Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
LAPORAN AKHIR KEGIATAN TAHUN 2013
PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR KOTA MAKASSAR (COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT – INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURAL DEVELOPMENT)
DISUSUN KONSULTAN PIU KOTA MAKASSAR RUSTAM
MAKASSAR, 13 JANUARI 2014
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 1 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
KATA PENGANTAR Coastal
Community
Development
International
Fund
for
Agricultural
Development (CCD-IFAD) atau disebut Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir (PMP). Tujuan proyek ini untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat pesisir yang terlibat dalam kegiatan kelautan dan perikanan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Proyek ini merupakan respon langsung terhadap kebijakan Pemerintah Indonesia, khusunya Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk pengentasan kemiskinan, penerapan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan (Pro-poor, pro-job, pro-growth dan prosustainability) yang sejalan dengan program IFAD Kota Makassar merupakan salah satu kabupaten/Kota
diantara 13
kabupaten/kota, dalam 10 propinsi, yang terpilih menjadi lokasi proyek ini berdasarkan keberhasilan daerah dalam berpartisipasi melakukan kegiatan-kegiatan kelautan dan perikanan sebelumnya. Hal ini termasuk komitmen dan dukungan keuangan pemerintah kota Makassar tersebut untuk meningkatkan pendapatan masyarakat
pesisir
dan
pulau-pulau
kecil
berdasarkan
potensinya
dalam
meningkatkan nilai tambah dari hasil produk kelautan dan perikanan lainnya, dan meningkatkan kegiatan dari proyek tersebut untuk dideseminasi. Di Kota Makassar akan dikembangkan 15 desa/kelurahan pesisir. Dari 15 desa/kelurahan tersebut telah dipilih 9 desa/kelurahan 3 kelurahan pada tahun pertama dan 6 kelurahan pada tahun kedua berdasarkan kriteria, antara lain: (i) tingkat kemiskinan tiap lokasi minimal 20%; (ii) motivasi dan kesuksesan berpartisipasi dalam program-program sebelumnya; (iii) potensi untuk produksi dan pertambahan nilai (value added) kelautan dan perikanan; dan (iv) dimasukkannya pulau-pulau kecil di setiap lokasi kabupaten/kota yang memiliki pulau. Sisanya 6 desa akan dipilih pada tahun ketiga jika 9 desa sebelumnya telah berhasil. Proyek PMP ini akan dibina selama 5 tahun kegiatan. Proyek pemberdayaan masyarakat pesisir (PMP) ini terdiri dari 3 komponen dan dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan. Komponen 1; pemberdayaan masyarakat pesisir, pembangunan dan pengelolaan sumberdya pesisir; Komponen 2. Pengembangan Ekonomi berbasis kelautan dan perikanan dan Komponen 3; Pengelolaan proyek.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 2 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Ucapan terima kasih di sampaikan kepada segala pihak yang telah memberikan bantuan selama pelaksanaan kegiatan CCDP-IFAD di Kota Makassar , diantaranya pemerintah pusat (KKP), Bappenas, DKP Sulsel, DPRD, BPSPL, Program Mitra Bahari, UNHAS, UMI, Bappeda, Pemda
Kota Makassar dan
masyarakat kota Makassar dan semua pihak yang telah membatu program CCDPIFAD Kota Makassar semoga seluruh bantuan dan kerjasamanya dapat menjadi pendukung dalam pencapaian tujuan program secara utuh. Pada akhirnya, kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna meskipun telah berusaha sebaik mungkin dengan Laporan pembangunan masyarakat pesisir Kota Makassar denganivmengerahkan segala kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan laporan ini.
Makassar, 13 Januari 2014 PIU CCDP- IFAD KOTA MAKASSAR
Abd. Rahman Bando, SP, M.Si
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 3 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
GLOSSARY/DAFTAR ISTILAH IFAD
International Fund Agricultural Development
CCDP
Community
APBD
Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah
APBN
Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara
AWPB
Annual Work Plan and Budgeting
NSC
Tim Pengarah Nasional
CSOP
Country Strategic Opportunities Programme
PMO
Kantor Pengelola Proyek
KKP
Kementerian Kelautan dan Perikanan
KP3K
Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
BKKPN
Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional
VWG
Village Working Group
PIU
Unit Pelaksana Proyek di Kabupaten
DOB
District Oversight Board
UPT
Unit Pelaksana Tekhnis
TPD
Tenaga Pendamping Desa
BLM
Bantuan Langsung Masyarakat
RPDP
Rencana Pengembangan Desa Pesisir
RKK
Rencana Kerja Kelompok
RKAKL
Rencana Kegiatan Anggaran Kementerian/Lembaga
ROK
Rencana Operasi Kegiatan
POK
Petunjuk Operasional Kegiatan
SAK
Satuan Akuntansi Keuangan
SAI
Satuan Akuntansi Instansi
Coastal
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Development Project
Page 4 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv GLOSSARY/DAFTAR ISTILAH ............................................................................... iv RINGAKSAN EKSEKUTIF ....................................................................................... v 1.
PENDAHULUAN .......................................................................................... 2 1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2. Tujuan dan sasaran proyek ....................................................................... 2 1.3. Struktur Kelembagaan Proyek ................................................................... 2 1.4. Tahapan Kegiatan, Komponen dan Strategi Implementasi Proyek ........... 3 1.5. Pemantauan, Evaluasi dan Indikator Kinerja Proyek ................................ 3 1.6. Deskripsi Singkat Capaian kegiatan Tahun 2013 ...................................... 4
2.
GAMBARAN UMUM LOKASI CCDP IFAD ...................................................... 2 2.1. Profil sngkat Desa Target CCDP IFAD .................................................... 1 2.2. Potensi Ekonomi Kelautan dan Perikanan ............................................... 2 2.3. Distribusi dan Pemasaran hasil Kelautan dan Perikanan ......................... 2 2.4. Jenis kegiatan dan Kelembagaan Nelayan Masyarakat Pesisir ............... 3
3. PERAN KONSULTAN PIU KABUPATEN ........................................................... 2 3.1. Tugas dan Tanggung Jawab ................................................................... 1 3.2. Kegiatan dan Intervensi yang Dilakukan .................................................. 1 3.3. Hasil Yang Dicapai dan Indikatornya ....................................................... 1 3.4. Strategi yang Dilakukan dalam Melakukan Konsultansi .......................... 2 4. IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK ............................................................ 2 5. ANALISIS/STRATEGI UNTUK OPTIMALISASI PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM CCDP TAHUN 2014 .................... 2 6. ANALISIS/STRATEGIS UNTUK EFEKTIFITAS PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN USAHA DALAM CCDP IFAD TAHUN 2014 ....................... 2
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 5 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
7. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN ............................................... 2 7.3. Pemantauan kegiatan .................................................................................. 1 7.4. Evaluasi ...................................................................................................... 1 7.5. Pelapora ...................................................................................................... 5 8. GENDER PROSPEKTIF ...................................................................................... 2 8.3. Gambaran Singkat pada keterlibatan wanita dalam berbagai aktifitas ......... 1 8.4. Keterlibatan Perempuan dalam lembaga aktivitas CCDP IFAD ................... 1 8.5. Keterlibatan Perempuan dalam kelompok masyarakat CCDP- IFAD ............ 2 8.6. Hal Yang Perlu dilakukan untuk meningkatkan peran perempuan ................ 3 9. PENGEMBANGAN KAPASITAS/PELATIHAN/WORKSHOP 10. PERAN STRATEGI DAN KORDINASI KELEMBAGAAN ................................. 2 10.3. PMO ......................................................................................................... 1 10.4. PIU Kabupaten/Kota ................................................................................ 1 10.5. Komite Pesisir ........................................................................................... 2 10.6. Tim Pendamping Desa (TPD)/Penyuluh ................................................... 3 10.7. Kelompok Masyarakat ............................................................................... 3 10.8. Pihak yang Terlibat ................................................................................... 4 11. KENDALA DAN TANTANGAN YANG DIHADAPI ............................................. 2 11.3.
Kendala Teknis ....................................................................................... 1
11.4. Kendala Non teknis .................................................................................... 1 12. FOKUS DAN RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM TAHUN 2014 .............. 2 12.3. Rencana kegiatan/kegiatan prioritas yang akan dilakukan tahun 2014 .... 1 12.4. Tahapan Pelaksanaan ............................................................................. 1 12.5. Strategi untuk Mengefektifkan Implementasi Proyek ................................ 2 12.6. Strategi Pemberdayaan dan pendampingan masyarakat ......................... 3 12.7. Strategi pemasrana dan pengembangan usaha/value chain .................... 3 12.8. Kordinasi dan Kelembagaan ..................................................................... 4 12.9. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan kegiatan........................................ 4 13. REKOMENDASI STRATEGIS............................................................................. 2 15. PENUTUP
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 6 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
RINGKASAN EKSEKUTIF Coastal Community Development International Fund for Agricultural Development (CCD-IFAD) atau disebut Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir (PMP). Tujuan proyek ini untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat pesisir yang terlibat dalam kegiatan kelautan dan perikanan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Proyek ini merupakan respon langsung terhadap kebijakan Pemerintah Indonesia, khusunya Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk pengentasan kemiskinan, penerapan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan (Pro-poor, pro-job, pro-growth dan prosustainability) yang sejalan dengan program IFAD. Proyek pemberdayaan masyarakat pesisir (PMP) ini terdiri dari 3 komponen dan dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan. Komponen 1; pemberdayaan masyarakat pesisir, pembangunan dan pengelolaan sumberdya pesisir; Komponen 2. Pengembangan Ekonomi berbasis kelautan dan perikanan dan Komponen 3; Pengelolaan proyek. Kota Makassar merupakan salah satu kabupaten/Kota diantara 13 kabupaten/kota, dalam 10 propinsi, yang terpilih menjadi lokasi proyek ini berdasarkan keberhasilan daerah dalam berpartisipasi melakukan kegiatan-kegiatan kelautan dan perikanan sebelumnya. Hal ini termasuk komitmen dan dukungan keuangan pemerintah kota Makassar tersebut untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil berdasarkan potensinya dalam meningkatkan nilai tambah dari hasil produk kelautan dan perikanan lainnya, dan meningkatkan kegiatan dari proyek tersebut untuk dideseminasi. Di Kota Makassar akan dikembangkan 15 kelurahan pesisir. Dari 15 kelurahan tersebut telah dipilih 9 kelurahan, 3 kelurahan pada tahun pertama (2013) yaitu kelurahan lakkang, Cambaya, Tanjung Merdeka dan 6 kelurahan pada tahun kedua (2014) yaitu kelurahan Barombong, Untia, Buloa, Tallo, Barrang Caddi dan Kodingareng berdasarkan kriteria, antara lain: (i) tingkat kemiskinan tiap lokasi minimal 20%; (ii) motivasi dan kesuksesan berpartisipasi dalam program-program sebelumnya; (iii) potensi untuk produksi dan pertambahan nilai (value added) kelautan dan perikanan; dan (iv) dimasukkannya pulau-pulau kecil di setiap lokasi kabupaten/kota yang memiliki pulau. Sisanya 6 desa akan dipilih pada tahun ketiga jika 9 desa sebelumnya telah berhasil. Proyek PMP ini akan dibina selama 5 tahun kegiatan. Proyek pemberdayaan masyarakat pesisir (PMP) ini terdiri dari 3 komponen dan dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan. Komponen 1; pemberdayaan masyarakat pesisir, pembangunan dan pengelolaan sumberdya pesisir; dengan sub komponen 1.1. Fasilitasi, perencanaan, dan pengelolaan sumberdaya pesisir 1.2. Penilaian, perencanaan dan pengelolaan sumberdaya pesisir dan 1.3. pembangunan desa yang berorientasi terhadap pasar. Komponen 2. Pengembangan Ekonomi berbasis kelautan dan perikanan dengan sub komponen 2.1. Dukungan pengembangan usaha perikanan skala kecil dan 2.2. Dukungan pemasaran tata niaga dan rantai pasok dan Komponen 3; Pengelolaan proyek.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 7 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Capaian kegiatan CCDP-IFAD Kota Makassar pada tahun 2013 telah dilaksanakan kegiatan dari berbagai komponen yaitu ; pembentukan layanan fasilitator, sosialisasi desa, penilaian desa berbasis masyarakat, pertemuan desa (perencanaan, pengawasan dan evaluasi), pelatihan peningkatan kapasitas pokmas, inventori sumberdaya pesisir berbasis masyarakat, pembangunan pondok informasi, pembentukan dan pelatihan Co-management Group, persiapan detail village coastal marine Co-management Plan, Workshop coastal marine resources Co-management, fasilitasi pusat pemberdayaan dan pelayanan masyarakat pesisir (P3MP), penyusunan dan pelatihan system monitoring sumberdaya pesisir, Dana community enterprise Group dan infrastructure, pelatihan market awareness, pengembangan alternative Income generatin dan jaringan pemasaran, sinkronisasi dan perencanaan, pertemuan tim teknis, survey RIMS, Annual Outcome survey dan Market Study. Program CCDP-IFAD kota Makassar Tahun 2013 di 3 kelurahan, telah terbentuk 1 kelompok Infrastruktur di masiing kelurahan, 6 kelompok usaha dimasing-masing kelurahan dan 1 kelompok pengelolaan sumberdaya di masing-masing kelurahan, sehingga total kelompok yang terbentuk sebanyak 24 kelompok. Kelompok Infrastruktur telah terbangun 9 pondok informasi, 1 tamba labuh, 3 pengelolaan air bersih,1 tapak jalan, Kelompok Usaha telah terbentuk usaha nelayan, pengolahan perikanan , polikultur udang dengan ikan dan usaha keramba jarring apung (lele dan nila). Sedengakna kelompok pengelolaan sumberdaya telah terbentuk kelompok pengelola sumberdaya alam di 9 kelurahan. Ralisasi anggaran kategori program CCDP-IFAD Kota Makassar tahun 2013 yang bersumber dari IFAD Loan pagu anggaran sebesar Rp.1.611.750.000,- realisasi Rp.1.600.544.858,-, Spanish Trust Loan pagu anggaran sebesar 1.259.120.000,-, realisasi anggaran Rp. 1.254.605.000,- dan dari Rupiah murni pagu Anggaraan sebesar Rp. 102.300.000,- , realisasi Rp. 100.471.400,-.. Berdasarkan realisasi persentase perkembangan anggaran CCDP IFAD tahun 2013 di Kota Makassar sebesar 99.41%.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 8 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
1. PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG
Coastal Community Development International Fund for Agricultural Development (CCD-IFAD) atau disebut Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir (PMP). Tujuan proyek ini untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat pesisir yang terlibat dalam kegiatan kelautan dan perikanan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Proyek ini merupakan respon langsung terhadap kebijakan Pemerintah Indonesia, khusunya Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk pengentasan kemiskinan, penerapan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan (Pro-poor, pro-job, pro-growth dan pro-sustainability) yang sejalan dengan program IFAD. Proyek pemberdayaan masyarakat pesisir (PMP) ini terdiri dari 3 komponen dan dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan. Komponen 1; pemberdayaan masyarakat pesisir, pembangunan dan pengelolaan sumberdya pesisir; Komponen 2. Pengembangan Ekonomi berbasis kelautan dan perikanan dan Komponen 3; Pengelolaan proyek. Kota
Makassar
merupakan
salah
satu
kabupaten/Kota
diantara
13
kabupaten/kota, dalam 10 propinsi, yang terpilih menjadi lokasi proyek ini berdasarkan keberhasilan daerah dalam berpartisipasi melakukan kegiatan-kegiatan kelautan dan perikanan sebelumnya. Hal ini termasuk komitmen dan dukungan keuangan pemerintah kota Makassar tersebut untuk meningkatkan pendapatan masyarakat
pesisir
dan
pulau-pulau
kecil
berdasarkan
potensinya
dalam
meningkatkan nilai tambah dari hasil produk kelautan dan perikanan lainnya, dan meningkatkan kegiatan dari proyek tersebut untuk dideseminasi. Di Kota Makassar akan dikembangkan 15 kelurahan pesisir. Dari 15 kelurahan tersebut telah dipilih 9 kelurahan, 3 kelurahan pada tahun pertama (2013) yaitu kelurahan lakkang, Cambaya, Tanjung Merdeka dan 6 kelurahan pada tahun kedua (2014) yaitu kelurahan Barombong, Untia, Buloa, Tallo, Barrang Caddi dan Kodingareng berdasarkan kriteria, antara lain: (i) tingkat kemiskinan tiap lokasi minimal 20%; (ii) motivasi dan kesuksesan berpartisipasi dalam program-program sebelumnya; (iii) potensi untuk produksi dan pertambahan nilai (value added) kelautan dan perikanan; dan (iv) dimasukkannya pulau-pulau kecil di setiap lokasi kabupaten/kota yang
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 9 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
memiliki pulau. Sisanya 6 desa akan dipilih pada tahun ketiga jika 9 desa sebelumnya telah berhasil. Proyek PMP ini akan dibina selama 5 tahun kegiatan. Proyek pemberdayaan masyarakat pesisir (PMP) ini terdiri dari 3 komponen dan dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan. Komponen 1; pemberdayaan masyarakat pesisir, pembangunan dan pengelolaan sumberdya pesisir; dengan sub komponen 1.1. Fasilitasi, perencanaan, dan pengelolaan sumberdaya pesisir 1.2. Penilaian, perencanaan dan pengelolaan sumberdaya pesisir dan 1.3. pembangunan
desa
yang
berorientasi
terhadap
pasar.
Komponen
2.
Pengembangan Ekonomi berbasis kelautan dan perikanan dengan sub komponen 2.1. Dukungan pengembangan usaha perikanan skala kecil dan 2.2. Dukungan pemasaran tata niaga dan rantai pasok dan Komponen 3; Pengelolaan proyek. 1.2. A.
TUJUAN DAN SASARAN PROYEK Tujuan Tujuan proyek ini untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat
pesisir yang terlibat dalam kegiatan kelautan dan perikanan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil B.
Sasaran Sasaran Proyek PMP adalah: 1.
Terfasilitasinya rumah tangga masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil di Kota Makassar di 15 kelurahan; dan
2.
Terfasilitasinya pusat pembelajaran (learning center) di 1 kabupaten (Kabupaten Badung).
1.3.
STRUKTUR KELEMBAGAAN PROYEK Kelembagaan Proyek PMP
dibentuk dan ditetapkan melalui Keputusan
Menteri – KKP, tugas dan tanggung jawab setiap pengelola proyek. Secara umum struktur kelembagaan Proyek PMP sebagai berikut:
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 10 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Gambar 1.1.Struktur Kelembagaan Keseluruhan Proyek PMP NCS (National Steering Commitee
Nasional Kantor Pengelola Proyek Konsultan Direktur PMO
Kelompok Kerja Teknis ad hoc
UPT KP3K
Pemerintah Propinsi Dinas KP
Propinsi
Pemerintah Kabupaten/Kota Bupati
Kabupaten
Dinas KP Kabupaten/Kota Konsultan PIU
Unit Pelaksana Proyek (PIU)
Pemerintah Desa
Tenaga Pendamping Desa/Penyuluh
Komite Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
Desa-desa pesisir lainnya
Desa
Kelompok Prasarana Kelompok Kerja Desa (VWG) Kelompok Pengelolaan Sumberdaya
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Kelompok Usaha
Kelompok Tabungan
Page 11 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
A.
Tim Pengarah Nasional (NSC)
Tim Pengarah Nasional (NSC) bertanggung jawab dalam menyetujui kebijakan, perencanaan,
penganggaran
dan
prosedur
operasional
pelaksanaan
serta
penetapan petugas yang penting didalam kelembagaan Proyek PMP. Secara khusus, NSC melakukan pengawasan, menyetujui program kerja dan anggaran tahunan, dan meninjau laporan kemajuan. NSC terdiri dari unsur - unsur Direktorat Jenderal KP3K, Direktorat Jenderal P2HP, Seketariat Jenderal KKP, Bappenas, dan Kementerian Keuangan. NSC diketuai oleh Direktur Jenderal KP3K dengan anggota pejabat eselon II Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Keuangan dan Bappenas. B.
Kantor Pengelola Proyek (PMO)
PMO bertanggung jawab terhadap operasionalisasi keseluruhan pelaksanaan fisik dan keuangan proyek, termasuk administrasi keuangan, pertanggung jawaban, pengadaan barang dan jasa, akuntansi proyek, rekrutment personil, pelatihan, pelaporan, pemantauan, dan evaluasi, serta peningkatan kinerja proyek secara nasional. PMO dipimpin oleh Direktur PMO, didukung oleh
1 orang Sekretaris
Eksekutif, 2 orang Asisten Direktur (Asdir) dan 5 orang Pembantu Asisten Direktur (Banasdir), 2 Kelompok Kerja yaitu Kelompok Kerja Pemberdayaan dan Kelompok Kerja Pemasaran. Sekretaris Eksekutif sehari-hari bertindak sebagai Project Manager dalam pengelolaan Proyek PMP. Asdir dan Banasdir bertanggung jawab kepada Direktur PMO melalui Sekretaris Eksekutif. Seketariat PMO dibantu oleh beberapa staf pengelola teknis danadministrasi sesuai kebutuhan. Direktur PMO melapor dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal KP3K selaku Ketua Tim Pengarah.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 12 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Gambar 1.2. Struktur Kelembagaan PMO
C.
Unit Pelaksana Proyek Kabupaten/Kota (PIU)
Kabupaten/Kota memiliki tanggung jawab terhadap keseluruhan proyek di kabupaten/kota. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai Ketua PIU bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek dan secara langsung akan melaksanakan proyek tersebut. Sekretaris Proyek dijabat oleh Kepala Bidang atau Kepala Seksi yang senior yang membawahi urusan pesisir dan pemberdayaan masyarakat, yang juga sebagai Manajer Proyek. Sekretaris Proyekber tanggung jawab kepada Kepala Dinas dengan tanggung jawab operasional penuh untuk kegiatan proyek dan secara de facto menjadi Manajer Proyek di PIU. PIU akan melekat di dalam dan dikelola oleh staf teknis dan administrasi Dinas, dilengkapi dengan staf konsultan jangka panjang dan jangka pendek. Staf tambahan Dinas akan ditugaskan secara penuh waktu atau paruh waktu pada proyek, dengan tugas khusus yang ditetapkan dalam kerangka acuan PIU. Staf penuh waktu dan paruh waktu sebagai tambahan pendukung dapat diangkat dari Dinas atau badan lainnya sesuai kebutuhan staf dan kualifikasi individu, motivasi, kemampuan bekerja, inovasi, dan keseimbangan gender.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 13 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Gambar 1.3. Struktur Kelembagaan PIU Kabupaten/Kota BUPATI/WALIKOTA Bupati, atau Kepala Administratif Kabupaten
Dinas KP Kepala Dinas, atau Kepala Dinas Perikanan di Kabupaten Ketua PIU tanggung jawab administratif keseluruhan terhadap proyek
Konsultan
KOMITE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR Bappeda, Dinas KP Kab/Kota, LSM, Organsasi Wanita, Perguruan Tinggi, UPT BPSPL/BKKPN, Dinas KP Propinsi, Pengusaha Perikanan, (9-11 orang)
Sekretaris bertanggung jawab atas operasi harian proyek (Kepala Bidang Dinas KP penuh waktu)
Bendahara Pejabat Keuangan dan anggaran/ perencanaan Pejabat Monev/SAKIP Pejabat Pengadaan barang/jasa
Administrasi
Pejabat pengadaan
Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan dan Pengelolaan Sumber Daya Kepala Bagian Dinas PK (penuh waktu) Konsultan Pemberdayaan dan Pengelolaan Sumber Daya Staf kabupaten lainnya
Fasilitasi Masyarakat dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir
Pengembangan usaha, tabungan dan prasarana desa
Kelompok Usaha Masyarakat dan Kelompok Kerja Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Desa Motivator Desa (ketua Kelompok Kerja Desa)
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Pembangunan Ekonomi Berbasis Kelautan Kepala Bagian Dinas PK (penuh waktu) Konsultan Pasar, Lembaga dan Prasarana Staf kabupaten lainnya
Dukungan Pasar/Rantai Pasok
Investasi kabupaten dalam kapasitas prasarana dan kelembagaan Perikanan Berskala Kecil
Tim Pendamping Desa/ .Motivator Desa
Page 14 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Gambar 1.4. Struktur Kelembagaan CCDP-IFAD Kota Makassar Tahun 2013 D.
