PERSAINGAN INDUSTRI PT. PANCANATA CENTRALINDO (PERSPEKTIF ETIKA BISNIS DALAM ISLAM) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( SE.Sy )
Oleh :
MUHAMMAD SAMAN NIM : 106046101664
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1431 H / 2010 M
PERSAINGAN INDUSTRI PT. PANCANATA CENTRALINDO (PERSPEKTIF ETIKA BISNIS DALAM ISLAM)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh : MUHAMMAD SAMAN NIM : 106046101664 Dibawah Bimbingan : Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Azizah, M.A
Abdurrauf. M.A
NIP. 196701071997032001
NIP.197312152005011002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM ) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul “Persaingan Industri PT. Pancanata Centralindo (Perspektif Etika Bisnis dalam Islam) ” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 18 Juni 2010 Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,
Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM. NIP: 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah 1. Ketua
: Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM. NIP. 195505051982031012
(…………….)
2. Sekretaris
: H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H NIP: 197407252001121001
(…………….)
3. Pembimbing I
: DR. Azizah, M.A. NIP. 196701071997032001
(…………….)
4. Pembimbing II
: Abdurrauf, M.A. NIP. 197312152005011002
(…………….)
5. Penguji I
: Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, M.A NIP.195003061976031001
(…………….)
6. Penguji II
: Drs. Burhanudin Yusuf, MM NIP. 195406181981031005
(…………….)
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Rajab 1431 H 18 Juni 2010 M
Muhammad Saman
iv
ABSTRAK MUHAMMAD SAMAN. NIM 106046101664. Persaingan Industri PT. Pancanata Centralindo (Perspektif Etika Bisnis dalam Islam). Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1431 H / 2010 M. Isi : xiii + 81 halaman + 14 lampiran, 75 literatur (1954-2010). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Persaingan Industri PT. Pancanata Centralindo (Perspektif Etika Bisnis dalam Islam). Persaingan yang sehat harus sesuai dengan etika bisnis yang berlaku. Rasulullah saw adalah pebisnis yang jujur dan adil dalam membuat perjanjian bisnis. Ia tidak pernah membuat para pelanggan mengeluh. Dengan kata lain, beliau melaksanakan prinsip manajemen bisnis modern yaitu kepuasan pelanggan, pelayanan yang unggul, kemampuan, efisiensi, transparan, persaingan yang sehat dan kompetitif. Persaingan yang positif dan kompetitif yang di lengkapi dengan daya saing yang tinggi seperti daya saing harga, daya saing kualitas, daya saing pemasaran, dan daya saing jaringan kerja menjadi pendorong bagi perindustrian yang sudah lama berdiri maupun yang baru bemunculan untuk menguasai pasar dan menjadi leader market. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitis dengan jenis penelitian kualitatif. Pengumpulan data melalui observasi langsung ke lapangan, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan pada adalah analisis kualitatif yaitu suatu teknik analisis data dimana terdahulu dipaparkannya semua data yang diperoleh kemudian menganalisisnya dengan berpedoman pada sumber-sumber dalam bentuk kalimat-kalimat yaitu dengan menggunakan beberapa tahapan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa etika atau perilaku yang ditanamkan PT. Pancanata Centralindo terhadap karyawannya tidak sepenuhnya dilaksanakan, ini terbukti masih ada karyawan yang menjual harga barang berbeda dengan harga yang telah diberlakukan oleh pemilik perusahaan. Dan adanya kesenjangan sosial antara pembeli dalam jumlah besar dengan pembeli dalam jumlah kecil dalam hal fasilitas layanan. Barang yang dipesan tidak sesuai dengan yang diinginkan dengan ukuran yang tidak sesuai dan barang yang dipesan lama sampainya dan ada barang yang rusak atau cacat. Adanya ketidak puasan terhadap harga barang yang disama ratakan untuk semua ukuran. Kata kunci : Etika bisnis Islam PT. Pancanata Centralindo, daya saing pemasaran, daya saing jaringan kerja, daya saing harga, dan daya saing kualitas. Pembimbing I
:
Pembimbing II
:
DR. Azizah, M.A. NIP. 196701071997032001 Abdurrouf, M.A. NIP. 197312152005011002 v
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur sepatutnya hanya kita panjatkan kehadirat pemilik Semesta Alam, Sumber Segala Ilmu Pengatahuan, Allah SWT, atas segala limpahan karunia dan rahmat-Nya yang tak terhingga, serta atas segala Ilmu dan hidayah sampai kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat teriring salam senantiasa selalu penulis panjatkan kepada Da`i sejati yang membawa umat manusia, sehingga saat ini dapat merasakan indahnya Islam Rasulullah saw. berserta keluarga dan sahabatnya dengan tauladannya sehingga kita dapat merasakan izzah dan besarnya Dien Islam. Semoga penulis tergolong dari ummatnya dengan turut serta dalam “gerbong kereta dakwah” ini melalui bidang ekonomi Islam. Dibalik terselesaikannya skripsi ini, tentunya tak lepas berkat pertolongan Allah yang juga diberikan melalui hamba-hambaNya yang insyaAllah akan mendapat ganjaran yang lebih utama dari-Nya, Penulis hanya mampu mengucapkan terimakasih yang amat mendalam kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH, selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. vi
3. Ibu Dr. Azizah, M.A dan Bapak Abdurrauf, M.A selaku dosen pembimbing atas segenap waktu, arahan, motivasi dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini. 4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan dan diamalkan sebaik-baiknya. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama & Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah atas pelayanannya dalam melengkapi literatur penelitian 5. Bapak H. Hamidi Shabri, selaku Pimpinan PT. Pancanata Centralindo dan seluruh staff PT. Panacanata Centralindo lainnya, yang banyak membantu penulis dalam memperoleh data untuk menyelesaikan skripsi serta bapak Aulia Rahman selaku konsumen PT. Pancanata Centralindo yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk saya wawancarai.. 6. Ayahanda Bapak H. Syahrani, abang dan kakak tercinta Dayat, Uci, Uyah, Ubay, dan Oos serta tak lupa orang tua tercinta dan tersayang semoga Allah menjadikan kuburnya taman-taman surga Hj. Zahro (alm) yang selalu memberikan aku dorongan yang besar untuk melanjutkan sekolah ketingkat yang lebih tinggi, senantiasa memberiku semangat dan motivasi untuk tidak puas dengan ilmu telah saya peroleh sehingga terselesaikannya skripsi ini 7. Teman-teman di jurusan Muamalat perbankan syariah, angkatan 2006, terutama PSC 2006 wa bil khusus M. Ismail dan Hapid yang telah meluangkan tempat dan waktunya dengan penuh ikhlas untuk penulis singgah, Mumu Muttaqin atas dorongan moril dan sprituilnya, Defri, Syukron, Alan, Inayah, Marzuko dan vii
Teman-teman yang telah menemani penulis selama menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Teman-teman dan Guru mulia dunia wal akhirat di luar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang turut serta membantu penulis menimba ilmu dan menyelesaikan skripsi penulis ini, Islah, Apis, Rizal, Opik, pimpinan Majelis Rasulullah SAW. Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa, Habib Salim Al-Haddad, KH. Fudhail Salim dan KH. Syafi’I Al-Mustawa.
Penulis Ciputat, Rajab 1431 H 18Juni 2010 M
Muhammad Saman
viii
DAFTAR ISI
halaman Lembar Pengesahan Pembimbing…………………………………………………………ii Lembar Pengesahan Panitia Ujian...……………………………………………………...iii Lembar Pernyataan..……………………………………………………………………...iv Abstrak...…………………………………………………………………………………..v Kata Pengantar……………………………………………………………………………vi Daftar Isi………………………………………………………………………………….ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah……………………………………………………1 B. Pembatasan dan perumusan masalah……………………………………...5 C. Tujuan dan kegunaan penelitian…………………………………………..6 D. Metode penelitian dan teknik penulisan…………………………………..7 E. Studi review terdahulu…………………………………………………….10 F. Sistematika penulisan……………………………………………………..11
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERSAINGAN INDUSTRI DAN ETIKA BISNIS A. Persaingan Industri………………………………………………………..13 1. Pengertian persaingan industri…………………………………….....13 2. Tujuan yang mendorong persaingan industri………………………...16 3. Dampak positif adanya persaingan industri…………………………18 B. Etika Bisnis Dalam Islam………………………………………………...20 1. Pengertian etika bisnis……………………………………………….20 2. Dasar hukum etika bisnis…………………………………………….31 3. Prinsip–prinsip etika bisnis…………………………………………..35
ix
4. Fungsi dan tujuan etika bisnis………………………………………..42
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah dan tujuan berdiri PT. Pancanata Centralindo…………………..45 B. Visi dan misi perindustrian PT. Pancanata Centralindo…………………49 C. Proses produksi…………………………………………………………..50 D. Aspek produksi…………………………………………………………..51 E. Struktur organisasi PT. Pancanata Centralindo………………………….52
BAB IV ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PT. PANCANATA CENTRALINDO TERHADAP ETIKA BISNIS DALAM ISLAM A. Analisis penulis terhadap persaingan industri PT. Pancanata Centralindo dengan etika bisnis dalam Islam…………………………………………56 B. Analisis penulis terhadap daya saing pemasaran dan jaringan kerja industri PT. Pancanata Centralindo
merebut pangsa pasar dalam menghadapi
persaingan diantara industri yang telah ada lebih dahulu perspektif etika bisnis Islam………………………………………………………………60 C. Analisis penulis daya saing harga dan kualitas industri PT. Pancanata Centralindo
mempertahankan
konsumen
menghadapi
masuknya
pendatang baru dalam industri…………………………………………...65
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………………………...69 B. Saran…………………………………………………………………….73
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………74 LAMPIRAN-LAMPIRAN : 1. 2. 3. 4.
Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian………………………………..79 Wawancara dengan Pimpinan PT. Pancanata Centralindo………………80 Wawancara dengan Konsumen PT. Pancanata Centralindo…………….87 Dokumentasi PT. Pancanata Centralindo………………………………..90
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat yang maju, hampir tidak akan kita temukan adanya perindustrian yang hidup tanpa persaingan. Di Indonesia, keinginan dan kesungguhan Negara untuk menciptakan iklim industri yang sehat telah dilakukan dengan membuat suatu produk undang–undang tentang larangan praktek monopoli dan persaingan industri tidak sehat yakni undang–undang no.5 tahun 1999 dikeluarkan pada tanggal 5 maret 1999 namun, baru berlaku efektif satu tahun kemudian. 1 Dengan adanya kenyataan semacam itu, maka dalam perniagaan terjadinya persaingan adalah hal yang wajar. 2 Kegiatan perniagaan dalam pandangan Islam merupakan kelaziman dan tuntutan kehidupan. Disamping itu pula merupakan satu hal yang memiliki dimensi ibadah. Islam adalah cara hidup yang seimbang dan koheren, dirancang untuk kebahagiaan (falah) manusia dengan cara menciptakan keharmonisan antara kebutuhan moral dan kebutuhan material manusia dan aktualisasi keadilan sosioekonomi serta persaudaraan dalam masyarakat manusia. Oleh karena itu Islam juga 1
Gelhorn dan Gunawan, Seri Hukum Bisnis : Merger dalam Perspektif Monopoli (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada 2000), h.7 2
Adi Warsidi, Administrasi (Jakarta : Universitas Terbuka2 Gelhorn dan Gunawan, Seri Hukum Bisnis : Merger dalam Perspektif Monopoli (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada 2000), h.7 , 1999).
1
2
mempunyai konsep filosofis dalam mengatur kehidupan sosial ekonominya yang dituangkan dalam konsep ekonomi Islam. Islam telah mengatur kehidupan seorang muslim dengan ketentuan syariah (hukum Islam) yang bersumber pada Al Quran dan Hadist Rasullullah saw Tujuannya untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan manusia sesuai dengan perintah Allah swt. Tujuan syariah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menjamin kepercayaan, kehidupan, kesejahteraan, kecerdasan dan keturunan. Prinsip syariah juga mengatur kehidupan manusia dalam kehidupan bisnis (muamalah). Dalam ajaran Islam, tujuan sesungguhnya dari wujud manusia sebagai khalifah Allah swt. dipermukaan bumi adalah untuk menjalankan Iradah-Nya. Berbagai sumber daya duniawi merupakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dan alat-alat yang digunakan untuk melaksanakan misi ini. Sumber daya ini tidaklah dimaksudkan sebagai tujuan itu sendiri, tetapi hanya sebagai alat, yaitu esensial. Karena itu hanya ada sedikit nilai dalam memasukkan sebuah rasa fanatik untuk menimbun kekayaan didunia. 3 Selain itu Agama Islam adalah risalah (pesan-pesan) yang diturunkan Tuhan kepada Muhammad saw. sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan dalam menyelenggarakan tata cara kehidupan manusia yaitu mengatur hubungan manusia dengan manusia lainya, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan khaliqnya. 4 3
Muh. Akram Kha, Ajaran Muhhammad saw Tentang Ekonomi : Kumpulan Hadits-Hadist pilihan Tentang Ekonomi (Jakarta : PT. BMI, 1996), h.17 4
Muhammad sholikul Hadi, Pegadaian Syariah (Jakarta : Salemba Diniyah, 2003), h.1
3
Banyak ayat dalam AL-Qur’an yang mendorong perdagangan dan perniagaan, dan Islam menyatakan sikap bahwa tidak boleh ada hambatan bagi perdagangan dan bisnis yang jujur dan halal yang sesuai dengan etika bisnis dalam Islam, agar setiap orang memperoleh penghasilan, menafkahi keluarga, dan memberi sedekah kepada mereka yang kurang beruntung 5 . Sebagaimana Islam mengatur dan mempengaruhi semua bidang kehidupan lainnya, demikian pula ia mengatur etika persaingan industri dan pernigaan yang sesuai dengan Islam. Islam mewajibkan para pengindustri dan pedagang untuk berbuat adil, jujur dan amanah demi terciptanya kebahagiaan manusia (falah) dan kehidupan yang baik yang sangat menekankan aspek persaudaraan, keadilan, sosioekonomi, dan pemenuhan kebutuhan spiritual umat manusia. Rasulullah saw adalah pebisnis yang jujur dan adil dalam membuat perjanjian bisnis. Ia tidak pernah membuat para pelanggan mengeluh. Dia sering menjaga janjinya dan menyerahkan barang–barang yang di pesan dengan tepat waktu. Rasulullah saw pun senantiasa menunjukan rasa tanggung jawab yang besar dan integritas yang tinggi dalam berbisnis. Dengan kata lain, beliau melaksanakan prinsip manajemen bisnis modern yaitu kepuasan pelanggan, pelayanan yang unggul, kemampuan, efisiensi, transparan, persaingan yang sehat dan kompetitif. Persaingan yang positif dan kompetitif yang di lengkapi dengan daya saing yang tinggi seperti daya saing harga, daya saing kualitas, daya saing pemasaran, dan daya saing jaringan
5
Latifa M. Algaoud dan Mervyn, Perbankan Syari’ah (Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2005), h.45
4
kerja menjadi pendorong bagi perindustrian yang sudah lama berdiri maupun yang baru bemunculan untuk menguasai pasar dan menjadi leader market. Salah satunya PT. Pancanata Centralindo yang menjadi objek bahasan dalam penelitian ini. PT. Pancanata Centralindo merupakan industri yang didirikan sekitar tahun 2006 oleh H. Hamidi yang kegiatannya adalah memproduksi pakaian dan celana untuk semua tingkatan baik anak kecil, remaja maupun dewasa. Industri ini berlokasi di jalan Bumi Indah no.20 Jakarta Barat dan produksi di lakukan di jalan petamburan Jakarta Pusat. Namun, Apakah persaingan industri PT. Pancanata Centralindo sesuai dengan etika bisnis dalam Islam ? Bagaimana daya saing pemasaran dan jaringan kerja PT. Pancanata Centralindo merebut pangsa pasar dalam menghadapi persaingan diantara perindustrian yang telah ada ? Bagaimana daya saing harga dan kualitas PT. Pancanata
Centaralindo
mempertahankan
konsumen
menghadapi
masuknya
pendatang baru ? Dengan bertitik tolak pada pemaparan di atas, maka penulis sangat tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai persaingan industri yang terjadi pada PT. Pancanata Centralindo serta bagaimana sudut pandang ekonomi Islam yang dituangkan ke dalam
skripsi
berjudul
“PERSAINGAN
INDUSTRI
PT.
PANCANATA
CENTRALINDO (PERSPEKTIF ETIKA BISNIS DALAM ISLAM)”.
