Ilmu Al-Qur’an -Pengantar - Pengertian Pisau Analisis - Manthuq & Mafhum - Haqiqi & Majazi - Muthlaq & Muqayyad Heri Mustofa Kuliah Kerja Da‟wah Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darul Hikmah April 2007
Pengertian “Pisau Analisis” •
Pengertian : –
•
Salah satu cabang ilmu Al-Qu‟an untuk memahami makna Al-Qur‟an
Fungsi sebagai : –
•
Alat bantu untuk memahami makna AlQur‟an
Dibuat oleh : –
„Ulama
Manthuq dan Mafhum • Manthuq – Makna yang diketahui dari yang ditunjukkan oleh LAFADZ (perkataan) suatu ayat dalam penuturannya. – Dengan kata lain makna ayat yang tersurat (eksplisit) – Sesuatu makna yang ditunjukkan oleh lafadz menurut ucapannya, yakni penunjukan makna berdasarkan materi huruf-huruf yang diucapkannya, •
Manna Khalil al-Qaththan,Studi Ilmu-ilmu Qur’an (Mabahis fi ‘Ulumil Qur’an). Cet. 6, Pustaka Litera AntarNusa, 2001M, hal.358
Manthuq dan Mafhum • Manthuq – Contoh :
﴾١٢٣﴿ ي َ ذ عَبدٌ ا ْلوُ ْشعَلِي ْ َكَ َزث 123. Kaum `Aad telah mendustakan para rasul.
(QS Asy-Syu‟ara/26 : 123) Manthuq ayat ini jelas, yaitu bahwa kaum „Ad telah mendustakan Rasul-rasul Allah yang diutus kepadanya.
au = أَو
Manthuq dan Mafhum • Mafhum – Makna yang diketahui bukan dari yang ditunjukkan oleh LAFADZ (perkataan) suatu ayat dalam penuturannya. – Dengan kata lain makna ayat yang tersIrat (implisit) – Sesuatu makna yang ditunjukkan oleh lafadz tidak berdasarkan pada bunyi ucapan (materi huruf-huruf yang diucapkannya) •
Manna Khalil al-Qaththan,Studi Ilmu-ilmu Qur’an (Mabahis fi ‘Ulumil Qur’an). Cet. 6, Pustaka Litera AntarNusa, 2001M, hal.362
Manthuq dan Mafhum • Mafhum – Contoh :
ى َ غ ُكنْ وَأًَ ُز ْن َرزْلُى َ ى أًَ ُف َ ْغى َ ٌَط ثِب ْلجِشِ َور َ َأرَ ْؤهُشُوىَ الٌَب ﴾٤٤﴿ َال َرعْقِلُىى َ َة َأف َ ا ْل ِكزَب 44. Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir? (QS Al-Baqarah/2 : 42)
Manthuq ayat ini : Pertanyaan Allah kepada manusia,”Apakah manusia tidak menggunakan akalnya? Mafhum ayat ini : Allah menyuruh kepada manusia yang memang berakal itu untuk menggunakannya, yaitu mengenai apa yang telah lampau, memikir apa yang sedang dihadapi dan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan yang akan datang dll.
Manthuq dan Mafhum • Penggunaan – Kalau kita ingin memahami makna suatu ayat, maka pertama-tama kita perhatikan manthuqnya....?... Atau mafhumnya..? – QS Al-Baqarah/ 2 : 275 – QS Saba‟/ 34 : 28
Haqiqi dan Majazi • Haqiqi – Maknanya yang sebenarnya
– Contoh :
ًَحز َ غيْ َش ثُيُى ِر ُك ْن َ ي آ َهٌُىا لَب َرذْخُلُىا ُثيُىرًب َ يَب َأ ُيهَب اَلزِي ْخيْ ٌش لَ ُك ْن َلعََل ُكن َ غزَ ْؤ ًِغُىا َو ُرغَِلوُىا عَلًَ أَهِْلهَب رَِل ُك ْن ْ َر ﴾٢٧﴿ ََر َزكَشُوى 27. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.
(QS An-Nur/24 : 27)
Haqiqi dan Majazi • Majazi – Maknanya yang tidak sebenarnya. – Gunanya sebagai pemeragaan sesuatu sehingga lebih mudah dipahami dan sekaligus ditaati sebagai ketetapan. Contoh :
ال ِلوَي َر ِج َع دِيٌَ ُكنْ ُقلْ ِإىَ ا ْلهُذَي هُذَي الّل ِه أَى َ ال ُر ْؤهٌُِىاْ ِإ َ َو َل ِإى ْ ُل هَب أُورِي ُزنْ َأ ْو يُحَآّجُىكُ ْن عٌِذَ َس ِث ُكنْ ق َ ْيُ ْؤرًَ َأحَ ٌذ هِث ﴾٧٣﴿ ٌع ٌع عَلِين ِ ل ِثيَذِ اللّ ِه يُؤْرِي ِه هَي يَشَبءُ وَاللّهُ وَا َ ْا ْلفَض 073. Dan Janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada seseorang seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa mereka akan mengalahkan hujjahmu di sisi Tuhanmu". Katakanlah: "Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui"; (QS Ali Imran / 3 : 73)
Muthlaq dan Muqayyad • Muthlaq – Ayat yg hanya menunjuk kepada satu pengertian belaka, maksudnya yang tidak ada tambahan pengertian yang membatasinya.
