IJJ- f51 ( \,
PENGARUH MOTIVASI PENGGUNAAN CADA~ TERHADAP AKHLAKUL KARIMAH
Oleh: AGUS FITRAHUZAMAN NIM: 1981914500
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1425 H/2004 M
PENGA.RUH MOTIV ASI PENGGUNAAN CAD AR TERHADAP AKHLAKUL KARIMAI-1
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)
Oleh: AGUS F1TRAHUZAMAN NIM: 1981914500
Dibawah bimbingan:
Pembimbing I
] NIP.
Pembimbing II
·-~
Choliluddin AS, M.A
Ora. Agustiyawati, M.Phil. Sne NIP.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul "Pengaruh Motivasi Penggunaan Cadar Terhadap Akhlakul Karimah" telah diajukan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 09 September 2004. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I (S1) pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, 09 September 2004
Sidang Munaqosyah
Pembantu Oekan I/
Oekan/ rangkap anggota
Msi. NIP: 150\_ 5938
Anggota
Ora. Agustiyawati, M.Phil, Sne Pembimb ng I
Pembimbing II ---~·--·-·--
{~
j\
~~~
-~
Ors. Choliluddin AS M.A Penguji II
ABSTRAK 1us Fitrahuzaman. Pengaruh Motivasi Penggunaan Cadar Terhadap Akhlakul 1rimah. (2004). Skripsi, Jakarta. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri ·arif Hidayatullah, Oktober 2004. )del cara berpakaian dan menutup aurat dengan menggunakan cadar seperti ng diaktualisasikan santri Pondok Pesantren Fathiyyah ldrisiyyah Tasikmalaya irupakan bentuk dari motivasi atau perasaan yang mempengaruhi keinginan ireka untuk menjaga kehormatan diri dari segala fitnah dan gangguan dari luar n sebagai proses untuk menghindari dari perbuatan yang tidak dikehendaki. tinya semakin besar tingkat motivasinya dalam menggunakan cadar sebagai mifestasi dari pelaksanaan ajaran Islam, maka derajat kemuliaan akhlak akan ·capai. Sebaliknya apabila penggunaan cadar tersebut dilaksanakan hanya bagai bentuk penyesuaian dengan disiplin di lingkungan pesantren maka akan ilemahkan tingkat akhlak mereka, sehingga keseimbangan hidup yaitu untuk mcapai derajat kemuliaan akhlak akan mengalami hambatan. nelitian ini ingin menjawab pertanyaan: Apakah terdapat pengaruh yang 1nifikan antara motivasi penggunaan cadar terhadap akhlakul karimah ?. nelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif relasional . Variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah motivasi nggunaan cadar sebagai independen variabel (variabel bebas) dan akhlakul rimah sebagai dependen variabel (variabel terikat). mpel yang diambil adalah random sampling atau dengan memberi kesernpatan ng sama dari populasi untuk dijadikan subjek penelitian. Karakteristik sampel alah santriwati Pondok Pesantren Fathiyyah ldrisiyyah Tasikmalaya Jawa Barat. ngumpulan data disusun dengan menggunakan skala motivasi penggunaan :!ar yang terdiri atas 40 item pernyataan dengan reliabilitas alpha sebesar = 0,99 da harga kritik rho spearman 0,05 skala akhlakul karimah dengan reliabititas 1ha sebesar 0,44 pada harga kritik rho spearman 0,01. telah diolah dengan menggunakan program windows excel 2000, maka dapat impulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi penggunaan :!ar terhadap akhlakul karimah dengan koefisien korelasi sebesar 0,97 signifikan ::la taraf 0,05 dan 0,01. Artinya semakin tinggi motivasinya dalam menggunakan :!ar maka semakin tinggi pula nilai untuk mencapai akhlakul karimah. lam penelitian selanjutnya, disarankan bagi peneliti lainnya supaya dapat nutupi segala kekurangan dan kelemahan dari proses penelitian yang telah ~ksanakan, juga dalam penelitiannya agar dapat menggunakan proses 1dekatan kualitatif, untuk dapat memperoleh data yang lebih mendalam. ftar Bacaan: 35 buah (1955 - 2004). !V
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur hanya dipersembahkan kepada Allah SWT. Dengan kasih dan sayang-Nya, serta karunia dan petunjuk-Nya telah mampu menguatkan mental fisik dan psikis kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat dan salamnya senantiasa dilimpahkan kepada junjungan umat Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat serta para pengikutnya.
Skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan penuh rintangan dan cobaan yang dihadapi, terutama cobaan mental yang terasa begitu berat. Dengan penuh kesabaran dan ketabahan hati, penulis dapat mengatasi segala persoalan dengan baik yang pada akhirnya perasaan haru dan bahagia yang mendalam dapat penulis rasakan mengiringi rasa syukur atas karunia serta petunjuk-Nya.
Tujuan dari penulisan pada skripsi ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi penggunaan cadar terhadap akhlakul karimah. Sedangkan manfaat penelitian dari penulisan skripsi yang dapat dirumuskan adalah sebagai bahan masukan bagi pimpinan Pondok Pesantren Fathiyyah ldrisiyyah pada umumnya dan para santriwati pada khususnya bahwa motivasi dalam menggunakan cadar akan berpengaruh terhadap akhlakul karimah.
Bersama ini pula perkenankan penulis untuk memberikan ucapan terima kasih kepada:
IV
1.
Oekan Fakultas Psikologi Ora. Hj. Netty Hartati M.Psi, Pembantu Oekan Ora. Hj. Zahrotun Nihayah M.Psi, beserta jajarannya yang telah memberikan bimbingan dan arahan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis selama berkiprah untuk menuntut ilmu di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Pembimbing akademik Ora. Hj. Netty Hartati M. Psi, yang telah membantu dalam hal yang bersifat akademis dengan memberikan arahan dan nasihat yang baik kepada penulis dalam menyelesaikan kuliah.
3.
Bapak Ors. Choliluddin AS, M.A selaku pebimbing I yang telah memberikan nasihat-nasihat kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini, dan lbu Ora. Agustiyawati, M.Phil. Sne selaku pembimbing II yang dengan penuh kesabaran memberikan motivasi dan dukungan moril, serta selalu memberikan solusi yang tepat terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi penulis.
4.
Seluruh dosen yang telah memberikan sebagian ilmu pengetahuannya kepada penulis. Semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala yang setimpal. Amin.
5.
Ayahanda dan lbunda tercinta, Bapak Badar Badruddin (aim) dan lbu Elis Cucu Halimah Sa'diyah yang dengan ketulusan hati telah memberikan dukungan moril dan materil. Nasihat, petuah, iringan do'amu akan selalu ananda patuhi. Sembah sujud ananda haturkan.
6.
Kakak-kakak dan adikku tersayang. Semoga dapat mengatasi segala persoalan hidup dengan tenang, dan semoga kesuksesan selalu menyertai kalian.
7.
Petugas perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, perpustakaan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, perpustakaan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, perpustakaan um um Islam Iman Jama', perpustakaan nasional Republik Indonesia, toko-toko buku Gramedia, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mendapatkan sedikit ilmu pengetahuannya dari berbagai buku yang tersedia.
8.
Pimpinan Pondok Pesantren Fathiyyah ldrisiyyah, para ustadz dan ustadzahnya yang telah membantu kelancaran perizinan penelitian dalam penyebaran angket dan berbagai informasi penting lainnya. Dan kepada para santriwatinya yang dengan sukarela bersedia menjadi bagian dari responden penelitian.
9.
Rekan-rekanku di Fakultas Psikologi angkatan '98, Apit, Anang, Jay, Ozzy, dan terutama Yoyo yang telah bersedia meluangkan waktu serta memberikan bimbingan singkat statistik dengan penuh kesabaran.
10.
Sahabat-sahabatku yang tergabung dalam komunitas "Muslim Kampungan", Memet "D'Miswok", Wacky, Jajang dan Pupunk yang telah
memberikan arahan tentang makna hidup yang harus dijalani. Pesan penulis "Omat hidep teh sing sabar, u/ah dugi ka pondok harepan". Juga Sukandi AK dengan setumpuk bukunya, Suheri Azwar dan isteri (semoga tetap rukun dan cepat punya momongan lagi), Heri, Joni dan
Dekri dengan segala fasilitas yang telah diberikan kepada penulis. Tak lupa untuk sahabat dalam suka maupun duka Tata Setiawan "Teruskan perjuanganmu sobat!" and "Never say give up cause you will if you think you can".
11.
Sahabat penawar kegelisaha lka Widyaningrum yang telah memberikan dukungan dan dedikasinya selama ini, juga alas segala arahan dan motivasi untuk selalu bersikap sabar dan tabah dalam menghadapi rintangan hidup yang begitu berat, cause you've lift up the spirit of my live.
12.
Seluruh rekan-rekan penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga dapat menjalani hidup dengan penuh kesabaran dan God bless you.
Demikian uraian singkat pengantar penulisan skripsi, ucapan rasa syukur dan terima kasih penulis kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi. Tidak ada yang dapat penulis berikan selain do'a, semoga segala kebaikan dan dukungannya mendapatkan ganjaran yang berlipat ganda. Amin.
Jakarta, Oktober 2004
PENULIS
'\111
DAFTAR ISi
LEMBARJUDUL ..................................................... . LEMBAR PENGESAHAN... ... ... ... ... ... .. . ... ... ... -....................... _.. . ... ABSTRAK... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. KATAPENGANTAR ................................................................... DAFTAR ISi. .. __ ........................................................................... DAFTAR TABEL. .......................... _ .................................... --- ......
ii iii iv viii x
PENDAHULUAN .............................................................. 1 BAB 1 1.1 Latar Belakang Masalah ............ _.............................. _....... _ 1 1.2. ldentifikasi Masalah .......................................................... 5 1.2.1. Pembatasan Masalah ._............... _................ _........... 5 1.2.2. Perumusan Masalah ................................................ 5 1.3. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian ...... --· .................... 6 1.4. Sistematika Penulisan ....................................................... 6 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ... ___ ...... _...... _ ........................ ___ ...... __ 7 2.1 . Deskripsi Teoritik .............. _.............. _......... _........ ___ ........ _.. 7 2.1.1 MOTIVASI. ............................................................. 7 Pengertian Motivasi. .............. _.. __ ............................. 7 Fungsi Motivasi ....................................................... 11 Elemen-Elemen Motivasi. .......................................... 13 Motivasi Dalam Pandangan Islam ............................... 15 2.1.2. CADAR. ................................................................. 19 Pengertian Cadar .................................................... 19 Dasar Penggunaan Cadar ......................................... 20 Alasan Penggunaan Cadar. ....................................... 27 2.1.3. AKHLAKUL KARIMAH .............................................. 29 Pengertian ............................................................. 29 Aspek-AspekYang Mempengaruhi Bentuk Akhlak .......... 32 Bentuk Akhlakul Kari mah ........................................... 34 2.2. Kerangka Berpikir ............................................................. 42 2.3. Hipotesis Penelitian ......................................................... .44
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 45 3.1. Desain Penelitian ...................................................... :....... 45 3.2. Pengumpulan Data ........................................................... 46 3.2.1. Metode Dan lnstrumen .............................................. 46
viii
3.2.2. Populasi Dan Sampel. .............................................. 48 3.2.3. Prosedur Pengumpulan Data ..................................... 49 3.2.4. Analisa Data ........................................................... 50 3.3. Pilot Study ...................................................................... 52 3.3.1. Validitas Tes ........................................................... 52 3.3.2. Reliabilitas Tes ........................................................ 52 3.4. Main Study ...................................................................... 53 BAB 4 HASIL PENELITIAN .............................................................. 54 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ..................................... 54 4.2. Presentasi Data ............................................................... 57 4.2.1. Uji instrumen penelitian ........................................... 57 4.2.2. Uji persyaratan ....................................................... 58 4.2.3. Uji hipotesis ........................................................... 59 4.2.4. Uji kebermaknaan ................................................... 60 BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ..................................... 5.1. Kesimpulan... .. . ... .. . .. . .. . .. . . . . . .. .. . .. . . .. ... ... ... .. . .. . .. . ... .. . . .. .. . .. 5.2. Diskusi.... .. ... ... ... ... . .. .. . . .. .. . ... . .. ... ... .. . .. . .. . . .. ... ... ... ... ... ... .. 5.3. Saran ........................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
61 61 62 63
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Sebaran ska la motivasi penggunaan cadar. ....................... 47
Tabel2
Sebaran skala akhlakul karimah ...................................... 48
Tabel 3
Gambaran umum populasi berdasarkan tingkatan kelas ...... 54
Tabel4
Penyebaran populasi berdasarkan tingkatan usia ............... 55
Tabel 5
Sampel Penelitian................... .. ... .. . .. . . .. . .. . .. .. . .. . . .. ... .. . . 56
Tabel6
Gambaran responden berdasarkan skor skala motivasi penggunaan cadar ...................................................... 56
Tabel 7
Gambaran responden berdasarkan skor akhlakul karimah ... 57
Tabel8
Arti koefisien korelasi... .. . ... .. . .. . .. . .. . ... . .. ... ... .. . . .. ... ... .. . . .. 60
Tabel9
Skor mentah pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian (angket motivasi penggunaan cadar) ................. 75
Tabel 10
Hasil uji validitas skala motivasi penggunaan cadar ............ 77
Tabel 11
Hasil uji reliabilitas skala motivasi penggunaan cadar ......... 78
Tabel 12
Skor mentah pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian (angket ahlakul karimah) .................................. 79
Tabel 13
Has ii uji validitas skala akhlakul karimah ........................... 81
Tabel 14
Hasil uji reliabilitas skala akhlakul karimah ....... , ................. 82
Tabel 15
Uji normalitas .............................................................. 83
Tabel 16
Uji homogenitas ........................................................... 85
Tabel 17
Uji hipotesa ................................................................. 87
Tabel 18
Uji regresi sederhana .............................. ., .................... 89
Tabel 19
Uji linier ...................................................................... 90
x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi berarti sebab-sebab yang menjadi dorongan bagi tindakan seseorang. Artinya bahwa motivasi merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan. Dengan kata lain motivasi merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tingkah laku. Dorongan ini dapat muncul dari tujuan dan kebutuhan.
Munculnya dorongan untuk berperilaku disebabkan banyak hal. Ngalim Purwanto (1990) dalam bukunya Psikologi Pendidikan menyatakan bahwa berdasarkan sifatnya yang intrinsik, motivasi muncul sebagai akibat adanya tiga hal pokok yaitu kebutuhan, pengetahuan, dan aspirasi cita-cita. Sementara motivasi yang bersifat ekstrinsik muncul sebagai akibat adanya tiga hal pokok pula yaitu ganjaran (rewards), hukuman (punishment), dan persaingan (competition). lni semua memberikan dorongan dalam jiwa seseorang untuk melakukan suatu peerbuatan. Sejalan dengan itu motivasi berguna bagi manusia sebagai proses untuk menggerakkan tingkah laku, mengarahkan tingkah laku, serta menjaga dan menopang tingkah laku tersebut. Selain itu motivasi juga memiliki peranan dan fungsi sebagai penolong manusia dalam menentukan arah perbuatan dan sebagai proses seleksi dari perbuatannya tersebut. (Purwanto, 1990: 72).
1
2
Dorongan untuk berperilaku dalam diri manusia memiliki nilai (valensi) positif dan negatif. Artinya rangsang (stimulus) yang akan mengarahkan kepada tercapainya perilaku positif akan didekati dan rangsang (stimulus) yang akan mengarahkan kepada hal yang negatif akan dihindari. Maka rangsangan yang internal dan eksternal yang banyak menghasilkan perubahan pada manusia akan diciptakan untuk mencapai dan memulihkan keseimbangan.
Setiap perbuatan yang dilakukan manusia baik yang disadarai (rasional) maupun yang tidak disadari (mekanikal/naluri) pada dasarnya merupakan sebuah wujud untuk menjaga sebuah keseimbangan hidup. Jika keseimbangan terganggu maka akan timbul suatu dorongan untuk melakukan ativitas sebagai jalan mengembalikan keseimbangan hidup.
Dalam hal ini manusia sebagai aktor utama yang akan menentukan tujuan hidupnya masing-masing memerlukan landasan yang kuat. Artinya untuk mencapai keseimbangan hidup manusia harus dapat menampilkan perilaku yang sesuai dengan harapan. Segala bentuk media yang akan memunculkan perilaku positif harus dapat diwujudkan dan segal bentuk media yang dapat menciptakan perilaku negatif harus dapat dihindari.
Dalam konsep Islam, perilaku yang ditampilkan disebut dengan akhlak. Adapun pemunculan perilaku yang baik disebut dengan akhlakul karimah, dan perilaku negatif disebut dengan akhlakul madzmumah.
Dan sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan dalam hidup adalah dengan menampilkan perilaku dan sifat yang baik. Salah satu media untuk mewujudkan perubahan tingkah laku seseorang agar memperoleh akhlak yang baik adalah dengan proses pendidikan di sebuah lembaga pendidikan Islam seperti pesantren, karena pendidikan yang dilaksanakan di pesantren
3
adalah pendidikan yang berlandaskan pada ajaran agama. Pendidikan agama yang dimaksudkan adalah untuk mendidik jiwa dan akhlak, menanamkan akhlak yang baik, membiasakan orang dengan kesopanan yang tinggi, membiasakan untuk suatu kehidupan yang suci sehingga terbentuk budi pekerti yang luhur.
Menurut Labib MZ (1997) diantara cara untuk mengetahui akhlak seseorang dapat dilihat dari cara berpakaian, sebab gejala suatu pakaian dapat menunjukkan baik dan buruknya akhlak seseorang. (Labib MZ, 1997: 111 ).
Islam memberikan aturan yang jelas mengenai tata cara berpakaian baik untuk laki-laki maupun perempuan. Salah satu aturan bagi seorang muslimah tertera dalam firman Allah Q.S. Al-Ahzab ayat 59, sbb; ••L.).,o ~.u o5 "- 1 ;.., ·0-:H · • · :..:,- ·~ · • · ..>-"-' , ' 1 ~.
w . ·.J ~. u_:.,. ·.J a:.- r.J ·.)· ''•• ·u-='< •~ • 1 1 1 i-. ~. · 1L~
' ·. .& I .u. LS ..J (.)-;! ·.•. ~ •. , -- .) r.) ._,_,_,,_ >::!
L:...:J..:.. •
1
u t.s'' ::i I
)lj ·. . . . , •. I ()-! Y"-:1
~
.
r ~ "·~. ~.
(o'I: ylY.,.'J I) Artinya: "Hai Nabi katakan/ah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin; "Hendak/ah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".(Al-Ahzab;59). Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa tata cara berpakaian bagi seorang wanita muslim adalah dengan mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuhnya. Sebab batasan aurat bagi perempuan lebih luas daripada batasan utuk lakilaki. Tetapi yang sangat dibutuhkan dalam hal ini adalah batas-batas aurat yang harus ditutupnya, sedangkan corak dan cara menutupnya dapat disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebutuhan pekerjaan dan bidang
4
profesi masing-masing. Dan penentuan batas-batas tersebut harus dilakukan oleh pakar keagamaan yang berwenang dengan hal ini.
Abu Zakki Achmad (1993) menyatakan bahwa batasan aural bagi seorang muslimah adalah seluruh tubuhnya termasuk muka dan kedua telapak tangannya. Artinya seluruh tubuh wanita adalah aurat, maka ia harus menggunakan cadar.
Cadar sebagai sarana menutup aurat diaktualisasikan santriwati di Pondok Pesantren Fathiyyah ldrisiyyah yang berlokasi di Kp. Pagendingan Desa. Jatihurip Kee. Cisayong Kab. Tasikmalaya Jawa Barat. Pondok pesantren ini merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang memiliki lembaga pendidikan TKA-TPA, pendidikan menengah pertama (MTs), pendidikan menengah atas (MA), lembaga kursus, dan koppontren.
Keyakinan santriwati Pondok Pesantren Fathiyyah ldrisiyyah untuk mengenakan cadar dalam kesehariannya tersebut harus dapat diaktualisasikan sebagai bentuk ajaran Islam secara menyeluruh dan sempurna, sehingga manifestasi untuk membentuk akhlak yang baik (akh/akul karimah) dapat direalisasikan.
Namun pada kenyataannya terdapat pertentangan antar motivasi yang ditampilkan mereka dalam menggunakan cadar sebagai perwujudan untuk mencapai akhlakul karimah tersebut. Terdapat keraguan untuk menentukan arah yang akan dituju. Hal ini terjadi dikarenakan dorongan untuk berpeilaku dengan memakai cadar tersebut sedikit banyak dipengaruhi oleh aturanaturan yang diterapkan di lingkungan pesantren bukan merupakan perwujudan dari pengamalan ajaran Islam secara menyeluruh.
5
Maka dari fenomena tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada skripsi ini dengan berpijak pada judul; PENGARUH MOTIVASI PENGGUNAAN CADAR TERHADAP AKHLAKUL KARI MAH.
1.2. ldentifikasi Masalah 1.2.1. Pembatasan Masalah
Untuk membatasi meluasnya permasalahan, maka dalam penulisan skrispi ini penulis akan membatasi masalah pada; a). Pemakaian cadar pada skripsi ini terbatas pada pemakaian cadar yang digunakan santri Pondok Pesantren Fathiyyah ldrisiyyah Pagendingan Tasikmalaya. b). Pembahasan motivasi dibatasi pada motivasi instrinsik, motivasi ekstrinsik, dan motivasi insentif. c). Akhlal
1.2.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu; Apakah motivasi penggunaan cadar berpengaruh terhadap akhlakul karimah pada diri santriwati Pondok Pesantren Fathiyyah ldrisiyyah Tasikmalaya Jawa Barat ?.
6
1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian a). Tujuan penelitian yang dapat dirumuskan yaitu untuk mengetahui pengaruh motivasi penggunaan cadar terhadap akhlakul karimah. b).
Manfaat penelitian yang diperoleh yaitu:
i) Menjadi bahan masukkan bagi Pimpinan Pondok Pesantren Fathiyyah ldrisiyyah untuk dapat mencermati bahwa terdapat gejala pengaruh motivasi penggunaan cadar terhadap akhlakul karimah pada diri santriwati.
ii) Menjadi bahan masukkan bagi santriwati Pondok Pesantren Fathiyyah ldrisiyyah untuk dapat mencermati dan memahami bahwa terdapat gejala pengaruh motivasi penggunaan cadar terhadap akhlakul karimah.
1.4. Sistematika Penulisan BAB 1
Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah secara umum, idenlifikasi masalah meliputi pembatasan dan perumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB2
Kajian Pustaka, menguraikan konsep dasar tentang motivasi penggunaan cadar dan akhlakul karimah yang diperoleh dari studi kepustakaan, yaitu; motivasi dengan fokus pembahasan pada pengertian molivasi, fungsi motivasi, elemen-elemen motivasi, dan motivasi dalam pandangan Islam. Cadar (hijab) dengan fokus pembahasan pada pengertian aural, batas aural perempuan, balas aurat laki-laki, pengertian cadar, dasar penggunaan cadar, alasan penggunaan cadar. Akhlakul karimah dengan fokus pembahasan pada pengertian akhlak, aspek-aspek
7
yang mempengaruhi akhlak manusia, bentuk akhlakul karimah, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. BAB 3
Metodologi penelitian, menguraikan desain penelitian, pengumpulan data (metode dan instrumen, populasi dan sampel, dan prosedur pengumpulan data), pilot study (validitas tes dan reliabilitas tes), main study (langkah-langkah dalam penelitian).
