IDENTIFIKASI KESALAHAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 GORONTALO PADA MATERI LAJU REAKSI Ari sutiono, Mangara Sihaloho, Suleman Duengo Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Gorontalo ABSTRACT Collecting data in this study using objective tests with qualitative research approach. Analysis of data to identify errors in the students' understanding of the concept of material reaction rate was measured by five indicators that are customized to the material terms of the rate of the reaction rate of the reaction, the reaction rate of compound formation, the factors that mempengeruhi reaction rate, reaction order, and the similarities and the reaction rate constant. In this study, the average percentage of students' understanding of the concept error rate of a reaction to the material was 88.86% where the first error indicator that students in understanding the reaction rate of 90.01%, the second indicator is the rate of reaction of compound formation by 39.53% , the third indicator is the factors that affect reaction rates by 37.43%, the fourth indicator is the reaction order of 66.57%, and the fifth indicator is the equation and the reaction rate constant at 43.7%. Students who have a good knowledge of the concept of the reaction rate on the material as much as 11.14%. Thus can be categorized students' understanding Students State secondary schools top 1 Gorontalo on the subject of very low reaction rate according criteria of Monangin. Keywords: rate of reaction, misconception. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan persentase bentuk kesalahan pemahaman konsep siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gorontalo . Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes objektif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Analisis data untuk mengidentifikasi kesalahan pemahaman konsep siswa pada materi laju reaksi diukur dengan lima indikator yang di sesuaikan dengan materi laju reaksi yaitu pengertian laju reaksi, laju reaksi pembentukan senyawa, faktor-faktor yang mempengeruhi laju reaksi, orde reaksi, serta persamaan dan tetapan laju reaksi. Dalam penelitian ini didapatkan persentase rata-rata kesalahan pemahaman konsep siswa pada materi laju reaksi sebesar 88,86 % dimana kesalahan siswa pada indikator pertama yaitu pengertian laju reaksi sebesar 90,01 %, pada indikator kedua yaitu laju reaksi pembentukan senyawa sebesar 39,53 %, pada indikator ketiga yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi sebesar 37,43 %, pada indikator keempat yaitu orde reaksi sebesar 66,57 %, dan pada indikator kelima yaitu persamaan dan tetapan laju reaksi sebesar 43,7 %. Siswa yang memiliki pengetahuan konsep yang baik pada materi laju reaksi sebanyak 11,14 %. Dengan demikian dapat di kategorikan pemahaman siswa SMA Negeri 1 Gorontalo pada pokok bahasan laju reaksi sangat rendah sesuai krikteria Monangin. Kata kunci : Laju reaksi, Kesalahan konsep.
1
Selama satu dekade terakhir ini siswa sekolah menengah atas (SMA) atau yang sederajat di Indonesia merasa khawatir saat akan menghadapi Ujian Nasional (UN) karana akhir dari masa pendidikan selama tiga tahun ditentukan oleh ujian nasional. Ujian nasional diselenggarakan oleh pemerintah pusat bertujuan untuk melihat kualitas pendidikan secara nasional dengan cara menetapkan nilai standar kelulusan yang berlaku secara nasional. Keputusan pemerintah yang menetapkan pelaksanaan UN ini mengakibatkan pola belajar siswa dan metode mengajar guru menjadi berubah. Siswa dimotivasi belajar agar mampu menjawab soal UN dengan cepat tanpa memahami konsep pada mata pelajaran yang diujikan pada UN tersebut khususnya mata pelajaran kimia. Pada pembelajaran kimia juga ditemukan keragaman masalah yaitu 1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang, 2) Siswa jarang mengajukan pertanyaan, meskipun guru sudah memberikan kesempatan untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang di pahami, 3) Keaktifan dalam mengerjakan dan memahami soal-soal latihan pada poses pembelajaran juga masih kurang. Dalam proses pembelajaran kimia kemampuan siswa dalam mengikuti dan menerima materi kimia perlu diperhatikan dengan sungguhsungguh, mengingat materi kimia tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Kesalahan pemahaman konsep dapat diketahui dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang dirancang secara khusus untuk menguji pengertian tentang suatu materi yang telah dipelajari. Kesalahan pemahaman konsep dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk mengembangkan metode dan strategi pengajaran yang efektif. Kimia merupakan mata pelajaran yang banyak mempelajari konsep yang abstrak seperti pada materi laju reaksi sebagian besar peserta didik sulit memahami orde reksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Sebagian siswa memahami bahwa orde reksi itu hanya berpengaruh pada besarnya konsentrasi dalam laju reaksi dan mereka memahami pula bahwa luas permukaan sentuhan sesuai dengan konsep matematika. Materi laju reaksi pada dasarnya memerlukan pengetahuan dan pemahaman konsep dasar yang kuat karena cakupan materinya sangat luas meliputi penentuan persamaan reaksi, orde reaksi, tetapan laju reaksi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Begitu pentingnya materi ini tidak hanya di tunjang dengan konsep, melainkan dengan percobaan-percobaan karena seringkali terjadi kesalahan pemahaman konsep pada siswa apabila suatu konsep yang di jelaskan tidak sesuai dan tidak disertai dengan percobaan. Berdasarkan hasil observasi dan keterangan dari Warny Badu yang merupakan salah seorang guru kimia di salah satu SMA yang ada di Kota Gorontalo berkaitan dengan
