ISSN : 0852 – 1816
Majalah INFO Edisi XVI, Nomor 3, Oktober 2014
IBM KELOMPOK USAHA PETANI GARAM DI KABUPATEN JEPARA: PENGEMBANGAN PROSES PRODUKSI GARAM UNTUK PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUK H. Susanto. N. Rokhati, Gunawan Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRAK Sebagai salah satu kabupaten pengasil garam di Jawa Tengan, industri garam di Jepara terkonsentrasi di Kecamatan Kedung dengan produksi garam krosok rata-rata 60 ton/ha/tahun. Petani garam di Kec. Kedung Kab. Jepara menghadapi permasalahanpermasalahan baik teknologi yang digunakan untuk proses produksi maupun manajeman yang digunakan. Produksi garam rakyat di Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara dikerjakan dengan teknologi yang sangat sederhana dan dilakukan secara turun temurun. Proses produksi diawali dengan mengalirkan air laut menuju tempat penguapkan dan kemudian menguapkan air laut di atas sebidang tanah pantai dengan bantuan angin dan sinar matahari sebagai sumber energi penguapan. Proses produksi yang sangat sederhana dan tidak mengalami peningkatan dari waktu ke waktu berakibat pada rendahnya kualitas produk dan tidak optimalnya kuantitas produk yang mampu diperoleh. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas industri pengolahan garam rakyat yang berdaya saing tinggi baik dari kemampuan sumber daya manusia, teknologi yang diterapkan, mutu dan standar produk yang dihasilkan, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mempunyai daya saing tinggi baik dari sisi keunggulan innovatif produk yang dihasilkan maupun efisiensi produksi. Untuk mencapai tujuan tersebut kegiatan yang telah dilakukan meliputi: Survei kondisi terkini lahan dan persiapan pelaksanaan program, peningkatan kualitas air yang dialirkan ke kolam kristalisasi, dan peningkatan kualitas produk garam dengan penerapan teknik kristalisasi bertahap. Dampak yang diperoleh dari pelaksanaan program meliputi garam yang dihasilkan lebih putih, dapat meningkatkan kadar HCl garam dari 90% menjadi 97,2%, serta dapat menigkatkan jumlah panen dari 84.000 kg menjadi 117.500 kg. Kata kunci : Garam rakyat, pengembangan proses produksi, petani Jepara. PENDAHULUAN
perairan laut mencapai 5,8 juta km2 kondisi ini seharusnya tidak boleh
Suatu kondisi yang sangat ironis melihat
fakta
bahwa
terjadi. Angin segar dihembuskan oleh
Indonesia
Menteri Kelautan dan Perikanan RI
termasuk sebagai negara pengimpor
baru-baru
garam (terutama garam industri) dengan
Sebagai
negara
yang
akan
„mengharamkan“ impor garam untuk 2-
nilai mencapai lebih dari 1 triliun setiap tahunnya.
ini
3 tahun ke depan dan mencanangkan
maritim
program swasembada garam nasional.
terbesar kedua di dunia dengan luas
89
ISSN : 0852 – 1816
Majalah INFO Edisi XVI, Nomor 3, Oktober 2014 Namun keinginan ini tentu saja tidak
Kedung sebanyak 263 orang, dengan
akan tercapai tanpa adanya pengelolaan
total produksi selama 1 tahun sebanyak
yang benar dan dukungan teknologi
33.550 ton. Setiap petani garam di desa
yang tepat. Di tingkat nasional, Pulau
tersebut rata-rata mempunyai lahan
Jawa
10000
masih
merupakan
sebagai
sampai
30000
m2.
Hanya
penyumbang produk garam terbesar
beberapa petani saja yang mempunyai
dengan
luas
sistem
produksi
masih
lahan
diatas
itu.