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar skripsi ini fokus pada persoalan yang dimunculkan, maka penulis membatasi kajian persaingan industri PT. Pancanata Centralindo (Perspektif Etika Bisnis dalam Islam) yaitu ; 1. Penelitian difokuskan hanya pada aspek persaingan bisnis PT. Pancanata Centralindo sebagai objek penelitian. 2. Perspektif yang digunakan untuk menganalisis persaingan bisnis PT. Pancanata Centralindo adalah etika bisnis dalam Islam. 3. Persaingan industri difokuskan pada daya saing bisnis PT. Pancanata Centralindo merebut pangsa pasar, dan mempertahankan konsumen. 2. Perumusan Masalah Persaingan antara perusahaan dapat dikatakan sebagai suatu perlombaan dalam mencapai sukses usaha, sehingga para pelaku bisnis akan selalu memacu diri untuk berprestasi dalam rangka memenangkan perlombaan tersebut. Dalam suasana persaingan seringkali ditemui beberapa perusahaan yang menggunakan berbagai cara yang terkadang bersifat tidak sportif karena menyimpang dari etika bisnis. Berdasarkan hal tersebut maka penulis merinci perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah persaingan bisnis PT. Pancanata Centralindo sesuai dengan etika bisnis dalam Islam ?
6
2. Bagaimana daya saing pemasaran dan jaringan kerja bisnis PT. Pancanata Centralindo merebut pangsa pasar dalam menghadapi persaingan diantara perindustrian yang telah ada ? 3. Bagaimana daya saing harga dan kualitas bisnis PT. Pancanata Centralindo mempertahankan konsumen menghadapi masuknya pendatang dalam dunia industri ? C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini, yaitu; 1. Mengetahui cara bersaingan industri PT. Pancanata Centralindo terhadap industri lain ditinjau dari etika bisnis dalam Islam. 2. Mengetahui daya saing pemasaran dan jaringan kerja industri PT. Pancanata Centralindo merebut pangsa pasar terhadap persaingan industri yang telah ada lebih dahulu. 3. Mengetahui daya saing harga dan kualitas industri PT. Pancanata Centralindo mempertahankan konsumen menghadapi masuknya pendatang baru dalam industri. Manfaat dari penelitian ini, yaitu; 1. Masyarakat Akademisi Memberikan informasi mengenai keberadaan ilmu dan sistem ekonomi Islam yang tidak terbatas pada perbankan syari’ah tetapi juga industri dalam menghadapi persaingan yang berlaku dalam masyarakat yang tidak sesuai dengan etika bisnis Islam dan menjadi salah satu sumber referensi untuk
7
masyarakat akademisi apabila ingin mengkaji lebih dalam masalah yang terkait dengan judul tersebut . 2. Fakultas Memberikan sumbangsih hasil pengamatan tentang ekonomi mikro Islam khususnya pada aspek persaingan dalam industri (perspektif etika bisnis Islam) guna memperkaya khazanah pengamatan dan aplikasi persaingan industri dalam ekonomi Islam di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta menambah literatur kepustakaan khususnya mengenai pengamatan dan aplikasi persaingan industri (perspektif etika bisnis dalam Islam) pada PT. Pancanata Centralindo yang berlaku di masyarakat. D. Metode Penelitian Metode penelitian dalam karya tulis ilmiah memiliki arti yang sangat penting. Karena hal itu yang membedakan karya tulis ilmiah dalam hal ini adalah skripsi dengan yang karya tulis yang lain. Penelitian sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking) penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atas jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas hipotesis. 6 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Secara keseluruhan jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan 6
Moh.Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003), cet.ke-5 h.13
8
matematis, statistik dan lain sebagainya, melainkan menggunakan pendekatan ilmiah atau penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari kuantifikasi. Keseluruhan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan normatif yaitu penelitian ekonomi yang berdasarkan norma–norma atau ketentuan–ketentuan yang berlaku dalam penulisan. Dan menggunakan metode penelitian deskriptif analitis, yang bertujuan untuk menguraikan tentang sifat-sifat dari suatu keadaan dan sekedar memaparkan uraian (data dan informasi) yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh di lapangan. 7 Sedangkan arti deskriptif adalah penelitian yang mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya penyingkapan fakta. 8 Terhadap objek yang diteliti dalam hal ini adalah PT. Pancanata Centralindo. Bila terdapat data-data empiris, maka hal itu hanya untuk mempertajam analisa dan menguatkan argumen penelitian. 2. Data Penelitian Data yang penulis gunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer pada skripsi ini merujuk pada penelitian langsung ke objek penelitian. Sedangkan untuk data sekunder adalah literatur yang berhubungan dengan ekonomi Islam secara umum
7
J. Supranto, Teknik Riset Pemasaran dan Ramalan Penjualan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) h.38 8
h.10
Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi ( Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama,1993)
9
atau literatur lain yang dapat memberikan informasi tambahan pada judul yang diangkat dalam skripsi ini,yaitu; buku, majalah, jurnal, artikel dan lain sebagainya. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah wawancara pada pimpinan PT. Pancanata Centralindo, dimana percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu, 9 observasi pada PT. Pancanata Centralindo dan Studi Dokumentasi (studi pustaka), yaitu pengumpulan data dengan cara mengkaji buku-buku ilmiah, literatur, media cetak dan atau semua bahan tertulis lainnya, termasuk karya tulis lainnya yang di akses dari internet dan data observasi pada PT. Pancanata Centralindo. 3. Metode Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan pada skripsi ini adalah analisis kualitatif yaitu suatu teknik analisis data dimana terdahulu dipaparkannya semua data yang diperoleh kemudian menganalisisnya dengan berpedoman pada sumber-sumber dalam bentuk kalimat-kalimat yaitu dengan menggunakan beberapa tahapan. 10 Pedoman penulisan skripsi ini berpedoman pada “Pedoman Penulisan Skripsi tahun 2007” yang diterbitkan oleh fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 9
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2002) h.135 10
ULF Treni Yuliana, “Analisis Sistem Waralaba dilihat dari Transaksi Bisnis Syariah (Studi pada Bank Langgar Cabang Rawamangun) ,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Univesitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h.18
10
E. Review Studi Terdahulu Berdasarkan hasil penelusuran yang saya lakukan bahwa Judul skripsi yang penulis angkat yaitu Persaingan Industri PT. Pancanata Centralindo (Perspektif Etika Bisnis dalam Islam) merupakan review studi terdahulu yang telah dilakukan oleh : 1. Siti Yuliani tahun 2003 dengan judul skripsi “Etika Promosi dalam Perspektif Hukum Islam” dengan menitik beratkan pembahasan pada masalah bagaimana etika promosi dalam tinjauan hukum Islam.
2. Serly Maria tahun 2003 dengan judul skripsi “Etika Usahawan dalam perspektif Ekonomi Islam” dengan menitik beratkan pembahasan pada masalah apa perbedaan antara etika usahawan dalam ekonomi Islam dan ekonomi konvesional serta mengapa etika sangat diperlukan dalam kegiatan usaha (bisnis) para usahawan. 3. Badiatul Luthfiani tahun 2004 dengan judul skripsi “Konsep Etika Bisnis Perdagangan Global dalam Pandangan Syariah” dengan menitik beratkan pembahasan pada masalah apa yang yang dimaksud dengan etika bisnis perdagangan global serta bagaimana seharusnya sikap seorang muslim dalam menjalankan usahanya dan bagaimana sikap pelaku bisnis muslim menghadapi persaingan dalam perdagangan global agar tidak keluar dari kaidah–kaidah syariah. 4. Ahmad Khoirul Ikhwan tahun 2006 dengan judul “Hubungan Tingkat Persaingan Usaha terhadap Etika Bisnis Islam para pedagang muslim dipasar Modern BSD
11
Tangerang dalam mengahapi Persaingan Usaha” lebih menekankan pada bagaimana para pedagang muslim dalam menghadapi persaingan tidak mencakup pedagang non muslim. Dengan tempat dan waktu berbeda maka penulis tertarik untuk mengkaji judul tersebut. F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Yaitu meliputi latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERSAINGAN INDUSTRI DAN ETIKA BISNIS Yaitu membahas tentang persaingan industri meliputi : pengertian persaingan industri, tujuan yang mendorong persaingan industri, pengaruh positif
adanya
persaingan industri. Dan etika bisnis dalam Islam yang meliputi : pengertian etika bisnis, dasar hukum etika bisnis dalam Islam, prinsip-prinsip etika bisnis dalam Islam, fungsi dan tujuan etika bisnis dalam Islam. BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Yaitu membahas tentang sejarah dan tujuan berdiri PT.Tiga Sekawan, visi dan misi PT. Pancanata Centralindo, proses produksi, aspek produksi dan struktur organisasi PT. Pancanata Centralindo. BAB IV ANALISIS
DAYA SAING INDUSTRI PT.TIGA SEKAWAN
TERHADAP ETIKA BISNIS DALAM ISLAM
12
Yaitu membahas tentang Analisis persaingan industri PT. Pancanata Centralindo dengan etika bisnis dalam Islam, Analisis daya saing pemasaran dan jaringan kerja industri PT. Pancanata Centralindo
merebut pangsa pasar dalam menghadapi
persaingan diantara industri yang telah ada lebih dahulu, dan analisis daya saing harga dan kualitas industri PT. Pancanata Centralindo mempertahankan konsumen menghadapi masuknya pendatang baru dalam industri. BAB V PENUTUP Meliputi kesimpulan dan saran
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERSAINGAN INDUSTRI DAN ETIKA BISNIS A. Persaingan Industri 1. Pengertian Persaingan Industri Persaingan berasal dari bahasa Inggris yaitu competition, yang artinya persaingan itu sendiri atau kegiatan bersaing, pertandingan, dan kompetisi, sedangkan dalam kamus manajemen, persaingan adalah usaha-usaha dari dua pihak/lebih perusahaan yang
masing-masing
bergiat
“memperoleh
pesanan”
dengan
menawarkan
harga/syarat yang paling menguntungkan persaingan ini dapat terdiri dari beberapa bentuk pemotongan harga, iklan/promosi, variasi dan kualitas, kemasan, desain, dan segmentasi pasar. 1 Dalam kamus manajemen persaingan usaha atau bisnis terdiri dari : 1. Persaingan sehat (healthy competition) yaitu persaingan antara perusahaanperusahaan atau pelaku bisnis yang diyakini tidak akan menuruti atau melakukan tindakan yang tidak layak dan cenderung mengedepankan etikaetika bisnis. 2. Persaingan gorok leher (cut throat competition) persaingan ini merupakan bentuk persaingan yang tidak sehat atau fair dimana terjadi perebutan pasar diantara beberapa pihak yang melakukan usaha yang mengarah pada praktek 1
B. N. Maribun, Kamus Manajemen, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003), h.276
13
14
menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan lawan bisnis sehingga salah satu tersingkir dari pasar salah satunya dengan menjual barang dibawah harga yang berlaku di pasar. Ada tiga (3) unsur yang perlu dicermati dalam membahas persaingan bisnis dalam Islam : 1. Pihak-pihak yang bersaing Manusia merupakan perilaku dan pusat pengendalian bisnis. Bagi seorang muslim bisnis yang dilakukan adalah dalam rangka memperoleh dan mengembangkan harta yang dimilikinya. Harta yang diperolehnya merupakan rizki yang dikaruniakan Allah swt. Tugas manusia adalah berusaha sebaikbaiknya salah satunya dengan jalan bisnis. Tidak ada anggapan rizki yang diberikannya diambil oleh pesaing karena Allah swt. Telah mengatur hak masing-masing sesuai usahanya. Keyakinan ini dijadikan landasan sikap tawakal setelah manusia berusaha sekuat tenaga. Dalam hal kerja, Islam memerintahkan umatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Dengan landasan ini persaingan tidak lagi diartikan sebagai usaha mematikan pesaing lainnya, tapi dilakukan untuk memberikan sesuatu melalui mutu produk, harga yang bersaing dan pelayanan total. 2. Segi cara bersaing Berbisnis adalah bagian dari muamalah, karenanya bisnis tidak terlepas dari hukum-hukum yang mengatur masalah muamalah. Dalam berbisnis setiap orang akan berhubungan dengan pihak-pihak lain seperti rekan dan
15
pesaing bisnis. Seorang pembisnis harus selalu berupaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi mitra bisnisnya. Namun bukan berarti dapat menghalalkan segala cara, seperti pemberian siap untuk mempermudah proses negoisasi. Akad bisnis yang dijalankan juga harus sesuai dengan akad syariah tanpa manipulasi atau berbuat curang. 3. Objek yang dipersaingkan Bebarapa keunggulan produk yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing adalah sebagai berikut : a. Produk. Produk usaha bisnis yang dipersaingkan baik barang ataupun jasa harus halal. Spesifikasinya harus sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen untuk menghindari penipuan kualitasnya terjamin dan bersaing b. Harga. Bila ingin memenangkan persaingan harga produk harus kompetitif dalam hal ini, tidak diperkenankan membanting harga dengan tujuan menjauhkan pesaing. c. Tempat. Tempat usaha harus baik, sehat, bersih dan nyaman. Dan tempat juga harus dihindarkan terhadap hal-hal yang diharamkan seperti barangbarang yang dianggap sakti untuk menarik pengunjung. d. Pelayanan. Pelayanan harus diberikan dengan ramah, tapi tidak boleh dengan cara yang mendekati maksiat.
16
e. Layanan purna jual merupakan servis yang akan melanggengkan. Akan tetapi, ini diberikan dengan cuma-cuma atau sesuai dengan akad. 2 Persaingan adalah keadaan ketika organisasi berperang atau berlomba untuk mencapai tujuan yang diinginkan seperti konsumen, pangsa pasar, peringkat survei, atau sumberdaya yang dibutuhkan. 3 Perusahaan industri adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan-bahan baku menjadi barang jadi. Perusahaan industri menarik (membeli) barang dari pasar factor produksi, misalnya bahan baku, kemudian mengolahnya dan mengeluarkannya (menjual) ke pasar dengan bentuk yang lain telah menjadi barang yang siap untuk dijual. 4 Jadi, persaingan industri dapat diartikan sebagai suatu kegiatan bersaing/bertanding diantara pengusaha/pembisnis yang satu dengan pengusaha/pembisnis lainnya didalam memenangkan pangsa pasar/share market, dalam upaya melakukan, menawarkan produk barang dan jasa kepada konsumen dengan berbagai strategi pemasaran yang diterapkan. 2. Tujuan yang Mendorong Persaingan Industri Persaingan merupakan kondisi real yang dihadapi setiap orang di masa sekarang. Kompetisi dan persaingan tersebut bisa dihadapi secara positif atau negatif, bergantung kepada sikap dan mental persepsi kita dalam memaknai persaingan
2
Ismail Yusanto, M. Karebet Widjajakusuma, Menggangas Bisnis Islami, (Jakarta : Gema Insani Press,2002) h. 96-97 3
Mudrajad Kuncoro, Strategi bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif ( Jakarta : Erlangga, 2005) h. 86 4
Joel Ropa, dkk, Akuntansi Biaya (Jakarta : PT.Galaxy Puspa Mega, 1995) h.13
17
tersebut. Hampir tiada hal yang tanpa kompetisi/persaingan, kompetisi/persaingan dalam berprestasi, dunia usaha bahkan dalam proses belajar. Beberapa perusahaan besar memasuki industri tertentu dengan maksud mendukung bisnis utamanya. Untuk itu mereka tidak segan–segan mengorbankan rentabilitas dari anak perusahaan. Bila para perusahaan di industri yang bersangkutan memiliki tujuan dan strategi yang sama, tingkat persaingan akan lebih rendah karena masing–masing perusahaan memiliki pandangan yang sama mengenai pesaingnya. Keadaan yang sebaliknya akan menciptakan persaingan yang tinggi. Keragaman pesaing tidak hanya terjadi di antara sesama produsen lokal, tetapi juga dari perusahaan–perusahaan luar negeri (asing) sebagai tempat pelemparan produk mereka yang dihasilkan dari kelebihan kapasitas. Selain itu juga persaingan merupakan semacam upaya untuk menduduki posisi yang lebih baik di industri yang bersangkutan. Bila jumlah pesaing cukup banyak dan seimbang, persaingan akan tinggi sekali karena masing–masing perusahaan memiliki sumber daya yang relatif sama. Bila jumlah pesaing sama tetapi terdapat perbedaan sumber daya, di pasar akan jelas sekali terlihat siapa yang menjadi market leader, dan perusahaan mana yang merupakan pengikut. 5 Dan persaingan dalam dunia bisnis adalah pesaing kekuatan modal. Pelaku bisnis dengan modal besar berusaha memperbesar jangkauan bisnisnya sehingga para
5
Jopie Jusuf, Analisis Kredit untuk Account Officer (Jakarta : PT. Gamedia Pustaka Utama,2008) h.260.
