FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN RUMAH TANGGA YANG SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELADAN MEDAN KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2009
TESIS
OLEH : SURIYANI 077033036/IKM
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Suriyani : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan Rumah Tangga Yang Sehat Di Wilayah Kerja Puskesmas Teladan Medan Kecamatan Medan Kota Tahun 2009
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN RUMAH TANGGA YANG SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELADAN MEDAN KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2009
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan dalam Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh SURIYANI 077033036/IKM
PROGRAM STUDI MAGISTER PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN RUMAH TANGGA YANG SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELADAN MEDAN KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2009 Nama Mahasiswa : Suriyani Nomor Induk Mahasiswa : 077033036 Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Judul Tesis
Menyetujui Komisi Pembimbing :
(Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM) Ketua
Ketua Program Studi
(Dr. Drs. Surya Utama, MS)
(Dr. Wiltar Nainggolan, MKes) Anggota
Dekan,
(dr. Ria Masniari Lubis, MSi)
Telah diuji Pada tanggal : 27 Agustus 2009
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Dr . Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM
Anggota
: 1. Dr. Wiltar Nainggolan, MKes 2. Drs. Amru Nasution, MKes 3. Ir. Evi Naria, MKes
PERNYATAAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN RUMAH TANGGA YANG SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELADAN MEDAN KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2009
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu program tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Agustus 2009
(Suriyani)
ABSTRAK Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan program prioritas dari promosi kesehatan. Perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Data dari Susenas, 2001 menunjukkan bahwa perilaku sehat di rumah tangga masih belum mencapai angka yang menggembirakan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat di wilayah kerja Puskesmas Teladan. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat, dalam hal ini meliputi faktor predisposing, enabling dan reinforcing. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga dari setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja Puskesmas Teladan, pengampilan sampel dengan menggunakan rumus dari Notoatmodjo (2002) dengan jumlah sampel 100 KK. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi berdasarkan kuesioner yang telah disusun. Penganalisisan data dengan 3 tahap, yaitu analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara faktor umur, pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap pelaksanaan program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat di wilayah kerja Puskesmas Teladan Medan. Sedangkan faktor pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, pekerjaan, penghasilan dan fasilitas, sarana dan prasarana tidak memberikan pengaruh yang bermakna. Sikap, pengetahuan dan tindakan adalah faktor-faktor dominan yang mempengaruhi pelaksanaan program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat. Oleh karena itu Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu untuk meningkatkan penyuluhan PHBS sehingga meningkatkan pengetahuan dan sikap serta mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Kata kunci : Predisposing, Enabling, Reinforcing, Perilaku Sehat, Promosi Kesehatan
ABSTRACT Clean and healthy life behavior is the prioritized program of health promotion. In a household, this program is an attempt to empower the member of the household to know, want, an be able to practice clean and healthy life and to actively participate in the community health movement. The data obtained from the Susenas 2001 shows that healthy behavior in a household has not yet reached the satisfying rate. Hence, it needs to know the factors influencing the implementation of the healthy household health promotion program in the working area of Teladan Public Health Centre. The purpose of this observasional study with cross-sectional design is to analyze the factors influencing the implementation of the healthy household health promotion program including the presdiposing, enabling, and reinforcing factors. The population of this study was the heads of family of every household in the working area of Teladan Public Health Centre and based on the formula developed by Notoadmodjo (2002), 100 heads of family were selected to be samples for this study. The data for this study were obtained were analyzed through univariate, bivariate, multivariate analysis. The result of this study shows that there was a significant influence between the factors of age, knowledge, attitude and action on the implementation of the healthy household promotion program in the working area of Teladan Public Health Centre. The factors of education, number of household members, occupation, income and facility and infrastructure did not have any significant influence. Education, attitude, and infrastructure were the dominant factors which influenced the implementation of the healthy household health promotion program. Hence, the government, health service, and Public Health Centre are suggested to increase and enhance the extension on clean and healthy life behavior (PHBS) that it can improve the knowledge and attitude of the community that can encourage them to practice the clean and healthy life behavior. Key words : Predisposing, Enabling, Reinforcing, healthy behavior, health promotion
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tesis ini, dengan judul “Faktorfaktor yang Memengaruhi Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan Rumah Tangga yang Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Teladan Medan Tahun 2009”. Dalam menyusun tesis ini, penulis mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagi pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Rektor Universitas Sumatera Utara, yaitu Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K). Selanjutnya kepada dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Dr. Drs. Surya Utama, MSi selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM selaku Sekretaris Program Studi
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan
selaku Ketua Komisi
Pembimbing, dr. Wiltar Nainggolan, MKes selaku anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu dan pikiran serta dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam penyusunan tesis ini.
Medan,
Juli 2009
Penulis
Suriyani
RIWAYAT HIDUP
Suriyani, lahir pada tanggal 25 November 1972 di Gunung Melayu, dengan jumlah 8 bersaudara, tinggal di Jl. Kpt. Muslim
Gg. Rukun Makmur No. 149
Helvetia Medan. Pendidikan formal penulis dimulai dari pendidikan Sekolah Dasar di Sekolah Dasar Negeri 010139 Gunung Melayu selesai tahun 1986, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri Pulau Rakyat selesai tahun 1989, sekolah Perawat Kesehatan di SPK Pemda TK II Labuhan Batu Rantau Prapat selesai pada tahun 1992, Pendidikan Akademi Keperawatan di Depkes RI Medan selesai tahun 2004, Sarjana Keperawatan di Universitas Prima Indonesia Medan selesai tahun 2007, Profesi Keperawatan di Universitas Prima Indonesia Medan selesai tahun 2008. Penulis menikah pada 17 November 1993 dengan Iriadi dan sampai saat ini telah dikarunia 3 orang anak putra yang bernama Budi Irianda, Arief Gunawan dan Arya Suzacky. Bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Puskesmas Sigambal Rantau Prapat dari tahun 1996 sampai 1998, Puskesmas Teladan tahun 1999 sampai sekarang. Tahun 2007 penulis mengikuti pendidikan lanjutan S-2 di Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK .............................................................................................. ABSTRACT ............................................................................................. KATA PENGANTAR ............................................................................ RIWAYAT HIDUP ................................................................................. DAFTAR ISI ........................................................................................... DAFTAR TABEL .................................................................................. DAFTAR GAMBAR .............................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
i ii iii iv v viii ix x
BAB 1
PENDAHULUAN.................................................................. 1.1. Latar Belakang ................................................................ 1.2. Perumusan Masalah ........................................................ 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................ 1.4. Hipotesis Penelitian......................................................... 1.5. Manfaat Penelitian ..........................................................
1 1 9 9 9 9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 2.1. Pengertian Promosi Kesehatan........................................ 2.2. Pengertian Rumah Tangga Sehat .................................... 2.3. Defenisi Istilah ................................................................ 2.4. Sumber Daya Program Rumah Tangga Sehat................. 2.5. Perencanaan Program Rumah Tangga Sehat .................. 2.6. Hubungan Promosi Kesehatan Terhadap Perilaku Sehat 2.7. Pengetahuan .................................................................... 2.8. Sikap................................................................................ 2.9. Tindakan.......................................................................... 2.10.Landasan Teori................................................................ 2.11.Kerangka Konsep ............................................................
10 10 12 13 16 17 18 19 21 22 23 24
BAB 3
METODE PENELITIAN ..................................................... 3.1. Jenis Penelitian................................................................ 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................... 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................... 3.4. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ................ 3.5. Metode Pengukuran... ..................................................... 3.6. Metode Pengumpulan Data ............................................. 3.7. Metode Analisis Data.....................................................
25 25 25 26 27 29 31 32
BAB 4
BAB 5
HASIL PENELITIAN............................................................ 4.1. Kecamatan Medan Kota................................................... 4.2. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Faktor Predisposing, Enabling, dan Reinforcing.......................... 4.3. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan Rumah Tangga Sehat.......... 4.4. Hubungan Faktor Predisposing, Enabling, Reinforcing dengan Program Promosi Rumah Tangga Sehat................ 4.5. Faktor yang Paling Dominan Mempengaruhi Pelaksanaan Program Promosi Rumah Tangga Sehat.............................
34 34 37 44 45 51 54
PEMBAHASAN....................................................................... 5.1. Pengaruh Faktor Predisposing terhadap Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan Rumah Tangga yang Sehat... 5.2. Pengaruh Faktor Enabling terhadap Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan Rumah Tangga yang Sehat.................. 5.3. Pengaruh Faktor Reinforcing terhadap Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan Rumah Tangga yang Sehat... 5.4. Faktor yang Dominan Mempengaruhi Pelaksanaan Program Promosi Rumah Tangga yang Sehat.....................................
60
KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 6.1. Kesimpulan.......................................................................... 6.2. Saran.....................................................................................
62 62 62
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
64
BAB 6
54 56 58
DAFTAR TABEL
Nomor 4.1
Judul
Halaman
Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga di Kecamatan Medan Kota.....................................
35
Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian pada Wilayah Kecamatan Medan Kota...................................................................
36
Hubungan Faktor Predisposing dengan Promosi Rumah Tangga Sehat..................................................................................................
46
4.4
Hubungan Faktor Enabling dengan Promosi Rumah Tangga Sehat.
49
4.5
Hubungan Faktor Reinforcing dengan Promosi Rumah Tangga Sehat.................................................................................................
50
Hasil Uji Regresi dari Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Program Promosi Rumah Tangga Sehat......................
51
Hasil Uji Regresi dari Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Program Promosi Rumah Tangga Sehat......................
52
4.2 4.3
4.6 4.7
DAFTAR GAMBAR
Nomor 2.1.
Judul
Halaman
Hubungan Promosi Kesehatan dengan Determinan Perilaku...... 19
4.1.
Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Umur.......................... 37
4.2.
Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan................ 38
4.3.
Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga.......................................................................................
4.4.
Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pekerjaan...................
4.5.
Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Penghasilan................
39 40 40 4.6.
Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pengetahuan............... 41
4.7.
Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Sikap........................... 42
4.8.
Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Fasilitas, Sarana dan Prasarana......................................................................................
4.9.
Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Tindakan.....................
43 44 4.10.
Distribusi Frekuensi Kepala Keluarga Berdasarkan Pelaksanaan Program Promosi Rumah Tangga Sehat.......................................
45
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1
Kuesioner Penelitian...........................................................................
67
2
Rekapitulasi Data................................................................................
72
3
Hasil Uji Statistik................................................................................
74
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai visi Indonesia sehat 2010 yaitu masa depan dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, penduduknya berperilaku hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata, sehingga memiliki derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan kesehatan dilandaskan kepada paradigma sehat. Paradigma sehat yang akan mengarahkan pembangunan kesehatan untuk lebih mengutamakan upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif), tanpa mengenyampingkan upaya-upaya penanggulangan atau penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) (Depkes RI, 2004). Sehat adalah hak azasi manusia, dan sekaligus memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM). Oleh karena itu, menjadi suatu keharusan bagi semua pihak untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia (Depkes RI, 2004). Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan yang optimal. Dalam mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan kebijakan dan visi Indonesia Sehat 2010. Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ditandai oleh penduduk hidup dalam
lingkungan yang sehat, produktif, memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia. Promosi kesehatan merupakan pilar utama dari visi Indonesia sehat 2010, bahkan dapat dikatakan sebagai pilar terpenting karena dengan perilaku hidup bersih dan sehat, akan tercipta pilar-pilar yang lain yaitu pilar lingkungan sehat dan pilar pelayanan kesehatan yang bermutu (Depkes RI, 2004). Untuk mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010, ditetapkan 4 misi pembangunan kesehatan yaitu : 1) menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, 2) mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, 3) memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, 4) memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya (Depkes RI, 2004). Guna mendukung pencapaian visi Indonesia Sehat telah dilakukan revisi terhadap Sistem Kesehatan Nasional. Dengan keputusan menteri kesehatan nomor 131/menkes/sk/II/2004 tahun 2004 telah ditetapkan sistem kesehatan nasional yang baru sebagai pengganti sistem kesehatan nasional yang ditetapkan pada tahun 1984 salah satu subsistem yang baru adalah subsistem pemberdayaan masyarakat. Subsistem yang baru dapat menghasilkan keluaran berupa perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat sebagai salah satu pilar atau sokoguru utama dari visi Indonesia sehat 2010 (Depkes RI, 2005).
Dengan memperhatikan dasar-dasar pembangunan kesehatan dan untuk mencapai
sasaran
pembangunan
kesehatan
tersebut,
departemen
kesehatan
menetapkan visi yaitu masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat. Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan misi Depkes yaitu : membuat rakyat sehat dengan menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai : 1) Berpihak pada rakyat, 2) Bertindak cepat dan tepat, 3) Kerjasama tim, 4) Integritas yang tinggi, 5) Transparan dan akuntabel. Visi dan misi Depkes dilaksanakan dengan strategi sebagai berikut : 1) Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, 2) Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, 3) Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan, 4) Meningkatkan pembiayaan kesehatan (Depkes RI, 2006). Dalam keputusan SK Menkes No. 128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat disebut bahwa salah satu fungsi Puskesmas adalah sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian maka dapat dimengerti bila disebutkan pula bahwa promosi kesehatan merupakan salah satu upaya wajib dilaksanakan di Puskesmas yaitu : promosi kesehatan, KIA dan KB, perbaikan gizi, pemberantasan penyakit menular, kesehatan lingkungan dan pengobatan,ini berarti bahwa setiap petugas kesehatan di Puskesmas memiliki kewajiban untuk melaksanakan salah satu dari strategi promosi kesehatan yaitu pemberdayaan masyarakat terutama terhadap individu (pasien/klien) dan masyarakat.