Tabel
1
berdasarkan model penggraman rakyat.
menunjukkan rekapitulasi RTP garam
Lebih dari 70% total produksi garam di
rakyat di desa Surodadi Kecamatan
Indonesia dihasilkan oleh penggaraman
Kedung Kabupaten Jepara.
rakyat. Jawa Tengah merupakan salah
Menurut
Lembaga
Standar
satu propinsi di Pulau Jawa yang
Nasional Indonesia, setidaknya ada 13
mempunyai kontribusi cukup signifikan
kriteria
terhadap pemenuhan garam nasional.
dipenuhi oleh produsen garam. Di
Industri garam rakyat di Jawa Tengah
antaranya adalah penampakan bersih,
terletak di sepanjang pantai utara Pulau
berwarna putih, tidak berbau, tingkat
Jawa yang tersebar di Rembang, Pati,
kelembaban
Demak, Jepara, dan Brebes. Total luas
terkontaminasi
daerah produsen garam di Jawa Tengah
logam lainnya. Kandungan NaCl untuk
sekitar 3.500 ha dengan produksi garam
garam konsumsi manusia tidak boleh
sebesar ± 250.000 ton/tahun.
lebih rendah dari 97 % untuk garam
Sebagai salah satu kabupaten pengasil
garam
di
Jawa
standar
mutu
rendah, dengan
yang
dan
harus
tidak
timbal/bahan
kelas satu, dan tidak kurang dari 94 %
Tengan,
untuk
garam
kelas
dua.
Tingkat
industri garam di Jepara terkonsentrasi
kelembaban disyaratkan berkisar 0,5 %
di Kecamatan Kedung dengan produksi
dan senyawa SO4 tidak melebihi batas
garam krosok rata-rata 60 ton/ha/tahun.
2,0 %. Kadar iodium berkisar 30 – 80
Beberapa desa di Kecamatan Kedung
ppm.
dengan produksi garam cukup besar
Dari tinjuan ke lokasi, petani
adalah Desa Tanggul Telare, Bulak
garam di Kec. Kedung Kab. Jepara (ke
Baru, Panggung, Surodadi, Kalianyar
UKM Berkah Barokah dan UKM
dan Kedung Malang. Jumlah petani
Garam
penggarap garam krosok di Kecamatan
permasalahan-permasalahan
90
Barokah)
menghadapi baik
ISSN : 0852 – 1816
Majalah INFO Edisi XVI, Nomor 3, Oktober 2014 teknologi yang digunakan untuk proses
minapolitan garam di kabupaten Jepara
produksi maupun manajeman yang
sangat diperlukan guna peningkatan
digunakan. Pembuatan garam rakyat di
produksi dan mutu garam agar sesuai
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara
dengan Standar Nasional Indonesia
dilakukan
(SNI).
dengan
menggunakan
teknologi yang sangat sederhana dan dilakukan secara turun temurun. Proses
METODE
produksi diawali dengan mengalirkan
MASALAH
air laut menuju tempat penguapkan dan
Dari sisi teknis produksi, pembuatan
kemudian menguapkan air laut di atas
garam rakyat di Kecamatan Kedung
sebidang tanah pantai dengan bantuan
Kabupaten Jepara dilakukan dengan
angin dan sinar matahari
sebagai
menggunakan teknologi yang sangat
Proses
sederhana dan 3 dilakukan secara turun
sumber
energi
penguapan.
PEMECAHAN
produksi yang sangat sederhana dan
temurun.
tidak mengalami peningkatan dari ke
dengan mengalirkan air laut menuju
waktu
tempat
berakibat
pada
rendahnya
Proses
produksi
penguapkan
dan
diawali
kemudian
kualitas produk dan tidak optimalnya
menguapkan air laut di atas sebidang
kuantitas
tanah pantai dengan bantuan angin dan
produk
yang
mampu
diperoleh.
sinar matahari sebagai sumber energi
Sebagai
gambaran,
di
penguapan.
Proses
produksi
yang
Kabupaten Jepara dari total produksi
sangat sederhana dan tidak mengalami
setahun sebesar 33.550 ton, ternyata
peningkatan dari waktu ke waktu
hanya 48% yang memenuhi standar
berakibat
kelas 1, selebihnya sebesar 52% masuk
produk dan tidak optimalnya kuantitas
di standar kelas 2 dan kelas 3. Oleh
produk yang mampu diperoleh.
sebab itu perlu adanya upaya-upaya serius
guna
peningkatan
pada
rendahnya
Proses
kualitas
pengaliran
kualitas
air
laut
melalui tanah menuju bak penguapan
produksi garam, sehingga produksi
akan
garam
pada
impuritas
baik
padatan-padatan
khususnya dan produksi garam nasional
teruspensi
atau
senyawa-senyawa
pada umumnya dapat bersaing dengan
organik
garam import. Pengembangan kawasan
mikroorganisme.
