Implementasi English Time .... (Dewi Zuricha Pratiwi) 183
IMPLEMENTASI ENGLISH TIME DI JOGJA GREEN SCHOOL IMPLEMENTATION OF ENGLISH TIME PROGRAM IN JOGJA GREEN SCHOOL Oleh: dewi zuricha pratiwi, ppsd/pgsd,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi English Time di Jogja Green School. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Subjek utama penelitian ini adalah guru dan siswa kelas 1-4. Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis Miles dan Huberman: data condensation, data display, dan conclusion drawing. Uji keabsahan menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan kegiatan English Time (Daily Lesson Plan) sesuai dengan standar proses penyusunan RPP Kurikulum 2013, dirancang sedemikian rupa melalui variasi kegiatan berdasarkan karakteristik siswa sekolah dasar. Pelaksanaan kegiatan English Time mencakup (1) pengajaran grammar, vocabulary, dan pronounciation dilakukan secara terpadu, (2) kegiatan paling banyak dilakukan yaitu Listening dan Speaking, (3) variasi kegiatan selalu dilakukan to make English fun, (4) kegiatan pembelajaran tidak selalu dilaksanakan melalui urutan kegiatan pendahuluan, isi dan penutup. Kegiatan pembelajaran bahasa Inggris dinilai dalam bentuk deskripsi dimuat dalam News Letter. Kata kunci: English Time, pembelajaran bahasa Inggris Abstract The study aimed to describe the implementation of English Time Program in Jogja Green School. The research used qualitative descriptive approach. The main subject were the teachers and students grade 1-4. The data were collected through observation, interview and documentation. The technique of data analysis was an interractive analysis model from Miles and Huberman: data condensation, data display, and conclusion drawing. The data validity were analyzed by technique and source triangulation. The result showed that the English Time planning (Daily Lesson Plan) has appropriate with lesson plan arranging standard of Curriculum 2013, and was planned to be implemented through variative learning methods. The imlementation of English Time program included (1) grammar, vocabulary, and pronounciation are integrated through learning activity, (2) Listening and Speaking mostly held in every English learning activities, (3) variative learning methods always be managed to make English fun, (4) English Time has not always held consecutively through apperception, core activities, and closing. English learning assesment were described in the News Letter. Keywords: English Time, English Learning
salah satu contohnya adalah komunikasi dalam
PENDAHULUAN Bahasa Inggris adalah bahasa yang
bisnis. Dalam sektror tersebut bahasa Inggris
paling banyak digunakan di dunia. Ketika
merupakan
kepala-kepala pemerintahan bertemu, Bahasa
perbedaan-perbedaan antarnegara. Oleh karena
Inggris adalah bahasa yang paling sering
itu untuk memasuki suatu usaha ataupun
digunakan. Dan ketika orang-orang dari
kegiatan perekonomian sangat dituntut untuk
bangsa yang berbeda saling bertemu, bahasa
menguasai bahasa international terutama bagi
Inggris
usaha yang mempunyai aktivitas berhubungan
adalah
satu-satunya
bahasa
penghubung yang digunakan oleh mereka.
dengan
Bahasa
internasional.
Inggris
merupakan
bahasa
bahasa
yang
mempersatukan
perusahaan-perusahaan
di
tingkat
dalam
Pada 31 Desember 2015 Indonesia akan
berkomunikasi terutama dalam dunia usaha,
memasuki era ASEAN Economic Community
international
yang
digunakan
184 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
(AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Ada
beberapa
dampak
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, dan bangsa. (Arif Rohman, 2009: 10).
dari
konsekuensi MEA, yakni dampak aliran barang dan jasa bagi negara-negara ASEAN dengan bebas, dampak arus investasi secara bebas, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus modal secara bebas. Dampak tersebut membuka peluang dan tantangan bagi negara-negara
termasuk
Menanggapi hal tersebut, pemerintah
Indonesia. Sementara tantangan yang harus
menyusun kebijakan-kebijakan baru yang
dihadapi
diberlakukannya
ditempuh guna mencapai tujuan Pendidikan
MEA, mengingat penduduk Indonesia yang
Nasional, salah satunya yakni Kurikulun 2013.