Program promosi
kesehatan
merupakan
upaya
untuk
meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran diri, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumber dari masyarakat, sesuai dengan budaya dan didukung oleh kebijakan public yang berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya, serta mampu berperilaku mengatasi apabila masalah dan gangguan kesehatan tersebut terlanjur datang (Depkes RI, 2005). Program promosi kesehatan mempunyai visi perilaku hidup bersih dan sehat 2010, dan didukung oleh misi promosi kesehatan yaitu 1) memberdayakan individu, keluarga dan kelompok-kelompok dalam masyarakat, baik melalui pendekatan individu, keluarga maupun melalui pengorganisasian dan penggerakan masyarakat, 2) membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya perilaku hidup bersih dan masyarakat yang sehat, 3) mengadvokasikan para pengambil keputusan dan penentu kebijakan serta pihak-pihak lain yang berkepentingan. Untuk mencapai visi dan misi program promosi menggunakan strategi 1) advokasi, 2) bina suasana, 3) pemberdayaan. Pada hakekatnya program promosi kesehatan adalah penopang utama bagi setiap program kesehatan. Dengan kata lain promosi kesehatan, walaupun berdiri sendiri sebagai salah satu program kesehatan, tetapi tidak berjalan sendiri. Promosi kesehatan harus selalu bergandengan tangan dengan setiap program kesehatan dalam rangka mencegah timbulnya masalah baru, dan mengatasi masalah
yang sudah terlanjur ada, serta memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2005). Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan program prioritas dari promosi kesehatan. Dan mampunyai 5 tatanan yaitu : 1) Tatanan rumah tangga sehat, 2) Tatanan institusi pendidikan, 3) Tatanan instansi kesehatan, 4) Tatanan tempattempat umum 5) Tatanan tempat kerja (Depkes RI, 2005). Perilaku hidup bersih dan sehat dirumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu mau dan mampu mempraktekkan hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Menurut Depkes RI tahun 2007 indikator dari tatanan rumah tangga sehat terdiri dari : 1) persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2) memberi bayi asi esklusif, 3) menimbang bayi dan balita setiap bulan, 4) menggunakan air bersih 5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, 6) menggunakan jamban sehat, 7) makan sayur dan buah setiap hari, 8) melakukan memberantas jentik nyamuk, 9) melakukan aktifitas fisik setiap hari, 10) tidak merokok didalam rumah. Perilaku hidup bersih dan sehat dirumah tangga mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan anggota keluarga, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit. PHBS dirumah tangga merupakan proses pemberdayaan keluarga untuk terwujudnya rumah tangga sehat. PHBS dirumah tangga merupakan salah satu kewenangan wajib standar pelayanan minimal bidang kesehatan bagi pemerintah kabupaten/kota sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005. PHBS di rumah tangga merupakan langkah strategis untuk mempercepat tercapainya rumah tangga sehat, desa sehat,
kecamatan sehat, kabupaten/kota sehat, provinsi sehat dan Indonesia sehat (Depkes RI, 2008). Sesuai dengan strategi Indonesia sehat 2010 dan kebutuhan pembangunan sektor kesehatan di era desentralisasi, Depkes pusat telah menetapkan visi dan misi puskesmas. Visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas adalah terwujudnya kecamatan sehat tahun 2010. Puskesmas berfungsi sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan, dan sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama program. Puskesmas tercakup dalam program kesehatan dasar atau program ini ditetapkan sesuai dengan kebutuhan sebagian besar masyarakat dan masalah kesehatan masyarakat yang berpotensi berkembang diwilayah kerjanya serta untuk mendukung tercapainya kecamatan sehat 2010 (Muninjaya, 2004). Tugas pokok tenaga promosi kesehatan adalah: 1) melaksanakan pengkajian, 2) perencanaan yaitu rumusan masalah dengan tujuan peningkatan perilaku yang diinginkan meliputi kegiatan intervensi terhadap faktor penyebab penyakit, 3) pengerak pelaksanaan adalah kesiapan kegiatan pra pelaksanaan yaitu sarana dan pelaksanaan kegiatan sesuai rencana, 4) pemanfaatan fokus yang pemantauan pra pelaksanaan dan apabila ada penyimpangan segera dilakukan perbaikan, 5) penilaian fokusnya pada perbaikan rencana yang perlu dilihat keseluruhan komponen rumusan tujuan, jenis kegiatan intervensi dan lain-lain, 6) pelaporan keseluruhan proses dan komponen termasuk tujuan yang dicapai, sumber daya yang digunakan, dan lain-lain (Depkes RI,2005).
Rumah tangga yang diperiksa dikota Medan tahun 2007 sebanyak 196.975, ada sebanyak 166.264 rumah yang memenuhi syarat rumah tangga yang sehat, sedangkan pada tahun 2006 dari sejumlah 518.657 rumah diperiksa terdapat 196.975 rumah sehat (38%). Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan tentang rumah tangga yang sehat harus tetap dilaksanakan secara intensif. Wawancara awal peneliti dibulan November 2008 dengan pemegang program promosi kesehatan di Puskesmas Teladan menunjukkan bahwa tahun 2008 sampai dengan bulan November dari 6.752 rumah yang ada di wilayah kerja Puskesmas hanya 3.066 (45,4%) yang memenuhi syarat rumah tangga sehat sedangkan tahun 2007 dari 6.703 rumah yang ada diwilayah kerja Puskesmas Teladan terdapat 2.976 (44,3%) yang memenuhi syarat rumah yang sehat. Perilaku sehat di rumah tangga yang sehat menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan, hal ini dapat dilihat dari data survei sosial ekonomi nasional tahun 2001 bahwa 28% perokok dimulai dari usia 10 tahun dan proporsi terbesar 92% dari mereka merokok didalam rumah ketika bersama anggota rumah tangga lainnya. Hasil survei rumah tangga tahun 2001 mengidentifikasikan bahwa proporsi terbesar yang berusia 15 tahun keatas di Jawa dan Bali kurang melakukan kegiatan fisik, untuk kelompok laki-laki 63% dan perempuan 76%. Rumah tangga sehat dapat terwujud apabila ada keinginan, kemauan dan kemampuan para pengambil keputusan dan lintas sektoral terkait agar PHBS menjadi program prioritas dan menjadi salah satu pembangunan di kabupaten atau kota, serta didukung oleh masyarakat (Depkes RI, 2007).
Promosi kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pemberdayaan kesehatan masyarakat, yaitu bersama masyarakat, sesuai dengan lingkungan sosial budaya setempat, agar masyarakat dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan. Promosi kesehatan juga berperan dalam proses peningkatan kualitas tenaga kesehatan agar lebih responsif dan mampu memberdayakan masyarakat, sehingga akan tercapai pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa promosi kesehatan merupakan pembangunan pilar utama dari visi Indonesia Sehat 2010, yaitu pilar perilaku sehat. Dan pilar ketiga pelayanan kesehatan akan ikut berkembang menuju tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Depkes RI, 2004). Namun dalam melaksanakan tugasnya ada hambatan-hambatan yang di jumpai yaitu : 1) Puskesmas Teladan hanya mempunyai satu petugas promosi kesehatan, 2) Terbatasnya jangkauan untuk membina wilayah kerja Puskesmas Teladan seperti sarana transportasi dan alat peraga, 3) Terbatasnya dana untuk membina masyarakat dan melaksanakan kegiatan promosi kesehatan. Berdasarkan pada kenyataan di atas maka perlu dilakukan suatu penelitian di Puskesmas Teladan mengenai program promosi kesehatan yaitu faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat di wilayah kerja Puskesmas Teladan tahun 2009.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah penelitian ini adalah ada faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat di wilayah kerja Puskesmas Teladan Medan Kecamatan Medan Kota Tahun 2009. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat diwilayah kerja Puskesmas Teladan. 1.4. Hipotesis Penelitian Ada hubungan antara faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat. 1.5. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian ini sebagai berikut : 1.5.1. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Teladan tentang rumah tangga yang sehat agar dapat terhindar dari penyakit. 1.5.2. Sebagai bahan kajian dan masukan bagi petugas pelaksana program kesehatan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Promosi Kesehatan Ada dua pengertian dari promosi kesehatan
yaitu yang pertama
peningkatan kesehatan dan yang kedua promosi kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan, menyebarluaskan, mengenal atau “menjual” kesehatan. Dengan perkataan lain promosi kesehatan adalah” memasarkan” atau ”menjual”atau ”memperkenalkan” pesan-pesan, kesehatan atau ”upaya-upaya” kesehatan, sehingga masyarakat “menerima” atau “membeli” dalam arti menerima perilaku kesehatan, atau mengenal pesan-pesan kesehatan tersebut, yang akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat. Dari pengertian yang ke dua ini, maka sebenarnya promosi kesehatan sebenarnya sama dengan pendidikan kesehatan (health education) karena pendidikan kesehatan pada perinsipnya bertujuan agar masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara global terdiri dari 3 (tiga) hal, yaitu : 1. Advokasi (advocacy) yaitu kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi dilakukan kepada pejabat yang
merupakan penentu kebijakan di berbagai sektor, dan diberbagai tingkat, sehingga para pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan. 2. Dukungan sosial (social support) yaitu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai program kesehatan dengan masyarakat (penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau berpatisipasi terhadap program kesehatan tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagi upaya bina suasana, atau membina suasana kondusif terhadap kesehatan. 3. Pemberdayaan masyarakat (empowerment) yaitu strategi promosi di kesehatan yang ditujukan langsung pada masyarakat. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Visi Promosi Kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara lain : penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk, misalnya : koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income generating skill).
Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan dampak terhadap kemampuan dan pemeliharaan kesehatan mereka. 2.2 Pengertian Rumah Tangga Sehat Rumah Tangga Sehat adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Depkes, RI, 2007). Puskesmas mempunyai peran sebagai motivator dalam perubahan perilaku hidup bersih dan sehat serta membina masyarakat yang ada di wilayah kerjanya, oleh sebab itu diperkenalkan dan dikembangkan suatu alternatif pemecahan masalah prilaku hidup bersih dan sehat yaitu rumah tangga sehat (Depkes RI, 2007). PHBS penting dilakukan oleh setiap anggota keluarga karena : 1. PHBS mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan melakukan olahraga/aktifitas fisik secara teratur, makan dengan menu gizi seimbang, melakukan papsmear, SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri), dan mengukur tekanan darah secara teratur. 2. PHBS juga dapat mencegah resiko terjadinya penyakit dengan tidak merokok, tidak minum alkohol dengan napza, nyamuk, menggunakan air bersih yang dimasak untuk minum keluarga, mencuci tangan dengan sabun sebelum
makan dan sesudah buang air besar melakukan pencegahan demam berdarah 3 M (Menguras, Menutup dan Mengubur). 3. PHBS melindungi diri dari ancaman penyakit dengan melakukan imunisasi, menjadi anggota dan sehat, memakai dan menggunakan sabuk pengaman (Depkes RI, 2007).
2.3 Definisi Indikator Rumah Tangga Sehat adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan di rumah tangga, mengacu pada standart pelayanan minimal bidang kesehatan ada 10 indikator PHBS yang terdiri dari 6 Indikator perilaku dan 4 indikator lingkungan. Indikator PHBS meliputi : 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan karena tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu perasalinan, sehingga kesehatan ibu dan bayi lebih terjamin. 2. Memberi bayi asi ekslusif karena dengan memberikan asi bayi itu : -
Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi,
-
Mengurangi pendarahan setelah persalinan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, mengurangi resiko kanker payudara.
a. Bagi Bayi - Bayi lebih sehat, lincah, tidak cengeng dan tidak sering sakit.
b. Bagi Keluarga -
Tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli susu formula
3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan untuk memantau pertumbuhan bayi dan balita setiap bulan. 4. Menggunakan air bersih karena air adalah kebutuhan dasar yang di pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya, agar kita tidak terserang penyakit/terhindar dari sakit. 5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun karena air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila tidak menggunakan sabun, kuman dapat berpindah tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk kedalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan. 6. Menggunakan jamban sehat karena menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbagi, tidak mencermati sumber air yang ada di sekitarnya. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit nidra, kolera disentri, thypus, ke cacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan. 7. Memberantas jentik dirumah agar rumah bebas jentik. Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang telah dilakukan pemeriksaan jentik nyamuk. Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan
perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi kemungkinan terhindari dari berbagai penyakit semakin besar seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria, chikungunya, atau kaki gajah lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat. 8. Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting karena mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, mengandung serat yang tinggi. 9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari dapat terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi, kencing manis, dan lainlain. Berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh bagus, lebih percaya diri, lebih bertenaga dan bugar dan secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik. 10.Tidak Merokok didalam Rumah. Mengapa harus tidak merokok ? Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap akan mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia berbahaya, diantaranya yang paling berbahasa adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO). Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan dialiran darah. Tar menyebabkan
kerusakan
paru-paru
dan
kanker.
Co
menyebabkan
berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati (Depkes RI, 2007).
