“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
I.
Permasalahan Beban Jalan Pantura Dalam MP3EI (2011), jalur Pantura Jawa merupakan salah satu lintas utama koridor perekonomian nasional yang berperan besar dalam mendorong industri barang dan jasa nasional. Koridor ekonomi ini akan didukung dengan pembangunan jalan tol Trans Jawa. Beberapa Klaster Industri dan Kawasan Perhatian Investasi terdapat pada koridor pantura Jawa seperti di DKI Jakarta, Cikampek, Cirebon, Semarang, dan Surabaya. Gambar 5.78. Market share moda angkutan barang melalui jalan pantura MARKET SHARE MODA ANGKUTAN BARANG MELALUI JALAN PANTURA
Sumber : Direktorat Bina Marga, 2013
Sedangkan pergerakan barang dalam MP3EI dapat dilihat pada gambar berikut Gambar 5.79. Pola pergerakan barang di Pulau Jawa dalam MP3EI
Sumber : Indii, 2011
Laporan Akhir
V-272
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Untuk kondisi jalan lintas Pantura tergambar dalam gambar berikut. Gambar 5.80. Kondisi jalan lintas Pantura di Pulau Jawa
Sumber : Direktorat Bina Marga, 2013
Berdasarkan pengamatan pada saat survey dan data awal dari Direktorat Bina Marga tahun 2013 di sepanjang lintas Pantura maka dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Saat ini volume lalulintas di jalur pantura cukup tinggi dan terus meningkat dari tahun ke tahun dengan pertumbuhan lalulintas rata-rata mencapai 3% (Sumber : dit. Bina Marga, 2013), sedangkan kapasitas jalan yang ada sekarang banyak berkurang akibat besarnya gangguan samping jalan dan karakteristik lalu lintas pantura sendiri yang tidak sesuai dengan fungsinya sebagai jalan arteri. Gangguan samping dan karakteristik lalulintas yang mengurangi kapasitas jalan ini berupa penggunaan ruang manfaat jalan yang tidak sesuai dengan fungsinya, seperti adanya warung dan bangunan lainnya yang terlalu dekat ke jalur lalulintas, tidak terkendalinya akses keluar masuk ke jalan pantura, tercampurnya lalu lintas lokal dan lalu lintas jarak jauh, serta truk yang berjalan lambat akibat kelebihan beban. 2. Rasio volume lalulintas terhadap kapasitas pada ruas-ruas tertentu terutama di jalan Gajah Mada Pekalongan sudah kritis (v/c bernilai 1,22) sehingga adanya gangguan seperti adanya kecelakaan lalulintas atau perbaikan jalan dengan mudah akan menimbulkan kemacetan terutama pada jam-jam sibuk. 3. Proporsi lalulintas truk di pantura kecenderungannya semakin tinggi seiring dengan tingginya lalulintas barang akibat pertumbuhan ekonomi. Proporsi truk pada tahun 2007 adalah sekitar 19%, sedangkan pada tahun 2012 menjadi sekitar 46% (Sumber : dit Bina Marga, 2013). Proporsi tersebut mengandung arti bahwa terjadi peningkatan proporsi truk sebesar 2,5 kali lipat dalam jangka waktu 5 tahun. Mengingat beban truk memiliki daya rusak terhadap jalan yang paling besar, artinya daya rusak lalulintas juga meningkat sekitar 2,5 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Hal ini diperparah oleh masih tingginya tingkat overloading truk, yaitu rata-rata 60% diatas beban sumbu yang diizinkan berdasarkan undangundang yang berlaku (Sumber : dit Bina Marga, 2013). Tingginya lalulintas truk ini juga menunjukkan perlunya upaya-upaya pengalihan angkutan barang dari Laporan Akhir
V-273
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
moda angkutan jalan raya ke moda angkutan lain seperti kereta api dan angkutan laut. 4. Kondisi drainase di sepanjang pantura, 50% sampai 60% berada dalam keadaan tidak berfungsi atau bahkan secara fisik sudah tidak ada. Hal ini diakibatkan karena pemanfaatan lahan drainase dan sekitarnya untuk warung atau bangunan lain, tertutupnya saluran drainase oleh akses jalan terhadap rumah, toko, pom bensin dan penggunaan lahan lainnya, atau karena sudah tidak lagi tersambung nya saluran drainase ke saluran drainase lingkungannya. Perlu revitalisasi fungsi saluran drainase yang membutuhkan kerjasama baik instansi lain maupun masyarakat sehubungan adanya potensi dampak sosial kegiatan ini. Berdasarkan hasil survey LHR yang dilakukan pada beberapa ruas jalan di Pantura yaitu, untuk segmen : Jalan Gajah Mada Pekalongan yang mempunyai panjang 1,20 km, lebar 14,00 m, kondisi jalan baik 0,50 km, jalan sedang 0,70 km, dengan nilai IRI sebesar 14,18 yang mengindikasikan jalan ini cukup baik dan didapatkan nilai besaran LHR seperti terlihat pada gambar grafik berikut.
Gambar 5.81. Grafik LHR Kendaraan perhari ruas jalan Gajah Mada Pekalongan Hasil perhitungan LHR = 3116,95 smp/hari. Untuk menentukan nilai VC ratio terlebih dahulu dihitung nilai kapasitas ruas jalan sesuai pedoman MKJI 1997. Dengan data sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Lebar jalan 14 meter dengan 4 lajur 2 arah Ada median jalan Bahu jalan 1,5 meter Sisi jalan terdiri atas kawasan ruko, pemukiman Jumlah penduduk 307.548 jiwa
Laporan Akhir
V-274
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Perhitungan kapasitas ruas jalan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Kapasitas dasar (CO) = 4 lajur 2 arah = 3300 smp/jam Faktor penyesuaian lebar Fcw = 1 Faktor penyesuaian kapasitas pemisahan Fcsp = 0,94 Faktor penyesuaian hambatan samping/ kereb Fcsf Faktor penyesuaian ukuran kota = 0,86 Kapasitas total = 3300 x 1 x 0,94 x 0,86 = 2534,334 smp/ jam setara dengan 2534,334/hari.
Sehingga VC ratio = 3116,95/2534,334 = 1,22 Berdasarkan hasil tersebut, kondisi jalan dalam keadaan tidak stabil dengan nilai Level of Service = D
Keadaan LHR (Lalu Lintas Harian Rata-rata) pada Ruas Jalan Gajah Mada Pekalongan (Arah sebaliknya) dapat dilihat pada gambar grafik berikut.
Gambar 5.82. Grafik LHR Kendaraan perhari ruas jalan Gajah Mada Pekalongan (Arah sebaliknya) Hasil analisis LHR rata-rata = 2984,1 smp/hari VC/ ratio rata-rata/ hari : 2984,1/2534,334 = 1,17 Berdasarkan hasil tersebut, kondisi jalan dalam keadaan tidak stabil dengan nilai Level of Service = D Jalan Batas Kota Semarang dengan Batas Kota Demak yang mempunyai panjang 15,40 km, dengan lebar rata-rata 14,00 m, jalan baik 3,70 km, jalan sedang 11,60 km. Dengan IRI sebesar 4,95 mengindikasikan bahwa jalan ini cukup baik. Dari hasil survey LHR didapatkan keadaan lalu lintas Harian rata-rata pada ruas batas Kota Semarang – Demak dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini.
Laporan Akhir
V-275
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Gambar 5.83. Grafik LHR Kendaraan Perhari pada ruas Kota Seemarang - Demak Hasil nilai LHR = 2979,9 smp/hari. Data hasil pengamatan lingkungan jalan sebagai berikut : 1. Lebar jalan 14 meter dengan 4 lajur 2 arah 2. Ada median jalan 3. Bahu jalan 1,5 meter 4. Sisi jalan terdiri atas kawasan ruko, pemukiman 5. Jumlah penduduk 1.690.192 jiwa Perhitungan kapasitas ruas jalan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Kapasitas dasar (CO) = 4 lajur 2 arah = 3300 smp/jam Faktor penyesuaian lebar Fcw = 1 Faktor penyesuaian kapasitas pemisahan Fcsp = 0,94 Faktor penyesuaian hambatan samping/ kereb Fcsf = 0,95 Faktor penyesuaian ukuran kota = 1,0 Kapasitas total = 3300 x 1 x 0,94 x 0,95 x 1,0 = 2946,9 smp/hari.
Sehingga VC ratio = 2979,9/2946,9 = 1,01 Berdasarkan hasil tersebut, kondisi jalan dalam keadaan tidak stabil dengan nilai Level of Service = D
Laporan Akhir
V-276
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Untuk keadaan LHR (Lalu Lintas Harian Rata-rata) pada ruas batas Kota Demak – Semarang (Arah sebaliknya) dapat dilihat pada gambar grafik berikut.
Gambar 5.84. Grafik LHR Kendaraan Perhari pada ruas Kota Demak – Semarang (Arah sebaliknya) Hasil analisis LHR rata-rata = 3032,65 smp/hari VC/ ratio rata-rata/ hari : 3032,65/2946,9 = 1,02 Berdasarkan hasil tersebut, kondisi jalan dalam keadaan dengan nilai Level of Service = D. Ruas jalan Gresik Surabaya yang memiliki panjang 11,40 km dengan lebar rata-rata 14,00 m, memiliki jalan baik sepanjang 4,90 km, jalan sedang 6,50 km. Dengan nilai IRI sebesar 4,45 mengindikasikan bahwa jalan ini cukup baik, dari hasil survey pada ruas Jalan Gresik Surabaya.
Gambar 5.85. Grafik LHR Kendaraan Perhari pada ruas jalan Gresik Surabaya Nilai LHR = 3294,15 smp/hari Laporan Akhir
V-277
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Kapasitas total = 2946,9 smp/hari VC ratio = 3294,15/2946,9 = 1,11 Berdasarkan hasil tersebut, kondisi jalan dalam keadaan tidak stabil dengan nilai Level of Service = D Sedangkan untuk ruas jalan Gresik Surabaya (Arah sebaliknya)
Gambar 5.86. Grafik LHR Kendaraan Perhari pada ruas jalan Gresik Surabaya (Arah sebaliknya)
Nilai LHR = 3272,5 smp/hari Kapasitas total = 2946,9 smp/hari VC/ ratio rata-rata/ hari : 1,117836 Berdasarkan hasil tersebut, kondisi jalan dalam keadaan tidak stabil dengan nilai Level of Service = D Kondisi jalan tersebut diatas merupakan simpul jalan transportasi yang selalu dilalui oleh moda truk, namun demikian ada beberapa jalan yang diamati juga merupakan pendukung dari keseluruhan jalan di Pantura, berikut dibawah ini disajikan jalan-jalan yang merupakan rangkaian jalan di sepanjang Pantura.
Laporan Akhir
V-278
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Tabel 5.281. Kondisi rata-rata Jalur Pantura KONDISI RATA-RATA RUAS (KM)
SEDANG
RUSAK RINGAN
RUSAK BERAT
IRI
VC
NAMA RUAS JALAN
BAIK
No
1
JLN. RAYA DAWUAN (CIKAMPEK)
1,76
0,30
0,00
0,00
3,31
0,90
2
JLN. JEND. A. YANI (CIKAMPEK)
4,40
0,50
0,00
0,00
3,25
0,56
3
BTS. KOTA CIKAMPEK - BTS. KAB. SUBANG/KA
4,30
2,60
0,00
0,00
3,86
0,36
4
JLN. JEND. SUDIRMAN (CIKAMPEK)
2,47
0,10
0,00
0,00
2,95
0,35
5
JLN. RAYA JATISARI (CIKAMPEK)
2,20
0,52
0,00
0,00
3,64
0,33
6
BTS. KAB. SUBANG/KARAWANG - BTS. KOTA PA
24,99
5,70
0,00
0,00
3,48
0,26
7
JLN. EYANG TIRTAYASA (PAMANUKAN)
0,70
0,73
0,00
0,00
4,55
0,31
8
BTS. KOTA PAMANUKAN – SEWO
6,00
5,13
0,00
0,00
4,03
0,35
9
JLN. H. SYAHBANA (PAMANUKAN)
0,10
0,37
0,00
0,00
4,17
0,34
10
SEWO – LOHBENER
33,90
8,51
0,10
0,00
3,52
0,37
11
LOHBENER – JATIBARANG
6,71
1,20
0,00
0,00
3,56
1,04
12
JATIBARANG – LANGUT
7,90
0,25
0,00
0,00
3,20
0,53
13
BY PASS JATIBARANG
2,95
0,00
0,00
0,00
2,89
0,11
14
JATIBARANG - BTS. KAB. CIREBON/INDRAMAYU
10,90
0,95
0,00
0,00
3,17
0,33
15
BTS. KAB. INDRAMAYU/CRB (CADANG PINGGAN)
13,67
2,50
0,00
0,00
3,35
0,20
16
JLN. RAYA PALIMANAN 2 (PALIMANAN)
0,99
0,10
0,00
0,00
3,14
0,38
17
BTS. KOTA PALIMANAN - BTS. KOTA CIREBON
4,29
4,50
0,00
0,00
4,39
0,09
18
JLN. RAYA PALIMANAN I (PALIMANAN)
0,20
0,04
0,00
0,00
3,92
0,18
19
JLN. RAYA JAMBLANG (CIREBON)
1,20
0,10
0,00
0,00
2,98
0,16
20
JLN. RAYA KLANGENAN (CIREBON)
0,78
0,00
0,00
0,00
2,99
0,19
21
JLN. BRIGJEN. DARSONO (CIREBON)
2,15
0,50
0,00
0,00
3,55
0,27
22
JLN. JEND. A. YANI (CIREBON)
1,70
0,95
0,00
0,00
3,91
0,32
23
JLN. PILANGSARI (CIREBON)
2,58
0,00
0,00
0,00
3,06
0,29
24
JLN. SLAMET RIYADI (CIREBON)
0,34
0,10
0,00
0,00
3,89
0,13
25
JLN. SILIWANGI (CIREBON)
0,10
0,10
0,00
0,00
4,02
0,14
26
JLN. DIPONEGORO (CIREBON)
0,56
0,00
0,00
0,00
2,94
0,48
Laporan Akhir
V-279
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
BAIK
SEDANG
RUSAK RINGAN
RUSAK BERAT
IRI
VC
27
JLN. KAPTEN SAMADIKUN (CIREBON)
0,62
0,70
0,00
0,00
4,24
0,51
28
JLN. SISINGAMANGARAJA (CIREBON)
0,80
0,10
0,00
0,00
3,31
0,26
29
JLN. BENTENG (CIREBON)
0,40
0,02
0,00
0,00
3,15
0,44
30
JLN. YOS SUDARSO (CIREBON)
0,25
0,40
0,00
0,00
4,66
0,27
31
BTS. KOTA CIREBON - LOSARI (BTS. PROV. J
25,88
1,80
0,00
0,00
3,26
0,30
32
JLN. KASUNEAN (CIREBON)
0,68
0,00
0,00
0,00
3,06
0,28
33
JLN. KALIJAGA (CIREBON)
2,39
0,00
0,00
0,00
3,01
0,28
34
LOSARI (BTS. PROV. JABAR) PEJAGAN
2,92
6,50
0,00
0,00
4,29
0,46
35
PEJAGAN - BTS. KOTA BREBES
3,16
11,30
0,00
0,00
4,61
0,26
36
JLN. PEMUDA (BREBES)
0,70
2,00
0,00
0,00
4,59
0,30
37
JLN. DIPONEGORO (BREBES)
0,00
0,31
0,00
0,00
5,17
0,54
38
JLN. A. YANI (BREBES)
0,10
1,44
0,00
0,00
4,96
0,43
39
BTS. KOTA BREBES - BTS. KOTA TEGAL
2,20
3,85
0,00
0,00
4,60
0,32
40
JLN. SUDIRMAN (BREBES)
0,80
0,91
0,00
0,00
4,17
0,39
41
JLN. GAJAH MADA (BREBES)
0,10
2,44
0,00
0,00
5.43
0.44
42
JLN. BASUKI RAHMAT (TEGAL)
0,95
3,90
0,00
0,00
5,01
0,46
43
JLN. MAYJEND. SUTOYO (TEGAL)
