Sistem Manajemen Mutu untuk laboratorium pengujian dan kalibrasi berbasis ISO/IEC 17025
PPI-KIM 24-25 Mei 2016
Mutu atau Kelas?
1
17
G Q
price
Mutu baik atau harga murah?
2
17
MUTU BURUK HARGA TINGGI
MUTU BAIK HARGA TINGGI
MUTU BURUK HARGA RENDAH
MUTU BAIK HARGA RENDAH
quality
Kompetensi penjamin mutu produk 3
Sertifikasi QSCB perusahaan
17
Director
ISO 9001 Administration
Production
Laboratorium pengukuran sebagai bagian dari organisasi yang lebih besar Sales AB
Manufacturing
Maintenance
Perusahaan disertifikasi, laboratorium tersertifikasi untuk sistem manajemen mutunya, tetapi tidak untuk kompetensinya
Test/Calibration
Akreditasi laboratorium ISO/IEC 17025
Laboratorium diakreditasi untuk kompetensinya, sekaligus diakui beroperasi berdasarkan ISO 9001
Laboratorium penjamin mutu produk 4
17
KALIBRASI
PENGUJIAN
acoustics
agriculture
medicine
dimensional
building material
mineral
electrical-electronics
ceramics
plastics
force
cooking oil
plywood
mass
electrical equipment
rubber
optics-photometry
fishery
textiles
temperature
food and beverages
toys
lainnya
iron and steel
lainnya
Pengakuan kompetensi lab dari pihak ketiga 5
17
BADAN AKREDITASI NASIONAL
PIHAK KE-3
LAB PENGUJIAN/ KALIBRASI
STATUS AKREDITASI
PENEMPATAN ORDER
YES
HASIL ASESMEN
MEMUASKAN
NO
!
CUSTOMER
Lingkup sistem manajemen mutu
Ruang terkondisi
6
17
Standar tertelusur
Pemenuhan syarat akreditasi
SDM terlatih Pusaka
Prosedur mutu berbasis 17025
Kondisi ruang kerja laboratorium 7 Kondisi umum ruang
17
Kondisi khusus ruang
Tekanan udara, komposisi udaSuhu, kelembaban relatif. ra , pencahayaan, getaran, dst jumlah sdm dan tamu tata letak AC, dan meja bahan kimia: sinar ultraviolet kerja posisi pintu dan jendela bahan isotop, radiasi celah pintu, jendela, dan pengion: tekanan gauge atap positif aliran udara dalam ruang pengukuran panjang akurasi tinggi: kandungan CO
pengukuran elektromaknet: sangkar Faraday
pengukuran massa: meja tahan getar
Pengembangan SDM 8
17
Manajemen
Staf Penunjang
Manajemen puncak Manajer Teknik Manajer Mutu Manajer Administrasi
Staf Teknik
Penyelia Teknisi/analis
Administrasi laboratorium
Auditor Auditor sistem mutu Auditor teknik Peningkatan • pendidikan formal, pelatihan, rekrutmen, mutasi
Standar pengukuran
17
9
Alat utama
Spesifikasi teknis Kondisi alat Jumlah
Kalibrasi
Jadwal/jatuh tempo Lab kalibrasi eksternal Traceability chart Reminding system
ILC/UB
Skema, program, dan jadwal Pengorganisasi, lab acuan Protokol In-lier, out-lier
Prosedur mutu Dokumen Mutu
10 17
ISO/IEC 17025 Dokumen internal lab termasuk copy sertifikat kalibrasi/pengujian Dokumen eksternal: termasuk sertifikat kalibrasi alat utama, standar prosedur, dan acuan lain yang diperlukan
Layanan
Lingkup, dan WI CMC hasil akreditasi Volume pekerjaan Umpan balik
Daftar kegiatan dan jadwal tipikal 11
17
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
Penetapan lingkup kalibrasi, CMC
Pelaksanaan kaji ulang manajemen
Pemutakhiran daftar alat utama
Pelaksanaan audit internal
MEI
JUNI
JULI
Pemutakhiran diagram ketertelusuran
Pelaksanaan Tinjauan Dokumen
Peningkatan mutu SDM
AGUSTUS Pendataan ruang lab, dan pelaksanaan asesmen
SEPTEMBER Evaluasi layanan, dan keluhan pelanggan
OKTOBER
NOVEMBER
Pemantauan data ILC-UB
Pembuatan laporan tahunan
DESEMBER Pengusulan anggaran, sasaran mutu
Pelaksanaan audit internal Pasca-audit
12 17
Jadwal
Lingkup
Rekaman VTP
Auditor
(Tindakan) koreksi
Hasil
Peningkatan mutu SDM - pelatihan
13 17
Manajer Teknik
PENILAIAN FINAL
kinerja
Manajer Teknik
PENILAIAN AWAL
kesesuaian dengan kebutuhan, pertambahan pengetahuan
Trainee
PELAPORAN
Trainee
PELAKSANAAN
HRD
PERSIAPAN
pembuatan laporan, penyerahan copy sertifikat pelatihan perjalanan, pembelajaran surat penugasan, dokumen perjalanan
Manajer Administrasi
PENDAFTARAN
pembayaran
Pimpinan
PERSETUJUAN
nama, transfer beban kerja, keterkaitan, penyelenggara, biaya
Manajer Teknik
PENGUSULAN
nama, beban kerja, manfaat, durasi
Evaluasi layanan dan keluhan pelanggan 14 17 MASUKAN Pra-layanan Pendaftaran online/konvensional Penyerahan UUT untuk dikalibrasi Proses layanan Waktu pengerjaan Pasa layanan Proses pembayaran Pengambilan UUT dan sertifikat Pemeriksaan hasil pekerjaan Lain-lain Ruang penerimaan Sikap petugas Layanan lingkup lain yang diminta
PENANGANAN KELUHAN pelanggan
keluhan rekaman
tidak dapat category masukan eksekusi daftar rekaman rekaman
dapat CAR
corrective action
Pemantauan ILC/UB
D A
B E
ref C
hasil: inlier / outlier
pelaporan data ukur
pengiriman artefak
pengukuran
terima sampel - artefak
protokol
pendaftaran
15 17
A outlier (buruk) B outlier (sangat buruk) C inlier (sangat baik) D outlier (kurang baik) E inlier (cukup baik)
Kaji ulang Manajemen A U DI
T INTERNAL
16 17
TINJAUAN MANAJEMEN
TINDAK LANJUT
T
Y • Manajemen puncak • Manajer teknik dan wakil • Manajer mutu dan wakil • Penyelia ASESMEN EKSTERNAL
KAJI ULANG DOKUMEN
RENCANA PELAKSANA WAKTU
AUDIT INSIDENTAL
LAPORAN FINAL
the do’s and the dont’s
17 17
Buat semua pekerjaan terjadwal, dan penuhi waktunya Buat sasaran mutu (quality goals) realistis agar dapat dicapai Aktif berperan serta dalam ILC-UB Top management harus memberi dukungan mutlak (dana, sdm, kebijakan) Sistem Manajemen Mutu pekerjaan besar, staf Sistu jangan rangkap jabatan Jangan meremehkan hasil audit atau asesmen sekali pun temuan teringan Jangan menyimpan dokumen kedaluarsa tanpa diberi tanda yang jelas Jangan melakukan sesuatu hal di luar dokumen mutu, sebaik apa pun itu
TERIMA KASIH
JIMMY PUSAKA, P2 METROLOGI-LIPI 2016
Persiapan Akreditasi Laboratorium Kalibrasi dan Pengujian berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008 Workshop Metrologi PPI-KIM Jakarta, 25 Mei 2016 Dede Erawan
[email protected] 1
OVERVIEW Pengantar: Akreditasi LPK dalam UU No. 20/2014 tentang SPK Persiapan untuk Akreditasi Uji Profisiensi
AKREDITASI DALAM UU SPK
Akreditasi LPK dalam UU No. 20/2014 KETENTUAN UMUM Pasal 1
Penilaian Kesesuaian adalah kegiatan untuk menilai bahwa barang, jasa, sistem, proses, atau personel telah memenuhi persyaratan acuan.
Komite Akreditasi Nasional (KAN) adalah lembaga nonstruktural yang bertugas dan bertanggungjawab di bidang akreditasi lembaga penilaian kesesuaian.
Lembaga penilaian kesesuaian (LPK) adalah lembaga yang melakukan kegiatan penilaian kesesuaian.
Akreditasi adalah rangkaian kegiatan pengakuan formal oleh KAN, yang menyatakan bahwa suatu lembaga, institusi, atau laboratorium memiliki kompetensi serta berhak melaksanakan penilaian kesesuaian.
Sertifikasi adalah rangkaian kegiatan penilaian kesesuaian yang berkaitan dengan pemberian jaminan tertulis bahwa barang, jasa, sistem, proses, atau personel telah memenuhi standar dan/atau regulasi.
Akreditasi LPK dalam UU No. 20/2014 KELEMBAGAAN Pasal 9
Pemerintah melaksanakan tugas dan tanggungjawab di bidang akreditasi LPK. Tugas dan tanggungjawab di bidang akreditasi LPK dilaksanakan oleh KAN. KAN berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden melalui Kepala BSN.
PENILAIAN KESESUAIAN Pasal 30 Pemenuhan terhadap persyaratan SNI dibuktikan melalui kegiatan penilaian kesesuaian. Kegiatan penilaian kesesuaian dilakukan melalui pengujian, inspeksi, dan/atau sertifikasi.
Akreditasi LPK dalam UU No. 20/2014 PENILAIAN KESESUAIAN Pasal 31
Pengujian merupakan kegiatan untuk menetapkan satu atau lebih karakteristik bahan atau proses berdasarkan SNI.
Dalam hal SNI belum ditetapkan atau untuk kepentinagn nasional, pengujian dapat menggunakan standar lain.
Hasil pengujian dinyatakan dalam bentuk laporan atau sertifikat pengujian.
Pasal 32 Inspeksi merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap barang, jasa, proses, atau instalasi atau setiap rancangannya serta penentuan kesesuaiannya terhadap persyaratan tertentu yang didasarkan pada SNI. Dalam hal SNI belum ditetapkan atau untuk kepentinagn nasional, inspeksi dapat menggunakan regulasi dan/atau standar lain. Hasil inspeksi dinyatakan dalam bentuk laporan atau sertifikat inspeksi.
Akreditasi LPK dalam UU No. 20/2014 PENILAIAN KESESUAIAN Pasal 34 Kegiatan pengujian, inspeksi, dan sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan persyaratan kompetensi yang diakui di tingkat internasional. Pasal 36 Kegiatan penilaian kesesuaian dilakukan oleh LPK yang telah diakreditasi oleh KAN. Dalam hal terdapat perjanjian saling pengakuan antara KAN dan lembaga akreditasi internasional, kegiatan penilaian kesesuaian dapat dilakukan oleh LPK di luar negeri yang telah diakreditasi di negara tersebut berdasarkan asas timbal balik. Dalam hal Indonesia menjadi anggota organisasi internasional, kegiatan penilaian kesesuaian dapat dilakukan oleh LPK yang diakui oleh organisasi tersebut. LPK yang menjalankan kegiatan di Indonesia wajib berbadan hukum Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan di wilayah NKRI.
Akreditasi LPK dalam UU No. 20/2014 PENILAIAN KESESUAIAN Pasal 37 LPK yang tidak diakreditasi oleh KAN atau yang akreditasinya dibekukan sementara atau dicabut, dilarang menerbitkan sertifikat berlogo KAN. LPK yang telah diakreditasi oleh KAN dilarang menerbitkan sertifikat berlogo KAN kepada pemohon sertifikat yang barang, jasa, sistem, proses, atau personelknya tidak sesuai dengan SNI. LPK yang telah diakreditasi oleh KAN dilarang menerbitkan sertifikat berlogo KAN di luar ruang lingkup akreditasinya. Setiap orang dilarang memalsukan sertifikat akreditasi atau membuat sertifikat akreditasi palsu.
Akreditasi LPK dalam UU No. 20/2014 PENILAIAN KESESUAIAN Pasal 39 KAN menetapkan akreditasi LPK sesuai dengan kompetensi dan kredibilitas yang dimilikinya. Akreditasi LPK diberikan untuk jangka waktu tertentu dan dievaluasi secara berkala. KAN dapat membekukan sementara atau mencabut akreditasi LPK jika LPK tersebut dinilai tidak dapat memenuhi tanggungjawabnya atau telah melakukan tindakan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. KAN melaksanakan akreditasi secara efektif dan efisien paling lama satu tahun. Pasal 40 Untuk menjamin keberterimaan hasil penilaian kesesuaian di tingkat internasional, KAN melakukan perjanjian saling pengakuan melalui kerjasama akreditasi internasional.
KERJA SAMA Pasal 50 Untuk mengembangkan SPK serta akreditasi LPK, dapat dilakukan kerja sama internasional.
MUTUAL RECOGNITION (MLA/MRA) - KAN PAC/IAF MLA (Pacific Accreditation Cooperation/ International Accreditation Forum) QMS, EMS, FSMS, Product Certification FSMS (Food Safety Management System) merupakan negara pertama di asia pacific yg mendapatkan MLA PAC
APLAC/ILAC MRA (Asia Pacific Laboratory Accreditation Cooperation) Testing, Calibration, Inspection, Medics
Kerjasama International/Regiona l
APLAC, ILAC, PAC, IAF
Dem onstration of equivalence
Badan Akreditasi Dem onstration of com petence
Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK)
Komite Akreditasi Nasional (KAN)
Laboratorium, Lembaga Inspeksi dan Lembaga Sertifikasi
Dem onstration of conform ity
Produk (barang & jasa) Pemasok
Verifikasi kompetensi LPK
Persiapan untuk Akreditasi •
Laboratorium dikatakan siap untuk akreditasi setelah menerapkan sistem manajemen laboratorium berdasarkan SNI ISO/IEC 17025: 2008 dan mengalokasikan waktu yang cukup: – bagi personel lab untuk memahami sistem tsb. dan – mengembangkan ketertelusuran dokumen (documents trail) yang dapat diases.
•
Dokumentasi (tipikal) mencakup: – Panduan Mutu: Merangkum / membingkai bagaimana lab beroperasi sesuai dengan standar (SNI ISO/IEC 17025: 2008) – Prosedur: Menguraikan bagaimana system berfungsi – Instruksi Kerja: Menetapkan kegiatan kerja spesifik yang mempengaruhi mutu kalibrasi atau pengujian – Rekaman Mutu: Berbagai jenis rekaman, termasuk diagram, file, hasil kalibrasi atau pengujian, hasil asesmen, dan rekaman-rekaman lain sebagai bukti obyektif.
