PENELITIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM: (Sebuah Pencarian Metodologik) Written by Mudjia Rahardjo Saturday, 12 April 2014 05:18 - Last Updated Monday, 14 April 2014 01:11
"ilmu berangkat dari fakta berakhir dengan fakta pula”
A. Pengantar
Membahas wilayah kajian dan objek kajian ilmu pengetahuan beserta paradigma kajiannya tidak dapat dipisahkan dari pandangan filsafat terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri. Menurut filsafat ilmu, ilmu bersandar pada 3 (tiga) pilar penyangga, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi merupakan asas penetapan objek dan wilayah kajian dan karenanya menjawab pertanyaan apa yang dikaji, termasuk apa realitas yang dikaji merupakan sesuatu wujud yang nyata (kongkret), tidak nyata (abstrak) atau simbolik. Epistemologi merupakan asas penetapan bagaimana cara mempelajari atau memperolehnya, dan karenanya menjawab pertanyaan bagaimana mengkajinya. Sedangkan aksiologi merupakan asas penetapan tujuan dan manfaat pengetahuan, dan karenanya menjawab pertanyaan apa tujuan dan manfaat pengetahuan yang akan dikaji tersebut.
Secara ontologik, ilmu terbatas pada kawasan yang berada dalam jangkauan pengalaman dan pengamatan manusia. Ide-ide tentang Tuhan, alam akhirat, surga, neraka, dan sejenisnya, kendati telah lama hidup dalam perbendaharaan jiwa manusia dan secara kuat mempengaruhi perilaku manusia sehari-hari bukan merupakan hasil potret pengalaman empirik manusia karena tidak muncul dalam dunia observasi dan pengalaman empirik. Karena itu, pengetahuan tersebut tidak termasuk kawasan ilmu pengetahuan ilmiah.
Penggagas Rasionalisme Kritis Popper (1972), misalnya, menyebutnya pengetahuan yang “dapat diuji”, dan “yang tidak dapat diuji”. Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang terbuka untuk diuji. Tolok ukur yang dipakai Popper untuk membedakan pengetahuan “ilmiah” dan “non-ilmiah” bukan “benar” dan “salah”, melainkan “dapat diuji” dan “tidak dapat diuji” (Wuisman, 1996: 20).
Selain itu, ilmu berupaya menafsirkan hakikat wilayah atau objek kajian sebagaimana adanya dan terbuka untuk pengujian secara terus menerus. Pengujian secara terus menerus dilakukan untuk memperoleh kebenaran. Sebab, ilmu pengetahuan yang dibangun atas dasar
1/5
PENELITIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM: (Sebuah Pencarian Metodologik) Written by Mudjia Rahardjo Saturday, 12 April 2014 05:18 - Last Updated Monday, 14 April 2014 01:11
pengamatan manusia sejatinya tidak lain hanya merupakan dugaan atau asumsi. Ilmu pengetahuan tidak pernah benar secara mutlak. Ilmu hanya dapat berkembang apabila terus menerus dikaji. Lewat kajian tersebut akan ditemukan data dan fakta baru yang membuktikan kebenaran dan kesalahannya. Karena itu, ilmu berangkat dari fakta dan berakhir dengan fakta pula.
Secara epistemologik, ilmu menyusun dan menambah bangunan pengetahuan melalui metode tertentu, yang disebut metode ilmiah. Metode ilmiah adalah seperangkat cara dan tata kerja untuk menghasilkan pengetahuan ilmiah secara sistemik dan sistematik. Sistemik artinya ada saling keterkaitan antar-unsur dan sistematik artinya ada urutan logik antar-langkah .
Secara aksiologik, tujuan dan pemanfaatan pengetahuan keilmuan harus dimaksudkan demi kemaslahatan umat manusia. Ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana atau alat meningkatkan taraf hidup manusia tanpa harus mengorbankan kodrat dan martabatnya, serta kelestarian dan keseimbangan alam. Karena itu, ilmu merupakan harta bersama umat manusia. Setiap orang berhak menggali dan memanfaatkan ilmu sesuai kebutuhannya.