0,00
0,51
0,00
0,00
5,13
0,30
44
JLN. KOL. SUGIONO (TEGAL)
0,20
1,00
0,00
0,00
4,50
0,48
45
BTS. KOTA TEGAL (PKL.BARAT) - BTS. KOTA
3,10
20,04
0,00
0,00
4,95
0,43
46
JLN. GAJAH MADA (TEGAL)
0,00
1,13
0,00
0,00
5,65
0,23
47
JLN. MT. HARYONO (TEGAL)
0,00
0,48
0,00
0,00
5,74
0,22
48
JLN. YOS SUDARSO (TEGAL)
0,20
0,60
0,00
0,00
5,27
0,22
49
JLN. MERTOLOYO (TEGAL)
0,60
0,59
0,00
0,00
4,15
0,23
50
JLN. BRIGJEN KATAMSO (PEMALANG)
0,50
1,98
0,00
0,00
4,75
0,27
51
JLN. MOH YAMIN (PEMALANG)
0,10
1,48
0,00
0,00
5,39
0,59
52
BTS. KOTA PEMALANG - BTS. KOTA PEKALONGAN
4,09
20,80
0,00
0,00
5,25
0,48
53
JLN. MT. HARYONO (PEMALANG)
1,42
1,30
0,00
0,00
4,28
0,64
54
JLN. LETJEND. SUPRAPTO (PEMALANG)
1,70
0,96
0,00
0,00
3,77
0,37
55
JLN. RAYA TIRTO (PEKALONGAN)
0,70
0,36
0,00
0,00
4,05
0,45
56
JLN. GAJAH MADA (PEKALONGAN)
0,50
0,70
0,00
0,00
4,18
0,92
57
JLN. PEMUDA (PEKALONGAN)
0,00
0,21
0,00
0,00
4,57
0,78
No
LINK NAME
Laporan Akhir
V-280
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
BAIK
SEDANG
RUSAK RINGAN
RUSAK BERAT
IRI
VC
58
JLN. MERDEKA (PEKALONGAN)
0,00
0,42
0,00
0,00
4,82
0,89
59
JLN. DOKTER SETIABUDI (PEKALONGAN)
0,00
0,17
0,00
0,00
4,67
0,41
60
JLN. KH. MAS MANSYUR (PEKALONGAN)
0,40
0,69
0,00
0,00
4,26
0,28
61
JLN. SLAMET (PEKALONGAN)
0,30
0,69
0,00
0,00
4,61
0,45
62
JLN. SRIWIJAYA (PEKALONGAN)
0,00
0,72
0,00
0,00
5,87
0,28
63
JLN. WILIS (PEKALONGAN)
0,00
0,60
0,00
0,00
6,56
0,47
64
JLN. JEND. SUDIRMAN (PEKALONGAN)
1,10
0,45
0,00
0,00
3,88
0,39
65
JLN. DOKTER SUTOMO (PEKALONGAN)
0,20
0,25
0,00
0,00
4,11
0,42
66
JLN. RAYA BATANG (PEKALONGAN)
0,20
1,22
0,00
0,00
5,15
0,51
67
JLN. URIP SUMOHARJO (BATANG)
0,40
0,30
0,00
0,00
3,99
0,26
68
JLN. SUDIRMAN (BATANG)
1,60
0,91
0,00
0,00
4,18
0,25
69
BTS. KOTA BATANG - BTS. KAB. KENDAL (BA
19,20
21,19
0,00
0,00
4,30
0,31
70
JLN. SUDIRMAN (BATANG)
0,10
1,10
0,00
0,00
5,44
0,29
71
JLN. SLAMET RIYADI (BATANG)
1,30
0,10
0,00
0,00
3,57
0,26
72
BTS. KAB. BATANG - WELERI (WELERIBATAN
1,00
1,83
0,00
0,00
4,65
0,48
73
JLN. TEMBUS PLELEN BARU
0,10
1,60
0,00
0,00
5,40
0,44
74
JLN. RIGIT PLELEN
0,00
5,98
0,00
0,00
5,62
0,15
75
JLN. LINGKAR WELERI
0,00
4,60
0,00
0,00
5,85
0,15
76
WELERI - BTS. KOTA KENDAL
4,60
11,95
0,10
0,00
4,79
0,24
77
JLN. LINGKAR BODRI (KENDAL)
0,10
0,70
0,00
0,00
5,43
0,50
78
JLN. RAYA BARAT (KENDAL)
0,10
1,56
0,00
0,00
5,59
0,45
79
JLN. RAYA (KENDAL)
0,20
1,24
0,00
0,00
5,27
0,78
80
JLN. RAYA TIMUR (KENDAL)
0,40
1,83
0,00
0,00
5,00
0,41
81
BTS. KOTA KENDAL - BTS. KOTA SEMARANG
0,80
7,84
0,10
0,00
5,38
0,40
82
JLN. KETAPANG - KEBONHARJO (KENDAL)
0,00
5,40
0,00
0,00
6,24
0,95
83
JLN. WALISONGO (SEMARANG)
2,10
6,82
0,00
0,00
4,73
0,31
84
JLN. SILIWANGI (SEMARANG)
0,70
1,87
0,00
0,00
5,15
0,30
85
JLN. LINGKAR KALIWUNGU
3,10
4,75
0,00
0,00
4,72
0,27
86
BTS. KOTA SEMARANG - BTS. KOTA DEMAK
3,70
11,60
0,10
0,00
4,95
0,88
No
LINK NAME
Laporan Akhir
V-281
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
BAIK
SEDANG
RUSAK RINGAN
RUSAK BERAT
IRI
VC
87
JLN. ARTERI UTARA (MARTADINATA,FLY OVER,
2,30
8,43
0,00
0,00
5,18
0,87
88
JLN. USMAN JANATIN (SEMARANG)
0,00
1,20
0,00
0,00
6,06
0,37
89
JLN. KALIGAWE (SEMARANG)
1,40
4,40
0,00
0,00
5,10
0,56
90
JLN. BY PASS DEMAK (LINGKAR DEMAK)
2,40
4,47
0,00
0,00
4,63
0,29
91
BTS. KOTA DEMAK – TRENGGULI
2,50
2,58
0,00
0,00
4,35
0,50
92
TRENGGULI - BTS. SMT
3,71
9,60
0,00
0,00
4,74
0,27
93
BTS. PTB – JATI
1,55
1,20
0,00
0,00
4,51
0,46
94
JATI – KUDUS
0,45
0,50
0,00
0,00
4,00
0,31
95
JLN. LINGKAR KUDUS
0,70
9,65
0,30
0,00
6,00
0,15
96
KUDUS - BTS. KAB. PATI BARAT
4,44
5,80
0,00
0,00
4,48
0,44
97
BTS. KAB. PATI UTARA - BTS. KOTA PATI
3,70
1,60
0,00
0,00
3,64
0,53
98
JLN. SUDIRMAN (PATI)
0,20
2,14
0,00
0,00
5,35
0,15
99
JLN. TUNGGUL WULUNG (PATI)
0,00
0,52
0,00
0,00
6,30
0,20
100
JLN. DIPONEGORO (PATI)
0,00
1,82
0,00
0,00
5,38
0,70
101
JLN. SOPONYONO (PATI)
0,00
0,19
0,00
0,00
6,04
0,55
102
JLN. KEMBANG JOYO (PATI)
0,00
0,70
0,00
0,00
6,24
0,42
103
BTS. KOTA PATI - BTS. KOTA REMBANG
7,31
20,90
0,50
0,00
5,06
0,42
104
JLN. PEMUDA (PATI)
1,79
0,90
0,00
0,00
3,97
0,35
105
JLN. UNTUNG SUROPATI (REMBANG)
1,04
1,30
0,00
0,00
4,33
0,28
106
JLN. DIPONEGORO (REMBANG)
0,25
1,50
0,00
0,00
5,17
0,29
107
BTS. KOTA REMBANG - BULU (BATAS PROV. JA
21,80
24,46
0,10
0,00
4,12
0,24
108
JLN. DIPONEGORO (REMBANG)
0,18
0,50
0,00
0,00
4,61
0,29
109
JLN. SUDIRMAN (REMBANG)
1,31
0,60
0,00
0,00
3,76
0,23
110
BULU (BTS. PROV. JATENG) - BTS. KOTA TUB
14,08
27,80
1,30
0,50
5,06
0,40
111
JLN. RAYA SEMARANG (TUBAN)
0,98
0,20
0,00
0,00
3,64
0,34
112
JLN. MARTADINATA (TUBAN)
0,45
0,10
0,00
0,00
3,51
0,34
113
JLN. P. SUDIRMAN (TUBAN)
0,00
1,78
0,00
0,00
4,24
0,34
114
JLN. MANUNGGAL (TUBAN)
1,42
0,30
0,00
0,10
3,94
0,31
115
BTS. KOTA TUBAN – PAKAH
3,00
5,24
0,00
0,00
3,85
0,21
116
JLN. TEUKU UMAR (TUBAN)
0,32
1,00
0,00
0,00
4,72
0,30
No
LINK NAME
Laporan Akhir
V-282
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
BAIK
SEDANG
RUSAK RINGAN
RUSAK BERAT
IRI
VC
117
JLN. DR. WAHIDIN (TUBAN)
0,90
1,37
0,00
0,00
4,15
0,30
118
JLN. GAJAH MADA (TUBAN)
0,13
1,10
0,00
0,00
5,58
0,33
119
JLN. MOCH. YAMIN (TUBAN)
0,00
0,19
0,00
0,00
4,79
0,30
120
JLN. HOS. COKROAMINOTO (TUBAN)
0,60
0,68
0,00
0,00
3,88
0,31
121
JLN. PAHLAWAN (TUBAN)
0,30
0,21
0,00
0,00
3,93
0,30
122
JLN. RAYA BABAT (TUBAN)
0,00
0,62
0,00
0,00
4,24
0,34
123
PAKAH – TEMANGKAR
2,50
8,73
0,00
0,00
4,06
0,34
124
TEMANGKAR - BTS. KAB. LAMONGAN
1,30
2,18
0,00
0,00
4,00
0,21
125
BTS. KAB. TUBAN – WIDANG
0,43
0,40
0,00
0,00
4,62
0,17
126
WIDANG/BEDAHAN - BTS. KOTA LAMONGAN
5,40
19,10
0,00
0,00
4,02
0,19
127
JLN. JAGUNG SUPRAPTO (LAMONGAN)
0,20
1,30
0,00
0,81
8,47
0,16
128
BTS. KOTA LAMONGAN - BTS. KAB. GRESIK
3,20
1,77
0,00
0,50
4,69
0,20
129
JLN. P.B. SUDIRMAN (LAMONGAN)
0,00
1,10
0,00
0,26
7,01
0,23
130
BTS. KAB. LAMONGAN - BTS. KOTA GRESIK
1,00
8,85
2,90
0,50
5,96
0,57
131
JLN. DR. W.S. HUSODO (GRESIK)
3,41
3,10
0,00
0,00
4,03
0,38
132
JLN. KARTINI (GRESIK)
0,70
0,97
0,00
0,00
4,39
0,32
133
JLN. VETERAN (GRESIK)
0,30
2,46
0,00
0,00
4,22
1,03
134
JLN. GRESIK (SURABAYA)
4,90
6,50
0,00
0,00
4,45
1,06
135
JLN. IKAN DORANG DAN IKAN KAKAP (SURABAYA)
0,00
0,48
0,00
0,00
4,87
0,96
136
JLN. TANJUNG PERAK (SURABAYA)
1,32
2,40
0,00
0,00
4,61
1,04
137
JLN. SISINGAMANGARAJA (JLN. SURABAYA)
0,00
0,34
0,10
0,00
6,81
1,06
138
JLN. SARWOJALA (SURABAYA)
0,00
0,48
0,00
0,00
5,75
1,20
139
JLN. HANG TUAH (SURABAYA)
0,00
0,32
0,00
0,00
6,22
1,10
140
JLN. DANA KARYA / ISKANDAR MUDA (SURABAYA)
0,00
0,62
0,00
0,00
4,46
1,03
141
JLN. SIDORAME (SIDORAME, SIDOTOPO LOR, S
0,10
2,01
0,00
0,00
5,69
1,12
142
JLN. KAPASARI (SURABAYA)
0,35
0,60
0,00
0,00
4,12
1,08
143
BTS. KOTA SURABAYA – WARU
0,00
0,81
0,00
0,00
4,97
0,32
144
JLN. DEMAK (SURABAYA)
0,69
1,80
0,00
0,00
4,54
0,35
145
JLN. KALIBUTUH (SURABAYA)
0,00
0,83
0,00
0,00
5,93
0,37
No
LINK NAME
Laporan Akhir
V-283
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
BAIK
SEDANG
RUSAK RINGAN
RUSAK BERAT
IRI
VC
146
JLN. ARJUNO (SURABAYA)
0,00
1,44
0,00
0,00
5,46
0,37
147
JLN. PASAR K EMBANG (SURABAYA)
0,00
0,75
0,00
0,00
5,96
0,37
148
JLN. DIPONEGORO (SURABAYA)
0,00
2,70
0,00
0,00
5,89
0,37
149
JLN. WONOKROMO (SURABAYA)
0,06
1,10
0,00
0,00
5,92
0,37
150
JLN. LAYANG WONOKROMO (SURABAYA)
0,19
0,40
0,00
0,00
4,65
0,46
151
JLN. AHMAD YANI (SURABAYA)
1,00
3,85
0,00
0,00
5,27
0,12
152
JLN. LAYANG WARU
0,00
0,53
0,00
0,00
4,92
0,46
153
JLN. KEDUNG COWEK (SURABAYA)
1,00
2,99
0,00
0,00
4,32
0,34
154
JLN. KENJERAN (SURABAYA)
1,30
3,57
0,00
0,00
5,23
0,34
No
LINK NAME
Sumber : Ditjen Bina Marga, Kem.PU 2012
Hal yang penting yang harus diperhatikan adalah bahwa V/C ratio yang diperbolehkan harus dibawah nilai 1 (satu). Baik untuk kondisi saat jam sibuk (peak hour) maupun perhitungan perharinya. Serta untuk menghitung V/C ratio dalam 1 (satu) tahun dapat dilakukan dengan menjumlahkan volume selama jangka waktu 1 (satu) tahun dibagi dengan jumlah kapasitas ruangan jalan yang tersedia selama 1 (satu) tahun. Berdasarkan analisis data V/C ratio mendekati nilai 1 (satu) umumnya ruas jalan yang mendekati kota, antara lain Cikampek, Demak, Pekalongan, Gresik dan Surabaya. Kota Cikampek merupakan kota pertemuan antara batas Jawa Barat dan menuju DKI Jakarta, Demak, Pekalongan dan Gresik merupakan lintas tersibuk untuk Pantura, sedangkan Surabaya merupakan kota metropolitan setelah DKI Jakarta. Berdasarkan data survei didapatkan hasil pembebanan jalan di Pantura sebagai berikut : Jalan Gresik (arah Jakarta-Surabaya), Survey Hari Kamis/18 Juli 2013 Jenis Kendaraan
Jumlah kendaraan (unit)
Jumlah muatan (ton)
Pickup, micro truck
212
2,5
530
Truck 2 sumbu 4 roda
241
10
2.410
Truck 2 sumbu 6 roda
328
16
5.248
Truck 3 sumbu
144
18
2.592
Truck gandengan
89
20
1.780
Truck trailer
174
30
5.220
Total beban jalan (hari)
1.188
Beban Jalan (ton)
17.780
Sumber : Hasil Survey Konsultan, diolah
Laporan Akhir
V-284
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan” Jalan Gresik (arah Surabaya-Jakarta), Survey Hari Kamis/18 Juli 2013 Jenis Kendaraan
Jumlah kendaraan (unit)
Jumlah muatan (ton)
Pickup, micro truck
212
2,5
530
Truck 2 sumbu 4 roda
229
10
2.290
Truck 2 sumbu 6 roda
318
16
5.088
Truck 3 sumbu
144
18
2.592
Truck gandengan
92
20
1.840
Truck trailer
184
30
5.520
Total beban jalan (hari)
1.179
Beban Jalan (ton)
17.860
Sumber : Hasil Survey Konsultan, diolah Dalam 1 (satu) hari terjadi pembebanan jalan di segmen jalan Gresik baik arah Jakarta Surabaya maupun sebaliknya total mencapai 35.640 ton. BTS Kota Semarang-BTS Kota Demak, Survey Hari Kamis/18 Juli 2013 Jenis Kendaraan
Jumlah kendaraan (unit)
Jumlah muatan (ton)
Pickup, micro truck
202
2,5
505
Truck 2 sumbu 4 roda
241
10
2.410
Truck 2 sumbu 6 roda
294
16
4.704
Truck 3 sumbu
104
18
1.872
Truck gandengan
35
20
700
Truck trailer
97
30
2.910
Total beban jalan (hari)
973
Beban Jalan (ton)
13.101
Sumber : Hasil Survey Konsultan, diolah BTS Kota Demak-BTS Kota Semarang, Survey Hari Kamis/18 Juli 2013 Jenis Kendaraan
Jumlah kendaraan (unit)
Jumlah muatan (ton)
Pickup, micro truck
191
2,5
478
Truck 2 sumbu 4 roda
253
10
2.530
Truck 2 sumbu 6 roda
304
16
4.864
Truck 3 sumbu
119
18
2.142
Laporan Akhir
Beban Jalan (ton)
V-285
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Jenis Kendaraan
Jumlah kendaraan (unit)
Jumlah muatan (ton)
Truck gandengan
41
20
820
Truck trailer
113
30
3.390
Total beban jalan (hari)
1.021
Beban Jalan (ton)
14.224
Sumber : Hasil Survey Konsultan, diolah
Dalam 1 (satu) hari terjadi pembebanan jalan di segmen batas kota Demak- Kota Semarang total mencapai 27.325 ton. Jalan Gajah Mada Pekalongan (arah Jakarta-Surabaya), Survey Hari Kamis/18 Juli 2013 Jenis Kendaraan
Jumlah kendaraan (unit)
Jumlah muatan (ton)
Pickup, micro truck
256
2,5
640
Truck 2 sumbu 4 roda
149
4
596
Truck 2 sumbu 6 roda
173
6
1.038
Truck 3 sumbu
173
10
1.730
Truck gandengan
275
16
4.400
Truck trailer
156
18
2.808
Total beban jalan (hari)
1.182
Beban Jalan (ton)
11.212
Sumber : Hasil Survey Konsultan, diolah Jalan Gajah Mada Pekalongan (arah Surabaya-Jakarta), Survey Hari Kamis/18 Juli 2013 Jenis Kendaraan
Jumlah kendaraan (unit)
Jumlah muatan (ton)
Pickup, micro truck
246
2,5
615
Truck 2 sumbu 4 roda
148
4
592
Truck 2 sumbu 6 roda
165
6
990
Truck 3 sumbu
170
10
1.700
Truck gandengan
267
16
4.272
Truck trailer
107
18
1.926
Total beban jalan (hari)
1.103
Beban Jalan (ton)
10.095
Sumber : Hasil Survey Konsultan, diolah
Laporan Akhir
V-286
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Dalam 1 (satu) hari terjadi pembebanan jalan di segmen Jalan Gajah Mada Pekalongan total mencapai 21.307 ton. Untuk mendukung pengalihan beban tersebut diatas diperlukan sarana pendukung terutama andanya jembatan timbang yang memegang peranan penting guna mengurangi beban di jalan. Salah satu faktornya harus melihat dari arah pergerakan beban jalan terbesar yakni di Propinsi Jawa timur dan Propinsi Jawa Barat. Berikut dibawah ini disajikan tempat jembatan timbang yang beroperasi dan jaraknya terhadap stasiun kereta api serta aksesabilitas antara stasiun dengan jalan utama.