BAB 4
Hasil penelitian, menguraikan tentang gambaran subjek penelitian, dan presentasi data yang mencakup uji instrumen penelitian, uji persyaratan, uji kebermaknaan dengan uji hipotesis.
BAB 5
Penutup, penguraian mengenai kesimpulan, diskusi, dan saran.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada metode penulisan APA Style.
BAB2 KAJIAN PUSTAKA
Pada bab 2 ini diuraikan beberapa teori mengenai motivasi, aurat dan cadar, dan akhlakul karimah. Sub bab berikutnya menguraikan kerangka berpikir dalam pelaksanaan penelitian dan hipotesa penelitian. Hipotesa penelitian ini dibentuk sebagai kerangka dari pengaruh motivasi penggunaan cadar terhaoap akhlakul karimah.
2.1. DESKRIPSI TEORITIK
2.1.1. MOTIVASI Pengertian Motivasi
Sebelum memasuki pembahasan mengenai "teori motivasi" diperkenalkan terlebih dahulu berbagai pengertian yang dikemukakan para ahli, mengingat banyak psikolog yang menggunakan titik tolak daripada istilah motivasi yang berbeda sehingga mempengaruhi pengertian motivasi itu sendiri. Untuk sampai pada pengertian motivasi sebagian dari mereka memulai dengan apa yang dimaksud dengan "needs atau wants". Sri Mulyani Martaniah seperti dikutip Sahlan Asnawi memaparkan pengertian tersebut sebagaimana
8
9
termuat dalam desertasinya untuk memperoleh gelar doktor di Universitas Gajah Mada Yogyakarta sebagai berikut; Needs atau Wants adalah suatu disposisi potensial dalam diri individu yang harus direspon atau ditanggapi dan dipenuhi sesuai dengan sifat, intensitas dan jenisnya. Apabila needs belum direspon maka ia selalu potensial untuk muncul sampai dengan terpenuhinya maksud dari needs tersebut. Seperti contoh pada kebutuhan untuk makan karena lapar. Maka sepanjang lapar yang membutuhkan makan tersebut belum direspon dengan memberi makanan, maka needs tetap menjadi potensial. (Asnawi, 2002: 13).
Dalam pandangan Henry E. Garret seperti dikutip Abdul Rahman Saleh (2004) dinyatakan bahwa: "Motive is a need, aspiration, ambision, or purpose. Motive iniate behaviour. Motivation is a term which refered "set" or drive within the organism wich imple to action" Maka motif adalah sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut bersikap dan bertindak untuk mencapai tujuan tertentu. Pada tahap awal motif merupakan proses dari motivasi, sehingga motif baru merupakan suatu kondisi intern atau disposisi (kesiap siagaan) saja. Sebab motif tidak selamanya aktif. Motif aktif pada saat tertentu yaitu apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan dirasakan sangan mendesak. (Saleh dan Wahab, 2004: 131).
Dari penjelasan tersebut maka dapat diambil suatu pengertian tentang motivasi, bahkan Murry, Maslow dan Mc. Clelland menyebutkan bahwa "needs" dianggap sebagai "motive". Maslow sering menggunakannya sebagai "motivation", tetapi oleh sebagian yang lain ketiga peristilahan atau
10
potensi intrinsik dalam diri manusia tersebut tetap dianggap sebagai ha! yang berbeda, maka para ahli memberikan pengertian yang berbeda. (Asnawi, 2002: 17).
Heckhansen juga memandang bahwa motive sama dengan motivasi yaitu sesuatu yang potensial dalam diri manusia yang merupakan keadaan normal tetapi sangat menentukan bagaimana situasi menjadi memuaskan. (Asnawi, 2002).
Sementara itu Sarlito Wirawan Sarwono (1984) menyatakan bahwa;
"Motif berarti rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku. Sedangkan motivasi merupakan istilah umum yang menunjuk pada se/uruh proses gerakan termasuk di dalamnya situasi yang mendorong timbulnya tindakan atau tingkah laku individu. Pengertian tersebut menggambarkan bahwa motif tidak sebatas pada pelaksanaan perilaku tetapi juga berkenaan dengan keadaan organisme yang menerangkan mengapa tingkah laku terarah kepada tujuan tertentu. Jadi motif merupakan /afar belakang atau alasan mengapa seseorang melakukan suatu kegiatan tertentu". (Sarwono, 1984: 57).
Motivasi dalam kamus James P. Chaplin (1999) adalah:
"Variabel penye/ang yang digunakan untuk menimbulkan taktor-faktor tertentu di dalam organisme yang membangkitkan, menge/ola, mempertahankan dan menya/urkan tingkah laku menuju satu sasaran". (Chaplin, 1999: 10).
Sedangkan James 0. Whittaker memberi pengertian secara umum mengenai penggunaan istilah "motivation" dalam bidang psikologi. la mengatakan bahwa motivasi adalah kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan. Motivasi ini berlaku umum pada manusia maupun hewan. (Soemanto, 1998; 205).
11
Fungsi Motivasi
Dalam pandangan Nana Syaodih Sukmadinata (2003), bahwa motivasi memiliki 2 (dua) fungsi, yaitu;
1.
Fungsi Mengarahkan !Directional Function)
Dalam mengarahkan kegiatan, motivasi berperan mendekatkan atau menjauhkan individu dari sasaran atau tujuan yang akan dicapai. Apabila sasaran atau tujuan tersebut merupakan sesuatu yang diinginkan individu, maka motivasi berperan mendekatkan (approach motivation), dan apabila tujuan tidak diinginkan individu, maka motivasi berperan menjauhkan sasaran atau tujuan (avoidance motivation). Karena motivasi berkenaan dengan kondisi yang cukup kompleks, maka akan terjadi pula bahwa motivasi sekaligus berperan mendekatkan dan menjauhkan sasaran atau tujuan (approach - avoidance motivation).
Desakan, motif, kebutuhan, dan keinginan yang terlibat dalam suatu motivasi tidak hanya satu macam, sehingga akan terjadi pemilihan atau seleksi (choice atau selectivity). Kebutuhan yang akan dilayani individu tergantung
pada hasil atau pemilihan, dan yang terkuat yang akan dilayani atau menjadi pendorong kegiatan individu.
Kekuatan suatu motif atau kebutuhan bersifat subjektif, situasional, serta tidak selalu sama bagi individu. Misalnya motif memiliki buku dari mahasiswa berbeda dengan ilmuwan. Pada mahasiswa pun motif tersebut berbeda
12
apabila menghadapi ujian akhir atau dalam penyusunan skripsi dengan apabila tidak ada tugas sama sekali. (Sukmadinata, 2003: 62).
2.
Fungsi Mengaktifkan dan Meningkatkan Kegiatan (Activating and Energizing Function).
Suatu perbuatan atau kegiatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat lemah akan dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh dan tidak terencana, sehingga kemungkinan tidak akan membawa hasil. Sebaliknya apabila motivasinya besar atau kuat, maka kegiatan atau aktivitas tersebut akan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan terencana, dan kemungkinan akan membawa hasil yang besar. (Sukmadinata, 2003).
Dalam pandangan Atkinson (1999) bahwa motivasi sebagai sarana untuk meningkatkan kegiatan dan menggerakkan tingkah laku memiliki berbagai keistimewaan, yaitu: a.
Teori naluri, yaitu dengan mempostulasikan kecenderungan bawaan terhadap tindakan tertentu.
b.
Teori pengurangan dorongan. lni yang mendasari motivasi tentang kebutuhan jasmaniah yang menimbulkan ketegangan atau dorongan. Kemudian organisme berusaha mengurangi dorongan dengan melakukan sesuatu untuk memuaskan kebutuhan.
c.
Teori insentif, yaitu dengan menekankan pada pentingnya kondisi eksternal sebagai sumber motivasi. Artinya insentif positif akan didekati dan insentif negatif berusaha untuk dihindarkan. (Atkinson, 1999: 49).
13
Elemen - Elemen Motivasi
Motivasi merupakan suatu tenaga penggerak yang menyatukan sasaran dari berbagai motif dalam diri individu, sehingga tujuannya sesuai dengan apa yang diharapkan individu dalam setiap aktivitasnya.
Muhibbin Syah (1995) mengelompokkan motivasi ke dalam dua kategori, sebagai berikut; 1.
Motivasi lntrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang tanpa paksaan dari luar dirinya, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik dapat menjadikan seseorang tidak merasa terpaksa dalam mengikuti suatu aktivitas.
2.
Motivasi Ekstrinsik, yaitu motivasi yang muncul apabila ada rangsangan dari luar. Pada motivasi ini seseorang melakukan aktivitas atas dasar nilai yang terkandung dalam objek yang menjadi sasaran atau tendensi tertentu. Karena itu, motivasi ekstrisik ini juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalam aktivitasnya dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan-dorongan dari luar yang secara tidak mutlak berkaitan dengan aktivitas tersebut. (Muhibbin Syah, 1995: 137).
Nana Syaodih Sukmadinata (2003) lebih jauh menyatakan diantara elemen motivasi yang ada dalam diri setiap organisme adalah motivasi insentif (incentive motivation}, yakni individu melakukan suatu perbuatan untuk
mendapatkan suatu insentif. Bentuk insentif antara lainnya; mendapatkan bonus, penghargaan, jabatan, tanda jasa, dll. (Sukmadinata, 2003: 64).
14
Peristiwa terbentuknya elemen dalam (intrinsik) dan luar (ekstrinsik) dari motivasi adalah serempak, yaitu elemen yang satu mendahului, kemudian segera diikuti elemen lain. Sebagai contoh; seseorang yang memiliki kebutuhan untuk dihargai dan diakui teman-temannya (the inner component) yang dapat dipenuhi dengan berbagai cara (sebagai goals atau the outer component). la mengambil keputusan untuk memenuhi kebutuhannya (inner) dengan jalan menulis artikel dengan tujuan agar teman-temannya memberi pengakuan.
Dalam banyak hal orang dapat menggunakan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhannya dengan memilih tujuan-tujuan yang sulit dicapai. Apabila seseorang tidak menemukan cara untuk mencapai tujuan tertentu, maka kebutuhan untuk mencapai kepada tujuan tidak terpenuhi. Namun apabila tujuan tersebut tercapai, maka individu menjadi puas. Dalam usaha mencapai tujuan, seseorang meramalkan potensialitas suatu tujuan untuk memenuhi kebutuhannya, dan ramalan tersebut bisa menjadi kebenaran juga bisa dianggap vurang benar.
Untuk mengaktualisasikan berbagai kebutuhan, maka tingkah laku yang memenuhi kebutuhan cenderung diulangi atau apabila tingkah laku yang membawa ke arah tercapainya tujuan tersebut diperkuat (reinforced), yaitu bilamana seseorang dimotivasi lagi dengan cara yang sama, maka tingkah laku tersebut terjadi kembali. (Soemanto, 1998: 208-209).
Konsep motivasi timbul sebagai akibat dari kebutuhan. Kebutuhan akan muncul karena dipengaruhi keinginan dan perasaan kuat lemahnya pemunculan motive. Kuat lemahnya motive yang berproses sebagai motivasi menentukan kuat lemahnya tingkah laku atau gerakkan untuk mencapai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Keberhasilan pemenuhan
15
kebutuhan pada hakekatnya bukanlah masalah kuantitas melainkan masalah kualitas akan semangat dan keyakinan tercapainya sasaran tersebut. (Asnawi, 2002: 21 ).
Motivasi Dalam Pandangan Islam
'Utsman Najati (2001) menyatakan bahwa dalam Islam dorongan-dorongan dari perilaku bersifat instingtif dalam bentuk dorongan naluriah yang dalam hal ini manusia memiliki tiga bentuk dorongan naluriah, yaitu:
a.
Dorongan naluri untuk mempertahankan diri
Bentuk dari dorongan ini terwujud secara biologis dalam wujud dorongan mencarai makanan apabila lapar, menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri agar tetap sehat, mencari perlindungan, dan lain sebagainya.
Dalam Al-Qur'an terdapat ayat yang menerangkan tentang naluri manusia untuk mempertahankan diri dalam bentuk pertahanan diri terhadap !apar, haus, kedinginan, dan kepanasan. lni tercermin dalam firman Allah QS. Thaha ayat 118-119;
(\ \ '1- \\II :
4...1.)
cs" , ;., 1 llJ ~
l....J:...:i ll ..tlJ l J (.GyW '1J ~ t_Ho-'.i l/
I~(:; I.
Artinya: "Sesungguhnya kamu (Adam) tidak akan lapar di dalamnya (surga) dan tidak akan telanjang. Dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga tidak (pu/a) akan ditimpa sinar matahari di dalamnya". (Thaha: 118-119). b.
Dorongan naluri untuk mengembangkan diri
Hal ini merupakan potensi dasar manusia sebagai bentukan senyawa unsur
ruhyi danjism. Dimensijism yang statis dihiasi dimensi ruhyi melahirkan sinergi yang berdinamika. Dinamika diri terarah pada usaha pengembangan
16
diri yang terwujud dalam bentuk pencapaian diri dalam aspek pengetahuan bahkan pada aktualisasi diri. Dalam konsep Islam, pengembangan diri merupakan sikap dan perilaku yang diistimewakan. Manusia yang mampu mengoptimalkan potensi dirinya sehingga menjadi pakar dalam disiplin ilmu pengetahuan akan dijanjikan kedudukan mulia disisi Allah SWT.
c.
Dorongan naluri untuk memoertahankan jenis.
Manusia maupun hewan secara sadar maupun tidak sadar selalu menjaga agar keturunannya tetap berkembang dan hidup. Dorongan nafsu ini terjelma dari adanya perjodohan dan perkawinan serta dorongan untuk memelihara dan mendidik anak.
Dorongan naluri untuk melestarikan keturunan ini dibagi kepada dua bagian, yaitu; 1)
Dorongan seksual. Hal ini sperti tercermin dalam QS. An-Nahl ayat 72;
·r:...u ·J ·LJ-:lH ·· ·· ·_t -
~
1·J ··_) I··(...),4 ·_t·1 ~ G.. 1· ·· I .t; •.,. 9; \ •·(...),4•(""'"" .t·1~·.uJ1 ·J (""'"" • J . J _) !'I • (V'l':~I)
Artinya: "Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu anak-anak dan cucu-cucu". (An-Nahl: 72) 2)
Dorongan keibuan. lni tersirat dalam QS. Al-Ahqaf ayat 15 yang artinya sbb; "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua .orang tua (ibu bapaknya). lbunya yang mengandung dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandungnya sampai menyapihnya se/ama tiga pu/uh bu/an .... " (Al-Ahqaf: 15). (Najati, 2001: 44-50).
17
Manusia dalam kebiasaan dan tindakan sehari-hari mendapat dorongan dari ketiga naluri tersebut. Untuk bermotivasi seseorang harus memprioritaskan naluri yang akan dituju dan perlu dikembangkan.
Disisi lain Islam memandang bahwa pembahasan motivasi hidup tidak terlepas dari tahapan kehidupan manusia. Secara garis besar kehidupan manusia terbagi atas tiga tahap. Pertama , tahapan pra-kehidupan dunia yang disebut dengan alam perjanjian ('a/am al-ahd, 'a/am al-mitsaq atau 'a/am al-astu). Pada alam ini terdapat rencana dan design Tuhan yang memotivasi kehidupan manusia di dunia. lsi motivasi yang dimaksud adalah amanah yang berkenaan dengan tugas dan peran kehidupan manusia di dunia. Kedua , tahapan kehidupan dunia untuk aktualisasi atau realisasi diri terhadap amanah yang telah diberikan kepada alam pra-kehidupan manusia. Pada alam ini, aktualisasi dan realisasi diri manusia termotivasi oleh pemenuhan amanah. Kualitas hidup seseorang sangat bergantung pada kualitas pemenuhan amanah. Ketiqa, tahapan alam pasca-kehidupan dunia yang disebut dengan hari penghabisan (yaum al-akhirah), hari pembalasan (yaum al-din), atau hari penegakan keadilan (yaum al-qiyamah). Pada kehidupan ini manusia diminta Allah untuk mempertanggung jawabkan seluruh aktivitasnya. (Mujib dan Mudzakir, 2001: 247).
Di lain pihak dinyatakan bahwa motivasi hidup manusia adalah realisasi atau aktualisasi amanah Allah SWT. Dalam pandangan Fazlur Rahman, seperti dikutip Budhy Munawar Rahman (1995), bahwa amanah merupakan inti kodrat manusia yang diberikan sejak awal penciptaan. Tanpa amanah manusia tidak memiliki keunikan dengan makhluk-makhluk lainnya. Firman Allah:
18
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu, dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah oleh manusia. Sesungguhnya manusia amat zalim dan amat bodoh" (AlAhzab: 72).
Amanah secara etimologi berarti kepercayaan atau titipan. Dalam konteks
ayat tersebut adalah penerimaan pancaran ilahi (al-faidh a/-ilah1) yang dilakukan tanpa perantara. Dengan demikian, maka amanah merupakan wilayah ke-Tuhanan (al-wi/ayah a/-ilahiyah) dan kesempurnaan sifat untuk beribadah dan berbekal ilmu dan amal. (Munawar Rahman, 1995: 77).
Pemenuhan amanah yang baik akan menunjukkan citra diri (self image) manusia yang sesungguhnya. Citra bc;;ik ini melebihi citra dari makhluk. lain. Disatu sisi manusia dikatakan zalim dan bodoh dalam penerimaan amanah. Tetapi persoalan menjadi terbalikjika manusia benar-benar mampu melaksanakan atau mengemban amanah tersebut, sebab secara potensial hanya manusia yang mampu memikul amanah. (Mujib dan Mudzakir, 2001: 250).
Dalam Al-Qur an disebutkan beberapa motivasi aktivitas hidup seseorang, sedangkan motivasi yang dapat dibenarkan adalah; 1. Tidak ada motivasi atau tendensi apapun dalam ibadah, hidup dan mati kecuali semata-mata karena Allah SWT. Firman Allah, yang artinya:
19
"Katakanlah", Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah SWT Tuhan semesta a/am"- (Al-An'am; 126).
2. Semata-mata ikhlas karena Allah, sebab ha! tersebut merupakan bentuk beragama yang benar. Firman Allah, yang artinya: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan menurunkan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang /urus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, sebab yang demikian itulah agama yang benar". (Al-Bayyinah; 5).
3. Untuk mencapai kebaikan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat serta terhindar dari siksaan api neraka. Firman Allah, yang artinya: "Dan diantara mereka ada yang berdo'a; "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa neraka". (Al-Baqarah; 201 ).
4. Untuk mencapai keberuntungan dan mendapat keberuntungan dunia. Namun jika menginginkan keberuntungan dunia semata, maka tidak akan didapatkan apapun dari keberuntungan akhirat. Firman Allah, yang artinya: "Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia, dan tidak ada baginya suatu bagian apapun di akhirat". (Al-Syura; 20). (Mujib dan Mudzakir, 2001: 255).
2.1.2. CADAR Pengertian Cadar
Kata "cadar" oleh para ulama sering disebut dengan istilah "hijab". Secara harfiah "hijab" berarti pemisah dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan secara istilah adalah sejenis baju kurung yang
20
lapang dan dapat menutupi kepala, wajah, dan dada. Rasulullah SAW telah menerangkan bahwa wanita adalah aurat yang mesti dilindungi (ditutupi). (Labib MZ, 1993: 99) lbnu Abbas dan Qotadat seperti yang dikutip Nashruddin Baidan (1999) bahwa hijab atau cadar adalah pakaian yang menutup pelipis dan hidung, meskipun kedua mata pemakaianya terlihat namun tetap menutup muka dan bagian dadanya. (Baidan, 1999: 118). Kemudian Abu Fathan (1992) mengemukakan bahwa; "Cadar (hijab) adalah kain penutup muka dan sebagian wajah wanita hingga mata saja yang nampak". (Abu Fathan, 1992: 6).
Ahmad Husnan (1995) meyatakan lebih lanjut bahwa "hijab adalah sejenis tirai, dinding dan penutup yaitu penutup muka". (Ahmad Husnan, 1995: 33).
Dasar Penggunaan Cadar
lbnu Taimiyah, (1994) menyatakan dalil Al-Qur an yang menerangkan dasar perlunya menggunakan cadar diantaranya tercermin dalam surat An-Nur ayat 31; •• • ..i.:i.'., ') • •. ' • • ', ~ •• ",;, q".., ·, . 7·, " L...W 1 •. ·• ", ;,'.;, '; ·, w U.. •, '11 0-:/ . • - J ~ J ...;- u - J ...,..,.. _). . i..H' u - . . _,._....,. . •
• , ') .. •. • , , . I:. •. , '· •• • . • ·- •. 1 • 1 •. ~ .•. ·• l~ ~ J ~~(.$'-'-(.HI> ~-1..H ~ J....,.....,,. JT"'"'
. 0-:/
•I t-
U-:0J
L,,;') I •. , • ' ..
• ~_)
Lr 1··~·L.:,1· 1··. ·"1· ' ' Lil" 1·· ·Lil" 1·· -"1·_:'.1~1·· '.,. · . J ~Y'-!r. J ~. J ~Y"-H .~.J
r.J
L. . 1•. J
•. •J 1•.LJ+,i· 1·.r.. I · . . 1•. · r .. I . 1 •. · · "1 • ' ' .r- i.F-1 ' i.F-1 J t)+,\ .r- ' J ~ Y'-1 "1'1J fJG..-'11·· ··· ·.· t::Lll"J 1··' u,.o-=..> .J • . .J-' Ll" ;c,· • . _) ')I . <.s'1·J t·>¥~ u+J'c..:,i;-,•q·. ' W . 1•.
~
. J
- 1· .. f
~
·.~ •· ·· ' t.:.. ·F-:!' _ 1 :.'. 1 ••~ - 1'. • L ·. · · · · 'l · _) .. Lh' ~ J
y
w
1 •c::.i r_)
·~ · c..r-1 ·_ r _,._ ~~ ·. ·_ 1 •• • ill J~ ('" u;.
. , 1 1) •.()_,...,......,., • -: 1 ~"'"-~ t1 :.1 •. • ' •,_ ' 1 I ;..:, 1 w...:,.. .iIJ I ( f 1 .. JJ-'-' u _,...,,.. _,_..., - - . .
1I
cs' '
1
\"Ji' •J'• ·J •.~ _, • _). · •.(.),o
21
Artinya: "Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman; Hendaklah mereka menahan pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali yang nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka, atau ayah suami mereka (yakni mertua laki-laki), atau putera-putera suami mereka, atau saudara /aki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan laki-/aki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang be/um mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung". (QS. An-Nur;
31 ). Penjelasan dari ayat tersebut adalah sebagai berikut; a). Allah memerintahkan wanita-wanita mukminat untuk menjaga kemaluannya dan menjaga jalur-jalur (wasi/ah) yang menghubungkan padanya. Diantara jalur (wasi/ah) tersebut adalah menutup wajah dengan alasan bahwa terbukanya wajah menjadi sebab terbukanya pandangan kepadanya. Perempuan yang menutup wajahnya sebagai salah satu cara untuk menjaga malu merupakan sarana yang sesuai dengan hukum yang dikehendaki. b). Firman Allah, yang artinya: "Dan hendak/ah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya". Arti menutup adalah wanita yang menutup kepalanya dan mengkerudunginya dengan kain penutup yang panjang. Kewajiban menutupkan kain kerudung ke dadanya atau menutup bagian leher dan dada dapat dianalogikan bahwa menutup wajah lebih ditekankan, karena wajah merupakan bagian yang menjadi pusat perhatian.