2
masalah tersebut, pada pembelajaran kimia juga ditemukan keragaman masalah yaitu 1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang, 2) Siswa jarang mengajukan pertanyaan, meskipun guru sudah memberikan kesempatan untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang di pahami, 3) Keaktifan dalam mengerjakan dan memahami soal-soal latihan pada poses pembelajaran juga masih kurang. Dalam proses pembelajaran kimia kemampuan siswa dalam mengikuti dan menerima materi kimia perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh, mengingat materi kimia tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Konsep kimia tersusun secara sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai konsep yang paling kompleks sehingga memerlukan kemampuan penalaran yang tinggi bagi siswa untuk memahaminya. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian terhadap permasalahan ini, yang dapat dilakukan dengan salah satu cara, yaitu identifikasi kesalahan pemahaman konsep siswa pada materi laju reaksi sihingga dapat diketahui bentuk kesalahan pemahaman konsep yang terjadi pada siswa khususnya pada materi laju reaksi. Begitu pentingnya identifikasi kesalahan pemahaman konsep tidak luput dari manfaat yang kemudian dapat menjadi rujukan dan tolak ukur suatu proses pembelajaran kimia, mengingat kimia merupakan mata pelajaran yang memiliki cakupan materi sangat luas yang di dalamnya terdapat konsep yang saling berkaitan di setiap materinya. METODOLOGI Latar Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan yaitu di SMA Negeri 1 Gorontalo. SMA Negeri 1 Gorontalo merupakan salah satu dari 4 Sekolah Menengah Atas yang ada di Kota Gorontalo dan berada di Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dan jenis penelitian ini adalah kualitatif, pendekatan ini digunakan peneliti berangkat dari rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian selain itu juga karena tujuan penelitian kualitatif bersifat penemuan bukan sekedar pembuktian. Menurut Sugiono (2011:24), bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin masih gelap maka kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode kualitatif. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini penulis merupakan instrumen utama sekaligus pengumpul data disamping instrumen pendukung lainnya. Penulis merupakan partisipan penuh dalam
3
penelitian ini, kehadiran penulis sebagai peneliti juga diketahui oleh siswa sebagai informan. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah data eksternal yang diperoleh dari sumber data yaitu siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gorontalo. Selain data yang diperoleh dari siswa, penulis juga menggunakan data hasil Ujian Nasional dari dinas pendidikan kota Gorontalo sebagai data penunjang dalam penelitian ini. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes objektif sebanyak 20 butir soal, tes ini mengacu pada indikator yang akan di teliti penulis yaitu pengertian laju reaksi, laju reaksi pembentukan senyawa, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, orde reaksi, dan persamaan dan tetapan laju reaksi. Sebelum soal digunakan untuk menjaring data dilakukan verifikasi tes yang terdiri dari uji validitas dan reliabilitas. Prosedur Pengumpulan Data Observasi Pegumpulan data dalam penelitian ini dilakukan penulis dengan tahap awal yaitu observasi, observasi yang dilakukan yaitu observasi non-sistematis dimana penulis melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi subyek yang akan diteliti tidak menggunakan instrumen pengamatan. Dokumentasi Dokumentasi yang didapatkan dan di jadikan acuan oleh penulis pada penelitian ini yaitu mengenai data hasil belajar siswa yang didapatkan penulis dari guru dan komparasi Hasil Ujian Nasional yang penulis dapatkan dari dinas pendidikan kota Gorontalo. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dalam jangka waktu sebulan mulai dari tahapan awal hingga selesai melakukan penelitian namun penulis masih beberapakali melakukan pengamatan lansung setelah penelitian selesai dilakukan hal ini dilakukan untuk melihat gejala-gejala yang di amati penulis. Tes Tes yang di lakukan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu tes objektif dengan menggunakan 20 butir soal yang telah di validasi dan di uji kereliabelannya. Tes diberikan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian yaitu siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gorontalo berjumlah 70 siswa yang tersebar dalam tiga kelas.
