KE DAFTAR ISI ISSN 0216 - 3128
54
IDENTIFIKASI
RADIONUKLIDA
Muryono H., dkk.
PEMANCAR
GAMMA
PADA BAHAN JAMU TRADISIONAL Muryono
H, M. Yazid, Sunardi
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
ABSTRAK IDENTIFIKASI RADIONUKLIDA ?EMANCAR GAMMA PADA BAHAN JAMU TRADISIONAL. Telah dilakukan identifikasi radionuklida pemancar gamma pada bahan jamu tradisional dengan metoda spektrometri gamma. Kegiatan percobaan born nuklir di Kepulauan Pasifik, di Asia Tengah. di India dan Pakistan telah menyebahkan peningkatan radioaklivitas yang ada di lingklmgan. Bahan jamu tradisional yang berupa tumbuhan mengandung radioaktivitas yang berasal dari lingkungan. Bahan jamu yang dikonsumsi manusia lidak boleh mengandung radioaktivitas yang melebihi am bang batas yang diizinkan. Untuk mengukur radioaktivitas lingkungan yang ada dalam suatu bahan digunakan alat spektrometer gamma. Sampel bahan jamu tradisional terdiri dari temulawak, temuireng, kunir. jahe dan kencur. Sampel dikeringkan. dihaluskan dan diayak dengan ayakan 100 mesh. Sampel ditimbang sekitar 50 g, dicacah selama 20 jam dengan alat spektrometer gamma. Radionuk/ida pemancar gamma yang terdeteksi dalam bahanjamutradisional antara lain 1'1-208 (5/0,72 keV), 1'1-208 (583,14 keV), Bi-214 (609,30 keV), Bi-214 (1120,40 keV), Ac-228 (911.20 keV), Ac-228 (964,40 keV), dan K-40 (/460,75 keV). Sedangkan aklivitas dari masing-masing bahan jamu antara lain, jahe 0,04 - 8,78 Bqlkg, temulawak 0,02 - 7,91 Bqlkg temuireng 0,04 - 6,98 Bqlkg, kunyit 0,03 - 7,40 Bqlkg. dan kencur 0,03 - 6,72 Bqlkg. Radioaktivitas nuk/ida yang terdeteksi dalam sampel bahan jamu tradisional tersebut masih di bawah ambang batas yang membahayakan bagi man usia.
ABSTRACT IDENTIFICATION OF GAMMA EMITTER RADlONUCLlDES ON RAW MATERIALS OF TARDITIONAL MEDICINES. The identification of gamma emitter radionuclides on raw materials of traditional medicines have been done by gamma spectrometry method. Increasing of nuclear bomb experiment in Pacific area, Central Asia, India dan Pakistan regions have been raised the environtment radioactivity. Raw materials of the traditional medicines comes from plants and consist of natural radioactivities. The low concentration of radioactivity in the raw material of traditional medicine need for human consume. Gamma spectrometer used for radioa:tivities measurement of environment gamma em iller radionuclides. The raw material sample of traditional medicine, i.e, ginger, curcuma, saffron, turmeric and galingale collected from local market in Bantul, Gunungkidul, Kulonprogo, Sleman and Yogyakarta regions. Sampel were dried, grinded, and jiltered by 100 mesh of jine grain jilter. 50 g of samples jilled into plastic vials of 5 em diameter and 6 cm thickness. Each samples counted in 20 hours by gamma spectrpmetry method. Some gamma emiller of radionuclides were found in raw materials of traditional medicines as follows 1'1-208 ( 510.72 ke V), 7/-208 (583.14 keV), Bi-214 (609.30 keV), Bi-214 (/120.40 keV), Ac-228 (911.20 keV), Ac-228 (964.40 keV). and K-40 (1460.75 keV.). Whereas the radioactivities of each raw material traditional medicine samples were 0.04 - 8.78 Bqlkg of ginger, 0.02 - 7.91 Bqlkg of curcuma, 0.02 - 6.30 Bqlkg of saffron. 0.03 - 7.-10 Bqlkg of turmeric and 0.03 - 6. 72 Bqlkg of galingale. The activities of radionuclides in the raw materials of traditional medicine samples are lower than threshold value.
