ICM Kota Makassar
Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
i
ICM Kota Makassar
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya dengan pertolongan-NYA
maka
“Laporan
Rencana
Pengelolaan
Pesisir
Terpadu
(Integrated Coastal Management-ICM)” Tahun anggaran 2015 ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Dalam Laporan ini, dijelaskan potensi Masyarakat Kelurahan Kodingareng, sejarah kelurahan, visi dan misi kelurahan serta isu pengelolaan pesisir yang ada di Kelurahan Kodingareng Kota Makassar Laporan ini memuat seluruh rencana pelaksanaan pekerjaan mulai dari latar belakang pekerjaan, tujuan pekerjaan, gambaran umum wilayah dan metoda pelaksanaan pekerjaan meliput tahap persiapan, survey lapangan, pengolahan data, dan keluaran. Semoga Laporan Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Management-ICM) ini memberikan gambaran yang nyata mengenai rencana pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. .
Makassar, Oktober 2015
Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
ii
ICM Kota Makassar
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...................................................................................................
ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................
v
BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Keluarah Kodingareng.........................................................
1
1.2 Ruang Lingkup............................................................................................
1
1.3 Tujuan ........................................................................................................
2
1.4 Proses Penyusunan.....................................................................................
2
BAB II. RONA WILAYAH PESISIR .............................................................................
4
2.1 Keadaan geografis dan administrasi...........................................................
4
2.2 Kondisi Sosial Budaya.................................................................................
6
2.3 Aktvitas Ekonomi Masyarakat ...................................................................
11
2.4 Potensi SDA dan Ekosistem Pesisir..............................................................
16
BAB III. ISU-ISU PENGELOLAAN .............................................................................
20
3.1 Isu SDA dan Lingkungan..............................................................................
20
3.2 Isu Sosial Budaya Gender............................................................................
20
3.3 Isu Sosial EKonomi .....................................................................................
20
3.4 Isu Kelembagaan.........................................................................................
20
BAB IV. RENCANA PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR .............................................
21
4.1 Isu Prioritas.................................................................................................
21
4.2 Strategi Pengelolaan...................................................................................
21
4.3 Rencana Aksi ..............................................................................................
25
4.4 Rencana Monitoring dan Evaluasi...............................................................
27
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... LAMPIRAN.............................................................................................................. Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
iii
ICM Kota Makassar
DAFTAR TABEL Halaman Tabel.1
Presentase kelompok umur di Kelurahan kodingareng Kota Makassar...............................................................................
6
Tabel.2
Tingkat Pendidikan Masyarakat Pulau Kodingareng Kota Makassar...............................................................................
8
Tabel.3
Sarana dan Prasarana di kelurahan kodingareng Kota Makassar.......................................................................................
9
Tabel.4
Kondisi dan Jenis Bantuan di Kelurahan Kodingareng Kota makassar ..............................................................................
12
Tabel.5
Jenis hasil tangkapan masyarakat di Kelurahan Kodingareng Kota makassar...............................................................................
15
Tabel.6
Jumlah dan Harga Ikan hasil Tangkapan Nelayan di Keluarahan Kodingareng, Kota Makassar ......................................
16
Tabel.7
Rencana Aksi .................................................................................
25
Tabel.8
Rencana Monitoring dan Evaluasi .................................................
27
Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
iv
ICM Kota Makassar
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar.1
Bagan Proses Penyusunan Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu..............................................................................
3
Gambar.2
Dermaga pulau Kodingareng.........................................................
4
Gambar.3
Peta infrastruktur Kelurahan Kodingareng ....................................
6
Gambar.4
Fasilitas Pendidikan di Pulau Kodingareng.....................................
7
Gambar.5
Fasilitas Ibadah (Masjid) di Kelurahan Pulau Kodingareng.............
8
Gambar.6
Kantor Kelurahan Kodingareng .....................................................
9
Gambar.7
Fasilitas Pengolahan Air Asin Menjadi Air Tawar ..........................
10
Gambar.8
Dermaga bongkar muat pulau kodingareng ..................................
11
Gambar.9
Mercusuar Pulau Kodingareng ......................................................
11
Gambar.10 Nelayan Pulau Kodingareng...........................................................
14
Gambar.11 Peta Sea Use Kelurahan kodingareng ............................................
15
Gambar.12 Peta Penggunaan Lahan Pulau Kodingareng..................................
17
Gambar.13 Tutupan komponen terumbu karang di Pulau Kodingareng..........
18
Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
BAB I
PENDAHULUAN
v
ICM Kota Makassar
1.1 Latar Belakang Pesisir merupakan kawasan yang komplek, dinamis dan lingkungan yang unik karena pengaruh dari dua ekosistem, yaitu ekosistem daratan dan ekosistem lautan. Kawasan ini mengkondisikan sebagai suatu sumberdaya pesisir dan apabila dikelola dengan benar dapat menjadi tumpuan dan sumber pertumbuhan baru bagi pembangunan ekonomi secara berkelanjutan dalam mewujudkan masyarakat yang maju dan mandiri. Wilayah pesisir didefenisikan sebagai suatu wilayah dimana daratan berbatasan dengan laut; batas di daratan meliput daerah daerah yang tergenang air maupun yang tdak tergenang air yang masih dipengaruhi oleh proses proses laut sepert pasang surut, angin laut instrusi air laut, sedangkan batas dilaut daerah daerah yang dipengaruhi oleh proses alami di daratan sepert sedimen dan mengalir air tawar kelaut serta benda ‐ benda yang dibawa air kelaut.Dari aspek pembangunan, batas wilayah pesisir kearah laut ditetapkan 12 Mill laut dan kearah darat sampai batas kecamatan yang yang memiliki desa‐ desa pesisir. Memperhatkan
realitas
wilayah
pesisir
inilah
yang
mendorong
KKP
mengembangkan program pembangunan masyarakat pesisir dengan mendapat dukungan dari IFAD. Dalam rangka mengatasi degradasi sumber daya perikanan kelautan di Indonesia, khususnya di Kota Kodingareng diperlukan suatu desain pengelolaan yang komprehensif. Desain pengelolaan ini diharapkan dapat menyatukan beberapa kebijakan yang ada sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Desain pengelolaan tersebut adalah menyisihkan lokasi-lokasi yang memiliki potensi keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, gejala alam dan keunikan serta ekosistem yang ada didalamnya. 1.2 Ruang Lingkup Daerah kajian adalah keseluruhan wilayah pesisir Kelurahan Kodingareng Kota Kodingareng.