4
Pengecekan Keabsahan Data Uji kredibilitas Cara pengujian kredibilitas yang dilakukan penulis meliputi : 1) Perpanjangan pengamatan, diamana penulis kembali kelapangan untuk melakukan pengamatan lagi terhadap sumber data untuk melihat gejala yang menjadi fokus penelitian. 2) Meningkatkan ketekunan, dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan lebih cermat dan berkesinambungan sehingga dapat diketahui data yang diperoleh akurat atau tidak. 3) Triangulasi, dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber diperoleh dari beberapa sumber yaitu guru, dan dinas pendidikan kota Gorontalo selanjutnya triangulasi teknik yang dilakukan penulis yaitu observasi dan dokumentasi. 4) Menggunakan bahan referensi, bahan referensi dalam penelitian ini marupakan pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan penulis yaitu foto-foto penelitian. Pengujian Dependability Dalam penelitian ini uji dependabiliti di lakukan dengan mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian yang dilakukan oleh pembimbing terhadap aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian mancakup bagaimana peneliti mulai menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan dan penulisan laporan hasil penelitian. Analisis Data Analisis data yang digunakan bertujuan untuk memberikan makna terhadap data yang telah dikumpulkan dari sampel penelitian dengan menggunakan tes. Pada penelitian ini analisis data dilakukan secara deskriptif yang menentukan persentase. Untuk memberikan deskripsi tentang pemahaman konsep laju reaksi, digunakan kriteria Monangin yaitu bila kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal laju reaksi adalah : a. b. c. d. e.
0 - 20 % 21 - 40 % 41 - 60 % 61 - 80 % 81 - 100 %
= sangat rendah = rendah = sedang = tinggi = sangat tinggi.
(Ramdan,2011:23)
Tahap-Tahap Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan beberapa tahapan proses pelaksanaan penelitian dari tahap awal hingga akhir, yaitu penulis memilih masalah, studi
5
pendahuluan, merumuskan masalah yang kemudian menjadi fokus penelitian, menentukan sumber data, memilih pendekatan yang di gunakan dalam penelitian, mentukan dan menyusun instrumen yang di gunakan dalam penelitian yaitu dengan menggunakan tes objektif dengan 20 butir soal dengan tahapan uji validitas dan reliabilitas, kemudian melakukan revisi instrumen pada instrumen yang belum sempurna, selanjutnya melakukan pengumpulan data, analisis data, menarik kesimpulan dan tahap akhir yaitu penulisan laporan hasil penelitian yang menjadi temuan penulis dalam penelitian yang telah dilakukan. Tabel 1. Penyebaran soal untuk materi laju reaksi Indikator
Item Soal 1 2
1. Definisi laju reaksi 2. Laju reaksi pembentukan suatu senyawa 1) Menentukan grafik volume senyawa hasil reaksi terhadap waktu 2) Menentukan laju reaksi pembentukan senyawa pada selang waktu tertentu 3) Menentukan selang waktu reaksi pembentukan senyawa hingga selesai 4) Menentukan laju reaksi rata-rata 5) Menentukan laju reaksi pembentukan senyawa 6) Mentukan grafik hubungan antara konsentrasi dan waktu
3. Faktor‐faktor yang mempengaruhi laju reaksi 1) Menentukan objek yang tidak termasuk dalam faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 2) Luas permukaan 3) Luas permukaan, konsentrasi, dan suhu 4) Suhu 5) Katalis 4. Orde reaksi 1) Orde reaksi total 2) Orde 2 3) Orde 1 4) Persamaan laju reaksi 5) Orde reksi total
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
5. Persamaan dan tetapan laju reaksi 19 20
1) Menentukan persamaan laju reaksi 2) Menetukan tetapan laju reaksi
6
