LAPORAN KASUS
Identifikasi Korban Post Mortem yang Dipastikan oleh Laporan Operasi Ante Mortem Alfred C. Satyo Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan
Abstrak: Identifikasi korban J.S. yang mengalami pembusukan lanjut dapat dibantu oleh keluarga terdekat dengan mengungkapkan adanya 11 (sebelas) osteoma di kepala dan dipastikan oleh laporan operasi ante mortem yang dilakukan di Amerika Serikat 24 Agustus 1998.
Abstract: The body of Mr. J.S. with advance putrifiction could be identify with the assistance of his nearby family due of 11 osteomas on the head. Identification had been confirmed by an operation report that had been done on August 24, 1998 at a Hospital Center in the United States of America.
PENDAHULUAN Pada hari Minggu tanggal 3 September 2000, 5 (lima) sosok jenazah ditemukan di desa Naga Lingga, Kec. Tanah Karo, Sumatera Utara. Pada hari Senin tanggal 4 September 2000, kelima jenazah dievakuasi ke RSUD Dr. Pirngadi Medan dan pada hari Selasa tanggal 5 September 2000 jam 11:00 WIB dilakukan pemeriksaan luar dan dalam. Kelima korban telah mengalami pembusukan lanjut. Kelimanya merupakan dewasa muda yang usianya berkisar antara 30 – 35 tahun, dan cara kematiannya mempunyai kemiripan dengan banyak tusukan benda tajam pada dada dan perut. Dari kelima kasus Mr. X1, Mr. X2, Mr. X3, Mr. X4 dan Mr. X5, maka kasus Mr. X3 merupakan laporan kasus dari tulisan ini. Kasus mengalami pemeriksaan luar dan dalam yang lengkap disertai konsultasi dokter gigi. Kasus Mr. X3 dapat dikonfirmasi sebagai J.S. setelah pemeriksaan dan diskusi sesama tim pemeriksa dan tim konsultasi serta allo-anamnesa dengan keluarga dekat korban. Pemeriksaan jaringan DNA belum dilakukan karena beberapa kendala, namun “operation record” dari E. Hospital Center di USA yang dilakukan pada tanggal 24 Agustus 1998 telah menyokong pemeriksaan forensik pada kasus ini. Ternyata laporan operasi yang dibuat dengan 438
baik, khususnya kasus-kasus langka dapat membantu identifikasi korban yang telah mengalami pembusukan lanjut. PEMERIKSAAN LUAR Korban Mr. X3, laki-laki, dikirim oleh polisi dalam keadaan ditutupi 2 (dua) goni plastik yang masing-masing panjangnya 107 cm dan 204 cm. Korban dikemas dalam kantong plastik hitam yang panjangnya 256 cm dan lebar 243 cm. Korban telah mengalami pembusukan lanjut dengan wajah yang tidak dapat dikenali lagi disertai ulat-ulat berukuran 0,5 cm – 1,3 cm yang berada di seluruh tubuh terutama di dalam luka-luka korban. Korban dalam keadaan terikat pada kedua kakinya sedangkan kedua lengannya ke belakang tubuh. IDENTIFIKASI UMUM Korban tak dikenal ini berjenis kelamin laki-laki dewasa muda, berkhitan, dengan panjang tubuh 166 cm. Korban berperawakan sedang, kulit merah kehitaman, rambut lurus disertai sedikit uban dan mudah dicabut. IDENTIFIKASI KHUSUS - 5 (lima) cm dari garis tengah tubuh depan sebelah kanan bawah dijumpai luka parut dengan panjang 4 cm.
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 4 y Desember 2006
Alfred C. Satyo
-
Identifikasi Korban Post Mortem…
1 (satu) cm dari sebelah kanan pusat hingga 5 (lima) cm di atas pangkal kelamin (simfisis pubis) dijumpai luka parut dengan panjang 21 cm.