Penentuan ttk sampling dilakukan melalui overlay peta yang ada dan
menetapkan kriteria berdasarkan : 1. Posisi geografis atau keterwakilan dalam wilayah administrasi Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
vi
ICM Kota Makassar
2. 3. 4. 1.3
Status pemanfaatan dan kondisi eksoistem pesisir dan laut Potensi ekosistem pesisir dan laut Jumlah penduduk wilayah Tujuan
Adapun sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah: 1. Teridentfikasi secara menyeluruh informasi potensi sumber daya alam (pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, pertambangan dan energi, pariwisata, dll) dan jasa lingkungan di Wilayah Pesisir Kota Kodingareng. 2. Teridentfikasinya isu strategis, baik terhadap masalah ekosistem wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil maupun masalah-masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup di Wilayah Pesisir Kota Kodingareng. 3. Teridentfikasinya kebijakan pembangunan dan pengembangan wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil di Wilayah Pesisir Kota Kodingareng dalam dokumen perencanaan baik nasional maupun daerah (RPJPN/D, RPJMN/D, RKP/RKPD), dokumen perencanaan spasial (RTRWN, RTRW Sulawesi Selatan, RTRW Kota Kodingareng) dan dokumen lain yang terkait. 4. Terumuskannya visi atau situasi yang diinginkan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Kelurahan Kodingareng Kelurahan Kota Kodingareng di masa depan serta merumuskan misi untuk mewujudkan visi; 5. Terumuskannya kebijakan, strategi dan konsep pengembangan wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil di Wilayah Pesisir Kota Kodingareng. 6. Terjalinnya kerjasama dan koordinasi antar daerah di Wilayah Pesisir Kota Kodingareng untuk pengelolaan dan pengembangan secara terpadu dan berkelanjutan. 1.4 Proses Penyusunan Proses penyusunan pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu Kelurahan Cambaya Kota Kodingareng ini adalah sebagai berikut : 1.
Inventarisasi berbagai data primer dan sekunder berkaitan dengan potensi sumber daya alam (pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, pertambangan dan energi,
2.
pariwisata, dll) dan jasa lingkungan di Pesisir Kelurahan Kodingareng Kota Kodingareng. Identfikasi isu strategis yang ada, khususnya isu kerusakan ekosistem wilayah pesisir, ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan di Pesisir Kelurahan Kodingareng Kota
3.
Kodingareng.; Identfikasi terhadap kondisi perekonomian wilayah baik berupa gambaran perekonomian masyarakat, kegiatan investasi yang berkembang, dan potensi pengembangan ekonomi untuk mult sektor yang ada di Pesisir Kelurahan Kodingareng
4.
Kota Kodingareng. Identfikasi kondisi sosial dan nilai-nilai budaya (budaya lokal) dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan kelautan.
Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
vii
ICM Kota Makassar
5.
Melakukan analisis secara komprehensif dan integrasi secara spasial (citra satelit) terhadap: kebijakan pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir, pola pemanfaatan ruang, daya dukung pengembangan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan, kebutuhan dan potensi pengembangan infrastruktur wilayah pesisir,
6.
kondisi sosial budaya masyarakat pesisir, dll. Penyusunan rencana induk pengelolaan wilayah Pesisir Kota Kodingareng.yang antaralain berisi: isu strategis, visi dan misi, konsep kebijakan dan strategi pengembangan wilayah pesisir dan laut, rencana struktur ruang wilayah pesisir dan laut, rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan wilayah pesisir dan laut, rencana infrastruktu rwilayah, rencana pola pemanfaatan ruang pesisir dan laut, rencana kawasan-kawasan prioritas yang layak usaha secara nasional dan regional serta sektor
7.
unggulan yang dapat dikembangkan. Mengadakan pertemuan dan diskusi melalui FGD di daerah dan pusat yang melibatkan segenap pemangku kepentngan di Pesisir Kelurahan Kodingareng Kota Kodingareng.
Gambar 1. Bagan Proses Penyusunan Pengelolaan Pesisir Terpadu
BAB II
RONA WILAYAH PESISIR Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
viii
ICM Kota Makassar
2.1 Keadaan Geografis dan Adminsitrasi Kelurahan Kodingareng terletak pada wilayah administrasi Kota Kodingareng, Kecamatan Ujung Tanah, Kelurahan Kodingareng terdiri dari dua pulau, yaitu Pulau Kodingareng yang yang biasanya dinamakan oleh penduduk setempat sebagai Pulau Kodingareng Lompo, dan Pulau Kodingareng Keke. Pulau Kodingareng Keke terletak disebelah utara Pulau Kodingareng Lompo, dan berjarak 14 km dari Kodingareng.