sangat besar, tentunya akan menjadi tujuan
Kurikulum 2013 merupakan upaya untuk
pasar bagi produk-produk Negara ASEAN
tematik
lainnya. Fakta lain menunjukkan bahwa
integratif merupakan pendekatan pembelajaran
hingga tahun 2012 kualitas SDM di Indonesia
yang mengintegrasikan berbagai kompetensi
masih menempati urutan 121 dari 187 negara,
dari berbagai mata pelajaran ke dalam
hal
oleh
berbagai tema, dimana bahasa Inggris menjadi
(United
suatu kegiatan pembelajaarn yang sifatnya
Indonesia
tersebut
lembaga
anggotanya, atas
telah
dibawah
dikomparasikan PBB,
UNDP
Nations Development Program).
integratif.
Pembelajaran
tematik
diluar jam pelajaran atau ekstrakurikuler.
Dalam era globalisasi ini, pemerintah
Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar
menyadari pentingnya peran bahasa Inggris
merupakan
dan sumber daya manusia yang memiliki
menentukan apakah pelajaran tersebut perlu
kendala berkomunikasi berbahsa Inggris, yang
diberikan di sekolahnya. Jika diperlukan,
di
dimulai kelas berapa, dalam seminggu berapa
Indonesia
merupakan
bahasa
asing.
dari dunia pendidikan, sebab dasar dari
keputusan yang cermat pula mengenai tenaga
pembentukan SDM yang berkualitas berasal
pendidik serta bahan atau materi ajarnya.
dari pendidikan yang bermutu. Pendidikan
Mengingat akan diberlakukannya MEA, tentu
yang berkualitas serta mampu memenuhi
bahasa Inggris menjadi penting sebab setiap
kebutuhan
akan
negara di anggota ASEAN memiliki bahasa
melahirkan SDM yang berkualitas, begitu pula
yang berbeda-beda yang menjadikan Bahasa
sebaliknya. Pendidikan dalam UU nomor 20
Ingrris perlu dipelajari sedini mungkin.
tahun
2003
tentang
global
Sistem
Nasional diartikan sebagai berikut.
Pendidikan
sebagainya.
untuk
jam,
tantangan
lain
sekolah
Pembicaraan tentang SDM tidak dapat lepas
dan
dan
wewenang
Diperlukan
Pada kenyataannya pembelajaran bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar dirasa kurang ‘perlu’ oleh sebagian masyarakat sehingga
Implementasi English Time .... (Dewi Zuricha Pratiwi) 185
pemerintah
melahirkan
kebijakan
menjadikan
pembelajaran
bahasa
yang Inggris
asing akan lebih baik dilakukan sejak dini, dilaksanakan
dengan
menggunakan
‘tidak harus’ dilaksanakan oleh setiap sekolah
pendekatan komunikatif, sehingga para guru
dasar. Di sisi lain penelitian Fathman (2007:
harus memiliki berbagai keterampilan dalam
98) terhadap 200 anak berusia 6 - 15 tahun
menyajikan
yang belajar Bahasa Inggris sebagai bahasa
dalam
kedua di sekolah di AS, menunjukkan bahwa
memanfaatkan media, menciptakan situasi dan
anak yang lebih muda (usia 6 - 10 tahun) lebih
kegiatan yang mendorong siswa berperan
berhasil pada penguasaan fonologi (tata bunyi)
aktif.
Bahasa Inggris. Sedangkan pada anak lebih tua
materi
menyiapkan
pembelajaran, materi
kreatif
pembelajaran,
Jogja Green School sebuah model
(11 - 15 tahun) lebih berhasil pada penguasaan
pendidikan
morfologi (satuan bentuk bahasa terkecil) dan
dengan alam sebagai laboratorium utamanya
sintaksisnya (susunan kata dan kalimat).
yang bernuansa menyenangkan bagi siswa dan
Pembelajaran bahasa Inggris yang yang
guru.