Setiap ilmu niscaya memiliki ciri dan kekhususan masing-masing, kendati antara yang satu dengan yang lainnya dapat saling bersentuhan. Ilmu manajemen, misalnya, sebagai bagian dari kekayaan pengetahuan manusia, memiliki ciri dan kekhususan sendiri pula yang membedakannya dengan ilmu pengetahuan lainnya baik secara ontologik, epistemologik maupun aksiologik.
Dengan demikian, karena masing-masing ilmu memiliki ciri-ciri khusus, maka setiap kajian tentang metode keilmuan tertentu, perlu terlebih dahulu menjawab pertanyaan: (1) apa bahan yang dikaji, (2) bagaimana cara mengkajinya dan (3) apa manfaat atau tujuan kajian tersebut.
B. Objek Penelitian Manajemen Pendidikan Islam
2/5
PENELITIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM: (Sebuah Pencarian Metodologik) Written by Mudjia Rahardjo Saturday, 12 April 2014 05:18 - Last Updated Monday, 14 April 2014 01:11
Secara teoretik manajemen pendidikan Islam juga mengikuti kaidah-kaidah manajemen pada umumnya dengan objek kajiannya adalah lembaga-lembaga pendidikan Islam. Namun demikian, secara ontologik masih terdapat beberapa varian persepsi mengenai bidang studi yang relatif baru ini. Ditilik dari namanya, bidang kajian ini merupakan bidang kajian lintas disiplin (inter-desciplinary course), bahkan multi-disiplin- jika pemisahan istilahnya adalah: manajemen + pendidikan Islam. Namun jika pemisahannya adalah: manajemen + pendidikan + Islam, maka bidang kajian ini merupakan bidang multi disiplin ( multi-desciplinary course ). Bisa juga pemisahannya adalah: manajemen pendidikan + Islam. Tampaknya yang lebih menjadi concern program studi adalah pemisahan model pertama (manajemen + pendidikan Islam).
Implikasi dari model kajian semacam itu adalah pengkaji dituntut untuk menguasai lebih dari satu macam disiplin ilmu. Di satu sisi, pengkaji dituntut untuk menguasai ilmu manajemen secara umum, dan di sisi yang lain dia juga dituntut untuk menguasai konsep-konsep pendidikan Islam dengan menggunakan al Qur’an dan hadis sebagai cara pandang. Ini tentu bukan pekerjaan mudah.
Sebagai program studi dengan bidang kajian khusus, secara ontologik manajemen pendidikan Islam menetapkan kawasannya berdasarkan fakta empirik dan konsep teoretik manajemen
3/5
PENELITIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM: (Sebuah Pencarian Metodologik) Written by Mudjia Rahardjo Saturday, 12 April 2014 05:18 - Last Updated Monday, 14 April 2014 01:11
pendidikan Islam. Manajemen adalah sebuah konstruk teoretik. Pendidikan adalah konsep su bstantif , tetapi masih di tingkat generik, sedangkan Islam adalah konsep substantif di tingkat partikularistik . Dengan demikian, secara definitif manajemen pendidikan Islam adalah proses mengelola lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti madrasah, pondok pesantren, dan lembaga-lembaga pendidikan tinggi Islam dengan menggunakan Islam (al Qur’an dan hadis) sebagai cara pandang/perspektif. Diyakini lembaga-lembaga pendidikan tersebut memiliki ciri khusus yang membedakaanya dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya sehingga diperlukan model pengelolaan secara khusus pula.
Secara lebih rinci, objek kajian manajemen pendidikan Islam meliputi: (1) perangkat kegiatan apa saja yang membentuk konstruk manajemen, mulai dari planning, organizing, actuating hingga controlling, (2) komponen-komponen sistemik yang niscaya ada dalam fenomena pendidikan, mulai dari input, output, outcome , proses belajar, sarana dan prasarana belajar, lingkungan, guru, kurikulum, personalia pendukung, bahan ajar, masyarakat, evaluasi dan (3) fakta empirik yang diberi label (pendidikan) Islam, dengan kekhususannya, seperti nilai-nilai yang berkembang di lingkungan lembaga pendidikan Islam (ikhlas, barokah, tawadu’, istiqomah, ijtihad, dan sebagainya).