Kepala: Bentuk kepala bulat lonjong, rambut hitam lurus dengan panjang kira-kira 8 cm dan sedikit beruban, pada perabaan di puncak kepala terasa ada tonjolan-tonjolan yang massif, keras dan tidak bergerak. Mata: Kedua rongga mata terlihat jelas tanpa bola mata, kelopak mata dan jaringan mata lainnya akibat pembusukan lanjut. Hidung: Sudah mengalami pembusukan lanjut dengan tulang hidung yang panjangnya 2 cm, lebar 3 cm dan tinggi 1,5 cm. Mulut: Rahang atas dan bawah terbuka 5 cm dan tampak semua gigi-geligi. Rahang bawah sudah terlepas dari tempatnya dan tidak dijumpai adanya patah tulang. Apel Gigi: 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27√28 48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38 GP
Keterangan: * Gigi: 28: 37: Ada akar gigi (radix v) * Gigi: 46: Gigi sudah dicabut * Gigi: 38: Ada lobang besar (gangrene pulpa) * Gigi: 18: Belum tumbuh * Gigi: 22: 23: Terjadi pengikisan pada Incisal (Atrisi) * Gigi: 41: 42: 31: 32: Terjadi pengikisan pada Incisal (Atrisi) * Gigi: 36: Terjadi pengikisan akibat pengunyahan pada daerah Buccal (Atrisi Buccal) * Rahang atas: Pada permukaan Palatal – Buccal ada karang gigi (Calculus) * Rahang bawah: Pada permukaan Buccal – Lingual ada karang gigi (Calculus) * Posisi rahang atas ± rahang bawah: Normal (Kls. IA) Dari pemeriksaan gigi-geligi diperkirakan umur Mr X3 30 – 35 tahun.
Pertimbangannya: 1. Gigi 36 dapat menjadi pedoman penentuan umum dari atrisi yang telah terjadi yang diperkirakan merupakan atrisi fisiologis (karena pemakaian). Demikian pula atrisi pada daerah insisal di gigi 22, 23, 41, 42, 31, 32 yang juga diperkirakan sebagai atrisi fisiologis. Namun perlu pemeriksaan tambahan seperti teknik fotografi dan perncetakan rahang korban, sehingga dapat dianalisa secara pasti apakah terjadi akibat pemakaian atau karena sebab yang lain.1 2. Gigi geraham belakang atas dan bawah hamper seluruhnya sudah erupsi kecuali gigi 18. Hal ini mungkin disebabkan karena tidak ada benih atau telah dicabut. Berdasarkan tabel kronologis pertumbuhan gigi geligi oleh Logan dan Krenfeld dinyatakan, bahwa gigi molar maksila dan mandibula erupsi pada umur 17 – 25 tahun dan pembentukan akar lengkap pada umur 18 – 25 tahun. Sayangnya tidak fasilitas radiografi pada saat itu untuk melihat pembentukan akar lengkap, sehingga perkiraan umur kronologis korban1,2 hanya dapat diperkirakan melalui erupsi gigi terutama gigi molarnya. Telinga: Kedua daun telinga tidak ada lagi akibat pembusukan. Leher: Bentuk simetris, tulang leher terlepas dari posisi semula. Dada: Bentuk asimetris, dijumpai 9 (sembilan) luka dengan pinggir rata, bentuk bulat lonjong, kedua sudut luka lancip, berisi ulat yang panjangnya antara 0,5 cm – 1,3 cm. - Luka 1, panjang 2 cm, lebar 1 cm, dalam 1 cm. - Luka 2, panjang 2 cm, lebar 1,5 cm, dalam 1 cm. - Luka 3, panjang 2 cm, lebar 1 cm, dalam 1 cm. - Luka 4, panjang 2,5 cm, lebar 1 cm, dalam 1 cm. - Luka 5, panjang 12 cm, lebar 11 cm, dalam 15 cm. - Luka 6, panjang 2 cm, lebar 1,5 cm, dalam 1 cm. - Luka 7, panjang 2 cm, lebar 1 cm, dalam 1 cm.
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 4 y Desember 2006
439
Laporan Kasus
-
Luka 8, panjang 2 cm, lebar 1,5 cm, dalam 1 cm. Luka 9, pajang 2 cm, lebar 1 cm, dalam 1 cm.
Perut: Bentuk simetris, dijumpai 7 (tujuh) luka yang bentuknya bulat lonjong, pinggirnya rata, kedua ujung luka lancip dan berisi ulat yang panjangnya antara 0,5 cm – 1,3 cm. - Luka 10, panjang 2 cm, lebar 1 cm, dalam 1 cm. - Luka 11, panjang 2 cm, lebar 0,8 cm, dalam 1 cm. - Luka 12, panjang 1 cm, lebar 1 cm, dalam 1 cm. - Luka 13, panjang 1 cm, lebar 1 cm, dalam 1 cm. - Luka 14, panjang 2 cm, lebar 1,5 cm, dalam 1 cm. - Luka 15, panjang 2 cm, lebar 1,5 cm, dalam 1 cm. - Luka 16, panjang 2 cm, lebar 1,5 cm, dalam 1 cm. Dijumpai jaringan parut I pada bagian kanan bawah dengan jarak 5 cm dari garis tengah tubuh depan sepanjang 4 cm. Dijumpai pula jaringan parut II bekas operasi 1 cm sebelah pinggir kanan dari pusat ke arah bawah hingga 5 cm di atas pangkal kelamin (simfisis pubis) sepanjang 21 cm. Alat Kelamin: Laki-laki, berkhitan, kantong buah zakar membesar dengan panjang 13 cm dan diameter 12 cm. Dubur: Pada colok dubur longgar dan dijumpai ulat berukuran 0,5 cm – 1,3 cm. Punggung dan Pinggang: Simetris dan tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan. Anggota gerak atas: - Tangan terikat pada kedua pergelangan tangan ke belakang tubuh dengan bahan plastik berwarna biru dengan dua kali lilitan, bersimpul mati yang panjangnya 166 cm. - Tangan kanan berkuku jempol hitam, telunjuk pucat, jari tengah hilang, jari manis pucat dan kelingking sebahagian hilang.
