II. LANDASAN TEORI
Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, digunakan kerangka teori dalam penelitian ini yang meliputi teori seni tari, tari Melinting, pembelajaran dan kemampuan menari. Kerangka teori tersebut digunakan untuk mengkaji kemampuan menari Melinting siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/1012. Adapun pemamparan teori-teori tersebut adalah sebagai berikut.
2.1 Seni Tari
Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat (Sumandiyo, 2007:13). Keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakan-gerakan tubuh dalam ruang dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus mengandung maksud-maksud tari yang dibawakan, sehingga untuk menilai suatu karya seni tari digunakan tiga indikator kepenarian, yaitu indikator wiraga, indikator wirama, dan indikator wirasa (Nursantara, 2007 : 44). Pada saat menari dipandu dengan hitungan 1-8, hitungan ini sangat membantu dalam mempelajari sebuah tarian. Berikut paparan tentang pengertian tari dan jenis-jenis tari.
9
2.1.1 Pengertian Tari Unsur utama yang paling pokok dalam tari adalah gerak tubuh manusia. Tari merupakan keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika. Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak, sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan pencipta tarian tersebut (Hawkins: 1990:2). Tari adalah gerak-gerak ritmis baik sebagian atau seluruh anggota tubuh yang terdiri dari pola individu atau kelompok yang disertai oleh ekspresi atau ide tertentu (Tim, 1996:5). Tari merupakan perpaduan pola-pola di dalam ruang yang disusun dan dijalin menurut aturan pengisian waktu tertentu (Junaidi, 1996:5). Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia sesuai dengan motivasi tertentu, yang diungkapkan lewat gerak-gerak yang indah dan ritmis.
2.1.2 Jenis Tari
Tari dapat dibedakan dalam beberapa kategori pelembagaan yang menyangkut proses pembuatan tari tersebut. Pelembagaan tari dibedakan menjadi pelembagaan masyarakat primitif yang disebut jenis tari primitif. Pelembagaan tari tradisional kerakyatan yang banyak berkembang di lingkungan pedesaan disebut jenis tarian rakyat. Pelembagaan tari tradisional yang berkembang di lingkungan istana atau keraton disebut
10
jenis tarian klasik tradisional dan pelembagaan tari yang didukung oleh masyarakat yang pluralis dan masyarakat perkotaan disebut jenis tari kreasi baru (Hadi, 2007:19). Tari Melinting merupakan salah satu tari tradisional Lampung yang dikategorikan tari klasik karena tari Melinting adalah tarian yang berkembang di lingkungan Keratuan Melinting, hanya ditarikan oleh orang tertentu dan ditempat tertentu serta dengan syarat-syarat tertentu (Novrida, Nurhayati, 2004:1).
2.2 Tari Melinting
Tari Melinting merupakan tarian yang terdapat di daerah kecamatan Labuhan Maringgai, Desa Maringgai dan Wanna Lampung Timur. Daerah ini tidak jauh dari pesisir lepas pantai perbatasan dengan laut Jawa. Adapun pemaparan tari Melinting adalah sebagai berikut.
2.2.1 Karakteristik Tari Melinting
Tari Melinting adalah salah satu kesenian tradisional yang berasal dari Desa Wana Lampung Timur. Dilihat dari sejarahnya, tarian ini merupakan tari adat tradisional Keagungan Keratuan Melinting yang diciptakan oleh Ratu Melinting, yakni Pangeran Panembahan Mas yang dipentaskan pada saat acara Gawi Adat (Begawi). Gawi adat (Begawi) adalah upacara pernikahan adat Lampung maupun upacara pengambilan gelar adat Lampung (Novrida, Nurhayati, 2004:1).
11
Fungsi Tari Melinting dahulu merupakan tarian Keluarga Ratu Melinting dan hanya dipentaskan oleh Keluarga Ratu saja di tempat yang tertutup (sessat atau balai adat), tidak boleh diperagakan oleh sembarang orang. Pementasannya pun hanya pada saat Gawi Adat Keagungan Keratuan Melinting saja. Personal penarinya pun hanya sebatas pada putra putri Ratu Melinting.