Laporan Akhir
V-287
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Jarak ke Jalur Utama
Stasiun
Komoditas
Jmlh KA
2 Arah
41
Beroperasi
10 km
Ciamis
Hsl perkebunan, pertanian
2x
2
JT Kemang Bogor
Jl. Raya Parung Km 10, Bogor
Bogor
2 Arah
30
Beroperasi
15 km
Bogor
Craft, kuliner, hsl perkebunan
reguler
3
JT Tomo
Jl. Raya Tomo, No. 01, Sumedang
Sumedang
2 Arah
80
Beroperasi
50 km
Cirebon Prujakan
Susu sapi, minyak nilam, tembakau
reguler
4
JT Gentong
Jl. TasikBandung, Bumi asih, KadipatenTasikmalaya
Tasikmalaya
2 Arah
26
Beroperasi
40 km
Tasikmalaya
Pasir, craft
2x
5
JT Balong Gandu
Jl Raya Jatisari, Karawang
Kerawang
1 Arah
80
Beroperasi
10 km
Cikampek
Pupuk kujang, garmen
reguler
6
JT Cibaragalan
Jl. Ciwangi No. 23, Purwakarta
Purwakarta
1 Arah
80
Beroperasi
10 km
Cibungur (pabean)
Garmen, indorama, hasil tamnak ikan
2x
7
JT Losarang
Jl. Losarang Km 67, Indramayu
Indramayu
1 Arah
80
Beroperasi
30 km
Haurgeulies
Tebu, beras, mangga
reguler
8
JT Bojong
Jl. Raya Bandung Km 4, Cianjur
Cianjur
1 Arah
80
Beroperasi
20 km
Padalarang
Kuliner, batu marmer, kapur
2x sehari pnp
Alamat
Platform (ton)
Ciamis
Pelayanan
Jl. Jenderal Sudirman No. 214, Ciamis
Kota / Kab.
JT Sindang Rasa
Nama Jembatan
1
No
Status
Tabel 5.282. Jembatan Timbang Wilayah Jawa Barat.
Sumber : Jembatan Timbang, setelah diolah oleh konsultan, 2013
Laporan Akhir
V-288
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
stasiun
komoditas
Jumlah KA
80
Beroperasi
5 km
Malang KotaLama
Perkebunan
reguler
2
JT Klakah
Jl. Raya Klakah Km 130 Sby, Lumajang
Lumajang
2 Arah
80
Beroperasi
5 km
Rambipuji
Perikanan dan pertanian
2x
3
JT Trosobo
Jl. Raya Trosobo Km 21,7 Sby, Sidoarjo
Sidoarjo
1 Arah
40
Beroperasi
5 km
Sidoarjo
craft
reguler
4
JT Guyangan
Jl. Raya SurabayaMadiun Bagor, Km 123 Sby, Nganjuk
Nganjuk
2 Arah
80
Beroperasi
10 km
Nganjuk
Perikanan dan pertanian
2x
5
JT Pojok
Jl. Raya Pojok Km 12, Tulungagung
Tulung Agung
2 Arah
80
Beroperasi
10 km
Tulungagung
Perkebunan
reguler
6
JT Rambi Gundam
Jl. Raya Dharmawangsa No 137, Km 188,2 Sby, Jember
Jember
2 Arah
80
Beroperasi
5 km
Jember
Perkebunan
2x
7
JT Watudodol
Jl. Raya Situbondo Km 240, Km 276 Sby, Banyuwangi
Banyuwangi
2 Arah
80
Beroperasi
5 km
Banyuwangi
Perkebunan
2x
8
JT Besuki
Jl. Raya Kalianget Km 151 Sby, Besuki, Situbondo
Situbondo
2 Arah
80
Beroperasi
10 km
Situbondo
Perkebunan
2x
Laporan Akhir
Platform (ton)
2 Arah
Pelayanan
Malang
Kota / Kab.
Jl. Raya Losari 3, Singosari Km 77 Sby, Malang
Alamat
JT Singosari
Nama Jembatan
1
No
Jarak ke Jalur Utama
Jembatan Timbang Wilayah Jawa Timur. Status
Tabel 5.283.
V-289
Status
Jarak ke Jalur Utama
stasiun
komoditas
Jumlah KA
Beroperasi
2 km
Lamongan
Perkebunan
reguler
Platform (ton) 80
Pelayanan 2 Arah
Kota / Kab. Lamongan
Alamat
Nama Jembatan
No
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
9
JT Lamongan
Jl. Panglima Sudirman No. 170, LamonganSurabaya
10
JT Socah
Jl. Raya Kamal Km 11,1 Sby, Bangkalan
Bangkalan
2 Arah
40
Beroperasi
50 km
Surabaya
Perkebunan
2x
11
JT Rejoso
Jl. Raya Rejoso No. 10, Km 61.2 Sby, Pasuruan
Pasuruan
1 Arah
80
Beroperasi
5 km
Bangil
Perikanan dan pertanian
2x
12
JT Sedarum
Jl. Raya Nguling No 30, Km 80,4 Sby, Pasuruan
Pasuruan
1 Arah
80
Beroperasi
2 km
Bangil
Perikanan dan pertanian
2x
13
JT Trowulan
Jl. Raya Trowulan No 90, Km Km 61 Sby, Mojokerto
Mojokerto
1 Arah
80
Beroperasi
5 km
Mojokerto
Perkebunan
2x
14
JT Mojoagung
Jl. Raya Mojoagung Km 63,8 Sby, Jombang
Jombang
1 Arah
80
Beroperasi
2 km
Jombang
Perikanan dan pertanian
2x
15
JT Widodaren
Jl. Raya Solo Km 209,5 Sby, Ngawi
Ngawi
2 Arah
80
Beroperasi
2 km
Ngawi
Perkebunan
2x
16
JT Baureno
Jl. Raya Baureno, No. 100 Km 85 Sby, Bojonogoro
Bojonegoro
2 Arah
80
Beroperasi
5 km
Bojonegoro
Perikanan dan pertanian
reguler
Laporan Akhir
V-290
Jarak ke Jalur Utama
stasiun
komoditas
Jumlah KA
2 Arah
80
Beroperasi
20 km
Jember
Perkebunan
reguler
18
JT Widang
Jl Raya Babat, Km 88,8 Sby, Tuban
Tuban
1 Arah
80
Beroperasi
5 km
Tuban
Perkebunan
2x
19
JT Talun
Jl. Raya Talun Km 163 Sby, Blitar
Blitar
2 Arah
80
Beroperasi
5 km
Blitar
Perikanan dan pertanian
reguler
20
JT Jrengik
Jl. Raya Jrengik Km 72 Sby, Sampang
Sampang
2 Arah
80
Beroperasi
75 km
Surabaya
Perikanan dan pertanian
2x
Alamat
Platform (ton)
Banyuwangi
Pelayanan
Jl. Raya Jember No. 241, Km 240,8 Sby, Banyuwangi
Kota / Kab.
17
JT Kalibaru Manis
No
Status
Nama Jembatan
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Sumber : Jembatan Timbang, setelah diolah oleh konsultan, 2013
Laporan Akhir
V-291
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Pengalihan beban tersebut harus diprioritaskan sesuai dengan kemampuan stasiun kereta masing-masing dengan memperhatikan luas area emplasemen, gudang, peralatan bongkar muat serta diberlakukan beban sesuai standar. Standar muatan truk dari berbagai golongan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.284. Standar muatan truk berdasarkan golongan
Sumber : Direktorat Bina Marga, 2013.
Berdasarkan hasil survey lokasi studi (Pantura) jenis kendaraan yang melintasi jalan ada golongan 7C1, 7C2 dan 7C3. Meskipun sudah ditentukan sesuai peraturan muatan masingmasing angkutan tersebut tetapi dalam kenyataannya sering melebihi tonase yang telah ditetapkan. Misalnya untuk golongan 7C1 seharusnya memilki tonase 18 ton, tetapi dalam kenyataanya sampai 20 ton. Begitu juga jenis golongan lainnya. Pada umumnya berdasarkan informasi dari pihak usaha angkutan jika mereka mengikuti tonase yang telah ditaetapkan sesuai dengan aturan pasti akan mengalami kerugian. Hal tersebut disebabkan karena belum tentu ada muatan sebaliknya. Lebih jelasnya perbandingan berat aktual kendaraan sesuai standar hasil survey WIM (......) dapat dilihat sebagai berikut.
Laporan Akhir
V-292
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Gambar 5.87 Perbandingan berat aktual kendaraan dengan standar hasil survey
Sumber : Direktorat Bina Marga, 2013.
Berdasarkan hasil survey truk golongan 7C1 hingga 7C3 berjumlah 2.484 buah kendaraan yang melewati jalur pantura dengan beban mencapai 48.214 ton per hari Berkaitan hal tersebut diatas diperlukan pengalihan dengan mempertimbangkan keterpaduan jaringan prasarana transportasi nasional khusus jalan pantura pada tahun 2030. Lebih jelasnya keterpaduan jaringan prasarana transportasi nasional tahun 2030 di pulau Jawa Bali lihat gambar berikut. Gambar 5.88. Keterpaduan Jaringan Prasarana Transportasi Nasional Tahun 2030 di Pulau Jawa - Bali
Sumber : Direktorat Bina Marga, 2013. Laporan Akhir
V-293
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
1.
Peramalan Beban Jalan pada Tahun 2014, 2020, 2030 Konsep pembebanan jalan adalah dari data asal tujuan pergerakan angkutan barang tahun dasar yang diprediksi/forecast untuk tahun berikutnya. Berdasarkan data Bappenas, 2006 bahwa pergerakan barang masih didominasi angkutan jalan sebesar 90,4 % dan angkutan kereta api memiliki share 7 % serta 0,6 % dimiliki moda laut. Data dari Ditjen Perhubungan Darat (Ir. Soegihardjo, M.Si, 2013) share antar moda angkutan Darat, Laut dan Udara masih didominasi oleh angkutan jalan sebesar 97,33%. Berdasarkan data Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) 2011 dari berbagai propinsi di pulau Jawa untuk wilayah Pantura meliputi propinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dapat dilihat pada tabel berikut1. Tabel 5.285. Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN, 2011) No
Propinsi Asal
Propinsi Tujuan
1
DKI
DKI
245.614.129
2
DKI
Jabar
378.214.434
3
DKI
Jateng
48.292.770
4
DKI
Jatim
32.877.813
5
DKI
Banten
104.995.840
6
Jabar
DKI
332.418.397
7
Jabar
Jabar
1.909.170.821
8
Jabar
Jateng
418.969.124
9
Jabar
Jatim
216.969.674
10
Jabar
Banten
232.709.801
11
Jateng
DKI
46.418.739
12
Jateng
Jabar
402.551.704
13
Jateng
Jateng
1.437.451.261
14
Jateng
Jatim
685.968.055
15
Jateng
Banten
97.339.567
16
Jatim
DKI
31.422.743
17
Jatim
Jabar
214.131.106
18
Jatim
Jateng
749.304.952
19
Jatim
Jatim
1.615.590.729
20
Jatim
Banten
51.515.836
21
Banten
DKI
108.003.237
22
Banten
Jabar
230.446.926
23
Banten
Jateng
117.616.096
24
Banten
Jatim
53.222.033
25
Banten
Banten
177.915.528
26
DKI
DKI
245.614.129
27
Jabar
DKI
332.418.397
28
Jateng
DKI
46.418.739
29
Jatim
DKI
31.422.743
1
Nilai Asal Tujuan
: http://kardady.wordpress.com/hasil-studi/asal-tujuan-nasional/tabel-barang-antar-propinsiattn-2011/
Laporan Akhir
V-294
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
No
Propinsi Asal
Propinsi Tujuan
30
Banten
DKI
108.003.237
31
DKI
Jabar
378.214.434
32
Jabar
Jabar
1.909.170.821
33
Jateng
Jabar
402.551.704
34
Jatim
Jabar
214.131.106
35
Banten
Jabar
230.446.926
36
DKI
Jateng
48.292.770
37
Jabar
Jateng
418.969.124
38
Jateng
Jateng
1.437.451.261
39
Jatim
Jateng
749.304.952
40
Banten
Jateng
117.616.096
41
DKI
Jatim
32.877.813
42
Jabar
Jatim
216.969.674
43
Jateng
Jatim
685.968.055
44
Jatim
Jatim
1.615.590.729
45
Banten
Jatim
53.222.033
46
DKI
Banten
104.995.840
47
Jabar
Banten
232.709.801
48
Jateng
Banten
97.339.567
49
Jatim
Banten
51.515.836
50
Banten
Banten
177.915.528
Nilai Asal Tujuan
Sumber : Kemenhub, 2012 Menurut Warpani (1990) perencanaan transportasi sangat dibutuhkan sebagai konsekuensi dari faktor pertumbuhan, yakni jika diketahui atau diharapkan penduduk di suatu tempat akan bertambah dan berkembang dengan pesat serta jika tingkat pendapatan meningkat, karena hal ini mengakibatkan meningkatnya jumlah kendaraan, perumahan, yang berarti penurunan kepadatan rumah. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah perkembangan angkutan barang berbanding lurus dengan jumlah kendaraan dan merupakan fungsi dari bangkitan perjalanan. Untuk menghitung tingkat pertumbuhan pergerakan angkutan barang dilakukan dengan menghitung tingkat pertumbuhan kendaraan suatu daerah yang dalam hal ini adalah kendaraan angkutan barang berupa truk. Metode perhitungan bangkitan transportasi umumnya menggunakan faktor pertumbuhan dengan bentuk umum: Tij = tij . E Dimana : Tij = perjalanan mendatang (future) dari i ke j tij = perjalanan saat ini (base year) dari i ke j E = faktor pertumbuhan (Growth Factor) Sedangkan untuk menghitung faktor pertumbuhan tersebut menggunakan teknik regresi linier dimana terjadi pengaruh yang positif dan kuat antara pertumbuhan jumlah kendaraan yang dalam hal ini moda truk dengan pertumbuhan penduduk tiap tahunnya pada suatu kawasan/zona/propinsi.