440
-
Tangan kiri berkuku jempol hitam, telunjuk pucat, jari tengah hitam, jari manis hitam dan kelingking hitam.
Anggota gerak bawah: Kedua kaki terikat pada pergelangan kaki dengan tali plastik berwarna biru dengan dua kali lilitan yang bersimpul mati dengan panjang 140 cm. PEMERIKSAAN DALAM Kepala: Pada pembukaan kulit kepala dijumpai resapan darah. Pada tengkorak kepala sebelah kanan dijumpai 6 (enam) buah tonjolan tulang, keras, masif dan tidak bergerak yang berdiameter 1,5 cm. Pada tengkorak kepala sebelah kiri dijumpai 5 (lima) tonjolan tulang kecil-kecil sebesar kepala jarum pentul. Leher: Pada pembukaan kulit leher dijumpai tulang-tulang leher yang sudah terlepas dari persendiannya dan tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan. Dada: Pada pembukaan kulit dada dijumpai resapan darah dan luka tusuk pada sela iga 3, 4, dan 5 kanan serta iga 3 dan 4 kiri. Dijumpai patah tulang iga 3,4, 5 kanan dan kiri.
Paru-Paru: Kedua paru warnanya agak kehitaman, konsistensi lunak dan tidak ada perlengketan pada dinding dada bagian dalam. Jantung: Dijumpai lubang pada kantung jantung dengan diameter 2 cm, menembus atrium kanan dan kiri. Jantung berisi cairan bergumpal warna hitam yang merupakan gumpalan darah yang membusuk. Perut: Pada pembukaan kulit perut dijumpai resapan darah merah kehitaman. Terlihat adanya perlengketan usus pada dinding otot perut kanan dan kiri. Panjang usus halus lebih pendek dari yang normal sedangkan usus besar (colon) tidak ada lagi.
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 4 y Desember 2006
Alfred C. Satyo
Ginjal: Ginjal kiri lebih besar dari kanan. Ginjal kiri berukuran panjang 5,5 cm lebar 20 cm dan tebal 3 cm. Ginjal kanan berukuran panjang 5,5 cm lebar 10 cm dan tebal 3 cm. Kedua ginjal berwarna merah kehitaman dengan konsistensi lunak. RINGKASAN PEMERIKSAAN LUAR - Dijumpai proses pembusukan lanjut pada seluruh tubuh. - Rambut lurus, hitam dan sedikit beruban. - Jaringan lunak pada wajah sudah tidak ada lagi. - Kedua rongga mata terlihat jelas tanpa bola mata, kelopak mata dan alis mata. - Jaringan lunak hidung sudah hilang akibat pembusukan sedangkan kedua daun telinga sudah hilang. - Rahang atas dan bawah terbuka 5 (lima) cm dan rahang bawah sudah terlepas. - Leher simetris dan tulang-tulang leher sudah terlepas satu sama lain. - Pada dada dijumpai 9 (sembilan) luka berbentuk bulat lonjong berpinggir rata, kedua sudut lancip dan berisi ulat yang panjangnya 0,5 cm – 1,3 cm. - Pada perut dijumpai 7 (tujuh) luka bulat lonjong berpinggir rata, kedua sudut lancip dan berisi ulat-ulat yang panjangnya antara 0,5 cm – 1,3 cm. - Pada perut juga dijumpai 2 (dua) luka parut masing-masing panjangnya 4 cm dan 21 cm sebagai bekas operasi. - Kantong buah zakar membesar dengan panjang 13 cm dan diameter 12 cm. - Pada pinggang dan punggung tidak ada tanda-tanda kekerasan. - Kedua tangan terikat ke belakang tubuh dengan tali plastik sebanyak 2 (dua) lilitan yang bersimpul mati, sedangkan kedua kaki terikat dengan tali plastik sebanyak 2 (dua) lilitan bersimpul mati. RINGKASAN PEMERIKSAAN DALAM - Resapan darah dijumpai pada pembukaan kulit kepala, dada dan perut. - Pada tengkorak kanan dijumpai tonjolan tulang sebanyak 6 (enam) buah dengan diameter 1,5 cm. - Pada dada dijumpai 9 (sembilan) luka tusuk. - Luka robek pada jantung dengan diameter 2 cm menembus ke atrium kanan dan kiri disertai gumpalan darah hitam.