Komite Pemberdayaan Board/DOB)
Masyarakat
Pesisir
(District
Oversight
Setiap kabupaten/kota akan membuat Komite Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (District Oversight Board/DOB) untuk memberikan saran dan dukungan serta rekomendasi kepada Bupati, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, dan PIU serta kelompok sasaran. Keanggotaan KPMP/DOB terdiri dari unsur-unsur: (i) Bappeda kabupaten/kota; (ii) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi; (iii) Dinas Kelautan dan Perikanan
kabupaten/kota;
(iv)
dinas/badan
pemberdayaan
masyarakat
kabupaten/kota; (v) LSM/HNSI; (vi) dunia usaha perikanan; (vii) UPT Ditjen KP3K; (viii) kelompok wanita; (ix) perguruan tinggi. Jumlah anggota KPMP/DOB sekurangkurangnya 9 orang dan sebanyak-banyaknya 11 orang. Untuk menjaga netralitas dan objektifitas penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat pesisir, maka Ketua dan Sekretaris DOB dipilih dari hasil musyawarah/mufakat para anggota yang dilakukan secara bergilir setiap tahun. Adapun struktur kelembagaan KPMP/DOB sebagaimana tertera sebagai berikut: LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 15 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Gambar 1.5. Struktur Kelembagaan DOB Kota Makassar
DitjenNama KP3K No KKP
1 Ir.H.Andi Chairil Anwar, MM Direktur Proyek PMO 2 Muhammad Ridha, SPi, MS 3. Ir. DINAS Aminuddin KP Sappe, MSi Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tanggung jawab administratif 4. Johanis Nurak proyek S. ST. keseluruhan terhadap 5.
Asriadi, S. Kel.M.Si
Sekretaris PIU Bertanggung jawab atasIdrus, pelaksanaan 6. Dr. Ir. Rijal MSc harian proyek (Kepala Bidang Pesisir Dinas KP)
BUPATI/WALIKOTA Jabatan
Instansi
Ketua
DKP Sul-Sel
Anggota
DKP Sul-Sel
Anggota
Bappeda Makassar
KOMITE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR
Anggota Dinas KP Kab/Kota, DKPPPP Makassar Bappeda, LSM, Organisasi Wanita, Anggota BPSPL Perguruan Tinggi, UPTMakassar BPSPL/BKKPN, Dinas KP Propinsi, Pengusaha (9-11 Anggota Perikanan, UNHAS orang)
7.
Ir. Juni Astuti, M.Si
Anggota
Pengusaha Perikanan
8.
Suharto, S.Kel, M.Si
Anggota
LSM Lemsa
9.
Dra. Nuraeni
Anggota
Organisasi wanita
Peranan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dalam pelaksanaan proyek ini melakukan koordinasi antar pusat-pusat pertumbuhan di wilayah provinsi, misalnya Makassar sebagai pusat rantai pasok (value chain) merupakan pusat perdagangan dan logistik ikan serta pertumbuhan ekonomi di Propinsi Sulawesi Selatan. Peran provinsi akan menjadi lebih besar setelah ada produk-produk kelautan dan perikanan hasil Proyek PMPyang dipasarkan. Sedang peranan UPT Ditjen KP3K diperlukan karena perencanaan dan pelaksanaan Proyek PMP berbasis sumber daya pesisir mulai dari tingkat desa. Balai/Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (Balai/Loka PSPL) dan Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) yang merupakan UPT KP3K mempunyai
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 16 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
tugas: (i) Melakukan pendampingan Proyek PMP dan supervisi melalui DOB. (ii) Melakukan pembinaan teknis dalam perencanaan berbasis sumberdaya pesisir termasuk konservasi perairannya, (iii) Ikut di dalam perencanaan tahunan, dan (iv) Ikut di dalam monitoring dan evaluasi kegiatan Proyek PMP. 1.4. TAHAPAN KEGIATAN, KOMPONEN DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PROYEK Proyek PMP terdiri dari 3 komponen dan dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan. Komponen dan tahapan kegiatan tersebut tertuang di dalam Design Completion Report CCD-IFAD dan Financing Agreement CCD-IFAD A.
Komponen Kegiatan
Proyek ini memiliki 3 komponen dengan total 5 sub-komponen sebagai berikut: 1.
Komponen 1 – Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Komponen 1 merupakan inti dari proyek ini dan menyediakan dana untuk kegiatan inti yang mewakili lebih dari dua pertiga investasi proyek. Semua kegiatan dipusatkan pada masyarakat pesisir sasaran dan didorong oleh proses partisipatif dan penentuandesa/kelurahan prioritas untuk pembangunan kelautan dan perikanantermasuk pengelolaan sumber daya pesisir secara berkelanjutan. a. Sub-Komponen 1.1 – Fasilitasi, Perencanaan dan Pemantauan Masyarakat memberikan kerangka kerja bagi keterlibatan kelompok sasaran, menyediakan alat sosial dan keterampilan pengelolaan proyek yang diperlukan untuk melaksanakan proyek di tingkat desa. Kualitas, dedikasi dan keterampilan para Tenaga Pendamping Desa (TPD), Tenaga Konsultan dan kualitas kepemimpinan dari para pemimpin kelompok desa akan menentukan faktor-faktor dalam mencapai hasil. b. Sub-Komponen 1.2 – Penilaian, Perencanaan, dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir menetapkan visi dari hasil konsensus yang luas dari desa untuk pemanfaatan dan konservasi sumber daya pesisir secara berkelanjutan di desa/kelurahan dan struktur hubungannya dengan desa sekitar dan para pengguna sumber daya dari luar masyarakat desa tersebut. Hal ini dirancang untuk membangun keterpaduan antarwilayah dan ekosistem pesisir untuk pembangunan ekonomi berbasis kelautan.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 17 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
c. Sub-Komponen 1.3 – Pembangunan Desa yang berorientasi terhadap Pasar menyediakan investasi dalam pembangunan ekonomi. Komponen ini adalah pendorong inti dari peningkatan penghidupan dan pengurangan kemiskinan di masyarakat sasaran. Empat jenis investasi akan disediakan,semuanya dalam bentuk dana hibah/BLM kepada kelompok masyarakat yaitu : (i) untuk prasarana desa, khususnya terkait dengan ekonomi kelautan, (ii) untuk sarana jasa ekonomi terkait dengan ekonomi kelautan, (iii) untuk usaha yang terlibat dalam produksi dan pemasaran dan kegiatan ekonomi sepanjang rantai pasok berdasarkan kegiatan ekonomi kelautan, (iv) dana bersama untuk kelompok tabungan, ditargetkan terutama pada rumah tangga tanpa tabungan atau dengan tabungan rendah dan dipertimbangkan sebagai sarana transisi dari kelompok tabungan ke kelompok usaha. 2.
Komponen 2 Pengembangan Ekonomi Berbasis Kelautan dan Perikanan Komponen 2 membangun kapasitas kabupaten/kota sasaran untuk mendukung kegiatan pemberdayaanekonomi masyarakat pesisir yang jadi sasaran melalui (i) dukungan dibidang prasarana utama, inovasi, keterampilan dan kepemimpinan dan (ii) dukungan untuk pembangunan rantai pasok (value chain) berdasarkan kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan. a. Sub-Komponen 2.1 – Dukungan Pengembangan Usaha Perikanan Skala Kecil di Kabupaten/Kota. Dana pembangunan kabupaten/kota untuk perikanan skala kecil, atau fasilitas akan dikelola oleh PIU dan digunakan untuk menyediakan prasarana utamaguna mendukung kegiatan yang inovatif, misalnya pabrik es mini untuk mendukung kumpulan nelayan skala kecil. Dukungan juga akan diberikan untuk pengelolaan pengetahuan, pelatihan, kepemimpinan, dan pembuatan kegiatan proyek yang lebih baik. b. Sub-Komponen 2.2 – Dukungan Pemasaran tata niaga dan Rantai Pasok (supply chain and value added ). Komponen ini akan mengidentifikasi, menyusun dan mendukung pembangunan dari berbagai rantai pasok (value chain), menghubungkan produsen di desa pesisir ke pasar, mengemas produk sesuai dengan klusterisasi, meningkatkan kualitas, standarisasi dan peningkatan nilai tambah produk. Komponen ini dapat mendukung operasional Pusat Pembelajaran (Learning Center) di Kabupaten Badung. Namun, hal ini akan bergantung pada persiapan yang matang dari rencana terperinci dan kebijakan KKP.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 18 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
3.
Komponen 3 – Pengelolaan Proyek Pada komponen dilakukan koordinasi pelaksanaan menyeluruh di tingkat pusat melalui kantor Pengelola Proyek (PMO) yang berbasis di Ditjen KP3K KKP, layanan konsultan terkait, berikut pelatihan, pemantauan dan evaluasi dan penyusunan kegiatan anggaran biaya dan pelaksanaan di tingkat kabupaten/kota melalui 13 Unit Pelaksana Proyek (PIU) kabupaten/kota.Komponen ini juga akan mendukung pekerjaan Panitia Pengarah Nasional, dan 12 Komite Pemberdayaan Masyarakat Pesisir ( District Oversight Board ) dan memfasilitasi agar terjadi transparansi dan keterlibatan masyarakat pesisir terkait. Komponen ini juga membangun sarana untuk pembuatan kegiatan proyek yang lebih baik untuk skala nasional. Proyek ini akan dilaksanakan secara terdesentralisir sesuai dengan kebijakan nasional tentang desentralisasi dan dengan keputusan utama proyek yang dibuat di tingkat masyarakat sejalan dengan penekanan pemerintah terhadap pemberdayaan masyarakat. PMO di KKP akan melaporkan secara berkala kepada Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dengan saran, keputusan dan pengawasan dari Komite pengarah. Dalam setiap kabupaten/kota, PIU akan bertanggung jawab atas kegiatan proyek dan beroperasi di bawah kepala daerah kabupaten/kota dan berkoordinasi dengan DOB.
B. Tahapan Kegiatan Proyek PMP tahun 2013 diawali dengan pembentukan Kantor Pengelola Proyek yang meliputi Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, dan Pejabat Penandatangan SPM dan Bendahara. Pada tahap kedua, untuk kelancaran pelaksanaan Proyek PMP di lapangan selanjutnya dilakukan rekrutmen Tenaga Pendamping sebanyak 6 orang yang bertugas di tiga desa. Tenaga Pendamping tersebut direkrut dan ditetapkan oleh PIU/Kepala Dinas yang terlebih dahulu mendapat verifikasi dari Ditjen KP3K. Selanjutnya Tenaga Pendamping tersebut akan mendapatkan pelatihan oleh Ditjen KP3K.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 19 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Gambar 1.6 Tahapan Kegiatan Proyek PMP 1. Rekrutmen Tenaga Pendamping 2. Pembentukan Komite Pemberdayaan Masyarakat 3. Pembentukan VWG
Pembentukan Tim Pengelola Kegiatan (KPA, KPA, Pejabat Penandatangan tangan SPM)
Pembentukan Kelompok Masyarakat Pesisir (Pokmas Pesisir): 1. Identifikasi 2. Seleksi 3. Verifikasi
Pelatihan Tenaga Pendamping*
Penyusunan Rencana Detail Kegiatan
Penyusunan Rencana Kerja Kelompok (RKK) / Proposal: - Pendampingan - Verifikasi
Penyaluran dan Pelaksanaan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)
Monitoring dan Evaluasi *
Pengembangan Kapasitas Masyarakat Pesisir (Pelatihan-pelatihan) Review dan Prioritisasi Penyusunan Rencana Pengembangan Desa
Penyusunan Profil Desa*
*) Kegiatan di Pusat Pembentukan Komite Pemberdayaan Masyarakat Pesisir yang beranggotakan 9 di Kota Makassar berasal dari SKPD terkait LSM, dunia usaha, perguruan tinggi, Bappeda, BPSPL, Dinas KP Propinsi, di tingkat kabupaten/kota. DOB mencakup perwakilan dari Bappeda kabupaten/kota (Dinas Perencanaan Kota Makassar); wakil dari UPT KP3K dan Wakil dari Dinas Propinsi, organisasi nelayan, LSM pelestarian ekosistem; dan pihak berwenang lainnya.Selanjutnya PIU/Kepala Dinas membentuk Kelompok Kerja Desa/Village Working Group (VWG) terdiri dari lima anggota, dua di antaranya adalah perempuan. VWG ini akan mencakup seorang ketua, sekretaris dan tiga anggota biasa yang semuanya diambil dari rumah tangga sasaran. Tahap ketiga, dilakukan pembentukan Kelompok Masyarakat Pesisir (Pokmas Pesisir) yang meliputi: identifikasi dan seleksi. Proses pembentukan Pokmas Pesisir dijelaskan pada bab berikutnya. Tahap keempat terdiri atas dua kegiatan yang dilakukan secara simultan, yaitu (i) pengembangan Kapasitas Masyarakat Pesisir melalui pelatihan-pelatihan serta (ii) penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP). Proses penyusunan RPDP ini dilakukan melalui konsultasi publik dan Musyawarah Pembangunan LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 20 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Desa (Musrenbang-Des). Desa yang telah memiliki draft RPDP, akan dilakukan review dan prioritisasi kegiatan dari dokumen yang sudah ada. Selanjutnya RPDP ditetapkan oleh Kepala Desa sebagai acuan pelaksanaan Proyek PMP. Tahap kelima, penyusunan Rencana Kerja Kelompok (RKK) oleh Pokmas Pesisir yang didampingi oleh VWG dan Tenaga Pendamping. Penyusunan RKK harus sesuai dengan skala prioritas pembangunan desa pada Dokumen RPD. Proses penyusunan dan pengajuan serta penetapan RKK akan dijelaskan pada bab selanjutnya. Tahap keenam, penyusunan Rencana Detail Kegiatan merupakan bagian dari penyusunan RKK. Dokumen Rencana Detail Kegiatan tersebut merupakan bagian dari proposal RKK dalam pengajuan BLM. Tahap ketujuh, Penyaluran dan Pelaksanaan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dilakukan setelah Proposal RKK beserta kelengkapan dokumen administrasi telah lolos verifikasi ditetapkan oleh PIU/kepala dinas kabupaten/kota. Dalam pelaksanaan BLM oleh Pokmas Pesisir dengan didampingi TPD dan VWG, agar kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan, output dan target kegiatan. 1.5.
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN INDIKATOR KINERJA PROYEK
PMO membentuk sistem monitoring dan evaluasi (monev) dan sistem penyusunan basis data (baseline data) pada tahun pertama pelaksanaan Proyek. Sistem monev ini akan terintegrasi di semua tingkat dan dapat menggambarkan dampak kegiatan Proyek pada semua penerima manfaat dan pemangku kepentingan. Sistem monev tersebut akan meliputi pelaporan keuangan dan fisik sesuai dengan persyaratan dari pemerintah dan IFAD, termasuk data Sistem Pemantauan Hasil dan Dampak (Result and Impact Management System-RIMS), dan juga mencakup pemantauan kemajuan dan dampak/hasil. Pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan di tingkat pusat dilakukan oleh Tim Monev Direktorat Jenderal KP3K, sedangkan di tingkat kabupaten/kota dilakukan oleh Dinas Kabupaten/Kota, dengan uraian sebagai berikut: A.
Monitoring
Monitoring merupakan kegiatan pengumpulan informasi tentang perkembangan pelaksanaan Proyek PMP yang dilakukan secara periodik dan berjenjang untuk memastikan tercapainya tujuan, sasaran, dan indikator keberhasilan. Hasil
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 21 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
monitoring diharapkan dapat memberikan informasi yang menyangkut masukan (input), pelaksanaan (proses), keluaran (output), tujuan, dan sasaran kegiatan, serta kesesuaian pelaksanaan kegiatan terhadap rencana tahapan monitoring. Monitoring dilakukan secara berjenjang dari Dinas Kota Makassar, Dinas Provinsi, UPT KP3K dan Ditjen KP3K sesuai dengan kewenangannya. B.
Evaluasi
Evaluasi kegiatan Proyek PMP dilakukan untuk menilai kinerja pelaksanaan kegiatan berdasarkan hasil monitoring dengan menilai hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan berikut kualitasnya. Evaluasi dilakukan pada akhir pelaksanaan Proyek PMP untuk melihat dampak kegiatan secara keseluruhan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar bagi upaya perbaikan terhadap kelemahan dan mengatasi hambatan yang terjadi pada pelaksanaan Proyek PMP tahun berikutnya. C.
Pelaporan 1.
Pelaporan Satker Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.08/2011 tentang Tata CaraPemantauan dan Evaluasi atas Pinjaman dan Hibah kepada Pemerintah, setiap Satker Dinas Kabupaten/Kota diwajibkan menyampaikan laporan. Terkait dengan pelaksanaan Proyek PMP, terdapat 4 (empat) jenis laporan yang harus dipersiapkan oleh masing-masing satker yaitu: a. Laporan Monitoring Pelaksanaan DIPA/RKAKL Form A; b. Laporan Keuangan dan Barang (SAK dan SIMAK-BMN); c.
Laporan Perkembangan Tindak Lanjut Hasil Audit/Pemeriksaan; dan
d. Laporan Pelaksanaan Kegiatan. Target kinerja dan ukuran keberhasilan Proyek PMP sebagaimana tertuang dalam Main Report mengenai ukuran keberhasilan kegiatan. Dalam rangka pencapaian indikator tersebut, setiap Satker Dinas Kabupaten/Kota agar melaksanakan kegiatan dan melaporkannya kepada Ditjen KP3K sesuai yang tertuang pada tabel 1.1 berikut:
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 22 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Tabel 1.1. Kerangka Kerja Proyek PMP Jenjang Hasil
Alat Verifikasi
Indikator
Risiko (R) dan Asumsi (A)
Tujuan. Penurunan angka 1. kemiskinan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi di antara kaum miskin yang aktif di masyarakat pesisir dan 2. pulau kecil
9.900 tambahan rumah Garis dasar kuantitatif, tangga dengan peningkatan tinjauan pertengahan indeks kepemilikan aset (mid-term review), rumah tangga survei penyelesaian Penurunan sebesar 40% proyek dari kasus kekurangan Statistik kesehatan nutrisi pada anak-anak Kajian-kajian pelengkap data berbasis indikator
Tujuan Pembangunan. 1. Meningkatnya penghasilan rumah tangga yang terlibat dalam kegiatan kelautan dan perikanan di masyarakat miskin pesisir dan pulau kecil
Nilai produk kelautan dan Garis dasar kuantitatif, (A) perikanan yang dijual oleh tinjauan pertengahan, rumah tangga yang survei penyelesaian berpartisipasi meningkat proyek rata-rata 30%, dibandingkan Catatan keuangan dengan tingkat penjualan kelompok usaha proyek (A) pra-proyek Kajian kualitatif sebagai 13.200 rumah tangga pelengkap indikator tambahan yang tingkat jaminan makannya telah membaik
Berbagai kalangan dari masyarakat miskin aktif dalam rumah tangga masyarakat pesisir dan nelayan mampu ikut serta dalam kegiatan proyek Kegiatan ekonomi kolektif berbasis kelompok layak bagi kondisi sosial dan pasar di dalam mayoritas besar desa-desa sasaran proyek
60% kelompok usaha yang didanai proyek masih dinilai meraih keuntungan pada akhir proyek Kesehatan sumber daya pesisir terpelihara atau meningkat dari 80% daerah yang dikelola oleh proyek dan desa-desa yang berdampingan 70% rencana desa pesisir mewakili prioritas mereka (dikelompokkan berdasarkan status kemiskinan) 50% wanita menyatakan bahwa rencana desa mewakili prioritas mereka 40 daerah pengelolaan sumber daya pesisir berbasis masyarakat telah dibuat garis batasnya (demarkasi), diumumkan dan disahkan (melalui Perdes) dan daftar masyarakat pengguna sumber daya telah dibuat dan dipelihara Statistik pendaratan ikan dari kapal yang terletak di desa sasaran proyek dan desa yang berdampingan tidak menunjukkan penurunan tingkat tangkapan
Akses bagi rumah tangga sasaran proyek untuk daerah tangkapan ikan dan tempat pembudidayaan terkendali/terkelola secara efektif Penangkapan ikan oleh kapal komersil membatasi hasil tangkapan nelayan sasaran proyek
2.
Komponen 1. Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Hasil 1. Masyarakat sasaran 1. proyek menjalankan kegiatan ekonomi berbasis kelautan dan perikanan yang menguntungkan dan 2. berkesinambungan tanpa dampak merusak terhadap sumber daya pesisir Hasil 1.1 Prioritas 1. pembangunan rumah tangga masyarakat pesisir dan perikanan teridentifikasi, disepakati dan terdokumentasi 2. Hasil 1.2 Daerah pengelolaan sumber daya pesisir berbasis masyarakat terkelola dengan efektif
1.
2.
Penilaian mandiri (A) terhadap kinerja kelompok usaha Catatan rekening kelompok usaha (R) Inventaris dan penilaian sumber daya berbasis persepsi masyarakat Laporan triwulan proyek kabupaten Penilaian dampak terhadap desa Catatan M&E proyek Survei sampel
(R) (A)
Laporan triwulan (R) proyek kabupaten Catatan M&E proyek (R) Laporan komite pengelolaan bersama dalam desa sasaran proyek Daftar masyarakat pengguna sumber daya
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Risiko terpilihnya kaum elit desa dalam proses perencanaan/prioritisasi Rumah tangga masyarakat pesisir dalam desa sasaran tidak memiliki potensi mengganggu dalam proses perencanaan Pemerintah pengelola akan sangat beragam antara desa Desa yang berdampingan menolak untuk ikut serta dalam kegiatan pengelolaan sumber daya pesisir proyek ini
Page 23 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Hasil 1.3 Kelompok usaha masyarakat dengan kelangsungan keuangan yang stabil terbentuk melalui proyek ini
Hasil 1.4 Prasarana masyarakat dilaksanakan di bawah proyek yang mendukung kegiatan ekonomi berbasis sumber daya pesisir di desa-desa sasaran Komponen 2. Dukungan Kabupaten untuk Pembangunan Ekonomi Berbasis Sumber daya pesisir Hasil 2. Pengembangan peluang ekonomi dalam kabupaten sasaran untuk kegiatan kelautan dan perikanan berskala kecil, berbasis pasar, yang berkesinambungan
Hasil 2.1 Membaiknya prasarana dan layanan jasa yang mendukung kegiatan kelautan dan perikanan berskala kecil yang dibentuk dalam kabupaten sasaran
1.
1.
1.
1.
2.
