Awaliyah Musgamy | 169
TEKNIK PENGENALAN UNSUR MUANNATS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE Oleh: Awaliyah Musgamy Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar Abstract Arabic is characterized as a doreign language that highly focuses to the difference of male and female towards its grammatical rule. In its implementation, female aspect of the grammatical rule is called muannats in which its form can be identified in isim, fi’il, as well as harf. To maximize the implementation of muannats aspect in the grammatical rule of Arabic, multiple intelligence based of Arabic teaching can be a fruitful theory that may accommodate the students’ differences consisted in the multiple intelligence by applying various techniques assessing the students’ understanding towards female aspect of the grammatical rule. Keywords: Muannats, Multiple Intelligence
I. PENDAHULUAN Bahasa Arab merupakan bahasa yang terpilih di antara sekian banyak bahasa yang ada di dunia sebagai media Tuhan untuk berkomunikasi dengan hamba-hamba-Nya sehingga alQur’an kemudian sebagai kitab penyempurna dari berbagai kitab suci yang ada pada agama-agama samawi sebelumnya tertulis dalam bahasa Arab. Hal ini dipertegas dalam firman-Nya Q.S. alZukhruf (43) : 3 yaitu:
Terjemahnya: Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya). 1 Dengan redaksi yang berbeda dengan titik penekanan bagaimana Rasulullah Saw. diharapkan menyampaikan risalah 1
Q.S. al-Zukhruf (43) : 3 An-Nisa’, Volume VIII Nomor 1 Juni 2015
170 | Teknik Pengenalan Unsur Muannast
dengan menggunakan bahasa Arab sebagai media penyampaian dakwah, Allah Swt. menegaskan pada Q.S. al-Syu’araa (26) : 192195 yaitu:
Terjemahnya: Dan sesungguhnya al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh AlAmin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.2 Pilihan Tuhan terhadap bahasa Arab sebagai media untuk berkomunikasi dengan hamba-hamba-Nya tersebut bukanlah sesuatu yang bersifat kebetulan tapi tentunya juga disertai dengan berbagai pertimbangan yang mendalam seperti rumpun bahasa yang dimiliki, sebaran geografis etnik penutur, termasuk unsur bahasa yang melekat pada bahasa Arab itu sendiri yang kaya akan perbendaharaan kata (mufradat), tata bahasa (qawaid), bunyi bahasa (ashwat), dan semacamnya. Dan semua itu menjadi suatu keistimewaan pada bahasa Arab yang membuatnya memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya. Ernest Renan, seorang orientalis yang pada dasarnya merupakan orang yang anti Arab tidak bisa menyembunyikan kekagumannya pada bahasa Arab dengan pernyataan sebagaimana telah dikutip oleh Mahmud Ahmad al-Sayyid sebagai berikut: Di antara yang membuatku terkejut adalah bahwa bahasa Arab kuta itu tumbuh dengan sempurna di tengah-tengah gurun pada kaum pengembara yang nomaden. Bahasa itu mengungguli bahasa serumpunnya dengan melimpah ruah kosakatanya, kedalaman maknanya, dan keindahan bangun strukturnya. 3
2
Q.S. al-Syu’araa (26) : 192-195 Mahmud Ahmad al-Sayyid, Fi Tharaiq Tadris al-Lugah al‘Arabiyyah, (Damaskus: Mansyurat al-Jami’ah Dimasyq, 1997), h. 220 3
An-Nisa’ Volume VIII Nomor 1 Juni 2015
Awaliyah Musgamy | 171
