan pasti menuntut adanya prestasi. Prestasi dimulai dengan usaha kerja keras, dalam bidang apapun juga.
25
Kemauan keras (azam) ini dapat menggerakkan motivasi untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. Orang-orang yang berhasil, atau bangsa yang berhasil ialah bangsa yang mau kerja keras, tahan menderita, tapi berjuang terus memperbaiki nasibnya. Pekerjaan dakwah yang dilakukan oleh Rasul pun mencerminkan kerja keras, sehingga dapat berhasil mencapai kejayaannya. 15 Dalam Al-Quran dinyatakan bahwa:
☺
☺ ⌧
⌧
⌧ ⌧ ☺ “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (Q.S. Ali Imran: 159)
B. Pasar Dan Bentuk Persaingan Usaha 1. Pengertian Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli yang disana terjadi transaksi. Secara garis besar pasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
15
Ibid., h. 157.
26
o Pasar nyata atau konkrit, adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Misalnya pasar tradisional o Pasar abstrak, adalah pasar yang penjual dan pembelinya tidak bertemu secara lengsung. Misalnya pasar bursa komoditi dan bursa saham 16 Sedangkan persaingan usaha sendiri dalam kamus manajemen dapat diartikan sebagai suatu kegiatan bersaing/ bertanding diantara pengusaha/ pebisnis
yang
satu
dengan
pengusaha/
pebisnis
lainnya
didalam
memenangkan pangsa pasar (share market) dalam upaya melakukan penawaran produk barang dan jasa kepada konsumen dengan berbagai strategi pemasaran yang diterapkannya. Persaingan usaha terdiri atas: o Persaingan sehat (healthy competition) o Persaingan gorok leher (cut throat competition) Menurut teori persaingan sempurna ekonomi klasik, pasar terdiri atas sejumlah produsen dan konsumen kecil yang tidak menentu. Kebebasan masuk dan keluar, kebebasan memilih teknologi dan metode produksi, serta kebebasan dan ketersediaan informasi, semuanya dijamin oleh pemerintah.
16
http://syadiashare.com/jenis-jenis-pasar.html., diaksese pada tanggal 7 Mei 2010.
27
Dalam keadaan pasar seperti ini, dituntut adanya teknologi yang efisien, sehingga pelaku pasar akan dapat bertahan hidup. 17 Namun sistem ekonomi seperti ini, dituduh oleh kaum sosialis hanya memelindungi pemilik faktor produksi. Sehingga ada tudingan bahwa kaum kapitalis telah membuat keputusan ekonomi yang mengejar kepentingan individu, menekankan tingkat upah yang minimal, dan mendorong pengambilan
keuntungan
yang
sebesar-besarnya,
mengkonsentrasikan
ekonomi pada sebagian kecil orang saja. Selanjutnya, sistem ekonomi pasar bebas juga telah membawa kepada ketidakstabilan dalam aktivitas ekonomi dan perputaran usaha. 18 2. Struktur Pasar Struktur pasar dibedakan berdasarkan banyaknya penjual dan pembeli. Secara mudah dikatakan pasar yang terdiri dari banyak penjual dengan barang yang relatif homogen disebut pasar bersaing sempurna (perfect competition). Sedangkan pasar yang terdiri dari banyak penjual dan barangnya berbeda satu sama lain (terdiferensiasi) disebut pasar bersaing monopolistic. Pasar yang hanya ada satu penjual disebut pasar monopoli. Pasar yang ada beberapa penjual disebut pasar oligopoli. 19 a. Pasar Bersaing Sempurna
371.
17
Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perpektif Islam, (Yogyakarta: BPFE, Cet: I, 2004), h.
18
Ibid., h. 372. Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: Rajawali Pers, Cet: III, 2010), h.
19
167.
28
Suatu pasar disebut bersaing sempurna jika terdapat banyak penjual dan pembeli sehingga tidak ada satupun diantara mereka dapat mempengaruhi harga yang berlaku; terdapat mobilitas sumberdaya yang sempurna; setiap produsen maupun konsumen mempunyai informasi yang sempurna tentang keadaan pasar meliputi perubahan harga, kuantitas dan kualitas barang dan informasi lainnya; tidak ada biaya atau manfaat eksternal berhubungan dengan barang dan jasa yang dijual di pasar. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan, secara teoritis penjual tidak dapat menentukan harga atau disebut price-taker, dimana penjual akan menjual barangnya sesuai harga yang berlaku di pasar. Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan apakah suatu barang berasal dari produsen A, produsen B, atau produsen C. Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap penjualan produk. 20 Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain. Sifat-sifat pasar persaingan sempurna : 21 o Jumlah penjual dan pembeli banyak o Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
20 21
Ibid., h. 169. Ibid., h. 169.
29
o Penjual bersifat pengambil harga (price taker) o Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply) o Posisi tawar konsumen kuat o Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata o Sensitif terhadap perubahan harga o Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar Semakin banyak penjual berarti semakin banyak pilihan pembeli. Penjual yang harganya lebih tinggi tentu akan ditinggalkan pembeli. Hal inilah yang mendorong penjual untuk mengikuti saja harga yang berlaku dipasar (price taker). 22 Semakin homogen barang yang dijual berarti pembeli semakin tidak memiliki insentif mencari barang di penjual lain. Hal inilah yang mendorong penjual untuk menjual barangnya sama dengan harga yang berlaku dipasar. Tidak ada alasan bagi pembeli untuk membayar lebih untuk barang yang sama. 23 Semakin banyak kelebihan kapasitas produksi berarti setiap kenaikan permintaan dapat dipenuhi tanpa membuat harga-harga naik. Hal inilah yang menahan penjual untuk tidak menaikkan harganya meskipun
22 23
Ibid., h. 169. Ibid., h. 169
30
ada kenaikan permintaan. Bila ia menaikan harganya, pembeli akan membelinya dari penjual lain yang juaga memiliki kelebihan kapasitas. 24 b. Pasar Bersaing Monopolistik (Monopolistis Competition) Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar monopolistik : 25 o Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda o Mirip dengan pasar persaingan sempurna o Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda o Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga (price maker) o Relatif mudah keluar masuk pasar Bila salah satu asumsi pasar bersaing sempurna kita lepaskan, dalam hal ini, asumsi tentang barang yang homogen, maka kita akan mendapatkan jenis pasar lain yaitu pasar bersaing monopolistik. Terdiferensiasinya produk yang dijual memberikan peluang bagi penjual
24 25
Ibid., h. 169. Ibid., h. 170-170.
31
untuk menjual barangnya dengan harga yang berbeda (price maker) dengan barang lain yang ada di pasar. 26 c. Pasar Monopoli Monopoli merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu monos polein, yang artinya penjual sendiri. Secara harfiah berarti di pasar hanya ada satu penjual. Frank Fisher menjelaskan kekuatan monopoli sebagai “the ability to act in unconstrained way” (kemampuan bertindak [dalam menentukan harga] dengan caranya sendiri), sedangkan Besanko (et.al.) menjelaskan monopoli sebagai penjual yang menghadapi “little or no competition” (kecil atau tidak ada persaingan) di pasar 27 . Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (PLN), perusahaan kereta api (PERUMKA), dan lain sebagainya. Berdasarkan teori, monopoli dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 28 1) Monopoli yang alamiah (natural monopoly), yaitu monopoli yang terjadi karena pelaku usaha tersebut memiliki kemampuan teknis tertentu seperti: (1) Pelaku usaha tersebut memiliki kemampuan atau pengetahuan khusus (special knowledge) yang memungkinkan berproduksi sangat efesien
26
Ibid., h. 170. Ibid., h. 173-174. 28 Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perpektif Islam, h. 384-386. 27
32
(2) Skala ekonomi, dimana semakin besar skala produksi maka biaya marjinal semakin menurun, sehingga biaya produksi perunit (average cost) makin rendah (3) Pelaku usaha memiliki kemampuan kontrol sumber faktor produksi, baik berupa sumber daya alam, sumber daya manusia maupun lokasi produksi. 2) Monopoli yang diperoleh melalui peraturan perundang-undangan adalah: (1) hak atas kekayaan intelektual, yaitu dimana negara memberikan hak monopoli kepada pelaku usaha untuk memproduksi atau memasarkan hasil dari suatu inovasinya tersebut; (2) hak usaha eksklusif, yaitu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada pelaku usaha tertentu yang tidak didapatkan oleh pelaku usaha yang lain, misalkan agen tunggal, importir tunggal, pembeli tunggal, dan lain sebagainya. Dimasukannya monopoli ke dalam katagori salah satu kegiatan yang dilarang oleh undang-undang persaingan usaha, bukan berarti bahwa sama sekali kegiatan monopoli tidak dapat dilakukan di Indonesia, karena monopoli yang diperoleh melalui peraturan perundang-undangan, seperti yang monopoli yang berkaitan dengan produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa yang menguasai hajat hidup orang banyak serta cabang-cabang produksi yang penting bagi negara masih diperbolehkan,
33
asalkan diatur dengan undang-undang dan diselenggarakan oleh BUMN atau badan/ lembaga yang dibentuk atau ditunjuk oleh pemerintah, masih dapat ditoleransi oleh Undang-undang No.5/1999. 29 d. Pasar Oligopoli Oligopoli menurut ilmu ekonomi merupakan salah satu bentuk struktur pasar, dimana di dalam pasar tersebut hanya terdiri dari sedikit perusahaan. Sedikitnya jumlah perusahaan yang beroperasi di pasar disebabkan oleh adanya barrier to entry yang mampu menghalangi pemain baru untuk masuk ke dalam pasar. Sedikitnya jumlah pemain ini juga
menyebabkan
adanya
saling
ketergantungan
(mutual
interdependence) antar pelaku usaha, dan faktor inilah yang membedakan struktur pasar oligopoli dengan struktur pasar yang lain. Ada beberapa model strategi ketergantungan antar pelaku usaha oligopoli yaitu kolusi (collusion), kepemimpinan harga (price leadership), dan kurva permintaan patah (kinked demand curve). 30 Dalam pasar yang berstruktur oligopoli sangat mungkin terjadi perusahaan perusahaan yang ada akan saling mempengaruhi untuk menentukan harga pasar, yang kemudian dapat mempengaruhi perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (existing firms) maupun yang masih diluar pasar (potential firms). Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai 29
http://theuploads.files.wordpress.com/ 2009/08/presentasi-pasar.ppt., diaksese pada tanggal 7 Mei 2010. 30 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islami, h. 175-176.
34
salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan praktek oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba super normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas ( limiting prices), sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada. 31 Apabila perusahaan yang dominan di dalam pasar oligopoli melakukan kolusi maka mereka akan bekerja seperti satu perusahaan yang bergabung untuk memaksimalkan laba dengan cara berlaku secara kolektif seperti layaknya perusahaan monopoli. Tetapi kemungkinan gabungan perusahaan yang melakukan kolusi akan mengalami kesulitan tetap ada, karena masing-masing perusahaan memiliki struktur biaya yang berbeda, sedangkan mereka harus menetapkan tingkat harga yang sama. Selain itu, semakin banyak perusahaan yang masuk dalam kolusi maka kemampuan untuk mencapai kesepakatan akan semakin sulit, dan masing-masing anggota akan memiliki kecenderungan untuk berlaku curang. Cheating atau kecurangan yang dilakukan oleh anggota kartel akan semakin tinggi apabila laba yang dijanjikan oleh kegiatan kolusi lebih kecil dibandingkan laba yang akan mereka dapatkan, misalnya dengan menjual di bawah harga kesepakatan sehingga pasar mereka akan semakin luas. Hal tersebut 31
Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perpektif Islam, h. 389-390.
35
di atas menyebabkan pembahasan mengenai struktur pasar oligopoli merupakan salah satu pembahasan yang cukup penting dalam hukum persaingan usaha, karena sebagian besar pelaku usaha yang memiliki kedudukan sebagai penguasa di dalam pasar tersebut akan dapat memanfaatkan posisi dominannya untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal seperti layaknya pelaku usaha yang memiliki kedudukan monopoli. 32
C. Mekanisme Pasar Dalam Islam Islam adalah agama yang selain bersifat syumuliyah (sempurna) juga harakiyah (dinamis). Disebut sempurna karena Islam merupakan agama penyempurna dari agama-agama sebelumnya dan syariatnya mengatur seluruh aspek kehidupan, baik yang bersifat akidah maupun muamalah. Dalam kaidah tentang muamalah, Islam mengatur segala bentuk perilaku manusia dalam berhubungan dengan sesamanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di dunia. Termasuk di dalamnya adalah kaidah Islam yang mengatur tentang pasar dan mekanismenya. 33 Pasar adalah sebuah mekanisme pertukaran barang dan jasa yang alamiah dan telah berlangsung sejak peradaban awal manusia. Islam menempatkan pasar pada kedudukan yang sangat penting dalam perekonomian. Praktik ekonomi pada 32
Ibid., h. 390. http://suud83.wordpress.com/2009/03/27/mekanisme-pasar-islami-dan-pengendalian-harga, diaksese pada tanggal 7 Mei 2010. 33
36
masa Rasulullah dan Khulafaurasyidin menunjukkan adanya peranan pasar yang besar. Rasulullah sangat menghargai harga yang dibentuk oleh pasar sebagai harga yang adil. Beliau menolak adanya suatu price intervenstion seandainya perubahan harga terjadi karena mekanisme pasar yang wajar. Namun, pasar disini, mengharuskan adanya moralitas, antara lain: persaingan yang sehat (fair play), kejujuran (honesty), keterbukaan (transparancy), dan keadilan (justice). Jika nilainilai ini telah di tegakkan, maka tidak ada alasan untuk menolak harga pasar. 34 Menurut Ibnu Taimiyah price intervension dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : o Price intervension yang zalim o Price intervension yang adil Ibnu Taimiyah menjelaskan tiga keadaan dimana price intervension harus dilakukan : o Produsen tidak mau menjual barangnya kecuali pada harga yang lebih tinggi daripada regular market price, padahal konsumen membutuhkan barang tersebut. Dalam keadaan ini pemerintah dipaksa untuk memaksa produsen agar mau menjual barangnya dan menentukan harga (price intervension) yang adil. o Produsen menawarkan pada harga yang terlalu tinggi menurut konsumen, sedangkan konsumen meminta pada harga yang terlalu rendah menurut 34
http://hafidalbadar.blog.uns.ac.id/2009/06/04/mekanisme-pasar-dan-regulasi-hargamenurut-ibnu-taimiyah, diakses tgl 7 mei 2010.
37
produsen. Dalam keadaan ini pemerintah bisa menjadi mediator antara produsen dan konsumen, kemudian pemerintah harus mendorong kepada produsen dan konsumen untuk menentukan harga. o Pemilik jasa, misalnya tenaga kerja yang menolak bekerja kecuali pada harga yang lebih tinggi daripada harga pasar yang berlaku, sehingga pemerintah dapat melakukan intervensi dengan memaksa pemilik jasa untuk memberikan jasanya. 35 Selain melarang adanya intervensi harga, ada beberapa larangan yang diberlakukan Rasulullah SAW untuk menjaga agar seseorang tidak dapat melambungkan harga seenaknya seperti larangan menukar kualitas mutu barang dengan kualitas rendah dengan harga yang sama serta mengurangi timbangan barang dagangan. Beberapa larangan lainnya adalah 36 : 1) Bai’ Najsy Bai’ Najsy adalah sebuah praktek dagang dimana seorang penjual menyuruh orang lain untuk memuji barang dagangannya atau menawar dengan harga yang tinggi agar calon pembeli yang lain tertarik untuk membeli barang dagangannya. Si penawar sendiri tidak bermaksud untuk membeli barang-barang tersebut. Ia hanya ingin menipu orang lain yang benar-benar ingin membeli. Sebelumnya orang ini telah mengadakan kesepakatan dengan penjual untuk membeli dengan harga tinggi agar ada pembeli yang 35 36
http://hafidalbadar.blog.uns.ac.id. Adiwarman, Ekonomi Mikro Islami, h. 182.
38
sesungguhnya dengan harga yang tinggi pula dengan maksud untuk ditipu. Akibatnya terjadi “permintaan palsu” (false demand). 37
2) Ihtikar Ihtikar adalah penimbunan barang-barang seperti makanan dan kebutuhan sehari-hari. Penimbunan barang dan pencegahan peredarannya sangat dilarang dan dicela dalam Islam seperti yang difirmankan Allah SWT.
⌧ ☺ ⌧ ”Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, (35) pada hari dipanaskan emas perak 37
Ibid., h. 183.
39
itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." (Q.S. At-Taubah: 34-35) Dari ayat di atas dapat dilihat bahwa praktek penimbunan baik yang berbentuk uang tunai maupun barang sangatlah bertentangan dengan ajaran Islam. Bahaya dari praktek ihtikar dapat menyebabkan kelangkaan barang di pasar sehingga harga barang menjadi naik. Ihtikar ini sering kali diterjemahkan sebagai monopoli dan/ atau penimbunan. Padahal sebenarnya ihtikar tidak identik dengan monopoli dan/atau penimbunan. Dalam Islam, siapapun boleh berbisnis tanpa peduli apakah dia satu-satunya penjual (monopoli) atau ada penjual lain. Menyimpan stock barang untuk keperluan persediaan pun tidak dilarang dalam Islam. Jadi monopoli sah-sah saja, demikian pula halnya dengan menyimpan persediaan. Yang dilarangadalh ihtikar, yaitu mengambil keuntungan diatas keuntungan normal dengan cara menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi, atu istilah ekonominya monopoliy’s rent-seeking. Jadi dalam Islam, monopoli boleh. Sedangkan monopoliy’s rent-seeking tidak boleh. 38 3) Tallaqi Al-Rukban Praktek ini adalah dengan cara mencegat orang-orang yang membawa barang dari desa dan membeli barang tersebut sebelum tiba di pasar. Rasulullah melarang praktek semacam ini dengan tujuan untuk mencegah 38
Ibid., h. 185.