Sekurangnya 66% Laporan triwulan kelompok usaha dan usaha proyek kabupaten jasa berbasis desa yang Catatan M&E proyek didukung proyek ini Catatan keuangan menunjukkan pertumbuhan kelompok usaha yang kumulatif dari neraca didukung proyek mereka (yaitu aset bersih (neraca dan pernyataan kelompok) sekuranglaba-rugi) kurangnya 10% di atas nilai investasi awal yang didukung proyek (termasuk sumbangan para penerima manfaat) tiga tahun setelah kelompok itu menerima dana hibah awal yang dikelompokkan berdasarkan tingkat kemiskinan rumah tangga anggota Dua pertiga prasarana Catatan M&E proyek masyarakat yang didanai Penilaian dampak proyek ini beroperasi dan proyek digunakan oleh rumah Survei kelompok usaha tangga masyarakat pesisir, untuk menentukan dinilai dalam 1 hingga 3 efektifitas prasarana tahun setelah pembuatannya
Peningkatan 5% dalam kembalinya laba bersih pada tinjauan pertengahan dan peningkatan 10% pada akhir proyek dari kegiatan berbasis kelautan dan perikanan berskala kecil dalam hal produk yang terjual oleh kabupaten sasaran pada pasar lokal, nasional, dan ekspor (volume terpasarkan/harga diterima) 70% fasilitas, layanan jasa dan prasarana yang didanai proyek beroperasi/tersedia dan digunakan oleh para pelaku usaha kelautan dan perikanan dalam mendukung produksi dan pemasaran hasil perikanan 20 proyek yang didanai oleh Dana Kabupaten untuk Mendukung Perikanan Berskala Kecil mendorong adanya bisnis-bisnis baru dan menguntungkan desa sasaran
(R)
(A) (A)
(A)
(R)
Terbatasnya aset rumah tangga sasaran dan lambatnya pertambahan tabungan, membatasi keikutsertaan dalam kelompokkelompok usaha Perbandingan antara harga faktor masukan dan ikan tetap baik Peluang ekonomi yang cukup menjanjikan untuk menarik kelompok-kelompok usaha yang tengah berkembang
Prasarana yang terkait untuk meningkatkan/mendukung kegiatan ekonomi berbasis sumber daya pesisir mendapat prioritas dalam rencana pembangunan Proyek PMP Prioritas pemerintah didahulukan di atas keputusan yang telah disepakati masyarakat mengenai prasarana proyek
Survei dampak dari (A) pendaratan ikan dan kembalinya laba bersih berskala kecil (R) Catatan keuangan dari kapal nelayan yang lebih besar Catatan M&E proyek
Peluang ekonomi dan investasi yang layak dan dapat diakses oleh rumah tangga sasaran Kegiatan menangkap ikan berskala lebih besar memengaruhi keputusan investasi
Survei rumah tangga (A) masyarakat pesisir di desa-desa sasaran Catatan M&E proyek Audit kelompok usaha dan prasarana proyek
Staf kabupaten termotivasi dan secara aktif mempersembahkan waktu mereka untuk pelaksanaan proyek
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 24 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Hasil 2.2 Meningkatnya 1. keikutsertaan dan pendapatan oleh nelayan dan produsen kelautan dan perikanan berskala kecil dari produk berpotensi tinggi yang diprioritaskan di setiap kabupaten sasaran proyek 2.
Komponen 3. Pengelolaan Proyek Hasil 3. Proyek dikelola 1. secara efisien dan transparan untuk manfaat bagi rumah tangga dan masyarakat sasaran proyek
Hasil 3.1 PMO dan 12 PIU didirikan dan beroperasi secara efektif
1.
Hasil 3.2 Terfasilitasinya replikasi bahkan membuat kegiatan proyek yang lebih baik lagi
1.
2.
Rata-rata 300 rumah tangga Survei penjualan oleh (A) tambahan di setiap parapelakuusaha kabupaten sasaran secara kelautan dan perikanan aktif berpartisipasi dalam Survei pasar rantai pasok produk Catatan M&E proyek berpotensi tinggi yang diprioritaskan, dua tahun setelah keterlibatan awal dan terus berlanjut dengan keikutsertaan mereka Sekurangnya empat pembeli secara aktif membeli produk di setiap kabupaten dalam sekurangnya dua pertiga rantai pasok yang diprioritaskan
Nelayan dan produsen kelautan dan perikanan berskala kecil mampu bersaing pada tingkat nasional dalam hal mutu dan harga
80% dana proyek dicairkan Evaluasi keikutsertaan (A) pada waktu yang tepat desa atas kinerja sejalan dengan target yang proyek ditetapkan di APWB dan Laporan dari forum untuk memuaskan rumah pemangku kepentingan tangga masyarakat pesisir dari kabupaten sasaran mengenai pengelolaan proyek Catatan keuangan proyek Kinerja 75% staf penting Laporan triwulan (A) proyek (termasuk Direktur proyek kabupaten Proyek dan Sekretaris Catatan M&E proyek Eksekutif PMO dan PUI, Catatan evaluasi Konsultan Kabupaten dan kinerja staf dan (A) Tenaga Pendamping Desa pembayaran insentif dinilai memuaskan pada mereka tinjauan pertengahan
Komitmen politik dan pengelolaan terhadap pembangunan dan pengentasan kemiskinan dalam masyarakat sasaran melalui pendekatan berbasis pasar
Cukupnya jumlah staf yang termotivasi yang bekerja dengan PIU dan jumlahnya berubah ketika diperlukan Para pimpinan kabupaten sangat memahami proyek ini dan berkomitmen terhadap tujuannya dan memfasilitasi segala kegiatannya Sekurangnya 24 kabupaten Catatan M&E proyek, (A) Pemerintah dan kabupaten dalam tambahan telah memulai audit dan pengawasan propinsi sasaran termotivasi untuk pelaksanaan pendekatan memperluas dan memulai dan kegiatan pada pendekatan dan kegiatan proyek akhirProyek PMP (A) Dana tersedia dari Pemerintah untuk Proyek ini telah diperluas kegiatan proyek yang lebih baik lagi hingga sekurangnya 60 desa tambahan dalam 12 kabupaten sasaran.
* Indikator terkait, akan dikelompokkan berdasarkan gender. Adapun penjelasan Laporan yang harus dipersiapkan masing-masing satker sebagai berikut: 2. Laporan Monitoring Pelaksanaan DIPA/RKAKL (Form A) Satker Dinas Kota Makassar pelaksanaan Proyek PMP tahun 2013 wajib membuat Laporan Triwulanan Pelaksanaan DIPA/RKA-KL dengan menggunakan Form-A. Format Form-A mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata
Cara
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan. Laporan Triwulanan Pelaksanaan DIPA/RKA-KL memuat antara lain rincian jenis belanja, kegiatan dan sub kegiatan sesuai dengan yang tercantum dalam
Lampiran
DIPA/PO-DIPA
(RKAKL).
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Disamping
itu
juga,
dilaporkan
Page 25 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan dengan mengisi kolom permasalahan. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara
target dalam Rencana
Operasional Kegiatan (ROK) dengan realisasi, baik fisik maupun keuangan maka wajib
dijelaskan
permasalahannyadan
upaya
menyelesaikan
permasalahan
dimaksud. Laporan Triwulanan Pelaksanaan DIPA/RKA-KL (Form A) disampaikan ke Direktorat Jenderal KP3K setiap triwulan paling lambat tanggal 5 (lima), setelah triwulan berakhir. 3.
Laporan Keuangan dan Barang (SAK dan SIMAK-BMN)
Laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terdiri dari Laporan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Manajemen dan Akutansi Barang Milik Negara SIMAKBMN. Dalam pelaksanaannya Laporan SAK berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, sedangkan Laporan SIMAK-BMN berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara. Laporan ini agar disampaikan ke Direktorat Jenderal KP3K setiap triwulan paling lambat tanggal 5 setelah triwulan berakhir. 4. Laporan Perkembangan Tindak Lanjut Hasil Audit/Pemeriksaan Laporan Perkembangan Tindak Lanjut Hasil Audit (TL-LHA) dan Laporan Perkembangan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TL-LHP) adalah laporan yang harus dibuat oleh KPA berisikan tindak lanjut terhadap rekomendasi yang disampaikan Auditor/Pemeriksa Laporan Hasil Pemeriksaan baik yang dilakukan oleh Auditor/Pemeriksa Internal maupun Eksternal Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam Pasal 20 ayat (3) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, disebutkan bahwa:“Jawaban atau penjelasan sebagaimana disampaikan kepada BPK selambatlambatnya 60 (enam puluh) hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima”. Setiap pejabat yang diperiksa/satker wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah LHA/LHP
diterima.
Apabila
ada
hambatan
yang
dihadapi
dalam
proses
penyelesaiannya agar diinformasikan dengan obyektif dan lengkap penyebab dari
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 26 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
hambatan tersebut. Laporan Tindak Lanjut Hasil Audit (TL-LHA) dan Laporan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TL-LHP) agar melampirkan antara lain: a.
Bukti setor uang ke kas Negara; b. Surat Keputusan pejabat yang berwenang; c. Berita Acara yang terkait dengan Laporan Tindak Lanjut Hasil Audit (TLLHA) dan Laporan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TL-LHP); d. Surat/Nota Dinas/Memorandum perihal instruksi/perintah, teguran, koordinasi, usulan, laporan dsb yang terkait dengan Laporan Tindak Lanjut Hasil Audit (TL-LHA) dan Laporan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLLHP); dan e. Foto-foto pendukung Laporan Tindak Lanjut Hasil Audit (TL-LHA) dan Laporan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TL-LHP).
Berkas Laporan Tindak Lanjut Hasil Audit (TL-LHA) dan Laporan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TL-LHP) yang telah ada harus segera dikirimkan kepada: a.
Instansi Pengawas (BPK/BPKP/ITJEN) berupa bukti asli; dan
b.
Direktorat Jenderal KP3K - cq. Sekretariat Ditjen KP3K (bukti fotocopy).
5. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Laporan Pelaksanaan Kegiatan antara lain sebagai berikut: a. Pokmas Pesisir didampingi Tenaga Pendamping membuat Laporan Pemanfaatan BLM Proyek PMP dan ditujukan kepada Ketua PIU/Kepala Dinas Kabupaten/Kota setelah BLM cair; b. TPD menyampaikan laporan kepada Ketua PIU/Kepala Dinas Kabupaten/Kota paling lambat tanggal 5 setiap bulannya; c.
DOB menyampaikan Laporan Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan kepada Ketua PIU/Kepala Dinas Kabupaten/Kota setelah penyaluran BLM selesai dari masing-masing Pokmas Pesisir;
d. Pokmas Pesisir didampingi Tenaga Pendamping mencatat jumlah hasil usaha dan melaporkannya kepada PIU/Dinas Kabupaten/Kota; e. PIU/Dinas Kabupaten/Kota menyampaikan Laporan Pelaksanaan Proyek PMP kepada PMO Direktorat Jenderal KP3K dan Dinas Provinsi setempat paling lambat tanggal 10 setiap bulan; dan f. Direktur Jenderal KP3K menyampaikan Laporan Pelaksanaan Proyek PMP kepada Menteri Kelautan dan Perikanan, IFAD dan lembaga terkait pada setiap triwulan, semester, dan akhir tahun.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 27 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
1.6.
DESKRIPSI SINGKAT CAPAIAN KEGIATAN TAHUN 2013
No.
Nama Kegiatan
1
Komponen 1. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Serta Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan
1
Pembentukan Layanan Fasilitator
Tersedianya layanan fasilitator berupa Tenaga Pendamping bagi kegiatan PMP/CCD-IFAD, yang terdiri dari 3 orang Tenaga Pendamping Desa (TPD) dengan kontrak penuh dan 3 orang Tenaga Pendamping yang berasal dari Penyuluh/Pendamping.
2
Sosialisasi Desa
Tersosialisasinya proyek Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (CCD-IFAD)
3
Penilaian Desa Berbasis Masyarakat
Review hasil kegiatan di setiap Desa/Keluaran
4
Pertemuan Desa Output yang dihasilkan adalah (Perencanaan, perencanaan pembangunan desa Pengawasan, dan Evaluasi) berbasis kelautan dan perikanan selama 3 tahun; daftar kegiatan yang diusulkan; berita acara pertemuan.
5
Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Pokmas
Output kegiatan ini adalah Pokmas Pesisir diharapkan dapat menyelesaikan proposal rinci untuk kegiatan yang termasuk sub komponen
6
Inventori Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat
Diperoleh data mengenai potensi dan permasalahan sumberdaya disetiap keluraan
7
Pembangunan Pondok Informasi
Terbangunnya fasilitas umum untuk mendukung program IFAD dan untuk kepentingan masyarakat pada umumnya
8
Pembentukan dan Pelatihan Co-Management Group
Terbentuknya Kelompok Pengelola Sumberdaya di 3 Desa/Kelurahan Tahun 2013 yang terlatih
Capaian Kegiatan
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 28 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
9
Persiapan Detail Village Coastal Marine CoManagement Plan
Terfasilitasinya persiapan dalam rangka perencanaan detail tentang pengelolaan pesisir di desa; fasilitasi pembuatan peraturan desa dll untuk 3 Desa/Kelurahan
10
Workshop Coastal Marine Masukan bagi kebijakan dibidang Resources Co-Management pengelolaan sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil
11
Fasilitasi Pusat Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat Pesisir (P3MP)
− Teridentifikasinya permasalahan sosial budaya masyarakat pesisir, dan potensi budaya, termasuk kearifan lokal; − Kajian-kajian sosial budaya masyarakat pesisir dan langkah pemecahan masalah; − Terfasilitasinya kelompok-kelompok usaha bidang kelautan dan perikanan; dan − Terwujudnya pola pikir dan sikap mental yang peduli terhadap pengelolaan SDKP yang berkelanjutan.
12
Penyusunan dan Pelatihan Sistem Monitoring Sumberdaya Pesisir
terfasilitasinya bimbingan tehnik sistem monitoring sumberdaya pesisir bagi Pokmas Pengelola Sumberdaya Pesisir.
13
Pelatihan Market Awareness
Meningkatnya kemampuan anggota kelompok dalam prospek pasar
2.
Komponen 2. Pembangunan Ekonomi Berbasis Kelautan dan Perikanan
2.1
Pengembangan Alternative Income Generating dan Jaringan Pemasaran
3.
Komponen 3. Pengelolan Proyek
Terfasilitasinya temu usaha dalam rangka pengembangan alternatif usaha bagi masyarakat pesisir serta pengembangan jejaring pemasaran.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 29 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
3 .1 Sinkronisasi Perencanaan dan Koordinasi
Terfasilitasinya pertemuan dalam rangka sinkronisasi perencanaan dan koordinasi.
3.2. Pertemuan Tim Teknis
Terfasilitasinya pertemuan Komite Pemberdayaan Masyarakat Pesisir proyek CCD-IFAD, untuk menghasilkan rekomendasi atas proposal Pokmas
2. GAMBARAN UMUM LOKASI CCDP-IFAD 2.1.
PROFIL SINGKAT DESA TARGET CCDP-IFAD
Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi, dahulu disebut Ujung Pandang, yang terletak antara antara 119:18'38” sampai
119:32'31”Bujur Timur
dan antara 5:30'30” sampai 5:14'49”
Lintang Selatan, yang berbatasan sebelah utara dengan Kabupaten Maros, sebelah timur Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah barat adalah Selat Makassar. Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km2. Luas laut dihitung dari 12 mil dari daratan sebesar 29,9 Km2, dengan ketinggian topografi dengan kemiringan 0: sampai 9:. Terdapat 12 pulau-pulau kecil, 11 diantaranya telah diberi nama dan 1 pulau yang belum diberi nama. Kota Makassar memiliki garis pantai kurang lebih 100 km yang dilewati oleh dua sungai yaitu Sungai Tallo dan Sungai Jeneberang. Berdasarkan data Tahun 2011 BPS Kota Makassar wilayah administrasi Kota Makassar terbagi atas 14 kecamatan, 143 kelurahan, dengan 971 RW, dan 4789 RT, dengan total Luas wilayah administrasi Kota Makassar adalah 175,77 km2. Prosentase luas wilayah kecamatan yang tergolong cukup luas adalah Kecamatan Biringkanaya (27,43%), Tamalanrea (18,11%), Manggala (13,73%) dan Tamalate (11,50%) dari luas total luas wilayah Kota Makassar 31.84 km2 Sesuai hasil pendataan penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar, Jumlah penduduk Kota Makassar Tahun 2011 tercatat sebanyak 1.339.374 jiwa yang terdiri dari 661.379 laki-laki dan 667.995 perempuan, rasio jenis kelamin laki-laki terhadap perempuan di Kota Makassar sebesar 97,55% dan yang
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 30 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
terbesar terdapat di Kecamatan Ujung Tanah (100,31%) dan Kecamatan Tallo (100,30%).
Gambar 2.1. Peta Kota Makassar 2.1.1. Kelurahan Tanjung Merdeka -
Sebelah Barat
: Selat Makassar
-
Sebelah Timur
: Kab. Gowa
Kelurahan Tanjung Merdeka memiliki jumlah penduduk ± 7.087 Jiwa dan 1.829 KK. Kelurahan Tanjung Merdeka terbagi atas 8 Rukun Warga (RW) dengan rincian jumlah penduduk setiap RW sebagai berikut : 1. Jumlah Penduduk Kelurahan Tanjung Merdeka Kecamatan Tamalate Kota Makassar No.
Jenis Kelamin
1
Laki-laki
2
Perempuan
Jumlah
Persentase (%)
Total
RW 1
RW 2
RW 3
RW 4
RW 5
RW 6
RW 7
RW 8
723
260
215
661
570
415
598
399
3841
619
148
321
458
490
409
431
370
3246
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
54 46
Page 31 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Jumlah
1342
408
536
1119
1060
824
1029
769
7087
100
Untuk wilayah Pemukiman Penduduk Kelurahan Tanjung Merdeka di huni oleh penduduk asli Kota Makassar yaitu Suku Mangkasara (Makassar) sedangkan untuk daerah pemukiman Baru (Perumahan) dihuni sebagian oleh Suku Makassar yang telah bersosialisasi dan berintegrasi dengan suku-suku pendatang yang ada seperti Bugis, Toraja dan Mandar. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin yang ada dikelurahan Tanjung Merdeka sebanyak 701 KK (± 2.453) Jiwa atau sekitar 34,6 % dari jumlah penduduk Kelurahan Tanjung Merdeka. Potensi Perikanan Perikanan Budidaya No
Luas Lahan Area Budidaya Periakan (M2)
Tambak
-
Kolam
290
Keramba
5.420
Potensi perikanan terbesar pada wilayah Kelurahan Tanjung Merdeka adalah Budidaya Air Tawar. Sampai saat
ini jumlah keramba yang ada di Kelurahan
Tanjung Merdeka sebanyak 80 Keramba dan 12 Kolam pembudidaya yang terkonsentrasi pada wilayah RW 1 dan
RW 2. Adapun jenis komoditi yang
dibudidayakan adalah ikan Nila, Lele, Patin, Bawal, Gurami dan Ikan Hias. Selain itu juga terdapat kelompok pengolahan hasil budidaya untuk dijadikan kerupuk dan abon ikan. 2.1.1. Kelurahan Lakkang Kelurahan Lakkang (S 5° 7'17.07", E 119°28'0.59") adalah Kelurahan dan merupakan daerah kepulauan yang ada di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Lakkang berada di delta sungai Tallo dan Pampang
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 32 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
dan terbentuk sebagai akibat sedimentasi sungai selama ratusan tahun. Kelurahan Lakkang memiliki luas wilayah ±195 Ha² dan dikelilingi oleh vegetasi yang beragam.
Gambar. 2.2. Lokasi Kelurahan Lakkang Kelurahan Lakkang memiliki jumlah penduduk sebanyak 952 Jiwa dan 300 KK. Kelurahan Lakkang terbagi atas 2 Rukun Warga (RW) yaitu RW 001 yang terdiri dari 4 RT dan RW.002 yang terdiri 4 RT. Sebagian besar warga Kelurahan Lakkang bekerja sebagai nelayan, penyewa sawah, peternak, petambak, pedagang, buruh, PNS dan keryawan/pegawai swasta. Bahkan masih ada masyarakat yang belum memiliki pekerjaan dan begantung pada keluarga. Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Kelurahan Lakkang Kecamatan Tallo Kota Makassar No.
Jenis Kelamin
Jumlah RW.01
RW.02
Total
Persentase (%)
1
Laki-laki
262
220
504
51
2
Perempuan
242
228
448
49
Jumlah
504
448
952
100
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 33 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Tabel 2.2. Kualifikasi Penduduk Menurut Umur di Kelurahan Lakkang Kecamatan Tallo Kota Makassar No.
Uraian (Tahun)
1 2 3 4 5 6
Jenis Kelamin L 49 81 61 127 85 101 504
0-5 6 - 12 13 - 16 17 - 30 31 - 40 40 ≤ Jumlah
P 31 62 45 109 91 110 448
Jumlah (Jiwa)
Persentase (%)
80 143 106 236 176 211 952
8,8 13,8 9,5 26,1 19,1 22,7 100
Tabel 2.3. Mata Pencaharian/Pekerjaan Penduduk Kelurahan Lakkang Kecamatan Tallo Kota Makassar Jumlah No. Uraian Total Persentase (%) RW.01 RW.02 1
Petani / Nelayan
89
83
172
18,3
2
Penjual / Pedagang
25
24
49
4,2
3
Mahasiswa / Pelajar
129
101
230
25,4
4
Buruh Harian
44
48
92
8,7
5
PNS / POLRI / TNI
2
5
7
0,8
6
Karyawan / Pegawai Swasta
25
19
44
3,4
7
Anak-anak / Tidak Bekerja
177
153
330
36,5
8
Dan lain-lain
13
15
28
2,7
504
448
952
100
Jumlah
Kondisi Geografis Secara administratif, wilayah ini terbagi atas 2 RW. Sebelah utara Kelurahan Lakkang berbatasan dengan Kecamatan Tamalanrea (Kelurahan Kapasa dan Kelurahan
Parang
Loe),
sebelah
selatan
berbatasan
dengan
kecamatan
Panakkukang (Kelurahan Pampang), sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Rappo Kalling dan Kelurahan Parang Loe sedangkan di Timur berbatasan dengan Kecamatan Tamalanrea (Kelurahan Tamalanrea Indah). jarak Kelurahan Lakkang dari pusat pemerintahan Kecamatan Tallo adalah ±15 km .
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 34 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Kondisi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Tabel 2.4. Peruntukan Lahan di Kelurahan Lakkang Kecamatan Tallo Kota Makassar NO 1 2 3 4
LAHAN
LUAS
Tambak/Empang Persawahan Pemukiman dan Perkebunan Fasilitas Umum - Perkantoran - Sekolah - Pustu - Masjid - TPU (Pemakaman) - Lapangan Olah Raga - Jalanan dll
122,01 Ha² 15,01 Ha² 25,62 Ha² 2,62 Ha² 700 m² 2400 m² 900 m² 750 m² 5.000 m² 3.950 m² 12.500 m²
Tabel 2.5. Potensi Lahan Budidaya di Kelurahan Lakkang Kecamatan Tallo Kota Makassar No 1
Usaha Budidaya
Luas Lahan Area Budidaya Perikanan Aktual (Ha)
Potensial (Ha²)
75
122,01
Tambak / Empang
Kegiatan budidaya tambak memegang peranan penting baik dalam ragam atau jenis produk, jumlah, volume atau ekspor, maupun nilainya terhadap perekonomiaan dan kesejahteraan masyarakat. Peranan penting ini merupakan kontribusi dari pemanfaatan sumberdaya perikanan, yaitu sumber daya perairan sebagai tempat hidup dan berkembangnya ikan, sumber daya buatan manusia sebagai pelaku usaha perikanan (petambak, pengelolaan, dan pedagang) dan berbagai kegiatan kebijakan pemerintah. RTP (Rumah Tangga Perikanan) masyarakat Lakkang mempunyai kegiatan usaha yang terdiri dari pembudidaya ikan yakni polikultur ikan bandeng dan udang windu, Penangkap ikan, dan terdapat Juga Rumah Tangga Perikanan yang mempunyai jenis usaha pengolahan dan pemasaran.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 35 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
2.1.3. Kelurahan Cambaya Luas wilayah kelurahan cambaya 0,5 km², terdiri dari 5 Rukun Warga (RW) dan 22 Rukun Tetangga (RT) dengan jumlah penduduk hasil sensus penduduk tahun 2010 ± 6.000 jiwa, jumlah KK sekitar ± 1.400. Untuk lebih lengkapnya jumlah penduduk Kelurahan Cambaya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2,6. Jumlah Penduduk kelurahan Cambaya Kota Makassar NO 1 2 3 4 5
RW RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 05 JUMLAH
JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN 613 627 723 738 939 826 603 493 224 237 3.102 2.921
JUMLAH KEPALA KELUARGA LAKI-LAKI PEREMPUAN 272 29 312 39 383 42 238 37 87 14 1.292 161
Tingkat Kesejahtraan Masyarakat Cambayya terbagi menjadi 4 golongan, Yaitu :
Keluarga Prasejahtera sebanyak 594 Keluarga
Keluarga Sejahtera 1 sebanyak 538 Keluarga
Keluarga sejahtera 2 Sebanyak 316 Keluarga
Keluarga Sejahtera 3 sebanyak 40 Keluarga
2.2.
