I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Padi merupakan komoditas utama yang selalu dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Tetapi ada banyak hal yang menjadi kendala dalam produktivitas budidaya tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor produksi utama selain lahan, tenaga kerja dan modal. Pemupukan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil pertanian. Petani biasanya memberikan pupuk pada tanaman padi berdasarkan perkiraan dosis pemupukan yang sudah biasa dilakukan tanpa mengetahui status kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman, hal ini menyebabkan dosis pupuk yang diaplikasikan oleh petani cenderung tidak berimbang. Oleh karena itu hasil tanaman padi yang diinginkan tidak akan optimal, karena dosis pupuk yang digunakan tidak sesuai dengan status kesuburan tanah sawah dan kebutuhan tanaman padi. Pemupukan berimbang spesifik lokasi merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki dan meningkatkan produktifitas pertanian. Pemupukan berimbang spesifik lokasi adalah pemberian pupuk ke dalam tanah berdasarkan lokasi untuk mencapai kondisi keseimbangan antara ketersediaan hara yang ada di dalam tanah dan kebutuhan bagi pertumbuhan tanaman. Menurut (Karim, 2005) pemupukan berimbang tidak harus berupa pemupukan yang lengkap tetapi hanya menambahkan unsur hara yang kurang tersedia di dalam tanah agar dapat memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman. Penggunaan pupuk secara berlebihan dapat menurunkan efisiensi pemupukan dan kualitas lingkungan. Takaran pupuk yang digunakan untuk
1
2
memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan sifat kimia tanah yang berbeda. Pemupukan berimbang spesifik lokasi perlu dukungan dari hasil uji tanah yang mewakili sifat kimia tanahnya. Uji tanah adalah suatu kegiatan analisis kimia tanah untuk mengevaluasi status kesuburan tanah atau unsur hara yang ada dalam tanah. Pemilihan metode analisis tanah yang tepat sangat penting dalam penyusunan anjuran pemupukan berdasarkan status kesuburan tanah. Kesuburan tanah adalah potensi atau kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara dengan jumlah yang cukup dalam bentuk yang tersedia dan seimbang untuk menjamin pertumbuhan tanaman yang maksimum (Puslitanak, 1994). Namun demikian tidak dapat dianggap bahwa tanah yang subur adalah juga produktif karena status kesuburan tanah tidak memberikan indikator kecukupan faktor pertumbuhan lainnya (Anna dkk., 1997). Selain dari pada itu untuk menyebutkan bahwa apakah status tanah itu subur atau tidak subur, maka haruslah dikaitkan dengan keadaan sifat fisik, kimia dan biologi tanahnya, karena bisa saja tanah itu baik secara fisik tetapi secara kimia tidak subur dan sebaliknya. Jadi tanah yang subur adalah apabila didukung oleh faktor-faktor pertumbuhan, seperti sifat fisik, kimia dan biologi tanahnya juga dalam kondisi yang baik, karena sifat fisik, kimia dan biologi tanah itu saling mempengaruhi satu sama lain. Tingkat kesuburan tanah sawah yang rendah umumnya ditandai dengan kandungan bahan organik dan hara nitrogen yang rendah. Kesuburan tanah sawah perlu ditingkatkan yaitu dengan pemberian bahan organik berupa kompos, pupuk
3
kandang dan jerami padi. Di samping itu bahan organik berfungsi sebagai amelioran yang dapat memperbaiki jumlah dan aktivitas mikroba dan sumber hara dalam tanah sehingga dapat meningkatkan kualitas tanah (Setyorini, 2005). Keberhasilan dalam pengelolaan tanah sawah ditentukan oleh bagaimana mempertahankan atau meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Dengan pemanfaatan jerami sebagai bahan organik, maka akan memudahkan tanah untuk menyangga air dan hara yang dibutuhkan tanaman. Selain kandungan bahan organik yang tinggi akan memudahkan dalam pengolahan tanah karena struktur tanah menjadi remah dan pertumbuhan mikroorganisme lebih baik serta pertumbuhan akar juga akan lebih optimal (Pramono, dkk., 2005). Luas penggunaan lahan sawah di Kecamatan Manggis adalah 587 ha dari 6.983 ha luas wilayahnya (BPS, Kec.Manggis, 2014). Padi merupakan komoditas utama yang sering di budidayakan oleh petani di Kecamatan Manggis. Pemupukan merupakan salah satu hal yang menjadi kendala dalam produktivitas budidaya tanaman padi. Sesuai anjuran pemerintah, kebutuhan pupuk pada tanaman padi secara umum ada 2 jenis yaitu pupuk organik dan anorganik. Anjuran pemakaian pupuk organik untuk tanaman padi 1-2 ton ha-1. Sedangkan anjuran pupuk anorganik adalah 250 kg Urea, 100 kg SP 36, dan 75 kg KCL ha-1 (Anang, 2013). Menurut (Adiningsih, 2004) pemberian pupuk anorganik yang tidak rasional pada tanaman padi dapat mengakibatkan terjadinya pelandaian (leveling off ) produksi. Hasil pengolahan data produksi tanaman padi di Kecamatan Manggis dalam kurun waktu 5 tahun terakhir diperoleh nilai, pada tahun 2010 rata-rata produksi mencapai 62,40 ku ha-1 dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 dengan rata-rata
4
produksi 67,02 ku ha-1. Hasil Produksi padi di Kecamatan Manggis mengalami penurunan dari tahun 2012 sampai dengan 2014 rata-rata produksi secara berturutturut yaitu 60,51 ku ha-1; 59,01 ku ha-1 dan 50,08 ku ha-1 (BPS Kec.Manggis. 2014). Bertambahnya kebutuhan pangan seperti beras yang semakin tinggi dan kondisi produksi padi pertahunnya yang terus mengalami penurunan maka perlu dilakukan tindakan pemantauan status kesuburan tanah, agar dapat memberikan anjuran pemupukan yang sesuai dengan lokasi tertentu (spesifik) dan kebutuhan tanaman yang diusahakan. Berdasarkan hal-hal tersebut maka sangat perlu dilakukan penelitian mengenai Kajian Status Kesuburan Tanah Sawah untuk Menentukan Anjuran Pemupukan Berimbang Spesifik Lokasi Tanaman Padi di Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem.
1.2 Rumusan Masalah Masalah yang dapat dirumuskan dalam melaksanakan penelitian ini adalah : 1. Bagaimana status kesuburan tanah sawah yang ada di Kecamatan Manggis ? 2. Bagaimana anjuran pemupukan berimbang spesifik lokasi untuk tanaman padi pada tanah sawah yang ada di Kecamatan Manggis sesuai dengan status kesuburan tanah yang ada ?
5
1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui status kesuburan tanah sawah yang ada di Kecamatan Manggis yang dituangkan dalam peta status kesuburan tanah sawah skala 1 : 50.000. 2. Membuat anjuran pemupukan yang rasional dan berimbang spesifik lokasi pada tanaman padi sesuai dengan status kesuburan tanah sawah yang ditemukan di Kecamatan Manggis.
1.4. Manfaat Penelitian 1. Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat bagi petani dalam rangka meningkatkan produksi padi dan pendapatan petani. 2. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengambil kebijakan, khususnya dalam merencanakan pemupukan untuk pembangunan pertanian secara berkelanjutan.