Salah satu keistimewaan bahasa Arab adalah intensitas penekanan perbedaan jenis kelamin perbendaharaan kata (mufradat) yang terdiri atas maskulin (mudzakkar) serta feminim (muannats) yang pada dasarnya bisa didapatkan pada bahasa lain tapi tidak sekaya dengan apa yang ada dalam bahasa Arab.4 Ibarat pisau yang bermata dua, intensitas penekanan perbedaan jenis kelamin dengan konsep mudzakkar dan muannats dalam bahasa Arab bisa memberikan kemudahan dalam konteks komunikasi bahasa Arab khususnya dalam tahap persepsi karena bagi pendengar perbedaan jenis kelamin sudah terpilah dalam konteks komunikasi tapi lain halnya dalam tahap produksi dimana pembicara dituntut lebih selektif dalam memilih ungkapan bahasa Arab yang sesuai dengan konsep mudzakkar dan muannats dalam bahasa Arab tersebut. Fenomena tersebut tentunya menarik untuk dikaji karena dari sisi bahasa Arab itu sendiri yang sudah memberikan suatu tantangan tersendiri dengan adanya obyek formal berupa konsep mudzakkar dan muannats yang akan lebih memantang apabila dikaitkan dengan obyek materialnya yang dalam hal ini adalah peserta didik yang tentu saja terdiri dari dua jenis kelamin yang berbeda yaitu laki-laki dan perempuan dengan tipe kecerdasan yang majemuk atau yang biasa dikenal dengan istilah multiple intelligence. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji fenomena tersebut dengan melihat bagaimana apabila obyek formal dan obyek material pembelajaran bahasa Arab tersebut disinergikan dalam spektrum konsep muanntas dengan mengangkat tema yaitu “Teknik Pengenalan Unsur Muannats dalam Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Multiple Intelligence”
4 Dalam bahasa Inggris misalnya, kata ganti untuk orang ketiga memiliki unsur maskulin (he) dan feminin (she) yang apabila diterjemahkan dalam bahasa Arab sama dengan ( ﻫﻮmufrad mudzakkar li al-ghaib) dan (ﻫﻲmufrad muannats li al-ghaib), hanya saja dalam konteks plural, maka bahasa Arab terlihat lebih intens dalam mengakomomdir perbedaan jenis kelamin dibandingkan bahasa Inggris dimana bahasa Arab masih ada ( ﻫﻢjamak mudzakkar li al-ghaib) dan ( ﻫﻦjamak mudzakkar li al-ghaib) sementara bahasa Inggris semua diterjemahkan oleh kata ganti they untuk maksud yang sama yaitu orang ketiga plural baik laki-laki ataupun perempuan. Michael Swan, Practical English Usage, (Oxford: Oxford University Press, 1995), h. 423. Lihat juga Azhar Arsyad, al-Af’al al-Sya’iah maa al-Huruf: Menguasai Kata Kerja Populer dan Preposisi Bahasa Arab, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 129
An-Nisa’, Volume VIII Nomor 1 Juni 2015
172 | Teknik Pengenalan Unsur Muannast
II. PEMBAHASAN A. Unsur Muanntas dalam Bahasa Arab Sebelum membahas lebih jauh tentang unsur muannats dalam bahasa Arab, penulis terlebuh dulu akan menguraikan karakteristik bahasa Arab sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sudut pandang memahami unsur muanntas dalam bahasa Arab. Menurut Ahmad Maulana dkk., karakteristik adalah sifat yang khas dan melekat pada individu atau sesuatu sebagai tabiat, corak tingkah laku, ataupun ciri-cirinya yang khas. 5 Menurut Moh. Matsna, karakteristik bahasa Arab, khususnya dari sisi perbendaharaan kata dan kalimat dimana unsur muannats bahasa Arab terlihat menonjol dibandingkan dengan unsur bahasa yang lainnya, adalah i’rob dimana bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki sistem i’rab terlengkap yang mungkin tidak dimiliki oleh bahasa lain. I’rab adalah perubahan bunyi akhir kata, baik berupa harakat atau pun berupa huruf sesuai dengan jabatan atau kedudukan kata dalam suatu kalimat. I’rab berfungsi untuk membedakan antara jabatan suatu kata dengan kata yang lain yang sekaligus dapat merubah pengertian kalimat tersebut. Adapun karakteristik yang kedua adalah kesesuaian dimana diharuskannya ada kesesuaian antara beberapa bentuk kalimat. Misalnya harus ada kesesuaian antara mubtada’ dan khabar dalam hal ‘adad (mufrad, mutsannâ dan jama’) dan dalam jenis (mudzakkar dan muannats), harus ada kesesuaian antara maushuf dan shifat dalam hal ‘adad, jenis, i’râb (rafa’, nashb, jar), dan nakirah serta ma’rifah-nya. Begitu juga harus ada kesesuaian antara hal dan shahib al-hal dalam ‘adad dan jenisnya. 6 Di samping karakter di atas, masih ada karakter lain yang bisa menjadi sudut pandan melihat unsur muannats bahasa Arab adalah pembentukan kata benda jenis perempuan yang berarti satu (isim mufrad muanntas) yang sebagian besar tinggal ditambahkan
5 Ahmad Maulana, Kamus Ilmiah Populer, (Yogyakarta: Absolut, 2004), h. 202 6 Moh. Matsna, Karakteristik dan Problematika Bahasa Arab, dalam Jurnal Arabia Vol. I Nomor 1/April-September 1998. (Depok: Prodi Arab Fakultas Sastra UI, 1998). h. 5
An-Nisa’ Volume VIII Nomor 1 Juni 2015
Awaliyah Musgamy | 173
dengan ta’ marbutah ( )ةpada ujung kata benda jenis laki-laki yang berarti satu (isim mufrad mudzakkar).7 Dalam upaya mengidentifikasi unsur muanntas bahasa Arab, penulis berangkat dari pembagian kata dalam bahasa Arab yang terdiri atas kata benda (isim), kata kerja (fi’il), serta kata selain dari kata keduanya (huruf). 1. Kata benda (isim) Sebagaimana dipahami bahwa unsur muanntas dalam kata benda (isim) terdiri atas isim dzahir dan isim dhamir dimana kedua jenis kata benda ini muncul berdasarkan pembagian kata benda dalam perspektif apakah kata benda tersebut kata benda nyata atau sebagai kata ganti. Dalam kaitannya dengan unsur muannats pada isim dzahir, Aunur Rofiq bin Ghufron menggambarkan karakteristik yang bisa menjadi media dalam mengidentifikasi dari unsur muannats sebagai berikut:8 a. Adanya huruf ta marbuthah di akhir kata, selain nama laki-laki. Contoh:
اﱁ، رﻣﺎﯾﺔ، ﻏﺮﻓﺔ،ﻃﺒ ﺔ b. Nama perempuan Contoh:
اﱁ، ﻣﺮﱘ، اﺳﲈء، د c. Anggota badan dobel Contoh:
اﱁ، ٔذن، ﲔ،ر ﻞ d. Sifat yang khas untuk perempuan Contoh:
اﱁ، ﺎﺋﺾ، ﻣﺮﺿﻊ،ﺎﻣﻞ e. Sifat yang ikut wazan fu’laa ()ﻓُ ْﻌ َﲆ Contoh:
اﱁ، ﺻﻐﺮي، ﻛﱪى،ﺣﺴﲎ 7 Abdul Wa>hid Wa>fi>, Fiqh al-Lugah (Cet.VII; Kairo: Da>r al-Nahd{ah, t.th.), h. 20. 8Aunur Rofiq bin Ghufron, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab, (Gresik: Pustaka al-Furqon, 2013), h. 8
An-Nisa’, Volume VIII Nomor 1 Juni 2015
174 | Teknik Pengenalan Unsur Muannast
f. Sifat yang ikut wazan fa’laa ()ﻓ َ ْﻌ َﲆ Contoh:
اﱁ، ﻋﻄﴙ، ﺴﲆ،ﺟﻮﻋﻰ g. Sifat yang ikut wazan fu’laau ()ﻓُ ْﻌ َﻼ ُء Contoh:
اﱁ، ﲪﺮاء، ﺳﻮداء،ﺻﻔﺮاء Adapun yang masuk dalam unsur muannats yang terdapat pada kata benda kategori isim dhamir ada yang bisa dipakai pada jenis feminim saja (muannats) saja dan ada yang bisa dipakai pada jenis maskulin (mudzakkar) dan jenis feminis (muannats) sekaligus. Unsur muannats yang terdapat pada kata benda kategori isim dhamir baik yang berfungsi sebagai subyek, obyek, ataupun bentuk kepunyaan digambarkan oleh Muhammad Rusydi pada table berikut: 9 Table 1: Unsur Muannats pada Isim Dhamir