Namun, dalam perkembangannya sekarang, tari Melinting tidak lagi mutlak sebagai tarian keluarga Ratu Melinting dan tidak lagi berfungsi sebagai tari upacara, tetapi sudah bergeser menjadi tari pertunjukan atau tari yang berfungsi dalam penyambutan tamu-tamu agung yang datang ke daerah Lampung serta acara-acara besar lainnya seperti acara kesenian Lampung dan festival tari. Hal ini dimaksudkan agar tari melinting dapat dikenal oleh semua lapisan masyarakat Lampung tanpa terkecuali sehingga tari Melinting dapat terus lestari dan berkembang.
Sebagai contoh, pada April 2007 yang lalu, Tari Melinting dipentaskan secara masal oleh dua puluh lima pasang penari dalam upacara penutupan Musyabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Lampung yang dilaksanakan di Pusat Kegiatan Olahraga Way Halim Bandar Lampung. Selain itu, pada saat Festival Way Kambas atau Festival Krakatau serta acara-acara lainnya tari Melinting juga ditampilkan. Hal ini berarti bahwa tari Melinting sudah tersebar luas di Provinsi Lampung sebagai salah satu bentuk seni pertunjukan. Setiap tarian mempunyai elemen-elemen
12
penyusun dalam penyajiannya, adapun elemen-elemen penyusun pertunjukan tari Melinting dipaparkan di bawah ini.
2.2.2. Elemen Tari Melinting
Berikut ini digambarkan bentuk penyajian Tari Melinting. Komposisi tari merupakan elemen-elemen yang menyusun wujud pertunjukan tari dalam bentuk penyajian secara keseluruhan. Adapun elemen-elemen tersebut adalah elemen gerak, iringan (musik), tata rias, busana, tempat pertunjukan, dan properti (Soedarsono, 2001:170). Keenam elemen tari tersebut dipaparkan di bawah ini.
2.2.2.1 Elemen gerak Elemen gerak merupakan salah satu unsur pokok dalam tari. Gerak dalam tari terwujud setelah anggota-anggota badan manusia yang telah terbentuk digerakkan. Gerak merupakan substansi dari tari. Namun, tidak semua gerak bisa disebut sebagai tari. Hanya gerak yang sudah mengalami penggarapan, memiliki makna dan nilai estetis, yang dapat disebut sebagai gerak tari.
Gerak tari dibedakan menjadi dua, yakni gerak literal (maknawi) dan nonliteral. Gerak literal atau gerak maknawi adalah gerak tari yang setiap geraknya memiliki dan mewakili perasaan penciptanya (koreografer), sehingga setiap gerak tarian tersebut mempunyai makna tersendiri. Selajutnya yang dimaksud dengan gerak nonliteral adalah seni gerak yang
13
mengandung pengertian movement dan motion. Jenis tarian ini hampir sepenuhnya bersandar pada pengertian movement dan motion sebagai wahana komunikasi. Gerak tari nonliteral tidak ada pesan-pesan khusus pada sajiannya (Hadi, 2007:1). Evaluasi koreografi nonliteral lebih sulit daripada mengevaluasi gerak tari literal.
Gerak dalam tari Melinting termasuk gerak-gerak literal atau maknawi yang setiap gerakannya mempunyai maksud atau makna. Pada adegan pembukaan, makna gerak adalah bahwa putra dan putri penyimbang melakukan penghormatan kepada para penyimbang/tamu agung. Pada adegan kugawo Ratu, makna gerak adalah melambangkan keperkasaan putra putri penyimbang. Pada adegan knui melayang, keagungan dan kelemah lembutan penyimbang, ungkapan keleluasaan berpendapat/bersikap. Pada adegan penutup, makna gerak adalah bahwa putra putri penyimbang memberi penghormatan pada penyimbang.
Teknik gerak menari Melinting sudah ada dalam buku yang disusun oleh Novrida dan Nurhayati dari Taman Budaya Provinsi Lampung. Adapun pedoman teknik gerak setiap geraknya adalah sebagai berikut. 1.