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis 20 soal konsep yang di ujikan pada 70 siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Gorontalo di ukur dengan lima indikator yang disesuaikan dengan pokok bahasan laju reaksi diperoleh persentase peserta uji yang menjawab salah (selanjutnya disebut tingkat kesalahan). Tingkat kesalahan cukup tinggi terjadi pada soal nomor 1 dan 2 mencapai 91,43 % dan 88,58 % yang mewakili pemahaman siswa tentang pengertian laju reaksi, selanjutnya soal nomor 10 mencapai 94,29 % yang mewakili pemahaman siswa pada faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang berkaitan dengan pengaruh suhu, selanjutnya soal nomor 15 dan 17 mencapai 84,29 % dan 87,14 % yang mewakili pemahaman siswa mengenai orde reaksi dan tingkat kesalahan terendah yaitu 2,86 % pada soal nomor 9 yang menguji objek yang tidak termasuk dalam faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Tingkat kesalahan dari masing-masing indikator dan tiap nomor soal yang di ujikan sesuai dengan pokok bahasan laju reaksi ditunjukan pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase jawaban salah pada setiap indikator yang disesuaikan dengan materi laju reaksi Indikator
Item Soal
1. Definisi laju reaksi
1 2
Tingkat kesalahan 91,43 % 88,58 %
3
14,3 %
4
54,29 %
5
15,72 %
6 7 8
70 % 24,29 % 58,58 %
9
2,86 %
10 11 12 13
94,29 % 24,29 % 28,58 % 37,14 %
14 15 16
54,29 % 84,29 % 42,86 %
2. Laju reaksi pembentukan suatu senyawa 1) Menentukan grafik volume senyawa hasil reaksi terhadap waktu 2) Menentukan laju reaksi pembentukan senyawa pada selang waktu tertentu 3) Menentukan selang waktu reaksi pembentukan senyawa hingga selesai 4) Menentukan laju reaksi rata-rata 5) Menentukan laju reaksi pembentukan senyawa 6) Mentukan grafik hubungan antara konsentrasi dan waktu
3. Faktor‐faktor yang mempengaruhi laju reaksi 1) Menentukan objek yang tidak termasuk dalam faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 2) Luas permukaan 3) Luas permukaan, konsentrasi, dan suhu 4) Suhu 5) Katalis 4. Orde reaksi 1) Orde reaksi total 2) Orde 2 3) Orde 1
7
4) Persamaan laju reaksi 5) Orde reksi total 5. Persamaan dan tetapan laju reaksi 1) Menentukan persamaan laju reaksi 2) Menetukan tetapan laju reaksi
17 18
87,14 % 64,29 %
19 20
25,71 % 61,43 %
Dalam pembahasan ini akan dibahas tingkat kesalahan pemahaman konsep siswa pada setiap soal dan kesalahan pemahaman konsep yang melatar-belakangi jawaban mereka. Pembahasan akan difokuskan pada soal nomor 1dan 2 mewakili kesalahan siswa tentang pengertian laju reaksi, 4 dan 6 mewakili kesalahan siswa pada laju reaksi pembentukan senyawa, 10 dan 13 mewakili kesalahan siswa pada faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, 15 dan 18 mewakili kesalahan siswa dalam memehami orde reaksi, dan 19 dan 20 mewakili kesalahan siswa dalam memahami persamaan dan tetapan laju reaksi. Kesalahan siswa dalam memahami pengertian laju reaksi Berdasarkan Tabel 2, diperoleh siswa yang menjawab benar item soal nomor 1 adalah 8,57 % bahwa laju reaksi adalah laju berkurangnya pereaksi atau laju bertambahnya produk persatuan waktu, dan yang menjawab salah 91,43 %. Dari 91,43 % yang salah diperoleh 4 opsi jawaban siswa yaitu (1) laju bertambahnya pereaksi atau laju berkurangnya produk persatuan waktu, (2) laju berkurangnya pereaksi atau laju berkurangnya produk persatuan waktu, (3) laju bertambahnya perekasi atau laju bertambahnya produk persatuan waktu, (4) laju berkurangnya waktu atau laju bertambahnya waktu dalam reaksi. Selanjutnya berdasarkan Tabel 2. Diperoleh siswa yang menjawab benar item soal nomor 2 adalah 11,42 % bahwa laju reaksi A + B