18
pengusaha kecil (pemodal kecil) semakin terseret. 6 Pertumbuhan industri yang lamban akan merupakan ajang perebutan pangsa pasar (market share) untuk perusahan yang mengadakan ekspansi. Dan juga praktek bisnis bertujuan mencapai laba sebesar–besarnya dalam situasi persaingan bebas. 7 Dalam bisnis, sasaran terhadap keuntungan yang wajar adalah sangat penting. Hanya dengan membuat keuntungan yang wajarlah, suatu suasana bisa berkembang dan memperbesar pelayanannya terhadap orang banyak. 8 Keuntungan di atas normal yang diperoleh oleh perusahaan di dalam industri akan menarik pemain–pemain baru untuk masuk ke dalam industri. 3. Dampak Positif Adanya Persaingan Industri Kompetisi merupakan persaingan yang menunjuk kepada kata sifat siap bersaing dalam kondisi nyata dari setiap hal atau aktivitas yang dijalani. Ketika kita bersikap kompetitif, maka berarti kita memiliki sikap siap serta berani bersaing dengan orang lain. Dalam arti yang positif dan optimis, kompetisi bisa diarahkan kepada kesiapan dan kemampuan untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan kita sebagai umat manusia. Kompetisi seperti ini merupakan motivasi diri sekaligus faktor penggali dan pengembang potensi diri dalam menghadapi bentuk-bentuk kompetisi, sehingga kompetisi tidak semata-mata diarahkan untuk mendapatkan kemenangan dan 6
Drs. Muhammad dan R. Lukman Fauroni, Visi al – Qur’an : tentang Etika dan Bisnis (Jakarta : Salemba Diniyah, 2002), h.2. 7
8
Ibid., h.65
As. Mahmoeddin, Etika Bisnis dan Perbankan (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1994) cet. Ke-1, h.17
19
mengalahkan lawan. 9 Dengan memaknai kompetisi seperti itu, kita menganggap kompetitor lain sebagai partner (bukan lawan) yang memotivasi diri untuk meraih prestasi. Inilah bentuk kompetisi yang dilandasi sifat sehat dan tidak mengarah kepada timbulnya permusuhan atau konflik, sehingga tidak bersifat deskruktif dan membahayakan kelangsungan dan keharmonisan kehidupan kita. Tuntutan dunia bisnis dan manajemen yang semakin tinggi dan keras mensyaratkan sikap dan pola kerja yang professional. Persaingan yang semakin ketat juga seakan mengharuskan orang–orang bisnis untuk bersungguh–sungguh menjadi professional bila mereka ingin sukses dalam profesinya. 10 Persaingan dalam dunia bisnis mendorong pembisnis meningkatkan efisiensi dan kualitas produk untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain dan pelanggan merasa puas dengan produk tersebut. Selain itu, persaingan industri memiliki pengaruh positif terhadap pengembangan kreatifitas sumber daya manusia untuk menggunakan sumber daya yang ada secara optimal dan menghasilkan barang–barang yang bernilai tinggi dengan harga yang kompetitif. Persaingan membantu pemerintah menangulanggi kemiskinan akibat krisis moneter yang mendera masyarakat Indonesia sejak tahun 1997 sampai sekarang. Dengan bermunculan industri–industri baru dapat menyerap tenaga kerja
9
Nia Hidayati, “Bagaimana Menghadapi Kompetisi dan Persaingan”, artikel diakses pada tanggal 19April 2010 dari http://persaingan.com/2010/02/28/ Bagaimana Menghadapi Kompetisi dan Persainagan.html. 10
Badiatul Luthfiani, “Konsep Etika Bisnis Perdagangan Global dalam Pandangan Syariah,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Univesitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004), h.14
20
yang cukup banyak sehingga masyarakat memiliki penghasilan untuk memenuhi kehidupan sehari–hari.
B. Etika Bisnis Dalam Islam 1. Pengertian Etika Bisnis dalam Islam Banyak sekali literatur yang menerangkan arti dari etika namun semuanya memiliki pengertian yang sama yaitu perilaku. Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos, yang dalam bentuk tunggal memiliki banyak arti yaitu adat, kebiasaan, akhlak, watak, sikap, cara berpikir. Dan dalam bentuk jamak ta etha artinya adab kebiasaan. 11 Etika dalam bahasa arab al–khuluq. Khuluq dari kata dasar khaluqa–khuluqan, yang berarti, tabiat, budi pekerti, kebiasaan, kesatria, keprawiraan. 12 Kata khuluq ini kemudian lebih dikenal dengan term akhlak, atau al– falsafah al–adabiyah. Menurut Ahmad Amin akhlak adalah ilmu yamg menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat. 13 Marshall Saskhim dan William C. Morris (1987) dalam bukunya Expriencing Management, Addison Wesley Publising Company, USA, menyatakan:
11
K. Bertens, Etika ( Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997) cet. ke-3 h.4
12
Drs. Muhammad dan R. Lukman Fauroni, Visi al – Qur’an : tentang Etika dan Bisnis, h.37
13
Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), diterjemahkan oleh Farid Ma’ruf (Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1995), cet. Ke-8 h.3
21
“Ethnic represents a code of behaviour. Value define what is right and what is wrong behaviour.” Artinya, etika merupakan suatu kode perilaku, yakni nilai perilaku
yang
membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Tentu saja nilai salah dan benar tersebut merujuk kepada moral yang ditentukan oleh agama. 14 Adapun moral yang ditentukan dalam Islam itu bersumber dari Allah swt. Dan dipraktikkan oleh Rasulullah saw. Sebagaimana yang diterangkan dalam kitab Akhlaq Libanin bahwa Rasulullah di utus ke dunia untuk menyempurnakan akhlaq dan dengan akhlaq pula manusia akan memperoleh kebahagian dunia dan akhirat serta dicintai oleh manusia lain dan juga Allah swt. 15 Kita ketahui semakin maju peradaban dan kebudayaan manusia maka akan semakin banyak pula kreasi dan hasil daya cipta manusia dalam berbagai bentuk kreasi dan daya cipta itu dikembangkan untuk membantu memenuhi segala kebutuhan manusia baik lahir maupun batin. Maka diciptakanlah alat–alat pertanian, perindustrian, mesin–mesin dan sebagainya, yang hingga saat ini masih terus disempurnakan. Disisi lain, ada pihak yang menikmati hasil karya cipta barang/benda tersebut, umumnya saat ini mereka disebut konsumen, pengguna atau pemakai.
14
Drs. Suyadi Prawirosentono, Pengantar Bisnis Modern (Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2002) h,
15
Umar ibn Ahmad Baradja, Akhlaq Libanin (Surabaya : C.V. Ahmad Nabhan, 1954) h, 4
2.
22
Selanjutnya terjadilah proses saling memenuhi kebutuhan yang disebut perdagangan, perniagaan, atau bisnis. 16 Kata bisnis dalam Al–Qur’an biasanya yang digunakan al- tijarah, al–ba’i, tadayantum, dan isytara. Tetapi seringkali kata yang digunakan yaitu al–tijarah dan dalam bahasa arab tijaraha, berasal dari kata dasar t-j-r, tajara, tajran wa tijarata, yang bermakna berdagang. Menurut ar–Raghib al–Asfahani dalam al–Mufradat fi gharib al–Qur’an, at–tijarah bermakna pengelolaan harta benda untuk mencari keuntungan. 17 Demikian pula menurut Ibnu Arabi, yang dikutip ar–Raghib, fulanun tajirun bi kadza, berarti seseorang yang mahir dan cakap yang mengetahui arah dan tujuan yang diupayakan dalam usahanya. 18 Dalam Kamus Bahasa Indonesia, bisnis di artikan sebagai usaha dagang, usaha komersial di dunia perdagangan, dan bidang usaha. Skinner (1992), mendefinisikan bisnis sebagai pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat. Adapun dalam pandangan Straub dan Attner (1994), bisnis tak lain adalah suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barangbarang dan jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit. 19 Bisnis dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha individu yang terorganisir untuk
16
Pamoentjak, K.ST dan Ichsan, Achmad, Seluk – Beluk dan Teknik perniagaan, (Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 1981), cet. Ke- 21 h.1 17
Drs. Muhammad dan R. Lukman Fauroni, Visi al – Qur’an : tentang Etika dan Bisnis, h.30.
18
Ibid. h,. 30
19
M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Wijayakusuma, Mengagas Bisnis Islami, h 15.
23
menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. 20 Adapun bisnis Islami dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas), kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram). Islam mengkombinasikan nilai–nilai spiritual dan material dalam kesatuan yang seimbang dengan tujuan menjadikan manusia hidup bahagia di dunia dan di akhirat. 21 Dari uraian di atas, di ini dapatlah kita mendefinisikan etika bisnis Islam sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip–prinsip moralitas dan juga al–qur’an dan hadits yang telah di contohkan oleh Rasulullah saw. Adapun menurut Prof. Dr. Amin Suma SH, MM. yang dimaksud etika bisnis Islam ialah konsep tentang usaha ekonomi khususnya perdagangan dari sudut pandang baik dan buruk serta benar dan salah menurut standar akhlak Islam. 22 Oleh karena itu dalam ekonomi Islam yang berlandasan ketuhanan, maka tujuan akhir penciptaannya adalah ridho Allah swt dengan memegang syariat Islam dalam segala aktivitasnya
20
21
22
Buchari Alma, Penghantar Bisnis (Bandung : Alfabeta, 1998), h.21 Drs. Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam Islam, h.3
Dr. Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam (Jakarta : Kholam Publishing, 2008), cet. Ke-1 h.293
24
begitu pula dalam aktivitas ekonomi yang tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai etika ke Islaman. 23 Oleh karena itu agar mendapatkan suatu cakrawala yang luas dan mendalam akan dipaparkan aksioma-aksioma etika bisnis yang harus melandasi suatu bisnis yang berperspektif al–Qur’an yaitu : 1. Kesatuan Kesatuan di sini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial, menjadi suatu “homogeneous whole” atau keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh. Dari konsepsi ini, maka Islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini pula maka etika dan ekonomi atau etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun horizontal, membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem Islam yang homogen yang tidak mengenal kekusutan dan keterputusan. Islam menempatkan integritas sebagai nilai tertinggi yang memandu seluruh perilakunya. Islam juga menilai perlunya kemampuan, kompetensi dan kualifikasi tertentu untuk melaksanakan suatu kewajiban. Dalam konteks prinsip tauhid yang bertujuan untuk mencari ridho Allah swt. dan cara-caranya yang tidak bertentangan
23
Ke-1 h.31
Yusuf qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam (Jakarta : Gema Insani Press, 1997) cet.
25
dengan syari’at Islam. 24 Akan logis kiranya jika manusia berperilaku baik dengan mematuhi segala ketentuan-Nya, hal itu harus ditunjukkan manusia sebagai khalifah dibumi ini. Dan hal itu pulalah yang harus tercermin dalam sifat-sifat terpuji Allah swt. yang terkandung dalam Asmaul Husna seperti sifat, ihsan, bijak, rahman, adil dan lainnya yang patut ditiru oleh manusia dalam mengelola bisnisnya, dalam pandangan seorang muslim sifat-sifat Allah swt. itu adalah standar etika dalam berperilaku. 25 2. Kesetimbangan ( Keadilan) Kesetimbangan atau keadilan menggambarkan dimensi horizontal ajaran Islam yang berhubungan dengan keseluruhan harmonis pada alam semesta. Hukum dan tatanan yang kita lihat pada alam semesta mencerminkan kesetimbangan yang harmonis. Tatanan ini pula yang dikenal dengan sunatullah. Definisi adil menurut Islam adalah “tidak menzhalimi dan tidak dizhalimi” atau dengan kata lain bahwasannya setiap orang mendapatkan haknya dan tidak mengambil bagian orang lain. 26 Adapun konsep keadilan dalam bisnis adalah mengharuskan setiap orang mendapatkan haknya dan tidak mengambil hak atau bagian orang lain. 27 Perilaku
24
Yusuf Qardhawi, Peran Nialai dan Moral dalam Perekonomian Islam, ( Jakarta : Rabbani Press,2001), h.25 25
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Islam, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2003), cet.ke-2, h. 22
26
Muh. Syafi’I Antonio, Bank Syariah Teori dan Praktek (Jakarta : Gema Insani Press. 2001) cet. Ke-1 h.15 27
2003) h.59
M. Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian Umat di Dunia Bisnis, (Bandung : Angkasa,
26
kesetimbangan dan keadilan dalam bisnis secara tegas dijelaskan dalam konteks perbendaharaan bisnis (klasik) agar pengusaha muslim menyempurnakan takaran bila menakar dan menimbang dengan neraca yang benar, karena hal itu merupakan perilaku yang terbaik dan membawa akibat yang terbaik pula. Pelaku bisnis harus berbuat adil, dilarang berlaku zhalim atau perbuatan merugikan orang lain seperti : mengurangi timbangan, takaran dan ukuran. Sebagimana firman Allah swt. dalam surat al-Anam ayat 152 yang berbunyi sebagai berikut :
ﺷﺪﱠ ُﻩ َوَأوْﻓُﻮا ُ ﺣﺘﱠﻰ َﻳﺒُْﻠ َﻎ َأ َ ﻦ ُﺴ َ ْﻲ َأﺣ َ َوﻟَﺎ َﺗﻘْ َﺮﺑُﻮا ﻣَﺎ َل اﻟْ َﻴﺘِﻴ ِﻢ ِإﻟﱠﺎ ﺑِﺎﱠﻟﺘِﻲ ِه ﺳ َﻌﻬَﺎ َوِإذَا ُﻗﻠْ ُﺘﻢْ ﻓَﺎﻋْ ِﺪﻟُﻮا ْ ﻒ َﻧﻔْﺴًﺎ ِإﻟﱠﺎ ُو ُ ﻂ ﻟَﺎ ُﻧ َﻜﻠﱢ ِ ْن ﺑِﺎﻟْ ِﻘﺴ َ اﻟْ َﻜﻴْ َﻞ وَاﻟْﻤِﻴﺰَا ن َ ن ذَا ُﻗﺮْﺑَﻰ َو ِﺑ َﻌﻬْ ِﺪ اﻟﱠﻠ ِﻪ َأوْ ُﻓﻮا َذ ِﻟ ُﻜﻢْ َوﺻﱠﺎ ُآﻢْ ِﺑ ِﻪ َﻟ َﻌﱠﻠ ُﻜﻢْ َﺗ َﺬ ﱠآﺮُو َ َو َﻟﻮْ آَﺎ Artinya : Dan jaganlah kamu hampiri harta anak yatim, kecuali dengan jalan yang terbaik, hingga ia sampai dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan keadilan. Tiadalah kami berati diri, melaikan sekedar tenaganya, dan apabila kamu berkata hendaklah berlaku adil, walaupun terhadap karib-karibmu sendiri, dan tepatilah janji Allah. Demikianlah Allah berwasiat kepadamu, mudah-mudahan kamu mendapat peringatan. (Q.S. al-Anam : 152)
Berbuat curang dalam berbisnis sangat dibenci Allah swt. Bahkan curang dalam berbisnis justru pertanda kehancuran terhadap bisnis itu sendiri. Islam mengarahkan dan mengajarkan manusia untuk hidup secara seimbang/adil. Baik terhadap diri sendiri/individu, maupun dengan sesama (sosial). Dalam ayat Al–Qur’an, Allah swt. memerintahkan manusia untuk berbuat adil.28 Sesuai dengan firman Allah swt. dalam surat al-Maidah ayat 8 yang berbunyi sebagai berikut :
28
hal.18
Adiwarman A. Kariem, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2007),
27
ْﻂ َوﻟَﺎ َﻳﺠْ ِﺮ َﻣ ﱠﻨ ُﻜﻢ ِ ْﺷ َﻬﺪَا َء ﺑِﺎﻟْ ِﻘﺴ ُ ﻦ َﺁ َﻣﻨُﻮا آُﻮﻧُﻮا ﻗَﻮﱠاﻣِﻴﻦَ ِﻟﱠﻠ ِﻪ َ ﻳَﺎ َأ ﱡﻳﻬَﺎ اﱠﻟﺬِﻳ ن ب ﻟِﻠ ﱠﺘﻘْﻮَى وَا ﱠﺗﻘُﻮا اﻟﱠﻠ َﻪ ِإ ﱠ ُ ﻋ ِﺪﻟُﻮا ُه َﻮ َأﻗْ َﺮ ْ ن َﻗﻮْ ٍم ﻋَﻠَﻰ َأﻟﱠﺎ َﺗﻌْ ِﺪﻟُﻮا ا ُ ﺷ َﻨ َﺂ َ ن َ اﻟﱠﻠ َﻪ ﺧَﺒِﻴﺮٌ ﺑِﻤَﺎ َﺗﻌْ َﻤﻠُﻮ Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat dngan taqwa dan takutlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Maidah : 8)
Al-Qur’an telah memerintahkan penganutnya untuk mengambil keputusan dengan berpegang pada kesamaan derajat, keutuhan, dan keterbukaan. Maka, keadilan adalah ideal untuk diterapkan dalam hubungan dengan sesama. 29 Relevansinya terhadap pemanfaatan sumber daya, maka seyogianya diarahkan untuk kesejahteraan manusia supaya ikut merasakan manfaatnya secara adil. 3. Kehendak Bebas Kehendak bebas merupakan kontribusi Islam yang paling orisinal dalam filsafat sosial tentang konsep manusia “ bebas”. Hanya Tuhan yang bebas, namun dalam batas–batas skema penciptaan-Nya manusia juga secara relatif mempunyai kebebasan. Manusia sebagai khalifah di muka bumi sampai batas–batas tertentu mempunyai kehendak bebas untuk mengarahkan kehidupannya kepada tujuan pencapaian kesucian diri. Manusia dianugerahi kehendak bebas untuk membimbing kehidupannya sebagai khalifah. Berdasarkan kehendak bebas ini, dalam bisnis. manusia mempunyai kebebasan untuk membuat suatu perjanjia termasuk menepati
29
Muhammad, Manajemen Dana Bank syari’ah, (Yogyakarta : EKONISIA, 2005), h.15
28
atau mengingkarinya. Seorang muslim yang percaya pada kehendak Allah swt, akan memuliakan semua janji yang dibuatnya. Segaimana firman Allah swt. dalam surat al-Maidah ayat 1 yang berbunyi :
ﺣﱠﻠﺖْ َﻟ ُﻜﻢْ َﺑﻬِﻴ َﻤ ُﺔ اﻟْ َﺄﻧْﻌَﺎ ِم ِإﻟﱠﺎ ﻣَﺎ ِ ﻦ َﺁ َﻣﻨُﻮا َأوْﻓُﻮا ﺑِﺎﻟْ ُﻌﻘُﻮ ِد ُأ َ ﻳَﺎ َأ ﱡﻳﻬَﺎ اﱠﻟﺬِﻳ ن اﻟﱠﻠ َﻪ َﻳﺤْ ُﻜ ُﻢ ﻣَﺎ ُﻳﺮِﻳ ُﺪ ﺣ ُﺮمٌ ِإ ﱠ ُ ْﺼﻴْ ِﺪ َوَأﻧْ ُﺘﻢ ﺤﻠﱢﻲ اﻟ ﱠ ِ ﻏﻴْ َﺮ ُﻣ َ ْﻋ َﻠﻴْ ُﻜﻢ َ ُﻳﺘْﻠَﻰ Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, tepatilah segala janjimu. Telah dihalalkan bagimu (memakan) hewan ternak (unta, sapi, kerbau, dan kambing), kecuali barang yang dibacakan kepadamu, tiada dihalalkan memburu binatang, sedang kamu tengah ihram (mengerjakan haji). Sesungguhnya Allah menetapkan apa-apa yang dikehendakinya. (Q.S. al-Maidah : 1)
Ia merupakan bagian kolektif dari masyarakat dan mengakui bahwa Allah meliputi kehidupan individual dan sosial. Islam sangat memberikan keleluasaan terhadap manusia untuk menggunakan segala potensi dan sumber daya yang dimiliki. Demikian juga kemerdekaan manusia, karena Islam sangat memberikan kelonggaran dalam berkreasi, melakukan transaksi atau melaksanakan kegiatan bisnis/investasi. Kebebasan individu dalam melaksakan semua kegiatannya adalah hal yang mutlak selama itu tidak melanggar aturan dalam Islam. Bagi para pelaku bisnis, kebebasan dalam menciptakan mekanisme pasar memang diharuskan dalam Islam dengan syarat sebagai berikut : 30 a. Tidak ada distorsi yaitu proses penzaliman. b. Tidak ada MAGHRIB (maysir, gharar, dan riba). 4. Pertanggungjawaban 30
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam (Jakarta : IIT Indonesia) h.23
29
Dalam dunia bisnis, pertanggungjawaban dilakukan kepada dua sisi yakni sisi vertikal (kepada Allah swt). Seorang Muslim harus meyakini bahwa Allah selalu mengamati semua perilakunya dan dia akan mempertanggungjawabkan semua tingkah lakunya kepada Allah nanti di hari akhirat baik tingkah laku yang kecil ataupun yang besar. 31 Sisi horizontal kepada masyarakat luas/para konsumen dan sebagainya.
