Daftar Isi Seminar Tahunan Pengawas,n
Pemanfaatan
Tenaga Nuklir • Jakarta, 11 Desember 2003
ISSN 1693 - 7902
IMPLEMENT ASI SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (ISO 14001) DALAM MANAJEMEN OPERASI INST ALAS I NUKLIR
Nur Tri Harjanto Pusat Pengembangan Teknologi Bahan Bakar Nuklir dan Daur Ulang (P2TBDU) - BATAN
ABSTRAK IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (ISO 14001) DALAM MANAJEMEN OPERASI INSTALASI NUKLIR. Instalasi nuklir disamping mempunyai potensi bahaya radiasi juga menghasilkan limbah yang berdampak pada lingkungan, sehingga dalam pembangunan, operasi, & perawatannya perlu memperhatikan aspek yang ada dan harus mengikuti persyaratan yang ditentukan. Salah satu persyaratan yang mutlak diperlukan adalah adanya kewajiban untuk melaksanakan fungsi jaminan mutu. Dalam Program Jaminan Mutu (PJM) operasi instalasi nuklir sesuai standar IAEA SS 50 C-QA ditekankan pentingnya aspek keselamatan dalam operasi instalasi nuklir, namun aspek penting lingkungan belum dipersyaratkan secara nyata. Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang kompaktibel terhadap manajemen yang lain dapat diimplementasikan dalam manajemen operasi instalasi nuklir dengan mengembangkan dan memasukkan persyaratan SML pada Program Jaminan Mutu. Beberapa persyaratan SML seperti : Kebijakan , Perencanaan, Organisasi, Struktur dan tanggung jawab, Pelatihan, Komunikasi, Dokumentasi, Pengendalian Dokumen, Pengendalian Operasi/proses, Pengecekan dan Tindakan perbaikan, Pengendalian Ketidaksesuaian, Rekaman, dan Audit serta Kajian Manajemen sudah ada dalam PJM, hanya perlu pengembangan lingkup substansinya. Selain itu perlu ditambahkan persyaratan yang belum ada dalam PJM yakni Program Lingkungan serta Kesiagaan dan Tanggap Darurat. Dengan mengimplementasikan SML dalam PJM akan menunjukkan bahwa ada komitmen manajemen untuk memenuhi persyaratan kebijakan lingkungan, adanya penekanan pada tindakan pencegahan yang lebih dari pada tindakan koreksi, serta sistem memasukkan dan memadukan proses penyempurnaan berkelanjutan. Kata kunci : Manajemen Lingkungan ABSTRACT IMPLEMENTASTION OF THE ENVIROMENTAL MANAGEMENT SYSTEM (ISO 14001) IN THE OPERATION MANAGEMENT OF NUCLEAR INSTALLATION. Beside possesses radiation danger potential, nuclear installation also produces waste substances effecting to the environment, so that in the construction, operation, and maintenance, it shall consider the existing aspects and comply with the specified requirements. One requirement that unconditionally needed is the duty to perform the quality assurance function. In the Quality Assurance Program (QAP), the nuclear installation operation pursuant to IAEA SS 50 C-QA standar shall be stressed on the importance of the safety aspect in the nuclear installation operation, however the important aspect of environment has not been actually required. The Environmental
50
Seminar Tahunan Pengawasan
Pemanfaatan
Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003
ISSN 1693 - 7902
Management System (EMS) compactible to other management may be implemented into the nuclear installation operational management by developing and taking the the EMS requirements to the Quality Assurance Program. Some requirements of EMS such as : Policy, Planning, Organization, Structure and Responsibility, Training, Communication, Documentation, Documentation control, Operational! processing control, Examination and Repair Action, Unconformity Control, Record and Audit, and Management Review have been contained in QAP, and it shall only necessary to develop their subtantial scopes. In addition, it is necessary to add the requirements are not contained in QAP, they are the Environmental Program as well as the Readiness and Emergency Perceptive. The implementation of EMS in the QAP shall that there are management commitment to comply with the policy requirements, an emphasizing on the preventive action more than a correction action, and the system of taking and combining the continuous improvement process. Keywords: Enviromental Management "-
~
51
Seminar Ta/lUnan Pengawasan Pemanfaatan
ISSN 1693 - 7902
Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003
PENDAHULUAN Dunia industri saat ini terus berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi serta tuntutan kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat
mulai kritis dalam mensikapi, memilih dan menilai