22
c). Allah melarang untuk menampakkan perhiasan kecuali kepada orang yang telah disebutkan kebolehannya. Perhiasan disini berarti wajah, maka wanita diperintahkan untuk mengenakan cadar. d). Allah SWT memberi keringanan kepada wanita diperbolehkan menampakkan perhiasan bagian dalam (yang seharusnya tersembunyi) kepada pembantu-pembantu Jaki-Jaki yang tidak mempunyai syahwat seksual Jagi, dan kepada anak-anak yang belum mempunyai nafsu syahwat dan belum memahami aural wanita. e). Firman Allah yang artinya: "Danjangan/ah mereka memukulkan kakinya
agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan". Artinya, setiap wanita dilarang menghentak-hentakkan kakinya, yang dengan cara tersebut dapat diketahui laki-laki asing. (Jbnu Taimiyah, 1994: 78-81 ).
Adapun dalil yang berdasarkan Sunnah Rasulullah SAW, seperti dalil yang diriwayatkan Aisyah RA;
<..::.J:..;..,..J ~ G... I :'i •\.9 (" ~
.& I J., . -- <'.::., c,·. ' '·· ·.. li... ·•• ',. '· L:S •.11 •·L) !.s • _,...,,.) t-" .>-'"-" (.)-.::..l .J • I.) .J .Y':I I.) • y
(..)"" .
n· • .t·< ~ u j 3
~
r :.i µ ~ f j
u,.. ~ j ~ ~ t;.:4 u 14
(~ L. i.J.! I .J
.J.J.J
I
.J .,;
J
I .J ..w..I • I3.J)
Artinya: "Ada sekelompok penunggang kendaraan melewati kami. Waktu itu kami sedang berihram bersama Rasu/ullah SAW. Ketika mereka telah berhadapan dengan kami, maka salah seorang diantara kami menurunkan jilbab dari kepalanya menutup wajahnya. Ketika mereka telah berlalu dari hadapan kami, kami membukanya lagi". (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan lbnu Majah).
Penjelasan dari kata; "ketika mereka berhadapan dengan kami, maka salah
seorang diantara kami menurunkan jilbabnya ke wajahnya''. menunjukkan atas kewajiban menutup wajah, karena yang disyari'atkan dalam berihram
23
haji adalah membuka wajahnya. Hal tersebut dinyatakan sebagian besar pendapat para ulama. Suatu kewajiban tidak dapat dihalangi kecuali dengan kewajiban lain. Jika tidak ada kewajiban berhijab dan menutup wajah dihadapan laki-laki asing, tentu mereka tidak akan meninggalkan kewajiban dengan tetap membuka wajah sewaktu ihram. Artinya sewaktu tidak mengerjakan ihram, mereka wajib menutup muka dan kedua tangannya. (lbnu Taimiyah, 1994: 92).
Sedangkan dalil yang ditunjukkan berdasarkan i'tibar sahih dan qiyas keumuman hukum yang dibawa syari'ah adalah pengakuan perkara-perkara yang merusak, perantaraannya dan ketercelaannya. Segala perkara yang bermanfaat secara murni atau setidaknya lebih kuat dibanding sifat kerusakannya maka diperintahkan untuk mengerjakannya sebagai perintah wajib atau dimasukkan sebagai perintah sunnah. (lbnu Taimiyah, 1994).
Persoalan keterbukaan aurat wanita dan banyak wanita membuka wajahnya bebas dipandang laki-laki asing, dijumpai mengandung kerusakkan. Diantara segi kerusakannya adalah; a). Fitnah. Wanita bisa menjadi pemfitnah (cobaan) atas dirinya sendiri dengan memoles wajah yang dapat mempercantik dirinya dan membanggakannya. b). Hilangnya perasaan malu dari wanita, yang tentunya dapat mengurangi keimanan dan mengeluarkan dirinya dari lingkungan fitrah yang justru diciptakan untuknya. c). Menjadi fitnah bagi kaum laki-laki, apalagi jika wanita yang memiliki kecantikan diatas rata-rata. d). Pergaulan bebas antara perempuan dan laki-laki. Bilamana perempuan telah melihat persamaan dirinya dengan laki-laki dalam keterbukaan
24
wajah dan kebebasan penutup aurat, maka tidak ada lagi perasaan malu yang dapat dipertahankan. (lbnu Taimiyah, 1994). Moenawar Chalil (1969) menyatakan bahwa yang dimaksud "melainkan yang biasa nampak" pada surat An-Nur ayat 31 ialah muka dan kedua telapak
tangan. Hal ini berdasar pada kutipan sahabat lbnu Abbas r.a. yaitu; "Perhiasan yang nampak itu adalah muka, celak mata, bekas pacar di tangan dan cincin". (Riwayat lbnu Jarir). (Chalil, 1969: 225).
Kemudian firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 59, yang artinya sebagai berikut; "Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin; "Hendak/ah mereka mengulurkan jilbabnya ke se/uruh tubuh mereka''. Yang demikian itu supaya mereka /ebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Al-Ahzab;59).
Yakni
bahwa para wanita muslimah jika keluar dari rumah selain
berkerudung, diperintahkan supaya memakai penutup kepala (kudung) dari atas kepalanya lalu diulurkan sedikit ke muka (dahinya). (Chalil, 1969: 226). Kata-kata dari ayat; "Dan hendaklah mereka mengu/urkan (kain) kerudung ke dadanya", ditafsirkan lbnu Abbas r.a. bahwa wanita harus menutupi, rambut,
leher dan dada. Kata "khumur" dalam ayat tersebut merupakan bentuk plural dari akar kata "khimar", yang berarti penutup kepala atau kerudung. Sedangkan kata "yadhribna" berasal dari kata "dharaba".
Dalam susunan
bahasa Arab, bila dharaba disatukan dengan kata depan '"a/a" maka maknanya adalah meletakkan sesuatu di atas sesuatu, sehingga dianggap pemisah atau penutup.
Adapun kata ''iuyub" pada ayat tersebut adalah
kiasan dari penutup dada, karena yang menutupi dada tak lain adalah kerah
25
baju. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa kaum wanita wajib menutupi rambut, daun telinga, leher, dan dada mereka. (Husein Al-Munawwar, 1988: 230).
Dasar lain dari dalil Al-Qur'an yang menjadi rujukan penggunaan cadar adalah seperti tercantum dalam QS. Al-Ahzab ayat 53, sebagai berikut;
Artinya: "Apabila kamu meminta sesuatu kepada mereka, maka mintalah dari be/akang tabir. Cara demikian tersebut lebih suci bagi hatimu dan hati mereka". (Al-Ahzab: 53).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa wanita harus tertutup pandangannya terhadap kaum lelaki. Mengenakan cadar akan membersihkan hati lelaki dan wanita serta menjauhkan kedua belah pihak dari perbuatan keji dan sebabsebab timbulnya fitnah.
Dalam pandangan Jumhur Ulama, maksud yang terkandung dalam surat AlAhzab ayat 53 tersebut yakni apabila kaum muslimin hendak berbicara dengan kaum muslimat yang bukan mahramnya supaya berada di belakang tabir atau tirai, sebagai jalan menjaga kekotoran syahwat yang mengganggu kaum lelaki. Sebab ayat tersebut diturunkan - menurut riwayat yang tercatat dalam kitab-kitab tafsir dan hadits - adalah bermacam-macam, antara lainnya;
Sahabat Umar bin Khattab r.a berkata kepada Rasulullah saw; "Ya Rasulullah, orang yang masuk rumah engkau itu ada yang baik dan ada yang tidak baik, ada yang tidak suka berbuat durhaka dan ada yang suka berbuat
26
durhaka, maka itu a/angkah baiknya jika engkau memerintahkan para ibu Mukminin dengan tirai atau dinding". Kemudian turunlah ayat tersebut.
Perkataan Umar r.a tersebut dikarenakan orang-orang yang datang ke rumah Nabi saw tidak mesti orang baik-baik atau berbudi luhur, tetapi terkadang ada golongan yang berbudi rendah. Maka alangkah baiknya jika Nabi saw memerintahkan kepada para isteri beliau supaya bertirai agar diri mereka tidak tampak bagi orang yang datang. (Chalil, 1969 : 220-221 ).
Tirai atau tabir dalam ayat tersebut adalah tabir yang berada di dalam rumah, sebagai jalan membatasi perempuan Islam dengan laki-laki asing (bukan mahramnya), agar pandangan kaum lelaki terpelihara, karena pada umumnya wanita yang berada di dalam rumah biasa membuka auratnya. (Chalil, 1969)
Kandungan perintah ayat "hijab" yakni pada surat Al-Ahzab ayat 53 pada awalnya dikhitabkan kepada Nabi saw dan diturunkan untuk para isteri beliau, tetapi perintah tersebut tidak khusus untuk mereka semata, ayat tersebut diperintahkan umum buat kalangan wanita muslim. Penjelasan tersebut terkandung dalam sambungan ayat; "yang demikian itu lebih suci bagi hatihatimu (lelaki) dan bagi hati-hati mereka (perempuan)". (Chalil, 1969).
Perintah ayat untuk para isteri Nabi saw adalah sebagai contoh dan suri tauladan bagi wanita muslim. Hal tersebut semata-mata untuk menutup timbulnya malapetaka antara kaum lelaki dan kaum perempuan lain jika bertatap muka berdepan-depan - sendirian - yang mungkin mengakibatkan sesuatu atau peristiwa yang tidak diinginkan kedua belah pihak. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, yang artinya;
27
"Barang siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian, maka janganlah ia bertemu muka - berdepan-depan - di suatu tempat dengan seorang wanita yang tidak ada sertanya mahram daripadanya, karena sesungguhnya yang ketiganya tentu syetan". (HR. Imam Ahmad dari Jabir r.a.). Para wanita muslim diperkenankan tidak berhijab atau bertirai di dalam rumah ketika bertemu dengan laki-laki muhrimnya, sebagaimana tercantum dalam firman Allah surat Al-Ahzab ayat 55, yang artinya;
"Tidak mengapa atas mereka (para muslimat) itu pada bapak-bapak meraka, anak-anak lelaki mereka, anak-anak lelaki bagi saudara /elaki mereka, anak-anak lelaki bagi saudara perempuan mereka, perempunperempuan muslimah dan para hamba sahaya yang menjadi milik mereka. Dan takutlah kamu kepada Allah SWT; karena sesungguhnya Allah Maha Mengatahui atas segala sesuatu". (Al-Ahzab: 55). (Chalil, 1969: 223).
Dari dalil-dalil yang telah dipaparkan Syaikh lbnu Taimiyah dan juga dalil dari firman Allah OS. Al-Ahzab ayat 53 mengenai wajibnya menutup seluruh aural bagi wanita muslimah tanpa kecuali termasuk muka dan kedua telapak tangan merupakan landasan yang digunakan pihak pesantren Fathiyyah ldrisiyyah dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dan diterapkan kepada para santriwatinya.
Alasan Penggunaan Cadar
Syaikh Muhammad Nashiruddin Albani (ulama dan ahli hadits) seperti dikutip Wahfiuddin Khan (2001) memandang bahwa wajah perempuan tidak termasuk bagian yang wajib ditutupi, namun ia menganjurkan sebaiknya ditutup untuk mencegah kejahatan mengingat dekadensi moral yang umum terjadi di masyarakat modern. Adapun peraturan memakai hijab menurutnya adalah sebagai berikut;
28
a). Hijab harus menutupi seluruh tubuh b). Hijab hendaknya bukan merupakan sumber daya tarik (pamer kemewahan). Firman Allah :
. (i i .. w. I->"""
YI) .,_,,.I •.J '::11
uu L:...:.l 1·: ··- ·. • . <::: Y.-'
. - •
(..H>-
0
t" . ,, . ·... , . .J (.)-'-,' ~ ~ u~ .J
··- ''[
Y.-'
"·.
Artinya: "Hendaklah kalian tetap dirumah dan jangan/ah berhias dan bertingkah laku seperti perempuan-perempuan jahiliyah masa /a/u". (QS. Al-Ahzab; 33). c). Hijab merupakan kain yang tebal dengan keyakinan bahwa pakaian tembus pandang hanya akan memperkuat daya tarik perempuan dan menjadi sumber kejahatan. d). Hijab merupakan pakaian yang lapang dan tidak sempit. e). Pakaian tidak menyerupai kaum laki-laki. f).
Pakaian tidak menyerupai pakain orang kafir.
g). Pakaian tidak boleh merefleksikan kebesaran dunia. (Khan, 2001: 181182).
Sedangkan R. Rusmini Suria Atmaja seperti dikutip Labib MZ (1990) menyatakan bahwa diantara alasan penggunaan cadar (hijab), adalah sebagai berikut; a). Memenuhi syarat peradaban sehingga tidak menyinggung rasa kesusilaan. b). Memenuhi syarat kesehatan, yakni melindungi tubuh dari gangguan luar seperti panas terik matahari dan udara dingin. c). Memenuhi rasa keindahan, sesuai dengan syari'at dan peradaban. d). Menutupi segala kekurangan yang ada pada tubuh. (Labib MZ, 1990: 251).
29
Ibrahim Amini, seperti dikutip Labib MZ (1990) menyatakan diantara diantara alasan penggunaan hijab adalah; a). Untuk melindungi secara lebih baik nilai-nilai sosial terhadap upayaupaya busuk yang menjadikan wanita sebagai objek tontonan. b). Dengan memperhatikan hijab Islam, perbuatan-perbuatan kotor dan tidak terpuji dapat dikendalikan. c). Dengan memakai hijab Islam, akan memberikan ketenangan lahir dan batin karena akan terbebas dari gangguan. (Labib MZ, 1990: 230)
2.1.3. AKHLAKUL KARIMAH
Pengertian
Akhlak merupakan nilai kepribadian manusia sebagai manifestasi dari akidahnya secara kongkrit. Pembinaan akhlak adalah hal yang sangat penting, sehingga Rasulullah saw sendiri telah menyatakan bahwa beliau diutus ke dunia adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Yunahar llyas menyatakan; "Perkataan akhlak sendiri berasal dari bahasa Arab yang secara etimologis (lughatan) merupakan bentukjamak dari khuluq yang bererti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi'at. Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan, seakar dengan kata kha/iq (pencipta), makhluq (yang diciptakan), dan khalaq (penciptaan). Kesamaan akar kata mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak Tuhan (Khaliq) dengan perilaku makhluk (manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya yang baru mengandung nilai akhlak yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak Tuhan (Kha/iq). Dari pengertian etimologis tersebut akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, tetapi
30
juga norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan a/am semesta". (llyas, 1999: 1).
Sedangkan secara terrninologis (ishthi/ahan), pengertian akhlak dirurnuskan para ahli ilmu akhlak, diantaranya;
Yunahar llyas ( 1999) rnengungkapkan pengerian akhlak sebagai berikut;
"Sifat yang melekat pada diri manusia akan mendorongnya untuk melakukan perbuatan lahiriah tanpa memerlukan pertimbangan. Dalam pandangan Islam yang menjadi pendorong paling kuat untuk melakukan suatu perbuatan yang baik adalah akidah, iman yang terpatri dalam hati. Iman adalah faktor yang mendorong manusia untuk berbuat ikhlas, mau bekerja keras, dan re/a berkorban demi kebenaran dan keadilan. Jika "motor keimanan" bergerak, maka keluarlah produksinya berupa amal sha/eh yang terpuji. Dengan demikian hanya dari jiwa yang disinari iman yang dapat memancarkan kebaikan dan akan mendapat nilai dan penghargaan disisi Allah. Perbuatan semacam itu dalam bahasa agama disebut akhlak mahmudah (akhlak terpuji). Berkenaan dengan ha/ itu. Rasulullah saw bersabda;
Artinya: "Sekali-kali tidaklah seorang mukmin merasa kenyang (puas) mengerjakan kebajikan menjelang puncaknya masuk surga". (HR Tirrnidzi). Sebaliknya ada perbuatan manusia yang dimotivasi hawa nafsunya tanpa didasari iman. Perbuatan tersebut dapat mencelakakan dirinya, bahkan dapat mencelakakan orang lain. Perbuatan semacam itu dalam bahasa agama disebut dengan akh/ak madzmumah (akhlak tercela). (llyas, 1999: 2).
Sedangkan akhlak rnenurut Al-Ghazali, seperti dikutip Yunahar llyas (1999) adalah garnbaran atau perwujudan dari sikap jiwa seseorang, daripadanya rnuncul perilaku yang rnudah dan otomatis tanpa bergantung pada pikiran dan penundaan. Artinya jika sesuatu yang rnuncul dari sikap jiwa adalah
31
perilaku terpuji menurut akal dan agama, maka sesuatu yang muncul tersebut dikatakan akhlak yang baik. Sedangkan jika perilaku yang muncul dari sikap jiwa adalah perilaku jahat, maka sesuatu yang muncul tersebut dikatakan dengan akhlak yang buruk. Selanjutnya Al-Ghazali menyatakan bahwa bukan masalah baik dan buruk tersebut, tetapi bagaimana untuk melatih jiwa supaya mempunyai sikap atau agar terbiasa siap dan rela berkorban sesuai dengan keyakinan, pandapat, atau keyakinan yang tersembunyi dalam jiwanya serta sesuai dengan apa yang diharapkan. (llyas, 1999: 7).
Selanjutnya Imam Al-Ghazali seperti dikutip Hamzah Ya'kub (1995) menggunakan perkataan "munjiyat" dalam pengertian akhlak yang baik. Artinya segala sesuatu yang memberikan kemenangan atau kejayaan yaitu berisi perbuatan-perbuatan yang baik terhadap Allah SWT, manusia, dan lingkungan. Sedangkan dalam pengertian akhlak tercela, beliau menjadikannya sebagai "muhlikat", artinya segala sesuatu yang membinasakan atau mencelakakan yaitu perbuatan-perbuatan buruk, tercela, dan merugikan bagi Allah SWT, diri sendiri, orang lain yang merasakannya dalam kehidupan, dan lingkungan alam sekitar. (Ya'kub, 1995: 95)
Selain perkataan akhlak, dalam kehidupan manusia berkembang pula istilah "etika". Kata ini berasal dari bahasa Yunani "ethos" yang berarti adat kebiasaan.
A. Mustafa (1997) menyatakan etika dalam pandangan filsafat: "Sesuatu ilmu yang antara perbuatan yang baik dan ha/ yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui aka/ pikiran". (Mustafa, 1997: 14).
32
Yunahar llyas (1999) beranggapan bahwa: "Dalam realitasnya, ada sebagian orang berpendapat bahwa "etika" dapat disamakan dengan "akhlak" dengan melihat persamaan, pada inti pembahasan keduanya sama-sama membahas permasalahan baik dan buruknya tingkah laku manusia. Adapun tujuan "etika" dalam pandangan filsafat adalah mendapatkan ide yang sama bagi manusia di setiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk sejauh dapat diketahui aka/ pi0ran manusia. Akan tetapi dalam upaya mencapai tujuan itu, etika menga/ami kesulitan karena pandangan masing-masing golongan tentang ha! yang baik dan buruk memiliki kriteria dan kualifikasi yang ber/ainan. Sebagai cabang dari filsafat "etika" bertitik tolak dari aka/ pikiran bukan dari agama. Maka disinilah letak perbedaan sesungguhnya antara etika dengan akhlak da/am pandangan Islam. Apabila dipandang sebagai sudut pandang ilmu pengetahuan, Islam memandang bahwa akhlak merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mengajarkan perbuatan baik dan buruk". (llyas, 1999: 30).
Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Bentuk Akhlak Manusia
Mahjuddin (2000) mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku dan akhlak manusia dalam kehidupannya, antara lain;
a.
Faktor Pembawaan (qarizahlinstinkJ
Garizah adalah suatu pembawaan yang menyebabkan seseorang dapat berbuat apa yang akan diketahuinya, tanpa terlebih dahulu memikirkan apa yang akan diperbuatnya, dan tidak pernah mengalami latihan sebelumnya untuk mengerjakan perbuatan ini.
Kecenderungan naluriah dapat dikendalikan oleh akal atau tuntunan agama, sehingga manusia dapat mempertimbangkan kecenderungannya tentang hal yang baik maupun yang buruk. Naluri tidak pernah berubah sejak manusia
33
dilahirkan, tetapi pengaruh negatifnya dapat dikendalikan oleh pendidikan atau pelatihan.
b.
Faktor Sifat-Sifat Keturunan !Al-Warasah)
Perpindahan sifat-sifat tertentu dari orang tua kepada keturunannya disebut dengan alwarasah atau warisan sifat-sifat. Warisan dari orang tua tersebut bisa bersifat langsung dan bersifat tidak langsung.
c.
Faktor Lingkungan dan Adat Kebiasaan
Pembentukan akhlak manusia sangat ditentukan oleh lingkungan alam dan lingkungan sosial (faktor adat kebiasaan). Dalam kehidupannya, pertumbuhan dan perkembangan manusia ditentukan oleh faktor dari luar dirinya yaitu melalui faktor pengalaman yang disengaja maupun tidak disengaja. Aspek pengalaman ini ditentukan melalui faktor pendidikan dan lingkungan alam.
d.
Faktor Agama
Agama berfungsi sebagai suatu sistem kemasyarakatan yang terkait dengan nilai akhlak. Diantara fungsi agama dalam kehidupan manusia sebagai berikut; i) Agama Sebagai Fungsi Sistem Kepercayaan
Agama harus selalu menjadi pegangan dalam kehidupan spiritual yang berbentuk ajaran keimanan dan ketakwaan yang akan menjadi motivasi dan pengendali sikap manusia. ii) Agama Sebagai Fungsi Sistem lbadah
Agama memberikan petunjuk tentang tata cara berkomunikasi dengan Sang Pencipta yang berupa ibadah, baik ibadah zikir, ibadah salat, ibadah zakat, ibadah puasa, dan yang lainnya.
34
iii) Agama Sebagai Fungsi Sistem Kemasyarakatan Yang Terikat Oengan Nilai Akhlak Setiap manusia dianjurkan oleh agama dalam berkomunikasi dengan sesamanya agar memilih penampilan dan cara-cara yang baik sesuai dengan nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat. (Mahjuddin,
2000: 25-27). Bentuk Akhlakul Karimah
Dalam pembahasan ini, bentuk akhlakul karimah yang akan dibahas adalah akhlakul karimah sebagai refleksi dari penggunaan cadar yaitu menutup au rat.
Pengertian Aurat
Aural berasal dari kata bahasa Arab yang secara literal berarti celah, kekurangan, sesuatu yang memalukan atau sesuatu yang dipandang buruk dari anggota tubuh manusia dan yang membuat malu bila dipandang. Dalam Al-Qur'an lafal aural disebut empat kali, dua kali dalam bentuk tunggal (mufrad) dan dua kali dalam bentuk plural Uama). Bentuk tunggal disebut dalam QS. Al-Ahzab ayat 13, sedangkan bentuk plural disebut dalam QS. An-Nur ayat 31 dan 58. Kata aural dalam surat Al-Ahzab ayat 13 diartikan oleh mayoritas ulama tafsir dengan celah yang terbuka terhadap musuh, atau celah yang memungkinkan orang lain (musuh) mengambil kesempatan untuk menyerang. Sedangkan aural dalam QS. An-Nur ayat 31 dan 58 diartikan sebagai sesuatu dari anggota tubuh manusia yang membuat malu apabila dipandang atau dipandang buruk untuk diperlihatkan. (Hussein Muhammad,
2001: ).