POTENSI EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil Kota Makassar memiliki potensi perikanan yang sangat besar, karena akses pada laut sangat terbuka. Namun perikanan pada pulau kecil kebanyakan berskala kecil. Kegiatan perikanan sering dihadapkan dengan masalah cold storage, pemasaran, alat tangkap tradisional bahkan kekurangan stok ikan. 2.2.1 Perikanan Tangkap Perikanan tangkap merupakan salah satu kegiatan ekonomi bagi Kota Makassar, karena kontribusinya dalam penyediaan pangan yang berasal dari laut seperti berbagai jenis ikan, udang, cumi-cumi, kerang-kerangan dan hewan lunak lainnya, serta penghasil devisa daerah yang potensial, walaupun selama ini ekspor ikan tidak
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 36 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
tercatat dengan lengkap dalam statistik. Kegiatan perikanan tangkap ini melibatkan masyarakat pesisir Kota Makassar dan juga menyediakan kesempatan kerja bagi kelompok masyarakat lainnya yang bekerja dalam kegiatan penanganan, pengolahan dan pendistribusian atau perdagangan produk laut yang dihasilkan oleh nelayan-nelayan tersebut. Sebagian produk perikanan tangkap (seperti tuna, cakalang, udang, lobster, ikan karang dan ikan hias) adalah komoditas ekspor, sehingga kegiatan ini menjadi semakin penting sebagai sumber penghasil devisa daerah pada saat ini. Produksi Perikanan Tangkap : Ikan Manyung : 408,8 Ton, Ikan Ekor Kuning : 23,7 Ton, Ikan Selar : 731,3 Ton, Ikan Kuwe : 76,7 Ton, - Ikan Layang : 826,7 Ton, Ikan Sunglir : 15,7 Ton, Ikan Tatengkek : 221 Ton, Ikan Bawal Putih : 57,6 ton, - Ikan Talang-talang : 114,7 Ton, Ikan Tembang : 1.709,6 Ton, Ikan Lemuru : 951,9 Ton, Ikan Beloso : 20,5 Ton, - Ikan Teri : 1.070,9 ton, Ikan Gerot-gerot : 422,7 ton, Ikan Peperek : 560,9 ton, Ikan Lencam : 333,4 ton, - Ikan Kakap Merah : 827,8 Ton, Ikan Belanak : 208,9 Ton, Ikan Biji Nangka Karang : 215,3 Ton, Ikan Biji Nangka : 319,9 Ton, - Ikan Kurisi : 476,4 Ton, Ikan Gulamah : 60,2 Ton, Ikan Tenggiri : 462,9 Ton, Ikan Tenggiri Papan : 132,8 Ton - Ikan Cucut : 48,3 Ton, Ikan Pari : 22,5 Ton, Ikan Baronang : 44,6 Ton, Ikan Kerapu Balong : 97,9 Ton, - Ikan Kerapu Sunu : 119,8 Ton, Ikan Kerapu Karang : 107,7 Ton, Ikan Kerapu bebek : 44,5 Ton, Ikan Kembung : 1.130,2 ton, - Ikan Tongkol Krai : 203,3 Ton, Ikan Tongkol Komo : 125,6 Ton, Ikan Cakalang : 219,4 Ton, Ikan Tongkol Abu-abu : 434,2 Ton, - Ikan lainnya : 1.188,3 Ton BINATANG BERKULIT KERAS - Udang Putih : 777,5 Ton, Udang Windu : 696,2 ton, Rajungan : 59,6 Ton, BINATANG LUNAK - Cumi-cumi : 272,9 ton 2.2.2. Perikanan Budidaya Kegiatan budidaya laut di perairan laut Kota Makassar terdiri atas; Budidaya Keramba Jaring Apung, Budidaya Karang dan Rumput Laut. a. Keramba Jaring Apung (KJA) Potensi lahan pengembangan KJA di pulau- pulau di Kota Makassar mencapai 82,65 ha.
Menurut hasil studi DFW, 2010 terdapat 58,89 ha lahan yang layak
dikembangkan dan cukup layak 27,76 ha. Sistem KJA ini potensial dikembangkan
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 37 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
terutama pada musim barat adalah perairan bagian timur – tenggara pulau, sedangkan pada musim timur adalah perairan bagian utara – timur laut pulau. Sejak tahun 2004 budidaya dengan sistem KJA telah di 4 (empat) pulau. Faktor hidro- oseanografi dan topografi pulau-pulau ini layak untuk pengembangan budidaya ini antara lain kedalaman perairan lebih dari 5 meter dan akses menuju keramba cukup. b. Budidaya Rumput Laut Rumput laut sebagai salah satu sumber daya ikan yang dapat dibudidayakan merupakan komoditi yang potensial untuk dikembangkan di pulau-pulau kecil mengingat nilai ekonomi yang cukup tinggi dan manfaat yang cukup banyak. Rumput laut dapat dijadikan bahan makanan seperti agar-agar, sayuran, kue, dan menghasilkan bahan algin, keragian, dan furcelaran yang digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, tekstil dan lainnya.Secara ekolog, komunitas rumput laut dapat memberikan banyak manfaat terhadap lingkungan sekitarnya. Komunitas ini berperan sebagai pembesaran dan perlindungan bagi jenis-jenis ikan tertentu dan merupakan makanan alami ikan-ikan dan hewan herbivor lainnya.Kegiatan budidaya rumput laut di pulau-pulau kecil Kota Makassar baru berkembang di wilayah pesisir Pulau Langkai dan Lanyukang. Sedangkan Bonetambung masih dalam taraf percobaan. Pengembangan budidaya rumput c. Budidaya Terumbu Karang Budidaya karang di pesisir pulau pulau kecil Kota Makassar masih bersifat penelitian yang dikembangkan oleh pihak Perguruan Tinggi dan Dinas Perikanan yang bertujuan untuk konservasi sumberdaya alam. Namun budidaya ini dapat dikembangkan ke arah komersialisasi dengan pertimbangan wilayah pesisir Kota Makassar sangat didukung oleh beragam jenis karang dan luas wilayah kawasan terumbu karang yang dapat dimanfaatkan dan dikelola untuk kegiatan budidaya. Komersialisasi coral farming telah berjalan di pulau Barrang Lompo yang dikembangkan oleh CV. Dinar. Dari aspek perdagangan, hampir semua ornamental marine (produk ikan hias laut) diharuskan menggunakan
metode/sertifikat
ekolabeling).
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 38 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
2.2.3. Pengolahan Hasil Perikanan Pengolahan
hasil perikanan seperti abong ikan lele, abon ikan tuna, abon ikan
julung-julung, ikan bandeng presto, ikan bandeng tanpa duri, atak-otak ikan, ikan bandeng kambu, ikan kering, ikan asap, bakso ikan, nugget. Dll.
2.3.
DISTRIBUSI DAN PEMASARAN HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN
Dalam pemasaran komoditas perikanan terdapat pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat secara langsung ataupun secara tidak langsung, dengan cara melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran. Pelaku ekonomi pemasaran disebut sebagai lembaga pemasaran. Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen ke konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Tugas lembaga pemasaran adalah menjalankan fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen memberi balas jasa kepada lembaga pemasaran berupa margin pemasaran. Yang termasuk ke dalam lembaga pemasaran perikanan diantaranya golongan produsen, pedagang perantara, dan lembaga pemberi jasa. Golongan produsen memiliki tugas utama sebagai penghasil barang. Mereka adalah nelayan, petani ikan, dan pengolah hasil perikanan. Perorangan, perserikatan, atau perseroan yang berusaha dalam bidang pemasaran dikenal sebagai pedagang perantara (middlemen, atau intermediary). Pedagang perantara mengumpulkan barang yang berasal dari produsen dan menyalurkannya pada konsumen. Lembaga pemberi jasa (facilitating agencies) memberikan jasa atau fasilitas untuk memperlancar fungsi pemasaran yang dilakukan oleh produsen atau pedagang perantara. Lembaga ini terdiri dari bank, usaha pengangkutan. Panjang-pendeknya saluran pemasaran yang harus dilalui oleh suatu hasil perikanan dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu: a). Jarak antara produsen dan konsumen. Makin jauh jarak antara produsen dan konsumen maka makin panjang saluran yang ditempuh produk. b). Cepat tidaknya produk rusak. Produk yang cepat rusak harus segera diterima konsumen dan menghendaki saluran pemasaran yang pendek. c). Skala produksi. Bila produksi dilakukan dalam skala kecil maka jumlah produk yang dihasilkan pun berukuran kecil sehingga tidak akan menguntungkan produsen bila langsung dijual ke pasar. Dalam keadaan
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 39 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
seperti ini kehadiran pedagang perantara diharapkan dengan demikian saluran yang akan dilalui produk makin panjang. d). Posisi keuangan produsen. Pedagang atau produsen yang memiliki modal kuat cenderung memperpendek saluran pemasaran. Distribusi Pemasaran hasil perikanan umumnya melalui beberapa saluran sebelum sampai ke konsumen akhir. Pergerakan hasil perikanan dari produsen ke konsumen pada dasarnya menggambarkan proses pengumpulan maupun penyebaran ditampilkan pada Gambar 2.3.
P
IM P1
Pe
P PB
Pe
Konsumen
P P1
Pe
P E
P
P = Produsen P1 = Pedagang pengumpul Pb = Pedagang Besar E = Ekspor PE = Pedagang Eceran IM = Instusional market (restoran, rumah sakit dsb)
Gambar. 2.3. Proses Pemasaran Ikan Di Kota Makassar 2.4.
JENIS KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN NELAYAN / MASYARAKAT PESISIR
Lembaga
dalam
suatu
komunitas
masyarakat
pesisir
terdiri
dari
organisasi pada tingkat nelayan serta kelembagaan masyarakat desa yang diartikan sebagai“norma lama” atau aturan -aturan sosial yang telah berkembang secara tradisional dan terbangun atas budaya lokal sebagai komponen dan pedoman pada beberapa jenis/tingkatan lembaga sosial yang saling
berinteraksi
dalam
memenuhi
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
kebutuhan pokok
masyarakat
untuk
Page 40 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
mempertahankan nilai. Norma lama yang dimaksud yaitu aturan-aturan sosial yang merupakan bagian dari lembaga sosial dan simbolisasi yang mengatur kepentingan masyarakat di masa lalu. Di
Makassar,
kelompok
kerja
( working group) k e n e l a y a n a n
punggawa-sawi dikenal sebagai salah satu bentuk kelembagaan desa yang bersifattradisional. Dalam eksistensinya, punggawa mempunyai berbagai hak istimewa,sementara sawi berada pada posisi tawar yang sangat lemah, namun kelembagaan ini masih tetap eksis sampai saat ini. Berkaitan dengan itu maka perlu adanya pengkajian yang lebih mendalam untuk melihat sejauh mana peranan yang tersedia dan perlu diciptakan, serta bagaiman a seharusnya peranan-peranan (perangkat peranan) itu dilakukan atau dijalankan untuk lebih mengaktualisasikan fungsi-f u n g s i masing
lembaga,
agar
dapat
yang
diemban
meningkatkan
masing-
kesejahteraan
nelayan tradisional khususnya nelayan grass root yang dibarengi dengan kelestarian sumberdaya perikanan yang tetap dapat terjaga. K e l e m b a g a a n masyarakat
nelayan,
eksistensi
kelembagaan,
s e r t a merumuskan model pemberdayaan kelembagaan dalam mengelola sumberdaya perikanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan tradisional Salah satu lembaga nelayan di Masyarakat Sulawesi Selatan pada Umumnya dan Makassar khususnya Lembaga Sosial Punggawa-Sawi. Dalam lembaga sosial ini terdiri atas kelompok-kelompok s o s i a l ( social groups) . N a m u n , y a n g dominan
diantaranya
ialah
” k e l o m p o k nelayan”
yang
mengoperasikan berbagai jenis alat tangkap seperti ( m o t o r
tempel
d e n g a n a l a t tangkap). Kelompok ini adalah “kelompok kerja” ( working groups) yangd i p i m p i n o l e h s e o r a n g ( b e r g e l a r ) “ punggawa” d a n p a r a p e n g i k u t n y a d i s e b u t “ sawi”. Hubungan kerja antara punggawa dengan sawi itulah membentuk sistemsosial nelayan, yang melibatkan warga masyarakat dan kelompok-kelompoknya.P e m b a g i a n
menurut
lapangan
pekerjaan
dan
p e r a n a n m a s i n g - m a s i n g anggota kelompok merupakan dasar pembentukan struktur dalam kelompok sosial.Sedang dasar pembentukan struktur termaksud, tidak diketahui dengan pasti kapanterwujudnya. Akan tetapi, diperkirakan kelompok sosial ini sudah ada sejak dahuludan melembaga sampai sekarang, dimana hal
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 41 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
itu merupakan hasil interaksi dalammasyarakat yang dilakukan secara berulang-ulang dan teratur, sehingga dengan sendirinya memberikan hak hak dan kewajiban tertentu dalam interaksinya baik secara horisontal maupun secara
vertikal Punggawa
mempunyai
peranan
;
(1)
memimpin
dan
mengorganisasikankelompok untuk menangkap ikan, (2) menyediakan modal, (3) menyediakan alat tangkap ( fishing gear), termasuk (5) menyediakan kapal
tangkap
atau
mengorganisasikan
perahu.Sebagai
bagian
kelompok, punggawa
dari
juga
peranan
pemimpin
melakukan:
dan
perekrutan
a n g g o t a k e l o m p o k , p e m b a g i a n h a s i l , pemberian pinjaman kepada para sawi dalam bentuk uang atau bahan sebagai biaya hidup (cost of living) bagi mereka, termasuk keluarganya yang mereka tinggalkan selama mereka berada di laut. Selanjutnya, sawi terdiri atas banyak orang (2 – 15),yang juga sudah terspesialisasi seperti sawi juragan, sawi pakkaca, sawi pa’bas serta sawi biasa tergantung dari jenis alat tangkap yang mereka ikuti.Berdasarkan aturan pembagian hasil di dalam kelompok, dikenal adanya b a g i a n - b a g i a n hasil
untuk
:
(1)
y a i t u memimpin menyediakan Masyarakat
dan
perahu;
nelayan
kelompok s o s i a l diantaranya
Kepemimpinan
di
mengorganisasikan
(3)
Deskripsi Lembaga
Desa
( social ialah
atau
Pajukukang,
groups) .
” k e l o m p o k nelayan”
kelompok;(2)
Sosial Punggawa-Sawi
terdiri
Namun,
kepunggawaan,
atas yang
yang
kelompok dominan
mengoperasikan
berbagai jenis alat tangkap seperti rengge ( purse seine), lanra ( gill net), jolloro ( m o t o r t e m p e l d e n g a n a l a t tangkap pancing). Kelompok ini adalah “kelompok kerja” (working groups) yangd i p i m p i n o l e h s e o r a n g ( b e r g e l a r ) “ punggawa”
dan
para
pengikutnya
d i s e b u t “ sawi”. Hubungan kerja
antara punggawa Dengan sawi itulah membentuk sistemsosial nelayan, yang melibatkan warga masyarakat dan kelompok-kelompoknya.P e m b a g i a n m e n u r u t l a p a n g a n p e k e r j a a n d a n p e r a n a n m a s i n g - m a s i n g anggota kelompok, merupakan dasar pembentukan struktur dalam kelompok sosial.Sedang dasar pembentukan struktur termaksud, tidak diketahui dengan pasti kapanterwujudnya. Akan tetapi, diperkirakan kelompok sosial ini sudah ada sejak dahuludan melembaga sampai sekarang dimana hal itu merupakan hasil interaksi dalam masyarakat yang dilakukan secara berulang -ulang dan teratur,
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 42 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
sehingga dengan sendirinya memberikan hak -hak dan kewajiban tertentu dalam interaksinya baik secara horizontal maupun secara vertikal. Punggawa mempunyai peranan ; (1) memimpin dan mengorganisasikan kelompok untuk menangkap ikan, (2) menyediakan modal, (3) menyediakan alat tangkap ( fishing gear), termasuk (5) menyediakan kapal tangkap atau perahu.Sebagai bagian dari peranan pemimpin dan mengorganisasikan kelompok, punggawa j u g a melakukan:
perekrutan
anggota
kelompok,
pembagian
h a s i l , pemberian pinjaman kepada para sawi dalam bentuk uang atau bahan sebagai biaya hidup (cost of living) bagi mereka, termasuk keluarganya yang mereka tinggalkanselama mereka berada di laut. Selanjutnya, sawi terdiri atas banyak orang (2 – 15),yang juga sudah terspesialisasi seperti sawi juragan, sawi pakkaca , sawi pa’bas serta sawi biasa tergantung dari jenis alat tangkap yang mereka ikuti.Berdasarkan aturan pembagian hasil di dalam kelompok, dikenal adanya b a g i a n - b a g i a n h a s i l u n t u k : ( 1 ) K e p e m i m p i n a n a t a u kepunggawaan, y a i t u
memimpin dan mengorganisasikan kelompok;
(2)
perahu;(3
menyediakan
menyediakan
alat
tangkap;
menyediakan mesin atau motor pada perahu. K e e m p a t hasil
ini
diperoleh
atau
diterima
(4)
bagian
o l e h punggawa
yangm e n g g a m b a r k a n a d a n y a 4 ( e m p a t ) p e r a n a n ya n g d i m a i n k a n o l e h punggawa .Selanjutnya 1 (satu) peranan yang tersisa di dalam kelompok yaitu melaksanakan kegiatan penangkapan oleh para sawi yang jumlahnya dua sampai lima belas orangtergantung jenis alat tangkap yang digunakan. Selanjutnya, diantara para sawi biasanya satu atau dua orang diantara mereka mendapat tambahan peranan yaitu sawi yang memiliki keahlian tertentu misalnya Sawi yang memimpin operasi,menangani bagian mesin, melakukan penyelaman pada waktu pengoperasian alat t a n g k a p , dan
j u g a sawi
yang
membersihkan
mesin
dan
alat
tangkap
l a i n n y a setibanya di darat. Tambahan pehasilan peranan diberikan kepada sawi diistilahkans e b a g a i b o n u s d a r i punggawa.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 43 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
3.
PERAN KONSULTAN PIU/KABUPATEN
3.1.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Tugas Konsultan Pemasaran PIU Konsultan Pemasaran dan Value Chain Kabupaten/Kota bertanggung jawab kepada Ketua PIU dan memiliki tanggung jawab utama sebagai berikut:: -
Sebagai bagian dari dua tim pendukung teknis PIU dan disokong oleh Penasehat PMO untuk Jaringan Pasar dan Harga, bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan Sub-Komponen 1.3, Pembangunan Desa Berfokus Pasar dan Sub- Komponen 1.2, Dukungan Jaringan Pasar dan Harga.
-
Bekerja sama dengan anggota PIU lainnya untuk membangun keterkaitan dan koordinasi antara rencana dan program di bawah Sub-Komponen 1.3 dan kegiatan di bawah Sub-Komponen 2.2 serta kegiatan dalam rencana dan prioritas Pembangunan PMP desa dan rencana pengelolaan bersama sumber daya pesisir desa.
-
Bekerja sama dengan Penasehat PMO untuk Jaringan Pasar dan Harga dalam menfasilitasi kajian jaringan pasar di kabupaten/kota.
-
Memberikan bantuan teknis kepada PIU dalam kegiatan kelompok usaha danPembangunan jaringan pasar dan harga dalam kerangka proyek serta mengadakan loka karya, pemaparan dan pelatihan bagi pemangku kepentingan di kabupaten/kota mengenai pasar, jaringan harga, serta pendekatan Pembangunan usaha bagi Pembangunan usaha perikanan/kelautan skala kecil.
-
Memberikan dukungan dan nasehat tentang pemanfaatan dan pengelolaan Dana Kabupaten/Kota untuk mendukung perikanan skala kecil, terutama untuk keperluan identifikasi, seleksi, dan pelaksanaan investasi yang melibatkan Pembangunan usaha, prakarsa jaringan pasar/harga, pemasaran, dan kemitraan umum/swasta.
-
Mengkoordinasikan monitoring kinerja Sub-Komponen 1.3 dan 2.2 dan seluruh aspek yang berkenaan dengan Pembangunan pasar, jaringan bisnis dan harga, serta mengorganisasikan studi kinerja dan dampak, survey dan penilaian manakala diperlukan.
Tanggung Jawab secara terinci bagi konsultan Pemasaran dan Value Chain Kabupaten/Kota diuraikan secara luas sebagai berikut:
-
Bekerja sama dengan Penasehat PMO untuk Pemasaran dan value chain berkonsultasi dengan para konsultan Pemasaran dan value chain Kabupaten/Kota lainnya mengkaji dan menguraikan lebih lanjut rancangan pelaksanaan Sub- Komponen 1.3 dan 2.2.
-
Melakukan penilaian pasar kabupaten/kota, meliputi kajian jaringan harga secara terinci yang mencakup identifikasi daftar awal hingga jaringan pasar produk potensial di kabupaten/kota, seleksi dan validasi hingga jaringan harga produk sangat potensial, serta Pembangunan strategi intervensi bersasaran namun terinci bagi setiap jaringan harga produk prioritas sangat potensial bagi kabupaten/kota – dengan pengawasan dan bimbingan Penasehat PMO untuk Pemasaran dan value chain dan kerjasama dengan para Spesialis Pemasaran dan value chain
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 44 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Kabupaten/Kota. -
Untuk Sub-Komponen 1.3, merancang format standar rencana konsep bisnis serta persiapan rencana bisnis dan model finansial sederhana (misalnya untuk Peralatan Pengumpul Ikan atau Kelompok Usaha Produksi Rumput Laut) yang dapat dipakai sebagai contoh bagi kelompok-kelompok peminat dan rujukan untuk mengkaji kelayakan proposal yang diterima.
-
Berperan serta dalam mengkaji dan membandingkan proposal kelompok usaha dan usaha jasa dari kabupaten/kota lainnya.
-
Menyiapkan modul dan bahan pelatihan keterampilan bisnis dasar bagi kelompok usaha (meliputi penggunaan dan/atau adaptasi bahan pelatihan yang ada bilamana diperlukan).
-
Mengkaji rancangan pengelolaan dan penggunaan Dana BLM dan Infrastruktur serta menjabarkan rancangan pelaksanaannnya, juga memberikan masukan bagi modifikasi rancangan Pedoman Pelaksanaan Proyek.
-
Mengatur peluncuran program Dana BLM dan Infrastruktur di kabupaten/kota (meliputi applikasi, seleksi dan pendanaan kelompok usaha dan usaha jasa) serta mendorong pelaksanaannya.
-
Menfasilitasi pengelolaan Dana tersebut oleh desa serta pembuatan keputusan perihal distribusi antara infrastruktur desa, usaha jasa, dan usaha produksi.
-
Membantu desa menyiapkan rencana investasi yang berasal dari Dana tersebut.
-
Bersama para tenaga pendamping, mengorganisasikan desa dalam memilih dan melaksanakan pembangunan infrastruktur, membentuk Kelompok Infrastruktur Desa guna mengawasi pengelolaan proyek infrastruktur.
-
Dengan berkoordinasi dengan para konsultan Pemasaran dan value chain Kabupaten/Kota lainnya, membantu menyiapkan rencana bisnis dan model finansial sederhana sesuai dengan kondisi dan studi jaringan pasar di kabupaten/kota mereka masing-masing, melakukan validasi silang dengan model dari kabupaten/kota lainnya sebagai contoh bagi kelompokkelompok peminat dan rujukan untuk mengkaji kelayakan proposal yang diterima.
pelaksanaan
ketiga
jenis
- Bekerja sama dengan para tenaga pendamping, memberikan dukungan teknis kepada kelompok-kelompok peminat untuk menyiapkan rencana/konsep bisnis mereka guna pengajuan kebutuhan investasi ke Dana BLM dan Infrastruktur yang diperuntukkan bagi kelompok usaha dan usaha jasa. -
Bersama para Tenaga Pendamping, mengidentifikasi dan membentuk kelompok penabung yang terdiri dari keluarga-keluarga beresiko.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 45 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
-
Mengkaji proposal kelompok usaha, melakukan saringan kelayakan, memberikan prioritas akhir dan memilih kelompok usaha yang harus disokong.