suatu produk yang dihasilkan oleh suatu industri baik itu industri kebutuhan rumah tangga yang merupakan industri kecil, industri menengahJbesar dan bahkan industri nuklir yang memiliki teknologi tinggi. lnstalasi nuklir yang meliputi reaktor nuklir, instalasi konversi dan pemumian, fabrikasi bahan bakar nuklir danJatau pengolahan ulang bahan bakar bekas, instalasi radioisotop, instalasi radiometalurgi,
instalasi iradiator, instalasi akselerator, siklotron
dan instalasi pengelolaan limbah radio aktif, disamping memiliki teknologi yang cukup tinggi juga mempunyai potensi bahaya radiasi. Oleh sebab itu mulai dari pembangunan hingga operasi dan perawatannya harus memenuhi ketentuanJpersyaratan
keselamatan
yang ditentukan. Sesuai
Surat Keputusan
Kepala
BAPETEN
Nomor
07/Ka-BAPETENN-99
Tentang Jaminan Kualitas lnstalasi Nuklir, maka setiap organisasi pengelola instalasi nuklir wajib melaksanakan fungsi jaminan mutu. Fungsi-fungsi jaminan mutu(l) tersebut meliputi : •
Penyusunan program jaminan mutu.
•
Organisasi dan tata kerja jaminan mutu.
•
Pengawasan jaminan mutu.
Program Jaminan Mutu untuk operasi instalasi nuklir disusun berdasarkan Safety Series No 50 C-QA yang merupakan bagian dari program IAEA yang disebut Standar Keselamatan Nuklir (NUSS Program) yang menekankan pentingnya aspek keselamatan dalam manajemen operasi instalasi nuklir. LA TAR BELAKANG MASALAH. lnstalasi/industri Nuklir seperti PLTN sampai saat ini masih menimbulkan pro dan kontra sehingga belum bisa diterima oleh masyarakat sepenuhnya. Hal ini disebabkan karena masyarakat masih khawatir akan bahaya potensi radiasi dan limbah yang dihasilkan oleh industri nuklir yang cukup berbahaya, disamping faktor non teknis
52
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan
ISSN 1693 - 7902
Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003
seperti investasi yang tinggi. Seiring dengan hal tersebut di atas, dalam era globalisasi kita juga akan dihadapkan dengan beberapa isue/masalah yang meliputi : •
Hak Asasi ManusiaIHAM
•
Demokrasi
• ~Hak Atas Kekayaan Intelektual •
Standarisasi dan
•
Lingkungan
Semua isue tersebut manajemen
bermuara pada transparasi/keterbukaan.
instalasi nuklir hams dapat meyakinkan
Untuk itu maka
kepada masyarakat
bahwa
disamping instalasi nuklir terse but memiliki teknologi sistem keamanan yang tinggi dan berwawasan lingkungan juga memiliki sistem pengelolaan yang memenuhi persyaratan manajemen keselamatan dan manajemen lingkungan sesuai standar internasional. Untuk mendapatkan dukungan dalam menentukan kebijakan dibidang industri nuklir
maka perlu adanya transparasi dalam menginformasikan
bahwa suatu instalasi nuklir memiliki sistem pengelolaan
kepada masyarakat
yang menjamin tingkat
keamanan dan keselamatan yang tinggi dengan menerapkan program jaminan mutu sesuai dengan standar SS 50 C-QA yang mendapatkan pengawasan baik internal (oleh organisasi itu sendiri) maupun eksternal oleh badan pengawas independen (BAPETEN). Selain itu juga perlu adanya pembuktian bahwa pengelolaan operasi instalasi nuklir telah memenuhi
standar pengelolaan
lingkungan yang baik yang ramah terhadap
lingkungan sesuai standar ISO 14001, yang dapat dibuktikan dengan pernyataan diri untuk siap dilakukan audit lingkungan atau dengan sertifikasi lingkungan (sertifikat ISO 14001). Kompaksibilitas
Sistem
SML (ISO 14001) Terhadap Manajemen Mutu Lainnya
Manajemen
Lingkungan
menurut
ISO
14001 adalah
bagian
dari
keseluruhan sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, praktek, prosedur, proses dan sumberdaya untuk mengembangkan, menerapkan,
mencapai, mengkaji dan memelihara kebijakkan lingkungan(2). Model
sistem manajemen lingkungan dalam standar SNI 14001 (adopsi dari ISO 14001) dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 1. Standar sistem manajemen lingkungan dimaksudkan untuk memberikan unsurunsur
sistem
manajemen
lingkungan
yang dapat dipadukan
53
dengan
persyaratan
ISSN 1693 - 7902
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir • Jakarta, II Desember 2003
manajemen lainnya di dalam organisasi gun a membantu organisasi mencapai tujuan mutu, keselarnatan, ekonomi dan lingkungan(3). Standar ISO 14001 memiliki sistem manajemen dasar yang sarna dengan standar sistem manajemen mutu yang lain seperti ISO 9000 (Sistem manajemen mutu prod uk), ISO 17025 (Sistem manajemen mutu laboratorium uji dan kalibrasi), atau IAEA SS 50 C-QA (Sistem manajemen/jaminan
mutu untuk kearnanan dan keselarnatan instalasi
nuklir).