Gambar 2. Dermaga Pulau Kodingareng Bentuk pulaunya memanjang timur laut – barat daya, dengan luas ± 1 Ha. Pada sisi selatan pulau, pantainya tersusun oleh pecahan karang yang berukuran pasir hingga kerikilan, sedangkan pada sisi utara tersusun oleh pasir puth yang berukuran sedanghalus dan bentuknya berubah mengikuti musim barat dan timur. Tidak tersedia transportasi reguler menuju pulau ini, namun dapat menggunakan perahu motor carteran (sekoci), 40 PK dengan biaya Rp. 500.000,- (pergi-pulang). Tidak tercatat adanya penduduk di pulau ini, namun dalam 10 tahun terakhir ini terdapat beberapa bangunan peristrahatan semi permanen bagi wisatawan yang berkunjung ke pulau ini. Letak pulau ini dapat ditempuh selama 1 jam dari Kota Kodingareng dengan menggunakan kapal mesin (42 PK). Akses ke pulau ini cukup baik dengan tersedianya Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
ix
ICM Kota Makassar
kapal reguler, di mana biaya =transportasi laut ke pulau ini adalah Rp. 30.000 (PP) per orang. Jumlah kapal regular yang dimiliki oleh penduduk pulau ini sebanyak 3 buah, beroperasi
setap hari termasuk
hari Minggu. Selain menggunakan kapal regular,
biasanya untuk mengakses daerah ini dapat dilakukan dengan menyewa kapal khusus yang biayanya mencapai Rp. 700.000,– (PP). Sejarah terbentuknya Pulau Kodingareng Lompo diawali dengan suku yang pertama kali datang ke Kodingareng Lompo yaitu Suku Mandar dan Bajo. Pulau Kodingareng Lompo mulai dihuni sejak awal pemberontakan DI/TII oleh Kahar Muzakkar sekitar tahun 1953. Orang-orang mandar datang ke Pulau Kodingareng Lompo untuk berlindung dari pemberontakan tersebut. Nama Kodingareng Lompo berasal dari kata “kodi yang artnya dua puluh satu maknanya pandangan orang terhadap diri orang lain”. Pulau Kodingareng Lompo telah berganti nama beberapa kali dari diantaranya Pulau Pa’ditkan, Pulau Perjuangan, Pulau Harapan dan terakhir bernama Kodingareng Lompo sampai sekarang. Tahun 2003 masyarakat mulai mengambil karang secara besar-besaran untuk bahan bangunan, dan sejak itu mulai terjadi abrasi. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri masuk membawa dampak yang sangat besar bagi masyarakat Pulau Kodingareng
Lompo, karena dengan adanya bantuan PNPM
masyarakat bisa membuat tanggul/ break water sehingga abrasi mulai teratasi. Program ini sangat nampak keberadaannya di Pulau Kodingareng karena manfaatnya sangat besar dirasakan oleh masyarakat utamanya bantuan break water ini dari Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Pulau Kodingareng (Kodingareng Lompo) secara geografis terletak pada 119o16’00 BT dan 05o08’54 LS. Pulau Kodingareng memiliki luas + 48 Ha dan tnggi dari permukaan air laut 1,5 meter. Pulau ini berbatasan di sebelah Barat dengan Selat Kodingareng, sebelah Timur dengan Kota Kodingareng, sebelah Utara dengan perairan laut Pulau Bonetambung, dan sebelah Selatan dengan perairan laut Kabupaten Takalar. 2.2 Kondisi Sosial-Budaya Hasil pendataan penduduk tahun 2012 mencatat jumlah penduduk di Kelurahan Kodingareng sebanyak 4.495 jiwa.
Jumlah penduduk ini terdiri dari 2.241 laki–laki
(49,82%) dan 2.257 wanita (50,18%) (BPS, 2013). Kepadatan penduduk tercatat 9.364,5 jiwa per km2, jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 1.043 KK. Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
x
ICM Kota Makassar
Gambar 3. Peta Infrastruktur Kelurahan Kodingareng Tabel 1. Persentase kelompok umur di Kelurahan Kodingareng, Kota Makassar No
Kelompok Umur (tahun)
Persentase Jumlah (%)
1
0–4
13,7
2
5–9
12,93
3
10 – 14
11,88
4
15 – 19
10,28
5
20 – 24
10,23
6
25 – 29
9,23
7
30 – 34
8,59
8
35 – 39
6,01
9
40 – 44
4,36
10
45 – 49
3,38
11
50 – 54
2,87
12
55 – 59
1,62
13
60 – 64
2,56
14
65 tahun ke atas
2,36
Keterangan tertnggi
terendah
Sumber: BPS Kota Kodingareng Tahun 2013 Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
xi
ICM Kota Makassar
Tingkat pendidikan penduduk Pulau Kodingereng dibanding beberapa pulau lain dalam kawasan Kepulauan Spermonde, relatf lebih tnggi.
Gambar 4. Fasilitas Pendidikan di Pulau Kodingareng
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kelurahan tahun 2015, diketahui bahwa hampir semua penduduk pernah mengenyam pendidikan dasar (SD) sampai tamat,
50%
yang
melanjutkan pendidikan pada tngkat lanjutan (SLTP/SMU), dan
tercatat 51 orang yang berpendidikan diploma/sarjana. Hal ini sesuai dengan data BPS (2014) bahwa ada 51 orang berprofesi sebagai guru di Kelurahan Kodingareng mulai dari tngkat taman kanak-kanak hingga SMA/SMK. Tingkat pendidikan
penduduk Pulau Kodingareng
berdasarkan
data Kantor
Kelurahan tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Pulau Kodingareng, Kota Makassar Tingkat Pendidikan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Tamat SMP/sederajat
169
188
357
Tamat SMA/sederajat
43
35
78
Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
xii
ICM Kota Makassar
Tamat D2
7
Tamat D3
1
Tamat S1
11
Tamat S2
2
Total 233 Sumber : Kantor Kelurahan Kodingareng, 2015
5
12 1
12
23 2
240
473
Tingkat pendidikan masyarakat Pulau kodingareng tergolong tnggi untuk lingkungan pulau karena sarana pendidikan tergolong lengkap, dimana jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah lanjutan atas, dan masyarakat yang ingin menempuh pendidikan perguruan tnggi melanjutkan di Kota Kodingareng.