PENDAHULUAN
itu, peningkatan radioaktivitas lain disebabkan oleh (3,4,5,6):
Adanya radioaktivitas di lingkungan sudahadanya lama terdeteksi. Hal ini disebabkan karena
a.
kegiatan percobaan born nuklir, baik di kawasan kepulauan Pasifik, di Asia tengah, India, Pakistan maupun di negara-negara lain. Sedangkan bencana reaktor Chemobyl di Rusia telah ikut andil dalam meningkatkan radioaktivitas lingkungan. Debu jatuhan radioaktif telah ikut serta meningkatkan radioaktivitas alam, terutama terhadap bahan-bahan makanan yang dikonsumsi manusia (1,2). Selain
b.
c.
lingkungan antara
Peningkatan pemanasan global dan peningkatan kerusakan pada lapisan ozon akan meningkatkan sinar kosmis yang sampai ke bumi. Adanya peningkatan kegiatan percobaan born nuklir Amerika di pulau karang Mururoa di lautan Pasifik. Adanya peningkatan kegiatan percobaan born nuklir oleh India dan Pakistan di Asia Selatan.
Prosiding PPI - PDIPTN 2005 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
d.
e.
f.
55
ISSN 0216 - 3128
Muryono, H., dkk.
Adanya peningkatan kegiatan percobaan born nuklir o]eh RRC dan Korea Utara di Asia
keY) = 75 Bq/kg, Ac-228 (911,20 keY) = 85 Bq/kg, Ac-228 (964,40 keY) = 85 Bq/kg, dan K-40 (1460,75 keY) = ]48 Bq/kg. (7)
Tengah Adanya kecelakaan reaktor nuklir di Semenanjung Long Is]and Amerika tahun 1982, dan kece]akaan nuklir di reaktor nuklir Chemoby] di Rusia tahun 1986. Kegiatan perang di Timur Tengah yang menggunakan kapal-kapa] bertenaga nuklir dan lalu-la]ang di perairan Indonesia.
Radioaktivitas yang ada di alam biasanya tergolong radioaktivitas yang rendah yang jumlah cacahnya sangat berdekatan dengan cacah latar (8). O]eh karena itu diperlukan alat yang dapat mendeteksi radioaktivitas yang rendah tersebut yaitu spektrometer gamma supresi compton.(9, 10, II , 12, 13). Alat tersebut dapat menekan adanya hamburan compton dalam detektor, sehingga kemampuan untuk mengukur puncak-puncak fotolistrik akan bertambah. Alat ini dioperasikan dengan sistem anti-koinsidensi yang menggunakan dua detektor yaitu HPGe sebagai detektor utama dan detektor Nal(Tl). sebagai detektor pelindung (perisai aktit). Di samping itu masih dipcrgunakan perisai yang menggunakan bahan Pb yang dilapisi dengan Cd dan Cu yang berfungsi sebagai perisai pasif. Oleh karena itu, SGSSC dapat dipakai untuk pengukuran sampel aktivitas rendah dengan menekan hamburan compton dan pengaruh radiasi latar. (lihat GambarI). (14, 15). Untuk pencacahan radioaktivitas alam yang rendah diperlukan jumlah cuplikan yang banyak dan waktu cacah yang panjang (16).
Jamu termasuk salah satu bahan yang dikonsumsi oleh manusia. Bahan jamu menggunakan tumbuhan yang ada di a]am dan akan tercemar dengan senyawa radioaktif yang ada di lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran terhadap radioaktivitas yang terdapat pad a bahan jamu tradisional. Sampel bahan jamu tradisional tcrdiri dad jahc (Zingiber oJflcinale R.), temulawak (Curcuma xanlorrhiza R.), temuireng (Curcuma aeroginusa R.), kunyit (Curc//II/a domeslica V.) dan kencur (Kaempferia galanga L.). Ambang batas aktivitas beberapa jcnis radionuklida dalam bahan biologis yang berupa rumput masing-masing adalah TI-208 (5] 0,72 keY) = 135 Bq/kg, TI-208 (583,14 keY) = ]35 Bq/kg, Bi-214 (609,30 keY) = 75 Bq/kg, Bi-214 (1120,40
rv1asukan 1
~I~I~ TI I
Masukan 2
r NC-26R
.I
TAC
l
TSCA
Nal (TI) Gerbang
0001 ~1
N2Cairl
I
f"'-.-.
,
I<~~
f\IIasukan )1 ~enguat .