Kabupaten
Jepara
91
melarutkan
dan
dan
membawa
komponen Hal
ini
akan
ISSN : 0852 – 1816
Majalah INFO Edisi XVI, Nomor 3, Oktober 2014 diperparah jika kualitas air laut sendiri
per Ha per tahun. Dari total produksi
berada pada kondisi yang jelek. Tidak
tersebut, hanya 48% yang memenuhi
adanya proses pengolahan air sebelum
standar kelas 1, selebihnya sebesar 52%
proses penguapan akan menghasilkan
masuk di standar kelas 2 dan kelas 3.
produk garam dengan kualitas tidak
Dengan adanya program ipteks bagi
bagus
masyarakat
karena
masih
impuritas-impuritas
terdapatnya
pada
garam
ini
diharapkan
permasalahan yang dihadapi oleh petani
tersebut.
garam bisa teratasi baik peningkatan
Oleh
karena
itu
diperlukan
kuantitas produksi dan kualitas hasil.
pengembangan proses produksi garam untuk
(IbM)
meningkatkan
kuantitas
Untuk merealisasikan program
dan
Ipteks
Bagi
Masyarakat mengadakan
ini,
tim
kualitas produk garam melalui sistem
pelaksana
pemipaan untuk tranportasi air laut ke
program
tempat pengkristalan serta perbaikan
Kabupaten Jepara khususnya Dinas
sistem pengolahan air baku dan media
Kelautan dan Perikanan. Sambutan
kristalisasi
yang cukup baik dengan antusiasme
ke
Pemerintah
sosilisasi Daerah
tinggi ditunjukkan oleh DKP terhadap METODE
program yang ditawarkan dalam usulan
PELAKSANAAN
KEGIATAN
IbM ini. Selanjutnya bersama-sama
a. Sosialisasi Program
dengan Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Jepara merupakan
Kabupaten Jepara, tim mengadakan
salah satu daerah di pantai utara Pulau
sosialisasi kepada petani garam tentang
Jawa yang merupakan sentra industri
pentingnya teknologi proses pembuatan
garam
produksi
garam, yang dapat digunakan sebagai
cukup signifikan. Namun, selama ini
sarana untuk meningkatkan taraf hidup
produksi garam dilakukan di tambak
para UKM garam.
dan dikelola dengan cara tradisional
b. Perancangan Alat
sehingga
dengan
kontribusi
tingkat
produksi
dan
Secara umum pengembangan
kualitasnya rendah. Produksi tambak
produksi garam akan mencakup unit
garam di Kabupaten Jepara baru dapat
pengolahan
mencapai 33.550 ton/tahun atau tingkat
multimedia filter dan cardtrige, dan
produktivitasnya baru mencapai 60 ton
92
air
umpan
dengan
ISSN : 0852 – 1816
Majalah INFO Edisi XVI, Nomor 3, Oktober 2014 penambahan alas (untuk peningkatan
Kelautan
efisiensi penguapan dan pemanenan).
Jepara, anggota tim terdiri dari orang-
c. Pelatihan
orang yang mempunyai
komptensi
beragam
kebutuhan
Pada tahap ini dimaksudkan
dan
Perikanan
sesuai
dengan
Kabupate
untuk melatih sumberdaya manusia dari
pelaksanaan program yang diusulkan.
kelompok usaha petani mitra agar
Sebagai gambaran salah satu anggota
mengetahui dan dapat mengoperasikan
tim berkantor di Fakultas Perikanan dan
teknologi
pengembangan
Kelautan UNDIP yang berlokasi di
pembuatan garam serta menjadi tenaga
Jepara. Dengan demikian Progran IbM
yang terampil dan mampu menangani
lebih mudah untuk memonitor dan
permasalahan yang mungkin timbul
keberlanjutannya dapat terjamin.