ﺎﺋﺐ ﻫﺎ/ ﻫﺎ/ ﱔ
ﳐﺎﻃﺐ ك/ ك/ اﻧﺖ
ﻣ ﳫﻢ ي/ﱐ/ ا
Dia (Satu muannats)
Kamu (Satu muannats)
Saya (Satu muannats)
ﻫﲈ/ ﻫﲈ/ ﻫﲈ Mereka berdua (Dua muannats)
ﻛﲈ/ ﻛﲈ/ اﻧ Kalian berdua (Dua muannats)
/ / ﳓﻦ
ﻫﻦ/ ﻫﻦ/ ﻫﻦ Mereka semua (Banyak muannats)
ﻦ/ ﻦ/ اﻧﱳ Kalian semua (Banyak muannats)
Kami/kita (Dua atau banyak muannats)
_ _
2. Kata kerja (fi’il) Unsur muannats bahasa Arab dalam kata kerja (fi’il) digambarkan oleh Muhammad Rusydi bahwa unsur muannats yang ada pada ketiga kategori kata kerja bahasa Arab dapat dilihat pada 9 Muhammad Rusydi, Unsur Muannats Gramatika Bahasa Arab dan Implikasinya pada Proses Komunikasi Verbal: Perspektif Psikolinguistik, dalam
Jurnal al-Nisa Vol.VI Nomor 1 Tahun 2013, (Watampone: Pusat Studi Wanita STAIN Watampone, 2013), h. 23 An-Nisa’ Volume VIII Nomor 1 Juni 2015
Awaliyah Musgamy | 175
table berikut dengan mengangkat kata “ ”ﻛﺘﺐyang berarti menulis sebagai contoh tashrif-nya. 10 a. Fi’il madhi Unsur muannats bahasa Arab pada kategori kata kerja bentuk lampau (fi’il madhi) dapat dilihat pada table berikut: Table 2: Unsur Muannats pada Fi’il Madhi
ﻏﺎﺋﺐ َﻛ َﺘ َ ْﺖ
ﻣﺨﺎﻃﺐ َﻛ َﺘ ْ ِﺖ
ﻣﺘﻜﻠﻢ َﻛ َﺘ ْ ُﺖ
Dia (muannats) telah menulis
Kamu (muannats) telah menulis
Saya (muannats) telah menulis
َﻛﺘَ َ َﺎ
َﻛﺘَ ْ ُ َﻤﺎ
َﻛﺘَ ْ َﺎ
Mereka berdua (muannats) telah menulis
Kalian berdua (muannats) telah menulis
Kami/kita (muannats) telah menulis
َﻛ َﺘ ْ َﱭ
َﻛ َﺘ ْﺒ ُﱳ
_ _
Mereka semua (muannats) telah menulis
Kalian semua (muannats) telah menulis
b. Fi’il mudhari Unsur muannats bahasa Arab pada kategori kata kerja bentuk sekarang dan mendatang (fi’il mudhari) dapat dilihat pada table berikut: Table 3: Unsur Muannats pada fi’il Mudhari
ﻏﺎﺋﺐ َ ْﻜ ُ ُﺐ
Dia (muannats) sedang/akan menulis
10
ﻣﺨﺎﻃﺐ َ ْﻜ ُﺒ ْ َِﲔ
Kamu (muannats) sedang/akan menulis
ﻣﺘﻜﻠﻢ اَ ْﻛ ُﺘ ُﺐ
Saya (muannats) sedang/akan menulis
Ibid. h. 27 An-Nisa’, Volume VIII Nomor 1 Juni 2015
176 | Teknik Pengenalan Unsur Muannast
َ ْﻜ ُ َﺒ ِﺎن
َ ْﻜ ُ َﺒ ِﺎن
َ ْﻜ ُ ُﺐ
Mereka berdua (muannats) sedang/akan menulis
Kalian berdua (muannats) sedang/akan menulis
Kami/kita (muannats) sedang/akan menulis
َ ْﻜ ُ ْ َﱭ
َ ْﻜ ُ ْ َﱭ
Mereka semua (muannats) sedang/akan menulis
Kalian semua (muannats) sedang/akan menulis
_ _
c. Fi’il amar dan nahyi Unsur muannats bahasa Arab pada kategori kata kerja perintah dan larangan (fi’il amar dan nahyi) dapat dilihat pada table berikut: Table 4: Unsur Muannats pada Fi’il Amar dan Nahyi
ﻓﻌﻞ ﻧﻬﻲ ﻻَ ﺗَﻜْﺘُِ ْﱯ
ﻓﻌﻞ اﻣﺮ اُ ْﻛﺘُِ ْﱯ
Jangan tulis ! (Ditujukan pada satu obyek muannats)
Tulislah ! (Ditujukan pada satu obyek muannats)
ﻻَ ﺗَﻜْﺘُﺒَﺎ
اُ ْﻛﺘُﺒَﺎ
Jangan tulis ! (Ditujukan pada dua obyek muannats)
Tulislah ! (Ditujukan pada dua obyek muannats)
ﱭ َ ْ ُﻻَ ﺗَﻜْﺘ
ﱭ َ ْ ُاُ ْﻛﺘ
Jangan tulis ! (Ditujukan pada banyak obyek muannats)
Tulislah ! (Ditujukan pada banyak obyek muannats)
3. Kata selain dari kata benda dan kata kerja (harf) Untuk mengidentifikasi unsur muannats pada kata selain kata benda (isim) dan kata kerja (fi’il) yang lazim disebut sebagai huruf, penulis mengutip pendapat Imaduddin Sukamto dan An-Nisa’ Volume VIII Nomor 1 Juni 2015