Memahami pendidikan sebagai upaya teleologik di mana manajemen merupakan bagian komponen yang tak terpisahkan dari praktik pendidikan, ilustrasi berikut dapat dipakai mencari ruang/wilayah kajian penelitian.
4/5
PENELITIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM: (Sebuah Pencarian Metodologik) Written by Mudjia Rahardjo Saturday, 12 April 2014 05:18 - Last Updated Monday, 14 April 2014 01:11
C. Proses Penelitian Manajemen Pendidikan Islam Sebagai yang sistematik penelitian berlaku aktivitas sebagai artinya untuk ilmiah, ada berikut: semua urutan penelitian disiplin (1) logik ilmu. antar-langkah. memiliki Sistemik langkah-langkah artinya Setidaknya ada saling yang terdapat sistemik keterkaitan 8 (delapan) dan antar-unsur sistematik tahap dan analyzing formulating data, amasalah research (7) interpreting question, selecting data, (4) determining (8) informing apedoman. topic), aMisalnya, (2) others. research determining design, a topik research (5) collecting paradigm, data, (3) (6) 1. Selecting abisa topic Memilih Topik bisa tentang penelitian topik penelitian merupakan pendidikan, merupakan ide budaya, langkah gambaran politik, paling sangat sejarah, awal umum yang ekonomi, harus yang akan dilakukan agama menjadi dan seorang sebagainya. tema peneliti. kajian, Tidak beberapa ada cara formula yang yang baku dipakai tentang sebagai metode bagaimana Menurut mencari sebagai berikut: penelitian. Tetapi ada 1. personal experience, menjadi inspirasi seseorang yaitu untuk pengalaman melakukan pribadi penelitian. yang pernah dialami seseorang. Ini bisa 2. curiousity, hubungan melahirkan antara kinerja yaitu majikan yang rasa sinergis. dan ingin staf tahu di dalam yang kuat. sebuah perusahaan sesaeorang atau ingin sehingga mengetahui pola 3. the state of knowledge in aatau field, mengundang agama karena perhatian munculnya publik. aliran Misalnya, baru dalam yaitu beberapa tema agama, atau waktu seperti isu lalu –isu Ahmadiyah. terjadi baru dikantor bentrok masyarakat antar-pemeluk yang 4. solving a problem, dengan emosional segera. terhadap Misalnya, kebijakan yaitu di masyarakat keinginan publik. menyelesaikan ada gejala orang masalah mudah yang marah terjadi atau di bersifat masyarakat 5. social premiums (some topics are “hot” and invite challenges or opportunities. atau memadai. topik tertentu yang menantang untuk diteliti ndengan imbalan finansial yang cukup Ada tema 6. f. personal values, yakni nilai atau manfaat khusus secara pribadi atas hasil penelitian. 7. everyday life, yang berskala mikro yakni maupun peristiwa makro. sehari-hari bisa menjadi lahan atau tema penelitain, baik Namun desertasi demikian setidaknya dari sekian memenuhi banyak 3 (tiga) tahapan syarat tersebut, R, yakni: tema penelitian untuk skripsi, tesis dan a. bidang (R)elevansi studi yang Akademik, kita tekuni). bahwa penelitain harus memberikan sumbangan keilmuan sesuai b. masyarakat. Sosial, bahwa penelitian harus menarik danpendekatan relevan dengan isu-isu terjadidid c. mana kita bekerja Institusional, atau belajar. penelitian mengangkat tema yang akrab dengan lembaga 1. paradigma Determining a Research Selaras paling tidak, dengan tiga tinjauan paradigma aksiologik, kajian utama, dalam yaitu: khasanah (1) paradigma metodologi positivistik penelitian (positivistic kajian dikenal, paradigm (2) interpretif ( bahwa interpretive paradigm dan (3) paradigma refleksif ( Paradigm reflexive paradigm Lazimnya, paradigma positivistik disepadankan dengan kuantitatif ( yang quantitative approach paradigma interpretif disepadankan dengan pendekatan kualitatif ( kritik qualitative approach ), sedangkan paradigma refleksif disepadankan dengan pendekatan ( atau critical approach ). Berikut