berbasiskan
sistem
Sustainability merupakan
belajar
landasan
telah dilaksanakan oleh sebagian sekolah yang
utama dalam prinsip-prinsip yang ditegakkan
dasar masih bersifat teoritik. Materi bahasa
di sekolah ini. Dari desain bangunan, model-
Inggris
model
diajarkan
secara
‘kaku’,
masih
permainan,
sarana
dan
mengedepankan pembelajaran bahasa Inggris
prasarana, administrasi perkantoran, hingga
secara teknis, bukan makna atau hakikat
proses
penggunaan bahasa Inggris itu sendiri dalam
mengedepankan prinsip-prinsip sustainable
kehidupan sehari-hari. Dalam kaitan ini,
(berkelanjutan). Kurikulum dinas (Kurikulum
beberapa sekolah dasar terutama di kota-kota
2013) merupakan salah satu acuan, dengan
besar telah mengajarkan bahasa Inggris kepada
penguatan kurikulum yang berpihak pada
siswanya.
ramah lingkungan.
Namun,
banyak
guru
yang
dan
kurikulum
pembelajaran
Inggris
Jogja Green School memiliki beberapa
bukanlah guru yang telah dipersiapkan tetapi
keunggulan dalam teknik, metode dan sistem
guru yang ‘terpaksa’ mengajar bahasa Inggris
pembelajaran
karena ditugaskan kepala sekolah (Panjaitan,
Methode,
2007). Proses pengajaran bahasa Inggris untuk
International Language Community, Religion
anak bukanlah hal yang mudah. Issu yang
Programme, Health Programme, serta Brain Gym
sering muncul dalam pengajaran bahasa
Community.
Inggris di sekolah dasar tentang rendahnya
Language Community, Bahasa Inggris sebagai
rasa percaya diri (self-confidence) anak karena
bahasa pengantar dan komunikasi sehari-hari di
merasa masih ada ‘jarak’ dengan bahasa
sekolah (dilakukan sejak kelas 1) didukung
Inggris. Beberapa studi empiris menunjukkan
dengan
bahwa pembelajaran dan pemerolehan bahasa
pegayaan vocabulary dan k egiatan
ditugaskan
mengajarkan
bahasa
diantaranya:
Multiple
Pada
aktivitas
Scud
Intelligence
kegiatan
harian
Memory
Programme,
International
English
Time,
terprogram
186 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
dengan menghadirkan native speaker dan hunting
pihak-pihak terkait meliputi guru dan siswa
tourist.
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan English
METODE PENELITIAN
Time.Adapun data sekunder meliputi dokumen
Jenis Penelitian
RPP, materi pembelajaran, serta foto berkaitan
Jenis penelitian yang digunakan dalam
dengan kegiatan English Time.
penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan segala sesuatu yang berkaitan
Teknik Pengumpulan Data
dengan pelaksanaan kegiatan English Time di
Teknik pengumpulan data yang dilakukan
Jogja Green School. Sesuai dengan kaidah
dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif,
penelitian kualitatif tersebut diatas, penelitian ini
wawancara, dan dokumentasi.
tidak
akan
mengubah
situasi
dan
kondisi
infroman, situasi dan tempat penelitian tetap
Instrumen Penelitian
seperti biasa.
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti ini dnegan menggunakan lembar
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitin ini dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan yakni sejak bulan Agustus hingga
observasi, pedoman wawancara, serta catatan lapangan. Teknik Analisis Data
17 September 2015 dengan mengambil lokasi SD
Teknik
analisis
data
yang
digunakan
Jogja Green School yang beralamat di Dusun
mengacu pada model interaktid Miles dan
Jambon RT04/ rw 22, Trihanggo, Gamping,
Huberman yaitu data condensation, data display,
Sleman, Yogyakarta.
dan conclusion drawing/ verifying.
Subjek Penelitian
Keabsahan Data
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil subyek utama penelitian yakni masing-masing
Uji keabsahan data dalam penelitian ini melalui triangulasi teknik dan sumber.
guru kelas 1-4 yang berjumlah 6 orang. Selain tu informan lain yang dilibatkan dalam penelitian ini
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
adalah siswa kelas 1-4 SD Jogja Green School yang berjumlah 35 siswa.