Tanggungjawab dalam bisnis harus ditampilkan secara transparan
(keterbukaan), kejujuran, pelayanan yang optimal dan berbuat yang terbaik dalam segala urusan. Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. Tanggung jawab merupakan suatu prinsip dinamis yang berhubungan dengan perilaku manusia. Bahkan merupakan kekuatan dinamis individu untuk mempertahankan kualitas kesetimbangan dalam masyarakat. Tanggungjawab bisnis ditampilkan dalam transparansi, egaliter (seseorang yang percaya bahwa semua orang sederajat), kejujuran, pelayanan yang optimal dan berbuat terbaik dalam segala usaha.
32
Dalam bidang ekonomi dan bisnis, aksioma ini
dijabarkan menjadi suatu pola perilaku tertentu. Karena manusia telah menyerahkan suatu tanggung jawab yang tegas untuk memperbaik kualitas lingkungan ekonomi dan sosial, maka perilaku konsumsi seseorang tidak sepenuhnya bergantung kepada 31
Sofyan Syafri Harahap, Auditing Dalam perspektif Islam, (Jakarta : Pustaka Quantum, 2008), h. 25 32
Didin Hafidhudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktek (Jakarta : Gema Insani Press, 2003) h.75
30
penghasilannya sendiri ia juga harus menyadari tingkat penghasilan dan konsumsi berbagai anggota masyarakat yang lain. Konsepsi tamggung jawab dalam Islam mempunyai sifat berlapis ganda dan terfokus baik pada tingkat mikro (individual) maupun tingkat makro (organisasi dan sosial), yang kedua–duanya harus dilakukan secara bersama. 5. Kebenaran: Kebajikan dan Kejujuran Kebenaran adalah nilai yang dianjurkan dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku yang benar, yang meliputi, proses akad (transaksi), proses mencari atau memperoleh komoditas, proses pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan margin keuntungan (laba). Kebajikan adalah sikap ihsan, beneviolence yang merupakan tindakan yang memberi keuntungan bagi orang lain. Dalam pandangan Islam sikap ini sangat dianjurkan. Kejujuran adalah sikap jujur dalam semua proses bisnis yang dilakukan tanpa adanya penipuan sedikitpun. Sikap ini dalam khazanah Islam dapat dimaknai dengan amanah. Dari sikap kebenaran, kebajikan (sukarela) dan kejujuran demikian maka suatu bisnis secara otomatis akan melahirkan persaudaraan. Persaudaraan, kemitraan antara pihak yang berkepentingan dalam bisnis yang saling menguntungkan, tanpa adanya kerugian dan penyesalan sedikitpun. Bukan melahirkan situasi dan kondisi permusuhan dan perselisihan yang diwarnai dengan kecurangan. Dengan demikian kebenaran, kebajikan, dan kejujuran dalam semua proses bisnis akan dilakukan pula secara transparan dan tidak ada rekayasa. Al–qur’an menegaskan agar dalam bisnis
31
tidak dilakukan dengan cara–cara yang mengandung kebatilan, kerusakan, dan kezaliman, sebaliknya harus dilakukan dengan kesadaran dan sukarela. Sebagaimana firman Allah swt. dalam surat an-Nisa ayat 29 yang berbunyi :
َﻃ ِﻞ ِإﻟﱠﺎ َأنْ ﺗَﻜُﻮن ِ ﻦ َﺁ َﻣﻨُﻮا ﻟَﺎ َﺗﺄْ ُآﻠُﻮا َأﻣْﻮَا َﻟ ُﻜﻢْ َﺑﻴْ َﻨ ُﻜﻢْ ﺑِﺎﻟْﺒَﺎ َ ﻳَﺎ َأ ﱡﻳﻬَﺎ اﱠﻟﺬِﻳ ن ِﺑ ُﻜﻢْ َرﺣِﻴﻤًﺎ َ ن اﻟﱠﻠ َﻪ آَﺎ ﺴ ُﻜﻢْ ِإ ﱠ َ ض ِﻣﻨْ ُﻜﻢْ َوﻟَﺎ َﺗﻘْ ُﺘﻠُﻮا َأﻧْ ُﻔ ٍ ﻋﻦْ َﺗﺮَا َ ِﺗﺠَﺎ َر ًة Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Janganlah kamu bunuh dirimu (saudaramu). Sesungguhnya Allah penyayang kepadamu.” (Q.S. an-Nisa : 29) 2. Dasar Hukum Etika Bisnis dalam Islam Setiap manusia memerlukan harta untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya karena manusia akan selalu berusaha untuk memperoleh harta kekayaan tersebut salah satunya dengan bekerja, dan bagian bekerja adalah dengan berbisnis. Dalam mencari rizki dengan bekerja, Islam sangat memperhatikan aspek kehalalan dan kebaikan (halalan thoyyibah) baik dari sisi perolehanya maupun dari sisi pembelanjaannya. Sehingga bisnis yang Islami dapat diartikan sebagai serangkaian aktifitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya (barang dan jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram). 33 Etika dalam bisnis Islam mengacu pada dua sumber utama, yaitu AL-Qur’an dan sunnah Nabi. Dua sumber ini merupakan sumber dari segala sumber yang ada. Yang 33
M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Wijayakusuma, Mengapai Bisnis Islam, (Jakarta : Gema Insani Press,2002), h.18
32
membimbing
dan
mengarahkan
semua
perilaku
individu/kelompok
dalam
menjalankan ibadah, perbuatan atau aktifitas umat Islam. Maka etika bisnis dalam Islam menyangkut norma dan tuntutan/ajaran yang menyangkut sistem kehidupan individu dan atau institusi masyarakat dalam menjalankan kegitan usaha atau bisnis, dimana selalu mengikuti aturan yang ditetapkan dalam Islam sebagaiman yang tertera pada dua sumber tersebut. Islam, atau syariat, yang bersumber dari Al–Qur’an dan teladan Nabi Muhammad saw, mengatur semua aspek kehidupan, etika, dan sosial dan meliputi perkara– perkara pidana maupun perdata. Syariat bersifat komprehensif, mencakup seluruh aktivitas manusia, menentukan hubungan manusia dengan Tuhan dan dengan sesama manusia. 34 Dan aktifitas bisnis menurut Islam harus dipandang sebagai suatu karya atau kerja manusia dalam menjalankan kegiatan “produksi.” Dan Islam telah secara jelas menganjurkan umatnya untuk berusaha mencari rizki dimuka bumi ini sebagai bekal hidupnya didunia dalam rangka menopang ibadahnya kepada Allah swt. Segala sumber daya alam yang tersedia didunia terdiri atas tanah yang subur dengan segala kandungan yang ada didalamnya seperti : air, barang tambang, mineral, batu bara, gas bumi dan sebagainya semata-mata Allah swt ciptakan supaya manusia mengelola dan memanfatkannya demi mencapai kesejahteraan lahir batin. Hal ini sejalan dengan firman Allah yang berbunyi :
34
Latifa M. al-Gaoud dan Mervyn K. Lewis, Perbankan Syariah (Jakarta : PT.Serambi Ilmu semesta, 2001) h.36
33
Artinya: Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (Q.S : Al –Mulk : 15) Surat al-Anam ayat 152 yang berbunyi sebagai berikut :
ﺷﺪﱠ ُﻩ َوَأوْﻓُﻮا ُ ﺣﺘﱠﻰ َﻳﺒُْﻠ َﻎ َأ َ ﻦ ُﺴ َ ْﻲ َأﺣ َ َوﻟَﺎ َﺗﻘْ َﺮﺑُﻮا ﻣَﺎ َل اﻟْ َﻴﺘِﻴ ِﻢ ِإﻟﱠﺎ ﺑِﺎﱠﻟﺘِﻲ ِه ﺳ َﻌﻬَﺎ َوِإذَا ُﻗﻠْ ُﺘﻢْ ﻓَﺎﻋْ ِﺪﻟُﻮا ْ ﻒ َﻧﻔْﺴًﺎ ِإﻟﱠﺎ ُو ُ ﻂ ﻟَﺎ ُﻧ َﻜﻠﱢ ِ ْن ﺑِﺎﻟْ ِﻘﺴ َ اﻟْ َﻜﻴْ َﻞ وَاﻟْﻤِﻴﺰَا ن َ ن ذَا ُﻗﺮْﺑَﻰ َو ِﺑ َﻌﻬْ ِﺪ اﻟﱠﻠ ِﻪ َأوْ ُﻓﻮا َذ ِﻟ ُﻜﻢْ َوﺻﱠﺎ ُآﻢْ ِﺑ ِﻪ َﻟ َﻌﱠﻠ ُﻜﻢْ َﺗ َﺬ ﱠآﺮُو َ َو َﻟﻮْ آَﺎ Artinya : Dan jaganlah kamu hampiri harta anak yatim, kecuali dengan jalan yang terbaik, hingga ia sampai dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan keadilan. Tiadalah kami berati diri, melaikan sekedar tenaganya, dan apabila kamu berkata hendaklah berlaku adil, walaupun terhadap karib-karibmu sendiri, dan tepatilah janji Allah. Demikianlah Allah berwasiat kepadamu, mudah-mudahan kamu mendapat peringatan. (Q.S. al-Anam : 152) Surat al-Maidah ayat 8 yang berbunyi sebagai berikut :
ْﻂ َوﻟَﺎ َﻳﺠْ ِﺮ َﻣ ﱠﻨ ُﻜﻢ ِ ْﺷ َﻬﺪَا َء ﺑِﺎﻟْ ِﻘﺴ ُ ﻦ َﺁ َﻣﻨُﻮا آُﻮﻧُﻮا ﻗَﻮﱠاﻣِﻴﻦَ ِﻟﱠﻠ ِﻪ َ ﻳَﺎ َأ ﱡﻳﻬَﺎ اﱠﻟﺬِﻳ ن ب ﻟِﻠ ﱠﺘﻘْﻮَى وَا ﱠﺗﻘُﻮا اﻟﱠﻠ َﻪ ِإ ﱠ ُ ﻋ ِﺪﻟُﻮا ُه َﻮ َأﻗْ َﺮ ْ ن َﻗﻮْ ٍم ﻋَﻠَﻰ َأﻟﱠﺎ َﺗﻌْ ِﺪﻟُﻮا ا ُ ﺷ َﻨ َﺂ َ ن َ اﻟﱠﻠ َﻪ ﺧَﺒِﻴﺮٌ ﺑِﻤَﺎ َﺗﻌْ َﻤﻠُﻮ Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat dengan taqwa dan takutlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Maidah : 8) Surat al-Maidah ayat 1 yang berbunyi :
ﺣﱠﻠﺖْ َﻟ ُﻜﻢْ َﺑﻬِﻴ َﻤ ُﺔ اﻟْ َﺄﻧْﻌَﺎ ِم ِإﻟﱠﺎ ﻣَﺎ ِ ﻦ َﺁ َﻣﻨُﻮا َأوْﻓُﻮا ﺑِﺎﻟْ ُﻌﻘُﻮ ِد ُأ َ ﻳَﺎ َأ ﱡﻳﻬَﺎ اﱠﻟﺬِﻳ ن اﻟﱠﻠ َﻪ َﻳﺤْ ُﻜ ُﻢ ﻣَﺎ ُﻳﺮِﻳ ُﺪ ﺣ ُﺮمٌ ِإ ﱠ ُ ْﺼﻴْ ِﺪ َوَأﻧْ ُﺘﻢ ﺤﻠﱢﻲ اﻟ ﱠ ِ ﻏﻴْ َﺮ ُﻣ َ ْﻋ َﻠﻴْ ُﻜﻢ َ ُﻳﺘْﻠَﻰ Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, tepatilah segala janjimu. Telah dihalalkan bagimu (memakan) hewan ternak (unta, sapi, kerbau, dan kambing), kecuali barang yang dibacakan kepadamu, tiada dihalalkan memburu binatang, sedang kamu tengah ihram (mengerjakan haji). Sesungguhnya Allah menetapkan apa-apa yang dikehendakinya. (Q.S. al-Maidah : 1)
34
Surat al-Maidah ayat 48 yang berbunyi :
☺ ☺ ☺ ⌧
☺ ⌧
☯
☺ ☺ Artinya : “Kami telah menurunkan kitab kepada engkau (Muhammad) dengan (membawa) kebenaran yang membenarkan kitab yang dihadapkannya serta mengawasinya, sebab itu hukumlah antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau turut hawa nafsu mereka, (dan berpaling) dari kebenaran yang telah datang kepada engkau. Kami adakan untuk tiap-tiap umat diantara kamu satu syariat (peraturan) dan satu jalan. Kalau Allah menghendaki, niscaya ia jadikan kamu umat yang satu, tetapi ia hendak mencobai kamu tentang apa yang diberikannya kepadamu, sebab itu berlomba-lombalah kamu (memperbuat) kebaikan. Kepada Allah tempat kembalimu sekalian, lalu Allah mengabarkan kepadamu, tentang apaapa yang telah kamu perselisihkan.” (Q.S. al-Maidah : 48) Surat an-Nisa ayat 29 yang berbunyi :
َﻃ ِﻞ ِإﻟﱠﺎ َأنْ ﺗَﻜُﻮن ِ ﻦ َﺁ َﻣﻨُﻮا ﻟَﺎ َﺗﺄْ ُآﻠُﻮا َأﻣْﻮَا َﻟ ُﻜﻢْ َﺑﻴْ َﻨ ُﻜﻢْ ﺑِﺎﻟْﺒَﺎ َ ﻳَﺎ َأ ﱡﻳﻬَﺎ اﱠﻟﺬِﻳ ن ِﺑ ُﻜﻢْ َرﺣِﻴﻤًﺎ َ ن اﻟﱠﻠ َﻪ آَﺎ ﺴ ُﻜﻢْ ِإ ﱠ َ ض ِﻣﻨْ ُﻜﻢْ َوﻟَﺎ َﺗﻘْ ُﺘﻠُﻮا َأﻧْ ُﻔ ٍ ﻋﻦْ َﺗﺮَا َ ِﺗﺠَﺎ َر ًة Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Janganlah kamu bunuh dirimu (saudaramu). Sesungguhnya Allah penyayang kepadamu.” (Q.S. an-Nisa : 29)
35
Dalam berbisnis, Islam memberikan pedoman berupa norma-norma/etika untuk menjalankan bisnis agar para pelaku bisnis benar-benar konsisten dan memiliki rasa responsibility yang tinggi. Maka dengan adanya norma-norma/etika spiritual yang tinggi iman dan akhlaq yang mulia tersebut, merupakan “kekayaan” yang tidak akan habis dan sebagai “pusaka” yang tidak akan pernah sirna.35 3. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis dalam Islam Harus diakui, Nabi Muhammad saw. telah menerapkan bisnis modern dalam menjalankan bisnisnya. Jauh sebelum para pakar ekonomi dan manajemen Barat mengangkat prinsip manajemen sebagai satu disiplin ilmu khusus, Nabi Muhammad saw. adalah pembisnis yang memiliki gelar al-amin justru sudah lebih dulu mengimplementasikan nilai–nilai manejemen dalam kehidupan dan praktek bisnisnya. Rasulullah saw telah dengan sangat baik mengelola proses transaksi, dan hubungan bisnis dengan seluruh elemen bisnis serta pihak–pihak yang terlihat didalamnya. Dasar–dasar etika dan manajemen bisnis itu, lalu mendapat legitimasi keagamaan setelah nabi Muhammad saw diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Prinsipprinsip etika bisnis yang diwariskan semakin mendapat pembenaran akademis di penghujung abad ke- 20 atau awal abad ke- 21. Prinsip bisnis modern, seperti costumer satisfaction (tujuan pelanggan dan kepuasan konsumen), service excellence (pelayanan yang unggul), kompetensi, efisiesi, transparansi, persaingan yang sehat
35
1997)
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika dalam Ekonomi Islam, (Jakarta : Gema Insani Press,
36
dan kompetitif. Semuanya itu telah menjadi gambaran pribadi, etika bisnis Muhammad saw ketika Beliau masih muda. 36 Dengan merujuk pada ayat al–Qur’an dan al-Hadits serta contoh nyata dari teladan Rasulullah saw., sebagai landasan operasional, dapat kita ketahui prinsipprinsip dan rambu-rambu etika bisnis yang harus diimplementasikan serta diamalkan oleh kita semua dalam kehidupan sehari–hari. Terutama bagi para pelaku bisnis yang menjadi lahan penghidupan. yaitu: a. Prinsip Otonom Hak otonom ini adalah hak kebebasan untuk mencapai keinginan. 37 Seorang pebisnis haruslah mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggap baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil dengan segala risiko ataupun akibat yang timbul bagi dirinya, perusahaannya dan juga bagi orang lain. Pebisnis yang otonom adalah pebisnis yang sadar akan kewajibannya dalam dunia bisnis untuk dapat bertindak otonom diperlukan adanya kebebasan untuk mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan keputusan tersebut. Keputusan yang diambil jika tidak dilanjutkan dengan implementasinya akan menjadi bumerang tersendiri
36
M. Nadratuzzaman Hosen, dkk, Khutbah Jum’at Ekonomi Syari’ah, ( Jakarta : PKES, 2008), h.10 37
78
Heru Satyanugraha, Etika bisnis prinsip dan aplikasi, (Jakarta : LPFE, 2003) cet. Ke-1 h.
