iCon
Edisi 2
Kota yang manusiawi
leading edge
Kota yang manusiawi Menjadikan warga bagian dari masa depan kami Ini merupakan edisi kedua iCon, kepanjangan dari 'innovation in construction', inovasi di sektor konstruksi. Semoga anda menikmati majalah ini dan sesuai tujuan penerbitannya, yakni berbagi pengetahuan dan penerapan terbaik di seluruh industri kita, industri yang tengah menghadapi banyak sekali tantangan menyangkut pembangunan lingkungan binaan. Terbitan kali ini membahas banyak hal terkait apa yang dapat dan harus kita lakukan supaya kota-kota kita mengusung konsep berkelanjutan bagi penduduknya, mengingat kebanyakan penduduk Indonesia saat ini telah dan akan seterusnya menjadi kaum urban, mengikuti tren di banyak belahan dunia lain.
Kondisi di kota-kota terbesar di Indonesia sangat memprihatinkan, dengan beragam persoalan yang muncul, mulai dari dibutuhkannya lebih banyak sarana angkutan umum hingga sengitnya perebutan lahan. Kelebihan penduduk, lonjakan harga dan sewa tanah & bangunan, penghijauan yang minim, polusi udara, ketidakpedulian terhadap pejalan kaki dan pengelolaan sampah memunculkan masalah sekaligus peluang. Peluang itu menurut kami terbuka lebar asalkan semua persoalan tadi kita pikirkan sungguh-sungguh dan kita mau bekerja sama supaya ruang kota dapat berubah menjadi lebih ramah bagi warga. Dengan begitu kota dan sektor usaha dapat tumbuh dan berkembang, karena sudah jelas perekonomian negara tergantung pada hal ini. Beri kami masukan dan komentar Anda, agar iCon berikutnya semakin bagus sejalan upaya kami untuk terus meningkatkan kualitas media ini. Nina Melisa Branding and Innovation Head
Tim Editorial iCon
Baris depan, dari kiri ke kanan: Shinta Maryke – ahli komunikasi unit pengelola limbah Geocycle Rudi Harnanto – manager solusi infrastruktur, insinyur sipil Sasha Media – arsitek, ahli solusi bangunan berkelanjutan Baris belakang, dari kiri ke kanan: Sandy Harsanto – SpeedCrete sales & consulting manager Arief Sutanto – ThruCrete specialist Adin Mulya Prawira – aggregates sales specialist Coki Wicaksono – brand design & compliance manager
2
Daftar isi
3
Intelligence Kota yang nyaman untuk warga
6
Innovation Mengubah paradigma pejalan kaki
8
SPATIAL PLANNING Greenship untuk kawasan
10
COLLABORATORS Ruang kreatif ekspresi kebebasan dan keanekaragaman
12
Innovation Solusi berbasis komunitas
13
CIVIC RESPONSIBILITY Dunia limbah
16
TEST DRIVE TraCrete - solusi kolaboratif terbaik
18
forum Infrastructure Space – The 5th International LafargeHolcim Forum
iCon, Edisi 2
Intelligence
Kota yang nyaman untuk warga Kota yang lebih manusiawi Iwan Prijanto melihat kita dapat mengubah drastis pola pikir yang umum mengenai perencanaan kota dan transportasi. Iwan salah seorang pakar yang tampil sebagai pembicara tamu dalam workshop belum lama ini bersama Dinas Bina Marga tentang cara menjadikan Jakarta lebih manusiawi. Menurutnya, unsur terpenting dalam kehidupan kota justru terabaikan, yaitu para pengguna. Ia mengharapkan kota yang berpusat pada warga, bukan kota yang tidak efisien, dengan pembangunan yang menyebar, tak terkendali dan tanpa arah akibat berbagai tekanan yang berlebihan. Diungkapnya bahwa para pihak terkait melewatkan gambaran yang
lebih besar. "Fokus mereka di hal lain" ungkapnya. Perhatian Dinas Perhubungan diduga terkonsentrasi pada upaya mengembangkan sistem angkutan massal dengan kapasitas tertentu. Artinya, sistem tersebut harus dapat mengangkut sebanyak mungkin penumpang, seefisien mungkin, dengan biaya pengembangan dan pengoperasian semurah-murahnya. Yang menjadi perhatian pakar teknik adalah melaksanakan proyek konstruksi sesuai anggaran dan tepat waktu namun tanpa banyak memikirkan konteks yang lebih luas. Sedangkan pengembang ingin mengoptimalkan imbal hasil dari modal yang mereka tanam tanpa mengindahkan pemanfaatan ruang yang tersedia. Mereka tidak sadar bahwa di ujung awal maupun ujung akhir perjalanannya,
Iwan Prijanto, Ketua IABHI (Ikatan Ahli Bangunan Hijau Indonesia), memiliki latar belakang profesi sebagai arsitek dan ahli tata kota. Sebelumnya ia mengepalai divisi perencanaan dan pengembangan usaha di PT Mass Rapid Transit Jakarta, dan ikut mendirikan Konsil Bangunan Hijau Indonesia. Iwan yang ahli di bidang pembangunan kota berkelanjutan, rutin mengajar dan tampil sebagai pembicara. Ia banyak mengupas masalah lingkungan kota dan sarananya yang dapat memperbaiki hidup warga.