12
Sistem Manajemen Terdokumentasi:
Menetapkan tanggungjawab dan kewenangan personel Mengkomunikasikan dengan jelas tujuan sistem, kebijakan, prosedur dan instruksi kerja laboratorium Mendorong peningkatan berkelanjutan (sistem dipantau secara berkala dan perubahan dapat dengan mudah diakomodasi) Menjamin konsistensi kinerja
13
Laboratorium yang dapat memperoleh akreditasi KAN untuk kegiatan kalibrasi/pengujian:
• Memiliki status hukum • Memiliki kompetensi untuk menjalankan sistem manajemen dan memenuhi persyaratan kompetensi teknis • Memenuhi Syarat dan Aturan Laboratorium dan Lembaga Inspeksi • Membayar biaya yang berkaitan dengan akreditasi
14
15
Laboratorium yang bermaksud mendapatkan akreditasi KAN harus: • Memiliki sistem manajemen dan kompetensi teknis sesuai SNI ISO/IEC 17025 yang didokumentasikan dalam PM, dan menerapkannya minimal selama 3 bulan. Penerapan tsb. mencakup a.l. pelaksanaan kalibrasi / pengujian, audit internal, kaji ulang manajemen, dan penjaminan mutu hasil kalibrasi / pengujian. • Bersedia memenuhi seluruh kebijakan dan persyaratan KAN terkait dengan akreditasi laboratorium. • Telah berpartisipasi dalam uji profisiensi (UP) dan/atau uji banding antar lab sesuai dengan kebijakan KAN tentang UP. Jika tidak tersedia program UP, lab diminta berpartisipasi dalam uji banding dengan minimal 3 peserta (jika tersedia). Jika uji banding tidak dapat dilakukan, lab harus dapat mendemonstrasikan unjuk kerja sesuai klausul 5.9 SNI ISO/IEC 17025. • Menyampaikan rencana partisipasi dalam UP selama 4 tahun berikutnya. • Menyampaikan permohonan akreditasi, dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang diperlukan (ditentukan oleh KAN). 16
Permohonan Akreditasi • Dibuat sesuai format yang ditetapkan KAN, dan melampirkan info tentang: – Lab pemohon akreditasi – kegalitas hukum, PM dan dok & rekaman terkait lain dalam bentuk soft copy. • Permohonan dibuat di bawah wewenang manajemen puncak, dan disampaikan melalui KAN Managemnt Information System (KANMIS) dengan alamat http://akreditasi.bsn.go.id.
17
• Informasi mengenai proses akreditasi dapat diperoleh langsung dari secretariat KAN atau dari website www.kan.or.id. • Proses akreditasi harus dapat diselesaikan dalam waktu maksimal 1 tahunsejak disetujuinya kontrak antara KAN dan Lab. Jika tidak dapat diselesaikan dalam waktu tsb., proses akreditasi dinyatakan gugur. Lab dapat mengajukan permohonan akreditasi kembali.
18
Permohonan akreditasi dan & dokumen kelengkapannya: • • • • • • • • • • • • •
Permohonan akreditasi Ruang lingkup kalibrasi (CMC & uncertainty budget) atau pengujian yang diajukan Daftar periksa kesesuaian terhadap ISO/IEC 17025 Legalitas hukum Organisasi / struktur organisasi sesuai legalitas hukum Kualifikasi personel penandatangan sertifikat kalibrasi/pengujian yang diajukan Panduan mutu, prosedur dan instruksi kerja terkendali Bukti ketertelusuran pengukuran (sertifikat kalibrasi alat atau bahan acuan) Bukti pelaksanaan audit internal Bukti pelaksanaan kaji ulang manajemen Bukti jaminan mutu hasil kalibrasi (UP/uji banding atau internal quality control) Bukti pelaksanaan kalibrasi atau hasil kalibrasi Rencana UP dalam 4 tahun ke depan
19
Prosedur Akreditasi KAN KOMITE AKREDITASI NASIONAL (KAN) Ketua, Sekretaris, Anggota SEKRETARIS JENDERAL meminta pertimbangan teknis
5 DIREKTUR AKREDITASI 6
pertimbangan teknis
menunjuk asesor
PANITIA TEKNIS
2
laporan asesmen
4
TIM ASESMEN
mengajukan permohonan
1
asesmen/ survailen/ re-asesmen
3
pemberian sertifikat
LABORATORIUM / LEMBAGA INSPEKSI
7
Aplikasi
Kajian Permohonan
PROSES AKREDITASI (mulai dari aplikasi oleh LPK) Dokumen “lengkap” Penetapan tim Audit kecukupan Asesmen Dokumen lapangan/Witness “cukup” Persiapan Tindaklanjut asesmen asesmen
Laporan akhir asesor dan rekomendasi teknis Rekomendasi Sekretaris KAN dan KAN Konsil
Perbaikan Kajian Permohonan Tindakan perbaikan Verifikasi perbaikan, penunjukan Tim dan persetujuan dari auditee
Verifikasi tindakan perbaikan Evaluasi hasil asesmen dan pertimbangan teknis Panitia Teknis
Tindakan perbaikan Penetapan tanggal dan pembayaran biaya asesmen
10h 10h 12h 10h
44h
Rapat KAN Surat keputusan Akreditasi
10h
4+10h
108h
10h
16h
4h
Sertifikat dan lampiran Akreditasi
16h
Total= 264 hari kerja
Uji Profisiensi
Apa, untuk apa, bagaimana? 22
Terminologi
ISO/IEC 17043:2010 Uji Profisiensi: Penentuan kinerja kalibrasi atau pengujian suatu laboratorium atau kinerja pengujian lembaga inspeksi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dengan cara perbandingan antar laboratorium Perbandingan antar laboratorium (ILC): Pelaksanaan dan evaluasi pengukuran atau pengujian barang yang sama atau serupa oleh dua atau lebih lab. atau LI pada kondisi yang telah ditentukan.
Persyaratan SNI ISO/IEC 17025: 2008 terkait UP Klausul 5.9 Jaminan Mutu Hasil Pengujian atau Kalibrasi • Harus ada prosedur pengendalian mutu untuk memantau keabsahan hasil pengujian/kalibrasi • Jika perlu, analisis statistik digunakan utk. mengidentifikasi kecenderungan • Contoh-contoh teknik pemantauan yang umum :
pemakaian CRM secara teratur dan/atau pengendalian mutu internal dengan menggunakan bahan acuan sekunder keikutsertaan dalam ILC/UP pengujian/kalibrasi replika dengan metode yang sama atau berbeda pengujian atau kalibrasi ulang barang yang masih ada di lab. korelasi hasil untuk karakteristik yang berbeda dari barang yang diuji/dikalibrasi 24
Pihak-pihak yang memanfaatkan UP
25
Manfaat potensial UP bagi laboratorium peserta Mengkonfirmasi kompetensi kinerja Mengidentifikasi permasalahan dalam pengujian dan pengukuran Membandingkan metode dan prosedur
Meningkatkan kinerja Edukasi personel Menumbuhkan kepercayan diri personel dan pengguna jasa laboratorium Membandingkan kemampuan operator Menghasilkan bahan acuan untuk pengendalian mutu internal pengujian Menentukan presisi dan akurasi metode Memenuhi persyaratan regulator dan badan akreditasi Membantu manajemen risiko laboratorium 26
27
Yang Mengajukan Akreditasi ke KAN harus telah berpartisipasi dalam
Uji Profisiensi KAN atau yang diselenggarakan organisasi lain yang “reputable” (jika relevan) Uji banding antar laboratorium minimal tiga laboratorium peserta (apabila tersedia)
Mendemonstrasikan unjuk kerja secara internal
Lab/Lembaga Inspeksi yang Diakreditasi KAN harus berpartisipasi dalam
Uji profisiensi dengan frekuensi minimum, selama masa akreditasi (jika relevan)
Program UP oleh PUP diakreditasi ISO/IEC 17043 (termasuk diakreditasi oleh BA penandatangan APLAC/ILAC MRA)
atau organisasi reputable
Frekuensi minimum UP (ref. KAN-P-06, Issue No. 6, April 2016) Laboratorim Penguji
Laboratorim Kalibrasi
Ruang Lingkup
Frekuensi
Ruang Lingkup
Frekuensi
Organoleptik
1 / tahun
Suhu & Kelembaban
1 / dua tahun
Fisika
1 / tahun
Massa dan Besaran Terkait
1 / dua tahun
Mekanik
1 / tahun
Panjang
1 / dua tahun
Kimia
1 / tahun
Kelistrikan
1 / dua tahun
Biologi
1 / tahun
Waktu & Frekuensi
1 / dua tahun
Kelistrikan
1 / tahun
Akustik dan Getaran
1 / dua tahun
Medik
1 / tahun
Fotometri & Radiometri
1 / dua tahun
Lain-lain
1 / tahun
Instrumen pengujian dan analitik
1 / dua tahun
Radiasi Pengion
1 / dua tahun
30
TINDAK LANJUT HASIL UJI PROFISIENSI
UJI PROFISIENSI Non KAN dan Non-APLAC • Apabila hasil uji profisiensi outlier, laboratorium harus merekam tindakan perbaikan terkait • Laboratorium harus memelihara tindakan perbaikan, dan melaporkan pada PT plan • Efektivitas tindakan perbaikan akan diverifikasi oleh asesor pada kunjungan berikutnya • Apabila diperlukan, KAN dapat melakukan kunjungan tidak terjadwal untuk memverifikasi tindak lanjut hasil uji profisiensi
UJI PROFISIENSI KAN • Apabila hasil uji profisiensi outlier, laboratorium harus merekam tindakan perbaikan terkait. • Laboratorium harus menginformasikan KAN dalam waktu 1 bulan sejak menerima hasil. • Investigas dan tindakan perbaikan akan diverifikasi oleh Sekretariat KAN • Efektivitas tindakan perbaikan akan diverifikasi oleh asesor pada kunjungan berikutnya • Apabila diperlukan, KAN dapat melakukan kunjungan tidak terjadwal untuk memverifikasi tindak lanjut hasil uji profisiensi
Rencana UP FPA 03-a.04 Rev.0
KOP DAN ALAMAT LPK PEMOHON (Letterhead and Address of Applicant CAB) TABEL PERENCANAAN DAN REALISASI UJI PROFISIENSI/ UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM UNTUK SATU SIKLUS AKREDITASI (4 TAHUN) (Table of Planning and Realization of Proficiency Testing/ Interlaboratory Comparison for 1 Accreditation Period (4 Years)) Jenis LPK (Type of CAB)
: LP / LK / LM (pilih salah satu)
Nama LPK (Name of CAB)
:
No. (No.)
Produk (Name of product)
No. Akreditasi : (Accreditation Number)
Realisasi *) (Realization)
Rencana (Planning) Parameter (Parameter)
Tgl/Bln/Thn (Date/Month/ Year)
Penyelenggara (Provider)
Tgl/Bln/Tahun (Date/Month/ Year)
Penyelenggara (Provider)
Tindakan perbaikan Laboratorium Hasil Jumlah peserta (Laboratory (Result, e.g. (Number of Z score, En Corrective Action) Participants) Number)
TTD (Signed) Manajemen LPK (CAB Management) *)
Kolom "Realisasi" diisi oleh pihak LPK dan dilihat pada kunjungan pengawasan/ survailen KAN berikutnya
(Realization column to be filled out by CAB and will be verified on the next KAN surveillance)
Workshop PPI-KIM 2016 Uji Banding antar Laboratorium Kalibrasi (UBLK): Studi Kasus UBLK Outside Micrometer Tahun 2013 Nurul Alfiyati Asep Ridwan Nugraha
Pusat Penelitian Metrologi - LIPI
Urgensi UBLK !
!
!
!
!
Sebagai jaminan mutu hasil pengujian dan kalibrasi [ISO/IEC 17025:2005] Meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap laboratorium [SNI ISO/IEC 17043:2010] Identifikasi perbedaan antar laboratorium [SNI ISO/IEC 17043:2010] Edukasi bagi laboratorium yang berpartisipasi berdasarkan hasil uji banding [SNI ISO/IEC 17043:2010] Validasi klaim ketidakpastian pengukuran [SNI ISO/IEC 17043:2010]
Uji Banding Pengukuran Skema Uji Banding Pengukuran international Hasil uji banding digunakan sebagai salah satu bukti untuk pengajuan CMC Courtesy : bipm.org
Tujuan UBLK Menguji kemampuan laboratorium sebagaimana yang dijanjikan dalam CMC Laboratorium harus dapat menentukan 'nilai benar' suatu besaran pada sebuah objek (artefak), dalam batas ketidakpastian pengukuran yang diklaim sebagaimana yang dijanjikan dalam CMC
Persyaratan Teknis UBLK 1. Penyelenggara Uji Banding, Koordinator (Pilot), dan Peserta 2. Artefak 3. Nilai acuan 4. Protokol 5. Analisa 6. Report
Persyaratan Teknis UBLK : Penyelenggara, Koordinator, Peserta Definisi menurut SNI ISO/IEC 17043:2010 Penilaian kesesuaian – Persyaratan umum uji profisiensi : Penyelenggara : Organisasi yang memegang tanggung jawab untuk semua pekerjaan dalam pengembangan dan pengoperasian skema uji profisiensi. Koodinator : Satu atau lebih individu dengan tanggung jawab mengorganisasikan dan mengelola semua kegiatan yang tercakup dalam pengoperasian skema uji profisiensi
Persyaratan Teknis UBLK : Penyelenggara, Koordinator, Peserta Peserta : Laboratorium, organisasi atau individu, yang menerima obyek uji profisiensi dan menyampaikan hasil untuk ditinjau oleh penyelenggara uji profisiensi Peserta harus memastikan/menjamin bahwa pengukuran standar mereka tertelusur (traceable) ke SI units Pilot : “Pemain Utama” yang bertugas mengordinasi kegiatan UBLK, menyiapkan protokol, menganalisis hasil, dan menyiapkan report
Persyaratan Teknis UBLK : Artefak !
