IMPLEMENTASI ALGORITMA NAÏVE BAYENSIAN DALAM MENENTUKAN JURUSAN DI SMU (STUDI KASUS SMU MUHAMMADIYAH ENREKANG) Rismawati1, Satriawaty Mallu2 Program Studi Teknik Komputer STMIK Profesional Abstrak Naive Bayensian Algorithm Implementation In The Determination Of Department In High School (Case Study : Muhammadiyah High School Enrekang District of South Sulawesi Province), The purpose of the majors is that later in life lessons that will be given to students to be more focused because it was in accordance with their interests. The teachers BK/BP since the distant days usually have done so potential students' psychological psychologically more unearthed and majors that would have done no wrong direction. However, many parents who make children entering science majors. Though the majors have decided the school through teacher meetings. So, when a student scores less than the standards set then he should go majoring in social studies or English. In school education, the differences of each student must be considered because it can determine whether the poor student achievement. Issues discussed in this study is how to design system-based decision support technology to help high school students in choosing majors that match the capabilities, interests, talents and personality.. Kata kunci : naïve bayensian algorithm, majors, DSS. A. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu fenomena universal dalam kehidupan masyarakat. Kenyataan ini disebabkan oleh karena pendidikan
merupakan
fenomena
kehidupan yang tidak dapat dipisahkan dengan gajala sosial lainnya. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan timbal balik (interaksi) yang saling bersentuhan satu sama lain dalam proses pendidikan anak secara formal. Pemaknaan jurusan merupakan
hal
sangat
prinsipil
oleh
sebagian orang tua/wali, sehingga mereka ikut mempengaruhinya karena menurutnya
jurusan dapat menciptakan suasana yang lebih baik dengan mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan simbol
keberhasilan.
sebagai Dalam
pola
pemikiran ini pemaknaan jurusan tidak lain
dari
cara
oarng
tua/wali
mengekspresikan diri serta cara ia mencari relasi yang tepat terhadap dunia sekitarnya sebagai wujud keberhasilan pendidikan itu, keberhasilan baru akan tercapai apabila mendapat motivasi yang kuat dari para pendukung pendidikan tersebut. Penelitian ini mengimplementasikan sistem penunjang keputusan ke dalam 9
sebuah sistem menggunakan metode Naïve
titik-titik input data ke dalam nilai
Bayensian untuk menentukan jurusan IPA,
keanggotaan. Salah satu kesimpulan dari
IPS, BAHASA berdasarkan pengolahan
penelitiannya yaitu Logika fuzzy dapat
nilai
diterapkan dalam memilih salah satu
dan
angket
pada
SMA
Muhammadiyah Enrekang. Tampubolon
jurusan di SMU dengan kemungkinan
(2010)
dalam
hasil atau output yang lebih baik, karena
Pendukung
setiap keluaran atau output data disertai
Keputusan Penentuan Penyakit Diabetes
atau diberikan nilai dukungan yaitu 13
Mellitus Dengan Metode Sugeno”, dengan
persentase
salah
yaitu
keanggotaan (degree of membership).
menggunakan metode inferensi model
Perbedaan dengan penelitian ini adalah
Sugeno
pada model yang digunakan yakni, pada
penelitiannya
“Sistem
satu
kesimpulannya
dalam
penentuan
penyakit
kedekatan
penelitian
sama antara hasil sistem dengan hasil
Mamdani sedangkan yang penulis gunakan
perhitungan
adalah model Sugeno.
sedangkan
menggunakan
nilai
Diabetes Mellitus, diperoleh hasil yang
manual
ini
atau
model
Perbandingan antara pemilahan jurusan
Konsep Sistem Pendukung Keputusan
dengan menggunakan algoritma Naive
(SPK) pertama kali diungkapkan pada
Bayensian yaitu
awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott
dengan
melakukan klasifikasi
melakukan
perhitungan
nilai
probabilitas.
Morton
dengan
istilah
Management
Decision System. Morton mendefinisikan dalam
SPK sebagai “ Sistem Berbasis Komputer
Pendukung
Interaktif, yang membantu para pengambil
Keputusan Pemilihan Jurusan Di SMU
keputusan untuk menggunakan data dan
Dengan
berbagai
Hafsah,
dkk
penelitiannya Logika
(2008)
“Sistem Fuzzy”
perbandingan
model
untuk
memecahkan
Naive
masalah-masalah yang tidak terstruktur”.