40
terjadinya kenaikan harga. Beliau memerintahkan agar barang-barang langsung dibawa ke pasar, sehingga penyuplai barang dan para konsumen bisa mengambil manfaat dari harga yang sesuai dan alami. 39 Menurut Islam negara memiliki hak untuk melakukan intervensi dalam kegiatan ekonomi baik itu dalam bentuk pengawasan, pengaturan maupun pelaksanaan kegiatan ekonomi yang tidak mampu dilaksanakan oleh masyarakat. Intervensi harga oleh pemerintah bisa karena faktor alamiah maupun non alamiah. Pada umumnya intervensi pemerintah berupa intervensi kebijakan dalam regulasi yang berhubungan dengan permintaan dan penawaran dan intervensi dalam menentukan harga. Intervensi dengan cara membuat kebijakan yang dapat mempengaruhi dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran (market intervention) biasanya dikarenakan distorsi pasar karena faktor alamiah. Bila distorsi pasar terjadi karena faktor non almiah, maka kebijakan yang ditempuh salah satunya dengan dengan intervensi harga di pasar. 40 Mekanisme pasar, regulasi dan moral harus ada dalam satu kesatuan, satu paket pemikiran. Dengan hanya moral dan harga saja, boleh jadi belum mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang diinginkan masyarakat. Maka dari itu peran efektif negara sebagai mitra, katalisator dan fasilitator, sangat dibutuhkan untuk mewujudkan misi Islam. Beberapa hadis telah menekankan perlunya peran-peran tersebut. Al-Qur’an hanya menyediakan norma-norma dan memerintahkan kaum 39 40
Mei 2010.
Ibid., h. 186. Suud Fuadi, Mekanisme Pasar Islami Dan Pengendalian Harga, artikel diakses tanggal 7
41
muslimin untuk menjalankan norma-norma itu, dengan harapan kaum muslimin menaatinya. Namun beberapa dari mereka tidak mau mematuhinya, khususnya manakala moral lingkungan telah rusak. Maka dari itu negara mempunyai peranan penting melalui pendidikan, dorongan, dan pencegahan untuk tingkah laku yang membahayakan masyarakat seperti kezaliman, kecurangan, penipuan, dan keculasan dengan tidak mematuhi perjanjian dan tanggung jawab. Perhatian pada pentingnya peranan negara telah dicerminkan oleh tulisan ulama-ulama terkemuka sepanjang sejarah. Al-Mawardi misalnya, telah menyatakan bahwa keberadaan sebuah pemerintahan yang efektif, sangat diperlukan untuk mencegah kezaliman dan pelanggaran. Sedangkan Ibn Taimiyyah pun menekankan Islam dan negara mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Satu pihak tidak dapat menjalankan perannya dengan baik tanpa dukungan pihak yang lain. Proses implementasi syariah tidak akan mungkin tanpa adanya negara yang memainkan peranan penting, dan negara mungkin akan terpuruk dalam pemerintahan yang tidak adil dan tirani tanpa pengaruh syariah. Demikian pula Baqir Al-Sadr sebagaimana dikutip M. Umar Chapra mengatakan bahwa intervensi pemerintah dalam ruang lingkup kehidupan berekonomi adalah penting dalam menjamin keselarasan dengan norma-norma Islam. 41 Syarat utama untuk menjamin sebuah sistem ekonomi pasar yang fair dan adil adalah perlunya suatu peran pemerintah yang sangat canggih yang
41
Mustafa Edwin Nasution, dkk, Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 189.
42
merupakan kombinasi dari prinsip non-intervention. Dalam teori Adam Smith seperti yang di kutif Mustafa Edwin, peran bahkan campur tangan pemerintah tidak ditolak sama sekali atas dasar prinsip no harm, yaitu bahwa demi menegakkan prinsip keadilan no harm, pemerintah harus campur tangan. Jadi, bahkan sebaliknya, dalam situasi tertentu pemerintah justu dituntut untuk campur tangan. Dalam situasi seperti itu, pemerintah yang tidak ikut campur tangan justru akan dianggap tidak adil. Situasi seperti ini adalah situasi di mana ada pihak tertentu yang dilanggar hak dan kepentingannya atau yang dirugikan oleh pihak lain secara tidak sah. 42 Dengan demikian, pemerintah tidak memiliki wewenang untuk melakukan intervensi terhadap harga pasar dalam kondisi normal. Ibnu Taimiyah mengatakan jika masyarakat melakukan transaksi jual beli dalam kondisi normal tanpa ada bentuk distorsi atau penganiayaan apa pun dan terjadi perubahan harga karena sedikitnya penawaran atau banyaknya permintaan, maka ini merupakan kehendak Allah SWT. 43 Harus diyakini nilai konsep Islam tisak memberikan ruang intervensi dari pihak manapun untuk menentukan harga, kecuali dan hanya kecuali adanya kondisi darurat yang kemudian menuntut pihak-pihak tertentu untuk ambil bagian menentukan harga. Pengertian darurat disini adalah pada dasarnya peranan pemerintah ditekan seminimal mungkin. Namun intervensi pemerintah sebagai
42 43
Ibid., h. 161. Ibid., h. 161
43
pelaku pasar dapat dibenarkan hanyalah jika pasar tidak dalam keadaan sempurna, dalam arti ada kondisi-kondisi yang menghalangi kompetisi yang fair terjadi (market failure). 44 Pada dasarnya mekaniisme pasar perekonomian Islam dan konvensional memiliki karakteristik yang sama yaitu mekanisme pasar bebas. Tapi yang membedakan adalah mekanisme pengawasan dalam pasar Islam. Sepanjang mekanisme berjalan dengan adil dan tidak mengancam terpenuhinya kebutuhan minimal seluruh rakyat, maka Negara dalam hal ini otoritas ekonomi tidak akan mengintervensi pasar dalam bentuk apapun. 45 Tetapi jika terjadi kegagalan pasar diluar sebap-sebap ketidakadilan dari pelaku pasar, Negara boleh melakukan intervensi sepanjang kegagalan pasar tersebut mengancam kebutuhan minimal rakyat. Dan dalam prakteknya peran lembaga pengawas dan regulator pasar begitu signifikan dalam perekonomian Islam. Ada dua bentuk pengawasan yang dilakukan pemerintah dalam mekanisme pasar, yaitu: pertama, kesungguhan dalam mewujudkan tujuan Negara. Kedua, kontrol dilakukan oleh lembaga independent, yaitu al-hisbah yang berfungsi untuk menegakan aturan main mekanisme pasar. Jadi kebebasan mekanisme pasar dalam Islam sangat diakui dan dijaga sepanjang ketentuan-ketentuan dan tujuantujuan syariah dapat terlaksana dan terpelihara dengan baik. Misalnya tujuan syariah yang menyebutkan pemenuhan kebutuhan dasar bagi semua masyarakat
44 45
Ibid, h.161. Ali Sakti, Analisis Teoritis : Ekonomi Islam, h. 97.
44
dapat terpenuhi, maka sepatutnya intervensi dalam bentuk apapun dari siapapun tidak boleh dilakukan dalam menentukan pergerakan harga yang ada di pasar. Harga secara murni ditentukan penuh oleh mekanisme permintaan dan penawaran. 46
46
Ibid., h. 97.
44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di PD. Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat – Ciputat, dengan objek penelitian yaitu pedagang muslim di pasar tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel independen (tingkat persaingan usaha) dan (pemahaman etika bisnis Islam) dengan variabel dependen (perilaku pedagang muslim) di PD. Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat.
B. Metode Pengumpulan Data 1. Teknik Penarikan Sampel Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling dengan menggunakan metode non probabillity sampling dengan tipe purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dimana penentuan sampel tergantung dari kepentingan penelitian. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena untuk melihat seberapa besar pengaruh tingkat persaingan
45
usaha dan pemahaman etika bisnis terhadap perilaku para pedagang muslim dengan analisa statistik Hasil temuan analisis kuanitatif kemudian dilakukan kontekstualisasi dan interpretasi. Penelitian ini merupakan penelitian survei karena dalam penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner/ angket. 3. Jenis Data dan Sumber Data Dalam penelitian ini jenis dan sumber data dibagi dalam dua kategori, yaitu: a) Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner dan wawancara dengan para pedagang yang beragama Islam dan para pihak lainnya yang dapat membantu penelitian ini. b) Data sekunder, adalah sumber data pendukung dan pelengkap data penelitian. Data ini sangat penting bagi kelengkapan analisa dari temuan hasil penelitian. Sumber data sekunder yang dimaksud adalah buku-buku dan bahan-bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian. 4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan penulis lakukan adalah: a) Observasi, yaitu penulis melakukan peninjauan langsung ketempat yang akan diteliti, yakni pasar Ciputat, untuk mengamati secara seksama setiap kejadian, gejala, sosio-ekonomi dan yang lainnya secara jelas dan akurat.
46
b) Quesioner/ angket, kegiatan ini penulis lakukan untuk mendapatkan data primer dari responden yang berupa daftar isian tertulis atas sejumlah permasalahan yang akan di teliti. Adapun instrumen data yang digunakan adalah kuesioner/ angket. Model jawaban dalam kuesioner menggunakan skala likert yang merupakan metode untuk mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuan terhadap subjek, objek atau kejadian tertentu. Skala likert menggunakan lima angka penilaian dari gradasi sangat positif sampai sangat negatif atau sebaliknya. Adapun pemberian skor dari setiap pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan sebagai berikut: a) Sangat tidak setuju skornya satu b) Tidak setuju skornya dua
c) Netral skornya tiga d) Setuju skornya empat e) Sangat setuju skornya lima
Setelah diperoleh total skor tiap-tiap responden, dilakukan kategorisasi untuk mengetahui persepsi pedagang terhadap kondisi persaingan usaha dan Implementasi etika bisnis Islam di pasar Ciputat tersebut secara keseluruhan. Format penskoran variabel persaingan usaha dapat diuraikan sebagai berikut: untuk 30 item pertanyaan tentang persaingan usaha terdiri dari jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju. Dari jawaban ini kemudian dibuat kategorisasi persepsi pedagang terhadap kondisi
47
persaingan usaha di pasar Ciputat tersebut, yaitu di dasarkan pada seberapa besar persentase (%) jawaban, yang akan di bagi menjadi tiga kelompok: o Sangat tidak setuju dan tidak setuju, berarti kategori persaingan usaha berlangsung tidak baik o Netral, berarti kategori persaingan usaha berlangsung biasa o Setuju dan sangat setuju kategori persaingan usaha berjalan dengan baik Format penskoran variabel perilaku dagang dapat diuraikan sebagai berikut: untuk 35 item pertanyaan tentang perilaku dagang terdiri dari jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju. Dari jawaban ini kemudian dibuat kategorisasi persepsi pedagang terhadap perilaku mereka didalam menjalankan usahanya sehari-hari di pasar Ciputat tersebut, dengan di dasarkan seberapa besar persentase (%) jawaban yang di bagi menjadi tiga kelompok: o Sangat tidak setuju dan stidak setuju, berarti kategori perilaku dagang mereka belum sesuai dengan ajaran dan tuntunan Islam o Netral, berarti kategori perilaku dagang mereka masih meragukan o Setuju dan sangat setuju kategori perilaku dagang mereka sudah sesuai dengan ajaran islam
48
5. Populasi dan Sampel Populasi merupakan totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan di teliti. 1 Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang muslim di pasar Ciputat Tangerang. Yakni 314 pedagang resmi atau yang terdaftar dan sekitar 500 orang pedagang yang menempati lapak-lapak liar atau tak terdaftar. Jadi jumlah populasi para pedagang sekitar 800 orang pedagang. Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui caracara tertentu yang juga memilliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Jumlah sampel yang akan ditarik dari populasi pedagang diatas sebesar 10% yaitu sebanyak 80 orang.
C. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Sebelum data primer dianalisis, perlu dilakukan pengujian atas kualitas data yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
1
M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, Cet. I, 2002), h.58.
49
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner. 2 Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Validitas menunjukkan ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Suatu tes dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya tes tersebut. Suatu kuesioner dikatakan sudah valid bila nilai signifikansi tiap butir pertanyaan lebih kecil dari nilai alpha (α) 3 . Nilai signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur variabel yang diukur melalui kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu walaupun berkali-kali diuji. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik
Cronbach
Alpha.
Untuk
menganalisis
reliabilitas,
kriteria
menyebutkan jika nilai Cronbach’s Alpha sama dengan atau lebih dari 0,800 maka butir-butir pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan reliabel 4 . Adapun angka Cronbach’s Alpha dapat dihitung dengan rumus :
2
H. Imam Ghozali, Apikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, (Semarang: badan Penerbit Univesitas Diponegoro, 2007), h.45. 3 Suliyanto, Metode Riset Bisnis, ( Yogyakarta: Andi, 2006), h.149. 4 Ety Rochaeti, dkk. Metode Penelitian BisnisDengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), h. 210.
50
R= α = R =
N N-1
[ S (1- ∑ S ] 2
i
2
S2
Ket: α = koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha S2 = varians skor keseluruhan Si2 = varians masing- masing item N = jumlah item dalam tes 2. Model Korelasi Model korelasi yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman. Korelasi ini berguna untuk menguji keeratan hubungan antara beberapa variabel dengan skala ordinal. Skala ordinal adalah satuan ukuran yang menunjukan jenjang atau rank. Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara persaingan usaha dan pemahaman etika bisnis Islam terhadap perilaku dagang. Adapun rumus korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut:
rs =
1- 6∑di2 N3- N
Dimana: ∑di2
:
N
: jumlah pasang rank
rs
: Rank Spearman
beda (selisih) setiap pasang rank
51
Dalam penelitian ini perhitungan korelasi Rank Spearman dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS. Dan taraf signifikansi atau besarnya α yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%. 3. Perumusan Hipotesa Hipotesis penelitian atas permasalahan ini adalah: o Ho : Tidak terdapat hubungan searah dan signifikan antara tingkat persaingan usaha dengan perilaku para pedagang muslim di pasar Ciputat Tangerang. Ha : Terdapat hubungan searah dan signifikan antara tingkat persaingan usaha dengan perilaku para pedagang muslim di pasar Ciputat Tangerang. o Ho : Tidak terdapat hubungan searah dan signifikan antara pemahaman etika bisnis Islam dengan perilaku para pedagang muslim di pasar Ciputat Tangerang. Ha : Terdapat hubungan searah dan signifikan antara pemahaman etika bisnis Islam dengan perilaku para pedagang muslim di pasar Ciputat Tangerang. 4. Pengujian Hipotesis (Uji Rank Spearman) Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Rank Spearman, yaitu untuk mengetahui bagaimana hubungan antara persaingan usaha dan pemahaman etika bisnis Islam dengan perilaku para pedagang.
52
Kenaikan dan penurunan dari nilai X1, X2 dan Y ditentukan oleh adanya hubungan linear antara variable-variabel tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan diantara variable-variabel tersebut dapat terjadi hubungan sangat kuat atau tidak ada hubungan linear. Adapun pedoman interpretasi koefisien korelasi yang digunakan adalah sebagai berikut 5 . Tabel 3.1 Pedoman interpretasi koefisien korelasi Interval koefisien
Tingkat hubungan
0,00- 0,199
Sangat rendah
0,20- 0,399
Rendah
0,40- 0,599
Sedang/ cukup
0,60- 0,799
Kuat
0,80- 1,000
Sangat kuat
5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan dalam penelitian yang merupakan satu konsep yang mempunyai variasi. Variabel tersebut berupa variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:
5
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 250.
53
1. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Perilaku Dagang 2. Variabel Bebas (Independent Variabel) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemahaman Etika Bisnis Islam (X1) dan Tingkat Persaingan Usaha (X2).
Pemahaman Etika bisnis Islam (X1)
Perilaku Dagang (Y)
Persaingan Usaha (X2)
Adapun Definisi Operasioanal Variabel adalah bagaimana menentukan dan mengukur variabel- variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara singkat dan jelas serta tidak menimbulkan berbagai penafsiran. Jawaban dari responden atas kuesioner dikuantifikasikan dengan diberi skor.