Sejalan dengan tujuan kurikulum 2013, rasional dan tujuan kegiatan English Time di Jogja Green School dijabarkan dalam visi sekolah
Sumber Data Data dalam penelitian ini diperoleh dari dua
yang
berbunyi
“Mencetak
generasi
yang
cerdas,unggul dalam restasi, religius, beretika,
sumber, yaitu sumber primer dan sekunder.
beradab,
berkarakter,
Sumber data primer didapatkan melalui kata atau
segingga mampu serta sanggup berkompetisi
tindakan dan kejadian yang diperoleh dengan
dalam
melakukan pengamatan dan wawancara terhadap
Sedangkan tujuan khusus kegiatan English Time
taraf
nasional
dan dan
berkompetensi internasional”.
Implementasi English Time .... (Dewi Zuricha Pratiwi) 187
yang ingin dicapai adalah pengembangan spoken
Berdasarkana hasil observasi dokumen, kerangka
skills agar siswa terbiasa menggunakan bahasa
DLP yang disusun guru berbeda dengan kerangka
Inggris dengan lancar dalam kehidupan sehari-
RPP pada umumnya, yaitu: (a) identitas, (b)
hari. Tujuan ini sesuai dengan perkembangan
kompetensi inti, (c) kompetensi dasar, (d)
bahasa anak yaitu perkembangan kemampuan
indikator, (e) tujuan pembelaajaran yang ingin
mendengarkan
dicapai, (f) materi pembelajaran, (g) pendekatan
yang
dipengaruhi
oleh
pengetahuan mengenai kosakata dan sintaksis,
dan
serta perkembangan keterampilan komunikasi
pembelajaran, (i) sumber dan media, dan (j)
lisan
memperbaiki
penilaian meliputi proses dan hasil (Kemdikbud:
pengetahuan pragmantika. (Jeanne Ellis Ormrod:
2012). Pada DLP tidak ada identitas, kompetensi
73)
inti, serta indikator yang dituluskan secara rinci
dimana
anak
terus
Gambaran kegiatan English Time mencakup pertama,
kedudukan English Time merupakan
salah satu program unggulan sekolah yang dikerucutkan
dalam
suatu
kegiatan
untuk
metode
pembelajaran,
(h)
langkah
akan tetapi memiliki bagian inti yang hampir sama. Keempat,
kegiatan
English
Time
dilaksanakan dalam konteks pengajaran yang
mendukung bilingualisme dalam pembelajaran
bermakna.
secara umum. Pengajaran bahasa asing juga
sedemikian rupa menggunakan variasi kegiatan
meningkatkan kepekaan anak terhadap hakikat
yang menyenangkan bagi siswa. Pertimbangan
dunia ini yang mengglobal dan multikultural
tersebut didasarkan ada karakteristik
(Jeanne Ellis Ormrod: 76). Kedua, kegiatan
sekolah dasar salam belajar bahasa Inggris yang
English Time dilaksanakan sebelum kegiatan
dikemukakan oleh Kasihani K.E Syuanto (2010:
pembelajaran tematik yang pada umumnya juga
15) antara lain: (a) anak usia sekolah dasar awal
menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
memiliki
pendukung (setelah bahasa Indonesia) dalam
menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan
pembelajaran tematik. Pada masa-masa awal SD,
dirinya, (b) anak cenderung imajinatif dan aktif
anak-anak bilingual memiliki kesadaran fonologis
serta menyukai pembelajaran melalui permainan,
(phonological awareness) yang lebih besar-
cerita maupun lagu, (c) perasaan mudah bosan
kesadaran terhadap bunyi individual atau fonem
anak menuntut kegiatan belajar bahasa Inggris
yang membentuk bahasa lisan- dan kesadaran
harus variatif, (d) anak usia sekolah dasar cukup
tersebut dapat menjadi awal yang baik bagianak-
memiliki
anak bilingual untuk belajar membaca (Jeanne
walaupun belum sepenuhnya mengerti untuk apa
Ellis Ormrod: 76)
belajar bahasa Inggris, (e) anak menyukai
Ketiga,
perencanaan
kegiatan
Materi
sikap
kesadaran
panduan
dikembangkan
egocentric,
dan
kesiapan
siswa
mereka
bahasa
belajar
percakapan intrik sehingga cara paling efektif
bahasa Inggris dimasukkan dalam Daily Lesson
adalah dengan menggunakan bahasa Inggris itu
Plan yang disusun berdasarkan kebijakan sekolah
sendiri.
dalam menyusun perencanaan pembelajaran.
