III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro pada bulan Maret – Mei 2014. Jenis tanah di lokasi penelitian adalah tanah Podzolik Merah Kuning (PMK)
pada ketinggian
tempat 25 – 50 m dpl, kemiringan tanah 0 – 10 % dan curah hujan 100 mm/bulan (Monografi Desa Rejomulyo, Metro Selatan, 2013).
3.2 Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih jagung manis hibrida F1 varietas Bonanza, pupuk Urea, SP36, KCl, insektisida dengan bahan aktif Profenofos 500 g/l, fungisida dengan bahan aktif Tebuconazole 50 gr/lt dan Trifloxistrobin 25 gr/lt
dan herbisida dengan bahan aktif parakuat diklorida 276 g/l. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, garu, sabit, tugal, tali rafia, tambang, ember, hand sprayer, ember, golok, timbangan, meteran, kantung plastik, karung plastik, triplek, cat, kuas, paku, palu, gergaji dan alat-alat tulis.
15
3.3 Metode Penelitian Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan rancangan percobaan Split Plot dengan 3 ulangan.
Sebagai petak utama adalah
perlakuan jenis mulsa (t) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu : tanpa mulsa (t1) jenis mulsa plastik hitam perak (t2), jenis mulsa jagung (t3) dan sebagai anak petak adalah jarak tanam (j) yang terdiri dari tiga taraf, yaitu : 70 cm x15 cm (j1), 70 cm x 20 cm (j2) dan 70 cm x 25 cm (j3). Kombinasi perlakuan yaitu t1 j1, t1 j2, t1 j3, t2 j1, t2 j2, t2 j3, t3 j1, t3 j2, t3 j3 masing-masing diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Luas petak percobaan adalah 2,5 m x 3,5 m, jarak antar ulangan 1 m dan jarak antar petak 0,5 m. Data hasil penelitian dianalisis ragam dengan membandingkan F-hitung dan F-tabel pada taraf
5% dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf
nyata 5%, sebelumnya dilakukan uji homogenitas ragam (Uji Bartlett) dan uji ketidakaditifitas data (Uji Tuckey).
3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Persiapan Lahan Pengolahan tanah dengan pengolahan tanah minimum yaitu tanah diolah hanya pada bagian yang akan ditanami. Pada lahan yang menggunakan mulsa plastik, tanah diolah pada bagian yang akan ditanami kemudian diberi mulsa plastik. Mulsa plastik yang digunakan adalah mulsa plastik hitam perak. Pada lahan yang menggunakan
16
mulsa jagung, lahan diolah hanya pada bagian yang akan ditanami kemudian diberi mulsa jagung. Mulsa jagung yang digunakan berasal dari sisa-sisa tanaman jagung pada penanaman sebelumnya.
3.4.2 Penanaman Lubang tanam dibuat dengan menggunakan tugal kayu dengan kedalaman tanam 3 cm. Setiap lubang tanam diisi 1 (satu) butir benih jagung kemudian ditutup dengan tanah. Jarak tanam yang digunakan sesuai dengan perlakuan, yaitu 70 x 15 cm (75 tanaman per petak), 70 cm x 20 cm (55 tanaman per petak), dan 70 cm x 25 cm (45 tanaman per petak).
3.4.3 Pemeliharaan Pemeliharan pada tanaman jagung meliputi kegiatan : penyulaman yang dilakukan pada saat tanaman berumur 7 hari setelah tanam. Sedangkan penyiangan dilakukan 2 minggu sekali untuk menghilangkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman.
3.4.4 Pemupukan Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea,SP 36 dan KCl. Pupuk diberikan sesuai dengan dosis rekomendasi pemupukan tanaman jagung pada daerah penelitian yaitu Urea sebanyak 300 kg/ha, SP 36 150 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha sehingga setiap plot mendapatkan 262,5 g Urea, 131,25 g SP 36 dan 87,5 g KCl.