AB dapat dinyatakan sebagai
penambahan konsentrasi AB tiap satuan waktu, dan yang menjawab salah 88,58 %. Dari 88,58 % yang salah diperoleh 4 opsi jawaban siswa yaitu, (1) penambahan konsentrasi A dan B tiap satuan waktu, (2) penambahan konsentrasi A, B, dan AB tiap satuan waktu, (3) penambahan konsentrasi B tiap satuan waktu, (4) penambahan konsentrasi A tiap satuan waktu. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa tidak memahami pengertian laju reaksi. Hal ini dapat disebabkan karena penguasaan konsep yang dimiliki siswa mengenai pengertian laju reaksi kurang baik dan pola belajar siswa cenderung hanya sebatas hafalan. Sementara kita ketahui bersama bahwa kimia merupakan mata pelajaran yang banyak mempelajari konsep yang abstrak dan tersusun secara sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai konsep yang paling kompleks, sehingga untuk memahami materi kimia khususnya laju reaksi siswa harus memiliki kemampuan
8
penalaran yang tinggi. Penguasaan konsep yang kurang baik akan akan menimbulkan berbagai macam persepsi yang salah mengenai suatu topik yang dipelajari oleh siswa sehingganya dapat menimbulkan kesalahan konsep. Kesalahan siswa dalam memahami laju reaksi pembentukan senyawa Berdasarkan Tabel 2, diperoleh siswa yang menjawab benar item soal nomor 4 adalah 45,71 % bahwa laju reaksi pembentukan gas hidrogen pada menit ketiga sesuai data percobaan pada soal nomor 3 adalah 8 cm3/menit dan yang menjawab salah 54,29 %. Dari 54,29 % yang salah diperoleh 2 opsi jawaban siswa yaitu, (1) laju reaksi pembentukan gas hidrogen pada menit ketiga sesuai data percobaan pada soal nomor 3 adalah 2 cm3/menit, (2) laju reaksi pembentukan gas hidrogen pada menit ketiga sesuai data percobaan pada soal nomor 3 adalah 5 cm3/me3/menit. Berdasarkan Tabel 2, diperoleh siswa yang menjawab benar item soal nomor 6 adalah 30 % bahwa laju reaksi rata-rata pembentukan gas hidrogen sesuai data percobaan pada soal nomor 3 adalah 8 cm3/menit dan yang menjawab salah 70 %. Dari 70 % yang salah diperoleh 4 opsi jawaban siswa yaitu, (1) laju reaksi rata-rata pembentukan gas hidrogen sesuai data percobaan pada soal nomor 3 adalah 5 cm3/menit, (2) laju reaksi rata-rata pembentukan gas hidrogen sesuai data percobaan pada soal nomor 3 adalah 6 cm3/menit, (3) laju reaksi rata-rata pembentukan gas hidrogen sesuai data percobaan pada soal nomor 3 adalah 7 cm3/menit, (4) laju reaksi rata-rata pembentukan gas hidrogen sesuai data percobaan pada soal nomor 3 adalah 9 cm3/menit. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa masih kurang memahami cara menetukan laju reaksi pembentukan suatu senyawa. Hal ini dapat disebabkan penguasaan konsep siswa mengenai penentuan laju reaksi pembentukan suatu senyawa kurang baik. Selain itu kesalahan yang di alami juga merupakan bentuk kesinambungan dari kurangnya pemahaman konsep dan kesalahan siswa dalam mendefinisikan laju reaksi, sementara materi laju reaksi ini merupakan materi yang membutuhkan penguasaan konsep dan daya nalar sebab cakupan pembahasannya saling berkaitan antar satu dengan yang lainnya. Ketika konsep dasar dari materi laju reaksi tidak dapat di kuasai dengan baik oleh siswa maka akan berpengaruh pada konsep yang lebih kompleks. Kesalahan siswa dalam menetukan laju reaksi pembentukan suatu senyawa menyatakan bahwa laju rata-rata pembentukan suatu senyawa adalah waktu terbentuknya suatu senyawa dalam percobaan. Hal ini dapat menunjukan bahwa penguasaan konsep dasar yang kurang baik oleh siswa akan berdampak besar bagi pemahamannya.