Identifikasi Korban Post Mortem…
-
-
Pada perut dijumpai 7 (tujuh) luka tusuk. Usus halus melekat pada dinding perut kiri dan kanan, sedangkan usus besar tidak ada lagi. Ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan.
Kasus ini dilaporkan dalam Visum et Repertum sebagai korban lelaki, berkhitan, dewasa muda, perawakan sedang, panjang badan 166 cm, rambut hitam lurus sedikit beruban, umur diperkirakan 30 – 35 tahun, yang telah mengalami operasi pada perut dan tidak mempunyai usus besar lagi. PEMBAHASAN Pada pemeriksaan kelima korban yang telah mengalami pembusukan lanjut ternyata kelimanya laki-laki, berusia lebih dari 30 tahun, kecuali seorang ditaksir antara 25 – 35 tahun. Semua kasus dibantu juga oleh tim dokter gigi SMF Gigi dan Mulut dari RSUD Dr. Pirngadi Medan. Dari kelima kasus tersebut hanya keluarga kasus Mr. X3 dapat memberikan keterangan perihal semasa hidup korban. Keluarga korban terdekat memberitahukan bahwa pada kepala diakui adanya tonjolantonjolan yang sudah lama dan dapat diraba semasa hidupnya. Sementara itu dari sebuah “hospital center” yang cukup dikenal di USA, telah diterima surat mengenai “operation record” Mr. X3. Surat ini mengungkapkan bahwa pada tanggal 24 Agustus 1998 telah dilakukan operasi oleh tim yang terdiri dari operating surgeon, RS, MD; attending surgeon UK, MD; assistant DP, MD dan medical student, H. Diagnosa pra-bedah: Gardener’s Syndrome. Diagnosa pasca-bedah: Gardener’s Syndrome. Indikasi prosedur dan deskripsi operasi, temuan dan teknik operasi dilaporkan dengan jelas. Juga dilaporkan bahwa tindakan bedah dari Hospital Center E. tersebut telah melakukan “total colectomy with rectal mucosectomy and ileal pull-through”. Dari laporan operasi ini terjawablah apa yang dipertanyakan selama dilakukan autopsi, yaitu mengapa dinding usus halus melekat pada dinding otot perut kiri dan kanan serta mengapa tidak ada lagi usus besar (colon) pada Mr. X3. Laporan operasi melaporkan bahwa pada tanggal 24 Agustus 1998 telah dilakukan operasi pada pasien bernama J.S., laki-laki, Indonesia, berumur 34 tahun. Pada hari Kamis 7 September dari jam 13:30 – 15:30 WIB penulis memimpin rapat dan melaporkan hasil autopsy kepada pihak penyidik
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 4 y Desember 2006
441
Laporan Kasus
dan pejabat senior dari Kapoltabes Medan dan Poldasu. Dalam rapat yang khusus mendiskusikan kasus ini juga hadir dan memberikan pendapat tim dokter gigi dan tim dokter serta asisten yang bertugas. Penulis telah mengungkapkan hasil autopsi sesuai Visum et Repertum. Penulis juga telah menyerahkan fotokopi “operation record” dari Hospital Center E. dari USA yang dikategorikan sebagai “privileged and confidential information”. Semua keterangan penulis dan fotokopi telah menjadi masukan yang berharga bagi pihak kepolisian.
memas-tikan identitas korban. Pihak kepolisian telah merasa terbantu, sehingga dapat mengambil kesimpulan dan menentukan langkah-langkah selanjutnya. Korban diserahkan pihak kepolisian kepada keluarga korban untuk dimakamkan pada hari Kamis 7 September 2000 jam 17:15 WIB.
KESIMPULAN Identifikasi telah dilakukan dengan baik dan semaksimal mungkin. Keterangan tambahan keluarga tentang semasa hidup korban ikut membantu. Hasil operasi yang dituliskan dalam laporan operasi yang baik ternyata sangat membantu dalam melengkapkan maupun
2.
Sopher, Irvin M., Forensic Dentistry, Charles C. Thomas Publisher, Springfield, Illinois, USA, 1976, p.116-122.
3.
Elmhurst Hospital Center, Record, New York, 2000, p.1.
442
DAFTAR PUSTAKA 1. James A. Cottone, Standish S. Miles, Outline of Forensic Dentistry, Year Book Medical Publishers Inc., Ohio, USA, 1981, p.39.
Operation
Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 4 y Desember 2006