Lampiran 1. KUISIONER PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan, mengarahkan dan memberi landasan hukum, serta menata kembali berbagai perangkat hukum yang mengatur penyelenggaraan Pekerjaan Kefarmasian, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintahan RI No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Pada intinya, penerbitan PP ini dimaksudkan untuk memberi kepastian bagi apoteker dalam menjalankan praktek kefarmasian secara lebih baik, dengan konsekuensi apoteker harus melaksanakan semua tugas dan kewajiban sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Kuesioner berikut ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang persepsi Apoteker Pengelola Apotek (APA) di kota Medan terhadap Peraturan Pemerintahan RI No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian tersebut.
Mohon kiranya Bapak/Ibu Apoteker Pengelola Apotek berkenan mengisi kuesioner ini dengan memberi tanda ()
pada jawaban yang tersedia. Semua pendapat Bapak/Ibu akan saya jaga
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini.
Akhirnya atas partisipasi dan ketulusan Bapak/Ibu mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terimakasih. Peneliti Tris Mundari
Isilah profil/identitas Bapak/Ibu berikut ini:
Jenis kelamin
: Laki-laki / Perempuan *)
Lulus apoteker
: Tahun . . . . . . . .
Pekerjaan selain APA
:
Pengalaman sebagai APA : . . . . Tahun
Universitas Sumatera Utara
*) coret yang tidak perlu Berilah tanda () pada jawaban yang telah disediakan 1.
Apakah Bapak / Ibu memahami maksud diterbitkannya PP No.51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian?
Tidak paham
2.
Cukup paham
Paham
PP No.51 Tahun 2009 membawa defenisi baru mengenai apotek yakni “sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker”, artinya PP No.51 menggaris bawahi apotek bukan sekedar tempat transaksi jual beli, tetapi sebagai sarana pelayanan kesehatan dengan aktifitas utama praktek kefarmasian oleh Apoteker, bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu?
Sangat tidak setuju
3.
Tidak setuju
Tidak berpendapat
Sangat setuju
Setuju
Pada pasal 51 ayat 1 PP No. 51 tahun 2009 berbunyi “Pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) di apotek hanya dapat dilakukan oleh Apoteker”, bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu ?
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Tidak berpendapat
Sangat setuju
Setuju
4. Sebagai konsekuensi kebijakan di atas, kehadiran Apoteker diharuskan selama jam buka apotek, bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu?
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Tidak berpendapat
Setuju
Sangat setuju
Universitas Sumatera Utara
5.
Dalam hal kehadiran Apoteker diharuskan selama jam buka apotek membawa konsekuensi keharusan adanya Apoteker Pendamping, bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu?
Sangat tidak setuju
6.
Tidak setuju
Tidak berpendapat
Sangat setuju
Setuju
Pada pasal 21 ayat 2 PP No. 51 tahun 2009 berbunyi “Pelayanan dan penyerahan obat berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh Apoteker”, bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu?
Sangat tidak setuju
7.
Tidak setuju
Tidak berpendapat
Sangat setuju
Setuju
Menurut data penelitiansekarang ini penyerahan obat keras banyak dilakukan tanpa resep dokter. Pada pasal 24 ayat 3 PP No. 51 tahun 2009 ditegaskan kembali bahwa penyerahan obat keras, narkotik dan psikotropik kepada masyarakat harus melalui resep dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, bagaimana menurut Bapak/Ibu ?
Sangat tidak setuju
8.
Tidak setuju
Tidak berpendapat
Sangat setuju
Setuju
Pada PP No. 51 pasal 31 berbunyi “Setiap Tenaga Kefarmasian dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian wajib menyelenggarakan suatu sistem pemberian pelayanan kefarmasian yang efektif, efisien, dan berkualitas dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kefarmasian (kendali mutu) serta pemberian pelayanan kefarmasian yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan didasarkan pada harga yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan (kendali biaya). Bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu ?
Universitas Sumatera Utara
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Tidak berpendapat
Sangat setuju
Setuju
9. Kebijakan Pada PP No. 51 tahun 2009 pasal 23 “Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian, Apoteker harus menetapkan Standard Prosedur Operasional (SPO) yang dibuat secara tertulis dan diperbaharui secara terus menerus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi”, bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu ?