Bayensian dalam pemilihan jurusan di
Sistem Penunjang Keputusan merupakan
SMU yaitu melakukan perhitungan nilai
sistem
probabilitas, klasifikasi dilakukan untuk
menyediakan informasi, pemodelan dan
menentukan kategori sedangkan dengan
pemanipulasi
logika fuzzy adalah suatu cara pemetaan
untuk membantu pengambilan keputusan
suatu ruang input kedalam suatu ruang
dalam situasi yang semi terstruktur dan
ouput dan mempunyai fungsi keanggotaan
situasi yang tidak terstruktur, dimana tak
antara
implementasi
algoritma
informasi
data.
interaktif
Sistem
yang
digunakan
suatu kurva yang menunjukkan pemetaan 10
seorang pun tahu secara pasti bagaimana
a.
keputusan seharusnya dibuat. SPK
biasanya
dibangun
keputusan untuk
mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk
mengevaluasi
Aplikasi
SPK
suatu
digunakan
b.
peluang.
System)
yang
Memberikan
masalah
yang
dukungan
dimaksudkan
atas
untuk
menggantikan
fungsi manajer. c.
fleksibel,
Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil lebih daripada perbaikan
interaktif, dan dapat diadaptasi, yang dikembangkan untuk mendukung solusi
atas
pengambilan
pertimbangan manajer dan bukannya
dalam
menggunakan CBIS (Computer Based
dalam
terstruktur.
pengambilan keputusan. Aplikasi SPK
Information
Membantu
efisiensinya. d.
Kecepatan
komputasi. para
Komputer
atas masalah manajemen spesifik yang
memungkinkan
pengambil
tidak terstruktur.
keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya dengan biaya yang rendah.
B. METODE PENELITIAN SPK merupakan pengembangan lebih
e.
Peningkatan produktivitas.
lanjut dari Sistem Informasi Manajemen
f.
Dukungan kualitas.
Terkomputerisasi
(Computerized
g.
Berdaya saing.
Management Information System), yang
h.
Mengatasi keterbatasan kognitif dalam
dfrancang
sedemikian
rupa
sehingga
pemrosesan dan penyimpanan.
bersifat interaktif dengan pemakaiannya.
Aplikasi SPK yang dikembangkan
Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk
untuk mendukung solusi atas masalah
memudahkan integrasi antara berbagai
manajemen spesifik yang tidak terstruktur
komponen dalam proses pengambilan
memiliki ciri-ciri SPK yang dirumuskan
keputusan, seperti prosedur, kebijakan,
oleh Kusrini (2007) adalah
teknik analisis, serta pengalaman dan
a.
SPK
ditujukan
untuk
wawasan manajerial guna membentuk
keputusan-keputusan
suatu kerangka
terstruktur.
keputusan yang bersifat
fleksibel. Sifat interaktif tersebut memiliki tujuan SPK seperti yang diungkap oleh Turban
b.
membantu
yang
kurang
SPK merupakan gabungan antara kumpulan
model
kualitatif
dan
kumpulan data.
(2005) adalah :
11
c.
SPK
bersifat
luwes
menyesuaikan
dan
dengan
dapat
a. Kemampuan untuk mengkombinasikan
perubahan-
berbagai
perubahan yang terjadi.
variasi
data
melalui
pengambilan dan ekstraksi data. b.
2.1Komponen-komponen
Sistem
Pendukung Keputusan:
Kemampuan untuk menambah sumber data secara cepat dan mudah.
c.
Kemampuan untuk menggambarkan
SPK terdiri dari tiga subsistem utama
struktur data logika sesuai dengan
yang menentukan kapabilitas teknis SPK
pengertian pemakai sehingga pemakai
yaitu sebagai berikut:
mengetahui apa yang tersedia dan
a.
Subsistem
Manajemen
Database
dapat
(Database Management Subsystem) b.
Subsistem Manajemen Basis Model (Model
Base
Subsistem Penyelenggara
kebutuhan
penambahan dan pengurangan. d.
Management
Kemampuan untuk menangani data secara personel sehingga pemakai
Subsystem). c.
menetukan
dapat mencoba berbagai alternatif Perangkat
Lunak
Dialog
(Dialog
Generation and Management Software Subsystem)
pertimbangan personel. e.
Kemampuan untuk mengolah berbagai variasi data.