54
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Variabel
Sub-variabel
Indikator
(dimensi)
Skala
Persaingan
Daya saing
o Barang yang halal
Ordinal
Usaha
kualitas
o Mutu barang yang baik
Ordinal
o Menjaga mutu barang
Ordinal
o Menjaga kebersihan barang
Ordinal
o Menerangkan barang apa adanya
Ordinal
o Tidak menyembunyikan cacat
Odinal
o Tidak berbohong akan kondisi Ordinal barang o Tidak mencampur barang yang Ordinal haram Daya saing
o Menjual dengan harga pasaran
Ordinal
harga
o Persaingan memicu perang harga
Ordinal
o Menjual barang dengan harga
Ordinal
tinggi o Menjual barang dibawah harga
Ordinal
pasar Daya saing marketing
o Mampu Mengambil keputusan
Ordinal
ketika terpuruk o Promosi
Ordinal
o Tempat kerja yang strategis
Ordinal
o Tata letak/ penyajian yang baik
Ordinal
o Memberi hak konsumen memilih
Ordinal
o Menjaga mutu penyajian
Ordinal
55
o Membutuhkan tenaga kerja
Ordinal
o Memberi upah yang sesuai
Ordinal
o Mencatat peredaran barang
Ordinal
o Mencatat peredaran uang
Ordinal
o Mencatat hutang-piutang
Ordinal
Daya saing
o Selektif memilih pekerjaan
Ordinal
jaringan kerja
o Selektif memilih rekan kerja
Ordinal
o Bekerjasama dengan pedagang
Ordinal
lain o Bermusyawarah dalam mengelola
Ordinal
bisnis
Tingkat Pengetahuan
o Tidak menyaingi penjual lain
Ordinal
o Melakukan study banding
Ordinal
o Belajar demi memajukan usaha
Ordinal
o Allah yang menciptakan alam
Ordinal
semesta beserta isinya o Sumber daya adalah pemberian/
Ordinal
titipan Allah o Al-Quran dan hadis merupakan
Ordinal
pedoman hidup o Tidak boleh Mubadzir
Ordinal
o Islam mengakui konsep
Ordinal
kepemilikan pribadi o Pemilikan pribadi berisifat tidak
Ordinal
mutlak o Pemilikan individu dibatasi oleh
Ordinal
kepentingan masyarakat o Penguasaan manusia hanya
Ordinal
56
bersifat pemanfaatan dan pengaturan o Islam menolak pendapatan secara
Ordinal
tidak halal o Islam melarang pencurian
Ordinal
o Larang penipuan
Ordinal
o Larang kecurangan
Ordinal
o Larang penyuapan
Ordinal
o Larang penjualan barang dan jasa
Ordinal
yang haram o Larang keuntungan yang
Ordinal
berlebihan dengan cara yang tidak terpuji o Larangan penimbunan barang
Ordinal
o Larangan penggunaan iklan yang
Ordinal
mengelabui dan tidak wajar o Kepemilikan pribadi sebagai
Ordinal
modal untuk kesejahteraan masyarakat o Akumulasi modal yang terpusat
Ordinal
pada segelintir orang tidak dibenarkan o Landasan utama ekonomi Islam
Ordinal
adalah kerjasama dengan landasan ketauhidan o Landasan utama ekonomi Islam adalah kerjasama dengan landasan keikhlasan
Ordinal
57
o Landasan utama ekonomi Islam
Ordinal
adalah kerjasama dengan landasan kejujuran o Landasan utama ekonomi Islam
Ordinal
adalah kerjasama dengan landasan keadilan o Landasan utama ekonomi Islam
Ordinal
adalah kerjasama untuk mendapatkan keuntungan yang wajar o Pertanggungjawaban akan
Ordinal
berlaku baik di dunia maupun diakhirat nanti Perilaku
Niat
Dagang
o Semata-mata untuk mendapatkan
Ordinal
ridha Allah o Hanya untuk mendapatkan materi
Ordinal
o Untuk mendapatkan kebahagiaan
Ordinal
di dunia dan akhirat Tidak
o Tidak pernah lalai dalam shalat
Ordinal
melalaikan
o Berusaha shalat tepat pada
Ordinal
ibadah
waktunya o Puasa di bulan ramadhan
Ordinal
o Membayar zakat
Ordinal
o Shalat berjamaah
Ordinal
o Shalat sunnah
Ordinal
o Shadaqah
Ordinal
o Membaca Al-Quran
Ordinal
58
o Berdzikir dan berdoa
Ordinal
Akhlak dan
o Ingin usaha maju
Ordinal
mental yang
o Bekerja tanpa mengenal waktu
Ordinal
baik
o Dapat menjalankan usaha dalam
Ordinal
keadaan apapun o Bekerja untuk memenuhi
Ordinal
kebutuhan hidup o Untuk mendapatkan rezki yang
Ordinal
halal o Menjaga amanah
Ordinal
o Jujur dalam berdagang
Ordinal
o Suka menolong orang yang
Ordinal
sedang kesusahan o Menjaga kebersihan lingkungan
Ordinal
sekitar o Berpenampilan rapi
Ordinal
o Longgar dan murah hati
Ordinal
o Senyum dan bersifat akrab
Ordinal
terhadap pelanggan o Tenang, sopan dan tidak
Ordinal
memotong pembicaraan pelanggan o Bersemangat dalam menghadapi
Ordinal
pelanggan Tidak
o Tidak melakukan sumpah palsu
Ordinal
melakukan
o Tidak melakukan riba
Ordinal
tindakan yang
o tidak memaksa pembeli
Ordinal
tidak terpuji
o tidak membohongi konsumen
Ordinal
59
o tidak melakukan kecurangan
Ordinal
o tidak menjual barang haram
Ordinal
o tidak menipu
Ordinal
o tidak mencari keuntungan yang
Ordinal
berlebihan o tidak melakukan penimbunan
Ordinal
60
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Existing Kondisi Pasar Ciputat Pasar Ciputat berdiri di atas tanah seluas 5.670 M2 yang dibangun oleh “PT. BETA NIA MULTI SARANA” dan mulai difungsikan pada tahun 1997. Selain gedung pasar, pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas Pengelolaan
Pasar
Kabupaten
Tangerang,
juaga
membangun
Los
Polycarbonate di Areal Sub Terminal untuk menampung para pedagang K-5. Pasar ciputat sekarang ini berfungsi untuk melayani kebutuhan seharihari masyarakat Ciputat, Pondok Aren, Pamulang. Jakarta Selatan dan sekitarnya. Ruang dagang yang dibangun dipasar ciputat terdiri dari 1.136 Unit Kios dan 386 Unit Los. Namun dari sejumlah kios dan los yang tersedia lebih dari setengahnya dalam keadaan kosong, jumlah pedagang yang menempati kios sebanyak 325 pedagang dan hanya 27 los yang terisi pedagang, dengan rincian sebagai berikut: Lantai atas
: sebagian besar pedagang pakaian
Blok EK
: 188 kios
buka : 70
tutup : 118
Blok FK
: 72 kios
buka : 19
tutup : 53
Blok GK
: 203 kios
buka : 15
tutup : 188
61
Lantai Dasar : pedagang kelontong Blok CK
: 184 kios
buka : 120
tutup : 64
Blok DK
: 235 kios
buka : 4
tutup : 231
Lantai Basement
: sembako dan kebutuhan dapur lainnya
Los AL
: 110 Los
buka : 0
tutup : 110
Blok BK
: 115 kios
buka : 70
tutup : 45
Los
: 128 Los
buka : 27
tutup : 101
Menurut pengakuan salah seorang Staf administrasi harian pasar, hal ini disebabkan karena sebagian kondisi bangunan dalam keadaan rusak dan sebagian yang lain tidak dihuni karena para pedagang menilai posisi atau letaknya yang kurang strategis, sehingga kebanyakan para pedagang lebih memilih untuk berjualan di Areal Sub Terminal dan diluar lokasi Pasar Ciputat itu sendiri. Selain permasalahan diatas masih terdapat beberapa masalah yang saat ini dihadapi oleh baik pengelola maupun para pedagang di Pasar Ciputat, diantaranya: 1. Ruang dagang cukup tersedia, tetapi sebagian ruang dagang tidak efektif yang disebabkan Pemilik hanya sebagai investor bukan sebagai pedagang 2. Rusaknya tangga masuk pasar pada bagian pintu belakang sebelah utara pasar. 3. Kurangnya sirkulasi udara pada gedung pasar, sehingga kurang nyamanya bagi pedagang dan konsumen
62
4. Kurang adanya pemeliharaan gedung pasar, sehingga perlu adanya kerjasama dengan pengelola dan pihak ketiga. 5. Rusaknya pemadam kebakaran hidrant. 6. Banyaknya PK-5 yang berada diluar gedung pasar, sehingga membuat kecemburuan pedagang yang ada didalam gedung pasar. 7. Lokasi dan kondisi beberapa kios dan los yang sulit dijangkau oleh pembeli sehingga tak ada minat bagi para pedagang untuk menempatinya 8. Lahan, ruang, bangunan kondisi membahayakan (rusak/ tidak kokoh) atau ditempat yang berbahaya 9. Kurang tertib dan kurang kooordinasi antara pengelola dan pedagang 10. Tidak ada zone khusus untuk jenis barang yang didagangkan
63
2. Struktur Organisasi Adapun struktur organisasi dari PD. Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat – Ciputat adalah sebagai berikut: STRUKTUR ORGANISASI PASAR CIPUTAT KABUPATEN TANGERANG Kepala Pasar Odih Supriyatna
Urusan Ketentraman, Ketertiban & Keamanan − Odih Supriyatna − Cecep Nurahman
URUSAN KEBERSIHAN Muktar
Staf Penyalar/ Kolektor − Dedi Junaedi − M. Amri − Gunawan
B. Penemuan dan Pembahasan 1. Analisis Reliabilitas dan Validitas Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Untuk menganalisis reliabilitas, kriteria menyebutkan jika nilai Cronbach’s Alpha sama dengan atau lebih dari 0,800 maka butir-butir pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan reliabel 1 .
1
Ety Rochaeti, dkk. Metode Penelitian BisnisDengan Aplikasi SPSS,(Jakarta: Mitra Wacana Media,2007), h. 210.
64
Tabel 4.1 Nilai Cronbach’s Alpha Pemahaman Etika Bisnis Islam dan Tingkat Persaingan Usaha serta Perilaku Dagang Variabel
Cronbach’s Alpha
N of Items
Keterangan
Pemahaman Etika Bisnis Islam
0,862
25
Reliabel
Tingkat Persaingan Usaha
0,858
30
Reliabel
Perilaku Dagang
0,865
35
Reliabel
Sumber : Data diolah Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel Pemahaman Etika Bisnis Islam dan Tingkat Persaingan Usaha serta Perilaku Dagang adalah (0,862), (0,858), dan (0,865). Angka tersebut lebih besar dari 0,800 sehingga dapat disimpulkan bahwa butir-butir pernyataan dalam kuesioner Pemahaman Etika Bisnis Islam dan Tingkat Persaingan Usaha serta Perilaku Dagang adalah reliabel. Syarat lain layak tidaknya suatu kuesioner penelitian adalah harus lulus uji validitas. Validitas menunjukkan ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Dalam penelitian ini uji validitas kuesioner penelitian dilakukan dengan menggunakan uji Rank Spearman. Caranya adalah dengan mengkorelasikan skor tiap butir pertanyaan dengan skor totalnya. Suatu butir pertanyaan dalam kuesioner
65
dikatakan valid jika nilai signifikansinya lebih kecil dari nilai alpha2 . Dan taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05. Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa setiap item pernyataan dalam kuesioner Pemahaman Etika Bisnis Islam mempunyai nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Nilai signifikansi terbesar dari item-item pernyataan tentang Pemahaman Etika Bisnis Islam adalah 0,007 atau lebih kecil dari 0,05. namun demikian ternyata ada satu item pernyataan tentang Pemahaman Etika Bisnis Islam yang dinyatakan tidak valid, yaitu pernyataan no: 7 karena nilai signifikansinya adalah 0,058 atau lebih besar dari 0,05. Selanjutnya, nilai signifikansi paling besar untuk item pernyataan tentang Tingkat Persaingan Usaha berdasarkan tabel 4.3 adalah 0,008 atau lebih kecil dari 0,05 dan terdapat tiga buah pernyataan yang dinyatakan tidak valid karena nilai signifikansinya lebih besar daripada 0,05 yang terdapat pada pernyataan no: 10, 11 dan 12 yaitu sebesar: (0,054), (0,441), dan (0,482). Kemudian pada setiap item pernyataan dalam kuesioner Perilaku Dagang yang dapat dilihat pada tabel 4.4 nilai signifikansi paling besar adalah 0,003 atau lebih kecil dari 0,05, dan ternyata ada empat buah item pernyataan tentang Perilaku Dagang yang dinyatakan tidak valid, yaitu pernyataan no: 2, 14, 15, 16 karena nilai signifikansinya adalah (0,394), (0,394), (0,150), dan (0,293) atau lebih besar dari 0,05.
2
Suliyanto, Metode Riset Bisnis, ( Yogyakarta: Andi, 2006), h.149.
66
Dengan demikian terdapat delapan item pernyataan dalam Kuesioner Pemahaman Etika Bisnis Islam dan Tingkat Persaingan Usaha serta Perilaku Dagang yang dinyatakan tidak valid. Namun sebanyak 92 % lainnya dinyatakan telah valid. Tabel 4.2 Hasil Uji Rank Spearman Untuk Variabel Pemahaman Etika Bisnis Islam Pemahaman Etika Bisnis Islam
Keterangan
Pernyataan Coefficient Correlation Sig. (2- tiled)
N
Valid
Pernyataan 1
0,.660*
0,000
60
Valid
Pernyataan 2
0,.556*
0,000
60
Valid
Pernyataan 3
0,635*
0,000
60
Valid
Pernyataan 4
0,582*
0,000
60
Valid
Pernyataan 5
0,343*
0,007
60
Valid
Pernyataan 6
0,602*
0,000
60
Valid
Pernyataan 7
0,246*
0,058
60
Tidak Valid
Pernyataan 8
0,407*
0,001
60
Valid
Pernyataan 9
0,787*
0,000
60
Valid
Pernyataan 10
0,709*
0,000
60
Valid
Pernyataan 11
0,793*
0,000
60
Valid
Pernyataan 12
0,704*
0,000
60
Valid
Pernyataan 13
0,704*
0,000
60
Valid
Pernyataan 14
0,759*
0,000
60
Valid
67
Pernyataan 15
0,811*
0,000
60
Valid
Pernyataan 16
0,503*
0,000
60
Valid
Pernyataan 17
0,707*
0,000
60
Valid
Pernyataan 18
0,546*
0,000
60
Valid
Pernyataan 19
0,692*
0,000
60
Valid
Pernyataan 20
0,628*
0,000
60
Valid
Pernyataan 21
0,609*
0,000
60
Valid
Pernyataan 22
0,494*
0,000
60
Valid
Pernyataan 23
0,648*
0,000
60
Valid
Pernyataan 24
0,569*
0,000
60
Valid
Pernyataan 25
0,595*
0,000
60
Valid
**correlation is significant at 0.01 level (2- tiled) *correlation is significant at 0.05 level (2- tiled) Sumber : data diolah
68
Tabel 4.3 Hasil Uji Rank Spearman Untuk Variabel Tingkat Persaingan Usaha Tingkat Persaingan Usaha
Keterangan
Coefficient Correlation Sig. (2- tiled) N
Valid
Pernyataan 1
0,410*
0,001
60
Valid
Pernyataan 2
0,456*
0,000
60
Valid
Pernyataan 3
0,434*
0,001
60
Valid
Pernyataan 4
0,345*
0,007
60
Valid
Pernyataan 5
0,481*
0,000
60
Valid
Pernyataan 6
0,622*
0,000
60
Valid
Pernyataan 7
0,589*
0,000
60
Valid
Pernyataan 8
0,582*
0,000
60
Valid
Pernyataan 9
0,494*
0,000
60
Valid
Pernyataan 10
0,250
0,054
60
Tidak Valid
Pernyataan 11
-0,101
0,441
60
Tidak Valid
Pernyataan 12
0,093
0,482
60
Tidak Valid
Pernyataan 13
0,518*
0,000
60
Valid
Pernyataan 14
0,418*
0,001
60
Valid
Pernyataan 15
0,553*
0,000
60
Valid
Pernyataan 16
0,626*
0,000
60
Valid
Pernyataan 17
0,541*
0,000
60
Valid
Pernyataan
69
Pernyataan 18
0,530*
0,000
60
Valid
Pernyataan 19
0,389*
0,002
60
Valid
Pernyataan 20
0,509*
0,000
60
Valid
Pernyataan 21
0,528*
0,000
60
Valid
Pernyataan 22
0,558*
0,000
60
Valid
Pernyataan 23
0,558*
0,000
60
Valid
Pernyataan 24
0,538*
0,000
60
Valid
Pernyataan 25
0,677*
0,000
60
Valid
Pernyataan 26
0,675*
0,000
60
Valid
Pernyataan 27
0,339*
0,008
60
Valid
Pernyataan 28
0,378*
0,003
60
Valid
Pernyataan 29
0,584*
0,000
60
Valid
Pernyataan 30
0,451*
0,000
60
Valid
**correlation is significant at 0.01 level (2- tiled) *correlation is significant at 0.05 level (2- tiled) Sumber : data diolah
70
Tabel 4.4 Rank Spearman Untuk Variabel Perilaku Dagang Perilaku Dagang
Keterangan
Coefficient Correlation Sig. (2- tiled) N
Valid
Pernyataan 1
0,541*
0,000
60
Valid
Pernyataan 2
-0,112
0,394
60
Tidak Valid
Pernyataan 3
0,457*
0,000
60
Valid
Pernyataan 4
0,586*
0,000
60
Valid
Pernyataan 5
0,625*
0,000
60
Valid
Pernyataan 6
0,705*
0,000
60
Valid
Pernyataan 7
0,753*
0,000
60
Valid
Pernyataan 8
0,566*
0,000
60
Valid
Pernyataan 9
0,381*
0,003
60
Valid
Pernyataan 10
0,623*
0,000
60
Valid
Pernyataan 11
0,521*
0,000
60
Valid
Pernyataan 12
0,740*
0,000
60
Valid
Pernyataan 13
0,485*
0,000
60
Valid
Pernyataan 14
0,037
0,778
60
Tidak Valid
Pernyataan 15
0,188
0,150
60
Tidak Valid
Pernyataan 16
0,138
0,293
60
Tidak Valid
Pernyataan 17
0,639*
0,000
60
Valid
Pernyataan
71
Pernyataan 18
0,788*
0,000
60
Valid
Pernyataan 19
0,781*
0,000
60
Valid
Pernyataan 20
0,630*
0,000
60
Valid
Pernyataan 21
0,562*
0,000
60
Valid
Pernyataan 22
0,657*
0,000
60
Valid
Pernyataan 23
0,752*
0,000
60
Valid
Pernyataan 24
0,587*
0,000
60
Valid
Pernyataan 25
0,640*
0,000
60
Valid
Pernyataan 26
0,688*
0,000
60
Valid
Pernyataan 27
0,701*
0,000
60
Valid
Pernyataan 28
0,658*
0,000
60
Valid
Pernyataan 29
0,804*
0,000
60
Valid
Pernyataan 30
0,787*
0,000
60
Valid
Pernyataan 31
0,774*
0,000
60
Valid
Pernyataan 32
0,601*
0,000
60
Valid
Pernyataan 33
0,724*
0,000
60
Valid
Pernyataan 34
0,772*
0,000
60
Valid
Pernyataan 35
0,743*
0,000
60
Valid
**correlation is significant at 0.01 level (2- tiled) *correlation is significant at 0.05 level (2- tiled) Sumber : data diolah
72
2. Deskripsi Data a. Deskripsi Responden Sampel dalam penelitian ini adalah para pedagang resmi yang berjualan di PD. Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat – Ciputat yang beragama Islam, hal ini dikarenakan objek penelitian skripsi ini adalah etika berbisnis dalam Islam. Jumlah sampelnya adalah 80 orang. Dalam penelitian ini Penarikan sampel menggunakan metode non probabillity sampling dengan tipe purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dimana penentuan sampel tergantung dari kepentingan penelitian. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Adapun teknik pengisiannya adalah dilakukan secara mandiri oleh responden, yaitu dengan mengirim kuesioner kepada responden, kemudian kuesioner yang telah terisi diambil kembali. Teknik ini diambil karena pengisian kuesioner dengan cara membacakan langsung butir-butir pertanyaan kepada responden tidak memungkinkan mengingat responden sangat sibuk.
