20
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian tempat 60 M dpl dan jenis tanah Podzolik Merah Kuning. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan bulan Juli 2015.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain, cangkul, sabit, golok, ember, timbangan analitik, kantung plastik ukuran ¼ kg, meteran, kamera digital, alat – alat tulis dan perlengkapan lain yang diperlukan.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah benih padi varietas Ciherang, bak, pupuk kandang sapi, jerami segar, jerami kompos, zeolite, dolomite, insektisida dengan bahan aktif Klorantraniliprol 50 g/l.
3.3 Metode penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), disusun secara tunggal dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Percobaan terdiri dari 10 perakuan yaitu:
21 a0 : Tanpa Amelioran a1 : Pupuk Kandang 10 ton ha-1 + Zeolite 10 ton ha-1 + Dolomit 1 ton ha-1 a2 : Jerami Segar 50 ton ha-1 + Zeolite 10 ton ha-1 + Dolomit 1 ton ha-1 a3 : Kompos Jerami 25 ton ha-1 + Zeolite 10 ton ha-1 + Dolomit 1 ton ha-1 a4 : Pupuk Kandang 20 ton ha-1 + Zeolite 20 ton ha-1 + Dolomit 2 ton ha-1 a5 : Jerami Segar 100 ton ha-1 + Zeolite 20 ton ha-1 + Dolomit 2 ton ha-1 a6 : Kompos Jerami 50 ton ha-1 + Zeolite 20 ton ha-1 + Dolomit 2 ton ha-1 a7 : Pupuk Kandang 30 ton ha-1 + Zeolite 30 ton ha-1 + Dolomit 3 ton ha-1 a8 : Jerami Segar 150 ton ha-1 + Zeolite 30 ton ha-1 + Dolomit 3 ton ha-1 a9 : Kompos Jerami 75 ton ha-1 + Zeolite 30 ton ha-1 + Dolomit 3 ton ha-1 Data hasil pengamatan diuji homogenitasnya dengan uji Bartlett dan ketidakaditifan data antara lingkungan dan perlakuan diuji dengan uji Tuckey kemudian dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT), semua pengujian dilakukan pada taraf 5%.
3.4 Pelaksanaan penelitian 3.4.1 Persiapan media tanam Persiapan media tanam yang pertama yaitu pengambilan tanah yang dilakukan dengan cara mencangkul tanah sawah kemudian dimasukan kedalan bak-bak media penelitiaan sampai bak terisi penuh, bak yang digunakan dalam penelitian ini berdiameter 45 cm, kemudian bak yang sudah berisi tanah dibawa ke rumah kaca. Selanjutnya bak yang berisi tanah ditambahkan air kemudian tanah dihancurkan
sampai
menggunakan tangan.
menjadi
lumpur,
pelumpuran
dilakukan
dengan
22 3.4.2 Persiapan amelioran dan teknik aplikasi Persiapan amelioran yang pertama adalah jerami yang dikomposkan, jerami diambil dari sawah yang ada disekitar kebun percobaan, jerami selanjutnya dicacah mengunakan mesin cacah kemudian jerami yang sudah dicacah sebanyak 50 kg dicampur dengan EM4 1 liter, gula pasir, urea dan air secukupnya yang berguna sebagai pengurai untuk mempercepat pengomposan jerami, pengomposan dilakukan selama 1 minggu. Persiapan yang kedua yaitu jerami segar yang diambil dari dari sawah kemudian jerami dicacah untuk mempermudah pengaplikasian ke media tanam, persiapan yang ketiga yaitu pupuk kandang, pupuk kandang diambil dari kotoran hewan sapi dikering anginkan dan di ayak. Persiapan yang terakhir yaitu penyediaan zeolit dan dolomit, zeolit dan dolomit.
Teknik aplikasi amelioran yaitu dengan cara menimbang terlebih dahulu jenis dari masing-masing amelioran yang sudah disiapkan sesuai dengan dosis. Dosis yang digunakan yaitu : pupuk kandang 10 ton ha-1 atau 157 g per bak, 20 ton ha-1 atau 314 g per bak, dan 30 ton ha-1 atau 471 g per bak. Jerami segar + 50 ton ha-1 atau 785 g per bak, 100 ton ha-1 atau 1570 g per bak, dan 150 ton ha-1 atau 2355 g per bak. Kompos jerami + 25 ton ha-1 atau 391 g per bak, 50 ton ha-1 atau 785 g per bak, dan 75 ton ha-1 atau 1177 g per bak. Zeolit + 10 ton ha-1 atau 157 g per bak, 20 ton ha-1 atau 314 g per bak, dan 30 ton ha-1 atau 471 g per bak. Dolomit + 1 ton ha-1 atau 15,7 g per bak, 2 ton ha-1 atau 31,4 g per bak, dan 3 ton ha-1 atau 47,1 g per bak. Pengaplikasian amelioran yaitu dengan cara mencampurkan kombinasi antara jenis dan dosis amelioran yang selanjutnya diaplikasikan ke media tanam
23 dengan cara mencampurkan amelioran dengan cara diaduk setengah dari ketinggian tanah yang ada pada media tanam secara merata.