proses
selama proses produksi. d. Demonstrasi Ploting
TEKNOLOGI
Setelah alat filtrasi air laut selesai
dibuat,
maka
YANG
DIPERKENALKAN
dilakukan
Kegiatan dilakukan dengan mengamati
pelatihan agar petani garam mampu
secara langsung kondisi terkini lahan
untuk
yang akan digunakan untuk produksi
mengoperasikan
tersebut
dan
mampu
alat
proses
mengatasi
garam
dalam
program
IbM
ini.
seandainya ada gangguan. Alat ini
Kegiatan ini penting dilakukan untuk
merupakan salah satu contoh, dan
mendapatkan langkah peningkatan yang
diharapkan nantinya petani/UKM lain
berdasarkan pada kondisi nyata atau
bisa mengembangkannya.
fakta
e. Monitoring Program
Gambar
Disamping
program
bukan 1
berdasarkan
dugaan.
menunjukkan
ilustrasi
ini
skematik lahan untuk produksi garam
mendapat dukungan penuh dari Dinas
yang digunakan sebelum program IbM.
93
ISSN : 0852 – 1816
Majalah INFO Edisi XVI, Nomor 3, Oktober 2014
Gambar 1. Ilustrasi skematik proses produksi garam sebelum program IbM
Secara umum proses produksi
yang akan dikristalkan. Hal ini berarti
garam meliputi (i) proses stabilisasi
jika
air
yang
untuk mengendapkan padatan-padatan
mengandung impuritas maka kristal
tersuspensi, (ii) proses evaporasi untuk
yang
menguapkan air dengan menggunakan
impuritas. Untuk meningkatkan kualitas
panas matahari, (iii) proses pemekatan
produk
sebagai kelanjutan proses evaporasi
pemekatan
untuk mendapatkan tingkat pemekatan
menggunakan filter gravitasi dengan
yang tinggi dan (iv) proses kristalisasi.
media ijuk, kerikil dan pasir silika. Air
dihasilkan
garam,
akan
juga
air
nomer
dikristalkan
mengandung
dari 7
kolam difiltrasi
Untuk meningkatkan kualitas
hasil filtrasi kemudian dialirkan melalui
produk garam yang dihasilkan kegiatan
pipa menuju kolam kristalisasi. Gambar
yang dilakukan adalah:
2 menunjukkan kegiatan pemasangan
a. Peningkatan kualitas air yang
unit
dialirkan ke kolam kristalisasi
mengalirkan air hasil filtrasi ke kolam
Kualitas produk garam yang
filtrasi
kristalisasi.
dihasilkan dipengaruhi oleh kualitas air
94
dan
pemipaan
untuk
ISSN : 0852 – 1816
Majalah INFO Edisi XVI, Nomor 3, Oktober 2014
Gambar 2.: kegiatan pemasangan unit filtrasi dan pemipaan b. Peningkatan kualitas produk garam
cairan pada kolam kristalisasi jika telah
dengan penerapan teknik kristalisasi
melebihi oBe = 32.
bertahap
c. Peningkatan Metode kristalisasi
Berbagai macam garam terdapat
Proses evaporasi dan kristalisasi
dalam air laut dengan kandungan NaCl
merupakan
adalah 77% dari total garam. Jika
pembuatan garam. Keberhasilan proses
semua garam dalam air laut dapat
evaporasi
dikristalkan maka kadar NaCl dalam
berpengaruh pada
tersebut
produksi dan kualitas produk garam
tersebut
hanya
berkisar
proses
dan
pada
kristalisasi
akan
effisiensi
proses
77,74%. Di sisi lain setiap garam dalam
yang
air laut akan mengkristal pada derajat
pembuatan garam dengan cara yang
kepekatan yang berbeda-beda. Oleh
lama (konvensional), air laut dialirkan
karena itu peningkatan kualitas garam
ke dalam ladang garam dan bersentuhan
dapat
melakukn
secara langsung dengan media tanah.
