ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR “KONDISI AKTUAL MASYARAKAT SAAT INI AKIBAT PENGARUH MODERNISASI TERHADAP TATANAN KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT”
Disusun oleh: Nama
NIM
Ahmad Saparudin
F1E116030
Nugroho Ardy Pramono
F1E116011
Ayu Rizki Anggraini
F1E116024
Rezky Ardyaz Ansori
F1E116017
Muqsith Naufal Fikri
F1E116034
Andre Setiawan
F1E116018
Yolanda
F1E116025
Harum Dio Dwilestari
F1E116029
Intan Pratiwi
F1E116028
Wella Shintia
F1E116033
Herna Pertiwi
F1E116016
Doli Sumarlin S.
F1E116023
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI 2017
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... i BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2
Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
1.3
Metode Penulisan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3 2.1
Definisi Modernisasi ........................................................................................ 3
2.2
Masalah Kehidupan Moral dan Agama Generasi Muda di Era Modernisasi ....... 3
2.3
Efek Modernisasi dan Globalisasi di Indonesia ................................................. 5
2.4
Modernisasi Masa Kini ..................................................................................... 6
2.5
Etika dan Manusia ........................................................................................... 7
2.6
Kondisi Aktual Masyarakat Saat Ini Akibat Pengaruh Modernisasi .................... 9
2.7
Sikap Terhadap Globalisasi ............................................................................. 10
BAB III KESIMPULAN...................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 14
i
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Modernisasi merupakan suatu hal yang sudah tidak asing lagi kita
dengar. Kita sering sekali mendengar bahwa modernisasi merupakan suatu istilah untuk menyatakan suatu perubahan dari hal-hal yang bersifat sederhana atau tradisional menjadi hal-hal yang lebih komplek atau kodern. Saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwasannya kita sudah berada di era yang serba modern. Modern di Indonesia saat tidak dapat dikatakan statis atau tetap, sudah pastinya hal tersebut bersifat dinamis yang selalu berubah sepanjang bergilirnya waktu. Contoh simpleknya adalah penggunaan media komuniskasi, kita tinjau dari era tradisional yang mana dahulu kita menggunakan surat untuk dapat berkomunikasi dengan orang-orang jauh. Namun karena adanya modernisasi, surat tersebut pun semakin ditinggalkan dan dialihkan ke penggunaan pesan singkat (SMS) pada fitur suatu ponsel. Dan kini secara tidak sadar, karena pengaruh modernisasi tersebut pesan singkat (SMS) yang sebelumnya kita gunakan telah beralih lagi menjadi online instant messaging seperti LINE, WhatsApp, dan lain sebagainya. Jika kita tinjau lebih dalam masalah modernisasi tersebut, sebernarnya banyak sekali hal-hal yang telah berubah akibat adanya modernisasi tersebut. Hal yang mudah kita amati yakni seperti tradisitradisi Indonesia yang dahulu menjadi kebangaan kini telah semakin memudar. Contoh lainnya pun terjadi di lingkungan kita saat ini secara tidak sadar, yakni banyak sekali orang-orang yang sibuk sendiri dengan perangkat pintarnya dan mengabaikan komunikasi dengan temannya sendiri yang ada didekatnya. Dari latar belakang diataslah dibuatlah makalah ini guna mengetahui lebih dalam lagi tentang kondisi aktual masyarakat saat ini akibat pengaruh
modernisasi
terhadap tatanan
kehidupan
sosial
masyarakat.
