IABEE:
Indonesian Accreditation Board for Engineering Education
Anggota EAC IABEE dari FORTEI: Arief S Rohman, Sarjiya, Abdul Muis FORTEI 2015 Pontianak
1
Kebutuhan Engineer
FORTEI 2015 Pontianak
2
*) sumber PII, 2007
Latar Belakang Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia
Kebutuhan inovasi tenaga ahli berkemampuan multidisiplin, teamwork, dan kritis
Tuntutan Perguruan Tinggi menghasilkan Sarjana Teknik (tenaga teknik) & insinyur yang berkompeten
Penerapan akreditasi pendidikan yang
diakui International
FORTEI 2015 Pontianak
3
International Engineering Agreement http://www.ieagreements.org/
FORTEI 2015 Pontianak
4
Washington Accord (WA) • The WA, signed in 1989, is an international agreement among bodies responsible for accrediting engineering degree programs normally of four years duration. (http://www.ieagreements.org/) [S1 Engineering] • Signatories to the WA are organizations responsible for accrediting engineering programs in Australia, Canada, Chinese Taipei, Hong Kong, Ireland, Japan, Korea, Malaysia, New Zealand, Singapore, South Africa, Turkey, the United Kingdom, and the United States • The WA assists in determining if an engineering program in one signatory’s jurisdiction is recognized for purposes of licensure and registration, employment, or admission to graduate school in another jurisdiction (http://www.abet.org/) FORTEI 2015 Pontianak
5
Washington Accord • Signatories have full rights of participation in the Accord; qualifications accredited or recognised by other signatories are recognised by each signatory as being substantially equivalent to accredited or recognised qualifications within its own jurisdiction. (http://www.ieagreements.org/) • Organisations holding provisional status have been identified as having qualification accreditation or recognition procedures that are potentially suitable for the purposes of the Accord (Bangladesh, China, Costa Rica, Pakistan, Peru, Philippines) FORTEI 2015 Pontianak
6
PII & UU Keinsinyuran • Lulusan S1 Engineering adalah “Sarjana Teknik”, bukan ” Insinyur Profesional (IP)” • IP tidak dapat diperoleh hanya dengan kuliah • Insinyur Profesional (Madya) PII sudah diakui dalam APEC Engineers • Perg.Tinggi Teknik+PII mengadakan pendidikan (1 thn) bergelar “Insinyur” • PII mengeluarkan sertifikat IP (Pratama, Madya, Utama) melalui prosedur uji kompetensi & portfolio pengalaman • Lulusan PT terakreditasi dalam lingkup WA mendapat kemudahan/keuntungan dalam proses mendapat gelar “Insinyur” pada pendidikan profesi insinyur (PPI) atau aplikasi untuk IP Contoh: lulusan ABET di USA tidak perlu menunggu pengalaman kerja 2 tahun untuk dapat ikut uji kompetensi sebagai salah satu syarat mendapat sertifikat PE (Professional Engineer) FORTEI 2015 Pontianak
7
LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PROGRAM STUDI TEKNIK (LAM-PS TEKNIK) • LAM-PS Teknik
– Mainstream akreditasi Washington Accord • • • •
Outcomes based education (OBE) Perbaikan berkelanjutan Fokus pada engineering design Keterlibatan asosiasi profesi teknik
– Lembaga IABEE (Indonesia Accreditation Board for Engineering Education). – Sponsor for Signatory Member : • JABEE dari Jepang • ABET dari Amerika
– Start 2016
FORTEI 2015 Pontianak
8
OBE: Outcomes Based Education “Product defines process. Outcomes-based education can be summed up as resultsoriented thinking & is the opposite of inputbased education where the emphasize is on the educational process & where we are happy to accept whatever is the result” RM Harden, JR Crosby, MH Davis, An Introduction to Outcomes Based Education, Med Teacher 21 (1):6-14, 1999, p.8. FORTEI 2015 Pontianak
9
OBE: Outcomes Based Education OBE focuses on student learning by: •Using learning outcome statements to make explicit what the student is expected to be able to know, understand or do; •Providing learning activities which will help the student to reach these outcomes; •Assessing the extent to which the student meets these outcomes through the use of explicit assessment criteria.