37
bagi keberlangsungan bisnisnya. Dalam hal ini adalah kepercayaan relasi maupun konsumen akan berkurang. 38 b. Prinsip Kejujuran Kejujuran merupakan syarat yang fundamental dalam kegiatan bisnis. Rasulullah saw sangat menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis. Banyak ayat Al–Qur’an memerintahkan kita dengan tegas untuk berbuat jujur dalam segala hal, termasuk juga dalam berbisnis. Sebagian dari bentuk kejujuran adalah seorang pengusaha senantiasa terbuka dan transparan dalam jual–belinya. Tidak hanya menampakkan yang baik seraya menyembuyikan cacat atau bagian yang buruk dari barang–barang yan diperdagangkan. 39 Dapat dimengerti betapa besar pahala yang dijanjikan oleh Allah swt. Untuk para pengusaha yang jujur karena memang hanya dengan jujurnya para pengusaha dunia usaha akan maju dan berkembang dengan baik.
40
Memang memiliki sifat jujur sangat
sulit dan berat. Terlebih lagi di masa kini, ketika kehidupan materialistis relatif lebih mendominasi.sehingga dalam dunia bisnis pada umumnya mumgkin sulit untuk mendapatkan kejujuran yang sebenarnya. c. Prinsip saling menguntungkan
38
Ibid, h.78-79
39
M. Nadratuzzaman Hosen, dkk, Khutbah Jum’at Ekonomi Syari’ah, h.29
40
M. Syafi’I Antonio, Muhammad saw dan Etika bisnis. KIPSEI,1, (Novenber, 2001), h.10
38
Prinsip ini berhubungan dengan dunia persaingan bisnis yang harus menghasilkan suatu win win situation. 41 Prinsip ini menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Prinsip ini sangatlah mengakomodasikan hakikat dan tujuan bisnis. Pengusaha sebagai pebisnis ingin mendapatkan laba dan pembeli sebagai konsumen juga ingin mendapatkan barang ataupun jasa yang memuaskan dan menguntungkan dalam bentuk harga dan kualitas produk. Disisi lain bisnis haruslah dilakukan dan dijalankan sedemikian rupa agar masing-masing pihak yang melakukan transaksi sama-sama meraih keuntungan. d. Prinsip integrasi moral Pembisnis haruslah selalu menjaga nama baik perusahaannya dalam setiap melakukan hubungan bisnis. Ada sebuah imperative (kepentingan) moral yang berlaku bagi sendirinya untuk berbisnis sedemikian rupa agar dipercaya tetap paling unggul dan tetap yang terbaik dalam kualitas dan kuantitas. e. Amanah dan Memenuhi Janji Allah swt. dan Rasul-nya memerintahkan kepada setiap muslim untuk menunaikan amanah. Allah swt. Memerintahkan agar selalu menunaikan amanah dalam segala bentuknya, baik amanat perorangan maupun amanat perusahaan, amanat rakyat dan umat, seperti yang dipikul oleh seorang pemimpin Islam. Seorang manajer perusahaan adalah pemegang amanat dari pemegang sahamnya, yang wajib mengelola perusahaan dengan baik, sehingga menguntungkan pemegang saham dan
41
A. Sonny Keraf, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, (Yogyakarta : Kanisius, 1998) edisi baru h.79
39
memuaskan konsumennya. Sebaliknya orang-orang yang menyalahgunakan amanat (berkhianat) adalah berdosa di sisi Allah swt. Dan dapat dihukum didunia dan akhirat. Ajaran Islam mengharuskan seorang pembisnis muslim mempunyai hati yang tanggap, dengan menjaga dan memenuhi hak–hak Allah swt serta manusia, dan menjaga muamalahnya dari unsur yang melampaui batas atau khianat. Seorang pembisnis muslim adalah sosok yang dapat dipercaya, sehingga ia tidak menzholimi kepercayaan yang diberikan kepadanya. Sifat ini juga merupakan syarat untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Memiliki sifat amanah dan menepati janji merupakan ciri sekaligus juga bukti dari keimanan yang dimiliki, dan dengan demikian, insyaAllah akan mengeluarkan orang dari kemunafikan. 42 f. Harus Halal dan Saling Ridho Tidak diragukan lagi, ajaran Islam yang suci mengharuskan umatnya untuk berperilaku halal, dan meninggalkan yang haram dalam seluruh aspek kehidupan, mulai dari cara memperoleh rizki, mengkonsumsi dan memanfaatkannya. Dengan demikian, barang atau produk atau jasa yang diperdagangkan juga haruslah yang halal, jangan yang haram. Memperdagangkan atau melakukan transaksi yang haram, misalnya babi, khamar, dan lain–lain. Kegiatan bisnis dan perdagangan harus dijalankan atas dasar suka sama suka, saling meridhoi. Tidak boleh dengan paksaan, tipu daya, kezaliman, menguntungkan satu pihak dengan merugikan pihak
42
M. Nadratuzzaman Hosen, dkk, Ekonomi Syariah, (Jakarta : PKES, 2008), h..30
40
yang lain. 43 Untuk itu dalam Islam berbisnis atau jual beli mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi sehingga bisnis atau jual beli itu dapat dikatakan sah. Menurut jumhur ulama rukun jual beli ada empat : 1. penjual (ba’i) 2. pembeli (mustari) 3. ucapan (shighoh) dan 4. barang (ma’kut alaih) 44 Namun, terlepas dari perbedaan itu yang terpenting bahwa Islam sangat besar perhatianya terhadap transaksi bisnis untuk menimbulkan saling ridho dan tidak ada yang terzhalimi. Dengan adanya saling meridhoi maka akan timbul keberkahan dari hasil bisnis tersebut. g. Tidak Monopoli dan Tidak Menimbun (ihtikar) Termasuk dalam perbuatan yang tidak adil, lebih mementingkan keuntungan diri pribadi adalah monopoli. Tindakan tercela ini dilakukan agar memperoleh penguasaan pasar dengan mencegah pelaku lain untuk menyainginya melalui berbagai cara. Seringkali dengan cara–cara yang tidak terpuji. Tujuannya adalah untuk menaikkan harga agar pengusaha tersebut mendapat keuntungan yang sangat besar. Karena itu, sejumlah ulama, seperti Abu Hanifah dan para sahabatnya, melarang distributor (qussam) yang membagi-bagikan barang komoditas dan selainnya dengan imbalan melakukan monopoli padahal masyarakat sangat membutuhkannya sehingga permintaan naik dan barang menjadi mahal.45 Karena itu
43
M. Nadratuzzaman Hosen, dkk, Ekonomi Syariah, (Jakarta : PKES, 2008), h.28
44
Wahbah Zuhaili, al-Fiqh al- Islam wa Adillatuh (Damaskus : Da’rul al-Fikr, 1989) jilid 5,
h.6 45
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Majmu’atul Fatawa. Penerjemah Ahmad Syaikhu (Jakarta : Darul Haq, 2007), h.29
41
Islam melarang menimbun barang yang pada saat itu masyarakat banyak memerlukan terhadap barang tersebut khususnya bahan kebutuhan pokok. 46 Islam memberikan jaminan kebebasan pasar dan kebebasan individu untuk melakukan bisnis, namun Islam melarang perilaku mementingkan diri sendiri, mengeksploitasi keadaan yang umumnya didorong oleh sifat tamak dan loba sehingga menyusahkan dan menyulitkan orang banyak. Perbuatan ihtikar semacam ini sangat dilarang. Keberhasilan bisnis bukan hanya bagaimana kita dapat memaksimalkan keuntungan dengan modal yamg minimal dalam jangka waktu singkat. Tetapi juga bagaimana bisnis dapat menjadi bernilai ibadah yang diridhoi Allah swt, dan dapat memberikan kemaslahatan kepada masyarakat banyak. h. Penipuan dan Pemalsuan Islam mengharamkan penipuan dalam semua aktifitas manusia, termasuk dalam kegiatan bisnis dan jual beli. Memberikan penjelasan dan informasi yang tidak benar, mencapur barang yang baik dengan yang buruk, menunjukkan contoh barang yang baik dan menyembuyikan yang tidak baik termasuk kategori penipuan. Karena itu kecurangan bisa masuk dalam jual beli dengan cara menyembunyikan aib dan memalsukan barang dagangan. Pada suatu hari Rasulullah saw., mengadakan inpeksi pasa. Rasulullah saw memasukkan tangannya kedalam tumpukkan gandum yang tampak baik, tetapi beliau terkejut karena ternyata yang didalam tidak baik (basah).47
46
Hussein Bahreisj, 450 Masalah Agama Islam (Surabaya : Al-ikhlas, 1980), h.43
47
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Majmu’atul Fatawa. Penerjemah Ahmad Syaikhu, h.21
42
Untuk menimbulkan saling ridho antara penjual dan pembeli sehingga tidak ada yang merasa terdzhalimi karena itu dalam berdagang atau bisnis dalam Islam dikenal dengan khiyar. Khiyar adalah antara meneruskan atau tidak persetujuan jual beli selama berada dalam satu tempat penjualan karena masalahnya bahwa barang itu nantinya berguna atau tidak. Juga jika telah terjadi jual beli dimana waktunya tidak lebih dari 3 hari (menurut imam Hanafi dan Maliki), maka barang itu dapat dikembalikan jika misalnya terjadi cacat dan barang itu belum dipergunakan. 48 Dalam bisnis modern kita dapat menyaksikan berbagai cara tak terpuji yang dilakukan oleh sebagian pembisnis, dan termasuk dalam kategori memalsukan data dari yang sebenarnya atau bahkan menipu khalayak. Jelas hal itu dilarang dalam Islam. 5. Fungsi dan Tujuan Etika Bisnis dalam Islam Persaingan yang semakin ketat dan tidak sehat kerap membuat para pelaku bisnis yang ingin meperoleh laba secepatnya menempuh jalan pintas. Mereka tidak lagi mengindahkan norma-norma kepantasan berusaha atau etika bisnis mencari celahcelah guna menghindari ketentuan peraturan seolah hal yang biasa-biasa dalam praktek bisnis sehari-hari.
49
Karena itu, Suatu kegiatan haruslah dilakukan dengan
etika atau norma yang berlaku di masyarakat bisnis. Etika atau norma–norma ini
48
Imam Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid Qurtubi (ibnu Rusyd al-Hafid), Bidayatul Mujtahid (Daruul Kitab al-Islamiyah), juz.1 h.158 49
1998), h. 6
Rosita S. Noer, Menggugah Etika Bisnis Orde Baru (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan,
43
berfungsi agar para pengusaha tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan (halal dan haram) dan usaha yang dijalankan memperoleh simpati dari berbagai pihak. Dengan melaksanakan etika yang benar, akan terjadi keseimbangan hubungan antara pengusaha dengan masyarakat, pelanggan, pemerintah dan pihak–pihak lain yang berkepentingan. Masing–masing pihak akan merasa dihargai dan dihormati. Kemudian, ada saling membutuhkan di antara mereka yang pada akhirnya menumbuhkan rasa saling percaya sehingga usaha yang dijalankan dapat berkembang seperti yang diinginkan. Adapun tujuan etika bisnis adalah : 1. Untuk persahabatan dan pergaulan Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau pihak– pihak lain yang berkepentingan. Suasana akrab akan berubah menjadi persahabatan dan menambah luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan, dan masyarakat menjadi akrab, segala urusan akan menjadi lebih mudah dan lancar. 2. Menyenangkan orang lain Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita ingin dihormati, kita harus menghormati orang lain dan berlaku sopan santun terhadap siapa pun. Sopan santun adalah pondasi dasar dan inti dari kebaikan tingkah laku, dan ia juga merupakan dasar dari jiwa melayani (service) dalam bisnis. 50 Sifat ini sangat dihargai dengan nilai yang tinggi, dan bahkan mencakup untuk semua sisi kehidupan.
50
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general) (jakarta : Gema Insani Press, 2004) h.748
44
Dengan menyenangkan konsumen melalui sikap sopan santun berarti membuat konsumen atau pelanggan menjadi suka dan puas terhadap pelayanan kita. Jika konsumen atau pelanggan telah merasa puas dan nyaman terhadap pelayanan kita maka tidak sulit bagi kita untuk mengembangkan bisnis yang kita jalankan. 3. Membujuk pelanggan Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri. Kadang–kadang calon pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai cara dapat dilakukan perusahaan untuk membujuk calon pelanggan. Salah satu caranya adalah melalui etika yang ditunjukkan seluruh karyawan perusahaan. Dengan etika maka pembisnis dan karyawan akan dengan mudah untuk menggunakan mana perilaku yang benar dan salah dalam upaya membujuk konsumen atau pelanggan menggunakan produk tersebut. Karena itu etika bisnis merupakan pemikiran atau refleksi tentang moralitas yang selalu berkaitan dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan diperbolehkan atau tidak dari perilaku manusia. 51 4. Mempertahankan pelanggan Ada aggapan mempertahankan pelanggan jauh lebih sulit dari pada mencari pelanggan. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar, justru mempertahankan pelanggan lebih mudah karena mereka sudah merasakan produk atau layanan yang kita berikan. Untuk itu perusahaan dalam bisnis apapun (terlebih dalam usaha yang terkait dengan pelayanan), harus benar-benar mampu memberikan pelayanan dan produk yang
51
Panji Anaroga, Manajemen Bisnis (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) h.3
45
optimal kepada konsumen. 52 Terlebih lagi di era globalisasi sekarang ini dimana perusahaan bersaing memperebutkan pangsa pasar dengan melalui berbagai cara yang dapat menarik konsumen untuk beralih kepada produknya atau perusahaannya salah satu cara adalah dengan mengoptimalkan pelayanan dan produknya perusahaan tersebut.