Gambar 5. Fasilitas Ibadah (Masjid) di Pulau Kodingareng
Infrastruktur sosial yang berada di Kelurahan Kodingareng tergolong lengkap jika dibandingkan dengan kelurahan/desa lain yang berbentuk pulau. Sarana dan prasarana yang berada di kelurahan ini dibantu oleh beberapa instansi, swasta maupun oleh masyarakat sendiri. Berikut saran dan prasarana yang ada di Kelurahan Kodingareng:
Tabel 3. Sarana dan Prasarana di Kelurahan Kodingareng, Kota Makassar No. Sarana dan Prasarana Jumlah Pemilikan 1
Pembangkit
2
Surya TK/ TPA
Listrik
Tenaga
Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
Kondisi
1
Negara
Baik
3 (4 kelas)
Swasta
Baik xiii
ICM Kota Makassar
3
SD Negeri & Inpres
2 (10 kelas)
Negara
Baik
4
SMP Negeri
1 (5 kelas)
Negara
Baik
5
SMA/SMK swasta
1 (3 kelas)
Swasta
Baik
6
Mesjid
2
Swadaya
Baik
7
Mushalla
2
Swadaya
Baik
8
Dermaga
3
Negara/Swasta
Baik
9
Puskesmas Pembantu (Pustu)
1
Negara
Baik
10
dan dukun bayi 6 orang Posyandu dan dukun pijat 1 org
6
Negara
Baik
11
Bidan praktek swasta
1
Swasta
Baik
12
Toko khusus jamu/obat
1
Swasta
Baik
13
Menara Mercusuar
1 (50 m)
Negara
Baik
14
Play Staton & Video Game
1
Swasta
15
Lapangan Sepak Bola
1
Swadaya
16
Lapangan tennis meja
1
Swadaya
17
Kantor Lurah
1
Negara
18
Warung Makan
7
Swasta
19
Penyulingan Air
1
Negara
Baik
20
Villa
1
Swasta
Baik
Baik Baik
Gambar 6. Kantor Kelurahan Kodingareng Fasilitas sosial yang terdapat di pulau Kodingareng berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk memberikan energi standar untuk semua rumah yang ada di Pulau Kodingarengkeke. Sarana ibadah yang ada hanya mesjid/surau karena semua penduduk Kelurahan Kodingareng adalah muslim sehingga sarana peribadatan yang ada Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
xiv
ICM Kota Makassar
hanya untuk umat muslim. Sumber air tawar masyarakat Pulau Kodingareng bersumber dari air sumur berstatus kepemilikan pribadi rumah tangga. Kualitas air sumur tanah di pulau ini cukup tawar untuk air minum dan tersedia setap tahunnya. Selain itu, masyarakat Pulau Kodingareng mendapat bantuan penyulingan air dari pemerintah untuk supply air tawar.
Gambar 7. Fasilitas Pengolahan Air Asin Menjadi Air Tawar Sarana perhubungan seperti dermaga berfungsi sebagai tempat labuh untuk perahu–perahu kecil berada seputar pesisir pantai dimana pemilik kapal menyimpan perahunya lebih berdasarkan kedekatan dengan posisi rumahnya. Menara Mercusuar di Pulau Kodingareng untuk membantu alur pelayaran di Selat Kodingareng, dibangun pada tahun 1985.
Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
xv
ICM Kota Makassar
Gambar 8. Dermaga Bongkar muat Pulau Kodingareng Media sosial dan kegiatan kemasyarakatan yang terdapat di pulau ini adalah Pertemuan Rakyat, Olah Raga (sepak bola, bola volley, bulu tangkis, dan tennis meja), warung/kedai makan, Gudep Pramuka, majelis taklim, PKK, serta Arisan.
Gambar 9. Mercu Suar Pulau Kodingareng 2.3 Aktivitas Ekonomi Masyarakat Toko alat–alat /sarana produksi perikanan terdapat cukup banyak di pulau ini yang menjual perlengkapan penangkapan ikan seperti jaring, jala, mata pancing. Di samping itu juga menjual baling-baling
(propeller) dan suku cadang mesin
perahu lainnya.
Sarana pariwisata di Kelurahan Kodingareng hanya terdapat di Pulau Kodingareng Keke. Pada sisi barat terdapat dataran penghalang yang terbentuk akibat proses sedimentasi yang tersusun atas material pecahan koral. Ada pasang terendah, terdapat dataran yang cukup luas di bagian barat pantai. Perairan sebelah barat laut merupakan daerah yang cukup luas dengan kedalaman kecil dari 5 meter hingga mencapai 2,5 km dari garis pantai, sedangkan di perairan sebelah tmur dan selatan merupakan alur pelayaran masuk dan keluar dari pelabuhan Samudera Kodingareng. Perairan di sekitar pulau ini merupakan tempat yang ideal bagi mereka yang menyenangi
snorkeling.