Laporan Akhir
V-295
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Y = aX + b Dimana : Y = Jumlah kendaraan (unit/tahun) X = jumlah penduduk (jiwa/tahun) Hasil regresi untuk perhitungan jumlah kendaraan (truk) mempunyai korelasi yang kuat dengan tingkat pertumbuhan penduduk, berikut hasil regresinya dan proyeksi jumlah kendaraan pada propinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten dan Sumatera Utara. Tabel 5.286. Jumlah Kendaraan, Jumlah Penduduk DKI Jakarta tahun 2002 – tahun 2012 Jumlah Penduduk
Tahun
Jumlah Kendaraan
2002
444183
8166940
2003
449169
8237626
2004
465733
8308822
2005
482248
8540306
2006
498763
8949716
2007
515278
9064591
2008
531793
9146181
2009
548308
9223000
2010
564823
9607787
2011
581290
10187595
2012
588590
10102299
Sumber : Ditlantas Polda Metro Jaya, 2013
Persamaan regresinya : Y = 0,045X + 30144,6; Y = Jumlah Kendaraan (unit/tahun) X = Jumlah Penduduk (jiwa/tahun) Pengertian persamaan regresi : Y = 0,045X + 30144,6 adalah dengan pertumbuhan penduduk sebesar 0,045 memiliki korelasi peningkatan angkutan truk sebesar 30144,6 Tabel 5.287. Hasil Proyeksi Jumlah Kendaraan dan Jumlah Penduduk DKI Jakarta Tahun 2013-2030 Tahun
Jumlah Kendaraan
Jumlah Penduduk
2013
603517
10309618
2014
618443
10516917
2015
633367
10724195
2016
648289
10931453
Laporan Akhir
V-296
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan” Tahun
Jumlah Kendaraan
Jumlah Penduduk
2017
663210
11138689
2018
678130
11345905
2019
693049
11553109
2020
707965
11760275
2021
722880
11967429
2022
737793
12174562
2023
752703
12381645
2024
767616
12588766
2025
782525
12795837
2030 857640 Sumber : Hasil olahan Konsultan, 2013
13839105
Berdasarkan hasil proyeksi, didapatkan pertumbuhan kendaraan mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, mulai tahun 2014 sampai dengan 2019, mulai tahun 2019 sampai dengan tahun 2025 dan mulai tahun 2025 sampai dengan tahun 2030. Tabel 5.288. Pertumbuhan Angkutan Kendaraan DKI Jakarta Dalam Persen No
Propinsi
Tahun 2011-2014
Tahun 2014-2019
Tahun 2019-2025
Tahun 2025-2030
1
Jakarta
6
12
13
10
Sumber : Hasil olahan Konsultan, 2013 Berdasarkan tabel 5.228 dapat dianalisis bahwa terjadi peningkatan pertumbuhan kendaraan dari tahun 2011-2014 sebesar 6%, hingga tahun 2019-2025 sebesar 13%. Namun tahun 2025-2030 sebesar 10%, dibanding sebelumnya mengalami penurunan tetapi dari sisi jumlah tetap mengalami kenaikan. Hal tersebut disebabkan penurunan jumlah kenaikan penduduk di DKI Jakarta karena umumnya jumlah penduduk rata-rata dari wilayah penyangga/komuter. Dari hasil pertumbuhan kendaraan yang yang berbanding lurus dengan peningkatan pergerakan angkutan barang sebagai bangkitan pergerakan angkutan barang akan didapatkan pertumbuhan angkutan barang dari titik asal menuju titik tujuan. Matrik asal tujuan barang dari DKI Jakarta ke propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten terlihat sebagai berikut. Tabel 5.289. Asal Tujuan Propinsi Jakarta ke Propinsi di Pulau Jawa Tahun 2011 O/D Jakarta
Jakarta 245.614.129
Banten 104.995.840
Jabar 378.214.434
Jateng
Jatim
48.292.770
32.877.813
Sumber : Kemenhub, 2012
Berdasarkan tabel tersebut diatas dilakukan proyeksi untuk tahun 2014, 2019, 2025 dan 2030.
Laporan Akhir
V-297
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Tabel 5.290. Asal Tujuan Propinsi DKI Jakarta ke DKI Jakarta dan Banten Jakarta
Banten
OD
thn 2014
thn 2019
thn 2025
thn 2030
thn 2014
thn 2019
thn 2025
thn 2030
Jakarta
260.350.977
291.593.094
329.500.196
362.450.216
111.295.590
124.651.061
140.855.699
154.941.269
Sumber : Hasil olahan Konsultan
Tabel 5.291. Asal Tujuan Propinsi Jakarta ke Jabar dan Jateng Jabar OD DKI Jakarta
Jateng
thn 2014
thn 2019
thn 2025
thn 2030
thn 2014
thn 2019
thn 2025
thn 2030
400.907.300
449.016.176
507.388.279
558.127.107
51.190.336
57.333.176
64.786.489
71.265.138
Sumber : Hasil olahan Konsultan
Tabel 5.292. Asal Tujuan Propinsi DKI Jakarta ke Jatim Jatim OD thn 2014 Jakarta
thn 2019
34.850.481
thn 2025
39.032.539
thn 2030
44.106.769
48.517.446
Sumber : Hasil olahan Konsultan
Hasil proyeksi pergerakan angkutan barang untuk propinsi lain dapat dilihat sebagai berikut, namun terlebih dahulu dipetakan matrik asal tujuan tahun dasar seperti berikut dibawah ini. Tabel 5.293. Asal Tujuan Propinsi di Pulau Jawa Tahun 2011 OD
DKI Jakarta
Banten
Jabar
Jateng
DKI Jakarta
245.614.129
104.995.840
378.214.434
48.292.770
32.877.813
Banten
108.003.237
177.915.528
230.446.926
117.616.096
108.003.237
Jabar
332.418.397
232.709.801
1.909.170.821
418.969.124
216.969.674
Jateng
46.418.739
97.339.567
402.551.704
Jatim
31.422.743
51.515.836
214.131.106
1.437.451.261 749.304.952
Jatim
685.968.055 1.615.590.729
Sumber : Kemenhub, 2012
Hasil perhitungan pertumbuhan jumlah kendaraan sebagai dasar perhitungan faktor pertumbuhan arus pergerakan barang seperti terlihat pada matrik pertumbuhan pergerakan angkutan barang di berbagai propinsi. Lihat tabel berikut dibawah ini.
Laporan Akhir
V-298
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Tabel 5.294. Pertumbuhan Pergerakan Angkutan Barang di Pulau Jawa Dalam Persen Tahun 2011-2014
Tahun 2014-2019
Tahun 2019-2025
Tahun 2025-2030
No
Propinsi
1
Jakarta
6,0
12,0
13,0
10,0
2
Banten
9,0
20,0
21,0
13,0
3
Jabar
2,0
4,0
5,0
4,0
4
Jateng
2,0
1,0
1,0
0,5
5
Jatim
9,0
6,0
2,0
25,0
Sumber : Hasil olahan Konsultan
Berdasarkan matrik asal tujuan tahun dasar (tahun 2011) maka dilakukan proyeksi sesuai tingkat pertumbuhan pada masing-masing propinsi yang dalam hal ini diproyeksi untuk tahun 2014. Lihat tabel berikut. Tabel 5.295. OD
Asal Tujuan Pergerakan Barang di Pulau Jawa Tahun 2014 Jakarta
Banten
Jabar
Jateng
Jatim
Jakarta
260.350.977
111.295.590
400.907.300
51.190.336
34.850.481
Banten
117.723.528
193.927.926
251.187.149
128.201.544
117.723.528
Jabar
339.066.765
237.363.997
1.947.354.237
427.348.506
221.309.067
Jateng
47.347.114
99.286.359
410.602.739
1.466.200.286
699.687.416
Jatim
34.250.790
56.152.261
233.402.906
816.742.397
1.760.993.895
Sumber : Hasil olahan Konsultan Untuk selanjutnya dapat diproyeksi pada tahun 2019, 2025 dan 2030. Tabel 5.296. Asal Tujuan Propinsi di Pulau Jawa Tahun 2019 OD
Jakarta
Banten
Jabar
Jateng
Jatim
Jakarta
291.593.094
124.651.061
449.016.176
57.333.176
39.032.539
Banten
141.268.234
232.713.511
301.424.579
153.841.853
141.268.234
Jabar Laporan Akhir
V-299
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
OD
Jakarta
Banten
Jabar
Jateng
Jatim
352.629.436
246.858.557
2.025.248.407
444.442.446
230.161.430
Jateng
47.820.585
100.279.222
414.708.766
1.480.862.289
706.684.290
Jatim
36.305.837
59.521.397
247.407.080
865.746.941
1.866.653.528
Sumber : Hasil olahan Konsultan
Tabel 5.297. Asal Tujuan Propinsi di Pulau Jawa Tahun 2025 OD
Jakarta
Banten
Jabar
Jateng
Jatim
Jakarta
329.500.196
140.855.699
507.388.279
64.786.489
44.106.769
Banten
170.934.563
281.583.348
364.723.741
186.148.642
170.934.563
Jabar
370.260.908
259.201.485
2.126.510.827
466.664.569
241.669.501
Jateng
48.298.791
101.282.014
418.855.854
1.495.670.912
713.751.133
Jatim
37.031.954
60.711.825
252.355.222
883.061.880
1.903.986.599
Sumber : Hasil olahan Konsultan Tabel 5.298. Asal Tujuan Propinsi di Pulau Jawa Tahun 2030 OD
Jakarta
Banten
Jabar
Jateng
Jatim
Jakarta
362.450.216
154.941.269
558.127.107
71.265.138
48.517.446
Banten
193.156.056
318.189.184
412.137.827
210.347.966
193.156.056
Jabar
385.071.344
269.569.545
2.211.571.260
527.330.962
251.336.281
Jateng
48.540.285
101.788.424
420.950.133
1.690.108.131
717.319.888
Jatim
46.289.942
75.889.781
315.444.027
997.859.924
2.379.983.248
Sumber : Hasil olahan Konsultan
Dari hasil diatas dapat dihitung pergerakan arus barang yang melalui jalur pantai utara (Pantura) yang melalui propinsi DKI Jakarta, Banten, Jateng dan Jatim sedangkan Jabar khusus kendaraan dari daerah Banten dan DKI Jakarta umumnya kendaraan truk melalui Laporan Akhir
V-300
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
jalan tol Cipularang dan daerah Subang. Dari Jabar menuju Jateng dan Jatim umumnya kendaraan kembali menggunakan lintas Pantura. Tabel 5.299. Jumlah Angkutan Barang tahun 2014 yang melalui Pantura OD
Jakarta
Jabar
111.295.590
Jakarta
Banten
Banten
117.723.528
Jabar
Jateng
47.347.114
99.286.359
410.602.739
Jatim
34.250.790
56.152.261
233.402.906
Jateng
Jatim
51.190.336
34.850.481
128.201.544
117.723.528
427.348.506
221.309.067
699.687.416
816.742.397
Sumber : Hasil olahan Konsultan
Hasil tersebut diatas diinventarisasi menjadi arah pergerakan sebelum propinsi Jateng dan Sesudah Propinsi Jateng sehingga hasilnya sebagai berikut. Tabel 5.300. Jumlah Angkutan Barang tahun 2014 yang melalui Pantura Sebelum dan Sesudah Jateng. Jakarta-Jateng
1.406.953.657
Jateng-Jatim
2.214.118.846
Sumber : Hasil olahan Konsultan
Berdasarkan hasil tersebut diatas terjadi pergerakan arus barang antara Jakarta-Jateng pada tahun 2014 sebanyak 1.406.953.657 ton dan antara Jateng-Jatim sebanyak 2.214.118.846 ton sehingga rata-rata perhari sebanyak 3.854.668 ton melalui Pantura ke arah Jateng dan 6.066.079 ton ke arah Jatim.
Laporan Akhir
V-301
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Gambar 5.89. Peta Proyeksi Pantura Tahun 2014 Tabel 5.301. Jumlah Angkutan Barang tahun 2019 yang melalui Pantura Sebelum dan Sesudah Jateng. Jakarta-Jateng
1.473.383.755
Jateng-Jatim
2.326.127.748
Sumber : Hasil olahan Konsultan
Berdasarkan hasil tersebut diatas terjadi pergerakan arus barang antara Jakarta-Jateng pada tahun 2019 sebanyak 1.473.383.755 ton dan antara Jateng-Jatim sebanyak 2.326.127.748 ton. Sebanyak 4.036.668 ton perhari ke arah Jateng dan 6.372.953 ton ke arah Jatim.
Gambar 5.90. Peta Proyeksi Pantura Tahun 2019
Laporan Akhir
V-302
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Tabel 5.302. Jumlah Angkutan Barang tahun 2025 yang melalui Pantura Sebelum dan Sesudah Jateng. Jakarta-Jateng
1.558.598.039
Jateng-Jatim
2.403.622.846
Sumber : Hasil olahan Konsultan
Berdasarkan hasil tersebut diatas terjadi pergerakan arus barang antara Jakarta-Jateng pada tahun 2025 sebanyak 1.558.598.039 ton dan antara Jateng-Jatim sebanyak 2.403.622.846 ton. Untuk perharinya sebanyak 4.270.132 ton ke arah Jateng dan 6.585.268 ton ke arah Jatim.
Gambar 5.91. Peta Proyeksi Pantura Tahun 2025 Tabel 5.303. Jumlah Angkutan Barang tahun 2030 yang melalui Pantura Sebelum dan Sesudah Jateng. Jakarta-Jateng
1.699.800.694
Jateng-Jatim
2.645.813.347
Sumber : Hasil olahan Konsultan
Berdasarkan hasil tersebut diatas terjadi pergerakan arus barang antara Jakarta-Jateng pada tahun 2030 sebanyak 1.699.800.694 ton dan antara Jateng-Jatim sebanyak 2.645.813.347 ton. Untuk perharinya sebanyak 4.656.988 ton ke arah Jateng dan7.248.804 ton ke arah Jatim.
Laporan Akhir
V-303
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Gambar 5.92 Peta Proyeksi Pantura Tahun 2030
J.
Hasil Survey dan Proyeksi Bangkitan Angkutan Barang di Sumatera Utara 1. Hasil survey Potensi bangkitan pergerakan barang di Sumatera Utara didominasi oleh komoditas CPO, karet, bahan tambang dan secara umum dilakukan pendistribusian melalui Pelabuhan Utama Belawan dan diekspor ke luar negeri. Dominasi angkutan barang melalui jalan darat masih dikuasai oleh Kereta Barang sebesar 70%, namun demikian diperlukan survey guna mengetahui besaran kepadatan lalu lintas di Sumatera Utara khususnya di sekitar wilayah pelabuhan dengan tujuan apabila dalam pengembangan pelabuhan sudah mencapai maksimal dan tidak dapat dilakukan pengembangan kembali, maka dapat dilakukan pemindahan ke pelabuhan terdekat dan dalam hal ini pelabuhan Kuala Tanjung. Survey ini juga bertujuan untuk melihat lebih jauh perkembangan sarana dan prasarana moda jalan dikaitkan dengan pengalihan beban barang ke kereta barang. Umumnya moda jalan (truk) menggunakan lintas timur sebagai rute menuju Riau, Jambi, Palembang dan Lampung.
Laporan Akhir
V-304
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Tabel 5.304.