Awaliyah Musgamy | 177
Akhmad Munawari yang mengklasifikasikan harf berdasarkan penggunaannya dengan unsur kalimat yang lainnya yaitu kata benda (isim) serta kata kerja (fi’il) menjadi tiga yaitu harf masuk pada kata benda (isim) seperti harf jar, inna wa akhwatuha, kana wa akhwatuha, dan sebagainya, harf yang masuk pada kerja (fi’il) seperti harf nashb, harf jazm, dan sebagainya, serta kategori yang terakhir adalah harf yang bisa masuk pada keduanya yaitu harf athaf, dua kata tanya (harf istifham) yaitu ( )ھﻞdan ()أ, wawu alhal yang menghubungkan antara shahibul hal dan jumlatul hal, dan sebagainya. 11 Dalam penggunaannya, sebagian unsur muannats pada kata selain kata benda (isim) dan kata kerja (fi’il) yang lazim disebut sebagai huruf tersebut selalu menyesuaikan bentuk muannats pada kata benda (isim) dan kata kerja (fi’il) yang mengikutinya dalam kalimat seperti yang dapat ditemukan pada kana wa akhwatuha di sampan ada juga yang tidak terpengaruh sama sekali dengan jenis kata yang terletak setelahnya apakah mudzakkar ataupun muannats. B. Konsep Multiple Intelligence dan Teknik Pengenalan Unsur Muanntas dalam Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Multiple Intelligence Konsep multiple intelligence merupakan sebuah konsep kecerdasan yang pertama kali diperkenalkan oleh Howard Gardner yang tidak lain merupakan seorang psikolog sekaligus sebagai pakar pendidikan. Howard Gardner merupakan tokoh yang banyak mendedikasikan hidupnya dalam dunia psikologi dan pendidikan sehingga dia memperoleh gelar Doktor Honoris Causa serta berbagai penghargaan seperti penghargaan medali emas, William James Award, dan yang lainnya. 12 Dalam kaitannya dengan konsep multiple intelligence, Howard Gardner menyatakan bahwa kecerdasan yang selama ini cenderung hanya diorientasikan sebagai IQ semata sudah tidak relevan lagi karena kecerdasan sekarang ini lebih pada kemampuan seseorang dalam memecahkan 11 Imaduddin Sukamto dan Akhmad Munawari, Tata Bahasa Arab Sistematis: Pendekatan Baru Mempelajari Tata Bahasa Arab, (Yogyakarta:
Nurma Media Idea, 2008), h. 37-39 12 Ladinus Naisaban, Para Psikolog Terkemuka di Dunia: Riwayat Hidup, Pokok Pikiran, dan Karya, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 158 An-Nisa’, Volume VIII Nomor 1 Juni 2015
178 | Teknik Pengenalan Unsur Muannast
dan menyelesaikan masalah lalu menghasilkan produk mode yang merupakan konsekuensi dalam suasana budaya atau masyarakat tertentu. 13 Apa yang disampaikan oleh Howard Gardner tersebut mengisyaratkan bahwa kemampuan seseorang dalam memecahkan dan menyelesaikan masalah lalu menghasilkan produk mode yang merupakan konsekuensi dalam suasana budaya atau masyarakat tertentu memerlukan perpaduan beberapa jenis kecerdasan yang kemudian menjadi embrio dari kemunculan konsep multiple intelligence. Dalam kaitannya dengan jenis-jenis kecerdasan yang menjadi struktur bangun dari konsep multiple intelligence, Baharuddin dan Nur Wahyuni menyatakan bahwa Howard Gardner membagi jenis kecerdasan menjadi sembilan yaitu linguistik, matematis-logis, visual/spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis, dan eksistensial. Mereka kemudian menegaskan pada bahwa jenis-jenis kecerdasan tersebut, pada dasarnya, ada pada tiap-tiap individu yang tinggal dikembangkan secara proporsional melalui metode pembelajaran. 