Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella (10.2011.185)
Identifikasi gen abnormal • Pemeriksaan kromosom • DNA rekombinanPCR
Kromosom waldeyer • Kromonema : pita spiral yang tampak pada kromatid • Kromomer : penebalan pada kromonema. Didalam kromomer terdapat protein yang mengandung molekul DNA • Sentromer : bagian kromosom yang terletak pada daerah penyempitan primer diantara lengan-lengan kromosom
Kromosom • Telomer: bagian ujung-ujung kromosom yang menghalangi bersambungnya ujung kromosom yang satu dengan yang lain • Satelit : tonjolan yang terdapat pada ujung kromosom. Tidak semua kromosom memiliki satelit
Bentuk kromosom Bentuk kromosom A. Telosentris B. Akrosentris C. Submetasentris D. Metasentris
Kromosom 1. Autosom : Tidak berperan dalam penentuan jenis kelamin. Jumlah 22 pasang 2. Gonosom : penentu jenis kelamin. Jumlah 1 pasang
Pemeriksaan Kromosom “Teknik Banding” • -
Metode Q : Digunakan zat warna tertentu Kromosom diperiksa dengan mikroskrop ultraviolet Terbentuk jalur Q (terang-gelap) Setiap kromosom memiliki distribusi jalur berbeda, sehingga gen abnormal mudah dikenal
“Teknik Banding” • Metode G - Digunakan zat warna Giemsa - PH 9 - Terbentuk jalur melintang pada kromosom
• Metode R - Denaturasi sel terlebih dahulu - Diberi warna - Terbentuk jalur (teranggelap)
Ciri DNA • Rantai ganda atau double helik • Basa nitrogen : guanine dan sitosin serta timin dan adenine • Terdiri atas deoksiribosa
Fungsi DNA • Fungsi DNA • Membawa informasi genetic • Membentuk RNA • Mengontrol aktivitas sel • Berperan penting dalam proses sintesis protein • Pembawa sifat keturunan
Dna Rekombinan Teknik untuk mengidentifikasi gen cacat yang berkaitan dengan suatu penyakit
Isolasi DNA 1.Perusakan dinding sel Mekanik : tekanan tinggi Enzimatis : lisozim
2.Diekstrak dengan protease dan Rnase 3.Dipanaskan 90 derajat 4.Diendapkan dengan penambahan alkohol
Pemotongan molekul DNA • Dengan enzim restristik • Setiap enzim restriksi mempunyai tempat pemotongan yang spesifik pada suatu urutan molekul DNA • Enzim restriksi mengenal dan memotong DNA pada sekuens spesifik yang panjangnya empat sampai enam pasang basa.
Tipe Enzim Restristik • Tipe I Memotong DNA secara acak dan jauh dari sekuen pengenalannya. Enzim ini tidak dapat menghasilkan potongan fragmen DNA yang diinginkan sehingga tidak diproduksi
Tipe Enzim Restristik “Tipe II” • Mengenali urutan tertentu sepanjang empat hinggan tujuh basa di dalam molekul dna • Memotong ke dua untai molekul DNA ditempat tertentu • Menghasilkan fragmen-fragmen DNA • Tipe ini yang umum digunakan adalah EcoRI
Tipe Enzim Restristik “Tipe III” • Enzim yang tidak digunakan dalam laboratorium, hal ini dikarenakan enzim ini memotong diluar situs pengenalan
Enzim restristik Yang digunakan dalam teknik DNA rekombinan adalah Tipe II
Enzim EcoRI • enzim EcoRI yang selalu memotong DNA pada posisi G • menghasilkan potongan DNA dengan bentuk sticky ends (ujung lancip) sehingga mampu berpasangan dengan basa yang cocok/sesuai.
Enzim EcoRI
Potongan DNA • Sticky ends : EcoRI • Blunt ends : HaeIII
Penyambungan ( Ligasi ) - Penyambungan potongan-potongan DNA menggunakan enzim ligase yang berperan sebagai lem biologi - DNA baru membawa segmen DNA cangkokan
Memasukkan DNA • DNA ditransfer ke sel inang dengan metode transformasi, yaitu dengan elektroporasi, pemanasan dalam larutan NaCl, dll. • Selanjutnya, bakteri ini melakukan replikasi dengan cara membelah diri. Melalui proses ini, diperoleh plasmid-plasmid hsil DNA rekombinan
Elektroporesis • teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat dalam medan listrik • Yang dibahas elektroforesis gel
Elektroporasi • Diberikan kejutan listrik • Kejutan listrik ini menyebabkan membran untuk sementara tidak stabil dengan membentuk pori-pori kecil. Melalui pori-pori sementara ini, DNA gen donor dapat
Elektroforesis gel • untuk memisahkan sampel DNA berdasarkan atas ukuran (berat molekul) dan struktur fisik molekulnya mengurutkan basa nitrogen • Dengan gel agarosa
PCR Selanjutnya bakteri ini akan melakukan replikasi sehingga diperoleh plasmid hasil transplantasi gen. jika ingin mendapatkan jumlah banyak dalam waktu singkat dapat menggunakan teknik PCR atau teknik reaksi polimerisasi berantai/polymerase chain reaction
Definisi PCR • PCR (Polymerase Chain Reaction) merupakan suatu teknik perbanyakan (amplifikasi) potongan DNA secara in vitro pada daerah spesifik yang dibatasi oleh dua buah primer oligonukleotida
Denaturasi • Selama proses denaturasi, DNA untai ganda akan membuka menjadi dua untai tunggal. Hal ini disebabkan karena suhu denaturasi yang tinggi menyebabkan putusnya ikatan hidrogen diantara basa-basa yang komplemen. Pada tahap ini, seluruh reaksi enzim tidak berjalan
Penempelan primer DNA polymerase akan berikatan sehingga ikatan hidrogen tersebut akan menjadi sangat kuat dan tidak akan putus kembali apabila dilakukan reaksi polimerisasi selanjutnya
Reaksi polimerisasi (extension) • Primer (sepasang DNA tunggal atau oligonukleotida pendek yang menginisiasi sekaligus membatasi reaksi pemanjangan rantai atau polimerisasi DNA) yang telah menempel tadi akan mengalami perpanjangan pada sisi 3’nya dengan penambahan dNTP yang komplemen dengan templat oleh DNA polimerase.
PCRdeteksi gen abnormal • Sesudah amplifikasi oleh PCR pada DNA sasaran, gen normal dan abnormal dapat dibedakan berdasarkan kekuatan 2 hibridasi dengan 2 probe oliglonukleotida