Penyempurnaan Berkelanjutan
Kebijakan Lingkungan
Pengkajian Manajemen
Perencanaan
r Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi
Penerapan dan Operasi
Gambar 1. Model sistem manajemen
lingkungan
ISO 14001 (2)
Organisasi dapat memilih untuk menggunakan sistem manajemen yang berlaku diorganisasi
yang konsisten
dengan standar tersebut sebagai dasar untuk sistem
manajemen lingkungannya. Narnun perlu dipaharni bahwa penerapan berbagai unsur sistem manajemen ini mungkin berbeda karena tujuannya yang berbeda dan karena pihak-pihak yang terkait juga berbeda. Sistem manajemen mutu produk (ISO 9000) misalnya
berkaitan
manajemen/jarninan
dengan
kebutuhan
pelanggan
atau
konsurnen,
sistem
mutu keselarnatan instalasi nuklir (IAEA SS 50 C-QA) berkaitan
dengan kearnananlkeselarnatan
pembangunan, dan operasi instalasi nuklir, sedangkan
sistem manajemen lingkungan (ISO 14001) mengarah pada kebutuhan dari berbagai pihak yang terkait dan adanya kebutuhan masyarakat akan perlindungan
lingkungan
yang semakin berkembang. Persyaratan Sistem Manajemen Lingkungan yang ditetapkan dalarn standar ISO 14001 tidak perlu dirumuskan secara terpisah dari unsur-unsur sistem manajemen yang berlaku di dalarn suatu organisasi. Dalarn beberapa hal dimungkinkan untuk memenuhi
54
Seminar Tahunan Pengawasan
ISSN 1693 - 7902
Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003
semua persyaratan melalui penyesuaian terhadap unsur-unsur sistem manajemen yang sedang berlaku.
Manajemen Mutu Prod uk (ISO 9000)
I INST ALASI NUKLIR
Program Jaminan Mutu Keselamatan (SS IAEA 50 C-QA)
I
SML / Mutu Lingkungan (ISO 14001)
Manajemen Mutu Lab. (ISO 17025)
Gambar 2. Penerapan
STRUKTUR
Sistem Manajemen
SISTEM MANAJEMEN
dalam Instalasi Nuklir
LINGKUNGAN
ISO 14001
Struktur (elemen-elemen) dalam Sistem Manajemen Lingkungan meliputi Kebijakan
Lingkungan
Kebijakan mengenai
ini ditetapkan
maksud
Kebijakkan
(2) :
dan
oleh manajemen
prinsip-prinsip
dalam
puncak
yang berisi
peningkatan
kinerja
pernyataan lingkungan.