Pulau ini juga memiliki hamparan pasir puth yang indah. Kelembagaan yang
terdapat di Kelurahan Kodingareng adalah lembaga
kelurahan, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan BKM-Program Penanggulangan Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
xvi
ICM Kota Makassar
Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), Kementerian Pekerjaan Umum. Akan tetapi, Kelurahan Kodingareng tdak memiliki lembaga perbankan dan pasar, pernah ada koperasi yang dibentuk sejak 20 tahun lalu namun tdak berjalan dengan baik. Seperti halnya kelurahan lain, Kelurahan Kodingareng telah menerima bantuan dari berbagai insttusi pemerintah dan swasta baik dari dalam negeri maupun luar negeri, seperti tercantum pada tabel berikut: Tabel 4. Kondisi dan Jenis Bantuan di Kelurahan Kodingareng, Kota Kodingareng Tahun
2003
Sumber Bantuan
PNPM Kementerian PU
Jenis bantuan
Dana bergulir Perbaikan rumah Sarana dan prasarana (mis. Pavin Blok) MCK Tanggul (penanggulangan abrasi)
Jumlah Kelompok/ Kondisi Kurang berhasil Baik Baik Baik Kurang baik
2003 2004
PEMP-DKP
Dana bergulir
14 kelompok ( 5 orang/kelompok)
2004
Dinas Prov. Sul sel
Tanggul (30 m)
Kondisi sudah rusak
2007
Dinas Prov. Sul sel
Kapal fiber, mesin dan alat tangkap
7 kelompok (5 orang/kelompok)
UNISMUH
Pelathan pembuatan kapal Pemberian bantuan alat pertukangan
8 orang
2010
PUMP (Program Usaha Mina Pedesaan)
Alat tangkap, perahu dan mesin katntng
2013sekarang
IFAD
Desalinasi air bersih Pondok Informasi Dermaga Mesin, Perahu fiber dan alat tangkap
Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
3 kelompok (15 orang/kelompok) Kelompok yang masih aktf : Sinar Harapan Jaya Cakalang Infrastruktur 15 kelompok usaha (10 orang/kelompok)
xvii
ICM Kota Makassar
Mata pencaharian masyarakat Kelurahan Kodingareng sudah cenderung lebih heterogen/beragam
jika dibandingkan dengan pulau–pulau lain dalam kawasan
Kepulauan Spermonde. Sekitar 70% penduduk menggantungkan diri dari aktfitas nelayan/petani. Sebagian
masyarakat
bekerja
pada
sektor
jasa
seperti
jasa
transportasi/ angkutan perairan, pertokoan, pertukangan, buruh bangunan, guru, pegawai negeri serta pembuat perahu kayu dan Fiber. Menurut BPS (2013) jumlah rumah tangga masyarakat Kelurahan Kodingareng yang teridentfikasi bekerja dalam bidang jasa pertanian/perikanan (286), industry (15), konstruksi/bangunan (7), transportasi/angkutan (9), pemerintahan (25), dan jasa-jasa lainnya
(37). Sekitar 75% masyarakat
pertanian/perikanan
Pulau
sehingga bantuan yang
Kodingareng diberikan
bekerja
di bidang
oleh pemerintah
juga
umumnya yang mendukung petani/nelayan, misalnya bantuan kapal fiber dari Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Peternakan Kota Kodingareng. Bantuan ini sangat membantu nelayan di Pulau Kodingareng yang selama ini sangat bergantung pada ponggawa.
Dari sisi karakteristk mata pencaharian masyarakat Pulau Kodingareng umumnya sebagai nelayan.
Gambar 10. Nelayan Pulau Kodingareng Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
xviii
ICM Kota Makassar
Di antaranya sebagai ponggawa alat tangkap Gae (Purse Seine) dan pancing. Selebihnya adalah sebagai nelayan bagi hasil atau anak buah sawi dan nelayan individu dengan kapal ukuran kecil yang disebut Jolloro. Bagian lain dari nelayan adalah pedagang pengumpul ikan Pa’–balolang, kategori ini berjumlah 4 orang. Alat tangkap yang dioperasikan di Pulau Kodingareng adalah purse seine dan pancing, akan tetapi masih ada yang menggunakan bom. Ciri-ciri ikan yang ditangkap dengan menggunakan bom, adalah cepat busuk dan dagingnya lembek. Adapun jenis ikan tangkapan di Pulau Kodingareng berdasarkan jarak fshing groundnya yaitu : -
Jarak 0 mil : Ikan teri, sibula dan bete-bete
-
Jarak 2 - 8 mil : ikan layang, ikan selar, ikan kembung, cumi-cumi Pendapatan nelayan di Pulau Kodingareng berbeda-beda tergantung bagian yang
mereka kerjakan, misalnya nelayan purse seine memiliki penghasilan sekitar Rp 700.000 – 1.000.000/hari, pedagang perantara memiliki penghasilan sekitar Rp 700.000 – 1.000.000/hari, dan nelayan Pa’–balolang berpenghasilan kotor sekitar Rp 300.000 – 400.000/hari.
Gambar 11. Peta Sea Use Kelurahan Kodingareng Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
xix
ICM Kota Makassar
Berikut adalah tabel jenis hasil tangkapan nelayan secara umum di Kelurahan Kodingareng: Tabel 5. Jenis Hasil Tangkapan Masyarakat di Kelurahan Kodingareng, Kota Kodingareng No.
Hasil Tangkapan
Jenis Alat Tangkap
Bulan Tangkap 1
2
3
4
5
6
7
8 9 10 11 12
√
√ √
1
Ikan Teri
2
Ikan Layang
3
Ikan Sibula
4
Cumi-cumi
Bagan , jaring dan bom Bagan , jaring dan bom Bagan , jaring dan bom Bagan dan bom
5
Ikan Tongkol
Bagan dan bom
6
Ikan Sunu
Bagan dan bom
7
Ikan Tenggiri
8
Ikan Selar
Pancing dan speargun Pukat dan bom
√
√
√
√
√
√
√
√
9
Ikan Kembung Pukat dan bom
√
√
√
√
√
√
√
10
Ikan Peperek
√
√
√
√
√
√
√
Jaring dan bagan
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Sumber : Hasil wawancara tahun 2105 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa umumnya ikan-ikan yang bisa ditangkap sepanjang tongkol,
tahun adalah ikan pelagis, misalnya
ikan
laying, sibula,
selar, kembung, dan peperek. Ikan ini umumnya ditangkap dengan
menggunakan jaring. Sedangkan ikan yang bisa ditangkap pada musim-musim tertentu adalah ikan tenggiri pada akhir tahun dan cumi-cumi pada petengahan tahun. Ikan hasil tangkapan nelayan dijual dengan harga yang berbeda-beda tergantung jenis tangkapannya. Berikut jumlah dan harga tangkapan ikan di Kelurahan Kodingareng : Tabel 6. Jumlah dan Harga Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di Kelurahan Kodingareng No.