1
1.2
Tujuan Penulisan Adapun
tujuan
dari
dibuatnya
makalah
ini
yakni
untuk
mengetahui kondisi aktual masyarakat saat ini akibat pengaruh modernisasi terhadap tatanan kehidupan sosial masyarakat. 1.3
Metode Penulisan Metode
penulisan
yang
digunakan
oleh
penulis
dalam
menyelesaikan malakah ini yakni metode studi pustaka.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Definisi Modernisasi Menurut Bendix (1985), modernisasi merupakan satu istilah yang
menjadi mode setelah Perang Dunia II. Meskipun perngertiannya semar, istilah kita bermanfaat oleh karena ia cenderung untuk membangkitkan asosiasi-asosiasi fikiran yang serupa pada pembaca-pembaca di zaman ini. Mungkin yang pertama-tama terbayang dalam fikiran mereka adalah apa yang berkaitan dengan teknologi zaman sekaran dengan perjalanan jetnya. Menurut pengertiannya yang umum, perkataan modern mencakup seluruh era sejak abad ke-18, ketika penemuan-penemuan seperti mesin uap dan mesin pemintal meletakan landasan teknik yang pertama bagi industrialisasi terhadap masyarakat. Transformasi ekonomi di inggris bersamaan dengan waktunya dengan gerakan kemerdekaan di jajahjajahannya di amrika dan dengan terbentuknya Negara bangsa (nationstate) dalam kancah revolusi prancis. Modernisasi masyarakat lahir dari struktur sosial yang ditandai oleh tidak adanya persamaan dan keadaan itu didasarkan atas ikatanikatan kekerabatan, hak istimewa yang turun-temurun dan kekauasaan yang sudah mapan dengan kesetabilan yang berbeda-beda. Oleh karena sama-sama menekankan soal urutan tingkatan kedudukan-kedudukan yang
diwarisi,
masyarakat-masyarakan
pra
industry
mempunyai
persamaan unsur-unsur tertentu. Hancurnya ciri-ciri orde lama yang mengakibatkan munculnya persamaan, menampakan diri sebagai satu tanda pengesahan tanda modernisasi. 2.2
Masalah Kehidupan Moral dan Agama Generasi Muda di Era Modernisasi Generasi muda dalam artian luas, mencakupi umur anak dan
remaja, mulai dari lahir sampai mencapai kematangan dari segala segi (jasmani, rohani, sosial, budaya dan ekonomi). Mungkin dalam arti sempit atau yang popular dalam pandangan masyarakat ramai generasi muda adalah masa muda (remaja dan awal remaja) (Daradjat, 1976).
3
Masalah pokok yang sangat menonjol di masa ini, adalah kaburnya nilai-nilai dimata generasi muda. Mereka dihadapkan kepada berbagai kontradiksi dan aneka ragam pengalaman moral, yang menyebabkan mereka bingung untuk memilih mana yang baik untuk mereka. Hal ini sanagat jelas pada mereka yang berada di usia remaja, terutama pada mereka yang hidupnya dikota-kota besar, yang mencoba mengembangkan diri kearah kehidupan yang disangka maju dan modern, dimana berkecamuk aneka ragam budaya asing yang masuk seolah-olah tanpa saringan (Daradjat, 1976). Bahaya
yang
mungkin
terjadi
akibat
hal
tersebut
adalah
pembangunan bangsa kita akan terganggu bahkan mungkin akan gagal karena tujuan pembangunan kita adalah untuk mencapai kesejahteraan hidup yang seimbang antara kemakmuran lahiriah dan kebahagiaan batin atau kesimbangan jasmani dan rohani (Daradjat, 1976). Secara nasional bahayanya adalah menghambat tercapainya tujuan pembangunan dan secara pribadi atau masing-masing anggota masyarakat. Disamping itu remaja sendiri merasa hari depannya kabur, yang mereka biasa sebut dengan masa depan yang suram, karena mereka tahu bahwa apa yang terjadi [ada diri mereka itu adalah yang merugikan, tapi mereka tidak mampu mencari jalan keluarnya, lalu mereka mengatasi perasaan yang tidak menyenangkan itu dengan mencari obat-obatan penenang yaitu narkotika atau kelakuan nakal (Daradjat, 1976). Pendek kata, dari manapun juga kita lihat bahayanya terhadap kehidupan moral dan agama apabila kita tidak dapat secara bijak menanggapi perkembangan modern dan budaya asing. Menurut Daradjat (1976), untuk mengatasi masalah kehidupan moral dan agama generasi muda di era modernisasiini antara lain: 1. Perlu mengadakan saringan atau seleksi terhadap kebudayaan asing
yang
masuk,
agar
unsur-unsur
negative
dapat
dihindarkan. 2. Agar pendidikan agama, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat diintensifkan supaya kehidupan beragama dapat terjamin dan nilai-nilai moral yang baik menjadi bagian dari bangsa kita.