2.4 Sumber Daya Program Rumah Tangga Sehat Untuk melaksanakan program rumah tangga sehat diperlukan tenaga, prasarana dan sarana, sumber dana dan pedoman pelaksanan bagi petugas. 1. Tenaga Pelaksana Adapun tenaga pelaksana terhadap program rumah tangga sehat adalah tenaga kesehatan seperti bidan dan perawat, serta tenaga pendukung kesehatan lainnya yang telah ditunjuk oleh kepala Puskesmas dalam pelaksanaan program rumah tangga sehat. Tenaga-tenaga tersebut telah mendapat pengetahuan orientasi tentang program rumah tangga sehat.
2. Prasarana dan Sarana Program Rumah Tangga Sehat Dalam pelaksanan program rumah tangga sehata prasarana dan sarana yang dibutuhkan terdiri dari ruangan sebagai tempat petugas promosi kesehatan melakukan kegiatan-kegiatan konseling, konsultasi serta tempat penyimpanan peralatan peraga. Peralatan-peralatan promosi kesehatan berupa alat peraga penyuluhan dan buku pedoman, alat transportasi untuk mendukung kegiatan program rumah tangga sehat yang dilaksanakan diluar gedung Puskesmas. Alat peraga yang digunakan untuk kegiatan penyuluhan dan konseling diperlukan sebagai berikut : Sound System, Media Cetak, Media Elektronik dan Formulir untuk pencatatan pelaporan.
3. Sumber Dana Program Rumah Tangga Sehat Adapun sumber dana untuk pelaksanaan program rumah tangga sehat dapat berasal dari APBD (Anggaran Pendapatan Bantuan Daerah/Kota, kemitraan dan swadaya masyarakat.
2.5 Perencanaan Program Rumah Tangga Sehat Dalam suatu pelaksanaan program agar dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan suatu perencanaan baik terhadap program tersebut. Perencanaan dapat dilihatkan sebagai dasar manajemen, karena perencanaan dapat membantu untuk mengurangi ketidakpastian di masa yang akan datang, dan oleh karena itu memungkinkan para pengambil keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang terbatas secara efektif dan efisien (Handoko, 1999). Azwar (1988), mengemukakan bahwa dari berbagai fungsi administrasi yang dikenal dan yang terpenting diantaranya adalah perencanaan, karena fungsi administrasi baru berperan apabila perencanaan selesai dilakukan dan dalam melaksanakannya harus berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat. Pentingnya perencanaan dalam suatu program makin bertambah. Jika yang akan dikembangkan adalah program kesehatan yang menyangkut masyarakat banyak, seperti program rumah tangga sehat. Pada program ini perhatian harus ditujukan tidak hanya pada masalah-masalah kesehatan saja, akan tetapi juga pada masalah-masalah masih secara menyeluruh tentunya yang menyangkut rumah tangga sehat (Azwar, 1988).
Dengan demikian perencanaan tingkat Puskesmas dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan yang sistematis untuk menyusun atau mempersiapkan kegiatan yang ada di laksanakan oleh Puskesmas pada masa yang akan datang untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam upaya mengatasi masalah-masalah kesehatan (Depkes RI, 2000).
2.6 Hubungan Promosi Kesehatan Terhadap Perilaku Sehat Promosi kesehatan sebagai pendekatan terhadap faktor perilaku kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang menentukan perilaku tersebut. Dengan perkataan lain, kegiatan promosi kesehatan harus sesuai dengan determinan
(faktor
yang
memengaruhi
perilaku
ini
sendiri).
Menurut
Lawrece Green (1980), perilaku ini ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu : 1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors) yaitu faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat, adalah pengetahuan dan sikap seseorang atau masyarakat tersebut terhadap apa yang dilakukan. 2. Faktor pemungkin (Enabling Factors) Yaitu faktor pemungkin oleh pendukung (enabling) perilaku adalah fasilitas, sarana, oleh prasarana yang mendukung oleh yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang oleh masyarakat.
3. Faktor penguat (Reinforcing Factors) Yaitu pengetahuan, sikap dan fasilitas yang tersedia kadang-kadang belum menjamin terjadinya perilaku seseorang oleh masyarakat (Notoatmojo, 2005).
Predisposing Factors
Health Promotion
Enabling Factors
Health Behavior
Reinforcing Factors
Gambar 2.1. Hubungan Promosi Kesehatan dengan Determinan Perilaku
2.7 Pengetahuan Pengetahuan diperoleh melalui berbagai usaha, baik yang dilakukan dengan sengaja maupun yang secara kebetulan. Dalam proses memperoleh pengetahuan, terutama yang dilakukan dengan sengaja, mencakup berbagai metode dan konsepkonsep, baik melalui proses pendidikan maupun pengalaman. Menurut WHO (1992), pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain itu juga dari guru, orang tua, teman, buku dan media massa. Ciri pokok dari pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu
yang diketahuinya, baik melalui pengalaman, belajar atau melalui informasi bersumber dari orang lain. Pengetahuan (cognitif) mempunyai enam tingkatan, yaitu ; 1) Tahu (know) yaitu kemampuan untuk mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. 2) Memahami (comprehension) artinya kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar. 3) Penerapan (application) yaitu kemampuan untuk menerapkan mateir yang dipelajari pada suatu situasi dan kondisi sebenarnya. 4) Analisis (analysis) yaitu suatua kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen-komponen. 5) Sintesis (synthetic) yaitu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau menyusun formulasi baru dari materi yang sudah ada. 6) Evaluasi (evaluation) yaitu suatu kemampuan untuk melakukan penilaian atau justifikasi terhadap suatu materi atau objek tertentu. Menurut Nasution (1999) faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan dalam masyarakat antara lain : a. Sosial ekonomi Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang. Bila ekonomi baik, tingkat pendidikan tinggi maka pengetahuan akan tinggi juga. b. Kultur (budaya dan agama) Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring sesuai atau tidak dengan budaya yang ada atau agama yang dianut.
c. Pendidikan Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal baru dan akan mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut. d. Pengalaman Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu. Pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan lebih luas. Sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin banyak.
2.8 Sikap Thurstone berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tingkat afeksi, baik bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis, seperti : simbul, prase, slogan, orang, lembaga, cita-cita dan gagasan, (cit. Yusuf, 2005). Menurut Allen, Guy & Edgley, 1980 (cit. Azwar, 2003) mendefinisikan, sikap ialah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial. Sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Howard Kendler mengemukakan bahwa, sikap merupakan kecendrungan (tendency) untuk mendekati (approach) atau menjauhi (avoid), atau melakukan sesuatu, baik yang secara positif maupun negatif terhadap suatu lem baga, peristiwa, gagasan, atau konsep (cit. Yusuf, 2005). Sikap dapat disimpulkan, suatu kondisi mental yang relatif menetap untuk merespon suatu objek atau perangsang tertentu yang mempunyai arti, baik bersifat positif, netral, atau negatif, menyangkut aspek kognisi, afeksi, dan kecendrungan untuk bertindak.
Unsur-unsur sikap, 1) kognisi (cognition) yaitu keyakinan atau pemahaman individu terhadap objek tertentu, 2) afeksi (feeling) yaitu perasaan yang menyertai sikap individu terhadap suatu objek, 3) kecenderungan bertindak (action tendency) yaitu kesediaan individu untuk bertindak terhadap objek tertentu. Ciri-ciri sikap ialah harus memiliki objek, dapat berupa benda, orang, nilai-nilai, pandangan hidup, agama, hukum, lembaga masyarakat dan sebagainya. Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman-pengalaman. Menurut Sartain, dkk. (cit. Yusuf, 2005) ada empat faktor yang memengaruhi pembentukan sikap, 1) faktor pengalaman khusus, 2) faktor komunikasi dengan orang lain, 3) faktor model, yaitu dengan melalui mengimitasi, 4) faktor lembaga sosial (institutional) yaitu sumber yang mempengaruhi. Menurut McGuire (cit. Yusuf, 2005) perubahan sikap dipengaruhi, 1) pendekatan teori belajar, 2) pendekatan teori persepsi, 3) pendekatan teori konsistensi, 4) pendekatan teori fungsi.
2.9 Tindakan Menurut Dignan & Carr (1999) suatu sikap belum otomatis terwujud dalam tindakan, untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain, tingkat tindakan dalam praktek yaitu : 1. Persepsi (perception), yakni mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
2. Respon terpimpin (quided respon) yakni dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh merupakan indikator praktek tingkat dua. 3. Mekanisme (mechanism) yakni apabila telah dapat melakukan dengan benar secara otomatis atau sesuatu ini merupakan kebiasaan maka mencapai praktek tingkat tiga. 4. Adaptasi (adaption) yaitu tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
2.10 Landasan Teori Berangkat dari analisis penyebab masalah kesehatan, Green membedakan adanya dua determinan masalah kesehatan tersebut, yakni behavioral factors (faktor perilaku), dan non behavioral factors atau faktor non perilaku, Green menganalisis, bahwa faktor perilaku sendiri di tentukan oleh 3 faktor utama yaitu: 1. Faktor
Predisposisi
(Predisposing
factors), yaitu faktor-faktor yang
mempermudah atau mempredisposisi terjadi perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap keyakinan, kepercayaan nilai-nilai, tradisi, disebut. 2. Faktor
pemungkin
(enabling
factors),
adalah
faktor-faktor
yang
memungkinkan atau yang memfasilitas perilaku atau tindakan yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan.
3. Faktor-faktor penguat (reinforching factors) adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku, meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.
2.11 Kerangka Konsep Predisposing - Umur - Pendidikan - Jumlah Anggota RT - Pekerjaan - Penghasilan - Pengetahuan - Sikap Enabling Fasilitas, sarana dan prasarana Reinforcing Tindakan
Program Promosi Kesehatan Rumah Tangga Sehat
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional. Penelitian diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi dengan pendekatan rancangan penelitian cross sectional yang bertujuan menjelaskan berbagai faktorfaktor yang memengaruhi pelaksanaan program sebagai variabel bebas dan Rumah Tangga Sehat sebagai variabel terikat.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Teladan Medan, dengan pertimbangan masih ditemukan rumah tangga sehat dan rumah tangga tidak sehat walaupun program promosi rumah tangga sehat telah dilaksanakan. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi hal tersebut. Penelitian ini membutuhkan waktu selama 4 (empat) bulan, terhitung Maret sampai dengan Juni 2009.
3.3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga dari setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja Puskesmas Teladan, yaitu sebanyak 6.564 rumah tangga, dengan perincian : 1.
Kelurahan Teladan Barat sebanyak 1.849 rumah tangga
2.
Kelurahan Mesjid sebanyak 1.142 rumah tangga
3.
Kelurahan Pasar Baru sebanyak 1.142 rumah tangga
4.
Kelurahan Pusat Pasar sebanyak 1.167 rumah tangga
5.
Kelurahan Pandau Hulu I sebanyak 1.264 rumah tangga Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang kepala keluarga.
Penghitungan besar sampel dengan menggunakan rumus dari Notoatmodjo (2002), yaitu :
n=
N 2 1+ N (d )
Dimana : n = besar sampel N = besar populasi d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (0,1) sehingga dapat dihitung jumlah sampel untuk penelitian ini, yaitu :
n=
6564 2 1 + 6564 (0 ,1 )
n=
6564 1 + 6564 (0,01)
n=
6564 1 + 65,64
n=
6564 = 98,50 kepala keluarga, digenapkan menjadi 100 kepala keluarga 66,64
Penentuan sampel untuk masing-masing kelurahan dilakukan sesuai dengan proporsi dari besar populasi untuk setiap kelurahan, sehingga diperoleh jumlah sampel untuk masing-masing kelurahan, yaitu : 1. Kelurahan Teladan Barat sebanyak 28 kepala keluarga 2. Kelurahan Mesjid sebanyak 17 kepala keluarga 3. Kelurahan Pasar Baru sebanyak 17 kepala keluarga 4. Kelurahan Pusat Pasar sebanyak 18 kepala keluarga 5. Kelurahan Pandau Hulu I sebanyak 20 kepala keluarga Pengambilan sampel untuk setiap kelurahan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tehnik acak (random sampling).
3.4. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
Variabel independen dalam penelitian ini meliputi variabel predisposing yaitu jenis kelamin, umur, pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, pekerjaan,
penghasilan sebulan, pengetahuan, sikap. Kemudian variabel enabling yaitu fasilitas, sarana dan prasarana, serta variabel reinforcing yaitu tindakan. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah program promosi rumah tangga sehat. Adapun defenisi operasional untuk masing-masing variabel independen dan dependen, adalah : 1. Jenis Kelamin adalah identitas diri responden yang berhubungan dengan sistem reproduksi 2. Umur adalah lama tahun hidup responden yang dihitung sejak lahir sampai ulang tahun terakhir yang dinyatakan dalam tahun. 3. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh responden dan memperoleh ijazah yang sah. 4. Jumlah anggota rumah tangga adalah jumlah anggota keluarga yang adalah dalam sebuah rumah tangga. 5. Pekerjaan adalah jenis kegiatan rutin yang dilakukan responden dan menghasilkan pendapatan. 6. Penghasilan adalah jumlah pendapatan yang diperoleh responden dalam sebulan yang dinyatakan dalam rupiah. 7. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya.