-
Mengkaji proposal usaha dalam konteks Rencana Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan memastikan bahwa kelompok-kelompok usaha itu sejalan dengan Rencana tersebut dan tidak akan memberi dampak negatif terhadap lingkungan.
-
Melakukan kajian banding atas pemilihan proposal kelompok usaha dari kabupaten/kota lainnya.
-
Koordinasi dengan Penasehat PMO bagi Pemasaran dan value chain, memberikan pelatihan teknis dan pelatihan bisnis serta dukungan kepada kelompok usaha. Pelatihan dan dukungan tersebut mencakup pelatihan keterampilan bisnis bagi kelompok usaha yang didukung, dengan topik antara lain: kepemimpinan, manajemen bisnis, perencanaan dan manajemen keuangan, keterampilan negosiasi, pemasaran, pencarian dan pemanfaatan informasi pasar, akses keuangan, pemberian pelatihan, dan kerjasama dengan tenaga pendamping.
- Memberikan pelatihan dan bimbingan berjalan kepada kelompok usaha dan jasa yang didukung sebagaimana diperlukan. -
Bekerja sama dengan Penasehat PMO bagi Pemasaran dan value chain, berkonsultasi dengan konsultan Pemasaran dan value chain Kabupaten/kota lainnya, mengkaji dan menjabarkan rancangan pelaksanaan pengelolaan dan pelatihan manajemen tabungan dan pinjaman bagi kelompok usaha.
-
Berkenaan dengan pelaksanaan Sub-Komponen 2.2, menyelesaikan pekerjaan penilaian pasar kabupaten/kota, termasuk seleksi jaringan harga prioritas dan penyelenggaraan pertemuan di desa proyek untuk mendiskusikan temuan dan dampak terhadap setiap desa.
-
Mengadakan lokakarya validasi strategi dan peluang pasar serta rapat dengan calon pembeli dan kalangan bisnis swasta.
-
Menyiapkan strategi intervensi terinci untuk setiap jaringan harga produk prioritas sangat potensial, dengan menyertakan jaringan terkait, strategi dan rencana aksi dengan kejelasan tahapan, tanggung jawab, dan komitmen para pemangku kepentingan.
-
Mengkoordinasikan pelaksanaan strategi intervensi dan rencana aksi yang disepakati bagi setiap jaringan harga prioritas, dengan memasukkan (tanpa maksud membatasi) prioritas, studi peluang pasar bagi keompok usaha dan rumah tangga nelayan, promosi peluang pasar, demo dan pelatihan kelompok usaha skala kecil tentang teknologi produksi dan penanganan pasca panen, penyelenggaraan event terkait pasar kabupaten/kota, seleksi, desain, dan penyertaan pembiayaan dari investasi awal yang mempertemukan kelompok produsen dengan mitra
-
bisnis/pembeli serta seleksi, negosiasi, dan penyertaan pembiayaan oleh pemasok swasta untuk mengembangkan/memperbaharui jaringan pasokan penting di kabupaten/kota.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 46 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
-
Mengkoordinasikan pembentukan kerangka kerja monitoring hasil sederhana bagi setiap strategi intervensi guna memantau kemajuan, hasil dan dampak serta memberikan umpan balik untuk pemutakhiran dan pengkajian strategi intervensi berjalan.
-
Mengkoordinasikan pelaksanaan, analisis dan penyebaran survey tahunan penelusuran jaringan pasar bagi setiap jaringan pasar prioritas di kabupaten/kota dengan dukungan staf M&E (Monitoring dan Evaluasi) PIU dan PMO.
-
Memimpin persiapan dan penyebaran arahan tahunan jaringan pasar dan harga serta pemutakhiran daftar kontak pembeli/produsen/pemasok.
-
Menyelenggarakan dan memfasilitasi lokakarya tahunan pemangku kepentingan jaringan harga bersama-sama pembeli, perusahaan, produsen dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengkaji persoalan yang timbul dalam jaringan harga, kemajuan atas tahapan yang disepakati, serta pemutakhiran strategi intervensi dan rencana aksi bagi setiap jaringan harga.
-
Menyelenggarakan survey standar tahunan penelusuran industri, catatan arahan standar dua tahunan, dan daftar kontak pembeli/produsen/pemasok.
-
Memfasilitasi dan menjalin hubungan dan kontak dengan pembeli potensial dan mitra bisnis di jaringan harga prioritas yang sesuai dengan lebih dari satu kabupaten/kota.
-
Membantu agar proyek berjalan secara efektif sesuai dengan penetapan harga nasional dan daerah – permintaan dan penawaran – bagi produk perikanan dan kelautan yang dihasilkan proyek.
3.2. KEGIATAN DAN INTERVENSI YANG DILAKUKAN Tabel. 3.1. Kegiatan yang telah dilakukan dalam progran CCDP IFAD Kota Makassar, perkembangan dan status Tahun 2013 No. I
Nama Kegiatan
Intervensi
Komponen 1. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat serta pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan
1 .1
Pembentukan Layanan Fasilitator
Menfasilitator berupa Tenaga Pendamping bagi kegiatan CCDP IFAD/CCD-IFAD, yang terdiri dari 3 orang Tenaga Pendamping Desa (TPD) dengan kontrak penuh dan 3 orang Tenaga Pendamping yang berasal dari Penyuluh/Pendamping.
1.2
Sosialisasi Desa
Tersosialisasinya proyek Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (CCD-IFAD) di 9 desa/kelurahan lama tahun 2013 dan rencana kelurahan baru tahun 2014
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 47 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
1.3
Penilaian Desa Berbasis Masyarakat
mereview hasil kegiatan di setiap Desa/Keluaran program CCDP-IFAD Tahun 2013
1.4
Pertemuan Desa (Perencanaan, Pengawasan, dan Evaluasi)
perencanaan pembangunan desa berbasis kelautan dan perikanan selama 3 tahun di 9 kelurahan masing-masing program CCDP-IFAD .
1.5
Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Pokmas
Pokmas Pesisir dapat menyelesaikan proposal rinci untuk kegiatan yang termasuk sub komponen pemberdayaan masyarakat dan pemasaran serta rantai pasoknya.
1.6
Inventori Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat
inventarisasi pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut dan permasalahan sumberdaya di tiga keluraan dalam tahap penyelesaian
1.7
Pembangunan Pondok Informasi
Terbangunnya fasilitas umum untuk mendukung program IFAD dan untuk kepentingan masyarakat pada umumnya dei 9 kelurahan
1.8
Pembentukan dan Pelatihan CoManagement Group
Terbentuknya Kelompok Pengelola Sumberdaya di 9 Desa/Kelurahan Tahun 2013 yang telah terlatih
1.9
Persiapan Detail Village Coastal Marine CoManagement Plan
Terfasilitasinya persiapan dalam rangka perencanaan detail tentang pengelolaan pesisir di desa; fasilitasi pembuatan peraturan desa dll untuk 3 Desa/Kelurahan
1.10
Workshop Coastal Marine Resources Co-Management
Masukan bagi kebijakan dibidang pengelolaan sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil
1.11
Fasilitasi Pusat Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat Pesisir (P3MP)
−
Teridentifikasinya permasalahan sosial budaya masyarakat pesisir, dan potensi budaya, termasuk kearifan lokal;
−
Kajian-kajian sosial budaya masyarakat pesisir dan langkah pemecahan masalah;
−
Terfasilitasinya kelompok-kelompok usaha bidang kelautan dan perikanan; dan
−
Terwujudnya pola pikir dan sikap mental yang peduli terhadap pengelolaan SDKP yang
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 48 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
berkelanjutan.
1.12
Penyusunan dan Pelatihan Sistem Monitoring Sumberdaya Pesisir
terfasilitasinya bimbingan tehnik sistem monitoring sumberdaya pesisir bagi Pokmas Pengelola Sumberdaya Pesisir.
1.13
Pelatihan Market Awareness
Pelatihan pemasaran kepada kelompok masyarakat Meningkatnya kemampuan anggota kelompok dalam prospek pasar
2.
Komponen 2. Pembangunan Ekonomi Berbasis Kelautan
2.1.
Pengembangan Telah dilakukan Pertemuan temu usaha dalam rangka Alternative Income pengembangan alternatif usaha bagi masyarakat pesisir Generating dan serta pengembangan jejaring pemasaran. Jaringan Pemasaran
3
Komponen 3. Pengelolaan proyek
3.1
Sinkronisasi Perencanaan dan Koordinasi
Telah dilakukan Pertemuan dalam rangka sinkronisasi perencanaan dan koordinasi program CCDP IFAD Kota Makassar
3.2.
Pertemuan Tim Teknis
Telah dilakukan pertemuan Komite Pemberdayaan Masyarakat Pesisir proyek CCD-IFAD, untuk menghasilkan rekomendasi atas proposal Pokmas
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 49 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
3.2. No.
1
HASIL YANG DICAPAI DAN INDIKATORNYA Nama Kegiatan
Hasil
Indikator Capaian
Komponen 1. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat serta pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan
1
Pembentukan Layanan Fasilitator
Tersedianya layanan fasilitator berupa Tenaga Pendamping bagi kegiatan CCDP IFAD/CCD-IFAD, yang terdiri dari 3 orang Tenaga Pendamping Desa (TPD) dengan kontrak penuh dan 3 orang Tenaga Pendamping yang berasal dari Penyuluh/Pendamping.
Terbentuknya layanan fasilitator Tenaga Pendamping bagi kegiatan CCDP IFAD/CCDIFAD, 3 orang Tenaga Pendamping Desa (TPD) dan 3 orang Tenaga Pendamping yang berasal dari penyuluh.
2
Sosialisasi Desa
Tersosialisasinya proyek Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (CCD-IFAD)
Terlaksananya sosialisasi des di 9 kelurahan program CCDP IFAD, 3 kelurahan program tahun 2013 dan 6 kelurahan program tahun 2014
3
Penilaian Desa Berbasis Masyarakat
Review hasil kegiatan di setiap Desa/Keluarhan program CCDP IFAD
Tereviewnya hasil kegiatan di 9 kelurahan program CCDP IFAD, 3 kelurahan program Tahun 2013 dan 6 kelurahan program tahun 2014
4
Pertemuan Desa (Perencanaan, Pengawasan, dan Evaluasi)
Perencanaan pembangunan desa berbasis kelautan dan perikanan selama 3 tahun di kelurahan program CCDP IFAD
Adanya perencanaan pembanugnan desa berbasis kelautan dan perikanan selama 3 tahun di 9 kelurahan program CCDP-IFAD.
5
Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Pokmas
Pokmas Pesisir diharapkan dapat menyelesaikan proposal rinci untuk kegiatan yang termasuk sub komponen
Tersedianya proposal secara rinci untuk kegiatan penigkatan kapasitas masyarakat di 9 kelurahan program CCDP IFAD, 3 kelurahan program tahun 2013 dan 6 kelurahan program tahun 2014
6
Inventori Diperoleh data mengenai potensi Sumberdaya dan permasalahan sumberdaya Pesisir Berbasis
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Tersedianya data potensi dan permasalahan sumberdaya di 9 kelurahan program CCDP-IFAD3
Page 50 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Masyarakat
disetiap keluraan
kelurahan program tahun 2013 dan 6 kelurahan program tahun 2014
7
Pembangunan Pondok Informasi
Terbangunnya fasilitas umum untuk mendukung program IFAD dan untuk kepentingan masyarakat pada umumnya
Tersedianya pondok informasi untuk mendukung program CCDP IFAD di 9 kelurahan pada tahun 2013
8
Pembentukan dan Pelatihan CoManagement Group
Terbentuknya Kelompok Pengelola Sumberdaya di 9 Kelurahan program CCDP IFAD yang terlatih
Adanya kelompok pengelola sumberdaya yang sudah terlatih di 9 kelurahan Program CCDPIFAD
9
Persiapan Detail Village Coastal Marine CoManagement Plan
Terfasilitasinya persiapan dalam rangka perencanaan detail tentang pengelolaan pesisir di desa; fasilitasi pembuatan peraturan desa dll untuk 9 Kelurahan program CCDP IFAD
Adanya draft peraturan desa tentang pengelolaan sumberdaya pesisir di 9 kelurahan program CCDP IFAD
10
Workshop Coastal Marine Resources CoManagement
Masukan bagi kebijakan dibidang pengelolaan sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil
Adanya rumusan kebijakan di bidang pengelolaan sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau kecil di 9 kelurahan program CCDP IFAD
11
Fasilitasi Pusat Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat Pesisir (P3MP)
Terfasilitasinya pusat pemberdayaan dan pelayanan masyarakat pesisir di program CCDP IFAD Kota Makassar;
Teridentifikasinya permasalahan sosial budaya masyarakat pesisir, dan potensi budaya, termasuk kearifan lokal di Program CCDP IFAD Kota Makassar
12
Penyusunan dan Pelatihan Sistem Monitoring Sumberdaya Pesisir
Bimbingan tehnik sistem monitoring sumberdaya pesisir bagi Pokmas Pengelola Sumberdaya Pesisir di 9 kelurahan program CCDP IFAD
terfasilitasinya bimbingan tehnik sistem monitoring sumberdaya pesisir bagi Pokmas Pengelola Sumberdaya Pesisir di 9 kelurahan program CCDP IFAD
13
Pelatihan Market Awareness
Pelatihan kemampuan anggota kelompok dalam prospek pasar di 9 kelurahan program CCDP IFAD
Meningkatnya kemampuan anggota kelompok dalam prospek pasar di 9 kelurahan
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 51 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
program CCDP IFAD
2
Komponen 2. Pembangunan Ekonomi Berbasis Kelautan
2.1. Pengembangan Alternative Income Generating dan Jaringan Pemasaran 3
temu usaha dalam rangka pengembangan alternatif usaha bagi masyarakat pesisir serta pengembangan jejaring pemasaran di program CCDP IFAD
Terjaringnya temu usaha dalam rangka pengembangan alternatif usaha bagi masyarakat pesisir serta pengembangan jejaring pemasaran di program CCDP IFAD
Komponen 3. Pengelolaan Proyek
3.1. Sinkronisasi Perencanaan dan Koordinasi
Pertemuan dalam rangka sinkronisasi perencanaan dan koordinasi.
Adanya singkronisasi perencanaan dan koordinasi dalam pelaksanaan program CCDP-IFAD.
3.2. Pertemuan Tim Teknis
Ppertemuan Komite Pemberdayaan Masyarakat Pesisir proyek CCD-IFAD, untuk menghasilkan rekomendasi atas proposal Pokmas
Tersedianya rekomendasi atas proposal kelompok masyarakat yang sudah diperivikasi oleh tim Komite pemberdayaan masyarakat pesisir CCDP IFAD.
3.3.
STRATEGI YANG DILAKUKAN DALAM MELAKUKAN KONSULTANSI
Strategi yang dilakukan oleh konsultan pemasaran dalam proyek pembangunan masyarakat
pesisir
Kota
Makassar,
yaitu
Strategi
Perencanaan,
Strategi
Pelaksanaan dan Strategi Pengawasan. 1. Strategi Perencanaan pada pembangunan Masyarakat pesisir dalam program CCDP IFAD dimulai dari pendataan fakta dilapangan, pembentukan perencanaan dan adanya Schedule. Ketiga kegiatan dalam perencanaan tersebut tidak terlepas dari proses lobi dan negosiasi dengan PIU Kota Makassar terkait demi menunjang kelancaran program CCDP IFAD,
selain itu adanya Kerangka Implementasi
merupakan kerangka umum menjadi kerangka operasional sebagai pedoman program pelaksanaan, pedoman teknis dan pedoman operasional. Strategi perencanaan merupakan Pendataan fakta di lapangan berupa uraian kelompok sasaran terdiri dari masyarakat sebagai penerima program, dan para pemangku kepentingan terkait sebagai dukungan dari pihak terkait. Setelah adanya penetapan
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 52 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
lokasi oleh PIU maka membentuk sebuah rencana. Pembentukan perencanaan ini dibagi menjadi dua bagian, pertama Siklus kegiatan pembelajaran masyarakat di tingkat kelurahan, asistensi pendampingan penyiapan di masyarakat (bagaimana masyarakat dapat mengikuti setiap tahapan dalam siklus) dan pendampingan. Dalam siklus tingkat kelurahan terbagi atas tiga tahapan, tahap pertama mengenai penyiapan masyarakat terdiri dari sosialisasi awal, rembug kesiapan masyarakat dalam melaksanakan program. Tahap kedua perencanaan masyarakat terdiri dari pembentukan kelompok, pembuatan proposal, penguatan masyarakat. Tahap ketiga adalah pencairan Bantuan Langsung Masyarakat terdiri dari pengajuan dan administrasi pencairan dana serta pencairan dana. 2. Strategi Pelaksanaan Program pengembangan masyarakat pesisir dalam bidang pemasaran dimulai dengan pelaksanaan Sosialisasi dan Pelatihan dengan pendekatan secara interpersonal dan konsep berstruktur. Pendekatan konsep berstruktur tersebut memiliki arti bahwa ketika pelaksanaan sosialisasi, pihak konsultan memiliki pendekatan secara interpersonal sehingga tidak adanya kesenjangan diantara pihak konsultan dengan pihak masyarakat, setelah itu pihak konsultan memberikan waktu agar masyarakat dapat mengungkapkan sendiri mengenai segala kegiatan dan kondisi didaerah dimana mereka menetap, dengan begitu akan ada gambaran oleh pihak konsultan mengenai tindak lanjut pelaksanaan program sehingga program tersebut dapat dijalankan dan dilakukan di daerah sasaran. Sosialisasi ini bertujuan terjadinya pemahaman dan membangun kesadaran bahkan agar masyarakat mau dan terlibat untuk melakukan kegiatan Program CCDP IFAD, sehingga masyarakat dapat membantu serta bekerjasama dengan Konsultan. 3. Strategi Pengawasan. Strategi pengawasan dalam Program CCDP-IFAD Kota Makassar, Konsultan Pemasaran melakukan tiga jenis pengawasan melalui Uji Petik pada Program CCDP-IFAD dengan melakukan supervisi lapangan, melihat hasil kegiatan di masyarakat. Uji petik dilakukan dengan cara
wawancara langsung
kepada masyarakat. Wawancara ini bertujuan agar adanya transparansi dalam kegiatan yang telah dilakukan, jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan indikator maka akan dilakukan konsolidasi.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 53 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
4. IMPLEMENTASI KEGIATAN / PROYEK Tabel. 4.1. Implentasi Kegiatan/Proyek
KEGIATAN
Implementasi Kegiatan
Komponen : 1. Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan dan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir
Kegiatan ini merupakan kegiatan inti dari proyek, Semua kegiatan dipusatkan pada masyarakat pesisir sasaran dan didorong oleh proses partisipatif dan penentuan prioritas kelurahan untuk pembangunan kelautan dan perikanan termasuk pengelolaan sumber daya pesisir secara berkelanjutan.
Komponen 1.1. Fasilitasi, Perencanaan dan Pemantauan Sosialisasi Desa
Penilaian Desa Berbasis Masyarakat Pertemuan Desa (Perencanaan, Pengawasan, dan Evaluasi) Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Pokmas
Melaksanakan sosialisasi kegiatan PMP/CCD-IFAD di 3 kelurahan program Tahun 2013 yaitu kelurahan Tanjung merdeka, Cambaya dan lakkang dan 6 kelurahan untuk program tahun 2014 yaitu Kelurahan Cambaya, Barombong, Buloa, Tallo, Barrang caddi, Kodingareng, Untia, tallo dan Buloa. Pertemuan PIU tentang review kegiatan di masing-masing kelurahan progam di 9 kelurahan; 3 kelurahan Tahun 2013 yaitu Tanjung merdeka, Cambaya, dan Lakkang dan 6 kelurahan Tahun 2014 yaitu Barombong, Barrang Caddi, Kodingareng, Untia, Tallo, Buloa Melakukan pertemuan di 9 kelurahan, 3 kelurahan program tahun 2013 dan 6 kelurahan program tahun 2014 dalam rangka Perencanaan pembangunan kelurahan selama 3 tahun kedepan yang berbasis kelautan dan perikanan. Melakukan pelatihan kepada kelompok masyarakat dalam rangka Peningkatan Kapasitas Pokmas Pesisir diharapkan dapat menyelesaikan proposal yang secara rinci untuk kegiatan infrastruktur, usaha, pengelolaan sumberdaya.
Komponen 1.2. Penilaian dan Perencanaan pengelolaan sumberdaya Inventori Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat
Pembentukan dan Pelatihan CoManagement Group
Melakuakan inventarisasi penilaian terhadap 9 kelurahan yaitu kelurahan Tanjung Merdeka, Lakkang dan Cambaya program tahun 2013 dan 6 kelurahan untuk program tahun 2014 terhadap aspek pembangunan, jumlah kelompok masyarakat dan infrastruktur yang ada dimasyarakat. Kegiatan ini dikerjasamakan dengan Mitra Bahar, LSM dan UNHAS (perguruan Tinggi). Melakukan Pembangunan Pondok informasi di 9 (Sembilan) kelurahan tahun 2013. Pondok Informasi dibangun dalam rangka penyediaan wadah informasi bagi masyarakat; dilakukan oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Pondok informsai ini sebagai tempat informasi bagi masyarakat untuk melakukan pertemuan. pembentukan dan pelatihan bagi Kelompok Pengelola Sumberdaya di 9 (Sembilan) Kelurahan yaitu Tanjung merdeka, Cambaya, Lakkang, Barombong, Barrang Caddi, Kodingareng, Untia, Buloa, Tallo.
Persiapan Detail Village Coastal Marine CoManagement Plan
memfasilitasi persiapan dalam rangka perencanaan detail tentang pengelolaan sumberdaya pesisir di desa; Menfasilitasi pembuatan perencanaan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan peraturan Desa tentang Pengelolaan Sumberdaya pesisir dan laut.
Workshop Coastal Marine Resources CoManagement
Melakukan Workshop dengan melibatkan pengambil kebijakan utama seperti kepala kelurahan, lembaga pemberdayaan masyarakat, tokoh agama, kelompok masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan anggota himpunan nelayan seluruh Indonesia untuk pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut berbasis Co-Management (masyarakat dan pemerintah sama memiliki peran dalam mengelola sumberdaya pesisir dan laut) Fasilitasi pembentukan P3MP sebagai kelembagaan non-ekonomi yang menjadi
Pembangunan Pondok Informasi
Fasilitasi
Pusat
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 54 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat Pesisir (P3MP)
wadah bagi pelayanan kebutuhan masyarakat di bidang sosial dan budaya dalam rangka mendukung dan mewujudkan kemandirian masyarakat pesisir.