KAN Guide on Conducting Proficiency Testing (KAN-G-03) kausul 4.3 tentang kriteria artefak : - High Resolution - Good Repeatability - Good Stability - An error that is large to be meaningful test for all participants
Intinya : artefak cukup stabil dan ketidakpastiannya sedikit lebih baik dibandingkan unit under test (UUT) pada umumnya
Persyaratan Teknis UBLK : Nilai acuan Guide KAN (KAN-G-03) kausul 4.7 : 1. Nilai acuan diberikan oleh laboratorium acuan. KIM LIPI (Puslit Metrologi LIPI) menyediakan nilai acuan untuk uji banding antarlaboratorium KAN 2. Laboratorium acuan harus telah memiliki ketidakpastian pengukuran yang lebih baik dari laboratorium peserta
Persyaratan Teknis UBLK : Protokol Mencakup hal-hal penting dalam uji banding : - Info umum : deskripsi artefak, petunjuk penanganan, dan pengiriman - Instruksi uji banding - Penyelenggaraan uji banding : waktu pelaksanaan, peserta - Instruksi pengukuran - Petunjuk pelaporan hasil dan form terkait - Ketidakpastian pengukuran - Analisis hasil uji banding - Contact person
Persyaratan Teknis UBLK : Protokol Skema perputaran artefak uji banding : (serial loop)
Keterangan : Laboratorium acuan Pilot
Peserta
Persyaratan Teknis UBLK : Analisa Hasil UBLK Nilai En (normalized error): Ukuran seberapa jauh hasil pengukuran terhadap nilai acuan, relatif terhadap ketidakpastian masing-masing Kondisi ideal: | En | ≤ 1
E n=
X lab − X ref
#
2 2 U lab +U ref
Persyaratan Teknis UBLK : Report 1. Final report dikirimkan oleh “authorised representative” laboratorium kepada pilot. 2. Setelah semua hasil pengukuran diterima, pilot menganalisis hasil uji banding. 3. Pilot dapat meminta klarifikasi/feed back dari peserta terkait hasil pengukuran yang dilaporkan. 4. Ada report awal sebelum final report.
Studi Kasus
Peserta UBLK • UBLK Outside Micrometer diikuti oleh 43 laboratorium yang dibagi menjadi 2 wilayah • Wilayah 1 = 20 laboratorium • Wilayah 2 = 23 laboratorium
Metode Distribusi Artefak LOOP WILAYAH 1 START END
• Sampel peserta UBLK Wilayah 1 : 16 dari 20 Laboratorium peserta • P2 Metrologi LIPI "penyedia nilai acuan • Pengukuran dilakukan 2x (Awal & Akhir)
Artefak UBLK Artefak UBLK Wilayah 1 Merk : Mitutoyo Tipe : 102 - 119 No. seri : 6332708 Rentang ukur : 0 ~ 25 mm Skala terkecil : 0,001 mm Catatan: Tidak boleh dilakukan penyetelan apapun pada artefak UBLK
Titik Ukur UBLK • Titik ukur yang harus dilakukan pengukuran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
2,5 mm 5,1 mm 7,7 mm 10,3 mm 12,9 mm 15 mm 17,6 mm 20,2 mm 22,8 mm 25 mm
Persamaan Matematis Persamaan Matematis : (sesuai dengan petunjuk dalam protokol UBLK) •E = A – S E : error/penyimpangan penunjukan outside micrometer A : penunjukan atau pembacaan outside micrometer S : penunjukan atau nilai standar berikut koreksinya •Ketidakpastian pengukuran yang dilaporkan dinyatakan pada tingkat kepercayaan 95 %
Penentuan Nilai Acuan (1) Nilai Acuan didapat dari rata-rata pengukuran laboratorium acuan (P2M-LIPI) Pengukuran 1 (mm) Nominal mm 0.0 2.5 5.1 7.7 10.3 12.9 15.0 17.6 20.2 22.8 25.0
E -0.0040 -0.0040 -0.0040 -0.0040 -0.0040 -0.0041 -0.0040 -0.0040 -0.0040 -0.0030 -0.0030
U (k=2) 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007
Pengukuran 2 (mm)
Reference (mm)
E -0.0040 -0.0040 -0.0040 -0.0040 -0.0040 -0.0041 -0.0040 -0.0040 -0.0040 -0.0030 -0.0030
E -0.0040 -0.0040 -0.0040 -0.0040 -0.0040 -0.0041 -0.0040 -0.0040 -0.0040 -0.0030 -0.0030
U (k=2) 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007
U (k=2) 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007 0.0007
Penentuan Nilai Acuan (2)
Analisa Data UBLK (1) En Number (Nilai Angka Kesalahan)
E n= Xlab Xref Ulab Uref
X lab − X ref
#
2 2 U lab +U ref
= Nilai yang dilaporkan laboratorium = Nilai acuan = Nilai ketidakpastian yang dilaporkan laboratorium = Nilai ketidakpastian laboratorium acuan
Analisa Data UBLK (2)
Peserta
EN
A
0.90 0.67 1.06 2.09 3.27 0.16 0.90 3.65 0.00 0.14 1.79 0.98 2.80 2.36 3.65 7.29 -
B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
Analisa Data UBLK (3)
Peserta
EN
A
1.84 0.64 1.11 1.09 0.00 0.45 0.08 3.67 0.96 0.84 2.64 0.04 2.84 5.81 1.74 7.04 -
B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
Analisa Data UBLK (4)
Peserta
EN
A
1.80 0.67 2.01 1.03 0.03 0.23 0.07 3.60 0.77 6.53 1.76 1.01 2.80 6.80 1.92 1.92 -
B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
Analisa Data UBLK (5)
Peserta
EN
A
1.76 0.65 2.16 1.07 0.03 0.17 0.09 3.61 0.86 1.45 2.69 0.07 1.58 0.92 0.97 0.97 -
B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
Analisa Hasil UBLK Jadi bagaimana langkah selanjutnya????
Sumber gambar: http://images.clipartpanda.com/hospital-clipartconfused_mother___hospital__clip_art__illustration_by_rabid__rabbit-d77f9xb.png
Analisa Hasil UBLK
Kalau Uublk diperbesar....
Sumber gambar: http://2.bp.blogspot.com/-_RKG1hEoDIU/UHPfVhbudgI/AAAAAAAAAc4/vpsR6KHukqw/s1600/mind+thinker.jpg
Analisa Hasil UBLK
NO !
Sumber gambar : http://4.bp.blogspot.com/-E4Ff4i87_Xg/VZ3QQZudYYI/AAAAAAAAQXk/zvjkWZRNteg/s1600/smiley-not-listening.jpg
Analisa Hasil UBLK | En | > 1 → Not OK! | En | ≤ 1; Uublk ≈ UCMC → OK! | En | ≤ 1; Uublk >> UCMC → Not OK!
Analisa Hasil UBLK
Jika Outlier : 1. Check Hasil Pengukuran 2. Melakukan investigasi : sistem pengukuran dan evaluasi ketidakpastian pengukuran 3. Melakukan tindakan perbaikan
Terima kasih
HANDOUT
Uji Profisiensi ISO/IEC 17043:2010 ISO 13528:2015 KAN P06 : 2016
Workshop PPI KIM ke-42 ©2016 oleh Renanta Hayu
Handout ini disusun dalam rangka “Workshop PPI KIM ke-42” yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Metrologi LIPI pada tanggal 24-25 Mei 2016 bertempat di Hotel Grand Sahid Jakarta.
Target Kompetensi Minimum:
mampu memahami manfaat, urgensi dan prasyarat program uji profisiensi;
mampu memahami teknik menentukan nilai acuan dan konfirmasi kesesuaian;
mampu menindaklajuti hasil uji profisiensi.
2
1 TERMINOLOGI DAN FAEDAH
Uji banding antar laboratorium dan uji profisiensi mengandung pengertian yang berbeda, berdasarkan ISO/IEC 17043:2010 definisi diantara keduanya adalah sebagai berikut : Uji Profisiensi merupakan evaluasi kinerja peserta terhadap kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya melalui uji banding antar laboratorium Uji Banding antar Laboratorium merupakan pengorganisasian, kinerja, dan evaluasi pengukuran atau pengujian terhadap obyek yang sama atau serupa oleh dua atau lebih laboratorium sesuai engan kondisi yang ditetapkan Uji profisiensi sangat beermanfaat baik bagi badan akreditasi maupun bagi laboratorium yang melaksanakannya. Bagi badan akreditasi , uji profisiensi berguna untuk memastikan kompetensi laboratorium dengan mengevaluasi kinerja laboratorium sesuai dengan kualifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan bagi laboratorium, uji profisiensi merupakan suatu sarana yang paling dapat diandalkan untuk membuktikan kemampuannya dalam melakukan pengujian atau kalibrasi. Melalui uji profisiensi, laboratorium dapat menvalidasi metoda yang digunakan, mengarakterisasi CRM, membandingkan hasil dua lab atau lebih atas inisiatif sendiri dan sebagai data pendukung dalam klaim kemampuan ukur terbaik (CMC). Kesemuanya itu dapat digunakan oleh laboratorium sebagai saranan untuk membuktikan kompetensinya. Selain itu,melalui uji profisiensi laboboratorium dapat mengidentifikasi permasalahan dalam pengujian ataupun kalibrasi, meningkatkan kinerja, memberikan edukasi terhadap personil, membandingkan kemampuan operator, menumbuhkan kepercayaan diri operator serta kepercayaan pengguna jasa laboratorium, menghasilkan bahan acuan untuk pengendalian mutu internal pengujian, menentukan kepresisian dan keakuratan metoda yang digunakan, sebagai pemenuhan persyaratan regulator dan badan akreditasi, dan untuk membantu manajemen risiko laboratorium.
3
2 SISTEMATIKA ISO/IEC 17043 : 2010
Klasifikasi yang diatur dalam ISO/IEC 17043 :2010 terdiri dari Ruang Lingkup, Acuan Normatif, Istilah dan Definisi, Persyaratan Teknik,dan Persyaratan Manajemen. Dilampirkan juga Jenis Skema Uji Profisiensi, Metoda Statistik Uji Profisiensi serta Pemilihan dan Penggunaan Uji Profisiensi. Persyaratan Teknis mencakup persyaratan Umum, Personel, Peralatan,Akomodasi dan Kondisi Lingkungan, Disain Skema Uji Profisiensi, Pemilihan Metode atau Prosedur,
Pelaksanaan Skema Uji Profisiensi, Analisis Data dan Evaluasi Hasil Uji Profisiensi, Laporan, Komunikasi dengan Peserta dan Kerahasian. Sedangkan Persyaratan Manajemen mencakup persyaratan Organisasi, Sistem Manajemen, Pengendalian Dokumen, Kaji Ulang Permintaan, Tender dan Kontrak, Subkontrak Layanan, Pengadaan Jasa dan Perbekalan, Kerjasama dengan Pelanggan, Keluhan, Penanganan Pekerjaan yang Tidak Sesuai, Peningkatan, Tindakan Perbaikan, Tindakan Pencegahan, Pengendalian Rekaman, Audit Internal, Kaji Ulang Manajemen.
2.1 PERSYARATAN TEKNIS (4.1) UMUM Pengembangan dan pelaksanaan UJI PROFISIENSI (UP) harus dilaukan oleh penyelenggara UP yang memiliki kompetensi untuk melakukan UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM (UBL) dan memiliki akses kepada keahlian dengan jenis obyek uji profisiensi (sampel atau artifak) tertentu. Penyelenggara UP atau subkontraktornya harus juga memiliki kompetensi di dalam pengukuran terhadap sifat yang ditentukan. CATATAN: ISO/IEC 17025 atau ISO 15189 dapat digunakan untuk mendemonstrasikan kompetensi penyelenggara UP, atau subkontraktornya untuk melaksanakan pengujian atau pengukuran terkait dengan skema UP ISO Guide 34 dapat digunakan untuk mendemonstrasikan kompetensi produsen bahan acuan yang menyediakan obyek uji profisiensi
4
(4.2) PERSONEL Sesuai dengan persyaratan dalam 17025: 5.2 atau 15189: 5.1 ditambah persyaratan spesifik personel dalam hal memilih sampel/artefak, merencanakan skema UP , melaksanakan jenis sampling tertentu, mengoperasikan peralatan tertentu, melaksanakan pengukuran untuk menentukan homogenitas dan stabilitas, serta nilai acuan dan ketidakpastian dari obyek UP, menyiapkan, menangani dan mendistribusikan sampel/artifak, mengoperasikan sistem olah data, melaksanakan analisis statistic, mengevaluasi unjuk kerja peserta UP, memberikan opini dan interpretasi, mensahkan penerbitan laporan UP.
(4.3) PERALATAN, AKOMODASI DAN KONDISI LINGKUNGAN Sesuai dengan persyaratan dalam 17025: 5.3; 5.4; 5.5 atau 15189: 5.2 – 5.5) ditambah persyaratan spesifik terkait fasilitas dan peralatan untuk pembuatan, penanganan, kalibrasi, pengujian, penyimpanan, pengiriman obyek UP, olah data, komunikasi dan akses bahan dan rekaman serta perhatian pada kegiatan yang dilakuan di luar fasilitas permanen penyelenggara UP atau yang dilakukan oleh subkontraktor Memastikan bahwa karakteristik metode dan peralatan laboratorium yang digunakan untuk mengonfirmasi homogenitas dan stabilitas obyek UP divalidasi dan dipelihara dengan baik
(4.4) DISAIN SKEMA UJI PROFISIENSI (4.4.1) PERENCANAAN Dlam merencanakan uji profisiensi (UP) pelakanaannya tidak boleh disubkontrakkan. Penyelenggara harus mengidentifikasi dan merencanakan proses yang mempengaruhi mutu UP serta mendokumentasikan rencana yang menjelaskan tujuan, kegunaan dan rancangan dasar skema UP yang mencakup: nama dan alamat penyelenggara; koordinator dan personel lain yang terlibat dalam disain dan pelaksanaan, kegiatan yang disubkontrakkan dan subkontraktor, kriteria partisipasi, pemilihan besaran ukur atau karakteristik, deskripsi rentang nilai atau karakteristik, sumber kesalahan potensial, persyaratan produksi, pengendalian mutu, penyimpanan dan distribusi obyek UP, cara menghindari kolusi dan penyalahgunaan data dan hasil UP, informasi yang harus dilaporkan oleh peserta dan jadwal, tanggal distirbusi obyek UP, informasi tentang prosedur atau metode penyiapan, pengukuran atau pengujian oleh
5
peserta; format pelaporan; deskripsi analisis statistik yang digunakan, ketertelusuran pengukuran dan ketidakpastian pengukuran, kriteria evaluasi unjuk kerja peserta, deskripsi data, laporan awal dan informasi yang akan diterima peserta; deskripsi tentang penggunaan informasi unjuk kerja peserta; tindakan bila obyek UP hilang atau rusak Penyelenggara harus mempunyai akses kepada keahlian teknis yang diperlukan, dapat melalui komite pengarah, atau penasehat, bila diperlukan Diperlukan keahlian teknis untuk memenuhi persyaratan perencanaan; mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan terkait dengan homogenitas, kestabilan, nilai acuan; penyiapan instruksi kepada peserta secara rinci; memberi tanggapan terhadap kesulitan atau masalah yang dihadapi peserta; memberi saran dalam mengevaluasi unjuk kerja peserta; memberi tanggapan terhadap unjuk kerja peserta; menanggapi umpan balik peserta; merencanakan atau ikut serta dalam pertemuan teknis dengan peserta.