8. Sikap adalah suatu tingkat afeksi, baik bersifat positif maupun negative dalam hubungannya untuk menyampaikan informasi mengenai rumah tangga sehat. 9. Fasilitas, sarana dan prasarana adalah kemudahan sarana dan prasarana sehingga memudahkan masyarakat dalam pelaksanaan rumah tangga sehat. 10. Tindakan adalah tindakan responden yang nyata dalam pelaksanaan rumah tangga sehat. 11. Program promosi rumah tangga sehat adalah terlaksananya promosi rumah tangga yang sehat, dengan proporsi rumah tangga yang memenuhi 10 (sepuluh) indikator rumah tangga sehat.
3.5. Metode Pengukuran
Untuk mengukur variabel independen dan variabel dependen dilakukan dengan cara : 1). Variabel umur diukur berdasarkan pada skala interval, yaitu : a. 21-30 tahun b. 31-40 tahun c. >40 tahun 2). Variabel pendidikan diukur berdasarkan pada skala ordinal dengan kategori : a. Pendidikan dasar, jika responden hanya menamatkan pendidikan SD b. Pendidikan menengah, jika responden menamatkan pendidikan setingkat SLTP dan SLTA.
c. Pendidikan
tinggi,
jika
responden
menamatkan
pendidikan
akademi/sarjana 3). Varibel jumlah anggota keluarga diukur berdasarkan pada skala interval, yaitu : a. 4-5 orang b. >5 orang 4). Variabel pekerjaan didasarkan pada skala nominal, dengan kategori : a. Tidak bekerja, jika responden hanya sebagai ibu rumah tangga atau bekerja secara serabutan (mocok-mocok). b. Bekerja, jika responden bekerja sebagai petani/buruh/PNS/Pegawai Swasta/Nelayan/Pedagang 5). Variabel penghasilan didasarkan pada skala nominal, dengan indikator Upah Minimum Regional Kota Medan tahun 2008, yaitu Rp.850.000.-, dengan kategori : a. Rendah, jika responden memiliki penghasilan < UMR b. Tinggi, jika responden memiliki penghasilan ≥ UMR 6). Variabel pengetahuan, fasilitas dan tindakan diukur berdasarkan pertanyaan yang diajukan, dimana pengetahuan
memiliki 11 pertanyaan, fasilitas
memiliki 7 pertanyaan dan tindakan memiliki 10 pertanyaan. Untuk setiap pertanyaan memiliki alternatif jawaban ya dan tidak, dimana jika menjawab ya memperoleh skor 2 dan jika menjawab tidak memperoleh skor 1.
Kemudian jumlah dari semua jawaban dikategorikan menjadi : a. Baik, jika jawaban responden memperoleh nilai ≥75 % b. Kurang, jika jawaban responden memperoleh nilai < 75 % 7). Variabel sikap diukur berdasarkan 10 pertanyaan yang diajukan, jawaban dengan menggunakan skala Likert yaitu jawaban sangat setuju diberi skor 3, jawaban setuju diberi skor 2, jawaban tidak setuju diberi skor 1, dan jawaban sangat tidak setuju diberi skor 0. Kemudian jumlah dari semua jawaban dikategorikan menjadi : a. Baik, jika jawaban responden memperoleh nilai ≥75 % b. Kurang, jika jawaban responden memperoleh nilai < 75 % 8). Variabel program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat diukur berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada kepala keluarga tentang terlaksananya program promosi kesehatan di rumah tangga dengan alternatif jawaban pernah dan tidak.
3.6. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu : 1. Data primer melalui wawancara dan observasi langsung dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. 2. Data sekunder yaitu dengan cara memperoleh data dari studi dokumentasi melalui arsip tentang jumlah KK di wilayah kerja Puskesmas Teladan
Sedangkan tehnik pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden dengan terlebih dahulu meminta persetujuan responden untuk dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini. Selanjutnya peneliti membagikan kuesioner, hal ini dilakukan agar responden dapat bertanya tentang maksud pertanyaan yang tidak dimengerti oleh responden, dan agar bukan orang lain yang mengisi kuesioner tersebut. Jika responden selesai mengisi kuesioner tersebut peneliti meminta kembali lembaran tersebut dan dilanjutkan dengan responden yang lainnya.
3.7. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan program komputer Statistical Package for the Sosial Science (SPSS) versi 11.0 dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Editing Dilakukan untuk memeriksa kuesioner dengan tujuan agar data yang dimaksud dapat diolah secara benar sehingga pengolahan data dapat memberi hasil yang dapat menjelaskan masalah pelaksanaan program yang telah diteliti kemudian dikelompokkan menggunakan aspek pengukuran. 2. Tabulating Untuk memperoleh analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk distribusi frekuensi.
Sedangkan analisis data dalam penelitian ini mencakup 3 (tiga) tahapan analisis, yaitu : 1. Analisis univariat untuk mendeskripsikan variabel penelitian secara tunggal, dengan mendeskripsikan variabel umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, penghasilan, pengetahuan, sikap, fasilitas, sarana dan prasarana, dan tindakan dalam bentuk persentase dan tabel distribusi frekuensi. 2. Analisis bivariat merupakan kelanjutan dari analisis univariat, dengan mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dalam bentuk tabulasi silang. Untuk menguji hubungan masing-masing variabel digunakan uji Chi Square pada taraf kepercayaan 95%. 3. Analisis multivariat merupakan kelanjutan dari analisis bivariat. Hasil uji statistik dari masing-masing variabel independen dengan variabel dependen yang memiliki nilai p<0,05 (bermakna), akan dilanjutkan dengan menggunakan uji regresi logistik, untuk mengetahui variabel independen yang memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap pelaksanaan program promosi rumah tangga sehat.
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1.
Kecamatan Medan Kota
4.1.1. Letak dan Geografis
Kecamatan Medan Kota luasnya 7,78 km2 yang terdiri dari 12 kelurahan. Terletak 30 meter di atas permukaan laut, dengan posisi 20o-30o Lintang Utara dan 98o-44o Bujur Timur. Adapun batas-batas kecamatan ini, yaitu: Sebelah Utara
: berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Timur
: berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai
Sebelah Barat
: berbatasan dengan Kecamatan Medan Perjuangan
Sebelah Selatan
: berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
4.1.1. Kependudukan
Berdasarkan data statistik maka jumlah penduduk pada Kecamatan Medan Kota adalah sebesar 82.783 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 40.717 jiwa dan perempuan sebesar 42.066 jiwa. Adapun luas kelurahan, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk per Km2 di Kecamatan Medan Kota, seperti terlihat pada Tabel 4.1:
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga di Kecamatan Medan Kota No
Desa/Kelurahan
Jumlah Penduduk 9438
Jumlah R. Tangga 2227
Rata-Rata Anggota RT 4.24
1
Siti Rejo I
2
Sudi Rejo II
7101
1546
4.59
3
Sudi Rejo I
11954
2708
4.41
4
Teladan Timur
11438
2742
4.17
5
Teladan Barat*)
7995
1849
4.32
6
Pasar Merah Barat
3335
456
7.31
7
Mesjid*)
4058
1142
3.55
8
Kota Matsum III
6945
1613
4.31
9
Sei Rengas I
6127
1565
3.92
10
Pasar Baru*)
4830
1142
4.23
3959
1167
3.39
5603
1264
4.43
11 12
*)
Pusat Pasar
Pandau Hulu I
*)
Jumlah 82783 19421 4.26 Keterangan: *) desa yang termasuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Teladan Sumber: BPS Kota Medan, 2007
4.1.2. Mata Pencaharian
Distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian pada wilayah Kecamatan Medan Kota, seperti pada Tabel 4.2:
Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian pada Wilayah Kecamatan Medan Kota No
Mata Pencaharian
Desa/Kelurahan
1
Siti Rejo I
PNS 474
ABRI 13
P.Swasta 489
Pedagang 432
Pensiunan 175
2
Sudi Rejo II
339
25
436
507
162
3
Sudi Rejo I
355
30
413
421
186
4
Teladan Timur
614
35
279
376
165
5
Teladan Barat
531
108
497
694
214
6
Psr Merah Barat
252
10
265
232
128
7
Mesjid
114
5
614
572
25
8
Kota Matsum III
174
14
542
676
87
9
Sei Rengas I
0
0
1106
1244
0
10
Pasar Baru
0
0
748
1106
0
11
Pusat Pasar
51
4
1088
1094
0
12
Pandau Hulu I
16
0
1138
1129
7
2920
244
7615
8483
1149
Jumlah
Sumber: BPS Medan Kota, 2007 Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa distribusi mata pencaharian penduduk yang berada pada Kecamatan Medan Kota yang terbesar adalah sebagai pedagang, diikuti oleh pekerjaan sebagai pegawai swasta dan PNS.
4.2. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing 4.2.1. Faktor Predisposing
Faktor predisposisi atau faktor-faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang untuk dapat menyebabkan terlaksananya program promosi rumah tangga adalah umur, pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan dan sikap kepala keluarga. Adapun masing-masing faktor predisposisi tersebut adalah : a. Umur Distribusi kepala keluarga berdasarkan umur disajikan pada Gambar 4.1. berikut ini :
21-30 tahun 31-40 tahun >40 tahun 25% 39%
36%
Gambar 4.1. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Umur Berdasarkan Gambar 4.1. dapat diketahui bahwa umur kepala keluarga sebagian besar pada umur lebih dari 40 tahun yaitu sebesar 39%, diikuti oleh rentang umur 31-40 tahun sebesar 36% dan umur 21-30 tahun sebesar 25%.
b. Pendidikan Distribusi kepala keluarga berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada Gambar 4.2. berikut ini :
Dasar 19%
13%
Menengah Tinggi
68%
Gambar 4.2. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan Pada Gambar 4.2. dapat dilihat pendidikan kepala keluarga dengan jumlah terbesar yaitu sebanyak 68% adalah pendidikan menengah yaitu tamat SMP dan SMA. Diikuti oleh pendidikan tinggi (tamat akademi/perguruan tinggi) sebesar 19%, dan pendidikan rendah (tamat sekolah dasar) sebesar 13%.
c. Jumlah Anggota Keluarga Distribusi kepala keluarga berdasarkan jumlah anggota keluarga seperti pada Gambar 4.3. berikut ini :
4-5 orang >5 orang 38%
62%
Gambar 4.3. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Rumah tangga yang memiliki 4-5 orang anggota keluarga yaitu sebesar 62% dibandingkan dengan keluarga yang memiliki jumlah anggota keluarga > 5 orang sebesar 38%.
d. Pekerjaan Distribusi kepala keluarga berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 4.4. berikut ini :
Tidak Bekerja 17%
Bekerja
83%
Gambar 4.4. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pekerjaan Pada pekerjaan kepala keluarga diketahui bahwa sebesar 83% kepala keluarga memiliki pekerjaan tetap seperti PNS, pegawai swasta dan pedagang (pekerjaan yang paling banyak adalah pedagang yaitu sebesar 50%, diikuti PNS sebesar 25% dan pegawai swasta sebesar 8%). Kemudian ada sebesar 17% kepala keluarga tidak memiliki pekerjaan yang tetap.
e. Penghasilan Distribusi kepala keluarga berdasarkan penghasilan dapat dilihat pada Gambar 4.5. berikut ini :
31%
69%
Gambar 4.5. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pekerjaan
Sedangkan distribusi kepala keluarga berdasarkan penghasilan yang dapat dilihat pada Gambar 4.5. menunjukkan bahwa jumlah pendapatan
f. Pengetahuan Distribusi kepala keluarga berdasarkan pengetahuan disajikan pada Gambar 4.6. berikut ini :
Baik 7%
Kurang
93%
Gambar 4.6. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pengetahuan Adapun pengetahuan kepala keluarga tentang program promosi rumah tangga sehat dengan jumlah sebesar 93% pada kategori baik, dan pada kategori kurang sebesar 7%.
g. Sikap Distribusi kepala keluarga berdasarkan sikap disajikan pada Gambar 4.7. berikut ini :
Baik
26%
Kurang
74%
Gambar 4.7. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Sikap Sedangkan sikap kepala keluarga tentang program promosi rumah tangga sehat dengan jumlah sebesar 74% pada kategori baik, dan pada kategori kurang sebesar 26%.
4.2.2. Faktor Enabling
Faktor enabling merupakan salah satu faktor yang menunjang terjadinya suatu perilaku. Dalam hal ini yang menjadi faktor enabling adalah tersedianya fasilitas, sarana dan prasarana. Distribusi kepala keluarga berdasarkan faktor fasilitas, sarana dan prasarana dapat dilihat pada Gambar 4.8. berikut :
Baik 12%
Kurang
88%
Gambar 4.8. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Fasilitas, Sarana dan Prasarana Berdasarkan Gambar 4.8. di atas dapat diketahui bahwa faktor fasilitas, sarana dan prasarana sebagian besar pada kategori baik yaitu sebanyak 88%, dan pada kategori kurang sebesar 12%.
4.2.3. Faktor Reinforcing
Faktor Reinforcing atau faktor penguat terjadinya suatu perilaku baru pada kepala keluarga tentang program promosi rumah tangga sehat, dapat dilihat pada Gambar 4.9. berikut :
Baik Kurang
17%
83%
Gambar 4.9. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Tindakan Dari Gambar 4.9. di atas diketahui bahwa sebanyak 83% kepala keluarga memiliki tindakan pada kategori baik, sedangkan tindakan pada kategori kurang sebanyak 17%.