Gambar
I I ../ ~ MaSukan I AOC2
I. Skema Alat Spektrometer-y.
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
I
n
Accuspec
I danPC
ISSN 0216-3128
56
Penelitian ini berguna bagi ekonomi global khususnya terhadap produk ekspor yang berupa bahan jamu atau jamu tradisional. Salah satu komponen dalam kualitas bahan ekspor ada]ah kandungan radioaktivitas da]am bahan prod uk ekspor. Hasil penelitian ini menunjukkan kandungan radioaktivitas bahan jamu yang masih di bawah ambang batas yang membahayakan sehingga merupakan lampu hijau bagi peningkatan ekspor bahan jamuljamu tradisiona] disaat sekarang maupun di era pasar global. Selain itu, hasil penelitian ini juga memberikan rasa aman bagi konsumen jamu tradisional, dan te]ah memenuhi kewajiban pasar globa] bagi ekspor komoditi bahan jamu dan jamu tradisional.
BAHAN DAN TAT AKERJA Rancangan Penelitian Raneangan
penelitian
menggunakan
complete randomized design (CRD). Design ini digunakan untuk membandingkan nilai rata-rata sampe] yang jumlahnya lebih dari 2 buah dan dilengkapi dengan analysis of variance. Data F hitung dalam anova dipero]eh dengan perhitungan jumlah kuadrat, kuadrat tengah dengan derajat bebas untuk variasi antar sampel (perlakuan)dan variasi di dalam sampel (eror). Metode ini, eoeok digunakan untuk penelitian laboratorium lanalisis (17). Dalam penelitian ini dipilih beberapa variabe], yaitu variabel janis bahan jamu, variabel lokasi sampling dan variabel jenis radionuklida yang terdeteksi.
Muryono
pembanding
digunakan
bahan standar
n., dkk.
IAEA-373
(Radionuclides in Grass) dan dper]akukan sarna dengan sam pel.
Pencacahan dan pengukuran radioaktivitas cuplikan Penelitian ini menggunakan metode spektrometri gamma supresi compton yang di disain khusus untuk mendeteksi radioktivitas lingkungan dengan Jatar yang rendah. Sampel blangko berupa wadah sampel kosong diletakkan 5,5 em dari detektor dan dilakukan peneaeahan se]ama 20 jam (=72000 detik) dan masing-masing diulangi 3 kali. Sampel jahe, kunyit, keneur, temulawak dan temuireng masing-masing diperlakukan sarna dengan sampel blangko. Peneaeahan diulangi 3 kali. Kalibrasi energi dilakukan dengan sumber Co-60 (10), peneaeahan dilakukan pad a kondisi optimum dari sistem. Hasil peneaeahan blangko merupakan eaeah latar sehingga besamya eaeah bersih (nello) adalah eaeah euplikan dikurangi dengan eacah latar. Pengukuran aktivitas dilakukan dengan metode komparatif menggunakan bahan standar SRM IAEA-373. Setekah diperoleh eaeah neto kemudian dihitung aktivitasnya. Perhitungan aktivitas dilakukan dengan mengaeu pada SUDARTI, 1995. (9)
HASIL DAN PEMBAHASAN Puneak-puneak energi beberapa radionuklida pada sistem MCA yang terdapat pada bahan jamu disajikan pad a Tabel-I.
Pengumpulan cuplikan Bahan jamu tradisional yang berupa jahe, kunyit, keneur, temulawak dan temuireng dikumpulkan dari pasar tradisional di beberapa daerah di DIY, antara lain di Kabupaten Bantul, Gunungkidul, Kulonprogo, Sleman, dan Yogyakarta pad a bulan Januari 2004. Masingmasing sampel dikumpulkan Puncak sebanyak 1 kg. 467I532
Tabell.
No.
Puncak Energi Beberapa Radionuklidayang Terdapat dalam Bahan Jamu Tradisional (jahe, temulawak, temu-ireng, kunyit dan kencur) K-40 Ae-228 TI-208 Bi-214 T]-208 (keY) 1460,75 964,4 583,14 terdeteksi Radionuklida pada bahan yang Energi jamu 911,2 1]20,4 510,72 609,3
Preparasi cuplikan Preparasi bahan jamu yang berupa bahan tumbuhan mengacu pada KUSTIONO, A. 1992)(8). Bahan jamu tradisiona] dikupas kulitnya, dipotong kecil-kecil lalu dikeringkan dengan suhu 50-60 °C sampai beratnya konstan. Kemudian dihaluskan dan disaring dengan saringan 100 mesh. Masing-masing sampel ditimbang 50 g, dimasukkan ke da]am wadah sampel berbentuk silinder dengan tinggi 6 em dan diameter 5 em, dan ditutup rapat. Sebagai
Prosiding PPI - PDIPTN 2005 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
Muryono, H., dkk.