14 Hal ini mengisyaratkan bahwa konsep multiple intelligence melihat bahwa tiap-tiap individu berhak untuk memperoleh lingkungan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi sosiopsikisnya termasuk kemudian dalam perbedaan jenis kelamin, lakilaki ataupun perempuan. Untuk melacak lebih jauh bagaimana teknik pengenalan unsur muannats dalam pembelajaran bahasa Arab berbasis multiple intelligence, penulis terlebih dulu menggambarkan karakteristik dari jenis-jenis kecerdasan yang terkandung dalam konsep multiple intelligence dari Howard Gardner sebagaimana diperkenalkan oleh Paul Suparno sebagai berikut: 1. Kecerdasan Linguistik: Kecerdasan untuk menggunakan dan mengelola kata-kata secara efektif, baik secara lisan ataupun tulisan. 2. Kecerdasan Matematis-Logis: Kecerdasan untuk menangani bilangan dan perhitungan demikian pula halnya dengan pola pemikiran logis dan ilmiah. 13
Howard Gardner, Multiple Intelligence: Kecerdasan Majemeuk Teori dan Praktek, (Batam: Interaksara, 2003), h. 34 14 Baharuddin dan Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajarannya, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), h. 152 An-Nisa’ Volume VIII Nomor 1 Juni 2015
Awaliyah Musgamy | 179
3. Kecerdasan Visual/Spasial: Kecerdasan dalam menangkap ruang visual dan spasial secara cepat dan tepat. 4. Kecerdasan Kinestetik: Kecerdasan dalam menggunakan tubuh dan gerakan sebagai media penyampaian ide, gagasan, ataupun pikiran. 5. Kecerdasan Musikal: Kecerdasan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara. 6. Kecerdasan Interpersonal: Kecerdasan untuk mengerti, memahami, dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, dan watak orang lain. 7. Kecerdasan Intrapersonal: Kecerdasan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasarkan pengenalan diri tersebut. 8. Kecerdasan Naturalis: Kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengerti dunia flora dan fauna secara baik, dapat membuat distinsi konsekuensial lain dalam alam natural, dapat memahami dan menikmati alam dan menggunakan kemampuan tersebut secara produktif. 9. Kecerdasan Eksistensial: Kecerdasan yang berkaitan dengan kepekaan dalam menjawab persoalan-persoalan yang berkaitan dengan eksistensi manusia. 15 Mengacu pada gambaran konsep multiple intelligence dari Howard Gardner tersebut, penulis menjabarkan teknik pengenalan unsur muannats dalam pembelajaran bahasa Arab berbasis multiple intelligence dengan membangun asumsi bahwa peserta didik yang dihadapi di kelas merupakan gabungan individu yang memiliki latar belakan kecerdasan yang sangat bervariasi dalam kaitannya dengan konsep multiple intelligence yang membagi kecerdasan tersebut menjadi sembilan yaitu linguistik, matematislogis, visual/spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis, dan eksistensial. Dengan berbagai karakteristik yang melingkupi masing-masing tipe kecerdasan, pendidik diharapkan memperkenalkan unsur muannats dalam pembelajaran bahasa Arab berbasis multiple intelligence dengan 15
Paul Suparno, Teori Intelegensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah: Cara menerapkan Teori Multiple Intelligence Howard Gardner, (Yogyakarta: Kanisius, 2008), h. 26-44 An-Nisa’, Volume VIII Nomor 1 Juni 2015