4.3. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pelaksanaan Program Promosi Rumah Tangga Sehat
Distribusi pelaksanaan program promosi rumah tangga sehat yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan kepada setiap rumah tangga, dapat dilihat pada Gambar 4.10. berikut :
Ya Tidak
26%
74%
Gambar 4.10. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Pelaksanaan Program Promosi Rumah Tangga Sehat Dari Gambar 4.10. terlihat bahwa ada sebanyak 74% kepala keluarga yang telah memperoleh program promosi rumah tangga sehat, dan sebanyak 26% tidak memperolehnya.
4.4.Hubungan Faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing dengan Program Promosi Rumah Tangga Sehat
4.4.1. Hubungan Faktor Predisposing dengan Program Promosi Rumah Tangga Sehat Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hubungan faktor-faktor predisposisi dengan program promosi rumah tangga sehat, seperti terlihat pada Tabel 4.3. berikut :
Tabel 4.3. Hubungan Faktor Predisposing dengan Promosi Rumah Tangga Sehat Faktor Predisposing
Program Promosi RT Sehat Ya
Total
Tidak
p Value
n
%
n
%
n
%
Umur Kepala Keluarga a. 21 – 30 tahun b. 31 – 40 tahun c. > 40 tahun Total
20 20 34 74
80,0 55,6 87,2 74,0
5 16 5 26
20,0 44,4 12,8 26,0
25 36 39 100
100 100 100 100
Pendidikan K. Keluarga a. Dasar b. Menengah c. Tinggi Total
8 53 13 74
61,5 77,9 68,4 74,0
5 15 6 26
38,5 22,1 31,6 26,0
13 68 19 100
100 100 100 100
Jumlah Anggota RT a. 4 – 5 orang b. > 5 orang Total
47 27 74
75,8 71,1 74,0
15 11 26
24,2 28,9 26,0
62 38 100
100 100 100
0,599
Pekerjaan K. Keluarga a. Tidak Bekerja b. Bekerja Total
11 63 74
64,7 75,9 74,0
6 20 26
35,3 24,1 26,0
17 83 100
100 100 100
0,338
51 23 74
73,9 74,2 74,0
18 8 26
26,1 25,8 26,0
69 31 100
100 100 100
0,976
73 1 74
78,5 14,3 74,0
20 6 26
21,5 85,7 26,0
93 7 100
100 100 100
0,000*
63 11 74
85,1 42,3 74,0
11 15 26
14,9 57,7 26,0
74 26 100
100 100 100
0,000*
Penghasilan K.Keluarga a. < UMR b. ≥ UMR
Total Pengetahuan K.Keluarga a. Baik b. Kurang
Total Sikap Kepala Keluarga a. Baik b. Kurang
Total
*) Signifikan pada taraf kepercayaan 95%
0,006*
0,386
Berdasarkan Tabel 4.3. diketahui bahwa umur kepala keluarga yang memperoleh program promosi rumah tangga sehat relatif sama antara umur 21-30 tahun yaitu sebesar 80% dengan umur >40 tahun yaitu sebesar 87,2%, hanya yang berbeda adalah umur 31-40 tahun yaitu sebesar 55,6%. Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan signifikan (p=0,006) antara umur kepala keluarga dengan pelaksanaan program promosi rumah tangga yang sehat. Untuk faktor pendidikan kepala keluarga yang memperoleh program promosi rumah tangga sehat juga relatif sama antara pendidikan dasar yaitu sebesar 61,5%, pendidikan menengah yaitu sebesar 77,9% dan pendidikan tinggi yaitu sebesar 68,4%. Hasil uji chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan (p=0,386) antara pendidikan kepala keluarga dengan pelaksanaan program promosi rumah tangga yang sehat. Faktor jumlah anggota rumah tangga yang memperoleh program promosi rumah tangga yang sehat juga relatif sama antara jumlah anggota 4-5 orang yaitu sebesar 75,8% dengan jumlah anggota >5 orang yaitu sebesar 71,1%. Hasil uji chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan (p=0,599) antara jumlah anggota keluarga dengan pelaksanaan program promosi rumah tangga yang sehat. Begitu juga dengan faktor pekerjaan kepala rumah tangga yang memperoleh program promosi rumah tangga sehat juga relatif sama antara kepala keluarga yang tidak bekerja yaitu sebesar 64,7% dengan kepala keluarga yang bekerja yaitu sebesar 75,9%. Hasil uji chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan
(p=0,338) antara pekerjaan kepala keluarga dengan pelaksanaan program promosi rumah tangga yang sehat. Faktor penghasilan kepala keluarga yang memperoleh program promosi rumah tangga sehat juga relatif sama antara kepala keluarga yang memiliki penghasilan
(p=0,000) antara sikap kepala keluarga dengan
pelaksanaan program promosi rumah tangga yang sehat.
4.4.2. Hubungan Faktor Enabling dengan Program Promosi Rumah Tangga Sehat Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hubungan faktor enabling yaitu adanya fasilitas, sarana dan prasarana dengan pelaksanaan program promosi rumah tangga yang sehat, seperti terlihat pada Tabel 4.4. berikut : Tabel 4.4. Hubungan Faktor Enabling dengan Pelaksanaan Promosi Rumah Tangga yang Sehat Faktor Enabling
Program Promosi RT Sehat Ya
Total
Tidak
p Value
n
%
n
%
n
%
a. Baik
65
73,9
23
26,1
88
100
b. Kurang
9
75,0
3
25,0
12
100
Total
74
74,0
26
26,0
100
100
Fasilitas, Sarana dan Prasarana 0,933
Dari Tabel 4.4. diketahui bahwa faktor fasilitas, sarana dan prasarana pada kepala keluarga yang memperoleh pelaksanaan program promosi rumah tangga yang sehat relatif sama antara kategori baik dan kurang. Pada kategori baik yaitu sebesar 73,9% dan pada kategori kurang yaitu sebesar 75,0%. Hasil uji chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan (p=0,933) antara fasilitas, sarana dan prasarana dengan pelaksanaan program promosi rumah tangga yang sehat.
4.4.3. Hubungan Faktor Reinforcing dengan Program Promosi Rumah Tangga Sehat Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hubungan faktor reinforcing yaitu adanya suatu tindakan dengan adanya pelaksanaan program promosi rumah tangga yang sehat, seperti terlihat pada Tabel 4.5. berikut : Tabel 4.5. Hubungan Faktor Reinforcing dengan Promosi Rumah Tangga Sehat Faktor Reinforcing
Program Promosi RT Sehat Ya
Total
Tidak
p Value
n
%
n
%
n
%
a. Baik
67
80,7
16
19,3
83
100
b. Kurang
7
41,2
10
58,8
17
100
Total
74
74,0
26
26,0
100
100
Tindakan 0,001*
*) Signifikan pada taraf kepercayaan 95%
Dari Tabel 4.5. diketahui bahwa faktor tindakan kepala keluarga yang memperoleh program promosi rumah tangga sehat tampak berbeda untuk kedua tingkatan. Tindakan kepala keluarga yang memperoleh program promosi rumah tangga sehat pada kategori baik yaitu sebesar 80,7%, sedang pada kategori kurang hanya sebesar 41,2%. Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan signifikan (p=0,001) antara tindakan dengan pelaksanaan program promosi rumah tangga yang sehat.
4.5.Faktor yang Paling Dominan Memengaruhi Pelaksanaan Program Promosi Rumah Tangga Sehat
Untuk faktor-faktor yang memberikan pengaruh signifikan terhadap pelaksanaan program promosi rumah tangga yang sehat dilakukan uji regresi logistic. Uji ini dilakukan untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh diantara semua faktor-faktor tersebut. Hasil uji regresi logistic dapat dilihat pada Tabel 4.6. berikut : Tabel 4.6. Hasil Uji Regressi dari Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pelaksanaan Program Promosi Rumah Tangga Sehat No
Variabel
1
Umur
2
B
p-value
OR
95% CI
-,745
,104
,475
,193 - 1,165
Pendidikan
,371
,543
1,449
,438 - 4,793
3
Jlh ART
,899
,180
2,457
,659 - 9,155
4
Pekerjaan
-,140
,873
,869
,155 - 4,858
5
Penghasilan
,180
,792
1,197
,314 - 4,566
6
Pengetahuan
3,500
,018
33,106
1,827 - 599,978
7
Sikap
1,746
,008
5,729
1,576 - 20,825
8
Fasilitas
-,506
,698
,603
9
Tindakan
1,766
,023
5,847
10
Constant
-9,221
,018
,000
,047 -
7,764
1,281 - 26,684
Dari hasil analisa di atas, diperoleh nilai p-value <0,05 adalah variabel pengetahuan, sikap dan tindakan. Sedangkan untuk variabel yang tidak signifikan
akan dikeluarkan dari analisa berikutnya yang dimulai dari variabel yang paling besar nilai p-valuenya. Berdasarkan tahapan analisa yang dilakukan untuk mendapatkan pemodelan yang paling cocok, maka beberapa variabel yang tidak signifikan dari analisa meliputi variabel pekerjaan, penghasilan, fasilitas, pendidikan, jumlah anggota rumah tangga , dan umur, sehingga akan didapatkan pemodelan yang paling sesuai. Analisa tahap berikutnya dapat dilihat pada Tabel 4.7. di bawah ini : Tabel 4.7. Hasil Uji Regressi dari Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pelaksanaan Program Promosi Rumah Tangga Sehat No
Variabel
B
p-value
OR
95% CI
1
Pengetahuan
2,818
0,018
16,739
1,630 - 171,884
2
Sikap
1,727
0,003
5,622
1,835 - 17,225
3
Tindakan
1,160
0,049
3,188
0,873 - 11,647
4
Constant
-7,802
0,000
0,000
Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel pengetahuan, sikap dan tindakan merupakan variabel yang signifikan (p < 0,05) terhadap pelaksanaan program promosi rumah tangga sehat. Dengan demikian gambaran di atas merupakan pemodelan yang paling sesuai dalam penelitian ini. Apabila dilihat nilai Ornya, maka pengetahuan (OR = 17) memiliki pengaruh yang paling besar terhadap pelaksanaan program promosi rumah tangga sehat, diikuti oleh sikap (OR = 6) dan tindakan (OR = 3). Berarti pengetahuan memiliki pengaruh
sebesar 17 kali untuk terjadinya pelaksanaan program promosi rumah tangga sehat setelah dikontrol variabel lain. Berdasarkan nilai B, maka pemodelan secara matematis dapat digambarkan sebagai berikut : ŷ = 7,802 + 2,818 X1 + 1,727 X2 + 1,160 X3 Dimana :
ŷ
= Pelaksanaan Program Promosi Rumah Tangga Sehat
X1
= Pengetahuan
X2
= Sikap
X3
= Tindakan
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Faktor Predisposing terhadap Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan Rumah Tangga yang Sehat
Faktor-faktor
prediposing
(predisposisi)
adalah
faktor-faktor
yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang. Dalam penelitian ini maka faktor umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan dan sikap merupakan faktor-faktor yang mempredisposisikan terlaksananya program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat di masyarakat, khususnya keluarga. Umur akan memengaruhi terjadinya suatu perilaku yang lebih baik, dengan adanya asumsi bahwa semakin tinggi atau bertambah umur seseorang akan memengaruhi cara berpikir dan cara memutuskan suatu tindakan. Umur yang sudah cukup matang akan memberikan suatu kecenderungan bagi individu untuk berpikir lebih matang dalam menentukan suatu tindakan. Hasil pengujian dengan menggunakan uji chi square juga menunjukkan suatu hubungan yang bermakna/signifikan dimana p (=0,006) < α (=0,05) antara umur kepala keluarga dengan pelaksanaan program promosi rumah tangga yang sehat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin dewasa umur seseorang maka akan semakin mudah mereka untuk menerima program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat. Pendidikan, jumlah anggota keluarga, pekerjaan dan penghasilan juga merupakan faktor predisposisi terjadinya suatu perilaku baru, tetapi di dalam
penelitian ini semua faktor ini tidak memberikan pengaruh terhadap terlaksananya program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat. Hasil uji statistik untuk keempat faktor ini memberikan nilai p > α, yang berarti tidak terdapat pengaruh yang bermakna/signifikan antara keempat faktor ini terhadap pelaksanaan program promosi rumah tangga sehat. Pengetahuan dan sikap yang juga merupakan faktor predisposisi terlaksananya program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat, memberikan hasil yang berbeda. Hasil uji statistik untuk faktor pengetahuan dan sikap memberikan hasil nilai p (= 0,000) < α (= 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang bermakna/signifikan antara pengetahuan dan sikap kepala keluarga terhadap pelaksanaan program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat. Penelitian ini memberikan hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan Sunawi, 2003, dimana penelitian ini juga memberikan hasil yaitu ada hubungan yang bermakna/signifikan (p = 0,001) antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan praktek PHBS. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Timisela, 2007 tentang perilaku PHBS karyawan Dinas Kesehatan Propinsi Papua, dengan hasil bahwa pengetahuan dan sikap karyawan tentang PHBS memiliki keterkaitan dengan tindakan karyawan tentang PHBS. Pengetahuan dan sikap memang merupakan dua faktor yang dapat mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku sehat pada diri seseorang atau masyarakat. Misalnya perilaku ibu untuk memeriksakan kehamilannya akan dipermudah apabila ibu tersebut tahu apa manfaat periksa hamil, tahu siapa dan
dimana periksa hamil tersebut dilakukan. Demikian pula, perilaku tersebut akan dipermudah dengan bila ibu yang bersangkutan mempunyai sikap yang positif terhadap pemeriksaan kehamilan (Notoatmodjo, 2005) Dalam hal ini dapatlah dikatakan bahwa pada dasarnya kepala keluarga telah memiliki pengetahuan yang baik tentang PHBS, juga memiliki sikap yang positif terhadap PHBS. Penyuluhan ataupun sosialiasasi tentang PHBS yang dilakukan oleh tenaga kesehatan atau pemerintah telah berhasil meningkatkan pengetahuan masyarakat dan memberikan nilai positif terhadap sikap mereka. Agar program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat dapat terlaksana maka kegiatan yang harus ditujukan kepada faktor predisposisi adalah dalam bentuk pemberian informasi atau pesan kesehatan dan penyuluhan kesehatan. Tujuan kegiatan ini memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang rumah tangga yang sehat, yang diperlukan seseorang atau masyarakat, sehingga akan memudahkan terjadinya perilaku sehat pada meraka.