ini sesuai dengan jenis kegiatan, skala dan dampak lingkungan akibat
kegiatan, produk atau jasa yang dihasilkan, yang mencakup komitmen untuk perbaikan secara terus menerus dan pencegahan pencemaran, serta mencakup komitmen pentaatan terhadap peraturan perundang-undangan lingkungan yang relevan dan ketentuan lainnya yang terkait. Perencanaan 1. Aspek Lingkungan Organisasi
perlu membuat
prosedur
untuk mengidentifikasi
aspek-aspek
lingkungan sehingga organisasi dapat mengendalikan atau mengantisipasinya Menentukan
aspek
mana
yang
mempunyai
dampak
penting
terhadap
lingkungan dan menjamin bahwa aspek-aspek yang berkaitan dengan dampak
\
55
ISSN 1693 - 7902
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003
penting
telah
dipertimbangkan
dalam
penentuan
tujuan
dan
sasaran
pengelolaan lingkungan 2. Persyaratan Hukum dan Persyaratan lainnya Organisasi
hams
mengidentifikasi
menetapkan
dan
dan mendapatkan
memberlakukan
akses pada peraturan
prosedur
untuk
dan ketentuan-
ketentuan lain yang berhubungan dengan organisasi terutama yang berkaitan dengan aspek lingkungan dari kegiatan, produk maupun jasa yang dihasilkan. 3. Tujuan dan Sasaran. Organisasi
hams menetapkan
dan memelihara
tujuan dan sasaran yang
terdokumentasi pada setiap fungsi dan tingkatan manajemen organisasi. Tujuan dan sasaran harus konsisten dengan kebijakan lingkungan, termasuk merefleksikan komitmen terhadap pencegahan pencemaran. 4. Program Manajemen lingkungan Organisasi menetapkan dan memelihara program untuk mencapai tujuan dan sasaran lingkungan. Program berisi
perencanaan
kegiatan yang meliputi
arahan dan tanggungjawab dalam pencapaian tujuan dan sasaran pada setiap tingkatan dan fungsi yang relevan serta cara bagaimana sasaran dan tujuan tersebut dapat dicapai dan jangka waktu pencapaiannya. Penerapan dan Operasi 1. Struktur dan Tanggung jawab Peran/fungsi, tanggungjawab dan kewenangan harus ditetapkan, didokumentasikan dan disampaikan untuk menunjang terciptanya manajemen lingkungan yang efektif. Manajemen harus menyediakan sumber daya yang diperlukan dalam implementasi dan pengendalian SML. 2. Pelatihan, kepedulian, dan kompetensi. Organisasi harus mengkaji kebutuhan pelatihan. Selain itu, semua karyawan yang bekerja pada area yang berpotensi mengakibatkan
dampak penting
lingkungan, hams telah menerima pelatihan yang memadai. Karyawan yang melakukan tugas-tugas yang dapat menyebabkan timbulnya dampak penting terhadap lingkungan, hams memiliki kompetensi pendidikan pelatihan, danl atau pengalaman yang sesuai.
56
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan
ISSN 1693 - 7902
Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Oesember 2003
3. Komunikasi. Dengan berlandaskan pada aspek-aspek lingkungan dan SML, organisasi perlu menetapkan
dan memberlakukan
prosedur
untuk melakukan
komunikasi
internal pada setiap tingkatan dan fungsi dalam organisasi. Selain itu juga prosedur penerimaan dan dokumentasi tanggapan atas komunikasi dari pihakpihak eksternalyang berkepentingan. 4. Dokumentasi SML Organisasi perlu menetapkan dan memelihara informasi secara tertulis ataupun di dalam data elektronik untuk menjelaskan elemen-elemen inti dari sistem manajemen memberikan
lingkungan dan interaksi antara elemen-elemen
tersebut, serta
arahan atas dokumen yang terkait. Ada 4 tingkatan
dokumentasi
SML
yakni
:
Manual,
Prosedur,
Instruksi
sistem
kerja,
dan
Rekaman/ catatan. 5. Pengendalian Dokumen Organisasi perlu menetapkan dan memberlakukan prosedur untuk mengendalikan seluruh dokumen yang dipersyaratkan
oleh standar internasional
ini
untuk memastikan bahwa : Dokumen-dokumen secara periodik ditinjau kembali, direvisi, dan versi terbaru dari dokumen yang relevan tersedia, Dokumen kadaluwarsa segera ditarik dari setiap lokasi penyimpanan dan penggunaan atau diamankan dari pemakaian yang tidak sengaja. 6. Pengendalian Operasi Orgimisasi harus mengetahui operasi dan kegiatan yang berhubungan dengan aspek-aspek penting lingkungan yang telah teridentifikasi, agar dilaksanakan sejalan dengan kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan organisasi. Menetapkan dan memelihara prosedur operasi agar tidak terjadi penyimpangan terhadap kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan. 7. Kesiagaan dan Tanggap Darurat Organisasi
harus
mengidentifikasi
menetapkan
dan
memberlakukan
prosedur
untuk
dan tanggap terhadap kecelakaan dan keadaan darurat yang
mungkin terjadi, serta prosedur untuk menghindari dan mengatasi dampak lingkungan yang mungkin terjadi akibat kecelakaan atau keadaan darurat terse but. Organisasi perlu mengkaji dan memperbaiki
57
prosedur kesiagaan,
ISSN 1693 - 7902
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003
selain itu perlu menguji secara berkala prosedur-prosedur yang memungkinkan untuk diuji. Pengecekan dan Tindakan Perbaikan 1. Pemantauan dan Pengukuran Organisasi perlu membuat dan memberlakukan proseaur tertulis untuk secara berkala memantau dan mengukur karakteristik kunci dari operasi dan kegiatan yang
dapat
menimbulkan
dampak
penting
pada
lingkungan.