180 | Teknik Pengenalan Unsur Muannast
cara mengintegrasikan berbagai potensi kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik melalui metode pembelajaran yang bersifat eklektik (gabungan dari berbagai metode) Dalam memperkenalkan karakteristik yang bisa menjadi media dalam mengidentifikasi dari unsur muannats bahasa Arab, pendidik bisa mengawali pembelajaran bahasa Arab dengan mengidentifikasi potensi kecerdasan yang dimiliki oleh mereka sebagai modal awal dalam mengembangkan teknik pengenalan unsur muannats dalam pembelajaran bahasa Arab berbasis multiple intelligence. Teknik yang bisa diaplikasikan pada langkah awal pembelajaran ini adalah dengan menampilkan karakteristik unsur muannats bahasa Arab sebagaimana telah digambarkan oleh Aunur Rofiq bin Ghufron seperti adanya huruf ta marbuthah di akhir kata, selain nama laki-laki, nama perempuan, anggota badan dobel, sifat yang khas untuk perempuan, sifat yang ikut wazan fu’laa ()ﻓـُ ْﻌﻠَﻰ, sifat yang ikut wazan fa’laa ()ﻓَـ ْﻌﻠَﻰ, serta sifat yang ikut wazan fu’laau (ُ)ﻓـُ ْﻌ َﻼء.16 Setelah pendidik menggambarkan karakteristik unsur muannats bahasa Arab tersebut, peserta didik diminta untuk memberikan contoh-contohnya dalam bentuk kata yang sesuai dengan karakteristik tersebut. Dengan mengacu pada karakteristik dari jenis-jenis kecerdasan yang terkandung dalam konsep multiple intelligence, paling tidak jawaban peserta didik dapat terdeteksi berdasarkan potensi kecerdasan yang dimilikinya sebagaimana tergambar pada table berikut: Table 5: Identifikasi Potensi Kecerdasan Peserta Didik pada Karakteristik Unsur Muannats No Jenis Kecerdasan Jawaban Peserta Didik 1 Linguistik Jawaban yang diberikan cenderung berupa ungkapan verbal dari contohcontoh unsur muannats dalam bahasa Arab seperti ﻏﺮﻓﺔdan semacamnya yang disampaikan secara lisan meskipun kadang-kadang juga disampaikan secara tulisan. 2 Matematis-logis Jawaban yang diberikan cenderung diberikan secara logis berdasarkan 16
Aunur Rofiq bin Ghufron, loc.cit.
An-Nisa’ Volume VIII Nomor 1 Juni 2015
Awaliyah Musgamy | 181
3
Visual/spasial
4
Kinestetik
5
Musikal
6
Interpersonal
7
Intrapersonal
8
Naturalis
9
Eksistensial
kriteria-kriteria yang telah dibangun lalu cenderung lebih banyak contoh pada anggota badan dobel karena disitu ada unsur matematisnya. Jawaban yang diberikan disampaikan secara visual/spasial dengan memanfaatkan benda-benda yang dapat ditangkap oleh indera penglihatan Jawaban yang diberikan cenderung bersifat gerakan yang bisa diilustrasikan dengan sentuhan pada anggota tubuh yang dikategorikan dengan unsur muannats sambil diucapkan. Jawaban yang diberikan cenderung lebih ditekankan dalam bentuk nyanyian-nyanyian atau paling tidak berupa rangkaian kata yang berirama. Jawaban yang diberikan secara terintegrasi dengan jawaban –jawaban yang diberika oleh yang lainnya. Jawaban yang diberikan cenderung menyangkut hal-hal pribadi yang melekat pada dirinya sebagai seorang individu. Jawaban yang diberikan cenderung berkaitan dengan obyek yang berasal dari flora dan fauna yang ada di lingkungannya. Jawaban yang diberikan cenderung berkaitan erat dengan keberadaannya sebagai seorang manusia yang bisa saja bersifat fungsional ataupun struktural.