3.4.3 Penyemaian benih padi Penyemaian dilakukan dengan cara membuat tempat persemaian berukuran 1x1 m kemudian digemburkan menggunakan cangkul dan diratakan. Benih padi Varietas Ciherang yang telah disortir dengan memilih yang bagus disebar di tempat penyemaian yang sudah disiapkan kemudian ditaburi dengan campuran tanah dan pupuk kandang supaya pertumbuhan benih seragam.
3.4.4 Penanaman Penanaman dilakukan dengan cara menanam langsung bibit padi pada kedalaman ± 5 cm. Bibit yang digunakan berumur 10 hari setelah semai, pada setiap lubang tanam berjumlah 3 bibit perlubang tanaman. Setiap bak berisi 5 tanaman.
3.4.5 Pemupukan Pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada saat tanaman berumur 14 hari setelah tanam, 21 hari setelah tanam dan 35 hari setelah tanam dihitung sejak bibit pindah tanam. Pupuk yang digunakan yaitu phonska dengan dosis 300 kg ha-1 yang diberikan dua kali dengan dosis 2,4 g per bak dan pemupukan urea satu kali dengan dosis 50 kg ha-1 atau 0,8 g per bak. Pemupukan dilakukan dengan cara membuat lubang di dekat tanaman kemudian pupuk diberikan secara merata pada semua tanaman yang ada pada setiap bak percobaan.
24 3.4.6 Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman padi meliputi pengairan, penyiangan, dan pengendalian hama dan penyakit.
Pengairan dilakukan pada sore hari dimulai dari 3 hari setelah penanaman. Pengairan dilakukan setiap 3 hari sekali atau disesuaikan dengan kondisi. Penyiangan dilakukan saat tanaman berumur 40 hari setelah setelah tanam dan gulma ditimbang berat basah dan kering untuk mengetahui pertumbuhan gulma pada setiap satuan percobaan. Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu dicabut menggunakan tangan. Penyiangan bertujuan untuk mengendalikan rumput atau gulma yang tumbuh di area pertanaman padi. Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan 65 hari setelah tanam dan selanjutnya dilakukan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dengan interval 5 harian yang bertujuan untuk menekan pertumbuhan hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi.
3.4.7 Pemanenan Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 114 hari setelah pindah tanam, pemanenan dilakukan dengan cara memotong pangkal malai pada tanaman padi selanjutnya hasil panen diikat menjadi satu pada setiap tanaman sampel, kemudian setelah panen selesai gabah pada setiap tanaman sampel dirontokkan yang kemudian ditimbang sesuai dengan perlakuan dan sesuai dengan sampel masing-masing. Kemudian hasil dari setiap perlakuan dikumpulkan dan hitung 1000 butir selanjutnya ditimbang untuk mengetahui berat 1000 butir.
25 3.5 Peubah yang diamati Pengamatan dilakukan pada tanaman sempel pada setiap satuan percobaan. Peubah yang diamati dan cara pengamatan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman diukur dalam satuan sentimeter (cm) dari permukaan tanah sampai ujung daun tanaman yang tertinggi. Pengukuran dilakukan mulai dari 7 hst sampai 63 hst dengan interval 1 mingguan. 2. Jumlah anakan (buah) Jumlah anakan diamati pada saat tanaman berumur 40 hari setelah tanam. jumlah anakan dihitung dengan cara menghitung semua tanaman per rumpun kemudian dikurangi jumlah tanaman pada saat awal tanam dengan satuan buah.
3. Pertumbuhan gulma (gram) Pertumbuhan gulma diamati dengan cara mencabut gulma yang ada pada saat tanaman padi berumur 40 hari setelah tanam dan menimbang berat basah dan kering gulma.
4. Jumlah anakan produktif (buah) Jumlah anakan produktif diamati dengan cara menghitung semua jumlah anakan yang menghasilkan malai pada setiap rumpun. pengamatan dilakukan pada saat tanaman padi akan dipanen.
26 5. Panjang malai (cm) Panjang malai diukur 2 malai terpanjang pada setiap rumpun tanaman sampel dan diukur dari leher malai sampai ujung malai. pengukuran dilakukan saat tanaman akan dipanen.
6. Jumlah gabah isi permalai (buah) Jumlah gabah isi permalai diamati dengan cara menghitung bulir bernas pada setiap malai. Pengamatan dilakukan saat pemanenan.
7. Hasil perumpun (gram) Hasil perumpun diamati dengan cara menimbang semua hasil gabah perumpun pada setiap tanaman sampel menggunakan timbangan analitik. Pengamatan dilakukan saat tanaman setelah dipanen.
8. Bobot 1000 butir (gram) Berat 1000 butir diamati dengan cara mengitung bulir padi secara acak pada setiap satuan percobaan sebanyak 1000 butir gabah kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik. pengamatan dilakukan saat tanaman saat panen.
9. Bobot Brangkasan basah (gram) Brangkasan basah dihitung dengan cara menimbang tanaman sampel dengan satuan gram (gr). penimbangan dilakukan setelah malai dipanen dan akar tanaman dibersihkan dari tanah yang menempel pada akar tanaman.
27 10. Bobot Brangkasan kering (gram) Brangkasan kering dihitung dengan cara menimbang tanaman sampel dengan satuan gram (gr). penimbangan dilakukan setelah tanaman padi dikeringkan dengan cara di jemur selama 20 hari sampai berat konstan.