Hasil Tangkapan
1
Ikan Teri
2 3 4 5 6 7 8
Ikan Layang Ikan Sibula Cumi-cumi Ikan Tongkol Ikan Sunu Ikan Tenggiri Ikan Selar
Jumlah Tangkapan Harga Tangkapan (Rp) Tinggi Tinggi Rendah Rendah 0
100 basket
50.000/ gabus
150.000 / basket
0 0,5 basket 1 Basket 1 ekor 4 ons 1 ons 0,5 basket
200 basket 200 basket 100 basket 1000 ekor 20 kg 20 kg 100 basket
50.000 / gabus 30.000 / 100.000 / 20.000 / ekor 40.000 / kg 40.000 / kg 70.000 /
150.000 / basket 400.000 / gabus 1.000.000 / gabus 40.000 / ekor 150.000 /kg 150.000 /kg 250.000 / basket
Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
xx
ICM Kota Makassar
9 10
Ikan Kembung 0,5 basket Ikan Peperek 0,5 basket
100 basket 100 basket
70.000 / 10.000 /
250.000 / basket 50.000 / basket
Sumber: Hasil Wawancara Tahun 2013, (Ket: 1 basket = 15 kg, 1 gabus = 4 basket) Berdasarkan tabel di atas, ikan hasil tangkapan yang harganya paling tnggi adalah ikan tongkol, sunu, dan tenggiri. Ikan ini umumnya ditangkap dengan menggunakan bagan. Alat tangkap ini membutuhkan operasional yang tinggi sehingga dalam operasionalnya nelayan membutuhkan bantuan ponggawa. 2.4 Potensi Sumberdaya Alam dan Jasa Lingkungan Luas areal dataran Pulau Kodingareng seluas 48 Ha. Tutupan daerah pulau umumnya didominasi oleh pemukiman, sekitar 85% lahan di Pulau Kodingarengkeke digunakan untuk pemukiman selebihnya adalah fasilitas dan vegetasi pulau. Vegetasi darat Pulau Kodingareng ditandai dengan tumbuhan darat yang cukup beragam. Vegetasi ini menutupi areal sekitar 2%.
Pinggiran sebelah Utara Pulau Kodingareng
berupa hamparan pasir yang ditumbuhi semak belukar. Bagian Tengah pulau ke arah Utara tersebut didominasi oleh tumbuhan kelapa dan beberapa jenis tanaman keras. Tumbuhan jenis sukun, kelor, dan pepaya juga ditemukan pada bagian tengah pulau yang tumbuh di sekitar rumah–rumah
penduduk. Areal perumahan penduduk
dominan berada di bagian tengah ke bagian Selatan pulau, berjejer menghadap dan/atau membelakangi pantai dari sisi Timur sampai Barat pulau. Ujung bagian Timur pulau ditandai dengan spit (lidah pasir) yang pada saat surut akan kelihatan jelas memanjang keluar sekitar 75 meter dari garis pantai. Pinggiran pantai bagian Barat sampai Selatan pulau ditandai undakan dan patahan daratan pasir akibat abrasi.
Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
xxi
ICM Kota Makassar
Gambar 12. Peta Penggunaan Lahan Pulau Kodingareng
Karakteristik fisik perairan Pulau Kodingareng ditandai fenomena perairan yang sangat dinamis. Hal ini disebabkan pulau tersebut berada pada pertemuan arus antara perairan Selat Kodingareng dan Laut Jawa, sehingga mendapat pengaruh kuat dari perairan Laut Jawa dan Selat Kodingareng di waktu musim Barat. Namun pada waktu musim Timur, Pulau Kodingareng mendapat pengaruh dari Laut Banda yang melewati Selat Selayar dan Selat Kodingareng. Keadaan perairan Pulau Kodingareng merupakan fenomena yang sangat dinamis ini dikarenakan pulau tersebut berada pada muara perairan Laut Jawa.
Selat Kodingareng dan
Sehingga mendapat pengaruh kuat dari perairan Laut Jawa dan Selat
Kodingareng diwaktu
musim Barat.
Namun pada waktu musim Timur pulau
Kodingareng mendapat pengaruh dari Laut Banda melewati Selat Selayar dan Selat Kodingareng. Pulau Kodingareng berbentuk memanjang utara-selatan, sementara sisi barat dan timur badan pulau menyempit akibat abrasi pantai pasir di sisi selatan dan baratnya. Proses sedimentasi membentuk endapan di sisi utara dan timur pulau sehingga pulau terus
memanjang.
Kondisi
terumbu
Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
karang
Pulau
Kodingareng
yang
banyak xxii
ICM Kota Makassar
dipengaruhi oleh massa air pantai dapat dilihat pada gafik berikut. Pada kedalaman 3 m, sedikit peningkatan tutupan terjadi pada komponen karang Acropora, sementara pada komponen non Acropora terjadi peningkatan tutupan dari tahun 2007 – 2009, sebaliknya pada tahun 2010 komponen tersebut menurun akibat bleaching. Komponen rubble ( R) pada kedalaman merupakan yang tertnggi hampir mencapai 50% pada tahun 2007 dan 2010, sementara tahun 2009 komponen ini turun dibawah 40 % (DKP Sulsel, 2011).
Gambar 13. Tutupan komponen terumbu karang di Pulau Kodingareng Selama 3 tahun selangnya, data tutupan komponen terumbu karang kedalaman 10 m dapat dilihat pada gambar di atas.
pada
Komponen kunci AC dan NA
cenderung menurun selama tga tahun terakhir. Walaupun demikian, terumbu karang masih dalam kondisi ‘sedang’. Komponen yang masih signifikan lebih tnggi adalah DCA (karang mati tertutupi algae). Kondisi terakhir
2010 terumbu karang di pulau
Kodingareng Lompo tergolong sedang, dengan penutupan karang hidup 29,58 %. Komponen terumbu karang lainnya yang dominan di pulau ini adalah karang mati (DCA/DC), yang penutupannya 33 %, rubble dan pasir yang penutupannya masingmasing 20 % dan 9 %.
Sekeliling Pulau Kodingareng merupakan paparan terumbu (reef fat) yang luas ke arah selatan–barat dan utara. Sedangkan sisi tmurnya cukup dalam bagi pertumbuhan karang ditambah lagi dengan laju sedimentasi substrat pasir dan kegiatan pelayaran lokal sehingga terumbu karang tdak berkembang.