52
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general),h.748
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah dan Tujuan Berdiri PT. Pancanata Centralindo Bisnis merupakan bagian dari kehidupan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup baik yang bersifat individual maupun sosial didunia dan menjadi jembatan menuju alam yang kekal (akhirat). Namun, dalam membangun sebuah bisnis yang kompeten dan berkualitas tidak semudah membalikkan telapak tangan karena itu, dibutuhkan kerja keras dan pengorbanan yang besar baik materil maupun spiritual. PT. Pancanata Centralindo yang beralamat di jalan Bumi Indah no.20 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11540 merupakan bagian dari bisnis yang bergerak dalam bidang industri garmen. Awalnya PT. Pancanata Centralindo bernama Centralindo adalah usaha keluarga yang didirikan pada tanggal 22 maret 1990 oleh Bapak H. Hamidi dan Hj. Eti dengan dengan modal yang relatif kecil yaitu Rp 1.000.000 yang pada saat itu belum berbentuk Perseroan Terbatas hanya berdagang keliling ke berbagai pasar untuk menjajakan dagangannya dan pengelolaannya pun sangat sederhana tanpa karyawan dan barang dagangannya pun di beli dari para grosir serta tempat yang tidak besar yaitu 4x4 meter untuk berdagang sebagai tempat penyimpanan barang dagang tersebut adalah rumah tinggal. Namun, seiring makin berkembangnya zaman dan makin bertambahnya konsumen diikuti dengan
45
46
permintaan yang tinggi terhadap produk tersebut memaksa H. Hamidi untuk membeli barang tersebut langsung dari pabriknya untuk memaksimalkan keuntungan. 1 Sejak Oktober 2006 Centralindo melakukan ekspansi bisnis dalam bidang jasa cleaning service dan landscape serta melegalkan usahanya dengan membuat izin usaha berbadan hukum berbentuk Perseroan Terbatas dengan Izin Usaha no. 1887/1.824.221/1206 Tanda Daftar Perusahaan no. 09.02.1.51.31995 NPWP no. 02.614.419.6-035.000 dan Pengesahaan Akte Pendirian no. W8-00707 HT.01.01TH.2006 dengan nilai modal dan kekayaan bersih sebesar Rp25.000.000 termasuk kendaraan mobil kijang terbuka untuk transportasi atau pengiriman untuk wilayah jabodetabek dan membeli 3 buah toko di Tanah Abang blok A lantai 2 Jakarta Pusat dengan sertifikat hak milik guna. 2 Saat ini PT. Pancanata Centralindo telah memproduksi berbagai jenis pakaian celana dari mulai anak kecil, remaja dan dewasa. PT. Pancanata Centralindo telah memiliki pekerja sekitar 250 orang yang terdiri dari 4 mandor. Dan PT. Pancanata Centralindo sudah memiliki konsumen di luar pulau jawa seperti Batam, padang dan Pangkal Pinang. Semua organisasi, baik yang berbentuk badan usaha swasta, badan yang bersifat publik ataupun lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan tentu mempunyai suatu tujuan sendiri-sendiri yang merupakan motivasi dari pendiriannya. Manajemen di dalam suatu badan usaha, baik industri, niaga, dan jasa yang didorong oleh motif
2010
1
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Hamidi Shabri. Jakarta, 4 April 2010
2
Dokumen PT. Pancanata Centralindo yang diberikan Bapak H. Hamidi pada tanggal 4 April
47
mendapatkan keuntungan (profit). Untuk mendapatkan keuntungan yang besar manajemen haruslah diselenggarakan dengan efisien. Sikap ini harus dimiliki oleh setiap pengusaha dan manajer di manapun mereka berada, baik dalam organisasi bisnis, pelayanan publik, maupun organisasi sosial kemasyarakatan. Adapun tujuan PT. Pancanata Centralindo mengeluti industri garmen antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut : 3 1. Memperoleh penghasilan dengan keuntungan yang wajar PT. Pancanata Centralindo pada umumnya merupakan kegiatan bisnis yang menyangkut perdagangan barang dimana penghasilan dan keuntungan itu akan terwujud dari adanya transaksi bisnis yang dilakukan pengelola atau pembisnis dengan pelanggan/konsumen. Untuk memperoleh penghasilan dengan keuntungan yang wajar PT. Pancanata Centralindo melakukan penjualan barang dengan meperhitungkan biaya-biaya produksi yang terkait dengan produk termasuk biaya pengiriman jika barang tersebut dikirim keluar kota. 2. Memenuhi kebutuhan manusia Kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. kebutuhan manusia di antaranya dapat disediakan oleh mereka sendiri,
perusahaan-perusahaan
dapat
berupaya
menyediakannya,
sehingga
masyarakat yang tidak dapat menghasilkan sendiri dapat membeli dari perusahaanperusahaan tersebut. Salah satu perusahaan tersebut adalah PT. Pancanata
3
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Hamidi Shabri. Jakarta, 4 April 2010
48
Centralindo yang kegiatan utamanya memproduksi pakaian seragam sekolah untuk memenuhi kebutuhan primer manusia. 3. Meningkatkan kemakmuran masyarakat Karena kegiatan bisnis/perdagangan pada hakikatnya adalah ditujukan untuk mempelancar arus barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, maka apabila tersedia dan mudah didapat dengan harga yang dapat dijangkau masyarakat, berarti keadaan ini sudah mulai memasuki tahap kemakmuran. Adanya permintaan produk PT. Pancanata Centralindo dari masyarakat akan berdampak baik terhadap kelangsungan kegiatan bisnis PT. Pancanata Centralindo, baik di bidang produksi maupun distribusi. Sebaliknya, adanya berbagai penawaran produk PT. Pancanata Centralindo akan mempermudah masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Apabila kegiatan permintaan dan penawaran berjalan cukup seimbang, maka kemakmuran bagi masyarakat umum dan para pelaku bisnis akan tercipta secara berkelanjutan, sehingga pembangunan ekonomi masyarakat akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 4. Mengusahakan pemerataan hasil Penghasilan (termasuk keuntungan) yang diperoleh PT. Pancanata Centralindo tidak hanya dinikmati sendiri, tetapi disalurkan kembali kepada : 1. Pemilik modal dalam PT. Pancanata Centralindo, berupa balas jasa penyertaan atau bagian laba 2. Pengurus/pengelola PT. Pancanata Centralindo, berupa gaji, dan bonus
49
3. Pegawai/karyawan PT. Pancanata Centralindo berupa gaji, uang lembur, dan hadiah/bonus 4. Pemerintah (Pusat dan Daerah), berupa setoran pajak dan retribusi 5. Mendorong kegiatan ekonomi lainnya Kegiatan bisnis PT. Pancanata Centralindo yang pada pokoknya lebih banyak terfokus pada bidang perdagangan ternyata sangat mendorong kegiatan ekonomi lainnya. Kegiatan-kegiatan itu adalah : 1. Kegiatan lembaga perbankan dalam hal transfer pembayaran dari pelanggan atas barang yang telah dikirim. 2. Kegiatan usaha trasportasi dalam hal biaya pengiriman barang diluar Jakarta. 3. Kegiatan usaha komunikasi telepon, faxs dan Handphone untuk konfirmasi pemesanan barang. 4. Kegiatan usaha asuransi terhadap kerusakan barang yang dikirim diluar kelalaian pengelola dan asuransi toko apabila terjadi kebakaran. B. Visi dan Misi Industri PT. Pancanata Centralindo Visi industri PT. Pancanata Centralindo adalah menjadi industri garmen kebanggaan bangsa dan masyarakat dengan mengutamakan kepuasaan dan kenyamanan pelanggan baik dalam maupun luar kota. Misi industri PT. Pancanata Centralindo adalah memberikan yang terbaik kepada pelanggan dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang sesuai dengan perkembangan zaman, menjalin kerjasama dengan siapa pun yang terkait dengan PT.
50
Pancanata Centralindo dalam rangka memperluas pangsa pasar dan jaringan pemasaran. 4 C. Proses Produksi Dalam kegiatan produksi terdapat beberapa biaya produksi yang harus ditanggung oleh industri PT. Pancanata Centralindo antara lain: 1. Biaya Bahan Baku Langsung Bahan baku langsung adalah bahan baku yang menjadi bagian integral dari produk jadi perusahaan dan dapat ditelusuri dengan mudah. 5 Dalam proses produksi sering dibedakan antara biaya bahan baku dengan biaya bahan pembantu. 6 Bahan baku yang digunakan PT. Pancanata Centralindo untuk memproduksi pakaian dan celana mulai dari anak-anak sampai dewasa adalah berbagai jenis bahan seperti, bahan katun, bahan wool dan bahan jeans dimana bahan ini di beli dalam bentuk balan atau gulungan, benang, kancing, dan resleting di beli perkodian. Semua bahan baku tersebut dibeli dari pabrik dan agen langsung dengan sistem hutang. 2. Biaya Tenaga kerja Biaya tenaga kerja adalah imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja yang dapat dinilai dengan satuan uang atas pengorbanan yang
4
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Hamidi Shabri. Jakarta, 4 April 2010
5
Supriyono, “Akuntansi Biaya.” Modul pada saat Mata Kuliah Akuntansi Biaya,. Hal.10
6
Dra.Moelyati, dkk, Akuntansi Biaya (Jakarta : Yudhistira,1997) h. 97
51
diberikannya untuk kegiatan produksi. 7 Balas jasa dari perusahaan kepada tenaga kerja sering disebut dengan gaji atau upah. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara fisik ke dalam pembuatan produk dan bisa pula ditelusuri dengan mudah. 8 Adapun biaya tenaga kerja yang dibayarkan PT. Pancanata Centralindo adalah untuk pembayaran gaji karyawan bagian penjual, bagian gudang dan mandor dari para penjahit. Pembayaran upah untuk 250 orang penjahit yang dibayarkan setiap satu minggu sekali yaitu pada hari sabtu. Biaya lemburan untuk bagian gudang dan para penjahit apabila adanya permintaan yang harus di segerakan atau diselesaikan. 3. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrikasi meliputi semua biaya pabrikasi selain biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. 9 Biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan pembuatan produksi disebut dengan biaya tak langsung. 10
Adapun biaya overhead yang dibayarkan PT. Pancanata Centralindo adalah
biaya reparasi mesin jahit dan mesin obras serta biaya penyusutan mesin jahit dan mesin obras. Selain itu, biaya telepon dan faxs, biaya keamanan, dan biaya listrik yang dibayarkan setiap bulannya. D. Aspek Produksi 7
Ibid. h.123
8
Supriyono, “Akuntansi Biaya.” hal., 11
9
Ibid. hal., 12
10
Joel Ropa, Akuntansi Biaya ( Jakarta : PT. Galaxy Puspa Mega, 1996) h.78
52
Aspek produksi PT. Pancanata Centralindo adalah memproduksi berbagai jenis bahan dalam sebuah pola untuk dijadikan pakaian dan celana yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dari mulai bahan dalam bentuk gulungan kemudian dipotong dan dibentuk sesuai dengan pola yang di inginkan atau dibuat untuk seterusnya dijahit dengan mesin sesuai dengan ukuran yang ada seperti ukuran S, M, L dan XL untuk terlihat rapi maka jahitan tersebut dipinggir-pinggirnya diberi obrasan dan untuk celana jeans diberi bordiran di saku belakang. Setelah semua aspek produksi selesai maka hasil produksi di masukan kedalam plastik putih, ditumpuk sesuai dengan ukuran dan siap untuk dipasarkan. E. Struktur Organisasi PT. Pancanata Centralindo Dalam perusahaan atau industri struktur organisasi sangat dibutuhkan untuk mencapai dan menciptakan manajemen yang baik dan teratur karena dengan struktur yang baik dan teratur jalur wewenang, perintah, dan saluran informasi dapat berjalan dengan baik. Adapun tujuan dari membentuk struktur organisasi adalah sebagai berikut : 1. Agar setiap orang yang memangku suatu jabatan mengetahui tugas dan kewajibannya masing–masing. 2. Dapat menjadi sumber informasi akan tugas–tugas yang dijalankan. 3. Dari struktur organisasi dapat diketahui fungsi mana yang penting dan perlu diperhatikan secara khusus.
53
Dalam industri PT. Pancanata Centralindo terdapat komponen organisasi yang memiliki tugas dan wewenang masing–masing sebagai berikut : a. Director : H. Hamidi Shabri b. Finance & Personalia : Baskoro Hadipranoto, SE c. Operasional Proyek 1. Cleaning
: a. Coordinator b. Staff Ahli
: Junaedi, SE : Didi Arius, SE
2. Landscape : a. Coordinator : Abdul Azis, BAP b. Staff Ahli : Lukman Hakim, BAP c. Design Taman : Rahmatullah, BAP d. Marketing Industri : a. coordinator : Rudi Pranoto b. Staff Ahli : Tubagus Roufiq
54
PT. PANCANATA CENTRALINDO STRUKTUR ORGANISASI
DIRECTOR
FINANCE & PERSONALIA
LANDSCAPE OPERTION MANAGER
CLEANING OPERATION MANAGER
MARKETING MANAGER
KOORDINATOR LANDSCAPE
KOORDINATOR CLEANING
COORDINATOR MARKETING
SUPERVISOR
SUPERVISOR
ADM. & LOG.
LEADER
ADM. & LOG
OPERATOR
LEADER
55
1. Director mempunyai tugas dan wewenang mengawasi jalannya PT. Pancanata Centralindo dalam upaya mewujudkan visi dan misi yang telah dibuat perusahaan dan berhak untuk menegur dan memberhentikan karyawan yang melakukan tindakan merugikan perusahaan. 2. Finance and Personalia mempunyai tugas dan wewenang menangani masalah yang berkaitan dengan kegiatan operasional PT. Pancanata Centralindo yang menyangkut kesejahteraan karyawan baik pemberian gaji, uang lembur dan tunjangan hari raya
serta pengrekrutan karyawan baru dan pemberhentian
karyawan. 3. Operasional Proyek mempunyai tugas dan wewenang menjalankan proyek yang telah diterima PT. Pancanata Centralindo dari rekan bisnis, konsumen dan pelanggan untuk menyelesaikan tugas tersebut sesuai waktu yang disepakati dan bentuk barang yang dipesan. Dalam menjalankan tugasnya operasional proyek dibantu oleh staff untuk memperingan tugas kordinator masing-masing bidang proyek. 4. Marketing industri mempunyai tugas dan wewenang untuk memasarkan dan mempromosikan kepada konsumen dan pelanggan untuk menggunakan produk baik barang atau jasa yang ada pada PT. Pancanata Centralindo untuk mengoptimalkan kuntungan perusahaan.
BAB IV ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PT. PANCANATA CENTRALINDO TERHADAP ETIKA BISNIS ISLAM
A. Analisis Persaingan PT. Pancanata Centralindo dengan Etika Bisnis dalam Islam Dalam dunia bisnis, keberhasilan dan kegagalan mengembangkan bisnis sangat terkait erat dengan kemampuan pembisnis, modal, dan kesempatan yang diperoleh. Untung dan rugi adalah sesuatu yang harus dihadapi. Setiap usaha memerlukan pengorbanan moril dan materil, berbagai risiko datang menghadang silih berganti. Dari sekian banyak perusahaan kecil yang memasuki dunia bisnis, keberhasilan dan kegagalan akan tampak karena dunia bisnis penuh tantangan yang hanya dapat dimasuki oleh pembisnis-pembisnis yang gigih dan pantang menyerah. Dengan semakin banyaknya konsumen yang mempunyai kebutuhan sangat banyak dan beragam, bukan berarti pasar akan begitu mudah terbuka bagi setiap perusahaan, karena di pihak lain banyak berdiri perusahaan-perusahaan yang mencari peluang untuk masuk pasar. Keadaan seperti ini menuntut PT. Pancanata Centralindo untuk mampu bersaing dalam segala kondisi dengan kemampuan yang ada. PT. Pancanata Centralindo harus dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kegiatannya. Untuk itu PT. Pancanata Centralindo dituntut dapat menerapkan strategi yang lebih unggul dari perusahaan lainnya. Adapun strategi bersaing yang digunakan PT. Pancanta Centralindo terhadap pesaingnya adalah strategi yang mengutamakan
56
57
pada keberhasilan PT. Pancanata Centralindo dalam berinovasi terhadap produk seperti penggunaan bordir pada saku celana sesuai tren, selalu menciptakan produk baru yang sesuai selera konsumen seperti membuat pakaian dengan bahan yang sesuai dengan situasi konsumen dan menggunakan kesempatan dengan sebaikbaiknya. Kekuatan strategi ini terletak pada kemampuan PT. Pancanata Centralindo untuk dapat melihat kondisi, tren,dan situasi lingkungan bisnis yang selalu berubahubah. Perusahaan tidak hanya berkonsentrasi untuk berperan di pasar domestik, tetapi juga harus mampu menerobos ke pasar international. Manajemen PT. Pancanata Centralindo harus mampu meningkatkan sumberdaya manusia yang memiliki daya saing tinggi baik pemasaran produk, jaringan kerja untuk memperluas pasar, serta kualitas dan kuntitas produk yang tepat di perusahaan. Mengolah dana masyarakat dan sumber lainnya secara baik untuk kemajuan perusahaan dan menunjang program pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat. Dalam Islam selain manajemen harus meningkatkan sumberdaya manusia yang memiliki daya saing tinggi, manajemen juga harus meningkatkan etika atau akhlak yang sudah di gariskan oleh Allah swt dalam berbisnis dan telah dipraktekkan oleh Rasulullah saw. Karena pada dasarnya etika merupakan seperangkat prinsip dan norma dimana para pelaku bisnis harus komit padanya dalam bertransaksi, berperilaku dan berelasi guna mencapai datarandataran atau tujuan-tujuan bisnisnya dengan selamat. 1 Dalam
menjalankan
bisnis
garmen
PT.