Teknik Gerak Putra Teknik gerak penari putra terbagi dalam gerak tangan dan gerak kaki. Adapun paparan gerak tangan penari putra sebagai berikut. a) Babar Kipas
14
Kedua tangan merapat di depan dada, kemudian diayun membuka ke samping selebar badan sejajar dada lalu menutup kembali (dilakukan berulang-ulang).
Gambar 1 : Penari Melinting dengan gerakan babar kipas (Foto : Sy. Aliyah Hasan, 2012) b) Babar Kipas Simpuh Posisi kaki dilipat ke belakang diduduki (simpuh) gerakan tangan seperti nomor a (babar kipas).
15
Gambar 2 : Penari Melinting dengan gerakan babar kipas simpuh (Foto : Indra Bulan, 2012) c) Babar Kipas Berdiri Posisi badan berdiri, kaki kanan diangkat tumpuan kaki kiri posisi kedua tangan rapat di depan dada, letakkan kaki kanan angkat kaki kiri bersamaan posisi tangan membuka ke samping, kemudian dilakukan berulang-ulang. d) Sukhung Sekapan Tangan kanan dorong lurus ke depan, tangan kiri tarik ke belakang tetap di depan dada (bisa dilakukan dengan posisi berdiri atau duduk) e) Balik Palau Tangan kanan ke samping kanan, tangan kiri ditekuk di depan dada, kaki kiri jinjit di samping kaki kanan. Gerakkan kedua tangan (pergelangan) ke arah depan bersamaan kaki kiri menapak (telapak kaki menempel lantai), ketika kaki kanan menapak posisi tangan kembali seperti semula, begitu seterusnya.
16
f) Kenui Melayang Kedua tangan direntangkan ke samping kanan dan kiri, putar kedua pergelangan tangan berulang-ulang sesuai kebutuhan. g) Nyiduk Posisi badan jongkok tumpuan kedua kaki, tangan kanan ke depan, tangan kiri ditarik ke belakang (tetap di depan dada) dilakukan bergantian h) Salaman Posisi badan jongkok, kedua tangan lurus dan dirapatkan di depan dada diayun ke kanan dan ke kiri (dilakukan berpasangan sesama putra).
Gerak Kaki Teknik gerak kaki penari putra terbagi dalam lima gerak kaki. Adapun paparan gerak kaki penari putra sebagai berikut. a) Suali Posisi awal badan berdiri, langkah kaki kanan ke depan bersamaan dorong tangan kiri ke depan, langkah kaki kiri ke depan bersamaan dorong tangan kanan ke depan, tangan kiri ditarik ke belakang tetap di depan dada, ulang gerakan hitungan 1 (satu), silang kaki kiri di depan kaki kanan, gerakan tangan sama dengan hitungan 2 (dua), rapatkan kaki kanan sejajar kaki kiri, jongkok, kedua tangan babar kipas, berdiri perlahan tangan babar kipas.
17
b) Niti Batang Langkahkan kaki kanan, rentangkan tangan kanan lurus ke samping kanan, tangan kiri ditekuk di depan dada, rapatkan kaki kiri silang ke arah kanan bersamaan memutar badan (setengah lingkaran) sambil merendah, tangan kiri lurus ke samping kiri tangan kanan ditekuk di depan dada (biasanya dilakukan untuk perpindahan posisi). c) Luncat Kijang Melompat, kaki kanan ke depan diikuti kaki kiri posisi badan setengah jongkok, posisi tangan kanan rentang lurus ke samping kanan, tangan kiri ditekuk siku sejajar bahu. d) Lapah Ayun Posisi badan tegak dan naik turun (Enjot), langkah kaki kanan ke depan, bergantian dengan kaki kiri dan seterusnya sampai dengan hitungan delapan (dilakukan berulang-ulang). e) Jong Sumbah Posisi kedua kaki dilipat ke belakang diduduki (simpuh) kedua tangan saling dirapatkan di depan dada dengan posisi badan tegap.