2.1.2 Subsistem Manajemen Basis Model
2.1.1 Subsistem Manajemen Database Perbedaan antara database untuk SPK
Mengintegrasikan
akses
data
dan
model-model keputusan dapat dilakukan
dan non-SPK. terletak pada sumber data
dengan
untuk SPK lebih kaya dari pada non-SPK
keputusan kedalam sistem informasi yang
dimana data harus berasal dari luar dan
menggunakan
dari dalam karena proses pengambilan
mekanisme integrasi dan komunikasi di
keputusan,
antara
selain
itu
pada
proses
menambah
model-model
database
model-model.
pengambilan dan ekstraksi data dari
menyatukan
kekuatan
sumber data yang sangat besar, SPK
pelaporan data.
sebagai
Karakteristik
ini
pencarian
dan
membutuhkan proses ekstraksi dan DBMS
Salah satu persoalan yang berkaitan
dalam pengelolaanya harus cukup fleksibel
dengan model adalah bahwa penyusunan
untuk memungkinkan penambahan dan
model seringkali terikat pada struktur
pengurangan secara cepat.
model
Beberapa kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen database sebagai berikut :
yang
mengasumsikan
adanya
masukan yang benar dan cara keluaran yang
tepat.
Sementara
itu,
model 12
cenderung tidak mencukupi kerena adanya
membuat
kesulitan dalam mengembangkan model
dan mengakses model).
yang
teringtegrasi
untuk
menangani
persoalan ini dengan menggunakan koleksi
2.1.3
dialog,
Subsistem
menghubungkan,
Perangkat
Lunak
Penyelenggara dialog
berbagai model yang terpisah, dimana
Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik
setiap model digunakan untuk menangani
SPK timbul dari kemampuan interaksi
bagian yang berbeda dari masalah yang
antara system dengan pemakai, yang
dihadapi. Komunikasi antara berbagai
dinamakan
model digunakan untuk menangani bagian
mendefinisikan pemakai, terminal dan
yang berbeda dari masalah tersebut.
system
Komunikasi antara berbagai model yang
komponen-komponen dari sistem dialog
saling berhubungan diserahkan kepada
sehingga subsistem dialog terbagi menjadi
pengambil keputusan sebagai intelektual
tiga bagian sebagai berikut:
dan manual.
a. Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat
Salah
satu
optimistis,
pandangan berharap
yang
perangkat
digunakan
oleh
dialog.
lunak
Bennet
sebagai
pemakai
dalam
bisa
berkomunikasi dengan sistem. Hal ini
kedalam
meliputi pemilihan-pemilihan seperti
sebagai
papan ketik (keyboard), panel-panel
mekanisme integrasi dan komunikasi di
sentuh joystick, perintah suara dan
antara mereka. Kemampuan yang dimiliki
sebagainya.
menambahkan sistem
untuk
lebih
subsistem
model-model
informasi
database
subsistem basis model meliputi hal-hal sebagi berikut : a.
b.
Kemampuan
tampilan
dan
presentasi,
meliputi apa yang harus diketahui oleh untuk
menciptakan
pamakai.
Bahasa
tampilan
pilihan-
model-model baru secara cepat dan
pilihan seperti printer, tampillan layar,
mudah.
grafik, warna, plotter, keluaran suara,
Kemampuan untuk mengakses dan
dan sebagainya.
mengintegrasikan
c.
b. Bahasa
model-model
c. Basis pengetahuan, meliputi apa yang
keputusan.
harus diketahui oleh pemakai agar
Kemampuan untuk mengolah basis
pemakaian system bisa efektif. Basis
model dengan fungsi manajemen yang
pengetahuan
analog
database
pemikiran pemakai, pada kartu referensi
(seperti mekanisme untuk menyimpan,
atau petunjuk, dalam buku manual, dan
dan
manajemen
bisa
berada
dalam
sebagainya. 13
Kombinasi
dari
kemampuan-
tindakan diambil, tentu persoalan yang
kemampuan di atas terdiri dari apa yang
dihadapi harus dirumuskan terlebih dahulu
disebut gaya dialog misalnya pendekatan
secara jelas.
tanya jawab, bahasa perintah, menu-menu,
b. Perancangan (Design)
dan mengisi tempat kosong.