Pancanata
Centralindo
lebih
mengedepankan sumber daya manusia yang memiliki semangat dagang yang tinggi, 1
Faisal Badroen,dkk, Etika Bisnis dalam Islam (Jakarta : Kencana, 2005) h.15
58
etos kerja yang tinggi dan memiliki akhlak atau etika yang baik terhadap pemimpin maupun terhadap pelanggan dan konsumen. Dan Islam memandang etika sebagai salah satu bagian dari sistem kepercayaan muslim yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Islam juga memberikan garis petunjuk yang bersifat operasional dan praktis dalam aktivitas manusia termasuk dalam bisnis. 2 Adapun sikap dan perilaku yang ditanamkan oleh PT. Pancanata Centralindo terhadap karyawannya dalam menghadapi persaingan bisnis berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pimpinan PT. Pancanata Centralindo adalah sebagai berikut : 1. Jujur dalam Bertindak dan Bersikap Kejujuran merupakan modal utama seseorang karyawan PT. Pancanata Centralindo dalam melayani konsumen atau pelanggan. Kejujuran dalam berkata tentang kualitas dan kuantitas barang tersebut jika baik bilang baik dan jika buruk bilang buruk, berbicara, bersikap maupun bertindak kepada siapa pun baik rekan bisnis maupun konsumen biasa. Kejujuran inilah yang akan menimbulkan kepercayaan konsumen atas layanan yang diberikan. Jika konsumen telah merasa puas dengan kejujuran yang diberikan karyawan PT. Pancanata Centralindo tersebut bukan hal tidak mungkin akan membawa pengaruh positif terhadap perkembangan dan kemajuan PT. Pancanata Centralindo. 2. Rajin, Tepat Waktu, dan Tidak Pemalas
2
h.36
Taha Jabir Al-Alwani, Bisnis Islam, Penerjemah Suharsono (Yogyakarta : AK Group,2005)
59
Seorang karyawan PT. Pancanata Centralindo dituntut untuk cekatan dalam bekerja tanpa harus menunggu perintah dari atasan serta datang dan pulang tepat waktu, pantang menyerah menawarkan barang dagangan terhadap konsumen untuk meningkatkan penjualan PT. Pancanata Centralindo, selalu ingin tahu apa yang menjadi kelebihan barang pesaing untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu dari barang PT. Pancanata Centralindo, tidak mudah putus asa untuk memberikan inovasi baru terhadap kemajuan PT. Pancanata Centralindo, dan tidak pemalas dalam arti hanya mengandalkan kemampuan orang lain untuk mencapai kesuksesan. 3. Sopan Santun, Tutur Kata, dan Hormat Dalam memberikan pelayanan kepada konsumen selalu bersikap sopan santun baik dalam ucapan, perilaku maupun penampilan, tutur kata dengan baik walaupun seandainya konsumen tersebut tidak jadi membeli barang tersebut, dan hormat kepada siapa pun dengan
mendahulukan konsumen baik berbicara
maupun bertindak karena dengan begitu konsumen akan merasa dihargai . 4. Memiliki Rasa Tanggung Jawab Karyawan PT. Pancanata Centralindo harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pekarjaannya yaitu dengan datang tepat waktu, mengakui kesalahan apabila memang terjadi kelalaian dalam penjualan barang atau pencatatan barang masuk dan barang keluar, dan memberikan penjelasan kepada konsumen atau pun atasan jika terjadi misunderstanding. Sikap tanggung jawab
60
mudah untuk diucapkan tetapi sulit untuk dilaksanakan terlebih lagi di zaman sekarang. 5. Rasa Memiliki Perusahaan yang Tinggi Karyawan PT. Pancanata Centralindo harus mempunyai rasa memiliki perusahaan yang tinggi Sehingga motivasi untuk melayani konsumen juga tinggi dan memiliki jiwa pengabdian, loyal, dan setia terhadap perusahaan baik di masa sukses maupun di masa pailit. Untuk menumbuhkan sikap ini sangat sulit terlebih lagi zaman modern seperti sekarang ini dimana tingkat loyalitas telah ditentukan oleh uang bukan lagi rasa memiliki perusahaan yang tinggi. Akan tetapi etika atau perilaku yang ditanamkan PT. Pancanata Centralindo terhadap karyawannya tidak sepenuhnya dilaksanakan, ini terbukti masih ada karyawan yang menjual harga barang berbeda dengan harga yang telah diberlakukan oleh pemilik perusahaan dan hal ini menunjukkan ketidak jujuran. Dan adanya kesenjangan sosial antara pembeli dalam jumlah besar dengan pembeli dalam jumlah kecil dalam hal fasilitas layanan. 3 B. Daya Saing Pemasaran dan Jaringan kerja PT. Pancanata Centralindo Berbicara mengenai pemasaran pada umumnya orang-orang hanya berfikir bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan dari perusahaan untuk mendorong penjualan. Atau seringkali kata pemasaran diartikan sebagai upaya promosi kepada konsumen. Sebenarnya, untuk mengetahui maksud yang sebenarnya dari pemasaran kita perlu
3
Wawancara dengan konsumen PT. Pancanata Centralindo pada tanggal 17 Mei 2010.
61
menelaah kegiatan manusia dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhannya. Dalam hal ini tentu saja faktor keinginan dari manusia itu perlu pula kita kaji. Menurut Irwan Dani strategi pemasaran adalah cara atau jalan yang akan digunakan agar dapat membuat dan menjual barang atau jasa yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan sesuai dengan selera sasaran pembeli yang akan dituju. 4 Dan menurut prof. Umar Chapra kegiatan pemasaran suatu perusahaan yang sesuai dengan jiwa dan nilai-nilai Islam dapat disebut pemasaran secara Islami, strategi dalam Islam mempunyai empat dimensi yaitu melengkapi mekanisme pasar dengan filter moral, memotivasi individu yang ikut menanggung kepentingan sosial, restrukturisasi sosioekonomi dan peranan positif pemerintah. 5 Oleh karena itu pemasaran dapat diartikan segala upaya manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui proses tukar menukar yang lazim dan teratur, sehingga kedua belah pihak yang melaksanakan pertukaran memperoleh kepuasan. PT. Pancanata Centralindo merupakan salah satu perusahaan yang memiliki market besar (leader market) karena hampir wilayah-wilayah besar yang ada di Indonesia memesan barang kepada PT. Pancanata Centralindo serta selalu berinovasi produk. Segmentasi, pasar sasaran, dan penempatan pasar PT. Pancanata Centralindo adalah remaja dan dewasa yang selalu mengikuti trend dan mode yang sedang berkembang dengan biaya yang mudah terjangkau, karena pilihan konsumen dan 4
Irwan Dani, Bagaimana Memperbaiki Pemasaran Usaha Anda (Jakarta : Freidrich Ebert Stiflung, 1999) Cet, ke-1 h.30 5
M. Umar Chapra, Islami dan Pembangunan Ekonomi, penerjemah Ikhwan Abidin B (Jakarta : Gema Insani Press, 2000) cet.ke-1 h.11
62
pasar sasaran telah jelas maka PT. Pancanata Centralindo membeli toko di tanah abang yang merupakan pusat grosir pakaian terbesar di Asia Tenggara. Dan strategi pemasaran PT. Pancanata Centralindo adalah lebih mengedepankan nilai-nilai moral dan etika tanpa membedakan agama, ras maupun suku selama konsumen atau pelanggan tersebut dapat memberikan hal yang positif bagi perkembangan PT. Pancanata Centralindo dan strategi pemasaran PT. Pancanata Centralindo mengacu kepada empat kebijakan pemasaran atau yang lebih dikenal dengan bauran pemasaran (marketing mix) yaitu : 1. Produk (product) Dalam ajaran Islam semua aspek kehidupan manusia diatur dengan sempurna termasuk dibidang ekonomi yang diantaranya adalah produk. Produk adalah merupakan keseluruhan objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. 6 Dalam pembuatan suatu barang PT. Pancanata Centralindo lebih memperhatikan selera konsumen, kualitas produk dan sesuai dengan tren yang sedang berkembang seperti celana 3/4, dan celana panjang strit. Suatu produk tidak akan mempunyai nilai jual tanpa disesuaikan dengan selera konsumen dan perkembangan zaman. Dan PT. Pancanata Centralindo mempertimbangkan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam produk tersebut seperti merek, pembungkus, garansi, dan transportasi. Walaupun telah dirancang sedemikian rupa produk tersebut untuk memuaskan konsumen 6
Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Teori dan Praktek (Jakarta : Salemba Empat, 2001) h.58
63
namun, dalam kenyataannya banyak keluhan yang dirasakan oleh konsumen terkait dengan produk PT. Pancanata Centralindo seperti barang yang dipesan tidak sesuai dengan yang diinginkan dengan ukuran yang tidak sesuai dan barang yang dipesan lama sampainya dan ada barang yang rusak atau cacat. 7 2. Harga (price) Harga biasanya merupakan salah satu yang sangat dipertimbangkan oleh konsumen pada saat akan membeli suatu barang. Oleh karena itu, PT. Pancanata Centralindo menetapkan harga yang pantas yakni harga dihitung dari biaya produksi ditambah keuntungan yang diinginkan dan berlaku dipasaran, sesuai dengan kualitas barang yang dipasarkan dan kuantitas pembelian barang dalam jumlah besar atau kecil serta terjangkau oleh konsumen dan tidak merugikan PT. Pancanata Centralindo sendiri dengan memperhitungkan potongan harga, keuntungan pesaing, dan biaya biaya yang dibutuhkan dalam memproduksi barang tersebut. Namun dalam kenyataannya penetapan harga yang dilakukan PT. Pancanata Centralindo tidak sepenuhnya menguntungkan konsumen, seperti ada konsumen yang merasa tidak puas terhadap harga barang yang disama ratakan untuk semua ukuran walaupun memang harga tersebut masih lebih murah terhadap barang sejenis di
7
Wawancara dengan konsumen PT. Pancanata Centralindo pada tanggal 17 Mei 2010
64
Perusahaan lain dan harga barang yang cacat di jual dengan harga yang tidak jauh berbeda dengan harga aslinya. 8 3. Tempat (place) Untuk menyalurkan produk PT. Pancanata Centralindo kepada konsumen, PT. Pancanata Centralindo langsung menampung produk tersebut di toko-toko penjualan dan gudang penyimpanan. Untuk konsumen JABODETABEK yang membeli barang dalam jumlah besar PT. Pancanata Centralindo langsung mengirimnya dengan mobil box. Adapun konsumen diluar pulau Jawa PT. Pancanata Centralindo mengirim barang melalui jasa pengiriman atau expedisi. 4. Pelayanan purna jual Pelayanan yang ditunjukan untuk memelihara hubungan baik dengan pelanggan. Pelayanan kepada para pelanggan dalam melakukan penjualan harus disesuaikan dengan keinginan (selera) pembeli dan situasi saat pelanggan datang ke tempat atau situasi pada saat mendatangi pembeli di tempat tinggalnya. 9 Para pelanggan sesungguhnya adalah rekan usaha dalam mengembangkan usaha, karena seringkali mereka akan menjadi alat yang ampuh untuk promosi perusahaan. Untuk itu PT. Pancanata Centralindo menerapkan strategi pemasaran pelayanan purna jual dengan memberikan
8
Wawancara dengan konsumen PT. Pancanata Centralindo pada tanggal 17 Mei 2010.
9
Atep Adya Barata, Bisnis (Bandung : CV. Armico, 1995) h.51
65
kebebasan konsumen atau pelanggan untuk menukar barang yang dibeli apabila terdapat cacat, ukuran dan mode tidak sesuai dengan selera pembeli, pemberiaan garansi atau ganti rugi jika barang yang dibeli dan dipesan tidak sesuai dalam waktu tiga hari. Strategi jaringan kerja adalah tindakan-tindakan berkaitan dengan aliansi yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang saling berkaitan dan dapat diperbandingkan untuk melayani kepentingan bersama dari semua mitra. 10 Jaringan kerja dalam sebuah bisnis baik besar maupun kecil sangat diperlukan guna memperkenalkan dan meningkatkan penjualan untuk mencapai laba yang optimal. Terlebih lagi di era globalisasi sekarang ini dimana setiap perusahaan asing bebas keluar dan masuk suatu Negara untuk menjajakan produknya dengan harga yang lebih kompetitif. Untuk itu tidak mudah bagi seorang pembisnis menjalankan dan mengembangkan usahanya tanpa adanya jaringan kerja dengan perusahaan lain atau pihak-pihak terkait. Dalam memperluas bisnisnya PT. Pancanata Centralindo menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan diantaranya adalah PT. Muliaglass Float Divison, PT. Hanyeung Jaya Garment, PT. Kharisma dan PT. Jamsostek. Bekerjasama dengan pedagang kaki lima dalam memasarkan produk tersebut dan saling bertukar informasi dengan sesama pedagang untuk mengetahui perkembangan produk yang sedang tren. C. Analisis Daya Saing Harga dan Kualitas PT. Pancanata Centralindo
10
Michael A. Hitt, dkk, Manajemen Strategi : Daya saing dan Global (Jakarta : Salemba Empat, 2002) h. 77
66
konsumen adalah sumber penghasilan utama bagi setiap pembisnis. Tanpa ada konsumen, pembisnis bukan apa-apa. Mereka tidak akan dapat bertahan hidup dalam usahanya jika tidak membina hubungan baik dengan calon pembeli atau pelanggan. Dalam
suasana
persaingan
seringkali
ditemui
beberapa
perusahaan
yang
menggunakan berbagai cara yang terkadang bersifat tidak sportif karena menyimpang dari etika bisnis. Salah satunya adalah menjual barang dibawah harga yang berlaku di pasar dan ini akan berdampak kepada pengusaha lain. Adapun daya saing harga PT. Pancanata Centralindo adalah memberikan harga-harga barang secara wajar, tidak terlalu tinggi dari harga barang sejenis di perusahaan atau toko lainnya. Harga sangat ditentukan oleh biaya produksi, yang terdiri dari upah, biaya modal, dan biaya bahan mentah serta efisiensi dalam proses produksi, pendapatan dan selera konsumen. 11 Harga barang yang berlaku pada PT. Pancanata Centralindo mengacu pada biaya produksi yaitu biaya tetap ditambah biaya variabel. Biaya tetap PT. Pancanata Centralindo seperti penambahan mesin jahit dan mesin obras sedangkan biaya variabelnya seperti biaya penambahan bahan
baku (bahan pakaian dan celana),
resleting, benang, dan kancing. Perhitungan biaya total untuk memproduksi suatu barang pada PT. Pancanata Centralindo dapat ditulis sebagai berikut : TC = FC + VC Ket : TC = Total Cost FC = Fixed Cost
11
6 h.197
Nopirin, Penghantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro, (Yogyakarta : BPFE, 2000), cet. Ke-
67
VC = Variabel Cost 12 Memasuki era perdagangan bebas yang memang harus dihadapi oleh semua kalangan usahawan mau tidak mau mereka akan bersaing mengejar market share yang pontesial di Negara ini. Tidak bisa dipungkiri, suatu produk akan berhasil mencapai tujuannya apabila didukung keputusan-keputusan strategis yang salah satunya adalah tingkat produksi yang tinggi dengan harga yang mudah dijangkau oleh konsumen serta kualitas yang terbaik dan memiliki keunggulan yang kompetitif. Akan tetapi, menjaga kualitas dalam semua bidang bisnis merupakan tugas yang berat dan menjadi lebih sulit lagi apabila pelanggan mengubah persepsinya tentang kualitas yang diiringi dengan perubahan dalam gaya hidup dan kondisi ekonomi secara drastis dapat mengubah persepsi pelanggan atas kualitas. 13 Daya saing kualitas yang dimiliki PT. Pancanata Centralindo dalam mempertahankan konsumen terhadap industri baru lebih mengutamakan keunggulan yang kompetitif yaitu melakukan pengembangan produk lama dengan daur hidup produk agar sesuai dengan tren yang berkembang dan produk berkualitas prima yaitu dengan membuat produk yang sesuai dengan selera konsumen dan harganya pun terjangkau. Keunggulan kompetitif adalah segala sesuatu yang dilakukan dengan sangat baik oleh sebuah perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya. 14 Memiliki dan menjaga keunggulan kompetitif sangat penting
12
Syahrudin, Dasar-Dasar Teori Ekonomi Mikro, ( Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1990) h.67 13
14
Dr. Wibowo. Manajemen kerja (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada,2007) h.276
Fred R. David, Manajemen Strategis, penerjemah Ichsan setiyo Budi, ( Jakarta : Salemba Empat, 2006) h.11
68
bagi PT. Pancanata Centralindo dalam upaya mempertahankan konsumen terhadap industri lain. Menurut Juran kualitas produk adalah kecocokan pengguna produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. 15 Dengan produk berkualitas prima lebih mudah bagi PT. Pancanata Centralindo untuk meningkatkan volume penjualan dan memaksimalkan keuntungan karena konsumen yang membeli produk berdasarkan mutu, umumnya mempunyai loyalitas yang besar terhadap produk PT. Pancanata Centralindo dibandingkan dengan konsumen yang membeli berdasarkan orientasi harga. Normalnya, konsumen berbasis mutu akan selalu membeli produk tersebut sampai saat produk tersebut membuat dia merasa tidak puas karena adanya produk lain yang lebih bermutu. 16 Produk merupakan salah satu unsur utama dalam bauran pemasaran yang dapat meningkatkan volume penjualan dan memperluas pangsa pasar. Pentingnya kualitas produk PT. Pancanata Centralindo dalam upaya mempertahankan konsumen dan menarik konsumen dapat ditinjau dari dua sudut. Pertama, sudut manajemen operasional, kualitas produk merupakan salah satu kebijaksanaan penting dalam meningkatkan daya saing produk yang harus memberi kepuasan kepada konsumen melebihi atau paling tidak sama dengan kualitas produk pesaing. Kedua, manajemen pemasaran, kualitas produk harus sesuai dengan selera konsumen dan mampu menjangkau masyarakat kelas bawah.