Tutupan pasir dan karang pecahan di
sisi utara lebih mendominasi habitat terumbu karang, sedangkan di sisi selatannya Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
xxiii
ICM Kota Makassar
karang keras lebih banyak ditemukan dari pada karang lunak. Beberapa spot di sisi selatan pulau ini terdapat terumbu karang dengan kondisi yang sedang
(tutupan
karang hidup maksimum 25 %), namun demikian kebanyakan ditemukan terumbu karang yang sudah rusak atau kurang dari 25 % karang hidup, kecuali di sisi tenggara masih ditemukan tutupan karang yang cukup tnggi, yaitu berkisar 40,63 – 46,97% yang mengindikasikan bahwa kondisi
yang
terumbu
karang
sudah mengalami
gangguan
dengan
sudah tergolong krits. Meskipun demikian, area terumbu karang di
perairan ini masih memiliki keragaman ikan karang yang tnggi, yaitu berkisar 19 – 23 jenis dengan kelimpahan berkisar 99 – 557 ekor/transek dan tergolong tnggi. Dengan demikian terumbu karang di periaran Pulau Kodinagreng lompo masih memiliki potensi sebagai area pemijahan dan pembesaran bagi ikan-ikan karang. Kondisi perairan yang cukup jernih dengan keanekaragaman hayati yang cukup tnggi termasuk hamparan padang lamun yang luas, tentunya dapat menjadi daya tarik wisata bahari ke tempat ini untuk snorkling dan diving (Jurusan Kelautan Unhas, 2012). Hamparan padang lamun di perairan pulau ini cukup luas, terdiri dari lima jenis lamun penyusun,
yaitu Cymodocea
rotundata, Halophila ovalis, Halodule
pinifolia, Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides, dengan tngkat penutupan berkisar antara 67% - 76% (Rizal, 2012). Berdasarkan kriteria tersebut, padang lamun di daerah ini masih dalam kondisi “bagus”, sehingga masih dapat dikategorikan asli dan alami.
BAB III
ISU-ISU PENGELOLAAN Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
xxiv
ICM Kota Makassar
3.1 Isu SDA dan Lingkungan 1. Penggunaan alat/bahan dalam penangkapan ikan yang tdak ramah lingkungan 2. Degradasi habitat wilayah pesisir dan abrasi panatai 3.2 Isu Sosial Budaya 1. Belum tersedianya rumah es untuk penanganan hasil perikanan 1. Isu Sosial Ekonomi 1. Pendapatan Masyarakat Pesisir Masih Rendah 2. Rendahnya kualitas pengolahan hasil perikanan, kemampuan permodalan dan bahan baku 2. Isu Kelembagaan 1. Kapasitas dan Keterpaduan dalam Perencanaan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut di Tingkat Kelurahan Masih Lemah 2. Partsipasi Masyarakat dalam Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan Wilayah Pesisir dan Laut Belum Optmal
BAB IV
RENCANA PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR 4.1 Isu Prioritas Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
xxv
ICM Kota Makassar
1 2
Degradasi habitat wilayah pesisir dan abrasi pantai Rendahnya Kualitas Pengolahan Hasil Perikanan, Kemampuan Permodalan dan Bahan Baku
4.2 Isu Strategi Pengelolaan Berdasarkan hasil FGD dan hasil survey potensi sumber daya pesisir dan pulau kelurahan Unta maka diperoleh isu-isu prioritas yang akan dikelola berdasarkan strategi pengelolaan, tujuan dan indicator pengelolaan. Uraian kompleks terhadap isu dalam rencana pengelolaan strategis kelurahan Unta sebagai berikut: A. Isu SDA dan Lingkungan Penggunaan alat/bahan dalam penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan Strategi Pengelolaan 1. Rasionalisasi penangkapan ikan di wilayah pesisir dan laut 2. Penetapan zonasi wilayah pesisir dan laut. Tujuan Pengelolaan Terwujudanya perlindungan populasi ikan laut dengan menjauhkan alat tangkap yang bersifat destruktf dan kontrol hasil penangkapan pada zona yang telah ditentukan. Indikator Pengelolaan Berkurangnya penggunaan alat tangkap yang tdak ramah lingkungan Degradasi Habitat Wilayah Pesisir dan Abrasi Pantai Strategi pengelolaan 1. Pengendalian pemanfaatan sumberdaya di wilayah pesisir dan laut 2. Pengendalian pemanfaatan batu karang dan pasir di wilayah pesisir Tujuan Pengelolaan 1. Peningkatan daya dukung lingkungan 2. Tidak berkurangnya luas terumbu karang dan abrasi pantai Indikator Pengelolaan 1. Tidak berkurangnya luas terumbu karang 2. Tidak terjadi abrasi pantai akibat aktvitas pengangkutan pasir sebagai material bangunan. B. Isu Sosial Budaya Belum tersedianya rumah es untuk penanganan hasil perikanan Strategi Pengelolaan 1. Membangun pabrik es pada ttk – ttk strategis diwilayah pulau Tujuan Pengelolaan 1. Meningkatnya efektfitas dan efisiensi penangan hasil – hasil perikanan tangkap Indikator Pengelolaan 1. Biaya operasional dalam penanganan hasil perikanan terkait kebutuhan es balok dapat teratasi. C. Isu Sosial Ekonomi Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
Pendapatan Masyarakat Pesisir Masih Rendah
xxvi
ICM Kota Makassar