ISSN 0216-3128
Dari semua sampel bahan jamu tradisional, an tara lain jahe, temulawak, temuireng, kunyit dan ken cur terdeteksi .beberapa radionuklida antara lain TI-208, dengan energi 510,72 keY dan 583,14 keY. Bi-214 dengan energi 609,3 keY dan 1120,4 keY. Ac-228 dengan energi 911,2 keY dan 964,4 keY. Dan K-40 dengan energi 1460,75 keY. Rerata aktivitas beberapa radionuklida yang terdapat pada bahan jamu tradisional yang dikumpulkan dari daerah kabupaten Bantul disajikan pad a Tabel-2. Dari lokasi sampling di daerah kabupaten Bantul, aktivitas total dari bahan jamu jahe, temulawak, temuire!1g, kunyit dan kencur masing-masing bervariasi antara 0,05-8,43
Bqlkg , 0,03-7,91 Bqlkg, 0,04-6,89 Bqlkg, 0,047,20 Bqlkg , 0,06-6,68 Bq/kg. Sementara, dari masing-masing radionuklida TI-208 (510,72 keY), TI-208 (583,14 keY), Bi-214 (609,3 keY), Bi-2J4 (1120,4 keY), Ac-228 (911,2 keY), Ac-228 (964,4 keY) dan K-40 (1460,75 keY) mempunyai aktivitas 0,55-0,84 Bqlkg, 6,68-8,43 Bqlkg, 1,37-2,49 Bqlkg, 0,17-0,32 Bqlkg, 1,42-1,70 Bqlkg, 0,030,06 Bqlkg, dan 0,39-0,66 Bqlkg. Aktivitas total dari baku mutu untuk sampeJ tumbuhan bervariasi antara 75- J48 Bqlkg. (7). Rerata aktivitas bahan jamu yang diambil dari daerah kabupatem BantuI masih di bawah am bang batas yang membahayakan bagi man usia.
Tabel-2.
Bahan
Rerata Aktivitas Beberapa Radionuklida yang Terdapat JamuTradisional dari Daerah Kabupaten Bantul ( Bqlkg) Ac-228 Ac-228 Bi-214 TI-208 85 75 135 85 75 ]48 2,49 Bi-2J4 135 K-40 583,14 911,2 1460,75 0,20 0,17 0,05 0,06 0,04 0,32 ±0,24 8,43 1.70 0,84 0,65 0,39 0,45 0,57 0,03 ±0,17 0,21 ±0,41 2,01 7,91 ±0,20 1,58 0,66 ±0,Q3 ±0,07 964,4 1120,4 (ke Y) 0,18 ±0,06 ±0,07 ±0,01 7,20 6,68 6,89 1,65 1,45 1,42 1,69 1,37 1,85 Y) ±0,07 0,55 0,57 ±O,II ±0,02 ±O,I ±0,03 ±0,12 ±0,53 ±0,02 ±0,19 ±0,43 ±0,52 ±0,08 ±0,06 J0,55 ±0,015 ±0,18 ±0,05 ±0,15 ±0,60 Rerata aktivitas beberapa radionuklida (Bq/kg) (keY) 609,3(ke (ke (ke (keY) 0,58 Y) Y)
Rerata aktivitas beberapa radionuklida yang terdapat pada bahan jamu tradisional yang dikumpulkan dari daerah kabupaten Sleman disajikan pad a Tabel-3. Dari lokasi sampling di daerah kabupaten Sleman, aktivitas total dari bahan jamu jahe, temulawak, temuireng, kunyit dan kencur masingmasing bervariasi antara 0,07-8,22 Bqlkg , 0,047,23 Bqlkg, 0,08-6,34 Bqlkg, 0,06-7,02 Bqlkg , dan 0,05-6,1] Bq/kg. Sementara, dari masing-masing radionuklida TI-208 (510,72 keY), TI-208 (583,14
57
pada
Bahan
keY), Bi-2]4 (609,3 keY), Bi-214 (1120,4 keY), Ac-228 (911,2 keY), Ac-228 (964,4 keY) dan K-40 (1460,75 keY) mempunyai aktivitas 0,57-0,79 Bqlkg, 6,11-8,22 Bqlkg, 1,46-2,58 Bqlkg, 0,200,45 Bq/kg, 1,43-1,72 Bqlkg, 0,04-0,08 Bq/kg, dan 0,48-0,71 Bqlkg. Aktivitas total dari baku mutu untuk sampel tumbuhan bervariasi antara 75148 Bqlkg. (7). Rerata aktivitas bahan jamu yang diambil dari daerah kabupatem Sleman masih di bawah ambang batas yang membahayakan bagi manusia.
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN Yogyakarta, 10 Jull 2006
58
ISSN 0216 - 3128
Tabel-3.