3
Intelligence
TOD adalah pusat integrasi sarana angkutan sekaligus daerah tujuan dan tempat menarik, yang dilengkapi tempat belanja dan ruang publik. FOTO: URBAN TRANSIT NEIGHBORHOOD/ IWAN PRIJANTO
penumpang tetaplah pejalan kaki, dan juga manusia. Iwan, mantan petinggi MRT Corporation, Jakarta, ikut memperkenalkan pola pembangunan yang berorientasi pada sistem pengangkutan atau Transit Oriented Development (TOD) sejak tahun 2008. Fokusnya pemanfaatan lahan di sekitar koridor atau stasiun transit, yang berorientasi pada pejalan kaki dan dengan luas yang biasanya beradius lima hingga tujuh menit berjalan kaki. Pembangunan dengan pola semacam itu membuat warga punya pilihan moda transportasi lebih banyak. Peran serta perancangan yang sangat baik, pemanfaatan lahan untuk bermacam keperluan dengan mengurangi lahan parkir. Konsep ini dipicu oleh meningkatnya kebutuhan akan kawasan yang ramah lingkungan dan solusi untuk masalah kemacetan lalu-lintas yang semakin parah serta biaya energi yang terus meningkat. Iwan yakin bahwa, "penyebaran penduduk ke wilayah di pinggiran
4
kota, yang tambah lama tambah luas, dan perjalanan pulang-pergi warga setiap hari yang semakin memakan waktu, tidak sesuai dengan prinsip keberlanjutan." Waktu terbuang di perjalanan dan energi terkuras – dari sisi ekonomi hal ini tidaklah menguntungkan disamping juga menghambat produktivitas yang mengakibatkan Jakarta, dan tentu saja Indonesia juga kehilangan daya saing. Dapat kita lihat di kota besar seperti Hong Kong, Amsterdam dan Munich bahwa TOD mampu menghidupkan kawasan pusat kota dengan kualitas hidup lebih baik bagi warganya. Menciptakan tempat yang ramah bagi warga TOD sendiri adalah daerah tujuan dan tempat, di mana kita dapat berganti angkutan, dilengkapi tempat turun taksi atau ojek, dan merupakan titik persinggahan rel kereta ringan, jalur bus dan stasiun kereta cepat bawah tanah. Di TOD terdapat bangunan penting untuk umum, pusat belanja
dan hiburan, dan ruang terbuka tempat warga bertemu, minum kopi bersama, serta makan siang atau makan malam. Dan yang paling utama, TOD tentunya menjadi titik penghubung menuju rumah susun tempat tinggal warga yang tidak perlu lagi memiliki kendaraan pribadi karena mereka bisa berjalan kaki, naik kereta atau bus ke tempat kerja, ke sekolah, ke universitas, bahkan ke bandar udara. Butuh perspektif lebih luas Agar solusi di atas efektif, pihak terkait perlu mengubah pola pikir, dan tak kalah pentingnya, mereka perlu memandang persoalan secara holistik. Aparat perhubungan saat ini tidak dapat bergerak banyak karena terikat dengan ketentuan pemanfaatan anggaran perhubungan. Perlu diambil langkah lain dalam perencanaan dan penganggaran supaya dapat diakomodasi kompleksitas, skala dan besaran investasi untuk mewujudkan konsep moderen seperti 'transit hub' (pusat transit) dan 'place making'
Mobilitas dan lahan Persoalan lalu-lintas di Jakarta bukan hanya tercermin tidak hanya dari 1.000 unit mobil baru yang terdaftar di seluruh Indonesia setiap harinya, tetapi juga dari relatif kecilnya lahan yang tersedia untuk pembangunan jalan, hanya 6% dibanding kota-kota besar lain di kawasan ini dan di belahan dunia lain. Selama lahan yang tersedia di permukaan dan di bawah tanah dimanfaatkan sebaik mungkin, perbaikan kondisi lalu-lintas di Jakarta dalam beberapa tahun ke depan pun dapat terealisasi. Langkah yang dapat ditempuh di 22% antaranya memperbesar kapasitas jalur bus TransJakarta dan layanan baru angkutan sepeda motor & mobil berbasis aplikasi selular yang penyelenggaraannya 12% mengikuti ketentuan pemda, perbaikan angkutan kereta api dan pembukaan jalur kereta bawah tanah dengan 13 6% stasiun dari Lebak Bulus ke Hotel Indonesia, bagian dari proyek sistem MRT Jakarta berbiaya Rp 23 triliun yang Jakarta Singapore Tokyo akan beroperasi 2019.
(menghidupkan ruang) dalam konteks perkotaan. Iwan melihat sejumlah negara, mulai dari Kamboja hingga Vietnam, menyewa ahli tata kota dari luar agar pola pembangunan berkelanjutan tersebut dapat dirasakan keuntungannya sehingga operator sarana angkutan tergerak mendanai proyek pembangunan prasarana yang tentunya akan mengurangi beban wajib pajak. Dapatkah impian tersebut diwujudkan? Iwan sudah menyiapkan konsep desain dan lahannya. Saat ini Dukuh Atas adalah tempat perhentian akhir KRL, tapi begitu jalur kereta bawah tanah di sepanjang Jalan Sudirman rampung, apalagi dengan adanya jalur bus reguler, kawasan itu bisa menjadi pusat transit yang baru di Jakarta dan yang pertama dari banyak pusat transit lain, yang akan mengubah Jakarta menjadi kota yang lebih manusiawi. Informasi lengkap dapat diperoleh dari: www.iabhi.or.id
[email protected]
Meringankan beban penglaju Menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari ke dan dari tempat kerja menjadikan hidup kurang produktif dan bermanfaat. Waktu yang hilang tidak akan pernah kembali lagi. Selain itu, biaya yang keluar pun banyak. Kemacetan lalu-lintas menyedot bahan bakar, dan mesin kendaraan yang terus bekerja sementara kendaraan tidak melaju mengeluarkan jauh lebih banyak CO2 yang turut mengakibatkan pemanasan bumi dan merusak udara yang dihirup warga kota. Sistem transportasi massal saat ini masih impian bagi kebanyakan penglaju di Jakarta, di tengah mandeknya sejumlah rencana pengadaan angkutan umum lain. Namun demikian, keberadaan jalur bus TransJakarta patut disyukuri. Holcim Indonesia
punya andil dalam perjalanan moda angkutan ini dengan diperolehnya dari pemerintah kota beberapa waktu lalu kontrak perbaikan dan pelapisan jalur bus dengan SpeedCrete™, solusi dari Holcim berupa produk beton performa tinggi yang kuat dan cepat kering dalam hitungan jam. Dengan solusi beton cepat-kering, perbaikan jalan tuntas dalam semalam, dan dengan peralatan khusus, dapat dihasilkan permukaan jalan yang halus dengan kemiringan pas. Semua ini menekan drastis kepadatan lalulintas dan membuat penumpang bus melaju nyaman. Kerusakan & keausan komponen bus akibat pemakaian jangka panjang pun dapat ditekan. Informasi lengkap dapat diperoleh dari:
[email protected]
5
innovation
Mengubah paradigma pejalan kaki
Yusmada Faizal
Tim Holcim Beton bersama Basuki Tjahaja Purnama dan tim Dinas Bina Marga.
Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), amat bangga dengan kota yang dipimpinnya dan berambisi menjadikan kota ini dikenal mampu menghadirkan, bagi pendatang maupun warga, kota dengan lingkungan yang moderen, terhubung dan ramah bagi pejalan kaki. Banyak yang perlu dibenahi; salah satunya trotoar. Awal 2016 lalu, bersama Yusmada Faizal, Kepala Dinas Bina Marga DKI, Gubernur membuka lokakarya bagi aparat tata kota untuk menggali ide bagaimana membuat Jakarta lebih ramah untuk pejalan kaki. Hadir di sana narasumber yang ahli di bidangnya: desainer dari Urban Guerilla Group (baca ‘Mengenai UGG') dan IABHI (Ikatan Ahli Bangunan Hijau Indonesia) serta tim PT Holcim Indonesia. Ujar Sandy Harsanto dari Holcim, "Konsep kota yang lebih memperhatikan
6
Peserta lokakarya tekun menyimak...
pejalan kaki daripada kendaraan, membutuhkan gagasan kolaboratif dan inovatif, kita perlu melihat dan belajar dari pihak luar." Solusi inovatif dari Holcim, termasuk solusi perbaikan jalan SpeedCrete dan solusi trotoar beton pencegah genangan, ThruCrete, dipresentasikan sebagai aplikasi praktis, untuk memacu kelompok peserta mendapatkan ide-ide kreatif. Hadir sebagai pembicara tamu pada lokakarya antara lain Iwan Prijanto, mantan pejabat MRT yang mewakili IABHI, dan Sofian Sibarani, perancang di salah satu kantor konsultan multinasional ternama di Jakarta. Keduanya membahas studi kasus dari sejumlah kota besar di luar negeri untuk menunjukkan perubahan perspektif yang lebih fokus pada pejalan kaki memperlihatkan hasil yang memuaskan. Para pembicara juga menyampaikan
prosedur kerja dalam pengaplikasian desain secara kontekstual. Peserta lokakarya dibagi menjadi beberapa kelompok, dan diminta menelaah dan mencari ide bagaimana caranya agar pejalan kaki di Kecamatan Tanah Abang, Jakarta, merasa lebih nyaman. Mereka juga diajak menyusun strategi meningkatkan konektivitas ke daerah sekitarnya, seperti Kebon Sirih dan Slipi, bahkan hingga ke Taman Anggrek. Untuk konseptualisasi dan pemecahan masalah, disediakan perangkat dan peta tumpang-susun, yang kemudian dipresentasikan berikut dengan diagram potongan prinsip. Pembahasan pokok yang mengemuka adalah bagaimana agar warga mau berjalan kaki, yakni dengan menyediakan trotoar yang lebar, nyaman, teduh dan terang pada malam hari. Ada beberapa persoalan lain yang
perlu diupayakan jalan keluarnya, seperti membujuk pemilik gedung agar membuat bagian muka gedung yang terbuka sehingga ruang bagi pejalan kaki pun lebih lega, di samping alokasi ruang di bawah tanah untuk kabel maupun prasarana umum lainnya. Menyediakan ruang untuk halte bus yang permanen, menetapkan jalur terpisah untuk sepeda motor supaya pejalan kaki aman dan menyiapkan tempat khusus untuk pedagang kaki lima juga turut menciptakan trotoar yang tidak sesak. Menurut Pak Yusmada, lokakarya tersebut merupakan awal yang bagus, dan tantangan sebenarnya adalah mewujudkan ide yang berhasil dihimpun menjadi rencana yang selanjutnya dapat dijalankan dalam kerangka memperbaiki akses pejalan kaki di seluruh penjuru kota. Gubernur Ahok antusias melihat perubahan dan energi positif yang tampak dalam lokakarya tersebut. Menurutnya, dana maupun tenaga teknisnya sudah tersedia, dan siapapun yang terlibat perlu mempertahankan keinginan untuk berubah. Informasi lengkap dapat diperoleh dari:
[email protected]
... dan giat menyusun rencana kawasan pejalan kaki.
ThruCrete:
bagian dari solusi bagi pejalan kaki Salah satu bahasan singkat di workshop adalah ThruCrete, solusi pelapisan trotoar dengan beton berpori namun kuat agar air hujan dapat meresap ke tanah sehingga trotoar bebas genangan dan mengembalikan cadangan air tanah di Jakarta. Informasi lengkap dapat diperoleh dari:
[email protected]
7
SPATIAL PLANNING
Greenship untuk kawasan Sejak 2004 sejumlah negara di kawasan Asia-Pasifik termasuk di Indonesia, Malaysia dan Singapura, serta di beberapa ibu kota negara lain telah membentuk konsil bangunan hijau, yang salah satu inisiatifnya terkait dengan penyusunan aturan bangunan hijau. Konsil Bangunan Hijau Indonesia atau Green Building Council Indonesia (GBCI) berdiri tahun 2009 dan berafiliasi pada World Green Building Council. Salah satu anggota dewan pendirinya adalah Holcim Indonesia. 'Greenship' adalah nama untuk perangkat penilaian bangunan hijau yang disusun GBCI, yang mengakomodasi kondisi setempat maupun standar internasional serta terus ditelaah dan disempurnakan agar tetap akurat dan relevan dengan kondisi pasar. GBCI telah melakukan proses sertifikasi untuk sekitar 200 gedung, dan belum lama ini konsep pemeringkatannya diperluas sehingga mencakup pula kawasan dan bukan bangunan tunggal semata. Ini yang disebut standar Greenship Neighborhood atau Greenship Kawasan, standar ini dapat diaplikasikan untuk kawasan
Sasha Media
atau proyek pembangunan yang telah ada atau hampir rampung, serta yang masih dalam fase perencanaan dan perancangan. Perangkat ini terkait pula dengan perangkat penilaian gedung baru maupun terbangun dengan berbagai tipe serta interior. Terdapat total 46 kriteria yang harus diukur untuk menilai suatu proyek pembangunan, baik baru maupun renovasi, terintegrasi di dalam kawasan untuk dapat memenuhi standar. Kriteria Greenship Kawasan Greenship Neighborhood meliputi standar terkait peran penting energi dan air, kajian kondisi ekologi dan lingkungan hidup terkait kesehatan warga, bagaimana meminimalkan dampak pembangunan, tersedianya jalur pejalan kaki yang aman, pergerakan dan konektivitas, pengelolaan limbah dan perbaikan yang dapat menjamin dan memperbaiki taraf hidup dan mata pencaharian. Informasi lengkap dapat diperoleh dari:
[email protected]
Solusi kolaboratif Pengaplikasian pemeringkat GBCI yang berjalan baik ditentukan oleh upaya berbagai pihak berkepentingan yang menjalankan tanggung jawabnya dan bersedia menjalin kerja sama. Kriteria pemeringkat disusun bersama Technical Advisory Group (TAG) yang beranggotakan pakar dari beragam bidang. "Sebagai salah satu dari sekian banyak pemangku kepentingan di GBCI, Holcim menjalankan perannya di dalam proses ini," kata Sasha Media. "Kami menyediakan solusi bernilai tambah yang berkaitan dengan pemeringkat Greenship dan dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai kendala di tengah dinamisnya perubahan dalam pembangunan berkelanjutan kawasan perkotaan. Contoh solusi dimaksud antara lain Indoor Climate Solution yaitu sistem pendingin melalui beton yang teraktifasi termal, perbaikan jalan dengan SpeedCrete™ dan pelapisan trotoar dengan ThruCrete™ yang sekaligus mendukung fungsi konservasi air."