9
Kesalahan siswa dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi Berdasarkan Tabel 2, diperoleh siswa yang menjawab benar item soal nomor 10 adalah 5,71 % yaitu laju reaksi dari data percobaan 1 dan 3 dipengaruhi oleh luas permukaan karena suhu dan konsentrasi pada percobaan 1 dan 3 sama, hanya berbeda pada bentuk sampel dan yang menjawab salah 94,29 %. Dari 94,29 % yang salah diperoleh 3 opsi jawaban siswa yaitu, (1) konsentrasi, karena konsentrasi berlangsung lebih cepat jika konsentrasi zat yang bereaksi semakin besar, (2) sifat zat, karena pada percobaan 1 bentuk zat berupa serbuk sedangkan pada percobaan 3 bentuk zat berupa padat, (3) suhu, karena reaksi kimia berlangsung lebih cepat pada suhu yang tinggi. Berdasarkan Tabel 2, diperoleh siswa yang menjawab benar item soal nomor 13 adalah 62,86 % yaitu katalis, karena katalis merupakan zat yang dapat mempercepat laju reaksi dan yang menjawab salah 37,14 %. Dari 37,14 % yang salah diperoleh 3 opsi jawaban siswa yaitu, (1) suhu, karena reaksi berlangsung lebih cepat pada suhu tinggi, (2) sifat zat, (3) konsentrasi, karena konsentrasi zat partikel yang bereaksi semakin besar. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa masih kurang memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi. Hal ini dapat disebabkan penguasaan konsep siswa terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi hanya sebatas pemahaman abstrak tanpa memahami konsep dan pengaruh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi yang sebenarnya. Kesalahan yang terjadi pada siswa terhadap indikator ketiga ini merupakan kesalahan yang konsisten dan bentuk kesinambungan dari ketidak pahaman siswa terhadap pengertian laju reaksi dan penentuan laju reaksi pembentukan senyawa. Kesalahan pemahaman siswa yang konsisten terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi akan dapat menimbulkan kesalahan pemahaman konsep, hal ini sesuai dengan pemahaman siswa yang menyatakan sifat zat merupakan faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi. Kesalahan siswa dalam memahami orde reaksi Untuk kesalahan siswa dalam memehami orde reaksi ditinjau dari soal nomor 15 dan 18. Berdasarkan Tabel 2, diperoleh siswa yang menjawab benar item soal nomor 15 adalah 15,71 % yaitu orde reaksi terhadap NO sesuai data percobaan reaksi nitrogen oksida dan hidrogen adalah 2 dan yang menjawab salah 84,29 %. Dari 84,29 % yang salah diperoleh 4 opsi jawaban siswa yaitu, (1) orde reaksi terhadap NO sesuai data percobaan reaksi nitrogen oksida dan hidrogen adalah 1, (2) orde reaksi terhadap NO sesuai data percobaan reaksi nitrogen oksida dan hidrogen adalah 3, (3) orde reaksi terhadap NO sesuai data percobaan reaksi nitrogen oksida dan hidrogen adalah 4, (4) orde
10
reaksi terhadap NO sesuai data percobaan reaksi nitrogen oksida dan hidrogen adalah 5. Berdasarkan Tabel 2, diperoleh siswa yang menjawab benar item soal nomor 18 adalah 35,71 % yaitu orde reaksi total dari reaksi nitrogen oksida dan hidrogen adalah 3 dan yang menjawab salah 64,29 %. Dari 64,29 % yang salah diperoleh 3 opsi jawaban siswa yaitu, (1) orde reaksi total dari reaksi nitrogen oksida dan hidrogen adalah 2, (2) orde reaksi total dari reaksi nitrogen oksida dan hidrogen adalah 4, (3) orde reaksi total dari reaksi nitrogen oksida dan hidrogen adalah 5. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa kurang memahami penentuan orde reaksi. Hal ini dapat disebabkan penguasaan konsep siswa yang tidak terstruktur sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam menentukan orde reaksi merupakan kesalahan yang bersumber dari pemahaman konsep dasar. Materi kimia merupakan materi yang abstrak tersusun dari kosep-konsep yang sederhana sampai yang kompleks selain itu juga konsep-konsep dalam ilmu kimia saling berkaitan sehingga untuk memahami konsep yang lebih kompleks dibutuhkan pemahaman yang baik mengenai konsep-konsep dasar dari suatu topik yang akan dipelajari siswa. Kesalahan siswa dalam memahami persamaan dan tetapan laju reaksi Untuk kesalahan siswa dalam memahami persamaan dan tetapan laju reaksi ditinjau dari soal nomor 19 dan 20. Berdasarkan Tabel 2, diperoleh siswa yang menjawab benar item soal nomor 19 adalah 74,29 % yaitu persamaan laju reaksi dari data percobaan untuk reaksi A + B