73
Tabel 4.5 Gambaran Distribusi Kuesioner Identifikasi sampel
Jumlah
Persentase
Total kuesioner yang disebar
80
100 %
Total kuesioner yang direspon
68
85 %
Total kuesioner yang tidak direspon
12
15 %
Total kuesioner yang dapat digunakan
60
75 %
Total kuesioner yang tidak dapat digunakan
8
10 %
Dari 60 kuesioner yang disebar, sebanyak 85% atau sebanyak 68 kuesioner kembali. Namun ada 8 kuesioner yang tidak dapat digunakan karena ada butir-butir pertanyaan yang tidak diisi. Sehingga jumlah kuesioner yang dapat digunakan adalah sebanyak 60 buah atau 75 % dari seluruh kuesioner yang disebar. Gambaran jelas tentang distribusi kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.5 di atas.
74
Tabel 4.6 Deskripsi Responden Deskripsi
Keterangan
Frekuensi
Persentase
responden
Persentase kumulatif
Jumlah Sampel
60
100 %
100 %
Laki- laki
49
81,7 %
81,7 %
Perempuan
11
18,3 %
100 %
18- 27 tahun
14
23,3 %
23,3 %
28- 37 tahun
18
30 %
53,3 %
38- 47 tahun
19
31,7 %
85 %
48- 57 tahun
6
10 %
95 %
Di atas 57 tahun
3
5%
100 %
Status
Menikah
12
20 %
20 %
perkawinan
Belum menikah
47
78,3 %
98,3 %
Janda/ duda
1
1,7 %
100 %
SD
5
8,3 %
8,3 %
SLTP
11
18,3 %
26,7 %
SLTA
37
61,7 %
88,3 %
Diploma
3
5%
93,3 %
S1
2
3,3 %
96,7 %
S2- S3
2
3,3 %
100 %
Jenis kelamin
Usia
Pendidikan
75
Jenis dagangan
Ayam potong
1
1.7 %
1.7 %
Bakso
2
3.3 %
5%
Bumbu giling
5
8.3 %
13.3 %
Jaket dan sablon
1
1.7 %
15 %
Jilbab
1
1.7 %
16.7 %
Kosmetik
1
1.7 %
18.3 %
Makanan dan minu- 4
6.7 %
25 %
man Pakaian
17
28.3 %
53.3 %
Pakaian dalam
2
3.3 %
56.7 %
Plastik
3
5%
61.7 %
Sayur mayur
3
5%
66.7 %
Sembako
7
11.7 %
78.3 %
Sepatu/ tas
4
6.7 %
85 %
Telur
2
3.3 %
88.3 %
Toko jamu
2
3.3 %
91.7 %
Warung nasi
5
8.3 %
100 %
Lama
1-5 tahun
17
28.3 %
28.3 %
berdagang
6-10 tahun
29
48.3 %
76,6 %
11-15 tahun
7
11.7 %
88,3 %
76
16-20 tahun
3
5%
93,3 %
21-25 tahun
3
5%
98,3 %
Di atas 25 tahun
1
1,7 %
100 %
Tempat
Gedung
47
78.3 %
78.3 %
berdagang
Luar gedung
13
21.7 %
100 %
Dari kuesioner yang terkumpul, terlihat bahwa responden terbanyak berusia 38 - 47 tahun, yaitu sebesar 31, 7 %. Dan responden yang berusia di atas 57 tahun jumlahnya paling sedikit yaitu hanya sebesar 5 %. Sementara sisanya adalah responden yang berusia antara 18 - 27 tahun sebanyak 23,3 %, responden berusia 28 37 tahun sebanyak 30 %, responden berusia 48 - 57 tahun sebanyak 10 %. Demikian dapat kita simpulkan bahwa para pedagang di pasar Ciputat mayoritas adalah orangorang yang masih dalam usia produktif, yang tentunya masih wajib untuk memenuhi segala kebutuhannya baik duniawi maupun ukhrawi. Dan mayoritas responden berjenis kelamin laki- laki yaitu sebesar 81,7 % dan responden perempuan hanya sebesar 18,3 % dari jumlah responden, hal ini bisa dimaklumi karena pada dasarnya didalam Islam laki-laki lebih di tuntut untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan sehari-hari ketimbang wanita. Sementara itu sebanyak 20 % responden berstatus menikah, dan yang belum menikah sebanyak 78,3 %, sedangkan sisanya yang berstatus telah janda/ duda yaitu hanya sebesar 1,7 %.
77
Kemudian dilihat dari tingkat pendidikannya, mayoritas pedagang muslim di pasar Ciputat berpendidikan SLTA, yaitu sebesar 61,7 %, sementara jumlah pedagang yang merupakan lulusan Sekolah Dasar sebesar 8,3 %, jumlah pedagang yang merupakan lulusan SLTP sebesar 18,3 %, jumlah pedagang yang merupakan lulusan Diploma sebesar 5 %, sarjana strata satu hanya sebanyak 3,3 %, dan sarjana strata dua - tiga juga hanya sebanyak 3,3 % dari jumlah responden. Berdasarkan jenis dagangannya terlihat bahwa sebanyak 28,3 % responden berjualan pakaian yang merupakan jenis responden mayoritas. Sementara pedagang bumbu giling dan warung nasi merupakan responden terbanyak kedua, yaitu sebesar 8,3 % dari jumlah responden. Pedagang sepatu/ tas juga pedagang makanan dan minuman menempati urutan terbanyak ketiga dengan jumlah persentase yang sama yaitu sebesar 6,7 % dari jumlah responden. Sisanya adalah pedagang plastik (5 %), pedagang sayur mayur (5 %), pedagang bakso (3,3 %), pedagang pakaian dalam (3,3 %), pedagang telur (3,3 %), pedagang jamu (3,3 %), pedagang ayam (1,7 %), pedagang jaket dan sablon (1,7 %), pedagang jilbab (1,7 %), dan pedagang kosmetik sebesar (1,7 %) dari jumlah responden. Sementara dilihat dari masa kerjanya, pedagang yang telah bejualan dalam kurun waktu 1-5 tahun berjumlah 17 orang atau 28,3 %, yang telah berdagang selama 6-10 tahun sebanyak 29 orang atau 48,3 %, yang telah berdagang selama 11-15 tahun sebanyak 7 orang atau 11,7 %, yang telah berdagang selama 16-20 tahun sebanyak 3 orang atau 5 %, yang telah berdagang selama 21-25 tahun sebanyak 3 orang atau 5 % dan pedagang yang telah berjualan selama lebih dari 25 tahun sebanyak 1 orang atau
78
1,7 %. Selanjutnya dari jumlah kuesioner yang disebarkan mayoritas pedagangnya berjualan di dalam kios atau los yaitu sebanyak 47 pedagang atau 78,3 % dan pedagang yang berjualan di luar kios atau los sebanyak 13 pedagang atau 21,7 % dari jumlah responden. b. Jawaban Responden Dalam kuesioner penelitian ini diajukan pernyataan-pernyataan tentang Pemahaman Etika Bisnis Islam dan Tingkat Persaingan Usaha serta Perilaku Dagang disertai lima pilihan jawaban, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju. Adapun jawaban responden atas setiap butir pernyataan dalam kuesioner disajikan sebagai berikut. 1) Pernyataan Tentang Tingkat Persaingan Usaha Pada bagian ini diajukan pernyataan-pernyataan tentang Tingkat Persaingan Usaha berdasarkan empat dimensi, yaitu daya saing kualitas, daya saing harga, daya saing marketing, dan daya saing jaringan kerja. Dari setiap dimensi tersebut diajukan beberapa pernyataan berdasarkan indikator-indikatornya. a) Daya saing kualitas Tabel 4.7 Saya hanya mau menjual barang yang halal
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
netral
5
8.3
8.3
8.3
setuju
25
41.7
41.7
50.0
sangat setuju
30
50.0
50.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
79
Dari tabel di atas terlihat sebanyak 91,7 % responden mengakui bahwa dalam menjaga daya saing kualitas barang dagangannya mereka hanya mau menjual barang dagangan yang halal, bahkan 50,0 % di antaranya sangat menyadari bahwa aspek kehalalan dari barang dagangannya adalah suatu keharusan. Sementara hanya 8,3 % pedagang yang tidak memberikan respon apapun akan pentingnya aspek kehalalan dari barang yang mereka jual. Tabel 4.8 Saya menjual barang dengan mutu yang baik
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
netral
4
6.7
6.7
6.7
setuju
29
48.3
48.3
55.0
sangat setuju
27
45.0
45.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari dabel 4.8 diatas kita dapat melihat bahwa 93,3 % responden menyatakan bahwa barang yang mereka jual adalah barang dengan mutu dan kualitas yang baik, bahkan sebanyak 45,0 % diantaranya sangat meyakini bahwa barang dagangan yang mereka jual memenuhi standarisasi mutu yang baik. Sementara hanya 6,7 % pedagang yang tidak memberikan respon apapun akan pentingnya mutu barang yang baik.
80
Tabel 4.9 Saya berusaha menjaga mutu barang dagangan agar tetap dalam kondisi yang baik
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
netral
2
3.3
3.3
3.3
setuju
26
43.3
43.3
46.7
sangat setuju
32
53.3
53.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.9 diajukan untuk mengetahui apakah responden selalu mengupayakan untuk menjaga mutu barang dagangannya, dan hasilnya hampir semua responden menanggapinya dengan cukup positif, bahkan sebanyak 96,6 % menyatakan selalu berusaha menjaga mutu dagangannya agar tetap dalam kondisi yang baik dan hanya 3,3 % diantaranya lebih memilih untuk bersikap netral. Tabel 4.10 Saya selalu menjaga kebersihan barang dagangan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
netral
3
5.0
5.0
5.0
setuju
26
43.3
43.3
48.3
sangat setuju
31
51.7
51.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.10 diajukan untuk mengetahui tanggapan para responden akan kebersihan barang dagangannya. Dan hasilnya sebanyak 95,0 % responden menyatakan selalu menjaga kebersihan barang dagangannya. Sedangkan sisanya sebanyak 5,0 % memilih untuk tidak memberikan pernyataan atau bersifat netral.
81
Tabel 4.11 Saya selalu menerangkan/ menawarkan barang apa adanya kepada pelanggan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
netral
8
13.3
13.3
13.3
setuju
31
51.7
51.7
65.0
sangat setuju
21
35.0
35.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.11 diajukan untuk mengetahui apakah para pedagang selalu menerangkan/ menawarkan barang apa adanya kepada pelanggan. Dan hasilnya sebanyak 86,7 % responden mengiyakan hal tersebut. Walaupun begitu sebanyak 13,3 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Tabel 4.12 Saya tidak menyembunyikan cacat barang Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
6
10.0
10.0
10.0
netral
7
11.7
11.7
21.7
setuju
31
51.7
51.7
73.3
sangat setuju
16
26.7
26.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dari tabel di atas terlihat sebanyak 78,4 % responden mengakui bahwa dalam menjaga daya saing kualitas barang dagangannya mereka tidak menutup-nutupi jika terdapat cacat pada barang dagangannya. Walaupun begitu sebanyak 11,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 10,0 % lainnya menjawab sebaliknya.
82
Tabel 4.13 Saya tidak berbohong ketika menerangkan kondisi barang dagangan Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
3
5.0
5.0
5.0
netral
10
16.7
16.7
21.7
setuju
28
46.7
46.7
68.3
sangat setuju
19
31.7
31.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dari tabel 4.13 di atas terlihat bahwa sebanyak 78,4 % responden mengakui bahwa dalam menjaga daya saing kualitas barang dagangannya mereka tidak mau berbohong ketika menerangkan kondisi barang dagangannya. Walaupun begitu sebanyak 16,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 5,0 % lainnya menjawab sebaliknya dan hal ini mengindikasikan bahwa masih terdapat pedagang yang berbohong ketika menawarkan barang dagangannya kepada calon pembeli. Tabel 4.14 Saya tidak mencampur dagangan dengan barang yang haram Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
sangat tidak setuju
2
3.3
3.3
3.3
tidak setuju
1
1.7
1.7
5.0
netral
1
1.7
1.7
6.7
setuju
22
36.7
36.7
43.3
sangat setuju
34
56.7
56.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.14 diajukan untuk mengetahui apakah para pedagang tidak mencampur dagangan mereka dengan barang dagangan yang bersifat haram. Dan hasilnya sebanyak 93,4 % responden mengiyakan hal tersebut. Walaupun begitu
83
sebanyak 1,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 5,0 % lainnya menjawab sebaliknya yang artinya mereka mencampur barang dagangannya dengan barang dagangan yang bersifat haram. b) Daya saing harga Tabel 4.15 Saya menawarkan barang dagangan dengan harga yang sesuai Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
sangat tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
tidak setuju
2
3.3
3.3
5.0
netral
3
5.0
5.0
10.0
setuju
34
56.7
56.7
66.7
sangat setuju
20
33.3
33.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dari tabel 4.15 di atas terlihat bahwa sebanyak 90,0 % responden mengakui bahwa dalam menjaga daya saing harga barang dagangannya mereka menawarkan barang dagangannya dengan harga yang sesuai. Walaupun begitu sebanyak 5,0 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 5,0 % lainnya menjawab sebaliknya dan ini artinya masih terdapat beberap pedagang yang menjual barang dagangannya dengan harga yang tidak semestinya.