Alat-alat
pemantau lingkungan harus dikalibrasi dan disimpan sesuai dengan ketentuan. Organisasi perlu membuat dan memberlakukan prosedur tertulis untuk secara berkala
melakukan
evaluasi
tentang
kesesuaian
dengan
peraturan
dan
perundang-undangan lingkungan hidup. 2. Ketidaksesuaian, Perbaikan dan Tindakan Pencegahan. Organisasi perlu membuat dan memberlakukan prosedur dalam menetapkan tanggung jawab dan wewenang untuk menangani dan menyelidiki kasus-kasus ketidaksesuaian, pengambilan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan akibat ketidaksesuaian tindakan
koreksi
terse but, dan untuk memulai
dan
mendokumentasikan
pencegahan.
semua
Organisasi
perubahan
dalam
harus
dan menyelesaikan menetapkan
prosedur
tertulis
dan yang
diakibatkan oleh tindakan koreksi dan pencegahan. 3. Rekaman Organisasi perlu membuat dan memberlakukan prosedur untuk identifikasi, pemeliharaan, dan pendistribusian rekaman lingkungan. Rekaman harus jelas, dapat diidentifikasi dan dilacak hubungannya dengan aktivitas tertentu, hasil atau jasa. Rekaman
lingkungan harus disimpan
dan dipelihara
rekaman tersebut siap digunakan dan terjaga dari kerusakan
sehingga
atau· hilang.
Waktu penyimpanan hams ditetapkan dan dicatat. 4. Audit Sistem Manajemen Lingkungan Organisasi hams menetapkan dan memberlakukan suatu program dan prosedur untuk melaksanakan
audit sistem manajemen
lingkungan secara periodik.
Tujuan dari audit adalah agar dapat menetapkan apakah sistem manajemen lingkungan telah diterapkan dan diberlakukan dengan benar sesuai dengan
58
Seminar Tahunan Pengawasan
Pemanfaatan
ISSN 1693 - 7902
Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003
aturan atau ketetapan yang direncanakan termasuk ketetapan-ketetapan standar ini serta memberikan informasi atas hasil audit kepada manajemen puncak. Pengkajian Manajemen Manajemen
puncak organisasi harus mengkaji sistem manajemen
sesuai dengan jadwal/interval ketepatan, memastikan
dan keefektifan
lingkungan
waktu yang ditetapkan untuk memastikan kesesuaian, sistem terse but. Proses
kajian manajemen
ini harus
bahwa informasi penting telah dikumpulkan sehingga dapat dievaluasi.