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Tidak berpendapat
Sangat setuju
Setuju
10. PP No. 51 tahun 2009 mengisyaratkan bahwa hanya apoteker yang mempunyai sertifikat kompetensi apoteker saja yang akan diberikan surat izin praktek, bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu ?
Sangat tidak setuju
11. Sesuai
Tidak setuju
filosofi
Tidak berpendapat
pelayanan
kefarmasian
Sangat setuju
Setuju
(pharmaceutical
care),
untuk
mengoptimalkan terapi obat dibutuhkan pelayanan langsung dan bertanggung jawab oleh Apoteker, bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu ?
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Tidak berpendapat
Setuju
Sangat setuju
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu mengisi kuesioner ini.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2 Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
Dimensi Pemahaman maksud diterbitkan PP No.51 tahun 2009 Pengembalian fungsi apotek sesuai peraturan
Indikator 1. APA dengan berbagai profesi
Peningkatan peran apoteker
1. PP No 51 pasal 51 ayat 1 tahun 2009 2. Apoteker hadir selama jam apotek buka 3. Adanya apoteker pendamping 4. PP No 51 pasal 21 ayat 2 tahun 2009 5. Filosofi pelayanan kefarmasian
Penambahan beban kerja
1. PP No 51 pasal 1 tahun 2009 2. PP No 51 pasal 24 ayat 3 tahun 2009
1. PP No 51 pasal 31 tahun 2009 2. PP No 51 pasal 23 ayat 1 tahun 2009 3. Sertifikasi kompentensi apoteker
kuesioner 1
2
7 3 4
5 6 11
8 9 10
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3 Data-data hasil penelitian Distribusi total tanggapan responden terhadap PP No. 51 tahun 2009 terkait pemahaman APA.
Tidak paham
Jumlah Cukup paham
Paham
Dosen
0
7
6
Rumah sakit Birokrasi Praktisi
0 0 0 0
4 3 5 19
9 10 8 33
Pekerjaan selain APA
Total
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan lampiran 3 Distribusi tanggapan responden terhadap PP No. 51 tahun 2009 terkait pengembalian fungsi apotek sesuai peraturan. Kuesioner
Apotek bukan sekedar tempat transaksi jual beli melainkan sebagai sarana pelayanan kesehatan dengan aktifitas utama praktek kefarmasian oleh apoteker (Pasal 1 ayat 13). Penyerahan obat keras, narkotika dan psikotropika atas resep dokter (Pasal 24 ayat 3).
Jumlah Tidak Setuju berpendapat
Sangat tidak Setuju
Tidak setuju
3
0
0
0
1
2
Sangat setuju
Total
26
23
52
27
22
52
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan lampiran 3 Distribusi tanggapan responden terhadap PP No. 51 tahun 2009 terkait peningkatan peran apoteker.
Jumlah Kuesioner
Pelayanan kefarmasian (pharmaceutical Care) di apotek hanya dapat dilakukan oleh Apoteker (pasal 51 ayat 1) Keharusan Apoteker hadir selama jam buka apotek .
Adanya apoteker pendamping Penyerahan obat berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh Apoteker (Pasal 21 ayat 2) Filosofi pelayanan kefarmasian untuk mengoptimalkan terapi obat dibutuhkan pelayanan langsung dan bertanggung jawab oleh apoteker.
Sangat tidak Setuju
tidak setuju
Tidak berpendapat
4
9
2
5
11
7
4
8
7
3
7
3
0
5
setuju
Sangat setuju
Total
27
10
52
21
8
52
25
8
52
34
5
52
31
13
52
3
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan lampiran 3 Distribusi tanggapan responden terhadap PP No. 51 tahun 2009 terkait penambahan beban kerja apotek
Jumlah Kuesioner
Tenaga Kefarmasian wajib menyelenggarakan program kendali mutu & kendali biaya(Pasal 31 ayat1) Apoteker harus menetapkan SPO (Pasal 23 ayat 1) Apoteker yang mempunyai sertifikat kompetensi apoteker saja yang akan diberikan surat izin praktek
Sangat tidak Setuju
Tidak setuju
Tidak berpendapat
Setuju
Sangat setuju
Total
0
0
2
36
14
52
0
1
4
34
13
52
0
2
7
31
12
52
Universitas Sumatera Utara