No. 006, Januari 2015 (Tanggal diunggah 27 Januari 2015)
Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikar di Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya, Fauzi Haidar
IDENTIFIKASI PEMBEDA VARIETAS KENTANG MENGGUNAKAN PENANDA MORFOLOGI Oleh : Tri Handayani Kelti Pemuliaan Perbenihan dan Plasma Nutfah Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Parahu No. 517 Lembang, Bandung Barat Email :
[email protected]
PENDAHULUAN Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berperan penting dalam program ketahanan pangan, karena dapat digunakan dalam diversifikasi pangan. Usaha tani kentang tidak pernah lepas dari penggunaan benih bermutu. Salah satu kriteria benih bermutu adalah true to type, yang berarti bahwa tanaman yang dihasilkan dari benih tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan tanaman induk/asalnya. Sebagaimana tanaman budidaya lainnya, sebelum dapat diedarkan di masyarakat, varietas kentang hasil pemuliaan dalam negeri maupun hasil introduksi harus didaftarkan terlebih dahulu melalui kantor PPVTPP (Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perijinan Pertanian). Menurut Undang-undang No. 12 tahun 1992, yang dimaksud dengan varietas adalah bagian dari suatu jenis yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, dan sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama. Pengertian tersebut diperjelas dalam Permentan No. 61 tahun 2011, yang dimaksud dengan varietas tanaman adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji dan ekspresi karakteristik genotip atau kombinasi genotip yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan. 1
Mengapa kita perlu melakukan identifikasi varietas? Tujuan dilakukannya identifikasi varietas yang pertama adalah untuk menentukan kebenaran varietas yang merupakan salah satu syarat dalam pendaftaran varietas dan yang penting adalah sebagai jaminan mutu genetik benih. Adapun tujuan yang kedua adalah untuk membedakan suatu varietas terhadap varietas lainnya dalam kepentingan untuk mendapatkan hak perlindungan varietas tanaman. Kebenaran varietas dalam hubungannya dengan jaminan mutu genetik merupakan salah satu titik penting dalam usaha produksi benih kentang. Itulah mengapa peryaratan teknis minimal (PTM) dalam produksi benih kentang (G0, G1, dan G2) mensyaratkan campuran varietas lain (CVL) sebesar 0 %, yang berarti bahwa tidak diperbolehkan adanya campuran varietas lain dalam pertanaman kentang untuk produksi benih. Untuk menjamin mutu genetik dalam bidang perbenihan, dilakukan roguing, yaitu kegiatan mengidentifikasi dan menghilangkan tanaman yang menyimpang atau tidak sesuai dengan deskripsi. Identifikasi varietas menggunakan penanda morfologi Identifikasi varietas menggunakan penanda morfologi dilakukan dengan melakukan karakterisasi secara visual terhadap karakter-karakter yang terlihat (fenotipik). Identifikasi dengan cara ini relatif mudah dilaksanakan karena pada dasarnya suatu varietas memiliki penciri khusus yang membedakannya dengan varietas lain dalam kelompok tanaman yang sama. Kelebihan lainnya adalah tidak dibutuhkan peralatan spesifik dan biaya yang lebih murah daripada identifikasi menggunakan penanda biokimia dan molekuler. Meskipun demikian, identifikasi menggunakan penanda morfologi memiliki kelemahan, yaitu jumlah yang dapat diidentifikasi terbatas dan memerlukan waktu yang lama, serta dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan tahap pertumbuhan (Cooke 1999). Dalam identifikasi varietas menggunakan penanda morfologi, kita dapat berpedoman pada dua panduan berikut: − Panduan Pengujian Individual (PPI) Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan Kentang yang dikeluarkan oleh Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perijinan Pertanian (PPVTPP) − Guidelines for the Conduct of Test for Distinctness, Uniformity and Stability (GCT) yang dikeluarkan oleh International Union for the Protection of New Variety of Plants (UPOV) Pada prinsipnya, kedua jenis panduan tersebut sama, karena PPI Kentang yang dikeluarkan oleh PPVTPP juga mengacu kepada Guidelines for the Conduct of Test for Distinctness, Uniformity and Stability yang dikeluarkan oleh UPOV dengan beberapa penyesuaian. Apabila pada GCT terdapat 16 karakter yang wajib diamati dari 42 total karakter, maka pada PPI ada 12 karakter yang wajib diamati dari 52 total karakter. Karakter-karakter yang wajib diamati tersebut dapat dijadikan pembeda varietas. Apabila dalam suatu pertanaman terdapat tanaman yang berbeda dengan tanaman yang diusahakan pada satu atau lebih karakter tersebut, maka tanaman yang berbeda tersebut disebut sebagai CVL dan harus dibuang atau dilakukan roguing. Kedua alat bantu identifikasi varietas kentang ini dapat digunakan apabila deskripsi varietas yang tersedia tidak mampu atau sulit untuk menentukan perbedaan varietas. Dua belas karakter wajib amat dalam PPI Kentang ialah: (1) bentuk tunas, (2) pewarnaan antosianin pada pangkal tunas, (3) intensitas antosianin pada pangkal tunas, (4) bulu pada pangkal tunas, (5) antosianin pada batang, (6) ukuran anak daun, (7) gelombang tepi daun, (8) warna bagian dalam mahkota bunga, (9) intensitas antosianin pada bagian 2
dalam bunga yang berwarna, (10) antosianin bagian luar pada bunga putih, (11) bentuk umbi, dan (12) warna daging umbi. Berikut ini adalah beberapa contoh cara identifikasi varietas menggunakan penanda morfologi: 1. Bentuk tunas
(Sumber gambar: Naktuinbouw) 2. Pewarnaan antosianin pada pangkal tunas: violet merah dan violet biru 3. Intensitas antosianin pada pangkal tunas: sangat lemah sampai dengan sangat kuat
(Sumber gambar: Naktuinbouw)
3
4. Intensitas antosianin pada bagian dalam bunga yang berwarna
(Sumber gambar: Naktuinbouw) 5. Bentuk umbi
(Sumber gambar: Naktuinbouw)
6. Warna daging umbi: putih, krem, kuning terang, kuning, kuning tua
(Sumber gambar: Naktuinbouw)
Roguing yang tepat dengan memanfaatkan penanda morfologi tersebut di atas dan
dilakukan menjamin dilakukan dihasilkan
tepat waktu (sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman) diharapkan dapat kemurnian genetik suatu varietas. Dengan demikian apabila hal tersebut dengan cermat dalam sistem perbenihan kentang, diharapkan benih yang dapat dikatakan memiliki mutu genetik yang baik.
4
Referensi 1. Cooke, RJ 1999, ‘New approaches to potato variety identification’, Potato Research 42: 529-39 2. Guidelines for the Conduct of Test for Distinctness, Uniformity and Stability (TG/23/6) 3. Panduan Pengujian Individual (PPI) Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan Kentang (PVT/PPI/14/1) 4. Permentan No. 61/Permentan/OT.140/10/2011 tentang Pengujian, Penilaian, Pelepasan dan Penarikan Varietas 5. Undang-Undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman
5