2. Teknik Gerak Putri Gerak Tangan Teknik gerak penari putri terbagi dalam gerak tangan dan gerak kaki. Adapun paparan gerak tangan penari putri sebagai berikut. a) Babar Kipas
18
Kedua tangan merapat di depan dada, kemudian diayun membuka ke samping selebar badan sejajar dada lalu menutup kembali (dilakukan berulang-ulang). b) Babar Kipas Simpuh : posisi kaki dilipat ke belakang diduduki (simpuh) gerakan tangan seperti nomor a.1.1 (babar kipas). c) Babar Kipas Berdiri Posisi badan berdiri, kaki kanan diangkat tumpuan kaki kiri posisi kedua tangan rapat di depan dada, letakkan kaki kanan angkat kaki kiri bersamaan posisi tangan membuka ke samping, kemudian rangkai gerakan-gerakan tersebut dilakukan berulang-ulang. d) Sukhung Sekapan Tangan kanan dorong lurus ke depan, tangan kiri tarik ke belakang tetap di depan dada (bisa dilakukan dengan posisi berdiri atau duduk). e) Timbangan Posisi badan berdiri tegak kedua kaki dirapatkan, kedua tangan lurus ke belakang kemudian gerakkan kedua pergelangan tangan dengan memutar kearah dalam (ukel). f) Melayang Posisi badan tegak ke sudut kiri kaki dirapatkan tangan kanan lurus ke depan/sejajar perut, tangan kiri lurus ke samping kiri, pergelangan tangan diputar kearah dalam (dilakukan dengan posisi tangan dan arah badan bergantian). g) Nginyau Bias
19
Posisi badan tegak, kedua tangan sejajar pinggul kanan, putar kedua pergelangan tangan kearah dalam, kedua tangan pindah sejajar pinggul kiri dengan posisi jari-jari tangan tegak, begitu seterusnya dilakukan berulang sesuai kebutuhan.
Gerak Kaki Teknik gerak kaki penari putri terbagi dalam empat gerak kaki. Adapun paparan gerak kaki penari putri sebagai berikut. a) Nginjek Tahi Manuk Kaki kanan (ayun) ke depan dengan ujung jari kaki menyentuh lantai (tidak menapak), kaki kanan tarik kembali kearah semula, langkah kaki kanan ke samping kanan, lakukan gerakan dengan kaki kiri (berlawanan). b) Nginjak Lado Tepukkan telapak kaki kanan ke lantai, angkat dan letakkan tumit kearah kanan, tepukkan telapak kaki kiri kearah kanan, angkat dan letakkan tumit kaki kiri kearah kanan, lakukan berulang-ulang c) Lapah Ayun Posisi badan tegak dan naik turun, langkah kaki kanan ke depan, bergantian dengan kaki kiri (dilakukan berulang-ulang). d) Jong Sumbah Posisi kedua kaki dilipat ke belakang diduduki (simpuh) kedua tangan saling dirapatkan di depan dada dengan posisi badan tegap.
20
Tabel 2.1 Paparan gerak tari Melinting beserta hitungannya dibedakan antara gerak putra dan putri
NO A.
RAGAM GERAK PUTRA Pembukaan
PUTRI
JUMLAH HITUNGAN
1
Lapah, Babar Kipas (Masuk ke Panggung)
Lapah, Babar Kipas (Masuk ke Panggung)
18x8
2
Lapah Ayun, Babar Kipas
Lapah Ayun, Babar Kipas
2x8
3
Jong sembah Sembah Nunduk Rebah Berdiri dengan lutut Babar kipas berdiri
Jong sembah Sembah Nunduk Rebah Berdiri dengan lutut Babar kipas berdiri
1x8 ½x8 ½x8 1x8 3x8
B.
Punggawo Ratu
4
Kenui melayang + Balik palau Balik palau Balik palau
Timbangan
½x8
Melayang kanan, kiri Nginyau Bias
1x8 2x8+½x8
Sukhung sekapan (Duduk, arah belakang) Sukhung sekapan (Duduk, arah depan)
Nginyau bias (Kaki nginjak tahi manuk) Timbangan
1x8
Balik palau (Berdiri) Balik palau
Melayang
1x8
Nginyau bias
4x8+½x8
Nyiduk Salaman Kenui melayang Balik palau (Berdiri)
Sukhung sekapan Sukhung sekapan Timbangan Melayang
1x8 ½x8 ½x8 1x8
5
6
7
½x8
21
C.