10
Engineering Design “Engineering
design is the process of devising a system, component, or process to meet desired needs. It is a decision-making process (often iterative), in which the basic sciences, mathematics, and the engineering sciences are applied to convert resources optimally to meet these stated needs.”
Perubahan Paradigma Akreditasi • LAM-PS Teknik (IABEE) merupakan satu-satunya lembaga akreditasi mandiri bidang kerekayasaan teknik di Indonesia • Akreditasi pada pendidikan berbasis outcomes, bukan berbasis input • Akreditasi skema IABEE bersifat pilihan, bukan wajib Proyeksi ke depan: • BAN-PT akan menjadi akreditor institusi PT (bukan PS) • Semua PS Teknik menuju outcome-based • Akreditas PS yg selama ini di BAN-PT akan berada di IABEE dan masih bersifat wajib (UU RI) • Akreditasi wajib tsb dapat masih berbasis input (peralihan) • Pilihan akreditasi PS dengan skema IABEE tidak wajib akreditasi PS dgn skema input-based FORTEI 2015 Pontianak
12
Metode PDCA • Kriteria umum dirumuskan dengan pendekatan perbaikan kualitas berkelanjutan PDCA (Plan, Do, Check, Act) • Akreditasi – Bukan tujuan – Sarana memastikan perbaikan kualitas pendidikan teknik terus menerus
FORTEI 2015 Pontianak
13
Roadmap IABEE • UU No.12/2012 :
• Akreditasi program studi sebagai akuntabilitas publik dilakukan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri
• November 2013 :
– Dana : JICA (5 thn) + DIKTI – SDM : Dikti, JICA, Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Industri dan Perguruan Tinggi Pembentukan Steering Committee
• Tahap 1: Nov’14 – Sep’15
– Pembentukan Tim Implementasi Lembaga Akreditasi Mandiri Program Studi Bidang Teknik (LAM-PS Teknik) – Finalisasi criteria common & guide
• Tahap 2: Oct’15 – Mar’17
– Peresmian IABEE sebagai LAM PS TEKNIK oleh menteri – Evaluasi pilot program
• Tahap 3: Apr’17 – Mar’19
– Evaluasi Real program – 25 program studi terakreditasi IABEE – Submission for provisional status of washington accord
FORTEI 2015 Pontianak
14
Daftar Istilah • Student/program outcomes (ABET) = learning outcomes (IABEE/JABEE) = capaian pembelajaran (Perundangan) [langsung setelah lulus] • Profil lulusan (IABEE) = Program Educational Objective (ABET) [setelah 3-5 tahun lulus] • Kompetensi lulusan (IABEE) dapat dikatakan sbg gabungan dari profil lulusan dan capaian pembelajaran (saat kelulusan) Catatan: • Di ABET, student/program outcomes ≠learning outcomes (karena LO ditemui di tujuan pembelajaran materi matakuliah)
FORTEI 2015 Pontianak
15
Informasi IABEE • http://pii.or.id/percepatan-peningakatanmanfaat-pendidikan-tinggi-teknik-diindonesia/ • Milestone – Common criteria : Agustus 2015 – Criteria guide : September 2015 – Disiplin criteria : Desember 2015
FORTEI 2015 Pontianak
16
Kriteria Umum Internasional IABEE 1. Orientasi kompetensi lulusan 2. Pelaksanaan pembelajaran 1. 2. 3. 4. 5.