Bahan
Muryono H., dkk.
Rerata Aktivitas Beberapa Radionuklida yang Terdapat JarnuTradisional dari Daerah Kabupaten Siernan (Bq/kg)
85 75 Ac-228 135 75 148 135 Ac-228 Bi-214 TI-208 Bi-214 TI-208 ±0,09 0,36 0,04 0,05 ±0,13 ±0,17 ±0,08 ±o,35 2,34 7,23 ±0,12 6,11 ±O,32 ±0,32 ±0,01 ±0,05 ±0,03 1,67 1,58 0,48 0,57 0,51 0,20 0,08 0,06 0,07 2,58 964,4 6,34 7,02 ±O,II ±0,47 ±0,02 583,14 8,22 1,53 1,72 1,46 1,83 0,59 0,27 ±0,09 ±0,06 ±0,27 ±0,46 ±0,21 1,43 ±O,IO 0,60 ±0,06 ±0,04 (keV) 609,3(ke 0,45 ±0,18 ±0,04 0,39 (ke 1,59 911,2 0,79 1120,4 (ke 0,71 ±0,07 0,66 0,62 V) 0,59 V) K-40 1460,75 (keV) V)
Rerata aktivitas beberapa radionuklida
Bahan
(Bq/kg)
Tabel-4.
Bahan
pad a
Rerata Aktivitas Beberapa Radionuklida yang Terdapat .JamuTradisional dari Dacrah Kota Yogyaknrta (Rq/kg) Bi-214 85 75 Ac-228 TI-208 135 Bi-214 TI-208 75 135 Ac-228 148 0,03 ±0,02 ±0,23 ±O,OJ 0,46 ±0,O2 0,07 2,56 0,62 ±O,02 K-40 0,32 0,19 583,14 964,4 7,40 6,72 ±0,46 ±0,06 911,2 1,48 1,77 0,50 0,54 1460,75 0,41 8,12 1,65 0,81 0,06 ±O,12 ±0,01 6,11 ±0,13 ±0,34 1,46 ±0,02 1,78 ±0,Q3 0,04 ±0,19 ±0,12 0,27 ±0,14 ±0,03 ±0,28 ±0,16 2,28 7,45 ±0,54 1,50 ±0,04 0,60 ±O,05 (keV) 609,3(ke (keV) ±0,04 1,41 1,47 1120,4 V) (ke 0,52 V) Rerata aktivitas beberapa radionuklida (Bq/kg) 0,22 0,49 0,65 0,50 (ke V)
Prosiding PPI - PDIPTN 2005 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
pada
Bahan
MurJ'OIIO, H., dkk.
ISSN 0216-3128
Rerata aktivitas beberapa radionuklida yang terdapat pada bahan jamu tradisional yang dikumpulkan dari daerah kota Yogyakarta disajikan pada Tabel-4. Oari lokasi sampling di daerah kota Yogyakarta, aktivitas total dari bahan jamu jahe, temulawak, temuireng, kunyit dan kencur masingmasing bervariasi antara 0,07-8,12 Bq/kg , 0,047,45 Bq/kg, 0,06-6, II Bq/kg, 0,07-7,40 Bq/kg, dan 0,03-6,72 Bq/kg. Sementara, dari masing-masing radionuklida TI-208 (510,72 keY), TI-208 (583,]4 keY), Bi-214 (609,3 keY), Bi-214 (1120,4 keY)" Ac-228 (911,2 keY), Ac-228 (964,4 keY) dan K-40 (1460,75 keY) mempunyai aktivitas 0,50-0,81 Bq/kg, 6,11-8,12 Bq/kg, 1,47-2,56 Bq/kg, 0,190,41 Bq/kg, 1,41-1,65 Bq/kg, 0,03-0,07 Bq/kg, dan 0,46-0,62 Bq/kg. Aktivitas total dari baku mutu untuk sampel tumbuhan bervariasi antara 75148 Bq/kg. (7). Rerata aktivitas bahan jamu yang diambil dari daerah kota Yogyakarta masih di bawah ambang batas yang membahayakan bagi manusia. Rerata aktivitas beberapa radionuklida yang terdapat pada bahan jamu tradisional yang
dikumpulkan dari daerah kabupaten Kulonprogo disajikan pada Tabel-5. Oari lokasi sampling di daerah kabupaten Kulonprogo, aktivitas total dari bahan jamu jahe, temulawak, temuireng, kunyit dan kencur masing-masing bervariasi antara 0,04-8,78 Bq/kg , 0,05-7,25 Bq/kg, 0,06-6,98 Bq/kg, 0,057,17 Bq/kg, dan 0,06-6,21 Bq/kg. Sementara, dari masing-masing radionuklida TI-208 (510,72 keY), TI-208 (583,14 keY), Bi-214 (609,3 keY), Bi-214 (1120,4 keY), Ac-228 (911,2 keY), Ac-228 (964,4 keY) dan K-40 (1460,75 keY) mempunyai aktivitas 0,53-0,89 Bq/kg, 6,21-8,78 Bq/kg, 1,46-2,67 Bq/kg, 0,26-0,43 Bq/kg, 1,49-],71 Bq/kg, 0,040,06 Bq/kg, dan 0,56-0,69 Bq/kg. Aktivitas total dari baku mutu untuk sam pel tumbuhan bervariasi antara 75-148 Bq/kg. (7). Rerata aktivitas bahan jamu yang diambil dari daerah kabupatem Kulonprogo masih di bawah ambang batas yang membahayakan bagi man usia. Rerata aktivitas beberapa radionuklida yang terdapat pada bahan jamu tradisional yang dikumpulkan dari daerah kabupaten Gunungkidul disajikan pada Tabel-6.