188 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
Pembelajaran
bahasa
Inggris
dalam
secara implisit ketika dalam suatu kegiatan
kegiatan English Time telah mencakup tiga
English Time ditemui kata yang menimbulkan
komponen bahasa
kesalahan ucap bagi siswa pada level tertentu.
menurut Kasihani K.E.
Suyanto (2010: 43) yaitu grammar (tata bahasa), vocabulary (kosakata) dan
hal
penting
(pelafalan). Pengajaran grammar dalam kegiatan
pembelajaran
bahasa
English Time dilakukan secara tidak langsung
pengembangan keterampilan bahasa Inggris anak.
dalam artian tata bahasa tidak diajarkan sebagai
Sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan
suatu materi pengajaran bahasa Inggris akan
Nasional nomor 23 tahun 2006 mengenai standar
tetapi grammar itu sendiri digunakan dalam
kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan
penyampaian pembelajaran bahasa Inggris di
dasar dan menengah untuk bahasa Inggris di
Jogja Green School melalui instruksi atau
sekolah
pertanyaan yang diberikan oleh guru, lirik lagu,
berbicara,
maupun materi bahasa Inggris yang sedang
pembelajaran bahasa Inggris di Jogja Green
dipelajari oleh siswa. Penerapan grammar yang
School, kegiatan listening dan speaking- menurut
benar tidak terlepas dari penguasaan vocabulary
hasil observasi dan wawancara terhadap guru-
siswaserta seberapa sering kesempatan yang
lebih
diberikan bagi siswa untuk menerapkannya dalam
pembelajaran bahasa Inggris. Dan bukan berarti
kehidupan sehari-hari. Phillips
(Kasihani K.E.
kegiatan reading dan writting tidak dilakukan
Suyanto, 2010: 47) menyebutkan bahwa, “... Both
sama sekali dalam kegiatan English Time. Hanya
vocabulary and grammar need to be taught in
saja
context and the children should always to be
keterampilan
given plenty of opportunities to use the language
berkembang setelah keterampilan menyimak dan
that they have learned in clas”.
berbicara dapat dilakukan dengan baik. Kasihani
Pengajaran
kosakata
pronounciation
Selain pembelajaran komponen bahasa
bahasa
Inggris
Inggris,
K.E.
dasar
antara
tidak
dan
dilakukan
menjadi
Suyanto
(2010:
adalah
mendengarkan, menulis.
dalam
skala
membaca
pelaksanaan
Inggris
lain:
membaca,
banyak
dalam
kegiatan
prioritas
dan
53)
Pada
menulis
karena akan
menyebutkan
menurut hasil pengamatan juga dilakukan secara
keterampilan menyimak merupakan keterampilan
implisit, meskipun demikian berdasarkan hasil
awal ketika anak mulai belajar bahasa. Hal ini
wawancara pengajaran kosakata terkadang juga
sesuai dengan tingkatan pembelajaran bahasa
dilakukan secara eksplisit dalam artian anak
Inggris anak yang dikemukakan Krashen dan
mempelajari vocabulary secara khusus pada
Terrel (Donoghue, 2009: 37) bahwa pada tahap
waktu
preproduction siswa hanya aktif mendengarkan
tertentu. Hal ini mengingat kosakata
bahasa Inggris yang perlu dipelajari oleh siswa
dan memahami.
sekolah dasar diperkirakan sebanyak lebih kurang
Kegiatan Listening merupakan kegiatan
500 kata (Kasihani K.E. Suyanto, 2010: 43).
yang
Sejalan dengan pengajaran kosakata, berdasarkan
pembelajaran bahasa Inggris di Jogja Green
hasil
School. Kegiatan Listening nampak pada saat
pengamatan,
pronounciation
diajarkan
paling
banyak
dilakukan
dalam
Implementasi English Time .... (Dewi Zuricha Pratiwi) 189
guru memberikan instruksi maupun pertanyaan
dan siswa,(e) role play yang belum nampak pada
kepada siswa. Guru lebih banyak berbicara,
kegiatan observasi ,serta (f)
mendominasi pembelajaran. Siswa merespon
dilakukan oleh siswa pada level yang lebih tinggi
perintah-perintah sederhana (Krashen dan Terrel
(L3 dan L4).