35
Fua'd Mohd. Fachruddin (1991) menyatakan bahwa perkataan aurat memiliki beberapa sumber, yaitu; a). 'Awira j~ yang berarti hilang perasaan. Kata ini pada umumnya memberi arti lidak baik serta dipandang memalukan dan mengecewakan. Bila kata ini menjadi sumber dari kala aural, maka aural berarti sesualu yang mengecewakan dan dipandang buruk. b). 'Aara j LS:- yang berarti menulup dan me11imbun, seperti menulup mata air dan menimbunnya. Maka aural adalah sesuatu yang dilutup dan ditimbun sehingga tidak dapat dilihat dan dipandang. c). A 'waraj ~ I yang berati sesuatu yang jika dilihat akan mencemarkan. Maka aurat berarti sesuatu anggota badan yang harus ditutup dan dijaga sehingga lidak menimbulkan rasa malu dan kecewa. (Fachruddin; 1991; 10-11).
Said Agil Husein Al-Munawwar menyatakan bahwa secara terminologis "aurat" adalah: "Suatu bagian atau organ tubuh yang tidak boleh kelihatan, yang menimbu/kan berahi (syahwat), membangkitkan nafsu angkara murka, sedangkan ia mempunyai kehormatan, dibawa oleh rasa malu supaya ditutup rapi dan dipelihara agar tidak mengganggu manusia lainnya, serta menimbulkan kemurkaan, padahal ketenteraman hidup dan kedamaian hendaklah dijaga sebaik-baiknya." (Husein Al-Munawwar, 1988: 216).
Aural hanya terdapat pada diri makhluk manusia, sebab manusia merupakan makhluk penilai hidup yang mempertimbangkan arti hidup, mempunyai rasa dan perasaan, memiliki sifat cemburu, diberi hak milik pribadi dan bertugas memelihara kesucian, kebersihan hidup berkeluarga dan bermasyarakat.
36
Batas-Batas Aurat
1.
Batasan Aurat Laki-Laki
Bagi laki-laki yang dinamakan aural adalah anlara pusal dan lulul baik dala shalal maupun waklu lainnya, hanya di dalam keadaan sendiri, maka auralnya adalah kedua kemaluan (kelamin). Diperintahkan unluk lidak membuka aural dihadapan orang lain dan dilarang melihal aural orang lain. Diriwayalkan dari Abi Ayyub Al-Anshary bahwa Rasulullah bersabda saw;
Artinya: "Aurat laki-laki adalah diantara atas lutut dan bawah pusaf'. (HR. Baihaqiy dan Daruqulhniy).
Demikian juga diriwayalkan dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari neneknya, bahwa Rasulullah saw bersabda;
.-1 .. -·1 ,-· - - 1 1r1.._)-"-' -·1i•:r - _)-"-' 1-..JJ-C l..s-' .J
1•·.1 10-· - - 1 1·1· ·.1 1 - .)_J-C l..s-' ,_ l..!-'?"->-'
(..H"->-'
.,~,~-·'ll
J=-'-:!
Artinya: "Janganlah seorang pria melihat aurat pria lainnya dan jangan pulalah wanita me/ihat aurat wanita". (HR. Abu Dawud). (Said Agil Husein AlMunawwar, 1988: 221 ). Muhammad lbnu Muhammad Ali (2002) menyebulkan bahwa aural kaum lelaki sebagai berikul;
37
a). Aurat laki-laki dalam shalat dan pada perempuan mahram-nya adalah bagian tubuh antara pusar dan lutut. Dalam ha! ini, pusar dan lutut bukanlah aurat, tetapi dianjurkan supaya ditutup karena sepadan dengan aurat. lni berdasarkan kaidah ushul fiqh;
Artinya: "Apa yang tidak sempurna yang wajib melainkan dengannya, maka ia adalah wajib". b). Aurat laki-laki pada perempuan asing (ajnabiyah) adalah sekalian badannya. (Muhammad Ali: 2002; 4).
Asy-Syaukani, seperti dikutip Husein Muhammad (2001) menyatakan bahwa para ulama ahli fiqh berbeda dalam tiga pendapat. Pendapat pertama yang dikemukakan Imam Syafi'ie, Imam Malik, dan Abu Hanifah, bahwa aurat kaum lelaki adalah antara pusat dan kedua lutut. Pendapat kedua menyatakan bahwa aurat laki-laki adalah alat kelamin (qubul), sekitar lubang anus (dubur), dan paha. Pendapat ketiga dikemukakan Adh-Dhahiri, lbnu Jarir, Al-lstakhri, salah satu riwayat Imam Malik dan lbnu Hanbal, bahwa aurat lelaki hanya qubul dan dubur, selebihnya bukan merupakan aurat. (Husein Muhammad: 2001 ).
2.
Batasan Aurat Perempuan
Para ahli hukum Islam (fuqaha) berbeda pandangannya kepada tiga pendapat, yaitu;
38
Pendapat pertama, dikemukakan Jumhur Ulama; Malik, Abu Hanifah, Syafi'i,
salah satu riwayat Imam Ahmad, Imam Hazm dari golongan Azh-Zhahiriyah, para sahabat Nabi dan Tabi'in (antara lain Ali, lbnu Abbas, 'Aisyah, Mujahid, Hasan, dan lain-lain), yang menyatakan bahwa aurat wanita merdeka yang wajib ditutup adalah seluruh tubuhnya kecuali muka dan kedua telapak tangan. Al-Auza'i dan Abu Tsaur Abu Hanifah, Al-Tsaury dan Al-Muzany menambahkan bahwa kedua telapak kaki bukan merupakan aural. Diantara dalil yang menjadi rujukan pada pendapat tersebut, antara lain;
• •
0
,",
'.
"
(..)-,! ,.,,,.._., ,
( \"\·.
•
.J
'.'
•
°' ' ·· °\;: j
0
er ., .! .J
~ .J~
..
'I\)'·(..)+-!.~ c.-"r_•.l.).;l> 0
.) _,....
"
0
1·
'•
l.).;l> .). '-'-"-!
''·
._,
l (..}-;' U • a 0
•
••
0
•
'
I ·• •,_ ii l t . · a • .l .,._, w..,o ~ LJ-" .J •
'
•
0
'
•
0
.·.·.1·i-.~.-.-.l~\_.,'')l'""
~-
.J ~ ~
0
• ~ .). •
Artinya: "Katakanlah kepada wanita beriman: Hendak/ah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) tampak dari padanya. Dan hendaklah mereka mentupkan kain kudung ke dadanya". (An-Nur: 31 ).
Kemudian hadits yang diriwayatkan Zar'ah bin Muslim bin Jarhad dari ayahnya, bahwa Rasulullah saw bersabda; ( ~.J.J
i.ll l.J ~ l.J (j~jil l.J .:i.J.J I .:i .J-! Io l.J.J foj:.,:C
4:J \,.! ~ i:D ::h.t.
Artinya: "Tutup/ah pahamu, karena ia adalah aurat". (HR. Abu Dawud, Turmudzi, Baihaqiy, dan Daruquthniy).
Pendapat kedua, dikemukakan A'aud, lbnu Jarir Ath-Thabari dan Atha yang
menyatakan bahwa aura! wanita adalah kedua kemaluan (depan dan belakang).
39
Dalil yang menjadi rujukan pendapat kedua, diantaranya; Firman Allah surat Al-'Araf ayat 22;
~
l.!l,) _9 ~
r o_g ··1 · j C
.
r
...j ,~ .... 1 ..J i·. '.'< ·1· . i· •.·1 ., ~ _J-UJ ~ W
l,..I_ 9} 0 "
.•
~ ...
("\'"\': w ly:. ';/I) Artinya: ... "Nampaklah kepada mereka auratnya (yakni Adam dan Hawaj. Dan mereka pun mulai menjalin daun-daun dari sorga". (Al-'Araf; 22). Mereka berkata: "yang ditutup adalah kemaluan depan dan belakang. Maka selain itu bukan merupakan aurat".
Sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan Siti Aisyah r.a., ketika duduk-duduk dan paha beliau terbuka, dan ketika Abubakar r.a. datang, beliau membiarkannya terbuka. Begitu pula ketika Umar bin Khattab r.a. datang, tetapi ketika Usman bin Affan datang beliau segera menutupnya. Lalu ditanyakan kepada beliau: "Kenapa engkau membiarkannya terbuka ketika
Abubakar dan Umar datang dan engkau segera menutupnya ketika Usman datang ?". Jawabnya ;
Artinya: "Tidak pantas bagiku untuk tidak malu kepada seseorang dimana para Malaikat malu kepadanya". (HR. Muslim). Mereka berkata: jika sekiranya kedua paha aurat, maka sesuatu yang tidak baik membukanya ketika Abubakar dan Umar datang.
Pendapat ketiga, dikemukakan Abubakar bin Abdurrahman (salah satu ahli
hukum Islam yang tujuh di Madinah/Fuqaha Sab'ah), salah satu riwayat Imam
40
Ahmad, dan sebagian Asy-Syafi'iyah menyalakan bahwa seluruh tubuh wanila adalah aural, lermasuk muka dan kedua lelapak langan juga kukunya. (Husein Al-Munawwar, 1988: 222-226).
Muhammad lbnu Muhammad Ali (2002) mengemukakan bahwa aural perempuan merdeka dinyatakan sebagai berikul; a). Aurat perempuan merdeka di dalam shalat adalah wajah dan kedua lelapak langan sampai pergelangan langan. Adapun telapak kaki cukup dilulup dengan lanah alau lanlai kelika berdiri. b). Aural perempuan merdeka di luar shalal; i.
Dihadapan lelaki asing (ajnab1) auralnya adalah seluruh lubuh, yang mencakup wajah, rambut, kedua lelapak langan (yang lampak dan lersembunyi), kedua telapak kaki (yang tampak dan tersembunyi). Wajah dan kedua lelapak langan tidak harus dibuka kelika menjadi saksi kecuali dalam keadaan darurat.
ii. Dihadapan perempuan kafir, auratnya adalah anggola lubuh yang lahir (lampak) ketika ia melakukan aktivilas di rumah, yang mencakup wajah, leher, kedua lelapak langan sampai kedua siku. Demikian pula aural lersebul berlaku dihadapan perempuan yang rusak moralnya. iii. Di dalam bercampur (khalwah) dengan muslimah dan pada lelaki mahramnya, auralnya mencakup anggola lubuh anlara pusar dan lulul seperti aural laki-laki dalam shalat. (Muhammad Ali: 2002: ).
Pada dasarnya dalil yang menjadi rujukan dan pedoman para ulama dalam menenlukan balasan aural wanita adalah terkandung dalam sural An-Nur ayal 31, yakni;
41
.(
11 ..
.' I I)
,).:!"-'
I ·. ~ ... ·. 1·
... ~
->+-"'
L.tl/ .I •.i.J-6-1-YJ. , .....
Artinya: "Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman; Hendaklah mereka menahan pandangannya, memelihara kema/uannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali yang nampak daripadanya" ... (An-Nur: 31 ).
lbnu Rusyd dan Asy-Syaukani menyatakan bahwa perbedaan pendapat ulama mengenai balas aural perempuan lerlelak pada penafsiran frasa "ilia maa zhahara minha" (kecuali yang biasa lampak lerbuka). Dalam ayat
lersebul perempuan wajib menulup auratnya (zinat) kecuali yang biasa lerbuka. Ada beberapa inlerprelasi lenlang pengecualian ''yang biasa terbuka". Sebagian menyalakan bahwa yang lermasuk kalegori "il/aa maa zhahara minha" adalah muka dan lelapak langan. Muka dan lelapak langan
lermasuk aural yang tidak wajib dilulup. Sebagian lain menyalakan bahwa muka, kedua lelapak langan, dan kedua lelapak kaki lermasuk pengecualian dan lidak wajib ditulup, bahkan sampai setengah lengan langan dan sedikil dialas lumit. Ada pula yang mengalakan bahwa lapal ii/a maa zhahara minha adalah sesualu yang terbuka secara tidak sengaja, seperti tersingkap angin, terjatuh, atau terkena hal-hal lain yang tanpa disengaja membuka auratnya. Bagi pendapat terakhir, bahwa seluruh anggota tubuh perempuan termasuk muka, kedua telapak tangan, dan kedua telapak kaki adalah aurat yang wajib ditutup tanpa ada pengecualian. (Al-Jashash, 1405 H: 172).
Aural dengan pengertiannya yang mendalam menjadikan alam berbicara siang dan malam. Aurat dengan sifatnya yang menonjol meliarkan pandangan dan menjauhkan khayal. Aurat yang dipertunjukkan meringankan perasaan mendapatkannya. Yang terpenting dalam setiap persoalan adalah mengetahui arti daripadanya. Kalau seorang muslim atau muslimah mengerti
42
dan mengetahui arti "au rat" pasti akan dijaga dengan seluruh tenaga dan akan melindunginya dari mata musuh dan lawan.
2.2. Kerangka Berpikir Dari uraian tersebut, bahwa motivasi merupakan kuatnya dorongan (dari dalam diri) yang membangkitkan semangat pada makhluk hidup, yang kemudian hal itu menciptakan adanya tingkah laku dan mengarahkannya kepada suatu tujuan tertentu. Motivasi menjalankan fungsi utama bagi makhluk hidup yaitu dengan mendorongnya untuk lebih bertanggung jawab dengan memenuhi kebutuha-kebutuhan primer yang terpenting bagi keberlangsungan hidup dan eksistensi dirinya.
Kekuatan dari motivasi tersebut memberi lecenderungan untuk bertindak. Artinya motivasi tersimpul dari tingkah laku atau motivasi pada diri individu dapat diinterpretasikan dari tingkah lakunya.
Munculnya dorongan untuk berperilaku pada diri seseorang bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Sifat intrinsik yang ada dalam diri manusia berupa kebutuhan, pengetahuan, dan aspirasi cita-cita. Kondisi intrinsik ini akan terus dilakukakn untuk menggerakkan tingkah laku, mengarahkan tingkah laku, dan menopang tingkah laku agar mendapat pengakuan dari sifat ekstrinsik yang berupa ganjaran, hukuman , dan persaingan.
Setiap manusia akan selalu berusaha menampilkan perilaku yang ciapat diterima atau perik\laku yang akan mendatangkan ganjaran dan akan menghindari hal-hak yang akan mendatangkan hukuman. lni dilakukan
43
sebagai proses untuk memperoleh keseimbangan dalam hidup. Lebih lanjut Abraham Maslow (1970) dalam bukunya Motivation and Personality menyatakan bahwa sifat-sifat baik dan teratur yang ditampilkan tersebut merupakan bentuk dari kebutuhan rohani atau kebutuhan fitrah (natural) yang untuk memenuhinya tergantung kepada kesempurnaan perkembangan kepribadian individu dan kematangannya. (Maslow, 1970: 37)
Konsep pemunculan perilaku yang ditampilkan manusia disebut dengan akhlak, dan perilaku dan sifat yang baik disebut dengan akhlakul karimah. Konsep akhlakul karimah harus tetap tertanam dalam jiwa setiap individu sebagai sarana untuk memperoleh keseimbangan dalam hidup.
Salah satu manifestasi dari penerapan akhlakul karimah adalah dengan adanya perintah berpakaian yang menutup aural untuk laki-laki dan perempuan yang batasan tentang cara menutupnya harus disampaikan pakar yang berwenang. Dalam hal ini batasan aurat untuk perempuan lebih luas daripada laki-laki. Dan salah satu sarana untuk menutup aurat adalah dengan menggunakan cadar atau seluruh tubuh harus tertutup tanpa kecuali.
Perilaku yang ditampilkan dengan memakai cadar ini telah diaktualisasikan para santriwati Pondok Pesantren Fahiyyah ldrisiyyah Tasikmalaya. Yang terpenting dalam hal ini adalah bahwa cadar yang digunakan sebagai salah satu media penutup aurat harus dilaksanakan sebagai perwujudan dari pencapaian akhlakul karimah. Artinya bahwa dorongan berperilaku untuk memakai cadar dilaksanakan sebagai salah satu upaya membetuk dan mencapai akhlakul karimah, tidak dijadikan sebagai bentuk penyesuaian terhadap disiplin yang diterapkan pihak pesantren semata atau suatu keterpaksaan. Maka dalam hal ini penulis berasumsi bahwa motivasi penggunaan cadar akan berpengaruh terhadap akhlakul karimah.
44
2.3. Hipotesis Penelitian Hipotesis Nol (Ho) : X # Y
X = Variabel bebas Y = Variabel terikat Atau dapat dirumuskan motivasi penggunaan cadar tidak berpengaruh terhadap akhlakul karimah.
Hipotesis Alternatif (Ha) : X = Y
X = Variabel bebas Y
=Variabel terikat
Atau dapat dirumuskan bahwa motivasi penggunaan cadar berpengaruh secara signifikan terhadap akhlakul karimah.
BAB3 METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab 3 akan dikemukakan proses metodologi dalam penelitian ini. Pembahasan mencakup; jenis dan metode penefitian, metode dan instrumen dalam pengumpulan data. Dengan data yang diperoleh akan menjawab pertanyaan penefitian, yaitu apakah motivasi penggunaan cadar berpengaruh terhadap akhlakul karimah ?.
Pada bab ini akan dibahas juga populasi dan sampel penelitian, termasuk bagaimana proses seleksi atau kriteria dalam menentukan sampel dari populasi. Kemudian akan diuraikan analisa data yang diperoleh. Pada bagian akhir akan dibahas pelaksanaan pilot study sebagai proses menguji validitas dan reliabilitas, main study yang menguraikan tahapan pelaksanaan penelitian dan etika penelitian.
3.1.
Desain Penelitian
Sebagai data pokok yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah pengaruh motivasi penggunaan cadar terhadap akhlakul karimah. Dalam hal ini untuk memperoleh data, peneliti akan menggunakan pendekatan deskriptif korelasionai dengan menggunakan statistik yang akan dikuantifikasikan menjadi data kuantitatif melalui angket dan bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila terdapat hubungan, seberapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut Dalam riset korelasi, individu-individu yang dipilih adalah mereka yang menampakkan perbedaan dalam beberapa variabel (critical variabef) yang sedang diteliti. (Arikunto, 1998: 251 ). 45
46
Proses penelitian diawali dengan mengacu pada studi pustaka yang bertujuan mencari teori-teori, dan konsep yang akan dijadikan landasan penelitian. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan teknik statistik point biserial, kemudian dilakukan interpretasi serta analisis untuk memperoleh kesimpulan.
3.2.
Pengumpulan Data
3.2.1.
Metode dan lnstrumen
Dalam proses penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik angket yang berbentuk skala yang diberikan secara langsung kepada subjek penelitian.
Angket atau kuesioner merupakan daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individual maupun kelompok, dengan tujuan mendapatkan informasi dan data pada suatu penelitian, seperti preferensi, keyakinan, minat, dan perilaku. (lbnu Hajar, 1996: 181).
Dalam hal ini penulis akan menggunakan teknik angket tertutup (terstruktur). Jawaban dalam bentuk angket tertutup ini telah tersedia, sehingga subjek tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan dirinya. Respon yang diberikan dalam bentuk angket ini berbentuk pendek atau subjek tinggal memberikan tanda check(.,/) pada tiap item. Cara ini lebih menyenangkan subjek yang harus memberikan respon, karena tidak melelahkan pengolahan data yang diperoleh menjadi lebih mudah. (Best, 1988).
47
Alat pengumpul data dalam kedua skala tersebut adalah;
1.
Skala Motivasi Penggunaan Cadar
Dalam penyusunan angket pada skala motivasi, penulis berpedoman pada teori Muhibbin Syah dan Nana Syaodih Sukmadinata, yaitu motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, dan motivasi insentif (incentive motivation).
Tabel 1. Sebaran Skala Motivasi Variabel
lndikator
Favorable
Motivasi , Mot1vasi lntrinsik_J3,4,6~7,20,24,39
Unfavorable
Jumlah
1,5,22,23,28,3
15
3,40
i Motivasi Ekstrinsik
I
I i
.J
I
10, 14, 15.29
2,8,25,26,32
9, 10,12, 18, 19,27
13,16,17,21,30
,31,34
,35,36,37,38
~
19
21
40
10
I I
Motivasi lnsentif
Total
2.
Skala Akhlakul Karimah
Angket pada skala akhlakul karimah berpedoman pada bentuk akhalkul karimah yang merupakan refleksi dari penggunaan cadar yaitu menutup aural
48
Tabel 2. Sebaran Skala Akhlaku! Karimah uiabel
lndikator \Favorable
Menutup
3rimah
1,2,4, 10, 15, 16,20, ) 3,5,6,7,8,9,11,12,13,14,17, 21,24,25,26,27,28,
au rat
[ Unfavorable
IJumlah I I
I18, 19,22.23.29,31,33,34.36
I
I
I'
30,32,35,38,39,40 [ .37,41
----1
>tal
L_
141
Dari kedua tabel tersebut terdapat 40 butir pernyataan pada skala motivasi penggunaan cadar dan 41 butir pernyataan pada skala akhlakul karimah. Dalam menyusun skala tersebut, penulis menggunakan dua alternatif jawaban dan skor yang ditetapkan pada setiap jawaban. Kedua alternatif jawaban tersebut yaitu Ya dan Tidak, dengan skor 1 untuk jawaban benar dan O untuk jawaban salah.
3.2.2.
Populasi dan Sampel
Penelitian ini akan dilakukan pada santri Pondok Pesantren Fathiyyah ldrisiyyah yang berlokasi di Kampung. Pagendingan Desa. Jatihurip Kecamatan. Cisayong Kabupaten. Tasikmalaya Jawa Barat, dengan jumlah populasi 120 santri yang dikhususkan pada santriwati.
Teknik sampel yang akan digunakan adalah teknik Sampel Acak (Random Sampling). Dalam teknik ini peneliti "mencampur" subjek-subjek dalam
populasi sehingga subjek tersebut dianggap sama. Peneliti memberi hak sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel, maka penelitian terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampeL (Arikunto, 1998: 120).
49
Dari populasi 120 orang (kelas I, II, dan Ill Madrasah Aliyah), peneliti mengambil sampel sebanyak 35 responden dari atau 29-30% (120x29/100 = 34,8 / 120x30/100 = 36). Hal ini dilaksanakan karena; a.
Keterbatasan waktu, dana, dan tenaga,
b.
Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, dan
c.
Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti, seperti penelitian yang resikonya besar dengan jumlah sampel yang besar, hasilnya akan lebih baik. (Arikunto, 1998).
3.2.3.
Prosedur Pengumpulan Data
Setelah melakukan pengembangan instrumen dan pemilihan sampel, langkah berikutnya adalah pengumpulan data. Pengumpulan data dalam penelitian langsung berhadapan dengan sumber informasi (subjek penelitian). Kemudian peneliti memberikan informasi kepada subjek mengenai manfaat, tujuan, pentingnya partisipasi subjek, dan prosedur untuk meresponnya. Untuk memperoleh hasil yang mencerminkan kejujuran dan kebenaran, maka peneliti memberikan hak-hak subjek sesuai dengan etika penelitian, yaitu identitas subjek dirahasiakan, data hanya digunakan dalam penelitian ini, dan lembar persetujuan subjek yang menyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam mengisi angket.