Kaji ulang pelaksanaan SML secara berkala oleh manajemen puncak diperlukan untuk memastikan keberlanjutan dan ketepatan serta keef~ktifal1:::p~aksanaan yang meliputi pengkaj ian terhadap :
~,~ ~\)
fi .~r'!} !~
• •
Tujuan dan sasaran lingkungan :, Kinerja lingkungan secara keseluruhan ~
•
Temuan hasil audit SML
S"AK4~
'~if1.J -za;
~
Kajian manajemen
h41\ i<
1'"
,,'
~
'+/J~NGAW"''i:>'\~~
harus terbuka
terhadap
kemungkinan
adanya perubahan
kebijakan, tujuan dan elemen-elemen lain dalam sistem manajemen lingkungan sejalan dengan hasil audit sistem manajemen
lingkungan,
perubahan
situasi, dan adanya
komitmen terhadap perbaikan secara terus menerus. IMPLEMENT ASI SML DALAM MANAJEMEN PENGELOLAAN
INST ALAS I
NUKLIR Suatu Instalasi Nuklir dalam operasinya harns menerapkan program jaminan mutu untuk keselamatan sesuai dengan IAEA SS 50 C-QA. Hal ini sesuai dengan SK Ka BAPETEN Nomor 07/Ka-BAPETENN-99
tentangjaminan
mutu untuk instalasi nuklir.
Kode/Aturan ini sifatnya wajib, sehingga suatu instalasi nuklir yang tidak melaksanakan ketentuan
tersebut
akan mendapatkan
sangsi dari Bapeten
yang
dapat berupa
pencabutan ijin operasi atau penutupan/denda atas pelanggaran aturan ini. Sistem Manajemen Lingkungan sesuai standar ISO 14001 (SNI 14001) sampai saat ini masih bersifat sukarela, namun tidak menutup kemungkinan pada suatu saat akan berubah menjadi wajib sesuai dengan perkembangan hukurn/undang-undang
dan
tuntutan masyarakat. Suatu instalasi nuklir sebaiknya menerapkan sistem manajemen lingkungan
secara
efektif
agar
membantu
59
melindungi
kesehatan
manusia
dan
A (8) bijakan) si
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003
ISSN 1693 -7902
lingkungan dari dampak penting kegiatan, produk atau jasanya, dan untuk membantu memelihara
serta memperbaiki
mutu lingkungan. Dengan menerapkan
SML dapat
membantu organisasi untuk memberikan kepercayaan kepada pihak terkait bahwa : a). ada komitmen manajemen untuk memenuhi persyaratan kebijakan, tujuan, dan sasaran lingkungan. b). adanya penekanan pada tindakan pencegahan yang lebih dari pada tindakan koreksi. c). dapat memberikan bukti adanya perhatian yang cukup dan kesesuaian dengan perundang -undangan. d). Sistem memasukkan dan memadukan proses penyempumaan berkelanjutan. Penerapan SML dalam manajemen operasi instalasi nuklir dapat dilakukan dengan mengembangkan
manajemen yang sudah ada dalam hal penekanan aspek dan ruang
lingkup serta menambahkan elemen-elemen yang belum diatur dalam program jaminan mutu instalasi nuklir. Tabel 1. Perbandingan Elemen-elemen IAEA SS 50 C-QA dengan Elemen elemen SML II.2.1 Struktur PJM sesuai IAEA SS I., -III.II.I.3 1. I 11.1.Umum 11.1.1 dan I. I.Pendahuluan III.3. & Penstafan danjawab Pelatihan II. Pendahuluan Managemen Struktur Tanggung III.Kinerja Kepedulian II. Jaminan Mutu (11.1.) 1.2. Ruang Lingkup III. Organisasi III. 1. Tanggung Jwb, Wewenang, 1.2.Program Ruang Lingkup SML (ISO 14001) 3. Tanggungjawab TujuanStruktur & Sasaran 1.3.