disajikan perbedaan masing-masing paradigma tersebut: No. Aksioma Positivistik Interpretif Refleksif 1 Tujuan Menjelaskan realitas Memahami fenomena Memberdayakan dan membebaskan 2 Dasar kenyataan Stabil dan terpola Cair dan mengalir Penuh dan dipengaruhi dengan pertentangan oleh struktur terselubung yang mendasarinya 3 Sifat dasar manusia Rasional dan memiliki kepentingan pribadi, serta dipengaruhi oleh kekuatan di luar dirinya Membentuk makna dan niscaya memberi makna terhadap dunia mereka Manusia bersifat kreatif dan adaptif, tetapi cenderung terbelenggu dan tertindas oleh kesadaran palsu 4 Peran akal sehat Berbeda dari dan tidak sahih dibanding pengetahuan keilmuan Seperangkat teori keseharian yang digunakan dan bermanfaat bagi orang-orang tertentu Keyakinan palsu yang menyelubungi kenyataan sebenarnya 5 Wujud Teori sistem logik, deduktif, dan menggambarkan saling keterkaitan antara sejumlah difinisi, a paparan tentang bagaimana seperangkat sistem pemaknaan dihasilkan dan dipertahank Teori adalah kritik yang membuka atau mengungkap kenyataan sebenarnya danmendasari membantu manusia 6 Tolok Ukur Kebenaran Penjelasan secara logik terkait dengan hukum serta didasarkan pada kenyataan Apabila menyuarakan kembali atau memang dipandang benar oleh para pelaku sendiri Manakala bisa memberi manusia seperangkat piranti yang diperlukan untuk mengubah kenyataan 7 Bukti kebenaran Didasarkan pengamatan yang tepat sehingga orang lain bisa mengulanginya Terpancang atau terkait konteks interaksi manusia yang cair dan mengalir Ditakar berdasar kemampuannya dalam menyingkap struktur terselubung yang kepalsuan 8 Kedudukan nilai Bebas nilai (pada value free ) pengkategorian dan tidak memiliki tempat kecuali ketika seseorang memilih topik kajian Bagian tak terpisahkan value bound dari kenyataan )untuk manusia (pengolahan Ilmu Ada harus nilai-nilai mulai benar, dari ada pendirian pula nilai-nilai menurut yang tata-nilai salah. tertentu 9 Langkah Kerja (9) (10) Penyusunan Perumusan Pengembangan Pengumpulan penafsiran penarikan penyatu-paduan atau kesimpulan hasil research masalah hipotesis, kerangka atau pengembangan kajian, piranti untuk hasil pemerolehan problem ( sebagai berdasarkan berpikir atau kajian dan menguji ), alat ke jawaban dalam rancangan hipotesis, pengumpulan dalam data, hasil pengajuan bangunan sementara pengolahan kajian, data, hipotesis, pengetahuan terhadap memilih data, yang permasalahan masalah mencakup sebelumnya, yang memenuhi kegiatan serta saran penelaahan syarat bagi kelaya kajia te (4) pengembangan negosiasi hasil pumpun kasus focus coding interpreting kajian kepekaan rancangan atau of kajian study dengan bahan and ( teoretik pemerolehan ), integrating kajian, subjek yang pengkategorian meliputi dengan yang mencakup kajian, dan meliputi kegiatan menelaah dan categorizing ) temuan terdiri ( kegiatan kegiatan penafsiran penyandian bahan atas ke dalam memilih data, memilih pustaka ), dan ( pembandingan yang bangunan masalah penyatu-paduan yang dari mencakup mana relevan yang pengetahuan comparing ( dan memenuhi kegiatan dan dari ( hasil siapa lapangan sebelumn menetap syarat kajian ), data dan s terpisah. (1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) penentuan penetapan pemilihan pelaksanaan pengolahan perumusan pengajuan kasus coding reflextive empowerment rekomendasi topik pendirian simpulan data kegiatan kajian, atau perolehan, filsafat thinking kajian, bahan pemerolehan yang ), ) baik agenda ke dan dan yang kajian, depan. mencakup atau dilakukan melipuiti arah dengan data, ideologik, categorizing kegiatan kajian yang kegiatan ( menentukan berdasarkan lanjutan mencakup yang memilih ), penyandian meliputi pembandingan maupun dari