Strategi Pengelolaan 1. Pengembangan penanganan penangkapan ikan ke perairan lepas pantai 2. Pengembangan teknologi tepat guna 3. Pengembangan jaringan pemasaran 4. Pembinaan mutu produk local Tujuan Pengelolaan Terwujudanya daya saing produk-produk hasil perikanan yang berkualitas baik dipasar domestk maupun regional Indikator Pengelolaan 1. Meningkatknya produksi budidaya perikakan dan rumput laut dan perikanan tangkap 2. Meningkatnya produksi sumberdaya pada bidang lain 3. Meningkatnya produksi wilayah pesisir 4. Meningkatnya produksi komudit local Rendahnya Kualitas Pengolahan Hasil Perikanan, Kemampuan Permodalan dan Bahan Baku Strategi Pengelolaan 1. Memfasilitasi pengembangan usaha-usaha kecil berbasis masyarakat 2. Penguatan permodalan masyarakat 3. Regulasi di bidang investasi dan pemberian insentf investasi 4. Peningkatan keterampilan dan manajemen usaha 5. Pembinaan wanita nelayan 6. Optmalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dan lahan tdur Tujuan Pengelolaan Meningkatan pendapatan masyarakat dengan memberikan modal dan bahan baku untuk dikelola baik secara individu atau kelompok kelompok usaha bersama. Indikator Pengelolaan 1. Meningkatnya industri rumah tangga berbasis sumberdaya lokal. 2. Meningkatnya jumlah wanita nelayan dalam kegiatan ekonomi produktf. 3. Meningkatnya jumlah kelompok-kelompok usaha/badan usaha. D. Isu Kelembagaan Partisipasi Masayrakat dalam Perencanaan Pengawasan Pembangunan Wilayah Pesisir dan Laut Belum Optimal Strategi Pengelolaan 1. Menyediakan data dan informasi spacial pesisir yang akurat dan mudah diakses 2. Memperkuat lembaga adat serta hak ulayat dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan laut. Tujuan Pengelolaan Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
xxvii
ICM Kota Makassar
Terwujudnya animo masayarakat dalam berpatspasi dan atau berperan aktf dalam proses perencanaan dan pembangunan yang berasaskan kearifan local dengan didukung oleh pemerintah setempat. Indikator Pengelolaan 1. Meningkatnya peran masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan pengelolaan 2.
sumber daya pesisir dan laut Meningkatkan peran adat istadat dalam pengelolaan wilayah pesisir Kapasitas dan Keterpaduan dalam Perencanaan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut di Tingkat Kelurahan Masih Lemah
Strategi Pengelolaan 1. Menyebarluaskan konsep Perencanaan dan Pengelolaan Pesisir dan Laut Terpadu (ICZPM) 2. Penyediaan data dan informasi spasial pesisir yang akurat dan mudah diakses Tujuan Pengelolaan Meningkatkan keterpaduan dalam pengelolaan wilayah pesisir dan laut yang berkelanjutan. Indikator Pengelolaan 1. Berkurangnya konflik sosial di wilayah pesisir dan laut Kelurahan Unta 2. Meningkatnya kerjasama dan koordinasi antar sektor baik pemerintah maupun swasta.
Rencana Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Managament (ICM) Kota Makassar
xxviii
4.3 Rencana Aksi
Tabel. 7. Rencana Aksi Isu
Strategi
Degradasi 1. Pengendalian habitat pemanfaatan wilayah sumberdaya pesisir pesisir dan dan laut 2. Direncankannya abrasi pembangunan tanggul pantai penahan ombak disepanjang pantai Buloa
Rendahnya Kualitas Pengolahan Hasil Perikanan, Kemampuan Permodalan dan Bahan Baku
1.
Program
Kegiatan
1. Pengendali an pemanfaat an sumberday a pesisir dan laut 2. Pembangu nan tanggul penahan ombak
1. Penyuluhan terkait pengendalian pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut 2. Pembangunan tanggul oleh pemerintah dan dibantu masyarakat setempat
DKP, Dinas Pariwisata, Masyarakat
1. Pembentukan kelompok – kelompok usaha dalam mengelolah produk hasil perikanan yang berkualitas dan berdaya saing baik dipasar domestic maupun regional 2. Membangun
DKP, Masyarakat
Memfasilitasi 1. Meningkatny pengembangan usahaa industri usaha kecil berbasis rumah tangga masyarakat berbasis 2. Penguatan sumberdaya permodalan masyarakat lokal. 3. Regulasi di bidang 2. Meningkatny investasi dan pemberian a jumlah insentf investasi wanita 4. Peningkatan nelayan keterampilan dan dalam
Pelaksana
Waktu Sumber 1 2 3 4 5 Pendanaan √ √ √ √ √ IFAD, APBD
√
√ √
√ √
IFAD, APBD
manajemen usaha Pembinaan wanita nelayan 6. Optmalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dan lahan tdur 5.
4.1.
Rencana Monitoring dan Evaluasi
kegiatan ekonomi produktf. 3. Meningkatny a jumlah kelompokkelompok usaha/badan usaha.
koperasi atau lembaga permodalan masyarakat yang berfungsi untuk kemudahan akses permodalan,.
Tabel. 6. Rencana Monitoring dan Evaluasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Waktu Monitoring
Kegiatan Pembentukan Kelompok rehabilitasi Penanaman bibit Pembangunan sarana rekreasi Promosi wisata melalui penyebaran brosur Pengadaan Sarana dan Prasarana Wisata Penyuluhan dan pelathan teknologi tepat guna Kerjasama dengan berbagai pihak pengelola hasil perikanan Pengadaan Alat tangkap alternatve yang ramah lingkungan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pelathan pengolahan hasil perikanan dan pengemasan produk Pengadaan bahan baku olahan Kerjasama dengan berbagai pihak dalam memasarkan produk olahan
1
2
3
4
5
√
Penanggung Jawab
√ √
DKP KOTA KODINGARENG DKP KOTA KODINGARENG DKP KOTA KODINGARENG DKP KOTA KODINGARENG DKP KOTA KODINGARENG DKP KOTA KODINGARENG DKP KOTA KODINGARENG
√ √ √
√
DKP KOTA KODINGARENG DKP KOTA KODINGARENG DKP KOTA KODINGARENG
√ √
√ √
DKP KOTA KODINGARENG DKP KOTA KODINGARENG
√ √ √ √ √
√
√ √ √
√
√ √
√ √