50 CQ (1996)
60
ngujian Proses sain
ISSN 1693 - 7902
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003
I 11.4.1 11.1.5 Komunikasi Dokumentasi SML Rekaman Perbaikandan II IXII.Rekaman 11.3.2 IV. 11.4.2 Penilaian an IIIA.2 IXIII. IIIA.l II.3.1 Audit 3. Ketidak Pengendalian &Dokumen Pengukuran Pemantauan X.sesuaian, Pengendalian Ketidaksesuai(III. II.2.1)Prosedur, Instruksi, IV. Pengendalian Dokumen IX.l. Program Pengujian IX. InspeksiInspeksi dan Pengendalian I 111.1.1 I 11.1.1 XI. VI. Tindakan Koreksi brasi jian/pengukuran kaliPengendalian Pengadaan VII. Pengendalian Bahan IV. Pengecekan & Tindakan IX.3. Pengendalian alat&pengu-
V. Kajian Manajemen
PENYESUAIAN
I -
II.3. Review Manajemen
SML
DALAM
PENGEMBANGAN
PROGRAM
JAMINAN
MUTU INST ALAS I NUKLIR. Sistem
Manajemen
kegiatan/manajemen keselamatan
Lingkungan
lain selain
(SML)
dari manajemen
dapat
diterapkan
tersebut,
pada
termasuk
seluruh
manajemen
operasi instalasi nuklir. Program Jaminan Mutu Instalasi Nuklir yang
mengacu pad a Pedoman IAEA SS 50 C-QA menekankan manajemen operasi instalasi nuklir terhadap manajemen
keselamatan operasi instalasi nuklir. Untuk menyesuaikan SML dalam tersebut
harus
dilakukan
61
revisi
terhadap
PJM
sehingga
dapat
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan
Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003
mengakomodir persyaratan-persyaratan
yang ada dalam SML tersebut. Penerapan SML
dalam manajemen operasi instalasi nuklir dapat dilakukan dengan manajemen
ISSN 1693 -7902
mengembangkan
yang sudah ada dalam hal penekanan aspek dan ruang lingkup serta
menambahkan elemen-elemen yang belum diatur dalam program jaminan mutu instalasi nuklir.
I
Tabel 2. Penyesuaian PJM Operasi Instalasi Nuklir dengan persyaratan dalam SML PJM Operasi IAEA SS 50 C-QA berkaitan dengan lingkungan : Perlu ditambahkan PJM : jawab, seperti Desain Kebijakan Program Organisasi Pengendalian kebijakan yakni Jaminan Mutu Pengadaan Dokumen Bahan Mutu Tidak dipersyaratkan SML lingkup diperluas Ruang Sudah sesuai dengandalam SML *) Struktur organisasi, dalam tanggung wePenyesuaian dengan SML matan kan No *)Baku Persyaratan hukum &disamping persyaratan lainnya tingkat radioaktivitas lingkungan wenang Aspek lingkungan dan komunikasi. aspek keseladll*) Manajemen Lingkungan 4), Garis Penstafan P2PLR dulian limbah) komunikasi lingkungan dan dan Bapedal. Pelatihan. eksternal perlu ditambahkan. selain dengan Komitmen terhadap persyaratan Aturan IAEA ISO SS 14000 50 C-QA Pelatihan BAPETEN mengenai perlu ditambahkan kemampuan yakni dan kepedengan Tujuan sasaran lingkungan perlu ditambah *) Program kesiagaan dan tanggap darurat & pengelolaan di Sesuai relevan BKK. SK dengan (Sub Ka Keselamatan BAT limbah AN dan 73/99 lingkungan tugas yang ada Keselamatan untuk pengelolaan SK Ka BAPETEN No 02 & 03limbah tentan~(5),
62
Seminar Tahunan Pengawasan
Pemanfaatan
Tenaga Nuklir • Jakarta, 11 Desember 2003
ISSN 1693 - 7902
PJM Operasi IAEA SS 50 C-QA audit berkaitan berhubungan Audit thd kembali harns dan koreksi akibat Tindakan tindakan Koreksi Prosedur ditambahkan kesesuaian SML Audit Perlu tindakan &dalam Ketidaksesuaian untuk Rekaman yaitu (Record) terj penyimpangan adi penting aspek lingkungan menyelesaikan Prosedur harus meliputi inspeksi lingkungan Pengendalian proses/operasi yang Proses Ketidaksesuaian Sudah program Pengujian terulangnya *)kebijakan, Inspeksi dampak pengambilan yang sesuai inspeksi dengan SML dengan SML
Penyesuaian No identifikasi. dan tidak untuk se but, dan untuk memulai VIII hadap persyaratan ra dan dilaksanakan agar *) Kalibrasi memantau alat kondisi ukur dan lingkungan alat uji anlingkungan lingkungan. *)ditetapkan terhadap menimbulkan Program Ditambahkan kegiatan Pengendalian dampak pengujian/ dan operasi penting Pengujian pengukuran yang lingkungan. dapatuntuk perluSML
Program kesiagaan dan tanggap darurat dalam instalasi nuklir sudah ada hanya belum ditetapkan dalam PJM oprerasi sehingga dengan penerapan SML ini maka program tersebut dapat dimasukan dalam kebijakan PJM.