Tabel-5.
Bahan
Rerata Aktivitas Beberapa Radionuklida yang Terdapat JamuTradisional dari Daerah Kabupaten Kulonprogo (Bq/kg) TI-208 Ac-228 TI-208 85 75 135 75 148 Ac-228 Bi-214 Bi-214 135 2,53 ±0,26 ±0,04 ±o,44 ±0,05 6,21 0,61 ±o,22 ±0,02 ±0,12 ±0,72 ±0,20 1,97 0,05 0,29 1,71 7,25 0,69 ±0,13 ±0,14 ±0,01 1,68 2,67 8,78 ±0,34 ±0,51 ±0,06 0,60 K-40 964,4 911,2 583,14 1460,75 ±0,23 0,26 1,60 1,46 0,57 0,30 0,06 ±O,IO ±o,04 0,31 ±0,03 ±o,OI 1,49 1,59 ±0,21 7,17 6,98 ±o,62 ±0,04 2,15 0,56 ±0,12 ±o,04 0,63 Rerata aktivitas beberapa radionuklida (Bq/kg) 0,53 (keY) 0,04 (keY) 0,43 (keY) (keY) 0,89 Y)0,63 609,3(ke 1120,4 0,55 (keY)
Dari lokasi sampling di daerah kabupaten Gunung Kidul, aktivitas total dari bahan jamu jahe, temulawak, temuireng, kunyit dan kencur masingmasing bervariasi an tara 0,06-8,26 Bq/kg , 0,057,56 Bq/kg, 0,07-6,55 Bq/kg, 0,05-7,29 Bq/kg, dan
59
pada
Bahan
0,04-6,69 Bq/kg ). Sementara, dari masing-masing radionuklida TI-208 (510,72 keY), TI-208 (583,14 keY), Bi-214 (609,3 keY), Bi-214 (1120,4 keY), Ac-228 (911,2 keY), Ac-228 (964,4 keY) dan K-40 (1460,75 keY) mempunyai aktivitas 0,54-0,76
Prosldlng PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
-
ISSN 0216-3128
60
Bq/kg, 6,55-8,26
Bq/kg,
1,65-2,69 Bq/kg, 0,23-
0,48 Bq/kg, 1,48-1,66 Bq/kg, 0,04-0,07 Bq/kg, dan 0,52-0,69 Bq/kg. Aktivitas total dari baku mutu untuk sampel tumbuhan bervariasi antara 75148 Bq/kg. (7). Rerata aktivitas bahan jamu yang diambil dari daerah kabupatem Gunungkidul masih di bawah ambang batas yang membahayakan bagi manusia. Rerata aktivitas bahan jamu dari daerah kabupaten Bantul, Sleman, Yogyakarta, Kulonprogo dan Gunungkidul masing-masing adalah 1,79±0, I7 Bq/kg, I, 73±0,22 Bq/kg, I, 72± 0,20 Bq/kg, 1,8 I±0,22 Bq/kg, dan I, 78±0, I7 Bq/kg.
Tabel-6.
Muryono H., dkk.