Mulei Batangan
Nginyau bias (maju)
3x8+½x8
8
Balik palau (membuka)
Nginyau bias Nginyau bias (Saling membelakangi)
3x8
9
Balik palau Balik palau
Timbangan Melayang kanan, kiri Nginyau bias
½x8 1x8 2x8+½x8
10
Balik palau Balik palau Balik palau
Sukhung sekapan Timbangan Melayang kanan, kiri
1x8+½x8 ½x8 1x8
11
Sukhung sekapan Kenui melayang Balik palau
Nginyau bias (Bergeser sejajar)
6x8+½x8
12
Balik palau
Nginyau bias
2x8
13
Balik palau Niti batang
Nginyau bias (Searah)
1x8+½x8
14
Balik palau
Sukhung sekapan
1x8+½x8
15
Sukhung sekapan (mendekat) Kenui melayang Balik palau
Timbangan Melayang
½x8 1x8
16
Balik palau Suali
2x8+½x8 1x8+½x8
Balik palau Balik palau
Nginyau bias Nginyau bias + Nginjak tahi manuk Timbangan Melayang
17
Balik palau belakang
Nginyau bias
1x8
18
Balik palau depan
Nginyau bias
1x8
19
Balik palau
Nginyau bias
1x8+½x8
½x8 1x8
22
Sukhung sekapan duduk Kenui melayang Balik palau belakang Balik palau depan
Sukhung sekapan Timbangan Melayang Nginyau bias
1x8+½x8 ½x8 1x8 2x8+½x8
Suali
Nginyau bias (Nginjak tahi manuk) Timbangan Melayang
1x8+½x8
Balik palau Niti batang Balik palau Sukhung sekapan
Nginyau bias Nginyau bias
3x8+½x8 5x8
Nginyau bias
1x8
22
Sukhung sekapan Balik palau Balik palau
Timbangan Melayang Nginyau bias
½x8 1x8 4x8
D.
Kenui Melayang
23
Nyiduk Salaman Kenui melayang Balik palau
Sukhung sekapan Sukhung sekapan Timbangan Melayang
1x8 ½x8 ½x8 1x8
24
Balik palau Balik palau
5x8+½x8 1x8+½x8
Balik palau
Nginyau bias Nginyau bias (Kaki nginjak tahi manik) Nginyau bias
Jong sembah Babar kipas
Jong sembah Babar kipas
13x8 3x8
20
Kenui melayang Balik palau 21
25
½x8 1x8
3x8
2.2.2.2 Elemen musik Elemen musik atau iringan dalam sebuah tarian, tidak hanya sekadar sebagai iringan karena musik merupakan patner yang tidak dapat ditinggalkan. Oleh
23
karena itu musik yang dipergunakan untuk mengiringi tari harus digarap benar-benar sesuai dengan garapan tarinya. Hubungannya dengan seni tari, pada umumnya iringan berfungsi sebagai penguat atau pembentuk suasana. Iringan dibagi dua macam, yakni musik internal dan musik eksternal. Musik internal adalah musik yang bersumber dari diri penari, misalnya suara yang ditimbulkan dari tepukkan tangan, vokal penari, dan hentakan kaki penari, sedangkan musik eksternal adalah musik yang berasal dari alat musik instrumental, misalnya talo balak, piano, gitar dan gamelan.
Fungsi musik ada tiga, yaitu sebagai pengiring, pemberi suasana, dan ilustrasi. Sebagai pengiring tari, berarti peranan musik hanya mengiringi atau menunjang penampilan tari. Fungsi musik sebagai pemberi suasana berarti musik dipakai untuk membantu suasana adegan dalam tari. Sedangkan fungsi musik ilustrasi hanya berfungsi sebagai pengiring.
Iringan pada tari Melinting adalah iringan atau musik eksternal, nama seperangkat instrument yang digunakan adalan talo balak (kelittang). Jenis tabuhan yang digunakan adalah tabuh arus pada adegan pembukaan, tabuh cetik pada adegan punggawo ratu, tabuh kedangdung pada adegan mulai batangan, tabuh kedangdung pada adegan knui melayang, dan tabuh arus pada adegan penutup. Berikut urutan penyajian musik tari Melinting (Novrida dan Nurhayati, 2004).