Dalam berbagai tipe jawaban yang diberikan oleh peserta didik dalam merespon karakteristik unsur muannats bahasa Arab dengan memberikan contoh sesuai dengan potensi kecerdasan yang melekat pada dirinya, bukanlah sesuatu yang aneh apabila ada An-Nisa’, Volume VIII Nomor 1 Juni 2015
182 | Teknik Pengenalan Unsur Muannast
seorang peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan lebih dari satu dengan mengacu pada jawaban-jawaban yang diberikan. Teknik berikutnya yang harus dilakukan oleh pendidik dalam memperkenalkan unsur muanntas setelah mengidentifikasi potensi kecerdasan yang melekat pada masing-masing peserta didik yang dihadapinya adalah mengembangkan perbendaharaan kata (mufradat) bahasa Arab yang merupakan unsur muannats tersebut dalam bentuk rangkaian kalimat lalu paragraf sampai menjadi sebuah wacana lalu diaplikasikan secara komunikatif baik lisan ataupun tulisan. Dalam proses tersebut, masing-masing peserta didik dilibatkan nsesuai dengan potensi kecerdasan yang dimilikinya dalam kerangka pembelajaran bahasa Arab berbasis multiple intelligence.
III. PENUTUP Unsur muannats bahasa Arab merupakan sebuah kajian yang menarik mengingat dalam konteks pengenalan unsur muannats dalam pembelajaran bahasa Arab berbasis multiple intelligence, peserta didik harus dipandang sebagai individu dengan peran masing-masing yang tidak mesti sama yang penting terintegrasi satu sama lain. Oleh karena itu, pendidik harus mengaplikasikan berbagai teknik yang bervariasi dalam memperkenalkan unsur muannats dalam bahasa Arab karena hanya dengan teknik yang bervariasi yang mampu mengakomodir berbagai potensi kecerdasan yang melekat pada diri peserta didik yang tentunya bervariasi pula. Mereka bisa saja memiliki persamaan pada jenis kecerdasan tertentu tapi suatu hal yang tidak bisa dilupakan bahwa mereka juga memiliki perbedaan pada jenis kecerdasan yang lainnya.
An-Nisa’ Volume VIII Nomor 1 Juni 2015
Awaliyah Musgamy | 183
DAFTAR PUSTAKA
al-Qur’an al-Karim Arsyad, Azhar, al-Af’al al-Sya’iah maa al-Huruf: Menguasai Kata Kerja Populer dan Preposisi Bahasa Arab, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Baharuddin dan Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajarannya, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007. Gardner, Howard, Multiple Intelligence: Kecerdasan Majemeuk Teori dan Praktek, Batam: Interaksara, 2003. Ghufron, Aunur Rofiq bin, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab, Gresik: Pustaka al-Furqon, 2013. Matsna, Moh., Karakteristik dan Problematika Bahasa Arab, dalam Jurnal Arabia Vol. I Nomor 1/April-September 1998. Depok: Prodi Arab Fakultas Sastra UI, 1998. Maulana, Ahmad, Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta: Absolut, 2004. Naisaban, Ladinus, Para Psikolog Terkemuka di Dunia: Riwayat Hidup, Pokok Pikiran, dan Karya, Jakarta: Grasindo, 2004. Rusydi, Muhammad, Unsur Muannats Gramatika Bahasa Arab dan
Implikasinya pada Proses Komunikasi Verbal: Perspektif Psikolinguistik, dalam Jurnal al-Nisa Vol. VI Nomor 1 Tahun 2013, Watampone: Pusat Studi Wanita STAIN Watampone, 2013. al-Sayyid, Mahmud Ahmad, Fi Tharaiq Tadris al-Lugah al‘Arabiyyah, Damaskus: Mansyurat al-Jami’ah Dimasyq, 1997. Sukamto, Imaduddin dan Akhmad Munawari, Tata Bahasa Arab
Sistematis: Pendekatan Baru Mempelajari Tata Bahasa Arab, Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2008.
An-Nisa’, Volume VIII Nomor 1 Juni 2015
184 | Teknik Pengenalan Unsur Muannast
Suparno, Paul, Teori Intelegensi Ganda dan Aplikasinya di
Sekolah: Cara menerapkan Teori Multiple Intelligence Howard Gardner, Yogyakarta: Kanisius, 2008. Swan, Michael, Practical English Usage, Oxford: Oxford University Press, 1995. Wa>fi, Abdul Wa>hid >, Fiqh al-Lugah, Cet.VII; Kairo: Da>r alNahd{ah, t.th.
An-Nisa’ Volume VIII Nomor 1 Juni 2015