Oari data tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Artinya bahwa lokasi tempat pengambilan sampel bahan jamu tidak berpengaruh terhadap aktivitas yang ada di dalam bahan jamu. Hal ini disebabkan karena sebagian besar radionuklida pemancar gamma yang terdeteksi bukanlah merupakan unsur yang diperlukan bagi tumbuhan bahan jamu, kecuali radionuklida K-40. Radionuklida pemancar gamma tersebut masuk ke dalam tubuh tumbuhan jamu melalui proses pertukaran ion yang terjadi di sekitar akar atau terbawa masuk lewat aliran air dalam proses kapilaritas dalam sistem tanah-tumbuhan.
Rerata Aktivitas Beberapa Radionuklida yang Terdapat JamuTradisional dari Daerah Kabupaten Gunungkidul (Bqlkg)
85 85 75 135 75 148 135 Ac-228 0,04 1,65 0,57 Ac-228 TI-208 TI-208 0,24 6,69 ±0,31 ±O,60 1,48 ±0,09 ±O,O5 0,69 ±0,14 ±0,35 2,69 ±0,13 7,56 0,59 Bi-214 0,3] ±0,07 ±O,04 ±0,04 ±0,23 ±O,08 1,62 7,29 1,72 0,66 0,23 0,05 ±0,15 0,07 ±0,12 0,28 ±0,03 ±O,]O ±0,01 ±0,21 ±0,02 ±0,57 6,55 ±0,24 ±0,51 ±0,01 1,66 1,92 0,52 ±0,04 ±0,07 0,60 0,63 (keV) 0,06 2,23 (keV) 964,4 583,14 8,26 1,63 911,2 0,76 V) 0,54 1,59 609,3(ke (ke 0,48 (ke 1120,4 (ke 0,69 V) V) V) 1460,75 Bahan K-40
Rerata aktivitas beberapa
Rerata aktivitas pada kelima bahan jamu tradisional, yang paling tinggi adalah pada Jahe (2,06±0,05 Bq/kg), kemudian disusul oleh temulawak (],85±0,04 Bq/kg), kunyit (],74±0,03 Bq/kg), temuireng (1,6] ±0,07 Bq/kg) dan ken cur (1,58±0,08 Bq/kg). Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan dalam genus. Jahe (genus Zingiber) berbeda genusnya dengan temulawak, temuireng, kunyit dan kencur. Temu]awak, temuireng dan kunyit mempunyai genus yang sarna
radionuklida
pada
Bahan
(Bq/kg)
yaitu genus Curcuma dan terlihat juga bahwa rcrata aktivitasnya menunjukkan angka yang relatif sama. Sedangkan kencur tidak termasuk dalam genus Curcuma maupun genus Zingiber dan memiliki rerata aktivitas yang paling rendah (1 ,58±O,08 Bq/kg). HasH pengukuran radioaktivitas dari radionuklida pemancar gamma pad a beberapa jenis tanah disajikan pada Tabel-7. sebagai berikut (18):
Prosiding PPI - PDIPTN 2005 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
ISSN 0216-3128
Muryono, H., dkk.
Tabel-7.
Jenis
Rerata Aktivitas' Beberapa Radionuklida Beberapa Jenis Tanah ( Bq/kg )
Ac-228 TI-208 Ac-228 Bi-214 Bi-214 TI-208 0,40 0,07 ±0,09 ±0,07 1,92 1,81 ±0,19 2,23 ±0,11 7,67 ],89 ±0,09 0,68 ±0,05 ±O,I] 0,73 0,74 0,54 K-40 0,08 ±0,15 ±0,17 ±0,13 0,54 0,33 ±0,06 0,37 ±0,04 964,4 ±0,03 911,2 1,78 1,86 2,89' 2,93 ±0,16 ±0,21 8,39 ±0,36 8,22 583,14 ±0,46 7,24 ±0,51 ±0,26 1120,4 ±0,06 0,60 0,76 0,87 0,7] 1460,75 (keV) 609,3(ke (keV) (ke V) V) (ke V)
6/
yang Terdapat
Rerata aktivitas beberapa radionuklida
di dalam
(Bq/kg)
Sumber : Anonim (18).
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dalam beberapa jenis tanah terdeteksi radionuklida pemancar-y seperti TI-208, Bi-2 ]4, Ac-228 dan K40 dengan radioaktivitas yang tidak jauh berbeda dengan radioaktivitas radionuklida pemancar-y yang terdapat di dalam bahan jamu tradisional.
4. Tingkat aktivitas dari masing-masing radionuklida pada masing-masing bahan jamu tradisional temyata masih di bawah am bang batas yang telah ditentukan, sehingga bahanbahan jamu tersebut masih layak untuk dikonsumsi dan tidak berbahaya bagi manusia.