Hasil Perhitungan Traffic Counting Di Persimpangan Jalan Yos Sudarso Dan Pintu Tol Medan-Belawan (Unit)
GOLONGAN
Sepeda Motor (MC)
Kendaraan Ringan (LV)
Menengah Berat
Bus Besar
Menuju Pelabuhan Belawan
Dari Pelabuhan Belawan
Menuju Pelabuhan Belawan
Dari Pelabuhan Belawan
Menuju Pelabuhan Belawan
Dari Pelabuhan Belawan
Menuju Pelabuhan Belawan
Dari Pelabuhan Belawan
Menuju Pelabuhan Belawan
Dari Pelabuhan Belawan
(07.0008.00)
196
220
248
230
89
112
6
0
583
166
(08.0009.00)
182
196
259
244
131
104
5
1
545
154
(11.0012.00)
228
214
265
207
113
107
5
2
585
183
(12.0013.00)
211
206
244
192
104
117
3
1
593
169
(15.0016.00)
220
193
280
187
94
109
6
3
480
184
(16.0017.00)
175
171
255
198
108
118
4
1
405
177
Truk Besar
PUKUL Pagi
Siang
Sore
Sumber : Hasil Perhitungan 2013
Laporan Akhir
V-305
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Dari hasil perhitungan tersebut, diperoleh bagaimana kinerja jalan yang menjadi pintu masuk ke Pelabuhan Belawan seperti tersaji pada berikut. Tabel 5.305. VCR Jalan Menuju Pelabuhan Belawan GOLONGAN
Menuju Pelabuhan Belawan
Dari Pelabuhan Belawan
Arus Total
Arus Total
Kend/jam
smp/jam
772
1.053,2
795
PUKUL Pagi (07.0008.00) (08.0009.00) Siang (11.0012.00) (12.0013.00) Sore (15.0016.00) (16.0017.00)
VCR/LoS
VCR/LoS
Kend/jam
smp/jam
0,32/A
702
867
0,27/A
1.072,8
0,33/A
675
833
0,26/A
845
1.118,4
0,34/A
688
881
0,28/A
799
1.081,7
0,33/A
658
836
0,26/A
792
1.001,2
0,31/A
651
857
0,27/A
704
893,9
0,27/A
638
846
0,27/A
Sedangkan kondisi jalan keseluruhan di Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.306. Kondisi Jaringan Jalan Di Provinsi Sumatera Utara
NAMA RUAS
PANJANG (KM)
NO
KONDISI (KM) MANTAP Baik
Sedang
TIDAK MANTAP Rusak Ringan
Rusak berat
Lebar rata-rata
1
BTS. PROV. NAD SIMPANG PANGKALAN SUSU
27,09
12,89
13,80
0,40
0,00
6,53
2
SIMPANG PANGKALAN SUSU TANJUNG PURA
30,12
22,62
7,50
0,00
0,00
6,00
3
TANJUNG PURA BTS. KOTA STABAT
27,64
21,40
6,24
0,00
0,00
11,22
4
JLN. ZAENAL ARIFIN (STABAT)
1,30
1,20
0,10
0,00
0,00
12,00
5
BTS. KOTA STABAT BTS. KOTA BINJAI
3,41
2,31
1,10
0,00
0,00
6,00
6
JLN. JEND. SUDIRMAN (STABAT)
3,80
1,30
2,50
0,00
0,00
12,00
7
JLN. AMIR HAMZAH (BINJAI)
7,50
3,00
4,50
0,00
0,00
7,49
Laporan Akhir
V-306
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
NAMA RUAS
PANJANG (KM)
NO
KONDISI (KM) MANTAP Baik
Sedang
TIDAK MANTAP Rusak Ringan
Rusak berat
Lebar rata-rata
8
JLN. LINGKAR LUAR BINJAI
7,98
2,48
5,40
0,10
0,00
16,00
9
BTS. KOTA BINJAI BTS. KOTA MEDAN
8,02
3,52
4,30
0,20
0,00
14,60
10
JLN. SOEKARNOHATTA (BINJAI)
4,63
2,70
1,93
0,00
0,00
14,00
11
JLN. BINJAI RAYA (MEDAN)
2,58
0,48
1,90
0,20
0,00
14,00
12
JLN. GATOT SUBROTO (MEDAN)
1,85
1,30
0,55
0,00
0,00
20,00
13
BTS. KOTA MEDAN BTS. KOTA LUBUK PAKAM
14,03
12,53
1,50
0,00
0,00
14,00
14
JLN. INDUSTRI (MEDAN)
3,60
2,00
1,60
0,00
0,00
14,00
15
JLN. NGUMBAN SURBAKTI (MEDAN)
3,44
3,34
0,10
0,00
0,00
14,00
16
JLN. A.H. NASUTION (JLN. TRITURA/JLN. KA
5,37
3,47
1,90
0,00
0,00
14,00
17
JLN. SISINGAMANGARAJ A (MEDAN)
9,05
3,05
5,40
0,30
0,30
17,12
18
JLN. MEDAN (LUBUK PAKAM)
3,04
2,40
0,64
0,00
0,00
14,00
19
BTS. KOTA MEDAN TEMBUNG - LUBUK PAKAM
33,80
10,10
14,90
8,30
0,50
7,58
20
JLN. PERTAHANAN/JLN. CEMARA (MEDAN)
1,32
1,20
0,12
0,00
0,00
12,49
21
JLN. KOLONEL BEJO (MEDAN)
3,00
1,60
1,40
0,00
0,00
7,00
22
JLN. PANCING (MEDAN)
3,37
2,20
1,17
0,00
0,00
8,99
23
MEDAN - BELAWAN (MEDAN)
8,00
5,20
2,80
0,00
0,00
11,38
24
JLN. ASRAMA (MEDAN)
1,51
1,20
0,31
0,00
0,00
14,00
25
JLN. KAPTEN SUMARSONO
4,95
1,60
3,05
0,30
0,00
11,62
Laporan Akhir
V-307
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
NAMA RUAS
PANJANG (KM)
NO
KONDISI (KM) MANTAP Baik
Sedang
TIDAK MANTAP Rusak Ringan
Rusak berat
Lebar rata-rata
(MEDAN) 26
JLN. HELVETIA (MEDAN)
0,95
0,35
0,30
0,30
0,00
10,00
27
JLN. PERTEMPURAN (MEDAN)
0,58
0,28
0,30
0,00
0,00
16,00
28
JLN. YOS SUDARSO (MEDAN)
11,48
7,90
3,28
0,30
0,00
8,52
29
BTS. KOTA LUBUK PAKAM - BTS. KAB. SERDAN
4,14
3,34
0,80
0,00
0,00
6,50
30
JLN. SIANTAR (LUBUK PAKAM)
6,16
5,50
0,46
0,20
0,00
6,80
31
BTS. KEB. DELI SERDANG PERBAUNGAN
1,86
1,76
0,10
0,00
0,00
14,00
32
PERBAUNGAN - BTS. DELI SERDANG/SEI BULUH
12,97
12,17
0,80
0,00
0,00
7,00
33
BTS. DELI SERDANG/SEI BULUH - SEI RAMPAH
13,08
11,88
1,20
0,00
0,00
7,00
34
SEI RAMPAH - BTS. KOTA TEBING TINGGI
13,00
12,10
0,90
0,00
0,00
7,00
35
JLN. YOS SUDARSO (TEBING TINGGI)
2,75
1,30
1,45
0,00
0,00
14,00
36
JLN. JEND. SUDIRMAN (TEBING TINGGI)
2,46
1,96
0,50
0,00
0,00
14,00
37
JLN. AHMAD YANI (TEBING TINGGI)
1,63
1,43
0,20
0,00
0,00
14,00
38
BTS. KOTA TEBING TINGGI - KP. BINJAI
3,42
2,60
0,82
0,00
0,00
7,00
39
JLN. SISINGAMANGARAJ A (TEBING TINGGI)
1,38
1,00
0,38
0,00
0,00
10,00
40
JLN. DIPONEGORO (TEBNG TINGGI)
1,21
1,21
0,00
0,00
0,00
10,00
41
JLN. SUTOYO (TEBING TINGGI)
0,58
0,58
0,00
0,00
0,00
11,00
Laporan Akhir
V-308
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
NAMA RUAS
PANJANG (KM)
NO
KONDISI (KM) MANTAP Baik
Sedang
TIDAK MANTAP Rusak Ringan
Rusak berat
Lebar rata-rata
42
JLN. IMAM BONJOL (TEBING TINGGI)
1,63
1,20
0,43
0,00
0,00
12,00
43
JLN. SOEKARNOHATTA (TEBING TINGGI)
3,72
3,32
0,40
0,00
0,00
12,00
44
KP. BINJAI - BTS. KAB. ASAHAN
5,94
5,30
0,64
0,00
0,00
7,00
45
BTS. KAB. DELI SERDANG II TANJUNG KAS
3,71
3,30
0,41
0,00
0,00
7,00
46
TANJUNG KASAU INDRAPURA
10,33
5,13
5,00
0,20
0,00
7,00
47
INDRAPURA LIMAPULUH
15,84
15,74
0,10
0,00
0,00
7,00
48
LIMA PULUH - SEI BEJANGKAR
18,33
17,53
0,80
0,00
0,00
6,95
49
SEI BEJANGKAR BTS. KOTA KISARAN
14,54
13,00
1,50
0,04
0,00
7,00
50
JLN. SUDIRMAN (KISARAN)
4,37
1,70
2,27
0,40
0,00
9,48
51
BTS. KOTA KISARAN - SP.KAWAT
8,76
4,00
4,76
0,00
0,00
7,00
52
JLN. AHMAD YANI (KISARAN)
6,84
5,44
1,40
0,00
0,00
8,02
53
SP. KAWAT - BTS. L. BATU
46,03
45,53
0,50
0,00
0,00
7,00
54
BTS. KAB. ASAHAN BTS. KOTA RANTAU PRAP
66,14
65,34
0,80
0,00
0,00
6,95
55
JLN. LINGKAR (R. PRAPAT)
9,90
7,80
2,10
0,00
0,00
9,24
56
BTS. KOTA RANTAU PARAPAT - AEK NABARA
22,44
21,80
0,64
0,00
0,00
7,00
57
JLN. H.M. SAID (RANTAU PRAPAT)
3,30
3,10
0,20
0,00
0,00
7,00
58
AEK NABARA - SP. KOTA PINANG
33,21
28,90
4,31
0,00
0,00
7,00
59
SP. KOTA PINANG BTS. PROV. RIAU
45,09
39,29
5,80
0,00
0,00
7,00
Laporan Akhir
V-309
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
NAMA RUAS
PANJANG (KM)
NO
KONDISI (KM) MANTAP Baik
Sedang
TIDAK MANTAP Rusak Ringan
Rusak berat
Lebar rata-rata
60
LAWE PAKAM (BTS. PROV. NAD) - KOTA BULUH
42,96
27,36
9,00
3,20
3,40
5,03
61
KOTA BULUH - BTS. KOTA SIDIKALANG
54,82
28,22
18,90
6,10
1,60
5,08
62
JLN. AHMAD YANI (SIDIKALANG)
1,07
0,97
0,10
0,00
0,00
12,00
63
JLN. SISINGAMANGARAJ A (SIDIKALANG)
2,68
2,68
0,00
0,00
0,00
11,04
64
JLN. TIGA LINGGA (SIDIKALANG)
0,73
0,10
0,63
0,00
0,00
4,50
65
BTS. KOTA SIDIKALANG - PANJI
3,61
2,90
0,70
0,00
0,01
5,00
66
JLN. KE MEDAN (SIDIKALANG)
2,67
2,67
0,00
0,00
0,00
6,73
67
JLN. PAHLAWAN (SIDIKALANG)
2,20
2,20
0,00
0,00
0,00
12,00
68
PANJI - BTS. KAB. TAPANULI UTARA II
29,63
12,93
11,00
4,40
1,30
4,50
69
BTS. KAB. DAIRI DOLOK SANGGUL
49,78
26,60
13,38
5,80
4,00
4,99
70
DOLOK SANGGUL SIBORONG BORONG
28,73
18,03
10,50
0,20
0,00
5,32
71
SIBORONG BORONG - BTS. KOTA TARUTUNG
19,55
14,05
5,50
0,00
0,00
6,24
72
JLN. KE BALIGE (TARUTUNG)
6,11
2,10
3,10
0,80
0,11
6,82
73
JLN. BALIGE (TARUTUNG)
5,22
3,60
1,50
0,10
0,02
6,00
74
JLN. BY PASS (TARUTUNG)
6,11
0,60
3,91
1,40
0,20
7,49
75
JLN. SISINGAMANGARAJ A (TARUTUNG)
0,86
0,30
0,56
0,00
0,00
5,00
76
BTS. KOTA TARUTUNG - BTS. KAB. TAPANULI
49,73
26,61
12,01
5,20
5,90
5,51
1,50
0,40
1,10
0,00
0,00
7,00
77 JLN. PANJAITAN
Laporan Akhir
V-310
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
NAMA RUAS
PANJANG (KM)
NO
KONDISI (KM) MANTAP Baik
Sedang
TIDAK MANTAP Rusak Ringan
Rusak berat
Lebar rata-rata
(TARUTUNG) 78
JLN. RAYA YOHANES (TARUTUNG)
1,52
0,00
1,02
0,40
0,10
6,00
79
JLN. PAHE (TARUTUNG)
0,60
0,30
0,30
0,00
0,00
5,00
80
BTS. KAB. TAPANULI UTARA - SIPIROK
18,67
10,20
6,87
1,30
0,30
5,00
81
SIPIROK - PAL XI
21,48
12,00
9,48
0,00
0,00
5,79
82
PAL XI - BTS. KOTA PADANG SIDEMPUAN
6,38
2,50
2,50
1,28
0,10
5,00
83
JLN. SISINGAMANGARAJ A (P. SIDEMPUAN)
8,91
3,80
3,50
1,00
0,61
6,01
84
BTS. KOTA PADANG SIDEMPUAN - BTS. KAB. T
28,39
27,69
0,50
0,00
0,20
6,00
85
JLN. IMAM BONJOL (P. SIDEMPUAN)
10,02
4,02
4,40
1,60
0,00
7,32
86
BTS. TAPANULI SEL. I - JEMBATAN MERAH
46,01
21,75
18,44
4,91
0,91
6,63
87
JEMBATAN MERAH RANJAU BATU (BTS. PROV.
60,29
32,34
26,84
1,00
0,10
5,82
88
BTS. PROV. NAD SARAGIH MANDUAMAS - B
50,02
19,10
19,00
9,10
2,82
4,68
89
BARUS - BTS. KOTA SIBOLGA
60,61
23,30
22,60
10,00
4,71
4,87
90
JL. OSWALD SIAHAAN (SIBOLGA)
1,26
1,20
0,06
0,00
0,00
5,50
91
JL. ADE IRMA SURYANI (SIBOLGA)
0,72
0,60
0,12
0,00
0,00
9,00
92
JL. L.F. TOBING (SIBOLGA)
0,43
0,23
0,20
0,00
0,00
6,00
93
BTS. KOTA SIBOLGA - BATANGTORU
31,48
13,60
14,20
2,80
0,88
5,31
94
JLN. SUTOYO (SIBOLGA)
0,56
0,56
0,00
0,00
0,00
7,00
Laporan Akhir
V-311
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
NAMA RUAS
PANJANG (KM)
NO
KONDISI (KM) MANTAP Baik
Sedang
TIDAK MANTAP Rusak Ringan
Rusak berat
Lebar rata-rata
95
JLN. SISINGAMANGARAJ A (SIBOLGA)
3,05
1,95
1,10
0,00
0,00
7,00
96
JLN. HORAS (SIBOLGA)
0,79
0,79
0,00
0,00
0,00
7,00
97
BATANG TORU RIANIATE - BATU MUNDOM
62,40
15,70
12,40
4,60
29,70
4,50
98
BATU MUNDOM SINGKUANG (TABUYUNG)
53,00
0,00
0,00
52,00
1,00
5,80
99
SINGKUANG (TABUYUNG) NATAL
57,00
7,60
43,40
5,40
0,60
4,50
100
NATAL - SIMP. GAMBIR
27,71
23,11
4,60
0,00
0,00
4,50
101
SIMP. GAMBIR MANISAK (BTS. PROV. SUMBA
32,83
25,73
7,10
0,00
0,00
5,36
102
BTS. KOTA MEDAN BTS. KAB. TANAH KARO
38,04
26,60
10,14
1,00
0,30
7,00
103
JLN. YAMIN GINTING (MEDAN)
11,97
8,30
3,67
0,00
0,00
11,68
104
BTS. DELI SERDANG - BTS. KOTA KABANJAHE
19,95
11,25
8,50
0,20
0,00
7,00
105
JLN. J.M. GINTING (KABANJAHE)
1,23
0,40
0,30
0,53
0,00
11,84
106
JLN. VETERAN (KABANJAHE)
1,16
1,16
0,00
0,00
0,00
14,00
107
BTS. KOTA KABANJAHE - KUTA BULUH
57,76
19,00
24,86
9,90
4,00
4,91
108
JLN. KAP. SEMBIRING (KABANJAHE)
0,60
0,00
0,30
0,20
0,10
7,00
109
BTS. KOTA KABANJAHE MEREK
21,48
7,03
9,22
1,81
3,42
4,97
110
JLN. PALABANGUN (KABANJAHE)
1,88
1,10
0,68
0,10
0,00
5,84
Laporan Akhir
V-312
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
NAMA RUAS
PANJANG (KM)
NO
KONDISI (KM) MANTAP Baik
Sedang
TIDAK MANTAP Rusak Ringan
Rusak berat
Lebar rata-rata
111
MEREK - BTS. KAB. DAIRI
14,39
3,59
7,80
1,70
1,30
4,50
112
BTS. KAB. TANAH KARO - PANJI
29,96
13,20
14,26
2,50
0,00
4,77
113
BTS. KOTA SIDIKALANG - BTS. PROVINSI NAD
40,11
13,00
21,70
4,40
1,01
5,00
114
JL. RUNDING (SIDIKALANG)
5,44
1,10
2,90
1,34
0,10
5,00
115
MEREK - BTS. KAB. SIMALUNGUN
2,67
2,00
0,67
0,00
0,00
5,50
116
BTS. KAB. TANAH KARO - SERIBU DOLOG
8,66
4,56
2,30
1,30
0,50
5,50
117
SERIBU DOLOK TIGA RUNGGU
15,07
10,50
4,47
0,10
0,00
6,00
118
TIGA RUNGGU - TJ. DOLOK
42,60
11,50
28,20
2,80
0,10
4,56
119
BTS. KOTA TEBING TINGGI - BTS. KAB. SIMA
19,31
13,91
3,60
1,80
0,00
6,63
120
JLN. GATOT SUBROTO (TEBING TINGGI)
4,02
3,62
0,40
0,00
0,00
10,00
121
BTS. KAB. DELI SERDANG - BTS. KOTA PEMAT
15,07
11,30
3,77
0,00
0,00
6,50
122
JLN. KE MEDAN (P. SIANTAR)
4,53
1,60
1,93
1,00
0,00
9,00
123
JLN. SISINGAMANGARAJ A (P. SIANTAR)
8,23
4,90
3,30
0,00
0,03
8,68
124
BTS. KOTA PEMATANG SIANTAR - PARAPAT
38,08
34,70
3,38
0,00
0,00
6,01
125
JLN. KE PARAPAT (P. SIANTAR)
5,03
1,51
1,81
1,31
0,40
7,39
126
PARAPAT - BTS. KAB. TAPANULI UTARA
11,25
1,90
7,45
1,70
0,20
6,00
127
BTS. KAB. SIMALUNGUN -
34,31
11,00
19,60
2,50
1,21
6,00
Laporan Akhir
V-313
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
NAMA RUAS
PANJANG (KM)
NO
KONDISI (KM) MANTAP Baik
Sedang
TIDAK MANTAP Rusak Ringan
Rusak berat
Lebar rata-rata
SILIMBAT 128
SILIMBAT - BTS. KAB. TAPANULI UTARA
26,77
9,20
17,07
0,50
0,00
5,70
129
BTS. KAB. TOBA SIBORONG BORONG
9,22
9,22
0,00
0,00
0,00
7,00
130
BTS. KOTA TARUTUNG - BTS. KAB. TAPANULI
37,55
12,50
20,50
3,20
1,35
5,00
131
JLN. SISINGAMANGARAJ A (TARUTUNG)
0,86
0,70
0,16
0,00
0,00
7,50
132
JLN. KE SIBOLGA (TARUTUNG)
1,33
0,20
0,43
0,60
0,10
4,50
133
BTS. KAB. TAPANULI UTARA - BTS. KOTA SIB
21,29
5,40
11,59
3,20
1,10
4,80
134
JLN. D.I. PANJAITAN (SIBOLGA)
0,89
0,69
0,20
0,00
0,00
7,50
135
JLN. KE TARUTUNG (SIBOLGA)
2,08
0,88
0,80
0,30
0,10
7,50
136
SP. KAWAT - BTS. KOTA TJ. BALAI
5,61
4,30
1,21
0,00
0,10
7,00
137
JLN. SUDIRMAN (T. BALAI)
0,52
0,50
0,02
0,00
0,00
6,50
138
TANJUNG BALAI TELUK NIBUNG
0,73
0,25
0,48
0,00
0,00
4,50
139
JLN. GEREJA (T. BALAI)
0,68
0,50
0,18
0,00
0,00
8,00
140
JLN. SUPRAPTO (T. BALAI)
0,66
0,50