perenungan dan kegiatan mana merumuskan kegiatan agenda ( contrasting dan mengumpulkan ( ( penelaahan dari pemberdayaan masalah siapa ), dan data pemikiran-pemi data yang pembahasan diperoleh, ( atau bernilai discuss melak (kb Formulating research questions Beberapa langkah untuk merumuskan pertanyaan penelitian: 1. examining literature, masalah sehingga yakni penelusuran literatur, selain dipakai untuk menyempitkan researchable, bahwa penelitian tersebut ini merupakan akan memberi bagian sumbangan dari penelitian pada sebelumnya, topik yang juga untuk lebih bukan besar membantu fakta dan asing bahwa menyadari yang 2. talking over ideas with colleagues oratau experts, penelitian dengan kolega, teman sejawat ahli untuk yakni memperoleh mendiskusikan masukan. rencana atau topik 3. applying to a specific context, secara spesifik. mencoba memahaminya dengan lebih dalam pada konteks 4. defining the aims or desired outcome of the study, hendak dicapai, apakah untuk menjelaskan realitas atau memahami yakni menentukan fenomena. tujuan yang 1. Determining a research design. Pada untuk pelaksanaannya tahap memperoleh ini peneliti dan data, di membuat mana, bagaimana apa rancangan bentuk memperolehnya, datanya, tentang prosedur dan siapa bagaimana yang dan akan metode cara dihubungi, analisisnya. yang akan kapan dipakai Collecting Secara (masing-masing umum kegiatan jenis perlu pengumpulan dibahas pada data sesi terdiri tersendiri). atas observasi, wawancara, dan kuesioner. 1. analisis Analyzing data Terdapat menganjurkan tiga model model atau analisis interaktif untuk menganalisis (interactive data kualitatif. Miles dan Huberman (1987) model) yang data, saling dan (4) berkaitan, penarikan yaitu dan (1) pengumpulan simpulan. data, (2) penyederhanaan yang mengandung data, empat (3) pemaparan komponen Spradley (1979) menganjurkan empat teknik analisis data kualitatif, yaitu (1) analisis ranah (do main analysis (2) taksonomik (cara taxonomic analysis (3) komponensial (pengajuan componential analysis ), dan (4) analisis tematik ( pusat thematic analysis ). Analisis mengenai tentang berbagai ranah pokok dimaksudkan permasalahan. ranah atau untuk kategori Hasil memperoleh konseptual analisis inipengertian secara berupa umum pengetahuan umum pula. dan relatif tingkat menyeluruh “permulaan” berguna taksonomik pusataka. diselidiki dalam secara Beberapa tidak taksonomik, memaparkan mendalam. saja ranah berdasarkan yang gejala-gejala sangat perhatian data penting lapangan, yang ditentukan dipilih menjadi tetapi terbatas dan sasaran juga dijadikan berdasarkan pada penelitian. ranah pusat perhatian yang hasil Analisis sangat kajian untuk dalam ranah komponensial yang diperoleh dilakukan melalui untuk pengamatan mengorganisasikan dan atau wawancara perbedaan (kontras) terseleksi. antar-unsur Pada menggunakan analisis tematik, langkah-langkah peneliti menggunakan sebagai berikut: saran Bogdan dan Taylor (1975: 82-93) dengan 1. Membaca secara cermat keseluruhan catatan lapangan 2. Memberikan kode pada topik-topik pembicaraan penting 3. Menyusun tipologi 4. Membaca kepustakaan yang terkait dengan masalah dan konteks penelitian. Berdasarkan dan kaidah-kaidah disajikan umumnya. argumentasi. secara seluruh pokok induktif, Beberapa yang analisis, dengan diikuti sub-topik peneliti dengan memaparkan melakukan disusun kasus secara kasus dan rekonstruksi contoh-contoh. dan deduktif, contoh dalam dengan untuk Sub-topik bentuk ditarik mendahulukan deskripsi, selebihnya kesimpulan narasi Cara sebagai a conditional atau berikut: model matrix. (1) ketiga open disarankan coding, (2) oleh axial Strauss coding, dan (3) selective Corbin (1990) coding, dengan dan (4) langkah-langkah the generation