Untuk menghindari subjek yang tidak memberikan respon terhadap butir item yang diberikan, peneliti akan menyebarkan instrumen kepada subjek lebih banyak dari total yang ditargetkan. (Jbnu Hajar, 1996: 190).
50
3.2.4.
Analisa Data
Pengolahan data dalam penelitian merupakan suatu langkah penting dan mutlak dilaksanakan agar data yang diperoleh memiliki arti, sehingga penelitian yang dilakukan memberikan kesimpulan yang benar. Analisa data data yang digunakan adalah analisa statistik, sebagai cara untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (variabel bebaslvariabel X) yaitu motivasi penggunaan cadar dengan variabel dependen (variabel
terikatlvariabel Y) yaitu akhlakul karimah.
lnstrumen
Untuk menganalisis validitas item digunakan rumus korelasi point biserial (point biserial correlation). (Suharsimi Arikunto, 1998: 210). Rumusnya sebagai berikut;
fpbis
=Mp St
Mt \
LP
\)Cf
Keterangan : rpbis
= Koefisien Korelasi Point Biserial.
Mp
= Mean skor total dari subjek yang menjawab betul item yang dicari
korelasinya dengan tes.
St
=Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes). =Standar Deviasi skor total.
p
= Proporsi subjek yang menjawab betul.
q
=1- p
Mt
51
Sedangkan untuk menghitung reliabilitas angket akan digunakan teknik Alpha Crombach, dengan rumus sebagai berikut.
(Saifuddin Azwar, 2003: 62);
Keterangan: ex
: Reliabilitas lnstrumen
k
: Jumlah belahan tes
sj2
: Jumlah varians dari
sx2
: Jumlah varians dari skor tes
skor item
Analisa Data Akhir
Dalam penelitian ini data yang diperoleh berdistribusi normal, maka analisa data akan mengunakan korelasi product moment untuk pengujian hipotesis agar diketahui hubungan antar variabel. Rumus yang digunakan adalah;
Keterangan: rxy
: Koefisien Korelasi variabel x dengan variabel y
l_xy
: Jumlah hasil perkalian skor x dan skor y
l_x
: Jumlah nilai dari tiap butir
l_y
: Jumlah nilai konstan yang diperoleh individu
N
: Jumlah subyek penelitian
52
3.3.
Pilot Study
Sebelum penelitian dilaksanakan, penulis melakukan uji coba (try out) alat tes. Uji coba dilakukan dengan teknik accidental sampling yaitu mengambil sampel dengan cara memilih orang-orang terdekat atau yang pertama kali berhasil dijumpai yang memiliki ciri dan karakteristik yang sama dengan subjek.
3.3.1.
Validitas Tes
Untuk mengetahui validitas tes, proses interpretasi penghitungan data yang diperoleh akan menggunakan program Windows Excel 2000.
3.3.2.
Reliabilitas Tes
Dalam proses pengujian 1;,1gkat reliabilitas instrumen akan digunakan rumus Alpha Crombach, karena skor penilaiannya menggunakan data interval. Sementara penghitungannya menggunakan program Windows Excel 2000 yang menghasilkan angka koefisien reliabilitas sebesar 0,99 untuk skala motivasi penggunaan cadar, dan angka koefisien reliabilitas sebesar 0, 44 untuk skala akhlakul karimah.
53
3.4.
Main Study
Tahapan Persiapan
Dalam tahap penelitian ini, peneliti melakukan beberapa ha! penting, antara lain; a.
Pengurusan surat izin ke fakultas.
b.
Mempersiapkan instrumen yang sebelumnya dilakukan kajian pustaka untuk memperoleh alat ukur yang sesuai.
c.
Membuat instrumen dengan jumlah 40 butir pernyataan untuk skala motivasi penggunaan cadar dan 41 butir pernyataan untuk skala akhlakul karimah.
d.
Setelah jumlah butir pernyataan tersusun, lalu dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instn1men. Uji coba ini dilakukan pada tanggal 25 Pebruari sampai dengan 28 Pebruari 2004, yang diberikan kepada santriwati Pondok Pesantren Fathiyyah ldrisiyyah Pagendingan Tasikmalaya Jawa Barat.
Pelaksanaan
Setelah melakukan proses, dan kedua alat ukur memenuhi standar validitas, maka kedua skala disebarkan sesuai dengan responden penelitian. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 10 April 2004 s/d 17 April 2004, dengan subjek penelitian adalah santriwati Pondok Pesantren Fathiyyah ldrisiyyah yang berlokasi di Kampung. Pagendingan Desa. Jatihurip Kecamatan. Cisayong Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat.
BAB4 HASIL PENELITIAN
Setelah melakukan penelitian di lapangan, diperoleh data dari pengumpulan angket yang disebarkan kepada responden penelitian. Maka, pada bab empat ini akan diketengahkan mengenai gambaran umum subjek penelitian dan presentasi data yang diperoleh setelah dilakukan pengolahan data statistik beserta interpretasinya.
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan hasil dari penyebaran data lewat angket kepada 50 responden. Kuesioner yang kembali berjumlah 35 kuesioner. Adapun data responden yang akan dianalisis sebanyak 35 responden. Seluruh responden yang dipilih adalah santriwati Pondok Pesantren Fathiyyah ldrisiyyah Tasikmalaya Jawa Baral, yang dikelompokkan berdasarkan tingkatan kelasnya masingmasing.
Tabel. 3 Gambaran umum populasi dari tingkatan kelas adalah sebagai berikut: Kelas
Jumlah
Prosentase
Kelas I
40 Siswi
33, 4%
Kelas II
30 Siswi
25%
Kelas Ill
50 Siswi
42%
Jumlah
120 Siswi
100 %
'i4
55
Berdasarkan tingkatan kelas, maka kelas Ill (tiga) menempati urutan pertama yang memiliki siswi paling banyak yang berjumlah 50 orang atau 42% dari keseluruhan jumlah populasi. Kelas II (dua) memiliki siswi sebanyak 30 orang atau 25% dari keseluruhan jumlah populasi, sedangkan jumlah siswi kelas I (satu) 40 orang atau 33,4%.
Adapun jumlah responden berdasarkan tingkatan usia adalah sebagai berikut:
Tabel. 4 Penyebaran populasi berdasarkan tingkatan usia Usia
Jumlah
Prosentase ~
~-
14-15 Tahun
45 Siswi
37,5%
16 - 17 Tahun
50 Siswi
42%
18 Tahun Keatas
25 Siswi
21 %
Jumlah
120 Siswi
100 %
--
I
!
Dari tingkatan usia dapat diinterpretasikan bahwa santriwati yang berusia 1415 tahun berjumlah 45 orang atau 37,5% dari keseluruhan subjek. Tingkat usia 16-17 tahun berjumlah 50 orang atau 42% dari keseluruhan subjek, dan yang berada pada tingkatan usia 18 tahun keatas berjumlah 25 orang atau 21% dari keseluruhan subjek.
56
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Tabel. 5 Sampel Penelitian -·
Ke las
Jumlah
Prosentase
Kelas I
10 Siswi
28,6 %
Kelas II ·
10 Siswi
28,6%
Kelas Ill
15 Siswi
42,8%
Jumlah
35 Siswi
100 %
l -~ I I'
I !
Dari tabel tersebut, jumlah responden yang diambil dari kelas I (satu) berjumlah 1O orang atau 28,6%, responden yang diambil dari kelas II (dua) berjumlah 10 orang atau 28,6%, dan jumlah responden yang diambil dari kelas Ill (tiga) berjumlah 15 orang atau 42,8%.
Tabel. 6 Gambaran responden berdasarkan skor motivasi penggunaan cadar ~·
Skor
Frekuensi
Prosentase
21 -23
1
2,8%
18-20
6
17, 1%
15 - 17
16
45,7%
12-14
12
34,3%
Jumlah
35
100%
Nilai Rata-Rata: 15,514
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata skor motivasi penggunaan cadar adalah 15, 514. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 16 responden berada diatas nilai rata-rata, sedangkan 19 responden berada di bawah nilai rata-rata.
57
Tabel. 7 Gambaran responden berdasarkan skor akhlakul karimah I I !
!
Skor
Frekuensi
17-19
5
Ii
Prosentase
! '
14,3%
!,
11
l
11 - 13
16
I
' !
45,7%
8- 10
3
I
'
8,6%
Jumlah
35
I i
100%
14-16
'
!
I
31,4%
I I'
Nilai Rata-Rata: 13,657
Sedangkan dari label yang tercantum menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor akhlakul karimah adalah 13,657. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 16 responden berada diatas nilai rata-rata, sedangkan 19 responden berada di bawah ni/ai rata-rata.
4.2. Presentasi Data 4.2.1.
Uji lnstrumen Penelitian
Serdasarkan hasil analisa statistik dengan rumus korelasi point biserial <epada 35 responden terhadap 40 butir pernyataan ska/a motivasi Jenggunaan cadar, maka diperoleh 23 item yang bermakna pada distribusi 90 = 0,853, dan dari tabel harga kritik r product moment dengan N=35, harga t(95%) =
0,334 dan
ft(99%J =
0,430. Ke-23 item tersebut masing-masing item no.
'., 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 13, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 26, 29, 32, 33, 34, 37, Ian 38. Sedangkan dari 41 butir pernyataan yang disebar kepacia 35 'sponden diperoleh 22 item yang bermakna pada distribusi 190 = 0,853, dan
58
dari tabel harga kritik r product moment dengan N=35, harga
ft(95%l =
0,334
dan r1 (99%) = 0,430. Ke-22 item tersebut masing-masing no. 2, 3, 4, 7, 8, 10, 11, 15, 17, 19, 20, 24, 25, 27, 28, 29, 33, 34, 36, 38, 40, dan 41.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa skala motivasi penggunaan cadar dengan rumus alpha mempunyai keterandalan yang baik dengan koefisien reliabilitas 0,99 pada taraf signifikansi 0,05. Sedangkan untuk skala akhlakul karimah memiliki keterandalan dengan koefisien reliabilitas 0,44 pada taraf signifikansi 0,01.
4.2.2.
Uji Persyaratan
Uji Normalitas
Dari hasil pengolahan data pada label uji kerja normalitas variabel X dinyatakan bahwa hipotesis nol (Ho) yaitu distribusi data populasi normal, sedangkan hipotesis alternatinya (Ha) berupa distribusi data populasi tidak normal. Dengan jumlah responden 35 orang (N=35) pada taraf signifikansi 5% atau 0,05 diperoleh nilai L sebesar 0, 161, sedangkan nilai Lo adalah 0, 1347. Dengan demikian karena distribusi nilai Lo lebih kecil dari distribusi nilai L maka Ho diterima. Artinya bahwa populasi berdistribusi normal.
Sedangkan hasil uji kerja normalitas pada tabel variabel Y dinyatakan pula bahwa dalam hipotesis nol (Ho) diyatakan bahwa distribusi data populasi normal dan dalam hipotesis alternatif (Ha) dinyatakan bahwa distribusi data populasi tidak normal. Dengan jumlah responden 35 orang (N=35) pada taraf signifikansi 5% atau 0,05, diperoleh nilai L sebesar 0, 161, sedangkan nilai Lo sebesar 0, 1448. Dengan demikian karena distribusi nilai Lo lebih kecil dari
59
distribusi nilai L maka Ho diterima. Artinya bahwa populasi berdistribusi normal.
Uji Homogenitas
Dalam hipotesis nol (Ho) dinyatakan bahwa populasi adalah homogen, sedangkan dalam hipotesis alternatif (Ha) dinyatakan bahwa populasi tidak homogen. Dengan taraf nyata 0,05 dari daftar distribusi frekuensi chi-kuadrat dengan dk=1, maka diperoleh nilai X2 1abel (s 3 ,11
hit
sebesar 0, 163, sedangkan nilai X2 2
adalah 3,841. Dengan demikian karena nilai X
hit
lebih kecil dari
nilai X2 label maka Ho diterima pada taraf nyata 0,05. Artinya bahwa varians populasi homogen.
4.2.3.
Uji Hipotesis
Untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan peneliti berdasarkan hasil perhitungan data dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Product Moment didapatkan koefisien kore!asi sebesar 0,97, yang berarti hipotesis no! (Ho) yang menyatakan bahwa motivasi penggunaan cadar tidak berpengaruh terhadap akhlakul karimah ditolak, karena nilai koefisien korelasi yaitu 0,97 berada diantara 0, 75 - 1 (lihat tabel arti koefisien korelasi r), maka hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa motivasi penggunaan cadar berpengaruh secara signifikan terhadap akhlakul karimah
diterima. Artinya bahwa motivasi penggunaan cadar berhubungan atau merupakan sumber bagi terbentuknya akhlakul karimah.
60
Tabel. 8 Arti koefisien korelasi (M. Mochtar, 1999; 362) Koefisien Korelasi 0- 0.25
Tidak ada hubungan atau hubungan femah
0.25- 0.50
Hubungan sedang
0.50- 0.75
Hubungan cukup erat
0.75 - 1
Hubungan amat erat sampai sempurna
4.2.4.
I I
I
Uji Keberrnaknaan
Dari hasil pengolahan data dengan responden 35 orang pada taraf signifikansi 5% atau 0,05 diperoleh nilai t tabel sebesar 2,048, sedangkan nilai t hitung dari koefisien korelasi 0,97 adalah 26,3199. Dengan demikian karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, diperoleh kesirnpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi penggunaan cadar terhadap akhllakul karimah.
BAB5 KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN
Pada bahasan bab terakhir ini diketengahkan mengenai kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, kemudian penulis mencoba mendiskusikan hasil penelitian tersebut dengan teori yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dan saran penulis untuk penelitian selanjutnya.
5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan intrerpretasi data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan bahwa Ho atau pernyataan mengenai motivasi penggunaan vadar tidak berpengaruh terhadap akhlakul karimah ditolak. Adapun Ha atau pernyataan mengenai moyivasi penggunaan cadar berpengaruh terhadap akhlakul karimah teruji kebenarannya, maka Ha diterima. Artinya bahwa motivasi penggunaan cadar merupakan sumber bagi terbentuknya akhlakul karimah pada diri santriwati Pondok Pesantren Fathiyyah ldrisiyyah. Karena hasil perhitungan yang menunjukkan hubungan antara variabel nilai X dan variabel nilai Y searah dalam arti kenaikkan nilai variabel motivasi penggunaan cadar diikuti oleh meningkatnya nilai variabel akhlakul karimah, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi motivasi santri dalam menggunakan cadar maka semakin tinggi pula proses untuk mencapai tingkat akhlakul karimah.
61
62
5.2. DISKUSI
Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi penggunaan cadar dengan akhlakul karimah. Artinya semakin tinggi motivasi para santri dalam menggunakan cadar maka mereka akan memperoleh akhlakul karimah. Oleh karena itu, apabila tujuan penggunaan cadar ingin tercapai secara maksimal dengan menghasilkan akhlak yang baik, maka para santri harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai cadar itu sendiri.
Perihal tersebut sejalan dengan pernyataan Abu Fathan (1992) yang menyatakan bahwa seseorang akan menjalankan perintah agama (Islam) dengan baik apabila memiliki motivasi yang tertanam dalam dirinya. Seperti halnya perintah agama Islam untuk menutup aurat. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa motivasi seseorang dalam menggunakan cadar tergantung beberapa hal berikut, yaitu;
'
1.
Karena didasari ilmu, iman, dan takwa.
2.
Karena hendak menonjolkan eksistensi dan perbedaan dirinya.
3.
Karena pengaruh dan tekanan pihak tertentu.
4.
Karena faktor lingkungan, kebudayaan, dan pendidikan.
Hasil dari penelitian ini sejalan pula dengan hasil pada penelitian Asep Kandi Diningrat (2004) yang dinyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara orientasi religius dengan motivasi berpakaian dekoratif atau motivasi berpakaian sebagai proses untuk memperindah diri, tampil menarik, dan sesuai dengan keinginan mahasiswi. Artinya semakin tinggi orientasi nilai religius pada mahasiswi maka mereka cenderung dekoratif dalam berpakaian.
63
Dalam hal ini kekuatan dari motivasi memberi kecenderungan untuk bertindak. Artinya motivasi pada diri seseorang dapat diinterpretasikan dari tingkah lakunya. Tingkah laku yang menjunjung tinggi nilai moral akan memberikan ketenangan dalam hidup. Artinya para santri harus dapat mengaktualisasikan norma dan nilai sehingga kehidupan yang senantiasa dilandasi keimanan dan akhlak yang baik dapat tercapai. Maka motivasi dalam menggunakan cadar harus terus terpelihara sebagai jalan untuk memperoleh derajat kemuliaan akhlak.
5.3. SARAN
Bagi para santri terutama santriwati agar selalu menjaga perilaku dan sikap sebagai seorang muslimah, yaitu dengan senantiasa menutup aurat yang baik dan benar dan selalu menjaga motivasinya dalam menggunakan cadar sebagai manifestasi untuk memperoleh derajat kemuliaan akhlak.
Penulis menyadari betul bahwa dalam proses penulisan skripsi ini terdapat berbagai kekurangan dan kelemahan terutama dalam proses penelitiannya, maka kepada peneliti yang lain yang berhasrat untuk melakukan penelitian dengan dengan meneliti masalah yang sama, disarankan untuk dapat menutupi segala bentuk kekurangan dan kelemahannya dan agar lebih memperdalam kajian permasalahan dan menambah jumlah populasi dan sampel penelitiannya.kualitas dan instrumen penelitian lebih ditingkatkan dengan menggunakan teori-teori dan informasi-informasi yang lebih aktuaL Dan alangkah lebih baik penelitian selanjutnya menggunakan pendekatan kualitatif untuk memperoleh hasiJ yang lebih mendalam mengenai
64
permasalahan motivasi penggunaan cadar yang berpengaruh terhadap akhlakul karimah, agar diperoleh hasil yang lebih baik dan mendekati kepada kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, (2001 ), Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta: Rajawali Press. Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, (2004), Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Prenada Media. Abu Fathan, (1992), Panduan Wanita Shalihah, Jakarta: Asaduddin Press. Abu Zakki Achmad, (1993), Pedoman Wanita Sha/ihah, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Al-Jashash, Ahmad Bin Ali Ar-Razi, (1405 H), Ahkam Al-Qur'an, Beirut: Dar al-lhya at-Turats al-'Arabi. Ahmad Husnan, (1995), Hukum Berjilbab Dan Bercadar, Solo: Ulul Albab Press. Ahmad Mustafa, (1997), Akh/ak Tasawuf, Bandung: CV. Pustaka Selia. Anton M. Meliono dkk, (1990), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Atkinson, Rita L, Introduction To Psvcholoqv, Pengantar Psikologi: Nurjanah Taufik (terj), (1999), Jakarta: Erlangga. Fu'ad Mohd. Fachruddin, (1991), Aural Dan Jilbab Dalam Pandangan Mata Islam, Jakarta, CV. Pedoman llmu Jaya. Hamzah Ya'kub, (1993), Etika Islam, Bandung: CV. Diponegoro.
66
Husein Muhammad, (2001 ), Fiqh Perempuan; Refleksi Kyai Atas Wacana Agama dan Gender, Yogyakarta: LKiS. lbnu Hajar, (1996), Dasar-Dasar Metodo/ogi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rajawali Press. James P. Chaplin, (1999), Kamus Lengkap Psiko/ogi, Kartini Kartono (terj), Jakarta: Rajawali Press. Labib MZ, (1990), Wanita Dan Jilbab, Gresik: Bintang Pelajar. Mahjuddin, (2000), Konsep Dasar Pendidikan Dalam Al-Qur an Dan Petunjuk Penerapannya Da/am Hadits, Jakarta: Kalam Mulia. Maslow, Abraham H, (1970), Motivation and Personalitv, New York: Harper and Row. M. Mochtar, (1999), Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: llP Press. Moenawwar Chalil, (1969), Nilai Wanita, Bandung: PT. Al-Ma'arif. Muhammad ibn Muhammad Ali, (2002), Hijab; Risa/ah Tentang Aurat, Yogyakarta: Pustaka Sufi. Muhibbin Syah, (1995), Psiko/ogi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press. Najati, Muhammad 'Utsman, Al-Qur'an wa 'I/mu Nafs, Jiwa ManusiDa/am Sorotan Al-Qur'an: lbn. Ibrahim, M.A (terj), (2001), Jakarta: Cendekia Sentra Muslim. Nana Syaodih Sukmadinata, (2003), Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
67
Nashruddin Baidan, (1999), Tafsir bi Al-Ra'yi; Upaya Penggalian Konsep Wanita Dalam Al-Qur an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sahlan Asnawi, (2002), Teori Motivasi Dalam Pendekatan Psikologi lndustri Dan Organisasi, Jakarta: Studia Press. Sa'id Agil Husein Al-Munawwar, (1988), Kajian Islam Tentang Berbagai Masalah Kontemporer, Jakarta: Hikmat Syahid lndah. Saifuddin Azwar, (2001 ), Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sarlito Wirawan Sarwono, (1984), Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang. Sudjana, (2002), Metoda Statistika, Bandung: Tarsito. Suharsimi Arikunto, (1998), Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Syaikh lbnu Taimiyah, Majmu' Risa/ah fit Hiiab was Sufur, Jilbab Dan Cadar Dalam Al-Qur an Dan As-Sunnah: Abu Sa'id Al-Anshori (terj), (1994), Jakarta: Pedoman llmu Jaya. Wahfiuddin Khan, (2001 ), Antara Islam Dan Baral; Perempuan Di Tengah Pergumulan, Jakarta: Serambi llmu Semesta. Wasty Soemanto, (1998), Psikologi Pendidikan; Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. Yunahar llyas, (1999), Kuliah Akh/ak, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI).