0,16
0,00
0,00
6,50
141
JLN. TELUK NIBUNG (T. BALAI)
3,95
2,00
1,55
0,40
0,00
6,50
142
TL. NIBUNG/BTS. KOTA TANJUNG BALAI - BAG
4,99
2,39
2,60
0,00
0,00
4,50
143
RAMPA - PORIAHA / MUNGKUR
18,50
1,30
7,20
7,10
2,90
5,46
144
BTS. KAB. TAPANULI TENGAH - BTS. KOTA
35,55
11,80
17,40
3,85
2,50
5,16
Laporan Akhir
V-314
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan” PANJANG (KM)
NO
NAMA RUAS
KONDISI (KM) MANTAP Baik
Sedang
TIDAK MANTAP Rusak Ringan
Rusak berat
Lebar rata-rata
PA 145
JLN. JEND. SUDIRMAN / MERDEKA (P. SIDEMP
7,34
5,10
2,20
0,04
0,00
7,00
146
BATANGTORU - BTS. KAB. TAPANULI SEL.I
10,00
3,20
4,80
1,30
0,70
4,70
147
BTS. KOTA GUNUNG SITOLI - TETEHOSI
30,83
29,30
1,33
0,20
0,00
6,00
148
JL. DIPONEGORO (G. SITOLI)
2,48
2,48
0,00
0,00
0,00
10,00
149
TETEHOSI - LAHUSA
38,83
17,00
18,90
2,30
0,63
4,93
150
LAHUSA - TELUK DALAM
25,96
3,96
10,80
6,90
4,30
4,50
2.249 ,64
1.240, 38
723,56
199,91
85,80
Total % MANTAP
87.3
% TIDAK MANTAP
12.7
Sumber : Ditjen Bina Marga, Kem.PU 2012
2. Proyeksi Bangkitan Angkutan Barang di Sumatera Utara Untuk Propinsi Sumatera Utara bangkitan pergerakannya sebagai berikut. Tabel 5.307. Pergerakan Angkutan Barang Propinsi Sumatera Utara Propinsi Asal
Propinsi Tujuan
Sumut
DIY
Sumut
Bengkulu
Sumut
Jambi
Sumut
Lampung
Sumut
DKI
Laporan Akhir
Nilai Asal Tujuan Tahun 2014
Tahun 2019
Tahun 2025
Tahun 2030
12.824.624
46.929.171
100.984.715
151.287.652
17.913.305
65.550.194
141.054.432
211.317.067
27.056.311
99.007.210
213.049.039
319.173.935
41.428.455
151.599.227
326.219.370
488.717.154
42.593.247
155.861.550
335.391.265
502.457.793
V-315
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Propinsi Asal
Propinsi Tujuan
Sumut
Banten
Sumut
Sumsel
Sumut
Riau
Sumut
Sumbar
Sumut
Jatim
Sumut
Jateng
Sumut
Jabar
Sumut
Aceh
Sumut
Sumut
Nilai Asal Tujuan Tahun 2014
Tahun 2019
Tahun 2025
Tahun 2030
48.032.494
175.765.399
378.221.436
566.622.712
52.240.564
191.163.999
411.356.972
616.263.862
82.402.745
301.536.524
648.862.508
972.076.669
87.768.565
321.171.683
691.114.498
1.035.375.400
129.905.954
475.365.112
1.022.916.211
1.532.455.597
131.935.537
482.791.969
1.038.897.722
1.556.397.887
187.308.719
685.419.160
1.474.921.807
2.209.616.150
219.646.125
803.751.496
1.729.555.691
2.591.089.350
738.099.264
2.700.928.079
5.812.002.282
8.707.101.654
Sumber : Hasil olahan Konsultan
Berdasarkan penggunaan Lintasan Kereta Api sepanjang pulau Sumatera, maka untuk asal tujuan Sumatera Utara (Sumut) ke Sumut, DIY, Jabar, Jateng dan Jatim dapat direduksi/dihilangkan dengan alasan kedekatan jarak dan tidak ada lintasan penghubung antara pulau Sumatera dengan pulau Jawa khusus yang DIY, Jabar, Jateng dan Jatim sehingga matrik asal tujuannya sebagai berikut. Tabel 5.308. Pergerakan Angkutan Barang Propinsi Sumatera Utara hasil Reduksi Propinsi Asal
Propinsi Tujuan
Nilai Asal Tujuan Tahun 2014
Tahun 2019
Tahun 2025
Tahun 2030
Sumut
Bengkulu
17.913.305
65.550.194
141.054.432
211.317.067
Sumut
Jambi
27.056.311
99.007.210
213.049.039
319.173.935
Sumut
Lampung
41.428.455
151.599.227
326.219.370
488.717.154
Sumut
DKI
42.593.247
155.861.550
335.391.265
502.457.793
Sumut
Banten
48.032.494
175.765.399
378.221.436
566.622.712
Sumut
Sumsel
52.240.564
191.163.999
411.356.972
616.263.862
Sumut
Riau
82.402.745
301.536.524
648.862.508
972.076.669
Sumut
Sumbar
87.768.565
321.171.683
691.114.498
1.035.375.400
Laporan Akhir
V-316
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Propinsi Asal Sumut
Propinsi Tujuan Aceh
Nilai Asal Tujuan Tahun 2014 219.646.125
Tahun 2019 803.751.496
Tahun 2025
Tahun 2030
1.729.555.691
2.591.089.350
Sumber : Hasil olahan Konsultan
Berdasarkan data, pulau Sumatera terdiri atas 3 (tiga) lintasan untuk moda jalan yakni : a) Lintas Barat b) Lintas Tengah c) Lintas Timur Untuk lintas barat propinsi yang dilalui adalah Sumut, Sumbar dan menuju Lampung. Sedangkan Lintas tengah Sumut, Jambi, Sumsel dan menuju Lampung. Untuk lintas timur Aceh, Sumut, Riau, Lampung, Banten, DKI Jakarta melalui Bakauheni-Merak. Tabel 5.309. Jumlah Pergerakan Angkutan Barang Berdasarkan Lintasan Lintasan
Tahun 2014
Tahun 2019
Tahun 2025
Tahun 2030
Sumut-Lampung melalui lintas Barat
94.700.497
346.537.714
745.698.489
1.117.149.001
Sumut-Lampung melalui lintas Tengah
33.156.207
121.328.573
261.081.348
391.132.303
SumutLampung/bakauheni melalui lintas Timur
487.104.970
1.782.464.168
3.835.602.248
5.746.208.803
Sumber : Hasil olahan Konsultan
Berdasarkan hasil tersebut diatas terjadi pergerakan arus barang antara Sumut-Lampung melalui lintas Timur adalah paling yang mendominasi dan merupakan lintasan yang sejajar dengan rencana lintasan kereta api di pulau Sumatera. Proyeksi angkutan barang lintas Timur adalah 487.104.970 ton untuk tahun 2014, tahun 2019 mencapai 1.782. 464.168 ton dan tahun 2030 sebanyak 5.746. 208.803 ton. Dalam satu harinya sebanyak 1.334.534 ton untuk tahun 2014, pada tahun 2019 mencapai 4.883.463 ton dan tahun 2030 mencapai 15.743.038 ton.
K. Analisis Biaya Logistik Berdasarkan dari data survey perusahaan angkutan, didapatkan biaya angkutan dari dan ke tujuan kota di Pulau Jawa sebagai berikut dibawah ini. Biaya angkutan tersebut sudah termasuk biaya stuffing, stripping dengan sistem door to door service. Sedangkan untuk biaya logistik melalui angkutan kereta berlaku adanya biaya stuffing, stripping, biaya angkut moda truk dari ke stasiun dan tarif biaya angkutan kereta. Berikut pada tabel dibawah ini biaya angkutan menggunakan moda truk.
Laporan Akhir
V-317
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Tabel 5.310. Matrik Biaya Asal Tujuan Angkutan Barang melalui Moda Truk (dalam ribuan rupiah per ton km ) OD
JKT
CKP
PmK
LhB
KnC
Los
BrB
TgL
PmL
PkL
KnL
Smg
DmK
Kds
Pati
RbG
TbN
Bbt
JKT
300
CKP
350
150
PmK
400
200
150
LhB
600
250
200
150
KnC
850
500
300
250
200
Los
950
600
400
150
250
150
BrB
1000
650
450
200
300
150
150
TgL
1050
700
500
250
400
450
150
200
PmL
1150
800
600
350
450
500
350
250
150
PkL
1250
900
700
450
500
600
450
300
250
150
KnL
1500
1150
950
700
450
750
600
400
300
350
150
Smg
2100
1750
1550
1300
1050
900
750
500
250
400
300
200
DmK
2150
1800
1600
1350
1100
950
800
550
300
400
350
250
125
Kds
2200
1850
1650
1400
1150
1000
850
600
350
450
400
300
300
125
Pati
2250
1900
1700
1450
1200
1050
900
650
400
450
450
350
400
250
100
RbG
2300
1950
1750
1500
1250
1100
950
700
450
450
500
400
450
300
250
150
TbN
2350
2000
1800
1550
1300
1150
1000
750
500
400
550
450
500
300
300
400
125
Bbt
2400
2050
1850
1600
1350
1200
1050
800
550
450
550
500
550
350
300
400
250
150
LmG
2450
2100
1900
1650
1400
1250
1100
850
600
500
600
550
550
400
350
400
250
300
Laporan Akhir
V-318
LmG
150
Gre
Sby
PsN
Byg
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan” Gre
2450
2100
1900
1650
1400
1250
1100
850
600
600
600
550
550
400
400
450
300
300
350
150
Sby
2500
2150
1950
1700
1450
1300
1150
900
650
650
650
600
550
450
400
450
350
350
400
500
200
PsN
2550
2200
2000
1750
1500
1350
1200
950
700
700
650
650
600
450
450
500
400
350
400
500
500
200
Byg
2600
2250
2050
1800
1550
1400
1250
1000
750
750
700
650
600
500
450
500
450
400
450
550
550
550
Sumber : Hasil olahan konsultan, 2013
Laporan Akhir
V-319
150
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Untuk menghitung biaya angkutan kereta, diperlukan data jarak tempuh dari kota-kota mulai dari Jakarta hingga Banyuwangi. Angkutan biaya kereta yang digunakan adalah kereta Parcel dengan tarif Rp. 517/ton-km (PT. KAI, 2013) lihat pada tabel 4.10. Sedangkan biaya stuffing, stripping, dan angkutan dari atau ke stasiun sebagai berikut. Tabel 5.311. Total Biaya Logistik angkutan Kereta ( per ton) Biaya Stuffing
Trucking ke Stasiun
Trucking ke gudang
Stripping
Total
Jakarta
50.000
300.000
300.000
50.000
700.000
Cikampek
35.000
150.000
150.000
35.000
370.000
Pamanukan
25.000
150.000
150.000
25.000
350.000
Lohbener
15.000
150.000
150.000
15.000
330.000
Kanci
30.000
200.000
200.000
30.000
460.000
Losari
15.000
150.000
150.000
15.000
330.000
Brebes
25.000
150.000
150.000
25.000
350.000
Tegal
20.000
200.000
200.000
20.000
440.000
Pemalang
30.000
150.000
150.000
30.000
360.000
Pekalongan
35.000
150.000
150.000
35.000
370.000
Kendal
30.000
150.000
150.000
30.000
360.000
Semarang
35.000
200.000
200.000
35.000
470.000
Demak
20.000
125.000
125.000
20.000
290.000
Kudus
25.000
125.000
125.000
25.000
300.000
Pati
30.000
100.000
100.000
30.000
260.000
Rembang
35.000
150.000
150.000
35.000
370.000
Tuban
30.000
125.000
125.000
30.000
310.000
Babat
35.000
150.000
150.000
35.000
370.000
Lamongan
20.000
150.000
150.000
20.000
340.000
Gresik
20.000
150.000
150.000
20.000
340.000
Surabaya
30.000
200.000
200.000
30.000
460.000
Pasuruan
25.000
200.000
200.000
25.000
450.000
Banyuwangi
30.000
150.000
150.000
30.000
360.000
Kota
Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2013.
Biaya total logistik dengan angkutan kereta diperhitungkan dengan cara : Biaya Logistik = Stuffing + Trucking ke stasiun + Tarif kereta + Trucking ke gudang + Stripping. Sehingga biaya logistik yang didapat dapat dilihat pada tabel 5.312 Laporan Akhir
V-320
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Tabel 5.312. Jarak Tempuh Kota (km) OD
JKT
CKP
JKT
0
CKP
73
0
PmK
119
46
0
LhB
175
102
56
0
KnC
249
176
130
74
0
Los
278
205
159
103
29
0
BrB
305
232
186
130
56
27
0
TgL
314
241
195
139
65
36
9
0
PmL
341
268
222
166
92
63
36
27
0
PkL
372
299
253
197
123
94
67
58
31
0
KnL
422
311
303
247
173
144
117
108
81
50
0
Smg
434
329
315
259
185
156
129
120
93
62
12
0
DmK
452
347
333
277
203
174
147
138
111
80
30
18
0
Kds
477
372
358
302
228
199
172
163
136
105
55
43
25
0
Pati
501
396
382
326
252
223
196
187
160
129
79
67
49
24
0
RbG
536
431
417
361
287
258
231
222
195
164
114
102
84
59
35
0
TbN
636
531
517
461
387
358
331
322
295
264
214
202
184
159
135
100
0
Bbt
664
559
545
489
415
386
359
350
323
292
242
230
212
187
163
128
28
0
LmG
691
586
572
516
442
413
386
377
350
319
269
257
239
214
190
155
55
27
Laporan Akhir
PmK
LhB
KnC
Los
BrB
TgL
PmL
PkL
KnL
Smg
DmK
Kds
V-321
Pati
RbG
TbN
Bbt
LmG
0
Gre
Sby
PsN
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan” Gre
719
614
600
544
470
441
414
405
378
347
297
285
267
242
218
183
83
55
28
0
Sby
734
629
615
559
485
456
429
420
393
362
312
300
282
257
233
198
98
70
43
15
0
PsN
798
693
679
623
549
520
493
484
457
426
376
364
346
321
297
262
162
134
107
79
64
0
Byg
1044
939
925
869
795
766
739
730
703
672
622
610
592
567
543
508
408
380
353
325
310
246
DmK
Kds
Pati
Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2013
Tabel 5.313. Biaya Logistik melalui Kereta (dalam ribuan rupiah per ton km) OD
JKT
CKP
PmK
LhB
KnC
Los
BrB
TgL
PmL
PkL
KnL
Smg
JKT CKP
407,7
PmK
411,5
393,8
LhB
420,5
402,7
359,0
KnC
588,7
421,0
527,2
498,3
Los
473,7
566,0
412,2
383,3
345,0
BrB
507,7
449,9
446,2
417,2
379,0
364,0
TgL
602,3
474,6
540,8
511,9
473,6
458,6
458,6
PmL
536,3
578,6
474,8
445,8
407,6
392,6
394,6
374,0
PkL
562,3
514,6
500,8
471,8
433,6
418,6
430,5
400,0
386,0
KnL
578,2
530,8
516,7
487,7
449,4
434,4
426,7
415,8
401,9
385,9
Smg
694,4
530,1
632,9
603,9
565,6
550,7
546,0
532,0
518,1
502,1
476,2
DmK
523,7
649,4
462,2
433,2
395,0
380,0
378,9
361,3
347,4
331,4
305,5
299,3
Kds
546,6
482,3
485,1
456,1
417,9
402,9
401,3
384,3
370,3
354,3
328,4
322,2
Laporan Akhir
V-322
312,9
RbG
TbN
Bbt
LmG
Gre
Sby
PsN
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan” Pati
519,0
504,7
457,5
428,5
390,3
375,3
379,4
356,7
342,7
326,7
300,8
294,6
285,3
272
RbG
647,1
482,8
585,6
556,6
518,4
503,4
541,1
484,8
470,8
454,8
428,9
422,7
413,4
401
388,1
TbN
638,8
644,5
577,3
548,3
510,1
495,1
495,6
476,5
462,5
446,5
420,6
414,4
405,1
392
379,8
361,7
Bbt
713,3
599,0
651,8
622,8
584,6
569,6
569,6
551,0
537,0
521,0
495,1
488,9
479,6
467
454,3
436,2
384,5
LmG
697,2
673,0
635,7
606,8
568,5
553,5
554,0
534,9
521,0
504,9
479,1
472,9
463,6
451
438,2
420,1
368,4
354,0
Gre
711,7
657,4
650,2
621,2
583,0
568,0
561,8
549,4
535,4
519,4
493,5
487,3
478,0
465
452,7
434,6
382,9
368,4
354
Sby
839,5
665,2
778,0
749,0
710,7
695,8
714,9
677,1
663,2
647,2
621,3
615,1
605,8
593
580,5
562,4
510,7
496,2
482
467,8
PsN
862,6
818,3
801,0
772,1
733,8
718,8
832,1
700,2
686,3
670,2
644,4
638,2
628,9
616
603,5
585,5
533,8
519,3
505
490,8
483,1
Byg
899,7
935,5
838,2
809,3
771,0
756,0
360,0
737,4
723,5
707,4
681,6
675,4
666,1
653
640,7
622,6
570,9
556,5
543
528,0
520,3
Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2013.