dalam Donoghue, 2009: 37). Kegiatan Listening
Variasi
kegiatan
retelling story
pembelajaran
dalam
selalu berlangsung sebagai akibat dari variasi
English Time didasarkan pada karakteristik siswa
kegiatan pembelajaran yang dilakukan ketika
sekolah dasar yang mudah bosan dan sangat suka
English Time seperti mempelajari lagu baru,
bermain.
dengan audio, video, dan permainan yang mana
dengan kegiatan singing dan gaming membuat
selalu dilakukan ketika pembelajaran bahasa
anak-anak termotivasi untuk mengikuti kegiatan
Inggris berlangsung. Hal ini menurut Ahmad
English Time dengan antusias. Sesuai dengan
Izzan (2010: 37) disebut Language Control
hasil wawancara guru, rasa senang belajar bahasa
Method. Metode pengajaran bahasa Inggris ini
Inggris merupakan bekal awal yang positif.
didasarkan pada pemilihan kata dan struktur
Sependapat dengan ini Kasihani K.E Suyanto
kalimat yang digunakan selama English Time
(2010: 58) berpendapat anak-anak di sekolah
diperhatikan dari segi frekuensi pemakai dan
dasar merasa malu mengucapkan dan berbicara
penggunaannya. Moon (2000: 14) menyatakan, ...
bahasa Inggris.
keterampilan selanjutnya
pembelajaran yang
harus
menyimak, bahasa
Inggris
dikembangkan
yang
dipadukan
dalam kegiatan English Time yaitu keterampilan
depend on the school environment for input. keterampilan
pelajaran
Keterampilan lain yang dikembangkan
In a foreign language situation, children will Setelah
Materi
dan
membaca. Berawal dari membaca hal sederhana seperti kata, frasa, dan kalimat hingga membaca paragraf atau wacana. Untuk level 1 kegiatan
dibudayakan adalah keterampilan berbicara. Hal
Reading
ini sesuai dengan tujuan utama kegiatan English
pengamatan, guru L1 juga menegaskan bahwa
Time
wawancara
kegiatan membaca di tingkat ini masih sangat
terhadap beberapa guru, bahwa bahwa tujuan
minim. Kegiatan membaca di L2 masih terbatas
utama kegiatan English Time adalah untuk
pada kata dan frasa, serta membaca dengan
membiasakan anak mendengarkan dan berbicara
bantuan media gambar atau flash card. Pada level
dengan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-
3 dan 4 kegiatan ini sudah mulai terbentuk, di
hari. Kegiatan Speaking juga memiliki variasi
dukung pula dengan kegiatan Reading Time
pembelajaran paling banyak dalam kegiatan
setiap
English Time diantaranya (a) singing yang selalu
English Time. Buku yang dibaca anak sebagian
dilakukan setiap kegiatan pada semua level, (b)
menggunakan dua bahasa sehingga anak terlatih
dancing/ rhytm, (c) simple conversation,(d)
untuk membaca dan memahami teks bahasa
question
Inggris.
yang
and
disampaikan
answer
dalam
baik
dalam
konteks
pembelajaran maupun kegiatan tanya jawab guru
belum
pagi
Hal
pembelajaran
nampak
sebelum
ini
pada
dilaksanakan
sesuai
keterampilan
kegiatan
kegiatan
dengan membaca
prinsip yang
190 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
disampaikan oleh Iskandarwassid dan Dadang
Ali Mustadi (2014: 250), keempat keterampilan
Sunendar (2008: 289) yakni reading for pleasure
berbahasa tersebut terkait dan saling menunjang
dan reading for information. Anak-anak level 4
satu sama lain. Setiap keterampilan erat sekali
bahkan sudah mampu menjawab pertanyaan
hubungannya dengan ketiga ketrampilan yang
berdasarkan teks yang sudah dibaca.
lainnya.