5.2. Pengaruh Faktor Enabling terhadap Pelaksanaan Program Promosi Rumah Tangga yang Sehat
Faktor enabling atau faktor pemungkin/pendukung perilaku adalah fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung atau memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Agar masyarakat mau untuk berperilaku hidup bersih dan sehat maka diperlukan fasilitas, sarana, dan prasarana yang mendukung 10 (sepuluh) indikator perilaku hidup bersih dan sehat. Adapun fasilitas, sarana, dan prasarana
yang harus tersedia yaitu tenaga kesehatan (bidan), rumah bersalin, posyandu, sarana air bersih, dan jamban di setiap rumah, serta tenaga jumantik yang terampil untuk mendukung terlaksanakan indikator PHBS meliputi persalinan oleh tenaga kesehatan, penimbangan balita, cuci tangan sebelum makan, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, dan rumah bebas jentik. Hasil uji statistik memberikan hasil p (= 0,933) > α (= 0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna/signifikan antara fasilitas, sarana, dan prasarana terhadap pelaksanaan program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar keluarga atau masyarakat tidak memiliki fasilitas, sarana, dan prasarana yang mendukung program rumah tangga yang sehat. Dari hasil pengolahan data juga diketahui bahwa terdapat 73,9% rumah tangga yang menjawab ya untuk semua pertanyaan yang berkaitan dengan faktor enabling ini, dan terdapat 26,1% yang menjawab tidak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fasilitas, sarana, dan prasarana memang tidak tersedia untuk mendukung pelaksanaan semua indikator PHBS. Dalam Notoatmodjo, 2005, dikatakan bahwa untuk terjadinya perilaku ibu periksa hamil, maka diperlukan bidan atau dokter, fasilitas periksa hamil seperti puskesmas, rumah sakit, klinik, posyandu dan sebagainya. Agar seseorang atau masyarakat dapat buang air besar di jamban, maka harus tersedia jamban, atau mempunyai uang untuk membangun jamban sendiri. Pengetahuan dan sikap saja belum menjamin terjadinya perilaku, maka masih diperlukan fasilitas atau sarana untuk memungkinkan atau mendukung perilaku tersebut. Dan, semua fasilitas,
sarana, dan prasarana kesehatan yang tersedia juga harus terjangkau (terakses) oleh masyarakat, sehingga PHBS dapat terlaksana. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada faktor pemungkin (enabling) adalah memberdayakan masyarakat melalui pengembangan masyarakat. Dengan kegiatan ini, diharapkan masyarakat mampu untuk memfasilitasi diri mereka atau masyarakat sendiri untuk berperilaku sehat. Misalnya, seseorang atau masyarakat mampu membangun sarana air bersih, jamban keluarga atau jamban umum, dan sebagainya. Jadi dalam hal ini, departemen kesehatan tidak hanya melakukan intervensi dengan menyediakan fasilitas, sarana, dan prasarana yang diperlukan keluarga atau masyarakat, tetapi harusnya juga memberikan kemampuan kepada seseorang atau masyarakat, termasuk kemampuan ekonomi untuk mengadakan atau menyediakan sarana kesehatan sebagai pendukung perilaku sehat mereka.
5.3. Pengaruh Faktor Reinforcing terhadap Pelaksanaan Program Promosi Rumah Tangga yang Sehat
Pengetahuan, sikap, dan fasilitas yang tersedia kadang-kadang belum menjamin terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Masih diperlukan satu faktor lagi yaitu faktor reinforcing (faktor penguat) yang mendorong terjadinya perilaku. Tokoh masyarakat, tokoh agama, undang-undang atau peraturan merupakan contoh faktor penguat terjadinya perilaku. Seseorang akan lebih mudah berperilaku jika ketiga faktor ini saling mendukung.
Hasil uji statistik memberikan nilai p (= 0,001) < α (=0,05) sehingga dapatlah disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara tindakan terhadap pelaksanaan program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat. Hal ini berarti bahwa masyarakat telah melihat contoh yang ada di lingkungan sekitarnya seperti tokoh masyarakat atau tokoh agama yang telah melaksanakan indikator-indikator dari PHBS, sehingga masyarakat mau untuk melakukannya. Tindakan masyarakat memang masih dipengaruhi oleh faktor penguat. Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu dan mampu berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Sebagai contoh, sering terjadi bahwa masyarakat sudah tahu manfaat menimbang berat badan balita dan telah tersedia fasilitas posyandu, tetapi ibu RT atau ibu kepala lingkungan belum mengikuti program tersebut, sehingga masyarakat juga tidak menimbang balitanya ke posyandu. Contoh lainnya, seorang ibu hamil tahu manfaat periksa kehamilan dan di dekat rumahnya ada Polindes, dekat dengan bidan, tetapi tidak mau melakukan pemeriksaan kehamilan, karena ibu lurah dan ibu tokohtokoh lain tidak pernah memeriksa kehamilan namun anaknya tetap sehat. Oleh karena itu kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada faktor penguat (reinforcing) adalah berupa pelatihan-pelatihan kepada para tokoh masyarakat, baik formal maupun informal. Masyarakat yang masih paternalistik akan mengacu kepada perilaku-perilaku pemimpinnya, baik formal maupun informal. Oleh sebab itu, dengan pelatihan-pelatihan akan memberikan dua tujuan. Yang pertama, agar para tokoh masyarakat tersebut mampu berperilaku contoh (model perilaku sehat) bagi masyarakat sekitarnya. Kedua, para tokoh masyarakat tersebut dapat
mentransformasikan pengetahuan-pengetahuan tentang kesehatan kepada orang lain atau masyarakat sesuai dengan ketokohan mereka.
5.4.Faktor yang Dominan Memengaruhi Pelaksanaan Program Promosi Rumah Tangga Sehat
Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang diduga sebagai faktor yang memengaruhi pelaksanaan program promosi rumah tangga sehat dilakukan uji regressi logistic dan ternyata menunjukkan hasil yang signifikan (p < 0,05) untuk faktor pengetahuan, sikap dan tindakan. Hasil analisa menunjukkan semakin tinggi faktor-faktor tersebut, semakin tinggi peluang untuk terjadinya pelaksanaan program promosi rumah tangga sehat. Berdasarkan keseluruhan proses analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari sembilan faktor yang diduga berpengaruh terhadap pelaksanaan program promosi rumah tangga sehat, ternyata ada tiga faktor yang secara signifikan berpengaruh terhadap pelaksanaan program promosi rumah tangga sehat. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap pelaksanaan program promosi rumah tangga sehat adalah faktor pengetahuan (OR = 17), sikap (OR = 6) dan tindakan (OR = 3), yang jika digabungkan keseluruhannya menjadi satu kesatuan faktor perilaku. Program promosi kesehatan dengan model pengkajian dari konsep L.W. Green yang mengkaji masalah perilaku
manusia
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya,
serta
cara
menindaklanjutinya dengan berusaha mengubah, memelihara atau meningkatkan perilaku seseorang atau masyarakat tersebut kearah yang lebih positif. Untuk itu dalam program promosi kesehatan rumah tangga sehat, dengan penekanan PHBS, haruslah menerapkan proses manajemen pada umumnya ke dalam model pengkajian dan penindaklanjutan. Salah satu dari proses manajemen tersebut adalah faktor perilaku dimana suatu faktor yang timbul karena adanya aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap lingkungannya. Ada 3 faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku tertentu yaitu faktor pemungkin, faktor pemudah dan faktor penguat. Faktor pemungkin adalah faktor pemicu terhadap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana; faktor pemudah adalah faktor pemicu atau anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku; dan faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Ketiga faktor penyebab tersebut di atas dipengaruhi oleh faktor penyuluhan dan faktor kebijakan. peraturan serta organisasi. Semua faktor faktor tersebut merupakan ruang lingkup dari promosi kesehatan. Dimana promosi kesehatan adalah proses memandirikan masyarakat agar dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter 1986). Promosi kesehatan lebih menekankan pada lingkungan untuk terjadinya perubahan perilaku.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Diantara faktor-faktor predisposing terhadap pelaksanaan program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat, pengetahuan dan sikap memberikan pengaruh yang bermakna terhadap pelaksanaan program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat. 2. Fasilitas, sarana dan prasarana sebagai faktor enabling tidak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap pelaksanaan program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat. 3. Tindakan sebagai faktor reinforcing memberikan pengaruh yang bermakna terhadap pelaksanaan program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat 4. Pengetahuan merupakan faktor yang paling dominan memberikan pengaruh terhadap pelaksanaan program promosi rumah tangga sehat.
6.2. Saran
1. Dilakukan advokasi ke Walikota Medan agar mengeluarkan peraturan larangan merokok di tempat-tempat tertentu, dan penyediaan fasilitasfasilitas yang mendukung perilaku sehat di tempat-tempat umum, seperti penyediaan sarana air bersih, tempat sampah, tempat cuci tangan, ruang tunggu bagi perokok dan non-perokok, dan sebagainya.
2. Bagi Dinas Kesehatan agar meningkatkan penyuluhan PHBS dan mengadakan lomba rumah tangga sehat, sehingga kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat dan mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. 3. Pihak Puskesmas agar mampu mengelola SDM yang ada di masyarakat yang ada di wilayah kerjanya serta melakukan analisa situasi sebagai dasar penyusunan dan pelaksanaan program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat.
64
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2008. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Kesehatan Masyarakat. Azwar, A, 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga, Binarupa Aksara. Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Editor Palupi Widyastuti, EGC, Jakarta. Depkes RI, 2004, Rencana Strategi Pusat Promosi Kesehatan 2005 – 2010, Jakarta. , 2004, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta. , 2005, PHBS Dirumah Tangga, Sub Dinas Bina Promkes Jakarta & JPKM Dinas Kesehatan Sumatera Utara. , 2005, Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Didaerah, Jakarta. , 2005, Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan, Jakarta. , 2006, Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta. , 2006, Rencana Strategi Pusat Promosi Kesehatan 2005 – 2009, Jakarta. , 2007, Pusat Promosi Kesehatan Rumah Tangga Sehat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Depkes RI. ____________, 2007, Paket Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat dalam Pengembangan Desa Siaga. Depkes RI Jakarta. , 2008, Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta. , 2008, Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta. , 2008, Majalah Informasi & Referensi Promosi Kesehatan, Interaksi, Edisi 5, Jakarta.
, 2008, Majalah Informasi & Referensi Promosi Kesehatan, Interaksi, Edisi 1, Jakarta. ,2004, Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan, Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI. ,2002, Promosi Kesehatan Dalam Era Desentralisasi, Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI. Dinas Kesehatan Kota Medan, 2007, Profil Kesehatan Kota Medan, Dinas Kesehatan Kota Medan. Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan, 2006, Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota Percontohan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Subdin Promosi dan Kesehatan Masyarakat Propinsi Sulawesi Selatan. Ewles, Linda, Ina Simnett, 1994, Promosi Kesehatan. Petunjuk Praktis. Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Graeff, Judith A, John P. Elder, Elizabeth Mills Booth, 1996, Komunikasi untuk Kesehatan dan Perubahan Perilaku. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Hasibuan, Hubban, 2004, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Lokasi Proyek Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG) Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2004. Tesis. USU e-Repository © 2008 Lili Weri, 2008, Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan, Pustaka Pelajar Muninjaya, Gde, 2004, Manajemen Kesehatan, Edisi 2, EGC Jakarta. Moloeng, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya Bandung. Notoatmodjo, S, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, PT. Rineka Cipta, Jakarta. , 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta. , 2007, Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Sarwono S, 2007, Sosiologi Kesehatan, Gadjah Mada University Press. Sucihati, 2008, Pengaruh Strategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga di Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Tesis. USU Library. Sunawi, 2003, Hubungan antara Karakteristik Sosial Demografi, Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Praktek Ibu Rumah Tangga tentang PHBS di Desa Pekiringan Ageng Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan. Pusat Data Jurnal dan Skripsi. Timisela, Agustinus, 2007. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Karyawan Dinas Kesehatan Propinsi Papua. Tesis. UGM Yogyakarta.