Merupakan tahap analisis dalam kaitan
Kemampuan yang harus dimiliki oleh
mencari
atau
merumuskan
pemecah
alternatif-
SPK unutk mendukung dialog pemakai
alternatif
atau system meliputi hal-hal sebagai
permasalahan dirumuskan dengan baik,
berikut :
maka tahap berikutnya adalah merancang
a. Kemampuan untuk menangani berbagai
atau
membangun
model
masalahnya
untuk
alternative pemecah masalah.
berbagai
gaya dialog sesuai dengan pilihan pemakai.
menyusun
tindakan pemakai
dengan berbagai
peralatan masukan.
c. Pemilihan (choice)
serta hasil yang diharapkan selanjutnya manajemen memilih alternative solusi yang diperkirakan paling sesuai. Pemilihan
c. Kemampuan untuk menampilkan data
alternatif ini akan mudah dilakukan kalau
dengan berbagai variasi format dan
hasil
peralatan keluaran.
mamiliki nilai kualitas tertentu.
dukungan
berbagai
Dengan mengacu pada rumusan tujuan
b. Kemampuan untuk mengkombinasikan
d. Kemampuan
Setelah
pemecahan
variasi dialog, bahkan jika mungkin mengkombinasikan
dan
masalah.
untuk yang
memberikan
fleksibel
untuk
mengetahui basis pengetahuan pamakai.
yang
diinginkan
terukur
atau
d. Implementasi (implementation) Merupakan
tahap
palaksana
dari
keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan
2.2 Tahap Pengambilan Keputusan
yang terencana, sehingga hasil keputusan
Tahap pengambilan keputusan yaitu : a. Penelusuran (Intellegence) Merupakan
tahap
diperlukan perbaikan-perbaikan. pendefinisian
informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan persoalan yang dihadapi serta yang akan
diambil.
dapat dipantau atau diselesaikan apabila
Langkah
ini
sangat
2.3 Sistem Jurusan Jurusan
adalah
satu
seri
materi
pendidikan yang sudah ditentukan secara
menentukan ketetapan keputusan yang
sistematis
akan
Sistem jurusan di SMA dilakukan pada
diambil,
karena
sebelum
suatu
sesuai
dengan
bidangnya,
14
awal semester 2 kelas X, ini merupakan
Bahasa memiliki karakteristik masing-
bentuk dari layanan bimbingan konseling
masing. Program yang satu tidak lebih
adalah penempatan dan penyaluran siswa
hebat dari konseling yang lain. Hal ini
sesuai minat dan bakat serta kemampuan
sangat
yang dimiliki siswa di sekolah SMA ini
bimbingan persepsi yang ditempatkan pada
dalam penjurusan ada 3 jurusan yang harus
jurusan IPA adalah merupakan kumpulan
dipilih yaitu: Jurusan Ilmu Pengetahuan
dari anak-anak pintar. Sedangkan mereka
Alam (IPA), Jurusan Ilmu Pengetahuan
yang
(IPS), Bahasa. Dimana setiap jurusan
memiliki kemampuan yang rendah atau dei
minimal
bawah anak-anak IPA. Sedangkan Bahasa
mencapai
rata-rata
sebagai
persyaratan pemilihan jurusan. Penjurusan siswa di sekolah SMA tidak
penting
terutama
ditempatkan
andalah
pada
anak-anak
bagi
jurusan
yang
guru
IPS
memilki
kemampuan menyukai seni bahasa.
saja ditentukan oleh kemampuan akademik tetapi juga harus didukung oleh faktor minat, karena karakteristik suatu ilmu
2.4 Pengertian Minat Minat
diartikan
sebagai
kehendak,
menurut karakteristik yang sama dari yang
keinginan atau kesukaan (Kamisa, 1997 :
mempelajarinya. Dengan demikian, siswa
370). Minat adalah sesuatu yang pribadi
yang mempelajari suatu ilmu yang sesuai
dan berhubungan erat dengan sikap. Minat
dengan karakteristik kepribadiannya (
dan
minat terhadap suatu ilmu ) akan merasa
prasangka, dan minat juga penting dalam
senang ketika mempelajari ilmu tersebut.
mengambil
Dengan demikian penjurusan bukanlah
menyebabkan seseorang giat melakukan
masalah kecerdasan tetapi masalah minat
menuju ke sesuatu yang telah menarik
dan bakat siswa. Tujuannya agar kelak
minatnya. (Gunarso,1995 : 68). Minat
dikemudian hari pelajaran yang akan
merupakan
diberikan kepada siswa menjadi lebih
mendorong orang untuk melakukan apa
terarah karena sesuai dengan minatnya.
yang mereka inginkan bila mereka bebas
Sekolah memegang peranan penting untuk
memilih (Hurlock, 1995 : 144).
dapat mengembangkan potensi diri yang
sikap
merupakan
keputusan.