Kurikulum Dosen Mahasiswa dan Suasana Akademik Fasilitas Tanggung Jawab Institusi
3. Penilaian capaian pembelajaran yang diharapkan 4. Perbaikan berkesinambungan
FORTEI 2015 Pontianak
17
Kriteria 1. Orientasi Kompetensi Lulusan 1. Program Studi harus menetapkan profil lulusan yang nantinya diharapkan menjadi profesional mandiri dengan mempertimbangkan potensi sumber daya, budaya, kebutuhan dan kepentingan negara. 2. Program Studi harus menginformasikan kepada mahasiswa dan dosen tentang profil profesional mandiri yang diharapkan dan mempublikasikannya secara luas. 3. Program Studi harus menetapkan capaian pembelajaran yang diharapkan, yang terdiri dari kemampuan untuk memanfaatkan pengetahuan, keterampilan, sumber daya dan sikap sebagaimana dijelaskan dalam butir (a) hingga (j) berikut yang harus dikuasai oleh mahasiswa pada saat lulus. FORTEI 2015 Pontianak 18
Kriteria 1.3 Kemampuan lulusan a)
b)
c) d) e) f) g) h) i) j)
Kemampuan menerapkan pengetahuan matematika, ilmu pengetahuan alam dan/atau material, teknologi informasi dan keteknikan untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang prinsip-prinsip keteknikan. Kemampuan mendesain komponen, sistem dan/atau proses untuk memenuhi kebutuhan yang diharapkan didalam batasan-batasan realistis, misalnya hukum, ekonomi, lingkungan, sosial, politik, kesehatan dan keselamatan, keberlanjutan serta untuk mengenali dan/atau memanfaatkan potensi sumber daya lokal dan nasional dengan wawasan global. Kemampuan mendesain dan melaksanakan eksperimen laboratorium dan/atau lapangan serta menganalisis dan mengartikan data untuk memperkuat penilaian teknik. Kemampuan mengidentifikasi, merumuskan, menganalisis dan menyelesaikan permasalahan teknik. Kemampuan menerapkan metode, keterampilan dan piranti teknik yang modern yang diperlukan untuk praktek keteknikan. Kemampuan berkomunikasi secara efektif baik lisan maupun tulisan Kemampuan merencanakan, menyelesaikan dan mengevaluasi tugas didalam batasanbatasan yang ada. Kemampuan bekerja dalam tim lintas disiplin dan lintas budaya. Kemampuan untuk bertanggung jawab kepada masyarakat dan mematuhi etika profesi dalam menyelesaikan permasalahan teknik. Kemampuan memahami kebutuhan akan pembelajaran sepanjang hayat, termasuk akses FORTEI 2015 Pontianak 19 terhadap pengetahuan terkait isu-isu kekinian yang relevan.
Kriteria 2.1 Kurikulum 1) Kurikulum harus mencakup bidang-bidang berikut: a) b) c) d) e)
Matematika dan ilmu pengetahuan alam yang terkait program Ilmu dan teknologi rekayasa yang terkait program Teknologi informasi dan komunikasi Desain teknik dan eksperimen berbasis masalah Pendidikan umum, mencakup moral, etika, sosial budaya, lingkungan, dan manajemen
2) Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan masukan dari para pemangku kepentingan 3) Kurikulum harus memperlihatkan hubungan struktural dan kontribusi mata kuliah dalam memenuhi capaian pembelajaran. Prosedur, termasuk silabus, harus dibuat dan didokumentasikan sehingga proses pembelajaran yang diharapkan dapat diterapkan secara terkendali. 4) Kurikulum harus disiapkan untuk memastikan bahwa mahasiswa memperoleh pengalaman praktek keteknikan dan proyek perancangan utama menggunakan standar-standar keteknikan dan batasan-batasan realistis berdasarkan pada pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh di perkuliahan sebelumnya. FORTEI 2015 Pontianak 20
Kriteria 2.2 ~ 2.3 2.2. Dosen – Program Studi harus menyediakan dosen dengan jumlah, kualifikasi dan kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembelajaran, mencakup perencanaan, penyampaian, evaluasi, dan peningkatan efektivitasnya secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi capaian pembelajaran. – Program Studi harus memastikan bahwa dosen menyadari relevansi dan pentingnya peranan dan kontribusi mereka terhadap capaian pembelajaran.
2.3. Mahasiswa dan Suasana Akademik – Program Studi harus menetapkan dan melaksanakan standar masuk untuk mahasiswa baru dan pindahan, maupun penyetaraan kreditnya. – Program Studi harus menetapkan dan melaksanakan pemantauan kemajuan mahasiswa dan mengevaluasi kinerja mahasiswa secara berkesinambungan. Prosedur penjaminan mutu harus ditetapkan untuk memastikan agar kecukupan standar dicapai dalam semua penilaian. – Program Studi harus menciptakan dan menjaga suasana akademik yang kondusif untuk pembelajaran yang berhasil. – Program Studi harus mendorong kegiatan-kegiatan ko-kurikuler untuk pembangunan karakter dan meningkatkan kesadaran mahasiswa akan kebutuhan FORTEI 2015 Pontianak 21 negerinya
Kriteria 2.4 ~ 2.5 2.4. Fasilitas – Program Studi harus memastikan ketersediaan dan aksesibilitas fasilitas agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan memenuhi capaian pembelajaran.