Laporan Akhir
V-323
487,2
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan biaya perbandingan antara moda kereta dengan moda truk dari atau ke Jakarta. Lihat tabel dan grafik berikut dibawah ini. Tabel 5.314. Perbandingan Biaya Logistik dari/ke Jakarta OD CKP
Moda dari Jakarta Truk Kereta (dalam ribuan Rupiah) (dalam ribuan Rupiah) 350 474,6
PmK
400
540,8
LhB
600
511,9
KnC
850
473,6
Los
950
458,6
BrB
1000
458,6
TgL
1050
602,3
PmL
1150
374,0
PkL
1250
400,0
KnL
1500
415,8
Smg
2100
532,0
DmK
2150
361,3
Kds
2200
384,3
Pati
2250
356,7
RbG
2300
484,8
TbN
2350
476,5
Bbt
2400
551,0
LmG
2450
534,9
Gre
2450
549,4
Sby
2500
677,1
PsN
2550
700,2
Byg 2600 Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2013
Laporan Akhir
737,4
V-324
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
HUBUNGAN BIAYA DENGAN MODA 3000
Biaya (ribuan rupiah)
2500 2000 Truk
1500
Kereta
1000 500 0 CKP LhB Los TgL PkL Smg Kds RbG Bbt Gre PsN
Gambar 5.93. Grafik Hubungan biaya antar moda truk dengan kereta dari Kota Jakarta Pada tabel dan grafik menunjukkan bahwa tingkat efisiensi biaya logistik didapatkan oleh moda truk pada saat pergerakan angkutan barang dari atau ke Jakarta menuju Lohbener, namun sebaliknya sesudah Lohbener moda kereta lebih efisien. Untuk biaya logistik pergerakan barang dari/ke Kota Tegal sebagai berikut. Tabel 5.315. Perbandingan Biaya Logistik dari/ke Kota Tegal Moda dari Tegal Truk Kereta
OD
(dalam ribuan Rupiah)
(dalam ribuan Rupiah)
700 500 250 400 450 150 1050 250 300 400 500 550 600 650 700 750 800 850 850
474,6 540,8 511,9 473,6 458,6 458,6 602,3 374,0 400,0 415,8 532,0 361,3 384,3 356,7 484,8 476,5 551,0 534,9 549,4
CKP PmK LhB KnC Los BrB Jkt PmL PkL KnL Smg DmK Kds Pati RbG TbN Bbt LmG Gre
Laporan Akhir
V-325
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
OD
Truk
Moda dari Tegal Kereta
(dalam ribuan Rupiah)
(dalam ribuan Rupiah)
900 950 1000
677,1 700,2 737,4
Sby PsN Byg
Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2013
HUBUNGAN BIAYA DENGAN MODA Biaya (ribuan rupiah)
1200 1000 800 600
Moda dari Tegal Truk
400
Moda dari Tegal Kereta
200 0
Gambar 5.94. Grafik Hubungan biaya antar moda truk dengan kereta dari Kota Tegal Pada tabel dan grafik menunjukkan bahwa tingkat efisiensi biaya logistik didapatkan oleh moda truk pada saat pergerakan angkutan barang dari atau ke Tegal menuju Kudus hingga Pasuruan, namun untuk Lohbener, Losari, Pekalongan tidak efisien. Angkutan kereta bersaing ketat dengan moda truk di kota Semarang dan Cikampek. Biaya logistik dari kota Semarang menuju kota lainnya di Pantura dapat dilihat pada tabel dan grafik sebagai berikut. Tabel 5.316. Perbandingan Biaya Logistik dari/ke Kota Semarang Moda dari Semarang OD
Truk
Kereta
(dalam ribuan Rupiah)
(dalam ribuan Rupiah)
CKP
1150
530,1
PmK
950
632,9
LhB
700
603,9
KnC
450
565,6
Los
750
550,7
BrB
600
546,0
TgL
400
532,0
PmL
300
518,1
Laporan Akhir
V-326
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan” Moda dari Semarang OD
Truk
Kereta
(dalam ribuan Rupiah)
(dalam ribuan Rupiah)
PkL
350
502,1
KnL
150
476,2
Jkt
2100
694,4
DmK
250
299,3
Kds
300
322,2
Pati
350
294,6
RbG
400
422,7
TbN
450
414,4
Bbt
500
488,9
LmG
550
472,9
Gre
550
487,3
Sby
600
615,1
PsN
650
638,2
Byg
650
675,4
Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2013
HUBUNGAN BIAYA DENGAN MODA Biaya (ribuan rupiah)
2500 2000 1500 1000 500
Moda dari Semarang Truk Moda dari Semarang Kereta
0
Gambar 5.95 Grafik Hubungan biaya antar moda truk dengan kereta dari Kota Semarang Berdasarkan tabel dan grafik menunjukkan bahwa moda kereta bersaing ketat dengan moda truk di berbagai kota, namun sangat kompetitif di Cikampek, Jakarta dan Losari.
Laporan Akhir
V-327
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Sedangkan perbandingan moda truk dengan kereta di kota Surabaya sebagai berikut dibawah ini. Tabel 5.317. Perbandingan Biaya Logistik dari/ke Kota Surabaya Moda dari Surabaya OD
Truk
Kereta
(dalam ribuan Rupiah)
(dalam ribuan Rupiah)
JKT
2500
839,5
CKP
2150
665,2
PmK
1950
778,0
LhB
1700
749,0
KnC
1450
710,7
Los
1300
695,8
BrB
1150
714,9
TgL
900
677,1
PmL
650
663,2
PkL
650
647,2
KnL
650
621,3
Smg
600
615,1
DmK
550
605,8
Kds
450
592,9
Pati
400
580,5
RbG
450
562,4
TbN
350
510,7
Bbt
350
496,2
LmG
400
482,2
Gre
500
467,8
PsN
500
483,1
Byg
550
520,3
Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2013
Laporan Akhir
V-328
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
HUBUNGAN BIAYA DENGAN MODA Biaya (ribuan rupiah)
3000 2500 2000 1500
Moda dari Surabaya Truk
1000
Moda dari Surabaya Kereta
500 0
Grafik 5.96 Hubungan biaya antar moda truk dengan kereta dari Kota Semarang Hasil tersebut menunjukkan bahwa kereta sangat efisien untuk kota Brebes hingga kota Jakarta, namun untuk jarak dekat kota Pemalang hingga Pasuruan kurang efisien. Berdasarkan perhitungan dan analisis data diatas, lebih efisien menggunakan moda kereta dengan tujuan Jakarta ke Surabaya dan sebaliknya. Target sasaran pengalihan beban di prioritaskan pada asal tujuan pergerakan barang dari dan ke Jakarta – Surabaya. Untuk menghitung kemampuan kereta dalam mengalihkan beban diperlukan beberapa skenario.
L. Skenario Pengalihan Beban Jalan Potensi yang dapat ditingkatkan oleh moda kereta api untuk mengurangi beban jalan adalah sangat besar, berdasarkan perhitungan proyeksi didapat bahwa mulai tahun 2013 sebanyak 4.087.707.642 ton barang yang bergerak di pulau Jawa, seperti terlihat pada tabel berikut dibawah ini. Tabel 5.318. Jumlah Pergerakan Barang Moda Jalan di Pulau Jawa Tahun 2013 2014 2019 2025 2030
Jumlah Pergerakan Barang Moda Jalan di Pulau Jawa 4.087.707.642 4.127.308.555 4.305.997.468 4.467.087.201 4.809.002.611
Sumber : Hasil Olahan Konsultan
Berdasarkan analisis bahwa sangat efisien apabila moda kereta dapat mengalihkan beban dari moda jalan dengan trayek Jakarta – Surabaya dan sebaliknya karena potensinya sangat besar dan jaringan jalan rel sejajar dengan jaringan jalan di Pantura. Lihat pada tabel 5.258.
Laporan Akhir
V-329
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Tabel 5.319. Jumlah Pergerakan Barang Moda Jalan di Pulau Jawa Tahun
Jumlah Pergerakan Barang Moda Jalan Trayek Jakarta Surabaya (PP) ton 68.458.265 69.101.271 75.338.376 81.138.723 94.807.388
2013 2014 2019 2025 2030
Sumber : Hasil Olahan Konsultan
Atas dasar hal tersebut diatas maka dilakukan pengalihan beban moda jalan ke moda kereta api dengan skenario sebagai berikut : 1. Skenario Pertama, bahwa kereta api hanya mampu menampung sesuai dengan kapasitas gerbong yang sudah ada untuk tahun 2013. (kondisi eksisting) 2. Skenario Kedua, moda kereta api dapat tambahan gerbong sesuai kapasitasnya untuk tahun 2014. 3. Skenario Ketiga, moda kereta api selain dapat tambahan gerbong dilakukan penambahan trip perjalanan trayek Jakarta – Surabaya sebanyak 2 x. (tahun 2015) 4. Skenario Keempat, moda kereta api dapat tambahan trip sebanyak 2 x pulang pergi pada tahun 2016. 5. Skenario Kelima, moda kereta api hingga tahun 2030, dapat melakukan trip sebanyak 5x pulang pergi dari Jakarta – Surabaya. Skenario tersebut diatas disesuaikan dengan gapeka yang ada untuk kondisi eksisting dan sesuai strategi untuk diterapkan. 1.
Skenario Pertama Skenario pertama dilakukan untuk melihat kondisi eksisting moda kereta api dalam menampung potensi pengalihan barang dari moda jalan. Tabel 5.320. Skenario Pertama (I) Angkutan Barang Kereta Api Pada Tahun 2013
1
Parcel
Jakarta Surabaya-Pasarturi
Stan Formasi/ Jumlah Gerbong 11
2
ONS
Jakarta Surabaya-Pasarturi
9
170
170
340
3
Peti Kemas
No.
4
Jenis Angkutan KA
Relasi/ Trayek
Total Muatan (Ton)
JKT-SBY (Ton/Trip)
SBY-JKT (Ton/Trip)
200
200
400
Jakarta Petikemas (JPT) I Jakarta Petikemas (JPT) II Jakarta Petikemas (JPT) III PT.BKE
Pasoso - Kalimas
20
800
800
1600
Pasoso – Kalimas
20
800
800
1600
Pasoso – Kalimas
20
565
565
1130
Jakarta Surabaya-Pasarturi
18
331
331
662
PT. KA Log I
Sungailagoa – Kalimas
20
578
578
1156
PT. KA Log II
Sungailagoa – Kalimas
20
800
800
1600
BHP
Laporan Akhir
V-330
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
No.
Jenis Angkutan KA
Stan Formasi/ Jumlah Gerbong
Relasi/ Trayek
JKT-SBY (Ton/Trip)
SBY-JKT (Ton/Trip)
Total Muatan (Ton)
1
15
15
30
1
5
5
10
1
5
5
10
1
20
20
40
Taksaka
Manggarai – Surabaya Psturi Manggarai - Surabaya Psturi Manggarai - Surabaya Psturi Manggarai - Surabaya Psturi Manggarai – Yogyakarta
1
5
5
10
Gajayana
Jakarta – Malang
1
20
20
40
Gumerang
Jakarta – Surabaya Psturi
1
10
10
20
Gaya Baru
Jakarta – Surabaya gubeng
1
10
10
20
Progo
Jakarta – Yogyakarta
1
5
5
10
Senja Utama
Jakarta – Solo
1
5
5
10
Mar Maja
Pasar Senen – Malang
1
10
10
20
Majopahit
Pasar Senen – Malang
1
Kertajaya
Tg Priok – Surabaya Psturi
1
5
5
10
Bengawan
Tg Priok – Sukoharjo
1
10
10
20
Brantas
Tg Priok – Kediri
1
5
5
10
Serayu Malam
Jakarta – Kroya
1
5
5
10
Bima
Manggarai - Surabaya Psturi Yogya – Ps Senen - Yogya
1
20
20
40
1
5
5
10
4404
4404
8808
Anggrek Argo Lawu Sembrani Anggrek 2
Senja Utama Jumlah sehari dalam ton Jumlah Pertahun dalam ton
3.170.880 Sumber : Hasil Olahan Konsultan,2013
Berdasarkan perhitungan didapat bahwa moda kereta api dapat menampung sebanyak 3.170.880 ton dalam setahun. 2. Skenario Kedua Skenario kedua dilakukan dengan menambah kapasitas gerbong yang dapat ditarik oleh lokomotif sesuai kemampuan teknisnya. Tabel 5.321. Skenario Kedua (II) Angkutan Barang Kereta Api Pada Tahun 2014
No.
1
Jenis Angkutan KA
Parcel
Laporan Akhir
Relasi/ Trayek
Stan Formasi / Jumlah Gerbong Baru
JKTSBY (Ton/ Trip)
SBYJKT (Ton/ Trip)
Total Muatan (Ton)
Keterangan Tambahan Gerbong
Jakarta SurabayaPasarturi
12
218
218
436
1
V-331
-
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
No.
Jenis Angkutan KA
2
ONS
3
Peti Kemas Jakarta Petikemas (JPT) I Jakarta Petikemas (JPT) II Jakarta Petikemas (JPT) III PT.BKE PT. KA Log I PT. KA Log II
4
Relasi/ Trayek
Stan Formasi / Jumlah Gerbong Baru
JKTSBY (Ton/ Trip)
SBYJKT (Ton/ Trip)
Total Muatan (Ton)
Keterangan Tambahan Gerbong
Jakarta SurabayaPasarturi
12
227
227
453
3
Pasoso Kalimas
20
800
800
1600
0
Pasoso – Kalimas
20
800
800
1600
0
Pasoso – Kalimas
20
565
565
1130
0
20
368
368
736
2
20
578
578
1156
0
20
800
800
1600
0
2
30
30
60
1
2
10
10
20
1
2
10
10
20
1
2
40
40
80
1
1
5
5
10
0
1
20
20
40
0
1
10
10
20
0
1
10
10
20
0
1
5
5
10
0
1
5
5
10
0
Jakarta SurabayaPasarturi Sungailagoa – Kalimas Sungailagoa – Kalimas
BHP Anggrek
Argo Lawu
Sembrani
Anggrek 2 Taksaka Gajayana Gumerang
Gaya Baru Progo Senja Utama
Laporan Akhir
Manggarai – Surabaya Psturi Manggarai Surabaya Psturi Manggarai Surabaya Psturi Manggarai Surabaya Psturi Manggarai – Yogyakarta Jakarta – Malang Jakarta – Surabaya Psturi Jakarta – Surabaya gubeng Jakarta – Yogyakarta Jakarta – Solo
V-332
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
No.
Jenis Angkutan KA
Mar Maja Majopahit Kertajaya Bengawan Brantas
Relasi/ Trayek
Stan Formasi / Jumlah Gerbong Baru
JKTSBY (Ton/ Trip)
SBYJKT (Ton/ Trip)
Total Muatan (Ton)
Keterangan Tambahan Gerbong
Pasar Senen – Malang
1
10
10
20
0
2
10
10
20
1
2
20
20
40
1
2
10
10
20
1
1
5
5
10
0
1
20
20
40
0
1
5
5
10
0
4581
4581
Pasar Senen – Malang Tg Priok – Surabaya Psturi Tg Priok – Sukoharjo Tg Priok – Kediri
Jakarta – Kroya Manggarai Bima Surabaya Psturi Yogya – Ps Senja Utama Senen Yogya Total Perhari dalam ton Total Pertahun dalam ton Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2013 Serayu Malam
1
9.161
13
3.298.051
Berdasarkan perhitungan didapat bahwa moda kereta api dapat menampung sebanyak 3.298.051 ton untuk tahun 2014. Dalam jangka waktu setahun yakni, dari tahun 2013 hingga tahun 2014 moda kereta api dapat ditingkatkan sebesar 127.171 ton atau meningkat sebesar 4 %. 3. Skenario Ketiga Skenario ketiga dilakukan dengan menambah jumlah trayek perjalanan kereta api barang sebanyak 2x untuk Jakarta ke Surabaya. Tabel 5.322. Skenario Kedua (III) Angkutan Barang Kereta Api Pada Tahun 2015
No.