Penyusunan dan Pelatihan Sistem Monitoring Sumberdaya Pesisir
Workshop dan pelatihan mengenai sistem monitoring sumberdaya pesisir, seperti, survei atau monitoring sumberdaya, bagi kelompok masyarakat pengelola sumberdaya
1.3. Dukungan pengembangan Usaha Kecil Di Desa Dana Community Enterprise Group and Infrastructure
pemberian Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) bagi Kelompok Masyarakat Pesisir (Pokmas Pesisir) meningkatkan ketersediaan prasarana dan sarana serta pengembangan usaha di bidang kelautan dan perikanan. Bantuang langsung masyarakat terhadap 3 (tiga) kelurahan tahun 2013 yaitu Tanjung merdeka (1 kelompok Infrastruktur, 6 kelompok usaha), Cambaya (1 kelompok insfrastruktur, 6 kelompok usaha) dan Lakkang (1 kelompok infrastruktur, 6 kelompok usaha). Nilai total dana yang diberikan Rp.818.948.000,- (delapan ratusdelapan belas juta Sembilan ratus empat pulu delapan ribu rupiah)
Pelatihan Market Awareness Belanja Barang Non Operasional Lainnya
Mengadakan kunjungan lapangan ke perusahaan yang bergerak di bidang perikanan dalam rangka penyadaran pasar kepada kelompok masyarakat sehingga kelompok masyarakat nantinya memiliki pengalaman atau minat untuk pengembagan usahanya
Komponen 2. Pengembangan Ekonomi Berbasis Kelautan dan Perikanan
Membangun kapasitas kelompok masyarakat (pokmas) sasaran untuk mendukung kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir melalui (i) dukungan dibidang prasarana utama, inovasi, keterampilan dan kepemimpinan. Mengenalkan masyarakat terhadap kelompok Usaha yang akan mejadi partner serta dukungan untuk pembangunan rantai pasok (value chain) berdasarkan kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan yang diusahan oleh masing-masing kelompok usaha masyarakat. 2.1. Dukungan Pemasaran dan tata Niaga Hasil Perikanan Pengembangan Kegiatan ini dialksanakan dalam rangka mempertemukan kelompok usaha ( temu Alternative Income usaha) dan pengembangan jejaring usaha antara (kelompok usaha) dengan Generating dan (nelayan, pembudidaya, pengolah hasil perikanan) dengan pembeli atau pengolah Jaringan Pemasaran yang lebih besar sehingga kelompok usaha ini sudah memiliki wadah atau jaringan untuk memasarkan hasil perikanan yang dikembangkan. Komponen 3. Pengelolaan Proyek Sinkronisasi Pertemuan dalam rangka Sinkronisasi dan koordinasi dengan instansi terkait dalam Perencanaan dan menunjang kegiatan proyek CCD-IFAD. Koordinasi Pertemuan Teknis
Tim
Baseline RIMS
Annual Survey Market Studi
outcome
Fasilitasi pertemuan teknis bagi Komite Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, secara berkala Survey RIMS yang dilakukan oleh Konsultan PIU Makassar merupakan salah satu daerah yang berdasarkan hasil sampling memiliki kuesioner yang terbanyak dengan sampel 6 kelurahan ( Barombong, Barrang Caddi, Untia, Tallo, Buloa dan Lakkang) dan masing-masing kelurahan 30 responden sehingga total responden yang ada di Kota Makassar sebaanyak 180 kuesioner. Pengambilan data kuesioner merupakan salah satu langkap awal untuk melihat data awal (to) dalam pelaksanaan kegiatan CCDP IFAD Kota Makassar membangun data dasar (T0) kondisi kesejahteraan Rumah Tangga Penerima Manfaat (RT-PM, beneficiaries) dan Rumah Tangga BPM (RT- BPM, nonbeneficiaries) dari proyek CCDP-IFAD. 2. Memberikan rekomendasi kepada perkembangan pelaksanaan dari proyek CCDP-IFAD. mengidentifikasi peluang-peluang usaha dan kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya mengembangkan usaha ekonomi pada desa/kabupaten target proyek. Tugas dari studi pasar ini mencakup:Identifikasi dan penilaian rantai nilai dari suatu komoditas target, yang meliputi beberapa aspek.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 55 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Ipmlementasi Kegiatan realisasi capaian dana program CCDP-IFAD Kota Makassar Tahun 2013 sebesar99.41% %. Secara detail capaian kegiatan hingga saat ini disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut :
- ; 0%
Kategori I - Vehicles, Materials, and Equipment
102,300,000 3%
Kategori II - Training and Workshop
819,000,000 792,750,000 28% 27% 1,054,370,000 , - ; 0% 204,750,000 35% - ; 0% 7%
Kategori III - Studies and Surveys Kategori IV - Technical Assistent
Gambaran 4.1. Pagu Anggaran Per Kategori
ALOKASI ANGGARAN DAN PREDIKSI REALISASI ANGGARAN PERKATEGORI IFAD 2013 1.200.000.000
1.054.370.000 1.049.870.000
1.000.000.000
RUPIAH
PAGU ANGGARAN
819.000.000 818.948.000
792.750.000 781.596.858 800.000.000 600.000.000
400.000.000
204.750.000 204.750.000
102.300.000 101.758.400
200.000.000
- -
- -
- -
Kategori IV
Kategori V
Kategori V Kategori VII Non KategorI
Kategori I
Kategori II
Kategori III
Gambaran 4.2. Alokasi dan prediksi Realisasi Anggaran per Kategori
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 56 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
PAGU ANGGARAN DAN PREDIKSI REALISASI BERDASARAN SUMBER DANA IFAD TAHUN 2013 1.800.000.000
1.611.750.000 1.600.544.858
1.600.000.000 1.400.000.000
1.259.120.000 1.254.620.000
1.200.000.000 1.000.000.000
Pagu Anggaran
800.000.000
Realisasi
600.000.000 400.000.000
102.300.000 101.758.400
200.000.000 IFAD Loan
Spanish Trust Loan
Rupiah Murni
Gambar. 4.3. Pagu Anggaran Realisasi Berdasarkan Sumber Dana
IFAD Loan
Pagu Anggaran 1.611.750.000
Realisasi 1.600.544.858
Presentase 99,30
Spanish Trust Loan
1.259.120.000
1.254.605.000
99,64
Rupiah Murni
102.300.000
100.471,400
99,47
1.800.000.000 1.611.750.000 1.600.000.000 1.300.544.858 1.400.000.000 1.259.120.000 1.200.000.000 931.030.000 1.000.000.000 Pagu Anggaran 800.000.000 Realisasi 600.000.000 400.000.000 102.300.000 88.938.400 200.000.000 IFAD Loan Spanish Trust LoanRupiah Murni Gambaran 4.4. Pagu Anggaran dan Realisasi Berdasarkan Sumber Dana
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 57 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
5. ANALISIS/STRATEGI UNTUK OPTIMASI PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM CCDP TAHUN 2014 SOSIALISASI PROGRAM Mengenalkan tim fasilitator kepada masyarakat, menjelaskan tujuan program yang akan dilaksanakan beserta dengan waktu pelaksanaan dan batas waktunya. Membuka peluang partisipasi dan partisipasi masyarakat beserta pemerintah kelurahan. KAJIAN SECARA PARTISIPATIF Menggunakan metode yang tepat dalam pelaksanaan kajian seperti: kalender musim, kajian , kajian pasar dll. Penekanan penggunaan instrument tersebut berpangku pada upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program CCDP IFAD Kota Makassar. MENJARING ASPIRASI MASYARAKAT. Mengakomodasi aspirasi masyarakat pelaku utama dan pelaku usaha terhadap program yang di jalankan. Menentukan skala prioritas program sesuai dengan hasil kajian dan tujuan yang ingin dicapai. Prioritas program / kegiatan pokmas yang disetujui oleh masyarakat merupakan suatu jawaban terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok masyarakat. Untuk mengakomodir aspirasi masyarakat tersebut harus taat asas perencanaan dalam jaring aspirasi yaitu : Asas persamaan Semua orang yang terlibat selama dalam perencanaan mempunyai kedudukan yang sama dan sedrajat, tidak ada perbedaan status. Semua disini berfungsi sebagai team work. Asas peran serta Semua orang harus melibatkan dirinya secara penuh baik fisik maupun pikirannya. Hasil perencanaan ini akan sangat tergantung kepada peran serta, kemampuan, pengalaman, wawasan, kesungguhan partisipan itu sendiri.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 58 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Asas demokratis Kedudukan semua orang sederajat. Setiap pendapat didasarkan pada argument, terbuka terhadap kritik, jujur dan teliti, sehingga akan terjadi komunikasi dialogis diantara partisipan. Hal ini baik untuk kejelasan gambaran, kejelasan keberadaan dan kejelasan logika (rasionalitas). PELAKSANAAN PROGRAM (AKSI) Bila program kerja sudah terumuskan dan kelompok sudah terbentuk, maka rencana aksi komunitas harus sudah bisa dilaksanakan. Mekanisme atau aturan-aturan terkait dengan kegiatan program CCDP IFAD
yang dilaksanakan dirumuskan
bersama dengan masyarakat. Pengelolaan kegiatan dan keberlanjutan program menjadi tanggung jawab bersama. Mediasi konflik penting untuk dipersiapkan sejak dini. Mediasi konflik dalam pemberdayaan masyarakat yang perlu kita perhatikan yaitu : Adanya manajemen untuk menagani konflik. Karena adanya konflik dapat menurunkankan tingkat partisipasi masyarakat bahkan menghambat partisipasi. Hindari bias kepentingan personal dalam perumusan program. Mediasi konflik dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan cultural, personal, hukum dan musyawarah untuk mencapai mufakat. Pendekatan personal juga dapat ditempuh dengan mengedepankan harmoni social. MONITORING DAN EVALUASI. Kegiatan monitoring dan evaluasi kadang masih dipandang sebelah mata, padahal kegiatan ini sangatlah penting untuk menunjang keberhasilan dan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari program yang sedang dan telah dilaksanakan. Monitoring dapat dilakukan dengan dua cara yakni : monitoring internal dan monitoring ekternal. Monitoring internal dilakukan dengan melibatkan tim pelaksana beserta mitra. Sedangkan monitoring eksternal dilakukan dengan melibatkan tim dari luar atau tim independen dan tim ahli dalam bidang pemberdayaan yang dilakukan. Hal ini dilakukan bukan untuk mencari kesalahan melainkan untuk pembelajaran program.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 59 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
LAPORAN DAN PENDOKUMENAN Laporan dibuat berisi seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan yang sudah dilaksanakan dan laporan penggunaan dananya. Dokumen laporan akhir sebaiknya juga didesain untuk dokumen pembelajaran proses pemberdayaan yang sudah dilakukan sehingga dapat dimanfaatkan oleh desa atau organisasi lain yang memerlukan.
6. ANALISIS/STRATEGI UNTUK EFEKTIFITAS PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN USAHA DALAM CCDP TAHUN 2014 Strategi Untuk efektifitas pemasaran dan pengembangan usaha dalam CCDP IFAD Kota Makassar Tahun 2014 yaitu
Strategi pemasaran yang dimaksud berupa
kombinasi variabel marketing mix (bauran pemasaran) yaitu strategi produk, strategi harga, strategi saluran distribusi dan strategi promosi. Variabel-variabel tersebut akan dibahas sebagai berikut: 1. Strategi produk Produk yang dipasarkan atau dijual hendaknya produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dengan demikian maka konsumen akan merasa puas. a.
Contoh Strategi Produk UD. Fatimah Azzahrah
Gambar 6.1. Produk abon ikan tuna Fatimah Azzahrah
Produk yang dipasarkan UD. Fatimah Azzahrah yaitu berupa abon Ikan Tuna dan Abon ikan bandeng tanpa duri. Adapun strategi dalam memperoleh pangsa pasar yaitu dengan mengembangkan rangsangan yang berkaitan dengan produk yang di tujukan terhadap konsumen. Salah satu bentuk rangsangan ini seperti perubahan
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 60 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
kemasan, yang menarik perhatian konsumen, selain itu dengan pemasangan label serta informasi bahan serta kandungan abon ikan. Sedangkan untuk strategi ciri-ciri produk itu sendiri yaitu dengan tekstur yang lembut, rasa dan dengan produk yang akan di pasarkan dengan aroma yang khas. Wilayah pemasaran UD. Fatimah Azzahrah di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, DKI. Jakarta. 2. Strategi Harga
Harga merupakan faktor kritis dalam bauran pemasaran karena konsumen sangat berkepentingan dengan nilai yang mereka peroleh dalam suatu pertukaran. Disamping itu juga merupakan satu-satunya dari faktor pemasaran yang memberikan keuntungan sedangkan faktor lainnya merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh kelompok usaha. Penetapan harga selalu menjadi masalah bagi setiap kelompok usaha karena penetapan tujuan ini bukanlah kekuasaan dan kewenangan yang mutlak dari sebuah kelompok usaha. Peranan harga akan menjadi sangat penting terutama pada saat persaingan yang semakin tajam dan perkembangan permintaan yang terbatas. Dalam keadaan persaingan yang semakin tajam dewasa ini. Peran harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi kelompok usaha di pasar, disamping itu untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan, dengan kata lain penetapan harga mempengaruhi kemampuan bersaing kelompok usaha dan kemampuan mempengaruhi konsumen. Dalam menetapkan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran dan faktor lainnya. Faktor yang tidak langsung namun erat hubungan dengan penetapan harga adalah harga produk sejenis yang dijual oleh para pesaing. Contoh Harga yang ditetapkan oleh UD. Fatimah Azzahrah biasanya dipengaruhi stok ikan yang semakin menipis sementara permintaan konsumen akan jenis produk tersebut meningkat sehingga pihak kelompok usaha akan menaikkan harga produk abon ikan tersebut. Penetapan harga dari suatu kelompok usaha tentu memikirkan biaya yang telah dikeluarkan selama ini untuk biaya produksi maupun bahan baku.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 61 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Tabel 6.1. Jenis Ukuran Kemasan Harga Abon Ikan UD. Fatimah Azzahrah No.
Ukuran Kemasan
Harga
1
100 gram
Rp. 15.000,-
2
250 gram
Rp. 30.000,-
3
500 gram
Rp. 50.000,-
4
1 kg
Rp. 100.000,-
Sumber: Data primer yang diolah,2013
3. Strategi Saluran Distribusi Dalam rangka kegiatan memperlancar arus barang dari produsen ke konsumen, maka salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah memilih secara tepat saluran distribusi yang akan digunakan. Saluran distribusi yang terlalu panjang menyebabkan makin banyak mata rantai yang ikut dalam kegiatan pemasaran. Hal ini berarti kemungkinan penyebaran barang produksi secara luas, tetapi sebaliknya menimbulkan biaya yang lebih besar sehingga dapat menyebabkan harga yang mahal sampai ke konsumen ataupun keuntungan perusahaan kecil. Sebaliknya saluran distribusi yang terlalu pendek kurang efektif untuk penyebar luasan, tetapi karena mata rantai pemasaran lebih pendek maka biaya produksi dapat ditekan sehingga harga sampai ke konsumen dapat lebih rendah. a. Saluran Distribusi UD. Fatimah Azzahrah UD. Fatimah Azzahrah memiliki saluran distribusi yang mana dapat di lihat Toko Lokal Nelayan
Rumah Tangga UD. Fatimah Azzahra
(Pemasok bahan baku)
Nasional
Palu
Jakarta Gambar 6.2. Saluran Distribusi UD. Fatimah Azzahrah
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 62 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Pada gambar di atas, menjelaskan bahwa produk abon ikan yang dijual UD. Fatimah Azzahrah yang berasal dari nelayan yang merupakan pemasok bahan baku utama yaitu ikan tuna dan kemudian dijual ke UD. Fatimah Azzahrah. UD Fatimah Azzahrah kemudian mengolah ikan tuna menjadi abon yang merupakan produk usahanya. Sebelum didistribusi produk dibungkus plastik dan disimpan dalam toples. Produk abon ikan tuna ini kemudian dijual ke pasaran lokal dan nasional. Pada skala pasaran lokal produk ini dibeli oleh toko-toko serta konsumer rumah tangga. Sedangkan pada skala pasaran nasional produk ini dikirim ke Palu serta Jakarta sesuai pesanan yang diterima. 4. Promosi
Kegiatan promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat mengenali produk yang ditawarkan oleh kelompok usaha kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut. UD. Fatimah Azzahrah sebagai salah satu kelompok usaha pemasaran produk abon tentu tak mau ketinggalan dalam hal mempromosikan usahanya. Kegiatan promosi yang harus dilakukan adalah dengan membagikan kartu nama, brosur, dan melalui media. Dari pembahasan bauran konsep pemasaran kelompok usaha diketahui bahwa untuk bisa meningkatkan volume penjualan perusahaan tersebut perlu melakukan langkah dalam penjualan produk yang lebih bervariasi, serta mampu menyampaikan kepada masyarakat tentang betapa hebatnya produk abon ikan dalam hal rasa,kemasan,mutu dan kualitas. A. Prospek pasar usaha produk
Usaha produk abon ikan sebagai suatu kegiatan produksi
yang berorientasi
ekonomi, kinerja usahanya sangat ditentukan oleh adanya faktor pemasaran, dan tenaga kerja sebagai pelaku utama, baik secara individu mupun secara kelompok. Dengan demikian tingkat perkembangan usaha ditentukan oleh dua faktor tersebut yang melekat dalam proses produksi yang dilakukan oleh home industri dan tenaga kerja, jika kedua faktor tersebut tidak mendukung terhadap usaha maka akan sulit berkembang.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 63 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
7. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN 7.1.
PEMANTAUAN KEGIATAN DAN KELOMPOK
Pemantauan merupakan kegiatan pengumpulan informasi tentang perkembangan pelaksanaan Proyek PMP yang dilakukan secara periodik dan berjenjang untuk memastikan tercapainya tujuan, sasaran, dan indikator keberhasilan. Hasil pemantauan diharapkan dapat memberikan informasi yang menyangkut masukan (input), pelaksanaan (proses), keluaran (output), tujuan, dan sasaran kegiatan, serta kesesuaian pelaksanaan kegiatan terhadap rencana tahapan monitoring. 7.2.
Evaluasi
Evaluasi kegiatan Proyek PMP dilakukan untuk menilai kinerja pelaksanaan kegiatan berdasarkan hasil monitoring dengan menilai hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan berikut kualitasnya. Evaluasi dilakukan pada akhir pelaksanaan Proyek PMP untuk melihat dampak kegiatan secara keseluruhan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar bagi upaya perbaikan terhadap kelemahan dan mengatasi hambatan yang terjadi pada pelaksanaan Proyek PMP tahun berikutnya. 7.3. Pelaporan Pelaporan yang dilakukan oleh konsultan PIU CCDP IFAD Makassar adalah laporan Bulanan dan Laporan tahunan. Pelaporan bulanan dalam bentuk time sheet yang untuk mengetahui, memonitoring kehadiran konsultan di masing-masing daerah dengan waktu kerja 8 delapan jam sehari dan minimal 22 hari dalam sebulan. Laporan bulanan ini disetujui oleh Ketua/Sekertaris PIU Kota Makassar. Selain time sheet juga ada laporan perkembangan kegiatan yang dilakukan oleh konsultan PIU yang disetujui oleh Ketua/sekertaris PIU Kota Makaasar. Kedua laporan ini akan menjadi rujukan kepada PMO untuk memberikan insetif kepada masing-masing Konsultan. Selain laporan Bulanan juga ada laporan Tahunan yang harus dibuat oleh konsultan. Laporan tahunan ini mengambarkan kegiatan yang dilakukan oleh konsultan selama satu tahun atau kegiatan konsultan selama direkrut menjadi konsultan. Laporan Tahun ini juga menjadi salah persyaratan kepada konsultan untuk perpanjangan kontrak tahun berikutnya.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 64 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
8. GENDER PERSPEKTIF 8.1.
GAMBARAN SINGKAT POLA KETERLIBATAN WANITA DALAM BERBAGAI AKTIFITAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB/KOTA
Gender mempunyai potensi sebagai motor penggerak pemberdayaan masyarakat pantai. Persentase gender yang lebih besar daripada laki-laki merupakan potensi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir, di mana posisi gender yang selama ini hanya berfungsi sebagai ibu rumah tangga ditingkatkan sebagai pencari nafkah. Gender merupakan potensi besar yang terlupakan. Jumlah gender yang cenderung lebih banyak daripada laki-laki berbanding tebalik dengan perannya dalam perekonomian. Gender usia produktif lebih banyak menganggur daripada turut serta dalam kegiatan produktif, sehingga bukan tidak mungkin gender hanya akan menjadi beban pembangunan. Keengganan gender untuk masuk dalam kegiatan produktif antara lain disebabkan oleh budaya masyarakatnya yang masih melarang
untuk bekerja. Bagi mereka gender hanya bertugas di dapur dan
mengurus anak-anak. Namun seiring dengan tekanan ekonomi yang semakin berat gender semakin terdorong untuk meringankan beban keluarganya, sehingga mereka ikut serta dalam kegiatan produktif. Gender bekerja di pasar tenaga kerja dilakukan istri sebagai pekerjaan sampingan sekaligus untuk menambah penghasilan guna mencukupi kebutuhan hidup seharihari. Keikursertaan gender dalam kegiatan produktif di bidang perikanan bisa dibilang masih minim. Gender merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan pesisir karena posisinya yang strategis dalam kegiatan berbasis perikanan dan kelautan sebagai pedagang pengecer, pengumpul ikan, pedagang besar, buruh upahan, maupun tenaga pengolah hasil perikanan. Namun demikian, dalam berbagai aspek kajian ataupun program-program pembangunan pesisir mereka tidak banyak tersentuh. Ketika berbicara tentang masyarakat pesisir yang terlintas dalam pikiran adalah kaum pria yang sebagian atau seluruh hidupnya berjuang menghadapi gelombang besar atau angin kencang untuk memperoleh hasil tangkapan
ikan.
Pikiran
demikianlah
yang
mendorong
lahirnya
program
pembangunan perikanan yang bias gender seperti nampak pada berbagai program pemberdayaan masyarakat pesisir. Kondisi demikian telah dianggap sebagai hal LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 65 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
yang lumrah karena dalam budaya kita, gender telah lama dikonstruksi secara sosial maupun budaya untuk berkutat pada berbagai urusan rumah tangga bahkan geraknyapun dibatasi dalam lingkup rumah tangga. Sehingga peran wanita nelayan dalam kehidupan sosial dan budaya di pesisir menjadi kurang atau tidak tampak.
8.2.
KETERLIBATAN PEREMPUAN DALAM BERBAGAI AKTIFITAS CCDP-IFAD
Lebih dari 30 % dari anggota kelompok masyarakat yang ada di program CCDP IFAD Kota Makassar Tahun 2013 adalah Gender. Ketrlibatan Gender dalam program CCDP IFAT Makassar selain sebagai melakukan kegiatan Pengolahan hasil perikanan, pengelolaan sumberdaya pesisir dan kelautan juga membantu dalam usaha perikanan dan kelautan seperti memperbaiki jarring yang bocor, memasang umpan dalam kegiatan penangkapan pancing/long line dan kegiatan lainnya. Gender ini akan diperdayakan dalam membantu usaha perikanan yang dilakukan oleh para kaum laki. Keterbatasan ekonomi keluargalah yang menuntut gender termasuk anak-anak mereka bekerja di daerah pesisir. Dalam kegiatan perikanan laut gender berperan sangat penting terutama pada saat pasca panen dan pemasaran hasil perikanan. Diwilayah kelurahan Cambaya bahkan peranan gender, juga sering menyentuh wilayah yang dianggap sebagai dunia kerja kaum laki-laki yaitu penangkapan ikan seperti yang banyak ditemukan dalam kegiatan penangkapan . Peran produktif ini, bagi gender bahkan sering mengalahkan peran reproduktif. Walaupun peran reproduktif yang dilakukan oleh gender seperti membersihkan rumah, mencuci, dan menyiapkan makanan relative dominan dari alokasi waktu setiap harinya, ketika mereka melakukan aktivitas produktif di pesisir, peran tersebut ditinggalkan sementara dan diserahkan kepada kepada anak atau ibu/nenek mereka. Kontribusi gender ini terhadap pendapatan keluargapun, dapat mencapai separuh dari pendapatan suami. Peran gender dapat dioptimalkan apabila faktor penghambat yang melingkupinya teridentifikasi dengan baik. Walaupun jumlah gender lebih banyak dari kaum pria, belum banyak rencana pembangunan yang benar-benar mendasarkan pada kebutuhan kaum gender, padahal mereka bekerja pada dua fungsi sekaligus, reproduktif dan produktif. Pengembangan program pembangunan yang tidak bias gender memiliki arti yang sangat penting di daerah pesisir disebabkan tidak hanya karena secara kuantitatif jumlah kaum gender lebih banyak, tetapi karena peran gender yang sangat strategis. Partisipasi gender dalam berbagai aktivitas produktif di pesisir juga telah banyak terbukti mampu mempertahankan keberlanjutan ekonomi rumah tangga masyarakat pesisir. Kesempatan peran gender juga memiliki peluang yang cukup baik karena suami mereka memiliki kebiasan yang baik yaitu menyerahkan hasil usaha melaut mereka kepada kaum gender
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 66 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan sekaligus memberikan kepercayaan kepada wanita untuk mengelola keuangan tersebut. Hal ini tentunya menjadikan wanita lebih mandiri dan berani memutuskan hal-hal penting bagi keluarga dan dirinya.