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS PSIKOLOGI JI. Kcrta Mukti No. 5 Cireundcu, Ciputat -Jakarta Selatan 15419 Tclp. 7433060 Fax. 7433060
u:or
: E.Psi/OT.01.7/ Jj1II/2004
Jakarta. 19 Februari 2004
J
: lzin Penelitiart
Kepada Yth. Pimpinan Pondok Pesantren Fathiyyah Idrisiyyah TasikmalayaJawa Barat
Assalamual.aikurn Wr. Wb. Dengan horrnat kami sampaikan bahwa:
Nania Tempat Tanggal Lahir Alamat
: Agus Fitrahuzarnan : Tasikmalaya. 24 Agustus 1979 : JL Sunterjaya II Rt. 06/02 Tanjung priok Jakarta Utam
Adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Semester NomorPokok Tahun Akademik Program
: XII (Duabelas) ; 1981914500 : 20Q3/2004 : Strata I (S-1)
Sehubungan dengan tugas penyelesaian skripsi yang berjudul: "Hubungan Antara Motivasi Penggunaan Cadar Dengan Akhlakul Karimah", mahasiswa tersebut memerlukan izin penelitian di lembaga yang Bapak/Ibu/Saudara pimpin. Oleh karena itu kru:ni mohon kesediaan Bapak/Ibu/saudara untuk menerima mahasiswa teroebut dan memberikan bantuannya. Derni.kian atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara kami ucapkan terimakasih.
v\Tassalainualaikum Wr. Wb. An. Dekan
!San:
Fakultas Psikologi
YA YA SAN FAT··l-HYYAH Atl.. IDRISIYYJ\H (FADRIS)
-----
~\_ ~1
9
t&~t ~
--
MADFll>.SAH DH\JIYAH, TSANAWIYAH, ALIYAH, PONDOK PESANTREN L.ErJiBAGA IJAH/\SA, DAN KURSUS-KURSUS PAGEl~DINGAN, JATIHURIP, KECAMATAN CISAYONG, TASIKMALAYA, JAWA BARAT _s~!E_rARll\'.. J/l~;Al'.l_RA~\ C'~Al:/l~~c::.:_-19 TLF(026~) ~l? ~l ~>'i. ~?10-17 KODE POS 461:
SURAT KETERANGAN NO : 75/YAI/IV/2004 ang bertanda tangan dibawah ini, kami ketua harian Yayasan Al-Idrisiyyah Pondok
~santren Fadris Pagendingan .latihurip Cisayong Tasikmalaya Jawa Barnt, menerangkan lhwa:
lama
: Agus Fitrnhuzaman
!IM
: 1981914500
urusan
: Psikologi
'akultas
: Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
udul Skripsi
Jakarta : Pengaruh Motivasi Penggunaan Cadar Terhadap Akhlakul Karim ah
?embimbing I
: Ors_ Choliluddin AS, M.A
Pembimbing II
: Ora. Abrustiyawati, M.Phil, Sne
Telah mengadakan penelitian di lembaga pendidikan kami di Pondok Pesantren Fathiyyah !drisiyyah (Fadris) Pagendingan Cisayong Tasikmalaya Jawa Barnt dengan baik Oemikianlah surat keterangan ini kami buat, agar menjadi maklum adanya.
PERNYATAAN KESEDIAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
NAMA LENGKAP ALAMAT
Menyatakan bahwa : 1.
Saya bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh saudara Agus Fitrahuzaman.
2.
Data
saya
dijamin
kerahasiaannya
dan
hanya
digunakan
untuk
kepentingan penelitian semata.
Tasikmalaya, 1O April 2004 Tanda Tangan
(
)
FAKULTAS PSIKOLOGI JNIVERSITAS ISLAM NE GERI (U I N ) SYARIF HIDA YA TULLAH JAKARTA
1hirrahmanirrahim nu'alaikum Wr.Wb. rangka menyelesaikan pendidikan di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah , saya bermaksud mengadakan penelitian mengenai hubungan antara motivasi naan cadar dengan akhlakul karimah. Oleh karena itu saya mengharapkan an Anda untuk menjadi responden dengan mengisi angket ini untuk dijadikan data
n. iya Anda menjadi responden dalam penelitian ini adalah semata-mata karena ~nda
sebagai santriwati Pondok Pesantren Fathiyyah ldrisiyyah dan bukan alas
-maksud tertentu. Untuk itu, saya meminta kesediaan Anda untuk menjawab setiap ian dengan sejujurnya berdasarkan pendapat pribadi, yaitu apa yang Anda rasakan Ja lakukan sendiri, bukan pendapat ideal menurut umum atau orang lain. Semua 1yang Anda berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk 1n saja. Anda telah selesai mengisi angket ini, harap untuk memeriksa lagi kelengkapan dan mencermati serta memperhatikan bahwa setiap pernyataan telah Anda isi, ;etiap pernyataan sangat penting artinya bagi tercapainya tujuan penelitian. ;ediaan dan bantuan Anda, saya mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Allah alu melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kita semua. Amin. mu'alaikum Wr.Wb. Jakarta, April 2004 Peneliti,
Agus Fitrahuzaman NIM: 198070014500
Mahon diisi sebagai kelengkapan data: Nama Usia Ke las Asal Daerah
Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan, pilihlah jawaban dengan cara memberi tanda check (../) pada salah satu pilihan jawaban di sebelah kanan. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Jawaban anda benar jika anda menjawab sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya.
Bagian I (Skala Motivasi Penggunaan Cadar) No
Pernyataan
1.
Pemakaian cadar melanggar aturan agama.
2.
Saya tidak akan menegur terhadap orang yang tidak menqenakan aurat denqan benar. Say a akan berdiskusi dengan berbagai kalangan masyarakat untuk memecailkan permasalahan aurat. Say a siap melaksanakan seluruh program yang diterapkan pesantren. Menggunakan cadar akan menghambat pergaulan.
3. 4.
5.
6. 7. 8.
9. 10.
11. 12.
Perbedaan pendapat mengenai hokum cadar akan ditanggapi dengan serius. Penggunaan cadar merupakan salah satu bentuk ajaran aqama. Saya akan memakai cadar apabila diminta dan ditegur pimpinan. Cadar merupakan sarana untuk menghindari dari perbuatan maksiat. Saya akan mengingatkan teman yang melepaskan cadarnva. Penggunaan cadar bertujuan untuk lebi mendekatkan diri keoada Yanq Maha Kuasa. Melepsakan cadar akan mendapat teguran keras dari pimpinan oesantren. '7()
Ya
Tidak
71
13.
Melepaskan cadar akan mendapatkan dosa.
14.
Memperingatkan kakak kelas maupun staff pengajar yana meleoaskan cadarnva. Saya merasa takut ketika bertemu dengan orang yang bukan muhrim saya. Dengan menggunakan cadar, saya berhasil menutupi kekuranaan dalam diri. Menggunakan cadar akan mendapatkan predikat sebaqai muslimah sejati. Mengenakan busana uyang menutupi aurat akan mempengaruhi perilaku sehari-hari. Dalam pandangan saya, pimpinan pesantren merasa bangga terhadap orang yang bercadar. Penyesuaian diri dengan lingkungan di luar pesantren harus sava lakukan. Memakai cadar merupakan cerminan untuk mencapai akhlak yang baik. Saya hanya akan bergaul dengan orang yang samasama menaaunakan cadar. Saya merasa tersinggung terhadap orang yang menolak 2enggunaan cadar. Saya akan menghimbau dan memerintahkan anggota keluaraa untuk memakai cadar. Saya merasa takut dijauhi masyarakat apabila menyeru mereka para wanita muslimah untuk mengenakan aurat secara baik dan benar. apabila tidak berhasil Say a merasa berdosa mensosialisasikan cadar keoada masavarakat. Menutup aurat dengan menggunakan cadar tida akan menjamin orano untuk beroerilaku baik. Saya memperoleh pengetahuan ten tang ta ta cara berbusana muslimah yang baik dari pimpinan pesantren semata. Memberikan pengertian dan pengetahuan tentang cadar kepada masyrakat vang menolak penagunaan cadar. Menggunakan cadar memberikan kenyamanan pad a tubuh. Sa ya benar-benar tel ah menikmati manfaat dari penggunaan cadar. Melihat saya menngunakan cadar, masyarakat menjadi takut untuk bertanya.
15. 16. 17. 18. 19. i----·-,-
20. 21. 22 23. 24. 25.
26. 27. 28.
29. 30. 31. 32.
I
II
I !
\
I
I I
I
'
I
I
i
!
i '
I
II I
i
I
I
I
72
33. 34.
Saya akan marah terhadap orang yang menjauhi dan menjelek-ielekkan aktivitas sava. Masyarakat di sekitar lingkungan rumah memuji aktivitas yang saya lakukan selama ini. Penggunaan cadar akan menghambat aktivitas say a dalam perqaulan. saya apabila saya Keluarga akan menjauhi memerintahkan untuk mengenakan cadar. Dengan aktivitas saya ini, saya memperoleh banyak teman. Wanita yang menggunakan cadar memiliki status atau derajat kemuliaan yana baik. Saya merasa bangga dengan aktivitas dan keyakinan vanq dimiliki. Setelah mengenakan busana cadar, saya menjadi orang yang kurang percaya diri ketika bertemu dengan orang di luar pes_antren. . . ~~·~--·-
35. 36.
37. 38. 39.
l
40.
' '
_.,,.
~
Bagian II (Skala Akhlakul Karimah)
No
Pernyataan
1.
Mengenai hukum pemakaian cadar, saya berpegang tequh terhadap aiaran vana telah diberikan Kvai. Saya akan memakai cadar dalam berbagai kondisi.
2. 3.
4.
5. 6. 7. 8.
9.
Penggunaan cadar dilakukan hanya ketika bertemu dengan orang yang tidak memakai cadar. Peraturan pesantren yang mewajibkan menggunakan cadar akan sava laksanakan denaan sepenuh hati. Say a berusaha menyembunyikan identitas yang sebenarnya. saran a untuk Penggunaan cadar merupakan mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Say a akan melepaskan cadar di luar !ingkungan pesantren. Penggunaan cadar tidak menimbulkan perbedaan pendapat. Say a tidak akan mematuhi aturan yang diterapkan oesantren.
Ya
Tidak
73
10. 11. I 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. ..
20.
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
29.
Saya akan menerangkan kepada keluarga bahwa cadar I merupakan hal '.)'.ang diE.Jerintahkan agama I Hati saya menolak untuk mengenakan cadar. II Dalam lingkungan asrama say a akan melepaskan I cadar. I Tidak akan mematuhi teguran senior maupun ustadz I dan ustadzah. Saya merasa bangga dengan menampakkan busana \ pakaian yang saya pakai di hadapan masyarakat. I Apabila saya akan menikah, saya akan memperlihatkan 1 wajah di hadapan ca/on suami. Saya tidak akan terpengaruh dengan hasutan orang untuk melepaskan cadar. Tidak memenuhi undangan dari orang yang bukan dari kalanaan anggota jama'ah sava. Say a memerlukan busana yang bag us agar enak dipandang. Saya tidak akan meminjamkan busana pakaian yang sa_ya miliki kepada teman vanq membutuhkan . Meskipun tata cara berpakaian yang berbeda, saya tetap berkeyakinan akan diterima sebagai bagian dari anggota masyarakat di luar lingkungan pesantren. Sa ya akan memetuhi dan menuruti segala bemtuk uerintah pimpinan. Say a bersikap cuek apabila bertemu dengan santri putera. Wanita yang tidak menggunakan cadar tidak memiliki rasa malu terhadap Allah. Saya malu untuk menghadap pimpinan (Kyai). Saya merasa berdosa apabila tidak berhasi menolong teman yang membutuhkan perlengkapan busana. Saya merasa takut ketika berhadapan dengan santri putera. Saya akan tetap mengenakan cadar dalam lingkungan keluarga. Saya merasa malu untuk menemui orang apabila tidak mengenakan cadar sesuai dengan ajaran dan kevakinan sava selama meniadi befaiar di pesantren. akan mengenakan Sa ya busana yang akan menqundanq pujian.
I
I I '
I I I
"'-·
..
-
. •.
74
30. 31. I
32. 33. '
34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41.
Saya akan membelikan perlengkapan busana penutup aurat kepada teman vanq membutuhkan. Saya merasa terpaksa untuk berbusana mengenakan j cadar. Kewajiban memakai cadar akan saya amalkan di luar pesantren. Apabila telah menyelesaikan pendidikan di pesantren, saya akan melepaskan cadar. Menggunakan cadar tidak akan membuat ibadah saya menjadi sempurna. Saya tidak membeda-bedakan orang dalam bergaul.
I
ti I
II
---------t--·-
I
Saya merasa keberatan meminjamkan barang kepada teman. Mengingat akan mengundang perbedaan pendapat, . sava meniadi raau untuk mengenakan cadar. Saya lebih mematuhi perintah dan anjuran pimpinan daripada nasehat orang lain. I Saya berusaha mengatakan hakekat dan manfaat Qenggunaan cadar keQada mas:farakat. Dalam suatu pertemuan, saya berusaha menghindari lokasi para santri putera. Tidak akan menghiraukan perintah para senior.
I
-·--
Tabel 9. Skor Mentah Pengujian Validitas dan Reliabilitas lnstrumen Penelitian (Angket Motivasi Penggunaan Cadar)
x
2
1
3 0 0 0 0 1 0 1 0
32
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
33
n
1
n
2 3
4 5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 1 1 1 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1
0 1 0 1
1
1
1 0 1 0 1
1
1
1
1
1 1 0 0 0 1
1 0 0 0 1 1 0 0
7
1 1 0 0 0 1
1
1 1
1
0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0
0 0 1 1 1 1 0 0 0 1
1
6
5
4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1
1
8
10
9 1 1 1 1
1 0 1 0 0
0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1
n
n
1
1 1 1 1
1 1
1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 0 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1
1
11 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1
1 1 1
1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1
1
n
1
1 1
1 0 0 0 0 1 0 1 0
1
14
13
12 1 1
0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1
1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0
15 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1
16 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 0 1 1 1 1
1
1
0 1 1
0 0 1 1 1 1 1
n
1
n
1 1 1 1
1
1 1
18
17 1 1 0 1 0 1
1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
1 1
1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1
1 1 0 0 0 1
19 1 1 1 1 1 0
0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
1 1 0 0
1 0 0 0 1
1 1 0 1 0 1 1 0
n
1
1
1
1
21
20 1 1 1 1
1 1 1 0
1
1
1 1
0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1
0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1
1
n
1 1 1
1 1 1 1 1
0 1 1
1 1
1
1 1 1
1 1 1 1 1
c
1 1 1
c c
1 1 1 1
c c
1 1 1 1 1 1
c 1 1 1
c 1 1
24
23 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0
1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 t 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0
1 1 1
0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1
0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0
0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 1
1
1
0 1 1 1
0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
1
1
n
n
n
1
1
1
1
1 1 0 1
1
1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
1
1
1
40 TOTAL 0 24 0 24 0 24 0 28 1 28 1 24 1 25 1 26 1 19 1 26 0 28 0 29 1 24 1 27 1 24 1 22 0 23 1 25 1 28 1 24 1 22 0 24 1 28 1 30 1 25 1 22 1 25 0 28 0 22 1 23 1 22 0 19 1
.,.
Tabel 10. Hasil Uji Validitas Skala Motivasi Penggunaan Cadar
x 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
2
3 0 0
1 0 1 0
1 1 1 0 1
0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
0 1
0 1
0 0 0 1 1
1 0
5
4 1 1 1 1 1 1 1 0
1 0
1 1 1
1 1 1 1 1 1
I .., ')1:::
0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0
0
0 0
1 1
1 0
0
Q
1
1 0 1 1 1 1 1 0 0
1 1 1 0 1 1 1 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0
0
1
1 1 1
1 1 1
1 Q 1
0
1
Q
1 0 1 1
1
1
1 0
1 ni 18 24 27 0.6 0.514 0.6 l: Xi) 551 l 465 l 538 Mi I 26.24 25.83 25.62 MXl 15.51 c...,
6
1
1
7 1 1 1
1 1 0
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
1 0
0
0
0 0 1
0
1
1
0 1 0 1 1 0 1
13
11
10 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
0 0
0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 20 23 24 26 0.6 0.686 0.771 0 657 0.8 537 l 615 692 l 586 720 25.57 25.63 25.63 25.48 25.71
16
18
17
0 0
0 0
1
0
0
1
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1
0
0
1
1 1
1 1
0 1 1 1
1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
22 0
1 1
0
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
0
0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
26
24
23
1 1
1 1 1 1
1
0
1 1 1
0
0
0
0
1
0 1 1 1 1
1
0 0 1
1
1 0
0 0 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 0
0 1 0 1
29 1 1 1 1 1 1 0 1
32 0 0 0 1
1 1 1
33 0 0
1 0 1
1
0 1
1 0 0
0 0
0
0
1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1
0 0 0
0 1
1 1
1 1
37
0 0
0
0
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1
34
1
1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1
0 1 0
1 1
1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 Q 1 1 0 1 1 a 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 26 30 13 26 24 26 26 24 24 23 26 21 21 14 0.686 0.629 0.6 0.686 0.829 0.6 0.514 0.714 0.543 0.829 0.657 0.571 0.371 0.571 641 I 490 734 589 I 513 I 334 I 511 614 536 620 I 734 I 554 461 560 25.58 25.45 25.52 25.83 25.31 26.38 25.61 25.64 25.79 25.31 25.61 25.65 25.69 25.55
38 TOT.tl 12 1 12 1 14 1 1 14 1 18 1 19 1 18 1 20 16 0 1 15 0 16 0 14 1 13 1 17 18 1 1 13 1 15 1 15 16 0 1 18 13 1 1 12 15 1 14 1 17 0 1 14 16 0 1 16 14 1 15 1 15 1 15 1 16 1 1 21 1 17 543 29 0.714 644 25.76
Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas Skala Motivasi Penggunaan Cadar reliabilitas dengan rurnus alfa
Nornor Butir Pernyataan Skala Motivasi Penq1 unaan Cadar (Pilot Stud·') x
No. Soal No. Responden
6
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 J umlah= jmlk· 1adrat= 'arlan
3
2 1 2 3 4 5
0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1
0 0 0
1 1 1 1
1 0 0
1 1
1 1 1
1 1 0
1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
1
1 1 1 0 0 1 0 1 1 1
1 0 1 1 1 0 0 1 1 1
1 0 0 0
1
1 1 0
0 0 1 1
1 0 1 0 1 1 1 1
18 18
24 24
27 27
0 0
1 0
1
..().05
6
5 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 1 1 1 0 1
= 0.17
.lu-l»h V .. ri,. .. "" _1 A?
4 1 1
0 0
0 1 1
1 0 1 1 1 0 0 1
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1
1
-0.20
1 1 1 1 1 1
0 1 1 20
20 0.11
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0
1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 23 23 0.00
0 0
0 0 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1 0
1 1 1 1 0 0 1
1 1 1 1
1 0 1 0 0 0 1 1
13
11
10
7 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0
1 1
1 1 1
1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
28 26 24 26 28 24 -0.05 -0.15 -0.26
17
16 0 0
0 1 1 1
0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 21 21
o.oa
0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1
1 1
1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1
18
19
1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1
1
0 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0
1 1 1
0
1
0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
1 1
0 1 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0
26
29
32
0
1
1
0
0
0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0
1 1 1 0 1 1 1 1
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1
22 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 •1 1 1
1 1 0 0 1 0 1 1
1 1 1 0 1
1 1 1 0 1 1 1 1
23
1 1 0 1
1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1
0 1 1 1 0 0 0 0 0
0 0 0
0 0 0
24
0 0 0
1 1 1
1
0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
0
1 1 1
0 1 1 1 1 1
0 0
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
1 0
1 0 0 0 1 1
0 0 1 1
1 1 1
1
1 0 0 1 1 1 1
1
1
1 0 0
1 1 1 1
1
33 0 0 0
34 0 0 1
37
0 1 1 1 0 0 1
0 1 0
1
1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 0
0
1
1
0
1
1
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 0 1
0 0 1 1 1 0
1
1
1 1 1 1
1 1 1 1 1
0
1
1
1
1 1
1
1 0 0 1 1 1 0 1
0
0 0
1
1
0 0 1
1
1
1
1
0 0
1 0 0 0 1
1 1 1 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1
38 1 1 1 1 1
1 1
1 0 1
0 0 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1
26 24 24 26 24 23 21 26 13 14 26 29 26 30 24 26 23 23 29 24 21 26 13 14 26 26 26 30 0.08 ..0.15 -0.15 -0.40 0.25 0.24 -0.15 -0.05 -0.15 -0.15 -0.05 -0.09 0.00 -0.33
Tabel 12. Skor Mentah Pengujian Validitas dan Reliabilitas lnstrumen Penelitian ••. ·.:::i·· .... - • .... ,,_ ....... ·-· ····-·.
y 1 2 3
2
1
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
:l:'l
1
4
5 6 7 8 9 10 11
3
6
5
4 1 0 1 1 1
7
0 1 0 1
1 0 1 0 0 1 0 1 0 1
0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1
1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1
0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
1
1
0
1
n
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1
1 1 0 1
1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1
0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0
0 0 1
''
1 1 0 0 0 0 1 1 1
8
10
9 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1
0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0
1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
1
1
1
0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1
0
11
13
12
0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0
n
1
1
n
0
15
14
0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1
16
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1
n
1
n
0 0
0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
0 0
18
17 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
19
20
0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1
0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0. 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
n
1
1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
0 1 1
0
1 0 0 0
1 1 0
1 0 0 0
1 0 0 0 1
0 0 0 1 1
1 0 0 0
1 1 1
1 1 1 n
24
25
26
27
28
29
30
31
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1
1 1 1 1
1 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0
1 0 1 1 1 1
1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1
1
1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1
1 1 0 0 1 1 0 0
n
1
1
n
1
n
n
n
n
1
23
22 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 0 0 0 0 0 0
1
1
1 0 0 0 1 1 1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 0 1
32 1 1 1 1 1 1
34
35
36
37
38
39
0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0
1 1 1 0 0 1 0 1
1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1
0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1
1
1 1 0 1 1 1 1 1
0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1: 1 1 0 0
n
n
n
1
1
1
1
1 0
1 1 0 0 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1
33
1 0 1 1. 0
1 1 0 0 0 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
1 1
40 1 1 1 1 1 1
41 TOT
1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1
1
1
1
2
21 2' 2: 21 2· 2: 1!
2· 2i 11 11 2: 2: 21 21 21 21 2• 2· 2• 2l 21 2: 2• 2l 2: 21 2l 21 2i 21
.,,
Tabel 13. Hasil Uji Validitas Skala Akhlakul Karirnah
y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 0
0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
1 1 0 1 0 1 0 0 0
1 22 0.629 l: Xii 535 Mi I 24.32 MXl 13.66 ni
~--1
4
3
... r:::.A"
0 1 1 1 0 0
7 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1
10
8 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1
11 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0
19
17 1 1 1 1
1 1 1 0
0
0
1
0 0 1 1 1 1 1
20 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1
0 0 0 1 1 1
25 1 1 1 1 0 0
27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0
28 0 0 0 1 1 0
29 1 1 1 0 0
0 1 1 1
33 0
a 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
34 0 0 0 1 1 1 1 1 1
36 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
38 0 0 0 0 0
0 0 0
40 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
41 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 Q 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 Q 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Q 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 Q 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 Q 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 24 19 22 15 19 25 23 18 26 25 17 16 21 22 25 26 26 16 22 26 0.657 0.686 0.543 0.629 0.429 0 543 0.714 0.657 0.514 0.743 0.714 0.486 0.457 0.6 0.629 0.714 0.743 0.743 0.457 0.629 0.743 414 I 483 I 351 I 587 I 534 I 491 I 544 I 591 I 391 I 420 I 558 I 596 I 515 I 210 I 567 I 518 539 I 349 565 I 121 I 676 24.35 25.42 25.07 24.46 24.27 24.55 24.73 24.63 24.44 24.71 24.26 24.83 24.52 24.55 24.65 24.67 24.5 24.93 24.57 24.03 24.14 0
TOTAL 9
11 12 12 13 12 15 15 13 12 12 13 13 13 13 15 17 18 13 11 11 10 15 16 17 16 14 8 14 16 13 15 14 18 19 478
'
.