C adalah v = k [A]2 [B] dan yang menjawab salah 25,71 %. Dari
25,71 % yang salah diperoleh 4 opsi jawaban siswa yaitu, (1) persamaan laju reaksi dari data percobaan untuk reaksi A+B reaksi A + B
C adalah v = k [A] [B], (2) persamaan laju reaksi dari data percobaan untuk C adalah v = k [A] [B]2, (3) persamaan laju reaksi dari data percobaan
untuk reaksi A + B
C adalah v = k [A]2 [B]2, (4) persamaan laju reaksi dari data
percobaan untuk reaksi A + B
C adalah v = k [A]. Berdasarkan Tabel 2, diperoleh
siswa yang menjawab benar item soal nomor 20 adalah 38,57 % yaitu tetapan laju reaksi dari data percobaan soal nomor 19 adalah 1000 dan yang menjawab salah 61,43%. Dari 61,43 % yang salah diperoleh 4 opsi jawaban siswa yaitu, (1) tetapan laju reaksi dari data percobaan soal nomor 19 adalah 0,1, (2) tetapan laju reaksi dari data percobaan soal nomor 19 adalah 1, (3) tetapan laju reaksi dari data percobaan soal nomor 19 adalah 10, (4) tetapan laju reaksi dari data percobaan soal nomor 19 adalah 100. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa kurang memahami persamaan dan tetapan laju reaksi. Hal ini juga disebabkan penguasaan konsep siswa yang tidak terstruktur sejak
11
awal sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam menentukan persamaan dan tetapan laju reaksi merupakan kesalahan beruntun yang bersumber dari pemahaman konsep dasar siswa yang kurang baik. Hasil penelitian ini menunjukan betapa pentingnya penguasaan konsep yang baik dan benar bagi siswa, jika pemahaman konsep siswa terhadap konsep-konsep dasar dari suatu topik atau materi tidak baik maka akan berpengaruh pada materi-materi yang lebih kompleks. Selain itu kesalahan pemahaman yang konsisten akan menimbulkan kesalahan konsep bagi siswa dan akan mempengaruhi pola pikir dan tanggapan siswa pada materi lain dalam pelajaran kimia. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarankan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat isimpulkan bahwa : 1. kesalahan siswa dalam memahami konsep laju reaksi cenderung pada ketidakpahaman siswa dalam mendefinisikan pengertian laju reaksi, menentukan laju reaksi pembentukan suatu senyawa, memahami konsep faktor‐faktor yang mempengaruhi laju reaksi, memahami konsep orde raksi dan menentukan tetapan laju reaksi. Dengan kesalahan yang di alami siswa dari lima indikator yang di ujikan di identifikasi bahwa kesalahan pemahaman konsep siswa tertinggi berada pada indikator pertama yaitu pengertian laju reaksi sebesar 90,01 %. Siswa mengasumsikan bahwa laju reaksi adalah laju bertambahnya pereaksi atau laju bertambahnya produk persatuan waktu sebesar 34,28 %. Laju reaksi adalah laju bertambahnya pereaksi atau laju berkurangnya produk persatuan waktu 28,57. Laju reaksi adalah laju berkurangnya waktu atau laju bertambahnya waktu dalam reaksi sebesar 15,71 dan laju reaksi adalah laju berkurangnya pereaksi atau laju berkurangnya produk persatuan waktu sebesar 1,42%. Selanjutnya pada indikator kedua, yaitu menentukan laju reaksi pembentukan suatu senyawa terdapat gambaran bentuk kesalahan pemahaman konsep pada siswa dimana siswa beranggapan bahwa konsentrasi pereaksi bertambah selama reaksi berlangsung. Pada indikator ketiga ditemukan gambaran bentuk kesalahan pemahaman konsep siswa dimana siswa beranggapan bahwa laju reaksi semakin ᴄepat bila suhu dinaikan karena akan memperbesar konsentrasi zat yang bereaksi, apabila suhu dan konsentrasi diperbesar tidak akan berpengaruh pada laju reaksi, dan siswa beranggapan bahwa sifat zat dapat mempengaruhi laju reaksi. Pada indikator keempat