2.5. Tanggung Jawab Institusi – Program Studi harus menetapkan dan mengelola proses pelayanan pendidikan, meliputi desain pendidikan, pengembangan dan pelaksanaan kurikulum, penilaian pembelajaran, dan layanan pendukung. – Institusi harus mengupayakan terbangunnya sumber daya, layanan pendukung dan kerjasama dengan pemangku kepentingan dalam penelitian, pendidikan dan/atau layanan kepada masyarakat dengan mempertimbangkan sumber daya lokal yang ada.
FORTEI 2015 Pontianak
22
Kriteria 3. Penilaian Capaian Pembelajaran yang Diharapkan • Program Studi harus memastikan bahwa proses penilaian capaian pembelajaran yang efektif, yang didasarkan pada indikator kinerja yang telah ditetapkan, dilaksanakan dan dipelihara pada selang waktu yang direncanakan menggunakan metode yang sesuai. • Program Studi harus memastikan bahwa lulusan program memenuhi seluruh capaian pembelajaran yang diharapkan.
FORTEI 2015 Pontianak
23
Kriteria 4. Perbaikan Berkesinambungan • Berdasarkan pada hasil penilaian, Program Studi harus melaksanakan evaluasi pada selang waktu yang direncanakan dengan luaran berupa keputusan-keputusan untuk peningkatan efektivitas proses pendidikan, kesesuaian capaian pembelajaran terkait dengan kebutuhan pemangku kepentingan, dan sumberdaya. • Program Studi harus memelihara dokumen dan rekaman yang terkait dengan pelaksanaan evaluasi, hasil-hasilnya dan tindak lanjutnya.
FORTEI 2015 Pontianak
24
Disiplin Criteria (derived from ABET) #1
ELECTRICAL, COMPUTER, COMMUNICATIONS, TELECOMMUNICATION AND SIMILARLY NAMED ENGINEERING PROGRAMS These program criteria apply to engineering programs that include “electrical”, “electronic(s),” “computer,” “communication(s),” “telecommunication(s),” or similar modifiers in their titles. The curriculum specifies subject areas appropriate to engineering and must include: (a) one year of a Student combination of university level mathematics and basic sciences (one with experimental experience) appropriate to the discipline. (b) one and one-half years of engineering topics, i.e engineering sciences and engineering design, appropriate to the title of the program. Student must be prepared for engineering practice through a curriculum culminating in a major design experience based on the knowledge and skills acquired in earlier course work to meet desired needs within realistic constraints. The structure of the curriculum must provide both breadth and depth across the range of engineering topics implied by the title of the program. The curriculum must include probability and statistics, with applications appropriate to the program name; mathematics through differential and integral calculus; basic sciences and engineering topics (including computing science) necessary to analyze and design complex electrical/electronic devices or systems containing hardware and/or software components. FORTEI 2015 Pontianak
25
Disiplin Criteria (derived from ABET) #2 ELECTRICAL, COMPUTER, COMMUNICATIONS, TELECOMMUNICATION AND SIMILARLY NAMED ENGINEERING PROGRAMS The curriculum for programs containing the modifier “electrical,” “electronic(s),” “communication(s),” or “telecommunication(s)” in the title must include advanced mathematics, such as differential equations, linear algebra, and complex variables. and discrete mathematics The curriculum for programs containing the modifier “computer” in the title must include discrete mathematics. The curriculum for programs containing the modifier “communication(s)” or “telecommunication(s)” in the title must include topics in communication theory and systems. The curriculum for programs containing the modifier “telecommunication(s)” must include design and operation of telecommunication networks for services such as but not limited to voice, data, image, and video transport. Notes: • One year is 32 semester hours (or equivalent). • Basic sciences are defined as biological, chemical, and physical sciences. • The engineering sciences have their roots in mathematics and basic sciences but carry knowledge further toward creative application. • Engineering design is the process of devising a system, component, or process to meet desired needs. FORTEI 2015 Pontianak