8.3.
KETERLIBATAN PEREMPUAN DALAM KELOMPOK MASYARAKAT/USAHA CCDP
Keterlibatan perempuan dalam kelompok masyarakat CCDP IFAD yaitu melakukan suatu usaha kelompok dalam bidang pengolahan perikanan. Di kelurahan Lakkan satu kelompok usaha diantara 6 kelompok yang ada berusaha sebagai usaha pengolahan perikanan, di kelurahan Cambaya ada dua kelompok usaha pengeloahan perikanan diantara 6 kelompok yang ada dan di kelurahan Tanjung merdeka ada dua kelompok diantara 6 kelompok usaha bergerak dalam bidang perikanan. Data kelompok usaha yang ada diprom CCDP IFAD Kota Makasar menunjukkan bahwa keberhasilan kelompok usaha yang ada sangat ditentukan oleh peran kelompok perempaun yang ada. Optimalisasi peran perempuan/ gender dalam pembangunan pesisir hanya dapat dilakukan melalui integrasi kebijakan pembangunan dan pemberdayaan gender ke dalam kebijakan kota baik pada ranah perencanaan, pelaksanaan, pemantauan maupun evaluasi pembangunan. Upaya ini tidaklah mudah dilakukan jika tidak didukung adanya kesadaran dan kepekaan para pengambil kebijakan tentang kesetaraan dan keadilan gender yang diikuti oleh program-program yang dapat menjamin keterlibatan para gender. Pembagian peran yang sejajar khususnya dari aspek ekonomi perikanan dimana gender yang mengurusi pasca panen dan pemasaran hasil perikanan termasuk pengawetan, pengolahan, distribusi dan pemasaran hasil, sementara pria pada aspek produksi melalui kegiatan penangkapan ikan dapat menjadi salah satu cara mendorong partisipasi gender yang lebih baik. Peran ini didasari pada berbagai kesulitan dalam kegiatan produksi perikanan laut. Penguatan aspek pasca panen dan pemasaran tidak hanya bermakna bagi para gender, tetapi aktivitas perikanan secara keseluruhan karena aspek ini menjadi titik terlemah kegiatan produksi perikanan. Program penguatan dapat dilakukan misal melalui penguatan kelembagaan usaha berbasis kelompok. Penguatan ini memiliki makna positif karena dapat memperkuat bargaining position para gender terhadap pesaing yang umumnya kaum pria dengan modal yang lebih besar, mempermudah akses terhadap modal, pasar, informasi dan teknologi. Pada akhirnya, pengembangan program pembangunan yang berbasis perikanan dan kelautan yang terpadu dengan kegiatan lainnya seperti wisata bahari merupakan peluang besar bagi aktualasisasi peran gender Prospektif gender sangatlah penting dalam dunia pengembangan usaha sumberdaya pesisir dan laut. Sehingga peran gender perlu tersebut akan sengat membantu untuk meningkatkan
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 67 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia perekonomian keluarga masyarakat pesisir tersebut sehingga kehidupan keluarga diperhatikan dan dioptimalkan. Peran gender yang dioptimalkan tidak hanya bergantung pada peran laki-laki dalam keluarga tersebut.
8.4.
HAL YANG PERLU DILAKUKAN UNTUK MENINGKATKAN PERAN PEREMPUAN
1. Peningkatan akses Informasi Pasar dan Teknologi Dari berbagai pengamatan dilapangan perempuan yang melakukan usaha atau bisnis mikro dan usaha kecil sering kali kurang mendapatkan akses pasar, yang meliputi keinginan, kebutuhan dan kesukaan konsumen yang kemudian biasanya berhubungan dengan aspek kualitas atau mutu produk yang dihasilkan dan dipengaruhi oleh teknologi yang dipergunakan. 2. Meningkatkan akses permodalan Perempuan kesulitan untuk mendapatkan kredit melalui badan resmi disebabkan persyaratan- persyaratan yang dinilai perempuan sering terlalu berbelit dan sulit dipenuhi. Namun disatu pihak ada kelompok perempuan yang mengatakan tidak mempermasalahkan hal tersebut asalkan ada informasi yang benar. Di pihak lain, ada pula perempuan pengusaha yang memang tidak mau melakukan pinjaman walaupun sebenarnya pengusaha sangat membutuhkan tambahan modal. 3. Penigkatan Kordinasi dan jaringan Kurangnya koordinasi atau tidak adanya pengembangan informasi dan jaringan di antara kelompok- kelompok perempuan atau organisasi yang dibentuk oleh melalui berbagai kegiatan antara kelompok-kelompok perempuan yang tumbuh dari bawah, sehingga perlu dilakukan advokasi, pendampingan ataupun fasilitasi terhadap penataan kelambagaan dan jaringan kelompok perempuan 4. Peningkatan Sensitifitas Perempuan Permasalahan yang ada sebenarnya yang mendasar dan harus terus digalakkan adalah upaya pengarusutamaan perempuan ke seluruh lapisan masyarakat, kelompok dan golongan. Perlu disadari kesadaran perempuan tidak dapat sekaligus dimengerti dan sekaligus dilaksanakan oleh masyarakat. Penyadaran LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 68 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
gender perlu waktu dan perubahan pola pikir dan tingkah laku, sehingga diperlukan kesabaran dan ketekunan untuk mengubah kultur/budaya dan kebiasaan masyarakat.
9. PENGEMBANGAN KAPASITAS / PELATIHAN / WORKSHOP Pada tanggal 26 –28 September Desember 2013, bertempat di Hotel Acrdia Jakarta dilaksanakan Bimtek konsultan (Bimbingan teknis Kegiatan konsultan Proyek CCDP IFAD) kegiatan ini dibuka oleh Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
dan
Pengembangan Usaha KP3K Bapak Ir.Anshori Zawawi, M.Si Peserta yang hadir adalah konsultan Pemberdayaan dan pemasaran CCDP IFAD dari masing-masing Kabupaten (PIU) dan kabupaten Center learning Badung Bali. Pada acara tersebut disampaikan beberapa materi oleh para narasumber sebagai berikut : 1. Presentasi masing-masing Konsultan PIU 2. 1St Joint Supervission Version Result 3. Log Frame and Indikator, And RIMS 4. Consultan in Toolkit 5. Strategi Optmeaze the Community Empowerment 6. Instutional and Financial Model 7. Supplay Vhain marketing and Vallue added Pada tanggal 16- 18 Oktober 2013 bertempat di Hotel Jayakarta Jakarta dilaksankan Bimbingan Teknis (Bimtek) monev Support Konsultan CCDP IFAD. Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha KP3K oleh Bapak Ir.Ansori Zawawi.M.Si Peserta yang hadir adalah konsultan pemberdayaan dan pemasaran berjumlah 24 orang dari 12 Kabupaten program CCDP IFAD. . Kegiatan ini berlangsung 3 hari dengan materi sebagai berikut Hari Pertama: 1. 1.RIMS System 2.RIMS Impact Survey 3.Anthropetrik Measurement
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 69 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Hari Kedua : Sub Sector Analysis Hari Ketiga : 1. Value Chain Development 2. Business Development Pada Tanggal 4-7 Desember 2013 bertempat di Bali dilakukan Workshop Annual Outcome Survey dan Market Study kegiatan ini dibuka oleh Direktur pemberdayaan masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha KP3KBapak Ir. Riyanto Basuki, M.Si . Peserta yang hadir adalah konsultan pemasaran dari masing-masing kabupaten (PIU) dan pelaksana kegiatan AOS dan Market Studi yang dikerjasamakan dengan perguruan Tinggi yaitu Institut Pertanian Bogoe (IPB), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas Diponegoro (UNDIP). Pada acara tersebut disampaikan beberapa materi oleh para narasumber sebagai berkut : 1. Presentasi hasil Annual Outccome Survey (AOS) dan Market Study dari masing-masing Perguruan Tinggi 2. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir secara Berkelnjutan
10. PERAN STRATEGIS DAN KOORDINASI KELEMBAGAAN 10.1. PMO PMO
bertanggung
jawab
terhadap
operasionalisasi
keseluruhan
pelaksanaan fisik dan keuangan proyek, termasuk administrasi keuangan, pertanggungjawaban, pengadaan barang dan jasa, akuntansi proyek, rekrutment personil, pelatihan, pelaporan, pemantauan, dan evaluasi, serta peningkatan kinerja proyek secara nasional. PMO telah melakukan peran strategis adalah: 1.
Mengarahkan pelaksanaan kegiatan proyek yang telah disetujui,
2.
Mengelola kegiatan proyek secara efisien dan efektif untuk memenuhi sasaran,
3.
Melaksanakan tanggung jawab keuangan secara keseluruhan,
4.
Mengkoordinasi penyusunan laporan yang tepat waktu,
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 70 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
5.
Membangun kapasitas manajerial dan teknikal kelembagaan proyek
6.
Menjadi sekretariat untuk mendukung Tim Pengarah Nasional (NSC).
10.2. PIU KABUPATEN/KOTA Bupati/walikotamemiliki
tanggungjawab
terhadap
keseluruhan
proyek
di
kabupaten/kota. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai Ketua PIU bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek dan secara langsung akan melaksanakan proyek tersebut. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Sekretaris Proyek dijabat oleh Kepala Bidang, yang juga sebagai Manajer Proyek. Sekretaris Proyek bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dengan tanggung jawab operasional penuh untuk kegiatan proyek dan secara de facto menjadi Manajer Proyek di PIU. PIU akan melekat di dalam dan dikelola oleh staf teknis dan administrasi Dinas, dilengkapi dengan staf konsultan pemberdayaan dan konsultan pemasaran. Staf tambahan Dinas akan ditugaskan secara penuh waktu atau paruh waktu pada proyek, dengan tugas khusus yang ditetapkan dalam kerangka acuan PIU. Peranan PIU dalam pelaksanaan proyek ini melakukan koordinasi antar pusat-pusat pertumbuhan di wilayah provinsi, misalnya Makassar sebagai pusat rantai pasok (value chain) merupakan pusat perdagangan dan logistik ikan serta pertumbuhan ekonomi di Propinsi Sulawesi Selatan. Peran provinsi akan menjadi lebih besar setelah ada produk-produk kelautan dan perikanan hasil Proyek PMP yang dipasarkan. 10.3. KOMITE PESISIR (DOB) Komite
Pemberdayaan
Masyarakat
Pesisir
(District
Oversight
Board/DOB)
memberikan saran dan dukungan serta rekomendasi kepada, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, dan PIU serta kelompok sasaran. Keanggotaan KPMP/DOB terdiri dari unsur-unsur: (i) Bappeda kabupaten/kota; (ii) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi; (iii) Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten/kota; (iv) dinas/badan pemberdayaan masyarakat kabupaten/kota; (v) LSM/HNSI; (vi) dunia
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 71 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
usaha perikanan; (vii) UPT Ditjen KP3K; (viii) kelompok wanita; (ix) perguruan tinggi. Jumlah anggota KPMP/DOB sekurang-kurangnya 9 orang dan sebanyak-banyaknya 11 orang. Untuk menjaga netralitas dan objektifitas penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat
pesisir,
maka
Ketua
dan
Sekretaris
DOB
dipilih
dari
hasil
musyawarah/mufakat para anggota yang dilakukan secara bergilir setiap tahun. 10.5. TIM PENDAMPING DESA (TPD) / PENYULUH Dalam proses implementasi program CCDP-IFAD di Kelurahan/Desa, salah satu faktor utama yang berperan dalam penyusunan dan pelaksanaan adalah pengembangan SDM adalah Tenaga Pendamping Desa (TPD). Penyediaan TPD akan berjalan efisien dan optimal, jika tenaga sumberdaya manusia memiliki keahlian sesuai yang dibutuhkan. Tenaga Pendamping sebaiknya dari Penyuluh Perikanan PNS ataupun Sarjana Perikanan dan Kelautan dan memiliki pengalaman minimal satu tahun dalam pemberdayaan masyarakat.
10.6. KELOMPOK MASYARAKAT Kelompok usaha akan yang akan dibentuk untuk kegiatan kelompok usaha masyarakat. Sebaiknya kelompok yang dibentuk dapat bekerja sama dengan kelompok yang sudah ada dan bisa mengembangkan usaha yang sukses atau membentuk kelompok baru, selama kegiatan usaha yang diusulkan mereka layak dan konsisten dengan pengelolaan sumber daya pesisir dan perencanaan pembangunan desa pesisir (VDP) yang masuk dalam koridor dokumen Proyek PMP. Kelompok yang ada dengan kinerja dan prospek yang baik untuk beradaptasi sesuai dengan indikator keberhasilan Proyek akan menjadi fokus utama untuk didukung Proyek PMP. Pada tahun kedua akan lebih banyak kelompok usaha yang muncul dari masyarakat setelah mendapat pengalaman dan pembelajaran dari Kelompok Usaha tahun pertama. Proyek ini membuka peluang baru untuk proses adopsi terakhir di tahun ketiga dari siklus pembangunan masyarakat desa pesisir. Keterlibatan wanita dalam kegiatan kelompok usaha berorientasi pada produksi akan menjadi tantangan bagi beberapa Kelompok Usaha, terutama kelompok usaha yang terlibat dalam kegiatan penangkapan ikan. Namun, wanita sangat didorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan usaha budidaya perikanan, pengolahan dan pemasaran, pembangunan prasarana masyarakat, dan penggalangan tabungan.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 72 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Sebagai pedoman, dalam satu kelompok usaha, satu dari tiga anggota kelompok atau minimal 30% harus wanita. Jika pedoman ini tidak dapat dipenuhi maka pertimbangan mainstream gender gagal dilaksanakan dan konsekuensinya alokasi dana untuk desa tersebut dapat dikurangi. Proses seleksi dan alokasi dana BLM akan mengikuti proses yang disebutkan di atas dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan kelompok usaha ini memiliki dimensi keuangan yang lebih besar dan keragaman pengeluaran, maka kelompok ini perlu diberikan perhatian dan pengawasan yang lebih besar. Contoh kegiatan Kelompok Usaha meliputi: budidaya rumput laut, tambak garam, rumpon, pengolahan ikan, penangkapan dan budidaya kepiting hijau/rajungan, keramba ikan. Proses pembentukan Kelompok Usaha dan/atau seleksi anggota, sebagai berikut: a. Proses revitalisasi kelompok yang sudah ada di desa dan dianggap sudah memenuhi persyaratan untuk mengembangkan usaha sesuai dengan dokumen Proyek PMP; b. Jika dibentuk Kelompok Usaha baru maka VWG dibantu oleh TPD dan staf PIU teknis memberikan keterangan tentang dasar pemikiran, konsepsi Proyek, dan proses pembentukan Kelompok Usaha kepada masyarakat yang menjadi sasaran Proyek; c. Rumah tangga pesisir yang memenuhi persyaratan difasilitasi oleh TPD dan staf PIU untuk membentuk kelompok. Kelompok Usaha yang dibentuk, diajukansecara resmi dan didaftarkan kepada pemerintahan desa/kelurahan untuk ditetapkan oleh kepala desa. d. TPD dan anggota PIU memberikan pelatihan mengenai pengelolaan usaha kelompok, pengelolaan keuangan dan membantu Kelompok Usaha mempersiapkan proposal yang berisi rincian proyek termasuk spesifikasi teknis, biaya dan perkiraan modal, penentuan keberlanjutan sumberdaya pesisir bekerjasama dengan Kelompok Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, rincian kontribusi barang dan jasa, dan alokasi tanggung jawab kelompok. Project Implementation Manual akan memberikan contoh untuk informasi proyek dan proses kelompok yang terlibat; e. TPD dan PIU akan memverifikasi kelayakan teknis dan finansial, mungkin dalam hubungannya dengan lembaga bank atau kredit mikro dan mencari sinergi antara kelompok-kelompok yang ada dalam satu desa; f. Komite Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (DOB) akan melakukan proses review proposal kelompok secara transparan dengan tujuan agar proses ini 'semi-kompetitif', di mana proyek yang lebih baik disetujui untuk tahap
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 73 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
pertama, seleksi sementara proyek yang kurang menarik masih bisa dilakukan dalam tahap kedua; g. Setelah proposal teknis direview oleh PIU dan rekomendasi dari DOB diberikan, maka Kelompok Usaha tersebut akan resmi terdaftar di desa dan ditetapkan di Dinas Kelautan dan Perikanan. Selanjutnya sesuai dengan peraturan yang berlaku dan prosedur keuangan PIU maka Kelompok Usaha tersebut akan membuka rekening atas nama kelompok dan PIU mengatur transfer dana BLM ke rekening kelompok; h. PIU mungkin memerlukan revisi rincian teknis atau keuangan dari proposal untuk memenuhi kriteria yang jelas. Jika terjadi kegagalan dalam menyelesaikan masalah / keuangan, PMO dapat diminta untuk membuat penetapan terhadap pendanaan proyek. 10.7. PIHAK LAIN YANG TERLIBAT (SWASTA, PERGURUAN TINGGI, KONSULTAN, DLL). Pihak yang terlibat dalam kegiatan program ini adalah pengusaha yang bergerak di bidan perikanan dalam Kota Makassar, Perguruan Tinggi dari Universitas Hasanuddi (UNHAS), Universitas Muslim Indonesia (UMI), lembaga Swadaya masyarakat Lensa, Askrindo (Assosiasi Koperasi Retil Indonesia), Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI).
11. KENDALA DAN TANTANGAN YANG DIHADAPI Kendala dan Tantangan yang dihadapi -
Lemahnya kualitas sumber daya manusia kelompok masyarakat yang sering berdampak pada munculnya ketidak sepahaman dan konflik (kecemburuan) pelaksanaan kegiatan.
-
Pengaruh Cuaca/Iklim yang menghambat perkembangan kegiatan, khususnya di Pulau pada waktu musim hujan susah dijangkau sehingga proses kegiatan akan terhambat
-
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat dan stakeholders lainnya terhadap eksistensi IFAD menjadi kendala dalam menumbuhkan dukungan dan partisipasi positif dalam implementasi proyek.
-
Masih terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat menjadi kendala bagi lahirnya ide-ide kreatif untuk melakukan
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
usaha yang
Page 74 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
berorientasi pasar. Penentuan jenis-jenis usaha yang produktif harus didasarkan pada kebiasaan dan keterampilan masyarakat serta harus memperhatikan berbagai aspek yang mempengaruhi kesinambungan usaha tersebut antara lain, ketersediaan sumberdaya dan pasar. -
Untuk menjadikan suatu kelompok masyarakat yang mandiri membutuhkan waktu yang relatif lama dan proses pemberdayaan harus konsisten.
-
Sosialisasi termasuk pembentukan kelompok ditingkat Desa/Pulau dalam mendukung implementasi program membutuhkan kehati-hatian, sebab hal tersebut memungkinkan timbulnya berbagai pertanyaan dan prasangka bahkan resistensi oleh masyarakat dan unsur-unsur lainnya.
-
Pemilihan/ penentuan usaha yang produktif oleh masyarakat hanya melihat dari aspek ingin memerima bantuan, tanpa dilakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang mempengaruhi kesinambungan usaha tersebut, seperti sumber daya dan pasar.
-
Walaupun telah ada kemajuan dalam kemampuan anggota kelompok masyarakat dalam berorganisasi dan menyusun usulan kegiatan, persentase jumlah
anggota
melaksanakan
kelompok
kegiatan
yang
masih
aktif
relatif
dalam terbatas
mempersiapkan
dan
pada
dan
pengurus
pendamping dan konsultan. Perlu diadakan pendekatan yang lebih intensif agar jumlah peserta aktif maupun anggota baru dapat meningkat. Hal ini biasanya memerlukan proses yang relatif lama. -
Masih terbatasnya kemampuan masyarakat dalam memahami dan mengingat informasi mengakibatkan harus diulang-ulangnya kegiatan penyampaian materi yang sama dengan metoda yang berbeda-beda, agar diperoleh pemahaman yang utuh tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.
-
Rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat baik yang menyangkut pendapatan masyarakat maupun ketersediaan fasilitas sosial, menjadi kendala bagi penerimaan dan partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan program. Umumnya masyarakat selalu mempertanyakan manfaat apa yang akan mereka peroleh dari keterlibatan mereka dalam pelaksanaan program kegiatan, terutama bila dikaitkan dengan masyarakat yang menginginkan pencairan dana bantuan desa secepatnya, sedangkan dilain pihak pencairan
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 75 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
dana bantuan desa harus melewati satu proses dan memenuhi persyaratan yang telahditetapkan, -
Pada umumnya para kelompok msyarakat belum terbiasa melakukan penanganan produk yang mengarah kepada peningkatan mutu dan nilai tambah. Hasil usaha kelompok masyarakat
yang diperjual belikan hanya diolah sampai tahap
pengeringan, tanpa memperhatikan proses pengolahan yang bermutu, seperti melakukan pengkelasan (grading) pembersihan sortation) dan pengemasan (packing) yang baik. mengakibatkan lemahnya posisi rebut tawar (bargaining position) dalam memasarkan hasil produksi. -
Produk hasil perikanan yang dihasilkan oleh masyarakat yang dihasilkan umumnya dipasarkan melalui pedagang perantara yang telah menguasai jaringan pasar secara keseluruhan. Para pedagang perantara ini begitu kuat posisi tawarnya sehingga sangat berperan dalam penentuan harga, yang pada akhirnya merekalah yang memperoleh marjin keuntungan terbesar dari harga yang dibayar konsumen, sementara resiko yang mereka pikul lebih kecil daripada nelayan/petani ikan.