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA I. Telah didapatkan beberapa radionuklida pemancar gamma dalam bahan jamu tradisional yang terdiri dari jahe, kunyit, kencur, temu]awak dan temuireng. Radionuklida pemancar-y yang terdeteksi antara lain, TI-208 (510,72 ke V), Tl208 (583,14 keY), Bi-2]4 (609,3 keY), Bi-214 (I ]20,4 keY), Ac-228 (9] 1,2 keY), Ac-228 (964,4 keY), dan K-40 (1460,75). 2. Radioaktivitas dari radionuklida pemancar-y yang terdapat di dalam bahan jamu tradisional tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan bila dibandingkan dengan radioaktivitas dari radionuklida pemancar-y yang ada di dalam tanah. 3. Tingkat aktivitas total dari masing-masing bahan jamu tradisional antara lain, jahe 0,04 - 8,78 Bq/kg, temulawak 0,02 - 7,9] Bq/kg, temuireng 0,04 - 6,98 Bq/kg, kunyit 0,03 - 7,40 Bq/kg. dan kencur 0,03 - 6,72 Bq/kg. Aktivitas total dari baku mutu untuk sampel tumbuhan adalah 75]48 Bq/kg.
]. BAT AN, Ketentuan Keselamatan hadap Radiasi. BATAN, 1998.
Kerja
Ter-
2. IAEA, 1986. Facts About Low Level Radiatioon. 3. ANONIM, Chernobyl MF. 86121 ]-13
Reactor Accident, Conf.
4. IAEA. Safety Series No.75-INSAG-1. Summary Report on the Post Accident Review Meeting on thge Chemobyl Accident. IAEA, Vienna. 1986. 5. ERI HISW ARA, POppy INT AN CAHA YA. 1995. Environmental Monitoring Analysis. KFA Germany-Indonesia Symposium of Environmental Monitoring and Specimen Bank. Yogyakarta, December 12-13, 1995.9 p. 6. BBC, Masalah lingkungan. Siaran 7 April 2003 jam 20.15. 7. GIN DO, AGUS, LUBIS, 2000. Keradioaktifan Lingkungan Kawasan PPTN, Serpong dalam Radius 5 km, Periode 1994-1999. Bidang
ProsJding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta. 10 Juli 2006
ISSN 0216 - 3128
62
Keselamatan Kerja dan Lingkungan , Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif, BATAN, Jkt. 8. KUSTIONO, ARIFIN.S. 1992. Metode Pengukuran Aktivitas Sangat Rendah. Prosiding Lokakarya "Kimia dan Teknologi Pemumian bahan Bakar Nuklir " dan Pertemuan IImiah Bahan Mumi Fisika Reaktor dan Instrumentasi" BATAN, Yogyakarta. 9. SUDARTI, 1995. Sistem Buletin Caraka Nuklida. Yogyakarta
Supresi PPNY,
Compton. BATAN,
10. SUDARTI, S., DEWITA, S.DJOKO, S., H.MURYONO, WIJIYONO. 2000. Kalibrasi Efisiensi Fotolistrik Untuk Matrik Cuplikan Lingkungan. Prosiding PPI, PPNY, BATAN, Yogyakarta. 11. SETYONO, D.1995. Sistem Supresi Compton Untuk Pemantauan Radioaktivitas Lingkungari. UNDlP, Smg. 12. AGUS SUBAGIO. 1995. Optimasi Peralatan Sistem Supresi Compton Untuk Pengukuran Cuplikan Lingkungan. UNDlP, Smg.
13. PAULUS, TJ., R.M.KEYSER. Suppresion System for Measurement, EG & G.Ortec
Muryono 1/., dkk.
1998. Compton Environmental
14. SUDARTI, S. DEWITA, S. 1996. Uji Kualitas Sistem Supresi Compton. Prosiding PPI, PPNY, BATAN, Yogyakarta. 15. SUDARTI, S. DEWIT A, S., SUDIY ANTO. 1998. Limit Deteksi Pada Sistem Supresi Compton. Prosiding PPI, PPNY, BATAN, Yogyakarta. 16.0PDE BEECK, J., A.lSEBART, J.HOSTE. 1983. Compton Suppression Gamma Ray Spectrometer for Low Level Counting. Journal of Radioanalytical Chemistry. V.76. No.1 (1983). 17.COCHRAN,W.C., COX, GM. Experimental Design. John Wiley $ Son, Inc. New York. 611 p. 18. ANONIM .2003. Data radioaktivitas dalam sam pel air, tanah dan rumput. P3TM, BATAN. Tidak terbit.
KE DAFTAR ISI
Prosiding PPI - PDIPTN 2005 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006