4
3. Agar diadakan pendidikan khusus untuk orang dewasa dalam bidang kesehatan jiwa, supaya mereka dapat membantu dalam menghadapi
kegoncangan
jiwa
yang
mana
diharapkan
terciptanya ketenangan dan kebahagiaan dalam hidupnya yang sehari-hari dimasyarakat. 4. Perlu
adanya
biro-biro
konsultasi,
untuk
orang
yang
memerlukannya, baik itu anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. 5. Dalam kegiatan pembidaan sebainya pemerintah dengan wewenangnya mengambil langkah tegas untuk mengharuskan seluruh
lapisan
masyarakat
untuk
bekerjasama
dalam
menghadapi modernisasi dan kebudayaan asing yang tidak cocok dengan kebudayaan Indonesia. 2.3
Efek Modernisasi dan Globalisasi di Indonesia Menurut Herimanto (2013), globalisasi telah melanda kehidupan
berbangsa dan bernegara Indonesia. Globalissi telah memberikan pengaruh besar dalam kehidupan bersama, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Proses saling memengaruhi sesungguhnya adalah gejalanyang wajar dalam interaksi antarmasyarakat. Melalui interaksi dengan berbagain masyarakat lain, bangsa maupun kelompok-krlompok masyarakat yang memengaruhi nusantara sebelum bangsa Indonesia terbenttuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan memengaruhi. Pada hakikatnya, bangsa Indonesia atau bangsa-bangsa lain berkembang karena adanya pengaruh-pngaruh luar. Gambaran diatas menunjukan bahwa pengaruh dunia luar adalah sesuatu yang wajar dan tidak perlu ditakutkan. Pengaruh tersebut selamanya mempunyai dua sisi, yaitu positif dan negatif. Adapun aspek positif globalisasi antara lain sebagai berikut: 1. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi. 2. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempercepat manusia untuk berhubunga dengan manusia lain. 3. Kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi meningkatkan efisiensi. Aspek negatif globalisasi antara lain sebagai berikut: 5
1. Masuknya nilai budaya luar akan menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu bangsa dan identitas suatu bangsa dan identitas suatu bangsa. 2. Eksploitasi alam dan sumber daya lain akan memuncak karena kebutuhan yang semakin besar. 3. Dalam bidang ekonomi berkembang nilai-nilai konsumarisme dan individual yang menggeser nilai-nilai sosisal masyarakat. 4. Terjadi dehumanisasi, yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai
karena
lebih
banyak
menggunakan
mesin-mesin
berteknologi tinggi. Salah satu dampak perubahan jangka panjang akibat modernisasi yang melanda Eropa Barat dan kemudian menyebar keseluruh plosok dunia
ialah terjadinya perubahan dalam pengelompokan anggota
masyarakat dan adanya dimensi sikap dalam masyarakat seperti prasangka yang mana menurut Sunarto (1993) prasangka merupakan suatu istilah yang mempunyai berbagai makna namun dalam kaitannya dengan hubungan antar kelompok istilah ini mengacu pada sikap bermusuhan yang ditujukan terhadap suatu kelompok tertentu atas dasar
dugaan
bahwa
kelompok
tersebut
mempunyai
ciri
tidak
menyenangkan. Sikap ini dinamakan prasangka sebab dugaan yang dianut orang yang berprasangka tidak didasarkan pada pengetahuan, pengalaman ataupun bukti yang cukup memadai. 2.4
Modernisasi Masa Kini Modernisasi adalah semangat pembangunan yang dilakukan
melalui pemecahan masalah kemanusiaan dan pemenuhan standar kehidupan yang layak. Modernisasi membutuhkan kerjasam baik dari individu secara pribadi maupun kelompok. Modernisasi yang lahir di Barat cenderung akan mengandung nilai– nilai budaya asing (Westernisasi). Walau Negara yang mengambil konsep modernisasi tersebut memiliki nilai kebudayaan asli yang kuat, namun setidaknya akan muncul ciri kebudayaan barat dalam Negara tesebut. Terdapat perbedaan antara modernisasi dan westernisasi, yaitu: 1. Tidak adanya indikator sosial pada modernisasi.