84
c) Daya saing marketing Tabel 4.16 Saya bisa mengambil keputusan apabila usaha yang saya jalankan dalam keadaan terpuruk Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
sangat tidak setuju
3
5.0
5.0
5.0
tidak setuju
5
8.3
8.3
13.3
netral
11
18.3
18.3
31.7
setuju
35
58.3
58.3
90.0
6
10.0
10.0
100.0
60
100.0
100.0
sangat setuju Total
Pernyataan pada tabel 4.16 diajukan untuk mengetahui apakah para pedagang bisa mengambil keputusan apabila usaha yang mereka jalankan dalam keadaan terpuruk. Dan hasilnya sebanyak 68,3 % responden mengiyakan hal tersebut. Walaupun begitu sebanyak 18,3 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 13,3 % lainnya menjawab sebaliknya yang artinya mereka merasa tidak mampu dalam mengelola usahanya ketika dalam masa krisis. Tabel 4.17 Saya mempromosikan barang dagangan kepada konsumen Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
sangat tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
tidak setuju
3
5.0
5.0
6.7
netral
10
16.7
16.7
23.3
setuju
35
58.3
58.3
81.7
sangat setuju
11
18.3
18.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
85
Dari tabel 4.17 di atas terlihat bahwa sebanyak 76,6 % responden mengakui bahwa dalam menjaga daya saing marketing dagangannya mereka berusaha untuk mempromosikan barang dagangannya kepada konsumen. Walaupun begitu sebanyak 16,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 6,7 % lainnya menjawab sebaliknya dan ini artinya para pedagang tersebut tidak melakukan usaha untuk mempromosikan barang dagangannya kepada konsumen. Tabel 4.18 Saya memilih tempat yang strategis untuk berdagang Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
2
3.3
3.3
3.3
netral
6
10.0
10.0
13.3
setuju
30
50.0
50.0
63.3
sangat setuju
22
36.7
36.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dari tabel 4.18 di atas terlihat bahwa sebanyak 76,6 % responden mengakui bahwa mereka memilih tempat yang strategis untuk berdagang. Walaupun begitu sebanyak 10,0 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 3,3 % lainnya menjawab sebaliknya dan ini artinya para pedagang tersebut kurang memperdulikan letak posisi dimana mereka berjualan.
86
Tabel 4.19 Saya menyusun barang dagangan saya secara baik sehinngga terlihat lebih menarik Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
netral
5
8.3
8.3
10.0
setuju
27
45.0
45.0
55.0
sangat setuju
27
45.0
45.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dari tabel 4.19 di atas terlihat bahwa sebanyak 90,0 % responden menyatakan bahwa mereka menyusun barang dagangannya secara baik sehingga terlihat lebih menarik. Walaupun begitu sebanyak 8,3 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 1,7 % lainnya menjawab sebaliknya artinya mereka kurang memperdulikan tata letak barang dagangannya. Tabel 4.20 Saya memberi hak kepada pembeli untuk memilih Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
netral
7
11.7
11.7
11.7
setuju
26
43.3
43.3
55.0
sangat setuju
27
45.0
45.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.20 diajukan untuk mengetahui apakah para pedagang memberi hak kepada pembeli untuk memilih barang yang ingin dibeli. Dan hasilnya sebanyak 88,3 % responden mengiyakan hal tersebut. Walaupun begitu sebanyak 11,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini.
87
Tabel 4.21 Saya berusaha untuk selalu merapihkan kembali barang dagangan agar selalu terlihat menarik Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
sangat tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
tidak setuju
1
1.7
1.7
3.3
netral
3
5.0
5.0
8.3
setuju
38
63.3
63.3
71.7
sangat setuju
17
28.3
28.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dari tabel 4.21 di atas terlihat bahwa sebanyak 91,6 % responden menyatakan bahwa mereka berusaha untuk selalu merapihkan kembali barang dagangan agar selalu terlihat menarik. Walaupun begitu sebanyak 5,0 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 3,4 % lainnya menjawab sebaliknya artinya mereka kurang memperdulikan kerapihah akan barang dagangannya. Tabel 4.22 Saya membutuhkan tenaga kerja demi untuk kemajuan usaha saya Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
5
8.3
8.3
8.3
netral
8
13.3
13.3
21.7
setuju
33
55.0
55.0
76.7
sangat setuju
14
23.3
23.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dari tabel 4.22 di atas terlihat bahwa sebanyak 78,3 % responden mengakui bahwa dalam menjaga daya saing marketing dagangannya mereka membutuhkan tenaga kerja untuk kemajuan usahanya. Walaupun begitu sebanyak 13,3 % responden
88
memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 8,3 % lainnya menjawab sebaliknya dan ini artinya para pedagang tersebut merasa tidak membutuhkan tenaga kerja. Tabel 4.23 Saya memberikan upah kepada pegawai sesuai dengan haknya Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
4
6.7
6.7
6.7
netral
9
15.0
15.0
21.7
setuju
38
63.3
63.3
85.0
9
15.0
15.0
100.0
60
100.0
100.0
sangat setuju Total
Pernyataan pada tabel 4.23 diajukan untuk mengetahui apakah responden memberikan upah kepada pegawai sesuai dengan haknya. Dan hasilnya sebanyak 78,3 % responden mengiyakan hal tersebut. Walaupun begitu sebanyak 15,0 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini karena mereka tidak mempekerjakan pegawai. Dan sebanyak 6,7 % lainnya menjawab sebaliknya. Tabel 4.24 Saya mencatat barang yang masuk atau yang keluar Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
sangat tidak setuju
2
3.3
3.3
3.3
tidak setuju
4
6.7
6.7
10.0
netral
10
16.7
16.7
26.7
setuju
38
63.3
63.3
90.0
6
10.0
10.0
100.0
60
100.0
100.0
sangat setuju Total
Dari tabel 4.24 di atas terlihat bahwa sebanyak 73,3 % responden menyatakan bahwa mereka mencatat barang yang masuk atau yang keluar. Walaupun begitu
89
sebanyak 16,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 10,0 % lainnya menjawab sebaliknya artinya mereka tidak mempunyai catatan yang spesifik terhadap perputaran barang. Tabel 4.25 Saya mencatat pendapatan dan pengeluaran Frequency Valid
sangat tidak setuju
Percent 1
tidak setuju
Cumulative Percent
Valid Percent
1.7
1.7
1.7
4
6.7
6.7
8.3
netral
10
16.7
16.7
25.0
setuju
34
56.7
56.7
81.7
sangat setuju
11
18.3
18.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dari tabel 4.25 di atas terlihat bahwa sebanyak 75,0 % responden menyatakan bahwa mereka mencatat pendapatan dan pengeluaran transaksi hariannya. Walaupun begitu sebanyak 16,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 8,3 % lainnya menjawab sebaliknya artinya mereka tidak mempunyai catatan yang spesifik terhadap perputaran uang (modal). Tabel 4.26 Saya mencatat jika ada hutang ataupun piutang Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
3
5.0
5.0
5.0
netral
5
8.3
8.3
13.3
setuju
35
58.3
58.3
71.7
sangat setuju
17
28.3
28.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.26 diajukan untuk mengetahui apakah para pedagang mencatat jika ada hutang ataupun piutang. Dan hasilnya sebanyak 86,6 % responden
90
mengiyakan hal tersebut. Walaupun begitu sebanyak 8,3 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 5,0 % lainnya menjawab sebaliknya yang artinya mereka tidak mempunyai catatan hutang-piutang. d) Daya saing jaringan kerja Tabel 4.27 Saya sangat selektif didalam memilih usaha yang akan saya jalani Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
netral
10
16.7
16.7
16.7
setuju
39
65.0
65.0
81.7
sangat setuju
11
18.3
18.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dari tabel 4.27 di atas terlihat bahwa sebanyak 83,3 % responden mengakui bahwa dalam menjaga daya saing jaringan kerja (networking), mereka sangat selektif didalam memilih usaha yang akan mereka jalani. Walaupun begitu sebanyak 16,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Tabel 4.28 Saya selektif dalam memilih rekan kerja Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
6
10.0
10.0
10.0
netral
8
13.3
13.3
23.3
setuju
34
56.7
56.7
80.0
sangat setuju
12
20.0
20.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dari tabel 4.28 di atas terlihat bahwa sebanyak 76,7 % responden mengakui bahwa dalam menjaga daya saing jaringan kerja (networking), mereka sangat selektif didalam memilih rekana kerja. Walaupun begitu sebanyak 13,3 % responden memilih
91
untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 10,0 % lainnya menjawab sebaliknya artinya mereka kurang memperdulikan dengan siapa mereka melakukan kerjasama. Tabel 4.29 Saya menjalin kerjasama dengan pedagang dan pihak lain dalam berbisnis Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
5
8.3
8.3
8.3
netral
14
23.3
23.3
31.7
setuju
27
45.0
45.0
76.7
sangat setuju
14
23.3
23.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.29 diatas ditujukan untuk mengetahui apakah didalam menjaga daya saing
jaringan kerja (networking) para pedagang dipasar ciputat
tersebut menjalin kerjasama dengan pedagang atau pihak lain dalam melakukan usahanya. Dan hasilnya sebanyak 68,3 % responden mengiyakan hal tersebut. Walaupun begitu sebanyak 23,3 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 8,3 % lainnya menjawab sebaliknya yang artinya mereka tidak menjalin kerjasama dengan pedagang atau pihak lain dalam berbisnis. Tabel 4.30 Saya selalu bermusyawarah didalam mengelola bisnis Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
4
6.7
6.7
6.7
netral
14
23.3
23.3
30.0
setuju
34
56.7
56.7
86.7 100.0
sangat setuju Total
8
13.3
13.3
60
100.0
100.0
92
Pernyataan pada tabel 4.30 diatas ditujukan untuk mengetahui apakah didalam menjaga daya saing jaringan kerja (networking) mereka bermusyawarah didalam mengelola bisnis. Dan hasilnya sebanyak 70,0 % responden mengiyakan hal tersebut. Walaupun begitu sebanyak 23,3 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 6,7 % lainnya menjawab sebaliknya yang artinya mereka tidak pernah bermusyawarah didalam mengelola bisnis. Tabel 4.31 Saya berusaha untuk tidak ingin menyaingi para pedagang lain Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
sangat tidak setuju
3
5.0
5.0
5.0
tidak setuju
5
8.3
8.3
13.3
netral
13
21.7
21.7
35.0
setuju
30
50.0
50.0
85.0
9
15.0
15.0
100.0
60
100.0
100.0
sangat setuju Total
Pernyataan pada tabel 4.31 diajukan untuk mengetahui apakah responden berusaha untuk tidak ingin menyaingi para pedagang lain. Dan hasilnya sebanyak 65,0 % responden mengiyakan hal tersebut. Walaupun begitu sebanyak 21,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 13,3 % lainnya menjawab sebaliknya karena mereka ingin berusaha menyaingi pedagang lainnya.
93
Tabel 4.32 Saya berusaha belajar dari pedagang lain dalam menjalankan usaha Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
sangat tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
tidak setuju
1
1.7
1.7
3.3
netral
8
13.3
13.3
16.7
setuju
35
58.3
58.3
75.0
sangat setuju
15
25.0
25.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.32 diatas ditujukan untuk mengetahui apakah didalam menjaga daya saing
jaringan kerja (networking) mereka berusaha belajar dari
pedagang lain dalam menjalankan usahanya. Dan hasilnya sebanyak 83,3 % responden mengiyakan hal tersebut. Walaupun begitu sebanyak 13,3 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 3,4 % lainnya menjawab sebaliknya yang artinya mereka tidak mempunyai itikad untuk melakukan studi kepada pedagang lain. Tabel 4.33 Saya mau belajar demi memajukan usaha Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
tidak setuju
2
3.3
3.3
3.3
netral
3
5.0
5.0
8.3
setuju
33
55.0
55.0
63.3
sangat setuju
22
36.7
36.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.33 diajukan untuk mengetahui apakah responden mau belajar demi memajukan usahanya, dan hasilnya hampir semua responden menanggapinya dengan cukup positif, bahkan sebanyak 91,7 % menyatakan mau
94
belajar demi memajukan usahanya dan hanya 5,0 % diantaranya lebih memilih untuk bersikap netral. Sedangkan sisanya sebanyak 3,3 % bersikap sebaliknya. Dari pernyataan-pernyataan tentang bagaimana keadaan persaingan usaha yang berlangsung di pasar Ciputat tersebut, didapat kesimpulan bahwasanya rata-rata sebanyak 82,4 % pedagang muslim yang menjadi responden di pasar Ciputat tersebut melakukan persaingan usah dengan cara-sara yang sehat (tidak melanggar etika dan ajaran Islam). Sedangkan sebanyak rata-rata 12,16 % responden tersebut enggan berkomentar perihal hal ini yang artinya cara-cara mereka dalam melangsungkan persaingan usaha masih diragukan apakah sudah sesuai dengan ajaran Islam atau belum. Namun berdasarkan hasil survei ini juga ternyata masih terdapat pedagang muslim yang melakukan kecurangan dan cara-cara yang kurang sehat (melanggar etika dan ajaran Islam) dalam melakukan persaingan usahanya antar sesama pedagang lain, yaitu rata-rata berkisar 6,84 % pedagang. Ini artinya proses berlangsungnya persaingan usaha di pasar Ciputat tersebut berjalan dengan sehat karena telah sesuai dengan apa yang telah di ajarkan oleh agama Islam. 2) Pernyataan Tentang Pemahaman Etika Bisnis Islam Pada bagian ini diajukan pernyataan-pernyataan tentang pemahaman etika bisnis Islam yang disusun berdasarkan pandangan M.M. Metwally yang dikutip dari DR. H. M. Arifin Hamid, dalam bukunya “Membumikan Ekonomi Syariah di Indonesia”.
95
Tabel 4.34 Allah menciptakan alam semesta beserta isinya Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
setuju
19
31.7
31.7
31.7
sangat setuju
41
68.3
68.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Dari tabel 4.34 di atas terlihat sebanyak 100,0 % responden menyadari betul bahwa seluruh alam semesta beserta isinya ini adalah ciptaan Allah tanpa satu orang responden pun menyangkalnya. Tabel 4.35 Sumberdaya adalah pemberian dan titipan Allah Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
1.7
1.7
1.7
setuju
25
41.7
41.7
43.3
sangat setuju
34
56.7
56.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.35 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa sumberdaya adalah pemberian dan titipan Allah, dan hasilnya hampir semua responden mengakuinya, yaitu sebanyak 98,4 %. Sedangkan sisanya sebanyak 1,7 % bersikap sebaliknya mereka mempunyai pandangan lain akan hal ini dan cenderung kurang memahaminya.
96
Tabel 4.36 Al-Quran dan hadis merupakan pedoman hidup Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
netral
2
3.3
3.3
3.3
setuju
21
35.0
35.0
38.3
sangat setuju
37
61.7
61.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.36 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa Al-Quran dan hadis merupakan pedoman hidup, dan hasilnya hampir semua responden mengakuinya, yaitu sebanyak 96,7 %. Sedangkan sisanya sebanyak 3,3 % memilih untuk bersikap netral. Tabel 4.37 Allah melarang manusia berbuat mubazir Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
netral
4
6.7
6.7
6.7
setuju
21
35.0
35.0
41.7
sangat setuju
35
58.3
58.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.37 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa Allah melarang manusia berbuat mubazir, dan hasilnya mayoritas responden mengetahuinya, yaitu sebanyak 93,3 %. Dan sisanya sebanyak 6,7 % memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini.
97
Tabel 4.38 Allah memperbolehkan setiap orang memiliki sesuatu Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
tidak setuju
4
6.7
6.7
8.3
netral
5
8.3
8.3
16.7
setuju
29
48.3
48.3
65.0
sangat setuju
21
35.0
35.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.38 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa Allah memperbolehkan setiap orang (hamba-Nya) memiliki sesuatu, dan hasilnya hampir semua responden menyadarinya, yaitu sebanyak 83,3 %. Dan sisanya sebanyak 3,3 % memilih untuk bersikap netral. Sedangkan sebanyak 8,4 % lainnya belum mengetahui akan hal ini. Tabel 4.39 Setiap yang dimiliki seseorang hanyalah bersifat sementara (titipan Allah) Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
netral
3
5.0
5.0
5.0
setuju
23
38.3
38.3
43.3
sangat setuju
34
56.7
56.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.39 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa setiap yang dimiliki seseorang hanyalah bersifat sementara (titipan Allah), dan hasilnya mayoritas responden sebanyak 95,0 % mengetahui hal tersebut.
98
Sedangkan sisanya sebanyak 5,0 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Tabel 4.40 Harta yang kita miliki hanya sebatas untuk kita urus dan manfaatkan Cumulative Frequency Valid
sangat tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
1.7
1.7
1.7
13
21.7
21.7
23.3
netral
9
15.0
15.0
38.3
setuju
25
41.7
41.7
80.0
sangat setuju
12
20.0
20.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
tidak setuju
Pernyataan pada tabel 4.40 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa harta yang dimiliki hanya sebatas untuk diurus dan dimanfaatkan, dan hasilnya mayoritas responden mengetahuinya, yaitu sebanyak 61,3 %. Dan sisanya sebanyak 15,0 % memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Sedangkan sebanyak 23,4 % lainnya belum mengetahui akan hal ini.
