I. PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Usahatani tanaman asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) merupakan
tanaman yang sudah lama dikenal di Indonesia/di daerah Sumatera Utara. Pada mulanya tanaman ini sebagian besar adalah sebagai tanaman hutan. Tanaman asam gelugur ini masih baru dibudidayakan dan diolah petani karena baru sejak tahun 1995 harga buah asam gelugur berarti bagi petani, pada waktu itu buah asam gelugur laku dijual petani seharga Rp.200 per kg. Harga buah asam gelugur pada tahun 2011 mencapai Rp.1.200 – Rp.1.600 per kg. Buah asam gelugur ini hanya sedikit dimanfaatkan orang, hanya sebagai bahan pembuat manisan dan sayuran, dan harga jualnya hanya sekitar Rp.50 per kg. Naiknya harga jual asam gelugur ini karena buahnya yang sudah diolah (dipotong tipis-tipis dan dikeringkan) dijual ke luar negeri. Tanaman asam gelugur di Sumatera tumbuh di daerah dengan ketinggian 5 - 800 meter di atas permukaan laut. Di daerah tertentu seperti di Jawa dan Kalimantan tidak terdapat asam gelugur dibudidayakan atau di daerah hutannya. (Tarigan, 2006). Walaupun
masyarakat
telah
banyak
membudidayakannya,
namun
perlakuan petani dalam pemeliharaan masih hampir sama dengan asam gelugur yang tumbuh di areal hutan. Jarak tanam tidak menentu, pemupukan tidak menentu, pemberantasan hama dan penyakit tidak ada, pembersihan areal hanya seadanya saja. Oleh karena itu sangat sulit untuk menganalisis faktor-faktor apa yang mempengaruhi jumlah produksi asam gelugur petani. Secara alamiah, makin tua umur asam gelugur maka makin besar diameter batangnya dan makin tinggi pohonnya dan makin banyak buahnya. Dengan kondisi seadanya, artinya tidak
Universitas Sumatera Utara
banyak campuran tangan manusia, terdapat perkembangan tanaman asam gelugur termasuk di Desa Bengkurung.
Gambar 1: Foto buah Asam Gelugur
Masih jarang atau langka petani menanam asam gelugur pada sebidang lahan, pada umumnya tanaman asam gelugur ini bercampur dengan tanaman lain seperti duren, karet, tanaman keras lainnya. Oleh karena itu jarak tanam tidak menentu sehingga tidak dapat ditentukan jumlah pohon per hektar. Lahan yang ditanami dengan asam gelugur pada saat ini kebanyakan pada areal yang berjurang, pada areal yang sulit prasarana jalannya dan di pinggir areal hutan (Bukit, 2001). Makin sulit kondisi prasarana jalan mencapai areal kebun gelugur dan makin jauh letaknya dari desa maka makin rendah harga jual buah asam gelugur petani. Hal ini disebabkan biaya transportasi atau biaya angkutan lebih mahal. Prasarana jalan yang paling sulit adalah bila ke areal tanaman asam gelugur ini hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki walaupun pada musim kemarau.
Universitas Sumatera Utara
Agribisnis adalah semua kegiatan yang terkait dengan produksi usahatani, termasuk industri hulu, usahatani dan industri hilir. Ruang agribisnis terdiri dari: 1. Kegiatan pengadaan input/sarana produksi yang sebagian termasuk industri. 2. Kegiatan produksi pertanian (on farm production). 3. Kegiatan pengolahan hasil pertanian atau agro industri. 4. Kegiatan pemasaran hasil pertanian. Ke 4 kelompok agribisnis ini berurutan dari hulu ke hilir dan ini disebut sebagai kegiatan utama agribisnis. Selain itu ada lagi kegiatan penunjang agribisnis yakni: 1. Kegiatan penelitian dan pengembangan atau teknologi pemasaran. 2. Pendidikan dan pelatihan, penyuluhan (pengembangan SDM). 3. Pengadaan informasi. 4. Perkreditan dan pengadaan modal. 5. Pengangkutan dan jasa penunjang perdagangan. 6. Pengadaan prasarana jalan/jembatan (Simanjuntak, 2010). Upaya mengintegrasikan dan mengkordinasikan semua kegiatan agribisnis dalam satu komoditi atau gabungan komoditi disebut sistem agribisnis. Dengan demikian ada sistem agribisnis padi, sistem agribisnis karet, sistem agribisnis udang, sistem agribisnis unggas dan lainnya. Sistem agribisnis asam gelugur masih langka dibicarakan / diteliti. Dalam laporan tahunan Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara atau Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, belum ada tercatat luas tanam, jumlah produksi, daerahdaerah penghasil asam gelugur. Pada hal komoditi asam gelugur ini ada yang
Universitas Sumatera Utara
diekspor keluar negeri untuk meningkatkan devisa, namun begitu belum ada catatannya di Dinas Perdagangan. Sehubungan dengan komdisi di atas apa faktorfaktor yang mempengaruhi pendapatan petani asam gelugur belum diketahui. Bagaimana pengaruh jumlah produksi, biaya produksi dan harga jual belum diketahui. Areal tumbuh asam gelugur pada umumnya di daerah yang bertopografi bergelombang dan curam, sehingga jalan ke lokasi kebanyakan sulit. Kondisi jalan ini sangat berhungan dengan harga jual buah asam gelugur, dan bagaimana hubungan kondisi jalan dengan harga jual buah asam gelugur belum diketahui Sistem pemasaran buah asam gelugur juga belum diketahui. Apakah sistem pemasarannya mempunyai rantai yang pendek atau mata rantai panjang belum diketahui Untuk memecahkan beberapa masalah yang telah disebutkan di atas maka perlu dilakukan penelitian ini.
1.2.
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana pengaruh jumlah produksi, harga jual dan jumlah biaya produksi terhadap pendapatan petani asam gelugur? 2. Bagaimana hubungan kondisi jalan ke lokasi asam gelugur terhadap harga jual buah asam gelugur? 3. Bagaimana saluran sistem pemasaran buah asam gelugur?
1.3.
Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh jumlah produksi, harga jual dan jumlah biaya produksi terhadap pendapatan petani asam gelugur.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk menganalisis hubungan kondisi jalan ke lokasi asam gelugur terhadap harga jual buah asam gelugur. 3. Untuk menganalisis sitem pemasaran buah asam gelugur.
1.4.
Kegunaan Penelitian
1. Bahan pertimbangan bagi petani dalam meningkatkan pendapatan dari usahatani asam gelugur. 2. Sebagai bahan informasi bagi pengambil keputusan dan kebijaksanaan yang terkait dalam pengembangan potensi asam gelugur, terutama bagi Dinas Pertanian. 3. Sebagai bahan penelitian lanjutan dalam analisis agribisnis asam gelugur.
Universitas Sumatera Utara