26
Akreditasi ABET • Filosofi: – ABET’s current accreditation processes are strongly oriented toward continuous quality improvement (CQI) and outcomes-based accreditation. – Evidence based & Criteria based
• Criteria: 1.Students 2.Program Educational Objectives 3.Student Outcomes 4.Continuous Improvement 5.Curriculum 6.Faculty 7.Facilities 8.Institutional Support *) 4 &5 most important FORTEI 2015 Pontianak
27
Jaminan Kualitas oleh Akreditasi J/IABEE Criteria #1: Learning Outcome
Criteria #4: Educational Improvement
Performance Criteria Implementation
Criteria #2: Educational Methods FORTEI 2015 Pontianak
Assurance through review and evaluation
Criteria #3: Achievement of Learning Outcome 28
Judgment of Applicability to the Accreditation Criteria (1) Accept (A) Applicable evaluation item meets accreditation criteria. (2) Concern (C) Applicable evaluation item currently meets accreditation criteria however, improvement is expected. It is expected to take measure for continuous and complete accordance with accreditation criteria. (3) Weakness (W) Applicable evaluation item almost meets accreditation criteria currently however, degree of its accordance is low and requires improvement. Measure to increase degree of applicability is required. (4) Deficiencies (D) Applicable evaluation item fails to meet accreditation criteria. The program is not in accordance with accreditation criteria. Judgment of Applicability to the Accreditation Criteria (5) Not applicable (-) The evaluation item is deemedFORTEI not2015 to be applied to the scope of evaluation. 29 Pontianak
Assesment berbasis outcome (JABEE) • Instead of structural assessment, the contents of education are assessed as outcomes • JABEE does not question the approach of the program as long as the outcomes are assured • The program shall set up and demonstrate with benchmarks the outcomes, which the program expects • The outcomes of the program are evaluated by the society in the era of information
FORTEI 2015 Pontianak
30
Contoh Pemetaan Learning Outcome sesuai Program Studi Outcome
Program Studi learning outcome
IABEE learning outcome
*) Program studi diberi kebebasan mempunyai learning outcome tersendiri FORTEI 2015 Pontianak
31
Contoh template self review (ABET)
FORTEI 2015 Pontianak
32
Critical Issues • Program Study Learning Outcome – Declaration – Curriculum’s mapping
• Continuous Improvement
– Proof, documented, and working (in place) – Measurement methods: direct (rubric), indirect (surveys)
• Feedback (indirect measurement of learning outcomes achievement) – Graduated student survey – Lecturer survey, etc
• Portofolio (example of documents for proof)
– Student – Lecturer (untuk setiap matakuliah) – Program study (curriculum doc, syllabi, direct/indirect measurement (results, analysisi, and action taken)
• Socialization: outside (public) & inside (students, lecturers, non-lecturers) FORTEI 2015 Pontianak
33
Prasyarat Pengajuan • Tahap awal hingga mendapatkan WA signatory (2019) – 25 program studi se Indonesia – Diutamakan yang sudah terakreditasi ABET/JABEE – Sudah terakreditasi BAN PT
• • • • •
Pendaftaran setiap tahun 2x (plan) Web-based registration Dokumentasi internal Self review report : Summary, Result, Attachment, Table Pembayaran di awal registrasi
FORTEI 2015 Pontianak
34
Evaluation & Accreditation Process (JABEE case) 0. & 1. Application of Evaluation/Accreditation - March 2. Assignment of Evaluators & observers – April ~ June 3. Submission of Self-Review Report - Early July 4. 1st Judgement and Discussion – July ~ Sept 5. On-site Evaluation items (not in Web-system) – Sept ~ Nov 6. Visit Report - Nov 7. 1st Evaluation Report – Oct ~ Dec 8. 2nd Evaluation Report - Dec ~ Jan 9. Harmonization within the Field Evaluation Committee - Feb 10. Overall Harmonization - Feb 11. Approval and Disclosure - Early March FORTEI 2015 Pontianak
35
Referensi 1. Sosialisasi Akreditasi IABEE, FORTEI Region 3, Abdul Muis, UI Jakarta 2. http://www.ieagreements.org/ 3. http://www.abet.org/ 4. Penyusunan Kurikulum Teknik Elektro, Workshop FORTEI, EE Days 2015, Yudi S Gondokaryono, ITB Bandung
FORTEI 2015 Pontianak
36