63
ISSN 1693 - 7902
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003
KESIMPULAN 1.
Instalasi Nuklir disamping memiliki potensi bahaya radiasi juga menghasilkan limbah yang memberikan dampak pada lingkungan sehingga dalam pembangunan, operasi maupun perawatannya harus memperhatikan aspek keselamatan dan aspek penting lingkungan.
2.
Adanya pro dan kontra dalam masyarakat berkaitan dengan instalasi nuklir harus di hadapi secara transparan bahwa instalasi nuklir disamping memiliki teknologi keselamatan yang tinggi dan bersih lingkungan juga dalam pengelolaannya sesuai dengan standar manajemen intemasional
3.
Untuk menjamin bahwa instalasi nuklir beroperasi dengan tingkat keamanan yang memadai serta ramah terhadap lingkungan maka perlu pengelolaanlmanajemen yang memenuhi persyaratan standar keamanan dan standar manajemen lingkungan yang dituangkan dalam suatu Program Jaminan Mutu.
4.
Untuk mengimplementasikan
SML ISO 14001 dalam manajemen operasi instalasi
nuklir dapat dilakukan penyesuaian dengan
mengembangkan
sudah ada yaitu aspek aspek yang perlu diperhatikan,
manajemen yang
ruang lingkup serta
menambahkan elemen-elemen yang belum diatur dalam program jaminan mutu instalasi nuklir. 5.
Dengan penerapan manajemen
untuk
SML dalam PJM Instalasi nuklir maka ada komitmen memenuhi
persyaratan
kebijakan
lingkungan,
adanya
penekanan pada tindakan pencegahan yang lebih dari pada tindakan koreksi, serta sistem memasukkan dan memadukan proses penyempumaan berkelanjutan. DAFTARPUSTAKA 1.
Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor : 07/Ka-BAPETENN99 Tentang Jaminan Kualitas Instalasi Nuklir;
2.
ISO 14001 Environmental Managemen Standars (EMS), 1996;
3.
SNI 19-14001-1997 : Sistem Manajemen Lingkungan (SML) - Spesifikasi dengan panduan penggunaan, Dewan Standarisasi Nasional, 1997;
4.
Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor : 02/Ka-BAPETENN99 Tentang Baku Tingkat Radioaktivitas di Lingkungan;
64
Seminar Tahunan Pengawasan
5.
ISSN 1693 -7902
Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Oesember 2003
Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor : 03/Ka-BAPETENN99 Tentang Ketentuan Keselamatan untuk Pengelolaan Limbah Radioaktif;
6.
Undang-undang
Republik
Indonesia
Nomor
10
Tahun
1997
Tentang
Ketenaganukliran; 7.
Safety Series No.50-C-QA : Quality Assurance for Safety in Nuclear Power Plants IAEA Safety Standars, International Atomic Energy Agency, Vienna 1978;
8.
Keputusan
Direktur
Jenderal
Badan
Tenaga
Atom
Nasional
Nomor
564/DJ1X111993 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jaminan Kualitas Instalasi Nuklir; 9.
Program Jaminan Mutu P2TBDU Revisi : 1 No : JM 10 F01 002
Pusat
Pengembangan Teknologi Bahan Bakar Nuklir Dan Daur Ulang, 1999.
DISKUSI
Pertanyaan (Priyanto M Joyosukarto - INDUS) Sejaumana kompabilitas jaminan mutu nuklir dengan SML 14001? Jawaban (Nur Tri Harjanto, P2TBDU - BATAN) Jaminan mutu instalasi nuklir yang mengacu pada SS.50-C-QA menekankan aspek 1
keselamatan
dan belum
mengkombinasikan
secara nyata untuk aspek lingkungan
klausul-klausul
yang ada seperti
dibahas
sehingga didalam
dengan
paper
ini
diharapkan kedua aspek tersebut terpenuhi, masing-masing klausul dalam SML maupun PJM ada yang sudah sesuai dan ada yang saling melengkapi.
65