8
Peningkatan Ekologi Lahan • Area Hijau Dasar • Area Hijau untuk Umum • Konservasi Habitat • Revitalisasi Lahan • Iklim Mikro • Lahan Produktif Pergerakan dan konektivitas • Analisis Pergerakan Manusia dan Barang • Fasilitas dan Jaringan Pejalan Kaki • Area Terhubung • Strategi Desain Jalur Pejalan Kaki • Angkutan Umum • Layanan Umum dan Sarana Penunjang • Kemudahan Akses Universal • Jalur & Lokasi Penitipan Sepeda • Tempat Parkir Bersama untuk Kendaraan Pengelolaan dan Pelestarian Air • Bagan Sistem Perairan • Air Pengganti • Pengelolaan Air Limpasan • Pelestarian Badan Air dan Rawa • Pengelolaan Air Limbah
Pengelolaan Siklus Material • Pengelolaan Limbah Padat – Fase Operasional • Pengelolaan Lanjutan Limbah Padat • Pengelolaan Limbah Konstruksi • Material Regional untuk Prasarana Jalan • Material Daur Ulang & Pakai Ulang untuk Prasarana Jalan Strategi Kesejahteraan Warga • Fasilitas untuk Warga • Manfaat Ekonomi dan Sosial • Kesadaran Warga • Kawasan Terpadu • Budaya Setempat • Lingkungan yang Aman Gedung dan Energi • Bangunan Bersertifikat Greenship • Perumahan yang Terjangkau • Efisiensi Energi • Energi Alternatif • Pencegahan Polusi Cahaya • Pencegahan Polusi Suara Inovasi dan Pembangunan ke Depan • Pemberdayaan GA/GP • Pengelolaan Kawasan • Inovasi
Sudut pandang iCon baru-baru ini menjumpai Pak Djoko Kirmanto, mantan Menteri Pekerjaan Umum, untuk meminta pandangan beliau perihal perkembangan bangunan hijau. Menghadapi populasi dunia yang akan mencapai 9 miliar jiwa dalam 30 tahun mendatang, fakta ini membuatnya prihatin karena dampak yang ditimbulkan umat manusia terhadap ekologi sudah mendekati titik yang dikhawatirkan tidak dapat ditanggung lagi oleh bumi. Saran Pak Djoko, masyarakat harus berpikir hijau dalam setiap aspek. Contoh, ruang hijau di Ibukota yang hanya 10% dari luas kota masih harus diperluas menjadi sekitar 30%. Beliau yakin pemerintah berkomitmen menjalankan prinsip bangunan hijau dengan menerapkan konsep kota hijau, mencapai sertifikasi
bangunan hijau dengan standar platinum untuk gedung baru PU dan menetapkan kerangka kebijakan yang mendukung. Proyek dengan luas lahan lebih dari 5.000 meter persegi saat ini wajib menunjukkan upaya konservasi energi, air dan sumber daya dalam rancang-bangun, pelaksanaan pembangunan dan pengoperasiannya. Menurut Pak Djoko, baik masyarakat umum maupun pihak swasta perlu lebih banyak berpartisipasi menjalankan ketentuan bangunan hijau.
9
COLLABORATORS
Coki Wicaksono
Menginjak usia ke-489 Juni ini, Jakarta memberikan penghargaan bagi sosok yang menginspirasi kita di masa lalu dan menyediakan ruang bagi generasi mendatang untuk beraspirasi, dengan membangun Taman Pandang Istana. TPI, yang berdiri di atas lahan setengah lingkaran seluas 1.000 meter persegi di sudut barat laut Monas, Jakarta Pusat, dirancang dengan desain yang cantik, lengkap dengan tanaman dan pepohonan serta fitur arsitektur yang menarik. Di sana orang-orang dapat berdiskusi dan berkontemplasi, juga berdebat. Disana terdapat blok besar bertuliskan, 'Berbeda, tapi satu'. Pengunjung dapat membaca kutipan tokoh terkenal Indonesia, di antaranya Muhammad Hatta yang menyatakan buku itu membebaskan; Gus Dur seputar pluralisme; YB Mangunwijaya mengenai tanah air, cinta dan kedekatan hati; dan
10
Ruang kreatif ekspresi kebebasan dan keanekaragaman Hamka yang tak pernah meremehkan buah pikir yang hebat.
Ruang publik serupa dapat kita temui di berbagai kota besar dunia, di tempat ini tersedia sudut khusus bagi mereka yang ingin mengemukakan aspirasi dan bicara (lihat inset halaman berikutnya).
Menurut tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, TPI merupakan hasil kerja sama pemda dengan pihak swasta, dalam hal ini Holcim Indonesia dan sejumlah perusahaan lain. Semua perusahaan swasta yang terlibat sama-sama mengidamkan ruang publik yang dapat dimanfaatkan warga untuk bersantai serta berbagi dan menyampaikan aspirasi. Pada siang hari, masyarakat dan pengunjung dapat menikmati teduhnya taman dengan berbagai karya yang diperagakan. Di malam hari, taman dan bangunan serta tulisan kata-kata bijak di sekelilingnya diterangi lampu-lampu. TPI benar-benar menyediakan tempat bagi warga di Jakarta, taman bermain yang menyenangkan bagi semua, bagi penduduk kota maupun pengunjung.