-
Keterbatasan nelayan, petani ikan, pengolahan hasil perikanan dalam perolehan informasi menyangkut harga, teknologi, permodalan, dan informasi mutu dan hasil produk yang dibutuhkan pasar. Keterbatasan itu menyebabkan lemahnya posisi tawar petani dalam perencanaan produk dan penetapan harga produk yang dihasilkan,yang akhirnya cenderung ditetapkan oleh pedagang pengumpul
12. FOKUS DAN RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM TAHUN 2014 12.1. RENCANA KEGIATAN / KEGIATAN PRIORITAS YANG AKAN DILAKUKAN TAHUN 2014 No 1
KEGIATAN PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SERTA PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTAN
1
Pembentukan Layanan Fasilitator
2
Sosialisasi Desa
3
Review Kegiatan Desa Berbasis Masyarakat
4
Pertemuan Desa (Perencanaan, Pengawasan, dan Evaluasi)
5
Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Pokmas
6
PertemuanPokmasantarDesauntuk Sharing Pembelajaran
7
Inventori Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 76 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
8
Pondok Informasi
9
PenyadaranMasyarakat
10
Bimbingan Teknis Bagi Kelompok Tabungan (Grameen Bank)
11
Fasilitasi Pusat Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat Pesisir (P3MP)
12
Pelatihan dan Dukungan Teknis Bagi Pokmas
13
Dana Community Enterprise Group and Infrastructure
14
Market Awareness
2
PEMBANGUNAN EKONOMI BERBASIS KELAUTAN DAN PERIKANAN
1
Bimbingan Teknis dan Knowledge Sharing Pemasaran
2
Dokumentasi dan Publikasi tentang Success Story
3
Dukungan Infrastruktur dan Pengembangan Usaha Bagi Kab./Kota (District Marine Development Fund/ Development Of Mariculture)
4
Pertemuan dalam Rangka Pengembangan Pasar (Market and Value Chain)
5
Validasi Peluang Pasar
6
Pengembangan Pasar bagi Produsen Skala Kecil dan Perwakilan Pokmas
7
Pelatihan Market Oriented bagi Produsen Skala Kecil (Level Desa)
8
Temu Usaha Pengembangan Alternative Income Generating dan Jaringan Pemasaran
9
Demplot Teknologi Produksi dan Pasca Panen
3
MANAJEMEN PROYEK
1
Sinkronisasi Perencanaan dan Koordinasi
2
Pertemuan Tim Teknis
12.2. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahapan Kegiatan (Bulan)
KODE 1
KEGIATAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SERTA PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTAN
1
Pembentukan Layanan Fasilitator
2
Sosialisasi Desa
3
Review Kegiatan Desa Berbasis Masyarakat
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 77 of 90
11
12
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
4
Pertemuan Desa (Perencanaan, Pengawasan, dan Evaluasi)
5
Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Pokmas
6
Pertemuan Pokmas antar Sharing Pembelajaran
7
Inventori Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat
8
Pondok Informasi
9
Penyadaran Masyarakat
Desauntuk
10
Bimbingan Teknis Bagi Tabungan (Grameen Bank)
11
Fasilitasi Pusat Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat Pesisir (P3MP)
12
Pelatihan Pokmas
13
Dana Community Enterprise Group and Infrastructure
14
Market Awareness
2 1
dan
Dukungan
Kelompok
Teknis
Bagi
PEMBANGUNAN EKONOMI BERBASIS KELAUTAN DAN PERIKANAN Bimbingan Teknis dan Knowledge Sharing Pemasaran
2
Dokumentasi Success Story
3
Dukungan Infrastruktur dan Pengembangan Usaha Bagi Kab./Kota (District Marine Development Fund/ Development Of Mariculture)
4
Pertemuan dalam Rangka Pengembangan Pasar (Market and Value Chain)
5
Validasi Peluang Pasar
6
Pengembangan Pasar bagi Produsen Skala Kecil dan Perwakilan Pokmas
7
Pelatihan Market Oriented bagi Produsen Skala Kecil (Level Desa)
8
Temu Usaha Pengembangan Alternative Income Generating dan Jaringan Pemasaran Demplot Teknologi Produksi dan Pasca
9
dan
Publikasi
tentang
Panen
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 78 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
3
MANAJEMEN PROYEK
1
Sinkronisasi Perencanaan dan Koordinasi
2
Pertemuan Tim Teknis
12.3. STRATEGI UNTUK MENGEFEKTIFIKAN IMPLEMENTASI PROYEK Strategi untuk mengefektifkan implementasi proyek CCDP IFAD Makassar Yaitu
di Kota
1.Mendeskripsikan dan menetukan Tahapan komponen Kegiatan Proyek. Proyek ini memiliki 3 komponen dengan total 5 sub-komponen sebagai berikut: Komponen 1: Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir sub-Komponen 1.1 – Fasilitasi, Perencanaan dan Pemantauan Masyarakat. Sub-Komponen 1.2 – Penilaian, Perencanaan, dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir. SubKomponen 1.3 – Pembangunan Desa yang berorientasi terhadap Pasar menyediakan investasi dalam pembangunan ekonomi. Komponen 2 Pengembangan Ekonomi Berbasis Kelautan dan Perikanan Komponen 2: membangun kapasitas kabupaten/kota sasaran untuk mendukung kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir SubKomponen 2.1 – Dukungan Pengembangan Usaha Perikanan Skala Kecil di Kabupaten/Kota. Sub-Komponen 2.2 – Dukungan Pemasaran tata niaga dan Rantai Pasok (supply chain and value added ). Komponen 3 – Pengelolaan Proyek. Pada komponen dilakukan koordinasi pelaksanaan 2. Monitoring, evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Proyek Pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan di tingkat di tingkat kota Makassar dengan uraian sebagai berikut: a.
Monitoring Kegiatan proyek Monitoring merupakan kegiatan pengumpulan informasi tentang perkembangan
pelaksanaan Proyek PMP yang dilakukan secara periodik dan berjenjang untuk memastikan tercapainya tujuan, sasaran, dan indikator keberhasilan.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 79 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
b. Evaluasi Kegiatan proyek Evaluasi kegiatan Proyek PMP dilakukan untuk menilai kinerja pelaksanaan kegiatan berdasarkan hasil monitoring dengan menilai hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan sertakualitasnya. Evaluasi dilakukan pada akhir pelaksanaan Proyek PMP untuk melihat dampak kegiatan secara keseluruhan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar bagi upaya perbaikan terhadap kelemahan dan mengatasi hambatan yang terjadi pada pelaksanaan Proyek PMP tahun berikutnya. c.
Pelaporan Kegiatan Proyek
12.4. STRATEGI PEMBERDAYAAN DAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT Dari hasil analisis ada lima strategi pemberdayaan dan pendampingan masyarakat di lokasi kegiatan, yaitu: a) Peningkatan aspek sosial ekonomi Aspek kemampuan sumberdaya manusia, ketersediaan
potensi
sumberdaya
alam
dan
lingkungan,
ketersediaan
infrastruktur yang memadai, kelembagaan yang efektif dan efisien, dan kondisi sosial ekonomi yang stabil dan mantap, merupakan factor-faktor yang seharusnya menjadi kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. b) Pengembangan akses pemasaran Pasar bisa menjadi kendala utama usaha bila tidak berkembang. Karena itu,membuka akses pemasaran merupakan cara untuk mengembangkan usaha pengembangan usaha kelompok masyarakat, Perbaikan sistem dan pengembangan akses pemasaran merupakan salah satu hal yang penting yang harus dilakukan untuk mengembangkan pemberdayaan masyarakat pesisir oleh program CCDP IFAD. c) Peningkatan produktifitas tenaga pendamping Peningkatan kualitas sumberdaya manusia tenaga pendamping merupakan strategi yang mampu menjadi pendorong bagi keberhasilan program pemberdayaan. Hal ini mengingat tingkat pendidikan, keterampilan dan manajemen usaha masyarakat yang masih sangat lemah. d) Pemberdayaan yang kontinyu oleh pendamping Merubah perilaku masyarakat tidaksemudah membalikkan telapak tanggan. Upaya ke arah ini memerlukan waktu yang panjang, disamping ketekunan dan kesabaran. Oleh karena itu
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 80 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
dibutukan proses pendampingan yang cukup lama.Proses pemberdayaaan yang menggunakan pendekatan proyek harus ditunjang dengan peran pemerintah, baik pusat maupun daerah, dengan porsi yang lebih besar. e) Pengembangan metode/teknologi usaha yang disesuaikan dengan kondisi lokasi wilayah setempat, baik dari aspek kualitas lingkungan Penggunaan metode yang baik. 12.5. STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN USAHA/VALUE CHAIN Strategi pemasaran yang dilakukan terhadap rencana pemasaran produk /komoditas yang akan dilakukan oleh kelompok masyarakat sebagai markerter adalah memahami kebutuhan dan keinginan pelanggannya dan memenuhi dengan cara yang lebih efisien dan efektif dibanding pesaing. Berangkat dari prinsip tersebut, seorang marketer pertama kali harus memusatkan perhatiannya pada pelanggan untuk mencari tahu kebutuhan dan keinginan pelanggan. Jadi, dalam hal ini kebutuhan dan keinginan pelanggan menempati titik sentral. Marketer/kelompok usaha
harus paham betul kebutuhan dan keinginan
pelanggannya. Perlu diingat kembali bahwa pelanggan adalah orang-orang yang berkuasa untuk memutuskan untuk membeli atau tidak membeli suatu produk. Jadi, pelanggan adalah bagian dari pasar, karena yang disebut pasar adalah pembeli itu sendiri baik pembeli aktual maupun potensial. Pasar sangatlah beragam berarti keinginan pembeli juga beragam. Fakta ini membuat
marketer tidak mungkin memenuhi semua kebutuhan dan keinginan
pasar. Dengan demikian, apa yang harus dilakukan marketer kalau ternyata selera pasar sangat beragam? Pertama, harus mengelompokkan pasar terlebih dahulu. Dengan kata lain harus menentukan pelanggan sasaran (target customers). Kedua, marketer/kelompok usaha
harus memancing agar pasar sasaran memberikan
respons yang diinginkan. Jadi, bagaimana caranya supaya pelanggan merasa bahwa produk yang kita buat atau pasarkan adalah yang cocok bagi mereka. Respons tersebut adalah pasar sasaran mengenal, menyukai, menjadikan produk sebagai pilihan, membeli produk dan menjadi pelanggan yang loyal terhadap produk. Untuk memperoleh respon tersebut harus menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran, menetapkan harga yang sesuai (tidak
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 81 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
terlalu mahal dan tidak terlalu murah) bagi pasar sasaran, menyediakan produk pada tempat-tempat yang biasanya didatangi pasar sasaran dan melalukan promosi yang format dan metodenya mengenal dengan pasar sasaran. Alat yang bisa dikontrol oleh perusahaan dan diarahkan untuk memperoleh respons yang diinginkan dari pasar sasaran yang meliputi produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion) yang disebut 4 P yang dikenal dengan bauran pemasaran (marketing mix). Berkaitan dengan marketing mix, point apa saja yang harus menjadi perhatian pada produk/komoditi? Bagaimana seorang marketer menyikapi hal ini dikaitkan dengan marketing mix. 1. Produk (Product) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan oleh kelompok masyarakat ke dalam pasar untuk dibeli maupun dimiliki. Misalnya bagaimana variasi produk berbasis lele, apakah hanya satu jenis saja misal abon lele atau diupayakan beberapa jenis olahan yang dapat diterima semua baik anak-anak, ibu-ibu dan bapak-bapak.
Bagaimana kualitas produk
olahan lele, apakah tinggi, sedang atau rendah. Sebaiknya kualitas olahan lele kualitas, selain penampilan fisik produk juga diperhatikan dari sisi keamanan pangan. Bahan-bahan untuk mengolah termasuk produk yang aman untuk dikonsumsi • Bagaimana desain produk • Apa mereknya • Fitur apa yang perlu ditampilkan pada produk • Kemasan bagaimana • Ukurannya bagaimana • Apakah menerima produk yang rusak, dll 2. Harga (Price)
Harga adalah sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memperoleh suatu produk. Untuk menetapkan sembarang harga adalah mudah. Menentukan harga yang tepat adalah sulit. Harga yang tepat yaitu tidak terlalu mahal di mata konsumen, masih memberikan keuntungan bagi perusahaan dan tidak menjadi kelemahan perusahaan di mata pesaing. Sehubungan dengan harga, banyak hal yang harus dipikirkan oleh perusahaan yaitu :
Berapa tingkat harga yang ditetapkan
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 82 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Seberapa bebas perantara dalam menetapkan harga, karena umumnya perantaralah (bukan produsen) yang berhubungan dengan konsumen akhir.
Berapa harga minimum dan maksimum yang bisa diterapkan oleh perantara (allowances)
Berapa lama jangka waktu pembayaran
Bagaimana persyaratan-persyaratan untuk pembelian secara kredit
3. Tempat (Place)
Tempat adalah lokasi dimana konsumen biasanya membeli produk tersebut. Misalnya tempat menjual abon lele di warung,, nuget lele di mini market, super market, dan lele asam manis di restoran, dst. Tempat yang dimaksud dalam bauran pemasaran adalah menyediakan produk kepada konsumen pada tempat yang tepat, kualitas yang tepat dan jumlah yang tepat. Hal-hal yang perlu direncanakan berkaitan dengan tempat adalah : -
Saluran pemasaran
-
Cakupan pasar
-
Keanekaragaman produk (assortment)
-
Lokasi
-
Manajemen persediaan
-
Transportasi dan logistik
4. Promosi (Promotion)
Promosi adalah kegiatan-kegiatan untuk mengkomunikasikan kelebihan-kelebihan produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Respons yang diharapkan dari pasar sasaran juga dipengaruhi oleh kegiatan promosi. Hal-hal yang perlu direncanakan berkaitan dengan tempat adalah : -
Apa sasaran yang ingin dicapai melalui promosi
-
Berapa anggaran yang diperlukan
-
Apa pesan yang ingin disampaikan
-
Apa metode promosi yang digunakan, apakah iklan, personal selling, hubungan masyarakat, promosi penjualan ataukah pemasaran langsung.
12.6. KOORDINASI DAN KELEMBAGAAN
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 83 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Koordinasi kegiatan Proyek CCDP harus dilakukan dari tahap, perencanaan program, sosialisasi program melalui proses sosial yang matang, pelaksanaan dan implementasi program di lapangan, serta dalam kegiatan monitoring dan evaluasi. Di samping itu koordinasi yang harmonis dari tahap awal hingga akhir diharapkan memperoleh umpan balik dari masyarakat dan pelaku usaha guna penyempurnaan berbagai program kegiatan CCDP IFAD Kota Makassar. Ada tiga pilar utama utnuk membangun kelembagaan dalam program CCDP IFAD; yaitu: kelembagaan masyarakat (voluntary sector), kelembagaan ekonomi atau pasar (private sector ), dan kelembagaan pemerintah-politik (public sector). Kinerja kelembagaan tersebut di dalam pelaksanaan program CCDP IFAD Kota Makassar baik di tingkat PIU dan di tingkat kelurahan /pokmas harus diperkuat sehingga Implikasi dari kondisi di atas adalah mempermudah melakukan pemberdayaan kelompok masyarakat dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan dalam perencanaan serta pelaksanaan kegiatan, sehingga menyebabkan alokasi penggunaan sumberdaya dapat optimal. Beberapa peran penting yang dapat dilakukan kelembagaan masyarakat antara lain, adalah: (1) membangun kelompok masyarakat kelompok masyarakat yang berkualitas sehingga mampu mengembangkan dirinya keluar dari lingkaran kemiskinan; (2) mampu melakukan transformasi pada kelompok masyarakat miskin menjadi kelompok masyarakat yang produktif; (3) meningkatkan disipilin diri dan menghargai waktu pada kelompok masyarakat untuk berbagai kegiatan produktif; (4) mendorong kelompok masyarakat untuk memiliki etos kerja yang bagus; (5) meningkatkan kebersamaan dalam wadah kelompok usaha ekonomi produktif
12.7. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN KEGIATAN Sistem monitoring dan evaluasi (monev) dan sistem penyusunan basis data (baseline data) pada tahun pertama pelaksanaan Proyek. Sistem monev ini akan terintegrasi di semua tingkat dan dapat menggambarkan dampak kegiatan Proyek pada semua penerima manfaat dan pemangku kepentingan. Sistem monev tersebut akan meliputi pelaporan keuangan dan fisik sesuai dengan persyaratan dari pemerintah dan IFAD, termasuk data Sistem Pemantauan Hasil dan Dampak (Result
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 84 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
and Impact Management System-RIMS), dan juga mencakup pemantauan kemajuan dan dampak/hasil. Monitoring Monitoring merupakan kegiatan pengumpulan informasi tentang perkembangan pelaksanaan Proyek PMP di wilayah program yang dilakukan secara periodik dan berjenjang
untuk
memastikan
tercapainya
tujuan,
sasaran,
dan
indikator
keberhasilan. Hasil monitoring diharapkan dapat memberikan informasi yang menyangkut masukan (input), pelaksanaan (proses), keluaran (output), tujuan, dan sasaran kegiatan, serta kesesuaian pelaksanaan kegiatan terhadap rencana tahapan monitoring. Monitoring Kegiatan Pada tahun 2013, PIU melakukan monitoring secara mandiri terhadap kegiatan dan komponen kegiatan yang ada dalam RKAKL agar berjalan sesuai target waktu dan indikator output yang sudah direncanakan. Hasil monitoring ini agar disampaikan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan PMO untuk dikompilasi menjadi data nasionaldan sebagai bahan masukan serta solusi terhadap permasalahan. Selanjutnya PMO dan/atau bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi, atau UPT KP3K akan melakukan monitoring pelaksanaan Proyek PMP kedaerah untuk pengendalian dan pembinaan pelaksanaan kegiatan. Evaluasi Evaluasi kegiatan Proyek PMP dilakukan untuk menilai kinerja pelaksanaan kegiatan berdasarkan hasil monitoring dengan menilai hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan berikut kualitasnya. Evaluasi dilakukan pada akhir pelaksanaan Proyek PMP untuk melihat dampak kegiatan secara keseluruhan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar bagi upaya perbaikan terhadap kelemahan dan mengatasi hambatan yang terjadi pada pelaksanaan Proyek PMP tahun berikutnya.
13. REKOMENDASI STRATEGIS
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 85 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Rekomendasi Strategi Yang dilakukan oleh konsultan mengiplementasikan kegiatan proyek di masa datang yaitu
pemasaran
dalam
Strategi Produk 1. Kualitas Produk Untuk peningkatan kualitas produk dengan cara meningkatkan kompetensi dengan memperluas pengetahuan, menambah wawasan, dan mengembangkan ketrampilan sumber daya manusia pokmas serta meningkatkan kualitas alat-alat produksi. 2. Model Produk Untuk memenuhi kebutuhan pasar, Produk yang dihasilkan oleh kelompok masyarakat membuat kebijakan untuk menciptakan produk yang bervariasi dan beraneka ragam. 3. Desain Produk. Untuk desain/motif produk harus mempunyai ciri khas yaitu motifmotif yang dikembangkan, berupa motif naturalis (ikan dan laut), Ciri ini dapat dimaknai sebagai karakter masyarakat pesisir, yang lebih terbuka dan ekspresionis. 4. Kemasan Dalam pengemasan produk memakai kemasan dalam bentuk plastik dan paper bag. 5. Jaminan Produk Untuk memberikan pelayanan terbaik demi menciptakan kepuasan dan loyalitas pelanggan, maka produk yang dihasilka memberikan jaminan kepada konsumen jika produk tidak sesuai pesanan atau produk yang dibeli cacat, maka bisa dikembalikan maupun ditukar dengan produk sejenis maupun lain dengan harga yang sama. Dan jika dikembalikan maka 100% uang akan kembali.
14. PEMBELAJARAN Pembelajaran Perlu peningkatan pengetahuan serta pemahaman tentang IFAD. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat dan stakeholders lainnya terhadap eksistensi IFAD menjadi kendala dalam menumbuhkan dukungan dan partisipasi positif dalam implementasi aksi-aksinya. Perlu peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Masih terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat menjadi kendala bagi lahirnya ide-ide kreatif untuk melakukan usaha yang berorientasi pasar. Penentuan
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 86 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
jenis-jenis usaha yang produktif harus didasarkan pada kebiasaan dan keterampilan masyarakat serta harus memperhatikan berbagai aspek yang mempengaruhi kesinambungan usaha tersebut antara lain, ketersediaan sumberdaya dan pasar. Perlu waktu untuk memandirikan kelompok masyarakat. Untuk menjadikan suatu kelompok masyarakat yang mandiri membutuhkan waktu yang relatif lama dan proses pemberdayaan harus konsisten. . Perlu strategi yang tepat dalam mensosialisasikan program. Sosialisasi
termasuk
pembentukan
kelompok
ditingkat
Desa/Pulau
dalam
mendukung implementasi program membutuhkan kehati-hatian, sebab hal tersebut memungkinkan timbulnya berbagai pertanyaan dan prasangka bahkan resistensi oleh masyarakat dan unsur-unsur lainnya. Perlu pertimbangan menyeluruh dalam menentukan jenis-jenis usaha yang produktif. Pemilihan/ penentuan usaha yang produktif sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan kebiasaan dan ketrampilan masyarakat, serta aspek-aspek yang mempengaruhi kesinambungan usaha tersebut, seperti sumber daya dan pasar. Perlu upaya intensif dalam pengorganisasian dan peningkatan kemandirian kelompk masyarakat. Walaupun telah ada kemajuan dalam kemampuan anggota kelompok masyarakat dalam berorganisasi dan menyusun usulan kegiatan, persentase jumlah anggota kelompok yang aktif dalam mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan masih relatif terbatas pada pengurus dan pendamping dan konsultan. Perlu diadakan pendekatan yang lebih intensif agar jumlah peserta aktif maupun anggota baru dapat meningkat. Hal ini biasanya memerlukan proses yang relatif lama. Sosialisasi kegiatan perlu dilakukan berulang-ulang. Masih terbatasnya kemampuan masyarakat dalam memahami dan mengingat informasi mengakibatkan harus diulang-ulangnya kegiatan penyampaian materi
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 87 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
yang sama dengan metoda yang berbeda-beda, agar diperoleh pemahaman yang utuh tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Perlu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat baik yang menyangkut pendapatan masyarakat maupun ketersediaan fasilitas sosial, menjadi kendala bagi penerimaan dan partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan program. Umumnya masyarakat selalu mempertanyakan manfaat apa yang akan mereka peroleh dari keterlibatan mereka dalam pelaksanaan program kegiatan, terutama bila dikaitkan dengan masyarakat yang menginginkan pencairan dana bantuan desa secepatnya, sedangkan dilain pihak pencairan dana bantuan desa harus melewati satu proses dan memenuhi persyaratan yang telahditetapkan, Perlunya peningkatan ketrampilan kaum perempuan. Kenyataan menunjukkan bahwa kaum perempuan memiliki peran penting dalam pengembangan masyarakat. Dalam program CCDP IFAD, peran kaum perempuan sangat dibutuhkan untuk menunjang peningkatan pendapatan keluarga melalui kegiatan pengembangan Mata Pencaharian Alternatif. Pencairan dana Awal sebagai perangsang keikutsertaan masyarakat. Pencairan Dana awal pada awal kegiatan sangat membantu memperlancar tugas pendamping Lapangan dalam proses pendekatan dan sosialisasi program terhadap masyarakat. Dengan pemberian dana awal, masyarakat dapat melihat dan merasakan kontribusi dari program CCDP IFAD terhadap pembangunan di desa, sehingga mereka tertarik untuk berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh pendamping Lapangan.
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 88 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
15. PENUTUP Coastal Community Development Project-international Fund Agricultural (CCDPIFAD) Kota Makassar tahun 2013 akan mendorong pengembangan kelompok usaha yang ketika berhasil akan mempertahankan kegiatan dari sumber daya mereka sendiri setelah proyek selesai. Demikian pula, proses pemberdayaan masyarakat dan pemasarana memfasilitasi perbaikan dalam masyarakat, sehingga mereka dapat mengejar prakarsa pembangunan dan dengan demikian menjadi lebih mandiri. Selanjutnya, proyek ini akan mengembangkan pengelolaan sumber daya dan kerangka dan langkah-langkah pengelolaan bersama untuk menciptakan sumber daya pesisir yang berkelanjutan bagi masyarakat yang akan membantu memastikan keuntungan yang dapat diandalkan untuk kegiatan penangkapan ikan, pengolahan, budidaya dan pengolahan hasil perikanan di masa akan datang dan membantu beradaptasi terhadap ancaman dan dampak perubahan iklim. Keberhasilan Proyek PMP Kota Makassar sangat ditentukan oleh kerja sama dan komitmen seluruh pemangku kepentingan mulai dari tahapan persiapan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi kegiatan . Demikian laporan ini disusun untuk melaporkan hasil kegiatan secara tertulis dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan masyarakat pesisir.
TTD KONSULTAN PEMASARAN PIU Rustam
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 89 of 90
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
LAMPIRAN Lampiran 1.Matrix laporan Bulanan Lampiran 2.Timesheet Lampiran 3.Dokumentasi Lampiran 4. Matriks Kelompok Masyarakat yang aktif per akhir Desember 2013 Lampiran 5. Matriks Proposal POKMAS (Usaha, Infrastruktur dan Pengelolaan) yang disetujui Lampiran 5. Struktur Organisasi PMO Lampiran 6. Struktur Organisasi PIU Lampiran 7. Daftar Kontak PIU dan pihak terkait Lampiran 8. Daftar SK, Kebijakan, dan Dokumen terkait yang dihasilkan selama 2013 Lampiran 9. Daftar Kegiatan Training, Workshop
LAPORAN AKHIR KONSULTAN KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 90 of 90