(4.4.2) PENYIAPAN OBYEK UJI PROFISIENSI Menetapkan dan mengimplementasikan prosedur untuk memastikan penyiapan obyek UP sesuai rencana. Prosedur untuk mendapatkan, mengumpulkan, menyiapkan, menanangani, menyimpan dan bila diperlukan pembuangan /pemusnahan obyek UP, termasuk, bila perlu pemenuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang relevan Obyek UP harus dapat mencerminkan sampel/artefak yang dihadapi oleh laboratorium dalam pekerjaan rutin dalam hal besaran ukur, matriks, atau konsentrasi. Bila peserta diminta untuk menyiapkan, memanipulasi, atau menyiapkan dan memanipulasi obyek UP dan mengirimkan ke penyelenggara UP, instruksi, penyiapan, pengemasan dan transportasi obyek UP harus diterbitkan.
(4.4.3) HOMOGENITAS DAN STABILITAS Kriteria homogenitas dan stabilitas harus ditetapkan bila berpengaruh terhadap evaluasi unjuk kerja peserta. Prosedur asesmen homogenitas dan stabilitas harus ditetapkan berdasarkan disain statistik yang sesuai
6
Penilaian homogenitas harus dilakukan setelah obyek UP dikemas dalam bentuk siap dikirim kepada peserta dan sebelum dikirim ke peserta, kecuali bila hasil penilaian stabilitas mengharuskan penyimpanan dalam bentuk curah. Obyek UP harus dapat dibuktikan kestabilannya, bila ketidakstabilan bernilai signifikan harus diperhitungkan dalam ketidakpastian nilai acuan Bila obyek UP akan digunakan untuk putaran UP berikutnya, kestabilannya harus dievaluasi sebelum putaran berikutnya dimulai. Bila uji homogenitas dan stabilitas tidak mungkin dilakukan penyelenggara harus dapat membuktikan prosedur untuk memastikan kesesuaian antara sifat obyek UP dengan tujuan UP
(4.4.4) DISAIN STATISTIK Disain statistik UP harus dibuat untuk memenuhi tujuan skema, jenis data, asumsi statistik, sumber kesalahan, dan jumlah hasil yang diharapkan. Harus mendokumentasikan disain statistik dan analisis data penentuan nilai acuan dan evaluasi unjuk kerja peserta. Harus memperhatikan Akurasi dan ketidakpastian, Jumlah peserta minimum, Angka penting yang harus dilaporkan, Jumlah obyek UP yang harus diuji atau diukur oleh peserta, Evaluasi simpangan baku untuk atau kriteria evaluasi unjuk kerja lainnya, Prosedur untuk mengidentifikasi dan menangani outliers, Prosedur untuk mengevaluasi nilai ekstrem (bila sesuai) dan Tujuan disain dan frekuensi putaran (bila sesuai).
(4.4.5) NILAI ACUAN (ASSIGNED VALUE) Penyelenggara uji profisiensi harus mendokumentasikan prosedur penetapan nilai acuan dengan memperhatikan ketertelusuran dan ketidakpastiannya.UP lingkup kalibrasi harus menggunakan nilai acuan yang tertelusur sedangkan untuk UP selain kalibrasi, ketertelusuran dan ketidakpastian harus dievaluasi berdasarkan persyaratan peserta, pemangku kepentingan atau disain UP Bila nilai acuan didasarkan pada konsensus, alasan harus didokumentasikan dan harus dilakukan evaluasi ketidakpastian nilai acuan dan harus ditetapkan kebijakan
7
tentang publikasi nilai acuan untuk mencegah keuntungan bagi pihak-pihak yang mengetahui nilai acuan akibat publikasi lebih awal
(4.5) PEMILIHAN METODA ATAU PROSEDUR Pada dasarnya peserta diminta untuk melakukan pengujian atau kalibrasi sesuai dengan prosedur rutin. Penyelenggara UP dapat menetapkan instruksi tentang metode dan prosedur sesuai dengan disain UP. Bila peserta dibebaskan menggunakan metode atau prosedur sendiri maka penyelenggara harus menetapkan kebijakan dan mengikuti prosedur pembandingan hasil berdasarkan metode pengujian atau pengukuran yang berbeda.Harus memiliki pemahaman tentang ekivalensi antar metode dan melakukan penyesuaian prosedur evaluasi unjuk kerja bila diperlukan untuk memberikan hasil evaluasi yang obyektif
(4.6) PELAKSANAAN SKEMA UJI PROFISIENSI (4.6.1) INSTRUKSI UNTUK PESERTA Penyelenggara uji profisiensi harus membuat instruksi kerja bagi peserta yang mencakup: -
Perlunya memperlakukan obyek UP sesuai dengan prosedur rutin
-
Faktor-faktor yang mempengaruhi kalibrasi atau pengujian obyek UP]
-
Prosedur untuk penyiapan dan pengondisian obyek UP sebelum diuji/dikalibrasi
-
Instruksi penangangan obyek UP, termasuk keselamatan bila relevan
-
Kondisi lingkungan untuk pengujian/kalibrasi obyek UP
-
Prosedur perekaman dan pencatatan hasil uji/kalibrasi, analisis data dan evaluasi ketidakpastian untuk pelaporan
-
Batas pengiriman laporan uji/kalibrasi
-
Informasi personel penghubung penyelenggara UP
-
Waktu pengiriman obyek UP ke penyelenggara atau peserta (bila relevan)
(4.6.2) PENANGANAN DAN PENYIMPANAN OBYEK UJI PROFISIENSI Obyek UP harus dapaijamin tidak terkontaminasi atau mengalami perubahan karakteristik selama waktu penyelenggaraan UP. Dalam hal ini harus disiapkan ruang penyimpanan dalam selang waktu antara penyiapan sampai dengan distribusi kepada
8
peserta untuk menghindari kerusakan atau perubahan karakteristik. Kondisi ruang penyimpanan harus dimonitor. Bila obyek UP merupakan bahan berbahaya, serta bahan kimia dan bahan lainnya digunakan fasilitas harus dipastikan dapat menjamin keselamatan penangangan, kontaminasi dan pembuangan
(4.6.3) PENGEMASAN, PELABELAN DAN DISTRIBUSI OBYEK UJI PROFISIENSI Penyelenggara harus dapat memastikan bahwa pengemasan, pelabelan sejauh mungkin sesuai dengan peraturan terkait dengan persyaratan nasional, internasional, maupun regional, termasuk persyaratan keselamatan yang relevan. Menetapkan kondisi lingkungan pengiriman bila berpengaruh, dan kondisi obyek UP harus diperiksa sebelum dan sesudah pengiriman Bila peserta diminta melakukan pengiriman, harus dilengkapi dengan rincian instruksi pengiriman. Memastikan bahwa label yang terpasang tidak mengalami kerusakan selama pelaksanaan UP. Penyelenggara juga harus menyiapkan prosedur untuk mengonfirmasi pengiriman obyek UP
(4.7) ANALISA DATA DAN EVALUASI HASIL UJI PROFISIENSI (4.7.1) ANALISA DAN REKAMAN DATA Peralatan dan softare pengolah data harus divalidasi, diperlukan back-up untuk sistem computer. Data yang diterima dari peserta harus dianalis dengan metode yang tepat. Analisis data harus menghasilkan data statistik yang sesuai dengan disain statistik UP. Pengaruh data outlier terhadap evaluasi kinerja secara keseluruhan harus diminimalkan serta disediakan kriteria dan prosedur penanganan data yang tidak layak untuk evaluasi statistik (salah perhitungan, salah transformasi, dll). Demikian pula kriteria dan prosedur bila obyek UP yang telah didistribusikan ternyata tidak layak untuk digunakan (stabiitas, homogenitas, kontaminasi, dll)
9
(4.7.2) EVALUASI UNJUK KERJA Dalam mengevaluasi unjuk kerja, pelaksanaannya tidak boleh disubkontrakkan dan menggunakan metode yang valid untuk mengevaluasi unjuk kerja. Bila diperlukan harus memberikan komentar teknis terkait dengan: -
Unjuk kerja dibandingkan dengan harapan, dengan memperhitungkan ketidakpastian
-
Variasi intra dan antar peserta, pembandingan dengan putaran sebelumnya, atau data presisi metode yang telah dipublikasikan
-
Variasi metode atau prosedur
-
Kemungkinan sumber kesalahan (untuk outlier) dan saran peningkatan
-
Saran dan umpan balik untuk peningkatan bagi peserta
-
Kondisi yang menyebabkan hasil tidak dapat dievaluasi
Serta memberikan saran, rekomendasi, komentar umum dan kesimpulan
(4.8) LAPORAN Dalam penyusunan laporan, pelaksanaannya tidak boleh disubkontrakkan. Laporan harus jelas dan komprehensif mencakup data dan unjuk kerja seluruh peserta. Laporan harus dapat diterima oleh peserta sesuai dengan jangka waktu yang telah direncanakan serta harus memiliki kebijakan tentang penggunaan hasil uji profisiensi oleh peserta, individu atau organisasi Bila diperlukan revisi atau amandemen laporan, harus mencakup identifikasi unik, acuan ke laporan yang direvisi atau diamandemen dan alasan revisi atau amandemen
(4.9) KOMUNIKASI DENGAN PESERTA Informasi-informasi rinci tentang skema UP yang diselenggarakan harus diberikan, termasuk rincian dan lingkup UP, biaya partisipasi, kriteria partisipasi, ketentuan kerahasiaan, dan prosedur pendaftaran.
10
Bila terjadi perubahan terkait dengan skema UP ,penyelenggara harus menginformasikannya kepada peserta dan terdapat prosedur yang memungkinkan peserta menyampaikan keberatan atas hasil skema UP dan komunikasi harus direkam. Publikasi pernyataan unjuk kerja peserta tidak boleh menimbulkan kesalahpahaman
(4.10) KERAHASIAAN Hasil UP bersifat rahasia dan hanya dapat diketahui oleh peserta kecuali bila perserta yang bersangkutan mengijinkan publikasi, atau atas kesepakatan peserta untuk mempublikasikan. Semua informasi dari peserta harus dijaga kerahasiaannya Bila hasil UP akan diberikan secara langsung kepada pemangku kepentingan, peserta sudah harus diberi informasi sebelum pelaksanaan UP. Dalam kondisi khusus apabila data UP dari peserta diperlukan oleh pemerintah (regulator) dan diminta secara langsung dari penyelenggara, peserta harus diberi informasi secara tertulis
2.2 PERSYARATAN MANAJEMEN Persyaratan manajemen diatur dalam klausul 5.1 sampai 5.15. Klausul-klausul tersebut memuat butir-butir persyaratan yang ekivalen dengan Persyaratan Manajemen ISO/IEC 17025 (4.1 s.d 4.15) atau ISO/IEC 15189 (4.1 s.d 4.15) dengan perubahan “laboratorium” menjadi “penyelenggara UP”
3 TEKNIK STATISTIK
Dalam
menganalisis data hasil uji profisiensi diperlukan nilai acuan untuk
mengkonfirmasi
kesesuaian
hasil
pengujian
ataupun
kalibrasi
laboratorium-
laboratorium peserta. Dalam uji banding antar laboratorium kalibrasi (UBLK) yang diselenggarakan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) umumnya nilai acuan yang digunakan diperoleh dari nilai hasil kalibrasi artefak uji banding yang dikeluarkan oleh
11
Pusat Penelitian Metrologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Puslit Metrologi LIPI) yang bertindak sebagai laboratorium acuan. Tetapi dalam beberapa kasus, lingkup uji banding yang diselenggarakan tidak ada dalam layanan lingkup kalibrasi yang disediakan oleh Puslit Metrologi LIPI. Hal ini disebabkan lingkup tersebut ada di level industri dan sudah banyak disediakan oleh laboratorium - laboratorium kalibrasi yang terakreditasi. Berdasarkan ISO 13528:2015 dimungkinkan untuk menentukan nilai acuan suatu uji banding berdasarkan konsensus dari hasil - hasil kalibrasi peserta uji banding.
3.1 PENDEKATAN SECARA STATISTIK Untuk menentukan nilai acuan berdasarkan konsensus beberapa pendekatan secara statistik dapat dilakukan yaitu : a. Rata-rata (mean) Hasil pengukuran setiap peserta uji banding dirata-ratakan berdasarkan persamaan : dengan
(1)
∑
̅=
̅ adalah rata-rata nilai pengukuran dan
tiap peserta
adalah nilai hasil pengukuran tiap-
Ketidakpastian baku nilai rata-rata hasil uji banding ditentukan sebesar : ( ̅) =
( )
(2)
√
dengan s(x) adalah standar deviasi dan n adalah banyaknya data b. Nilai Tengah ( Median ) Penentuan nilai tengah data hasil uji banding dilakukan dengan persamaan: ,
=
(3)
,
Dengan ketidakpastian baku sebesar : (
)=
∑(
(
)
)
(4)
12
c. Rata-rata Tertimbang (Weighted mean) Nilai acuan hasil uji banding dapat ditentukan dengan menghitung rata-rata nilai hasil pengukuran peserta dengan memperhitungkan setiap nilai ketidakpastian yang dihasilkan oleh setiap peserta. =
/
/
(
(
) ⋯ ) ∙∙∙
/
/
(
(
)
)
(5)
Ketidakpastian nilai rata-rata tertimbang, u(y), dapat ditentukan sebesar : ( )=
/
(
) ⋯
/
(
)
(6)
3.2 KONFIRMASI KESESUAIAN Untuk mengevaluasi hasil pengukuran tiap-tiap peserta terhadap nilai acuan uji banding berdasarkan ISO/IEC 17043:2010 digunakan analisis bilangan kesalahan yang dinormalisasi (En number), hasil yang baik ditunjukkan apabila besarnya En number berada diantara angka -1 dan +1, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut : En
( X1 X 2 ) (U 2 X 1 U 2 X 2
(7)
dengan : X1
: nilai acuan program uji banding
X2
: nilai hasil pengukuran peserta uji banding
UX1
: ketidakpastian nilai acuan
UX2
: ketidakpastian nilai hasil pengukuran peserta uji banding
13
4 TINDAK LANJUT HASIL UJI PROFISIENSI
Berdasarkan pedoman yang dikeluarkan Komite Akreditasi Nasional nomor P06 : 2016 KAN Policy on Proficiency Testing, menyebutkan hal-hal yang harus dilakukan laboratorium terkait tindak lanjut hasil uji profisiensi. UJI PROFISIENSI Non KAN dan Non-APLAC •
Apabila hasil uji profisiensi outlier, laboratorium harus merekam tindakan perbaikan terkait
•
Laboratorium harus memelihara tindakan perbaikan, dan melaporkan pada PT plan
•
Efektivitas tindakan perbaikan akan diverifikasi oleh asesor pada kunjungan berikutnya
•
Apabila diperlukan, KAN dapat melakukan kunjungan tidak terjadwal untuk memverifikasi tindak lanjut hasil uji profisiensi
UJI PROFISIENSI KAN •
Apabila hasil uji profisiensi outlier, laboratorium harus merekam tindakan perbaikan terkait.