Tim Dinas Pertamanan dan pemakaman yang mengelola sekitar 2.000 taman di seluruh Jakarta, TPI mewujudkan visi besar untuk menciptakan ruang rekreasi berkualitas bagi warga Jakarta. Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman menjelaskan, "ruang ini tempat di mana perbedaan dihargai dan keberagaman dihormati, yang menunjukkan betapa bhinnekanya masyarakat kita." Informasi lengkap dapat diperoleh dari:
[email protected] Konsep TPI yang menurut rencana dibangun di salah satu sudut kawasan MONAS.
Beton bersua seni TPI adalah tempat untuk setiap warga berbagi aspirasi dan ide secara kreatif, dalam bentuk apresiasi seni, desain dan aneka budaya. Di tempat itu masyarakat berkolaborasi dalam merangkul 'Bhinneka Tunggal Ika'. Produk yang diperagakan di TPI antara lain: • Holcim ThruCrete – solusi ramah lingkungan untuk menjaga keberlanjutan kota. Jalan berlapis beton berpori mengurangi risiko genangan air dan banjir di Jakarta, serta mengupayakan terjaganya ketersediaan air tanah bagi penduduk kota.
Desainer proyek Yasser Rizky dengan latar belakang pekerjaan di perusahaan desain terkemuka termasuk DesignLab dan Stefan Sagmeister, ia memimpin proses untuk TPI dari konseptualisasi hingga akhir pelaksanaannya. Hasilnya sangat menarik dan estetik.
Kebebasan Berekspresi bagi Warga di Jakarta Saat ini, berbagai kota terkemuka di seluruh benua merayakan hak untuk mengemukakan pendapat, dan tempat untuk mengemukakan pendapat. London’s Speakers Corner dimulai di Hyde Park pada tahun 1866, dengan pertemuan terbuka dari Liga Reformasi yang menuntut hak setiap warga negara untuk memilih. Tahun 1872, parlemen menyisihkan sudut disana untuk mengakomodasi kegiatan berbicara di depan umum, banyak tokoh terkenal memanfaatkannya, termasuk Karl Marx dan Vladimir Lenin serta penulis George Orwell. Kegiatan ini masih aktif setiap Minggu... hanya 5 menit dengan berjalan kaki dari Kedutaan Indonesia. Pada tahun 2016 Jakarta bergabung dengan tradisi ini bersama dengan banyak kota-kota besar lainnya termasuk Sydney sejak 1878, Hong Lim Park Singapura di tahun 1950an, KL Padang Kota Lama sejak tahun 2010. Dan tahun ini Lucknow’s Janeshwar Mishra Park juga bergabung.
Ilustrasi taman.
• Holcim EzyfloCrete – contoh solusi fleksibel untuk proyek pembangunan gedung bertingkat dan prasarana dengan tingkat kompleksitas yang tinggi. Kota masa depan akan banyak mengandalkan bangunan vertikal untuk mengakomodasi naiknya permintaan tempat tinggal dan bekerja. Bahan bangunan EzyfloCrete efektif digunakan untuk pembangunan gedung tinggi karena dibanding beton standar produk ini lebih mudah dipompakan hingga setinggi 70 lantai. EzyfloCrete ideal
untuk bangunan dengan susunan besi bertulang yang rapat dan bekisting yang kompleks. • Holcim Mortar – aneka produk mortar instan untuk dinding dengan hasil yang cepat kering namun kuat untuk permukaan yang halus dan risiko retak yang minimal. • Solusi Holcim Colored Concrete menjadikan elemen di ruang umum dan bersantai terasa hidup dengan tampilan yang mencerminkan kreativitas. • Conwood produk dekoratif terbuat dari 70% hingga 30% semen dan serat selulosa, tanpa elemen kayu, sehingga ramah-lingkungan serta anti-rayap dan tahan-api, untuk aplikasi dinding dan lantai.
Mitra kerja sama: Pemerintah Daerah DKI Jakarta, Holcim Indonesia dan CARAS, organisasi yang mendukung keberadaan ruang terbuka umum untuk kegiatan seni dan kreatif serta ruang terbuka bagi warga.
11
innovation
Lokasi: SURABAYA
Solusi berbasis komunitas Mengenai UGG Urban Guerilla Group adalah komunitas relawan beranggotakan desainer, perencana dan arsitek, dibentuk sebagai gerakan oleh para profesional muda yang aktif melakukan penelitian, pengamatan, ulasan kritis dan pembuatan desain di berbagai bidang terkait urbanisme. Tujuannya untuk menghasilkan solusi inovatif namun praktis dengan metode interaktif yang melibatkan warga, akademisi dan praktisi, dan dengan menggabungkan teori dan praktek dalam pembuatan desain kota. Untuk mengatasi persoalan lingkungan kota yang menjadi keprihatinan mereka, kelompok ini mau meluangkan waktu di tengah kesibukan kerja untuk memacu perubahan, dan banyak proyek di Bandung, Solo, Surabaya dan di Ibukota sendiri telah mereka rampungkan. Di Bandung, UGG menyelenggarakan loka karya dengan mengundang
12
mahasiswa, perencana dan arsitek untuk mencari ide bagaimana mewujudkan jalan yang dinamis dan mudah diakses tanpa mengganggu fungsi jalan utama sebagai sarana penghubung. Di Surabaya mereka melakukan kajian sensitivitas air untuk proyek taman kota di dekat Kali Brantas. Anggota UGG terjun ke lapangan mengambil sampel tanah, dan berbagi pengalaman dengan tim tata lahan dari pihak pengelola taman apa yang sebaiknya dilakukan agar taman dapat lebih banyak menyimpan air. Seusai loka karya, mereka terus memantau kemajuan proyek. Kegiatan serupa mereka lakukan untuk Kali Ciliwung, Jakarta, dengan mencontoh proyek pembuatan jalur bersantai warga sepanjang 7 kilometer di tepian Sungai Klang di Kuala Lumpur, Malaysia. Di Solo, UGG menyelenggarakan loka karya untuk siswa-siswi sekolah dasar dengan tema melindungi dan menjaga warisan sejarah kota tua. Kepada siswa-siswi kelas tiga dan empat, tim memberikan
'Mari sama-sama ciptakan kehidupan kota yang lebih baik'
GuerrillaInitiatives
perangkat untuk menyusun rencana agar mereka dapat menuangkan ide mereka seputar perbaikan akses dan peningkatan lingkungan perkotaan. Anak-anak juga diajak berkeliling kota agar mereka semakin paham pentingnya menjaga warisan yang ada di kota bersejarah tersebut.