99
Tabel 4.41 Allah melarang pendapatan yang tidak halal Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
tidak setuju
1
1.7
1.7
3.3
netral
1
1.7
1.7
5.0
setuju
24
40.0
40.0
45.0
sangat setuju
33
55.0
55.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.41 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa Allah melarang pendapatan yang tidak halal, dan hasilnya mayoritas responden mengetahuinya, yaitu sebanyak 95,0 %. Dan sisanya sebanyak 1,7 % memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Namun sebanyak 3,4 % lainnya mengaku belum mengetahui akan hal ini. Tabel 4.42 Allah melarang kita mencuri Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
netral
3
5.0
5.0
6.7
setuju
18
30.0
30.0
36.7
sangat setuju
38
63.3
63.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.42 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa Allah melarang pencurian, dan hasilnya mayoritas responden
100
mengetahuinya, yaitu sebanyak 93,3 %. Dan sisanya sebanyak 5,0 % memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Sedangkan sebanyak 1,7 % lainnya mengaku belum mengetahui akan hal ini. Tabel 4.43 Allah melarang kita melakukan penipuan Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
3
5.0
5.0
5.0
setuju
22
36.7
36.7
41.7
sangat setuju
35
58.3
58.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.43 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa Allah melarang penipuan, dan hasilnya mayoritas responden mengetahuinya, yaitu sebanyak 95,0 %. Sedangkan sebanyak 5,0 % lainnya mengaku belum mengetahui akan hal ini. Tabel 4.44 Allah melarang kita berbuat curang Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
3
5.0
5.0
5.0
netral
1
1.7
1.7
6.7
setuju
23
38.3
38.3
45.0
sangat setuju
33
55.0
55.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
101
Pernyataan pada tabel 4.44 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa Allah melarang kecurangan, dan hasilnya mayoritas responden mengetahuinya, yaitu sebanyak 93,3 %. Dan sisanya sebanyak 1,7 % memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Sedangkan sebanyak 5,0 % lainnya mengaku belum mengetahui akan hal ini. Tabel 4.45 Allah melarang kita menyuap/ menyogok Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
3
5.0
5.0
5.0
netral
2
3.3
3.3
8.3
setuju
26
43.3
43.3
51.7
sangat setuju
29
48.3
48.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.45 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa Allah melarang pencurian, dan hasilnya mayoritas responden mengetahuinya, yaitu sebanyak 91,6 %. Dan sisanya sebanyak 3,3 % memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Sedangkan sebanyak 5,0 % lainnya mengaku belum mengetahui akan hal ini.
102
Tabel 4.46 Allah melarang kita menjual barang dan jasa yang haram Cumulative Frequency Valid
Percent
Percent
Valid Percent
tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
netral
2
3.3
3.3
5.0
setuju
20
33.3
33.3
38.3
sangat setuju
37
61.7
61.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.42 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa Allah melarang penjualan barang dan jasa yang haram, dan hasilnya mayoritas responden mengetahuinya, yaitu sebanyak 95,0 %. Dan sisanya sebanyak 3,3 % memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Sedangkan sebanyak 1,7 % lainnya mengaku belum mengetahui akan hal ini. Tabel 4.47 Allah melarang kita menghalalkan segala cara demi mendapatkan keuntungan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
tidak setuju
5
8.3
8.3
10.0
netral
3
5.0
5.0
15.0
setuju
21
35.0
35.0
50.0
sangat setuju
30
50.0
50.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.47 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa Allah melarang kita menghalalkan segala cara demi mendapatkan
103
keuntungan, dan hasilnya mayoritas responden mengetahuinya, yaitu sebanyak 85,0 %. Dan sisanya sebanyak 5,0 % memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Sedangkan sebanyak 10,0 % lainnya mengaku belum mengetahui akan hal ini. Tabel 4.48 Allah melarang kita melakukan penimbunan barang Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
tidak setuju
2
3.3
3.3
5.0
netral
4
6.7
6.7
11.7
setuju
31
51.7
51.7
63.3
sangat setuju
22
36.7
36.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.48 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa Allah melarang penimbunan barang, dan hasilnya mayoritas responden mengetahuinya, yaitu sebanyak 88,4 %. Dan sisanya sebanyak 6,7 % memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Sedangkan sebanyak 5,0 % lainnya mengaku belum mengetahui akan hal ini.
104
Tabel 4.49 Allah melarang kita mengelabui dan membohongi konsumen Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
3
5.0
5.0
5.0
tidak setuju
3
5.0
5.0
10.0
netral
3
5.0
5.0
15.0
setuju
29
48.3
48.3
63.3
sangat setuju
22
36.7
36.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.49 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa Allah melarang kita mengelabui dan membohongi konsumen, dan hasilnya mayoritas responden mengetahuinya, yaitu sebanyak 85,0 %. Dan sisanya sebanyak 5,0 % memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Sedangkan sebanyak 10,0 % lainnya mengaku belum mengetahui akan hal ini. Tabel 4.50 Harta kita juga harus bermanfaat bagi orang lain Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
tidak setuju
2
3.3
3.3
5.0
netral
3
5.0
5.0
10.0
setuju
36
60.0
60.0
70.0
sangat setuju
18
30.0
30.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
105
Pernyataan pada tabel 4.50 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa harta yang dimiliki juga harus bermanfaat bagi orang lain, dan hasilnya mayoritas responden menyadari hal tersebut, yaitu sebanyak 90,0 %. Dan sisanya sebanyak 5,0 % memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Sedangkan sebanyak 5,0 % lainnya bersikap sebaliknya mereka mempunyai pandangan lain akan hal ini dan cenderung kurang memahaminya. Tabel 4.51 Allah melarang kita memperkaya diri sendiri tanpa memperhatikan adanya hak orang lain didalamnya Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
tidak setuju
7
11.7
11.7
13.3
netral
5
8.3
8.3
21.7
setuju
29
48.3
48.3
70.0
sangat setuju
18
30.0
30.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.51 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui
bahwa
Allah
melarang
kita
memperkaya
diri
sendiri
tanpa
memperhatikan adanya hak orang lain didalmnya, dan hasilnya mayoritas responden menyadari hal tersebut, yaitu sebanyak 78,3 %. Dan sisanya sebanyak 8,3 % memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Sedangkan sebanyak 13,3 % lainnya bersikap sebaliknya mereka mempunyai pandangan lain akan hal ini dan cenderung kurang memahaminya.
106
Tabel 4.52 Landasan utama ekonomi islam adalah kerjasama dengan landasan ketauhidan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
3
5.0
5.0
5.0
netral
4
6.7
6.7
11.7
setuju
35
58.3
58.3
70.0
sangat setuju
18
30.0
30.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.52 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa penggerak utama ekonomi Islam adalah kerjasama dengan landasan ketauhidan, dan hasilnya mayoritas responden mengetahuinya, yaitu sebanyak 88,3 %. Dan sisanya sebanyak 6,7 % memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Sedangkan sebanyak 5,0 % lainnya bersikap sebaliknya mereka mempunyai pandangan lain akan hal ini dan cenderung kurang memahaminya. Tabel 4.53 Landasan utama ekonomi islam adalah kerjasama dengan landasan keikhlasan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
netral
1
1.7
1.7
1.7
setuju
39
65.0
65.0
66.7
sangat setuju
20
33.3
33.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
107
Pernyataan pada tabel 4.53 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa penggerak utama ekonomi Islam adalah kerjasama dengan landasan keikhlasan, dan hasilnya mayoritas responden mengetahuinya, yaitu sebanyak 98,3 %. Dan sisanya sebanyak 1,7 % memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Tabel 4.54 Landasan utama ekonomi islam adalah kerjasama dengan landasan kejujuran Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
netral
2
3.3
3.3
3.3
setuju
33
55.0
55.0
58.3
sangat setuju
25
41.7
41.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.54 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa penggerak utama ekonomi Islam adalah kerjasama dengan landasan kejujuran, dan hasilnya mayoritas responden mengetahuinya, yaitu sebanyak 96,7 %. Dan sisanya sebanyak 3,3 % memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini.
108
Tabel 4.55 Landasan utama ekonomi islam adalah kerjasama dengan landasan keadilan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
netral
7
11.7
11.7
11.7
setuju
32
53.3
53.3
65.0
sangat setuju
21
35.0
35.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.55 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa penggerak utama ekonomi Islam adalah kerjasama dengan landasan keadilan, dan hasilnya mayoritas responden mengetahuinya, yaitu sebanyak 88,3 %. Dan sisanya sebanyak 11,7 % memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Tabel 4.56 Landasan utama ekonomi islam adalah kerjasama untuk nendapatkan keuntungan yang wajar Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
netral
11
18.3
18.3
18.3
setuju
31
51.7
51.7
70.0
sangat setuju
18
30.0
30.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.56 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa penggerak utama ekonomi Islam adalah kerjasama untuk mendapatkan
keuntungan
yang
wajar,
dan
hasilnya
mayoritas
responden
109
mengetahuinya, yaitu sebanyak 81,7 %. Dan sisanya sebanyak 18,3 % memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Tabel 4.57 Pertanggungjawaban akan berlaku baik didunia maupun diakhirat nanti Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
netral
1
1.7
1.7
1.7
setuju
27
45.0
45.0
46.7
sangat setuju
32
53.3
53.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Pernyataan pada tabel 4.57 diajukan untuk mengetahui apakah responden mengetahui bahwa pertanggungjawaban tidak hanya akan berlaku didunia saja melainkan juga diakhirat nanti, dan hasilnya mayoritas responden mengetahuinya, yaitu sebanyak 98,3 %. Dan sisanya sebanyak 1,7 % memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. 3) Pernyataan Tentang Perilaku Dagang Pada bagian ini diajukan pernyataan-pernyataan tentang bagaimana prilaku para pedagang di pasar Ciputat tersebut didalam menjalankan usahanya sehari-hari dengan berpedoman pada norma-norma etika dalam berusaha yang bersumber pada ajaran Islam yaitu Al-Quran dan hadis dan diantaranya telah di telaah oleh Drs. Rusydi, didalam bukunya yang berjudul “Etos Kerja dan Etika Usaha: Perspektif Alquran Dalam Nilai dan Makna Kerja dalam Islam”. Yaitu sebagai berikut:
110
a) Niat Tabel 4.58 Saya niat melakukan usaha semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
netral
5
8.3
8.3
10.0
setuju
29
48.3
48.3
58.3
sangat setuju
25
41.7
41.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.58 diatas kita dapat melihat sebanyak 90,0 % responden menyatakan bahwa mereka niat melakukan usaha semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah. Walaupun begitu sebanyak 8,3 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sisanya 1,7 % menjawab sebaliknya artinya masih terdapat pedagang di pasar ciputat yang mempunyai niatan dalam menjalankan usahanya tidak hanya untuk mendapatkan ridha Allah semata. Tabel 4.59 Saya niat melakukan usaha untuk mendapatkan kebahagiaan didunia dan akhirat Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
netral
3
5.0
5.0
6.7
setuju
26
43.3
43.3
50.0
sangat setuju
30
50.0
50.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
111
Jika dilihat dari tabel 4.59 diatas kita dapat melihat sebanyak 93,3 % responden menyatakan bahwa mereka niat melakukan usaha untuk mendapatkan kebahagiaan didunia dan akhirat. Walaupun begitu sebanyak 5,0 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sisanya 1,7 % menjawab sebaliknya artinya masih terdapat pedagang di pasar ciputat yang mengabaikan tujuan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat sebagai pondasi awal dalam menjalankan usahanya. b) Tidak melalaikan ibadah Tabel 4.60 Kita tidak boleh lalai dalam shalat Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
2
3.3
3.3
3.3
netral
11
18.3
18.3
21.7
setuju
32
53.3
53.3
75.0
sangat setuju
15
25.0
25.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.60 diatas kita dapat melihat sebanyak 78,3 % responden menyadari betul bahwa melalaikan shalat itu tidak diperbolehkan. Walaupun begitu sebanyak 18,3 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sisanya 3,3 % menjawab sebaliknya artinya masih terdapat pedagang di pasar ciputat yang kurang menyadari akan hal ini.
112
Tabel 4.61 Saya selalu berusaha untuk shalat tepat pada waktunya Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
2
3.3
3.3
3.3
netral
15
25.0
25.0
28.3
setuju
24
40.0
40.0
68.3
sangat setuju
19
31.7
31.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.61 diatas kita dapat melihat sebanyak 71,7 % responden menyadari betul bahwa mereka harus selalu berusaha untuk shalat tepat pada waktunya. Walaupun begitu sebanyak 25,0 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sisanya 3,3 % menjawab sebaliknya artinya masih terdapat pedagang di pasar Ciputat yang sering tidak mendirikan shalat pada waktunya. Tabel 4.62 Kita harus selalu berpuasa di bulan ramadhan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
4
6.7
6.7
6.7
netral
8
13.3
13.3
20.0
setuju
27
45.0
45.0
65.0
sangat setuju
21
35.0
35.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.62 diatas kita dapat melihat sebanyak 80,0 % responden menyadari betul bahwa sudah menjadi keharusan bagi mereka untuk selalu
113
berpuasa dibulan Ramadhan. Walaupun begitu sebanyak 13,3 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 6,7 % sisanya menjawab sebaliknya artinya ada pedagang di pasar ciputat yang masih sering tidak berpuasa dibulan Ramadhan ini. Tabel 4.63 Kita diwajibkan membayar zakat Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
netral
9
15.0
15.0
16.7
setuju
28
46.7
46.7
63.3
sangat setuju
22
36.7
36.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.63 diatas kita dapat melihat sebanyak 83,4 % responden menyadari betul bahwa saudah menjadi kewajiban bagi mereka selaku umat Islam untuk membayar zakat. Walaupun begitu sebanyak 15,0 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sisanya 1,7 % menjawab sebaliknya, artinya masih ada pedagang di pasar ciputat yang beranggapan bahwa zakat bukanlah suatu kewajiban bagi mereka.
114
Tabel 4.64 Kita dianjurkan untuk melakukan shalat secara berjamaah Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
netral
13
21.7
21.7
21.7
setuju
23
38.3
38.3
60.0
sangat setuju
24
40.0
40.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.64 diatas kita dapat melihat sebanyak 78,3 % responden menyadari betul bahwa melakukan shalat berjamaah itu lebih baik daripada shalat sendirian. Walaupun begitu sebanyak 21,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Tabel 4.65 Saya melaksanakan shalat sunnah Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
1.7
1.7
1.7
netral
20
33.3
33.3
35.0
setuju
34
56.7
56.7
91.7
5
8.3
8.3
100.0
60
100.0
100.0
sangat setuju Total
Jika dilihat dari tabel 4.65 diatas kita dapat melihat sebanyak 65,0 % responden mengakui bahwa mereka masih sering melaksanakan shalat sunnah. Walaupun begitu sebanyak 33,3 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sisanya 1,7 % menjawab sebaliknya artinya masih ada
115
pedagang di pasar Ciputat yang mengakui bahwa mereka tidak pernah melaksanakan shalat sunnah. Tabel 4.66 Saya menyisihkan uang untuk bersedekah Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
netral
5
8.3
8.3
8.3
setuju
40
66.7
66.7
75.0
sangat setuju
15
25.0
25.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.66 diatas kita dapat melihat sebanyak 91,7 % responden mengakui bahwa mereka menyisihkan uangnya untuk bersedekah. Walaupun begitu sebanyak 8,3 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Tabel 4.67 Saya meluangkan waktu untuk membaca Al-quran Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
1.7
1.7
1.7
netral
17
28.3
28.3
30.0
setuju
33
55.0
55.0
85.0
9
15.0
15.0
100.0
60
100.0
100.0
sangat setuju Total
Jika dilihat dari tabel 4.67 diatas kita dapat melihat sebanyak 70,0 % responden mengakui bahwa mereka berusaha meluangkan waktu untuk membaca Al-
116
quran. Walaupun begitu sebanyak 28,3 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sisanya 1,7 % menjawab sebaliknya artinya masih ada pedagang di pasar Ciputat yang mengakui bahwa mereka tidak pernah meluangkan waktu untuk membaca Al-quran. Tabel 4.68 Saya menyempatkan waktu untuk senantiasa berdzikir dan berdoa Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
1.7
1.7
1.7
netral
13
21.7
21.7
23.3
setuju
31
51.7
51.7
75.0
sangat setuju
15
25.0
25.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.68 diatas kita dapat melihat sebanyak 76,7 % responden mengakui bahwa mereka berusaha meluangkan waktu untuk senantiasa berdzikir dan berdoa. Walaupun begitu sebanyak 21,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sisanya 1,7 % menjawab sebaliknya artinya masih ada pedagang di pasar Ciputat yang mengakui bahwa mereka tidak pernah meluangkan waktu untuk senantiasa berdzikir dan berdoa.
117
c) Akhlak dan mental yang baik Tabel 4.69 Saya ingin usaha saya maju Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
netral
1
1.7
1.7
1.7
setuju
20
33.3
33.3
35.0
sangat setuju
39
65.0
65.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.69 diatas kita dapat melihat sebanyak 98,3 % responden mempunyai keinginan agar usaha mereka maju, dan ini merupakan suatu motifasi yang baik guna kelangsungan usaha mereka kedepan. Walaupun begitu terdapat 1,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Tabel 4.70 Saya bekerja demi mendapatkan rezki yang halal Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
netral
1
1.7
1.7
1.7
setuju
38
63.3
63.3
65.0
sangat setuju
21
35.0
35.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.70 diatas kita dapat melihat sebanyak 98,3 % responden mengakui bahwa mereka bekerja demi mendapatkan rezki yang halal. Walaupun begitu terdapat 1,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini.