•
Laboratorium harus menginformasikan KAN dalam waktu 1 bulan sejak menerima hasil.
•
Investigas dan tindakan perbaikan akan diverifikasi oleh Sekretariat KAN
•
Efektivitas tindakan perbaikan akan diverifikasi oleh asesor pada kunjungan berikutnya
•
Apabila diperlukan, KAN dapat melakukan kunjungan tidak terjadwal untuk memverifikasi tindak lanjut hasil uji profisiensi
14
DAFTAR PUSTAKA International Standard.(2010).Conformity ssessment: General requirements for proficiency testing. ISO/IEC 17043:2010 International Standard.(2015).Statistical methods for use in proficiency testing by inter laboratory comparison.ISO 13528:2015(E) Komite Akreditasi Nasional.(2016). KAN Policy on proficiency testing.KAN P06:2016 International Standard.(2012).Medical laboratories - Requirement for quality and competence. ISO 15189:2012(E) Cox, M. G. (2003). The evaluation of key comparison data: An introduction. Metrologia, 39, 587–588. http://doi.org/10.1088/0026-1394/39/6/9 Cox, M. G. (2007). The evaluation of key comparison data: determining the largest consistent subset. Metrologia, 44, 187–200. http://doi.org/10.1088/0026-1394/44/3/005 Elster, C., & Link, a. (2001). Analysis of key comparison data: assessment of current methods for determining a reference value. Measurement Science and Technology, 12, 1431–1438. http://doi.org/10.1088/0957-0233/12/9/308 Madec, T., & Amarouche, S. (2010). Comparison of micropipettes calibration by accredited laboratories, (April), 1–7. Martı, L., & Silva, M. (2008). Comparison of different statistical methods for evaluation of proficiency test data, 28017. http://doi.org/10.1007/s00769-008-0413-7
STUDI KASUS UBLK ANAK TIMBANGAN
Nur Tjahyo Eka Darmayanti Puslit Metrologi - LIPI
Disampaikan pada Technical Workshop PPI-KIM Ke-42, Jakarta, 25 Mei 2016
Urgensi UBLK • Sebagai jaminan mutu hasil pengujian dan kalibrasi [ISO/IEC 17025:2005]
• Meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap laboratorium [SNI ISO/IEC 17043:2010]
• Identifikasi perbedaan antar laboratorium [SNI ISO/IEC 17043:2010] • Edukasi bagi laboratorium yang berpartisipasi berdasarkan hasil uji banding [SNI ISO/IEC 17043:2010] • Validasi klaim ketidakpastian pengukuran [SNI ISO/IEC 17043:2010]
Tujuan UBLK • Menguji kemampuan laboratorium sebagaimana yang dijanjikan dalam CMC • Laboratorium harus dapat menentukan 'nilai benar’ suatu besaran pada sebuah objek (artefak), dalam batas ketidakpastian pengukuran yang diklaim sebagaimana yang dijanjikan dalam CMC • Sebagai salah satu syarat ketika mengajukan akreditasi [SNI ISO/IEC 17025: 2008]
• Untuk mempertahankan status terakreditasi
STUDI KASUS • Peserta UBLK Anak Timbangan diikuti 8 lab kalibrasi • Skema distribusi artefak ke peserta UBLK
Artefak UBLK • Merk : Mettler Toledo (E2/sn 222 dan 223) • Kapasitas : 20 g; 2 g; 0,1 g • Metode : Perbandingan langsung • Parameter yang ingin diketahui : - Massa Konvensional - Ketidakpastian pengukuran dalam tingkat kepercayaan 95% k=2
Persamaan Matematis mT = mS + m + b dimana : mT = massa konvensional anak timbangan yang nilainya belum diketahui ms = massa konvensional anak timbangan standar m = perbedaan pembacaan anak timbangan yang dikalibrasi dengan anak timbangan standar ( T – S ) b = koreksi buoyancy udara dalam penimbangan konvensional koreksi buoyancy udara diabaikan (b=0)
Penentuan Nilai Acuan beserta Ketidakpastiannya Nilai Acuan didapat dari rata-rata pengukuran laboratorium acuan (P2M-LIPI) LOOP A Run 1 Conv mass g
Unc mg
Run 2 Conv mass g
Unc mg
Run 3 Conv mass Unc g mg
20 g
20. 000 012
0. 007
20. 000 011
0. 007
20. 000 015
0.007
2g
2.000 008 5
0.003 0
2.000 012 4
0. 003 0
2.000 008 7
0.003 0
0,1 g
0.100 004 6
0.001 3
0.100 005 0
0. 001 3
0.100 004 1
0.001 3
LOOP B Run 1 Conv mass g
Unc mg
Run 2 Conv mass g
Unc mg
Run 3 Conv mass Unc g mg
20 g
20. 000 013
0.007
20. 000 015
0.007
20. 000 017
0.007
2g
2.000 009 2
0. 003 0
2.000 008 2
0. 003 0
2.000 008 8
0. 003 0
0,1 g
0.100 003 9
0. 001 3
0.100 004 4
0. 001 3
0.100 003 8
0. 001 3
Analisa Data UBLK
En number > 1 outlier En number ≤ 1 memuaskan
Analisa Data UBLK
Analisa Data UBLK
Analisa Data UBLK • Jadi bagaimana langkah selanjutnya ?? • Langsung perbesar U (ublk) ?? Perbesar ketidakpastian agar nilai En ≤ 1 memuaskan ?? En number bukan satu-satunya parameter penentu keberhasilan uji banding. Parameter keberhasilan uji banding: • En ≤ 1. • Ketidakpastian masih dalam MPE Anak Timbangan.
Analisa Data UBLK
Analisa Data UBLK Jika hasil yang diperoleh outlier : 1. Cek kembali hasil pengukuran 2. Melakukan investigasi : meliputi sistem pengukuran dan evaluasi ketidakpastian pengukuran 3. Melakukan tindakan perbaikan 4. Jika memungkinkan, ikut kembali kegiatan UBLK
Kesimpulan • UBLK merupakan metode yang efektif untuk menguji unjuk kerja suatu laboratorium kalibrasi. • UBLK dapat digunakan untuk mengidentifikasi apabila ada permasalahan ketika proses kalibrasi dan memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut. • UBLK penting untuk dilakukan dan menjadi salah satu prasyarat akreditasi laboratorium kalibrasi. (SNI ISO/IEC 17025: 2008).
TERIMA KASIH
Workshop Metrologi ke-7 PPI-KIM 2016 Uji Banding antar Laboratorium Kalibrasi (UBLK) Pada Lingkup Kelistrikan Oleh: Hadi Sardjono & M.Syahadi
Pusat Penelitian METROLOGI – LIPI, Komplek PUSPIPTEK – Serpong –Tangerang - BANTEN
Jakarta, 25 Mei 2016
Objektif 1. Urgensi UBLK. 2. Persyaratan teknis UBLK (pembuatan protokol UBLK, persyaratan artefak, dll.) 3. Proses analisis data hasil pengukuran UBLK (menentukan nilai acuan, stabilitas artefak, ketidakpastian pengukuran, En-number dll.) 4. Diskusi.
www.metrologi.lipi.go.id
Urgensi UBLK 1. MENGETAHUI KOMPETENSI LABORATORIUM DAN MENGEVALUASI CMC a. Peralatan Standar b. Kondisi ruang pengukuran c. Sistem pengukuran d. Sumber daya manusia e. Prosedur kalibrasi
2. SEBAGAI SYARAT PENGAJUAN ATAU STATUS AKREDITASI
(SNI ISO/IEC 17025: 2008)
www.metrologi.lipi.go.id
Protokol UBLK Technical Protocol
SUPPLEMENTARY COMPARISON ON DIGITAL MULTIMETER (P1-APMP.EM-S8)
Comparison Co-ordinated by: National Physical Laboratory Dr. K.S. Krishnan Road New Delhi – 110012 INDIA
www.metrologi.lipi.go.id
Protokol UBLK CONTENTS : 1. Introduction 2. Travelling Standard 3. Organization of Comparison 4. Measurement Instructions 5. Uncertainty of Measurement 6. Measurement results of the laboratories 7. Final report of the comparison 8. Comparison coordinator References www.metrologi.lipi.go.id
1. PENDAHULUAN (Introduction)
Nama Pertemuan Teknis tanggal, tempat
Menetapkan UBLK ( DMM ) Pensuplai Artefak Penetapan kuantitas ukuran (Tegangan DC, Arus DC …….) Penetapan Laboratorium Pilot Penetapan peserta UBLK Protokol dipersiapkan berdasarkan “Guidelines for CIPM key comparisons” [1].
www.metrologi.lipi.go.id
2. STANDAR KELILING (Travelling Standard) 2.1 Deskripsi standar Keliling 6½ digit multimeter (Merk, model, S/N) Kemampuan ukur Tegangan DC s/d 1000 V, Arus DC s/d 10 A, resistansi s/d 1 GΩ, Tegangan AC s/d 1000 V, dan Arus current s/d 10 A. Spesifikasi lengkap DMM diberikan pada Tabel 1. Tabel 1. General Information Power supply requirement Power line frequency Power consumption Warm-up time Operating temperature range Operating humidity range Temperature coefficient (18 °C - 28 °C) Transport Information Storage temperature range Dimension (H × W × D) Shipping container (H × W × D) Weight Shipping Weight
100 V / 120 V / 220 V / 240V ± 10 % 50 Hz to 60 Hz 28 VA peak ( 12 W average) 1 Hour 0 °C to 50 °C 0 % to 80 % relative humidity Not specified –40 °C to 70 °C 89 mm (H) × 217 mm (W) × 297 mm (D) 167 mm (H) × 470 mm (W) × 360 mm (D) 3.6 kg 6.0 kg
www.metrologi.lipi.go.id
2. STANDAR KELILING (Travelling Standard) 2.2 Kuantitas yang diukur - Tegangan DC, Arus DC, Resistansi DC, Tegangan AC dan Arus AC. - Parameter ukur lengkap diberikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Parameter
Nominal value
DC Voltage
100 mV, 1 V, 10 V, –10 V, 100 V and 1000 V
DC Current
10 mA and 1 A
DC Resistance
100 Ω, 1 kΩ and 10 kΩ (using 4-wire)
AC Voltage
100 mV, 1 V, 10 V, 100 V and 700 V at 40 Hz and 1 kHz
AC Current
10 mA and 1 A at 40 Hz and 1 kHz
2.3 Metode Perhitungan Nilai Acuan Pembandingan: Nilai Acuan Pembandingan (NAP) akan dihitung dengan rata-rata tertimbang hasil dari laboratorium dengan realisasi independen standar primer yang relevan. www.metrologi.lipi.go.id
3. PENGELOLAAN KOMPARASI (Organization of Comparison) 3.1 Komunikasi Komparasi - Ditujukan ke ………@kim.lipi.go.id atau - Jika ada masalah, peserta dapat menghubungi (contact person) 3.2 Peserta Daftar peserta lembaga/instansi dengan staf yang bertanggungjawab pada UBLK. 3.3 Jadwal Waktu - Pensirkulasian Artefak dilakukan secara Loop tidak lebih dari 4 laboratorium, dalam rangka untuk pengawasan perilaku Artefak lebih dini. Masing masing Lab paling tidak memiliki waktu 4 minggu untuk pengukuran dan pengiriman (lihat Annexure-2). Jika keadaan yang tak terduga terjadi shg mencegah laboratorium untuk melaksanakan pengukuran dalam waktu yang diberikan, segera kirimkan Artefak ke Lab peserta berikutnya seraya menginformasikan ke Lab Pilot. Jika keadaan memungkinkan maka Lab dapat melakukan pengukuran sesuai dengan jadwal yg telah ditetapkan www.metrologi.lipi.go.id
3. PENGELOLAAN KOMPARASI (Organization of Comparison) 3.4 Pengiriman, Pembongkaran (unpacking), Penanganan (handling) dan Pengemasan (packing) • Menggunakan ATA Carnet (memungkinkan custom clearance). • Disediakan tempat/wadah untuk memungkinkan aman di proses pengiriman (dimensi dan berat) atau lihat Tabel 1. • Hindari suhu dan tekanan udara ekstrim • Disertakan dalam kemasan Artefak Form Penerimaan(halaman berikutnya), Form Pengiriman (halaman setelah berikutnya) dan satu daftar Loop disetiap peserta. • Lab Pilot harus diinformasi atas Penerimaan Artefak dan Pengiriman ke Lab berikutnya berdasarkan Form tertentu. • Ketika pengiriman Artefak, form daftar chek harus disertakan agar Lab peserta berikutnya dapat menerima isi wadah yang sama. www.metrologi.lipi.go.id
3. PENGELOLAAN KOMPARASI (Organization of Comparison) FORMAT PENGIRIMAN ARTEFAK UBLK DIGITAL MULTIMETER (…-UBLK-…) Participating laboratory Contact person Phone
Fax
The audit pack was dispatched on
E-mail /
/
Courier (if applicable) Airline
(date)
Tracking no Flight no
Dated
The contents of the pack have been inspected after measurement in our laboratory and were found to be in good condition.