24
Tabel 2.2 Urutan Penyajian musik Tari Melinting No
Adegan
Nama Adegan
Jenis Tabuhan
1
Pertama
Pembukaan
Arus
2
Kedua
Punggawo Ratu
Cetik
3
Ketiga
Mulei Batangan
Kedanggung
4
Keempat
Kenui Melayang
Kedanggung
5
Kelima
Penutup
Arus
Dari tabel 2.2 dapat diketahui penyajian musik yang digunakan dalam tari Melinting, yaitu tabuh arus digunakan pada adegan pembukaan, tabuh cetik digunakan pada adegan punggawo ratu, tabuh kedanggung digunakan pada adegan mulei batangan dan kenui melayang dan pada adegan penutup digunakan kembali tabuh arus.
Tabuh arus adalah jenis tabuhan Lampung yang mempunyai tempo yang cukup cepat sehingga cocok digunakan pada saat memasuki panggung dan keluar panggung. Tabuh cetik adalah jenis tabuhan Lampung yang lebih lembut dan mengalir, sehingga cocok digunakan pada saat adegan yang memperlihatkan kelembutan dan keramahan keratuan Melinting. Tabuh kedanggung adalah jenis tabuhan Lampung yang memiliki penekananpenekanan pada nada-nada tertentu sehingga cocok digunakan untuk adegan yang memperlihatkan kegagahan dan kelembutan putra-putri Ratu Melinting.
25
Gambar 3 : Seperangkat Alat Musik Talo Balak Lampung Pengiring Tari Melinting (Foto : Agel Bayu Pinangkis, 2012)
2.2.2.3 Tata Rias Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetik, untuk mewujudkan wajah peranan. Fungsi rias adalah memberikan bantuan dengan jalan memberikan dandanan atau perubahan pada pemain, hingga berbentuk suasana yang cocok dan wajar.
Bagi seorang penari, rias merupakan hal yang sangat penting. Pemakaian tata rias yang digunakan untuk pertunjukkan akan berbeda dengan tatarias sehari-hari. Tata rias yang dipakai sehari-hari pemakaiannya cukup tipis dan tidak memerlukan garis-garis kuat pada bagian wajah, sedangkan untuk tata rias pertunjukkan tari, segala sesuatu diharapkan lebih jelas dan lebih tebal.
26
Hal ini penting sekali dalam pertunjukkan tari, karena untuk memperkuat garis-garis ekspresi dan menambah daya tarik penampilan. Tata rias merupakan hal penting dalam pertunjukkan tari karena membantu penari untuk membedakan karakter.
Tata rias yang digunakan penari putri dalam tari Melinting adalah rias cantik. Pada prinsipnya rias wajah pada tari Melinting adalah untuk membuat wajah cerah dan terlihat cantik, sedangkan untuk penari putera hanya menggunakan bedak, alis, serta sedikit rias pada mata untuk memperkuat karakter wajah.
2.2.2.4 Busana Tari Busana tari tidak sama dengan pakaian sehari-hari. Fungsi fisik busana adalah sebagai penutup dan pelindung tubuh, sedangkan fungsi estetiknya merupakan unsur keindahan dan keserasian bagi tubuh penari. Fungsi busana juga tidak jauh berbeda dengan tata rias, yaitu mendukung tema atas isi dan memperjelas peranan-peranan dalam suatu sajian tari. Dalam perkembangannya, pakaian tari telah disesuaikan dengan kebutuhan tari tersebut. Busana tari yang baik tidak hanya sekedar untuk menutup tubuh semata, melainkan juga harus dapat mendukung penampilan tari. Busana tari dipergunakan untuk melukiskan sesuatu oleh penciptanya dan dipakai oleh penarinya dan tidak terlepas pemilihan nilai terhadap warna, garis dan bentuk. Maka, tata busana selain untuk memperkuat peranan, pemilihan
27
warna, garis dan bentuk, juga bias mendalami kejiwaan seni tari, serta akan memberi suasana yang dimaksudkan.