1aoe1 ·14. UJI Keliat>llitas ::>Kala AKmal\ul Karimah reliabilitas dengan rumus alfa
Nomor Butir Pernyataan Skala Akhlakul Karimah Pilot Study) y
No Seal
No. Responden
3
4
7
8
10
11
15
17
19
20
24
25
27
28
29
33
34
36
38
40
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0
1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1
0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0
0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1
0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1
0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0
1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1
0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0
1 1
0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0
0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1
0 0 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
h:
22
19 19 0.1
14 14 0.2
24 24
24 24
17 17 0.2
23 23
24 24
11
22
16 16 0.2
21
22
20 20 0.1
22
22
17 17 0.2
22
it=
21
11
23 23
21 21
22 22
14 14 0.2
30 30 -0.5
28 28
• 10 11 12 13 14 1S 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 26 29 30 31 32 33 34 35 J jml kw;
41 TOTAL
2 1 2 3 4 5 6 7 8
o: ~ 0.0 v Jumlah Vaui11n "" 0.2665 Varian total=
-141.552
n1:!0.•4000
I
1 1 0
-0.1
o.o
1 1
0.0
-0.1
Q
0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
1 0 0 0 0 0 0
1
o.o
.0.1
o.o
0.3
1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1
o.o
0
o.o
o.o
0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 23 23
o.o
-0.3
9 9 14 18 17 13 12
•
•
13
9 6 14 11 9
15 17 1:l
10 9
13 14 16 12 16 15 13 10 16 18 15 15 13 21 17 457 6379
83
Tabel 15. Uji Normalitas
:K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 JM LAH
x 12 12 12 13 13 13 14 14 14 14 14 14 15 15 15 15 15 15 15 16 16 16 16 16 16 17 17 17 18 18 18 18 19 20 21 478
15.51429 13.65714
= =
478 543 7603 8591
y 8 9 10 11 11 11 12 12 12 12 12 13 13 13 13 13 13 13 13 14 14 14 15 15 15 15 15 16 16 16 17 17 18 18 19 543
xz 144 144 144 169 169 169 196 196 196 196 196 196 225 225 225 225 225 225 225 256 256 256 256 256 256 289 289 289 .324 324 324 324 361 400 441 8591
a=
y2 64 81 100 121 121 121 144 144 144 144 144 169 169 169 169 169 169 169 169 196 196 196 225 225 225 225 225 256 256 256 289 289 324 324 361 6148
14.27513 1 1030679 72201 2 3 14.27513
XY
96 108 120 143 143 143 168 168 168 168 168 182 195 195 195 195 195 195 195 224 224 224 240 240 240 255 255 272 288 288 306 306 342 360 399 7603
84
TABEL KERJA UJI NORMALITAS VARIABEL X
x
SUBJ EK
12
3 4 5 6 7
14 15 16 17
3 3
13
6 7 6 3 4
18 1@ 20 21
1 1 1
165
35
8
9 10 JML
Z1
f1
1 2
Fz1
Sz1
-1.59
0.0563
-1.14 -0.68 -0.23 0.22 0.67
0.1281 0.2471 0.4082 0.5868 0.7489
0.0857 0.1714
1.12 1.57
0.8692 0.9423
2.03 2.48
0.9786 0.9934
0.3429 0.5429 0.7143 0.8000 0.9143
fz1-sz1 0.0294 0.0433 0.0958 0.1347 0.1275
0.9429
0.0511 0.0451 0.0006
0.9714 1
0.0072 0.0066
Dari kolom ke 4 diperoleh LO= 0.1347 dengan N = 35 pada taraf signifikansi 0.05 diperoleh L = 0.161, dengan demikian Lo
TABEL KERJA UJI NORMALITAS V.A.RIABEL Y
SUBJ EK
y
1.00
8
2.00 3.00
9 10
4.00 5.00
11 12
JML
6.00
13
7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00
14 15 16 17 18 19 162
f1
Z1
-·
Sz1
fz1-sz1
1
2.22
0.01
0.03
0.0155
1
1.83 1.44
0.03 0.08
0.06 0.09
0.0236 0.0105
1.04 0.65
0.15 0.26
0.17
5
0.31
0.0234 0.0570
8 3 5 3 2 2 1
0.26
0.13 0.53 0.92 1.31 1.71 2.10
0.40 0.55 0.70 0.82 0.91 0.96 0.98
0.54 0.63 0.77 0.86 0. 91 0.97 1.00
0.0749 0.0702 0.0356 0.0086 0.0153 0.0178
1 3
Fz1
35
Dari kolom ke 6 diperoleh LO = 0.1448. dengan N-= 30 pada taraf signifikansi 0.05 diperoleh L = 0.161, dengan demikian Lo
0.1448
85
Tabel 16. TABEL KERJA UJI HOMOGENITAS SUBJEK
x
y
X2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
12 12 14 14
9 11 12 12 13 12 15 15 13 12 12 13 13 13 13 15 17 18 13 11 11 10 15 16 17 16 14 8 14 16 13 15 14 18 19 478
144 144 196 196 324 361 324 400 256 225 256 196 169 289 324 169 225 225 256 324 169 144 225 196 289 196 256 256 196 225 225 225 256 441 289 8591
'
34
35 '
JML
18
19 18 20 16 15 16 14 13 17 18 13 15 15 16 18 13 12 15 14 17 14 16 16 14
15 15 15 16 21 17 543
Y2
81 121 144 144 169 144 225 225 169 144 144 169 169 169 169 225 289 324 169 121 121 100 225 256 289 256 196 64 196 256 169 225 196 324 361 6748
XY
108 132 168 168 234 228 270 300 208 180 192 182 169 221 234 195 255 270 208 198 143 120 225 224 289 224 224 128 196 240 195 225 224 378 323 747c
Ket: Mean X: Mean Y:
SUMX= SUMY=
SUMXY= SUMX2=
SUMY2=
15.51429 13.65714 543 478 7478 8591 6748
TABEL KERJA PENGUJIAN HOMOGENITAS VARIANS POPULASI
s,'
DK
x 2
34 34 68
=
2.215
Hipotesis:
s(Y) =
2.543
H
01
A
paling sedikit satu !anda sama dengan !idak berlaku
s' =
2.379
LOGS'
0.376
y
S(X)
1/DK
2
SAMPEL
0.029 0.029 0.059
LOG S1 (DK) LOGS,'
2.215 2.543
0.345 0.405
11.740 13.782 25.522
2 2 -0 2 2 ....... - 0k
Kriteria uji hipotesis : 2 2 Dengan taraf nyata : ... , kita tolak hipotesis H jika X > X (1 - L) dan dk
(1 • L)(k. 1) didapat
dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang
=(k - 1).
Analisa·
B=
25.592
Dengan taraf nyata 0,05 dari daf!ar distribusi ch'1-kuadrat dengan dk = 1 didapat X°co.95)( 1) dari X
x' =
0.163
2
(1 • L((k .1)
= 3,841, sehingga hipotesis H diterima pad a taraf nyata 0,05.
Kesimpulannya : Varians populasi adalah homogen
=3,841.
Ternyata X2 = 0, 163 lebih kecil
87 Tabel. 17 Uji Hipotesa
K
x
y
12 12 12 13 13 13 14 14 14 14 14 14 15 15 15 15 15 15 15 16 16 16 16 16 16 17 17 17 18 18 18 18 19 20 21
8 9
543
10
11 11 11 12 12 12 12 12 13 13 13 13 13 13 13 13 14 14 14 15 15 15 15 15 16 16 16 17 17 18 18
19 478
X2 144 144 144 169 169 169 196 196 196 196 196 196 225 225 225 225 225 225 225 256 256 256 256 256 256 289 289 289 324 324 324 324 361 400 441 8591
Y2 64 81 100 121 121 121 144 144 144 144 144 169 169 169 169 169 169 169 169 196 196 196 225 225 225 225 225 256 256 256 289 289 324 324 361 6748
XY 96 108 120 143 143 143 168 168 168 168 168 182 195 195 195 195 195 195 195 224 224 224 240 240 240 255 255 272 288
288 306 306 342 360 399 7603
Ket: Mean X: Mean Y:
Korelasi
15.5143 13.6571
=
SUMX = 543 SUMY = 478 SUMXY = 7603
SUMX2 = 8591 SUMY2 = 6748
0.9775
Hipotesis: Ha : ada hubungan antarc, X dengan Y Ho : tidak ada hubungan antara X dengan Y Analisa: Dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment diperoleh rxy sebesar 0,97 Arti koefisien o - 0,25 0.25 - 0,50 0,50 - 0, 75 0,75 -1
korelasi : = tidak ada hubungan atau hubungan lemah = hubungan sedang = hubungan cukup erat = hubungan amat erat sampai sempurna (M Mochtar, 1999; 362) MMochtar, 1999, Pengantar Metodofogi Penelitian, Jakana: llP Press
Kesimpulan : Ada hubungan yang cukup erat antara motivasi penggunaan cadar dengan akhlakul karimah Artinya bahwa terdapat pengaruh cukup erat antara motivasi penggunaan cadar terhadap akhlakul karimah
UJI KEMAKNAAN HUBUNGAN
t-h
= r-h akar
n -2
1 - r2 0,977 dikali akar n - 2 dibagi 1 - r2
26,3199028 t-tabel dengan n = 35 dan taraf signifikansi 0,05 yaitu 2,048 1,-....,,.,...,..,..., 1- hif.11n.-. ...._ + +,...,h,...I ,..........,t,...., ,..,i;,....=.-.-..1.-.h [..,...,..,;......,..,.,,1 ..... .-.. h .... 1.-.,.,,...
.-...J .... i-. .. l-..,.., .... _ _ ,,,.... _ _ t...,... _ _ _ 1,~- ;~:~-:.c:1, .... -1
--""---
~-'< .. - - :
- - - - - · · - - - - - - - - ' - - -•--- - ' ' - ' - ' ·
• •
--=
89
Tabel 18. TABEL KERJA ANAVA REGRESI SEDERHANA 3UMBER VARIASI fOTAL ~EGRESI
~EGRESI A/B = 31SA fUNACOCOK :>ALAT
DK
JK
RJK
F
6748 6748 35 8424.257 8424.257 1 1 16.98259 16.98259 93.40425 33 -1693.24 0.181818 25 -1699.24 -67.96959 -90.62612 0.75 6 8
90
Tabel 19. Uji Linier kl pk
N
y
X1
1
3
2.00
2
3
3
6
8 9 10 11 11 11 12 12 12 12 12 13 13 13 13 13 13 13 13 14 14 14 15 15 15 15 15 16 16 16 17 17 18 18 19
4
7
5
6
7
3
8
4
9 10 11
1 1 1
Jumlah
0.00
0.833333
Uji Kelinieran JK(T) = 6748 JK(A) = 8424.257 JK(BIA) =16.98259 JK(S) = -1693.2;4 JK (G) = 6.00 JK(TC) = -1699.24
S
0.00
1.5
0.67
1.000
0 0 0 6.00
2 s1s
=
S2REGIS2SIS = S2TC = S2G = S2TC/S2G =
0181818 93.40425 -67.96959 0.75 -90.62612
~
Luas di bawah lcngkungan Normal Standard dari 0 kc z. (Bilangan dalant~dan
desimal).
•
0
4
5
6
7
0120 0517 0910 1293 1664
0160 0551 0948 1331 1700
0199 0596 0987 1368 1736
0239 0636 1026 1406 1772
0279 0675 1064
1985 2324 26-42 2939 3212
2010 2351 2673 2967 3238
2054 2389 2704 2996 3264
2988 2422 2734 3023 3289
3438 3665 3869 4049 4207
3461 3686 3888 4066 4222
3485 3708 3907 4082 4236
3508 3729 3925 4099 435.1
4345 4463 4564 •4649 4719
4357
4~70
4771 4778 4811 . 4B26 4861 4~ 41193 ·4-196 4'1& 4920
4783 4830
0
1
0.0 0,1 0,2 0,3 0,4 .
0000 0398 0793 1179
0040 1),438 0832 1217 1591
0080 0478 0871 1258 162/1
0,5 o,6· 0,7 0,8 0,9
1915 . j950 2258 2%91 1280 ·2612 2881 2910 3159 3186
1.0 1,1 1,3 1,4.
3413 3643 3849 4032 4192
1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
4332 4452 4554 4641 4713
2.0 l,l 2,l 2,3 l,4
t,i
2,6 l.7 2.1
2,9
3
3,5
3,6 3,7
3.r,
13,9
9 0359 0754
1808
2123 2454 2764 3052 3315
21s1· 14U 2794 3078 3340
2190 2518 2823 3106 3365
2224 2549 2852 3133 3389
3531 3749 3944 41SS 4265
3554 3770 3962 4131 4279
3S77 3790 3980 4147 4292
3599 3810 3997 4162 4306
3621 3830 4015 4177 4319
4382 4495 4591 4671 4738
4394 4505 4599 <678 4744
4406 4515 4608 4686 4750
«18 4525 4616 4693 4156
4429 4535 4625 4699 4761
«41 4545 4638 4706 4767
4793
4898 4921
4788 4834 4871 4901 4925
4875 4904 4927
4803 -'4&42 4878 4906 4929
4808 484• 4881 4909 4931
4812 4850 4884 4911 4932
4.812 4854 4887 4913 4934
4817 4851 4890 4916 4936
4941 4956 4967 4976 4982
4943 •4951 4968 4977 4983
4945 4959 4969 4977
4946 4960 4970 49.18
4948 4961 4971 4978
4984
084
498S
4949 4962 4912 4979 4985
4952 4951 4964 4963 4973 . 4974 .f981 4980 4986 .. . 4986
4987 4987. 4988 4991 49?1 ·~1 4993 4994 49!14 ; - - ------ ---4995 . 4995 4995 4996 4991 4991 4997 . 4997
4988 4991 4994
-4989 .. 4119l 4994
4989 499l 4994
4989 4~90 .41192 . 4993 ~995 4995
4998 . 4998. 4998 . '4998 4998 4998.: 4999 . 49!/9 4999 4999 4999. 4999 4999 4999 4000 4999 5000 . 500:0 5000 56oo
4998• '4999:
155~
053 4965 4914 081 .
.4940 4955 4966 4915 4982
"474 4573 4656 4726
4868
4484 4582 4664 4732
3,0 . 4987. 3,1 4990 3,l 4993 3,3 3,4
8 0310 0714 1103 1480 18«
2,5 . 4938
'' i
2
•
..
~8
4996 '4997
4999 '4999
4996
49%'
4m
4997
l+O
4990 4993 4~~
4996 49% .. 4997 4998 3997 499; , 4993· 4998. 4998
4995· 4998 4999· 4999 4999 4999 4999 . 499? 4.999 4999. 4999 . 4999
·•m
sooo .sooo
1141 1517 1879
4999
. 5000: .. 5000·
'5poo .
4999 4?99 4999
5000
Swn~r : Theory and Problems of Stat~slik. sPieger. M.R., Ph.D .• Schaurn. Publishing Co.,
New Yo;k, 1961.
·
MPIRAN
I
II Tabel Harga Krlllk darl r Product-Moment
Interval 95% ) (2)
I I I
0,997 (),950 0,878 0,811 7 0,754 9 0,707 ~ 0,666 ~ 0,632 l 0,602 2 0,516
'
s 's s
7 B ~
0,553 0,532
0,514 0,497 0,482 0,468 0,456 0,444 0,433 0,423 0,413 0,404.
0 1 2 3 4 5 o.J~
Kepercayun
Interval
N
99%
95% (I) (2)
0,999 0,990 0,959 0,917 0,874 0,8i4 0,798
26 0,388. 27 0,381 28 0,374 29 0,367 30 0,361 31 0,3SS 32 0,3.49 33 0,344 34 0,339 35 0,334 36 0,329 37 0,325 38 0,320 39 0,316 40 0,312 41 0,308 42 0,304 43 0,301 44 0,297 45 0,294 46 0,291 47 Q,288 48 '0,284 49 0,281 50 0,297
(3)
0,7~S
o.~ 5 0,708 o,684 0,661. 0,64 I 0,623 0,606 0,590
0,515 0,561 0,S49 0,537
0,526 0,515
0,50S
Kepercayun Interval Ke.,.,reayuh N 95% 99% 99% (I) . (3) . (2) (3)
55
0,496 0,487 0;4 78 0,470 0.463 0,456 0,449 0,442 0 436 1 0,430 0,424 0,418 0,413 0,408 0,403 . . 0,396 0,393 0,389 0,384 0,380 .0,276 0,372 0,368 0,364 .. 0,361
60 65 70 7S 80 SS 90 9S 100 125 ISO 175 200
300
400. 500 600 700 800 900 000
0,266 0,254 0,244 0.23S 0,227 0,220 0,2l3 0,207 0,202
0,195 0,176
·o.U9 0,14'8 0,138 Q,113 0,098 0,088 0,030 0,014 0,07.0
. 0,345 0,330 Q,317 ·, 0,306 0,296 0,286 o,i'is 0,270 0,263 0,256 0,230 .. 0,210. ·0,194 0,181, 0,148 0,128. · 0,1 IS 0,1 OS .
0,065 0,062
0;091 0,091 ·0.086 0.081
= jumlah pasangan yang digWlakan untuk menghitung r. Tabel Harga Krltlk darl rho Spearman
N
Interval Keporcarasn 95% 99%
5
1.000 0,886 0,786' 0,738 0,683 0,648 0,591
6 7 8 9 10 12
••
0,544
---
0,929 0,929 0,881 0,833 0,794 0;777 0,71S
N
lnierval Kepercayaan 95% 99%
16 18 20
0,506
0,665
0,475
0,625 0,591 O,S62 0.537
ii
24 26 28 30
0,450 0,428 0,409 0,392 0,377 0,364
0,515 0,496 0,473
Prosedur Peue/ilian
1ran npel
NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILLIEFORS Taraf Nyata (a) 0,10 0,15 0,20 0,01 0,05
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 25 30
0,417 0,405 0,364 0,348 0,331 0,311 0,294 0,284 0,275 0,268 0,261 0,257 0,250 0,245 0,239 0,235 0,231 0,200 0,187 1,031
0,381 0,337 0,319 0,300 0,285 0,271 0,258 0,249 0,242 0,234 0,227 0,220 0,213 0,206 0,200 0,195 0,190 0,173 0,161 0,886
0,352 0,315 0,294 0,276 0,261 0,249 0,239 0,230 0,223 0,214 0,207 0,201 0,195 0,189 0,184 0,179 0,174 0,158 0,144 0,805
0,319 0,299 0,277 0,258 0,244 0,233 0,224 0,217 0,212 0,202 0,194 0, 187 0,182 0, 177 0, 173 0,169 0,166 0,147 0, 136 0,768
0,300 0,285 0,265 0,247 0,233 0,223 0,215 0,206 0,199 0,190 0,183 0, 177 0,173 0,169 0,166 0,163 0,160 0,142 0, 131 0,736
30
,j n
,j n
,j n
,j n
,j n
Dr. Sudjana, M.A. M.Sc. METODA STA TISTIKA, Tarsiio: Bandung, 2002. Hal, 467.
f..tl/l!fl/FWI
363
TABEL 8 NILA/ KRITIS CHl-KUADRAT Tabel ini berisi nilai dari x' yang berhubungan dcngan bidang kanan tenenlu dan angka tenentu dari (di).
x' Nilai x' yang mungkin Oerajal Kebet:..asan
Bldang Kanan
0, 10
0,05
0,02
0,01
di 1 2 3 4 5 6 7 8 9
:; .1,.ill.1.ali 11 12 13 14 15 16 17
2,706 3,841 5.412 6,635 4,605 5,991 7,821 9,210 6,251 7,815 9,837 11.:145 7, 779 9,488 '1,668 '3,277 9,2J6 11,070 13,368 15,086 10,&45 12,592 15,033 16,812 12,017 14,067 16,622 18.475 13,362 15,507 18,168 20,090 14,684 16,919 19,679 21.666 •Mm':'M?!..~1M97..i~lll8I:lmt·<;;;,:1;~,m 17,275 19,675 22,618 24,725 18,549 21,026 24,054 26.217' 19,812 22,362 25,472 27.688 21,064 23,685 26,873 29.141 22,307 24.,&96 28,259 30,578 23,542 26,296 29,633 32,000 24,769 27,587 30,995 :;:),409
;u;;:;
181 25,989 28,8G9 32,:146 :!4,805 19 27,204 30,1<4 33,687 36.191 20C. ' 'i .1~2il°AJ2;.\:5.flf•Wi~J~4JO.l!.i.i~~:azaiJ101l&lobJ~J.wl '·-"'• 21 29,615 32,671 36,343 36,932 22 30,813 33,924 37,659 40,289 23 32,007 ~35, 172 38.9M 41.638 24 I 33,196 36,415 40,210 42,980 25 34,362 37,652 41,566 44,314 26 35,563 36,885 42.856 45,&42 27 36,741 40,113 44,140 46,963 28 37,916 41,331 45,419 48,278 29 39.087 42,557 46,6S3 49,588 30 40,256 43,773 47,962 50,892
TABEL 5 Tli\l{CA DISTRIBUSI F Baris at.is untuk .s~, 8Jris b,~\\lilh untuk l '~)
2 ~1
'51
?00 cm
5
)
G
9
8
10
11
12
I<
16
r:n
1')
1tl
10
]U
HS
]Cl
513.C
7J/ 5y,9 son
5001
e:i11
ev,e
6001
t11oe
a.10
s100
2!1
];><;
DJ
5.~J
5(1';-<;,
]"}l
ii
!~.OO.lli.1~
w.n
U)') W.:0
11.Jl W.Jl
!QJQ
tll.40
!9.41
li.O
10.<J
P?,H
1;,JJ Y9 ~
\~~
~.01
10,r.i IXl :"J
1111!
til
\rJ Jll
W.t1
oo_q w.u
90.H
D
;,Y:,
9.:'1
Q :•
n
8.'l
~;~
SBt
~81
10.~
J<.l.H
H.111
71.e/
ll.t~
l/,ll
11 ;":)
Y.l.!1 ! ;c lt.00
n.n
II:'\
n.v.i 11.H P.ll
I!....,
tJ~
e:>~
~1~
~::,1
L
le.~
li./I
H.r!~
\C
S.1~
5..i
15 M 5_111
1~_'>1
e1
S.lf.
I t>"1
I l!
t S!
I ;,
:>e
ll.H S,\t
11.0~
l0.0
10.IS
10.V
10, 15
10,(_~;
.t.H
11.:r. •SJ
1o_g1
W
Cr.
I,:'!
(;I
It
10.n
v.n
;.1s
! J<;
s.11
a.~~
t. lS ,, lO
1 \0 1.;,;>
I.!/
)~
(}~
(Y.i
(1]
Jiii
)~J
)
Ill
J 'tl
;
~
1.4'>
l.!'"1
1.1~
1.19
J ..'W I.OJ
) lJ
1".
~-s•.
~.ll
e ~~
H 1! I]
'-'-' !.!'fi
C.01 1.Sil
J.Pit
J
~~
~
a 'lJ
t:~
~J~
l-.1
>e
e.n
1, •c
s..:01
e.w
l
l'JJ !_) J J )!
J'.•J
7,01
J '\) ~ '.::l er;~
<, 3'J
s.e:
s.n
',.:r<,
1e
t\O
J11
Jt.~
) lJ
l ]/
) ~t
)'.1/
;1J;
l~
Iii
J
'.~
I
~
:1
](.Q
30 7SIJ !1S5
40
so
lSl
152
75
100
200
l'SJ a.12J
l'SJ l.JJt
?S-4 1.JS1
500 ]'S(
00 lSC
11as tJ..JOZ 19.U 19.tS IQ.46 19.0 1~.V U . .ut 19.CQ 10,UI W,45 QO,(tJ W.H W,44 'Xl,'8 n.u ~.~ ~.~ 11.etJ s.tJ..1 11."2 a.oo 9.s.!t 1.51 !.511 •. ~
IU.SQ 111.SQ 09.SQ
a.JO!
enc
I.JS! s.J°"
w.so
aH
BJI
a.oo
11.lJ
11.C"l
H.n
24,!J
2tl.C?J
14.00
16.$0
14.Cl
16.:0
n. 11
l«.1J
2a.1a
24.H 24.ll
S.H H <,t
»0) ll,t'>
S.01 11 JI
S!I lt H
S.!t H.lS
5,80 1(01
5.11 lJ,OJ
5.H lJ,!J
5.11 lJ.IC
5.10 IJ 00
5.i.t:I IJ.et
5.~
1J.S1
5.&-C S.aJ lJ.tJJ lJ,t!I
"'
o \I~
1.ea
•.Se
4.~
I
U
(ll
C,40
o.~
JH 1,Jl
J,!1
J.11 1.lt
J.H 1,01
9.IJ J.11
1.13
'·H J.r.i 1,09
~.11
I 00 1.11
955 J.P l.J9
0,11
4 OJ 1.10
0_00 J,n l,'>1
4.SO 9.)'3
(.46
g a~
t.6-t i.11 J.06 1.00
S.!fi IJ.52 tJS
Jfl'l e.:.1
J'..1 a.n
J51
J.~~
J.J'
J.31
e.21
J,41 11.01
J.'.l!
&.Y.i
).H !. 15
s.~
5.fAl
J)?
Jll
l.:"B
JD
J~O
~II
~.di
~~~
5.411
J. n 5.78
J.OtJ
r, • 1
JIS S_Jtl
S.;>Oc
J,Cf.i 5.11
.'II)
JO}
103
1.00
1 36
1.111
U
S 11
JO.' 500
]U6
r,
1,01
1!10
(T.l
(M
1.'ie
l\I~
1~1
1ea
ro
7.IJ
J.14
1.61 t.11
1.'>1
~
((I
H.M
J
t.C~
:a
It
I.Se
a.~s
S.W
<,,~
~:rJ
S.ll
'>.0~
''/1
JQ!
l~~
:M
),\.}
J,(fJ
JI)!
,..,,
J'•)
T1
1.N
8.11
~ ~:
~JI
'1.0I
I Ml
!.H
t ~J
'• 1J
J.~
J.~
s.v,
J.:'6
~ (}!\
loo tti
1.n
1,
o
J.11
I/ I/
l&rJ
l,11
ll~
JOJ
1~.1
~.10
~)\
S.:"'J
I'~
/Ill 4~/
I)
))I
))I
),ll
].91
!.~!
~ S~
5 [.J
I •1;
(
243
~.n
It
a.n
zo z•
l HI\
(f1
1e1
• l'l
'-'°
e..~
'·"'
J.n
J.re
5 BS
S.11
5.75
J OJ 5,011
J,00 S.00
2.PS 4.06
i.so
1.11
4,51
4.45
l.M •.12
1~
llla J,13
'·'"
5.!1 1.9-4
5,i!i
1.'~tl
(Ill
t.M
l.9] t.ltJ
tie
1.1J
1)1
1.11
4.41
tJtJ
4.JJ
1.81 C,OS
2.50 4.01
l.!.tl JJIO
1.€6
4.JI J.54
1.H
J.t'i
1.0 l.04 Ul
l_}l
C,tll
(51
c ti
())
119
/H
}rt,
1,111
t.tU
4.?V
1.10 (11
4,10
4,01
J.04
J,8&
J.llO
l.H
J.10
1n
1.00
1.~
1 to
1.sc
2.411 J. XJ
1.41 J,61
l,40
J.56
l,J!I ),U
l.JS J.4tJ
1.31
J.11
1.16
J,Jl
J,)J
J.H
1.i•
1.11
1.19
J.11
J,14
l,11
C 11
(IG
t(!,
J.Oll
).II!
1r.,
1m
1•,s J.8':.
1.'>l
1.•n
1,41
J.18
J,e1
J.SO
l.Jll J.51
1.Vl J.70
},H
1.JO J.St
1.JS
1.JI
J
1.H J.H 1.n
J_J(
J.16
t.U
I.!~
4 \0
(0}
)_(Ill
1~
1.11
I.~!
t,;l>
1.J'J
J.'f,
1 ;o
I.~'~
]_SJ
C!C
4';J
J•t
JR~
J;><J
J.e}
(J
J.11
J.H
l_Jj
i11
4.Jt 1.02
J.l'i
.'fl.' (l!l
1.11 (.))
4,Jl 9.0( J,!'18
t.5.J
II..~
1.10 t?'S 1 SI
2.50 J.71
... 11.01
!.SC
J.Ql
J.01
1,U
1.40
J,tJJ
J.tJl l,JJ
1.H
J,JI l.:>e l.U
l.Je l.ll
J,11 2.1! J,06
lU l.H J.02
1,IJ J,00
l,41
J,\tJ
VI -
J
"' e.Ja
J,;-9
)
S.H
"'
J.n
d.1l
5,n
J.5~
• JI J.55
'·"' 4,Se
(.31
J.01
1,!':.
1.14
t_:J
(H
J.!'
""
J,:-0
l_g~
S.U
c.e1 tin
---------···-1 •,1
l.N
l.lO
1,M
t.H
t.OJ
"" (01
J.Jl
J,IJ 5.01
Ul
'"'
l.~
(!;.:)
),;(
1.y,; J_ll
l.~
l.10
1,!1
7,}\
l_!l)
s e<:.
UH
J.11
tJS
),OJ l,!l
"' '·"'
151 J)!
(]/
1,0 '•
),U
Jc..,
1.11
5.11
4.H
\.)1
l.tl
) Ol
l."1 1_1a l.H 1.11 1.ll
tie
'·"' 5.U
'"
J.01 (.11
"
1.W
J_J]
J.lli
)
5.SJ
~.!i-J ]_Y, ~
t:i
.... .... l"
uo
l.J• ·1.v.. 5.tS
'.SJ
) ))
"'
lJ
l)t
C.10
1,1l 4.H
1.n '. !!
1.11 t_OJ
/
2_51
1.111
1.IJ
1.0~
1.0l
J, 10
J.01
1.Vll
1.80
2,8$
2.11
1,17
J,10
lli
1.01 1)1
l.W
2,92
1.N 1.511
1.0~
'"" l 15
2.15 J.00 1.11
'·"'
2.11
2. U
"'"
1.01
J_!ll
1,01 1.11 1.01 t1'
l/U
Ul
us
2.01
lO<
l.00
I ...
2,8]
till 1.81 l.0< 1.11 l.00
1.0l l.18
""
1,11
2.11
l.IJ
l.PIJ
1.H
1.91
""
1.n
1."l 1,.,
J,Sc
l,QG
1.11
l.
l,M
l.S"
I.SJ
I.IS
l
l«
l.tl
1,QIJ
l,iJ
l.Jl
l.5'
l,H 2.SI
\,!1
l.11
I.•~
l.0
1,11 1.)1
tll
1. t I
,,,
1.n
J.11
J.111
)_q
1.•1
l.Sl 1)1
i.n
1.IS
2.1~
).!ll
J.5 l
J.H
" .J!
l)l
l.O
1_).,
l.ll
J.]J
J.U
J,01
l.H
1.? l
aJ
l,S/
J,0
l.H
l.lll
),ll
1.6
1. ~J
11~
1,ll
J,',~
l•'.
""
l.J\
J.))
J.:J
J.n
l.U l,O"J
1.'1
~- l I
1.1~
];",
1.N
1.lS
1.0'I
J51
)_ 4-)
l,H
l, !I
J.0/
1,Q\"I
1,Sll
1_n
~
),.l}
1. ~~
t~s
1.47
l.4-)
i,J'J
J)t
J.~Q
l.I',
)_)',
~
J. !8
l.~!
1.',J
1.•'•
''"
l.H
J,n
1.1~ ).II
l.1l
]_]&
)_ )-J
l.ll
l.H l,ll
101
]_f}
l"
l
1-.'I
;,!!
3,:-,
1 1~
~
11
J.~I
l.~i
}_'.I
)_()
)
"'
l.'.-0
.,
l.ru J.U 1.Si
1.1~
"'
1,11 ),Id
"
)l
1)1 l.J I J l
l "
1.10
l.IH
1_sg
1.1~
1.ll
l.O'I
1,01
) 01
)0)
1,9)
1.~.
l,H
11'!
1.1 ~
1.1!
l.11
J,1)
1.n
1.8~
l.00 l.ltl
'J1
1.11
1)7
J_O'", 1. ! ~
:. is
)
)
r,~,
1.IC 1,Se
1.011 l.11 1,0S
"'
1.D
l.C•
2.0l
) Qt,
1 i~
]_~)
1.~l
l:. ~.J}
/.))
).JV
) 1.)~
)
7.Sll
l.'>11 l«
1.n
J.1&
l5)
J.Je
JD };>!
]:-', l.H l.H l. !l 1.11
)~
J_n
" "
"' "' 1.'C"
l.11
1. t ~
l.l~
1.11
1.0~
1,lC 1.01
·) J)
l~,
lf.t)
l 00
1.) l
)~
'" 'fl)
1 ii
,_.,.,
) 'll
}_))
10/ (01
1.~l
2.1/
l
)<
1.11
"'
!.l!
)_,'~
1- !~
J.O
)))
).I}
1 o~
I~~
) )l
1,Ql C.Sl 1.0l
te:
1.S!
(IU
lM
l.;"j
l.O!
1_~
I;;
7,1}
(_(?
l.11 1.n lC<:
1.H l_Ol
l ?e
J,il 1,.;
us
1.1'1
S)l
'""
1.Ji
1. l ~
j_)t
l 01 I.SJ
1_14
J_O
l~l
!, 1J 10<
l. t /
l"
l.'1
1.18 J.01
1_ll
J !.~ 1,H
J.C 1.>l
"
) ],'tl
1.H J.J1
)
J.U :.SJ
1_(1
J.JJ
1, JS l.00 2,12 1,H
)I
l!I
J.~I
}.)J
,,
1.0
)_)}
l.10
"
1. ~<; J,SW
1.~~
""
'·" l.10
7.H
"
l.~!!
J,ll
1,',1
'"'
1, 11 1.91
1)l l.JS
1_01
~ ~?
l.~11
1.1S l.00
]_ IG J,tf,
l_!l
~.Id
J_~.
II
1,18 J,OJ
l, ,,,
1.SS 151
50
1,11 J.11
"
'·"
.~
'I~
1,0
l"
J-0
1.n
)t
J.rl J_!:'j
2<
J.O I
(_':;)
'-"
20
l.JW
•. ~f)
J_ao
1.~-
'·" .,.. "'
16
~.o
1)1
J_!'l
lto
(H1
J.5l 5_iJ
1. ~':.
,.
7.JJ J,Je 1.711 l.?S JJ)
(())
(H
e.01
l.~1
1."
l ll ;,71
1.~~
,_,; -"·' J.ls
l_)'J
J.ie
punlil><1<J
di:.
-9--ia··11--i· l
l "
I.if.
,,,
l.00
1.a1
1,11
lW
1_01
'"' 1. :o
:.84
1.1 j
1. .. 1... l.M
1.0J
1.01
1.H
1.l
-j
1)0
1,11
~" 1.!l
J, 71 1,01 !'I -------------------------"' ~
?_,
~
'"' 1.~
,_,,
1.tl 1.P'J lS.
'·" J.00 1.11
tn
l.00 2.aa
l.11i l.00 l.OJ
l.'5
trl
'·"
1.ae
U1
Ul
l.f) 1,G4
I.II I.SJ
1,11
I.IC
1.U
'I)
lJ)
1.lJ
l.00 1.10
1.wa
I.fl
l.80
l,H
l.ll
1.81
l.Sl l.U
l.<4
1.41
1.JI
I.If l.Jl
1,88
I.Bl
I.OJ
t<•
l«
I.JO
J.ll
w
1,11 1.11 1.1'
tn
l,t/
1,14
l<S
l>l
'·"'
1,11
1.14
1.11
l1'i
llJ
I.II
l,SS
1,11 2.JIJ
lit
1.111 tlS
I... 1.00
1.911
1.91
1.5' 1,91
I.SS
I.'• 1,H
1,81 1.51
1.87 1.H
I"
I.,
I_!",
1.\1 1,9]
l.<• I.'•
l,5' 1.91 1.51
l.41 1,!d
1.41 l.U 1.1' I.Ill
1.41
U<
1.e-c
l.lJ
l,lO
1,00 1.SO
1.41 1.84
1.ll 1.>I
l,JIJ
'·" '·" '·"' l.>5 1.11 1,18
1)4
1,1? 1.U
IJt
i.n
1,71
'-"
1.lJ
1,81
l}I
l,JS
DJ
1.1' 1.11
'·"'
1,11
1.n
1)1
l .ll 1.l•
1.11 I.JS
l.11
J, IS
1.71
1.1'1
ll<
J.llJ
'·"' '·" 1.111
1.1a
1.1C
1,01
'·" '·"' l)C
l,11
1)1 tlS
w
1.aJ l.OI
1,IJ
1.81 l.OI
..... tO<
lll
'·"'
J, JJ
l.>J
....
lll 1.11 too
....uo ....
1.01
.....
1.0l I.I! I ...
00
,... ..., ....
1,eJ
"''
1.!9 1.11
'·"'
l.U
1.1'
"' ...,
"'''·'' "'"
"'"
t»
200 500 llO
1.0 1,11
l.f8 1.81 l.'5 l,!.O
l.OIJ I.ti
I."'
l.00 l.10
100
1,M lOJ 1,U I...
I.St l,M
!."
I.II 1.11 J,JI 1,11
l.l.•
'·" w ....
l.11 1.11
llJ 1.11
.... tlO
l.00 1.M
'·"'
1.11 UI
I.SI 1.0t 1.57 I.II
-,------------,-0
2 "I
'"
' IQ
l H ~ ~.
l l'S
1.!t) 1.:ia ) IJ<j
}_J~
l 11
I~
I.fl~
J.CJ
I.~
J.~
1,7,
) 'ii
} t1
!.J~
)_!]
1.81
1,S-4
)_~,'
1 '~
1_)',
"'
) ':0-; 1_n
) 01
1.0~
I.l'S
1.!11
1.~i
tt'S
l.Jl 1.:u
l I~ 111
1 '..f,
J.~
1:! lll 1_;";
l l;
J ~ ·'
104
1-(lJ
I~
1 ~~
1.~o
1 !J
1.M
1,~8
! rN
I
~{
1,!0
1.Vl 2,51 1,llO 1.(11 I ti
l.JI 1)1
I )4
"'
1.81
J.U 1.e1
s.11 l.n s 1!,
1.J1 I.Ill l)i
J!J /.';i l!IJ
J'..I
l~~
1.U J_ tf
!H J ;a
J 11
1 e1
1 'A
l
l.l 1
~-11
I le
)_}'
Jq
l.N S.!!I
1.e I
1.s:
i. 41
~.xi
tH
J_H 1.S,
J.H I.ti
J.)1 })J
}_]I
J,H 1 Je l./l 1. SI l.!il
l.41
} ;"O
1. 10 J IJ
1.7'• l. >e
l.04 l ."J J 01
}.)! l.JI
1,1 I
1. 13
J_ I~
1)1 l_JI
1.n J.11
IJ
l. !P
},l(l
S.OIJ
1.11
JI!
1.l'J I.XI
~08
J, 11 ~ Ot J iS
J.lt 1.18 1.1!
t)
) ,'(
)
"
1.',{
l,H
t::i'•
!JJ ~ OI
I I!
I \0 . H•.
JO!
I~
l.~1
1H
IH
1.r,
.' rt!
I.~ I
1. SJ
l_M l.H
1.11 1,Jl
/.!•
i.L'9
:.•JJ
:_~ll
l; I
1.il
1,8/
"'
1_~1
1.M
1.IJ)
1.SO
1.~l
UlO l.:xl
I.BS 1.441
l.11
1.H 1.IS l.H 1,H 1)0
1,ff'S
1)1
1,H
1,)\1 l_tl 1.".15
l,ll 1,lt
1.11 1)1
1,J"S l)Q
1,!'JJ 1.Xl 1,N l:t
1.11
1.11
1,01
I.~
l.H
1,14 lll 1,71 l 1S IJO l.H
l,11 1.11 7.tS 1)0 tll 1,tt! 1,tXI
1,7'0 1,11 1.1» 1.10 1.111 7.00 1.10 1.01 l.a:J tOO
1.J'S
I.fl!!
1,itl
1.lf 1.11
l.~
t.OC
II/ J (f,
J_)C J_)I
1.14
J.~l
J ('Q
1.~l
J,ll
l.H
1-'.C
l_::f:i
1J1
J!O
':'<
J.C/
111 !fl
1" /;.)
l::
1.IJ
; al
1. lJ )')) 1_11 1 rJl
1"
1. !H
l,11
)~,
l_!J
1 .~.
1,t·~
110
11)1 1.1!
I;•; l.UJ
1_1J1
1)~
1.~J
rn
"' ?.P
I_ 'i'Q
1.~~
t,ll(J
1.'A l,'1',
1.t-4
l_ /~
1.M !_De 1.Gl
]\I)
1 QI
1U
1_·,~
I Ill /.';)
l_V',i
U/
1.85
15~
1.'A
),
lO!l
1.~I
l_OI)
1_,-j
l. 1U
l.~
I
t<;1
),(/
l,)}
2.Cl 1_ ~;
1."1
l_~
1.H
~_:.;
! >1 ~ S1
l_(":
7-.S l.S1 2.)1 1.N 1.10 1.11 2.lJ 1.H t:'IJ 1.H ti} !.71 i.11
1.~~
)H
1,:J
?4.!
:1~
)1,'>j
1;.;
\_~>,
1 ~1
1.~
'-~
J_~
):tl J_:"'>
lll
(,!"~
J.CH
/_!1
1,fl
1.l'O
1,IS
Z.:tJ
I.lg
1_!0
1.'..-'; 1 'n
1.~
J_N
!_~,
/.H 1,!f,
1.a1 J.M l••'l 1.0I 1./'
1.H I.OJ 1 if,
l.~
1y,
l_'f,
1.~~
1_r,1 1.(1) l.O
l.ll
1,01
1_ea 1.111
1.JJ
I.XI
1.~I 1.~J
J.'-"
l.Sl
l.:-J
!.~
1.('e J.~
1.:"1 J,11
1.1.'
4)1
},U l,O
J.O!
1.<J
t?'
(j"J
z.e1 J.n
).«
l.~ ()I
1.~> l.~
).Cl
l.IJ 1.H J,11
I.le I.ii 1,!I 1.trl
101
tn
1.::.;
tn
1.11
1.ll
ttt;
1.21 1,14 1.XI l.flll 2.11
1. ti
4, lO
4.!1 J.OJ
l.18 1.111
l.IC
(V';
•::.e
1.8~
1,lS 1}.-J l.Jl 1.n l.li l.n l)'S
l !I
l.H
t_n
1,U 1.ll"J 2,40
I-~
1 l•l i.11 IY• 1. •S
l.~!
JO
1•~
J.!I',
1~1
14
)ll)
•.IJ tl":r
I~
20
1. 1,.1
~-1!
" "" "'II ""
1B
)/'1
J 1l
OI
I~
I]
J.fl1
J" JI
11
-Ul
50
75
100
200
600
00
- - - -1 ------~c__------:--c--::----:---:-::-c--::--::--,-:-:-=i 1_ l ·l 1,'l) 1,51 1,11 1,11 IJl 1,W I.BS 1.U l.r>V l,Sf l,!6
l.~l
l.~/ 1.'~
l_!!V
1.~
1.11
1.JI
un
Uie I.to
1.¥1
1..'J
1/•'
l_i: 1.1~
v11
:.~~
!.II')
1.1-;<J
1,Cfi
--"-"--'--"--'-·-"--'-"-~'~-~-'-~'-"--'~-"°-'_1. l d
tJ I
1.J-< 1.~1
1.n
l.!J L!1 1,):) I'll 1,;, 1.re 1.n
UIJ 1. U
1.(J
1)1
I.~
1.1J
1,lt
1,11 1.15 1,11
l,IJ
l.11 1.11 1.14 1,eQ l,11 1.M 1.0ll
l.~
too
l.M 1.0'> l,00 1.0/
1.'1 I.et 1.51 I.~
1.00 l.t'D l.'11 I.SP 1.H 1.51 I.Pl
1,&c
1,ID
l.!.a
1.54
1,51
I.SO
1.0f 1,05 1.0-4 l,M 1,0l
too
1,S(I
1.41
1.11 l,Sl
I~
1.12 I.SI
1.11 1,U
1-"'S
1,ro
1.tf
1.IO
I.II I.De UIJ 1,11 151 l.QO I.SI 1,1/
1,S4 1,811
I.JI 1.41
1.11 1.tS
l.1'J 1,.fl 1,11 1,0 1.M 1,41 l.IJ 1.)Q LIO
1)1) 1,4-4
I.SJ
1.00 1,11 1,01 I.SR 1,VJ
1,ll l,a!
I~
1.S7 1.lilO
1,!.t
I.Sa 1,M
l_.S..I 1,H 1~1 l.l'I
l.lfj
1.!IJ
l.(lJ
I.~ 1.M I.SI 1)1 1,U
l,., 1.n 1. .f:i
l,G
1.&5 I.all 1,54
1.0'.i
I.~
I~
1.n 1.4!
I.II 1.51 1,81 l,!.O 1,1i l,
I.fl 1,!.0 1.11 1,44 1.11 1.411 1.11 1.45 \,CU 1.41
l.7U l.'l
1.11" 1.:19 I.Sf 1..11'
1.lfj
t.ro
~
~
~
~
~
I~ ~
!)I l.ll
1,M 1.00
1.Sf l.M
1.$-4 1,ll
1.41
I,« I.tit
1,1'0 1.N
1,61
1,51
I.Pl
1.~
1,51 I.JP
l.H l.lJ
1.~1
1.00 1,Ql
1.S.. l.&4
1. .ui 1.H
1.()..(
I~
I~
,,,
I.~
1,00
1.U :.51
1,04 I.SJ I.Ml I.SS
1.71 1.4S
I.Pl 1.51 J,llO
1.~
1,Jt
1.U 1.11
I.« I.elf
1.tl I.~
1.-.:J 1.SJ 1.:U I.SJ l,J4 I.SI 1,JI
~
w
l.JJ I.st
l.Jt 1.51
l,?1 1.0
I.JS 1,5.J
1;n 1.43 1.n 1.-41
1,41
l.:Je
l.Jl
I.~
1.51
1.0
I.SI I.SJ l.M !,SI 1,80
1.37 I.St I.JS 1.51
1.JO 1.'4 1.11 ~
1.11 1.s.J 1.M l,SI I.II l,U I.II \,'4 I.J'S 1.4t
I.Ill 1.0 1.81 I.JO !.CD 1.31
1.S.C I.JS 1.s.J 1.31 1.4'1 1,11 1,oll
1.?S
w
ll5
t.n
1.11 l,..)Q
l.J1 1.n 1,.lJ
1.n 1..:12
1.14
l.lJ 1.U 1.11 I.I] 1, It
I.II
-~~~-~~~--~~~~~~~~~,--~~