67
Lampiran 1. KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN RUMAH TANGGA YANG SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELADAN TAHUN 2009
A. Data Responden :
Jenis Kelamin
: a. Pria
b. Wanita
Umur
: a. 21-30 tahun
b. 31 – 40 tahun
c. 41 tahun ke atas Pendidikan
: a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Akademi/PT Jumlah Anggota Rumah Tangga : a. 4 b. 5 c. 6 d. dll Pekerjaan
: a. Tidak bekerja b. Buruh/kuli bangunan/Tk.becak c. Nelayan d. Petani pemilik e. Pedagang/wiraswasta f. PNS/TNI/Polri/BUMN/Pensiunan g. Karyawan swasta
Penghasilan sebulan : a. Rp. 500.000 – 1.000.000 b. Rp. 1.500.000 – 2.000.000 c. > Rp. 2.500.000
68
B. Rumah Tangga Sehat
Apakah Saudara pernah mendengar atau mengetahui tentang Rumah Tangga Sehat yang dilaksanakan oleh Puskesmas ? e. Ya f. Tidak Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Program
Beri tanda checklist (√) pada kolom, sesuai dengan keadaan Saudara. No
Pertanyaan Pengetahuan
1
Apakah keluarga pernah mendengar atau mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan sehat ? Apakah keluarga pernah mendengar atau mengetahui tentang rumah tangga sehat ? Apakah anggota rumah tangga mengetahui bahaya dari menokok ? Apakah anggota rumah tangga mengetahui manfaat dari mengkonsumsi buah dan sayur ? Apakah anggota rumah tangga mengetahui keuntungan membawa bayi dan balita ke Posyandu ? Apakah anggota rumah tangga mengetahui manfaat melakukan aktifitas fisik setiap hari ? Apakah anggota rumah tangga mengetahui manfaat dari melakukan 3 M seminggu sekali Apakah anggota rumah tangga mengetahui manfaat memiliki dan menggunakan jamban keluarga ? Apakah anggota rumah tangga mengetahui keuntungan persalinan ditolong oleh nakes ? Apakah anggota rumah tangga mengetahui manfaat dari mencuci tangan dengan air bersih dan sabun ? Apakah anggota rumah tangga mengetahui keuntungan memberi ASI eksklusif pada bayi.
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Alternatif Ya Tidak
69
No
Pertanyaan Fasilitas
1
Apakah keluarga membawa bayi dan balita ke Posyandu untuk ditimbang setiap bulan ?
2
Apakah persalinan ibu ditolong oleh bidan atau tenaga kesehatan lainnya ?
3
Apakah anggota keluarga menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari dan memasaknya sebelum diminum ?
4
Apakah keluarga menggunakan atau memiliki jamban keluarga ?
5
Apakah anggota keluarga mengkonsumsi sayur dan buah dalam minggu terakhir ?
6
Apakah tidak ada anggota keluarga yang merokok ketika bersama anggota keluarga lainnya di dalam rumah ?
7
Apakah ada anggota keluarga yang memanfaatkan fasilitas olah raga dalam seminggu terakhir ?
Alternatif Ya
Tidak
70
No
Pertanyaan Tindakan
1
Apakah setelah melahirkan ibu pernah dianjurkan oleh petugas kesehatan untuk memberi bayi ASI saja sejak lahir sampai berusia 0-6 bulan ?
2
Apakah ibu memberi bayi air susu ibu saya sampai 0-6 bulan tanpa memberi makanan tambahan lainnya ?
3
Apakah petugas kesehatan pernah menganjurkan pada anggota rumah tangga untuk mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari ?
4
Apakah petugas kesehatan pernah menganjurkan pada anggota rumah tangga agar membawa bayi dan balita ke Posyandu terdekat ?
5
Apakah petugas kesehatan pernah menganjurkan pada anggota rumah tangga agar air yang akan diminum air yang bersih dan dimasa terlebih dahulu ?
6
Apakah petugas kesehatan pernah menganjurkan pada anggota rumah tangga untuk mencucitangan dengan air bersih dan sabun setelah beraktifitas?
7
Apakah petugas kesehatan pernah menganjurkan pada anggota rumah tangga untuk menggunakan jamban keluarga ?
8
Apakah petugas kesehatan pernah menganjurkan pada anggota rumah tangga untuk melakukan aktifitas fisik 30 menit setiap hari ?
9
Apakah petugas kesehatan pernah menganjurkan pada anggota rumah tangga untuk tidak merokok ketika bersama anggota keluarga lainnya di rumah ?
10
Apakah petugas kesehatan pernah menganjurkan pada anggota rumah tangga agar ibu bersalin sebaiknya ditolong oleh tenaga kesehatan.
Alternatif Ya
Tidak
71
No
Pernyataan Sikap
1
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Merokok dapat menyebabkan penyakit pada paru-paru. Dengan beraktifitas fisik setiap hari badan menjadi bugar meningkatkan semangat kerja. Mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari sangat penting karena mengandung vitamin dan mineral yanga mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh dan mengandung serat yang tinggi. Dengan melakukan 3 m populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantaraan nyamuk dapat dicegah atau dikurangi. Menimbang bayi dan balita ke Posyandu dapat mengetahui pertumbuhan bayi dan balita serta kelengkapan imunisasi dan mendapat penyuluhan tentang gizi. Memberi ASI dapat menjalin hubungan kasih sayang antara bayi dan ibu. Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas dari kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air mati pada suhu 100 derajat (saat mendidih) Menggunakan jamban menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
2 3 4
5
6
7 8
9 10
SS
Alternatif S TS
STS
Lampiran 2. Rekapitulasi Data Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 Kode
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
Jenis Umur Pendidikan Jumlah Kelamin Anggota Keluarga Pria 31-40 Menengah 4-5 orang Pria 21-30 Menengah 4-5 orang Wanita 31-40 Dasar >5 orang Pria >40 Menengah 4-5 orang Wanita >40 Menengah 4-5 orang Pria 31-40 Menengah >5 orang Pria 21-30 Menengah >5 orang Pria 21-30 Dasar 4-5 orang Pria 21-30 Lanjutan 4-5 orang Pria 31-40 Menengah 4-5 orang Wanita >40 Lanjutan 4-5 orang Pria >40 Menengah >5 orang Pria 21-30 Menengah 4-5 orang Pria >40 Menengah 4-5 orang Wanita 31-40 Menengah >5 orang Pria 31-40 Menengah >5 orang Pria >40 Menengah >5 orang Pria 31-40 Dasar 4-5 orang Pria 21-30 Menengah 4-5 orang Pria 31-40 Lanjutan 4-5 orang Pria 21-30 Menengah 4-5 orang Pria 31-40 Lanjutan 4-5 orang Pria >40 Menengah >5 orang Wanita >40 Menengah 4-5 orang Pria 31-40 Lanjutan 4-5 orang Pria >40 Menengah 4-5 orang Pria 31-40 Lanjutan 4-5 orang Wanita 31-40 Menengah 4-5 orang Pria 31-40 Menengah 4-5 orang Pria >40 Menengah 4-5 orang Pria 31-40 Menengah 4-5 orang Pria >40 Menengah 4-5 orang Pria >40 Menengah 4-5 orang Wanita 31-40 Menengah 4-5 orang Pria >40 Menengah 4-5 orang Wanita >40 Menengah >5 orang Wanita >40 Dasar >5 orang Pria >40 Menengah 4-5 orang Pria >40 Menengah >5 orang Pria >40 Menengah 4-5 orang Pria 31-40 Menengah >5 orang Pria >40 Menengah >5 orang Pria >40 Menengah >5 orang Pria 21-30 Menengah 4-5 orang Pria 31-40 Menengah >5 orang Pria >40 Lanjutan >5 orang Pria 31-40 Lanjutan 4-5 orang Pria 31-40 Menengah 4-5 orang Wanita >40 Menengah 4-5 orang Jenis Umur Pendidikan Jumlah Kelamin Anggota Keluarga Pria 31-40 Menengah 4-5 orang Wanita >40 Menengah >5 orang Pria >40 Lanjutan >5 orang Wanita >40 Dasar 4-5 orang Pria >40 Menengah 4-5 orang Pria 31-40 Menengah 4-5 orang Pria 21-30 Dasar 4-5 orang Wanita >40 Menengah >5 orang Wanita 31-40 Menengah 4-5 orang Wanita 21-30 Lanjutan >5 orang Wanita 21-30 Lanjutan >5 orang Wanita 31-40 Menengah 4-5 orang Wanita >40 Dasar >5 orang Wanita 21-30 Dasar 4-5 orang Wanita 21-30 Menengah 4-5 orang Wanita 31-40 Menengah >5 orang Wanita 21-30 Menengah 4-5 orang
Pekerjaan
Peng- Pengetahuan hasilan
Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Tdk Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Pekerjaan
> UMR > UMR > UMR < UMR > UMR < UMR > UMR < UMR < UMR < UMR > UMR < UMR < UMR < UMR < UMR < UMR < UMR < UMR < UMR > UMR < UMR > UMR < UMR > UMR < UMR < UMR > UMR < UMR < UMR < UMR > UMR < UMR > UMR > UMR < UMR < UMR < UMR < UMR < UMR < UMR < UMR < UMR > UMR < UMR < UMR > UMR > UMR > UMR < UMR Penghasilan
100 Baik 100 Baik 73 Kurang 68 Kurang 86 Baik 95 Baik 100 Baik 100 Baik 100 Baik 73 Kurang 100 Baik 86 Baik 95 Baik 100 Baik 100 Baik 77 Baik 91 Baik 95 Baik 91 Baik 100 Baik 82 Baik 100 Baik 100 Baik 100 Baik 95 Baik 91 Baik 100 Baik 86 Baik 95 Baik 100 Baik 100 Baik 100 Baik 100 Baik 100 Baik 100 Baik 100 Baik 100 Baik 100 Baik 100 Baik 100 Baik 100 Baik 100 Baik 100 Baik 91 Baik 95 Baik 100 Baik 100 Baik 100 Baik 100 Baik Pengetahuan
Bekerja Bekerja Tdk Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Tdk Bekerja Tdk Bekerja Tdk Bekerja Tdk Bekerja Bekerja Bekerja Tdk Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja
< UMR < UMR < UMR < UMR < UMR < UMR < UMR < UMR > UMR < UMR < UMR > UMR < UMR < UMR < UMR < UMR < UMR
100 100 100 100 100 100 86 95 86 100 100 95 77 73 95 86 100
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Kurang Baik Baik Baik
Sikap
Fasilitas
Tindakan
93 Baik 83 Baik 67 Kurang 67 Kurang 77 Baik 83 Baik 80 Baik 77 Baik 97 Baik 67 Kurang 77 Baik 77 Baik 77 Baik 100 Baik 100 Baik 97 Baik 83 Baik 67 Kurang 77 Baik 100 Baik 87 Baik 67 Kurang 100 Baik 83 Baik 77 Baik 77 Baik 77 Baik 77 Baik 77 Baik 77 Baik 67 Kurang 70 Kurang 77 Baik 77 Baik 77 Baik 77 Baik 67 Kurang 67 Kurang 77 Baik 77 Baik 77 Baik 7 Kurang 77 Baik 77 Baik 67 Kurang 77 Baik 73 Kurang 70 Kurang 77 Baik Sikap
86 Baik 93 Baik 71 Baik 71 Kurang 79 Kurang 79 Kurang 93 Baik 93 Baik 79 Baik 79 Baik 86 Baik 71 Baik 100 Baik 79 Baik 79 Baik 86 Baik 86 Baik 71 Baik 86 Baik 100 Baik 93 Baik 71 Baik 100 Baik 86 Baik 93 Baik 93 Baik 93 Baik 79 Baik 79 Baik 93 Baik 93 Baik 86 Baik 86 Baik 86 Baik 86 Baik 71 Kurang 86 Baik 71 Baik 86 Baik 86 Baik 86 Baik 86 Baik 86 Baik 86 Baik 86 Baik 100 Baik 93 Baik 93 Baik 79 Baik Fasilitas
100 Baik 100 Baik 70 Kurang 70 Kurang 85 Baik 90 Baik 95 Baik 95 Baik 85 Baik 95 Baik 70 Kurang 80 Baik 100 Baik 100 Baik 100 Baik 85 Baik 90 Baik 70 Kurang 100 Baik 100 Baik 100 Baik 70 Kurang 100 Baik 90 Baik 90 Baik 90 Baik 85 Baik 80 Baik 80 Baik 80 Baik 90 Baik 95 Baik 85 Baik 80 Baik 85 Baik 70 Kurang 70 Kurang 70 Kurang 85 Baik 70 Kurang 85 Baik 70 Kurang 80 Baik 90 Baik 70 Kurang 100 Baik 100 Baik 85 Baik 75 Baik Tindakan
93 93 100 79 86 100 86 93 100 100 93 86 71 71 93 93 100
95 90 100 85 70 90 85 80 90 100 100 70 90 70 95 70 100
63 67 73 77 77 70 67 87 67 90 80 67 77 83 77 83 77
Kurang Kurang Kurang Baik Baik Kurang Kurang Baik Kurang Baik Baik Kurang Baik Baik Baik Baik Baik
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Kurang Kurang Baik Baik Baik
Baik Baik Baik Baik Kurang Baik Baik Baik Baik Baik Baik Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik
Rumah Tangga Sehat Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Tidak Ya Ya Rumah Tangga Sehat Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya
Lampiran 3. Hasil Uji Statistik
1. Uji Univariat
SEX Frequency 62 38 100
Valid Pria Wanita Total
Percent 62,0 38,0 100,0
Valid Percent 62,0 38,0 100,0