(Yes / No)
Please give details of any problems ……………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………. Kindly send a copy to next Participant and the Pilot Laboratory.
www.metrologi.lipi.go.id
3. PENGELOLAAN KOMPARASI (Organization of Comparison)
3.5 Kegagalan Artefak. - Kerusakan dan kegagalan fungsi (malfunction) Artefak harus segera dilaporkan ke Lab Pilot.
3.6 Aspek Finansial - Tiap peserta UBLK menanggung biaya pengukuran (jika ada) dan pengiriman Artefak ke Lab berikutnya, biaya asuransi transportasi, dan biaya kerusakan (jika ada) di lokasi Lab.
www.metrologi.lipi.go.id
4. INSTRUKSI PENGUKURAN (Measurement Instructions) 4.1 Pengujian sebelum pengukuran - Chek kerusakan fisik Artefak disaat kedatangan. - Pastikan kesesuaian tegangan Jala Jala Artefak dengan Lab peserta lokal. - Pastikan dan chek secara fungsi adalah benar - Artefak dikondisikan terhadap suhu dan kelembaban Lab paling sedikit 24 jam sebelum melakukan pengukuran. 4.2 Kondisi pengukuran 1) DMM dipergunakan dengan konfigurasi sesuai dengan Petunjuk Operational Settings
2) Instrumen akan disuplai tanpa lead (tahanan) masukan. Tegangan input, arus dan hambatan didefinisikan pada terminal input dari instrumen. 3) Hindari Ground Loop A dengan menggunakan titik pentanahan tunggal.
www.metrologi.lipi.go.id
4. INSTRUKSI PENGUKURAN (Measurement Instructions) 4) Settling time minimum yang diberikan dalam tabel harus digunakan setelah pencatuan tes sinyal pertama. 5) Kondisi ruang pengukuran Artefak ditetapkan, Suhu
: (23 ± 1) °C
Kelembaban Relatif : 50% ± 10% 6) Sebelum pengukuran DC, untuk setiap titik, nilai NOL harus di catu kan dan Auto Zero (fungsi chek) harus di fungsikan
www.metrologi.lipi.go.id
4. INSTRUKSI PENGUKURAN (Measurement Instructions) 7) Hasil pengukuran adalah Koreksi DMM yang dihitung sebagai, Koreksi DMM = Nilai (Apply) sebenarnya – Pembacaan DMM. Jika ada metoda yang dipergunakan untuk mengkalibrasi DMM diperbolehkan. Contoh Lab diperbolehkan menggunakan teknik berikut: •
Pembandingan Langsung dengan multifunction calibrator;
•
Pembandingan Langsung dengan DC reference voltage standard dan standar resistor; dan
•
Pembandingan Tidak Langsung menggunakan Metode Jatuh Tegangan (voltage drop method) untuk Arus.
Metode kalibrasi harus diungkapkan secara lengkap dalam Laporan pembandingan.
www.metrologi.lipi.go.id
4. INSTRUKSI PENGUKURAN (Measurement Instructions) Petunjuk Operational Settings Digital Multimeter Fluke 8846A for P1-APMP.EM-S8 Comparison Gunakan pemilihan rentang manual untuk semua pengukuran. Seleksi rentang sebelum sinyal Test disuplaikan ke DMM. Terminal Input depan dipergunakan untuk seluruh pengukuran. Reset instrumen ke setting ….sebelum memulai pengukuran. (lihat halaman 3-26 Users Manual 1). Acu tabel 3 untuk memenuhi setup pengukuran selengkapnya. 1
2 3 4 5
Fluke 8845A/8846A Digital Multimeter Users Manual, July 2006, Rev. 2, 6/08 Although it is possible to turn on the “HIGH INPUT Z” function on the front panel for these parameters, doing so does not change the input impedance of the Digital Multimeter Page 3-9 of the Users Manual 1 Page 4-4 to 4-6 of the Users Manual 1 Page 3-4 and 3-5 of the Users Manual 1
www.metrologi.lipi.go.id
4. INSTRUKSI PENGUKURAN (Measurement Instructions) Tabel 3 Parameter
DC Voltage
DC Current
Resistance
AC Voltage
AC Current
Connection
As per figure 4.1 page 4-4 of the Users Manual 1
As per figure 4.4 (10 mA) and 4.5 (1 A) on page 4-11 of the Users Manual 1
As per figure 4.2 page 4-9 of the Users Manual 1
As per figure 4.1 page 4-4 of the Users Manual 1
As per figure 4.4 (10 mA) and 4.5 (1 A) on page 4-11 of the Users Manual 1
Input impedance
High Input Z (See page 3-10 of the Users Manual 1)
Not applicable 2
Not applicable 2
Not applicable 2
Not applicable 2
Filter selection
D FLTR off A FLTR off 4
D FLTR off A FLTR off 4
D FLTR off A FLTR off 4
Select 3 HZ SLOW 4
Select 3 HZ SLOW 4
Display resolution
6 Digit, 100 PLC 3
6 Digit, 100 PLC 3
6 Digit, 100 PLC 3
HIGH 3
HIGH 3
Zeroing
Required 5
Required 5
Required 5
Not applicable
Not applicable
Settling time
5 minutes (min)
5 min for 10 mA, 30 min for 1 A
5 min
5 min
5 min for 10 mA, 30 min for 1 A
www.metrologi.lipi.go.id
5. KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN (Uncertainty of Measurement) 5.1 Komponen komponen Ketidakpastian - Semua kontribusi ketidakpastian pengukuran harus didaftar dalam Laporan dan dikirimkan oleh peserta UBLK. - Meskipun terdapat
beberapa kontribusi ketidakpastian yang spesifik untuk setiap metode
pengukuran, mungkin daftar berikut berguna untuk dipertimbangkan dicoba untuk memastikan evaluasi ketidakpastian yang lebih memadai (daftar dapat dianggap sebagai pedoman). 1. Reference voltage standard (untuk parameter tegangan dc); 2. Standard resistor (untuk parameter resistansi); 3. Reference divider (untuk tegangan tinggi); 4. Multifunction calibrator (untuk semua atau beberapa parameter);
www.metrologi.lipi.go.id
5. KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN (Uncertainty of Measurement) 5. Thermal electromotive force (emf thermal) (untuk tegangan dc rendah); 6. Drift dari standar calibrator/reference sejak pengkalibrasian terakhir; 7. Efek offset, non-linearity dan Beda Gain Kalibrator (ketika menggunakan Calibrator sebagai Acuan); 8. Repeatability; dan 9. Resolusi Finite DMM yang dikalibrasi.
www.metrologi.lipi.go.id
5. KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN (Uncertainty of Measurement)
www.metrologi.lipi.go.id
5. KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN (Uncertainty of Measurement)
5. 2 Sumber Ketidakpastian
- Dihitung sesuai dengan “Guide to the Expression of Uncertainty in Measurement” [5] untuk CL 95 %. - Dalam evaluasi Ketidakpastian, semua komponen Ketidakpastian yang diperhitungkan harus di masukkan. - CF (Coverage Factor) dan DoF (degrees of freedom) efektif harus dilaporkan.
www.metrologi.lipi.go.id
6. HASIL PENGUKURAN LABORATORIUM (Measurement results of the laboratories) - Hasil pengukuran harus dilaporkan ke Lab Pilot dalam waktu 30 hari setelah pengukuran selesai. - Laporan lebih awal membantu dalam hal pengevaluasian Artefak. - Sebuah form format-of-results (halaman berikut) diberikan dalam rangka membantu untuk menyimpulkan informasi yang penting. Laporan harus mengandung (untuk tiap pengukuran) : Ulasan lengkap metode yang dipergunakan; Kondisi pengukuran : nilai suhu, kelembaban, dg batasan variasinya; Hasil Pengukuran; Ketidakpastian Standar untuk setiap kontributor; Ketidakpastian Standar Kombinasi; CF; DoF Efektif; Ketidakpastian Lanjut; dan Sumber Ketidakpastian lengkap. www.metrologi.lipi.go.id
Format Hasil Pengukuran 1. Participating Laboratory: a. Name of Laboratory: b. Address: c. Name of Contact Person: d. Tel No.: e. Fax No.: f. E-mail: 2. Standards and Instruments Used: - Standard Used (Type or Model): - Measuring Instruments (Model): 3. Measurement Method: 4. Measured Data: a. Environmental Conditions during measurements: Minimum Average Maximum Temperature:
°C
°C
°C
Relative Humidity:
%
%
%
b. Measurement Results: Nominal Value
Mean Applied Value
Mean DMM reading
Mean DMM Correction
Please Attach detailed Uncertainty Budgets as per “GUM” document: Date Signature
Uncertainty (95% C.L.)
7. LAPORAN AKHIR UBLK (Final report of the comparison) - Bahwa pembuatan Laporan berdasarkan “Guidelines for CIPM key comparisons” [1]. - Laporan Draft A (hasil review awal Lab Pilot) dikirimkan ke setiap peserta (4 bulan). - Peserta diberi waktu 2 bulan untuk komentar. - Hasil peserta yang menyimpang ditarik atau dikoreksi (jika memungkinkan, dijelaskan). - Sebuah laboratorium dapat meminta untuk membuat pengukuran kedua dari standar perjalanan, tanpa menahan laporan akhir. - Berdasarkan komentar peserta Lab Pilot mempersiapkan Draft B (hasil review akhir Lab Pilot) , tanpa terjadi penarikan dg kandungan laporan asli, dengan koreksi koreksi dan hasil setelah dikoreksi. - Draft B dikirmkan ke Komite Teknis Nasional (TCEM-APMP) dan, setelah ada persetujuan, akan dijadikan sebagai Final Report. - Laporan Final bisa berbentuk publikasi. www.metrologi.lipi.go.id
8. KOORDINATOR UBLK (Comparison coordinator) Lab Pilot UBLK menetapkan , Koordinator
:
Wakil koordinator
:
www.metrologi.lipi.go.id
DAFTAR LITERATUR (REFERENCES) 1.Guidelines for CIPM key comparisons (available on the BIPM website: http://www.bipm.org/pdf/guidelines.pdf). 2.J. Randa, “Proposal for KCRV & Degree of Equivalence for GTRF Key Comparisons”, Document of Working Group on radio frequency quantities of the CCEM, GT-RF/2000-12, September 2000 and references therein. 3.Cox M. G., The evaluation of key comparison data: An introduction, Metrologia, 2002, 39, 587-589 and references therein. 4.Cox M. G., The evaluation of key comparison data, Metrologia, 2002, 39, 589-595 and references therein. 5.Guide to the Expression of Uncertainty in Measurement, JCGM 100:2008, First edition September 2008 (available on the BIPM website: http://www.bipm.org/utils/common/documents/jcgm/JCGM_100_2008_E.pdf)
www.metrologi.lipi.go.id
KOMPONEN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN
1. Koreksi , 2. Ketidakpastian acak (random), 3. Ketidakpastian terkait dengan ketelitian alat ukur dan metode., 4. Ketidakpastian terkait dengan ketidaksempurnaan model dari fenomena yang diselidiki dan 5. Kesalahan.
www.metrologi.lipi.go.id
ANGKA VALIDASI KOMPETENSI • Tiap tiap Laboartorium memiliki kemampuan kerja dengan tingkat ketelitian yang berbeda, • Tidak bisa justifikasi • Hanya bisa dibandingkan dengan Laboraotirum Acuan dengan analisa En
• En = Error normalized ( -1 < En < 1), LAB = hasil ukur Laboratorium peserta, REF = hasil ukur Laboratorium Acuan ULAB = ketidakpastian pengukuran Laboratorium peserta UREF = ketidakpastian pengukuran Laboratorium Acuan
www.metrologi.lipi.go.id
ANGKA VALIDASI KOMPETENSI
Catatan : - Angka En tidak menunjukkan bahwa Lab bersangkutan lebih dekat dengan Lab. Acuan, - Laboratorium dengan tingkat pengkalibrasian yang lebih tinggi memungkinkan bisa memiliki angka En yang sama dengan Laborastorium dengan tingkat pengkalibrasian yang jauh lebih rendah
www.metrologi.lipi.go.id
ANGKA VALIDASI KOMPETENSI • Contoh : LAB 2
REF
LAB 4 LAB 5
LAB 1 LAB 3
LAB 6
www.metrologi.lipi.go.id
ANGKA VALIDASI KOMPETENSI
LAB - REF
• REF = 10.000 V + 0.001 V • LAB 1 = 9.999 V + 0.002 V
REF
+ U95 0.001
LAB 1
-0.001
0.002
LAB 2
0.002
0.002
LAB 3
-0.003
0.003
• LAB 4 = 10.002 V + 0.001 V
LAB 4
0.002
0.001
• LAB 5 = 10.0005 V + 0.0015 V
LAB 5
0.0005
0.0015
• LAB 6 = 9.9975 V + 0.002 V
LAB 6
-0.0025
0.002
• LAB 2 = 10.002 V + 0.002 V • LAB 3 = 9.997 V + 0.003 V
En
www.metrologi.lipi.go.id
ANGKA VALIDASI KOMPETENSI
LAB - REF REF
+ U95
En
0.001
LAB 1
-0.001
0.002
-0.45
LAB 2
0.002
0.002
0.9
LAB 3
-0.003
0.003
-0.95
LAB 4
0.002
0.001
1.41
LAB 5
0.0005
0.0015
0.28
LAB 6
-0.0025
0.002
-1.12
www.metrologi.lipi.go.id
ANGKA VALIDASI KOMPETENSI Catatan : • LAB 2 dan LAB 4 memiliki selisih yang sama terhadap nilai REF (0.02) Namun En LAB 2 dan LAB 4 berbeda yaitu masing masing IEnI<1 dan IEnI>1. LAB 2 Inlayer (valid/acceptable) sedangkan LAB 4 Outlayer (Invalid/unacceptable) LAB 2 memiliki nilai ketidakpastian lebih besar sehingga memotong batas ketidakpastian REF. Kesimpulan : LAB 4 tidak dapat mencapai tingkat ketelitian yg mereka terakreditasi. Terjadi Blunder ( kesalahan / kekhilafan contoh : transkripsi / perekaman)
www.metrologi.lipi.go.id
ANGKA VALIDASI KOMPETENSI
• Secara internasional telah diadobsi bahwa hasil laboratorium acceptable jika nilai ketidakpastian Laboratorium terjadi perpotongan terhadap nilai ketidakpastian REF. • LAB 2 dan LAB 6, kedua duanya nilai ketidakpastiannya terjadi perpotongan dengan REF, tetapi tidak saling berpotongan diantara mereka. Salah satu diantara mereka bermasalah. Jadi evaluasi IEnI < 1 berupaya untuk mengatasi kekurangan dari evaluasi validasi pada perpotongan sederhana.