Dalam
memperoleh
keterampilan
Keterampilan bahasa paling tinggi yaitu
berbahasa, kita biasanya melalui suatu hubungan
keterampilan menulis sebab keterampilan ini
urutan yang kronologis dan hirarkis, yaitu mula-
melibatkan penguasaan ketiga komponen bahasa
mula belajar menyimak, lalu berbicara, sesudah
yakni tata bahasa, kosakata, dan ejaan. Selain itu
itu belajar membaca dan menulis.
diperlukan
kemampuan
serta
Proses penilaian yang dilaksanakan di Jogja
keterampilan meramu kata menjadi kalimat yang
Green School- mengacu juga pada kurikulum
bermakna (Kasihani K.E. Suyanto, 2010: 68).
yang diterapkan yakni Kurikulum 2013- berupa
Kegiatan Writing dalam pembelajaran bahasa
penilaian deskriptif. Laporan memuat deskripsi
Inggris di jogja Green School masih terbatas pada
kemajuan belajar dan hasil belajar siswa secara
kegiatan menyalin kata atau frasa (untuk L2) serta
utuh dan menyeluruh. Hasil penilaian dapat
kalimat atau teks (bagi L3 dan L4). Berdasarkan
digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar
pengamatan,
ketika
peserta didik dan memberikan umpan balik untuk
mereka mempelajari lagu baru dimana guru
perbaikan proses pembelajaran (Kemdikbud,
menuliskan liriknya dan siswa menyalin. Untuk
2013: 12).
kegiatan
cara
ini
berpikir
dilakukan
menulis yang menuntut kreativitas belum terlihat selama
pengamatan
dan
wawancara.
Tingkat pencapaian kompetendi siswa di
Guru
jabarkan dalam News Letter yang dibagikan
menambahkan bahwa kegiatan menulis secara
kepada orang tua siswa setiap bulan, termasuk di
tepat belum menjadi prioritas utama kegiatan
dalamnya tingkat ketercapaian bahasa Inggris
English Time, karena secara tidak langsung
siswa diukur dan dijelaskan melalui degree: ‘very
kegiatan ini include (secara tidak langsung)
good’, ‘good’, ‘fair’, dan ‘poor’. Kemdikbud
ketika keterampilan lain diajarkan.
(2013: 3) penilaian dalam pendidikan merupakan
Kegiatan Reading dan Writing dalam
proses mengumpulkan dan menafsirkan informasi
kegiatan English Time bukan berarti tidak
yang dapa digunakan untuk memberitahu: (1)
dilakukan sama sekali, hanya saja pada tingkat ini
peserta didik dan orang tuanya mengenai
(Level 1-4) keterampilan ini membutuhkan skill
kemajuan
yang lebih tinggi. Kegiatan Reading dan Writing
mencakup sikap, keterampilan, pengetahuan, dan
memiliki porsi yang sangat sedikit terutama di
perilaku, dan (2) berbagai pihak yang berkaitan
Level 1 dan 2, untuk Level 3 dan 4 keterampilan
dengan
ini sudah mulai dibentuk. Hal ini berkaitan
mengenai peserta didik. Hasil penilaian, baik
dengan urutan waktu penerimaan bagi anak,
internal maupun eksternal wahib dilaporkan
sesuai dengan kajian Yanuarita Widi Astuti dan
dan
hasil
pembuatan
belajar
peserta
keputusan
didik
pendidikan
Implementasi English Time .... (Dewi Zuricha Pratiwi) 191
9
kepada peserta didik, orang tua pendidik, dan
Gambaran
mengenai
penilaian
pembelajaran di Jogja Green School antara lain:
pihak-pihat yang berkepentingan.
(1) semua kegiatan pembelajaran dinilai dalam SIMPULAN DAN SARAN
bentuk deskripsi yang dilaporkan dalan News
Simpulan
Letter, (2) penilaian pembelajaran bahasa Inggris
Unsur-unsur yang melandasi perencanaan
tidak dilakukan secara spesifik namun masuk
kegiatan English Time di Jogja Green School
dalam penilaian pembelajaran secara keseluruhan,
meliputi: (1) tujuan kegiatan English Time telah
(3) selama proses kegiatan English Time guru
sesuai dengan tujuan umum Kurikulum 2013
lebih sering memberikan compliment terhadap
serta visi sekolah, (2) penyusunan DLP sudah
pencapaian yang dilakukan oleh siswa, pada
sesuai dengan standar proses penyusunan RPP
tingkat yang lebih tinggi penilaian dilakukan
Kurikulum 2013, (3) English Time dirancang
dengan penilaian proses.
sedemikian
rupa
melalui
variasi
kegiatan
berdasarkan karakteristik siswa sekolah dasar, (4) bilingualism
merupakan
pedoman
Saran
yang
Berdasarkan analisis data dan kesimpulan
digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris di
dari penelitian ini, saran yang dapat disampaikan
Jogja Green School.
oleh penulis diantaranya sebagai berikut.