Dalam tari Melinting, busana yang digunakan penari putri adalah (1)siger bercadar Melinting, (2) kalung buah jukum, (3) gelang kano, (4) bulu seretei, (5) gelang rui, (6) tapis, (7) baju kebaya kurung, (8) sanggul/cemara, (9) kembang melati, (10) subang giwir, (11) peneken, (12) kalung inuh, (13) papan jajar, (14) gelang burung, (15) selendang putih, sedangkan busana penari putra adalah (1) kopiah emas, (2) kembang melur bunga pandan, (3) buah jukum, (4) kain bidak, (5) bulu seretei, (6) sesapur handak , (7) celana teluk belanga, (8) baju teluk belanga, (9) serempang betumpal, (10) kalung inuh, (11) gelang burung, (12) gelang kano, (13) kain putih. Adapun gambar penari tari Melinting dengan busana lengkap adalah sebagai berikut.
Gambar 4 : Pose Penari Putra Tari Melinting dengan Busana dan Tata Rias (Foto : Dwiyana Habsary, 2010)
28
Gambar 5 : Pose Penari putri Tari Melinting dengan Busana dan Tata Rias (Foto : Dwiyana Habsary, 2010)
Gambar 6 : Pose Penari Tari Melinting dengan Busana, Tata Rias dan Properti (Foto : Dwiyana Habsary, 2010)
29
Busana tari Melinting yang berkembang sekarang ini adalah busana yang disesuaikan dengan kemampuan pengadaan perlengkapan tari Melinting karena ada beberapa perlengkapan tari Melinting yang sulit didapat karena belum berkembang di masyarakat Lampung secara luas. Sebagai contoh penggunaan tapis Abung untuk menggantikan tapis Melinting yang sulit didapat. Selain itu seperti tampak pada gambar mahkota untuk penari lakilaki juga digunakan Siger pepadun yang seharusnya Siger Melinting karena pada saat penggalian Siger Melinting ini belum dikembangkan sehingga untuk kepentingan pertunjukan maka digunakan Siger Pepadun. Gambar penari di atas adalah gambar busana tari Melinting yang telah dikreasikan. Pada penelitian ini untuk elemen busana tari belum dinilai untuk indikator penilaian karena keterbatasan busana yang ada di sekolah sehingga elemen busana ini hanya sebagai pengetahuan bagi siswa.
2.2.2.5 Tempat Pertunjukan Tempat pertunjukan adalah tempat yang digunakan untuk mempergelarkan suatu pertunjukkan atau pementasan. Tempat pertunjukkan dapat berupa panggung proscenium, balai adat/sessat, atau tempat diadakannya acara. Tari Melinting dipentaskan di tempat upacara adat yang sedang berlangsung atau bisa juga di tempat pertunjukkan lainnya.
2.2.2.6 Properti Properti adalah perlengkapan yang tidak termasuk kostum dan perlengkapan panggung, tetapi merupakan perlengkapan yang ikut ditarikan oleh penari.
30
Properti adalah semua peralatan yang dipergunakan untuk kebutuhan suatu penampilan tataan tari atau koreografi. Properti adalah alat-alat yang dibawa dan digunakan penari sebagai pelengkap sesuai tuntutan tari tersebut. Properti yang digunakan oleh penari putri dan putra pada tari Melinting adalah kipas yang dipegang di kiri kanan tangan penari (Subdin Kebudayaan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, 2007).
2.3 Pembelajaran Tari di SMA
Pembelajaran menurut Hadi Kusuma K. (1996: 15) adalah usaha oleh guru untuk membantu siswa atau anak didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dalam pembelajaran, peran guru sebagai fasilitator yaitu menyediakan fasilitas yang diperlukan dan menciptakan situasi yang mendukung agar siswa dapat mewujudkan kemampuan belajarnya. Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam rangka membimbing dan mendorong siswa untuk memperoleh pengalaman yang berguna bagi perkembangan dari seluruh potensi (kemampuan) yang dimilikinya semaksimal mungkin. Pembelajaran merupakan kegiatan yang memerlukan persiapan matang untuk mentransfer ilmu dari guru kepada peserta didik.