www.metrologi.lipi.go.id
KESIMPULAN 1. UBLK sebagai cara untuk mengetahui dan menguji kemampuan dari sebuah laboratorium pengukuran (kalibrasi). 2. UBLK dapat digunakan untuk mengevaluasi permasalahan yang terjadi di laboratorium kalibrasi. 3. Hasil UBLK digunakan sebagai salah satu syarat akreditasi laboratorium kalibrasi di KAN. 4. Pengaturan Saling Pengakuan ( Mutual Recognition Arrangement / MRA)
www.metrologi.lipi.go.id
TERIMA KASIH
www.metrologi.lipi.go.id
Workshop PPI-KIM 2016 Urgensi Uji Banding antar Laboratorium Kalibrasi
Dwi Larassati, 2016
ISI 1. Definisi Uji Banding antar Laboratorium Kalibrasi (UBLK) 2. Tujuan UBLK 3. Jaminan Mutu Hasil Kalibrasi 4. Persyaratan Teknis UBLK 5. Pembuatan Protokol UBLK Laboratorium
1. Definisi Uji Banding antar Laboratorium Kalibrasi (UBLK) : Pengorganisasi, kinerja, dan evaluasi pengukuran atau pengujian terhadap obyek yang sama atau serupa oleh 2 atau lebih laboratorium sesuai dengan kondisi yang ditetapkan
2. Tujuan UBLK a. evaluasi penentuan kinerja laboratorium dalam pengujian / pengukuran tertentu serta pemantauan kinerja laboratorium berkesinambungan. b. identifikasi permasalahan di laboratorium serta inisiasi tindakan untuk improvement yang berkaitan dengan prosedur pengujian, keefektifan pelatihan dan penyeliaan atau kalibrasi yang kurang memadai c. Penetapan keefektifan dan kesebandingan metode uji / pengukuran SNI ISO/IEC 17043:2010
2. Tujuan UBLK d. peningkatan kepercayaan pelanggan terhadap laboratorium e. identifikasi perbedaan antar laboratorium f. edukasi bagi laboratorium yang berpartisipasi berdasarkan hasil uji banding g. claim validasi ketidakpastian pengukuran
3. Jaminan Mutu Hasil Kalibrasi Laboratorium harus mempunyai prosedur
pengendalian mutu
untuk
memantau keabsahan pengujian dan kalibrasi yang dilakukan. Data
yang
dihasilkan
harus
direkam
sedemikian
rupa
sehingga
kecenderungan dapat dideteksi dan, bila dimungkinkan, teknik statistik harus diterapkan pada pengkajian hasil. Pemantauan tersebut harus direncanakan dan dikaji serta mencakup, tapi tidak terbatas pada, hal-hal berikut: a) keteraturan penggunaan bahan acuan bersertifikat dan/atau pengendalian mutu internal menggunakan bahan acuan sekunder; b) partisipasi dalam uji banding antar laboratorium atau program uji profisien
3. Jaminan Mutu Hasil Kalibrasi c. replika pengujian atau kalibrasi menggunakan metode yang sama atau berbeda; d. pengujian ulang atau kalibrasi ulang atas barang yang masih ada; e. korelasi hasil untuk karakteristik yang berbeda dari suatu barang. CATATAN • Metode yang dipilih sebaiknya sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan yang dilakukan. • Data pengendalian mutu harus dianalisis dan, bila ditemukan berada di luar kriteria yang telah ditetapkan, tindakan yang telah direncanakan harus dilakukan untuk mengkoreksi permasalahan dan mencegah pelaporan hasil yang salah.
4. Persyaratan Teknis UBLK 1.Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP) : organisasi yang memegang tanggungjawab untuk semua pekerjaan dalam pengembangan dan pengoperasian skema uji profisiensi 2. Skema Uji Profisiensi (SUP) : uji profisiensi yang didesain dan dioperasikan dalam satu putaran atau lebih untuk suatu bidang pengujian, pengukuran, kalibrasi atau inspeksi tertentu 3. Pelanggan: organisasi atau individu yang kepadanya SUP disediakan melalui pengaturan kontrak
4. Persyaratan Teknis UBLK 4. Peserta: laboratorium, organisasi atau individu yang menerima obyek uji profisiensi dan menyampaikan hasil untuk ditinjau oleh PUP 5. Obyek Uji Profisiensi: contoh., produk, artefak, bahan acuan, peralatan, standar acuan, kumpulan data, atau informasi lain yang digunakan untuk uji profisiensi 6. Putaran Uji Profisiensi:satu tahapan lengkap dari distribusi obyek uji profisiensi serta evaluasi hasil kepada peserta
4. Persyaratan Teknis UBLK 7. Metode Statistik Tegar/Robbust Statistical Methode: metode statistik yang tidak sensitive terhadap penyimpangan kecil dari asumsi dasar yang melandasi model probabilitas 8. Ketertelusuran Metrologi: sifat hasil suatu pengukuran yang dapat dihubungkan kesatuan acuan melalui rantai kalibrasi yang tidak terputus yang didokumentasikan, yang berkontribusi terhadap ketidakpastian pengukuran
4. Persyaratan Teknis UBLK 9. Ketidakpastian Pengukuran: parameter non negative yang menggambarkan sifat sebaran nilai besaran yang melekat pada suatu besaran ukur berdasarkan informasi yang digunakan
Faktor Penunjang Keberhasilan Pengujian/Kalibrasi Berbagai faktor menentukan kebenaran dan kehandalan pengujian dan/atau kalibrasi yang dilakukan oleh laboratorium. Faktor tersebut meliputi: • faktor manusia • kondisi akomodasi dan lingkungan • metode pengujian dan metode kalibrasi dan validasi metode • peralatan • ketertelusuran pengukuran • pengambilan contoh • penanganan barang yang diuji dan dikalibrasi
Desain /Protokol UBLK 1. Umum 2. Personel 3. Peralatan, Akomodasi dan Lingkungan 4. Desain Skema Uji Profisiensi 5. Pemilihan Metode atau Prosedur 6. Pelaksanaan Skema Uji Profisiensi 7. Analisis Data dan Evaluasi Hasil Skema Uji Profisiensi 8. Laporan 9. Komunikasi dengan Peserta 10. Kerahasiaan
Workshop PPI-KIM 2016 Evaluasi Hasil Uji Banding antar Laboratorium Kalibrasi (UBLK): Studi Kasus UBLK Termometer Klinik Tahun 2012
Beni Adi Trisna, 2016
ISI 1. Pendahuluan 2. Peserta dan Metode Distribusi Artefak 3. Penentuan Nilai Acuan dan Ketidakpastian 4. Analisa Data UBLK 5. Kesimpulan
ISI 1. Pendahuluan 2. Peserta dan Metode Distribusi Artefak 3. Penentuan Nilai Acuan dan Ketidakpastian 4. Analisa Data UBLK 5. Kesimpulan
Pendahuluan Mengapa perlu ada UBLK termometer klinik ? 1. Memverifikasi kompetensi teknis lab kalibrasi 2. Sebagai salah satu syarat ketika mengajukan akreditasi (SNI ISO/IEC 17025: 2008) 3. Untuk mempertahankan status terakreditasi
Sumber gambar: http://www.pinnaclesafety.com.au/images/Uploads/services-gallery/asbestos-voc.jpg http://onlineuniversity-unitedstate.com/wp-content/uploads/2015/10/Accreditation.jpg
ISI 1. Pendahuluan 2. Peserta dan Metode Distribusi Artefak 3. Penentuan Nilai Acuan dan Ketidakpastian 4. Analisa Data UBLK 5. Kesimpulan
Peserta dan Metode Distribusi Artefak Putaran 1 P2M-LIPI
Putaran 2
Lab A
Lab B
Lab D Lab C
P2M-LIPI
Lab E
Lab F
Lab H Lab G
ISI 1. Pendahuluan 2. Peserta dan Metode Distribusi Artefak 3. Penentuan Nilai Acuan dan Ketidakpastian 4. Analisa Data UBLK 5. Kesimpulan
Penentuan Nilai Acuan dan Ketidakpastian (1) Artefak
Sumber gambar: http://www.goalfinder.com/product.asp?productid=56# http://www.jpost.com/HttpHandlers/ShowImage.ashx?ID=265981 http://www.intersonmedical.com/products/MP5_SILVER.png
Penentuan Nilai Acuan dan Ketidakpastian (2) Set-up Kalibrasi
Penentuan Nilai Acuan dan Ketidakpastian (3) Metode Penentuan Nilai Acuan 1. Simple mean
2. Median: menggunakan fungsi nilai tengah, tanpa memperhitungkan ketidakpastian 3. Weighted Mean *syarat: sebaran data masih dalam
cakupan kesalahan (dengan Birge-test)
Penentuan Nilai Acuan dan Ketidakpastian (4) Nilai Acuan (simple mean dari lab ref (P2M-LIPI)) Putaran 1 No. 1 2 3 4 No. 1 2 3 4
Titik Ukur Koreksi 1 Koreksi 2 36.1 0.109 0.112 37.1 0.101 0.103 39.15 0.051 0.054 41.2 0.007 0.009 Putaran 2 Titik Ukur Koreksi 1 Koreksi 2 36.3 -0.08 -0.035 37.2 0.01 0.055 39.2 0.02 0.059 41.1 0.12 0.112
Penentuan Nilai Acuan dan Ketidakpastian (5) Ketidakpastian Sumber Ketidakpastian
Distribusi
Ketidakpastian Standar (k = 1) Nilai (°C)
Kontribusi (%)
Sertifikat kalibrasi SPRT, u1
Normal
0.0015
0.25
Pengukuran berulang SPRT, u2
Normal
0.0014
0.21
Drift SPRT, u3
Persegi
0.00026
0.0075
Self-heating SPRT, u4
Persegi
0.00058
0.037
Sertifikat kalibrasi indikator, u5
Normal
0.0012
0.16
Daya baca indikator (untuk SPRT), u6
Persegi
0.0000029
9.4E-07
Pengukuran berulang termometer klinik, u7
Normal
0
0
Resolusi termometer klinik, u8
Segitiga
0.028
93.58
Media kalibrasi, u9
Persegi
0.0035
1.34
Kesalahan baku (SEE) koreksi indikator untuk kanal 1, u10
Normal
0.00032
0.011
Kesalahan baku (SEE) koreksi artefak, u11
Normal
0.0062
4.38
0,03
100
Ketidakpsatian Standar Gabungan (k=1)
ISI 1. Pendahuluan 2. Peserta dan Metode Distribusi Artefak 3. Penentuan Nilai Acuan dan Ketidakpastian 4. Analisa Data UBLK 5. Kesimpulan
Analisa Data UBLK (1) Putaran 1 (a)
Analisa Data UBLK (2) Putaran 1 (b)
Analisa Data UBLK (3) Putaran 2 (a)
Analisa Data UBLK (4) Putaran 2 (b)
Analisa Data UBLK (5) En Number (Nilai Angka Kesalahan)
Xlab,i = Nilai yang dilaporkan lab oleh lab pada titik ukur –i Xaverage = Nilai referensi pada titik ukur –i = Ketidakpastian yang dilaporkan lab pada titik ukur –i Ulab,i Uaverage = Nilai ketidakpastian referensi pada titik ukur -i
Analisa Data UBLK (6) En Number (Nilai Angka Kesalahan) En number > 1 outlier En number ≤ 1 memuaskan Perbesar ketidakpastian agar nilai En ≤ 1 memuaskan ?? En number bukan satu-satunya parameter penentu keberhasilan uji banding. Parameter keberhasilan uji banding: • En ≤ 1. • Ketidakpastian masih dalam batas kewajaran suatu termometer. Sumber gambar: http://2.bp.blogspot.com/-_RKG1hEoDIU/UHPfVhbudgI/AAAAAAAAAc4/vpsR6KHukqw/s1600/mind+thinker.jpg
En Number UBLK Termometer Klinik 2012 Putaran 1 No.
Nama Lab 1 A
Putaran 2 Titik Koreksi U95 En Ukur 0.01 0.1 -0.87 36 0.02 0.1 -0.7 37 0.02 0.1 -0.3 39 0.12 0.1 0.9 41
2
B
36 37 39 41
0.31 0.31 0.27 0.21
3
C
36 37 39 41
0.1 0.1 0.1 0.01
0.086 -0.11 0.086 -0.03 0.086 0.42 0.086 -0.02
36 37 39 41
0.032 -0.009 -0.038 -0.063
0.1 -0.68 0.1 -0.96 0.1 -0.81 0.1 -0.65
4
D
0.1 0.1 0.1 0.1
1.7 1.8 1.8 1.7
No Nama . Lab 1 E
2
TitikKoreks Ukur i -0.07 36 -0.05 37 -0.01 39 0.05 41
0.016 36 -0.082 37 0.01 39 2 lab ini cara melakukan 0.107 41 F
U95
En 0.07 0.15 0.07 -0.6 0.07 -0.5 0.07 -0.7 0.15 0.15 0.15 0.15
0.6 -0.6 -0.2 0.0
kalibrasinya tidak sesuai dengan 0.24 0.06 3.47 3 G 36 acuan dokumen 0.24 0.06 2.39 37 4
H
39 41
0.23 0.23
0.06 2.03 0.06 1.40
36 37 39 41
0.02 0 -0.03 -0.16
0.14 0.67 0.14-0.09 0.14-0.43 0.14-1.78
ISI 1. Pendahuluan 2. Peserta dan Metode Distribusi Artefak 3. Penentuan Nilai Acuan dan Ketidakpastian 4. Analisa Data UBLK 5. Kesimpulan
Kesimpulan 1. UBLK merupakan metode yang efektif untuk menguji unjuk kerja suatu laboratorium kalibrasi. 2. UBLK dapat digunakan untuk mengidentifikasi apabila ada permasalahan ketika proses kalibrasi dan memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut. 3. UBLK penting untuk dilakukan dan menjadi salah satu prasyarat akreditasi laboratorium kalibrasi. (SNI ISO/IEC 17025: 2008).