6
2. Keterlibatan negara berkembang diabaikan, konsep persamaan hak dan keadilan sosial antara negara maju dan berkembang tidak menjadi sesuatu yang penting untuk dibicarakan. 3. Modernisasi yang mendasarkan pada penggunaan iptek pada organisasi modern tidak dapat diikuti oleh semua negara. 4. Tidak adanya indikator sosial pada modernisasi. 5. Keberhasilan negara barat dalam melakukan modernisasi disebabkan oleh kekuasaan kolonial yang mereka miliki sehingga mampu mengeruk SDA dengan mudah dari negara berkembang dengan murah dan mudah. Modernisasi dalam etika adalah struktur, institusi, sikap dan perubahan nilai pribadi, social dan budaya. Masayarakat Modern mampu menerima dan menghasilkan inovasi baru, membangun kekuatan bersama
serta
meningkatkan
kemampuan
dalam
memecahkan
permasalahan. Oleh karenanya modernisasi membutuhkan hubungan yang selaras antara kepribadaian dan system social budaya. Hal yang benar – benar bertolak dengan kenyataan dimana banyak orang tenggelam dalam modernisasi dan melupakana nilai nilai kebudayaan. Keberhasilan
negara
barat
dalam
melakukan
modernisasi
disebabkan oleh kekuasaan kolonial yang mereka miliki sehingga mampu mengeruk sumberdaya alam dari negara berkembang dengan murah dan mudah. 2.5
Etika dan Manusia Menurut
Herimanto
(2013),
manusia
merupakan
pencipta
kebudayaan karena manusia dianugrahi akal dan budidaya dengan akal dan budi. Etika memiliki makna yang bervariasi. Bertens menyebutkan ada tiga jenis makna etika sebagai berikut: 1. Etika dalam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok orang yang mengatur tingkah laku. 2. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral (yang dimaksud disini adalah kode etik). 3. Etika dalm arti ilmu atau ajaran tentang yang baik dan yang buruk. Disini etika sama artinya dengan filsafat moral.
7
Budaya atau kebudayaan dalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Manusia yang beretika akan menghasilkan budaya yang memiliki nilai-nilai etik pula. Namun demikian, menentukan apakah suatu budaya yang dihasilkan manusia itu memenuhi nilai-nilai etik ataukah menyimpang dari nilai etika adalah bergantung dari paham atau ideologi yang diyakini masyarakat pendukung kebudayaan. Hal ini dikarenakan berlakunya nilai-nilai etik bersifat universal, namun amat dipengaruhi oleh ideologi masyarakatnya. Contohnya, budaya perilaku berduaan dijalan antara sepasang pemuda-pemudi, bahkan bermersaan dihadapan umum. Masyarakat individual menyatakan hal demikian bukanlah perilaku tidak etis, tetapi akan ada sebagian orang atau masyarakat yang berpandangan hal tersebut merupakan penyimpangan etik (Herimanto, 2013). Contoh diatas terjadi karena akibat dampak dari modernisasi yang terjadi di kalangan masyarakat, sehingga etika di masyarakat tidak di jalankan. Pewarisan kebudayaan adalah proses pemindahan, penerusan, pemilikan, dan pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan. Pewaisan budaya bersifat vertikal artinya budaya diwariskan dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya untuk digunakan, dan selanjutnya diteruskan ke generasi yang akan datang. Dalam suatu kasus, dindak temukan genersi muda menolak budaya yang hendak diwariskan oleh generasi pendahulu nya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai budaya baru yang diterima sekarang ini. Salah satu penyebabnya yaitu globalisasi. Dalam hal penyebaran kebudayan, seorang sejarawan Arnold J. Toynbee merumuskan beberapa dalil tentang radiasi budaya sebagai berikut: Pertama, aspek atau unsur budaya selalu tidak secara keseluruhan melainkan indifidual. Kebudayaan barat yang masuk dunia timur pada abad ke 19 tidak mauk secara keseluruhan, tetapi unsur tertentu yaitu teknologi. Teknologi merupakan unsur yang paling mudah diserap. Industrialisasi
di
negara-negara
timur
merupaka
pengaruh
dan
kebudayaan barat.