Dalam hal ini Tim Mata Kuliah Dasar Kependidikan (MKDK, 1996) berpendapat bahwa, (1) pembelajaran merupakan upaya sadar dan disengaja, (2) pembelajaran merupakan pemberian bantuan yang memungkinkan siswa dapat belajar, (3) pembelajaran lebih menekankan pada pengaktifan siswa. Berdasarkan
31
beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah upaya guru untuk menciptakan suatu sistem atau cara yang memungkinkan terjadi suatu proses belajar siswa dalam rangka mengembangkan semua aspek dalam dirinya. Menurut Tim MKDK (1996:46), menyatakan bahwa terdapat beberapa ciri pembelajaran, yaitu sebagai berikut. a. Pembelajaran bertujuan untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu, dengan menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian, sedangkan unsur yang lain sebagai pengantar dan pendukung. b. Ada suatu prosedur yang didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, agar dapat mencapai tujuan secara optimal, maka diperlukan langkah-langkah sistematik dan relevan. c. Ditandai dengan aktivitas anak didik baik secara fisik maupun mental yang aktif. Anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan pembelajaran. d. Memiliki batas waktu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak dapat ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu akan tercapai. e. Ada evaluasi, dari seluruh kegiatan belajar mengajar, karena evaluasi merupakan bagian penting yang tidak bisa diabaikan. Setelah guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar, evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui tercapainya tujuan yang sudah ditentukan.
32
Dari uraian di atas, diketahui bahwa suatu pembelajaran dapat dilihat dari tujuan yang akan dicapai dengan menggunakan prosedur dan langkah-langkah yang sistematik, serta menekankan pada kompetensi siswa dan untuk mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran harus ditentukan jenis evaluasi yang sesuai. Seperti pada penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah siswa dapat menguasai sebuah tarian tradisional daerah Lampung yakni tari Melinting. Sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada silabus kelas XI dengan standar kompetensi (SK) mengapresiasi karya seni tari dan kompetensi dasar (KD) menunjukkan sikap apresiatif terhadap keunikan tari kelompok nusantara dalam konteks budaya masyarakat Lampung.
2.4 Kemampuan Menari
Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri (Yusdi, 2010:10). Seirama dengan Yusdi, menurut Robbin (2007:57), kemampuan berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas kemampuan (ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai suatu keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang.
33
Pada dasarnya kemampuan terdiri atas dua kelompok, yaitu (1) kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental-berpikir, menalar dan memecahkan masalah. (2) kemampuan fisik (physical ability) adalah kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa. Dalam hal ini kemampuan yang dimaksud ialah kemampuan menari. Menari adalah memainkan sebuah tarian dengan menggerak-gerakkan badan sesuai dengan gerakan dan iringan tarian tersebut, sehingga kemampuan menari dapat diartikan, kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menggerak-gerakan badan sesuai dengan gerakan dan iringan tarian tersebut (Robbin:2007, Yusdi:2010 ).
Dalam seni tradisional (khususnya seni tari) dikenal adanya tiga tingkatan, yaitu (a) pemula/wiraga (kinetis, ruang), (b) madya/wirama (irama, time) , dan (c) utama/wirasa (perasaan, feeling, energy) (Nursantara, 2007 : 44). Ketiga istilah umum tersebut bukan merupakan urutan hierarkis yang terkotak-kotak, melainkan merupakan kesatuan. Namun pada umumnya (a) wiraga dianggap sebagai indikator paling dasar, (b) wirama adalah keselarasannya dengan musik (rasairama dari gerak), dan (c) wirasa (sering disebut juga penjiwaan), merupakan tingkat yang paling tinggi. Ketiga indikator tersebut pada praktiknya telah ditumbuhkan sejak awal belajar menari. Penari tingkat pemula tidak berarti sama sekali tidak memakai perasaan, tetapi perasaan tidak menjadi tekanan atau tuntutan pada penari pemula. Demikian juga sebaliknya, indikator wiraga bukan berarti
34
tidak penting untuk penari tingkat tinggi karena pada dasarnya ungkapan rasa dan jiwa itu terpancar melalui aspek kesempurnaan wiraga.