@urbanguerrilla_
@urban.guerrilla
CIVIC RESPONSIBILITY
Dunia limbah
Ke-35 kota megapolitan di dunia, termasuk Jakarta yang masuk dalam daftar 3 besar dengan populasi lebih dari 31,5 juta orang tinggal di kawasan Jabodetabek, sangat besar pengaruhnya bukan hanya dari segi demografi tapi juga ekonomi karena sebagian besar kota tersebut menyumbang sepertiga PDB nasional. Dengan produktivitas demikian tinggi, tidaklah mengejutkan jika kota besar seperti Jakarta juga merupakan penghasil raksasa limbah padat, cair dan gas –dari sampah rumah tangga hingga limbah industri. Untuk mengetahui dampaknya, kita cukup datang ke TPA Bantar Gebang di Bekasi, tempat penampungan sampah yang dihasilkan warga Ibukota. Banyak masalah serius yang harus dipikirkan, mulai dari pengadaan lahan untuk pengelolaan limbah tersebut hingga beragam studi tentang dampaknya terhadap kesehatan pemulung dan masyarakat sekitar. Studi terakhir, dari Italia, menyebutkan bahwa cemaran beracun di udara yang berasal dari TPA memperbesar risiko terbentuknya kanker paru-paru hingga 34% dan risiko
warga yang tinggal dalam radius 5 kilometer atau kurang dari TPA harus dirawat di rumah sakit hingga 5%. Sisi positifnya, sudah banyak solusi diajukan untuk masalah di atas, misalnya meniadakan kantong plastik untuk belanja. Di 22 kota, termasuk di sebagian besar wilayah Jakarta, kebijakan pelanggan harus membayar, menurut Kementerian Lingkungan Hidup, berhasil menekan pemakaian kantong plastik hingga 30% sejak aturan diberlakukan awal 2016. Solusi lain adalah memilah sampah rumah tangga dan niaga: menyisihkan sebanyak mungkin sampah yang dapat dimanfaatkan kembali atau didaur ulang. Solusi ketiga adalah menggunakan limbah sebagai bahan
bakar untuk menghasilkan energi. Tapi masih ada satu Shinta Maryke alangkah lagi yang bahkan jauh lebih konstruktif – bukan sekadar mengambil energi yang biasanya 'hilang' di TPA tapi juga kegunaan dari limbah dengan menjadikannya komponen alternatif dalam proses produksi semen. Tim Geocycle di Holcim ahli dalam hal mengelola limbah dari berbagai sumber dan menyediakan layanan lengkap dan menyeluruh, mulai dari survei kondisi limbah hingga mencarikan solusi di lokasi klien, mengurus izin dari pemerintah, dan mengangkut, melakukan pre-processing dan coprocessing limbah, serta, pada tahapan akhir, memberikan kepada klien surat keterangan olah limbah.
13
civic responsibility
Memangkas Biaya Limbah Masyarakat yang semakin konsumtif menghasilkan lebih banyak limbah konsumen dan industri, dan hal ini menimbulkan biaya – anggaran tahunan pemerintah kota terkuras hingga 15% untuk itu maupun untuk biaya pengadaan dan pengoperasian tempat pembuangan sampah. Jika sebagian kecil saja limbah tersebut dialihkan untuk proses produksi semen yang nantinya dipakai untuk pembangunan rumah murah dan perbaikan jalan, beban yang ditanggung kota dapat ditekan.
PHOTO: GEOCYCLE
Biaya Lingkungan Hidup Dampak lainnya lebih mudah kita lihat, seperti saluran air di Jakarta yang tersumbat sampah dan banjir yang merugikan dan terus menggenangi pemukiman di kawasan yang rendah setiap musim hujan. Yang juga perlu mendapat perhatian adalah dampaknya terhadap kesehatan manusia dan andil TPA dalam memproduksi metana, selain CO 2 , yang jauh lebih membahayakan dibanding GRK.
14
Memanfaatkan Kembali
Geocycle menawarkan metode pengolahan limbah yang ramah lingkungan, yakni memanfaatkan kembali energi dan mineral dari limbah dengan cara co-processing dalam proses pembuatan semen. Limbah campuran dan produk kadaluwarsa
Mencegah Memakai Kembali Mendaur Ulang Co-Processing
Limbah industri setengah padat
Freon CFC & bahan perusak ozon lainnya
Membuang
Insinerasi
(termasuk pemanfaatan sebagai energi)
Insinerasi & membuang sembarangan
Membuang ke TPA
Limbah cat
Kemampuan & keahlian menangani limbah
Limbah berbahaya
Informasi lengkap dapat diperoleh dari:
[email protected]
Produk konsumen yang tidak sesuai spesifikasi
Tanah cemaran dan limbah tambang
Menyediakan jasa konsultasi pemetaan di lokasi, pengolahan, remediasi, penanganan dan pengangkutan limbah dengan aman ke fasilitas co-processing
Apa jadinya jika pendaur ulang tidak mampu mendaur ulang? Produsen kertas daur ulang menggunakan kertas bekas dalam jumlah besar, yang mana kebanyakan masih mengandung plastik sehingga harus dipisahkan.
Geocycle mampu melakukan pre-processing plastik buangan menjadi bahan bakar alternatif dalam pembuatan semen karena plastik memiliki nilai kalor hingga 20% dari batubara. Hasilnya? Memanfaatkan energi dari limbah bisa menghemat cadangan batubara, dan limbah tidak perlu lagi dibuang ke TPA atau dibakar, metode yang menyebabkan polusi udara.