8
Kedua, kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan nilainya. Makin tinggi dan dalam aspek budayanya makin sulit untuk diterima. Contoh reliji adalah lapisan dalam budaya. Reliji orang barat sulit diterima oleh orang timur dibanding teknologinya. Alasannya, reliji merupakan lapisan budaya yang paling dalam dan tinggi, sedangkan teknologi merupakan lapisan terluar dari budaya. Ketiga, jika suatu unsur masuk maka akan menarik unsur budaya lain. Unsur teknologi asing yang diadopsi akan membawa masuk pula nilai budaya asing melalui orang-orang asing yang bekerja di industri teknologi tersebut. Keempat, aspek atau unsur budaya yang ditanah asalnya tidak berbahaya, bisa menjadi berbahaya bagi masyarakat yang didatangi. Dalam hal ini, Toynbee memberikan contoh nasionalisme. Nasionalisme sebagai hasil revolusi sosial budaya dan menjadi sebab tumbuhnay negara-negara nasional di Eropa abad ke 19 justru memecahkan sistem kenegaraan didunia timur, seperti kesultanan dan kekhalifaan di Timur Tengah. Penyebaraan kebudayaan atau difusi bisa menimbulkan masalah. Masyarakat menerima akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan barat pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dampak negatif bagi perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Misalnyam, pola hidup konsumtif, hedonisme, pragmatis dan individualistik. Akibatnya, nilai budaya bangsa seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan bisa hilang dari masyarakat Indonesia (Herimanto, 2013). 2.6
Kondisi Aktual Masyarakat Saat Ini Akibat Pengaruh Modernisasi Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat
yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern. Akibat dari modernisasi, globalisasi, sekularisasi, dan teknologi yang berkembang akan cenderung menjadi: 1. Egois adalah sikap yang mementingkan dan hanya memikirkan diri sendiri. 9
2. Individualis ini hampir sama dengan sikap egois yang memikirkan diri sendiri, orang yang individualis cenderung tidak mengenal dan acuh terhadap lingkungan sekitarnya. 3. Hedonis
adalah
sikap
yang
menganggap
kesenangan
dan
kenikmatan materi sebagai tujuan hidup utama. Sikap ini hampir sama dengan sikap matrealis, namun jika seseorang yang berkekurangan dan tidak memiliki keterampilan bersifat hedonis umumnya akan menghalalkan segala cara demi mendapatkan kesenangan materi dan mengesampingan ajaran agama yang dianutnya. 4. Krisis
Akhlak,
umumnya
sebagian
masyarakat
aktual
ini
mengalami krisis akhlak contohnya beberapa pejabat yang harusnya menjadi wakil rakyat malah merugikan rakyat dengan mengambil uang rakyat dan negara (melakukan korupsi). 5. Agama Sebagai Simbol, sebagian masyarakat yang terpengaruh dan tidak bisa mengontrol hal-hal yang saat ini mengepung masyarakat akan cenderung mengenyampingkan agama dan meniadakan agama misalnya dalam hal pola bertingkah laku dan berpakaian seorang muslim terpengaruh oleh budaya barat yang bertolak belaka dengan agama islam. 6. Matrealistis, seorang yang matrealis cenderung mengutamakan uang dan kesenangan materi dalam kehidupan pribadinya. 2.7
Sikap Terhadap Globalisasi Dalam menghadapi globalisasi ini, bangsa-bangsa di dunia
memberi respons atau tanggapan yang dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Sebagai bangsa menyambut positif globalisasi kaarna diangap sebagai jalan keluar baru untuk perbaikan nasib umat manusia. 2. Sebagai masyarakat yang kritis menolak globalisasi karna diangap sebagai bentuk baru (kolonialisme) melalui cara-cara baru melalui sifat transnasional dibidang politk, ekonomi, dan budaya. 3. Sebagai yang lain tetap menerima globalisasi sebagai sebuah percayaan akibat perkembangan teknilogi informasi dan 10
transportasi
tetapi
tetap
krisis
terhadap
akibat
negatif
globalisasi. Ada juga kelompok yang pro atau mendukung globalisasi dan kelompok yang anti terhadap globalisasi dan juga di sebut dengan globalisasi.