kristalisasi pada daerah dimana garam
Hal ini akan menurunkan kualitas
NaCl mengkristal sementara garam-
garam, karena banyak mengandung
garam yang lain telah mengkristal
impuritas (terbawa oleh media tanah).
sebelumnya
mengkristal
Selain itu, proses pemanasan air di
setelahnya. Kristalisasi NaCl dapat
dalam ladang garam juga tidak bisa
dilakukan pada derajat kepekatan oBe =
dilakukan dengan baik, karena sifat
26-32. Hal ini dapat dilakukan dengan
media tanah yang menyerap panas,
cara
dilakukan
atau
mengalirkan
pemekatan
nomer
dengan
akan
dihasilkan.
utama
Pada
proses
air
dari
kolam
sehingga menurunkan efisiensi proses
7
jika
sudah
produksi.
mencapai oBe = 26 dan mengeluarkan
95
ISSN : 0852 – 1816
Majalah INFO Edisi XVI, Nomor 3, Oktober 2014 Proses penguapan (evaporasi) diatas
tanah
dua
tidak optimal dan pada akhirnya hasil
dampak negatif yaitu (i) efisiensi
produksi garam tidak maksimal. Secara
pemanenan yang diperoleh lebih rendah
umum, pengembangan proses produksi
karena garam tidak bisa diambil sampai
dilakukan
pada lapisan bawah dan (ii) efisiensi
kuantitas dan kualitas produk garam
penggunaan panas tidak maksimal.
yang
Dengan mode pemanasan ini, panas
dilakukan pada proses ini adalah untuk
yang diterima air laut hanya berasal dari
meningkatkan efisiensi pemanasan
satu sisi yaitu dari sinar matahari.
dan peningkatan kualitas produk,
Tanah yang digunakan sebagai dasar
dimana bagian dasar kolam penguapan
tidak cukup efektif untuk menyerap
akan
panas
(Gambar 3 ).
dan
akan
membawa
berakibat pada pengunaan panas yang
kembali
memberikan
untuk
dihasilkan.
dilapisi
meningkatkan
Perbaikan
terpal
warna
yang
hitam
panasnya ke air laut. Hal ini akan
Gambar 3. Dokumentasi pemasangan terpal hitam (plastik HDPE) untuk menghalangi penetrasi air garam kebawah dan kesamping. Penempatan terpal warna hitam
pemanenan karena deposit garam dapat
akan memberikan panas dari dua sisi
diambil sampai sisi paling bawah /
(sisi atas dan bawah) dan menghindari
terendah dari tumpukan kristal yang
penambahan
terbentuk.
penguapan.
impuritas Selain
itu
dari
kolam
penggunaan
Gambar
4
menujukkan
perbaikan proses kristalisasi.
terpal akan meningkatkan efisiensi
96
ISSN : 0852 – 1816
Majalah INFO Edisi XVI, Nomor 3, Oktober 2014
DAMPAK PELAKSANAAN
penjualan garam hasil belum dilakukan
KEGIATAN
sebagai akibat rendahnya harga garam
Secara umum dampak yang sudah
pada saat musim panen ini. Penjualan
terlihat dari pelaksanaan program IbM
garam
adalah terjadinya peningkatan kualitas
mencapai minimal Rp. 500/kg. Tabel 1
dan kuantitas garam hasil produksi.
menyajikan dampak yang diperoleh
Namun demikian dampak terhadap
terhadap introduksi teknologi yang
pendapatan petani baru dapat dilakukan
dilakukan.
akan
dilakukan jika
dengan perkiraan yang rasional karena
Tabel.1.Dampak introduksi teknologi dari pelaksanaan program IbM
97
harga
ISSN : 0852 – 1816
Majalah INFO Edisi XVI, Nomor 3, Oktober 2014
Indonesia IDD control project, LEMTEK FTUI & world bank.
DAFTAR PUSTAKA Fielding, A dan Annelise, F., 2006, ” the salt industry, osprey publishing. 56 h
Zainal-Alim M., 1992, ” pedoman dasar pembuatan garam rakyat, PT garam indonesia
Mulia, K. dan Saksono, N., 1998, Report: Assessment of effect salt quality, packaging and storage on retention of iodine in iodized salt,
98