118
Tabel 4.71 Saya selalu berusaha menjaga amanah orang lain Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
5
8.3
8.3
8.3
netral
8
13.3
13.3
21.7
setuju
32
53.3
53.3
75.0
sangat setuju
15
25.0
25.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.71 diatas kita dapat melihat sebanyak 78,3 % responden mengakui bahwa mereka selaku pedagang selalu berusaha menjaga amanah orang lain. Walaupun begitu sebanyak 13,3 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 8,3 % menjawab sebaliknya artinya masih ada pedagang di pasar Ciputat yang mengakui bahwa mereka tidak pernah berusaha untuk menjaga amanah dari orang lain yang persentasenya cukup besar. Tabel 4.72 Saya selalu jujur dalam melakukan usaha Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
3
5.0
5.0
5.0
netral
6
10.0
10.0
15.0
setuju
33
55.0
55.0
70.0
sangat setuju
18
30.0
30.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
119
Jika dilihat dari tabel 4.72 diatas kita dapat melihat sebanyak 85,0 % responden mengakui bahwa mereka selaku pedagang selalu berusaha untuk jujur dalam berdagang. Walaupun begitu sebanyak 10,0 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 5,0 % menjawab sebaliknya artinya masih ada pedagang di pasar Ciputat yang mengakui bahwa mereka jarang atau bahkan
tidak
pernah
berusaha
untuk
jujur
dan
persentasenya
cukup
mengkhawatirkan. Tabel 4.73 Saya suka menolong orang yang sedang dalam kesusahan Cumulative Frequency Valid
sangat tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
1.7
1.7
1.7
netral
13
21.7
21.7
23.3
setuju
33
55.0
55.0
78.3
sangat setuju
13
21.7
21.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.73 diatas kita dapat melihat sebanyak 76,7 % responden mengakui bahwa mereka selaku pedagang suka menolong orang yang sedang dalam kesusahan. Walaupun begitu sebanyak 21,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sisanya 5,0 % menjawab sebaliknya artinya masih ada pedagang di pasar Ciputat yang mengakui bahwa mereka jarang atau bahkan tidak suka menolong orang yang sedang dalam kesusuahan.
120
Tabel 4.74 Menjaga kebersihan lingkungan sekitar Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
netral
6
10.0
10.0
10.0
setuju
36
60.0
60.0
70.0
sangat setuju
18
30.0
30.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.74 diatas kita dapat melihat sebanyak 90,0 % responden mengakui bahwa mereka selaku pedagang selalu berusaha untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Walaupun begitu sebanyak 10,0 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Tabel 4.75 Saya berpakaian rapi dan menarik dalam menghadapi pelanggan Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
2
3.3
3.3
3.3
netral
15
25.0
25.0
28.3
setuju
29
48.3
48.3
76.7
sangat setuju
14
23.3
23.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.75 diatas kita dapat melihat sebanyak 71,6 % responden mengakui bahwa mereka selaku pedagang selalu berusaha untuk berpakaian rapi dan menarik dalam menghadapi pelanggan. Walaupun begitu sebanyak 25,0 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini.
121
Dan sisanya 3,3 % menjawab sebaliknya artinya masih ada pedagang di pasar Ciputat yang mengakui bahwa mereka jarang atau bahkan tidak pernah berusaha untuk berpakaian rapi dan menarik dalam menghadapi pelanggan. Tabel 4.76 Saya senang menolong orang dan bersifat murah hati dalam berdagang Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
1.7
1.7
1.7
netral
11
18.3
18.3
20.0
setuju
36
60.0
60.0
80.0
sangat setuju
12
20.0
20.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.76 diatas kita dapat melihat sebanyak 80,0 % responden mengakui bahwa mereka selaku pedagang merasa senang menolong orang dan bersifat murah hati dalam berdagang. Walaupun begitu sebanyak 18,3 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sisanya 1,7 % menjawab sebaliknya artinya masih ada pedagang di pasar Ciputat yang mengakui bahwa mereka merasa kurang antusias didalam menolong orang lain dan kurang bermurah hati dalam berdagang.
122
Tabel 4.77 Saya senyum dan bersifat akrab ketika menghadapi pelanggan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
netral
12
20.0
20.0
20.0
setuju
33
55.0
55.0
75.0
sangat setuju
15
25.0
25.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.77 diatas kita dapat melihat sebanyak 80,0 % responden mengakui bahwa mereka selaku pedagang selalu berusaha untuk tetap tersenyum dan bersifat akrab ketika menghadapi pelanggan. Walaupun begitu sebanyak 20,0 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Tabel 4.78 Saya tenang, sopan dan tidak memotong pembicaraan pelanggan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
netral
11
18.3
18.3
18.3
setuju
36
60.0
60.0
78.3
sangat setuju
13
21.7
21.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.78 diatas kita dapat melihat sebanyak 81,7 % responden mengakui bahwa mereka selaku pedagang berusaha untuk bersikap tenang, sopan dan tidak memotong pembicaraan pelanggan. Walaupun begitu sebanyak 18,3 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini.
123
Tabel 4.79 Saya bersemangat ketika melayani pelanggan Cumulative Frequency Valid
Percent
Percent
Valid Percent
netral
6
10.0
10.0
10.0
setuju
38
63.3
63.3
73.3
sangat setuju
16
26.7
26.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.79 diatas kita dapat melihat sebanyak 90,0 % responden mengakui bahwa mereka selaku pedagang berusaha untuk tetap bersemangat ketika melayani pelanggan. Walaupun begitu sebanyak 10,0 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. d) Tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji Tabel 4.80 Kita tidak boleh melakukan sumpah palsu Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
2
3.3
3.3
3.3
tidak setuju
1
1.7
1.7
5.0
netral
2
3.3
3.3
8.3
setuju
28
46.7
46.7
55.0
sangat setuju
27
45.0
45.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.80 diatas kita dapat melihat sebanyak 91,7 % responden mengakui bahwa mereka selaku pedagang tidak boleh melakukan sumpah palsu. Walaupun begitu sebanyak 3,3 % responden memilih untuk tidak memberi
124
pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 5,0 % menjawab sebaliknya artinya masih ada pedagang di pasar Ciputat yang mengakui bahwa mereka masih sering bersumpah palsu dan hal ini tentu saja mengkhawatirkan. Tabel 4.81 Kita tidak boleh berbuat riba Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
tidak setuju
2
3.3
3.3
5.0
netral
4
6.7
6.7
11.7
setuju
27
45.0
45.0
56.7
sangat setuju
26
43.3
43.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.81 diatas kita dapat melihat sebanyak 88,3 % responden mengakui bahwa mereka selaku pedagang tidak boleh berbuat riba. Walaupun begitu sebanyak 6,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 5,0 % menjawab sebaliknya artinya masih ada pedagang di pasar Ciputat yang mengakui bahwa mereka masih sering melakukan riba dan hal ini tentu saja mengkhawatirkan.
125
Tabel 4.82 Kita tidak boleh memaksa pembeli Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
netral
4
6.7
6.7
8.3
setuju
34
56.7
56.7
65.0
sangat setuju
21
35.0
35.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.82 diatas kita dapat melihat sebanyak 91,7 % responden mengakui bahwa mereka selaku pedagang tidak boleh memaksa pembeli. Walaupun begitu sebanyak 6,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sisanya 1,7 % menjawab sebaliknya artinya masih ada pedagang di pasar Ciputat yang mengakui bahwa mereka masih sering memaksa pembeli dan hal ini tentu saja mengkhawatirkan. Tabel 4.83 Kita tidak boleh membohongi konsumen Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
netral
6
10.0
10.0
11.7
setuju
32
53.3
53.3
65.0
sangat setuju
21
35.0
35.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.83 diatas kita dapat melihat sebanyak 88,3 % responden mengakui bahwa mereka selaku pedagang tidak boleh membohongi
126
konsumen. Walaupun begitu sebanyak 10,0 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sisanya 1,7 % menjawab sebaliknya artinya masih ada pedagang di pasar Ciputat yang mengakui bahwa mereka masih sering membohongi konsumen dan hal ini tentu saja mengkhawatirkan. Tabel 4.84 Kita tidak boleh melakukan kecurangan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
netral
5
8.3
8.3
10.0
setuju
31
51.7
51.7
61.7
sangat setuju
23
38.3
38.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.84 diatas kita dapat melihat sebanyak 90,0 % responden mengakui bahwa mereka selaku pedagang tidak boleh melakukan kecurangan. Walaupun begitu sebanyak 8,3 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 1,7 % menjawab sebaliknya artinya masih ada pedagang di pasar Ciputat yang mengakui bahwa mereka masih sering melakukan kecurangan dan hal ini tentu saja mengkhawatirkan.
127
Tabel 4.85 Kita tidak boleh menjual barang yang haram Cumulative Frequency Valid
Percent
Percent
Valid Percent
sangat tidak setuju
1
1.7
1.7
1.7
tidak setuju
1
1.7
1.7
3.3
netral
1
1.7
1.7
5.0
setuju
30
50.0
50.0
55.0
sangat setuju
27
45.0
45.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.85 diatas kita dapat melihat sebanyak 95,0 % responden mengakui bahwa mereka selaku pedagang tidak boleh menjual barang yang haram. Walaupun begitu sebanyak 1,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sisanya 3,4 % menjawab sebaliknya artinya masih ada pedagang di pasar Ciputat yang mengakui bahwa mereka masih sering menjual barang yang haram dan hal ini tentu saja mengkhawatirkan. Tabel 4.86 Kita tidak boleh menipu Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
netral
4
6.7
6.7
6.7
setuju
27
45.0
45.0
51.7
sangat setuju
29
48.3
48.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.86 diatas kita dapat melihat sebanyak 93,3 % responden mengakui bahwa mereka selaku pedagang tidak boleh menipu. Walaupun
128
begitu sebanyak 6,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Tabel 4.87 Kita tidak boleh mencari keuntungan yang berlebihan Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
4
6.7
6.7
6.7
netral
10
16.7
16.7
23.3
setuju
27
45.0
45.0
68.3
sangat setuju
19
31.7
31.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.87 diatas kita dapat melihat sebanyak 76,7 % responden mengakui bahwa mereka selaku pedagang tidak boleh mencari keuntungan yang berlebihan. Walaupun begitu sebanyak 16,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 6,7 % menjawab sebaliknya artinya masih ada pedagang di pasar Ciputat yang merasa bahwa tidak ada larangan bagi mereka jika ingin mencari keuntungan yang berlebihan dan hal ini tentu saja mengkhawatirkan.
129
Tabel 4.88 Kita tidak boleh melakukan penimbunan barang Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
2
3.3
3.3
3.3
netral
13
21.7
21.7
25.0
setuju
26
43.3
43.3
68.3
sangat setuju
19
31.7
31.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
Jika dilihat dari tabel 4.88 diatas kita dapat melihat sebanyak 75,0 % responden mengakui bahwa mereka selaku pedagang tidak boleh melakukan penimbunan barang. Walaupun begitu sebanyak 21,7 % responden memilih untuk tidak memberi pernyataan terkait hal ini. Dan sebanyak 3,3 % menjawab sebaliknya artinya masih ada pedagang di pasar Ciputat yang mengakui bahwa mereka masih sering melakukan penimbunan barang dan hal ini tentu saja mengkhawatirkan. Dari pernyataan-pernyataan tentang bagaimana prilaku para pedagang muslim di pasar Ciputat tersebut didalam menjalankan usahanya sehari-hari yang berpedoman pada norma etika dalam berusaha yang bersumber pada ajaran Islam yaitu Al-Quran dan Hadis, didapat kesimpulan bahwasanya sebanyak 83,82 % pedagang muslim yang menjadi responden di pasar Ciputat tersebut, telah mengamalkan ajaran Islam, terutama yang berkenaan dengan etika bisnis Islam yang di implementasikan kedalam pekerjaan mereka sehari-hari sebagai seorang pedagang muslim. Sedangkan sebanyak 13,87 % responden tersebut enggan berkomentar perihal hal ini, yang artinya perilaku dagang mereka masih diragukan apakah sudah sesuai dengan tuntunan ajaran Islam
130
atau belum. Namun berdasarkan hasil survei ini juga ternyata masih terdapat pedagang muslim yang ternyata belum mengamalkan ajaran Islam yang berkaitan dengan hal perdagangan ini, yaitu rata-rata berkisar 3,42 %. Pernyataan diatas menunjukan bahwasanya ajaran Islam terutama yang berkenaan dengan etika dalam menjalankan usaha/ bisnis telah di implementasikan secara baik oleh sebagian besar pedagang di pasar ciputat.
C. Pengujian Hipotesis Tabel 4.89 Korelasi Rank Spearman Persaingan Usaha dan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Dagang
Dari tabel di atas terlihat bahwa koefisien korelasi antara variabel persaingan usaha dengan perilaku dagang adalah sebesar 0,564. Artinya hubungan antara kedua
131
variabel tersebut adalah sedang atau cukup ( 0,40 ≤ r ≤ 0,599). Koefisien korelasi yang bernilai positif menunjukan hubungan yang searah antara persaingan usaha dengan perilaku dagang. Artinya bila persaingan usaha berjalan dengan relatif stabil maka perilaku dagang juga akan dapat terjaga dengan baik tanpa ada kekhawatiran yang berlebihan akan terjadinya banyak perilaku yang menyimpang. Sedangkan koefisien korelasi antara variabel tingkat pengetahuan dengan perilaku dagang adalah sebesar 0,660. Artinya hubungan antara kedua variabel tersebut adalah kuat ( 0,60 ≤ r ≤ 0,799). Koefisien korelasi yang bernilai positif menunjukan hubungan yang searah antara tingkat pengetahuan dengan perilaku dagang. Artinya apabila seorang pedagang muslim mengetahui tentang etika perdagangan Islam dengan baik maka perilaku dagang mereka juga dapat dipastikan akan baik. Kemudian untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel persaingan usaha dengan perilaku dagang, maka dibuat hipotesis sebagai berikut : o Ho : Tidak terdapat hubungan searah dan signifikan antara tingkat persaingan usaha dengan perilaku para pedagang muslim di pasar Ciputat Tangerang. Ha : Terdapat hubungan searah dan signifikan antara tingkat persaingan usaha dengan perilaku para pedagang muslim di pasar Ciputat Tangerang. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
132
Berdasarkan tabel diatas, angka probabilitas antara variabel persaingan usaha dengan perilaku dagang adalah 0,000 sehingga Ho ditolak. Artinya hubungan antara tingkat persaingan usaha dengan perilaku para pedagang muslim adalah signifikan. selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel tingkat pengetahuan dengan perilaku dagang, maka dibuat hipotesis sebagai berikut : o Ho : Tidak terdapat hubungan searah dan signifikan antara pemahaman etika bisnis Islam dengan perilaku para pedagang muslim di pasar Ciputat Tangerang. Ha : Terdapat hubungan searah dan signifikan antara pemahaman etika bisnis Islam dengan perilaku para pedagang muslim di pasar Ciputat Tangerang. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Berdasarkan tabel diatas, angka probabilitas antara variabel tingkat pengetahuan dengan perilaku dagang adalah 0,000 sehingga Ho ditolak. Artinya hubungan antara pemahaman etika bisnis Islam dengan perilaku para pedagang muslim adalah signifikan. Dengan demikian, hipotesis penelitian ini yaitu ”terdapat hubungan searah dan signifikan antara tingkat persaingan usaha dan pemahaman etika bisnis Islam terhadap perilaku para pedagang muslim di pasar Ciputat Tangerang” dapat diterima.