17
Pemberian pupuk Urea dilakukan dua kali, yaitu setengah dosis pada saat tanam, setengah dosis saat tanaman berumur 4 minggu. Pupuk SP 36 diberikan sekaligus bersamaan saat tanam, sedangkan pupuk KCl diberikan dua kali, yaitu setengah dosis pada saat tanam dan setengah dosis bersamaan pada saat pemberian pupuk Urea yang kedua, yaitu 4 minggu setelah tanam. Pupuk-pupuk tersebut diberikan secara larikan yang dibuat di samping lubang tanam.
3.4.5 Pengendalian Hama dan Penyakit Hama yang menyerang tanaman jagung manis pada saat penelitian yaitu ulat tongkol (Holicoperva armigera).
Hama tersebut ditemukan di sekitar rambut tongkol.
Pengendalian serangan hama ini dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida bahan aktif Profenofos 500 g/l, konsentrasi yang digunakan yaitu 2 ml/liter air, penyemprotan dilakukan sebanyak 2 kali pada umur 15 HST dan 30 HST. Sebagian kecil tanaman pada penelitian ini juga terserang penyakit karat daun. Penyakit ini menyebabkan permukaan daun terdapat bercak-bercak tonjolan seperti karat daun dan bila diraba terasa sangat kasar. Pengendalian penyakit ini dengan cara memperbaiki drainase tanah dan menyemprotkan fungisida bahan aktif Tebuconazole 50 gr/lt dan Trifloxistrobin 25 gr/lt dengan konsentrasi 1,5 gr/liter air.
18
3.4.6 Pemanenan Pemanenan jagung manis dilakukan pada saat tanaman telah berumur 70 hari, dengan kriteria biji padat (penuh), dan mengkilap. Jagung manis dipanen dalam kondisi muda ketika masak susu dan di simpan di dalam karung. Setelah dipanen jagung manis harus disimpan pada kondisi dingin.
Pemanenan dilakukan dengan cara
mematahkan tangkai buah jagung.
3.5 Peubah Yang Diamati Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan dan komponen hasil.
Pengamatan
dilakukan pada setiap tanaman contoh yang sudah ditentukan sejak tanaman berumur 14 hari. Dari setiap petak percobaan dipilih 10 tanaman secara acak untuk dijadikan sampel (tanaman contoh). Data yang diperoleh kemudian dirata-rata. Variabel yang diamati meliputi: 1) Tinggi tanaman (cm) Tinggi tanaman diukur dari leher akar hingga ujung daun tertinggi menggunakan meteran. Pengukuran dimulai pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam (MST) dengan interval 2 minggu sampai muncul bungan jantan sebanyak 75%.
19
2) Jumlah daun (helai) Jumlah daun dihitung pada daun yang sudah membuka sempurna. Perhitungan dimulai saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam (MST) dengan interval 2 minggu sampai muncul bunga jantan sebanyak 75%. 3) Waktu berbunga (hari) Waktu berbunga dicatat saat tanaman mengeluarkan bunga jantan sebanyak 75% pada setiap petak percobaan. 4) Bobot basah tongkol dengan kelobot (gr) Bobot basah tongkol dengan kelobot dihitung dengan cara menimbang tongkol jagung manis yang masih memiliki kelobot saat panen pada setiap tanaman contoh (sampel). 5) Bobot basah tongkol tanpa kelobot (gr) Bobot basah tongkol tanpa kelobot dihitung dengan cara menimbang tongkol jagung manis yang sudah tanpa kelobot saat panen pada setiap tanaman contoh (sampel). 6) Bobot beragkasan kering (gr) Setelah bobot brangkasan basah ditimbang, kemudian brangkasan dikeringkan dengan cara dijemur sampai kering dan ditimbang kemudian dijemur lagi setelah 1 hari kemudian ditimbang lagi, ketika tidak terjadi perubahan berat maka pengeringan dihentikan dan didapatkan berat konstan.
20
7) Hasil per petak panen (kg) Hasil per petak panen dihitung dengan cara menimbang semua bobot tongkol jagung manis berkelobot per luas petak panen.