15
16
M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005) h.2
Drs. Suyadi Prawirosentono, Filosofis Baru tentang Manajemen Mutu Terpadu abad 21 (Jakarta : Bumi Aksara, 2000) edisi ke-2 h. 2
BAB V PENUTUP
Kesimpulan Strategi bersaing yang digunakan PT. Pancanta Centralindo terhadap pesaingnya adalah strategi yang mengutamakan pada keberhasilan PT. Pancanata Centralindo dalam berinovasi, selalu menciptakan produk baru yang sesuai selera konsumen dan menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Kekuatan strategi ini terletak pada kemampuan PT. Pancanata Centralindo untuk dapat melihat kondisi, tren, dan situasi lingkungan bisnis yang selalu berubah-ubah. Dalam
menjalankan
bisnis
garmen
PT.
Pancanata
Centralindo
lebih
mengedepankan sumber daya manusia yang memiliki semangat dagang yang tinggi, etos kerja yang tinggi dan memiliki akhlak atau etika yang baik terhadap pemimpin maupun terhadap pelanggan dan konsumen. Adapun sikap dan perilaku yang ditanamkan oleh PT. Pancanata Centralindo terhadap karyawannya dalam menghadapi persaingan bisnis berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pimpinan PT. Pancanata Centralindo adalah sebagai berikut : 1. Jujur dalam Bertindak dan Bersikap Kejujuran merupakan modal utama seseorang karyawan PT. Pancanata Centralindo dalam melayani konsumen atau pelanggan. Kejujuran dalam berkata tentang kualitas dan kuntitas barang tersebut jika baik bilang baik dan jika buruk
69
70
bilang buruk, berbicara, bersikap maupun bertindak kepada siapa pun baik rekan bisnis maupun konsumen biasa. Kejujuran inilah yang akan menimbulkan kepercayaan konsumen atas layanan yang diberikan. Jika konsumen telah merasa puas dengan kejujuran yang diberikan karyawan PT. Pancanata Centralindo tersebut bukan hal tidak mungkin akan membawa pengaruh positif terhadap perkembangan dan kemajuan PT. Pancanata Centralindo. 2. Rajin, Tepat Waktu, dan Tidak Pemalas Seorang karyawan PT. Pancanata Centralindo dituntut untuk cekatan dalam bekerja tanpa harus menunggu perintah dari atasan serta datang dan pulang tepat waktu, pantang menyerah menawarkan barang dagangan terhadap konsumen untuk meningkatkan penjualan PT. Pancanata Centralindo, selalu ingin tahu apa yang menjadi kelebihan barang pesaing untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu dari barang PT. Pancanata Centralindo, tidak mudah putus asa untuk memberikan inovasi baru terhadap kemajuan PT. Pancanata Centralindo, dan tidak pemalas dalam arti hanya mengandalkan kemampuan orang lain untuk mencapai kesuksesan. 3. Sopan Santun, Tutur Kata, dan Hormat Dalam memberikan pelayanan kepada konsumen selalu bersikap sopan santun baik dalam ucapan, perilaku maupun penampilan, tutur kata dengan baik walaupun seandainya konsumen tersebut tidak jadi membeli barang tersebut, dan hormat kepada siapa pun dengan
mendahulukan konsumen baik berbicara
maupun bertindak karena dengan begitu konsumen akan merasa dihargai .
71
4. Memiliki Rasa Tanggung Jawab Karyawan PT. Pancanata Centralindo harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pekarjaannya yaitu dengan datang tepat waktu, mengakui kesalahan apabila memang terjadi kelalaian dalam penjualan barang atau pencatatan barang masuk dan barang keluar, dan memberikan penjelasan kepada konsumen atau pun atasan jika terjadi misunderstanding. Sikap tanggung jawab mudah untuk di ucapkan tetapi sulit untuk dilaksanakan terlebih lagi di zaman sekarang. 5. Rasa Memiliki Perusahaan yang Tinggi Karyawan PT. Pancanata Centralindo harus mempunyai rasa memiliki perusahaan yang tinggi sehingga motivasi untuk melayani konsumen juga tinggi dan memiliki jiwa pengabdian, loyal, dan setia terhadap perusahaan baik di masa sukses maupun di masa pailit. Untuk menumbuhkan sikap ini sangat sulit terlebih lagi zaman modern seperti sekarang ini dimana tingkat loyalitas telah ditentukan oleh uang bukan lagi rasa memiliki perusahaan yang tinggi. Akan tetapi etika atau perilaku yang ditanamkan PT. Pancanata Centralindo terhadap karyawannya tidak sepenuhnya dilaksanakan, ini terbukti masih ada karyawan yang menjual harga barang berbeda dengan harga yang telah diberlakukan oleh pemilik perusahaan dan hal ini menunjukkan ke tidak jujuran. Dan adanya kesenjangan sosial antara pembeli dalam jumlah besar dengan pembeli dalam jumlah kecil dalam hal fasilitas layanan. Barang yang dipesan terkadang tidak sesuai dengan yang diinginkan dengan ukuran yang tidak sesuai dan barang yang dipesan lama
72
sampainya dan ada barang yang rusak atau cacat. Adanya ketidak puasan terhadap harga barang yang disama ratakan untuk semua ukuran walaupun memang harga tersebut masih lebih murah terhadap barang sejenis di Perusahaan lain dan harga barang yang cacat di jual dengan harga yang tidak jauh berbeda dengan harga aslinya. strategi pemasaran PT. Pancanata Centralindo adalah lebih mengedepankan nilainilai moral dan etika tanpa membedakan agama, ras maupun suku selama konsumen atau pelanggan tersebut dapat memberikan hal yang positif bagi perkembangan PT. Pancanata Centralindo dan strategi pemasaran PT. Pancanata Centralindo mengacu kepada empat kebijakan pemasaran atau yang lebih dikenal dengan bauran pemasaran (marketing mix). Dalam memprluas bisnisnya PT. Pancanata Centralindo menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan diantaranya adalah PT. Muliaglass Float Divison, PT. Hanyeung Jaya Garment, PT. Kharisma dan PT. Jamsostek. Bekerjasama dengan pedagang kaki lima dalam memasarkan produk tersebut dan saling bertukar informasi dengan sesama pedagang untuk mengetahui perkembangan produk yang sedang tren. Daya saing harga PT. Pancanata Centralindo adalah memberikan harga-harga barang secara wajar, tidak terlalu tinggi, dan tidak lebih tinggi dari harga barang sejenis di perusahaan atau toko lainnya. Harga sangat ditentukan oleh biaya produksi, yang terdiri dari upah, biaya modal, dan biaya bahan mentah serta efisiensi dalam proses produksi, pendapatan dan selera konsumen. Daya saing kualitas yang dimiliki PT. Pancanata Centralindo dalam mempertahankan konsumen terhadap industri baru lebih mengutamakan keunggulan
73
yang kompetitif yaitu melakukan pengembangan produk lama dengan daur hidup produk agar sesuai dengan tren yang berkembang dan produk berkualitas prima yaitu dengan membuat produk yang sesuai dengan selera konsumen dan harganya pun terjangkau.
Saran 1. Dalam persaingan PT. Pancanata Centarlindo harus bisa membedakan yang mana teman atau rekan bisnis dan mana lawan atau pesaing karena dalam bisnis teman bisa menjadi lawan dan lawan bisa menjadi teman. 2. PT. Pancanata Centralindo harus lebih keras dalam upaya memasarkan produkproduknya karena produk tidak akan mempunyai daya guna seandainya konsumen tidak membelinya. 3. PT. Pancanata Centralindo harus
meningkatkan kualitas produknya dengan
memperhatikan mutu dari produk tersebut dengan harga yang terjangkau untuk semua golongan masyarakat.
74
Daftar Pustaka Abdad, M. Zaidi. Lembaga Perekonomian Umat Bisnis. Bandung : Angkasa. 2003. Ahmad, Mustaq. Etika Bisnis Islam. Jakarta : Pustaka Kautsar.2003. Ahmad Baradja, ibn Umar. Akhlaq Libanin. Surabaya. 1954. Akram Kha, Muhammad. Ajaran Muhhammad saw Tentang Ekonomi : Kumpulan Hadits-Hadist pilihan Tentang Ekonomi. Jakarta : PT. BMI. 1996.
Alma, Buchari. Penghantar Bisnis. Bandung : Alfabeta. 1998. Al-Zuhaili, Wahbah. Al-Fiqh al-Islam Wa adillatuh. Damaskus : Dar al-Fikr. 1989. juz 4 Al-Alwani, Taha Jabir. Bisnis Islam. Penerjemah Suharsono. Yogyakarta. AK Group. 2005. Amin, Ahmad. Etika (Ilmu Akhlak) diterjemahkan oleh Farid Ma’ruf, Jakarta : PT. Bulan Bintang.1995. Antonio, M. syafi’i. Muhammad saw dan Etika bisnis. KIPSEI,1. Novenber. 2001. Bank Syariah Teori dan Praktek. Jakarta. Gema Insani Press. 2001. Anaroga, Panji. Manajemen Bisnis. Jakarta. Rineka Cipta. 2000. Mahmoeddin, AS. Etika Bisnis dan Perbankan. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. 1994 cet. Ke-1. Bahreisj. Huseein. 450 Masalah Agama Islam. Surabaya. 1980. Barata, Adya Atep. Bisnis. Bandung. Armico.1995 . Chapra, M. Umar. Islam dan Pembangunan Ekonomi. Penerjemah Ikhwan Abidin B. Jakarta. Gema Insani Press. Cet. Ke-1.
75
David, R. Fred. Manajemen Strategis. Diterjemahkan Ichsan Setiyo Budi. Jakarta. Salemba Empat. 2006. edisi ke-10. Dani, Irwan. Bagaimana Memperbaiki Pemasaran Usaha Anda. Jakarta. Freidrich EbertStiflung. 1999. cet.ke-1. h. 30 Dirgantoro, Crown. Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis. Jakarta : PT. Grasindo.2002. Islahi, DR.A.A penerjemah Thayib, H. Anshari. Konsep Ekonomi Ibnu Taimiyah. Surabaya : Bina Ilmu. 1997. Dr. Wibowo. Manajemen Kerja. Jakarta. 2007. PT. RajaGrafindo Persada. Gandamiharja, Mariani. Kaizen. Jakarta : CV. Teruna Grafica. 1996. Hafidhudin, Didin, dan Hendri Tanjung. Manajemen Syariah dalam Praktek. Jakarta. 2003. Gema Insani Press. Harahap, Sofyan Syafri. Auditing Dalam Perspektif Islam. Jakarta. 2008. Herlambang, Tedy. Ekonomi Manajerial dan Strategi Bersaing. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2002. Hidayati, Nia. “Bagaimana Menghadapi Kompetisi dan Persainagan”. artikel diakses pada tanggal 19April 2010 dari http://persaingan.com/2010/02/28/ Bagaimana Menghadapi Kompetisi dan Persainagan.html. Hitt A, Michael. Manajemen Strategis : Daya saing dan Globalisas. Jakarta. Salemba Empat. 2002. Hosen, M. Nadratuzzaman, dkk. Khutbah Jum’at Ekonomi Syari’ah. Jakarta : PKES. 2008. Imam Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid Qurtubi (ibnu Rusyd al-Hafid). Bidayatul Mujtahid. (Daruul Kitab al-Islamiyah), juz.1. Supranto, J. Teknik Riset Pemasaran dan Ramalan Penjualan. Jakarta : Rineka Cipta. 2000.
76
Pamoentjak, K. ST. dan Ichsa, Achmad. Seluk–Beluk dan Teknik perniagaan. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. 1981. cet. Ke- 21. Kasmir. Kewirausahaan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. 2007. Karim, Adiwarman. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. 2007. Kartajaya, Hermawan dan Syakirsula, Muhammad. Syariah Marketing. Bandung : PT. Mizan Pustaka. 2006. Keraf, A. Sonny. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta : Kansius. 1998. Edisi baru. Kotler, Philip. Analisis Persaingan. diterjemahkan oleh Hermawan, Ancella Anitawati. Jakarta : Salemba Empat. 2000. Kotler dan Armstrong. Dasar – Dasar Pemasaran. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia. 2004. Kuncoro, Mudrajad. Strategi bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta. Erlangga. 2005. Lupiyoadi, Rambat. Manajemen Pemasaran Teori dan Praktek. Jakarta. Salemba Empat. 2001. Nasution, M.N. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor. Ghalia Indonesia. 2005. Maribun, B.N. Kamus Manajemen. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.2003. Moelyati. Akuntansi Biaya. Jakarta. Yudhistira.1997. Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya. 2002. Muhammad. Ekonomi Mikro Dalam Perspektif Islam. Yogyakarta : BPFE. 2004. Muhammad dan Fauroni R. Lukman. Visi Al–Qur’an. Jakarta : Salemba Diniyah.2002. Nasrudin, Indo yama dan Fauzan, Hemmy. Penghantar Bisnis dan Manajemen. Jakarta : UIN Jakarta Press. 2006.
77
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. 2003.cet.ke-5. Noer, Rosita S. Menggugah Etika Bisnis Orde Baru. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. 1998. Nopirin. Penghantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro. Yogyakarta. 2000. cet. Ke-6. Prawirosentono, Suyadi. Filosofis Baru tentang Manajemen Mutu Abad 21. Jakarta Bumi Aksara. 2000. edisi ke-2 Penghantar Bisnis Modern. Jakarta : PT. Bumi Aksara.2002. Qardhawi, Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta : Gema Insani Press. 1997. Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam. Jakarta : Rabbani Press.2001. David. R, Fred. Manajemen Strategis. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia.2004. Ropa, Joel, dkk. Akuntansi Biaya. Jakarta : PT. Galaxy Puspa Mega. 1995. Rusin, M. Rusaini. Balai penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Jakarta : IAIN Syarif Hidayatullah. 1996. Satyanugraha, Heru. Etika Bisnis Prinsip dan Aplikasi. Jakarta : LPFE. 2003. cet. Ke1. Syahrudin. Dasar-Dasar Teori Ekonomi Mikro. Jakarta. 1990. Syakir Sula, Muhammad. Asuransi Syariah. Jakarta. Gema Insani Press. 2004. Sholikul Hadi, Muhammad. Pegadaian Syariah. Jakarta : Salemba Diniyah. 2003. Suma, Muhammad Amin. Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam. Jakarta : Kholam Publising. 2008. cet. Ke-1 . Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Majmu’atul Fatawa. Penerjemah Ahmad Syaikhu. Jakarta : Darul Haq. 2007.
78
Wasito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. 1993. Yusuf, Yopie. Analisa Kredit. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.2008. Yusanto, M. Ismail dan Wijayakusuma, M. Karebet. Mengapai Bisnis Islami. Jakarta : Gema Insani Press. 2002. Yuliana, ULF Treni. “Analisis Sistem Waralaba dilihat dari Transaksi Bisnis Syariah. Studi pada Bank Langgar Cabang Rawamangun.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Univesitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009.