133
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah
penulis
mengadakan
penelitian
dan
pembahasan
tentang
“Implementasi Etika Bisnis Islam Dalam Menghadapi persaingan Usaha” yang penulis lakukan di Pasar Ciputat, akhirnya penulis telah mendapatkan kesimpulan (jawaban), dan hal tersebut sejalan dengan rumusan masalah yang penulis angkat/ kemukakan. Adapun kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Dari pernyataan-pernyataan tentang bagaimana prilaku para pedagang di pasar Ciputat tersebut didalam menjalankan usahanya sehari-hari dengan berpedoman pada norma-norma etika dalam berusaha yang bersumber pada ajaran Islam yaitu Al-Quran dan hadis, didapat kesimpulan bahwasanya rata-rata sebanyak 83,82 % pedagang muslim yang menjadi responden di pasar Ciputat telah mengamalkan ajaran Islam terutama yang berkenaan dengan etika bisnis Islam yang di implementasikan kedalam pekerjaan mereka sehari-hari sebagai seorang pedagang muslim. Sedangkan sebanyak rata-rata 13,87 % responden tersebut enggan berkomentar perihal hal ini yang artinya perilaku dagang mereka masih diragukan apakah sudah sesuai dengan ajaran Islam atau belum. Namun berdasarkan hasil survei ini juga ternyata masih terdapat pedagang muslim yang
134
ternyata belum mengamalkan ajaran Islam yang berkaitan dengan hal perdagangan ini, yaitu rata-rata berkisar 3,42 %. Pernyataan diatas menunjukan bahwasanya ajaran Islam terutama yang berkenaan
dengan
etika
dalam
menjalankan
usaha/
bisnis
telah
di
implementasikan secara baik oleh sebagian besar pedagang di pasar ciputat. 2. Dari pernyataan-pernyataan tentang bagaimana keadaan persaingan usaha yang berlangsung di pasar Ciputat tersebut, didapat kesimpulan bahwasanya, sebanyak 82,4 % pedagang muslim yang menjadi reponden di pasar Ciputat tersebut melakukan persaingan usaha dengan cara-sara yang sehat (tidak melanggar etika dan ajaran Islam). Sedangkan sebanyak 12,16 % responden tersebut enggan berkomentar perihal hal ini yang artinya cara-cara mereka dalam melangsungkan persaingan usaha masih diragukan apakah sudah sesuai dengan ajaran Islam atau belum. Namun berdasarkan hasil survei ini juga ternyata masih terdapat pedagang muslim yang melakukan kecurangan dan cara-cara yang kurang sehat (melanggar etika dan ajaran Islam) dalam melakukan persaingan usahanya antar sesama pedagang lain, yaitu rata-rata berkisar 6,84 % pedagang. Ini artinya proses berlangsungnya persaingan usaha di pasar Ciputat tersebut berjalan dengan sehat karena telah sesuai dengan apa yang telah di ajarkan oleh agama Islam. 3. koefisien korelasi antara variabel persaingan usaha dengan perilaku dagang adalah sebesar 0,564. Artinya hubungan antara kedua variabel tersebut adalah sedang atau cukup ( 0,40 ≤ r ≤ 0,599). Koefisien korelasi yang bernilai positif
135
menunjukan hubungan yang searah antara persaingan usaha dengan perilaku dagang. Artinya bila persaingan usaha berjalan dengan relatif stabil maka perilaku dagang juga akan dapat terjaga dengan baik tanpa ada kekhawatiran yang berlebihan akan terjadinya banyak perilaku yang menyimpang. Sedangkan koefisien korelasi antara variabel tingkat pengetahuan dengan perilaku dagang adalah sebesar 0,660. Artinya hubungan antara kedua variabel tersebut adalah kuat ( 0,60 ≤ r ≤ 0,799). Koefisien korelasi yang bernilai positif menunjukan hubungan yang searah antara tingkat pengetahuan dengan perilaku dagang. Artinya apabila seorang pedagang muslim mengetahui tentang etika perdagangan Islam dengan baik maka perilaku dagang mereka juga dapat dipastikan akan baik. Kemudian angka probabilitas antara variabel persaingan usaha dengan perilaku dagang adalah 0,000 sehingga Ho ditolak. Artinya hubungan antara tingkat persaingan usaha dengan perilaku para pedagang muslim adalah signifikan. Sedangkan angka probabilitas antara variabel tingkat pengetahuan dengan perilaku dagang adalah 0,000 sehingga Ho ditolak. Artinya hubungan antara pemahaman etika bisnis Islam dengan perilaku para pedagang muslim adalah signifikan. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa hipotesis penelitian ini yaitu ”terdapat hubungan searah dan signifikan antara tingkat persaingan usaha dan
136
pemahaman etika bisnis Islam terhadap perilaku para pedagang muslim di pasar Ciputat Tangerang” dapat diterima. B. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diatas, peneliti memberikan beberapa saran, baik bagi para pedagang maupun peneliti selanjutnya, sebagai berikut: 1. Agama sebagai tuntunan haruslah dipraktekan oleh para penganutnya dalam kehidupan yang profan ini, tak terkecuali oleh para pedagang muslim yang dalam kesehariannya selalu dihadapkan kepada persaingan usaha, baik yang berjalan secara sehat maupun tidak. Terlebih melihat semakin ketatnya persaingan bisnis di era globalisasi sekarang ini. Ada sebuah etika Islam yang menjadi rujukan manusia dalam beraktifitas, khususnya aktifitas ekonomi, agar segala yang dilakukan tidak keluar dari norma-norma Islam. Etika itu menyebutkan bahwa segala perbuatan hendaknya diniatkan (motif) karena Allah SWT, diniatkan dengan cara-cara Allah SWT (yang halal lagi baik), dan ditujukan hanya untuk Allah SWT (tidak lepas dari konsep ibadah, yaitu mencari ridha Allah SWT) 2. Studi pada penelitian ini di lakukan di pasar tradisional Ciputat, yang dalam pelaksanaan kesehariannya belum mempunyai konsep yang benar-benar terorganisir, hal ini di dasarkan pada kurangnya informasi yang berkenaan dengan profil pasar tersebut, terlebih tidak adanya data yang selalu di perbaharui setiap periodenya. Hal ini menyebabkan peneliti kurang
137
mendapatkan referensi yang dibutuhkan guna penelitian ini. selain itu penelitian ini juga hanya mampu terpusat pada pedagang resmi yang berjualan di pasar tersebut dan tidak dapat melibatkan pedagang liar (tidak resmi), di karenakan hal tersbut di luar wewenang pengurus harian pasar Ciputat. Peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk dapat melakukan penelitian yang melibatkan seluruh pedagang yang berjualan di pasar yang bersangkutan, baik pedagang resmi maupun tidak, sehingga data yang di peroleh dapat lebih akurat lagi. Selain itu, penelitian serupa juga diharapkan dapat di aplikasikan ditempat (pasar) lainnya yang pengelolaannya terorganisir secara lebih baik.
138
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari dan Donni Juni Priansa. Manajemen Bisnis Syariah. Bandung: Alfabeta, 2009. Ancok, Djamludin dan Fuad Nashori Suroso. Psikologi Islam atas Problem-problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1993. Budiono, Gatut L. Etika Bisnis Pendekatan Teoritis dan Praktis. Jakarta: Poliyama Widya Pustaka, 2008. Chapra, M.Umar. Islam dan Tantangan Ekonomi. Terj. Ikhwan Abidin B. Jakarta: Gema Insani Press, 2000, Cet. Ke-1. Damsar. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana, 2009. Faiz, Ahmad. “Pengaruh Tingkat Keagamaan Terhadap Perilaku Pedagang di Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan”. Skripsi Program Studi Muamalat Perbankan Syariah UIN Jakarta, 2009. Gelhorn dan Gunawan Wijaya. Seri Hukum Bisnis: Merger dalam Perspektif Monopoli. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002. Ghozali, H. Imam. Apikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Univesitas Diponegoro, 2007. Hafidhuddin, Didin dan Hendri Tanjung. Manajemen Syariah dalam Praktek. Jakarta: Gema Insani Press, 2003, Cet. Ke-1. Hamid, H. M. Arifin. Membumikan Ekonomi Syariah di Indonesia, (Perspektif Sosioyuridis). Jakarta: Elsas, 2008, Cet. Ke-2.
139
Hasan, M. Iqbal. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, Cet. Ke-1. Ikhwan, Ahmad Khoirul. “Hubungan Tingkat Persaingan Usaha dan Perilaku Etika Bisnis Islam Pedagang Muslim di Pasar Modern BSD Tangerang”. Skripsi Program Studi Muamalat Perbankan Syariah UIN Jakarta, 2006. Kahf, Monzer. Ekonomi Islam (Telaah Analitik terhadap Fungsi Ekonomi Islam), Terj. Machnun Husein. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995, Cet. Ke-1. Karim, Adiwarman A. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: Rajawali pers, Edisi: III, 2010. Muhammad. Ekonomi Mikro dalam Perpektif Islam. Yogyakarta: BPTE, 2004, Cet. Ke-1. Nasution, Mustafa Edwin dkk. Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana, 2007. Qardhawi, Yususf. Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam. Terj. K.H. Didin Hafidudin M.Sc., Dkk. Jakarta: Rabbani Press, 2001. Rusydi. Etos Kerja dan Etika Usaha: Perspektif Al-quran dalam Nilai dan Makna Kerja Dalam Islam. Jakarta: Persada Madani. Sakti, Ali. Analisis Teoritis : Ekonomi Islam (Jawaban atas Kekacauan Ekonomi Modern). PARADIGMA dan AQSA Publishing, Cet: I. Sihab, M. Quraish. Etika Bisnis dalam Wawasan Al-quran “Juranal Umum Quran No. 03/VII/1987”. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis,Bandung: Alfabeta, 2009.
140
Suliyanto, Metode Riset Bisnis, Yogyakarta: Andi, 2006. Suma, Amin. Menggali Akar, Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam. Jakarta: Kholam Publishing, 2008, Cet. Ke-1. Umar, Husein. Business an Introduction. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000. http://www.nurulq.staff.gunadarma.ac.id. http:degoblog.wordpress.com/2008/12/18.html. http://syadiashare.com/jenis-jenis-pasar.html. http://theuploads.files.wordpress.com/ 2009/08/presentasi-pasar.ppt.
KUESIONER PENELITIAN NO :
Jakarta, April 2010 Kepada yang terhormat, Bapak/ Ibu Pedagang Pasar Ciputat Di Ciputat
Dengan hormat, Saya mahasiswa Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sedang melakukan penelitian tentang Implementasi Etika Bisnis Islam Dalam Menghadapi Persaingan Usaha. Untuk itu saya memohon kesediaan Bapak/ Ibu untuk meluangkan waktu dan konsentrasi untuk menjawab pertanyaan yang ada di hadapan Bapak/ Ibu. Atas kesediaan Bapak/ Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Mengetahui Kepala Pasar Ciputat
Odin Supriyatna Hormat saya Erik Lesmana (Peneliti)
I. Data Personal ** Nama Usia Jenis Dagangan Lama Berdagang Jenis Kelamin
1. Laki- laki
2. Perempuan
Status perkawinan
1. Menikah
2. Belum menikah
Pendidikan terakhir
1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Diploma 5. S1 6. S2-S3
Tempat berdagang
1. Gedung,Blok :
No:
3. Cerai
2.Luar Gedung
**Kerahasiaan jawaban Bapak/ Ibu akan kami jaga. Petunjuk pengisian : memberikan tanda silang (X) pada jawaban di sebelah kanan, dengan ketentuan seperti dibawah ini:
1
Sangat tidak setuju
2
Tidak setuju
3
Netral
4
Setuju
5
Sangat setuju
II. Persaingan Usaha No
Pernyataan
1
2
3
4
5
Daya Saing Kualitas 1
Saya hanya mau menjual barang yang halal
STS TS
N
S
SS
2
Saya menjual barang dengan mutu yang baik
STS TS
N
S
SS
3
Saya berusaha menjaga mutu barang dagangan agar STS TS
N
S
SS
tetap dalam kondisi yang baik 4
Saya selalu menjaga kebersihan barang dagangan
STS TS
N
S
SS
5
Saya selalu menerangkan/ menawarkan barang apa STS TS
N
S
SS
adanya kepada pelanggan
6
Saya tidak menyembunyikan cacat barang
STS TS
N
S
SS
7
Saya tidak berbohong ketika menerangkan kondisi
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
10
Persaingan usaha memicu terjadinya perang harga STS TS
N
S
SS
11
Saya menjual barang dengan harga tinggi
STS TS
N
S
SS
12
Saya menjual barang dibawah harga yang
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
barang dagangan 8
Saya tidak mencampur dagangan dengan barang yang haram Daya Saing Harga
9
Saya menawarkan barang dagangan dengan harga yang sesuai
semestinya Daya Saing Marketing 13
Saya bisa mengambil keputusan apabila usaha yang saya jalankan dalam keadaan terpuruk
14
Saya mempromosikan barang dagangan kepada konsumen
15
Saya memilih tempat yang strategis untuk berdagang
16
Saya menyusun barang dagangan saya secara baik sehinngga terlihat lebih menarik
17
Saya memberi hak kepada pembeli untuk memilih
STS TS
N
S
SS
18
Saya berusaha untuk selalu merapihkan kembali
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
barang dagangan agar selalu terlihat menarik 19
Saya membutuhkan tenaga kerja demi untuk kemajuan usaha saya
20
Saya memberikan upah kepada pegawai sesuai dengan haknya
21
Saya mencatat barang yang masuk atau yang keluar
22
Saya mencatat pendapatan dan pengeluaran
STS TS
N
S
SS
23
Saya mencatat jika ada hutang ataupun piutang
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
Daya Saing Jaringan Kerja 24
Saya sangat selektif didalam memilih usaha yang akan saya jalani
25
Saya selektif dalam memilih rekan kerja
STS TS
N
S
SS
26
Saya menjalin kerjasama dengan pedagang dan
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
1
3
4
5
pihak lain dalam berbisnis 27
Saya selalu bermusyawarah didalam mengelola bisnis
28
Saya berusaha untuk tidak ingin menyaingi para pedagang lain
29
Saya berusaha belajar dari pedagang lain dalam menjalankan usaha
30
Saya mau belajar demi memajukan usaha
III. Tingkat Pengetahuan No
Pernyataan
2
Kemampuan Teoritis 1
Allah menciptakan alam semesta beserta isinya
STS TS
N
S
SS
2
Sumberdaya adalah pemberian dan titipan Allah
STS TS
N
S
SS
3
Al-quran dan hadis merupakan pedoman hidup
STS TS
N
S
SS
4
Allah melarang manusia berbuat mubazir
STS TS
N
S
SS
5
Allah memperbolehkan setiap orang memiliki
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
sesuatu 6
Setiap yang dimiliki seseorang hanyalah bersifat sementara (titipan Allah)
7
Kepemilikan seseorang dibatasi oleh kepentingan masyarakat
8
Harta yang kita miliki hanya sebatas untuk kita
STS TS
N
S
SS
urus dan manfaatkan 9
Allah melarang pendapatan yang tidak halal
STS TS
N
S
SS
10
Allah melarang kita mencuri
STS TS
N
S
SS
11
Allah melarang kita melakukan penipuan
STS TS
N
S
SS
12
Allah melarang kita berbuat curang
STS TS
N
S
SS
13
Allah melarang kita menyuap/ menyogok
STS TS
N
S
SS
14
Allah melarang kita menjual barang dan jasa yang
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
haram 15
Allah melarang kita menghalalkan segala cara demi mendapatkan keuntungan
16
Allah melarang kita melakukan penimbunan barang
17
Allah melarang kita mengelabui dan membohongi konsumen
18
Harta kita juga harus bermanfaat bagi orang lain
STS TS
N
S
SS
19
Allah melarang kita memperkaya diri sendiri
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
tanpa memperhatikan adanya hak orang lain didalamnya 20
Landasan utama ekonomi islam adalah kerjasama dengan landasan ketauhidan
21
Landasan utama ekonomi islam adalah kerjasama dengan landasan keikhlasan
22
Landasan utama ekonomi islam adalah kerjasama dengan landasan kejujuran
23
Landasan utama ekonomi islam adalah kerjasama dengan landasan keadilan
24
Landasan utama ekonomi islam adalah kerjasama untuk nendapatkan keuntungan yang wajar
25
Pertanggungjawaban akan berlaku baik didunia
STS TS
N
S
SS
1
3
4
5
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
maupun diakhirat nanti
IV. Perilaku Dagang No
Pernyataan
2
Niat 1
Saya niat melakukan usaha semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah
2
Saya niat melakukan usaha hanya untuk mendapatkan materi
3
Saya niat melakukan usaha untuk mendapatkan kebahagiaan didunia dan akhirat Tidak Melalaikan Ibadah
4
Saya tidak pernah lalai dalam shalat
STS TS
N
S
SS
5
Saya selalu berusaha untuk shalat tepat pada
STS TS
N
S
SS
waktunya 6
Saya harus selalu berpuasa di bulan ramadhan
STS TS
N
S
SS
7
Saya tidak pernah lupa untuk membayar zakat
STS TS
N
S
SS
8
Kita dianjurkan untuk melakukan shalat secara
STS TS
N
S
SS
berjamah 9
Saya melaksanakan shalat sunnah
STS TS
N
S
SS
10
Saya menyisihkan uang untuk bersedekah
STS TS
N
S
SS
11
Saya meluangkan waktu untuk membaca Al-quran
STS TS
N
S
SS
12
Saya menyempatkan waktu untuk senantiasa
STS TS
N
S
SS
berdzikir dan berdoa Akhlak dan Mental yang Baik 13
Saya ingin usaha saya maju
STS TS
N
S
SS
14
Saya bekerja tanpa mengenal waktu
STS TS
N
S
SS
15
Saya mampu menjalankan usaha dalam keadaan
STS TS
N
S
SS
apapun
16
Saya bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-
STS TS
N
S
SS
hari 17
Saya bekerja demi mendapatkan rezki yang halal
STS TS
N
S
SS
18
Saya selalu berusaha Menjaga amanah orang lain
STS TS
N
S
SS
19
Saya selalu jujur dalam melakukan usaha
STS TS
N
S
SS
20
Saya suka menolong orang yang sedang dalam
STS TS
N
S
SS
kesusahan 21
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar
STS TS
N
S
SS
22
Saya berpakaian rapi dan menarik dalam
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
menghadapi pelanggan 23
Saya senang menolong orang dan bersifat murah hati dalam berdagang
24
Saya senyum dan bersifat akrab ketika menghadapi pelanggan
25
Saya tenang, sopan dan tidak memotong pembicaraan pelanggan
26
Saya bersemangat ketika melayani pelanggan
Tidak Melakukan Tindakan yang Tidak Terpuji 27
Kita tidak boleh melakukan sumpah palsu
STS TS
N
S
SS
28
Kita tidak boleh berbuat riba
STS TS
N
S
SS
29
Kita tidak boleh memaksa pembeli
STS TS
N
S
SS
30
Kita tidak boleh membohongi konsumen
STS TS
N
S
SS
31
Kita tidak boleh melakukan kecurangan
STS TS
N
S
SS
32
Kita tidak boleh menjual barang yang haram
STS TS
N
S
SS
33
Kita tidak boleh menipu
STS TS
N
S
SS
33
Kita tidak boleh mencari keuntungan yang
STS TS
N
S
SS
STS TS
N
S
SS
berlebihan 34
Kita tidak boleh melakukan penimbunan barang
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA