20
III. METODE KAJIAN A.
Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden yaitu : pemilik perusahaan, bagian produksi dan bagian pemasaran. dan 30 konsumen brownies dengan alat bantu kuesioner, penetapan jumlah 30 konsumen berdasarkan ketentuan syarat minimal responden 30 orang, responden dipilih secara sengaja dengan cara melakukan wawancara kepada konsumen yang datang ke toko Brownies, Chocolate dan Pastry D’Wonk. 2. Pengumpulan data sekunder melalui studi pustaka, dokumen dan laporan instansi terkait.
B.
Pengolahan dan Analisa Data Metoda
analisis
yang
digunakan
untuk
menganalisa
dan
menginterpretasikan data adalah : 1.
Metode Deskriptif, yaitu pengumpulan data mengenai data internal perusahaan berupa tekhnis produksi, prospek pasar dan keuangan dan data eksternal yang berkaitan dengan permintaan pasar dan pesaing strategis di bidang industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D’Wonk.
2.
Metode Analisa, berupa Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks External Factor Evaluation (EFE), Matriks Internal External (IE) serta analisis SWOT. a.
Matriks IFE dan EFE Matriks IFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan sedangkan Matriks EFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi informasi lingkungan eksternal. Untuk menyusun matriks IFE dan EFE, diperlukan 5 langah (David, 2004) yaitu :
21
1). Daftar faktor-faktor eksternal dan internal, termasuk peluang, ancaman, kelemahan, dan kekuatan, yang berpengaruh terhadap perusahaan dan industrinya.
Daftar yang disusun harus
diusahakan seteliti mungkin. 2). Berikan pembobotan untuk setiap faktor yang menunjukkan kepentingan relatif setiap faktor. Pembobotan berkisar antara 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting). 3). Tentukan rating setiap faktor untuk menunjukkan keefektifan strategi perusahaan dalam merespon faktor-faktor tersebut. Rating tersebut adalah 1 (lemah), 2 (rata-rata), 3 (di atas ratarata) dan 4 (superior). 4). Setiap rating digandakan dengan masing-masing bobot untuk setiap variabelnya. 5). Skor yang diperoleh dijumlahkan, sehingga diperoleh total skor organisasi. 6). Total skor berkisar antara 1,0 – 4,0 dengan rata-rata 2,5. Total skor 4,0 menunjukkan organisasi merespon peluang maupun ancaman yang dihadapinya dengan sangat baik. Sedangkan total
skor
1,0
menunjukkan
organisasi
tidak
dapat
memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada. b.
Matriks IE Matriks IFE dan EFE digunakan untuk mengumpulkan
infromasi yang akan digunakan pada tahap pemaduan. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi, yaitu total skor IFE pada sumbu total skor IFE dibagi tiga kategori, yaitu 1,0 – 1,99 menunjukkan posisi eksternal lemah, 2,0-2,99 menunjukkan kondisi eksternal rata-rata dan 3,0-4,0 menunjukkan kondisi eksternal yang kuat. Matriks IE bisa dilihat pada Gambar 1. Matriks IE dibagi menjadi 3 (tiga) daerah utama yang mempunyai implikasi strategi yang berbeda. 3 (tiga) daerah utama tersebut adalah :
22
1). Daerah 1 meliputi sel I, II, atau IV termasuk dalam daerah grow and build.
Strategi yang sesuai dengan daerah ini adalah
strategi intensif, misalnya penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk dan strategi integratif misalnya integrasi horizontal dan integrasi vertikal. 2). Daerah II meliputi sel III, V, atau VII. Strategi yang paling sesuai adalah strategi-strategi hold and maintain. Yang termasuk dalam strategi ini misalnya adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3). Daerah III, meliputi sel VI, VIII, atau IX adalah daerah harvest dan divest. INTERNAL FACTOR EVALUATION
Kuat
Rata-rata
Lemah 3,0
4,0
2,0
1,0
Tinggi I THE
II
III
V
VI
VIII
IX
3,0
EXTERNAL FACTOR
Sedang
IV
EVALUATION 2,0
Rendah
VII 1,0
Gambar 2. Matriks IE (Kotler, 2002) c.
Matriks SWOT Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor
strategis perusahaan adalah Matriks SWOT.
Matriks ini dapat
23
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Matriks ini dapat
menghasilkan 4 (empat) set kemungkinan alternatif strategis.
Tabel 4. Matriks SWOT
Eksternal
Internal Strength (S) Tentukan 5-10 faktor Kekuatan internal
Weakness (W) Tentukan 5-10 faktor Kelemahan internal
Opportunity (O) Tentukan 5-10 faktor Peluang eksternal
Strategi (S-O) Ciptakan strategi Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi (W-O) Ciptakan strategi Meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Threats (T) Tentukan 5-10 faktor Ancaman eksternal
Strategi (S-T) Ciptakan strategi Menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi (W-T) Ciptakan strategi Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti, 1997 1. Strategi SO, dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2. Strategi ST, dibuat berdasarkan kekuatan perusahaan untuk mengatasi ancaman. 3.
Strategi WO, diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4.
Strategi WT, dibuat berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada, serta menghindari ancaman. Setelah memperoleh gambaran yang jelas mengenai kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan, maka selanjutnya dapat dipilih alternatif strategi yang akan diterapkan perusahaan dalam mengembangkan usahanya.
Dengan pilihan strategi yang tepat, perusahaan diharapkan dapat
memanfaatkan kekuatan dan peluangnya untuk mengurangi kelemahan dan menghadapi ancaman yang ada. Melalui matrik SWOT didapat alternatif strategi
24
untuk menentukan critical decision, agar perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat. d.
Matriks Quantitative Strategies Planning (QSPM) Komponen-komponen utama dari suatu QSPM terdiri dari :
Factors, Strategic Alternative, Weights, Attractiveness Score, Total Attractiveness Score, dan Sum Total Attractiveness Score (David, 2004). Berikut ini disajikan Matriks QSPM dalam Tabel 5. Faktor-faktor sukses kritis
Bobot Strategi I AS TAS
Alternatif Strategi Strategi II Strategi III AS TAS AS TAS
Peluang Ancaman Kekuatan Kelemahan Jumlah Total Nilai Daya Tarik Sumber : David, 2004 Penjelasan mengenai langkah-langkah pengembangan suatu QSPM : Tahap 1 :
Buatlah daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan perusahaan di kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari matriks IFE dan EFE.
Tahap 2 :
Beri bobot pada masing-masing external and internal critical success factors. Bobot ini sama dengan yang ada di EFE Matrix dan IFE Matrix.
Tahap 3 :
Teliti matriks-matriks pada Stage 2 dan identifikasi strategi alternatif yang pelaksanaannya harus dipertimbangkan perusahaan. Catatlah strategi-strategi ini di bagian atas baris QSPM.
Tahap 4 :
Tetapkan Attractiveness Score (AS) untuk setiap strategi berdasarkan peran faktor tersebut terhadap setiap alternatif strategi. Batasan nilai Attractiveness Scores adalah : 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = secara logis menarik, 4 = sangat menarik.
Tahap 5 :
Hitunglah Total Attractiveness Score (TAS) dengan mengalikan bobot dengan Attractiveness Score (AS).
25
Tahap 6 :
Hitung jumlah seluruh Total Attractiveness Score (TAS) untuk setiap alternatif strategi. Dari beberapa nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan terakhir.
C.
Aspek Kajian Menurut Kadariah, dkk (1999), secara umum aspek yang dikaji dalam studi kelayakan usaha meliputi aspek seperti teknis produksi, keuangan dan pemasaran. 1. Aspek teknis Produksi Pada aspek ini akan dibahas mengenai bahan baku untuk produksi ,fasilitas dan peralatan yang digunakan untuk produksi, proses produksi Brownies D’Wonk dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk proses produksi. 2. Aspek pemasaran Pada aspek ini akan dibahas mengenai strategi pemasaran, pangsa pasar, distribusi pemasaran, harga dan promosi. 3. Aspek keuangan Pada aspek ini akan dibahas mengenai omzet perusahaan dan tingkat laba perusahaan.