pendukung
proglobalisasi)
globalisasi
mengangap
bahwa
(sering
juga
globalsasi
di
dapan
sebut
dengan
meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia. Mereka berpijam pada teori keunggulan komparatif yang di cetuskan oleh David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama lainnnya, dan slah satu bentuknya adalah ketergantungan dalam bidang ekonomi. Kedua negara dapat melakukan transaksi pemekaran sesuai dengan pertukaran sesuai dengan ke unggulan koparatif yang dimilikinya. Misalnya, jepang memiliki keungulan komparatif pada produk kamera digital (mampu mencetak lebih efisien dan bermutu tinggi), sementara Indonesia memiliki ke ungglan komparatif pada produk kainnya. Dengan teori ini, jepang di anjurkan untuk menghentikan produksi kainnya dan mengalihkan faktor-faktor produksinya untuk memaksimalkan produksi kamera digital, lalu menutupi kekurangan penawaran kain dengan membelinya dari Indonesia begitu juga sebaliknya. Salah satu pengambat utama terjadinya kerjasama diatas adalah adanya larangan-larangan dan kebijakan proteksi dari kebijakan suatu negara. Di satu sisi, kebijakan ini dapat melindungi produksi dalam negeri, namun di sisi lain, hal ini akan meningkankan biaya produksi barang inpor sehingga menunggu pasar negara yang di tujuh. Para proglobalisme tidak setuju akan adanya proteksi dan larangan tersebut, mereka menginginkan dilakukannya kebijakan perdagangan bebas sehingga harga barang-barang dapat di tekan, akibatnya pemerintaaan akan meningkatkatkan karna pemerintaan meningkat, kamakmuran akan meningkatkan dan bagitu seharusnya. Antiglobalisasi adalah sesuatu istilah yang umum digunakan untuk memaparkan sikap politis orang-orang dan kelompok yang menantang
perjanjian
dagang
global
dan
lembaga-lembaga
yang
mangatur perdagangan anataranegara, seperti organisasi perdangangan dunia (WTO). Antiglobalisasi dianggap oleh sebagian besar gerakan social, 11
sementara yang lainnya mengangapnya sebagai istilah umum yang mencangkup sejumlah gerakan social yang berbeda-beda. Apa pun juga maksudnya, para perserta di persatukan dalam perlawanaan terhadap ekonomi dan sistem perdangangan global saat ini yang menurut mereka mengikis lingkungan hidup, dan hak-hak buruh, kedaluatan nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi penyabab lainnya. Bagi bangsa Indonesia, globalisasi perlu di waspadai dan dihadapi dengan sikap arif dan bijaksana. Salah satu sisi negative dari globalisasi adalah semakin mengguatkan nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan keramahaan sosial, dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa Indonesia, makin pada inilah yang menyebabkan krisis padda jati diri bangsa. Oleh karna itu, dalam pembanguan nasional 5 tahun kedepan dinyatakan adanya program pengembangan nilai budaya. Program ini bertujuan untuk memperkuat jati diri bangsa (identitas nasional) dan memantapkan budaya nasional. Tujuan tersebut dicapai antara lain melalui upaya memperkokoh ketahanan budaya nasional sehinggga mampu menangkal penetrasi budaya asing bernilai negative dan mengklarifikasi proses adaptasi budaya asing yang bernilai positif dan produktif. Disamping itu diupayakan pula perkembangan moral bangsa yang mendepankan nilai-nilai kejujuran, amanah, keteladanan, sportivitas, disiplin, etos kerja, gotong royong, kemandirian, sikap toleransi rasa malu, dan tanggung jawab. Tunjuan tersebut dilaksanakan melalui pengarusutamaan nilai-nilai budaya pada setiap aspek pembanggunan.
12
BAB III KESIMPULAN
Kondisi aktual masyarakat dapat diartikan sebagai kondisi (seperti lingkungan, pola tingkah laku, dsb) hal-hal yang terjadi pada saat atau baru-baru ini. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat merupakan perubahan yang normal. Pengaruhnya tersebar secara cepat ke dalam kehidupan masyarakat. Bahkan perubahan yang terjadi di suatu tempat di belahan bumi satu bisa memengaruhi tempat di belahan bumi yang lain.
Perubahan
yang
terjadi
akan
semakin berkembang
seiring
berkembangnya kehidupan masyarakat di era modernisasi dan globalisasi ini. Perubahan itulah yang memengaruhi perilaku masyarakat dalam kehidupan. Masalah yang dihadapi masyarakat masa kini yakni egois, individualis,
hedonis,
krisis
akhlak,
agama
sebagai
simbol,
dan
matrealistis.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bendix, Reinhard. 1985. Modernisasi Masalah Model Pembangunan. Jakarta: Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial. Daradjat, H, Zakiah. 1976. Ilmu-Ilmu Agama. Jakarta: Bulan Bintang. Herimanto, Winarno. 2013. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Universitas Indonesia.
14