– Contoh :
﴾٢٢١(... َحزًَ ُي ْؤهِي َ ِال رٌَكِحُى ْا ا ْل ُوشْ ِشكَبد َ َو 221. Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman...(QS Al-Baqarah / 2 : 221)
Kata “musyrikat” dalam ayat tsb bersifat muthlaq karena hanya menunjuk kepada satu pengertian saja, ialah perempuanperempuan musyrik. Tidak ada tambahan pengertian yang janda, yang gadis dsb.
Muthlaq dan Muqayyad • Muqayyad – Ayat yg menunjuk kepada satu pengertian dengan tambahan pengertian yang membatasinya.
– Contoh :
ِل ِل َغيْ ِش اللّه َ ِحنُ ا ْلخٌِْضِي ِش َوهَب ُأه ْ َذ عََليْ ُك ُن الْ َو ْيزَخُ وَالْ َذ ُم وَل ْ حُ ِش َه ﴾٣﴿ ...ِثِه 3. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah,...(QS Al-Maidah / 5 : 3)
Kata “daa-man” dalam ayat tsb bersifat muthlaq.
Ayat selengkapnya... • QS Al-Maidah / 5 : 3
ِعلَيْكُ ُن الْوَيْ َزخُ وَالْذَمُ َوَلحْ ُن الْخٌِْضِيشِ وَهَب أُهِلَ لِغَيْشِ الّلهِ ِثه َ ْحُشِ َهذ ل الغَجُعُ إِالَ هَب َ َحخُ وَهَب أَك َ وَالْوُ ٌْخَ ٌِ َقخُ وَالْوَ ْىقُىرَحُ وَالْوُزَشَدِ َيخُ وَال ٌَطِي َق الْيَىْم ٌغ ْ ِصتِ َوأَى رَغْ َزقْغِوُىاْ ثِبألَصْالَمِ َرلِكُ ْن ف ُ ٌُ علًَ ال َ َرَكَيْزُنْ وَهَب رُثِح ْى الْيَىْمَ أَكْ َو ْلذُ لَكُن ِ ْظ الَزِييَ كَفَشُواْ هِي دِيٌِكُ ْن َفالَ َرخْشَىْهُنْ وَاخْشَى َ يَ ِئ َضطُش ْ يا ِ َعلَيْكُنْ ًِعْوَزِي وَ َسضِيذُ لَكُنُ اإلِعْالَمَ دِيٌبً فَو َ ُدِيٌَكُنْ َوأَرْوَ ْوذ ﴾٣﴿ ٌغفُىسٌ َسحِين َ َى الّله َ ِصخٍ غَيْشَ هُ َزجَبًِفٍ ِلئِثْ ٍن َفئ َ فِي َهخْ َو 3. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS Al-Maidah / 5 : 3)
Muthlaq dan Muqayyad • Muqayyad – QS Al-Maidah / 5 : 3.
– Apabila dikaitkan dg QS Al-An‟am/6:145 َعلًَ طَبعِنٍ َيطْعَ ُوهُ إِالَ أَى يَكُىى َ ًقُل الَ َأّجِ ُذ فِي هَب أُ ْوحِيَ ِإلَيَ ُهحَشَهب ِّجظٌ أَ ْو فِغْقبً أُهِلَ لِ َغيْش ْ غفُىحبً أَوْ َلحْ َن خٌِضِي ٍش َفئِ ًَهُ ِس ْ َهَيْ َزخً أَوْ دَهبً ه ﴾١٤٥﴿ ٌغفُىسٌ َسحِين َ َضطُشَ غَيْشَ ثَبغٍ وَالَ عَب ٍد َفئِىَ سَثَك ْ يا ِ َالّلهِ ِث ِه فَو 145. Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi -karena sesungguhnya semua itu kotor-- atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.",...(QS Al-An‟am / 6 : 145)
Kata “daa-man” dalam ayat tsb dengan tambahan kata “masfuu-han” bersifat muqayyad.
Muthlaq dan Muqayyad • Mana yang dipakai sbg pegangan..? – Diharamkan darah? Atau – Diharamkan darah yang mengalir?
Muthlaq dan Muqayyad • Keterangan – Kalau kita bertemu dengan ayat yang bersifat muthlaq maka hendaklah kita tidak terburu menjadikannya sebagai pegangan. Perlu dicari lebih dahulu ada tidaknya tambahan pengertian itu. – Apabila memang tidak ada tambahan pengertian maka barulah itu kita jadikan pegangan. – Apabila ada tambahan pengertian pada ayat lain maka inilah yang kita jadikan pegangan. Sebab ini bersifat muqayyad yang harus didahulukan dari yang muthlaq. – Catatan : •
Untuk menetapkan suatu hukum terhadap suatu perkara, maka tidak cukup dengan satu pisau analisis muthlaq muqayyad saja, masih harus dipakai pisau analisis yang lain dan nashnash yang lain.