Sumber gambar: https://personalitydevelopmentandetiquette.files.wordpress.com/2015/11/thanks.png?w=700&h=349
Ratnaningsih Subbid Metrologi Waktu dan Frekuensi Puslit Metrologi – LIPI
[email protected],
[email protected]
Pemahaman metrologi di Indonesia harus sudah mulai menjadi milik masyarakat luas Metrologi secara sederhana disebut sebagai suatu ilmu pengukuran Dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan pada suatu kegiatan ukur mengukur serta bagaimana pentingnya kebenaran dalam mengukur.
Contoh metrologi dalam kehidupan sehari-hari : - Berbagai komoditas diperjual belikan dengan suatu harga yang didasarkan pada suatu ukuran tertentu. - Kebutuhan air ledeng, listrik dan gas perlu diukur, - Di dunia kedokteran, demi kesehatan dan keselamatan pasien dibutuhkan alat-alat ukur yang terjamin kebenarannya dalam mengukur.
Metrologi (ilmu pengukuran) adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran, kalibrasi, dan akurasi di bidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi.
ISO mendefinisikan pengukuran sebagai: sekumpulan operasi-operasi yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu kuantitas.
Standar ukur (satuan ukuran, realisasi fisik) Penetapan definisi satuan-satuan ukuran yang diterima secara internasional (misalnya meter)
Metode dan proses pengukuran, Perwujudan satuansatuan ukuran berdasarkan metode ilmiah (misalnya perwujudan nilai meter menggunakan sinar laser)
Penetapan rantai ketertelusuran dengan menentukan dan merekam nilai dan akurasi suatu pengukuran dan menyebarluaskan pengetahuan itu (misalnya hubungan antara nilai ukur suatu mikrometer ulir di bengkel dan standar panjang di laboratorium standar)
Metrologi Ilmiah: berhubungan dengan pengaturan dan pengembangan standar-standar pengukuran dan pemeliharaannya.
Metrologi Industri: bertujuan untuk memastikan bahwa sistem pengukuran dan alat-alat ukur di industri berfungsi dengan akurasi yang memadai, baik dalam proses persiapan, produksi, maupun pengujiannya.
Metrologi Legal: berkaitan dengan pengukuran yang berdampak pada transaksi ekonomi, kesehatan, dan keselamatan.
Metrologi Ilmiah dibagi oleh BIPM (Bereau International des Poids et Measures), Biro Internasional Timbangan dan Takaran menjadi 9 bidang teknis: 1.massa dan besaran terkait 2.kelistrikan 3.panjang 4.waktu dan frekuensi 5.suhu
6.fotometri dan radiometri 7.akustik 8. radiasi pengion dan radioaktivitas 9.jumlah zat
Adalah: sifat dari suatu hasil pengukuran yang dapat dikaitkan dengan standar tertentu yang tepat, umumnya standar nasional atau internasional, melalui rantai pembandingan yang tak terputus.
Kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mamputelusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional
Untuk menjamin ketertelusuran suatu hasil pengukuran Proses kalibrasi dapat menentukan nilai-nilai yang berkaitan dengan kinerja suatu alat ukur dengan pembandingan langsung terhadap suatu standar ukur. Keluaran dari kalibrasi adalah sertifikat kalibrasi. Selain sertifikat, biasanya ada label atau stiker yang disematkan pada alat yang dikalibrasi
Ada tiga alasan penting mengapa sebuah alat ukur perlu dikalibrasi : 1.Memastikan bahwa penunjukan alat tersebut sesuai dengan hasil pengukuran lain. 2.Menunjukan akurasi penujukan alat 3.Mengetahui keandalan alat, yaitu bahwa alat tersebut dapat dipercaya.
Ketidakpastian (ketidakpastian pengukuran) adalah suatu ukuran kuantitatif mutu dari sebuah hasil pengukuran, sehingga hasil pengukuran tersebut dapat diperbandingkan dengan hasil-hasil pengukuran lain.
Ketidakpastian pengukuran dapat dihitung dengan berbagai cara. Suatu metode yang digunakan dan diterima secara luas adalah “metode GUM” yang direkomendasikan oleh ISO dan diuraikan dalam dokumen “Guide to Expression of Uncertainty in Measurement”.
Legalitas metrologi di Indonesia berpijak pada Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (UUML) yang mengatur hal-hal mengenai pembuatan, pengedaran, penjualan, pemakaian, dan pemeriksaan alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya.
Peraturan Pemerintah (PP) No. 2 Tahun 1989 tentang Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (SNSU) yang menjabarkan perihal penetapan, pengurusan, pemeliharaan dan pemakaian SNSU sebagai acuan tertinggi pengukuran yang berlaku di Indonesia.
Keppres No. 79 tahun 2001 tentang Komite Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (KSNSU) sebagai penjabaran UUML yang mengharuskan adanya lembaga yang membina standar nasional. Keppres ini memandatkan bahwa pengelolaan teknis ilmiah SNSU diserahkan kepada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Secara tidak langsung, Keppres ini berisi penunjukkan Lembaga Puslit Metrologi-LIPI yang merupakan salah satu unit organisasi di bawah LIPI sebagai Lembaga Metrologi Nasional atau NMI di Indonesia.
Puslit Metrologi-LIPI merupakan NMI untuk pengukuran fisika di Indonesia.
Tugas NMI adalah mendiseminasikan kemamputelusuran pengukuran yang diakui secara internasional kepada laboratorium kalibrasi terakreditasi, produsen CRM terakreditasi, laboratorium rujukan terakreditasi, penyelenggara uji profisiensi teregistrasi dan laboratorium penguji terakreditasi.
Metrologi waktu dan frekuensi adalah salah satu sub dari bidang metrologi elektro optik Puslit Metrologi - LIPI yang memiliki peran untuk menjaga ketertelusuran standar nasional waktu dan frekuensi. Sistem waktu dan frekuensi Pusat Penelitian Metrologi -LIPI tertelusur ke standar primer waktu dan frekuensi Atomic Clock HP 5071A,
Standar waktu Puslit Metrologi - LIPI disimbolkan sebagai Coordinated Universal Time UTC(KIM) berbasis waktu atomik.
Untuk menjamin ketertelusuran secara internasional UTC (KIM) secara periodic melalukan komparasi dengan waktu internasional UTC yang dikelola oleh Bureau International des Poids et Mesures (BIPM)
BIPM akan memberikan laporan komparasi setiap bulan dalam bentuk calculation of UTC (Circular-T).
UTC (KIM) dapat dijadikan sebagai acuan standar waktu nasional Indonesia.
Kondisi geografis Indonesia terdiri dari 3 wilayah waktu :
WIB adalah UTC(KIM) ditambah 7 jam WITA adalah UTC(KIM) ditambah 8 jam WIT adalah UTC(KIM) ditambah 9 jam.
Saat ini Puslit Metrologi - LIPI telah melakukan diseminasi waktu UTC(KIM). Diseminasi waktu secara nasional dilakukan melalui Network Time Protocol (NTP) server. Sinkronisasi waktu dapat dilakukan ke NTP server melalui alamat ntp.kim.lipi.go.id.
TERIMAKASIH
1
PENGUKURAN WAKTU DAN FREKUENSI Workshop Metrologi Waktu dan Frekuensi PPI KIM 2016 A.M.Boynawan
[email protected]
Layanan pengukuran waktu dan frekuensi 2
1. Time scale difference 1.1 Local clock 1.1.1 Local clock vs. UTC(NMI) 1.1.2 Local clock vs. UTC 1.2 Remote clocks 1.2.1 Remote clock vs. UTC(NMI) 1.2.2 Remote clock vs. UTC
3
Layanan pengukuran waktu dan frekuensi 2. Frequency 2.1 Standard frequency source 2.1.1 Local frequency standard 2.1.2 Remote frequency standard 2.2 General frequency source 2.2.1 General frequency source 2.3 Frequency meter 2.3.1 Frequency counter 2.3.2 Frequency meter
Layanan pengukuran waktu dan frekuensi 4
3 Time Interval 3.1 Period source 3.1.1 Period source 3.2 Time Interval source 3.2.1 Rise/fall time source 3.2.2 Pulse width source 3.2.3 Time difference source3.2.4 Delay source 3.3 Period meter 3.3.1 Period meter 3.4 Time Interval meter 3.4.1 Rise/fall time meter 3.4.2 Pulse width meter 3.4.3 Time difference meter 3.4.4 Delay meter
Alat ukur Waktu dan Frekuensi 5
Frekuensi standar Signal Generator Frekuensi Counter Osiloskop Stopwatch Timer Tachometer
Standar Frekuensi 6
Quartz Oscillator
Atomic Oscillator Rubidium Cesium Cesium Fountain Hydrogen Maser
GPS Disciplined Oscillator
Peralatan waktu dan frekuensi 7
1. Sumber frekuensi
8
2. Pengukur frekuensi
Hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran waktu dan frekuensi 9
1.
Gate time
2.
Trigger
3.
Slope (+) atau (-)
Gate Time 10
1 ms Gate Time 1 2
9 10 …
10 kHz Input
Displ ay 10 kHz
10 ms Gate Time
1 2 99 100 ……...
10 kHz Input
Displ ay10.0 kHz
Resolusi pengukuran berubah akibat Gate time.
Trigger dan Slope 11
Pulse Width Pulse width
50 % Pada pengukuran Pulse width, trigger slope ch 1 harus aktif saat Leading edge dan ch 2 aktif saat trailing edge dan kedua trigger level diset 50% dari input signal
Trigger dan Slope 12
Pengukuran Rise /Fall Times
90%
Trigger Level B Input A / Common B Trigger Level A
10% 0%
RISE/FALL TIMES : +Time Arming VSTOP
VSTART
VSTART
VSTOP
SIGNAL tr
tf
Pengukuran Rise time : set trigger slope ch 1 dan ch 2 saat positive edge dan atur trigger level ch 1 menjadi 10% input signal and trigger level ch 2 90% input signal Pengukuran Fall time : set trigger slope ch 1 dan ch 2 negative edge dan atur trigger level ch 1 menjadi 90% input signal and trigger level ch 2 menjadi 10% input signal
Kalibrasi Counter 13
Set up Pengukuran 1
Counter(UUT)
Signal Generator
Ref in 10 MHz
2
Counter(UUT)
Signal Generator
Counter(STD)/ Frekuensi Standar
Kalibrasi Counter 14
1
Counter(UUT)
Setting UUT Mode: Frequency Gate time: 10 s Trigger&Sens: 0 V DC/AC: Impedance: 50 Ω
Signal Generator
Setting STD Freq : Level :
Serfifikat Kalibrasi Signal Generator
Kalibrasi Counter 15
Hasil Pembacaan frekuensi 10 000 000.33 10 000 000.37 10 000 000.40 10 000 000.43 10 000 000.48 10 000 000.51 . . .
Hasil Pengukuran
Setiap hasil pembacaan frekuensi merupakan hasil rerata dari pengaturan gate time, contoh : 10 s
Sumber Ketidakpastian 16
Sumber Ketidakpastian
Keterangan
1) Repeatability
Statistik
2) Resolusi pembacaan counter
Spesifikasi counter
3) Ketidakpastian standar
Sertifikat
4) Drif standar
Sertifikat
Perhitungan masing-masing sumber ketidakpastian 17
1) Repeatability (Tipe A) n
f average = dimana
ur =
fi ∑ i =1
n
=f
n: banyaknya pengukuran
standard deviation n standard deviation ==
n
fi -f ) ( ∑ i =1
n-1
2
18
Perhitungan masing-masing sumber ketidakpastian 1) Repeatability (Tipe A) Frekuensi rerata 10 000 000.56 Hz Koreksi standar -0,013 Hz Frekuensi UUT 10 000 000,55 Hz Standar deviasi 0.2 Hz Distribusi Normal Derajat kebebasan 9 Repeatability uncertainty u1 0,063 Hz Koefisien sensitivitas c1 1
19
Perhitungan masing-masing sumber ketidakpastian 2) Resolusi pembacaan(Tipe B) Hasil:
Pembacaan frekuensi 10 000 000.33 10 000 000.37 10 000 000.40 10 000 000.43 10 000 000.48 10 000 000.51
Contoh: Resolusi Distribusi Coverage factor k2 Uncertainty u2 Koefisien sensitivitas c2
Least significant digit (LSD) = 0,01 Hz
0,01 Persegi 2√3 0,01/ 2√3 = 0,0058 Hz 1
20
Perhitungan masing-masing sumber ketidakpastian 3) Ketidakpastian standar u3 Dari sertifikat Frekuensi : 10 000 000,013 U = 0,001 Hz dengan k = 2 Standar uncertainty u3 = U/k = 0,0005 Hz
21
Perhitungan masing-masing sumber ketidakpastian 4) Drift Standar Date of calibration 31 Oct 2012 15 Oct 2013 10 Oct 2014 22 Oct 2015
Measuring Results 9 999 999.991 10 000 000.004 10 000 000.011 10 000 000.014
Hz ± 2x10-10 Hz ±1.5x10-10 Hz ±1.7x10-10 Hz ±1x10-10
Contoh: Drift
0,0076 Hz
Budget Ketidakpastian 22
Standard uncertainty
Distribusi
Degree of freedom
Sensitivity coefficient
c iu i
0
0,063
Normal
9
1
0,063
u2
0
0,0058
Rectangular
∞
1
0,0058
u3
0
0,0005
Normal
∞
1
0,0005
u4
0
0,0076
Rectangular
∞
1
0,0076
M
10000000.55
Quantity
Estimate (Hz)
M
10000000.55
u1
0,064
23
Perhitungan ketidakpastian gabungan dan ketidakpastian bentangan N
Ketidakpastian gabungan
uc =
Ketidakpastian bentangan
U = kuc
ci u i ∑ i =1
Dimana k didapat dari Effective degrees of freedom
ν eff =
ν eff
u c4 cu i i ∑ i =1 ν i N
4
2
24
Perhitungan ketidakpastian gabungan dan ketidakpastian bentangan Ketidakpastian gabungan
uc = 0,064
Effective degrees of freedom Dari tabel student-t , Maka Ketidakpastian bentangan
k
= 2
U = 2x0,064 = 0,128 Hz ≈ 0,13 Hz
Laporan Kalibrasi 25
Nominal Standar
Penunjukan Alat
Ketidakpastian
….
….
….
10 MHz
10 000 000,55 Hz
0,13 Hz
….
….
….
Kalibrasi Counter 26
Set up Pengukuran Time base Counter A
Counter(UUT)
Time Base
Counter
Ref in 10 MHz
B
Counter(UUT)
Time Base
Counter
Signal generator/ Frekuensi Standar
27
TERIMA KASIH