Cumulative Percent 62,0 100,0
AGE
Valid
21-30 31-40 >40 Total
Frequency 25 36 39 100
Percent 25,0 36,0 39,0 100,0
Valid Percent 25,0 36,0 39,0 100,0
Cumulative Percent 25,0 61,0 100,0
PDDK
Valid
Dasar Menengah Lanjutan Total
Frequency 13 68 19 100
Percent 13,0 68,0 19,0 100,0
Valid Percent 13,0 68,0 19,0 100,0
Cumulative Percent 13,0 81,0 100,0
JLHART
Valid
4-5 orang >5 orang Total
Frequency 62 38 100
Percent 62,0 38,0 100,0
Valid Percent 62,0 38,0 100,0
Cumulative Percent 62,0 100,0
PEKRJAAN
Valid
Tidak bekerja Bekerja Total
Frequency 17 83 100
Percent 17,0 83,0 100,0
Valid Percent 17,0 83,0 100,0
Cumulative Percent 17,0 100,0
HASIL
Valid
< UMR > UMR Total
Frequency 69 31 100
Percent 69,0 31,0 100,0
Valid Percent 69,0 31,0 100,0
Cumulative Percent 69,0 100,0
PENGET1
Valid
Baik Kurang Total
Frequency 93 7 100
Percent 93,0 7,0 100,0
Valid Percent 93,0 7,0 100,0
Cumulative Percent 93,0 100,0
SIKAP1
Valid
Baik Kurang Total
Frequency 74 26 100
Percent 74,0 26,0 100,0
Valid Percent 74,0 26,0 100,0
Cumulative Percent 74,0 100,0
FASILTS1
Valid
Baik Kurang Total
Frequency 88 12 100
Percent 88,0 12,0 100,0
Valid Percent 88,0 12,0 100,0
Cumulative Percent 88,0 100,0
TINDAK1
Valid
Baik Kurang Total
Frequency 83 17 100
Percent 83,0 17,0 100,0
Valid Percent 83,0 17,0 100,0
Cumulative Percent 83,0 100,0
RT_SEHAT
Valid
Ya Tidak Total
Frequency 74 26 100
Percent 74,0 26,0 100,0
Valid Percent 74,0 26,0 100,0
Cumulative Percent 74,0 100,0
b. Frekuensi nilai jawaban responden penget
Valid
64,00 68,00 73,00 77,00 82,00 86,00 91,00 95,00 100,00 Total
Frequency 1 2 4 3 6 9 6 13 56 100
Percent 1,0 2,0 4,0 3,0 6,0 9,0 6,0 13,0 56,0 100,0
Valid Percent 1,0 2,0 4,0 3,0 6,0 9,0 6,0 13,0 56,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 3,0 7,0 10,0 16,0 25,0 31,0 44,0 100,0
sikap
Valid
7,00 10,00 63,00 67,00 70,00 73,00 77,00 80,00 83,00 87,00 90,00 93,00 97,00 100,00 Total
Frequency 1 1 1 18 3 2 43 7 9 2 1 1 5 6 100
Percent 1,0 1,0 1,0 18,0 3,0 2,0 43,0 7,0 9,0 2,0 1,0 1,0 5,0 6,0 100,0
Valid Percent 1,0 1,0 1,0 18,0 3,0 2,0 43,0 7,0 9,0 2,0 1,0 1,0 5,0 6,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 2,0 3,0 21,0 24,0 26,0 69,0 76,0 85,0 87,0 88,0 89,0 94,0 100,0
fasilita
Valid
71,00 79,00 86,00 93,00 100,00 Total
Frequency 16 14 31 25 14 100
Percent 16,0 14,0 31,0 25,0 14,0 100,0
Valid Percent 16,0 14,0 31,0 25,0 14,0 100,0
Cumulative Percent 16,0 30,0 61,0 86,0 100,0
tindakan
Valid
30,00 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 95,00 100,00 Total
Frequency 1 16 3 9 21 14 14 22 100
Percent 1,0 16,0 3,0 9,0 21,0 14,0 14,0 22,0 100,0
Valid Percent 1,0 16,0 3,0 9,0 21,0 14,0 14,0 22,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 17,0 20,0 29,0 50,0 64,0 78,0 100,0
c. Uji Bivariat AGE * RT_SEHAT Crosstab
AGE
21-30 31-40 >40
Total
Count % within AGE Count % within AGE Count % within AGE Count % within AGE
RT_SEHAT Ya Tidak 20 5 80,0% 20,0% 20 16 55,6% 44,4% 34 5 87,2% 12,8% 74 26 74,0% 26,0%
Total 25 100,0% 36 100,0% 39 100,0% 100 100,0%
Chi-Square Tests Value 10,354a 10,259
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) ,006 ,006
1
,295
df
1,099 100
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,50.
PDDK * RT_SEHAT Crosstab
PDDK
Dasar Menengah Lanjutan
Total
RT_SEHAT Ya Tidak 8 5 61,5% 38,5% 53 15 77,9% 22,1% 13 6 68,4% 31,6% 74 26 74,0% 26,0%
Count % within PDDK Count % within PDDK Count % within PDDK Count % within PDDK Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1,906a 1,829 ,051
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) ,386 ,401
1
,821
df
100
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,38.
Total 13 100,0% 68 100,0% 19 100,0% 100 100,0%
JLHART * RT_SEHAT Crosstab
JLHART
4-5 orang >5 orang
Total
RT_SEHAT Ya Tidak 47 15 75,8% 24,2% 27 11 71,1% 28,9% 74 26 74,0% 26,0%
Count % within JLHART Count % within JLHART Count % within JLHART
Total 62 100,0% 38 100,0% 100 100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value ,277b ,085 ,274
,274
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) ,599 ,771 ,600
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,643
,382
,601
100
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,88.
PEKRJAAN * RT_SEHAT Crosstab
PEKRJAAN
Tidak bekerja Bekerja
Total
Count % within PEKRJAAN Count % within PEKRJAAN Count % within PEKRJAAN
RT_SEHAT Ya Tidak 11 6 64,7% 35,3% 63 20 75,9% 24,1% 74 26 74,0% 26,0%
Total 17 100,0% 83 100,0% 100 100,0%
HASIL * RT_SEHAT Crosstab
HASIL
< UMR > UMR
Total
Count % within HASIL Count % within HASIL Count % within HASIL
RT_SEHAT Ya Tidak 51 18 73,9% 26,1% 23 8 74,2% 25,8% 74 26 74,0% 26,0%
Total 69 100,0% 31 100,0% 100 100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value ,001b ,000 ,001
,001
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) ,976 1,000 ,976
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
1,000
,591
,977
100
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,06.
PENGET1 * RT_SEHAT Crosstab
PENGET1
Baik
RT_SEHAT Ya Tidak 73 20 78,5% 21,5% 1 6 14,3% 85,7% 74 26 74,0% 26,0%
Count % within PENGET1 Count % within PENGET1 Count % within PENGET1
Kurang Total
Total 93 100,0% 7 100,0% 100 100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 13,950b 10,812 12,043
df
13,810
1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) ,000 ,001 ,001
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,001
,001
,000
100
a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,82.
SIKAP1 * RT_SEHAT Crosstab
SIKAP1
Baik Kurang
Total
Count % within SIKAP1 Count % within SIKAP1 Count % within SIKAP1
RT_SEHAT Ya Tidak 63 11 85,1% 14,9% 11 15 42,3% 57,7% 74 26 74,0% 26,0%
Total 74 100,0% 26 100,0% 100 100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 18,342b 16,183 16,973
df 1 1 1
18,158
Asymp. Sig. (2-sided) ,000 ,000 ,000
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,000
,000
,000
100
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,76.
FASILTS1 * RT_SEHAT Crosstab
FASILTS1
Baik Kurang
Total
RT_SEHAT Ya Tidak 65 23 73,9% 26,1% 9 3 75,0% 25,0% 74 26 74,0% 26,0%
Count % within FASILTS1 Count % within FASILTS1 Count % within FASILTS1
Total 88 100,0% 12 100,0% 100 100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value ,007b ,000 ,007
,007
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) ,933 1,000 ,933
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
1,000
,620
,933
100
a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,12.
TINDAK1 * RT_SEHAT Crosstab
TINDAK1
Baik Kurang
Total
RT_SEHAT Ya Tidak 67 16 80,7% 19,3% 7 10 41,2% 58,8% 74 26 74,0% 26,0%
Count % within TINDAK1 Count % within TINDAK1 Count % within TINDAK1
Total 83 100,0% 17 100,0% 100 100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 11,469b 9,506 10,201
df
11,355
1 1 1
Asymp. Sig. (2-sided) ,001 ,002 ,001
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,002
,002
,001
100
a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,42.
d. Uji Multivariat Case Processing Summary Unweighted Cases Selected Cases
Unselected Cases Total
a
N Included in Analysis Missing Cases Total
100 0 100 0 100
Percent 100,0 ,0 100,0 ,0 100,0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding Original Value Ya Tidak
Internal Value 0 1
Block 0: Beginning Block Classification Tablea,b Predicted
Step 0
Observed rt_sehat
Ya Ya Tidak
rt_sehat Tidak 74 0 26 0
Overall Percentage
Percentage Correct 100,0 ,0 74,0
a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500
Variables in the Equation
Step 0
Constant
B -1,046
S.E. ,228
Wald 21,050
df 1
Sig. ,000
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
Sig. ,292 ,820 ,599 ,338 ,976 ,000 ,000 ,933 ,001 ,000
Variables not in the Equation Step 0
Variables
Overall Statistics
age pddk jlhart pekrjaan hasil penget1 sikap1 fasilts1 tindak1
Score 1,110 ,052 ,277 ,920 ,001 13,950 18,342 ,007 11,469 34,117
df
Exp(B) ,351
Block 1: Method = Enter Omnibus Tests of Model Coefficients Step 1
Step Block Model
Chi-square 35,366 35,366 35,366
df 9 9 9
Sig. ,000 ,000 ,000
Model Summary Step 1
-2 Log Cox & Snell likelihood R Square 79,246a ,298
Nagelkerke R Square ,437
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001. Classification Tablea Predicted
Step 1
Observed rt_sehat
rt_sehat Ya Tidak 70 4 13 13
Ya Tidak
Overall Percentage
Percentage Correct 94,6 50,0 83,0
a. The cut value is ,500 Variables in the Equation
Step a 1
age pddk jlhart pekrjaan hasil penget1 sikap1 fasilts1 tindak1 Constant
B -,745 ,371 ,899 -,140 ,180 3,500 1,746 -,506 1,766 -9,221
S.E. ,458 ,610 ,671 ,878 ,683 1,478 ,658 1,304 ,775 3,913
Wald 2,647 ,370 1,795 ,026 ,069 5,605 7,027 ,151 5,198 5,552
df 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Sig. ,104 ,543 ,180 ,873 ,792 ,018 ,008 ,698 ,023 ,018
Exp(B) ,475 1,449 2,457 ,869 1,197 33,106 5,729 ,603 5,847 ,000
95,0% C.I.for EXP(B) Lower Upper ,193 1,165 ,438 4,793 ,659 9,155 ,155 4,858 ,314 4,566 1,827 599,978 1,576 20,825 ,047 7,764 1,281 26,684
a. Variable(s) entered on step 1: age, pddk, jlhart, pekrjaan, hasil, penget1, sikap1, fasilts1, tindak1.
Case Processing Summary Unweighted Cases Selected Cases
a
N Included in Analysis Missing Cases Total
Unselected Cases Total
Percent 100,0 ,0 100,0 ,0 100,0
100 0 100 0 100
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding Original Value Ya Tidak
Internal Value 0 1
Block 0: Beginning Block Classification Tablea,b Predicted
Step 0
Observed rt_sehat
Ya Ya Tidak
rt_sehat Tidak 74 0 26 0
Overall Percentage
Percentage Correct 100,0 ,0 74,0
a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500
Variables in the Equation
Step 0
Constant
B -1,046
S.E. ,228
Wald 21,050
df 1
Sig. ,000
1 1 1 3
Sig. ,000 ,000 ,001 ,000
Variables not in the Equation Step 0
Variables
Overall Statistics
penget1 sikap1 tindak1
Score 13,950 18,342 11,469 29,907
df
Exp(B) ,351
Block 1: Method = Enter Omnibus Tests of Model Coefficients Step 1
Chi-square 28,857 28,857 28,857
Step Block Model
df 3 3 3
Sig. ,000 ,000 ,000
Model Summary Step 1
-2 Log Cox & Snell likelihood R Square 85,755a ,251
Nagelkerke R Square ,367
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001. Classification Tablea Predicted
Step 1
Observed rt_sehat
rt_sehat Ya Tidak 71 3 14 12
Ya Tidak
Overall Percentage
Percentage Correct 95,9 46,2 83,0
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation
Step a 1
penget1 sikap1 tindak1 Constant
B 2,818 1,727 1,160 -7,802
S.E. 1,188 ,571 ,661 1,676
Wald 5,623 9,136 3,077 21,661
df
a. Variable(s) entered on step 1: penget1, sikap1, tindak1.
1 1 1 1
Sig. ,018 ,003 ,079 ,000
Exp(B) 16,739 5,622 3,188 ,000
95,0% C.I.for EXP(B) Lower Upper 1,630 171,884 1,835 17,225 ,873 11,647