PHOTO: COURTESY OF FAJAR PAPER
15
TEST DRIVE
TraCrete - solusi kolaboratif terbaik Jalur perlintasan kereta api yang aus dan rusak akibat cuaca dapat menimbulkan masalah besar: lalu-lintas tidak lancar dan perjalanan terhambat. Keberadaannya pun diperdebatkan: di setiap persimpangan jalur kereta dan jalan seharusnya dibangun jalan layang atau terowongan. Nyatanya, perlintasan jalan kereta merupakan sarana yang praktis, dan ratusan perlintasan, baik resmi maupun tidak, terus beroperasi setiap hari. Kepemilikan area perlintasan ada di tangan Kementerian Transportasi, sedangkan lahan di kedua sisinya milik Pemerintah DKI Jakarta, dan pemeliharaan jalur kereta menjadi tanggung jawab KAI (Kereta Api Indonesia). Persoalan di atas berdimensi banyak, dan menjadi perhatian Holcim Beton. Mereka membuat konsep yang kemudian disampaikan kepada Kementerian Perhubungan. Untuk
16
keperluan tersebut Holcim Beton mengikutsertakan Prof. Iswandi dari ITB, dan sesuai masukan KAI desain disempurnakan dengan memasukkan panel beton sebagai materialnya. Disepakati proyek percontohan yang pelaksanaannya berbarengan dengan perawatan rutin KAI. Holcim Beton bekerja setiap hari, mulai pukul 12 malam hingga 5 pagi. Meski menemui hal-hal di luar dugaan, tim pantang menyerah dan tetap pada komitmen mereka untuk menerapkan standar keselamatan kerja sebaik mungkin dalam semua pekerjaan pemasangan panel. Hasil yang diraih pun sangat menggembirakan. Manajemen KAI dan Bina Marga puas karena pekerjaan diselesaikan Holcim dengan cepat serta akurat. Mereka juga puas dengan kepraktisan konsep yang diusung mengingat panel beton mudah diangkat saat perlu dilakukan perawatan rel. Sekarang tidak perlu
Widodo Ariawan
lagi membongkar dan menambal aspal yang biayanya mahal. Selain itu beton membuat permukaan perlintasan lebih kuat dan lebih tahan lama dilalui banyak kendaraan. Salah satu pemasok pesaing Holcim hanya mampu menangani pekerjaan jika jalur kereta ditutup selama 3 hari. Ini tentu mimpi buruk dari sisi logistik. Holcim sendiri sanggup memperbaiki kondisi perlintasan dalam hitungan jam. TraCrete kini sudah masuk dalam katalog elektronik (e-catalogue) Pemda DKI Jakarta. Dengan demikian, ada solusi bagi pihak berwenang, kapan pun dibutuhkan, untuk menjaga arus lalu-lintas tetap lancar di seluruh penjuru kota. Informasi lengkap dapat diperoleh dari:
[email protected]
Joan Aman
Menghabiskan waktu luang Seiring kian tingginya minat masyarakat akan olah raga ini, pembangunan lapangan golf di pinggiran kota terus meningkat. Kemunculannya pun mengubah pola pemanfaatan lahan, karenanya sistem pembuangan air berpondasi agregatnya harus betul-
betul diperhatikan. Permukaan yang membukit dan melembah membuat lapangan golf mudah tergenang air seusai hujan deras. Lapangan seluas 50 hektar idealnya dilengkapi sistem drainase dari kerikil 6mm setebal 100mm yang bagian atasnya diberi pasir.
Informasi lengkap dapat diperoleh dari:
[email protected]
17
forum
Infrastructure Space
The 5th International LafargeHolcim Forum
Franciscus Supartono, CEO Partono Fondas Engineering Consultant, dan Etienne Turpin, Co-Director Peta Jakarta, perusahaan riset terapan pemetaan banjir dan infrastruktur air di Jakarta, hadir di forum internasional tersebut mewakili Indonesia. Selama simposium yang berlangsung tiga hari, ke-300 peserta dari 40 negara menelaah bagaimana membangun infrastruktur jangka panjang dengan tetap memperhatikan keberadaan habitat manusia. "Ini bahasan penting demi masa depan kita," demikian pesan dari Global CEO LafargeHolcim, Eric Olsen, saat membuka acara. "Saat ini industri kita jauh lebih paham akan dampak dari siklus hidup konstruksi terhadap masyarakat individu, masyarakat luas, lingkungan, serta terhadap bumi itu sendiri." Eric menyampaikan tujuan LH sesuai rencana keberlanjutannya untuk tahun 2030 (2030 Sustainability Plan), yaitu mengurangi emisi CO2 per ton semen hingga 40% dibanding angka tahun 1990 dan membantu pelanggan menurunkan emisi CO2 sebanyak 10 juta ton per tahun dengan penyediaan produk semen dan beton inovatif
18
Informasi lengkap dapat diperoleh dari: www.lafargeholcimfoundation.org
rendah-karbon, solusi massa termal dan produk insulasi serta sumber daya olahan limbah. Tujuan lain yang ditetapkan grup adalah pembangunan perumahan dengan biaya terjangkau dan sarana kebersihan untuk 75 juta orang di seluruh dunia, dan menghasilkan sepertiga omset perusahaan dari solusi penunjang keberlanjutan. Fokus Eric adalah urbanisasi global dan pemanasan global. "Kita harus dapat mengatasi kedua tantangan besar ini," katanya, "tapi kita tidak bisa melakukannya sendiri." Ditegaskannya bahwa setiap karyawan sebaiknya tidak duduk diam tapi berkolaborasi untuk menggali peluang dan memecahkan masalah. Ia bangga dengan LH Foundation dan terselenggaranya acara-acara seperti Detroit Forum yang merupakan sarana berbagi. "Hanya dengan bekerja sama kita dapat mengatasi kendala di atas."
Detroit: dari kebangkrutan menjadi kebangkitan Detroit mengalami kemerosotan ekonomi dan penurunan jumlah penduduk dari 1,8 juta jiwa pada tahun 1950 menjadi 700.000 orang sekarang. Pemerintah kota menanggung kerugian amat besar, $20 miliar, akibat pengambilan kredit tanpa pengawasan dan buruknya kinerja aparat pemungut pajak, yang berujung pada peristiwa terbesar bangkrutnya kota dalam sejarah Amerika. Namun saat ini, Detroit tampil sebagai pelopor regenerasi kota dan berbenah diri menjadi lebih dekat dengan warga.