sumber
dasar
Minat
motivasi
bagi
dapat
yang
Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu:
dimiliki siswa. Kemungkinan yang akan
(Hurlock, 1995 : 117)
terjadi jika siswa mengalami kesalahn
a) Aspek Kognitif
dalam penjurusan. Perlu diingat bahwa
Berdasarkan atas pengalaman pribadi
sebetulnya antara jurusan IPA, IPS, dan
dan apa yang pernah dipelajari baik di 15
rumah, sekolah dan masyarakat serta
Jika seseorang sangat menginginkan
dan berbagai jenis media massa.
obyek minat dalam waktu segera.
b) Aspek Afektif Konsep
Penelitian
yang
membangun
aspek
ini
mengumpulkan
dirancang
data,
dengan
mengolah
dan
afektif, minat dinyatakan dalam sikap
menganalisis data yang terakhir adalah
terhadap kegiatan yang ditimbulkan
membuat laporan. Mengumpulkan data
minat.
dilakukan pada SMA Muhammadiyah
Berkembang dari pengalaman pribadi
Enrekang yaitu bagian kurikulum dan
dari sikap orang yang penting yaitu
siswa.
orang tua, guru dan teman sebaya
menganalisis data yang telah dikumpulkan
terhadap
untuk
kegiatan
yang
berkaitan
Kemudian
mengetahui
sistem serta
dan
penjurusan
dengan minat tersebut dan dari sikap
disekolah
yang dinyatakan atau tersirat dalam
penentu dalam memilih jurusan. Langkah
berbagai bentuk media massa terhadap
terakhir adalah membuat laporan, dimana
kegiatan itu.
diharapkan hasil kegiatan akhir ini dapat
c) Aspek Psikomotor
tersebut
mengolah
menetukan SPK dengan menggunakan
Berjalan dengan lancar tanpa perlu
Algoritma Naïve Bayensia.
pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun
C. IMPLEMENTASI
kemajuan
2.8.5 Relasi Tabel
tetap
faktor-faktor
memungkinkan
sehingga keluwesan dan
keunggulan
meningkat meskipun ini semua berjalan lambat. Menurut
Nursalam
(2003),
minat
seseorang dapat digolongkan menjadi : a. Rendah Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat b. Sedang Jika seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera. c. Tinggi
Gambar 4. Relasi Tabel 2.9 Rancangan Antarmuka 2.9.1 Form Login 16
Gambar 5. Gambar Form Login 2.9.2 Menu form pada menu utama Gambar 8. Gambar Form input data pekerjaan 2.9.3.2 Form Input Data Lowongan
Gambar 6. Gambar Form pada menu utama 2.9.3 Rancangan Antarmuka 2.9.3.1 Form Input Data Jabatan
Gambar 9. Gambar Form input data lowongan 2.9.3.3 Form Input Data Pelamar
Gambar 7. Gambar Form input data jabatan 2.9.3.1 Form Input Data Pekerjaan
Gambar 10. Gambar Form input data pelamar 2.9.3.4 Form AHP Global
17
mengambil banyak kriteria seleksi dan alternatif pelamar yang dicalonkan untuk diterima. Keputusan untuk menentukan calon pelamar mana yang akan diterima sebagai karyawan
perusahaan
menentukan
kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri, sehingga diperlukan keputusan yang tepat dalam pemilihan, agar tujuan perusahaan Gambar 11. Gambar Form AHP Global
dapat tercapai. Aplikasi
2.9.3.5 Form Hasil
sistem
pendukung
keputusan seleksi penerimaan karyawan dapat digunakan manager sumber daya manusia untuk membantu menentukan calon karyawan mana yang akan diterima. DAFTAR PUSTAKA [1] Kadarsah, Suryadi, dan Ramdani, M.Ali. Sistem Pendukung Keputusan: Suatu Wacana Struktural Idealisasi dan Gambar 12. Gambar Form Hasil
Rosdakarya, Bandung, 2002, 131-132.
Hirarki fungsional dari AHP dapat memecahkan masalah kompleks
sehingga
kriteria dapat
cukup
dimanfaatkan
yang
banyak, sebagai
model dalam sistem pendukung keputusan seleksi
penerimaan
Konsep
Pengambilan Keputusan, PT Remaja
D. KESIMPULAN
mengambil
Implementasi
karyawan
yang
[2] Turban, Efraim, Aronson, Jay E, and Liang, Ting Peng. Decision Support Systems and Intelligent Systems. 7th Edition. Upper Saddle River: PrenticeHall, 2005. [3] http:// www.fortunecity.com.
18