of 1. Interpreting data Pada penyatupaduan tahap ini peneliti (interpreting melakukan simpulan kajian, yang meliputi kegiatan penafsiran dan and integrating) sebelumnya. temuan ke dalam bangunan pengetahuan 1. Informing others. Pada bentuk khalayak kemaslahatan tahap skripsi, akademik inimateri umum. tesis, peneliti untuk desertasi Dari menulis memperoleh temuan atau hasil penelitian, laporan penelitian masukan penelitian. kegiatan dalam dan memberikan bentuk Temuan penelitian laporan penelitian lebih sumbangan penelitian, lanjut disebarluaskan dapat bagi bisadilakukan. dalam ke Secara ringkas perbedaan antara skripsi, tesis dan desertasi sebagai berikut: Unsur Jenjang Sarjana (S1) Magister (S2) Doktor (S3) bidang ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan masing-masing Menguasai teori dan metodologi ilmu pengetahuan masing-masing Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan masing-masing 1. Penampilan dalam karya penelitian Mahir dalam mengadakan penelitian deskriptif (monodisiplin) analitis (monodisiplin) empiris dan evaluative (mono-,untuk multi-,kemajuan dan interdisipliner) Intensitas pemikiran logis rasional kritis Berpikir rasional, inovatif/kreatif 1. Tanggung jawab pribadi Memiliki kejujuran ilmiah integritas akademik/profesi komitmen sosial secara kritis emansipatoris (pengetahuan peradaban manu D. Penutup kekhasan ontologik, wilayah aksiologik Kekeliruan kajian, sebuah sendiri epsitemologik yang penetapan pemahaman mencakup disiplin yang objek berbeda ilmu maupun tujuan epistemologik dan pengetahun, dengan wilayah aksiologik. dan manfaat bidang kajian manajemen yang Pemahaman kajian pengetahuan akan mencakup berakibat penting pendidikan ontologik cara yang dikuasai sangat mengkajinya Islam lain, yang oleh fatal, baik memiliki mencakup setiap dari dan aspek ciri peneliti. pemahaman objek dan dan Sebagai bersama pakar studi bidang para keislaman. pakar ilmu di lintas bidang disiplin, lain, manajemen seperti pakar pendidikan pendidikan, Islam pakar memungkinkan manajemen (umum), untuk dikaji Dengan mencapai prospektif. dan bidang peningkatan ini besarnya untuk angka Peminat membuat 85. kualitas jumlah studi 911 ini dengan lembaga pun juga jumlah pendidikan semakin siswa Islam, banyak. Islam 11.531.028, di Indonesia Indonesia Seiring maka dengan sangat yang bidang sampai upaya memerlukan studi pengembangan saat ini sangat ini ahli didan blue print nasional. Siapa tahu ahli dimaksud muncul pengelolaan dari kelas lembaga-lembaga ini! pendidikan Islam secara ______________ Daftar Pustaka Alvesson, Mats dan Kaj Skoldberg. 2000. Research Reflexive Methodology: New Vistas for Qualitative th SAGE Publications. . London, Thousand Oaks, New Delhi: Denzin, Norman K and Yvonna S. Lincoln (eds.). 1994. Handbook of Qualitative Research. Thousands Oaks, California: SAGE Publications, Inc. Faisal, Sanapiah. 1998. “Filosofi dan Akar Tradisi Penelitian Kualitatif”, Makalah, pada Indonesia Pelatihan (BMPTSI) Metode Wilayah Penelitian VII-Jawa Kualitatif Timur oleh di Surabaya, Badan Musyawarah 24-27 Agustus Perguruan 1998. Tinggi Disampaikan Swasta Popper, K.R. 1972. Conjectures and refutations. The Growth of Scientific Knowledge. (4 edition). London: Routledge and Kegal Paul. Rahardjo, Mudjia. 2005. dalam Perspektif Hermeneutika Bahasa Gadamerian dan Kekuasaan: Studi Wacana Politik Abdurrahman Wahid Doktor, Program Pascasarjana Universitas Airlangga. . Disertasi pada Program Sulistyo-Basuki. 2006. Metode Penelitian. dengan Fakultas Pengetahuan Budaya Jakarta: Universitas Wedatama Wida Sastra Bekerja sama Wuisman J.J.J. M.Ilmu 1996. Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. JilidIndonesia. 1, Asas-Asas. Jakarta: Lembaga
5/5