Jenis Angkutan KA
1
Parcel
2
ONS
3
Peti Kemas Jakarta Petikemas (JPT) I Jakarta Petikemas (JPT) II
Laporan Akhir
Relasi/ Trayek
Jakarta SurabayaPasarturi Jakarta SurabayaPasarturi
Stan Formasi/ Jumlah Gerbong Baru
JKT-SBY 2x (Ton/Trip)
SBY-JKT (Ton/Trip)
Total Muatan (Ton)
12
436
218
655
12
453
227
680 0
Pasoso - Kalimas
20
1600
800
2400
Pasoso – Kalimas
20
1600
800
2400
V-333
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
No.
Jenis Angkutan KA
Relasi/ Trayek
Stan Formasi/ Jumlah Gerbong Baru
Jakarta Petikemas (JPT) III
Pasoso – Kalimas
20
1130
565
1695
20
736
368
1103
20
1156
578
1734
20
1600
800
2400
2
60
30
90
2
20
10
30
2
20
10
30
2
80
40
120
1
10
5
15
1
40
20
60
1
20
10
30
1
20
10
30
1
10
5
15
Jakarta – Solo
1
10
5
15
Mar Maja
Pasar Senen – Malang
1
20
10
30
Majopahit
Pasar Senen – Malang Tg Priok – Surabaya Psturi Tg Priok – Sukoharjo
1 2
20
10
30
2
40
20
60
Tg Priok – Kediri
2
20
10
30
1
10
5
15
1
40
20
60
1
10
5
15
9161
4581
13.742
PT. KA Log I
Jakarta SurabayaPasarturi Sungailagoa – Kalimas
PT. KA Log II
Sungailagoa – Kalimas
PT.BKE
4
JKT-SBY 2x (Ton/Trip)
SBY-JKT (Ton/Trip)
Total Muatan (Ton)
BHP Anggrek Argo Lawu Sembrani Anggrek 2 Taksaka Gajayana Gumerang Gaya Baru Progo Senja Utama
Kertajaya Bengawan Brantas
Manggarai – Surabaya Psturi Manggarai - Surabaya Psturi Manggarai - Surabaya Psturi Manggarai - Surabaya Psturi Manggarai – Yogyakarta Jakarta – Malang Jakarta – Surabaya Psturi Jakarta – Surabaya gubeng Jakarta – Yogyakarta
Jakarta – Kroya Manggarai - Surabaya Bima Psturi Yogya – Ps Senen Senja Utama Yogya Total Perhari dalam ton Serayu Malam
Total Pertahun dalam ton Sumber : Hasil Olahan Konsultan. 2013
4.947.076
Berdasarkan perhitungan didapat bahwa moda kereta api dapat menampung sebanyak 4.947.076 ton untuk tahun 2015. Dalam jangka waktu 2 (dua) tahun yakni, dari tahun 2013 hingga tahun 2015 moda kereta api dapat ditingkatkan sebesar 1.776.196 ton atau meningkat sebesar 56,02 %.
Laporan Akhir
V-334
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
4. Skenario Keempat Skenario keempat dilakukan dengan menambah jumlah trayek perjalanan kereta api barang sebanyak 2x untuk Jakarta ke Surabaya dan Surabaya ke Jakarta. Tabel 5.323. Skenario Keempat (IV) Angkutan Barang Kereta Api Pada Tahun 2016
No.
Jenis Angkutan KA
1
Parcel
2
ONS
3
Peti Kemas Jakarta Petikemas (JPT) I Jakarta Petikemas (JPT) II Jakarta Petikemas (JPT) III PT.BKE PT. KA Log I PT. KA Log II
4
Stan Formasi/ Jumlah Gerbong Baru
JKT-SBY 2x (Ton/Trip)
SBY-JKT 2x (Ton/Trip)
Total Muatan (Ton)
12
436
436
873
12
453
453
907
Pasoso - Kalimas
20
1600
1600
3200
Pasoso – Kalimas
20
1600
1600
3200
Pasoso – Kalimas
20
1130
1130
2260
20
736
736
1471
20
1156
1156
2312
20
1600
1600
3200
2
60
60
120
2
20
20
40
2
20
20
40
2
80
80
160
1
10
10
20
1
40
40
80
1
20
20
40
1
20
20
40
1
10
10
20
1
10
10
20
1
20
20
40
2
20
20
40
2
40
40
80
Relasi/ Trayek
Jakarta SurabayaPasarturi Jakarta SurabayaPasarturi
Jakarta SurabayaPasarturi Sungailagoa – Kalimas Sungailagoa – Kalimas
BHP Anggrek Argo Lawu Sembrani Anggrek 2 Taksaka Gajayana Gumerang Gaya Baru Progo Senja Utama Mar Maja Majopahit Kertajaya Bengawan
Laporan Akhir
Manggarai – Surabaya Psturi Manggarai Surabaya Psturi Manggarai Surabaya Psturi Manggarai Surabaya Psturi Manggarai – Yogyakarta Jakarta – Malang Jakarta – Surabaya Psturi Jakarta – Surabaya gubeng Jakarta – Yogyakarta Jakarta – Solo Pasar Senen – Malang Pasar Senen – Malang Tg Priok – Surabaya Psturi Tg Priok –
1
V-335
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
No.
Jenis Angkutan KA
Relasi/ Trayek
Stan Formasi/ Jumlah Gerbong Baru
JKT-SBY 2x (Ton/Trip)
SBY-JKT 2x (Ton/Trip)
Total Muatan (Ton)
2
20
20
40
1
10
10
20
1
40
40
80
1
10
10
20
9161
9161
18.323
Sukoharjo Brantas
Tg Priok – Kediri
Jakarta – Kroya Manggarai Bima Surabaya Psturi Yogya – Ps Senen Senja Utama Yogya Total Perhari dalam ton Serayu Malam
Total Pertahun dalam ton Sumber : Hasil Olahan Konsultan
6.596.102
Berdasarkan perhitungan didapat bahwa moda kereta api dapat menampung sebanyak 6.596.102 ton untuk tahun 2016. Dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun yakni, dari tahun 2013 hingga tahun 2016 moda kereta api dapat ditingkatkan sebesar 3.425.222 ton atau meningkat sebesar 108,02 %. 5. Skenario Kelima Skenario kelima dilakukan dengan menambah jumlah trayek perjalanan kereta api barang sebanyak 5x untuk Jakarta ke Surabaya dan Surabaya ke Jakarta. Tabel 5.324. Skenario Keempat (V) Angkutan Barang Kereta Api Pada Tahun 2017-2030
No.
Jenis Angkutan KA
1
Parcel
2
ONS
3
Peti Kemas Jakarta Petikemas (JPT) I Jakarta Petikemas (JPT) II Jakarta Petikemas (JPT) III PT.BKE PT. KA Log I PT. KA Log II
4
Stan Formasi/ Jumlah Gerbong
JKT-SBY 5x (Ton/Trip)
SBY-JKT 5x (Ton/Trip)
Total Muatan (Ton)
12
1091
1091
2182
12
1133
1133
2267
Pasoso - Kalimas
20
4000
4000
8000
Pasoso – Kalimas
20
4000
4000
8000
Pasoso – Kalimas
20
2825
2825
5650
20
1839
1839
3678
20
2890
2890
5780
20
4000
4000
8000
2
150
150
300
Relasi/ Trayek Jakarta SurabayaPasarturi Jakarta SurabayaPasarturi
Jakarta SurabayaPasarturi Sungailagoa – Kalimas Sungailagoa – Kalimas
BHP Anggrek
Laporan Akhir
Manggarai – Surabaya Psturi
V-336
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
No.
Relasi/ Trayek
Stan Formasi/ Jumlah Gerbong
JKT-SBY 5x (Ton/Trip)
SBY-JKT 5x (Ton/Trip)
Total Muatan (Ton)
Argo Lawu
Manggarai Surabaya Psturi
2
50
50
100
Sembrani
Manggarai Surabaya Psturi
2
50
50
100
Anggrek 2
Manggarai Surabaya Psturi
2
200
200
400
1
25
25
50
1
100
100
200
1
50
50
100
1
50
50
100
1
25
25
50
1
25
25
50
1
50
50
100
2
50
50
100
2
100
100
200
2
50
50
100
Jenis Angkutan KA
Taksaka Gajayana Gumerang Gaya Baru Progo Senja Utama Mar Maja Majopahit Kertajaya Bengawan Brantas
Manggarai – Yogyakarta Jakarta – Malang Jakarta – Surabaya Psturi Jakarta – Surabaya gubeng Jakarta – Yogyakarta Jakarta – Solo Pasar Senen – Malang Pasar Senen – Malang Tg Priok – Surabaya Psturi Tg Priok – Sukoharjo Tg Priok – Kediri
1
Serayu Malam
Jakarta – Kroya
1
25
25
50
Bima
Manggarai Surabaya Ps Turi
1
100
100
200
1
25
25
50
22.903
22.903
45.806
Yogya – Ps Senen - Yogya Total Perhari dalam ton
Senja Utama
Total Pertahun dalam ton Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2013
16.490.255
Berdasarkan perhitungan didapat bahwa moda kereta api dapat menampung sebanyak 16.490.255 ton untuk tahun 2017 hingga tahun 2030. Dalam jangka waktu 4 (empat) tahun yakni, dari tahun 2013 hingga tahun 2017 moda kereta api dapat ditingkatkan sebesar 13.319.375 ton atau meningkat sebesar 420,05 %. Dibandingkan pada tahun 2016 terjadi peningkatan sebesar 150%. Hasil perhitungan skenario diatas dilakukan pengalihan beban dari moda jalan ke moda kereta api sehingga didapatkan nilai share kereta api terhadap moda jalan berdasarkan seluruh jaringan pergerakan barang di pulau Jawa dan trayek Jakarta ke Surabaya, seperti terlihat pada tabel berikut dibawah ini. Tabel 5.325. Skenario Pengalihan Angkutan Barang dari Moda Jalan ke Angkutan Kereta Api Barang atas dasar Pergerakan Barang di Pulau Jawa Laporan Akhir
V-337
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan” Skenario
Tahun
Total Pergerakan Moda Jalan (ton) 1 2013 4.087.707.642 2 2014 4.127.308.555 3 2019 4.305.997.468 4 2025 4.467.087.201 5 2030 4.809.002.611 Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2013
Pengalihan Barang Ke Kereta Api barang (ton) 3.170.880 3.298.051 4.947.076 6.596.102 16.490.255
%
0,08 0,08 0,11 0,15 0,34
Berdasarkan potensi barang yang dihasilkan oleh moda jalan, pengalihan barang dapat dilakukan sebesar 0,08% dari tahun 2013 dan meningkat hingga 0,34% pada tahun 2030. Untuk pengalihan beban barang dari moda jalan ke kereta api berdasarkan trayek Jakarta ke Surabaya, demikian pula sebaliknya didapatkan sebabagi berikut dibawah ini. Tabel 5.326. Skenario Pengalihan Angkutan Barang dari Moda Jalan ke Angkutan Kereta Api Barang atas dasar Pergerakan Barang Trayek Jakarta Surabaya Skenario
Tahun
2013
Total Pergerakan Moda Jalan (ton) 68.458.265
Pengalihan Barang Ke Kereta Api barang (ton) 3.170.880
1 2
%
4,6
2014
69.101.271
3.298.051
4,8
3
2019
75.338.376
4.947.076
6,6
4
2025
81.138.723
6.596.102
8,1
5 2030 94.807.388 Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2013
16.490.255
17,4
Berdasarkan potensi barang yang dihasilkan oleh moda jalan, pengalihan barang dapat dilakukan sebesar 4,6% dari tahun 2013 dan meningkat hingga 17,4% pada tahun 2030. Untuk pergerakan barang Jakarta – Surabaya lebih potensial dibandingkan pergerakan barang di seluruh jaringan di Pulau Jawa hal tersebut harus didukung dengan adanya, antara lain : 1. Tingkat kedisiplinan tinggi angkutan barang dalam membawa muatan. Hal ini berkaitan dengan masih banyaknya muatan yang melebihi tonase yang disyaratkan, salah satu langkahnya adalah peran jembatan timbang harus dioptimalkan kembali. 2. Modifikasi truk dapat dilakukan, namun harus disesuaikan dengan keleluasan truk dalam melakukan manuver pada jembatan timbang. 3. Truk hanya diperbolehkan beroperasi di jalan perkotaan pada malam hari. 4. Emplasemen, langsiran pada stasiun pembongkaran dan pemuatan harus disesuaikan dengan jumlah kebutuhan rangkaian kereta. 5. Lapangan penumpukan dan gudang harus disesuaikan dengan kebutuhan barang dan ketersediaan peralatan bongkar muat. 6. Dalam hal akses jalan menuju ke stasiun dan keluar stasiun harus diperhatikan dalam hal kapasitas jalan termasuk tingkat kepadatan pada jam-jam sibuk.
Laporan Akhir
V-338
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
M. Perhitungan Infrastruktur Stasiun Setiap stasiun membutuhkan alat bongkar muat, namun kebutuhan tersebut disesuaikan dengan kondisi barang/muatan, dan dalam hal ini contohnya muatan kontainer diperlukan alat loader atau crane atau pun kedua-duanya, selanjutnya diperlukan pula lapangan penumpukan dengan ketentuan lamanya barang menumpuk adalah 1 (satu) hari. Untuk menghitung kebutuhan infrastruktur stasiun antara lain : 1. Kebutuhan Loader 2. Kebutuhan Crane 3. Kebutuhan Lapangan Penumpukan Asumsi perhitungan produktifitas loader untuk waktu mobilitasnya sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Persiapan 2 menit Proses pengambilan muatan 3 menit Proses uplift 3 menit Proses menuju peletakkan barang 3 menit Proses downlift 2 menit
Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat muatan seberat 30 ton adalah 13 menit. SWL loader (Safety Weight Load) adalah 40 ton dengan waktu pengoperasian 8 jam sehari maka produktifitas loader dalam sehari = 8 x 60 menit/13 menit x 30 ton = 1.108 ton. Dalam 1 (satu) tahun produkstifitasnya mencapai = 1.108 ton x 360 = 398.769 ton. Dalam pelaksanaan pengoperasiannya, loader dikombinasi oleh crane dengan ketentuan loader untuk penyusunan kontainer sebanyak 2 (dua) susun keatas dari lantai dasar, sedangkan crane untuk 2 (dua) susun diatasnya atau susunan ketiga dan keempat. Sehingga produktifitas loader sebesar 60% atau 239.262 ton pertahun. Untuk kebutuhan crane dapat dihitung dengan asumsi sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Persiapan 2 menit Proses pengambilan muatan 4 menit Proses uplift 4 menit Proses menuju peletakan barang 4 menit Proses downlift 2 menit
Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat muatan seberat 30 ton adalah 16 menit. SWL crane (Safety Weight Load) adalah 40 ton dengan waktu pengoperasian 8 jam sehari maka produktifitas crane dalam sehari = 8 x 60 menit/16 menit x 30 ton = 900 ton. Dalam 1 (satu) tahun produkstifitasnya mencapai = 900 ton x 360 = 324.000 ton. Kombinasi loader dan crane akan menghasilkan produktifitas crane sebesar 162.000 ton. Kebutuhan lapangan penumpukan disesuaikan dengan jumlah barang/muatan yang dibongkar atau dimuat selama masa tunggu/mengendap sebesar 1 (satu) hari. Asumsi perhitungan bahwa muatan dalam bentuk kemasan kontainer dengan luas dasar kontainer adalah 19,11 m2 (standar ISO untuk 20’). Besaran luas untuk bukaan pintu 2,343 m x 2 dan jarak antar baris 4 m sehingga total luas yang dibutuhkan 23,455 m2. Dalam 1 (satu) tier keatas terdiri atas 4 (empat) susunan kontainer untuk luas 23,455 m2 dengan kapasitas sebesar = 4 x 30 ton (asumsi berat kontainer) = 120 ton. Sehingga kebutuhan luas lapangan penumpukan untuk tahun 2013 = 3.170.880 ton /120 ton x 23,455 m2 = 929.662 m2. Laporan Akhir
V-339
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan”
Berikut dibawah ini tabel rekapitulasi kebutuhan infrastruktur di stasiun Jakarta maupun Surabaya. Tabel 5.327. Kebutuhan Infrastruktur di Stasiun
Kebutuhan Loader
Kebutuhan Crane
Kebutuhan Lapangan Penumpukan (m2)
Skenario
Tahun
Jumlah Muatan Barang (ton)
1
2013
3.170.880
13
20
929.662
2
2014
3.298.051
14
20
966.947
3
2019
4.947.076
21
31
1.450.421
4
2025
6.596.102
28
41
1.933.895
70
102
4.834.737
5 2030 16.490.255 Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2013
Laporan Akhir
V-340