Pelaksanaan kegiatan English Time di Jogja Green
School
grammar,
mencakup:
vocabulary,
(1)
dan
1. Disarankan
guru
meningkatkan
aktivitas
pengajaran
Reading dan Writing pada kegiatan English
pronounciation
Time sehingga keterampilan bahasa Inggris
dilakukan secara terpadu, (2) tujuan utama
anak
kegiatan English Time adalah untuk membiasakan
terutama untuk level yang lebih tinggi dimana
anak mendengarkan dan berbicara dengan bahasa
kemampuan berpikir sudah anak lebih optimal.
Inggris dalam kehidupan sehari-hari sehingga
2. Disarankan guru mendorong siswa lebih aktif
kegiatan yang banyak dilakukan adalah Listening
menggunakan bahasa Inggris terutama selama
dan
selalu
kegiatan English Time misalnya membimbing
dilakukan to make English fun, (4) kegitaan
siswa untuk lebih sering perform di depan
English
kontens
kelas menggunakan bahasa Inggris sehingga
pembelajaran bermakna, (5) kegiatan dengan
bukan hanya keterampilan menyimak saja
tingkat keterampilan lebih tinggi seperti Reading
yang diutamakan.
Speaking, Time
(3)
variasi
dilaksanakan
kegiatan dalam
dan Writing belum menjadi prioritas terutama di level
rendah,
(6)
kegiatan
dibentuk
dan
berkembang,
3. Disarankan bagi kepala sekolah untuk lebih
Time
men-spesifik-kan penilaian yang dilakukan
berlangsung lebih kurang 30 menit setiap harinya
selama proses pembelajaran bahasa Inggris
sehingga kegiatan pembelajaran tidak selalu
sehingga pencapaian kompetensi anak menjadi
dilaksanakan
lebih terarah pada tingkat tertentu.
melalui
pendahuluan, isi dan penutup.
English
mulai
urutan
kegiatan
192 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. (2007) Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Afrizal. (2015). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press Ahmad Izzan. (2010). Metodologi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Humaniora. Arends, Richard I. (2008). Learning To Teach: Belajar Untuk Mengajar Edisi Ketujuh Jilid 1. (Alih Bahasa: Helly Prajitno Soetjipto & Sri Mulyantin Soetjipto). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arif Rohman. (2009). Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Laksbang Mediatama. Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. (2013). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Djaman Satori dan Aan Komariah. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Donoghue, Mildred R. (2009). Language Arts: Integrating Skills for Classroom Teaching. London: SAGE Publications, Inc. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kasihani K.E. Suyanto. (2010). English for Young Learners: Melejitkan Potensi Anak Melalui English Class yang Fun, Asyik, dan Menarik. Jakarta: Bumi Aksara. Kemendikbud. (2012). Pedoman Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. ___________. (2012). Rasional, Kerangka Dasar, Struktur, Implementasi, dan Evaluasi Kurikulum. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
___________. (2013). Standar Penilaian: Untuk Satuan Pendidikan Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Miles, Mathew B. & Huberman A. Michael. (2014). Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook. United States of America: SAGE Publications. Inc. Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Moon, J. (2000). Children Learning English.Thailand: Macmilan Heinemann Ormrod, Jeanne Ellis. (2008). Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang Jilid 1. (Alih Bahasa: Wahyu Indianti, dkk). Jakarta: Erlangga. Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono.
(2005).
Memahami
Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta. _______. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Udin
Syaefudin
Sa’ud.
(2012).
Inovasi
Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Yanuarita Widi Astuti dan Ali Mustadi. (2014). Pengaruh Penggunaan Media Film Animasi terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V Sd. Jurnal Prima Edukasia, [S.l.], v. 2, n. 2, p. 250-262, july 2014. ISSN 2460-9927. Available at:
. Date accessed: 20 jan. 2016.