Eric menyebut beberapa contoh: di London, LH memasok beton siap-pakai dan agregat untuk pembangunan arena Olimpiade, Olympics Park 2012. Materialnya sebagian besar material daur ulang, dan hingga 90% material tersebut diangkut dengan sarana angkutan yang berkelanjutan, yakni kereta api atau tongkang. Di India, LH memberikan pelatihan kepada ahli bangunan setempat (seperti juga di Indonesia). Ada lagi produk DuraBric, bata berbahan tanah, semen dan air, bahan bangunan berbiaya pembuatan murah dan tahan cuaca. Teknologi ini menekan pemakaian sumber daya alam dan mencegah pembakaran dan penggundulan hutan untuk pembuatan bahan bangunan.
Pendaftaran LafargeHolcimAwards ke-5 dibuka hingga 21 March 2017 Holcim Indonesia, sebagai bagian dari LafargeHolcim Group, mendukung penyelenggaraan LafargeHolcim Awards, kompetisi regional dan global tiga-tahunan dalam ajang pencarian dan penghargaan karya unggulan di bidang konstruksi berkelanjutan. Pada kompetisi penghargaan internasional yang ke-4, terdaftar lebih dari 6.000 visi dan proyek konstruksi (termasuk 423 dari Indonesia) dari 152 negara di seluruh benua. Sebanyak 62 proyek di tingkat regional berhasil meraih penghargaan di kategori LafargeHolcim Awards, Next Generation dan Acknowledgement. Penghargaan pertama, kedua dan ketiga Global Awards pada tahun 2015 diberikan untuk proyek di Kolombia, Sri Lanka dan AS.
Detroit, 'Motor City', dijadikan contoh pembahasan menarik di forum: Sekitar 70 tahun lalu, kota Detroit mengorbankan sistem angkutan umum trem demi mobil. Tahun-tahun selanjutnya, sejak masa jaya sampai merosot dan ditinggal penghuninya, kota itu mengalami perubahan drastis. Gedung-gedung unik tanpa penghuni kini dipugar. Perusahaan investasi rintisan dan kedai kopi hadir di sana, dan kegiatan seni mulai menggeliat. Dan 70 tahun kemudian, trem kembali hadir.
Konstruksi berkelanjutan Industri konstruksi dapat memberikan dampak besar terhadap keberlanjutan bumi. Sepanjang masa-gunanya, bangunan menghabiskan hampir 40% energi dunia. LafargeHolcim melakukan pendekatan melaui konstruksi berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal, lingkungan kerja dan infrastruktur, tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang di masa depan. LH berupaya memasukkan aspek efisiensi dari sisi ekonomi, kinerja terkait lingkungan dan tanggung jawab kepada masyarakat, dengan memperhatikan sungguh-sungguh mutu rancang-bangun, inovasi teknis dan transferabilitas bangunan.
Solusi bagi kaum miskin di wilayah perkotaan: Julia King, peneliti dan perancang, mempresentasikan sistem sanitasi tak-terpusat di New Delhi, India. Sistem ini membuat kondisi kesehatan jauh lebih baik dan semakin mendekatkan masyarakat setempat karena proses pembangunannya melibatkan 1.500 warga.
Hadiah Hadiah uang yang seluruhnya bernilai US$ 2 juta disediakan dalam ajang bersiklus tiga tahunan di tingkat regional dan global untuk proyek inovatif maupun konsep berorientasi masa depan. Kompetisi berlangsung dua tahap: fase regional untuk setiap wilayah dari lima wilayah regional, termasuk Asia Pasifik, dan tiga proyek terbaik dari masing-masing wilayah akan dinilai untuk menentukan siapa yang berhak memperoleh penghargaan global kategori emas, perak dan perunggu. Holcim Indonesia sendiri juga akan menyelenggarakan kompetisi nasional untuk menyaring proyek terbaik dari Indonesia.
Pangan bagi kota: Pertanian kota organik, Earthworks Urban Farm, seluas 1 hektar lebih, dibahas dalam workshop keliling tentang pemanfaatan prasarana untuk pengembangan masyarakat di Detroit.
Informasi lengkap tentang proyek peraih penghargaan dapat dilihat di www.lafargeholcim-awards.org
Daur ulang fungsi: Michigan Building di Detroit – gedung yang dulunya bioskop berkapasitas 4.000 penonton kini difungsikan sebagai lahan parkir mobil.
Informasi selengkapnya tentang ajang tersebut di Indonesia: www.holcim.co.id
19
Proses penjurian LafargeHolcimAwards LafargeHolcim Foundation menetapkan "persoalan yang disasar". Semua proyek dan konsep yang masuk dinilai secara holistik berdasarkan: Kemajuan – Inovasi dan transferabilitas Proyek harus menunjukkan metode inovatif dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan, menerapkan prosedur kerja sebaik mungkin dan menjajaki batasan disiplin baru. Masyarakat – Standar etika dan pelibatan warga
Proyek harus mengikuti standar etika setinggi-tingginya dan mendorong pelibatan masyarakat di semua tahapan konstruksi, mulai dari perencanaan dan pembangunan hingga pemanfaatannya oleh masyarakat dan perawatan. Bumi – Sumber daya dan kinerja dari segi lingkungan hidup Proyek harus memperlihatkan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam (termasuk bahan dan energi) secara bijak sepanjang siklus hidupnya, dan ini tidak boleh terlepas dari falsafah desain. Kemakmuran – Kompatibilitas dan kelaikan ekonomi Proyek harus laik dari sisi ekonomi dan mampu mendapatkan fasilitas pembiayaan serta menghasilkan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan hidup – tanpa ada bahan yang terbuang sia-sia. Lokasi – Dampak estetika dan kontekstual Proyek harus menerapkan standar mutu yang tinggi dari segi arsitektur, dengan dampak terbaik dari aspek estetika, bentuk dan ruang sehingga proyek tersebut dapat menghasilkan kontribusi yang positif dan jangka panjang terhadap lingkungan budaya, manusia dan fisik.
Renowned technical universities lead the independent juries in five regions of the world. They evaluate projects at an advanced stage of design against the “target issues” for sustainable construction and allocate additional prizes for visionary ideas of young professionals and students. Find out more at www.lafargeholcim-awards.org The LafargeHolcim Awards is an initiative of the LafargeHolcim Foundation for Sustainable Construction and is supported by LafargeHolcim, the world leader in the building materials industry. The Group has a well-balanced presence in 90 countries and is represented in Indonesia by PT Holcim Indonesia Tbk.