12
diperoleh gambaran bentuk kesalahan pemahaman konsep siswa yaitu lebih dominan karena pemahaman awal siswa yang berangapan bahwa untuk menentukan orde reaksi konsentrasi awal dapat lansung di jumlahkan. Selanjutnya untuk indikator kelima diperoleh gambaran bentuk kesalahan pemahaman konsep terjadi karena siswa tidak konsisten terhadap pola dan aturan dalam menentukan tetapan laju reaksi. 2. Berdasarkan persentase hasil penelitian, siswa yang memiliki pengetahuan konsep yang baik pada materi laju reaksi sebanyak 11,14 %. Dengan demikian dapat di kategorikan pemahaman siswa SMA Negeri 1 Gorontalo pada pokok bahasan laju reaksi sangat rendah sesuai krikteria Monangin. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk para pendidik agar dapat mengantisipasi terjadinya kesalahan pemahaman konsep yang berkelanjutan dengan memberi penekanan kepada konsep-konsep yang cenderung belum dipahami dengan baik dan hendaknya perlu merancang suatu strategi dalam pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan pemahaman siswa dalam memahami konsep kimia sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan mutu pembelajaran di Sekolah Menengah Atas yang ada di Provinsi Gorontalo khususnya Sekolah Menegah Atas
yang bertaraf
Internasional. DAFTAR PUSTAKA Adaminata & Marsih. 2011. Analisis Kesalahan Konsep Siswa SMA pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia. Bandung. Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains (SNIPS) Altun, E.H. & Kaya, S. 1996. “Measurement of the Confidence, Attitude and Self-image of Turkish Student-Teachers in Relation to Chemistry Education. International Journal Science Education, 18(5): 569-576. Ali, Ramdan. 2011. “Identifikasi kemampuan siswa MAN Model Gorontalo dalam memahami tata nama senyawa sederhana dan menyelesaikan soal-soal persamaan reaksi kimia” Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia. UNG. Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Bodner, G.M. 1992. “Why Changing The Curriculum May Not Be Enough”. Journal of Chemical Education, 69(3): 186-190. Griffiths, A.K. & Preston, K.R. 1992. “Grade-12 Student’s Misconceptions Relating to Fundamental Characteristics of Atoms and Molecules”. Journal of Research in Science Teaching, 29(6): 611-628.
13
Ibrahim. 2012. Konsep, Miskonsepsi dan Cara Pembelajarannya. Surabaya. Unesa University Press. Ibnu, S. 1989. Kesalahan Atas Konsep-Konsep IPA Karena Ketidaktepatan Pendekatan Yang Digunakan. Kumpulan Makalah. Malang. Mayer, Kristin. 2011. High School Chemistry Teacher, Franklin High School, 3013 South Mount Baker Boulevard, Seattle, Washington 98144, United States. Journal Chemical. Education. Nakhleh, M.B. 1992. “Why Some Student’s Don’t Learn Chemistry: Chemical Misconceptions”. Journal of Chemical Education. Sihaloho. 2001. Analisis Pemahaman Konsep Pergeseran Kesetimbangan Kimia Pada Tingkat Makroskopis dan Mikroskopis Siswa di SMA Negeri Gorontalo. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Gorontalo Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Nahuma, Tami Levy. Mamlok Naamana,Rachel. Hofsteina, Avi and Taberb Keith S. 2010. Mengajar dan belajar konsep ikatan kimia. A Department of Science Teaching, The Weizmann Institute of Science, Rehovot, Israel; bFaculty of Education, University of Cambridge, Cambridge, UK Ugulu, Ilker. 2010. Penentuan Retensi Pengetahuan Mahasiswa dan Pengaruh Pemahaman Konsep. Translated version of Retensi miskonsepsi. Journal of Chemical Education.
14